BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan Akan Suatu
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan suatu hiburan merupakan hal yang cukup penting dan telah menjadi salah satu kebutuhan yang perlu dipenuhi selain pemenuhan akan kebutuhan pokok yang mendasar, karena secara naluri manusia sebagai makhluk sosial tidak mungkin dapat memenuhi segala kebutuhannya sendiri termasuk kebutuhan akan hiburan tersebut. Hiburan sendiri dapat didefinisikan sebagai situasi atau aktivitas apapun yang dapat menimbulkan rasa senang. Alternatif pilihan sumber-sumber yang dapat digunakan untuk memperoleh hiburan bisa diperoleh dari berbagai media seperti di antaranya: televisi, internet, buku, musik, dan lain sebagainya. Bentuk hiburan semakin beragam dan salah satu di antaranya yaitu bentuk hiburan dengan mengidolakan sesuatu, seseorang, sekelompok tertentu yang kemudian berlanjut ke arah perilaku fanatisme terhadap sesuatu yang diidolakan tersebut atau fenomena pengidolaan. Fenomena pengidolaan kini terjadi di berbagai lapisan masyarakat, hal tersebut terjadi karena idola seringkali menjadi referensi yang dapat menyediakan sumber identifikasi bagi para penggemarnya. Perilaku pengidolaan menurut Raviv (dalam Dita & Bagus, 2012:54) disebut dengan worship yaitu bentuk kekaguman dengan intensitas berlebihan dalam memberikan penghormatan terhadap sosok idola. Semakin tinggi tingkat pengidolaan/worship seseorang, semakin tinggi tingkat keterlibatan dengan sosok yang diidolakan (celebrity involvement). Tingkat keterlibatan tersebut bisa tersalurkan dalam berbagai macam cara, salah satunya adalah dengan mengidentifikasikan diri ke dalam suatu budaya penggemar. Budaya penggemar inilah yang sering kali disebut sebagai fandom. Fandom merupakan sebutan lain dari sekelompok penggemar atau fans. Istilah “Fandom” berasal dari kata bahasa Inggris Fan (penggemar) dan ditambah dengan akhiran -dom. Fandom adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk pada subkultur, pelbagai hal dan pelbagai kegiatan yang berkenaan dengan penggemar dan kegemarannya (Hollows, 2000:209). Banyak penggemar merasa bebas di fandom daripada di luar dalam mengekspresikan 1 diri mereka sendiri, bertanya dan mendiskusikan berbagai pandangan (Jenkins, 2006:85). Perilaku identifikasi terhadap fandom inilah yang seringkali membuat para penggemar dari suatu idola tertentu membentuk suatu gaya hidup tersendiri. Gaya hidup tersebut tentunya sebagian besar berkaitan dengan keseharian para penggemar dalam melakukan aktivitas dimana mereka mengekspresikan kegemaran mereka pada idola kesukaan mereka secara intens dan masif. Penelitian ini berfokus pada gaya hidup penggemar terhadap sebuah fandom bernama Wannable dan fandom tersebut merupakan fandom dari boygroup asal Korea Selatan yang bernama Wanna One. Wanna One adalah boygroup asal Korea Selatan yang dibentuk melalui program survival show competition Produce 101 Season 2 pada tahun 2017. Produce 101 Season 2 sendiri tayang pada stasiun televisi Korea Selatan Mnet sejak 7 April 2017 sampai 16 Juni 2017 dengan total 11 episode. Produce 101 Season 2 ini terhitung sebagai acara populer, dengan episode terakhirnya yang tayang di stasiun TV Korea Selatan Mnet meraih rating 5,7% mengalahkan rating tertinggi dari Produce 101 Season 1 dan juga merupakan acara dengan rating teratas di antara acara-acara lain dalam jam tayang yang sama berdasarkan data yang dilansir dari laman Soompi.com pada 24 Oktober 2019. (“Produce 101 Season 2” Finale Surpasses Viewership of First Season With Impressive Ratings, 2017) Acara kompetisi tersebut mengadu bakat dari 101 orang calon idol dari berbagai macam agensi kecil. Peluang mereka untuk debut ditentukan dari voting penonton dan penggemar yang biasa mereka sebut dengan National Producers. Penentuan tersebut hampir sama persis dengan acara ajang pencarian bakat seperti Indonesian Idol atau AFI, tetapi bedanya, calon idola yang terpilih akan digabung menjadi satu grup yang beranggotakan 11 orang. Untuk mendapatkan 11 posisi ini, para trainee ini harus bersaing dengan trainee-trainee berbakat lain dengan tingkat persaingan yang sangat ketat. Wanna One terdiri dari 11 orang anggota dari berbagai macam agensi yang beranggotakan Yoon Jisung, Ha Sungwoon, Hwang Minhyun, Ong Seongwu, Kim Jaehwan, Kang Daniel, Park Jihoon, Park Woojin, Bae Jinyoung, Lee Daehwi, dan Lai Guanlin. Mereka berhasil menjadi Top 11 trainee berdasarkan hasil voting dari National Producers dan berhasil memulai debut pada 7 Agustus 2017 dengan 2 menggelar acara “Wanna One Premier Show-Con” yang dilaksanakan di Gocheok Sky Dome, Korea Selatan. Agensi yang menaungi Wanna One adalah YMC Entertainment yang juga agensi yang sama yang menaungi I.O.I (girlgroup survival show Produce 101 Season 1). Mnet selaku stasiun TV yang menaungi acara Produce 101 Season 2 dan YMC Entertainment selaku agensi yang menaungi Wanna One memutuskan untuk mengontrak Wanna One untuk promosi selama 1 tahun 4 bulan. Wanna One sebagai boygroup yang populer dan besar pada zamannya memiliki banyak achievements dan prestasi sehingga dijuluki “monster pendatang baru”. Dalam kurun waktu 1 tahun 4 bulan, kepopuleran mereka dibuktikan dengan pencapaian mereka yang berhasil menghasilkan sejumlah karya dan berhasil meraih deretan prestasi. Gambar 1.1. Album Pertama Wanna One Setelah Debut, 1X1=1(TO BE ONE), Menempati Posisi Atas Gaon Chart Untuk Penjualan Album Fisik Sumber: creativedisc.com Tepat setelah debut, Wanna One merilis mini album pertama yang berjudul 1X1=1(TO BE ONE) pada tanggal 8 Agustus 2017. Album tersebut berhasil menempati posisi atas Gaon Chart untuk penjualan album fisik. Dari data Hanteo, penjualan album 1X1=1(TO BE ONE) hingga 16 Agustus 2017 kemarin mencapai 411.000 kopi. Sejak perilisannya, lagu utama dari album tersebut “Energetic” berhasil menguasai tangga lagu musik Korea Selatan. 3 Sejak debut, Wanna One telah memiliki total 5 perilisan di Korea Selatan, dari single perdana “Energetic” hingga album terakhir mereka 111 = 1 (POWER OF DESTINY). Rilisan terbaru mereka, 111 = 1 (POWER OF DESTINY), yang dirilis pada 19 November 2019 telah terjual sebanyak 438.000 kopi menurut data dari Hanteo dan jumlah tersebut dicapai hanya dalam kurun waktu tujuh hari saja setelah album tersebut rilis. (Wanna One Sets New Career High For First Week Album Sales With 111 = 1 (POWER OF DESTINY)) Jumlah penjualan tersebut merupakan sebuah rekor tersendiri untuk Wanna One karena album-album sebelumnya belum pernah mencapai tingkat sales setinggi album 111 = 1 (POWER OF DESTINY). Album terakhir mereka, 111 = 1 (POWER OF DESTINY), menjadi album dengan penjualan tertinggi yang berada di urutan ke 7 menurut data dari Hanteo Chart. Album 111 = 1 (POWER OF DESTINY) menjadi album Korea yang meraih penjualan tertinggi di minggu pertama sejak tahun 2008. Gambar 1.2 Album 111 = 1 (POWER OF DESTINY) Meraih Penjualan Tertinggi di Urutan No. 7 Hanteo Chart Sumber: koreanesia.com Selain dari penjualan album, Wanna One telah meraih banyak penghargaan baik di acara penghargaan musik tahunan Korea Selatan atau dinominasikan di acara penghargaan internasional. Acara penghargaan musik tahunan yang bergengsi di Korea Selatan biasa disebut dengan Daesang dan Wanna One telah memenangkan beberapa penghargaan tersebut. Kemudian selain memenangkan beberapa penghargaan Daesang di Korea Selatan, Wanna One juga berhasil masuk nominasi penghargaan internasional 4 Best Korean Act pada MTV Europe Music Awards pada tahun 2017 dan BreakTudo Awards 2018 di kategori Kpop Male Group. Gambar 1.3 Daftar Awards yang Pernah Dimenangkan oleh Wanna One dalam Rentang Waktu 2017-2019 Sumber: Olahan Peneliti, 2019 Selain berhasil mencetak prestasi pada ajang musik bergengsi di Korea Selatan dan kancah internasional, Wanna One juga berpartisipasi dalam kegiatan kemanusiaan berupa kampanye #WannaOneForEveryChild. Kampanye ini adalah kampanye kolaborasi dengan organisasi dunia anak, UNICEF, dimana kampanye ini adalah kampanye global untuk kesejahteraan anak-anak. Dalam kegiatan kampanye ini, Wanna One menyumbangkan sejumlah 8070 selimut berbahan wol pada Agustus 2018 lalu. Publik juga dapat melakukan donasi melalui laman daring. Kampanye mulai disuarakan sejak 1 Desember 2018 selama dua pekan. Publik yang berdonasi dapat 5 membagikan foto dan video melalui media sosial dengan tagar #WannaOneForEveryChild. Kegiatan tersebut bukan pertama kali Wanna One berpartisipasi dalam kampanye kemanusiaan. Sebelumnya, mereka berpartisipasi dalam kampanye penggalangan dana untuk anak “Christmas Jumper Day” serta berdonasi untuk kampanye Korea Heart Foundation. Gambar 1.4 Wanna One Dalam Kegiatan Kampanye #WannaOneForEveryChild Sumber: soompi.com Setelah berkarir selama satu tahun empat bulan sebagai sebuah boygroup, pada tanggal 31 Desember 2018 akhirnya Wanna One secara resmi mengakhiri kontrak mereka dengan agensi. Seperti yang telah direncanakan juga, Wanna One mengumumkan bahwa mereka telah menghentikan aktivitas mereka dan mengucapkan perpisahan kepada penggemar mereka di konser eksklusif terakhir mereka yaitu “2019 Wanna One Concert: Therefore” di Gocheok Sky Dome, Guro Distict, Seoul mulai dari tanggal 24 Januari hingga 27 Januari 2019. Pelepasan kontrak dan juga konser terakhir ini menjadi kegiatan penanda sebagai berakhirnya semua kegiatan Wanna One sebagai sebuah group. Dari fenomena kepopuleran Wanna One, bisa diketahui bahwa budaya Korea Selatan dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini telah berkembang amat pesat sehingga budaya tersebut meluas dan dapat diterima oleh dunia Internasional. Kesuksesan Korea 6 Selatan dalam mengenalkan berbagai produk budayanya dapat dilihat dari antusias