Jurnal Analisis dan Pelayanan Publik Asal Wahyuni Erlin Mulyadi, Supeltas Dan Pelican Crossing: Ragam Inovasi PelayananVolume Publik 2, Nomor di Kota 1, Surakarta Juni 2016 pISSN: 2460-6162 | eISSN: 2527-6476

Supeltas Dan Pelican Crossing: Ragam Inovasi Pelayanan Publik di Kota Surakarta

Asal Wahyuni Erlin Mulyadi*

Abstrak Permasalahan besar dalam bidang transportasi di suatu kota meliputi antara lain kemacetan, tingginya ang- ka kecelakaan lalulintas, dan semakin tidak amannya akses bagi pejalan kaki. Di beberapa kota di Indonesia terutama yang memiliki tingkat kemacetan lalulintas yang tinggi seperti , Surabaya, Yogyakarta, dan Surakarta banyak dijumpai “pengatur lalulintas” yang sering disebut “polisi cepek” dan sekarang dikenal dengan nama Supeltas (sukarelawan pengatur lalulintas). Mereka disebut Supeltas karena mengatur arus lalulintas yang ramai secara sukarela dan dengan imbalan sukarela dari para pengendara. Walaupun masih banyak ditemui Supeltas yang tidak menggunakan atribut khusus, tetapi juga banyak dijumpai mereka yang menggunakan seragam khusus yang berlambangkan kepolisian. Keberadaan mereka mau tidak mau dapat diakui telah turut membantu mengatasi permasalahan besar diatas. Demikian pula dengan upaya pemerin- tah daerah dalam meningkatkan pelayanan transportasi bagi pejalan kaki dengan penyediaan pelican cross- ing. Tulisan ini akan memaparkan tentang Supeltas dan pelican crossing sebagai ragam inovasi pelayanan publik di Kota Surakarta.

Kata kunci: Pelayanan Publik, Transportasi, Supeltas, Pelican Crossing

Abstract Traffic jam, high number of traffic accidents, and increasingly insecure access for pedestrians are among the big issues in the field of transportation. In some cities in Indonesia especially those with high levels of traffic jam such as Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, and Surakarta, we can find an interesting phenom- enon in which people voluntarily act as a “traffic control” (this person is often called “polisi cepek” and even now has a more formal term, i.e “Supeltas” or volunteer for traffic control). They hold the name of Supeltas since they voluntary assist vehicle riders despite in fact they also receive money given by the the riders. Interestingly, most of them wear a special vest with a police attribut. Their work therefore is inevi- tably recognized has helped the traffic problems. At the same time, to improve transportation services for pedestrians, government provide a pelican crossing. This paper will describe about Supeltas and pelican crossing as a public service innovation in Surakarta City.

Key words: Public Service, Transportation, Supeltas, Pelican Crossing

I. Pendahuluan ragam moda transportasi baik transportasi Bidang transportasi sebagai penun- darat, udara dan laut mengalami perubahan jang perkembangan kehidupan telah menun- dan perkembangan yang cukup signifikan. jukkan kemajuan yang sangat pesat. Be- Pada satu sisi kondisi ini menunjukkan

* Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Universitas Sebelas Maret Surakarta [email protected]

1 Jurnal Analisis Kebijakan dan Pelayanan Publik, Volume 2, Nomor 1, Juni 2016 suatu kemajuan khususnya dalam hal mo- aporkan bahwa kecelakaan lalu lintas di In- bilitas masyarakat dengan segala tingkat donesia dinilai sebagai pembunuh terbesar kebutuhannya. Pada sisi yang lain kondisi ketiga setelah penyakit jantung koroner dan ini menimbulkan permasalahan yang kom- tuberculosis. Tahun 2011 dilaporkan bahwa pleks, terutama dalam hal kecelakaan dan 67% korban kecelakaan lalu lintas adalah kemacetan lalu lintas. Beragam berita tra- pada usia produktif yaitu 22-50 tahun (www. gis terkait kecelakaan lalu lintas menghiasi bin.go.id). hampir setiap hari media cetak di Indone- Selain permasalahan kecelakaan sia. Kementerian Perhubungan RI (2015) lalu lintas, permasalahan kemacetan juga melaporkan bahwa pertumbuhan rata-ra- menjadi isu publik yang tidak lagi bisa dise- ta angka kecelakaan lalu lintas dari tahun pelekan. Pada pertengahan tahun 2015 di- 2010-2014 mencapai 16,59%. Di salah satu laporkan bahwa Indonesia menempati ran- wilayah di Indonesia, Kota Surakarta, pada gking ke 11 sebagai sebagai negara paling tahun 2007 kecelakaan lalu lintas men- macet di dunia (www.otosia.com). Dahulu duduki peringkat tertinggi dibanding lima kemacetan lalu lintas pada umunya dikenal wilayah kepolisian lainnya di Jawa Tengah. di kota besar, jalan besar atau jalan protokol. Angka kecelakaan pada tri wulan perta- Tidak demikian halnya dengan kondisi de- ma tahun 2008 cenderung naik dan tidak wasa ini, dimana kemacetan banyak terjadi menunjukkan pengurangan yang signifikan bahkan di bukan jalan besar. Salah satu con- pada tahun-tahun berikutnya. Pada tahun tohnya adalah di jalan Selokan Mataram di 2010, tercatat 42 orang meninggal akibat Yogyakarta. Perkembangan yang pesat baik kecelakaan lalu lintas, naik 24% dari tri- perumahan, pertokoan, sekolah dan lainnya wulan sebelumnya pada tahun 2009. (www. telah menjadikan jalan yang semula hanya detik.com). dilewati beberapa kendaraan ini menjadi Berita tersebut hanya satu dari pu- salah satu titik kemacetan. Peningkatan luhan bahkan ratusan kejadian kecelakaan jumlah kendaraan bermotor yang sangat lalulintas dengan segala penyebab dan aki- pesat juga merupakan penyebab kemacetan batnya. Dalam tingkat internasionl, Global lalu lintas. Data dari BPS (2013) mengutip Status Report on Safety 2013 mel- data dari Kantor Kepolisian Republik Indo- aporkan bahwa Indonesia menempati urutan nesia dalam 10 tahun terakhir menunjukkan negara kelima tertinggi untuk kecelakaan peningkatan jumlah kendaraan bermotor tewas dalam berlalu lintas. Pada tahun yang sangat fantatis yaitu hampir 40% per 2013 terjadi 101.037 kasus kecelakaan ber- tahun. Di kota bukan metropolitan seperti lalu dengan korban 25.157 orang meninggal Kota Solo misalnya, berdasar catatan dari dengan kerugian materi hingga mencapai Dishubkominfo, pada tahun 2012 kenaikan Rp254,608 miliar (www.grenews.com). volume kendaraan mencapai 12% (menjadi Badan Inteligen Negara, mengutip laporan 496 ribu unit dari 330 ribu unit pada tahun Badan Kesehatan Dunia (WHO), juga mel- 2011) dan belum termasuk kendaraan yg

2 Asal Wahyuni Erlin Mulyadi, Supeltas Dan Pelican Crossing: Ragam Inovasi Pelayanan Publik di Kota Surakarta masuk dari luar Solo (www.solopos.com). oleh penyedia layanan publik terhadap Tentu saja persoalan ini tidak bisa peningkatan kualitas pelayanan (mewu- hanya dibiarkan begitu saja apalagi efek judkan pelayanan prima). Pelayanan prima karambol terhadap persoalan hidup lainn- merupakan tuntutan bagi penyelenggara ya juga akan semakin meluas. Tentu saja pelayanan publik yaitu pemerintah (Sinam- tidak ada satu pihak pun yang berharap dan bela, 2008:6). Pelayanan yang berkualitas menginginkan kondisi ini, baik penyeleng- merupakan salah satu tolak ukur terhadap gara pelayanan publik maupun pengguna kinerja penyelenggara pelayanan publik jasa (masyarakat). Oleh karena itu, kedua (pemerintah). Hal ini sesuai dengan per- pihak ini sama-sama memiliki kewajiban nyataan Ilhaamie (2010:40) bahwa “ser- untuk turut menciptakan kondisi yang di- vice quality is an important dimension of harapkan sesuai dengan peranannya mas- organizational performance in the public ing-masing. Pemerintah sebagai penyeleng- sector as the main output of public organi- gara pelayanan publik bersama masyarakat zations is services”. Perwujudan dari upa- perlu bersatu padu untuk menciptakan ino- ya peningkatan kualitas pelayanan adalah vasi pelayanan sebagai bentuk reformasi dengan melakukan reformasi pelayanan dari pelayanan yang tidak memuaskan dan publik yang antara lain dapat diwujudkan menuai berbagai keluhan publik. Kondisi melalui inovasi pelayanan publik. Artinya, nyata terkait persoalan tingginya angka inovasi pelayanan publik merupakan suatu kecelakaan dan semakin meningkatnya ke- keharusan sebagai wujud respon terhadap macetan lalu lintas seperti dipaparkan diatas kebutuhan publik. Kesuksesan suatu ino- tersebut mendasari penelitian ini dilakukan vasi ditunjukkan oleh peningkatan yang dengan menfokuskan pada upaya pemerin- signifikan dalam hal efisiensi dan efektifitas tah serta partisipasi masyarakat Kota Sur- pelayanan tersebut. karta dalam peningkatan pelayanan publik Penyelenggara pelayanan publik dibidang transportasi. Melalui penelitian ini perlu memperhatikan semua aspek penen- ragam inovasi yang telah dilakukan dapat tu kualitas pelayanan termasuk keterjang- diketahui dan dipahami oleh semua pihak kauan bagi semua serta responsif terhadap dan dengan demikian pemanfaatan secara keluhan publik. Suryokusumo (2008:22) optimal serta peningkatan pelayanan dapat menyampaikan bahwa beberapa kelemah- dilakukan secara berkelanjutan untuk men- an yang menyebabkan penyelenggara pe- capai pelayanan publik yang berkualitas. layanan publik belum mampu memberikan pelayanan yang berkualitas adalah karena II. Kajian Literatur penyelenggara pelayanan publik: Rendahnya kualitas pelayanan pub- 1. Kurang responsif terhadap berbagai lik dikarenakan adanya kelemahan dalam keluhan pengguna layanan pelayanan publik. Berbagai upaya yang 2. Kurang informatif sehingga informasi berkelanjutan perlu tiada henti dilakukan yang seharusnya disampaikan kepada

3 Jurnal Analisis Kebijakan dan Pelayanan Publik, Volume 2, Nomor 1, Juni 2016

masyarakat diterima lambat atau bah- Tabel 1. Kecelakaan Lalulintas di Kota kan tidak sampai Surakarta Tahun 2007-2013 Jumlah Korban 3. Kurang accesible (jauh dari jangkauan Jumlah Luka No Tahun Kecelakaan Me Luka masyarakat). rin- Total Lalulintas ninggal parah 4. Kurang koordinasi antar unit layanan gan terkait sehingga sering terjadi tumpang 1 2007 636 57 28 837 922 2 2008 642 31 10 766 807 tindih ataupun pertentangan kebijakan 3 2009 660 13 3 743 809 antara satu instansi pelayanan dengan 4 2010 696 13 14 782 809 instansi pelayanan lain. 5 2011 625 30 5 658 693 6 2012 582 67 1 598 666 5. Pelayanan yang terlalu birokratis yang 7 2013 53357 69 2 544 615 menyebabkan penyelesaian pelayanan Sumber data: City Report of Surakarta City, 2014 yang terlalu lama. 6. Kurang mau mendengar keluhan/saran/ Kendaraan bermotor jenis sepeda aspirasi/masyarakat motor merupakan kendaraan bermotor yang 7. Berbagai persyaratan yang diperlukan peningkatan volumenya paling tinggi. Ti- seringkali tidak relevan dengan pe- dak mengherankan apabila permasalahan layanan yang diinginkan kecelakaan dan kemacetan lalu lintas juga di dominasi oleh keterlibatan sepeda mo- Terkait pelayanan publik dibidang tor. Kementerian Perhubungan RI (2015) transportasi, permasalahan besar bagi juga melaporkan bahwa angka kecelakaan Indonesia antara lain meliputi kema- lalu lintas dari tahun 2010-2014 berdasar cetan, tingginya angka kecelakaan la- jenis kendaraan adalah 71% sepeda mo- lu-lintas, dan semakin tidak amannya tor. Dikemukakan oleh Ambak, Atik, dan akses bagi pejalan kaki di suatu kota, Ismail (2009) bahwa “motorcycles are terutama kota besar seperti Jakarta, the most common and popular mode of Surabaya, Yogyakarta, dan Surakarta. transportation in most Asian countries... Beragam berita kecelakaan lalulintas Due to motorcyclists as vulnerable road hampir bisa dipastikan terjadi setiap users many road accidents are involved hari. Tabel dibawah ini menunjukkan them”. Ditambahkan pula oleh Pierowic et bahwa di salah satu kota di indone- al (2001) bahwa “motorcyclists experience sia yaitu kota Surakarta, jumlah angka a high fatality rate, a significant number kecelakaan lalulintas menurun setiap of which are attributable to right-of-way tahun akan tetapi jumlahnya masih be- violations by other drivers”. Peningkatan rada diatas 500 kecelakaan dengan jum- jumlah kendaraan bermotor yang sangat lah korban lebih dari 600 orang setiap pesat terjadi di seluruh negara di dunia. tahun. Hasil penelitian WardAuto 2011 menunjuk- kan bahwa sampai dengan tahun 2010 lalu jumlah kendaraan bermotor di seluruh dunia

4 Asal Wahyuni Erlin Mulyadi, Supeltas Dan Pelican Crossing: Ragam Inovasi Pelayanan Publik di Kota Surakarta mencapai 1,015 miliar unit (Arianto, 2011). gan jalan, bukan merupakan hal yang bisa Apabila terjadi kecelakaan antara diabaikan. pengendara kendaraan bermotor dengan Ketersediaan dan aksesibilitas fasili- pejalan kaki, siapa yang pertama kali akan tas pelayanan publik bagi pejalan kaki turut di sebut sebagai “pihak yang bersalah?” mempengaruhi sistem transportasi berke- Hampir bisa dipastikan bahwa jawabannya lanjutan. Faktor keselamatan (safety) dan adalah pengendara kendaraan bermotor. keadilan (equity) bagi pejalan kaki juga Kecelakaan tersebut akan dianggap karena harus menjadi perhatian karena hal terse- kelalaian pengendara kendaraan bermotor. but juga sudah diatur dengan ketentuan Akan sedikit yang memperhatikan tentang yang berlaku, sama dengan bagi pengendara posisi pejalan kaki tersebut, terutama ter- kendaraan bermotor. Ketentuan-ketentuan kait alasan tidak berjalan di ”tempat yang dan hak untuk pejalan kaki serta sangsi bagi semestinya”. Terlebih lagi, akan lebih se- yang melanggar sebenarnya telah diten- dikit yang akan mengkaitkan dengan keter- tukan oleh pemerintah baik dalam bentuk sediaan akses bagi pejalan kaki di daerah undang-undang maupun ketentuan lainnya. sekitar kejadian tersebut. Fasilitas layanan Hal tersebut sangat mendukung terhadap publik bagi pejalan kaki (pedestrian) yang sistem transportasi di Indonesia. Ketentuan ”semestinya” antara lain adalah trotoar dan yang mengatur tentang hak-hak untuk pe- tempat penyeberangan, termasuk jembatan jalan kaki antara lain diatur dalam UU No. penyeberangan. Namun demikian, bukan 22 tahun 2009 dan UU No. 14 tahun 1992. rahasia umum di Indonesia bahwa sarana Dalam UU No. 14 tahun 1992 pasal 23 ayat bagi pejalan kaki ini dalam kondisi ”sem- (1) disebutkan bahwa “pengemudi kenda- rawut”. Walaupun sarana bagi pejalan kaki raan bermotor pada waktu mengemudikan sudah tersedia, kondisinya banyak yang ku- kendaraan bermotor di jalan wajib (butir b) rang layak pakai karena berlubang, terdapat mengutamakan keselamatan pejalan kaki”. bekas galian, serta tidak standar (ukuran Senada dengan hal tersebut, UU No. 22 serta keberadaan pembatas dan pohon per- tahun 2009 pasal 24 ayat 1 menyebutkan indang). Lebih parah lagi, banyak sarana bahwa “pejalan kaki wajib berjalan pada bagi pejalan kaki (trotoar) yang beralih bagian jalan dan menyeberang pada tem- fungsi menjadi tempat berjualan (khususn- pat penyeberangan yang telah disediakan ya para pedagang kaki lima). Bahkan juga bagi pejalan kaki”. Dalam Pasal 106 ayat tidak sedikit dijumpai trotoar yang menjadi 2 dinyatakan bahwa “setiap orang yang lahan parkir. Belum lagi kalau mau bic- mengemudikan kendaraan bermotor di jalan ara tentang aksesibilitasnya bagi semua wajib mengutamakan keselamatan pejalan pengguna jalan, terutama bagi saudara kita kaki dan pesepeda”. Penyediaan fasilitas para difabel. Dapat dipahami bahwa penye- bagi pejalan kaki juga harus mengacu pada diaan fasilitas pelayanan publik bagi pejalan perencanaan dan ketentuan yang berlaku. kaki, termasuk lokasi khusus penyeberan- Dalam UU No. 22 Tahun 2009 tersebut juga

5 Jurnal Analisis Kebijakan dan Pelayanan Publik, Volume 2, Nomor 1, Juni 2016 dipaparkan secara jelas bahwa tata cara pe- sejajar, tidak sejajar atau memotong rencanaan fasilitas pejalan kaki di kawasan jalur lalu lintas yang ada. perkotaan, fasilitas pejalan kaki harus diren- 9. Jalur pejalan kaki harus dibuat sede- canakan berdasarkan ketentuan-ketentuan mikian rupa sehingga apabila hujan sebagai berikut: permukaannya tidak licin, tidak terjadi 1. Pejalan kaki harus mencapai tujuan genangan air serta disarankan untuk dengan jarak sedekat mungkin, aman dilengkapi dengan pohon-pohon pen- dari lalu lintas yang lain dan lancar eduh. 2. Terjadinya kontinuitas fasilitas pejalan 10. Untuk menjaga keamanan dan kelelua- kaki, yang menghubungkan daerah saan pejalan kaki, harus dipasang kerb yang satu dengan yang lain jalan sehingga fasilitas pejalan kaki 3. Apabila jalur pejalan kaki memotong lebih tinggi dari permukan jalan. arus lalu lintas yang lain harus dilaku- kan pengaturan lalu lintas, baik dengan Pun demikian dengan permasalahan lampu pengatur ataupun dengan marka kemacetan lalu lintas, yang tidak hanya penyeberangan, atau tempat penye- terjadi di Indonesia. Di berbagai negara berangan yang tidak sebidang. lainnya isu publik mengenai kemacetan lalu 4. Jalur pejalan kaki yang memotong jalur lintas ini juga banyak dijumpai sebagaima- lalu lintas berupa penyeberangan (Ze- na juga disampaikan oleh Sugiyama, et al., bra Cross), marka jalan dengan lampu (2008) bahwa “a traffic jam on a highway pengatur lalu lintas (Pelican Cross), is a very familiar phenomenon”. Akibat dari jembatan penyeberangan dan terowon- kondisi kemacetan lalu lintas ini sudah tak gan. terhitung kerugian yang harus ditanggu- 5. Fasilitas pejalan kaki harus dibuat pada ng, termasuk secara perhitungan ekonomi. ruas-ruas jalan di perkotaan atau pada Sebagai contoh, diberitakan bahwa Kota tempat-tempat dimana volume pejalan Jakarta dengan pertumbuhan kendaraan kaki memenuhi syarat atau ketentu- bermotor yang sedemikian tinggi, kece- an-ketentuan untuk pembuatan fasilitas patan rata-rata lalu lintas di Jakarta hanya tersebut. 20 km/jam yang apabila dihitung kerugian 6. Jalur pejalan kaki sebaiknya ditem- ekonomi akibat kemacetan tersebut men- patkan sedemikian rupa dari jalur lalu capai Rp 27,76 trilyun (www.detik.com). lintas yang lainnya, sehingga keamanan Tidak sedikit inovasi pelayanan publik pejalan kaki lebih terjamin. bidang transportasi yang telah dilakukan 7. Dilengkapi dengan rambu atau peleng- dalam mengatasi permasalahan terkait ke- kap jalan lainnya, sehingga pejalan kaki macetan lalu lintas ini. Rekayasa lalulintas, leluasa untuk berjalan, terutama bagi pemanfaatan informasi dan teknologi (IT), pejalan kaki yang tuna daksa. penolakan mobil murah, pelican crossing 8. Perencanaan jalur pejalan kaki dapat (fasilitas penyeberangan pejalan kaki yang

6 Asal Wahyuni Erlin Mulyadi, Supeltas Dan Pelican Crossing: Ragam Inovasi Pelayanan Publik di Kota Surakarta dilengkapi dengan lampu lalulintas untuk yang sama adalah tentang pengaturan waktu menyeberang jalan dengan aman dan nya- pelican crossing yang efektif (Al’Alimi, man), dan lainnya merupakan contoh reaksi Yulianto, dan Setiono, 2016), untuk men- terhadap permasalahan tersebut. Tanggu- getahui volume, kecepatan, kepadatan pe- ngjawab dan peran langsung kepolisian jalan kaki, spot speed, flow rate kendaraan dalam hal ini khususnya polisi lalu lintas dan efektifitas penggunaanpelican crossing juga menjadi tulang punggung utama pe- (Wibowo, Hidayati, dan Mulyono, 2015), merintah. Pada saat yang sama, keterlibatan serta mengkaji tentang karakteristik kejad- masyarakat seperti keberadaan Supeltas, ian konflik antara kendaraan dengan penye- penting juga untuk dipertimbangkan, wa- berang jalan dengan cara survey time lag laupun masih sering menjadi diskusi apakah (Wicaksono & Siswanto, 2011). Dengan keterlibatan masyarakat tersebut merupakan demikian secara garis besar, penelitian ini fenomena yang tak terhindarkan ataukah menfokuskan kepada keberadaan Supeltas merupakan tantangan bagi pemerintah yang dan penyediaan pelican crossing di Kota responsif terhadap kebutuhan sesuai dengan Surakarta sebagai ragam inovasi pelayanan perkembangan. publik dalam bidang transportasi. Terdapat dua hasil penelitian tentang Supeltas sebagai “pembantu pengendali” III. Metode Penelitian lalulintas sebagai wujud partisipasi mas- Penelitian ini menggunakan de- yarakat dalam permasalahan lalu lintas di sain deskriptif kualitatif. Pengumpulan Indonesia yang dijadikan referensi pene- data dilakukan melalui wawancara, telaah litian ini yaitu penelitian Sukarno (2015) dokumen terkait, dan pengamatan secara serta Patniawati dan Imron (2015). Peneli- langsung di lokasi penelitian. Analisis data tian pertama mengkaji tentang komunikasi dilakukan menggunakan analisis studi kasus non-verbal Supeltas dalam mengatur lalu domain tunggal dengan mendeskripsikan lintas dan penelitian kedua tentang distribu- secara bebas dari hasil temuan penelitian. si arena Supeltas. Perbedaan penelitian ini dengan dua penelitian tersebut adalah dalam IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan aspek fokus kajiannya yaitu penelitian ini Salah satu bentuk partisipasi mas- menekankan pada alasan, peran, dan kom- yarakat dalam turut serta mengatasi perma- pleksitas eksistensi Supeltas sebagai inisi- salahan lalulintas adalah dengan menjadi asi masyarakat dalam turut berpartisipasi Supeltas (sukarelawan pengatur lalulin- dalam mengatasi permasalahan lalu lintas. tas). Sebenarnya Supeltas juga dijumpai di Terkait pelican crossing, penelitian ini me- negara lain seperti Mumbai. Anita Lobo, nekankan pada aspek inovasi pemerintah merupakan seorang Supeltas wanita (vol- sebagai penyedia pelayanan publik dalam unteer traffic warden) karena kepedulian bidang transportasi, sementara penelitian pada kemacetan yang terjadi di dekat tem- terkait yang dijadikan acuan untuk topik pat tinggalnya dengan alasan agar tidak

7 Jurnal Analisis Kebijakan dan Pelayanan Publik, Volume 2, Nomor 1, Juni 2016 hanya komplain saja terhadap permasalahan Solo). Awalnya menurut penuturan salah kemacetan, tetapi melakukan sesuatu un- seorang Supeltas, sekitar delapan tahun tuk permasalahan tersebut (Shetty, 2011). yang lalu yang sekarang menjadi tim Supel- Mereka disebut Supeltas karena mengatur tas di kota Surakarta merupakan kumpulan arus lalulintas yang ramai secara sukarela beberapa orang yang sering nongkrong di dan dengan imbalan sukarela dari para pen- sekitar Jalan Kalitan. Di kawasan dengan gendara. Walaupun masih banyak ditemui kondisi lalu lintas yang cukup ramai terse- Supeltas yang tidak menggunakan atribut but sering kali terjadi kecelakaan bahkan khusus, tetapi juga banyak dijumpai mereka untuk menyeberang jalan saja sulit. Saat yang menggunakan seragam khusus yang ini Supeltas Kota Surakarta sudah berkem- berlambangkan kepolisian. Keberadaan bang menjadi sebuah paguyuban dengan mereka cenderung tidak dilarang oleh pi- kepengurusan yang terdiri dari Ketua, Sek- hak Polisi Lalu Lintas (Polantas), dan oleh retaris, Bendahara, dan anggota. Sebagai karena itu masyarakat cenderung berpikiran pengikat keanggotaan, terdapat iuran kas bahwa Supeltas merupakan bentukan dari yang disepakati yaitu sebesar Rp. 3.000,- Polantas. per minggu. Uang kas ini biasa mereka gu- Di Kota Surakarta, Supeltas menjadi nakan untuk berbagai kegiatan social antar sorotan publik mengingat perannya yang mereka. cukup berarti dalam mengatasi kemacetan Dalam perkembangannya, diketahui bahwa di jalan raya. Terlebih lagi, Joko Widodo kondisi atau isu-isu publik yang melatarbe- (Walikota Surakarta saat itu, yang seka- lakangi keberadaan Supeltas di Kota Solo rang menjadi Presiden RI), dengan bangga tidak semata atas alasan kepedulian atas menyebutkan Supeltas sangat membantu kemacetan lalu lintas. Alasan ekonomi yaitu dalam mengatasi kemacetan. Kegiatan Su- memperoleh pendapatan bagi Supeltas juga peltas ini sangat didukung oleh kepolisian mendominasi pilihan mereka untuk menjadi melalui pelatihan keterampilan gerakan Supeltas. dasar pengaturan lalu lintas, pemberian se- “… Kita mempunyai tujuan sosial karena ragam rompi, topi, dan fasilitas lainnya. kegiatan-kegiatan kita untuk membantu Kegiatan Supeltas di Kota Surakarta tidak masyarakat, kita kan berasal dari mas- hanya berkutat dengan masalah kemacetan yarakat jadi kita ada untuk masyarakat. tetapi juga lainnya seperti aksi donor darah, Walaupun demikian tapi kadang kita ter- kebersihan jalan, dan senam massal. Pada kendala masalah uang karena kalau kita saat ini terdapat 48 anggota yang tersebar mengandalkan dari uang kas saja kurang di 19 titik jalan yang rawan kemacetan. mencukupi untuk kegiatan kita”. Penempatan Supeltas pada titik – titik ke- macetan namun bukan di jalur cepat ini juga “…Motivasi pribadi dari masing-masing ditentukan oleh Polantas Kota Surakarta anggota Supeltas tidak lepas dari masalah (hasil wawancara dengan Ketua Supeltas ekonomi, untuk saya sendiri misalnya, mo-

8 Asal Wahyuni Erlin Mulyadi, Supeltas Dan Pelican Crossing: Ragam Inovasi Pelayanan Publik di Kota Surakarta tivasi saya terjun ke dalam Supeltas tentu la mereka sedang mengerjakan pekerjaan sebagai tanggung jawab saya sebagai kepa- pokok mereka maka untuk sementara tidak la rumah tangga. Selain untuk menafka- akan bertugas sebagai Supeltas dan akan hi keluarga, dengan terjun di Supeltas ini digantikan oleh rekannya yang luang. Tetapi saya juga bisa turut beramal kepada mas- tidak dipungkiri juga bahwa tidak sedikit yarakat.” dari Supeltas ini yang tidak punya pekerjaan karena awalnya mereka adalah kelompok “…anak-anak saya kan sekolah, butuh pengamen. Sebagaimana dikemukakan oleh biaya makanya jadi Supeltas, selain jadi Ketua KAPAS Kota Surakarta: Supeltas ya cari-cari pekerjaan lain sep- “Sebelum terbentuk Supeltas seperti erti jualan kecil-kecilan, cari jangkrik, dan sekarang ini, 90% dari kami adalah pen- serabutan lainnya” gamen-pengamen yang tergabung dalam Ketika alasan mendapatkan peng- sebuah perkumpulan yang dikenal den- hasilan (uang) mengedepan, hal ini men- gan istilah Keluarga Pengamen Surakarta jadi kontradiktif mengingat peran Supeltas (KAPAS)“. ini adalah sebagai sukarelawan. Bisa jadi alasan sukarela sebagai bentuk kepedulian Dengan demikian maka mau tidak (volunteer) ini menjadi “tercemar” karena mau dapat dikatakan bahwa peran Supeltas kemudian berimbas dengan alasan mem- telah diakui oleh pemerintah. Melalui telaah peroleh pendapatan untuk pemenuhan ke- secara umum diatas dan kajian terhadap butuhan dasar hidup. Hal ini yang pada studi sederhana yang dilakukan di Kota satu sisi dapat memudarkan arti penting Surakarta mengenai keberadaan Supeltas keterlibatan masyarakat terhadap isu publik ini, satu konsekuensi yang patut dipetim- seperti Supeltas ini. Sebagai contoh, pernah bangjan dan memerlukan diskusi panjang diberitakan bahwa Polres Sidoarjo yang adalah apakah keberadaan Supletas ini se- pernah menjadi pioneer Supeltas, saat ini buah fenomena semata sebagai wujud parti- malah menyatakan pelarangan keberadaan sipasi publik ataukah merupakan tantangan Supeltas karena dinilai malah menambah pemerintah yang responsif terhadap kebu- kemacetan dengan tindakannya yang lebih tuhan publik? Pada satu sisi Supeltas dibu- memprioritaskan pelayanan hanya kepada tuhkan, membantu, dan menghidupi tetapi mereka yang memberi uang. Berdasar hasil pada saat yang bersamaan kondisi ini ber- wawancara lebih lanjut dalam studi kami implikasi pada beragam aspek terkait lain- terkait Supeltas di Kota Surakarta, diketa- nya sehubungan dengan “kelemahan” pada hui bahwa tidak semua Supeltas menggan- sisi sifat yang medasari yaitu “sukarela”. tungkan hidup dari kegiatan Supeltas ini. Berbagai lontaran ide disampaikan dengan Mereka memiliki pekerjaan lain sebagai dua pilihan: bina dan dukung dengan lebih sumber penghidupan yaitu petani, tukang baik versus larang dan maksimalkan fungsi kayu, tukang batu, tukang becak. Apabi- aparat dengan tegas. Pertanyaan besarnya

9 Jurnal Analisis Kebijakan dan Pelayanan Publik, Volume 2, Nomor 1, Juni 2016 adalah: bagaimana seharusnya pemerintah Tentang Marka Jalan bahwa marka untuk menyikapi keberadaan Supeltas yang secara menyatakan tempat penyeberangan pejalan tidak langsung sangat berkait erat dengan kaki termasuk dua garis utuh yang melin- masalah serius bangsa ini? Dengan kata tang jalur lalu lintas dengan alat pemberi lain, fenomena atau tantangan ini perlu isyarat lalu lintas untuk menyeberang (pel- menjadi kajian untuk dibiarkan terus ber- ican crossing). lanjut atau sebaiknya disikapi secara lebih Sebenarnya, pelican crossing bu- profesional (sebagai tantangan yang harus kan sesuatu yang baru, karena sudah di dihadapi dan diselesaikan) oleh pemerin- kenal sejak beberapa dekade yang lalu. tah, misalnya melalui kebijakan pemerintah Pada tahun 1974, Departemen Lingkungan daerah. London melaporkan bahwa penggantian Inovasi pelayanan publik dalam menjadi pelican crossing sektor transportasi juga tak henti diupaya- menunjukkan pengurangan yang cukup be- kan oleh pemerintah. Dalam hal ini, salah rarti terhadap angka kecelakaan lalu lintas. satu gebrakan unggulan yang dilakukan Menurut Lalani (1975), “the department oleh pemerintah Kota Surakarta adalah den- of environment had studied a sample sites gan penyediaan pelican crossing. Fasilitas where zebra crossings had been replaced penyeberangan bagi pengguna jalan yang by pelican. They found savings in accident dikenal luas oleh masyarakat saat ini adalah of over 60%”. Akan tetapi di Indonesia bisa zebra crossing. Pelican crossing merupa- dikatakan bahwa pelican crossing belum kan fasilitas penyeberangan bagi pejalan banyak tersedia serta masyarakat yang tahu kaki yang dilengkapi dengan Alat Pemberi tentang pelican crossing. Pelican crossing Isyarat Lalu Lintas (APILL). Pada web- ini merupakan adopsi dari infrastruktur luar site Pemerintah Kota Surakarta dijelaskan negeri yang memiliki tingkat kesadaran bahwa nama Pelican berasal dari singkatan akan lalu lintas yang tinggi. Perencanaan untuk ‘PEdestrian LIght CONtrolled’, den- mengenai inovasi pelayanan publik ini di gan ‘o’ diubah menjadi ‘a’ untuk kemuda- rancang sejak tahun 2010 yang tertuang han dan kefamilieran penyebutan. Pelican dalam Rencana kerja Satuan Kerja Perang- crossing tersebut harus dipasang pada loka- kat Daerah (SKPD) Dinas Perhubungan si-lokasi sebagai berikut: 1) pada kecepatan (Dishub) Kota Surakarta Tahun 2010. Dasar lalu lintas kendaraan dan arus penyeberang penyediaan pelican crosing di Kota Sura- tinggi, 2) pada jalan yang dekat dengan karta adalah Undang-Undang no 22 Tahun persimpangan, 3) pada persimpangan den- 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan gan lampu lalu lintas, dimana pelican cross (LLAJ) dan kebijakan Wali Kota dalam hal dapat dipasang menjadi satu kesatuan den- memberikan pelayanan kepada masyarakat gan rambu lalu lintas. Hal ini sesuai dengan melalui penyediaan infrastruktur. Inovasi Peraturan Menteri Perhubungan Repub- pelayanan publik bidang transportasi di lik Indonesia Nomor PM 34 Tahun 2014 kota Surakarta berupa penyediaan fasilitas

10 Asal Wahyuni Erlin Mulyadi, Supeltas Dan Pelican Crossing: Ragam Inovasi Pelayanan Publik di Kota Surakarta pelican crossing ini menurut pihak Dishub Surakarta agar mendapat perhatian dan Kota Surakarta di latar belakangi oleh: antusiasme dari masyarakat. 1. Banyaknya kecelakaan yang melibatkan 2. Melalui media cetak (selebaran, pam- pejalan kaki dan bahwa 65% korban ke- flet, koran, surat kabar, dll) dalam celakaan lalu lintas adalah pejalan kaki lingkup regional 2. Keselamatan pejalan kaki terancam 3. Melalui media elektronik khususnya akibat minimnya fasilitas untuk pedes- televisi kerjasama dengan TA TV trian. 4. Penempatan petugas Dishub Kota Sura- 3. Perlunya perlindungan secara khusus karta selama satu bulan untuk mem- bagi penyeberang jalan yang membu- bantu dan mensosialisasikan langsung tuhkan suatu prioritas ketika menye- kepada masyarakat khususnya bagi berang jalan. penyeberang jalan.

Sarana bagi pejalan kaki beru- Monitoring dan evaluasi dilaku- pa pelican crossing di Kota Surakarta di kan oleh pelaksana melalui media massa launching oleh Walikota pada tanggal 18 dan masyarakat. Berdasar hasil wawancara Januari 2011. Pada saat itu baru terdapat yang dilakukan dengan pihak Dishub Kota dua pelican crossing yaitu di depan Ru- Surakarta, monitoring melalui media mas- mah Sakit Moewardi dan di depan Stasiun sa ini baru sebatas kritik dan saran yang Kereta Api Purwosari. Alasan pemilihan disampaikan oleh masyarakat. Kerjasama penyediaan di dua lokasi ini, menurut Di- dengan pihak kepolisian juga sudah dilaku- shub Kota Surakara adalah didasarkan pada kan terutama dalam pemberian sanksi pe- hasil survey bahwa dua lokasi tersebut mer- langgaran. Namun sejauh ini berdasar hasil upakan tempat yang paling banyak digu- pengamatan, penanganan terhadap pelang- nakan pengguna jalan (khususnya penye- garan yang terjadi belum disikapi secara berang jalan). Selama ini penggunaan zebra tegas. Tanpa mengesampingkan manfaat crossing dianggap kurang menarik, bahkan penting dari inovasi pelayanan ini, dalam banyak pengendara kendaraan bermotor pelaksanaannya diperlukan monitoring dan yang bersikap acuh terhadap keberadaan evaluasi yang lebih serius. Perhatian terh- zebra crossing. Selain itu pemilihan lokasi adap sarana pendukung lainnya, misalnya di stasiun kereta api Purwosari adalah un- tanda larangan berhenti bagi kendaraan tuk mempermudah integrasi antar moda. (terutama bis umum) serta penyediaan Sosialisasi yang dilakukan terkait dengan halte dan trotoar yang standar perlu juga penyediaan fasilitas bagi pengguna jalan menjadi perhatian. Dishub kota Surakarta ini, yang merupakan hal baru bagi banyak berencana menambah dan memperbanyak orang, dilakukan dengan bebeerapa cara pelican crossing terutama di tempat-tempat yaitu: yang banyak dan ramai dilalui penyeberang 1. Launching secara langsung Walikota jalan. Hal ini dikarenakan pentingnya peng-

11 Jurnal Analisis Kebijakan dan Pelayanan Publik, Volume 2, Nomor 1, Juni 2016 utamaan keselamatan bagi pengguna jalan Pelayanan yang sebelumnya biasa kita li- khususnya pejalan kaki di wilayah Sura- hat dilakukan oleh para petugas kepolisian, karta. Kendala yang dihadapi saat ini agar kini berkembang dengan melalui Supeltas. pelican crossing dapat berfungsi dengan Inovasi pelayanan bidang transportasi yang baik adalah masih rendahnya kesadaran dan dilakukan oleh pemerintah kota Surakarta kedisiplinan dari masyarakat, khususnya berupa pelican crossing juga menunjukkan dari pengendara kendaraan bermotor. Bah- upaya “selangkah lebih maju” karena fasil- kan di lokasi pelican crossing masih sering itas ini hanya tersedia sebagian kecil kota di ditemui terdapat petugas polisi atau satpam Indonesia. Perhatian pada pengguna jalan yang membantu mengatur lalu lintas teruta- khususnya fasilitas penyeberangan jalan ma pada jam-jam sibuk pada pagi dan sore hendaknya tidak di “nomer seribu kan” hari. Masih banyak pelanggaran dilaku- dalam mengembangkan sistem transportasi kan oleh pengendara kendaraan bermotor yang berkelanjutan. Termasuk juga untuk dengan sering menerobos lampu merah memperhatikan bahwa akses publik tersebut pada saat penyeberang jalan menggunakan harus berlaku bagi semua, termasuk saudara fasilitas pelican crossing. Selain itu masih kita yang difabel. kurangnya pengetahuan masyarakat penye- Dilatarbelakangi oleh berbagai per- berang jalan tentang pelican crossing dan masalahan lalu lintas seperti kemacetan, cara penggunaannya juga menjadi kendala kurangnya rambu lalu lintas, dan bahkan dalam pelaksanaannya. timbulnya kecelakaan, keberadaan Supel- tas mulai dirasakan manfaatnya. Namun V. Penutup demikian, penting untuk diperhatikan men- Keberhasilan menciptakan suatu genai pro dan kontra mengenai keberadaan inovasi pelayanan publik bukan berarti Supeltas antara lain dengan mengetahui tertutup untuk inovasi selanjutnya. Pen- secara lebih komperehensif tentang alasan ingkatan pelayanan publik untuk mewu- yang mendasari serta perkembangan yang judkan pelayanan prima harus dilakukan ada saat ini. Masih menyisakan pertanyaan secara berkelanjutan. Proses dalam setiap apakah keberadaan Supeltas ini merupakan kebijakan publik yang dipilih harus selalu sikap kepedulian masyarakat atau bukti bersinergi satu sama lain, termasuk dalam kekurangmampuan pemerintah yang perlu hal melakukan monitoring dan evaluasi. disikapi secara nyata dan matang. Demikian Seperti telah dikemukakan diatas, perfor- pula dengan penyediaan pelican crossing ma suatu penyelenggara pelayanan publik yang masih belum optimal pemanfaatan- salah satunya adalah ditentukan dari kual- nya. Untuk itu, diperlukan pemikiran dan itas pelayanan yang diberikan. Pelayanan upaya nyata yang tegas dan sinergis antara yang ditawarkan Supeltas ini bisa dikatakan pemerintah, masyarakat, dan semua pihak sebagai sebuah inovasi dalam pelayanan terkait agar terwujud beragam peningkatan publik khususnya di bidang transportasi. dan inovasi pelayanan publik yang berkual-

12 Asal Wahyuni Erlin Mulyadi, Supeltas Dan Pelican Crossing: Ragam Inovasi Pelayanan Publik di Kota Surakarta itas serta memenuhi harapan dan kebutuhan lisan kembali dua makalah yang dipresen- publik. tasikan dalam Konferensi Indonesian As- sociation for Public Administration (IAPA) Keterangan: pada tahun 2010. Artikel ini merupakan kompilasi dan penu-

Daftar Pustaka

Al’Alimi, F., Yulianto, B., & Setiono. (2016). Analisis Kinerja Pada Kondisi Mixed Traffic.e-Jurnal Matriks Teknik Sipil, 374-380.

Ambak, K., Atiq, R., & Ismail, R. (2009). Intelligent Transport System for Motorcycle Safety and Issues. Euro Journals Publishing, 28(4), 600-611.

Arianto, A. 2011. Kendaraan Bermotor di Indonesia Terbanyak di ASEAN. 19 Agustus 2011. Terdapat pada http://www.tempo.co/read/news/2011/08/19/124352572/.

Bungin, B. (2008). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Badan Inteligen Negara. (2014). Kecelakaan Lalu Lintas Menjadi Pembunuh Terbesar Ketiga. Terdapat pada http://www.bin.go.id/awas/detil/197#sthash.IEeeMwwM.dpuf

BPS. (2013). Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Tahun 1987- 2011. Jakarta: BPS (Biro Pusat Statistik).

City Report: Surakarta City Indonesia. Eight Regional EST Forum in Asia “Next Gener- ation Solution for Clean Air and Sustainable Transport-Towards a Livable Society in Asia”. 19-21 November 2014, Colombo Sri Lanka

Gresnews. (2014).Indonesia Urutan Kelima Negara dengan Kecelakaan Tewaas Tertinggi. 26 Januari 2014. Terdapat pada http://www.gresnews.com/berita/hukum/1530261-In- donesia-urutan-kelima-negara-dengan-kecelakaan-tewas-tertinggi

Ilhaamie, A. (2010). Service Quality in Malaysian Public Service: Some Findings. Journal of Trade, Economics and Finance, 1(1), 40-45.

Kementerian Perhubungan RI (2015). Perhubungan Darat Dalam Angka 2014. Dirjen Per- hubungan Darat. Jakarta, April 2015. Terdapat pada http://www.hubdat.dephub.go.id

Lalani, N. (1975). Are Pelican Crossings Safe? Greater London Intelligence Quarterly (33), 5-10.

13 Jurnal Analisis Kebijakan dan Pelayanan Publik, Volume 2, Nomor 1, Juni 2016

Patniawati, H. D., & Imron, A. (2015). Distribusi Arena Polisi Cepek: Studi Mengenai Habitus, Modal, dan Arena pada Praktik Sosial Polisi Cepek di Ketintang Selatan. Paradigma, 03(02), 1-7.

Pierowicz, J; Gawron, V; Wilson, G; Bisantz, A. 2011. The Effects of Motor Vehicle Fleet Daytime Running Lights (DRL) on Motorcycle Conspicuity. The U.S. Department of Transportation National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA). Report No. DOT HS 811 504

Shetty, R. 2013. Meet Anita Lobo, Mumbai’s Only Woman Volunteer Traffic Warden. CNN-IBN 28 May. Terdapat pada http://m.ibnlive.com/news/meet-anita-lobo-mum- bais-only-woman-volunteer-traffic-warden/394434-3-237.html.

Sinambela, L. (2008). SinambelReformasi Pelayanan Publik: Teori Kebijakan dan Imple- mentasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyama, Y., Fukui, M., Hasebe, K., Nakayama, A., Nishinari, K., Tadaki, S., et al. (2008). Traffic Jams without Bottlenecks—Experimental Evidence for the Physical Mecha- nism of the Formation of a Jam. New Journal of Physics, 10, 77-87.

Sukarno, B. (2015). Efektivitas Komunikasi Non-Verbal Supeltas dalam Mengatur Lalu- lintas di Suarakarta. Channel, 3(2), 101-112

Suryokusumo, F. (2008). Pelayanan Publik dan Pengelolaan Infrastruktur Perkotaan. Yogyakarta: Sinergi Publishing.

Wibowo, Hidayati, Mulyono (2015). Kajian Efektifitas Penggunaan Pelican Crossing Bagi Penyeberang Jalan: Studi Kasus Jl. Kolonel Sutarto Solo Jawa Tengah. Naskah Publikasi Skripsi Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muham- madiyah Surakarta

Wicaksono, Y., & Siswanto, J. (2011). Kebutuhan Fasilitas Penyeberang Jalan dengan Metode Gap Kritis. Teknik, 32(2), 104-113. www.tempointeraktif.com. 65 Persen Korban Kecelakaan Lalu Lintas adalah Pejalan Kaki. 22 Oktober 2003. Terdapat pada http://www.tempointeraktif.com/hg/jakar- ta/2003/10/22/brk,20031022-07,id.html. www.otosia.com. Pertengahan 2015 “Rangking” Kemacetan Indonesia Makin Naik. 28 Agustus 2015. Terdapat pada http://www.otosia.com/berita/pertengahan-2015-ran- gking-kemacetan-indonesia-makin-naik.html www.solopos.com. 2013. Rekayasa Lalu Lintas: Solo Terancam Macet Total. Jumat 20/9/2013. Terdapat pada http://www.solopos.com/2013/09/20/rekayasa-lalu-lin- tas-solo-terancam-macet-total

14