SONBAIT DAN WAMBRAUW STUDI POTENSI SUMBERDAYA PETERNAKAN

STUDI POTENSI SUMBERDAYA PETERNAKAN DI KABUPATEN MAMBERAMO RAYA

STUDY OF POTENTIAL LIVESTOCK RESOURCES IN MAMBERAMO RAYA

Lukas Yowel Sonbait1) dan Yustina L. D. Wambrauw2) 1) Staf Pengajar Jurusan Peternakan Fapet UNIPA 2) Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Faperta UNIPA Jalan Gunung Salju Amban Manokwari, 98314 ABSTACT

The objective of this research was to determine the potential resource of farms in Mamberamo Raya regency. The research was conducted in the Mamberamo Raya Regency between September and October 2012., A subjective approach of the qualitative method was used by interview and literature studies. The results showed that the livestock development in Mamberamo Raya regency had a promising future, but worth noting agribusiness channel from upstream to downstream. The problem faced by farmers was lack of venture capital, livestock, training, lack of access to education and short of affordable of quality health services, low investment both public and companies, lack of basic infrastructure such Article history as roads, electricity, limited good river transport services, problem of Accepted: May 4, 2018 ; land and sea linkages among districts and limited access to marketing. Approved: June 1, 2018 To optimize the efficiency of the production value and income of farmers * Corresponding author: then this should be supported by a cooperative storage facility or the E-mail: [email protected] expected distribution of the production can be accommodated and prepared collectively. Regional development of cattle and goats have good prospects in Mamberamo Hulu district, Central Mamberamo, Benuki, Roufaer, Mamberamo Lower and Upper Waropen. Other commodities need to be developed in all districts in Mamberamo are Pigs, Goats, range chicken and duck. Buffaloes also prospective by considering the potential freshwater swamps but the presence of natural predators such as estuarine crocodile and the annual flooding of Mamberamo should be considered. Livestock production is a priority at the moment in order to meet local consumption and improve animal protein sources.

Keywords: Potenty study, resource, livestock

PENDAHULUAN Mamberamo Raya merupakan pemekaran dari Kabupaten Sarmi dan Kabupaten Waropen. Kabupaten Mamberamo Raya adalah salah Sejak terbentuknya Kabupaten Mamberamo satu kabupaten di Provinsi yang resmi Raya hingga sekarang (tahun 2009), telah menjadi kabupaten berdasarkan Undang- terjadi perkembangan baik secara ekonomi, Undang No. 19 Tahun 2007. Kabupaten administrasi (pemekaran distrik) maupun

12 Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis, Maret 2019, hal. 12 – 19 Vol. 9 No. 1 e-ISSN: 2620-9403 p-ISSN: 620-939X keruangan (spasial). Kabupaten ini mempunyai dalam menyusun program pengembangan luas wilayah sebesar 2.381,4 Km2 (23.813,9 peternakan diwilayah tersebut. Ha) atau 7,68% dari luas daratan Provinsi Papua ± 309.934,40 km², (BPS Kabupaten MATERI DAN METODE Mamberamo Raya, 2012). Salah satu sektor sebagai potensi sumberdaya alam yang belum Penelitian ini dilaksanakan di beberapa digarap secara optimal untuk pengembangan distrik di kabupaten Mamberamo Raya yang kesejahteraan masyarakat adalah sub sektor mana distrik tersebut diambil secara purposive peternakan. Kabupaten Mamberamo Raya dengan pertimbangan memiliki potensi memiliki kawasan Cagar Alam Memberamo peternakan dan mendapatkan bantuan ternak Foya yang merupakan zona penyangga (buffer dari pemerintah, diantaranya Mamberamo zone) bagi kelestarian Sungai Memberamo Hulu, Mamberamo Hilir dan Roufaer. yang merupakan sungai terbesar di Papua. Pada Penelitian dilaksanakan pada bulan September umumnya mayoritas masyarakat di Kabupaten – Oktober 2012. Penelitian ini menggunakan mamberamo Raya secara umum mengusahakan pendekatan subyektif dengan metode kualitatif. babi, ayam buras, kambing, sapi dan itik. Pendekatan kualitatif adalah prosedur Walaupun jumlah ternaknya bervariasi, namun penelitian yang menghasilkan kata-kata tertulis jika dilihat dari persebarannya maka ternak atau lisan dari perilaku yang diamati (Moleang, ayam buras merupakan ternak yang paling 2008). Metode pengambilan data secara primer sering diusahakan secara luas oleh penduduk di dilakukan melalui wawancara secara mendalam seluruh distrik di Kabupaten Mamberamo (Indenth interview) disertai survei langsung ke Raya. Ayam buras terbanyak terdapat di semua peternak lokal, lahan produktif untuk agribisnis distrik dimana pada tahun 2011 jumlahnya 680 peternakan dan petugas lapangan. Jawaban dan ekor dan pada tahun 2012 meningkat menjadi pengamatan dilapangan dicatat dan dinilai 1015 ekor (Dinas Pertanian & Perikanan Kab. secara deskriptif. Untuk pengumpulan data Mamberamo Raya, 2012). Ternak babi secara sekunder diperoleh melalui instansi merupakan jenis ternak besar yang banyak pemerintah serta data dari petugas lapangan diusahakan oleh penduduk lokal dengan tujuan terkait dengan penelitian. pada umumnya untuk konsumsi maupun untuk upacara keagamaan atau menyambut tamu. HASIL DAN PEMBAHASAN Babi, sapi maupun ternak yang potensial untuk Jenis-jenis Ternak yang Diusahakan dikembangkan. Sebagai salah satu sumber Berdasarkan hasil survei, secara umum pendapatan bagi keluarga, jenis ternak besar ini jenis-jenis ternak yang yang dibudidayakan sangat potensial. Pengusahaan ternak di oleh masyarakat pada umumnya masih Kabupaten Mamberamo Raya secara umum dilakukan secara tradisional dengan tujuan dilakukan tanpa perkandangan. Pada umumnya untuk pemenuhan kebutuhan keluarga maupun semua jenis ternak di lepas, walaupun demikian sebagai hiburan (pet). Untuk jenis-jenis ternak ada beberapa penduduk yang sudah yang diusahakan adalah ternak ayam kampung mengandangkan ternak di halaman rumah. (Gallus domesticus), itik dan babi hutan (Sus Sampai sejauh ini belum diketahui secara detail verrocosus) maupun babi lokal (Sus Vittatus) potensi sumberdaya ternak yang ada di daerah sebagai sumber protein hewani dan belum ini, sehingga penulis tertarik untuk melakukan diarahkan pada skala yang lebih besar karena suatu penelitian observasi dan studi literatur. akses pasar yang belum tersedia secara Tujuan penelitian ini adalah: kontinyu. Ternak ini merupakan ternak utama 1. Dapat memberikan informasi ilmiah pada yang diusahakan masyarakat, selain itu buaya kalangan akademisi sebagai acuan sebagai satwa yang paling sering ditemukan pengetahuan potensi peternakan untuk studi justru sangat berperan dalam peningkatan selanjutnya. pendapatan keluarga. yang dimanfaatkan kulit 2. Dapat memberikan informasi awal bagi dan dagingnya untuk peningkatan pemerintah kabupaten Mamberamo Raya kesejahteraan keluarga.

13 SONBAIT DAN WAMBRAUW STUDI POTENSI SUMBERDAYA PETERNAKAN

Teknologi Produksi, Frekuensi Produksi Kabupaten Mamberamo Raya tahun 2012. Pertahun Menurut Jenis Ternak Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa populasi ternak pada umumnya belum Dalam pengembangan peternakan di mengalami peningkatan yang signifikan, wilayah Distrik Mamberamo Hulu maupun bahkan cenderung statis. Diperlukan teknologi Distrik Rofaer maupun beberapa distrik di produksi yang lebih baik, serta pelatihan dan wilayah ini, pada umumnya masih bimbingan teknis oleh penyuluh bagi petani menggunakan teknologi sederhana. Menurut peternak yang kontinyu dan jenisnya, pada umumnya masyarakat berkesinambungan. Selain itu juga perlu membudidayakan ternak babi lokal (sus ditambahkan bibit ternak yang berkualitas dan vittatus), ayam kampung (Galus domesticus), tenaga penyuluh yang sesuai dengan bidang sapi bali (bos sondaicus) dan kambing (capra keahlian yang tersebar merata ke seluruh distrik sp) dapat dilihat pada diagram Gambar 1. di kabupaten Mamberamo Raya. Populasi Ternak potong dan unggas di

Populasi Ternak Kabupaten Mamberamo Raya

Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 1015

680

380

136 130110 8691 5047 63 503560 Sapi Potong Kambing Babi Ayam Buras Itik

Jenis-Jenis Spesifik Lokal (Phalangeridae), Kura-kura papua (Chelodina novaeguineae) Bandikut dan Biawak (Varanus Jenis-jenis hewan spesifik lokal di salvadorii), Kuskus (Phalanger Sp), Rusa Kabupaten Mamberamo Raya, pada umumnya (Cervus timorensis), Soa-soa, Tikus Tanah sama dengan dengan wilayah-wilayah lain di (Pogonomeloys sp) serta beberapa jenis burung dataran tanah Papua. Salah satu jenis spesifik seperti Mambruk (Gaura sp), Kumkum yang sangat potensi untuk dikembangkan (columbia livia), Nuri (Domicella lory), antara lain buaya muara (Crocodile porossus) Kakaktua Putih (Cacatua galerita), Bangau dan buaya darat (Crocodile novaquinea). Hal Putih (Bubulcus ibis) dan Cenderawasih ini didukung oleh potensi sungai mamberamo (parasedae sp). Babi hutan merupakan salah yang melintasi sepanjang kabupaten ini. Selain satu jenis satwa yang sering dijumpai, yang itu, jenis-jenis hewan lain yang bisa dipelihara masyarakat. Sebagian kelompok dimanfaatkan stausnya menjadi ternak atau masyarakat memanfaatkan hewan ini untuk satwa harapan adalah babi hutan, tikus tanah, memperbaiki keturunan ternak babi lokal lao-lao, burung kum-kum, burung peliharaan mereka dengan cara mengumbar cenderawasih, mambruk babi betina lokal di sekitar di hutan dan menarik (Columbidae). Beberapa jenis satwa liar perhatian babi hutan jantan yang kemudian diketahui sebagai sumber bahan pangan mengawini betina lokal. Diyakini hasil masyarakat secara lebih spesifik sebagau persilangan kedua jenis ini mempunyai kualitas sumber protein hewani rumah tangga di daging yang lebih baik. Pemanfaatan sebagai pedalaman Papua. Jenis-jenis satwa lain yang bahan pangan dilakukan melalui aktivitas umumnya diburu dikonsumsi oleh masyarakat, perburuan. Pemanfaatan daging satwa-satwa ini Babi hutan (Sus vittatus), Kuskus yang utama adalah sebagai sumber protein

14 Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis, Maret 2019, hal. 12 – 19 Vol. 9 No. 1 e-ISSN: 2620-9403 p-ISSN: 620-939X hewani masyarakat. Masyarakat biasanya ukuran tubuh. Pada ternak babi lokal (sus menggunakan teknik pengolahan daging secara vitattus), masyarakat telah menggunakan sederhana dalam bentuk daging asar (atau kandang baik kandang panggung untuk tempat daging asap) dengan cara menggantung daging beristirahat maupun kandang tanah untuk hasil buruan di atas perapian di dapur. Selain itu bermain. jenis satwa ini diburu untuk dipelihara sebagai hewan kesenangan (pets) karena keindahan Permasalahan yang Dihadapi Masyarakat bulu, suara dan untuk hiburan di lingkungan Terhadap Komoditi Peternakan rumah. Potensi ketersediaan jenis spesifik hewan lokal cukup besar, akan tetapi dari Dari hasil pengamatan dan wawancara pada keadaan umum dapat dilihat bahwa tingkat beberapa peternak yang harus diselesaikan pada konsumsi bahan pangan lokal masyarakat komoditi peternakan adalah perlu adanya setempat cukup tinggi sebagai sumber protein pelatihan maupun magang kepada petani hewani. Untuk itu pemanfaatan dan peternak sebelum pengadaan berbagai jenis Pengembangan ternak lokal diharapkan dapat ternak, petugas penyuluh harus ditingkatkan ditingkatkan dan dijaga kelestariannya agar dan harus disebarkan merata di masing-masing jangan sampai punah. Distrik untuk mendukung pelayanan kepada masyarakat, Sarana transportasi harus dibenahi, Teknologi Produksi bagi Jenis Ternak sehingga memudahkan dalam pelayanan Spesifik Lokal maupun proses penjualan hasil ternak, Pengadaan bibit ternak unggul serta penyiapan Teknologi produksi yang digunakan bagi kandang ternak serta penyediaan hijauan jenis-jenis ternak spesifik lokal oleh makanan ternak khususnya bagi ternak sapi masyarakat di wilayah ini menurut pengamatan dan kambing, Perlu sosialisasi kepada distrik tergolong masih sederhana. Alat – alat yang maupun kampung yang masyarakatnya belum digunakan dalam penangkapan hewan spesifik pernah memelihara ternak, Pemerintah bersedia lokal seperti perburuan mambruk, kasuari soa- membeli produk peternakan yang di kelola soa maupun buaya dan lain sebagai masih masyarakat (Koperasi) serta Perlu dilakukan menggunakan peralatan seadanya seperti pelatihan mengenai pengolahan hasil ternak parang, cangkul/pacul, parang, sabit, tali, nelon, dengan menggunakan teknologi sederhana. kapak dan kalawai. Teknik pemeliharaan ternak seperti penangkaran buaya masih dilakukan Pola Produksi, Konsumsi, dan Pemasaran pada skala rumah tangga, untuk industri Hasil Ternak penyampakan buaya dapat ditemui di Distrik Mamberamo Hulu. Dua jenis buaya yang sering Pola-pola produksi, konsumsi dan distribusi dijumpai da DAS Mamberamo yakni buaya komoditi diwilayah pengamatan relatif sangat muara (Crocodile porossus) dan Buaya darat terbatas. Keterbatasan tersebut disebabkan (Crocodile novaquinea), juga berhabitat di karena akses perhubungan antara lokasi satu ke sungai yang memiliki lebar terbesar di lokasi lainnya cukup sulit. Hal ini merupakan . Kedua spesies-buaya ini menjadi faktor penghambat utama. Selain itu biaya perburuan bagi masyarakat tradisional, transportasi yang tinggi serta akses yang khususnya dari suku Bauzi. Cara berburunya terbatas menambah permasalahan dalam pola juga khas. Pada masa lalu, untuk menangkap konsumsi dan pemasaran hasil ternak. Dari segi buaya beberapa pria harus menyelam. Alat usaha produksi dan konsumsi sebagian yang dipakai hanya tali rotan. Kini, sudah masyarakat setempat hanya berorientasi pada setelah mengenal beradapan, masyarakat lokal pemenuhan kebutuhan keluarga, sementara telah selangkah lebih maju, Mereka pola produksi serta konsumsi yang mengarah menggunakan tombak (dao) dan kail untuk pada komersialisasi belum nampak pada memburu buaya. Daging hasil perburuan itu aktivitas peternakan bahkan pertanian secara dikonsumsi. Sedangkan kulitnya dijual dengan umum. Persentase pola distribusi hasil harga bervariasi sesuai dengan umur dan peternakan sebagian besar hanya dilakukan didaerah setempat, sementara sebagian kecil

15 SONBAIT DAN WAMBRAUW STUDI POTENSI SUMBERDAYA PETERNAKAN dari produksi yang dihasilkan didistribusikan diperlukan terutama dengan diadakan keluar daerah kampung. Jenis komoditi pelatihan-pelatihan menyangkut sistem pertanian yang distribusinya dapat keluar dari pemeliharaan ternak, ketersediaan penyuluh kampung adalah jenis ternak babi dalam jumlah lapangan serta pemberian bibit ternak yang terbatas. Pola distribusi hasil peternakan yang sesuai dengan kondisi di daerah. dibawah ke daerah lain menggunakan boat maupun penerbangan. Dari informasi yang Jumlah dan Aset Produksi bagi Ternak diperoleh bahwa pola distribusi hasil peternakan dilakukan dalam dua cara yaitu Dalam pengembangan sub sektor dengan dijual didalam daerah kampung atau peternakan sebagai bagian penting dari dijual ke kampung lain. Rata-rata harga daging pertanian, aset merupakan salah satu modal buruan adalah Rp. 25.000,-/kg. dasar dalam mendukung pengembangan potensi peternakan itu sendiri. Jenis-jenis aset Kontinuitas Produksi, Konsumsi dan peternakan yang dimiliki oleh masyarakat di Pemasaran Hasil Ternak Distrik Roufaer adalah dibagi dalam 3 bentuk yaitu peralatan, modal dan lahan. Untuk Selama ini kontinuitas produksi dan peralatan, masyarakat menggunakan parang, konsumsi masyarakat terhadap produk sabit, kapak, jenis peralatan lainnya yang peternakan merupakan masalah utama. Hingga merupakan jenis peralatan yang sangat saat ini hampir seluruh komoditi hasil berharga bagi masyarakat setempat sehingga peternakan masyarakat tidak mengarah pada hampir setiap keluarga memiliki peralatan ini. orientasi pasar kecuali untuk peternakan buaya Umumnya peralatan ini dibeli di pasar walaupun pembudidayaannya jarang, namun Kasonaweja atau dari Kabupaten Sarmi dan buaya dimanfaatkan kulitnya untuk dijual. kabupaten dengan harga berkisar Harga kulit buaya rata-rata dengan umur 4-6 antara 75.000-100.000/buah untuk jenis bulan adalah Rp. 30.000 perinchi. Berdasarkan parang/sabit, sementara harga jual kapal pengamatan dilapangan pemasaran kulit buaya biasanya lebih mahal yaitu berkisar antara sebelumnya dijual kepada perusahaan- 200.000-250.000/buah tergantung jenis dan perusahaan kayu dimasa lalu. Saat ini ukurannya. Bentuk modal yang merupakan masyarakat menjualnya ke Kampung Dabra asset bagi masyarakat setempat adalah lahan sebagai ibukota distrik Mamberamo Hulu dan uang. Untuk modal lahan tidak ditemukan ataupun pedagang yang langsung membeli di suatu kendala yang berarti karena ketersediaan lokasi. Untuk jenis ternak seperti ayam lahan untuk membuka lahan kebun sangat kampung rata-rata masyarakat belum tersedia, rata-rata untuk satu kepala keluarga memanfaatkan sebagai ternak untuk memiliki luasan kebun berkisar antara 1- 2 Ha memperoleh pendapatan. Untuk ternak babi dengan komposisi tanaman yang diusahakan jika produksi meningkat bisanya dipasarkan ke lebih dari satu jenis, sehingga dapat juga kampung yang memiliki jumlah penduduk dimanfaatkan sebagai tempat peternakan. lebih banyak atau langsung di bawah ke Sementara itu modal dalam bentuk uang Kasonaweja atau ke kabupaten Sarmi. Hal ini biasanya merupakan milik perorangan atau dirasakan sangat mempengaruhi pendapatan, kelompok. karena jarak ke lokasi pasar yang jauh maupun biaya transportasi yang tinggi sehingga tidak Kelembagaan Formal dan Non Formal serta efisien dalam pengelolahan hasil ternak. Organisasi yang Berkaitan dengan Produksi peternakan yang diutamakan oleh Pengadaan, Distribusi dan Pengolahan Hasil masyarakat mamberamo saat ini adalah untuk serta Pemasaran Hasil Ternak konsumsi lokal dalam rangka pemenuhan dan peningkatan gizi yang bersumber dari protein Kelembagaan formal maupun non-formal hewan (daging dan telur). Keikut sertaan pihak di distrik Roufaer dan distrik Mamberamo Hulu swasta khususnya investor sangat diharapkan pada umumnya untuk wilayah pengamatan untuk tujuan komersial. Selain itu juga peran telah terbentuk. Berdasarkan laporan dari dinas stakeholder dalam peningkatan produksi sangat Pertanian dan keluatan melalui subdin Peternakan Kabupaten Mamberamo Raya, 16 Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis, Maret 2019, hal. 12 – 19 Vol. 9 No. 1 e-ISSN: 2620-9403 p-ISSN: 620-939X jumlah kelompok ternak babi sebanyak 25 Kependudukan dan Pencatatan sipil Kabupaten kelompok dan kelompok ternak unggas Mamberamo Raya, 2012). Jumlah penduduk sebanyak 58 kelompok yang tersebar di distrik kabupaten Mamberamo Raya adalah 27.070 Mamberamo Tengah, Roufaer dan Mamberamo Jiwa yang terdiri dari 14.453 laki-laki dan Hulu. Namun data tersebut masih berdasarkan 12608 perempuan. Apabila dilihat dari jumlah proposal yang masuk ke dinas. Dalam PPL, kabupaten Mamberamo raya memiliki 5 pengamatan dilapangan rata-rata petani orang PPL dengan kualifikasi pendidikan, memiliki ternak secara pribadi, dengan sarjana (S1) 1 orang, D3Peternakan 2 orang manajemen pasca dan produksi yang masih dan D3 Keswan sebanyak 1 orang di tambah sederhana. Kelembagaan yang dibentuk oleh dengan beberapa tenaga penyuluh lulusan SMA peternak adalah atas dasar prakarsa masyarakat dan sederajat yang tersebar di 5 Distrik untuk setempat dengan manajemen pengelolaan yang menangani 87 kelompok petani ternak dengan sederhana. Sampai sekarang usaha peternakan status kelas pra pemula dan pemula. Kualifikasi unggas maupun ternak babi masih dilakukan dan jumlah PPL yang sangat minim jika sendiri. dibandingkan dengan luasan wilayah kabupaten yaitu sebesar 2.381,4 Km2 (23.813,9 Peternakan Berkaitan dengan Pengadaan Ha) yang tersebar di 8 distrik, merupakan dan Distribusi Saprotan, Pengolahan Hasil masalah mendasar yang harus segera serta Pemasaran Hasil Ternak diperhatikan pemerintah daerah. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada penyuluh, Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, masalah utama yang dihadapi adalah biaya pengembangan sub sektor peternakan sampai operasional yang sangat rendah sehingga sejauh ini masih berjalan lambat dan belum mereka tidak mampu menjangkau seluruh begitu dirasakan oleh masyarakat. Salah satu wilayah yang menjadi area tugas. Penyuluh penyebabnya adalah letak geografis yang merupakan Opinion leaders sebagai media berbukit, rawa dan pesisir pantai yang penyebar adopsi inovasi kepada masyarakat, membentang luas tanpa didukung oleh sarana tanpa mereka pembangunan peternakan di dan prasarana produksi peternakan. Sehingga suatu wilayah hanya bersifat statis. Tenaga pengolahan hasil dan pemasaranpun masih penyuluh yang berkualitas baik jumlah dan sangat terbatas untuk konsumtif maupun antar mutu sangat di perlukan di Kabupaten sesama masyarakat yang mendiami dataran Mamberamo Raya, sehingga pengembangan Mamberamo Raya. Untuk itu sudah saatnya ternak kecil, ternak besar maupun unggas bisa pemerintah daerah melakukan tindakan ditingkatkan.Penyuluh sebagai motor pengadaan dan penyebaran segala sarana pembangunan di kampung, perlu secara pendukung pengembangan ternak baik berupa bertahap merubah mutu sumber daya manusia pengadaan bibit ternak, pelatihan dan magang (SDM) peternak dalam rangka pengembangan bagi peternak lokal, penyediaan tenaga agribisnis peternakan melalui; Pembinaan penyuluh yang memiliki skil, mengembangkan transformasi pola pikir (mindset) peternak industri-industri peternakan rakyat secara tradisional yang perilaku belum intensif pada berkelanjutan. usaha ternak. Petani peternak di mamberamo raya bahkan daerah lain di Papua masih Jumlah Penyuluh Peternakan Menurut berstatus pengelola multi usaha dan tidak Kualifikasi Pendidikan dan Pengalaman spesifik pada salah satu jenis usaha. Hal ini Kerja tidak sejalan dengan jiwa dan entrepreneurship pelaku agribisnis peternakan. Penyuluh harus Menurut Rogers, everett (1976), penyuluh melakukan pembinaan teknis pemeliharaan merupakan seseorang atas nama pemerintah ternak para peternak yang mengarah kepada atau lembaga penyuluh yang berkewajiban intensifikasi bisnis, serta pelatihan dan mempengaruhi proses pengambilan keputusan penggunaan teknologi pertanian yang dilakukan oleh sasaran penyuluhan untuk mengadopsi suatu inovasi. Berdasarkan hasil pencacahan sensus penduduk 2012 (Dinas

17 SONBAIT DAN WAMBRAUW STUDI POTENSI SUMBERDAYA PETERNAKAN

Pandangan Masyarakat Tentang kebutuhan protein hewan. Hukum adat yang Pembangunan dibidang Peternakan mengatur pengelolahan sumberdaya kehutanan, pertanian, peternakan dan Berdasarkan hasil wawancara dengan perikanan darat yang masih ada dianggap masyarakat asli yang mendiami beberapa bagian dari warisan sebelumnya. Dari wilayah di distrik Rouvaer maupun informasi yang diperoleh bahwa setiap Mamberamo Hulu, Hasil wawancara dengan marga/fam yang menjadi pemegang hak ulayat masyarakat menunjukkan bahwa terdapat dalam satu kampung memiliki tempat/kawasan keinginan masyarakat untuk beternak hewan tabu yang secara adat dilarang untuk melakukan ruminansia (pemakan rumput) seperti sapi dan aktivitas disekitar. kambing atau kelinci. Hal yang menjadi Undang-Undang, Peraturan Pemerintah kendala utama adalah masalah modal untuk dan PERDA Tentang Pembangunan Sub membeli hewan. Namun demikian hasil Sektor Peternakan pengamatan menunjukkan bahwa beternak belum menjadi prioritas. Ini terlihat dari sifat Sejak berdirinya kabupaten Mamberamo masyarakat yang hanya berharap pada Raya hingga saat ini, regulasi yang dijalankan pemerintah untuk mendapatkan bantuan hewan oleh pemerintah terkait dengan peraturan daripada membeli sendiri dengan uang sendiri. daerah atau undang-undang tentang Selain itu juga akses transportasi dan pembangunan sub sektor peternakan masih pemasaran menjadi kendala utama dalam belum nampak. Salah satu undang-undang yang peningkatan populasi maupun produktivitas sudah di garap adalah pelarangan pembunuhan ternak. Beberapa kendala teknis yang perlu jenis buaya berukuran besar oleh masyarakat. mendapat perhatian khusus selain masalah Menurut informasi yang diperoleh bahwa diatas adalah perlu adanya pembinaan dan undang-undang, peraturan pemerintah, dan pendampingan secara intensif bagi masyarakat peraturan daerah tentang pembangunan lokal dari pihak-pihak terkait yang diharapkan pertanian belum diketahui masyarakat sehingga dapat memberikan modal pengetahuan serta pengelolaan subsektor peternakan oleh pemahaman bagi masyarakat dalam melakukan masyarakat. Masyarakat pada umumnya masih teknik budidaya ternak. mengacu pada aturan adat serta kebiasaan yang berlaku. Pemanfaatan hewan buruan oleh Hukum Adat Yang Mengatur Tentang masyarakat pribumi umumnya tidak diatur Pengelolahan Sumberdaya Tanah dan secara sistematis sesuai dengan batas-batas Ternak. wilayah sehingga mereka hanya bisa mendapatkan hasil buruan sesuai keinginan di Bagi masyarakat Mamberamo Raya, setiap lokasi yang mereka miliki, kecuali bagi orang suku mempunyai wilayah masing-masing. luar atau marga/fam lain yang tidak memiliki Selama ternak atau satwa masuk di dalam hubungan kekerabatan maka pemanfaatan wilayah mereka maka dikuasai oleh suku yang lahan biasanya ditempuh melalui prosedur adat bersangkutan, dengan demikian ternak yang dan biasanya terkait langsung dengan berada di wilayah tersebut milik masyarakat kelompok marga/fam asli setempat dan juga yang bermukim di daerah tersebut. Hukum adat kepala kampung. tentang pengelolaan sumber daya peternakan walaupun secara administrasi belum tertata KESIMPULAN DAN SARAN dengan baik namun ada beberapa daerah atau Kesimpulan kawasan tertentu yang telah diatur secara adat Pengembangan potensi sumberdaya sub menurut peruntukan wilayah dan aturan-aturan sektor peternakan di kabupaten Mamberamo adat tersebut merupakan warisan yang Raya memiliki prospek yang cerah, namun diturunkan dari generasi ke generasi. Ada perlu diperhatikan saluran agribisnis mulai dari beberapa wilayah tertentu yang merupakan hulu sampai dihilir. Masalah utama yang kawasan pemukiman sekaligus dijadikan dihadapi oleh peternak adalah kurangnya modal sebagai lahan peternakan. Pada umumnya usaha, bibit ternak, pelatihan-pelatihan, kegiatan peternakan di kelola masyarakat masih rendahnya akses terhadap layanan jasa bersifat sampingan terutama untuk memenuhi 18 Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis, Maret 2019, hal. 12 – 19 Vol. 9 No. 1 e-ISSN: 2620-9403 p-ISSN: 620-939X pendidikan dan kesehatan yang bermutu dan Saran terjangkau, rendahnya investasi baik Perlu dilakukan survei lebih lanjut untuk masyarakat maupun perusahaan, terbatasnya mengetahui potensi wilayah yang produktif prasarana dasar seperti seperti sarana jalan dan untuk pengembangan peternakan serta perlu listrik, terbatasnya layanan transportasi baik dilakukan pembinaan peternakan lokal untuk sungai (DAS Mamberamo), darat dan laut yang meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan menghubungkan antar distrik di Mamberamo masyarakat petani melalui peningkatan Raya, serta terbatasnya akses pemasaran. Untuk produksi peternakan. mengoptimalkan efisiensi nilai produksi dan pendapatan peternak maka perlu ditunjang DAFTAR PUSTAKA dengan fasilitas penampungan atau koperasi yang diharapkan pendistribusian hasil dapat BPS Kabupaten Mamberamo Raya, 2012. diakomodir dan dapat dilakukan secara Mamberamo Raya dalam Angka 2012. kolektif. Partisipasi masyarakat sangat Mamberamo Raya. mendukung dalam hal Pemberian tanah, lokasi Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten usaha. Keterbukaan untuk menerima program Mamberamo Raya, 2012. Laporan pengembangan komoditi ternak besar seperti Tahunan. Mamberamo Raya sapi dan kambing. Daerah pengembangan ternak sapi dan kambing yang mempunyai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil prospek baik adalah: Mamberamo Hulu, Kabupaten Mamberamo Raya, 2012. Benuki Mamberamo Tengah, Roufaer, Laporan Tahunan. Mamberamo Raya. Mamberamo Hilir & Waropen Atas. Jenis Rogers, Everett M. 1976. Communication in komoditas lain yang perlu dikembangkan di organization. New York: The Free Press. semua Distrik di kabupaten Mamberamo Raya adalah: ternak Babi, Kambing, Ayam buras Kuntowijoyo, 2006. Budaya dan Masyarakat. dan Itik. Produksi peternakan diutamakan Tiara Wacana, Yogyakarta. untuk saat ini adalah konsumsi lokal dalam Moleang, L.J. 2008. Metode Penelitian rangka pemenuhan dan peningkatan gizi yang Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya, bersumber dari protein hewan (daging dan Bandung. telur). Keikutsertaan pihak swasta khususnya investor diharapkan untuk tujuan komersial.

19