ISLAMISASI DAN DAKWAH ALKHAIRAAT DALAM MASYARAKAT MAJEMUK DI KOTA MANADO TAHUN 1947-1960

Lisa Aisyiah Rasyid IAIN Manado

Abstrak Penelitian ini berusaha menjelaskan proses Islamisasi di Manado di mana dakwah Alkhairaat sebagai objeknya, karena dianggap memiliki peran penting dalam proses Islamisasi tersebut, terutama dalam mengimbangi dan membendung arus missionaris pada masa kolonial. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang dibatasi dari dakwah Akhairaat mulai menjamur dan turut mewarnai semaraknya penggunaan ruang tahun 1947-1960. Pembatasan ini dikarenakan pada tahun 1947 pendidikan dan didirikannya Alkhairaat, yang terletak di Komo Luar, sebagai pesantren di Manado pascakolonial. Pada tahun 1960, dakwah Alkhairaat semakin terlihat dengan pertama di Manado. Penggunaan metode sejarah: heuristik, verifikasi, interpretasi dan karya ilmiah yang bersifat sejarah kritis. Hasil penelitian kemudian menunjukkan proses historiografi, tentunya menjadi keharusan dalam penelitian ini guna mendapatkan Islamisasi dan perkembangan Islam di Manado pada pertengahan abad ke-20, tidak terlepas dari peran penting Alkhairaat di bidang dakwah dan pendidikan. Sejak tahun berdirilah pesantren Alkhairaat pertama di Komo Luar Manado. Pada rentan waktu 1947 mcgf eadrasah Alkhairaat telah menjamur di Manado, hingga pada tahun 1960 yang bersamaan juga terjadi perubahan sosial-budaya masyarakat Islam Manado yang menonjolkan sikap tawasuth (moderat), tasammuh (toleransi), tawazzun (seimbang), dan ta’addul (adil), yang kesemuanya mencerminkan nilai-nilai agama. Kata Kunci: Islamisasi, dakwah Alkhairaat, masyarakat majemuk, Kota Manado

Islamization and Al-Khairat Da’wah in Compound Society in the city of Manado between 1947-1960 This research tries to explain the process of Islamization in Manado where the Alkhairaat Da’wah as the object, as it is viewed to have important role in the process, especially to offset and stem the missionary during the colonial era. This research is a historical one

21 JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 2, Nomor 1, Juni 2017

limited to the 1947-1960 period of time. The limitation is due to the fact that in 1947, the Alkhairat education and da’wah started blossoming and put color in public spaces in the postcolonial Manado. In 1960, the Alkhairaat da’wah became more visible for the establishment of their pesantren located in Komo Luar as the first pesantren in Manado. Heuristics, verification, interpretation, and historiography are essential methods in order to achieve a critical history. The research finding then shows that Islamization process and Islamic progress in Manado in mid 20 AD can be separated from the important role of Alkhairaat in da’wah and education. In the same period of time, Socio-cultural changes occur among Islamic society in Manado that promote views of tawasuth (moderat) tasammuh (tolerant), tawazzun (balance), and taaddul (fair) which reflect the religion views. Keywords: the Alkhairaat da’wah, Ccompound society, the City of Manado

A. Pendahuluan di Manado. Gerakan Alkhairaat di bidang dakwah memiliki kontribusi yang sangat Dalam proses Islamisasi, dakwah meru- besar, terutama terhadap masyarakat di pakan kegiatan menyampaikan agama Islam wilayah Kota Manado dalam mengimbangi dari seseorang kepada orang lain1 dengan dan membendung arus missionaris pada tujuan untuk mengubah individu dan masa kolonial. masyarakat ke arah kehidupan yang lebih Pada masa itu, selain menjadi pusat baik. Tujuan dakwah demikian sesuai dengan administrasi pemerintahan, Manado juga tujuan komunikasi persuasif, yakni adanya merupakan pintu masuk pertama dan salah perubahan situasi orang lain atau mengubah/ satu pusat pengembangan Kristen ke pelosok mempengaruhi kepercayaan, sikap, dan peri- Minahasa dan sekitarnya.3 Sehingga tidak laku seseorang sehingga bertindak sesuai heran jika mayoritas penduduk di kota ini dengan apa yang diharapkan oleh komu ni- adalah penganut agama Kristen, yang terus kator.2 Secara historis, hal ini juga telah dicapai mengalami perkembangan dan perbaikan baik Rasullah saw dalam melaksanakan dakwah dari segi ritual maupun sarana dan prasarana ilallah kepada segenap umat manusia, pada yang menunjang kegiatan keagamaannya. periode awal Islamisasi. Sementara umat Islam tergolong minoritas Dakwah Islam dalam sejarahnya dengan pemahaman agama yang saat itu dijelaskan Rasulullah tidak bersifat agresif, masih minim karena kurangnya pendidikan yakni seolah-olah orang harus bisa masuk dan pengajaran Islam secara intens dan terus- Islam. Berdakwah bukan berarti memaksa, menerus. karena Islam bukan agama paksaan. Islam Realitas keberagamaan yang tidak se- adalah agama yang benar, sedangkan yang im bang itu, rupanya mengundang kekha wa- benar dan salah adalah jelas perbedaannya. tiran Sayyid Idrus bin Salim Aljufriy, Dakwah yang demikian, juga nampak selanjutnya disebutnya Guru Tua. Karenanya dalam gerakan dakwah organisasi Alkhairaat pada tahun 1935, Guru Tua mengutus 1 M. Ali Aziz, Ilmu Dakwah 10 beberapa orang santrinya yang telah tamat (Jakarta: Prenada Media, 2004), hlm. 2 Asep Syamsul M. Romli, Komunikasi Dakwah: Pendekatan Praktis 3 Basri Amin, Islam di Utara Sulawesi: Sejarah, Tradisi dan Dinamikanya

(Bandung: Mizan, 2014), h. 14 (Jakarta: Gramedia, 2005), hlm. 58 22 ISLAMISASI DAKWAH ALKHAIRAAT DALAM MASYARAKAT MAJEMUK .... -- Lisa Aisyiah Rasyid untuk berdakwah di Manado. Perkembangan saja dari kajian yang mengambil fakta sosial.5 dakwah Alkhairaat hingga ke wilayah ini, Secara lebih jelas Hect mengatakan bahwa telah banyak memberikan kontribusi kepada pembahasan aspek-aspek tertentu, terutama masyarakat Muslim di Manado. Hingga pada yang non-politik, sudah cukup memadai untuk dapat disebut sebagai sejarah sosial. di Manado telah turut mewarnai semaraknya Progres kehidupan sosial-keagamaan6 tahun 1947, pendidikan dan dakwah Alkhairaat penggunaan ruang oleh masyarakat Muslim masyarakat majemuk di Manado merupakan pascakolonial. Sebelumnya telah hadir pula fakta sosial yang menjadi fokus penelitian ini gerakan sosial organisasi Islam di Manado, dengan mengaitkannya pada dakwah Islam seperti Serikat Islam (SI) tahun 1920 dan Alkhairaat. Penegasan kata dakwah Alkhairaat SI dan , ketiganya berupaya dalam penelitian ini dimaksudkan untuk Muhammadiyah tahun 1934. Baik Alkhairaat, untuk mengimbangi arus missionaris Kristen terutama oleh lembaga pendidikan mempengaruhi” dalam proses Islamisasi, meng kaji tentang dakwah sebagai “aktivitas zending yang sudah berlangsung sejak masa Kolonial Belanda. Terbukti SI mendirikan bukan dakwah sebagai “disiplin ilmu penge- sekolah Yayasan4 Cokroaminoto tahun dakwah merupakan proses rekayasa sosial ta huan”. Karena secara substansial filosofis, menuju tatanan masyarakat ideal sesuai dengan pesan-pesan Tuhan. Adapun konsep 1926, Muhammadiyah mendirikan sekolah masyarakat yang dimaksudkan7 dalam pene- Muhammadiyah tahun 1937, dan Alkhairaat di Kampung Islam. litian adalah masyarakat majemuk. Clifford mendirikan Madrasah Alkhairaat tahun 1947 Penulis dalam melakukan kajian terhadap proses Islamisasi dan dakwah Alkhairaat sebagai masyarakat yang terbagi dalam sub- Geertz mendefinisikan masyarakat majemuk ini menggunakan pendekatan sejarah- subsistem yang kurang lebih berdiri sendiri- sosial, yang dimaksudkan untuk melakukan sendiri, di mana masing-masing sub sistem eksplanasi sejarah terhadap gerakan terikat oleh ikatan-ikatan yang bersifat dakwah Alkhairaat yang terindikasi mampu primordial. membawa progres terhadap kehidupan Berdasarkan8 beberapa teori di atas, sosial-keagamaan masya rakat majemuk di menunjukkan bahwa sasaran utama dakwah Manado dengan latar belakang yang berbeda adalah perubahan sosial. Dakwah Islam dan etnosentris. Kajian sejarah sosial ini, Alkhairaat sebagai agent of change bagi hanya dibatasi pada sejarah gerakan sosial- masyarakat Manado, berupaya memberikan keagamaan yakni dakwah dan bukan dalam perubahan nilai serta arah dan corak ideal bentuk sejarah total. Karena sebagaimana 5 Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah dikatakan Kuntowijoyo, sejarah sosial dapat , Edisi Kedua (Yogyakarta: pula mengambil tema tertentu dengan Lembaga Tiara Wacana, 2003), hlm. 75 6 Pendidikan Al-Khairiyah di Banten (1916-1942): Pendekatan spesialisasi mengenai hal-hal yang sebagian Dikutip dari sebuah “Makalah Disertasi” oleh Maftuh, Sejarah Sosial hlm. 21 (Yogyakarta: PPS UIN Su-Ka Yogyakarta, 2015), 4 Nederlands Zending Genootschap Indische Siti Uswatun Khasanah, Berdakwah dengan Jalan Debat Antara Ada dua lembaga Kristen yang bertugas saat itu, yaitu: Kerk 7 Muslim dan Non Muslim (NZG) tahun 1829 dan Penggunaan Ruang di Manado, dari Kolonial ke Pasca Kolonial, (IK) tahun 1876. Ilham, “Agama, Perubahan Sosial dan (Yogyakarta: STAIN Purwokerto Press & dalam www.geocities.ws/konferensinasionalsejarah/ilham.pdf. Nasikun, Sistem Sosial 8 Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 3 , Cet. Ke-12 (Jakarta: PT. Raja diakses tanggal 19 Maret 2016. Grafindo Persada, 2003), hlm. 33 23 JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 2, Nomor 1, Juni 2017 tatanan masyarakat baru yang sesuai dengan benar-benar tampak ada hubungan antara tujuan dakwah Islam. Hal ini mengindikasikan pengembangan masyarakat yang dilakukan adanya perubahan sosial yang sifatnya evolusi oleh Alkhairaat melalui dakwahnya dengan (dari yang sederhana ke yang kompleks). perubahan sosial masyarakat Muslim di Teori ini lebih dikenal dengan istilah teori Manado. Keempat, 9 yang menurut penafsiran dan penyajian hasil analisis adalah historiografi yaitu ungkapan spencer sendiri, perubahan “Evolusi Model Spencer” digunakan untuk mengangkat dan fakta-fakta sejarah di lapangan. Historiografi menguraikan makna dari gerakan dakwah dari “homogenitas yang tidak koheren” ke Sebagaimana telah disinggung di atas, Alkhairaat sebagai sebuah proses Islamisasi “heterogenitas koheren”. kajian ini merupakan salah satu kajian dalam rangka mengembangkan kualitas dan sejarah sosial dengan penggunaan metode kuantitas umat Islam, sekaligus membendung sejarah. Pertama, heuristik sebagai proses arus kristenisasi di Manado. pengumpulan data primer dan data sekunder. Berdasarkan eksplanasi historis di atas, Sumber primer dalam konteks kajian ini maka penting kiranya untuk mengkaji lebih mengacu pada data yang menunjukkan lanjut hal-hal terkait dakwah Alkhairaat dan aktivitas keagamaan masyarakat muslim kontribusinya dalam perkembangan Islam di Manado, dan dakwah Alkhairaat pada tahun Manado. Berbagai hal dimaksud mencakup permasalahan tentang bagaimana struktur dalam penelitian ini mencakup semua kehidupan sosial-keagamaan masyarakat 1947-1960. Sedangkan sumber sekunder sumber kepustakaan baik buku, jurnal, koran, Islam di Manado, apa strategi dakwah dan hasil penelitian lain yang relevan dengan Alkhairaat terhadap masyarakat tersebut, objek kajian. kemudian adakah progress yang terlihat Kedua, setelah mereka menerima dan terbuka tahap ini, peneliti menguji kebenaran dengan dakwah Islam yang dibawa oleh kritik (verifikasi) sumber. Pada dan ketepatan (akurasi) dari data yang Alkhairaat. berkaitan dengan proses Islamisasi dan dakwah Alkhairaat di Manado, agar nampak B. Potret Sosial Budaya Masyarakat hubungan antara proses Islamisasi, dengan Manado Pertengahan Abad XX perjuangan dakwah Alkhairaat di Manado Sebagai ibukota provinsi Sulawesi Utara, Ketiga, adalah Manado dikenal oleh masyarakat luas sebagai interpretasi dengan cara menganalisis fakta pada tahun 1947-1960. kota religius, negeri yang diberkati. Meskipun sejarah. Penelitian ini termasuk kategori demikian, Manado masih menyimpan bom 10 penelitian kualitatif eksplanatif, yakni suatu 11 Agama penelitian yang berusaha melihat hubungan yang dianut masyarakat kota Manado adalah waktu, yakni “gaya hidup hedonis”. di antara data (kualitatif) yang dikumpulkan. Kristen Protestan, Katolik, Islam, Hindu, dan Kemudian dilakukan eksplanasi sehingga 11 orang mabuk, pelacuran, jalur beredar narkoba/ekstasi, Gaya hidup hedonis yang dimaksud, di antaranya: semarak 9 Peter Burke, Sejarah dan Teori Sosial pembunuhan hanya alasan sepele, perceraian, broken home, kumpul kebo, politik uang dianggap biasa-biasa saja, pergaulan , Cet. Ke-2 (Jakarta: Yayasan 10 Lihat Heribertus Sutopo, Pengantar Penelitian Kualitatif, Dasar- Obor Indonesia, 2003), hlm. 198 dasar Teoritis dan Praktis Hidup Prahara Karakter Kota Manado”, Jurnal LPPM Bidang bebas, berfoya-foya, dan sebagainya. Benedicta J. Mokalu, “Gaya Ekososbudkum (Surakarta: Pusat Penelitian UNS, 1988), hlm. 16. , Volume 1 Nomor 1 Tahun 2014, hlm. 41. 24 ISLAMISASI DAKWAH ALKHAIRAAT DALAM MASYARAKAT MAJEMUK .... -- Lisa Aisyiah Rasyid

Budha. Namun mayoritas adalah penganut rong banyaknya migrasi dari berbagai daerah agama Kristen Protestan dan Katolik. dengan berbagai kepentingan. Sejak saat Belakangan kota ini dikenal dan digaungkan itulah warga kota yang beragama Islam terus sebagai daerah miniatur kerukunan umat meningkat pesat, seiring dengan menguatnya beragama di Indonesia.12 Namun sebelumnya pengaruh kelompok Islam di bidang sosial tidaklah demikian hingga berakhirnya masa politik. Pertambahan penduduk beragama kolonial.13 Islam pun menyebar ke berbagai bagian Lahirnya berbagai gerakan sosial kota. Pusat-pusat ekonomi dan beberapa organisasi Islam di Manado, serta perkampungan baru, menjadi alternatif Hengkangnya kolonial, telah membawa pemukiman. pengaruh berlangsungnya proses perubahan 16 sosial budaya masyarakat Manado. Pada memperlihatkan jumlah persentase Kristen Data penduduk hingga tahun 1970 aspek keagamaan misalnya, dominasi Kristen Protestan yang terjadi masa kolonial bergeser Protestan 62.10% diikuti Islam 31.30%, Meningkatnya jumlah umat Islam di Manado, Katolik 5.02% dan sedikit Budha dan Hindu. terbuka untuk agama lain terutama Islam. berdampak pada peningkatan penggunaan dengan terciptanya “ruang” yang lebih Pascakolonial, aktivitas keagamaan lebih ruang untuk sarana peribadatan seperti masjid dan mushalah. dalam arti menvisualisasikannya dalam Pada aspek pendidikan,17 yayasan pen- menekankan aspek “kualitas” beragama simbol agama, baik itu ritual keagamaan, di di kan Islam seperti Muhammadiyah dan tempat ibadah, maupun aktivitas sosial Cokroaminoto, telah mewarnai proses lainnya. pendidikan di Manado. Tetapi keduanya lebih keagamaan14 Islam seperti perayaan Maulid banyak memusatkan perhatiannya pada Sejak tahun 1957, kegiatan ritual Nabi, mulai ramai dilaksanakan. Pada tahun sekolah-sekolah umum, sebagai imbangan tersebut, perayaan Maulid Nabi ramai terhadap misi dan zending yang bertebaran di seluruh pelosok Manado. Sementara per- kampung Arab, dan Sario.15 hati annya terhadap pesantren dan madrasah- dilaksanakan di bioskop “Majestik” Manado, Penggunaan ruang untuk pihak Islam madrasah yang Diniyyah, hampir tidak terlihat lebih luas lagi sejak Peristiwa terlihat. Permesta (Perlawanan Rakyat Semesta) tahun Pertumbuhan18 madrasah-madrasah Diniyah di Manado baru terlihat pada per- kan ke Manado, baik militer mau pun tenaga tengahan abad ke-20, ketika Lembaga 1958. Banyaknya orang “pusat” yang ditugas- administrasi pemerintahan sehubungan Pendidikan Islam Alkhairaat mulai memasuki dengan penanganan Permesta, hal ini mendo- Alkhairaat yang pertama di Kampung Arab, 12 Sulawesi Utara. Tahun 1947 berdiri Madrasah Nono Stevano Agustinus Sumampouw, “Menyatukan dan Manado”, Tesis Memecah Belah: Wacana dan Praktek Identitas Sosial Orang pertama di Girian Bawah, Minahasa. Kemudian 2013), hlm. 1. (Yogyakarta: PPS Fakultas Ilmu Budaya UGM, Manado. Lalu Tahun 1948 dibangun Madrasah 13 Sejarah Kota Manado 1945-1979 Manado, dari Kolonial ke Pasca Kolonial”, dalam www.geocities. 16 Ilham, “Agama, Perubahan Sosial dan Penggunaan Ruang di F.E.W. Parengkuan, et al., ws/konferensinasionalsejarah/ilham.pdf, diakses tanggal 19 Laporan Bimas Islam Kementrian Agama Kota Manado. (Jakarta: Depdikbud, 1986), hlm. 30. 17 Ibid. 18 Maret 2016. Hadat L.A., “Sejarah Islam di Sulawesi Utara- Part 4”, dalam 1415 Ibid. http://artfalsafah.blogspot.co.id/2013/05/html, diakses tanggal 30 Mei 2016. 25 JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 2, Nomor 1, Juni 2017

keaga maan masyarakat Muslim di Manado, Bolaang Mongondow, di Jambusarang-Bolang me lalui pendekatan evolusioner daripada tahun 1949 berdiri Madrasah pertama di Itang. Sebelumnya, Madrasah Alkhairaat juga pendekatan revolusioner yang radikal, telah didirikan di Kabupaten Gorontalo, di membuat keberadaan dakwah Alkhairaat Desa Lemito-Popayato.19 pada pertengahan abad XX diterima secara antusias baik oleh kalangan Arab maupun sebuah pesantren di Kampung Komo. Sejak pribumi, meskipun saat itu kota Manado Tahun 1960, Alkhairaat mendirikan saat itu, pembangunan pesantren di Manado masih berada dalam bayang-bayang dominasi missionaris. Terbukti ketika Alkhairaat mendirikan sebuah madrasah pada tahun mulai menjamur. Tercatat hingga tahun 1996, yang masih lestari hingga saat ini. Dapat Manado telah memiliki 4 jumlah pesantren dikatakan, gerakan keagamaan Alkhairaat berpartisipasi baik secara moril maupun 1947 di Kampung Arab, masyarakat turut pada pertengahan abad XX semakin menambah materil.21 Bahkan pembangunan pesantren semarak dan mempercepat pertumbuhan dan perkembangan Islam yang tidak saja di Kota bantuan masyarakat, mulai dari bangunan, Alkhairaat (1960) Komo pun, semua atas Manado dan sekitarnya, bahkan sampai ke hingga tanah tempat berdirinya pesantren pelosok-pelosok dan daerah-daerah Sulawesi tersebut, merupakan waqaf dari masyarakat.22 Utara pada umumnya. Tampaknya, keberadaan madrasah dan pesantren Alkhairaat di Manado C. Gerakan Dakwah Alkhairaat di pada saat itu, selain dimaksudkan untuk Manado pencerahan umat, juga untuk mengimbangi Jika menilik potret dan corak kebera ga- dan membendung arus missionaris Kristen, supaya tidak mendominasi peta dakwah Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara (Manado), di wilayah tersebut. Dengan demikian maan dari beberapa provinsi seperti: Sulawesi Maluku, Maluku Utara dan Papua, tidak bisa keberadaan Alkhairaat tidak dimaksudkan dipisahkan dari pengaruh dakwah Guru untuk menyaingi missionaris Kristen saat Tua dan diaspora dari ratusan murid yang itu. Sehingga tidak heran jika Alkhairaat tersebar pada wilayah-wilayah tersebut.20 dalam aktivitas dakwahnya, hingga saat Alkhairaat, dalam aktivitas dakwahnya ini, hampir tidak ditemukan benturan atau Abna’ al- 23 NU sebagai partner-nya – tapi progresif Khairaat dan keluarga besar Alkhairaat berafiliasi kepada mazhab Sunni – dengankonflik antarumat Kristen dengan dalam merespon problematika sosial politik 21 Agama Komda Manado / Kepsek MI Alkhairaat Kampung Arab), keagamaan dan kebangsaan. Karenanya, Wawancara dengan Mashar Kinontoa (Seksi Bidang Pendidikan di Rumah, Jl. Cokroaminoto Kompleks SMA Alkhairaat Kampung nilai-nilai Islam yang disampaikan adalah Arab, berdasarkan ideologi Sunni. 22 Ibid. Tuminting, Manado, Tanggal 24 Februari 2016. 23 Kecenderungan dakwah Alkhairaat yang Abnaul Khairaat yakni anak-anak yang lahir dari Alkhairaat. Dalam secara harfiah berarti anak-anak Alkhairaat, berorientasi pada perbaikan kehidupan perkembangannya, istilah ini kemudian diartikan sebagai pengikut Alkhairaat, baik pengurus, anggota, maupun para 19 lulusan madrasah-madrasah dan angggota majelis taklim Alkhairaat Sulut dan Mantan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Wawancara dengan KH. Sofyan Lahilote (Mantan Komwil Manado), di Rumah, Jln. Manguni 2 Kompleks Masjid Al-Djufri, dengan Zubair Lakawa (Pimpinan Pondok Pesantren Alkhairaat Alkhairaat, atau bahkan simpatisan Alkhairaat. Wawancara Mapanget Barat-Manado), di Kantor Madrasah Aliyah Ponpes 20 Ibid., hlm. 215 Alkhairaat Mapanget Barat, Jl. Koka, Mapanget Barat, Kota Malendeng, Tikala, Manado, Tanggal 6 Maret 2016.

26 ISLAMISASI DAKWAH ALKHAIRAAT DALAM MASYARAKAT MAJEMUK .... -- Lisa Aisyiah Rasyid secara keseluruhan. mereka yang pindah agama (Islam) karena Dakwah Alkhairaat yang selalu berpegang hidayah maupun karena pernikahan dengan pada prinsip-prinsip moderat dan toleran, seorang Muslim. Sebagian besar dari mereka, membuat masyarakat di Manado yang mencari penghidupan dari pohon aren majemuk itu bersikap transparan dan antusias atau dalam bahasa melayu Manado dikenal dalam menerima dan mengimplementasikan apa yang telah disampaikan. Hal ini bisa pohon ini diolah menjadi minuman keras dengan sebutan “pohon saguer”. Buah dari terlihat pada aktivitas keagamaan yang untuk kemudian dijual, dan sebagiannya dilakukan pada sebagian besar jamaah dikonsumsi secara pribadi. Budaya belanda (Islam) di Manado yang mencerminkan yang menyuguhkan minuman keras dan kegiatan-kegiatan ritual keagamaan yang permainan judi dalam setiap ceremony, sangat diperkenalkan oleh Alkhairaat mulai dari cepat mempengaruhi kehidupan masyakarat pembacaan barzanji yang sering dilaksanakan Manado sehingga lambat laun menjadi bagian setiap malam Jumat; pembacaan maulid diba’ dari tradisi lokal masyarakat setempat. setiap tahun untuk memperingati Maulid Kondisi yang demikian, menjadi tan- Nabi; pembacaan rawatib al-haddad setiap ta ngan tersendiri bagi Alkhairaat, serta malam Kamis; kegiatan kesenian sara’- mem butuhkan kesabaran dan pendekatan- samra’ setiap malam Jumat ba’da isya; haul pendekatan juga strategi yang tidak biasa Guru Tua yang sering dilaksanakan setiap dalam mengajak dan mengajarkan mereka tahun dan lain-lain, yang sering dilaksanakan tentang syariat Islam. Apalagi jika melihat secara rutin di beberapa wilayah yang ada di perkembangan dakwah Alkhairaat hingga Manado. Keberhasilan Alkhairaat dalam mendak- sebuah pesantren Alkhairaat di pusat tahun 1960 yang ditandai dengan berdirinya wah kan ajaran Islam ini juga terbukti melalui Kota Manado, menunjukkan kontribusi berdirinya beberapa Madrasah Alkhairaat Alkhairaat dalam bidang dakwah tersebut baik yang berbentuk pondok pesantren sangat mempengaruhi perkembangan dan mau pun non-pesantren – yang kesemuanya religiusitas umat Islam di wilayah yang tentu berbasis pendidikan Islam yang pelajaran-pelajarannya juga didominasi Gereja”. terkenal dengan sebutan “Menara Seribu dengan pengetahuan agama Islam – seperti Dalam aktivitas dakwahnya, Alkhairaat MA Alkhairaat dan Madrasah-Madrasah secara keseluruhan, merepresentasikan diri Diniyah yang tersebar di banyak wilayah Kota sebagai pengawal tradisi Sunni. Sebagaimana Manado. Keberhasilan ini tentu bukan sesuatu ditegaskan di dalam Anggaran Dasarnya, yang biasa-biasa saja, mengingat realitas masyarakat Manado yang majemuk dengan berhaluan Ahlussunnah wal Jama’ah dengan bahwa “…Alkhairaat berasaskan Islam dan gaya hidup yang hedonis dan didominasi berpaham Asy’ariyah dan bermadzhab oleh suku Minahasa, sebagai suku asli orang Dari sini, maka lahirlah beberapa Manado. tradisi 24yang dipraktikkan Abnaul Khairaat di Syafi’i”. Suku Minahasa, sangat berpegang teguh deba’an, barzanji, pada kepercayaan agama Kristiani, kecuali antaranya: Gani Jumat, tahlilan,Nasionalisme yasinan, Ulama: Pemikiran Politik Kebangsaan 24 Sayyid Idrus bin Salim Aljufry, 1891-1969 Agama RI, 2012), hlm. 104 (Jakarta: Kementrian Manado, Tanggal 18 Februari 2016. 27 JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 2, Nomor 1, Juni 2017 mencium tangan ustad (guru), ziarah makam dapat membawa perubahan dalam tatanan para wali, manaqib, dan khaul. hidup masyarakat agar sesuai dengan nilai- Alkhairaat juga menyiapkan da’i pada nilai Islam. peringatan hari-hari besar Islam, khutbah Urgensi dakwah dalam proses Islamisasi Jumat, dan majelis taklim yang dilaksanakan dan pembaharuan Islam di Nusantara, tentu di masjid-masjid maupun di rumah- tidak lepas dari kreativitas muballigh dan rumah. Khusus pada bulan Ramadhan para tokoh-tokoh Islam yang turut mengambil da’i diterjunkan ke daerah-daerah untuk peran penting dalam proses Islamisasi dan menyampaikan ceramah Ramadhan. Selain perkembangan Islam. Mereka ini tersebar itu, Alkhairaat bekerja sama mengantisipasi diseluruh pelosok Nusantara. dan menyukseskan program pemerintah baik Pada praktiknya, dakwah Islam dilakukan pusat maupun daerah, dalam menyampaikan oleh para pelaku dakwah melalui sejumlah bahasa agama.25 lembaga/ormas keagamaan ataupun secara Menurut hemat penulis, kepiawaian individual. Meski dalam beberapa kasus para tokoh Alkhairaat dalam membangun dakwah individual cukup berperan, namun komunikasi dengan pemerintah dan para dakwah melalui lembaga biasanya lebih luas pendeta serta umat agama lain, merupakan jangkauannya karena tersedianya perangkat kunci sukses dalam strategi dakwah Alkhairaat organisasi yang masif dan terstruktur, di Manado. Prinsip-prinsip moderat dan dari pusat ke daerah. Alkhairaat misalnya, toleran menjadi pegangan mereka dalam memiliki jaringan pendidikan dan dakwah mendakwahkan Islam di Manado. Tidak heran yang cukup banyak. Tercatat hingga tahun jika Alkhairaat dalam perkembangannya, menjadi organisasi yang memiliki ikatan 1960-an, Alkhairaat telah memiliki 420 emosional kuat dengan masyarakat Islam di 27 cabang yang tersebar di enam Provinsi, yaitu: Manado. Mereka mempunyai rasa memiliki cabang - Provinsi Sulawesi Tengah 338 yang tinggi terhadap Alkhairaat, sehingga menjadi bagian dari Abnaul Khairaat. cabang - Provinsi Sulawesi Utara 41 D. Progresivitas Dakwah Alkhairaat cabang terhadap Perkembangan Umat - Provinsi Sulawesi Selatan 6 Islam di Manado - Provinsi Irian Barat 1 cabang - Provinsi Maluku 28 cabang Dakwah ialah aktualisasi imani yang di- - Provinsi Kalimantan Timur ma nifestasikan dalan suatu sistem kegiatan Persebaran cabang Akhairaat yang manusia untuk melakukan proses rekayasa 6 cabang sosial melalui usaha mempengaruhi cara banyak itu, telah berperan penting dalam berperasaan, berpikir, bersikap dan ber peri- proses Islamisasi dan perkembangan Islam di laku sesuai dengan tuntunan sosial dan norma Kota Manado. Secara historis, fakta seperti ini ajaran agama Islam. Dakwah diharapkan tentu tidak sulit dipahami, karena dakwah dan 26 25 Pemberdayaan Umat Sulut), di Rumah, Jl. Jati, Kampung Islam, Tuminting, Manado, H. Ahmad Bachmid, Sang Bintang dari Timur: Sayyid Idrus Al- Wawancara dengan Sukri Mararo (Sekretaris Komwil Alkhairaat (Bandung: Mizan, 2006), hlm. 243. 27 Jufri, Sosok Ulama dan Sastrawan Miftah Faridl dalam A. Darun Setiady, Revitalisasi Peran PI dalam hlm. 53 26 Tanggal 5 Mei 2016. (Jakarta: Studia Press, 2007),

28 ISLAMISASI DAKWAH ALKHAIRAAT DALAM MASYARAKAT MAJEMUK .... -- Lisa Aisyiah Rasyid pendidikan Islam menjadi instrumen penting dalam proses perkembangan Islam dan abad ke-20, adalah lahirnya modernisasi. Belanda di Manado sejak abad ke-17 hingga transmisi gagasan pembaharuan bahkan jauh Modernisasi dibawa dan diperkenalkan oleh sebelum bangsa Eropa, termasuk Belanda kolonialisme Barat, yang kedatangannya ke datang dengan konsep kolonialismenya. persada pertiwi ini bukan hanya mencari Rasi’in menjelaskan bahwa pendidikan Islam rempah-rempah, tetapi kemudian menguasai dan dakwah berjalan berkembang seiring dan menjajah bangsa Indonesia, sekaligus dengan dakwah dan penyebaran Islam itu menyiarkan agama Kristen (Protestan) sendiri, baik di kalangan masyarakat maupun dan Katolik. Oleh masyarakat Manado, istana. Pendidikan Islam dan dakwah pada modernisasi diidentikkan dengan perubahan saat itu mengambil bentuk halaqah, dan tatap gaya hidup yang kebarat-baratan. Bergaya muka perorangan baik di masjid, mushalla Eropa selalu dikaitkan dengan Kristiani, maupun di pesantren-pesantren. dan pendidikan umum identik dengan Adanya peran Alkhairaat dalam28 bidang pendidikan ala Eropa.29 Di sinilah dakwah dakwah dan pendidikan, telah memberikan dan pendidikan Alkhairaat berperan penting pengaruh dalam pembangunan spiritual, bagi untuk memberikan nilai-nilai spiritual terciptanya pola pikir, sistem pengetahuan, kepada masyarakat Islam di Manado, supaya sistem sosial dan sistem perilaku umat dapat mengimbangi arus modernasi tersebut. Islam di Manado, sehingga berdampak pada Oleh karena itu, Alkhairaat berusaha perubahan sosial budaya masyarakat Islam mem berikan keseimbangan dalam ilmu Manado yang mencerminkan nilai-nilai pengetahuan agar masyarakat dan generasi agama. Hal ini terbukti adanya perubahan Islam di Manado, tidak terjebak pada missi yang terjadi tanpa paksaan, khususnya Zending yang sengaja menggaungkan budaya dalam peningkatan pengamalan ajaran Islam, Barat yang cenderung mengutamakan kehi- yang ditandai dengan adanya peningkatan dupan duniawi. Dalam praktiknya, pesantren intensitas pelaksanaan ibadah dan ritual- Alkhairaat mengintegrasikan dua model ritual keagamaan, mejamurnya pendidikan pembelajaran (agama dan umum). Madrasah, dan berdirinya pesantren Akhairaat Sebagai organisasi sosial keagamaan di Komo Luar, Manado. Ciri khas yang yang tersebar secara masif di Sulawesi Utara, sederhana dan memiliki solidaritas yang Perguruan Islam Alkhairat telah banyak tinggi yang melekat pada Abnaul Khairaat, melahirkan elit-elit baru yang tidak hanya juga telah berdampak pada perubahan yang terdiri dari tokoh-tokoh agama, tetapi juga berhubungan dengan sistem nilai sosial tokoh-tokoh politik30, yang memberikan budaya, seperti sifat gorong-royong, tolong warna dalam dinamika masyarakat di menolong, hormat-menghormati dan rasa 29 persamaan. Dapat dikatakan bahwa aktivitas Manado, dari Kolonial ke Pasca Kolonial, dalam www.geocities. Ilham, “Agama, Perubahan Sosial dan Penggunaan Ruang di Alkhairaat dalam bidang pendidikan, ws/konferensinasionalsejarah/ilham.pdf, diakses tanggal 19 terutama dakwah, semuanya bersumber dari 30 Di antaranya ada K.H. Nurhasan (mantan Ketua Pengadilan Maret 2016. nilai-nilai ajaran Islam. Agama Manado), K.H. Sofyan Lahilote (mantan Ketua PA dan PTA Manado), K.H. Hasyim Arsyad (mantan Kasi Urusan Haji Perlu diketahui, dampak dari kolonial Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam, MUI Sulut), H. Sarifa Fatmawati bin Syekh Abubakar (Aggota Depag Kodya Manado), K.H. Ust. Abd. Wahab Abd. Ghafur (Ketua 28 DPRD Kota Manado), dan masih banyak lagi yang lainnya. (Bandung: Angkasa 2003), hlm. 14 29 JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 2, Nomor 1, Juni 2017

Manado. Modal sosial yang terbentuk dalam menerima dan mengimplementasikan dari madrasah-madrasah Alkhairat, telah apa yang telah disampaikan. Usaha Alkhairaat menjadikan Perguruan Islam Alkhairat, untuk memberikan pencerahan dalam pem- sebagai sebuah kelompok kepentingan yang ba ngunan spiritual, bagi terciptanya pola memiliki modal utama dibangunnya jaringan pikir, sistem pengetahuan, sistem sosial sosial dan politik Alkhairaat di tingkat lokal. dan sistem perilaku umat Islam di Manado, Berdasarkan uraian di atas, jelaslah sehingga berdampak pada perubahan bahwa melalui pendidikan dan dakwah sosial budaya masyarakat Islam Manado Alkhairaat, perubahan masyarakat Islam yang mencerminkan nilai-nilai agama. Ciri di Manado, tidak terlepas dari ajaran Islam khas santri yang sederhana dan memiliki yang sangat mementingkan kemampuan solidaritas yang tinggi yang melekat pada mempergunakan kecerdasan (intelegensi). Abnaul Khairaat, juga telah berdampak pada Sehingga tidak berlebihan jika dikatakan perubahan yang berhubungan dengan sistem bahwa Alkhairaat memiliki potensi yang besar, nilai sosial budaya, seperti sifat gotong-royong, terutama jika dilihat dari para alumninya tolong-menolong, hormat-menghormati dan yang sukses menjadi tokoh-tokoh nasional. rasa persamaan. Sehingga tidak berlebihan Keberhasilan Alkhairaat mencetak generasi jika dikatakan bahwa Alkhairaat memiliki gemilang membuktikan bahwa organisasi ini potensi yang besar, terutama jika dilihat dari memiliki kelebihan dan potensi yang besar para alumninya yang sukses menjadi tokoh- dalam pengembangan umat Islam di Manado. tokoh nasional. Keberhasilan Alkhairaat mencetak generasi gemilang membuktikan E. Kesimpulan bahwa organisasi ini memiliki kelebihan dan Proses Islamisasi dan perkembangan potensi yang besar dalam pengembangan Islam di Manado pada pertengahan abad ke- umat Islam di Manado. 20, tidak terlepas dari gerakan keagamaan Alkhairaat dalam bidang dakwah dan DAFTAR PUSTAKA Amin, Basri, Islam di Utara Sulawesi: Sejarah, Terbukti pertumbuhan madrasah-madrasah Tradisi dan Dinamikanya pendidikan selama tahun 1947-1960. Diniyah di Manado baru terlihat pada Gramedia, 2005. , Jakarta: pertengahan abad ke-20, ketika Lembaga Az Miftah Faridl dalam A. Darun Setiady, Pendidikan Islam Alkhairaat mulai memasuki Revitalisasi Peran PI dalam Pemberdayaan Umat, Alkhairaat yang pertama di Kampung Arab, Ilmu Dakwah Sulawesi Utara. Tahun 1947 berdiri Madrasah Bandung: Mizan, 2006iz, M. Ali, Manado. Pada perkembangan selanjutnya, , Jakarta: Prenada Media, Alkhairaat kemudian mendirikan sebuah Burke, Peter, Sejarah dan Teori Sosial, Cet. Ke- 2004. pesantren di Komo Luar, Manado pada tahun

2, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003. Dakwah Alkhairaat yang selalu berpegang Penggunaan Ruang di Manado, dari 1960. Ilham, “Agama, Perubahan Sosial dan pada prinsip-prinsip moderat dan toleran, Kolonial ke Pasca Kolonial, dalam www. membuat masyarakat di Manado yang geocities.ws/konferensinasionalsejarah/ majemuk itu bersikap transparan dan antusias

ilham.pdf. Akses tanggal 19 Maret 2016. 30 ISLAMISASI DAKWAH ALKHAIRAAT DALAM MASYARAKAT MAJEMUK .... -- Lisa Aisyiah Rasyid

Khasanah, Siti Uswatun, Berdakwah dengan Jalan Debat Antara Muslim dan Non Karakter Kota Manado”, Jurnal LPPM Mokalu, Benedicta J., “Gaya Hidup Prahara Muslim Bidang Ekososbudkum, Volume 1 Nomor

, Yogyakarta: STAIN Purwokerto Jumat, Gani, Nasionalisme Ulama: Pemikiran Nasikun, Sistem Sosial Indonesia, Cet. Ke- Press & Pustaka Pelajar, 2007. 1 Tahun 2014. Politik Kebangsaan Sayyid Idrus Bin Salim Aljufry, 1891-1969 Jakarta, 2003. 12, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Agama RI, 2012. Nata, Abuddin, Kapita Selekta Pendidikan , Jakarta: Kementrian Khasanah, Siti Uswatun, Berdakwah dengan Islam, Jalan Debat Antara Muslim dan Non Sejarah Kota Manado Bandung: Angkasa 2003. Muslim 1945-1979 Parengkuan, F.E.W., et al., Romli, Asep Syamsul M., Komunikasi Dakwah: , Yogyakarta: STAIN Purwokerto (Jakarta: Depdikbud, 1986. Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, Edisi Kedua, Pendekatan Praktis Press & Pustaka Pelajar, 2007. , Bandung: Mizan, Setiady, A. Darun, Revitalisasi Peran PI dalam Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003. 2014. Pemberdayaan Umat L.A., Hadat, “Sejarah Islam di Sulawesi Utara- co.id/2013/05/html. Akses tanggal 30 Part 4”, dalam http://artfalsafah.blogspot. . Bandung: Mizan, Sumampouw, Nono Stevano Agustinus, 2006. Mei 2016. Maftuh, “Lembaga Pendidikan Al-Khairiyah di “Menyatukan dan Memecah Belah: Sosial”, Makalah Orang Manado”, Tesis Banten (1916-1942): Pendekatan Sejarah Wacana dan Praktek Identitas Sosial PPS UIN Su-Ka Yogyakarta, 2015. Fakultas Ilmu Budaya UGM, 2013. Disertasi, Yogyakarta: , Yogyakarta: PPs

31 JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 2, Nomor 1, Juni 2017

32