Analisis Gaya Bahasa Dalam Lirik Lagu Dewa 19 Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidik
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM LIRIK LAGU DEWA 19 Artikel E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh EGI PRATAMA NIM 100388201207 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2014 ABSTRAK Pratama, Egi. 2014. “Analisis Gaya Bahasa dalam Lirik Lagu Dewa 19”. Skripsi Sarjana. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang. Pembimbing (1) Drs. H. Abdul Malik, M.Pd., (2) Drs, Wagiman, M.Pd. Kata Kunci : Gaya Bahasa Puisi merupakan karya imjinatif yang cenderung menyampaikan pesan secara emplisit atau tersirat. Puisi merupakan salah satu karya sastra yang menggunakan bahasa yang khas. Kekhasan bahasa dalam puisi salah satunya terdapat dalam lirik lagu. Lirik lagu bersifat puitis dan mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan puisi. Setiap bait pada lirik lagu umumnya mengandung gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang lagu, dalam menyampaikan maksudnya. Dewa 19 merupakan salah satu band papan atas di indonesia. Lagu-lagunya memiliki lirik dengan penggunaan gaya bahasa yang menarik untuk diteliti karena banyak mengandung pesan-pesan. Berdasarkan masalah tersebut peneliti merumuskan satu masalah penelitian yaitu: Apa gaya bahasa dominan dalam lirik lagu Dewa 19 dan apa saja gaya bahasa yang digunakan grup band Dewa 19 dalam menulis lirik lagu? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gaya bahasa dan untuk mengetahui gaya bahasa yang dominan dalam lirik lagu Dewa 19. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Adapun Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah album Dewa dari tahun rilis 1992 hingga tahun 2007, dan beberapa single yang tidak termasuk album namun masih dibwakan dan diciptakan oleh Dewa 19 yang berjumlah 114 lagu. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10% dari keseluruhan populasi yaitu berjumlah 11 lagu. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pustaka, baca- simak dan teknik catat. Dari hasil analisis data yang dilakukan, terdapat 4 kelompok gaya bahasa pada lirik lagu Dewa 19 yaitu gaya bahasa perbandingan, pertentangan, pertautan dan perulangan. Gaya bahasa yang paling sering digunakan ialah dari kelompok gaya bahasa Perbandingan, yaitu Metafora sebanyak 40 penggunaan gaya bahasa. Jumlah gaya bahasa setelah diteliti adalah sebanyak 18 gaya bahasa. Hasil pada penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pengajaran sastra, khususnya karya puisi. Penelitian ini juga kiranya dapat dijadikan acuan kepada pembaca akan pentingnya pemakaian gaya bahasa dalam sebuah puisi atau lirik lagu, yang menjadikan sebuah puisi atau lirik lagu tersebut menarik untuk dibaca dan didengarkan. Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penulis sastra dalam melakukan pembacaan dan penulisan karya sastra di masa mendatang. 1. Pendahuluan Sastra memiliki keterkaitan yang erat dengan bahasa, karena sastra adalah institusi sosial yang menggunakan medium bahasa (Wellek & Warren dalam Najid, 2003:9). Medium tersebut dapat berupa bahasa lisan, bahasa tulisan dan bahasa tubuh. Ketiga bentuk bahasa ini berkaitan satu sama lain dalam aplikasinya. Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, secara objektif dapat penulis simpulkan bahwa sastra adalah suatu keindahan bahasa dari proses imajinatif sastrawan, yang dapat dinikmati oleh pecinta karya sastra dan berpengaruh terhadap sisi kemanusiaan. Bahasa yang digunakan dalam puisi berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kekhasan bahasa dalam puisi salah satunya terdapat dalam lirik lagu. Lirik lagu bersifat puitis dan mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan puisi. Lirik lagu juga merupakan ekspresi seseorang dari alam batinnya tentang suatu hal yang dilihat, didengar atau dialaminya. Penuangan ekspresi lewat lirik lagu ini selanjutnya diperkuat dengan melodi dan notasi musik yang disesuaikan dengan lirik lagunya. Apabila kita perhatikan, perkembangan musik dari zaman dahulu hingga kini berkembang dengan sangat pesat. Seiring dengan kenyataan ini, Indonesia sudah masuk ke tahap modern, baik dari segi wawasan maupun kreatifitas bermusik masyarakatnya. Tak dapat disanggah bahwa akhir-akhir ini industri musik di Indonesia banyak mendapat perhatian dari seluruh kalangan, meskipun dengan beberapa pro dan kontra yang mengiringi para pelaku musik atau musisi tanah air. Hal ini terlihat dari betapa banyaknya musisi, band-band, penyanyi solo, konduktor, bahkan boyband dan girl band asal Indonesia yang berhasil menembus pasar komersil luar negeri. Fakta bahwa disukainya karya (lagu-lagu) anak bangsa dikancah internasional membuktikan bahwa musikalitas musisi Indonesia mampu bersaing dengan musisi dunia, contoh beberapa negara yang menggandrungi musik pop asal indonesia: Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Hongkong, Jepang, Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa. Bahkan ada beberapa lagu band asal Indonesia yang di-recycle oleh penyanyi luar negeri, contoh lagu “cari jodoh” dari Wali Band yang didaur ulang dengan judul “I no can do”, dinyanyikan dalam bahasa Inggris oleh Fabrizio Faniello, seorang penyanyi asal Malta. Kemudian masih ada lagu dari Peterpan, band yang sekarang telah berganti nama menjadi Noah. Tak tanggung-tanggung, dua lagu mereka berhasil menarik perhatian musisi mancanegara untuk menyanyikannya ulang. Lagu tersebut adalah Tak Bisakah dan Di Belakangku. Dua lagu tersebut masuk menjadi soundtrack untuk film India “Woh Lahme”. Judul dan lirik dua lagu tersebut diganti ke dalam bahasa India. Untuk judul sendiri diubah menjadi “Kya Mujhe Pyaar Hai” untuk lagu Tak Bisakah dan “Aao Milo Chale” pada tembang Di Belakangku. Belum lagi sepak terjang Anggun C. Sasmi (kini berkewarganegaraan Prancis), Agnes Monica, Sherina, Gita Gutawa, Sandy Shandoro, Slank, Padi, Dewa 19, GIGI, Ungu, Superman is Dead dan banyak lainnya di kancah musik internasional dengan melakukan konser-konser di luar negeri. Begitu juga halnya dengan lirik dalam lagu-lagu karya Dewa 19 disetiap albumnya, merupakan media untuk mengusung ide dari pengarang lagu, dalam hal ini didominasi oleh Ahmad Dhani, dalam interaksinya dengan masyarakat. Gagasan dan juga makna unsur- unsur karya sastra hanya dapat dipahami dan dinilai sepenuhnya atas dasar pemahaman tempat dan fungsi unsur itu dalam keseluruhan karya sastra. 2. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam meneliti Gaya Bahasa dalam Lirik Lagu Dewa 19 adalah metode deskriptif analitik. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 2001:63). Melalui metode deskriptif analitik peneliti melakukan penelitian dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis agar tercapai hasil penelitian yang benar-benar objektif. Dalam penelitian ini peneliti tidak menganalisis seluruh lagu karya Dewa 19 dikarenakan adanya beberapa kendala. Peneliti hanya mengambil 10% sampel dari keseluruhan populasi lagu Dewa 19. Populasi lagu Dewa 19 adalah 114 lagu, 10% dari populasi tersebut adalah 11 lagu. Adapun tahap-tahap penelitian mengenai analisis gaya bahasa pada Lirik Lagu karya Band Dewa 19 ialah sebagai berikut : 1. Pengumpulan Data Mencari data berupa gaya bahasa yang dibutuhkan dengan cara membaca Lirik Lagu karya Band Dewa 19 dan memahami makna yang terkandung dalam lirik lagu tersebut. 2. Seleksi Data Pada kegiatan ini peneliti melakukan proses memilih atau menyeleksi data berupa gaya bahasa yang digunakan dalam Lirik Lagu karya Band dewa 19. 3. Penarikan Kesimpulan Arti penarikan kesimpulan dalam penelitian ini bukanlah merujuk pada pengertian kesimpulan pada bab terakhir skripsi namun penarikan kesimpulan disini adalah kegiatan menganalisis dalam usaha memperoleh kepastian tentang kebenaran data. Setelah data yang terkumpul diuji kemudian data tersebut dideskripsikan. 3. Hasil Penelitian Gaya Bahasa yang dominan adalah gaya bahasa yang paling sering digunakan. Setelah peneliti melakukan analisis terhadap seluruh sampel lirik lagu Dewa 19, gaya bahasa yang paling sering digunakan ialah jenis dari gaya bahasa Perbandingan, yaitu Metafora sebanyak 40 kali penggunaan gaya bahasa, dan di urutan selanjutnya jenis dari gaya bahasa Pertentangan, yaitu Hiperbola sebanyak 37 kali penggunaan gaya bahasa. Kemudian oleh gaya bahasa Personifikasi sebanyak 30 kali penggunaan gaya bahasa. Selanjutnya gaya bahasa Ironi dan Anafora yang berjumlah masing-masing 7 kali penggunaan gaya bahasa. Gaya bahasa Simile 6 kali penggunaan gaya bahasa. Selanjutnya gaya bahasa Perifrasis, Epizeukis, Asonansi dan Klimaks masing-masing dengan 3 kali penggunaan gaya bahasa. Gaya bahasa Antisipasi dengan 2 kali penggunaan. Pada peringkat terakhir gaya bahasa Zeugma, Paradoks, Anastrof, Mesodilopsis, Pleonasme, Elipsis dan Depersonifikasi masing-masing dengan 1 kali penggunaan gaya bahasa. Total jumlah penggunaan keseluruhan gaya bahasa adalah 147 gaya bahasa. 4. Simpulan dan Rekomendasi Gaya bahasa yang digunakan dalam lirik lagu Dewa 19 adalah kelompok gaya bahasa perbandingan, pertentangan, pertautan dan perulangan yang terdiri atas 18 jenis gaya bahasa, dengan jumlah secara keseluruhan penggunaan gaya bahasa adalah 147 gaya bahasa. Gaya bahasa yang dominan pada lirik lagu Dewa 19 adalah dari kelompok gaya bahasa Perbandingan, dari jenis gaya bahasa Metafora.