Motivasi Meraih Impian dalam Film Clouds di Tengah Pandemi Covid-19 (Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce)

Satriyani Nur Saputri

Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Jl. Babarsari Jl. Tambak Bayan No.2, Janti, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281

Email: [email protected]

Abstract The film Clouds, which aired on October 16, 2020, tells the story of the struggle of a 17 years old teenager against bone cancer or Osteosarcoma which he suffered from when he was 14 years old. His name is Zachary David Sobiech, son of Rob Sobiech and Laura Sobiech. Through this film, we are presented with a story adapted from the true story of a child with terminal cancer who is struggling to achieve his dream even though the cancer in his body is making his body weaker. In addition, this film also includes how the role of the family and the environment around supports individuals to achieve their dreams. The writer hopes that through this research, many readers will be motivated to be more active in achieving their dreams that they crave even though the world is currently being hit by a global pandemic (COVID-19) which makes the situation difficult. This study used a qualitative descriptive approach with Charles Sanders Peirce’s semiotic analysis method. This method was chosen because the writer wanted to reveal the original meaning of the scenes in Film Clouds by analyzing the signs in the film. Meanwhile, for the data collection, the writer conducted an in- depth study of the film and literature study. Keywords: Covid-19 pandemic, motivation, dreams, semiotics. Abstrak Film Clouds yang tayang 16 Oktober 2020 ini mengangkat cerita perjuangan seorang remaja berusia 17 tahun melawan penyakit kanker tulang atau Osteosarkoma yang ia derita dari umur 14 tahun. Ia bernama Zachary David Sobiech, anak dari pasangan suami istri Rob Sobiech dan Laura Sobiech. Melalui film ini kita disuguhkan cerita yang diadaptasi dari kisah nyata dari seorang anak pengidap kanker stadium akhir yang tetap berjuang meraih impiannya walaupun kanker di tubuhnya semakin membuat tubuhnya lemah. Selain itu, film ini juga menyisipkan bagaimana peran keluarga dan lingkungan sekitar mendukung individu menggapai impian. Penulis berharap melalui penelitian ini banyak pembaca yang termotivasi untuk semakin giat meraih cita-cita atau mimpi yang didambakan walaupun sekarang dunia sedang dilanda pandemi global (COVID-19) yang membuat situasi menjadi sulit. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode analisis semiotika Charles Sanders Peirce. Metode ini dipilih karena penulis ingin menguak makna asli dari adegan yang ada di Film Clouds dengan cara menganalis tanda yang ada didalam film. Sedangkan untuk pengumpulan datanya, penulis melakukan kajian mendalam dari film tersebut dan studi pustaka. Kata kunci: pandemi Covid-19, motivasi, impian, semiotika. Pendahuluan Pandemi Covid-19 yang awalnya hanya menjangkiti negara Tirai Bambu, Cina semakin lama meluas hingga hampir seluruh negara di dunia. Hal ini menyebabkan sektor perekonomian, pariwisata, transportasi, pendidikan, dan lain-lain melumpuh di beberapa negara. Penyebaran yang sangat cepat membuat banyak negara mengupayakan segala hal untuk mengurangi atau bahkan memutus siklus penyebaran virus Covid-19, salah satunya adalah negara Indonesia. Hampir sama dengan negara lainnya, di Indonesia pemerintah menetapkan kebijakan lockdown wilayah, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Work From Home (WFH), pembentukan satgas penanganan Covid-19, kampanye 4M (menggunakan masker minimal 2 lapis, mencuci tangan menggunakan sabun atau menggunakan hand sanitizer dengan kadar alkohol minimal 70%, memberi jarak aman dengan orang lain atau physical distancing minimal 1 meter, dan menghindari kerumunan), penutupan tempat pariwisata, swalayan atau toko ditutup lebih awal, dan masih banyak lagi. Salah satu langkah yang dibuat oleh pemerintah adalah WFH. Kebijakan ini membuat seluruh masyarakat diwajibkan melakukan semua aktivitasnya dirumah dan kegiatan diluar rumah harus sangat diminimalisir. Banyak masyarakat yang mengeluh karena kebijakan ini, namun sebenarnya momen ini bisa kita manfaatkan sebagai waktu untuk menggapai impian kita dahulu yang mungkin karena sibuknya kegiatan, kerja, sekolah, dan kuliah membuat kita melupakan impian kita tersebut. Pandemi ini bisa kita artikan sebagai hal yang positif dengan mencoba memanfaatkan waktu luang yang melimpah untuk mulai menggali potensi diri kita, mulai menemukan impian kita, dan mulai menyusun dan menggapai impian kita tersebut. Dalam prosesnya tentu kita akan merasa lelah dan membutuhkan motivasi agar menjadi bersemangat kembali meraih mimpi. Motivasi ini bisa datang dari mana saja, mulai dari keluarga, teman, orang terkasih, idola, penyanyi, atau bahkan film. Film adalah salah satu karya seni audio visual yang merupakan rekaman adegan- adegan sesuai naskah dan disempurnakan sedemikian rupa agar menjadi sebuah karya seni yang bisa dinikmati. Menurut Arsyad (2003: 48) film adalah gambar hidup yang diproyeksikan di proyektor secara mekanis sehingga terlihat hidup. Film adalah upaya untuk menyampaikan suatu pesan melalui gambar yang bergerak, kamera, dan suara. Didalam film pasti ada cerita yang memiliki pesan baik tersirat maupun tersurat, yang sutradara atau penulis naskah ingin sampaikan ke penikmat film. (Susanto, 1982: 60). Dari pengertian tersebut bisa kita ketahui bahwa dalam suatu film memiliki pesan yang ingin disampaikan baik tersurat maupun tersirat dari penulis naskahnya maupun sutradaranya. Salah satu contohnya adalah dari film Mulan yang juga tayang tahun 2020 ini. Film ini sempat menuai kontroversi, salah satunya karena pemain utamanya, Liu Yifei, membuat sebuah komentar tentang kebrutalan polisi di negara Hong Kong. Namun terlepas dari itu, film ini sukses besar dan berhasil mendistribusikan pesan dari film ini yaitu menunjukkan bahwa wanita atau perempuan juga mampu untuk menjadi pemimpin. Wanita juga bisa melakukan hal yang banyak orang bilang hanya laki-laki yang bisa melakukannya. Sesuai dengan judul artikel ini, disini saya akan membahas film Clouds yang ternyata terinspirasi dari kisah nyata. Nama dari film ini berasal dari salah satu judul lagu pemain utama di film ini, . Dasar pembuatan film berasal dari memoar yang ditulis oleh ibu Zach, Laura Sobiech, yang berjudul “Fly a Little Higher: How God Answered a Mom’s Small Prayer in a Big Way.” Ditangan Justin Baldoni, memoar tersebut bisa menghidupkan kembali cerita perjuangan Zach Sobiech melawan kanker Osteosarkoma. Setelah mendapatkan hak atas pembuatan film dari memoar pada bulan Februari 2016, pemain dari film tersebut ditentukan pada tahun 2019, lalu syuting dilaksanakan di bulan Oktober hingga bulan November 2019 yang berlokasi sebagian besar di Quebec, Kanada, lalu akhirnya film ini dirilis pada tanggal 16 Oktober 2020 lalu. Mengangkat genre drama musikal, pemeran Zach Sobiech dan Sammy dipilih dari latar belakang musisi atau penyanyi karena dua peran tersebut melakukan banyak pertunjukan menyanyi. Zach Sobiech atau Zachary David Sobiech diperankan oleh Steffan Fin Argus dan Sammy atau Samantha Brown diperankan oleh . Selain keduanya, ada Amy Adamle yang diperankan Madison Iseman, Laura Sobiech diperankan oleh , Rob Sobiech oleh Tom Everett Scott, Lil Rel Howey yang memerankan Mr. Weaver, Summer H. Howell diberi kesempatan untuk memerankan Grace, adik perempuan Zach. Lalu ada Dylan Everett yang memerankan tokoh Sam, Ally yang diperankan oleh Vivien Endicott-Douglas, Tyrone Benskin yang mengambil peran sebagai dokter Zach, dan tokoh pendukung lainnya. , penyanyi sekaligus penulis lagu dari Amerika Serikat juga sempat muncul sebagai cameo di salah satu adegan di Clouds. Disana ia diceritakan sedang melakukan konser dan Zach, Amy, dan Sammy datang untuk melihat. Saat konser itulah keinginan Zach untuk menjadi musisi semakin besar. Sebelumnya, mari kita lihat sinopsis singkat film Clouds. Zachary David Sobiech lahir pada tanggal 3 Mei 1995 di Saint Paul, Minnesota, Amerika Serikat. Orangtuanya bernama Rob Sobiech dan Laura Sobiech. Ia memiliki 3 saudara bernama Sam, Ally, dan Grace. Tahun 2009, saat usianya 14 tahun ia didiagnosis menderita Osteosarkoma oleh dokter. Ia sudah menjalani 10 kali operasi dan 24 kali kemoterapi sebagai upaya pengobatan kanker osteosarkoma ini. Banyak obat yang telah ia habiskan, juga uang yang telah dikeluarkan demi kanker ini hilang. Namun, osteosarkoma tetap bersarang di tubuh Zach. Tubuhnya yang lemah membuatnya kesulitan untuk berangkat sekolah, akan tetapi ia berhasil menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama-nya di St. Croix Catholic School Stillwater dan Sekolah Menegah Atas-nya di Stillwater Area High Scholl. Dalam Jurnal Medika Udayana dijelaskan bahwa Osteosarkoma adalah salah satu jenis tumor ganas primer yang ditandai dengan pembentukan langsung tulang dewasa atau jaringan osteoid oleh sel tumor yang berasal dari kerangka bagian tubuh. Osteosarkoma lebih berisiko terhadap pasien berjenis kelami laki-laki daripada perempuan. Karena masa pertumbuhan tulang pada perempuan mulai lebih dini dan puncak pertumbuhan tulang di perempuan juga lebih lebih dini dibandingkan laki-laki. Selain itu karena masa pertumbuhan tulang pada laki-laki lebih lama dibandingkan perempuan. Umur 11 sampai 20 tahun adalah umur yang rawan dan berisiko terkena penyakit ini, karena dominasi pasien osteosarkoma adalah anak-anak dan remaja berusia sekitar 11-20 tahun. (Made Kirana Duta Dwijayanti dkk, 2019: 2-6) Selama 4 tahun ia berjuang melawan kanker osteosarkoma ini dan sempat dinyatakan bebas kanker oleh dokter. Namun, ternyata kanker ini tidak mudah diprediksi di tubuh pasien. Zach kembali dinyatakan mengidap kanker osteosarkoma dan dokter mendiagnosis bahwa hidupnya sudah tidak lama lagi, yaitu sekitar 6-10 bulan lagi karena ia telah memasuki kanker osteosarkoma stadium akhir. Keadaan itu tidak membuat Zach menjadi terpuruk dan sedih. Ia tetap menjalani hari-harinya dengan sahabatnya Sammy dan Amy pacarnya. Impiannya menjadi seorang musisi membuatnya mendirikan band bernama A Firm Handshake bersama Sammy. Mereka lalu membuat video mereka bernyanyi lalu diunggah di Youtube, salah satunya adalah lagu berjudul Fix Me Up yang diciptakan oleh Zach sendiri. Lagu ciptaan Zach lainnya yang viral adalah Clouds yang oleh Justin Baldoni dijadikan judul untuk film ini. Lagu ini sekaligus menjadi lagu perpisahan Zach kepada dunia karena pada tanggal 20 Mei 2013 ia meninggal disebabkan kanker osteosarkoma yang semakin menyebar di organ-organ tubuh Zach. Semangat yang dimiliki Zach inilah yang membuat penulis ingin menyampaikannya kepada para pembaca. Walaupun di tengah keadaan yang sulit, yaitu pandemi Covid-19 ini, kita tidak boleh hanya diam tidak melakukan apapun, atau hanya melakukan kegiatan pada hari biasa. Penulis ingin pembaca merenungkan kembali impian aau mimpi kalian dan mewujudkannya selagi memiliki banyak waktu luang di rumah. Seperti yang Zach katakan “Tidak perlu menunggu besok jika kamu bisa mengerjakannya hari ini.” Motivasi Meraih Impian Secara sederhana, motivasi bisa diartikan sebagai dorongan mental yang sumbernya bisa dari orang lain atau malah dorongan dari dalam diri sendiri. Dorongan ini dimaksudkan untuk diarahkan ke tujuan yang ingin dicapai oleh individu tersebut. Sedangkan motivasi dalam bahasa Latin diartikan sebagai dorongan, karena dari asal kata movore yang memiliki arti gerak. Jika dilihat dari bahasa Indonesia, motivasi berasal dari kata motif. Sardiman A.M mengatakan bahwa motif memiliki arti sebagai suatu energi atau usaha seseorang untuk melakukan sesuatu demi mencapai tujuan yang telah disusun. J.P. Chaplin (2001) menambahkan bahwa motivasi membangkitkan rasa atau tingkah laku suatu individu atau organisme menuju satu tujuan atau sasaran. Dilihat dari teori David McClelland (1966), boleh dibilang bahwa motivasi adalah kekuasaan atau power, afiliasi atau dalam bahasa Inggris adalah affiliation dan prestasi atau achievement dalam diri manusia yang sifatnya kuat. McClelland menggambarkan motivasi sebagai berikut, Need For Power (seseorang yang mempunyai motivasi untuk mendapatkan kekuasaan tertentu), Need For Affiliation (individu yang memiliki keinginan membangun kerjasama yang baik. Biasanya memiliki sifat seperti suka berinteraksi, suka berkumpul dengan orang lain, suka berkonsultasi, senang menolong orang lain, dan mempunyai kepercayaan diri), dan terakhir adalah Need For Achievement (seseorang yang mempunyai motivasi mendapatkan prestasi atau pencapaian yang tinggi. Ia biasanya memiliki ciri-ciri mempunyai inisiatif, bersemangat ketika unggul dalam suatu bidang, bertanggungjawab, ingin mendapat feedback dari hasil yang ia capai, menentukan tujuan yang realistis, dan bisa diandalkan). Sebenarnya impian itu sama dengan cita-cita, hanya saja banyak orang yang mengira dua istilah ini adalah hal yang berbeda. Impian adalah target, sasaran, atau tujuan seseorang dalam hidupnya. Dalam hidup kita pasti kita pernah memiliki impian atau mimpi yang ingin kita capai. Impian atau cita-cita inilah yang membuat seseorang berusaha semaksimal mungkin mewujudkannya dengan berbagai cara. Bisa dengan bekerja lebih giat lagi, tekun dalam menimba ilmu, bangun lebih pagi, rajin beribadah, dan usaha lainnya yang bisa dilakukan untuk mewujudkan impian tersebut. Bisa dibilang, saat seseorang memiliki impian, dalam proses mewujudkannya seseorang tersebut bisa mengalami perubahan besar dalam hidupnya. Jadi bisa disimpulkan bahwa, jika seseorang memiliki impian maka otomatis ia akan termotivasi untuk berusaha lebih keras agar tujuannya tercapai. Pandemi COVID-19 Pandemi adalah sebuah istilah yang menunjuk kepada kondisi geografis yang dijangkiti oleh sebuah penyakit yang meluas, contohnya adalah penyakit influenza (Taunberger dan Morens DM, 2009 via Tri Handayani). Pandemi yang dialami oleh suatu negara bisa menyebabkan dampak yang besar terhadap sektor dalam negara tersebut. Mulai dari gangguan keamanan, kelumpuhan pelayanan publik, kerugian eknomi, tidak terwujudnya ketertiban sosial, perubahan tingkat permintaan barang dan jasa, pariwisata menurun, hingga tidak stabilnya kondisi politik (dr. Iwan Muljono MPH dkk, 2009) Pandemi COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh coronavirus jenis baru yang menggemparkan dunia karena cepatnya penyebaran virus ini. Virus corona atau Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus 2 (SARS- CoV-2) ternyata masih satu famili dengan virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan virus MERS (Middle-East Respiratory Syndrome) yang sebelumnya pernah juga membuat dunia heboh (Tim Penulis Kementrian Kesehatan RI dalam Simposium Papdi Forum tahun 2020, 2020). Sesuai dengan namanya, virus ini menyerang sistem pernapasan manusia. Gejala awal yang diderita saat seseorang terinfeksi virus ini adalah demam, pilek, sakit kepala, sakit tengorokan, dan batuk kering. Jika semakin parah, maka penderita akan merasakan demam tinggi, batuk hingga berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Belum lama ini ada gejala baru yaitu menurunnya kemampuan mencium bau-bauan dan muncul ruam di kulit (Tim Penulis Alo Dokter, 2020) WHO (World Health Organization) pada tanggal 11 Maret 2020 lalu menyatakan bahwa virus corona adalah pandemi global. Ditetapkan menjadi pandemi karena virus ini menguji ketahanan manusia juga negara, karena negara tersebut harus pintar dalam mengatasi sebuah situasi kritis dalam negaranya. Selain sektor kesehatan, sektpr sosial dan ekonomi harus menjadi fokus utama pemerintah karena dalam sektor tersebut mendapatkan banyak dampak yang serius (Anggia Valerisha dan Marshell Adi Putra, 2020) Analisis Semiotika Analisis adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada penguraian atau penelaahan suatu pokok bahasan. Hasil akhirnya nanti antar bagian harus menunjukkan hubungan dan juga harus ada pengertian dan pemahaman yang tepat secara keseluruhan (KBBI). Menurut Anne Gregory, analisis adalah langkah pertama yang harus dilakukan peneliti atau seseorang dalam melakukan proses perencaan. Semiotika adalah salah satu metode dalam ilmu komunikasi yang berfokus pada tanda (sign) atau kode yang ada dalam suatu objek. Semiotika sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu semeion yang berarti tanda. Tanda adalah sesuatu yang memiliki arti, yang bisa diamati oleh seseorang, dan tanda bisa ditemukan dimanapun, tidak terbatas hanya di suatu benda tapi bisa juga dalam suatu kejadian atau peristiwa. Menurut Thomas (1995, via Birowo, 2004), tanda yang dijadikan objek studi dapat berwujud artefak yang telah diinterpretasikan menjadi bentuk, gaya, atau genre secara holistik atau secara keseluruhan. Metode semiotika ini dibedakan menjadi dua, yaitu jenis semiotika komunikasi dan jenis semiotika signifikasi (Eco dan Hoed dalam Sobur, 2003). Seimiotika komunikasi menekankan pada enam faktor komunikasi yaitu pengirim (sender), penerima (sistem tanda), pesan (message), saluran komunikasi, hal yang dibicarakan atau yang disebut sebagai acuan, dan tekanan pada setiap tanda dan pemahamannya dengan konteks tertentu. Sementara untuk semiotika signifikasi adalah semiotika yang tidak meributkan tentang tujuan seseorang atau kelompok berkomunikasi. Hal yang diutamakan dalam semiotika ini adalah pemahaman dari suatu tanda sehingga proses yang ada pada penerima tanda lebih diperhatikan. Tokoh yang mengemukakan teorinya tentang semiotika cukup banyak, diantaranya adalah Umberto Eco, Ferdinand de Saussure, Roland Barthes, dan Charles Sanders Peirce. Umberto Eco (1976:12) mengungkapkan teorinya tentang semiotika bahwa semiotika adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari semua yang bisa digunakan untuk berbohong. Tetapi hal itu tidak bisa digunakan untuk mengucapkan kejujuran. Maksudnya adalah kita mempunyai kemampuan untuk merepresentasikan segala isi yang ada di dunia dengan jalan atau cara apapun melalui tanda yang itu menyesatkan (Marcel Danesi, 2010). Ferdinand de Saussure (1916) melihat semiotika sebagai pertemuan bentuk dan makna. Saussure memakai istilah signifian atau penanda sebagai bentuk tanda dan signifie (petanda) untuk maknanya. Jadi bisa disimpulkan bahwa teori Saussure mengenai semiotika adalah semua yang kita lihat atau temui di sekeliling kita adalah wujud dari bentuk yang memiliki makna (Benny H Hoed, 2011). Dalam teori semiotika menurut Roland Barthes, ia mengungkapkan bahwa semiologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam memaknai hal hal yang ada di sekitarnya. Karena objek yang ada disekitar kita sejatinya adalah tanda yang mengandung makna tersirat. Secara harfiah, teori Barthes merupakan perkembangan dari teori Saussure. Namun dalam teori Saussure ditekankan kepada makna denotatif dan konotatif, sedangkan dalam teori Barthes ia menyempurnakannya dengan tambahan mitos (Vera, 2014) Sedangkan semiotika menurut Charles Sanders Pierce adalah ilmu yang mempelajari bagaimana orang bernalar melalui tanda. Peirce membagi tanda menjadi tiga, yaitu ikon (icon), indeks (index), dan lambang (symbol). Dikatakan sebagai ikon jika sesuatu yang dijadikan penanda itu berwujud hampir sama dengan bentuk objeknya. Indeks berarti tanda tersebut berfungsi untuk mengisyaratkan petandanya yang bersifat sebab akibat. Simbol atau lambang adalah tanda yang telah sering digunakan oleh masyarakat dan memiliki sifat arbitrer atau semena-mena(Alex Sobur, 2002). Dalam teori ini kita bisa melihat elemen utama yang membentuk tanda, yaitu sesuatu yang mempresentasikan sesuatu yang lain atau representament, hal yang direpresentasikan atau objek, dan hasil interpretasi orang terhadap suatu tanda atau yang disebut sebagai interpretant. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif yaitu penelitian secara mendalam untuk mendapatkan hasil berupa data yang rinci, jelas, dan sistematis. Hasil tersebut kemudian dituangkan menjadi kalimat-kalimat yang jelas dan tidak bertele-tele. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan salah satu analisis di bidang ilmu komunikasi yaitu, metode semiotika. Metode ini menggunakan tanda atau kode yang ada di suatu objek lalu dikaji agar bisa menemukan makna sesungguhnya dari tanda tersebut. Peneliti mengambil metode semiotika milik tokoh bernama Charles Sanders Peirce. Menurut Peirce yang seorang ahli filsafat, semiotika adalah penalaran melalui tanda dan ia lebih menekankan kepada logika dan filosofi dari tanda tersebut.Menurutnya, tanda atau representament adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain atau interpretant. Maka dari itu, tanda memiliki hubungan langsung dengan interpretant dan objek. Untuk mengkaji sebuah tanda harus ada tanda, objek, dan penafsir. Penafsir disini merujuk kepada orang yang melakukan kajian atau interpretasi terhadap suatu objek atau tanda. Hasil dari interpretasi ini juga akan memiliki arti yang berbeda-beda sesuai dengan konteksnya. Hasil Analisis dan Pembahasan Film Clouds adalah sebuah film drama musikal yang diadaptasi dari kisah nyata berdurasi kurang lebih dua jam. Disutradarai oleh Justin Baldoni, film ini berhasil membuah para penontonnya bercucuran air mata hampir di setiap adegan yang disuguhkan. Berkisah tentang perjuangan seorang remaja berusia 17 tahun yang mengidap kanker tulang osteosarkoma stadium akhir yang tetap bersemangat mengejar impiannya menjadi seorang musisi. Film ini menggambarkan bahwa dalam hidup, kita harus tetap berjuang hingga akhir tanpa menyerah agar waktu kita tidak terbuang sia- sia. Cerita dimulai dengan latar belakang musim gugur tahun 2012 di daerah Minnesota. Terlihat Zach baru saja sampai di tempat pertunjukkan Stillwater dengan diantar oleh ibunya. Saat itu Zach akan tampil menyanyikan lagu bersama temannya bernama Sammy. Namun, Sammy mengalami demam panggung dan tidak sanggup untuk naik ke panggung. Zach pun lalu menawarkan jika ia saja yang tampil sementara Sammy di belakang panggung saja dan Sammy pun menyetujuinya. Setelah penampilan Amy dan teman-temannya yang menampilkan tari-tarian, Zach naik setelah dipersilahkan oleh Pak Weaver sebagai pembawa acara. Karena diperkenalkan sebagai Sammy Brown, Zach pun bercanda bahwa ia dan Sammy memang mudah tertukar, tapi mereka memiliki perbedaan yaitu ia tidak memiliki rambut di kepala, sedangkan Sammy memiliki rambut yang lebat. Ia juga melepas topi yang ia kenakan lalu menunjukkan kepalanya yang botak karena efek samping kemoterapi. Candaan ini tentu mampu mencairkan suasana yang sempat canggung dan Zach mulai menyanyikan lagu yang berjudul “I Sexy and I Know It”. Lagu ini merupakan lagu dengan tempo yang enerjik dan sedikit menggoda. Ditambah pembawaan Zach yang riang dan menghibur, ia mampu membuat penonton di Stillwater riuh rendah bersorak untuknya. Dalam perjalanan pulang, ibu Zach, Laura Sobiech, memuji kemampuan Zach menyanyi, menghibur penonton, dan caranya menerima kondisi tubuhnya yang berbeda. Ibunya juga mengatakan bahwa ia menemukan lirik yang Zach tulis dan berkomentar bahwa itu sangat bagus. Namun Zach mengatakan itu bukanlah apa-apa, ia hanya bosan saat menulisnya dan ia tidak ingin menjadi seperti Ed Sheeran. Mendengar hal tersebut, Laura tetap memberikan dukungan dan mengatakan bahwa lebih baik dunia memiliki orang seperti Zach lebih banyak daripada memiliki Ed Sheeran. Amy yang kemarin tampil dalam pertunjukkan bakat ternyata memiliki perasaan terhadap Zach, begitupun sebaliknya. Maka dari itu, Zach mengajak Amy berpiknik di taman dan Amy menyetujuinya padahal suhu diluar sedang dingin. Zach yang masih tidak percaya bahwa ajakannya berpiknik disetujui Amy mencurahkan isi hatinya kepada Sammy, sahabatnya. Ia sebenarnya minder mengajak Amy berkencan karena kondisinya yang lemah, ditambah kepalanya yang botak, dan sulitnya Zach berjalan akibat kanker yang ia derita. Akan tetapi, Sammy mengatakan bahwa ia dan Amy ternyata sering berkirim pesan perihal Zach dan dalam pesan tersebut terlihat bahwa Amy memiliki rasa suka terhadap Zach walaupun Zach mengidap kanker. Hari dimana Zach dan Amy berkencan ternyata gagal total. Sejak ia mulai bersiap-siap sampai ia sarapan, Zach batuk-batuk yang itu membuat ibunya mengajak Zach untuk periksa ke rumah sakit tempat Zach biasa berobat sebelum berangkat ke taman untuk berkencan. Ternyata setelah diperiksa, batuk tadi adalah tanda bahwa kanker Zach semakin menyebar ke organ-organ tubuh Zach, salah satunya adalah organ paru-garu. Karena keadaan Zach yang mengkhawatirkan, dokter lalu segera mengoperasi paru-paru Zach agar kebocoran yang ada di paru-paru tidak berisiko menekan jantunngnya dan ia tidak mengalami gagal pernapasan atau bahkan gagal jantung. Operasi ini membuat Zach tidak dapat menepati janjinya berpiknik dengan Amy di taman, padahal Amy telah menunggunya. Walaupun operasi berjalan lancar dan dokter berhasil menangani kuncup yang ada di paru-paru Zah, tapi dokter mendiagnosis Zach sudah berada di kanker osteosarkoma stadium akhir. Padahal sebelumya, ia telah dinyatakan bebas kanker. Zach yang mengetahui hal ini lalu bertanya tentang sisa hidupnya dan dokter mendiagnosis bahwa hidupnya mungkin tinggal 6 bulan lagi. Hal ini membuat Zach meminta ibunya untuk menghentikan kemoterapi untuk pengobatan dirinya.Saat disekolah, Zach tidak sanggup bertemu dengan Amy karena merasa bersalah dan merasa tidak pantas bersama dengan Amy. Namun akhirnya Amy-lah yang menemui Zach dan menanyakan keadaanya. Zach pun mengatakan bahwa ia di stadium akhir dan Amy ternyata tetap menerimanya. Zach yang selalu bersikap ramah, supel, dan tersenyum kepada teman-teman dan orang lain ternyata hanyalah topeng untuk menutupi kesedihan hatinya karena ia sangat mungkin tidak menikmati bangku kuliah. Laura yang mengetahui isi hati Zach lalu menghibur dan memberikan motivasi untuk Zach. Laura memberikan saran bahwa sebaiknya, sekarang Zach harus mencoba menggapai impian atau hal-hal yang penting dalam hidupnya. Kejar hal tersebut lalu wujudkan sebelum terlambat. Musim Dingin 2012, Zach sekeluarga mengunjungi sebuah tempat spiritual di Prancis bernama Lourdes. Tujuan mereka berkunjung ke tempat tersebut adalah tak lain mencari pengobatan bagi kanker yang Zach derita. Karena menurut kepercayaan orang Katolik, air yang ada di Lourdes mampu menyembuhkan semua penyakit dan bisa memberikan ketenangan rohani. Laura dan Rob berharap, air ini juga bisa menyembuhkan penyakit Zach agar Zach bisa sehat dan terbebas dari penyakit kanker. Sepulang dari Prancis, Zach lalu memiliki tekad dan tujuan baru dalam hidupnya, yaitu menjadi seorang musisi. Impian tersebut ia ceritakan kepada Sammy dan impian tersebut semakin kuat saat ia dan Sammy menonton konser Jason Mraz. Awalnya mereka menonton konser ini karena Zach ingin mengajak Amy ke prom yang tak lama lagi diadakan di sekolahnya. Konser Jason Mraz yang diadakan pada 30 November 2012 dengan tajuk “Jason Mraz: Tour Is A Four Letter Word” membuat Zach ingin menciptakan lagu lalu lagunya tersebut bisa dinyanyikan oleh banyak orang seperti yang terjadi di konser Jason Mraz saat itu. Zach lalu mengajak Sammy membentuk grup bernama A Firm Handshake. Ia dan Sammy memulai kariernya dengan mengunggah video mereka di You Tube. Lagu pertama yang mereka unggah berjudul Fix Me Up yang Zach ciptakan sendiri. Video mereka ternyata sukses menarik minat banyak orang dan meraup viewers lebih dari 20.000 penonton. Selain itu, video mereka ternyata juga menarik perhatian sebuah perusahaan musik bernama BMI. Perusahaan ini lalu menawarkan Zach dan Sammy menjadi penulis lagu di perusahaan itu. Tawaran itu tentu saja diterima oleh keduanya dan mereka pun menanda tangani kontrak di gedung BMI, New York. Setelah itu, Zach lalu merilis lagu baru yang ia beri judul Clouds yang berisi tentang bagaimana ia bangkit dari keterpurukan. Setelah rilis, lagu ini lalu menjadi viral dan diunduh berjuta kali di seluruh dunia. Kesuksesannya tidak membuat Zach menjadi sombong, ia malah mendirikan sebuah yayasan pundi amal yang bermaksud untuk penelitian tentang kanker osteosarkoma di Masonic Cancer Center, University of Minnesota untuk membantu mencari pengobatan kanker osteosarkoma. Hasil penjualan dari lagunya disumbangkan ke yayasan tersebut yang bernama “Zach Sobiech Osteocarcoma Fund” dan dana ini menjadi salah satu penyumbang terbesar bagi Childrens Cancer Research Fund. Lagu ini ternyata juga menjadi lagu perpisahan bagi Zach. Karena kondisi tubuh Zach semakin lama semakin lemah dan membuatnya harus berbaring di ranjang terus-terusan. Dokter yang menangani Zach pun hanya bisa memberikan saran bahwa sekarang perkiraan umur Zach tidak akan lama lagi dan keluarganya harus memastikan bahwa Zach selalu merasa nyaman. Dalam suatu acara di Metro yang mengundang Zach, ia tidak bisa melanjutkan lagu Clouds sampai akhir karena sesak nafas yang tiba- tiba menyerang. Namun semua orang yang hadir dalam acara tersebut menyanyikan part lanjutan dari Clouds secara bersama-sama seperti yang ia impikan dahulu di konser Jason Mraz. Zach meninggal pada 20 Mei 2013, atau 13 hari setelah ulang tahunnya yang ke-18. Upacara pemakamannya diselenggarakan di gereja Katolik St. Michael. Jasadnya lalu dikuburkan di St. Michael Cenetary. Satu minggu setelah kepergiannya, Clouds berhasil menembuh Top 100 tangga lagu di Billboard dan berhasil mendapat tempat #1 di iTunes. Clouds juga diputar dan diunduh lebih dari 200 juta kali di seluruh dunia. Zach Sobiech Osteosarcoma Fund yang ia dirikan dahulu berhasil mengumpulkan dana sebanyak dua juta dolar Amerika setelah dua tahun kematiannya. Salah satu ucapan yang Zach katakan adalah “Aku ingin dikenang sebagai anak yang jatuh karena tangguh berkelahi, bukan kalah akrena tak bernyali.” Ucapan Zach ini memiliki arti bahwa jika kamu mengalami kesulitan seberat apapun, berjuanglah untuk melewatinya. Karena lebih baik gagal saat berjuang, daripada gagal tanpa mencoba melewati ujian atau kesulitan tersebut. Jika dianalisis menggunakan metode semiotika Charles Sanders Peirce yang menggunakan tanda yang terdapat dalam adegan dan kalimat film, maka inilah rincian analisis tanda yang ada di film Clouds. 1. Sign : Gambar 1. Adegan di menit 00:06:16

Object : Zach sedang bernyanyi di suatu pertunjukan bakat dengan membawa gitarnya. Interpretant : Pada gambar 1 terlihat Zach sedang tampil di suatu pertunjukkan bakat dengan membawakan lagu berjudul “I Sexy And I Know It” yang merupakan lagu enerjik. Sebelum tampil, ia melontarkan candaan tentang kebotakan yang ia miliki yang membuat penonton di ruangan itu tertawa. Ini menunjukkan bahwa Zach ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa ia tidak perlu dikasihani atas penyakit yang ia derita yaitu kanker osteosarkoma. Ia mencoba tegar dengan bercanda tentang kekurangan dirinya dan selalu mencoba menghibur orang lain. Ia ingin dilihat orang lain sebagai anak yang memiliki bakat, baik bernyanyi maupun menghibur orang, daripada dikenal sebagai anak pengidap penyakit kronis. 2. Sign : Gambar 2. Adegaan di menit 00:07:45

Object : Zach dan ibunya, Laura Sobiech, pulang dari pertunjukkan dan mereka mengobrol membicarakan penampilan Zach tadi. Saat sudah sampai di rumah, ibunya memberikan dukungan bagi Zach. Interpretant : Adegan ini tentu menunjukkan bahwa Laura mendukung Zach jika ia ingin menjadi seorang musisi. Walaupun pilihan lagu yang Zach nyanyikan tadi sedikit mengagetkan, tetapi Laura tetap memuji dan membesarkan hati Zach bahwa Zach memiliki sebuah bakat. Ini menjadi tanda bahwa orang tua berperan sangat besar dlaam pengembangan bakat anaknya. Orang tualah yang harus memberikan semangat kepada anaknya jika mengalami kebingungan atau putus asa saat perjalanan meraih impian mereka.

3. Sign : Gambar 3. Adegan di menit 00:11:54

Object : Botol berisi obat yang dikonsumsi oleh Zach Interpretant : Scene ini menunjukkan bahwa kanker osteosarkoma yang Zach derita ternyata bukan suatu penyakit yang remeh. Penyakit ini membutuhkan penanganan dan pengobatan yang intensif. Dalam sekali minum saja, Zach perlu menelan banyak obat demi memerangi kanker yang menggerogoti tubuhnya. 4. Sign : Gambar 4. Adegan di menit 00:16:12

Gambar 5. Adegan di menit 00:17:00

Object : Zach berbaring di ranjang rumah sakit dengan memakai baju khas operasi dan banyak peralatan medis yang menempel di tubuhnya. Dalam adegan ini juga terdengar suara percakapan dokter yang bernama Lesi dengan orang tua Zach terkait penyakit Zach. Interpretant : Adegan ini melukiskan bahwa Zach baru saja menjalani operasi karena kanker yang ia derita telah menjalar hingga paru-parunya. Sesuai dengan gambar 4, walaupun sempat dinyatakan bebas kanker oleh dokter, Zach ternyata kembali didiagnosis mengidap kanker ini dan sudah berada di stadium akhir. Ini disebakan karena osteosarkoma merupakan kanker yang tidak mudah diprediksi. Permintaan Zach untuk menghentikan kemoterapi untuknya menunjukkan bahwa Zach sudah di fase putus asa akan penyakitnya. Ia ingin menikmati sisa hidupnya dengan normal tanpa ada obat kimia di dalam tubuhnya.

5. Sign : Gambar 6. Adegan di menit 00:18:11 Object : Didepan kaca kamar mandi rumahnya, Zach mencoba untuk tersenyum lebar Interpretant : Hal ini memiliki arti bahwa Zach ingin terlihat bahagia di hari ia bersekolah hari ini. Ia ingin menunjukkan bahwa ia baik-baik saja kepada teman-temannya agar mereka tidak kasihan kepadanya. Padahal dalam kenyataanya, ia baru saja mengalami hari yang buruk karena dokter mendiagnosis hidupnya tinggal 6 bulan lagi. Adegan ini sesuai dengan perkataan Zach yaitu, “Cobalah untuk membuat orang-orang disekitarmu bahagia, maka dunia pun akan jadi tempat yang lebih baik.” Bisa kita simpulkan bahwa Zach sebenarnya ingin mencoba menjadi kuat dan tegar menghadapi kenyataan pahit yang ia rasakan. Ia tidak ingin orang lain ikut merasakan yang ia rasakan, maka ia hanya ingin menunjukkan versi dirinya yang selalu tersenyum bahagia agar orang ain pun ikut bahagia.

6. Sign : Gambar 7. Adegan di menit 00:23:18

Gambar 8. Adegan di menit 00:23:30 Object : Amy memeluk Zach di lorong sekolah setelah mendengar pengakuan Zach jika ia sudah di stadium akhir. Tetapi Zach malah melepasnya dan meninggalkannya sendirian. Interpretant : Gambar 7 memperlihatkan Amy yang sedang memeluk Zach. Jika diperhatikan, terlihat Zach menahan air matanya agar tidak jatuh. Sedangkan di gambar 8 terlihat Zach meninggalkan Amy. Ini menggambarkan bahwa walaupun Zach mengetahui Amy menyukainya, dan ia juga menyukai Amy, tetapi ia tidak bisa mengusir pikiran bahwa hidupnya tidak lama lagi. Ia takut jika Amy tetap bersamanya, Amy akan bersedih jika suatu saat Zach pergi lebih dulu karena kankernya. Maka dari itu ia memilih untuk meninggalkan Amy saja, walaupun sejujurnya ia tidak bisa menyembunyikan perasaanya terhadap Amy.

7. Sign : Gambar 9. Adegan di menit 00:21:57

Gambar 10. Adegan di menit 00:26:33 Object : Gambar 9 memperlihatkan Zach yang sedang melihat spanduk bertuliskan “We Learn Not For School But For Life” yang dalam bahasa Indonesia berarti “Kami Belajar Bukan Untuk Sekolah Tetatpi Untuk Kehidupan.” Gambar 10 memperlihatkan Zach dan ibunya sedang duduk di teras rumah. Interpretant : Dua gambar diatas sebenarnya memiliki hubungan. Berawal disaat Zach mendapat tugas menulis sebuah esai untuk kuliah oleh Pak Weaver, gurunya. Ia merasa kalaupun ia membuat esai, itu akan sia-sia saja karena ia tidak bisa merasakan bangku kuliah. Lagi, peran orang tua disini sangatlah besar. Laura dalam adegan di gambar 10 menunjukkan perhatiannya kepada Zach dengan mendengarkan isi hati Zach. Ia juga memotivasi Zach untuk melupakan bahwa waktunya di dunia semakin singkat dan mulai menyusun kembali hal-hal penting yang perlu Zach kejar selama ia masih hidup. Mungkin saja, sebuah keajaiban terjadi dan Zach bisa kembali sehat. Pengambilan gambar dipilih dengan arah menjauhi pintu dimaksudkan bahwa, fase putus asa yang Zach alami sekarang akan segera berakhir.

8. Sign : Gambar 11. Adegan di menit 00:26:40

Object : Laura sedang melihat video uanggahan di Youtube yang menunjukkan suatu tempat di Prancis bernama Lourdes. Interpretant : Adegan di gambar 11 menunjukkan bahwa Laura mencoba mencari pengobatan alternatif bagi Zach mengingat Zach sudah tidak mau kemoterapi. Ini menunjukkan bahwa Laura tidak akan menyerah mencari obat untuk Zach, walaupun obat itu bisa dikatakan mustahil. Dalam adegan ini juga memperlihatkan bahwa Zach sekeluarga ternyata menganut agama Katolik, karena Lourdes merupakan tempat yang sering dikunjungi oleh penganut agama Katolik untuk mencari penyembuhan fisik atau penyembuhan spiritual.

9. Sign : Gambar 12. Adegan di menit 00:29:50

Object : Menara Eiffel yang diambil dari jarak jauh. Interpretant : Gambar ini memiliki arti bahwa Zach sekeluarga akhirnya memutuskan untuk mengunjungi Lourdes untuk pengobatan Zach dengan dperlihatkannya Menara Eiffel yang merupakan ikon terkenal negara Prancis.

10. Sign : Gambar 13. Adegan di menit 00:31:24

Object : Zach dan saudaranya, Sam, tidur di kamar yang sama saat mereka tiba di Prancis. Dalam gambar tersebut telrihat bahwa mereka terlibat dalam percakapan serius. Interpretant : Walaupun obrolan antara Zach dan Sam jarang sekali terjadi, namun saat obrolan itu terjadi, isi dari obrolan tersebut langsung serius. Sam disini menunjukkan perannya sebagai saudara kandung Zach dengan membesarkan hati Zach secara tidak langsung. Ia mengatakan bahwa hal-hal seperti yang dialami Zach bukanlah dikarenakan Zach orang yang berdosa kepada Tuhan, melainkan Tuhan memberikan cobaan berupa penyakit kanker osteosarkoma karena Zach adalah orang yang baik. Ini menunjukkan bahwa keluarga Zach sangat menyayangi Zach.

11. Sign : Gambar 14. Adegan di menit 00: 33:01

Object : Zach yang sedang berada di dalam Lourdes didampingi dua orang penjaga. Terlihat ia berhadapan dengan patung mini Bunda Maria dan disorot dengan satu cahaya. Interpretant : Makna dari gambar ini adalah, bahwa pengobatan yang digunakan di Lourdes bukan dari air yang dipercaya bisa menyembuhkan. Jika dilihat dari adegan ini, maka sebetulnya pengobatan ini menggunakan kekuatan spiritual dengan bentuk nyanyian pujian Tuhan yang dilantunkan dua orang penjaga tersebut. Selain itu, Zach diarahkan untuk menghadap patung Bunda Maria, yang dipercaya sebagai ibu dari Yesus. Cahaya yang menyorot Zach jika dianalisis merupakan bentuk dari ilham atau wahyu dari Tuhan untuk Zach.

12. Sign : Gambar 15. Adegan di menit 00:40:27 Object : Zach, Amy, dan Sammy menonton Konser Jason Mraz. Interpretant : Konser ini bisa dikatakan sebagai titik awal impian Zach sebagai musisi muncul. Zach berkeinginan untuk menciptakan lagu dan saat lagunya bisa dinyanyikan oleh banyak orang seperti lagu Jason Mraz yang dinyanyikan banyak orang di konser itu.

13. Sign : Gambar 16. Adegan di menit 01:00:41

Object : Pak Weaver membantu Zach berdiri di lapangan sekolah. Interpretant : Adegan ini memiliki makna bahwa salah satu jalan keluar disaat dirimu berada di posisi terendah adalah naik atau bangkit. Bangkit dari keterpurukan mungkin sangat susah jika dilakukan sendiri, tapi akan mudah jika dibantu oleh orang lain. Maka dari itu peran orang lain sangat besar pengaruhnya terhadap seseorang yang sedang berada di fase putus asa dalam hidupnya.

14. Sign : Gambar 17. Adegan di menit 01:02:40

Object : Zach sedang memeluk ayahnya, Rob Sobiech, setelah ia diberi kejutan oleh ayahnya berupa mobil GT-R 2013 yang ia dambakan Interpretant : Berpelukan merupakan salah satu bentuk kasih sayang seseorang terhadap orang lain. Disini ditunjukkan bahwa Rob menunjukkan kasih sayangnya kepada Zach dengan meminjam mobil GT-R 2013 yang Zach impikan. Hadiah atau kejutan seperti ini juga bisa membangkitkan semangat seseorang apabila orang itu mengalami kurang motivasi atau sederhananya sedang berada di mood yang buruk.

15. Sign : Gambar 18. Adegan di menit 01:11:20

Object : Amy yang mencoba menghentikan mobil Zach dengan memohon-mohon agar Zach keluar dari mobil dan berbicara dengannya. Interpretant : Adegan ini mengandung makna bahwa Zach kembali merasa ia tidak bisa bersama dengan Amy dan mewujudkan impian yang mereka susun sebelumnya. Ia merasa bahwa dengan penyakitnya, ia tidak bisa memberikan apapun kepada Amy. Adegan ini juga menandakan bahwa hubungan keduanya telah hancur atau putus, walaupun keduanya masih memiliki perasaan yang sama.

16. Sign : Gambar 19. Adegan di menit 01:17:20

Object : Sammy dan Zach menandatangani kontrak dengan BMI. Interpretant : Tanda tangan diartikan sebagai bukti bahwa orang yang bertandatangan itu setuju atas semua persyaratan atau atura yang dicantumkan dalam suatu perjanjian. Jadi bisa kita simpulkan bahwa Zach dan Sammy telah setuju dengan semua hal yang tercantum dalam perjanjian kontrak antara mereka dengan BMI, karena mereka telah membubuhkan tanda-tangan mereka.

17. Sign : Gambar 20. Adegan di menit 01:21:31

Object : Tampilan sebuah layar laptop yang sedang menampilkan laman pengunduhan lagu secara online. Interpretant : Gambar ini menunjukkan bahwa A Firm Handshake, grup yang didirikan oleh Zach dengan Sammy, telah berhadil merilis lagu yang berjudul Clouds. Lagu ini tercipta saat Zach memikirkan Amy. Ia menganggap Amy sebagai orang yang mampu membuat Zach tidak depresi akan keadaannya. Ia bagaikan tali yang menjaganya agar tidak terjatuh terus-menerus.

18. Sign : Gambar 21. Adegan di menit 01:29:09

Object : Amy dan Zach sedang berada di peternakan kuda. Disitu Zach mencoba mengajak Amy untuk kembali kepadanya dan Amy mengiyakan. Namun di dalam adegan tersebut, langit malah memiliki dua warna, cerah dan gelap. Interpretant : Kuda merupakan tanda bahwa Zach dan Amy berbaikan, karena sebelumnya, mereka mempunyai impian untuk memiliki banyak kuda, kuda pertama diberi nama Roger dan yang kedua bernama Felicity. Kuda disini dimaknai sebagai anak mereka. Langit yang berubah warna dari yang awalnya cerah menjadi abu-abu kehitaman memiliki makna bahwa setelah momen bahagia Zach dan Amy berbaikan akan ada hal buruk yang terjadi. Hal buruk disini merujuk kepada penyakit Zach yang semakin menyebar di tubuh Zach yang membuat tubuhnya semakin lemah.

19. Sign : Gambar 22. Adegan di menit 01:30:04

Object : Zach yang sedang berbaring di kasur kamarnya ditemani oleh ibunya. Disini Zach dan ibunya sedang mengisi dokumen yang diberikan oleh dokter. Interpretant : Adegan ini menunjukkan bahwa kondisi Zach semakin memburuk hingga ia hanya bisa berbaring ditempat tidur. Dokumen yang menjadi objek dalam adegan ini adalah dokumen yang berisi daftar hal-hal mengenai “persiapan” kematian Zach. Ini menandakan bahwa tak lama lagi Zach akan meninggalkan dunia ini dan mengucapkan salam perpisahan dengan keluarga dan teman-temannya.

20. Sign : Gambar 23. Adegan di menit 01:35:24

Object : Zach berbaring di sofa dengan peralatan medis berada disampingnya. Terlihat seorang perawat yang membantu untuk memasang peralatan ini ke tubuh Zach. Interpretant : Adegan ini memiliki makna bahwa waktu yang dimiliki Zach semakin pendek. Zach yang pindah dari kamarnya ke sofa menandakan bahwa keluarganya sudah memenuhi satu permintaannya dalam dokumen yang diberikan dokter yaitu, ia ingin meninggal di rumah saja, berbaring di sofa. Peralatan media yang sebelumnya belum ada memperlihatkan bahwa kondisi Zach yang seharusnya dirawat di rumah sakit tetapi ia menginginkan dirumah saja, maka peralatan medis pun ikut dipindahkan.

21. Sign : Gambar 24. Adegan di menit 01:49:55

Object : Zach yang menghentikan petugas media yang ingin menangani Zach dengan isyarat tangan. Interpretant : Adegan ini mengandung makna bahwa Zach tidak mau mengecewakan orang lain yang datang di konsernya karena penyakitnya yang muncul tiba-tiba. Ia ingin menampilkan lagunya dengan baik sampai akhir walaupun sebenarnya tubuhnya melemah dan tidak memungkinkan Zach kembali bernyanyi.

22. Sign : Gambar 25. Adegan di menit 01:50:04

Object : Orang-orang yang datang di konser Zach bernyanyi bersama melanjutkan bagian lagu Clouds yang tadi sempat terputus karena Zach mengalami sesak napas. Interpretant : Ini menunjukkan bahwa banyak orang mencintai Zach. Adegan ini juga menggambarkan bahwa impian Zach dulu saat ia melihat konser bersama Amy dan Sammy di konser Jason Mraz terwujud. Mulai dari impian memilki lagu sendiri, mengadakan konser, dan impian lagunya bisa dinyanyikan banyak orang. Impian ini terwujud dan bisa kita lihat bahwa Zach tersenyum terharu sambil menahan tangis karena melihat kenyataan bahwa lagunya bisa disukai oleh banyak orang dan banyak orang menyanyikan lagunya.

23. Sign : Gambar 26. Adegan di menit 01:51:59

Object : Ibu Zach memakai pakaian hitam dan sedang berada di kamar Zach sambil membawa sebuah kertas yang Zach tulis. Interpretant : Pakaian hitam jelas memiliki arti berduka. Bisa kita simpulkan bahwa saat itu Zach telah meninggal dunia, karena kamar Zach juga terlihat sepi tanpa penghuninya. Laura yang berada di kamar itu menunjukkan bahwa ia merindukan Zach, tetapi ia malah menemukan sebuah kertas tulisan Zach yang ternyata esai kuliah yang ditugaskan Pak Weaver dahulu. Esai ini intinya berisi bahwa Zach ingin membuat orang-orang disekitarnya bahagia selama mungkin dan ia ingin orang-orang yang mengetahui kisah tentang dirinya bisa menyadari bahwa tak perlu menunggu waktu mengetahui bahwa dirimu sekarat untuk mulai bersemangat memulai hidup yang baik. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis tanda di film “Clouds” penulis bisa menyimpulkan bahwa didalam film ini mengandung makna bahwa seseorang harus tetap berjuang mewujudkan mimpinya apapun kondisi yang sedang menimpanya. Disini kita diajarkan untuk menjadi lebih tegar dan kuat menjalani cobaan yang derikan Tuhan kepada kita, karena cobaan yang diberikan Tuhan kepada umat-Nya tidak pernah melebihi kemampuan umat-Nya. Film ini memberi pesan bahwa keluarga, teman, dan sekolah sangat memiliki peran dalam proses individu menjadi lebih baik lagi, juga proses individu menggapai cita-citanya. Secara tidak langsung, film ini juga mengajarkan kita bahwa pandemi Covid-19 ini bukanlah suatu penghalang untuk menggapai cita-cita. Kita harus selalu melihat sisi positif dari suatu keadaan dan mensyukurinya agar kita tidak selalu diliputi prasangka buruk. Perlu adanya niat dan kemauan sebagai modal awal individu memulai perjalanannya meraih impian. Karena dua hal ini akan menjadi pengingat dan dasar bagi individu agar perjalanannya tetap on track dan tidak keluar jalur atau malah tergiur oleh hal-hal lain. Saran Penulis berharap agar penelitian ini bermanfaat sebagai literatur tambahan untuk metode analisis semiotika. Penulis juga berharap agar hasil dari penelitian ini mampu menggugah semangat masyarakat luas untuk mulai berjuang bersemangat meraih impian mumpung memiliki banyak waktu luang. Selain itu, penulis ingin agar hasil penelitian ini bisa menjadi media bagi masyarakat atau penikmat film, untuk mulai mempelajari film dengan menggunakan metode semiotika. Ini bertujuan agar para penikmat film bisa menikmati sebuah film dan menafsirkannya menjadi dua pandangan. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Arif Wibawa yang telah bersedia memberikan kritik dan saran kepada penulis terkait artikel yang ditulis. Daftar Pustaka Imanto, Teguh. 2007. Film Sebagai Proses Kreatif Dalam Bahasa Gambar. Jurnal Komunikology. 4(1): 24-25. Diakses melalui laman https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Journal-4561-TeguhImanto.pdf pada tanggal 26 Desember 2020 pukul 17.47 WIB Ningsih, Bekti Marga. 2014. Peningkatan Disiplin Siswa Dengan Layanan Informasi Media Film. Empati: Jurnal Bimbingan dan Konseling. 1(1): 83. Diakses melalui laman http://103.98.176.9/index.php/EMPATI/article/view/660/607 pada tanggal 26 Desember 2020 pukul 19.00 WIB Danish, Aqeera. 2020. “5 Fakta Inspiratif Zach Sobiech, Dibuat Film Oleh Warner Bros & Disney.” Diakses melalui laman https://www.idntimes.com/life/inspiration/nishwalail-noor/zach-sobiech-c1c2/6 pada tanggal 26 Desember 2020 pukul 12.04 WIB Duta Dwijayanti, Made Karina. Wiratnaya, Gde Eka. Setiawan, Gede Budhi. 2019. Prevalensi Osteosarkoma Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, dan Lesi Pada Tulang di RSUP Sanglah/FK UNUD Periode 2013-2017. Jurnal Medika Udayana. 10(10). Diakses melalui laman https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/ article/download/54096/32057/ pada tanggal 26 Desember 2020 pukul 22.00 WIB WK. Prima Naomi, M.Rangga. Pengaruh Motivasi Diri Terhadap Kinerja Belajar Mahasiswa. Diakses melalui laman http://jurnal.upi.edu/file/M._Rangga_.pdf pada tanggal 27 Desember 2020 pukul 20.00 WIB Dwi Hastuti, Nur Laila. 2016. Studi Komparasi Motivasi Belajar Biologi Antara Siswa Kelompok Peminatan dan Minat di SMA Negeri 13 Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Walisongo Institutional Repository. Diakses melalui laman http://eprints.walisongo.ac.id/6891/3/BAB%20II.pdf pada tanggal 27 Desember 2020 pukul 20.20 WIB Mudjiyanto, Bambang dan Nur, Emilsyah. 2013. Semiotika Dalam Metode Penelitian Komunikasi. Jurnal Penelitian Komunikasi, Informasi dan Media Massa (PEKOMMAS). 16(1). Diakses melalui laman https://www.neliti.com/id/publications/222421/semiotics-in-research-method- of-communication-semiotika-dalam-metode-penelitian pada 6 Januari 2021 pukul 13.20 WIB Candra Dewi, Murti. 2013. Representasi Pakaian Muslimah Dalam Iklan (Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce pada Iklan Kosmetik Wardah di Tabloid Nova). Jurnal Komunikasi PROFETIK. 6(2). Diakses melalui laman https://media.neliti.com/media/publications/224317-representasi-pakaian- muslimah-dalam-ikla.pdf pada tanggal 6 Januari 2021 pukul 13.32 WIB. Beatrica Gunawan, Eartha dan Junaidi Ahmad. 2020. Representasi Seks dalam Film Dua Garis Biru (Analisis Semiotika Roland Barthes). Koneksi. 4(1). Diakses melalui laman https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/viewFile/6880/5095 pada 6 Januari 2021 pukul 13.46 WIB. Rizki Haryono, Sinta dan Syah Putra, Dedi Kurnia. 2017. Identitas Budaya Indonesia: Analisis Semiotika Roland Barthes Dalam Iklan Aqua Versi “Temukan Indonesiamu”. Jurnal Ilmu Komunikasi: Acta Diurna. 13(2). Diakses melalui laman http://jos.unsoed.ac.id/index.php/acta_diurna/article/view/614 pada tanggal 6 Januari 2021 pukul 14.47 WIB Toni, Ahmad dan Fachrizal, Rafki. 2017. Studi Semiotika Pierce pada Film Dokumenter ‘The Look of Silence: Senyap’. Jurnal Komunikasi. 11(2). Diakses melalui laman https://journal.uii.ac.id/jurnal-komunikasi/article/download/9811/7877 pada tanggal 10 Januari 2021 pukul 08:13 WIB Sofyan, Ahmat. 2017. Pesan Humanisme Dalam Film Kesusu. Diakses melalui laman http://digilib.uin-suka.ac.id/28502/1/10730015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR- PUSTAKA.pdf pada tanggal 10 Januari 2021 pukul 10:00 WIB