1 Tugas Dan Kewenangan Polresta Denpasar Dalam

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

1 Tugas Dan Kewenangan Polresta Denpasar Dalam TUGAS DAN KEWENANGAN POLRESTA DENPASAR DALAM PENEGAKAN HUKUM DAN PENANGGULANGAN PELANGGARAN KARYA CIPTA LAGU DI KOTA DENPASAR Oleh: I Putu Carlos Dolesgit Mahasiswa Magister Ilmu Hukum Unud ABSTRACT In the era of globalization, on one hand, the law protection of intellectual property right increasingly has a very important meaning, especially in the field both nationally and international trades. On the other hand, the law enforcement of intellectual property rights, both substantive factor (the statutory rules) and cultural factors of community law (the law of consciousness), the role of law enforcers is also important in achieving the effectiveness of a rule in the framework of the statutory copyright law enforcement of songs in Denpasar which is, in fact, hijacking song copyright works seems that it cannot be prevented successfully. So it should be questioned what factors are causing the law enforcers, in this case the resort police investigators of Denpasar less able to prevent infringement of copyright songs in the region of Denpasar. Through the methods of empirical data collected through the questionaries‘ and interviews then analyzed and finally a conclusion was drawn which states that the mechanism of Denpasar police resort in tackling piracy in copyrighted songs in Denpasar was conducted pre-emptively, preventively and repressively, but because some factors are not met in an effort to track copyright piracy prevention, the legal protection of copyrighted songs can not be achieved optimally. This is due to two factors, namely internal factors and external factors. Key words: Law enforcer, Copyright, Songs I. PENDAHULUAN menjadi landasan dalam pembangunan 1. Latar Belakang ekonomi. Hak Kekayaan Intelektual, Perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya disingkat dengan (HKI) dan teknologi telah menciptakan suatu merupakan jawaban atas paradigma ini. paradigma baru dalam konsepsi Oleh karena itu, tidak mengherankan ekonomi. Paradigma yang dimaksud saat jika hampir sebagian Negara di dunia ini ini meyakini bahwa pengetahuan sudah mulai memperhatikan HKI. HKI 1 merupakan salah satu alternative dalam dibidang HKI, seperti: Paris Convention, pembangunan ekonomi bangsa, hal ini WIPO, TRIPs Agreement, WTO. tidak terkecuali bangsa Indonesia. Berkaitan dengan HKI Pemahaman terhadap HKI khususnya Hak Cipta atas lagu, sistem memang bukanlah mempergunakan pengaturannya tertuang dalam Undang- konsep hukum semata, akan tetapi Undang Nomor 19 tahun 2002 tentang terdapat pula pada ilmu lainnya, seperti Hak Cipta. Pada pasal 1 angka 1 teknologi, sastra, arsitektur, fotografi Undang-Undang Nomor 19 tahun 2002 ekonomi dan sebagainya. Namun harus tentang Hak Cipta, menyatakan bahwa diketahui sebagian besar pemahaman Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi terhadap perlindungan HKI ini haruslah pencipta dan penerima hak untuk berlandaskan pada pemahaman dari mengumumkan atau memperbanyak aspek hukumnya. Perlindungan hukum ciptaan atau member izin untuk itu terhadap HKI mengatur tentang hampir dengan tidak mengurangi pembatasan- keseluruhan dari karya intelektual. pembatasan menurut peraturan Karya intelektual bersumber dari hasil perundang-undangan yang berlaku, cipta, rasa dan karsa manusia baik dalam sedangkan pengertian dari ciptaan atau bentuk kecerdasan intentelektuan karya cipta adalah hasil setiap karya maupun penguasaan terhadap ilmu pencipta yang menunjukkan keasliannya pengetahuan dan teknologi dari masing- dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni masing individu dalam suatu negara. atau sastra. Sebelumnya diatur dengan Karya intelektual manusia yang Undang-Undang nomor 6 tahun 1982 bermutu tinggi, inovatif, dan bernilai tentang Hak Cipta. Dalam kurun waktu ekonomis, serta diwujudkan dengan itu perlindungan hukum terhadap Hak pengorbanan dan resiko yang cukup Cipta belum dapat memberikan tinggi, maka sistem perlindungannya perlindungan secara efektif sebagaimana telah dibentuk baik secara nasional dan diketahui, baik dari laporan ataupun internasional. Secara internasional berbagai pemberitaan pers. Sejak pengaturan tentang HKI secara umum beberapa tahun terakhir ini kian sering terdapat pada Konvensi-Konvensi terdengar tentang semakin besar dan 2 meluasnya pelanggaran terhadap Hak konsumen yang tidak lagi Cipta. mempertanyakan apakah produk yang akan dibelinya merupakan hasil bajakan Pelanggaran hak cipta, kurang atau tidak. Bahkan jika konsumen lebih memiliki latar belakang yang sama berhadapan dengan pedagang yang dalam setiap kasus-kasus yang terjadi. menjual karya orisinal maka konsumen Pelaku pelanggaran hanya menginginkan akan mengatakan bahwa pedagang keuntungan finansial secara cepat dan tersebut menjual terlalu mahal. berlipat tanpa memerhatikan kepentingan dari pencipta atau Pembajakan hasil karya cipta pemegang hak cipta. Pelanggaran lagu memang cukup mudah ditemui di tersebut berakibat pada kerugian Indonesia, mulai dari pedagang besar di material dari pencipta atau pemegang mall terkemuka hingga pedagang hak cipta. Secara hukum, tingginya musiman di pinggir jalan. Orang jumlah pelanggaran hak cipta akan mempertanyakan, sudah sedemikian mencerminkan lemahnya penegakan parahkah sikap budaya dan sikap hidup hukum terhadap pelaku pelanggaran hak bangsa Indonesia yang tidak cipta tersebut. menghormati dan menghargai lagi sesuatu karya cipta di bidang ilmu Semakin meningkatnya jumlah pengetahuan, seni dan sastra? pembajakan lagu, maka akan Pengamatan terhadap keadaan tersebut menimbulkan kemerosotan budaya. ternyata memiliki pula dampak terhadap Pembiaran terhadap pelaku, hubungan internasional kita.1 menyebabkan adanya persepsi bahwa bajak-membajak lagu merupakan hal Dalam upaya perlindungan Hak yang biasa dan bukan merupakan Cipta lagu dari tindakan-tindakan tindakan yang melanggar undang- pembajakan dari pihak yang tidak undang. Pencipta juga enggan untuk bertanggung jawab, Pemerintah telah berkarya karena tidak pernah merasa mengupayakan perbaikan-perbaikan baik dilindungi akan kinerja yang telah dari segi substansinya maupun terhadap dihasilkannya. Maraknya pembajakan ini 1 H. Oka Saidin,2002, Aspek Hukum Hak juga berpengaruh terhadap perilaku Kekayaan Intelektual, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, h.158. 3 kinerja para penegak hukum serta Negara tidak pula memperoleh berupaya memberikan pemahaman yang pajak penghasilan atas keuntungan lebih baik tentang HKI terhadap yang diperoleh dari pembajakan masyarakat. tersebut. Salah satu perubahan yang Selain itu, tanpa kita sadari, tatanan terdapat di dalam Undang-Undang sosial, hukum dan ekonomi telah nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta terancam pula. adalah bertalian dengan klasifikasi tindak pidana. Dalam Undang-undang 2) Pelanggaran atas Hak Cipta, sebelumnya, pelanggaran hak cipta sebagai hak milik perorangan, diklasifikasikan sebagai delik aduan. lebih tepat diklasifikasi sebagai Setelah diundangkannya Undang-undang delik biasa seperti halnya terhadap Nomor 19 Tahun 2002, pelanggaran hak pencurian, perampasan, penipuan cipta diklasifikasikan sebagai delik Delik aduan, sesungguhnya lebih biasa. Hal ini berarti, bahwa tindakan tepat apabila dikaitkan dengan Negara terhadap para pelanggar hak pelanggaran terhadap kehormatan cipta tidak lagi semata-mata didasarkan atau martabat seperti misalnya atas pengaduan Pemegang Hak Cipta. penghinaan, perkosaan, dan Tindakan akan dilakukan baik atas dasar menjadi kurang tepat apabila laporan atau informasi dari pihak diterapkan pada pelanggaran Hak lainnya. Untuk itu aparatur penegak Cipta yang lebih berdampak hukum diminta untuk bersikap lebih ekonomi, sosial dan tatanan hukum aktif dalam mengatasi pelanggaran hak pada umumnya. cipta ini. Beberapa pertimbangan yang menjadi dasar dilakukannya perubahan 3) Masalah ketiga yang terkait dengan ini antara lain: perubahan di bidang pemidanaan ini adalah penambahan ketentuan 1) Berdasarkan pengalaman selama tentang perampasan hasil ini, kerugian yang ditimbulkan dari pelanggaran Hak Cipta oleh adanya pelanggaran hak cipta Negara untuk dihancurkan. ternyata tidak hanya diderita oleh Penambahan ketentuan ini Pemegang Hak Cipta. 4 dimaksudkan untuk sedapat bentuk kaset, DVD, CD, dan MP3 mungkin mengurangi kerugian walaupun labelnya asli tetapi isinya/ baik moril maupun ekonomi dari substansinya tidak sesuai dengan pemegang Hak Cipta. Dengan aslinya. Hal ini dapat terjadi karena demikian, hasil pelanggaran tingkat kemajuan teknologi dalam tersebut tidak sekedar dirampas. menggandakan sebuah karya sudah Barang tersebut pada prinsipnya begitu maju. tidak boleh diperdagangkan dan Undang-undang nomor 19 Tahun harus dihancurkan. Hal keempat 2002 tentang Hak Cipta yang berkaitan pula, adalah mengklasifikasikan perbuatan-perbuatan penegasan adanya hak Pemegang sebagaimana diatur dalam pasal 72 Hak Cipta untuk mengajukan sebagai tindak pidana biasa. Oleh karena tuntutan perdata kepada pelanggar, itu penegakan terhadap pelanggaran Hak tanpa mengurangi hak Negara Cipta sebagimana tercantum dalam pasal untuk melakukan tuntutan pidana.2 72 memberikan kewenangan kepada Hukum Hak Kekayaan lembaga Kepolisian berdasarkan Intelektual (HKI) memberikan Undang-undang nomor 2 Tahun 2002 perlindungan kepada pencipta dengan tentang Kepolisian Negara Republik memberikan hak ekonomi dan hak Indonesia untuk melakukan penyelidikan moral. Dalam kaitannya dengan ciptaan- dan penyidikan terhadap pelanggaran ciptaan lagu berdasarkan observasi Hak Cipta. terhadap si pencipta ternyata belum Dalam rangka penanganan tindak mendapatkan keuntungan ekonomis pidana pelanggaran HKI, Polresta yang memadai. Hal ini disebabkan Denpasar
Recommended publications
  • Anti-Terrorism Law and Criminal Process in Indonesia
    ARC Federation Fellowship ‘Islam and Modernity: Syari'ah, Terrorism and Governance in South-East Asia’ Professor Tim Lindsey Background Paper #1 Anti-Terrorism Law and Criminal Process in Indonesia By Simon Butt1 1 The author thanks Professor Tim Lindsey, Director of the Asian Law Centre and ARC Federation Fellow at the University of Melbourne, for helpful advice in the preparation of this paper. 1 This paper describes and analyses Indonesia’s Anti-terrorism Law (ATL) of 2002 – a statute that has caused significant legal controversy in Indonesia. The ATL was signed into law by Indonesia’s then President Megawati Soekarnoputri on 18 October 2002, six days after the Bali bombings took place. The Law had first been drafted in April 2002, in response to the September 11 incident in New York in 2001,2 but clearly the Bali bombing accelerated its finalisation. The ATL has been used to investigate and convict those involved in the bombing of the Marriot Hotel in Jakarta in August 2003, the Australian Embassy in Jakarta in September 2004, and the second round of Bali bombings in October 2005. More controversially – for reasons discussed below – the ATL was also used to convict many of those involved in the October 2002 Bali bombings. It has also relied on to investigate, prosecute and convict in cases arising in regional conflict settings, such as in Poso and Maluku.3 At the time of the ATL’s enactment, then President Megawati Soekarnoputri announced that Indonesia lacked a ‘legal basis to act quickly and strongly to handle terrorism’.4 In a similar vein, the then Minister for Justice and Human Rights, Yusril Izra Mahendra, announced that the perpetrators of the 2002 Bali bombings could not be effectively pursued under the then existing laws.
    [Show full text]
  • Investing in Ourselves: Giving and Fund Raising in Indonesia Philippine Copyright © 2002 by Asian Development Bank
    investing in ourselves GIVING AND FUND RAISING IN INDONESIA PUBLIC INTEREST RESEARCH AND ADVOCACY CENTER INVESTING IN OURSELVES GIVING AND FUND RAISING IN INDONESIA investing in ourselves GIVING AND FUND RAISING IN INDONESIA PUBLIC INTEREST RESEARCH AND ADVOCACY CENTER WITH SUPPORT FROM Asian Development Bank The Asia Foundation Nippon Foundation United States Agency for International Development (USAID) Investing in Ourselves: Giving and Fund Raising in Indonesia Philippine copyright © 2002 by Asian Development Bank All rights reserved. No part of this book may be reproduced or utilized in any form or by any means, electronic or mechanical, including photocopying or recording or by an informational or retrieval system without the permission of the publisher. This book/paper was prepared by consultants of the Asian Development Bank. The analyses and assessments contained herein do not necessarily reflect the views of the Asian Development Bank, or its Board of Directors or the governments they represent. The Asian Development Bank does not guarantee the accuracy of the data included in this book/paper and accepts no responsibility for any consequences of their use. The term “country” does not imply any judgment by the Asian Development Bank as to the legal or other status of any territorial entity. Please address inquiries to: Mr. Robert Dobias Head, NGO Center Asian Development Bank 6 ADB Avenue, Mandaluyong City Metro Manila 0401 Philippines e-mail [email protected] ISBN 971-561-447-7 Publication Stock No. 040602 book production and design East Axis Creative Inc. Printed in the Philippines. PUBLIC INTEREST RESEARCH AND ADVOCACY CENTER PIRAC is an independent, nongovernmental, and nonprofit organization dedicated to advocating and defending public interest to achieve a demo- cratic, just and prosperous society.
    [Show full text]
  • Universitas Indonesia Persija (1970-1990)
    UNIVERSITAS INDONESIA PERSIJA (1970-1990), DINAMIKA PERKEMBANGAN SEPAKBOLA DI JAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Humaniora DODY DWI ADILHAKSONO 0706279692 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH DEPOK JULI 2012 i Universitas Indonesia Persija (1970-1990)..., Dody Dwi A., FIB UI, 2012 ii Universitas Indonesia Persija (1970-1990)..., Dody Dwi A., FIB UI, 2012 HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar Nama : Dody Dwi Adilhaksono NPM : 0706279692 Tanda Tangan : Tanggal : 2 Juli 2012 iii Universitas Indonesia Persija (1970-1990)..., Dody Dwi A., FIB UI, 2012 iv Universitas Indonesia Persija (1970-1990)..., Dody Dwi A., FIB UI, 2012 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua. (Aristoteles) “Education is the best equipment for the old days..” (Aristotle) Dipersembahkan kepada kedua orang tua saya Dan semua orang yang peduli akan pentingnyav pendidikan Universitas Indonesia Persija (1970-1990)..., Dody Dwi A., FIB UI, 2012 KATA PENGANTAR Assalammualaikum Wr. Wb Saya panjatkan puji dan syukur bagi Allah SWT, yang senantiasa memberikan nikmat dan karunia-Nya bagi setiap umatnya. Segala berkah dan hidayah-Nya telah menjadikan suatu kekuatan berarti sehingga saya mampu melewati berbagai rintangan dan hambatan dalam menyelesaikan skripsi saya yang berjudul Persija (1970-1990), Dinamika Perkembangan Sepakbola di Jakarta. Skripsi ini telah berhasil saya seleseikan dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk pertama-tama saya ingin mengucapkan terimakasih saya yang sebesar-besar nya kepada orang tua saya yang jasa nya tidak akan mungkin bisa tergantikan dengan hal apa pun.
    [Show full text]
  • Cetak Katalog Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia
    Diakses: 26 September 2021 KATALOG BUKU 302 Bon h PENDIDIKAN BAHASA & SASTRA Social psychology : An interdisiplinary approach INDONESIA Oleh: Bonner, Hubert New York: American Book Company, 1953 Ada 3.053 judul dan 6.811 exp dari rekapitulasi buku: FIK: 1 exp No Klas : 302, 306, 400, 401, 402, 403, 404, 407, 408, 409, 410, 411, 412, 413, #7. 414, 415, 417, 418, 419, 499.221, 801 302 Bri s Subyek : Semua Social psychology Jenis : Buku Oleh: Brigham, John C Bahasa : Semua New York: Harper Collins Publishers, 1991 Lokasi : Perpustakaan Pusat dan Ruang Baca PUSAT: 1 exp Fakultas #8. #1. 302 Bun s 302 Anc n Sosiologi Komunikasi Nuansa psikologi pembangunan Oleh: Bungin, Burhan Oleh: Ancok, Djamaludin; Nashori, Fuad; Ahmad, Jakarta: Kencana, 2008 Darwin FIS: 1 exp Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995 PUSAT: 3 exp #9. 302 Bun s #2. Sosiologi komunikasi : teori, paradigma, dan 302 Bar p diskursus teknologi komunikasi di masyarakat Psikologi sosial Oleh: Bungin, M. Burhan Oleh: Byrne, Donn; Baron, Robert A. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007 Jakarta: Erlangga, 2004 PUSAT: 8 exp FBS: 1 exp #10. #3. 302 Eis c 302 Bar p Cognitive social psychology : a guedebook to theory Psikologi sosial and research Oleh: Medya, Ratri; Kristiaji, Wisnu Chandra; Byrne, Oleh: Eiser, J.Richard Donn; Baron, Robert A.; Djuwita, Ratna London: McGraw-Hill Book, 1980 Jakarta: Erlangga, 2005 PUSAT: 1 exp FE: 2 exp #11. #4. 302 Eis p 302 Bar p Patrons, clients and friends: interpersonal relations Psikologi sosial and the structure of trust in society Oleh: Byrne, Donn; Baron, Robert A. Oleh: Eisenstadt, S.
    [Show full text]
  • Anatomy of a Terrorist Attack: an In-Depth Investigation Into the 2002 Bali, Indonesia, Bombings
    Anatomy of a Terrorist Attack: An in-Depth Investigation into the 2002 Bali, Indonesia, Bombings 2007-14 About the Matthew B. Ridgway Center The Matthew B. Ridgway Center for International Security Studies at the University of Pittsburgh is dedicated to producing original and impartial analysis that informs policymakers who must confront diverse challenges to international and human security. Center programs address a range of security concerns—from the spread of terrorism and technologies of mass destruction to genocide, failed states, and the abuse of human rights in repressive regimes. The Ridgway Center is affiliated with the Graduate School of Public and International Affairs (GSPIA) and the University Center for International Studies (UCIS), both at the University of Pittsburgh. This working paper is one of several outcomes of Professor William W. Keller’s “Anatomy of a Terrorist Attack” Capstone course from the spring of 2007. Anatomy of a Terrorist Attack: An In-depth Investigation Into The 2002 Bali, Indonesia, Bombings Matt Cianflone Jason Cull John Fisher Dave Holt Amanda Krause Julie Moore Anita Wadhwani Jared Yancey Table of Contents Executive Summary………………………………………………………….……………4 Recommendations………………………………………………………….……………...6 Analysis of Bali Bombings.……………………………………………………………….9 Medical Response…………………………………………………...………...…11 Financing……………………………………………………..…………..……....12 Goals/Mission……..…………………………………………………………..…15 Description of the Explosive Devices..………………………………………..…18 Indonesian Government……………………………………………………………….…21
    [Show full text]
  • Balinese Script in Tattoo Media Commodity in Denpasar Bali
    ADI Journal on Recent Innovation (AJRI) p-ISSN : 2685-9106 Vol 1 No. 2 Maret 2020 e-ISSN : 2686-0384 Balinese Script In Tattoo Media Commodity In Denpasar BalI I Nyoman Anom Fajaraditya Setiawan STMIK STIKOM Indonesia email: [email protected] To cite this document : Setiawan, I. N. (2019). BALINESE SCRIPT IN TATTOO MEDIA COMMODITY IN DENPASAR BALI. ADI Journal on Recent Innovation (AJRI), 1(2), 98-106 DOI : https://doi.org/10.34306/ajri.v1i2.29 Abstract Tattoos in the realm of Indonesian culture has now entered the realm of the tourism industry. Bali in particular, the tattoo is a promising industry, especially in tourist destinations. The presence of rapid tourism development and support of information technology provides opportunities for the enrichment of works in tattoos. Previous influence of outer style on a tattoo in Bali give the effect of shifting perspective to tattoo phenomenon during this time. Changes also occur in ornaments that penetrate the art or tradition ornaments because previously this is a taboo to do. The first step is to collect the data purposively so that it can be interpreted and described in a qualitative comparative analysis. The existence of commodities makes an indication of commodification in the practice of tattoo Balinese script, and there is the hidden motivation behind it. The meaning that can be extracted in this phenomenon is the symbolization that is understood only by the artist and his collector. This situation is symbiotic with the market changing the value that exists in the object and also emerges a creative effort that impacts on the sustainability of traditional Balinese script.
    [Show full text]
  • Cetak Katalog Mata Kuliah Umum
    Diakses: 05 Oktober 2021 KATALOG BUKU #6. MATA KULIAH UMUM 003 Rao o Operations research Ada 5.368 judul dan 14.304 exp dari rekapitulasi buku: Oleh: Rao, K. Chandrasekhara; Mishra, Shanti Lata No Klas : 001.42, 003, 004, 005, 006, 181.16, New Delhi: Narosa Publishing House, 2005 2, 300, 301, 302, 303, 304, 305, 306, PUSAT: 2 exp 307, 323, 338.04, 430, 440, 500, 658.409 2, 658.421 #7. Subyek : Semua 003 Sia p Jenis : Buku Penelitian operational : Teori dan praktek Bahasa : Semua Oleh: Siagian, P Lokasi : Perpustakaan Pusat dan Ruang Baca Jakarta: UI Press, 1987 Fakultas FIK: 1 exp #1. #8. 003 Ami p 003 Soe m Pokok-pokok teori sistem Materi pokok riset operasional I MATK 4431 3 Oleh: Amirin, Tatang M SKS/modul 1-9 Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003 Oleh: Soemartojo, Noeniek FIS: 6 exp Jakarta: UT, 1989 PUSAT: 5 exp #2. 003 Ami p #9. Pokok-pokok teori sistem 003.068 Kon Oleh: Amirin, Tatang M. Konsep dan desain ABC berbasis CMOS Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1996 Oleh: Wibowo, Eri Prasetyo [et.al] PUSAT: 12 exp Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013 PUSAT: 6 exp #3. 003 Hil p #10. Pengantar riset operasi. Judul asli : Introduction to 003.092 mod operations research Modern systems analysis and design Oleh: Lieberman, Gerald J.; Gunawan, Ellen; Hillier, Oleh: Hoffer...[et.A], Jeffrey A. Frederick S.; Mulia, Ardi Wirda; Wahyarasmana, Indianapolis: Pearson education, 2008 Dede PUSAT: 2 exp Jakarta: Erlangga, 1994 PUSAT: 11 exp #11. 003.092 Wat s #4. Sistem kendali cerdas : fuzzy logic controller (FLC), 003 Kal o jaringan syaraf tiruan (JST), algoritma genetik (AG) Operations research dan algoritma particle swarm optimization(PSO) Oleh: Kalavathy, S.
    [Show full text]
  • Anti-Terrorism Law and Criminal Process in Indonesia
    ARC Federation Fellowship Islam, Syari’ah and Governance BACKGROUND PAPER SERIES Anti-Terrorism Law and Criminal Process in Indonesia Dr Simon Butt ARC Federation Fellowship “Islam and Modernity: Syari’ah, Terrorism and Governance in South-East Asia” Professor Tim Lindsey was appointed as an ARC Federation Fellow in 2006, a 5-year appointment funded by the Australian Research Council (ARC). Professor Lindsey will research “Islam and Modernity: Syari’ah, Terrorism and Governance in South-East Asia”. Terrorism in Southeast Asia responds to challenges that western- derived modernity poses for Islam, including market economies, democracy and nation states. Professor Lindsey will examine the different responses to these challenges through research in regional Muslim communities, institution building, mentoring young scholars and community engagement in the Southeast Asian ARC region. The Fellowship also aims to help strengthen the University of Melbourne’s Federation new Centre for Islamic Law and Society as a hub for research and public Fellowship engagement on issues related to Islam and law in our region. He aims to achieve a better understanding in Australia of Islam and terrorism in Southeast Asia and thereby strengthen Australia’s capacity to navigate our regional relationships. Islam, Syari’ah and Islam, Syari’ah and Governance Background Paper Series Governance Background The Islam, Syari’ah and Governance Background Paper Series seeks to provide a considered analysis of important issues Paper relevant to Islam, syari’ah and governance in Southeast Asia. The Background Paper Series is distributed widely amongst government, business, academic and community organisations. Please contact the Centre for Islamic Law and Society at [email protected] if you would like to receive future editions of the Series.
    [Show full text]
  • Retrospectivity, Impunity and Constitutionalism
    Chapter 20 The Bali Bombing, East Timor trials and the Aceh Human Rights Court – retrospectivity, impunity and constitutionalism Ross Clarke When the Second Amendment to Indonesia’s 1945 Constitution was passed in 2000, it appeared the fledgling democracy was taking a significant step away from the repression and violence of the New Order and embracing a new era of human rights protection. While the gains were significant, particularly as they appeared on paper, one provision was to have a profound impact on steps to hold accountable per- petrators of crimes against humanity. The prohibition of retrospective1 prosecution stipulated in Art 28I(1) (and especially the fact that the provision ‘cannot be limited under any circumstances’) became a thorn in the side of attempts to bring to justice both senior TNI (Tentara Nasional Indonesia, Indonesian National Army) officers, and some of the perpetrators of the Bali Bombing. Because legislation drafted to prosecute the perpetrators in both cases was enacted after the alleged crimes occurred, it appeared that Art 28I(1) could render trials based on retrospective pro- secution invalid. Similar arguments were made by lawyers for military and militia defendants charged with human rights offences in trials in the Ad Hoc Human Rights Court for East Timor. At the trial level, judges dismissed these arguments and convicted defen- dants under retrospective legislation. Cases then made their way up the appeal chain and one case came before Indonesia’s newly-established Constitutional Court. On appeal, Bali bomber Masykur Abdul Kadir argued that his conviction breached the Constitution as the legislation he was prosecuted under operated retrospectively.
    [Show full text]