Jurnal Sriwijaya Historia (2017), 1 (1): 11–18 11

SEJARAH PARTAI POLITIK DI PEMATANG SIANTAR (1927-1949) HISTORY OF POLITICAL PARTIES IN SIANTAR (1927-1949)

Junita Yosephine Sinurat Jurusan FIPPS Universitas Indraprasta PGRI Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan [email protected]

Abstrak Sedekah adat atau pembersih kampung dilakukan karena mengingat tingkat mistis yang masih sangat Lahirnya partai politik ditujukan pada terorganisasinya kekuatan rakyat untuk mengendalikan pemerintahan.Pembentukan organisasi sosial politik maupun partai politik di Pematang Siantar berawal dari ide – ide kaum pendatang dari Jawa. Dorongan untuk membentuk partai politik berkaitan dengan masalah kuli kontrak, pengambilalihan tanah – tanah penduduk oleh pihak perkebunan, rendahnya upah kuli perkebunan. Bersamaan dengan meningkatnya kontak dengan Jawa akibat perkembangan pesat jaringan transportasi dan komunikasi serta penyebaran bahasa , maka partai – partai politik yang ada di Jawa mulai membuka cabangnya di beberapa daerah, termasuk Pematang Siantar.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan sejarah partai politik di Pematang Siantar tahun 1927-1945. Penelitian ini menggunakan studi pustaka dengan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui buku – buku ilmiah, majalah, surat kabar, dan bahan – bahan tertulis lainnya mengenai sejarah partai politik. Untuk menganalisis data maka dilakukan beberapa tahapan yaitu menemukan sumber data dan informasi dari narasumber yang relevan dengan sejarah dan perkembangan partai politik di Pematang Siantar.

Kata Kunci: Sejarah, Partai Politik, Organisasi.

Abstract The emergence of a political party aimed organized the power of the people to control government. The formation of social organization and political and a political party in Pematang Siantar it started out of an idea of immigrants from Java. Encouragement form a political party pertaining to the matter porters contract, takeover land inhabitants as by the plantation, the low wages porters plantation. Along with an increase in contact with the rapid development Java transportation and communication and the Indonesian, the party political parties in Java start opening up its tributaries in some areas, including Pematang Siantar. This research aimed to see how historical development political parties in Pematang Siantar years 1927-1945. This research using the literature study with descriptive qualitative approach, namely the gathering of data obtained through scientific book, magazine, newspaper, and other written materials about the history of political party. To analyze data then done several phases namely find the the source of data and information from informants relevant to the history and development of a political party in Pematang Siantar.

Keyword: History, Political Parties, Organizations.

©Pendidikan Sejarah FKIP UM p–ISSN 2550–035X

Pendahuluan Saat zaman kerajaan Marpitu Pematang siantar merupakan kota berkuasa, kolonial Belanda sudah semakin terbesar kedua di Sumatera Utara setelah menancapkan kekuasaannya di Simalungun, kota . Sebelum proklamasi termasuk mempengaruhi Raja – Raja kemerdekaan republik Indonesia, Pematang simalungun agar mau tunduk kepada siantar merupakan daerah kerajaan Siantar. Belanda. Tentu saja, kehendak Belanda ini Pematang Siantar yang berkedudukan di mendapat perlawanan dari raja – raja Pulau Holing dan raja terakhir dari dinasti Simalungun. keturunan marga Damanik yaitu Tuan Masing – masing Kerajaan Marpitu Sangnawaluh Damanik, yang memegang itu adalah kerajaan Dolok Silou, kerajaan kekuasaan sebagai raja tahun 1906. Silimakuta, Kerajaan Purba, Kerajaan 12 Junita Yosephine Sinurat, Sejarah Partai Politik

Siantar, Kerajaan panei dan kerajaan Tanah pemuda-pemuda di Pematang Siantar. Jawa. Setiap kerajaan ini melaksanakan Nasionalisme diwujudkan dengan tugas pemerintahannya dipimpin seorang membentuk organisasi maupun partai Raja, dibantu Dewan Kerajaan yang disebut politik. Friedrich dalam Budiarjo (2000: Harajaan, yaitu semacam kabinet yang 161) menyatakan bahwa: “ Partai politik terdiri dari pembesar negeri. Kepada mereka adalah sekelompok manusia yang diberi gelar bervariasi menurut kebiasaan terorganisir secara stabil dengan tujuan masing – masing kerajaan. merebut atau mempertahankan penguasaan Kerajaan Siantar waktu itu sudah terhadap pemerintahan bagi pimpinan dipengaruhi kekuasaan Belanda, hingga partainya dan berdasarkan penguasaan ini akhirnya menandatangani Perjanjian Pendek memberikan anggota partainya kemanfaatan dengan Belanda ( Korte Verkalring). Namun yang bersifat idiil maupun materiil”. dari berbagai sumber sejarah Simalungun Perkembangan partai politik di diketahui, Sangnawaluh bukan pendiri negara–negara Barat seperti Inggris, Kerajaan Siantar tetapi penerus tahta Perancis, kegiatan Politik pada mulanya kerajaan, karena Sangnawaluh sudah dipusatkan pada kelompok- kelompok merupakan pewaris pendahulunya (ketujuh) politik dalam parlemen. Kegiatan ini mula- yang menjadi Raja Siantar pada tahun 1888. mula bersifat elitis dan aristokratis, Hal ini merujuk dari silsilah Kerajaan mempertahankan kepentingan kaum Siantar, diketahui rajanya secara berturut – bangsawan terhadap tuntutan Raja. Dengan turut adalah Raja Naihorsik – Raja Nai meluasnya hak pilih, kegiatan politik juga Halang – Raja Namartuah – Raja Mopir – berkembang di luar parlemen dengan Raja Sangnawaluh – Tuan Torialim (Tuan terbentuknya panitia-panitia pemilihan yang Marihat) dan Tuan Riahta Damanik (Tuan mengatur pengumpulan suara para Didamanik). pendukungnya menjelang masa pemilihan Kedua raja Siantar terakhir inilah umum. yang kemudian melakukan Perjanjian Oleh karena dirasa perlu Pendek dengan Belanda tanggal 16 Oktober memperoleh dukungan dari berbagai 1907. Sebenarnya dapat disebutkan, bahwa golongan masyarakat, kelompok politik sejak adanya perjanjian pendek antara Raja dalam parlemen lambat laun berusaha – Raja Simalungun dengan Belanda, mengembangkan organisasi massa, dan berakhir pulalah kekuasaan Raja – Raja di dengan demikian terjalinlah suatu hubungan Simalungun sekitar tahun 1907. Karena tetap antara kelompok- kelompok politik sebelumnya Kerajaan Panei, Raya, dalam parlemen dengan panitia pemilihan Silimakuta, Purba, Tanah Jawa, Dolok Silou yang memiliki paham dan kepentingan yang sudah lebih dulu menandatanganinya. sama, dan lahirlah partai politik (Rahman, Adapun isi perjanjian Pendek itu 2007: 101). antara lain: Raja harus mematuhi semua Partai dalam arti modern sebagai perintah dan peraturan Gubernur General, suatu organisasi massa yang berusaha untuk Raja harus mengakui memepengaruhi proses politik, merombak kerajaannya menjadi bagian kebijaksanaan dan mendidik para pemimpin kerajaan Hindia Belanda, Raja tidak boleh serta mengejar penambahan anggota, baru mengadakan hubungan dengan pihak asing, lahir sejak didirikan sarekat Islam pada Raja tidak memiliki wilayah laut dan pantai, tahun 1912. Sejak itulah partai dianggap struktur pemerintahan berlaku hukum adat menjadi wahana yang bisa di pakai untuk sepanjang tidak bertentangan dengan tujuan – tujuan nasionalis. Selang beberapa peradaban Belanda serta segala sesuatu bulan, lahir sebuah partai yang didirikan harus mendapatkan persetujuan Residen atau Douwes dekker guna menuntut kebebasan wakilnya. dari Hindia Belanda yaitu Indische Partij. Akibat dari perjanjian tersebut, Dua partai tersebut diperkirakan sebagai makin lemahnya kedudukan Raja – Raja cikal bakal semua partai politik dalam arti simalungun. Hal yang mengakibatkan yang sebenarnya di berbagai daerah. timbulnya perlawanan terhadap Belanda, dan juga mendorong rasa nasionalisme bagi Jurnal Sriwijaya Historia (2017), 1 (1): 11–18 13

Metode Penelitian administrasi yang menghubungkan daerah Metode penelitian yang digunakan pedalaman dengan daerah perkotaan. Di untuk kajian sejarah adalah metode library kota ini tidak hanya terdapat jaringan sarana research dengan pendekatan deskriptif transportasi dan komunikasi, tetapi juga dipenuhi oleh berbagai kaum pendatang dan kualitatif. Menurut Sugiono (2010: 13-14) ide-ide baru yang datang dari luar daerah metode penelitian kualitatif adalah metode Pematang Siantar. Ide-ide itu berasal dari penelitian yang berlandaskan pada filsafat Jawa. postpositivisme, obyek yang alamiah, Salah satu ide baru itu adalah penelitinya merupakan instrument kunci, pembentukan organisasi sosial politik pengambilan data dan sumber data secara maupun partai politik. Dorongan untuk purposive dan snowball, teknik membentuk partai politik berkaitan dengan masalah kuli kontrak, pengambilalihan tanah pengumpulan data dengan trianggulasi, – tanah penduduk oleh pihak perkebunan, analisis data bersifat induktif, dan hasil rendahnya upah kuli perkebunan. Bersamaan penelitian lebih bersifat makna bukan dengan meningkatnya kontak dengan Jawa generalisasi. akibat perkembangan pesat jaringan Dalam pengumpulan sumber data transportasi dan komunikasi serta primer, dilakukan melalui studi kepustakaan penyebaran Bahasa Indonesia, maka partai – pada Badan Perpustaan dan Arsip Daerah partai politik yang ada di Jawa mulai membuka cabangnya di beberapa daerah Pematang Siantar, Kantor Pemilihan Umum, Sumatera Timur, termasuk Pematang dan Perpustakaan Daerah Sumatera Utara. Siantar, antara lain: Dari beberapa tempat tersebut diharapkan diperoleh data tentang partai politik. Sumber a. Masa Penjajahan Belanda sekunder diperoleh dari hasil wawancara dengan narasumber yang dianggap mampu 1. Sarekat Islam Perjuangan menyuarakan pembelaan memberikan keterangan. terhadap penderitaan kuli kontrak di perkebunan kemudian dilakukan juga oleh Hasil dan Pembahasan Sarekat Islam. Cabang Sarekat Islam di Sumatera Timur dibentuk pada tahun 1913 A. Munculnya Partai Politik di di Medan dengan ketuanya Muhammad Pematang Siantar Samin, seorang guru dari Sumatera Barat yang kemudian terjun ke dunia journalistik. Berkembangnya kota-kota besar di Tokoh Sarekat Islam di Pematang Siantar Sumatera Timur sebagian besar dipengaruhi adalah H. Nur Said. Pada bulan November oleh semakin meluasnya jaringan birokrasi 1916, Sarekat Islam cabang Sumatera Timur pemerintahan dan perkembangan menerbitkan surat kabarnya “Benih kepentingan ekonomi perusahaan Merdeka” dengan semboyannya “Organ perkebunan. Controleur Belanda yang Menontoet Keadilan dan Kemerdekaan”. sempat berkedudukan di Perdagangan pada Koran Sarekat Islam ini menurut M. Said, tahun 1907 di pindahkan ke Pematang merupakan surat kabar pertama yang Siantar. Sejak itu kota Pematang Siantar menggunakan kata Merdeka. Di samping itu, mulai berkembang menjadi daerah yang oleh karena berada dibawah pengaruh banyak dikunjungi pendatang baru. Apalagi pemimpin – pemimpin politik, tidaklah dibukanya jalan - jalan baru ke luar daerah mengherankan apabila surat kabar itu lebih Simalungun, makin membuat banyak orang lantang dibandingkan surat kabar lainnya - orang berlomba- lomba hijrah ke daerah yang terbit di Sumatera Timur seperti Deli ini. Tahun - tahun berikutnya para pemodal Courant dan Penja Timoer dalam asing membuka lahan - lahan perkebunan di menyuarakan keresahan–keresahan daerah – daerah sekitar Pematang Siantar. masyarakat. Pematang Siantar merupakan penyaluran Melalui surat kabar inilah Sarekat berbagai hasil perkebunan dan juga pusat Islam mengangkat persoalan – persoalan 14 Junita Yosephine Sinurat, Sejarah Partai Politik seperti kebencian kepada poenale sanctie, dinyatakan sebagai partai terlarang di Hindia buruknya kondisi kuli – kuli dan rendahnya Belanda. Setelah tahun1945 PKI kembali upah buruh. lagi berorganisasi (Tim Khusus Perencanaan dan Pelaksana Pembangunan Tatengger di 2. PKI Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara, Partai Komunis Indonesia (PKI) 1996). cabang Sumatera Timur dibentuk tahun1922. Partai politik ini bersal dari 3. PNI sayap kiri Sarekat Islam atau Sarekat Islam Setelah PKI hancur, muncullah Merah yang telah dikeluarkan oleh ongres Partai Nasional Indonesia. PNI memberikan Sarekat Islam yang diadakan di satu periode penting dalam sejarah tahun 1921. Masuknya PKI ke Sumatera pergerakan politik di Sumatera Timur Timur membuat wajah pergerakan politik khususnya Siantar. Dikatakan demikian menjadi lebih radikal. Kekuatan partai ini karena dengan adanya PNI, muncul ideologi tidak hanya terletak pada kepiawaian dan nasionalis sekuler yang berdasarkan kepada keterampilan para tokoh-tokohnya tetapi persatuan Indonesia, menolak bekerjasama juga terletak pada program-programnya dengan pemerintahan kolonial dan berdiri yang langsung mengancam pemerintahan diatas kekuatan sendiri. Munculnya PNI di Belanda. Siantar tidak dapat dilepaskan dengan PKI yang didukung Barisan Tani aktivitas Mr. Iwa Kusuma Sumantri. Indonesia ini, segera mengambil alih Pada tahun 1930 mengikuti aktivitas Sarekat Islam di perkebunan – organisasi induknya di Jawa, PNI di Siantar perkebunan. PKI di Pematang Siantar dibubarkan menyusul ditangkap dan didirikan oleh Abdul Xarim M. S ( Mantan dipenjarakannya Soekarno dan beberapa wakil ketua PNI cabang Aceh ), beliau dewan pimpinan partai itu. Namun setelah menyatakan secara tegas bahwa PKI tokoh – tokoh PNI dipenjara, pada berpendirian radikal dan berupaya menyapu tahun1931 tokoh – tokoh lainnya seperti bersih semua kaki tangan musuh. Pernyataan Hatta dan Syahrir membentuk Partindo itu ia tujukan kepada para kaum bangsawan (Partai Indonesia). Banyak bekas – bekas yang tetap bekerjasama dengan musuh – pendukung PNI yang bergabung dengan musuh Republik. Dalam harian Soeloeh Partindo. Mereka dengan cepat mendirikan Merdeka, Xarim mengancam “semua cabang – cabang Partindo di kota – kota penghianat dan kaki tangan musuh akan seperti Siantar. Akan tetapi akibat tindakan dipotong lehernya”. Program PKI secara pemerintah Belanda yang sangat represif, nasional juga menekankan akan perlunya maka Partindo dengan cepat hancur dan revolusi sosial, termasuk melakukan membubarkan diri pada tahun 1936. Adam nasionalisasi dan pembagian tanah. Malik pernah menjadi ketua Partindo tahun Jadi perjuangan partai PKI dalam 1934 – 1935 di Siantar dan Medan. melawan Belanda dan Kerajaan mendapat dukungan, yaitu rakyat Siantar yang telah 4. Parindra dan Gerindo menjadi anggota partai tersebut. Raja –raja Cabang Parindra Sumatera Timur Simalungun memandang PKI sebagai dibentuk di Medan pada tahun 1935. Dua ancaman terbesar terhadap kekuasaan tahun kemudian dibentuk di Siantar. Pusat mereka. Di daerah Simalungun termasuk aktivitas partai di kota Medan, dan tokoh – Siantar pada tahun 1927 pengaruh komunis tokohnya ialah Sutan Noer Alamsyah, S. M telah meluas di masyarakat, sehingga Raja Tarigan, Mr. Loeat Siregar, Sugondo Siantar terpaksa melakukan kunjungan ke Kartoprodjo, Dr. Pirngadi. desa – desa dalam wilayah kekuasaannya Cabang Gerindo di Siantar berdiri untuk memburu pendukung komunis dan tahun 1938. Pada masa itu Gerindo secara menjelaskan kepada penduduk desa akan terang – terangan menyatakan sikap sebagai buruknya PKI. Pada bulan Juli 1927, antikolonial, anti Eropa, anti kapitalisme, pemerintah Belanda mengeluarkan peraturan menuntut kemerdekaan nasional dan yang melarang setiap pegawai pemerintah menuntut hak – hak tanah rakyat. Jumlah untuk memasuki PKI.Pada tahun 1927, PKI anggota Gerindo di Siantar sebanyak 37 Jurnal Sriwijaya Historia (2017), 1 (1): 11–18 15 orang. Meski jumlah anggotanya sangat ketua HKB, M.H Manullang kemudian sedikit, tetapi Gerindo mampu menjadi anggota HCB bahkan diangkat membangkitkan semangat nasionalisme. menjadi pendeta menjelang masa Sama seperti partai lainnya, Parindra dan kemerdekaan Indonesia (Simanjuntak, 2009: Gerindo juga mendapat tekanan keras dari 322). HCB disebut dengan partai 123, tetapi pemerintah Belanda. Dengan adanya perang HCB menolak disebut dengan partai politik. dunia kedua, situasi politik tidak Keinginan masuk menjadi anggota partai menguntungkan Belanda. Kesempatan ini politik masih hampir sama seperti saat dimanfaatkan oleh organisasi–organisasi sekarang, dimana seseorang memilih suatu politik di Indonesia untuk memperkuat diri. partai politik karena agama ataupun Gerindo dan Parindra di Sumatera Timur etnisitas. Walaupun setiap partai mempunyai membentuk Gabungan Politik Indonesia tujuan dan program untuk memperjuangkan (GAPI) pada bulan Oktober 1939. GAPI kemerdekaan dan kebebasan dari orang sering mengadakan rapat – rapat umum di asing, tetapi partai yang berbau agama dan Medan, , dan Siantar etnisitas mempunyai ketertarikan tersendiri untuk menuntut pada pemerintah Belanda bagi penduduk. agar membentuk dewan rakyat di Sumatera Timur dan sekaligus membangkitkan b. Masa Pendudukan Jepang semangat nasionalisme di kalangan Penduduk Siantar menyaksikan masyarakat. kedatangan Jepang dengan kagum dan heran karena kecerdasan akal Jepang dalam 5. Partai Politik Berbasis Agama menyiasati terputusnya jalan dari Sinaksak Kristen ke Siantar. Langkah selanjutnya yang Partai Politik Masehi merupakan dilakukan Jepang di awal kedatatangannya partai dengan azas kekristenan. Partai Politik ialah dengan membuka penjara Siantar dan Masehi Pematang Siantar adalah penjelmaan membebaskan seluruh orang – orang yang dari Perserikatan Christen Indonesia ditahan dan atau dihukum di tempat itu. (PERCHI) yang berdiri sebelum Perang Sejak kejadian itu rentetan peristiwa anarkis Dunia II di Pematang Siantar. Partai ini juga terjadi seperti penjarahan toko – toko dan bergabung dalam Partai Kristen Nasional gudang – gudang milik Belanda. Tentara yang kemudian diganti namanya menjadi jepang tidak peduli dengan hal tersebut yang Partai Kristen Indonesia (PARKINDO). berlangsung selama lebih dari 5 hari. Partai ini cukup dikenal terutama bagi Kondisi sosial ini memberikan tekanan penduduk siantar yang beragama Kristen. traumatis bagi penduduk. Anggota PARKINDO saat itu Setelah menjejakkkan kakinya di adalah penduduk yang beragama Kristen, bumi Indonesia, Jepang menggantikan dimana PARKINDO juga berbasis agama fungsi dan kedudukan Belanda, malahan Kristen, jadi sangat mudah merekrut anggota lebih kejam lagi. Kekejaman Jepang sebagai partai karena kesamaan agama. Selain penjajah terus berlanjut, kota Siantar PARKINDO ada juga salah satu yang berubah menjadi seperti kota mati. Gerakan disebut partai berazaskan kekristenan yaitu – gerakan massa secara terbuka yang HCB (saat ini dikenal juga dengan HKI), dilakukan selama masa pemerintahan Bala diperkirakan ini merupakan bentukan dari tentara Jepang dapat dikatakan tidak ada. HKB. HCB bukanlah bentukan dari Tuan Para pemuda pejuang lebih memilih gerakan Manullang yang merupakan pendiri bawah tanah dan penyiapan pasukan milisi organisasi politik HKB. Perjuangan politik sipil (Pranoto, 2001: 21-22). Tuan Manullang menginspirasi dalam Pada masa pendudukan Jepang pendirian kemandirian gereja HCB. partai politik dan segala aktivitas politik Hubungan HKB dengan HCB hanya dilarang, walaupun begitu partai Gerindo, bersifat moral berupa pengaruh perjuangan PNI masih beraktivitas secara sembunyi – HKB terhadap pembentukan opini orang sembunyi. Organisasi militer bentukan Toba khususnya untuk kemandirian Jepang dimanfaatkan oleh kaumpolitisi dan kemerdekaan, juga kesamaan pandangan Indonesia, termasuk Pematang Siantar untuk terhadap kekuasaan orang asing. Walapun tujuan Indonesia merdeka. 16 Junita Yosephine Sinurat, Sejarah Partai Politik

Dalam rangka mempersiapkan pedesaan diesbut dengan nama Nasionalais kemerdekaan, kader – kader Indonesia Pelopor Indonesia (Napindo), Muda, kader Gerindo, dan kader PNI milisi yang beroperasi di pegunungan bertemu untuk membicarakan persiapan di disebut Barisan Harimau Liar (BHL), toko Singapore pada akhir Juli 1945. Tokoh sedang yang bergerak di kawasan pantai – tokoh yang ikut rapat tersebut yaitu adalah satuan Nelayan Merdeka (BELA). Abdullah Sani(pegawai grivir Landraad Unit – unit kesatuan Napindo di Simalungun), Abdullah Yusufdari kampong daerah disebut dengan resimen, untuk Tomuan, Hasan Samosir dari kampong kawasan Siantar/ Simalungun disebut Kristen, Pertamen Nainggolan dari kampong dengan Resimen Benteng yang Melayu, Basyruddin, Guru Umbar dari berkedudukan di Bahkapul.Kemudian Bahkapul, A. firman Lubis dari Kampung dibentuk Komite Nasional Indonesia (KNI) Banten, dan Anwar Malik ‘Faroka’ Lubis pada tanggal 2 Oktober 1945. Pada tanggal dari Timbang Galung. Selain itu ada juga 29 Desember 1945 Pemerintah Republik Mahmud Halim, A, Manan Eyanur, A. E Indonesia mengangkat Mr. T. M. Hassan Saragih Ras dari Tigaras, A. Julan Purba sebagai Gubernur Sumatera, sedangkan dari Pematang Raya dan Jantogam Damanik sebagai Residen Sumatera Timur dipilih M. dari Panei Tongah. Dari pembicaraan itu Jusuf. dihasilkan bahwa, “ Kader – kader Indonesia Pada tanggal 3 November 1945 Muda, kader Gerindo dan kader PNI harus Pemerintah Pusat mengeluarkan maklumat berani mengambil resiko, mempersiapkan mengenai pembentukan partai – partai. diri, membantu semacam pasukan bersenjata Dengan demikian bermunculanlah partai – untuk kemerdekaan. partai baru seperti: Partai Sosialis Indonesia (PSI), Partai Buruh Indonesia (PBI) dan c. Masa Proklamasi kekuatan sosial lainnya yang bertujuan Pada tanggal 17 Agustus 1945 untuk memerdekakan bangsa Indonesia. merupakan hari kemerdekaan Indonesia, Partai – partai berjuang secara politis dan berita tersebut disambut gembira seluruh fisik dengan barisan bersenjata (laskar), masyarakat. Berita Proklamasi di misalnya PNI dengan laskarnya disebut kumandangkan di Medan dan sampai ke NAPINDO (Nasional Pelopor Indonesia), Pematang Siantar pada akhir September dan Partai PSI dengan laskarnya PESINDO awal Oktober 1945. Pada akhir September (Pemuda Sosialis Indonesia), Masyumi 1945, setelah proklamasi bergaung di dengan laskarnya Barisan Merah. Pematang Siantar, kader – kader Indonesia Pertumbuhan partai – partai beserta Muda/ Gerindo mengadakan pertemuan laskarnya itu mempunyai pengaruh yang lanjutan bertempat di Toko Singapore. sangat besar pula di setiap daerah. Di dalam toko/ kedai telah hadir PKI merupakan partai yang sudah Abdullah Yusuf dari Tomuan, Hasan ada sebelum proklamasi kemerdekaan di Samosir dari kampung Kristen, Basyruddin Pematang Siantar, partai ini kembali aktif dari kampung Melayu, Guru Umbar dari sejak tahun 1945 (Soeloeh Merdeka, 8-9 Bahkapul, Abdullah Sani dan A. Firman April 1946). Pada tahun 1946, di Sumatera Lubis dari kampung Banten, Anwar Malik Timur suhu politik semakin memanas karena dari Timbang Galung, dan A. E Saragih Ras. adanya pertentangan berbagai golongan. Pertemuan tersebut membahas upaya Misalnya antara modal asing dengan buruh membangun fokus pergerakan dan (kuli), Raja – raja dengan rakyat. Demikian organisasi perjuangan kader – kader PNI pula adanya saling berebutan kekuasaan Pematang Siantar/Simalungun dalam diantara partai – partai. Kemudian timbul mempertahankan kemerdekaan. Kemudian pula pernyataan – pernyataan untuk disepakati untuk menindaklanjuti menghapuskan Swapraja (Sultan, Raja): “ pengorganisasian baru yang dilakukan kikis habis feodalisme sampai keakar – aktivis PNI di Sumatera Utara, yakni akarnya”. membangun milisi perjuangan (lasykar Oleh karena pernyataan – rakyat). Milisi yang berbasis perkotaan dan pernyataan dan desakan berbagai golongan dan aliran partai, maka KNI Sumatera Timur Jurnal Sriwijaya Historia (2017), 1 (1): 11–18 17 bulan Januari 1946 mengajak para Swapraja nasionalis, memandang bahwa tuntutan membicarakan masalah tersebut, yaitu material akan terpenuhi dengan keinginan rakyat untuk merubah system menghancurkan hak–hak istimewa kerajaan. pemerintahan kedalam demokrasi sesuai Penghancuran kerajaan menjanjikan dengan isi Proklamasi. Pihak Swapraja memperoleh tanah, uang, perhiasaan dan menjanjikan akan memikirkan dan bahan–bahan lainnya. melaksanakan apa yang di tuntut dari mereka. Kesimpulan Selama bulan Januari 1946, ketegangan antara partai – partai dengan Dalam kurun waktu 1927 – 1949, pihak Swapraja semakin meningkat. Pihak berbagai partai politik yang muncul, antara swapraja menunjukkan sikap pendirian yang lain sebagai berikut: tidak tetap dan sangat lambat dalam prakteknya untuk memenuhi janji mereka 1. Pembentukan organisasi sosial politik kepada pemerintah pada saat pertemuan maupun partai politik di pematang bulan Januari tersebut tidak lain adalah demi Siantar berasal dari ide – ide dari Jawa kepentingan mereka sendiri (Biro Sejarah Prima, 1976: 292). atau para pendatang. Dorongan untuk Pada tanggal 3 februari 1946 membentuk partai politik berkaitan diadakanlah penemuan kembali antara pihak dengan masalah kuli kontrak, Swapraja dengan pihak Pemerintah pengambilalihan tanah – tanah penduduk Sumatera Timur. Pertemuan itu dipimpin oleh pihak perkebunan, rendahnya upah oleh ketua KNI Mr. Luat Siregar. Dalam kuli perkebunan. pertemuan itu dibicarakan kembali keadaan dan situasi pemerintahan Republik Indonesia 2. Perkembangan partai politik di Pematang dengan memperingatkan posisi serta janji Siantar sebelum kemerdekaan dibagi swapraja yang sudah diucapkan pada pertemuan Januari 1946. menjadi masa penjajahan Belanda dan Ternyata pihak swapraja belum pendudukan Jepang. Pada masa menyatakan kesediaan untuk melepaskan penjajahan Belanda dapat dilihat dari haknya sebagai swapraja, mereka berjanji cukup banyaknya partai yang ada seperti; akan menyanggupi pelaksanaan kedaulatan. Sarekat Islam, PKI, PNI, PARTINDO, Setelah pertemuan bulan Februari 1946 PARINDRA, GERINDO, GAPI dan berlangsung pula rapat khusus antara para pemimpin partai PNI, PESINDO dan PKI PARKINDO. Pada masa pendudukan dengan beberapa Residen yang sepaham Jepang, organisasi atau partai politik pembicaraan mengenai penguasa swapraja dilarang, walaupun begitu Gerindo dan yang tidak mendukung proklamasi dan PNI masih bergerak secara sembunyi – perjuangan, bahkan cenderung menerima sembunyi. kedatangan Belanda kembali dengan membentuk Commite Van Ontvangest REFERENSI (CVO) hanya karena benda dan kedudukan (Anthoni Reid, 1978: 82 ). Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Selama bulan Januari dan Februari Penelitian Suatu Pendekatan 1946, aktifitas para pemimpin politik PKI, Praktek.Jakarta:Rineka Cipta. Masyumi, Pesindo, Parki, dan Lasykar Rakyat telah berhasil mengarahkan BPS. Pematang Siantar dalam Angka perhatian publik (masyarakat) terhadap hak– (PematangSiantar : BPS, 2008). hak istimewa kerajaan, Cina, Eropa, pegawai sipil colonial, dan pengusaha Budiarjo, Miriam. 2000. Dasar – Dasar onderneming. Dalam kondisi kekacauan Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia ekonomi dan semangat nasionalisme yang Pustaka Utama. meluap – luap itu, para pemuda, buruh kebun, lasykar rakyat dan kaum politisi 18 Junita Yosephine Sinurat, Sejarah Partai Politik

Pranoto, Drs. H Tukidjan. 2001.Tetes Embun di BumiSimalungun.

Rahman H. I, A. 2007. Sistem Politik Indonesia. : Graha Ilmu.

Reid, Anthony. 1978. Perjuangan Rakyat: Revolusi dan Hancurnya Kerajaan di Sumatera. Jakarta: Sinar Harapan.

Sugiono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. : Alfa Beta.

Simanjuntak, BAS. 2009. Konflik Status danKekuasaan Orang Batak Toba. Jakarta: Obor Indonesia.

Tim KhususPerencanaan Dan Pelaksana Pembangunan Tatengger Di Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara. 1995. Perjuangan Menegakkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia Di Sumatera Utara ( 1945 – 1949 ).