1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia Di

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia Di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia di dalam kehidupannnya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan sekelompok masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil interaksi sosial dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah, baik formal maupun informal. Maka dari itu komunikasi dan masyarakat tidak dapat dipisahkan, dan oleh karena itu ada istilah yang disebut dengan komunikasi massa. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (Nurudin, 2007:3), dapat dikatakan pula bahwa komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Pengertian tentang media massa adalah sebagai alat komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala, mulai dari skala terbatas hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja di masyarakat, dengan skala yang sangat luas. (Morissan dkk, 2010:1) Media massa terbagi menjadi dua yaitu media cetak dan media elektronik. Media cetak yaitu Tabloid, Majalah, Surat Kabar, dan Poster.Sedangkan media elektronik yaitu Radio, Televisi, dan Internet. 1 2 Perkembangan media massa tak lepas dari kehadiran teknologi yang memberikan pengaruh sangat besar bagi kehidupan masyarakat. Dengan kata lain kehadiran media massa beriringan dengan perkembangan teknologi. Televisi sebagai hasil dari perkembangan teknologi yang semakin maju, merupakan bagian dari media massa yang dikategorikan sebagai media elektronik. Televisi memberi pengaruh yang sangat signifikan dalam perkembangannya. Terbukti dewasa ini televisi masih menjadi media massa nomor satu dalam memenuhi kebutuhan masyarakat untuk informasi dan hiburan. Maka dari itu, dewasa ini banyak bermunculan stasiun-stasiun televisi. Hal ini bisa dilihat dari perkembangan televisi di Indonesia.Munculnya televisi di Indonesia pada tahun 1962 yang dikenal dengan Televisi Republik Indonesia (TVRI). Pada perkembangannya TVRI menjadi alat strategi pemerintah dalam menyiarkan banyak kegiatan mengenai kegiatan-kegiatan politik dan sosial. Selama beberapa dekade, TVRI memegang monopoli penyiaran di Indonesia. Namun munculnya televisi-televisi swasta di tahun 1990-an di Indonesia membuat kebijakan pemerintah berubah secara mendasar, dimana monopoli siaran televisi tidak ada lagi. Televisi swasta yang mengudara pertama kali di Indonesia yaitu Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) pada tahun 1989 di Jakarta, kemudian disusul oleh Surya Citra Televisi (SCTV) pada tahun 1990 di Surabaya, televisi pendidikan Indonesia (TPI—sekarang MNCTV, 2010) pada tahun 1991 di Jakarta, Andalas televisi (ANTV) pada tahun 1993 di Lampung, INDOSIAR pada tahun 1995 di Jakarta, METRO TV pada tahun 2000 di Jakarta, Televisi Transformasi Indonesia (TRANS TV) pada tahun 2001 di Jakarta, TV7pada tahun 2001 (Sekarang TRANS7, 2006), Latief TV 3 pada tahun 2002 (LATIVI—sekarang TVOne, 2008), Global TV pada tahun 2002 di Jakarta. Selain televisi-televisi swasta yang disebutkan diatas, banyak juga bermunculan televisi-televisi lokal seperti JakTV untuk regional Jakarta atau Bangka TV untuk regional Bangka Belitung. Hal ini terlihat bahwa perkembangan stasiun televisi di Indonesia semakin pesat dan tentunya membawa persaingan yang sangat ketat dalam penyajian program-program televisi yang satu dengan yang lainnya, guna memberikan kebutuhan masyarakat dalam informasi dan hiburan. Hal ini menuntut stasiun televisi untuk selalu berinovasi dalam menyajikan program televisi agar tidak kalah bersaing dengan stasiun televisi lainnya. Namun dalam perkembangannya bahwa program televisi kebanyakan menyajikan program-program yang hampir sama. Salah satunya bisa dilihat dari program talkshow yang menjamur hampir di semua stasiun televisi. Contohnya, Show Imah di TRANS TV, Just Alvin dan Mata Najwa di METRO TV, Bukan Empat Mata di TRANS 7, dan lain sebagainya. Saat ini program talk show menjadi kegemaran tersendiri bagi masyarakat. Rasa ingin tahu masyarakat terhadap kehidupan pribadi para kaum selebritas sangat tinggi dan memiliki unsur daya tarik tersendiri untuk di konsumsi. Penyajian berita pada program talk show di rasa lebih menarik karena subjek atau selebriti tertentu dapat memberikan informasi atau feedback secara langsung, tinggal bagaimana masing-masing setiap program talk show mengemas programnya semenarik mungkin agar mendapatkan perhatian khalayak dan mendapatkan profit sebesar-besarnya bagi stasiun televisi. Karena dinamisme yang tinggi sangat dituntut dalam industri ini maka hal tersebut 4 dilihat sebagai peluang bagi para pekerja media untuk berinovasi dan lahan bisnis yang menjanjikan. Bukan hanya memerlukan ide yang brilian dan improvisasi ide yang dinamis, namun talk show harus dibawakan oleh seorang presenter yang mempunyai keunikan tersendiri dan mempunyai image yang kuat di benak khalayak. Gaya penyampaian seorang presenter talk show akan menjadi modal utama atau sebagai ujung tombak yang representative, karena hal itulah yang menentukan keberhasilan program tersebut dalam bersaing dengan program talk show lainnya. Komersil atau tidaknya program tersebut ditentukan oleh atmosphere yang dibentuk oleh presenter itu sendiri. Sebut saja program talk show Hitam Putih yang tayang di TRANS 7 yang dibawakan Deddy Corbuzier, seperti yang kita ketahui seorang Deddy Corbuzier adalah seorang mentalis t, sehingga acara program Hitam Putih memberikan gaya yang berbeda dari acara talk show lainnya. Hadirnya seorang Deddy Corbuzier dalam acara program talk show memberikan sentuhan atau warna yang berbeda dari program talk show lain yang pernah ada. Program talk show Hitam putih ini hadir setiap hari Senin-Jumat pada pukul 18.30 – 19.30 WIB di TRANS 7. Konsep program Hitam Putih ini tidak berbeda jauh dengan program talk show lainnya, yakni menghadirkan bintang tamu dari kalangan selebritis papan atas atau sosok fenomenal yang sedang booming .Perbedaan program talk show Hitam Putih ini dengan program talk show lainnya ialah gaya penyampaian seorang Deddy Corbuzier yang khas dikarenakan program Hitam Putih ini merupakan program talk show dengan format mindreading . Para bintang tamu akan dibuat tidak berdaya ketika “dicecar” pertanyaan oleh Deddy Corbuzier yang memaksa mereka memaparkan kehidupan pribadinya tanpa disadari. Aksi-aksi menarik Deddy Corbuzier 5 akan diselipkan di setiap segmen talk show ini termasuk atraksi sulap dan magic dan pada periode 21 Maret 2012 rating talk show Hitam Putih pun terbilang bagus, menempati posisi 10 dengan TVR 3,2 dan share 14,6. Gaya penyampaian Deddy Corbuzier dalam mengatur permainan pikiran akan mengundang gelak tawa. Tidak hanya itu uniknya di akhir segmen juga Deddy Corbuzier menambahkan kata-kata mutiara yang singkat, padat, jelas dan mudah dipahami untuk memberikan motivasi kepada masyrakat. Deddy Corbuzier juga tentunya tidak sendirian membawa acara ini, ia diiringi oleh Anung yakni pemain keyboard dan Billy sebagai beatbox yang sering jadi korban kejahilannya Deddy Corbuzier. Gaya penyampaian seorang Deddy Corbuzier yang unik dalam membawakan acara talk show Hitam Putih ini membuat penulis ingin mengetahui dan membahas “Pengaruh Gaya Penyampaian Presenter TalkShow “Hitam Putih” di TRANS 7 Terhadap Minat Menonton, dengan studi terhadap Mahasiswa Bina Nusantara Jurusan Komunikasi Pemasaran angkatan 2011 Jakarta Barat. Alasan penulis menjadikan Mahasiswa BINUS jurusan Komunikasi Pemasaran sebagai objek yang diteliti dikarenakan Mahasiswa Komunikasi Pemasaran berperan penting dalam mengamati media dan isinya sebagai penguasaan informasi. 1.2 Ruang Lingkup Disini penulis ingin membatasi materi penelitiannya dengan memfokuskan gayapenyampaian seorang presenter talk show Hitam Putih bertujuan untuk meningkatkan minat menonton. Gaya penyampaian seorang presenter merupakan cara atau model seorang presenter dalam usahanya untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada pemirsa. 6 Dalam penelitian ini juga penulis memberikan batasan istilah dalam judul penelitian yaitu “Pengaruh Gaya Penyampaian Presenter Talk Show “Hitam Putih” di TRANS 7 Terhadap Minat Menonton (studi terhadap mahasiswa Bina Nusantara jurusan Komunikasi Pemasaran angkata 2011 Jakarta Barat). Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Bina Nusantara jurusan Komunikasi Pemasaran angkatan 2011 dan metode yang digunakan adalah metode survei, pengumpulan data menggunakan kuesioner. 1.3 Rumusan Masalah 1. Adakah hubungan antara pengaruh gaya penyampaian presenter talk show “Hitam Putih” di TRANS 7 terhadap minat menonton mahasiswa Universitas Bina Nusantara Jurusan Komunikasi Pemasaran Angkatan 2011 Jakarta Barat. 2. Seberapa besar pengaruh gaya penyampaian presenter talk show “Hitam Putih” di TRANS 7 terhadap minat menonton mahasiswa Universitas Bina Nusantara Jurusan Komunikasi Pemasaran Angkatan 2011 Jakarta Barat. 1.4 Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan dari penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui hubungan antara pengaruh gaya penyampaian presenter talk show “Hitam Putih” di TRANS 7 terhadap minat menonton mahasiswa Universitas Bina Nusantara Jurusan Komunikasi Pemasaran Angkatan 2011 Jakarta Barat. b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya penyampaian presenter talk show Hitam Putih di TRANS 7 terhadap minat menonton mahasiswa 7 Universitas Bina Nusantara Jurusan Komunikasi Pemasaran Angkatan 2011 Jakarta Barat. 2. Manfaat dari pelaksanaan penilitian ini yaitu : a. Manfaat Akademis Dari hasil penelitian ini penulis berharap
Recommended publications
  • Communication for Social Change, Sport, Environment and Politic
    COMMUNICATION FOR SOCIAL CHANGE, SPORT, ENVIRONMENT AND POLITIC The Writers Chontina Siahaan, Rismawaty, Dewi Kurniawati, Emilia Ramadhani, Ibda Fikrina Abda, Muhammad Khairil, Nofha Rina, Nurbayti, Ovi Olivia Belida, Anisa Diniati, Soraya Ratna Pratiwi, Ratu Mutialela Caropeboka, Sumarni Bayu Anita, Lishapsari Prihatini, Esther Santhanasamy, Nik Norma Nik Hasan, Mohamad Saifudin Mohamad Saleh, Muhamad Hidayatul Ilham, Nur ‘Izzah ‘Atira Muhamad Nazmi, Nurul Salmi Abd Latip, Sri Budi Lestari, Agus Naryoso, Budi Prasetyo S, Sri Widowati Herieningsih, Muhammadun, Nur Malik Maulana, Nur Anita, Tigor Situmorang. Edited By Rahma Santhi Zinaida COMMUNICATION FOR SOCIAL CHANGE, SPORT, ENVIRONMENT AND POLITIC © Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM) Indonesia All Rights Reserved No part of this book may be used or reproduced in any manner, Quoting and reproducing part or all of the contents of First Edition, November 2018 vi+248 Page, 155 x 235 mm ISBN ... Preface by Dr. HerI Budianto, M.Si (Chairman Of ASPIKOM) The Writers Chontina Siahaan, Rismawaty, Dewi Kurniawati, Emilia Ramadhani, Ibda Fikrina Abda, Muhammad Khairil, Nofha Rina, Nurbayti, Ovi Olivia Belida, Anisa Diniati, Soraya Ratna Pratiwi, Ratu Mutialela Caropeboka, Sumarni Bayu Anita, Lishapsari Prihatini, Esther Santhanasamy, Nik Norma Nik Hasan, Mohamad Saifudin Mohamad Saleh, Muhamad Hidayatul Ilham, Nur ‘Izzah ‘Atira Muhamad Nazmi, Nurul Salmi Abd Latip, Sri Budi Lestari, Agus Naryoso, Budi Prasetyo S, Sri Widowati Herieningsih, Muhammadun, Nur Malik Maulana, Nur Anita, Tigor Situmorang. Edited By Rahma Santhi Zinaida Cover by: Ibnu dan Fajar Junaedi Lay Out by: Ibnu Published by Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM) Indonesia In cooperation with ASPIKOM Region South Sumatera And Buku Litera Yogyakarta Minggiran MJ III/1378 ii | Communication for Social Change, Sport, Environment and Politic PREFACE First, let us say thank you for the presence of Allah SWT.
    [Show full text]
  • Mendongkrak Keberhasilan Program Televisi Di Indonesia Melalui Akun Pada Situs Jejaring Sosial Twitter
    Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi Volume V No. 2 / Desember 2015 MENDONGKRAK KEBERHASILAN PROGRAM TELEVISI DI INDONESIA MELALUI AKUN PADA SITUS JEJARING SOSIAL TWITTER Tine Agustin Wulandari Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Jalan Dipati Ukur No. 112-116 Bandung 40132 Indonesia E-mail: [email protected] Abstract When people started wondering about the accuracy of the survey rating television results, producers have to find new ways as the success indicator of television programs. An important tool in getting better audience data and help identify the difference between people who merely viewing a television program, and those who engaging with it. As an information network that connects people to the stories, ideas, opinions, and the latest news that people care about, Twitter apparently can be used to acquire the image that is more accurate from the television audience. Keywords: television program, twitter, rating. Abstrak Ketika orang mulai bertanya-tanya tentang keakuratan hasil survei rating program televisi, para produser harus menemukan cara baru yang dapat dijadikan sebagai indikator keberhasilan program televisi. Sebuah alat penting untuk mendapatkan data penonton yang lebih baik dan membantu mengidentifikasi perbedaan antara orang yang hanya melihat sebuah program televisi, dan mereka yang terlibat dengan program televise tersebut. Sebagai jaringan informasi yang menghubungkan orang dengan cerita, ide, pendapat, dan berita terbaru bahwa orang-orang peduli,
    [Show full text]
  • Title Promoting Manga in Indonesia
    Title Promoting Manga in Indonesia through online education Sub Title Author Sukotjo, Kania Arini(Nakamura, Ichiya) 中村, 伊知哉 Publisher 慶應義塾大学大学院メディアデザイン研究科 Publication year 2014 Jtitle Abstract Notes 修士学位論文. 2014年度メディアデザイン学 第352号 Genre Thesis or Dissertation URL https://koara.lib.keio.ac.jp/xoonips/modules/xoonips/detail.php?koara_id=KO40001001-0000201 4-0352 慶應義塾大学学術情報リポジトリ(KOARA)に掲載されているコンテンツの著作権は、それぞれの著作者、学会または出版社/発行者に帰属し、その権利は著作権法によって 保護されています。引用にあたっては、著作権法を遵守してご利用ください。 The copyrights of content available on the KeiO Associated Repository of Academic resources (KOARA) belong to the respective authors, academic societies, or publishers/issuers, and these rights are protected by the Japanese Copyright Act. When quoting the content, please follow the Japanese copyright act. Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Master’s Thesis Academic Year 2014 Promoting Manga in Indonesia Through Online Education Graduate School of Media Design Keio University Kania Arini Sukotjo A Master’s Thesis Submitted to Graduate School of Media Design, Keio University In partial fulfillment of the requirements for the degree of Master of Media Design Kania Arini Sukotjo Thesis Committee: Professor Ichiya Nakamura Supervisor Professor Naohito Okude Co-Supervisor Professor Masahiko Inami Co-Supervisor Abstract of Master’s Thesis of Academic Year 2014 Promoting Manga in Indonesia Through Online Education Summary This thesis addresses how online education could educate future manga creators in Indonesia. This research will analyze Indonesians interest in manga consumption and how effective online education is on educating students on manga drawing. Through ethnography fieldwork in Indonesia, I focused on the popularity of manga in Indonesia media, publications and event to observe its impact to the hobbyist and professional artists. Educating Indonesians to be masters in the art of manga will not only improve Indonesia creative industries, but also to increase the influence of Japanese popular culture in Indonesia.
    [Show full text]
  • Ini Talk Show Net Tv" to the Behavior Changing of Teenagers in Bandung City (Student Survey at Bpi 1 Bandung Senior High School)
    THE EFFECT OF TELEVISION PROGRAM "INI TALK SHOW NET TV" TO THE BEHAVIOR CHANGING OF TEENAGERS IN BANDUNG CITY (STUDENT SURVEY AT BPI 1 BANDUNG SENIOR HIGH SCHOOL) Daniel Bagus Saputra R 1 Rah Utami Nugrahani, S. Sos., MBA 2 Communication Department Faculty of Communication and Business, Telkom University 1 [email protected], 2 [email protected] ABSTRACT This study entitled “The Effect of Television Program “Ini Talk Show NET TV” to the Behavior Changing of Teenagers in Bandung City with sub-head Survey on Students at BPI 1 Senior High School”. This study uses survey method with simple linear regression analysis techniques. This study was conducted to teenage students at SMA BPI 1 Bandung in which the number of population is 320 students with a total sample of 75 students based on simple random sampling. The purpose of this study was to determine the effect is there watching the program “Ini Talk Show NET TV” to change the attitude of young people in the city of Bandung. The hypothesis of this study is stated that there were positive and significant influence between watching the program “Ini Talk Show NET TV” on adolescent attitude changes Bandung. Based on the results of this research is that there is a significant influence in watching the program “Ini Talk Show NET TV” to changes in teen attitudes of Bandung, this is evidenced by simple linear regression equation is Y = 1:30 + 0.492X, t-test (10.39) is greater than t-table (1.99). Keywords: effect, behavior changing, television program 1. BACKGROUND The advances in science and technology made the development of communication technology, information and mass communications technology (printed media, electronic media and multimedia).
    [Show full text]
  • ANALISIS PRODUKSI TALKSHOW HITAM PUTIH EPISODE SYEKH ALI JABERDI TRANS7 Ismi Khumairoh Iskandar JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN
    ANALISIS PRODUKSI TALKSHOW HITAM PUTIH EPISODE SYEKH ALI JABERDI TRANS7 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Disusun Oleh: Ismi Khumairoh Iskandar NIM: 1112051000012 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M i ABSTRAK Analisis Produksi Talkshow Hitam Putih Episode Syekh Ali Jaber di Trans7. Oleh: Ismi Khumairoh Iskandar Dakwah melalui televisi mempunyai pengaruh yang efektif. Agama dan media menyentuh manusia sebagai individu maupun bagian dari masyarakat. Di satu sisi bahwa dakwah merupakan kewajiban dari setiap muslim. Di sisi lain, terjadinya konstruksi sosial oleh media massa atas realitas sosial menjadikan hal yang tabu bagi kita. Talkshow Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber menjadi menarik karena adanya nilai dakwah Islam yang dikonstruksikan. Berdasarkan konteks diatas, maka tujuan tulisan ini adalah untuk menjawab pertanyaan mayor dan minor. Adapun mayornya adalah bagaimana proses konstruksi sosial atas realitas sosial pada produksi talkshow Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber? Kemudian, minornya adalah siapa dalang dari konstruksi tersebut? Mengapa nilai dakwah Islam yang dikonstruksikan? Apa tujuan dikonstruksinya nilai dakwah Islam pada talkshow Hitam Putih? Ada 6 tahap dalam proses konstruksi sosial atas realitas sosial pada produksi talkshow Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber. Pertama, tahap penerapan unsur-unsur komunikasi dakwah. Ke-dua, tahap pembingkaian prolog. Ke-tiga, tahap pengungkapan diri. Ke-empat, tahap pembentukan realitas subjektif. Ke-lima, tahap pengemasan realitas simbolik. Ke-enam tahap penetapan realitas objektif. Teori yang digunakan adalah konstruksi sosial media massa atas realitas sosial. Ada tiga proses terciptanya konstruksi yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi.
    [Show full text]
  • 4. Analisis Data
    4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Subjek Penelitian Gambar 4.1 Awal karier Deddy Corbuzier tampil sebagai pesulap di TV Sumber : www.brilio.net Deddy Corbuzier memiliki nama lengkap Deodatus Andreas Cahyadi Sunjoyo, anak dari Omar Sundjojo dan Heniwaty. Deddy Corbuzier lahir di Jakarta pada tanggal 28 Desember tahun 1976. Deddy terlahir sebagai anak yang menderita disleksia. Menurut Kristiantini Dewi Sp A, Ketua Pelaksana Harian Asosiasi Diseleksia Indonesia dalam Kompas bulan Agustus 2010, dijelaskan bahwa disleksia adalah kelainan dengan dasar kelainan neurobiologis dan diatndai dengan kesulitan dalam mengenali kata dengan tepat atau akurat dalam pengejaan dan dalam kemampuan mengode simbol. Ia tidak naik kelas selama 2 tahun berturut-turut. Deddy tidak mengerti dengan hal-hal yang diajarkan di sekolah. Ia juga tidak mengenal jalan yang biasanya ia lewati. 32 Universitas Kristen Petra Deddy mulai menunjukkan ketertarikannya di bidang sulap sejak usia 8 tahun. Pada saat itu Deddy menemukan passion yang ia minati ketika menonon salah satu acara sulap di TVRI. “One day, I see magicians on the TV. Pada saat itu namanya ada Mark Wilson. Dia perform magic di TV. TVRI pada saat itu and when I see that, saya berpikir ‘That is amazing! It’s a matter of hope. That’s something impossible can be do-able and if I do that a lot of chicks!’ kata Deddy di Youtube (21/11/2017) (www.kinibisa.com). Impiannya tersebut tidak mendapat dukungan dari keluarganya. Orang tua dan keluarganya menentan karena mereka menganggap karier sebagai pesulap tidak memiliki prospek yang jelas dan tidak pernah ada pesulap yang terkenal. Hal itu sempat membuat Deddy berpikir kembali akan cita-citanya tersebut.
    [Show full text]
  • Chapter I Introduction
    CHAPTER I INTRODUCTION This chapter presents background of the study, statement of the problem, purposes of the study, significance of the study, scope and limitation, and definition of key terms. Each section is described as follows: 1.1 Background of study Language as a tool for communication is important for people in the world. It means that people need it to communicate with others in daily life. In general as human being, people are always faced with language choice when they spoke. Many persons mix up two or more languages in the conversation. Moreover, people who live in multicultural context tend to use to various languages in communication to each other. Indonesians sometimes use more than one languages to communicate each other. They use Indonesian as a national language beside Javanesse, Balinesse, Maduranesse, Lomboknesse, and so on as their regional language. In addition, in Indonesia, English becomes as a foreign language that is use by people frequently. Therefore, Indonesian people can be called as bilingual and multilingual. Indonesian use Englis for many purposes such as relationship, job and education. In bilingual and multilingual communication, two or more languages are often used by people and the effect of social factor of the language consists of social status, education level and age. In bilingual and multilingual community, people use certain code to communicate to make other understand what they said. In 1 every interaction, people usually choose different code in different situation. They may choose particular code or variety because it makes them easier to discuss particular topic. Code is a system that is used by people to communicate with each other.
    [Show full text]
  • The Influence of Television Owners on Program Content in Post
    International Journal of Humanities & Social Science Studies (IJHSSS) A Peer-Reviewed Bi-monthly Bi-lingual Research Journal ISSN: 2349-6959 (Online), ISSN: 2349-6711 (Print) Volume-III, Issue-III, November 2016, Page No. 149-173 Published by Scholar Publications, Karimganj, Assam, India, 788711 Website: http://www.ijhsss.com The Influence of Television Owners on Program Content in Post-Authoritarian Indonesia Morissan PhD candidate at School of Communication, Universiti Sains Malaysia, Penang, Malaysia Lecturer at Faculty of Communication, University of Mercu Buana, Jakarta, Indonesia Abstract In Indonesia, the downfall of the last authoritarian ruler in May 1998 marked the beginning of the transition to democracy in the country. Before 1998, the autocratic government monitored firmly the media content for decades. With the current broadcast liberalization, Indonesian televisions can produce almost any kind of program contents. However, a question arises, who actually controls media content in the era of liberalization. How political and economic factors influence television workers in shaping content? The literature review indicates a number of political and economic factors that may affect the television content, including owners, advertisers, audiences, regulators, politicians, etc. However, this empirical research intends to focus on the role of television owners in influencing the program content. The research question is: how do television owners influence television workers in shaping their content? The question needs a qualitative descriptive answer from various sources, including interviews with around 100 television workers, participant observations, documents, television reports, and other data sources. This research reveals important findings. Television owners control, directly or indirectly, television workers in shaping the program content.
    [Show full text]
  • Tanggapan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin Terhadap Program Hitam Putih Di Trans 7
    CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk Provided by Hasanuddin University Repository TANGGAPAN MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS HASANUDDIN TERHADAP PROGRAM HITAM PUTIH DI TRANS 7 OLEH: ERWIN JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2014 TANGGAPAN MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS HASANUDDIN TERHADAP PROGRAM HITAM PUTIH DI TRANS 7 OLEH: ERWIN E311 10 255 Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Public Relations JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2014 ABSTRAKSI ERWIN, E31110255. Tanggapan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin Terhadap Program Hitam Putih di Trans 7. (Dibimbing oleh Hasrullah dan Alem Febri Sonni) Skripsi : Program S-1 Universitas Hasanuddin. Skripsi ini bertujuan : (1) Untuk mengetahui tanggapan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin terhadap program Hitam Putih di Trans 7. (2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tanggapan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin terhadap program Hitam Putih di Trans 7. Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih dua bulan, yaitu September- November 2014 yang dilaksanakan di Kota Makassar. Adapun populasi penelitian ini adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin. Responden penelitian ini ditentukan secara proportionate stratified random sampling berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Adapun teknik penentuan jumlah sampel menggunakan tabel Isaac dan Michael. Tipe penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner, cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang berstruktur dan diajukan kepada responden. Data sekunder dilakukan dengan observasi, studi pustaka baik itu dari buku-buku, dan situs internet yang relevan dengan fokus permasalahan. Data yang berhasil dikumpulkan selanjutnya dianalisis secara kuantitaf dengan mendeskripsikan data dalam bentuk tabel frekuensi.
    [Show full text]
  • 50 the Influence of Audience on Television Content in Post
    International Journal of Humanities and Social Science Research International Journal of Humanities and Social Science Research ISSN: 2455-2070; Impact Factor: RJIF 5.22 www.socialresearchjournals.com Volume 2; Issue 11; November 2016; Page No. 50-60 The influence of audience on television content in post-authoritarian Indonesia Morissan PhD candidate at School of Communication, Universiti Sains Malaysia, Penang, Malaysia; Lecturer at Faculty of Communication, University of Mercu Buana, Jakarta, Indonesia Abstract In Indonesia, the downfall of the last authoritarian ruler in May 1998 marked the beginning of the transition to democracy in the country. Before 1998, the autocratic government monitored firmly the media content for decades. However, a question arises, who actually controls media content in the current era of liberalization. This empirical research intends to investigate the role of audience in influencing the program content. The data collections involved various sources, including interviews with around 100 television workers, participant observations, documents, and television reports. The results revealed that audience influence on television content is best presented on the use of rating reports in developing the program content. Every program content must be blended with entertainment elements with the intended goal is to reach the highest level of marketability. This mixture finally produces a dumbing-down effect, or the deliberate diminution of the intellectual level of program contents to ensure mass acceptability. Keywords: audience, television, content, Indonesia 1. Introduction With the transition of government after the coup d’état against The fall of the last authoritarian government in Indonesia in Sukarno in 1 October 1965 and the transfer of power to Major- 1998 allowed the rise of freedom followed by the process of General Suharto on 11 March 1966, the new government transition to democracy in the country.
    [Show full text]