Walikota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Walikota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat 1 SALINAN WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA PONTIANAK TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK, Menimbang : a. bahwa agar perjalanan dinas yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 dapat dilaksanakan secara lebih tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab, perlu disusun ketentuan mengenai perjalanan dinas bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, Pegawai tidak tetap dan tenaga Non Pegawai Negeri Sipil; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Perjalanan Dinas Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Pontianak Tahun Anggaran 2016; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 9) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Tanah Laut, Daerah Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II Tabalong dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2756); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355); 2 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234); 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5679); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4416) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4695); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578); 10. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 97/PMK.05/2010 tentang Perjalanan Dinas Luar Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.05/2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 97/PMK.05/2010 tentang Perjalanan Dinas Luar Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pedoman Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri Bagi Pejabat/Pegawai di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daerah, dan Pimpinan Serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; 3 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016; 16. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 65/PMK.02/2015 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2016; 17. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Bidang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Pontianak (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 7 Seri E Nomor 7); 18. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kota Pontianak (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 10 Seri D Nomor 1) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kota Pontianak (Lembaran Daerah Tahun 2013 Nomor 10); 19. Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 58 Tahun 2015, Tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2016 (Berita Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 Nomor 58). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PERJALANAN DINAS ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA PONTIANAK TAHUN ANGGARAN 2016. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kota Pontianak. 2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur penyelenggara PemerintahanDaerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 3. Walikota adalah Walikota Pontianak. 4. Wakil Walikota adalah Wakil Walikota Pontianak. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah. 6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Pontianak. 7. Satuan Kerja Perangkat Daerahyang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah pada Pemerintah Kota Pontianak. 8. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Pontianak. 4 9. Pejabat Negara adalah Pejabat Negara pada Pemerintah Kota Pontianak. 10. Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS dan CPNS adalah setiap warga negara yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan dalam negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 11. Pegawai Tidak Tetap yang selanjutnya disingkat dengan PTT adalah pegawai yang diangkat untuk jangka waktu tertentu guna melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan yang bersifat teknis professional dan administrasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi yang dapat melakukan perjalanan dinas dengan Surat Tugas Kepala Daerah atau Pejabat yang Berwenang. 12. Tenaga Non PNS adalah tenaga diluar PNS/CPNS dan PTT yang ditetapkan dengan Surat Tugas Kepala Daerah atau pejabat yang berwenang. 13. Perjalanan Dinas adalah perjalanan ke luar tempat kedudukan yang dilakukan dalam wilayah Republik Indonesia untuk kepentingan Negara atas perintah pejabat yang berwenang dengan akuntabilitas penggunaan dana perjalanan dinas. 14. Perjalanan Dinas Luar Daerah adalah perjalanan dinas yang dilakukan menuju ibukota Provinsi atau Kabupaten/Kota di luar wilayah Kota Pontianak. 15. Perjalanan Dinas Luar Negeri adalah perjalanan dinas yang dilakukan menuju ibukota Negara. 16. Perjalanan Dinas Dalam Kota adalah perjalanan dinas yang dilakukan dalam wilayah Kota Pontianak. 17. Kota adalah wilayah administratif Kota Pontianak. 18. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya. 19. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPD. 20. Pejabat yang berwenang adalah Pejabat yang mempunyai kewenangan menugaskan dan memberikan perintah perjalanan dinas. 21. Surat Perjalanan Dinas yang selanjutnya disingkat SPD adalah surat perintah kepada Walikota/Wakil Walikota, Pimpinan dan Anggota DPRD, Pegawai Negeri Sipil/Calon Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Tidak Tetap dan Tenaga Non PNS untuk melaksanakan perjalanan dinas. 22. Surat Perintah Tugas yang selanjutnya disingkat SPT adalah Naskah Dinas dari atasan yang ditujukan kepada bawahan yang berisi perintah untuk melaksanakan perjalanan dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. 23. Pelaksana SPD adalah Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota DPRD, Pegawai Negeri Sipil/Calon Pegawai Negeri 5 Sipil, Pegawai Tidak Tetap (PTT), Tenaga Non PNS yang melaksanakan Perjalanan Dinas. 24. Lumpsum adalah sejumlah uang yang telahdihitungkan terlebih dahulu (pre-calculated amount) dan dibayarkan sekaligus. 25. Biaya at cost / riil adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan bukti
Recommended publications
  • Religious Specificities in the Early Sultanate of Banten
    Religious Specificities in the Early Sultanate of Banten (Western Java, Indonesia) Gabriel Facal Abstract: This article examines the religious specificities of Banten during the early Islamizing of the region. The main characteristics of this process reside in a link between commerce and Muslim networks, a strong cosmopolitism, a variety of the Islam practices, the large number of brotherhoods’ followers and the popularity of esoteric practices. These specificities implicate that the Islamizing of the region was very progressive within period of time and the processes of conversion also generated inter-influence with local religious practices and cosmologies. As a consequence, the widespread assertion that Banten is a bastion of religious orthodoxy and the image the region suffers today as hosting bases of rigorist movements may be nuanced by the variety of the forms that Islam took through history. The dominant media- centered perspective also eludes the fact that cohabitation between religion and ritual initiation still composes the authority structure. This article aims to contribute to the knowledge of this phenomenon. Keywords: Islam, Banten, sultanate, initiation, commerce, cosmopolitism, brotherhoods. 1 Banten is well-known by historians to have been, during the Dutch colonial period at the XIXth century, a region where the observance of religious duties, like charity (zakat) and the pilgrimage to Mecca (hajj), was stronger than elsewhere in Java1. In the Indonesian popular vision, it is also considered to have been a stronghold against the Dutch occupation, and the Bantenese have the reputation to be rougher than their neighbors, that is the Sundanese. This image is mainly linked to the extended practice of local martial arts (penca) and invulnerability (debus) which are widespread and still transmitted in a number of Islamic boarding schools (pesantren).
    [Show full text]
  • Aspirasi, Jurnal S1 Ilmu Politik Page 1 Lidia Siska, E1051151055 Program Studi Ilmu Politik FISIP
    Aspirasi, Jurnal S1 Ilmu Politik https://jurmafis.untan.ac.id/ MARKETING POLITIK PASANGAN SUTARMIDJI-NORSAN DALAM PEMILIHAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT TAHUN 2018 DI KECAMATAN SEKADAU HILIR KABUPATEN SEKADAU Oleh Lidia Siska 1* NIM. E1051151055 Dr. Dwi Haryono, M.Si 2 Hairil Anwar, S.E, M.Si 2 * Email: [email protected] 1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak 2. Dosen Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tanjung Pura Pontianak Abstrak Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menganalisis marketing politik pasangan Sutarmidji-Norsan dalam pemilihan Gubernur Kalimantan Barat Tahun 2018 di Kecamatan Sekadau Hilir Kabupaten Sekadau, ditinjau dari teori marketing politik, skripsi ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi dan wawancara kepada informan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa marketing Politik yang digunakan tim sukses ditinjau dengan teori Marketing Politik yang didalamnya terdapat tiga pendekatan yaitu, push marketing yaitu melalui kegiatan kampanye oleh partai pengusung dan tim sukses dengan cara bakti sosial dan bertemu secara langsung dengan masyarakat untuk menyampaikan produk yang dimiliki pasangan Sutarmidji-Norsan, Pull marketing yaitu menyampaikan produk politik dengan memanfaatkan media cetak dan sosial media yaitu Facebook, Instagram, Whatsapp dan pemasangan baliho di persimpangan jalan, pass marketing yaitu menyampaikan produk politik kepada pihak- pihak yang memiliki pengaruh di masyarakat seperti tokoh politik, tokoh agama, dalam melaksanakan marketing politik pasangan Sutarmidji-Norsan lebih menitik beratkan melalui pendekatan push marketing yaitu menyampaikan langsung produk politik kepada masyarakat, dengan menyampaikan visi-misis dan program kerja secara langsung kepada pemilih melalui pertemuan akbar dan bakti sosial sehingga masyarakat mendapat dorongan untuk memilih kebilik suara dan mencoblos.
    [Show full text]
  • From 'Piracy' to Inter-Regional Trade: the Sunda Straits Zone, C. 1750-1800
    > Maritime piracy From ‘piracy’ to inter-regional trade: the Sunda Straits zone, c. 1750-1800 Incessant ‘piracy’ in the Sunda Straits Zone in the second half of the eighteenth century Theme > was tied to the expanding Canton trade. Bugis, Iranun, Malay, Chinese and English Trade patterns traders were directly or indirectly involved in the plunder of pepper, a profitable Although the Dutch continuously and English country traders were able to commodity to exchange for tea in Canton. Their activities accelerated the demise of the attempted to prevent raiding, their bring large amounts of pepper to Can- already malfunctioning Dutch East India Company trading system and the emergence of efforts proved ineffective. Dutch ships ton: fifty to ninety per cent of all the pep- a new order in Southeast Asian trade. could not catch up with those of the per transported by European traders. raiders, as the latter could move faster Ota Atsushi Dutch trading system. This is why a cer- tions to Lampung. Stimulated by these with their sailing and rowing tech- The growing Canton trade and its tain proportion of the pepper had to be groups, Chinese, Bugis, Malay, and niques. It was also difficult to find the demand for Southeast Asian products The declining Dutch collected by way of ‘piracy’ and ‘smug- Palembang raiders also intensified their raiders hidden in small inlets and on the transformed the maritime trade in the trading system gling’.2 activities. many islands in the area. Archipelago in the second half of the Since their arrival in Java towards the eighteenth century. Demand for prod- end of the sixteenth century, the Dutch Raiding Raiders’ plundering seriously impacted A new pattern in ucts ‘banned’ by the VOC fuelled ‘pira- attempted to establish an exclusive trad- The Chinese demand for pepper made on the pepper trade in the Archipelago.
    [Show full text]
  • Bab I. Gambaran Umum Kalimantan
    BAB I. GAMBARAN UMUM KALIMANTAN 1.1 Kondisi Geografis A. Letak dan Luas Wilayah Kalimantan berasal dari bahas Sansekerta yaitu Kalamanthana. Kala berarti musim dan Manthana berarti membakar, Kalamanthana yaitu pulau yang udaranya sangat panas atau membakar. Kondisi Astronomis Pulau Kalimantan pada wilayah Indonesia terletak antara 4° 24' LU - 4° 10' LS dan 108° 30' BT - 119° 00' BT. Mengacu pada letak astronomis ini, pulau Kalimantan merupakan salah satu pulau yang dilintasi garis 0ᵒ atau sering kita sebut sebagai garis khatulistiwa. Dengan demikian bisa dipastikan jika seluruh bagian pulau Kalimantan adalah kawasan tropis sehingga cuaca di Kalimantan sangat menyengat. Dilihat dari kondisi geografis Pulau Kalimantan merupakan pulau terluas ketiga di dunia, dengan luas 743.330 km2 dengan pembagian Pulau Kalimantan menjadi wilayah Indonesia 73%, Malaysia 26%, dan Brunei 1%. Dalam arti luas "Kalimantan" meliputi seluruh pulau yang juga disebut dengan Borneo, sedangkan dalam arti sempit Kalimantan hanya mengacu pada wilayah Indonesia. Adapun batas-batas wilayah Kalimantan adalah sebagai berikut: Utara : berbatasan dengan Malaysia Barat : berbatasan dengan Selat Karimata Timur : berbatasan dengan Selat Makassar dan Laut Sulawesi Selatan : berbatasan dengan Laut Jawa Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tanggal 29 Desember 2017, Luas Pulau Kalimantan yang termasuk dalam wilayah Indonesia mencapai 544.150,07 km2 atau sekitar 28,39 persen dari total luas wilayah Indonesia yang mencapai 1.916.862,20 km2. Secara administratif, Kalimantan terbagi menjadi 5 provinsi yaitu Kalimantan Utara dengan ibukota Tanjung Selor, Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda, Kalimantan Selatan dengan ibukota Banjarmasin, Kalimantan Tengah dengan ibukota Palangkaraya, dan Kalimantan Barat dengan ibukota Pontianak. Provinsi dengan luas terbesar adalah Provinsi Kalimantan Tengah dengan luas wilayah 153.564,50 Km2.
    [Show full text]
  • Historical Local Study of Betawi Ethnic)
    Journal of Education, Teaching and Learning Volume 2 Number 1 March 2017. Page 93-100 p-ISSN: 2477-5924 e-ISSN: 2477-4878 Local History of Jakarta and MulticulturalAttitude (Historical Local Study of Betawi Ethnic) Suswandari Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta, Indonesia E-mail: [email protected] Abstract. This is a literature review about local history of Jakarta and multicultural attitude. In the context of local history of Jakarta, ethnic Betawi as ethnic origin Jakarta is formed from the process of inter-ethnic assimilation imported by the Dutch colonial government in its political and economic interests. In its development, the Betawi ethnic group continued to strengthen and succeeded in establishing their own distinctive identity as well as disturbing with other ethnic groups in Indonesia, although in their present development their existence is decreasing due to development interest which is not able to open wide room for Betawi ethnicity itself because various causes. The Betawi ethnic group has a strong identity concerning Betawi cultural heritage such as strong religious soul, respect for diversity, friendly, homoris, helpful, open, tolerant to differences and so on. As a part of Jakarta's local history, ethnic Betawi history can be explored as a source of inspiration and a source of awareness in instilling multicultural souls in Jakarta, as a metropolitan city with increasingly diverse ethnicity towards social life within the framework of peace and harmony. Keywords: Local history; Multicultural; Attitude; Betawi I. INTRODUCTION Indonesia is a country rich not only in natural and Inspired by what E.H. Carr with the expression what is human resources, but Indonesia is a multicultural country history? And followed by other questions such as: what is the characterized by the diversity of religions, customs, cultures use of history, what is the significance of history and why we and ethnicities that occupy it.
    [Show full text]
  • Monitoring Berita Pandemi Covid-19
    Monitoring Berita Pandemi Covid-19 Pantauan Media Massa 18-20 Mei 2020 Metode & Sumber Data Intelligence Media Management 01 Laporan ini disusun dengan bantuan sistem Intelligence Media Management (IMM), yang memuat berita dari 6.296 media online, termasuk media luar negeri. IMM menggunakan teknologi kecerdasan buatan yang dapat mengklasifikasikan berita berdasarkan kata dan membantu analisis sentimen. Penyaringan Bahasa dan Kata 02 Seluruh berita yang masuk ke sistem IMM disaring berdasarkan bahasa, yakni bahasa Indonesia, dan kata, yakni variasi kata atau penyebutan Covid-19 oleh wartawan, seperti Virus Corona, Virus Korona, Coronavirus, SARS-CoV-2, Covid-19, dll. 79.351 Berita 03 Dari seluruh berita yang tersaring, terdapat 79.351 berita selama 18-20 Mei 2020. Laporan ini disusun berdasarkan sejumlah berita tersebut, dibantu dengan fitur-fitur dalam sistem IMM. Ragam Berita Nasional Kasus Terbaru, Pelaksanaan Tes Cepat Pengajuan, Penerapan dan Wacana dan Uji Swab Covid-19 Relaksasi Status PSBB Pelaksanaan dan Masalah Penyaluran Penerapan dan Pelanggaran Protokol Bantuan Sosial Kesehatan di Pasar dan Pertokoan Kebijakan Pelaksanaan Salat dan Kontroversi dan Wacana Penerapan Perayaan Idul Fitri di Sejumlah Daerah Skenario “The New Normal” Kepulangan WNI dan Pemeriksaan Pelaksanaan dan Penundaan Penumpang di Bandara dan Pembayaran THR saat Pandemi Pelabuhan Langkah Pemerintah Pusat SIAPKAN TRANSFORMASI ANTISIPASI KEKERINGAN DIGITAL UMKM SAAT PANDEMI Menkop UKM tengah menyiapkan Kementerian PUPR mengoptimalkan langkah transformasi digital
    [Show full text]
  • Aktualisasi Revolusi Mental Dalam Pelayanan Publik
    Aktualisasi Revolusi Mental dalam Pelayanan Publik PKP2A III LAN i Judul : Aktualisasi Revolusi Mental dalam Pelayanan Publik 119 + x halaman, 2017 Perpustakaan Nasional RI: Data Katalog dalam Terbitan (KDT) ISBN : 978-602-6228-29-1 Cetakan 1, Desember 2017 Nama Tim Peneliti Nama Tim Penulis Koordinator Peneliti: Editor: Kemal Hidayah Mariman Darto Sekretaris Peneliti: Koordinator: Andi Wahyudi Kemal Hidayah Wildan Lutfi Arieyasmita Mayahayati Kusumaningrum Anggota: Rustan A Pembantu Peneliti: Andi Wahyudi Mariman Darto Wildan Lutfi Arieyasmita Tri Wahyuni Mayahayati Kusumaningrum Tri Wahyuni Penerbit: PKP2A III LAN Jl. HM. Ardans (Ring Road III) Samarinda 75124 www.samarinda.lan.go.id Layout : team Selaras Media Sampul : team Selaras Media Sanksi Pelanggaran Pasal 22 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta: 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. ii KATA PENGANTAR Memasuki usia 72 tahun Indonesia merdeka, tetapi semakin banyak persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia, mulai dari kasus konflik antar warga dan kelompok masyarakat hingga gerakan separatis, korupsi yang marak hingga rendahnya daya saing bangsa, kemiskinan yang tinggi hingga kesenjangan, penyalahgunaan narkotika serta berbagai persoalan lain yang tersebar di berbagai sektor.
    [Show full text]
  • Rev8 Market Perspective-Juli 2018
    Market Perspective Wealth Management Newsletter - Juli 2018 Trade War: Risk or Opportunity Isu perang dagang masih mewarnai pergerakan pasar namun diyakini tidak berpengaruh langsung kepada Indonesia. Greetings Nasabah yang terhormat, Terima kasih atas kepercayaan Anda dan menjadi Nasabah setia Bank Commonwealth. Pada Market Perspective e-Newsletter edisi Juli tahun 2018, kami membahas pergerakan pasar keuangan dan faktor- faktor yang mempengharuhinya sepanjang bulan Juni dan Juli 2018. Sepanjang bulan Juni, investor terlihat lebih berhati-hati seiring dengan kembali meningkatnya ketegangan mengenai perang dagang yang melibatkan Amerika Serikat, Tiongkok, Kanada, dan Uni Eropa. Pada bulan Juni juga, untuk pertama kalinya dalam Rustini Dewi sejarah, berlangsung pertemuan antara pemimpin Director of Retail Banking Amerika Serikat dan Korea Utara yang membahas mengenai denuklirisasi di semenanjung Korea. Sementara, di saat yang hampir bersamaan, The Fed menaikkan suku bunga acuan yang kedua di tahun 2018. Sepanjang bulan Juni, investor Dari domestik, pasar saham Indonesia terkoreksi cukup dalam setelah selesai libur panjang Lebaran terlihat lebih berhati-hati yang disebabkan oleh sentimen negatif akibat isu seiring kembali meningkatnya perang dagang. Sentimen positif dari Pemilihan umum kepala daerah secara serentak yang berlangsung ketegangan mengenai perang dengan lancar dan aman terbukti tidak mampu dagang yang melibatkan menahan sentimen negatif tersebut. Di akhir bulan Amerika Serikat, Tiongkok, Bank Indonesia kembali menaikan suku bunga 7D reverse repo rate sebanyak 50bps untuk menahan Kanada, dan Uni Eropa. pelemahan Rupiah yang berkelanjutan. Di bulan Juli 2018 investor masih menunggu kelanjutan dari kesepakatan antara Amerika Serikat dengan partner dagangnya terutama Tiongkok, Kanada, dan Uni Eropa terkait defisit perdagangan yang dialami Amerika Serikat. Selain itu investor menanti hasil laporan keuangan emiten kuartal II-2018, yang diharapkan momentum Lebaran masih dapat menopang pertumbuhan laba emiten pada kuartal tersebut.
    [Show full text]
  • VOC in East Indies 1600 – 1800 the Path to Dominance
    MASARYK UNIVERSITY Faculty of Social Studies Department of International Relations and European Studies The Dutch Trading Company – VOC In East Indies 1600 – 1800 The Path to Dominance Master Thesis Supervisor: Author: Mgr. et Mgr. Oldřich Krpec, Ph.D Prilo Sekundiari Brno, 2015 0 Declaration I hereby declare that this thesis I submit for assessment is entirely my own work and has not been taken from the work of others save to the extent that such work has been cited and acknowledged within the text of my work. Date : Signature ………………… 1 Abstract: Since the arrival of the European in Asia, the economic condition in Asia especially in Southeast Asia has changed drastically. The European trading company such the Dutch’s VOC competing with the other traders from Europe, Asia, and local traders for dominance in the trading sphere in East Indies. In 17th century, the Dutch’s VOC gained its golden age with its dominance in East Indies. The purpose of this thesis is to find out what was the cause of the VOC success during its time. Keywords: VOC, Dutch, Company, Politics, Economy, Military, Conflicts, East Indies, Trade, Spices, Dominance Language used: English 2 Acknowledgements: I would like to thank my supervisor, Mgr. et Mgr. Oldřich Krpec, Ph.D., Prof. Dr. Djoko Suryo for all of his advices, matur nuwun... My friends; Tek Jung Mahat, and Weronika Lazurek. Thank you.... Prilo Sekundiari 3 Table of Contents Glossary________________________________________________________6 Introduction_____________________________________________________8 1. Background and Historical Setting 1.1. Geographical Condition___________________________________12 1.1.1. Sumatera ______________________________________________13 1.1.2. Kalimantan____________________________________________ 15 1.1.3.
    [Show full text]
  • Read This Article
    THE ESTABLISHMENT OF ISLAMIC RULE IN THE EASTERN COAST OF SUMATRA AND ITS ROLE IN THE MARITIME SILK ROAD IN THE XIIIth - XVIIth By: HASAN MUARIF AMBARY (The National Research Centre of Archaeology) INTERNATIONAL SEMINAR OF "THE CONTRIBUTIONS OF THE ISLAMIC CULTURE FOR THE MARITIME SILK ROUTE" Quanzhou, China, 21-26 February 1994 1 THE ESTABLISHMENT OF ISLAMIC RULE IN THE EASTERN COAST OF SUMATRA AND ITS ROLE IN THE MARITIME SILK ROAD IN THE XIIIth - XVIIth CENTURY BY HASAN MUARIF AMBARY I. INTRODUCTION In this essay, I will review the various dynamic factors in the role of various major harbours, in the waters of the Selat Malaka (Straits of Melaka), Selat Sunda (Straits of Sunda) and the west coast of Sumatera from the c13 to the c17 CE. During the initial phase, between the c7 and c13 of this period, the rulers of Sriwijaya maintained hegemony over sailing and trade in the waters of the Selat Malaka, Selat Sunda and the Indian Ocean. During the second phase, between c13 to c17, it was the Islamic rulers of Samudera-Pasai and Aceh, Melak and Banten who controlled these waters. The Selat Malaka occupies a key role and is of prime importance in maritime history as an important sailing and trade route for merchants travelling between the Persian Gulf, the Indian Ocean and South China. It became the gateway for western merchants to enter southeast and eastern Asian waters and became the thorough fare for by the maritime Silk Route. During the above mentioned first phase of contact between east and west, from the beginnings of the Christian era until the c16, silk was an important, commodity brought from China to be traded in other regions.
    [Show full text]
  • Keragaman Lamun Di Teluk Banten, Provinsi Banten
    Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 3. No. 2 November 2012: 29-34 ________________ ISSN 2087-4871 KERAGAMAN LAMUN DI TELUK BANTEN, PROVINSI BANTEN (SEAGRASS DIVERSITY IN BANTEN BAY, THE PROVINCE OF BANTEN) Citra Satrya1,2, Muhammad Yusuf2, Muhandis Shidqi3, Beginer Subhan4, Dondy Arafat4, Fitryah Anggraeni4 1Corresponding author 2Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran No 1. Malang. 65145. Indonesia E-mail: [email protected] 3Subdit Identifikasi Pulau, KP3K, Kementerian Kelautan Perikanan. 4Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB ABSTRACT Seagrass ecosystem is one distinguish component, which has an important role in tropical ecology. Seagrass also known as a potential organisms that contain bioactive compounds as raw material for medicine, so its distribution is important to be analyzed. The aim of this study were to provided information about distribution, diversity, density, and percent cover of seagrass in Banten Bay. This study was conducted by Line Intercept Transect (LIT) method at three station. There are five species of seagrass that were found in Banten Bay, namely: Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Enhalus acoroides, Halophila ovalis, dan Thalassia hemprichii. The highest density of seagras found at Tunda Island (193 individu/m2), and the lowest found at Panjang Island (44 individu/m2). The highest percent cover of seagrass found at Kalih Island (90%), while the lowest found at Panjang Island (62.5%). Enhalus acoroides is the most dominant species of seagrass that found on Banten Bay. The percent cover of seagrass inform that seagrass ecosystem in Banten Bay relatively healthy/wealthy. Keywords: Seagrass, Diversity, Banten Bay ABSTRAK Ekosistem lamun merupakan salah satu penyusun pantai tropis yang memiliki peranan penting dalam struktur ekologi wilayah pesisir, selain itu lamun juga diketahui memiliki potensi dimanfaatkan sebagai bahan baku farmasi, sehingga keberadaan lamun di suatu wilayah sangat penting untuk diketahui dan dianalisis.
    [Show full text]
  • A Review of Institutional Response and Covid-19 Pandemic Risk Communication in Regional Autonomy System in Indonesia
    International Journal of Communication and Society ISSN: 2684-9267 Vol. 3, No. 1, June 2021, pp. 39-51 39 A review of institutional response and Covid-19 pandemic risk communication in regional autonomy system in Indonesia Agus Supriyadi a,b,1,*, Tao Wang a,b,2, Pandu Pribadi c,3, M. Ali Mauludin d,4, Faqih Ma’arif e,5, Zalik Nuryana f,g,6 a The School of Geography, Nanjing Normal University, Nanjing 210023, China b The Jiangsu Center for Collaborative Innovation in Geographical Information Resource Development and Application, Nanjing 210023, China c STIT Muhammadiyah Banjar, Banjar 46331, Indonesia d Laboratorium of Sociology and Extension, Padjadjaran University, Indonesia e Department of Transportation Science and Civil Engineering, Beihang University, Beijing 100083, China f School of Education Science, Nanjing Normal University, Nanjing, 210097, China g Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia 1 [email protected]*; 2 [email protected]; 3 [email protected], 4 [email protected], 5 [email protected], 6 [email protected] * corresponding author ARTICLE INFO ABSTRACT A global pandemic Covid-19 led countries to take aggressive action Article history regarding social management and crisis governance management Received 2020-10-08 system. The case of a pandemic discovered in Wuhan provides a lesson Revised 2020-11-23 for the government worldwide to adopt. However, the government Accepted 2021-01-08 system in every country has its characteristics. This study aims to release the potential policy recommendation in Indonesia when Indonesia's regional autonomy system faces a challenge in the pandemic Keywords situation, such as the increase of competition between regions.
    [Show full text]