ANALYSIS OF COCONUT AGRIBUSINESS DEVELOPMENT STRATEGY IN NORTH KAYONG REGENCY

1 Ela Sriwana , 1 Nurliza, 1 Dewi Kurniati 1Department Of Social Economics Agriculture, Faculty Of Agriculture University Tanjungpura E-mail*: [email protected]

ABSTRACT

The aim of this research was to formulate the strategy of development in internal coconut agribusiness in Kayong Utara Regency. Tools of data collecting were done by interview, questionnaire, and research for 7 respondents who were experts in doing assessment through the strategy in coconut development. The data analyzed by quantitative description in quality form, mean score, and also strategy analysis with Internal Factor Evaluation matrix, Eksternal Factor Evaluation matrix, Internal Eksternal matrix, and Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats matrix analysis. The findings showed that the strength factor was: the cultivation of internal coconut was relative easy with score 0,65, beside the weakness factor was: The Control of Plant Disease and the Maintenance with score 0,28. The factor of opportunity was: The market is still open with score 0,98 and the threat factor was: price fluctuations with score 0,29. The result of matrix Internal- External (IE) could be formulate as some strategies such as: 1) to improve the quality of SDM through coaching and to expand the effort of coconut farmer with quality and marketing network, to improve the effectiveness of effort in product trade with the use of technology and information media as the promotion, to form and to build the institutes of research for R&D, and to support the coconut association, to develop the circle coconut, to develop the quality of coconut through post harvest goodly, and to make the rule for industrialist; to repair the chain of coconut marketing through the related institution. Keywords: coconut, agribusiness, the strategy of development, SWOT, QSPM

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KELAPA DALAM DI KABUPATEN KAYONG UTARA

1 Ela Sriwana , 1 Nurliza, 1 Dewi Kurniati 1Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Tanjungpura E-mail*: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan agribisnis kelapa dalam di Kabupaten Kayong Utara. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, angket dan penelitian kepada 7 responden yang dianggap ahli dalam melakukan penilaian terhadap strategi pengembangan kelapa. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dalam bentuk pembobotan dan rataan skor serta analisis strategi dengan analisis matriks Internal Factor Evaluation, matriks Eksternal Factor Evaluation, matriks Internal Eksternal, serta matriks Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats. Hasil kajian menunjukan bahwa faktor kekuatan adalah: Budidaya Kelapa Dalam Relatif Mudah dengan skor 0,65, sedangkan faktor yang menjadi kelemahan adalah: Pengendalian Hama Penyakit Dan Pemeliharaan dengan skor 0,28. Faktor yang menjadi peluang adalah: Pasar yang masih terbuka skor 0,98 dan faktor yang menjadi ancaman adalah: Fluktuasi harga Produktif dengan nilai 0,29. Hasil analisis matriks Internal- Eksternal (IE) dapat dirumuskan beberapa strategi antara lain: Meningkatkan kualitas SDM nelalui pelatihan dan memperluas usahatani kelapa yang berkualitas dan jaringan pemasaran, Meningkatkan efektifitas usaha dalam jual beli produk dengan Penggunaan teknologi media informasi masa kini sebagai promosi, Membentuk dan membina lembaga lembaga penelitian untuk R&D serta mendukung asosiasi kelapa, Mengembangkan kelapa bulat, meningkatkan mutu kelapa melalui pasca panen yang baik, dan membuat peraturan bagi mitra usaha; Memperbaiki rantai pemaaran kelapa melalui lembaga yang terkait. Kata kunci: Kelapa, Agribisnis, Strategi pengembangan, SWOT, QSPM.

Pendahuluan Perkebunanan kelapa di mendukung pertumbuhan ekonomi Barat merupakan komoditas nomor 3 kalimantan barat, yang ketiga Bappeda setelah kelapa sawit dan Karet. Perkebunan (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Kelapa dalam banyak tersebar di wiliyah Kabupaten Kayong Utara, karena secara pesisir di Kalimatan Barat dan umum mempunyai hak dalam menyusun merupakan perkebunan yang dikelola oleh dan merencanakan pembangunan di rakyat. Salah satu diantara wilayah Kabupaten Kayong Utara, dan khususnya penghasil kelapa (kopra) untuk Kalimantan arahan kebijakan yang berkaitan dengan Barat adalah Kabupaten Kayong Utara pengembangan Kelapa Dalam, yang dengan luas areal perkebunan mencapai keempat Pedagang pengumpul dan 7,722 Ha dengan jumlah petani 6,530 Pengusaha industri Kelapa Dalam yang ada Kk Luas areal dan jumlah produksi di Kabupaten Kayong Utara, dengan alasan komoditi perkebunan di Kalimantan Barat sebagai sumber informasi ilmu khususnya komoditi kelapa mempunyai pengetahuan di bidang perkebunan kelapa potensi yang sangat besar apabila dapat dalam, ke lima Petani yang memiliki dikembangkan sehingga bisa membantu perkebunan (kebun rakyat) Kelapa Dalam petani di Kalimantan Barat. serta pendapatannya hasil dari usaha tani Kelapa Dalam di Kabupaten Kayong Utara, Metode Penelitian ke enam supplier yang menjadi seseorang Lokasi penelitian ini dipilih secara yang menjalankan usaha menyalurkan atau sengaja (purposive) yaitu di kabupeten memasarkan sesuatu barang (produk) kayong utara di kecamatan simpang hilir, tertentu dalam jangka waktu tertentu, dan dengan pertimbangan bahwa daerah ini terakhir Pesaing (kompetior) di penelitian merupakan penghasil kelapa dalam atau ini adalah kabupaten lain yaitu kabupaten daerah usahatani kelapa yang potensial kubu raya yang Merupakan Petani dengan jumlah penduduk yang cukup Komoditi Tanaman Kelapa Dalam Unggul banyak. Objek penelitian di kawasan ini di Kalimantan Bara adalah petani yang memiliki kebun serta usaha tani kelapa di kabupaten kayong Teknik Analisis Data utara. Rencana penelitian ini akan Perumusan strategi pengembangan dilaksanakan mulai bulan Oktober sampai Agribisnis Kelapa Dalam di Kayong Utara Januari 2017 dari pengumpulan data sampai dilakukan melalui tiga tahap, yaitu Tahap selesai. masukan (input stage) adalah Teknik digunakan adalah purposive menyimpulkan informasi dasar yang sampling (sugiyono, 2014), dengan diperlukan untuk merumuskan strategi Stakeholders pertama Dinas Perkebunan di dengan menggunakan matriks IFE (Internal Kabupaten Kayong Utara, dengan Faktor Evaluation) dan EFE (External pertimbangan lebih mengetahui dalam Faktor Evaluation). Informasi dasar ini perkembangan tanaman Kelapa Dalam dan diperoleh dari data primer dan data sebagai penyusun serta menetapkan sekunder. Tahap pencocokan (matching kebijakan yang berkaitan dengan stage) merupakan tahapan yang pengembangan Kelapa Dalam, yang kedua merumuskan strategi, tahap kedua ini Disperindag (Dinas Perindustrian dan menggunakan matriks SWOT. Dilanjutkan Perdagangan Kabupaten Kayong Utara), tahap ketiga yaitu tahap pengambilan karena secara umum mempunyai hak dalam keputusan (decision stage) yang merwujudnya industri yang maju dan menggunakan matriks QSP. perdagangan yang tangguh guna

Hasil Dan Pembahasan Fakor Internal yang terdiri dari dilakukan melalui matrik IFAS. Untuk Kekuatan dan Kelemahan dianalisis melalui setiap faktor diberikan bobot dan rating, pembobotan dan pemberian rating. Analisis maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 2. Analisis Matrik Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal (IFAS/EFAS)

Faktor Internal Nilai No Bobot Rating Skore Kekuatan Terpenting I Ketersediaan Lahan 4.29 0.15 4 0.59 2 Akses Transportasi 4.43 0.15 4 0.61 3 Budidaya Kelapa Dalam Relatif Mudah 4.71 0.16 4 0.65 4 Tersediannya Tenaga Kerja 3.29 0.11 3 0.34 Sub Total 16.72 0.57 3.75 2.19 No Kelemahan 1 Masih Menggunakan Alat-Alat Tradisional 2.67 0.09 3 0.28 2 Modal Terbatas 2.71 0.09 3 0.28 3 Pengendalian Hama Penyakit Dan Pemeliharaan 4.14 0.14 2 0.28 4 Kemampuan Manajeral Petani Yang Masih Lemah 2.86 0.10 3 0.29 Sub Total 12.38 0.43 3 1.13 Total 29.10 3.37 3.32 Faktor Eksternal No Peluang 1 Pasar Yang Masih Terbuka 4.43 0.25 4 0.98 2 Perkembangan Teknologi 3.71 0.21 3 0.62 3 Adanya Penyuluhan 3.29 0.18 3 0.55 Sub Total 11.43 0.64 3.33 2.15 No Ancaman 1 Fluktuasi Harga 1.71 0.10 3 0.29 2 Alih Fungsi Lahan Produktif 2.57 0.14 3 0.43 3 Komoditas Kelapa Dari Wilayah Lain 2.29 0.13 3 0.38 Sub Total 6.57 0.37 3 1.10 Total 18.00 1.00 3.16 3.25 Sumber: Data Primer Olahan Faktor Internal, 2017

Berdasarkan hasil perhitungan tabel dengan alasan tenaga kerja sangat diatas, faktor yang mempengaruhi dibutuhkan pada saat panen seperti pada pengembangan usaha kelapa dalam di saat menurunkan buah dari pohon. Hal ini Kabupaten Kayong Utara adalah Budidaya searah dengan pendapat (Suwarto, 2008). kelapa dalam relatif mudah. Dengan alasan Faktor kelemahan utama didalam adanya sifat kelapa dalam yang mudah pengembangan agribisnis kelapa dalam tumbuh, cara budidaya yang mudah dan adalah pada keterbatasan modal yang tidak memerlukan perlakuan khusus, dimiliki oleh petani. Dilokasi penelitian, sehingga mudah untuk di budidayakan. modal yang dimiliki petani khususnya Petani tidak mengalami kesulitan baik dari petani kelapa dalam masih sangat terbatas, penanaman maupun dalam pemeliharaan. disebabkan hasil dari kegiatan usaha tani Tanaman kelapa termasuk tanaman yang yang hanya cukup untuk keperluan sehari- mudah tumbuh dimana saja, oleh karena hari. Adanya bantuan modal yang tanaman kelapa dibudidayakan dan disediakan oleh bank belum berjalan secara dikembangkan secara luas di daerah tropis optimal hal ini di sebabkan oleh tingginya maupun sub tropis. Hal ini searah dengan tingkat suku bunga. Petani tidak yakin (Kriswiyanti, 2013) Sedangkan untuk dapat membayar bunga dari pinjaman faktor kekuatan yang mempunyai nilai sehingga petani lebih cenderung terkecil adalah ketersediaan tenaga kerja, menggunakan modal sendiri yang diperoleh

dari usaha lainnya. Sedangkan untuk skor Analisis evaluasi faktor Internal dan bobot terendah adalah terletak pada sistem Eksernal kemudian di lanjutkan dengan pertanian yang masih tradisional. Dengan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, asalan sebagian besar petani masih Opportinities, dan Threats) maka dapat menggunakan teknologi yang masih diketahui posisi agribisnis kelapa dalam di sederhana seperti parang dan cangkul yang kabupaten kayong utara. Sehinga digunakan pada saat mengolah lahan, suik didalamnya akan memudahkan dalam digunakan untuk mengupas atau memberikan alternatif formulasi dari memisahkan buah dengan sabut dan parang strategi atau jalan pengembangan untuk atau kapak untuk membelah jika ingin penerapan strategi. Strategi dapat dilakuan diolah menjadi suatu produk, serta dengan memprioritaskan kekuatan atau bisa pengairan yang masih bergantung pada juga dengan mengatasi kelemahan yang alam. terjadi. Faktor peluang utama yang Berdasarkan hasil perhitungan mempengaruhi perkembangan agribisnis diketahui bahwa nilai untuk matrik evaluasi kelapa dalam dengan skor bobot yang faktor internal (IFAS) untuk kekuatan lebih tertinggi adalah pasar yang masih terbuka, besar dari kelemahan, Sedangkan dari yaitu dikarenakan masih adanya permintaan matrik evaluasi faktor eksternal (EFAS) akan buah kelapa dalam bentk buah bulat untuk peluang lebih besar dari ancaman. tanpa sabut maupun yang murni atau yang Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa masih bersabut. Hal ini searah dengan pengembangan agribisnis kelapa dalam di pendapat (Stanton, 2008) kabupaten kayong utara memiliki kekuatan Faktor ancaman yang terbesar dalam internal dan peluang eksternal yang lebih pengembangan agribisnis kelapa dalam di besar dibandingkan dengan kelemahan kabupaten kayong uatar adalah alih fungsi internal dan ancaman eksternal. Hasil lahan produktif, merupakan ancaman yang analisis matrik IFAS dari hasil skor serius, karena lajunya pembangunan kekuatan dikurang skor kelemahan maka berdampak pada kebutuhan akan lahan diperoleh nilai sumbu X dengan nilai 1.06. khususnya untuk pemukiman perumahan, Sedangkan dari perhitungan matrik EFAS gedung-gedung. Perkembangan komoditas dari hasil skor peluang dikurang skor lain yang dianggap lebih menguntungkan ancaman diperoleh sumbu Y dengan nilai membuat lahan produktif digunakan untuk 1.05. Berdasarkan kondisi itu maka strategi perkebunan seperti untuk tanaman sawit. yang tepa dalam pengembangan agribisnis Hal ini searah dengan pendapat (Yunastiti, kelapa dalam terletak pada kuadran I (satu) Sutomo, & Istiqomah, 2015). yaitu strategi SO. Strategi SO merupakan Berdasarkan hasil tabel diatas dapat strategi yang menggunakan seluru kekuatan dilihat bahwa skor bobot faktor internal dengan memanfaatkan peluang yang kekuatan lebih besar dibandingkan dengan dimiliki oleh petani kelapa dalam. Strategi skor bobot kelemahan, dan faktor Eksternal yang dapat diterapkan adalah dengan peluang lebih besar dibandingkan dengan memperluas skala agribisnis kelapa dalam faktor strategi eksternal ancaman. yang dilakukan melalui membuat lokasi Berdasarkan hal tersebut menunjukkan penanaman yang baru dan meningkatkan bahwa didalam Pengembangan Agribisnis aktifitas usaha dengan fasilitas transportasi Kelapa Dalam Di Kabupaten Kayong Utara yang sudah memadai agar proses jual beli memiliki kekuatan internal yang lebih besar tidak terputus, dan banyak jumlah serta dapat meminimalkan kelemahan yang permintaan pasar akan produk secara ada, dan memiliki faktor peluang yang kuantitas yang masih terbuka. Dilanjutkan lebih besar serta dapat meminimalkan dengan Alternatif penentuan strategi faktor ancaman. pengembangan agribisnis kelapa dalam yang dianggap sesuai dilakukan dengan

membuat model analisis matrik SWOT terdiri dari kekuatan dan kelemahan serta (Strengths, Weaknesses, Opportunities, faktor-faktor strategi eksternal yang terdiri Threats). Dengan menggunakan analisis dari peluang dan ancaman. Untuk lebih matrik SWOT didapat formulasi dari jelas strategi tersebut dapat dilihat pada strategi yang diperoleh dari penggabungan tabel 4 berikut: hasil faktor-faktor strategi internal yang

Tabel 4. Penentuan Strategi Berdasarkan Matrik SWOT

Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness) INTERNAL 1. Ketersediaan Lahan 1. Teknologi Produksi Sederhana 2. Akses Transportasi 2. Keterbatasan Modal

3. Budidaya Kelapa Dalam Relatif Mudah 3. Pengendalian Hama Penyakit Dan

4. Tersedianya Tenaga Kerja Pemeliharaan

4. Kemampuan Manajeral Petani Yang EKSTERNAL Masih Lemah

Peluang (Opportunities) Strategi S – O Strategi W – O 1. Pasar Yang Masih  Meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan dan  Membentuk dan membina lembaga Terbuka memperluas usahatani kelapa yang berkualitas lembaga penelitian untuk R&D serta 2. Perkembangan dengan jaringan pemasaran (S1,S3,S4,O1,O2,O3) mendukung asosiasi kelapa Teknologi  Meningkatkan efektifitas usaha dalam jual beli (W1,W3,O1,O2,O3) 3. Adanya Penyuluh produk dengan Penggunaan teknologi media informasi masa kini sebagai promosi (S2,O1,O2) Ancaman (Threats) Strategi S – T Strategi W – T 1. Fluktuasi Harga  Mengembangkan kelapa bulat dengan  Memperbaiki rantai pemaaran 2. Alih Fungsi Lahan meningkatkan mutu kelapa melalui pasca panen kelapa melalui lembaga yang terkait Produktif yang baik, dan membuat peraturan bagi mitra (W1,W2,W3,W4,T1,T2,T3) 3. Komoditas Kelapa Dari usaha (S1,S2,S3,S4,T1,T2,T3) Wilayah Lain

Berdasarkan analisis matriks SWOT, Tabel 5. Alternative Dan Prioritas strategi yang diusulkan dalam Strategi Pengembangan Agribisnis Kelapa Pengembangan Agribisnis Kelapa Dalam Dalam Di Kabupaten Kayong Uatara Di Kabupaten Kayong Uatara adalah meningkatkan kualitas SDM melalui Alternatif Strategi pelatihan dan memperluas usahatani kelapa No Bobot Kualitas SDM Teknologi Informasi yang berkualitas dengan jaringan AS TAS AS TAS pemasaran dan meningkatkan efektifitas 1 0.15 4.71 0.71 3.00 0.45 usaha dalam jual beli produk dengan 2 0.15 3.29 0.49 4.00 0.6 Penggunaan teknologi media informasi 3 0.16 4.43 0.71 3.00 0.48 4 0.11 3.43 0.38 3.71 0.41 masa kini sebagai promosi. Tahap 1 0.09 2.14 0.19 2.00 0.18 selanjutnya adalah tahap pengambilan 2 0.09 3.00 0.27 2.43 0.22 keputusan dengan menggunakan matriks 3 0.14 2.29 0.32 2.71 0.38 QSP. Analisis ini dilakukan untuk 4 0.1 2.86 0.29 2.71 0.27 menentukan strategi yang harus disusun 1 0.25 4.00 1.00 5.00 1.25 2 0.21 4.57 0.96 4.71 0.99 oleh pemerintah daerah dalam 3 0.18 4.00 0.72 4.14 0.75 Pengembangan Agribisnis Kelapa Dalam 1 0.1 2.14 0.21 2.00 0.20 Di Kabupaten Kayong Uatara. Tahap ini 2 0.14 2.00 0.28 2.86 0.40 dilakukan melalui penilaian terhadap 3 0.13 3.00 0.39 2.29 0.30 strategi yang diusulkan oleh responden. Jumlah 6.92 6.87 Keterangan: AS = Attractiveness Score

Hasil QSPM menunjukkan bahwa Impliksi Kebijakan strategi yang menjadi prioritas utama Panjangnya jalur distribusi dan rantai adalah strategi “Meningkatkan kualitas pemasaran kelapa, akses petani untuk SDM melalui pelatihan dan memperluas menjual langsung kepada pembeli sangat usahatani kelapa yang berkualitas dan minim sekali memnyebabkan rendahnya jaringan pemasaran”. Hal ini sependapat harga jual kelapa yang dimiliki oleh petani. dengan (Wardanu & Anhar, 2014) Oleh sebab itu petani harus mampu Kemudian strategi yang memiliki nilai TAS memanfaaatkan kondisi yang ada terkecil adalah strategi “Membentuk dan mempertahankan jumlah areal tanaman membina lembaga lembaga penelitian kelapa dan dukungan dari pemerintah untuk R&D serta mendukung asosiasi sangat diperlukan untuk mengatasi hal kelapa”, hal ini sependapat dengan (Reza, tersebut yaitu dengan membentuk sarana 2016). dan prasarana jual beli kelapa pada ibukota Kabupaten atau pada kecamatan yang Kesimpulan sangat potensial untuk usaha kelapa dalam faktor internal yang berpengaruh untuk mencapai keberhasilan didalam adalah ketersediaan lahan, akses pengembangan agribisnis kelapa dalam. transportasi, budidaya kelapa dalam relatif Kemudian meningkatkan efektifitas usaha mudah tersedianya tenaga kerja. dalam menggunakan teknologi media menggunakan teknologi sederhana, informasi masa kini seperti menghadiri keterbatasan modal, pengendalian hama setiap jadwal penyuluhan. Hal ini bertujuan penyakit dan pemeliharaan serta untuk meningkatkan kemampuan yang kemampuan manajeral petani yang masih dimiliki oleh petani, mempercepat proses lemah. Sedangkan faktor eksternal yang penerimaan informasi terkait teknik berpengaruh adalah pasar yang masih budidaya, pengendalian hama dan penyakit, terbuka, perkembangan teknologi, adanya informasi harga, peluang pasar dan lain- penyuluh, fluktuasi harga dan komoditas lain. Kemudian yang tetrakhir modal petani kelapa dari wilayah lain. kelapa dalam di kabupaten kayong utara Subsistem-subsistem agribisnis yaitu sangat terbatas, sehingga petani harus Subsistem agribisnis hulu (up-stream menjaga hubungan yang baik antara petani agribusiness), yaitu terdiri dari bibit kelapa, dan pedagang pengumpul, hal ini obat pemberantas hama dan penyakit, alat- dibutuhkan untuk mengatasi kendala modal alat, mesin dan peralatan produksi lainnya. selama proses produksi. Selain itu Subsistem usahatani (on-farm agribusiness) dukungan pemerintah sangat dibutuhkan yaitu produk pertanian berupa buah kelapa. didalam meningkatkan produksi kelapa Subsistem agribisnis hilir (down-stream dalam di kabupaten kayong utara dengan agribusiness), yaitu hasil pertanian primer memberikan bantuan bibit, obat-obatan, menjadi produk olahan, beserta kegiatan maupun pupuk. perdagangannya yang untuk selanjutnya disebut subsistem pengolah dan pemasar. Daftar Pustaka Subsistem kelembagaan (supporting Hasmi, H. (2005, Maret). Evaluasi Pola institution) yaitu mendukung dan melayani Pemanfaatan Sumber Daya Lahan di serta mengembangkan kegiatan subsistem Antara Kelapa Dengan Tenaman hulu, subsistem usaha tani dan subsistem Sela, Berdasarkan Kajian Aspek hilir, seperti kelompok tani, lembaga Sosek dan Konservasi Lahan, keuangan dan pembiayaan, transportasi, Disertasi Doktor. Jurnal Pengkajian penyuluhan dan layanan informasi dan Pengembangan Teknologi agribisnis, penelitian dan pengembangan. Pertanian, 8(1), 111-123.

Kamaludin, R. (1986). Ekonomi Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Transportasi. : Penerbit Kuantitatif, Kualitatif, dan Ghalia . Kombinasi (Mixed Methods). Kristina, N. N., & Fatimah, S. (2007). bandung: alfabeta. Penggunaan Tanaman Kelapa Suprapto, A. (1998). Prospek (Cocos nucifera), Pinang (Areca pengembangan agribisnis kelapa catechu) Dan Aren (Arenga pinnata) dalam era globalisasi. Prosiding sebagai tanaman obat. Agustus 2007, Konperensi Nasional Kelapa IV. 13(2), 2. Bandar Lampung. 77-98. Kriswiyanti, E. (2013, Juni). Suwarto. (2008, Desember ). Produktivitas Keanekaragaman Karakteristik Lahan Dan Biaya Usaha Tani Tanaman Kelapa (Cocos Nucifera L) Tanaman Pangan Di Kabupaten Yang Digunakan Sebagai Bahan Gunung KIdul. Jurnal Ekonomi Upacara Pendudusan Agung. jurnal Pembangunan, 9(2), 168-183. biologi, 16(1), 15-19. Turban, E., & Aronson, J. (2001). Decision Nicholson, W. (1999). Teori Ekonomi Support Systems and Intelegent Mikro Prinsip Dasar dan syistem (jilid 1 ed.). Yogyakarta: Pengembangannya. Jakarta: Radja Andi Offset. Grefindo Persada. Wardanu, A. P., & Anhar, M. (2014). nuryanti. (2013). Peran E-Commerce Untuk Sreategi Pengembangan Agroindustri Meningkatkan Daya Saing Usaha Kelapa Sebagai Upaya Percepatan Kecil Dan Menengah (UKM). jurnal Ekonomi Masyarakat Di Kabupaten ekonomi, 21(4), 4-6. . Jurnal Industri, 3(1), 13- Reza, F. (2016, Juni). Strategi Promosi 26. Penjualan. Jurnal Kajian Yunastiti, P., Sutomo, & Istiqomah, N. Komunikasi, 4(1), 64-74. (2015, Juni). Analisis Dampak Alih Stanton, W. J. (2008). Fundamental of Fungsi Lahan Tehadap Tingkat Marketing. Inc: Mc.Graw Hill. Ketahanan Pangan Rumah Tangga Sugiyono. (2013). Metode Peelitian Petani Di Karanganyar, Jawa Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Tengah. Jurnal Agraris, 1(2), 99- Kualitatif dan R&D. Bandung: 107. Alfabeta.