EKSPLORASI CITA RASA MAKANAN TRADISIONAL
KHAS KERATON KASEPUHAN CIREBON
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Dalam menempuh studi pada Program Diploma III
Oleh :
MOHAMAD IQBAL KARAMAYUDHA Nomor Induk: 201319361
JURUSAN HOSPITALITI PROGRAM STUDI MANAJEMEN TATA BOGA
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG 2017
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana berkat Rahmat serta Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini. Salawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, hingga umatnya hingga akhir zaman, aamiin. Penulisan tugas akhir ini diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Pariwisata pada Program Diploma III Jurusan Hospitaliti, Manajemen Tata Boga di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. Judul yang penulis ajukan adalah “EKSPLORASI CITA RASA MAKANAN TRADISIONAL KHAS KERATON KASEPUHAN CIREBON” Dalam penyusunan dan penulisan tugas akhir ini tentunya penulis tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Anang Sutono, MM.Par., CHE selaku Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. 2. Bapak Drs. Alexander Reyaan, MM, selaku Kepala Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. 3. Ibu Ni Gusti Made Kerti Utami, BA, MM.Par., selaku Ketua Jurusan Hospitaliti Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. 4. Bapak Mochammad Nurochman, S.sos., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Manajemen Tata Boga Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung 5. Bapak Christian H. Rumayar, S. Sos., MM.Par. Selaku pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dan saran-saran dalam pembuatan Tugas Akhir ini kepada penulis. 6. Ibu Irma Citra Resmi, MM.Par. Selaku pembimbing II yang telah banyak berjasa dalam mengarahkan dan memberikan saran-saran kepada penulis, didalam pembuatan Tugas Akhir ini. 7. Seluruh dosen dan staff pengajar, khususnya Pengajar Program Studi Manajemen Tata Boga, telah senantiasa mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat, selama penulis menjalani pendidikan di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
i
8. Bapak R. Anggi P. Supriadi, S. ST. Par. Selaku dosen Jurusan Perjalanan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung sekaligus Keluarga Besar Keraton Kasepuhan Cirebon, yang telah memberikan informasi kepada penulis mengenai Keraton Kasepuhan Cirebon. 9. Sultan Sepuh XIV P.R.A Arief Natadingrat, S.E. yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian dan mencari informasi di Keraton Kasepuhan Cirebon. 10. Bapak Iman Sugiman selaku Kepala Bidang Pemandu dan Bidang Informasi Keraton Kasepuhan Cirebon, yang telah memberikan banyak informasi serta data mengenai Keraton Kasepuhan Cirebon. 11. Ibu Evi Purwaningsih selaku Juru Masak Keraton Kasepuhan Cirebon, yang telah banyak memberikan informasi mengenai kuliner khas yang terdapat di Keraton Kasepuhan Cirebon. 12. Orang tua dan keluarga besar penulis Ade Sudiana (ayah), Beti Hartini (ibu), dan Dhea Legistianty (kakak), atas semua doa dan dukungan yang selalu diberikan selama penulis melakukan penyusunan Tugas Akhir ini. 13. Rekan – rekan seperjuangan, Mahasiswa Program Studi Manajemen Tata Boga 2013, khususnya Mahasiswa Manajemen Tata Boga Program B kelas A Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. 14. Jessica Devinna dan Prabu Airlangga Bharata Surya yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan Tugas Akhir dan persiapan pelaksanaan sidang Food Presentation ini. 15. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari Tugas Akhir ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya, mudah-mudahan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat khususnya di dunia kuliner demi menunjang kemajuan Pariwisata Indonesia umumnya bagi kita semua.
Bandung, Desember 2016 Penulis,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...... i
DAFTAR ISI ...... iii
DAFTAR TABEL ...... v
DAFTAR GAMBAR ...... vi
DAFTAR LAMPIRAN ...... vii
BAB I PENDAHULUAN ...... 1
1. Latar Belakang...... 1 2. Tujuan Penelitian ...... 5 3. Usulan Produk ...... 6 4. Tinjauan Produk ...... 17 4.1 Tema Produk ...... 17 4.2 Jenis Produk yang akan dipresentasikan ...... 18 4.3 Standard Recipe ...... 19 4.4 Purchasing List ...... 32 4.5 Recipe Costing ...... 33 4.6 Dish Costing ...... 37 4.7 Selling Price ...... 38 4.8 Kandungan Nutrisi ...... 39 5. Lokasi dan Waktu Penelitian ...... 42 BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN LATIHAN PRESENTASI PRODUK ...... 43
1. Perencanaan Latihan Presentasi Produk ...... 43 1.1 Working Plan ...... 43 1.2 Time Table ...... 45 1.3 Daftar Kebutuhan Bahan...... 47 1.4 Daftar Kebutuhan Alat ...... 48 2. Pelaksanaan Latihan Presentasi Produk ...... 49 3. Kendala dan Hambatan...... 64
iii
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PRESENTASI PRODUK ...... 65
1. Persiapan / Mise en Place ...... 65 2. Pelaksanaan / Proses Kegiatan Presentasi Produk...... 68 3. Evaluasi / Hasil Masukan dari Tim Penguji ...... 74 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ...... 76
1. Kesimpulan ...... 76 2. Saran ...... 76 DAFTAR PUSTAKA ...... 78
LAMPIRAN ...... 80
BIODATA PENULIS ...... 87
iv
DAFTAR TABEL
TABEL HAL
1. Standard Recipe Abing Kakap...... 20 2. Standard Recipe Sambel Goreng Cirebon...... 22 3. Standard Recipe Sambel Godog...... 23 4. Standard Recipe Nasi Bogana...... 25 5. Standard Recipe Lalapan Segar...... 28 6. Standard Recipe Sambal Tomat...... 29 7. Standard Recipe Apem Safar...... 30 8. Standard Recipe Saus Kinca...... 31 9. Standard Recipe Tuile...... 32 10. Recipe Costing Abing Kakap...... 34 11. Recipe Costing Sambel Godog...... 34 12. Recipe Costing Nasi Bogana...... 35 13. Recipe Costing Apem Safar...... 36 14. Portion Cost...... 37 15. Selling Price...... 39 16. Kandungan Nutrisi Abing Kakap...... 41 17. Kandungan Nutrisi Sambel Godog...... 41 18. Kandungan Nutrisi Nasi Bogana...... 41 19. Kandungan Nutrisi Apem Safar...... 41 20. Working Plan Abing Kakap...... 44 21. Working Plan Sambel Godog...... 44 22. Working Plan Nasi Bogana...... 44 23. Working Plan Apem Safar...... 45 24. Time Table...... 46 25. Daftar Kebutuhan Bahan Perishable...... 47 26. Daftar Kebutuhan Bahan Groceries...... 48 27. Daftar Kebutuhan Equipment...... 48 28. Daftar Kebutuhan Utensils……………………………………... .49
v
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HAL
1. Sketsa Abing Kakap...... 10 2. Sketsa Sambel Godog...... 12 3. Sketsa Nasi Bogana...... 15 4. Sketsa Apem Safar...... 17 5. Proses Pembuatan Abing Kakap...... 50 6. Proses Pembuatan Sambel Godog...... 53 7. Proses Pembuatan Nasi Bogana...... 55 8. Proses Pembuatan Apem Safar...... 60 9. Persiapan Bahan saat Sidang...... 66 10. Persiapan Utensils dan Working Table...... 66 11. Persiapan Equipment...... 67 12. Persiapan Piring untuk Penyajian Makanan...... 67 13. Set Up Table untuk Meja Penilaian...... 68 14. Proses Pembukaan Sidang...... 69 15. Proses Pengolahan Makanan...... 69 16. Proses Menghangatkan Makanan...... 70 17. Proses Penyajian Abing Kakap...... 70 18. Hasil Penyajian Abing Kakap...... 71 19. Hasil Penyajian Sambel Godog...... 71 20. Proses Penyajian Nasi Bogana...... 72 21. Hasil Penyajian Nasi Bogana...... 72 22. Hasil Penyajian Apem Safar...... 73 23. Proses Diskusi dan Evaluasi oleh Penguji Sidang...... 73
vi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HAL
1. Purchasing List...... 80 2. Hasil Wawancara...... 82 3. Surat Izin Penelitian di Keraton Kasepuhan Cirebon…………. 86
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki potensi besar
sebagai tempat berwisata kuliner. Keragaman suku, etnis dan budaya, dari
Sabang sampai Merauke menjadi daya tarik tersendiri untuk menciptakaan
keanekaragaman kuliner yang ada di Indonesia. Daya tarik makanan tradisional
cukup besar untuk mendorong wisatawan asing datang ke Indonesia, yang
tidak hanya berpengaruh kepada peningkatan pendapatan negara dan daerah,
tetapi juga akan meningkatkan pemberdayaan ekonomi dan sosial masyarakat
lokal. Dalam hal ini, kemampuan dalam mengolah, menyajikan, menampilkan,
dan mempromosikan makanan dengan baik sangatlah diperlukan.
Keragaman kuliner di Indonesia dapat ditampilkan sebagai daya tarik bagi
wisatawan ketika mengunjungi suatu daerah untuk menikmati makanan khas
yang ada disuatu daerah dalam perjalanan wisata. Menurut Hall dan Sharples
(2003:1) “Food is one of the essential elements of the tourist experience”.
Dengan demikian makanan tidak hanya menjadi salah satu pelengkap kegiatan
wisata, namun makanan juga menjadi elemen penting dalam pengalaman
wisata yang kemudian berkembang menjadi salah satu bentuk wisata khusus
yang disebut dengan istilah wisata makanan.
Menurut Hall dan Sharples (2003:10) Wisata makanan (food tourism)
secara umum dapat didefinisikan sebagai kunjungan ke produsen makanan,
festival makanan, restoran dan lokasi spesifik untuk mencicipi makanan,
1
2
menikmati atau mempelajari produksinya. Dalam hal ini Indonesia mampu serta berpotensi menjadi salah satu destinasi bagi wisata makanan yang dapat menarik wisatawan untuk mencicipi makanan khas atau tradisional yang ada didalamnya.
Wisata makanan khas merupakan potensi yang besar bagi suatu daerah, selain dapat menarik minat para wisatawan untuk datang, hal tersebut tentunya akan berpengaruh pula pada aspek ekonomi dan sosial. Dengan menjadi destinasi wisata makanan, makanan khas pada suatu daerah itu akan terus terjaga dan lestari ditengah-tengah banyaknya makanan modern yang semakin mendominasi, begitu pula halnya dengan makanan khas Cirebon.
Kota Cirebon merupakan salah satu kota di pesisir utara Provinsi Jawa
Barat, Indonesia. Kota Cirebon terletak di perbatasan antara Jawa Barat dengan
Jawa Tengah. Dengan kata lain kota Cirebon akan selalu dilewati oleh pejalan yang akan menuju Semarang – Surabaya. Letak inilah menjadikan Kota
Cirebon menjadi lokasi strategis untuk tujuan wisata khususnya destinasi wisata kuliner. Seperti yang dinyatakan oleh Dinas Pariwisata dan Budaya
Jawa Barat bahwa Kota Cirebon memiliki kuliner-kuliner yang unik.
Potensi kuliner khas ini memiliki peran tersendiri untuk menarik wisatawan datang ke Kota Cirebon. Kuliner khas dikenal juga dengan sebutan makanan atau pangan tradisional. Menurut Astawan (2013: vii) Pangan tradisional adalah makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat di wilayah dan etnik tertentu dan terbuat dari bahan-bahan lokal sesuai dengan selera masyarakat tersebut secara turun temurun mencakup makanan lengkap, camilan, dan minuman.
3
Jumlah kunjungan wisatawan ke Cirebon setiap tahunnya mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan
Pariwisata (Disporbudpar) Kota Cirebon, selama tahun 2015 tercatat sebanyak
481.223 wisatawan lokal dan 6.831 wisatawan asing mengunjungi Kota
Cirebon. Bahkan, tingkat kunjungan wisatawan asing di Kota Cirebon meningkat sekitar 75% dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 1.710 orang.
Pada dasarnya mayoritas wisatawan berkunjung ke Kota Cirebon untuk berwisata kuliner, akan tetapi Kota Cirebon juga kaya akan atraksi wisatanya, baik wisata belanja, sejarah, dan religi, seperti halnya Taman Sari Gua
Sunyaragi, Batik Trusmi, Taman Ade Irma Suryani, dan wisata Keraton yang terdapat di Kota Cirebon. (Radar Cirebon, 7 September 2016).
Wisata Keraton di Kota Cirebon pun ternyata merupakan salah satu destinasi wisata sejarah yang masih eksis dikunjungi oleh wisatawan yang datang ke Kota Cirebon. Menurut Soeratman (2000:3) keraton merupakan ruang lingkup tempat kediaman raja sebagai kepala pemerintahan. Pada mulanya hanya terdapat satu Keraton yang ada di Cirebon yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan yang bernama Keraton Pakungwati. Akan tetapi menurut Rochani (2008:288) pada perkembangan selanjutnya terjadi perpecahan politik sehingga Keraton Pakungwati terpecah menjadi tiga
Keraton dan satu Paguron yaitu Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman,
Keraton Kacirebonan, dan Paguron Keprabonan. Namun secara garis besar ketiga Keraton tersebut memiliki tradisi dan sistem adat yang serupa, karena ketiga keraton tersebut bersumber dari satu keraton yang sama, hanya saja pada
4
saat ini ketiga Keraton tersebut memiliki sistem kepemimpinan masing- masing.
Berdasarkah hasil wawancara dengan Iman Sugiman (Kepala Bidang
Pemandu dan Bidang Informasi Keraton Kasepuhan Cirebon) saat ini keraton sudah tidak memiliki peranan pada sistem pemerintahan di Cirebon, tetapi hanya menjadi tempat budaya, atraksi wisata, sedangkan peranan Sultan saat ini hanya berperan sebagai pemangku adat dan tokoh masyarakat yang masih dikenal oleh masyarakat Cirebon. Berdasarkan informasi dari Dinas Pariwisata dan Budaya Jawa Barat, Keraton Kasepuhan merupakan keraton terbesar yang ada di Kota Cirebon yang merupakan salah satu warisan kerajaan yang dilestarikan dari kepunahan.
Tidak hanya sarat akan budaya dan tradisi, Keraton Kasepuhan juga ternyata memiliki kuliner khas yang masih sulit di temukan oleh masyarakat umum di pasaran, selain tidak dijual umum, makanan tersebut juga hanya di suguhkan dalam momen tertentu saja, seperti acara keagaman atau acara ritual khusus yang dimana setiap kuliner Keraton Kasepuhan Cirebon memiliki filosofi dan sejarah yang berkaitan dengan Islam serta perjalanan Keraton di
Cirebon. Contohnya seperti nasi jimat, bekasem ikan dan Nasi Bogana.
(Liputan6.com, Selasa, 15 Maret 2016.)
Keraton Kasepuhan Cirebon memiliki kuliner khas yang belum banyak dikenal oleh masyarakat luas. Berdasarkan hasil wawamcara dengan Iman
Sugiman (Kepala Bidang Pemandu dan Bidang Informasi Keraton Kasepuhan
Cirebon) menuturkan bahwasannya hal ini disebabkan makanan khas keraton belum diungkap keluar layaknya makanan tradisional Cirebon lainnya, yang
5
berasal dari masyarakat yang sudah umum dijual dipasaran dan terkenal
sebagai makanan tradisional Cirebon seperti, Empal Gentong, Tahu Jegrot,
Nasi Jamblang dan lain sebagainya. Menurut pemaparan Imam Sugiman juga,
proses pengolahan yang cukup rumit dan membutuhkan waktu menjadi salah
satu alasan mengapa hal ini terjadi. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk
mengangkat tema “EKSPLORASI CITA RASA MAKANAN TRADISIONAL
KHAS KERATON KASEPUHAN CIREBON” dalam pembuatan tugas akhir
Food Presentation dengan harapan dapat memperkenalkan kuliner khas
Keraton Kasepuhan Cirebon kepada masyakarat luas.
2. Tujuan Penelitian
A. Tujuan Formal
Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menempuh
Ujian Akhir Program Diploma III Jurusan Hospitaliti, Manajemen Tata
Boga di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
B. Tujuan Operasional
a. Memperkenalkan makanan khas yang terdapat di Keraton Kasepuhan
Cirebon kepada masyarakat luas.
b. Mengembangkan potensi kuliner khas yang ada di Keraton Kasepuhan
Cirebon agar dapat presentasikan dengan lebih modern dan menarik
lagi.
c. Sebagai gambaran untuk menentukan harga jual makanan dan
kandungan nutrisi yang terkandung dalam makanan khas Keraton
Kasepuhan Cirebon.
6
d. Sebagai tolak ukur kemampuan penulis dalam mempersiapkan
makanan berdasarkan hasil pembelajaran yang diperoleh selama
menuntut ilmu di program studi Manajemen Tata Boga, Sekolah
Tinggi Pariwisata Bandung.
C. Sasaran Produk
a. Sebagai referensi bagi pihak Keraton Kasepuhan Cirebon dalam tata
cara penyajian dan presentasi makanan khas Keraton Kasepuhan agar
lebih modern dan lebih menarik, sehingga layak dijadikan menu
andalan di Restoran Kasepuhan Gallery & Culinary yang berada di
dalam Keraton Kasepuhan Cirebon.
3. Usulan Produk
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang diatas, berikut ini merupakan
usulan produk atau menu yang akan penulis presentasikan pada saat ujian
sidang food presentation berlangsung, yaitu:
Appetizer
ABING KAKAP
(Kasepuhan’s fried fish ball with sautéed sliced red chili sauce)
Abing Kakap merupakan kudapan khas Keraton Kasepuhan Cirebon. Abing
Kakap terbuat dari daging ikan kakap yang digiling halus lalu dipadukan
dengan berbagai bumbu seperti bawang merah, bawang putih, garam dan
merica, yang kemudian diberi campuran dengan tepung maizena dan telur
yang diaduk hingga tercampur rata kemudian bentuk bulat lalu digoreng.
Makanan ini disajikan dengan sambal goreng khas Kota Cirebon
7
*******************
Soup
SAMBEL GODOG
(Kasepuhan’s vegetable soup with coconut milk)
Sambel Godog merupakan sup khas Keraton Kasepuhan Cirebon, yang berisi potongan aneka ragam sayuran seperti, labu siam, jagung manis, wortel, kacang panjang, terong ungu, melinjo dan tempe, yang dibumbui dengan bawang merah, bawang putih, kemiri, serai, daun salam, lengkuas dan lainya, yang dihaluskan kemudian ditumis hingga wangi, lalu dimasak dengan kaldu sapi yang dipadukan dengan gurihnya santan kelapa.
********************
Main Course
NASI BOGANA
(Kasepuhan’s yellow rice served with braised chicken, sambal tomat, lalapan
and shrimp cracker)
Nasi Bogana merupakan sajian makanan lengkap khas Keraton Kasepuhan, yang terdiri dari ayam kampung, dan nasi yang dimasak dengan beraneka ragam bumbu dan rempah-rempah seperti, bawang merah, bawang putih, ketumbar, kunyit, kemiri, bunga lawang, jinten, kapulaga, kayu manis dan lainnya, yang dipadukan dengan parutan kelapa yang telah disangrai dan gurihnya santan kental. Disajikan dengan lalapan segar, sambal tomat dan kerupuk udang.
********************
8
Dessert
KUE APEM SAFAR
(Semi fermented cake with brown sugar sauce)
Apem Safar merupakan kue semi fermentasi khas Keraton Kasepuhan, yang terbuat dari tepung beras, tape singkong, ragi, soda kue, gula dan air yang dicampur hingga rata, dan didiamkan selama kurang lebih tiga jam agar ragi dapat berkembang sehingga terjadi proses fermentasi yang menyebabkan rasa kue apem sedikit masam. Kue Apem lalu dikukus dan disajikan dengan saus kinca yang yang terbuat dari gula merah yang dipadukan dengan kelapa parut dan buah nangka.
***********
3.1 Abing Kakap (Appetizer)
Appetizer dalam Bahasa Indonesia disebut hidangan pembuka,
merupakan makanan yang disajikan sebelum hidangan lainnya dengan
tujuan untuk membangkitkan selera makan. Hal tersebut sesuai dengan
yang diungkapkan oleh Mayer dan Vann (2003:xi)
“Appetizers are the most exciting things about dining out (or in) not
enough to fill you up, just enough to stimulate the appetite. Appetizer can
range from snack and tempting starters and they are found worldwide, in
many attractive shapes to light meals, and flavours”.
Berdasarkan pernyataan Mayer dan Van (2003:xi) appetizer
merupakan makanan ringan atau kudapan yang disediakan sebagai
9
makanan pembuka dalam bermacam bentuk dan rasa yang menarik dengan tujuan hanya untuk merangsang nafsu makan bukan untuk mengenyangkan. Dengan penjelasan diatas penulis memilih Abing Kakap sebagai menu untuk makanan pembuka (appetizer) dalam tugas food presentation ini.
Alasan penulis memilih Abing Kakap karena merupakan kudapan khas keraton Kasepuhan Cirebon yang mulai sulit ditemukan. Abing
Kakap merupakan makanan yang terbuat dari daging ikan kakap yang digiling halus kemudian digoreng. Abing sendiri berarti perkedel, jadi dengan kata lain Abing Kakap merupakan perkedel dari daging ikan kakap. Abing Kakap hanya dapat ditemukan di Keraton Kasepuhan
Cirebon. Abing Kakap biasanya disajikan diacara-acara yang diselenggarakan keraton maupun dalam rangka menyambut tamu penting keraton. Proses pembuatan Abing Kakap yaitu dengan cara menggiling daging ikan kakap sampai halus dan mencampurnya dengan beraneka bumbu untuk menciptakan cita rasa yang lezat, kemudian dibentuk bulat- bulat kemudian digoreng. Salah satu ciri khas dari Abing Kakap yaitu biasanya setelah digoreng Abing Kakap ditusuk dengan stik es krim.
Saat sidang food presentation berlangsung, Abing Kakap akan disajikan dengan sambal goreng yang merupakan sambal khas yang berasal dari Kota Cirebon. Sambal Goreng merupakan sambal yang terbuat dari cabai merah yang di iris tipis kemudian ditumis dengan berbagai bumbu pelengkap, seperti bawang merah, bawang putih, serai, lengkuas dan lain-lain.
10
Dalam presentasinya nanti Abing Kakap akan dipresentasikan secara
modern dengan menambahkan garnish berupa sayuran hijau dan edible
flower yang bertujuan untuk meningkatkan nilai estetika dalam penyajian
Abing Kakap. Walaupun terdapat modifikasi dalam tampilan dari Abing
Kakap, penulis tidak akan menghilangkan ciri khas dari Abing Kakap
tersebut, yaitu tetap menusuk Abing Kakap dengan stik es krim.
Berdasarkan penjelasan mengenai perencanaan presentasi Abing Kakap di
atas, berikut ini merupakan gambaran sketsa presentasi Abing Kakap saat
sidang food presentation berlangsung.
GAMBAR 1
SKETSA ABING KAKAP
Edible flower
Abing Kakap
Sambel Goreng
Sumber : Olahan Penulis, 2016
3.2 Sambel Godog (Soup)
Sup adalah makanan berbentuk cair atau pun kental yang biasanya
disajikan didalam mangkuk. Sup merupakan makanan yang hampir dibuat
dan dimakan oleh orang diseluruh dunia. Sup dapat berbentuk cairan yang
11
jernih atau pun pekat, yang mana pada umumnya memiliki cita rasa yang gurih seperti yang dijelaskan oleh Blake (2007:6)
“Soup is made and eaten all over the world, they all share a common texture and characteristic, which is that they are all liquid dishes, ussually served in bowls. Soup may be clear and light, such as broth or consumme, rich and creamy, thick and substantial, or chungky and stew-like. Although they are usually savoury”.
Untuk tugas akhir food presentation ini sup yang penulis pilih adalah
Sambel Godog. Sambel Godog merupakan sup yang terbuat dari beraneka ragam sayuran seperti labu siam, terong ungu, wortel, tempe dan sayuran lainnya, yang dimasak di dalam kuah santan yang dibumbui oleh bawang merah, bawang putih, kemiri yang dihaluskan dan ditumis hingga harum.
Sambel Godog adalah sup yang biasa disajikan di Keraton Kasepuhan
Cirebon. Berdasarkan wawancara dengan Iman Sugiman selaku Kepala
Bidang Pemandu dan Bidang Informasi Keraton Kasepuhan Cirebon,
Sambel Godog merupakan sup kesukaan dari Sultan Sepuh XIII Pangeran
Raja Adipati DR.H. Maulana Pakuningrat. SH (bertahta dari 1969-2010).
Sambel Godog sebetulnya mirip dengan sayur lodeh, tetapi warga keraton lebih mengenalnya dengan nama Sambel Godog. Perbedaan antar sayur lodeh dan Sambel Godog khas Keraton Kasepuhan Cirebon terdapat dalam dalam pembuatannya, Sambel Godog khas Keraton Kasepuhan Cirebon menambahkan tulang sapi di dalam pembuatan sup nya, hal ini bertujuan untuk meningkatkan cita rasa dari sup tersebut. Sambel Godog biasanya disajikan dalam acara-acara yang diselenggarakan oleh keraton dan dalam rangka menyambut tamu penting keraton. Pada saat sidang food presentation berlangsung, akan dilakukan modifikasi dalam penyajian
12
Sambel Godog, seperti dalam teknik pemotongan bahan baku,
penambahan garnish, dan tampilan presentasi. Hal ini bertujuan untuk
membuat tampilan Sambel Godog lebih menarik dan modern. Sehingga
meningkatkan nilai estetika dari penyajian Sambel Godog tersebut.
Berdasarkan penjelasan mengenai perencanaan presentasi Sambel Godog
di atas, berikut ini merupakan gambaran sketsa presentasi Sambel Godog
saat sidang food presentation berlangsung.
GAMBAR 2
SKETSA SAMBEL GODOG
Soup’s condiments
Soup
Edible flower
Sumber : Olahan Penulis, 2016
3.3 Nasi Bogana (Main Course)
Makanan utama (main course) merupakan hidangan pokok yang
memiliki suatu susunan menu yang lengkap, yang biasanya dihidangkan
pada waktu makan siang atau makan malam. Porsi dari main course lebih
besar dari appetizer, karena makanan utama bersifat menngenyangkan.
13
Makanan yang dihidangkan untuk makanan utama (main course) terdiri dari lauk pauk hewani disertai dengan sayuran dan sumber karbohidrat seperti nasi dan kentang. Menurut Blake (2007:6) “Main courses were once the most important element of any meal.” Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa main course merupakan elemen terpenting dari semua sajian makanan yang dihidangkan. Dan penulis memilih Nasi
Bogana sebagai makanan utama (main course) yang penulis akan sajikan pada ujian akhir food presentation ini.
Nasi Bogana adalah kuliner khas Keraton Kasepuhan Cirebon yang terbuat dari resep rahasia keluarga keraton secara turun temurun. Nasi
Bogana mirip dengan nasi kuning. Hanya saja yang membedakannya, ada campuran kelapa parut yang telah disangrai yang membuat Nasi Bogana menjadi lebih sedap di lidah. Kata Bogana diambil dari bahasa sunda, yaitu “saboga-bogana” yang artinya “seada-adanya”. Maksud dari kata
“seadanya” disini adalah Nasi Bogana dimasak dengan menggunakan bumbu yang seadanya di dapur atau bumbu umum yang biasa tersedia di dapur, seperti bawang merah, bawang putih, kunyit, kayu manis, sereh, lada dan rempah-rempah lainnya digiling kemudian ditumis bersama, dan tumisan ini akan menjadi bumbu utama dari Nasi Bogana. Sejak turun temurun Nasi Bogana disajikan sebagai jamuan makan dalam berbagai upacara dan perayaan adat yang diselenggarakan di Keraton seperti acara tradisi suraan, rajaban, dan syabanan. Keunikan dari Nasi Bogana ini adalah cara pembuatannya yaitu pertama kita memasak ayam kampung dengan bumbu Nasi Bogana tersebut, setelah matang setengah dari bumbu
14
ayam tersebut diangkat dan dicampurkan ke dalam beras kemudian dimasak hingga matang dan nasi tersebutlah yang dikenal dengan sebutan
Nasi Bogana. Tidak hanya ayam kampung, Nasi Bogana juga dilengkapi dengan berbagai makanan pelengkap seperti lalapan segar. Lalapan merupakan sayur-sayuran yang disajikan beserta masakan Indonesia dalam keadaan mentah. Menurut Suryani (2013:165) Sayuran yang sering digunakan tempat makan sebagai Lalapan meliputi timun, kemangi, selada, kacang panjang, kubis, dan tomat. Lalapan pada Nasi Bogana ini juga akan dilengkapi dengan Sambal Tomat. Sambal Tomat merupakan sambal yang terdiri dari tomat, cabai merah, terasi dan bahan-bahan lainnya yang ditumis kemudian diulek dengan menggunakan cobek hingga halus, Sambel Tomat sendiri memiliki cita rasa yang tidak terlalu pedas.
Tambahan lainnya selain Lalapan dan Sambal tomat, Nasi Bogana juga dilengkapi dengan Kerupuk Udang. Menurut Astawan dan Astawan
(1988:6) “Kerupuk Udang merupakan kerupuk yang dibuat dengan menggunakan tepung tapioka sebagai bahan utamanya, dan dicampurkan dengan bahan tambahan lainnya seperti udang, telur/susu, garam, gula, air, dan bumbu (bawang putih. bawang merah, ketumbar, dan sebagainya)”.
Dengan demikian makanan pelengkap tersebut menjadikan Nasi Bogana sebagai sajian lengkap untuk makanan utama
Saat sidang food presentation berlangsung, presentasi dari Nasi
Bogana akan dibentuk sedemikian rupa sehingga menghasilkan tampilan makanan yang menarik dan modern, dan penulis juga menambahkan garnish berupa edible flower, yang bertujuan untuk meningkatkan nilai
15
estetika dari Nasi Bogana tersebut. Berdasarkan penjelasan mengenai
perencanaan presentasi Nasi Bogana di atas, berikut ini merupakan
gambaran sketsa presentasi Nasi Bogana saat sidang food presentation
berlangsung.
GAMBAR 3
SKETSA NASI BOGANA
Ayam Nasi Bogana
Lalapan Segar
Sambel Tomat Kerupuk udang Sumber : Olahan Penulis, 2016
3.4 Apem Safar (Dessert)
Makanan penutup atau Dessert merupakan hidangan yang terdiri dari
makanan manis yang disajikan setelah hidangan utama (main course)
sebagai hidangan penutup atau biasa disebut dengan istilah pencuci mulut,
seperti yang diutarakan Rinsky (2009:95) “Dessert is the final course of a
meal, consisting of a sweet preparation or an assortment of cheeses. The
word derives from desservir, the French term for “to clear the table”.
Untuk tugas akhir food presentation ini, penulis memilih Apem Safar
sebagai hidangan penutup (dessert). Kue Apem Safar merupakan kue khas
16
dari Keraton Kasepuhan Cirebon. Kata Apem pada nama kue ini berasal dari bahasa Arab yaitu afuwan/Affuwun, yang berarti ampunan. Dalam filosofi Jawa kue ini merupakan simbol permohonan ampun atas segala bentuk kesalahan, namun masyarakat Jawa menyederhanakan bahasa tersebut menjadi Apem.
Memasuki bulan Safar dalam hitungan penanggalan Hijriyah, menjadi salah satu momen bagi masyarakat Cirebon untuk melakukan tradisi turun temurunnya yaitu Ngapem. Kue yang dibuat dari adonan tepung beras, kelapa parut, tape singkong, dan bibit roti, yang disuguhkan dengan Kinca (saus gula merah) yang diberi parutan kelapa ini nantinya akan dibagi-bagikan secara gratis kepada tetangga ataupun kerabat.
Tujuannya selain berbagi, mereka percaya bahwa itu dimaknai untuk menolak bala.
Tradisi Ngapem ini juga dilakukan di Keraton Kasepuhan Cirebon, yang mana Apem ini tak bisa ditemukan di masyarakat umum. Apem ini hanya disuguhkan dalam momen tertentu yang hanya keluar setiap bulan
10 Sapar. Proses pembuatannya juga tidak secepat membuat makanan yang biasa dimakan tutur Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon PRA Arief
Natadiningrat dalam artikel regional.liputan6.com.
Apem sendiri memiliki cita rasa yang unik, karena bahan bakunya yang menggunakan tape singkong dan bibit roti (ragi) dan proses pembuatannya yang mengharuskan adonan didiamkan selama tiga jam, membuat cita rasa kue Apem menjadi sedikit asam, hal itu disebabkan oleh
17
proses fermentasi yang dihasilkan oleh ragi dan tape singkong, dan kue
Apem juga dapat disebut sebagai kue semi fermentasi.
Saat sidang food presentation berlangsung, apem safar akan
dipresentasikan secara modern. Bentuk penyajian Apem Safar akan
dimodifikasi dengan penambahan irisan buah nangka, tuile, dan edible
flower sebagai garnish nya, ini bertujuan untuk meningkatkan nilai estetika
dalam penyajian apem safar tersebut. Berdasarkan penjelasan mengenai
perencanaan presentasi Apem Safar di atas, berikut ini merupakan
gambaran sketsa presentasi Apem Safar saat sidang food presentation
berlangsung.
GAMBAR 4
SKETSA APEM SAFAR
Tuile Irisan buah nangka
Saus kinca Kue apem
Sumber : Olahan Penulis, 2016
4. Tinjauan Produk
4.1 Tema Produk
Dalam tugas akhir Food Presentation ini penulis mengusung tema
Kuliner Khas dari Keraton Kasepuhan Cirebon. Dalam mempresentasikan
makanan tersebut penulis menyajikannya secara Table d’hote.
18
Menurut Davis dkk. (2008:146) “Table d’hôte means food from the hosts’ table and may be identified by: 1. Being a restricted menu. 2. Offering a small number of courses, usually three or four. 3. A limited choice within each course. 4. A fixed selling price. 5. All the dishes being ready at a set time.”
Dari penjelasan Davis dkk (2008:146) dapat disimpulkan
bahwasannya table d’hote merupakan suatu susunan hidangan lengkap
(complete meal) dengan harga yang pasti, serta pada umumnya memiliki
jumlah hidangan yang terbatas dan terdiri atas beberapa jenis hidangan
(courses) yang berjumlah tiga atau empat hidangan yaitu, makanan
pembuka (appetizer), sup (soup), makanan utama (main course), dan
diakhiri dengan makanan penutup (dessert) dimana semua hidangan
disiapkan pada waktu yang sudah ditetapkan.
Dalam tugas akhir food presentation ini penulis tetap akan mengolah
makanan tersebut secara otentik agar tidak menghilangkan cita rasa asli
dari makanan tersebut, tetapi penulis akan menambahkan sedikit sentuhan
modern pada cara presentasi makanan tersebut, seperti perubahan pada
teknik pemotongan (cutting method) dan juga dari segi garniture, seperti
penggunaan edible flower dan lain sebagainya demi meningkatkan nilai
estetika dari makanan tersebut.
4.2 Jenis Produk yang akan dipresentasikan
Sesuai dengan judul dan tema dari tugas akhir food presentation ini,
jenis produk yang akan di presentasikan adalah berupa kuliner tradisional
khas Keraton Kasepuhan Cirebon, yang akan disajikan mulai dari
makanan pembuka, sup, makanan utama hingga makanan penutup.
19
4.3 Standard Recipe
Resep baku merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan
dalam kegiatan memasak. Menurut Wiyasha (2006:16) “Resep baku
(standard recipe) merupakan resep suatu makanan yang mejelaskan secara
rinci mengenai bahan makanan yang digunakan, takaran baku, harga
pokok baku, metode memasak, serta kualitas yang diharapkan”. Definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa resep baku merupakan suatu yang
berisikan petunjuk untuk penggunanya untuk mempermudah dan
membantu dalam proses kegiatan memasak. Resep baku juga ditulis untuk
setiap jenis makanan, seperti makanan pembuka (appetizer), sup (soup),
makanan utama (main course) dan makanan penutup (dessert). Selain dari
itu resep baku merupakan suatu pedoman dan sebagai alat kontrol yang
penting bagi juru masak ketika membuat suatu makanan. Seperti yang
dikemukakan Palacio (2005:256) bahwa “In food production, the most
important control tool is the standardized recipe.” Dari definisi tersebut
dapat diartikan bahwa resep baku (standard recipe) merupakan suatu alat
kontrol yang paling penting dalam proses memasak, agar makanan
tersebut senantiasa dapat menghasilkan cita rasa, takaran, dan penampilan
yang sama setiap kali dibuat.
Berikut ini merupakan standard recipe yang telah penulis buat untuk
setiap menu yang akan penulis sajikan pada saat sidang food presentation
berlangsung. Menu tersebut adalah Abing Kakap, Sambel Goreng
Cirebon, Sambel Godog, Nasi Bogana, Sambel Tomat, Lalapan segar,
Apem Safar dan Saus Kinca.
20
TABEL 1
STANDARD RECIPE
ABING KAKAP
Jenis Makanan : Makanan Pembuka Ukuran Per Porsi : 80 gr
Jumlah Porsi : 5 porsi Suhu Penyajian : Panas
NO METODE KUANTITAS BAHAN PENJELASAN The mise en place 1 Persiapan 300 gr Daging Ikan Kakap fillet 50 gr Tepung Maizena 1 butir Telur 20 gr Bawang Merah 10 gr Bawang Putih 5 gr Merica Bubuk Secukupnya Garam 200 ml Minyak goreng
2 Hasil akhir
3 Giling 300 gr Daging ikan kakap Giling daging ikan kakap hingga benar- benar halus.
4 Haluskan 8 siung Bawang Merah Ulek bawang 4 siung Bawang Putih merah dan bawang putih hinggan halus.
5 Campurkan Bumbu halus Campur semua Tepung Maizena bahan hingga Telur tercampur rata. Merica bubuk Garam 6 Bentuk Bentuk adonan menjadi berbentuk bola
21
TABEL 1
STANDARD RECIPE
ABING KAKAP (lanjutan)
Jenis Makanan : Makanan Pembuka Ukuran Per Porsi : 80 gr
Jumlah Porsi : 5 porsi Suhu Penyajian : Panas
NO METODE KUANTITAS BAHAN PENJELASAN 7 Goreng Bentuk adonan menjadi bola-bola kemudian goreng dalam minyak panas hingga kecoklatan dan matang sem- purna.
8 Tusuk Tusuk Abing Kakap yang telah digoreng dengan stik es krim.
Sumber : Evi Purwaningsih ( Juru Masak Keraton Kasepuhan Cirebon), 2016
22
TABEL 2
STANDARD RECIPE
SAMBEL GORENG CIREBON
Jenis Makanan : Saus Ukuran Per Porsi : 10 gr
Jumlah Porsi : 5 porsi Suhu Penyajian : Suhu Ruangan
NO METODE KUANTITAS BAHAN PENJELASAN The mise en place 1 Persiapan 75 gr Cabai merah besar sliced 10 gr Bawang Merah chopped 5 gr Bawang Putih chopped 1 batang Serai crushed 20 gr Lengkuas crushed 20 ml Minyak Goreng Secukupnya Garam
2 Hasil akhir 3 Rebus Cabai merah besar Rebus dalam api yang mendidih selama 3 menit
4 Tumis Bawang merah, Tumis bahan- bawang putih, serai bahan hingga dan lengkuas matang dan harum
5 Tambahkan Cabai merah besar Tambahkan cabai merah besar yang telah direbus
6 Bumbui Garam dan Bumbui dengan penyedap rasa garam dan penyedap rasa hingga rasanya pas.
Sumber : Evi Purwaningsih ( Juru Masak Keraton Kasepuhan Cirebon), 2016
23
TABEL 3
STANDARD RECIPE
SAMBEL GODOG
Jenis Makanan : Sup Ukuran Per Porsi : 150 gr Jumlah Porsi : 5 porsi Suhu Penyajian : Panas
NO METODE KUANTITAS BAHAN PENJELASAN The mise en place 1 Persiapan 100 gr Labu Siam Cut into cube 100 gr Jagung Manis 50 gr Wortel Cut into cube 30 gr Kacang Panjang Cut into jardiniere 10 gr Cabai Hijau Seedless 10 gr Cabai merah Seedless 50 gr Terong Ungu Cut into cube 50 gr Melinjo 20 gr Tomat Cut into wedges 50 gr Tempe Cut into cube 3 lembar Daun Salam 5 lembar Daun Melinjo 300 gr Tulang Sapi Blanching 1 batang Serai Crushed Secukupnya Garam 300 ml Santan 700 ml air 1 sdt Gula pasir 10 ml Minyak Goreng
Bumbu Halus : 10 gr Kemiri Sangrai 15 gr Bawang merah Haluskan 10 gr Bawang putih
2 Hasil akhir
3 Tumis Bumbu halus, Tumis hingga Lengkuas harum Daun salam, Serai
24
TABEL 3
STANDARD RECIPE
SAMBEL GODOG (lanjutan)
Jenis Makanan : Sup Ukuran Per Porsi : 150 gr
Jumlah Porsi : 5 porsi Suhu Penyajian : Panas
NO METODE KUANTITAS BAHAN PENJELASAN 4 Panaskan Air Hingga mendidih 5 Bumbu dan Tulang Tambahkan sapi
6 Tambahkan Labu siam, wortel, Masak hingga jagung, melinjo dan setengah matang cabe hijau 7 Tambahkan Terong ungu, daun melinjo, tomat dan kacang panjang 8 Tambahkan Santan Tambahkan santan lalu aduk rata, masak menggunakan api kecil
9 Bumbui Garam dan gula Masak dengan api kecil hingga kuah sedikit mengeluarkan minyak
Sumber : Evi Purwaningsih ( Juru Masak Keraton Kasepuhan Cirebon) 2016
25
TABEL 4
STANDARD RECIPE
NASI BOGANA
Jenis Makanan : Makanan Utama Ukuran Per Porsi : 250 gr
Jumlah Porsi : 4 porsi Suhu Penyajian : Panas
NO METODE KUANTITAS BAHAN PENJELASAN The mise en place
1 Persiapan 1 ekor Ayam Kampung Bersihkan dan potong menjadi 4 bagian 40 gr Tahu Goreng & potong kotak 1 butir Telur Rebus & bagi menjadi 4 bagian 200 gr Beras Cuci bersih 200 gr Kelapa Parut Sangrai & tumbuk 1 buah Lengkuas Geprek 1 batang Serai Geprek 3 lembar Daun salam 100 ml Santan Secukupnya Garam Secukupnya Merica Secukupnya Gula pasir 1 buah Jeruk limau 2 gr Kayu Manis 1 gr Pala 2 gr Jinten 2 gr Bunga Lawang 1 gr Kapulaga 500 ml Air
Bumbu Halus : 30 gr Bawang Merah 25 gr Bawang Putih 5 gr Ketumbar Sangrai 5 gr Kemiri Sangrai 15 gr Kunyit Bakar
26
TABEL 4
STANDARD RECIPE
NASI BOGANA (lanjutan)
Jenis Makanan : Makanan Utama Ukuran Per Porsi : 250 gr
Jumlah Porsi : 4 porsi Suhu Penyajian : Panas
NO METODE KUANTITAS BAHAN PENJELASAN 1 Hasil akhir 2 Marinasi Ayam kampung Marinasi dengan Jeruk Limau jeruk limau selama 5 menit kemudian cuci lagi.
3 Haluskan Bawang Merah, Haluskan semua bawang Putih, bumbu dengan ketumbar, kemiri menggunakan dan kunyit ulekan.
5 Tumis Bumbu halus Tumis bumbu yang telah dihaluskan hingga matang dan harum.
6 Tambahkan Lengkuas, serai, daun salam dan kayu manis 7 Masukan Ayam kampung Aduk hingga tercampur rata
8 Tambahkan 350 ml Air Aduk perlahan 9 Bumbui Garam,merica Masak hingga dan gula pasir mengental
10 Masukan Kelapa parut Masukan kelapa parut yang telah di sangrai dan aduk rata.
27
TABEL 4
STANDARD RECIPE
NASI BOGANA (lanjutan)
Jenis Makanan : Makanan Utama Ukuran Per Porsi : 250 gr
Jumlah Porsi : 4 porsi Suhu Penyajian : Panas
NO METODE KUANTITAS BAHAN PENJELASAN 11 Tambahkan Santan Masak dengan api kecil hingga ayam matang sempurna
11 Sisihkan Ayam Sisihkan ayam dan sebagian bumbu
12 Aron Beras Aron Beras dengan sisa bumbu hingga setengah matang
13 Kukus Beras Kukus beras yang telah diaron hingga matang sepurna
12 Sajikan Nasi Bogana dengan telur dan tahu yang telah di goreng.
Sumber : Evi Purwaningsih ( Juru Masak Keraton Kasepuhan Cirebon), 2016
28
TABEL 5
STANDARD RECIPE
LALAPAN SEGAR
Jenis Makanan : Pelengkap Ukuran Per Porsi : 30 gr
Jumlah Porsi : 5 porsi Suhu Penyajian : Suhu Ruangan
NO METODE KUANTITAS BAHAN PENJELASAN The mise en place 1 Persiapan 25 gr Timun 20 gr Tomat 300 gr Selada Keriting 10 gr Daun Kemangi
2 Hasil akhir 3 Cuci Timun, tomat, Cuci bersih selada, dan daun semua sayuran kemangi
4 Potong Timun dan tomat Potong timun dan tomat sesuai selera
5 Sajikan
Sumber : Olahan Penulis, 2016
29
TABEL 6
STANDARD RECIPE
SAMBEL TOMAT
Jenis Makanan : Pelengkap Ukuran Per Porsi : 10 gr
Jumlah Porsi : 5 porsi Suhu Penyajian : Suhu Ruangan
NO METODE KUANTITAS BAHAN PENJELASAN The mise en place 1 Persiapan 20 gr Tomat Merah 1 sdt Terasi bakar 5 gr Cabai Merah Besar 10 gr Cabai Rawit Merah 10 gr Bawang Merah 5 gr Bawang Putih 5 gr Gula Merah Secukupnya Garam 20 ml Minyak 1 buah Jeruk Limau
2 Hasil akhir 3 Tumis Tomat, cabai Tumis hingga merah besar, cabai layu rawit merah, bawang merah, bawang putih
4 ulek Semua bahan Ulek semua kecuali jeruk limau bahan hingga halus atau sesuai selera
5 Tambahkan Air jeruk limau
6 Sajikan
Sumber : Olahan Penulis, 2016
30
TABEL 7
STANDARD RECIPE
APEM SAFAR
Jenis Makanan : Makanan Penutup Ukuran Per Porsi : 120 gr
Jumlah Porsi : 10 porsi Suhu Penyajian : Suhu Ruangan
NO METODE KUANTITAS BAHAN PENJELASAN The mise en place 1 Persiapan 250 gr Tepung Beras saring 150 gr Tape singkong 150 gr Gula Pasir 10 gr Ragi 5 gr Baking Soda 250 cc Air 5 ml Minyak goreng
2 Hasil Akhir 3 Campurkan 250 gr Tepung Beras Hingga tercampur 150 gr Tape singkong rata dan diamkan 150 gr Gula Pasir hingga adonan 10 gr Ragi mengembang 250 cc Air
4 Tambahkan 5 gr Baking soda Lalu diamkan selama 3 jam 5 Tuangkan Adonan Kedalam Loyang yang telah diolesi minyak goreng 6 Panaskan Panaskan kukusan (steamer) 7 Kukus Selama 25 menit 8 Sajikan Dengan saus kinca dan beri hiasan dengan tuile. Sumber : Evi Purwaningsih ( Juru Masak Keraton Kasepuhan Cirebon), 2016
31
TABEL 8
STANDARD RECIPE
SAUS KINCA
Jenis Makanan : Saus Ukuran Per Porsi : 10 gr
Jumlah Porsi : 10 porsi Suhu Penyajian : Suhu Ruangan
NO METODE KUANTITAS BAHAN PENJELASAN The mise en place 1 Persiapan 150gr Gula Merah 50 gr Kelapa Parut 3 lembar Daun Pandan 50 gr Nangka 50 cc Air
2 Hasil Akhir
3 Panaskan 50 cc Air
4 Masukan 150 gr Gula merah Aduk hingga 3 lembar Daun Pandan mendidih dan gula merah mencair. 5 Masukan 50 gr Kelapa Parut Aduk rata dan masak 50 gr Nangka kurang lebih 10 menit lalu matikan api. 6 Sajikan Sebagai saus untuk Apem Safar Sumber : Olahan Penulis, 2016
32
TABEL 9
STANDARD RECIPE
TUILE
Jenis Makanan : Garnish for dessert Ukuran Per Porsi : 3 gr
Jumlah Porsi : 10 porsi Suhu Penyajian : Suhu Ruangan
NO METODE KUANTITAS BAHAN PENJELASAN The mise en place 1 Persiapan 30 gr Tepung Terigu 30 gr Butter 30 gr Gula Pasir
2 Hasil Akhir 3 Campurkan 30 gr Tepung Terigu Aduk semua bahan 30 gr Butter hingga tercampur 30 gr Gula Pasir rata. Kemudian masukan ke dalam kulkas selama 30 menit 4 Cetak Cetak tuile di dalam loyang 5 Oven Oven tuile kurang lebih 7 menit. 6 Sajikan Sebagai garnish untuk Apem Safar Sumber : Olahan Penulis, 2016
4.4 Purchasing List
Purchasing merupakan salah satu aspek yang diperlukan penulis dalam
melengkapi tugas akhir food presentation ini. Menurut Reed (2005:1)
“Purchasing can be defined as the procurement of goods or services for
an operation.” Jadi dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
purchasing merupakan kegiatan pengadaan barang atau jasa yang
33
ditujukan untuk menunjang proses operasional. Purchasing di dalam
industri kuliner juga memiliki hubungan yang erat, karena kualitas dari
produk yang dibeli untuk menjadi bahan baku memasak dapat menentukan
hasil akhir dari sebuah makanan, dan food purchasing yang baik juga
merupakan salah satu kontrol untuk menjaga kualitas bahan baku makanan
yang akan diolah. Membuat purchasing list dengan baik dan benar sangat
diperlukan untuk meminimalisir kesalahan dalam proses pembelian
barang. Penulis telah membuat purchasing list sesuai dengan kebutuhan
penulis untuk melaksanan food presentation yang tertera di lampiran satu.
4.5 Recipe Costing
Recipe costing adalah jumlah keseluruhan biaya bahan baku yang
dihabiskan dalam proses pembuatan suatu produk makanan. Menurut
Dittmer (2003:159) “To find the total cost, on lists each ingredient and
quantity from the standard recipe on the recipe detail and cost card and
then multiplies the quantity of each ingredients by the unit cost for that
ingredients”. Pernyataan tersebut menyimpulkan bahwa untuk
mendapatkan biaya total dari pembuatan suatu makanan dapat dilakukan
dengan cara mengurutkan dengan jelas dan detail masing-masing bahan
dan kuantitas bahan yang yang digunakan dalam pembuatan makanan
sesuai dengan standar resep dan kemudian mengalikan jumlah kuantitas
bahan yang digunakan dengan harga pasaran bagi masing-masing bahan
yang digunakan. Berikut ini merupakan recipe costing yang penulis buat,
34
untuk setiap menu yang akan penulis sajikan dalam sidang food
presentation nanti :
TABEL 10
RECIPE COSTING ABING KAKAP
Harga No Nama Bahan Jumlah Unit Harga Pasaran Penggunaan 1 Bawang Merah 30 gr Kg Rp 50,000.00 Rp 1,500.00 2 Bawang Putih 15 gr Kg Rp 45,000.00 Rp 675.00 3 Cabai Merah Besar 75 gr Kg Rp 42,000.00 Rp 3,150.00 4 Daging Ikan Kakap 300 gr Kg Rp 50,000.00 Rp 15,000.00 5 Garam Secukupnya 200 gr Rp 2,000.00 Rp 50.00 6 Lengkuas 20 gr Kg Rp 16,000.00 Rp 320.00 7 Minyak Goreng 220 ml Liter Rp 12,500.00 Rp 2,750.00 8 Merica Secukupnya 200 gr Rp 14,000.00 Rp 100.00 9 Telur 1 butir Kg Rp 18,500.00 Rp 1,200.00 10 Tepung Maizena 50gr 150 gr Rp 3,000.00 Rp 1,000.00 11 Serai 5 gr Kg Rp 21,000.00 Rp 105.00 Harga Total Rp 25,850.00 Sumber : Olahan Penulis, 2016
TABEL 11
RECIPE COSTING SAMBEL GODOG
Harga No Nama Bahan Jumlah Unit Harga Pasaran Penggunaan 1 Air 400 ml Liter - - 2 Bawang Merah 15 gr Kg Rp 50,000.00 Rp 750.00 3 Bawang Putih 10 gr Kg Rp 45,000.00 Rp 450.00 4 Cabai Hijau 5 gr Kg Rp 36,000.00 Rp 180.00 5 Cabai Merah 5 gr Kg Rp 42,000.00 Rp 210.00 6 Daun Salam 2 gr Kg Rp 30,000.00 Rp 60.00 7 Daun Melinjo 5 gr Kg Rp 30,000.00 Rp 150.00 8 Garam Secukupnya 200 gr Rp 2,000.00 Rp 50.00 9 Gula Secukupnya Kg Rp 17,000.00 Rp 100.00 10 Jagung Manis 100 gr Kg Rp 14,000.00 Rp 1,400.00 11 Kacang Panjang 30 gr Kg Rp 22,400.00 Rp 672.00 12 Kemiri 5 gr Kg Rp 45,000.00 Rp 225.00 13 Labu Siam 50 gr Kg Rp 7,000.00 Rp 350.00 14 Melinjo 25 gr Kg Rp 21,000.00 Rp 525.00
35
TABEL 11
RECIPE COSTING SAMBEL GODOG (lanjutan)
Harga No Nama Bahan Jumlah Unit Harga Pasaran Penggunaan 15 Minyak Goreng 10 ml Liter Rp 12,500.00 Rp 125.00 16 Terong Ungu 50 gr Kg Rp 15,000.00 Rp 750.00 17 Tempe 50 gr 200 gr Rp 5,400.00 Rp 1,350.00 18 Tomat 20 gr Kg Rp 16,000.00 Rp 320.00 19 Tulang Sapi 300 gr Kg Rp 35,000.00 Rp 10,500.00 20 Wortel 50 gr Kg Rp 13,500.00 Rp 675.00 21 Santan Kara 300 ml Liter Rp 30,000.00 Rp 9,000.00 22 Serai 10 gr Kg Rp 21,000.00 Rp 210.00 Harga Total Rp 28,052.00 Sumber : Olahan Penulis, 2016
TABEL 12
RECIPE COSTING NASI BOGANA
Harga No Nama Bahan Jumlah Unit Harga Pasaran Penggunaan 1 Air 500 ml liter - - 2 Ayam Kampung 1 ekor ekor Rp 50,000.00 Rp 50,000.00 3 Bawang Merah 40 gr kg Rp 50,000.00 Rp 2,000.00 4 Bawang Putih 30 gr kg Rp 45,000.00 Rp 1,350.00 5 Beras 200 gr kg Rp 12,000.00 Rp 2,400.00 6 Bunga Lawang 2 gr 50 gr Rp 3,000.00 Rp 120.00 7 Cabai Merah Besar 5gr kg Rp 42,000.00 Rp 210.00 8 Cabai Rawit 10 gr kg Rp 54,000.00 Rp 540.00 9 Daun Kemangi 10 gr 150gr Rp 9,000.00 Rp 600.00 10 Daun Salam 3gr kg Rp 30,000.00 Rp 90.00 11 Garam Secukupnya 200gr Rp 2,000.00 Rp 50.00 12 Gula Secukupnya kg Rp 17,000.00 Rp 100.00 13 Gula Merah 5 gr 500gr Rp 17,000.00 Rp 170.00 14 Jeruk Limau 20 gr kg Rp 52,000.00 Rp 1,040.00 15 Jinten 2 gr 50 gr Rp 4,000.00 Rp 160.00 16 Kapulaga 1 gr 10 gr Rp 3,500.00 Rp 350.00 17 Kayu Manis 2 gr kg Rp 60,000.00 Rp 120.00 18 Kelapa Parut 200 gr kg Rp 10,000.00 Rp 2,000.00 19 Kemiri 5 gr 100gr Rp 4,500.00 Rp 225.00 20 Ketumbar 5 gr 50 gr Rp 2,000.00 Rp 200.00
36
TABEL 12
RECIPE COSTING NASI BOGANA (lanjutan)
Harga No Nama Bahan Jumlah Unit Harga Pasaran Penggunaan 23 Lengkuas 20 gr kg Rp 16,000.00 Rp 320.00 24 Minyak Goreng 20 ml liter Rp 12,500.00 Rp 250.00 25 Pala 1 gr kg Rp 187,500.00 Rp 1,875.00 26 Santan Kara 100 ml liter Rp 30,000.00 Rp 3,000.00 27 Selada Keriting 30 gr kg Rp 10,000.00 Rp 300.00 28 Serai 10 gr kg Rp 21,000.00 Rp 210.00 29 Tahu 40 gr 250gr Rp 5,000.00 Rp 800.00 30 Telur Puyuh 4 butir kg Rp 25,000.00 Rp 1,200.00 31 Terasi 5 gr 250gr Rp 25,000.00 Rp 500.00 32 Timun 25 gr kg Rp 10,000.00 Rp 250.00 33 Tomat 40 gr kg Rp 16,000.00 Rp 640.00
Sumber : Olahan Penulis, 2016 Harga Total Rp 71,708.00
TABEL 13
RECIPE COSTING APEM SAFAR
Harga No Nama Bahan Jumlah Unit Harga Pasaran Penggunaan 1 Air 300 cc lt - - 2 Baking Soda 5 gr 45 gr Rp 5,000.00 Rp 555.56 3 Butter 30 gr 225 gr Rp 20,000.00 Rp 2,666.67 4 Daun Pandan 10 gr kg Rp 15,000.00 Rp 150.00 5 Gula Merah 150 gr 500gr Rp 17,000.00 Rp 5,100.00 6 Gula Pasir 180 gr kg Rp 17,000.00 Rp 3,060.00 7 Kelapa Parut 50 gr kg Rp 10,000.00 Rp 500.00 8 Minyak Goreng 5 ml lt Rp 12,500.00 Rp 62.50 9 Nangka 100 gr kg Rp 25,000.00 Rp 2,500.00 10 Ragi 10 gr 50 gr Rp 17,500.00 Rp 3,500.00 11 Tape Singkong 150 gr kg Rp 16,000.00 Rp 2,400.00 12 Tepung Beras 250 gr 500gr Rp 7,000.00 Rp 3,500.00 13 Tepung Terigu 30 gr 1 kg Rp 9,000.00 Rp 270.00
Harga Total Rp 26,814.73 Sumber : Olahan Penulis, 2016
37
4.6 Dish Costing
Setelah membuat recipe costing dilakukanlah penghitungan food cost
atau portion cost, untuk semua menu yang penulis sajikan saat sidang food
presentation berlangsung. Portion cost merupakan teknik penghitungan
untuk mengetahui total biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan makanan
setiap porsinya. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Dittmer dan
Desmond Keefe (2009:170) “Standard portion cost is defined as the dollar
amount that standard portion should cost, given the standards and
standard procedures for its production.”.
Portion cost diperoleh dari total biaya recipe costing yang kemudian
dibagi dengan jumlah porsi makanan yang dihasilkan. Berikut ini adalah
formula dari cara menghitung portion cost menurut Dittmer dan Keefe
(2009:171) :
Portion cost =
Berikut merupakan portion cost atau dish costing untuk semua
menu yang penulis buat :
TABEL 14
PORTION COST
Total No Menu Harga Total Harga Per Porsi Porsi 1 Abing Kakap 5 Rp 25,850.00 Rp 5,170.00 2 Sambel Godog 5 Rp 28,052.00 Rp 5,610.40 3 Nasi Bogana 4 Rp 71,708.00 Rp 17,927.00 4 Apem Safar 10 Rp 26,814.73 Rp 2,681.47 Sumber : Olahan Penulis, 2016
38
4.7 Selling Price
Harga jual merupakan harga yang ditentukan produsen untuk
memasarkan produk yang diproduksinya. Menurut Suasarna (2007:39)
“Dalam menentukan harga jual diperlukan alat bantu seperti formulir resep
makanan (standard recipe food), resep minuman (standard recipe
beverage), tabel analisis makanan (food analysis), tabel analisis minuman
(beverage analysis), dan survei harga pasar yang terbaru”. Dan dalam
menentukan harga jual produk yang akan penulis sajikan pada tugas akhir
food presentation ini, penulis menggunakan strandar resep dan harga
bahan baku makanan yang terbaru sebagai alat bantu untuk menujang
penentuan harga jual produk tersebut. Dalam penghitungan harga jual ada
beberapa aspek yang perlu di perhatikan yaitu:
a. Biaya pokok bahan makanan (food cost);
b. Biaya karyawan (labour cost);
c. Biaya lain-lain (overhead cost);
d. Keuntungan (profit)
Menurut Suarsana dalam Pengendalian Biaya Departemen F&B di
Perhotelan (2007:39-47) terdapat beberapa metode untuk menentapkan
harga jual (selling price) baik itu makanan ataupun minuman untuk
industri perhotelan dan kuliner, salah satu nya adalah menggunakan
metode harga pokok standar (standard cost percentage method). Metode
Harga Pokok Standar (Standard Cost Percentage Method) yaitu
menetapkan harga jual dengan berpedoman pada persentase biaya (cost
percentage) yang sudah di tetapkan oleh pihak manajemen atau pemilik
39
(owner). Dalam menetukan harga jual produk yang penulis buat untuk
tugas akhir food presentation ini, penulis menetapkan persentase biaya
makanan (food cost percentage) sebesar 35 %. Penghitungan harga jual
dapat dihitung menggunakan formula sebagai berikut:
Harga jual = × food cost
Harga jual makanan yang diperoleh dari perhitungan dengan
menggunakan formula di atas dapat mengalami pembulatan, baik itu
jumlahnya naik ataupun turun sesuai dengan kebutuhan. Setelah
mendapatkan dish costing atau portion cost untuk setiap menunya, penulis
menentukan harga jual (selling price) untuk setiap makanan yang penulis
sajikan saat sidang food presentation berlangsung yaitu sebagai berikut :
TABEL 15
SELLING PRICE
Harga Per Harga No Menu Porsi Harga Jual (Food Cost 30%) Pembulatan 1 Abing Kakap Rp 5,140.00 Rp 14,771.42 Rp 15,000.00 2 Sambel Godog Rp 5,580.40 Rp 16,028.57 Rp 17.000.00 3 Nasi Bogana Rp 17,889.50 Rp 51,219.99 Rp 52,000.00 4 Apem Safar Rp 2,681.47 Rp 7,661.34 Rp 8,000.00 Sumber : Olahan Penulis, 2016
4.8 Kandungan Nutrisi
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus
dipenuhi untuk melanjutkan serta menjalani kehidupan. Seperti yang
diketahui, pangan diperlukan untuk memperoleh kebutuhan zat gizi,
40
menurut Almatsier (2010:3) “zat gizi ialah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan”. Kebutuhan makan dan nutrisi seseorang harus dipenuhi secukupnya, yang berarti tidak kurang dan juga tidak lebih, terlebih dalam jangka waktu yang lama akan berdampak buruk bagi kesehatan. Agar nutrisinya cukup, seseorang harus mendapat beberapa zat gizi penting sesperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Zat-zat gizi ini diperlukan agar pertumbuhan dan fungsi tubuh berjalan dapat dengan baik: namun, tubuh tidak dapat menghasilkan zat-zat tersebut sendiri dalam jumlah cukup sehingga harus didapat dalam makanan. Pada dasarnya Almatsier (2010:3) mendefinisikan bahwasanya makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur- unsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh. Oleh sebab itu, maka disusunlah angka kecukupan gizi yang dianjurkan sesuai dengan kebutuhan nutrisi harian demi menunjang aktivitas sehari-hari.
Penulis menghitung kandungan nutrisi dari setiap menu yang penulis sajikan, dengan cara memasukan bahan-bahan yang digunakan setiap menunya sesuai dengan standard recipe yang penulis buat ke dalam aplikasi yang dapat diakses di https://recipes.sparkpeople.com/recipe- calculator.asp. Berikut merupakan kandungan nutrisi yang terkandung dalam setiap menu yang akan disajikan oleh penulis saat sidang food presentation berlangsung.
41
TABEL 16 TABEL 17 KANDUNGAN NUTRISI KANDUNGAN NUTRISI ABING KAKAP SAMBEL GODOG Nutritional Info Per Portion Nutritional Info Per Portion
Servings Per Recipe : 5 Servings Per Recipe : 5 Amount Per Serving : 90 gr Amount Per Serving : 150 gr
Calories : 210.8 Calories : 209.2 Total Fat : 5.1 g Total Fat : 8.3g
Cholesterol : 70.1 mg Cholesterol : 18.3 mg Sodium : 1028 mg Sodium : 794.0 mg Total Carbohydrate : 17.4 Total Carbohydrate : 24.0 g Dietary Fiber : 2.7 g Dietary Fiber : 4.2 g Protein : 21.3 g Protein : 7.9 g Sumber : Olahan penulis, Sumber : Olahan penulis, https://recipes.sparkpeople.com/recipe- https://recipes.sparkpeople.com/recipe- calculator.asp. 2016 calculator.asp. 2016
TABEL 18 TABEL 19 KANDUNGAN NUTRISI KANDUNGAN NUTRISI NASI BOGANA APEM SAFAR Nutritional Info Per Portion Nutritional Info Per Portion
Servings Per Recipe : 5 Servings Per Recipe : 10 Amount Per Serving : 250 gr Amount Per Serving : 120 gr
Calories : 781.1 Calories : 588.2
Total Fat : 43.4 g Total Fat : 3.7 g Cholesterol : 37.2 mg Cholesterol : 23.8 mg Sodium : 1542.2 mg Sodium : 27.7 mg
Total Carbohydrate : 49.8 g Total Carbohydrate : 132 g Dietary Fiber : 5.8 g Dietary Fiber : 3.1 g Protein : 29.3 g Protein : 6.9 g Sumber : Olahan penulis, Sumber : Olahan penulis, https://recipes.sparkpeople.com/recipe- https://recipes.sparkpeople.com/recipe- calculator.asp. 2016 calculator.asp. 2016
42
5. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian dan pengumpulan data di Keraton
Kasepuhan Cirebon, Jalan Kasepuhan No. 43, Kota Cirebon, Jawa Barat.
b. Lokasi Percobaan Pembuatan Produk
Percobaan pembuatan produk dilakukan di kediaman penulis, yang
berlokasi di Jalan Gerlong Tengah Gang Eneh Eja No. 3 RT 003/RW 004.
Gegerkalong, Sukasari. Bandung, Jawa Barat.
c. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Agustus 2016 sampai
dengan bulan Desember 2016.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN LATIHAN PRESENTASI PRODUK
1. Perencanaan Latihan Presentasi Produk
Dalam latihan presentasi produk tentunya dibutuhkan perencanaan yang
matang, hal ini dilakukan agar latihan presentasi produk terlaksana secara
efektif dan efisien juga meminimalisir kesalahan. Sebelum melaksanakan
kegiatan latihan presentasi produk, penulis menyiapkan working plan, time
table, daftar kebutuhan bahan beserta alat yang dibutuhkan dalam latihan
presentasi produk agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
1.1 Working Plan
Working plan (Rencana kerja) adalah penentuan serangkaian
tindakan maupun proses yang dilakukan terlebih dahulu untuk
mempermudah tim atau perorangan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan
rencana kerja, seseorang dapat lebih baik memahami skala sebuah proyek
seperti menetapkan prioritas, urutan, dan waktu yang tepat untuk
melangkah. Dalam proses kegiatan kerja di dapur, rencana kerja akan
membantu seseorang mengerjakan sesuatu dengan teratur dan sistematis.
Melalui rencana kerja, seseorang memecah suatu proses menjadi tugas
yang ringan serta mengetahui apa saja hasil yang ingin dicapai. Dengan
rancangan working plan, penulis berharap dapat menyelesaikan proses
produksi makanan dengan efektif, efisien, dan dapat menyelesaikannya
tepat waktu. Berikut ini merupakan working plan dari setiap menu yang
akan penulis sajikan saat sidang food presentation berlangsung:
43
44
TABEL 20
WORKING PLAN ABING KAKAP
No Kegiatan Waktu 1 Mise en place 2 menit 2 Membuat bumbu halus 3 menit 3 Filleting ikan kakap 5 menit 4 Menggiling ikan kakap 3 menit 5 Mencampurkan ikan giling dengan bumbu 1 menit 6 Membentuk adonan menjadi bola-bola 5 menit 7 Memotong bahan untuk sambal goreng 5 menit 8 Membuat Sambal Goreng 10 menit 9 Menggoreng Abing Kakap 10 menit 10 Penyajian Abing Kakap 5 menit Sumber : Olahan Penulis, 2016
TABEL 21
WORKING PLAN SAMBEL GODOG
No Kegiatan Waktu 1 Mise en place 3 menit 2 Mencuci sayuran 2 menit 3 Memotong bahan 10 menit 4 Membuat bumbu halus 3 menit 5 Menumis bumbu halus 5 menit 6 Membuat Sambel Godog 30 menit 7 Penyajian Sambel Godog 5 menit Sumber : Olahan Penulis, 2016
TABEL 22
WORKING PLAN NASI BOGANA
No Kegiatan Waktu 1 Mise en place 3 menit 2 Mencuci dan Memotong Ayam 5 menit 3 Menyangrai Kelapa 15 menit 4 Membuat Bumbu Halus 3 menit 5 Menumis Bumbu Halus 5 menit 6 Memasak Ayam untuk Nasi Bogana 60 menit 7 Mencuci Beras 5 menit 8 Memasak Nasi Bogana 45 menit
45
TABEL 22
WORKING PLAN NASI BOGANA (lanjutan)
No Kegiatan Waktu 9 Merebus Telur 10 menit 10 Membuat Sambal Tomat 7 menit 11 Memotong Sayur untuk Lalapan 5 menit 12 Menggoreng Tahu dan Kerupuk 10 menit 13 Penyajian Nasi Bogana 5 menit Sumber : Olahan Penulis, 2016
TABEL 23
WORKING PLAN APEM SAFAR
No Kegiatan Waktu 1 Mise en place 2 menit 2 Mempersiapkan bahan 10 menit 3 Mencampurkan bahan apem sapar 10 menit 4 Proses resting 180 menit 5 Mengukus apem sapar 25 menit 6 Membuat saus kinca 15 menit 7 Penyajian apem sapar 5 menit S Sumber : Olahan Penulis, 2016
1.2 Time Table
Dalam membuat time table penulis menggunakan Gantt Chart
sebagai alat bantunya. Gantt Chart merupakan sejenis grafik batang (Bar
Chart) yang dikembangkan oleh Henry Laurence Gantt pada tahun 1910.
Gantt chart memiliki beberapa sebutan lain, seperti Project Bar Chart,
Milestones Chart, dan juga Activity Chart. Pada dasarnya Gantt Chart
merupakan sebuah alat bantu yang digunakan untuk merencanakan
penjadwalan, pemantauan (monitoring), serta menunjukan jenis tugas pada
suatu proyek pekerjaan dan waktu pelaksanaannya.
TABEL 24
TIME TABLE
Waktu (menit) No Kegiatan 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 1 Mise en place 2 Menyiapkan bumbu-bumbu 3 Memotong ayam 4 Filleting & menggiling ikan kakap 5 Memasak Ayam Bogana 6 Membuat kaldu sapi 7 Memotong sayuran 8 Membuat Sambel Godog 9 Mengukus Apem Safar 10 Membuat Sambel Tomat 11 Membuat Sambal Goreng 12 Membuat Saus Kinca 13 Menggoreng kerupuk & tahu 14 Membuat Nasi Bogana 15 Menggoreng Abing Kakap 16 Penyajian Makanan Sumber : Olahan Penulis, 2016
46
47
1.3 Daftar Kebutuhan Bahan
Bahan baku makanan merupakan aspek yang penting untuk
menunjang kegiatan produksi di dapur. Kelengkapan bahan baku yang
diperlukan sesuai dengan standard recipe tentunya akan mempermudah
kegiatan produksi tersebut berlangsung, oleh karena itu menyiapkan bahan
baku menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Berikut ini merupakan
kebutuhan bahan baku perishable dan groceries yang penulis gunakan
untuk membuat menu makanan yang akan penulis buat dalam proses
latihan presentasi produk maupun sidang food presentation:
TABEL 25
DAFTAR KEBUTUHAN BAHAN PERISHABLE
PERISHABLE No Nama Barang Kuantitas No Nama Barang Kuantitas BEEF VEGETABLE 1 Tulang Sapi 300 gr 13 Kacang Panjang 30 gr SEAFOOD 14 Kelapa Parut 300 gr 1 Ikan Kakap 300 gr 16 Kunyit 20 gr POULTRY 17 Labu Siam 50 gr 1 Ayam Kampung 1 ekor 18 Lengkuas 100 gr VEGETABLE 19 Melinjo 30 gr 1 Air Kelapa 200 ml 20 Selada 25 gr 2 Cabai Hijau 50 gr 21 Serai 50 gr 3 Cabai Merah 150 gr 22 Tahu Putih 100 gr 4 Cabai Rawit Merah 20 gr 23 Tape Singkong 5 Daun Kemangi 15 gr 24 Tempeh 100 gr 7 Daun Melinjo 15 gr 25 Terong Ungu 50 gr 8 Daun Pandan 20 gr 26 Timun 30 gr 9 Daun Salam 10 gr 27 Tomat 100 gr 10 Jagung Manis 100 gr 28 Wortel 50 gr 11 Jahe 20 gr FRUIT 12 Jeruk Limau 50 gr 1 Nangka 50 gr Sumber : Olahan Penulis, 2016
48
TABEL 26
DAFTAR KEBUTUHAN BAHAN GROCERIES
GROCERIES No Nama Barang Kuantitas No Nama Barang Kuantitas
DAIRY PRODUCTS 10 Kapulaga 2 gr
1 Telur Ayam 2 butir 11 Kayu Manis 2 gr
2 Telur Puyuh 4 butir 12 Kemiri 20 gr
GROCERIES 13 Ketumbar 30 gr
1 Bawang Merah 200 gr 14 Merica Bubuk 1 pack
2 Bawang Putih 150 gr 15 Minyak Goreng 1 liter
3 Beras Pandan Wangi 200 gr 16 Pala 2 gr
4 Bunga Lawang 2 gr 17 Tepung Beras 200 gr
5 Cengkeh 2 gr 18 Tepung Maizena 50 gr
6 Garam 1 pack 19 Terasi 10 gr
7 Gula Merah 300 gr PASTRY ITEM
8 Gula Pasir 200 gr 1 Ragi Instan I pack
9 Jinten 2 gr 2 Santan Kara 1 kotak Sumber : Olahan Penulis, 2016
1.4 Daftar Kebutuhan Alat
Perlengkapan (equipment) dan peralatan (utensils), sangat diperlukan
sebagai alat penunjang dalam pelaksaan kegiatan latihan presentasi produk
ini, karena ketersediaan perlengkapan dan peralatan dapur yang memadai,
akan membuat proses produksi menjadi efektif dan efisien. Berikut ini
merupakan daftar kebutuhan alat yang diperlukan oleh penulis :
TABEL 27
DAFTAR KEBUTUHAN EQUIPMENT
No Nama Jumlah 1 Kompor (stove) 4 2 Penggiling Daging (meat grinder) 1 3 Working Table 1 Sumber : Olahan Penulis, 2016
49
TABEL 28
DAFTAR KEBUTUHAN UTENSILS
No Nama Jumlah 1 Bowl 2 2 Cobek 1 3 Container 1/4 3 4 Container 1/6 3 5 Container 1/9 4 6 Cooling wire 1 7 Cutting board (hijau) (1) 8 Cutting board (putih) 1 9 Cutting board (biru) 1 10 Cutting board (kuning) 1 11 Filleting Knife 1 12 Ladle 1.5 dl 2 13 Peeler 1 14 Sauce Pan 2 15 Sautese 1 16 Sautoir 2 17 Skimmer 2 18 Spider 1 19 Spoon 1 20 Steamer 1 21 Tongue 1 22 Tray 1/2 3 23 Ulekan 1 24 Vegetable Knife 1 25 Wooden Spatula 2 Sumber : Olahan Penulis, 2016
2. Pelaksanaan Latihan Presentasi Produk
Pelaksanaan latihan presentasi produk ini bertujuan agar penulis dapat
melakukan uji coba terhadap setiap produk yang akan penulis sajikan pada
saat sidang food presentation. Dengan melakukan latihan ini, penulis dapat
lebih memahami betul mengenai cara pengolahan terbaik dari setiap menu
50
yang akan penulis buat. Dan dengan pelaksanaan latihan ini, penulis dapat
mengetahui tingkat kesulitan dan hambatan apa saja yang mungkin terjadi
pada saat proses memasak, sehingga penulis dapat menganalisa dan mencari
jalan keluar demi meminimalisir kesulitan dan hambatan tersebut pada saat
sidang food presentation berlangsung. Berikut merupakan proses pembuatan
dari masing-masing menu yang akan penulis sajikan saat ujian sidang food
presentation berlangsung :
GAMBAR 5
PROSES PEMBUATAN ABING KAKAP
1. Cuci bersih ikan kakap kemudian 2. Filleting ikan kakap. ber-sihkan dari sisik dan isi perutnya.
3. Bersihkan daging ikan kakap dari 4. Gilling halus daging ikan kakap duri dan kulitnya. yang telah di fillet.
51
GAMBAR 5
PROSES PEMBUATAN ABING KAKAP (lanjutan)
3. Simpan daging ikan kakap yang 4. Persiapan bumbu halus untuk telah digiling kedalam mangkuk. Abing Kakap.
5. Haluskan bawang merah dan 6. Campurkan daging ikan kakap yang bawang putih, sebagai bumbu telah digiling dengan bumbu halus, halus untuk Abing Kakap. garam dan merica.
7. Tambahkan telur yang telah dikocok 8. Campurkan tepung maizena ke lepas ke dalam adonan Abing dalam adonan. Kakap.
52
GAMBAR 5
PROSES PEMBUATAN ABING KAKAP (lanjutan)
9. Aduk hingga semua bahan 10. Bentuk adonan Abing Kakap tercampur rata. menjadi bulat.
11. Goreng Abing Kakap dalam minyak 12. Goreng Abing Kakap hingga yang panas. berwarna coklat keemasan.
13. Tusuk Abing Kakap yang telah 14. Siapkan semua bahan yang digoreng dengan tusuk sate diperlukan untuk membuat sambal kemudian Abing Kakap siap goreng. Kemudian potong semua disajikan dengan Sambel Goreng. bahan.
53
GAMBAR 5
Proses Pembuatan Abing Kakap (lanjutan)
15. Rebus cabai merah besar dalam air 16. Tumis bumbu kemudian masukan yang mendidih hingga cabai layu. cabai merah yang telah di rebus, kemudian bumbui dengan garam dan gula. Dan Sambel Goreng siap disajikan sebagai pelengkap Abing Kakap. Sumber : Olahan Penulis, 2016
GAMBAR 6
PROSES PEMBUATAN SAMBEL GODOG
1. Siapkan semua bahan yang di- 2. Haluskan bawang merah, bawang perlukan, untuk membuat Sambel putih, kemiri, dan ketumbar, sebagai Godog. bumbu halus untuk Sambel Godog.
54
GAMBAR 6
PROSES PEMBUATAN SAMBEL GODOG (lanjutan)
3. Proses blanching tulang sapi. 4. Tumis bumbu halus hingga matang dan harum.
5. Potong sayuran untuk Sambel Godog. 6. Rebus kembali tulang sapi.
7. Masukan bumbu halus yang telah 8. Masukan sayuran ke dalamnya. ditumis kedalam air rebusan tulang. Kemudian bumbui dengan garam dan gula.
55
GAMBAR 6
PROSES PEMBUATAN SAMBEL GODOG (lanjutan)
9. Setelah sayuran setengah matang, 10. Sambel Godog siap disajikan. masukan santan. Masak hingga matang sempurna. Sumber : Olahan Penulis, 2016
GAMBAR 7
PROSES PEMBUATAN NASI BOGANA
1. Cuci bersih ayam kemudian potong 2. Persiapan beras untuk Nasi Bogana menjadi empat bagian, kemudian dan kelapa yang telah di parut. rebus kentang dang telur hingga matang.
56
GAMBAR 7
PROSES PEMBUATAN NASI BOGANA (lanjutan)
3. Rempah-rempah yang digunakan 4. Persiapan bumbu halus untuk Nasi untuk membuat Nasi Bogana. Bogana.
5. Ulek semua bumbu hingga halus. 6. Tumis bumbu halus hingga matang dan harum.
7. Masukan ayam kampung, kemudian 8. Tambahkan santan kental kemudian tambahkan air lalu masukan bunga bumbui dengan garam dan gula. lawing, cengkeh, jinten, kapolaga, Masak hingga daging ayam matang pala dan rempah-rempah lainnya. dan empuk.
57
GAMBAR 7
PROSES PEMBUATAN NASI BOGANA (lanjutan)
9. Sangrai kelapa hingga kecoklatan. 10. Haluskan kelapa yang telah disangrai, hingga menjadi bubuk halus.
11. Masukan kelapa yang telah di- 12. Masak hingga matang sepurna dan haluskan, kemudian aduk hingga kuah ayam mengental. Dan sisihkan tercampur rata sebagian kuah ayam untuk membuat Nasi Bogana.
13. Ayam untuk Nasi Bogana siap di- 14. Proses persiapan pembuatan Nasi sajikan. Bogana. Cuci beras hingga bersih.
58
GAMBAR 7
PROSES PEMBUATAN NASI BOGANA (lanjutan)
15. Aron beras bersama kuah ayam. 16. Aron beras hingga setengah matang. Kemudian aduk supaya bagian bawahnya tidak gosong.
[ 17. Panaskan steamer, kemudian kukus 18. Kukus nasi hingga matang dengan nasi yang telah di aron. sempurna.
19. Nasi Bogana siap disajikan. 20. Cuci bersih kemudian potong sayuran untuk lalapan sebagai makanan pelengkap untuk Nasi Bogana.
59
GAMBAR 7
PROSES PEMBUATAN NASI BOGANA (lanjutan)
21. Siapkan bahan-bahan untuk mem- 22. Tumis bahan untuk membuat sam- buat sambal tomat, sebagai pe- bal tomat hingga layu. lengkap untuk Nasi Bogana.
23. Tambahkan gula merah, terasi dan 24. Ulek sambel tomat hingga halus. garam.
25. Sambal tomat siap disajikan. 26. Kerupuk udang sebagai pelengkap Nasi Bogana.
60
GAMBAR 7
PROSES PEMBUATAN NASI BOGANA (lanjutan)
27. Goreng kerupuk udang dalam 28. Kerupuk udang siap disajikan, se- minyak panas. bagai pelengkap untuk Nasi Bogana. Sumber : Olahan Penulis, 2016
GAMBAR 8
PROSES PEMBUATAN APEM SAFAR
1. Siapkan semua bahan yang 2. Haluskan tape singkong dan buang diperlukan untuk membuat apem serat-seratnya. safar.
61
GAMBAR 8
PROSES PEMBUATAN APEM SAFAR (lanjutan)
3. Campurkan tepung beras, gula, dan 4. Tambahkan air. ragi, kemudian aduk hingga ter- campur rata.
5. Aduk adonan hingga tercampur rata. 6. Masukan tape singkong yang telah dihaluskan kedalam adonan, ke- mudian aduk hingga merata.
7. Diamkan adonan hingga agak me- 8. Siapkan loyang, kemudian olesi ngembang kemudian tambahkan soda dengan minyak goreng. kue, kemudian aduk hingga rata.
62
GAMBAR 8
PROSES PEMBUATAN APEM SAFAR (lanjutan)
9. Masukan adonan kedalam loyang. 10. Resting adonan selama 3 jam hingga mengembang.
11. Kukus kue apem safar di dalam 12. Kukus kue apem safar kurang lebih steamer yang telah dipanaskan. selama kurang lebih 25 menit.
13. Tusuk kue apem dengan pisau, 14. Setelah dikukus hingga matang, kue untuk memastikan kue apem sudah apem siap disajikan. matang atau belum.
63
GAMBAR 8
PROSES PEMBUATAN APEM SAFAR (lanjutan)
15. Siapkan semua bahan yang di- 16. Siapkan air mendidih. perlukan untuk membuat saus kinca.
17. Masukan gula merah dalam air yang 18. Masukan daun pandan, nangka, mendidih, kemudian aduk hingga dan kelapa parut ke dalam air gula larut. merah. Masak kurang lebih selama 10 menit.
19. Saus kinca siap disajikan. 20. Kue apem siap disajikan dengan saus kinca. Sumber : Olahan Penulis, 2016
64
3. Kendala dan Hambatan
Setelah melaksanakan kegiatan latihan presentasi produk, kendala dan
hambatan yang penulis temui, terjadi pada saat pertama kali penulis melakukan
kegiatan latihan presentasi produk. Hal itu tersebut berupa:
1. Tekstur makanan yang kurang sesuai dengan aslinya.
2. Kesalahan penanganan bahan baku yang menyebabkan hasil dari makanan
tersebut kurang maksimal. Seperti contohnya, santan yang pecah saat
proses pembuatan sup Sambel Godog.
Akan tetapi setelah melakukan beberapa kali percobaan latihan, hal
tersebut dapat diatasi dengan baik. Sehingga hasil produk yang dihasilkan
sesuai dengan yang diinginkan.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PRESENTASI PRODUK
1. Persiapan / Mise en Place
Mise en place merupakan suatu kegiatan mengumpulkan dan
menempatkan segala sesuatu berupa bahan atau alat yang diperlukan sebelum
memulai pekerjaan. Bagi seorang juru masak fungsi dari mise en place ini
adalah untuk mempermudah dan memperlancar kegiatan produksi makanan
didapur.
Dalam pelaksaan kegiatan presentasi produk ini tahapan persiapan atau
mise en place sangatlah diperlukan demi menunjang kelancaran kegiatan
presentasi produk tersebut. Penulis melakukan kegiatan persiapan dan mise en
place di dua tempat yaitu pertama penulis melakukan persiapan di kediaman
penulis dan Kitchen Nusantara Restaurant STP Bandung. Kegiatan mise en
place yang penulis lakukan di kediaman penulis antara lain adalah menyiapkan
bahan baku yang akan digunakan, proses pemotongan bahan baku yang akan di
gunakan, dan pengolahan bahan baku yang akan penulis sajikan saat sidang
food presentation berlangsung, sehingga untuk menu makanan yang
membutuhkan waktu pengolahan yang lama hanya tinggal dipanaskan kembali
saat sidang food presentation berlangsung. Kegiatan mise en place kedua
penulis lakukan pada hari pelaksanaan sidang food presentation berlangsung
yaitu di Kitchen Nusantara Restaurant STP Bandung. Kegiatan mise en place
yang penulis lakukan antara lain adalah menyiapkan utensils, equipment, serta
bahan yang telah dipersiapkan pada hari sebelumnya untuk diolah dan
65
66
dipanaskan kembali. Berikut ini merupakan hasil dokumentasi tahapan kegiatan persiapan atau mise en place yang penulis lakukan di Kitchen
Nusantara Restaurant STP Bandung pada saat kegiatan sidang food presentation berlangsung.
GAMBAR 9
PERSIAPAN BAHAN SAAT SIDANG
Sumber : Olahan Penulis, 2017
Pada gambar di atas penulis sedang melakukan persiapan berupa menyiapkan bahan yang akan digunakan untuk pembuatan produk makanan.
GAMBAR 10
PERSIAPAN UTENSILS DAN WORKING TABLE
Sumber : Olahan Penulis, 2017
67
Pada gambar di atas penulis sedang menyiapkan working table dan peralatan seperti cutting board dan pisau yang akan digunakan dalam pelaksaan kegiatan presentasi produk
GAMBAR 11
PERSIAPAN EQUIPMENT
Sumber : Olahan Penulis, 2017
Pada gambar di atas penulis sedang menyalakan kompor untuk persiapan pengolahan produk makanan.
GAMBAR 12
PERSIAPAN PIRING UNTUK PENYAJIAN MAKANAN
Sumber : Olahan Penulis, 2017
68
Pada gambar di atas penulis sedang menyiapkan piring yang akan digunakan
untuk menyajikan hasil makanan kepada penguji sidang.
GAMBAR 13
SET UP TABLE UNTUK MEJA PENILAIAN
Sumber : Olahan Penulis, 2017
Pada gambar di atas penulis sedang melakukan set up table sebagai tempat
makanan penulis akan disajikan dan dinilai oleh penguji.
2. Pelaksanaan / Proses Kegiatan Presentasi Produk
Proses pelaksanaan kegiatan sidang food presentation dibagi menjadi 3
tahapan yaitu tahap pembukaan dan pengarahan oleh penguji, tahap proses
cooking dan finishing makanan, dan tahap diskusi dan evaluasi oleh penguji
sidang. Penulis diberikan waku 90 menit untuk menyelesaikan sidang food
presentation ini, yang meliputi 70 menit untuk proses memasak hingga
finishing setiap menu yang akan penulis sajikan dan 20 menit untuk proses
diskusi dengan penguji sidang. Penulis berhasil menyelesaikan semua makanan
kurang dari 70 menit sehingga dapat disajikan kepada penguji lebih awal dari
69
semestinya. Berikut ini merupakan hasil dokumentasi dari tahapan-tahapan proses kegiatan presentasi produk yang dilakukan oleh penulis.
GAMBAR 14
PROSES PEMBUKAAN SIDANG
Sumber : Olahan Penulis, 2017
Sebelum kegiatan presentasi produk dilaksanakan, penulis mendapatkan pengarahan dari ketua sidang.
GAMBAR 15
PROSES PENGOLAHAN MAKANAN
Sumber : Olahan Penulis, 2017
70
Setelah pembukaan sidang dan mendapat pengarahan dari ketua sidang penulis langsung memulai proses memasak untuk setiap menu yang akan penulis sajikan.
GAMBAR 16
PROSES MENGHANGATKAN MAKANAN
Sumber : Olahan Penulis, 2017
Pada gambar di atas, penulis sedang menghangatkan makanan yang telah penulis siapkan pada hari sebelumnya.
GAMBAR 17
PROSES PENYAJIAN ABING KAKAP
Sumber : Olahan Penulis, 2017
71
Pada gambar di atas merupakan proses penyajian Abing Kakap di atas piring yang merupakan makanan pembuka yang penulis sajikan kepada penguji sidang.
GAMBAR 18
HASIL PENYAJIAN ABING KAKAP
Sumber : Olahan Penulis, 2017
Gambar di atas merupakan presentasi dari Abing Kakap yang penulis buat.
Abing Kakap disajikan dengan Sambel Goreng dan mix lettuce yang dipadukan dengan garnish berupa edible flower.
GAMBAR 19
HASIL PENYAJIAN SAMBEL GODOG
Sumber : Olahan Penulis, 2017
72
Gambar di atas merupakan presentasi dari Sambel Godog yang penulis buat.
Sambel Godog disajikan dengan microgreen bernama alfalfa untuk
meningkatkan nilai estetika dari penyajiannya
GAMBAR 20
PROSES PENYAJIAN NASI BOGANA
Sumber : Olahan Penulis, 2017
Pada gambar di atas merupakan proses plating untuk Nasi Bogana yang merupakan makanan utama yang penulis sajikan kepada penguji sidang.
GAMBAR 21
HASIL PENYAJIAN NASI BOGANA
Sumber : Olahan Penulis, 2017
73
Gambar di atas merupakan presentasi dari Nasi Bogana yang penulis buat.
Presentasi dari Nasi Bogana ini tidak meninggalkan ciri khasnya yaitu nasinya berbentuk kerucut.
GAMBAR 22
HASIL PENYAJIAN APEM SAFAR
Sumber : Olahan Penulis, 2017
Gambar di atas merupakan presentasi dari Apem Safar yang penulis buat.
Apem Safar disajikan dengan Saus Kinca dan diberi garnish berupa Tuile dan
Edible Flower.
GAMBAR 23
PROSES DISKUSI DAN EVALUASI OLEH PENGUJI SIDANG
Sumber : Olahan Penulis, 2017
74
Gambar di atas merupakan tahap diskusi dan penilaian oleh penguji sidang
terhadap produk yang telah dibuat oleh penulis.
3. Evaluasi / Hasil Masukan dari Tim Penguji
Berdasarkan hasil kegiatan sidang food presentation yang telah penulis
laksanakan, terdapat beberapa evaluasi dan masukan yang diberikan oleh
penguji terhadap setiap produk yang penulis sajikan. Berikut ini merupakan
hasil evaluasi yang telah penulis rangkum sesuai dengan yang disampaikan
oleh penguji/panelis terhadap setiap menu yang penulis sajikan saat sidang
food presentation berlangsung:
a. Abing Kakap (Appetizer)
Sebagai makanan pembuka Abing Kakap yang penulis sajikan dinilai
sudah memiliki penampilan cantik dan menarik, tetapi untuk rasa penguji
beranggapan bahwa rasa dari Abing Kakap yang penulis sajikan sedikit
terlalu asin dan kurang kering.
b. Sambel Godog (Soup)
Penampilan untuk Sambel Godog dinilai sudah sangat baik, tetapi untuk
rasa sedikit kurang, ini diakibatkan oleh santan yang kurang matang dan
perpaduan garam dan gula yang kurang seimbang sehingga membuat cita
rasa sup kurang kuat.
c. Nasi Bogana (Main Course)
Secara penampilan Nasi Bogana sudah disajikan dengan cukup cantik.
Tetapi ayam yang disajikan di dalam nasi bogana dianggap terlalu kering
dan kurang moist, tetapi secara keseluruhan untuk cita rasa dari setiap item
75
yang terdapat di dalam Nasi Bogana dinilai sudah cukup baik dan rasa
otentik kedaerahannya masih kental . d. Apem Safar (Dessert)
Secara penampilan Apem Safar sudah disajikan dengan sangat cantik.
Untuk rasa dinilai sudah memuaskan, tetapi akan lebih baik jika saus
kincanya dibuat sedikit cair dan ukuran dari kue Apem Safarnya sedikit
diperkecil.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Setelah melaksanakan rangkaian kegiatan sidang tugas akhir presentasi
produk penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
a. Penyusunan working plan dan time table sangat diperlukan untuk
dijadikan acuan saat kegiatan produksi makanan berlangsung, agar
kegiatan produksi makanan tersebut dapat berjalan dengan efektif dan
efisien. Mengingat banyak item makanan yang harus dipersiapkan penulis
dalam sidang food presentation ini, sehingga tidak ada item makanan yang
terlupakan.
b. Secara keseluruhan hasil makanan yang disajikan oleh penulis dinilai
cukup memuaskan oleh tim penguji, hanya saja diperlukan peningkatan
pada cita rasa, seperti halnya pada sup Sambel Godog agar dimasak lebih
baik lagi sehingga hasil produk tersebut dapat memiliki cita dan rasa yang
sempurna.
2. Saran
Setelah melaksanakan kegiatan sidang tugas akhir presentasi produk
kepada para penguji sidang. Penulis mendapatkan saran-saran konstruktif yang
diberikan oleh tim penguji selama pelaksanaan presentasi produk berlangsung,
hal tersebut demi menyempurnakan lagi produk yang telah penulis sajikan.
Adapun saran-sarannya sebagai berikut:
76
77
a. Untuk sup Sambel Godog sebaiknya dimasak lebih lama lagi agar
santannya dapat matang dengan sempurna, karena hal tersebut sangat
berpengaruh pada cita rasa dari sup Sambel Godog. b. Untuk Nasi Bogana sebaiknya ayam nya jangan dimasak telalu kering
sehingga teksturnya menjadi kering (dry) dan kurang moist. c. Untuk kue Apem Safar sebaiknya ukurannya diperkecil untuk
meningkatakan nilai estetika dalam penyajiannya dan sebaiknya Saus
Kincanya di buat lebih cair.
78
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. (2010). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Astawan, I. M. (2013). Jangan Takut Makan Enak: Sehat dengan Makanan Tradisional Jilid 2. Jakarta: Kompas Media Nusantara.
Astawan, M., & Astawan, M. (1988). Teknologi Pengolahan Pangan Hewani Tepat Guna. Jakarta: Akademika Pressindo.
Blake, S. (2007). 500 Soup: The Only Soup Compendium You'll Ever Need (1 ed.). London: Page One Publishing Pte. Ltd.
Davis, B., Lockwood, A., Pantelidis, I., & Alcott, P. (2008). Food and Beverage Management (4 ed.). Oxford: Elsevier, Ltd.
DISPARBUD Jawa Barat. (2012). Tourism Guide Book Jawa Barat. Bandung: West Java Tourism and Culture Office.
Dittmer, P. (2003). Principles of Food, Beverage, and Labor, Cost Cost (7 ed.). New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Dittmer, P., & Keefe III, J. D. (2009). Principles of Food, Beverage, and Labour, Cost Control (9 ed.). New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Hall, C. M., Sharples, L., Mitchel, R., Macionis, N., & Cambourne, B. (2003). Food Tourism Around The World. Oxford: Elsevier, Ltd.
Imam. (2016, Januari 22). Kunjungan Wisatawan Asing Naik 75%. Retrieved from kabar-cirebon.com: http://www.kabar-cirebon.com/read/2016/01/ kunjungan -wisatawan-asing-naik-75/
ING. (2016, September 7). Hasil Survey, Wisatawan ke Cirebon Cuma Berburu Kuliner. Retrieved from radarcirebon.com: http:// www.radarcirebon.com /hasil-survei-wisatawan-ke-cirebon-cuma-berburu-kuliner.html
79
Meyer, A. L., & Vann, J. M. (2003). The Appetizer Atlas a World of Small Bites. Canada: John Wiley & Sons, Inc.
Palacio, J., & Theis, M. (2005). Introduction to Food Service (10 ed.). New Jersey: Prentice Hall.
Prayitno, P. (2016, Maret 16). Mau Cicipi Kuliner Langka Keraton Cirebon? Tunggu Akhir Bulan Ini. Retrieved from Liputan 6. com: http://regional.liputan6.com/read/2460252/mau-cicipi-kuliner-langka- keraton-cirebon-tunggu-akhir-bulan-ini
Reed, L. (2005). SPECS The Food Service and Purchasing Specification Manual. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Rinsky, G. &. (2009). The Pastry Chef’s Companion. Canada: John Wiley & sons, Inc.
Rochani, A. H. (2008). Babad Cirebon. Cirebon: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Soeratman, D. (2000). Kehidupan Dunia Keraton Surakarta 1830-1939. Yogyakarta: Yayasan Untuk Indonesia.
Suarsana, I. N. (2007). Pengendalian Biaya Departemen F&B di Perhotelan (1 ed.). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiman, I. (2016, September 17). Makanan Khas Keraton Kasepuhan Cirebon. (M. I. Karamayudha, Interviewer) Cirebon.
Suryani. (2013, Juni). Hubungan Perilaku Mencuci Dengan Kontaminasi Telur Nematoda Usus Pada Sayuran Kubis (Brassica oleracea) Pedagang Pecel Lele di Kelurahan Warungboto Kota Yogyakarta. Jurnal Kesmas UAD, 6, 162-232.
Wiyasha, I. (2006). F&B Cost Control untuk Hotel dan Restoran. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
80
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 PURCHASING LIST PERISHABLE No Nama Barang Kuantitas Keterangan BEEF 1 Tulang Sapi 300 gr SEAFOOD 1 Ikan Kakap 300 gr Segar, fillet POULTRY 1 Ayam Kampung 1 ekor 1.5 - 2 Kg VEGETABLE 1 Air Kelapa 200 ml Air kelapa tua 2 Cabai Hijau 50 gr Besar 3 Cabai Merah 150 gr Besar 4 Cabai Rawit Merah 20 gr 5 Daun Kemangi 15 gr 7 Daun Melinjo 15 gr 8 Daun Pandan 20 gr 9 Daun Salam 10 gr 10 Edible flower 1 pack 11 Jagung Manis 100 gr 12 Jahe 20 gr 13 Jeruk Limau 50 gr 14 Kacang Panjang 30 gr 15 Kelapa Parut 300 gr Segar 16 Kunyit 20 gr 17 Labu Siam 50 gr Besar 18 Lengkuas 100 gr 19 Melinjo 30 gr 20 Selada 25 gr 21 Serai 50 gr 22 Tahu Putih 100 gr 23 Tape Singkong 24 Tempeh 100 gr 25 Terong Ungu 50 gr 26 Timun 30 gr 27 Tomat 100 gr
81
LAMPIRAN 1
PURCHASING LIST (lanjutan)
PERISHABLE No Nama Barang Kuantitas Keterangan VEGETABLE 28 Wortel 50 gr FRUIT 1 Nangka 50 gr Matang
GROCERIES No Nama Barang Kuantitas Keterangan DAIRY PRODUCTS 1 Telur Ayam 2 butir 2 Telur Puyuh 4 butir GROCERIES 1 Bawang Merah 200 gr 2 Bawang Putih 150 gr 3 Beras Pandan Wangi 200 gr 4 Bunga Lawang 2 gr 5 Cengkeh 2 gr 6 Garam 1 pack 7 Gula Merah 300 gr 8 Gula Pasir 200 gr 9 Jinten 2 gr 10 Kapulaga 2 gr 11 Kayu Manis 2 gr 12 Kemiri 20 gr 13 Ketumbar 30 gr 14 Merica Bubuk 1 pack 15 Minyak Goreng 1 liter 16 Pala 2 gr 17 Tepung Beras 200 gr 18 Tepung Maizena 50 gr 19 Tepung Terigu 50 gr 20 Terasi 10 gr PASTRY ITEM 1 Ragi Instan I pack 2 Santan Kara 1 kotak 1 liter/kotak
82
LAMPIRAN 2
HASIL WAWANCARA
Hari/Tanggal : Sabtu, 17 September 2016
Waktu : 10.30 WIB
Tempat : Keraton Kasepuhan Cirebon
Narasumber : Iman Sugiman (Kepala Bidang Pemandu dan Bidang
Informasi Keraton Kasepuhan Cirebon)
Pewawancara : Mohamad Iqbal Karamayudha
Topik : Makanan Khas Keraton Kasepuhan Cirebon
Daftar Pertanyaan :
1. Apa sejarah Keraton Kasepuhan Cirebon?
2. Bagaimana Pengaruh dan Eksistensi Keraton Kasepuhan Cirebon?
3. Apa saja aktifitas dan tradisi Keraton Kasepuhan Cirebon saat ini?
4. Apa saja macam-macam kuliner khas Keraton Kasepuhan Cirebon?
5. Bagaimana Eksistensi kuliner khas Keraton Kasepuhan Cirebon?
6. Kapan kuliner khas Keraton Kasepuhan Cirebon disajikan?
7. Untuk siapa kuliner khas Keraton Kasepuhan Cirebon disajikan?
8. Mengapa kuliner khas Keraton Kasepuhan Cirebon tidak begitu terkenal
seperti kuliner khas Cirebon lainnya?
Hasil Wawancara :
Keraton Kasepuhan Cirebon merupakan Keraton pertama di Cirebon yang dulunya bernama Keraton Pakungwati yang mana nama tersebut diambil dari nama seorang putri dari Pangeran Cakrabuana, anak dari Raja Padjajaran Prabu
Siliwangi. Nama Pakungwati terdiri dari dua kosa kata Pakung yang berarti udang
83
dan Wati yang berarti perempuan, dibaca Udang Perempuan. Nama tersebut dipilih oleh Pangeran Cakrabuana dikarenakan Cirebon merupakan daerah penghasil udang rebon.
Pada masa masa itu Pangeran Cakrabuana memutuskan untuk menikahkan putrinya Pakungwati dengan keponakannya yaitu Syarif Hidayatullah (Sunan
Gunung Jati). Sejak saat itu Keratom Pakungwati diserahkan kepada Syarif
Hidayatullah sekaligus untuk menjadi pemimpin Cirebon yang pertama.
Pemerintahan Pakungwati terus berlanjut hingga generasi ke empat, dimana pada masa ini terjadi campur tangan Belanda didalamnya sehingga terbagi menjadi dua keraton yaitu Kasepuhan (Pakungwati) dan Kanoman.
Keraton Kasepuhan Cirebon menjadi pusat Keraton Kesultanan di Cirebon sampai saat ini. Keraton Kasepuhan sendiri sudah dilanjutkan oleh generasi ke-19 dari pemimpin pertama Cirebon yaitu Sunan Gunung Jati. Adapun Keraton
Kasepuhan saat ini tidak memiliki peranan pada sistem pemerintahan di Cirebon begitu pula dengan Sultan saat ini hanya menjadi pemangku adat dan tokoh masyarakat yang dikenal masyarakat Cirebon. Kini peranan Keraton Kasepuhan
Cirebon hanya melanjutkan tradisi serta menjadi salah satu tempat budaya, agar budaya dapat terus lestari, salah satunya untuk menunjang agar aktifitas pariwisata dapat berlangsung.
Dalam hal tradisi dan budaya, Keraton Kasepuhan Cirebon masih memegang erat tradisi dan budaya yang diturunkan dari generasi ke generasi. Keraton
Kasepuhan Cirebon memiliki tradisi yang unik dimana dalam satu tahun ada beberapa momen tradisional, yaitu upacara tradisi peringatan hari besar Islam dan
84
penyambutan tamu kehormatan, sebagai contohnya dalam hal memperingati bulan safar, bulan syawal.
Bicara mengenai tradisi dan budaya tentu saja tak lepas dari kuliner yang ada didalamnya. Keraton Kasepuhan Cirebon sendiri, memiliki kuliner khas yang belum banyak dikenal oleh masyarakat luas. Hal ini disebabkan karena kuliner khas Keraton Kasepuhan Cirebon belum diungkap keluar dan proses pengolahan makanan yang cukup rumit serta membutuhkan waktu menjadi alasan mengapa kuliner khas ini belum banyak dikenal oleh masyarakat luas. Lain halnya dengan kuliner tradisional Cirebon lain yang berasal dari masyarakat yang sudah banyak dijual dipasaran sebagai makanan tradisional Cirebon seperti, Empal Gentong,
Tahu Jegrot, Nasi Jamblang, dan sebagainya.
Kuliner Khas Keraton Kasepuhan Cirebon biasanya dikeluarkan ketika menyambut hari besar Islam dan saat menyambut tamu kehormatan. Dalam hal menyambut hari besar Islam bulan Safar, ada tradisi keraton yaitu membuat suatu sajian khusus bernama “Apem Safar” yang mana tujuan dibuatnya apem sendiri untuk sedekah. Menurut bapak Iman selaku Kepala Bidang Pemandu dan Bidang
Informasi, Apem Safar nantinya akan dibagikan ke masyarakat sekitar sebagai permohonan maaf dan rasa peduli satu sama lain. Apem sendiri biasa di sajikan dengan kinca (gula merah yang dicairkan).
Selain memperingati bulan Safar dengan adanya tradisi membuat apem, tradisi keraton di bulan Syawal pun khas dengan sajian kulinernya. Sambel Godog dan Sambal Goreng tak pernah lupa tersaji dalam memperingati tradisi tersebut.
Sambel Godog merupakan sayuran yang diolah layaknya sayur lodeh ditambah dengan tulang sapi, yang mana warga keraton mengenalnya dengan nama Sambel
85
Godog. Makanan khas ini pula merupakan sajian yang sangat digemari oleh
Sultan Keraton Kasepuhan ke-13 yaitu Sultan Maulana Paku Ningrat.
Selain makanan diatas, Keraton Kasepuhan Cirebon mempunyai makanan khas lain yang tentunya menjadi daya tarik tersediri dan sudah menjadi makanan yang sering disajikan dalam banyak momen penting, salah satunya penyambutan tamu dari luar negeri. Makanan khas tersebut antara lain ialah Nasi Bogana dan
Abing Kakap. Nasi Bogana merupakan olahan seperti nasi tumpeng namun disajikan dalam skala kecil diolah dengan kelapa parut lalu diberi bumbu kuning lalu di campur, sebagai lauknya biasanya Nasi Bogana disajikan dengan ayam kampung yang diolah pula dengan bumbu kuning sebagai lauknya. Abing Kakap pun menjadi primadona utama yang paling sering disajikan dalam berbagai acara maupun penyambutan tamu kehormatan di Keraton Kasepuhan. Abing Kakap merupakan olahan berbahan dasar ikan kakap yang diolah menjadi perkedel.
Abing Kakap pun pernah disajikan saat menerima rombongan tamu asal negara
Belanda bertemakan “Paket Wisata Khusus Kuliner yang Dikonsumsi Sultan”, jelas Kepala Bidang Pemandu dan Bidang Informasi bapak Iman Sugiman.
86
87
BIODATA PENULIS
A. DATA PRIBADI Nama : Mohamad Iqbal Karamayudha NIM : 201319361 Tempat/Tanggal Lahir : Karawang, 28 Juli 1995 Agama : Islam Alamat : Perum Pemda Blok G2 No. 12 RT 001 RW 008. Desa Sukaharja, Kec. Telukjambe Timur Kab.Karawang
B. DATA ORANG TUA Nama Ayah : Ade Sudiana Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil Nama Ibu : Beti Hartini Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Perum Pemda Blok G2 No. 12 RT 001 RW 008. Desa Sukaharja, Kec. Telukjambe Timur Kab.Karawang
C. RIWAYAT PENDIDIKAN NAMA SEKOLAH KOTA TAHUN KETERANGAN
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung 2013 - 2016 Bandung
SMA Negeri 5 Karawang Karawang 2010 - 2013 LULUS
SMP Negeri 3 Karawang Karawang 2007 - 2010 LULUS
SD Negeri Payungsari 1 Karawang 2001 - 2006 LULUS Pedes
D. PENGALAMAN KERJA NAMA PERUSAHAAN KOTA JABATAN TAHUN
Kampachi Restaurants Kuala Lumpur, Trainee 2015 Sdn. Bhd. Malaysia