Framin G Berita Media Online Tentang Dugaan Eksploitasi Anak Pada Calon Atlet Bulu Tangkis Pb Djarum
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Jurnal VoxPop Ilmu Komunikasi UPN “Veteran” Jawa Timur Volume 2, Nomor 1, September 2020 FRAMIN G BERITA MEDIA ONLINE TENTANG DUGAAN EKSPLOITASI ANAK PADA CALON ATLET BULU TANGKIS PB DJARUM Cintia Maryanih1, Indah Suryawati2 1 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur Jakarta 2 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur Jakarta [email protected]. Abstrak. Kasus ekploitasi anak bukan merupakan hal baru di Indonesia. Tahun 2019, media Indonesia memberitakan kasus dugaan eksploitasi anak pada calon atlet PB Djarum yang terjadi pada kegiatan audisi beasiswa bulu tangkis PB Djarum. Pemberitaan ini mengejutkan banyak pihak, karena PB Djarum selama ini memiliki citra yang baik di masyarakat sebagai lembaga yang menghasilkan atlet bulu tangkis berbakat dan berprestasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan framing berita media online tentang dugaan eksploitasi anak pada calon atlet bulu tangkis PB Djarum. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis framing Robert M. Entman, dengan objek penelitiannya adalah berita dugaan eksploitasi anak pada calon atlet PB Djarum di Tribunnews.com dan Detik.com. Hasil penelitian menunjukkan, kedua media online tersebut menggiring isu dugaan eksploitasi anak pada calon atlet PB Djarum ke dalam ranah moral. Tribunnews.com dan Detik.com juga menunjukkan sisi positif PB Djarum. Perbedaan framing terlihat pada pemilihan narasumber, penggunaan gambar dan rekomendasi yang disarankan. Tribunnews.com merekomendasikan agar PB Djarum menghentikan audisi bulu tangkis pada tahun berikutnya, sedangkan Detik.coin sebaliknya. Kata kunci: Analisis Framing, Berita, Eksploitasi Anak, Media Online Abstract. The case of child exploitation is not new in Indonesia. In 2019, the Indonesian media reported on a case of suspected child exploitation of the PB Djarum athlete candidate that occurred at the PB Djarum badminton scholarship audition. This news certainly surprised many parties, because PB Djarum has had a good image in the society as an institution that produces talented and accomplished badminton athletes. The purpose of this research is to describe the online media news framing about alleged child exploitation of PB Djarum athlete candidates by Tribunnews.com and Detik.com. The research method used is the Robert M. Entman framing analysis method, with the object of his research news related to alleged child exploitation of PB Djarum athlete candidates by Tribunnews.com and Detik.com. The results showed that the two media packaged news related to the alleged child exploitation of PB Djarum athlete candidates in the moral realm. Tribunnews.com and Detik.com also show the positive side of PB Djarum. The difference in news framing between the two is the use of sources, uses pictures in news, and treatment of recommendation. In addition, Tribunnews.com also emphasized the issue of PB Djarum's decision to stop badminton auditions in the following year while Detik.com did not. Keywords: Child Exploitation, Framing Analysis, News, Online Media 19 Jurnal VoxPop Ilmu Komunikasi UPN “Veteran” Jawa Timur Volume 2, Nomor 1, September 2020 PENDAHULUAN Kasus eksploitasi anak hingga saat ini masih marak terjadi di Indonesia. Anak-anak yang mengemis di jalanan, mengamen, menjajakan koran, hingga menjadi korban kekerasan seksual orang dewasa masih terlihat. Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak menyebutkan terdapat 79 anak perempuan dan 21 anak laki- laki yang menjadi korban perdagangan orang serta 67 anak perempuan dan 30 anak laki-laki menjadi korban eksploitasi anak sepanjang tahun 2019. Pada tahun yang sama, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menuding PB Djarum telah melakukan tindakan eksploitasi anak pada peserta audisi beasiswa bulu tangkis yang rutin diadakan oleh yayasan pembinaan atlet tersebut. Hal yang menjadi sorotan adalah adanya “brand image” pada anak-anak peserta audisi lantaran menggunakan jersey yang berlogo “Djarum”. Penggunaan logo tersebut identik dengan merek dari kemasan rokok tertentu. KPAI menganggap PB Djarum telah melanggar peraturan pemerintah tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan sampai pada UU Perlindungan Anak. Polemik dugaan eksploitasi yang dilakukan oleh PB Djarum ini berujung pada penghentian audisi beasiswa bulu tangkis di tahun berikutnya. Berita dugaan eksploitasi yang dilakukan oleh PB Djarum tentunya mengejutkan banyak pihak. Hal ini dikarenakan selama ini PB Djarum memiliki citra yang baik di mata masyarakat luas, karena menjadi salah satu tempat bagi anak-anak untuk menggapai mimpinya menjadi atlet bulu tangkis professional. PB Djarum pun dikenal sebagai tempat pembinaan yang menghasilkan atlet-atlet bulu tangkis Indonesia yang berprestasi, mulai dari Liem Swie King (pemain PB Djarum pertama yang menjadi juara Tunggal Putra All England), Budi Santoso, Alan Budi Kusuma, Tantowi Ahmad, Liliyana Natsir, hingga Kevin Sanjaya yang sering meraih juara di berbagai kompetisi bulu tangkis baik tingkat nasional maupun international bersama rekannya Marcus Gideon. Berita pada dasarnya dibentuk lewat proses aktif dari pembuat berita. Peristiwa yang kompleks dan tidak beraturan disederhanakan dan dibuat bermakna oleh pembuat berita. Semua proses tersebut melibatkan proses lewat skema interpretasi dari pembuat berita, Karena itu, peristiwa yang kompleks dapat diinterpretasikan dalam skema pembuat berita (dalam Eriyanto, 2012). Tak terkecuali peristiwa dugaan eksploitasi anak yang ditemukan pada calon atlet bulu tangkis PB Djarum Tabel 1 Jumlah Berita Dugaan Eksploitasi Anak Pada Calon Atlet Bulu Tangkis PB Djarum di Media Online periode 7-19 September 2019 No Media Online jumlah berita I . Okezone.corn 37 2. Tribunnews.com 34 3. Detik.corn 58 4. Kompas.com 46 Peneliti menemukan dua portal berita yang sangat intens memberitakan dugaan eksploitasi anak pada calon atlet PB Djarum yaitu Tribunnews.com dan Detik.com. Kedua media ini merupakan media yang diminati pembaca dan masuk ke dalam peringkat 5 besar dalam Top Sites in Indonesia by Alexa, di mana Tribunnews.com menempati posisi ke-3 dan Detik.com di urutan ke-5. Tribunnews.com dan Detik.com masuk ke dalam kategori media 20 Jurnal VoxPop Ilmu Komunikasi UPN “Veteran” Jawa Timur Volume 2, Nomor 1, September 2020 yang sudah terverifikasi dewan pers. Artinya, kedua media ini sudah memenuhi syarat penegakan kode etik jurnalistik. Khusus pada edisi 9 September 2019, Tribunnews.com memproduksi 30 berita dan Detik.com memproduksi 22 berita. Bagaimana Tribunnews.com dan Detik.com mengkonstruksi berita dugaan eksploitasi anak pada calon atlet PB Djarum, peneliti menggunakan analisis framing. Dalam Sobur (2012), analisis framing dalam perspektif komunikasi dipakai untuk membedah cara-cara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan, dan pertautan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat, untuk menggiring interpretasi khalayak sesuai perspektifnya. Dengan kata lain, framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak dibawa ke mana berita tersebut. Eriyanto (2012) menjelaskan framing adalah sebuah cara bagaimana peristiwa disajikan oleh media. Penyajian tersebut dilakukan dengan menekankan bagian tertentu, menonjolkan aspek tertentu, dan membesarkan cara bercerita tertentu dari suatu realitas/peristiwa. Karenanya, seperti yang dikatakan Frank D. Durham, framing membuat dunia lebih diketahui dan lebih dimengerti. Realitas yang kompleks dipahami dan disederhanakan dalam kategori tertentu. Saat memproduksi sebuah berita, komunikator dalam media massa melakukan proses seleksi dan memilih pesan-pesan mana yang akan disampaikan kepada khalayak. Dalam proses pemilihan inilah latar belakang serta kepentingan individu dan kepentingan organisasi media tidak dapat dihindarkan dalam mengkonstruksi realitas. Mereka kerap melakukan berbagai tindakan yang hasil akhirnya memberi keuntungan kepada perusahaan/organisasi media. Bagi mereka, pasar informasi (news business) pertama adalah untuk mencari keuntungan (Ramonet dalam Haryatmoko, 2007). Pendapat lain membenarkan bahwa berita merupakan hasil konstruksi media massa terhadap suatu peristiwa (yang dijadikan acuan khalayak) bukan realitas yang sebenarnya. Ia menjadi realitas buatan atau realitas kedua. Semua yang sajikan media kepada khlayak memiliki ideologi, mengandung kepentingan, dan nilai dari lembaga media tersebut, yang kemudian ditransformasi menjadi berita. Dalam konsteks itu, berita bukan hanya menyajikan sebuah fakta, tetapi juga mengandung dan menyajikan interpretasi akan arti makna dari peristiwa tersebut (Iskandar dan Lestari, 2016). METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Salim (2001), pendekatan kualitatif bertujuan untuk mendapatkan data-data deskriptif melalui kata-kata maupun kalimat. Penelitian kualitatif menekankan realitas yang dibangun secara sosial, hubungan yang intim antara peneliti dengan yang dipelajari membentuk penyelidikan. Servaes (1993) mengatakan bahwa paradigma adalah frame of meaning, yang berarti sudut pandang atau kerangka makna terhadap suatu realitas (Mulyana dan Solatun, 2008). Sedangkan menurut Wimmer dan Dominick, pendekatan dengan paradigma yaitu seperangkat teori, prosedur, dan asumsi