Tradisi Melasti Mendak Hujan Di Desa Pecatu, Kuta Selatan, Badung, Bali Dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah Di Sma
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
TRADISI MELASTI MENDAK HUJAN DI DESA PECATU, KUTA SELATAN, BADUNG, BALI DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA I Komang Ega Mahendra1, Dr. I Wayan Mudana, M.Si2, Ketut Sedana Arta S.Pd, M.Pd3 Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Ganesha E- mail:[email protected]@undiksha.ac.idSed [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan unutuk (1) mengetahui latar belakang tradisi Melasti Mendak Hujan di desa Pecatu, (2) mengetahui sistem pelaksanaan ritual Tradisi Melasti Mendak Hujan, (3) mengetahui aspek- aspek dari tradisi Melasti Mendak Hujan yang dapat di implementasikan sebagai sumber belajar Sejarah di SMA. Dalam penelitian ini, dapat dikumpulkan dengan menggunakan metode sejarah dengan tahap-tahap; (1) Tahap Pengumpulan Data, (observasi, wawancara, studi dokumen), (2) Kritik Sumber ( verifikasi), (3) Interpretasi ( Analisis Data), dan (4) Historiografi ( Penulisan Sejarah) Penelitian ini menghasilkan temuan, yakni: (1) sejarah tradisi Melasti Mendak Hujan, adalahuntuk meningkatakan srada dan bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk menghapuskan segala penderitaan yang ada pada masyarakat, menghilangkan kekotoran alam semesta serta mencegah kerusakan alam semesta yang membuat hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama manusia dan manusia dengan alam lingkungannya; (2) Sistem pelaksanaan upacara Melasti Mendak Hujan diawali dengan adanya tahap persiapan upacara, persiapan ngayah sebelum Melasti Mendak Hujan, adanya proses persembahyangan bersama di Pura Sad Kahyangan,puncak acara adanya berbagai tarian diantaranya upacara nedunang ida bhatara, tarian kincang-kincung dan ngurek di pesisir pantai; (3) Aspek-aspek tradisi Melasti Mendak Hujan yang bisa di implementasikan sebagai sumber belajar sejarah sesuai dengan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut nilai religius, nilai memperkuat solidaritas/kelompok masyarakat, nilai menjaga hubungan harmonis dengan alam, nilai sosial religius. Kata Kunci : Tradisi Melasti Mendak Hujan, Potensi, Sumber Belajar Sejarah. This research is aimed at (1) to know the background of Melasti Mendak Rain tradition in Pecatu village, (2) to know the system of ritual implementation of Melasti Mendak Hujan Tradition, (3) to know aspects of Melasti Mendak Hujan tradition which can be implemented as learning resource of History in senior high school.This study using qualitative methods with stages; (3) Data collection techniques (observation, interview, document study), (4) Data validity technique (data triangulation, triangulation method) and, (5) Technique of analysis data.This research produces the findings, namely: (1) The historical of Melasti Mendak Hujan tradition, is to increase srada and bhakti to God Almighty to eliminate all suffering that exist in society, eliminate the defilements of the universe and prevent the destruction of the universe that makes the harmonious relationship between man and God, man with his fellow man and man with his natural environment; (2) The system of Melasti Mendak Hujan ceremony begins with the preparation stage ceremony, preparation ngayah before Melasti Mendak Hujan, the process of praying together in PuraSad Kahyangan, the culmination of various dances such as the nedunang ida bhatara ceremony, kincang-kincung dan ngurek dance on the coast; ; (3) Aspects of Melasti Mendak Hujan tradition that can be implemented as a source of historical learning in accordance with the 2013 curriculum are as follows religious values, values of strengthening solidarity / community groups, values of maintaining harmonious relationships with nature, religious social values Keywords: Melasti Tradition Mendak Hujan, potential, source of learning history PENDAHULUAN manusia dengan sesamanya (Pawongan), kemudian manusia Pulau Bali yang terletak di dengan alam lingkungannya tengah-tengah wilayah Negara (Palemahan), (Wiana, 2007). Dalam Kesatuan Republik Indonesia menjaga keharmonisan itu suku Bali (NKRI) dihuni oleh masyarakat melaksanakan berbagai macam yang religius, yang melahirkan ritual. Hal ini juga tampak dalam seni budaya unik dalam kehidupan tradisi Melasti Mendak Hujan yang sehari-hari, kemudian dikenal terletak di Desa Pecatu, Kuta diseluruh dunia. Masyarakat/suku Selatan Badung..ritual dan tradisi Bali merupakan salah satu dari Melasti Mendak Hujan itu terkait keaneka ragaman diantara suku dengan keberadaan masyarakat bangsa yang ada di kepulauan Agraris. Mayoritas masyarakat Nusantara, yang dimana suku ini agraris tinggalnya di pedesaan, sangat terkait kepada sistem sosial dimana dalam kehidupan sehari- budayanya (Widja, 1993:92). Pulau hari masyarakat menata dirinya Balimemiliki kekayaan tradisi budaya dengan sistem banjar.Di samping beragam tentunya menjadi aset itu masyarakat terikat dalam sistim wisata Baliyang wajib dilestarikan kekerabatan yang sangat kuat oleh masyarakat Bali.Bertahannya (Pendit, 2001: 3-4 ). Sehingga kebiasaan-kebiasaanunik tersebut Tradisi Upacara Melasti Mendak adalah karena fungsi desa Hujan terus dilaksanakan karena Pekraman yang masih tetap masyarakat terdahulu konsistenuntuk menerapkan segala melaksanakan ritual ini untuk aturan adat, tetap menjaga memohon hujan mendapatkan kepercayaan dan kesuburan dalam bidang pertanian. keyakinanberagama masyarakatnya, Masyarakat menganggap bahwa agar tidak terkikis dengan kemajuan ritual ini membawa keberuntungan zaman danpengaruh asing. Harapan bagi para masyarakat yang tinggal dan citra ini tidak saja berlaku di Desa Pecatu.Mereka tidak kepada orang Bali , tetapi sering pernah melupakan apalagi tidak pula dirasakan oleh orang luar Bali. melaksanakan karena Meskipun tradisi, upacara adat, TradisiMelasti Mendak Hujan maupun ritual yang ada pada diyakini membawa keberuntungan masing-masing desa adat tersebut tidak hanya bagi petani tetapi berbeda-beda namun maksud dan masyarakat yang tidak bertani pun tujuan dari pelaksanaanya hampir merasakan keberuntungan dengan seluruhnya sama. Hal ini bekerja di sector pariwisata dikarenakan adanya adigium Desa sehingga hidup mereka menjadi Kala Patra yang di bingkai oleh nilai sejahtera. Disamping hal itu Tradisi keseimbangan kosmos dan nilai ini juga dapat menjadi atraksi keseimbangan hukum alam yang wisata. Dalam Tradisi Melasti mengacu pada inti filsafat Tri Hita Mendak Hujan dipakaisimbul Karana yang meliputi hubungan daksina sebagai perwujudan Tuhan antara manusia dengan Tuhan biasa dan manifestasi beliau sebagai disebut dengan (Parahyangan), dewa baruna yang selalu memberikan kesuburan terhadap dan peserta upacara. (3) Aspek- masyarakat desa pecatu. aspek yang bisa diimplementasikan Berpijak dari hal itulah kedalam sumber belajar sejarah penulis berusaha untuk meneliti yang berkaitan dengan pengertian tentang TradisiMelasti Mendak sumber belajar, jenis-jenis sumber Hujan yang ada di Desa Pecatu belajar, kemudian tradisi sebagai Padahal Tradisi Melasti Mendak sumber belajar sejarah di SMA. Hujan itu sangat penting dan unik untuk dikaji serta di ketahui oleh METODE PENELITIAN masyarakat Desa Pecatu, akan tetapi selama ini dalam Motode penelitian yang pembelajaran di SMA belum pernah digunakan dalam penelitian ini di Singgung. Sehinga penting untuk adalah metode penelitian sejarah . dikaji lebih lanjut dalam rangka Langkah-langkah penelitian ini mengembangkan Pembelajaran meliputi: (1) Tahap Pengumpulan terutama yang terkait dengan Data ( Heuristik) , adapun metode budaya lokal di sekolah-sekolah yang digunakan antara lain khususnya di SMA. Salah satu observasi, wawancara, dan studi upaya yang dapat dilakukan adalah dokumen. (2) Kritik Sumber dengan menyelipkan Tradisi Melasti ( Verifikasi), adapu metode yang Mendak Hujan ini, kedalam materi digunakan kritik eksteren dan kritik Pembelajaran Sejarah di SMA. Hal interen. (3) Interpretasi (analisis ini didukung pada silabus mata Data). (4) Historiografi ( Penulisan pelajaran sejarah di SMA kelas X Sejarah) dalam tahap ini penulisan yakni KD : Mengevaluasi tentang tradisi Melasti Mendak kelebihaan dan kekurangan Hujan berbagai bentuk /jenis sumber PEMBAHASAN sejarah( artefak, fosil, tekstual, nontekstual, kebendaan visual, 1. Latar Belakang tradisi audiovisual, Tradisi lisan).Materi Melasti Mendak Hujan di pokok yang dapat dikaitkan terhadap Desa Pecatu tradisi Melasti Mendak Hujan yaitu Kata Melasti Mendak Hujan tradisi masyarakat masa pra sejarah terdiri dari beberapa kata yakni (silabus mata pelajaran sejarah di Melasti, Mendak Hujan. Dalam lontar SMA kelas X, kurikulum 2013). Sang Hyang Aji Swamandala dan Kajian teori yang digunakan lontar Sundarigama. Lontar ini dalam penelitian ini menyangkut menjelaskan bahwa upacara melasti tentang : (1) Tinjauan tentang atau melis bertujuan “ melasti tradisi, Pengertian tradisi, Latar ngarania ngiring prewatek Dewata belakang munculnya tradisi dan juga anganyutuken laraning jagat, papa syarat-syarat tradisi. (2) Sistem klesa letuhing bhuwana. Ngamet Pelaksanaan Ritual yang berkaitan sarining amerta ring telenging dengan sistem religi, sistem sagara” artinya Melasti adalah keyakinan, sistem ritus dan upacara, meningkatkan bhakti pada Dewata peralatan ritus dan upacara, tempat untuk menghayutkan penderitaan dan waktu ritual, umat beragama masyarakat, menghilangkan kekotoran diri atau papa klesa dan perumusuhan antar golongan, menghilangkan kotornya alam wabah penyakit yang menimpa semesta. Mengambil sari- sari masyarakat secara massal, dan lain- lain. Setelah melasti semestinya ada kehidupan di tengah lautan. ( Wiana, kegiatan-kegiatan nyata untuk 2007:93-94). Sedangkan mendak menginventariskan