THE INVOLVEMENT OF COMMUNITY IN MANAGEMENT OF TOURISM EVENT PARIAMAN CITY WEST SUMATERA PROVINCE

By : Reni Nurul Husnah Conselor : Dr. Dra. Rd. Siti Sofro Sidiq, M.Si Email : [email protected]

Department of Administrative Science Business Travel Program Faculty of Social Science and Political Science University of Riau, Pekanbaru, Campus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas KM. 12.5 Simpang Baru Telp/Fax. 0761-63272

ABSTRACT

Tabuik is a cultural heritage in the form of ritual or ceremony that developed in Pariman since about two centuries ago. This event was held to commemorate the death of Husain (grandson of the Prophet Muhammad) in battle in Karbala and it’s done every 1-10 / 14 Muharram by involving stakeholders. The community re-presented some fragments according to the Pariaman community's interpretation in the form of 7 rituals or ceremonies. The purpose of this research to determine community involvement in management of Tabuik Tourism Event Pariaman City West Sumatera Province. This research used event management as the concept. This research is qualitatif research with descriptive. Method and data sources obtained withinterview, documentation, and literature study, determination technique using purposive informant sampling is subjective determination. Based this research, there is community involvement in management of Tabuik tourism event start from planning, involved in organizational structure. Involvement in the implementation especially for every ritual and various products produced by the community. And community involvement in the evaluation of each activity. Factors that influence community involvement in management are internal (ownership, community identity, and solidarity) and external (roles in organization, knowledge and education, economics) factors.

Keywords: tourist attraction, event management, community-based tourism

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli –Desember 2018 Page 1 KETERLIBATAN MASYARAKAT tidak langsung membuat komunitas di daerah/bangsa penyelenggaranya DALAM PENGELOLAAN EVENT meningkatkan rasa bangga terhadap WISATA TABUIK KOTA PARIAMAN bangsanya, masyarakatnya, maupun ke tingkat komunitas lebih kecil, sesuai PROVINSI SUMATERA BARAT dengan skala dan ukuran event. PENDAHULUAN Event juga sebagai pemberi citra Event pariwisata merupakan salah destinasi atau memasarkan destinasi satu bentuk hiburan paling menarik dan wisata, dan sebagai penggerak tumbuhnya paling cepat berkembang dan berkaitan pembangunan sektor lain. Bahkan event dengan fenomena pariwisata. Event ialah yang bertajuk budaya bagi sebuah kota suatu kegiatan yang diselenggarakan untuk merupakan sebuah “kapital” yang memperingati hal-hal penting sepanjang memiliki keunikan yang sulit ditiru, hidup manusia baik secara individu atau sehingga dengan mengemasnya dalam kelompok yang terikat , budaya, tradisi bentuk penyelenggaraan event diharapkan dan agama yang diselenggarakan untuk dapat memperkuat positioning dalam tujuan tertentu serta melibatkan mempromosikan identitas kota sekaligus lingkungan masyarakat, yang menghadirkan atraksi wisata. diselenggarakan pada waktu tertentu. Ketika pemerintah mencanangkan Bentuk event sangat beragam diantaranya pariwisata sebagai salah satu pendapatan festival, acara keagamaan, parade dan negara setelah Migas (minyak dan gas peringatan warisan, carnaval dan lainnya. bumi) di era tahun 1980-an, maka berbagai Karakteristik event yaitu melibatkan daerah termasuk Pariaman juga banyak peserta, menunjukkan keunikan, menggiatkan pariwisatanya. Salah satu dan tradisi yang berbeda, serta andalan Pariaman adalah pesta Tabuik. memberikan hiburan kepada khalayak Pada saat tabuik dijadikan sebagai ikon sehingga mempunyai daya tarik wisata pariwisata Pariaman, beberapa perubahan yang menjadi alasan wisatawan melakukan dilakukan untuk meningkatkan kedatangan perjalanan wisata ke destinasi tersebut. Hal wisatawan. itu terdapat dalam Undang-Undang Kota Pariaman adalah salah satu dari Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 19 kabupaten dan kota yang terletak tentang kepariwisataan, disebutkan bahwa didataran rendah yang landai di pantai daya tarik wisata adalah segala sesuatu barat Provinsi Sumatera Barat, berjarak yang memiliki keunikan, keindahan, dan sekitar 56 km dari Kota Padang dan sekitar nilai yang berupa kekayaan alam, budaya, 25 km dari Bandara Internasional dan hasil buatan manusia yang menjadi . Kota Pariaman resmi sasaran atau tujuan kunjungan wisata. berdiri sebagai Kota Otonom pada 2 Juli Hal tersebut merupakan sumber daya 2002 berdasarkan Undang-Undang Nomor dan modal pembangunan kepariwisataan 12 Tahun 2002. untuk peningkatan kemakmuran dan Saat ini Kota Pariaman fokus pada kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu pembangunan dan pengembangan dalam dunia pariwisata, penyelenggaraan pariwisata yang sangat pesat di bidang event wisata telah menjadi daya tarik wisata bahari, kuliner, kebudayaan dan tersendiri bagi wisatawan untuk sektor lainnya. Perkembangan di bidang berkunjung ke suatu destinasi wisata. pariwisata tidak terlepas dari visi yang Kegiatan event secara langsung maupun diusung oleh pemerintah Kota Pariaman

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli –Desember 2018 Page 2 yaitu menjadi kota tujuan pariwisata dan dalam calender event pariwisata Kota ekonomi kreatif berbasis lingkungan, Pariaman, bahkan salah satu dari Tiga budaya, dan agama. event yang mendapat perhatian dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kementrian Pariwisata. Kota Pariaman meningkatkan dan Tabuik merupakan suatu warisan mengoptimalisasi potensi produk wisata budaya berbentuk ritual atau upacara yang yang ada, serta mengantisipasi berkembang di Pariman sejak sekitar dua perkembangan di masa yang akan datang. abad yang lalu. Pada awalnya Tabuik Berikut data kunjungan wisatawan yang merupakan upacara atau perayaan datang ke Kota Pariaman, ialah : mengenang kematian Hussein, tetapi Tabel 1.1 kemudian berkembang menjadi pertunjukan budaya khas Pariaman setelah Data Kunjungan Wisatawan di Kota masuknya unsur-unsur budaya Pariaman Tahun 2013 s/d 2017 Minangkabau. Upacara ini terinspirasi dari N Tahu Wisataw Wisatawan peristiwa kematian Husain bin Ali bin Abi o n an Mancanega Thalib (cucu Nabi Muhammad saw) ia Nusantar ra meninggal dalam peperangan di Karbala a pada tahun 680 M. Masyarakat Pariaman 1 2013 791.624 34 mempresentasikan kembali, beberapa 2 2014 1.233.668 73 penggalan peristiwa yang dialami oleh 3 2015 2.674.523 1.146 Husain dalam bentuk rangkaian upacara 4 2016 2.907.822 628 atau ritual berdasarkan penafsiran mereka 5 2017 3.152.000 443 terhadap peristiwa peperangan di Karbala. Sumber: Dinas Pariwisata dan Pesta Tabuik merupakan pengaruh Kebudayaan Kota Pariaman, 2017 dari ritual penganut Islam Syi’ah, penghormatan terhadap Husain atas Dapat kita lihat pada tabel 1.1 kematiannya yang menjadi ritual suci jumlah kunjungan wisatawan nusantara keagamaan utama seperti di Iran, Iraq, dan wisatawan mancanegara ke Kota Pakistan, India Afganistan, dan negara- Pariaman dari tahun ke tahun berubah dan negara penganut Islam Syi’ah lainnya. paling banyak kunjungan wisatawan Perbedaannya bagi masyarakat Pariaman nusantara pada tahun 2017, sedangkan upacara ini tidak menjadi akidah yang paling rendah pada tahun 2013. (kepercayaan yang menyangkut dengan Wisatawan melakukan perjalanan wisata ketuhanan atau yang dipuja). ke Kota Pariaman dengan berbagai tujuan Pelaksanaannya hanya semata-mata objek dan daya tarik wisata diantaranya merupakan upacara memperingati wisata alam (Pantai Gandoriah, Pulau kematian Husain. Sedangkan masyarakat Angso Duo, Pulau Kasiak, Pantai Cermin, Pariaman adalah penganut Sunni. Bagi dll), wisata sejarah (meriam kuno, kuburan penganut Sunni, mencintai keluarga panjang, guci badano), budaya (tabuik), Rasulullah bukan saja menjadi hak para dan kuliner (nasi sek, sala lauak). penganut Syi’ah, tetapi juga berlaku bagi Dan paling banyak kedatangan semua umat Islam tanpa kecuali, hanya wisatawan ialah pada saat pelaksanaan saja cara melakukannya tidak sama. event wisata Tabuik. Event ini merupakan Bahkan, tabuik sudah dijadikan sebagai potensi utama di Kota Pariaman bahkan peristiwa budaya dan pesta Budaya Anak ikon Pariaman yang setiap tahunnya selalu Piaman. dapat mendatangkan wisatawan untuk Tabuik dalam acara ini dibuat menyaksikan kegiatan wisata budaya ini. masyarakat menjadi dua bagian yang Event wisata Tabuik ini telah diagendakan berasal dari wilayah yang berbeda di Kota

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli –Desember 2018 Page 3 Pariaman. Pertama, Tabuik Pasa (pasar) merupakan tahapan yang serius untuk ialah wilayah yang berada di sisi selatan mengevaluasi dan melakukan kegiatan dari sungai yang membelah kota tersebut, yang berhubungan dengan administrasi. dengan basis utama di Kelurahan Oleh sebab itu, penulis ingin Kampung . Kedua, Tabuik Subarang mendeskripsikan dan mengetahui yang berasal dari daerah subarang keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan (seberang), wilayah ini berada di sisi utara event wisata tabuik yang di Kota sungai atau wilayah yang disebut Pariaman. Dengan demikian penulis Kampung Jawa. Setiap perayaan tabuik, memberi judul : “Keterlibatan salah satu aspek terpenting yang membuat Masyarakat Dalam Pengelolaan Event pesta menjadi hidup, meriah, dan Wisata Tabuik Kota Pariaman Provinsi bersemangat adalah diiringi alat musik Sumatera Barat”. gandang tasa (gendang). Rumusan Masalah Event Tabuik yang dihelat sejak Berdasarkan latar belakang diatas dahulu itu sudah menjadi atraksi wisata sudah dijelaskan bahwa tradisi tabuik yang mendatangkan wisatawan baik mempunyai tujuan untuk melestarikan domestik maupun mancanegara. Bahkan kebudayaan, serta bertujuan untuk saat ini agenda rutin yang sudah masuk ke ekonomi atau pendapatan masyarakat. dalam kalender pariwisata itu menjadi Maka rumusan masalah yang akan dibahas salah satu daftar nominasi Anugerah ialah: Pesona Indonesia 2017 Provinsi Sumatera 1. Bagaimana Gambaran Event Tabuik Barat kategori Atraksi Budaya Terpopuler. Di Kota Pariaman Provinsi Sumatera Bahkan beberapa hasil Barat dokumentasi foto Pesta Budaya Tabuik 2. Bagaimana Keterlibatan Masyarakat milik Lembaga Kantor Berita Nasional Dalam Pengelolaan Event Tabuik (LKBN) Antara turut dipamerkan di Kota Kota Pariaman Provinsi Sumatera Hamburg Jerman pada 2016 lalu sebagai Barat ajang promosi Internasional. Maka tidak 3. Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi heran jika kekayaan budaya yang dimiliki Keterlibatan Masyarakat Dalam oleh kota berjuluk Tabuik ini merambah Pengelolaan Event Wisata Tabuik hingga ke tingkat Internasional. Selain itu Kota Pariaman Provinsi Sumatera pada 2006 tabuik juga sempat dipamerkan Barat di Negara Amerika Serikat sebagai salah Batasan Masalah satu upaya promosi Internasional. Dalam penelitian ini batasan masalah Dalam pelaksanaan event wisata hanya membahas Keterlibatan Masyarakat Tabuik diperlukan strategi mengelola atau Dalam Pengelolaan Event Wisata Tabuik manajemen acara sehingga dapat yang difokuskan pada Anak Nagari meningkatkan pelaksanaan tabuik lebih (masyarakat) Tabuik Pasa Kota Pariaman baik. Pemerintah, pemilik atau pelaku Provinsi Sumatera Barat perayaan tabuik serta tokoh masyarakat Tujuan Penelitian mencari kesepakatan mengenai bentuk Penelitian ini akan memberikan pengelolaan, pelaksanaan dan orientasi jawaban terhadap permasalahan diatas, tabuik sebagai Tabuik Pariwisata. Tahapan diantaranya ialah : awal dalam mengelola event ialah 1. Untuk Mendeskripsikan Gambaran perencanaan dan saat yang paling penting Event Tabuik Di Kota Pariaman adalah saat event berlangsung, karena akan 2. Untuk mengetahui keterlibatan terlihat apakah semua berjalan sesuai masyarakat dalam pengelolaan event dengan rencana yang telah ditetapkan atau wisata Tabuik di Kota Pariaman tidak. Terakhir ialah tahap akhir yaitu Provinsi Sumatera Barat tahapan setelah kegiatan berlalu,

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli –Desember 2018 Page 4 3. Untuk mengetahui faktor yang dan kesinambungannya terjamin. Setiap mempengaruhi keterlibatan destinasi pariwisata memiliki daya tarik masyarakat dalam pengelolaan event berbeda-beda sesuai dengan potensi yang Tabuik dimiliki (Liga dan Vanny, 2015). Manfaat Penelitian Di bawah ini adalah jenis daya Ada beberapa manfaat dari tarik wisata yang biasanya ditampilkan di pelaksanaan penelitian ini sebagai berikut destinasi pariwisata: 1. Bagi pembaca, diharapkan penelitian 1) Daya Tarik Wisata Alam (natural ini dapat memberikan sumbangan tourist attractions) kepustakaan sebagai informasi 2) Daya Tarik Wisata Alam (natural tambahan yang berguna bagi tourist attractions) pembaca. Daya tarik alam adalah sumber daya 2. Bagi penulis sebagai salah satu alam yang berpotensi serta memiliki daya syarat mendapatkan gelar Sarjana tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan Terapan Pariwisata, serta sebagai alami maupun setelah ada usaha budi daya. sarana untuk meningkatkan dan 3) Daya Tarik Wisata Sosial menambah wawasan serta lebih Budaya(cultural tourist attractions) mengerti dan memahami teori-teori Daya tarik wisata sosial budaya yang didapat selama proses merupakan daya tarik wisata yang perkuliahan yang berhubungan dengan dikembangkan dengan lebih banyak Ilmu Pariwisata berbasis pada hasil karya dan hasil cipta 3. Dapat memberikan sumbangan manusia, baik berupa peninggalan maupun pemikiran, pedoman maupun referensi yang nilai budaya yang masih hidup dalam atau masukan tentang event Tabuik kehidupan di suatu masyarakat. bagi pihak-pihak lainnya atau 4) Daya Tarik Wisata Minat stakeholders Khusus(specialist tourist attractions) 4. Sebagai sumber informasi pada Daya tarik wisata ini merupakan jenis penelitian selanjutnya secara khusus di wisata baru yang dikembangkan dengan bidan Pariwisata dan Ilmu lebih mengutamakan pada wisatawan yang Pengetahuan pada umumnya mempuyai motivasi khusus. Dengan TINJAUAN PUSTAKA demikian biasanya wisatawan harus 1. Konsep Daya Tarik Wisata memiliki keahlian. Dalam Undang-Undang Republik Suatu daerah dikatakan memiliki daya Indonesia No. 10 Tahun 2009, daya tarik tarik wisata bila memiliki sifat, wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu diantaranya (Liga dan Vanny, 2015) : yang memiliki keunikan, kemudahan, dan 1. Keunikan, nilai yang berupa keanekaragaman 2. Keaslian, alam dan adat yang kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan dilakukan sehari-hari manusia yang menjadi sasaran atau 3. Kelangkaan, sulit ditemui di daerah kunjungan wisatawan.Sehingga wisatawan lain terdorong untuk datang ke suatu daerah 5) Menumbuhkan semangat dan tujuan pariwisata yang diinginkan. Sifat- memberikan nilai bagi wisatawan sifat menarik ini antara lain meliputi 2. Konsep Event Wisata keindahan alam, atraksi budaya, bangunan Event didefinisikan sebagai suatu peninggalan sejarah dan adat-istiadat atau kegiatan yang diselengarakan untuk kebiasan cara hidup masyarakat yang memperingati hal-hal penting sepanjang memiliki keunikan yang berbeda dengan hidup manusia baik secara individu atau tempat tinggal wisatawan. kelompok yang terikat secara adat, Daya tarik wisata harus dikelola budaya, tradisi dan agama yang sedemikian rupa agar keberanglangsungan diselenggarakan untuk tujuan tertentu

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli –Desember 2018 Page 5 serta melibatkan lingkungan masyarakat penyelenggaraan dan tahap terakhir yaitu yang diselenggarakan pada waktu tertentu evaluasi. Berikut penjelasannya : (Noor, 2017). a. Perencanaan merupakan aspek yang Event merupakan pendorong utama paling penting dalam penyelenggaraan pariwisata dan menjadi figur dalam event. perencanaan pengembangan dan b. Penyelenggaraan atau event pemasaran destinasi (Getz, 2008). Berpijak berlangsung merupakan saat yang kepada dua definisi tersebut, peneliti penting karena akan terlihat apakah mendefinisikan bahwa event merupakan semua kegiatan berjalan sesuai dengan kegiatan yang diselenggarakan pada waktu rencana yang telah ditetapkan atau yang ditetapkan dan memiliki tujuan untuk tidak. menarik pengunjung dan investasi, c. Evaluasi, kegiatan ini merupakan memberikan dorongan besar untuk sektor penilaian terhadap penyelenggaraan pariwisata dan menjadi penyumbang untuk dan hal lainnya yang berhubungan meningkatkan daya saing destinasi. Serta selama kegiatan berlangsung. event merupakan kegiatan pertunjukan 4. Konsep Community Based yang bisa berwujud keagamaan, tradisi, Tourism olahraga dan lainnya, kegiatan tersebut Masyarakat lokal sebagai integral dari dilaksanakan oleh berbagai lembaga, kawasan mempunyai potensi untuk ikut pemerintah maupun swasta dan diisi berperan serta, baik sebagai subyek yang berbagai kegiatan di sebuah tempat yang berkaitan langsung dengan pengembangan direncanakan dan terorganisir. obyek wisata maupun sebagai obyek daya Menurut Getz (2008) melalui tarik cultural, yang merupakan salah satu penyelengaraan suatu event sebuah kota motivasi wisatawan untuk mengunjungi dapat mengkomunikasikan keunikan atau obyek wisata. Keterlibatan partisipasi ciri khas dimiliki, sebagai berikut: masyarakat dalam proyek pengembangan a. Event sebagai atraksi (attraction), pariwisata atau disebut community based kegiatan event merupakan attraction tourism (CBT). atau daya tarik yang dimiliki oleh Menurut Isnaini Muallisin (2007) sebuah destinasi sehingga menarik dalam Suryo (2012), konsep Community untuk dikunjungi. Based Tourism mempunyai prinsip-prinsip b. Event sebagai pemberi citra destinasi yang dapat digunakan oleh sebagai tool of (image maker), melalui kegiatan event community development (alat sebuah destinasi dapat memasarkan pembangunan masyarakat) bagi dirinya untuk memberikan kesan dan masyarakat lokal, yakni : pandangan terhadap destinasi yang 1. Mengakui, mendukung dan ditawarkan. mempromosikan pariwisata yang c. Event sebagai pendorong tumbuhnya dimiliki masyarakat atraksi wisata, melalui kegiatan event 2. Melibatkan anggota masyarakat dapat ditunjukkan segala bentuk sejak awal pada setiap aspek atraksi yang merupakan ajang 3. Mempromosikan kebanggaan aktivitas dan kreativitas pelaku event. masyarakat d. Event sebagai penggerak tumbuhnya 4. Meningkatkan kualitas hidup pembangunan sektor lain 5. Menjamin sustanbilitas lingkungan 3. Konsep Manajemen Event 6. Memelihara karakter dan budaya Menurut Noor (2017) dalam lokal yang unik mengelola suatu kegiatan tentunya 7. Membantu mengembangkan cross- diperlukan strategi yang tepat, penetapan cultural learning strategi dimulai dengan perencanaan, 8. Menghormati perbedaan-perbedaan kultural dan kehormatan manusia

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli –Desember 2018 Page 6 9. Mendistribusikan keuntungan Pasa yang berlokasi di Nagari Pasar secara adil di antara anggota (Kelurahan Kampung Perak, Kel. Pasir, masyarakat Kel Lohong, Kel. Karan Aur) Kota 10. Menyumbang prosentase Pariaman Provinsi Sumatera Barat. Dan yang ditentukan bagi income proyek dilakukan mulai dari bulan Februari masyarakat sampai Juni 2018. Masyarakat lokal harus “dilibatkan”, 4.3. Subjek Penelitian sehingga mereka tidak hanya dapat Subjek penelitian merupakan menikmati keuntungan pariwisata dan seseorang atau sesuatu yang mengenainya selanjutnya mendukung pengembangan ingin diperoleh keterangan. Arikunto paiwisata yang mana masyarakat dapat (2006) memberi batasan subjek penelitian memberikan pelajaran dan menjelaskan sebagai benda, hal atau orang tempat data secara lebih rinci mengenai sejarah dan untuk variabel penelitian melekat dan keunikan yang dimiliki. Bentuk partisipasi dipermasalahkan. Informasi kunci (key masyarakat menjadi esensil bagi informan) adalah mereka yang tidak hanya pencapaian pariwisata yang berkelanjutan memberikan keterangan tentang sesuatu dan bagi realisasi pariwisata yang kepada peneliti, tapi juga bisa memberikan berkualitas. saran tentang sumber bukti yang Masyarakat sebagai pelaku utama mendukung serta menciptakan sesuatu dalam pengembangan community based terhadap sumber yang bersangkutan tourism berperan di semua lini (Meloeng, 2006). pembangunan baik sebagai perencana, Mengingat jumlah masyarakat yang investor, pelaksana, pengelola, pemantau terlibat dalam pengelolaan sangat banyak maupun elevator. Karena masyarakat dan kendala waktu untuk penentun sampel, mempunyai peran yang sangat penting maka dari itu penulis mengambil jumlah dalam menunjang keberhasilan sampel dengan metode Sampling pembangunan maupun pengelolaan Purposive. Sampling Purposive adalah pariwisata didaerahnya. Selain itu teknik penentuan sampel dengan keterlibatan unsur lainnya seperti pertimbangan tertentu. Dalam pemerintah dan swasta juga sangat pengambilan sampel, dintaranya Dinas diperlukan, yangmana peran pemerintah Pariwisata dan Kebudayaan Kota sebagai fasilitator. Pariaman, Tokoh Masyarakat Tabuik Pasa METODE PENELITIAN diantaranya Ninik Mamak, Tuo Tabuik, 4.1. Desain Penelitian Masyarakat (2 orang). Desain penelitian yang penulis 4.4. Jenis dan Sumber Data gunakan ialah penelitian kualitatif a. Data Primer deskriptif, dengan tujuan utama untuk Data yang diperoleh dari data primer mengungkapkan suatu keadaan sesuai apa ini harus diolah lagi. Sumber data yang adanya serta mengungkapkan fakta-fakta langsung memberikan data kepada yang berhubungan dengan fenomena yang pengumpul data. Data primer diperoleh diteliti melalui pendeskripsian, secara langsung dari masyarakat atau anak pengembangan secara sistematis. Dengan nagari Tabuik Pasa dan pihak lainnya menggunakan penelitian ini penulis dapat yang terlibat. mengetahui sejauh mana keterlibatan b. Data Sekunder masyarakat dalam pengelolaan. Data sekunder adalah data yang 4.2. Lokasi dan Waktu didapat dari catatan, buku, dan majalah Penelitian berupa laporan keuangan publikasi Untuk penelitian dengan judul perusahaan, laporan pemerintah, artikel, keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan buku-buku sebagai teori, majalah, dan lain event wisata Tabuik khususnya Tabuik

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli –Desember 2018 Page 7 sebagainya. Sumber yang tidak langsung a. Reduksi Data memberikan data pada pengumpul data. b. Penyajian Data 5. Teknik Pengumpulan Data c. Penyimpulan dan Verifikasi a. Wawancara KESIMPULAN Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide Sesuai dengan permasalahan yang melalui tanya jawab, sehingga dapat telah dirumuskan pada Bab I dan juga dikonstruksikan makna dalam suatu topik berdasarkan penelitian yang telah tertentu (Kaelan, 2012). Dalam penelitian dipaparkan pada Bab IV, maka dapat ini peneliti mewawancarai pihak-pihak diambil kesimpulan sebagai berikut yang terkait seperti Dinas Pariwisata dan 1. Gambaran event tabuik pariaman Kebudayaan Kota Pariaman, tokoh sangat berbeda dengan tabot yang di masyarakat atau niniak mamak sebagai Bengkulu. Tabuik Pariaman pelaksana upacara Tabuik, dan masyarakat merupakan permainan anak nagari yang terkait. yang dilaksanakan setiap bulan b. Dokumentasi Muharram untuk memperingati Dokumen adalah catatan peristiwa kematian Husain di peperangan yang telah berlalu. Dokumen dapat Karbala dan mempresentasikan berbentuk tulisan, gambar, atau karya kembali penggalan peristiwa kematian menumental dari seseorang lainnya Husain. Didalam penyelenggaraanya (Sugiyono, 2016). Jadi dalam hal ini dan bentuk konstruksi tabuik peneliti lakukan ialah merekam berdasarkan kebudayaan masyarakat pembicaraan menggunakan HP dengan Pariaman, khusunya Minangkabau. masyarakat untuk mendapatkan data 2. Maka Pengelolaan atau manajemen mengenai informasi yang peneliti event Tabuik mulai dengan inginkan. Kemudian peneliti memperoleh perencanaan, sehingga dokumentasi dari kejadian masa lalu yang penyelenggaraan event dapat berjalan ditulis atau dicetak yang bisa berupa foto sesuai harapan. Pelaksanaan atau saat dan atau file-file yang diarsipkan dari event berlangsung dimana pada tahap Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota ini akan terlihat keberhasilan sebuah Pariaman. acara. Tahap akhir yaitu tahap setelah c. Studi Pustaka kegiatan berlalu, yaitu evaluasi dan Studi kepustakaan merupakan melakukan kegiatan yang pengumpulan sumber data yang dilakukan berhubungan dengan administrasi. dengan cara mempelajari dan mencari Event Tabuik merupakan permainan referensi dari buku-buku dan jurnal yang anak nagari yang masuk dalam ada kaitannya dengan pengelolaan sebuah calender event Pariwisata Kota acara wisata, Tabuik, dan yang Pariaman. Oleh karena itu Pemerintah berhubungan dengan keterlibatan Kota Pariaman bertanggungjawab atas masyarakat pendanaan dan sebagai fasilitator 6. Teknik Analisis Data acara. Dalam penyelenggaraan event Menurut Nasution (1988) dalam Tabuik masyarakat terlibat dalam Sugiyono (2016) menyatakan, Analisis pengelolaan acara mulai dari telah dimulai sejak merumuskan dan perencanaan sampai evaluasi. menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai a. perencanaan acara terdapat penulisan hasil penelitian. Analisis data keterlibatan masyarakat, yangmana berlangsung secara bersama-sama dengan dalam rapat koordinasi melibatkan proses pengumpulan data dengan alur tokoh masyarakat dari nagari Pasar tahapan sebagai berikut : (Tabuik Pasa) dan nagari V Koto Air

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli –Desember 2018 Page 8 Pampan (Tabuik Subarang), serta rapat akhir atau evaluasi yang pembagian tugas atau kewajiban dilaksanakan oleh masyarakat nagari masing-masing stakeholders. Dalam acara ini masyarakat 3. Faktor yang mempengaruhi bertanggungjawab untuk pelaksanaan keterlibatan masyarakat dalam ritual adat Tabuik, oleh karena itu pengelolaan event tabuik ialah faktor untuk struktur panitia pelaksana eksternal, yaitu rasa kepemilikan aset Tabuik, proposal kegiatan lengkap budaya, spirit dan simbol identitas rincian anggaran pelaksanaan dibahas masyarakat Pariaman, solidaritas. masing-masing nagari dalam rapat Sedangkan faktor internal ada internal antara tokoh masyarakat kedudukan atau status dalam dengan anak nagari. Diantaranya ada organisasi masyarakat, pendidikan dan KAN, tuo tabuik, ninik mamak, cerdik pengetahuan, dan perekonomian. pandai dan alim . Proses terakhir dalam persiapan pelaksanaan ialah rapat akbar antara Pemko Kota Pariaman dengan stakeholders terlibat (Pemerintah, tokoh masyarakat, dan SARAN swasta) 1. Pengelolaan acara pada tahap b. Keterlibatan masyarakat pada tahap perencanaan yang rapat internal nagari pelaksanaan ialah dalam setiap Pasar untuk lokasi musyawarah selalu rangkaian ritual adat dari mengambil dilaksanakan di Balai Pemuda tanah sampai membuang Tabuik ke Kelurahan Pasir. akibatnya laut. Rangkaian ritual adat sepenuhnya masyarakat pasir lebih dominan baik dilakukan oleh masyarakat yang dalam pelaksanaan dan susunan dipimpin oleh tuo Tabuik dan dibantu struktur panitia. Sebaikya oleh anak Tabuik serta diawasi ninik dilaksanakan secara bergilir antara mamak masing-masing nagari. kelurahan Lohong, Karan Aur dan Sedangkan Dinas Pariwisata Kampung Perak. bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan seremonial atau kegiatan 2. Serta untuk mengembangkan pendukung Event Tabuik lainnya, sumber daya manusia sebaiknya pihak begitupun Satuan Kerja Daerah pemerintah mengadakan pelatihan Pemerintah (SKPD) Kota Pariaman untuk meningkatkan pengetahuan lainnya juga bertanggungjawab atas masyarakat tentang Tabuik, sehingga keamanan, kelancaran dan kesuksesan dapat berkontribusi secara efektif pada acara. Dalam penyelenggaraan event event. Tabuik masyarakat sekitar juga 3. Dalam pengelolaan event Tabuik mengambil keuntungan dengan ada tahap perencanaan, pelaksanaan menawarkan beberapa makanan khas dan evaluasi, yangmana masyarakat Kota Pariaman, dan juga menawarkan didalamnya sudah berpatisipasi atau produk unggulan daerah kepada terlibat. Namun sebaiknya untuk tahap wisatawan atau pengunjung yaitu evaluasi masyarakat masing-masing sulaman nareh dan miniatur Tabuik nagari melakukan rapat evaluasi untuk c. Dalam evaluasi keterlibatan pembubaran panitia, dan evaluasi masyarakat lebih bersifat preventif pelaksanaan yang telah berlangsung. dan represif terhadap program yang DAFTAR PUSTAKA dilaksanakan, terutama pada saat rangkaian ritual, namun tidak ada

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli –Desember 2018 Page 9 Abdullah, Iqbal Alan, 2009. Manajemen Navis, A A, 1984. Alam Terkembang Jadi Konferensi Dan Event. Guru Adat dan Kebudayaan : Gajah Mada Minangkabau. Jakarta : Grafiti Pers University Press Noor, Ani. 2017. Manajement Event. Edisi A.J, Muljadi dan Andri Warman, 2014. Revisi. Bandung: Alfabeta Kepariwisataan dan Perjalanan. Pendit, Nyoman S, 2002. Ilmu Jakarta : Pariwisata : Sebuah Pengantar Rajawali Pers. Perdana. Jakarta : Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Pradnya Paramita. suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta Kaelan, 2012. Metode Penelitian C. Michael Hall, et.al. 2003. Food Tourism Kualitatif Interdisiplin bidang Around The World: Development, sosial, budaya, filsafat, seni, management, and markets. agama dan humaniora. Yogyakarta Amsterdam : Butterworth- : Paradigma Heinemann Meloeng, J Lexy, 2012, Metode Penelitian Demartoto, Argyo, 2009. Pembangunan Kualitatif. Bandung : Remaja pariwisata berbasis masyarakat. Rosdakarya. Surakarta : Sebelas Maret Sugiyono, 2016. Metode penelitian University Press kuantitatif, kualitatif, dan r&d. Dusseldorp. 1981. Pemberdayaan Bandung : Alfabeta Masyarakat. Bandung:Alfabeta Suryadana, M. Liga dan Vanny Octavia, Fandeli, Chafid. 2002. Perencanaan 2015. Pengantar Pemasaran kepariwisataan. Yogyakarta : Pariwisata. Bandung : Alfabeta Fakultas Kehutanan UGM (daya tarik wisata) Bulaksumur Sujarweni, V. Wiratna, 2014. Metodologi Getz , Donald, 2008. Event tourism: Penelitian. Yogyakarta : Pustaka definition, evolution, and research. Baru. Kanada : University of Calgary. Wahab, Salah, 1996. Manajemen Hadiwijoyo, Suryo Sakti. 2012. Kepariwisataan. Jakarta : Pradnya Perencanaan pariwisata perdesaan Paramita berbasis Wardiyanto, 2011. Perencanaan Masyarakat : sebuah pendekatan Pengembangan Pariwisata. konsep. Yogyakarta : Graha Ilmu Bandung : Lubuk Agung Isbandi, Rukminto Adi. 2007. Yoeti, Oka A, 1996. Pengantar Ilmu Perencanaan Partisipatoris Pariwisata. Bandung : Angkasa Berbasis Aset Komunitas: dari Yoeti,Oka,1982. Pengantar Ilmu pemikiran menuju penerapan. Pariwisata. Bandung:Angkasa Depok : FISIP IU Press. Undang – Undang No. 10 Tahun 2009 Muchtar, Asril, dkk. 2014. Sejarah Tentang Kepariwistaan Tabuik. Pariaman : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli –Desember 2018 Page 10