Kata Pengantar
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
i KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagai lembaga kearsipan nasional wajib melakukan pengolahan arsip statis berskala nasional agar dapat diakses dan dimanFaatkan untuk kepentingan publik/masyarakat pengguna arsip. Salah satu hasil pengolahan arsip statis yang telah diselesaikan pada 2017 adalah Inventaris Arsip PT Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk 1966-2006. Substansi arsip yang dimuat dalam inventaris arsip ini adalah arsip tekstual terkait pelaksanaan tugas dan Fungsi PT Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk yang tercipta pada periode 1966-2006. Dengan tersusunnya inventaris arsip ini diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap arsip statis PT Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk yang tersimpan di ANRI. Kami menyadari inventaris arsip ini masih belum sempurna, namun inventaris arsip ini sudah dapat digunakan untuk mengakses arsip statis PT Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk 1966-2006 yang tersimpan di ANRI. Akhirnya, kami menyampaikan terima kasih kepada pimpinan ANRI, tim, dan semua pihak yang telah membantu penyusunan inventaris arsip ini. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa membalas amal baik yang telah Bapak/Ibu/Saudara berikan. Amin Jakarta, Maret 2018 Plt. Direktur Pengolahan Dr. Kandar, MAP ii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................... i KATA PENGANTAR ............................................................................ ii DAFTAR ISI ......................................................................................... iii I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1 1.2. Riwayat Organisasi ................................................................. 2 1.3. Riwayat Administrasi ............................................................... 6 1.4 Pertanggungjawaban Pembuatan Inventaris ………………….. 8 1.5 Petunjuk Akses Arsip ............................................................... 10 1.5.1. Penggunaan Inventaris Arsip ......................................... 10 1.5.2. Penggunaan Arsip sebagai Sumber Data ...................... 11 II. URAIAN DESKRIPSI ARSIP ........................................................... 13 2.1. Hukum 2.1.1 Peraturan Internal ......................................................... 13 2.1.2 Peraturan Eksternal ...................................................... 44 2.1.3 Kerja Sama Dalam Negeri ............................................ 45 2.1.4 Kerja Sama Luar Negeri ................................................ 52 2.1.5 Pelayanan Hukum ........................................................ 53 2.2 Keuangan 2.2.1 Anggaran ................................................................ ..... 54 2.2.2 Perbendaharaan ............................................................ 55 2.2.3 Pembayaran-Pembiayaan .............................................. 58 2.2.4 Akuntansi ........................................................................ 62 2.2.5 Administrasi Keuangan .................................................. 63 iii 2.3 Penelitian dan Pengembangan 2.3.1 Perencanaan Perusahaan ………………………………… 66 2.4 Pengolahan dan Pelaporan Data 2.4.1 Pengolahan Data ………………………………………….. 70 2.4.2 Pelaporan Data …………………………………………….. 73 2.5 Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) 2.5.1 Administrasi …………………………………………………. 82 2.5.2 Penyelenggaraan Diklat ……………………………………. 84 2.5.3 Pendidikan dan Pelatihan Umum …………………………. 84 2.6 Hubungan Masyarakat 2.6.1 Kehumasan ………………………………………………….. 86 2.6.2 Keprotokolan ………………………………………………… 93 2.6.3 Hearing dengan Dewan Perwakilan Rakyat …………… 97 2.7 Kepegawaian 2.7.1 Organisasi …………………………………………………… 100 2.7.2 Rekrutmen dan Perencanaan Kebutuhan………………... 102 2.7.3 Administrasi Personalia ……………………………………. 110 2.7.4 Kepangkatan ………………………………………………… 125 2.7.5 Penggajian …………………………………………………… 131 2.7.6 Kesejahteraan Pegawai …………………………………….. 134 2.7.7 Pembinaan/ Penilaian ………………………………………. 140 2.7.8 Penertiban ……………………………………………………. 150 2.7.9 Pemberhentian dengan Hormat …………………………… 160 2.8 Pengawasan 2.8.1 Keuangan ……………………………………………………. 166 2.8.2 Fungsional …………………………………………………… 170 2.9 Umum 2.9.1 Manajemen Perkantoran …………………………………… 171 2.9.2 Barang Inventaris Kantor …………………………………... 177 2.9.3 Kebersihan …………………………………………………... 180 2.9.4 Pengamanan ………………………………………………… 180 2.9.5 Yayasan/ Perkumpulan Lainnya …………………………... 182 iv 2.10 Teknik Telekomunikasi 2.10.1 Prasarana dan Sarana Penunjang Telekomunikasi ……. 183 PENUTUP……………………………………………………………………. 193 LAMPIRAN INDEKS NAMA …………………………………………………………….. INDEKS INSTITUSI .............................................................................. INDEKS TEMPAT…………………………………………………. ........... v I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, disebutkan Arsip Nasional RI (ANRI) mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan arsip statis yang berskala nasional yang diterima dari lembaga negara, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan dan perseorangan. Kemudian dalam Pasal 59 ayat (2) dijelaskan bahwa pengelolaan arsip statis meliputi: a. kegiatan akuisisi, b. kegiatan pengolahan, c. kegiatan preservasi dan d. kegiatan layanan, dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan arsip statis (huruf b), ANRI pada tahun anggaran 2017 melaksanakan pengolahan arsip statis PT Telekomunikasi Indonesia (PT Telkom) yang tersimpan di ANRI. Telekomunikasi adalah Teknik pengiriman atau penyimpanan informasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Untuk melakukan telekomunikasi diperlukan komponen informasi, pengirim, media transmisi dan penerima. Contoh manfaat dari telekomunikasi yaitu siaran radio, televise, jaringan computer, telepon. Kemudahan dalam melakukan telekomunikasi didukung dengan adanya sarana “smart phone” . Dengan alat tersebut kita dapat melakukan pembicaraan lewat telepon, akses internet untuk mencari berita atau pencatatan dan lain sebagainya. PT Telkom merupakan BUMN yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas menyediakan jasa telekomunikasi di Indonesia. Melihat tugas dan fungsi PT Telkom tersebut, maka arsip yang dihasilkan merupakan arsip penting sebagai bahan pertanggungjawaban nasional dan kesejarahan. Oleh karena itu, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) melalui Direktorat Akuisisi merasa perlu untuk mengakuisisi arsip PT Telkom untuk diserahkan dan disimpan di ANRI dan dilakukan pengolahan arsip untuk menghasilkan inventaris arsip, sehingga informasinya dapat diakses oleh masyarakat pengguna arsip. 1 1.2 Riwayat Organisasi PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau lebih dikenal dengan sebutan PT Telkom adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi. Berdasarkan sejarahnya, PT Telkom telah mengalami beberapa kali perubahan struktur organisasi. Bermula dengan terbentuknya Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi) yang merupakan pemecahan dari Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel) pada tahun 1965. Hal ini dilakukan karena perkembangan lapangan usaha PN Postel yang semakin berkembang, terjadi usaha-usaha untuk memecah PN Postel menjadi beberapa perusahaan negara sejak tahun 1964. Usaha pemecahan PN Postel ini dilakukan oleh beberapa orang Kepala Daerah Pos dan Kepala Daerah Telekomunikasi di Jawa. Mereka mengadakan pertemuan tidak resmi di Kaliurang-Yogyakarta, dengan hasil kesepakatan bahwa mengingat perkembangan teknologi sebaiknya PN Postel dipecah menjadi 3 (tiga) perusahaan yaitu perusahaan pos, perusahaan telegrap dan telex, serta perusahaan telepon. Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut maka pada tahun 1965 PN Postel dipecah menjadi 2 (dua) perusahaan negara, yaitu Perusahaan Negara Pos dan Giro yang disingkat PN Pos dan Giro dibentuk dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 29 Tahun 1965 dan Perusahaan Negara Telekomunikasi, dibentuk dengan PP No. 30 Tahun 1965 (Lembaran Negara No. 62 dan No. 63 Tahun 1965). Peristiwa ini terjadi pada 6 Juli 1965. Dengan pembubaran PN Postel maka segala hak dan kewajiban, perlengkapan dan kekayaan serta usaha dari PN Postel di bidang pos beralih ke PN Pos dan Giro, sedangkan di bidang telekomunikasi beralih kepada PN Telekomunikasi. Pelaksanaan peralihan itu diatur oleh Menteri Perhubungan, Darat, Pos, Telekomunikasi dan Pariwisata dan keluarnya Surat Keputusan (SK) Menteri Perhubungan Darat, Pos, Telekomunikasi dan Pariwisata No. U 14/14/8 dan No. U 14/14/9 tanggal 15 November 1965. Peraturan tersebut menetapkan struktur organisasi PN Pos dan Giro dan struktur organisasi PN Telekomunikasi. Direksi PN Telekomunikasi yang pertama terdiri dari: Sabar Soediman (Direktur Utama), Ir. Muchtil Joenoes (Direktur Operasi), Ir. Kwee Swan Tie (Direktur Teknik), Raden Soenarjo Martosendjojo (Direktur Perlengkapan), Ir. Soekarno Abdulrachman (Direktur Pembangunan), dan 2 Soewardi (Direktur Administrasi). Direksi ini dilantik oleh Menteri Perhubungan Darat, Pos, Telekomunikasi dan Pariwisata pada 21 November 1965 untuk menjabat selama 5 tahun. Oleh karena itu, terhitung sejak 22 November 1965 PN Postel baik formal maupun materiil telah dibubarkan. Pada 1967 dengan keluarnya Instruksi Presiden (Inpres) No. 17 Tahun 1967 tentang Pengarahan dan Penyederhanaan Perusahaan Negara kedalam Tiga Bentuk Usaha Negara yang menginstruksikan semua menteri dan pimpinan lembaga negara lainnya yang membawahi perusahaan-perusahaan