Model Atribut Obyek Wisata dan Kepuasan Wisatawan di Pantai Nemberala Kabupaten Rote Ndao Provinsi Nusa Tenggara Timur

Jappy P. Fanggidae dan Krysler K. Adoe Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Kupang Jl. Adi Sucipto, Kupang, 85148, Nusa Tenggara Timur

Abstrak Dikenal sebagai salah satu tujuan wisata yang bertaraf internasional, Pantai Nemberala masih menyimpan berbagai masalah dalam pengelolaannya. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian adalah : 1) Untuk mengetahui atribut obyek wisata apa saja yang tersedia dan akan disediakan oleh pemerintah setempat untuk kawasan Pantai Nemberala; 2) Untuk mengetahui ketersediaan atraksi wisata, fasilitas dan pelayanan, akses ke destinasi wisata, serta harga yang berlaku dengan kepuasan wisatawan di Pantai Nemberala; 3) Untuk mengetahui tingkat kepuasan wisatawan asing yang memiliki pengalaman dengan kawasan wisata Pantai Nemberala dan kaitannya dengan atribut wisata yang tersedia; dan 4) Menyusun suatu model yang komprehensif mengenai atribut wisata dan hubungannya dengan kepuasan wisatawan asing di kawasan Pantai Nemberala. Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara mendalam (in-depth interview) dan FGD (Focus Group Discussion) dengan mengambil informan dari kalangan wisatawan asing, pemerintah kabupaten setempat dan masyarakat lokal. Untuk memperoleh data yang valid, akan dilakukan triangulasi data dan pemeriksaan keabsahan data secara langsung oleh Tim Peneliti jika dipandang perlu.

Kata kunci: Kepuasan wisatawan, Atribut obyek wisata

PENDAHULUAN Menurut Peter M. Burns (1999), pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh kesenangan dimana si wisatawan harus mengorganisir dan mengatur perjalanannya sebaik mungkin demi tercapainya tujuan tersebut. Kegiatan kepariwisataan bermula saat terjadi pergerakan wisatawan dari tempat domisili asal hingga tiba di tempat wisata, pengalamannya selama berwisata serta kembali ke tempat asalnya. Dipandang dari definisi di atas, tampak bahwa kepariwisataan sesungguhnya adalah suatu aktifitas yang memotong sektor-sektor konvensional seperti ekonomi, politik, sosial budaya dan lingkungan sehingga sering disebut sebagai multidisiplin sektor. Masalah terbesar dalam mendefinisikan kepariwisataan sebagai suatu industri adalah ketiadaannya fungsi produksi formal yang dapat diukur secara fisik (Lickorish & Jenkins, 1997). Sepadan dengan pendapat di atas, UU No 10.Tahun 2009 mendefinisikan keparawisataan sebagai keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat

57

(Model Atribut Obyek Wisata dan Kepuasan Wisatawan di Pantai Nemberala...)

multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha. Sebagai industri, pariwisata tidak mengambil alih kedudukan industri lain, bahkan saling mengisi. Perluasan pemasaran hasil produk/usaha atau kegiatan lain serta perluasan lapangan kerja, dampak terhadap pendapatan nasional (dari pengeluaran wisatawan untuk sewa akomodasi, makan-minum, pembelian barang-barang, biaya tamasya dan hiburan, ongkos transportasi). Sumbangan industri pariwisata terhadap pendapatan nasional dengan menggunakan multiplier effect. Di , pariwsata telah menampilkan peranannya dengan nyata dalam memberikan kontribusi terhadap kehidupan ekonomi, social dan bidaya bangsa. Kesempatan kerja bagi orang-orang terampil di bidang ini makin bertambah jumlahnya, pendapatan negara dari sektor pajak dan devisa makin bertambah, keadaan sosial masyarakat yang terlibat dalam sektor ini makin baik dan kebudayaan bangsa makin memperoleh apresiasi (Pendit, 2006). Pariwisata telah memberikan devisa yangcukup besar bagi berbagai negara. Indonesiasebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau atau disebut jugasebagai nusantaraatau negara maritim, telah menyadari pentingnya sektor pariwisataterhadap perekonomian Indonesia dikarenakan pertumbuhan pariwisata Indonesia selalu diatas pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sektor pariwisata perlu ditingkatkan dan diperluas untuk meningkatkan penerimaan devisa, memperluas lapangan kerja dan memperkenalkan kebudayaan. Pembinaan serta pengembangan pariwisata dilakukan dengan tetap memperhatikan terpeliharanya kebudayaan dan kepribadian nasional. Untuk itu perlu diambil langkah-langkah dan pengaturan- pengaturan yang lebih terarah berdasarkan kebijaksanaan yang terpadu, antara lain bidang promosi, penyediaan fasilitas serta mutu dan kelancaranpelayanan (Soebagyo, 2012). Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki berbagai potensi wisata yang beragam tersebar di beberapa titik seperti Taman Nasional Komodo (Manggarai Barat), Danau Tiga Warna (Ende), Taman Laut Sao Wisata (Ngada), Perkampungan Tradisional Suku Boti dan Pantai Kolbano (Timor Tengah Selatan), Taman Laut Kepulauan Alor (Alor), Perkampungan Megalitikum (Sumba), Pantai Nemberala (Rote Ndao), dan masih banyak lagi. Melalui event Komodo Sail 2013, Pemerintah Daerah NTT bertekad mempromosikan beberapa destinasi wisata andalan agar dapat memikat wisatawan baik itu yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.Selain Taman Nasional Komodo yang telah mendapat pengakuan internasional sebagai salah satu keajaiban dunia, Pantai Nemberala yang terletak di Kabupaten Rote Ndao, Provinsi NTT merupakan suatu daerah wisata yang telah akrab di kalangan wisatawan mancanegara karena beberapa kali telah diadakan perlombaan selancar bertaraf internasional. Seperti layaknya industri lainnya, dalam industri pariwisata, kepuasan konsumen (dalam hal ini wisatawan), merupakan kunci dari kesuksesan.Kepuasan wisatawan mengindikasikan adanya ikatan emosi serta pengalaman yang bersifat positif antara wisatawan dengan tempat wisata. Wisatawan yang merasa puas memiliki kemungkinan untuk kembali datang berkunjung di tempat yang sama atau setidaknya merekomendasikan tempat wisata tersebut kepada orang-orang yang dikenalnya (Siri, dkk, 2012). Kepuasan konsumen sendiri berarti hasil dari proses konsumsi terhadap suatu produk atau jasa dimana konsumen membandingkan persepsinya dengan harapannya terhadap produk atau jasa yang bersangkutan (Brady dkk, 2005). Kepuasan ini berhubungan erat dengan 4 (empat) atributobyek wisata yaitu atraksi wisata, fasilitas dan pelayanan, akses ke destinasi wisata, serta harga yang berlaku(Ali& Howaidee, 2012).

58 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan () Vol. 2 No. 1 (2017) hlm. 57-68

(Fanggidae dan Adoe)

Dalam observasi awal penulis di daerah Pantai Nemberala, terlihat bahwa jalan yang menghubungkan Nemberala dengan Bo’a, pantai tempat berselancar bagi wisatawan, dalam kondisi rusak berat. Ketiadaan pusat informasi wisatawan, tempat penukaran uang asing, tempat berteduh di daerah pantai dan kondisi pantai yang kotor tentu saja berpengaruh terhadap persepsi wisatawan akan destinasi wisata andalan Kabupaten Rote Ndao Provinsi NTT ini.Selain itu, jalan, angkutan umum, air bersih, dan listrik yang notabene merupakan infrastruktur vital dalam pengembangan suatu daerah wisata masih jauh dari harapan (Ama, 2011).Informasi yang diperoleh dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyatakan bahwa banyak wisatawan lokal maupun asing yang ditemui di kawasan Pantai Nemberala mengeluhkan mengenai minimnya fasilitas yang tersedia di kawasan dimaksud (Kreatif, 2014). Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Atribut Obyek Wisata dan Pengaruhnya Terhadap Level Kepuasan Wisatawan di Pantai NemberalaProvinsi Nusa Tenggara Timur”.Penelitian ini dianggap penting karena sejauh ini belum banyak terdapat penelitian mengenai kepuasan wisatawan di wilayah Nusa Tenggara Timur. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan langsung dari pelaku wisata bagi pengembangan potensi wisata Pantai Nemberala ke depan.

Tujuan Penelitian 1. Untuk mengidentifikasi atribut obyek wisata apa saja yang tersedia dan akan disediakan oleh pemerintah setempat untuk kawasan Pantai Nemberala 2. Untuk mengetahui ketersediaan atraksi wisata, fasilitas dan pelayanan, akses ke destinasi wisata, serta harga yang berlaku dengan kepuasan wisatawan di Pantai Nemberala secara kualitatif maupun kuantitatif 3. Untuk mengetahui tingkat kepuasan wisatawan asing yang memiliki pengalaman dengan kawasan wisata Pantai Nemberala dan kaitannya dengan atribut wisata yang tersedia 4. Menyusun suatu model yang komprehensif mengenai atribut wisata dan hubungannya dengan kepuasan wisatawan asing di kawasan Pantai Nemberala.

TINJUAN TEORITIS Kepuasan Wisatawan Dalam industri pariwisata, persaingan dalam memperebutkan kunjungan wisatawan yang tinggi bukan saja terjadi antar daerah dalam negara tapi juga antara negara bahkan antar region.Keunggulan suatu obyek wisata dibanding lainnya ditandai berdasarkan kepuasan wisatawan terhadap atribut obyek wisata tersebut, sehingga demi memperoleh kunjungan wisatawan yang tinggi, sejumlah besar obyek wisata baru dan lama berbenah diri.Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pengelola obyek wisata adalah dengan mengadakan riset berkesinambungan agar obyek wisata yang bersangkutan memperoleh keunggulan kompetitif (Pavlic dkk, 2011). Beberapa penelitian membuktikan bahwa kepuasan wisatawan bukanlah satu- satunya faktor penentu keberhasilan manajemen obyek wisata untuk mendatangkan pengunjung lebih banyak lagi di masa mendatang. Menurut Nowacki (2009), walaupun sudah terdapat banyak pernyataan dari peneliti sebelumnya bahwa kepuasan wisatawan merupakan penentu utama dari kesuksesan suatu obyek wisata, namun perlu lebih banyak penelitian lagi dilakukan di sektor ini untuk membuktikan thesis ini. Nowacki menemukan bahwa ternyata manfaat yang diperoleh wisatawan lebih berpengaruh terhadap jumlah pengunjung obyek wisata daripada kepuasan wisatawan.Selanjutnya,

59 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 2 No. 1 (2017) hlm. 57-68

(Model Atribut Obyek Wisata dan Kepuasan Wisatawan di Pantai Nemberala...)

Baker & Crompton (2000) menemukan bahwa keinginan untuk kembali berkunjung ke suatu obyek wisata lebih berpengaruh terhadap kesuksesan pariwisata daripada kepuasan wisatawan. Namun secara umum, kepuasan wisatawan merupakan indikator yang dapat menentukan dinamika jumlah pengunjung dari suatu obyek wisata.Pizman dkk (2009) berpendapat bahwa ketidakpuasan wisatawan terhadap suatu hal sekecil apapun juga dapat berpengaruh besar terhadap keengganan untuk berkunjung kembali ataupun merekomendasikan obyek wisata kepada kerabatnya. Kepuasan wisatawan adalah hasil interaksi antara pengalaman yang diperoleh selama berada di lokasi wisata dengan harapan yang dimiliki mengenai lokasi wisata dimaksud (Das, D &Sharma. S.K, 2005). Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa apabila level kenyataan setara atau lebih tinggi daripada harapan maka dapat dikatakan bahwa wisatawan merasa puas. Namun, jika level kenyataan berada di bawah harapan maka wisatawan merasa tidak puas (Chaundary, 2000).

Atribut Obyek Wisata Penelitian mengenai karakteristik utama dari kepuasan wisatawan sangat penting untuk pembenahan manajemen obyek wisata.Alasan utamanya adalah karena kepuasan wisatawan memiliki dampak yang besar terhadap pemilihan obyek wisata yang ingin dikunjungi, konsumsi produk-produk wisata yang ada di lokasi wisata dan keputusan untuk berkunjung kembali ke destinasi wisata. Beberapa peneliti melaporkan bahwa atribut wisata yang ada di lokasi wisata merupakan penentu utama dari level kepuasan wisatawan (Kozak & Rimmington, 2000). Bowen & Clarke (2002) menyertakan beberapa komponen yang mempengaruhi kepuasan wisatawan antara lain: harapan, kenyataan, faktor pelengkap, emosi dan keseimbangan. Masing-masing komponen di atas memiliki karakteristik unik dan berpengaruh terhadap kepuasan. Meng dkk (2008) menyebutkan atribut yang penting bagi kepuasan wisatawan adalah kepentingan, kenyataan, motivasi dan keramahtamahan. Mereka berpendapat bahwa kenyataan dan keramahtamahan lebih dominan dibandingkan kedua faktor lainnya. Ali & Howaidee (2012) mengemukakan 4 (empat) atribut obyek wisata yang mempengaruhi persepsi wisatawan terhadap obyek wisata bersangkutan, yaitu: atraksi wisata, fasilitas dan pelayanan serta harga. Berikut ini akan diuraikan satu-persatu atribut obyek wisata. Atraksi wisata merupakan komponen yang berhubungan dengan pemilihan obyek wisata dan motivasi dari calon pengunjung. Termasuk di dalamnya adalah: 1) atraksi alami (pemandangan darat dan laut, cuaca, flora dan fauna serta fenomena alam lainnya di sekitar obyek wisata); 2) atraksi buatan (bangunan sejarah dan modern, monumen, patung, taman, industri arkeologi, pusat perbelanjaan dan sebagainya); 3) atraksi budaya (sejarah dan mitos, agama dan seni, tempat hiburan, dan museum); 4) atraksi sosial (cara hidup masyarakat lokal dan bahasa). Fasiltas dan pelayanan adalah perangkat yang secara fisik terdapat di sekitar obyek wisata dimana pengunjung secara otomatis bersentuhan langsung dengannya dan memiliki pengalaman terlibat di dalamnya. Termasuk di dalamnya adalah: 1) akomodasi (hotel, vila, apartement, karavan, bungalow); 2) restauran, bar dan café; 3) transportasi; 4) aktifitas olahraga; 5) pelayanan lainnya seperti pusat informasi, penyewaan peralatan dan peraturan selama berwisata di kawasan tersebut. Akses ke tempat wisata, adalah alat transportasi secara umum yang dapat digunakan untuk mencapai tempat wisata yang secara langsung maupun tidak langsung

60 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 2 No. 1 (2017) hlm. 57-68

(Fanggidae dan Adoe)

menentukan biaya, kecepatan dan kenyamanan yang dapat diperoleh wisawatan. Termasuk di dalamnya adalah: 1) infrastruktur (jalan, tempat parkir, airport, kereta api, mobil); 2) perlengkapan (ukuran dan kecepatan dari kendaraan umum; 3) faktor operasional (rute dan keamanan) Harga, mencakup kesesuaian biaya yang dikeluarkan dengan pemuasan kebutuhan yang dialami oleh wisatawan. Harga yang dipertimbangkan merupakan keselurahan harga untuk menikmati atraksi wisata, fasilitas dan pelayanan serta akses ke tempat wisata.

METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan mengkhususkan pada perancangan model atribut obyek wisata dan kepuasan wisatawan di Pantai Nemberala di Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang diharapkan dapat meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan yang diakibatkan oleh kegiatan kegiatan dan upaya pengelolaan dan pengembangan dari semua pihak stakeholder di Pantai Nemberala. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dalam penelitian ini yaitu dengan mengambil dan menggali data mengenai atribut obyek wisata yang perlu dikaji secara mendalam yang berkaitan dengan kepuasan wisatawan yang berkunjung ke pantai Nemberala. Sumber informasi di dalam penelitian ini terdiri dari 12 orang, yaitu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Rote Ndao, Kepala Desa Pantai Wisata Nemberala, Pengrajin anyaman, Pemilik usaha Massage and Spa, Pengelola Vila dan Wisatawan di Pantai Nemberala. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan kegiatan focus group discussion. Teknik trianggulasi digunakan untuk memverifikasi kebenaran dan keabsahan data. Tahap tahap dalam melakukan penelitian ini dapat dilihat dalam bentuk bagan alur di bawah ini:

STUDI PENDAHULUAN

PENGUMPULAN DATA

ANALISA ATRIBUT OBYEK WISATA DAN KEPUASAN WISATAWAN PEMBUATAN MODEL

ATRIBUT OBYEK

WISATA

KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar 1. Tahap Penelitian

61 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 2 No. 1 (2017) hlm. 57-68

(Model Atribut Obyek Wisata dan Kepuasan Wisatawan di Pantai Nemberala...)

1. Studi Pendahuluan a. Studi Kepustakaan 1) Analisa Konsep Atribut Obyek Wisata Pantai Nemberala 2) Melakukan analisa terhadap teori untuk pembuatan model 3) Mengkaji penelitian penelitian terkait b. Survey Lapangan 1) Kondisi Pantai Wisata Nemberala Kabupatern Rote Ndao 2) Wawancara 3) Focus Group Discussion 4) Analisa Potensi dan Pengembangan sumberdaya yang dimiliki Pantai Nemberala 5) Analisis atribut obyek wisata Pantai Nemberala Target yang ingin dicapai adalah Laporan 2. Perumusan Model a. Merencanakan model yang akan dikembangkan di obyek wisata Pantai Nemberala b. Merumuskan tujuan serta tahapan prosedur dan skala pengukuran instrumen Target luaran adalah pembuatan Desain Model Atribut Obyek Wisata Pantai Nemberala 3. Uji coba a. Uji coba (Development Testing) b. Penilaian Ahli c. Revisi dan koreksi d. Pengembangan Model Target Luaran yang ingin dicapai adalah kelayakan model yang akan diterapkan 4. Implementasi a. Implementasi model b. Sosialisasi model Target yang ingin dicapai adalah pelaksanaan Model Atribut Obyek Wisata Pantai Nemberala Kabupaten Rote Ndao dan Laporan Hasil Penelitian.

PEMBAHASAN Profil Kabupaten Rote Ndao Kabupaten Rote Ndao merupakan kabupaten yang paling selatan di Negara Republik Indonesia dan merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2002. Kabupaten ini mempunyai luas wilayah 1280,10 km 2 yang terdiri dari 96 pulau dimana 6 pulau berpenghuni (P. Rote dengan luas 97.854 Ha, P. Usu dengan luas 1.940 Ha, P. Nuse dengan luas 566 Ha, P. Ndao dengan luas 863 Ha, P. Landu dengan luas 643 Ha dan P. Do'o dengan luas 192 Ha dan 90 pulau lainnya tidak dihuni manusia. Secara geografis Kabupaten Rote Ndao terletak antara 10 derajat 25' - 11 derajat Lintang Selatan, dan 121 derajat 49 - 123 derajat 26 Bujur Timur dengan batas sebelah utara berbatasan dengan laut Sawu, sebelah timur berbatasan dengan Selat Pukuafu, sebelah barat berbatasan dengan Laut Sawu, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia. Berdasarkan registrasi penduduk Tahun 2013 Penduduk Kabupaten Rote Ndao tercatat berjumlah 127..911 jiwa yang terdiri dari laki-laki : 65.191 orang dan Perempuan : 62.720 orang. Mata pencaharian penduduk sebagian besar, adalah sebagai petani / peternak ( + 80 % ) dan sisanya berprofesi sebagai Nelayan, Pedagang, Pengrajin, PNS, TNI / Polri, Buruh, dan profesi lainnya.

62 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 2 No. 1 (2017) hlm. 57-68

(Fanggidae dan Adoe)

Topografi daerah permukaan tanah umumnya berbukit - bukit dan bergunung - gunung (32.625 Ha) dan sebagian terdiri dari dataran rendah (45.250 Ha) dengan tingkat kemiringan rata - rata mencapai 45 %. Kontur pulau Rote berfariasi, pada daerah pantai ketinggian 0 - 10 m diatas permukaan laut sedangkan di bagian tengah mencapai ketinggian 200 - 1500 m dengan tingkat kemiringan 40 - 60%. Penggunaan lahan di Kabupaten Rote Ndao didominasi oleh hutan, lahan sawah, perkebunan dan tegal/kebun. Dari data lahan sawah yang ada sebenarnya masih banyak dari lahan tersebut belum diusahakan. Ini merupakan potensi yang masih dapat dikembangkan. Pada saat ini jenis sawah yang dominan adalah sawah tadah hujan mencakup 62% lahan sawah yang telah diusahakan, kemudian diikuti oleh sawah dengan irigasi sederhana. Lahan sawah dengan sistem irigasi setengah teknis banyak terdapat di kecamatan Lobalain, Rote Tengah dan Rote Timur. Luas lahan sawah terbesar terdapat di Kecamatan Rote Tengah Lahan sawah terdapat disemua kecamatan di Kabupaten Rote Ndao.Dari 27.161 ha kebun yang ada, 20.711 ha diantaranya adalah kebun tanaman lontar. Kabupaten Rote Ndao memang dikenal sebagai daerah tanaman lontar. Sedangkan Iklim & Curah Hujan Wilayah kabupaten Rote Ndao secara klimatologi sama halnya dengan iklim di daerah lainnya di NTT yaitu iklim kering yang dipengaruhi angin muson. Musim hujan di daerah ini relatif pendek yaitu dari bulan Desember s/d April dengan kelembaban udara rata-rata mencapai 85% RH arah dan kecapatan angin 14 knot/jam, tekanan udara rata-rata 966,7 milibar dan curah hujan rata-rata 800-1200 mm serta temperatur berkisar antara 23,6 derajat - 27 derajat. Visi Kabupaten Rote Ndao adalah “Terwujudnya Kabupaten Rote Ndao Sebagai Daerah Tujuan Wisata yang Kompetitif, Berwawasan Lingkungan dan Bermartabat di Tahun 2019”. Adapun Kabupaten Rote Ndao adalah sebagai berikut: 1. Melakukan pembangunan dan pengembangan kepariwisataan yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur tradisional dalam kehidupan kemasyarakatan; 2. Mendukung pengembangan kualitas daya tarik atraksi wisata terutama wisata bahari yang berdaya saing tinggi; 3. Melakukan pengembangan sumber daya kepariwisataan antara lain peningkatan kualitas pemasaran wisata, serta kualitas SDM dan profesionalisme usaha kepariwisataan; 4. Mengembangkan kerjasama lintas sektor untuk membangun sarana dan prasarana kebudayaan dan kepariwisataan. Secara umum saat ini Kabupaten Rote Ndao tercatat memiliki 81 destinasi pariwisata potensial yang dapat dikembangkan. Dari 81 obyek wisata tersebut 50% adalah wisata bahari. Hal ini memiliki dampak menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Rote Ndao. Tabel 1 menunjukkan data kunjungan wisatawan ke Kabupaten Rote Ndao. Berdasarkan tabel kunjungan wisatawan baik asing maupun lokal menunjukan tingkat kunjungan yang meningkat dari tahun 2012 hingga 2014, kecuali di tahun 2015 terjadi penurunan. Data statistik menunjukan jumlah hotel/ vila dan homestay sebanyak 25 buah, dua diantaranya dalam tahap finishing pembangunan. Jumlah restoran sebanyak 37 buah, salon 21 buah, biro perjalanan 4 buah, pengrajin 33 buah dan sanggar 25 buah.

63 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 2 No. 1 (2017) hlm. 57-68

(Model Atribut Obyek Wisata dan Kepuasan Wisatawan di Pantai Nemberala...)

Tabel 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Rote Ndao No Wisatawan Total Wisman Winus 2012 1174 2164 3338 2013 1178 2210 3388 2014 1385 2699 4084 2015 1538 1107 2645 Total 5.275 8.180 13.455 Sumber Data: DisParBud Kab Rote Ndao, Propinsi NTT, 2016.

Profil Desa wisata Pantai Nemberala Desa Nemberala termasuk satu desa dari 8 desa/ kelurahan di Kecamatan Rote Barat dan merupakan ibu kota kecamatan Rote Barat yang berpenduduk sekitar 9.151 orang dengan luas wilayah 100,48 km persegi (BPS Kab. RoNda, 2015). Sebagian besar masyarakat adalah suku Rote Pekerjaan masyarakat sebagian besar adalah petani/ penyadap nira/ petani rumput laut dan peternak rumahan, nelayan sisanya adalah pegawai negeri sipil. Desa Nemberala masih terjaga keasriannya, jajaran pohan lontar dan pohon kelapa terlihat hampir diseluruh wilayah desa terlebih di pantai. Pantai nemberala dapat dijangkau dari kota kupang dengan beberapa alternatif angkutan umum. Dengan menggunakan pesawat udara, hanya membutuhkan waktu 30 menit, dan penerbangan udara setiap hari sedangkan dengan kapal laut ada dua alternative, yang pertama feri lambat, yang membutuhkan waktu selama 3-4 jam dengan dua waktu keberangkatan pagi dan siang, yang berlabuh di pelabuhan pantai baru dan dilanjutkan dengan perjalanan darat sekitar 1,5 jam. Sementara itu dengan feri cepat hanya membutuhkan waktu 1,5 jam dengan dua waktu keberangkatan yaitu pagi jam 9.00 dan sore pada pukul 14.00. Perjalanan dari kota ba’a yang merupakan ibu kota kabupaten rote ndao ke obyek wisata pantai nemberala menempuh sekitar 30 km baik dengan bis atau mikrolet, dengan kondisi jalan yang beraspal baik dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam hingga 2 jam. Mobil rental yang mudah didapatkan baik di pelabuhan Ba’a maupun di kota Ba’a. Terdapat satu buah TK yaitu TK Namolilo, satu SD negeri desa nemberala yaitu SD Inpres Anda Iko, 2 buah SMP Negeri, SMP Negeri 1 Rote Barat dan SMP Negeri 3 Rote Barat dan 2 SMA/SMK negeri yaitu SMU Negeri 1 Rote Barat dan SMKN 1 Rote Barat.

Tabel 2. Tingkat Pendidikan Ankatan Kerja di Kab. Rote Ndao Pengangguran No Tingkat Pendidikan Jumlah terbuka 1 Tidak/Belum Bersekolah NA NA 2 Putus Sekolah NA NA 3 Tamat Sekolah Dasar 45.022 427 4 Tamat SMP 6.218 NA 5 Tamat SMU/SMA/SMK 12.939 1220 6 Tamat Diploma 1.024 NA 7 Tamat Sarjana 2.579 NA Jumlah 67.782 1.647 Sumber Data, BPS Statistik Kabupaten Rote Ndao 2015.

64 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 2 No. 1 (2017) hlm. 57-68

(Fanggidae dan Adoe)

Jumlah hotel dan vila di Desa Nemberala dan sekitrnya saat ini mencapai 19 buah, dengan jumlah kamar terbanyak 28 buah kamar. Tariff hotel mulai dari ratusan ribu rupiah hingga 2,5/ 3 juta rupiah per malam. Rumah makan/ restoran berjumlah 4 buah. Pengrajin anyaman 1 orang ketua dan pemilik dan 1 orang anggota. Salon / spa dan massage 2 buah. Meskipun beberapa keterbatasan seperti ketersediaan listrik oleh PLN terbatas terkadang hanya malam hari dari pukul 18.00 wib hingga 06.00 saja, bahkan terkadang siang hari listrik padam total, namun tidak mengurangi kenyamanan wisatawan karena di beberapa hotel tersedia genset untuk listrik hotel hotel tersebut. Air bersih juga tidak lancar bahkan terkadang hanya 2 kali dalam 1 minggu. Namun warga sekitar memiliki sumur untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka. Belum tersedianya MCK umum di sekitar pantai, dan minimnya penerangan di jalan utama desa, sehingga bila malam tiba jalan jalan desa nemberala gelap gulita. Beberapa ternak warga seperti anjing, babi dan kambing terlihat berkeliaran di jalan jalan desa. Sementara itu setiap tahun selalu diadakan lomba dan festival bertaraf intrnasional di pantai nemberala misalnya pada bulan September diadakan Rote Open Internasional Surfing, termasuk juga Asia Surfing Contest yang telah ada sejak tahun 2000-an lalu ada Kompetisi Rote Island Surf Contest di Besialu Reef - Nembrala pada tanggal 9 hingga 11 Juni 2016 sedangkan pada bulan November dicanangkan Festival Swarna Fest, yang gelarannya baru dimulai tahun 2015 lalu yang bersamaan dengan Gelar Budaya Dela, suatu tradisi tahunan. Lalu ada beberapa festival lainnya yang juga diselenggarakan di wilayah Kabupaten Rote Ndao yang juga secara tidak langsung berkaitan dengan wisata pantai Nemberala, semisal Turnamen Mancing Internasional, Festival Hoes Ndeo dan Festival Nusak Sasando. Propinsi Nusa Tenggara Timur saat ini sudah menjadi New Tourism Teritory. Baru baru ini Pantai Wisata Nemberala berhasil menyabet juara 1 gelaran API (Anugerah Pesona Indonesia) tahun 2016 untuk kategori tempat berselancar terpopuler (Most Popular Surfing Spot). Dimana pada gelaran yang sama Propinsi Nusa Tenggara Timur meraih juara umum dengan 3 medali emas, satu perak dan satu perunggu.

Atribut Wisata Pantai Nemberala Temuan Penelitian Setelah peneliti melakukan penelitian di obyek wisata Pantai Nemberala melalui observasi di obyek wisata Pantai Nemberala, wawancara dengan beberapa informan/stake holder, melakukan focus group discussion, serta melakukan studi pustaka yang terkait dengan atribut obyek wisata didapati bahwa: 1. Atribut obyek wisata yang diteliti terbagi atas 4 kelompok yaitu; atraksi wisata, dimana daya tarik wisata alam dalam hal ini Pantai Nemberala dengan pasir putihnya, ombak yang terkenal dengan gulungannya sebanyak 7 gulungan ke kiri arah ke pantai (ciri khas) dan daya tarik wisata budaya baik itu festival/ gelar budaya maupun perlombaan. Sedangkan atraksi budaya berupa pameran, atraksi sosial, berupa cara masyarakat untuk menenun, mewarnai tenunan, menganyam dsb. 2. Fasiltas dan pelayanan adalah perangkat yang secara fisik terdapat di sekitar obyek wisata dimana pengunjung secara otomatis bersentuhan langsung dengannya dan memiliki pengalaman terlibat di dalamnya. Termasuk di dalamnya adalah: 1) akomodasi (hotel, vila, apartement, karavan, bungalow); 2) restauran, bar dan café; 3) transportasi; 4) aktifitas olahraga; 5) pelayanan lainnya seperti pusat informasi, penyewaan peralatan dan peraturan selama berwisata di kawasan tersebut. 3. Akses ke tempat wisata, adalah alat transportasi secara umum yang dapat digunakan untuk mencapai tempat wisata yang secara langsung maupun tidak langsung

65 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 2 No. 1 (2017) hlm. 57-68

(Model Atribut Obyek Wisata dan Kepuasan Wisatawan di Pantai Nemberala...)

menentukan biaya, kecepatan dan kenyamanan yang dapat diperoleh wisawatan. Termasuk di dalamnya adalah: 1) infrastruktur (jalan, tempat parkir, airport, kereta api, mobil); 2) perlengkapan (ukuran dan kecepatan dari kendaraan umum; 3) faktor operasional (rute dan keamanan) 4. Harga, mencakup kesesuaian biaya yang dikeluarkan dengan pemuasan kebutuhan yang dialami oleh wisatawan. Harga yang dipertimbangkan merupakan keselurahan harga untuk menikmati atraksi wisata, fasilitas dan pelayanan serta akses ke tempat wisata.

Model Atribut Obyek wisata Pantai Nemberala

Gambar 2. Model Atribut

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa selama ini belum dilakukan pemodelan atribut obyek wisata Pantai Nemberala oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Rote Ndao, oleh sebab itu masih dipandang perlu untuk membuat model atribut wisata guna pengoptimalisasi atribut atribut wisata Pantai Nemberala sehingga dapat meningkatkan kepuasan wisatawan domestik maupun manca negara yang diharapkan dapat menigkatkan tingkat dan jumlah kunjungan wisata pada obyek wisata Pantai Nemberala. Tabel kunjungan wisman dan wisnus tahun 2012-2015 menunjukan kenaikan signifikan yang pastinya akan berdampak langsung maupun tidak langsung pada penerimaan PAD untuk sektor pariwisata Kabupaten Rote Ndao. Menurut peneliti Model Atribut Obyek Wisata Pantai Nemberala Kabupaten Rote- Ndao, Nusa Tenggara Timur dengan didukung oleh semua stakeholder dapat meningkatkan kepuasan wisatawan dan juga kunjungan wisata domestik dan manca negara, Penerapan model yang tepat dengan didukung strategi penganggaran yang tepat untuk menjamin pelaksanaan strategi pemasaran yaitu Promotion Mix. Strategi Promotion Mix yang ditetapkan adalah Periklanan (advertising).

66 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 2 No. 1 (2017) hlm. 57-68

(Fanggidae dan Adoe)

Saran Berdasarkan hasil temuan di lapangan selama proses penelitian sampai saat ini, maka dapat direkomendasikan beberapa saran: 1. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Rote Ndao perlu mempertimbangkan untuk lebih memperhatikan penambahan anggaran, sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung, menjaga keindahan dan kelestarian alam serta meningkatkan kegiatan promosi, memasang petunjuk lokasi wisata, menyiapkan panduan wisata, mengadakan pelatihan bagi masyarakat local Pantai Nemberala dan bersama semua stake holder menyadari dan mendukung kelestarian, keaslian, dan kebersihan obyek wisata Pantai Nemberala 2. menigkatkan semua jenis kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai stakeholder terutama akademisi dan investor untuk membantu mengembangkan potensi-potensi yang ada di masing-masing daerah. 3. Bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur, dalam hal ini Dinas Pariwisata dan kebudayaan Propinsi Nusa Tenggara Timur, diharapkan melakukan sinergi untuk pengelolaan dan pengembangan obyek wisata Panti Nemberala.

DAFTAR PUSTAKA Ali, J. Abu & Howaidee M. (2012). The Impact of Service Quality on Tourist Satisfaction in Jerash. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business , 164-187. Ama, K. K. (2011, November 4). Kemolekan Pantai Nemberala Terganjal Buruknya Infrastruktur. Retrieved Maret 10, 2013, from Kompas: http://regional.kompas.com/read/2011/11/04/03011145/Kemolekan.Pantai.Ne mberala.Terganjal.Buruknya.Infrastruktur Baker D., Crompton J. (2000). Quality, Satisfaction and Behavioral Intentions. Annals of Tourism Research , 785-804. Bowen, D., Clarke, J. (2002). Reflection on Tourist Satisfaction Research: Past, Present and Future. Journal of Vacation Marketing , 297-308. Brady, M. K., Knight, G.A., Croin, J. J., Tomas, G., Hult, M., & Keillor, B.D. (2005). Removing the Contextual Lens: A Multinational, Multi-setting Comparison of Service Evaluation Models. Journal of Retailing , 215-232. Burns, P. M. (1999). An Introduction to Tourism and Anthropology. London: Taylor & Francis e-Library. Chaundary, M. (2000). India's Image as a Tourists Destination - A Perspective of Foreign Tourists . Tourism Management , 293-297. Das, D & Sharma. S.K. (2005). Perspective of Foreign Tourists with Reference to a Tourist Destination: A Case Study. International Conference on Service Management (pp. 112- 119). New Delhi: IIMB. Field, A. (2009). Discovering Statistics Using SPSS. London: SAGE Publication Ltd. Kozak, M., Rimmington, M. (2000). Tourists Satisfaction with Mallorca, Spain as an off- season Holiday Destination. Journal of Travel Research , 260-269. Lickorish J., Leonard and Jenkins L., Carson. (1997). An Introduction to Tourism. Oxford: Biddles Ltd, Guildford and King’s Lynn. Meng, F., Tepanon, Y., Uysal, M. (2008). Measuring Tourist Satisfaction by Attribute and Motivation: The Case of a Nature-based Resort. Journal of Vacation Marketing , 42- 56.

67 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 2 No. 1 (2017) hlm. 57-68

(Model Atribut Obyek Wisata dan Kepuasan Wisatawan di Pantai Nemberala...)

Nowacki, M. M. (2009). Quality of Visitors Attractions, Satisfaction, Benefit and Behavioral Intentions of Visitors: Verification of a Model. International Journal of Tourism Research , 297-309. Pavlic, I., Perucic, D., Portolan, A. (2011). Tourists' Satisfaction as an Important Tool for Increasing Tourism Destination Competitiveness in the Globalization Conditions - The Case of Dubrovnik Neretva County. International Journal of Management Cases , 591-599. Pendit, N. S. (2006). Ilmu Pariwisata (Sebuah Pengantar Perdana). : PT. Padnya Paramita. Pizman, A., Neuman, Y., Reichel, F. (2009). Tourists Satisfaction, Uses and Misuses. Annals of Tourism Research , 96-107. Raktida Siri, Barath Josiam, Lisa Kennon, Daniel Spears. (2012). Indian Tourist's Satisfaction of Bangkok, Thailand. Journal of Services Research , 25-42. Soebagyo. (2012). Strategi Pengembangan Pariwisata di Indonesia. Jurnal Liquidity , 153- 158. Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

68 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 2 No. 1 (2017) hlm. 57-68