BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Tahap I (Komposisi Keanekaragaman Vegetasi Mangrove Cengkrong Trenggalek) 1. Komposisi Keanekeragaman vegetasi Mangrove

Hutan mangrove cengkrong Trenggalek terletak di desa Karanggandu, kecamatan Watulimo. Hutan mangrove merupakan sebuah hutan yang didalamnya terdapat aliran air laut, selain itu juga terdapat vegetasi mangrove yang sangat lebat. Vegetasi mangrove ini di pengaruhi oleh beberapa faktor abiotik, diantaranya adalah suhu, pH, salinitas, tipe substrat dan kelembapan. Jenis tipe substrat pada lokasi penelitian ada 2 yaitu, tipe substrat lumpur berair, dan tipe substrat kering. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1.

(a) (b) Gambar 4.1 Tipe Substat Lokasi Penelitian: (a) Lumpur berair, (b) Lumpur kering (Dokumen Pribadi) Hasil pengukuran faktor abiotik yang terdapat di lokasi penelitian dapat dijelaskan dalam tabel 4.1.

75

76

Tabel 4.1 Hasil pengukuran faktor abiotik

Stasiun Plot Faktor Abiotik Suhu pH Salinitas Kelembapan Tipe (°C) (°C) Substrat 1 1 30 7,9 4,2 27,8 Lumpur berair 2 32 7,8 4,1 27,3 Lumpur berair 3 32 7,7 4,2 27,1 Lumpur berair 2 1 30 7,5 4,0 29,9 Lumpur berair 2 32 7,8 4,6 29,6 Lumpur kering 3 31 7,9 4,5 28,2 Lumpur kering 3 1 32 7,6 4,4 28,5 Lumpur berair 2 32 7,8 4,8 26,7 Lumpur berair 3 31 7,7 4,7 26,9 Lumpur berair Rata-rata 31,3 7,7 4,3 28 Lumpur berair

Dari hasil pengukuran faktor abiotik diatas diketahui bahwa suhu rata-rata adalah 31,3ºC, suhu sekian dapat membantu proses pertumbuhan mangrove dengan baik. Hal ini sesuai dengan Mamung yang menyatakan bahwa tumbuhan mangrove dapat tumbuh baik pada temperature minimal lebih dari 23ºC.44 Hasil pengukuran rata-rata pH di lokasi penelitian adalah 7,7, pH tersebut sangat membantu untuk proses pertumbuhan mangrove khususnya untuk proses produktifitasnya. Hal ini selaras dengan pernyataan bahwa pH yang berada pada kisaran 7,5-8,8 menunjukkan bahwa perairan tersebut merupakan daerah sangat

44Mamung, Ekosistem mangrove, dalam htttp://muhamaze.wordpress.com/2008/09/02/ catatan-tentang-ekosistem-mangrove/., diakses pada 12 Maret 2020

77

produktif.45 Sedangkan hasil pengukuran rata-rata salinitas dilokasi penelitian adalah 4,3. Salinitas tersebut menunjukkan bahwa pada lokasi penelitian cukup subur untuk pertumbuhan mangrove, hal tersebut sesuai bahwa tumbuhan mangrove tumbuh subur di daerah dengan salinitas 10-30 ppt.46 Selain itu, salinitas dapat mempengaruhi laju pertumbuhan dan zonasi mangrove. Salinitas air akan meningkat jika pada siang hari suaca panas dalam keadaan pasang.47

Kondisi salinitas sangat mempengaruhi pertumbuhan mangrove. Apabila kadar salinitas tinggi akan mempengaruhi pertumbuhan vegetasi tersebut seperti perubahan struktur bentuk pohon menjadi kerdil, kemampuan untuk menghasilkan buah menghilang. Hasil rata-rata pengukuran kelembapan adalah 28. Menurut

Suhu dan kelembapan udara sangat berpengaruh terhadap keanekaragaman spesies di suatu habitat. Suhu substrat yang ideal untuk syarat tumbubmangrove berkisar antara 27-31ºC.48 Tipe substrat yang berada dalam lokasi penelitian yaitu berlumpur, substrat tersebut sangat baik untuk pertumbuhan mangrove. Hal ini selaras dengan tumbuhan mangrove tumbuh di atas dataran berlumpur yang digenangi oleh air sepanjang hari.49Tingkat pertumbuhan keanekaragaman vegetasi di Hutan Mangrove Cengkrong Trenggalek cukup baik karena beberapa faktor abiotik belum sesuai dengan pertumbuhan mangrove yang baik. Hal ini

45Yudista. Dinamika Ekosistem Mangrove, dalam http://www.tnlkepulauanseribu.net/ index.php?which=49. 2011, diakses pada 13 Maret 2020 46Kusmana. Ekologi Mangrove. (Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, 2002), hal. 18 47Anonim. Ekologi Laut Tropis, dalam http://web.ipb.ac.id/-dedi_s, diakses pada 13 Maret 2020 48Ng, dan Sivasothi. A Guide to Mangroves of Singapore Volume 1 The Ecosystem and Diversity and Volume 2. (Singapore: Science Centre, 2001) 49Fachrul, F Melati. Metode Sampling Bioekologi. (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal. 56

78

sesuai dengan bahwa, tingkat pertumbuhan mangrove yang baik dipengaruhi oleh suplai air tawar, salinitas, kelembapan dan intensitas cahaya.50

2. Tingkat Keanekeragaman Vegetasi Mangrove Cengkrong Trenggalek

Tumbuhan mangrove yang ditemukan pada kawasan hutan mangrove cengkrong Trenggalek terdapat 9 spesies mangrove yang berhasil ditemukan.

Jumlah keseluruhan spesies yang ditemukan pada kawasan hutan mangrove cengkrong Trenggalek adalah 308. Data selanjutnya akan disajikan dengan tabel

4.2.

Tabel 4.2 Hasil Penelitian Vegetasi Mangrove Cengkrong Trenggalek

No. Stasiun Plot Nama Spesies Jumlah 1 1 1 Rhizophora apiculata (BI.) 20 Avicennia alba (BI.) 10 Excoecaria agallocha L. (Engl) 12 2 2 Rhizopora mucronata Lmk. 20 Rhizophora apiculata (BI.) 25 3 3 Excoecaria agallocha L. (Engl) 14 4 2 1 Rhizopora mucronata Lmk. 20 Excoecaria agallocha L. (Engl) 15 5 2 Excoecaria agallocha L. (Engl) 35 6 3 Rhizopora mucronata Lmk. 22 7 3 1 Agieceras corniculum L. (Blanco) 20 Achantus ilicifious L. 13 Sonneratia alba J.E. Smith 16 8 2 Excoecaria agallocha L. (Engl) 5 Avicennia alba (BI.) 15 9 3 tagal (Perr.) C.B.Rob. 15 Ceriops decandra (Griff.) Ding Hou 16 Rhizopora mucronata Lmk. 15 Total Keseluruhan 308

50Dahuri. Keanekaragaman Hayati Laut: Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), hal. 34

79

Rhizophora apiculata (BI.) ditemukan dengan jumlah keseluruhanya adalah 45. Rhizophora mucronata Lmk. juga dapat ditemukan di kawasan penelitian dengan jumlah adalah 77. Avicennia alba (BI.) dapat ditemukan dengan keseluruhan vegetasi mangrove berjumlah 25 individu. Aegiceras corniculatum L.

(Blanco) juga dapat ditemukan dengan jumlah 20 individu. Acanthus ilicifolius L. ditemukan dengan jumlah yang sangat sedikit dengan jumlah keseluruhan adalah

13 individu. Sonneratia alba J.E Smith ditemukan dengan keseluruhan jumlah adalah 16. Excoecaria agallocha L. (Engl) ditemukan dengan jumlah keseluruhan vegetasi mangrove paling banyak ditemukan yaitu 81. Ceriops tagal (Perr.)

C.B.Rob. dapat ditemukan dengan jumlah keseluruhan adalah 15.Ceriops decandra (Griff.) Ding Hou vegetasi yang dapat ditemukan dengan keseluruhan total adalah 16. Excoecaria agallocha L. (Engl) adalah tumbuhan yang paling banyak ditemukan di kawasan hutan mangrove cengkrong Trenggalek. Excoearia agallocha L. (Engl) vegetasi mangrove tempat yang cocok untuk berkembang biak berada di lumpur berair, dan kering dengan suhu 30-32°serta kelembapan udara antara 75,3-77,9°C. Sedangkan Acanthus Ilicifolius L. adalah tumbuhan yang sedikit ditemui di mangrove Cengkrong Trenggalek. Acanthus ilicifolius L. berada di suhu 32°C, susbtratnya lumpur dengan kelembapan 78°C. Hasil dari yang saya dapatkan dalam penelitian ini jenis mangrove yang berada di kawasan

Hutan Mangrove Cengkrong Trenggalek adalah mangrove sejati.

80

3. Deskripsi Spesies Vegetasi Mangrove Cengkrong Trenggalek

Keanakaragaman vegetasi mangrove yang berhasil ditemukan dengan metode line transect, 3 stasiun serta setiap stasiun terdapat 3 plot besar yang berada di Kawasan Hutan Mangrove Cengkrong Trenggalek terdiri dari 9 spesies mangrove. a. Avicennia alba (BI.)

(a) (b) (c) Gambar 4.2 (a) bunga, (b) buah, (c) daun (Dokumen Pribadi)

Taksonomi Avicennia alba (BI.) adalah sebagai berikut:51

Kingdom : Plantae Phylum : Tracheophyta Class : Magnoliopsida Order : Lamiales Family : Acanthaceae Genus : Avicennia Species : Avicennia alba (BI.)

Hasil dari penemuan peneliti Avicennia alba (BI.) merupakan pohon dengan ketinggian mencapai 10 m dengan akarnya bercabang, sedangkan pada daun berwaran hijau lancing atau merucing ujung daun berukuran 10x4 cm,

51 GBIF, Aviennia alba, (Online) https://www.gbif.org/species/6413459, diakses pada 10 Maret 2020

81

akarnya bercabang-cabang dengan kuat menancapkan di tanah. Bunga hasil penelitian berwarna kuning dengan jumlah yang di dapat ada 2 bunga dengan ukuran sama yaitu 3 mm dan ditemukan di daerah mangrove cengkrong

Trenggalek dengan kesuaian jumlah data asli di lapangan yang ditemukan berjumlah 25 Avicennia alba (BI.) Manfaat dari tumbuhan mangrove spesies

Avicennia alba (BI.) bisa digunakan sebagai bahan bangunan bermutu rendah, getah dapat digunakan untuk mencegah kehamilan serta buahnya dapat dimakan.

Avicennia alba (BI.) merupakan belukar atau pohon yang tumbuh menyebar dengan ketinggian mencapai 25m. Kumpulan pohon membentuk perakaran horizontal dan akar nafas yang bercabang-cabang. akar nafas tipis berbentuk jari (atau seperti asparagus) yang ditutupi oleh lentisel. kulit kayu uar berwarna keabu-abuan atau gelap kecoklatan, beberapa ditumbuhi tonjolan kecil, sementara yang lain kadang-kadang memiliki permukaan yang halus, Pada bagian batang yang tua kadang-kadang ditemukan sebuk tipis.Avicennia alba (BI.) memilki daun, bunga dan buah masing-masing memiliki karakteristik sendiri.

Daun permukannya halus, bagian atas hijau mengkilat, bawahnya pucat. unit dan letak sederhana dan berlawanan arah. Bentuk lanset ujungnya meruncing dengan ukuran 16x5 cm.Bunga pada Avicennia alba (BI.) yaitu seperti trisula dengan gerombolan bunga berwana kuning. daun mahkota berjumlah 4 kuning cerah dengan ukuran 3-4 mm.52

52Kehutanan USU. Jenis-Jenis Flora di Ekosistem Mangrove. (Medan Sumatera Utara: Program Studi Kehutanan, 2013), hal. 5

82

b. Rhizophora apiculata (Bl.)

(a) (b) (c) Gambar 4.3 (a) Buah, (b) Daun, (c) bunga (Dokumen Pribadi)

Taksonomi Rhizophora apiculata (BI.) adalah sebagai berikut:53

Kingdom : Plantae Divisio : Magnoliophyta Phylum : Tracheophyta Order : Family : Genus : Rizophora Spesies : Rizophora apiculata (BI).

Hasil penelitian di mangrove cngkrong Trenggalek tumbuhan Rizophora apiculata (BI.) ini bertempat di substrat berair, dan di substrat kering karena dalam penelitian ini dalam kondisi surut, untuk ketinggian pohon yang di hasilkan dengan ukuran 20 m dengan diameter pohon mencapai 30 cm. Perakarannya memiliki ketinggian 3 meter. Warna daun yang ada di sana berwarna hijau muda berbentuk elips dengan ukuran panjang 7 x 5 cm. Penelitin ini juga menemukan hipokotil dengan panjang 10-25 cm dan diameternya 3 cm.

53GBIF, Rhizophora apicullata, (Online) https://www.gbif.org/species/3086526, diakses pada 10 Maret 2020

83

Rhizophora apiculata (BI.) tumbuhan mangrove yang dapat tumbuh pada tanah berlumpur, halus, dalam dan tergenang pada saat pasng normal. vegetasi mangrove ini tdiak menyukai substrat yang lebih keras yang bercampur dengan pasir. Tingkat dominansi 90% dari vegetasi yang tumbuh di satu lokasi. Pohon mangrove Rhizophora apiculata (BI.) mempunyai pohon dengan ketinggian 30 m dengan diameter batang mencapai 50 cm. system perakaranyanya juga memiliki khas yakni hingga mencapain ketinggian 5 meter. Kulit kayunya berwarna abu- abu tua dan berubah-ubah. Daun pada tumbuhan ini warnanya hijau tua dengan hijau muda pada bagian tengah dan kemeraha bagian bawah, ujung daun meruncing dengan ukuran 7-9 x3,5-8 cm bentuk elips menyempit. Mangrove ini memiliki buah yang berbentuk bulat memanjang hingga seperti buah pir, warna coklat pajang 2-5 cm, berisi satu biji fertile. vegetasi ini juga memiliki hipokotil silindris, bebintil, berwarna hijau jingga dengan ukuran panjang 18-38 cm dan diameter 1-2 cm.54 c. Rhizhopora mucronata Lmk.

(a) (b) (c) Gambar 4.4 (a) Buah, (b) Daun, (c) Bunga (Dokumen Pribadi)

54Yus Rusila Noor, dkk. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. (Bogor: PHKA/WI-IP, 2006), hal. 118

84

Taksonomi Rhizophora mucronata Lmk. sebagai berikut:55

Kingdom : Plantae Phylum : Tracheophyta Class : Magnolioopsida Order : Malpighiales Family : Rhizophoraceae Genus : Rhizophora Species : Rhizophora mucronata Lmk.

Berdasarkan hasil penelitian di Hutan Mangrove Cengkrong Trenggalek menemukan vegetasi mangrove Rhizophora muronata Lmk. tempat hidup di substrat lumpur berair, karena penelitian pengambilan data dalam keadaan stelah pasang air laut, ketinggian pohon mencapai 5 m batang memiliki diameter 20 cm.

Tumbuhan ini memiliki daun dengan warna hijau serta ujung daunnya meruncing, mangrove ini juga terdapat buah dengan 3 buah pengambilan data panjangnya buah atau hipokotilnya 30 cm diamternya mempunyai 2 cm. Mangrove ini mempunyai bunga dengan kelopak 4 mahkota berwarna kuning.

Rhizophora mucronata Lmk. merupakan tumbuhan yang umunya tumbuh dalam kelompok, dekat, atau pada pematang sungai pasang surut dan di aliran sungai. Mangrove jenis ini pertumbuhannya sangat optimal di areal yang tergenang serta pada tanah yang kaya akan humus. Rhizophora mucronata Lmk. ini mempunyai pohon dengan ketinggian mencapai 27m, batang memiliki diameter 50 cm dengan kulit kayu berwarna gelap hingga hitam terdapat celah horizontal. Tumbuhan ini memiliki daun berkulit dengan panjang 2,5-5,5 cm berwarna hijau, bentuk daun ini berbentuk elips melebar hingga bulat memanjang. serta ujung daun meruncing dengan ukuran 11-23 x 5-13 cm. mangrove ini juga

55GBIF, Rhizophora mucronata, (Online) https://www.gbif.org/species/3086527, diakses pada 10 Maret 2020

85

terdapat buah yang berbentuk panjang berukuran 5-7 cm, berwarna hijau kecoklatan, serta mempunyai hipokotil silindis kasar, dan berbintil dengan ukuran hipokotil panjang 36-70 cm dan diameter 2-3 cm.56

d. Aegiceras corniculatum L. (Blanco)

(a) (b) (c) Gambar 4.5 (a) Buah, (b) Daun, (c) Pohon (Dokumen Pribadi) Taksonomi Aegiceras corniculatum L. (Blanco) adalah sebagai berikut:57

Kingdom : Plantae Phylum : Tracheophyta Class : Magnoliopsida Order : Ericales Family : Primulaceae Genus : Aegiceras Spesies : Aegiceras corniculatum L. (Blanco)

Berdasarkan hasil penelitian di mangrove menemukan vegetasi mangrove spesies Aegiceras corniculatum L. (Blanco). Tumbuhan ini bertempat tinggal dalam substrat lumpur air, salinitas tinggi, dan cahaya sangat banyak celah yang masuk. Tumbuh di tempat tepi daratan yang tergenang oleh air pasang surut, air yang bersifat payau. Pohon ini mempunyai ketinggian 3 m, bentuk daun bulat

56Yus Rusila Noor, dkk. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia...., hal 120 57GBIF, Aegiceras corniculatum, (Online) https://www.gbif.org/species/3721362, diakses pada 10 Maret 2020

86

ukurannya 10 x5 cm dan 7x4 cm. Buah berwarna hijau kemerahan, permukaan halus membentuk seprti sabti berjumlah 10 buah dalam data, ukuran 4 cm dan diameter 0,5 cm.

Vegetasi mangrove spesies Aegiceras corniculatum L. (Blanco) merupakan vegetasi mangrove yang berada di salinitas terhadap toleransi yang tinggi, tanah dan cahaya sangat beragam. Tumbuhan ini umunya tumbuh di tepi daratan yang tergenang oleh pasang air laut yang normal, serta di jlaur air yang bersifat payau. pohon ini tumbuh dengan ketinggian mencapai 6 m, kulit kayu bagian luar berwarna abu-abu hingga coklat kemerahan, bercelah. Daun pada mangrove ini berkulit terang, berwarna hijau mengkilat bagian atas dan hijau pucat di bagian bawah. Bentuk daun bulat telur terbalik hingga elips ujung membundar ukuran 11x 7,5 cm. Buah pada mangrove ini berwarna hijau merah jambon , permukaan halus membengkok seperti sabit ukuran panjang 5-7,5 cm dan diameter 0,7 cm.58

e. Acanthus ilicifolius L.

(a) (b) (c) Gambar 4.6 (a) Daun, (b) Bunga, (c) Buah (Dokumen Pribadi)

58Yus Rusila Noor, dkk. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia...., hal 58

87

Taksonomi Acanthus ilicifolius L. adalah sebagai berikut:59

Kingdom : Plantae Phylum : Tracheophyta Class :Magnoliopsida Order : Lamiales Family : Acantheceae Genus : Acanthus Species : Acanthus ilicifolius L.

Berdasarkan penelitian Acanthus ilicifolius L. ini mempunyai daun yang berduri, bentuk lanset lebar ujung meruncing dan berduri tajam ukuran 7 cm dan lebar 2 cm. Mahkota bunga berwarna ungu serta putih, panjang tandan bunga 5 cm sedangkan bunganya sendiri 3 cm. Tumbuhan ini juga memiliki buah yang masih muda berwarna hijau cerah dan permukaannya sangat mengkilat. bentuk buahnya bulat lonjong setiap tangkai ada sekitar 15 buah, dengan panjang perbuah 2 cm. Tempat hidup ada di deket daratan agak jauh dari pasang surut air laut.

Mangrove yang bernama Acanthus ilicifolius L. merupakan herba rendah, yang terjurai dipermukaan tanaha, kuta, agak berkayu dan memiliki ketinggian hingga 2 m. Ciri-ciri dari Acanthus ilicifolius L. yaitu 1) memiliki cabang yang umumnya tegak tapi cenderung kurus sesuai dengan umumnya, percabangan ini tidak banyak akan tetapi muncul dari bagian-bagian yang lebith tua, 2) memiliki akar udara yang muncul dari permukaan bawah batang secara horizontal, 3) memiliki dua sayap gagang daun yang berduri terletak pada tangkai, 4) memiliki permukaan daun halus dan tepi daun yang bervariasi, 5) bentuk daun lanset lebar dengan ujung meruncing dan berduri tajam, 6) mahkota bunga berwarna biru

59GBIF, Acanthus ilicifolius, (Online) https://www.gbif.org/species/6359819, diakses pada 10 Maret 2020

88

muda hingga ungu lembayung, 7) bunga memiliki satu pinak daun penutup utama dan dua sekunder, 8) warna buah saat masih muda hijau cerah dan permukaannya licin mengkilat, 9) bentuk buah bulat lonjong seperti buah melinjo dengan panjang

2,5-3 cm, sedangkan biji berukuran 10mm.60

f. Sonneratia alba J.E. Smith

(a) b) (c) Gambar 4.7 (a) buah, (b) daun, (c) bunga (Dokumen Pribadi)

Taksonomi Sonneratia alba J.E Smith adalah sebagai berikut:61

Kingdom : Plantae Phylum : Tracheophyta Class : Magnoliopsida Order : Myrtales Famili : Lythraceae Genus : Sonneratia Species : Sonneratia alba J.E Smith

Berdasarkan hasil penelitian Sonneratia alba J.E Smith banyak memiliki cabang, ketinggian mencapai 2,5 m kulit pada kayu berwarna coklat kasar, cabang muda memiliki resin. Mangrove ini hidup di substrat berlumpur pasir dan karang kecil di tepi sungai. Daun ini berwana hijau berbentuk bulat telur ukurannya 3 cm.

60Kehutanan USU. Jenis-Jenis Flora di Ekosistem Mangrove…, hal. 80-81 61GBIF, Sonneratia alba J.E Smith , (Online) https://www.gbif.org/species/3846350, diakses pada 10 Maret 2020

89

Peneliti mendapatkan tumbuhan ini adanya bunga dan buah waktu pengambilan datanya.

Mangrove yang bernama Sonneratia alba J.E Smith merupakan semak tegak yang memiliki banyak cabang. Ciri-ciri dari mangrove ini adalah 1) kulit berkayu kasar berwarna coklat, 2) cabang muda memiliki resin, 3) daun berkulit,

4) pinak daun berkelanjar terletak pada pangkal gagang daun membentuk tutup berambut, 5) bentuk daun bulat dan telur terbalik dengan ujung daun membundar,

6) memiliki bunga berwarna kuning dan hijau, 7) formasi bunga kelompok (3-7 bunga perkelompok), 8) memilik daun mahkota berbentuk ellips, 9) kelopak bunga berbentuk seperti mangkok dan bagian bawah seperti tabung, 10) buahnya berbentuk bulat telur dan berwarna hijau, 11) mangrove ini dapat tumbuh pada substrat lumpur, pasir dan karang.62

g. Ceriops tagal (Perr.) C.B. Rob.

(a) (b) (c) Gambar 4.8 (a) daun, (b) bunga, (c) buah (Dokumen Pribadi)

62Kehutanan USU. Jenis-Jenis Flora di Ekosistem Mangrove…, hal. 84-85

90

Taksonomi Ceriops tagal (Perr.) C.B. Rob. adalah sebagai berikut:63 Kingdom : Plantae Phylum : Tracheophyta Class : Magnoliopsida Order : Malpighiales Family : Rhizophoraceae Genus : Ceriops Species : Ceriops tagal (Perr.) C.B. Rob.

Berdasarkan hasil penelitian Ceriops tagal (Perr.) C.B. Rob. ini berukuran kecil atau semak dengan ketinggian 15 m, kulit kayu berwarna coklat halus.

Tumbuhan ini memiliki daun berwarna hijau mengkilap berbentuk elips ujung tidak runcing tapi membulat berukuran panjang 3 cm. Mangrove ini mempunyai 2 bunga kelopak mahkota, dipokotil masih kecil berukuran 1 cm. Tumbuhan mangrove ini tumbuh membentuk belukar yng rapat pada pinggir daratan hutan pasang surut air laut. menyukai substrat lumpur air .

Mangrove yang bernama Ceriops tagal (Perr.) C.B. Rob. ini merupakan pohon kecil atau semak dengan ketinggian mencapai 25 m. Ciri-ciri mangrove ini adalah 1) memiliki kulit berkayu yang berwarna abu-abu bertekstur halus dan pangkalnya menggelembung, 2) memiliki daun mengkilap dan sering memiliki pinggiran yang melingkar kedalam, 3) daun berbentuk bulat telur dan terbalik / ellips dengan ujung membundar, 4) bunga mengelompok di ujung tandan, 5) gagang bunga panjang dan tipis dan beresin pada ujung cabang baru, 6) formasi bunga kelompok (5-10 bunga perkelompok), 7) memiliki mahkota berwarna putih

63 GBIF, Ceriops tagal, (Online) https://www.gbif.org/species/3086518, diakses pada 10 Maret 2020

91

yang kemudian akan berwarna coklat, 8) memiliki kelopak bunga berwarna hijau,

9) buah memiliki panjang 1,5-2 cm dengan tabung kelopak yang melengkung.64

a. Ceriops decandra (Griff.) Ding Hou

(b) (a) (c)

Gambar 4.9 (a) Daun, (b) Bunga, (c) Buah (Dokumen Pribadi)

Taksonomi Ceriops decandra (Griff.) Ding Hou adalah sebagai berikut:65

Kingdom : Plantae Phylum : Tracheophyta Class : Magnoliopsida Order : Malpighiales Family : Rhizophoraceae Genus : Ceriops Species : Ceriops decandra (Griff.) Ding Hou

Berdasarkan penelitian Ceriops decandra (Griff.) Ding Hou ini ada dalam hutan pasang surut menyukai susbtrat pasir atau berlumpur. Pohon ini memiliki ketinggian 5 m, kulit kayu berwarna coklat, mangrove ini memiliki sebuah daun dan bunga yang di dapatkan hasil penelitian. Bunga pada tumbuhan ini mempunyai daun mahkota kecoklatan panjang 4 mm. Daun pada tumbuhan ini

64Yus Rusila Noor, dkk. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia...., hal 96 65GBIF, Ceriops decandra, (Online) https://www.gbif.org/species/3873955, diakses pada 10 Maret 2020

92

berwarna hijau mengkilap bntuk elips bulat memanjang ukuran panjang 5 cm lebar 3 cm.

Mangrove yang bernama Ceriops decandra (Griff.) Ding Hou ini merupakan pohon atau semak kecil dengan ketinggian mencapai 15 m. Ciri-ciri

Ceriops decandra (Griff) Ding Hou adalah 1) memiliki kulit kayu yang berwarna coklat, abu-abu atau putih kotor dengan permukaan halus, rapuh, dan menggelembung dibagian pangkal, 2) daun berwarna hijau mengkilap berbentuk elips bulat memanjang, 3) memiliki bunga yang mengelompok, menempel dengan ganggang yang pendek, tebal dan bertakik, 4) memiliki daun mahkota yang berwarna putih dan kecoklatan jika tua, 5) kelopak bunga sebanyak 5 dan berwarna hijau, 6) buah berbentuk silinder dengan ujung menggelembung tajam dan berbintil berwarna hijau hingga coklat, 7) mangrove ini tumbuh pada substrat pasir atau berlumpur.66 b. Excoecaria agallocha L (Engl).

(a) (b) (c)

66Yus Rusila Noor, dkk. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia...., hal 94

93

Gambar 4.10 (a) buah, (b) bunga, (c) daun (Dokumen Pribadi)

Taksonomi Excoearia agallocha L (Engl). adalah sebagai berikut:67

Kingdom : Plantae Phylum : Tracheophyta Class : Magnoliopsida Order : Malpighiales Family : Euphorbiaceae Genus : Excoearia Species : Excoearia agallocha L (Engl).

Berdasarkan penelitian, Excoearia agallocha L (Engl). ini tumbuh sepanjang tahun yang di temukan pinggir mangrove bagian daratan yang di atas batas air pasang. Pohon ini memiliki ketinggian 6 m, kulit kayu berarna abu-abu, halus memiliki bintil. Daun pada tumbuhan ini berwarna hijau ujung meruncing berbntuk elips. ukuran panjang daun 4 cm. Buah pada mangrove ini seperti bola kecil berwarna hijau ukuran diameter 4 mm. Mangrove ini juga memiliki bunga berwarna hijau panjang 6 cm letak di deket daun, kelopak bungan bewarna kekuningan berjumlah 3.

Mangrove yang bernama Excoeriaria agallocha L (Engl). merupakan pohon merangas kecil dengan ketinggian mencapai 15 m. Ciri-ciri mangrove ini adalah

1) memiliki kulit berwarna abu-abu dengan tekstur halus tetapi memiliki bintil, 2) akar menjalar disepanjang permukaan tanah, 3) batang, dahan dan daun memiliki getah warna putih dan lengket, 4) daun berupa hijau muda dan akan berubah menjadi merah bata sebelum rontok pinggiran bergerigi dan halus, 5) daun berbentuk elips dan meruncing, 6) memiliki Bungan jantan dan betina, 7) kelopak bunga berwarna hijau kekuningan, 8) benang sari berwarna kuning, 9) buah

67GBIF, Excoeria agallocha, (Online) https://www.gbif.org/species/3071702, diakses pada 10 Maret 2020

94

berbentuk seperti bola dengan 3 tonjolan berwarna hijau dengan permukaan seperti kulit, berisi biji berwarna coklat tua, 10) umumnya ditemukan dibagian daratan.68

4. Keanekeragaman Vegetasi Mangrove

Perhitungan indeks nilai penting adalah suatu cara untuk mengetahui komposisi vegetasi mangrove. Indeks nilai penting dapat diketahui melalui penjumlahan kerapatan relatif, frekuensi relatif dan dominansi relatif. Data selengkapnya disajikan pada tabel 4.3 dibawah ini.

Tabel 4.3 Perhitungan Indeks Nilai Penting

No Spesies K KR F FR D DR INP

1 Acanthus 0,000144 0,042 0,1 5,5 0,006 14,0 19,6 ilicifolius L. 4 7 6

2 Aegiceras 0,000222 0,065 0,1 5,5 0,003 6,98 12,5 corniculatum 2 9 L. (Blanco)

3 Avicennia 0,000277 0,081 0,2 11,1 0,005 9,68 20,8 alba (BI.) 8 7

4 Ceriops 0,000177 0,052 0,1 5,5 0,004 8,40 14 decandra 8 (Griff.)

Ding Hou

5 Ceriops 0,000166 0,048 0,1 5,5 0,006 12,2 17,8 tagal (Perr.) 7 2 1 C.B.Rob.

6 Excoecaria 0,0009 0,263 0,5 27,7 0,003 6,11 34,1 agallocha L 4 (Engl).

7 Rhizophora 0,0005 0,145 0,2 11,1 0,004 8,40 19,6 apiculata 5

68Yus Rusila Noor, dkk. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia...., hal 99

95

(BI.)

8 Rhizophora 0,000855 0,250 0,4 22,2 0,013 28,4 50,8 mucronata 6 0 7 Lmk.

9 Sonneratia 0,000177 0,053 0,1 5,5 0,003 5,70 11,3 alba J.E 8 Smith

Nilai kerapatan relatif vegetasi mangrove Cengkrong Trenggalek yang tertinggi adalah Excoeria agallocha L (Engl). dengan persentase 26,3%.

Sedangkan nilai kerapatan relatif yang lainnya adalah Acanthus ilicifolius L. dengan persentase 4,2%, Aegiceras corniculatum L. (Blanco) dengan persentase

6,5%, Avicennia alba (BI.) dengan persentase 8,1%, Ceriops decandra (Griff.)

Ding Hou dengan persentase 5,2%, Ceriops tagal (Perr.) C.B.Rob.dengan persentase 4,8%, Rhizophora apiculata (BI.) dengan persentase 14,6%,

Rhizophora mucronata Lmk. dengan persentase 25%, dan Sonneratia alba J.E

Smith dengan persentase 5,3%. Kerapatan jenis merupakan jumlah individu atau jenis perluas petak contoh. Kerapatan relatif merupakan cara untuk mengetahui persentase kerapatan suatu jenis terhadap kerapatan seluruh jenis.69 Nilai kerapatan relatif tertinggi adalah Excoeria agallocha L (Engl).dengan persentase

26,3% dan nilai kerapatan relatif terkecil adalah Acanthus illicifolius L dengan persentase 4,2%. Nilai kerapatan relatif Excoearia agallocha L (Engl). tertinggi disebabkan oleh banyaknya individu yang ditemukan di stasiun 1 dan 2 yang terdiri atas 81 individu dengan substrat berlumpur dan agak berpasir di hutan mangrove. Menurut kazali Excoaeria agallocha L (Engl). tumbuh di hutan

69Syarifuddin, A dan Zulharman. Analisa Vegetasi Hutan Mangrove Pelabuhan Lembar Kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Barat. Jurnal Gamma. Volt 7 No. 2, dalam http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/article/view/1929/0, diakses 14 Maret 2020, hal. 5

96

mangrove. Sedangkan nilai kerapatan relatif terendah adalah Acanthus illicifolius

L. yaitu 13 individu. Menurut Yus Rusila (2012) Acanthus illicifolius L. tumbuh biasanya didalam atau di dekat mangrove, dan sangat jarang di daratan.70

Nilai frekuensi relatif tertinggi di Mangrove Cengkrong Trenggalek adalah

Excoecaria agallocha L (Engl).dengan persentase 27,7%. Nilai frekuensi relatif terendah adalah Acanthus ilicifolius L., Aegiceras corniculatum (L.) Blanco,

Ceriops decandra (Griff.) Ding Hou, Ceriops tagal (Perr.) C.B.Rob., dan dengan masing-masing presentase sebanyak 5,5%. Sedangkan mangrove lainnya seperti

Avicennia alba (BI.), Rhizophora apicullata Lmk. sebesar 11,1% dan Rhizophora mucronata (BI). sebesar 22,2%. Frekuensi relatif merupakan frekuensi dari suatu jenis dibagi dengan jumlah frekuensi dari semua jenis dalam komunitas kemudian dikali dengan 100.71 Frekuensi jenis ini digunakan untuk mengetahui jumlah jenis didalam satu petak contoh, semakin tinggi penyebaran suatu jenis, maka semakin tinggi pula nilai tingkat frekuensi jenisnya. Nilai relatif frekuensi Excoearia agallocha L (Engl). tertinggi karena ditemukan di 5 plot dari 9 plot keseluruhan.

Excoearia agallocha L (Engl). banyak yang hidup didaerah aliran air dengan substrat berlumpur agak berpasir di dalam hutan mangrove. Menurut Yus Rusila,

Excoearia agallocha L (Engl). tumbuh di dalam hutan mangrove.72 Akan tetapi, pada umunya juga tumbuh di dekat pematang sungai pasang surut dan dimuarai sungai.

70Yus Rusila Noor, dkk. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia...., hal 50 71Syarifuddin, A dan Zulharman. Analisa Vegetasi Hutan Mangrove Pelabuhan Lembar Kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Barat…, hal. 7-8 72Yus Rusila Noor, dkk. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia...., hal 100

97

Nilai dominansi relatif vegetasi mangrove di Cengkrong Trenggalek jenis pohon tertinggi adalah Rhizophora mucronata (BI.) dengan presentase 28,4%.

Nilai dominansi relatif mangrove di Cengkrong Trenggalek terendah adalah

Sonneratia alba J.E Smith dengan persentase 5,7%. Sedangkan jenis mangrove lainnya adalah Acanthus ilicifolius L. dengan persentase 14,07 %, Aegiceras corniculatum L. (Blanco) dengan persentase 6,98%, Avicennia alba BI.dengan persentase 9,68%, Ceriops decandra (Griff.) Ding Hou dengan 8,4%, Ceriops tagal (Perr.) C.B.Rob. dengan persentase 12,22%, Excoecaria agallocha L (Engl). dengan 6,11%, dan Rhizophora apiculata Lmk. dengan persentase 8,4%.

Dominansi adalah perbandingan antara luas bidang jenis dengan luas petak contoh. Dominansi merupakan dominansi suatu jenis dikali dengan 100 kemudian dibagi dengan dominansi seluruh jenis.73 Nilai dominasi relatif tertinggi adalah

Rhizophora mucronata BI. karena memiliki diameter tertinggi yaitu 125 cm.

Dominansi relatif Sonneratia alba J.E Smith terendah karena memiliki diameter sedikit yaitu 56 cm.

Nilai INP tertinggi vegetasi mangrove di Cengkrong Trenggalek adalah jenis pohon adalah Rhizophora mucronata Lmk. dengan nilai 50,87. Nilai INP terendah vegetasi mangrove di Cengkrong Trenggalek adalah jenis pohon

Sonneratia alba J.E Smith dengan nilai 11,3. Sedangkan pohon lainnya aadalah

Acanthus ilicifolius L. dengan nilai 19,66, Aegiceras corniculatum L. (Blanco) dengan nilai 12,59, Avicennia alba (BI.) dengan nilai 20,87, Ceriops decandra

(Griff.) Ding Hou dengan nilai 14, Ceriops tagal (Perr.) C.B.Rob. dengan nilai

73Syarifuddin, A dan Zulharman. Analisa Vegetasi Hutan Mangrove Pelabuhan Lembar Kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Barat …, hal. 9

98

17,81, Excoecaria agallocha (L) dengan nilai 34,14, dan Rhizophora apiculata

(BI.) dengan nilai 19,65.

Excoecaria agallocha L (Engl). memiliki nilai INP tertinggi dengan nilai

50,87, karena Excoecaria agallocha L (Engl). memiliki dominansi tertinggi dari seluruh jenis tumbuhan, memiliki nilai frekuensi tertinggi kedua, dan memiliki nilai kerapatan tertinggi kedua. Syarifuddin menjelaskan bahwa INP merupakan penjumlahan dari KR, FR, dan DR.74 Oleh karena itu tidak semua jenis KR, FR, dan DR tertinggi akan mempunyai nilai INP tertinggi. Ismani menyatakan bahwa kehadiran suatu jenis pada suatu wilayah menunjukkan kemampuan adaptasi yang baik terhadap habitatnya, dan memiliki toleransi tinggi terhadap lingkungannya, semakin besar nilai INP suatu tumbuhan maka semakin besar juga penguasaaanya terhadap suatu komunitas, dan sebaliknya semakin rendah nilai INP tumbuhan maka semakin rendah nilai penguasaannya terhadap suatu komunitas.75 Nilai presentase Indeks penting mangrove di Hutan Mngrove Cengkrong Trenggalek disajikan pada grafik 4.1.

74Syarifuddin, A dan Zulharman. Analisa Vegetasi Hutan Mangrove Pelabuhan Lembar Kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Barat …, hal. 10 75Ismaini, L., m. Lailati, Rustandi, dan D. Sunandar, 2015. Analisis Komposisi dan Keanekaragaman Tumbuhan di Gunung Dempo, Sumatera Selatan. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Vol 1, No. 6,dalamhttp://journal.unhas.ac. id/index.php/jai2/ article/download/2989/1554, diakses 14 Maret 2020, hal. 1399

99

Indeks Nilai Penting (INP)

60 50.87 50 40 34.14 30 19.66 20.87 17.81 19.65 20 14 AXIS TITLEAXIS 12.59 11.3 10 00 00 00 00 00 00 00 00 00 0

Grafik 4.11 Indeks Nilai Penting (Dokumen Pribadi)

5. Indeks Keanekaragaman Mangrove Cengkrong Trenggalek

Tumbuhan mangrove yang ditemukan di Cengkrong Trenggalek berjumlah

302 pohon dengan berbagai spesies. Indeks keanekaragaman jenis mangrove di

Cengkrong Trenggalek dihitung dengan menggunakan indeks Shannon-Wienner.

Data tersebut disajikan pada tabel 4.

Tabel 4.4 Indeks Keanekaragaman Vegetasi Mangrove

No Spesies Jumlah Pi Ln Pi H’ 1 Achantus ilicifious L. 13 0,04221 -3,1652 0,13359

2 Agieceras corniculum L. 20 0,06494 -2,7344 0,17756 (Blanco) 3 Avicennia alba (BI.) 25 0,08117 -2,5112 0,20383

4 Ceriops decandra (Griff.) 16 0,05195 -2,9575 0,15364 Ding Hou 5 Ceriops tagal (Perr.) C.B.Rob. 15 0,0487 -3,022 0,14718

6 Excoecaria agallocha 81 0,26299 -1,3357 0,35126 L. (Engl) 7 Rhizophora apiculata (BI.) 45 0,1461 -1,9234 0,28102

8 Rhizopora mucronata Lmk. 77 0,25 -1,3863 0,34657

100

9 Sonneratia alba J.E Smith 16 0,05195 -2,9575 0,15364 Jumlah 1,94828

Hasil perhitungan keanekaragaman menggunakan indeks Shannor-

Wienner menunjukkan angka 1,9482 yang menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis di Cengkrong Trenggalek sedang. Febrian Besar indeks keanekaragaman adalah H’<1 dalam kategori rendah, 1 3 dalam kategori tinggi.76 Indeks keanekaragaman sedang menunjukkan bahwa di

Mangrove Cengkrong Trenggalek memiliki jenis tumbuhan yang cukup beragam dan menunjukkan bahwa keadaan mangrove cukup stabil.

Suatu ekosistem atau tempat dikatakan memiliki keanekaragaman yang tinggi apabila memiliki komposisi jenis yang merata pada setiap spesies, dan sebaliknya suatu tempat dikatakan memiliki keanekaragaman yang rendah apabila memiliki komposisi jenis yang sangat tidak merata.77 Dalam hal ini, hutan mangrove Cengkrong Trenggalek masih tergolong sedang karena jumlah mangrove yang ditemukan pada setiap petak berbeda dan tidak merata sehingga total H’ adalah 1,9482 dan dalam kategori sedang. Ketidakmerataan ini juga dapat disebabkan karena akibat ulah pemanfaatan manusia yang kurang baik, akan tetapi juga dapat disebabkan karena adanya hama penyakit. Mangrove merupakan salah satu ekosistem pesisir yang mengalami degradasi yang cukup tinggi akibat pola

76Febrian Achmad Nuruddin, dkk. Keanekaragaman Jenis Ikan di Sungai Sekonyer Taman Nasional Tanjung Putting Kalimantan Tengah, dalam Unnes Journal Of Life Science, 2013, hal 20. 77Hadjar, dkk. Keragaman Jenis Bambu (Bambusa sp) di Kawasan Tahura Nipa-Nipa Kelurahan Mangga Dua. Jurnal Universitas Halu Oleo, Volt 3, No. 1, dalam http://ojs.uho.ac.id, diakses 15 Maret 2020

101

pemanfaatan lingkungan oleh manusia yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungannya.

B. Hasil Penelitian Tahap II (Pengembangan Booklet Komposisi Keanekaragaman Vegetasi Mangrove) Model pengembangan sumber belajar yang digunakan dalam penelitian adalah model pengembangan ADDIE. Namun karena adanya keterbatasan waktu, maka penelitian ini hanya dilakukan hingga tahap Implementation.78 Data dari hasil penelitian ini ditampilkan dalam tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Analysis (Analisis)

Tahap ini adalah analisis kebutuhan mengenai perlunya media booklet keanekaragaman vegetasi mangrove sebagai media booklet. Analisis kebutuhan ini adalah analisis Rencana Pembelajaran Semester (RPS) mata kuliah

Biodiversitas dan analisis kebutuhan media booklet ini dengan menggunakan angket yang diberikan kepada dosen serta mahasiswa yang sudah menempuh mata kuliah biodiversitas. Alasan peneliti memilih responden tersebut karena ingin mengambil data dari berbagai macam latar belakang kemapuan kognitif mahasiswa, sehingga dapat menghasilkan data yang valid.

Analisis Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dilakukan untuk menentukan indikator mana saja yang memerlukan bahan ajar. Berikut ini adalah analisis RPS untuk mata kuliah Biodiversitas.

Mata Kuliah : Biodiversitas

78 Guni Gustaning, Pengembangan Media Booklet Menggambar Macam-Macam Celana pada Kompetensi Dasar Menggambar Celana Siswa SMK N 1 Jenar,(Yogyakarta: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2014), hal. 25

102

Program Studi : Tadris Biologi

SKS : 3 SKS

Tabel 4.5 Analisis Rencana Pembelajaran Semester (RPS)

Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Jenis Bahan pembelajaran Ajar Mendiskripsikan 1. Morfologi 1. Mahasiswa Booklet dan mendiskusikan tentang Morfologi, taksonomi morfologi dan taksonomi taksonomi, teknik vegetasi vegetasi mangrove mangrove 2. Mahasiswa persemaian dan 2. Manfaat mendiskusikan manfaat manfaat vegetasi vegetasi mangrove mangrove 3. mahasiswa mangrove 3. Teknik mendiskusikan persemaian persemaian mangrove mangrove

Berdasarkan hasil analisis RPS mata kuliah Biodiversitas yang memiliki bobot 3 SKS, dimana 2 SKS digunakan dalam pembelajaran di dalam kelas dan 1

SKS dilakukan untuk kegiatan praktik. Pembelajaran berbasis praktik dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik mahasiswa. Adapun indikator yang digunakan untuk memenuhi booklet tentang keanekaragamn vegetasi mangrove.

Berdasarkan hasil wawancara dengan dosen pengampu mata kuliah

Biodiversitas, reaksi mahasiswa terhadap proses pembelajaran biodiversita khususnya materi vegetasi mangrove ketika di dalam kelas masih kurang antusias.

Penyebabnya karena ada beberapa mahasiswa yang tertarik dengan materi tersebut, dan ada juga yang tidak tertarik dengan materi tersrbut, waktu perkuliahan kurang efektif, dan kurangnya fasilitas yang memadai untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Strategi yang digunakan selama perkuliahan

103

selama ini adalah kegiatan presentasi-diskusi dan Kuliah Kerja Lapangan (KKL).

Sumber belajar yang dgunakan adalah buku, jurnal-jurnal penelitian terbaru, dan juga materi yang menggunakan power point. Indikator pencapaian kompetesi selama ini sudah tercapai dengan baik. Dosen pengampu mata kuliah

Biodiversitas menjelaskan bahwa selama ini belum ada media pembelajaran booklet, namun beliau juga setuju apabila booklet tersebut dikembangkan lagi, disajikan dengan tampilan dan isi yang lebih lengkap lagi, sehingga dapat menambah wawasan dan pemahaman mahasiswa terkait materi tersebut.

Berdasarkan hasil angket analisis kebutuhan bahan ajar yang telah diberikan kepada Mahasiswa Tadris Biologi yang telah menempuh mata kuliah

Biodiversitas, terdapat 30 mahasiswa yang telah mengisi angket tersebut dengan hasil tabel 4.6 sebagi berikut.

Tabel 4.6 Hasil Angket Analisis Kebutuhan bahan Ajar

No. Pertanyaan Presentase Jawaban Mahasiswa 1. Apa yang Saudara ketahui tentang 79,5% menjawab tahu keanekaragaman vegetasi mangrove? 20,5% menjawab setengah tahu 2. Apakah Saudara sudah mengetahui tata 80,5% menjawab sudah cara penulisan nama ilmiah ? 19,5% menjawab belum 3. Menurut Saudara apakah penulisan nama 30% menjawab penulisannya ilmiah “Achantus ilicifolius L” tersebut sudah benar sudah benar? 70% menjawab penulisannya salah 4. Menurut Saudara apakah indikator 30% menjawab sudah tercapai pencapaian kompetensi untuk topik 70% menjawab belum tercapai keanekeragaman vegetasi mangrove sudah tercapai maksimal? 5. Apa saja kesulitan yang Saudara alami 14,5% menjawab tidak ada ketika mempelajari tentang kesulitan Keanekaragaman vegetasi mangrove? 15% menjawab materi bersifat abstrak, sulit dipahami 25% menjawab bahan ajar kurang menarik 45,5% menjawab pembelajaran monoton hanya presentasi dan

104

diskusi di dalam kelas 6. Apakah dosen Saudara menggunakan 82,5% menjawab ya sumber belajar yang dapat membantu 17,5% menjawab tidak Saudara dalam mengenal keanekaragaman vegetasi mangrove? 7. Apakah selama ini sudah ada media 60% menjawab sudah booklet untuk topik keanekeragaman 40% menjawab belum vegetasi mangrove? 8. Menurut Saudara apakah perlu untuk 100% menjawab perlu mengembangakan media booklet keanekaragaman vegetasi mangrove sebagai bahan ajar? 9. Bagaimana media booklet yang Saudara 100% menjawab dilengkapi inginkan? dengan gambar 0% menjawab hanya memuat tulisan saja 10. Booklet adalah salah satu jenis bahan ajar. 95,5% menjawab efektif Menurut Saudara apakah booklet efektif 4,5% menjawab tidak efektif untuk mempelajari topik keanekaragaman vegetasi mangrove?

Pertanyaan pertama adalah Apa yang Saudara ketahui tentang keanekaragama vegetasi mangrove?, hasil dari jawaban pertanyaan tersebut adalah 79,5% menjawab tahu dan 20,5% menjawab setengah tahu, sehingga dapat disimpulkan bahwa mahasiswa sudah mengetahui tentang vegetasi mangrove, namun ada dari beberapa mereka yang masih ragu-ragu.

Pertanyaan kedua Apakah Saudara sudah mengetahui tata cara penulisan nama ilmiah?, hasil dari jawaban pertanyaan tersebut adalah 80,5% menjawab sudah dan 19,5% menjawab belum, sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa sudah mengetahui atran tentang penulisan tata nama ilmiah dan hanya sedikit yang belum mengetahui.

Pertanyaan ketiga adalah Menurut Saudara apakah penulisan nama ilmiah

“Achantus ilicifolius L” tersebut sudah benar?, hasil dari jawaban pertanyaan tersebut adalah 30% menjawab penulisannya sudah benar dan 70% menjawab

105

penulisannya salah Mahasiswa yang menjawab benar memberikan alasan bahwa penulisan tersebut sudah benar dan sudah sesuai dengan penamaan. Adapun mahasiswa yang menjawab salah memberikan alasan bahwa penulisan nama spesies seharusnya menggunakan huruf miring (italic), dan penggunaan huruf kapital pada kata pertama, namun untuk kata kedua tidak menggunakan huruf kapital. Berdasarkan hasil jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian mahasiswa ada yang belum mengetahui dan kurang memahami aturan penulisan nama ilmiah dan author.

Pertanyaan keempat adalah Menurut Saudara apakah indikator pencapaian kompetensi untuk topik keanekeragaman vegetasi mangrove sudah tercapai maksimal ?, hasil dari jawaban pertanyaan tersebut adalah 30% menjawab sudah tercapai dan 70% menjawab belum tercapai. Mahasiswa yang menjawab sudah tercapai indikatornya memberikan alasan bahwa mereka telah memahami topik materi tersebut, materi yang diberikan sangat lengkap, dan tujuan pembelajaran yang disebutkan dalam RPS sudah tercapai. Sedangkan mahasiswa yang menjawab belum tercapai mempunyai alasan karena pembelajarannya kurang menarik, masih minimnya pengetahuan tentang materi morfologi mangrove, taksonomi mangrove, manfaat mangrove, teknik persemaian vegetasi mangrove, dan teknik perhitungan keanekaragaman vegetasi mangrove.

Pertanyaan kelima adalah Apa saja kesulitan yang Saudara alami ketika mempelajari tentang keanekaragaman vegetasi mangrove?, hasil dari pertanyaan tersebut adalah 14,5% menjawab tidak ada kesulitan, 15% menjawab materi bersifat abstrak, sulit dipahami, 25% menjawab bahan ajar kurang menarik, dan

106

45,5% menjawab pembelajaran monoton hanya presentasi dan diskusi di dalam kelas. Berdasarkan jawaban pertanyaan tersebut dapat disimpulkan bahwa mahasisiwa menginginkan dalam suatu pembelajaran Biodiversitas khusunya pada materi keanekaragaman vegetasi mangrove melaksanakan kegiatan pembelajaran di luar ruangan kelas atau terjun langsung ke lapangan dan mengenal kehidupan vegetasi mangrove langsung pada habitat aslinya.

Pertanyaan keenam adalah Apakah dosen Saudara menggunakan sumber belajar yang dapat membantu Saudara dalam mengenal keanekaragaman vegetasi mangrove?, hasil dari pertanyaan tersebut adalah 82,5% menjawab ya, dan 17,5% menjawab tidak. Mahasiswa yang memberikan alasan iya menyebutkan bahwa sumber belajar yang digunakan selama kegiatan perkuliahan adalah power point, buku, video, e book, dan juga modul.

Pertanyaan ketujuh adalah Apakah selama ini sudah ada media booklet untuk topik keanekeragaman vegetasi mangrove?, hasil dari jawaban pertanyaan tersebut adalah 60% menjawab sudah, dan 40% menjawab belum. Berdasarkan jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa pembuatan booklet ini dapat menjadikan bahan ajar terbaru yang dapat digunkan oleh mahasiswa nantinya.

Pertanyaan kedelapan adalah Menurut Saudara apakah perlu untuk mengembangakan media booklet keanekaragaman vegetasi mangrove sebagai bahan ajar?, hasil jawaban dari pertanyaan tersebut adalah 100% menjawab perlu.

Pertanyaan kesembilan adalah Bagaimana media booklet yang Saudara inginkan?, hasil dari jawaban pertanyaan tersebut adalah 100% menjawab dilengkapi dengan gambar.

107

Pertanyaan kesepuluh adalah Booklet salah satu jenis bahan ajar. Menurut

Saudara apakah booklet efektif untuk mempelajari topik keanekaragaman vegetasi mangrove?, Hasil dari jawaban pertanyaan tersebut adalah 95,5% menjawab efektif, dan 4,5% menjawab tidak efektif.

Berdasarkan hasil dari seluruh jawaban diatas dapat disimpulkan bahwa ada sebagian mahasiswa yang belum mengetahui dan memahami tentang materi keanekaragaman vegetasi mangrove, serta aturan penulisan tata nama ilmiah dan author. Akibatnya mereka merasa kesulitan untuk mempelajarinya, selain itu pembelajaran yang ada saat ini banyak yang monoton hanya kegiatan presentasi dan diskusi, dengan demikian harus ditambah ataupun diperbanyak lagi pembelajaran di luar kelas dengan menggunkan bahan ajar yang lebih menarik.

Salah satu bahan ajar yang sudah ada adalah booklet sebagian besar mahasiswa ada yang setuju apabila booklet dikembangkan lagi dan menurut mereka booklet juga efektif untuk dijadikan bahan ajar mereka dalam melakukan kegiatan pembelajaran materi keanekaragaman vegetasi mangrove.

2. Design (Desain)

Pada tahap ini dilakukan desain perancangan dari bahan ajar yang dikembangkan yaitu booklet yang berisi materi tentang keanekaragaman vegetasi mangrove Cengkong Trenggalek. Booklet ini memuat beberapa komponen diantaranya cover, kata pengantar, Seputar Hutan Mangrove Cengkrong

Trenggalek, Indikator pencapian, Daftar isi, pendahuluan, pengertian mangrove, peta lokasi dan metode penelitian, spesies yang ditemukan di Hutan mangrove

Cengkrong Trenggalek, keanekaragaman vegetasi mangrove, teknik persemaian

108

vegetasi mangrove, glosarium, daftar rujukan dan profil penulis. Booklet ini didesain semenarik mungkin, sehingga dapat mendukung kegiatan perkuliahan.79

Adapun rincian dari bahan ajar yang telah dihasilkan adalah sebagai berikut.

a. Cover (sampul depan)

Gambar 4.12 Desain Cover Booklet (Dokumen Pribadi)

Cover Booklet ini menggunakan jenis kertas sesuai standar ISO, yaitu kertas art paper A5 ukuran 148 x 210 mm. Cover menggunakan warna latar belakang putih dengan kombinasi desain berwarna hujau, putih, dan hitam.

Gambar Vegetasi Mangrove tersebut dipilih karena dapat mewakili topik yang akan dibahas dalam petunjuk praktikum, yakni membahas tentang keanekaragaman vegetasi mangrove. Berdasarkan aspek tipografi cover dari petunjuk praktikum ini menggunakan font Tahoma dengan ukuran yang berbeda- beda dan menggunakan perpaduan warna hitam, dan putih. Ukuran font untuk penulisan “Booklet” adalah 32, ukuran font judul 20, nama penulis ukuran font

79 Guni Gustaning, Pengembangan Media Booklet Menggambar Macam-Macam Celana pada Kompetensi Dasar Menggambar Celana Siswa SMK N 1 Jenar,(Yogyakarta: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2014), hal. 25

109

14, dan nama lembaga ukuran font 9, yang seluruhnya ditulis dengan huruf kapital. Penulisan judul menggunkan font yang lebih kecil dengan hitam kombinasi putih. Sedangkan penulisan nama penulis, jurusan, dan dan nama lembaga juga dengan ukuran yang berbeda-beda dan warna yang disesuaikan dengan latar belakang.80 Aspek tipografi dalam booklet ini telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, yakni tidak menggunakan lebih dari dua font tulisan yang berbeda.

b. Komponen Booklet

Pada bagian komponen atau isi media booklet menggunakan kertas art papaer A5, dengan ukuran margin (148 x 210 mm) berturut-turut (kiri x kanan x atas x bawah). Seluruh komponen booklet diketik menggunakan huruf dengan font Tahoma dan book antique ukuran berbeda-beda, dengan warna tulisan hitam untuk menyesuaikan warna latar kertas yaitu putih, sehingga lebih mudah dibaca.

Adapun komponen dalam booklet ini adalah sebagai berikut.

1) Kata Pengantar

80 Guni Gustaning, Pengembangan Media Booklet Menggambar Macam-Macam Celana pada Kompetensi Dasar Menggambar Celana Siswa SMK N 1 Jenar,(Yogyakarta: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2014), hal. 25

110

Gambar 4.13 Kata Pengantar (Dokumen Pribadi)

Bagian kata pengantar berisi tentang ucapan terimakasih penulis kepada seluruh pihak yang telah membantu. Selain itu, terdapat uraian tentang materi isi booklet yang disusun.

2) Seputar Hutan Mangrove Cengkrong Trenggalek

Gambar 4.14 Seputar Mangrove Cengkrong Trenggalek (Dokumen Pribadi) Bagian ini berisi tentang seputar Hutan Mangrove Cengkrong Trenggalek yang ada di dalam booklet. Adanya informasi ini akan memudahkan mengetahui daerah tersebut pengguna media booklet.

111

3) Indikator Pencapian

Gambar 4.15 Indikator Pencapaian (Dokumen Pribadi)

Bagian ini berisi tentang Indikator Pencapaian Mata Kuliah Biodiversitas yang ada di dalam booklet. Adanya Indikator Pencapaian ini akan memudahkan mahasiswa dalam pengguna media booklet.

4) Daftar Isi

Gambar 4.16 Daftar Isi (Dokumen Pribadi)

Bagian daftar isi berisi tentang bagian-bagian yang ada di dalam booklet.

Adanya daftar isi akan memudahkan megetahui isi bagi pengguna booklet nanti.

112

5) Pendahuluan

Gambar 4.17 Pendahuluan (Dokumen Pribadi) Bagian ini berisi tentang pendahuluan yang ada di dalam booklet. Adanya informasi pendahuluan ini akan memudahkan mengetahui latar belakang Hutan

Mangrove Cengkrong Trenggalek pada media booklet.

6) Pengertian Mangrove

Gambar 4.18 Pengertian Mangrove (Dokumen Pribadi)

Bagian ini berisi tentang pengertian Mangrove yang ada di dalam booklet.

Adanya informasi ini akan memudahkan mengetahui apa itu mangrove bagi pengguna media booklet.

113

7) Peta Lokasi dan Metode Penelitian

Gambar 4.19 Peta lokasi dan Metode Penelitian (Dokumen Pribadi)

Bagian ini berisi tentang seputar peta lokasi dan metode pengambilan data yang ada di dalam booklet. Adanya informasi ini akan memudahkan mengetahui daerah dan cara penulis mengambil data vegetasi mangrove yang nantinya bermanfaat bagi pengguna media booklet.

8) Spesies yang ditemukan di Hutan Mangrove Cengkrong Trenggalek

Gambar 4.20 Spesies yang ditemukan Cengkrong Trenggalek (Dokumen Pribadi)

Bagian ini berisi tentang spesies yang ditemukan di Hutan Magrove

Cengkrong Trenggalek yang spesiesnya ada di dalam booklet. Adanya informasi

114

ini akan memudahkan mengetahui spesies Mangrove, Morfologi, Manfaat dan

Taknosominya pada vegetasi mangrove bagi pengguna media booklet

9) Keanekaragaman Vegetasi Mangrove

Gambar 4.21 Indeks keanekaragaman Vegetasi Mangrove (Dokumen Pribadi) Pada bagian ini berisi tentang keanekaragaman vegetasi mangrove dalam mengetahui pada penggunakan rumus Indeks keaenakaragaman, yang digunakan untuk mengetahui kestabilan vegetasi mangrove di Hutan Mangrove Cengkrong

Trenggalek dalam media booklet.

115

10) Teknik Persemaian Vegetasi Mangrove

Gambar 4.22 Teknik persemaian (Dokumen Pribadi)

Pada bagian ini berisi tentang pemahaman persemaian yang digunakan untuk mengetahui membudidayakan vegetasi mangrove lanjutan dalam media booklet, yang memudahkan penggunan dalam melaksanakan kegiatan.

11) Glosarium

Gambar 4.23 Glosarium (Dokumen Pribadi)

116

Pada bagian ini berisi tentang kata-kata sulit yang digunakan dalam media booklet. Adanya informasi ini akan memudahkan pengguna booklet memehami kata-kata di dalam booklet yang belum pernah mengetahui makna kalimatnya.

12) Daftar Rujukan

Gambar 4. 24 Daftar Rujukan (Dokumen Pribadi)

Pada bagian ini berisi daftar rujukan atau sumber refrensi yang digunakan untuk menyusun materi dalam media booklet, yang memudahkan penggunan dalam melaksanakan kegiatan dengan rujukan yang sudah ada.

13) Profil Penulis

Gambar 4.25 Profil Penulis (Dokumen Pribadi)

117

Bagian ini berisi tentang seputar profil penulis yang ada di dalam booklet.

Adanya informasi ini akan memudahkan mengetahui profil penulis bagi pengguna media booklet.

3. Development (Pengembangan)

Pada tahap ini dilakukan validasi terkait produk booklet yang telah dikembangkan. Validasi dilakukan oleh beberapa ahli seperti, ahli materi, ahli media, dosen pengampu mata kuliah Biodiversitas, dan mahasiswa Tadris Biologi yang telah menempuh mata kuliah Biodiversitas. Validasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah booklet tersebut sudah layak digunakan atau perlu dilakukan perbaikan kembali.81 Presentase skor hasil validasi booklet oleh beberapa ahli dijelaskan pada tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7 Hasil Validasi Ahli

No. Nama Keterangan Total Skor 1. Arif Mustakim, M.Si Dosen Pengampu 87,5 % Matakuliah Biodiversitas 2. Desi kartikasari, M.Si Ahli Materi 80% 3. Nanang Purwanto, M.Pd Ahli Media 80%

a. Hasil Validasi

1) Ahli Materi

Validasi materi booklet dilakukan oleh ahli materi yaitu, ibu Desi kartikasari, M.Si. Validasi materi meliputi isi dan urutan komponen dalam booklet. Berdasarkan hasil validasi ahli materi, booklet mendapatkan presentase

81 Guni Gustaning, Pengembangan Media Booklet Menggambar Macam-Macam Celana pada Kompetensi Dasar Menggambar Celana Siswa SMK N 1 Jenar,(Yogyakarta: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2014), hal. 25

118

skor sebesar 83%, artinya petunjuk praktikum ini layak digunakan dengan sedikit revisi. Masukan yang diberikan oleh ahli materi diantaranya adalah gambar awal cover perlu dicari yang lebih baik lagi dan tulisan perlu dichek lagi.

2) Ahli Media

Validasi media petunjuk praktikum dilakukan oleh ahli media yaitu, Bapak

Nanang Purwanto M.Pd. Validasi ini meliputi komponen dan format penulisan booklet. Berdasarkan data hasil validasi media, booklet mendapatkan presentase skor sebesar 80%, sehingga dapat dikatakan bahwa dari aspek media, booklet ini dinyatakan sangat baik/valid dan layak digunakan sebagai bahan ajar. Adapun komentar dari ahli media adalah tata letak margin perlu adanya perbaikan. Margin disesuaikan agar sesuai dengan standar yang digunakan dan gambar transek dibuat

1 saja agar lebih jelas.

3) Dosen Mata Kuliah Biodiversitas

Validasi booklet juga dilakukan kepada pengampu mata kuliah

Biodiversitas. Validasi meliputi tampilan, isi materi, serta urutan komponen dalam booklet. Berdasarkan data hasil validasi oleh dosen pengampu mata kuliah

Biodiversitas, booklet ini memperoleh presentase skor sebesar 87,5% sehingga dapat dikatakan bahwa booklet ini sudah baik dan layak digunakan sebagai bahan ajar. Komentar dan saran yang diberikan adalah daftar rujukan ada yg kurang valid dan tidak alphabetis, Kata kunci pada Glosarium sebaiknya lebih tebal atau ukuran fontnya lebih besar dari penjelasannya, Ada beberapa kalimat yang jenis

119

fontnya tidak sama pada halaman 9, Ada beberapa nama ilmiah yang tidak ditulis miring.

b. Pembahasan Produk (Revisi Booklet)

1) Revisi Ahli Materi

Berdasarkan hasil validasi produk bahan ajar booklet kepada beberapa ahli, booklet ini dinyatakan valid dan layak digunakan sebagai bahan ajar. Namun, para ahli memberikan sedikit revisi pada bagian-bagian tertentu agar menghasilkan booklet yang lebih baik lagi, sehingga dapat memudahkan dan menarik pembaca untuk mempelajarinya. Berikut ini gambaran booklet sebelum dan setelah direvisi.

Gambar 4. 26 Cover Booklet Belum Revisi (Dokumen Pribadi)

Penyusunan bookkel pada cover awal sebelum direvisi gambar lebih baik lagi, sehingga dapat menyulitkan pembaca untuk memahami booklet ini. Setelah direvisi booklet ini adalah cover dibuat pemaparan hutan mangrove di area

120

penelitian Hutan Mangrove Cengkrong Trenggalek. Hasil dari revisi booklet dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. 27 Cover Booklet Sudah Revisi (Dokumen Pribadi)

2) Revisi Dosen Pengampu Mata Kuliah Biodiversitas

Gambar 4.28 Glosarium Sebelum Revisi (Dokumen Pribadi)

Penyusunan booklet pada Glosarium sebelum direvisi penulisan awal kalimat tidak kelihatan, sehingga dapat menyulitkan pembaca untuk memahami kalimat glosarium booklet ini. Setelah direvisi booklet ini booklet dibuat pkalimat

121

yang lebih jelas dan di perbesar mangrove. Hasil dari revisi booklet dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4.29 Glosarium Sudah Revisi (Dokumen Pribadi)

Gambar 4.30 Penulisan font Belum Revisi (Dokumen Pribadi)

Penyusunan booklet pada penulisan kalimat font sebelum direvisi penulisan font tidak sama, sehingga penulisan kurang konsisten untuk memahami booklet ini. Setelah direvisi booklet ini dibuat kalimat yang lebih jelas dan samakan font dengan lainnya. Hasil dari revisi booklet dapat dilihat pada gambar

4.30

122

Gambar 4. 31 Penulisan font Sudah Revisi (Dokumen Pribadi)

Gambar 4. 32 Penulisan Daftar Rujukan Belum Revisi (Dokumen Pribadi)

Penyusunan booklet pada penulisan daftar pustaka sebelum direvisi penulisan awal kalimat tidak urut dan masih salat letak, sehingga dapat menyulitkan pembaca untuk memahami rujukan booklet ini. Setelah direvisi booklet ini booklet di tata kembali agar urut sesuai alfabetha. Hasil dari revisi booklet dapat dilihat pada gambar 4.32.

123

Gambar 4.33 Penulisan Daftar Rujukan Sudah Revisi (Dokumen Pribadi)

Gambar 4. 34 Penulisan Nama Ilmiah Belum Revisi (Dokumen Pribadi)

Penyusunan booklet pada penulisan nama ilmiah sebelum direvisi penulisan awal kalimat tidak menggunakan itaic, sehingga dapat menyulitkan pembaca untuk memahami kalimat penulisa kata ilmiah booklet ini. Setelah direvisi booklet ini booklet dibuat kalimat sesuai kata ilmiah. Hasil dari revisi booklet dapat dilihat pada gambar 4.35

124

Gambar 4. 35 Penulisan Nama Ilmiah Sudah Revisi (Dokumen Pribadi)

3) Revisi Ahli Media

Gambar 4. 36 Posisi Margin Belum Revisi (Dokumen Pribadi)

Ahli media memberikan memberikan saran agar margin yang digunkan disesuaikan dengan aturan yang telah ditentukan dalam membuat booklet.

Sebelum direvisi margin yang digunkan dapat dilihat pada gambar 4. dan itu belum sesuai. Sedangkan ukuran margin yang sesuai/sudah direvisi dapat dilihat pada gambar 4.36

125

Gambar 4.37 Posisi Margin Sudah Revisi (Dokumen Pribadi)

Gambar 4.38 Metode Pengambilan Data Sebelum Revisi (Dokumen Pribadi)

Selain margin, ahli media juga menyarakan untuk mengubah tata letak metode pengambilan data sebelum meletakkan 3 contoh pengambilan data dan sekarang contoh menggunakan 1 metode di booklet lebih diperbesar. Berikut ini hasil sudah direvisi dan sesudah direvisi.

126

Gambar 4.39 Metode Pengambilan Data Sudah Revisi (Dokumen Pribadi)

4) Respon Keterbacaan Produk Oleh Mahasiswa Tadris Biologi a) Hasil Survey Keterbacaan Mahasiswa Tadris Biologi

Tahapan terakhir dalam pembuatan petunjuk praktikum setelah dilakukan validasi kepada beberapa ahli adalah melakukan survey terkait produk yang telah dibuat kepada sasaran produknya, yaitu mahasiswa Tadris Biologi yang telah atau sedang menempuh mata kuliah Biodiversitas. Survey dilakukan dengan memberikan angket berupa lembar keterbacaan kepada 10 mahasiswa. Berikut ini hasil rata-rata skor dari hasil survey keterbacaan mahasiswa.

Tabel 4.8 Hasil survey keterbacaan mahasiswa

No. Kriteria penilaian Rata-rata Presentasi Skor 1. Booklet memiliki tampilan yang menarik 84% 2. Isi booklet mendorong mahasiswa untuk 82% memahami materi vegetasi mangrove dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari 3 Isi booklet dapat menunjang proses 90% pembelajaran serta menumbuhkan rasa ingin tahu bagi mahasiswa 4 92% Booklet ini guna mendorong mahasiswa memahami

127

taksonomi vegetasi mangrove 5 Pendahuluan dalam booklet dapat membantu 88% mahasiswa dalam belajar 6 Booklet ini memberikan paparan teknik 88% pengambilan data 7 Materi teknik persemaian mudah di pahami oleh 84% mahasiswa 8 Booklet ini mendorong mahasiswa untuk 92% memahami taksonomi dan morfologi 9 Booklet ini berisi tentang materi perhitungan 88% keanekaragaman vegetasi mangrove 10 Materi yang disajikan dalam booklet mudah 84% dipahami 11 Penyusunan komponen booklet secara sistematis, 90% runtut dan terstruktur 12 Kalimat yang digunakan dalam booklet jelas, lugas 86% dan mudah dipahami 13 Pola penyajian gambar terlihat jelas, konsisten dan 86% sesuai dengan materi. 14 90% Huruf yang digunakan jelas dan mudah dibaca 15 Booklet telah memuat glosarium yang jelas dan 86% detail 16 Booklet telah memuat daftar rujukan yang mutakhir 88% dan relevan 17 92% Booklet cocok digunakan untuk mahasiswa 87,6% Rata-rata Presentasi Skor Sangat Baik Kriteria

Indikator yang digunakan dalam survey keterbacaan mahasiswa terhadap produk bahan ajar petunjuk praktikum sebanyak 17 indikator. Indikator yang pertama yaitu “Booket memiliki tampilan yang menarik”, rata-rata presentase skornya adalah 84%, hal ini berarti petunjuk praktikum ini menarik, meskipun ada beberapa komentar diantaranya layout yang digunakan dibuat lebih menarik lagi dan cover yang digunakan gambar lenih baik sehingga ketika melihat gambar tidak bisa fokus, namun selebihnya mereka sudah menyukai tampilan dari booklet ini.

128

Indikator yang kedua, yaitu “Isi booklet mendorong mahasiswa untuk memahami materi vegetasi mangrove dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari”, rata-rata presentase skornya adalah 82%.Berdasarkan aspek isinya, booklet sudah sesuai, mampu memotivasi antusias belajar, dan dapat digunakan sebagai bahan ajar.

Indikator yang ketiga, “Isi booklet dapat menunjang proses pembelajaran serta menumbuhkan rasa ingin tahu bagi mahasiswa”, rata-rata presentase skornya adalah 90%, sehingga berdasarkan aspek materi yang dapat dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari bahwa booklet ini sudah sesuai dan dapat digunakan tanpa adanya revisi.

Indikator yang keempat, “Booklet ini guna mendorong mahasiswa memahami taksonomi vegetasi mangrove”, rata-rata presentase skornya adalah

92%, sehingga berdasarkan aspek taksonomi bahwa booklet ini sudah sesuai, mudah dipahami, dan dapat digunakan tanpa adanya revisi.

Indikator yang kelima yaitu, “Pendahuluan dalam booklet dapat membantu mahasiswa dalam belajar”, rata-rata presentase skornya adalah 88%, sehingga berdasarkan aspek materinya bahwa booklet ini sudah sesuai, mudah dipahami, dan dapat digunakan tanpa adanya revisi.

Indikator keenam yaitu, “Booklet ini memberikan paparan teknik pengambilan data” rata-rata presentase skornya adalah 88%, sehingga berdasarkan aspek paparan teknik pengambilan data mahasiswa paham psikomotorik mahasiswa. Booklet sudah sesuai dan dapat digunakan tanpa revisi.

129

Indikator ketujuh yaitu, “Materi teknik persemaian mudah di pahami oleh mahasiswa”, rata-rata presentase skornya adalah 84%, sehingga berdasarkan aspek pemahaman persemaian, booklet sudah sesuai dan dapat digunakan tanpa adanya revisi.

Indikator kedelapan yaitu, “Booklet ini mendorong mahasiswa untuk memahami taksonomi dan morfologi”, rata-rata presentase skornya adalah 92%, sehingga berdasarkan aspek matei morfologi an taksonomi dalam booklet sudah sesuai. Indikator kesembilan yaitu, “Booklet ini berisi tentang materi perhitungan keanekaragaman vegetasi mangrove”, rata-rata presentase skornya adalah 88%, sehingga berdasarkan materi pehitungan mangrove sudah sesuai dan dapat digunakan tanpa ada revisi.

Indikator kesepuluh yaitu, “Materi yang disajikan dalam booklet mudah dipahami”, rata-rata presentase skornya adalah 84%, sehingga berdasarkan aspek materi dalam booklet sudah sesuai, meskipun ada gambar yang kurang jelas.

Indikator kesebelas yaitu, “Penyusunan komponen booklet secara sistematis, runtut dan terstruktur”, rata-rata presentase skornya adalah 92,5%, sehingga berdasarkan aspek komponen booklet sudah sesuai dan dapat digunakan tanpa ada revisi.

Indikator kedua belas yaitu, “Kalimat yang digunakan dalam booklet jelas, lugas dan mudah dipahami”, rata-rata presentase skornya adalah 86%, sehingga berdasarkan aspek kalimat yang digunakan booklet dengan sasarannya sudah sesuai dan dapat digunakan tanpa ada revisi.

Indikator ketiga belas yaitu, “Pola penyajian gambar terlihat jelas, konsisten dan sesuai dengan materi”, rata-rata presentase skornya adalah 86%,

130

sehingga berdasarkan gambar yang digunakan booklet dengan sasarannya sudah sesuai dan dapat digunakan tanpa ada revisi.

Indikator ke empat belas yaitu, “Huruf yang digunakan jelas dan mudah dibaca”, rata-rata presentase skornya adalah 90%, sehingga berdasarkan aspek kalimat yang digunakan booklet dengan sasarannya sudah sesuai dan dapat digunakan tanpa ada revisi.

Indikator ke lima belas yaitu, “Booklet telah memuat glosarium yang jelas dan detail”, rata-rata presentase skornya adalah 86%, sehingga berdasarkan aspek kalimat yang digunakan booklet dengan sasarannya sudah sesuai dan dapat digunakan tanpa ada revisi.

Indikator ke enam belas yaitu, “Booklet telah memuat daftar rujukan yang mutakhir dan relevan”, rata-rata presentase skornya adalah 88%, sehingga berdasarkan aspek rujukan yang digunakan booklet dengan sasarannya sudah sesuai dan dapat digunakan tanpa ada revisi.

Indikator ke tuju belas yaitu, “Booklet cocok digunakan untuk mahasiswa”, rata-rata presentase skornya adalah 92%, sehingga berdasarkan aspek yang digunakan booklet dengan sasarannya sudah sesuai dan dapat digunakan tanpa ada revisi.

Rata-rata total presentase skor dari ke tujuh belas indikator adalah 87,6%, dengan demikian dapat dikatakan bahwa aspek keterbacaan/respon mahasiswa, booklet dapat dinyatakan telah sesuai untuk mahasiswa Tadris Biologi, tidak memerlukan revisi, dan dapat digunkan sebagai bahan ajar. Komentar dan saran yang diberikan oleh beberapa mahasiswa adalah booklet menarik, materi mudah

131

dipahami, dan cocok digunakan untuk mahasiswa, sedangkan saranya adalah perbaikan penulisan dan gambar yang kurang jelas. b) Revisi Berdasarkan Respon Keterbacaan Mahasiswa Revisi yang pertama yaitu pembenahan gambar cover booklet. Berikut ini gambar pada bagian cover booklet sebelum direvisi.

Gambar 4.40 Cover gambar belum revisi (Dokumen Pribadi)

Bagian pada lembar pertama cover gambar tidak terlalu jelas dan mencari gambar yang lebih baik lagi agar memahami vegetasi mangrove. Upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah ini adalah dengan membenahi gambar awal yang mengenalkan vegetasi mangrove. Berikut ini tampilan bagian cover setelah direvisi, dapat dilihat pada gambar 4.41

132

Gambar 4.41 Cover Sudah Revisi (Dokumen Pribadi)

Gambar 4.42 Margin Kalimat Belum Revisi (Dokumen Pribadi)

Format margin kalimat ada yang tidak rapi, sehingga membuat tampilan tidak menarik dan tidak jelas. Setelah dilakukan revisi, tampilan huruf yang ada di dalam booklet disusun dan ditempatkan secara rapi sehingga membuat tampilannya lebih menarik dan tertata. Tampilan tabel margin setelah direvisi dapat dilihat pada gambar 4.43 .

133

Gambar 4.43 Margin Kalimat Sudah Revisi (Dokumen Pribadi)

Booklet yang telah dikembangkan ini mempunyai keunggulan yaitu mempunyai tampilan yang menarik, komponen isi yang mulai dari kata pengantar, daftar isi, seputar hutan mangrove cengkrong Trenggalek, Indikator pencapaian matakuliah Biodiversitas, pendahuluan, pengertian mangrove, peta lokasi dan metode penelitian, spesies yang ditemukan, keanekaragaman vegtasi mangrove, teknik persemain vegetasi mangrove, glosarium, daftar pustaka, profil penulis, bahwa booklet merupakan pedoman pelaksanaan kegiatan kkl yang memuat tata cara persiapan, pelaksanaan, analisis data, dan pelaporan hasil penelitian yang disusun dan ditulis oleh kelompok pengajar yang ahli dalam bidang tersebut dan mengikuti kaidah tulisan ilmiah. Kekurangan pada booklet ini adalah pengembangan produknya masih pada tahap development saja dan belum sampai pada tahap implementation atau uji coba, yang seharusnya diuji cobakan kepada mahasiswa Tadris Biologi.

Booklet ini ditujukan kepada mahasiswa Tadris Biologi yang sedang menempuh mata kuliah Biodiversitas. Booklet ini digunakan sebagai bahan ajar dalam mata kuliah Biodiversitas, dengan tujuan dapat memperkenalkan

134

keanekaragaman vegetasi mangrove dan tata cara penamaan spesiesnya, serta dapat melatih kemampuan mahasiswa agar terampil dalam menghitung keanekaragaman vegetasi mangrove di lokasi-lokasi tertentu khususnya Hutan

Mangrove Cengkong Trenggalek. Peneliti berharap booklet ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan

(KKL) pada mata kuliah Biodiversitas khususnya pada topik Vegetasi Mangrove.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti, mendapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, tingkat keanekaragaman spesies

vegetasi mangrove di Hutan Mangrove Cengkrong Trenggalek berdasarkan

Indeks Shannon-Wienner menunjukkan nilai H’= 1.9482 yang artinya tingkat

keanekaragaman jenisnya dalam kategori sedang. Jumlah vegetasi mangrove

yang ditemukan adalah 9 spesies vegetasi mangrove. Jenis yang ditemukan

yaitu, Rhizophora mucronata Lmk., Rhizophora apiculata (BI.), Achantus

ilicifolius L., Aegieceras corniculatum L. (Blanco), Ceriops decandra (Griff.)

Ding Hou, Ceriops tagal (Perr.) C.B.Rob., Excoecaria agallocha L (Engl).,

Sonneratia alba J.E Smith, Avicennia alba (BI.)

2. Hasil pengukuran faktor abiotik berhubungan erat dengan tingkat

keanekaragaman Vegetasi Mangrove. Nilai faktor abiotik yang lebih besar atau

lebih kecil dari idealnya maka dapat mempengaruhi persebaran dari spesies

Vegetasi Mangrove. Hasil perhitungan indeks keanekaragaman (H’) yang

sedang dipengaruhi oleh keadaan lingkungan tersebut. Apabila hasil

pengukuran faktor abiotik di bawah optimum maka Vegetasi Mangrove juga

tidak akan ditemukan di tempat tersebut, karena apabila kondisi lingkungan

tidak baik dengan hal itu vegetasi mangrove tidak bisa berkembang dan

bertahan hidup. Faktor abiotik yang ideal yang diperoleh dalam penelitian ini

135