RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

BAB III

ARAHAN PEMBANGUNAN

BIDANG CIPTA KARYA DAN ARAHAN

3.1. ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DAN ARAHAN PENATAAN RUANG

Infrastruktur permukiman memiliki fungsi strategis dalam pembangunan nasional karena turut berperan serta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi angka kemiskinan, maupun menjaga kelestarian lingkungan. Oleh sebab itu, Ditjen Cipta Karya berperan penting dalam implementasi amanat kebijakan pembangunan nasional.

3.1.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya

A . Peraturan Presiden nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 Arahan RPJPN untuk RPJMN 3 Bidang Cipta Karya, meliputi : a. Tema besar RPJMN 3 adalah daya saing (competitiveness), dengan demikian selayaknya ketersediaan layanan infrastruktur, khususnya infrastruktur dasar (jalan, air dan listrik) sudah terpenuhi terlebih dahulu; b. Beberapa arahan dalam bidang infrastruktur adalah:  Terpenuhinya penyediaan air minum & sanitasi untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat 100% akses air minum dan sanitasi;  Pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung, didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel kota tanpa permukiman kumuh.  Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang;  Berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi;  Konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi sumber daya air dan pengembangan sumber daya air;  Pengembangan infrastruktur perdesaan, terutama untuk mendukung pembangunan pertanian.

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III - 1 1 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Konsep RPJMN Tahun 2015 – 2019 terkait Bidang Cipta Karya : a. Sasaran Umum : Pemenuhan ketersediaan infrastruktur dasar dan standar layanan minimum. b. Indikator pencapaian (100 : 0 : 100) :  Meningkatnya akses penduduk terhadap air minum layak menjadi 100%;  Berkurangnya Proporsi rumah tangga yang menempati hunian dan permukiman tidak layak menjadi 0 %;  Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak menjadi 100%.

B. Renstra Ditjen Cipta Karya 2015-2019 Berdasarkan Rencana Strategis Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2015-2019, Pembangunan infrastruktur permukiman pada dasarnya dimaksudkan untuk mencapai 3 (tiga) strategic goals yaitu: a) meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota dan desa, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan peran pusat-pusat pertumbuhan ekonomi desa dan meningkatkan akses infrastruktur bagi pertumbuhan ekonomi lokal; b) meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dimaksudkan untuk mengurangi kemiskinan dan memperluas lapangan kerja; c) meningkatkan kualitas lingkungan, yang bermaksud untuk mengurangi luas kawasan kumuh, meningkatkan kualitas penyelenggaraan penataan kawasan permukiman dan meningkatkan pelayanan infrastruktur permukiman.

Untuk itu, pembangunan infrastruktur permukiman juga diarahkan untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional lainnya seperti penanggulangan kemiskinan, pengembangan kota hijau, dan penataan kawasan strategis. Dalam hal penanggulangan kemiskinan, Ditjen Cipta Karya turut berkontribusi dengan melaksanakan program pemberdayaan masyarakat (P2KP, PPIP, Pamsimas, dan Sanimas), serta program pro rakyat klaster 4 sesuai dengan Direktif Presiden RI. Dalam hal pengembangan kota hijau, Ditjen Cipta Karya turut berperan dengan menginisasi penyelenggaraan green waste (TPA Sanitary landfill dan TPST 3R), green water (IPA Reverse Osmosis dan Pamsimas), green building dan green open space (revitalisasi kawasan). Ditjen Cipta Karya juga mendapatkan mandat membangun infrastruktur permukiman pada kawasan strategis seperti daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar. Pada kawasan tersebut telah dilaksanakan peningkatan kualitas lingkungan permukiman serta pembangunan prasarana air minum dan sanitasi.

Dalam mendukung pembangunan infrastruktur permukiman, telah dilakukan upaya pengaturan, pembinaan dan pengawasan dalam pengelolaan infrastruktur permukiman untuk memastikan keterpaduan dan keberlanjutan infrastruktur terbangun. Dalam periode 2010-2014, Ditjen Cipta Karya turut berkontribusi dalam perumusan UU No 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, dan UU No 20/2011 tentang Rumah Susun dan peraturan pelaksananya, serta terlibat dalam perumusan berbagai peraturan turunan UU No 18/2008 tentang Pengelolaan KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-2

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Persampahan, dan UU No 28/2002 tentang Bangunan Gedung. Upaya pembinaan dilakukan melalui pendampingan pemerintah daerah dalam merumuskan NSPK daerah serta menyusun dokumen perencanaan seperti RPI2JM, RPKPP, SSK, RISPAM dan RTBL. Untuk fungsi pengawasan, Ditjen Cipta Karya terus melakukan monitoring secara berkala melalui pengembangan sistem informasi (e-Monitoring) dan melakukan evaluasi tahunan dengan menyusun LAKIP.

VISI Berdasarkan visi, misi dan indikator kinerja outcome yang telah dijabarkan, visi Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2015-2019 adalah:

“Terwujudnya permukiman perkotaan dan perdesaan yang layak huni dan berkelanjutan melalui penyediaan infrastruktur bidang keciptakaryaan yang terpadu dan inklusif melalui pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum dan pengembangan penyehatan lingkungan permukiman.”

MISI Berdasarkan arahan kebijakan serta memperhatikan peluang dan tantangan yang ada dalam pembangunan infrastruktur permukiman, maka misi yang akan dicapai oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam periode lima tahun ke depan adalah: 1. Melaksanakan fungsi pengaturan, pembinaan, dan pengawasan dalam bidang Cipta Karya dengan mengedepankan prinsip keterpaduan, inklusifitas, dan berkelanjutan. 2. Melaksanakan keterpaduan pembangunan infrastruktur permukiman serta penataan bangunan dan lingkungan berdasarkan penataan ruang dan Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). 3. Menyediakan infrastruktur air minum dan sanitasi di perkotaan dan perdesaan dalam rangka pemenuhan target RPJMN 2015-2019. 4. Meningkatkan kemandirian pemerintah daerah serta mendorong kemitraan dengan masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman. 5. Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan SDM yang profesional dengan menerapkan prinsip good governance

TUJUAN Tujuan dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya merupakan penjabaran visi dan sasaran strategis yang hendak dicapai dalam rangka mencapai sasaran nasional yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019. Selain itu, tujuan Direktorat Jenderal Cipta Karya merupakan penjabaran dari tujuan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yaitu menyelenggarakan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan tingkat kondisi ketersediaan, keterpaduan, serta kualitas dan cakupan pelayanan yang produktif dan cerdas, berkeselamatan, mendukung kesehatan masyarakat, menyeimbangkan pembangunan, memenuhi kebutuhan dasar, serta berkelanjutan yang berasaskan gotong royong guna mencapai masyarakat yang lebih sejahtera.

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-3

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Pencapaian tujuan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat perlu didukung oleh setiap satminkal di lingkungan kementerian salah satunya Direktorat Jenderal Cipta Karya. Dalam pencapaian tujuan tersebut, dukungan Ditjen Cipta Karya adalah melalui penyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak guna mewujudkan kualitas hidup manusia sejalan dengan prinsip “infrastruktur untuk semua”.

Berdasarkan arahan tersebut, tujuan Direktorat Jenderal Cipta Karya 2015-2019 adalah: Penyelenggaraan dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman yang berkualitas dengan prinsip “infrastruktur untuk semua” melalui pembangunan yang terpadu, inklusif dan berkelanjutan.

SASARAN STRATEGIS

Setelah mencapai target Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015, target SDGs adalah memastikan ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi berkelanjutan bagi semua orang, juga membangun kota dan permukiman warga yang inklusif, aman, dan kukuh. Target tersebut merupakan tantangan berat Indonesia di bidang infrastruktur permukiman adalah memberikan akses air minum 100%, mengurangi kawasan kumuh hingga 0%, dan menyediakan akses sanitasi layak 100% untuk masyarakat Indonesia. Target tersebut lebih dikenal sebagai Gerakan Nasional 100-0-100 sebagai aktualisasi visi Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan permukiman layak huni dan berkelanjutan. Ditjen Cipta Karya bertekad bekerja tidak sekedar business as usual, tidak bisa hanya bekerja berbasis output tanpa penyempurnaan perangkat dan melakukan terobosan. Perlu dilakukan perbaikan baik dari segi fungsi, teknis, kualitas/mutu, administrasi, dan kelembagaan dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman. Dalam penyelenggaraan gerakan 100-0-100, Ditjen Cipta Karya akan melibatkan semua pemangku kepentingan, baik pemerintah daerah, dunia usaha, maupun masyarakat, mengingat target yang sangat tinggi dan kebutuhan dana yang sangat besar.

3.1.2 Arahan Penataan Ruang

Dalam sistem perwilayahan Nasional, struktur ruang merupakan Sistem pusat permukiman yang meliputi PKN, PKW, dan PKL sebagai satu kesatuan sistem yang berhirarki.

A. Arahan RTRWN

Berdasarkan PP No. 26 tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Nasional, Negara sebagai Ibu Kota Kabupaten Jembrana ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah, tahapan pengembangan PKW di Kabupaten Jembrana KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-4

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

berdasarkan RTRWN adalah II/B, yakni merupakan prioritas pengembangan jangka menengah dengan arahan mendorong pengembangan sentra-sentra Produksi, untuk mendukung arahan tersebut tersebut, fungsi yang diemban oleh Negara sebagai Pusat Kegiatan Wilayah adalah :

1. sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN; 2. sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten; dan/atau 3. sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

Gambar 3.1 Arahan Pengembangan Struktur Ruang Kabupaten Jembrana dalam Rencana Tata Ruang Nasional

Struktur Ruang yang ditetapkan dalam RTRWN, terutama penetapan Kota Negara sebagai PKW pada saat ini memerlukan kajian lebih mendalam, mengingat munculnya paradigma baru berkaitan dengan dimekarkannya Kecamatan Negara

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-5

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

menjadi dua kecamatan yakni Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana sehingga merubah struktur ruang di Kabupaten Jembrana pada saat ini. Keterkaitan PKW Negara dengan PKN Denpasar – Bangli - Gianyar - Tabanan (Sarbagita) mempunyai dampak berganda berupa pengaruh ke depan maupun ke belakang, fungsi PKW Negara sebagai simpul kedua kegiatan ekspor- impor dan sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, relatif belum berjalan sebagaimana yang telah ditentukan hal ini sebagai dampak dari fungsi dan kecenderungan PKN Sarbagita sebagai Kawasan Strategis Nasional dalam pengembangan kegiatan pariwisata, sehingga fungsi yang berjalan di PKW Negara adalah sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten terutama untuk jalur pariwisata. Adapun pola pemanfaatan ruang yang diarahkan berdasarkan RTRWN di Kabupaten Jembrana meliputi, kawasan konservasi (Taman Nasional Barat), kawasan lindung dan kawasan budidaya. Prioritas utama pengembangan kawasan konservasi di Kabupaten Jembrana adalah rehabilitasi dan pemantapan fungsi kawasan lindung nasional yang meliputi Taman Nasional dan Taman Nasional Laut (I/A/IV), dalam hal ini Taman Nasional Bali Barat.

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-6

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Gambar 3.2 Arahan Pola Ruang Kabupaten Jembrana Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Arahan untuk pengembangan Kawasan Konservasi dan Kawasan Lindung adalah : 1. Mempertahankan dan merehabilitasi kawasan konservasi dan kawasan lindung yang semakin terdesak oleh kegiatan budidaya hingga mencapai luasan minimal 30% dari keseluruhan luas wilayah; 2. Mempertahankan sumber-sumber air dan merehabilitasi daerah resapan air untuk menjaga ketersedian air sepanjang tahun; 3. Mengendalikan pertumbuhan pusat-pusat permukiman perkotaan dan perdesaan yang berpotensi mengganggu kawasan-kawasan yang rawan bencana serta mengancam keberadaan kawasan lindung dan kawasan produksi pangan melalui pengendalian aspek kependudukan dan kegiatan sosial- ekonominya; 4. Menetapkan kawasan sempadan pantai, sempadan sungai dan kawasan sekitar waduk dan mata air sebagai kawasan berfungsi lindung ; 5. Mengelola kawasan sekitar waduk, danau, dan situ secara bijaksana agar proses pendangkalan waduk dapat dicegah.

Sedangkan untuk kawasan budidaya, arahan pengembangannya antara lain: 1. Mendorong pusat-pusat permukiman perkotaan dalam hal ini PKW Negara sebagai pusat pelayanan jasa koleksi dan distribusi sebagai media penjalaran pelayanan dan pengembangan ekonomi kepada kawasan-kawasan belakangnya; 2. Mengendalikan perkembangan pusat-pusat permukiman dan kawasan budidaya dari ancaman kenaikan muka air laut akibat fenomena pemanasan global;

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-7

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

3. Mengendalikan pembangunan kawasan perkotaan secara menerus di sepanjang koridor jaringan jalan primer mendorong pengembangan kota-kota menengah; 4. Membatasi dan merelokasi kawasan-kawasan permukiman yang berada pada kawasan-kawasan berfungsi lindung dan dilindungi; 5. Mendorong pengembangan pusat-pusat permukiman secara berhirarkis dan terkait secara fungsional; 6. Mendorong pertumbuhan pembangunan kota ke arah vertikal dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan; 7. Mempertahankan Pulau Jawa-Bali sebagai lumbung pangan nasional melalui berbagai upaya menetapkan dan mempertahankan kawasan produksi pangan; 8. Pemanfaatan potensi keindahan alam dan budaya di kawasan pariwisata guna mendorong pengembangan pariwisata; 9. Memperhatikan kelestarian nilai budaya, adat-istiadat, serta mutu dan keindahan lingkungan alam dan menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup.

B. Arahan RTR Jawa-Bali

RTR Pulau Jawa-Bali merupakan penjabaran struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah nasional ke dalam kebijaksanaan dan strategi pemanfaatan ruang Pulau Jawa-Bali.

RTR Pulau Jawa-Bali disusun berdasarkan kebijaksanaan berikut: a. Mempertahankan Pulau Jawa-Bali sebagai lumbung pangan nasional melalui berbagai b. upaya menetapkan dan mempertahankan kawasan produksi pangan; a. Mempertahankan dan merehabilitasi kawasan lindung yang semakin terdesak oleh, b. Kegiatan budidaya hingga mencapai luasan minimal 30% dari keseluruhan luas wilayah Pulau Jawa-Bali, khususnya di Pulau Jawa bagian Selatan dan Pulau Bali bagian Tengah;

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-8

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

c. Mempertahankan sumber-sumber air dan merehabilitasi daerah resapan air untuk menjaga ketersedian air sepanjang tahun; d. Mengendalikan pertumbuhan pusat-pusat permukiman perkotaan dan perdesaan yang berpotensi mengganggu kawasan-kawasan yang rawan bencana serta mengancam keberadaan kawasan lindung dan kawasan produksi pangan melalui pengendalian aspek kependudukan dan kegiatan sosial-ekonominya; e. Mengendalikan secara ketat pengembangan industri hingga ambang batas toleransi lingkungan yang aman bagi keberlanjutan pembangunan; f. Mengintegrasikan kegiatan industri ke dalam zona-zona dan kawasan- kawasan industri yang telah ditetapkan; g. Mendorong pusat-pusat permukiman perkotaan sebagai pusat pelayanan jasa koleksi dan distribusi di Pulau Jawa-Bali; h. Mengembangkan zona-zona pemanfaatan minyak dan gas untuk wilayah perairan laut dan/atau lepas pantai; i. Mempertahankan dan merehabilitasi kawasan cagar budaya. Arahan kebijakan pengembangan dalam RTR Jawa-Bali Yang berkaitan dengan Kabupaten Jembrana khususnya dan Provinsi Bali pada umumnya disajikan pada tabel 3.1 berikut.

Tabel

Kebijakan Pengembangan Kabupaten Jembarana

Dalam RTR Pulau Jawa-Bali

No Kebijakan Pengembangan

1 Mendorong pengembangan Kota Negara

2 Memberdayakan fungsi kota-kota sesuai dengan kedudukannya dalam tatanan sistem perkotaan;

3 Peningkatan jaringan Jalan Lintas dan Jalan Pengumpan di Pulau Bali untuk mendukung fungsinya sebagai jaringan jalan arteri primer yang menghubungkan kota-kota pesisir di

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-9

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Pulau Bali pada ruas-ruas : Gilimanuk – Seririt – Singaraja –Amlapura – Padang Bai, dan Padang Bai – Semarapura – Gianyar – Denpasar – Tabanan– Negara – Gilimanuk, Denpasar – Mengwi – Bedugul – Singaraja, Tohpati – Kusamba,Kuta – , dan Bringkit – Batuan - Purnama

4 Mengembangkan simpul jaringan penyeberangan lintas antar provinsi denganeksternal Pulau Jawa-Bali yang memiliki interaksi kuat yakni : Ketapang –Gilimanuk.

5 Pembangunan dan pemeliharaan bendungan-bendungan pada beberapa daerah aliran sungai

6 Mencegah terjadinya erosi dan/atau sedimentasi pada kota-kota atau kawasan kawasan budidaya (pertanian, perkebunan, pariwisata, dan industri) khususnya yang berada pada kelerengan terjal;

7 Mengendalikan luasan hutan lindung Pulau Jawa – Bali sebesar 3.420.325 ha dan 100.200 Ha di Provinsi Bali;

8 Mempertahankan keberadaan zona-zona resapan tinggi

9 Menetapkan kawasan sempadan pantai, sungai, mata air dan sekitar waduk sebagai kawasan berfungsi lindung padaRTRW Provinsi, Kabupaten, Kota dan Kawasan;

10 Mengelola kawasan sekitar waduk, danau, dan situ secara bijaksana agar prosespendangkalan waduk dapat dicegah

11 Mengelola Kawasan Cagar Budaya meliputi Situs Gilimanuk

12 Mengendalikan perkembangan pusat-pusat permukiman dan kawasan budidaya dariancaman kenaikan muka air laut akibat fenomena pemanasan global, terutama yangberada di sepanjang Pantai Selatan Bali.

13 Mengembangkan wisata bahari di Kepulauan Seribu, Kepulauan Karimun Jawa,

14 Mengembangkan paket wisata terpadu Jawa-Bali;

15 Meningkatkan upaya promosi untuk meningkatkan daya tarik wisatawan mancanegara

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-10

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

dan nusantara.

16 Menetapkan dan pembatasan eksploitasi air tanah oleh kegiatan industri pada sekitarkawasan lindung dan/atau kawasan permukiman perkotaan.

17 Membatasi kegiatan permukiman yang sudah ada pada kawasan lindung;

Sumber : RTR Jawa-Bali, 2008

Arahan RTRW Provinsi Bali

Rencana struktur ruang wilayah Provinsi Bali, terdiri atas : a. sistem perkotaan yang berkaitan dengan kawasan perdesaan; dan b. sistem jaringan transportasi sebagai prasarana wilayah.

1. Sistem Perkotaan

Sistem Perkotaan Provinsi Bali ditetapkan sebagai berikut : a. PKN terdiri dari Kawasan Perkotaan Denpasar–Badung–Gianyar– Tabanan (Sarbagita); b. PKW terdiri dari Kawasan Perkotaan Singaraja, Kawasan Perkotaan Semarapura dan Kawasa Perkotaan Negara; c. PKL terdiri dari Kawasan Perkotaan Bangli, Kawasan Perkotaan Amlapura, dan Kawasan Perkotaan Seririt; dan

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-11

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

d. PPK terdiri dari atas: kawasan-kawasan perkotaan Gilimanuk, Melaya, Mendoyo, Pekutatan, Lalanglinggah, Bajera, Megati, Kerambitan, Marga, Baturiti, Penebel, Pupuan, Petang, Nusa Dua, Tampaksiring, Tegalalang, Payangan, Sampalan, Banjarangkan, Dawan, Susut, Tembuku, Kintamani, Rendang, Sidemen, Manggis, Padangbai, Abang, Bebandem, Selat, Kubu, Tianyar, Gerokgak, Busungbiu, Banjar, Pancasari-Candikuning, Sawan, Kubutambahan, Tejakula, Celukan Bawang, Pengambengan.

Dalam konteks RTRWP Bali, implikasi system perkotaan terhadap wilayah perencanaan adalah :  Terdapat PKW (Kawasan Perkotaan Negara) pada lokasi yang berbatasan langsung dengan wilayah kecamatan dan memiliki kecenderungan menyatu.  Kawasan Perkotaan Melaya dan Kawasan Perkotaan Gilimanuk diarahkan sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-12

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Gambar 3.3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi Bali

Sumber : Perda 16 Tahun 2009

2. Sistem Jaringan Transportasi

Untuk mendukung fungsi sistem perkotaan, maka pengembangan sistem jaringan transportasi sebagai komponen struktur ruang di Provinsi Bali diarahkan sebagai berikut. 1. Pengembangan jaringan transportasi darat diarahkan pada pemeliharaan, peningkatan, pembangunan baru dan studi jalan alternatif, meliputi antara lain : a. Rencana pengembangan jalan nasional bebas hambatan antar kota, mencakup: 1) Kuta–Tanah Lot–Soka; 2) Canggu–Beringkit–Batuan–Purnama; 3) Tohpati–Kusumba–Padangbai; 4) Pekutatan–Soka; 5) Negara–Pekutatan; 6) Gilimanuk–Negara; dan 7) Mengwitani–Singaraja.

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-13

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

b. Rencana pengembangan jalan nasional bebas hambatan dalam kota, mencakup: 1) Serangan–Tanjung Benoa; 2) Serangan–Tohpati; 3) Kuta–Bandar Udara Ngurah Rai; dan 4) Kuta–Denpasar–Tohpati. c. Pemeiharaan jalan nasional fungsi arteri primer, mencakup: 1) Gilimanuk–Negara–Pekutatan–Soka–Antosari– Tabanan– Mengwitani; 2) Mengwitani–Denpasar–Tohpati–Dawan–Kusamba– Angantelu–Padangbai; 3) Tohpati–Sanur–Pesanggaran–Pelabuhan Benoa; dan 4) Pesanggaran–Tugu Ngurah Rai–Bandara Ngurah Rai. d. Pemeliharaan jalan nasional fungsi kolektor primer, mencakup : 1) Denpasar–Tohpati–Sakah–Blahbatuh–Semebaung– Gianyar–Sidan–Klungkung–Gunaksa; 2) Cekik–Seririt–Singaraja–Kubutambahan–Amed– Amlapura– Angantelu; 3) Mengwitani–Singaraja; dan 4) Soka–Seririt. e. Pemeliharaan dan pengembangan jalan provinsi fungsi kolektor primer terdiri atas sebaran ruas jalan yang menghubungkan antar PKW, antar PKW dengan PKL, antar PKL dengan PKL di seluruh wilayah kabupaten/kota. f. Pelabuhan penyeberangan adalah : 1) pemantapan Pelabuhan Gilimanuk dan Padangbai; 2) rencana pengembangan Pelabuhan Amed; dan 3) pelabuhan Mentigi di Nusa Penida dan Pelabuhan Gunaksa, sebagai pelabuhan penyeberangan dalam provinsi.

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-14

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

g. Pengembangan angkutan umum dan terminal, mencakup: 1) pengembangan secara bertahap sistem terpadu angkutan umum massal antar kota dan Kawasan Metropolitan Sarbagita; 2) Pengembangan Terminal Type A Mengwi di Kabupaten Badung dan Terminal Type A Banyuasri di Kabupaten Buleleng dan Terminal tipe B menyebar di tiap kabupaten/kota dan pusat-pusat kegiatan; dan 3) terminal khusus pariwisata dalam bentuk sentral parkir di pusat-pusat kawasan pariwisata yang telah berkembang. h. Pengembangan sistem jaringan transportasi darat lainnya, mencakup: 1) pengembangan terminal barang dan jaringan lintas angkutan barang; dan 2) pengembangan jaringan perkeretaapian di Kawasan Metropolitan Sarbagita.

2. Jaringan pelabuhan laut diarahkan pada penataan fungsi dan pengembangan pelabuhan yang meliputi: a. Pelabuhan Benoa, sebagai jaringan transportasi laut untuk pelayanan kapal penumpang, pariwisata, angkutan peti kemas ekspor-impor barang kerajinan, garmen, seni, sembilan bahan pokok dan ekspor ikan; b. Pelabuhan Celukan Bawang berfungsi sebagai jaringan transportasi laut untuk pelayanan kapal penumpang dan barang; c. Pelabuhan Tanah Ampo sebagai pelabuhan Pariwisata; d. Pelabuhan Labuhan Amuk berfungsi sebagai pelabuhan khusus Depo Minyak;

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-15

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

e. Pelabuhan Pengambengan dan Kedonganan berfungsi sebagai pelabuhan khusus perikanan; f. Pelabuhan Sangsit, Pegametan, Kusamba, Buyuk dan Sanur, untuk pelayanan kapal pelayaran rakyat angkutan penumpang dan barang; dan g. Pelabuhan Labuhan Lalang, untuk pelayanan kapal pelayaran rakyat angkutan penumpang

3. Pengembangan sistem transportasi udara terdiri atas Bandar Udara Internasional Ngurah Rai di Kabupaten Badung dan Bandara Domsetik Letkol. Wisnu di Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng, serta alternatif pengembangan bandar udara baru di Kabupaten Buleleng.

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-16

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Gambar Rencana Sistem Jaringan Transportasi Provinsi Bali

Sumber : Perda 16 Tahun 2009

Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Lainnya

1. Sistem Jaringan Energi : PLT yang telah ada (interkoneksi tenaga listrik Jawa-Bali, PLTD dan PLTG Pesanggaran, PLTG Gilimanuk, PLTG Pemaron serta interkoneksi PLTD Kutampi (Nusa Penida) dengan PLTD Jungut Batu (Nusa Lembongan), PLT Baru (PLTU Bali Timur, PLTU Celukan Bawang, PLTU Nusa Penida dan di lokasi lainnya setelah melalui kajian; dan Pengembangan PLT Terbarukan beserta Jaringan transmisi tenaga listrik meliputi : Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) serta system jaringan pipa minyak dan gas, setelah melalui kajian

2. Sistem Jaringan Telekomunikasi : meliputi Pengembangan jaringan terestrial, meliputi jaringan abel maupun non kabel didukung sebaran STO

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-17

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

dan menara telekomunikasi dan Base Transceiven Station (BTS) serta Jaringan satelit

3. Sistem Jaringan Sumber daya Air : Pelesdtarian SDA (sungai, waduk dan danau di Wilayah Sungai Bali–Penida, cekungan air tanah (CAT) lintas kabupaten/kota, Jaringan Irigasi, Jaringan Prasarana air baku

4. Sistem Jaringan Prasarana Lingkungan : Sebaran Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) TPA Regional Sarbagita di Kota Denpasar, TPA Regional Bangli di Kabupaten Bangli dan sebaran TPA Lainnya, Pengembangan sistem pengelolaan air limbah setempat, perpipaan terpusat skala kota dan sistem pembuangan terpusat skala kecil pada kawasan permukiman padat perkotaan , SPAM Perkotaan dan Perdesaan

Penetapan Kawasan Strategis Provinsi Bali

Penetapan kawasan strategis provinsi dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan sebarannya pada Gambar 3.5.

Tabel 3.2 Penetapan Kawasan Strategis Provinsi Bali

No. Klasifikasi Kawasan Strategis Sebaran Lokasi

1. Kawasan Strategis berdasarkan 1. Daerah Latihan Militer Pulaki kepentingan pertahanan keamanan/hankam

2. Kawasan Strategis berdasarkan 1. Pelabuhan : Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan kepentingan pertumbuhan Padangbai, Pelabuhan Benoa, Pelabuhan Celukan ekonomi. Bawang, Pelabuhan Gunaksa, Pelabuhan Amed, Pelabuhan Sangsit, Pelabuhan Pegametan, Pelabuhan Pariwisata Tanah Ampo, Pelabuhan Perikanan Pantai Pengambengan, Pelabuhan Depo Minyak Labuhan Amuk. 2. Bandar Udara : Bandar Udara Ngurah Rai, Lanud Kol. Wisnu.

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-18

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

No. Klasifikasi Kawasan Strategis Sebaran Lokasi

3. Kawasan Pariwisata Kawasan Pariwisata Nusa Dua, Tuban, Kuta, Sanur, Ubud, Lebih Soka, Perancak, Candikusuma, Batuampar, Kalibukbuk, Nusa Penida, Candidasa, Ujung, Tulamben. Air Sanih. 4. Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus (KDTWK) Kintamani, Bedugul-Pancasari, Tanah Lot, Palasari, Gilimanuk. 5. Kawasan Industri: Kawasan Industri Celukan Bawang, Kawasan Industri Pengambengan. 6. Kawasan Metropolitan Sarbagita dan Civic Center Renon. 7. Kawasan sepanjang jalan Arteri Primer/Nasional. 8. Terminal Penumpang Type A Mengwi. 3. Kawasan Strategis berdasarkan 1. Kawasan Radius Kesucian Pura Sad Kahyangan dan kepentingan sosial budaya. Dewata Nawa Sanga berdasarkan Konsepsi Rwa Bhineda, Tri Guna, Catur Lokapala, Sad Winayaka/Padma Bhuana meliputi : (Puncak Gunung Lempuyang Kabupaten Karangasem), Pura Andakasa (Puncak Gunung Andakasa Kabupaten Karangasem), Pura Batukaru (Lereng Gunung Batukaru Kabupaten Tabanan), Pura Batur (Tepi Kawah Gunung Batur Kabupaten Bangli), (Kabupaten Klungkung), Pura Luhur Uluwatu (Bukit Pecatu Kabupaten Badung), Pura Pucak Mangu (Kabupaten Badung), Pura Agung Besakih (Lereng Gunung Agung Kabupaten Karangasem), Pura Pusering Jagat (Pejeng Kabupaten Gianyar), dan Pura Kentel Gumi di Kecamatan Banjarangkan Kabupaten Klungkung. 2. Kawasan Warisan Budaya meliputi : Kawasan Jatiluwih, Kawasan Taman Ayun dan Kawasan DAS Tukad Pekerisan

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-19

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

No. Klasifikasi Kawasan Strategis Sebaran Lokasi

4. Kawasan strategis berdasarkan 1. Kebun Raya Eka Karya Bedugul. kepentingan pendayagunaan 2. Rencana eksplorasi minyak bumi lepas pantai di sumber daya alam dan/atau Barat Laut Pulau Bali. teknologi tinggi. 5. Kawasan strategis berdasarkan 1. Taman Nasional Bali Barat, Teluk Benoa, Taman kepentingan fungsi dan daya Wisata Alam (TWA) Bawah Laut di Nusa dukung lingkungan hidup. Lembongan dan Pulau Menjangan, Cagar Alam/Hutan Lindung Batukaru. 2. Seluruh Kawasan Hutan, Gunung dan Perbukitan 3. DAS untuk sungai potensial lintas Kabupaten/Kota. 4. Danau Alam di Provinsi Bali. 5. Potensi Cekungan Air Bawah Tanah (berdasarkan hidrogeologi/jenis-jenis batuan). 6. Kawasan rawan bencana gunung berapi (Gunung Agung dan Gunung Batur). Sumber : Lampiran Perda Prov. Bali No. 16 Tahun 2009 tentang RTRWP Bali 2010 - 2030

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-20

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Rencana Pola Ruang Provinsi Bali

Sumber : Perda 16 Tahun 2009

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-21

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Penetapan Kawasan Strategis Provinsi Bali

Sumber : Perda 16 Tahun 2009

C. RTRW Kabupaten Jembrana Penataan ruang wilayah kabupaten bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah sebagai pusat pengembangan wilayah Bali Barat sekaligus penyangga pelestarian lingkungan alam Bali yang hijau, lestari, aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan, berbasis keterpaduan kegiatan pertanian, perindustrian, sumber daya pesisir dan kelautan yang terintegrasi dengan pariwisata menuju pemerataan pengembangan wilayah dan kesejahteraan masyarakat berlandaskan Tri Hita Karana.

1. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah

Kebijaan Penataan Ruang Wilyah Kabupaten Jembrana adalah :

1. pemantapan fungsi wilayah sebagai pusat pengembangan Bali Bagian Barat;

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-22

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

2. peningkatan jangkauan pelayanan sistem jaringan prasarana wilayah untuk mendukung peningkatan produktivitas dan pemerataan pelayanan kepada masyarakat; 3. pemantapan wilayah yang hijau dan lestari sebagai penyangga pelestarian lingkungan Pulau Bali; 4. pemantapan wilayah sebagai pusat kegiatan pertanian, industri dan pendayagunaan sumber daya pesisir dan kelautan dengan konsep agropolitan dan minapolitan 5. pengembangan kepariwisataan berwawasan lingkungan yang terintegrasi dengan pertanian dan potensi sumber daya pesisir dan kelautan; dan 6. peningkatan fungsi kawasan untuk menunjang pertahanan dan keamanan negara.

Beberapa Strategi Prinsip Penataan Ruang Wilyah Kabupaten Jembrana adalah :

1. memantapkan Kawasan Perkotaan Negara yang berfungsi PKW sebagai pusat kegiatan wilayah Bali Bagian Barat sekaligus ibukota Kabupaten Jembrana yang terintegrasi dangan Pusat Kegiatan Nasional (Kawasan Perkotaan Sarbagita) dan PKW lainnya di Bali (Kawasan Perkotaan Singaraja); 2. mengembangkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah meliputi keterpaduan fungsi Pusat Pusat kegiatan Lokal (PKL), Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), pusat kegiatan pariwisata, Kawasan Industri, Pelabuhan, Kawasan Agropolitan, Kawasan Minapolitan yang terpadu dan terintegrasi dengan Kawasan Perkotaan Negara (PKW) dan kawasan perdesaan; 3. memantapkan wilayah sebagai pusat kegiatan industri skala nasional berbasis pemanfaatan hasil pertanian dan sumber daya pesisir dan kelautan; 4. meningkatkan kualitas dan keterpaduan pelayanan sistem jaringan transportasi darat dan penyeberangan, termasuk rencana pengembangan jalan bebas hambatan yang melintasi wilayah

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-23

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

5. meningkatkan keterpaduan perlindungan, pemeliharaan, penyediaan sumber daya air dan distribusi pemanfaatannya untuk irigasi dan air minum secara merata sesuai kebutuhan; 6. meningkatkan pelayanan pengelolaan persampahan dan partisipasi masyarakat untuk mendukung Jembrana bersih; dan 7. mengembangkan sistem pengolahan air limbah yang ramah lingkungan. 8. melindungi dan melestarikan kawasan lindung yang telah ditetapkan secara nasional dan lokal dalam wilayah; 9. mengembangkan partispasi masyarakat dan konsep-konsep kearifan lokal dan budaya Bali dalam pelestarian lingkungan; 10. mempertahankan kawasan pertanian tanaman pangan yang beririgasi (subak) untuk lahan pertanian pangan berkelanjutan, ketahanan pangan, pelestarian lingkungan dan pelestarian budaya; 11. mengembangkan RTH kawasan Perkotaan paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas kawasan perkotaan; dan 12. mengembangkan sistem mitigasi bencana dan penanggulangan bencana secara terpadu disertai pengembangan jalur-jalur dan tempat evakuasi. 13. memantapkan wilayah sebagai pusat kegiatan industri skala nasional berbasis pemanfaatan hasil pertanian dan sumber daya pesisir dan kelautan; 14. mengembangkan kawasan agropolitan berbasis komoditas unggulan perkebunan dan Kawasan Pengambengan sebagai kawasan industri yang terintegrasi dengan pengembangan kawasan minapolitan; dan 15. mengembangkan Kawasan Pariwisata Candikusuma dan Kawasan Pariwisata Perancak didukung daya tarik pantai, ekosistem pertanian dan pesisir yang berwawasan lingkungan; 16. memantapkan dan meningkatkan kegiatan perekonomian perdesaan berbasis pertanian, industri kecil, dan pariwisata kerakyatan yang dilengkapi sarana dan prasarana penunjang; 17. melindungi dan melestarikan kawasan lindung, kawasan pesisir dan laut serta kawasan budidaya pertanian yang berpotensi sebagai daya tarik wisata.

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-24

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

2. Rencana Struktur Ruang

A. Sistem Perkotaan

(1) Kawasan Perkotaan Negara sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), meliputi: a. wilayah Kelurahan Lelateng, Kelurahan Loloan Barat, Kelurahan Banjar Tengah, dan Kelurahan Baler Bale Agung di Kecamatan Negara; dan b. wilayah Kelurahan Loloan Timur, Kelurahan Sangkar Agung, Desa Budeng, Kelurahan Dauhwaru, Kelurahan Pendem, Desa Batu Agung, dan Desa Dangin Tukadaya di Kecamatan Jembrana.

(2) Kawasan Perkotaan Gilimanuk berfungsi Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) mencakup Kelurahan Gilimanuk, di Kecamatan Melaya.

(3) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) meliputi: a. Kawasan Perkotaan Melaya mencakup kawasan perkotaan Desa Melaya, di Kecamatan Melaya; b. Kawasan Perkotaan Pengambengan mencakup kawasan perkotaan Desa Baluk, kawasan perkotaan Desa Tegal Badeng Barat, kawasan perkotaan Desa Tegal Badeng Timur, kawasan perkotaan Desa Cupel dan kawasan perkotaan Desa Pengambengan, di Kecamatan Negara; c. Kawasan Perkotaan Mendoyo mencakup Kelurahan Tegalcangkring dan kawasan perkotaan Desa Pergung, di Kecamatan Mendoyo; d. Kawasan Perkotaan Yeh Embang mencakup Kawasan Perkotaan Desa Yeh Embang Kauh, Kawasan Perkotaan Desa Yeh Embang dan Kawasan Perkotaan Desa Yeh Embang Kangin, di Kecamatan Mendoyo;

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-25

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

e. Kawasan Perkotaan Pekutatan mencakup kawasan perkotaan Desa Pekutatan dan Kawasan Perkotaan Desa Pulukan, di Kecamatan Pekutatan;

B. Sistem Perwilayahan

Pusat Pelayanan Lokal (PPL) sebagai pusatpelayanan antar desa, meliputi:

a. PPL di Kecamatan Melaya terdiri atas : 1. PPL Blimbingsari melayani kawasan perdesaan Desa Blimbingsari; 2. PPL Candiksuma melayani kawasan perdesaan Desa Candikusuma dan Desa Nusasari; 3. PPL Ekasari melayani kawasan perdesaan Desa Ekasari dan Desa Warnasari; 4. PPL Tukadaya melayani kawasan perdesaan Desa Tukadaya dan Desa Tuwed; dan 5. PPL Manistutu melayani kawasan perdesaan Desa Manistutu

b. sebaran PPL di Kecamatan Negara terdiri atas: 1. PPL Kaliakah – Banyubiru melayani kawasan perdesaan Desa Kaliakah, Desa Banyubiru dan Desa Berangbang; 2. PPL Baluk melayani kawasan perdesaan Desa Baluk dan Desa Cupel; 3. PPL Tegal Badeng Barat melayani kawasan perdesaan Desa Tegal Badeng Barat dan Desa Tegal Badeng Timur;

c. sebaran PPL di Kecamatan Jembrana terdiri atas: 1. PPL Perancak melayani kawasan perdesaan Desa Perancak; 2. PPL Yeh Kuning melayani kawasan perdesaan Desa Yeh Kuning dan Desa Air Kuning;

d. sebaran PPL di Kecamatan Mendoyo terdiri atas:

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-26

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

1. PPL Mendoyo Dauh Tukad melayani kawasan perdesaan Desa Mendoyo Dauh Tukad, Desa Mendoyo Dangin Tukad dan Desa Poh Santen; 2. PPL Penyaringan melayani kawasan perdesaan Desa Penyaringan; 3. PPL Delod Berawah melayani kawasan perdesaan Desa Delod Berawah; 4. PPL Yeh Sumbul melayani kawasan perdesaan Desa Yeh Sumbul

e. sebaran PPL di Kecamatan Pekutatan terdiri atas: 1. PPL Medewi melayani kawasan perdesaan Desa Medewi; 2. PPL Penyaringan melayani kawasan perdesaan Desa Penyaringan; 3. PPL Gumbrih melayani kawasan perdesaan Desa Pangyangan, Desa Gumbrih dan desa Pengeragoan; 4. PPL Asah Duren melayani kawasan perdesaan Desa Asag Duren dan Desa Manggissari.

C. Prasarana Wilayah :

a. Sistem jaringan prasarana wilayah terdiri atas : sistem jaringan prasarana utama dan sistem jaringan prasarana lainnya.

b. Sistem jaringan prasarana utama meliputi sistem jaringan transportasi.

1. Jalan arteri primer : merupakan jalan nasional yang melintasi wilayah, terdiri atas ruas jalan : ruas jalan Cekik – Gilimanuk, ruas jalan Negara – Cekik, ruas jalan Jalan Ahmad Yani – Jln Udayana – Batas Kota Negara, ruas jalan Pekutatan – Negara, ruas jalan Jalan Sudirman – Jalan Gajah Mada – Batas Kota Negara dan sebagian ruas jalan Antosari – Pekutatan

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-27

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

2. Jalan kolektor primer 1 (K-1) sebagai jalan nasional : ruas jalan Seririt – Cekik; 3. Jalan kolektor primer 2 (K-2) : ruas Jalan Dr. Sutomo – Jalan Gatot Subroto – Batas Kota Negara, ruas Jalan Ngurah Rai – Jalan Sertu Dwinda; dan bagian dari ruas jalan Pekutatan – Pupuan; Jalan kolektor primer 3 (K-3), ruas jalan : ruas jalan Negara – Pengambengan, ruas Jalan Danau Buyan – batas Kota Negara, ruas jalan Simpang Rambut Siwi – Pura Rambut Siwi; dan ruas jalan Pengambengan – Cupel – Banyubiru sebagai jalan provinsi. 4. Jalan kolektor primer 4 (K-4) : ruas Jalan Tegal Cangkring – Delod Berawah, ruas Jalan Delod Berawah – Air Kuning – Yeh Kuning – Perancak, ruas Jalan Mendoyo Dangin Tukad – Air Kuning, ruas Jalan Lelateng – Pantai Baluk Rening, ruas Jalan Tegal Badeng Timur – Cupel 5. ruas Jalan Candikusume – Bendungan Palasari, ruas Jalan lingkar Gilimanuk, rencana ruas jalan Loloan Timur – Budeng – Hutan Bakau – Perancak sebagai jalan kabupaten 6. Jalan lokal primer yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat desa, antar-ibukota kecamatan, ibukota kecamatan dengan pusat desa, dan antardesa serta Jalan sistem sekunder di Kawasan Perkotaan 7. Rencana pengembangan jaringan jalan baru, terdiri atas : jalan lingkar utara Kawasan Perkotaan Negara; jalan lingkar selatan Kawasan Perkotaan Negara; peningkatan jalan akses ke kawasan pariwisata; peningkatan jalan poros Penyaringan- Yeh Sumbul bagian utara; peningkatan dan pengembangan Jalan Pekutatan – Jembrana; pembangunan jalan inspeksi sepanjang sungai tukad Ijo Gading; pengembangan jalan penghubung utama di bagian Selatan Kabupaten Jembrana; pengembangan

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-28

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

baru ruas-ruas jalan di kawasan perkotaan; dan pengembangan baru ruas-ruas jalan antar dusun di kawasan perdesaan. 8. Terminal penumpang meliputi : terminal tipe B (Terminal Negara dan Terminal Gilimanuk), terminal tipe C (di Melaya, Mendoyo, Pengambengan dan Pekutatan) dan sentral parkir khusus di pusat-pusat kawasan efektif pariwisata. 9. Terminal angkutan barang : di Kawasan Pengambengan, Kota Negara, dan Gilimanuk. 10. Jaringan penyeberangan merupakan rangkaian kelanjutan sistem jaringan jalan nasional yang melintasi perairan Selat Bali, meliputi Pelabuhan Gilimanuk 11. Sistem jaringan perkeretapian ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Sistem jaringan prasarana lainnya

Meliputi beberapa system jaringan prasarana wilayah, meliputi :

1. Sistem jaringan energi, meliputi pembangkit tenaga listrik (jaringan interkoneksi tenaga listrik Jawa-Bali, PLTG Gilimanuk, rencana jaringan crossover tenaga listrik Jawa- Bali, Pengembangan PLT Alternatif serta Transmisi tebaga listrik meliputi : jaringan kabel Jawa-Bali, Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT), rencana jalur lintasan jaringan crossing Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) Jawa-Bali, sistem jaringan LNG (liquid natural gas),

2. Rencana sistem jaringan telekomunikasi, meliputi : Sistem jaringan kabel (STO Negara dan STO Gilimanuk), Sistem jaringan nirkabel dan jaringan satelit pendukung Jimbarwana Network

3. Sistem jaringan sumber daya air meliputi :

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-29

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

a. Wilayah Sungai Bali-Penida terdiri atas 43 (empat puluh tiga) DAS meliputi : DAS lintas wilayah (Tukad Yeh Leh, Tukad Pangyangan, Tukad Yeh Lebah, Tukad Pulukan, Tukad Medewi, Tukad Yeh Satang, Tukad Yeh Sumbul dan 3 (tiga) DAS tanpa nama intermitten; dan DAS dalam wilayah (17 sungai kontinyu dan 1 sungai continue. b. Cekungan air tanah (CAT) meliputi CAT Negara dan CAT Gilimanuk, Jaringan Irigasi meliputi : 75 DI terdiri atas 3 DI kewenangan pemerintah Provinsi Bali (DI Yeh Leh, DI Benel dan DI Palasari) dan 73 DI kewenangan pemerintah kabupaten, Bendungan Palasari seluas 1.300 ha, Bendungan Benel 1.047 ha, Rencana pengembangan Bendungan Pohsanten, Mendoyo.

4. Sistem prasarana pengelolaan lingkungan, meliputi : a. SPAM kawasan perkotaan dengan sistem perpipaan meliputi : SPAM Kawasan Perkotaan (Gilimanuk, Melaya, Negara, Pengambengan, Mendoyo, Yeh Embang, Perkotaan, dan Pekutatan) serta SPAM kawasan perdesaan dengan sistem perpipaan maupun bukan perpipaan Sistem pengelolaan persampahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi: b. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah meliputi : TPA Peh dan TPA Yeh Sumbul, Pembangunan TPS/SPA (Sistem Peralihan Angkut) di Desa Yeh Embang dan Desa Pekutatan c. Sistem pengolahan air limbah terdiri atas: pengolahan air limbah setempat (on site) dan sistem pengolahan air limbah terpusat (off site) dengan sistem perpipaan dalam jangka panjang dengan pengolahan di: IPAL Negara, IPAL Pengambengan, IPAL Gilimanuk, IPSL Perancak, IPSL Candikusuma dan pengembangan jaringan air KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-30

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

limbah komunal di kawasan-kawasan padat permukiman dalam bentuk Sistem Sanitasi Masyarakat (Sanimas); d. Sistem jaringan drainase, meliputi pemisahan antara jaringan drainase dengan jaringan irigasi dan jaringan air limbah, Rehabilitasi sarana dan prasarana pencegah banjir, Peningkatan sistem drainase di Kelurahan Balerbaleagung, Normalisasi Sungai Tukad Ijo Gading, Peningkatan sistem jaringan drainase di Desa Mendoyo Dangin Tukad

5. Jalur evakuasi bencana

Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Jembrana 2010-2030

D. Rencana Pola Ruang Wilayah 1) Kawasan Lindung

Rencana pengembangan kawasan lindung seluas kurang lebih 44.969 Ha atau 53,4% dari luas wilayah kabupaten, terdiri dari .

1. Kawasan Hutan Lindung

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-31

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

2. Kaw. Yang Memberikan Perlindungan 3. Kawasan Bawahannya; a. Kawasan resapan air. 4. Kawasan Perlindungan Setempat a. Kaw suci (gunung, campuhan, pantai, laut, mata air. cathus patha Agung) b. Kawasan tempat suci (DK, KT, Pura lain) c. Kawasan sempadan pantai; d. Kawasan sempadan sungai; e. Kawasan sempadan jurang; f. Kawasan sekitar bendungan; 5. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam, Dan Cagar Budaya a. kawasan Taman Nasional b. kawasan Pantai Berhutan Bakau c. Taman Wisata Alam d. kaw konservasi pesisir & pulau2 kecil e. kaw cagar budaya & ilmu pengetahuan 6. Kawasan Rawan Bencana Alam a. kawasan rawan tanah longsor; b. Kawasan rawan banjir c. kawasan gelombang pasang 7. Kawasan Lindung Geologi. a. Kawasan rawan bencana alam geologi (kaw rawan gempa bumi, Kaw. rawan gerakan tanah, kaw rawan tsunami, kawa rawan abrasi) b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah (kawasan imbuhan air tanah dan sempadan mata air) 8. Kawasan Lindung Lainnya. a. Kawasan perlindungan plasma nutfah b. Ruang tebuka Hijau Kota

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-32

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

E. Kawasan Budidaya Rencana pengembangan kawasan budidaya seluas kurang lebih 39.208 Ha atau 46,7% dari luas wilayah, terdiri dari :

1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi 2. Kawasan Hutan Rakyat 3. Kawasan Peruntukan Pertanian a. Kawasan Peruntukan Pertanian Tanaman Pangan b. Kawasan Peruntukan Hortikultura c. Kawasan Peruntukan Peternakan d. Kawasan Peruntukan Perkebunan e. Kawasan Peruntukan Perikanan f. kawasan Perikanan Tangkap g. kawasan Budidaya Perkanan h. kawasan Industri Perikanan dan Kelautan 4. Kawasan Peruntukan Pariwisata a. kawasan Pariwisata; b. kawasan Daya tarik Wisata Khusus c. Daya Tarik Wisata 5. Kawasan Peruntukan Permukiman a. kawasan Permukiman Perkotaan; b. kawasan Permukiman Perdesaan 6. Kawasan Peruntukan Fasilitas Penunjang Permukiman 7. Kawasan Peruntukan Kegiatan Pertambangan 8. Kawasan Peruntukan Industri 9. Kawasan Peruntukan Lainnya 10. Kawasan Peruntukan Prasarana Transportasi

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-33

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Jembrana 2010-2030

F. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Kawasan strategis kabupaten ditetapkan berdasarkan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, sudut kepentingan sosial dan budaya; dan sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

Kawasan strategis yang terdapat di wilayah kabupaten terdiri atas:

a. kawasan strategis provinsi yang terdapat di wilayah kabupaten; dan b. kawasan strategis kabupaten.

1) Kawasan strategis provinsi yang terdapat di wilayah kabupaten. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi meliputi

1. Kawasan Perkotaan Negara di Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana; 2. Pelabuhan Gilimanuk, di Kecamatan Melaya;

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-34

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

3. Pelabuhan Pengambengan, di Kecamatan Negara; 4. Kawasan Pariwisata Perancak, di sebagian kecamatan Jembrana, Kecamatan Mendoyo dan Kecamatan Pekutatan; 5. KDTWK Palasari, di Kecamatan Melaya; 6. KDTWK Gilimanuk di Kecamatan Gilimanuk; 7. Kawasan Industri Pengambengan di Kecamatan Negara; dan 8. Kawasan sepanjang jalan nasional/arteri primer.

Kawasan strategis dari sudut kepentingan lingkungan hidup meliputi:

1. Hutan Lindung di seluruh wilayah Kecamatan; 2. Taman Nasional Bali Barat di Kecamatan Melaya; 3. seluruh kawasan gunung; 4. seluruh pesisir; dan 5. DAS antar kabupaten.

2) Kawasan strategis Kabupaten Jembrana Kawasan strategis kabupatendari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi meliputi:

1. Kawasan Perkotaan Negara; 2. Kawasan Perkotaan Gilimanuk; 3. Kawasan Perkotaan Melaya; 4. Kawasan Perkotaan Mendoyo; 5. Kawasan Perkotaan Yeh Embang; 6. Kawasan Perkotaan Pekutatan; 7. Kawasan Agrowisata Pekutatan; 8. Kawasan Minapolitan Pengambengan. 9. Kawasan Efektif Pariwisata Perancak 10. Kawasan Efektif Pariwisata Candikesuma 11. Kawasan Efektif Pariwisata Palasari

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-35

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya meliputi:

1. Kawasan radius kesucian Pura Dang Kahyangan terdiri atas:  kawasan Pura Rambut Siwi, Desa Yeh Embang Kangin, Kecamatan Mendoyo;  kawasan Pura Gede Perancak, Desa Perancak, Kecamatan Jembrana;  kawasan Pura Amertasari, Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana;  kawasan Pura Jati, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara;  kawasan Pura Majapahit, Desa Baluk, Kecamatan Negara; dan  kawasan Pura Indra Kusuma, Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya 2. Kawasan Museum Manusia Purba Gilimanuk; dan 3. Kawasan Pemerintahan dan Core Budaya Kota Negara

Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup meliputi:

1. Kawasan Taman Wisata Alam Perancak dan sekitarnya; 2. Kawasan pesisir dan laut, di semua kecamatan; 3. Kawasan Bendungan Palasari dan sekitarnya di Kecamatan Melaya; dan 4. Kawasan Bendungan Benel dan sekitarnya di Kecamatan Negara.

Kawasan strategis kabupaten diatur lebih lanjut dalam Rencana Rinci Tata Ruang yang dapat sekaligus bergabung dengan RTR Kawasan lainnya dan ditetapkan dengan peraturan daerah paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak penetapan RTRW Kabupaten Jembrana.

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-36

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten

3.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jembrana

Arahan RPJMD Kabupaten Jembrana di Bidang Cipta Karya adalah Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana publik dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dengan sasaran antara lain : 1. Meningkatnya rasio dan jalan yang baik. 2. Meningkatnya saluran drainase/ gorong-gorong yang baik. 3. Meningkatnya rasio jaringan irigasi yang baik. 4. Meningkatnya penyediaan air baku. 5. Meningkatnya kinerja pengendalian banjir. 6. Meningkatnya pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh. 7. Meningkatnya kualitas infrastruktur pedesaan 8. Meningkatnya lingkungan perumahan yang sehat.

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-37

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

3.2.1 Renstra Bappeda Litbang Kabupaten Jembrana

Visi dan Misi Bappeda Litbang Kabupaten Jembrana

Perumusan Visi Badan Perencanaan Daerah Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Jembrana, mengacu pada Tugas Pokok dan Fungsi seperti tertuang dalam Peraturan Bupati Jembrana Nomor 55 Tahun 2016 yang menggambarkan : Apa yang ingin dicapai, berorientasi pada masa depan, mempunyai arah dan fokus strategi yang jelas dan mampu menjadi perekat komponen Bappeda Litbang, menumbuhkan komitmen seluruh jajaran serta menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka Visi Bappeda Litbang Kabupaten Jembrana disusun sebagai berikut :

“TERWUJUDNYA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN LITBANG YANG BERKUALITAS DAN ASPIRATIF GUNA OPTIMALISASI PEMBANGUNAN DEMI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT JEMBRANA ”.

Penjelasan tentang Visi Bappeda Litbang Kabupaten Jembrana :

 Perencanaan berarti awal suatu kegiatan yang ingin dilakukan di mana di dalamnya terkandung tujuan, sasaran yang ingin dicapai dan langkah-langkah yang dilakukan.  Berkualitas mengandung pengertian bahwa suatu proses perencanaan yang dibuat berdasarkan atas rasionalitas untuk mencapai tujuan yang maksimal dan dilaksanakan secara tepat waktu, tepat sasaran dan tepat guna.  Aspiratif adalah suatu perencanaan yang diproses dengan melibatkan berbagai masukan dan usulan dari semua pihak serta dikoordinasikan dengan seluruh pemangku kepentingan sehingga tercermin perencanaan yang dapat merangkul semua kepentingan.  Optimalisasi Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan adalah pembangunan dan Litbang yang dilaksanakan memperoleh hasil yang terbaik. Untuk mewujudkan Visi Bappeda Litbang Kabupaten Jembrana, maka ditetapkan Misi sebagai berikut:

a) Meningkatkan kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah dengan memberdayakan seluruh komponen pembangunan. b) Melakukan berbagai inovasi dan membangun jiwa enetrepreneur masyarakat berbasis research dengan pemanfaatan IPTEK

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Daerah

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-38

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Berdasarkan pada Visi dan Misi Badan Perencanaan Daerah Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Jembrana Tahun 2016-20021, maka ditetapkan Tujuan. Berikut diuraikan keterkaitan antara Misi dengan Tujuan Prioritas sebagai berikut :

Tabel 3.1

Keterkaitan Misi dan Tujuan Prioritas Bappeda Litbang Kabupaten Jembrana

Misi Tujuan Prioritas Indikator Tujuan Target

1. Meningkatkan kualitas perencanaan 1. Meningkatkan 1. Prosentase 99 % Pembangunan Daerah dengan perencanaan keterlibatan memberdayakan seluruh komponen pembangunan steakholder pembangunan. yang berkualitas dalam aspiratif dan perencanaan efektif pembangunan

2. Melakukan berbagai inovasi dan Meningkatkan 1. Prosentase 100% membangun jiwa enetrepreneur sistem inovasi perencanaan masyarakat berbasis research dengan Daerah (SIDa) dan pembangunan berbasis pemanfaatan kemajuan IPTEK membangun jiwa research serta entrepreneur berdasarkan masyarakat pengembanga berbasis research n IPTEK serta pengembangan IPTEK

Penetapan tujuan pada umumnya didasarkan kepada faktor-faktor kunci keberhasilan yang ditetapkan setelah penetapan Visi dan Misi. Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi, menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai dimasa mendatang. Tujuan merupakan target yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima tahun ).

Tujuan dijabarkan dalam sasaran. Sasaran merupakan target yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Sasaran menggambarkan hal - hal yang ingin dicapai melalui tindakan - tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan.

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-39

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Sasaran akan memberikan fokus pada penyusunan kegiatan bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai.

Tabel 3.2

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Bappeda Litbang Kabupaten Jembrana

No. TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARANTARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE

1 2 3 4 5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Meningkatkan Meningkatnya Tingkat kesesuaian perencanaan kesesuaian RKPD, RKPD, RPJMD, pembangunan RPJMD, RPJPD RPJPD Provinsi dan 99 99 99 99 99 yang berkualitas dengan Provinsi RPJPN aspiratif dan Bali, Nasional efektif

Terlaksananya programPersentase kesesuaian pembangunan yang pelaksanaan sesuai dengan Program perencanaan Pembangunan yang 99 99 99 99 99 daerah Sesuai dengan perencanaan Pembangunan daerah

Meningkatnya Persentase ketersediaan data ketersediaan data 10 100 100 100 100 dan informasi dan informasi 0 pembangunan pembangunan untuk perencanaan, untuk perencanaan, KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-40

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

penelitian dan penelitian dan pengembangan pengembangan

Persentase ketersediaan data dan informasi pembangunan bidang sarana 65 70 75 80 85 prasarana dan tata wilayah untuk perencanaan pembangunan daerah

Prosentase ketersediaan data dan informasi pembangunan bidang ekonomi 65 70 75 80 85 untuk perencanaan, penelitian dan pengembangan

Prosentase ketersediaan data dan informasi pembangunan bidang sosial 70 70 75 77 80 budaya dan aparatur untuk perencanaan, penelitian dan pengembangan.

Meningkatnya Prosentase kapasitas ketersediaan SDM kelembagaan Perencana yang 75 80 85 90 95 perencanaan paham pembangunan perencanaan daerah pembangunan

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-41

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Meningkatnya sistem Persentase inovasi daerah pelaksanaan kegiatan koordinasi (SIDa) melalui dan pengembangan membangun jiwa sistem inovasi daerah (SIDa) dlm 1 10 entrepreneur 100 100 100 100 masyarakat berbasis tahun 0

Research dan

pengembangan IPTEK

Terkoordinasinya perencanaan 10 100 100 100 100 berdasarkan 0 penelitian (kajian) Jumlah Pembinaan dan Penilaian 20 20 20 20 100 Pengembangan IPTEK Meningkatnya Persentase Stakeholder 90 91 92 93 94 Partisipasi yang Stakeholder dalam Menyampaikan proses Usulan Perencanaan Pembangunan Daerah

Persentase Kehadiran 90 91 92 93 94 Stakeholder dalam Musrenbang

Struktur Organisasi Bappeda Litbang Sesuai dengan Tugas Popok, Fungsi dan Rincian Tugas maka Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah penelitian dan pengembangan Kabupaten Jembrana adalah :

a. Sekretariat; b. Bidang; c. Sub Bagian; d. Sub Bidang; e. Jabatan Fungsional; Sedangkan untuk struktur organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah penelitian dan pengembangan Kabupaten Jembrana sebagai berikut;

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-42

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Gambar 3.1

Struktur Organisasi dan Tata Kerja

Bappeda Litbang Kabupaten Jembrana

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-43

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

3.2.2 Renstra Dinas PUPR PKP Kabupaten Jembrana

Visi dan Misi Dinas PUPRPKP

Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan kawasan Permukiman Kabupaten Jembrana menetapkan Visi : “ TERWUJUDNYA SARANA PRASARANA SERTA PELAYANAN PEKERJAAN UMUM KABUPATEN JEMBRANA YANG PRIMA , GUNA MENUNJANG KESEJAHTERAAN MASYARAKAT JEMBRANA”. Visi yang dirumuskan ini juga menjadi acuan dan penuntun bagi setiap upaya yang akan dikembangkan oleh Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Jembrana kedepan

Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, ditetapkan rumusan Misi Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan kawasan Permukiman Kabupaten Jembrana sebagai berikut : 1. Mengembangkan dan Meningkatkan Sarana dan Prasarana Infrastruktur

2. Tersedianya Rencana Tata Ruang dan Tata Bangunan di Kabupaten Jembrana

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-44

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan Dan Kawasan Permukiman

Gambar 3.2 Bagan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan Dan Kawasan Permukiman

DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG,PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

KELOMPOK JABATAN SEKRETARIAT FUNGSIONAL

SUB BAG UMUM DAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN KEUANGAN PENYUSUNAN PROGRAM

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG BINA MARGA BIDANG CIPTA KARYA PERUMAHAN DAN TATA RUANG DAN SUMBER DAYA AIR KAWASAN PERMUKIMAN PERTANAHAN

SEKSI SEKSI SEKSI PERENCANAAN DAN PEMBINAAN SEKSI SEKSI PERENCANAAN DAN PEMBINAAN TATA BANGUNAN DAN BINA MARGA PERUMAHAN PERENCANAAN DAN SUMBER DAYA AIR LINGKUNGAN PEMBINAAN TATA RUANG SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI PEMBANGUNAN DAN SEKSI PENGEMBANGAN DAN BANGUNAN GEDUNG PEMUKIMAN PENGELOLAAN PERTANAHAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA BINA MARGA AIR

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI PENGAWASAN DAN PENGAWASAN SUMBER DAYA AIR PENYEHATAN LINGKUNGAN PRASARANA, SARANA DAN PENGENDALIAN DAN PENGENDALIAN PERMUKIMAN FASILITAS UMUM PEMANFAATAN TATA BINA MARGA RUANG

UPTD

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-45

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

3.2.3 Renstra Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jembrana

Tujuan dan Sasaran Jangka Menegah Dinas Lingkungan Hidup Tujuan Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan Misi. Tujuan organisasi harus konsisten dengan tugas dan fungsinya. Secara kolektif, tujuan organisasi menggambarkan arah strategis organisasi dan perbaikan – perbaikan yang ingin dicapai sesuai dengan tugas dan fungsinya organisasi. Penetapan tujuan pada umumnya didasarkan kepada faktor-faktor kunci keberhasilan yang ditetapkan setelah penetapan Visi dan Misi. Tujuan akan dicapai dalam jangka waktu 1 - 5 tahun. Tujuan DINAS LINGKUNGAN HIDUP Kabupaten Jembrana yang ditetapkan lima tahun ke depan meliputi : 1.Meningkatkan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

2.Mewujudkan Kota Bersih dengan Meyeimbangkan Penataan RTH

3. Meningkatkan Akuntabel Kinerja pemerintahan

I.Indikator Tujuan I

1. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup II. Indikator Tujuan II 1. Persentase Pengelolaan RTH Publik 2. Tingkat Layanan Persampahan 3. Nilai Sekolah yang mendapat predikat Adiwiyata III.Indikator Tujuan

1. Nilai SAKIP 2. Sasaran Setelah ditetapkan tujuan Dinas Lingkungan Hidup, selanjutnya ditentukan sasaran dan target sasaran tiap tahunnya sebagai berikut : 1. Meningkatnya Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 2. Meningkatnya kepuasan pelayanan masyarakat dibidang lingkungan hidup 3. Meningkatnya kepedulian masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup dan pencemaran 4. Meningkatnya Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik 5. Meningktnya Kualitas Layanan Persampahan 6. Terwujudnya Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-46

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

n Tujuan sasaran target o uraian indikator targ uraian indikator satu 20 20 20 20 20 202 e a 1 1 1 1 2 1 t n 6 7 8 9 0 1 Meiningkatkan 1.Indeks 1.Meningkatn 1. Perlindungan Kualitas ya 1.Indeks dan Lingkunga Kualitas Kuali pengelolaan n Hidup Lingkung tas lingkungan an Hidup Lingk hidup

1.Persentase unga n 2 Pengelolaa Mewujudkan Kota n RTH hidu

Bersih Publik p dengan 2. Tingkat menyeimban 2. layani gkan Pers Persampa Penataan enta han RTH se 3. Nilai sekolah usah

yang a/ke mendapat giata predikat n Adiwiyata yang

taat

Nilai SAKIP terha dap

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-47

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

perat 3 Meningktakan uran Akuntabel peru

Kinerja ndan Pemerintaha g- n unda ngan

di bida ng lingk

unga 2.Meningkatn n ya hidu Kepuasa p n pelayana 3.Persen n tase masyara Peni kat di ngka bidang tan lingkunga Kons n hidup ervas 3.Meningkatn i dan ya reha Kepeduli bilita an si KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-48

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

masyara kawa kat san dalam huta pengelol n aan yang lingkunga mem n hidup enuh dan i pencema tutu ran pan 4. vege Meningk tasi atnya Pengelol 1. aan Pers Ruang enta Terbuka se Hijau peng (RTH) adua Publik n yang dapa t

ditin dakla njuti

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-49

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

6.Terwujudny a Peningka tan Akuntabil itas Kinerja

Pemerint ah

1.Persentase Pengelola an RTH Publik 4. M

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-50

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

2. e Pemenuh an sarana dan prasaran a pertaman an

1.Persentase Pengelola an pelayana n persamp ahan

2.Pemenuha n sarana dan parasran a persamp ahan

1. Persentase KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-51

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

rekomne dasi hasil pemeriks aan yang ditindakl anjuti

2. persentase penyeles aian administr asi tepat waktu

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-52

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Gambar 3.3 STRUKTUR ORGANISASI DINAS LINGKUNGAN HIDUP BERDASARKAN PERDA NO. 15 TAHUN 2011.

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-53

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

3.3 Arahan Strategis Sanitasi Kota (SSK)

Strategi Sanitasi Kota adalah dokumen rencana strategis berjangka menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi suatu kota/kabupaten, yang berisi potret kondisi sanitasi kota saat ini, rencana strategi dan rencana tindak pembangunan sanitasi jangka menengah. SSK disusun oleh Pokja Sanitasi Kota/Kabupaten didukung fasilitasi dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi. Dalam penyusunan SSK, Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota berpedoman pada prinsip: a. Berdasarkan data actual (Buku Putih Sanitasi) b. Berskala kota dan lintas sektor (air limbah, drainase, persampahan) c. Disusun sendiri oleh kabupaten/kota dan untuk kabupaten/kota d. Menggabungkan pendekatan top down dengan buttom up

Berikut merupakan strategis Sanitasi Kabupaten Jembrana yang diambil Dari Buku Sanitasi yang diupdate pada tahun 2016

3.3.1 Air Limbah Domestik Perumusan strategi pengelolaan sanitasi untuk komponen air limbah yang akan dilaksanakan Kabupaten Jembrana untuk pengembangan limbah domestik yaitu sebagai berikut: a. Mengoptimalkan ketersediaan sarana prasarana pengelolaan air limbah melalui dukungan dana dari Pusat dan Propinsi b. Meningkatkan regulasi atau peraturan daerah tentang pengelolaan air limbah seiiring dengan adanya beberapa jasa kuras tangki septik yang beroperasi di wilayah Kabupaten Jembrana c. Meningkatkan aktivitas pencegahan penurunan kualitas air akibat limbah domestik seiiring dengan adanya gerakan capaian universal acess terhadap sanitasi layak Tahun 2019 d. Meningkatkan kualitas SDM dan kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan air limbah seiring dengan adanya lembaga pengelola sanimas (KSM) dari masyarakat. e. Mendayagunakan keterlibatan peranan swasta dan masyarakat dalam pengelolaan air limbah sehingga dapat memaksimalkan keterbatasan kemampuan anggaran pemerintah daerah f. Meningkatkan sistem pengelolaan air limbah skala komunal sehingga jumlah BABS bisa menurun dan kepemilikan jamban sehat meningkat.

3.3.2 Pengelolaan Persampahan Perumusan strategi pengelolaan sanitasi untuk komponen persampahan yaitu sebagai berikut: KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-54

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

a. Mengoptimalkan peranan perda mengenai pengelolaan sampah melalui media komunikasi seiring dengan semakin banyak dan mudahnya diakses. b. Mengoptimalkan kinerja TPA Peh melalui dukungan dana dari APBN dan APBD Provinsi c. Meningkatkan keberadaan TPS-3R pada daerah yang sulit dijangkau angkutan DKP seiring dengan adanya gerakan pemerintah pusat tentang target capaian universal access sanitasi layak d. Meningkatkan keberadaan Bank Sampah didukung dengan adanya kumpulan atau komunitas yang peduli sampah serta didukung dengan keberadaan pengepul di Kabupaten Jembrana e. Mengoptimalkan Perda pengelolaan sampah dan Perda tentang kerjasama dalam pemungutan sampah plastik sehingga dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan sampah f. Meningkatkan sarana prasarana pengelolaan persampahan melalui dukungan dana dari Pusat dan Propinsi dan kontribusi dari pihak swasta dalam pengadaan sarana prasarana persampahan g. Mengotimalkan upaya 3R melalui keberadaan kumpulan atau komunitas yang peduli sampah serta didukung dengan keberadaan pengepul di Kabupaten Jembrana h. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan sampah seiring dengan adanya gerakan pemerintah pusat tentang target capaian universal access sanitasi layak i. Mendayagunakan keterlibatan peranan swasta dan masyarakat dalam pengelolaan persampahan sehingga dapat memaksimalkan keterbatasan kemampuan anggaran pemerintah daerah

3.3.3 Komponen Drainase Perkotaan Perumusan strategi pengelolaan sanitasi untuk komponen drainase yaitu sebagai berikut: a. Meningkatkan regulasi atau peraturan daerah tentang pengelolaan drainase untuk mencapai target pemerintah pusat tentang universal aceess sanitasi layak Tahun 2019 b. Mengoptimalkan pengembangan perencanaan sistem drainase yang terintergrasi dan komperhensif didukung dengan keberadaan beberapa sungai sebagai pembuang utama dari sistem drainase dan seiiring dengan perkembangan pembangunan perumahan yang pesat oleh developer c. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan drainase untuk mencapai target capaian universal access sanitasi layak d. Mengoptimalkan fungsi saluran drainase seiring dengan adanya seiiring dengan adanya gerakan pemerintah pusat tentang universal access sanitasi layak

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-55

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

e. Mendayagunakan keterlibatan perananswasta dan masyarakat dalam pengelolaan drainase sehingga dapat memaksimalkan keterbatasan kemampuan anggaran pemerintah daerah f. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana media penyuluhan melalui ketersediaan sumber dana dari APBN dan APBD Propinsi g. Mengoptimalkan kualitas tenaga penyuluh PHBS seiring dengan masih terdapatnya beberapa kawasan kumuh di Kabupaten Jembrana

3.4 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Pada bagian ini merupakan program yang bersifat arahan penyediaan macam- macam bangunan, luas bangunan, besaran masa bangunan, kebutuhan ruang terbuka dan fasilitas pelayanan umum. Secara keseluruhan akan diuraikan satu persatu dalam uraian berikut ini.

3.4.1. Macam-macam Bangunan Macam-macam bangunan di kawasan perencanaan diklasifikasikan menurut ketentuan berdasarkan penggunaannya adalah sebagai berikut :

1. Kelas I, Rumah Tinggal Biasa Adalah bangunan yang digunakan bagi peruntukkan penghunian tunggal termasuk rumah gandeng tetapi bukan rumah susun. 2. Kelas II, Rumah Tinggal Luar Biasa Adalah rumah tinggal yang bukan merupakan rumah gandeng, dan direncanakan bagi peruntukan penghuni lebih dari satu rumah (flat), atau bagian dari bangunan bukan dari kelas I digunakan bagi peruntukan rumah tinggal termasuk gedung perkumpulan atau pertemuan lingkungan perumahan, rumah penginapan, dan hotel yang mendapat ijin dari yang berwajib 3. Kelas III, Rumah Tinggal yang bergabung pada Bangunan Lain Kelas Adalah penggabungan toko dan rumah yang direncanakan sebagai rumah tinggal penghuni toko dan kantor tersebut bagian dari bangunan yang direncanakan sebagai rumah tinggal untuk pengawasan bangunan tersebut. Di kawasan perencanaan, rumah tinggal yang digabung dengan toko dan kantor diusulkan

luas persil minimum 0,02 Ha. 4. Kelas IV, Bangunan Kantor Adalah bangunan atau bagian yang diperuntukkan bagi urusan administrasi atau perdagangan (tetapi bukan toko, gudang atau pabrik), termasuk gedung bank,

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-56

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

pemancar, gedung kantor dan atau bagian-bagian perkantoran dari bangunan tiap kelas penggunaan atau penghuninya.

5. Kelas V, Bangunan Pertokoan Adalah bangunan atau bagian dari bangunan yang mendapat ijin dari Kepala Daerah, terdaftar sebagai toko, ruko juga termasuk warung, rumah kopi, rumah makan, bar, pasar, ruang penjualan, bengkel sepeda motor atau mobil dan bangunan penjualan bensin. 6. Kelas VI, Bangunan-bangunan Umum Klasifikasi ini masuk dalam kategori penggunaan untuk jasa umum. Bangunan umum yang diusulkan bisa dikembangkan di kawasan perencanaan adalah : a. Bangunan peribadatan b. Gedung pertemuan umum, dan balai umum c. Gedung sekolah dan gedung pendidikan lainnya. Gedung sekolah yang sudah ada pada kawasan perencanaan dipertahankan dan diusulkan agar tidak dialokasikan untuk pembangunan gedung sekolah baru. d. Pasar.

3.4.2 Luas Bangunan Luas bangunan merujuk pada ketentuan KDB dan KLB yang diusulkan studi ini : 1. Perumahan  Luas lantai dasar memiliki luas maksimum 45 – 60% dari luas kapling  Luas lantai dua memiliki luas maksimum 100% dari luas lantai dasar

2. Bangunan Kantor  Luas lantai dasar, maksimum 40 – 50% dari luas kapling  Luas lantai dua maksimum 100% dari luas lantai dasar.

3. Bangunan Pertokoan:  Luas lantai dasar, maksimum 50 % dari luas kavling  Luas lantai 2 maksimum 100% dari luas lantai dasar.

4. Bangunan-bangunan Umum  Gedung pertemuan umum, dan balai umum - Luas lantai dasar, maksimum 60 % dari luas persil - Luas lantai 2 maksimum 100% dari luas lantai dasar.

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-57

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

 Klinik, gedung yatim piatu, latihan kebugaran dan lembaga kesejahteraan lainnya - Luas lantai dasar maksimumm 40% dari luas persil - Luas lantai 2 maksimum 100% dari lantai dasar  Bangunan Pendidikan - Luas lantai dasar maksimum 45 % - Luas lantai 2 maksimum 100% dari luas lantai dasar.

3.4.3 Kebutuhan Ruang Terbuka Rancangan ruang terbuka mengusulkan untuk mengendalikan pertumbuhan areal terbangun sehingga pada masa yang akan datang masih terdapat cukup ruang terbuka hijau. Secara garis besar usulan rancangan ruang terbuka adalah sebagai berikut :

a. Penyediaan Ruang Terbuka di Luar Tapak Melarang penggunaan sempadan jalan untuk bangunan tambahan sehingga ruang terbuka yang ada dapat dimanfaatkan sebagai jalur hijau. Selain itu juga dilakukan pengendalian pertumbuhan areal terbangun sehingga lahan-lahan yang diperuntukkan sebagai ruang terbuka hijau dapat tetap dipertahankan. b. Penyediaan Ruang Terbuka di dalam Tapak Meliputi ruang terbuka yang diperoleh dengan memanfaatkan bagian tapak yang tidak boleh dibangun (misalnya dengan KDB maksimum 60% berarti tersedia 40% bagian tapak yang tersedia untuk ruang terbuka). Ruang terbuka ini bisa dimanfaatkan untuk pelataran parkir, taman, penyediaan tempat untuk PKL, pencahayaan dan penghawaan alami dan lain-lainnya.

Pemenuhan akan kebutuhan ruang terbuka kurang mendapatkan perhatian dan terkesan dikesampingkan. Karena keterbatasan lahan yang ada di wilayah perencanaan, maka terdapat kecenderungan lahan yang masih tersedia diperuntukkan bagi lahan terbangun. Perkembangan ini juga memerlukan pengawasan atau pengendalian supaya terdapat keseimbangan antara lahan yang tidak terbangun dengan lahan terbangun, karena semakin lama lahan yang masih belum terbangun berubah menjadi lahan terbangun, sehingga mengakibatkan prosentase ruang terbuka yang semakin sedikit. Oleh karena itu, perlu adanya arahan terhadap pemenuhan ruang terbuka di sepanjang koridor Jalan Denpasar- Gilimanuk. Arahan dalam pemenuhan ruang terbuka tersebut antara lain : a. Tetap mempertahankan dan menjaga kelestarian ruang terbuka yang

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-58

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

telah tersedia pada koridor wilayah perencanaan, yaitu TNBB, RTH pada sempadan jalan dan tempat parkir yang telah disediakan pada masing-masing persil lahan, serta ruang terbuka lainnya pada koridor wilayah perencanaan. Ruang terbuka tersebut tetap dipertahankan sesuai dengan fungsinya, sehingga tidak berubah menjadi lahan yang terbangun. b. Pembangunan pada persil bangunan perlu memperhatikan ketentuan mengenai GSB dan KDB yang telah ditentukan, khususnya pada bangunan yang berfungsi sebagai perdagangan, perkantoran, sarana fasilitas pelayanan umum (sarana pendidikan, sarana kesehatan). Dengan berpedoman pada ketentuan mengenai GSB, KDB tersebut diharapkan setiap persil lahan dapat menyediakan ruang terbuka sendiri bagi kegiatan yang terdapat pada bangunan tersebut, misalnya parkir. 3.4.4 Penyediaan Fasilitas Pelayanan Umum Perkembangan fasilitas pelayanan umum bagi masyarakat di Kawasan Gilianuk sangat penting mengingat Kawasan Gilianuk sendiri telah berkembang, dan tentu saja sangat membutuhkan fasilitas pelayanan umum yang sangat diperlukan oleh masyarakat setempat. Untuk dapat memenuhi perkembangan dari Kawasan Gilianuk sendiri, maka arahan untuk fasilitas pelayanan umumnya memerlukan: a. Adanya penambahan fasilitas pelayanan umum dari segi kuantitas. Penambahan ini sebagai upaya agar terpenuhinya kebutuhan penduduk Kawasan Gilianuk akan penyediaan fasilitas pelayanan umum. Penambahan ini tentu saja tidak sembarangan, namun disertai dengan pertimbangan apakah penambahan kuantitas fasilitas pelayanan umum yang ada benar-benar dibutuhkan oleh penduduk setempat atau tidak. b. Pengoptimalan fasilitas pelayanan umum yang ada pada koridor jalan wilayah perencanaan. Pengoptimalan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dari fasilitas pelayanan umum yang ada di koridor jalan wilayah perencanaan, dengan jalan perbaikan, perawatan fasilitas yang ada. Perbaikan pedestrian dan pengadaan halte, mempertahankan dan menata RTH yang telah ada, dan lain- lain. c. Bangunan yang merupakan fasilitas pelayanan umum seperti perdagangan, perkantoran, sarana pendidikan, dan sarana kesehatan dalam pengembangannya tetap memperhatikan KDB, KLB dan GSB sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga mampu menyediakan ruang terbuka sendiri di dalam persil lahan untuk kegiatan parkir dan ruang hijau.

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-59

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

3.5 ARAHAN PROGRAM INVESTASI Pada Kawasan Gilimanuk perlu adanya suatu arahan program investasi untuk dapat menampung pihak-pihak yang ingin berinvestasi dalam pengembangan di koridor dan unit lingkungan pada wilayah perencanaan. Arahan tersebut ditujukan bagi siapa saja yang ingin berinvestasi dalam pembangunan di sepanjang koridor perencanaan (baik oleh individu perorangan, swasta atau kelompok, dan pemerintah) dan pada masing-masing unit lingkungan. Masing-masing investor yang ingin menanamkan investasinya perlu memperhatikan ketentuan mengenai wujud bangunan yang berlaku di Kawasan Gilimanuk. Bentuk investasi tersebut lebih diserahkan kepada masing-masing investor, sesuai dengan kemampuan dan kesiapan investor. Secara spesifik pada koridor perencanaan akan diarahkan pada kegiatan perdagangan dan jasa, terminal; penyediaan akomodasi wisata, sedangkan arahan untuk kegiatan permukiman tersebar di masing-masing unit lingkungan. Pemaksimalan fungsi guna lahan menjadi bagian tersendiri yang komprehensif dalam rencana pengembangan koridor perencanaan. Pemaksimalan pemanfaatan lahan tersebut juga mempertimbangkan keterbatasan daya dukung lahan pada koridor wilayah perencanaan. Arahan-arahan ini tentunya disesuaikan pada kebijakan dan peraturan pemerintah kota yang berlaku saat ini dan disesuaikan dengan proyeksi keadaan di masa yang akan datang. Untuk rencana pengembangan guna lahan dan guna bangunan lebih dipengaruhi oleh kondisi eksisting yang ada. Penentuan tata ruang dan bangunan dalam arahan investasi khususnya pada bangunan di sepanjang koridor jalan wilayah perencanaan dibuat berdasarkan pertimbangan :  Penataan ruang yang di sesuaikan dengan kebijakan pemerintah setempat khususnya mengenai lahan terbangun dan lahan tidak terbangun  Penataan guna bangunan disesuaikan dengan kebijakan guna lahan yang berlaku dengan memperhatikan guna lahan pada kondisi eksisting  Penataan bangunan pada wilayah perencanaan tetap memperhatikan struktur dan bentuk-bentuk elemen lingkungan dan bangunan serta nilai-nilai budaya Bali sehingga dapat menciptakan image citra kawasan, tampilan visual bangunan yang akan mempengaruhi kualitas ruang kot

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-60

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

 Penataan blok berdasarkan arahan dan kebijaksanaan Pemda setempat.

Untuk pola sirkulasi jalan dalam kawasan perencanaan dan pencapaiannya ke masing-masing fungsi kegiatan yang ada, disamping itu juga memperhatikan bagaimana kenyamanan dari pemakai jalan ataupun prasarana sirkulasi lainnya yang melintasi koridor wilayah perencanaan

3.5.1 Program Investasi Bangunan a. Bangunan pertokoan dan perkantoran 1. Pihak yang membangun Pengembangan-pengembangan dilakukan dengan sistem blok yang merupakan gabungan kavling-kavling kecil. Pengembangan blok diselenggarakan secara individu oleh masing masing-masing pemilik kavling, namun pengembangannya harus merujuk pada panduan pengembangan unit perencanaan yang ada. Sehingga secara keseluruhan akan diperoleh satu pengembangan blok yang menyatu dan harmonis. 2. Pentahapan pelaksanaan Pada blok yang dikembangkan secara individu di masing- masing kavlingnya, pelaksanaan pembangunannya dapat dimulai sesuai dengan HGB yang dimiliki, sejauh pedoman pembangunannya sudah ada. 3. Sumber pembiayaan Pertokoan dan perkantoran swasta sumber pembiayaannya berasal dari pihak swasta (dana sendiri, pinjaman bank, dana dari pihak lain, patungan, dan lain-lain). b. Bangunan multi fungsi (misal: perdagangan, perhotelan dan jasa, perkantoran dalam suatu kompleks) 1. Pihak yang membangun Pengembangan-pengembangan dilakukan dengan sistem blok yang merupakan gabungan kavling-kavling kecil. Dalam hal ini pengembangan blok diselenggarakan secara individu oleh masing masing-masing pemilik kavling, namun pengembangannya harus merujuk pada panduan pengembangan unit perencanaan yang dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh. Sehingga secara keseluruhan akan diperoleh satu pengembangan blok yang menyatu dan harmonis. 2. Pentahapan pelaksanaan

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-61

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Pada blok yang dikembangkan secara individu di masing- masing kavlingnya, pelaksanaan pembangunannya dapat dimulai sesuai dengan HGB yang dimiliki, sejauh pedoman pembangunannya sudah ada. Pada blok yang dikembangkan oleh developer, pentahapan dalam pelaksanaan pembangunannya diprogramkan sesuai surat HGB yang dimiliki. 3. Sumber pembiayaan Pertokoan dan perkantoran swasta sumber pembiayaannya berasal dari pihak swasta (dana sendiri, pinjaman bank, dana dari pihak lain, patungan, dan lain-lain).

3.5.2 Program Investasi Lingkungan 1. Pihak yang membangun Bisa dibangun oleh pemerintah, dalam hal ini adalah Perum PLN, Perum Telkom, PDAM, Departemen Pekerjaan Umum, Pemerintah Daerah Tingkat I, Pemerintah daerah Tingkat II. Jenis fasilitas yang dibangun oleh Pemerintah adalah; listrik, telepon, air bersih, tempat pembuangan sampah, hidran, zebra cross, trotoar, boks telepon, bis surat, dsb. Bisa juga dibangun oleh organisasi sosial kemasyarakatan, komunitas masyarakat, perusahaan swasta. Jenis investasi lingkungan pada koridor perencanaan disesuaikan dengan rencana pembangunan fasilitas penunjang lingkungan. Jenis-jenis investasi lingkungan tersebut antara lain : a. Penyediaan tempat sampah, penghijauan, reklame, pos polisi, shelter angkutan kota b. Perbaikan jaringan-jaringan lingkungan seperti pengaturan kabel telepon dan listrik yang kurang teratur c. 2. Pentahapan pelaksanaan Fasilitas lingkungan yang dibangun oleh pemerintah bisa dilaksanakan sampai selesai dalam satu tahun anggaran, dan bisa juga secara bertahap lebih dari satu tahun anggaran (multi years) sesuai program instansi yang bersangkutan. Dalam satu tahun anggaran tersebut dilakukan pengendalian yang berupa pengawasan-pengawasan apakah dalam satu tahun tersebut terjadi hambatan-hambatan dan penyimpangan baik dalam penyediaan ataupun dalam pelaksanaan

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-62

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

pembangunan. Pemerintah dijadikan pengawas baik pada fasilitas yang disediakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. Fasilitas yang dibangun oleh perusahaan swasta, komunitas masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan, pentahapan pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan dananya. Fasilitas lingkungan yang dibangun oleh dana pemerintah, sumber pembiayaannya bisa berasal dari APBN, APBD Tingkat I, APBD Tingkat II, bantuan dan/atau pinjaman luar negeri. Fasilitas lingkungan yang dibangun oleh non pemerintah, sumber dananya bisa berasal dari pinjaman bank, dana yang dikumpulkan dari masyarakat (swadaya) dana sendiri, patungan, dan lain-lain.

3.6 RENCANA UMUM Rencana umum memberikan suatu arahan terhadap perkembangan yang terjadi pada koridor perencanaan. Arahan tersebut disusun untuk mengatur perkembangan yang ada agar tidak melampaui daya dukung lahan maupun lingkungan. Penjelasan rencana umum dapat dilihat pada subbab berikut :

3.6.1 Rencana Tata Guna Lahan Penggunaan lahan di sepanjang koridor Jalan Denpasar – Gilimanuk tetap dipertahankan seperti kondisi eksisting dimana penggunaan lahan tidak hanya untuk perdagangan/jasa tapi juga diijinkan pula berupa permukiman. Sedangkan penggunaan lahan pada masing-masing unit lingkungan tetap dipertahankan sebagai kawasan permukiman. Pembangunan fasilitas-fasilitas penunjang pariwisata dan taman, terutama di Teluk Gilimanuk yang akan dikembangkan menjadi obyek wisata. Hotel direncanakan di sekitar Teluk Gilimanuk dan di kawasan Pantai Barat. Areal situs kepurbakalaan tetap dipertahankan dimana pada areal ini hanya dapat dibangun bangunan pelengkap taman situs kepurbakalaan. Pasar yang ada di segmen II tetap dipertahankan dengan adanya peremajaan. Sedangkan jalur hijau berada di sepanjang pantai barat dan pada wilayah TNBB tetap dipertahankan tidak boleh ada pengurangan untuk lahan konservasi selain hutan mangrove yang ada di pantai bagian utara. Sedangkan pada Unit Lingkungan Samiana diarahkan sebagai areal untuk wisata Terminal Kargo

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-63

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

3.6.2 Rencana Perpetakan Lahan Lingkungan Perkotaan Sistem perpetakan digunakan sebagai salah satu cara untuk mengendalikan pengembangan fisik bangunan ditinjau dari pemilikan atau penguasaan tanahnya. Adapun arahan rencana perpetakan lahan pada masing-masing segmen di kawasan wilayah studi lebih diarahkan untuk pembentukan kapling-kapling. Rencana perpetakan lahan pada masing-masing koridor jalan pada wilayah perencanaan, lebih jelasnya sebagai berikut :

A. Segmen I Arahan perpetakan lahan pada kawasan ini lebih kepada klasifikasi perpetakan ystem blok dengan luas tanah di atas 2500 m2 dan klasifikasi bangunan II (kavling sangat besar) dengan luas tanah 1000 – 2500m2. Arahan rencana perpetakan lahan pada jalan ini yaitu menggabungkan kavling-kavling kecil menjadi kavling sanagt besar dan system blok. Baik berupa pelabuhan, terminal, maupun kawasan perdagangan

B. Segmen II Arahan perpetakan lahan pada kawasan ini lebih kepada klasifikasi perpetakan bangunan I (system blok ) dengan luas tanah di atas 2500m2, klasifikasi II (Kapling sangat besar) dengan luas 1000 – 2500m2, klasifikasi III (kavling besar) dengan luas tanah 600 – 1000m2, klasifikasi IV (kavling sedang) dengan luas tanah 250 – 600m2. Sistem blok berupa pasar, perdagangan, dan perkantoran.

C. Segmen III Arahan perpetakan lahan pada kawasan ini lebih kepada klasifikasi perpetakan bangunan I (system blok ) dengan luas tanah di atas 2500m2, klasifikasi II (Kapling sangat besar) dengan luas 1000 – 2500m2, klasifikasi III (kavling besar) dengan luas tanah 600 – 1000m2, klasifikasi IV (kavling sedang) dengan luas tanah 250 – 600m2. Perpetakan system blok berupa tempat penimbangan truk dan perkantoran TNBB

D. Segmen IV Arahan perpetakan lahan pada kawasan ini lebih kepada klasifikasi perpetakan bangunan I (sistem blok ) dengan luas tanah di atas 2500m2, klasifikasi III (kavling besar) dengan luas tanah 600 – 1000m2, klasifikasi IV (kavling sedang) dengan luas tanah 250 – 600m2. Serta tetap mempertahankan bangunan kapling sangat besar dan kapling besar yang sudah ada. Sedangkan untuk perpetakan pada masing-masing unit lingkungan diarahkan tetap pada perpetakan dengan klasifikasi IV (250-600 m2), V (100-250 m2) KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-64

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

dan VI dengan luas tanah 50 – 100m2 karena fungsi guna lahannya adalah permukiman. Untuk penggunaan lahan dengan fungsi perdagangan, jasa dan fasilitas umum yang memiliki perpetakan lahan lebih besar tetap dipertahankan sesuai kondisi asal.

3.6.3 Rencana Wujud Bangunan Rencana wujud bangunan yang akan dikemukakan meliputi koefisien dasar bangunan, ketinggian bangunan, lantai bangunan, garis muka bangunan, garis sempadan bangunan, elevasi/peil, material eksterior, selubung bangunan, dan garis langit.

a. Rencana Ketinggian Bangunan Perencanaan ketinggian maksimum bangunan disesuaikan dengan kondisi bangunan terhadap jalan, daya dukung lahan terhadap bangunan, skala dan proporsi, serta tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. Pengaturan ketinggian bangunan pada wilayah perencanaan adalah sebagai berikut: Tabel 9. 1 Arahan Ketinggian Bangunan Maksimal

Jenis Penggunaan Ketinggian Bangunan No. Lahan Maksimum (m) 1 Hotel dan Restaurant 15 Fasilitas Penunjang 2 15 Pariwisata dan parkir 3 Mix Use 12 Perumahan (rumah 4 10 sedang) 5 Perumahan (rumah kecil) 5 6 Bangunan Perdagangan 10 7 Bangunan Pendidikan 10 8 Bangunan Kesehatan 10 * Ketinggian lantai bangunan tetap mempertahankan konsep tradisional Bali dimana ketinggian bangunan tidak melebihi ketinggian pohon kelapa atau 15 meter kecuali tower dan tempat ibadah.

b. Rencana Koefisien Dasar Bangunan dan Koefisien Lantai Bangunan Koefisien dasar bangunan merupakan angka perbandingan antara luas lantai dasar bangunan dengan luas tapak/lahan, dimana bangunan yang bersangkutan dibangun. Hal – hal yang perlu dipertimbangkan adalah jenis penggunaan bangunan, lokasi lahan terhadap pusat kota, hirarki jalan dan kondisi fisik serta ekologi lingkungan. Koefisien dasar bangunan ini dimaksudkan untuk menyediakan lahan terbuka yang

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-65

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

cukup di wilayah perencanaan agar keseluruhan lahan tidak diisi dengan fisik bangunan, masih menyisakan lahan untuk bidang resapan air hujan guna keseimbangan ekosistem lingkungan binaan. Koefisien lantai bangunan merupakan angka perbandingan antara luas seluruh lantai bangunan dengan luas lahan atau kapling dimana bangunan tersebut berada. Koefisien lantai bangunan harus disesuaikan dengan koefisien dasar bangunan, ketinggian bangunan yang diperkenankan serta jenis penggunaan dan kepadatan bangunan. Sedangkan penentuan Koefisien Lantai Bangunan mempunyai kaitan dengan Koefisien Dasar Bangunan dan ketinggian bangunan, yang dikaitkan dengan konsep sebagai berikut: 1. Pencahayaan dan penghawaan alami, sebagai salah satu upaya untuk mencapai lingkungan yang sehat dan nyaman. 2. Pembentukan selubung bangunan dalam kaitannya dengan sky line bangunan yang harmonis secara sekuensial. 3. Pembentukan ruang yang mempunyai skala harmonis antara tinggi bangunan dengan ruang luarnya, agar tercipta komposisi ruang yang masih berskala manusia. 4. Pembentukan karakter yang berbeda sebagai upaya untuk menciptakan landmarks bagi kegiatan fungsional yang berlainan. 5. Pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, juga diimbangi dengan pertimbangan terhadap ketersediaan lahan, jenis penggunaan bangunan dan kecenderungan jumlah lantai pada saat ini. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, selanjutnya diusulkan konsep pengaturan intensitas bangunan sebagai berikut : 6. Perumahan

Untuk penggunaan perumahan pada jalan arteri primer dan kolektor sekunder diarahkan memiliki KDB 40-50 %, serta diarahkan memiliki jumlah lantai 2 dengan ketinggian maksimum 10 meter dan KLB berkisar antara 0,4 - 1 Sedangkan untuk penggunaan perumahan pada jalan lokal diarahkan memiliki KDB 45-55% serta diarahkan memiliki jumlah lantai 2 dengan ketinggian maksimum 10 meter dan KLB berkisar antara 0,45 – 1,1. Untuk bangunan-bangunan yang tidak sesuai dengan ketentuan tersebut maka dilakukan pengaturan luasan maupun ketinggian secara bertahap. Dengan kondisi seperti ini diharapkan akan tercipta suasana koridor yang lebih baik dan sekaligus memberikan kesan serasi. 7. Perkantoran Untuk penggunaan perkantoran diarahkan memiliki KDB 40-50%, KLB 1, jumlah lantai maksimum 2 dengan ketinggian maksimum 10

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-66

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

meter. Untuk bangunan-bangunan yang tidak sesuai dengan ketentuan tersebut maka dilakukan pengaturan luasan maupun ketinggian secara bertahap. 8. Perdagangan Untuk penggunaan sebagai perdagangan pada jalan arteri primer diarahkan memiliki KDB berkisar 50-60% dan KLB antara 0,5 – 1,8, jumlah lantai maksimum 3 lantai dengan ketinggian maksimum 15 meter. Pada jalan kolektor sekunder diarahkan memiliki KDB berkisar 40-50% dan KLB antara 0,4 - 1, jumlah lantai maksimum 2 lantai dengan ketinggian maksimum 10 meter. Sedangkan pada alan lokal diarahkan memiliki KDB berkisar 60-70% dan KLB antara 0,6 – 1,4%, jumlah lantai maksimum 2 lantai dengan ketinggian maksimum 10 meter. Untuk bangunan-bangunan yang tidak sesuai dengan ketentuan tersebut maka dilakukan pengaturan luasan maupun ketinggian secara bertahap. 9. Pendidikan Untuk penggunaan pendidikan pada jalan arteri primer diarahkan memiliki KDB 40-50 %, KLB 0,4 - 1, jumlah lantai maksimum 2 lantai dengan ketinggian maksimum 10 meter. Pada jalan kolektor sekunder diarahkan memiliki KDB berkisar 50-60% dan KLB antara 0,5 – 0,6 jumlah lantai maksimum 1 lantai dengan ketinggian maksimum 5 meter. Pada jalan lokal diarahkan memiliki KDB berkisar 50-60% dan KLB antara 0,5 – 0,6 jumlah lantai maksimum 1 lantai dengan ketinggian maksimum 5 meter. Untuk bangunan-bangunan yang tidak sesuai dengan ketentuan tersebut maka dilakukan pengaturan luasan maupun ketinggian secara bertahap. Konsep Koefisien Lantai Bangunan yang terkait dengan Koefisien Dasar Bangunan dan ketinggian bangunan dapat memperhatikan arahan berikut : 1. Pencahayaan dan penghawaan alami, sebagai salah satu upaya untuk mencapai lingkungan yang sehat dan nyaman. 2. Pembentukan selubung bangunan dalam kaitannya dengan sky line bangunan yang harmonis secara sekuensial. 3. Pembentukan ruang yang mempunyai skala harmonis antara tinggi bangunan dengan ruang luarnya, agar tercipta komposisi ruang yang masih berskala manusia. 4. Pembentukan karakter yang berbeda sebagai upaya untuk menciptakan landmark bagi kegiatan fungsional yang berlainan.

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-67

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

3.6.4 Arahan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP) Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) merupakan rencana aksi program strategis untuk penanganan permasalahan permukiman dan pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di perkotaan. Dalam konteks pengembangan kota, RPKPP merupakan rencana terpadu bidang permukiman dan infrastruktur bidang Cipta Karya pada lingkup wilayah perencanaan berupa kawasan dengan kedalaman rencana teknis yang dituangkan dalam peta 1:5000 atau 1:1000. RPKPP disamping berfungsi sebagai alat operasionalisasi dalam penanganan kawasan permukiman prioritas juga berfungsi sebagai masukan dalam penyusunan RPIJM. Dalam RPIJM dikutip matriks rencana aksi program serta peta pengembangan kawasan dalam RPKPP yang didetailkan pada program tahunan

3.7 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK) DOKUMEN DELINASI KAWASAN STRATEGI INDIKASI RENCANA PRIORITAS PEMBANGUNAN PROGRAM KAWASAN KAWASAN PRIORITAS (1) (2) (3) (4) RTBL Kawasan  Penataan gerbang kawasan Gilimanuk gilimanuk dan penataan Nomor 50 Tahun 2012 kawasan wisata air/darmaga tradisional gilimanuk  Revitalisasi di sekitar kawasan kenservasi situs purbakala  Revitalisasi dan penataan ruang terbuka hijau kawasan pertigaan cekik dan gelung kori  Penataan kawasan terminal gilimanuk dan pasar gilimanuk  Penataan kawasan terminal kargo

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III-68

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 69 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Integrasi Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota dan Sektor NO RENCANA STATUS ARAHAN PROGRAM PROGRAM/KEGIATAN LOKASI KETERAN PENANGGUN PRODUK (ADA/ GAN G JAWAB TIDAK) (SEKTOR)

1 RISPAM Rencana Pengembangan Rencana Pengemb. Dan Pemanfaatan MA. Kec. Negara dan Kec. PDAM dan Pemanfaatan Air Baku Pulesai Jembrana untuk SPAM Kabupaten Jembrana Rencana IPA Muara Perancak Kec. Negara dan Kec. Jembrana Rencana IPA Tukad Yeh Aya Pengemb. Dan Pemanfaatan MA. Pulesai Wilayah Mendoyo Peningkatan kapasitas produksi air baku Wilayah Jembrana melalui IPA Tukad Pulukan Bagian Timur

IPA Tukad Medewi dan Satang 2 SSK Ada Sektor Air Limbah Penyusunan Rencana Induk Sistem Air Kabupaten Jembrana Bappeda dan Limbah (RIS-AL) di Kabupaten Jembrana PM Kab Jembrana Pembinaan Pelaksanaan Penyehatan Kabupaten Jembrana Lingkungan Permukiman Bidang Air Limbah Fasilitasi Penguatan Kapasitas Pemerintah Kabupaten Jembrana Dalam Bidang Air Limbah Fasilitasi Penguatan Kapasitas Masyarakat Kabupaten Jembrana dan Dunia Usaha dalam Bidang Air Limbah

Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Bidang Kabupaten Jembrana Air Limbah Infrastruktur Air Limbah Perkotaan

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 70 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Infrastruktur Air Limbah Kaw. Kota Negara Perkotaan Negara (PKW)

Infrastruktur Air Limbah Kaw. Kota Melaya Perkotaan Melaya (PPK)

Infrastruktur Air Limbah Kaw. Kota Mendoyo Perkotaan Mendoyo Infrastruktur Air Limbah Kaw. Kota Yeh Perkotaan Yeh Embang Embang Infrastruktur Air Limbah Kaw. Kota Pekutatan Perkotaan Pekutatan Infrastruktur Air Limbah Kaw. Kota Perkotaan Gilimanuk (PKLp) Gilimanuk

Infrastruktur Air Limbah Kaw. Kota Perkotaan Pengambengan Pengambengan (PPK) Infrastruktur Air Limbah Pedesaan PPL Melaya, PPL Negara, PPL Jembrana, PPL Mendoyo, PPL Pekutatan Ada Sektor Persampahan Penyusunan Rencana Induk Sistem Kabupaten Jembrana Kasubid Sarana Persampahan (RIS-P) di Kabupaten Prasarana Jembrana Pembinaan Pelaksanaan Penyehatan Kabupaten Jembrana Lingkungan Permukiman Bidang Persampahan Fasilitasi Penguatan Kapasitas Pemerintah Kabupaten Jembrana Dalam Bidang Persampahan Fasilitasi Penguatan Kapasitas Masyarakat Kabupaten Jembrana dan Dunia Usaha dalam Bidang Persampahan

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 71 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Bidang Kabupaten Jembrana Persampahan Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir Kabupaten Jembrana Sampah (TPA)

Infrastruktur Tempat Pengolahan Sampah Dusun Peh, Desa Terpadu /3R Kaliakah, Kec Negara Ada Sektor Drainase Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Kabupaten Jembrana Kasubid Sarana (RIS-Drain) di Kabupaten Jembrana Prasarana Pembinaan Pelaksanaan Penyehatan Kabupaten Jembrana Lingkungan Permukiman Bidang Drainase Fasilitasi Penguatan Kapasitas Pemerintah Kabupaten Jembrana Dalam Bidang Drainase Fasilitasi Penguatan Kapasitas Masyarakat Kabupaten Jembrana dan Dunia Usaha dalam Bidang Drainase Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Bidang Kabupaten Jembrana Drainase Infrastruktur Drainase Perkotaan Kabupaten Jembrana

Infrastruktur Drainase Kaw. Kota Negara Perkotaan Negara (PKW)

Infrastruktur Drainase Kaw. Kota Melaya Perkotaan Melaya Infrastruktur Drainase Kaw. Kota Mendoyo Perkotaan Mendoyo Infrastruktur Drainase Kaw. Kota Yeh Perkotaan Yeh Embang Embang Infrastruktur Drainase Kaw. Kota Pekutatan Perkotaan Pekutatan

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 72 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Infrastruktur Drainase Kaw. Kota Perkotaan Gilimanuk Gilimanuk Infrastruktur Drainase Kaw. Kota Perkotaan Pengambengan Pengambengan

Infrastruktur Drainase Pedesaan PPL Melaya, PPL Negara, PPL Jembrana, PPL Mendoyo, PPL Pekutatan Ada Sektor Air Minum Penyusunan Rencana Induk Sistem Kabupaten Jembrana Kasubid Sarana Pengelolaan Air Minum (RIS-PAM) Prasarana Kabupaten Jembrana Pembinaan Pelaksanaan Pengembangan Kabupaten Jembrana Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Fasilitasi Penguatan Kapasitas Kabupaten Jembrana Kelembagaan dan SDM Bidang Air Minum

Penyelenggaraan SPAM Terfasilitasi Kabupaten Jembrana Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi SPAM Kabupaten Jembrana SPAM di Kawasan MBR

SPAM di Ibu Kota Kecamatan 5 Kecamatan (IKK) SPAM Pedesaan 5 Kecamatan SPAM Kawasan Khusus

SPAM di Kawasan Pertanian 5 Kecamatan Terpadu (Kapet) SPAM di Kawasan Pelabuhan Kaw. Pengambengan Perikanan Nusantara Pengambengan Ada Pola Hidup Bersih dan Peningkatan Kesadaran Masyarakat dalam Kabupaten Jembrana Kasubid Sarana Sehat PHBS melalui kampanye Prasarana

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 73 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Penguatan Kapasitas Pemerintah Daerah Kabupaten Jembrana dalam Bidang Permukiman dan Sanitasi 3 SPPIP ADA Peningkatan pengelolaan Kws sepanjang DAS Kem. PU, DPU kawasan daerah aliran sungai Ijogading Prov, DPU Kab. Meningkatkan penataan Pengembangan deliniasi Kws sepanjang DAS Bappeda dan pengamanan kawasan kawasan sempadan sungai Ijogading permukiman sepanjang DAS dan pesisir Pantai. Pengembangan dan Kws sepanjang DAS Kem. PU, DPU pemeliharaan prasarana Ijogading Prov, DPU Kab. pengamanan banjir sungai Mengembangkan mitigasi Pengembangan pemetaan Kws sepanjang DAS Bappeda, DPU dan adaptasi potensi kawasan rawan bencana banjir Ijogading Kab. bencana di kawasan dan air pasang di sungai permukiman Pengemb. pemeliharaan dan Kws sepanjang DAS BNPB, BPBD penyebaran sistem peringatan Ijogading dini thd bencana

Pengembangan titik dan jalur Kws sepanjang DAS DPU Prov, DPU evakuasi pada kws. Ijogading Kab. permukiman rawan bencana banjir di Sungai Pelibatan masyarakat dalam Kws sepanjang DAS Bappeda, PU, perenc. sosialisasi dan Ijogading Dinas Sosial pelatihan mitigasi bencana sekitar DAS Meningkatkan kualitas dan Penyediaan fasilitas pasar desa Kawasan Bappeda, DPU, kelengkapan sarana dan atau pasar temporer sesuai Permukiman Prioritas BPMD fasilitas sosial ekonomi ketentuan zonasi 1 kawasan permukiman Pendampingan koperasi, Kawasan DisKop, Desa lembaga keuangan mikro dan Permukiman Prioritas Pekraman unit usaha eko. produktif 1

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 74 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Perbaikan dan pengemb. Kawasan Kem. PU, DPU infrastruktur sosial ekonomi Permukiman Prioritas Prov, DPU Kab. kawasan permukiman sekitar 1 DAS Ijogading Penyusunan Rencana Tindak Kawasan Kem. PU, DPU Kawasan Permukiman Kumuh Permukiman Prioritas Prov, DPU Kab. sekitar DAS Ijogading 1 Meningkatkan Kualitas Peremajaan Kawasan Kawasan Kem. PU, DPU permukiman kumuh dan Permukiman Kumuh Permukiman Prioritas Prov, DPU Kab. permukiman bagi MBR 1 berbasis masyarakat Penyediaan Infrastruktur Kawasan Kem. PU, DPU permukiman pada Kawasan Permukiman Prioritas Prov, DPU Kab. Kumuh 1 Pengembangan penelitian dan Kawasan DPU Kab. pengembangan teknologi dan Permukiman Prioritas bahan pendukung bangunan 1 tradisional Bali Meningkatkan Melakukan penelitian dan Kws sepanjang DAS Kem PU, DPU pengembangan inovasi pengembangan teknologi dan Ijogading Prov teknologi dan bahan bahan yang sesuai untuk bangunan lokal dalam permukiman sekitar DAS pembangunan perumahan Ijogading permukiman. Pembangunan dan Kws sepanjang DAS Kem PU, Dinas peningkatan pusat informasi Ijogading Infokom permukiman kawasan DAS Ijogading Meningkatkan penataan, Pengembangan system Kawasan Kem.PU, DPU pengawasan konstruksi proteksi kebakaran pada Permukiman Prioritas Prov, Dinas dan keselamatan bangunan kawasan permukiman padat di 1 Pemadam gedung Kawasan perkotaan negara Kebakaran Penyusunan Rencana Induk Kawasan Kem.PU, DPU Sistem Pemadam Kebakaran Permukiman Prioritas Prov, Dinas (RISPK) 1 Pemadam Kebakaran

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 75 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Penyediaan kendaraan Kawasan Kem.PU, DPU pemadam kebakaran, Permukiman Prioritas Prov, Dinas perluasan hidran kebakaran, 1 Pemadam peralatan penunjang pemadam Kebakaran kebakaran Meningkatkan kualitas tata Pengembangan Rencana Kawasan Bappeda Kab, bangunan dan tata Tindak Penataan dan Permukiman Prioritas DPU Kab. lingkungan Kawasan revitalisasi Kws. warisan 1 Strategis, Kawasan budaya Bugis (rumah Khusus dan Kawasan panggung) warisan budaya Penataan Kawasan strategis di Kawasan Kem.PU, DPU Kawasan Perkotaan negara Permukiman Prioritas Prov, DPU Kab. 1 Pengembangan deliniasi Kawasan Bappeda Kab, kawasan tempat suci Permukiman Prioritas DPU Kab. 1 Penataan bangunan dan Kawasan Kem.PU, DPU lingkungan sekitar kawasan Permukiman Prioritas Prov, DPU Kab. suci dan kws. tempat suci 1 Penataan bangunan dan Kawasan Kem.PU, DPU lingkungan sekitar kawasan Permukiman Prioritas Prov, DPU Kab. tradisional 1 Pengembangan sistem Kawasan Infokom dan informasi Kawasan warisan Permukiman Prioritas Dinas Budpar budaya dan Bersejarah 1 Pengendalian pembangunan Kawasan Bappeda Kab, pada kawasan radius kesucian Permukiman Prioritas DPU Kab. pura 1 Program bedah rumah Kawasan Kem.PU, DPU Permukiman Prioritas Prov, DPU Kab. 1 Me-revitalisasi kawasan Pengembangan sistem Kawasan Bappeda Kab, permukiman tradisional informasi kawasan Permukiman Prioritas DPU Kab. permukiman tradisionil KP 1 Negara

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 76 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Pengembangan rencana tindak Kawasan Kem.PU, DPU dan revitalisasi kawasan Permukiman Prioritas Prov, DPU Kab. permukiman tradisional KP 1 Negara Pengembangan sistem insentif Kawasan Bappeda Kab, bagi kawasan yang tetap Permukiman Prioritas DPU Kab. menjaga lingkungan 1 permukiman tradisional di KP Negara Pemeliharaan dan Kawasan Kem.PU, DPU perlindungan terhadap taman- Permukiman Prioritas Prov, DPU Kab. taman lingkungan dan 1 telajakan perumahan di KP Negara Kws sepanjang DAS Bappeda Kab, Ijogading DPU Kab. Mengendalikan Penindakan yang tegas dan Kws sepanjang DAS Bappeda Kab, pengembangan perumahan penolakan perijinan Ijogading DPU Kab. dan permukiman pada pembangunan perumahan kawasan yang tidak sesuai yang tidak sesuai peruntukan dengan peruntukan. di sepanjang DAS Ijogading Penerapan tindakan Kws sepanjang DAS Bappeda Kab, pengendalian, penertiban dan Ijogading DPU Kab. sanksi kepada bangunan perumahan yang melanggar peruntukan di sepanjang DAS Ijogading Penerapan disinsentif melalui Kawasan Bappeda Kab, pencabutan pasokan pelayanan Permukiman Prioritas DPU Kab. sarana dan prasarana 1 permukiman di sepanjang DAS Ijogading Mengendalikan tata Pengembangan pedoman Kawasan Bappeda Kab, bangunan dan tata teknis pengembangan Permukiman Prioritas DPU Kab. lingkungan permukiman perumahan pada lahan sewa di 1

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 77 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

pada lahan sewa dan sektor kawasan perdagangan KP informal Negara Penataan bangunan dan Kawasan Bappeda, DPU lingkungan perumahan pada Permukiman Prioritas Kab, Dinas lahan sewa di kawasan 1 Perijinan perdagangan KP Negara Penerapan perijinan yang ketat Kawasan Bappeda, DPU pada pengembangan Permukiman Prioritas Kab, Dinas lingkungan perumahan 1 Perijinan dilengkapi pengaturan persyaratan intensitas pemanfatan ruang (KDB, KLB, KDH), minimal kapling bangunan, lebar jalan, ketersediaan drainase dan air limbah dll Meningkatkan kualitas Penyusunan Masterplan Kawasan Kawasan layanan infrastruktur pada Infrastruktur permukiman Permukiman Prioritas Permukiman kawasan padat penduduk perkotaan 1 Prioritas 1 Peningkatan kapasitas sumber Kawasan Kawasan daya aparatur dalam rangka Permukiman Prioritas Permukiman peningkatan pelayanan 1 Prioritas 1 infrastruktur kawasan Meningkatkan aksesibilitas Pembebasan lahan dan pemb. Kawasan DPU Kab. dan kualitas jalan Jalan bebas hambatan Permukiman Prioritas pendukung permukiman Gilimanuk-Negara-Pekutatan- 1 perkotaan Soka Peningkatan ruas jalan jl Danau Buyan-batas Kem.PU, DPU Negara-Pengambengan Kota Negara, Prov, DPU Kab.

Peningkatan kualitas jalan di Kawasan Kem.PU, DPU lingkungan Permukiman Prioritas Prov, DPU Kab. 1

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 78 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Peningkatan kualitas jaringan Kawasan Kem.PU, DPU jalan kabupaten, jalan-jalan Permukiman Prioritas Prov, DPU Kab. desa maupun jalan lingkungan 1 permukiman Pembangunan jaringan jalan Kawasan Kem.PU, DPU lingkar utara dan lingkar Permukiman Prioritas Prov, DPU Kab. selatan kws Perkotaan Negara. 1 Pembangunan Jalan Inspeksi Kws sepanjang DAS Kem.PU, DPU sepanjang sungai Ijogading Ijogading Prov, DPU Kab.

Mempercepat cakupan Meningkatkan kualitas Kawasan Kem.PU, DPU layanan air minum dan layanan dan pengembangan Permukiman Prioritas Prov, DPU Kab. pengelolaan lingkungan di jaringan air minum perpipaan 1 kawasan permukiman di kawasan perkotaan Negara prioritas perkotaan Meningkatkan kualitas Kws sepanjang DAS Kem.PU, DPU layanan dan pengembangan Ijogading Prov, DPU Kab. jaringan air limbah pada permukiman di sepanjang DAS Ijogading Meningkatkan pengelolaan Kawasan DPU Kab, sampah melalui pengadaan Permukiman Prioritas PDAM TPS dan pengadaan alat 1 pengangkut sampah Meningkatkan kualitas Kawasan DPU Prov, DPU drainase di kwsn permukiman Permukiman Prioritas Kab., 1 Meningkatkan pemerataan Penambahan jaringan listrik di Kawasan Bappeda, Kem layanan energi dan lingkungan Mertasari, Permukiman Prioritas ESDM, PLN kelistrikan 1 Pengembangan jaringan listrik Kawasan PLN, Swasta bawah tanah pada kawasan- Permukiman Prioritas kawasan strategis dan jalan- 1 jalan utama Pengendalian bangunan di Kawasan Kem ESDM, sekitar rencana pengembangan Permukiman Prioritas BUMN,

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 79 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

jaringan Gas Perkotaan 1 DPU,PU

Pengembangan pembangkit Kawasan Kem.PU, DPU tenaga listrik dan energi Permukiman Prioritas Prov, DPU Kab. terbarukan 1 Meningkatkan pemerataan Pengendalian bangunan di Kawasan KemPU, jaringan telekomunikasi sekitar Tower telekomunikasi Permukiman Prioritas Telkom, Swasta 1 Pengembangan jaringan kabel Kawasan KemPU, telekomunikasi bawah tanah Permukiman Prioritas Telkom, Swasta pada kawasan strategis dan 1 jalan-jalan utama secara terpadu Meningkatkan kemitraan Penyediaan dana stimulan Kawasan APBD Kab. masyarakat, pemerintah, untuk pembangunan Permukiman Prioritas dan dunia usaha dalam perumahan kepada MBR 1 pengembangan perumahan dan permukiman. Meningkatkan Fasilitasi pengembangan Kawasan APBD Kab. pemberdayaan masyarakat sumber pembiayaan dan pola Permukiman Prioritas dalam penyediaan sumber investasi pembangunan 1 daya dalam pembangunan perumahan dan pemeliharan Peningkatan kapasitas Kawasan APBN/APBD lingkungan perumahan dan masyarakat dalam bentuk Permukiman Prioritas Prov /APBD permukiman. KSM 1 Kab. Mengembangkan kawasan Penyediaan lahan perumahan Kawasan APBN/APBD permukiman yang layak yang terjangkau Permukiman Prioritas Prov/ APBD dan terjangkau bagi 1 Kab. masyarakat berpenghasilan Pengembangan perumahan Kawasan APBN/APBD rendah (MBR) bertipe susun pada lahan yang Permukiman Prioritas Prov/ APBD sesuai arahan RTR 1 Kab.

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 80 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Pengembangan keterpaduan Kawasan APBN/APBD masterplan oleh pengembang Permukiman Prioritas Prov/APBD maupun individu dengan 1 Kab. kawasan permukiman sekitarnya Pengembangan kawasan Kawasan APBN/APBD permukiman baru dengan Permukiman Prioritas Prov/APBD konsep LC, Kasiba dan Lisiba 1 Kab. Meningkatkan branding Pemantapan penataan kawasan Kawasan APBD Kab. Kawasan Perkotaan di sekitar sungai Ijogading yang Permukiman Prioritas Kabupaten Jembrana berciri khas Bali 1 sebagai pintu gerbang Kebutuhan revitalisasi Kawasan APBD Kab. Pulau Bali kawasan permukiman Permukiman Prioritas perkotaan yang berciri khas 1 Bali Penguatan kemampuan Penguatan sistem kepranataan Kawasan APBD Kab. untuk mengadaptasi dan sosial tradisional Bali (awig- Permukiman Prioritas filterisasi budaya luar yang awig adat) dalam 1 mengancam kelestarian jati pengembangan dan diri Budaya Bali pemeliharaan lingkungan permukiman. Peningkatan kerjasama antar Kawasan APBD Kab. lembaga dan organisasi Permukiman Prioritas masyarakat (ormas) dalam 1 mewujudkan lingkungan permukiman yang harmonis Pengembangan budaya Bali Kawasan APBD Kab. dalam kepemilikan rumah Permukiman Prioritas pribadi bagi orang Bali 1 Mengembangkan Penguatan komponen pelaku Kawasan APBD Peraturan Daerah tentang dalam penguatan database Permukiman Prioritas Prov/APBD Penataan Ruang perumahan dan permukiman 1 Kab.

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 81 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Kawasan/Kota dan Penetapan /legalisasi tentang Kawasan APBN, APBD Kawasan Permukiman RTRW Kota, RDTR Permukiman Prioritas Prov/APBD Kecamatan dan RDTR 1 Kab. Kawasan Strategis, Penyusunan Dokumen Kawasan APBN, APBD Rencana Pembangunan Permukiman Prioritas Prov/APBD Kawasan Permukiman 1 Kab. Prioritas (RPKPP) Penetapan RTBL dan Kawasan APBN, APBD Masterplan pada Kawasan Permukiman Prioritas Prov/APBD Strategis (Kawasan Heritage). 1 Kab. Penetapan masterplan RTHK Kawasan APBN, APBD Wilayah Kota dan Kawasan Permukiman Prioritas Prov/APBD Perkotaan Negara 1 Kab. Penetapan tentang Peraturan Kawasan APBN, APBD Zonasi Kawasan di seluruh Permukiman Prioritas Prov/APBD wilayah kota Negara 1 Kab. Memantapkan sinkronsasi Penetapan tentang Pedoman Kawasan APBN/APBD program dan pendanaan teknis Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas Kab. pengembangan dan Permukiman 1 infrastruktur permukiman Pengembangan sinkronisasi Kawasan APBN, APBD program dan review secara Permukiman Prioritas Prov/APBD berkala RPIJM bidang Ke- 1 Kab. Cipta Karyaan, Ke-Pu-an lainnya dan bidang lainnya Meningkatkan mekanisme Peningkatan kegiatan Evaluasi Kawasan APBD Kab. pengendalian penataan NSPM secara berkala Permukiman Prioritas ruang dan kawasan 1 permukiman Optimalisasi perijinan Kawasan APBD Kab. pembangunan perumahan Permukiman Prioritas yang sesuai/tidak sesuai 1 peruntukan

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 82 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Pengendalian, penertiban dan Kawasan APBD Kab. sanksi kepada bangunan Permukiman Prioritas perumahan yang melanggar 1 sempadan sungai Pengurangan pasokan Kawasan APBD Kab. pelayanan sarana dan Permukiman Prioritas prasarana permukiman bagi 1 permukiman yang melanggar aturan Pengendalian ruang kawasan Kawasan APBD Kab. pada kawasan lindung Permukiman Prioritas 1 Meningkatkan partisipasi Fasilitasi dan pemberdayaan Kawasan APBN masyarakat dalam masyarakat dalam Permukiman Prioritas perencanaan pembangunan pemanfaatan program PNPM 1 Mandiri Fasilitasi dan pemberdayaan Kawasan APBN/APBD masyarakat dalam Permukiman Prioritas Prov pemanfaatan program PPIP 1 4 RPKPP Ada Peningkatan pengelolaan Jogging Trek sepanjang DAS Br Tengah (Lingk. APBN/APBD kawasan daerah aliran Tengah) I/APBD sungai II/Swadaya Masy./Swasta Pengembangan deliniasi Penetapan patok kawasan Kws sepanjang DAS APBD Kab. kawasan sempadan sungai Sempadan sungai Ijogading

Pengembangan dan Saluran Drainase dan Br. Tengah (Ling APBD Kab pemeliharaan prasarana Penanggulangan Banjir Tengah) pengamanan banjir Dauhwaru APBD Kab Loloan Timur APBD Kab Loloan Barat APBD Kab Lelateng APBD Kab

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 83 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Pengembangan pemetaan Pengembangan pemetaan Kws sepanjang DAS APBD Kab. kawasan rawan bencana kawasan rawan bencana banjir Ijogading banjir dan air pasang di dan air pasang di sungai sungai Ijogading Ijogading Pelibatan masyarakat Penataan titik dan jalur Kws sepanjang DAS APBN/APBD dalam perenc. sosialisasi evakuasi dan sosialisasi pada Ijogading I/APBD dan pelatihan mitigasi kws. permukiman rawan II/Swadaya bencana sekitar DAS bencana banjir di Sungai Masy./Swasta Penyediaan fasilitas pasar Pembangunan fasilitas pasar Dauhwaru, Loloan APBD Kab. desa atau pasar temporer desa atau pasar temporer barat, Loloan Timur, Lelateng, Br. Tengah

Perbaikan dan pengemb. Perbaikan dan pengemb. Dauhwaru, Loloan APBN/APBD infrastruktur sosial infrastruktur sosial ekonomi barat, Loloan Timur, I/APBD ekonomi kawasan kawasan permukiman sekitar Lelateng, Br. Tengah II/Swadaya permukiman sekitar DAS DAS Ijogading Masy./Swasta Ijogading Penyusunan Rencana Penyusunan Rencana Tindak Dauhwaru, Loloan APBN/APBD Tindak Kawasan Kawasan Permukiman Kumuh barat, Loloan Timur, I/APBD Permukiman Kumuh sekitar DAS Ijogading Lelateng, Br. Tengah II/Swadaya sekitar DAS Ijogading Masy./Swasta Peremajaan Kawasan Peremajaan Kawasan Dauhwaru, Loloan APBN/APBD Permukiman Kumuh Permukiman Kumuh barat, Loloan Timur, Prov/ APBD Lelateng, Br. Tengah Kab. Pengembangan penelitian Dauhwaru, Loloan APBD Kab. dan pengembangan barat, Loloan Timur, teknologi dan bahan Lelateng, Br. Tengah pendukung bangunan tradisional Bali Melakukan penelitian dan Kws sepanjang DAS APBN/APBD pengembangan teknologi Ijogading Prov/APBD dan bahan yang sesuai Kab. /Swadaya untuk permukiman sekitar Masy./Swasta DAS Ijogading

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 84 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Pembangunan dan Sosialisasi dan pengawasan Kws sepanjang DAS APBD Kab. peningkatan pusat rumah sehat Ijogading informasi permukiman kawasan DAS Ijogading Pengembangan system Dauhwaru, Loloan APBN/APBD proteksi kebakaran pada barat, Loloan Timur, Prov /APBD kawasan permukiman Lelateng, Br. Tengah Kab. padat di Kawasan perkotaan negara Penyediaan kendaraan Penyediaan kendaraan Dauhwaru, Loloan APBN/APBD pemadam kebakaran, pemadam kebakaran, barat, Loloan Timur, Prov perluasan hidran perluasan hidran kebakaran, Lelateng, Br. Tengah kebakaran, peralatan peralatan penunjang pemadam penunjang pemadam kebakaran kebakaran Pengembangan Rencana RTBL kawasan warisan Loloan Barat, Loloan APBN Tindak Penataan dan budaya Timur revitalisasi Kws. warisan budaya Bugis (rumah panggung) Penataan Kawasan Penataan Kawasan strategis di Dauhwaru, Loloan APBN/APBD strategis di Kawasan Kawasan Perkotaan negara barat, Loloan Timur, I/APBD Perkotaan negara Lelateng, Br. Tengah II/Swadaya Masy./Swasta Penataan bangunan dan Penataan bangunan dan Dauhwaru, Loloan APBN/APBD lingkungan sekitar lingkungan sekitar kawasan barat, Loloan Timur, I/APBD kawasan suci dan kws. suci dan kws. tempat suci Lelateng, Br. Tengah II/Swadaya tempat suci Masy./Swasta Penataan bangunan dan Penataan bangunan dan Dauhwaru, Loloan APBN/APBD lingkungan sekitar lingkungan sekitar kawasan barat, Loloan Timur, I/APBD kawasan tradisional tradisional Lelateng, Br. Tengah II/Swadaya Masy./Swasta

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 85 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Pengendalian 0 Dauhwaru, Loloan APBD Kab. pembangunan pada barat, Loloan Timur, kawasan radius kesucian Lelateng, Br. Tengah pura Program bedah rumah Rehab Rumah Br. Tengah (Lingk. APBN/APBDPr Tengah, Ling. Tinyeb ov

Pengembangan rencana RTBL Kawasan tradisional Dauhwaru, Loloan APBN/APBD tindak dan revitalisasi KP Negara barat, Loloan Timur, I/APBD kawasan permukiman Lelateng, Br. Tengah II/Swadaya tradisional KP Negara Masy./Swasta Penyusunan Masterplan Penyusunan Masterplan Dauhwaru, Loloan Infrastruktur permukiman Infrastruktur permukiman barat, Loloan Timur, APBD Kab. perkotaan perkotaan Lelateng, Br. Tengah Peningkatan kualitas jalan Penyusunan Masterplan Dauhwaru (Jl. Pulau Infrastruktur permukiman Menjangan, Jl, G. perkotaan Batur, Jl. P. Batam. APBD Kab Jl. Samosir Peningkatan kualitas jalan Loloan Timur (Jl. Lingkungan Gng Lawu, Jl. Gng Krakatau, Jl. Gng Agung, Jl. Gng APBD Kab Kerinci, Jl. Gng Batur, Jl. Gng Raung, Jl. Gng Tangkuban Perahu Peningkatan kualitas jalan Loloan Barat (Jl. Lingkungan Gang Lingk Terusan, Jl. Kedondong, Jl. APBD Kab Semangka) Pengaspalan Jalan dan Gang Dauhwaru (Jl. Sawe Rangsasa, Jl Lingk. APBD Kab. Menega

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 86 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Pembangunan Jalan Pembangunan Jalan Inspeksi Kws sepanjang DAS APBN/APBD Inspeksi sepanjang sungai sepanjang sungai Ijogading Ijogading Ijogading Prov/APBD Kab. Meningkatkan kualitas Inspeksi Sanitasi Sarana Air Br. Tengah, Loloan layanan dan Bersih Barat, Loloan Timur, pengembangan jaringan air Lelatang, Dauhwaru APBD Kab. minum perpipaan di kawasan perkotaan Negara Pemeriksaan sampel air & Br. Tengah, Loloan kaporitisasi Barat, Loloan Timur, Lelatang, Dauhwaru APBD Kab.

Meningkatkan kualitas Br. Tengah, Loloan layanan dan Barat, Loloan Timur, APBD Kab. pengembangan jaringan air Sosialisasi pengelolaan Lelatang, Dauhwaru limbah pada permukiman Limbah RT di sepanjang DAS Br. Tengah, Loloan Ijogading Barat, Loloan Timur, APBD Kab. Pengawasan pengelolaan Lelatang, Dauhwaru Limbah RT Pembangunan IPAL Komunal Kel. Br. Tengah APBN Penataan saluran limbah pada Kel. Br. Tengah APBN Taman atau Ruas Jalan Meningkatkan pengelolaan Sosialisasi pengelolaan Br. Tengah, Loloan APBN, APBD sampah melalui pengadaan sampah Barat, Loloan Timur, TPS dan pengadaan alat Lelatang, Dauhwaru Prov, APBD Kab. pengangkut sampah Pengawasan pengelolaan Br. Tengah, Loloan APBN, APBD sampah Barat, Loloan Timur, Lelatang, Dauhwaru Prov, APBD Kab. Pembangunan TPST Kel. Br. Tengah APBN, APBD Prov, APBD Kab.

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 87 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Pengadaan Bak penampungan Dauhwaru ( Lingk. Sampah Sementara Srimandala, Dauhwaru, Menega APBD Kab dan Pemedilan)

Pengadaan Bak penampungan Loloan Timur (Jl. Sampah Sementara Gng Rinjani APBD Kab

Pengadaan Bak penampungan Loloan Barat (Lingk, Sampah Sementara Terusan, Kerobokan, pertukangan) APBD Kab

Pengadaan sarana prasaran Loloan Timur Lingk, persampahan Mertasari, Loloan Timur, Ketugtug) APBD Kab

Meningkatkan kualitas Pembuatan Drainase Dauhwaru ( Jl. P. drainase Ayu, Jl. P. Buru, Jl. P. Menjangan, Jl. APBD Sawe Rangsasa, Jl. Prov/APBD Sawe Munduk Waru, Kab. Jl. P. Irian, Jl. P. Buru) Pembuatan Drainase Br. Tengah (Lingk. APBD Tengah) Prov/APBD Kab. Pembuatan Drainase Loloan Timur (Ling. Loloan Timur, Jl. APBD Prov/APBD Gng Batur, Jln Gng Raung) Kab. Pembuatan Drainase Loloan Barat (Lingk, Pertukangan, Jl. Kedondong, Jl. APBD Kab. Durian, Depan masjid Mujahidin).

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 88 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Penambahan jaringan Penambahan jaringan listrik di Dauhwaru, Loloan APBD Prov listrik di lingkungan lingkungan Mertasari, barat, Loloan Timur, Mertasari, Lelateng, Br. Tengah /APBD Kab./BUMN

Pengembangan jaringan Dauhwaru, Loloan APBD Prov listrik bawah tanah pada barat, Loloan Timur, /APBD kawasan-kawasan strategis Lelateng, Br. Tengah Kab./BUMN, dan jalan-jalan utama Swasta Pengendalian bangunan di Dauhwaru, Loloan sekitar rencana barat, Loloan Timur, APBN/APBD pengembangan jaringan Lelateng, Br. Tengah Prov /APBD Gas Perkotaan Kab./BUMN Pengembangan Dauhwaru, Loloan APBN/APBD pembangkit tenaga listrik barat, Loloan Timur, Prov/APBD dan energi terbarukan Lelateng, Br. Tengah Kab. Pengendalian bangunan di Dauhwaru, Loloan APBN/ sekitar Tower barat, Loloan Timur, BUMN/Swasta telekomunikasi Lelateng, Br. Tengah Pengembangan jaringan Dauhwaru, Loloan kabel telekomunikasi barat, Loloan Timur, bawah tanah pada kawasan Lelateng, Br. Tengah APBN/ strategis dan jalan-jalan BUMN/Swasta utama secara terpadu Penyediaan dana stimulan Dauhwaru, Loloan APBD Kab. untuk pembangunan barat, Loloan Timur, perumahan kepada MBR Lelateng, Br. Tengah Fasilitasi pengembangan Dauhwaru, Loloan APBD Kab. sumber pembiayaan dan barat, Loloan Timur, pola investasi Lelateng, Br. Tengah pembangunan perumahan Peningkatan kapasitas Dauhwaru, Loloan APBN/APBD masyarakat dalam bentuk barat, Loloan Timur, Prov /APBD KSM Lelateng, Br. Tengah Kab.

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 89 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Penyediaan lahan Dauhwaru, Loloan APBN/APBD perumahan yang barat, Loloan Timur, Prov/ APBD terjangkau Lelateng, Br. Tengah Kab. Pengembangan perumahan Dauhwaru, Loloan APBN/APBD bertipe susun pada lahan barat, Loloan Timur, Prov/ APBD yang sesuai arahan RTR Lelateng, Br. Tengah Kab. Pengembangan Dauhwaru, Loloan APBN/APBD keterpaduan masterplan barat, Loloan Timur, Prov/APBD oleh pengembang maupun Lelateng, Br. Tengah Kab. individu dengan kawasan permukiman sekitarnya Pengembangan kawasan Dauhwaru, Loloan APBN/APBD permukiman baru dengan barat, Loloan Timur, Prov/APBD konsep LC, Kasiba dan Lelateng, Br. Tengah Kab. Lisiba Pemantapan penataan Dauhwaru, Loloan APBD Kab. kawasan sekitar sungai barat, Loloan Timur, Ijogading yang berciri khas Lelateng, Br. Tengah Bali Kebutuhan revitalisasi Dauhwaru, Loloan APBD Kab. kawasan permukiman barat, Loloan Timur, perkotaan yang berciri Lelateng, Br. Tengah khas Bali Penguatan sistem Dauhwaru, Loloan APBD Kab. kepranataan sosial barat, Loloan Timur, tradisional Bali (awig-awig Lelateng, Br. Tengah adat) dalam pengembangan dan pemeliharaan lingkungan permukiman.

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 90 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Peningkatan kerjasama Dauhwaru, Loloan APBD Kab. antar lembaga dan barat, Loloan Timur, organisasi masyarakat Lelateng, Br. Tengah (ormas) dalam mewujudkan lingkungan permukiman yang harmonis Pengembangan budaya Dauhwaru, Loloan APBD Kab. Bali dalam kepemilikan barat, Loloan Timur, rumah pribadi bagi orang Lelateng, Br. Tengah Bali Penguatan komponen Dauhwaru, Loloan APBD pelaku dalam penguatan barat, Loloan Timur, Prov/APBD database perumahan dan Lelateng, Br. Tengah Kab. permukiman Penetapan /legalisasi Dauhwaru, Loloan APBN, APBD tentang RTRW Kota, barat, Loloan Timur, Prov/APBD RDTR Kecamatan dan Lelateng, Br. Tengah Kab. RDTR Kawasan Strategis, Penyusunan Dokumen Dauhwaru, Loloan APBN, APBD Rencana Pembangunan barat, Loloan Timur, Prov/APBD Kawasan Permukiman Lelateng, Br. Tengah Kab. Prioritas (RPKPP) Penetapan RTBL dan Dauhwaru, Loloan APBN, APBD Masterplan pada Kawasan barat, Loloan Timur, Prov/APBD Strategis (Kawasan Lelateng, Br. Tengah Kab. Heritage). Penetapan masterplan Dauhwaru, Loloan APBN, APBD RTHK Wilayah Kota dan barat, Loloan Timur, Prov/APBD Kawasan Perkotaan Lelateng, Br. Tengah Kab. Negara

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 91 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Penetapan tentang Dauhwaru, Loloan APBN, APBD Peraturan Zonasi Kawasan barat, Loloan Timur, Prov/APBD di seluruh wilayah kota Lelateng, Br. Tengah Kab. Negara Penetapan tentang Dauhwaru, Loloan APBN/APBD Pedoman teknis barat, Loloan Timur, Kab. Pembangunan Kawasan Lelateng, Br. Tengah dan Permukiman Pengembangan Dauhwaru, Loloan APBN, APBD sinkronisasi program dan barat, Loloan Timur, Prov/APBD review secara berkala Lelateng, Br. Tengah Kab. RPIJM bidang Ke-Cipta Karyaan, Ke-Pu-an lainnya dan bidang lainnya Peningkatan kegiatan Dauhwaru, Loloan APBD Kab. Evaluasi NSPM secara barat, Loloan Timur, berkala Lelateng, Br. Tengah

Optimalisasi perijinan Dauhwaru, Loloan APBD Kab. pembangunan perumahan barat, Loloan Timur, yang sesuai/tidak sesuai Lelateng, Br. Tengah peruntukan Pengendalian, penertiban Dauhwaru, Loloan APBD Kab. dan sanksi kepada barat, Loloan Timur, bangunan perumahan yang Lelateng, Br. Tengah melanggar sempadan sungai Pengurangan pasokan Dauhwaru, Loloan APBD Kab. pelayanan sarana dan barat, Loloan Timur, prasarana permukiman Lelateng, Br. Tengah bagi permukiman yang melanggar aturan

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 92 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Pengendalian ruang Dauhwaru, Loloan APBD Kab. kawasan pada kawasan barat, Loloan Timur, lindung Lelateng, Br. Tengah Fasilitasi dan Dauhwaru, Loloan APBN pemberdayaan masyarakat barat, Loloan Timur, dalam pemanfaatan Lelateng, Br. Tengah program PNPM Mandiri Fasilitasi dan Dauhwaru, Loloan APBN/APBD pemberdayaan masyarakat barat, Loloan Timur, Prov dalam pemanfaatan Lelateng, Br. Tengah program PPIP 5 RTBL Ada Program Investasi Penataan Kawasan Wisata Air, Dermaga Kawasan Wisata Dinas GILIMANU Bangunan Tradisional Teluk Gilimanuk Teluk Gilimanuk DikPoraParBud K Revitalisasi Kawasan Konservasi Situs Kawasan Wisata Sea Dinas manusia Purba Gilimanuk World DikPoraParBud Revitalisasi dan Penataan Kawasan Kawasan Wisata Dinas Pertigaan Cekik dan Kawasan Kori Agung Teluk Gilimanuk DikPoraParBud Kawasan Wisata Sea Dinas Penataan Kawasan Terminal Gilimanuk dan World DikPoraParBud Pasar Gilimanuk Program Investasi Bangunan Revitalisasi Museum Segmen IV Dinas Pekerjaan Umum Pembangunan Bangunan Semua Segmen Dinas Pekerjaan Perdagangan dan jasa lainnya Umum

Pembangunan Bangunan Semua Segmen Dinas Pekerjaan Umum Sesuai Dengan Umum Pedoman Pembangunan yang Telah Ada Pengawasan Terhadap Semua Segmen Dinas Pekerjaan Perbaikan Rumah Dan Umum Pembangunan Rumah Baru

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 93 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Program Investasi Program Investasi Lingkungan Lingkungan

Parkir Semua Segmen Dinas Pekerjaan Umum, DLLAJ

Jaringan Air Bersih Semua Segmen PDAM Jaringan Telepon Semua Segmen Telkom Jaringan Listrik Semua Segmen PLN Jaringan Drainase Semua Segmen Dinas Pekerjaan Umum Hidran Semua Segmen Dinas Pekerjaan Umum Persampahan Semua Segmen Dinas Pekerjaan Umum, Kantor LHKP Perabot Kota Rambu-rambu Lalu lintas Semua Segmen Dinas Pekerjaan Umum, DLLAJ

Elemen penyeberangan Semua Segmen Dinas Pekerjaan Umum, DLLAJ

Halte Semua Segmen Dinas Pekerjaan Umum, DLLAJ

Pos Polisi Semua Segmen Dinas Pekerjaan Umum, DLLAJ

Boks Telepon Semua Segmen Telkom Periklanan Semua Segmen Dinas Pekerjaan Umum Penghijauan Semua Segmen Kantor LHKP

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 94 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

6 RDTR Pengembangan dan Penertiban kawasan KOTA lindung NEGARA TAHUN 2010-2030 Tata hutan dan penyusunan Taman Nasional Bali Bappeda dan rencana pengelolaan hutan Barat Dinas PU, lingkungan hidup Kelurahan Baler Bale Bappeda dan Agung, Kelurahan Dinas PU, Pendem, Kelurahan lingkungan Dauhwaru, dan hidup Pengembangan kawasan Kelurahan Batuagung penyangga sebagai kawasan lindung Penataan kawasan tepian Tukad Ijogading, Bappeda dan sungai Pangkung Lampah, Dinas PU, Pangkung Sebual, lingkungan dan Tukad Daya hidup Penghijauan sempadan sungai; Timur, serta anak Bappeda dan sungai lainnya. Dinas PU, lingkungan hidup Normalisasi anak-anak sungai. Bappeda dan Dinas PU, lingkungan hidup Pengembangan Fasilitas Pendidikan Penambahan unit fasilitas Desa Budeng (blok Dinas pendidikan berupa TK kawasan IA.E.1) dan Pendidikan Dan pembangunan kawasan kawasan permukiman pendidikan terpadu baru

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 95 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Peningkatan kualitas fisik Seluruh wilayah Kota Dinas bangunan pendidikan SD, Negara Pendidikan SMP, SMA Pengembangan Fasilitas Kesehatan Penambahan jumlah Pustu Di pusat lingkungan/banjar masing-masing Dinas kelurahan/desa Kesehatan Penambahan jumlah BKIA Di pusat-pusat blok kawasan Dinas Kesehatan Penambahan jumlah Apotek Seluruh wilayah Kota dan Toko obat Negara Dinas Kesehatan Penambahan jumlah di blok kawasan Dinas Puskesmas III.C.2 Kesehatan Peningkatan dan pemeliharaan Seluruh wilayah Kota kondisi fasilitas kesehatan Negara Dinas yang sudah ada Kesehatan Pengembangan Fasilitas Perdagangan Peningkatan kualitas sarana Di sekitar Jl.Ngurah Dinas penunjang kawasan Rai dan Jl.Pahlawan, Perindustrian perdagangan regional di Pasar serta di Jl.Gatot dan Umum Negara dan penyiapan Subroto Perdagangan Pasar Modern Penyiapan dan pemantapan Di Kel.Dauhwaru pusat koleksi, pameran dan distribusi (area Twin Towers Negara) Penyiapan dan pemantapan Di sekitar Area Bussiness Center Jl.Sudirman

Penyediaan sarana pertokoan Banjar Tengah dan dan swalayan Baler Bale Agung

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 96 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Pembinaan dan pemberian Pusat blok kawasan bantuan permodalan usaha yang belum terdapat bagi pedagang kecil eceran pasar lingkungan (warung/kios) Perbaikan dan pembangunan Setiap pusat blok fisik bangunan pasar kawasan yang belum lingkungan terdapat pasar lingkungan Perbaikan bangunan dan BWK I.A.4, BWK penataan kawasan II.B.2, dan SBWK perdagangan skala III.C.1 regional/kota Pengembangan Fasilitas Perumahan Penambahan sarana Kelurahan Loloan Dinas PU perumahan berikut dengan Timur fasiltias penunjangnya di Kelurahan Banjar kawasan perumahan baru Tengah dan Baler (jalan, listrik, air bersih, Kelurahan Bale drainase, persampahan, septic Agung tank, dll) Kelurahan Dangin Tukadaya Desa Batu Agung, Kelurahan Lelateng, dan Desa Budeng Perbaikan saluran drainase di Kel. Lelateng kawasan perumahan Perbaikan kondisi fisik Kawasan perumahan bangunan perumahan. di seluruh wilayah Kota Negara Penataan intensitas bangunan. Kawasan perumahan di seluruh wilayah Kota Negara

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 97 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Pembangunan plengseng di Kawasan perumahan tepi sungai yang berbatasan di seluruh wilayah langsung dengan permukiman Kota Negara penduduk. Pengembangan Fasilitas Peribadatan Peningkatan kualitas fisik Seluruh wilayah Kota Dinas PU dan bangunan Negara Departemen Agama Penambahan unit fasilitas Seluruh wilayah Kota Dinas PU dan peribadatan skala unit Negara Departemen lingkungan Agama Pengembangan Fasilitas Ruang Terbuka Hijau Penambahan taman Pada masing-masing Dinas PU lingkungan pusat blok kawasan

Pengaturan RTH lindung sempadan sungai, sempadan hutan mangrove Penambahan Taman Desa Budeng, Pemakaman Batuagung dan Pendem Pengadaan RTH Jalur Hijau Jl. Denpasar - Jl. Denpasar-Gilimanuk Gilimanuk

Pembangunan, perbaikan dan Seluruh wilayah Kota pemeliharaan RTH yang telah Negara ada Program Pengembangan Pengembangan Jaringan Jalan Pergerakan Pengembangan, perbaikan Seluruh ruas jalan di Dinas PU dan serta pemeliharaan jalan lokal wilayah Kota Negara Dinas dan lingkungan Perhubungan

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 98 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Penyesuaian perencanaan geometrik untuk jalan perkotaan berdasarkan standar Pengembangan Jaringan Jalan Lingkar Utara dan Selatan

Pengembangan Fasilitas Penunjang Transportasi Perbaikan kualitas dan Sepanjang jalan Dinas PU dan penambahan unit fasilitas utama kota sebagai Dinas pelengkap jalan (reklame, jalan arteri primer, Perhubungan tiang listrik, telepon umum, arteri sekunder dan zebra cross, parkir, trotoar,dll) kolektor sekunder (Jl.Udayana, Jl.Sudirman, Jl.Gajah Mada, Jl.Hayam Wuruk, Jl.Pahlawan, Jl.Ngurah Rai, Jl.Gatot Subroto, dll) Evaluasi fungsi Terminal Jl.Pahlawan Pendem dan Terminal Agung Jl.Sudirman Pemantapan fungsi Terminal Jl.Pahlawan Pendem dan Terminal Agung Jl.Sudirman Pengembangan Sistem Angkutan Umum dan Angkutan Barang Pengembangan trayek JLU dan JLS, serta Dinas PU angkutan umum darat baik ruas-ruas jalan utama dan Dinas eksternal maupun internal dalam kota Perhubungan

Program Pengembangan Pengembangan Jaringan Air Bersih Utilitas Kota Peningkatan pelayanan Seluruh Kota Negara PDAM jaringan distribusi air bersih Kabupaten

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 99 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Penambahan dan perawatan Jembrana rutin sarana prasarana distribusi air bersih Sosialisasi masyarakat Penelitian alternatif sumber air bersih Pengembangan Sistem Drainase Penambahan dan perawatan Seluruh Kota Negara Dinas PU saluran drainase Pembangunan sumur resapan Penghijauan DAS Sosialisasi masyarakat Peningkatan sistem pelayanan persampahan Pemeliharaan eksisting sarana Seluruh wilayah Kota Dinas persampahan (tempat sampah Negara Kebersihan dan TPS) Penyediaan TSL khusus Kawasan perumahan kawasan perumahan dan di seluruh wilayah permukiman oleh developer Kota Negara

Penambahan jumlah sarana Masing-masing dan prasarana persampahan lingkungan atau banjar Pengembangan Sistem Pelayanan Jaringan Listrik Pengembangan jaringan listrik Kawasan PLN berupa jaringan listrik permukiman, tegangan rendah dan perdagangan dan jasa menengah serta industri di seluruh wilayah Kota Negara Pengembangan Jaringan Telepon

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 100 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Peningkatan pelayanan Lokasi-lokasi PT Telkom jaringan distribusi kawasan permukiman telekomunikasi (STO) baru (Kelurahan Baler Bale Agung, Loloan Timur, Pendem, Dauhwaru)

Perawatan fasilitas Tersebar di kawasan- PT Telkom telekomunikasi publik kawasan permukiman (telepon umum) (terutama pada ruas- ruas utama antar BWK) Penataan pembangunan BTS Kawasan Dinas PU permukiman padat, sedang dan rendah yang diusulkan (Kelurahan Baler Bale Agung, Loloan Barat, Dauhwaru) Program Pengembangan Pengembangan Insustri Kecil/ Rumah Industri Tangga

Penyediaan bahan baku, Kawasan industri di Bappeda dan peningkatan sumber daya seluruh wilayah Kota Disperindag manusia, dan pemasaran hasil Negara industri kecil rumah tangga Pengadaan instalasi pengolahan limbah beracun buangan industri Program Pengembangan Pengembangan Kawasan Perdagangan dan Kawasan Perdagangan dan Jasa Jasa

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 101 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Penataan kawasan BWK II.B.2; II.B.3 Bappeda dan perdagangan dan jasa skala (Kelurahan Pendem) Disperindag regional/kota dan SBWK III.C.1 (Kelurahan Loloan Timur)

Program Pengembangan Pengembangan Pusat Aktifitas Kawasan Pusat Aktivitas Pengembangan pusat aktivitas Blok kawasan I.A.4 Bappeda dan pemerintahan dan perkantoran dan I.A.2 (Kelurahan PM Dauhwaru) Pengembangan pusat aktivitas Blok kawasan I.A.2 pendidikan terpadu (Kelurahan Dauhwaru) Pengembangan pusat aktivitas Blok kawasan II.B.2 ruang pameran, koleksi, dan (Kelurahan Pendem) distribusi Program Pengembangan Pengembangan Fasilitas Penunjang Kegiatan Agropolitan Urbanism Pertanian

Pengembangan fasilitas ruang BWK I.A.4 Bappeda dan pameran, pusat informasi dan PM distribusi Penyediaan KUD Masing-masing blok Disperindag, kawasan Dinas Pertanian Dan Perkebunan

Penyediaan tempat pengumpul Masing-masing blok Disperindag, hasil panen, maupun kawasan Dinas Pertanian penggilingan padi, penyediaan Dan Perkebunan pembibitan

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 102 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

7 RDTR PROGRAM Perwujudan Pusat Pelayanan Kegiatan Kota KECAMAT PERWUJUDAN AN STRUKTUR RUANG PEKUTAT KECAMATAN AN TAHUN PEKUTATAN 2013-2032 Pusat Pelayanan - Pengembangan pusat Badan pemerintahan skala Kawasan / Perencanaan Sub Pusat Kota Pembangunan daerah, Dinas Pekerjaan Umum - Pengembangan perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan & Energi - Peningkatan pasar Sumber Dinas PembiayaanAPBD Kabupaten Perindustrian, Perdagangan & Energi Sub Pusat Pelayanan Bappeda dan PM, Dinas - Pengembangan pusat Pekerjaan kegiatan baru Umum - Pengembangan pusat Badan pemerintahan lokal Perencanaan Pembangunan daerah, Dinas Tata Ruang, Kebersihan dan Pertamanan

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 103 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

- Pengembangan pendidikan Dinas skala regional Pendidikan, Swasta - Pengembangan pendidikan Dinas skala local Pendidikan - Pengembangan kawasan Bappeda, perdagangan baru DTRKP, Dinas Perindustrian, Perdagangan & Energi - Pengembangan fungsi jalan Dinas Pekerjaan arteri sekunder Umum Pusat Lingkungan - Pengembangan perdagangan Dinas dan jasa Perindustrian, Perdagangan & Energi - Pengembangan pusat Bappeda, pemerintahan dan perkantoran DTRKP

- Pengembangan pendidikan Dinas skala regional Pendidikan, Swasta - Pengembangan pendidikan Dinas skala lokal Pendidikan - Pengembangan kesehatan Dinas Kesehatan - Pengembangan fungsi jalan Dinas Pekerjaan kolektor sekunder Umum Perwujudan Sistem Prasarana Sistem Jaringan Jalan dan Dinas Pekerjaan Sungai Umum - Pengembangan jaringan jalan arteri primer

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 104 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

- Pengembangan jaringan jalan kolektor primer - Pengembangan jaringan jalan kolektor primer sebagai jalan lingkar - Pengembangan jaringan jalan lokal - Pembangunan jalan baru - Pengembangan rute Dinas Angkutan Umum Perhubungan - Pengembangan fasilitas penunjang (halte, traffic light, dll) Sistem Jaringan Enegri dan Kelistrikan - Pengembangan jaringan PT PLN transmisi tenaga listrik (SUTET, SUTT, dll) - Pengembangan pembangkit listrik, gardu induk distribusi dan sistem distribusi Sistem Jaringan Telekomunikasi - Pengembangan jaringan PT Telkom telepon fixed line - Pengembangan pusat automatisasi sambungan telepon - Pengembangan Base Dinas Transceiver Station (BTS) Perhubungan, Komunikasi dan Informasi - Peningkatan pelayanan PT Telkom jaringan telekomunikasi

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 105 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Sistem Jaringan Sumber Daya Air - Perlindungan sempadan Kantor Sungai Lingkungan - Pengembangan sistem Hidup, Dinas pengendalian banjir Tata Ruang, Kebersihan dan Pertamanan Sistem Infrastruktur Perkotaan - Pengembangan sistem Dinas Pekerjaan penyediaan air minum Umum, PDAM

- Pengembangan sistem Dinas Pekerjaan pengelolaan air limbah Umum, Kantor Lingkungan Hidup - Pengembangan sistem Dinas Tata persampahan kota Ruang, Kebersihan dan Pertamanan - Pengembangan sistem Dinas Pekerjaan drainase kota Umum - Penyediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana jaringan jalan pejalan kaki PROGRAM Perwujudan Kawasan Berciri Alami / PERWUJUDAN POLA Perlindungan RUANG KECAMATAN PEKUTATAN

Kawasan Lindung, Sempadan Sungai dan Pantai

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 106 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

- Sungai yang melintasi Bappeda, kawasan Kantor permukiman/kawasan pusat Lingkungan pelayanan dilakukan re- Hidup, Dinas orientasi pembangunan Pekerjaan dengan menjadikan sungai Umum sebagai bagian dari latar depan - Sempadan sungai dan pantai Bappeda, Dinas yang areanya masih luas dapat Pariwisata dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata melalui penataan kawasan - Sempadan sungai dan pantai Bappeda, yang belum dimanfaatkan Kantor dilakukan pelarangan kegiatan Lingkungan terbangun Hidup - Perlindugan sungai dan Bappeda, pantaidengan jalan inspeksi Kantor dan penanaman tanaman keras Lingkungan dan mangrove Hidup Hutan Lindung - Pengendalian perubahan Dinas Tata fungsi pada Hutan Lindung Ruang, yang sudah ada Kebersihan dan Pertamanan, Kantor Lingkungan Hidup - Pengembangan Hutan Dinas Tata Lindung sebagai pendukung Ruang, ruang evakuasi bencana Kebersihan dan Pertamanan, Kantor Lingkungan Hidup

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 107 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Kawasan Budidaya Kawasan Perumahan - Penyediaan lahan untuk Dinas Pekerjaan pengembangan kawasan Umum permukiman baru sesuai kebutuhan - Pengembangan perumahan Bappeda, Dinas bagi pekerja berupa kos kosan Pekerjaan atau asrama Umum - Perbaikan kualitas Dinas Pekerjaan perumahan dengan renovsi Umum dan rehabilitasi rumah kumuh - Pengembangan dan penataan sistem sanitasi Kawasan Perdagangan dan Jasa - Peningkatan pasar umum Dinas - Pengembangan pasar grosir Perindustrian, Pedagangan, - Pengembangan kawasan Pertambangan perdagangan baru - Pengembangan perdagangan dan jasa pada tiap pusat pelayanan Kawasan Perkantoran - Pengembangan perkantoran Bappeda pemerintah pada tiap pusat pelayanan Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau - Pengembangan RTH Bappeda, Dinas pekarangan perumahan, Tata ruang, perkantoran, perdagangan Kebersihan dan jasa, dan sebagainya Pertamanan

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 108 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Kawasan Peruntukan Sektor Informal - Menetapkan lokasi potensial Dinas untuk pengembangan sektor Perindustrian, informal Perdagangan, Pertambangan dan Energi - Penataan kegiatan sektor Dinas informal yang ada dan Perindustrian, Penertiban kegiatan sektor Perdagangan, informal berupa relokasi pada Pertambangan kawasan yang telah ditetapkan dan Energi, Satpol PP Kawasan Peruntukan Pelayanan Umum - Pengembangan fasilitas Bappeda kesehatan - Pengembangan pendidikan Bappeda, Dinas skala regional Pendidikan, swasta - Pengembangan fasilitas Bappeda pelayanan umum pada tiap pusat pelayanan 8 RDTR Program Pengembangan Pengembangan dan Penertiban kawasan KAWASAN Rencana Pola Ruang Lindung PARIWISA TA PERANCA K TAHUN 2011-2031 Penertiban kawasan lindung Kawasan Pariwisata Bappeda dan dan budidaya dengan dengan Perancak Dinas Cipta pengaturan untuk Karyadan Tata pembangunan lahan terbangun Ruangdan Kantor

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 109 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Lingkungan Hidup

Pengembangan Fasilitas Pendidikan Penambahan unit fasilitas Kawasan Pariwisata Dinas pendidikan pada jenjang Perancak Pendidikan SD,SMP,SMA serta sebaran fasilitas pendidikan Peningkatan kualitas fisik Kawasan Pariwisata Dinas bangunan pendidikan Perancak Pendidikan

Pengembangan Fasilitas Kesehatan Peningkatan kualitas Kawasan Pariwisata Dinas pelayanan fasilitas kesehatan Perancak Kesehatan Penambahan fasilitas kesehatan skala local dan unit lingkungan berupa BKIA dan Balai pengobatan Pengembangan fasilitas perdagangan Pengembangan fasilitas Kawasan Pariwisata Disperindag perdagangan berupa pertokoan Perancak Pengembangan fasilitas perdagangan dan jasa skala local dan lingkungan (perdagangan eceran)

Pengembangan fasilitas peribadatan Peningkatan kualitas fisik Kawasan Pariwisata Dinas Cipta bangunan Perancak Karya dan Tata

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 110 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Penambahan unit fasilitas Ruang peribadatan skala lingkungan (musholla) Pengembangan fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pengembangan dan Kawasan Pariwisata Dinas Cipta penambahan taman Perancak Karya dan Tata lingkungan (taman RT dan Ruang taman RW) Perbaikan dan pemeliharaan jalur hijau yang telah ada

Program Pengembangan Pengembangan jaringan jalan Pergerakan Pengembangan Kawasan Pariwisata Dinas PU dan jaringan jalan kelas kolektor Perancak Dinas (pelebaran jalan) Perhubungan

Perbaikan dan pemeliharaan perkerasan jalan kolektor utama Perbaikan dan pemeliharaan perkerasan jalan lokal

Perbaikan dan pemeliharaan perkerasan jalan lingkungan

Pengembangan jaringan jalan kelas lingkungan (pelebaran jalan) Pengembangan fasilitas penunjang transportasi

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 111 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

Pengembangan fasilitas Kawasan Pariwisata Dinas PU dan pelengkap jalan berupa Perancak Dinas pengadaan lampu penerangan Perhubungan jalan, median jalan, rambu serta marka jalan, traffic light, dan zebra cross Pengembangan jalan bebas hambatan Pembangunan jalan bebas Kawasan Pariwisata Dinas PU dan hambatan Perancak Dinas Perhubungan Program Pengembangan Pengembangan jaringan air bersih Utilitas Kota Peningkatan pelayanan Kawasan Pariwisata PDAM jaringan distribusi air bersih Perancak

Pengembangan Sistem Drainase Peningkatan system jaringan Kawasan Pariwisata Dinas PU. drainase terpadu Perancak Pemeliharaan saluran drainase Peningkatan sistim pelayanan persampahan Pembangunan TPS Komunal Kawasan Pariwisata Dinas Perancak Kebersihan

Pengembangan system pelayanan jaringan listrik Pengembangan jaringan listrik Kawasan Pariwisata PT. PLN berupa jaringan listrik Perancak tegangan rendah dan menengah Pengembangan jaringan telepon Peningkatan pelayanan Kawasan Pariwisata PT. PLN jaringan distribusi Perancak telekomunikasi

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 112 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 113 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

3.8 RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA Berikut merupakan beberapa rangkuman dari beberapa dokumen ke Cipta Karyaan Kabupaten Jembrana yang telah disusun sebelumnya.

3.8.1 Rencana Induk Penyediaan Air Minum (RI-SPAM) Kabupaten Jembrana Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun, memperluas dan/atau meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non-fisik (kelembagaan, manajemen, keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik. Rencana Pengembangan Kelembagaan Penyelenggaraan SPAM meliputi beberapa hal pokok yaitu bentuk badan pengelola dan struktur organisasi yang akan menangani SPAM Kabupaten Jembrana, sumberdaya manusia baik jumlah maupun kualifikasinya dan penempatan tenaga kerja yang disesuaikan dengan latar belakang pedidikannya serta mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kelembagaan penyelenggara air minum sekurang-kurangnya memiliki: (a) organisasi meliputi struktur organisasi kelembagaan dan personil pengelola unit SPAM; (b) Tata laksana meliputi uraian tugas pokok dan fungsi, serta pembinaan karir pegawai penyelenggara SPAM; dan (c) Kelembagaan penyelenggara SPAM harus dilengkapi dengan sumber daya manusia yang kompeten di bidang pengelolaan SPAM sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Untuk itu pengkajian pengembangan dan kelayakan kelembagaan SPAM di Kabupaten Jembrana dilakukan terhadap sumber daya Manusia (tingkat pendidikan, kualitas), struktur organisasi dan penempatan kerja sesuai dengan latar belakang pendidikannya mengacu pada peraturan dan perundang-undangan, dan alternatif kelembagaan kerjasama pemerintah dan swasta. Jenis dan bentuk kelembagaan sebagai pengelola SPAM dari sebuah sistem penyediaan air minum yang dibangun sangat bergantung pada kemampuan karakteristik daerah. Dengan kata lain kelembagaan SPAM pada suatu daerah adalah bersifat kondisional sehingga jenis dan bentuk lembaga pengelola dari suatu daerah dengan daerah lain tidak selalu sama. Namun ada hal sangat mendasar yang harus dipenuhi untuk setiap pilihan yang diambil. Lembaga pengelola harus dapat

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 114 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

beroperasi dengan baik dan berkelanjutan dalam melaksanakan layanan air minum pada konsumen atau pelanggan. Prinsip utama dalam pengembangan kelembagaan SPAM adalah aktivitas pengorganisasian masyarakat yang didasarkan pada prinsip-prinsip: (a) kebersamaan, (b) keputusan ada di tangan masyarakat, (c) berorientasi pada komunitas lokal, dan (d) tidak berorientasi mendapatkan keuntungan tetapi untuk kemanfaatan bersama. Lembaga yang dikembangkan diharapkan mengikuti azas-azas kejujuran, keadilan dan berkelanjutan. Untuk itu pengembangan kelembagaan suatu SPAM yang dibangun diarahkan untuk tujuan sebagai berikut: 1. Terpenuhinya kebutuhan air minum bagi pelanggan sesuai prinsip tepat kuantitas, kualitas dan kontinuitas 2. Memaksimakan pelayanan bagi pelanggan. 3. Meminimalkan biaya operasi dan pemeliharaan SPAM. 4. Memajukan kesejahteraan pelanggan pada khususnya dan masyarakat umunya. Ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur.

3.8.2 Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Jembrana

A. Kerangka Kerja Pembangunan Sanitasi Pembangunan Sanitasi di Kabupaten Jembrana secara umum dapat disimpulkan dalam bahwa perencanaan pembangunan sanitasi yang tidak sesuai dengan permasalahan dan skala prioritas penyelesaiaan masalah, sehingga salah sasaran, tidak sesuai kebutuhan, tidak berkelanjutan dan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap sarana sanitasi yang baik serta prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Belajar dari pengalaman, permasalahan sanitasi tidak dapat dilakukan secara parsial. Adanya perencanaan yang tumpang tindih, tidak tepat sasaran dan tidak berkelanjutan merupakan potret buram dari masa lalu. Sanitasi harus ditangani secara multistakholder dan komprenhensif. Kondisi demikian mendorong Pemerintah Kabupaten Jembrana untuk menyusun perencanaan memorandum program sanitasi secara terpadu dalam Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman. Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 115 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

dari berbagai kelembagaan terkait, baik sinkronisasi dan koordinasi pada tingkat Kabupaten, Provinsi maupun Kementerian/ Lembaga untuk periode Jangka Menengah. Dari sisi penganggaran, dokumen ini juga memuat rancangan dan komitmen pendanaan untuk implementasinya, baik komitmen alokasi penganggaran pada tingkat Kabupaten, Provinsi, Pusat maupun dari sumber pendanaan lainnya.

B. Visi Misi dan Strategi Sanitasi Kabupaten Jembrana

Adapun Visi Misi Pembangunan Sanitasi yang tertuang dalam Strategi Sanitasi Kabupaten Jembrana adalah sebagai berikut:

Terwujudnya Kabupaten Jembrana .yang bersih dan sehat melalui pembangunan sanitasi yang berkelanjutan tahun 2021

Sedangkan dari visi tersebut dijabarkan menjadi beberapa misi pada masing sektor sanitasi, yaitu: 1. Misi Air Limbah Domestik: Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pengelolaan air limbah rumah tangga yang berwawasan lingkungan 2. Misi Persampahan Pemenuhan sarana dan prasarana persampahan, Meningkatkan cakupan pelayanan pengelolaan persampahan untuk hidup bersih dan sehat, Mengefektifkan gerakan 3R di masyarakat 3. Misi Drainase Meningkatkan infrastruktur drainase untuk mewujudkan drainase yang terintegrasi dengan menghasilkan lingkungan yang sehat

Dari Visi Misi tersebut didalam SSK Jembrana didapatkanlah strategi penangan ketiga sektor tersebut yaitu: 1. Air Limbah Domestik Perumusan strategi dilakukan menggunakan analisis SWOT. Analisis ini dilakukan dengan cara menghitung selisih antara nilai Kekuatan dan Kelemahan serta selisih antara Peluang dan Ancaman. Kedua selisih tersebut akan menentukan posisi kuadran pengelolaan sanitasi. Berdasarkan hasil analisis SWOT maka

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 116 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

pengelolaan sanitasi untuk komponen air limbah berada pada kuadran II maka strategi yang akan dilaksanakan Kabupaten Jembrana untuk pengembangan limbah domestik yaitu sebagai berikut:  Mengoptimalkan ketersediaan sarana prasarana pengelolaan air limbah melalui dukungan dana dari Pusat dan Propinsi  Meningkatkan regulasi atau peraturan daerah tentang pengelolaan air limbah seiiring dengan adanya beberapa jasa kuras tangki septik yang beroperasi di wilayah Kabupaten Jembrana  Meningkatkan aktivitas pencegahan penurunan kualitas air akibat limbah domestik seiiring dengan adanya gerakan capaian universal acess terhadap sanitasi layak Tahun 2019  Meningkatkan kualitas SDM dan kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan air limbah seiring dengan adanya lembaga pengelola sanimas (KSM) dari masyarakat.  Mendayagunakan keterlibatan peranan swasta dan masyarakat dalam pengelolaan air limbah sehingga dapat memaksimalkan keterbatasan kemampuan anggaran pemerintah daerah  Meningkatkan sistem pengelolaan air limbah skala komunal sehingga jumlah BABS bisa menurun dan kepemilikan jamban sehat meningkat.

2. Pengelolaan Persampahan Berdasarkan hasil analisis SWOT maka pengelolaan sanitasi untuk komponen persampahan berada pada kuadran I maka strategi yang akan dilaksanakan Kabupaten Jembrana untuk pengembangan komponen persampahan yaitu sebagai berikut:  Mengoptimalkan peranan perda mengenai pengelolaan sampah melalui media komunikasi seiring dengan semakin banyak dan mudahnya diakses.  Mengoptimalkan kinerja TPA Peh melalui dukungan dana dari APBN dan APBD Provinsi  Meningkatkan keberadaan TPS-3R pada daerah yang sulit dijangkau angkutan DKP seiring dengan adanya gerakan pemerintah pusat tentang target capaian universal access sanitasi layak

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 117 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

 Meningkatkan keberadaan Bank Sampah didukung dengan adanya kumpulan atau komunitas yang peduli sampah serta didukung dengan keberadaan pengepul di Kabupaten Jembrana  Mengoptimalkan Perda pengelolaan sampah dan Perda tentang kerjasama dalam pemungutan sampah plastik sehingga dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan sampah  Meningkatkan sarana prasarana pengelolaan persampahan melalui dukungan dana dari Pusat dan Propinsi dan kontribusi dari pihak swasta dalam pengadaan sarana prasarana persampahan  Mengotimalkan upaya 3R melalui keberadaan kumpulan atau komunitas yang peduli sampah serta didukung dengan keberadaan pengepul di Kabupaten Jembrana  Meningkatkan kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan sampah seiring dengan adanya gerakan pemerintah pusat tentang target capaian universal access sanitasi layak  Mendayagunakan keterlibatan peranan swasta dan masyarakat dalam pengelolaan persampahan sehingga dapat memaksimalkan keterbatasan kemampuan anggaran pemerintah daerah

3. Komponen Drainase Perkotaan Berdasarkan hasil analisis SWOT maka pengelolaan sanitasi untuk komponen drainase berada pada kuadran II maka strategi yang akan dilaksanakan Kabupaten Jembrana untuk pengembangan komponen drainase yaitu sebagai berikut:  Meningkatkan regulasi atau peraturan daerah tentang pengelolaan drainase untuk mencapai target pemerintah pusat tentang universal aceess sanitasi layak Tahun 2019  Mengoptimalkan pengembangan perencanaan sistem drainase yang terintergrasi dan komperhensif didukung dengan keberadaan beberapa sungai sebagai pembuang utama dari sistem drainase dan seiiring dengan perkembangan pembangunan perumahan yang pesat oleh developer  Meningkatkan kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan drainase untuk mencapai target capaian universal access sanitasi layak

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 118 RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2017-2021

 Mengoptimalkan fungsi saluran drainase seiring dengan adanya seiiring dengan adanya gerakan pemerintah pusat tentang universal access sanitasi layak  Mendayagunakan keterlibatan peranan swasta dan masyarakat dalam pengelolaan drainase sehingga dapat memaksimalkan keterbatasan kemampuan anggaran pemerintah daerah  Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana media penyuluhan melalui ketersediaan sumber dana dari APBN dan APBD Propinsi  Mengoptimalkan kualitas tenaga penyuluh PHBS seiring dengan masih terdapatnya beberapa kawasan kumuh di Kabupaten Jembrana

KABUPATEN JEMBRANA 2017 III- 119