View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE

provided by Hasanuddin University Repository

JENIS LABA-LABA (Araneae) DI DESA DATA, KECAMATANDUAMPANUA, KABUPATEN PINRANG SULAWESI SELATAN

Spider Types (Araneae) in Data Village of Duampanua Subdistrict of Pinrang Regency of South Sulawesi

Asriani 1) Eddy Soekendari2) Syahribulan 3) Ambeng 4)

Departement Biologi FMIPA Universitas Hasanuddin, Kampus Tamalanrea, Laboratorium Zoologi, UNHAS. [email protected]

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang Jenis Laba-laba Araneae di Desa Data Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui keragaman jenis laba-laba yang terdapat pada persawahan, perkebunan kakao, tambak dan pemukiman warga, di desa Data, kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Penelitian bersifat kualitatif meliputi observasi lapangan dan pengambilan sampel. Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan metode Cruise Method. Pengambilan sampel Laba-laba pada 4 ekosistem yaitu persawahan, tambak, kebun dan pemukiman dilakukan dengan menggunakan jaring penangkap laba-laba secara langsung. Hasil penelitian diperoleh sebanyak 11 jenis laba-laba dari 6 familia. Jenis laba-laba yang ditemukan sebanyak 11 jenis, diantaranya appensa 16, Argiope keyserlingi 15, Argiope aurantia 21, Argiope catenulata 48, Gasteracantha cancriformis 12, Opadometa fastigata 21, Tetragnatha montana 41, Menemerus bivittatus 41, Pholcus phalangioides 22, Latrodectus hesperus 9 dan Loxosceles reclusa 9 individu. Familia Araneidae sebanyak 64%, Siicaridae sebanyak 18%, Pholcidae sebanyak 8%, Gasteracantha sebanyak 7%, Salticidae 2 % dan familia Theridiidae 1%.

Kata Kunci : Kata kunci: Jenis, Laba-laba, Tambak, Kebun, Sawah, Pemukiman.

ABSTRACT

The Study about Araneae Types have been carried out in the Village of Duampanua Subdistrict of Pinrang Regency of South Sulawesi. The purpose of this research is to know the diversity of spider found in rice field, cocoa plantation, fishpond and residential area, in Data village, Pinrang district, South Sulawesi. Qualitative research includes field observation and sampling. Qualitative data collection is done by Cruise Method method. Spider sampling in 4 ecosystems ie rice fields, ponds, gardens and settlements is done by using a net catcher spider directly. The results obtained as many as 11 types of from 6 families. Spider species found as many as 11 species, including Argiope appensa 16, Argiope keyserlingi 15, Argiope aurantia 21, Argiope catenulata 48, Gasteracantha cancriformis 12, Opadometa fastigata 21, Tetragnatha montana 41, menemerus bivittatus 41, Pholcus phalangioides 22, Latrodectus hesperus 9 And Loxosceles reclusa 9 individuals. Familia Araneidae as much as 64%, Siicaridae as much as 18%, Pholcidae as much as 8%, Gasteracantha as much as 7%, 2% Salticidae and Theridiidae 1% family. Kabupaten Pinrang khususnya desa Data memiliki daerah yang didominasi oleh areal persawahan dan PENDAHULUAN perkebunan serta areal tambak pada dataran rendah, Indonesia merupakan salah satu negara yang dikenal perbukitan, bahkan di daerah pegunungan. Kondisi alamnya dengan negara Mega Biodiversitiy. Negara ini memiliki pulau menjadikan Kabupaten Pinrang sebagai daerah pertanian dan dengan jumlah sebanyak 17.000 pulau dan 47 ekosistem alami perkebunan yang potensial, sehingga perekonomiannya banyak yang berbeda yang kaya akan tumbuhan dan hewan dan bertumpu di sektor pertanian (BAPPEDA dan PM Kab. Pinrang, sejumlah besar pulau endemik, dengan total spesies sekitar 1,46 2011). juta (FAO, 2010). Berdasarkan hasil uraian diatas, maka perlu dilakukan Keanekaragaman hayati sangat bervariasi seperti salah penelitian tentang keberadaan jenis laba-laba Araneae di Desa satu hewan yang paling banyak ditemukan di Indonesia adalah Data Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang Sulawesi atrhopoda. Sebagian besar laba-laba Indonesia juga tidak Selatan selama bulan Septeber 2016 sampai bulan Januari ditemukan di tempat lain, dan sebagian berada terbatas 2017. pada puncak-puncak pengunungan tertentu. Keanaekaragaman arthropoda menentukan kestabilan BAHAN DAN METODE ekosistem pada persawahan. Pada persawahan kehadiran Bahan yang digunakan adalah untuk mengawetkan arthropoda sebagai salah satu agens hayati, tidak lepas dari sampel, alkohol 70% untuk membius sampel, kertas label untuk peranannya sebagai bagian rantai makanan organisme yang memberi nama pada sampel, dan sampel jenis laba-laba. Alat memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia. Salah satu yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu mikroskop untuk arthropoda yang berguna dan penting adalah sebagai predator melihat morfologi dari laba-laba, botol sampel untuk menyimpan serangga hama (Untung 2006). sampel, plastik sampel untuk menyimpan sampel, swipping net Laba-laba ditemukan hampir di seluruh permukaan (jaring) untuk penangkap laba-laba, alat tulis menuli, sarung bumi dari daerah kutub hingga daerah padang pasir yang kering. tangan untuk melindungi tangan dan kamera untuk mengambil Laba-laba terutama berlimpah di tempat yang banyak vegetasi. gambar dari sampel. Sampai saat ini sekitar 37.000 spesies laba-laba telah diberi nama, diyakini jumlah itu baru seperempat dari jumlah laba-laba Tahapan kerja penelitian yang ada di dunia (Suana, 2005). Jenis penelitian ini observasi yang bersifat deskriptip Laba-laba terdapat melimpah dialam dan dapat (survey). Menurut Nasir (1999), metode deskriptif (survey) beradaptasi diberbagai habitat. Umumnya laba-laba tidak merupakan suatu penelitian untuk memperoleh fakta dari gejala berbahaya bagi manusia, hanya beberapa jenis saja yang yang ada dan mencari keterangan faktual dari suatu kelompok dianggap merugikan karena racun yang dikeluarkannya. Laba- atau daerah yang dilakukan terhadap sejumlah individu atau laba termasuk binatang karnivora yang mempunyai sifat kanibal, unit, baik secara sensus maupun dengan menggunakan sampel. yaitu sering memangsa laba-laba yang lain yang lebih Penelitian ini terbagi dalam bebrapa tahapan sebagai berikut: lemah.disamping itu ternyata laba-laba dapat bertindak sebagai predator hama yang cukup efektif , khususnya bagi hama Observasi Lapangan wereng, hama padi dan tanaman pangan lainnya. Kehadiran Observasi lapangan dilakukan dengan tujuan untuk laba-laba disuatu ekosistem mempunyai hubungan yang erat memperoleh gambaran umum dari lokasi penelitian dan kegiatan dengan populasi hama dan keadaan ekologi ekosistem tersebut pengumpulan data kualitatif pendukung dilapangan yang (Laba, 2001). dibutuhkan nantinya, yang dilakukan dengan metode jelajah Salah satu habitat dari laba-laba persawahan. (Cruise Method). Menurut Fachrul (2007), penelitian yang tepat Persawahan lahan pertanian yang berpetak – petak dan dibatasi digunakan dalam penelitian semi kualitatif yaitu, pada tahap oleh pematang (galengan). Lahan sawah adalah lahan yang awal berupa observasi, yang kemudian dilanjutkan dengan dikelola sedemikian rupa untuk budidaya tanaman padi sawah mengidentifikasi jenis dari sampel laba-laba tersebut. dan perlu adanya penggenangan pada masa pertumbuhan padi. Fungsi laba-laba sendiri sebagai predator serangga hama. Jenis Data Sampel Lahan perkebunan adalah lahan usaha pertanian yang Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dalam luas, biasanya terletak di daerah tropis atau subtropis, yang bentuk data kualitatif, data primer yang diteliti meliputi jenis dari digunakan untuk menghasilkan komoditas perdagangan laba-laba dan nama ilmiahnya. Data primer dikumpulkan secara (pertanian) dalam skala besar dan dipasarkan ke tempat yang selektif dengan menjelajahi daerah penelitian dengan metode jauh, bukan untuk konsumsi lokal. Perkebunan dapat ditanami jelajah (Cruise Method) (Lucas at al, 2006). Pengambilan oleh tanaman industri seperti kakao, kelapa, dan teh (Dirjen sampel laba-laba pada daerah persawahan, perkebunan coklat, Perkebunan, 2007). areal tambak dan pemukiman warga setempat. Kabupaten Pinrang merupakan wilayah provinsi Sulawesi Selatan yang secara geografis terletak pada koordinat Pengambilan sampel antara 3º19’13” sampai 4º10’30” Lintang Selatan dan 119º26’30” Pengembilan sampel ini dilakukan dengan mengelilingi sampai 119º47’20”Bujur Timur. Daerah ini berada pada area tempat penelitian dengan metode jelajah (Cruise Method) ketinggian 0-2.600 meter dari permukaan laut. Kabupaten menggunakan swipping net (jaring) untuk menangkap laba-laba Pinrang berada ± 180 Km dari Kota Makassar, dengan memiliki tersebut, kemudian sampel yang sudah diambil diberi alkohol luas ±1.961,77 Km2, terdiri dari tiga dimensi kewilayahan untuk membius sampel. meliputi dataran rendah, laut dan dataran tinggi (BAPPEDA dan PM Kab. Pinrang, 2011). Identifikasi dan pengamatan sampel Keragaman Laba-Laba berdasarkan Familia Sampel jenis hewan yang telah difoto kemudian Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan desa diawetkan menggunakan formalin, selanjutnya di identifikasi Data, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang ditemukan dengan mengamati karakteristik morfologi berdasarkan referensi sebanyak 6 familia laba-laba yang disajikan dalam bentuk levi (1990). Identifikasi telah dilaksanakan di Laboratorium diagram Pie sebagai berikut: Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universtas Hasanuddin. Gambar 1. Keragaman Laba-Laba berdasarkan Familia Analisis data Data jenis laba-laba yang diperoleh melalui hasil penelitian diolah secara deskriptif dengan cara dikelompokkan, dan disajikan dalam bentuk diagram Pie. Selanjutnya data dianalisis untuk mendapatkan gambaran mengenai jenis laba- laba yang hidup didaerah persawahan, perkebunan coklat, areal tambak dan pemukiman warga letaknya di desa Data, kecamatan Duampanua, kabupaten Pinrang.

Hasil Object 3 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan desa Data, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang ditemukan sebanyak 11 jenis laba-laba yang tergolong kedalam 6 familia yang disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Jenis Laba-laba Araneae yang ditemukan di Desa Data Kec. Duampanua, Kab. Pinrang pada bulan September 2016-Januari 2017. Lokasi No. Familia Jenis K S T P 1. Argiope appensa Walckenaer, 1841 9 - 7 - 2. Argiope keyserlingi Karsch, 1878 6 - 9 - 3. Araneidae Argiope aurantia Scopoli, 1772 - 2 19 - 4. Argiope catenulata Doleschall, 1857 7 9 32 - 5. Gasteracantha cancriformis Linnaeus, 1758 12 - - - Jumlah 34 11 67 0 6. Opadometa fastigata Simon, 1877 21 - - - Tetragnathidae 7. Tetragnatha montana Simon, 1874 9 19 12 - Jumlah 30 19 12 0 8. Salticidae Menemerus bivittatus Dufour, 1831 - - - 2 Jumlah 0 0 0 2 9. Pholcidae Pholcus phalangioides Fussli, 1775 - - - 22 Jumlah 0 0 0 22 10. Theridiidae Latrodectus hesperus Chamberlin, 1935 - - - 9 Jumlah 0 0 0 9 11. Sicariidae Loxosceles reclusa Gertsch, 1940 1 - - 6 Jumlah 1 0 0 6 Jumlah Keseluruhan 65 30 79 39 Pembahasan Jenis laba-laba yang hidup di lingkungan Tabel 1 menunjukkan bahwa dari ke 4 lokasi sampling perumahan memiliki jenis yang berbeda dengan jumlah individu terbanyak 79 individu dari lokasi tambak dan lingkungan luar perumahan karena mampu beradaptasi terbanyak kedua 65 individu dilokasi kebun, sedangkan jumlah dengan lingkungan sekitrnya. Jika dibandingkan dengan 2 laba-laba terendah terdapat dilokasi persawahan dengan jumlah lingkungan terbuka menurut Sauna (2005), bahwa areal 30 individu dan lokasi pemukiman 39 individu. tertutup hanya sedikit jenis laba-laba yang hidup, karena Tabel 1 menunjukkan pula bahwa jumlah jenis laba- peluang untuk mencari makan juga sedikit sehingga jenis laba yang paling dominan yaitu pada areal kebun jumlahnya laba-laba yang hidup pun sedikit karena hanya memangsa sebanyak 7 jenis, areal tambak 5 jenis, areal persawahan sesama jenisnya sendiri. Jenis laba-laba yang hidup dipemukiman laba-laba pejaring karena laba-laba sebanyak 3 jenis dan pemukiman sebanyak 4 jenis laba-laba. pembuat jaring berada dibagian atas rumah sehingga Menurut Levi (1990), Tetragnathidae, Pholcidae, Theridiidae dan 3 kadang sulit untuk dijangkau oleh manusia. Aranedae merupakan jenis laba-laba pejaring. Menurut Sauna (2005), bahwa jenis laba-laba ini Gambar 1. menunjukkan bahwa familia dengan jumlah membuat jaring dan menetap diujung jaring untuk menagkap ndividu terbanyak ditunjukkan pada familia Araneidae sebanyak mangsanya berupa serangga atau hewan lain yang tertangkap (53%), terbanyak kedua dari familia Tetragnathidae sebanyak pada jaringnya. Salticidae dan Sicariidae merupakan jenis laba- (29%), terbanyak ketiga dari familia Pholcidae sebanyak (10%), laba yang tidak membuat jaring, tetapi hanya membuat benang- terbanyak keempat dari familia Theridiidae sebanyak (4%) benang untuk melindungi telurnya dari predator lain. Laba-laba kemudian Sicariidae sebanyak (3%) dan persntase paling sedikit jenis ini merupakan laba-laba pemburu didaun-daun yang ada dari familia Salticidae sebanyak (1%). dikebun maupun daun yang ada ditempat lain dan juga menjadi Menurut Kartohadjono (2011), bahwa keberadaan jenis pemburu ditanah. Biasanya laba-laba ini tinggal digulungan atau laba-laba pada beberapa ekosistem disebabkan karena pada lipatan daun biasanya juga hidup ditempat yang tidak terjangkau masing-masing lokasi merupakan tempat yang baik atau mampu oleh manusia sambil menunggu mangsanya. beradaptasi dengan lingkungannya bagi laba-laba untuk Rendahnya presentase jenis laba-laba ini yang meneruskan perkembangan hidupnya karena banyak tertangkap, kemungkinan disebabkan karena faktor cuaca yang menyediakan sumber makanan, dan tempat untuk berlindung, kurang menguntungkan karena pada saat cuaca panas kawin dan bertelur. Disamping itu faktor suhu dan kelembapan di khususnya dipagi hari banyak terdapat laba-laba, sedangkan empat lokasi tersebut pasti berbeda-beda sehingga pada saat cuaca mendung dan banyak angin apalagi diwaktu mempengaruhi jenis laba-laba yang akan hudup pada ekosistem sore hari kurang laba-laba, atau karena adanya pemangsa lain tersebut. sehingga tidak banyak yang hidup jenis lain serta dipengaruhi Jenis laba-laba yang hidup di lingkungan terbuka pula oleh waktu pengambilan yang dilakukan selama 2 hari. Menurut Sauna (2005), bahwa jenis Argiope catenulata yang paling banyak hidup diareal tambak karena sesuai dengan Deskripsi Jenis Laba-laba yang diperoleh di Desa Data, Kab. linkungannya atau tempat dia beradaptasi dan jenis dari laba- Pinrang laba tersebut banyak yang hidup dipematang tambak dan ada 1. Argiope appensa Walckenaer, 1841 juga yang diatas air. Argiope appensa memiliki ciri bagian kepala hitam putih Menurut Pito Didakus (2009), bahwa jenis laba-laba seperti batik, bagian dorsal berwarna kuning terang dan memiliki yang hidup diruangan terbuka seperti kebun memiliki jenis laba- empat titik hitam, sedangkan pada bagian ventral khususnya laba yang sangat bervariasi memiliki udara yang cukup sejuk abdomen berwarna kuning membentuk U terbalik. Kaki warna adanya tumbuhan yang tumbuh daerah terbuka banyak jenisnya hitam ada belang-belang putih disetiap ruas/ segmen. sehingga hewan lain banyak yang hidup, jika dibandingkan dengan teori sudah sesuai dimana pada penelitian ini yang paling banyak jenis laba-laba terdapat di areal kebun. Laba-laba yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya, Menurut Tulung (2000), bahwa jika udara yang panas salah satunya sawah akan sangat kurang jenis laba-laba yang hidup karena ada beberapa jenis saja yang mampu Deskripsi: beradaptasi, jika dibandingkan dengan penelitian ini sudah Argiope appensa adalah sejenis laba-laba yang berbanding lurus. Karena kita ketahui laba-laba yang hidup terdapat di beberapa pulau di Samudera Pasifik Barat. Telah diruangan terbuka memiliki jenis laba-laba yang sedikit hanya diperkenalkan ke Hawaii, dan ditemukan di Taiwan dan New jenis Tetragnata montana yang mampu beradaptasi diareal Guinea. Laba-laba ini mendia hidup diberbagai habitat, dimulai sawah, karena kita ketahui cahaya matahari yang ada pada dari pantai sampai ke hutan. Laba-laba betina mencapai panjang persawahan sangat panas tidak ada penghalang, sehingga tubuh hingga 6 cm dan berwarna hitam dan kuning, sedangkan hanya laba-laba tertentu yang mampu beradaptasi dengan laba-laba yang jantan warnanya coklat, sekitar 2 cm. Di Hawaii keadaan lingkungan disekitarnya. ini disebut laba-laba kebun. Argipoe appensa dapat dijumpai di berbagai negara seperti indonesia. Penduduk setempat ada yang menyebutnya sebagai laba-laba pisang (Edwards, 1984). 2. Argiope keyserlingi Karsch, 1878. 4. Argiope catenulata Doleschall, 1857 Argiope keyserlingi ini adalah laba-laba yang hidup Argiope catenulata ini memiliki ciri-ciri yaitu bagian ditempat terbuka seperti kebun, dan memiliki ciri-ciri bagian dorsal dibagian kepala berwarna putih dan berbulu halus, bagian kepala bercorak seperti batik berwarna hitam-putih. Bagian belakang berwarna putih silver dan terdapat corak hitam dorsal berwarna hitam dan terdapat 2 garis kuning memanjang. bercampur orange berbentuk huruf U. Sedangkan bagian ventral Sedangkan bagian ventral bagian perut berwarna kuning berbentuk huruf U terbalik tetapi bagian tengah warna kuning berwarna hitam dan bercorak kuning berbentuk love terbalik. terputus. Kaki berwarna hitam ada belang-belang putih disetiap Warna kaki belang-belang yaitu putih-hitam dan berbulu kasar. ruas/ segmen dan berbulu.

Deskripsi: Deskripsi: Argiope catenulata adalah sejenis laba-laba yang Laba-laba Argiope keyserlingi ini menggantung ke berwarna-warni. Cephalothorax betina berwarna kuning dengan bawah dengan kedua kakinya saling berpasangan. Perut mata hitam. Perutnya melintang dengan pola dorsal berwarna berbentuk segi lima datar dengan garis melintang kuning. kuning keputihan. Potongan coklat bentuk tidak beraturan Bagian dada dan kepala bagian atas memiliki pola perak keabu- terlihat pada bagian perut ke sisi posterior. Kaki-kakinya abuan dengan warna latar belakang hitam. Warna kaki berwarna hitam dengan cincin putih tipis. Laba-lab jantan lebih didominasi warna hitam dengan beberapa warna lain kuning dan kecil dari betinanya (Faulkner, 1999). putih. Laba-laba ini berasal dari familia Araneidae di bawah 5. Menemerus bivittatus Dufour, 1831 genus Argiope (levi, 1991). Jenis laba-laba ini tidak membuat jaring dan hidup 3. Argiope aurantia Scopoli, 1772 sebagai pemburu. Menemerus bivittatus memiliki ciri-ciri seluruh Argiope aurantia ini memiliki ciri-ciri yaitu dorsal bagian bagian kepala besar lebih besar dari abdomen. Permukaan kepala berwarna putih silver. Bagian belakang berwarna putih tubuhnya berwarna coklat pucat dan berbulu halus. Memiliki dan terdapat dua garis berwarna coklat dan kuning berbentuk ukuran kecil dan begitu juga kaki kecil sesuai dengan tubuh. huruf U. Bagian ventral dibagian abdomen berwarna kuning dan terdapat titik putih pada bagian tengahnya. Bagian kakinya berwarna coklat muda belang hitam dan berbulu halus.

Deskripsi: Laba-laba ini merupakan penjangkar dinding berwarna coklat, bagian doral dan ventra ditutupi dengan rambut lebat dan Deskripsi: putih keabu-abuan. Ada jambul dari bulu coklat tua di dekat Seperti yang terjadi pada banyak jenis laba-laba, laba- mata besar yang menghadap ke depan. Laba-laba panjangnya laba betina tumbuh jauh lebih besar daripada jantannya. Pada sekitar sembilan milimeter, jantannya sedikit lebih kecil dari betina panjang tubuh dewasa berkisar antara 19 sampai 28 mm betina. Pada jantan memiliki garis punggung longitudinal yang (3/4 sampai 1 1/8 inci), sedangkan jantannya hanya mencapai 5 kehitam-hitaman dengan garis putih kecoklatan di kedua sisi sampai 9 mm (1/4 - 3/8 inci). Pada kedua jenis kelamin ini, perut. Karapas dan chelicerae juga hitam dan kakinya memiliki memilki perut yang berbentuk cekung dan pada cekungangnya bulu dengan warna yang sama. Betina umumnya pucat dan memiliki tanda kuning atau oranye yang mencolok. Bagian lebih cokelat, dengan karapas dan perut lebih besar. depan tubuh, cephalothorax, ditutupi dengan rambut pendek. Karapasnya beringsut dengan dua pita hitam dan garis putih Kaki sebagian besar hitam, dengan bagian merah atau kuning di tipis dan perutnya berhias garis-garis hitam lebar di setiap sisi dekat tubuh. Seperti penenun bola lainnya (keluarga Araneidae), yang bersatu di ujung posterior. Betina berwarna abu-abu dan spesies ini memiliki tiga cakar per kaki. Spesis ini menggunakan mengeluarkan 25 sampai 40 telur dalam kasus sutra seperti cakar ketiga ini untuk membantu menangani benang saat kantung (Milne dan Milne, 1980). berputar. 8. Gasteracantha cancriformis Linnaeus, 1758 6. Loxosceles reclusa Gertsch, 1940 Gasteracantha cancriformis memiliki ciri-ciri bagian Loxosceles reclusa ini ciri khas tidak membuat jaring, dorsal dibagian kepala berwarna hitam, bagian punggung dorsal bagian kepala berwarna coklat pucat dan bagian punggungberwarna coklat pucat. Sedangkan ventral bagian berwarna kuning keputihan dan terdapat bintik-bintik hitam dan abdomen coklat keruh dan seluruh permukaan tubuhnya bagian durinya berwarna hitam kemerahan. Sedangkan pada dipenuhi oleh bulu-bulu halus serta kaki berwarna coklat. bagian ventral berwarna hitam dan bercorak merah setengah. Bagian kaki berwarna hitam ada belang-belang putih setiap ruas. Ciri khasnya bentuk tubuh seperti kepiting dan memiliki duri.

Deskripsi: Total hanya enam mata, disusun dalam tiga serangkai tiga pasang. Pengaturan mata ini adalah salah satu fitur diagnostik Deskripsi: utama untuk semua spesies Loxosceles. Memiliki tubuh yang Gasteracantha cancriformis ditemukan di banyak berwarna hitam pada bagian dorsal dan pada bagian ventral belahan dunia. Hal ini ditemukan di bagian selatan Amerika juga berwarna hitam. Pada baguan tubuhnya memiliki bulu-bulu Serikat dari California ke Florida, serta di Amerika Tengah, halus. Kaki panjang dan ramping sebanding dengan tubuh, Jamaika, dan Kuba. Penenun bola kepiting yang kurus kering, terutama pada jantan, dan berwarna coklat muda tanpa tanda. laba-laba ini tinggal di tepian hutan dan kebun-kebun semak Pasangan kedua selalu terpanjang, sedangkan pasangan ketiga belukar. Banyak penelitian tentang laba-laba ini telah terjadi di adalah yang terpendek. Postur kaki bisa agak mirip kepiting. kebun jeruk di Florida. Mereka sering tinggal di pohon atau di Tarsi (ujung kaki) memiliki 2 cakar (Dewey, 1993). sekitar pohon di semak belukar, Kawasan Habitat beriklim 7. Pholcus phalangioides Fussli, 1775 sedang tropis (Levi, 1978). Pholcus phalangiodes memiliki ciri-ciri yaitu seluruh 9. Tetragnatha montana Simon, 1874 bagian tubuhnya transparan, bagian kepala bewarna coklat Tetragnatha montana memiliki ciri-ciri yaitu dorsal pucat, bagian dorsal berwarna coklat tua begitu. Sedangkan bagian kepala berwarna hitam dan celicera besar, bagian ventral bagian abdomen berwarna coklat dan terdapat corak punggung berwarna orange kecoklatan. Sedangkann bagian batik. Kaki berwarna coklat ada belang-belang putih disetiap ventral berwarna hitam coklat dan memiliki abdomen yang ruas/ segmen. panjang dorsal pada bagian abdomen berwarna orange kecoklatan, dan memiliki abdomen yang panjang serta kaki yang panjang berwarna hitam kecoklatan.

Deskripsi: Pholcus phalangiodes dapat ditemukan di lokasi yang Deskripsi: tidak terganggu dan rendah cahaya. Beberapa tempat yang Tetragnatha montana pada laba-laba betina lebih besar mungkin ditemui laba-laba ini ada di ruang bawah tanah, di dari jantan dengan panjang tubuh 7-13 mm dibandingkan bawah batu, di bawah tepian, dan di gua. Orang yang paling dengan pria 6-8 mm. Laki-laki memiliki paracymbium dengan sering mengasosiasikan laba-laba ini dengan hidup di langit- lateral berbentuk kait. Pada betina memiliki garis posterior lurus langit dan di sudut-sudut di rumah. Mereka membuat jaringnya atau cembung. Memiliki chelicera kuning-coklat, dengan besar, longgar, dan datar, tapi bisa membuat mereka dalam tuberkulum bulat kecil yang bersebelahan dengan gigi atas bentuk tidak beraturan agar sesuai dengan objek sekitarnya. chelicerae pada jantan. Kaki berwarna kuning kecoklatan dan Jaring mereka biasanya berorientasi horizontal. Pholcus berwarna perak di permukaan dorsal dengan phalangioides tergantung terbalik di jaring yang dibuatnya. bentuk sepaerti daun perak putih yang memanjang yang Kawasan Habitat beriklim sedang tropis terrestrial biomes bergaris emas (Blackledge dan Hayashi, 2006). savana habitat Lainnya gua pertanian pinggiran kota . (Milne dan . Milne, 1980). 10. Latrodectus Hesperus Chamberlin, 1935 KESIMPULAN Latrodectus hesperus memiliki ciri-ciri yaitu dorsal Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat bagian kepala berwarna hitam. Bagian punggung berwana hitam disimpulkan bahwa secara keseluruhan jumlah jenis laba-laba terdapat corak seperti batik berwarna coklat pucat dan berbulu yang didapatkan pada empat ekosistem didesa Data Kecamatan halus. Sedangkan ventral bagian abdomen memiliki bulu-bulu halus dan terdapat 2 titik putih 2. Bagian kaki berwarna hitam Duampanua tersebut sebanyak 11 jenis diantaranya Argiope ada belang-belang putih disetiap segmen/ruas. appensa 16, Argiope keyserlingi 15, Argiope aurantia 21, Argiope catenulata 48, Gasteracantha cancriformis 12, Opadometa fastigata 21, Tetragnatha montana 40, Menemerus bivittatus 2, Pholcus phalangioides 22, Latrodectus hesperus 9 dan Loxosceles reclusa 7 individu.

SARAN Deskripsi: Perlu dilaksanakan penelitian lebih lanjut tentang jenis Laba-laba janda betina biasanya berwarna coklat tua laba-laba yang bisa dikembangkan menjadi agen pengendali atau berwarna hitam mengkilap saat mereka tumbuh besar, hayati serangga hama pada persawahan. biasanya menunjukkan corak putih keruh di permukaan ventral DAFTAR PUSTAKA (bagian bawah) perut; Beberapa mungkin memiliki sepasang BAPPEDA & PM Kab. Pinrang. 2011. Pinrang Dalam Angka putih keabu-abuan atau tidak memiliki tanda sama sekali. Laba- 2010. Pemerintah Kabupaten Pinrang, Pinrang. laba janda jantan sering menunjukkan berbagai tanda merah Baenaedi, S, 1988, Laba-Laba pada habiat pertanaman adi di atau merah dan putih di permukaan dorsal (sisi atas) perut, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, klasifikasidan mulai dari satu garis sampai batang atau bintik. Betina dari perilaku pemangsa, Tesis, Universitas Gajah Mada, beberapa spesies berwarna coklat pucat dan beberapa tidak Yogyakarta. memiliki tanda terang. Mayat laba-laba janda hitam berkisar dari Blackledge, TA & Hayashi, CY, 2006, ‘Silken toolkits: biomechanics of silk fibers spun by the orb web spider 3 sampai 10 mm, beberapa wanita dapat mengukur 13 mm di Argiope argentata (Fabricius 1775)’, Experimental tubuh mereka (Levi, 1983). Zoology, vol. 209, hal. 2452–2461. 11. Opadometa fastigata Simon, 1877 Bonev, B, Grieve, S, Herberstein, ME, Kishore, AI, Watts, A & Opadometa fastigata ciri khasnya terdapat bagian Separovic, 2006, ‘Orientational order if australian spider kepala berwarna orange bercorak hitam sedangkan bagian silk and determinated by solid-state NMR’, Biopolymers, dorsal berwarna orange bercampur hitam. Sedangkan pada vol. 82, hal. 134-143. Chamberlin RV, Ivie W. 1944. Spiders of the Georgia region of bagian ventral berwarna hitam dan terdapat 2 titik berwarna North America. Bulletin of the University of Utah 35: 1- orange. Bagian kaki ke-4 terdapat bulu-bulu kasar hitam yang 267. berkumpul. Kaki berwarna hitam belang orange dengan Dirjen Perkebunan, 2007. Statistik Perkebunan Indonesia. pangkalnya yang berwarna orange. Direktorat Jenderal Perkebunan Indonesia. Jakarta. Edwards GB. 1984. Large Florida orb weavers of the genus Neoscona (Araneae: Araneidae). Florida Department of Agriculture and Consumer Services, Division of Plant Industry Entomology Circular 266: 1-2. Eisner T, Nowicki S. 1983. Spider web protection through visual advertisement: Role of the stabilimentum. Science 219: 185-187. Deskripsi: Fachrul MF. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara, Laba-laba ini memiliki nama umum pirang berbentuk pir. Bahkan Jakarta. menggunakan kata Leucauge yang mengarahkan kita pada Herlinda S, Rauf A, Sosromarsono S, Kartosuwondo U, Siswadi, genus Leucauge, laba-laba ini tidak berada di bawah genus itu & Hidayat P. 2004. Artropoda musuh alami penghuni karena spesies ini dipisahkan dari laba-laba Leucauge lainnya ekosistem persawahan di daerah Cianjur, Jawa Barat. J. Entomol. Indon. 1(1): 9–15. oleh perut berbentuk pir dan kaki keempatnya yang unik. Ini Herlinda S, Waluyo, Estuningsih SP, & Irsan C. 2008. berada di bawah genus Opadometa yang merupakan keluarga Perbandingan keanekaragaman spesies dan yang sama dengan Leucauge dalam keluarga Tetragnathidae kelimpahan arthropoda predator penghuni tanah di (penenun oranye panjang). Warna perut berwarna hitam dengan tanda putih perak. Bentuk perut melebar ke arah posterior dan keyserlingi meluas ke anterior tumpang tindih dengan karapas yang membentuk bentuk seperti punuk. Kaki-kakinya berwarna hitam dengan beberapa pita kuning (Muma dan Stone, 1971; Muma, 1971). Kartohardjono, A. 2011. Penggunaan Musuh Alami Sebagai Mulyani, L. 2010. Implementasi Sistem Pertanaman Kubis: Komponen Pengendalian Hama Padi Berbasis Ekologi. Kajian Terhadap Keragaman Hama dan Musuh Alami. Pengembangan Inovasi Pertanian. 4(1): 36. [Skripsi]. Universitas Sebelas Maret. Jakarta. Kartohadjono, Arifin. 2011. Penggunaan Musuh Alami Sebagai Muma MH. 1971. Biological and behavioral notes on Komponen Pengendalian Hama Padi Berbasis Ekologi. Gasteracantha cancriformis (Arachnida: Araneidae). Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Pengembangan Florida Entomologist 54: 345-351. Inovasi Pertanian 4(1): 29-46 Muma MH, Stone KJ. 1971. Predation of Gasteracantha Keanekaragaman Hayati Arthropoda pada Sistem Produksi cancriformis (Arachnida: Araneidae) eggs in Florida Pertanian, Cipayung, 16-18 Oktober. 2001. citrus groves by Phalacrotophora epeirae (Insecta: Perhimpunan Entomologi Indonesia dan Phoridae) and Arachnophaga ferruginea (Insecta: Keanekaragaman Hayati Indonesia. Eupelmidae). Florida Entomologist 54: 305-310. Kaston BJ. 1978. How to Know the Spiders. 3rd ed. Wm. C. Pradhana RA, Mudjiono IG, Sri K. 2014. Keanekaragaman Brown Co., Dubuque, Iowa. 272 pp. serangga dan laba-laba pada pertanaman padi organik Khodijah, Herlinda S, Irsan C, Pujiastuti Y, & Thalib R. 2012. dan konvensional. Jurnal HPT 2 (2): 58-66. Artropoda predator penghuni ekosistem persawahan Rachmawati D. 2013. Karakteristik habitat dan keanekaragaman lebak dan pasang surut Sumatera Selatan. J. Lahan Arachnida family Araneidae di Cagar Alam Tukung Suboptimal 1(1): 57–63. Gede Serang Banten. Makalah dalam Proseding Laba IW. 2001. Keaekaragaman Hayati Artropoda dan Peranan Semirata FMIPA Universitas Lampung. FMIPA Musuh Alami Hama Utama Padi pada Ekosistem Universitas Lampung. Lampung. Sawah. Makalah Falsafah Sains (PPs 702) Program Rantung, J. CH. S. 2006. Keragaman Spesies Laba- Laba Di Pasca Sarjana / S3. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Seksi Konservasi Wilayah II Taman Nasional Bogani Levi HW. 1968. The spider genera Gea and Argiope in America Nani Wartabone, Doloduo, Bolaang Mongondow. (Araneae: Araneidae). Bulletin of the Museum of [Skripsi]. Universitas Sam Ratulangi. Manado. Comparative Zoology 136: 319-352. Rohman F. 2008. Struktur komunitas tumbuhan liar dan Levi HW. 1978. The American orb-weaver genera Colphepeira, artropoda sebagai komponen evaluasi agroekosistem Microtheno and Gasteracantha North of Mexico. di kebun the Wonosari Singosari Kabupaten Malang. Bulletin of the Museum of Comparative Zoology 148: [Disertasi] Program Pascasarjana Universitas 417-442. Brawijaya. Malang. Levi, L., HW. 1990. The spider genera Gea and Argiope in Soeharyono. 2011. Dampak Implementasi Sekolah Lapang America (Araneae: Araneidae). Bulletin of the Museum Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) Padi terhadap of Comparative Zoology 136: 390-479. Penggunaan Pestisida. Agrovigor 4 (1): 28-33. Suana, I. W. 2005. Bioekologi Laba-laba pada Bentang Alam Pertanian di Cianjur: Kasus Daerah Aliran Sungai (DAS) Cianjur, Sub-sub DAS Citarum, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.