Model Atribut Obyek Wisata Dan Kepuasan Wisatawan Di Pantai Nemberala Kabupaten Rote Ndao Provinsi Nusa Tenggara Timur
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Model Atribut Obyek Wisata dan Kepuasan Wisatawan di Pantai Nemberala Kabupaten Rote Ndao Provinsi Nusa Tenggara Timur Jappy P. Fanggidae dan Krysler K. Adoe Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Kupang Jl. Adi Sucipto, Kupang, 85148, Nusa Tenggara Timur Abstrak Dikenal sebagai salah satu tujuan wisata yang bertaraf internasional, Pantai Nemberala masih menyimpan berbagai masalah dalam pengelolaannya. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian adalah : 1) Untuk mengetahui atribut obyek wisata apa saja yang tersedia dan akan disediakan oleh pemerintah setempat untuk kawasan Pantai Nemberala; 2) Untuk mengetahui ketersediaan atraksi wisata, fasilitas dan pelayanan, akses ke destinasi wisata, serta harga yang berlaku dengan kepuasan wisatawan di Pantai Nemberala; 3) Untuk mengetahui tingkat kepuasan wisatawan asing yang memiliki pengalaman dengan kawasan wisata Pantai Nemberala dan kaitannya dengan atribut wisata yang tersedia; dan 4) Menyusun suatu model yang komprehensif mengenai atribut wisata dan hubungannya dengan kepuasan wisatawan asing di kawasan Pantai Nemberala. Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara mendalam (in-depth interview) dan FGD (Focus Group Discussion) dengan mengambil informan dari kalangan wisatawan asing, pemerintah kabupaten setempat dan masyarakat lokal. Untuk memperoleh data yang valid, akan dilakukan triangulasi data dan pemeriksaan keabsahan data secara langsung oleh Tim Peneliti jika dipandang perlu. Kata kunci: Kepuasan wisatawan, Atribut obyek wisata PENDAHULUAN Menurut Peter M. Burns (1999), pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh kesenangan dimana si wisatawan harus mengorganisir dan mengatur perjalanannya sebaik mungkin demi tercapainya tujuan tersebut. Kegiatan kepariwisataan bermula saat terjadi pergerakan wisatawan dari tempat domisili asal hingga tiba di tempat wisata, pengalamannya selama berwisata serta kembali ke tempat asalnya. Dipandang dari definisi di atas, tampak bahwa kepariwisataan sesungguhnya adalah suatu aktifitas yang memotong sektor-sektor konvensional seperti ekonomi, politik, sosial budaya dan lingkungan sehingga sering disebut sebagai multidisiplin sektor. Masalah terbesar dalam mendefinisikan kepariwisataan sebagai suatu industri adalah ketiadaannya fungsi produksi formal yang dapat diukur secara fisik (Lickorish & Jenkins, 1997). Sepadan dengan pendapat di atas, UU No 10.Tahun 2009 mendefinisikan keparawisataan sebagai keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat 57 (Model Atribut Obyek Wisata dan Kepuasan Wisatawan di Pantai Nemberala...) multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha. Sebagai industri, pariwisata tidak mengambil alih kedudukan industri lain, bahkan saling mengisi. Perluasan pemasaran hasil produk/usaha atau kegiatan lain serta perluasan lapangan kerja, dampak terhadap pendapatan nasional (dari pengeluaran wisatawan untuk sewa akomodasi, makan-minum, pembelian barang-barang, biaya tamasya dan hiburan, ongkos transportasi). Sumbangan industri pariwisata terhadap pendapatan nasional dengan menggunakan multiplier effect. Di Indonesia, pariwsata telah menampilkan peranannya dengan nyata dalam memberikan kontribusi terhadap kehidupan ekonomi, social dan bidaya bangsa. Kesempatan kerja bagi orang-orang terampil di bidang ini makin bertambah jumlahnya, pendapatan negara dari sektor pajak dan devisa makin bertambah, keadaan sosial masyarakat yang terlibat dalam sektor ini makin baik dan kebudayaan bangsa makin memperoleh apresiasi (Pendit, 2006). Pariwisata telah memberikan devisa yangcukup besar bagi berbagai negara. Indonesiasebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau atau disebut jugasebagai nusantaraatau negara maritim, telah menyadari pentingnya sektor pariwisataterhadap perekonomian Indonesia dikarenakan pertumbuhan pariwisata Indonesia selalu diatas pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sektor pariwisata perlu ditingkatkan dan diperluas untuk meningkatkan penerimaan devisa, memperluas lapangan kerja dan memperkenalkan kebudayaan. Pembinaan serta pengembangan pariwisata dilakukan dengan tetap memperhatikan terpeliharanya kebudayaan dan kepribadian nasional. Untuk itu perlu diambil langkah-langkah dan pengaturan- pengaturan yang lebih terarah berdasarkan kebijaksanaan yang terpadu, antara lain bidang promosi, penyediaan fasilitas serta mutu dan kelancaranpelayanan (Soebagyo, 2012). Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki berbagai potensi wisata yang beragam tersebar di beberapa titik seperti Taman Nasional Komodo (Manggarai Barat), Danau Kelimutu Tiga Warna (Ende), Taman Laut Sao Wisata (Ngada), Perkampungan Tradisional Suku Boti dan Pantai Kolbano (Timor Tengah Selatan), Taman Laut Kepulauan Alor (Alor), Perkampungan Megalitikum (Sumba), Pantai Nemberala (Rote Ndao), dan masih banyak lagi. Melalui event Komodo Sail 2013, Pemerintah Daerah NTT bertekad mempromosikan beberapa destinasi wisata andalan agar dapat memikat wisatawan baik itu yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.Selain Taman Nasional Komodo yang telah mendapat pengakuan internasional sebagai salah satu keajaiban dunia, Pantai Nemberala yang terletak di Kabupaten Rote Ndao, Provinsi NTT merupakan suatu daerah wisata yang telah akrab di kalangan wisatawan mancanegara karena beberapa kali telah diadakan perlombaan selancar bertaraf internasional. Seperti layaknya industri lainnya, dalam industri pariwisata, kepuasan konsumen (dalam hal ini wisatawan), merupakan kunci dari kesuksesan.Kepuasan wisatawan mengindikasikan adanya ikatan emosi serta pengalaman yang bersifat positif antara wisatawan dengan tempat wisata. Wisatawan yang merasa puas memiliki kemungkinan untuk kembali datang berkunjung di tempat yang sama atau setidaknya merekomendasikan tempat wisata tersebut kepada orang-orang yang dikenalnya (Siri, dkk, 2012). Kepuasan konsumen sendiri berarti hasil dari proses konsumsi terhadap suatu produk atau jasa dimana konsumen membandingkan persepsinya dengan harapannya terhadap produk atau jasa yang bersangkutan (Brady dkk, 2005). Kepuasan ini berhubungan erat dengan 4 (empat) atributobyek wisata yaitu atraksi wisata, fasilitas dan pelayanan, akses ke destinasi wisata, serta harga yang berlaku(Ali& Howaidee, 2012). 58 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 2 No. 1 (2017) hlm. 57-68 (Fanggidae dan Adoe) Dalam observasi awal penulis di daerah Pantai Nemberala, terlihat bahwa jalan yang menghubungkan Nemberala dengan Bo’a, pantai tempat berselancar bagi wisatawan, dalam kondisi rusak berat. Ketiadaan pusat informasi wisatawan, tempat penukaran uang asing, tempat berteduh di daerah pantai dan kondisi pantai yang kotor tentu saja berpengaruh terhadap persepsi wisatawan akan destinasi wisata andalan Kabupaten Rote Ndao Provinsi NTT ini.Selain itu, jalan, angkutan umum, air bersih, dan listrik yang notabene merupakan infrastruktur vital dalam pengembangan suatu daerah wisata masih jauh dari harapan (Ama, 2011).Informasi yang diperoleh dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyatakan bahwa banyak wisatawan lokal maupun asing yang ditemui di kawasan Pantai Nemberala mengeluhkan mengenai minimnya fasilitas yang tersedia di kawasan dimaksud (Kreatif, 2014). Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Atribut Obyek Wisata dan Pengaruhnya Terhadap Level Kepuasan Wisatawan di Pantai NemberalaProvinsi Nusa Tenggara Timur”.Penelitian ini dianggap penting karena sejauh ini belum banyak terdapat penelitian mengenai kepuasan wisatawan di wilayah Nusa Tenggara Timur. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan langsung dari pelaku wisata bagi pengembangan potensi wisata Pantai Nemberala ke depan. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengidentifikasi atribut obyek wisata apa saja yang tersedia dan akan disediakan oleh pemerintah setempat untuk kawasan Pantai Nemberala 2. Untuk mengetahui ketersediaan atraksi wisata, fasilitas dan pelayanan, akses ke destinasi wisata, serta harga yang berlaku dengan kepuasan wisatawan di Pantai Nemberala secara kualitatif maupun kuantitatif 3. Untuk mengetahui tingkat kepuasan wisatawan asing yang memiliki pengalaman dengan kawasan wisata Pantai Nemberala dan kaitannya dengan atribut wisata yang tersedia 4. Menyusun suatu model yang komprehensif mengenai atribut wisata dan hubungannya dengan kepuasan wisatawan asing di kawasan Pantai Nemberala. TINJUAN TEORITIS Kepuasan Wisatawan Dalam industri pariwisata, persaingan dalam memperebutkan kunjungan wisatawan yang tinggi bukan saja terjadi antar daerah dalam negara tapi juga antara negara bahkan antar region.Keunggulan suatu obyek wisata dibanding lainnya ditandai berdasarkan kepuasan wisatawan terhadap atribut obyek wisata tersebut, sehingga demi memperoleh kunjungan wisatawan yang tinggi, sejumlah besar obyek wisata baru dan lama berbenah diri.Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pengelola obyek wisata adalah dengan mengadakan riset berkesinambungan agar obyek wisata yang bersangkutan memperoleh keunggulan kompetitif (Pavlic dkk, 2011). Beberapa penelitian membuktikan bahwa kepuasan wisatawan bukanlah satu- satunya faktor penentu keberhasilan manajemen obyek wisata untuk mendatangkan pengunjung lebih banyak lagi di masa mendatang. Menurut Nowacki (2009), walaupun sudah terdapat banyak pernyataan dari peneliti sebelumnya bahwa kepuasan wisatawan merupakan penentu utama dari kesuksesan suatu