IMPERALISME BUDAYA MELALUI PERANGKULAN BUDAYA LOKAL DI BALIK FILM HEAT

Melisa Arisanty

Ilmu Komunikasi, Fakultas Humaniora dan Bisnis, Universitas Pembangunan Jaya [email protected]

Abstract Cultural imperialism is still a hot topic of debate on an international scale. Even cultural imperialism was once accused of being a paradigm that responsible for the practice of exploitation and cultural destruction in the world. Form of cultural imperialism include fashion, music, movies and others.The most interesting thing that we can look at the form of currently cultural imperialism is in the film world. Today, many Hollywood directors who embrace the local culture of the developing countries (location setting, local actors and actresses, local fashion, and the very typical storyline that full of local nuances) in their film to attract many people in the world. This is a new American way to spreadtheir supremacy to the developing countries, especially in . One of their way is through Java Heat Movie. This moviecollaboratedIndonesian culture, but still dominant with Hollywood culture. By using semiothics analysis of Roland Barthes, the researcher will discuss deeply about Java Heat films so that it will be found that the ideology of cultural imperialism that is still inherent and alive to this day in Hollywood movies. Nowdays, this cultural imperialismis framed beautifully in the embrace of local culture in hollywood movie “Java Heat”.These findings contribute to semiotics studies linked to the concept of implicit cultural imperialism in the Hollywood film

Keywords : Cultural Imperialism, Semiothics, Java Heat, Embrace of The Local Culture

Abstrak Imperialisme budaya hingga saat ini masih menjadi topik perdebatan yang hangat di skala Internasional. Bahkan imperialism budaya pernah dituduh sebagai paradigma yang bertanggung jawab terhadap serangkaian eksploitasi dan kehancuran budaya di dunia ketiga. Bentuk Imperialisme yang dilancarakan baik berupa fashion, musik,, film dan lain-lain. Hal yang paling menarik yang dapat kita cermati dari perkembangan bentuk imperialisme budaya yang trend saat ini adalah melalui dunia film. Banyaknya sutradara-sutradara Hollywood saat ini yang merangkul budaya lokal dari negara-negara berkembang (setting lokasi, pemain lokal, fashion lokal, maupun alur cerita yang sangat khas nuansa kelokalannya) merupakan cara baru Amerika dalam menyebarkan supremasinya ke negara berkembang seperti di Indonesia. Salah satunya melalui Film Java Heat, yang mengkolaborasikan budaya lokal Indonesia namun tetap kental dengan budaya film action Hollywood. Dengan menggunakan analisis semiotika Roland

371

Barthes, peneliti menemukan bahwa ideologi imperialisme budaya ditunjukkan secara implisit dalamFilm Java Heat, meskipun saat ini bentuknya yang lebih canggih dan terpoles cantik melalui perangkulan budaya lokal pada film Hollywood “Java Heat”. Temuan ini berkontribusi terhadap kajian semiotika yang dikaitkan dengan konsep imperialisme budaya implisit dalam film Hollywood.

Kata Kunci: Imperialisme Budaya, Semiotika, Java Heat, Perangkulan Budaya Lokal

PENDAHULUAN mengenai imperialisme budaya (cultural imperialism), termasuk Imperialisme Budaya kajian mengenai imperialisme merupakan dua kata yang selalu budaya sebagai imperialisme media mengingatkan pada perusahaan- (cultural imperialism as media perusahaan raksasa yang berbasis di imperialism) (Tomlinsonm 2002: negara maju terutama Amerika dan 223-226). Inggris. Terdapat setidaknya lima perusahaan raksasa yang menguasai Sebelum abad ke-20, jarang media global yakni News Corp., sekali film di Indonesia yang Disney/CapCities, Time Warner, menayangkan film-film dari negara- Viacom dan TCI dimana perusahaan- negara lain selain dari AS. Tapi, saat perusahaan ini pada ini di layar kaca, dapat kita temukan perkembangannya memiliki anak dan banyak sekali tayangan non- cucu perusahaan sehingga benar- Amerika. Sebut saja dari India, benar menggurita. News Corp., Jepang, Korea, Cina, Taiwan, misalnya, memiliki berbagai Meksiko dan lain-lain. Dunia suratkabar, stasiun televisi dan menjadi lebih terintegrasi sistem satelit penyiaran di seluruh berdasarkan pasar dalam lingkaran dunia termasuk Star TV dan Sky TV; pasar kapitalisme. dan Time Warner’s adalah pemilik O’Shaughnessy dan Stadler Turner Broadcasting yang tak lain menggambarkan imperalisme adalah pendiri dan pemilik CNN. kultural sebagai proses dimana suatu Kenyataan demikian sudah agak budaya memaksakan kontrol politik beberapa lama menimbulkan dan ekonominya terhadap budaya keprihatinan luas dan juga wacana

372

lain tidak melalui invasi kontrol adalah mengenai Film Hollywood politis serta kekuatan fisik namun yang mengambil setting lokasi, alur melalui invasi nilai-nilai dan cerita dan pemain lokal Indonesia gagasan-gagasan kulturalnya dalam pembuatan film Java Heat (O’Shaughnessy dan Stadler, 2002: yang pada Bulan April kemarin 119). Film sebagai produk industri sudah dapar ditonton secara merata dan ekonomi dapat menerapkan di seluruh bioskop di Indonesia dan kontrol kulturalnya terhadap budaya bulan Mei 2013 akan ditayangkan lain melalui beragam cara yang secara serentak di box office kemudian tanpa disadari diterima Hollywood. sebagai bagian dari jargon budaya Bicara mengenai Hollywood, konsumsi. semua pasti pernah mendengar nama Dalam konteks dunia ketiga, tersebut. Hampir semua bioskop di sangatlah dipahami jika sampai saat dunia, termasuk di Indonesia terlihat ini inferioritas ini masih “sepakat” untuk memutar film-film mendominasi sehingga apapun yang terbaru buatan industri film berasal dari Barat akan selalu Hollywood. Kita akrab dengan film dianggap lebih indah, lebih menarik, Titanic ,Harry Potter series, dan lebih modern dibandingkan yang Twilight SAGA. Kecintaan berasal dari Timur. Indonesia juga masyarakat Indonesia terhadap film- seperti itu, akibat dari adanya film Hollywood terlihat jelas dari Imperialisme budaya tersebut, panjang antrian untuk menonton semakin banyak pula kebudayaan- film-film tersebut, apalagi film kebudayaan yang masuk ke Hollywood dengan serial yang sudah Indonesia dan mempengaruhi budaya lama ditunggu-tunggu. Dari segi Indonesia sendiri. Mereka masuk jumlah penonton, film-film produksi melalui berbagai jenis cara, baik dari lokal, seperti Laskar Pelangi , fashion (pakaian), tarian (dance), Arisan, dan CIN(T)A justru selalu lagu-lagu, musik, artisnya, bahkan seperti tamu di negaranya sendiri. yang paling mendominasi dan paling Fenomena yang sama bisa dikatakan terlihat adalah filmnya. Di dalam juga terjadi di negara-negara lain, pembahasan yang akan Peneliti ulas

373 bahkan di negara-negara maju seperti “kebangkitan kembali’. Setelah negara di Eropa sekalipun. sempat mengalami pasang surut, tingkat produksi film Indonesia Bahkan film Hollywood pun mulai naik kembali. Setelah sempat saat ini menjadi standar perfilman mengalami pasang surut, tingkat dunia karena tak dapat dipungkiri produksi film Indonesia mulai naik bahwa film Hollywood memang kembali. Kebangkitan film ini mencetak film-film bermutu, ditandai dengan munculnya film berkualitas dan disukai banyak berjudul “Pertualangan Sherina” di masyarakat dunia. Lalu, bagaimana tahun 2000 dan film “Ada Apa dengan film di Indonesia?. Jika kita dengan Cinta” di tahun 2002. Kedua tengok kembali sejarah perfilman di film ini mendapat sambutan yang Indonesia, kita pasti akan mengenal besar dari masyarakat. Mulai saat itu, “Catatan Si Boy”, Film Warkop DKI produsen-produsen film (Dono, Kasino, Indro) bahkan bermunculan dengan menghasilkan banyak pula film-film laga serta film film dalam berbagai genre (Aziz, horor yang marak masa dulu. 2011). Perkembangan film di Indonesia memang mengalami pasang surut Berbagai genre tersebut, ada yang sangat menarik untuk diamati, yang bergenre film horor, drama karena di dalam pasang surut film percintaan dan genre komedi. Namun Indonesia inilah terjadi relasi yang yang paling banyak bermunculan kuat antara film dan sinema sebagai adalah film bergenre horor dan bentuk kebudayaan dengan institusi terkadang seringkali banyak politik yang berkuasa di masanya. menampilkan adegan-adegan panas Sejak film masuk ke Indonesia di dengan unsur seks. Hal ini dipertegas awal abad 19 M, berbagai kisah dalam hasil penelitian (Ayun, 2011) manis dan pahit dalam relasi film yang menyatakan bahwa perempuan dan sinema dengan penguasa politik dalam film horor dituntut untuk yang memegang kendali kuasa di menggunakan pakaian – pakaian masanya (Aziz, 2011). terbuka, mereka diskriminasi karena tidak dapat memilih pakaian apa Industri Perfilman di yang layak menutupi tubuh mereka. Indonesia saat ini mengalami masa

374

Mereka dituntut untuk ekonomi, tetapi juga nilai-nilai berpenampilan secara professional budaya (cultural capital). dengan rela menampilkan tubuh Kapitalisme Barat tidak saja mereka dan beradegan sensual. menginvestasi modal dan infrasruktur fisik, namun sekaligus Bahkan dalam memaksakan modal budayanya perkembangannya ketiga unsur yakni untuk diterima sebagai salah satu horor, komedi dan seks yang nilai tunggal peradaban manusia dijadikan satu dalam satu film.Hal mendatang. inilah yang kemudian menjadi kejenuhan bagi masyarakat untuk Dengan memahami menonton film-film yang baggi perkembangan kapitalisme, simbol- mereka tidak berkualitas. Saat simbol itu jelas sekali imperialisme barat masuk ke peruntukannya. Ada praktik Indonesia dengan bentuk film-film imperialisme kultural yang dibangun action, drama percintaan dan oleh produser-produser dengan berbagai film yang dibuat dengan maksud menciptakan masyarakat efek luar biasa menegangkan dan dunia yang sama. Saya mencoba sensasional sehingga menjadikan mengacu pada Tomlinson dalam film Hollywood sebagai pemuas kritiknya terhadap kapitalisme kebutuhan masyarakat yang global, dia menyatakan adanya sebelumnya jenuh dengan film-film bentuk tekanan kultural yang di Indonesia. homogen (homogenizing cultural force) (Tomlinson, 2002: 228). Bila kita amati trend perkembangan film-film yang ada di Peneliti tergelitik dengan Indonesia tersebut, selanjutnya adanya berita yang judulnya Peneliti akan memasuki wacana yang “Indonesia Mendunia Lewat “Java lebih “berat” bagi penikmat film. Heat”. Ada apa dengan film Java Mengutip Herbert Schiller (1995) Heat yang begitu fenomenal pada yang mengatakan bahwa kapitalisme tahun 2013 ini. Dan sebenarnya telah berada di puncak sublimasinya kalimat yang perlu dipertanyakan itu (advance capitalism), dimana modal adalah melalui film Java Heat itu, tidak diterjemahkan dalam dimensi apakah benar-benar memperkenalkan

375

Indonesia secara utuh atau hanya film ini sebenarnya merupakan isapan jempol semata. Ataukah sama strategi atau cara baru bagi halnya seperti sutradara-sutradara Hollywood untuk mengukuhkan Hollywood lainnya yang merangkul imperialisme budaya ke negara- seni dan budaya Indonesia hanya negara Timur atau bahkan malah untuk melebarkan sayap-sayap melakukan pembentukan kesadaran kapitalis mereka ke berbagai negara palsu pada masyarakat dunia, bahwa dengan trend pengkolaborasian film Indonesia itu identik dengan teroris Indonesia dengan Hollywood. bahkan ada beberapa adegan yang Namun itu hanya strategi merendahkan perempuan Indonesia tersembunyi yang pada akhirnya dan tarian daerah Indonesia. tetap yang menjadi dominan adalah Berdasarkan latar belakang pola film-film action Hollywood di atas, peneliti menganggap yang kental dengan budaya-budaya penting bahwa Film Java Heat ini berkiblat barat dan siap menjajah perlu diamati dan dianalisa karena budaya timur dengan filmnya. Film Java Heat ini merupakan Pertanyaan pun kembali fenomena terbaru bagaimana muncul, sebenarnya film Java Heat Amerika dengan Film Hollywood tersebut men-jawa-kan Hollywood nya melakukan imperialisme atau Meng-hollywood-kan budaya dengan cara yang baru Indonesia?. Hal ini menjadi berupa merangkul budaya lokal pertanyaan kritis yang akan diungkap untuk melebarkan supremasi peneliti melalui penelitian ini. Karna Amerika Serikat di seluruh negara seperti kita ketahui, sebelum muncul timur termasuk Indonesia. di bioskop, film Java Heat sudah Oleh karena begitu menjadi pembicaraan banyak orang. pentingnya mengkaji tentang Banyak orang menaruh harapan fenomena imperialisme budaya besar pada film Java Heat yang akan melalui perangkulan budaya lokal mengalahkan kesuksesan The Raid, dalam film Hollywood maka perlu film fenomenal yang dibintangi aktor ada peneltian yang membahas laga Iko Uwais. Di sisi yang lain, tentang: Bagaimana bentuk timbul kekhawatiran peneliti bahwa imperialisme budaya dengan

376

perangkulan budaya lokal dalam TINJAUAN TEORI DAN Film Java Heat? KONSEP Imperialisme Budaya Melalui Film Penelitian ini dilakukan dalam rangka melihat Bagaimana Film pada dasarnya merupakan wacana imperialisme budaya salah satu alat komunikasi massa, dengan perangkulan budaya lokal tidak dapat kita pungkiri antara film dalam Film Java Heat?. Menurut dan masyarakat memiliki sejarah fungsinya, film sebaiknya digunakan yang panjang dalam kajian para ahli sebagai media untuk mendidik dan komunikasi. Film pada dasarnya mengangkat realitas yang positif di memang mudah dipengaruhi oleh dalam kehidupan masyarakat. tujuan manipulatif, karena film Namun pada film Java Heat ini, memerlukan penanganan yang lebih menunjukkan hal yang berbeda sungguh-sungguh dan konstruksi karena realitas yang diangkat di yang lebih artificial pula (melalui dalam film lebih mengarah manipulasi) daripada media lain menjatuhkan citra budaya lokal …the film is intrinsically susceptible tersebut. Dengan adanya penelitian to manipulative ini dapat berkontribusi untuk purpose because it requires a much more memberikan kesadaran pada conscious and artificial masyarakat bahwa film Hollywood construction (i.e. manipulation) than yang merangkul budaya lokal untuk other media (McQuail menarik perhatian masyarakat, pada :2004) dasarnya hanya sebagai media imperialism implisit yang tujuannya Antonio Gramci, filsuf Italia, tetap menyebarkan budaya-budaya melihat media, dalam hal ini film, barat kepada negara-negara sebagai ruang dimana berbagai berkembang. ideologi direpresentasikan (Eriyanto, 2001). Ini berarti, film bisa menjadi *Korespondensi Penulis: sarana penyebaran ideologi E-mail: [email protected] penguasa, alat legitimasi dan kontrol

atas wacana publik.Ini membuktikan bahwa film memiliki peranan yang

377 besar dalam mengkonstruksi realitas Negara Barat memproduksi tertentu di kehidupan mayoritas dari media seperti film, masyarakat.Dalam peranannya untuk berita, komik, dan lainnya karena membangun atau membentuk realitas mereka didukung oleh sumber daya tertentu, film juga bisa menjadi alat yang besar (uang). Negara-negara untuk menyebarkan suatu budaya lain membeli produk-produk Negara tertentu dari suatu negara ke negara Barat tersebut dikarenakan membeli lainnya.Pada akhirnya penyebaran produk tersebut jauh lebih murah tersebut mengarah pada penjajahan daripada memproduksi produk media atau pengusaan secara implisit tersebut sendiri. Oleh karena itu, tehadap suatu budaya tertentu.Hal ini Negara Dunia Ketiga banyak yang disebut dengan imperialisme mengonsumsi media yang dipenuhi budaya. dengan cara Negara Barat hidup, apa Salah satu teori yang mampu yang Negara Barat percayai, dan memberikan penjelasan tentang yang mereka pikir (Schiller.,1991). betapa kuatnya efek industri Negara Dunia Ketiga lalu Hollywood Amerika adalah perlahan tapi pasti pun mengiginkan teoriCultural Imperialism. hal yang sama di Negara Barat Cultural imperialism(imperialisme tersebut ada di negara mereka dan budaya) adalah teori yang dengan sendirinya menghancurkan dikemukakan oleh Herb kebudayaan asli mereka sendiri. Schiller pada tahun 1973. Secara Memang industri film Hollywood ringkas, teori ini mengatakan bahwa saat ini belum sampai tahap negara-ngeara Barat mendominasi mempengaruhi hingga hancurnya media di seluruh dunia sehingga atau punahnya budaya industri film menghasilkan efek yang besar dalam lokal. Dan sejauh ini tidak ada mempengaruhi budaya Negara Dunia paksaan secara legal agar negara Ketiga denganmemaksa mereka Dunia Ketiga untuk membeli produk untuk menggunakan persepsi Barat hasil produksi Hollywood. Tapi sehingga menghancurkan budaya asli ketersediaan awal yang mayoritas daripada Negara Dunia Ketiga diproduksi oleh Hollywood membuat tersebut. Teori ini berkata bahwa masyarakat Negara Dunia Ketiga

378

tidak mempunyai pilihan lainuntuk Second dimention selalu dipandang memproduksi film-film tersebut. sebagai dunia yang sesungguhnya Selain itu, selera pasar lokal menurut anggapan konsep normatif Indonesia perlahan tapi pasti berhasil suatu filosofi. Hal ini akhirnya diubah menjadi selera pasar Barat, membuat manusia kesulitan dalam dalam hal ini Amerika. Standar nilai memahami aturan sesungguhnya dari budaya asli Indonesia pun perlahan kebebasan, kecantikan, alasan, luntur, mengikuti terpaan media kebahagiaan dalam hidup dan lain- film-film Hollywood. Di sinilah teori lain (Herbert, 1991). imperialisme budaya Dalam konteks sosial, menggambarkan efek daripada film kemampuan sistem kapitalisyang ada produksi Hollywood terhadap lebih mengarah padamemberikan audiens lokal. kepuasan pada kebutuhan manusia, namun kebutuhan tersebut adalah Teori Herbert Marcuse “Manusia kebutuhan yang bagus dan Satu Dimensi” memperdaya manusia. Artinya, kebutuhan itu disisipkan ke dalam Pemikiran Marcuse yang alam bawah sadar setiap individu terkenal adalah pemikiran mengenai oleh para eksploiter (kapitalis) one dimentional man. Kritik ini melalui pemenuhan kebutuhan disampaikan saat melihat kondisi tersebut, padahal kebutuhan itu masyarakat modern di Amerika. disediakan untuk mengabadikan Pemikiran ini melihat bahwa apa ketidakadilan, kemiskinan, dan yang berlaku atau tertanam di agresi. Sebagian besar kebutuhan masyarakat semuanya bersifat satu yang berlaku di masyarakat, baik itu dimensi dalam setiap aspeknya. untuk bersantai, untuk bersenang Aspek-aspek tersebut terkait ilmu senang, untk berprilaku dan pengetahuan, seni, filosofi, mengonsumsi sesuatu, semuanya pemikiran sehari-hari, sistem politik, sesuai dengan iklan yang ada. ekonomi, dan teknologi. Di sini, Manusia juga cenderung menyukai aspek yang terhilang, yakni second dan membenci apa yang disukai dan dimention dilihat sebagai hal yang dibenci orang lain. Semua kategori negatif dan merupakan prinsip kritis.

379 ini adalah kesadaran palsu yang disebut dengan toleransi represif secara tidak sadar telsh perlahan- yaang menjadi ciri utama masyarakat lahan ditanamkandalam pikiran modern (Herbert, 1991). masyarakat. Kebutuhan mana yang Bila dalam pemikiran Marx “benar-benar” dibutuhkan dan tentang sistem ekonomi kapitalis kebutuhan mana yang merupakan menyatakan bahwa keterasingan hasil dari kesadaran palsu tidak ada kelas yang terjadi dan pemiskinan yang bisa memutuskan (Herbert, oleh kaum proletar adalah karena 1991). kediktatoran kaum kapitalis/pemilik Marcuse berpendapat bahwa modal, maka oleh Marcuse hal ini manusia satu dimensi adalah dikritik. Marcuse mengatakan bahwa manusia yang minim perlawanan. bukan kediktatoran kaum kapitalis Manusia modern merasa dirinya yang menyebabkan semua sudah dipuaskan dengan segala hal penindasan terhadap kamu proletar, yang ditawarkan `oleh kaum namun metode atau sistemlah yang kapitalis. Mereka merasa diberikan telah menindas dan membuat kaum kebebasan dan keistimewaan tidak proletar terkungkung dalam hanya dalam aspek ekonomi dan kesadaran palsu politik melainkan juga dalam aspek Pemikiran Marcuse seksualitasnya. Mereka melihat memberikan sumbangan yang cukup bahwa kebebasan yang diberikan besar untuk teori kritis, terutama oleh kaum kapitalis itu adalah konsepnya tentang manusia satu kebebasan sesungguhnya, tanpa dimensi. Konsep ini sering menyadari bahwa sebenarnya digunakan untuk menganalisa kebebasan itu semu dan dijadikan kecenderungan masyarakat industri alat untuk menguasai dan modern, tidak hanya di negara maju, mendominasi masyarakat. Ketika namun juga di negara berkembang masyarakat merasa bahwa (Herbert, 1991).Dalam penelitian ini, kebutuhannya sudah terpenuhi, maka teori Marcuse mengenai Manusia segala sikap yang menunjukkan non- Satu Dimensi digunakan sebagai konfirmitas dianggap tidak ada landasan dasar dalam penelitian gunanya. Oleh Marcuse inilah yang untuk menganalisa secara kritis

380

bentuk imperialisme budaya dalam Indonesia dalam film Film Java Heat. tersebut.Bahkan film ini menggunakan artis-artis Indonesia

METODE PENELITIAN untuk memerankan beberapa tokoh di Indonesia.Komentar positif dari Berdasarkan tujuan penelitian masyarakat juga ditujukan kepada yang ingin dicapai, secara film ini sebelum penayangan perdana metodologis, penelitian ini di bioskop-bioskop Indonesia. menggunakan paradigma Banyak masyarakat terhipnotis kritis.Paradigma kritis dalam bidang dengan kemasan budaya lokal yang komunikasi beranggapan bahwa diangkat dalam film Hollywood. komunikasi hanya dimanfaatkan oleh Padahal setelah ditonton, banyak kelas yang berkuasa baik untuk sekali adegan-adegan yang sangat mempertahankan kekuasaannya kontradiktif dengan makna budaya di maupun untuk merepresif pihak- Indonesia.Dari situlah, perlu adanya pihak yang menentangnya. Karena penelitian yang dapat menganalisa pada dasarnya, tujuan utama dari secara komprehensif, kontekstual, paradigm kritis adalah untuk dan multijenjang yang bisa dilakukan melakukan kritis sosial, transformasi, oleh peneliti dengan menempatkan serta emansipasi terhadap realitas diri sebagai partisipan sekaligus yang penuh dengan dominasi kritikus terhadap film Java Heat kekuasaan tertentu (Denzin & ini.Dengan paradigm kritis ini, Lincoln, 2000:166) peneliti akanmendapatkan kebenaran Pemilihan terhadap dan kesadaran secara kritis adanya paradigma kritis pada penelitian ini imperialisme budaya implisit dibalik didasarkan pada alasan bahwa sebuah film Hollywood yang penelitian ini ingin membongkar mengangkat latar budaya lokal secara kritis tentang bentuk Indonesia. imperialisme budaya dalam Film Penelitian ini menggunakan Java Heat.Film Java Heat merupakan pendekatan kualitatif dalam meneliti salah satu film Hollywood yang dan menganalisa secara mendalam mengangkat latar budaya lokal di wacana imperialism budaya dalam

381 film Java Heat. Menurut Patton disebut dengan denotasi. Denotasi (2002: 14), pendekatan kualitatif ini merupakan makna tanda yang terlihat memfasilitasi studi tentang isu-isu jelas yang menggambarkan makna secara mendalam dan detail. yang sebenarnya dari gambar, kata- Mendekati lapangan tanpa dibatasi kata dan fenomena oleh kategori yang telah ditentukan lainnya.Selanjutanya, pemaknaan sehingga memberikan kontribusi tingkat kedua yang disebut dengan suatu analisis yang penuh sistem penandaan yang disebut keterbukaan, kedalaman, dan detail dengan konotasi.Konotasi dalam penyelidikan kualitatif. Jadi menggambarkan hubungan yang untuk mendapat analisa mendalam terjadi ketika suatu tanda dilihat secara deskriptif tentang wacana dengan perasaan atau emosi imperialism budaya yang dikemas penggunanya dan dengan nilai-nilai secara implisit di dalam film Java budaya mereka.Teksyang ada pada Heat. gambar akan dianalisis secara semiotik dengan melihat sebagai Metode yang digunakan unsur-unsur visual yang terdapat dalam penelitian ialah metode dalam film Java Heat. Elemen yang analisis semiotika Roland Barthes dianalisis tersebut digunakan untuk dengan pendekatan kualitatif. melihat wacana imperialism budaya Analisis semiotika Roland Barthes yang secara implisit ada di dalam merupakan modela analisa tanda dan setiap adegan-adegan dalam film simbol yang sistem penandaannya tersebut. bertingkat yang disebut dengan a. Deskripsi Film Java Heat sistem denotasi dan kontasi.Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisa Semiotika Roland Barthes dengan melakukan pemaknaan dua tahap. Pemaknaan tingkat pertama, menggambarkan hubungan signified dengan signifier Gambar 1. Cover Film Java Heat dalam suatu tanda dengan realitas eksternal yang ditujunya, yang

382

Film Java Heat 2013. Film musuh yang sama di . ini memang banyak ditunggu- Dalam keadaan terborgol di kantor tunggukehadirannya oleh banyak polisi, Jake (Kellan Lutz) mengaku pecinta film di Indonesia. Film sebagai asisten dosen asing yang berjudulJava Heat ini selamat dari ledakan bom. Namun merupakansebuah film action Hashim (Ario Bayu) yang seorang Indonesia yang bercita rasa detektif dari kesatuan elit Densus 88 Hollywood.Mengapa demikian? curiga terhadap Jake. Jake menjadi karena film inijuga dibintangi oleh salah satu saksi kunci dalam dua actorpapan atas Hollywood, serangan bom bunuh diri pada KellanLutz dan Mickey sebuah pesta amal yang Rourke.Lokasi syuting film Java menyebabkan seorang putri keraton Heat ini diambil di kota Yogyakarta cantik, Sultana (Atiqah Hasiholan) danCandi . Film yang yang tewas terbunuh. menelan dana 15 juta dolar AS atau Sultana sendiri merupakan sekitar 145 miliar rupiah ini sudah figure perempuan terpopuler di dirilis pada tanggal 18 April 2013 di Negara tersebut.Kejadian demi Indonesia dan 10 Mei 2013 di kejadian membuat Hashim semakin Amerika Serikat. Berdasarkan data menaruh curiga kepada Jake. Namun menunjukkan bahwa film Java Heat suatu hari, saat kendaraan yang disutradarai oleh Conor Allyn yang ditumpangi Hashim dan Jake juga pernah menggarap trilogi film diserang oleh sekelompok teroris, Merah-Putih. Bintang-bintang Jake menyelamatkan nyawa Hashim Indonesia yang meramaikan film dan terlihat kemampuan Jake yang Java Heat ini antara lain Ario Bayu, sebenarnya dalam menguasai senjata. Atiqah Hasiholan, , Suatu keahlian yang tak mungkin Tio Pakusadewo, Mike Luccock, dimiliki oleh seorang asisten dosen. dan masih banyak lainnya (infofilm, Akhirnya Hashim dan Jake 2013). bekerjasama untuk menyelesaikan Film Java Heat 2013 ini kasus tersebut dan memastikan menceritakan pertemuan antara dua apakah yang terbaring di kamar polisi beda negara yang mencari mayat itu benar Sultana. Di sisi lain,

383 istri dan anak-anak Hashim diculik rasa tegang saat menanti kekerasan oleh orang misterius yang apa lagi yang ditampilkan. merupakan komplotan dari penjahat Bahkan banyak sekali adegan besar bernama Malik. (Infofilm, berdarah yang sengaja di close up 2013) untuk membuat sensasi ketegangan

Di dalam film Java Heat yang luar biasa pada penontonnya. 2013 terdapat kejadian penuh dengan Hal ini dapat terlihat dari adegan ketegangan dan aksi memperkuat dimana Malik (penjahat) yang kerjasama Jake dan Hashim untuk memaksa anak buahnya yang membongkar apa yang terjadi. bernama Achmed untuk tetap Pertarungan semakin sengit terjadi di menuruti keinginannnya untuk candi Budha terbesar didunia, melakukan teror ke berbagai tempat. Borobudur saat perayaan Waisak. Di Dengan adegan pisau yang diarahkan keramaian festival pelepasan ke leher Achmed dan kemudian lampion, pertukaran antara sandera ditusukkan secara perlahan, darahpun dengan perhiasan yang diminta mengalir dari leher Achmed . tersamarkan oleh hiruk pikuk pesta. Namun, rasa tegang, adrenalin yang Setiap adegan sadis ditampilkan terus menerus dipacu spanjang film, secara detail dalam film ini. adegan-adegan yang terkadang Penonton seolah-olah tidak diberikan membuat perut mual saking waktu untuk mengambil nafas, tetapi sadisnya, kekerasan yang terus menerus dipaparkan dengan ditampilkan tanpa mengenal belas adegan-adegan brutal saling bunuh- kasihan, tidak membuat masyarakat membunuh antar pemainnya. kontra terhadap film ini. Sebaliknya, Senjata-senjata yang digunakan masyarakat memuji film ini dan dalam adegan-adegan sadis itupun berdecak kagum, baik untuk plot turut memacu adrenalin penonton. cerita, adegan kekerasan yang Setiap adegan pasti akan dibarengi dianggap keren, pemain-pemain dengan muncratan darah segar, hasil dengan akting yang baik dan wajah dari perkelahian yang agresif. yang rupawan tentunya. Sepanjang film, penonton diliputi Fenomena Film The Raid yang bisa sukses hingga ke

384

mancanegara ternyata menarik bagi ini sangat keren. Meskipun disini Margeta House, salah satu House terlihat adanya negoisasi dalam Production dari Hollywood untuk mengomentari film ini. menyutradarai film-film dengan Irawan Setyabudi ; merangkul budaya lokal suatu negara. Java Heat yang diagung- Mmm...Film yg sangat agungkan dibuat untuk direkomendasikan saat ini.Film yg keren abis. Alur memperkenalkan budaya nasional cerita nya tidak datar, Indonesia bahkan tempat wisata di memperlihatkan setiap detailnya. Namun rasanya Indonesia, namun malah bisa berada di Indonesia bagian membuat pandangan negatif pada antah berantah ya, suasananya terlalu kelam mancanegara bahwa Indonesia untuk Indonesia. But, its adalah negara yang terkenal dengan okay. I love this movie.... :)(youtube,2014) Teroris. Penonton pun dibuat seakan-akan film Java Heat itu Dari kedua komentar di atas, adalah film kebanggaan yang dapat terlihat sekali bahwa masyarakat memperkenalkan Indonesia ke mata Indonesia saat ini sangat minim akan dunia. Kesadaran palsu yang telah kritik terhadap apa yang ditontonnya. dibentuk oleh koloni-koloni asing Mereka seakan-akan telah terkukung dengan filmnya tersebut ternyata oleh kesadaran bahwa film ampuh memberikan efek yang nyata Hollywood itu sangatlah berkualitas pada penontonnya. Terbukti dari dan ditambah lagi bila dikolaborasi beberapa pendapat penonton atas dengan budaya Indonesia, hal ini film ini : mereka anggap dapat menambah kebanggaan terhadap film tersebut. Heru Purwanto ; Padahal, bila kita saksikan secara I like this movie indonesia mix america. Indonesia go langsung, ternyata film ini banyak international,not only we can mengandung unsur-unsur khas whatching...all in the world watching this movie Hollywood yang masuk ke dalam (youtube,2014) film ini dan membuat film ini sangat Kemudian komentar lainnya juga bercita rasa Hollywood saja ditujukan pada film Java Heat ini sehingga menghilangkan inti nuansa mengatakan bahwa film hollywood

385

Indonesianya. Setting Jogyakarta, mengukuhkan kapitalisme. Plot Pemain-pemain lokal, kabaya cerita yang memberikan fantasi keraton semua budaya lokal yang petualangan cerita, di mana dirangkul oleh Sutradara Hollywood pahlawan (tokoh protagonis), entah ini, ternyata hanya intrik semata. itu individu ataupun kelompok, Karna, bila kita amati lebih dalam menghadapi rintangan dan bahaya ternyata film ini juga memakai pola untuk melakukan sebuah misi yang yang sama dengan film-film penting dan berkaitan dengan moral Hollywood pada umumnya. Yang merupakan akar dari film bergenre pada ujung-ujungnya menjadi cara heroic atau action di Amerika perluasan supremasi Amerika Serikat (Donovan, 2009). Dalam Java Heat, ke Indonesia. plot ini ditampilkan secara jelas lewat jalan cerita dan tokoh-tokoh Saat menonton film Java yang ada di dalamnya. Heat semua orang akan tahu bahwa semua unsur laga yang ada di film Kalau kita pernah menonton Hollywood seperti darah, senapan, film James Bond, pasti akan tersadar dentuman bom, perkelahian sadis, bahwa apa yang terlihat dalam film semuanya sangat kental dalam film Java Heat memiliki alur dan pola ini. Pola yang sama berupa Bangsa yang sama dengan film action laga Barat sebagai superhero dan Bangsa Hollywood. Pada film james Bond, Timur sebagai penjahatnya yang dimana pola yang dipakai adalah pada akhirnya akan dimenangkan action yang dibuat besar, heboh, oleh superhero merupakan pola yang menegangkan dan berlebihan. sama dalam setiap film action Kemudian aksi itu pasti memiliki Hollywood. Perbedaannya hanyalah tokoh superhero untuk membasmi dimasukkannya unsur bela diri khas kejahatan. Berbagai cara, baik laga, Indonesia, yakni pencak silat, setting bertempur, menggunakan senjata, tempat khas jogja dan keraton serta peledakan dimana –mana, kejar- baju-baju tradisional adat Jawa yang kejaran yang pada akhirnya tokoh sengaja ditampilkan untuk (penjahat meninggal di tangan memanipulasi tujuan sebenarnya superhero. Pola ini merupakan pola yang intinya tetap sama yaitu

386

khas film Hollywood yang kemudian Dalam wawancarabersama para disebarkan ke masyarakat dunia. pemain Film Java Heat (dikutip dalam gatra.com, 2013). Atiqah Ironisnya lagi film Java Heat Hasiholan, salah satu pemain yang itu mau mengkolaborasikan dengan berperan sebagai Putri Keraton Jogja budaya lokal, namun malah terlihat yang diculik oleh Teroris gagal. Karna mungkin sutradaranya mengungkapkan bahwa sendiri yang berasal dari luar negeri pengalamannya syuting film Java sehingga belum paham benar setiap Heat paling berkesan adalah ketika simbol budaya yang ada di satu adegan dengan Rourke. Indonesia. Misalnya saja, anak buah dari Malik (penjahat utama) yang "Belum ada film yang mengangkat budaya semuanya menggunakan seragam Indonesia dari kacamata koko dan ada juga yang Hollywood. Ini bisa jadi cara efektif untuk mempromosikan menggunakan baju tradisional Indonesia," (wawancara 11 Indonesia yaitu blankon dan pakaian April 2013) adat Jawa, namun menggunakan Cara Hollywood dalam memasarkan senjata pistol khas Hollywood untuk industri perfilman mereka bukan melawan Jake dan Hashim. Hal ini hanya dengan membuat film yang dinilai gagal karena sang sutradara fantastis dan efek yang luar biasa terlalu memaksakan gaya Hollywood dibuat nyata, menegangkan dan dalam film ini sehingga terlihat sangat sensasional. Namun sangat tidak masuk akal dan menodai mematenkan kesadaran pada citra budaya Indonesia yang masyarakat itu sendiri bahwa film ini sesungguhnya. Sebelum menguak layak untuk ditonton karna adanya lebih dalam mengenai film ini, kebanggaan untuk menampilkan Peneliti menjabarkan terlebih dahulu budaya Indonesia ke Hollywood. satu persatu teori yang akan terkait Berbagai konferensi pers dilakukan dengan analisis film Java Heat . di berbaga media yang ada. Dan masyarakat seakan-akan dibuat b. Kesadaran Palsu bahwa bahwa film ini sangat dinanti- Film Java Heat merupakan nantikan oleh seluruh masyarakat Film Hollywood yang Indonesia. Perangkulan budaya lokal Menduniakan Indonesia

387 yang dibangga-banggakan dalam berbagai cara. Bukan hanya film ini disebarkan melalui media membuat cerita-cerita yang aneh, sehingga masyarakat akan tetap tidak masuk akal dan sangat tinggi berada di lingkaran hitam kesadaran imajinasinya, tapi juga meerangkul palsu yang tiada henti. budaya di negara-negara lain terutama negara Timur. Padahal jika kita ingat kembali film- film Hollywood lainnya, semua film Jika kita melihat film Java heat itu action Hollywood itu memiliki pola secara langsung, sebenarnya promosi yang sama, baik efek dari filmnya Indonesia yang seperti apa dalam yang dibuat menegangkan, alur film itu? Memperkenalkan bahwa ceritanya yang dibuat seolah-olah Indonesia negara teroris? pada akhirnya pahlawan yang Memperkenalkan penari-penari menang, sensasi film yang dibuat tradisional Indonesia itu rendah atau luar biasa, semuanya sama dan memperkenalkan Indonesia dengan masyarakat dunia seakan-akan tetap senjata tradisionalnya yaitu senapan? menjadikan pola yang sama itu Banyak yang perlu dikritisi dalam menjadi standar perfilman film ini. Terlihat dari enam gambar masyarakat dunia. Dan ini lagi-lagi di bawah ini yang memperlihatkan karena mereka terkukung oleh bahwa Java heat itu sebenarnya kesadaran palsu bahwa film benar-benar ingin mempromosikan Hollywood itu berkualitas, keren dan Indonesia atau sama seperti film-film bagus. lainnya yang dibuat untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya Memang semua industri pada dan memperuas pasar perfilman dasarnya hanya memproduksi barang mereka. yang laku di pasaran. Cara orang- orang kapitalis dalam “menjual” Dengan menggunakan analisis barang-barangnya sehingga laku semiotika Roland Barthes, peneliti adalah dengan memanipulasi dan akan menganalisa makna denotasi, mendoktrin masyarakat bahwa makna kontasi dan berbagai ideologi mereka memang membutuhkan atau mitos yang ditanamkan melalui barang-barang tersebut melalui iklan Film Java Heat ini. Ideologi atau ataupun publikasi produk dengan mitos yang ditanamkan lebih

388

mengarah pada keyakinan bahwa lafaz “Allahuakbar” yang dilafalkan film laga Hollywood menjadi film dengan lantang dan jelas. Jika dilihat yang berkualitas dan menjadi tolak kembali, dari adegan tersebut ukur perfilman dunia.Adapun terdapat makna konotasi yang ingin penjelasan dari analisa semiotika disampaikan dalam film Java Heat terhadap Film Java Heat ini antara ini adalah suasana mencekam dan lain : menegangkan yang ingin diciptakan agar penonton merasakan peristiwa peledakan yang terlihat nyata.Adegan ini mirip ditampilkan juga dalam film My Name is Khanyang diperankan oleh Sahrukh Khan dengan Rani Muherji. Film ini sangat laris hingga masuk dalam jajaran film Hollywood. Hal yang paling Peneliti kagum dari film ini

yaitu melalui film ini ternyata Gambar 2. Adegan seorang teroris memberikan efek luar biasa pada yang akan meledakkan dirinya dengan bom pencitraan terhadap Islam. Bahwa Makna adegan di atas Islam bukan identik dengan teroris. secara denotasi adalah Tetapi sebaliknya, melalui penggambaran sesorang dengan film Java Heat ini, sepertinya citra menggunakan baju koko namun di teroris itu akan mulai diterpakan dadanya diletakkan bom namun terhadap Indonesia lagi. Perihal film secara close up orang tersebut Java Heat ini, sebenarnya tidak ditampilkan di layar. Saat Hashim masalah bila alur ceritanya (polisi) memintanya untuk mengkritisi teroris yang ada di menyerah, dia malah ingin Indonesia. Namun orang awam atau meledakkan bom itu beserta dengan penonton dan masyarakat luar pasti dirinya demi berjihad dengan atas akan mempersepsikan berbeda. Film nama agama Islam. Sebelum bom itu ini secara implisit menanamkan diledakkan teroris itu mengucapkan ideologi atau pandangan tertentu

389 bahwa Islam itu bernuansa teroris. konotasi bahwa ada keinginan ingin Meskipun disana juga ditonjolkan mengenalkanpakaian tradisional khas Candi Borobudur dan Kebudayaan Java dalam Film Java Heat ini. Jogjakarta terutama kehidupan Namun, sayangnya adegan penjahat keraton Jogja, namun dengan menggunakan baju tradisional Jawa mengambil penjahatnya berupa dalam Film Java heat ternyata tidak teroris yang merupakan orang seutuhnya dicermati oleh sutradara Indonesia, membuat masyarakat luar ini dengan baik.Secara filosofis dan jadi takut ke Indonesia meskipun budaya, pada dasarnya senjata banyak tempat wisata bersejarah tradisional dari Yogjakarta adalah disini. Terjadi pendoktrinan keris. Terlihat ada ketidaksesuaian mengenai Indonesia yang masih makna budaya Indonesia yang diwarnai dengan aksi terorisme diangkat di dalam film ini dimana dalam film ini. ada seseorang dengan baju adat Jawa namun menggunakan senapan laras panjang yang merupakan senjata khas barat. Menurut peneliti, ini merupakan kolaborasi yang tidak cocok ataupun salah karena penggunaan baju-baju tradisonal masyarakat jogja seharusnya dapat dikenakan pada tempat dan dengan

menggunakan aksesoris yang Gambar 3. Pelecehan terhadap semestinya. Jika kolaborasi antara Baju Adat Jawa budaya barat dengan budaya

Pada gambar ketiga terlihat Indonesia yang ingin ditunjukkan, makna denotasi yang tergambar dari maka bisa dikatakan salah besar. adegan di Film Java Heat ini bahwa Karena seharusnya para sineas terdapat pemain yang berperan hollywood itu juga harus memahami sebagai anggota penjahat setiap simbol pakaian tradisional itu menggunakan pakaian tradisional untuk apa dan makna sakral apa yang adat Jawa. Hal ini dimaknai secara ada di dalamnya.

390

Terlebih lagi, adegan ini secara di film Java Heat ini, terdapat dua implisit menanamkan ideologi penari yang seolah-olah menjadi tentang suatu pandangan bahwa patung hiasan hidup yang dipajang di masyarakat Indonesia adalah kamar Malik (penjahat), dimana penjahat dan baju tradisional tidak kedua penari itu baru bergerak untuk memiliki kesakralan tertentu dan bisa melakukan tarian selanjutnya jika digunakan untuk berbagai aktivitas diberi suapan makan oleh Malik apapun, baik positif maupun negatif. layaknya hewan peliharaan seperti burung beo yang baru mengikuti majikannya bila sudah diberi makan. Disini terlihat sekali bahwa tarian Indonesia dan perempuannya sangat direndahkan dalam film ini. Namun masih banyak penonton yang seakan- akan kagum bahwa itulah budaya Indonesia yang diangkat dalam film Hollywood ini.

Gambar 4. Pelecehan terhadap Secara tidak sadar mereka Tarian Indonesia hanya melihatmakna konotasi Pada gambar keempat, bahwa ada tarian khas Indonesia di makna denotasi yang tergambar dalam film tersebut dapat tentang pelecehan terhadap tarian mempromosikan Indonesia, tanpa Indonesia. Ada dua penggambaran memperdulikan bahwa sebenarnya secara denotatif dalam film Java adegan tersebut sangat merendahkan Heat ini. Pertama ditinjau dari tarian Indonesia dan juga budaya Indonesia yaitu perempuannya. Setiap tarian ditampilkannya penari dengan memiliki nilai seni tinggi dan wanita menggunakan baju tradisional penari juga memiliki martabat yang harus Jawa. Peneliti sangat merasakan ada dijunjung tinggi, namun melalui film hal yang direndahkan disini. Baik ini kesadaran masyarakat yang budaya Indonesia maupun penari dibentuk itu berupa kewajaran dalam perempuan itu sendiri. Dalam adegan menerima tayangan seperti ini.

391

Hanya butuh memperlihatkan sedikit dibuktikan dengan banyaknya adegan mengenai Indonesia, sudah masyarakat yang menentang dikatakan mempromosikan kebijakan pemerintah dalam Indonesia. Tapi kenyataannya,secara menaikan pajak impor film barat ke kritis dapat dilihat sebagai Indonesia. Masyarakat menentang perendahan martabat wanita bahkan hal ini karena takut kebutuhan merendahkan budaya Indonesia yang mereka akan film bermutu. Di saat sakral. yang sama, kebutuhan masyarakat akan film-film bermutu yang hanya Memang, Industri perfilman mereka dapat lewat film barat di Barat tentunya ahli dalam hal ini. meningkat, namun tidak dapat Dengan berbagai kecanggihan terpenuhi secara maksimal karena teknologi yang mereka miliki, adanya kenaikan pajak film impor banyak film dengan kualitas bermutu yang ditetapkan oleh pemerintah. Hal yang mereka hasilkan. Iklan dan ini kemudian dimanfaatkan oleh publikasi yang gencar melalui Margeta Production House untuk berbagai media membuat film-film menggaet budaya lokal supaya barat masuk ke berbagai belahan mendapatkan keuntungan yang besar dunia, termasuk Indonesia. bukan hanya setting tempat, alur Akhirnya, dalam hal pilihan film, cerita bahkan dapat memanipulasi disadari atau tidak, masyarakat kesadaran masyarakat Indonesia dan Indonesia dipengaruhi oleh film-film pemerintah bahwa film itu wajib dari negeri barat tersebut. Secara untuk didukung karena merupakan tidak langsung, preferensi film saran promosi Indonesia ke dunia masyarakat telah berkiblat pada film- luar. film barat. Untuk menarik perhatian Dalam benak masyarakat masyarakat akan film ini, Margeta seakan sudah terdoktrin bahwa Production melakukan manipulasi film-film barat itu adalah film dan indoktrinisasi seperti yang yang bermutu dan berkualitas, disebutkan dalam pemikiran Marcuse serta tidak mengecewakan untuk tentang teori manusia satu dimensi. ditonton. Masyarakat terlanjur Mereka sengaja memasukkan unsur- menyukai film-film barat. Hal ini

392

unsur budaya seperti setting tempat palsu yang secara tidak sadar telah di Borobudur dan berbagai tempat di perlahan-lahan ditanamkandalam Jogja, kemudian kebaya yang dipakai pikiran masyarakat. Kebutuhan mana oleh putri keraton yang ditampilkan yang “benar-benar” dibutuhkan dan sangat jelas serta menampilkan kebutuhan mana yang merupakan beberapa cuplikan kehidupan hasil dari kesadaran palsu tidak ada masyarakat Jogja.Secara makna yang bisa memutuskan (Herbert, denotasi, masyarakat hanya melihat 1991).Dalam film ini, penonton adanya penggambaran setting dan secara tidak sadar menganggap budaya di Indonesia. Hal ini bahwa film Java Heat merupakan dilakukan untuk memanipulasi film yang mengangkat setting dan pemikiran masyarakat bahwa film ini budaya Indonesia, namun ternyata di memberikan warna baru dalam film balik Film tersebut ada doktrin dan laga nasional dengan memadukan ideologi yang ingin ditanamkan budaya lokal dengan aksi laga yang berupa imperialisme budaya yang biasa ada di film barat. Padahal, secara implisit dalam Film Java Heat secara tidak sadar, yang sebenarnya tersebut. dicari masyarakat dalam film ini suatu makna kontasi dari setiap adegan-adegan yang terlihat yaitu sensasi ketegangan, adrenalin yang terpacu, serta kepuasan yang mereka dapatkan seperti ketika mereka menonton film action barat. Dan pada ujungnya yang dicari adalah Gambar 5. Lokasi pengambilan keuntungan semata dan hanya untuk gambar yang menampilkan melakukan imperialisme budaya lingkungan dan kondisi Indonesia yang dibiaskan dalam setting budaya yang kumuh lokal. Pada gambar kelima, makna Hal ini relevan dengan apa denotasi yang terlihat yaitu tentang yang dijelaskan dalam teori satu lokasi pengambilan gambar yang dimensi Marcuse yaitu kesadaran menampilkan lingkungan dan

393 kondisi Indonesia yang kumuh, terkesan konvensional dengan sosial menunjukkan bahwa pengambilan ekonomi menengah ke bawah. gambar dalam film secara Selain itu, pada adegan keseluruhan berlokasi di Indonesia terakhir dari film ini menampilkan yaitu Yogjakarta. Anehnya lokasi- makna denotasi berupa adegan lokasi pengambilan gambar yang pertempuran dan pertikaian dengan dipilih lebih banyak menggambarkan tempat di Candi Borobudur. Candi masyarakat yang memiliki sosial Borobudur merupakan salah satu dari ekonomi menengah ke tujuh keajaiban dunia menjadi salah bawah.Terlihat pada latar dari satu dari simbol dan tujuan wisata di gambar yang memperlihatkan suatu Indonesia sehingga adegan wilayah terlihat kumuh dan kondisi peperangan dengan setting Candi masyarakat yang miskin. Dalam film Borobudur memberikan suatu banyak menonjolkan lingkungan makna konotasi yaitu keindahan dengan masyarakat yang padat salah satu simbol pariwisata dengan lingkungan yang gersang dan Indonesua ini. menonjolkan beberapa sisi kemiskinan seperti adanya anak-anak Meski sebagai pusat tujuan yang menjadi pengemis dan wisata di Indonesia, pada dasarnya ditampilkan secara close up. Candi Borobudur sangat kuat dengan kesakralan bagi agama

tertentu.Namun dalam film ini, Makna konotasi yang ingin adegan peperangan malah berlokasi disampaikan dalam Film Java Heat di Candi Borobudur, para pemain di ini adalah ingin memperlihatkan dalam film tesebut dengan mudahnya suasana kehidupan masyarakat yang naik dan berlari-lari di antara stupa ramai, padat dan kondisi khas dan patung yang ada tanpa Indonesia.Namun, secara implisit menghiraukan kesakralan yang terdapat ideologi yang terkandung di dalamnya. Kemudian, disampaikan dalam Film Java para pemain juga dengan sengaja Heat ini tentang keyakinan bahwa menembakan senjatanya pada stupa- kondisi masyarakat Indonesia yang stupa di Candi Borobudur, yang tanpa sadar dapat menanamkan

394

ideologi atau mitos bahwa suatu and sensuaity, which degrades and denies women bentuk vandalism terhadap benda- of their role ornaments of benda bersejarah yang nilai budaya beauty and sensuality, which degrades and denis women of dan sejarahnya sangat tinggi untuk their selfrespect, dignity and masyarakat Indonesia diperbolehkan their humanity dan dianggap wajar. Hal ini sangat Dalam Film Java Heat ini, tidak sesuai dengan makna sakral ada berbagai hal yang sangat perlu dari candi Borobudur tersebut. dikritisi terutama pada komodifikasi perempuan dimana wanita disini

menjadi objek seksual yang dibingkai dalam media perfilman. Parahnya lagi, adegan panas yang ada di dalam film ini disesuaikan

dengan standar Hollywood yang memang sangat terbuka dalam

Gambar 6. Lokasi adegan tembak- adegan seksual. Jadi sangat terlihat tembakan di Candi Borobudur. bahwa perempuan disini sangatlah direndahkan apalagi ditambah

dengan pengambilan pemeran dari c. Kritik terhadap artis artis lokal Indonesia sehingga penggambaran Perempuan dapat memperburuk citra perempuan Indonesia melalui Java heat Indonesia di mata dunia.

Abuse of women in the media

(Lembaga Konsumen Penang, 1982) menyatakan :

“In the media, women are....potrayed as the inferior lesser half of humanity, and as abject of sexual pleasure. Even worse, marketing strategies helped to reinforce the fantasies that beguile women into accepting their Gambar 7. Unsur role as ornaments of beaut seksualitas dalam film Java heat

395

Pada gambar di atas terlihat seakan-akan merendahkan wanita itu makna denotasi yang disampaikan sendiri bahkan martabat perempuan adalah seorang wanita dengan secara hakiki. berpakaian seksi dan aktingnya Dalam kesadaran palsu yang bersama laki-laki yang berupa disebarkan Hollywood melalui gambaran kemesraan, bercumbu, filmnya itu, banyak respon positif memeluk dan mengarah pada adegan dari adegan tersebut. Banyak respon intim antara pasangan.Dengan yang mengatakan bahwa pemeran akting, suasana dan busana dari pelacur disini yaitu UliAuliani pemain yang ditampilkan dalam film sangatlah bagus, keren dan ingin memberikan makna konotasi adegannya berhasil sesuai dengan bahwa penggambaran keseksian standar Hollywood yang mereka wanita diperlihatkan dengan bangga-banggakan.Hal ini pemilihan busana yang seksi dan menunjukkan bahwa ideologi atau adegan-adegan seks yang panas. mitos yang ingin ditanamkan dari Saat ini, wanita sebagai objek Film ini berupa keseksian seksual memang banyak ditampilkan berdasarkan standar Hollywood sebagai penggoda ketimbang yang berhasil mengubah keyakinan dan digoda, seperti yang digambarkan pemikiran masyarakat.Dalam dalam Disclosure, atau agresif secara wawancara dengan salah satu seksual, namun gagasan intinya penonton wanita, penonton tersebut tetap, yang terutama dijual adalah tidak merasa terlecehkan meskipun daya tarik seksualnya (Armando dalam adegan ini wanita dieskplotasi dalam Wanita dan Media : 1998). dalam film Java Heat ini untuk Apalagi film-film Hollywood yang memenuhi kepuasan dari sutradara memang terkenal membuat adegan- bahkan masyarakat banyak yang adegan seks yang sangat panas sangat menyukai adegan-adegan sehingga meskipun alur cerita dan panas yang sesuai dengan standar setting merupakan budaya lokal Hollywood. Indonesia, harus tetap mengikuti Keglamoran dan keseksian standar adegan seksual Hollywood. wanita adalah sosok yang tidak Komodifikasi perempuan disini mungkin dilepaskan dari media

396

ketika dia menjadi industri. Seperti lebih panas sehingga membangkitkan yang dikatakan Ben Bagdikian dalam nafsu para penonton yang The Media Monopoly saat bicara melihatnya. tentang media massa di Amerika d. Imperialisme Budaya sejak dekade 1980 an, komunitas melalui adegan laga (action) bisnis media adaah semacam yang bergaya Hollywood “private ministry of information” yang mengatur apa yang bisa didengar dan dilihat seluruh masyarakat Amerika, yang kebijakan-kebijakannya ditentukan oleh agenda prioritas komunitas bisnis lebih luas.

Sederhananya, media dalam era industri adalah media yang Gambar 8. Adegan peperangan bersahabat dengan kepentingan khas Hollywood kalangan bisnis, karena, di satu isi, mereka sendiri telah menjadi industri Seperti yang telah sampaikan tersendiri dengan irisan kepentingan sebelumnya bahwa Film Java Heat sangat luas dengan industri-industri ini merupakan fenomena baru lainnya; kedua, kehidupan mereka Hollywood untuk melebarkan sayap- sangat bergantung pada keuntungan sayap kapitalis dan memperluas yang berasal dari kalangan bisnis non supremasi Amerika dengan media. Di dalam film java Heat ini, melakukan imperialisme budaya Hollywood memang ingin mengemas melalui film-filmya. Karna saat ini, budaya lokal Indonesia berdasarkan Hollywood menjadi standar nilai standar Barat dan masyarakat perfilman dunia. Mayoritas film yang Indonesia sendiri bangga akan hal diproduksi oleh Hollywood membuat tersebut, tanpa memperdulikan masyarakat Negara Dunia Ketiga bahwa sebenarnya banyak hal-hal tidak mempunyai pilihan lain untuk yang tidak mendidik di dalam film memproduksi film-film tersebut. ini termasuk adegan seks yang dibuat Selain itu, selera pasar lokal

397

Indonesia perlahan tapi pasti berhasil yang menampilkan adegan kejar- diubah menjadi selera pasar Barat, kejaran antara pemain utama dalam hal ini Amerika. Standar nilai (pahlawan) dengan polisi.Adegan ini budaya asli Indonesia pun perlahan bahkan dilengkapi dengan backsound luntur, mengikuti terpaan media musik yang meningkatkan film-film Hollywood. Di sinilah teori ketegangan para imperialisme budaya penontonnya.Kemudian ditambah menggambarkan efek daripada film dengan beberapa adegan pertarungan produksi Hollywood terhadap yang dapat meningkatkan adrenalin audiens lokal. para penontonnya sehingga penonton merasa kagum dengan setiap adegan

yang ditampilkan dalam Film. Semuanya merupakan adegan khas dalam Film-film Hollywood yang secara sengaja ditampilkan sama

pada semua film-film Hollywood yang ada.

Gambar 9. Adegan peperangan khas Hollywood

Pada gambar 9 tentang adegan peperangan khas HollywoodSelain itu, terdapat juga adegan kejar-kejaran khas film Gambar 10. Adegan Hollywood juga dominan kejaran-kejaran khas film ditampilkan dalam Film Java Heat Hollywood ini. Adegan kejar-kejaran motor Berdasarkan adegan-adegan ataupun mobil ini secara berulang di atas yang memperlihatkanmakna selalu ditampilkan dalam semua film denotasi berupa tembakan yang laga Hollywood.Seperti salah bertubi tubi, peledakan dimana satunya pada adegan di bawah ini mana, pemboman, aksi laga yang

398

super menegangkan, kejar kejaran, bahwa kemampuan sistem kapitalis penganiayaan sadis, darah dimana- dalam membentuk manusia satu mana, tabrakan yang sangat memacu dimensi adalah karena ia mampu adrenalin. Adegan tersebut ingin memuaskan kebutuhan manusia. menunjukkan makna konotasi Namun kebutuhan tersebut berupa ketegangan dan keseruan sebenarnya kebutuhan yang bagus, situasi dengan cara adanya adegan artinya kebutuhan yang sengaja kejar-kejaran dengan backsound dan disisipkan oleh kaum kapitalis yang efek yang menambah ketegangan sebenarnya tidak dibutuhkan betul tersebut. Para sutradara Hollywood oleh masyarakat. Kebutuhan ini itu hanya mengatas namakan dihasilkan dari kesadaran palsu yang promosi Indonesia dalam alur cerita dibentuk oleh kaum kapitalis. Dalam padahal pada ujung-ujungnya pola fenomena film Java Heat film ini yang sama digunakan para sutradara seakan-akan berhasil memenuhi Hollywood pada umumnya. Peneliti kebutuhan masyarakat akan film tergelitik pada para artis yang yang bermutu, padahal content yang diwawancarai mengatakan bahwa disajikan dalam film ini sebenarnya mereka merasa bangga dapat tidak mendidik masyarakat. Film ini mempromosikan Indonesia melalui hanya menyajikan berbagai unsur film Hollywood. Banyak masyarakat seks, kebrutalan dan sadisme yang juga mengatakan bahwa film ini sebenarnya tidak layak ditayangkan sangat bagus dan berkualitas karena sebagai sebuah hiburan. sesuai dengan standar kualitas dunia. Melalui Film Java heat ini Hal ini merupakan ideologi atau apa yang disebutkan oleh dalam teori mitos yang ingin ditanamkan melalui imperialisme budaya ini akhirnya film Java Heat. Padahal bila mereka melanggengkan kekuasaan kapitalis. bisa melihat dari kacamata kritis, Mereka minim perlawanan dan mereka akan merasa tersinggung protes, sehingga kaum kapitalis bisa bahwa adanya komodifikasi budaya terus menerus menjalankan kegiatan lokal di film Java Heat ini. industri mereka tanpa dipertanyakan Menurut Teori Herbert oleh masyarakat. Masyarakat sudah Marcuse (Herbert, 1991) mengatakan merasa nyaman dengan terpenuhinya

399 kebutuhan mereka dan merasa manusia-manusia yang terkurung bahwa ada peningkatan dalam taraf dalam kesadaan palsu tersebut. hidup mereka lewat segala sesuatu Sangat mungkin bahwa sebenarnya yang ditawarkan oleh kaum kapitalis. banyak yang merasa tertekan ketika Karena itulah, jangan heran apabila menonton film tersebut., namun tetap nantinya banyak bermunculan film- menontonnya karena banyak yang film lain yang juga menganggkat mengatakan bahwa film tersebut tema kekerasan ala barat di negeri bagus dan keren. Di sini, masyarakat kita. sudah terjebak dalam kesadaran palsu mereka dan hanya memuaskan Meskipun di dalam diri kebutuhan yang juga palsu dalam diri manusia memiliki dua kesadaran mereka. Mereka akan merasa kesadaran asli dan kesadaran palsu ketinggalan ketika tidak menonton dalam diri manusia. Kesadaran palsu apa yang ditonton oleh sebagian adalah kesadaran akan kebutuhan besar orang, dan mereka akan merasa untuk bersantai, memperoleh aneh bila tidak bereaksi sama dengan kesenangan, untuk berprilaku dan reaksi orang lain yang mengatakan mengonsumsi hal-hal yang berkaitan bahwa film tersebut berkualitas dengan iklan, menyuka dan dunia. membenci apa yang disukai dan dibenci orang lain. Kesadaran palsu Dalam fenomena film “Java ini akan selalu dipengaruhi oleh Heat”, hal ini terlihat bagaimana orang lain. Sedangkan, kesadaran film-film barat mampu menjadi asli adalah kesadaran akan kebutuhan kiblat dan mempengaruhi preferensi yang benar-benar dibutuhkan oleh film masyarakat Indonesia. Bila dirinya tanpa, ada pengaruh dari dilihat, film-film barat selalu orang lain atau media. Maksudnya menggunakan teknologi yang disini adalah bahwa orang lain tidak canggih sehingga menghasilkan akan memberikan pengaruh apapun efek-efek yang spektakuler bila kepada diri orang yang memiliki ditonton. Terutama dalam film kesadaran asli akan kebutuhannya. bergenre action. Efek-efek tersebut ikut membangun dan memacu Bila melihat fenomena film adrenalin serta emosi penonton. Hal “Java Heat: ini kita akan menemukan

400

inilah yang dikagumi oleh Dalam film Java Heat merupakan masyarakat dari film barat, sehingga fenomena baru dari suatu bentuk mereka dalam dimensi mereka, imperialisme budaya secara implisit hanya film baratlah yang berkualitas, oleh Amerika melalui film terutama dalam hal film action. Hollywoodnya yang budaya lokal Sedangkan, di Indonesia sendiri, untuk membiaskan kritisasi terhadap masyarakat sangat sulit menemukan imperialisme itu sendiri. film yang menggunakan teknologi Imperialisme budaya yang secara seperti ini. Alhasil, masyarakat haus implisit disebarkan dalam setiap akan film seperti ini. adegan dalam film Java Heat ini melaluiadegan laga, peperangan

dan penembakan khas Hollywood e. Imperialisme Budaya meski dengan menggunakan aktor Secara Implisit di balik Indonesia dan setting lokasi di Perangkulan Budaya Lokal Indonesia tetap menegaskan dan dalam Film Java Heat melanggengkan bahwa film-film Golding dan Murdock (1991) Hollywood sangat berkualitas dan melihat bahwa budaya lokal alias layak menjadi standar perfilman tradisional seringkali justru dunia.Ketika perfilman Hollywood mendapat perlawanan dari merangkul budaya lokal untuk masyarakatnya sendiri karena dirasa menutupi tujuan sebenarnya berupa tidak membebaskan masyarakatnya melanggengkan kapitalis film untuk mengikuti trend yang ada. Hollywood, namun tetap saja yang Dalam fenomena perfilman di dibuat sesuai dengan standar Indonesia, misalnya, film-film yang Hollywood berupa efek-efek gambar, beredar yang berbau laga khas adegan laga yang menegangkan Indonesia seperti film-film pencak maupun suara dengan kualitas yang silat dianggap sangat konservatif dan bagus, maka membuat sambutan tidak menarik. Di sisi lain, budaya masyarakat pun besar terhadap film impor lebih egaliter sehingga lebih ini. Masyarakat yang sudah mudah diterima. menganggap bahwa Hollywood merupakan standar perfilman dunia

401 sehingga merasa bangga jika efek yang menegangkan sehingga Indonesia diambil sebagai tema menjadi rasional. perfilman Hollywood. Bahkan masyarakat Indonesia seakan-akan Masyarakat disini seakan-akan tidak sadar bahwa mereka telah mendapatkan kesadaran palsu bahwa terasuki oleh nilai-nilai Barat yang perangkulan budaya sepenuhnya disebarkan melalui film yang dapat mempromosikan Indonesia dan bertameng perangkulan budaya lokal. masyarakat merasa bangga bahwa Indonesia masuk ke dalam cerita Bahkan sesuatu yang tidak rasional perfilman Hollywood. Mereka menjadi rasional di mata mereka merasa bahagia dan bangga di atas seperti adegan penyerangan teroris adegan-adegan yang tidak mendidik ke dalam rumah pelacuran yang di bahkan sangat berkiblat ke barat. dalamnya ada Jake (pahlawan) yang Perangkulan budaya lokal hanya sedang melakukan investivigasi agar sebagai tameng mereka dalam mendapatkan informasi mengenai melanggengkan kapitalisme dan pemboman di Keraton yang bahkan melakukan imperialisme menyebabkan tewasnya Sultana. budaya pada negara dunia ketiga Jake ingin mengetahui apakah termasuk Indonesia. Disini Sultana benar-benar meninggal dunia masyarakat seakan telah ditutupi atau bukan. Disitu ada adegan mata dan telinga mereka akan penembakan bertubi tubi yang jajahan yang dikemas manis oleh dilancarkan oleh teroris namun bila koloni-koloni barat melalui budaya berpikir secara rasional, cukup sekali mereka. Dari sini dapat dilihat tembakan saja, maka polisi tersebut keberhasilan Hollywood dalam bisa mati, namun karena ingin menyebarkan suatu konsep pemujaan mendapatkan efek yang terhadap budaya ke negara lain. menegangkan, akhirnya adegan tembakan bertubi-tubi itu dipandang f. Ideologi tentang Pahlawan sebagai sesuatu hal yang keren. versus Penjahat dalam Film Tembakan bertubi-tubi yang awalnya Java Heat irasional, karena dikemas dengan

402

Film Java Heat pada dasarnya Sedangkan kebalikannya, hampir sama dengan Film masyarakat lokal di Indonesia Hollywood lainnya yang mengarah ditampilkan menjadi anggota atau pada suatu bentuk ideologi bahwa suruhan (bawahan) dari penjahat masyarakat barat (dalam hal ini utama (Malik) dalam Film Java Heat Amerika) adalah pahlawan yang ini. Terlihat di dalam film ini memiliki kekuatan, kecerdasan dan penjahat yang mengenakan salah satu kecepatan luar biasa untuk baju tradisional Indonesia. Adegan mengalahkan musuh-musuhnya. Di ini seakan akan ingin menyampaikan dalam Film Java Heat ini kepada penonton bahwa masyarakat menggambarkan sosok Jake lokal di Indonesia adalah penjahat (pemeran utama) merupakan tokoh atau suruhan yang mau dan menurut yang kuat dan sempurna. Pemeran saja apa yang diperintahkan oleh pahlawan di dalam Film ini tetap saja penjahat utamanya. mengambil aktor dari aktor Hollywood Amerika sehingga ideologi yang tetap tertanam di benak penonton atau masyarakat bahwa masyarakat Amerika merupakan pahlawan bagi seluruh dunia, dan dalam cerita ini menjadi Gambar 12. Pemeran Achmed pahlawan bagi masyarakat Indonesia. dalam Film Java Heat

Bahkan yang lebih

memprihatinkan lagi di dalam Film

ini secara vulgar menampilkan

teroris adalah orang yang beragama

Islam, terlihat penampilan dari salah

satu pemeran dari anggota penjahat

adalah Achmed mengenakan pakaian Gambar 11. Pemeran Jake dalam yang identik dengan orang beragama Java Heat Islam yang membantu Malik dalam melancarkan aksi

403 kejahatannya.Bahkan ada juga salah KESIMPULAN satu anggota penjahat lainnya yang Imperialisme budaya mengenakan baju yangidentik memang sangat gencar dilakukan di bergama Islam dan di dalam Film, negara-negara berkembang seperti dia meledakkan dirinya sendiri Indonesia. Berbagai cara dilakukan, dengan menyebut dengan keras lafaz salah satunya melalui film yang “AllahuAkbar”. Hal ini sangat perlu dipoles dengan perangkulan budaya menjadi perhatian dan harus dikritisi lokal di suatu negara. Dalam dengan sangat keras karena secara penelitian ini ditemukan makna- vulgar Film ini ingin menampilkan makna, baik denotasi maupun bahwa penjahat atau teroris bisa saja konotasi serta ideologi-ideologi berasal dari orang yang beragama mengenai imperialism budaya Islam. implisit dalam Film Java Heat. Kurangnya tingkat kritis Berikut makna dan ideologi dalam penonton terlihat dari beberapa Java Heat antara lain : komentar dari penonton di Indonesia a. Makna denotasi tergambar yang mengarah pada pujian dan dari berbagai adegan laga, terlena pada efek gambar, suara, peperangan, penembakan adegan peperangan dan semua yang digambarkan dengan adegan-adegan menegangkan lainnya tembak-tembakan yang sehingga menutup daya kritis bertubi-tubi, peledakan bom, bahawa ada ideology-ideologi yang kejar-kejaran dan sebagainya. secara sengaja ingin ditanamkan Makna konotasi yang berarti secara implisit melalui film Java keseruan, ketegangan dan Heat ini. Semuanya kembali lagi situasi yang mencekam yang karena mereka sudah terjebak dalam ingin disampaikan kepada suatu kesadaran palsu bahwa penonton. Ideologi yang Indonesia masuk ke dalam Film ditanamkan bahwa adanya Hollywood yang menjadi standar keyakinan bahwa hanya film berkualitas yang tinggi. adegan laga khas Hollywood yang dapat menciptakan

404

keseruan dan ketegangan di cerita ini menjadi pahlawan benak penonton, bagi masyarakat Indonesia. b. Makna denotasi yang tergambar dari penggunaan Di sini inti adanya film “Java pakaian tradisional Indonesia, Heat” ini sangat terlihat bahwa setting lokasi di Indonesia Amerika mempunyai strategi lain dan pemain-pemain di untuk melancarkan kekuasaannya ke Indonesia. Makna konotasi negara lain. Imperialisme budaya yang berarti promosi budaya yang secara implisit disebarkan Indonesia melalui Film dalam setiap adegan dalam film Java Hollywood. Sedangkan Heat ini sehingga tetap menegaskan ideologi yang ditanamkan dan melanggengkan bahwa film-film adalah perangkulan budaya Hollywood sangat berkualitas dan lokal dalam Film Hollywood layak menjadi standar perfilman merupakan suatu kebanggaan dunia. Melalui film Java Heat ini, bagi masyarakat Indonesia. Amerika berhasil untuk melancarkan c. Makna denotasi dengan misi mereka dengan cukup polesan pemeran utama yang menjadi berupa merangkul budaya Indonesia pahlawan adalah Jake sehingga masyarakat Indonesia akan (masyarakat Amerika) luluh pada kesadaran palsu atas mengandung makna konotasi kebanggaan bahwa indonesia masuk bahwa masyarakat barat ke dalam film Hollywood yang (dalam hal ini Amerika) menjadi standar film masyarakat adalah pahlawan yang dunia. memiliki kekuatan, Dalam Preferensi film, kecerdasan dan kecepatan masyarakat Indonesia seperti sudah luar biasa untuk mengalahkan terkurung pada dimensi bahwa film musuh-musuhnya. Ideologi barat atau setidaknya berkiblat pada yang ingin ditanamkan adalah barat lah yang merupakan fim masyarakat Amerika bermutu dan berkualitas, terutama merupakan pahlawan bagi dalam hal film action-nya. Karena seluruh dunia, dan dalam terkungkung dengan dimensi

405 tersebut, maka kehadiran film “Java besarnya bahkan perluasan pengaruh Heat” tidak dipandang sebagai hal ke negara dunia ketiga. yang negatif, namun positif. Bahkan dengan adanya polesan dan intrik SARAN baru sutradara Hollywood dengan Sebagaimana lontaran memasukkan budaya lokal semakin Gramsci yang terkenal dengan teori memberikan pandangan positif hegemoninya mengatakan bahwa bahwa film “Java Heat” ini adalah untuk melepaskan diri dari film Hollywood yang membawa cengkeraman budaya asing, nama Indonesia ke mata dunia diperlukan partisipasi keikutsertaan sehingga semakin membiaskan para intelektual organik kaum tujuan kapitalisme dan supremasi inteletual yang harus menyadarkan Amerika yang sebenarnya sangat masyarakat, terutama generasi muda, nyata terlihat di dalam film itu. bukan kaum inteletual tradisional Dimensi kekerasan, teroris yang justru lebih melegitimasikan dan seks yang diangkat dalam film budaya-budaya asing tersebut “Java Heat” yang sangat kontroversi (Gramsci dalam Bocock, 2007: 39- diabaikan oleh masyarakat karena 40). kebutuhan mereka akan film bermutu Konsep imperialisme budaya sudah terpenuhi dengan kehadiran sangat penting karena menyadarkan film tersebut. Mereka memandang orang bahwa penguasaan terjadi “Java Heat” sebagai sebuah warna berdasarkan konsensus. baru dalam perfilman Indonesia yang Konsekuensinya, revolusi fisik tidak patut dibanggakan. Akhirnya, cukup. Harus ada revolusi gagasan dimensi kritis yang harusnya untuk melawan hegemoni kultural. disampaikan pada film ini lenyap Tentang ini, Gramsci memakai begitu saja hanya karena perangkulan analogi perang. Ada dua jenis budaya Indonesia untuk membiaskan perang, yakni perang gerak dan bahwa film Hollywood ini sama saja perang posisi. Perang gerak adalah dengan film Hollywood lainnya yang revolusi yang selalu diidamkan ingin mencari keuntungan sebesar- Marx, sedangkan perang posisi ada di tataran ideologi.Perang posisi

406

adalah strategi yang bisa digunakan untuk secara aktif menafsirkan pesan untuk menghadapi imperialisme dan menguatkan individu dalam budaya. Jika kita telah sadar bahwa menghadapi atau mengakses media. kita dijajah melalui media, kita harus Positif atau negatif dampak dari memiliki strategi yang lebih canggih globalisasi salah satunya ditentukan untuk melawannya. Namun tentu oleh sikap kita dalam menggunakan saja hal ini tidak semudah media tadi. Oleh karena itu, membalikkan telapak tangan, jika dibutuhkan yang namanya literasi kaum intelektual organik tersebut media, agar kita dapat melihat mana lemah modal. yang baik dan mana yang buruk dari isi yang dibawa media sehingga kita Setidaknya jalan alternatif tidak terseret dalam arus globalisasi. yakni perlu untuk segera disosialisasikan dan direalisasikan DAFTAR PUSTAKA gerakan media literacy (melek Bocock, Robert. 2007. Hegemoni. media) untuk dapat menangkal Terj. Ikramullah Mahyuddin. Yogyakarta dan Bandung: pengaruh buruk globalisasi media. Jalasutra. James Potter mendefinisikan media Donovan, Bama w. 2010. Blooad, Gunsm and Testoterone literacy sebagai: ”A perspective that Action Films, Audiences, we actively use when explosing and a Thrist for Violence. United Kingdom : Scarecrow ourselves to the media in order to Press. interpret the meaning of the Denzin, N. K. dan Lincoln, Y. S. (2009). Handbook of messages when we counter. We build Qualitative Research. our perspective from knowledge Yogyakarta: Pustaka Pelajar Eriyanto. 2011. Analisis Wacana structure. To build our knowledge Pengantar ANalisis Teks structures, we need tools and raw Media. Yogyakarta. LKis. Yogyakarta material. The tools are our skills. Fairclough Norman Fairclough, The raw material is information from 1993, Discource and Social Change, Cambridge: Polity the media and the real world. Active Press use means we are aware of the Foucault Michael, 1990, The History of Sexuality: An messages and are consciuously with Introduction: Volume I (UK: them” (Potter, 2001). Hal ini penting Vintage Books Heider Karl G., 2004, Seeing karena akan mendorong individu Anthropology: Cultural

407

Anthropology Through Film, Mosco, Vincent. 1996. The Political Boston:Pearson Education Economy of Communication,. Golding and Murdock.1991. Londres, Sage Publications. “Culture Communication, andPolitical Economy” O’ Shaughnessy, Michael and dalam Currandan Gurevitch Stadler, Jean, (2002). Media Hidayat, Dedy N. Globalisasi, and Society: An Pascamodernisme dan Dunia Introduction.2nd edition. Ketiga. Kompas, 18 Melbourne: Oxford Desember 1992. University Press Kadri, 2006, Ideologi dan Media Potter, James W. 2001. Media Massa: mengungkap praktek Literacy. New Delhi: Sage ideologi dalam media massa Publication. (Jurnal Ilmiah Communique, Sage Publication. Vol. 2 Schiller, H. 1991. Not Yet the post- Kolakowski, Leszek, 1978. Main imperial era, in critical Currents of Marxism III (The studies in mass Breakdown). Oxford, communications. Beacon Clarendon Press. press: New York. Magnis-Suseno, Franz, Dalam Bayangan Lenin: Enam Tomlinson, John. 2002. The Pemikir Marxisme dari Lenin Discourse of Cultural sampai Tan Malaka, Jakarta: Imperialism. Gramedia Pustaka Utama, Fairclough, Norman.1995. Media 2003. Discourse. New York : Marcus, Herbert. 1991. One Edward Arnold, a Division of dimentional Man : Studies in Holder Headline PLC. the ideology of Advanced Industrial Society. Beacon Patton, Michael Quinn. 2002. Press. Qualitative Research and Evaluation Method 3rd McQuail (ed.) McQuail’s Reader in Edition. California : Sage Mass Communication Theory. Publication. London: Sage Publication.

McQuail (ed.). 2004.McQuail’s Reader in Mass Jurnal : Communication Theory. Muhammad Abdul Aziz (2011) London: Sage Publication dalam Persaingan Industri McQuail, Denis. 2000. Mass Perfilman di Dunia Communication Theories, Ayun, Primadana Qurrota (2011). Fourth Edition. London: Sage Sensualitas dan Tubuh Publication Perempuan dalam Film- Moleong, Lexy J. 1990. Metode Film Horor di Indonesia Penelitian Kualitatif. (Kajian Ekonomi Politik Bandung : PT. remaja Media), Rosdakarya http://ojs.uma.ac.id/index.php /simbolika/article/view/46/4

408