1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Tangerang Memiliki
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kota Tangerang memiliki sebuah slogan yaitu, Tangerang LIVE. LIVE adalah singkatan dari Liveable , Investable , Visitable dan e-City . Seperti yang dilansir dalam berita online (https://tangerangonline.id), LIVE adalah visi misi Walikota dalam membangun Kota Tangerang. Liveable , artinya kota yang layak huni. Investable , kota primadona bagi investor. Visitable , kota wisata dan e-City yaitu kota berbasis teknologi elektronik. Hal tersebut dapat tercapai melalui berbagai program yang dijalankan pemerintah bekerjasama dengan masyarakat untuk membangun Kota Tangerang. Dalam berita online lainnya (tangerangnews.com), Walikota menambahkan, bahwa semua program diunggulkan. Baik itu infrastruktrur jalan, pendidikan, kesehatan, kebersihan, reformasi birokrasi dan lainnya. Salah satu progam yang diunggulkan yaitu dibidang kesehatan. Berikut ini data jumlah fasilitas kesehatan di Kota Tangerang. Tabel 1.1 Fasilitas kesehatan di Kota Tangerang Fasil itas Kesehatan Kota Tangerang Kecamatan Rumah Sakit Puskesmas Posyandu 2015 2015 2015 Ciledug 3 2 105 Larangan 1 2 105 Karangtengah 3 3 68 Cipondoh 1 4 100 Pinang 3 3 97 Tangerang 3 3 75 Karawaci 8 4 132 Jatiuwung 2 1 60 Cibodas 2 2 97 Priuk 1 3 72 Batuceper - 2 53 Neglasari 1 2 63 Benda - 2 48 Kota Tangerang 28 33 1075 Sumber : https://tangerangkota.bps.go.id 1 2 Saat ini, persaingan antara para penyedia layanan kesehatan khususnya rumah sakit mengalami persaingan yang cukup ketat. Menurut Badan Pusat Statistik Kota Tangerang, pada tahun 2015 jumlah rumah sakit di Kota Tangerang sebanyak 28 rumah sakit. Hal ini membuat jasa pelayanan rumah sakit berlomba-lomba untuk memberikan pelayanan yang maksimal bagi pasiennya agar dapat bersaing dengan kompetitor. Melihat pada fenomena, masing-masing rumah sakit penting untuk membentuk brand image yang positif dalam mempertahankan eksistensinya diantara para kompetitor. Setiap rumah sakit memiliki strategi berbeda dalam melayani customers nya, seperti yang dilakukan oleh RS Sari Asih Group . Badan usaha kesehatan Sari Asih telah berdiri sejak tahun 1981 yang dirintis dari praktek bidan swasta oleh Ibu Hj. Siti Rochayah di Karawaci, Kota Tangerang. Sebagai salah satu Grup Rumah Sakit besar di Tangerang dan Banten, RS Sari Asih telah memiliki dan mengelola enam cabang rumah sakit, diantaranya RS Sari Asih Karawaci Tangerang, RS Sari Asih Ciledug, RS Sari Asih Serang, RS Sari Asih Sangiang, Rumah Bersalin Harapan Ibu Perumnas, RS Sari Asih Ciputat dan RS Sari Asih Ar-Rahmah (Profil RS Sari Asih Group, 2013). RS Sari Asih Karawaci Tangerang merupakan bagian dari RS Sari Asih Group . RS Sari Asih Karawaci Tangerang telah menjadi rumah sakit swasta pertama di Tangerang dan Provinsi Banten. Diusianya yang lebih dari 35 tahun, telah melayani banyak pasien rawat jalan dan rawat inap setiap tahunnya. Namun, berdasarkan data kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap yang diperoleh dari data rekam medik RS Sari Asih Karawaci tahun 2014 – 2016, dapat diketahui bahwa kunjungan pasien rawat jalan mengalami penurunan jumlah pasien setiap tahunnya dari 2014 – 2016, dibandingkan dengan pasien rawat inap yang bertambah jumlah kunjungan pasien dari tahun 2015 – 2016. Data disajikan pada tabel 1.2 berikut: Tabel 1.2 Kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap RS Sari Asih Karawaci tahun 2014-2016 3 Sumber : Rekam medik RS Sari Asih Karawaci Brand image yang dibentuk oleh RS Sari Asih Karawaci adalah Melayani dengan Kasih Sayang. Brand image RS Sari Asih Karawaci direpresentasikan salah satunya dengan membudayakan sikap dan perilaku yang diterapkan oleh seluruh karyawan, kepada seluruh pasien yang berada di lingkungan RS Sari Asih. Perilaku yang dimaksud adalah perilaku 3S yaitu, Senyum, Salam, Syafakumullah (mendoakan untuk kesembuhan). Penerapan perilaku 3S di lingkungan RS Sari Asih Karawaci menjadi salah satu bentuk pelayanan secara optimal kepada seluruh customer dengan komunikasi yang efektif melalui 3S. Sudaryono (2014) menjelaskan bahwa budaya organisasi adalah nilai-nilai yang menjadi pegangan oleh seluruh karyawan dalam menjalankan kewajiban dan perilakunya di dalam organisasi. Karakteristik budaya organisasi yang baik yaitu mampu menampilkan perilaku iman, taqwa, kreatif, inovatif dan dapat bergaul. Dengan budaya organisasi ini dapat memotivasi sumber daya manusia sehingga meningkatkan kinerja organisasi untuk mencapai tujuan organisasi (Sudaryono, 2014). Dengan menerapkan dan meningkatkan kualitas komunikasi yang baik sebagaimana penerapan perilaku 3S maka akan berdampak pada brand image perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa suatu perusahaan akan mampu bersaing jika mampu membangun budaya perusahaan yang baik, sehingga berdampak pada brand image perusahaan. Seperti pernyataan yang dikemukakan oleh Levey (2012), rumah sakit tidak hanya sebagai penyedia layanan kesehatan, perlu adanya brand untuk mendorong strategi, menyampaikan jangkauan layanan dan aset mereka yang meluas, dan menciptakan hubungan yang langgeng dengan stakeholder . Lingkungan yang semakin kompetitif menuntut sebuah brand yang lebih strategis dan terdefinisi dengan baik. Berkaitan dengan brand image, brand sendiri berarti tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdangan barang atau jasa. Sedangkan image adalah pesan, perasaan gambaran diri publik terhadap perusahaan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi (Ardianto, 2009). Jadi, brand image adalah persepsi merek oleh 4 konsumen terhadap perusahaan (Heding, 2009). Oleh karena itu, dalam membentuk brand image yang positif hal yang dilakukan harus menghubungkan asosiasi yang kuat, disukai dan unik dalam memori konsumen sehingga brand memiliki keunggulan bersaing yang menjadi alasan bagi konsumen untuk memilih brand tertentu (Keller, 2013). Pada penelitian ini, perilaku komunikasi yang akan diteliti yaitu komunikasi oleh seluruh petugas rumah sakit kepada pasien rawat jalan. Petugas rumah sakit berarti seseorang yang memberikan pelayanan baik medis maupun nonmedis. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji, “ Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Brand Image (Analisis Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Sari Asih Karawaci Tangerang).” 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu adakah pengaruh budaya organisasi terhadap brand image (Analisis Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Sari Asih Karawaci Tangerang)? 1.3 Identifikasi masalah 1. Adakah pengaruh budaya organisasi terhadap brand image di Rumah Sakit Sari Asih Karawaci Tangerang? 2. Seberapa besar pengaruh budaya organisasi terhadap brand image di Rumah Sakit Sari Asih Karawaci Tangerang? 1.4 Tujuan dan manfaat penelitian 1.4.1 Tujuan penelitian Berdasarkan uraian identifikasi di atas, maka tujuan dari penelitian yang dilakukan antara lain: 1. Untuk mengetahui tentang adanya pengaruh budaya organisasi terhadap brand image di Rumah Sakit Sari Asih Karawaci Tangerang. 2. Untuk mengetahui tentang besarnya pengaruh budaya organisasi terhadap brand image di Rumah Sakit Sari Asih Karawaci Tangerang. 1.4.2 Manfaat penelitian Adapun manfaat yang didapat terkait dengan penelitian “Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Brand Image (Analisis Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Sari Asih Karawaci Tangerang)” antara lain: a. Manfaat Perusahaan: 1. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan bagi RS Sari 5 Asih Karawaci dalam upaya membentuk brand image yang positif dapat melalui budaya organisasi sehingga menambah kredibilitas perusahaan dimata masyarakat. b. Manfaat Umum: 1. Penelitian ini dapat dijadikan rujukkan bagi rekan mahasiswa, masyarakat, dan pelaku bisnis dalam menambah pengetahuan mengenai pengaruh budaya organisasi terhadap brand image perusahaan. c. Manfaat Akademis: 1. Sebagai kontribusi pengembangan ilmu komunikasi tentang brand image perusahaan melalui budaya organisasi. 2. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan budaya organisasi dan brand image positif. 6 .