Pencatatan Produk Sekuritisasi Pendapatan Tol Jagorawi
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Pencatatan Produk Sekuritisasi Pendapatan Tol Jagorawi Image not found or type unknown Jakarta - Saat ini, Pemerintah Indonesia mempunyai 245 proyek dan dua program di Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan total investasi yang dibutuhkan mencapai Rp4.197 triliun. Dari kebutuhan tersebut, yang bisa dialokasikan dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) hanya Rp 525 triliun, dari BUMN/BUMD sebesar Rp 1.258 triliun dan dari Swasta diharapkan bisa menutupi kebutuhan pembiayaan sebesar Rp 2.414 triliun. Oleh karena itu, Pemerintah sangat mendukung munculnya instrumen-instrumen baru terutama yang berasal dari pasar modal, salah satunya melalui sekuritisasi aset yang dilakukan oleh BUMN. "Pemerintah sangat mendukung upaya untuk menghidupkan berbagai macam instrumen pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan jangka panjang atau menengah", ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution saat menghadiri Pencatatan Perdana Efek Beragun Aset Mandiri JSMR01 - Surat Berharga Hak atas Pendapatan Tol Jagorawi (EBA Kelas A), Kamis (31/8), di Jakarta. Turut hadir dalam acara tersebut Presiden Joko Widodo, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Badan Usaha Miliki Negara (BUMN) Rini Soemarno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio dan perwakilan kementerian/lembaga terkait. Darmin menyampaikan pemerintah sangat mendukung upaya untuk menghidupkan berbagai macam instrumen pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan jangka panjang atau menengah. Efek Beragun Aset (EBA) ini merupakan salah satunya. EBA merupakan Efek yang diterbitkan oleh Kontrak Investasi dengan portofolio terdiri dari aset keuangan. Sekuritisasi adalah transformasi aset yang tidak liquid menjadi liquid dengan cara pembelian Aset Keuangan dari Kreditor Asal dan penerbitan Efek Beragun Aset. “Pada hari ini, kita menyaksikan pencatatan perdana KIK EBA dari sekuritisasi Pendapatan Tol Jagorawi untuk jangka waktu 5 tahun yang difasilitasi oleh PT Mandiri Manajemen Investasi serta Bank Rakyat Indonesia sebagai Bank Kustodian”, ujarnya. Hal ini juga bersejarah, mengingat KIK EBA ini adalah sekuritisasi aset pertama kali di Indonesia dalam hal sekuritas aset keuangan dalam bentuk future cash flow. Darmin berharap acara pencatatan perdana Efek Beragun Aset Mandiri JSMR 01 – Surat Berharga Atas Pendapatan Tol Jagorawi ini akan memberikan efek bola salju. “Ke depan kami melihat ada beberapa aset BUMN yang berpotensi untuk disekuritisasi dan kami berharap proses sekuritisasi untuk aset-aset tersebut dapat terus didorong”, tambahnya. (ekon) ***.