COOKIES PELANGI DALAM RANGKA MODERNISASI MAKANAN TRADISIONAL YANG TAHAN LAMA

Nabilatus Sa’diyah Ilmu Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret [email protected]

ABSTRAK Makanan tradisional merupakan makanan yang tidak ditemukan di daerah tertentu dan menjadi ciri khas dari suatu daerah. Seiring berkembangnya zaman, makanan tradisonal semakin sulit ditemukan karena saingan dari berbagai jenis makanan modern yang lebih menarik. Selain itu, makanan tradisional biasanya memiliki daya simpan yang rendah sehingga mudah basi. Klepon merupakan salah satu jenis makanan tradisional yang berbentuk bulat sebesar kelereng dengan warna hijau dan rasa yang manis gurih. Klepon termasuk basah sehingga klepon mudah basi. Modernisasi klepon menjadi cookies klepon pelangi dapat mendorong citra pangan tradisional. Tujuannya adalah mengetahui dan menginformasikan kepada pembaca tentang modernisasi klepon menjadi cookies klepon pelangi, menentukan dan memperkenalkan komposisi cookies klepon pelangi yang sesuai selera masyarakat. Manfaatnya adalah mengetahui lebih dalam mengenai modernisasi makanan tradisional, yaitu klepon menjadi cookies klepon yang lebih tahan lama. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian kualitatif dengan metode kepustakaan dan observasi. Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa cookies klepon pelangi memiliki cita rasa yang lezat sehingga dapat dikembangkan untuk dikenalkan kepada masyarakat luas.

Kata Kunci : makanan tradisional, klepon, cookies

PENDAHULUAN adalah negeri dengan sejuta keanekaragaman baik suku, agama budaya, dan adat istiadat. Keanekaragaman ini juga akan memberikan berbagai keanekaragaman jenis makanan dari berbagai daerah di Indonesia. Olahan makanan dapat dihasilkan dari resep turun-temurun warisan nenek moyang. Olahan makanan hasil warisan nenek moyang tersebut kemudian berkembang menjadi makanan tradisional yang menjadi ciri khas daerah tertentu yang belum tentu di daerah lain. Keanekaragaman olahan makanan yang ada di Indonesia juga didukung dengan keadaan alam Indonesia yang menyediakan berbagai bahan untuk diolah menjadi makanan. Makanan tradisional merupakan wujud upaya manusia dalam mengembangkan bahan pangan disekitarnya menjadi makanan yang siap dikonsumsi untuk keberlanjutan hidupnya (Murdijati Gardjito, 2017). Saat ini makanan tradisional semakin kehilangan peminat. Seiring berkembangnya zaman, produk makanan semakin beragam dan menarik. Hal ini ditandai dengan menjamurnya toko-toko makanan modern dan toko makanan cepat saji yang dibanjiri pembeli. Menjamurnya berbagai makanan modern menyebabkan keberadaan makanan tradisional semakin sulit ditemukan. Hal tersebut dapat terjadi karena konsumen lebih tertarik pada olahan makanan modern dibandingkan makanan tradisional. Akibatnya makanan tradisional tidak mampu bersaing dengan jenis makanan modern yang lebih menarik. Hal ini juga menyebabkan banyak pedagang makanan tradisional yang gulung tikar dan beralih profesi. Salah satu contoh makanan tradisional yaitu klepon. Klepon merupakan salah satu jajanan tradisional, termasuk kategori kue basah berbentuk bulat sebesar kelereng dan berwarna hijau, berbahan dasar tepung ketan dengan isian gula merah cair (Setyorini, 2018). Klepon termasuk makanan tradisional yang saat ini masih dapat ditemui dan banyak dijajakan di pasar tradisional. Klepon memiliki kandungan air yang tinggi sehingga daya simpan klepon tidak terlalu lama serta cenderung mudah basi. Untuk meningkatkan daya tarik dan citra makanan tradisional pada masyarakat diperlukan modernisasi dalam mengolah makanan tradisional. Modernisasi mencakup seluruh aspek dalam kehidupan masyarakat termasuk dalam pengolahan makanan. Bentuk modernisasi dalam pengolahan pangan seperti modernisasi kemasan, bentuk, warna dan rasa dari suatu makanan tradisional. Salah satunya dengan modernisasi klepon menjadi cookies klepon pelangi. Cookies klepon pelangi mencampurkan gaya masa kini dan cita rasa tradisional serta memiliki daya simpan yang lebih lama. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah disebutkan diatas, maka rumusan masalah mengenai modernisasi makanan tradisional sebagai berikut : Bagaimana modernisasi klepon menjadi cookies klepon pelangi yang memiliki daya simpan lebih lama dan sesuai dengan perkembangan selera masyarakat. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui modernisasi klepon menjadi cookies klepon pelangi dan komposisinya yang sesuai dengan selera masyarakat.

METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah : a. Metode Kepustakaan Dalam hal ini yang dilakukan penulis yaitu mempelajari dan mengkaji literatur-literatur. Literatur yang digunakan berupa buku-buku, jurnal, dan sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian mengenai modernisasi makanan tradisional, khususnya klepon. b. Metode Observasi Penulis mengumpulkan data dengan mengamati secara langsung. Observasi yang penulis lakukan meliputi percobaan pembuatan cookies klepon pelangi kemudian mengamati dan mencatat hasil yang diperoleh Jenis Penelitian Penelitin menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang hasilnya tidak diperoleh dari prosedur statistik atau hitungan. Tujuannya untuk mengungkapkan suatu gejala secara alami dengan peneliti sebagai instrumen kunci (Sugiarto, 2017) Bahan Bahan dalam pembuatan cookies klepon pelangi dibagi menjadi bahan kulit dan bahan isian. Bahan kulit terdiri dari 350 gram tepung terigu, 100 gram mentega, 165 gram margarin, 2 butir telur, 3 sdm susu bubuk, 100 gram tepung maizena, 3 sdm gula halus, 1 sdm sari daun pandan untuk warna hijau, 1 sdm sari buah bit untuk warna merah, 1 sdm sari wortel untuk warna kuning serta kelapa parut. Bahan yang digunakan sebagai isian berupa 100 gram parutan kelapa, 150 gram gula merah, 150 ml air putih, 1 sdt garam, dan 1 sdm tepung maizena yang dilarutkan dalam air. Alat Alat yang digunakan dalam pembuatan cookies klepon pelangi adalah mixer, spatula, baskom, oven, wajan, pisau, dan timbangan. Tahapan Penelitian Penelitian dilakukan sebanyak dua tahap. Tahap pertama yaitu mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan cookies klepon pelangi dan tahap kedua yaitu proses pembuatan cookies klepon pelangi. Cara Kerja Cara kerja dalam pembuatan cookies klepon pelangi adalah mencampurkan mentega, margarin, dan gula dengan mixer lalu ditambah kuning telur dan dicampur kembali hingga rata. Kemudian memasukkan tepung terigu, susu bubuk, dan maizena lalu diaduk dengan spatula hingga merata. Membagi adonan yang telah dicampur kemudian memasukkan tiga tetes sari buah secukupnya ke dalam adonan. Mengambil sedikit bagian dari adonan lalu dibulatkan dan dipipihkan untuk diisi dengan isian. Isian dibuat dengan memasak gula merah, air, tepung maizena hingga mendidih kemudian mematikan kompor lalu kelapa parut dan garam dimasukkan ke dalam gula merah dan dicampur rata. Setelah adonan dimasukkan dan dibentuk bulat, dimasukkan ke dalam oven selama 35 menit dengan suhu 160°C. Setelah dingin cookies diolesi dengan kuning telur dan taburan kelapa kemudian dioven kembali selama tujuh menit.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kajian Teori a. Cookies Cookies adalah kue kering yang memiliki cita rasa manis atau gurih, dengan tekstur renyah dan berukuran kecil. Cookies biasanya terbuat dari tepung, lemak, dan telur yang habis dalam satu atau dua kali gigitan. Cookies diolah dengan cara dipanggang dengan oven (Delima, 2013). Cookies pada umumnya berbahan dasar tepung, telur, gula dan susu. Cookies memiliki banyak variasi dan modifikasi dengan berbagai bahan lain, misalnya kacang, coklat, dan buah-buahan dengan berbagai bentuk, warna, dan rasa. b. Klepon Pelangi Klepon adalah salah satu jenis jajanan tradisional yang termasuk dalam jenis kue basah, berbentuk bulat seukuran dengan kelereng dan memiliki warna khas hijau. Klepon berwarna hijau karena diberi pewarna makanan atau pewarna alami misalnya daun suji. Klepon berbahan dasar tepung ketan dengan isian gula jawa cair dan dilapisi dengan parutan kelapa sehingga memiliki rasa yang legit dan gurih dengan tekstur yang kenyal serta dimasak dengan cara direbus (Setyorini, dkk., 2018). Klepon pelangi merupakan salah satu bentuk inovasi klepon dengan memberikan warna lain pada klepon. Klepon yang umumnya berwarna hijau, pada proses pembuatan adonan ditambah bahan pewarna lain sehingga klepon yang dihasilkan beraneka warna. Klepon yang beraneka warna inilah yang disebut sebagai klepon pelangi. c. Modernisasi Modernisasi adalah suatu proses transformasi menuju arah yang lebih maju dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat (Rosana, 2011). Modernisasi juga mencakup dalam bidang pangan, salah satunya dalam modernisasi makanan tradisional. Modernisasi makanan tradisional dapat berupa modernisasi kemasan, substitusi bahan dasar, proses pengolahan dll. d. Makanan Tradisional Makanan tradisional merupakan makanan yang telah membudaya di suatu kalangan masyarakat yang kental dengan tradisi masyarakat setempat. Makanan tradisional sebagai makanan yang dikonsumsi oleh golongan atau etnik dan wilayah yang khas, diolah berdasarkan resep turun temurun dengan bahan yang berasal dari daerah tersebut. Makanan tradisional dihasilkan sesuai dengan selera masyarakat dan menjadi ciri khas yang tidak ditemukan di daerah lain (Noviadji, 2014). Pembahasan Klepon memiliki sensasi yang unik yaitu ketika klepon dimakan selain teksturnya yang kenyal, klepon akan pecah sehingga isian klepon keluar memberikan rasa manis di dalam mulut. Klepon termasuk ke dalam kategori kue basah tradisional sehingga klepon mudah basi. Salah satu bentuk inovasi dalam meningkatkan daya simpan klepon adalah membuat cookies klepon pelangi dengan memodifikasi bahan, warna, dan proses pembuatan klepon dengan tepung terigu dan diolah dengan cara dipanggang menggunakan oven. Cookies klepon pelangi merupakan bentuk dari modernisasi yang dapat meningkatkan citra makanan tradisional. Cookies klepon pelangi memiliki cita rasa yang lezat campuran antara manis dan gurih memiliki potensi untuk dikembangkan sehingga lebih dikenal oleh masyarakat. Rasa manis cookies klepon pelangi berasal dari gula jawa sedangkan rasa gurih berasal dari parutan kelapa.. Cookies klepon pelangi memiliki warna yang menarik dan memiliki kandungan gizi yang lebih baik serta tidak berbahaya bagi kesehatan tubuh karena mengunakan pewarna alami yang berasal dari sayur dan buah. Tekstur cookies klepon pelangi sama dengan tekstur cookies pada umumnya, yaitu renyah, dan mudah patah. Aroma yang dihasilkan cookies klepon pelangi adalah perpaduan antara aroma manis dan kelapa yang khas. Cookies klepon pelangi merupakan salah satu bentuk modernisasi makanan tradisional yang dapat meningkatkan citra makanan tradisional. Cookies klepon memiliki daya simpan yang lebih lama dibandingkan klepon pada umumnya. Hal ini terjadi karena cookies klepon pelangi memiliki kandungan air yang lebih rendah.

KESIMPULAN Cookies klepon pelangi merupakan salah satu bentuk modernisasi makanan tradisional yang dapat diperkenalkan kepada masyarakat luas karena memiliki cita rasa yang lezat. Selain itu, cookies klepon pelangi juga mempunyai daya simpan yang lebih lama dibandingkan dengan klepon pada umumnya yang termasuk ke dalam kue basah. Hal ini terjadi karena cookies klepon pelangi diolah dengan dipanggang mengggunakan oven yang dapat mengurangi kandungan air pada cookies klepon pelangi. Kandungan vitamin yang terdapat dalam cookies klepon pelangi lebih banyak karena menggunakan pewarna alami dari buah dan sayur. DAFTAR PUSTAKA

Delima, Diah. (2013). Pengaruh Substitusi Tepung Biji Ketapang (Terminalia, Cattapa L) Terhadap Kualitas Cookies. Food Science and Culinary Education Journal, 3(2), 9-15 Gardjito,M., Eni H., dan Umar S. (2017). Makanan Tradisional Indonesia. Yogyakarta: UGM Press Noviadji, B.R. (2014). Desain Kemasan Tradisional dalam Konteks Kekinian. Artika, 1(1), 10-21 Rosana, Ellya. (2011). Modernisasi dan Perubahan Sosial. Jurnal Teropong Aspirasi Politik Islam, 7 (1), 46-62 Setyorini, E.E.D, dkk. (2018). Diversifikasi sebagai Strategi untuk Meningkatkan Potensi Kue Tradisional Klepon di Kecamatan Gempol Pasuruan. Jurnal Akuntansi dan Manajemen, 3 (2), 57-62 Sugiarto, Eko. (2015). Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif : Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Suaka Media