Rpijm Bidang Pu/Cipta Karya

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Rpijm Bidang Pu/Cipta Karya RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019 BAB III ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DAN ARAHAN 3.1. ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DAN ARAHAN PENATAAN RUANG Infrastruktur permukiman memiliki fungsi strategis dalam pembangunan nasional karena turut berperan serta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi angka kemiskinan, maupun menjaga kelestarian lingkungan. Oleh sebab itu, Ditjen Cipta Karya berperan penting dalam implementasi amanat kebijakan pembangunan nasional. 3.1.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya A . Peraturan Presiden nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 Arahan RPJPN untuk RPJMN 3 Bidang Cipta Karya, meliputi : a. Tema besar RPJMN 3 adalah daya saing (competitiveness), dengan demikian selayaknya ketersediaan layanan infrastruktur, khususnya infrastruktur dasar (jalan, air dan listrik) sudah terpenuhi terlebih dahulu; b. Beberapa arahan dalam bidang infrastruktur adalah: Terpenuhinya penyediaan air minum & sanitasi untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat 100% akses air minum dan sanitasi; Pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung, didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel kota tanpa permukiman kumuh. Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang; Berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi; Konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi sumber daya air dan pengembangan sumber daya air; Pengembangan infrastruktur perdesaan, terutama untuk mendukung pembangunan pertanian. KABUPATEN JEMBRANA 2017 III - 1 1 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019 Konsep RPJMN Tahun 2015 – 2019 terkait Bidang Cipta Karya : a. Sasaran Umum : Pemenuhan ketersediaan infrastruktur dasar dan standar layanan minimum. b. Indikator pencapaian (100 : 0 : 100) : Meningkatnya akses penduduk terhadap air minum layak menjadi 100%; Berkurangnya Proporsi rumah tangga yang menempati hunian dan permukiman tidak layak menjadi 0 %; Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak menjadi 100%. B. Renstra Ditjen Cipta Karya 2015-2019 Berdasarkan Rencana Strategis Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2015-2019, Pembangunan infrastruktur permukiman pada dasarnya dimaksudkan untuk mencapai 3 (tiga) strategic goals yaitu: a) meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota dan desa, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan peran pusat-pusat pertumbuhan ekonomi desa dan meningkatkan akses infrastruktur bagi pertumbuhan ekonomi lokal; b) meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dimaksudkan untuk mengurangi kemiskinan dan memperluas lapangan kerja; c) meningkatkan kualitas lingkungan, yang bermaksud untuk mengurangi luas kawasan kumuh, meningkatkan kualitas penyelenggaraan penataan kawasan permukiman dan meningkatkan pelayanan infrastruktur permukiman. Untuk itu, pembangunan infrastruktur permukiman juga diarahkan untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional lainnya seperti penanggulangan kemiskinan, pengembangan kota hijau, dan penataan kawasan strategis. Dalam hal penanggulangan kemiskinan, Ditjen Cipta Karya turut berkontribusi dengan melaksanakan program pemberdayaan masyarakat (P2KP, PPIP, Pamsimas, dan Sanimas), serta program pro rakyat klaster 4 sesuai dengan Direktif Presiden RI. Dalam hal pengembangan kota hijau, Ditjen Cipta Karya turut berperan dengan menginisasi penyelenggaraan green waste (TPA Sanitary landfill dan TPST 3R), green water (IPA Reverse Osmosis dan Pamsimas), green building dan green open space (revitalisasi kawasan). Ditjen Cipta Karya juga mendapatkan mandat membangun infrastruktur permukiman pada kawasan strategis seperti daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar. Pada kawasan tersebut telah dilaksanakan peningkatan kualitas lingkungan permukiman serta pembangunan prasarana air minum dan sanitasi. Dalam mendukung pembangunan infrastruktur permukiman, telah dilakukan upaya pengaturan, pembinaan dan pengawasan dalam pengelolaan infrastruktur permukiman untuk memastikan keterpaduan dan keberlanjutan infrastruktur terbangun. Dalam periode 2010-2014, Ditjen Cipta Karya turut berkontribusi dalam perumusan UU No 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, dan UU No 20/2011 tentang Rumah Susun dan peraturan pelaksananya, serta terlibat dalam perumusan berbagai peraturan turunan UU No 18/2008 tentang Pengelolaan KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-2 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019 Persampahan, dan UU No 28/2002 tentang Bangunan Gedung. Upaya pembinaan dilakukan melalui pendampingan pemerintah daerah dalam merumuskan NSPK daerah serta menyusun dokumen perencanaan seperti RPI2JM, RPKPP, SSK, RISPAM dan RTBL. Untuk fungsi pengawasan, Ditjen Cipta Karya terus melakukan monitoring secara berkala melalui pengembangan sistem informasi (e-Monitoring) dan melakukan evaluasi tahunan dengan menyusun LAKIP. VISI Berdasarkan visi, misi dan indikator kinerja outcome yang telah dijabarkan, visi Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2015-2019 adalah: “Terwujudnya permukiman perkotaan dan perdesaan yang layak huni dan berkelanjutan melalui penyediaan infrastruktur bidang keciptakaryaan yang terpadu dan inklusif melalui pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum dan pengembangan penyehatan lingkungan permukiman.” MISI Berdasarkan arahan kebijakan serta memperhatikan peluang dan tantangan yang ada dalam pembangunan infrastruktur permukiman, maka misi yang akan dicapai oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam periode lima tahun ke depan adalah: 1. Melaksanakan fungsi pengaturan, pembinaan, dan pengawasan dalam bidang Cipta Karya dengan mengedepankan prinsip keterpaduan, inklusifitas, dan berkelanjutan. 2. Melaksanakan keterpaduan pembangunan infrastruktur permukiman serta penataan bangunan dan lingkungan berdasarkan penataan ruang dan Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). 3. Menyediakan infrastruktur air minum dan sanitasi di perkotaan dan perdesaan dalam rangka pemenuhan target RPJMN 2015-2019. 4. Meningkatkan kemandirian pemerintah daerah serta mendorong kemitraan dengan masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman. 5. Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan SDM yang profesional dengan menerapkan prinsip good governance TUJUAN Tujuan dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya merupakan penjabaran visi dan sasaran strategis yang hendak dicapai dalam rangka mencapai sasaran nasional yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019. Selain itu, tujuan Direktorat Jenderal Cipta Karya merupakan penjabaran dari tujuan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yaitu menyelenggarakan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan tingkat kondisi ketersediaan, keterpaduan, serta kualitas dan cakupan pelayanan yang produktif dan cerdas, berkeselamatan, mendukung kesehatan masyarakat, menyeimbangkan pembangunan, memenuhi kebutuhan dasar, serta berkelanjutan yang berasaskan gotong royong guna mencapai masyarakat yang lebih sejahtera. KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-3 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019 Pencapaian tujuan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat perlu didukung oleh setiap satminkal di lingkungan kementerian salah satunya Direktorat Jenderal Cipta Karya. Dalam pencapaian tujuan tersebut, dukungan Ditjen Cipta Karya adalah melalui penyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak guna mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip “infrastruktur untuk semua”. Berdasarkan arahan tersebut, tujuan Direktorat Jenderal Cipta Karya 2015-2019 adalah: Penyelenggaraan dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman yang berkualitas dengan prinsip “infrastruktur untuk semua” melalui pembangunan yang terpadu, inklusif dan berkelanjutan. SASARAN STRATEGIS Setelah mencapai target Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015, target SDGs adalah memastikan ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi berkelanjutan bagi semua orang, juga membangun kota dan permukiman warga yang inklusif, aman, dan kukuh. Target tersebut merupakan tantangan berat Indonesia di bidang infrastruktur permukiman adalah memberikan akses air minum 100%, mengurangi kawasan kumuh hingga 0%, dan menyediakan akses sanitasi layak 100% untuk masyarakat Indonesia. Target tersebut lebih dikenal sebagai Gerakan Nasional 100-0-100 sebagai aktualisasi visi Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan permukiman layak huni dan berkelanjutan. Ditjen Cipta Karya bertekad bekerja tidak sekedar business as usual, tidak bisa hanya bekerja berbasis output tanpa penyempurnaan perangkat dan melakukan terobosan. Perlu dilakukan perbaikan baik dari segi fungsi, teknis, kualitas/mutu, administrasi, dan kelembagaan dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman. Dalam penyelenggaraan gerakan 100-0-100, Ditjen Cipta Karya akan melibatkan semua pemangku kepentingan, baik pemerintah daerah, dunia usaha, maupun masyarakat, mengingat target yang sangat tinggi dan kebutuhan dana yang sangat besar. 3.1.2 Arahan Penataan Ruang Dalam sistem perwilayahan Nasional, struktur ruang merupakan Sistem pusat permukiman yang meliputi PKN, PKW, dan PKL sebagai satu kesatuan sistem yang berhirarki. A. Arahan RTRWN Berdasarkan PP No. 26 tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Nasional, Negara sebagai Ibu Kota Kabupaten Jembrana ditetapkan sebagai Pusat
Recommended publications
  • The Growth of Foreign Tourist Visit to Place of Table 17
    THE GROWTH OF FOREIGN TOURIST VISIT TO PLACE OF TABLE 17. INTEREST IN BALI 2013-2018 TABEL 17. PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISATAWAN PADA KAWASAN OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA DI BALI TAHUN 2013-2018 NO THE VISITED PLACES of INTEREST 2013 2014 2015 2016 2017 2018 wisnus wisman I DENPASAR CITY 1 Museum Bali 26,215 42,988 37,532 38,437 31,693 18,927 16,704 2 Museum Le Mayuer 4,882 5,596 5,265 6,194 5,229 1,798 3,324 3 Taman Budaya 7,599 14,312 15,704 14,345 10,300 5,078 2,286 4 Pulau Serangan 167,795 212,361 125,643 16,303 28,005 9,799 28,628 5 Prasasti Blanjong 7,851 374 463 313 211 121 133 6 Ps. Kumbasari 13,279 13,117 13,592 11,123 10,464 0 7,856 7 Pasar Badung 18,395 16,190 20,533 4,114 - - - 8 Museum Lukisan Sidik Jari 404 537 6,937 425 429 696 153 9 Monumen Perjuangan Rakyat Bali 130,255 158,402 135,920 251,438 237,251 170,410 50,529 10 Hutan Bakau/Mangrove 3,877 3,204 17,088 17,064 22,642 17,449 21 11 Desa Budaya Kertalangu 62,814 74,884 74,311 78,170 223,572 58,781 7,489 12 Pura Dalem Sakenan 317 848 2,973 2,276 440 1,835 507 13 Pura Maspahit Grenceng 92 - - - - - - 14 Dewata Oleh-Oleh Bali - - - - - 862,623 22,164 15 Syahbandar Serangan - - - - - 724,693 3,910 16 Keris Dance - - - - - 8,200 57,151 JUMLAH 443,775 542,813 455,961 440,202 570,236 1,880,410 200,855 II BADUNG REGENCY 1 Sangeh 78,530 84,068 82,403 139,265 145,422 89,372 50,395 2 Taman Ayun 281,901 329,691 363,507 369,963 697,468 79,044 341,758 3 Uluwatu 820,999 1,129,306 1,774,009 1,591,674 2,236,506 559,479 1,898,985 4 Air Terjun Nungnung 10,699 8,889 11,680 20,504 39,174 2,343 51,289 5 Pantai Pandawa 906,001 1,356,321 1,045,766 240,770 6 Pantai Labuan Sait 544,460 551,050 88,704 368,744 JUMLAH 1,192,129 1,551,954 2,231,599 3,571,867 5,025,941 1,864,708 2,951,941 III GIANYAR REGENCY 1 Goa Gajah 253,455 286,418 290,148 315,078 370,222 23,235 367,848 2 Gn.
    [Show full text]
  • Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Propinsi Bali Tahun 2003 Ini Disusun Melalui Transformasi Data Dasar Menjadi Suatu Informasi Lingkungan Hidup Yang Komprehensif
    LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROPINSI BALI TAHUN 2003 Diterbitkan: Desember 2003 BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH PROPINSI BALI Alamat : Jalan Hayam Wuruk 69 Denpasar Bali Telp : (0361) 235036 Fax : (0361) 244070 STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROPINSI BALI TAHUN 2003 Disusun atas kerjasama BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH PROPINSI BALI Dengan PUSAT PENELITIAN UNIVERSITAS WARMADEWA DENPASAR Tim Penyusun Ir. I Ketut Sudiarta, M.Si. Drs. I Nengah Kartika, M.Si. Drs. I Wayan Sudemen, M.Si. Ir. I Gede Sudiarta KATA PENGANTAR Pembangunan berkelanjutan tidak akan tercapai tanpa memasukkan unsur konvensi lingkungan ke dalam kerangka proses pembangunan. Agenda 21 telah mengekspresikan bahwa secara global sangat penting meningkatkan pemahaman terhadap keterkaitan antara ekosistem lingkungan dan manusia serta resultante sebab akibatnya. Kenyataan ini menggarisbawahi pentingnya laporan pengelolaan lingkungan hidup disusun baik pada ringkat lokal/daerah, nasional, regional, maupun global. Informasi tentang lingkungan hidup daerah perlu disusun sebagai bagian dari akuntabilitas publik, sarana pendidikan dan pengawasan publik, peningkatan kesadaran masyarakat dan sarana keterlibatan masyarakat serta pengambil keputusan dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup. Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Propinsi Bali Tahun 2003 ini disusun melalui transformasi data dasar menjadi suatu informasi lingkungan hidup yang komprehensif. Penyusunannya berdasarkan Panduan Umum Penyusunan Laporan
    [Show full text]
  • Aktivitas Nelayan Desa Perancak Di Kabupaten Jembrana Dalam Fotografi Dokumenter
    RETINA JURNAL FOTOGRAFI ISSN | E-ISSN https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/retina/ Vol. I | No. 1 | Juni 2021 AKTIVITAS NELAYAN DESA PERANCAK DI KABUPATEN JEMBRANA DALAM FOTOGRAFI DOKUMENTER Ngurah Made Kevin Aria Perdana1, Anis Raharjo2, Putu Agus Bratayadnya3 1,2,3Program Studi Fotografi, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar [email protected] Abstrak Pantai Perancak merupakan sebuah pantai yang terletak di sebelah barat Pulau Bali, Pantai Perancak memiliki peran besar dalam kemajuan pariwisata yang ada di Bali, banyak hasil laut dieskpor ke berbagai daerah destinasi wisata yang ada di Bali, Pantai Perancak juga dapat dilihat pada saat berkunjung kesana, yaitu terdapat banyaknya perahu besar yang biasa disebut Perahu Seleret oleh warga yang ada disana yang menjadikan Pantai Perancak memiliki banyak keunikan untuk didokumentasikan kedalam sebuah karya fotografi Dokumenter. Penulis melakukan metode observasi mengenai aktivitas warga Pantai Perancak yang berprofesi sebagai nelayan dengan cara mengamati objek terkait dengan pembuatan fotografi Dokumenter ini. Kemudian dijadikan sebuah karya fotografi Dokumenter dengan memanfaatkan teori estetika dimana setiap karya yang dibuat tetap mengandung unsur keindahan, serta adaanya metode EDFAT yang digunakan pencipta untuk merangkum cerita dengan lengkap sesuai dengan keadaan di Pantai Perancak. Untuk membuat sebuah karya fotografi Dokumenter yang memiliki sebuah visualisasi yang baik serta menarik, penulis memulai dengan penciptaan ide, proses pengerjaan dan diakhiri dengan pameran dan presentasi. Untuk visual dari aktivitas warga Pantai Perancak yang berprofesi sebagai nelayan, banyak tahapan yang dilakukan mulai dari persiapan alat untuk mencari hasil laut, lalu adanya persiapan kapal atau yang biasa disebut warga Pantai Perancak Perahu Seleret, hingga menjual hasil laut yang sudah didapatkan.
    [Show full text]
  • Rpi2jm Bidang Cipta Karya Kabupaten Jembrana 2014-2018 Kabupaten Jembrana 2014 Iii-1
    RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2014-2018 BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 3.1. RTRW Nasional Dalam sistem perwilayahan Nasional, struktur ruang merupakan Sistem pusat permukiman yang meliputi PKN, PKW, dan PKL sebagai satu kesatuan sistem yang berhirarki. Berdasarkan PP No. 26 tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Nasional, Negara sebagai Ibu Kota Kabupaten Jembrana ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah, tahapan pengembangan PKW di Kabupaten Jembrana berdasarkan RTRWN adalah II/B, yakni merupakan prioritas pengembangan jangka menengah dengan arahan mendorong pengembangan sentra-sentra Produksi, untuk mendukung arahan tersebut tersebut, fungsi yang diemban oleh Negara sebagai Pusat Kegiatan Wilayah adalah : sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN; sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten; dan/atau sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten. KABUPATEN JEMBRANA 2014 III-1 RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2014-2018 PKW JEMBRANA PKW PKN/Metropolitan Sarbagita Gambar 3.1 Arahan Pengembangan Struktur Ruang Kabupaten Jembrana dalam Rencana Tata Ruang Nasional Struktur Ruang yang ditetapkan dalam RTRWN, terutama penetapan Kota Negara sebagai PKW pada saat ini memerlukan kajian lebih mendalam, mengingat munculnya paradigma baru berkaitan dengan dimekarkannya Kecamatan Negara menjadi dua kecamatan yakni Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana sehingga merubah
    [Show full text]
  • LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.75, 2012 PEMERINTAHAN
    LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.75, 2012 PEMERINTAHAN. Wilayah. Nasional. Pemda. Rencana. Tata Ruang. Pulau Jawa-Bali. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG PULAU JAWA-BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (1) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan ketentuan Pasal 123 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali; Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); legalitas.org www.djpp.depkumham.go.id 2012, No.75 2 4. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG RENCANA TATA RUANG PULAU JAWA-BALI.
    [Show full text]
  • Rencana. Tata Ruang. Pulau Jawa-Bali
    LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.75, 2012 PEMERINTAHAN. Wilayah. Nasional. Pemda. Rencana. Tata Ruang. Pulau Jawa-Bali. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG PULAU JAWA-BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (1) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan ketentuan Pasal 123 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali; Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); www.djpp.depkumham.go.id 2012, No.75 2 4. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG RENCANA TATA RUANG PULAU JAWA-BALI.
    [Show full text]
  • Elemen-Elemen Arsitektural Tinggalan Kerajaan Mengwi Di Kabupaten Badung
    LAPO RAN HASIL PENELITIAN HIBAH PENELITIAN JURUSAN ARSITEKTUR TAHUN 2015 ELEMEN-ELEMEN ARSITEKTURAL TINGGALAN KERAJAAN MENGWI DI KABUPATEN BADUNG Tim Pengusul: 1. I Nyoman Widya Paramadhyaksa, ST, MT, Ph.D 19740911 200012 1 001 2. I Gusti Agung Bagus Suryada, S.T., M.T. 19661030 199802 1001 3. Ni Luh Putu Eka Pebriyanti, ST, M.Sc 19820212 201404 2 001 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA MEI 2015 LAPO RAN HASIL PENELITIAN HIBAH PENELITIAN JURUSAN ARSITEKTUR TAHUN 2015 ELEMEN-ELEMEN ARSITEKTURAL TINGGALAN KERAJAAN MENGWI DI KABUPATEN BADUNG Tim Pengusul: 1. I Nyoman Widya Paramadhyaksa, ST, MT, Ph.D 19740911 200012 1 001 2. I Gusti Agung Bagus Suryada, S.T., M.T. 19661030 199802 1001 3. Ni Luh Putu Eka Pebriyanti, ST, M.Sc 19820212 201404 2 001 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA MEI 2015 i DAFTAR ISI Halaman Judul .................................................................................................................. i Halaman Pengesahan ........................................................................................................ ii Daftar Isi........................................................................................................................... iii Abstrak.............................................................................................................................. 1 BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 2 1.1Latar Belakang ...........................................................................................
    [Show full text]
  • 901 NOTES 902 INDE X a Accommodation 840-2, See Also Individual Locations Aceh 414-29, 415 History 414-16 Politics 34, 54-5 Acti
    © Lonely Planet Publications 901 NOTES 902 Index A Amed 342-4 Bali 266-374, 268, 277, 329, 352-3, accommodationABBREVIATIONS 840-2, see also Amlapura 333, 341 366-7 individualACT Australian locations Capital Amorphophallus flower 378, 451 arts 271-4 Territory Aceh 414-29, 415 Ampana 724-5 history 267, 269 NSW New South Wales history 414-16 Amungme people 816 itineraries 27 NT Northern Territory politics 34, 54-5 Anakalang 601 media 271 Qld Queensland activities 24, 842-5, see also Anggi Lakes 807 population 269-70 SA South Australia individual activities Angguruk 828 religion 270-1 Tas Tasmania INDEX Adonara 572 animals, see individual animals, wildlife temples 270-1 Vic Victoria Affandi Museum 175 animism 36, 60-1, 402, 439, 570, travel to/from 274-5 WA Western Australia Agats 837-9 576, 579 travel within 275-6 Agung Rai Museum of Art (ARMA) Anyer 124-5 woodcarving 69 309, 312 Apokayan Highlands 659-60 Bali Art Festival of Buleleng 368 Ahuwair 568-9 architecture 221 Bali Arts Festival 24, 303, 854 Aikima 825 Balinese 272, 331, 368 Bali Botanical Gardens 363 Air Cina 585 Batak 402-3 Bali Orchid Garden 294 Air Kalak 519 Javanese 150, 158, 165, 174, Baliem Festival 24, 826, 854 Air Manis 436 242 Baliem Valley 793, 816-28, 820, 700 Air Panas Banjar 373, 698 Dutch 108, 221, 232, 675 tours 819 Air Panas Cangar 239 Indo-European 139, 221 Balikpapan 645-9, 647 Air Terjun Bantimurung 680 mosques 64 Balinese people 489 Air Terjun Gangga 516 arts & crafts 65-7, 68-74, see also Balok 701 Air Terjun Hengahenga 724 individual arts, crafts, shopping
    [Show full text]