SEMAH : Journal Pengelolaan Sumberdaya Perairan http://ojs.umb-bungo.ac.id/index.php/SEMAHJPSP VOL. 4 No. 2 ISSN : 2580 - 0736 Desember 2020

STUDI BIODIVERSITAS IKAN DI PERAIRAN SUNGAI BATANGHARI DESA BEDARO RAMPAK KECAMATAN TEBO TENGAH KABUPATEN TEBO PROVINSI

Beby Jaga Paramudita1 Rini Hertati2* Syafrialdi2

1Mahasiswa Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan, Universitas Muara Bungo - Jambi 2Staf Pengajar Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan,Universitas Muara Bungo-Jambi *Email: [email protected]

ABSTRAK Biodiversitas suatu spesies di habitatnya merupakan sumber plasma nutfah yang sangat berharga. Salah satu sumberdaya hayati perairan yang penting adalah jenis–jenis ikan. Sungai batanghari merupakan salah satu sungai besar yang terdapat di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Penelitian ini bertujuan mengetahui kekayaan jenis-jenis ikan, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan indeks dominasi sungai batanghari desa bedaro rampak Kabupaten Tebo Provinsi Jambi. Pengambilan sampel ikan dilakukan selama Bulan Januari 2020 pada tiga stasiun pengamatan berbeda, dengan menggunakan alat tangkap jaring insang, jala tebar, dan pancing. Hasil penelitian didapatkan ikan berjumlah 226 dengan 24 species yang teridentifikasi. Indeks keseragaman 0,06 - 0,09, ikan yang mendominasi perairan sungai batanghari desa bedaro rampak yaitu ikan kepiat (pentus belinka blkr) dengan nilai indeks dominasi 0,0459 dan 0,0561 dan ikan limbat/lele (Clarias nieuhofii) dengan nilai indeks dominasi 0,0548 yang dikategorikan sebagai kategori dominasi sedang.

Kata Kunci : Biodiversitas, Jambi, Kabupaten Tebo, Sungai Batanghari

ABSTRACT The biodiversity of a species in its habitat is a very valuable source of germplasm. One of the important aquatic biological resources is the types of fish. Batanghari river is one of the large rivers located in Tebo Regency, Jambi Province. This study aims to determine the richness of fish species, diversity index, uniformity index and dominance index of Batanghari river, Bedaro Rampak village, Tebo Regency, Jambi Province. Fish samples were taken during January 2020 at three different observation stations, using gill nets, cast nets and fishing rods. The results showed that there were 226 fish with 24 identified species. The uniformity index is 0.06 - 0.09, the fish that dominate the waters of the Batanghari River in Bedaro Rampak Village are kepiat fish (pentus belinka blkr) with a dominance index value of 0.0459 and 0.0561 and limbat fish / catfish (Clarias nieuhofii) with an index value. dominance of 0.0548 which is categorized as a medium domination category.

Keywords: Biodiversity, Jambi, Tebo Regency, Batanghari River

103 I. PENDAHULUAN penggunaan lahan ditepian ataupun Latar Belakang sekitar perairan secara langsung Kabupaten Tebo secara ataupun tidak langsung dapat geografis terletak pada – berdampak negatif terhadap mutu air sungai dan selanjutnya – L t g Sel t mengakibatkan rusaknya ekosistem yang memiliki luas wilayah 646.100 perairan. Rusaknya ekosistem ha atau 11,86 % dari luas wilayah perairan berdampak pula terhadap Provinsi Jambi. Perkembangan dan kehidupan ikan baik secara kualitas produktifitas perikanan Kabupaten maupun kuantitas. Aktivitas seperti Tebo cukup maju dan beragam penangkapan dan modifikasi karena kawasan perikanan utama lingkungan mempunyai dampak masih pada perairan sungai dan terhadap perubahan kelimpahan, danau, adapun sungai dan danau produktivitas, dan struktur yang ada di Kabupaten Tebo yaitu komunitas. sungai batanghari, batang tebo, Berdasarkan dari hasil survei batang sumay, batang tabir, danau dan wawancara dengan nelayan di sigombak, danau lamo, danau perairan sungai batanghari desa tanduk, sungai alai serta anak sungai bedaro rampak Kecamatan Tebo lainnya (BPS Jambi, 2014). Tengah Kabupaten Tebo, ikan sungai Kabupaten Tebo termasuk kabupaten batanghari mulai sulit ditemukan yang berada di bagian hulu daerah karena tingkat kecerahan dan aliran Sungai Batanghari dan dialiri kedalaman belum diketahui secara oleh sungai utama sungai batanghari. ilmiah hal ini diperkirakan akan Panjang sungai batanghari di mempengaruhi jumlah spesies dan Kabupaten Tebo berkisar 300 km individu perairan sungai batanghari (Dinas Komunikasi dan Informasi di desa bedaro rampak. Akibat dari Pemeritah Daerah Kabupaten Tebo, dampak kegiatan di sekitar perairan 2017). tersebut, diduga telah terjadi Sungai Batanghari merupakan penurunan jumlah dan biodiversitas terpanjang di Pulau dengan ikan, disamping itu masih panjang sungai utama mencapai 870 terbatasnya data dasar jenis– jenis km. Lebar sungai bervariasi antara ikan yang terdapat di sungai 300 – 500 m, dan kedalaman sungai batanghari desa bedaro rampak antara 6-7 m (Dinas Lingkungan Kecamatan Tebo Tengah Kabupaten Hidup Provinsi Jambi, 2016). Tebo. Sungai Batanghari merupakan Tujuan penelitian ini yaitu satu dari sungai besar yang terdapat mengetahui kekayaan jenis-jenis di Kabupaten Tebo, sungai ini ikan, indeks keanekaragaman, indeks memiliki potensi sumber daya ikan keseragaman dan indeks dominasi di yang melimpah yang biasa perairan sungai batanghari, desa digunakan untuk kebutuhan sehari- bedaro rampak, Kecamatan Tebo hari ataupun untuk mencukupi Tengah, Kabupaten Tebo Provinsi kebutuhan ekonomi. Aktivitas Jambi.

II. METODE PENELITIAN Adapun waktu dan tempat Waktu dan Tempat Penelitian penelitian ini yaitu penelitian dilaksanakan di Perairan sungai SEMAH : Journal Pengelolaan Sumberdaya Perairan http://ojs.umb-bungo.ac.id/index.php/SEMAHJPSP VOL. 4 No. 2 ISSN : 2580 - 0736 Desember 2020

batanghari desa bedaro rampak Kecamatan Tebo Tengah Kabupaten Alat dan Bahan Tebo, yang dilaksanakan pada Bulan Adapun peralatan untuk Januari 2020. Penelitian ini penelitian ini adalah alat tulis, GPS, dilakukan dengan pengambilan kamera, baskom, plastik, pinset, sampel di 3 (tiga) stasiun yang telah kertas label, penggaris, timbangan ditentukan di Desa Bedaro Rampak dan juga menggunakan laptop untuk (Gambar. 1). pengolahan data, sedangkan alat tangkap yang digunakan untuk Sumber dan Teknik Pengumpulan menangkap sampel yaitu alat Data tangkap yang biasa digunakan oleh Metode penelitian yang nelayan setempat dan sebagai alat digunakan adalah metode survei dan parameter pendukung menggunakan metode purposive random sampling. meteran panjang, secchi disk, Penentuan stasiun pengamatan dalam termometer dan kertas lakmus. Alat penelitian ini di dasarkan atas ciri tangkap yang digunakan dalam khas rona lingkungan yang berbeda penelitian ini adalah alat tangkap dan daerah penangkapan ikan yang yang biasa digunakan oleh nelayan biasa digunakan oleh nelayan setempat yaitu alat tangkap pukat setempat. Parameter pendukung atau jaring insang (gill net), jala tebar adalah parameter kualitas air, data serta pancing tajur. dianalisis secara deskriptif dalam Bahan yang digunakan pada bentuk tabel dan gambar. penelitian ini adalah ikan yang Berdasarkan hal tersebut lokasi menjadi objek sampel dan sebagai penelitian ini ditentukan sebanyak 3 pengawet sampel digunakan formalin (tiga) stasiun pengamatan. sebanyak 4 %, serta alkohol 70 %.

Analisis Data I Untuk menganalisis data yang Hi = - ∑ niLog 2 ni diperoleh dari lapangan i-1 N N menggunakan beberapa metoda Keterangan : analisis. Metoda analisis tersebut HI : Indeks keanekaragaman adalah sebagai berikut : Shannon - Wienner

1. Analisis Indeks Keanekaragaman ni : Jumlah individu jenis ke-i 1 N : Jumlah total individu Jenis Ikan (H ) Sedikit atau banyaknya Kriteria penampilan berdasarkan keanekaragaman spesies dapat dilihat keanekaragaman jenis yaitu : I dari indeks keanekaragaman (H ). HI < 1 : Keanekaragaman rendah Indeks Keanekaragaman mempunyai HI > 1 – 3 : Keanekaragaman sedang nilai terbesar jika semua individu HI > 3 – 4 : Keanekaragaman tinggi berasal dari spesies yang berbeda-

beda. Indeks Keanekaragaman dihitung menggunakan rumus 2. Indeks Keseragaman Jenis Shannon-Wienner (Zico, 2018) Semakin besar nilai indeks 1 dilambangkan dengan(H )sebagai Keseragaman menunjukkan berikut : kelimpahan yang hampir seragam dan merata antar jenis. Nilai Indeks Keseragaman dapat dihitung menggunakan rumus (Zico, 2018), 0 < E ≤ 1,0 = Keseragaman tinggi, sebagai berikut : komunitas stabil. 3. Indeks Dominasi E = HI Indeks dominasi dihitung InS dengan menggunakan rumus (Odum, Keterangan : dalam Rozi, 2018), sebagai berikut : 2 E = Indeks Keseragaman Jenis C = ∑ (ni/N) H = Indeks Keanekaragaman Keterangan : InS = Jumlah Jenis yang C = Indeks Dominan ditemukan ni = Jumlah Individu spesies – i N = Jumlah total individu Kriteria penampilan berdasarkan semua spesies keseragaman jenis yaitu : Kriteria penampilan berdasarkan 0 < E ≤ 0,4 = Keseragaman kecil, keseragaman jenis yaitu : komunitas tertekan; 0,00 < C ≤ 0,50 = Dominasi rendah; 0 < E ≤ 0,6 = Keseragaman sedang, 0,50 < C ≤ 0,75 = Dominasi sedang; komunitas labil; 0,75 < C ≤ 1,00 = Dominasi tinggi.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Perairan Sungai Batanghari Desa Bedaro Rampak Parameter lingkungan yang diukur pada saat pengambilan sampel di masing – masing stasiun disajikan pada (Tabel 1). Parameter kualitas air aliran sungai pada masing – masing stasiun penelitian cukup deras, dengan kelebaran sungai yang cukup luas, serta kedalaman yang bervariasi. Air sungai batanghari desa bedaro rampak Kecamatan Tebo Tengah relatif rendah dikarenakan adanya suspensi lumpur yang berasal dari galian pasir dan ladang disekitar sungai. Substrat dasar pada seluruh stasiun penelitian berupa batu, kerikil, pasir dan lumpur. Disekitar aliran sungai ditumbuhi berbagai tanaman budidaya maupun tumbuhan liar dengan ketebalan penutupan 50%, lahan disekitar sungai merupakan lahan pekarangan, perkebunan, dan ladang warga setempat.

106 Tabel 1. Parameter Kualitas Air di Sungai Batanghari Desa Bedaro Rampak No Parameter Satuan Stasiun I II III 1 Suhu C 28 27 27 2 Kecerahan cm 70 85 75 3 Kecepatan m/s 0,65 - 0,70 0,35 - 0,60 0,65 - 0,70 Arus 4 Kedalaman m 2 – 3 2 - 4 3 - 7 5 Lebar m 87 125 216 6 Panjang km 3 3 3 7 Ph - 6 7 7 8 Warna Air - Kuning Keruh Kunig Kecoklatan Kecoklatan 9 Substrat - Berbatu dengan sedikit Berlumpur Berlumpur Dasar pasir 10 Jenis - Sagu, Durian, Pisang Pisang, Pinang, Duku Tumbuhan Pinang, Mangga, Aren, Embacang, Alang, Sawit Sukun, Duku Sumber: Data Primer Penelitian 2020

Biodiversitas Perairan Batanghari ikan stasiun I : 56 ekor, stasiun II : Desa Bedaro Rampak 76 ekor dan stasiun III : 94 ekor, Ikan yang didapat selama dengan jumlah tangkapan berkisar penelitian berjumlah 226 ekor antara 10 – 30 ekor perhari. Lebih dengan 24 spesies. Hasil tangkapan jelas dapat dilihat pada (Tabel 2).

Tabel. 2. Biodiversitas Ikan yang Tertangkap Jumlah masing-masing jenis Nama Lokal Ikan (ekor) Jumlah/ No Nama Latin / Nasional Stasiun Stasiun Stasiun ni 1 II III 1. Kelemak Tylognathusfalcifer 0 1 2 3 2. Gurami, Kalui Osphronemus 3 1 2 6 septemfasciatus 3. Parang-Parang Macrochirichthys 0 5 2 7 macrochirus 4. Lampam Caka Puntioplites 2 8 0 10 waandersi 5. Lampam Barbodes 8 5 10 23 schwanenfeldii 6. Baung Mystus wyckii 5 1 1 7 7. Lais Hemisilurus 5 0 7 12 heterorhynchus 8. Batu Leptobarbus hoevenii 3 0 5 8 9. Lambak Thynnichtys 0 2 2 4 thynnoides 10. Betutu/bodo Oxyeleotris 5 0 2 7 marmorata 11. Gabus/Bujuk Channa striata 2 0 3 5 12. Tilan Mastacembelus 3 2 5 10 unicolor 13. Nila Oriechromis 0 3 1 4 niloyicus 14. Betung Pristolepis grootii 1 0 8 9 15. Lele/Limbat Clarias nieuhofii 1 2 22 25 16. Beting/Keting Mystus planiceps 2 4 5 11 17. Mas Cyprinus carpio 0 4 0 4 18. Seluang Maram Hampala 0 3 0 3 macrolepidota 19. Rasbora Rasbora nutteni 0 3 0 3 20. Palau Cyclocheilichthys 0 4 3 7 enoplos 21. Rempang- Osteochilus rampang 0 2 3 5 rempang popta 22. Kepiat Pentus belinka 12 18 0 30 23. Seluang Chela oxygastroides 4 8 5 17 24. Nilem Osteochillus vittatusi 0 0 6 6 TOTAL 56 76 94 226

Sumber: Data Primer Penelitian 2020

Berdasarkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa terdapat 15 yang telah dilakukan telah ditemukan jenis ikan dari 6 ordo 11 famili dan sebanyak 24 jenis ikan di sungai 14 genus di perairan sungai alai batanghari desa bedaro rampak Kabupaten Tebo yang merupakan Kecamatan Tebo Tengah Kabuapten anak dari sungai batang tebo yang Tebo, dimana dilakukan destiminasi bermuara ke sungai batanghari. dan identifikasi terhadap setiap Berbeda halnya dengan (Akhrianti, sampel dengan menggunakan buku 2018) yang mengemukakan adanya ikan air tawar bagian barat 24 jenis ikan yang terdiri dari 22 dan sulawesi (Kottelat, 1993) dan spesies dari 11 famili pada tiga Taksonomi dan Kunci Identifikasi sungai yang berbeda di Pulau Ikan 1 dan 2 (Saanin, 1984). Bangka. Keragaman dan struktur Jumlah keanekaragaman jenis komunitas ikan disuatu perairan ikan yang diperoleh selama merupakan gambaran karakteristik penelitian lebih banyak jika spesies dan daur hidupnya terkait dibandingkan dengan penelitian dengan fluktuasi kondisi lingkungan sebelumnya oleh (Nurmela, 2017) (Mote, 2017).

Nilai Indeks Keanekaragaman (HI) Berdasarkan kriteria Indeks Hasil analisis Indeks Keanekaragaman ikan pada Keanekaragaman (HI) di sungai penelitian stasiun I sampai dengan batanghari desa bedaro rampak III, stasiun I dan II tergolong pada Kecamatan Tebo Tengah Kabupaten kategori rendah, sementara pada Tebo yaitu pada stasiun I berada stasiun III tergolong kategori sedang. pada nilai 1,36 pada stasiun II berada Lebih jelas nilai indeks pada nilai 1,78 sedangkan pada keanekaragaman dapat dilihat pada stasiun III berada pada nilai 2,10. (Tabel 3) dan (Gambar 2).

108 Tabel. 3 Nilai Indeks Keanekaragaman Jenis Ikan (HI) yang tertangkap selama penelitian di Sungai Batanghari Desa Bedaro Rampak No Stasiun HI Keterangan 1 Stasiun 1 1,3620 Kategori Rendah 2 Stasiun 2 1,7778 Kategori Rendah 3 Stasiun 3 2,0969 Kategori Sedang Sumber: Data Primer Penelitian 2020

Rendahnya keanekaragaman seperti MCK dan juga terdapat ikan di perairan sungai ini dominasi spesies tertentu (Samitra, disebabkan oleh adanya kegiatan 2018). manusia di sekitar stasiun penelitian

Sumber: Data Primer Penelitian 2020 Gambar 2. Nilai Indeks Keanekaragaman Jenis Ikan (HI) yang Tertangkap Selama Penelitian di Sungai Batanghari Desa Bedaro Rampak

Keanekaragaman dan Batanghari yaitu Sungai Batang kelimpahan ikan juga ditentukan Tebo. Untuk aktifitas yang terjadi oleh karakteristik habitat perairan meliputi banyaknya pemanfaatan (Preniti, 2019). Banyaknya jumlah aliran sungai oleh masyarakat berupa keanekaragaman jenis ikan di lokasi MCK dan berlabuhnya perahu penelitian juga bergantung pada nelayan penangkap ikan, sedangkan parameter lingkungan diantaranya untuk vegetasi aliran sungai kualitas air, vegetasi lingkungan, ditumbuhi pepohonan tinggi berupa cuaca pada saat penangkapan serta pinang, mangga, kelapa, pisang, teknik dalam penggunaan alat duku, sagu, karet, sawit, serta tangkap, sehingga perbedaan rerumputan yang cukup lebat. komposisi jenis ikan-ikan yang Stasiun III memiliki nilai tertangkap antar lokasi akan berbeda indeks keanekaragaman 2,10 dengan (Akhrianti, 2017). parameter lingkungan fisika Hal ini sesuai dengan daerah memiliki substrat dasar berlumpur penelitian pada stasiun III yang dengan sedikit berpasir, merupakan bagian hilir dimana berkedalaman 3-7 m, dengan lebar terdapat bagian hulu anak sungai sungai 216 m, dan kecepatan 0,65- SEMAH : Journal Pengelolaan Sumberdaya Perairan http://ojs.umb-bungo.ac.id/index.php/SEMAHJPSP VOL. 4 No. 2 ISSN : 2580 - 0736 Desember 2020

0,70 m/s. Kondisi lingkungan Sedangkan indeks perairan ini yang disukai biota keanekaragaman ikan terendah perairan hingga merasa nyaman terdapat pada stasiun I berkisar 1,36. berada pada lingkungan tersebut. Hal Rendahnya tingkat keanekaragaman ini selaras dengan pernyataan ikan dikarenakan adanya aktifitas (Hertati. R., 2019) dimana ikan – masyarakat yang sangat berpengaruh ikan lebih cenderung berdiam dan terhadap keanekaragaman jenis ikan hidup nyaman pada perairan yang pada perairan yaitu penambangan memiliki kedalam yang baik, pasir. Penambangan pasir ini berkisar 4-7 m sehingga tidak menimbulkan tingkat kekeruhan mengalami kekeringan pada musim pada perairan sungai sehingga kemarau. berdapak menurunnya jumlah Faktor lingkungan perairan keanekaragaman ikan, sebab perairan sangat berpengaruh terhadap tersebut merupakan tempat yang banyaknya jenis keanekaragaman tidak aman dan tidak sesuai bagi ikan, artinya tidak hanya kedalaman habitat pada sebagian jenis ikan dan kecepatan arus yang memiliki tertentu. peran penting namun faktor lain yang Menurut (Muslih, 2014) mendukung tingginya tingkat mengemukakan bahwa tingkat keanekaragaman jenis ikan yaitu kekeruhan dapat menghambat tingkat kecerahan air, suhu, dan pH penetralisir cahaya matahari atau perairan. Suhu pada stasiun III tingkat kecerahan yang masuk ke berkisar 27 oC, tingkat kecerahan 85 perairan sehingga mengganggu cm, dan pH air 7, stasiun III fotosintesis (fitoplankton), kekeruhan tergolong pada perairan yang subur tinggi juga dapat mengancam sehingga banyak terdapat makanan kehidupan organisme akuatik seperti (fitoplankton) yang dibutuhkan oleh gangguan penafasan (ingsang) dan ikan. Menurut (Faradiana, 2018) penyaringan makanan. Dimana menyatakan bahwa faktor semakin tinggi tingkat kekeruhan lingkungan yang mempengaruhi pada perairan maka akan semakin secara signifikan yaitu penetralisir rendah tingkat keanekaragaman. cahaya dan kecepatan arus, serta Turunnya kualitas dan kuantitas air faktor pendukung lainnya. Semakin sungai adalah terjadinya kerusakan rendah arus yang terdapat di suatu habitat akibat pencemaran yang perairan maka akan menyebabkan disebabkan kegiatan industri kenaikan tingkat keanekaragaman domestik dan pertambangan serta jenis ikan. dampak utama yang timbul akibat pertambangan (Hamidah, 2004).

Nilai Indeks Keseragaman (E) stasiun dan luas area penangkapan Nilai Indeks Keseragaman serta ketersediaan alat tangkap yang pada stasiun I sampai dengan stasiun digunakan. III yaitu berada pada nilai 0,06 – Menurut (Preniti, 2019) indeks 0,09 yang dikategorikan sebagai keseragaman dapat dikatakan sebagai Indeks Keseragaman populasi kecil keseimbangan yaitu dengan dan komunitas tertekan, hal ini menunjukkan pola sebaran biota atau dikarenakan adanya perbedaan komposisi individu tiap spesies yang adaptasi lingkungan pada setiap terdapat dalam suatu komunitas. Jika

110 nilai indeks keseragaman relatif pada setiap stasiun dianggap sama tinggi maka keberadaan setiap jenis atau seragam, sehingga mampu biota di perairan dalam kondisi sama. mewakili tingkat keanekaragaman Ditinjau dari hasil selama jenis ikan pada setiap stasiun. Lebih penelitian pada keseluruhan stasiun, jelas nilai indeks keseragaman dapat indeks keseragaman memiliki nilai dilihat pada (Tabel 2) dan (Gambar yang hampir sama. Hal ini 3). membuktikan bahwa komposisi ikan

Tabel. 2 Nilai Indeks Keseragaman Jenis Ikan (E) yang tertangkap selama penelitian di Sungai Batanghari Desa Bedaro Rampak. Nilai Indeks Keseragaman (E) No Stasiun E Keterangan 1. I 0,0568 Populasi Kecil dan Komunitas Tertekan 2. II 0,0741 Populasi Kecil dan Komunitas Tertekan 3. III 0,0874 Populasi Kecil dan Komunitas Tertekan Sumber: Data Primer Penelitian 2020

Sumber: Data Primer Penelitian 2020 Gambar 3. Nilai Indeks Keseragaman Jenis Ikan (E) yang Tertangkap Selama Penelitian di Sungai Batanghari Desa Bedaro Rampak

Nilai Indeks Dominasi (D) berada pada nilai 0,0459 yang Nilai indeks dominasi tertinggi dikategorikan sebagai dominasi terjadi pada jenis ikan kepiat, dan rendah dan pada Stasiun II yang ikan lele/limbat. Ikan kepiat mendominasi adalah ikan kepiat merupakan ikan yang mendominasi berada pada nilai 0,0561yang sungai Batanghari Desa Bedaro dikategorikan sebagai dominasi Rampak dikarenakan tingkat sedang. Namun, tidak ditemukan populasi ikan masih banyak tersebar ikan kepiat pada stasiun III selama pada perairan sungai. penelitian diduga karena ikan kepiat Nilai Indeks Dominasi pada lebih suka pada perairan yang stasiun I yaitu jenis ikan kepiat berarus deras, sehingga ikan cenderung berenang kearah hulu bahwa ikan kepiat pada umumnya sungai dan melawan arus. Pada ikan perairan yang hidup di sungai stasiun I tingkat kecepatan arus kecil hingga besar dengan arus yang berkisar pada 0,35 – 0,60 m/s, deras serta kualitas air yang stasiun ini memiliki tingkat mendukung untuk habitat hidupnya. kecepatan arus lebih tinggi dari pada Lebih jelas dapat dilihat pada (Tabel stasiun lainnya. Hal ini sesuai 3). dengan pernyataan Patri (2019)

Tabel. 3. Nilai Indeks Dominasi (D) yang tertangkap Selama Penelitian di Sungai Batanghari Desa Bedaro Rampak. No. Stasiun Jenis Ikan (lokal/nasional) Indeks Dominasi Keterangan 1. I Kepiat 0,0459 Dominasi Rendah 2. II Kepiat 0,0561 Dominasi Sedang 3. III Lele/Limbat 0,0548 Dominasi Sedang Sumber: Data Primer Penelitian 2020

Ikan kepiat tergolong pada Februari), ikan ini biasa memijah jenis ikan herbivora (pemakan pada aliran sungai yang tenang dan tumbuhan) yakni makrofita akuatik banyak tanaman air, pada saat dan tumbuhan darat yang terendam permukaan air mulai naik. air. Sesuai dengan stasiun penelitian Ditinjau dari data selama pada pinggiran perairan sungai masih penelitian ikan yang mendominasi terdapat vegetasi tumbuhan berupa pada urutan kedua di perairan Sungai pepohonan tinggi dan rerumputan Batanghari Desa Bedaro Rampak yang menutupi sebagian perairan yaitu ikan lele/limbat. Ikan ini sungai.Jika ditinjau dari parameter menduduki nilai tertinggi kedua fisika perairan pada stasiun - stasiun setelah ikan kepiat, nilai indeks penelitian memiliki substrat dasar dominasi berkisar 0,0561 yang perairan berbatu, kerikil, pasir, dan dikategorikan sebagai dominasi lumpur bersuhu 27-28 oC serta sedang. Ikan lele/limbat lebih kisaran pH 6 -7 selaras dengan hidup dominan kehadirannya pada stasiun ikan kepiat. Hal ini diperkuat oleh III diduga karena substrat dasar pendapat (Imani, 2014) yang perairan berlumpur dan ditambah menyatakan bahwa ikan kepiat lagi banyaknya sumber makanan biasanya hidup di sungai dengan yang membuat biota ini nyaman pada suhu antara 25 oC dan kisaran pH habitatnya. Menurut (Djumanto, 6,5–7. 2011), populasi ikan menjadi tinggi Ikan kepiat memiliki nilai serta tingkat reproduksi ikan lebih indeks dominasi tertinggi diantara cepat pada lingkungan perairan jenis ikan lainya. Hal ini disebabkan tersebut adanya jenis ikan tertentu ikan kepiat dewasa mulai memasuki yang mendominasi di suatu perairan fase matang gonad (masa karena tekanan lingkungan dan jenis reproduksi), ikan ini mencari tempat ikan yang dominan merupakan jenis untuk memijah. Menurut (Yustina, yang mampu beradaptasi terhadap 2002) masa reproduksi kepiat lingkungan yang tertekan. diperkirakan terjadi pada musim Berdasarkan hasil pengamatan hujan (bulan September – bulan pada keseluruhan stasiun penelitian,

112 SEMAH : Journal Pengelolaan Sumberdaya Perairan http://ojs.umb-bungo.ac.id/index.php/SEMAHJPSP VOL. 4 No. 2 ISSN : 2580 - 0736 Desember 2020

stasiun III memiliki potensi besar lebar 216 m, serta memiliki hulu dan cocok sebagai tempat reproduksi sungai batang tebo yang merupakan ikan. Dikarenakan stasiun ini anak sungai dari sungai batanghari. memiliki kedalaman 4 – 7 m dan

IV. KESIMPULAN DAN SARAN dominasi pada setiap jenis ikan di Kesimpulan Stasiun I dan Stasiun II yaitu jenis Hasil Penelitian yang telah ikan kepiat berada pada nilai 0,0459 dilaksakan dapat disimpulkan bahwa dan nilai 0,0561. Pada Stasiun III keanekaragaman jenis ikan hasil yaitu jenis ikan lele/limbat berada penelitian dari tiga stasiun di pada nilai 0,0548 yang perairan sungai batanghari desa dikategorikan sebagai dominasi bedaro rampak Kecamatan Tebo sedang. Tengah Kabupaten Tebo sebanyak 24 jenis ikan. Nilai indeks Saran keanekaragaman jenis ikan pada Sebagai saran yaitu setiap stasiun yaitu: pada Stasiun I diperlukannya kesadaran masyarakat sebesar 1,3620, Stasiun II sebesar untuk menjaga lingkungan, sehingga 1,7778 dan Stasiun III sebesar perairan sungai batanghari desa 2,0969. Berdasarkan kriteria indeks bendaro rampak Kecamatan Tebo keanekaragaman ikan pada Tengah Kabupaten Tebo tetap penelitian stasiun I sampai dengan terjaga keberadaan jenis ikan dan III, stasiun I dan II tergolong pada memiliki kekayaan keanekaragaman kategori rendah, sementara pada yang berlimpah. Diperlukan stasiun III tergolong kategori kebijakan penetapan daerah sedang. Nilai Indeks Keseragaman perlindungan (reservat) bagi ikan, pada Stasiun I sampai dengan III terutama sungai kecil, agar tetap yaitu berada pada nilai 0,06 – 0,09 baik sehingga dapat dimanfaatkan yang dikategorikan sebagai Indeks oleh induk ikan sebagai daerah keseragaman populasi kecil dan pemijahan dan pengasuhan larva. komunitas tertekan. Nilai indeks

DAFTAR PUSTAKA

Akhrianti, I., & Gustomi, A. (2018). Identifikasi keanekaragaman dan potensi jenis-jenis ikan air tawar pulau Biodiversitas sumber daya bangka. Akuatik: Jurnal ikan di hulu Sungai Opak. Sumberdaya Perairan, 12(1), Jurnal Iktiologi Indonesia, 74-80. 11(1), 1-10.. Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. Hamidah, A. (2017). 2014. Keanekaragaman Jenis Ikan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Di Sungai Enim Kabupaten Jambi. 2016. Buku Data Muaraenim Provinsi Status Lingkungan Hidup Sumatera Selatan| Fish Daerah Provinsi Jambi Diversity in River Enim, Tahun 2015. Pemerintah Muara Enim Regency, South Provinsi Jambi. Sumatera Province. Jurnal Djumianto, dan N. Prabosunu.2011. Iktiologi Indonesia, 4(2), 51- Indonesia, J. I. (2011). 55. Kottelat, M., Whitten, A. J., Identifikasi Ikan. Bina Cipta. Kartikasari, S. N., & Bogor. Wirjoatmodjo, S. (1993). Samitra, D., & Rozi, Z. F. (2018). Ikan air tawar Indonesia Keanekaragaman Ikan Di bagian barat dan Sulawesi. Sungai Kelingi Kota Periplus, Hongkong, 293. Lubuklinggau. Jurnal Biota, Mote, N. (2017). Biodiversitas 4(1), 1-6. Iktiofauna di Muara Sungai Yustina, Y., & Arnentis, A. (2002). Kumbe Kabupaten Merauke. Aspek Reproduksi Ikan Al-Kauniyah, 10(1), 26-34. Kapiek (Puntius schwanefeldi Muslih, K., Adiwilaga, E. M., & Bleeker) di Sungai Rangau– Adiwibowo, S. (2014). Riau, Sumatra. Jurnal Karakteristik habitat dan Matematika dan Sains, 7(1), keanekaragaman ikan air 5-13. tawar Sungai Menduk yang Zico, Z. F. R., Dian, D. S., & Agus, mendapat pengaruh A. P. (2018, October). penambangan timah di Keanekaragaman Ikan Air Kabupaten Bangka. Akuatik: Tawar Di Sungai Bakul Desa Jurnal Sumberdaya Perairan, Karya Sakti Kecamatan 8(2), 17-23. Muara Kelingi. In Prosiding Nurmela. (2017). Studi Indentifikasi Seminar Nasional Sains Dan dan Keanekaragaman Jenis Teknologi (Vol. 1, No. 1). Ikan di Sungai Alai Kabupaten Tebo, Jurnal PSP. Fakutas Perikanan Universitas Muara Bungo. Patri, S., Hertati, R., & Djunaidi, D. (2019). Studi Kualitas Air dan Keanekaragaman Jenis Ikan di Suaka Perikanan (Reservat) Lubuk Manik Kecamatan Rantau Pandan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. SEMAH Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Perairan, 3(1). Preniti, R., Syafrialdi, S., & Djunaidi, D. (2019). Studi Keanekaragaman Ikan Yang Tertangkap Menggunakan Atribut Rumpon Berbeda di Sungai Mentenang Kabupaten Merangin. SEMAH Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Perairan, 3(1). Saanin Hasannudin. 1984. Taksonomi dan Kunci

114