KERAGAMAN GENETIK DAN POTENSI PENGEMBANGAN KECIPIR (Psophocarpus tetragonolobus L.) DI INDONESIA

Ayda Krisnawati

Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Jalan Raya Kendalpayak km 8, Kotak Pos 66 Malang 65101 Telp. (0341) 801468, Faks. (0341) 801496, E-mail: [email protected].

Diajukan: 03 November 2009; Diterima: 29 Mei 2010

ABSTRAK

Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.) merupakan tanaman tropis yang memiliki banyak fungsi, yakni sebagai bahan pangan bernutrisi prima dan sebagai tanaman penutup tanah. Seluruh bagian tanaman dapat dikonsumsi dan kaya akan protein. Tanaman kecipir juga berguna sebagai penyubur tanah, bahan pakan ternak, obat tradisional, dan pengendali erosi di lahan kering. Pusat asal-usul kecipir adalah Papua Nugini, Mauritius, Madagaskar, dan India, sedangkan pusat keanekaragaman terbesar terdapat di Papua Nugini dan Indonesia. Makalah ini mengulas keragaman genetik kecipir di Indonesia, multifungsi kecipir, dan prospek pengembangannya. Ragam kecipir di Indonesia cukup banyak, namun karakterisasi plasma nutfah kecipir di Indonesia belum dilakukan. Ciri pemertela kecipir telah dibuat oleh IBPGR, dan panduan pemertela tersebut dapat diterapkan untuk karakterisasi plasma nutfah kecipir di Indonesia. Prospek pengembangan kecipir di Indonesia cukup besar ditinjau dari ragam pemanfaatannya, kandungan nutrisi, maupun dari aspek ekologis yang sangat sesuai dengan wilayah Indonesia. Kata kunci: Psophocarpus tetragonolobus, keragaman genetik, multifungsi, Indonesia

ABSTRACT

Genetic diversity and development prospects of (Psophocarpus tetragonolobus L.) in Indonesia

Winged bean (Psophocarpus tetragonolobus L.) is a tropical with multiple uses, as a high nutritional food and cover crop on plantation. All parts of the plant are edible and rich of protein. The plant is usable as fertilizer, cattle feed, traditional medicine, and preventing the dry land from erosion. The plant is thought to be originated from Papua New Guinea, Mauritius, Madagascar, and India. The biggest centers of diversity now are in Papua New Guinea and Indonesia. This paper presents the genetic diversity of Indonesian winged bean, its multifunctions and development prospects in Indonesia. Winged bean varieties in Indonesia are numerous, but characterization of the winged bean germplasm has not done. Winged bean description list has been made by IBPGR, and the guidelines can be applied to characterize winged bean germplasm in Indonesia. The prospect of winged bean development in Indonesia is very wide in terms of its utilization, nutritional aspects, as well as from the ecological aspect which is very suitable for Indonesia. Keywords: Psophocarpus tetragonolobus, genetic diversity, multifunction, Indonesia

ndonesia memiliki plasma nutfah dapat julukan tanaman multifungsi. nya berpindah ke pulau-pulau di Pasifik Itanaman sayuran tropis yang sangat Polong muda, umbi, daun muda, dan Selatan, terutama di Papua Nugini (Ano- beragam. Aneka sayuran tropis telah bunga dapat dimanfaatkan sebagai nim 2002). Di kawasan Asia Tenggara dan diolah menjadi beragam bahan pangan sayuran. Biji yang kering dapat diekstrak Kepulauan Pasifik, kecipir ditanam se- sehat dan menyehatkan. Salah satu minyaknya, diolah menjadi susu, tempe, bagai sayuran sampingan, sedangkan di sayuran tropis potensial di Indonesia tahu, miso, atau untuk pakan ternak. Myanmar dan Papua Nugini kecipir adalah kecipir (Psophocarpus tetragono- Tepung biji kecipir dapat digunakan dibudidayakan dalam skala produksi yang lobus L.). sebagai sumber protein dalam pembuatan menguntungkan. Pada kurun waktu 1980 Keistimewaan kecipir dibanding ta- roti. 1990, kecipir telah tersebar di seluruh naman sayuran lainnya adalah seluruh Kecipir bukan tanaman asli Indonesia kawasan tropis (Anonim 2008a). bagian tanaman dapat dikonsumsi dan dan diperkirakan berasal dari pantai Tanaman kecipir diperkirakan masuk kaya akan protein sehingga kecipir men- Timur Afrika, meskipun pusat keragaman- ke Indonesia pada abad ke-17. Namun,

Jurnal Litbang Pertanian, 29(3), 2010 113 hingga kini kecipir belum dibudidayakan penggunaannya pada upacara adat meng- nyangga sebagai rambatan batang. Jika secara meluas, hanya sebagai tanaman indikasikan bahwa kecipir telah berabad- dibiarkan tanpa rambatan, tanaman akan pagar sehingga belum diketahui luas abad dibudidayakan di negara tetangga menutupi permukaan tanah. Batangnya pertanamannya, potensi hasilnya maupun tersebut. Pemanfaatan umbi kecipir silindris, beruas, dan jarang mengayu. keuntungan dari budi daya kecipir. Hal dengan teknik budi daya maju telah dila- Warna batang umumnya hijau, namun ini berbeda dengan di negara lain yang kukan di Myanmar (Khan 1976). Di India, beberapa varietas memiliki batang ke- telah membudidayakan kecipir secara tanaman ini diperkenalkan pada tahun unguan, merah muda hingga coklat. Daun komersial, seperti Myanmar dan Nigeria, 1799 dan hanya dibudidayakan di daerah majemuk dengan anak daun tiga berbentuk dengan potensi hasil 35,5040 t polong Tripura, Assam, dan kawasan daerah segi tiga dengan dua daun penumpu kecil, muda/ha atau setara dengan 4,50 t biji selatan lainnya. Saat ini, petani di hampir sepanjang 78,50 cm. Bentuk pertulangan kering/ha (Rukmana 2000). semua negara tersebut menanam kecipir daun menyirip, berselang-seling, dan Kecipir yang dibudidayakan di Indo- di sepanjang pematang sawah atau umumnya berwarna hijau (Wikipedia nesia terdiri atas dua jenis, yaitu 1) kecipir sebagai tanaman pagar di sekeliling 2008). berbunga ungu yang polongnya berukur- rumah (Sahu 2002). Bunga kecipir berjumlah 210 buah, an pendek (1520 cm), dan 2) kecipir Di Indonesia, kecipir dikenal dengan berada dalam tandan di ketiak daun, berbunga putih dengan ukuran polong beberapa nama, yaitu kacang botol atau bertipe kupu-kupu, dan berwarna lem- yang panjang (3040 cm) dan biji relatif kacang belingbing (Sumatera), jaat bayung muda atau putih dengan ragam kecil. Kecipir yang banyak ditanam di (bahasa Sunda), kelongkang (bahasa perpaduan lembayung muda, krem, biru, Indonesia adalah yang berpolong pen- Bali), dan biraro (Ternate). Di beberapa dan merah. Kelopak bunga biasanya dek dengan jumlah buah yang banyak negara, kecipir dikenal dengan nama goa berwarna biru pucat, dapat dipakai seba- (Susanto et al. 2003). Kecipir cocok bean, winged bean, four angled bean gai pewarna makanan. Buah kecipir ditanam di dataran rendah hingga keting- (Inggris), dambala (bahasa Sinhala, Sri berbentuk polong persegi empat dengan gian 1.600 m dpl, dapat tumbuh pada tanah Lanka), kacang botol (Malaysia), siga- panjang 1540 cm. Setiap segi bersayap dengan bahan organik rendah, tanah rillas (bahasa Tagalog, Filipina), sirahu dan di bagian pinggirnya berombak, berlempung atau berpasir. Kecipir relatif avarai (bahasa Tamil), dan tua phoo bergerigi atau berlekuk. Oleh karena itu, toleran terhadap kekeringan (Khan 1976; (Thailand) (Burkill 1935). kecipir disebut “kacang bersayap” atau Martin dan Delpin 1978; Kemal 2008). Plasma nutfah kecipir di berbagai winged bean. Lebar sayap 0,301 cm, Di Indonesia, budi daya dan peman- belahan Asia memiliki keragaman sifat berwarna kuning-hijau, hijau atau krem, faatan tanaman kecipir belum dilakukan agronomis pada karakter ukuran dan dan kadang-kadang disertai lurik merah secara optimal. Pemanfaatan tanaman bentuk daun, warna bunga, ukuran dan (Kemal 2008). kecipir masih terbatas, yaitu polong muda warna polong, ukuran dan tekstur Polong muda umumnya berwarna sebagai lalapan atau sayur. Prospek budi permukaan sayap, warna dan bentuk hijau, dengan ragam merah muda, merah daya kecipir di Indonesia cukup besar, biji, ukuran umbi, dan warna batang. sampai ungu, dan berubah menjadi coklat selain pemanfaatannya yang beragam Sementara itu, ragam sifat fisiologisnya dan hitam bila telah masak (Gambar 1). untuk sayuran dan bahan pangan, juga meliputi waktu yang dibutuhkan biji untuk Polong berisi 520 biji. Bentuk biji agak dari aspek ekologis sangat sesuai dengan berkecambah, umur berbunga, umur membulat dengan panjang 0,601 cm kondisi Indonesia. Tulisan ini mengulas masak, dan lama pembentukan umbi. dan bobot biji 0,040,64 g. Biji berwarna keragaman genetik kecipir di Indonesia, Variasi juga ditemukan pada kandungan kuning, kehijauan, coklat, putih hingga multifungsi kecipir, dan prospek pengem- protein, minyak, dan nutrisi lainnya pada hitam atau berbintik. Sebagian besar bangannya. biji dan tanaman (BOSTID 1981). kecipir menyerbuk sendiri, namun dengan IBPGR (1979) melaporkan bahwa bantuan lebah, bunga kecipir berpeluang koleksi aksesi kecipir terbanyak terdapat menyerbuk silang. Menurut BOSTID KERAGAMAN GENETIK di Thailand, yakni mencapai 500 aksesi, (1981), penyerbukan silang pada kecipir diikuti oleh Bangladesh dengan 200 dapat mencapai 20%. Pusat asal-usul kecipir diperkirakan aksesi. Ragam kecipir di Indonesia cukup Sebagai tanaman tropis, kecipir sangat terdapat di Papua Nugini, Mauritius, banyak dan diperkirakan tidak kurang rentan terhadap suhu rendah. Kecipir Madagaskar, dan India, sedangkan pusat dari 100 aksesi, namun hingga kini belum merupakan tanaman hari pendek yang keanekaragaman genetik terbesar berada dilakukan koleksi. Mengingat banyaknya hanya berbunga jika panjang hari kurang di Papua Nugini dan Indonesia. Kecipir manfaat kecipir maka eksplorasi kecipir dari masa kritis (12 jam). Vince-Prue (1975) telah lama dibudidayakan di Asia Teng- di Indonesia perlu dilakukan. dalam Schiavinato dan Valio (1996) gara dan Asia Selatan, meliputi India, Sri melaporkan bahwa 23 spesies kecipir Lanka, Bangladesh, Myanmar, Malaysia, memperlihatkan peningkatan luas daun Thailand, Laos, Kamboja, Filipina, dan jika ditumbuhkan pada kondisi pencaha- Indonesia. Thailand dan Bangladesh KARAKTERISASI BIOLOGI yaan lama (hari panjang). merupakan dua negara yang memiliki DAN TAKSONOMI Biji kecipir memiliki kulit yang keras varietas kecipir paling banyak. sehingga dapat menurunkan dan menun- Kecipir merupakan tanaman pagar Kecipir tergolong tanaman tahunan da perkecambahan karena air tidak dapat yang penting di Papua Nugini, dan yang tumbuh melilit, dan beberapa masuk ke dalam biji. Dalam banyak kasus, memiliki daya jual tinggi di daerah dataran varietas panjangnya dapat mencapai 25 biji memiliki laju perkecambahan cukup tinggi. Banyaknya jumlah varietas dan m. Budi daya kecipir memerlukan pe- rendah (5060%) jika ditanam tanpa

114 Jurnal Litbang Pertanian, 29(3), 2010 Joydevpur, Dacca, 2) Thai National Bank Gene, Thailand Institute of Scientific and Technological Research, Bangkok, Thailand; 3) Kerala Agricultural Univer- sity, Vellanikkara, Thrissur, Kerala, India, 4) National Bureau of Plant Genetic Resources, Pusa Complex, New Delhi, India, dan 5) Faculty of Agriculture, University of Peradeniya, Sri Lanka. Revisi daftar deskriptor kecipir (Tabel 1) memuat beberapa ketentuan yang ber- sifat internasional tentang skoring atau Gambar 1. Ragam ukuran dan warna polong kecipir. pengkodean deskriptor state (IBPGR 1982) sebagai berikut: 1) Satuan pengukuran dalam unit metrik. perlakuan khusus. Dormansi dapat diatasi Famili : 2) Deskriptor berupa variabel kontinu dengan merendam biji dalam air selama Subfamily : yang disajikan dalam skala 19. Pen- 12 hari. Namun pada biji yang tidak Tribe : deskriptor dapat juga menyajikannya dapat menyerap air, dormansi dapat Genus : Psophocarpus dengan skala 3, 5, dan 7. diatasi dengan mengurangi ketebalan Species : P. tetragonolobus 3) Ada/tidaknya karakter disajikan de- kulit biji atau menyayat bagian biji (pada ngan + (ada) dan 0 (tidak ada). bagian bukan pusat biji) agar terjadi 4) Untuk koleksi aksesi plasma nutfah imbibisi air. Perlakuan sebelum tanam PEMERTELA KECIPIR: yang tidak seragam (contoh: koleksi tersebut dapat menaikkan persentase USULAN UNTUK campuran, segregasi genetik), pengi- perkecambahan biji kecipir hingga 90% INDONESIA sian deskriptor dilakukan dengan cara (Anonim 2008b). sebagai berikut: deskriptor yang ber- Genus Psophocarpus terdiri atas Pengelolaan plasma nutfah tanaman sifat kontinu digunakan nilai rata- sembilan spesies, yaitu P. grandiflorus, meliputi eksplorasi, konservasi, reju- rata dan simpangan bakunya; sebalik- P. lancifolius, P. lukafuensis, P. mono- vinasi, karakterisasi, dan diakhiri dengan nya untuk deskriptor yang bersifat phyllus, P. palustris, P. scandens, P. evaluasi. Kegiatan karakterisasi aksesi diskontinu hanya digunakan nilai rata- tetragonolobus, P. necker, dan P. plasma nutfah memerlukan pembakuan ratanya. lecomtei. Dari sembilan spesies tersebut, pemertela (daftar deskriptor) yang men- 5) Apabila data tidak ada (deskriptor delapan spesies tersebar di Afrika dan cakup sifat kualitatif dan kuantitatif. Sifat tidak dapat diterapkan) maka digu- Madagaskar, sedangkan satu spesies (P. kualitatif merupakan hasil observasi nakan “0”. tetragonolobus) menyebar luas di Asia terhadap karakter yang bersifat kualitatif, 6) Pengosongan dilakukan apabila data dan Papua Nugini. Spesies P. tetra- seperti warna bunga, warna daun, dan belum tersedia. gonolobus dan P. palustris telah di- bentuk daun. Oleh karena itu, pada 7) Bagan warna Royal Horticultural manfaatkan sebagai bahan pangan, kelompok sifat kualitatif dikenal adanya Society Colour Chart, Methuen sedangkan spesies yang lain belum kategori-kategori sifat dari suatu des- Handbook of Colour, dan Munsel dibudidayakan. Spesies P. palustris kriptor. Sifat kuantitatif adalah sifat yang Colour Charts for Plant Tissues, bersifat semiliar, namun pada saat paceklik merupakan hasil pengukuran secara direkomendasikan untuk karakterisasi juga dikonsumsi sebagai bahan pangan kuantitatif, seperti tinggi tanaman, karakter warna. oleh masyarakat Afrika Barat (Smartt 1990; panjang daun, umur panen, dan diameter Ciri pemertela sebagaimana tertera Prasanna 2007; Anonim 2008c). bunga (Kurniawan et al. 2006). pada Tabel 1 dapat digunakan untuk Genus Psophocarpus liar memiliki Ciri pemertela kecipir telah disusun mendeskripsikan aksesi kecipir di Indo- ketahanan terhadap berbagai penyakit oleh IBPGR pada tahun 1979 dan direvisi nesia, dan dapat diperluas, bergantung sehingga berpeluang digunakan sebagai pada tahun 1982 (Tabel 1). Karakterisasi pada keragaman aksesi kecipir. sumber gen tahan dalam perbaikan keta- terhadap lebih dari 100 aksesi kecipir hanan kecipir terhadap penyakit. Namun, Papua Nugini menunjukkan adanya pemanfaatan kecipir liar tersebut masih keanekaragaman genetik yang luas MULTIFUNGSI DAN NILAI mengalami hambatan karena keterbatasan (Prasanna 2007). GIZI sumber benihnya (Harder dan Smartt Pusat bank gen internasional plasma 1992). nutfah kecipir berada di Filipina, yaitu The Di antara tanaman sayuran tropis, kecipir Kromosom kecipir berjumlah 2n = 18 Institute of Plant Breeding, University of tergolong unik karena mempunyai banyak (Pickersgill 1980). Susunan taksonomi Philippines, Los Banos. Pusat bank gen manfaat (multifungsi). Polongnya meru- kecipir adalah sebagai berikut: kedua berada di Universitas Papua pakan sumber protein, karbohidrat, dan Kindom : Plantae Nugini dan IITA di Nigeria. Sejumlah vitamin A, dapat dikonsumsi sebagai Division : Magnoliophyta lembaga juga bergerak dalam bidang lalapan, sup, dan kari. Polong muda dapat Class : Magnoliopsida plasma nutfah kecipir, antara lain: 1) Bang- direbus, dikeringkan atau dipanggang. Ordo : ladesh Agricultural Research Institute, Komposisi nutrisi polong muda kecipir

Jurnal Litbang Pertanian, 29(3), 2010 115 Tabel 1. Ciri pemertela kecipir.

No. Stadia Karakteristik Indonesia Notasi

1 Pertumbuhan tanaman: Jumlah Jarang 1 (*) tanaman saat berbunga Sedang 3 (+) Banyak 7 2 Daun: Bentuk daun Kecil 1 (*) Sedang 3 Besar 7 3 Daun: Bentuk daun Ovate 1 (*) Deltoid 2 Ovate-lanceolate 3 Lanceolate 4 Long-lanceolate 5

Ovate Deltoid Ovate lanceolate Lanceolate Long-lanceolate

4 Batang: Warna batang Hijau 1 (*) Ungu kehijauan 2 (+) Ungu 3 Lainnya 4 5 Umbi Tidak ada 0 (*) Ada + 6 Ukuran umbi: Diameter melintang Kecil (< 2 cm) 3 (+) Sedang (23 cm) 5 Besar (> 3 cm) 7 7 Bunga: Warna kelopak Hijau 1 (+) Kehijauan 2 Ungu 3 Lainnya 4 8 Bunga: Warna mahkota Putih 1 (*) Biru muda 2 Biru 3 Lainnya 4 9 Menjelang polong Polong: Warna polong utama Krem 1 (*) kering Hijau 2 Merah muda 3 Ungu 4 Lainnya 5 10 Menjelang polong Polong: Bintik pada polong Tidak ada 0 (+) kering Ada + 11 Menjelang polong Polong: Warna sayap polong Hijau 1 (+) kering Ungu 2 Lainnya 3 12 Menjelang polong Polong: Tekstur permukaan Halus 3 (+) kering polong Sedang 5 Kasar 7 13 Menjelang polong Polong: Bentuk polong Persegi panjang 1 (*) kering Agak rata 2 (+) Rata satu sisi 3 Rata pada lekukan 4

116 Jurnal Litbang Pertanian, 29(3), 2010 Tabel 1. (Lanjutan)

No. Stadia Karakteristik Indonesia Notasi

14 Polong: Polong pecah Tidak ada 0 (*) Sedikit 3 (+) Sedang 5 Banyak 7 15 Polong: Panjang polong (cm) (+) 16 Panen Biji: Warna biji Krem 1 (*) Coklat muda 2 (+) Coklat 3 Ungu 4 Hitam 5 Coklat-hitam 6 Lainnya 7 17 Hilum: Warna hilum Putih 1 (*) Hitam 2 (+) Lainnya 3 18 Biji: Bentuk biji Bulat 1 (*) Oval 2 (+) Lainnya 3 19 Biji: Permukaan biji Halus 1 (+) Berkerut 2 20 Bunga pertama Umur berbunga (hari setelah (*) tanam) 21 Lama berbunga (hari) (*) 22 2 minggu setelah Hasil polong segar per tanaman (g) (*) berbungga 23 Panen Jumlah polong kering per tanaman (angka) (*) 24 Panen Jumlah biji per polong (angka) (*) 25 Panen Berat 100 biji (g) (*) 26 Panen Hasil biji per tanaman (g) (*) 27 Panen Persentase shelling (%) (+) * = sifat yang wajib diamati, + = sifat yang diamati apabila diperlukan. Sumber: IBPGR (1982).

sepadan dengan tanaman kacang- yang bermanfaat bagi kesehatan. Kecipir penyubur tanah, tanaman kecipir ber- kacangan lainnya. Akhir-akhir ini, biji lokal Nigeria memiliki kandungan pro- potensi sebagai bahan pakan ternak, kecipir dibuat susu dengan nutrisi yang tein 33,38% (Amoo et al. 2006). Dengan obat, dan pengendali erosi pada lahan prima. kandungan protein yang tinggi, biji kering. Secara keseluruhan, polong muda kecipir dapat digunakan sebagai ma- Seperti pada kacang-kacangan lain, memberikan sumbangan energi yang kanan alternatif bagi perbaikan gizi kecipir juga mengandung zat antinutrisi, rendah, namun tergolong sebagai sayur- masyarakat. namun jumlahnya lebih sedikit dibanding- an yang bermanfaat bila ditinjau dari Multifungsi lain dari tanaman kecipir kan dengan kedelai. Zat antinutrisi dalam kandungan vitamin dan mineralnya. Biji adalah sebagai tumbuhan penutup tanah biji kecipir antara lain adalah tripsin dan kecipir juga memiliki kandungan minyak dan pupuk hijau karena memiliki kimotripsin inhibitor, amilase inhibitor, (edible oil) yang tinggi (1520%), yang pertumbuhan yang cepat dan termasuk fitohemaglutinin, sianogenik glikosida, hanya dapat disaingi oleh kedelai dan sebagai tanaman pengikat nitrogen dari dan saponin. Namun hasil pengkajian me- kacang tanah. Biji kecipir yang telah udara yang baik. Dengan demikian, budi nunjukkan, pemasakan dapat menghi- masak memiliki kandungan protein 29 daya kecipir hampir tidak memerlukan langkan zat antinutrisi tersebut (BOSTID 40% dan beberapa asam amino esensial pemupukan N. Selain berfungsi sebagai 1981).

Jurnal Litbang Pertanian, 29(3), 2010 117 sehingga berpeluang dikembangkan Tabel 2. Komposisi kimiawi bagian-bagian tanaman kecipir (g/100 g). pada musim kemarau di daerah beriklim kering. Kandungan Polong Bunga Daun Biji muda Biji masak Umbi Adanya peluang pemanfaatan semua kimiawi muda bagian tanaman kecipir yang tidak kalah Air1 84,2087,50 64,2850 76,093 35,8088,10 8,7024,60 54,9064,20 dengan tanaman kacang-kacangan lain, Energi 0,17 (x) 0,20 (x) 0,19 (x) 0,100,71 1,611,89 0,63 (x) menyebabkan tanaman ini selayaknya Protein 2,805,60 5,007,60 1,904,30 4,6010,70 29,8039,0 3,0015 mendapat perhatian. Kecipir merupakan 2 (mJ) tanaman pangan multiguna karena daun, Lemak 0,500,90 0,502,50 0,103,40 0,7010,40 15,020,40 0,401,10 Karbohidrat 3,008,40 3,008,50 1,107,90 5,6042,10 23,90420 27,2030,50 bunga, polong muda, biji, dan umbinya Serat  3,004,20 0,903,10 1,002,50 3,7016,10 1,6017 dapat diolah menjadi bahan makanan Abu 0,80 1,00-2,90 0,40-1,90 1 3,30-4,90 0.90-1,70 kaya zat gizi, yang dapat dikembangkan 1Dalam g/100 g berat basah. sebagai pangan fungsional dalam rangka 2mJ = megajuoles. 4,184 mJ = 1.000 kilokalori. mendukung penganekaragaman pangan (x) = rata-rata. masyarakat. Kecipir dapat ditanam seba- Sumber: BOSTID (1981). gai tanaman tunggal atau tumpang sari. Tidak seperti tanaman sayuran lainnya Tabel 3. Kandungan mineral pada bagian-bagian tanaman kecipir (mg/100 yang hanya sekali panen, kecipir bisa g berat segar). diremajakan. Panen dapat dilakukan secara rutin seminggu sekali karena Mineral Daun Polong Biji Umbi bunga kecipir muncul terus-menerus sampai umur 5 bulan, dan selanjutnya Kalium 80436 205381 1.1101.800 550 Fosfor 5298 2669 200610 3064 tanaman diremajakan. Belerang   380 21 Hingga saat ini, belum ada varietas Kalsium 113260 53330 80370 2540 kecipir yang dilepas oleh pemerintah. Magnesium 54 58 110255 23 Identifikasi koleksi plasma nutfah kecipir Sodium 2,5018 3,003,40 1464 33 Besi 2,006,20 0,202,30 2,0018,00 0,503,00 lokal, yang dilanjutkan dengan karakteri- Mangan 1,50 2,20 425 10 sasi dan evaluasi, merupakan langkah Seng 1,40 0,20 3,105 1,30 awal untuk menghasilkan varietas kecipir Tembaga 0,50 0,60 1,30 1,30 di Indonesia. Sumber: BOSTID (1981).

Tabel 4. Kandungan vitamin pada bagian-bagian tanaman kecipir. KESIMPULAN Vitamin Daun Polong muda Biji masak Kecipir merupakan tanaman tropis poten- Vitamin A (IU) 5.24020.800 300900  Tiamin (mg/100 g) 3,601 0,060,24 0,081,70 sial sebagai sumber pangan bernutrisi Riboflavin (mg/100 g) 2,601 0,080,12 0,200,50 prima dan sumber protein nabati dan Piridoksin (mg/100 g) 1,001 2,0 0,100,25 berbagai asam amino esensial yang Niasin (mg/100 g) 15,001 0,501,20 3,104,60 bermanfaat bagi kesehatan. Karakterisasi 1 - Asam folat (mg/100 g) 67 25,6063,50 plasma nutfah kecipir di Indonesia belum Asam askorbat (mg/100 g) 14,5128 2037 Sedikit Tokoferol (mg/100 g) 3,501 0,50 22,80 dilakukan. Ciri pemertela kecipir telah dibuat oleh IBPGR, dan panduan pemer- 1 Nilai berdasarkan berat kering, sedangkan sisanya dinilai berdasarkan berat basah. tela tersebut dapat diterapkan untuk Sumber: BOSTID (1981). karakterisasi plasma nutfah kecipir di Indonesia. Prospek pengembangan ke- cipir di Indonesia cukup besar ditinjau dari ragam pemanfaatannya, kandungan nutrisi, serta aspek ekologis yang sangat PROSPEK yang sesuai adalah iklim kering dengan sesuai dengan kondisi tropis. PENGEMBANGAN suhu udara 1532°C, kelembapan udara KECIPIR 5090%, pH tanah 5,506,50, curah hujan tahunan 2.500 mm, dan sinar matahari Upaya pengembangan kecipir di Indo- penuh (Rukmana 2000). Kecipir dapat UCAPAN TERIMA KASIH nesia terbuka lebar karena tanaman ini hidup pada tanah dengan bahan organik merupakan tanaman tropis. Kecipir dapat rendah, tanah berlempung, berpasir, dan Ucapan terima kasih disampaikan kepada ditanam di dataran rendah maupun dataran tanah kering. Tanaman ini juga memiliki Dr. Ir. M. Muchlish Adie, MS atas tinggi hingga ketinggian 2.000 m dpl. Iklim toleransi yang baik terhadap kekeringan pengoreksian makalah ini.

118 Jurnal Litbang Pertanian, 29(3), 2010 DAFTAR PUSTAKA

Amoo, I.A., O.T. Adebayo, and A.O. Oyeleye. IBPGR (International Board for Plant Genetic (Leguminosae). Bot. J. Linnean Soc. 8(4): 2006. Chemical evaluation of winged beans Resources). 1979. Descriptors for Winged 279378. Bean. Regional Committee for Southeast (Psophocarpus tetragonolobus), Pitanga Prasanna, K.P. 2007. Winged bean. p. 6772. Asia. Food and Agriculture Organization of cherries (Eugenia uniflora) and orchid fruit In K.V. Peter (Ed.). Underutilized and the United Nation, Rome, Italy. (Orchid fruit myristica). Ajfand Online 6(2): Underexploited Horticultural Crops. New 112. IBPGR (International Board for Plant Genetic India Publishing, New Delhi, India. Anonim. 2002. Psophocarpus tetragonolobus. Resources). 1982. Revised Winged Bean Descriptors. Regional Committee for South- Rukmana, R. 2000. Kecipir, Budidaya dan http://www.leafforlife.org/pages/ Pengolahan Pascapanen. Kanisius, Yogya- psophoca.htm. [10 September 2008]. east Asia. Food and Agriculture Organization of the United Nation, Rome, Italy. karta. 48 hlm. Anonim. 2008a. Winged Bean. http://www. Kemal. 2008. Penyuluhan: Budi daya Kecipir. Sahu, G.S. 2002. Winged bean, multipurpose answers.com/topic/winged-bean. [10 Septem- tropical legume. Sci. Tech. Online edition ber 2008]. http://www.tanimerdeka.com/modules.php? name=News&file=article&sid=518. [10 of India’s National Newspaper, 26 September Anonim. 2008b. Winged Bean http://www. September 2008]. 2002. evergreenseeds.com/wingedbean.html. [10 Schiavinato, M.A. and I.F.M. Válio. 1996. Influ- September 2008]. Khan, T.N. 1976. Papua New Guinea: A centre of genetic diversity in winged bean ence of staking on development of winged Anonim. 2008c. Taxonavigation. http://species. (Psophocarpus tetragonolobus [L.] DC.). bean . R. Bras. Physiol. Veg. 8(2): 99 wikimedia.org/wiki/Psophocarpus. [4 Desem- Euphytica 25: 693706. 103. ber 2008]. Kurniawan, H., I. Hanarida, dan G. Ramli. 2006. Smartt, J. 1990. Grain Legumes: Evolution and BOSTID (Board on Science and Technology for Database plasma nutfah dan networking. genetic resources. Cambridge University International Development). 1981. Winged Makalah disajikan pada Kongres I Komisi Press, Cambridge. 379 pp. Bean, A High-Protein Crop for the Tropics, Daerah Plasma Nutfah, Balikpapan, 31 Juli Susanto, G.W.A., M.M. Adie, dan K. Hartojo. nd 2 ed. National Academy Press. Washington, 2 Agustus 2006. http://indoplasma.or.id/ 2003. Potensi kecipir sebagai sumber protein DC. artikel/artikel_2006_database_ nabati. hlm. 148155 Dalam Purnomo, J. plasmanutfah.htm. [3 Desember 2008]. Burkill, I.H. 1935. A Dictionary of the Economic Suyitno, D.M. Arsyad, Suharsono, Sudar- Products of the Malay Peninsula. Crown Martin, F.W. dan H. Delpin. 1978. Vegetables yono, Heriyanto, dan I.K. Tastra (Ed.). Agents, London. for the hot, humid tropics. Part 1. The Pengembangan Kacang-kacangan Potensial winged bean, Psophocarpus tetragonolobus. Mendukung Ketahanan Pangan. Semiloka Harder, D.K. and J. Smartt. 1992. Further evi- US Department of Agriculture, Agric. Res. Tanaman Kacang-kacangan Potensial, 24 dence on the origin of the cultivated winged Service, Louisiana, New Orleans. p. 122. September 2002. Balai Penelitian Tanaman bean, Psophocarpus tetragonolobus (L.) Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang. DC.(Fabaceae): Chromosome numbers and Pickersgill, B. 1980. Cytology of two species of the presence of a host-specific fungus. Econ. winged bean, Psophocarpus tetragonolobus Wikipedia. 2008. http://id.wikipedia.org/wiki/ Bot. 46(2): 187191. (L.) DC. and P. scandens (Endl.) Verde. Kecipir. [10 September 2008].

Jurnal Litbang Pertanian, 29(3), 2010 119