<<

BUKU STATUS LINGKUNGAN HIDUP

KATA PENGANTAR

Ses uai dengan Motto / Semboyan Kabupaten Barit o Selatan menjadi kota “BATUAH = Bers ih, A man, Tertib, Unik, Asri dan Har monis”, maka pembangunan yang dilaks anakan selain berk elanjutan juga berwawasan lingkungan. Hal ini dapat terlaksana apabila t ers edia data yang akurat, terukur dan transparan.

Peny usunan Buku Status Lingk ungan Hidup (SLH) Kabupaten Barito Selatan ini dibuat untuk memberikan gambaran St atus Lingkungan, f aktor-f aktor penekannya, serta respon y ang dilakukan unt uk mengelola lingkungan ters ebut. Inform asi serta analisa yang disajikan ini masih terbatas dan bany ak kekurangannya, dis ebabkan oleh terbat asny a data- data yang tersedia baik pada Badan / Dinas / Instansi t erkait maupun keadaan dilapangan yang belum dapat dijangkau secara keseluruhan serta kem ampuan penyusun y ang masih kurang terlatih dalam peny usunan laporan ini. Oleh Karena itu diharapk an saran dan masukan untuk perbaik an dan kesem purnaan penyus unan laporan Stat us Lingkungan Hidup Kabupat en Barito Selatan untuk tahun yang akan datang.

Sistematika Penyusunan Status Lingkungan Hidup Kabupat en Barito Selatan ini mengacu pada Pedoman Basis Data dan Pelaporan Stat us Lingkungan Hidup dan Pedoman Umum Penyusunan Lingkungan Hidup ProVins i dan Kabupaten/Kot a Tahun 2008, yang dit erbitkan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup di J akarta.

Kepada semua pihak yang telah membantu dalam peny usunan Buku Status Lingkungan Hidup (SLH) Kabupaten Barito Selat an ini diucapkan terima kas ih. Semoga Buku St atus Lingk ungan Hidup Kabupaten Barito Selatan ini dapat bermanfaat bagi yang berkepentingan dalam pengambilan Keputusan untuk meningkatkan pengelolaan lingkungan yang berkesinambungan.

Buntok, Oktober 2008

BUPATI BARITO SELATAN

BAHARUDIN LISA

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii-iii

DAFTAR TABEL iv-v

DAFTAR GAMB AR vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Tujuan Penulis an Laporan 1 1. 2 I s u - I s u Li ngk un ga n H i du p 2 1.3 Kebijakan Pengelolaan dan Pedom an Lingkungan 4 1.3.1 Sasaran dan Kebijakan Pengelolaan Lingk ungan di 4 Kabupat en Barito Selatan 1.3.2 Program dan Kegiat an Pengelolaan Lingkungan di 5 Kabupat en Barito Selatan 1.3.3 Pendanaan Pengelolaan Lingk ungan di Kabupaten 6 Barito Selatan 1.4 Agenda Pengelolaan Lingkungan Hidup 7

BAB II GAMB ARAN U MU M 8 2.1 Visi dan Misi Kabupat en Barito Selatan 8 2.2 Kondisi Geograf is 9 2.3 Demograf i (Kependudukan) 9 2.4 Topograf i 10 2. 5 Tata Rua ng 11 2.6 Kesehatan Masy arakat 13

BAB III AIR 16 3. 1 H asil Pe ng uji an Ku al it as A ir S un gai da n D an au di Kab upat en Barito Selatan Triwulan I Tahun 2008 17 3.2 Kuantitas/Ketersediaan Air 18 3.3 Faktor-f aktor Penekan terhadap Status Kualit as/Kuantitas Air 22 3.3.1 Indust ri dis ekitar Sungai Barit o 22 3.3.2 Jumlah Permukim an dan Kegiatan Lain dis ekitar Bantaran Sungai 22 3.4 Respon t erhadap Status dan Faktor Sumber Daya Air 25

BAB IV UDARA 27 4.1 Status Kualit as Udara 27 4.2 Kondisi Atmosfir dan Deposisi Asam 28 4.3 Faktor-f aktor Penekan terhadap Status Kualit as/Kuantitas Udara 28 4.3.1 Jumlah Kendaraan Bermot or 28 4.3.2 Aktiv itas Kegiatan Pertambangan 30 4.4 Respon t erhadap Status dan Faktor Penekan Kualitas/Kuantit as 31 Udara

BAB V LAHAN DAN HUTAN 33 5.1 Status Lahan dan Hutan 33 5.2 Faktor-f aktor Penekan terhadap Lahan dan Hutan 34 5.3 Respon t erhadap Status Fakt or dan Penekan Lahan dan Hutan 39

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 ii

BAB VI KE ANEKAR AG AM AN HAY ATI 42 6.1 Kondisi Keberadaan Flora dan Fauna 42 6.1.1 Keanekaragaman Jenis Mamalia 42 6.1.2 Keragaman Jenis Herpetofauna 45 6.1.3 Keragaman Jenis Burung 47 6.1.4 Keragaman Jenis Ikan 50 6.1.5 Keragaman dan Pemanf aatan Jenis-jenis Kayu 51 6.1.6 Keragaman SDH Non Kay u dan Pemanf aatan 52

6.2 Faktor-f aktor Penekan terhadap Keberadaan Keanekaragaman 57 Hayati 6.3 Respon t erhadap Status (Keberadaan) dan Faktor Penekan Keanekaragaman Hayati di Kabupaten Barito Selatan 58

BAB VII LINGKUNGAN PERMUKIMAN 61 7.1 Status Permukiman Penduduk 61 7.2 Faktor Penekan terhadap Status Permukiman Penduduk 62 7.3 Respon t erhadap Status dan Faktor Penekan Lingk ungan Permukim an 65

BAB VIII AGENDA PENGELOLAAN LINGKUNGAN 67 8.1 Peningkatan Kapasitas Sumberday a Aparatur 67 8.2 Pengendalian Pencemaran dan Perus akan Lingkungan Hidup 67 8.3 Perlindungan dan Konserv asi Sum ber Day a Alam 69 8.4 Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Day a Alam 69 8.5 Peningkatan Kualitas dan Akses I nformasi Sumber Day a Alam dan Lingk ungan Hidup 69

8.6 Pengendalian Kebakaran Hutan 69 8.7 Pengelolaan Ruang Terbuka H ijau (RTH) 70 8.8 Peringat an Hari-hari Penting Lingkungan Hidup 70 8.9 Program Adiwiyata 70

DAF TAR PUST AKA

LAMPIR AN- LAMPIRAN

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 iii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2. 1 Luas W ilay ah Kecamat an di Kabupaten Barito Selatan 9

Tabel 2.3. 1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Barito Selatan 10

Tabel 2.6. 1 Sarana Kes ehatan di Kabupaten Barito Selatan 13

Tabel 2.6. 2 Fasilit as Kesehatan di Kabupaten Barito Selatan 14

Tabel 2.6. 3 Jumlah Dokt er dan Paramedis di Kabupat en Barito Selatan 14

Tabel 3.1 Kualit as Air Kabupaten Barito Selat an 17

Tabel 3.2. 1 Nama Sungai, Danau dan Rawa di Kabupat en Barito Selatan 18

Tabel 3.2. 2 Data Curah Hujan dan Hari Hujan di Kabupaten Barito Selatan 21

Tabel 3.3. 2 Banyaknya Rumah Tangga yang bertempat tinggal di bantaran/tepi sungai di Kabupat en Barito Selatan 24

Tabel 3.3. 3 Data Perk embangan Perk umpulan Pet ani Pemakai Air (P3A) di Kabupaten Barito Selatan Tahun 2008 24

Tabel 4.1 Suhu, Kelembaban Relatif , Tek anan udara Maksimum dan Minimum di Kabupaten Barito Selatan 27

Tabel 4.3. 1a Kendaraan Bermot or dan Beban Bahan Bakar y ang digunakan 29

Tabel 4.3. 1b Jumlah Kendaraan Bermot or dan Beban Bahan Bakar y ang 29 digunakan

Tabel 4.3. 2 Daf tar Nama Perus ahaan Tambang Bat ubara wajib AMDAL atau UKL-U PL di Kabupaten Barito Selatan 30

Tabel 5.1 Luas hutan menurut f ungsi / status di Kabupat en Barito Selatan 33

Tabel 5.2. 1 Luas Kerusakan Lahan dan Hutan di Kabupaten Barito Selat an 34

Tabel 5.2. 2 Data keragaan wilayah PLG unt uk Pengembangan Perk ebunan Komoditi tanam an karet dan Kelapa dalam tahun 2008. 37

Tabel 6.1. 1 Jenis Mammalia yang Ditemukan 42

Tabel 6.1. 2 Jenis m amalia yang dijumpai besert a status perlindungannya 45

Tabel 6.1. 2a Keanekaragaman Jenis Herpetof auna 46

Tabel 6.1. 2b Jenis H erpetof auna yang diperdagangk an, dikonsumsi dan dilindungi 47

Tabel 6.1. 3a Pengelompokan jenis burung menurut Famili 48

Tabel 6.1. 3b Survey . Jumlah spesies burung menurut PP No.7-1999 49

Tabel 6.1. 3c Survey . Jumlah spesies menurut IUCN 49

Tabel 6.1. 3d Survey . Jumlah spesies menurut CI TES : 49

Tabel 6.1. 4 Jenis ik an y ang ada pada lokasi survey 50

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 iv

Tabel 6.1. 5 Jenis-Jenis Kay u dan Pemanf aatannya 52

Tabel 6.1. 6a SDH N on Kayu jenis tumbuhan yang dimanf aatkan sebagai Sumber makanan 53

Tabel 6.1. 6b Non Kayu jenis hewan yang dimanf aatkan sebagai Sumber mak anan 53

Tabel 6.1. 6c SDH N on Kayu untuk penunjang Ekonomi 54

Tabel 6.1. 6d. SDH N on Kayu untuk Ekonomi dari Jenis 54

Tabel 6.1. 6e. SDH non kayu jenis tumbuhan yang dim anf aatkan s ebagai Sumber Obat 55

Tabel 6.3 Arahan Pemanf aatan Ruang Kawasan Tidak Terbangun / Ruang Terbuka Hijau Kot a Buntok 60

Tabel 7.2 Data Perk embangan Jumlah Penduduk Kota Bunt ok (Kelurahan Buntok Kota, Kelurahan Hilir Sper dan Kelurahan Jelapat sampai dengan bulan Oktober 2008). 63

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 v DAFTAR GAMB AR

Gambar 1 Isu-isu Lingkungan di Kab. Barito Selatan 3

Gambar 2 Hirarki Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Selatan 12

Gambar 3 Kawasan Air Hitam di Sungai Puning Kec. Karau Kuala 15 Kabupaten Barito Selatan Kalimantan Tengah

Gambar 4 Pembuangan sisa Pengolahan Rotan di pinggir Sungai Barito 23

Gambar 5 Perumahan ( Lanting ) Penduduk di Pedesaan Kabupaten 26 Barito Selatan Kalimantan Tengah.

Gambar 6 Potensi Air Hitam di Sungai Puning Kabupaten Barito Selatan 23

Gambar 7 Pengangkutan Hasil Penebangan Kayu di Sungai Barito. 35

Gambar 8 Pelatihan Petugas Pemadam Kebakaran Hutan di Kabupaten 41 Barito Selatan

Gambar 9 Berbagai Keanekaragaman Hayati di Kabupaten Barito 56 Selatan

Gambar 10 Kebakaran Hutan di Kabupaten Barito Selatan 59

Gambar 11 Keberadaan Permukiman (Rumah Lanting) di Kota Buntok 64 Kabupaten Barito Selatan.

Gambar 12 Penampungan Sementara Hasil Pengolahan Rotan sebelum 66 Diangkut untuk di Pasarkan menjadi Bahan Baku Pembuatan berbagai Jeni s Kerajinan

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 vi DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pet a Kawas an Rawan Kebakaran Hutan dan Lahan di Kab. Barito Selatan Tahun 2007

Lampiran 2 Foto-F oto Kegiatan Pameran Dalam Rangk a Memperingati Hari Cinta Pus pa dan Sat wa N asional dan Hari Habitat.

Lampiran 3 Pet a Lokasi Survey Biodiv ersity MAWAS

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 vii BAB I

PE ND AHU LU AN

Ses uai dengan apa yang terc ant um dalam UU No. 23 tahun 1997, bahwa Pengelolaan Lingkungan Hidup merupakan upaya terpadu dalam rangka melestarikan f ungsi Lingkungan Hidup yang meliputi Kebijaksanaan penataan, pem anf aat an, pengembangan, pem eliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian Lingkungan Hidup. Oleh sebab itu pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup wajib dilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan melibatkan seluruh pihak (stak e holders) dalam m elaksanakan program-program pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Kabupaten Barito Selatan sebagai daerah Otonom melaksanakan kebijaksanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang dilakukan oleh Instansi Pemerintah ses uai dengan bidang tugas dan tanggungjawab masing-m asing sekt or dan sebagai leading sektor adalah Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupat en Barito Selatan.

Dalam rangk a memberikan informasi Stat us Lingkungan Hidup di Kabupaten Barito Selat an, telah dilakuk an pengumpulan data, baik dari inst ansi terkait maupun langsung ke lapangan untuk melihat dan mendokument asikan keadaan nyata dilapangan.

1.1. Tujuan Penulisan Lapor an

Peny usunan Laporan Status Lingkungan Hidup (SLH) Kabupat en Barito Selatan bertujuan : a. Menyediak an data, informas i dan dokumentasi unt uk meningkatk an kualitas pengambilan keput usan pada semua tingk at dengan memperhatikan aspek dan daya dukung s erta day a tampung Lingk ungan Hidup di Kabupaten Barito Selat an. b. Meningkatkan mut u informasi tentang Lingk ungan Hidup sebagai bagian dari sistem pelaporan publik serta sebagai bent uk dari akuntabilitas publik. c. Menyediak an sum ber inf ormasi utam a bagi Rencana Pembangunan Tahunan Daerah (REPETADA), Program Pembangunan Daerah (PROPEDA) DAN Kepentingan penanaman modal (investor). d. Menyediak an inf ormasi Lingkungan Hidup sebagai sarana publik untuk melakuk an pengawasan dan penilaian pelaksanaan Tata Praja Lingk ungan (Good Environment al Gov ernance) di Kabupaten Barito Selatan dan sebagai landas an publik untuk berperan dalam menentukan kebijakan pembangunan berkelanjut an bersama-s ama dengan Pemerintah.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 1 1.2. Isu-isu Lingkungan Hidup

Faktor utam a dalam m enimbulkan is u-isu Lingkungan adalah kegiat an manusia dari aspek s osial ekonomi y ang sec ara langsung maupun tidak langsung menjadi penyebabnya ut ama menurunnya kualitas lingkungan.

Berikut ini ada beberapa isu Lingkungan Hidup yang potensial terjadi di Kabupat en Barit o Selatan. Isu Lingkungan Hidup ini dik elompokk an secara prioritas berdasark an indentifikasi terhadap krit eria isu, y aitu : a. Kebakaran Hutan dan Lahan Jumlah penduduk yang sem akin bertambah dari t ahun ke t ahun menuntut ketersediaan pangan yang semakin tinggi. Untuk memenuhi peningkatan pangan ini dilakukan dengan pembukaan lahan untuk pert anian dan perkebunan baik dalam skala kecil (berladang) maupun sk ala besar (Perkebunan). Dalam pembukaan lahan t ersebut sudah secara turun temurun dilakukan dengan pembakaran lahan terutama pada musim kemarau untuk siap dijadik an sebagai lahan pertanian atau perk ebunan. Pembakaran yang serentak dan tidak terkendali dapat mengakibatk an kebakaran hutan dan lahan secara besar-besaran (meluas) kebakaran hutan dan lahan ini menyebabk an semakin menurunny a luasan hut an da n t er ja diny a k erus ak an hut an. D is am pi ng it u, k e bak ar an hut an da n lah an j u ga menim bulk an asap yang dapat mengganggu kesehatan, transportasi (darat, laut, udara) bahkan berdampak pada pertumbuhan tanaman pertanian khusus nya tanaman pangan. Selain itu kegiatan masy arak at y ang memanfaatkan has il hut an baik untuk pemenuhan kayu bakar maupun mencari has il hut an lainnya secara tidak langsung dapat menimbulk an kebakaran hut an dan lahan yaitu ketika aktivitas memasak dilakukan dan lupa mematikan api yang digunakan sehingga api dapat merembes ke sekit ar hut an / lahan y ang ditinggalkan begitu s aja. Selain itu puntung rokok y ang masih menyala yang dibuang disekitar hutan / lahan dapat juga mengakibatkan kebak aran hutan dan lahan yang cukup luas.

b. Penurunan Kualitas Air Sungai Barito Adany a aktiv itas perusahaan-perusahaan yang terdapat di Hulu maupun di Hilir atau disepanjang DAS sungai Barito baik itu HPH-H PH maupun pertambangan emas, pasir, bat ubara dan lain-lain menjadi penyebab terjadinya penurunan kualitas air sungai Barito. Dengan adanya perusahaan-perusahaan tersebut bahaya banjir, erosi, sedimentasi, abrasi dan pencemaran air ak an menganc am setiap saat. Apabila terjadi curah hujan yang tinggi, dengan cepat s ungai Barito akan meluap, tetapi apabila terjadi kekeringan dalam beberapa hari sungai Barito akan cepat menurun debit airnya atau terjadi pendangkalan yang biasa disebut “Gosong”.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 2 Gambar 1 : Isu-isu Lingkungan di Kabupaten Barito Selatan.

Penambangan/Penyedotan Pasir di Sungai Barito Kab.Barsel

Tongkang yang mengangkut Batubara ke Stockfile

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 3 Disamping itu sungai Barito juga menjadi pus at trans portasi pengangkut an kayu dan batubara dengan tongkang-tongkang yang cukup besar dapat mengakibatkan abrasi di bantaran DAS sungai Barito karena terpaan ombak y ang cukup besar apabila tongkang-t ongkang lewat dengan muatan yang penuh melintas sungai Barito. Selain isu Lingkungan Hidup ut ama diatas, ada isu lingkungan hidup lain yang terjadi di Kabupaten Barito Selatan ant ara lain : a. Perubahan (konv ersi) hutan dan lahan menjadi areal pertambangan batubara yang kini sangat marak at au besar-besaran beraktiv itas di Kabupat en Barito Selatan. b. Akibat adanya aktivitas tambang ters ebut ada dugaan dari masy arak at y ang bermukim dis ekit ar tam bang bahwa terjadi penc emaran air di DAS Barito. c. Pembangunan jalan tambang dan stockf ile membuat terjadiny a konf lik antara masy arakat dengan pihak perusahaan karena terjadinya polusi udara yang ditimbulk an akibat pengangkutan batubara dengan tront on; yang melewati pemukiman penduduk.

1.3. Kebijakan Pengelolaan dan Pendanaan Lingkungan :

1.3.1. Sasaran dan Kebijakan Pengelolaan Lingkungan di Kabupaten Barito Selatan 1. Sasaran Program antara lain : a. Terkendalinya kegiat an pembakaran hutan dan lahan b. Terkendalinya Pencem aran Lingkungan Hidup c. Terkendalinya inf ormasi mengenai Kualit as Air, Udara dan Potensi Sumber Daya Alam. d. Terpenuhinya persyaratan perizinan perusahaan berkaitan dengan Lingkungan Hidup. e. Menurunny a kasus pelanggaran AMD AL.

2. Kebijakan Program antara lain : a. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan kesiapan aparat dalam Pe ng el ola a n Li ngk un g an H i du p. b. Pemberlakuan peraturan perundang-undangan tentang Lingkungan Hidup sec ara konsisten. c. Menetapkan aturan dalam rangka Pengelolaan dan Pencegahan Dampak Lingkungan.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 4 1.3.2. Program dan Kegiatan Pengelolaan Lingkungan di Kabupaten Barito Selatan 1. Pengendalian Penc emaran dan Perusakan Lingkungan Hidup antara lain : a. Koordinasi penilaian kota sehat / Adipura. b. Pemantauan Kualitas Lingkungan - Pengujian dan survey pemantauan kualitas air s ungai dan danau; - Pengadaan Mobil Laboratorium Lingk ungan; c. Pengawasan pelaksanaan kebijak an bidang lingkungan hidup; d. Koordinasi penertiban kegiatan Pertambangan Tanpa Ijin (PETI ); e. Pengk ajian dampak lingkungan - Pengelolaan Laboratorium Lingk ungan; f. Peningkatan peringkat kinerja perusahaan; g. Koordinasi Pengelolaan Lingkungan Prokasih / Superkasih; h. Kebijakan pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup; i. Koordinasi Penyusunan AMDAL; j. Peningkatan peran serta masy arak at dalam Pengendalian lingkungan hidup; k. Monitoring, evaluasi dan pelaporan - Monitoring, evaluasi dan pelaporan komisi penilai dan tim tek nis AMD AL Kabupat en Barito Selatan; - Koordinasi dan investigasi lapangan masalah pengelolaan lingkungan hidup di Kabupat en Barito Selatan; l. Penunjangan DAK lingkungan hidup; m. Perencanaan dan Administ rasi pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan.

2. Perlindungan dan Kons erv asi Sum ber Day a Alam antara lain : a. Peningkatan Peran serta masy arak at dalam Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam; b. Koordinasi Peningkatan Pengelolaan Kawasan Konserv asi.

3. Rehabilitas i dan Pemulihan Cadangan Sum ber Day a Alam ant ara lain : a. Peningkatan peran serta masyarakat dalam rehabilitas i dan Pemulihan Cadangan Sumber Day a Alam; b. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 5 4. Peningkatan Kualitas Aks es Inf ormasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup antara lain : a. Pengembangan Data dan Inf ormasi Lingkungan - Pembuat an Baliho Informasi Lingkungan; - Peny usunan Stat us Lingkungan Hidup. b. Penguat an jejaring inf ormasi lingkungan pusat dan daerah - Mengik uti pameran pekan lingkungan hidup I ndonesia 2009.

5. Pengendalian Kebakaran H utan antara lain : a. Pengadaan alat Pemadam kebakaran hutan; b. Pemetaan kawasan rawan kebakaran hut an; c. Koordinasi pengendalian kebakaran hutan; d. Sosialisasi Kebijakan pencegahan kebakaran hutan - Sosialis asi Perda tentang kebakaran hut an; - Pelatihan petugas pem adam kebakaran hut an untuk pet ugas / aparat; e. Pemantauan Hots pot (Titik api); f. Pembentukan Kelompok Masyarakat Pengendali Kebakaran Hutan (KMPK); g. Pelaks anaan Pelatihan Pemadaman Kebakaran Hutan untuk masy arakat um um.

6. Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) antara lain : a. Penyusunan Kebijakan, norma standar, prosedur dan manual; b. Pengawasan dan Pengendalian RTH; c. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.

7. Peringat an Hari-hari Penting Lingkungan Hidup ant ara lain : a. Hari Pencanangan gerakan satu juta pohon; b. Hari air; c. Hari bumi; d. Hari keanekaragaman hay ati; e. Hari lingkungan hidup sedunia; f . Hari ozon sedunia; g. Hari habitat; h. Hari cinta puspa dan satwa nasional.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 6 8. Program Adiwiyata antara lain : a. Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup (Tingkat sekolah); b. Penilaian terhadap sekolah-s ekolah yang mempunyai lingkungan y ang hi aj u da n as ri.

1.3.3. Pendanaan Pengelolaan Lingkungan di Kabupaten Barito Selatan : Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupat en Barito Selatan merupak an Instansi s ebagai “Leading Sect or” dalam melakuk an Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kabupaten Barito Selat an. Pendanaan Program dan kegiatan dibebank an pada DPA-SKPD Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupat en Barito Selatan TA. 2008 y ang bersum ber dari Dana APBD dan Dana DAK NON-DR (Dari Pusat).

1.4. Agenda Pengelolaan Lingkungan Hidup :

Dalam rangka Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kabupaten Barito Selat an ditentukan Agenda Pengelolaan Lingkungan Hidup untuk tahun 2009 dimana pelaksanaanny a sesuai dengan prioritas permasalahan yang dihadapi baik tahun sebelumny a maupun tahun berjalan, y aitu : 1. Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur melalui : Pendidikan dan Pelatihan Formal dibidang Lingk ungan Hidup. 2. Pengendalian Pencem aran dan Perus akan Lingkungan Hidup melalui : Program Adipura, Pemantauan Kualit as Lingkungan (Air sungai dan D anau); Pengelolaan Laboratorium Lingkungan, Pengelolaan Prok asih/Superk asih; Penetapan wajib AMDAL bagi perusahaan-perusahaan : Peningkat an Peran serta masyarakat dalam Perlindungan Lingkungan. 3. Perlindungan dan Konserv asi SDA melalui : Peningkatan Peran serta masy arakat dalam Perlindungan dan Kons erv asi SD A dan Koordinasi Peningkat an Pengelolaan Kawasan Konserv asi. 4. Rehabilitas i dan Pemulihan Cadangan SDA melalui : Peningkat an Peran serta masy arakat dalam Rehabilitas dan Pemulihan Cadangan SDA 5. Peningkatan Kualitas Akses Inf ormasi SDA dan Lingkungan Hidup melalui : Pengembangan Data dan Inf ormasi Lingkungan. 6. Pengendalian Kebakaran Hut an melalui : Pengadaan alat, Koordinasi, Sosialis asi dan Pelatihan Pet ugas Pemadam Kebkaran Hutan dan Lahan 7. Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). 8. Peringat an Hari-hari Penting Lingkungan Hidup. 9. Program Adiwiyata (Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup).

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 7 B AB II

GAMB ARAN UMUM

2.1. Visi dan Misi Kabup aten Barito Selatan

Pemerint ah Kabupaten Barit o Selatan telah menet apkan rumusan “VISI” sebagai arah pengembangan pembangunan di Kabupaten Barit o Selatan y aitu “TERWUJUDANYA MASYARAKAT BARITO SELATAN DAHANI DAHANAI TUNTUNG TULUS, MAJU, MANDIRI BERKUALITAS DENGAN MEMILIKI IPTEK DAN IMTAQ”.

Dalam rangka mewujudkan VISI ters ebut diatas ditetapkan pula “MISI” y ang menempatkan Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagai salah satu prioritas pembangunan berwawasan lingkungan. Adapun “MISI” ters ebut adalah :

; Misi No. 5 : Mengoptimalkan Pengelolaan dan Pemanfaatn SDA yang bertanggungjawab dan ditujukan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat di daerah deng an tetap menjaga kelestarian lingkungan. ; Misi No. 7 : Mewujudkan K ab. Barsel menjadi daerah tr ansit d an perdag ang an serta ka w as an wisa ta

Untuk merealisasik an VISI dan MISI tersebut tersebut diat as telah dituangkan dalam program 5 tahun (2006-2011) berupa Kebijak an yang dipilih dan dihimpun ke dalam 5 panca. Program prioritas pembangunan Barito Selatan yang disebut dengan “PANCA PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH”. sebagai pilar untuk melaks anakan Program Pengelolaan Lingkungan t erc antum pada panca Program No. 5 y aitu : “Program Peningkatan Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA)” dengan upaya-upaya sebagai berikut : a. Menetapkan peraturan sebagai das ar hukum dalam tata ruang lingk ungan hidup. b. Melakukan perbaik an t erhadap kondisi Sumber Daya Alam (SD A) ant ara lain yaitu penet apan kawasan eks PLG sebagai k awasan khusus. c. Peningkatan Pengawasan hasil hutan dan kawasan hutan. d. Melakukan perlindungan daerah tangk apan air, perlindungan satwa liar, ikan, f lora dan f auna yang dilindungi di kawasan lindung. s erta pengadilan terhadap pencemaran lingkungan dan marga sat wa yang dilindungi.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 8 2.2. Kondisi Geografis

Kabupat en Barito Selatan merupakan salah satu Kabupat en di Prov insi Kalim antan Tengah. Berdasarkan Undang-undang Nomor 05 Tahun 2002 Kabupat en Barito Selatan dimekarkan menjadi Kabupaten Barito Selatan dan Kabupaten Barito Timur, dengan pos isi dan pembatasan sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbat asan dengan Kabupaten Barito Utara. b. Sebelah Timur berbat asan dengan Kabupat en Barito Timur. c. Sebelah Selat an berbat asan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara Prov insi Kalimantan Selatan. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kapuas.

Kabupat en Barito Selatan memiliki luas wilay ah 8.830 K m2, yang t erdiri dari 6 (enam) Kec amatan. Sec ara Geograf is terlet ak mem bujur atau mem anjang sungai Barito dengan let ak Ast ronomis 1020’ Lintang Utar a - 2035’ Lin tang Selatan serta 1140 – 1150 Bujur Timur. Untuk lebih jelasnya luas wilayah Kabupaten Barito Selatan per-kecam atan dapat dilihat pada t abel berikut ini :

Tabel 2. 2.1 Luas Wilayah Kecamat an di Kabupaten Barit o Selatan :

No. Keca matan Luas Wila yah (K m2) % Luas K ab upaten Barito Selatan 1 J e na ma s 708 8,02 2 Dusun Hilir 2.065 23,39 3 Karau Kuala 1.099 12,45 4 D u su n Se l a t a n 1.829 20,71 5 Dusun Ut ara 1.196 13,54 6 Gunung Bint ang Awai 1.933 21,89

Kabup ate n Barito Selatan 8.8 30 100 ,00

2.3. Demografi (Kependud ukan)

Masalah Kependudukan merupakan salah satu y ang perlu diperhatik an dalam proses pembangunan, karena perencanaan baik untuk bidang Sos ial, Ekonomi maupun Politik semuany a meny angkut kepada jumlah penduduk. Selain it u jumlah dan k epadatan penduduk sert a penyebarannya secara tidak langsung maupun langs ung berhubungan erat dengan pengelolaan lingkungan dimana merek a bertempat tinggal.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 9 Menurut data statistik jumlah penduduk di Kabupaten Barito Selat an sampai dengan Oktober 2008 berjumlah 126.553 jiwa dengan kepadatan penduduk 14,33 jiwa per km. Jumlah penduduk dan penyebarannya menurut Kecamatan yang ada di Kabupaten Barito Selatan dapat dilihat pada Tabel 2.3. 1 berikut ini :

Tabel 2.3.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Barito Selatan

JUMLAH NO K ECAM AT AN/K ABU P ATEN LU AS (K M2) KEPADATAN KETERANGAN (Ji wa)

1 JENAMAS 708 9.840 13, 90 2 DUSUN HILIR 2.0 65 16. 447 7,9 6 3 KARAU KUA LA 1.0 99 16.031 14, 59 4 DUSUN SELATAN 1.8 29 48. 194 26, 35 5 DUSUN UTARA 1.1 96 18. 022 15, 07 6 GUNUNG BINTANG AWAI 1.9 33 18. 019 9,3 2 7 8 9 10 11 Dst TOTAL 8.8 30 126.553 14, 33 SUMBER : Dinas Kepe ndud ukan dan Catat an Sipil K abupa ten Barit o Selat an T ahun 200 8

Dari Tabel ters ebut diatas dapat dilihat bahwa penduduk terbany ak terdapat di Kecamatan Dusun Selatan (Buntok) y aitu 48. 194 Jiwa dengan kepadat an 26, 35 jiwa/Km2 Kepadatan ini lebih banyak dibandingk an dengan Kecamat an y ang lain karena Kecamatan ini merupakan Ibukotanya Kabupaten Barito Selatan. Sementara itu kepadatan penduduk per luas wilay ahnya yang paling sedikit adalah di Kecam atan D usun H ilir, y aitu 16,447 jiwa dengan k epadatan 7,96 jiwa/Km2. Secara keseluruhan untuk Kabupaten Barito Selat an kepadat an penduduk per luas wilay ah adalah 14,33 jiwa/Km2.

2.4. Topo grafi

Dilihat dari kondisi Topografiny a, Kabupaten Barito Selatan merupak an dataran rendah dengan kisaran 0-50 meter dari permukaan laut, kecuali sebagian wilayah di Kec amatan Gunung Bintang Awai merupak an daerah perbukit an dengan kisaran 400 meter dpl (dari permukaan laut). Berdasark an ketinggian tempat dapat dibagi mejadi 3 (tiga) bagian y ang membujur dari Utara ke Selatan dan membentang dari Timur ke Barat dan bagian Barat, sebagai berik ut : 1. Bagian Sebelah Ut ara ke Selatan daerah pantai meny usuri sungai Barito dengan ketinggian 10 s/ d 50 meter dari perm ukaan laut merupakan daerah yang mempuny ai potensi banjir cukup tinggi.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 10 2. Ba gi an Se bel ah T im ur m eru p ak a n d at ar an t i ng gi y ang be rg elo mb ang den g an ketinggian 400 meter dari permuk aan laut dengan kemiringan 19 s/d 25 pers en dialiri anak sungai Barito. 3. Pada bagian Sebelah Barat terdapat rawa-rawa yang dialiri sungai kecil y ang mengalir k e sungai Barito.

Dengan dialiri satu sungai besar, yaitu sungai Barit o dan bany ak sungai-sungai kecil lainny a inilah yang merupakan ciri khas Kabupat en Barito Selatan. Sungai Barito memiliki panjang 900 Km dengan rata-rata kedalaman 8 meter dan yang mampu dilayari oleh kapal besar sepanjang 700 Km merupakan salah satu potensi y ang perlu dipert ahank an f ungsi dan daya duk ungnya terhadap Lingk ungan.

Sec ara umum jenis tanah di Kabupaten Barito Selat an terdiri dari 4 (empat) macam jenis tanah, y aitu : a. Alluvial; terdapat disepanjang aliran Sungai Barito dan subur karena mengandung unsur hara. b. Litosol; dengan bahan bat uan induk, batuan baku dan terdapat didaerah berombak dan bergelombang. c. Podsolik Merah Kuning; dengan batuan induk, batuan baku dan terdapat diwilay ah berbukit. d. Latosol; dengan batuan induk, pasir pantai, bentuk wilayah datar sampai Cek ung dengan reaksi pH t anahny a asam.

2.5. Tata Ruang

Tata Ruang Wilay ah Kabupaten Barito Selatan masih dalam bentuk draf usulan dan belum disy ahk an. Rencana Tat a Ruang Wilay ah (RTRW) Kabupat en Barit o Selatan disusun dengan mengacu pada Rencana Tat a Ruang W ilayah Prov insi Kalimant an Tengah (R TRW P) Tahun 2003, untuk lebih jelas nya dapat dilihat pada gam bar berik ut ini :

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 11 Gambar 2. Hirark i Rencana Tata Ruang Wilay ah Kabupaten Barito Selatan

RTRW NASIONAL

RTRW PROVINSI

RTRW KABUP ATEN

RENCANA UMUM TATA RUANG KAWASAN

RENCANA RINCI TATA RENCANA RINCI TATA RENCANA RINCI TATA RUANG PERDESAAN RUANG KAWASAN PERKOTAAN RUANG KAWASAN T ERTENTU

Kriteria : Arahan : - Kebijaks anaan RENCANA DETAIL - Investasi - Developability Analisis RUANG KOTA - Kelembagaan - Kapasitas Pe milikan - Peningkatan

RENCANA TEKNIK RUANG KOTA Keterangan :

Ada di Un dang -Undang Nomor 24 Tah un 19 92 tentang Penataan Ruang

Tida k Ada di Undang-Undang No mor 24 Tahu n 1992 tentang Penataan Ruang

SUMBER : Bap peda Kab upate n Barito Selat an Tahun 2007

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 12 2.6. Keseh atan Masyarakat

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumny a bahwa penduduk Kabupat en Barito Selat an pada umumnya bertempat tinggal dibantaran sungai Barito dan sungai kecil lainnya. Mak a k ondisi Kesehatan Masyarakat s elain dipengaruhi oleh f aktor cuaca dan iklim, faktor y ang paling mempengaruhi adalah Kualitas air sungai Barito. Apabila terjadi banjir besar dan kekeringan maka kualitas air akan menurun, sehingga bila dikonsumsi masy arakat akan menim bulk an penyakit ant ara lain diare, inf eksi usus, Typoid, penyakit k ulit (alergi/inf eksi kulit). Untuk mengat asi masalah kesehatan tersebut telah dis ediak an sarana dan f asilitas k esehatan ditiap-tiap Kecamatan, sebagai berikut :

Tabel 2.6.1. Sarana Kesehat an di Kabupaten Barit o Selatan

K ECAM AT AN/ JU M LAH NO. K ABU PATEN KAKUS SUMUR LEDENG SEPTIC TANK 1 JENAMAS 134 13 549 - 2 DADAHUP 33 60 - - 3 MENGKATIP 60 887 682 - 4 BANGKUANG 66 347 615 - 5 BABAI 611 117 398 - 6 BUNTOK 5.452 528 3.938 3980 7 KALAHI EN 245 894 374 - 8 PENDANG 496 630 1.141 - 9 TABAK KANI LAN 144 197 200 - 10 PATAS I 611 269 - - 11 Dst TOTAL 7.852 3.942 7.897 3.9 80 SUMBER : Dinas Keseh ata n Kab upate n Barito S elat an T ah un 2008

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 13 Tabel 2.6.2. Fasilitas Kes ehatan di Kabupaten Barito Selatan

K ECAM ATAN / JU MLAH S ARAN A K ESEHATAN NO K ABU PATEN RS. NEGERI PU SKESMA S PUS. PEM BAN TU BK IA 1 DUSUN SELATAN 1 10 13 48 2 GUNUNG BINTANG AWAI - - 15 28 3 DUSUN UTARA - - 8 24 4 DUSUN HILIR - - 7 15 5 KARAU KUA LA - - 6 26 6 JENAMAS - - 5 12 7 8 9 10 TOTAL 1 10 54 153 SUMBER : Dinas Keseh ata n Kab upate n Barito S elat an T ah un 2008

Tabel 2.6.3. Jumlah Dokter dan Param edis di Kabupat en Barito Selatan

K ECAM AT AN/ JUMLAH NO. K ABU PATEN DOKTER PERAWAT BIDAN DUKUN 1 DUSUN SELATAN 10 58 41 44 2 GUNUNG BINTANG AWAI 2 21 4 46 3 DUSUN UTARA 0 12 9 52 4 DUSUN HILIR 2 14 7 20 5 KARAU KUA LA 3 8 3 27 6 JENAMAS 2 15 6 11 7 8 9 10 11 Dst TOTAL 19 128 70 200 SUMBER : RSUD Kabu paten Barito S elat an Tahun 2008

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 14

Gambar 3 : Kawasan Air Hitam di Sungai Puning Kecamatan

Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 15 B AB III

A I R

3.1. Statu s Kualitas Air

Sumber Day a Air merupakan salah satu sumber day a yang terpenting bagi manusia dalam k ehidupan sehari-hari. Apabila air telah terc emar maka kehidupan manusia sebagai pemakai akan terganggu.

Penduduk di wilayah Kabupat en Barit o Selatan sebagian besar menggunakan air sungai Barito unt uk kehidupan sehari-hari seperti : U ntuk kebutuhan air minum dan mandi, cuci, kakus (MCK). Seiring dengan adanya pertam bahan jumlah penduduk dan meningkatny a pembangunan di berbagai bidang maka meningkat pula kebutuhan air sungai Barito s ebagai sumber day a air yang potensi diwilay ah ini. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas air sungai Barito karena sem ua aktiv itas tersebut diat as dapat menghasilkan limbah yang sebagian besar akhirnya masuk ke badan air sungai.

Unt uk m en get ah ui k ul ait as air s ung ai B ar it o ma up u n s unga i lai nny a y ang terdapat di Kabupat en Barit o Selatan dan pada umumny a merupak an sumber daya air bagi sebagian besar pendudukny a maka dilakukan pemant auan kualitas air secara berkala.

Pengujian kualitas air dilakuk an dengan kerja sama ant ara Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Barito Selat an dengan Laboratorium Balai Kesehatan Banjarmas in Prov insi Kalimantan Selatan. Paramet er y ang diuji masih terbatas karena terbatasny a dana yang ters edia. Mak a dipilih Indikator / Parameter y ang penting dan dianggap dapat mewakili parameter uji untuk menentukan tingkat pencemaran air s esuai dengan kondisi dan kegiatan / usaha y ang terdapat pada masy arakat di Kabupaten Barito Selatan.

Hasil pengujian kualitas air y ang diambil dari 14 (empat belas) titik pant au y ang ters ebar diwilayah Kabupaten Barito Selatan yaitu : 8 (delapan) titik pantau pada DAS Barito, 3 (tiga) titik pantau pada DAS Ayuh dan 3 (tiga) titik pant au pada Danau Sadar, pengujian kualitas air tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 16 Gambar 3. 1 Hasil Pengujian Kualitas Air Sungai dan Danau di Kabupat en Barito Selatan (Triwulan I Tahun 2008).

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 17 Dari hasil pengujian kualit as air ters ebut dapat dis impulkan sec ara umum bahwa dari semua sampel pada setiap lokasi masih aman dari pencemaran logam- logam berbahaya, tet api kekeruhan dan k andungan bahan-bahan organik nya cuk up tinggi. Dengan demikian secara keseluruhan untuk DAS Barito, DAS Ayuh dan Danau Sadar masih dalam ambang batas normal baku mutu air kelas IV, walaupun ada beberapa paramet er uji diatas ambang bat as baku mutu air kelas I (untuk air Minum), maka sebelum air dik onsums i harus dilakuk an pros es pengolahan terlebih dahulu sehingga aman unt uk diminum masyarakat.

3.2. Kuantitas / Ketersediaan Air

Pot ensi Air perm ukaan di Kabupaten Barito Selatan terdapat pada sungai, danau dan rawa-rawa y ang terdapat pada wilay ah ini. Kabupaten Barito Selat an memiliki daya duk ung air yang surplus dari tahun ke tahun karena dilihat dari segi topograf inya sebagian pantai menyusuri s ungai Barito dan dikelilingi oleh anak-anak sungai. Selain itu pot ensi air permukaan juga berasal dari danau dan rawa-rawa. Berikut ini disajikan data-dat a sungai, danau dan rawa yang terdapat di Kabupat en Barito Selatan sebagai berikut :

Tabel 3.2.1 Nama Sungai, Danau dan Rawa di Kabupaten Barito Selatan

a. Sungai Panjang* No. Nama Debit Air (m3/dt k) Pemanfaa tan (Km) 1 2 3 4 5 Maks : Air Minum, Peri kanan, 1. Sungai Barito 900 Min : Transport asi. Maks : 2. Sungai Puni ng 50 Min : Air Minum, Peri kanan. Maks : 3. Sungai Ayuh 100 Min : Air Minum, Peri kanan. Maks : 4. Sungai Mang katip 160 Min : Air Minum, Peri kanan. Maks : 5. Sungai K ela nis / Na pu 165 Min : Air Minum, Peri kanan. Maks : 6. Sungai Karau 120 Min : Air Minum, Peri kanan. Maks : 7. Sungai Pamait 3 Air Minum, Peri kanan. Min : Maks : 8. Sungai Tabu k 3 Min : Air Minum, Peri kanan. Maks : 9. Sungai Pancalang 1,5 Min : Air Minum, Peri kanan. Maks : 10. Sungai Bamba nen - Air Minum, Peri kanan. Min :

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 18 1 2 3 4 5 Maks : 11. Sungai Lambi - Min : Air Minum, Perikanan. Maks : 12. Sungai Paku - Min : Air Minum, Peri kanan. Maks : 13. Sungai Malia u - Min : Air Minum, Peri kanan. Maks : 14. Sungai Bahalang 900 Min : Air Minum, Peri kanan. Maks : 15. Sungai Palui 50 Air Minum, Peri kanan. Min : Maks : 16. Sungai Parig i 100 Min : Air Minum, Peri kanan. Maks : 17. Sungai Mada ni 160 Min : Air Minum, Peri kanan. Maks : 18. Sungai Bayur 165 Air Minum, Peri kanan. Min : Maks : 19. Sungai Mada mi 120 Min : Air Minum, Peri kanan. Maks : 20. Sungai Makete n 3 Min : Air Minum, Peri kanan. Maks : 21. Sungai Panyaluang 3 Min : Air Minum, Peri kanan. Maks : 22. Sungai Sarap anji 1,5 Min : Air Minum, Peri kanan. Maks : 23. Sungai Jalang - Min : Air Minum, Peri kanan. Maks : 24. Sungai Bamburing - Min : Air Minum, Peri kanan. Maks : 25. Sungai Bantian - Air Minum, Peri kanan. Min : Maks : 26. Sungai Bekuku - Min : Air Minum, Peri kanan. Maks : 27. Sungai A ntasan Malimu din - Min : Air Minum, Peri kanan. Maks : 28. Sungai Bahalang - Air Minum, Peri kanan. Min : Maks : 29. Sungai Lehai 2 Min : Air Minum, Peri kanan. Maks : 30. Sungai Madara 28 Min : Air Minum, Peri kanan. Maks : 31. Sungai P emat ang K arau - Min : Air Minum, Peri kanan. Maks : 32. Sungai Kekeh - Min : Air Minum, Peri kanan. Maks : 33. Sungai Tandru h - Min : Air Minum, Peri kanan. Maks : 34. Sungai Jangg i 12 Min : Air Minum, Peri kanan. Maks : 35. Sungai Jenamas 3 Air Minum, Peri kanan. Min : Maks : 36. Sungai Ar ai - Min : Air Minum, Peri kanan. Maks : 37. Sungai Limut - Min : Air Minum, Peri kanan. Maks : 38. Sungai Maduit - Air Minum, Peri kanan. Min : Maks : 39. Sungai Lulu n - Min : Air Minum, Peri kanan. Maks : 40. Sungai Telang - Min : Air Minum, Peri kanan.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 19 b. Danau/Waduk/Situ/Embung Lo kasi Luas Volume No. Nama Danau Pemanfaa tan ( Kecamatan ) (Ha) (m3) 1 2 3 4 5 6

1. Sadar Dusun Selatan - - Pariwisata dan Perikanan.

2. Palui Dusun Selatan - - Perikanan.

3. Malawen Dusun Selatan - - Perikan an.

4. Sangg u Dusun Selatan - - Pariwisata dan Perikanan.

5. Ganting Dusun Selatan - - Perikan an.

6. Raya Dusun Selatan - - Perikanan.

7. Masure Dusun Selatan - - Perikanan.

8. Bamure Dusun Utara - - Perikanan.

9. Mahuit Dusun Selatan - - Perikan an.

10. Jutuh Dusun Selatan - - Perikanan.

11. Masarat Dusun Selatan - - Perikanan.

12. Jangir Dusun Selatan - - Perikan an.

13. Limut Karau Ku ala - - Perikan an.

14. Sab abila h Dusun Selatan - - Perikan an.

15. Air Hitam Dusun Hilir - - Perikanan.

16. Sarapanji Dusun Selatan - - Perikan an.

d. Rawa/Gambut

No. Nama Lokasi Luas Kedalaman Pemanfaa tan (Ha) (m) 1 2 3 4 5 6

1. Kec. Jen amas PLG 48.375 25– 75 cm Pertania n dan Perk ebunan R awa

2. Kec. Dus un Hilir PLG 96.737 25– 75 cm Pertanian

3. Kec. Dus un Selata n – 70.325 25– 75 cm Pertanian

4. Kec. Dus un Utara – 32.950 25– 75 cm Pertanian

5. Kec. G. B. A wai – – – Pertanian

6. Kec. Karau K uala PLG 39.250 25– 75 cm Pertanian SUMBER : B adan Ling kunga n Hidup Kab upate n Barito Selatan Tah un 20 08

Kabupaten Barito Selatan secara umum termasuk daerah khatulistiwa yang dipengaruhi oleh iklim tropis y ang lembab dan panas dengan ciri-ciri khas, yaitu curah hujan yang cuk up tinggi hampir merata setiap t ahun. D ata curah hujan dan hari hujan di Kabupaten Barito Selatan dapat dilihat pada tabel berik ut ini :

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 20 Tabel 3. 2.2 Dat a Curah Hujan dan Hari H ujan di Kabupaten Barit o Selatan Tahun 2007.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 21 Berdasarkan data yang dis ajik an dalam tabel 3.2.2, hujan yang terjadi dikelompokkan bulan basah dan bulan kering. Selama Tahun 2007 jumlah bulan basah terdapat 11 bulan basah, dan terdapat 1 bulan kering. Dengan perhitungan bulan bas ah diatas 100 mm. C urah hujan t ertinggi terjadi pada bulan Januari sedangkan bulan kering terjadi pada bulan Juli selanjutnya rata-rata curah hujan Tahun 2007 adalah sebesar 298,75 mm/bulan dengan rata-rata hari hujan 12 hari.

3.3. Faktor-faktor Penekan terhadap Status Kualitas / Kuantitas Air

3.3.1. Industri di sekitar sungai Barito

Industri-industri yang melakuk an aktivitas usahany a disekitar sungai Barito ant ara lain Industri-industri meubel, industri karet PT. Bumi Asri Pas aman dan industri rumah tangga yaitu pengasapan rotan.

Pada umumny a Industri-industri meubel m embuang sisa-s isa (limbah) pengolahan kay unya langsung dis ekitar tempat usahany a yang akhirny a menumpuk dan jatuh ke badan sungai. Hal ini dapat menurunk an kualitas air sungai Barito yang digunakan dibagian hilirnya oleh penduduk untuk kegiatan sehari-hari Industri karet PT. Bumi Asri Pasaman juga menggunakan air sungai Barit o untuk proses pengolahan karet. Limbah c air y ang dihasilk an sebelum dibuang ke sungai Barit o terlebih dahulu dilakuk an pengelolaan air limbahny a pada I PAL yang sudah dibangun, setelah di Treatment (Pengelolaan air) baru dibuang ke sungai Barito. Industri rum ah tangga yaitu pengasapan rotan pada umumnya terdapat dipinggir sungai Barito. Limbah/Sis a pembersihan rotan untuk siap menjadi bahan baku ditumpuk dan lama kelamaan mas uk badan sungai. U ntuk pembersihan rot an tersebut mereka menggunakan Belerang. Sisa belerang tersebut sebagian masuk juga ke badan sungai y ang akhirny a membuat air sungai Barito menurun k ualitasnya.

3.3.2. Ju mlah permu ki man dan kegiatan lain disekitar bantaran sungai :

Ses uai dengan letak geograf is Kabupat en Barito Selatan yang membujur at au m emanjang di sepanjang sungai Barito dan sungai-sungai kecil lainnya maka sebagian bes ar penduduk bertem pat tinggal dibant aran sungai Barit o. Untuk kebutuhan sehari-hari penduduk memanf aatk an air sungai Barito untuk kebut uhan minum, mandi/cuci/kak us (MC K) serta untuk kebutuhan pertanian.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 22

Gambar 4 : Pembu ang an sisa Pengolahan Ro tan di pinggir Sung ai Barito

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 23 Pemanf aatan air ini mempengaruhi k ualitas air sungai Barito. Pembuangan limbah R umah Tangga y ang langsung dibuang ke s ungai baik itu sampah organik m aupun an organik (plastik, kac a dll) membuat sungai menjadi k otor dan airny a menjadi keruh dan apabila tidak dilakuk an pengelolaan sungai, lama-kelamaan air s ungai akan terc emar sehingga tidak lay ak lagi digunakan untuk kebutuhan Rumah Tangga penduduk sehari-hari, berikut tabel dat a banyakny a Rum ah tangga yang bert empat tinggal dibant aran / tepi sungai.

Tabel 3. 3. 2. Banyakny a R umah Tangga y ang bert empat tinggal di bantaran/t epi sungai di Kabupaten Barito Selatan : No. Lok asi / Kec amatan Jumlah Rum ah Tangga (KK) 1. Jenamas 646 2. Dusun Hilir 389 3. Karau Kuala 443 4. Dusun Selatan 1.649 5. Dusun Utara 1.846 6. Gunung Bintang Awai 305 Kabupaten Barito Selatan 5.278 Sumber : BPS Kabupaten Barito Selat an Tahun 2008.

Selain pemanf aatan untuk k ebutuhan Rumah Tangga penduduk, berikut disajikan juga Data pemanf aatan air s ungai untuk lahan pert anian oleh

Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), sebagai berikut :

Tabel 3. 3. 3. Data Perkembangan Perkumpulan Petani Pemak ai Air (P 3A) di Kabupaten Barito Selatan Tahun 2008

Nama Daerah Irigasi / Luas Areal No. Kecamatan Nama (P3A) Desa Daerah R awa (Ha) 1 2 3 4 5 6 1. Dusun Sela tan Rawa Non Pasang Maju Kalahi en 527 Surut (RNAS) Bersama 2. Dusun Sela tan Rawa Non Pasang Ahilelu Pararapa k 600 Surut (RNAS) 3. Dusun Sela tan Rawa Non Pasang Nansaru nai Lembe ng 481 Surut (RNAS) 4. Dusun Hilir Rawa Non Pasang Usaha Teluk 780 Surut (RNAS) Bersama Timbau 5. Dusun Hilir Rawa Non Pasang Rangg ang Damp aran 750 Surut (RNAS) Tutup

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 24 1 2 3 4 5 6 6. Dusun Utara Rawa Non Pasang Masenang Marawan 470 Surut (RNAS) Lida h Lama 7. Dusun Utara Rawa Non Pasang Tunas Reong 220 Surut (RNAS) Beringin 8. Karau Ku ala Rawa Non Pasang Suka M aju Teluk 225 Surut (RNAS) Betung 9. Karau Ku ala Rawa Non Pasang Melati Me kar Talio 600 Surut (RNAS) 10. Karau Ku ala Rawa Non Pasang Bina Babai 800 Surut (RNAS) Sejahtera 11. G. B. A wai Irig asi Desa ( ID ) Karya Ba kti Muka Haji 300

12. G. B. A wai Irig asi Desa ( ID ) Bina Tani Tabak 989 Kanilan Sumber : Dinas PU Ka bupat en Barit o S elata n Ta hun 2 008

3.4. Respon terh adap Status dan faktor p enekan sumber daya Air

Salah satu Kebijakan Pemerint ah Kabupaten Barito Selatan yang digunak an dalam rangka Konserv asi air ant ara lain dalam bentuk Perat uran Daerah Kabupat en Barito Selatan yaitu : Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2006 tentang Retribusi Ijin Pembuangan Air Limbah dalam upay a Pengendalian Pencemaran Air di Kabupat en Barito Selat an, Peraturan Daerah ini s udah disyahkan tet api belum ef ektif pelaksanaanny a.

Selain it u kebijakan yang lain adalah Program Pengendalian Pencemaran y aitu Prok asih / Superk asih dim ana kegiat anny a adalah pembuat an plang-plang himbauan disepanjang D AS s ungai Barit o terut ama pada daerah pemukim an penduduk yang terdapat dipinggir sungai Barit o. Plang-plang himbauan itu berisi ajakan-ajakan dalam rangka pengelolaan Sumber day a air, sungai dan danau disekitarnya.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 25 Gambar 5 : Perumahan ( Lanting ) Penduduk di Pedesaan Kabupaten Barito Selatan Kalimantan Tengah

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 26 B AB IV

UDARA

4.1. Statu s Kualitas Udara

Sampai saat ini pemantauan terhadap kualitas udara ambien secara umum belum dilakukan untuk daerah Kabupaten Barit o Selatan. Karena Stasiun Pengamat an dan Pengujian Kualitas Udara yaitu Laborat orium BLH Kabupaten Barito Selat an belum berf ungsi. Sec ara kas at m ata (Visual) apabila dibandingkan dengan tahun- tahun sebelumny a terjadi peningkat an kualitas udara am bien, k arena selama tahun 2008 ini tidak ada t erjadi kabut asap yang dapat berdampak terhadap kesehatan penduduk, sec ara khusus terhadap peningkatan penyakit ISPA (Inf eksi Saluran Pernaf asan Akut ).

Selain kualitas udara tersebut diatas dari data y ang tercatat pada Stasiun Meterologi dan Geof isika Kabupaten Barito Selat an di Bandara U dara Sanggu, diperoleh dat a bahwa suhu udara berkisar antara 22,90C hingga 31,70C dan suhu rata-rata tahunan 26,40C. Kelembaban udara berkisar antara 65% hingga 98% dan kelembaban rat a-rata t ahunan 84%. Dengan demikian v ariasi s uhu maksimum, minimum dan suhu rata-rat a bulanan relatif kecil, serta kelem baban udara juga mempuny ai v arias i yang kecil. Berik ut disajikan data pengamatan suhu rata-rata bulanan dan kelembaban udara nis bi, sebagai berik ut :

Tabel. 4.1. Suhu, Kelembaban Relatif, Tekanan udara Maksimum dan Minimum di Kabupat en Barito Selatan

Temp erat ur ( 0C) Kele mbaban (%) Tekan an U dara (Nbs) Bulan Maksi mum M inimum M aksi mu m Minimum Maksi mu m Minimum Januari 32, 1 22,1 98 52 1.012,3 1.008,0 Febru ari 32, 5 22,6 100 62 1.0 12,2 1.0 06,2 Maret 32, 5 22,1 99 51 1.0 13,3 1.0 07,1 April 31, 7 22,1 99 51 1.0 11,5 1.0 08,5 Mei 32, 7 23,1 100 51 1.0 11,1 1.0 09,1 Juni 31, 9 21,5 99 52 1.0 14,1 1.0 07,2 Juli 33, 2 21,1 100 46 1.0 12,1 1.0 08,8 Agustus 31, 9 21,4 100 45 1.0 11,5 1.0 08,7 Septe mber 32, 5 21,2 98 40 1.0 12,4 1.0 09,2 Oktob er 32, 1 21,5 99 58 1.0 13,8 1.0 09,1 Nopember 33, 0 23,0 100 49 1.0 12,4 1.0 07,9 Desember 33, 2 23,1 98 49 1.0 11,4 1.0 07,3 32, 4 22,1 99 51 1.0 12,3 1.0 08,1 Sumber = S tasiu n Met eorol ogi dan Ge ofisi ka (B unto k) Tah un 20 07.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 27 4.2. Kondisi Atmosfir dan Deposisi Asam.

Data Kondisi Atmosf ir dan D eposis i Asam ini tidak dapat disajik an karena

tidak ada dilak ukan pengujian terhadap konsentrasi gas rumah kaca (Emisi C O2, dll) juga tidak dilakuk an pemantauan terhadap pH rata-rata tahunan dan kandungan komponen kimia air hujan.

4.3. Faktor-faktor pen ekan terhad ap Status Kualitas / Kuantitas Ud ara.

4.3.1. Ju mlah K endaraan B ermotor

Data jumlah kendaraan bermotor secara kes eluruhan di Kabupat en Barito Selatan tidak dapat dis ajik an datanya. Berdasarkan jenis bahan bakar y ang digunakan pada umunya adalah bensin dan solar, berikut dis ajik an data jumlah kendaraan bermot or dan bahan bakar yang digunakan di Kabupat en Barito Selatan.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 28 Tabel : 4.3.1a Kendaraan Bermotor dan Beban Bahan Bakar y ang digunakan

Jenis kendaraa n No Jenis Bahan Bakar Satu an Pribadi- Pribadi- Umu m- Umum- Roda Bis- Bis- Seped a Kap al bensi n solar bensin solar tiga bensin solar truk motor Ker et a a pi mo t o r 1 Bensin u nlea ded Ton/th 23 2 Bensin leade d Ton/th 3 Solar Ton/th 17 53 4 Batubara Ton/th 5 CNG (compresed natural g as) Ton/th 6 LPG Ton/th 7 Listrik Ton/th 8 Biofuel (al kohol ds b) Ton/th 9 Avtur Ton/th SUMBER : Dinas Perh ubunga n, Ko muni kasi d an Inf orma tika K abup aten B arito Selat an T ahun 2008

Tabel : 4.3.1b Jumlah Kendaraan Bermotor dan Beban Bahan Bakar y ang digunakan

Jenis bahan baker No Jenis kendaraan Satuan Bensin Bensin solar batubara CNG LPG listrik biofuel Avtur unleaded leaded 1 Mobil pribadi (bensin) Bh 2 Mobil pribadi (solar) Bh 3 Mobil umum/a ngkot (b ensin) Bh 23 4 Mobil umum/a ngkot (solar) Bh 5 Mobil roda tig a Bh 6 Bis (bensin) Bh 7 Bis (solar) Bh 17 8 T r u k B h 53 9 Sepeda motor Bh 10 Kereta api Bh 11 Kapal motor Bh 12 Kap al Terb ang Bh SUMBER : Dinas Perh ubunga n, Ko muni kasi d an Inf orma tika K abup aten B arito Selat an T ahun 2008

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 29 4.3.2. Selain jumlah kendaraan bermotor yang mempengaruhi kualitas udara, aktivitas kegiatan pertambangan juga mempengaruhi kualitas udara khususnya didaerah pemukiman penduduk disekit ar tambang maupun jalan angkut yang melalui pemukim an penduduk. Berikut data perus ahaan t ambang batubara y ang terdapat di Kabupaten Barito Selatan yang s udah memiliki Dokumen AMDAL / UKL-U PL.

Tabel : 4.3. 2. Daf tar Nama Perusahaan Tambang Batubara wajib AMDAL at au UKL-U PL di Kabupaten Barito Selatan.

Lokasi keg iata n No Nama perusahaa n Luas (ha) Keterang an (kec amatan) Kec. Gunung Bi nta ng KP. BB 1 PT. BARA PRIMA MANDIRI 4.2 87 Awai, Kab. Barit o Selatan Eks plorasi Kec. Gunung Bi nta ng KP. BB 2 PT. PALOPO INDAH RA YA 4.8 63 Awai, Kab. Barit o Selatan Eks plorasi Kec. Gunung Bi nta ng KP. BB 3 C V . SE T IA IN DA H 1.283, 44 Awai, Kab. Barit o Selatan Eks plorasi Kec. Gunung Bi nta ng KP. BB 4 PT. JANGKAR PRIMA 4.1 48 Awai, Kab. Barit o Selatan Eks plorasi PT. TUJUH BARA Kec. Gunung Bi nta ng KP. BB 5 1.0 46 SEJAHTERA Awai, Kab. Barit o Selatan Eks plorasi Kec. Gunung Bi nta ng 6 PT. GRIY A SUMBER SETYA 5.0 00 Awai, Kab. Barit o Selatan PT. WAHANA AGUNG Kec. Gunung Bi nta ng KP. BB 7 4.3 12 SEJAHTERA Awai, Kab. Barit o Selatan Eks plorasi PT . BIN T AN G AW A I Kec. Gunung Bi nta ng KP. BB 8 4.4 84 BERSINAR Awai, Kab. Barit o Selatan Eks plorasi Kec. Gunung Bi nta ng KP. BB 9 PT. MUSTIKA INDAH AB ADI 4.3 96 Awai, Kab. Barit o Selatan Eks plorasi Kec. Dusu n Utara, K ab. KP. BB 10 PT. DAHLIA BIRU 5.0 00 Barito Selatan Eks plorasi CV. VICTOR DUA TIGA Kec. Kara u Kuala, K ab. 11 Stockfile BB MEGA Barito Selatan 12 PT. MARUNDA GRAHA Kec. Kara u Kuala, K ab. 42. 423 Stoc kfile BB MINERAL Barito Selatan 13 PT. ANUGRAH SENTOSA Kec. Kara u Kuala, K ab. Stockfile BB Barito Selatan 14 PT. MARUWAI COAL Kec. Dusun Hilir, Kab. Stockfile BB Barito Selatan 15 PT. ASMIN BARA J A'AN Kec. Dusun Hilir, Kab. 10 Stoc kfile BB Barito Selatan PT . BA T U B A R A D U AR IB U Kec. Gunung Bi nta ng KP. BB 16 2.4 21 LESTARI Awai, Kab. Barit o Selatan Eks plorasi Kec. Dusun Hilir, Kab. 17 PT. TELEN ORBIT PRIMA 10 Stoc kfile BB Barito Selatan PT. MULTITAMBANG JAYA Kec. Gunung Bi nta ng 18 70 Ha Stockfile BB UTAMA (MTU) Awai, Kab. Barit o Selatan Crushing 7 Ha Plant Jalan 67 K m Angkut Kec. G B. Awai dan D usun 19 PT. HASNUR JAYA UTAMA 85 K m Jln. Ang kut Utara, Kab. Bars el. 30 Ha Stockfile KP. BB 20 PT. DAHLIA BIRU Kec. D. Ut ara, Kab. B arsel 5000 Ha Eks plorasi Kec. G B. Awai dan D. KP. BB 21 PT. HUMA BETANG INDAH 4.986 Ha Utara, Kab. Bars el. Eks plorasi PT. TUTUI BATUBARA Kec. Kara u Kuala Ka b. 22 4,6 Km Jln. Ang kut UTAMA Barsel. 12,6 Ha Stockfile SUMBER : Badan Ling kungan Hidup Kab upate n Barito S elat an Tah un 20 08.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 30 4.4. Respon terh adap Status dan faktor p enekan Kualitas / Kuantitas Udara.

Salah satu Kebijakan Pemerint ah Kabupaten Barito Selat an dalam m enjaga dan m engelola k ualitas udara adalah dengan m ensosialisasikan Perat uran Daerah Kabupat en Barito Selatan Nomor 7 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan, selain Peraturan tersebut ada juga Perat uran Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 52 Tahun 2008 tent ang pedoman Pembukaan Lahan dan Pekarangan bagi masy arakat di Kalimantan Tengah. Ses uai dengan Dokumen AMDAL, bagi perusahaan-perusahaan tambang Batubara y ang s udah pada tahap operasional dan melak ukan pengangkutan wajib melakukan penyiraman baik dilokasi t ambang maupun dijalan angkut terutama yang melewati pemukim an penduduk.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 31

Gambar 6 : Potensi Air Hitam di Sungai Puning Kabupaten Barito Selatan

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 32 BAB V

LAHAN DAN HUTAN

5.1. Status Lahan dan Hutan

Kabupat en Barito Selatan mempuny ai luas 883.000 Ha yang terbagi dalam beberapa f ungsi dan peruntukk annya antara lain hutan lindung, hutan produksi, hut an produksi terbatas, kawasan pengem bangang produksi, kawas an pengembangan permukiman dan penggunaan lainny a, kawasan konserv asi flora dan f auna serta kawas an k ons ervasi ek osistem air hit am, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel. 5.1. Luas hutan menurut f ungsi / status di Kabupat en Barito Selatan :

No. Fungsi Kawasan Huta n berdasarkan RTRWP *) Luas (Ha) Lokasi

1 Hutan Lin dung (HL) 1 .3 4 8 , 06 K a b. B a r it o S el a t a n

2 Flora dan Fa una 71.095 ,06 Kab. Barit o S elata n

3 A i r Hi t a m 5 .2 5 8 , 09 K a b. B a r it o S el a t a n

4 Perlindungan Peles tarian Ala m (PP A) 44, 14 Kab. Barit o S elata n

5 Danau / Sungai 17.125 ,78 Kab. Barit o S elata n

6 Hidrolog i 15.004 ,60 Kab. Barit o S elata n

7 Hutan Produ ksi Terbatas (HPT) 114 .47 1, 94 Kab. Barit o S elata n

8 Hutan Produ ksi (HP) 167 .92 0, 44 Kab. Barit o S elata n

9 Ka wasa n Peng emb anga n Pro duksi (K PP) 189 .14 4, 66 Kab. Barit o S elata n

10 Ka wasa n Permu kiman dan P engg unaan Lai nnya 187 .50 1, 15 Kab. Barit o S elata n

11 Hutan Tanaman In dustri (HTI) 5.302, 55 Kab. Barit o S elata n

12 Transmig rasi 8.783, 59 Kab. Barit o S elata n

13 Lain-lain 99.999 ,94 Kab. Barit o S elata n

Kab upaten B arito Sela tan 883 .00 0, 00 Keterangan : *) RTRWP = Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi. Sumber = Dinas Ke hutanan Kabu paten Barito Sel ata n

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 33 5.2. Faktor-faktor Penekan terhadap Status Lahan d an Hutan

Dalam perkembanganny a sekarang, luas an kawasan hutan tersebut diatas, sebagian sudah mengalami perubahan, y ang ant ara lain diakibatkan oleh adanya proyek lahan sejuta hekt ar (Mega Project); dan adany a kebak aran hutan dan lahan; serta aktiv itas HPH / HTI yang tidak melak ukan reboisasi kembali setelah melakuk an penebangan kayu juga adanya penebang-penebang kayu liar (Illegal Logging).

Luas kerusakan lahan dan hut an berdasark an penyebabny a dapat dilihat pada tabel 5.2. 1 berik ut ini :

Tabel 5.2.1 Luas Kerus akan Lahan dan Hutan di Kabupat en Barito Selatan

No. Penyebab Kerusakan *) Luas (Ha)

1 Kebak aran hutan dan lahan 107

2 Ladang berpindah 25

3 Illegal Logging 200

4 Peram bahan hutan 225

5 Lahan Gambut sat u Juta Hektar 523,25

Jumlah 1.080,25 Keterangan : *) RTRWP = Data diolah. Sumber = Dinas Kehutanan, Dinas Pert anian dan Perkebunan, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Barit o Selatan Tahun 2008

Berdasarkan tabel ters ebut diatas peny ebab kerusakan lahan dan hut an y ang diakibatkan oleh perambahan hutan dan Illegal Logging akhir-akhir ini mendapatkan perhatian serius dari Pemerint ah, baik dari Pemda Kabupat en Barito Selatan sebagai pengam bil Keputusan maupun Kepolis ian Republik Indonesia sebagai penanggung jawab keamanan sec ara bersama melakukan pengawasan dan pengendalian. Pengangkutan hasil penebangan kay u yang dibawa melalui sungai Barito dapat dilihat pada Gambar 6, berikut ini;

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 34 Gambar 7. Pengangkutan Hasil Penebangan Kayu di Sungai Barito

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 35 Selain itu kebakaran hutan dan lahan juga mem berikan angka y ang cuk up besar yaitu 107 Ha. Adapun f aktor-f aktor pendukung yang meny ebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Barit o Selatan ant ara lain sebagai berikut : 1. Ad any a m usim ke ma ra u 2. Rendahny a tingkat kesadaran terhadap perat uran, kepedulian dan dampak terjadinya kebakaran lahan dan hut an 3. Adany a areal eks penebangan kay u dan lahan gambut serta semak beluk ar y ang mudah terbak ar bila musim kemarau atau ada sumber api walaupun kecil; misalnya : punt ung rokok y ang dibuang sembarangan. 4. Adany a pembukaan atau pembersihan hut an / lahan / pekarangan dengan cara membakar. 5. Terbuk any a inf rastruktur transportasi (jalan darat) y ang menghubungk an Kabupat en Barito Selatan ke Ibukota Provinsi (Palangka Raya). 6. Belum tegasny a Penegakan Hukum terhadap pelak u kebakaran lahan dan hutan.

Disadari atau tidak disadari, secara jujur bahwa telah terjadi kerusakan lahan y ang relatif besar pada lahan gambut s atu juta hekt ar, y ang t elah mempengaruhi keseimbangan sumber day a alam yang ada. Pembuk aan hut an dan pembuatan jaringan saluran air (kanal) berukuran bes ar dan terbuka telah mengubah kondisi lahan secara drastis. Tidak hati-hatinya sistem pengelolaan lahan dan sistem tata air pada kawasan gambut (karena belum ada eks perim en sebelumny a) mengingat ciri dari daerah rawa adalah luapan dan genangan air y ang sangat bervariasi dari sat u wilayah ke wilayah lain; jenis tanah yang sangat beragam dengan tingkat kesuburan yang variatif; keasaman tanah dan potensi racun pirit yang dapat mematik an t anaman; ketebalan dan tingkat kematangan gambut yang berbeda, sehingga perlu kec erm atan dan kehati-hatian.

Berdasarkan hasil kesesuaian lahan dan limitasi penggunaan lahan sekitarnya yang dihadapi pada lahan eks PLG 1 jut a Ha, terdapat kawasan- kawas an y ang berfungsi untuk m emberik an k eseimbangan f ungsi lahan sekitarnya y ang merupak an k awasan limitasi unt uk pengembangan lahan budidaya. Berikut ini disajikan data keragaan wilay ah PLG untuk pengembangan perkebunan komoditi tanaman karet dan kelapa dalam tahun 2008.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 36 Tabel. 5.2.2. Data keragaan wilay ah PLG untuk Pengembangan Perkebunan Komoditi tanaman karet dan Kelapa dalam tahun 2008.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 37 Ses uai dengan dat a tersebut diat as bahwa DATA LUAS POTENSI = data lapangan dan analis a digital dengan faktor pembatas; k edalaman lapisan gambut, ancam an banjir, cek aman air tanah dan kawasan konserv asi gambut tebal / konservasi ekosistem air hitam. Eks PLG yang masih aktif dif ungsikan untuk pengembangan lahan perkebunan adalah seluas 261,62 Ha (1% dari dat a luas potensi) dan unt uk pengembangan lahan pertanian adalah sebesar 104,65 Ha (4% dari luas potensi lahan).

Selian itu Proyek Lahan Gambut (PLG) sejuta hektar di Kabupayen Barito Selatan juga mengakibatk an kerusakan pada sist em perangkap ik an pada lahan rawa y ang dikembangk an oleh masyarakat (dalam bahasa lokal disebut “BEJE”). Karena untuk menentukan arah posisi Beje harus mem bujur dari Timur ke Barat. Tetapi dengan adany a sistem pembuatan drainase besar (“kanal”) dilahan Beje t ersebut, maka sebagian besar pos isi Beje menjadi berubah sehingga tidak dapat digunak an lagi sebagai perangkap ik an.

Faktor lainnya yang mengakibatk an kerusakan hutan dan lahan adalah aktiv itas pertambangan galian mineral dan bat ubara, serta galian C. Jenis bahan tambang dan galian yang ada di Kabupaten Barito Selatan adalah penambangan pasir, kerikil, tanah urug, t anah liat, tanah biasa dengan volume 231,11m3 dan batu kali / batu gunung sebany ak 4.085, 05 m3 (met er kubik). Jenis tambang lain berupa pasir kuarsa, bat u granit, kaolin dan batubara. Pert ambangan bat ubara sam pai saat ini masih pada tahap Eksplorasi, hanya 1 perusahaan s aja yang sudah Eksploit asi yaitu PT. Multitambang Jaya Utama di Kecamat an Gunung Bintang Awai (AMDAL KP2B Pusat).

Faktor-f aktor penekan terhadap Stat us lahan dan hutan ters ebut diatas secara langs ung dan atau tak langsung, bahkan ada yang secara sinergis mempercepat terjadinya kerusakan kualitas dan kuantitas lahan dan hutan (berkurangnya jumlah t egakan dan jenis pohon langka), y ang berfungsi s ebagai penyangga (Buffer) s istem tata air. Hal ini menyebabkan resik o terjadinya banjir, tanah longsor, erosi tanah, sedimentasi, penurunan kualit as lahan; hilangnya keanekaragam an hayati (Biodiv ersity ), serta terbentuknya lahan tandus atau lahan kritis.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 38 5. 3. Respon terh adap Status faktor penekan Lah an dan Hutan.

Upaya penanggulangan dan pengendalian Status Lahan dan Hutan terhadap f aktor-f aktor penekanny a yang telah dilakukan di Kabupat en Barit o Selatan antara lain dengan menjadikan perat uran-peraturan yang berk ait an dengan kebakaran lahan dan hutan sebagai Dasar Hukum yaitu : 1. UU Republik Indones ia No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. 2. PP Republik I ndonesia No. 4 Tahun 2001 t entang Pengendalian Perusak an dan atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang berk ait an dengan kebak aran hutan dan lahan. 3. Keppres R epublik Indones ia N o. 106 Tahun 1999 tent ang BAKORN AS, Keppres No. 3 Tahun 2001 juga Keppres No. 111 Tahun 2001 BAKORN AS PBP. 4. Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2003 t ent ang Pengendalian Kebakaran hut an dan at au l a ha n. 5. KepMenH ut R epublik Indonesia No. 195/KPTS-II/1989 tentang petunjuk usaha pencegahan dan pemadaman. 6. Keput usan Gubernur Kalimantan Tengah No. 77 Tahun 2005 tentang pet unjuk Pelaks anaan Pengendalian Kebak aran hutan dan atau lahan Prov insi Kalimantan Tengah. 7. Keput usan Gubernur Kalimantan Tengah No. 78 Tahun 2005 tentang pet unjuk teknis Pelaksanaan Pengendalian Kebakaran hut an dan at au lahan Prov insi Kalim antan Tengah. 8. Keput usan Gubernur Kalimantan Tengah No. 27 Tahun 2006 tentang Struktur Organisasi Sat uan Koordinasi Pelaksanaan Penanggulangan Bencana (SATKORLAK PB). 9. Pedoman Pengendalian Kebak aran dibidang perk ebunan oleh Direktur Perlindungan Perkebunan Direktorat J enderal Bina Produksi Perk ebunan Tahun 2002. 10. Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah No. 52 Tahun 2008 tentang Pedom an Pembukaan Lahan dan Pekarangan bagi masy arakat di Kalimantan Tengah. 11. Peraturan Daerah Kabupat en Barito Selatan Nomor : Tahun 2006 tentang Pengelolaan Lingk ungan Hidup.

Untuk menangani terjadiny a kasus-kas us kebakaran lahan dan hutan di Kabupat en Barito Selatan telah dilak ukan berbagai kegiatan dalam rangka pengendalian kebakaran lahan dan hutan y aitu : 1. Seminar Nasional Pencegahan Penanggulangan dan Penindakan terhadap pelaku pembakaran hutan, lahan dan pekarangan di Palangka Raya Tanggal 19-20 Des ember 2007.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 39 2. Rapat evaluasi kesiapan dana dan kegiatan pengendalian kebakaran oleh Dinas Instansi di Tingkat Provinsi dan Kabupaten / Kota. 3. Apel siaga di Buntok Kabupat en Barito Selatan sebagai upay a Pengendalian Kebak aran ( J uli 2007). 4. Pelatihan Petugas Pemadam Kebakaran Hutan dalam rangka Sosialis asi Kebijakan Pencegahan Kebak aran Hut an ( Juli 2007), di Buntok. Peserta beras al dari 6 (enam) Kec amatan ditambah anggota Kepolisian Republik Indonesia Kabupaten Barito Selatan. 5. Sosialisasi Perda Kabupaten Barito Selat an t ent ang Kebak aran hutan di 6 (enam) Kecamatan di Kabupat en Barito Selatan, peserta berasal dari aparat Kecamat an / Desa, LSM, Tokoh masy arakat dan anggota masy arak at di wilay ah mas ing- masing. ( Agustus 2007). 6. Menyusun matrik implementasi Deklarasi Palangka Raya untuk menent ukan tugas dan tanggungjawab SKPD di Kabupaten Barito Selatan. 7. Membuat surat ke seluruh Dinas/I nstans i (SKPD) unt uk menghimbau seluruh masy arak at untuk ikut serta melakukan Pengendalian Kebakaran hutan, lahan dan pekarangan melalui spanduk-spanduk, bros ur, baliho lingk ungan yang berisi ajakan maupun larangan. 8. Menindaklanjuti Surat Gubernur Kalim antan Tengah kepada semua Perusahaan di Kabupaten Barito Selatan yang kegiatannya dapat menimbulkan kebakaran agar mem buat surat pernyataan mem persiapk an t enaga, sarana, prasarana dan sistem tanggap darurat Pengendalian Kebakaran. 9. Menindaklanjuti Surat Gubernur Kalimantan Tengah kepada Bupati agar bersama jajarannya melakukan Sosialis asi Pengendalian Kebak aran setiap saat melakukan kunjungan ke Kecamatan/Des a. 10. Menindaklanjuti Surat Gubernur Kalim antan Tengah kepada semua Perusahaan agar kegiatannya melakukan pembukaan lahan, agar pembukaan lahan tidak dilakukan dengan pembakaran. 11. Menindaklanjuti Surat Gubernur Kalimantan Tengah kepada Bupati meminta masy arak at dan perus ahaan untuk membentuk regu pemadam kebakaran. 12. Melakukan Sosialisasi Kebijak an Pencegahan Kebakaran hutan melalui Pelatihan Petugas Pemadam Kebak aran hutan ( Okt ober 2008). 13. Melakukan Sosialisasi Perda Kabupaten Barito Selatan tentang Kebakaran hutan di 6 (enam ) Kecam atan di Kabupaten Barit o Selat an ( Oktober 2008).

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 40 Gambar 8. Pelatih an Petug as Pemadam Kebakaran Hutan

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 41 BAB VI

KEAN EK AR AG AMAN H AYATI

Kabupaten Barit o Selatan m emiliki data k eanek aragam an hay ati y ang cukup berv ariasi dan mem punyai nilai yang tinggi dan merupak an aset bagi wilayah ini. Oleh karena itu keanekaragaman hayati yang ada di Kabupaten Barito Selatan ini perlu dijaga kelest ariannya melalui perlindungan dan pem anf aat anny a secara berkelanjutan.

Pelaks anaan surv ey untuk memperoleh keanekaragaman hay ati dilak ukan di wilayah Kabupat en Barito Selatan adalah di Desa Madara, Kecam atan Dusun Selatan dan Desa Bat apang, Kecamat an Dusun Hilir. Dari kedua sampel Desa tersebut dapat mewakili daerah lain diwilayah ini, mengingat daerah maupun kawas an hutan rawa pada umumnya memiliki kesamaan jenis -jenis mamalia, burung, ikan maupun jenis lainny a.

6.1. Kondisi Keberadaan Flora Dan Fauna

6.1.1. Keanekagaraman Jenis M ammalia Dari hasil observasi teridentif ikasi 40 jenis (18 famili) mamalia pada semua lokasi pengamat an yang dijumpai secara langsung maupun melalui indik asi keberadaannya. Berikut tabel jenis-jenis mamalia yang ditemukan.

Tabel 6.1. 1 Jenis Mam malia yang Ditemuk an

N Famili / Spesies Nama Inggris Nama Indonesia Nama lokal o 1 2 3 4 5 Tupaiidae 1 Tupaia glis Common Threeshrew Tupai akar Munsung

2 Tupaia tana Large Threeshrew Tupai Tanah 3 Tupaia minor Lesser Threeshrew Tupai Kecil Pokang/Hampitik 4 Tupaia picta Painted Threeshrew Tupai Tercat 5 Tupaia gracilis Slender Threeshrew Tupai Bruyuk Cynocephalidae

C y n oc e p hal us 6 variegates Flying lemur Lemur/Kubung

Pteropodidae 7 Pteropus vampyrus Large Flying Fox Kalong Kapauk Bangamat/Paing Vespertilionidae 8 Myotis siligorensis Small-toothed Myotis Kelelawar Juris/tenuk/Pandan Tarsiidae 9 Tarsius bancanus Tarsiers Monyet Hantu Cercopithecidae 10 P re s by ti s rubi c u nda Maroon Langur Lutung Merah Kalasi/Kalahi

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 42 1 2 3 4 5 11 Nasalis larvatus Proboscis monkey 12 Macaca fascicularis Long-tailed Macaque Monyet ekor panjang 13 Macaca nemestrina Pig-Tailed Macaque Monyet Beruk Weruk/Beruk Hylobatidae 14 Hylobates agilis Agile Gibbon Owa Ungko Tulumpiau/Kalawet Pongidae Mawas 15 Pongo pygmaues Orangutan Orangutan Kahiyu/Keu Sciuridae 16 Callos c iu rus n o tatus Plantain Squirrel Tupai/Bajing Kelapa Memai/Tupai

17 Sundasciurus Horse-Tailed Squirrel Bajing ekor kuda hippurus 18 Sundasciurus lowii Low's Squirrel Bajing ekor pendek 19 S u n da sc i urus te nu is Slender Squirrel Bajing Bancirot

Nannosciurus Black-Eared Pigmy 20 Bajing kerdil telinga mel ani ti s Squirrel

21 Exilisciurus exilis Plain Pigmy Squirrel Bajing dataran rendah Tawalaraang Muridae 22 Mus caroli Ricefield Mouse Mencit sawah

23 Rattus tiomanicus Malaysian Field Rat Tikus belukar Balawau/Bayuntung sabae Hystricidae Tetung Galeng/ 24 H y s trix b rac hy u ran Common Porcupine Landak Raya Tahatung Ursidae Bahuang Madu/ 25 Helarctos malayanus Sun Bear Beruang Madu Wayuang Mustelidae 26 Mustela nudipes Malay Weasel Musang Kepala Putih 27 Mydaus javensis Malay Badger Telegu Sidung 28 Lutra perspicillata Smooth Otter Berang-berang Dengen/Hiwit 29 Lutra-lutra Eurasian Otter Berang pantai Kalawawai Viverridae 30 Arctogalidia trivirgata 31 Viverra tangalunga Malay Civet Tenggalung Malaya 32 Hemigalus derbyanus Banded Palm Civet Musang belang Felidae 33 Neofelis nebulosa Clouded Leopard Macan Dahan Macan Using Pulung/ 34 Felis bengalensis Leopard Cat Kucing Hutan Pusa Kambe Suidae

35 S u s ba rb a tus Bearded Pig Babi Berjenggut Bawui Himba/ Wawui 36 Sus scrofa Domestic Pig Babi Ternak Iwek/Bawui Lewu Tr a g ul i d a e 37 Tragulus javanicus Lesser Mouse-Deer Pelanduk kecil Palanuk Lasi 38 Tragulus napu Greater Mouse-Deer Pelanduk Napu Palanuk Bulit Cervidae 39 Muntiacus muntjak Red Muntjak Kijang Muncak Karahau/Parang 40 C e rv us u nic ol o r Sambar Deer Rusa Sambar Bajang/kawawe

Sumber : Yayasan BOS-MAWAS Kabupaten Barito Selatan Tahun 2006.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 43 Dari semua jenis mamalia yang dijumpai (Tabel 6.1), yang ditem ukan di hampir semua lokasi pengamat an adalah mamalia berukuran k ecil s eperti Tupai (f amili Tup aii da e) dan jenis Bajing (f amili Sciuridae). Sementara jenis mamamalia berukuran besar umum nya hanya dit emukan indikasi keberadaannya melalui jejak, sarang, dan bekas cakaran di pohon serta tanda-tanda lainnya.

Bajing Kelapa (Callosciurus not atus) adalah jenis bajing dari famili Sciuridae yang paling banyak dijumpai pada setiap lok asi pengamatan.

Callosciurus notatus merupakan jenis yang paling mudah beradaptasi dengan lingkungannya. Jenis ini umumny a mudah dijumpai pada hutan sekunder, pem ukiman, kebun dan ladang masy arakat. Menurut Payne dkk.(1985) s ebaran jenis hewan ini meliputi Semenanjung Thailand dan Malaysia, Pulau Sumatera dan Pulau J awa.. Di Pulau Kalimantan, jenis ini dapat dit emukan pada hutan dataran rendah sam pai dat aran tinggi di at as 1600 m dpl., namun umumnya banyak dijumpai pada daerah tepi pant ai dan hut an rawa.

Pada jenis hewan ar bo re al s eperti halny a primata, tercatat 7 jenis yang dijumpai pada semua bangsa lok asi. Orangut an (Pongo pygmaeus) adalah jenis prim ata yang keberadaannya dijumpai pada setiap lokasi sec ara langsung maupun indikasinya melalui sarang. Kepadat an populasi dari setiap lokasi pengamatan belum dapat ditaksir mengingat minimny a waktu pengam atan sensus.

Status Perlindungan

Berdasarkan status perlindungan satwa menurut Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1999, Red Data Book IUCN dan Konv ensi Perdagangan Sat wa Liar (CITES), tercatat 16 jenis yang dilindungi berdasarkan PP & Tahun 1999, 10 jenis masuk kategori IUCN dan 12 jenis m asuk dalam kategori CITES. Dari jumlah tersebut, Orangutan (Pongo pygmaeus wurmbii), Bekantan (Nas alis larv atus), Beruang (Helarctos malayanus), Berang-berang (Lutra-lutra) dan Macan Dahan (Neof elis nebulos a) mas uk dal am sem ua kat egori. Di ala m, je nis tersebut selain populasiny a y ang semakin menurun, juga sangat sensitif terhadap perubahan lingkungannya.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 44 Tabel 6.1. 2. Jenis mam alia yang dijumpai beserta status perlindunganny a

Status No Famili / Spesies Nama Indonesia Nama Inggris Keterangan PP 7 IUCN CITES Common 1 Tupaia glis Tupai akar App. II Threeshrew C y n oc e p hal us 2 Kubung Malaya ^ variegatus Flying lemur 3 Tarsius bancanus Singapuar/Tarsius Tarsiers * LR/nt App. II Presbytis Maroon 4 Lutung merah * App. II Endemik rubicunda Langur Proboscis 5 Nasalis larvatus Bekantan/Bakara * VU App. I Endemik monkey 6 Macaca Monyet kra Long-tailed App. II fascicularis Macaque 7 Macaca Beruk Pi g-T ailed VU App. II n e mes tri n a Macaque 8 Hylobates agilis wa-wa Agile Gibbon * LR/nt App. I Pongo pygmaeus Endemik 9 wurmbii Mawas Orangutan * VU App. I Kalteng Common 10 Hystrix brachyuran Landak Porcupine * VU Helarctor 11 malayanus Beruang madu Sun Bear * DD App. I

12 Lutra-lutra Berang-berang Euras ian Otter * VU App. II Clouded 13 Neofelis nebulosa Macan dahan * VU App. I Leopard 14 Felis bengalensis Kucing kuwuk Leopard Cat * App. II Mydaus 15 Teledu * j a v a ne ns is Malay Badger 16 Sus barbatus Babi berjenggot Bearded Pig LR/nt 17 Tragulus javanicus Kancil Lesser Mouse- * Deer 18 Tragulus napu Napu Greater * Mouse-Deer 19 Muntiacus muntjak Kijang Red Muntjak *

20 Cervus unicolor Rusa sambar Sa m b ar D e er * Keterangan : * PP 7 = Peraturan Pemerintah RI No. 7 Thn 1999 IUCN VU : Vulnerable (Rentan) DD : Data Deficient (Kurang Data) E : Endangered T( e ra nc am ) LR/nt : Lower Risk/near threatened (Resiko rendah) CITES Appendix I :Jenis yang tidak dapat diperdagangkan secara Internasional

Appendix II Jenis yang dapat diperdagangkan secara Internasional dengan pembatasan kuota tertentu yang didasarkan atas data yang akurat mengenai populasinya di alam.

Sumber : Yayasan BOS-MAWAS Kabupaten Barito Selatan Tahun 2008.

6.1.2. Keragaman Jenis Herpetofauna

HASIL SUR VEY lokas i pengamat an , didapatk an 29 jenis Herpetof auna yang terdiri dari: 1. Amphibia ; 1 Ordo, yaitu: Ordo Anura ( katak ), terdiri dari : 3 f amili, 10 spesies, 79 individu.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 45 2. Reptilia ; 3 Ordo, yaitu : a. Chelonia ( kura-kura ), yang terdiri dari : 1 f amili, 1 spesies dan 1 indiv idu. b. Lac ert al ia (bunglon, kadal, cicak, biawak, buaya ),yang terdiri dari 6 famili, 11 spesies, 31 individu. c. Ordo Ophidia ( ular ), terdiri dari : 4 f amili, 7 s pesies, 16 indiv idu.

Tabel 6.1. 2. a. Keanekaragaman Jenis Herpetofauna

Nama Famili Spesies Nama Inggris Nama Lokal Indonesia Bufonidae Bufo quadriporcatus Swamp Toad Bufonidae Pelophryne sp Dwarf Toad Bufonidae Pelophryne sp Bufonidae Pseudobufo subasper Aquatic Swamp Toad Y e l l ow -B el lie d P u ddl e Ranidae Occidozyga laevis Frog Ranidae Rana baramica Brown Marsh Frog Ranidae Rana c ancriv ora Mangrove Frog Ranidae Rana chalconota W h i te-L i pp ed Frog Ranidae Rana Malesiana Peat Swamp Frog Ranidae Rana sp Rhacophoridae Polypedates colletti C o l l ett's T ree Frog Rhacophoridae P ol y pe da te s l euc o my s tax Four-Lined Tree Frog Rhacophoridae P ol y pe da te s mac ro ti s Dark Eared Tree Frog Geomydae Cyclemis oldhami Black Striped Terrapin Geomydae Heosemys spinosa Spyni Turtle Geomydae Cuora amboinensis Asian Box Terrapin Crocodilidae Tomistoma schlegelii* False Gharial Agamidae B ron c h oce l la ch ris tatel l a Green Crested Lizard Agamidae Draco volans Geckonidae Cyrtodactylus consobrinus Geckonidae Gehyra mutilate House Gekko Geckonidae Hemydactylus frenatus Gekkonidae Gecko smithi Large Forest Gekko Gekkonidae Mimetozoon craspedatus? Scincidae Mabuya multifasciata Common Sun Skink Varanidae Varanus salvator Monitor Lizard Acrochordidae Achrochordus javanicus Riverine File Dendrelaphis pictus Painted Bronze-Back Colubridae Enhydrys puncatata ? Colubridae Gonyosoma oxycephalum Grey-Tailed Racer Orange-Lipped Water Colubridae Macropisthodon flaviceps Snake Colubridae Pareas pelverulentus ? Slug-Eating Snake Colubridae Rhabdophis chrysarga Speckle-Bellied Keelback Colubridae Rhabdophis conspicillata Red-Bellied Keelback Colubridae U l ar s p 1 Colubridae U l ar s p 2 Colubridae U l ar s p 3 Colubridae U l ar s p 5 Colubridae Xenochrophis trianguligera T ri a ngl e K eel b a ck Colubridae Xenelaphis hexagonotus ? Malaysian Brown Snake Elapidae Matic ora bivirgata Blue Coral Snake Homalopsidae buccata Puff-Faced Water Snake Viperidae Tropidolaemus wagleri Wagler's Pit-viper Xenopeltidae Xenopeltis unicolor Sunbeam Snake

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 46 Tabel 6.1. 2. b. Jenis Herpetof auna yang diperdagangkan, dikonsumsi dan dilindungi

Na m a Status Famili Spesies Lokal Konsumsi Jual INDONESIA IUCN CITES A c ro ch o rdi da e Achrochordus * javanicus Bufonidae Pseudobufo Brako * subasper Tomistoma Crocodilidae schlegelii * No. 7 1999 kitis I Cyclemis Geomydae oldhami * * Heosemys Geomydae spinosa * * rawa n mudah Geomydae Cuora * * terancam amboinensis punah Geomydae Orlitia Bajuku * * No. 7 1999 akan borneensis terancam Ranidae Rana * c ancriv ora Dogania T ri o nic h yd ae suplana B i da w a ng * * Amyda T ri o nic h yd ae cartilaginea B i da w a ng * * raw a n Pelochelys T ri o nic h yd ae canthori B i da w a ng * * raw a n Varanus Varanidae B i awa k * * salvator Sumber : Yayasan BOS-MAWAS Kabupaten Barito Selatan Tahun 2008.

6.1.3. Keragaman Jenis Burung

Dari survey yang dilakukan, ditemuk an 143 jenis burung di lok asi s urv ey yang tergabung ke dalam 32 f amili. Dari f amili tersebut di atas dapat dibagi k e dalam jenis famili y ang dominan dan tidak dominan. Jenis terbanyak beras al dari f amili Timaliidae dan Cucul id ae kemudian diikuti oleh famili Nectariniidae, Picidae, Dic aeidae dan Pyc nonotidae. Kondisi dan tipe habitat yang relatif sama dari masing-masing lok asi menyebabkan komposisi jenis burung yang ditemui tidak t erlalu berbeda antar lokasi survey. Secara umum terdapat jenis-jenis burung yang dijumpai di semua lokasi survey seperti: Copsychus malabaricus (White-rumped shama), Trichixos pyrrophygus (Rufous-tailed shama), M egalaima australis (Blue-eared barbet), Megalaima rafflesii (Red-crowned barbet), Psittacula longicaudata (Lon g-t ail ed parakeet), Nectarinia sperata (Purple-throated sunbird), Aegit hina virridisi ma (Green iora), Pycnonotus bruneus (R ed-eyed bulbul) dan sebagainya.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 47 Tabel 6.1. 3.a. Pengelompokan jenis burung menurut Famili

Famili Nama Inggris Nama Indonesia Nama Lokal.

Accipitridae Hawks, Eagels, etc

Alcedi n id a e K i ng fis h ers

Anhingidae Cormorants, Darters

Apodidae Swifts Artamidae Wood-swallows

B u c ero ti da e H o rn b i l ls

Campephagidae Cuckoo-shrikes, Minivet

Capitonidae Barbet Caprimulgidae Nightjars

Chloropseidae Ioras, Leafbirds

Columbidae Pigeons, Doves Corvidae Jays, Magpies, Crows

Cochleae Cuckoos

Dicaeidae Flowerpeckers

Eurylaimidae Broadbills Falconidae Falcons

Hemiprocnidae Treeswifts

H i ru nd i n i dae S w al l o ws

Meropidae Bee-eaters Muscicapidae Old World Flycatchers

Nectariniidae Sunbird, Spiderhunter

Oriolidae Orioles, Fairy-bluebirds

Picidae Woodpeckers Ploceidae Sparrows, Weavers, Munias

Psittacidae Parrots

P yc n on o ti dae B u lb ul s

S i tti dae N u th a tc hes

Strigidae Owl

Sturnidae Starlings, Mynas

Syllviidae Old World Warblers Timaliidae Babblers

Trogonidae Trogons

Turdidae Thrushes

Total Spesies Sumber : Yayasan BOS-MAWAS Kabupaten Barito Selatan Tahun 2008.

Status Perlindungan

Berdasarkan Perat uran Pem erintah No 7 Tahun 1999, t erdapat 30 jenis burung yang dilindungi dari 143 daf tar jenis burung yang berhasil dic atat.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 48 Tabel 6. 1.3.b Surv ey. Jumlah spesies burung menurut PP No. 7-1999 Famili PP No 7 1999 Jumlah spesies Accipitridae P 5 Alcedinidae P 4 Anhingidae P 1 Bucerotidae P 4 Falconidae P 1 M usc ic api d ae P 1 Nectariniidae P 10 Sturnidae P 1 Trogonidae P 3 Sumber : Yayasan BOS-MAWAS Kabupaten Barito Selatan Tahun 2008.

32 jenis masuk kedalam katagori IUCN dan 12 jenis masuk dalam katagori CITES. Untuk m enget ahui lebih jelas tentang status perlindungan menurut PP No. 7- 1999, IUCN dan CITES dapat dilihat pada Lampiran 2.

Tabel 6.1.3.c. Survey. Jumlah spesies menurut IUCN

Famili IUCN Jumlah spesies Anhingidae NT 1 Bucerotidae NT 4 Capitonidae NT 3 Chloropseidae NT 2 Corvidae NT 1 Cochleae VU 1 Cochleae NT 1 Eurylaimidae NT 2 Picidae NT 1 Psittacidae NT 1 Py cnonotidae NT 2 Py cnonotidae VU 1 St ri gid ae N T 1 Sturnidae NT 1 Timaliidae NT 6 Trogonidae NT 3 Turdidae NT 1 Sumber : Yayasan BOS-MAWAS Kabupaten Barito Selatan Tahun 2008.

Tabel 6. 1.3.d. Surv ey. Jumlah spesies m enurut CI TES : Famili CITES Jumlah Spesies Accipitridae App. II 5 Bucerotidae App. II 4 Falconidae App. II 1 Psittacidae App. II 2 Sumber : Yayasan BOS-MAWAS Kabupaten Barito Selatan Tahun 2008.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 49 6.1.4. Keragaman Jenis Ikan

Dari jenis yang dit emui terdapat beberapa jenis ikan black fish yang merupakan ikan yang bisa hidup seluruh perairan tawar tahan terhadap perubahan lingkungan, karena memiliki alat pernafasan tambahan. Jenis ik an black fish diantaranya adalah jenis asli (endemik) seperti Clarea maladerna (Claridae), Chana mic opeltis, Chana bancanensi (Chanidae/Ophiocephaledae) dan An ab as tentudenius (Anabantidae), Belontia hasselti, Betta anabant oides (Belontidae). Selain it u ada juga jenis white fish, yaitu ikan yang aktif bermigrasi selama hidupny a (Welc omme,1985). Jenis ini ant ara lain Cy rinidae seperti ikan Rasbora chepalotaenia, Rasbora kalochoma, Ost hesilus triporos, Osteophilus spilurus, Osteopilus pentallineatus y ang cukup dominan ditemui di Madara. Ikan ikan jenis white fish mempunya tingkat keragaman yang tinggi di daerah ini.

Tabel 6. 1.4. Jenis ikan y ang ada pada lokasi survey :

Nama Latin NO Nama Inggris Nama Lokal Keterangan Famili/Species Cyrinidae 1 Rasboracephal o ta eni a Carps Saluang Kahui 2 Rasborakalochroma Carps Saluang kambe 3 Osteohilus triporos Carps Banta 4 Puntiusrhomboocellatus Carps 5 Puntius eugrammus Carps B abuyuk 6 Osteohilus spilurus Carps 7 Osteohilus pentalieatus Carps Bagridae 8 M ys tus ne mu ru s Bagrid catfishes Baung 9 M ys tus oly i od es Bagrid catfishes 10 Leiocassis micropogon Bagrid catfidhes Tamparahung Siluridae 11 Siluricthys phaisoma Sheatfishes Silang Bulu 12 Siluricthys haselti Sheatfishes 13 Ompok bimaculatus Sheatfishes Tapah Umpit 14 W al l ag o l e e ri Sheatfishes Tapah, Tampahas 15 Krytoterus limpok Sheatfishes Lais C lar iidae 16 Clarias meladerma Walking catfides Lele, pentet Chacidae Tuka, Puting 17 Chaca bankanensis Angler catfishes B e l i ung Hemirhampidae Hemirhampopodhon 18 Haltbeaks Junjulung Chrysopunctatus 19 Nandus nebulosus Leatffishes Temburut, Tetawun Pristolepidae 20 Pristolepsi grooti Mud fishes Tempeh, Patung

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 50

Luciocephalidae

21 Luciocephalus pulcher Pikehead Ikan Buaya Anabatidae 22 Anabas testudineus Climbing perches Papuyu Belontidae 23 Belontia hasselti Gouramis, Fightingfishes Kakapar 24 Sphaericthys selatnensis Sepat 25 Beltaanabantoides T e m pal a Cannidae 26 Chana bankanensis Snackhead Kehung, Mihau 27 Chana mocripeltes Snackhead Tahuman, Toman Sumber : Yayasan BOS-MAWAS Kabupaten Barito Selatan Tahun 2008.

6.1.5. Keragaman dan Pemanfaatan Jenis Jenis Kayu

Sec ara umum sumber daya hutan kayu dan hasil hutan non kayu dim anf aat k a n m as y arak at unt uk k eb ut uha n k ons t r uk s i b angu na n, mem b uat perahu, memenuhi k ebutuhan obat obat an dan dik onsumsi. Dalam menunjang kehidupan ekonomi mereka, hampir semua hasil hutan kayu berperan untuk mendapatkan penghasilan, s ementara untuk hasil hutan non kay u ada beberapa jenis yang penting yang dimanfaatkan masy arakat untuk komoditi ek onomi. Sementara s umber day a perairan hampir s emuanya digunakan unt uk konsumsi sendiri dan menunjang pendapat masy arakat di ke enam desa lokasi surv ey. Perlu disampaik an, dalam surv ey ini semua jenis rotan dianggap masih hasil hut a n n on k ay u.

Dalam ekplorasi denga metode Interv iew, diskusi terf okus dan melakukan transek konvensional maupun pendekatan Transek Sel di beberapa zonasi tradisonal m asy arak at lokasi survey , di dapat inf orm asi berbagi jenis kay u yang dim anf aatkan masy arakat. Paling sedikit ada 43 jenis kayu yang dimanf aatkan masyarakat unt uk konstruksi ringan maupun konstrukasi berat, obat obat an, konstruksi perahu dan bermanf aat untuk makanan sat wa t rutama jenis burung da n or an g h ut a n.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 51 Tabel 6.1. 5. Jenis Jenis Kayu dan Pemanf aatannya

Makanan Ob a t Lain No Nama pohon Bangunan Perahu Binatang Obatan Lain (buahn ya)

1 Kahui/belangiran V V V - - 2 Tilap V - - V - 3 Rasak V - V - - 4 Madang V - V - - 5 Lanan V - V - - 6 Kruing V - V - - 7 Panaga jangkar V - - - - 8 Maharanda V - - V - 9 Kamasulan V V - - - 10 Pating bintang V - - - Jalaran 11 Rangas/jingah V - - V - 12 Kamasira V - - - Kayu 13 Jajangkit V - - V 14 Kajamihing V - - - Kayu 15 Bungur/muhur V V - - - 16 Kasar bakei V - - - - 17 Tunjung V - - - Adat 18 Madang V - - - - 19 Mameah V - - - Perkakas 20 Tumbu malantar V - - - - 21 Delon - - - V Perkakas 22 Palawan guntala V - - - - 23 Jambu burung V - - - - 24 Deraya - - - - - 25 Jabung - - - - - 26 Wentan - - - - - 27 Keranji V - - - Buah2an 28 Palawan V - - - Adat 29 Jinjit V - - - 30 Pantung V - - - Getah/adat 31 Galam tikus V - - - - 32 Balanti kubau - - - - - 33 Keranji - - - - - 34 Rangda - - - - - 35 T a mb al i n ah V - - - - 36 Uwar - - - - Pewarna 37 Pimpingdawet - V - - - 38 K e l ani s - V - - - 39 Cangal tanduk V - V - - 40 Taka tuak V - - - 41 Saluang belum V - - 42 Nyatu - - Getah 43 Panaga V - -

Sumber : Yayasan BOS-MAWAS Kabupaten Barito Selatan Tahun 2008.

6.1.6. Keragaman SDH Non Kayu dan Pemanfaatan

Sec ara sosial ekonomi, masy arakat di lok asi surv ey memanf aatk an sumber day a hutan non kay u berdasarkan ilmu pengetahuan tradisional dan pengalaman. Merek a menggunakannya untuk m enunjang kebutuhan makanan, ekonomi dan obat obatan. Sumber Daya H utan Non Kayu terdiri dari tumbuh tumbuhan dan hewan.

SDH Non kay u yang Dimanf aatkan oleh Masy arakat di Lokasi Surv ey

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 52 Tabel 6.1.6.a. SDH Non Kayu jenis t umbuhan yang dim anf aatkan sebagai Su mb er m ak a na n

No Nama Bagian yang Dimanfaatkan Cara Pengolahan Keterangan

1 Sagiar 2 Kenyem 3 Buah Uei 4 Kuranji 5 Mundar 6 Gantalang 7 Piyait 8 Kulat Bantilung 9 Hendayang 10 Kulat Lampang Tiung 11 Rukam 12 Pahera 13 Tamehas 14 Lampenai 15 Handalun 16 Tampirik 17 Untit 18 Ayarang 19 Karawe 20 Kapul 21 Kambang Tigarun 22 Umbut Rotan 23 Madu 24 Pupung 25 Mangga Hutan 26 Kelakai 27 Putri Malu 28 Manggis Hutan Sumber : Yayasan BOS-MAWAS Kabupaten Barito Selatan Tahun 2008.

Tabel 6.1.6.b. Non Kay u jenis hewan yang dimanf aatkan sebagai Sumber makanan No Nama Lokal Bagian yang Dimanfaatkan Cara Pengolahan Keterangan

1 Panganen 2 Bajanyi 3 Bere 4 Bajuku/Biyuku 5 Payahe 6 Kelep 7 Bangamat 8 Bajang 9 Manuk Sakan 10 Kajaju 11 Babi Hutan 12 Rusa 13 Kijang 14 Kalong 15 Pelanduk 16 Burung Punai 17 Ayam Hutan 18 Biawak Sumber : Yayasan BOS-MAWAS Kabupaten Barito Selatan Tahun 2008.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 53 Tabel 6. 1.6.c. SDH non kayu unt uk penunjang ekonomi

No Nama Bagian yang Dimanfaatkan Cara Pengolahan Keterangan

1 Rotan Ahas Batang Tanaman 2 Rotan Dahanen Batang Tanaman 3 R ota n Irit B a ta ng T a na m a n 4 Rotan Taman Batang Tanaman 5 Getah Pantung Getah 6 Kulit Gemor Kulit 7 Madu Madu 8 P uru n B a ta ng Ta na m a n 9 Damar Getah 10 Teken Parei Pucuk Daun 11 Gaharu Getah Pohon 12 Jamur Kelopak Batang 13 Karet Getah 14 Tanaman Obat Akar, Kulit, Daun 15 Buah Buahan Buah Sumber : Yayasan BOS-MAWAS Kabupaten Barito Selatan Tahun 2008.

Tabel 6. 1.6.d. SDH non kayu unt uk ekonomi dari jenis

No Nama Bagian yang Dimanfaatkan Cara Pengolahan Keterangan 1 Babi hutan Daging 2 Rusa Daging 3 Kijang Daging 4 Lebah madu Cairan madu 5 Parasa/piyahe Daging, kulit 6 Biawak Daging, kulit 7 Burung punai Daging 8 Burung beo Burung berkicau 9 Burung murai Burung berkicau 10 Burung kacer Burung berkicau 11 Kura - kura Daging dan cangkang 12 Bijuku Daging dan Cangkang 13 Labi - labi Daging dan cangkang 14 Panganen/sanca Daging dan kulit 15 Ular kobra Daging Sumber : Yayasan BOS-MAWAS Kabupaten Barito Selatan Tahun 2008.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 54 Tabel 6. 1.6.e. SDH non kayu jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai sumber obat

No Nama Bagian yang diman faatkan Cara pengolahan Khasiat 1 Jajuluk Langit 2 Akar Kuning 3 Kulit Balangan 4 Tabat Barito 5 Kalapapa 6 Akar Rahwana 7 Sari Rapat 8 Pasak Bumi 9 Akar Tampirik 10 Ranutuwu 11 Tanrawit 12 Kuwing 13 Seluang Belum 14 Penawar Seribu 15 Akar Bingkai 16 Kajamihing 17 Akar Kenyem 18 Latak Manuk 19 Kulit Muhur 20 Rotan Nyame 21 Jarangau Sumber : Yayasan BOS-MAWAS Kabupaten Barito Selatan Tahun 2008.

Saluang Belum

Akar Kuning

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 55 Ga mb ar 9. Ber b ag ai Sp eci es Ke an ekar ag a man Hay ati Kar au Ku ala di Kabupaten Barito Selatan

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 56 6.2. Faktor-faktor pen ekan terhad ap Keberadaan Keanekaragaman Hayati

Dari semua desa lokasi survey untuk kondisi biofisik Keanekaragaman Hayati dapat di identif ikasi gangguan, tek anan dan perm asalahan pada kawas an Biodevirsity tersebut, sebagai berikut ini : 1. Adan ya Rencana Konversi L ahan Rencana Konserv asi lahan pada kawas an hut an alami, baik untuk tencana Perkebunan maupun Rencana Pertambangan Batubara serta bekas HPH merupakan f aktor yang sangat berpengaruh cukup serius terhadap biof isik kawas an. Beberap dampak y ang ditim bulkan adalah menurunnya permuk aan air tanah dan hilangnya “habitat satwa” sebagai salah satu penyusun hut an rawa gambut.

2. Kebakaran Hutan Kebak aran hutan akhir-ak hir ini hampir terjadi setiap t ahun mengakibatkan luasan hutan sem akin menurun. Hal ini berdam pak pada hilangnya “vegetasi hutan rawa” y ang tentunya berpengaruh juga t erhadap kenaekaragam an flora f auna kawas an ( Gambar 10. ).

.3. Dampak eks PLG Proyek lahan gambut (PLG) sejuta hektar telah membuat hutan rawa gambut banyak berkurang, seperti y ang terjadi di desa Rangga Ilung mengakibatkan hilangnya hutan dan sumber sumber kehidupan s osial ekonomi masy arakat baik sumber hutan kayu maupun sumber daya hut an kay u maupun non kayu. Kerus akan ekosist em rawa juga berdampak pada resapan air yang menurun dan sungai-sungai disekitar lokasi eks PLG menjadi kehilangan fungsinya. (Peta dampak kerusakan eks PLG menjadi k ehilangan f ungsinya.

4. Penebangan kayu Penebangan kayu secara berlebihan yang dilakukan masy arakat menyebabkan luasan hutan juga terus berkurang, sehingga berdampak pada terganggunya ekosistem hutan rawa gambut dan “s at wa” yang berada dalam kawasan tersebut.

5. ILegal Fishing Karena nilai sumberdaya ikan jenis-jenis tert entu mempunyai nilai ekonomi y ang tinggi sehingga mendorong terjadinya over fishing. Penangkapan yang berlebihan (over fishing) dan cara tangkap y ang mengganggu siklus kehidupan ik an, akan berdampak pada t erus berkurangnya populasi ikan, seperti mis alny a ; penyetrum an dengan menggunak an acc u, genset/generator, serta penggunaan racun potassium.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 57 Hal ini juga berdampak pada aktivitas ekonomi m asy arak at y ang mengandalkan sumber daya perairan terut ama ikan, terbukti dengan s emakin langkanya beberapa jenis ik an di kawasan tertent u. Tingginy a tingk at kebutuhan akan konsumsi ikan, kurang diimbangi dengan s umberdaya alam yang tersedia. Indik asi ini yang melatarbelak angi t erjadinya Illegal Fishing diwilayah Kabupaten Barito Selatan ini. Instansi terkait Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Barito Selatan sudah melakukan upay a pencegahan berupa “Razia” di 2 (dua) Kecamatan (Dusun Selatan dan Karau Kuala), namun belum m aksimal karena luasnya wilayah dan minimnya dana yang tersedia.

6. Perspekstif masyarakat yang belu m memadai dalam hal pemanfaat an sumber daya hay ati yang berkelanjut an, sehingga sangat sulit berbicara tentang konservasi, tanpa memberik an alternatif lain dalam upay a menutupi kebutuhan sehari-hari.

6.3. Respon terhadap Status (keberadaan) dan faktor penekan keanekaragaman Hayati di Kabupaten Barito Selatan.

Dalam pengelolaan Keanekaragaman H ayati telah dilakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi gangguan, tekanan dan permasalahan ters ebut diatas, antara lain :

1. Peng uatan Lemb aga / Instansi yang terkait dan bert anggung jawab terhadap keanekaragam an hay ati ini yaitu : Badan Lingkungan Hidup (BLH) s ebagai “Leading Sector” dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kabupaten Barito Selatan; Dinas Kehutanan sebagai pengelola hutan; Dinas Pertanian dan Perkebuanan sebagai pengelola lahan; Dinas Perik anan dan Pet ernakan mengelola Perikanan; Bappeda Kabupaten Barit o Selat an sebagai Perenc ana Pembangunan di Kabupaten Barito Selat an dan Yayasan Bos-Mawas s ebagai Lembaga yang mengadakan Penelitian di kawasan Konserv asi Alam di Kabupaten Barito Selatan. Lembaga / Instansi ini bila secara bersynergi melakukan pengelolaan sesuai dengan tanggung jawab y ang diberikan, m aka keanekaragam an hayati akan tetap lestari dan berkesinambungan keberadaanny a. 2. Melakukan sur vey dan Per encanaan kawasan konservasi alam kabupaten Barito Selat an. Hal ini bertujuan untuk menggali dan study identif ikasi mengenai kondisi Sosial Ekonomi, Biodiversity dan Biof isik Kawasan di wilayah Kabupaten Barito Selatan. Dengan adany a hasil s urvey ini maka dapat ditentukan/direncanakan dimana wilayah konserv asi dan rehabilitas i ekosist em untuk yang akan dat ang. Juga dapat disusun pof il keanekaragaman hay ati dan pengembangan kawasan konserv asi (konserv asi in-sit u).

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 58 Gamb ar 10. Kebakaran Hutan di Kabup aten Barito Sel atan

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 59 3. Peng e mb angan R uang T erbuka Hijau ( RTH). Untuk Kawasan perk otaan (Buntok ) telah dilakukan pengembangan Ruang Terbuka Hijau (R TH) y ang sec ara rinc i dapat dilihat pada tabel berik ut ini :

Tabel 6.3. Arahan Pem anf aatan Ruang Kawasan Tidak Terbangun/Ruang Terbuka Hijau (R TH) k ota Bunt ok Kabupaten Barito Selatan.

Jenis Kawasan/Ruang Lokasi Arahan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Direncanakan Pembangunan Sport Center Dalam Civic Centre Jalur Hijau Tersebar dalam Fungsi Utama : Sebagai Jalur Pengaman Utilitas / Instalasi Bentuk Jalur Penting, sekaligus menciptakan Keserasian Lingkungan. Pola Pengembangannya perlu mempertimbangkan lokasi, Jaringan yang diamankan; serta kriteria Vegetasi untuk Jalur H i j a u se b a gai b eri ku t : Karakteristik Tanaman : Struktur Daun Setengah Rapat sampai Rapat, Dominasi Warna Hijau, Perakaran tidak mengganggu Fondasi; Kecepatan Tumbuhnya Bervariasi; Dominasi Jenis Tanaman Tahunan; Jarak Tanaman Setengah Rapat Sampai Rapat 90-100% dari Luas Areal yang dihijaukan. Kawasan Berada pada setiap Fungsi Utama : Sebagai Jalur Pengaman Utilitas (Sungai) serta Konservasi Kota Tepi Sungai berupa sebagai Kawasan Tangkapan Air bagi Pelindung Kawasan Sempadan Sungai s ekitarnya. Pola Pengembangannya Berada pada Kawasan Rentan Genangan dan perlu mempertimbangkan Lokasi, Jaringan yang diamankan. Pemakaman Jalan Kartini, Fungsi Utama : Sebagai Sarana Tempat Pemakaman Umum P a hl a w an , T e ra tai (TPU) untuk memenuhi kebutuhan Kota dan Civic Centre, sekaligus sebagai Unsur Kawasan Hijau Kota. Pola Pengembangannya Tetap mempertimbangkan keberadaan Pemakaman yang telah ada. Penataan/Penetapan Lokasinya secara Tepat perlu mempertimbangkan ketentuan tidak berada pada Kawasan yang padat penduduknya, menghindari Penggunaan Lahan yang subur, memperhatikan Keserasian Lingkungan, mencegah Pengrusakan Tanah, serta mencegah penggunaan tanah yang berlebihan. Sebagai unsur dari Kawasan Hijau Kota, kriteria Vegetasi untuk Pemakaman adalah : Karakteristik Tanaman : Struktur Daun Renggang sampai Setengah Rapat, Dominasi Warna Hijau, Perakaran tidak mengganggu Fondasi; Berupa Habitat Tanaman Lokal dan Tanaman Budidaya; Dominasi jenis Tanaman Tahunan atau Musiman; Jarak Tanaman Renggang sampai Setengah Rapat, Sekitar 50% dari Luas Areal yang dihijaukan. Pertanian Fungsi Utama : Sebagai Penghasil Produksi Pertanian sekaligus Konservasi terhadap kegiatan Budidaya Pertanian yang ada Pola Pengembangannya perlu mempertimbangkan Potensi yang ada serta keserasian dengan kawasan sekitarnya. Pemanfaatan Ruang yang diperbolehkan : Pertanian Tanaman Pangan, Holtikultura dan Tanaman Tahunan. Pekarangan Fungsi Utama : Sebagai Sarana untuk menciptakan keserasian pada Kawasan Perumahan Pola Pengembangan : Menyatu dengan kapling-kapling Perumahan sesuai dengan kepadatan Perumahan yang direncanakan sesuai unsur Kawasan Hijau Kota, kriteria Vegetasi untuk Pekarangan : Jenis Tanaman Tahunan atau Musiman; Berupa Habitat Tanaman Lokal dan Tanaman Budidaya; Jarak Tanaman bervariasi, Presentase Hijau disesuaikan dengan Intensitas Kepadatan. Sumber = Rencana Tata Ruang Kota Buntok Kabupaten Barito Selatan 2004.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 60 B AB VII

LINGKU NG AN P ERMUKI MAN

7. 1. St atu s Permu ki man Pen d ud u k.

Pola Pertumbuhan dan Sebaran Penduduk. Pola pertumbuhan dan penyebaran Permukim an di wilayah perkotaan sebagian besar terdapat di pinggiran s ungai Barito maupun sungai / danau kecil lainny a. Peny ebaran Permukim an lain juga terdapat didarat an hingga ke dataran yang agak tinggi. Perkembangan kawasan permukiman kumuh bany ak terdapat didaerah pasaar; didaerah yang tidak memilik i Tata perumahan dan yang paling besar terdapat dipinggiran sungai Barito yang didominasi oleh penduduk y ang sehari-hari pekerjaannya buruh, tukang becak maupun kuli angkut di daerah pasar. Kawas an ini dikatakan kumuh karena cara hidup pendudukny a kurang m enjaga kebersihan. Sampah dibuang sembarangan, menumpuk dan berserak an dis ana-s ini. Begitu juga dengan WC, sebagian besar langsung dilanting (disungai) padahal mereka mengambil air untuk di minum dan untuk kebut uhan lain berasal dari sungai tersebut. Pola perkembangan permukiman kumuh ini, tidak dapat dicegah karena semak in bany aknya penduduk terut ama pendatang yang datang untuk mencari rejeki di daerah perkot aan (Buntok).

Kebutuhan Air Bersih Kebutuhan penduduk terhadap air bersih di kota Buntok dipas ok oleh PDAM dan Depot isi ulang yang mulai banyak memas ok air minum siap untuk diminum. Selain itu penduduk yang bert empat tinggal dibantaran sungai menggunakan air sungai Barito untuk kebutuhan sehari-hari. Kuantitas pelayanan PDAM masih kurang dalam pelay anan air bersih s ecara k ontinue da n k ualit as ai r b ers i h PD AM m as ih k ura ng (s er in g k eru h). H al i ni t e rbuk t i b a hwa di beberapa tem pat rumah t angga / pelanggan PDAM banyak menggunakan mesin air untuk memperoleh air PD AM. Karena bila tidak menggunakan mesin air (penyedot) tidak akan ada air mengalir k e rum ah pelanggan ters ebut. Unt uk m engatasi itu PD AM sudah berupaya mangganti pipa-pipa air yang kecil menjadi pipa yang besar. Akan tetapi hal ini belum dapat m engatasi kontinuitas (keters ediaan) air bersih dis etiap rumah tangga / pelanggan PD AM. Dengan adany a Depot-depot isi Ulang Air Minum, maka sem akin banyak masy arakat kota Buntok y ang m emilih untuk m engkons umsi air minum isi ulang dengan pertimbangan harganya relatif murah, m udah diperoleh dan tersedia setiap saat. Mengingat harga minyak tanah dan bahan bakar lain (Misal Gas Elpiji) cuk up mahal, itu juga y ang membuat masy arakat dominan memilih air minum isi ulang.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 61 Kebutuhan Listrik Kebut uhan penduduk kota Buntok yang juga sangat v ital adalah pelayanan listrik y ang dikelola oleh PLN Ranting Buntok Cabang Kuala Kapuas dengan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). PLTD ini memiliki Kapasitas = 5. 380 Kw dengan beban puncak siang hari = 3.090 Kw, malam hari = 4.347, sedangkan daya mampu sekarang = 3000 Kw, sehingga Def isit Daya = 1.347 Kw. D engan semakin naikny a harga bahan bak ar dan k emampuan mesin / kapasitas y ang kurang (sering rusak ), listrik di k ota Bunt ok sering mengalami pemadaman. Sistim pemadaman yang dilakukan adalah secara bergiliran. Pemadaman listrik ini terkadang menjadi konflik ditengah masy arakat kot a Buntok, apalagi ketika dilak ukan pemadam an tidak sesuai dengan giliran yang ditentuk an. Upaya yang sudah dilakukan oleh PLN adalah memperbaiki mesin y ang rusak, karena itulah alas an mereka kenapa dilakukan pemadaman listrik sec ara bergiliran.

Pengelolaan Sampah. Sistim Pengelolaan Sampah dik ota Buntok adalah melayani masy arak at dengan menempatkan TPS-TPS dipermukiman penduduk dan dit empat-t empat y ang banyak menim bulk an sampah seperti : pasar; sekolah; taman kot a yag ramai dik unjungi pada sore hari sert a tempat-tempat lainnya. Pengangkutan sam pah dari TPS oleh petugas kebersihan kota Buntok dilakukan 3 - 5 kali sehari dan langsung dibawa ke TPA Rikut Jawu yang jaraknya ±17 Km dari pusat kota Buntok. Produksi sam pah ± 220 m3/hari, sedangkan kemampuan pengangkutan sampah hanya sebanyak ±120 m3/hari sehingga pelayanan sam pah dikot a ini masih kurang yaitu sampah yang tidak langsung terangkut sebanyak ±100 m3/hari Jumlah TPS ada 20 buah kontainer berk apasit as 6 - 8 m3. Landas an Bak Kont ainer ada 16 buah dan Transper Depo ada 2 Buah. Sarana Pengangkutan sampah 4 Unit, terdiri dari Amroll Truck 2 unit dan Dumptruck 2 unit. Sampah yang tidak t erangkut sebagian munc ul dan menumpuk dipinggir jalan, sebagian ada yang dibakar atau dit angani sendiri serta dibuang ke sungai yang terdekat dengan tepat tinggalnya.

7.2. Faktor-faktor penekan terhadap Status Lingkungan Permukiman

a. Pertumbuhan Penduduk dan Mata Pencaharian Jumlah penduduk kota Buntok (Kelurahan Buntok Kota, Kelurahan Hilir Sper dan Kelurahan Jelapat) sampai pada bulan Oktober Tahun 2008 adalah 24. 844 Jiwa, terdiri atas laki-lak i 12.323 Jiwa ( 49, 60 %) dan perempuan 12.561 ( 50,55%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 7.2 berikut ini :

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 62 Tabel 7.2 : Data Perkem bangan Jumlah Penduduk Kota Bunt ok (Kelurahan Buntok Kota, Kelurahan Hilir Sper dan Kelurahan Jelapat sampai dengan bulan Oktober 2008).

No. Kelurahan J um l ah Pend ud uk Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Buntok Kota 5.536 5.617 11.153 2 Hilir Sper 5.582 5.730 11.312 3 Jelapat 1.205 1.214 2.419 Kot a Buntok 12.323 12.561 24.884 Sumber : Kantor Kecamat an Dus un Selatan Kabupaten Barito Selatan Tahun 2008.

Komunitas lokal di Kota Buntok didominasi Suku Dayak Ma’anyan, Bakumpai, Banjar, Dusun, Kapuas dan lain-lain (Beberapa suku pendat ang yang juga bermukim di Kota Buntok ini). Masing-masing komunitas ini mem punyai bahasa, adat istiadat, karakter dan kebiasaan yang berbeda-beda. Perbedaan ini tidak menim bulk an adanya suatu konf lik tetapi tet ap ada saling hormat m enghormati dan menghargai ant ara sesama suku y ang berbeda.

Penduduk kota Buntok sebagian bes ar bekerja di Instansi Pemerint ah sebagai pedagang, petani, nelay an dan sebagian lagi bekerja sebagai karyawan perus ahaan swasta / BUMN / BU MD. Mengingat tidak seluruh pencari kerja dapat tertam pung sebagai pegawai atau karyawan dan atau memiliki peluang berus aha (khus usny a akibat ket erbatas an modal), maka dibutuhkan lapangan kerja yang padat karya untuk menampung angkatan kerja / penc ari kerja yang belum mendapat pek erjaan.

b. Kebutuhan lahan untuk pengembangan Permukiman. Dengan semakin meningkat nya jum lah penduduk dik ota Buntok baik akibat adany a Kelahiran, perpindahan, maupun pendatang y ang hanya sementara berus aha/mencari nafkah di k ota Buntok m aka k ebutuhan lahan untuk pengembangan permukiman semakin meningkat. H al ini meny ebabkan harga tanah sem akin meningkat terus dari tahun ke tahun, dan harga tanah rata-rata jauh diatas harga yang berdasarkan NJ OP (Nilai Jual Objek Pajak) dari Pertanahan. Apalagi pada daerah pusat kota Buntok (Pasar) yang t erletak dipinggir sungai Barit o. W alaupun mahal permukiman penduduk s emakin banyak bermunculan / dibangun pada lokasi ini. Hal ini menyebabkan adanya permukiman y ang tidak memiliki Tata Bangunan yang baik sehingga kelihatan kumuh. Upaya y ang dilak ukan oleh aparat/Pemerint ah adalah dengan meny arankan penduduk untuk memilih tinggal didarat an / daerah yang belum padat penduduk. Perkembangan hingga sekarang penduduk s udah m ulai mau m embangun pada daerah-daerah yang jarang penduduknya, terutama didaerah jalan Provinsi y ang menghubungk an kota Buntok dengan Palangk a Raya.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 63 Gambar 11. Keberadaan Permukiman (Rumah Lanting) di Kota Buntok Kabupaten Barito Selatan

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 64 7.3. Respon terhadap Status dan faktor penekan Lingkungan Permukiman. Kebijakan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Barito Selatan untuk penataan wilayah / Lingkungan perm ukiman adalah : - Menyusun Rencana Tata Ruang Kota Buntok dan mensosialis asik an kepada masy arak at melalui aparat / Ketua RT/RW diwilayah masing-masing. - Membuat program Bedah Desa ( “Mahaga Lewu” ) yaitu pembangunan rumah penduduk yang lay ak huni bagi masy arakat yang kurang mampu. - Menyusun Perda Pengelolaan sampah dan mensosialis asikannya kepada masy arak at. - Menek an laju Pertum buhan penduduk dengan menerapkan program Keluarga Berencana ( KB ) berkualitas bagi masyarakat kot a Buntok. - Memberikan peny uluhan agar mengelola sampah dirumah tangga masing-masing dengan membuang sampah pada tempatnya (TPS) yang disediakan. - Menata perumahan mas ing-masing keluarga dengan menjaga kebers ihan, keindahan dan keasrian dimasing-masing rumah tangga.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 65 Gambar 12. Penampungan Sementara Hasil Pengolahan Rotan sebelum diangkut untuk di Pasarkan menj adi Bahan baku berbag ai Jenis Kerajinan

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 66 B AB VIII

AGENDA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Sesuai dengan pembahasan Bab sebelum nya (BAB I), maka agenda Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kabupat en Barit o Selatan yang perlu dilakuk an/diperhatikan diwaktu yang akan datang antara lain berikut ini :

8.1. Peningkatan Kap asitas Sumberdaya Ap aratur melalui Pendidikan dan Pelatihan Formal dibidang Lingkungan Hidup. Untuk meningkatkan Kompetensi dan Prof esionalisme Sumberday a Aparat ur di Bidang Lingkungan Hidup perlu dilakukan dengan melalui pelatihan dan bim bingan teknis atau kursus mengenai : Peraturan Per Undang-Undangan Lingkungan Hidup; AMDAL A, B, C (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan); SIT (Sistem Inf orm asi Terpadu); Audit Lingkungan; Ekonomi Lingk ungan; Peny usunan UKL/U PL;

Pengelolaan dan Pengendalian B3 dan Limbah B3; dan lain-lain. Dengan diadak annnya pelatihan, bimbingan teknis atau kursus-kursus ini diharapkan pengetahuan Aparatur Mengenai Dampak Lingkungan semak in meningkat dan dapat diterapkan dalam pengelolaan Lingkungan di bidang kerja masing-masing.

8.2. Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup melalui : a. Program Adipur a : Program ini bert ujuan unt uk melaksanakan pengelolaan lingkungan secara terpadu khususny a diwilay ah perkotaan (kota Bunt ok) antara lain : * Pengelolaan Sampah kegiat anny a antara lain : - Penyediaan Bak sam pah di Kantor, Sekolah, Pasar (Toko, Kios dan Terminal) serta tempat-tempat strategis lainny a. - Penyediaan Tempat Pem buangan Sampah (TPS) di jalan Art eri dan Kolektor. - Penghijauan kota Buntok yaitu dengan menanam pohon [eneduh dan pelestarian tanaman-tanaman hias lokasi Barito Selatan.

- Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun (B3) khus us ny a dir um ah sakit ( RSUD ) dan Puskesmas. * Dalam rangka persiapan penilaian Program Adipura perlu diperhatikan masing-masing titik pantau sesuai yang telah ditentukan. Persiapan dilakukan oleh penanggungjawab titik pantau y ang dikoordinir/koordinasi oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Barit o Selat an.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 67 b. Pemantauan Kualitas Lingkungan (Air Sungai dan Danau). Pemantauan Kualitas Air Sungai dan Danau ini sangat penting dilakukan secara berk ala atau terus -menerus, mengingat sungai dan danau merupakan sumberdaya air dalam m emenuhi k ebutuhan air minum, Mandi, Cuci, Kakus (MCK) oleh masy arak at di Kabupat en Barit o Selat an. Selain untuk kebutuhan hidup sehari-hari air sungai dan danau juga diperlukan untuk mengairi lahan pert anian. Apabila air tercemar akan berpengaruh terhadap produksi pertanian, sehingga perlu dilakukan pemantauan air sungai dan danau.

c. Pengelolaan Laboratorium Lingkungan Mengingat belum dif ungsikannya Laboratorium Badan Lingkungan Hidup (BLH Kabupaten Barito Selatan maka untuk tahun yang akan datang sarana dan prasarana Laboratorium y ang belum lengkap harus dilengk api, ant ara lain : - Penyediaan tenaga analis di Laboratorium - Sarana Listrik dan Air yang belum tersedia - Bahan-bahan untuk m elakukan Pengujian Kualitas Lingkungan.

d. Peng elolaan Pro kasih / Sup erkasih Untuk t ahun yang ak an datang dilakukan k oordinasi pengelolaan lingkungan Prokasih / Superkasih, hal ini akan dilaksanakan melalui Peny uluhan dan pemas angan plang-plang himbauan kepada masy arakat untuk meningkatk an kesadaran dalam menjaga kebersihan dan kelestarian sungai y ang ada di Barito Selatan.

e. Penetapan wajib AMDAL bagi perusahaan-perusahaan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian pengus aha-pengusaha (pemilik modal/Investor) untuk melakukan pengelolaan lingkungan secara terpadu dalam rangk a menjaga lingkungan dari kerusakan yang cukup parah. Penyusunan dokum en AMDAL ini diharapkan sebelum kegiat an renc ana usaha / kegiat an mulai dilaks anak an (operasional), sehingga Rona Awal Lingk ungan disekitar rencana usaha / kegiatan dapat diidentif ikasi dan dis ajik an ses uai dengan keberadaan sebelum ada usaha / kegiat an suatu perus ahaan. Dengan adanya dokum en AMDAL ini apabila terjadi kerus akan lingkungan yang diakibatk an oleh perus ahaan tersebut mak a perus ahaan dapat dit unt ut karena tidak melakukan pengelolaan lingkungan sesuai dengan dengan dokumen AND AL, RPL dan RKL.

f. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian Lingkungan : Kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka meningkatk an kesadaran dan kepedulian serta peran serta masy arakat dalam pengendalian lingk ungan adalah :

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 68 - Membina pengusaha/pengrajin rotan untuk melaksanakan pengolahan rotan y ang ramah lingk ungan kebiasaan untuk mem akai belerang agar dapat dialihk an dengan bahan lain. - Melakukan kerja sama dengan peneliti-peneliti lingkungan untuk bers ama- sama melakuk an pembinaan terhadap pengusaha/ pengrajin rotan. - Melakukan pembinaan agar masy arakat / pengusaha rot an tidak menumpuk dan membuang sis a/limbah pengolahan rotan ke sungai.

8.3. Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, dilaksanakan melalui Peningkatan Peran Serta Masy arakat dalam Perlindungan dan Konserv asi Sumber Daya Alam (SDA) dan koordinasi Peningkatan Pengelolaan Kawas an Kons erv asi. Hal ini penting dilaks anakan mengingat kawasan konserv asi y ang sudah mengalami perubahan (menurut RTRW Provinsi Tahun 2003) perlu untuk segera dipulihkan kembali sesuai dengan f ungsinya. Dengan adanya konserv asi mak a secara perlahan i Sumber D aya Alam yang ada di kawas an tersebut akan lest ari, terutama dalam menyelam atkan f lora, f auna dan keanekaragaman hay ati dan hayati lainnya.

8.4. Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam, melalui Peningkatan Peran Serta Masy arakat dalam R ehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam. Kegiatan untuk tahun 2009 dilaksanakan dengan mengirimkan Dut a Lingkungan Kabupaten Barito Selatan Tahun 2008 mengik uti Pemilihan Duta Lingk ungan Hidup di Tingk at Provinsi Kalim ant an Tengah (di Palangka Ray a). Dengan adanya kegiatan ini Duta Lingk ungan ters ebut diharapkan dapat meny ampaikan pesan-pes an Lingkungan dan keadaan Lingkungan y ang terjadi di Kabupat en Barito Selatan.

8.5. Peningkatan Kualitas dan Akses Infor masi Sumber Daya Alam d an Lingkung an Hidup melalui Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan. Dengan adanya kegiatan ini maka dapat disusun Buku Status Lingkungan Hidup Kabupat en Barit o Selatan Tahun 2009. Selain itu juga data-dat a mengenai St atus Lingkungan Hidup di Kabupaten Barito Selat an dapat diperoleh dan disajikan secara berk ala / terus menerus. Kegiatan lainnya adalah pembuatan Baliho Inf orm asi Lingkungan untuk mempublikasikan pesan Lingkungan Hidup kepada masy arakat di Kabupat en Barit o Selatan. Inf ormasi / kondisi lingk ungan Kabupaten Barito Selatan ini dapat juga dipublik asik an m elalui k eikutsertaan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupat en Barito Selatan mengik uti Pameran pada Pekan Lingkungan Se Indonesia Tahun 2009.

8.6. Peng end alian K ebakaran Hutan Program ini dilaks anak an melalui k egiatan koordinasi Pengendalian Kebak aran Hutan di 6 (enam ) Kecam atan.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 69 Peraturan-peraturan Daerah Kabupaten Barito Selatan tent ang Kebakaran Hutan akan terus dis osialisasikan, juga pelatihan kepada petugas pemadam k ebak aran hut an. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang dampak mambakar hutan dan tersedianya tenaga yang handal dibidang pemadaman kebakaran hutan.

8.7. Peng elolaan Ru ang Terbuka Hij au (R TH). Kegiatan ini dilaksanakan melalui penyus unan kebijakan, norma, standar, prosedur dan manual pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (R TH), juga melakuk an pengawasan dan pengendalian Ruang Terbuka Hijau (RTH) y ang sudah ditentukan kawas annya. Selain itu dilaksnakan monitoring, Evaluas i dan Pelaporan Ruang Terbuka Hijau.

8.8. Peringatan Hari-hari Penting Lingkungan Hidup Untuk memperingati Hari-hari Penting ini pada Tahun 2009 akan dilaks anakan melalui kegiat an : a. Hari Habitat ; bertujuan unt uk m eningkatkan kes adaran masyarakat Kabupat en Barito Selatan untuk melestarikan Habitat dari kepunahan Misalnya : Habitat Kerbau di Kecamatan Jenamas dan Ekosistem Air Hit am di Kec amatan Dusun Hilir pohon; b. Hari Cinta Puspa; Bertujuan melestarikan set wa dan puspa dari kepunahan; c. Pencanangan Gerakan Satu Juta Pohon, bertujuan unt uk meningkatkan jumlah kawas an penghijauan / t egakan pohon khusus nya pohon-pohon y ang mempunyai daya serap air tinggi dang pohon peneduh yang di lindung; d. Hari Air, bertujuan melestarikan Sumber Daya Air; e. Hari Bumi, bertujuan melestarikan Sumber Daya Alam dan mengajak masyarakat untuk mengurangi menggunak an alat -alat elektronik y ang dapat merusak lapisan Ozon; f. Hari Keanekaragaman Hayati, bertujuan untuk bersama-sam a dengan masy arak at melestarik an Keanekaragaman hayati; g. Hari Lingkungan Hidup Sedunia; dilaksanakan melalui kegiatan : 1. Lomba Kebersihan Tingkat Sekolah, R T dan Kant or. 2. Lomba Melukis dan mewarna gambar tingk at TK, SD, SMP 3. Tuirnamen Bola Voli 4. Upacara Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diikuti seluruh Aparat / staf Badan / Dinas Instansi di Kabupaten Barito Selat an.

8.9. Program Adi wiyata (Pengembangan Pendidikan Lingkun gan Hidu p) Kegiat an ini bert ujuan untuk meningk atkan penget ahuan tentang Lingk ungan pada usia dini dengan menerapkan pengelola Lingkungan yang dim ulai disekolah-s ekolah (TK, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi).

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008 70 DAF TAR PUST AKA

Anonim ...... 2008. Kum pulan Dat a Kuesioner / Isian Data dari Badan / Dinas Instansi Kabupaten Barito Selatan. Buntok.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Barito Selatan. 2007. Barito Selatan dalam Angka. Buntok.

Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2004. Status Lingkungan Hidup Indonesia, Jakarta.

Kementerian Negara Lingk ungan Hidup, 2008. Pedoman Umum Penyusunan Status Lingkungan Hidup Provinsi dan Kabupaten / Kota 2008, Jakarta.

Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2008. Pedoman Basis Data dan Pelaporan Status Lingkungan Hidup, Jakarta.

Pemerint ah Kabupat en Barito Selatan, 2007. Buk u Selay ang Pandang Kabupaten Barito Selatan. Buntok.

Pemerint ah Kabupat en Barit o Selatan, 2007. Barit o Selatan dalam Foto. Buntok.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008

PETA KAWASAN RAWAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN KABUPATEN BARITO SELATAN TAHUN 2007

4 TITIK API

2 TITIK API

3 TITIK API 4 TITIK API

Keterangan : Kecamatan Gunung Bintang Aw ai : Kecamatan Dusun Utara : Kecamatan Dusun Selatan :

1. Desa Muka Haji 1. Kelurahan Pendang 1. Desa Kalahien 2. Desa Gagutur 2. Desa Tamparak Lay ung 2. Desa Madara 3. Desa Kayumban 3. Desa Gunung Rantau 3. Desa Lembeng 4. Desa Marga Jaya 4. Area Perusahaan PT. Mata 4. Desa Sababilah 5. Desa Ruhing Raya Andau Sawit Kahuripan 5. Desa Mangaris 6. Desa Sei Paken 6. Desa Dangka 7. Desa Patas II 7. Desa Pamangka 8. Desa Patas I 8. Desa Penda Asem 9. Desa Ngurit 9. Desa Jutuh

Kecamatan Karau Kuala : Kecamatan Dusun Hilir : Kecamatan Jenamas :

1. Desa Teluk Betung 1. Kelurahan Mangkatip 1. Desa Rangga Ilung 2. Desa Babai 2. Desa Mahajandau 2. Desa Tampulang 3. Desa Talio 3. Desa Damparan 3. Desa Rantau Bahuang 4. Desa Tampijak 4. Desa Sungai Jaya 4. Desa Tabatan 5. Desa Lehai 5. Kawasan PLG 6. Desa Kalanis 7. Desa Batilap 8. Desa Teluk Timbau 9. Desa Batampang 10. Desa Mangkatir 11. Kawasa PLG

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008

PETA KERAWANAN KEBAKARAN HUTAN DI WILAYAH KEC. GUNUNG BINTANG AWAI

KABUPATEN BARITO SELATAN

LA D AN G / P E R K E BU NA N

KETERANGAN 1. NGURIT 2. SARIMBUAH

J ML TI TIK API 2

LA H AN P E R TA N IA N

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008

PETA KERAWAN AN KEBAKARAN HUTAN DI WILAYAH KEC. DUSUN SELATAN

KABUPATEN BARITO SELATAN

LAHAN PERTANIAN PERKEBUNAN RAKYAT

KETERANGA N

1. KALAHIEN 2. PEND A ASAM 3. TETEILANAN 4. MANGARIS

JML TITI K API 4

PERKEBUNAN RAKYAT HUTAN

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008

PETA KERAWANAN KEBAKARAN HUTAN DI WILAYAH KEC. DUSUN HILIR KABUPATEN BARITO SELATAN

KETERANGAN 1. SUNGAIJAYA 2. LEHAI LAHAN GAMBUT 3. BAKUTA

JML TITIK API 3

LA HAN GA MBU T

LA H AN GA M BU T

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008

P ETA KERAWANAN KEBAKAR AN HUTAN DI WILAYAH KEC. KARAU KUALA KABUPATEN BARITO SELATAN

K ETERAN GAN

TIDAK TERDAP AT

TITIK API

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008

PETA KERAWANAN KEBAKARAN HUTAN DI WILAYAH KEC. JENAMAS

KABUPATEN BARITO SELATAN

K ETERAN GAN

TIDAK TERDAP AT TITIK API

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008

PETA KERAWANAN KEBAKARAN HUTAN DI WILAYAH KEC. DUSUN UTARA

KABUPATEN BARITO SELATAN

LADANG LAHAN PERSAWAHAN PER K EB U NA N

KETERANGAN

• TAMPARAK

• HULU TAMPANG • SUNGAI TELANG

• DANAU BAMBORE

JML TITIK API 4 LAHAN PERTANIAN

PERSAWA HAN RAKYAT

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008

Foto-foto Kegiatan Pameran Hari Cinta Puspa dan Satwa nasional dan Hari Habitat di Kabupaten Barito Selatan.

Gbr. 1. Bupati Barito Selat an beserta I bu sedang berkunjung ke stand Pameran.

Gbr. 2. Bupati dan Wakil Bupati bes ert a Uns ur Muspida berf oto bersama di stand Pameran.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008

Gbr. 3. Stand Pes ert a Pam eran yang berisi berbagai m acam Tanaman Hias.

Gbr. 4. Stand ” Bodrex Orchid” y ang khusus memamerk an Anggrek Lokal Barito Selatan

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008

PETA LOKASI SURVEI BIODIVERSITY M AWAS

Madara

Lawang Kajang

Lawang Kajang 2

Karanen Lama

Karanen Baru

Tuanan

Bagantung

Bagantung Dalam

Purun

Blok AB

Lui

Ket eran gan : Survei tahun 2004 Survei tahun 2006 Survei tahun 2007

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barit o Selatan2008.

Diterbitkan Oleh : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selat an. Ala m at : Jalan T ug u N o. 02 Bu nt ok . * Telp. : ( 0525 ) - 22693 SLH BARSEL Fax. : ( 0525 ) - 22693 2008 Website: - Email : [email protected] o.id

TIM PENYUSUN : * Pe ng ar ah : BAHARUDIN LISA : Bupati Barito Selatan Drs. SUPRIADI, AS. : Kepala BLH Kabupaten Barito Selatan. * Narasumber : Drs. H. Burhan; Ir. Suzan A.W; Liharfin SK.SIP.MSi.; Drs. Yulibert Endy; M. Rayhani, SH. MM. * Pengumpul Data : Wilson, SE. MSi.; Drs. Rambang K. ; Anna Widy awati, SE.; * Pengolah dan Penyusun : Lamriana Sinaga, SP.; Yusep, SP.; Jay a H. B.Tayun, SH. * Pengetik : Swita Winarsih, SE.; Jhon Apriadi, SE.; Wawa Esa; Ufuk Timur, A.Md.KL.; Edie; Briantino.

Sumber Data dan Dokumentasi: BPS Kab. Barito Selat an; Dinas Kesehatan Kab. Bars el.; Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Bars el; Dinas Perhubungan Komunikas i dan Inf orm atik a Kab. Bars el; Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Barsel; Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Barsel; Dinas Perik anan dan Peternakan Kab. Barsel; Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Bars el; Dinas PU Kab. Barsel; Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Barsel; Dinas Pendapat an Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kab. Barsel; Dinas Pariwis ata dan Kebuday aan Kab. Barsel; PDAM Kab. Barsel; PLN Ranting Buntok C ab. K.Kapuas; Yayasan Penyelamat an Orang Utan BOS-MAWAS Kab. Barsel; Perpustak aan dan Ars ip D aerah Kab. Barsel.

Pen j el a san Co ver : Kawasan Konservasi Air Hitam di Sungai Puning Kec amatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan Prov insi Kalimantan Tengah.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Selatan 2008