KEBIJAKAN POLITIK ISLAM NIK ABDUL AZIZ NIK MAT

DI TAHUN 1990-2008

OLEH : AHMAD MAWARDI BIN ABDULLAH NIM: 107045203901

KONSENTRASI SIYASAH SYAR’IYYAH PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H / 2009 M KEBIJAKAN POLITIK ISLAM NIK ABDUL AZIZ NIK MAT

DI KELANTAN TAHUN 1990-2008

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)

Oleh:

AHMAD MAWARDI BIN ABDULLAH NIM: 107045203901

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Khamami Zada, MA. Masyrofah, S.Ag, M.Si. NIP: 150 326 892 NIP: 150 318 265

KONSENTRASI KETATANEGARAAN ISLAM PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H / 2009 M

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul “KEBIJAKAN POLITIK ISLAM NIK ABDUL AZIZ NIK MAT DI KELANTAN TAHUN 1990-2008” telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 03 Maret 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) pada Program Studi Jinayah Siyasah Konsentrasi Ketatanegaraan Islam (Siyasah Syar’iyyah).

Jakarta, 03 Maret 2009 Mengesahkan, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM. Nip: 150 210 422

PANITIA UJIAN MUNAQASYAH

1. Ketua : Asmawi, M.Ag. (..…....…….……………) NIP: 150 282 394

2. Sekretaris : Sri Hidayati, M.Ag. (..…....…….……………) NIP: 150 282 403

3. Pembimbing I : Khamami Zada, MA. (..…....……….…………) NIP: 150 326 892

4. Pembimbing II : Masyrofah, S.Ag, M.Si. (..…....……….…………) NIP: 150 318 265

5. Penguji I : Dr. H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag. (..…...... …….…………) NIP: 150 275 509

6. Penguji II : Sri Hidayati, M.Ag. (..…....…….……………) NIP: 150 282 403

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta: 10 Maret 2009 M 13 Rabiul Awal 1430 H

Ahmad Mawardi Bin Abdullah

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia-Nya, dan semua yang telah dianugerahkan-Nya kepada penulis. Selawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada pembawa risalah Allah SWT, Nabi Muhammad

SAW, keluarga dan para sahabatnya, yang telah menunjukkan jalan hidayah dan pembuka ilmu pengetahuan dengan agama Islam.

Skripsi yang berjudul "Kebijakan Politik Islam Nik Abdul Aziz Nik Mat

Di Kelantan Tahun 1990-2008" penulis susun dalam rangka memenuhi dan melengkapi persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) pada

Program Studi Jinayah Siyasah Konsentrasi Siyasah Syar'iyyah (Ketatanegaraan

Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini, masih banyak kekurangan dan kelemahan yang dimiliki penulis. Namun berkat bantuan dan dorongan dari semua pihak, akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih secara khusus yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Pihak Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan kesempatan untuk menimba ilmu.

2. Kepada Negara Republik Indonesia yang telah memberikan kami izin tinggal

untuk mencari dan mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat untuk kami.

3. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM. Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Khamami Zada MA. Dan Masyrofah S.Ag, M.Si. Dosen Pembimbing skripsi

penulis, yang dengan sabar telah memberikan banyak masukan dan saran,

sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Semoga apa yang telah ajarkan

mendapat balasan dari Allah SWT.

6. Asmawi, M.Ag. dan Sri Hidayati, M.Ag. Ketua dan Sekretaris Program Studi

Jinayah Siyasah yang tanpa henti memberikan dorongan dan semangat kepada

penulis, dan kepada seluruh dosen-dosen Fakultas Syariah dan Hukum.

7. Pimpinan dan segenap karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan

FUF, UIN Syarif Hidayatullah dan Perpustakaan Umum Islam Imam Jama.

8. Kepada pihak Perpustakaan Awan Negeri yang memberi peluang

untuk penulis membuat penelitian dan kajian.

9. Ayahanda Abdullah bin Umat serta Ibunda tercinta Che Hab binti Mohd Baki

yang sentiasa mendoakan penulis. Terima kasih jerih payah dan pengorbanan

yang tak terhingga serta senantiasa memberikan semangat tanpa jemu hingga anakanda dapat menyelesaikan pengajian. Jasa kalian tetap dalam ingatan tidak

ada dapat dipersembahkan sebagai balasan melaikan hanya sebuah kejayaan.

10. Terima kasih dan salam sayang kepada abang dan kakak, kak Long Mek, Abang

Rie, Kak Yah, Abang Mie, Kak Nah, Kak Z, Kak Zie. saudara-saudaraku yang

lain, Abang Zam, Abang Mi, Abang Zid, Amri, Atiq, Amin, Akram. Dan

seluruh anak saudara dan saudara-mara penulis yang selalu memberi dorongan

dan membantu penulis sehingga tetap exist di Ibu Kota Jakarta ini.

11. Warga Kudqi yang telah memberikan tempat belajar terutama Dato Tuan Guru

Haji Harun Taib, Rektor Ust. Mahmood Sulaiman, Ust Soud Said, Ust. Nik

Mohd Nor, YB. Ust. Mohd Nor Hamzah, Ust. Rizki Ilyas, Ustadzah Zaitun,

Ust. Kamaruzaman, Ust. Sya’ri Zulkarnain, Ust. Asmadi, Ust. Khalil, Ust.

Syukri dan seluruh Ustad dan Ustadzah juga pelajar Kudqi yang tidak dapat

penulis sebutkan disini.

12. Anual Bakhri Haron Setiausaha Politik Menteri Besar Kelantan.

13. My friends, Mustafa, Harun, Amir, Faizal, Baha, Ust Hadi, Ahmad Baihakki

Al-Nadawi, Khairi, Hajar, Masithah, Wahida, Yunus, Fakhri, Sufian K.B,

Fawwas, Ayah Su. Semoga kita Istiqqamah dalam perjuagan Islam.

14. Teman-teman Indonesia yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan

skripsi ini khususnya saudara Oyok Tolisalim dan beberapa teman-teman lain

yang membantu penulis untuk memahami dan sharing lebih dalam mengenai

ketatanegaraan Islam. 15. Yang terakhir terima kasih kepada sahabat-sahabat ex-KUDQI, APID, KIDU

yang tinggal di kosan-kosan, ASPA dan ASPI UIN Syarif Hidayatullah

“semoga kita tetap dalam satu Perjuangan” dan juga semua teman-teman

Malaysia yang berada di UIN Jakarta.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik dari semua yang telah mereka berikan dan lakukan untuk penulis khususnya kepada semua pihak pada umumnya. Penulis menyampaikan harapan yang begitu besar agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri dan pembaca sekalian. Dan semoga Allah menjadikan penulisan skripsi ini sebagai suatu amalan yang baik di sisi-Nya.

Jakarta: 25 Februari 2009 M 01 Rabiul Awal 1430 H

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...... i

DAFTAR ISI ...... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...... 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 8

D. Kajian (Review) Studi Terdahulu ...... 8 E. Metode Penelitian ...... 12

F. Sistematika Penelitian ...... 14

BAB II KEBIJAKAN POLITIK DALAM PERSPEKTIF POLITIK

ISLAM A. Pengertian Politik Islam ...... 15

B. Hubungan Agama dan Politik dalam Islam ...... 23

C. Kebijakan Politik dalam Islam ………………………………… 31

BAB III RIWAYAT HIDUP DAN KARIR POLITIK NIK ABDUL AZIZ

NIK MAT DI NEGARA BAGIAN KELANTAN A...... K

eadaan Geografis Negara Bagian Kelantan ...... 40 B...... K

eadaan Sosial, Ekonomi dan Politik ...... 41

C...... R iwayat Hidup, Pendidikan dan Karir Politik Nik Abdul Aziz

Nik Mat ...... 51

BAB IV KEBIJAKAN POLITIK ISLAM NIK ABDUL AZIZ NIK MAT: ISLAMISASI DI NEGARA BAGIAN KELANTAN

A. Bidang Politik dan Hukum ...... 58 B. Bidang Ekonomi ...... 61

C. Bidang Sosial dan Budaya ...... 67

D. Bidang Pendidikan ...... 71 E. Respon Masyarakat Kelantan dan Pemerintah ...... 74

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...... 84

B. Saran-saran ...... 86

DAFTAR PUSTAKA ...... 88

LAMPIRAN ...... 92

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah suatu agama yang sempurna, yang telah diturunkan oleh

Allah SWT melalui Rasul-Nya, yang mana Islam telah mengatur seluruh aspek

kehidupan manusia sedemikian rupa. Islam adalah suatu sistem kehidupan yang

lengkap dan sempurna. Pernyataan ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam

surah Al-Quran:

  Artinya: “Pada hari ini, Aku telah menyempurnakan kepadamu agamamu dan Aku telah mencukupkan nikmat-Ku atasmu, dan Aku telah meridai islam itu sebagai agamamu…(Q.S: al-Maidah/5: 3)

Islam sebagai sistem kehidupan yang lengkap dan sempurna, mengandung

lima sub sistem: spiritual, moral, politik, ekonomi, dan sosial. Dari subsistem

tersebut, ternyata sub sistem politik mempunyai kedudukan yang strategis, baik

melalui pendekatan kontruksi developmental maupun melalui pendekatan

struktural-fungsional. Sebab keputusan politik sangat menarik simpati semua

anggota masyarakat, karena adanya sanksi-sanksi hukum yang kuat. Karena itu,

Ibnu Taimiyah mewajibkan agar sistem politik yang secara kongkrit berbentuk

negara atau pemerintahan itu diatur melalui ketentuan Islam. Sebab, tidak mungkin ketentuan-ketentuan hukum Islam seperti hudud, amar’ ma’ruf dan nahyi munkar, fi sabilllah, menegakkan keadilan dan menolong orang yang teraniaya dapat dilaksanakan dengan baik, tanpa adanya negara atau pemerintah

Islam.1

Dalam kalangan umat Islam terdapat berbagai pendapat antara agama dan negara di antaranya ialah; pertama, Islam adalah agama yang sempurna dan lengkap dengan peraturan bagi segala aspek kehidupan manusia termasuk dalam kehidupan berpolitik dan bernegara. Dalam hal ini manusia harus dapat melaksanakan ketatanegaraan Islam yang telah diatur oleh Nabi Muhammad

SAW, dan tidak perlu mengikuti kiblat Barat karena Islam telah mengatur sebegitu detail akan sebuah konsep negara dan politik bernegara. Kedua, Islam adalah sebagai agama, sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah politik dan ketatanegaraan. Menurut kelompok ini, agama adalah masalah rohani dan tidak semestinya dibawa ke masalah negara. Menurut pendapat ini, tidak ada tugas untuk mendirikan dan mengepalai suatu negara. Ketiga, Islam adalah suatu agama yang serba lengkap yang di dalamnya juga mengatur sistem kenegaraan yang lengkap pula. Namun, tidak sependapat pula bila Islam sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah politik dan ketatanegaraan. Menurut mereka Islam merupakan ajaran totalitas tapi dalam bentuk petunjuk yang pokok-pokok saja.2

1 Abdul Qadir Djaelani, Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1995) cet. I, h, IX

2 Amiruddin M. Hasbi, Konsep Negara Islam Menurut Fazlur Rahman, (Yoqyakarta: UUI Press, 2000), cet. I, h, 2 Dari perbedaan pendapat tersebut disebabkan karena kurangnya penjelasan yang tegas dari al-Qur’an dan as-Sunah Rasulullah SAW walaupun

Nabi SAW dianggap sebagai peletak dasar pembangunan negara yaitu di

Madinah, namun dalam praktiknya tidak memberikan suatu format yang baku tentang negara. Demikian juga apa yang telah dipraktikkan oleh para sahabat setelah Nabi SAW wafat, khususnya Khulafa al-Rasyidin dalam hal ketata- negaraan, hingga kini masih terdapat perdebatan dalam mempersepsikan apakah metode suksesi dan sejarah khalifah yang didirikan pasca Nabi SAW merupakan ajaran agama atau urusan duniawi. Selain itu juga sebab terjadinya perbedaan pendapat tersebut dipengaruhi oleh zaman dan lingkungan politik yang berbeda.3

Sehingga banyak penafsiran negara yang selalu berubah terus sepanjang zaman.

Repolitisasi Islam cenderung diartikan sebagai fenomena maraknya kehidupan politik Islam. Indikator utama yang digunakan sebagai dasar penilaian itu adalah munculnya sejumlah partai yang menggunakan simbol dan asas Islam atau yang berbasis massa komunitas Islam, maka muncul pendapat lain yang mendefinisikannya sebagai munculnya kembali kekuatan politik Islam.4

Hubungan Islam dan politik adalah subyek yang sangat menarik, sepanjang masa akan menjadi persoalan yang bersifat recurrent. Artinya, masalah ini akan selalu

3 M. Din Syamsuddin, Islam dan Politik Era Orde Baru, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), cet. I, h. x

4 Bahtiar Effendy, Re-Politisasi Islam: Pernahkah Islam Berhenti Berpolitik?, (Bandung: Mizan, 2000), cet. I, h. 195 muncul, sebab pada dasarnya Islam, umat Islam atau kawasan Islam, tak akan pernah bisa dipisahkan dari persoalan-persoalan politik.5

Dunia kini menyaksikan kebangkitan di kalangan umat Islam yang berusaha untuk menegakkan kembali identitas mereka sendiri. Kebangkitan semangat keislaman tersebar luas di seluruh dunia, khususnya di negara yang mayoritas penduduknya umat Islam. Umat Islam berkeinginan untuk mencirikan cara hidup mereka berdasarkan syari’at Islam. Kesadaran ini telah menimbulkan keinginan untuk mengetahui cara lebih mendalam tentang sistem pemerintahan

Islam serta sistem undang-undang Islam yang seharusnya diterapkan oleh Negara- negara Muslim modern saat ini.

Di Malaysia misalnya, gerakan-gerakan kearah upaya penerapan syari’at

Islam sudah lama menjadi agenda masyarakat Islam atau sebagian umat Islam yang sedar betapa pentingnya hukum Islam dan peraturan Allah SWT untuk menyelesaikan masalah sosial yang berlaku kini.6 Salah satunya partai politik yang concern dalam hal ini adalah Partai Islam se-Malaysia (PAS), yaitu suatu partai politik yang berasaskan idiologi Islam yang bersifat syumul, merealisasikan dalam praktek fikih siyasah untuk membawa perubahan dan gerakan reformis dengan tujuan menerapkan hukum-hukum Islam secara menyeluruh.7 PAS

5 Bahtiar Effendy, Disartikulasi Pemikiran Politik Islam?, Kata Pengantar dalam buku Gagalnya Islam Politik terjemahan dari karangan Olivier Roy: The Failure of Political Islam, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2002), cet. I, h. v 6 Dato’ Haji Husain Awang, Tazkirah Pilihanraya, Islam: Tuntutan dan kewajipan, (Terengganu: Dewan ’ PAS Negeri Terengganu, 1998) h. 81 merupakan partai oposisi yang ada di semua Negara bagian Malaysia, partai ini menguasai negeri Kelantan, Kedah dan Perak dalam pemilu 2008. Sedangkan dalam pemilu tahun 1999, PAS hanya menguasai negeri Kelantan dan

Terengganu, keberhasilan PAS dalam memformulasikan hukum Islam terjadi ketika menguasai kedua negeri ini, yaitu dengan terbentuknya Enakmen Jenayah

Syari’ah II 1993 di Kelantan dan Enakmen Jenayah Syari’ah (Hudud dan Qishas)

2002 di Terengganu.8

Di negara-negara yang menganut sistem demokrasi bahwa partai politik yang menang dalam pemilu akan menguasai pemerintahan dan biasanya pemimpin partai tersebut diangkat menjadi kepala pemerintahan baik itu Presiden maupun Perdana Menteri dan termasuk kepala-kepala pemerintahan di Negara- negara bagian atau daerah. Di Malaysia misalnya, Partai Persatuan Orang Melayu

(UMNO) yang selama ini memenangkan pemilu merupakan partai penguasa dalam pemerintahan sehingga Perdana Menteri Malaysia dipilih dan diangkat dari

UMNO. Akan tetapi, terdapat di beberapa negara bagian yang tidak dikuasai oleh

UMNO melainkan dikuasai oleh PAS yaitu Negara bagian Kelantan, Kedah dan

Perak dalam pemilu 2008, kepala daerah (Menteri Besar) di tiga Negara bagian ini adalah pemimpin-pemimpin PAS.

Selain itu, adanya penguasaan oleh satu partai di suatu Negara atau

Negara Bagian (Daerah) tentunya akan sangat mempengaruhi corak kehidupan

7 Haji , Selamatkan Demokrasi Keadilan, (Selangor: Partai Islam se- Malaysia, 2007), h. 27-28 8 Mahamad Arifin, et al., Pentadbiran Undang-undang Islam di Malaysia, (Kuala Lumpur: Dewan Pustaka dan Bahasa, 2007), cet. I, jil. XII, h. 42 perpolitikan dan jalannya pemerintahan yang ada. Ideologi partai penguasa biasanya akan sedikit banyak mempengaruhi jalannya pemerintahan terutama dalam pembuatan kebijakan-kebijakan baik di Badan Legislatif atau Parlemen maupun Eksekutif.

Di Kelantan misalnya, Negara Bagian ini dikuasai oleh PAS dan kepala pemerintahannya pun adalah seorang tokoh PAS yaitu Nik Abdul Aziz Nik Mat.

Dia adalah seorang tokoh pemikir Islam dan kini beliau menjabat sebagai

Mursyidul Am9 Parti Islam Se-Malaysia (PAS) sekaligus Menteri Besar

(Gubernur) Negara Bagian Kelantan Malaysia, dia merupakan seorang tokoh

Ulama di Malaysia yang pernah menimba ilmu di Universitas Doebond India,

Kursus Tafsir dan Hadist di Lahore Pakistan dan Universitas Al-Azhar Mesir.10

Dia telah memimpin PAS semenjak menang menjadi calon Parlemen dari Negara

Bagian Kelantan Hilir pada tahun 1967, kemudian dia dilantik menjabat sebagai

Ketua Dewan Ulama’ PAS Pusat beserta Pesuruhjaya PAS Negara Bagian

Kelantan pada tahun 1978 dan menjadi Menteri Besar dari tahun 1990 hingga sekarang.11Artinya, dia mempunyai kekuasan dan wewenang dalam menjalankan pemerintahan, dia juga memiliki peluang dan kesempatan untuk menerapkan kebijakan-kebijakan atau pemikiran-pemikirannya tentang politik Islam di

9 Penasihat Parti Islam Se-Malaysia (PAS)

10 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia Di Abad Ke 20, (Selangor: Sulfa Human Resoucer & Development), cet. I, h. 16

11 Ibid., h. 103 Kelantan. Oleh karena itu, bagaimanakah usaha-usaha dia dalam

mengimplementasikan kebijakan tersebut, baik dalam perpolitikan di Kelantan

yang berpengaruh terhadap pembentukan undang-undang maupun dalam bentuk

kebijakan-kebijakan politiknya.

Untuk mengetahui bagaimana kebijakan-kebijakan Nik Abdul Aziz Nik

Mat di Kelantan, maka perlu dilakukan penelitian dengan lebih lanjut, sehingga

terdorong untuk menganalisa lebih dalam melalui penelitian skripsi dengan judul

“KEBIJAKAN POLITIK ISLAM NIK ABDUL AZIZ NIK MAT DI

KELANTAN TAHUN 1990-2008”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka penulis

membatasi dan hanya memfokuskan bahasan pada kebijakan-kebijakan politik

yang diambil oleh Nik Abdul Aziz Nik Mat sebagai Menteri Besar (Gubernur)

Kelantan khususnya dalam bidang politik dan hukum, ekonomi, sosial budaya

dan pendidikan pada tahun 1990-2008. Kemudian penulis akan melihat

bagaimana pengaruh politik hukum Islam dalam kebijakan-kebijakan tersebut.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang dan pembatasan masalah di

atas, maka permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian

ini dapat dirumuskan menjadi sebagai berikut: a. Bagaimanakah kebijakan-kebijakan politik Islam yang diambil oleh Nik

Abdul Aziz Nik Mat di Negara Bagian Kelantan?

b. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan politik Nik Abdul

Aziz Nik Mat terhadap peraturan perundang-undangan di Kelantan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memiliki tujuan di antaranya:

1. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan politik Islam yang diambil oleh Nik

Abdul Aziz di Negara Bagian Kelantan.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan politik Nik

Abdul Aziz Nik Mat terhadap peraturan perundang-undangan di Kelantan.

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Sebagai persyaratan mendapat gelar Sarjana Hukum Islam.

2. Secara akademis untuk mendapatkan jawaban-jawaban terhadap berbagai

persoalan yang terkait dengan politik Islam.

3. Memberi pengetahuan dan infomasi tentang penerapan politik Islam di Negara

Bagian Kelantan Malaysia.

4. Sebagai sumbangan pemikiran dan pengembangan khazanah keilmuan

khususnya di bidang ketatanegaraan Islam di Malaysia.

D. Kajian (Review) Studi Terdahulu

Sejumlah penelitian dengan bahasan tentang politik Islam telah dilakukan,

baik mengkaji secara spesifik topik tersebut ataupun yang mengkajinya secara umum yang sejalan dengan bahasan penelitian ini. Berikut ini merupakan paparan tinjauan umum atas sebagian karya-karya penelitian tersebut baik yang berupa buku maupun skripsi, di antaranya:

Penelitian yang ditulis oleh Sofian Arshad yang berjudul “Hak Non

Muslim di Negara Bagian Kelantan” tahun 2006.12 Penelitian ini di antaranya membandingkan hak non muslim di sebuah Negara Islam dengan hak non muslim di Kelantan dan menjelaskan kebijakan pemerintah Negera Bagian Kelantan dalam menangani hak non muslim di Negera Bagian Kelantan.

Penelitian Mohammad Adnin Bin Yahya, “Konsep Negara Islam Di

Malaysia (Menurut UMNO dan PAS)”, tahun 2006.13 Penelitian ini membahas mengenai penerapan nilai-nilai Islam yang ada di Malaysia mulai dari sudut pandang yang berkuasa (UMNO) maupun dari pihak (PAS).

Penelitian yang ditulis oleh Rio Tamara yang berjudul “Strategi Partai

Politik Islam dalam Upaya Penerapan Hukum Islam di Indonesia” tahun 2004.14

Rio Tamara coba menjelaskan hubungan agama dan politik dalam Islam menurut partai-partai politik yang ada di Indonesia.

12 Sofian Arshad, “Hak Non Muslim di Negara Bagian Kelantan”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006)

13 Mohammad Adnin Bin Yahya, “Konsep Negara Islam Di Malaysia (Menurut UMNO dan PAS)”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006)

14 Rio Tamara, “Strategi Partai Politik Islam dalam Upaya Penerapan Hukum Islam di Indonesia”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004) Penelitian Ahmad Akhyari Ismail yang berjudul “Upaya dan Tantangan

Pelaksanaan Syariat Islam di Malaysia” tahun 2006.15 Isi penelitian ini menjelas- kan tentang pelaksanaan syariat Islam di Malaysia. Malaysia adalah Negara yang mayoritas penduduknya Muslim dan agama Islam adalah agama resmi Negara, akan tetapi dalam pelaksanaan hukum Islam tidak diterapkan secara menyeluruh sehingga hal ini menyebabkan banyak Negara Bagian ingin menerapkan syariat

Islam secara menyeluruh. Dalam pembahasannya, skripsi ini lebih menfokuskan pada upaya Negara bagian Kelantan yang ingin menerapkan syariat Islam. Yaitu upaya bagaimana hukum pidana Islam dapat diterapkan dan dijalankan.

Selain skripsi di atas, sejumlah penelitian dengan bahasan tentang tokoh

Nik Abdul Aziz Nik Mat telah dilakukan, baik yang mengkaji secara spesifik topik tersebut maupun yang bersinggungan secara umum dengan bahasan penelitian. Berikut ini merupakan paparan tinjauan umum atas sebagian karya- karya penelitian tersebut:

Buku pertama, “Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Aziz Nik Mat Seorang

Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad ke 20” karya Jamal Mohd Lokman.16

Buku ini membahas tentang sejarah kelahiran, kehidupan sebagai pendidik, ulama dan ahli politik serta perjuangan politik Nik Abdul Aziz Nik Mat.

15 Ahmad Akhyari Ismail, “Upaya dan Tantangan Pelaksanaan Syariat Islam di Malaysia”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006) 16 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, (Selangor: Sulfa Human Resoucer & Development, 1999), cet. I Buku kedua, “Model Kerajaan Islam Membangun Bersama Islam” karya

Harun Taib.17 Buku ini di antaranya membicarakan konsep-konsep kepimpinan dalam Parti Islam Se-Malaysia (PAS) khusus di Negara Bagian Kelantan, akhlak dan disiplin dalam Harakah Islamiyyah, model-model kerajaan Islami, ulama- ulama dan tokoh-tokoh politik Malaysia.

Buku ketiga, “Islam dan Demokrasi”, karya Haji Abdul Hadi Awang.18

Dalam buku ini di tulis beberapa bab tentang “politik dan agama, pemisahan politik dan agama, serta prinsip-prinsip dan konsep politik dalam Islam”. Intinya buku ini membahas tentang bagaimana hubungan politik dalam Islam di sebuah negara.

Dari beberapa kajian (review) terdahulu di atas, khususnya tentang

Kelantan dan politik Islam sebagaimana telah disebutkan di atas, penulis belum menemukan tulisan yang membahas atau mengkaji kebijakan politik Islam Nik

Abdul Aziz Nik Mat di negeri Kelantan secara khusus. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Sofian Arshad dan Ahmad Akhyari Ismail pembahasannya hanya seputar hak non Muslim di Kelantan dan tantangan pelaksanaan syariat Islam di

Malaysia. Penelian pertama tidak menyentuh kebijakan politik Islam Nik Abdul

Aziz Nik Mat, demikian juga dengan penelitian kedua walaupun fokus kajiannya di Kelantan tetapi hanya menjelaskan seputar upaya penerapan hukum pidana

17 Harun Taib, Model Kerajaan Islam: Membangun Bersama Islam, (Kuala Lumpur: Dewan Ulama’ PAS Pusat, 2000), cet. I 18 Abdul Hadi Awang, Islam dan Demokrasi, (Selangor: PTS Islamika, 2007), cet. I Islam saja. Dengan demikian, penelitian yang penulis lakukan dalam skripsi ini

berbeda dengan penelitian sebelumnya, yaitu tentang kebijakan politik Islam Nik

Abdul Aziz Nik Mat di negeri Kelantan dalam dalam bidang perundang-undangan

(hukum), bidang ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya.

E. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan

1. Jenis Penelitian

Pada prinsipnya penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan

(Library Recearch) dan penelitian lapangan (Field Research). Penelitian

kepustakaan yaitu penelitian yang kajiannya dilaksanakan dengan menelaah

dan menelusuri berbagai literatur, karena memang pada dasarnya sumber data

yang hendak digali lebih terfokus pada studi pustaka. Dengan demikian

penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Deskriptif di sini

dimaksudkan dengan membuat deskripsi secara sistematis dengan melihat dan

menganalisis data-data secara kualitatif.

Sedangkan penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang

dilakukan dengan mendatangi langsung objek yang akan diteliti guna

mendapatkan data-data. Langkah yang digunakan dalam penelitian lapangan

ini melalui teknik wawancara.

2. Obyek Penelitian

Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan-kebijakan

politik yang diambil oleh Nik Abdul Aziz Nik Mat yang berkaitan dengan hukum Islam di Negara Bagian Kelantan Malaysia yaitu kebijakan dalam

bidang politik dan hukum, ekonomi, sosial budaya dan pendidikan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan faktual, teknik

pengumpulan data dilakukan dengan studi wawancara dan dokumenter dari

bahan-bahan tertulis yakni dengan mencari bahan-bahan yang terkait serta

mempunyai relevansi dengan obyek penelitian. Data yang diperoleh dapat

dibedakan menjadi data primer dan sekunder.

Yang termasuk ke dalam sumber data primer adalah hasil wawancara

dengan Juru Bicara Politik Menteri Besar (Gubernur) Kelantan. Sedangkan

sumber data sekunder adalah “Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz

Nik Mat” dan buku-buku, literatur-literatur, wabsite yang berkaitan dengan

obyek penelitian. Kemudian data tertier berupa kamus, jurnal dan artikel.

4. Teknik Analisis Data

Data-data yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka dan dari

wawancara sebagaimana yang telah disebutkan di atas melalui pendekatan

deskriptif-analisis. Selain itu, dimungkinkan penelitian ini juga menggunakan

pendekatan historis-komparatif dan sosiologis-deskriptif. Hal ini dimaksudkan

agar penelitian dapat dilakukan sejauh mungkin mengenai corak kebijakan

politik Islam seorang tokoh Nik Abdul Aziz Nik Mat dan upaya-upaya yang

dilakukan dalam menerapkannya. Secara sosiologis, karakter kehidupan sese-

orang terbentuk dari kondisi sosial kehidupan masyarakat di mana ia tinggal. 5. Teknik Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2007” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudahkan dan memperoleh gambaran yang utuh serta

menyeluruh, penelitian skripsi ini ditulis dengan menggunakan sistematika

membahasan sebagai berikut:

BAB I Merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang

penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, kajian (review) studi terdahulu, metodologi penelitian, dan

sistematika penelitian.

Bab II Membahas tentang kebijakan politik dalam perspektif Islam,

menguraikan pengertian politik Islam, hubungan agama dengan politik

dalam Islam dan kebijakan politik Islam.

Bab III Membahas negara bagian Kelantan dan biografi Nik Abdul Aziz Nik

Mat, yang secara rinci mengurai tentang keadaan sosial, ekonomi dan

politik negara bagian Kelantan dan riwayat hidup Nik Abdul Aziz Nik

Mat serta karir politiknya dalam kerajaan dan PAS.

Bab IV Menguraikan tentang islamisasi Nik Abdul Aziz Nik Mat di negeri

Kelantan, dan menjelaskan langkah-langkah kebijakan politik yang diambil dalam rangka menerapkan hukum-hukum Islam, baik dalam

bidang politik dan hukum, bidang ekonomi, pendidikan, sosial maupun

budaya, serta respon masyarakat Kelantan dan pemerintah Malaysia.

BAB V Merupakan penutup yang di dalamnya terdapat kesimpulan dan saran-

saran.

BAB II

KEBIJAKAN POLITIK DALAM PERSPEKTIF

POLITIK ISLAM

Seperti yang telah penulis sebutkan pada Bab Pendahuluan, bahwa ajaran

Islam mengatur semua aspek kehidupan manusia baik dalam hal hubungan antara manusia dan penciptanya maupun mengatur hubungan antara manusia dengan sesama makhluk lainnya. Oleh karena itu, dalam hal hubungan antara sesama manusia, Islam tidak terlepas dari wacana kehidupan politik, seperti kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dapat juga dikatakan bahwa Islam mengatur tentang konsep pemerintahan dan negara sebagai sarana untuk mengimplementasikan ajarannya.

A. Pengertian Politik Islam

Sebagai sebuah agama yang memiliki salah satu fungsi mengatur

kehidupan manusia, Islam memiliki norma-norma yang khusus dan jelas tentang

bagaimana manusia menjalin hubungan dengan manusia yang lain mengenai

kehidupan manusia di dunia dan akhirat.19 Termasuk salah satunya mengatur

kehidupan bernegara ( siyasah) yang tidak boleh dikesampingkan.20

Pembahasan mengenai kehidupan bernegara ini secara umum disebut dengan

istilah politik Islam.

19 Abdul Hadi Awang, Sistem Pemerintahan Negara Islam, (Pulau Pinang: Dewan Muslimat, 1995), cet. I, h. 4

20 Abdul Hadi Awang, Islam dan Demokrasi, (Selangor: PTS Islamika, 2007), cet. I, h.7 Secara bahasa kata politik Islam terdiri dari dua kata yaitu politik dan

Islam. Istilah politik di dalam literatur ketatanegaraan Islam dikenal dengan istilah siyâsah yang berarti cerdik atau bijaksana.21 Siyâsah berasal dari kata sâsa- yasûsu-siyâsatan, yang berarti mengurus kepentingan seseorang. Dalam kamus al-Muhîth dikatakan: sustu al-ra’iyyata siyâsatan: amartuhâ wa nahaituhâ (saya mengatur rakyat dengan mengunakan politik: Saya memerintah dan melarangnya).22 Mengenai penjelasan kata siyâsah ini dapat ditemukan dalam buku Fiqh Siyasah karangan Mujar Ibnu Syarif dan Khamami Zada, disebutkan bahwa di kalangan para ahli fiqih siyasah terdapat tiga pendapat mengenai asal kata siyâsah, yaitu:23

Pertama, sebagaimana dianut al-Maqrizi, kata siyâsah berasal dari bahasa

Mongol yakni dari kata yasah yang mendapat imbuhan huruf sin berbaris kasrah diawalnya sehingga dibaca siyâsah. Pendapat tersebut didasarkan kepada sebuah kitab undang-undang milik Jenghis Khan yang berjudul ilyasa yang berisi panduan pengelolaan negara dan berbagai bentuk hukuman berat bagi pelaku tindak pidana tertentu. Sepeninggal Jenghis Khan kitab undang-undang tersebut diwariskan secara turun temurun kepada anak-anaknya yang secara bergantian memimpin kerajaan Mughal di India Persia, seperti umat Muslim generasi

21 Rifyal Ka’bah, Politik dan Hukum dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Khairul Bayan, 2005), cet. I, h. 111

22 Muhammad bin Ya’qub al-Fairuz Abadi, al-Qâmûs al-Muhîth, (Bairut: Dâr al-Fikir, 1995), h. 496

23 Mujar Ibnu Syarif dan Khamami Zada, Fiqh Siyasah: Doktrin dan Pemikiran Politik Islam, (Jakarta: Erlangga, 2008), cet. I, h. 2-4 pertama mewarisi al-Quran dari Nabi Muhammad SAW. Setelah raja-raja India memeluk Islam isi kitab ilyasa itu kemudian dimodifikasi dengan memuat hal-hal yang bersumber dari ajaran Islam, semisal penyerahan otoritas ibadah dan kasus- kasus hukum yang bertalian dengan syari’at Islam kepada qadhi al-qudhat (hakim agung).

Kedua, sebagaimana dianut Ibn Taghi Birdi, siyâsah berasal dari campuran tiga bahasa, yakni Bahasa Persia, Turki dan Mongol. Partikel si dalam

Bahasa Persia berarti 30. sedangkan yasa merupakan kosakata Bahasa Turki dan

Mongol yang berarti larangan, dan karena itu, ia dapat juga dimaknai sebagai hukum dan aturan.

Ketiga, semisal dianut Ibnu Manzhur menyatakan, siyâsah berasal dari

Bahasa Arab, yakni bentuk mashdar dari tashrifan kata sâsa-yasûsu-siyâsatan,24 yang semula berarti mengatur, memelihara, atau melatih binatang, khususnya kuda. Sejalan dengan makna yang disebut terakhir ini, seseorang yang profesinya sebagai pemelihara kuda, dalam Bahasa Arab disebut sa’is. Kata sa’is yang berarti memelihara kuda ini sekarang telah masuk kedalam kosa kata Bahasa

Inggeris yang ditulis menjadi syce. Dalam literatur Yahudi juga ada penggunaan istilah yang agak mirip dengan makna awal dari kata sasa itu yakni istilah sus, yang berarti kuda.

Politik atau siyâsah mempunyai makna mengatur urusan umat, baik dalam negeri maupun luar negeri. Politik dilaksanakan baik oleh negara (pemerintah)

24 Ibnu Manzhur, Lisân al-‘Arab, (Bairut: Dâr al-Shadir, 1968), Jilid VI, h. 108 maupun umat (rakyat), negara adalah institusi yang mengatur urusan tersebut secara praktis, sedangkan umat atau rakyat mengoreksi (muhasabah) pemerintah dalam melakukan tugasnya.25

Dalam Bahasa Inggris politik berasal dari kata politic yang menunjukan sifat pribadi atau perbuatan. Dalam bahasa Latin dikenal dengan politicus, dan dalam bahasa Yunani disebut dengan politicos yang berarti berhubungan dengan rakyat. Ketika politik diserap ke dalam bahasa Indonesia, terdapat tiga arti yang berbeda, yaitu: (1) segala urusan dan tindakan (kebijaksanaan, siasat dan sebagai macamnya); (2) tipu muslihat atau kelicikan; dan (3) nama sebuah disiplin ilmu pengetahuan. 26

Secara istilah politik pertama kali dikenal melalui buku karya Plato yang berjudul Politeia atau dikenal juga dengan Republic. Kemudian setelah itu ada juga karya dari Aristoteles dengan judul serupa. Di dalam isi kedua buku terdapat kecenderungan menghubungkan politik dengan negara (pemerintahan).27

Miriam Budiarjo menjelaskan bahwa pengertian politik: “pada umumnya adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik atau negara yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu.”28 Sedang menurut Deliar Noer, politik adalah “segala aktivitas

25 Abdul Qadim Zallum, Afkaru Siyasiyah, edisi Indonesia: Pemikiran Politik Islam, diterjemahkan oleh Abu Faiz, cet. II, (Bangil: Al-Izzah, 2004), h. 11

26 Abd. Muin Salim, Fiqh Siyasah: Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al-Quran, (Jakarta: LSIK dan PT Grafindo Persada, 1994), h. 34

27 Abdul Hadi Awang, Islam dan Demokrasi, h. 11 atau sikap yang berhubungan dengan kekuasaan, yang bermaksud untuk mempengaruhi, dengan jalan mengubah atau mempertahankan suatu macam bentuk susunan masyarakat”.29

Pendapat Miriam Budiarjo membatasi politik hanya sebatas menangani masalah-masalah umum oleh negara atas nama dan bentuk masyarakat. Lain halnya dengan Deliar Noer, politik tidak hanya sebatas kepada pengambilan keputusan dan kebijakan umum, namun mencakup berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pergeseran politik, dari satu rezim ke rezim lain.

Meskipun terdapat banyak pandangan mengenai definisi politik, namun secara garis besar akan didapatkan dua kecenderungan terhadap pendefinisian politik, yaitu: Pertama, pandangan yang mengaitkan politik dengan negara.

Kedua, pandangan yang mengaitkan politik dengan kekuasaan, otoritas atau konflik.30

Kemudian kata Islam secara bahasa berasal dari kata salama yang berarti tunduk atau berserah diri pada Allah SWT, atau menerima semua peraturan

Tuhan sebagai petunjuk bagi kehidupan seseorang, taat sepenuh hati, akan keadaan noda dan cela.31 Menurut Hassan al-Banna seperti yang dikutip oleh

Yusuf Qardhawi, Islam adalah sesuatu yang syumul (menyeluruh), mencakup semua aspek kehidupan dengan syariat dan pengarahannya. Islam menata

28 Mariam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia, 1998), h. 8 29 Deliar Noer, Pengantar Ke Pemikiran Politik, (Jakarta: Rajawali Press, 1983), h. 6

30 Ibid.

31 IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Jambatan, 1992), h. 445 kehidupan manusia sejak dia dilahirkan sampai meninggal dunia. Bahkan sebelum ia dilahirkan dan sesudah meninggal dunia.32 Islam menyangkut agama dan dunia, akidah dan syari’ah, ibadah dan muamalah, dakwah dan negara serta akhlak dan kekuatan.33

Dari uraian di atas, yang dimaksud dengan politik Islam yaitu adalah politik yang didasarkan atas syari’at yang berasal dari al-Quran dan as-

Sunnah.34 Dalam hubungannya dengan politik Islam, Yusuf Qardhawi menyebut dengan istilah al-siyâsah al-syar’iyah.35 Sebab, makna al-syar’iyah dalam konteks ini adalah yang menjadi pangkal tolak dan sumber bagi al-siyâsah

(politik) dan menjadikan sebagai tujuan bagi al-siyâsah. Pengertian ini berkaitan dengan pandangan ulama’ dahulu yang mengartikan politik pada dua makna, pertama, makna umum, yaitu menangani urusan manusia dan masalah kehidupan dunia berdasarkan syariat agama. Oleh karena itu, mereka mengenal istilah khalîfah, yang berarti perwakilan dari Rasulullah SAW., untuk menjaga agama dan mengatur dunia. Kedua, makna khusus, yaitu pendapat yang menyatakan bahwa pemimpin, hukum dan ketetapan-ketetapan yang dikeluarkan-nya untuk

32 Yusuf Qaradhawi, Fiqih Negara: Ijtihad Baru Seputar Sistem Demokrasi Multi Partai dan Keterlibatan Wanita di Dewan Perwakilan Partisipasi dalam Pemerintahan Sekuler, Penterjemah, Syafril Halim, (Jakarta: Rabbani Press, 1997), h. 18

33 Yusuf Qaradhawi, al-Din wa al-Siyâsah, diterjemahkan oleh Khairul Amru Harahap, Meluruskan Dikotomi Agama dan Politik, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2008), cet. I, h. 18

34 Adeng Muchtar Ghazali, Perjalanan Politik Umat Islam dalam Lintasan Sejarah, (Bandung: Pustaka Setia, 2004), cet. I, h. 26

35 Yusuf Qaradhawi, al-Din wa al-Siyâsah, h. 45 mencegah kerusakan yang akan terjadi membasmi kerusakan yang sudah terjadi, atau memecahkan masalah khusus.36

Di kalangan teoritis politik Islam, ilmu siyâsah syar’iyah disebut juga dengan ilmu fiqh siyasah yaitu ilmu yang membahas tentang tatacara pengaturan masalah ketatanegaraan Islam semisal (bagaimana mengadakan) perundang- undangan dan berbagai peraturan (lainnya) yang sesuai dengan prinsip-prinsip

Islam, kendatipun mengenai penataan semua persoalan itu tidak ada dalil khusus yang mengaturnya.37

Secara garis besar penulis memahami bahwa politik Islam adalah kegiatan politik atau segala hal yang berkaitan dengan cara memimpin, memenuhi hak-hak dan amanah rakyat atau pengaturan urusan rakyat yang diwarnai atau dinaskan pada ajaran Islam yang berlaku untuk seluruh warga masyarakat dalam suatu negara, serta memiliki bentuk pemerintahan yang Islami. Konsep politik Islam adalah dengan memahami kaidah syara’ berdasarkan prinsip-prinsipnya, pelaksanaannya disesuaikan dengan situasi, kondisi dan realitas yang ada.

Imam Syafi’i menegaskan “tidak ada politik melainkan menepati hukum syara’.” Kemudian Ibnu ‘Uqail menyatakan “politik itu adalah tindakan politik yang memang menghasilkan (membawa) kepada maslahat (kebaikan) dan menjauhkan dari keburukan atau menimbulkan bahaya kerusakan boleh

36 Ibid, h. 25

37 Mujar Ibnu Syarif dan Khamami Zada, Fiqh Siyasah: Doktrin dan Pemikiran Politik Islam, h. 10 diserahkan kepada manusia walaupun tidak pernah dinyatakan oleh Rasulullah

SAW dan nas al-Qur’an.”38

Perlu diketahui bahwa sistem kehidupan masyarakat Islam telah melahirkan upaya politik yang disebut politik Islam. Maka berbagai kebijakan yang terlaksana dalam linkungan umat Islam secara khusus, itu merupakan upaya untuk menjelmakan nilai-nilai Islam tanpa beranjak sedikit pun dari prinsip- prinsip Islam.39 Politik Islam bersumber dari ajaran Tuhan yang tertuang dalam agama dan juga berdasarkan suara rakyat yang diperoleh dari hasil musyawarah.

Sebagai gambaran yang tegas menurut Prof. Gibb, bahwa firman Tuhan dan sabda

Nabi digabungkan menjadi satu dengan suara rakyat, adalah merupakan kekuasaan yang tertinggi dalam Negara Islam.40

Abdul Muin Salim memberikan contoh terhadap pengertian politik Islam sebagai berikut:

“…sebagai contoh adalah berbagai kebijakan yang diterapkan oleh Rasulullah SAW dalam mengelolakan masyarakat Madinah”. Normanya terdapat pada Piagam Madinah. Yang sangat popular itu; di dalamnya dijelaskan bahwa para pelakunya, bukan hanya umat Islam, melainkan juga seluruh komunitas Madinah. Karena itulah bahwa politik Islam dapat ditegakkan dalam bentuk formal Negara Islam.41

Kesimpulan dari pendefinisian di atas mengenai Politik Islam adalah

38 Abdul Hadi Awang, Islam dan Demokrasi, h. 50 dapat dilihat juga pada Yusuf Qaradhawi, al-Din wa al-Siyâsah, h. 38

39 Abdul Hadi Awang, Islam dan Demokrasi. h. 17

40 Pernyataan Prof. Gibb tersebut dikutip oleh Ahmad Zainal Abidin di dalam bukunya yang berjudul “Konsepsi Politik dan Ideologi Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), h. 84

41 Abdul Muin Salim, Fiqh Siyasah Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al-Quran, h. 295 bahwa politik adalah hal-hal yang berkaitan dengan kepemerintahan dalam

berbagai aspeknya, khususnya dalam hal kekuasaan, yaitu bagaimana meraih

kekuasaan tersebut, juga bagaimana metode dalam menjalankan kekuasaannya,

dan tentunya lain dari pada itu yang berkaitan dengan pemerintah. Akan tetapi

satu hal yang harus dan lazim bagi diperhatikan, bahwa dalam hal politik yang

satu ini, bukanlah selayaknya politik yang kita tahu pada umumnya. Akan tetapi

politik ini adalah yang berlandaskan kepada dasar-dasar yang dianut dalam Islam

dalam hal ini adalah Syari’at, sehingga dalam mengimplementasikannya, politik

ini terbatasi oleh Syari’at, sehingga tidak dapat sebebas-bebasnya dalam

berpolitik seperti halnya dalam kancah perpolitikan yang universal.42

B. Hubungan Agama dan Politik dalam Islam

Banyak tokoh-tokoh pemikir Islam yang merumuskan perumusan

mengenai hubungan agama dan Negara, meskipun pemikiran mereka ada yang

ideal dan ada pula yang bersifat konstekstual dalam menanggapi situasi politik

pada masanya masing-masing. Pada umumnya mereka semua menyepakati bahwa

keberadaan sebuah negara merupakan suatu keharusan. Karena agar dapat

merealisasikan prinsip dan ajaran Islam tentang kehidupan bermasyarakat. Namun

mengenai sejauh mana hubungan dan peran agama dalam sistem ketatanegaraan

yang dimaksudkan, mereka berbeda pendapat.

42 http://kedamaianhidup.blogspot.com/2008/04/politik-islam.html diakses pada tanggal 5 Januari 2009, pukul 21.00 WIB Munawir Sjadzali menyebutkan bahwa hingga sampai sekarang terdapat tiga paradigma (aliran) yang berkembang mengenai hubungan agama dan negara yaitu: Pertama, agama dan negara merupakan satu kesatuan (integrated). Aliran pertama ini berpendirian bahwa Islam bukanlah semata-mata agama dalam pengertian Barat, yakni sebuah agama yang semata-mata mengatur hubungan manusia dengan Tuhan. Namun sebaliknya, Islam merupakan agama yang sempurna yang lengkap, karena tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan, melainkan mengatur segala aspek kehidupan manusia termasuk kehidupan bernegara. Para penganut aliran ini pada umumnya berpendirian bahwa:43 Islam adalah suatu agama yang serba lengkap. Di dalamnya terdapat pula antara lain sistem ketatanegaraan atau politik; oleh karenanya dalam bernegara umat Islam hendaknya kembali kepada sistem ketatanegaraan Islam dan tidak perlu atau bahkan jangan meniru sistem ketatanegaraan Barat. Sistem ketatanegaraan atau politik Islami yang harus diteladani adalah sistem yang telah dilaksanakan oleh Nabi Besar Muhammad SAW dan empat al-Khulafa al-

Rasyidin. Tokoh-tokoh utama dari aliran ini antara lain, Syekh Hassan al-Banna,

Sayyid Quthb, Syekh Muhammad Rasyid Ridha, dan Maulana al-Maududi.44

Kedua, agama dan negara merupakan dua hal yang terpisah (secularistic).

Aliran kedua ini berpendirian bahwa Islam adalah agama dalam pengertian Barat, yang tidak ada hubungannya dengan urusan ketatanegaraan. Menurut aliran ini,

43 Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara, (Jakarta: UI Press,1993), Edisi Kelima, h. 1

44 Ibid. Nabi Muhammad SAW hanyalah seorang rasul biasa seperti halnya rasul-rasul sebelumnya, dengan tugas tunggal mengajak manusia kembali kepada kehidupan yang mulia dengan menjunjung tinggi budi pekerti luhur, dan Nabi SAW tidak pernah dimaksudkan untuk mendirikan dan mengepalai suatu Negara. Tokoh- tokoh terkemuka aliran ini antara lain Ali Abd al-Raziq dan Thaha Husein.

Ketiga, agama dan negara berhubungan secara timbal balik (symbiotic).

Aliran ketiga ini berpendapat bahwa baik agama maupun negara, keduanya saling membutuhkan. Karena dengan adanya negara, maka sebuah agama dapat berkembang dengan baik, sebaliknya agama dapat menjadi kehidupan bernegara menjadi lebih bermoral. Aliran ini menolak anggapan tentang Islam adalah agama yang serba lengkap. Di samping itu juga menolak anggapan tentang Islam adalah ajaran agama murni yang hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan tidak ada kaitannya dalam urusan negara.45 Di antara Tokoh-tokoh dari aliran ini yang cukup menonjol adalah Mohammad Husein Haikal, terkenal buku Hayatu

Muhammad dan Fi Manzil al-Wahyi.

Berkenaan dengan aliran pertama yang berpendapat bahwa agama dan negara merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sehingga mendirikan sebuah negara Islam dengan menerapkan syari’ah adalah merupakan suatu keharusan. Upaya-upaya untuk menerapkan syari’ah Islam dan mendirikan negara Islam terus bergilir dari dulu hingga sekarang baik itu yang bersifat negara

Islam lokal (nation state) maupun yang bersifat mendunia yaitu Khilafah

45 Ibid, h. 3 Islamiyah. Selain tokoh-tokoh yang telah disebutkan di atas, termasuk tokoh aliran ini juga adalah Taqiyuddin an-Nabhani pendirikan sebuah partai politik

Islam Internasional yaitu Hizbut Tahrir, yang bertujuan untuk melangsungkan kehidupan Islam dan mengembang dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Ini berarti mengajak kaum Muslim untuk kembali hidup secara Islami di Darul Islam dan di dalam masyarakat Islam. seluruh aktivitas kehidupan di dalamnya diatur sesuai dengan hukum-hukum syara’. Pandangan hidup yang akan menjadi pusat perhatiannya adalah halal dan haram, di bawah naungan Daulah Islamiyah, yaitu

Daulah Khilafah, yang dipimpin oleh seorang Khalifah yang diangkat dan dibai’at oleh kaum Muslim untuk didengar dan ditaati, dan agar menjalankan pemerintahannya berdasarkan Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya.46

Upaya-upaya penerapan syari’ah dan pembentukan negara Islam tidak hanya terjadi di negara-negara Muslim Timur Tengah saja, akan tetapi telah menjalar hampir ke seluruh negara-negara Muslim di seluruh dunia termasuk di

Asia Tenggara. Di Malaysia misalnya ada partai politik yang berjuang untuk menerapkan syari’ah Islam secara kafah yaitu Partai Islam Se-Malaysia (PAS).

Pemikiran partai ini banyak dipengaruhi oleh tafsir radikal ajaran-ajaran Maulana

Maududi dari Pakistan dan Sayyid Qutb dari Mesir dengan menggunakan metode dakwah perjuangan al-Ikhwan al-Muslimin47 di Mesir yang didirikan oleh Syeikh

Hasan al-Banna yang bertujuan mendirikan negara Islam di Mesir.48

46 Hizbut Tahrir Indonesia, Mengenal Hizbut Tahrir dan Strategi Dakwah Hizbut Tahrir, cet. II, (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2008), h. 25

PAS adalah partai politik yang berasaskan Islam yang berpemahaman bahwa agama dan negara tidak dapat dipisahkan. Ia juga merupakan partai oposisi yang berjuang untuk menegakkan Islam ke dalam kehidupan masyarakat

Malaysia. Dengan basis perdesaan dan dukungan kaum ulama konservatif, PAS yang menganggap dirinya partai politik dan gerakan Islam telah berpartisipasi dalam pemilu sejak pemilu pertama Malaysia tahun 1955, ketika secara resmi menjadi partai politik. PAS secara konsisten terus mendukung dan memperjuang- kan negara Islam dan tatanan sosial yang menerapkan hukum syariat.49

Sebagai partai politik yang berasaskan Islam, PAS memiliki dua tujuan utama, yaitu: pertama, memperjuangkan terwujudnya sebuah tatanan masya- rakat dan pemerintahan yang terlaksana di dalamnya nilai-nilai hidup Islam dan hukum-hukumnya menuju keridhaan Allah SWT. Kedua, mempertahankan kesucian Islam serta kemerdekaan dan kedaulatan negara.50 Intinya adalah PAS berusaha untuk memperjuangkan dan mendirikan negara Islam.51

47 John L. Posito dan John O. Voll, Islam and Democracy, edisi Bahasa Indonesia diterjemahkan oleh Rahmani Astuti, demokrasi di Negara-negara Muslim: Problem dan Prospek, (Bandung: Mizan, 1999), cet. I, h. 180

48 Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara, h. 146 49 Khamami Zada dan Arief R. Arofah, Diskursus Politik Islam, (Jakarta; Lembaga Studi Islam, 2004), Cet. Ke- I, h. 123

50 Dalam Pasal 7 Anggaran Dasar PAS dinyatakan bahwa: “Adapun hukum yang tertinggi sekali dalam pegangan PAS ialah KITABULLAH dan SUNAH RASUL serta Ijma Ulama dan Qias yang terang dan nyata”. Lihat Perlembagaan PAS (pindaan 2001) yang diterbitkan Pejabatan Agung PAS, Markaz Tarbiyah PAS Pusat Selangor Darul Ehsan.

51 Partai Islam se-Malaysia (PAS), Negara Islam, cet. IV, (Kuala Lumpur: Partai Islam se-Malaysia, 2004), h. 16 Partai ini sering diberi ciri konservatif, tradisionalis, populis, dan sovinistis. PAS selalu menyatakan dirinya sebagai pendukung yang sesungguhnya dari prinsip-prinsip Melayu dan Islam. Ia menyerang UMNO karena tidak mau memberikan dukungan penuh kepada Islam dan mengkritik berbagai kebijakan pemerintah. PAS menyerukan berdirinya negara Islam di mana setiap orang

Melayu dapat melaksanakan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan pribadi, masyarakat dan negara. PAS sangat jelas mengukapkan cita-citanya untuk menerapkan Islamisasi masyarakat (dalam bidang politik, ekonomi, pendidikan dan sosial).52

Sebagaimana telah disebutkan di atas, bahwa menurut aliran pertama

Rasulullah SAW tidak hanya sebatas seorang Nabi atau Rasul biasa seperti halnya rasul-rasul sebelumnya, akan tetapi Rasulullah SAW juga seorang negarawan yang telah berhasil dan mencontohkan kepada umatnya mengenai pemerintahan atau Negara yaitu Negara Madinah. Negara Madinah merupakan sebuah wujud kegiatan politik Nabi Muhammad SAW di samping untuk memudahkan Nabi

SAW untuk menyebarkan ajaran Islam, salah satu tujuan lainnya adalah untuk melindungi dan mensejahterakan masyarakat Muslim.

Di dalam sejarah kehidupan politik manusia, Islam telah menyumbangkan sesuatu yang sangat besar yang tidak ternilai harganya, yaitu suatu “model negara” yang tidak ada contohnya baik sebelum maupun sesudahnya. Negara

52 Khamami Zada dan Arief R. Arofah, Diskursus Politik Islam, h. 125 model itu dinamakan “Negara Islam” (Daulah Islamiyyah).53 Negara Islam merupakan model di dalam berbagai sifat dan berbagai bentuk negara di dunia, adalah merupakan “modal” bagi umat Islam untuk menyumbangkan segala kepandaian dan kesanggupan mereka dalam dunia politik. Baik secara teoritis maupun praktis.

Mengenai wacana Negara Madinah, banyak para pakar yang memiliki perbedaan dalam menanggapi hal tersebut. Salah satunya mengatakan bahwa istilah negara tidak disebut di dalam al-Quran, dan Nabi Muhammad SAW tidak memberikan contoh yang konkrit tentang keberadaan sebuah negara yang harus ditegakkan oleh Islam. Pendapat lain mengatakan bahwa secara tidak langsung,

Nabi Muhammad SAW telah meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Madinah.54 Karena kehidupan Nabi Muhammad SAW di

Madinah telah memenuhi syarat sebuah negara, yaitu adanya rakyat, wilayah, serta konstitusi.

Meskipun kedudukan Nabi SAW sebagai pemimpin negara bukan merupakan bagian “tugas” dari kenabiannya, namun kedudukan tersebut dapat dianggap sebagai salah satu sarana untuk melaksanakan tugas kenabiannya.

Karena keberadaan negara merupakan salah satu unsur pokok untuk dapat

53 Ahmad Zainal Abidin, konsepsi Politik dan Ideologi Islam, h. 71 54 Ahmad Sukardja, piagam Madinah dan Undang-Undang Dasar 1945, (Jakarta: UI Press, 2000), h. 90 merialisasikan ajaran Islam dalam kehidupan peribadi maupun kehidupan bermasyarakat.

Aktivitas-aktivitas Nabi Muhammad SAW di Madinah tidak hanya sebatas menjalankan tugasnya sebagai Nabi dan Rasul, yaitu untuk menerima dan menyampaikan wahyu yang diterimanya dari Allah SWT dan untuk disampaikan kepada manusia. Namun lebih dari itu. Nabi Muhammad SAW juga telah memberikan contoh teladan di dalam aktivitas keduniawian. Yaitu dengan jalan membangun kebutuhan material dan spiritual masyarakat yang terdiri dari beberapa etnis, penganut agama dan keyakinan yang berbeda-beda di bawah kepemimpinannya. Berdasarkan analisa di atas maka dapat diyakini bahwa Nabi

SAW merupakan pemimpin yang sukses dalam menerapkan prinsip kese- imbangan antara kemaslahatan dunia dan kemaslahatan akhirat bagi umatnya.55

Di dalam menjalankan aktivitas bernegara. Nabi Muhammad SAW telah dapat menerapkan prinsip musyawarah, prinsip kebebasan berpendapat, prinsip persamaan bagi semua lapisan sosial, prinsip keadilah, kesejahteraan sosial, prinsip persatuan dan persaudaraan, prinsip amar ma’ruf dan nahi mungkar, prinsip ketaqwaan, prinsip menghormati orang lain dan prinsip-prinsip dasar kehidupan bernegara lainnya.

Meskipun terdapat perbedaan mengenai wacana negara Madinah, namun pada akhirnya sejarah pulalah yang dapat membuktikan bahwa setelah wafatnya

55 Akram Diya Al-Umari, Masyarakat Madinah Pada Masa Rasulullah SAW, (Jakarta: Media Dakwah, 1994), h. 61-64 Nabi Muhammad SAW, para sahabat yang menjadi pemimpin Islam banyak yang

mengembangkan konsep bernegara ajaran Nabi Muhammad SAW. Dan ini

merupakan karakteristik terdiri dari Islam, yang mampu bersanding dengan

berbagai peradaban dan kebudayaan.

C. Kebijakan Politik dalam Islam

Kebijakan politik adalah sistem konsep resmi yang menjadi landasan

perilaku politik negara.56 Kebijakan politik juga ada kaitannya dengan sebuah

sistem yang saling kait mengkait antara beberapa bagian, sampai bagian yang

terkecil, bila suatu atau sub bagian tergangu maka bagian lain juga ikut merasa

keterganguan. Jadi kebijakan politik tidak terlepas dari suatu sistem kesatuan

yang kuat mengkait satu sama lain, bagian atau anak cabang dari suatu sistem

tersebut, menjadi induk dari rangkaian selanjutnya. Begitulah selanjutnya sampai

pada bagian terkecil, sehingga rusaknya salah satu bagian tersebut akan meng-

gangu kestabilan sistem itu sendiri secara keseluruhan. Pemerintah Indonesia

adalah suatu contoh sistem, sedangkan cabangnya adalah sistem kebijakan politik

daerah, kemudian seterusnya sampai pemerintahan kelurahan dan desa.57

Dalam politik Islam, pokok-pokok yang menjadi prinsip penting dalam

kebijakan bernegara adalah pemimpin dan pemerintah yang menjamin

56 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), h. 131

57 Inu Kencana Syafile dan Azhari, Sistem Politik Indonesia, (Bandung: Refika Aditama, 2005), h. 4 dilaksanakan hukum Allah SWT yang adil dan sesuai dengan fitrah manusia, yaitu adanya beberapa perkara yang menjadi prinsip dasar negara Islam. Perkara tersebut diantaranya, hanya hukum Allah SWT yang ditegakkan, syura, keadilan, kebenaran (al-haq), kebebasan dan persamaan.58

Menurut Abdul Hadi Awang, politik Islam tidak menyentuh hal prinsip dan hukum-hukum yang qath’i. Politik Islam melibatkan cara pelaksanaan hukum supaya lebih cermat, bijaksana dan adil, serta menhadapi hal-hal baru yang muncul dalam masyarakat. Ia memerlukan penterjemahan pelaksanaan hukum

Allah SWT yang memberi kebahgiaan di dunia dan akhirat. Di antara contohnya tidak menjatuhkan hukuman hudud kepada pencuri dikarenakan keadaan ekonomi, apabila diberi upah tidak sesuai, negara dalam keadaan menghadapi ancaman musuh, ditukar kepada hukuman ta’azir melalui ijtihad.59

Sebuah negara harus memiliki pemimpin yang bertanggung jawab terhadap negaranya. Imam al-Mawardi menyebutkan bahwa ada sepuluh kewajiban pemimpin terhadap Negara antara lain:

1. Melindungi keutuhan agama sesuai dengan prinsip-prinsip-Nya yang

establish, dan ijma’ generasi salaf. Jika muncul pembuat bid’ah atau orang

sesat yang membuat syubhat tentang agama, ia harus menjelaskan hujjah

kepadanya, menerangkan yang benar kepadanya dan menindaknya sesuai

58 Abdul Hadi Awang, Sistem Pemerintahan Negara Islam. h. 78 59 Ibid, h. 52 dengan hukum yang berlaku, agar agama tetap terlindungi dari segala

penyimpangan dan ummat terlindung dari usaha penyesatan.

2. Menerapkan hukum kepada dua pihak yang berperkara, dan menghentikan

permusuhan di antara dua pihak yang berselisih, agar keadilan menyebar

secara merata, kemudian orang-orang tiranik tidak sewenang-wenang, dan

orang teraniaya tidak merasa lemah.

3. Melindungi wilayah negara dan tempat-tempat suci, agar manusia bebas

bekerja, dan berpergian kemanapun dengan aman dari ganguan terhadap jiwa

dan harta.

4. Menegakkan supremasi hukum (hudud) untuk melindungi larangan-larangan

Allah SWT dari upaya pelanggaran terhadapnya, dan melindungi hak-hak

hamba-Nya dari upaya pelanggaran dan perusakan terhadapnya.

5. Melindungi daerah-daerah perbatasan dengan benteng yang kokoh, dan

kekuatan tangguh hingga musuh tidak mampu mendapatkan celah untuk

menerobos masuk guna merusak kehormatan, atau menumpahkan darah orang

muslim, atau orang yang berdamai dengan orang muslim (ahlu dzimmahi).

6. Memerangi orang yang menentang Islam setelah sebelumnya ia didakwahi

hingga masuk Islam, atau masuk dalam perlindungan kaum muslimin (ahlu

dzimmah), agar hak Allah SWT terealisir yaitu kemenangan-Nya atas seluruh

agama. 7. Mangambil fai (harta yang didapatkan kaum muslimin tanpa pertempuran)

dan sedekah sesuai dengan yang diwajibkan Syari’at secara tekstual atau

ijtihad tanpa rasa takut dan paksa.

8. Menentukan gaji, dan apa saja yang diperlukan dalam Baitul Mal (kas negara)

tanpa berlebih-lebihan, kemudian mengeluarkannya tepat pada waktunya;

tidak mempercepat atau menunda pengeluarannya.

9. Mengangkat orang-orang terlatih untuk menjalankan tugas-tugas, dan orang-

orang yang jujur untuk mengurusi masalah keuangan, agar tugas-tugas ini

dikerjakan oleh orang-orang yang ahli, dan keuangan dipegang oleh orang-

orang yang jujur.

10. Terjun langsung dalam segala persoalan, dan menginspeksi keadaan, agar ia

sendiri yang memimpin ummat dan melindungi agama, tugas-tugas tersebut,

tidak boleh ia delegasikan kepada orang lain dengan alasan sibuk istirahat atau

ibadah. Jika tugas-tugas tersebut ia limpahkan kepada orang lain, sungguh ia

berkhianat kepada ummat, dan menipu penasihat.60 Allah SWT berfirman

dalam al-Qur’an:

     Artinya: “Hai Daud, sesungguh Kami menjadikan kamu sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa

60 Abî al-Hasan 'Alî bin Muhammad bin Habîb al-Basrî al-Bagdâdî al-Mâwardî, (al- Ahkâm al-Sulthâniyah, T.tp: Dâr al-Fikr, 1960), cet. I, h. 15 nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah SWT”. (Q.S: Shaad/38: 26)

Pada ayat di atas, Allah SWT tidak hanya memerintahkan pelimpahan tugas, namun lebih dari itu Dia memerintahkan penanganan langsung. Ia tidak mempunyai alasan untuk mengikuti hawa nafsu. Jika hal itu ia lakukan, maka ia masuk katagori orang tersesat. Inilah kendati pelimpahan tugas dibenarkan berdasarkan hukum agama dan tugas pemimpin, ia termasuk hak politik setiap pemimpin.61

Dapat disimpulkan bahwa, politik Islam (siyasah syar’iyyah) sebagai kebijakan penguasa atau pemerintah dalam menjaga ketertiban masyarakat, baik di tetapkan atau tidak ditetapkan oleh syari’ah, merupakan suatu yang sah secara sejarah dan sesuai dengan tujuan syari’ah. Kebijakan tersebut diakui dalam semua sistem pemerintahan modern. Permasalahannya adalah bahwa kebijakan tersebut harus ditetapkan berdasarkan undang-undang dan berjalan sesuai dengan konstitusi negara. Hal itu untuk mencegah kerusakan yang lain dari sikap penguasa atau pemerintah yang mengeluarkan kebijakan atas pertimbangan sendiri tanpa memperhatikan kepentingan masyarakat yang sesungguhnya.

Kerusakan tersebut dalam bahasa sekarang adalah dalam bentuk dictatorship, korupsi, kolusi dan nepotisme.62

61 Ibid. 62 Rifyal Ka’bah, Politik dan Hukum dalam al-Quran, cet, I, (Jakarta: Khairul Bayaan, Sumber Pemikiran Islam, 2005), h. 114 Kebijakan yang pernah diambil oleh pemerintah Islam di zaman klasik dapat dicontoh untuk praktik pemerintahan pada zaman sekarang, selama kebijakan itu sesuai dengan kebutuhan zaman sekarang, tidak bertentangan dengan syari’ah secara keseluruhan, dan merupakan upaya untuk menegakkan syri’ah itu sendiri di zaman sekarang. Politik Islam adalah bagian dari konstitusionalisme Islam yang diatur oleh undang-undang dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ia adalah bagian dari sistem pemerintahan

Islam yang memegang amanah khalifah Allah SWT di bumi dalam rangka menjalankan syari’ah, menegakkan keadilan, menghapus kezaliman, dan menjadikan masyarakat tertib, aman, adil, dan makmur.

Kebijakan politik yang dapat diambil atau dibuat oleh pemimpin Negara dalam melaksanakan tugas kepemerintahannya dapat meliputi berbagai bidang, seperti dalam bidang ekonomi, pendidikan sosial dan budaya. Politik ekonomi bertujuan untuk mengatur dan menyelesaikan berbagai permasalahan hidup manusia dalam bidang ekonomi. Politik ekonomi Islam adalah penerapan berbagai kebijakan yang dilaksanakan oleh negara (khalifah Islamiyah) untuk menjamin tercapainya pemenuhan semua kebutuhan pokok (primer) setiap individu masyarakat secara keseluruhan, disertai jaminan yang memungkinkan setiap individu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan (sekunder dan tersier) sesuai dengan kemampuan mereka.63 Politik ekonomi Islam lebih menekankan

63 M. Shalahuddin, Asas-asas Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2007), h. 285 pada pemenuhan kebutuhan masyarakat secara individual, bukan secara kolektif.

Maka dari itu, politik ekonomi Islam bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan sebuah negara semata, tetapi juga menjamin setiap orang untuk menikmati peningkatan taraf hidup tersebut.

Sistem ekonomi Islam berupaya menjamin tercapainya pemenuhan seluruh kebutuhan pokok (primer) setiap warga negara (baik Muslim mau pun non-Muslim) secara menyeluruh. Barang-barang berupa pangan (makanan pokok), sandang (pakaian) dan papan (perumahan) adalah kebutuhan pokok

(primer) manusia yang harus dipenuhi. Tidak seorang pun yang dapat melepaskan diri dari kebutuhan tersebut. Keamanan, kesehatan dan pendidikan juga merupakan tiga kebutuhan penting dan harus dihadapi oleh manusia dalam hidupnya.64

Menyangkut keamanan, tidak mungkin setiap orang dapat menjalankan seluruh aktivitisnya terutama aktivitas yang wajib seperti ibadat wajib, bekerja, bermuamalat secara islami, termasuk menjalankan aktivitas pemerintahan sesuai dengan ketentuan Islam tanpa adanya keamanan yang menjamin pelaksanaannya.

Jadi, jelas harus ada jaminan keamanan bagi setiap warga negara. Kemudian dalam hal kesehatan, tidak mungkin setiap manusia dapat menjalani berbagai aktivitas sehari-harian tanpa adanya kesehatan yang cukup untuk melaksanakannya. Artinya, kesehatan juga termasuk kebutuhan pokok yang harus dipenuhi setiap manusia.

64 Ibid, h. 286 Demikian juga dengan pendidikan. Tidak mungkin manusia mampu mencapai kesejahteraan dan kebahgiaan di dunia, apalagi di akhirat, kecuali dia memiliki ilmu pengetahuan yang diperlukan untuk mencapainya. Ilmu pengetahuan diperoleh melalui pendidikan.65

Pendidikan dan politik adalah dua elemen penting dalam sistem sosial politik di setiap Negara, baik Negara maju maupun Negara berkembang. Kedua- nya sering dilihat sebagai bagian-bagian yang terpisah, yang satu sama lain tidak memiliki hubungan apa-apa. Padahal, keduanya bahu-membahu dalam proses pembentukan karakteristik masyarakat di suatu negara. Lebih dari itu, keduanya satu sama lain saling menunjang dan saling mengisi. Lembaga-lembaga dan proses pendidikan berperan penting dalam membentuk perilaku politik masyarakat di negara tersebut. Begitu juga sebaliknya, lembaga-lembaga dan proses politik di suatu negara membawa dampak besar kepada karakteristik pendidikan di negara tersebut. Ada hubungan erat dan dinamis antara pendidikan dan politik di setiap negara. Hubungan tersebut adalah realitas empiris yang telah terjadi sejak awal perkembangan peradaban manusia dan menjadi perhatian para ilmuan.66

65 Ibid, h. 287 66 M. Sirozi, Politik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h. 1 BAB III

RIWAYAT HIDUP DAN KARIR POLITIK

NIK ABDUL AZIZ NIK MAT DI NEGARA BAGIAN KELANTAN

Malaysia merupakan suatu negara yang luas wilayahnya sekitar 336.700 KM² terdiri dari semenanjung Malaysia, Sabah dan Serawak yang dipisahkan oleh laut

Cina Selatan yang luasnya 1.036 KM². Semenanjung Malaysia meliputi wilayah seluas 134.680 KM², berbatasan dengan negara Thailand di Utara dan Singapura di

Selatan. Sementara Sabah dan Serawak luasnya sekitar 202.020 KM² yang berbatasan dengan wilayah Kalimantan (Indonesia).67

Negara Malaysia terbagi menjadi 14 Negara Bagian yaitu: Wilayah

Persekutuan (Kuala Lumpur), Melaka, Negeri sembilan, Selangor, Perak, Pulau pinang, Kedah, Perlis, kelantan, Terengganu, Pahang, Johor, Sabah dan Serawak.

Semenanjung Malaysia terbagi kepada dua wilayah yaitu Pantai Barat yang terdiri dari negeri Johor, Kedah, Melaka, Negeri Sembilan, Perak, Perlis, Pulau Pinang dan

Selangor, dan Pantai Timur yang terdiri dari negeri Kelantan, Pahang dan

Terengganu.68

Letak Malaysia hampir berada di garis Khatulistiwa antara 1˚dan 7˚ Lintang

Utara serta 100˚ dan 119˚ Bujur Timur. Iklim Malaysia dipengaruhi oleh laut dan

67 Abdullah Jusuh, Pengenalan Tamadun Islam di Malaysia, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1990), h. xi

68 Perangkaan Penting Malaysia, (Kuala Lumpur: Jabatan Menteri Perangkaan Malaysia, 1972), h. 5 perubahan sistem angin yang bertiup dari Lautan Hindi dan Laut Cina Selatan.

Biasanya iklim ini terbagi menjadi dua musim yaitu musim monsun barat-daya dan monsun timur-laut. Suhu sehari-hari di seluruh Malaysia rata-rata antara 70F sampai

90F. Kelembapannya dapat dikatakan tinggi.69

A. Keadaan Geografis Negara Bagian Kelantan

Kelantan Darul Naim atau lazim disebut dengan Kelantan merupakan

sebuah negara bagian di antara 14 buah negara bagian lainnya di Malaysia yang

kaya dengan hasil bumi. Luas wilayahnya kurang lebih 14,922 KM², terletak di

Timur Laut Semenanjung Malaysia, berhadapan dengan Laut China Selatan dan

berbatasan dengan Thailand. Kelantan merupakan sebuah negara bagian agraria

(pertanian) yang mempunyai banyak lahan tanaman padi dan perkampungan

nelayan.

Negara bagian ini terdiri dari 10 jajahan (kabupaten) yaitu, ,

Pasir Mas, Tumpat, Pasir Puteh, Bachok, Kuala Krai, Machang, Tanah Merah,

Jeli dan Gua Musang. Bandar utama di Kelantan termasuk Kota Bharu (ibu

negeri), Pasir Puteh, Pasir Mas, Kuala Krai, Jeli, Rantau Panjang dan Pangkalan

Chepa.70 Pada kabupaten inilah terdapat daerah-daerah atau kampung-kampung

sebagai unit terkecil dari sebuah provinsi atau negeri.

69 Abdullah Jusuh, Pengenalan Tamadun Islam di Malaysia, Ibid, h. xii

70 http://ms.wikipedia.org/wiki/Geografi_Kelantan, diakses pada tanggal 10 Januari 2009 pukul 15.00 WIB Negeri Kelantan menikmati iklim tropis yang baik, di mana hampir setiap

tahun hujan turun dengan berselang-seling berdasarkan bulan-bulan tertentu pada

setiap tahun. Biasanya hujan yang lebat akan berlangsung selama beberapa hari

atau beberapa bulan yaitu pada bulan November, Desember dan Januari. Suhu

setiap hari di perkirakan dari 21° C hingga 32° C.71

B. Keadaan Sosial, Ekonomi dan Politik

Berdasarkan sensus tahun 2005, jumlah penduduk Kelantan berjumlah

1.373.173 jiwa, yang terdiri dari Gua Musang (80.167), Kuala Krai (97.836), Jeli

(38.185), Tanah Merah (108.228), Pasir Mas (172.692), Machang (82.653), Pasir

Puteh (111.001), Kota Bharu (425.294), Bachok (116.128), Tumpat (140.989).

Bangsa Melayu merupakan penduduk mayoritas di Kelantan (95%), sementara

sebagian yang lain terdiri dari keturunan China (3,8%), keturunan India (0,3%),

dan lain-lain (0,9%). Komposisi penganut agama di Kelantan adalah Islam

(95%), Buddha (4,4%), Kristen (0,2%), Hindu (0,2%), dan penganut agama

lainnya (0,2%).72

Dari segi budaya, masyarakat Kelantan kuat berpegang teguh kepada

agama, mempunyai sikap lemah lembut, ramah, suka menolong, giat bekerja,

tegas dan kuat. Sehingga, masyarakat Kelantan dikenali sebagai rakyat yang suka

71 http://www.kelantan.gov.my/index.php?q=ringkas diakses pada tanggal 12 Januari 2009 pukul 20.00 WIB

72 http://history.melayuonline.com/?a=SnV1L29QTS9VenVwRnRCb20%3D=&l=kesultanan- kelantan diakses pada tanggal 8 Januari 2009 pukul 15.00 WIB berniaga dan berdikari.73 Sedangkan perekonomian Kelantan bergantung pada

hasil pertanian padi, karet dan tembakau. Kegiatan menangkap ikan (nelayan) di

persisir pantai sepanjang 96 KM merupakan aktivitas ekonomi yang penting.

Industri-industri kecil yang masih menggunakan keterampilan tradisional dalam

menghasilkan kerajinan tangan seperti batik, ukiran kayu dan tenunan songket

juga agak meluas. Selain itu, kegiatan industri kayu juga masih aktif karena hutan

di Kelantan masih luas. Beberapa tahun kebelakangan ini, jumlah wisatawan

(pariwisata) meningkat, terutamanya ke pantai-pantai yang terkenal yang

memiliki keindahan panorama alam antara lain seperti Pantai Cahaya Bulan,

Pantai Irama, Pantai Bisikan Bayu dan Pantai Seri Tujuh, juga Pasar Besar Siti

Khadijah di pusat bandar Kota Bharu masih merupakan yang paling menarik.

Kebanyakan pedagang di sini adalah wanita dengan suasana perniagaan bagus.74

Sejarah politik Kesultanan Kelantan dikenal memiliki hubungan yang baik

dengan Kesultanan Patani, karena secara geografis, letak kedua kesultanan ini

sangat berdekatan. Kelantan memiliki kebudayaan yang unik dan menarik yang

merupakan bentuk asimilasi antara budaya Melayu, Islam, dan Siam. Di antara

sebagian kebudayaan tersebut adalah berupa permainan rakyat, seperti Dikir

Barat, Wayang Kulit, Main Puteri, Mak Yong, dan sebagainya. Mak Yong

dipengaruhi budaya Siam, Dikir Barat memiliki unsur-unsur keislaman, dan Main

73 Harun Taib, Model Kerajaan Islam Membangun Bersama Islam, (Kuala Lumpur: Dewan Ulama’ PAS Pusat, 2000), cet. I, h. 55

74 http://ms.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Kelantan, diakses pada tanggal 12 Januari 2009 pukul 20.00 WIB Puteri berasal dari budaya Hindu-Siam. Di samping itu, Kelantan mempunyai

makanan tradisional yang khas dan berbeda dari negeri-negeri Melayu lainnya,

seperti makanan Budu, dodol dan nasi kerabu.75

Di lihat dari sejarah Kelantan, berikut ini adalah daftar silsilah sultan-

sultan yang pernah berkuasa di Kesultanan Kelantan:

Raja Ku Umar (1411-1418 M), Sultan Iskandar (1418-1465 M), Sultan

Mansur Syah (1465-1526 M), Sultan Gombak (1526-1584 M), Sultan Ahmad

(1584-1588 M), Sultan Hussin (1588-1610 M), Cik Wan Kembang (1610-1663

M), Raja Loyor (1649-1675 M), Raja Umar (1675-1719 M), Long Besar atau

Long Bahar (1719-1733 M), Long Sulaiman (1733-1756 M), Long Pendak (1756-

1758 M), Long Muhammad (1758-1762 M), Long Gaffar (1762-1775 M), Long

Yunus (1775-1794 M), Sultan Muhammad (1794-1839 M), Sultan Muhammad II

atau Sultan Mulut Merah (1839-1886 M), Sultan Muhammad III (1886-1900 M),

Sultan Muhammad IV atau Long Senik bin Long Kundur (1900-1920 M), Sultan

Ismail (1920-1944 M), Sultan Ibrahim (1944-1960 M), Sultan Yahya Petra (1960-

1979 M), Sultan Ismail Petra (1979 M-sekarang)76

Pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah (1465-1526 M), Kelantan

mencapai masa kejayaannya. Ketika itu, Kelantan dikenal dengan hasil

perekonomiannya. Nama Kelantan rupanya terdengar hingga ke Melaka (yang

ketika itu dipimpin oleh Sultan Mahmud Syah). Pada tahun 1477 M, Sultan

75 http://history.melayuonline.com/?a=SnV1L29QTS9VenVwRnRCb20%3D=&l=kesultanan- kelantan, ibid.

76 Ibid. Mahmud Syah memerintah bala tentaranya untuk menyerang Kelantan. Sultan

Mansur Syah mempunyai tiga orang anak, yaitu Raja Gombak, Unang Kening,

dan Cubak. Sultan Mahmud Syah pada perkembangan selanjutnya ternyata justru

menikahi putri Sultan Mansur Syah, Unang Kening. Sultan Mahmud Syah dan

Unang Kening dikaruniai tiga orang anak, yaitu Raja Mah (putri), Raja Muzaffar

(putra), dan Raja Dewi (putri). Raja Muzaffar yang lahir pada tahun 1505 M

kemudian diketahui menjadi Sultan Perak I dengan gelar Sultan Muzaffar Syah

(1528-1540 M). Setelah Sultan Mansur Syah mangkat pada tahun 1526 M, Raja

Gombak menggantikan posisi ayahnya sebagai Sultan Kelantan ke-IV dengan

gelar Sultan Gombak (1526-1584 M).77

Kedatangan Islam di Negeri Kelantan diperkirakan sebelum tahun 577

H/1181 M, karena dalam tahun tersebut ternyata sudah ada kerajaan Islam

sebagaimana terbukti pada uang Dinar yang dijumpai di bekas peninggalan Kota

Istana Kubang Labu pada tahun 1914 M.78 Ibnu Batuta telah singgah di “Kilu

Kerai” dalam pelayaranya dari India ke China. Menurutnya, dia pernah menemui

Raja perempuan yang beragama Islam memerintah Kelantan bernama Urduja.79

Pada tahun 1411 M, Kelantan diperintah oleh Maharaja Ku Umar (Engku Umar)

dan pada tahun 1421 M Cheng Ho pernah tiba di Kelantan untuk membuat

77 Ibid.

78 Muhammad Hussein Khal’i Haji Awang, Kelantan dari Zaman ke Zaman, (Kota Bharu: Percetakan Sharikat Dian Berhad, 1970), h. 7

79 Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam di Malaysi: Masalah dan penyelesaiannya, (Kuala Terengganu: Pustaka Damai, 1986), cet. I, h. 6 persahabatan antara Kelantan dengan negara China. Kelantan menjadi sebuah

kerajaan yang kuat dan terkenal pada masa pemerintahan Sultan Mansor Shah

sekitar pada tahun 1506 M. Pada masa pemerintahannya kerajaan Islam Melaka

menaklukkan Kelantan dan menjadikan Kelantan sebagai jajahannya.80

Ketika Kelantan diperintah oleh Cik Siti Wan Kembang dalam tahun 1610

M yang tinggal di Gunung Cinta Wangsa, Hulu Kelantan, banyak pendagang

yang datang, terutama pendagang muslim untuk berdagang dan menyebarkan

agama Islam di Kelantan.81 Kedatangan Islam ke Kelantan terkait dengan

pertemuan kelompok-kelompok Islam di Champa (Kemboja) pada pertengahan

abad 10 M. Ahli sejarah berpendapat, bahwa hubungan antara kerajaan Islam

Champa dengan Kelantan telah ada sejak lama sehingga pengaruh kebudayaan

negeri itu telah merayap masuk ke Kelantan. Ini berarti apabila Islam diterima di

Champa, maka kemungkinan mempengaruhi juga penduduk negeri Kelantan.82

Pondok (pesantren) merupakan institusi pendidikan yang berpotensi dan

mempunyai pengaruh yang besar di kalangan masyarakat Melayu. Sistem

pengajian tradisional ini mulai ada sejak abad ke-18 M sehingga ke abad ke-20

M. Setelah perjanjian Bangkok (Thailand) antara Siam dan Inggris yang

berlangsung pada bulan Juli tahun 1909 M pengajian pondok berkembang pesat di

Kelantan dan negara bagian lainnya seperti Terengganu, Kedah dan Perlis. Di

80 W. G. Shellabear, Sejarah Melayu, (Kuala Lumpur: Oxford University Press, 1967), h. 198

81 Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam di Malaysi: Masalah dan penyelesaiannya, h. 6

82 Ibid. utara Semenangjung Malaysia sistem pengajian pondok pada abad ke-19M begitu

populer. Kelantan merupakan negeri yang terkenal dengan pengajian pondok

sehinggakan Negeri Cik Siti Wan Kembang (Kelantan) dijuluki Serambi Mekkah.

Pada tahun 1840 M sebuah pondok didirikan oleh Tuan Guru Haji Abdul

Samad Bin Abdullah di Condong, Kelantan. Di antara pondok-pondok yang

terkenal di sekitar Kota Bharu yaitu Pondok Kubang Pasu, Pondok Budur,

Pondok Semian, Pondok Kampung Banggol dan Pondok Tok Kenali yang

didirikan pada tahun 1908 M bertempat di kampong Paya Kubang Kerian Kota

Bharu, Kelantan. Santri-santri yang belajar di pondok-pondok ini ada yang datang

dari Kampar, Sumatera, Kemboja, Patani (Thailand) dan dari negara-negara

bagian di semenanjung Malaysia.83

Ketika Inggris berkuasa dan menerapkan undang-undangnya di negeri

Pulau Pinang, Singapura, Melaka, Perak, Selangor, Negeri Sembilan, Pahang dan

Johor, penjajah Inggris kemudian ikut campur tangan di negeri Kedah, Perlis,

Kelantan dan Terengganu melalui Perjanjian Bangkok pada 9 Julai 1909 M.84

Melalui perjanjian tersebut, Kerajaan Siam menyerahkan kekuasaannya atas

keempat negeri tersebut kepada Inggris, sementara Pattani yang dikuasai Inggris

diserahkan kepada Siam.85

83 Abdullah Jusuh, Pengenalan Tamadun Islam di Malaysia, h, 9

84 Ibid., h. 34-42

85 Awang Muhammad Kamil, The Sultan and the Constitution, terjemahan Sultan dan Perlembagaan, oleh Ashruddin, (Selangor: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2001), h. 54 Di Kelantan, James Scott Mason dilantik sebagai Penasihat British

(Inggeris) yang pertama di Kelantan,86 usaha penjajah Inggeris melaksanakan

undang-undang Inggris dan mengesampingkan hukum Islam yang telah

dilaksanakan di negeri ini dimulai dengan Inggris membentuk Majlis Negeri

(State Council) untuk menggantikan Majlis Mesyuarat Negeri yang telah ada.

Anggotanya terdiri dari dua belas orang, termasuk Sultan, Menteri Besar,

Penasihat Inggeris, Imam Haji Wan Daud dan Haji Wan Abdullah. Majlis ini

sangat penting, karena fungsinya sebagai badan yang bertanggung-jawab

memutuskan segala dasar pemerintahan dan undang-undang yang akan

dilaksanakan. Di dalam persidangan pertama, majlis ini telah meluluskan

Undang-undang Mahkamah, pembentukan pasukan polisi dan pertukarannya serta

Undang-undang Bea Cukai.87

Tujuan Inggris membuat perjanjian dengan raja-raja Melayu adalah untuk

mendirikan sebuah pemerintahan di Tanah Melayu yang dikenal dengan Malayan

Union. Bangsa Melayu sadar bahawa Malayan Union merupakan bencana yang

dapat menghapuskan hak kekuasaan Melayu di bumi warisan ini. Maka dari itu

persatuan-persatuan bangsa Melayu yang berada di seluruh negeri bergabung

untuk membentuk suatu kesatuan yang besar untuk menentang Malayan Union.

Maka lahirlah Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu (PKMB) yang lebih

terkenal dengan nama UMNO (United Malaya Nasional Organization).

86 Hussin Hasnah dan Nordin Mardiana, Pengajian Malaysia, (Selangor: Oxford Fajar Sdn. Bhd., 2007), h. 47

87 Muhammad Hussein Khal’i Haji Awang, Kelantan dari Zaman ke Zaman, h. 97 Oreganisasi ini dibentuk untuk menyatakan sikap penentangan bangsa Melayu secara kolektif terhadap Malayan Union. Inilah awal mula bangsa Melayu bersatu setelah dipecah-pecahkan oleh penjajah.88

Usaha bangsa Melayu yang tergabung dalam UMNO untuk memper- juangkan dan mempertahankan negara berhasil menghapuskan Malayan Union pada tanggal 21 Janusri 1948. Akhirnya Raja-raja Melayu menandatangani perjanjian persekutuan Tanah Melayu (federation of Malaya) bertempat di King’s

House (di Inggris).89 Bangsa Melayu benci kepada Malayan Union tapi merestui

Federation. Sedangkan kedua-duanya berlandaskan dasar penjajah Inggris.

Dalam perpolitikan Melayu di Malaysia terdapat faham politik yang berbeda di antara mereka yang berpendidikan Barat dengan berpendidikan Islam dan Melayu. Golongan yang terdidik di Eropa memiliki faham politik demokrasi

Barat yang mempunyai konsep bahwa agama dan politik tidak boleh bercampur artinya agama dan politik (negara) harus dipisahkan, sementara golongan ter- pelajar dari Timur Tengah menjadikan politik sebagai bagian dari Islam, bahwa agama dan politik adalah suatu bagian yang integral dan tidak dapat dipisahkan.

Golongan pertama didukung oleh Inggris sedangkan golongan kedua dianggap penentang.

Perbedaan faham ini mengakibatkan adanya pertentangan dan persaingan politik Melayu dalam UMNO sendiri, sehingga pada tahun 1951 ketika diadakan

88 Abdullah Jusuh, Pengenalan Tamadun Islam di Malaysia, h. 72

89 King’s House adalah Kakosa sekarang persidangan Alim Ulama seluruh Tanah Melayu yang diadakan oleh UMNO, terjadi perpecahan antara ahli-ahli UMNO sehingga lahirnya Partai Islam se-

Malaya (PAS) yaitu sebuah partai politik yang didirikan oleh orang Melayu

(kalangan agamis) untuk memperjuangkan syari’at Islam dalam pemerintahan

Malaysia. Sedangkan UMNO tetap eksis yang beranggotakan kalangan nasionalis dan sampai sekarang menjadi partai yang berkuasa dalam pemerintahan, sedangkan PAS dikenal sepabagi partai oposisi.90

Selain itu ada juga partai lain seperti partai yang didirikan oleh orang- orang India di Malaysia yaitu Malayan India Congress (MIC) dan orang-orang

Cina membentuk suatu partai yang dinamakan Malayan Chinese Association

(MCA). Namun pada perkembangannya kedua partai ini bergabung dengan

UMNO yang kemudian terkenal dengan (BN). Semenjak terjadinya perpecahan dalam UMNO, persaingan politik antara UMNO atau BN yang nasionalis dengan PAS yang agamis masih berlangsung hingga sekarang.91

PAS merupakan partai oposisi yang ada di semua negara bagian Malaysia, partai ini menguasai negeri Kelantan, Kedah dan Perak dalam pemilu 2008.

Sedangkan dalam pemilu tahun 1999 hanya menguasai negeri Kelantan dan

Terengganu. Pasal 3 ayat (2) Perlembagaan Malaysia menyebutkan bahwa urusan keagamaan bagi negeri-negeri diserahkan kepada raja dan bagi negeri yang tidak memiliki raja diserahkan kepada Yang Di-Pertuan Agung dan sesuai dengan Per-

90 Abdullah Jusuh, Pengenalan Tamadun Islam di Malaysia, h. 85

91 Ibid., h. 86 lembagaan Malaysia yang memberi kuasa kepada kerajaan negeri untuk membuat

Undang-undang Islam, maka negara bagian tersebut dapat membentuk Enakmen92

hukum Islam dan Mahkamah Syariah atau Mahkamah Qadli.93

Walaupun kewenangan tentang urusan agama diberikan kepada raja-raja

negara bagian, akan tetapi dalam hal pembentukan suatu enakmen atau peraturan

perundang-undangan daerah berada dalam kewenangan Dewan Undangan Negeri

(DUN/DPRD), artinya yang mempunyai kewenangan untuk membuat enakmen

(peraturan daerah) termasuk enakmen syariah adalah DUN akan tetapi kewena-

ngan pengesahannya berada pada tangan raja negeri. DUN adalah wakil-wakil

rakyat dalam negeri bagian yang dipilih dalam pemilu melalui partai politik,

partai politik yang menang dalam pemilu akan mendominasi jumlah anggota

DUN dan pada akhirnya akan berpengaruh dalam proses pembentukan perda.

Seperti yang terjadi di Kelantan bahwa kemenanagan PAS dalam pemilu

tahun 1990 dan berhasil menguasai DUN dan pada akhirnya berhasil pula

memformulasikan hukum Islam yaitu di antaranya dengan terbentuknya Enakmen

Undang-Undang Kanun Jenayah Syariah (II) 1993 (hukum Hudud) di Kelantan.94

Sebenarnya kewenangan yang diberikan oleh pusat kepada negeri-negeri bagian

untuk membentuk Enakman (undang-undang Islam) dibatasi oleh Undang-undang

92 Enakmen adalah Undang-undang (statute) yang dibuat oleh Dewan Undangan Negeri (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah/DPRD) atau Peraturan Daerah (PERDA), lihat Kamus Dewan, Edisi IV, cet. II, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2007), h. 392 93 Mahmod Saedon, Undang-undang Pentadbiran Islam, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1996), h. 251

94 Enakmen Undang-Undang Kanun Jenayah Syariah II (1993). Pelaksanaan Hukum Hudud Di Kelantan, cet, I, (Kelantan: Telda Corporation Sdn. Bhd. 1994), h. 87 Persekutuan. Misalnya, bahwa setiap negeri bagian ketika membuat Undang-

Undang Jinayah Islam (pidana Islam) dibatasi oleh Akta Mahkamah Syariah

(Bidang Kuasa Jenayah) 1965 yang diamandemen tahun 1984, membatasi

Mahkamah Syariah untuk melaksanakan Undang-Undang Jinayah Islam

sepenuhnya. Dalam akta tersebut diatur bahwa penetapan sanksi pidana denda

tidak melebihi RM 5.000, tidak boleh lebih dari tiga tahun hukuman penjara dan

dera tidak lebih dari 6 kali.95

Dari uraian di atas, terlihat jelas bahwa sejak hukum Islam dikesamping-

kan oleh penjajah Inggris, upaya-upaya untuk mengembalikan hukum Islam

sebagai hukum negeri sebagaimana yang telah diterapkan sebelum kolonial

datang terus berlanjut hingga saat ini. Ini menunjukkan bahwa adanya kesadaran

politik sebagian umat Islam di Malaysia untuk menjadikan hukum Islam sebagai

hukum positif (negara) baik itu hukum perdata maupun pidananya.

C. Riwayat Hidup, Pendidikan dan Karir Politik Nik Abdul Aziz Nik Mat

Pentingnya sebuah negara dalam melaksanakan syariat Islam karena

ajaran Islam mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, di zaman modern ini

banyak sekali teori-teori tentang politik, di antaranya hangat di perdebatkan yaitu

politik Islam dan politik Barat karya tokoh-tokoh klasik dan kontemporer. Penting

bagi sebuah Negara untuk mengimplementasikan teori-teori yang telah dijelaskan.

95 Lembaga Penyelidikan Undang-Undang, Undang-undang Syariah Wilayah-Wilayah Persekutuan, (Selangor: International Law Book Services, t.th.), h. 5-28 Hal ini juga berlaku di Negara Jiran Malaysia, adalah seorang tokoh Ulama’ Nik

Abdul Aziz Nik Mat.

Nik Abdul Aziz dilahirkan dalam sebuah keluarga yang sangat kuat

berpegang kepada ajaran Islam di Kampung Pulau Melaka, Kota Bharu, Kelantan

pada tahun 1931.96 Orang tuanya, Haji Nik Mat bin Raja Banjar bin Raja

Abdullah bin Raja Mamat merupakan keturunan Raja Jembal hasil perkawinan

dengan Hajah Aminah Majid isteri pertamanya. Nik Abdul Aziz Nik Mat

merupakan Mursyidul Am PAS dan Menteri Besar Negara Bagian Kelantan.97 Dia

merupakan anak ke-2 dari 18 orang saudara.

Ayahnya Haji Nik Mat merupakan salah seorang Ulama’ terkenal dengan

panggilan Tuan Guru Nik Mat Alim disebabkan dia arif dalam ilmu-ilmu agama.

Dia terkenal di Kelantan dalam mengendalikan institusi pengajian pondok

(pesantren) di Kampung Kedai Lalat98 dan memiliki sifat-sifat istimewa yang

sukar dicari pada masa itu. Sejak masih kecil lagi ayahnya meninggalkan tempat

kelahirannya untuk berguru dengan beberapa Ulama’. Salah seorang gurunya

Tok Kenali99 yang begitu terkenal di Malaysia pada awal tahun 90-an. Nik Abdul

96 http://tuangurunikabdulaziz.blogspot.com/ diakses pada tanggal 28 Desember 2008, pukul 13.45 WIB.

97 Istilah Menteri Besar di Indonesia dikenal dengan istilah Gubernur yaitu pemimpin yang membawahi sebuah provinsi (Negara bagian).

98 http://forum.ekpkm.com/viewtopic.php?f=95&t=994&p=5462/ diakses pada pada tanggal 28 Desember 2008, pukul 13.45 WIB.

99 Tok Kenali yaitu Haji Muhd Yusuf Bin Muhamad yang lahir di Kampong Kenali pada tahun 1868 M/1285 H. beliau mendapat pendidikan awal di Fatani Thailand dan belajar di Makkah selama 22 tahun. Seorang anggota sidang pengarang Majalah Pengasuh. Beliau pernah menterjemah kitab al-Um karangan Imam Syafi’i. Lihat Abdullah al-Qari Mohd Salleh, Sejarah Hidup Tok Kenali, (Kota Bharu: Pustaka Aman Press, 1967), h, 65 Aziz Nik Mat dikenal sebagai tokoh ilmuan agama yang banyak memberi

sumbangan kepada masyarakat dalam perkembangan pemikiran dan isu-isu

kontemporer.

Sewaktu Nik Abdul Aziz kecil, walaupun dia dilahirkan dalam suasana

keluaga sederhana, namun dia dapat merasakan kebahagian hidup dan melalui

masa kecilnya sama seperti yang lain dalam lingkungan yang religius dan tekun

dalam kegiatan keagamaan. Pendidikan awal yang tidak formal dari ayahnya pada

waktu malam, dia diwajibkan mempelajari ilmu agama yang paling utama al-

Quran dan mendalami kitab-kitab agama yang muktabar dari Almarhum

ayahandanya serta belajar menulis dari ibunya, dia memiliki kesungguhan dan

kecerdasan yang tinggi sehingga dapat menandingi teman-teman sepengajian

termasuk juga mereka yang lebih tua darinya.

Pada saat mencapai usia enam tahun, yaitu pada tahun 1936, pendidikan

formalnya dimulai dari Sekolah Kebangsaan Kedai Lalat merupakan institusi

awal pengajian di tingkat dasar. Jika dilihat pada zaman sekolah dahulu,

diharuskan setiap pelajar memakai celana pendek, hal ini tidak disukai oleh

ayahnya. Lantaran itu, Nik Abdul Aziz memakai celana panjang sebagai uniform

sekolah dan dialah orang yang pertama memulainya.100

Nik Abdul Aziz hanya sempat mengikuti pendidikan formal sekitar tiga

bulan sahaja. Kemudian dia mengambil keputusan berhenti karena tidak sesuai

100 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, (Selangor: Sulfa Human Resoucer & Development, 1999), cet. I, h. 14 dengan jiwa dan nalurinya. Ayahnya cukup menyedari hakikat minatnya yang

cukup mendalam terhadap ilmu pengetahuan. Justeru, ayahnya berusaha

memasukkannya ke sekolah pondok (pesantren) yang didirikan oleh Kiyai Tok

Kenali di Kubang Kerian Kelantan. Setelah usia remaja 9 tahun ia dipindahkan

oleh ayahnya ke sebuah sekolah pondok Madrasah Ittifaqiyah yang didirikan oleh

Kiyai Haji Abbas Mohamad di Jertih, Besut, Negara Bagian Terengganu.101

Pada tahun 1945 dia melanjutkan pendidikan di Jamek Merbawi Al-

Ismaili, Kota Bharu, Kelantan hingga tahun 1952. Dia melanjutkan pelajaran ke

Darul Ulum di Deoban, India, mendalami ilmu Fikih, Usul Fikih, Tafsir al-

Qur'an, Hadis dan lain-lain. Ketika di India dia juga berguru kepada Syeikh al-

Hadits dan guru Tarikat yang terkemuka di India yaitu Maulana Mohamad

Ahmad Al-Madani dan mendapat ijazah. Maulana Mohamad seorang pejuang

kemerdekaan India yang pertama dan pernah di penjara ketika penjajahan

Inggeris. Pada tahun 1957 dia melanjutkan pelajaran ke Pakistan dalam bidang

Tafsir. Pada tahun 1958 melanjutkan pendidikannya di Kuliyatu al-Lughah di Al-

Azhar, Mesir dan memperoleh ijazah Sarjana (S1) pada Jurusan Pendidikan

Bahasa Arab dan sehingga mendapat ijazah S2 (M.A) pada Jurusan Kehakiman

dan Perundangan Islam selama 2 tahun. Kemudian dia mendapat diploma

pendidikan di Darul Azhar dan pulang ke tanahair Februari 1962.102

101 http://forum.ekpkm.com/viewtopic.php?f=95&t=994&p=5462/ diakses pada Tanggal 28 Desember 2008, pukul 15.54 WIB.

102 Ibid. Nik Abdul Aziz mangakhiri masa lajangnya ketika berusia 31 tahun,

melaksanakan perkawinan dengan seorang gadis bernama Tuan Zabariah Binti

Tuan Ishak yaitu pilihan kedua orang tuanya pada bulan November 1962 dan

dikurniakan 10 orang anak, 5 lelaki dan 5 perempuan.103

Karir politik Nik Abdul Aziz Nik Mat diawali dengan keikutsertaan dalam

Partai Islam se-Malaysia (PAS) pada Tahun 1967 dan ikut bersaing dalam

Pemilihan Raya Kecil (Pemilihan Kepala Daerah) Kelantan Hilir, Pengkalan

Chepa, Kelantan. Ia bersaing dengan Tengku Noor Asiah dari Partai Perikatan.

Dalam Pemilu tersebut dia menang dan dilantik menjadi Anggota

(DPRD) dan Ahli Parlimen PAS untuk daerah . Dalam hasil

pemilu dia memperoleh suara terbanyak yaitu 11.855 suara dibandingkan suara

yang diperoleh Tengku Noor Asiah sebanyak 3.259 suara. Selanjutnya ia juga

berhasil mempertahankan kursi Parlemen Kelantan Hilir selama tiga periode

berturut-turut. Dari sinilah Karir politik dia dimulai dalam kerajaan.104

Pada tahun 1986 dia berpindah untuk ikut dalam perebutan kursi Parlimen

dari wilayah Bachok dan Ahli Dewan Undangan Negeri (DUN/DPRD) Semut

Api hingga tahun 2008 dan akhirnya terpilih menjadi Ketua Oposisi di Dewan

Undangan Negeri Kelantan. Pada tahun 1971 dia dilantik menjadi Ketua Dewan

Ulama' PAS Pusat hingga 1995. Pada tahun 1978 dia dilantik sebagai Pesuruhjaya

103 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, h. 21

104 Ibid., h. 72 (Dewan Pimpinan) PAS Kelantan, kemudian dilantik menjadi Mursyidul Am

PAS menggantikan Tuan Haji Yusuf Rawa. Pada akhirnya dilantik menjadi

Menteri Besar (Gubernur) Kelantan pada Oktober tahun 1990 hingga tahun 2008.

Dari sinilah dimulai suatu era kepimpinan ulama dan peranan serta tanggung-

jawab dia bukan satu tugas yang kecil.105

BAB IV

KEBIJAKAN POLITIK ISLAM NIK ABDUL AZIZ NIK MAT:

ISLAMISASI DI NEGARA BAGIAN KELANTAN

Kerajaan Kelantan di bawah pimpinan Nik Abdul Aziz Nik Mat terus- menerus menjadi fokus utama para pemerhati politik, intelektual serta pencinta

105 Ibid., h. 114 pergerakan Islam. Hal ini disebabkan karena negara bagian ini merupakan salah satu negara bagian yang dikuasai oleh PAS. Sebagai partai politik yang menang dalam pemilu di suatu negara bagian, maka PAS akan menguasai pemerintahan dan hal ini juga akan berpengaruh pada kebijakan politik dan produk hukum yang dihasilkan.

Adalah sudah menjadi kenyataan bahwa di negara manapun setiap partai yang ber- kuasa akan memegang peranan penting dalam pemerintahan dan perpolitikan, yang pada akhirnya akan berpengaruh kepada produk hukum yang dihasilkannya.

Biasanya undang-undang atau produk hukum suatu negara akan mencermin- kan sistem pemerintahan atau sistem perpolitikan yang ada, dan ini biasanya dipengaruhi oleh partai politik yang sedang berkuasa. Untuk itulah maka ada yang mengatakan bahwa hukum adalah produk politik yang memandang hukum sebagai formalisasi atau kristalisasi dari kehendak-kehendak politik yang saling berinteraksi dan saling bersaingan.106

Nik Abdul Aziz Nik Mat adalah seorang tokoh PAS yang kini menjabat sbagai Menteri Besar (Gubernur) Kelantan. Semenjak ia berkuasa di Kelantan, perubahan terus dilakukan selaras dengan kehendak ajaran Islam yang menjadi dasar perjuangan PAS. Untuk melakukan perubahan tersebut ia melakukan langkah- langkah dengan mengambil atau membuat kebijakan-kebijakan di berbagai bidang seperti dalam bidang politik dan hukum, ekonomi, sosial budaya dan juga dalam bidang pendidikan.

106 Mengenai penjelasan lebih lengkap tentang hukum sebagai produk politik dapat dilihat dalam Moh. Mahfud MD., Politik Hukum di Indonesia, cet. III, (Jakarta: LP3ES, 2006), h. 7 Ada beberapa kebijakan yang diambil oleh Nik Abdul Aziz Nik Mat dalam rangka melakukan perubahan-perubahan dengan melihat bagaimana pengaruh pemikiran PAS dalam kebijakan tersebut sebagai partai politik yang berkuasa di

Kelantan.

F. Bidang Politik dan Hukum

Langkah pertama yang dilakukan oleh Nik Abdul Aziz Nik Mat untuk

melakukan perubahan dalam bidang politik dan hukum yaitu menyatakan bahwa

corak pemerintahan dan pentadbiran (penyelenggaraan pemerintahan) serta

undang-undang di negeri Kelantan adalah Islam.107 Sehubungan dengan itu, ia

mengingatkan kepada semua Yang Berhormat (anggota DPRD) bahwa Dewan

Undangan Negeri (DUN/DPRD) atau Parlemen bukanlah satu tempat untuk

membuat undang-undang atau peraturan baru yang belum ada. Tegasnya bahwa

sebenarnya undang-undang dan peraturan untuk manusia telah ada, yaitu yang

dibuat oleh Allah SWT sebagai Sang Pencipta. Dewan Undangan Negeri dan

Parlemen sebenarnya tidak lebih sekedar tempat memproses pemikiran ahli-ahli

Yang Berhormat (anggota DPRD), yang bertujuan untuk mencari jalan

menyediakan tata cara pelaksanaan undang-undang yang telah ada tersebut.108

107 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, (Selangor: Sulfa Human Resoucer & Development, 1999), cet. I, h. 127 108 Wawancara Pribadi dengan Setiausaha (Juru Bicara) Politik Menteri Besar Kelantan, Anual Bakhri Harun pada tanggal 8 Oktober 2008 di Kelantan.

Para ulama telah sepakat bahwa syari’at Islam adalah lengkap dan syumul,

sesuai untuk dilaksanakan di dalam semua aspek kehidupan manusia di setiap

zaman dan tempat.109 Apabila sesebuah negara itu diperintah oleh Islam, maka

asas penting pelaksanaan hukumnya juga hendaklah selaras dengan apa yang

telah diperintahkan oleh Allah SWT, yaitu yang telah mewajibkan pemerintah

melaksanakan apa saja yang diturunkan kepada mereka, dan melarang mengambil

sumber lain sebagai sumber hukum.110

    Artinya: “Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.” (Q.S: al- Maidah/5: 45)

Hukum Islam merupakan warisan yang ditinggalkan oleh Nabi

Muhammad SAW. Nik Abdul Aziz juga menegaskan bahwa melaksanakan

hukum Islam itu merupakan suatu hal pokok dan penting untuk difahami. Perlu

diketahui juga bahwa tanpa adanya pemahaman dan upaya pelaksanaan hukum

Islam tersebut maka dasar-dasar pemerintahan itu tidak selaras dengan landasan

Islam.111 Untuk merealisasikan pelaksanaan hukum Islam, kerajaan Kelantan

telah merancang satu draf Undang-undang Pidana Islam yang telah disiapkan oleh

sebuah tim yang diketuai oleh Abdul Halim Abdul Rahman (Timbalan Menteri

109 Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam di Malaysia: Masalah dan penyelesaiannya, (Kuala Terengganu: Pustaka Damai, 1986), cet. I, h. 164

110 Parti Islam se-Malaysia (PAS), Negara Islam, cet. IV, (Kuala Lumpur: Partai Islam se- Malaysia (PAS) dan Nufair Street, 2004), h. 25 111 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, h. 128 Besar/Wakil Gubernur) pada waktu itu. Ia juga telah dicek dan disahkan oleh

jamaah ulama’ majlis Agama Islam serta oleh Sahibul al-Samahah Dato’ Mufti

dari hukum syara’112 yaitu Enakmen Kanun Jenayah Syariah (II) 1993 yang

kemudian disahkan pada tanggal 25 November 1993113 untuk menggantikan

hukum sekuler (common law) yang sedang berlaku.

Secara umum, kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Nik Abdul Aziz

yang berkaitan dengan upaya-upaya penerapan hukum-hukum Islam adalah

sebagai berikut:

1. Pengharaman judi yang diberlakukan sejak tanggal 1 Januari 1992;

2. Menutup klab-klab malam seperti diskotik dan lain-lain;

3. Menghapus kegiatan pelacuran (prostitusi);

4. Menggalakkan dan memberlakukan etika pakaian Islam (menutup aurat);

5. Pengaturan usaha jasa pangkas rambut (salon) dengan mengkhususkan wanita

bagi wanita dan pria bagi pria;

6. Mengatur penjualan arak, semua jenis arak tidak dibenarkan lagi dijual dan

diminum di tempat umum, termasuk di hotel-hotel, restoran-restoran ataupun

toko-toko makanan. Bagi non Muslim boleh minum di rumah-rumah

kediaman mereka ataupun di tempat-tempat yang bukan tempat umum;

112 Enakmen Undang-Undang Kanun Jenayah Syariah II (1993). Pelaksanaan Hukum Hudud Di Kelantan, (Kelantan: Telda Corporation Sdn. Bhd. 1994), cet, I, h. 20

113 Khairil Azmin Mokhtar, Federalisme dan Pembahagian Kuasa: Penggubalan Undang- undang Islam antara Kerajaan Pusat dan Kerajaan Negeri dalam Mahamad Arifin, et al., Pentadbiran Undang-undang Islam di Malaysia, Jilid 12, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2007), cet. I, h. 41 7. Pemisahan tempat pembayaran (kasir) di semua pusat perbelanjaan antara

laki-laki dan perempuan

8. Menutup pusat hiburan, permainan snooker (billiard) diperbolehkan dengan

waktu yang terbatas dan diawasi dengan ketat;

9. Menggalakan papan tanda (plang, iklan atau reklame) berunsur dakwah, berisi

ayat al-Quran dan doa, melarang memperagakan gambar wanita yang

bertentangan dengan Islam (harus menutup aurat);

10. Membuat peraturan tentang pariwisata yang berprinsipkan Islam, misalnya

wisatawan asing tidak bebas berpakaian tidak sopan kecuali di tempat-tempat

tertentu saja.114

G. Bidang Ekonomi

Dalam bidang ekonomi, ada beberapa kebijakan yang diambil semenjak

Nik Abdul Aziz menjadi Menteri Besar, yaitu pengharaman riba. Menurutnya

ekonomi tidak salah tetapi ahli ekonomi yang telah membunuh ekonomi itu

sendiri, riba telah dibiarkan secara bebas. Ia mengatakan: "Islam melarang uang

membuat uang, kita dilarang hanya diam saja sedang uang datang dengan

sendiri, itu namanya riba, sebab itulah Kelantan dalam memberikan pinjaman

kepada pegawai Kerajaan Negeri seperti untuk pembelian rumah, kenderaan dan

114 http://members.tripod.com/tadahanWahyu/baru.html diakses pada tanggal 15 Desember 2008, pukul 21.00 WIB komputer, mereka tidak dikenakan riba dan ini sangat menyenangkan hati rakyat

negeri ini”.115

Dasar pengharaman riba tersebut adalah firman Allah SWT sebagai

berikut:

               Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Q.S: al-Baqarah/2: 275)

Berkaitan dengan pengharaman riba ini, maka Nik Abdul Aziz juga

membuat kebijakan bahwa semua rekening milik kerajaan dialihkan atau

dipindahkan kepada bank Islam yang tidak berlandaskan riba.116 Kemudian bagi

pengusaha-pengusaha asing diperbolehkan membuka usaha perekonomian

115 Wawancara Pribadi dengan Setiausaha (Juru Bicara) Politik Menteri Besar Kelantan, Anual Bakhri Harun pada tanggal 8 Oktober 2008 di Kelantan.

116 Harun Taib, Model Kerajaan Islam Membangun Bersama Islam, (Kuala Lumpur: Dewan Ulama’ PAS Pusat, 2000), cet. I, h. 61 misalnya dalam sektor perhotelan dan industri dengan syarat tidak melanggar

peraturan yang berlaku seperti mereka tidak boleh menyediakan tempat-tempat

perjudian, minuman beralkohol dan berbagai kegiatan maksiat.117

Ekonomi merupakan satu elemen terpenting yang menentukan jatuh

bangunnya sebuah kerajaan. Sesuai dengan kehendak Islam, beberapa perubahan

telah dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat negeri

Kelantan. Di awal kepemimpinannya, Nik Abdul Aziz dalam menyampaikan

anggaran belanja Negeri Kelantan tahun 1991 di sidang pertama Dewan

Undangan Negeri Kelantan 1990 telah menggariskan beberapa perubahan

ekonomi, di antaranya pada 1 januari 1991 kerajaan telah mengambil keputusan

tidak akan mengeluarkan atau memperbaharui segala bentuk lessen atau permit

(surat perizinan) yang berkaitan dengan bentuk perjudian.118

Pengharaman judi ini bukan hanya dilihat dari sudut ajaran agama semata.

Akan tetapi juga dipandang dari sudut ekonomi dan sosial. Kegiatan perjudian

merupakan satu pembocoran kepada aliran modal, suatu penyelewengan dalam

penggunaan sumber-sumber dan kegiatan kontrak produktif yang sia-sia. Sebelum

nasib pembeli tiket judi ini berubah, nasib pengusaha judi ini terlebih dahulu

dijamin. Kegiatan judi dapat menyebabkan seseorang akan menghabiskan

penghasilannya (uang) yang diperoleh dengan mengharapkan keuntungan berlipat

117 http://tranung2.tripod.com/b02/pas102.htm diakses pada tanggal 25 Desember 2008, pukul 21.00 WIB

118 Harun Taib, Model Kerajaan Islam Membangun Bersama Islam, h. 60 ganda dengan melupakan anak isteri yang mungkin kelaparan di rumah.119 Nik

Abdul Aziz menyerukan kepada rakyatnya supaya menjadikan langkah peng-

haraman judi ini sebagai suatu perhatian bahwa kerajaan negeri bertekad

menjadikan rakyat yang berusaha mengubah nasib mereka sendiri dengan usaha

keras melalui kegiatan-kegiatan yang produktif dan bukannya mengharapkan

kepada nasib yang belum pasti untung ruginya.120

Selain itu, kerajaan juga telah mengambil beberapa langkah untuk

meningkatkan taraf ekonomi rakyat Kelantan. Hal ini dilakukan dengan

memprioritaskan kepada pembangunan di sektor pertanian dan peternakan secara

lebih komersial, karena kedua sektor itu menjadi mayoritas mata pencarian dan

pendapatan bagi rakyat negeri ini. Karena itulah kerajaan negeri telah membuat

peraturan baru dalam sektor tersebut terutama sekali dalam pembukaan lahan-

lahan baru secara kelompok yang akan mengutamakan golongan mustad’afin

(ekonomi lemah) yang tidak memiliki tanah.121

Program untuk mengurangi jumlah kemiskinan terus ditingkatkan dan

sasarannya meliputi ke semua daerah dalam negeri kelantan. Di Pasir Putih

contohnya, melalui Pejabat Tanah dan Jajahan Pasir Putih telah dilaksanakan

beberapa proyek untuk mengurangi jumlah kemiskinan tersebut, di antaranya

119 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, h. 131

120 Wawancara Pribadi dengan Setiausaha (Juru Bicara) Politik Menteri Besar Kelantan, Anual Bakhri Harun pada tanggal 8 Oktober 2008 di Kelantan.

121 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, h. 132 yaitu pemanfaatan lahan-lahan tidur dan pembentukan dan pembinaan Industri

Kecil Sederhana (UKS atau UKM).122

Selain itu, kerajaan negeri juga telah menghapuskan beberapa retribusi

kenderaan bagi penduduk miskin seperti menghapuskan retribusi tukang beca

yang diberlakukan mulai januari 1991. Langkah ini menujukkan bahwa kerajaan

negeri benar-benar ingin membantu golongan lemah, walaupun tidak mampu

untuk menjalankan proyek yang besar.123

Untuk membantu keuangan negeri, kerajaan juga telah membentuk

Tabung Serambi Mekah, untuk memenuhi permintaan berbagai pihak yang benar-

benar berkeinginan untuk sama-sama menyumbang bakti dalam rangka

memajukan negeri mereka.124 Fenomena ini timbul akibat dari keinginan kerajaan

untuk menjadikan Islam sebagai asas penyelenggaraan pemerintahan. pem-

bentukkan Tabung Serambi Mekah ini adalah sesuai dengan konsep kerjasama

atau tolong menolong dan sumbangan semua pihak untuk mengedepankan

kebaikan seperti yang diajarkan oleh Islam, yaitu sikap suka berlomba-lomba

kearah kebaikan (fastabiq al-khairat) senantiasa subur di hati orang-orang

beriman.125

122 Ibid., h. 133

123 Harun Taib, Model Kerajaan Islam Membangun Bersama Islam, h. 62

124 Penggalangan dana melalui Tabung Serambi Mekah ini juga dimaksudkan untuk membantu keuangan Negara, karena Kelantan merupakan suatu Negara bagian yang dikuasai oleh partai oposisi (PAS) sehingga perhatian dari pemerintah pusat kurang memadai.

125 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, h. 134 dapat dilihat juga pada Harun Taib, Model Kerajaan Islam Membangun Bersama Islam, h. 62 Dana yang terkumpul melalui Tabung Serambi Mekah ini juga dapat

digunakan oleh kerajaan untuk memberi bantuan dan pertolongan kepada

golongan fakir miskin, korban bencana alam serta melaksanakan aktivitas-

aktivitas kebajikan, menjalankan program dan proyek-proyek pembangunan Islam

dalam negeri untuk meningkatkan syiar Islam, selanjutnya untuk membina insan

yang bertaqwa.

Secara umum langkah-langkah (kebijakan) yang dilakukan oleh Nik

Abdul Aziz Nik Mat dalam bidang ekonomi meliputi:

1. Membedakan antara rekening halal dan haram;

2. Memindahkan rekening tabungan pegawai dari bank konvensional ke Bank

Islam atau Bank Muamalat;

3. Membentuk Tabung Serambi Mekah;

4. Menerapkan sistem gadai Islam (al-Rahn) mulai tahun 1992 dan mengalihkan

semua pajak gadai konvensional kepada sistem Islam (al-Rahn) mulai tahun

1993.

5. Menganjurkan kepada perusahaan-perusahaan termasuk perusahaan kecil

yang memperoleh keuntungan agar membayar zakat;

6. Memberikan pinjaman secara Islam kepada pegawai kerajaan; dan126

7. Mengadakan Takaful Warga Emas (Kifalah), yaitu asuransi jiwa bagi

penduduk yang telah berusia 60 tahun ke atas dengan membayar premi

126 http://members.tripod.com/tadahanWahyu/baru.html diakses pada tanggal 15 Desember 2008, pukul 21.00 WIB sebesar RM 25 pertahun, jika ia meninggal ahli warisnya akan mendapatkan

uang klaim sebesar RM 2.500, program ini dilaksanakan sejak tahun 2007.127

H. Bidang Sosial dan Budaya

Selain hasrat untuk melaksanakan hukum hudud, corak penyelenggaraan

pemerintahan juga mengalami perubahan. Aspek sosial juga merupakan suatu

sasaran utama transfomasi Nik Abdul Aziz Nik Mat ketika memegang jabatan

sebagai Menteri Besar Kelantan (Gubernur). Sebagai usaha mewujudkan

penghasilan daya kerja yang produktif, ia telah menginstruksikan semua pegawai

kerajaan supaya bersikap amanah serta bertanggungjawab dalam menjalankan

tugas yang telah diberi mandat oleh kerajaan dan rakyat. Etika kerja menurut

Islam bukanlah semata-mata menyempurnakan tugas dan tanggungjawab itu saja.

Sebaliknya yang lebih utama yaitu keikhlasan dalam menjalankan sesuatu tugas,

karena segala pekerjaan tersebut akan diperhitungkan oleh Allah SWT di akhirat

kelak. Beban tugas yang diselesaikan dengan penuh keikhlasan, tanggungjawab

dan amanah itu akan membersihkan diri mereka dari perbuatan-perbuatan kotor

seperti rasuah (korupsi), bolos pada kerja, pilih kasih dalam pelayanan (kolusi dan

nepotisme) dan lain-lain.128

Dalam hal budaya misalnya, Nik Abdul Aziz Nik Mat menginstruksikan

supaya semua majlis-majlis pertemuan dimulai atau dibuka dengan membaca

127 http://alrijal76.multiply.com/journal/item/26/ diakses pada tanggal 2 Desember 2008, pukul 03.00 WIB dapat dilihat juga pada lampiran (hasil wawancara)

128 Wawancara Pribadi dengan Setiausaha (Juru Bicara) Politik Menteri Besar Kelantan, Anual Bakhri Harun pada tanggal 8 Oktober 2008 di Kelantan. surah al-Fatihah dan ditutup dengan membaca surah al-‘Ashri dan Tasbih Kifarat

Majlis.129 Tujuan utama dilakukan adab membuka dan menutup majlis-majlis

adalah supaya semua aktivitas yang dilaksanakan itu menjadi suatu ibadah.130

Nik Abdul Aziz sentiasa meluangkan waktu untuk merapatkan diri dengan

pegawai kerajaan. Di kesempatan waktu yang ada, ia membuat pertemuan

terutama di waktu istirahat sambil memberikan nasihat dan arahan-arahan serta

kuliah-kuliah ringkas setelah menunaikan shalat dzuhur di mushalla kantor Kota

Darul Naim Kelantan. Respon yang ditunjukkan oleh para pegawai kerajaan

terhadap tindakan Nik Abdul Aziz tersebut memberikan suatu kesan positif ke

arah mewujudkan tenaga kerja yang bertanggungjawab. 131

Cita-citanya untuk menjadikan pegawai kerajaan yang bermoral dan

beretika tinggi dalam bekerja serta pembangunan spiritual tidak terhenti sampai di

situ saja. Ketika umat Islam bergembira menyambut kedatangan bulan Ramadhan,

Nik Abdul Aziz mengeluarkan surat edaran tentang pemendekan waktu kerja di

bulan Ramadhan yaitu jadual waktu kerja selama bulan puasa adalah hari Sabtu-

Rabu dimulai dari pukul 08.00-02.45 dan hari Kamis 08.00-12.45, yang dimulai

sejak tahun 1991.132 Adanya pemendekan waktu tersebut ditujukkan bahwa ia dan

kerajaan Kelantan ingin melihat rakyat Islamnya lebih merasa enak dan tidak

ﺏ :Bunyi do’a tersebut adalah 129

130 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, h. 129

131 Wawancara Pribadi dengan Setiausaha (Juru Bicara) Politik Menteri Besar Kelantan, Anual Bakhri Harun pada tanggal 8 Oktober 2008 di Kelantan.

132 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, h. 137 begitu terasa terbebani oleh tugas sepanjang bulan ramadhan. Pada bulan

Ramadhan, ia juga mengadakan satu majlis tadarus al-Quran untuk semua

pegawai kerajaan baik di ibu kota negeri maupun di daerah-daerah, dan hal ini

mendapat sambutan yang baik dari semua pegawai kerajaan. Inisiatif seperti ini

adalah supaya rakyat lebih berpeluang untuk merapatkan diri kepada Tuhan

melalui amalan sunat.133

Penekanan kepada spirit Islam bukan saja tertuju pada pegawai kerajaan

saja, rakyat Kelantan juga tidak terlepas dari hal ini. Kerajaan negeri telah

memberikan beberapa aturan kepada rakyat yang berkaitan dengan kebudayaan

dan kesenian menurut Islam. Salah satu di antara beberapa keunikan ide dan

pendekatan yang diambil oleh Nik Abdul Aziz dan sangat terkesan ialah

mengenai adanya program Ihya Ramdhan yang kini sudah menjadi buah bibir dan

kebanggaan rakyat Kelantan sendiri kerana program ini hanya terdapat di

Kelantan saja. Ihya Ramdhan yang menganjurkan program shalat Terawih di

bawah kemah atau tenda-tenda ala Arafah di musim haji dan dilaksanakan di

tengah-tengah bandar Kota Baru. Program ini mula laksanakan pada Ramadhan

1415 H (1994) yang kini sudah berusia 14 tahun dan ini merupakan ide Nik Aziz.

Dari program ini menunjukkan betapa bersungguh dan seriusnya Nik Aziz dalam

mengembangkan syiar Islam di Kelantan dan menjadikan Kelantan sebagai negeri

Serambi Makkah.134

133 Wawancara Pribadi dengan Setiausaha (Juru Bicara) Politik Menteri Besar Kelantan, Anual Bakhri Harun pada tanggal 8 Oktober 2008 di Kelantan.

134 http://emaddaniel.wordpress.com/category/sosial/ diakses pada tanggal 28 Desember 2008, pukul 22.00 WIB Nik Abdul Aziz menyedari realitas kehidupan tetap tidak terpisah dari

unsur-unsur kebudayaan dan tradisi, warisan tradisi inilah yang mencerminkan

identitas suatu bangsa. Namun dia tidak mau tercemar dengan unsur-unsur yang

negetif seperti pemujaan (syirik) dan perjudian. Permainan gasing contohnya,

pada awalnya merupakan suatu yang baik dan tidak bertentangan dengan

kehendak dan tuntutan Islam serta banyak memberikan pengaruh yang positif

terutama sekali di dalam merapatkan hubungan silaturrahmi antara pemain

dengan masyarakat. tetapi lama-kelamaan dalam permainan tersebut terdapat

unsur-unsur perjudian dan pemujaan. Hal seperti inilah dianggap bertentangan

dengan nilai-nilai ajaran Islam yang sebenarnya.135

Pada hakikatnya, Islam tidak mengharamkan permainan tradisi rakyat

seperti gasing, wau (layang-layang), dikir barat, wayang kulit, mak yong (hiburan

rakyat) dan sebagainya. Tetapi pengharaman ini berlaku apabila terdapat unsur-

unsur yang melampaui batas atau bertentangan dengan ajaran Islam seperti

penampilan wanita dalam acara-acara hiburan rakyat tersebut dan sebagainya.

Untuk mewujudkan masyarakat yang berbudaya sopan dan bertatusila ini

juga, kerajaan negeri Kelantan telah mengharamkan berbagai bentuk kegiatan

nyanyaian dan konser rock di negeri Kelantan. Pengharaman ini adalah karena hal

tersebut merupakan salah satu budaya yang dapat menjerumuskan para pemuda

kepada kerusakan akhlak yang dapat mengancam kehidupan mereka melalui

135 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, h. 139 maksiat, narkoba dan sebagainya.136 Begitu juga dengan penampilan nasyid

(group musik islami) perempuan, yang hanya dibolehkan bagi wanita yang

berumur di bawah 15 tahun saja. Bagi yang berusia di atas 15 tahun hanya

dibolehkan untuk ditonton oleh kaum wanita saja. Inisiatif ini diambil karena

suara perempuan yang sudah mencapai umur remaja itu dapat menimbulkan

fitnah.137

Untuk menuju ke arah Islamisasi kerajaan yang sempurna, dia juga telah

mengarahkan supaya bandar Kota Bharu serta daerah-daerah dipasang dan dihiasi

dengan sepanduk-sepanduk yang mengajak rakyat supaya mendekatkan diri

kepada Islam. hal ini dilakukan dengan memasang sepanduk yang bertemakan

keislaman, yaitu di tempat-tempat yang srategi seperti di terminal bus dan taksi,

pusat perbelanjaan dan juga di sekitar taman bunga, tempat rekreasi dan juga di

daerah pantai.138 Inisiatif Nik Abdul Aziz terhadap sosial masyarakat Kelantan

mencerminkan bahwa kerajaan negeri di bawah kepimpinan Nik Abdul Aziz Nik

Mat benar-benar ingin melahirkan insan yang bermoral dan beretika sesuai

dengan cita-cita Islam.

I. Bidang Pendidikan

136 Wawancara Pribadi dengan Setiausaha (Juru Bicara) Politik Menteri Besar Kelantan, Anual Bakhri Harun pada tanggal 8 Oktober 2008 di Kelantan.

137 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, ibid, h. 139

138 Wawancara Pribadi dengan Setiausaha (Juru Bicara) Politik Menteri Besar Kelantan, Anual Bakhri Harun pada tanggal 8 Oktober 2008 di Kelantan. Keutuhan dan kestabilan politik suatu negara sangat berkaitan erat dengan bidang pendidikan rakyatnya. Di samping satu elemen penting ke arah melahirkan masyarakat berilmu, juga mencerminkan adanya suatu negara yang stabil.

Pendidikan bukan saja untuk mencerminkan kemajuan individu semata, tetapi hakikat pendidikan yang benar adalah mencakup sejauh mana pengalaman dan penggunaan ilmu tersebut oleh setiap individu. Sesuai dengan keinginan negara

Kelantan untuk melahirkan insan yang terpelajar serta beriman dan bertakwa, kerajaan negeri telah menyediakan anggaran dana yang besar untuk mencapai tujuan tersebut.

Dalam bidang pendidikan Islam, pada tahun 1991 kerajaan negeri

Kelantan telah menyediakan dana sebanyak RM. 15 juta untuk Yayasan Islam

Kelantan (YIK) dengan tujuan untuk membuka peluang pendidikan agama yang lebih banyak, termasuk menambah tenaga pengajar dan membuka kelas-kelas baru. Di samping itu, kerajaan negeri Kelantan juga memberikan dana kepada pusat-pusat pengajian pondok (pesantren). Ini dilakukan sebagai mengenang jasa yang telah disumbangkan oleh pusat pengajian tersebut dalam mengembangkan agama Islam, yang juga berperan dalam menjadikan Islam tetap terpelihara sebagai warisan dari generasi ke generasi hingga sekarang.

Kerajaan negeri memandang bahwa betapa pentingnya pendidikan Islam, sehingga di sekolah-sekolah umum pelajaran agama Islam ditambah jam pelajarannya. Hal ini diharapkan akan menghasilkan insan-insan yang tidak hanya memiliki ilmu pengetahuan saja tetapi juga memiliki moral dan bertakwa sehingga dari mereka akan lahir para ilmuwan dan cendikiawan yang mengabdi

kepada negara dan agama.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh Nik Abdul Aziz dalam rangka

memajukkan pendidikan Islam secara umum dapat disebutkan antara lain:

1. Menambah sarana dan prasarana pendidikan seperti bangunan dan fasilitas

belajar;

2. Mendirikan Ma’had Tahfiz Al-Quran di Pulai Chondong dan mengakreditasi

Ma’had Dakwah Wal-Imamah yang disetarakan dengan Universiti Al Azhar

Kairo, Mesir;

3. Menambah tenaga pengajar (guru) yang kompeten dan terlatih sebagai guru

tetap dan meningkatkan kesejahteraannya;

4. Kurikulum berdasarkan Kementerian Pendidikan (akademik) yang berbasis

kompetensi;

5. Mengembangkan Pusat Pengajian Pondok Yayasan Islam Kelantan dan diakui

untuk melanjut studi ke Universiti Al Azhar;

6. Membuka program keterampilan seperti teknik dan perdagangan;

7. Mendirikan Kolej Islam Kelantan dengan nama Kolej Islam Antarabangsa

Sultan Ismail Petra (KIAS) yang mulai beroprasi pada tahun 2000.139

Dari uraian tentang kebijakan-kebijakan politik Islam atau upaya

islamisasi negara bagian Kelantan yang diambil oleh Nik Abdul Aziz Nik Mat

139 http://members.tripod.com/tadahanWahyu/baru.html diakses pada tanggal 15 Desember 2008, pukul 21.00 WIB terlihat bahwa apa yang ia lakukan tersebut merupakan implementasi dari

pemikiran PAS yang bertujuan untuk menerapkan syari’at Islam oleh negara. Di

mana seorang Nik Abdul Aziz Nik Mat merupakan seorang tokoh bahkan

sekaligus sebagai Mursyidul ‘Am PAS dan sebagai Menteri Besar (Gubernur)

Kelantan. Artinya bahwa ia memiliki kekuasaan dan peluang untuk menerapkan

syari’at Islam karena PAS yang dipimpinnya sedang berkuasa di Kelantan.

J. Respon Masyarakat Kelantan dan Pemerintah Malaysia

Menerapkan hukum-hukum Islam secara kafah bukanlah pekerjaan yang

mudah, karena ada banyak hambatan besar yang bentuknya bermacam-macam.

Hambatan-hambatan ini selalu menghadang upaya penerapan syari’at Islam dan

ini harus dihadapi. Demikian halnya apa yang dihadapi oleh Nik Abdul Aziz

dalam upaya Islamisasi di negeri Kelantan, mendapatkan tanggapan atau respon

dari berbagai pihak, khususnya masyarakat Kelantan dan umumnya rakyat

Malaysia, baik berupa dukungan dari pihak yang setuju maupun penolakan dari

pihak yang tidak setuju.

Bagi masyarakat Kelantan secara umum kebijakan yang diambil oleh Nik

Abdul Aziz Nik Mat dalam Islamisasi di Kelantan merupakan suatu hal yang

ditunggu-tunggu dan mendapatkan respon yang baik, karena mayoritas penduduk

Kelantan adalah pendukung PAS dan mereka menginginkan hukum Islam

diterapkan secara kafah. Respon berupa dukungan dari masyarakat Kelantan tersebut misalnya terlihat dari adanya kepatuhan mereka dalam mentaati peraturan

hukum yang dibuat oleh kerajaan.

Akan tetapi, ada juga kalangan tertentu yang tidak setuju dengan

kebijakan tersebut dan hal ini merupakan hambatan yang dihadapi oleh Nik Abdul

Aziz dalam upaya Islamisasi di Kelantan misalnya ketika ia mengharamkan judi

pada awalnya terdapat pertentangan pendapat yaitu salah satunya dari seorang

Wakil Partai Semangat 46 yang meminta kerajaan negeri mengkaji ulang dasar

pengharaman judi tersebut agar orang non Muslim khususnya orang Cina

diperbolehkan untuk melakukan perjudian. Menurutnya kerana perjudian adalah

kesukaan dan kebiasaan orang cina. Walaupun mendapat tantangan, Tuan Guru

menegaskan bahawa dasar tersebut akan dilaksanakan terhadap semua orang

kerana perjudian bukanlah tradisi masyarakat Cina sebagaimana yang

didakwakan.140

Penegasan Tuan Guru tersebut juga mendapat respon yang positif dari

sebagian masyarakat non Muslim dari Cina, India dan sebagian dari masyarakat

Siam yang mengakui bahwa perjudian itu bukanlah suatu tradisi nenek moyang

mereka dan mereka merasakan bahwa langkah yang dilakukan oleh Tuan

Guru adalah suatu langkah yang baik dan selaras dengan kehendak kerajaan

negeri yang bercita-cita melahirkan generasi yang rajin, beretika dan

140 Wawancara Pribadi dengan Setiausaha (Juru Bicara) Politik Menteri Besar Kelantan, Anual Bakhri Harun pada tanggal 8 Oktober 2008 di Kelantan.

mempunyai identitas sendiri dan bukan hanya mengharapkan kepada nasib

semata-mata.141

Demikian juga terhadap program Tabung Serambi Mekah mendapat

sambutan dari rakyat. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang

menyisihkan sebagian hartanya sehingga pada hari pertama penerimaan dana

telah terkumpul sebesar RM 194.666.02 dan pada hari keempat jumlah dana

tersebut meningkat menjadi RM 490.290.32. Hal ini menunjukkan bahwa adanya

semangat sedekah yang tinggi pada masyarakat untuk menampung keuangan

negeri dalam rangka membangun kemajuan bersama.

Perhatian serius kerajaan negeri Kelantan terhadap pendidikan Islam juga

mendapat sambutan yang positif dari rakyat. Penelitian menunjukkan bahwa

adanya peningkatan siswa yang masuk ke sekolah agama seperti Sekolah

Menengah Ma’had Muhammadi Lelaki dan Perempuan, Maktab Pengajian Islam

dan lain-lain dan ini menunjukkan adanya kemajuan yang positif. Hal seperti ini

terjadi karena pada dasarnya tidak terdapat perbedaan antara sekolah-sekolah

umum dengan sekolah agama. Secara umum kedua mempunyai kurikulum

akademik yang sama, hanya saja di sekolah agama terdapat pelajaran agama yang

lebih banyak.142

Adapun hambatan dalam bidang pendidikan yang dihadapi oleh oleh

Kelantan terutama pada sekolah swasta yaitu Sekolah Agama Rakyat (SAR)

141 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, ibid, h. 132 142 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, ibid, h. 143 kurang mendapat perhatian dari pusat baik dalam pembiayaan, fasilitas maupun

kesejahteraan para pengajarnya. Selain itu, pemerintah pusat juga melalui Jabatan

Pengkhidmatan Awam (JPA) masih enggan untuk mengakui atau mengesahkan

ijazah Perguruan Tinggi Agama Islam padahal Universitas Al-Azhar Kairo Mesir

mengakuinya.143

Ketika Nik Abdul Aziz mengeluarkan kebijakan pelarangan konser musik,

permainan tradisi rakyat, pengharaman papan tanda (iklan dan reklame) yang

memperagakan tubuh wanita tanpa aurat, pengaturan karyawati harus berbusana

muslimah (menutup aurat), ada kalangan yang mencemoohnya dengan

mengatakan bahwa hal-hal seperti itu merupakan tradisi yang masih primitive

atau kuno dan ketinggalan zaman.144 Bahkan salah seorang anggota Parlemen

wanita ada yang menolak dengan mengatakan bahwa pengaturan pakaian wanita

menutup aurat merupakan suatu hal yang bertentangan dengan hak asasi

wanita.145

Respon yang baik juga diberikan oleh pegawai kerajaan Kelantan

misalnya ketika adanya pemendekan waktu jam kerja pada bulan Ramadhan.

Namun ada sebagian pihak yang lain berpendapat bahwa adanya pemendekan

143 http://perakdaily.com/?p=384 diakses pada tanggal 8 Februari 2009 pukul 15.00 WIB

144 Wawancara Pribadi dengan Setiausaha (Juru Bicara) Politik Menteri Besar Kelantan, Anual Bakhri Harun pada tanggal 8 Oktober 2008 di Kelantan.

145 http://www.harakahdaily.net/index.php?option=com_content&task=view&id=5604&Itemid =56 diakses pada tanggal 5 Januari 2009 pukul 20.00 WIB waktu tersebut dapat mengganggu kepada terlaksananya program-progran atau

rencana kerja yang telah disusun dan mempengaruhi pada produktivitas kerja.146

Selain itu, di antara masalah-masalah yang menghambat Islamisasi di

Kelantan misalnya masalah politik dan kemasyarakatan, terutama sikap kerajaan

Malaysia yang dikuasai oleh UMNO sebagai lawan politik PAS, masih

banyaknya pakar hukum yang tidak setuju terhadap penerapan syari’ah dan

adanya masyarakat yang majemuk.147

Faktor hambatan utamanya adalah sistem pemerintahan Malaysia

terutamanya Perlembagaan Persekutuan dan undang-undang Malaysia, yang tidak

memberi peluang besar terhadap perlaksanaan syari’at Islam di Malaysia.148

Dasar pembentukan negara Malaysia adalah berdasarkan falsafah sekuler Barat.

Sebagaimana yang disetujui oleh penjajah Inggeris dengan Parti Perikatan dan

Raja-raja Melayu di dalam perjanjian kemerdekaan yang diadakan di London.149

Ini berarti bahwa pembentukan negara Malaysia tidaklah berdasarkan akidah dan

undang-undang Islam, karena agama terpisah dari Negara. Oleh karena itu dasar

pembentukan negara Malaysia adalah bertentangan dengan Islam dan merupakan

146 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, ibid, h. 138 147 Wawancara Pribadi dengan Setiausaha (Juru Bicara) Politik Menteri Besar Kelantan, Anual Bakhri Harun pada tanggal 8 Oktober 2008 di Kelantan.

148 Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam di Malaysia: Masalah dan penyelesaiannya, h. 268

149 Ibid, h. 273 hambatan bagi perlaksanaan syari’at Islam, karena penyelenggaraan pemerintahan

negara tidak berdasarkan pada akidah Islam.150

Berdasarkan Undang-undang Dasar Malaysia, walaupun urusan

keagamaan bagi negeri-negeri diserahkan kepada Raja atau Sultan dan bagi negeri

yang tidak memiliki raja diserahkan kepada yang Di-Pertuan Agung untuk

membuat undang-undang Islam maka dibentuk Enakmen (Undang-undang)

pentadbiran hukum syara’ (undang-undang yang mengatur hukum syari’at Islam)

bagi daerah-daerah sehingga terbentuk Mahkamah Syariah atau Mahkamah

Qadli.151 Akan tetapi kewenangan yang diberikan oleh pusat kepada negeri-negeri

bagian untuk membentuk Enakman tersebut dibatasi pula oleh Undang-undang

Persekutuan. Misalnya, bahwa setiap negeri-negeri bagian ketika membuat

Undang-undang Jinayah Islam (pidana Islam) dibatasi oleh Undang-undang

Mahkamah Syariah yaitu Akta No. 355 tentang Mahkamah Syariah (Bidang

Kuasa Jenayah) 1965 yang di amandemen tahun 1984. Dalam pasal 2 Akta ini

dinyatakan bahwa kewenangan yang diberikan kepada Mahkamah Syariah di

setiap negeri bagian itu hanya berlaku untuk orang Islam saja, hukuman denda

tidak melebihi RM. 5.000.00, hukuman penjara tidak lebih dari tiga tahun atau

hukuman rotan (cambuk) tidak melebihi dari enam kali cambukan, atau gabungan

ketiga-tiganya (denda, penjara dan cambuk).

150 Tun Mohammad Salleh Abas, Prinsip Perlembagaan dan Pemerintahan di Malaysia, cet. III, (Selangor: Dawama Sdn.Bhd, 2006), h. 320 151 Mahmod Saedon, Undang-undang Pentadbiran Islam, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1996), h. 251 Sungguhpun demikian, kerajaan Kelantan telah berhasil meluluskan satu

Undang Pidana Islam yaitu Qanun Hudud dan Qisas (Enakmen Undang-Undang

Kanun Jenayah Syariah (II) 1993). Akan tetapi dalam pelaksanaannya belum

terealisaikan secara optimal. Lahirnya Qanun Hudud dan Qisas ini dan adanya

kendala penerapannya menimbulkan adanya beragam pendapat di antaranya ada

yang mengatakan bahwa hal itu disebabkan oleh adanya penyimpangan kewe-

nangan yang diberikan oleh Undang-Undang Persekutuan. Hal ini sebagaimana

yang dijelaskan oleh Prof. Mohammed Imam, bahwa Undang-Undang (Enakmen

Undang-Undang Kanun Jenayah Syariah (II) 1993) Qanun Hudud dan Qisas

negeri Kelantan tersebut bertentangan dengan konsep federalisme dan dapat

dikatakan ultra vires (melebihi kewenangan).152 Dengan alasan bahwa: Pertama,

Enakmen tersebut mengadakan kesalahan-kesalahan seperti mencuri, membunuh,

merompak yang sudah terdapat dalam Kanun Keseksaan dalam Undang-Undang

Persekutuan. Kedua, hal ini juga bertentangan dengan kewenangan yang diberi-

kan oleh Undang-Undang Persekutuan yaitu Akta No. 355 tentang Mahkamah

Syariah (Bidang Kuasa Jenayah) 1965 yang diamandemen tahun 1984.153

Dengan demikian, kerajaan negeri tidak mempunyai wewenang mengenai

pemidanaan kecuali sebatas apa yang telah diberikan oleh Undang-undang

Persekutuan, Artinya, bahwa Dewan Undangan Negeri (DUN) dibolehkan atau

152 Khairil Azmin Mokhtar, Federalisme dan Pembahagian Kuasa: Penggubalan Undang- undang Islam antara Kerajaan Pusat dan Kerajaan Negeri, dalam Mahamad Arifin, et al., Pentadbiran Undang-undang Islam di Malaysia, h. 42

153 Ibid. mempunyai kewenangan untuk membuat atau mengamandemen Undang-Undang

Jinayah Syariah di negeri masing-masing tetapi harus sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang Persekutuan.

Dewan Undangan Negeri tidak diberi kewenangan untuk membuat suatu undang-undang melebihi kewenangan yang diberikan kepadanya dan harus melihat juga pasal 75 Perlembagaan Persekutuan yang menyatakan:

“Jika mana-mana undang-undang negeri adalah berlawanan dengan sesuatu undang-undang Persekutuan, maka undang-undang Persekutuan itu hendaklah dipakai dan undang-undang negeri itu hendaklah terbatal, setakat mana ianya berlawanan dengan undang-undang Persekutuan itu”

Perlembagaan Persekutuan merupkan undang-undang dasar atau undang- undang tertinggi negara dan apabila terdapat undang-undang yang dibuat oleh negara-negara bagian (PERDA) bertentangan dengan Perlembagaan Persekutuan tersebut dapat dianggap batal dan tidak berlaku. Hal ini seperti disebutkan dalam

Pasal 4 ayat (1) dalam Perlembagaan Persekutuan yang berbunyi:

“Perlembagaan ini adalah undang-undang utama Persekutuan dan apa-apa undang-undang yang diluluskan selepas Hari Merdeka dan yang berlawanan dengan Perlembagaan ini hendaklah terbatal setakat yang berlawanan itu”.

Jadi dengan adanya kedua Pasal tersebut, maka sulit bagi negeri-negeri bagian -termasuk Kelantan- untuk menerapkan syari’at Islam khususnya hukum pidana (Jinayah) walaupun negeri bagian diberikan kewenangan untuk membentuk peraturan atau PERDA tentang syari’at Islam, karena kewenangan tersebut dibatasi juga oleh Undang-undang. Hambatan politik yang dihadapi oleh Nik Abdul Aziz dan PAS yang ia

pimpin misalnya masih adanya tekanan dari partai yang berkuasa di Malysia yaitu

UMNO. Sejak kalangan agamis memisahkan diri dari UMNO pada tahun 1951

yang kemudian mendirikan PAS, kedua kubu hingga saat ini masih bersaing

untuk menguasai pemerintahan. UMNO adalah partai bekuasa di Malaysia, di

setiap pemilu ia selalu memenangkannya hampir di seluruh negeri bagian.

Sedangkan PAS adalah partai oposisi dan hanya menguasai sebagian kecil dari

beberapa negeri bagian saja. Tercatat pada pemilu 1999 PAS menguasai negeri

Terengganu dan Kelantan, kemudian pada pemilu 2004 hanya menguasai negeri

Kelantan saja, sedangkan pada pemilu 2008 PAS menguasai Kelantan, Kedah

dan Perak.154

Dengan dikuasainya politik dan pemerintahan Malaysia oleh UMNO,

terjadi hegemoni partai berkuasa terhadap partai-partai lain terutama partai oposisi

seperti PAS. Misalnya dalam hal media pers seperti surat kabar, televisi, radio dan

lain-lain dimonopoli oleh pemerintah (UMNO). Sangat sulit bagi partai oposisi

untuk membuat opini melalui media masa apalagi mengkritik pemerintah. PAS

yang memiliki surat kabar sendiri, Harakah, hanya boleh terbit 2 minggu sekali.

Media radio misalnya, di semua negeri terdapat stasuin radio yang secara

kepemilikan berada dalam pemerintah pusat, walaupun PAS berkuasa di Kelantan

tetapi tidak mempunyai kebebasan dalam menggunakan media radio tersebut.

154 http://perak.pas.org.my/index.php?option=com_content&view=article&id=94&Itemid=90 diakses pada tanggal 1 Februari 2009, pukul 21.00 WIB Padahal media tersebut sangat penting untuk mensosialisaikan kebijakan-

kebijakan yang dikeluarkan oleh negeri Kelantan termasuk program-program

dakwah. Bahkan di negara bagian yang tidak dikuasai oleh PAS, dakwah secara

terbuka melalui ceramah tanpa memiliki izin tidak diperbolehkan oleh

UMNO-BN. Padahal melalui program dakwah ini, pengaruh partai sangat besar,

tidak saja berfungsi menyampaikan syiar Islam tetapi juga menumbuhkan

kesadaran hak politik orang Islam.155

Berkaitan dengan disahkannya Undang-undang Pidana Islam yaitu Qanun

Hudud dan Qisas (Enakmen Undang-Undang Kanun Jenayah Syariah (II) 1993)

di Negeri Kelantan tersebut, Perdana Menteri Mahathir Muhammad pun

memberikan respon yang tidak mendukung bahkan kritikan sekaligus teguran

melalui sebuah surat yang ditujukan kepada Gubernur Kelantan Nik Abdul Aziz

Nik Mat. Intinya Perdana Menteri menyampaikan bahwa dengan adanya Qanun

tersebut menunjukkan bahwa PAS yang berkuasa di Kelantan telah melakukan

diskriminasi dan akan menyebabkan ketidakadilan dan kezaliman khususnya bagi

kaum non Muslim.156

155 Dikutip dari http://www.geocities.com/ppi_usm/artikel.htm diakses pada tanggal 8 Februari 2009 pukul 15.00 WIB 156 Penjelasan lengkapnya dapat dilihat pada surat yang dibuat oleh Perdana Menteri Mahathir Muhammad kepada Gubernur Kelantan Nik Abdul Aziz Nik Mat tertanggal 8 Juni 1994 dengan nomor: MB(KN)(S)16/6/(26), lihat http://perisik-rakyat.com/2009/01/enakmen-jenayah-syariah-ii- kelantan.html, diakses pada tanggal 24 Februari 2009 pukul 15.00 WIB BAB V

PENUTUP

Pada bab terakhir ini penulis memberikan beberapa kesimpulan dari apa yang telah penulis paparkan pada bab-bab sebelumnya, kemudian penulis juga menyampai- kan saran-saran kepada pihak-pihak yang terkait.

A. Kesimpulan

Dari penjelasan bab-bab terdahulu dan untuk mengakhiri pembahasan

dalam skripsi ini, penulis membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Bahwa kebijakan politik Islam yang diambil oleh seorang Nik Abdul Aziz

Nik Mat di Negara bagian Kelantan, bahwa ia berupaya mengambil langkah-

langkah dan upaya untuk menerapkan hukum Islam secara menyeluruh.

Kebijakan-kebijakan itu meliputi dalam bidang politik dan hukum, bidang

ekonomi, sosial budaya dan pendidikan. Upaya untuk menerapkan hukum

Islam melalui kebijakan-kebijakan politik tersebut tidaklah mudah, tentunya

selain adanya peluang yang mendukung terlaksananya kebikajan tersebut,

juga terdapat hambatan dan tantangan yang dihadapi. Hambatan atau

tantangan yang dihadapi oleh Nik Abdul Aziz Nik Mat dan PAS di antaranya

ada pembatasan kewenangan yang diberikan oleh Perlembagaan Persekutuan

(Undang-undang Dasar Negara Malaysia) untuk membentuk perundang-

undangan Islam, adanya hegemoni partai yang berkuasa di Malaysia yaitu UMNO yang menguasai media massa sehingga Nik Abdul Aziz Nik Mat dan

PAS tidak begitu leluasa membuat opini dan berdakwah, selain itu adanya

kemajemukan masyarakat terutama masyarakat non-Muslim yang melakukan

kritikan bahkan penolakan terhadap kebijakan-kebijakan tersebut.

2. Nik Abdul Aziz Nik Mat adalah seorang tokoh bahkan sekaligus sebagai

Mursyidul ‘Am PAS dan sebagai Menteri Besar (Gubernur) Kelantan. Apa

yang ia lakukan dalam Islamisasi di negara bagian Kelantan dipengaruhi oleh

pemikiran PAS atau dengan kata lain Islamisasi tersebut merupakan upaya

untuk mengimplementasikan pemikiran PAS. Bahwa ia memiliki kekuasaan

dan peluang untuk menerapkan syari’at Islam karena PAS yang dipimpinnya

sedang berkuasa di Kelantan. Disamping itu faktor yang mempengaruhi

kebijakan politik Nik Abdul Aziz Nik Mat terhadap peraturan perundang-

undangan di Kelantan adalah selama ini hukum Islam belum diterapkan secara

keseluruhan sedangkan mayoritas penduduk Kelantan adalah Muslim yang

mendukung Islamisasi di Kelantan.

Upaya Islamisasi oleh Nik Abdul Aziz Nik Mat di negeri Kelantan

mendapat respon dari berbagai pihak, kususnya dari masyarakat negeri

Kelantan dan umumnya dari rakyat Malaysia. Respon tersebut ada yang

berupa dukungan maupun kritikan bahkan penolakan. Secara umum

masyarakat Kelantan mendukung Islamisasi tersebut karena mayoritas

penduduk Kelantan adalah Muslim dan partisipan PAS. Sedangkan kalangan

yang tidak setuju muncul dari pihak-pihak yang menganggap penerapan hukum Islam di Kelantan sarat dengan diskriminasi dan ketidak adilan

terutama bagi kaum non Muslim. Kritikan dan penolakan ini timbul tidak

hanya dari sebagian kecil masyarakat non Muslim kelantan, tetapi juga dari

pihak UMNO yang berkuasa di Malaysia. Adanya dukungan yang positif dari

mayoritas masyarakat Kelantan merupakan peluang bagi Nik Abdul Aziz Nik

Mat dalam melakukan Islamisai di Kelantan. Sedangkan kritikan dan

penolakan tersebut merupakan hambatan baginya.

B. Saran-saran

Dengan adanya kesadaran masyarakat Islam khususnya di negara bagian

Kelantan untuk menerapkan hukum Islam secara kafah yang ditandai dengan

berkuasanya PAS dan upaya islamisasi oleh Nik Abdul Aziz Nik Mat, penulis

memberikan saran-saran kepada para pemimpin Negara Kelantan dan rakyatnya:

Bahwa hendaklah para pemimpin negara bagian Kelantan yaitu para

pejabat pemerintahan hendaklah mendukung apa yang menjadi kebijakan politik

Islam Nik Abdul Aziz Nik Mat. Hal ini dapat dilakukan dengan menjalankan apa

yang menjadi kebijakan Menteri Besar misalnya menjalankannya dengan penuh

kesiapan dan keseriusan dari para pemimpin atau pejabat negara serta

mempersiapkan dan meningkatkan sumber daya manusia.

Demikian juga kepada masyarakat atau penduduk Muslim Kelantan

hendaklah mendukung dengan sepenuh hati apa yang menjadi kebijakan Nik

Abdul Aziz Nik Mat dalam rangka islamisasi Kelantan, dengan memberikan kontrol dan kritik jika dalam melakukan islamisasi itu terdapat kebijakan yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Selain itu, masyarakat Islam Kelantan haruslah dapat menunjukkan nilai-nilai keislaman dalam perilakunya kepada masyarakat lain, sehingga akan terlihat bahwa syari’at Islam bukan merupakan suatu momok yang menakutkan melainkan akan membawa rahmatan lil’âlamin bukan hanya bagi negeri Kelantan sendiri tetapi bagi semua negeri khususnya

Malaysia.

DAFTAR PUSTAKA

al-Quran al-Karim

Abas, Tun Mohammad Salleh, Prinsip Perlembagaan dan Pemerintahan di Malaysia, Ampang/Hulu Kelang Selangor Darul Ehsan: Dawama Sdn.Bhd, 2006, Cet. III.

Abdullah, Abu Bakar, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam di Malaysi: Masalah dan penyelesaiannya, Kuala Terengganu: Pustaka Damai, 1986, Cet. I. al-Mâwardî, Abî al-Hasan 'Alî bin Muhammad bin Habîb al-Basrî al-Bagdâdî, al- Ahkâm al-Sulthâniyah, T.tp: Dâr al-Fikr, 1960, Cet. I.

Arifin, Mahamad et al., Pentadbiran Undang-undang Islam di Malaysia, Kuala Lumpur: Dewan Pustaka dan Bahasa, 2007, Cet. I, jil. XII.

Awang, Abdul Hadi, Sistem Pemerintahan Negara Islam. Pulau Pinang: Dewan Muslimat. 1995, Cet. I.

------, Islam Dan Demokrasi, Selangor: PTS Islamika. 2007, Cet. I.

------, Selamatkan Demokrasi Keadilan, Selangor: Partai Islam se-Malaysia, 2007.

Awang, Dato’ Haji Husain, Tazkirah Pilihanraya, Islam: Tuntutan dan kewajipan, Terengganu: Dewan Ulama’ PAS Negeri Terengganu, 1998.

Depertemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci al-Qur’an Depertemen Agama RI, 1971

Djaelani, Abdul Qadir, Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam, Surabaya: PT Bina Ilmu, 1995, Cet. I

Effendy, Bahtiar, Re-Politisasi Islam: Pernahkah Islam Berhenti Berpolitik?. Bandung: Mizan, 2000, Cet. I.

Enakmen Undang-Undang Kanun Jenayah Syariah (II 1993), Pelaksanaan Hukum Hudud Di Kelantan, Kelantan: Telda Corporation Sdn. Bhd. 1994, Cet. I.

Haji Awang, Muhammad Hussein Khal’i, Kelantan dari Zaman ke Zaman, Kota Bharu: Percetakan Sharikat Dian Berhad, 1970.

Haron, Annual Bakhri, Negara Islam Nota-Nota Penting Buat Dr. Mahathir, Kelantan: Pustaka Qamar, 2002, Cet. I.

Hasbi, Amiruddin M., Konsep Negara Islam Menurut Fazlur Rahman, Yoqyakarta: UUI Press, 2000, Cet. I.

Hidayat, A. K., PAS 1951 – 1991 (Tercabar – Mencabar), Kuala Lumpur: GG Edar Islamic City, 1986, Cet. I.

Hussin, Hasnah dan Mardiana Nordin. Pengajian Malaysia, Selangor: Oxford Fajar, 2007, Cet. I

Jusuh, Abdullah, Pengenalan Tamadun Islam di Malaysia, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1990.

Kamil, Awang Muhammad, The Sultan and the Constitution, terjemahan Sultan dan Perlembagaan, oleh Ashruddin, Selangor: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2001.

Kamus Dewan, Edisi IV, cet. II, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2007.

Lembaga penyelidikan Undang-Undang, Undang-undang Syari’ah Wilayah-wilayah persekutuan, Selangor: International Law Book Services, t.th.

Manzhur, Ibnu, Lisân al-‘Arab, (Bairut: Dâr al-Shadir, 1968), Jilid VI

MD., Moh. Mahfud, Politik Hukum di Indonesia, Jakarta: LP3ES, 2006, Cet. III.

Mohd Jam, Tarmizi, Pilihanraya Umum 1995 Hudud PAS Senjata Membaham Empayar UMNO, Selangor: An-Nahli. 1995, Cet. I.

Parti Islam se-Malaysia (PAS), Negara Islam, Kuala Lumpur: Partai Islam se- Malaysia (PAS) dan Nufair Street Sdn. Bhd, 2004, Cet. IV.

Perangkaan Penting Malaysia, Kuala Lumpur: Jabatan Menteri Perangkaan Malaysia, 1972

Perlembagaan Partai Islam Se-Malaysia (PAS) Amandemen2001, Selangor: Pejabat Agung PAS, 2002, Cet. I.

Roy, Olivier, Gagalnya Islam Politik, Penerjemah: Harimurti dan Komarudin, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2002, Cet. I.

Saedon, Mahmod, Undang-undang Pentadbiran Islam, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1996.

Salleh, Abdullah al-Qari Mohd, Sejarah Hidup Tok Kenali, Kota Bharu: Pustaka Aman Press, 1967.

Saripan, Rahmat, Perkembangan Politik Melayu Tradisional Kelantan 1776-1842. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pelajaran Malaysia, 1979.

Sulaiman, Jamal Mohd Lukman, Biografi Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia Di Abad Ke 20, Selangor: SULFA Human Resources and Development, 1999. Cet. I.

Syamsuddin, M. Din, Islam dan Politik Era Orde Baru, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001, Cet. I.

Syarif, Mujar Ibnu dan Khamami Zada, Fiqh Siyasah: Doktrin dan Pemikiran Politik Islam, Jakarta: Erlangga, 2008, cet. I.

Taib, Harun, Model Negara Islam Membangun Bersama Islam, Kuala Lumpur: Dewan Ulama’ PAS Pusat, 2000, Cet. I.

W. G. Shellabear, Sejarah Melayu, Kuala Lumpur: Oxford University Press, 1967.

Situs Internet:

http://ms.wikipedia.org/wiki/Geografi_Kelantan, diakses pada tanggal 10 Januari 2009 pukul 15.00 WIB http://www.kelantan.gov.my/index.php?q=ringkas, diakses pada tanggal 12 Januari 2009 pukul 20.00 WIB http://history.melayuonline.com/?a=SnV1L29QTS9VenVwRnRCb20%3D=&l=kesul tanan-kelantan, diakses pada tanggal 8 Januari 2009 pukul 15.00 WIB http://tuangurunikabdulaziz.blogspot.com/, diakses pada tanggal 28 Desember 2008, pukul 13.45 WIB. http://forum.ekpkm.com/viewtopic.php?f=95&t=994&p=5462/, diakses pada pada tanggal 28 Desember 2008, pukul 13.45 WIB. http://members.tripod.com/tadahanWahyu/baru.html, diakses pada tanggal 15 Desember 2008, pukul 21.00 WIB http://tranung2.tripod.com/b02/pas102.htm, diakses pada tanggal 25 Desember 2008, pukul 21.00 WI http://alrijal76.multiply.com/journal/item/26/, diakses pada tanggal 2 Desember 2008, pukul 03.00 WIB http://emaddaniel.wordpress.com/category/sosial/, diakses pada tanggal 28 Desember 2008, pukul 22.00 WIB http://www.geocities.com/ppi_usm/artikel.htm, diakses pada tanggal 8 Februari 2009 pukul 15.00 WIB http://perakdaily.com/?p=384, diakses pada tanggal 8 Februari 2009 pukul 15.00 WIB http://www.harakahdaily.net/index.php?option=com_content&task=view&id=5604& Itemid =56, diakses pada tanggal 5 Januari 2009 pukul 20.00 WIB

HASIL WAWANCARA PENULIS DENGAN ANUAL BAKHRI HARON (Sekretaris Politik Menteri Besar Kelantan) Tanggal: 8 Oktober 2008

Penulis: bagaimana pandangan Tuan Guru Nik Abdul Aziz tentang Islam dan demokrasi pada zaman moderen ini?

Tuan Anual Bakhri Haron: Demokrasi tetap demokrasi, Islam tetap Islam, namun ada berapa persamaan dan perbedaan. Di antara persamaannya yaitu misalnya dalam putusan yang dasarkan pada musyawarah, hal ini seperti apa yang terdapat pada ayat: (waamruhum syǔrâ bainahum) setelah diputuskan suatu keputusan, maka bertawakal kepada Allah SWT, di sini demokrasi ada persamaan dengan Islam. Dalam demokrasi moderen ada musyawarah, Islam juga ada musyawarahnya. Akan tetapi ada perbedaan pada sifat-sifat yang qath’i yang telah baku atau bersifat hukum yang telah diputuskan oleh jumhur ulama’, maka perkara itu tidak bisa dibahas lagi. Contoh pada perkara shalat, jika kita lakukan suatu pemilihan umum atau musyawarah pada masyarakat untuk menentukan kembali hukum kewajibannya, mungkin akan terjadi perubahan hukum shalat tersebut. Maka perkara ini tidak bisa lagi dilakukan pemilihan atau permusyawarahan. Karena perkara itu telah bersifat qath’i. Dengan demikian yang dapat atau boleh dimusyawarahkan adalah perkara khilafiah di antara ulama’, sebagai contoh, permainan musik atau sebagainya. Maka dalam pada itu, mungkin tidak ada putusan yang tetap. Maka kami melihat Islam dapat dilaksanakan dan kami mengakui bahwa PAS adalah partai Islam yang terdaftar untuk bersaing dalam sistem demokrasi, oleh karena negara Malaysia adalah sebuah negara demokrasi. PAS harus ikut dalam sistem demokrasi untuk menegakkan dan melaksanakan Islam yang sebenarnya. Maka dari itulah, pada tahun 1990 kami dapat memerintah di negeri Kelantan. Ada beberapa kelompok berpendapat bahwa Islam ini hanya sebatas pada perkara shalat, puasa, zakat dan atau mendirikan sekolah-sekolah pondok pesantren saja. Jika begitu, bagaimana kita mau mendirikan atau menegakkan hukum-hukum Allah SWT seperti pada pelaksanaan hukuman hudud dan sistem-sistem keadilan dan sebagainya yang lain? Maka di sinilah kami melihat sistem demokrasilah pentas untuk bertarung demi menegakkan Islam. Berkat kami mengikuti dalam sistem demokrasi ini, kami dapat memerintah Kelantan sejak tahun 1990 hingga sekarang,

Penulis: Sebagai Menteri Besar Kelantan, pendekatan apa yang dilakukan oleh Tuan Guru Nik Abdul Aziz dalam memperkenalkan Islam di negeri Kelantan?

Tuan Anual Bakhri Haron: Dari sudut pendekatannya yaitu dengan “hikmah”. Di antaranya Tuan Guru Nik Abdul Aziz sering melakukan dialog dan diskusi, hingga di kantor Menteri Besar ini pun Tuan Guru Nik Abdul Aziz pernah mengadakan dialog dengan tokoh-tokoh agama dari kalangan non-Muslim seperti berdialog dengan Sami-sami Budha dan Pendeta-pendeta gereja yang dilakukan dalam beberapa bulan sekali. Pernah ditanya kepada Tuan Guru permasalahan tanah untuk diwakafkan kepada non-Muslim untuk membangun gereja, Tuan Guru Nik Abdul Aziz menjawab “itu adalah perkara mudah dan insya Allah akan diselesaikan”. Pendekatan lainnya adalah Tuan Guru mengambil tempat sentral untuk menyampaikan ilmu-ilmu agama (ballighu ‘anni wa lau âyah), contoh dalam rapat mingguan pegawai kerajaan, dalam muqadimahnya beliau akan menyentuh perkara agama Islam untuk memperingati atau memberikan nasihat kepada semua pegawai kerajaan dalam semua hal. Dalam menetapkan sesuatu keputusan yang menyangkut penduduk atau masyarakat sebagai contoh pembinaan masjid, sekolah, jalan raya dan sebagainya berpatokan kepada apa yang ada keterkaitan dengan Islam. Itulah akhirnya semangat Islam ini dilaksanakan dalam semua perkara, dalam perlaksanaan, perbuatan, memutuskan putusan dan semua perkara, maka Islam terlahir dalam semua perkara ini. Selain itu, sejak tahun 1967 sehingga sekarang beliau mengadakan kuliah agama kepada masyarakat setiap hari jumaat sekitar jam 9.30 - 10.30 pagi di tempat Dataran Ilmu Kota Bharu Kelantan. Demikian juga pada setiap peresmian-peresmian acara, beliau selalu menyampaikan perkara-perkara agama.

Penulis: Semenjak Tuan Guru Nik Abdul Aziz memerintah Kelantan, apakah perubahan dan pelaksanaanya dalam aspek hukum dan politik, ekonomi, sosial dan pendidikan berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam?

Tuan Anual Bakhri Haron: Kami Kerajaan Kelantan di bawah pimpinan Tuan Guru Nik Abdul Aziz terus menerus menjadi fokus utama para pemerhati politik, intelektual serta pencinta pergerakan Islam. perubahan demi perubahan terus dilakukan selaras dengan kehendak ajaran Islam semenjak beliau memegang jawatan Menteri Besar. Perubahan tersebut meliputi segala aspek termasuklah politik, hukum, ekonomi, sosial budaya dan juga perubahan dalam bidang pendidikan. Jika dijelaskan satu persatu pelaksanaan yang terjadi di Kelantan ini, mungkin begitu panjang, maka di sini saya sebutkan secara umum dan ringkas saja di antaranya pada aspek pemerintahan, selaras dengan kehendak Islam, langkah pertama pada awal pemerintahan yang dilakukan oleh Tuan Guru Nik Abdul Aziz yaitu menyatakan bahwa corak pemerintahan dan penyelenggaraan serta undang-undang di negeri Kelantan adalah Islam. Sehubungan dengan itu, ia mengingatkan kepada semua Yang Berhormat bahwa Dewan Undangan Negeri (DUN/DPRD) atau Parlemen bukanlah satu tempat untuk membuat undang-undang atau peraturan baru yang belum ada. Tegasnya bahwa sebenarnya undang-undang dan peraturan untuk manusia telah ada, yaitu yang dibuat oleh Allah SWT sebagai Sang Pencipta. Dewan Undangan Negeri dan Parlemen sebenarnya tidak lebih sekedar tempat memproses pemikiran ahli-ahli Yang Berhormat, yang bertujuan untuk mencari jalan menyediakan tata cara pelaksanaan undang-undang yang telah ada tersebut. Dari sudut ekonomi, kami kerajaan Kelantan mengharamkan bunga atau riba, terutamanya pada pegawai kerajaan. Ia mengatakan: “Islam melarang uang membuat uang, kita dilarang hanya diam saja sedang uang datang dengan sendiri, itu namanya riba, sebab itulah Kelantan dalam memberikan pinjaman kepada pegawai Kerajaan Negeri seperti untuk pembelian rumah, kenderaan dan komputer, mereka tidak dikenakan riba dan ini sangat menyenangkan hati rakyat negeri ini”. Kami juga kerajaan Kelantan melakukan pengambil alihan atau menukar semua rekening bank milik kerajaan kepada bank Islam atau bank muamalat yang tidak berlandaskan riba. Selanjutnya, kami di Kelantan telah mengharamkan kegiatan judi. Pernah Tuan Guru menyeru kepada rakyat supaya menjadikan langkah pengharaman judi ini sebagai suatu perhatian bahwa kerajaan negeri ingin melahirkan rakyat yang berusaha mengubah nasib mereka sendiri dengan usaha keras dengan melakukan kegiatan yang produktif dan bukannya mengharapkan kepada nasib yang belum tahu untung ruginya. Salah satunya lagi, perkara yang baru dalam pendekatan atau pelaksanaan di Kelantan adalah Kami memperkenalkan Takaful kifalah atau ansuransi kematian yang tidak hanya diperuntukan kepada masyarakat Islam saja, akan tetapi kepada semua masyarakat termasuk orang yang non-Muslim, apabila umur telah mencapai 60 tahun dan penduduk Kelantan atau yang sudah menetap dapat mengikuti program ini. Dengan membayar skim RM 25 pertahun, apabila meninggal dunia ahli waris akan mendapatkan RM 2500. selain itu, penghulu-penghulu kampung juga di antaranya ada orang non-Muslim. Dari sudut sosial, selain hasrat kami untuk melaksanakan hukum hudud, corak penyelenggaraan pemerintahan kerajaan negeri juga mengalami perubahan. Tuan Guru menginstruksikan supaya semua majlis-majlis diawali dengan membaca surah al-Fatihah dan penutup dengan membaca surah al-Ashr serta doa Tasbih Kifarah. Tujuan utama dilakukan adab membuka dan menutup majlis-majlis adalah supaya semua aktivitas yang dilaksanakan itu menjadi suatu ibadat. Aspek sosial juga merupakan suatu sasaran utama transfomasi Tuan Guru Nik Abdul Aziz ketika memegang jawatan sebagai Menteri Besar. Sebagai usaha mewujudkan penghasilan daya kerja pegawai kerajaan yang produktif, beliau pernah menasihat kami semua pegawai kerajaan supaya bersikap amanah serta bertanggungjawab dalam menjalankan tugas yang telah diberi mandat oleh kerajaan dan rakyat. Pekerjaan menurut Islam bukanlah semata-mata menyempurnakan tugas dan tanggungjawab semata, sebaliknya yang lebih utama yaitu keikhlasan dalam menjalankan suatu tugas, kerana segala pekerjaan tersebut akan ditanya oleh Allah SWT di akhirat kelak. Beban tugas yang diselesaikan dengan penuh keikhlasan, tanggungjawab dan amanah itu akan membersihkan diri mereka dari gejala-gejala yang tidak sehat seperti rasuah (suap menyuap), bolos kerja, pilih kasih dan sebagainya. Tuan Guru Nik Abdul Aziz juga sentiasa meluangkan waktunya untuk merapatkan dirinya dengan pegawai kerajaan dikalangan kami ini. Di kesempatan waktu yang ada, beliau akan membuat pertemuan terutama sekali di waktu istirahat sambil memberikan nasihat dan pesan serta kuliah-kuliah ringkas setelah menunaikan shalat zuhur di musolla kantor Kota Darul Naim Kelantan ini. Seperti yang kita ketahui, salah satunya ada kegiatan di negeri Kelantan yang tidak terdapat di negeri-negeri lain, yaitu pada bulan puasa (ramadhan), Tuan Guru memerintahkan supaya jam kerja pegawai kerajaan dipendekkan. Tujuan utama dilakukannya hal ini merupakan hasrat beliau dan kerajaan Kelantan yang ingin melihat rakyat Islamnya lebih merasa leluasa dan tidak begitu terasa terbebani tugas sepanjang bulan Ramadhan. Inisiatif seperti ini juga adalah supaya rakyat lebih berpeluang untuk mendekatkan diri kepada Tuhan melalui amalan sunat. Penekanan beliau kepada spirit Islam bukan saja bertumpu kepada pegawai kerajaan, bahkan rakyat Kelantan juga tidak terlepas dari hal ini. Kerajaan negeri telah memberikan acuan atau aturan kepada rakyat berkaitan dengan kebudayaan dan kesenian menurut kehendak Islam. Salah satu di antara beberapa keunikan ide dan pendekatan Tuan Guru Nik Abdul Aziz yang sangat terasa yaitu mengenai adanya program Ihya Ramadhan yang kini sudah menjadi sebutan dan kebanggaan rakyat Kelantan sendiri, kerana hal ini hanya ada di Kelantan saja. Ihya Ramdhan yang menganjurkan program sembahyang Terawih di bawah kemah-kemah ala musim haji di Arafah diadakan di tengah-tengah bandar Kota Baru. Komitmen yang ditunjukkan oleh pegawai kerajaan terhadap tindakan beliau itu memberikan suatu kesan positif ke arah mewujudkan tenaga kerja yang bertanggungjawab. Cita-cita beliau untuk melahirkan pegawai kerajaan yang bermoral dan beretika tinggi serta pembangunan spiritual tidak terhenti sampai di situ saja. Pada bulan ramadhan juga, dia telah mengadakan satu majlis tadarus al-Quran untuk semua pegawai kerajaan baik yang ada di ibu kota negeri atau pun di daerah- daerah negeri Kelantan. Walaupun pada awalnya tidak dilakukan, akan tetapi ia telah mendapat sambutan dari semua pegawai kerajaan. Perhatian Tuan Guru ini telah memberikan kesan positif ke arah pengisian waktu yang berharga di bulan ramadhan. Selain itu, pada permainan-permainan tradisi rakyat Kelantan, yang pada hakikatnya Islam tidak mengharamkan permainan tradisi rakyat seperti gasing, wau (layang-layang), dikir barat, wayang kulit (hiburan rakyat) dan sebagainya. Tetapi pengharaman berlaku apabila terdapat unsur-unsur yang melampaui batas akhlak Islam seperti penampilan wanita dalam acara-acara hiburan rakyat tersebut dan sebagainya. Demi melahirkan masyarakat yang berbudaya sopan dan bertata susila ini juga, kami di bawah pimpinan Tuan Guru telah mengharamkan berbagai bentuk kegiatan nyanyaian dan konser rock di negeri Kelantan. Pengharaman ini adalah karena ia merupakan salah satu budaya yang dapat menjerumuskan kaum muda kepada kerusakan akhlak (dekadensi moral) dan dapat mengancam kehidupan mereka dengan melibatkan diri dalam perbuatan maksiat, narkoba dan sebagainya. Hal ini, dapat kita lihat sangat berbeda dari negeri-negeri bawah pemerintahan UMNO. Untuk menuju ke arah Islamisasi kerajaan Kelantan yang sempurna, Tuan Guru juga telah mengarahkan supaya bandar Kota Bharu serta daerah-daerahnya dipasang dan dihiasi dengan sepanduk-sepanduk yang mengajak rakyat supaya mendekatkan diri kepada Islam. tindak lanjut daripada itu kerajaan telah mengambil tindakan dengan memasang sepanduk yang bertemakan keIslaman. Sasaran utama yaitu di tempat-tempat yang srategi seperti di terminal bus dan taksi, pusat-pusat perbelanjaan, di sekitar taman, tempat rekreasi dan juga di daerah pantai. Dari sudut pendidikan, kerajaan negeri Kelantan memikirkan betapa pentingnya pendidikan Islam diterapkan dalam sistem pendidikan nasional, sehingga di sekolah-sekolah umum pelajaran agama Islam ditambah jam pelajarannya. Hal ini diharapkan akan menghasilkan insan-insan yang tidak hanya memiliki ilmu pengetahuan saja tetapi juga memiliki moral dan bertakwa sehingga dari mereka akan lahir para ilmuwan dan cendikiawan yang mengabdi kepada negara dan agama. Kerajaan negeri Kelantan juga memberi perhatian khusus terhadap pembentukan akhlak kanak-kanak. Untuk itu kerajaan telah memberikan bantuan kepada sekolah- sekolah asuhan kanak-kanak Islam seperti Pusat Asuhan Tunas Islam (PASTI) untuk mancapai tujuan kerajaan dalam rangka melahirkan generasi penerus yang bertaqwa. Berbagai program telah dilaksanakan, diantaranya, dengan mengadakan kursus- kursus kepada para pendidik (guru-guru) sesuai dengan kehendak Islam. Perhatian serius kerajaan negeri Kelantan terhadap pendidikan Islam telah mendapat sambutan yang positif dari rakyat. Penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan siswa yang masuk ke sekolah agama seperti Sekolah Menengah Ma’had Muhammadi Lelaki dan Perempuan, Maktab Pengajian Islam dan lain-lain dan ini menunjukkan adanya kemajuan yang positif. Hal seperti ini terjadi karena pada dasarnya tidak terdapat perbedaan antara sekolah-sekolah umum dengan sekolah agama. Secara umum kedua mempunyai kurikulum akademik yang sama, hanya saja di sekolah agama terdapat pelajaran agama yang lebih banyak. Kesedaran kerajaan untuk melahirkan masyarakat yang bertaqwa dan berilmu nampaknya mendatangkan hasil. Sambutan masyarakat kepada pendidikan Islam di negeri Kelantan sampai pada hari ini nampaknya mencerminkan satu kejayaan awal kerajaan Islam yang bertujuan ke arah melahirkan anak bangsa yang sejati selaras dengan nilai-nilai keIslaman.

Penulis: Bagaimana Tuan Guru Nik Abdul Aziz dalam menghadapi permasaalahan atau hambatan-hambatan dalam perlaksanaan Islam di Kelantan?

Tuan Anual Bakhri Haron: hambatan ada di mana-mana, ada hambatan yang sifatnya ilmu pengetahuan dan juga individual. Diantaranya kami memperbanyak program-program ilmu agama, karena ilmu agama kurang dikalangan masyarakat karena dari hasil yang diperkenalkan 50 tahun pemerintahan UMNO yaitu ilmu-ilmu yang tidak berdasarkan kepada agama, akhirnya lahirlah akhlak atau adat yang tidak sesuai dengan Islam. Contohnya, tidak mengutamakan salam kemudian diganti dengan good morning ketika menyambut guru di depan kelas dan sebagainya. Dengan itu semua, maka lahirlah orang-orang yang melakukan mengacauan dalam agama dan tidak mengetahui agama Islam dengan mendalam. Masalah politik dan kemasyarakatan, terutama sikap kerajaan Malaysia yang dikuasai oleh UMNO sebagai lawan politik PAS, masih banyaknya pakar hukum yang tidak pro terhadap penerapan syari’ah dan adanya masyarakat yang majemuk. Berlaku juga sebagian besar masyarakat itu tidak mengenal siapa yang benar-benar ingin menegakkan agama Islam, apabila di pandang Melayu, maka mereka merasakan itu adalah Islam, maka mereka menganggap PAS dan UMNO itu adalah sama. Maka di sini UMNO memang begitu ingin melahirkan generasi dan masyarakat yang keliru, karena dengan kekeliruan itulah mereka dapat hidup atau bebas dalam segala hal, contohnya dapat memerintah di Malaysia ini. Jadi, proses membutakan hati rakyat supaya dalam negara ini terdiri dari masyarakat yang buta mata dan hati di wujudkan sebanyak mungkin. Dapat disifatkan bahwa UMNO itu sebagai bermata satu, maksudnya mereka hanya melihat kemanisan dunia semata- mata. Sedangkan PAS yang bermata dua bermaksud sedang menbukakan kembali akal dan budi masyarakat termasuk orang non-Muslim supaya melihat bukan sekadar dunia akan tetapi akhirat juga. Maksudnya hidup bukan sebatas di dunia saja akan tetapi juga menuju kepada kehidupan yang kekal yaitu akhirat. Apabila seseorang celaka di dunia, maka celakalah dia di akhirat kelak, baik di dunia, baiklah dia di akhirat. Kapan baik dan celaka itu ditentukan? Baik dan celaka itu ditentukan sewaktu kita berada hidup didunia ini. Ini semua sangat berbeda dari prinsip yang dibawa oleh tokoh-tokoh pimpinan PAS dan UMNO. Selama masih ada pemerintahan UMNO atau BN, selagi itulah PAS ditindas oleh mereka. UMNO merupakan rintangan turun-temurun yang terpaksa dihadapi oleh PAS, di antaranya di Kelantan untuk menyesatkan pemikiran serta komitmen rakyat terhadap PAS. Salah satu propaganda yang paling kuat adalah kerajaan UMNO yang menguasai media massa, seperti TV, radio dan surat kabar atau majalah utama diharuskan mengikuti kehendak dan keperluan mereka. Tidak jarang mereka membuat optimi yang tidak baik tentang PAS dan hal ini dapat menyebabkan terpengaruhinya kepercayaan masyarakat Kelantan terhadap PAS. Contoh lainnya halangan yang dihadapi PAS misalnya pada pelaksanaan Undang-undang hudud di Kelantan. Sehubungan dengan itu, Tuan Guru menyedari bahwa kewenangan kerajaan negeri dibatasi oleh beberapa hal yang berhubung dengan kehakiman dan terikat dengan kerajaan pusat. Namun Tuan Guru menegaskan bahwa beliau bersama kerajaan akan berusaha melaksanakan perkara lain atau ruang- ruang yang kosong sesuai dengan kehendak Islam. Kemudian dalam hal pengharaman judi yang telah ditetapkan oleh Tuan Guru, pada awalnya terdapat sedikit perbedaan pendapat. Salah satunya salah seorang Wakil Partai Semangat 46 yang meminta kerajaan negeri mengkaji ulang dasar pengharaman judi tersebut supaya membolehkan orang bukan Islam terutamanya orang Cina memiliki izin berjudi. Menurutnya kerana perjudian adalah kesukaan atau hobi orang Cina. Walaupun mendapat bantahan, Tuan Guru menegaskan bahwa dasar tersebut akan dilaksanakan terhadap semua orang kerana perjudian bukanlah tradisi masyarakat cina sebagaimana yang didakwakan. Selain itu, dalam pelaksanaan memendekkan waktu kerja pegawai kerajaan pada bulan Ramadhan, ada pihak yang menyatakan bahwa memendekkan waktu kerja tersebut yang lebih kurang satu jam lebih akan mempengaruhi pada produktivitas atau dalam pelayanan publik. Lantas dengan komentar itu, kerajaan negeri tetap dengan keputusannya. Pemendekkan waktu kerja pegawai kerajaan itu tidak akan mempengaruhi produktivitas kerja, karena semua pegawai kerajaan menjalankan semua tugasnya dengan amanah, ikhlas dan penuh rasa tanggungjawab. Kami Kelantan tidak membenarkan hiburan yang melalaikan. Pada perkara pengharaman nyanyian konsert dan juga pada pelarangan papan tanda atau plang iklan atau reklame yang mempragakan tubuh atau aurat wanita. hasrat dan niat kerajaan ini dipandang miring oleh beberapa pihak terutamanya kerajaan pusat. Berbagai-bagai cemoohan dan liputan media massa dikeluarkan seolah-olah langkah yang dilakukan kerajaan Kelantan itu kuno, primitif dan ketinggalan zaman. Dari komentar-komentar terhadap kerajaan Kelantan pada hakikatnya dapat mempengaruhi pemikiran rakyat. Kerajaan Kelantan mengeluarkan perintah penharaman semua itu adalah semata-mata untuk membersihkan pandangan rakyat. Pengharaman tersebut bukan ditujukan pada produk-produk yang diiklankan, tetapi mengatur pada tatacara penayangan iklan tersebut harus sesuai dengan nilai-nilai keislaman.

Penulis: Apakah harapan atau pandangan Tuan Guru Nik Abdul Aziz, untuk memartabatkan pelaksanaan Islam di negeri Kelantan khususnya dan Malaysia umumnya?

Tuan Anual Bakhri Haron: kami PAS sedang memartabatkan Islam di Negeri Kelantan setahap demi setahap, kita mempromosikan pelaksanaan Islam baik secara kecil maupun secara besar. Akan tetapi kami mengakui masih banyak kekurangan dan ketidak sempurnaan. Di antaranya yang telah dilakukan proses-proses penerapan ilmu agama, selanjutnya meningkatkan sistem-sistem pendidikan, sebagai contoh pada Yayasan Islam Kelantan (YIK) di mana ada 92 buah sekolah agama dan puluhan ribu pelajar agama, tidak cukup dengan itu, kami menggabungkan pendidikan sekolah umum dengan pendidikan agama sebagai, contoh sekolah sains tahfiz dan sebagainya. Hasil dari itu, kami mengirim pelajar-pelajar keluar negeri berbagai negara yang ada pendidikan Islam. Ini semua berkaitan dengan memartabatkan Islam. Apabila pelajar- pelajar tersebut kembali ke tanah air, maka merekalah yang akan menjadi generasi penerus atau penganti kepimpinan PAS khususnya Kelantan untuk memartabatkan Islam. Tuan Guru juga merupakan salah dari mereka. Proses memartabatkan Islam itu bukan suatu hal yang mudah, tidak dapat dilakukan oleh seorang diri, harus dilakukan dengan secara berjemaah, dan tidak cukup dalam satu masa, bahkan memakan waktu yang begitu lama dari masa ke masa, dari satu rantai ke rantai lain, akhirnya kita adalah salah satu daripada rantai itu. Matinya kita adalah demi menyempurnakan Islam dari mata rantai yang bergerak itu. Kita berakhir dengan pahala yang kita laksanakan dari hasil perjuangan dan keikhlasan. Allah SWT menilai itu semua, soal selesai atau tidak, itu bukan hak kita. Kita harus tinggalkan hal-hal kecil dulu seperti hal-hal cabang-cabang yang ada dalam Islam. Islam harus dibuktikan dulu keindahannya, barulah kita jelaskan apa yang menjadi cabang-cabang itu. Sentiasa disebut oleh Tuan Guru, pelaksanaan Islam ini harus mendapat dukungan dari semua orang Islam dan non-Muslim, Islam itu datang bukan hanya untuk orang Muslim saja, akan tetapi untuk semua, rahmatul lilalamin. Maka dari itulah Islam harus di bawa ke tengah untuk dimuliakan, dinikmati keselamatannya, keindahannya, keteduhannya oleh orang Islam dan yang non-Muslim. Orang non-Muslim di sini contohnya, sudah lama berada di bawah pemerintahan UMNO, mereka belum merasakan kemanisan Islam tadi. UMNO selama ini hanya membela nasib Melayu saja yang sekadar khayalan. Mereka juga tidak menunjukkan warna Islam itu sebenarnya, peranan dakwah telah dikhianati oleh mereka. Seperti apa yang telah terjadi, kami berpisah atau keluar dari UMNO dan mendirikan PAS, bukan hanya untuk merampas kekuasaan, akan tetapi juga untuk menegakkan Islam. Tuan Guru memberikan pemahaman tentang Islam kepada semua lapisan masyarakat bukan saja pada orang Islam. Salah satunya kami membina masjid di Rantau Pangjang sebuah masjid yang berarsitektur bangunan Cina, India dan siam. Ada di kalangan masyarakat yang tidak tahu apakah tujuan dibalik pembinaan itu. Tujuannya yaitu untuk menarik perhatian orang-orang bukan Islam di samping untuk mendekatkan mereka kepada Islam, bahkan juga untuk menguatkan hati orang Cina atau non-Muslim yang baru memeluk Islam, mungkin mereka merasa jemu atau puas dengan masjid yang seni bangunannya berbentuk kemelayuan. Sebenarnya usaha kita masih jauh untuk memartabatkan Islam yang, akan tetapi mungkin kita tidak akan berhadapan dengan halangan yang begitu besar dengan kita telah menunjukkan sedikit demi sedikit keislaman, ilmu-ilmu agama dari sekarang seperti apa yang telah dilakukan oleh PAS di Kelantan sekarang ini. Dengan ini mereka tidak akan menolak seratus persen Islam, mereka tidak akan mengatakan Islam dengan berbagai macam, contohnya teroris dan sebagainya. Di Kelantan ini sudah 18 tahun memerintah tidak pernah ada kasus seorang pun orang non-Muslim yang dipukul, dikhianati dan dimusuhi dan sebagainya. Harapan kami dalam rangka pelaksanaan Islam di Kelantan ini, adalah untuk difahami dan diikuti. Kalau dalam konteks Malaysia, Tuan Guru tidak hanya memainkan peranannya di Kelantan saja, bahkan Tuan Guru sesekali keluar ke Negeri-negeri lain dalam lawatan dan program apa saja untuk tidak sekadar mewarnai Islam di Kelantan saja. Harapan kami juga di Malaysia supaya dapat menegakkan Islam dengan sebanar-benarnya, walaupun bukan sekarang, mungkin tahun akan datang, mungkin 15 tahun akan datang. Salah satu target kita seperti salah satu dengan target 16 September 2008 akan melakukan perubahan kerajaan. Tercapai atau tidak, itu bukan kekuasaan kita. Kita tidak mampu mengetahui apa yang sebenarnya seperti yang telah tercatat pada lauh al-mahfǔz atau dilangit. Kita harus merengcanakan sesuatu terlebih dahulu demi Islam, tercapai atau tidak, itu hak Allah SWT. Gangguan dan hambatan dari masyarakat itu memang sudah biasa, ada yang mengatakan itu hanya sekadar angan-angan, pasti hal itu tidak akan terjadi dan sebagainya lagi. Kita sebagai orang yang tidak yakin seharusnya diam, itu semua mungkin akan membawa lemahnya semangat sahabat-sahabat kita yang menginginkan perubahan. Adakah kita yakin dengan UMNO yang sudah 50 tahun memerintah ingin melaksanakan Islam? Kalau mereka mampu, sudah lama mereka memartabatkan Islam ini. Itulah mereka yang memang dasarnya tidak berasaskan Islam. Maka dengan itu, kita Pakatan Rakyat melaksanakan langkah baru untuk mencoba melaksanakan Islam, soal berhasil atau tidak, itu urusan belakangan. Seperti di zaman Nabi SAW pada perjanjian hudaibiyah, ketika itu ada yang menyuarakan dengan mengatakan bahwa itu sangat tidak membawa keuntungan pada umat Islam. Tapi akhirnya puluhan tahun kemudian, membawa keuntungan dan rahmat yang terbuka kepada Kota Mekah. Barulah semua orang memuji perjanjian itu. Itulah Nabi SAW yang melihat dengan pandangan jauh ke depan, tidak hanya melihat pada waktu itu saja dengan kekalahan. Seperti itulah kita sebagai Pakatan Rakyat ingin melakukannya.

Penulis: bagaiman pandangan Tuan Guru Nik Abdul Aziz dalam politik Malaysia yang dipimpin oleh kerajaan UMNO?

Tuan Anual Bakhri Haron: Secara ringkasnya, UMNO ini adalah partai nasionalis, dalam pembentukan asasnya hanyalah mempertahankan Melayu, Islam hanya sedikit saja yang diungkapkan dan itu sekedar hiasan, dasarnya bukanlah untuk memperjuangkan Islam yang sebenarnya, berbeda dengan PAS. Seperti yang kita ketahui, bahwa tidak ada gunanya Melayu dihari akhirat nanti tanpa taqwa di dalam hati. Tidak ada guna kita mengagungkan suatu bangsa, sedangkan kita hidup di Negara yang majemuk. Dapat dikatakan juga, UMNO adalah partai yang asasnya tidak berdasar, hanya mengikut arus dunia semata-mata. Sudah berapa tahun UMNO memerintah Malaysia? Apakah yang telah diperbuat oleh mereka untuk kejayaan Islam? Sudah Islamkah sepenuhnya nagara kita ini? Maka dengan pertanyaan inilah perlu kita jawab untuk merubah negara kita ini.