Makna Arsitektur Masjid Pakualaman Dalam Tinjauan Kosmologi Jawa PENELITIAN
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Makna Arsitektur Masjid Pakualaman dalam Tinjauan Kosmologi Jawa PENELITIAN MAKNA ARSITEKTUR MASJID PAKUALAMAN DALAM TINJAUAN KOSMOLOGI JAWA MOH. HASIM Peneliti bidang Lektur dan Khazanah Keagamaan pada Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang Telp. 024-7601327 Fax. 024-7611386 e-mail: [email protected] Naskah diterima tanggal: 14 Oktober 2011 Naskah disetujui tanggal: 24 Oktober 2011 ABSTRAK Masjid memiliki arti penting dalam kebudayaan dan peradaban Is- lam. Masjid tidak hanya sebagai simbol kebesaran Islam tetapi juga men- jadi simbol harmoni kehidupan manusia dengan alam lingkungan. Melalui pendekatan sejarah dan arkeologi penelitian ini menemukan bahwa Masjid Pakulaman memiliki keterkaitan dengan perkembangan kebudayaan Jawa. Secara utuh bangunan Masjid Pakualaman merupakan perpaduan antara unsur Hindu Jawa dan Islam sebagai bentuk yang sarat dengan makna kos- mologis dan kaya harmonisasi kehidupan spiritual. Harmonisasi tersebut dapat dilihat dari bentuk atap tajuk dengan mustaka berbentuk gada, orna- men sulur bunga dan gapura pintu utama. Kata kunci: Arsitektur Masjid, Kosmologi Jawa. ABSTRACT Masjid (mosque) plays a signi›cant role in Islamic culture and civili- zation because it is not only a symbol of Islamic glory but also a symbol of harmonious life between humans and their surroundings. Through his- torical and archeological approaches, this study could reveal that the Masjid Pakualaman (Yogyakarta) has a close relationship with Javanese culture development. The mosque is a perfect picture of assimilation between Ja- vanese Hindu and Islam. The building is full of cosmological meaning and harmonious spiritual life. There are at least three elements of the mosque as the evidences of the harmony: the shape of the roof, the fiower tendril orna- 211 Jurnal “Analisa” Volume XVIII, No. 02, Juli - Desember 2011 Moh. Hasim ment, and the construction of the main gate of the mosque. Keywords: Mosque Architecture, Javanese Cosmology. PENDAHULUAN Masjid adalah simbol syi’ar Islam dan sekaligus sebagai pusat kegiatan keagamaan. Keberadaan masjid sebagai salah satu tempat pengabdian seorang hamba kepada penciptanya menjadi elemen penting dalam ritual peribadatan umat Islam. Perhatian besar umat Islam terhadap masjid ditunjukkan oleh desain bangunan masjid yang cukup megah, indah dan monumental. Namun demikian, masjid dalam perkembangannya bukan saja menjadi pusat ibadat khusus seperti salat dan i’tikaf, akan tetapi juga mempunyai peranan yang lebih luas menjangkau berbagai aspek kehidupan manusia. Secara historis, masjid di Indonesia mempunyai andil besar dalam kema- juan peradaban umat. Masjid menjadi penopang utama kemajuan peradaban. Pada awal masuknya Islam, penyebaran risalah Muhammad saw. yang dilaku- kan para ulama dan para wali tidak lepas dari peran masjid. Masjid pada saat itu menjadi pusat bertemunya para ulama dan wali untuk merancang strategi dakwah yang relevan dengan kebudayaan masyarakat (Gazalba, 1971). Melalui peran masjid sebagai pusat dakwah atau transmisi Islam, ajaran Islam mampu diterima oleh masyarakat Indonesia tanpa kekerasan, perkela- hian atau perang. Kearifan para Wali Sembilan melalui desain bangunan mas- jid yang mengakomodasikan model bangunan lokal dan menghargai kesucian tempat-tempat peribadatan lama, berhasil memikat hati masyarakat. Bahkan dengan memanfaatkan bangunan masjid secara optimal, para wali di Jawa, misalnya, berhasil menyiapkan sistem pemerintahan Kerajaan Demak, se- hingga sampai pada akhirnya pimpinan Demak dapat diislamkan dan Demak menjadi kerajaan dengan sistem Pemerintahan Islam pertama di Jawa. Perkembangan selanjutnya, masjid ini mampu menjadi simbol kebuda- yaan dari kota-kota Kerajaan Islam di Nusantara. Dalam planologi kota-kota kuno di Jawa, pada umumnya tidak meninggalkan masjid sebagai elemen penting di dalamnya. Masjid menjadi elemen yang digunakan dalam pemba- ngunan perkotaan, seperti di Cirebon, Demak. Semarang, Yogyakarta, dan juga Pakualaman. Hal ini mengindikasikan bahwa fungsi masjid dalam per- jalanan perkembangan kebudayaan masyarakat menempati posisi penting sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem pemerintahan dan kos- mologi masyarakat Indonesia, khususnya Jawa. Posisi penting masjid dalam perkembangan kebudayaan, peradaban dan ilmu pengetahuan tersebut agaknya perlu mendapat perhatian dari semua pihak. Masjid dalam tinjauan sejarah tidak sekedar sebuah bangunan tanpa makna, tetapi banyak sekali nilai-nilai ›loso› penting yang ada dalam mas- jid, yang sangat berguna bagi perkembangan peradaban manusia. Masjid memberikan peran dalam menggoreskan sejarah peradaban manusia. Masjid Jurnal “Analisa” Volume XVIII, No. 02, Juli - Desember 2011 212 Makna Arsitektur Masjid Pakualaman dalam Tinjauan Kosmologi Jawa adalah salah satu saksi di masa lain tentang sebuah kejayaan peradaban dan kemajuan ilmu pengetahuan. Masjid Pakualaman sebagai bagian dari peninggalan bersejarah menjadi salah satu EuNti perNemEangan ,slam di wilayah Dalem 3ura 3aNualaman Yog- yakarta. Penguasa Pakualaman yang notabene-nya sebagai bagian dari raja Jawa masih menaruh perhatian akan pentingnya pembangunan mental me- lalui pembangunan masjid sebagai satu-kesatuan yang tidak terpisahkan den- gan kokohnya bangunan keraton. Bahkan ciri arsitektur dari benda pening- galan yang masih ada di dalam kompleks masjid, menunjukkan bahwa Masjid Pakualaman di masa lalu juga sangat memperhatikan keserasian antara kebu- dayaan Jawa dengan Islam sebagai sebuah harmoni kebudayaan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan sejarah dan arkeologis, yang digunakan dengan prinsip fieksibilitas. Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mencari dan menemukan sumber- sumber primer maupun sekunder yang diperlukan untuk penelitian. Tujuan- nya untuk menentukan posisi Masjid Pakualaman sebagai bagian dari pening- galan sejarah yang patut untuk diteliti. Melalui cara heuristik pencarian data dilakukan dalam bentuk kegiatan penelusuran sumber-sumber arsip, doku- men, buku, majalah/jurnal, surat kabar, dan berbagai sumber sejarah Masjid Pakualaman yang menguatkan keberadaannya dalam lintasan sejarah. Data yang telah diperoleh, selanjutnya diklari›kasi melalui kritik sum- ber atau veri›kasi, yaitu kegiatan mencari dan menilai sumber-sumber se- jarah terkait dengan sejarah, fungsi dan struktur bangunan Majid Pakulaman secara kritis. Veri›kasi dilakukan dengan pengamatan secara ›sik terhadap objek yang dikaji yaitu Masjid Pakualaman dan juga dengan wawancara ter- hadap orang-orang yang dipandang mengetahui hal itu sebagai sumber lisan, atau dengan membandingkan sumber-sumber literatur. Data yang telah diyakini kebenarannya melalui veri›kasi secara men- dalam kemudian diberi pemaknaan melalui interpretasi peneliti secara objek- tif. Data ditafsirkan apa adanya sesuai dengan hasil pengamatan, klari›kasi narasumber, dan veri›kasi dengan sumber-sumber data lain. Data-data yang ditemukan dikelompokkan dalam tiga kelompok utama, yaitu sejarah masjid, gambaran struktur bangunan, dan fungsi masjid. Penafsiran makna satu fakta dengan fakta lainnya secara objektif, dan rasional itu, kemudian secara historiogra› dituliskan dalam rangkaian fakta- fakta secara kronologis/ diakronis dan sistematis menjadi sebuah tulisan se- jarah mengenai masjid kuno di daerah tersebut. Secara teknis, metode terse- but tidak digunakan secara kaku tetapi diberlakukan secara fieksibel sesuai dengan kondisi di lapangan dan mempertimbangkan kecukupan waktu, ke- tersediaan data dan sumber-sumber data primer. Metode sejarah yang digu- nakan ini merupakan metode utama, namun untuk melengkapi kecukupan 213 Jurnal “Analisa” Volume XVIII, No. 02, Juli - Desember 2011 Moh. Hasim data penelitian, pendekatan lain juga digunakan seperti pendekatan arkeologi untuk mendeskripsikan bentuk bangunan. ARSITEKTUR MASJID DAN KOSMOLOGI JAWA Secara etimologi, kosmologi berasal dari perkataan “kosmos” yang be- rarti dunia, atau aturan alam, dan “logos” yang berarti rasio atau akal. Karena itu, kosmologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang alam (dunia). Arti yang lebih luas, kosmologi juga bisa diartikan dengan ajar- an atau ulasan tentang dunia. Sehingga kosmologi bisa menjadi sebuah ilmu yang mampu menelaah segala hal tentang alam semesta dalam skala yang lebih besar, misalnya meneliti gerak keteraturan benda-benda langit. Chris- tian Wolf menggunakan kosmologi sebagai disiplin ilmu untuk menyelidiki sesuatu menurut inti dan hakikat yang mutlak, yaitu menurut keluasan dan maknanya dalam bingkai kosmologi sebagai satu kesatuan antara gerak ma- nusia dengan gerak alam semesta seisinya (Anshory, 2008). Hegel sebagai seorang ›lsuf idealis Jerman memberikan pokok-pokok persoalan yang menjadi pokok-pokok kajian dalam kosmologi yaitu: 1. Contingence (kemungkinan, hal-hal yang kebetulan) 2. Necessity (keharusan) 3. Limitations and Formal Laws of the Word (batas-batas formal dalam hu- kum-hukum formal alam) 4. The Freedom of Man and the Origin of Evil (kebebasan manusia dan asal mula kejahatan (Anshory, 2008) Sementara itu, A.E Taylor dalam buku Element of Metaphysis mengatakan bahwa tujuan dari pokok-pokok pembahasan dalam kosmologi adalah untuk memberikan pertimbangan makna dan validitasnya yang berserakan dalam konsep yang universal sebagai sifat dasar dari objek yang bersifat individu. Si- fat dasar individu yiatu: extension (keluasan), succession (urut-urutan), space (ruang), time (waktu), number (bilangan), magnitude (besaran/ jarak), mo- tion (gerak), change (perubahan), quality