STRATEGI PEMENTASAN GRUP MUSIK ISLAMI “ DEBU “
SEBAGAI MEDIA DAKWAH
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Untuk memenuhi syarat mencapai
Gelar Serjana Ilmu Sosial Islam ( S. Sos. I )
Disusun Oleh :
ARIP SARIPUDIN NIM 104053002042
Jurusan Manajemen Dakwah ( MD ) Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1429 H / 2008 M
STRATEGI PEMENTASAN GRUP MUSIK ISLAMI "DEBU"
SEBAGAI MEDIA DAKWAH
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Untuk memenuhi syarat mencapai
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos I)
Oleh
Arip Saripudin Nim 103053002042
Di bawah bimbingan :
Drs. Sugiharto,MA Nip: 150277690
Jurusan Manajemen Dakwah
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
1429 M / 2008 M
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ...... i
DAFTAR ISI ...... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ………………………. ………. 5
C. Tujuan Penelitian ………………………. ………. 5
D. Kegunaan Penelitian ………………………………... 5
E. Metodologi Penelitian ………………………. ………. 6
F. Tinjauan Pustaka ………………………………... 8
G. Sistematika Penulisan ………………………………... 9
BAB II KERANGKA TEORI
A. STRATEGI
1. Pengertian Strategi ………………………………. 10
2. Dimensi strategi ………………………………. 13
3. Tahapan-tahapan Strategi ……………………………… 15
B. PEMENTASAN
1. Pengertian Pementasan ………………………………. 18
2. Tujuan dan manfaat pementasan ………………………………. 19
C. MUSIK ISLAM
1. Pengertian Musik ………………………………. 20
2. Bentuk dan Macam-macam Musik Islami ……………...... 21
3. Musik Dalam Sejarah Islam ………………………..22
D. MEDIA DAKWAH
1. Pengertian Media Dakwah ………………………..25
2. Macam- macam Media Dakwah ………………………..26
3. Musik Sebagai Media Dakwah ………………………..28
BAB III GAMBARAN UMUM GRUP MUSIK ISLAMI DEBU
1. Latar Belakang Berdirinya ………………………..31
2. Visi Dan Misi Musik Debu ……………………….33
3.. Profil Personil Musik Debu ……………………….33
BAB IV STRATEGI PEMENTASAN GRUP MUSIK ISLAM DEBU
A. Perumusan Strategi Pementasan Grup musik Islami Debu ……..... 42
B. Implementasi Strategi Pementasan Grup musik Islami Debu …...... 54
C. Evaluasi Strategi Pementasan Grup musik Islami Debu ………. 58
D. Pementasan Grup Musik Islami DEBU ...... 60
BAB. V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………. 62
B. Saran-saran ………………………..64
C. Lampiran- Lampiran
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidyatullah Jakarta
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa hasil karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi
yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, 11 Desember 2008
Arip Saripudin
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi dengan judul STRATEGI PEMENTASAN GRUP MUSIK ISLAMI “ DEBU
“ SEBAGAI MEDIA DAKWAH. Telah diujikan dalam sidang musnaqosyah
Di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 11
Desember 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam ( S.Sos.I )
Sidang Munaqosyah
Ketua Sekertaris
Drs. Mahmud Jalal, MA Drs. Cecep Castrawijaya, MA Nip: 150202342 Nip: 150287029
Anggota
Penguji I Penguji II
Dr. M. Idris Abd. Shomad, MA Drs. H. Tarmi, MM Nip: 150311326 Nip: 150062569 Pembimbing
Drs. Sugiharto, MA Nip: 150277690
ABSTRAK Arip Saripudin Strategi Pementasan Grup Musik Islami " DEBU " Sebagai Media Dakwah
Musik ibarat darah yang takkan pernah bisa lepas dalam kehidupan manusia dan ini bisa dibilang seperti naluri yang sangat natural. Kita ambil contoh kalau musik takkan pernah bisa lepas dari telinga kita seperti air hujan, jika kita dengar dengan seksama maka ada satu alunan irama yang takkan pernah bisa kita pahami dari mana asal bunyi itu dan juga bunyi pancuran air sungai jika kita dengar maka ada satu irama yang menyatu di dalamnya. . Kini, di manapun kita berada akan senantiasa selalu mendengarnya. Padahal semuanya itu timbul hanya dari 7 nada. Bisa kita bayangkan betapa besar anugerah Allah SWT kepada kita dari 7 nada bisa menghasilkan nada nada yang syahdu serta merdu. Ke semuanya itu senantiasa akan menjadi teman dalam hidup kita. Berbagai aliran musik senantiasa selalu menjadi hiburan dalam kehidupan kita. Namun di balik itu, musik juga bisa menjadi media dakwah yang efektif untuk menyampaikan dakwah. Seperti halnya grup musik Islami DEBU melakukan syiar Islam melalui musik. Grup musik islami DEBU lahir ditengah situasi zaman yang telah melupakan nilai-nilai spiritual, DEBU berusaha untuk mengisi kekurangan itu, beda dengan kelompok musik yang lainnya. DEBU hadir dengan konsep lagu yang kaya akan nuansa dan di dalamnya mengandung syiar Islam untuk disampaikan kepada masyarakat luas melalui strategi pementasannya. Musik adalah bagian dari kehidupan ini dengan musik kita dapat menghilangkan kepenatan setelah seharian beraktivitas tapi dengan musik pula kita dapat mengagungkan hal - hal duniawi karena itu berhati-hatilah wahai saudaraku pilihlah musik yang sesuai dengan ajaran Islam yaitu musik yang bertujuan menghibur dan mengarahkan kepada perbuatan baik (khayr / ma’ruf) dan menghapus kemaksiatan, kemungkaran, dan kezhaliman Dari pemaparan di atas maka penulis bermaksud meneliti tentang Grup musik islami DEBU sebagai salah satu grup musik yang bernuansakan Islam mereka mensyiarkan Islam melalui alunan lagu yang sarat akan muatan dzikir dan mengajak manusia dalam meningkatkan keimanan pada sang pencipta Allah SWT melalui strategi pementasannya. Adapun metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitia ini adalah kualitatif yaitu untuk memperoleh data yang valid, peneliti melakukan wawancara, observasi selain itu peneliti juga melakukan penelitian melalui dokumentasi yang ada pada grup musik islami DEBU dengan terjun langsung ke lapangan diaman grup musik DEBU bermukim. Dan pada akhirnya nanti hasil dari penelitian tersebut penulis dapat memberikan informasi mengenai gambaran perumusan strategi melalui 3 tahapan yang dibentuk menjadi kerangka kerja, implementasi strategi yang didalamnya ada pengembangan budaya,menciptakan strutur organisasi yang efektif, mengubah arah, menyiapkan anggaran dan memanfaatkan system informasi yang masuk. Selanjutnya tahapan akhir yaitu evaluasi strategi pementasan kegiatannya meliputi meninjau faktor-faktor eksternal dan internal, mengukur prestasi dengan membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan dan mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi apakah sesuai dengan rencana yang sudah dijalankan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agama Islam pada hakekatnya identik dengan keindahan dalam hal ini
bukanlah secara indera semata. Akan tetapi keindahan menurut Islam merupakan
keindahan yang bernilai tauhid, syariat dan juga akhlak.
Dorongan serta kecintaan terhadap keindahan tersebut lantas mengantar
sebagian umat untuk memunculkan kreasi ragam seni. Hingga pada akhirnya
terciptalah apa yang dikenal dengan seni kaligrafi, seni tari, seni tarik suara, seni
musik dan banyak lagi yang lainnya.
Sesungguhnya perasaan seni yang tumbuh dalam diri manusia adalah
anugrah dari Allah SWT yang berharga sehingga guna mencari keridhaan Allah
seni bisa menjadi salah satu medianya.
Seorang seniman muslim adalah seorang yang bertauhid secara utuh.
Berguna bagi diri sendiri, bermanfaat bagi keluarga, masyarakat dan
lingkungannya. Karya seni itu mungkin menyenangkan atau menghibur akan
tetapi yang paling utama dari pada itu adalah nilai-nilai luhur yang menyejukkan
ruhani, kemudian meningkatkan aliran kearifan terhadap hidup.1
Dakwah Islam merupakan aktualisasi imani ( teologis ) yang
dimanisfestasikan dalam suatu system kegiatan manusia beriman dalam bidang
kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara
berfikir, bersikap dan bertindak manusia pada dataran kenyataan individual dan
1 Zainal Arifin Thaha, Eksotisme Seni Budaya Islam ( Yogyakarta : Buku Laela, 2002 ), Cet. Ke-I, h. 167
sosiokultural dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara / metode tertentu.2
Apabila memperhatikan al-Qur’an dan as-Sunnah maka kita akan mengetahui, sesungguhnya dakwah menduduki tempat dan posisi utama, sentral, strategis dan menentukan. Keindahan dan kesesuaian Islam dengan perkembangan zaman, baik dalam sejarah maupun praktiknya, sangat ditentukan oleh kegiatan dakwah yang dilakukan umatnya. Materi dakwah maupun metodenya yang tidak tepat, sering memberikan gambaran dan persepsi yang keliru tentang Islam.
Demikian pula kesalahpahaman tentang makna dakwah, menyebabkan salah langkah dalam oprasional dakwah. Sehingga dakwah sering tidak membawa perubahan apa-apa, padahal tujuan dakwah adalah untuk mengubah masyarakat sasaran dakwah kearah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera lahiriah maupun batiniah.
Untuk mencapai sasaran dakwah yang tepat dan memperoleh tujuan yang dikehendaki, maka dakwah sudah barang tentu memerlukan alat dan sasaran sebagai agen pelayanan masyarakat yang mencakup seluruh segi kehidupan masyarakat, alat dan sasaran ini disebut media dakwah.
Musik merupakan bagian dari seni bisa dijadikan alat komunikasi yang efektif. Melalui semua makna pesan yang terkandung didalamnya musik juga dapat memberikan pengaruh terhadap emosi orang yang menikmatinya.
Penyampaian makna suatu ekpresi melalui musik juga merupakan proses komunikasi non verbal, yang dapat dilakukan secara interpersonal maupun intrapersonal. Dimana manusia berusaha mengungkapkan perasaan-perasaan
2 Amrullah Ahmad Dakwah dan Perubahan Sosial. ( Yogyakarta : PLP2M, 1985 ) h. 2
psikologisnya, setidaknya mempunyai peran dalam interaksi manusia dengan
lingkungannya terutama saat mendengarkan musik.3
Mengenai pengaruh seni musik terhadap kegiatan dakwah islamiyah
sangat penting sekali. Dimana bahasa yang indah, sajak yang baik, apabila dibaca
dan dilantunkan dengan iringan irama yang indah, kemudian dinyanyikan lewat
lagu dengan suara yang merdu tentunya akan memberikan kesan yang sangat
mendalam bagi setiap orang yang mendengarkannya.
Mengingat begitu banyak jenis musik Islam sebut saja Nasyidnya Raihan,
Hadad Alwi, Opik, yang telah eksis ditengah-tengah masyarakat menawarkan
dakwah dengan konsepnya sendiri lewat lagu yang mereka nyanyikan sudah
berhasil melaksanakan dakwah melalui media musik.
Begitupun halnya dengan grup musik islami DEBU yang mencoba
menawarkan konsep dakwah dengan musik islaminya yang penuh khazanah serta
memiliki keunikan tersendiri hadir dan dapat diterima oleh masyaraka.
Keberhasilan dakwah grup musik Islam DEBU tidak terlepas dari peran seorang
manajer dengan mengunakan strategi pementasan yang dijalankannya.
Implementasi strategi pementasan grup musik islami DEBU bertumpu
pada alokasi dan pengembangan tujuan dari faktor eksternal dan internal yang
ditempatkan pada SDM .
Aktivitas ini mencakup distribusi kerja diantara individu dan kelompok
kerja dengan mempertimbangkan tingkat manajemen, tipe pekerjaan,
pengelompokan bagian pekerjaan serta mengusahakan agar bagian itu menyatu
3 Jalaludin Rahmat “ Psikologi Komunikasi ( Edisi revisi ) PT. Remaja Rosdakarya Bandung, hal. 268
seluruhnya dalam satu tim atau grup sehingga meraka dapat bekerja secara efektif dan efisien. Tim yang dimaksud adalah TEAM atau together everyone achieve more, yakni sebuah tim yang seluruh anggotanya secara bersama-sama mendapatkan nilai lebih. Sebuah tim yang solid guna mengawal organisasi agar tetap kondusif dalam rangka pencapaia visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan.
Suatu tim dimana seluruh anggotanya bersinergi dalam kesamaan visi, misi dan tujuan organisasi.
Bentuk struktur organisasi sangat bergantung pada posisi organisasi atau bentuk tim dan strategi korporasi yang telah disepakati, dan bentuk yang terbaik adalah struktur organisasi yang cocok dengan lingkungan organisasinya beserta ciri khas internalnya.
Dengan strategi yang dijalankan grup musik islami DEBU dengan mengandalkan SDM personilnya sesuai fungsinya sebagai media dakwah mampu merealisasikan sebuah musik bernuansakan Islam kepada masyarakat dengan baik melelui pementasan.
Walau hanya sebatas kata-kata dan kalimat hanya sebatas ucapan namun bila lahir dari hati, kata dan kalimat itu akan bersemayam dinurani, apabila dikemas dan di disign serta dipersiapkan segala sesuatunya dengan baik oleh sekelompok orang dengan perasaan seni tersebut maka terciptalah sebuah karya seni musik Islam yang layak dipentaskan pada masyarakat atau khalayak banyak.
Berdasarkan latar belakang masaslah diatas. Maka penulis merasa tertarik untuk menelitinya dengan memberi judul Strategi Pementasan Grup Musik
Islami ' DEBU' Sebagai Media Dakwah
A. Batasan dan Perumusan Masalah
Dikarenakan banyaknya permasalahan didalamnya dan agar tidak
menimbulkan kesalahpahaman serta memudahkan penulis untuk menelitinya,
maka untuk membatasi masalahnya skripsi ini hanya mengenai strategi
pementasan grup musik islami DEBU sebagai media dakwah. Sedangkan untuk
perumusan masalahnya diantaranya sebagai berikut :
1. Bagaimana perumusan strategi pementasan grup musik islami DEBU
2. Bagaimana implementasi strategi pementasan grup musik islami DEBU
3. Bagaimana evaluasi strategi pementasan grup musik islami DEBU
B. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana perumusan strategi pementasan grup musik
islami DEBU
2. untuk mengetahui bagaimana implementasi strategi pementasan grup
musik islami DEBU
3. untuk mengetahui bagaimana evaluasi strategi pementasan grup musik
islami DEBU
C. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Akademis
Bisa memberikan kontribusi bagi pengembangan penelitian ilmu dakwah
sebagai alat bantu utama pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
khususnya jurusan Manajen Dakwah.
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para teoritis,
praktisi dan pemikir dakwah dalam menjalankan fungsi dakwah secara
profesional terhadap kegiatan dakwah melalui media musik islami.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif. Klick
dan Millar mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi
tertentu dalam pengetahuan social yang secara fundamental bergabung
pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan
dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan istilahnya.4 Salah
satu ciri penelitian kualitatif adalah deskriftif, yaitu data yang
dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar-gambar, dan bukan angka-
angka dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan
data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. 5
2. Subyek dan Obyek Penelitian
4 Lexi J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000),h.3 5 Ibid, h.11
Adapun subyek dalam penelitian ini adalah grup musik islami
DEBU. Dalam hal ini orang-orang yang menjadi sumber informasi yang
relevan dengan obyek yang diteliti. Seperti manajer grup musik islami
DEBU, vokalis DEBU dan para personil DEBU. Kemudian yang menjadi
obyek penelitian disini adalah aktifitas yang dilakukan oleh grup musik
islami DEBU sendiri yaitu strategi pementasan grup musik islami DEBU
sebagai media dakwah.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah daerah yang akan dijadikan sarana untuk
penelitian, dalam hal ini adalah kediaman grup musik islami DEBU yaitu
di komplek bumi pusaka Cinere Jl. Bumi I No. 1 Rt 35/10 kel. Gandul,
kec. Limo Depok 16512. Sedangkan waktu penelitiannya dari tanggal 5
November sampai 8 November 2008.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan
data sebagai berikut :
a. Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan langsun di lapangan
yaitu dilakukan di kediaman grup musik islami DEBU yang
beralamat di komplek bumi Pusaka Cinere Jl. Bumi I No. 1 Rt 35 /
10 kel. Gandul, Kec. Limo Depok 16512.
b. Interview merupakan segala bentuk pertanyaan yang berkaitan
dengan penelitian yang diajukan dalam bentuk wawancara secara
terbuka kepada pimpinan manajer grup musik islami DEBU,
vokalis DEBU, dan personil DEBU yang terkait.
c. Dokumentasi adalah laporan teknis dari suatu peristiwa dan oleh
penulis sengaja untuk disimpan atau meneruskan keterangan
mengenai peristiwa tersebut.
5. Teknik Analisis Data
Setelah data-data diperlukan dikumpulkan, penulis melakukan
klasifikasi dari temuan yang telah dilakukan dan berdasarkan analisis
deskriftif.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah meneliti terlebih dahulu pada
buku-buku, tesis, disertase, skripsi serta makalah yang judul dan materi
pembahasannya sama atau ada kemiripan dengan skripsi penulis. Adapun setelah
penulis mengadakan suatu kajian kepustakaan, penulis pada akhirnya menemukan
beberapa skripsi yang menulis judul yang hampir sama dan subjek yang sama
Yaitu Grup musik DEBU dengan yang akan penulis teliti. Judul-judul tersebut
antara laian :
1. Karya Cecep Suherman Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam ( KPI ) Tahun 1425 H / 2004 M. Musik Sebagai
Media Dakwah ( Studi Kasus Kelompok Debu ). Berisi tentang metode
dakwah kelompok musik Debu melalui media musik serta analisis materi
dakwah dalam muatan syair lagu musik Debu
2. Maryati Mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Manajemen
Dakwah ( MD ) tahun 1426 H / 2005 M. Manajemen Pementasan Shalawat
Barzanzi Bengkel Teater Rendra. Berisi tentang penerapan fungsi manajemen
pada pementasan shalawat barzanzinya Teater Rendra.
Dari uraian skripsi diatas maka dalam penulisan skripsi ini berbeda dengan
apa yang dijelaskan oleh penulisan skripsi yang di atas pada skripsi penulis
yang berjudul " Strategi Pementasan Grup Musik Islami " DEBU" Sebagai
Media Dakwah". Walapun ada kesamaan subjek penelitian yaitu grup musik
DEBU namun yang membedakannya adalah skripsi yang penulis buat tentang
bagaimana Perumusan strategi, Implementasi Strategi dan Evaluasi strategi
pementasan yang dijalankan grup musik islami DEBU.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi kepada beberapa bab
sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, batasan dan
perumusan masalah, tujuan penelitian dan keguanaan penelitian, metodologi
penelitian,tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II : Kerangka teori, meliputi dengan uraian tentang strategi, pengertian
strategi, dimensi strategi tahapan-tahapan strategi. Selanjutnya tentang
pementasan dengan uraian tentang pengertian pementasan, tujuan dan manfaat
pementasan. Kemudian dengan uraian mengenai pengertian musik islami, bentuk
dan macam-macam musik islami musik dalam sejarah Islam, , kemudian
dilanjutkan dengan penjelasan tentang media dakwah yang berisi pengertian media dakwah, macam-macam media dakwah, dan musik sebagai media dakwah.
BAB III : Gambaran umum grup musik islami DEBU, mencakup latar belakang berdirinya grup musik islami DEBU, Profil tentang grup musik DEBU, visi dan misi grup musik islami DEBU, dan profil personil grup musik DEBU.
BAB IV : Strategi pementasan grup musik islami DEBU yang terdiri dari perumusan strategi pementasan grup musik islami DEBU, implementasi strategi pementasan grup musik islami DEBU, evaluasi strategi pementasan grup musik islami DEBU dan pementasan grup musik islami DEBU.
BAB V : Penutup, berisikan kesimpulan dan saran-saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi
1. Pengertian Strategi
Pada awalnya istilah strategi digunakan dalam dunia militer, yaitu untuk memenangkan suatu peperangan.6
Ditinjau secara etimologis strategis berasal dari bahasa Yunani : Strategos yang berarti jendral. Strategi pada mulanya berasal dari peristiwa peperangan yaitu sebagai suatu siasat untuk mengalahkan musuh. Namun pada akhirnya strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya dan agama.7
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa istilah strategi adalah ”
Seni atau Ilmu menggunakan sumberdaya-sumberdaya manusia untuk melaksanakan kebijakan tertentu.8
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kata strategi banyak diadopsi dan diberikan pengertian yang lebih luas sesuai dengan ilmu atau kegiatan yang menerapkannya. Pengertian strategi tidak lagi terbatas pada konsep ataupun seni seorang jendral dimasa seorang pemimpin ( Manajemen puncak ).
Secara umum, strategi mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan, penetapan strategi harus
6 Raffiudin dan Maman Abd DJaliel, Prinsip dan strategi Dakwah, ( Bandung : Pustaka setia, 2002),h. 76 7 Komaruddin, Ensiklopedia Manajemen, ( Jakarta :Bumi aksara, 1994), cet. Ke – 1, h.539
8 Departemen pendidikan dan kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta, : Logos, 2002 ), cet.ke- 1,h.127
dilalui oleh analisis kekuatan lawan yang meliputi jumlah personal, kekuatan dan persenjataan, kondisi lapangan, posisi musuh dan sebagainya.9
Definisi yang diberikan para ahli berbeda-beda berikut ini berbagai definisi strategi dari beberapa ahli :
a. Menurut Fuad Amsyari dalam bukunya yang berjudul Strategi Perjuangan
Umat Islam Indonesia mengatakan bahwa : Strategi dan taktik adalah metode
untuk memenangkan suatu persaingan. Persaingan ini berbentuk suatu
pencampuran fisik untuk merebut suatu wilayah dengan memakai senjata dan
tenaga manusia, sedangkan dalam bidang militer strategi dan taktik adalah
suatu cara tekhnik memenangkan suatu persaingan antara kelompok-
kelompok yang berbeda orientasi hidupnya.10
b. Menurut Sondang Siagian, dalam bukunya yang berjudul Analysis Serta
Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisas, menyatakan strategi
adalah cara terbaik untuk mempergunakan dana, daya dan tenaga yang
tersedia sesuai dengan tuntunan perubahan lingkungan.11
c. Menurut Chandler, dalam bukunya yang berjudul Manajemen Strategi dan
Kebijaksanaan Bisnis, yang dikutip Supriono,menyebutkan strategi adalah
dasar-dasar menuntun goals jangka panjang dan tujuan organisasi serta
pemakaian cara-cara bertindak dan alokasi sumber-sumber yang diperlukan
untuk mencapai tujuan.12
9 Abu ahmad, et. ai., strategi belajar mengajar, ( Bandung : Pustaka setia, 1997 ), h.11 10 Fuad Amsyari, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, (Bandung : Mizan, 1990 ), h, 4 11 Sondang Siagan, Analysis serta perumusan kebijaksanaan dan strategi organisasi, ( Jakarta : PT. Gunung Agung, 1986 ) cet. ke – 2, h.17 12 Supriono, Manajemen Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis, ( Jakarta : BPFC, 1985 ), h. 9
d. Menurut Onong Uchjana dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi
Teori dan Praktek, menyebutkan strategi pada hakikatnya adalah perencanaan
dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan.13
e. Menurut Steiner dan Minner, dalam bukunya yang berjudul Manajemen
Strategik, menyatakan bahwa strategi adalah penempatan misi organisasi,
penetapan sasaran organisasi, dengan mengingat kekuatan eksternal dan
internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran
dan memastikan implementasikannya secara tepat, sehingga tujuan dan
sasaran utama organisasi akan tercapai.14
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat diambil kesimpulan tentang strategi, antara lain :
a. Strategi merupakan satu kesatuan rencana yang terpadu yang
diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Dalam menyusun strategi perlu dihubungkan dengan lingkungan
organisasi, sehingga dapat disusun kekuatan strategi organisasi.
c. Dalam pencapaian tujuan organisasi perlu alternatif strategi
yang dipertimbangkan dan harus dipilih.
d. Strategi yang dipilih akan diimplementasikan oleh organisasi
dan akhirnya memerlukan evaluasi terhadap strategi tersebut.
13 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya 1999 ), h. 32 14 George Steiner dan Jhon Minner Manajemen strategik, ( Jakarta : Erlangga ), h. 20
2. Dimensi Strategi
Sebagaimana telah dikemukakan pengertian strategi diatas maka dapat dijelaskan bahwa strategi memiliki beberapa dimensi yang perlu diperhitungkan dan diketahui untuk mengurangi dampak elemen ketidakpastian dalam merumuskan dan mengimplementasikan strategi tersebut. Diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Dimensi keterlibatan manajemen puncak
Keterlibatan manajemen puncak merupakan keharusan karena hanya
pada tingkat manajemen puncak akan tampak segala bentuk implikasi
berbagai tantangan dan tuntutan lingkungan internal dan eksternal, pada tingkat
manajemen puncaklah terdapat cara pandang yang holistik dan menyeluruh.15 Selain
itu hanya manajemen puncaklah yang memiliki wewenang untuk mengalokasikan
dana, prasarana, dan sumber lainnya dalam mengimplementasikan kebijakan
yang telah diputuskan. Dengan kata lain, peranan manajemen puncak sangat
penting dalam merencanakan dan menentukan strategi yang berisikan visi,
misi dan tujuan organisasi.
b. Dimensi waktu dan orientasi masa depan
Dalam mempertahankan strategi untuk mengembangkan suatu
eksistensi organisasi berpandangan jauh kedepan, dan berprilaku proaktif dan
keputusan stratejik harus didasarkan pada antisipasi dan prediksi yang akan
terjadi bukan didasarkan yang sudah diketahuinya. Antisipasi masa depan
tersebut dirumuskan dan ditetapkan sebagai visi organisasi yang akan
diwujudkan di masa mendatang. Dengan sikap proaktif dan antisipasif
15 Sondang P. Siagian Ibid , h. 18
manajemen puncak suatu organisasi akan lebih siap mengahadapi tantangan
perubahan dan perkembangan yang akan terjadi dan tidak akan di hadapkan
pada situasi dadakan. c. Dimensi lingkungan internal dan eksternal
Dimensi lingkungan internal dan eksternal adalah suatu kondisi yang
sedang dihadapi yang berupa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang harus diketahui secara tepat untuk merumuskan rencana strategi yang berjangka panjang.16 Dalam kondisi tersebut, manajemen puncak perlu melakukan analisis yang objektif agar dapat menentukan kemampuan organisasi berdasarkan berbagai sumber yang dimiliki.
Setiap manajemen puncak perlu menyadari bahwa organisasi yang dipimpinnya
harus berinteraksi dengan lingkungannya dan tidak akan terlepas dari kondisi
eksternal yang faktor-faktornya pada umumnya di luar kendali, organisasi
bersangkutan. Adapun dimensi lingkungannya, eksternal terdiri dari lingkungan
operasional, lingkungan nasional dan lingkungan global yang terdiri dari
berbagai aspek atau kondisi, seperti sosial, politik, sosial budaya, sosial
ekonomi, kependudukan, kemajuan ilmu teknologi, adaptasi istiadat,
agama dan berbagai perubahan lain yang senantiasa terjadi.17
Dengan demikan, manajemen puncak memahami terhadap kondisi
lingkungan internal dan eksternal berorganisasi dan mampu melakukan
berbagai pendekatan juga teknik untuk merumuskan strategi organisasi yang
dipimpinnya.
16 Sondang P. Siagian Ibid, h. 157 17 Sondang P. Siagian Ibid, h. 138
d. Dimensi konsekuensi isu strategi
Dalam mengimplementasikan strategi harus didasarkan pada
penempatan organisasi sebagai suatu sistem. Setiap keputusan strategi yang
dilaksanakan harus dapat menjangkau semua komponen atau unsur organisasi,
baik arti sumberdaya maupun arti satuan-satuan kerja tersebut dikenal. Seperti
departemen, divisi, biro, seksi dan sebagainya.18
3. Tahapan-tahapan Strategi
Seperti yang dikatakan oleh Joel Ross dan Michael Kami bahwa sebuah organisasi tanpa adanya strategi umpama kapal tanpa kemudi, bergerak berputar dalam lingkaran. Organisasi yang demikian seperti pengembara tanpa tujuan tertentu.19
Proses strategi terdiri dari tiga tahapan yaitu20 : a. Perumusan Strategi
Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya ialah pengembangan tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan dan kelemahan secara internal, menetapkan suatu objektivitas, menghasilkan strategi alternatif, memilih strategi untuk dilaksanakan. Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau melakukan suatu keputusan dalam suatu proses kegiatan.
18 Sondang P. Siagian Ibid , h. 19 19 Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, ( Jakarta : Prenhalindo, 2002 ), h.3 20 ibid, h. 5
Tekhnik perumusan strategi yang penting dapat dipadukan menjadi kerangka kerja diantaranya :
1). Tahap in put ( masukan )
Dalam tahap ini proses yang dilakukan ialah meringkas informasi sebagai
masukan awal. Dasar yang diperlukan untuk merumukan strategi.
2). Tahap pencocokan
Proses yang dilakukan ialah memfokuskan pada menghasilkan strategi alternatif
yang lain dengan memadukan faktor-faktor eksternal dan internal 21
3). Tahap keputusan
Menggunakan satu macam tekhnik setelah diperoleh dari in put secara sasaran
dalam mengevaluasi strategi alternatif yang diidentifikasi dalam tahap 2
( Dua)22
b. Implementasi Strategi
Didalamnya termasuk menciptakan struktur organisasi yang efektif.,
menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi yang
diterima. Implementasi strategi sering disebut tahap tindakan, karena implementasi
berarti mobilisasi manusia yang ada dalam sebuah organisasi untuk mengubah
strategi yang dirumuskan menjadi tindakan. Tahap ini merupakan tahap paling sulit
21 Ibid, h. 183 22 Ibid, h. 198
karena memerlukan kedisiplinan, komitmen dan pengorbanan. Kerja sama juga
merupakan kunci dari berhasil atau tidaknya implementasi strategi. c. Evaluasi strategi
Tahap akhir dalam strategi ialah evaluasi strategi. Merupakan tahap akhir dari strategi. Ada tiga macam aktifitas mendasar untuk mengevaluasi strategi :
1). Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang
sekarang.
Adanya perubahan faktor eksternal seperti tindakan yang dilakukan.
Perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan dalam pencapaian tujuan
begitu pula dengan faktor internal yang diantaranya strategi tidak efektif atau
aktifitas implementasi yang buruk dapat berakibat buruk pula bagi hasil yang
akan dicapai.
2). Mengukur prestasi, yakni membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan.
Menyelidiki penyimpanan dari rencana, mengevaluasi prestasi
individual dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah pencapaian sasaran
yang dinyatakan, kriteria untuk mengevaluasi strategi harus dapat diukur dan
mudah dibuktikan, kriteria yang meramalkan hasil lebih penting dari pada kriteria yang mengungkapkan apa yang terjadi.
3). Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai
rencana.23
23 Ibid h, 5-6
Dalam mengambil tindakan korektif tidak harus berarti bahwa strategi
yang sudah ada ditinggalkan atau bahkan strategi baru harus dirumuskan.
Tindakan korektif diperlukan bila tindakan atau hasil tidak sesuai dengan yang
dibayangkan semula atau pencapaian yang direncanakan, maka disitulah
tindakan korektif diperlukan.24
B. Pementasan
1. Pengertian Pementasan
Pementasan biasanya dipakai untuk drama atau tari. Pementasan berasal dari kata pentas yang berarti panggung atau lantai yang agak tinggi di gedung pertunjukan tempat memainkan sandiwara. Kemudian pementasan dapat diartikan sebagai proses, cara perbuatan mementaskan.25
Yang dimaksud dengan kata " pentas " di sini adalah sebuah tempat yang dipergunakan untuk mempertunjukan suatu pemeranan yang dengan sadar mengisyaratkan sebuah nilai kesenian.26
Pentas disini belum tentu merupakan sebuah panggung, apabila yang dimaksud panggung merupakan suatu tempat dengan ketinggian tertentu. Pentas dapat berupa sebuah tempat yang mendatar saja, misalnya sebuah halaman rumah yang digunakan sebagai tempat pertunjukan. Sebaliknya, sebuah panggung pertunjukan sudah dapat dipastikan adalah pentas pertunjukan pula. Dengan demikian pentas pertunjukan lebih
24 Amrullah dan Sari Budi Cantika,Manajemen Strategik, ( Yogyakarta : Graha Ilmu. 2002 ) 25 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka, 1988 ) Cet. Ke -1,h. 665 26 Pramana Padmodarmaya, Tata dan Teknik Pentas, ( Jakarta Balai Pustaka 1988 ), Cet. Ke- 1,h. 26
mengandung pengertian sembarang tempat pertunjukan, sedangkan panggung pertunjukan lebih memiliki batas kesadaran untuk membuat tempat pertunjukan dengan suatu ketinggian (staging) tertentu dengan maksud untuk mengangkat ke atas pertunjukan itu sendiri agar mendapat cukup perhatian atau penglihatan penontonnya. Sungguh pun di sini nampaknya ada perbedaan fisik antara pentas dan panggung, namun pada dasarnya fungsi dan tujuannya sama yaitu tempat pertunjukan.
Dengan kata lain yang dimaksud dengan pentas adalah sebagai tempat pertunjukan, yaitu tempat pertunjukan dengan pertunjukan kesenian yang menggunakan manusia ( pemeran ) sebagai media utamanya. 27
Kesenian yang dapat dipentaskan atau pertunjukan, yaitu : wayang, tari, musik, vocal, dan drama. Penulis memfokuskan kata pementasan ini, pada musik islami grup
DEBU.
2. Tujuan dan Manfaat Strategi Pementasan
Bagi beberapa institusi seni, manajemen seni pertunjukan ( pementasan ) merupakan satu hal yang perlu dalam memproduksi sebuah pementasan kesenian. Karena mau tak mau, meskipun sebagai bidang ilmu, muara dari musik itu sendiri adalah bagaimana memproduksi bunyi itu, baik dalam bentuk rekaman maupun dalam bentuk pementasan musik. Meskipun tidak terkait langsung dengan nilai-nilai komersil, yaitu dalam tataran seni untuk seni, namun suksesnya sebuah perhelatan atau pementasan musik membawa dampak kepuasan minimal bagi performer apabila sebuah produksi pementasan dilakukan dengan manajemen yang baik.
27 Pramana Padmodarmaya, Ibid ,h. 27
Karya seni dihasilkan oleh organisasi seni pertunjukan melalui suatu proses.
Misalnya proses mementaskan karya seni musik dimulai dari penulisan lirik lagu, latihan, penataan panggung, penataan cahaya, penyediaan kostum dan properti, dan sebagainya.
Dalam proses tersebut organisasi pertunjukan berkeinginan agar karya seni yang dihasilkan juga dinikmati oleh masyarakat bukan hanya oleh organisasi seni pertunjukan sendiri.28
Dari uraian diatas dapat didefinisikan bahwa organisasi merupakan sekelompok orang yang sepakat bekerjasama untuk menciptakan kreasi seni pertunjukan dengan tujuan untuk dapat dinikmati oleh masyarakat.
C. Musik Islami
1. Pengertian Musik Islami
Sebelum masuk pada pengertian musik islami terlebih dahulu penulis ingin menjelaskan pengertian musik secara umum. Musik berasal dari kata Yunani " Mousike
"yang diambil dari nama dewa mitologi Yunani kuno Mousa, yang memimpin seni dan ilmu. Musik adalah salah satu seni tertua, bahkan tidak ada sejarah peradaban dunia atau masyarakat yang dilewati tanpa musik.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia definisi musik ada dua keterangan :
Pertama, Musik adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi suara yang mempunyai kesatuan kesinambungan. Kedua, Musik adalah nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan.29
28 Achsan Permas, Chrysanti Hasibuan Sedoyono, L. H. Pranoto, Triono Saputro ; Manajemen Organisasi seni Pertunjukan.( Jakarta, PT Sapdodadi 2003 )Cet - ke 1. hal. 18 29 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ( Depdikbud RI ), Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta : Perum Balai Pustaka, 1988 ),h. 602.
Musik dapat diakatakan sebagai hasil interaksi atau perpaduan tiga elemen, yaitu irama, melodi, dan harmoni. Irama adalah pengaturan suara dalam suatu waktu, panjang atau pendek. Irama membantu musik memberikan karakternya. Semua musik mempunyai irama dan kecepatan musik yang disebut tempo. Kombinasi beberapa tinggi nada dan beberapa irama dapat menghasilkan sebuah melodi atau sebuah lagu. Beberapa bagian pendek hanya mempunyai satu melodi, sedangkan bagian yang lebih panjang terdiri atas beberapa melodi berbeda yang memberikan kontras pada musik dan membuatnya bervariasi.
Berkaitan dengan musik islami Hermawan (2002:193-194) membedakan musik
Islam dari musik islami. Sebelumnya, Hermawan membedakan pula pengertian musik
Islam di Timur Tengah dengan musik Islam di Indonesia. Menurutnya, yang dimaksud dengan musik Islam di Timur Tengah pada dasarnya adalah musik yang bertangga nada musik Timur Tengah (Arab, Turki, Persia, Pakistan, Mesir, dan sekitarnya) dengan tema yang beraneka ragam, tidak terbatas hanya pada tema keagamaan. Sedangkan yang dimaksud dengan musik Islam di Indonesia pada dasarnya adalah musik yang menggunakan tangga nada yang beraneka ragam (bergantung pada budayanya masing- masing) dengan hanya satu macam tema, yaitu tema keagamaan Islam (keagungan Allah, puji-pujian terhadap nabi, nasihat, peringatan, dosa, surga, neraka, dan lain-lain.) yang sebenarnya lebih tepat untuk disebut musik islami (musik yang bersifat keislaman). Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan musik islami pada dasarnya adalah musik yang menggunakan aneka ragam tangga nada dan bertemakan keagamaan Islam.
2. Bentuk dan macam-macam musik islami
Ditinjau dari aspek-aspek yang terkandung didalamnya, musik islami di Indonesia sangatlah beraneka ragam dalam bentuk perwujudannya. Di antara keanekaragaman bentuk musik islami tersebut adalah sebagai berikut:
a. Bentuk musik islami yang memenuhi segala macam aspek yang ditemukan dalam
musik Islam di Timur Tengah. Tangga nada (modus) yang digunakan, bahasa dan
tema lagu, irama dan alat-alat musik yang digunakan, warna vokal, dan kostum,
semuanya persis seperti yang ditemukan dalam tradisi musik Islam Timur Tengah.
b. Bentuk musik islami yang lagu-lagunya berbahasa Indonesia, tetapi tetap
bertemakan keagamaan serta puji-pujian terhadap nabi, warna dan gaya vokalnya
bukan berasal dari Timur Tengah, alat-alat musik yang digunakannya bukan alat-
alat musik Islam Timur Tengah, tetapi tangga nada yang digunakannya sebagian
adalah tangga nada musik Islam Timur Tengah.
c. Bentuk musik islami yang sama sekali tidak menggunakan aspek-aspek musik
Islam Timur Tengah, kecuali tema liriknya yang tetap bernuansa islami.
d. Bentuk musik islami yang di satu sisi masih menampakkan aspek-aspek musik
Islam Timur Tengah, seperti tangga nada, alat-alat musik, dan warna Salah satu
bentuk karya musik yang saat ini sedang terkena sentuhan kreativitas untuk
menghasilkan suatu perubahan atau perkembangan ke dalam bentuk yang baru
adalah musik yang berkaitan dengan nilai-nilai keislaman, yang dikenal dengan
sebutan musik islami.30
3. Musik Dalam Sejarah Islam
Pada umumnya orang Arab berbakat musik sehingga seni suara telah menjadi suatu keharusan bagi mereka semenjak zamān jāhilliyah. Di Hijāz kita dapati orang
30 http
menggunakan musik mensural, yang mereka namakan dengan IQA (irama yang berasal dari semacam gendang, berbentuk rithm). Mereka menggunakan berbagai instrumen (alat musik), antara lain seruling, rebana, gambus, tambur, dan lain-lain. Setelah bangsa ‘Arab masuk Islam, bakat musiknya berkembang dengan mendapat jiwa dan semangat baru.
Pada masa Rasūlullāh, ketika Hijāz menjadi pusat politik, perkembangan musik tidak menjadi berkurang.
Selain dari penyusunan kitāb musik yang dicurahkan pada akhir masa Daulah
Umayyah. Pada masa itu para khalīfah dan para pejabat lainnya memberikan perhatian yang sangat besar dalam pengembangan pendidikan musik.31
Banyak sekolah musik didirikan dalam negara Islam di berbagai kota dan daerah, baik sekolah tingkat menengah maupun sekolah tingkat tinggi. Sekolah musik yang paling sempurna dan teratur adalah yang didirikan oleh Sa‘id ‘Abd-ul-Mu’mīn (wafat tahun 1294 M.).
Menurut catatan sejarah (A. Hasymi, Sejarah Kebudayaan Islam), Pengaruh Islam dalam perkembangan musik dunia cukup besar. Di waktu itu ada dua jenis musik: vokal dan musik instrumen. Musik vokal melahirkan :qit’a (fragmen); ghazal (lagu cinta) dan mawl (lagu tentang keindahan). Musik instrumen membuat terciptanya qasaba (nay), tabla (drum), duff (tamborin) dan qasa (cymbal).
Peradaban Islam masuk di Eropa melalui Spanyol dan Balkan, telah mempengaruhi perkembangan musik di Barat. Pada abad ke 8 misalnya, seorang pendeta
Kristen, St Medrad Evangel, mencoba memasukan unsur musik Islam ke dalam musik gereja. Seabad kemudian masyarakat Barat di Spanyol mulai mengenal ritme dan metrum
(pergantian naik turunnya suara secara teratur yang berasal dari Al Farabi abad 12),
31 Prof. A.Hasmy, Ibid, h,. 320-321
kemudian kaum birokrat Spanyol yang beragama Kristen mengembangkan jenis musik vokal troubadaour-musik yang dimainkan secara solo yang kemudian menjadi embrio folklore atau musik rakyat.
Dibawah ini beberapa tokoh musik Islam diantaranya sebagai berikut:
a. Musik Arab menyerap unsur-unsur musik dari Persia dan Roma. Salah satu
tokohnya adalah Said Ibnu Mashaj –Mekkah.
b. Penulis teori musik yang pertama di zaman Islam adalah Sulaiman (765) yang
belakangan juga mempengaruhi pemusik Eropa.
c. Khalil bin Ahmad (wafat 791) orang pertama di zaman Islam yang
memperkenalkan teori menuliskan irama musik dengan not balok.
d. Yahya bin Mansur Al-Mausuly, menulis teori musik, terutama not huruf dan
teori dansa.
e. Ishak bin Ibrahim al Mausuly (wafat 850), berhasil memperbaiki musik Arab
di zaman Jahiliah dengan sistem baru. Berkat kepiawaiannya, penulis kitab
“Kitabul ilhan Ghanam” (Buku Not dan Irama) itu kemudian mendapatkan
julukan “Imamul Mughiyah”,”Raja Penyanyi”
f. Hunia bin Ishak (873), berhasil menyalin sejumalah teori musik karangan dua
filsuf Yunani, Plato dan Aristoteles,”Problemata dan De Anima” . Ia juga
menerjemahkan De Voce” karya Galen.
g. Filsuf besar al-Kindi (874) telah menulis tujuh buku tentang musik.
h. Tsabit ibnu Qurra (901), Muhammad ibnu Zakaria ar Razi (929) dan Qusta
ibnu Luqa (932)
i. Al Farabi, ia adalah musisi yang handal dan teoritikus musik yang hebat,
karya-karyanya banyak mempengaruhi perkembangan musik Barat.32
Rasanya kalau membaca sejarah di atas beserta tokoh-tokoh muslimnya, kita jadi menyadari bahwa sejarah kita yang sekarang ini sebenarnya terputus, atau sengaja di putus. Itu bisa dimaklumi sebab ketika Baghdad di hancurkan oleh Hulagu Khan, maka seluruh peninggalan-peninggalan Islam, Kitab-kitab ilmu yang dikembangkan oleh umat
Islam, di hancurkan dan di tenggelamkan di sungai Tigris, sampai air sungainya menghitam karena lunturan tintanya.
Atau ketika keilmuan Islam berkembang lagi di Cordova, maka kemudian
Spanyol / Andalusia di kuasai oleh orang-orang Nasrani lagi, kembali lagi dilakukan
"pemutusan Sejarah" dan sampai sekarang ini sehingga kita merasa bahwa orang-orang dari Baratlah sebagai sumber ilmu, sumber filsafat, sumber pengetahuan, dan lain-lain.
Termasuk sumber asalnya segala macam alat musik dan ilmu musiknya pula.
Di Indonesia zaman Wali Sanga, musik dimanfaatkan untuk dakwah. Mereka menciptakan Macapat (puisi jawa yang dilagukan), Dandanggula, Maskumambang,
Pangkur, Sinom, Asmaradhana, termasuk lagu ilir-ilir (ciptaan Sunan Kalijogo), juga lagu-lagu ciptaan dari Pangeran Wijil I (turunan sunan kalijogo) yang meneruskan beliau sebagai seorang pujangga. Tak ketinggalan salah seorang guru Sunan Kalijogo yakni
Sunan Bonang, yang namanya diabadikan sebagai salah satu nama alat musik gamelan
(Bonang). Wali Sanga pula yang merakit instrumen gamelan jawa lengkap dengan komposisi musiknya.
D. Media Dakwah
1. Pengertian Media Dakwah
32 http://www.huttaqi.com
Dalam semua aktifitas kehidupan manusia, media merupakan bagian yang tidak terpisahkan keberadaannya, menurut juru media manusia mengkonsumsi berita, dan berfikir dengan berita sehat dan hiburan.
Istilah media berarti perantara yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu media jamaknya median. Adapun dalam pengertian semantiknya yaitu segala sesuatu yang dapat dijadikan perantara untuk mencapai tujuan tertentu.33
Dalam arti sempit media dakwah dapat diartikan sebagai alat bantu dakwah atau yang populer di dalam proses mengajar disebut dengan istilah" alat peraga " alat bantu berarti media dakwah memiliki peranan atau kedudukan sebagai penunjang tercapainya tujuan.
Dengan demikian, media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan. Media dakwah ini dapat berupa barang ( material ), orang, tempat, kondisi tertentu dan sebagainya.
Sebenarnya media dakwah ini bukan saja berperan sebagai alat bantu dakwah, namun bila ditinjau dakwah sebagai suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen ( unsur ), dimana komponen satu dengan lainnya saling berkaitan, bantu membantu dalam mencapai tujuan. Maka dalam hal ini media dakwah mempunyai peranan atau kedudukan yang sama dengan komponen yang lain, seperti metode dakwah, obyek dakwah dan sebagainya. Dan dalam penentuan strategi dakwah yang memiliki azas efektifitas dan efesiensi, maka peranan media dakwah menjadi tampak jelas peranannya.34
3. Macam-macam Media Dakwah
33 Asmuni syukri, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam: ( Surabaya : Al-ikhlas 1995 ) h. 163 34 Asmuni Syukri, Ibid ,h 163-164
Sebagaimana telah kita ketahui, perkembangan teknologi diberbagai bidang demikian pesat, tidak terkecuali teknologi komunikasi. Dalam kehidupan manusia merupakan aktifitas yang selalu terjadi sehingga perkembangan teknologi komunikasi menimbulkan implikasi cukup berarti bagi kehidupan manusia, termasuk didalamnya umat Islam. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi, media komunikasi massa juga mengalami kemajuan yang tidak kalah. Dakwah merupakan suatu kegiatan yang relatif lebih banyak menggunakan bentuk komunikasi massa karena berisikan ajakan dan seruan kepada manusia untuk senantiasa berada di jalan Allah SWT yang bermuara pada terbentuknya suatu tatanan masyarakat yang khairul ummah.
Menurut Drs. Slamet Muhaemin Abda, jika dilihat dari instrumennya, media dakwah dapat dibagi menjadi empat , yaitu :
a. Media Visual
Media visual yaitu alat yang dapat dioprasikan melalui indra penglihatan seperti
Film, slide, transparansi, overhead projector, gambar, foto dan lain- lain.
b. Media audiktif
Media audiktif adalah alat-alat yang dapat dioprasikan melalui indra
pendengaran, seperti : Radio, tape recorder, telephone, telegram dan
sebagainya.
c. Media audio visual
Media audio visual yaitu alat-alat yang dapat didengar juga sekaligus dapat
dilihat, seperti : movie film, televisi, video dan sebagainya.
d. Media cetak
Media cetak yaitu cetakan dalam bentuk tulisan dan gambar sebagai pelengkap
informasi tulis, seperti : buku, surat kabar, majalah, bulletin, booklet dan
sebagainya.35
Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk berdakwah. Cara-cara tersebut disesuaikan dengan kondisi, situasi dan kebutuhan. Adanya variasi-variasi dalam metode dakwah memberikan peluang bagi da’i untuk memilih alternatif penggunaan yang tepat.
Selama metode itu menuju kepada tujuan dakwah. Adapun tujuan dari kegiatan dakwah itu ialah terwujudnya pengamalan ajaran-ajaran Islam dengan baik dan benar dalam kehidupan masyarakat supaya mereka mendapatkan kebahagiaan di dunia maupun diakhirat.
3. Musik Sebagai Media Dakwah
Dalam penyampaian dakwahnya. Seorang da’i memerlukan berbagai macam sarana yang bermanfaat. Namun perlu diketahui bahwa sebagian sarana adakalanya digunakan pada suatu masa, tapi tidak berguna pada masa yang lain, bermanfaat bagi suatu masyarakat tapi tidak bagi masyarakat yang lain. Seorang da’i bijak adalah yang mampu memilah-milah sarana yang cocok pada setiap zaman dan tempat.
Musik dipandang sebagai salah satu media alternatif dalam berdakwah. Karena musik telah menjadi bagian integral dalam aktivitas masyarakat dan musik telah semakin meluas yang dapat didengarkan oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. Baik melalui radio, televisi, internet, telephone, handphone, flash disk ( USB , dan sebagainya).
35 H. Hasanuddin, Hukum Dakwah ( Tinjuan aspek hokum Dalam Berdakwah di Indonesia ), ( Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. 1, h. 43
Berdakwah melalui musik dinilai dapat meningkatkan intensitas, kecepatan, dan jangkauan komunikasi yang dapat digunakan da’i terhadap mad’unya dalam berdakwah.
Musik merupakan suatu sarana bagi dakwah, musik yang membawa irama Islam itulah dakwah yang berarti apalagi yang merawat dan mengobati jiwa manusia maka yang diinginkan cara yang berguna dan memperbaiki manusia itu sebagai obat yang menentramkan jiwa.
Musik yang dijadikan sebagai salah satu media yang dapat dipergunakan untuk mencapai dakwah Islam sangat signifikan bagi kelangsungan aktivitas dakwah. Dakwah yang dikemas melalui musik memiliki pesan moral yang terasa lembut, menyentuh romantis. Persuasif dan ia tetap dengan hati penggemarnya. Seni musik dan lagu sudah sejak zaman klasik sampai zaman modern mempunyai peranan untuk menyampaikan dakwah dan pesan-pesan moral seperti terlihat dalam syair-syair fuqoha, ahli sastra Arab, para sufi pujangga dalam berbagai bahasa Arab urdu, melayu, jawa sunda, dan sebagainnya.
Berdakwah melalui musik memiliki daya tarik tersendiri yang berkesan. Menurut
Sidi Gazalba kalau kesenian itu mengandung daya tarik yang berkesan, kenapa tidak kita manfaatkannya sebagai media dakwah sehingga dakwah dapat menarik sasarannya dan pemanfaatanya sendiri bertujuan untuk menimbulkan kesenangan yang bersifat estetik dan senang pada keindahan merupakan naluri atau fitrah manusia.36
Namun berdakwah melalui jalur musik jelas bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Ia membutuhkan tingkat kesenian dan keahlian yang tinggi. Keahlian khusus yang dimaksud adalah pertama, harus memahami ajaran Islam secara utuh dan memiliki wawasan keislaman yang luas. Kedua, menguasai ( dalam arti mampu memainkan )
36 Sidi Gazalba, Islam dan Kesenian ( Jakarta: Pusaka Al-Husna, 1998 ),h.186
berbagai macam alat musik. Setidaknya salah satu alat musik yang dikuasai. Ketiga, memiliki kemampuan menuangkan ide kedalam totalitas bangunan yang membentuk sebuah lagu. Disini yang menjadi pusat perhatian adalah pemilihan kata-kata yang kemudian membentuk kalimat yang indah ( lirik lagu ). Oleh karenanya tak semudah membalikan kedua belah telapak tangan, untuk menggarap musik dalam sebuah album.
Apalagi, jika album tersebut hadir selain sebagai sebuah karya juga sebagai alternatif dakwah dimasyarakat.37
Dari keterangan diatas penulis dapat disimpulkan sedikit bahwa musik bukan hanya enak didengar namun bisa juga menjadi media untuk berdakwah. Seperti halnya dengan grup musik islami DEBU yang berasal dari Amerika Serikat ini. Tak hanya cinta, lewat syair-syair lagu, mereka pun mengajak kita untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta.
37 Maryati, “ T & T Orchestra Sebagai Media Dakwah, ( Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta, 2004 ), h. 42
BAB III
GAMBARAN UMUM GRUP MUSIK ISLAMI DEBU
1. Latar Belakang Berdiri Grup Musik Islami DEBU
Sebelum pindah ke Indonesia.sebagian besar anggota DEBU bertempat tinggal disebuah kota kecil di daerah New Mexico, sebuah propinsi yang terletak diantara Texas dan Arizona, Amerika serikat. Mereka sudah sejak lama sudah tinggal disana dan kemudian membentuk sebuah komunitas kecil yang sesuai dengan prinsip dan ajaran
Islam dibawah bimbingan Syeikh Fattah,mereka mempelajari tasawuf dan hidup sesuai ajarannya, yakni menjadi golongan sufi.
Zikir adalah nafas hidup yang kami lakukan dalam keseharian. Bagi sufi, menyanyi adalah semata-mata dzikir dan ibadah. Inilah latar belakang musik kami. Saat itu, kami bernyanyi sebatas kenikmatan untuk komunitas sendiri sekaligus menjadi bagian dari perkembangan spiritual. Sesekali kami menyanyi untuk teman-teman ataupun tamu yang datang. So, kita tidak tampil secara public dan tidak atas undangan karena secara sosial, komunitas Islam diasana memang sangat jarang kalau tidak bisa dibilang tidak ada.
Tahun 1997, sebagian dari kami pindah ke sebuah negara di luar Amerika Serikat namuan terletak di dekatnya, yakni Republik Dominika. Sama seperti Amerika, kehidupan masyarakat disana juga sangat liberal dan sekuler. Sungguh, bukan lingkungan yang ramah bagi kami yang sangat rindu suasana islami. Kami selalu berpikir dan bertanya-tanya dalam hati, di manakah tempat di dunia ini yang bisa memberi kami kehidupan yang nyaman dan tentram dengan suasana islami ?
Allah memang Maha Tahu. Dialah yang punya kehendak dan rencana. Suatu malam, Syekh Fattah mendapat ilham. Di antara sadar dan tidak, beliau mendengar hatif (
Bisikan halus ) yang menyebutkan nama ? Indonesia ?. bahwa komunitas ini harus pergi ke Indonesia untuk bisa bisa hidup sesuai impian.
Tetapi di mana Indonesia? Pertanyaan ini menjadi masalah karena kami sama sekali tak tahu prihal Indonesia dan tak terpikir sebelumnya. Tetapi, Allah SWT telah membuka pintu-pintunya sehingga tanpa kesultan berarti, kami bisa menemukan home age seorang Indonesia di internet. Kami pun menjalin silaturahim dan menyampaikan keinginan untuk datang ke Indonesia.
Tepatnya bulan Maret 1999, sebagian dari kita tiba di Jakarta dan diterima oleh
Syekh Uqbah, kenalan kita di internet. Selama tiga bulan di Jakarta, kita tinggal di daerah
Pasar Minggu. Kemudian kita diundang Universitas Muslim Indonesia (UMI), Ujung
Pandang untuk mengajar mahasiswa barunya dalam hal keagamaan.
Kami berangkat ke Ujung Pandang dan ditempatkan di Bukit Barugah. Tak lama, kita dipindahkan lagi ke daerah pedesaan, Padang Lampe, di mana berdiri sebuah
Pesantren milik UMI di situ. Pesantren Darull Mukhlisin itu hanya bangunannya saja karena belum ada denyut kehidupan. Kita lah yang memulainya. Kita mengajar para mahasiswa itu sambil melaksanakan kehidupan sehari-hari. Kita ajarkan al-Qur'an dan hadits serta bahasa Inggris. Setelah setiap shalat lima waktu, Syeikh Fattah membimbing kami zikir bersama para mahasiswa.
Mengamati pola prilaku mereka, Syeikh Fattah menyadari pada umumnya anak- anak muda itu tidak paham mendalam tentang Islam. Banyak diantara mahasiswa yang tak bisa membaca al-Qur'an dan tak tahu tata cara shalat. Karena itu Syekh Fattah makin
menekankan zikir. Ia mencoba menyentuh minat para pemuda terhadap keindahan Islam dengan melantunkan puji-pujian terhadap Allah melalui zikir dan nyanyian. Syair- syairnya yang sarat pelajaran tentang adab dan akhlak serta uraian tentang Islam yang sejati sesuai pesan Nabi Suci Muhmmad SAW, pelan namun pasti tampak mulai tertanam dalam benak para mahasiswa. Mereka menjadi begitu manis dan sangat suka zikir. Setiap kali kita melakukan zikir massal seraya bergoyang kiri kanan, saat itu, gerak badan kami bagai gelombang laut yang tenang dan menghanyutkan. Indah sekali.38
2. Visi dan Misi Grup Musik Islami DEBU
Visi Grup musik islami DEBU adalah " melalui musik kami bisa ajak manusia ke
Islam ". Musik dipercaya menjadi media penyampai pesan yang efektif, termasuk ajakan untuk meningkatkan keimanan kepada sang Khalik. Banyak cara melakukan dakwah, salah satunya seperti yang dilakukan oleh grup musik islami DEBU. Dengan menggunakan musik yang bernafaskan Islam DEBU ingin mengajak umat manusia untuk menjalankan hidup yang sesuai dengan syariat Islam.
Sedangkan misi dari grup musik islami DEBU itu sendiri ialah menyampaikan pesan Rasulullah adalah pesan La ilaaha illallah. Seperti pesan yang di sampaikan
Rasulullah " Quluu laa ilaaha illallah tuflihuu " ucaplah Laa ilaahai illallah dan berjayalah.39
3. Profil Personil Musik DEBU
Unik dan bersahaja. Itulah grup musik islami DEBU karena sebagian besar personilnya berasal dari Amerika Serikat. Tinggal di area perumahan di kawasan Cinere,
Gandul, bersama-sama dengan keluarga besar DEBU. Grup musik islami DEBU awalnya
38 http:// in.musikdebu.com/history.htm 39 Wawancara Pribadi dengan Mustafa vokalis utama DEBU Depok 5 November 2008
adalah satu keluarga besar sanggar sufi yang dipimpin Syeikh Fattah. Di AS, mereka mengaku sulit berkembang karena kaum muslimin minoritas. Karena keinginan merasakan kebebasan dalam hidup dan meyakini agama, keluarga besar ini hijrah ke
Indonesia pada 1999. kepindahan itu juga dilatarbelakangi oleh tujuan menyebarkan ajaran Islam melalui lagu. Personil grup musik islami DEBU pada saat penelitian ini berjumlah 18 orang musisi ( 10 wanita dan 8 pria ) Namun biasanya dalam pertunjukan hanya sekitar 10 hingga 12 orang yang terlibat.40
DEBU sendiri melihat diri sebagai kelompok musik internasional karena memiliki anggota dari Swedia, Inggris, dan Indonesia. Untuk lebih jelas berikut penulis cantumkan biodata personil grup musik Islami DEBU :
1. Nama : Kumyal Mustafa
Tgl. Lahir : 9 Juli 1981
Tempat Lahir : Oregon, Amerika Serikat
Posisi : Pemain gambus, Viola, aranser musik dan lead vokalis
Mustafa adalah DEBU, DEBU adalah Mustafa. Dia memang lokomotif
DEBU. Dalam setiap pentas, hampir selalu ia berbicara langsung kepada
audiens mengenai inti Islam. Sambil menyanyi, ia mengajak semua hadirin
untuk turut berdzikir Laa ilaha ila Allah sehingga untuk sesaat, biasanya situasi
berubah menjadi gema tahlil. Saat ini, ia tengah sibuk mempersiapkan album baru.
So, jangan heran kalau hampir tiap hari ia tak berada di rumah. Tapi, walaupun sering
pulang larut malam, pagi harinya ia sudah tampil fit bahkan punya kelas khusus
untuk anak-anaknya, yakni membawa mereka berlatih main biola dilapangan.
Seperti tak ada kata lelah dalam kamus hidupnya.
40 Wawancara pribadi dengan Mustafa Vokalis utama DEBU Depok 5 November 2008
2. Nama : Daood Abdullah
Tgl. Lahir : 28 September 1988
Tempat. Lahir : Texas, Amerika Serikat
Posisi : Perkusi
Selain sibuk dengan DEBU, Daood sekolah drum di sebuah sekolah
musik yang terkenal di Jakarta, Farabi milik seorang musisi Dwiki Dharmawan.
Dia juga tertarik belajar gitar flamenco dan gitar elektrik, dan kacamata hitamnya tak pernah lepas saat dia mentas.
3. Nama : Fadhila Shirin
Tgl. Lahir : 30 Maret 1989
Tempat. Lahir : Texas, Amerika Serikat
Posisi : Viola, penyanyi
Selain Mustafa, satu-satuny anggota DEBU yang paling banyak
menerima surat setiap hari adalah Fadhila,begitu rutin sehingga kalau pun di
alamat hanya tertulis, Fadhila Shirin, Depok, Indonesia dijamin, surat itu akan
tetap sampai di rumah DEBU. Sebaliknya, buat kalian penggemar berat
Fadhila, kalo tulis surat padanya, buatlah sesingkat mungkin dan semenarik
mungkin, supaya ia mudah untuk membacanya. Karena ia tak punya cukup
waktu untuk membaca surat yang berlembar-lembar. Apalagi ia sedang sibuk
dengan aktifitas rekaman dan belajar biola.
4. Nama : Hasniah Ali
Tgl. Lahir : 11 May 1975
Tempat. Lahir : Stockholm, Swedia
Posisi : Penyanyi
Penyanyi latar asal Swedia ini punya suara yang sangat indah. Namun
beberapa hal, ia belum bisa aktif di pentas DEBU. Kegiatannya sekarang adalah belajar beberapa alat musik, wanita berpostur tinggi ini juga sangat suka membuat cake Swedia. Satu hal yang juga khas darinya adalah, ia sangat halus dan lembut perasaannya.
5. Nama : Fatimah Husnia
Tgl. Lahir : 08 November 1987
Tempat. Lahir : Texas, Amerika Serikat
Posisi : Baglama ( Saz ), Violin
Ketika personil lain sibuk belajar alat-alat musik lain, perempuan
berdarah Itali dan Malaysia ini tetap konsen dengan alat musik pegangannya,
yakni Baglama. Kadang-kadang saja ia belajar gendang. Setelah itu, ia lebih
suka medekap Baglamanya. Walau pun ia suka makan apa saja, tetapi ia tak
pernah khawatir dengan ancaman obesitas karena postur tubuhnya sangat stabil tetap ramping dan slim.
6. Nama : Layla Wafiyah
Tgl. Lahir : 31 Desember 1969
Tempat. Lahir : Washington, Amerika Serikat
Posisi : Pemain harpa, tambourine dan Vokalis
Setiap ada acara yang hanya melibatkan beberapa anggota DEBU, maka
Layla wafiyah termasuk yang tetap ikut. Alat musik pegangannya yang masih
sangat jarang, membuatnya punya nilai lebih. Selain itu, ia juga jarang mengeluh
sehingga tampak menikmati.
7. Nama : Maryam Ali
Tgl. Lahir : 15 Desember 1986
Tempat.Lahir : Oregon, Amerika Serikat
Posisi : Penyanyi
Penyanyi inti ini selalu hadir kapan dan dimanapun saat DEBU pentas
sama seperti halnya dengan Layla wafiyah yang selalu tidak pernah absent.
8. Nama : Mujahid Abdullah
Tgl. Lahir : 10 November 1978
Tempat.Lahir : Michigan, Amerika serikat
Posisi : Pemain bass
Sekarang ini, Mujahid dinon aktifkan dari urusan belanja dan pergi ke
mall. Syeikh Fattah mau dia menjadi profesional dengan main bassnya. Tetapi
naluri kefakirannya selalu menguasai sehingga setiap hari ia mengirim pesan
lewat SMS dan menawarkan diri pada Syikh, " Can I be of Service you? ".
Selain punya kelas musik untuk anak-anak dibawah 12 tahun tidak malas shalat dan dzikir. Ia bilang shalat dan dzikir adalah kelasnya. So, barang siapa anak yang tidak melaksanakan shalat dan dzikir pada waktunya, maka dianggap absen dari kelas.
Mau tahu hukumannya? Biasanya dikenai kerja ekstra sih, maka dari itu anak-anak sangat rajin.
9. Nama : Naima Mahmoud
Tgl. Lahir : 29 Januari 1980
Tempat.Lahir : Texas, Amerika serikat
Posisi : penyanyi, pemain gambus dan jumbush
Sekarang ini Naimah jarang pentas bersama DEBU. Ia sedang sibuk
berlatih alat musik gambus.
10. Nama : Ibrahim Conway
Tgl. Lahir : 28 Desember 1982
Tempat.Lahir : Texas, Amerika Serikat
Posisi : Manajer dan Koordinator DEBU
Setelah Najib Ali sekarang Manajer grup musik islami DEBU dipegang
oleh Ibrahim Conway tak bisa dipisahkan dari DEBU. Ia adalah palang pintu
gerbang DEBU dengan kalangan luar siapa pun yang ingin berhubungan dengan
multi etnis ini, Ibrahimlah yang harus ditemui terlebih dahulu. Ia sangat sibuk
dengan posisinya sebagai manajer, so jangan heran kalo hampir setiap hari ia tak
ada di rumah. Ia menyelesaikan berbagai urusan keperluan komunitas yang
berhubungan dengan registrasi dalam bentuk apapun. Ia juga cukup terbuka
menerima kedatangan para wartawan.
11. Nama : Najmah Hakimah
Tgl. Lahir : 31 Desember 1969
Tempat.Lahir : Oklahoma, Amerika Serikat
Posisi : Pemain Santoor
Kendati usiannya paling lawas diantara personil DEBU lainnya,
perempuan Taurus ini masih penuh semangat. Ia rajin berlatih kebugaran disela
waktunya yang sempit. Tugas sesunggunya adalah memimpin latihan acappela
saban pagi. Kadang-kadang seminggu sekali dan ia juga memasak untuk
komunitas DEBU. Kehidupan rutin tidak membuatnya bosan, karena ia
menikmati dengan apa yang ada tanpa mengeluh.
12. Nama : Naseem Nahid
Tgl. Lahir : 4 Oktober 1976
Tempat. Lahir : Washington DC, Amerika Serikat
Posisi : Pemain Perkusi dan penyanyi latar
Diantara personil perempuan DEBU, Naseem Nahid terhitung paling
sibuk. Urusannya sangat banyak ia merupakan salah satu yang bertanggung
jawab terhadap surat-surat dari penggemar DEBU. Selain itu ia juga punya
kelas khusus untuk anak-anak setiap hari untuk mengajar bahasa Inggris dan
menulis yang indah.
13. Nama : Muhammad saleem
Tgl. Lahir : 15 Desember 1986
Tempat. Lahir : Oregon, Amerika serikat
Saleem dan Mustafa bak dua sisi mata uang, saling melengakapi dan
berdampingan selalu untuk urusan musik dan rekaman, hampir selalu mereka
pergi bersama. Walaupun secara pribadi keduannya sangat berbeda. Menurun
dari kakaknya Mustafa, Saleem juga sudah bisa mengaransemen lagu.
14. Nama : Syakura Yasirah
Tgl. Lahir : 2 Juni 1981
Tempat. Lahir : Michigan, Amerika Serikat
Posisi : Pemain biola
Violis utama DEBU ini cukup sibuk dengan urusan rekaman. Ia
merupakan pemain utama DEBU juga sehingga mau tak mau, suka tak suka ia
harus tetap manggung bersama DEBU.
15. Nama : Susan Fatimah
Tgl. Lahir : 31 Desember 1969
Tempat. Lahir : Inggris
Posisi : Pemain keyboard
Semula posisinya di DEBU hanya sebagai penyanyi latar, berkat
ketekunannya belajar alat musikorgan, ia bisa juga menjadi salah satu pemusik.
Setidaknya, kegiatan itu bisa membuatnya lebih sibuk daripada sebelumnya.
Dalam hal apa pun ia selalu bergerak cepat dan berusaha menyelesaikan segala
sesuatu dengan secepat-cepatnya.
16. Nama : Husayn Lee Larusa
Tgl. Lahir : 22 Agustus 1985
Tempat. Lahir : Oregon, Amerika Serikat
Posisi : Pemain perkusi
Kakak Ali, nama aslinya Husayn Lee. Bakatnya dibeberapa bidang
sangat besar. Ia mahir untuk kutak katik elektronik. Ia juga sangat kreatif Seperti
halnya keturunan Tionghoa, ia juga memiliki jiwa bisnis. Di DEBU ia sebagai
pemain perkusi dan sekaligus penyanyi latar.
17. Nama : Zakariyah Aal Daood
Tgl. Lahir : 25 Maret 1991
Tempat. Lahir : New Mexico, Amerika Serikat
Posisi : Pemain perkusi
Zakariyah Aal Daood di DEBU merupakan personil yang terkecil dan
termuda usianya saat ini sekitar 18 tahun. Tapi ia cukup berbakat dan sangat
bersemangat. Suaranya juga enak untuk didengar.
18. Nama : Abdul Wahab
Tgl. Lahir : 22 Juni 1986
Tempat. Lahir : Bogor, Indonesia
Posisi : Perkusi
Wahab orang Indonesia yang berasal dari Jakarta ini menjadi anggota
DEBU berawal dari seorang fans yang antusias sekali terhadap DEBU. Ia datang
untuk latihan setiap hari sampai akhirnya ia ikut bergabung dengan DEBU. Dia
bermain perkusi dengan sangat bagus dan mempunyai ciri khas tersendiri, dan
suaranya juga sangat bagus. Pada saat latihan ia sering mengantikan posisi Mustafa
dalam menyanyikan syair-syair DEBU.41
41 http://in.musikdebu.com/profile.htm
BAB IV
STRATEGI PEMENTASAN GRUP MUSIK ISLAMI " DEBU" SEBAGAI MEDIA
DAKWAH
A. Perumusan Strategi Grup Musik Islami DEBU
Joel Ross dan Michael Kamy, sebagaimana yang dikutip oleh Fred R. David mengatakan bahwa sebuah organisasi tanpa adanya strategi itu bagaikan kapal tanpa kemudi, bergerak, berputar dalam lingkaran. Organisasi yang demikian seperti pengembara, tanpa tujuan tertentu.42 Demikian halnya dengan grup musik islami DEBU, semua yang diputuskan dalam pelaksanaan pementasan tetap berada dalam jalur strategi43.
Dalam bukunya Fred R. David mengupas tentang teknik perumusan strategi yang penting dapat dipadukan menjadi kerangka kerja, diantaranya44 :
1. Tahapan in-put
Dalam tahap ini proses yang dilakukan adalah mencari dan meringkas informasi sebagai masukan yang diperlukan untuk merumuskan strategi. Dalam proses ini grup musik islami DEBU memperoleh informasi yang masuk dari berbagai pihak diantaranya dari kebutuhan pasar musik masyarakat, dari infotaiment, surat kabar, televisi, dari internet dan lain sebagainya yang menjadi sumber inspirasi dan ide untuk merumuskan strategi pementasannya. Diantara informasi yang masuk adalah mengenai kualitas performans grup musik islami DEBU pada setiap pementasan. Melalui cara ini akan dapat diketahui mengenai kelemahan dan kekuatan yang ada pada grup musik islami
DEBU, sehingga setelah mengetahui mengenai kelemahan dan kekuatan grup musik
42 Fred R, David, Manajemen Strategi Konsep, ( Jakarta Perhalindo, 2002 ) h.3 43 Wawancara Pribadi Dengan Ibrahim Conway, Manajer DEBU Depok, 5 November 2008 44 Ibid
islami DEBU melalui informasi yang masuk, maka dari itu untuk merumuskan strategi pementasan grup musik islami DEBU akan lebih mudah. Sebab dengan mengetahui kelemahan yang ada pada grup musik islami DEBU akan dapat mengetahui bagaimana cara untuk menutupi dan memperbaiki segala kelemahan yang ada pada grup musik islami DEBU seperti mengadakan latihan secara intens, pengadaan alat musik yang lengkap dan menyiapkan anggaran yang cukup untuk menunjang proses perumusan strategi pementasan. Kemudian mengenai kekuatan adalah merupakan sesuatu yang harus dipublikasikan, karena kekuatan yang akan menjadi nilai lebih bagi grup musik islami
DEBU sendiri dan akan menjadi daya tarik bagi para penikmat musik khususnya. Pada tahapan ini penulis akan menguraikan mengenai langkah-langkah yang diambil oleh grup musik islami DEBU, yaitu seperti pemakaian alat musik yang menggunakan alat musik dari berbagai belahan dunia yang sudah menjadi ciri khas dari musik islami DEBU dari musik reliji yang lainnya. Dalam hal ini adalah tugas yang diambil oleh Ibrahim selaku manajer grup musik islami DEBU dan Mustafa sebagai aranser dan sekaligus vokalis utama grup musik islami DEBU senantiasa berpikir untuk terus meningkatkan kualitas performans DEBU pada setiap pementasan, agar musik yang mereka pentaskan bisa lebih berkesan unik, enak dan bisa diterima oleh para penikmat musik dibanding dengan musik reliji yang lainnya. Selain dari itu, informasi lainnya yang masuk mengenai image grup musik islami DEBU sebagai musik musiman yang hanya biasa pentas khusus pada bulan- bulan tertentu saja misalnya seperti bulan Ramadhan, peringatan hari besar Islam (PHBI).
Dalam hal ini Mustafa khususnya merasa gerah bahwa grup musiknya mendapat image sebagai musik musiman, oleh karena itu Mustafa dan Ibrahim mencoba untuk mengubah image yang diterimanya dengan melakukan promosi dan meminta kepada beberapa
stasiun televisi agar musik mereka tidak diundang hanya pada bulan-bulan tertentu saja.
Selain itu Mustafa dan manajer mencoba menciptakan album pada bulan-bulan biasa.
2. Tahap Pencocokan
Dalam tahap ini proses yang harus dilakukan adalah memfokuskan pada hasil strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor internal dan eksternal.
Setelah diketahui faktor internal ( kekuatan dan kelemahan) dan eksternal ( peluang dan ancaman). Dalam tahapan ini grup musik islami DEBU menyesuaikan diri terhadap situasi dan kondisi yang dihadapi dengan memadukan pada kekuatan dan kelemahan secara internal dan peluang dan ancaman secara eksternal. Setelah diketahui faktor internal dan faktor eksternal dari grup musik islami DEBU maka grup musik islami
DEBU dapat mengetahui strategi pementasan yang akan digunakan.
3. Tahap keputusan
Dalam tahap ini digunakan satu macam teknik setelah diperoleh dari in-put sebagai sasaran dalam mengevaluasi strategi alternatif yang didefinisikan dalam tahap pencocokan. Dalam tahapan ini haruslah selalu melihat kearah depan dengan tujuan.
Ketika semua sudah sesuai untuk menerapkan strategi pementasan grup musik islami
DEBU dengan mempertimbangkan segala situasi dan kondisi grup musik islami DEBU baik dari faktor internal dan faktor eksternal dengan memgumpulkan informasi yang masuk mengenai kualitas performans grup musik isalmi DEBU dan image sebagai musik musiman maka grup musik islami DEBU mengambil beberapa langkah dalam menentukan keputusan strategi sebagaimana yang telah penulis kemukakan pada tahap pencocokan yaitu strategi yang mengandalkan kepada kekuatan yang grup musik islami
DEBU miliki mengenai penggunaan alat musik dari berbagai macam belahan dunia.
Karena strategi ini cukup efektif untuk diterapkan oleh grup musik islami DEBU, hal ini merupakan langkah awal untuk memperkenalkan musik mereka sebagai musik reliji yang punya ciri khas sendiri kepada para penikmat musik.
Setelah penulis kemukakan mengenai teknik perumusan strategi yang dipadukan menjadi kerangka kerja diatas, berikut penulis uraikan juga mengenai tahapan pembuatan perumusan strategi. Sebelum strategi itu dilaksanakan tentunya ada proses awal yaitu harus dirumuskan terlebih dahulu. Perumusan strategi adalah tahapan yang paling menantang dan sekaligus menarik dalam proses manajemen strategi, yang dikaitkan pada proses pementasan grup musik islami DEBU dalam upaya menyampaikan dakwah pada masyarakat melalui pementasan musik islami.
Dalam perumusan strategi pementasan grup musik islami DEBU yang termasuk di dalamnya adalah pengembangan tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal, penetapan kekuatan dan kelemahan secara internal, dengan menetapkan suatu objektivitas, menghasilkan strategi alternatif, serta memilih strategi yang dilaksanakan.45
1. Mengembangkan tujuan
Tujuan adalah hasil akhir yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi yang pada
akhirnya kinerja organisasi menjadi terarah pada satu tujuan. Sebagai salah satu
musik reliji yang ada pada saat ini tujuan dari strategi pementasan grup musik
islami DEBU adalah dakwah. Musik bukan hanya enak untuk didengar akan
tetapi musik juga dipercaya sebagai media penyampai pesan yang efektif. Karena
musik merupakan kendaraan atau sarana untuk menyampaikan syiar Islam maka
dari itu banyak grup musik reliji yang melakukan dakwah melalui nyanyian
mereka, begitupun halnya dengan grup musik islami DEBU saat ini mereka
45 Ibid
mempunyai tujuan yaitu dakwah melalui pementasan musik yang kemudian
dikembangkan dalam sasaran-sasaran yang ingin dicapai, diantaranya yaitu :
a. Melalui pementasan musik, grup musik DEBU ingin mengajak manusia
kepada ajaran Islam.
b. Melalui syair yang dibawakannya, grup musik islami DEBU ingin
mengajak manusia untuk meningkatkan keimanan kepada sang Khalik.
c. Melalui musik DEBU ingin mengajak manusia untuk selalu berdzikir
kepada Allah.
d. Melalui musik yang mereka kemas bisa diterima oleh semua kalangan
sebagai musik reliji.
e. Melalui musik ingin berkomunikasi dengan dunia46
f. Melalui musik ingin menyatukan umat manusia dari berbagai etnis, sesuai
dengan personilnya yang berasal dari banyak etnis.
2. Peluang dan Ancaman Eksternal
Ditengah banyaknya musik relijius yang ada grup musik islami DEBU
mencoba menawarkan konsep lagu yang bernuansakan islami. Kehadiran DEBU sebagai musik relijius berharap agar musik yang mereka bawakan dapat diterima oleh masyarakat luas sebagai musik dakwah dan bisa memberikan pengaruh terhadap keimanan manusia kepada Allah SWT melalui musik yang mereka nyanyikan.
Kendati DEBU telah eksis dalam dunia musik relijius, grup musik islami DEBU harus mengenali peluang dan ancaman secara eksternal.
46 Wawancara Pribadi dengan Ibrahim Conway Depok, 5 November 2008
Adapun peluang dan ancaman secara eksternal yang DEBU miliki penulis uraikan sebagai berikut :
a. Peluang grup musik islami DEBU
Peluang merupakan situasi penting dan menguntungkan bagi suatu instansi
yaitu grup musik islami DEBU dimasa yang akan datang. Grup musik islami
DEBU memiliki peluang diantaranya sebagai berikut :
1). Adanya situs dalam berbagai bahasa
Sekarang grup musik islami DEBU mempunyai situs dalam beragam
bahasa yaitu Indonesia, Inggris, Cina, Arab, Spanyol dan Italia. Dengan
adanya situs dalam beragam bahasa grup musik islami DEBU ingin
berkomunikasi dengan dunia. Jadi siapapun yang ingin tahu tentang grup
musik islami DEBU dan aktifitasnya bisa mengaksesnya di website
www.musikDEBU.com.
2) Promosi go Internasional
Grup musik islami DEBU tidak hanya terkenal di Indonesia melainkan
kini grup musik islami DEBU dikenal di beberapa negara tetangga seperti
Malaysia, Brunei, Singapura dan lain sebagainya. Seperti di
Amerika Serikat ada beberapa stasiun televisi yang memutar video klip
DEBU, meskipun baru terbatas pada masyarakat muslim di sana tapi
alhamdulillah respon dari mereka sangat bagus.
3) Promosi melalui stasiun radio.
Selain promosi go internasional grup musik islami DEBU juga melakukan
promosi lewat stasiun radio ke berbagai daerah misalnya seperti Solo,
Cirebon dan lain-lain. Dengan melakukan promosi lewat radio grup
musik islami DEBU berharap mereka bisa dikenal dan diundang untuk
pentas disana.
4) Diangkatnya grup musik islami DEBU menjadi duta lingkungan hidup.
Grup musik islami DEBU ditunjuk menjadi duta lingkungan hidup oleh
Menteri Negara Lingkungan Hidup Rahmat Witoelar pada tanggal 5
November 2007 lalu. Sehubungan dengan ini maka banyak hal yang akan
dilakukan grup musik islami DEBU untuk mengkampanyekan cinta
lingkungan dan peringatan global warming serta penyelesaiannya
misalnya seperti mengajak untuk mencintai lingkungan dan mengatasi
pemanasan global disetiap pementasan grup musik islami DEBU. Ini
adalah salah satu proyek terbesar grup musik islami DEBU untuk
penanaman 1 juta pohon di 33 propinsi di Indonesia dari Sabang sampai
Merauke dan terakhir penanaman pohon akan dilakukan di Jakarta yang
akan dihadiri oleh bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. b. Ancaman grup musik islami DEBU
Ancaman adalah keadaan yang tidak menguntungkan sebuah instansi atau
organisasi. Dalam hal ini grup musik islami DEBU perlu mengetahui ancaman-
ancaman yang ada secara baik dan benar, dengan harapan grup musik islami
DEBU dapat mengambil langkah awal untuk mengambil strategi. Adapun
ancaman yang ada pada grup musik DEBU adalah sebagai berikut :
1) Banyaknya grup musik lain yang membawakan lagu reliji
Seperti halnya yang kita ketahui saat ini bahwa banyak grup musik
yang mencoba membawakan lagu-lagu relijius. Ini yang membuat grup
musik islami DEBU tidak punya banyak kesempatan untuk pentas.
2) Adanya pemahaman bahwa musik DEBU adalah musik musiman. Di
Indonesia biasanya orang mendengarkan musik reliji hanya pada saat-
saat tertentu saja tidak setiap saat, seperti pada saat bulan Ramadhan
dan pada saat hari-hari besar Islam seperti peringatan tahun baru
Hijriah, peringatan maulid Nabi Muhammad SAW dan lain
sebagainya. Maka dalam hal ini grup musik islami DEBU punya
rencana untuk mengubah image itu dengan cara menciptakan album
pada bulan-bulan biasa dan melakukan promosi ke stasiun televisi agar
grup musik islami DEBU bisa tampil bukan hanya pada saat bulan
puasa saja.
3). Adanya pandangan rendah terhadap musik islami dengan musik
lainnya.
Seperti halnya kebanyakan anak muda saat ini memandang musik
islami lebih rendah dari musik rock misalnya, musik Barat dan musik-
musik lainnya. Mereka lebih menggandrungi kepada musik-musik
secara umum ketimbang musik yang bernafaskan islami. Dengan
adanya pandangan seperti ini mengakibatkan grup musik islami sulit
untuk bersaing dalam mempromosikannya, biasanya musik yang
bukan islami lebih cepat dalam proses promosinya daripada musik
yang islami.
4). Belum menjadi Warga Negara Indonesia ( WNI )
Adanya kabar bahwa grup musik islami DEBU akan dideportasi
membuat grup musik islami DEBU sedikit merasa khawatir di kubu
para personilnya yang kebanyakan dari luar negeri untuk bisa bermain
musik lagi di Indonesia.
3. Penetapan kekuatan dan kelemahan secara internal
Sebagai musik islami yang terus melambung tentu saja Mustafa yang
notabene adalah lokomotif grup musik islami DEBU dan manajernya senantiasa
terus berfikir untuk kian meningkatkan kualitas performans grup musik islami
DEBU di dunia musik untuk tetap memasukan unsur-unsur kekuatan yang mereka
miliki dan melihat kepada kelemahan yang ada pada kubu dirinya. Dengan
demikian mereka bisa mengambil langkah untuk tetap mempertahankan musik
mereka yang sudah hampir 9 tahun eksis di Indonesia. Melalui penetapan
kekuatan dan kelemahan secara internal diharapkan grup musik islami DEBU
dapat mengetahui secara internal mengenai apa saja yang dapat diandalkan dan
apa saja yang harus dilengkapi dalam proses membuat strategi. Adapun kekuatan
dan kelemahan yang mereka miliki adalah sebagai berikut :
a. Penetapan kekuatan
Setiap organisasi harus mengetahui kekuatan yang dimiliki, karena hal ini dapat memberikan keuntungan bagi organisasi. Adapun kekuatan yang dimiliki grup musik islami DEBU adalah sebagai berikut :
1). Syair atau liriknya ditulis dalam 9 bahasa
Perlu kita ketahui bahwa grup musik islami DEBU baru saja merilis
album terbarunya yang diformat dalam sembilan bahasa yaitu
Indonesia, Inggris, Cina, Arab, Spanyol, Italia dan banyak lagi..
Semuanya merupakan kumpulan syair hasil dari gubahan Syeikh
Fattah yang mampu menguasai sembilan bahasa, album ini juga
dirangkum dalam bentuk buku dan dikemas dengan alunan musik
masa kini.
2) Jenis musik yang mendunia
Jenis grup musik islami DEBU adalah world music ( musik dunia ),
walaupun jenisnya khusus nada yang mereka mainkan justru
menghasilkan variasi yang berbeda. Menurut para pengamat musik,
inilah yang menjadi kekuatan yang dimiliki grup musik islami DEBU
dibanding dengan grup musik lainnya. Oleh karena itu musik mereka
amat bervariasi, unik dan tidak membosankan apa lagi grup musik
islami DEBU tidak terikat dengan konsep musik apapun yang selama
ini ada, nada dan irama yang diaransir mengalir begitu saja dan
menjadi harmonis.
3). Alat musik yang digunakannya
Bukan saja suara indah dan merdu yang menjadi andalan grup musik
islami DEBU, tetapi juga kepiawaian memainkan alat musik dari
beragam belahan dunia. Grup musik islami DEBU menggunakan
beraneka ragam alat musik dari beberapa belahan dunia berbeda
dengan musik lain. Misalnya santur dari Iran, harpa dari Irlandia, yaili
tambure dari Turky, gendok-gendok dari Sulawesi Selatan dan
sebagainya. Ini yang membuat alunan musik grup musik islami DEBU
terasa kaya dengan warna.47
Berikut penulis uraikan alat-alat musik yang digunakan grup musik
islami DEBU adalah sebagai berikut :
a). Bamboosax
b). Bansir Flute
c). Dumbek
d). Gendok-gendok
e). Flamenco Guitar
f). Jembe
g). Kanoon
h). Oud
i). Mazhar
j). Santure
47 Wawancara pribadi dengan Mustafa kumyal Vokalis DEBU Depok, 5 November 2008
k). Saz ( bagalama)
l). Sundanese flute
m). Tabla
n). Tar
o). Yaili Tamboure48
4). Personilnya Internasional
Dari segi personil grup musik islami DEBU punya anggota dari
berbagai macam negara seperti Indonesia, Malaysia, Swedia, Inggris
dan Amerika. Faktor inilah yang menjadi salah satu kelebihan grup
musik islami DEBU dengan musik lainnya. b. Penetapan kelemahan
Selain menetapkan kekuatan sebagai grup musik yang mempunyai saingan harus mengenali segala kelemahan yang ada pada diri organisasi, dimana kelemahan adalah keterbatasan yang dimiliki oleh sebuah organisasi. Adapun kelemahan yang ada pada grup musik islami DEBU adalah sebagai berikut :
1) Syairnya sulit untuk dipahami
Kebanyakan syair yang dibawakan grup musik islami DEBU merupakan
bahasa puisi dan bahasa kiasan yang sering dipakai dalam dunia sufi.
Sehingga tidak mudah untuk memahaminya dan butuh waktu.
2). Suara Mustafa sang vokalis utama tidak merdu
Menurut kalangan penikmat musik suara Mustafa memang tidak merdu jika
diperhatikan dengan cermat. Namun kendati suaranya tidak merdu tidak
membuat penampilan grup musik islami DEBU tidak punya tempat dihati
48 http:// in.musikDEBU.com/profile.htm
masyarakat. Oleh karena itu Mustafa tetap rajin latihan untuk mengolah
vokalnya.
4. Menetapkan suatu objektivitas dan menghasilkan strategi alternatif
Setelah menetapkan kepada kekuatan dan kelemahan secara internal, grup
musik islami DEBU menetapkan kepada suatu objektivitas yang merupakan
faktor yang dominan untuk mengetahui hasil strategi yang akan diambil.
Penetapan suatu objektivitas ini mengacu kepada tujuan dan sasaran yang
kemudian dikaitkan dengan faktor kekuatan yang mereka miliki yang menjadi
keunggulan. Dengan menetapkan suatu objektivitas sehingga dapat menghasilkan
strategi alternatif. Berikut strategi alternatif grup musik islami DEBU :
a. Menciptakan kreasi musik dari mulai warna musik hingga penggunaan
banyak alat musik dari belahan dunia dan penggunaan berbagai bahasa,
seperti Indonesia, Inggris, dan Mandarin agar musik mereka menjadi
musik dunia.49
b. Melakukan promosi ke berbagai Negara seperti Iran, dan Turkey
c. Membuat album buka hanya pada saat bulan puasa untuk menghindari
image sebagai musik musiman
d. Melakukan kerjasama dengan musisi Indonesia seperti Iwan Fals, grup
band Slank dan grup band Radja untuk menghilangkan image sebagai
musik musiman.
5. Memilih strategi untuk digunakan
49 Wawancara pribadi dengan Mustafa Kumyal vokalis DEBU, Depok 5 November 2008
Untuk langkah selanjutnya setelah manajer grup musik islami DEBU
memilih strategi yang telah ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah
melaksanakan strategi yang telah ditetapkan tersebut. Dalam tahap pelaksanaan
strategi yang telah dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerjasama dari
seluruh unit, tingkat, dan anggota grup musik islami DEBU. Tanpa adanya
komitmen dan kerjasama dalam melaksanakan strategi, sehingga proses formulasi
dan analisis strategi hanya akan menjadi impian yang jauh dari kenyataan yang
diharapkan. Dalam hal ini grup musik islami DEBU terlebih dahulu harus
mengenali pada kekuatan dan kelemahan secara internal serta peluang dan
ancaman secara eksternal. Kemudian menetapkan suatu objektivitas dan
menghasilkan strategi yang digunakan grup musik islami DEBU harus memilih
strategi yang akan digunakan dari strategi yang sudah ada atau membuat kembali
strategi yang baru yang lebih efisien dan efektif dari strategi yang sudah ada.
B. Implementasi Strategi Pementasan Grup Musik Islami
Setelah strategi dirumuskan maka langkah selanjutnya dalam tahapan strategi adalah mengimplementasikan perumusan strategi tersebut. Dalam implementasi yang didalamnya termasuk adalah pengembangan budaya dalam mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, menyiapkan anggaran dan memanfaatkan sistem informasi yang masuk. Berikut implementasi strategi pementasan yang dilaksanakan grup musik islami DEBU:
1. Pengembangan budaya dalam mendukung strategi
Dalam tahap pengembangan budaya sebagai pendukung strategi
kegiatannya diantaranya adalah :
a. Mengadakan kerjasama dengan beberapa stasiun televisi dalam melakukan
promosi musik mereka.
b. Menciptakan album yang di format ke dalam bentuk buku dengan
menggunakan banyak bahasa seperti, Indonesia, Arab, Cina, dan lain-lain.
c. Melakukan disiplin dalam latihan, dan kerja keras dalam bermain musik.
d. Menciptakan website di internet untuk melakukan komunikasi dengan
berbagai pihak seperti para pengamat musik, fans dan masyarakat luas
tentunya.
e. Pengadaan dokumentasi fakta dan informasi mengenai event-event yang telah
dilaksanakan grup musik islami DEBU.
2. Menciptakan struktur organisasi yang efektif
Setelah kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebagai bagian dari pengembangan budaya dalam mendukung strategi, kemudian langkah selanjutnya dalam mengimplementasi strategi adalah menciptakan struktur organisasi yang efektif.
Dalam suatu instansi atau lembaga organisasi, struktur organisasi merupakan salah satu yang diperlukan karena pada dasarnya bahwa struktur organisasi adalah cermin miniatur sebuah organisasi. Hal ini mencakup pada pengertian proses penetapan struktur peran melalui penentuan kegiatan yang harus ditempuh untuk mencapai misi dan visi, dan tujuan suatu organisasi serta bagian-bagiannya,dan pengelompokkan kerja.
Berikut Struktur yang ada pada grup musik islami DEBU :
Struktur Organisasi Grup Musik Islami DEBU
Cipta Lagu
Syeikh Fattah
Manajemen
Ibrahim Conway
Instrumen Musik
Mustafa Kumyal
Produksi Rekaman
Mujahid Abdullah Personil DEBU
Property Promosi Tekhnisi
Muhammad Saleem Daood Abdullah Husayn Lee Larusa
Pentas
Personil DEBU
3. Mengubah arah
Setelah menciptakan struktur organisasi yang efektif , langkah selanjutnya untuk
dapat menciptakan suatu hasil pementasan yang lebih baik, grup musik islami DEBU
haruslah mengubah arah dan strategi dari sistem yang ada sebelumnya. Langkah awal
pada proses mengubah arah ini, bertumpu kepada kebijakan – kebijakan yang diambil
oleh manajer sebagai pimpinan grup musik islami DEBU. Dalam hal ini meliputi
pembuatan dan pengembangan kerangka kerja dari strategi yang sudah ada saat ini.
4. Menyiapkan anggaran
Untuk langkah berikutnya dalam implementasi strategi pementasan grup musik
islami DEBU adalah dengan menyiapkan anggaran sebagai pendukung rencana kerja.
Budget yang ada pada grup musik islami DEBU merupakan dukungan material dari
manajer yang jumlahnya cukup memadai, sehingga rencana kegiatan lebih diarahkan
untuk pembelian alat-alat musik, property panggung, lighting, dan lain-lain sebagai
pendukung pementasan, yaitu jumlahnya mencapai Rp 40.000.000,-.
Kemudian untuk kegiatan lainnya budget tidak ditentukan karena terlebih dahulu
disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Dengan menetapkan anggaran dapat diketahui
sasaran profit juga pertumbuhannya. Penyusunan anggaran juga merupakan bentuk
nyata komitmen suatu lembaga atau perusahaan dalam mengimplementasikan strategi
yang telah diformulasikan sebelumnya. Sehingga dapat dipahami, jika strategi tidak
didukung dengan anggaran yang memadai, strategi tersebut besar kemungkinan akan
berubah menjadi suatu dokumen sejarah perusahaan. Semua hal diatas diatur dengan
prosedur yang telah ditetapkan.
5. Memanfaatkan informasi yang masuk
Sebagai grup musik yang terus melambung, grup musik islami DEBU berusaha
untuk terus mempertahankan dan selalu meningkatkan kualitas performance nya
sebagai musik dunia yang mempunyai ciri khas tersendiri dengan musik yang lainnya.
Oleh karena itu grup musik islami DEBU selalu memanfaatkan segala bentuk informasi
yang didapatnya sebaik mungkin. baik mengenai kritik ataupun saran yang diterimanya
dari berbagai pihak dijadikan sebagai sarana untuk intropeksi diri untuk
mengembangkan dan terus meningkatkan karya mereka agar tetap bisa tampil sebaik
mungkin dalam dunia musik mereka yang telah eksis selama 9 tahun di Indonesia.
Sehingga musik mereka sampai saat ini dan masa yang akan datang akan tetap disukai
dan dinikmati oleh masyarakat luas baik diluar negeri maupun di Indonesia khususnya.
C. Evaluasi Strategi Pementasan Grup Musik Islami DEBU
Langkah terakhir dalam strategi adalah evaluasi kegiatan kegiatan untuk
mengukur tingkat keberhasilan atau malah sebaliknya kegagalan dalam menjalankan
strategi. Suatu strategi dipilih dan ditetapkan dari sekian banyak pilihan yang telah
diteliti dan dipertimbangkan dengan matang serta dilaksanakan dalam kurun waktu
tertentu. Untuk mengetahui apakah implementasi strategi terlaksana sebagaimana
mestinya atau tidak, maka manajemen perlu tindakan penilaian yang biasa disebut
dengan evaluasi. Evaluasi perlu untuk semua organisasi dari semua kegiatan dengan
mempertanyakan pertanyaan dan asumsi manajerial, harus memicu tinjauan dari nilai-
nilai yang merangsang kreativitas Evaluasi sangat diperlukan karena keberhasilan hari ini bukan merupakan jaminan keberhasilan di masa yang akan datang. Berikut beberapa langkah dalam proses evaluasi :
1. Meninjau Faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi
Grup musik islami DEBU perlu meninjau kembali pada faktor eksternal
mengenai peluang dan ancaman dan faktor internal mengenai kekuatan dan
kelemahan sebagaimana telah diuraikan diatas mengenai penetapan kekuatan
dan kelemahan dan mengenali peluang dan ancaman sebagai dasar dari proses
perumusan strategi. Setelah diketahui dari faktor eksternal dan faktor internal
sehingga dapat mengambil beberapa langkah untuk mempertahankan apa yang
dianggap dominant sebagai dasar dari strategi itu sendiri dan apa yang harus
diperbaiki dan diubah dari kekurangan yang telah ada, maka grup musik
islami DEBU akan menutupi dari kekurangan tersebut yang diketahui dari
faktor internal sebagai jati diri suatu organisasi musik.
2. Mengukur prestasi membandingkan hasil yang diharapkan dengan
kenyataan
Sejauh ini kesuksesan grup musik islami DEBU sebagai musik reliji dan
musik dunia cukup sesuai dengan hasil yang diharapkan oleh grup musik
islami DEBU. Karena kesuksesan DEBU bukan hanya di Indonesia saja
melainkan mereka pun sukses di beberapa negara lainnya. Prestasi ini selain
dipicu oleh rasa optimisme yang tinggi, kerja keras dari para personil DEBU
dan disiplin dalam latihan hal ini juga dipicu oleh kelebihan musik mereka
yang kaya akan nuansa yang didukung oleh penggunaan alat musik dan
personil yang internasional, sehingga banyak yang suka dengan gaya musik
DEBU yang tidak terikat dengan suatu konsep tertentu melainkan unik dan
bervariasi.
3. Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai dengan rencana.
Proses evaluasi yang tidak lengkap, jika tidak diambil tindakan koreksi
terhadap perbaikan penyimpangan yang terjadi. Jika standar ditetapkan untuk
mencerminkan struktur organisasi dan apabila prestasi kerja diukur dalam
standar ini. Maka perbaikan terhadap penyimpangan yang negatif dapat
dipercepat, karena manajer sudah mengetahui dengan tepat, terhadap bagian
manakah dari pelaksanaan tugas oleh para personil grup musik islami DEBU.
Tindakan koreksi terhadap para personil DEBU ini diambil alih oleh Ibrahim
dan Mustafa sebagai manajer, vokalis dan aranser musik DEBU karena
memang mereka berdua yang memiliki tanggung jawab penuh terhadap
kesuksesan grup musik islami DEBU
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dari hasil pembahasan tentang Strategi Pementasan Grup
Musik Islami "DEBU" Sebagai Media Dakwah. Maka pada akhirnya penulis akan mengambil kesimpulan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Grup musik islami DEBU merupakan salah satu grup musik yang bernafaskan
Islam. Musik yang dimainkan DEBU kaya akan nuansa, lirik-liriknya sufistik
yang lahir dari kalbu yang cinta akan kerinduannya kepada sang khalik.oleh
karenanya lagu DEBU merupakan dzikir kepada Allah SWT. Selain itu musik
juga bukan saja enak untuk didengar melainkan musik juga dapat dipercaya
menjadi media penyampai pesan yang efektif, termasuk ajakan untuk
meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Oleh karena itu musik adalah bagian
dari kehidupan ini dengan musik kita dapat memenghilangkan kepenatan setelah
seharian beraktivitas tapi dengan musik pula kita dapat mengagungkan hal-hal
duniawi karena itu berhati-hatilah wahai saudaraku pilihlah musik yang sesuai
dengan ajaran Islam banyak grup musik yang membawakan pesan-pesan religi
melalui nyanyian mereka.
2. Perumusan strategi yang dilakukan grup musik islami DEBU adalah strategi yang
didalamnya mengacu kepada pengembangan tujuan mengenai peluang, ancaman,
eksternal dan menetapkan kekuatan yang mereka miliki sebagai dasar dalam
proses merumuskan strategi, serta meninjau kelemahan secara internal untuk
dapat mengambil keputusan sebagai strategi alternatif yang akan dipilih Yatiu
dakwah melalui pentas musik islami yang cenderung lebih efektif dan mudah
diterima.
3. Implementasi Strategi Pementasan Grup Musik Islami
Dalam mengimplementasikannya kegiatan yang dilakukannya adalah
pengembangan budaya dalam mendukung strategi, menciptakan struktur
organisasi yang efektif, mengubah arah dari system yang sudah ada untuk lebih
berkembang, menyiapkan anggaran yang dilaokasikan sebagai pendukung dalam
pementasan dan memanfaatkan sistem informasi yang masuk sebagai sarana
untuk intropeksi dalam mengembangkan dan memperbaiki segala kekurangan
yang ada di grup musik islami DEBU.
4. Evaluasi adalah tahap akhir dari sebuah strategi yang sudah dirumuskan dengan
meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi untuk
mengambil tindakan sebagai perubahan yang ada. Langkah-langkah yang
dilakukan dalam mengevalusi ialah meninjau faktor eksternal dan internal yang
menjadi dasar strategi, mengukur prestasi dengan membandinkan hasil yang
diharapkan dengan kenyataan, dan mengambil tindakan korektif untuk mengambil
tindakan korekasi terhadap penyimpangan yang terjadi untuk memastikan bahwa
prestasi apakah sesuai dengan rencana
grup musik islami DEBU.
B. Saran-saran
Secara keseluruhan strategi pementasan grup musik islami DEBU sudah cukup baik dengan adanya perumusan strategi, kemudian mengimplementasikan startegi serta mengevaluasi strategi. Namun ada beberapa hal yang harus dilakukan grup musik islami
DEBU diantaranya adalah :
1. Grup musik islami DEBU harus tetap menjaga kualitas musiknya dengan tidak
meniru gaya dan corak musik yang lainnya, agar performans mereka tidak hilang
sebagai musik relijius, karena musik DEBU merupakan musik yang mempunyai
jati diri sendiri sebagai musik relijius.
2. Grup musik islami DEBU hendaknya menjadi Warga Negara Indonesia
(WNI) agar tetap eksis dalam blantika musik Indonesia khususnya musik yang
bernafaskan Islam dan masyarakat Indonesia bisa merasakan keakraban untuk
selalu mendengarkan lagu-lagu DEBU. Selain itu juga dikarenakan DEBU sudah
hampir 9 tahun mereka tinggal di Indonesia.
3. Grup musik islami DEBU hendaknya dalam menciptakan syair agar mudah untuk
dipahami sehingga kesukaan orang tidak tertuju kepada alunan musiknya semata
akan tetapi mereka bisa memahami isi dari makna syair yang dibawakan grup
musik islami DEBU.
Daftar Pustaka
Achsan Permas, Hasibuan Sedoyono Chrysanti, L. H. Pranoto, Triono Saputro,
Manajemen Organisasi seni Pertunjukan. Jakarta, PT Sapdodadi 2003
Ahmad Abu, et. ai., strategi belajar mengajar, Bandung : Pustaka setia, 1997
Ahmad Amrullah Dakwah dan Perubahan Sosial. Yogyakarta : PLP2M, 1985
Amrullah dan Cantika Sari Budi,Manajemen Strategik, Yogyakarta : Graha Ilmu.2002
Amsyari Fuad, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, Bandung : Mizan, 1990
David Fred R. Manajemen Strategi Konsep, Jakarta : Prenhalindo, 2002
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, :
Logos, 2002
______Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, : Logos, 2002
Effendy Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya 1999
Gazalba, Sidi Islam dan Kesenian ( Jakarta: Pusaka Al-Husna, 1998 )
Hasanuddin. H, Hukum Dakwah, Tinjuan aspek hokum Dalam Berdakwah di Indonesia,
Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996
Hasjmi. A, Sejarah Kebudayaan Islam, Cet. 2 http://www.huttaqi.com http://in.musikdebu.com/profile.htm
______history.htm http://dosen.stsi-bdg.ac.id
Komaruddin, Ensiklopedia Manajemen, Jakarta :Bumi aksara, 1994
Maryati, “ T & T Orchestra Sebagai Media Dakwah, Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Jakarta, 2004
Moleong Lexi J, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2000
Padmodarmaya, Pramana Tata dan Teknik Pentas, Jakarta Balai Pustaka 1988
Rahmat Jalaludin “ Psikologi Komunikasi ( Edisi revisi ) PT. Remaja Rosdakarya
Bandung,
Raffiudin dan DJaliel Abd Maman, Prinsip dan strategi Dakwah, Bandung : Pustaka
Setia, 2002
Siagan Sondang P. Analysis serta perumusan kebijaksanaan dan strategi organisasi,
Jakarta : PT. Gunung Agung, 1986
Steiner George dan Minner Jhon Manajemen strategik, Jakarta : Erlangga
Supriono, Manajemen Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis, Jakarta : BPFC, 1985
Syukri, Asmuni Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya : Al-ikhlas 1995
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1988
Thaha Zainal Arifin, Eksotisme Seni Budaya Islam,Yogyakarta : Buku Laela, 2002