Transformasi Pendidikan Islam Di Minangkabau
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by Jurnal Sejarah Lontar TRANSFORMASI PENDIDIKAN ISLAM DI MINANGKABAU Oleh: Abdul Fadhil Dosen Jurusan MKU UNJ Abstraksi Dalam mempelajari sejarah perkembangan lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia, dikenal bahwa surau di daerah Sumatera Barat, Tengah dan Selatan merupakan suatu bentuk lembaga Islam pertama di Indonesia yang lahir dari budaya asli bangsa Indonesia sendiri. Dilihat dari sejarahnya, sebenarnya surau merupakan bangunan peninggalan kebudayaan masyarakat Minangkabau sebelum datangnya Islam. Setelah masuknya agama Islam, surau pun mengalami proses Islamisasi. Fungsinya yang semula sebagai tempat penginapan anak-anak bujang kini diperluas lagi menjadi tempat pengajaran dan pengembangan ajaran Islam, seperti menjadi tempat shalat (mushalla), tempat upacara--upacara keagamaan dan lain sebagainya. Dari surau inilah kemudian gerakan modernisasi Islam di Minangkabau tumbuh dan berkembang yang pada akhirnya menjadi lembaga pendidikan Islam modern, bahkan menjadi prototype lembaga pendidikan Islam modern di Nusantara yang dijadikan referensi lembaga-lembaga pesantren modern di kemudian hari. Tulisan ini mencoba menelusuri sejarah proses transformasi surau dari lembaga tradisional menjadi lembaga pendidikan Islam modern. Pendahuluan Islam sebagai akar dari pembaharuan Ketika mengkaji masalah dampak tersebut.2 dunia Barat dan peradaban Islam, Dua persyaratan yang diminta Warner Caskel merumuskan dua syarat Caskel tersebut telah terpenuhi dalam yang harus dipenuhi untuk menjadikan kasus tersebut di Minangkabau. suatu peradaban siap menerima Pertama, adanya kesadaran kurangnya rangsangan-rangsangan kultural dari luar. Dua syarat tersebut, pertama, suatu kesadaran bahwa diri orang yang 1 Werner Caskel, “Dampak Dunia Barat dan bersangkutan kurang; kedua, kontak Peradaban Islam”, dalam Gustave E. Von antara kebudayaan yang bersangkutan Gruneboum (ed.), Islam Kesatuan dan Keragaman, alih bahasa Effendi N. Yahya, harus terjadi pada lebih dari satu titik (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan dan berlangsung dalam jangka waktu Lembaga Studi Islamika, 1983), h. 385 1 tertentu. Dasar pemikiran ini penulis 2 Tesis tentang hal ini dapat dilihat misalnya pinjam dan dijadikan kerangka dasar Deliar Noer, Gerakan Islam di Indonesia, 1900- dalam mencermati perkembangan 1942, (LP3ES, 1986); Burhanuddin Daya, Gerakan Pembaharuan Pemikiran Islam, Kasus modernisasi (pembaharuan) Islam di Sumatra Thawalib, (Yogyakarta: Tiara Nusantara, khususnya di Minangkabau Wacana, 1990), ataupun tulisan-tulisan yang diperkirakan oleh para ahli sejarah lainnya. Jurnal Sejarah Lontar 42 Vol. 4 No. 2 Juli-Desember 2007 tingkat intelektualitas keagamaan dalam Daya, tumbuh melalui lembaga masyarakat Minangkabau dalam upaya pendidikan di daerah lingkungan surau.3 mengimplementasikan ajaran Islam di Gerakan pembaharuan tersebut lebih tengah-tengah masyarakatnya. Hal banyak berpusat pada lokasi--lokasi tersebut dilihat dari segi kuantitas yang memiliki surau yang berkembang sedikitnya jumlah ulama di daerah ini dengan baik dengan tenaga--tenaga disebabkan banyak yang terbunuh agama dari pemuda-pemuda yang telah dalam menghadapi peperangan dengan pergi ke Mekkah dan belajar agama di kolonial Belanda, maupun dari segi sana. Dari merekalah usaha pemurnian kualitas dari “kelompok ulama” (disebut Islam dilakukan. Dikatakannya bahwa dengan urang siak) dalam memahami di Minangkabau bukan hanya ajaran Islam secara mendalam. pemurnian saja yang terjadi, melainkan Kenyataan inilah yang menyebabkan juga modernisasi Islam. Hal ini sejalan banyaknya urang siak yang pergi ke dengan pendapat Van der Plas ketika tanah suci untuk menuntut ilmu, di membandingkan reformasi Islam yang samping tujuan utama untuk dipelopori Muhammadiyah dengan menjalankan ibadah haji. Kedua, sebagai reformasi Minangkabau.4 Menurutnya, dampak dari pertama, terciptanya bila dibandingkan reformasi yang kontak intelektual masyarakat terjadi di Jawa dilakukan agar umat Minangkabau yang belajar ke Saudi Islam di pulau ini yang kebanyakan agak Arabia, khususnya di Mekkah dengan malas melaksanakan ajaran Islam ulama Haramayn, sehingga menambah supaya mereka lebih mendalami Islam, wawasan dan kesadaran baru bagi sedangkan di Minangkabau hal ini tidak mereka untuk dikembangkan dan perlu, karena masyarakat secara disebarluaskan kelak di kampung keseluruhan sudah sadar dan aktif halaman mereka. Pada masa itu situasi beragama.5 Demikian pula halnya dan kondisi masyarakat di Minangkabau dengan Schrieke yang menyatakan yang jauh dari nilai-nilai Islam menjadi bahwa reformasi di Minangkabau tantangan tersendiri bagi mereka untuk tersebut lebih merupakan revolusi mengubah ataupun meluruskan intelektual atau revolusi golongan pemahaman dan praktik keagamaan kedua.6 Sasaran yang hendak dicapai yang tidak sesuai dengan ajaran Islam adalah pengembangan Islam yang yang sebenarnya. Proses modernisasi murni, mengubah dan menyesuaikan tersebut terus-menerus berlangsung hukum Islam dan mengobarkan tahap demi tahap dan menghasilkan perubahan-perubahan yang 3 Burhanuddin Daya, Gerakan Pembaharuan menyebabkan terintegrasikannya Pemikiran Islam, Kasus Sumatera Thawalib, ajaran Islam dengan adat (tradisi) pada (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1990), h. 64 masyarakat Minangkabau sehingga 4 Istilah-istilah pembaharuan, modernisasi melahirkan pepatah: Adat basandi maupun reformasi pada tulisan ini menunjuk syara’, syara’ basandi Kitabullah. kepada pembaharuan dalam pengertian yang longgar, tanpa perbedaan arti dari masing- Agama mengatakan, adat memakai masing istilah tersebut dalam kerangka teori (melaksanakannya). atau ajaran yang konkret (penulis). Proses modernisasi pemikiran 5 Ibid., h. 65 Islam di Minangkabau menurut Patricia 6 Taufik Abdullah, Islam dan Masyarakat, Hamilton Brown, sebagaimana dikutip (Jakarta: LP3ES, 1971 ), h. 45 Jurnal Sejarah Lontar 43 Vol. 4 No. 2 Juli-Desember 2007 semangat modern.7 Pembaharuan itu sendiri menurut Perkembangan selanjutnya Harun Nasution, adalah “...pikiran, terhadap pembaharuan di Minangkabau aliran, gerakan dan usaha untuk adalah pembaharuan pendidikan Islam, mengubah paham-paham, adat istiadat, sebagai elan vital kesinambungan institusi-institusi lama, dan sebagainya, proses pembaharuan itu sendiri. Tulisan untuk disesuaikan dengan suasana baru ini mencoba menelusuri kaitan surau yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu terhadap proses pembaharuan pengetahuan dan teknologi modern”.10 pendidikan Islam yang terjadi di Sebagaimana halnya di Barat dalam Minangkabau, faktor-faktor yang dunia Islam juga timbul pikiran dan mendukung proses tersebut, gerakan paham-paham keagamaan dan kemunculan lembaga pendidikan Islam institusi Islam dengan perkembangan modern paska peleburan surau dan baru yang ditimbulkan oleh ilmu bagaimana pola hubungan lembaga pengetahuan dan teknologi modern itu. surau dalam upaya memodernisasikan Upaya-upaya demikian bertujuan untuk pendidikan Islam modern di daerah ini. melepaskan umat Islam dari kemunduran dan meraih kemajuan.11 Pengertian Modernisasi Pendidikan Islam, menurut Pendidikan Islam Marimba, ialah terbentuknya Kebangkitan dan perkembangan kepribadian berdasarkan hukum- pendidikan Islam di Indonesia tidak hukum agama Islam menuju dapat dipisahkan dari perjalanan sejarah terbentuknya kepribadian utama pembaharuan Islam di Nusantara. menurut ukuran-ukuran Islam. Definisi Steenbrink mencatat, sejak permulaan yang lain menyatakan bahwa abad ke-20 terjadi beberapa perubahan pendidikan Islam usaha berupa dalam Islam di Indonesia yang secara bimbingan dan asuhan terhadap anak garis besar dapat disebut sebagai didik/murid agar kelak selesai kebangkitan, pembaharuan, bahkan pendidikan dapat memahami dan pencerahan (renaissance).8 Proses mengamalkan ajaran-ajaran Islam serta modernisasi ini merupakan akibat dari menjadikannya sebagai jalan hidup.12 kemajuan ilmu pengetahuan dan Oleh karena predikat dan orientasi teknologi modern Barat yang kemudian yang berdasarkan keagamaan tersebut, masuk ke dalam dunia Islam pada awal tentu saja landasan moral dan tujuan abad ke--19. Sejak saat itulah mulai dari pendidikan Islam berbeda dengan babak baru dalam sejarah Islam yang pendidikan umum lainnya, seperti dipandang sebagai permulaan periode dikemukakan oleh Fadhil al-Jamali, modern.9 sebagai berikut : Pendidikan Islam berperan sebagai 7 Taufik Abdullah, School and Politics, The petunjuk dan penangkal. Melalui Kaum Muda Movement in West Sumatera : pendidikan Islam terbuka hidayah 1927-I933, (New York: Cornel University, 1971), h.45 8 Kareel A Steenbrink, Pesantren, Madrasah, 10 Ibid. Sekolah: Pendidikan dalam Kurun Modern, (Jakarta: LP3ES, 1986), h. 26 11 Ibid.,h. 12 9 Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, 12 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta: Pendidikan, (Bandung: al-Ma’arif, 1962), cet. Bulan Bintang, 1975), h.l l ke-4, h. 19 Jurnal Sejarah Lontar 44 Vol. 4 No. 2 Juli-Desember 2007 kepada iman, hidayah menggunakan pelajaran yang terkait dengan ibadah akal, hidayah kepada akhlak yang dan bahasa Arab, sedangkan sistem mulia, dan suka beramal saleh. pendidikan modern di samping Pendidikan juga berguna sebagai memberikan materi pelajaran agama penangkal terhadap syirik, kebathilan, kesesatan, kerusakan jasmani dari juga pelajaran umum, misalnya bahasa segala apa yang membahayakan asing seperti bahasa Inggris atau bahasa kesehatan, kerusakan hubungan sosial, Belanda, ilmu bumi dan ilmu hitung. kerusakan hubungan moral dan dari Kedua, proses pengajaran sebelumnya