STRATEGI MARKETING KOMUNIKASI POLITIK PASANGAN WAHIDIN HALIM - ANDIKA HAZRUMY PADA PEMENANGAN PILKADA PROVINSI 2017

SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh: Dedi Eka Setiawan NIM 1111051000101

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH 1439 H/2018 M

1 STRATEGI MARKETING KOMUNIKASI POLITIK PASANGAN WAHIDIN HALIM - ANDIKA HAZRUMY PADA PEMENANGAN PILKADA PROVINSI BANTEN 2017

SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh Dedi Eka Setiawan NIM 1111051000101

Pembimbing :

Dr. Gun Gun Heryanto, S.Ag., M.Si. 19760812 200501 1 005

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATUALLAH JAKARTA 1439 H/ 2018 M

2

ABSTRAK

STRATEGI MARKETING KOMUNIKASI POLITIK PASANGAN WAHIDIN HALIM - ANDIKA HAZRUMY PADA PEMENANGAN PILKADA PROVINSI BANTEN 2017.

Pada tanggal 15 Februari 2017, Provinsi Banten menyelenggarakan Pilkada secara langsung untuk memilih calon gubernur dan calon wakil gubernurnya pada periode 2017-2022. Pilkada tersebut diikuti oleh dua pasangan calon, yaitu pertama, Wahidin Halim dan Andika Hazrumy, dan Embay Mulya Syarief. Pada akhirnya dimenangkan oleh pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy. Kemenangan pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy menarik untuk dikaji, oleh karena itu, penulis melakukan penelitian marketing politik pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy pada pemenangan pilkada provinsi Banten 2017. Penerapan marketing politik pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy dianalisis menggunakan teori penilaian sosial. Penyampaian pesan politik memunculkan penilaian yang pada prosesnya bersifat internal. Terdapat tiga zona sikap individu dalam melakukan interaksi sosial yaitu rentang penerimaan (latitude of acceptance), rentang penolakan (latitude of rejection) dan rentang non komitmen (latitude of non commitment). Semuanya penting dilihat metode pendekatan politiknya sebagai mana keberhasilan yang dicapai oleh pasangan ini terhadap incumbent yang memiliki popularitas yang lebih baik. Pendekatan metodologi dalam penelitian ini termasuk kategori kualitatif dan sebagai metode penelitiannya adalah studi kasus, sedangkan sifat penelitian ini adalah deskriptif. Pengambilan data menggunakan dua cara yaitu pengambilan data primer dan sekunder. Setelah dilakukan penelitian hasilnya menunjukkan, pasangan Wahidin Halim-Andika Hazrumy sebagai putra daerah, menjadi pertimbangan penerimaan (latitude of acceptance) dari masyarakat, sehingga keduanya memiliki kesempatan dalam membangun Banten melalui proses pemilihan yang berlangsung secara demokratis, rentang penolakan (latitude of rejection) terjadi karena didasari oleh kasus korupsi yang pernah menjerat gubernur Banten, yang tak lain merupakan ibu kandung dari Andika Hazrumy maka tim pemenangan harus jeli dalam melakukan positioning, branding, dan segmenting pasangan ini. Masyarakat sebagai saluran kedua dalam pembuatan kebijakan masih sering mendapati jarak dengan pemimpinnya, sehingga keadaan ini menciptakan rentang non komitmen (latitude of non commitment). Dengan kekuatan partai koalisi yang besar dan keberagaman ideologi serta pandangan menjadi mode paradigma dan strategi untuk berhadapan dengan konstituen. Kesuksesan Wahidin Halim yang pernah memimpin kota juga mengurangi persepsi negatif dari pasangan ini. Sehingga penetrasi sosial dapat dilakukan berdasar pada karakter masyarakat.

Kata kunci: Pilkada Banten, Marketing Politik, Strategi, Masyarakat, Partai, Positioning, Branding, Segmenting, Citra, Penilaian Sosial.

i KATA PENGANTAR

بسم هللا الرحمن الرحيم

Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha

Mengetahui atas segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini. Karena kuasa-Nya manusia diciptakan dengan kemampuan berfikir dan hal itu menjadi pembeda mulianya manusia dari makhluk lainnya.

Shalawat dan salam kecintaan senantiasa dihaturkan kepada junjungan

Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga sucinya, sahabat-sahabatnya serta para pengikutnya hingga yaumul qiyamah, dengan harapan semoga kita merupakan bagian dari golongan mulia ini.

Sungguh tidak ada dzat yang seandainya pohon-pohon dibumi menjadi pena dan laut menjadi tintanya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) ilmu dan hikmatNya, Allahu „azza wa jalla, yang karena ilmu-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dan jenjang perkuliahan dapat dirampungkan, dengan senantiasa berharap semoga ilmu yang didapat bermanfaat dan menjadikan diri selalu taat kepada-Nya.

Begitu panjang dan terjal perjalanan yang ditempuh untuk peneliti menyelesaikan masa studi S1 ini. Banyak hal dan pelajaran hidup yang didapat sebagai bekal menjalani kehidupan yang sebenarnya. Tapi peneliti yakin bahwa pelaut yang handal tidak lahir dari lautan yang tenang, melainkan lahir dari gelombang laut yang tinggi, ombak yang dahsyat dan angin yang kencang.

Namun dari yang terjadi, peneliti sadar bahwa peneliti adalah seorang anak yang orang tuanya penuh harap dan doa agar anaknya dapat menyelesaikan studinya dengan baik dan ilmunya bermanfaat. Terima kasih Papa dan Mama atas semua

ii yang telah diberi dan mohon maaf atas keterlambatan penyelesaian tanggung jawab akademis ini.

Dengan penuh kerendahan hati dan kesadaran diri, peneliti sadar bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil, sudah sepatutnya peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan demi terselesaikannya penelitian skripsi ini. Maka peneliti berterima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, Wadek 1 Bapak Dr. Suparto, M. Ed, PhD, Wadek II Ibu

Dr. Roudhonah M.Ag., dan Wadek III Bapak Dr. Suhaimi, M. Si.

2. Bapak Masran M.Ag., selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam, dan Ibu Fita Fathurokhmah, M.Si., sebagai Sekretaris Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam.

3. Bapak Dr. Gun Gun Heryanto M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang telah meluangkan dan mengorbankan waktunya untuk memberi

perhatian, bimbingan, arahan, kritik dan saran bagi penulis dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Seluruh Bapak/Ibu dosen Jurusan dan Fakultas, serta seluruh staf yang

telah mendedikasikan jiwa dan raga serta pengabdian atas segala ilmu

yang penulis dapatkan selama menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi.

5. Seluruh jajaran tim pemenangan pasangan Wahidin Halim – Andika

Hazrumy, khususnya Bapak Fitron Nur Ikhsan, Bapak Bahrul Ulum dan

Bapak Gacho Sunarso yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

tugas ini.

iii 6. Mama tercinta Syarifah Umar dan Papa Marfani Edizar serta Papa Bewok

tercinta atas doanya, karena do‟a dan cinta kasihnya hidup akan terasa

lebih mudah untuk dijalani. Ayunda tercinta Ellinda Setiawati dan Mas

Bambang serta adik tersayang Raden Damar Subagya yang selalu menjadi

pembangkit semangat.

7. Partner setia Farhany Sultiani S.Hum yang selalu menjadi penyemangat

disaat penulis merasa lelah dan bosan, juga untuk kedua orang tuanya;

Mama Santi dan Ayah Sulaiman AR.

8. Seluruh keluarga besar jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dari

berbagai angkatan, terima kasih telah menyalurkan semangat, keceriaan,

kebahagiaan, canda tawa, dan rasa kekeluargaan kepada penulis,

khususnya KPI angkatan 2011 dan teman-teman di kelas KPI C angkatan

2011.

9. Untuk seluruh teman-teman seperjuangan di HMJ KPI periode 2013-

2014, DEMA UIN JAKARTA periode 2014-2015 HMI KOMFAKDA

angkatan 2011 serta Badan Pengelola Latihan (BPL) HMI cabang Ciputat

terima kasih untuk segala pengalaman dan ilmunya. Yakin-kan dengan

Iman, Usaha-kan dengan Ilmu, Sampai-kan dengan Amal. YAKUSA

10. Sahabat-sahabat terbaik yang saya miliki, Halim Pratama, Bryan

Muhammad, Deni Hidayat, Ibnu Nugroho, Gery Novandika Age,

Muhammad Ulum, Egi Gilang, Fajar Budiman, Kakak-kakak kelas

terhebat dan adik-adik kelas dikampus yang membanggakan yang tidak

bisa disebutkan namanya satu satu persatu. I love you all.

11. Keluarga besar Ghigha Kompania, Bang Fuad, Bang Donni, Bang Bandhe,

Bang Althof, Bang Adi Komba, Bang Ega, dan PT BANGUN BETON

iv BANTEN serta owner dan istri sang owner. Perusahaan ini harus

mendunia.

12. Keluarga besar Majelis Ta‟lim dan Dzikir El-Syifa Kampung Pulo

Jatinegara Barat, yang rasa pertemanannya terjalin lebih dari saudara. Ayo

kita taklukan dunia!

13. Terakhir, kepada semua pihak yang telah membantu dan memberi

kontribusi dalam penulisan tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan

satu persatu. Dengan tidak mengurangi rasa hormat, penulis mengucapkan

banyak terima kasih.

Pada akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberi

manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Dan juga semua perhatian, motivasi, bantuan, dan bimbingan yang

diberikan oleh semua pihak semoga dibalas oleh Allah SWT dengan

kebaikan yang berlimpah. Amin yaa Robbal`alamin.

Jakarta, 17 April 2018

Dedi Eka Setiawan

v DAFTAR ISI

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK ...... i KATA PENGANTAR ...... ii DAFTA ISI ...... vi DAFTAR TABEl ...... viii DAFTAR GAMBAR ...... ix

BAB I PENDAHULUAN ...... 1 A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...... 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 8 D. Metodologi Penelitian ...... 9 E. Pedoman Penulisan ...... 14 F. Tinjauan Pustaka ...... 14 G. Sistematika Penulisan ...... 16

BAB II KAJIAN TEORI ...... 17 A. Teori Penilaian Sosial (Social Judgment Theory) ...... 17 B. Pengertian Strategi ...... 22 C. Marketing Politik ...... 25 D. Konseptualisasi Kampanye Politik ...... 30

BAB III GAMBARAN UMUM TIM SUKSES DAN PROFIL PASANGAN WAHIDIN HALIM - ANDIKA HAZRUMY .... 48 A. Susunan Tim Sukses Pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy ...... 48 B. Profil pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy...... 53 C. Visi – misi pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy ...... 56

vi BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS ...... 62 A. Penilaian sosial terhadap pasangan Wahidin Halim – Andika Hazrumy ...... 63 B. Marketing politik pasangan Wahidin Halim dan Andika

Hazrumy ...... 66 C. Kampanye dan Komunikasi Politik pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy ...... 80 D. Interpretasi...... 104

BAB V PENUTUP ...... 104 A. Kesimpulan ...... 104 B. Saran ...... 107

DAFTAR PUSTAKA ...... 109

LAMPIRAN

vii DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 (Jumlah Kursi Partai Koalisi) ...... 50

Tabel 3.2 (Struktur Tim Pemenangan) ...... 51 Tabel 4.1 Penilaian sosial kepada Wahidin Halim – Andika

Hazrumy ...... 64

Tabel 4.2 Perbandingan visi-misi calon gubernur dan wakil gubernur

Banten 2017-2022 ...... 84

viii DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 (Hasil Rekapitulasi KPU) ...... 1

Gambar 2.1 Konsep Teori Penilaian Sosial ...... 18 Gambar 4.1. Gambar Profil Kandidat Calon ...... 73

Gambar 4.2 Pendapatan Provinsi Banten 2016 ...... 78

Gambar 4.3 WH-Andika bagian dari Banten ...... 88

Gambar 4.4 Isu Kebangkitan PKI di Banten...... 89

Gambar 4.5 Lama interaktif pendukung WH-Andika ...... 99

Gambar 4.6 Jejaring medis sosial pemenangan ...... 101

Gambar 4.7 Realisasi kampanye tatap muka ...... 103

ix BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hasil rekapitulasi perolehan suara Komisi Pemilihan Umum Daerah

(KPUD) Provinsi Banten pada pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur

provinsi Banten 2017 menetapkan pasangan Dr. H. Wahidin Halim M.Si. – H.

Andika Hazrumy S.Sos. M.AP sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih

provinsi Banten periode 2017-2022, dengan total selisih perolehan suara

1,86%.

Gambar 1.1 (Hasil Rekapitulasi KPU)1

Hal yang menjadi menarik dalam kontestasi pilkada provinsi Banten

2017 ialah mengenai pertarungan strategi dari masing-masing tim

pemenangan. Dengan selisih perolehan yang kurang dari 2% membuktikan

bahwa kedua pasangan calon ini memiliki kekuatan yang relatif sama. Strategi

yang digunakan oleh masing-masing tim pemenangan menjadi kunci utama

bagaimana gagasan para kandidat dapat diterima oleh masyarakat hingga

1 Diakses dari https://www.kpu-bantenprov.go.id/

1 2

masyarakat mau memilih kandidat tersebut berdasarkan visi dan misi mereka dalam membangun Banten. Rivalitas kedua pasangan ini tidak kalah serunya dengan pilkada di provinsi DKI Jakarta yang serentak diadakan pada 15

Februari 2017 lalu.

Banten sebagai tanah jawara pernah menjadi sorotan nasional karena rapot merah tindak pidana korupsi yang diakukan oleh gubernurnya, Ratu Atut

Chosyiah yang merupakan Ibu kandung dari Andika Hazrumy. Hal itu yang menjadi senjata serangan tertuju ke pasangan Wahidin Halim – Andika

Hazrumy. Terlebih pada pilkada 2011 lalu, Wahidin Halim adalah rival politik

Ratu Atut Chosyiah. Akan tetapi dengan bersatunya kedua poros besar politik

Banten ini menjadi sumber kekuatan sendiri, dan pada hasilnya, pasangan

Wahidin Halim – Andika Hazrumy mampu mengalahkan kandidat incumbent.

Pasangan ini berhasil mengkomunikasikan visi-misi mereka kepada para konstituen, dengan mengusung jargon „Ayo Bangun Banten‟ pasangan

Wahidin Halim – Andika Hazrumy berhasil merebut hati masyarakat Banten.

Perkembangan partisipasi politik di dewasa ini telah mengalami transformasi yang sangat mendasar. Politik menjadi lebih dekat dengan masyarakat, menjadi wacana yang sering didiskusikan, dibincangkan, didebatkan, bahkan dihadirkan dalam „obrolan warung kopi‟. Pembangunan iklim politik yang kondusif memang bukan hanya kinerja elite politik semata, tetapi juga melibatkan masyarakat dan konstituen sebagai agen perubahan itu.

Hanya saja, proses pembangunan itu perlu diupayakan dengan proses komunikasi yang baik. Asumsinya, jika komunikasi antara kedua belah pihak ini terjalin dengan baik, maka akan tersedia masyarakat yang dinamis, mampu 3

menjadi penagih janji politik yang baik, beroposisi secara loyal terhadap

kebijakan politik, juga mampu berkonsolidasi secara demokratis sesuai

dengan peran dan fungsinya. Dengan begitu, khazanah kehidupan politik

2 makin berkembang ke arah yang demokratis dan lumrah.

Tingkat heterogenitas yang tinggi masyarakat Indonesia dan

peningkatan taraf kesejahteraan hidup serta pendidikan masyarakat yang

menyebabkan partai politik harus mengaplikasikan startegi komunikasi untuk

dapat bersentuhan dengan masyarakat.

Berdasarkan pada perkembangan masyarakat maka dalam politik

dibutuhkan komunikasi persuasif guna merebut hati para pemilih. Komunikasi

persuasif menjadi salah satu kunci untuk memenangkan kandidat dalam

sebuah kontestasi politik.

Menurut Deddy Mulyana, komunikasi persuasif adalah suatu proses

komunikasi dimana terdapat usaha untuk meyakinkan orang lain agar

publiknya berbuat dan bertingkah laku seperti yang diharapkan komunikator

dengan cara membujuk tanpa memaksanya. Sedangkan menurut K.

Andeerson, komunikasi persuasif didefinisikan sebagai perilaku komunikasi

yang mempunyai tujuan mengubah keyakinan, sikap atau perilaku individu

atau kelompok lain melalui transmisi beberapa pesan.3

Di dalam politik komunikasi persuasif memiliki peran khusus bagi

komunikator politik untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu dalam menarik

2 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik: Sebuah Pengantar (Bogor: Ghalia Indonesia), h.30 3 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), h. 115 4

perhatian masyarakat agar dalam pilkada menjadi target supaya masyarakat

menentukan pilihannya.

Dalam praktik politik, komunikasi persuasif diaplikasikan dalam

bentuk marketing politik. Marketing politik berfungsi mendukung sistem yang

dijalankan dalam komunikasi politik. Jika dihadapkan pada beberapa kegiatan

komunikasi politik, seperti kampanye politik, rekonstruksi dan transformasi

image politik, maka marketing politik menjadi metode yang juga terintegrasi

dalam kegiatan tersebut. Seperti inovasi produk politik yang hendak

ditawarkan dalam kampanye politik tentu menjadi pembahasan marketing

politik.4

Kesuksesan partai politik dan kemenangan pasangan kandidat dalam

sebuah pemilihan kepala daerah jelas bukanlah hal yang mudah, begitupun

yang terjadi pada pilkada provinsi Banten. Terpaan isu negatif yang ditujukan

kepada pasangan Wahidin Halim - Andika Hazrumy juga harus disikapi serius

oleh tim pemenangan agar kemenangan dapat diraih. Sebuah pendekatan

strategi marketing politik yang efektif, sekaligus efisien mutlak diperlukan.

Pendekatan marketing memang tidak menjamin kemenangan, namun strategi

marketing memberikan konsep untuk memudahkan bagaimana partai,

kandidat dan program politik ditawarkan sebagaimana menawarkan produk

komersial5. Dengan kenyataan tesebut, maka tim pemenangan pasangan

Wahidin Halim – Andika Hazrumy melakukan penerapan aktivitas marketing

politik dengan memperhatikan penilaian sosial dan peta kekuatan kandidat ini.

4 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik: Sebuah Pengantar (Bogor: Ghalia Indonesia), h.32 5 Hafied Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 13 5

Salah satu bagian dalam marketing politik adalah kampanye.

Kampanye adalah bagian yang inheren dari kegiatan pemilu. Menurut Roger

dan Storey, kampanye merupakan serangkaian tindakan komunikasi yang

terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar

khalayak yang dilakukan pada kurun waktu tertentu.6 Tujuan dari kampanye

politik adalah memberikan pengetahuan terhadap kandidat atau partai politik

tertentu, menumbuhkan rasa simpati, rasa suka, dan keberpihakan, sehingga

akhirnya dapat menggiring masyarakat untuk memilih.

Adapun pengertian kampanye menurut UU No. 8 tahun 2015 dan

PKPU No. 7 tahun 2015, kampanye adalah kegiatan menawarkan visi, misi,

dan program pasangan calon dan/atau informasi lainnya, yang bertujuan

mengenalkan atau meyakinkan pemilih untuk memilih calon pasangan

tertentu. Kampanye dilaksanakan sebagai wujud dari pendidikan politik

masyarakat yang dilaksanakan secara bertanggung jawab. Pendidikan politik

dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi pemilih dalam pemilihan.

Dalam pelaksanaan Pilkada di Provinsi Banten yang diikuti oleh

pasangan Dr. H. Wahidin Halim M.Si bersama H. Andika Hazrumy S.sos.

M.AP dan pasangan H. Rano Karno, S.IP bersama H. Embay Mulya Syarief

juga diwarnai aktifitas kampanye yang beragam dan dikemas agar menarik

perhatian para calon pemilih.

Peran marketing politik dalam aktifitas kampanye sangat penting

karena merupakan bagian dari aktivitas persuasi. Pada dasarnya political

6 Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik (Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011 ), h. 33 6

marketing adalah serangkaian aktivitas terencana, strategis, tapi juga taktis.

Tujuannya untuk membentuk dan menanamkan harapan, sikap, keyakinan,

orientasi dan prilaku pemilih.7 Bisa disimpulkan bahwa keberhasilan

marketing politik dalam berkomunikasi akan menciptakan dampak yang lebih

tinggi kadarnya dibanding dengan komunikasi informatif, karena selain

memiliki dampak kognitif, akan berdampak afektif, dan dampak behavioral.

Diantaranya tingkat keikutsertaan dalam pemilihan umum dan dukungan suara

kepada salah satu calon yang berhasil mempengaruhi pilihannya.

Berkaitan dengan marketing politik dan kampanye sebagai bagian yang

inheren didalamnya, terdapat unsur pertimbangan terhadap proses tersebut,

pola penerapan marketing politik dan isi dari kampanye menjadi bahan

penilaian masyarakat, maka proses penyampaian pesan politik memunculkan

sebuah penilaian sosial, yang dalam konteks komunikasi dikenal dengan

sebutan teori penilaian sosial (social judgment theory).

Dalam ini terdapat tiga zona sikap individu dalam melakukan interaksi

sosial yaitu penerimaan, penolakan dan non komitmen. Konsep ini diawali

ketika seseorang mendengar ataupun merespon suatu pesan maka seseorang

akan cenderung untuk memberikan penilaian berdasarkan atas pengalaman

yang telah dimiliki untuk menseleksi dan mempertimbangkan setiap informasi

yang diterima. Sherif berpendapat bahwa dalam menilai pesan-pesan

komunikasi terdapat proses-proses yang sama dalam beroperasi. Dalam

7 Sri Niken Handayani, Strategi Pemenangan Faisal – Biem Dalam Pemilukada Gubernur Provinsi DKI Jakarta 2012 (Jurnal Ilmu Pemerintahan Universitas Diponegoro, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, 2013) 7

persepsi sosial, acuan-acuan ini bersifat internal dan didasarkan pada

pengalaman masa lalu.8

Berdasar dari uraian tersebut, penulis tertarik meneliti mengenai

STRATEGI MARKETING KOMUNIKASI POLITIK PASANGAN

WAHIDIN HALIM – ANDIKA HAZRUMY PADA PEMENANGAN

PILKADA PROVINSI BANTEN 2017.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini, pembatasan masalah diambil agar penelitian

yang dilakukan lebih terarah dan terperinci. Pembatasan masalah atau

fokus penelitian ditujukan pada strategi marketing komunikasi politik

pasangan Wahidin Halim – Andika Hazrumy pada pemenangan pilkada

provinsi Banten 2017.

2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah adalah suatu pernyataan yang dirumuskan

dalam kalimat tanya, bersifat padat isi, jelas maksudnya serta memberikan

petunjuk tentang kemungkinan mengumpulkan data guna menjawab

pernyataan yang terkandung di dalamnya.9

Rumusan masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai

berikut:

8 Sarwono Wirawan, Teori-Teori Psikologi Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010) h. 218 9 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : CV Rajawali, 1993), h.71 8

“Bagaimana strategi marketing komunikasi politik pasangan Wahidin

Halim – Andika Hazrumy pada pemenangan Pilkada Provinsi Banten

2017?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan permasalahan yang telah dirumuskan oleh

peneliti, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

strategi marketing komunikasi politik pasangan Wahidin Halim – Andika

Hazrumy pada pemenangan pilkada provinsi Banten 2017.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penulis berharap penelitian ini dapat menambah khazanah

keilmuan dan referensi bagi berkembangnya kajian komunikasi politik

jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif

Hidayatullah, melalui kajian strategi marketing komunikasi politik

pasangan calon Wahidin Halim – Andika Hazrumy pada pemenangan

pilkada provinsi Banten 2017.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan saran

bagi strategi marketing komunikasi politik pasangan Wahidin Halim –

Andika Hazrumy pada pemenangan pilkada provinsi Banten 2017 9

apakah sesuai dengan konteks masyarakat provinsi Banten. Penulis

juga berharap agar penelitian ini dapat memberikan ide bagi partai

politik, kandidat, maupun tim sukses kandidat dalam membuat strategi

marketing komunikasi politik dalam pemenangan pilkada.

D. Metodologi Penelitian

Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan

untuk mendekati masalah dan mencari jawaban. Dengan ungkapan lain,

metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian.

Metodologi dipengaruhi atau berdasarkan perspektif teoritis yang kita gunakan

untuk melakukan penelitian, sementara perspektif teoritis itu sendiri adalah

suatu kerangka penjelasan atau interpretasi yang memungkinkan peneliti

memahami data dan menghubungkan data yang rumit dengan peristiwa dan

situasi lain.10

1. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah kumpulan dari sejumlah asumsi yang

dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berfikir

dalam penelitian.11 Paradigma penelitian membawa konsekuensi praktis

prilaku, cara berpikir, interpretasi, dan kebijakan dalam pemilihan masalah

penelitian. Paradigma juga bersifat normatif, menunjukkan pada mereka,

mengenai apa yang harus melakukan pertimbangan eksistensial ataupun

10 Deddy Mulyana, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), h. 145 11Lexy J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), h.49 10

epistemologis yang panjang.12 Penelitian ini menggunakan paradigma

konstruktivis. Paradigma konstruktivis yaitu paradigma yang hampir

merupakan antitesis dari paham yang meletakkan pengamatan dan

objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau ilmu pengetahuan.

Peneliti berusaha mengandalkan sebanyak mungkin pandangan partisipan

tentang situasi yang tengah diteliti. Dalam kontek konstruktivisme, peneliti

memiliki tujuan utama, yakni berusaha memaknai (menafsirkan) makna-

makna yang dimiliki orang lain tentang dunia ini.13

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian pada skripsi ini adalah pendekatan kualitatif

deskriptif. Yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah suatu

pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada gejala-

gejala yang bersifat alamiah karena orientasinya demikian, maka sifatnya

naturalistic dan mendasar atau bersifat alamiah serta tidak bisa dilakukan di

laboratorium melainkan harus terjun lapangan.14

Pendekatan kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan

sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya.

Pendekatan ini lebih menekankan pada persoalan kedalaman (kualitas) data

bukan banyaknya kuantitas data.15

3. Metode Penelitian

12Deddy Mulyana, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), h.9 13John W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed (: Pustaka Pelajar, 2010), h. 11-12 14 Muhammad Nazir, Metode Penelitian (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1986), h. 159 15 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. Ke-5 h.56 11

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus (case

study). Jika diidentifikasi ada tiga jenis kajian dalam kasus (case study).

Jenis pertama adalah studi kasus instrinsik (instrinsic case study). Jenis ini

ditempuh oleh peneliti yang ingin lebih memahami sebuah kasus tertentu.

Jenis ini ditempuh bukan karena suatu kasus mewakili kasus-kasus lain atau

karena menggambarkan sifat atau problem tertentu, namun karena, dalam

keseluruhan aspek kekhususan dan kesederhanaannya, kasus itu sendiri

menjadi menarik minat. Kedua, studi kasus instrumental (instrumental case

study). Jenis ini digunakan untuk meneliti suatu kasus tertentu agar terjadi

sebuah perspektif tentang isu dan perbaikan suatu teori. Dalam hal ini,

kasus tidak menjadi minat utama; kasus memainkan peran suportif, yang

memudahkan pemahaman kita tentang sesuatu yang lain. Ketiga, studi

kasus kolektif (collective case study). Jenis ini bukan berarti melakukan

studi tentang kasus kolektif, namun lebih sebagai pengembangan dari studi

instrumental ke dalam beberapa kasus.16

Dalam hal ini studi kasus yang dipilih tentunya adalah studi kasus

yang pertama yakni studi kasus instrinsik mengingat kajian strategi

marketing politik merupakan kajian komunikasi politik yang selalu akan

terbarukan.

4. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitiannya adalah tim pemenangan pasangan Wahidin

Halim – Andika Hazrumy. Adapun objek penelitiannya adalah straetgi

16 Norman K. Denzin & Yvonna S. Lincoln, Handbook of Qualitative Research (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 300-301 12

marketing komunikasi politik pasangan Wahidin Halim – Andika Hazrumy

pada pemenangan Pilkada Provinsi Banten 2017.

5. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama masa kampanye pemilihan

gubernur dan wakil gubernur provinsi Banten 2017. Kampanye yang

dilakukan sesuai dengan jadwal Kampanye dari KPU, yaitu dimulai pada

23 Oktober 2016 – 11 Februari 2017.

6. Tahapan Penelitian

a. Teknik Pengumpulan Data

Untuk menyelesaikan penelitian ini, peneliti melakukan

pengumpulan data agar lengkap dengan melakukan beberapa tekhnik,

yaitu:

1) Wawancara mendalam merupakan instrumen utama dalam

melakukan penelitian ini. Wawancara dilakukan untuk menambah

data yang diperlukan melalui tanya jawab seputar topik yang terkait

dengan permasalahan ini. Yang akan menjadi sumber data utama

adalah tim pemenangan pasangan Wahidin Halim - Andika

Hazrumy atau orang yang dapat mewakili dan dianggap

berkompeten untuk memberikan data yang valid.

2) Observasi langsung untuk mengamati penerapan strategi marketing

komunikasi politik pasangan Wahidin Halim - Andika Hazrumy.

3) Dokumentasi, yaitu kegiatan mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah

dan sebagainya. 13

b. Tehnik Pengolahan Data

Setelah data dan informasi terkumpul, selanjutnya data-data

tersebut akan diolah. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid,

pemeriksaan data juga diperlukan agar keabsahan data dapat

meningkatkan derajat kepercayaan dalam penelitian kualitatif. Dalam

keabsahan data ada lima tekhnik pemeriksaan data, yaitu: pertama,

tekhnik triangulasi antar sumber data, antar tekhnik pengumpulan data

dan antar pengumpul data. Kedua, pengecekan kebenaran informasi

yang tertulis dalam naskah rencana laporan penelitian kepada para

informan (member check). Ketiga, akan mendiskusikan dengan teman

sejawat. Keempat, analisis kasus negatif, yakni kasus yang tidak sesuai

dengan hasil penelitian yang sudah ada hingga waktu tertentu. Kelima,

perpanjangan waktu penelitian.17 Triangulasi adalah tekhnik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain

diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembandingan

terhadap itu.18

c. Tehnik Analisis Data

Dari data-data yang dikumpulkan, kemudian penulis analisis

dan dari hasil analisis yang dirasa kurang tepat, peneliti kritisi lebih

lanjut. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis, yang

melaporkan data dengan menerangkan, memberikan gambaran, dan

17 Prof. Dr. Hamidi, M.Si, Metode Penelitian Kualitatif: Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan Laporan Penelitian, (Malang: UMM Press, 2010), h.67-68. 18 Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h.178 14

mengklasifikasikan serta menginterpretasikan data yang terkumpul apa

adanya, untuk kemudian disimpulkan.

E. Pedoman Penulisan

Adapun pedoman penulisan dalam penelitian ini adalah menggunakan

“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” yang

diterbitkan menurut Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta nomor

507 tahun 2017.

F. Tinjauan Pustaka

Penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan

dan acuan. Selain itu, untuk menghindari anggapan kesamaan dengan

penelitian ini. Maka dalam tinjauan pustaka ini peneliti mencantumkan hasil-

hasil penelitian terdahulu.

Inco Hary Perdana, dalam tesisnya menjelaskan bagaimana strategi

political marketing Partai Nasdem sebagai partai politik baru agar dapat

memenangkan pemilu 2014 dan bagaimana membahas peran kepemilikan

media dalam mencapai tujuan tersebut. Dalam penelitian yang menggunakan

kerangka konsep political marketing Lees-Marshment (2011) dan strategi

kampanye partai politik dari Nursal (2014), disimpulkan bahwa partai Nasdem

merupakan sales oriented party dan banyak menggunakan pull political

marketing dalam menyampaikan pesan politik mereka. Melihat fakta bahwa di

Negara Indonesia partai politik masih sangat lekat dengan figur ketokohan

untuk dapat mengerek elektabilitas partai, juga dibahas tentang fenomena 15

partai Demokrat dengan bagaimana ketokohan SBY dapat memenangkan

pemilu 2009 untuk bisa mengelaborasi strategi partai politik partai Nasdem.19

Ari As‟ari, melakukan penelitian untuk tesisnya mengenai

keberhasilan DPC partai Hanura Kabupaten Ketapang Barat.

Partai politik yang tergolong baru ini meraih suara yang cukup signifikan pada

pemilu 2009 di wilayah Kabupaten Ketapang yang notabenenya adalah basis

suara Partai . Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa strategi yang

dilakukan Partai Hanura Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat adalah

dengan cara door to door (dari pintu ke pintu) menyapa langsung calon

pemilih, melakukan dialog dengan masyarakat dan menempatkan caleg yang

sesuai dengan minat dan harapan masyarakat.20

Muhammad Rosit, dalam tesisnya mengenai strategi komunikasi

politik dalam pilkada (studi kasus pemenangan pasangan kandidat Ratu Atut

dan Rano Karno pada pilkada 2011), mendapatkan poin utama dari hasil

analisa penelitian yakni peran tim sukses pemenangan pasangan ini sangat

efektif dalam mendulang suara pemilih masyarakat Banten. Mengaktifkan tim

relawan (RBB dan SAHABAT) dan menjadikan hasil survey sebagai dasar

strategi komunikasi politik. Tingkat popularitas pasangan calon Ratu Atut

Chosiyah dan Rano Karno yang tinggi dibanding pasangan calon lainnya serta

tim sukses yang „dirawat‟ dengan baik juga menjadi mesin penentu

19 Inco Hary Perdana, Political Marketing Partai Politik Baru Menuju Pemilu 2014(Studi kasus: Strategi Pemenangan Partai Nasdem). Tesis program pascasarjana Managemen Komunikasi Politik, Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, 2012. 20 Badrul Munir, Strategi Marketing Mix dalam Kampanye Pemenangan Pemilihan Kepala Daerah (Studi Deskriptif pada Tim Pemenangan Haryadi Suyuti-Imam Priyono dalam Pemilukada Kota Yogyakarta Tahun 2011). Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jurusan Ilmu Komunikasi, 2012. 16

kemenangan yang terus melakukan manuver di tataran akar rumput hingga

melakukan pemantapan kemenangan.21

Persamaan penelitiannya adalah hasil perolehan suara yang diharapkan

dari konstituen, perbedaannya penelitian ini adalah serangkaian aktifitas dari

praktik politik baik yang dilakukan oleh partai atau tim pemenangan pasangan

calon.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ditujukan untuk memudahkan pemahaman

tentang penelitian ini, maka penulis membagi skripsi ini menjadi lima bagian

yang terdiri dari bab per bab, yang berkaitan dan merupakan satu kesatuan

yang utuh dari skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab pertama tentang pendahuluan. Dalam bab ini memuat tentang

latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian,

tinjauan pustaka, pedoman penulisan serta sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN TEORITIS

Bab kedua, dalam bab ini membahas mengenai pengertian dari

strategi, penjelasan tentang strategi komunikasi politik,

manajemen strategis, teori persuasif, pengertian dan definisi

21 Citra Ari Nugroho, Kegiatan Political Marketing Seno Samudra Dalam Menyongsong Pilkada Boyolali 2010 (Skripsi Universitas Sebelas Maret, Jurusan Ilmu Komunikasi, 2010) 17

kampanye politik, model kampanye, dan varian strategi

kampanye politik. Teori yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teori penilaian sosial (social judgment theory).

BAB III GAMBARAN UMUM

Bab ketiga, berisi tentang gambaran umum Tim Pemenangan

Pasangan Wahidin Halim-Andika Hazrumy, profil pasangan

Wahidin Halim – Andika Hazrumy, visi misi dan program

pasangan calon.

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS

Bab keempat, berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan

semua data mengenai strategi marketing komunikasi politik

pasangan Wahidin Halim-Andika Hazrumy pada pilkada provinsi

Banten 2017 yang telah di dapat, dikumpulkan, diolah, dan

dianalisis menggunakan teori yang telah dijabarkan pada bab dua.

BAB V PENUTUP

Bab kelima, sebagai penutup yang terdiri atas kesimpulan, saran

saran, dan rekomendasi untuk penelitian yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN BAB II

KAJIAN TEORI

A. Teori Penilaian Sosial (Social Judgment Theory)

Berkaitan dengan marketing politik dan kampanye sebagai bagian yang

inheren didalamnya, terdapat unsur pertimbangan terhadap proses tersebut,

pola penerapan marketing politik dan isi dari kampanye menjadi bahan

penilaian masyarakat, maka proses penyampaian pesan politik memunculkan

sebuah penilaian sosial, yang dalam konteks komunikasi dikenal dengan

sebutan teori penilaian sosial (social judgment theory).

Penemu teori penilaian sosial (social judgment theory), Muzafer Sherif

yang merupakan seorang psikolog dari Oklahoma University AS, menjelaskan

teorinya sebagai berikut:22

1. Manusia tidak akan menerima suatu pesan secara mutlak sebelum

melakukan penilaian berdasarkan apa yang selama ini diyakini.

2. Perubahan sikap seseorang terhadap objek sosial atau isu tertentu

merupakan hasil proses pertimbangan (judgement) yang terdiri dalam

diri orang tersebut terhadap pokok persoalan yang dihadapi.

3. Proses mempertimbangkan isu atau objek sosial tersebut berpatokan

pada kerangkan tujuan yang dimiliki seseorang.

Dalam teori penilaian sosial ini terdapat tiga zona sikap individu dalam

melakukan interaksi sosial yaitu penerimaan, penolakan dan non komitmen.

Konsep ini diawali ketika seseorang mendengar ataupun merespon suatu

22 M. Sherif. Attitude and Attitude Change: The Social Judgement-Involvement Approach.(Philadephia:W.B Saun-ders, 1956), h. 218

18 19

pesan maka seseorang akan cenderung untuk memberikan penilaian

berdasarkan atas pengalaman yang telah dimiliki untuk menseleksi dan

mempertimbangkan setiap informasi yang diterima. Sherif berpendapat bahwa

d alam menilai pesan-pesan komunikasi terdapat proses-proses yang sama

dalam beroperasi. Dalam persepsi sosial, acuan-acuan ini bersifat internal dan

didasarkan pada pengalaman masa lalu.23

Gambar 2.124 Konsep Teori Penilaian Sosial

Penyerapan berbagai aspek dari suatu isu

EGO-INVOLVEMENT

LATITUDE OF LATITUDE OF NONCOMMITM LATITUDE ACCEPTANCE ENT OF REJECTION

ASSIMILATION

CONTRAST EFFECT

Keterlibatan ego menurut Sheriff merupakan hal yang krusial terhadap

suatu isu atau masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Oleh karena itu,

keterlibatan diri merupakan variabel kunci dalam penentuan rentang

penerimaan dan juga rentang penolakan dalam diri seseorang. Hal ini

merupakan tingkatan sejauh mana sikap seseorang terhadap sesuatu yang

23 Sarwono Wirawan, Teori-Teori Psikologi Sosial (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010) h. 218 24 Sarwono Wirawan, Teori-Teori Psikologi Sosial (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010) h. 220 20

mempengaruhi konsep diri atau tingkat penting yang diberikan pada masalah

tersebut. Ego-Involvement adalah derajat arti penting suatu isu bagi

seseorang. Semakin berarti suatu isu bagi seseorang, semakin kecil

25 kemungkinan orang berpengaruh.

Menurut Muzafer Sherif ada 3 rujukan yang digunakan dalam

merespon suatu stimulus yang dihadapi:26

1. Latitude of acceptance yang terdiri dari pendapat yang masih dapat

diterima dan ditoleransi. Proses pertimbangan di atas menurut Sherif &

Hovland berlaku baik untuk pertimbangan fisik (misalnya; berat)

maupun pengukuran sikap. Walaupun demikian ada dua perbedaan

antara pertimbangan terhadap situasi fisik yang bersifat obyektif

dengan sikap. Dalam sikap, individu sudah membawa klasifikasinya

sendiri dalam menilai suatu obyek dan ini mempengaruhi penerimaan

atau penolakan individu terhadap obyek tersebut. Kedua, pertimbangan

sosial (sikap) berbeda-beda dari satu individu ke individu yang lain,

padahal dalam pertimbangan fisik tidak terdapat variasi yang terlalu

besar. Perbedaan-perbedaan atau variasi antara individu ini mendorong

timbulnya konsep-konsep tentang garis-garis lintang (latitude), Garis

lintang penerimaan (latitude of acceptance) adalah rangkaian posisi

sikap diterima atau ditolerir oleh individu. Garis lintang penolakan

(latitude of rejection) adalah rangkaian posisi sikap yang tidak dapat

diterima oleh individu. Garis lintang ketidakterlibatan (latitude of

25 Sarwono Wirawan, Teori-Teori Psikologi Sosial (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010) h. 218 26 Sarwono Wirawan, Teori-Teori Psikologi Sosial (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010) h. 218 21

noncommitment) adalah posisi-posisi yang tidak termasuk dalam dua

garis lintang yang pertama. Jadi individu tidak menerima, tetapi juga

tidak menolak, acuh tak acuh. Interaksi antara garis-garis lintang inilah

yang akan menentukan sikap individu terhadap pernyataan-pernyataan

tertentu dalam situasi tertentu. Kalau pernyataan itu jatuh pada garis

lintang penerimaan, maka individu akan setuju dengan pernyataan itu.

Jika pernyataan itu jatuh ke garis lintang penolakan, individu tersebut

akan tidak menyetujuinya.

2. Latitude of rejection yang mencakup gagasan yang ditolak karena

tidak rasional. Jika seseorang individu melibatkan dirinya sendiri

dalam situasi yang dinilainya sendiri, maka ia akan menjadikan dirinya

sendiri sebagai patokan. Hanya hal-hal yang dekat dengan posisinya

mau diterimanya. Makin terlibat individu itu, maka ambang

penerimaannya makin tinggi dan makin sedikit hal-hal yang mau

diterimanya. Asimilasi jadi makin kurang. Sebaliknya, ambang

penolakan makin rendah, sehingga makin banyak hal-hal yang tidak

bisa diterimanya. Hal ini makin terasa jika individu diperbolehkan

menggunakan patokan-patokannya sendiri seberapa banyak pun dia

anggap perlu.

3. Latitude of noncommitment yang terdiri dari pendapat atau pesan

persuasif yang tidak kita tolak dan tidak kita terima komunikasi,

menurut Sherif & Hovland, bisa mendekatkan sikap individu dengan

sikap-sikap orang lain, tetapi bisa juga malah makin menjauhkannya.

Hal ini tergantung dari posisi awal individu tersebut terhadap posisi 22

individu-individu lain. Jika posisi awal mereka saling berdekatan,

komunikasi akan lebih memperjelas persamaan-persamaan antara

mereka dan dekatnya posisi mereka sehinga terjadilah pendekatan-

pendekatan. Tetapi sebaliknya, jika posisi awal sudah saling berjauhan,

maka komunikasi malah akan mempertegas perbedaan dan posisi

mereka akan saling menjauh. Dengan perkataan lain, jika seseorang

terlibat dalam situasi isu, maka posisinya sendiri akan dijadikannya

patokan. Terhadap sikap-sikap yang tidak jauh dari posisinya sendiri ia

akan menilai; cukup beralasan, dapat dimengerti dan sebagainya. Dan

suatu komunikasi dapat menggeser posisinya mendekati posisi-posisi

lain tersebut. Sebaliknya, posisi-posisi yang jauh akan dinilai tidak

beralasan, kurang wajar dan sebagainya, sehingga jika dalam hal ini

tetap dilakukan komunikasi, maka akan terjadi efek bumerang dari

komunikasi itu, yaitu posisi-posisi dari sikap-sikap itu malah akan

makin menjauh.

Jadi teori ini menjelaskan tentang bagaimana individu menilai pesan- pesan yang mereka terima, lalu dari pesan yang mereka terima, mereka juga bisa memprediksi bahwa seseorang menerima atau menolak terhadap pesan- pesan yang masuk. Selain itu juga teori ini juga melahirkan hipotesis- hipotesis baru dan memperluas rentangan pengetahuan seseorang, termasuk kita ketika sedang menerima pesan-pesan, dan juga memiliki kekuatan terorganisir melalui pengorganisasian pengetahuan yang ada di dalam otak seseorang mengenai sesuatu. Tingkat kredibilitas seorang persuader sangat ditentukan oleh penilaian sosial. Oleh sebab itu, cara menjadi persuader yang 23

baik adalah dengan selalu berorientasi pada prilaku setiap individu dan cara

mereka membentuk keputusan yang telah diterima, ditolak atau memilih tidak

terlibatan pada keduanya.27

B. Pengertian Strategi

Strategi berasal dari kata bahasa Yunani “strategos” dan mengarah

kepada keseluruhan peran komando umum militer. Akan tetapi dalam hal

bisnis, strategi adalah menentukan lingkup dan arah suatu pengembangan

organisasi dan bagaimana dapat mencapai strategi yang kompetitif.28 Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang cermat

mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.29

Adapun menurut Ahmad S. Adnanputra, M.A., M.S., pakar Humas

dalam naskah workshop berjudul PR Strategy, mengatakan bahwa arti strategi

adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana

merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya

perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen.30

Menurut Onong Uchjana Effendy, dalam bukunya yang berjudul

“Dinamika Komunikasi”, strategi merupakan perencanaan (planning) dan

manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan.31 Pada buku yang

ditulis oleh Rosady Ruslan yang berjudul “Kiat dan Strategi Kampanye Public

Relations”, menjelaskan bahwa strategi itu pada hakikatnya adalah suatu

27 Antar Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010) h. 83 28Keith Butterick, Pengantar Public Relations: Teori dan Praktik. Penerjemah Nurul Hasfi(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), h. 153 29Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 1092 30Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media: Komunikasi Konsepsi danAplikasi (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2006), h. 123 31Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,1992), h. 29 24

perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik

operasionalnya.32Bennet menggambarkan strategi sebagai arah yang dipilih

organisasi untuk diikuti dalam mencapai misinya.33

1. Manajemen Strategis

Manajeman strategis merupakan sebagai seni dan ilmu untuk

memformulasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan

lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya.

Proses manajeman strategis dapat dilakukan dengan cara memilih

beberapa alternatif keputusan dan tindakan yang diambil di tingkat

manajeman bisnis dengan melakukan konsultasi seluruh level manajemen

untuk melakukan aktivitas panjang dari organisasi. Untuk mencapai

keberhasilan dari proses manajemen strategis organisasi dapat dilakukan

melalui perencanaan strategis dengan melaksanakan penyusunan dan

pengembangan strategi. Beberapa pendekatan dan teknik analisa strategis

dapat digunakan untuk menyusun dan mengembangkan perencanaan

strategi dalam menghadapi perubahan lingkungan organisasi dalam suatu

proses manajemen strategi. Dinamika perubahan lingkungan organisasi

akan membawa dampak yang merugikan maupun yang menguntungkan,

baik secara langsung maupun tidak langsung yang berpengaruh pada

kelangsungan hidup organisasi. Dengan demikian, proses manajemen

strategis diharapkan dapat membantu organisasi dalam menghadapi

dampak dari dinamika perubahan lingkungan.

32Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007) h. 37 33Sandra Oliver, Strategi Public Relations (London: KOGAN PAGE LTD, 2001) h. 2.Penerjemah Sigit Purwanto, S.S. 25

Sebuah organisasi atau partai politik harus pandai berinovasi.

Inovasi ini untuk menghadapi kondisi perubahan lingkungan eksternal

yang tidak selalu stabil. Oleh karena itu, organisasi dan partai politik

dengan selalu berinovasi akan selalu eksis di setiap perubahan zaman.

Berbagai macam tantangan maupun ancaman yang selalu ada, misalnya

munculnya partai-partai baru yang menuntut untuk melakukan inovasi dari

partai-partai yang ikut kontestasi. Begitu juga seorang kandidat harus

pandai berinovasi dalam menghadapi lingkungan dan perilaku pemilih

yang semakin menampakkan sikap rasionalitas dalam menentukan hak

suaranya. Bukti nyata bahwa seorang kandidat mampu berinovasi adalah

ia bisa menyesuaikan di mana dan kapanpun berada, dan yang terpenting

ialah masyarakat masih yakin dan percaya terhadapnya dengan wujud

terpilih dalam kontestasi di pilkada.

Dalam manajemen strategis terdapat bagian-bagian yang penting

diketahui, karena ini menjadi modal dasar untuk mengimplementasikan

strategi manajemen yang efektif sesuai dengan kondisi dan kontekstual.

Model dasar manajemen strategi terdiri dari empat elemen, yaitu:34

1. Mengamati lingkungan. Merupakan mengawasi, mengevaluasi, dan

menyebarkan informasi dari lingkungan eksternal maupun internal

untuk keserasian orang dengan perusahaan. Maksudnya yaitu

mengidentifikasi faktor-faktor strategis dari elemen eksternal

maupun internal yang akan menentukan masa depan organisasi.

34 Wheelen dan J. David Hunger, Manajemen Strategis (Yogyakarta: Andi, 2003) h.10-18 26

2. Formulasi strategi. Mengembangkan rencana jangka panjang untuk

efektifitas manajemen dalam menghadapi peluang, ancaman,

kekuatan dan kelemahan perusahaan/organisasi.

3. Implementasi Strategi. Sebuah proses di mana strategi dan

kebijakan diletakkan ke dalam pelaksanaan melalui pengembangan

program, alokasi dan prosedur. Proses ini mencakup ke dalam

budaya, struktur, dan sistem manajeman organisasi. Kecuali adanya

perubahan yang besar, maka dibutuhkan implementasi strategi yang

dilakukan oleh manajer pada kelas bawah dan menengah dengan

tinjauan manajer utama.

4. Evaluasi dan pengawasan. Sebuah proses di mana hasil aktivitas

dan penampilan perusahaan/organisasi diawasi sehingga hasil

pencapaian saat ini dapat dibandingkan dengan target pencapaian.

Manajer dalam semua level akan menggunakan hasil informasi

untuk mengoreksi dan menyelesaikan masalah. Meskipun evaluasi

dan kontrol merupakan elemen terakhir dari manajemen strategis.

C. Marketing Politik

1. Pengertian Marketing Politik

Metode dan pendekatan marketing dalam praktik politik saat ini

dapat dirasakan sebagai sebuah keniscayaan, seiring dengan makin 27

tingginya persaingan di ranah politik. Ilmu marketing memegang peranan

penting dalam aktivitas yang dilakukan institusi-institusi politik.35

Pemasaran politik menurut Adman Nursal adalah serangkaian

aktivitas terencana, strategis tetapi juga taktis, berdimensi jangka panjang

dan jangka pendek, untuk menyebarkan makna politik kepada pemilih.36

Demikian pula Neuman dan Perloff menjelaskan tentang penerapan

prinsip dan cara marketing di dalam kampanye politik oleh berbagai

individu dan organisasi. Cara kerja itu sendiri meliputi analisis,

perkembangan, pengeksekusian, perencanaan, strategi kampanye yang

dilakukan oleh para kandidat, partai-partai politik, pemerintah, para

penglobi dan kelompok kepentingan yang mencoba mengendalikan opini

publik, mengembangkan ideologi mereka, memenangkan pemilihan dalam

pemungutan suara umum sebagai jawaban untuk keinginan dan keperluan

dan kelompok orang-orang tertentu dalam masyarakat.37

Definisi di atas jelas menerangkan bahwa yang menjadi sorotan

utama dari marketing politik adalah penggunaan pendekatan dan metode

untuk membantu politikus atau para aktor politik (individual maupun

partai) agar lebih efisien dan efektif di masa kampanye. Semakin serunya

persaingan antar kandidat pilkada dengan satu dengan yang lainnya

membuat kreatif pula cara tim sukses untuk mendapat perhatian

masyarakat.

35Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011) h. 41

36Adman Nursal, Strategi Memenangkan Pemilihan Umum (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004) h.28 37Pawito, 2009, Komunikasi Politik : Media Massa dan kampanye pemilihan (Jogjakarta:Jala Sutra,2009)h.209 28

Kampanye tidak lepas bagaimana strategi disusun untuk

mengetahui situasi dan lapangan di mana audiens politiknya. Strategi

kampanye merupakan prinsip yang dikembangkan dalam mencapai tujuan-

tujuan. Ada beberapa prinsip dalam memperoleh perhatian dalam

mengembangkan strategi kampanye di antaranya:38

a. Positioning

Positioning diartikan sebagai semua aktivitas untuk menanamkan

kesan di benak para konsumen agara mereka bisa membedakan produk

dan jasa yang dihasilkan oleh organisasi bersangkutan. Dalam

Positioning, atribut produk dan jasa yang dihasilkan akan direkam

dalam bentuk image yang terdapat dalam sistem kognitif konsumen.

Dengan demikian konsumen dapat membedakan mana produk jasa-

jasa lainnya.

b. Branding

Branding dalam pemahaman politik lebih merupakan upaya strategis

mengenai produk politik yang terdapat simbol dan nilai-nilai sosial

yang teradopsi dan kemudian dikehendaki untuk diyakini oleh

masyarakat. Phillip Kotler misalnya menyarankan identifikasi

tingkatan makna yang selayaknya dapat diusung oleh merek, yaitu:

1) Atribute, merek selayaknya mengusung keunggulan, keistimewaan,

kualitas, dan kekuatan.

2) Benefit, keistimewaan, keunggulan dan kekuatan tersebut harus

diterjemahkan ke dalam keuntungan emosional dan fungsional.

38Gun Gun Heryanto dkk, Komunikasi Politik, (Bogor: Galia Indonesia, 2013), hal.34-35 29

3) Values, merek selayaknya juga dapat mengatakan sesuatu

mengenai nilai-nilai atau lebih tepatnya adalah kelebihan-kelebihan

yang dimilki produsen tentang produknya.

4) Culture, merek selayaknya juga mempresentasikan budaya

tertentu.

5) Personality, merek seharusnya juga dapat memproyeksikan

kepribadian tertentu.

6) User, merek sebaiknya juga mampu menyuguhkan kenyataan-

kenyataan mengenai siapa sebenarnya konsumen.

c. Segmenting

Keberagaman sosial masyarakat harus dipetakan sedemikian

rapih dalam membangun tetap tidaknya strategi kampanye politik.

Segementasi penting dilakukan mengingat institusi politik diharapkan

dapat selalu hadir dalam berbagai karakteristik pemilih. Hadir tidaknya

suatu institusi politik selalu diartikan sebagai keberadaaan fisiknya di

tengah-tengah pemilih misalnya melaui kunjungan ke daerah-daerah

terpencil.

2. Marketing Politik dalam Komunikasi Politik

Perkembangan partisipasi politik di Indonesia dewasa ini telah

mengalami perubahan yang sangat signifikan. Dunia politik yang awalnya

hanya dimonopoli para elite politik telah bergeser menjadi konsumsi

publik. Hal ini ditunjukkan dengan semakin tingginya partisipasi politik

masyarakat, media, dan LSM. Bahkan partisipasi masyarakat terhadap

politik tidak hanya direfleksikan dengan mengutarakan hak pilihnya dalam 30

pemilu, tetapi dalam semua usaha untuk mempengaruhi kebijakan

publik.39

Tidak hanya partisipasi politik masyarakat saja yang berubah

namun iklim politik di Indonesia pun sudah mulai terjadi perubahan. Kini

dengan semakin banyak persaingan terbuka dan transparan, kontestan

membutuhkan metode jitu yang dapat memfasilitasi mereka dalam

memasarkan gagasan politik, isu politik, ideologi partai, karakteristik

pemimpin partai, dan program kerja kepada masyarakat. Sehingga

marketing politik menjadi penting bagi kontestan dalam upaya

memenangkan persaingan politik.

Mengingat heterogenitas penduduk dan meningkatnya kualitas

pendidikan di Indonesia menjadi tantangan bagi marketing politik dalam

menerapkan strategi sehingga diterima oleh masyarakat. Marketing politik

harus menerapkan strategi yang berbeda untuk setiap segmen masyarakat

yang berbeda.

Tidak hanya itu saja, seiring dengan perkembangan masyarakat

kini menjadi pragmatis dalam menyingkapi hal-hal yang berlangsung di

dunia politik. Artinya, masyarakat lebih tertarik kepada apa saja yang bisa

diperbuat kandidat dalam upaya memecahkan masalah yang mereka alami.

Janji politik saja tidak cukup, masyarakat sekarang lebih menuntut

realisasi dari janji-janji yang diutarakan.

Kebutuhan komunikasi politik dalam marketing politik terlihat

jelas dalam menjawab tantangan di atas.Marketing politik memang

39Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik (Jakarta: LembagaPenelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011) h. 41 31

menyediakan perangkat teknik dan metode marketing dalam dunia politik,

namun keandalan komunikator politik dalam meyakinkan bahwa orang

yang diwakilinya merupakan pemimpin yang efektif merupakan kunci

keberhasilan. Seorang ahli kampanye harus memiliki kemampuan

merasakan denyut masyarakat sehingga dapat merespon opini publik

dengan baik.

D. Konseptualisasi Kampanye Politik

1. Pengertian Kampanye

Pada prinsipnya kampanye merupakan suatu proses kegiatan

komunikasi individu atau kelompok yang dilakukan secara terlembaga dan

bertujuan untuk menciptakan suatu efek atau dampak tertentu.

Kotler dan Roberto seperti yang dikutip dalam Hafied Cangara

menjelaskan bahwa “Campaign is an organized effort conducted by one

group (the change agent) which intends to persuade others (the target

adopter), to accept, modify, or abandon certain ideas, attitudes, practices

and behavioral”. Pendapat ini mengungkapkan bahwa kampanye adalah

sebuah upaya yang diorganisasi oleh suatu kelompok (agen perubahan)

yang ditujukan untuk memersuasi target sasaran agar bisa menerima,

memodifikasi atau membuang ide, sikap dan perilaku tertentu.40

Sejalan dengan pendapat di atas, Pfau dan Parrot yang dikutip dalam

Gun Gun Heryanto memiliki rumusan tentang kampanye yaitu, kampanye

adalah suatu proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan

40Hafied Cangara, Komunikasi Politik Konsep, Teori, dan Strategi (Jakarta; RajaGrafindo, 2009), h. 229 32

berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentang waktu tertentu dengan

tujuan memengaruhi khalayak sasaran yang telah ditetapkan.41

Bertolak dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

aktivitas kampanye meliputi (1) tindakan kampanye yang harus melalui

serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisasi, (2) mencakup jumlah

khalayak dansasaran yang besar, (3) biasanya dipusatkan pada kurun

waktu tertentu, dan (4) kampanye ditujukan untuk menciptakan efek

tertentu.

2. Pengertian dan Definisi Kampanye Politik

Sebagai bagian dari proses demokrasi di Indonesia, kampanye

politik saat ini dapat dirasakan sebagai sebuah keniscayaan, seiring dengan

makin tingginya persaingan di ranah politik. Kampanye merupakan bagian

dari ilmu komunikasi politik atau sering di sebut public relation politik

dan memegang peranan penting dalam aktivitas yang dilakukan oleh para

pelaku politik. Namun, kampanye dalam penerapannya di dunia politik

tentu mengalami sebuah redefinisi, dengan maksud bahwa apabila

diterapkan dalam dunia politik sehingga dikenal dengan kampanye politik.

Politik, sebagai seni kemungkinan-kemungkinan, selalu

menempatkan komunikasi sebagai salah satu unsur pokok di dalamnya.

Kendati komunikasi bukanlah panacea (obat mujarab) untuk semua

penyakit, nyaris mustahil proses-proses politik bisa maksimal tanpa peran

komunikasi di setiap tahapannya.42

41Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik (Jakarta: LembagaPenelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011), h. 33 42 Antar Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010) h. 4 33

Orang sering mempersamakan kampanye dengan propaganda. Hal

ini tidak sepenuhnya salah karena keduanya memang merupakan wujud

tindakan komunikasi yang terencana dan sama-sama ditujukan untuk

mempengaruhi khalayak. Kampanye dan propaganda juga sama-sama

menggunakan berbagai saluran komunikasi untuk menyampaikan gagasan-

gagasan mereka. Jadi pada kenyataannya memang ada beberapa kemiripan

diantara kedua konsep tersebut. Bedanya, istilah propaganda telah dikenal

lebih dulu dan memiliki konotasi yang negatif, sementara istilah kampanye

baru memasyarakat pada tujuh puluh tahun terakhir serta memiliki citra

positif dan akademis.43

Pengertian secara umum tentang istilah kampanye yang dikenal

sejak 1940-an campaign is generally exemply persuasion in action

(kampanye secara umum menampilkan suatu kegiatan yang bertitik tolak

untuk membujuk), dan telah banyak dikemukakan beberapa ilmuwan, ahli

dan praktisi komunikasi.44

Roger dan Storey mendefinisikan kampanye sebagai “Serangkaian

tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek

tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan

pada kurun waktu tertentu”.45

Menurut Rajasundaram, a campaign is a coordinated use of different methods of communication aimed at focusing attention on a particular problem and its solution over a periode of time. Suatu kampanye merupakan koordinasi dari berbagai perbedaan metode komunikasi yang memfokuskan perhatian pada permasalahan

43Antar Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010) h. 5 44 Ruslan Rosady, Kampanye Public Relations (Jakarta: Rajawali Press, 2007)h. 23 45Gun Gun Heryanto & Zarkasy Irwa, Public Relations Politik (Bogor: Ghalia Indonesia,2012) h. 83 34

tertentu dan sekaligus cara pemecahannya dalam kurun waktu tertentu.46 Sementara itu, menurut Pfau dan Parrot, a campaign is conscious sustained and incremental process designed to be implemented over a specified period of time for purpose of influencing a specified audience.Kampanye adalah suatu proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentang waktu dengan tujuan memengaruhi khalayak sasaran yang telah ditetapkan.47

Adanya metode dan konsep kampanye yang diterapkan dalam

dunia politik, terasa ada gairah tersendiri dalam pemahaman dan praktik

politik saat ini. Politik menjadi lebih dekat dengan masyarakat, menjadi

wacana yang sering didiskusikan, dibincangkan, didebatkan, bahkan

dihadirkan dengan berbagai pendekatan ke masyarakat dan lebih disukai

oleh kalangan manapun.

Selain definisi kampanye, kita perlu mengetahui definisi politik

sebab kampanye politik secara mendasar ditopang oleh bidang ilmu

politik. Deliar Noer mendefinisikan politik sebagaimana yang dikutip Gun

Gun Heryanto, bahwa politik merupakan aktifitas atau sikap yang

berhubungan dengan kekuasaan dan yang bermaksud untuk mempengaruhi

dengan jalan mengubah atau mempertahankan suatu bentuk susunan

masyarakat.48

Dengan demikian, kampanye adalah tindakan komunikasi yang

terorganisir yang diarahkan khalayak tertentu, dan pada periode waktu

tertentu guna mencapai tujuan tertentu. Menurut Charles U. Larson seperti

46Ruslan Rosady, Kampanye Public Relations (Jakarta: Rajawali Press, 2007) h. 23-25 47Gun Gun Heryanto & Zarkasy Irwa, Public Relations Politik (Bogor: Ghalia Indonesia, 2012) h. 83 48 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industri Citra (Jakarta: PT. Lasswell Visitama, 2010) h.5 35

yang dikutip dalam buku Gun-Gun Heryanto membagi tiga jenis

kampanye sebagai berikut:49

a. Product-oriented campaigns. Kampanye yang berorientasi pada

produk umumnya terjadi di lingkungan bisnis. Motivasinya adalah

memperoleh keuntungan finansial.

b. Candidat-oriented campaigns. Kampanye yang berorientasi pada

kandidat umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk memperoleh

kekuasaan politik. Jenis ini sering juga disebut political campaigns.

c. Ideologically campaigns. Jenis kampanye yang berorientasi pada

tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan sering kali berdimensi

perubahan sosial. Disebut sebagai social change campaigns.

3. Varian Strategi Kampanye Politik

Untuk mencapai tujuan-tujuan politik yang ditargetkan setiap partai

politik, institusi politik, bahkan target lakon politik perseorangan tentu

tidak hanya membutuhkan konsep dan metode pada tataran teoritis yang

mendukung misi tersebut. Dibutuhkan juga berbagai konsep dan metode

terapan atau varian strategi pada tataran praktik yang sesuai dengan

perkembangan dan mobilitas persaingan di ranah politik.

Dalam hal ini, munculnya kampanye politik dengan varian baru

dalam ranah politik, juga menyodorkan bermacam strategi yang mampu

membantu dan mendongkrak popularitas serta kemajuan kontestan politik

untuk mencapai tujuan-tujuan politik yang diinginkan.

49Gun Gun Heryanto & Zarkasy Irwa, Public Relations Politik (Bogor: Ghalia Indonesia, 2012) h. 83-84 36

Segelontor program kerja dan janji-janji manis partai politik yang

digulirkan lewat media massa sejatinya untuk melihat dan mengetahui

respons atau feedback dari masyarakat, berbagai polesan dan konstruksi

image pun mempesona lewat media. Jor-joran kampanye dalam polesan

citra ini yang menjadi warna tersendiri, sebab masing-masing partai ikut

andil dalam memoles citra kandidat dan program mereka.

Secara umum, peneliti mengelompokkan strategi kampanye politik

menjadi dua varian, yaitu: strategi kampanye politik melalui media dan

kampanye politik non media.

a. Strategi Kampanye Politik Melalui Media

Strategi marketing politik media adalah strategi marketing

politik yang diaplikasikan melalui media. Artinya media sebagai

saluran strategi kampanye politik. Tak dimungkiri lagi bahwa media

merupakan mediator politik yang sangat efektif untuk

mengkomunikasikan berbagai gagasan-gagasan maupun kritik-kritik

diantara pelaku politik.50

Secara umum Schramm mengartikan saluran (kampanye)

sebagai “perantara apapun yang memungkinkan pesan-pesan sampai

kepada penerima. Sementara Klingeman dan Rommele secara lebih

spesifik mengartikan saluran kampanye sebagai segala bentuk media

yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak.

Bentuknya berupa kertas yang digunakan untuk menulis pesan,

50Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik (Jakarta: LembagaPenelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011) h. 56 37

telepon, internet, radio atau bahkan televise. Para ahli kampanye

umumnya tidak tertarik melakukan debat konseptual tentang

perbedaan saluran dengan media. Mereka hanya berpendapat bahwa

media adalah bagian dari saluran.51

Dalam kampanye politik, media masaa cenderung ditempatkan

sebagai saluran komunikasi utama karena hanya lewat media inilah

khalayak dalam jumlah besar dapat diraih. Terkait dengan kemampuan

media massa dalam memengaruhi sikap, pendapat dan perilaku

khalayak, Klapper membedakan enam jenis perubahan yang mungkin

terjadi akibat penggunaan media massa yakni: (a). Menyebabkan

perubahan yang diinginkan, (b). Menyebabkan perubahan yang tidak

diinginkan, (c). Menyebabkan perubahan kecil, (d). Memperlancar

perubahan, (e). Memperkuat apa yang ada, dan (f). Mencegah

perubahan.52

Ada dua kecenderungan penyelenggaraan kampanye dalam

memanfaatkan media:53

1) Kelompok pertama adalah mereka yang menerapkan strategi

kampanye satu arah (uni-directional campaign). Dalam hal ini,

tindakan memengaruhi khalayak dilakukan secara tidak

langsung. Di sini, pelaku sepenuhnya mengendalikan media

massa. Strategi ini disebut media oriented campaign.

51Antar Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010) h. 84. 52Antar Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010)h. 84-85. 53Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik (Jakarta: LembagaPenelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011) h. 56 38

2) Kelompok kedua menerapkan kampanye yang bersifat dua arah

(bi-directional campaign). Dalam konteks ini, penyelenggara

kampanye menyadari keterbatasan media massa dalam

memengaruhi khalayak sasaran. Karena itu, pemanfaatan

saluran komunikasi kelompok dan antar pribadi sangat

dipentingkan untuk mengoptimalkan pesan-pesan yang

disampaikan lewat media massa. Strategi ini disebut juga

audience oriented campaign.

Terlepas dari kelebihan dan keterbatasan media massa dalam

memengaruhi khalayak, menurut Rogers, peran media massa dalam

kampanye tetap penting. Alasannya, lanjut Rogers, karena sasaran

kampanye adalah orang banyak, publik dan masyarakat, dan untuk

mencapai mereka maka kampanye lebih menggantungkan diri pada

media massa sebagai saluran utamanya.54

Aplikasi strategi marketing politik melalui media dapat

dikategorikan dalam tiga bentuk saluran media, yaitu melalui media

lini atas (aboveline media), media lini bawah (belowline media),

media baru (New Media).Pada tahun PEMILU 2009 di Indonesia,

praktik marketing politik dapat kita amati dalam proses kampanye

politik melalui saluran media tersebut.55

54 Antar Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010) h. 85. 55Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik (Jakarta: LembagaPenelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011) h. 56 39

Jenis saluran media mempunyai karakteristik tersendiri.

Aboveline media (surat kabar, TV, radio, film, dan majalah memiliki

karakteristik: penyebaran informasi yang sama dapat disebarkan

bersifat serempak, khalayak penerima pesan cenderung akronim, dan

mampu menjangkau khalayak secara luas. Sedangkan karakteristik

belowline media (poster, leafet, folder, spanduk, baligho, point of

purchase, bus stop, flyers, dsb), yaitu komunikan yang dijangkau

tertentu, baik dalam jumlah maupun wilayah sasaran, mampu

menjangkau khalayak yang dijangkau media lini atas, dan cenderung

tidak serempak. Sedangkan new media dalam hal ini internet (direct

email, blog, e-PR, website, dsb), hanya mampu menjangkau khalayak

yang memiliki ketersediaan sarana internet dan khalayak yang melek

teknologi tersebut, media unggul dalam kecepatan penyebaran

informasi dan pengembangan wacana publik.56

Memasuki abad 21, para ahli komunikasi umumnya meyakini

bahwa khalayak adalah kumpulan individu yang aktif. Mereka

senantiasa mengolah berbagai pesan yang mereka terima dari media

massa tertentu dan akan menafsirkan pesan tersebut dengan caranya

masing-masing (secara individual). Dengan demikian khalayak yang

berbeda akan „membaca‟ media secara berbeda pula bergantung pada

56Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industri Citra (Jakarta: PT. Lasswell Visitama, 2010) h. 18. 40

latar belakang mereka, pengalaman, jenis media, usia, minat dan

berbagai faktor lainnya yang mencirikan individualitas khalayak.57

Banyak sekali penelitian yang berusaha menjelaskan bagaimana

orang menggunakan media massa yang berbeda-beda. Pola

penggunaaan media yang beragam ini mengacu pada subjek

permasalahan dan afiliasi demografis khalayak.Dalam penelitian yang

dilakukannya, Roper (Shimp & Delozier,) membuktikan bahwa orang

lebih senang menggunakan TV daripada radio untuk mendapatkan

informasi yang umum.58

Tentu saja untuk mengefektifkan kampanye politik di media

massa juga sangat perlu memerhatikan beberapa prinsip-prinsip umum

yang diturunkan dari riset mengenai pengaruh komunikator dalam

keberhasilan usaha persuasif.59

Kampanye politik lewat media lini bawah (belowline media)

hampir digunakan oleh semua partai politik karena cost yang

dikeluarkan tak sebesar anggaran belanja iklan di TV, radio, dan

koran. Selain murah, media lini bawah lebih bersifat personal

sehingga proses propaganda dan persuasif dari partai politik langsung

mengenai sasaran individu. Media yang digunakan sebagai sarana

penyalur pesan, diantaranya papan reklame, brosur, baligho, spanduk,

bulletin, poster, dan leaflet.

57Antar Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010) h. 86. 58 Antar Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010)h. 86. 59 Gun Gun Heryanto & Zarkasy Irwa, Public Relations Politik (Bogor: Ghalia Indonesia, 2012) h. 114 41

b. Strategi Kampanye Politik Non Media

Beberapa bentuk saluran komunikasi politik dalam pembahasan

ini, sangat dibutuhkan sebagai upaya untuk pemasaran produk-produk

politik. Dalam hal ini, saluran komunikasi tersebut disajikan sarana

atau unsur yang memungkinkan pesan-pesan politik dapat sampai

kepada masyarakat. Almond dan Powell mengemukakan beberapa

struktur komunikasi yang juga dimaksudkan sebagai saluran

komunikasi politik, yaitu:60

1) Face to Face Informal

Struktur wawanmuka informal (face to face informal),

merupakan saluran yang efektif dalam menyampaikan pesan-pesan

politik. Seterusnya, seperti yang ditemukan pada sistem organisasi

manapun, ternyata disamping struktur yang formal dari suatu

organisasi atau sistem, senantiasa terdapat pula struktur informal

yang “membayangi”-nya. Saluran ini bersifat bebas, dalam arti

tidak terikat oleh struktur formal. Namun, tidak semua orang dapat

akses ke saluran ini dalam kadar yang sama.

2) Struktur Sosial Tradisional

Struktur sosial tradisional seperti diketahui juga merupakan

saluran komunikasi yang memiliki keampuhan-keampuhan

tersendiri, karena pada masyarakat yang bersangkutan memang

arus komunikasi ditentukan oleh posisi sosial pihak yang

berkomunikasi (khalayak maupun sumber). Artinya, pada lapis

60 Zulkarimein Nasution, Komunikasi Politik Suatu Pengantar (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990), h. 57-60. 42

yang mana yang bersangkutan berkedudukan dan (tentunya akan

menentukan pula akses di susunan sosial masyarakat tersebut.

Dalam masyarakat tradisional, susunan struktur sosial yang

ada menentukan siapa yang layak berkomunikasi dengan siapa,

tentang masalah apa, dan dengan cara apa. Dengan kata lain,

struktur sosial tradisional pada hakikatnya mempunyai aturan-

aturan yang menentukan, baik pola maupun arus komunikasi yang

berlangsung dalam masyarakat tersebut. dapat disimpulkan bahwa

dalam masyarakat tradisional terdapat suatu struktur sosial yang

sekaligus berfungsi sebagai saluran komunikasi tempat lewatnya

informasi atau pesan-pesan, dari dan ke pihak-pihak yang telah

ditentukan menurut ketentuan hierarki struktur sosial itu sendiri.

3) Struktur Input

Almond dan Powell mendefinisikan struktur input sebagai

struktur yang memungkinkan terbentuknya/ dihasilkannya input

bagi sistem politik yang dimaksud, mencakup transaksi antara

sistem politik dengan komponen dari lingkungan domestik maupun

luar. Menurut kedua ahli tersebut, dan partai politik, merupakan

saluran komunikasi yang bermakna dalam komunikasi politik.

Organisasi-organisasi yang disebut di atas, memiliki sifat

paling dasar yakni melakukan transmisi kepentingan, baik yang

umum (populer) dan yang khusus, ke arah yang digariskan oleh

kepemimpinan politik yang berkuasa. Kehadiran struktur-struktur

yang dimaksud ini,menurut mereka setidak-tidaknya pada sistem 43

yang membolehkan mereka bebas dari kontrol pemerintah,

merupakan kesempatan bagi warga negara biasa untuk mempunyai

sejumlah besar saluran akses ke elit politik.

Dengan akses ke salah satu struktur itu, dan kebebasan untuk

membentuk yang baru, bila diperlukan, maka warga negara dengan

mudah dapat menyuarakan tuntutan-tuntutan mereka. Lebih dari

itu, kelompok kepentingan yang terorganisir dan partai politik,

merupakan suatu saluran penting untuk menyebarluaskan informasi

mengenai aktivitas elit pada masyarakat yang bersangkutan.

4) Struktur Output

Struktur atau saluran output politik yang dimaksud adalah

seperti legislatif dan birokrasi. Dengan kata lain, struktur output

adalah struktur formal dari pemerintahan. Memang struktur

kepemerintahan, khususnya birokrasi, memungkinkan pemimpin-

pemimpin politik mengomunikasikan petunjuk bagi pelaksanaan

peraturan-peraturan untuk aneka macam pemegang jabatan politik

dengan cara yang efisien dan jelas. Efisien karena jalur

kepemerintahan tentunya dengan dukungan kewenangan dan

wibawa yang dimilikinya dapat dipakai untuk menyampaikan

pesan-pesan secara cepat dan mudah.

jalur birokrasi juga memungkinkan penyampaian pesan-pesan

secara jelas, terutama karena mereka yang berada pada jajaran

birokrasi juga mempersatukan semua struktur pemerintah dan

memungkinkan pelaksanaan hukum dan mobilisasi sumber-sumber 44

kemasyarakatan terkordinasi. Banyak juga arus komunikasi yang

menghubungkan pemimpin-pemimpin politik dengan publik umum

yang mengalur melalui struktur-struktur birokrasi ini.

BAB III

GAMBARAN UMUM TIM SUKSES DAN PROFIL PASANGAN

WAHIDIN HALIM - ANDIKA HAZRUMY

A. Susunan Tim Sukses Pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy

Tim sukses dibentuk dengan tujuan agar pemilihan kepala daerah secara

langsung (pilkada) memperoleh kemenangan. Tim adalah sebuah proses

pertarungan karena sebagai instrumen penting untuk memenangkan calon

gubernur dan wakil gubernur pada perhelatan Pilkada Banten 2017. Di sisi

lain, pembentukan tim sukses merupakan juga sebuah tuntutan dari regulasi

KPU yang memberikan persyaratan bahwa setiap pasangan calon harus

menyerahkan tim kampanye dalam rangka mengomunikasikan antara

kepentingan-kepentingan tahapan yang dilakukan oleh KPU yang berkaitan

dengan pasangan calon secara langsung, karena tidak mungkin setiap kegiatan

yang dilakukan oleh KPU akan dihadiri oleh pasangan calon yang

bersangkutan, dan karena itu tim sukses yang menjadi wakil pasangan calon

pada setiap momentum atau kegiatan yang diselenggarakan KPU, sehingga

peran sebuah tim sukses menjadi penting di dalam kontestasi pilkada.

Tim sukses ini juga menjadi ruang untuk menyusun strategi kemenangan

pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy. Dengan demikian,

pembentukan tim sukses memiliki peran besar terhadap pemenangan pasangan

calon. Karena dari tim sukses yang selalu mengadakan rapat secara intensif

dan terencana, maka melahirkan berbagai macam gagasan pemenangan untuk

pasangan calon yang diusungnya. Kemudian strategi dan langkah awal yang

45 46

dilakukan pasangan calon Wahidin Halim dan Andika Hazrumy untuk memenangkan kontestasi Pilkada Banten 2017 yaitu membentuk tim sukses koalisi partai pengusung dan partai pendukung.

Adanya koalisi partai yang mendukung pencalonan pasangan Wahidin

Halim dan Andika Hazrumy pada Pilkada Banten 2017, guna untuk menyatukan visi dan misi dari masing-masing partai politik. Oleh karena itu, terbentuknya tim sukses pemenangan pasangan Wahidin Halim dan Andika

Hazrumy adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh partai-partai yang telah menyatukan tujuannya dalam rangka pemenangan Pilkada Banten 2017.

Koalisi partai ini juga memberikan kemudahan akses dan kebersamaan untuk semakin memperkokoh konsep-konsep yang sudah disepakati bersama.

Dari dua pasangan calon yang mengikuti kontestasi di Pilkada Banten

2017, pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy yang didukung oleh 7 koalisi partai. Berbagai partai berbondong-bondong mendukung pencalonannya sehingga memudahkan jaringan pemenangan yang dimiliki oleh partai-partai pendukung khususnya jaringan akar rumput. Hal ini menjadi sebuah keuntungan baik dari segi psikologis maupun kekuatan riil politik dari pasangan ini. Dan jaringan-jaringan politik ini bekerja secara maksimal untuk memenangkan calon yang diusung dan didukungnya. Banyaknya partai juga dilatarbelakangi oleh gaya komunikasi seorang pemimpin yang mampu mengakomodir berbagai kepentingan dari partai-partai politik. Dan ini menjadi strategi komunikasi politik efektif dengan cara yang halus dan menyentuh emosional pihak-pihak yang merasa diakomodir seluruh 47

kepentingan politiknya. Sehingga mereka merapat dan menjadi tim pemenangan pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy.

1. Koalisi Partai Pengusung.

Koalisi partai terdiri dari partai pengusung dan partai pendukung.

Partai pengusung adalah partai-partai yang memiliki perwakilan di

parlemen, yang mendukung pasangan Wahidin Halim dan Andika

Hazrumy. Pada Pilkada Banten 2017. Adapun partai pengusung sebagai

berikut:

Tabel 3.1 (Jumlah Kursi Partai Koalisi)61

NO. NAMA PARTAI JUMLAH KURSI DPRD

1. DEMOKRAT 8

2. GOLKAR 15

3. GERINDRA 10

4. HANURA 6

5. PKB 7

6. PKS 8

7. PAN 3

TOTAL 56 KURSI

61 Diakses dari https://www.kpu-bantenprov.go.id/ 48

SUSUNAN TIM KAMPANYE PASANGAN CALON GUBERNUR / WAKIL GUBERNUR DR.H.WAHIDIN HALIM, M.Si – H. ANDIKA HAZRUMY, S.Sos., M.AP

TINGKAT PROVINSI BANTEN

Tabel 3.2 (Struktur Tim Pemenangan)62

Penanggung Jawab : Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DR.H.WAHIDIN HALIM, M.Si H. ANDIKA HAZRUMY, S.Sos., M.AP Pengarah Tim : 1. Susilo Bambang Yudhoyono 2. Setya Novanto 3. 4. Chatibul Iman 5. Chaerudin Ismail 6. Muhaimin Iskandar 7. Zulkifli Hasan 8. DR. Hinca IP Panjaitan XIII 9. Idrus Marham 10. Ahmad Muzani 11. Mustafa Kamal 12. Berliana Kartakusumah 13. Abdul Kadir Karding 14. Eddy Soeparno 15. H. Andi Ahmad Dara 16. Desmon J Mahesa 17. Zulkifliemansyah 18. Inas Nasrullah Zubir 19. Yandri Susanto

62 Diakses dari https://www.kpu-bantenprov.go.id/ 49

PENASEHAT TIM : Ketua : H. Mulyadi Jayabaya Wakil Ketua : H. Agun Gunanjar Sudarsa Anggota : 1. Drs. H. Moh. Ali Yahya

2. H. Ii Suptajiri 3. H. Djuhanda 4. Agus R. Wisas 5. Khoerul Umam

TIM KAMPANYE : Ketua : H. EBBY DJAUHARIE Wakil Ketua : H. AENG HAERUDIN Wakil Ketua : ELI MULYADI, SE. M.Ak Wakil Ketua : IR.MIPTAHUDIN,MT Wakil Ketua : H. BUDI HERIYADI, SE, SH Wakil Ketua : H. RAHMAT ABDUL GANI Wakil Ketua : MASRORI, SP

Sekretaris : MEDIA WARMAN, SH, S.Pn Wakil Sekretaris : BAHRUL ULUM, S.Ag Wakil Sekretaris : SOPWAN, SH., MH Wakil Sekretaris : IR. GEMBONG R. SUMEDI Wakil Sekretaris : Drs. AHMAD FAUZI Wakil Sekretaris : GUNARAL SUPRIHADI, SE, MM Wakil Sekretaris : IR. MARYANI.AK

Bendahara : BAIHAKI Wakil Bendahara : M. RANO ALFATH Wakil Bendahara : TOTO SUDARYANTO, SE, M.Si Wakil Bendahara : Hj. MUNJIAH Wakil Bendahara : DEDE ROHANA PUTRA Wakil Bendahara : TOMI HIKMAH, ST Wakil Bendahara : ALI YUSUF ILHAMSYAH 50

B. Profil pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy

Deklarasi pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten periode

2017-2022 dari partai Demokrat, partai Golkar, partai Hanura, PAN, PKB,

PKS, dan partai Gerindra sebagai partai pengusung, terjadi pada Kamis 22

September 2016 yang bertempat di Kawasan Wisata Tembong Jalan Raya

Serang-Pandeglang Km 6, Kota Serang. Deklarasi tersebut tentunya dihadiri

oleh kedua pasangan yaitu Wahidin Halim dan Andika Hazrumy serta para

anggota dan simpatisan partai pengusung yaitu partai Demokrat, partai

Golkar, partai Hanura, PAN, PKB, PKS, dan partai Gerindra.

Dengan deklarasi tersebut, pasangan yang mengusung slogan “Ayo

Bersatu Bangun Banten” tersebut, resmi menjadi kandidat Calon Gubernur

dan Wakil Gubernur Provinsi Banten dalam pemilihan kepala daerah serentak

yang dijadwalkan berlangsung pada 15 Februari 2017. Usai deklarasi,

pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy bersama para pendukungnya

melanjutkan pendaftaran secara resmi ke Komisi Pemilihan Umum Daerah

(KPUD) Provinsi Banten.

Wahidin Halim lahir di Tangerang, Banten, 14 Agustus 1954. Ia adalah

putra ketiga dari sembilan bersaudara dari pasangan H.Djiran Bahruji dan Siti

Rohana. Sang ayah berprofesi sebagai guru SD di Poris Plawad sedangkan

ibunya sebagai ibu rumah tangga. Wahidin menikah dengan Niniek Nur'aini

dan dikaruniai tiga orang anak. Setelah menyelesaikan jenjang SMP, ia

melanjutkan pendidikannya ke SMA di Tangerang dan dilanjutkan ke

Universitas Indonesia (UI) Jakarta. Setelah mendapat gelar sarjana, ia kembali

ke kampung halamannya. Pada saat usianya 27 tahun, ia terpilih menjadi 51

kepala desa. Kepala Desa termuda dan berstatus bujangan serta putra daerah

pertama yang berpendidikan sarjana di Tangerang. Menjabat sebagai kepala

desa merupakan karier pertama Wahidin dalam hidupnya. Di tengah

kesibukannya sebagai kepala desa, Wahidin masih menyempatkan diri

mengajar di SMP PGRI dan SMA di kampungnya. Tidak hanya itu, dunia

persilatan warisan dari kakeknya, yang ia tekuni sejak kecil mengantarkannya

untuk menjadi ketua IPSI Kabupaten Tangerang. Bahkan sejak tahun 70-an, ia

juga mendirikan padepokan silat di samping rumahnya.

Pada tahun 1981, sesuai dengan Undang-undang No.5 tahun 1979 tentang

Pemerintahan Kelurahan, status Wahidin langsung menjadi Pegawai Negeri

Sipil (PNS). Selain memegang jabatan kepala desa, Wahidin juga pernah

menjadi Kasubdin Pajak Kota Tangerang, Sekertaris Kota, Pejabat Walikota

Tangerang, Kabag Pembangunan, camat Tigaraksa, camat Ciputat, Kepala

Dinas Kebersihan, Asisten Tata Prasarana dan terus menanjak pada tahun

2002 ia menjabat sebagai Sekertaris Daerah Kota Tangerang.63

Pengusaha Indonesia yang menjabat sebagai Walikota Tangerang periode

2003-2013. Wahidin Halim diusung oleh Partai Demokrat menjadi Walikota

Tangerang dengan wakil Arief Rachadiono Wismansyah. Dia mengundurkan

diri dari jabatan Walikota Tangerang karena akan mencalonkan diri sebagai

DPR RI 2014-2019, dan digantikan oleh wakilnya Arief Rachadiono

Wismansyah.64

63 “Profil Drs. H. Wahidin Halim M.Si”, artikel diakses pada 17 November 2017 di https://www.viva.co.id/siapa/read/199-wahidin-halim 64 “Daftar anggota DPR, Wahidin Halim”, artikel diakses pada 17 November 2017 di http://wikidpr.org/anggota/5403631742b53eac2f8ef840 52

Andika Hazrumy lahir di Bandung pada 16 Desember 1985. Laki-laki yang memiliki hobi membaca dan olahraga ini menempuh jenjang pendidikannya di SDN Merdeka 5 Bandung 1992-1997, SMPN 5 Bandung

1997 -2000, SMAN 5 Bandung 2000-2003. Menempuh perkuliahan jenjang strata satu di Universitas Pelita Harapan pada tahun 2005-2010, dan memperoleh magister di Universitas Pasundan Bandung tahun 2016. Selain menempuh pendidikan formal, Andika Hazrumy juga menempuh pendidikan informal diberbagai jenjang diantaranya Pelatihan Taruna Siaga Bencana

Dinas Sosial Provinsi Banten pada tahun 2008, Diklat Karakterdes DPD II

Partai Golkar Kota Serang tahun 2008, International Youth Conference

Kemenpora tahun 2009, Pembekalan anggota DPD RI oleh UNDP-DPD RI tahun 2009, 5th World Youth Congress oleh Minister of Education of Turkey and Peace Child International tahun 2010, Pelatihan Kewirausahaan

Kemensos tahun 2011, Training of Trainer DPD I Partai Golkar provinsi

Banten tahun 2011, Orientasi Fungsionaris DPD I Partai Golkar provinsi

Banten tahun 2012, Orientasi Fungsionaris Pusat DPP Partai Golkar tahun

2012, Pelatihan Pemuda Kader Kewirausahaan Pemuda dan Fasilitas Akses

Permodalan Kemenpora tanggal 2013, Pembekalan Anggota MPR RI Terpilih

Periode 2014-2019 yang diadakan oleh MPR RI tahun 2014, Diklat dan

Penyegaran Jurkamnas DPP Partai Golkar tahun 2014, Pelatihan dan

Pemantapan Pemimpin Nasional Anggota DPR RI oleh LEMHANAS RI tahun 2014, dan Outlook Penegakan Hukum dan Perbaikan Kinerja oleh

Komisi III DPR RI tahun 2015.65 Suami dari Ade Rosi Khairunnisa ini telah

65Diakses dari https://www.kpu-bantenprov.go.id/wp-content/.../MODEL- 53

memiliki tiga orang anak, yaitu Shakila Fitriannisa Hazrumy, Shafira

Adyannisa Hazrumy, dan Shabiena Tetrannisa Hazrumy. Andika Hazrumy

adalah Anggota DPR-RI Fraksi Partai Golkar. Andika merupakan anak

pertama mantan Gubernur Banten Hj. , S.E. Pada pileg

2014, ia terpilih menjadi anggota DPR-RI periode 2014-2019. Ia bertugas di

Komisi III yang membidangi Hukum, HAM, Keamanan.66

C. Visi – misi pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy

Pemerintahan dalam semua tingkatan memiliki fungsi yaitu

melaksanakan pelayanan publik, pembangunan, pemberdayaaan masyarakat

dan menjalankan fungsi regulasi. Agar pelaksanaan berbagai fungsi

tersebut berjalan efektif, pada pemerintahan daerah disusun pembagian

kewenangan antar tingkatan pemerintahan, penentuan prioritas dan tahapan

pelaksanaan sesuai dengan masa jabatan masing-masing pimpinan daerah.

Fungsi pemerintahan dimaksud dijalankan untuk mewujudkan kesejahteraan

masyarakat yang secara umum terdiri dari variable pendidikan, kesehatan serta

daya beli masyarakat.

Hakikat pembangunan daerah pada dasarnya menyangkut empat

perubahan mendasar. Antara lain: perubahan struktur sosial daerah, perubahan

sikap mental atau kebudayaan daerah, pertumbuhan ekonomi daerah, dan

pengentasan kemiskinan daerah termasuk pengangguran dan ketimpangan.

Empat hal perubahan ini sejatinya menjadi inti pembangunan daerah tak

terkecuali di Provinsi Banten.

BB.2-KWK-ANDIKA.pdf pada 17 November 2017 66 Diakses dari https://tirto.id/m/andika-hazrumy-Gw pada 17 November 2017 54

Namun kenyataannya, melihat kondisi pembangunan saat ini, perubahan yang dijanjikan masih jauh dari harapan. Sejak berdiri tahun 2000 lalu, cita- cita mewujudkan Banten Mandiri, Maju dan Sejahtera seperti termaktub dalam Visi Pembangunan Banten tahun 2005-2025 belum tercapai sesuai tahapan dan target perencanaan. Begitu banyak persoalan berikut tantangan yang dihadapi sehingga harus diselesaikan secara menyeluruh. Kesejahteraan masyarakat dengan indikator angka indeks pembangunan manusia masih menunjukkan peningkatan yang sangat lambat. Ketimpangan antar penduduk dengan indikator indeks keparahan masih menunjukkan adanya kesenjangan antar penduduk kaya dengan angka penduduk miskin. Demikian juga ketimpangan antar wilayah Banten bagian barat dengan timur serta utara dengan selatan secara kasat mata menunjukan adanya perbedaan yang sangat signifikan.

Oleh karena itu, untuk mewujudkan perubahan serta kesejahteraan rakyat sebagaimana dicita-citakan bersama, kami uraikan visi dan misi calon gubernur dan wakil gubernur Banten 2017-2022. Visi dan misi ini menjadi tekad pembangunan kami untuk dijalankan sepenuh hati, penuh pengabdian dan tanggung jawab, kepada Tuhan YME dan kepada rakyat Banten, periode lima tahun mendatang.

55

VISI67

BANTEN YANG MAJU, MANDIRI, BERDAYASAING, SEJAHTERA DAN

BERAKHLAKUL KARIMAH

Maju berarti adanya perubahan dari kondisi semula kearah yang lebih

baik. Cara-cara lama dalam mengelola pemerintahan ditinggalkan, selanjutnya

cara baru dalam mengelola pemerintahan yang sesuai dengan prinsip good

governance dipakai. Beberapa indikator – indikator pengelolaan pemerintahan

yang lebih maju adalah: adanya inovasi dalam tata kelola pemerintahan (lebih

efisien, efektif, transparan, akuntabel disertai perbaikan hubungan

kelembagaan dengan kabupaten/kota), dan adanya perubahan mindset atau

perubahan budaya lama yang tidak sesuai dengan tuntutan masyarakat.

Mandiri mengacu pada kemampuan keuangan daerah untuk mendukung

dan menjalankan pembangunan daerah. Suatu daerah dikatakan mandiri bila

pendapatan asli daerahnya dalam APBD cukup dominan, sehingga tidak

tergantung oleh bantuan atau subsidi pemerintah pusat. Mandiri disini

menunjukkan kemampuan fiskal yang cukup untuk merealisasikan berbagai

program pemerintah daerah.

Berdaya Saing berarti kemampuan daerah mengelola dan

mengembangkan segenap potensi yang dimiliki serta menghilangkan berbagai

hambatan sehingga berhasil menjadi tujuan investasi dibandingkan dengan

daerah lainnya. Beberapa parameter investasi seperti infrastruktur yang

memadai, keamanan yang terjamin, pelayanan perijinan yang mudah

67 Diakses dari ayobanten.net/wp-content/uploads/2016/11/Visi-Misi-WH- Andika.pdf pada tanggal 19 November 2017 56

berkepastian hukum, sumber daya manusia yang berkualitas, dan ketersediaan

energi menjadi tolok ukurnya.

Sejahtera diukur dengan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

melailui tiga indikator utama yaitu kondisi pendidikan, kesehatan, dan kondisi

daya beli masyarakat.

Akhlakul Karimah menekankan pada prilaku kehidupan masyarakat

dan pemerintah yang mencerminkan penerapan nilai-nilai agama. Yakni, nilai-

nilai yang sesuai dengan hakikat ketuhanan, keberadaan manusia beserta alam

seisinya.

MISI68 Untuk mencapai visi tersebut maka dirumuskan misi sebagai berikut:

1. Menciptakan tata kelola pemerintah yang baik (good governance)

2. Membangun dan meningkatkan kualitas infrastruktur

3. Meningkatkan akses dan pemerataan pendidikan berkualitas

4. Meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan berkualitas

5. Meningkatkan kualitas pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.

68Diakses dari ayobanten.net/wp-content/uploads/2016/11/Visi-Misi-WH- Andika.pdf pada 19 November 2017 BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS

Pemilihan umum merupakan suatu hal yang menarik dari segi perspektif marketing, yaitu berlakunya logika pemasaran dalam dunia politik, yang didasarkan pada demokrasi yang menjadi syarat kebebasan untuk berkompetisi di antara para kandidat. Bahwa pada saat belum ada persaingan atau situasinya belum begitu sulit maka pemasaran belum atau tidak dibutuhkan. Sebaliknya pada saat banyak terdapat persaingan yang sulit maka pemasaran menjadi sangat penting untuk diterpakan.

Pada pemilihan kepala daerah serentak yang dilaksanakan pada tahun 2017, pasangan Wahidin Halim – Andika Hazrumy melakukan manuver politik, menerapkan strategi dan taktik agar menarik perhatian para calon pemilih. Seperti aktivitas-aktivitas pendekatan dan interaksi kepada masyarakat secara langsung dan tak langsung yang dilakukan oleh pribadi calon kepala daerahnya maupun oleh tim sukses.

Peran marketing politik yang dilakukan diharapkan memberi efek ke calon pemilih yang merupakan bagian dari aktivitas persuasi. Keberhasilan marketing politik dalam berkomunikasi yang bersifat persuasif akan menciptakan dampak yang lebih tinggi kadarnya dibanding dengan komunikasi informatif, karena selain memiliki dampak kognitif, akan berdampak afektif, dan dampak behavioral.

Diantaranya tingkat keikutsertaan dalam pemilihan umum dan dukungan suara kepada salah satu calon yang berhasil mempengaruhi pilihannya.

Hasil pemilihan gubernur provinsi Banten 2017 yang dimenangkan oleh pasangan Wahidin Halim dan Andika Harzumy (WH-Andika) dengan selisih tipis

57 58

atas pasangan incumbent, yang sebelumnya juga menjadi calon terkuat dalam merebut posisi satu kepemimpinan provinsi Banten. Kemenangan Wahidin Halim dan Andika Harzumy ini harus dilihat bagaimana penyusunan strategi, penerapan marketing politik, pola kampanye dan taktik politik dalam menggugah pemilih dan mendulang suara.

A. Penilaian sosial terhadap pasangan Wahidin Halim – Andika Hazrumy

Menurut penemu teori social judgement, Muzafer Sherif manusia tidak

akan mudah menerima informasi yang masuk secara mutlak sebelum

melakukan penilaian berdasarkan apa yang selama ini diyakini. Selanjutnya,

perubahan sikap seseorang terhadap objek sosial atau isu tertentu merupakan

hasil proses pertimbangan (judgement) yang terdiri dalam diri orang tersebut

terhadap pokok persoalan yang dihadapi, serta proses mempertimbangkan isu

atau objek sosial tersebut berpatokan pada kerangka tujuan yang dimiliki

seseorang.69

Untuk menganalisi penilaian sosial terhadap Wahidin Halim – Andika

Hazrumy maka perlu dilihat:

1. Latitude of acceptance, pertimbangan masyarakat bahwa Wahidin Halim -

Andika Hazrumy merupakan putra asli Banten. Dengan sendirinya

memberikan kesempatan bagi WH - Andika dalam mengikuti kontestasi

ini. Di tambah lagi, pengaruh dari keluarga Andika Hazrumy yang

merupakan cucu dari Tubagus Chasan Sohib yang pada zamannya dikenal

sebagai jawara. Banten butuh sosok yang dapat memimpin dan ditaati.

69M. Sherif. Attitude and Attitude Change: The Social Judgement-Involvement Approach.(Philadephia:W.B Saun-ders, 1956) h. 218

59

Pemilihan yang berlangsung juga dijamin demokratis. Artinya masyarakat

menerima keberadaan kandidat karena pengertian dan pengetahuan politik

bahwa mereka dapat menentukan sendiri pemimpinnya. Masyarakat juga

membutuhkan keberlanjutan kesejahteraan perekonomian. Jikalau selalu

dihambat, maka Banten juga akan mengalami pertumbuhan yang lamban.

2. Latitude of rejection, ini kembali kepada pengalaman bahwa

kepemimpinan Banten pernah tercoreng oleh tindakan kriminal korupsi

yang menyeret gubernurnya. Maka dari itu, pesan kognitif Banten tidak

boleh kedepannya terulang situasi tersebut. Andika Hazrumy sebagai anak

kandung Ratu Atut mantan Gubenur Banten yang tertangkap KPK, masih

ada ketakutan masyarakat bahwa Andika adalah kepanjangan tangan dari

keluarga dinasti.

3. Latitude of non commitment, masyarakat membayangkan pemimpin tidak

dalam suasana elit terus dan mengambil jarak dengan rakyat di bawah.

Apalagi masyarakat masih saluran kedua dalam membuat kebijakan.

Komitmen masyarakat dalam melihat perilaku semacam itu cenderung

negatif. Pesan poltik kadangkala hanya sebatas adagium jualan. Maka,

dalam ajang pilgub Banten tidak semua slogan dan kampanye sekaligus

dapat meyakinkan para pemilih. Bukan calonnya tidak punya kualitas

tetapi realisasi program yang selama itu dijanjikan sering dilupakan.

Tabel 4.1 Penilaian sosial kepada Wahidin Halim – Andika Hazrumy Penilaian Respons Tim Informan Sukses Latitude of 1. Provinsi banten Pendidikan poltik BU (Sekjen acceptance membutuhkan sangat penting DPD partai keberlanjutan untuk terus Golkar kepemimpinan. menerus provinsi 60

2. Sosok putra dikembangkan agar Banten) daerah yang dapat masyarakat tidak ikut membangun ditarik oleh Banten. kepentingan 3. Sistem politik manapun. Satu sisi yang demokratis penerimaan memberikan masyarakat tentang kesempatan seluas- keberadaan calon luasnya bagi harus dijaga image masyarakat nya. Mode memilah dan pembangunan yang memilih sosok yang mudah dicerna dan tepat sebagai sesuai dengan pemimpinnya. keperluannya menjadi modal sosial bagi kandidat. Latitude of 1. Andika Partai politik GAG rejection Hazrumy pengusung harus (sastrawan merupakan melakukan dan bagian dari recovery dengan budayawan politik dinasti. sosialisasi pilgub Banten) 2. Model bebas dari kepemimpinan kepentingan elit yang dianggap tertentu. Di sisi sama. lain, Andika didampingi oleh sosok yang berhasil yang dapat bersinergi. Latitude of 1. Suasana Masyarakat harus ES (Dosen non kepentingan dikontrol dengan Universitas commitment kelompok ditemui baik Mathla‟ul semata. sebelum dan Anwar) 2. Kampanye sesudahnya. politik hanya Komunikasi pasca dianggap kampanye justru sebagai akan mewarnai penyampaian kelompok dan tim janji dan belum apabila diniatkan tereralisasi dalam kepentingan politik lain. Sehingga masyarakat bisa memainkan peran sebagai kontrol dan oposisi yang konstruktif 61

B. Marketing politik pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy

Perlu diurai bahwa masing-masing dari calon pasangan Wahidin Halim

dan Andika Hazrumy memiliki keunggulan maupun kekurangan. Marketing

politik berfungsi mendukung sistem yang dijalankan dalam komunikasi politik.

Jika dihadapkan pada beberapa kegiatan komunikasi politik, seperti kampanye

politik, rekonstruksi dan transformasi image politik, maka marketing politik

menjadi metode yang juga terintegrasi dalam kegiatan tersebut. Seperti inovasi

produk politik yang hendak ditawarkan dalam kampanye politik tentu menjadi

pembahasan marketing politik.70. Ditilik dari sosok Wahidin Halim yang

merupakan mantan wali kota Tangerang dua periode dan sukses memimpin

kotanya dengan banyak penghargaan. Sosoknya juga dikenal sebagai

pengusaha serta figur karismatik di wilayahnya. Maka wajar, saat pemilihan

gubernur berlangsung kota Tangerang dianggap kota basis pemenangan

pasangan kandidat Wahidin Halim dan Andika Hazrumy.

Berbeda dengan Andika Harzumy, sosok muda dengan berbagai karir

politik menterengnya inilah yang membuat sejumlah partai politik termasuk

partai Golkar memberikan mandat politik untuk maju dalam pemilihan

Gubernur provinsi Banten 2017. Pengalaman masing-masing, baik Wahidin

Halim maupun Andika Hazrumy mewakili perpaduan sosok tua dan muda.

Satu sisi mereka memiliki daya tawar bagi konstituennya.

Tampilnya Wahidin Halim – Andika Hazrumy sebagai pasangan tidak

terlepas dari kontribusi partai pengusung yang ada. Partai Golkar sebagai salah

70Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik: Sebuah Pengantar(Bogor: Ghalia Indonesia), h.32 62

satu partai pengusung menjadi partai yang cukup penting perannya dalam

meramu koalisi dengan partai Demokrat, yang secara definitif mengusung

pencalonan Wahidin Halim. Bertemunya dua kekuatan politik ini telah

menempatkan kandidat ini berhadapan langsung dengan incumbent. Mediasi

antar pucuk pimpinan partailah yang juga sebenarnya menentukan pemilihan

pola apakah yang dipakai dalam marketing politik Wahidin Halim dan Andika

Hazrumy.

Banten sebagai tanah jawara pernah menjadi sorotan nasional karena

rapot merah tindak pidana korupsi yang diakukan oleh gubernurnya, Ratu Atut

Chosyiah yang merupakan Ibu kandung dari Andika Hazrumy. Terpaan isu

negatif tersebut merupakan pasal yang bisa saja menghambat Andika Hazrumy

untuk maju. Tetapi partai pengusung yakin bahwa, karakter muda dan pilihan

strategi pemenangan yang akan mampu mengurangi kesan negatif tersebut.

Menurut Gacho Sunarso Ketua DPC Partai Demokrat Tangerang Selatan:

“Konsep marketing politik dewasa ini harus lebih real, lebih nyata. Pak WH yang dicitrakan sebagai sosok yang dikenal dengan pribadi yang merakyat harus diikuti dengan hal nyata. Kalo di kecamatan Pondok Aren Pak WH beberapa kali datang dan bermain bola disana, bahkan hal itu dilakukan di lapangan bukan lapangan bola, tapi dilapangan setengah sawah. Nah konsep marketing saat ini terlebih dalam dunia politik, konsep atau wacana harus diiringi dengan tindakan nyata, gak cukup hanya citra. Kalo yang demikian dilakukan, maka untuk memperkenalkan atau menghadirkan WH-Andika di hati masyarakat bukanlah hal yang sulit,”71

Seperti kebanyakan penguatan branding calon, tindakan pendekatan

politik di tengah masyarakat haruslah populis. Karakter sosiologis masyarakat

mesti dipelajari. Dari sini, marketing politic menyasar berdasarkan kapabilitas

71Wawancara Gacho Sunarso Ketua DPC Partai Demokrat Tangerang Selatandi kantor DPC Partai Demokrat Tangerang Selatan. 63

masing-masing kandidat dalam melakukan penetrasi sosial. Wahidin Halim

misalnya, berkonsentrasi mengamankan suara dari basis daerahnya dengan

serealistis mungkin masyarakat mengenal sosoknya.

Figur populis sangat menguntungkan, karena memiliki makna tanpa

hierarkis. Apa yang dilakukan oleh Wahidin Halim dengan masyarakat

kampung merupakan cerminan kesan bahwa dalam semangat pembangunan

tidak ada atas dan bawah. Sekalipun hal ini hanya bagian dari marketing place

tetapi terpaan kepada masyarakat akan berbeda. Tentunya kognifitas

masyarakat dan pendidikan politik dari masing-masing individu masyarakat

yang menentukan tersebut.

Marketing politic diklasifikasi berdasarkan pemetaan tim pendukung.

Partai penyokong beserta kadernya memilki kontribusi signifikan dalam

memetakan kelas sosial serta lingkungan sosial yang memungkinkan dilakukan

pendekatan baik hal itu sebagai citra maupun penyampaian visi-misi. Hal

demikian dibenarkan oleh Gacho Sunarso, Ketua DPC Partai Demokrat

Tangerang Selatan:

“Pendekatan yang saya lakukan berdasar pada pengalaman saya pernah dua periode menjadi wakil rakyat di kota Tangerang Selatan ini, sebagaimana saya terlahir dari konsep sosial yang sangat tinggi, saya aktif di P2KP, PNPM dengan BKM nya. Sehingga yang saya terapkan di WH-Andika ini cukup sama yakni berbasis pendekatan sosial, upaya menghadirkan WH-Andika ditengah-tengah masyarakat dengan mengenalkan profil, visi-misi, dan program yang pasangan ini tawarkan,”72

Sederhananya semua kader militan yang dimiliki oleh partai penyokong

Wahidin Halim - Andika Hazrumy memiliki potret sendiri tentang persoalan

72Wawancara Gacho Sunarso Ketua DPC Partai Demokrat Tangerang Selatandi kantor DPC Partai Demokrat Tangerang Selatan 64

yang dijadikan poin penguatan solusi yang ditawarkan oleh visi-misi Wahidin

Halim – Andika Hazrumy. Struktur masyarakat yang dimana Wahidin Halim melakukan komunikasi politik lebih banyak masyarakat dengan mode pekerjaan kantor atau pabrik. Kelompok petani yang masih ada di Tangerang sekelompok kecil saja dan jelas teritorialnya. Karena pada umumnya, pertumbuhan industri di Tangerang pun tinggi. Cerminan yang didapat bahwa, kelompok minoritas tetap dirangkul tidak ada pembedaan secara khusus sekalipun pertumbuhan ekonomi daerah mengarah kepada industrialisasi.

Partai penyokong Wahidn Halim – Andika Hazrumy di pilgub Banten

2017 antara lain Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional

(PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB),

Partai Hanura, dan Partai Gerindra. Tim partai politik di atas merupakan koalisi besar dibandingkan kubu Rano Karno dan Embay yaitu Partai Demokrasi

Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan

Partai Nasional dem.

Partai Golkar yang menjadi motor masuknya Andika sebagai kandidat mendampingi Wahidin Halim di pilgub Banten 2017 tentu memiiki pengertian serius. Partai tersebut sering dianggap sebagai corong dinasti Atut. Koalisi yang besar mengurangi kesan tersebut, karena sejumlah partai lain berbagi porsi yang sama dalam memenangkan Wahidn Halim – Andika Hazrumy.

PDIP dan PPP pun sebenarnya diuntungkan karena elektabilitas Rano Karno kuat melampaui elektabilitas Wahidin Halim mapun Andika Harzumy sendiri, 65

belum lagi popularitas Rano Karno melejit sejak dia dianggap mampu

mengurus provinsi Banten saat ia ditetapkan sebagai Gubernur definitif.73

Daya tawar sebenarnya Wahidin Halim – Andika Hazrumy tak lain

karena kolaborasi antara kelompok muda dan tua. Satu sisi keduanya memiliki

pengalaman yang berbeda. Untuk mempercepat sosialisasi dan pemenangan,

bentuk kesan dan simbolik merupakan penyampaian yang dianggap mudah

dicerna. Pasar publik pemilih Wahidin Halim – Andika Hazrumy lebih terarah

kepada personal saja. Artinya ada pertemuan intens kepada masyarakat soal

problematika dari pada bergantung kepada mobilisasi massa. Metode

pendekatannya ada beberapa hal yang dilakukan, seperti disampaikan oleh

Gacho Sunarso Ketua DPC Partai Demokrat Tangerang Selatan:

“Secara garis besar hal ini yang menjadi strategi marketing kami yang pada praktiknya diejawantahkan dengan berbagai cara penyampaian, disesuaikan dengan siapa yang kita hadapi. Ide-ide kreatif ditelurkan dengan substansi perkenalan pasangan calon ini. Kalo program teknis yang pernah kita lakukan adalah Gerakan Rabu Biru. Gambaran programnya yaitu merupakan program yang digagas relawan WH- Andika. Gerakan ini berupa mencapkan telapan tangan yang diberi tinta biru ke dalam spanduk. Gerakan ini juga sebagai simbol komitmen bahwa hari Rabu, 15 Februari 2017 akan memilih WH-Andika. Makna khususnya dari gerakan ini menyapa langsung masyarakat dan sebagai simbol bahwa mereka berkomitmen untuk memilih dan memenangkan WH-Andika. Serta program-program segar lainnya yang menjadi representasi dukungan kepada pasangan ini,”74

Marketing ide lebih mengedepankan kedekatan wawasan serta persoalan.

Penentuannya sangat selektif berdasarkan bagaimana kognitif yang dimiliki

konstituen. Visi-misi politik laksana membangun jembatan yang tiada arus

73Rano Karno ditetapkan sebagai Gubernur Definitif provinsi Banten pada 12 Agustus 2015 setalah Ratu Atut Chosiyah yang dinonaktifkan sebagai Gubernur Banten ditetapkan sebagai tersangka pada 16 Desember 2013 dan pada 20 Desember 2013 Atut ditahan KPK karena menjadi tersangka dalam dugaan suap mantan ketua Mahkamah Konsitusi, Akil Mochtar. 74Wawancara Gacho Sunarso Ketua DPC Partai Demokrat Tangerang Selatandi kantor DPC Partai Demokrat Tangerang Selatan. 66

dibawahnya. Keberadaan sosialisasi visi ditengah masyarakat tak lain guna menempatkan simbol secara kognitif yang dilakukan secara persuasif dan bersifat kontinyu. Begitupun apa yang dilakukan oleh Wahidin Halim – Andika

Hazrumy tak lepas dari bagaimana mereka memilih citra macam apa yang cocok dan dekat dengan masyarakat.

Seperti dinyatakan di awal, Kampanye tidak lepas bagaimana strategi disusun untuk mengetahui situasi dan lapangan di mana audiens politiknya.

Ada beberapa hal yang lakukan oleh tim pemenangan WH-Andika dalam memetakan audiens politik di antaranya:

1. Positioning

Positioning diartikan sebagai semua aktivitas untuk menanamkan

kesan di benak para konsumen agar mereka bisa membedakan produk dan

jasa yang dihasilkan oleh organisasi bersangkutan. Tim pemenangan

Wahidin Halim –Andika Hazrumy berangkat dari acuan-acuan yang

diketengahkan oleh program kerja lawan politiknya, Rano-Embay. Sosok

yang dianggap akrab dan bersahaja dengan kelas bawah. Strategi untuk

menggiring kepada citra bahwa Wahidin Halim – Andika Hazrumy

mewakili masyarakatnya.

Jika ditilik, maka ada sesuatu yang dihadapkan, apalagi dengan

adanya slogan “Banten Baru dan Maju” Sebagai penegasan untuk

menggiring kognitif masyarakat untuk mendukung perubahan. Dengan kata

lain, program kerja yang dilakukan oleh Rano Karno sebagai incumbent

ketika menjabat dapat dianggap sebagai kelanjutan program yang tak

berpotensi memberikan kemajuan. 67

Untuk melawan kampanye keberhasilan Rano Karno dalam setiap

kampanyenya, strategi yang dipilih memang menjadikan kutub berhadapan

satu sama lain. Artinya setiap acuan ide yang coba disosialisasikan kepada

masyarakat adalah sama sama berusaha menjawab atau mengkoreksi

program kerja yang ditawarkan.

Maka dari itu, calon kandidat Wahidin Halim maupun Andika

Harzumy disesuaikan penempatannya dalam sebuah kampanye. Hal itu

diungkapkan oleh Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si wakil ketua bidang

organisasi DPD Golkar Provinsi Banten:

“Pada saat dia menjaring aspirasi, saat itu juga dia menyampaikan misi, mimpi dia. Di level tengah juga sama, di level atas sama. Saat dia menjaring aspirasi, saat itu juga dia menyampaikan gagasannya. WH juga demikian. Nah saluran politik lainnya yaa dari media kan.”75

Figur Wahidin akan sangat digemari oleh kalangan menengah karena

latar belakang dirinya sebagai seorang pengusaha dan Andika mewakili

kalangan bawah di pelosok Banten berbekal dirinya putra Banten asli dan

disokong oleh basis pemenangan dikala dirinya menjadi anggota dewan

legislatif.

2. Branding

Branding dalam pemahaman politik lebih merupakan upaya strategis

mengenai produk politik yang terdapat simbol dan nilai-nilai sosial yang

teradopsi dan kemudian dikehendaki untuk diyakini oleh masyarakat.

Kedua calon kandidat pilgub Banten menampilkan dengan

pembawaan dengan kesan yang merakyat dan islamis. Dua kunci ini selalu

75 Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si (wakil ketua bidang organisasi DPD Golkar Provinsi Banten di Hotel Le Dian Kota Serang 68

ditekankan karena berdasarkan mayoritas masyarakat Banten beragama

Islam. Banten juga dikenal sebagai wilayah kesultanan, aspek ini memang

menjadi penekan apa saja simbol yang digunakan.

76 Gambar 4.1. Gambar Profil Kandidat Calon

Kemasan atribut misalnya, keduanya sama-sama memakai baju koko

putih menyimbolkan ketulusan. Bentuk simbol yang hampir tidak

menegaskan dirinya pribadinya dari kalangan atas. Andika walaupun berasal

dari kalangan atas dirinya tetap mengikuti cara komunikasi simbolik dengan

pasangannya.

Pasangan Rano-Embay memakai simbol selendang berwarna merah

dan hijau. Simbolik yang mengarahkan langsung kepada dua partai

pengusung meraka PDIP (merah) dan PPP (Hijau). Simbol islami memang

cukup dominan. Di sisi lain, WH-Andika hanya memakai pakaian ala

kadarnya, tidak menambahkan simbolik apapun. Mereka masuk kampung-

kampung dengan simbolik yang cukup biasa. Hal ini merupakan kesan yang

dibuat untuk membedakan dengan kandidat lawan mereka Rano-Embay.

3. Segmenting

76 Diakses dari www.bantenhits.com 69

Keberagaman sosial masyarakat harus dipetakan sedemikian rapi

dalam membangun strategi kampanye politik. Segmentasi penting dilakukan

mengingat institusi politik diharapkan dapat selalu hadir dalam berbagai

karakteristik pemilih. Hadir tidaknya suatu institusi poltik selalu diartikan

sebagai keberadaaan fisiknya di tengah-tengah pemilih misalnya melaui

kunjungan ke daerah-daerah terpencil.

Keberadaan calon dalam mensosialisasi program berdasarkan peta

sosial yang menyesuaikan dengan keinginan masyarakat. Dalam tim

pemenangan Wahidin Halim – Andika Hazrumy tidak hanya melibatkan

parpol dan simpatisan politik melainkan para pakar. Hal ini diungkapkan

oleh Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si wakil ketua bidang organisasi DPD

Golkar Provinsi Banten:

“nah dari aspirasi masyarakat itulah disaring mana yang kewenangan kita dari situ di formulasikan, lalu setelah itu kita mengundang pakar, waktu itu kita ada beberapa dosen dan pakar yang kita kumpulkan secara rutin yang setiap hari secara rutin berdiskusi dengan Andika, jadi level bottom dan level up. Level bottom nya Andika mengambil problematika yang dia temui secara langsung empiris dia lihat dan dia dengar. Lalu secara teoritis dia juga dengar dari para pakar, jadi dari bawah dapet dari atas dapet jadilah visi misi”77

Para pakar memberikan pandangan dalam upaya mensinergiskan

pandangan ide, program kerja dan audiensnya. Misalnya, Wahidin Halim

dan Andika lebih berupaya memaksimalkan kalangan masyarakat di daerah

tertinggal dan sebagian lagi di daerah yang mengalami pertumbuhan dan

perlu dirangsang. Di sisi lain, Rano-Embay selalu menggandeng para ulama

untuk masuk di wilayah yang notabenenya wilayah santri walaupun tidak

77 Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si (wakil ketua bidang organisasi DPD Golkar Provinsi Banten di Hotel Le Dian Kota Serang. 70

menyeluruh hal ini sangat dipengaruhi oleh sosok Embay yang memang

memiliki pengaruh luas kepada kalangan Islam Karismatik. Sentimen agama

dalam tahap kedekatan semata tidak menjurus kepada klaim.

Seperti pernyataan Neuman dan Perloff menjelaskan tentang

penerapan prinsip dan cara marketing di dalam kampanye politik oleh

berbagai individu dan organisasi. Cara kerja itu sendiri meliputi analisis,

perkembangan, pengeksekusian, perencanaan, strategi kampanye yang

dilakukan oleh para kandidat, partai-partai politik, pemerintah, para

penglobi dan kelompok kepentingan yang mencoba mengendalikan opini

publik, mengembangkan ideologi mereka, memenangkan pemilihan dalam

pemungutan suara umum sebagai jawaban untuk keinginan dan keperluan

dan kelompok orang-orang tertentu dalam masyarakat.78

Setiap tim pemenangan harus mengusahakan public policy berjalan

satu arah sebagaimana dikehendaki untuk pemenangan Wahidin Halim –

Andika Hazrumy. Rakyat sebagai subjek politik tidak melulu ditempatkan

sebagai objek pikiran calon. Satu sisi lain, mereka harus ditempatkan

sebagai lawan dialog ditengah diferensiasi persoalan dan pemecahannya.

Memang benar, kemenangan Wahidin Halim – Andika Hazrumy sangat

dibantu partai politik dalam membangun dialog interaktif di tengah

masyarakat.

Keberadaan pesaing dari kubu Rano-Embay sebagai incumbent

memang memiliki pengalaman dengan masyarakat dalam arti sebagai

pemegang kendali kepemimpinan Banten. Popularitas secara keseluruhan di

78Pawito, 2009, Komunikasi Politik : Media Massa dan kampanye pemilihan (Jogjakarta: Jala Sutra,2009), h.209 71

Banten memungkinkan Rano Karno lebih dikenal. Pesaing Wahidin Halim –

Andika Hazrumy juga hampir sama melakukan pendekatan kepada

masyarakat, tinggal bagaimana sebenarnya update tentang apa-apa saja yang

dilakukan pesaing di tengah masyarakat. Dengan menganalisis corak

pendekatan pesainglah, strategi harus dipilih secara berbeda namun punya

tujuan yang sama yaitu popularitas dan elektabilitas di kemudian hari.

Apalagi dalam politik kawan dan lawan sangat tipis perbedaannya.

Mengikuti Wheelen dan J. David Hunger mengenai model dasar

manajemen strategi dalam bagaimana strategi dibuat secar runut, yaitu:79

1. Mengamati lingkungan. Merupakan mengawasi, mengevaluasi, dan

menyebarkan informasi dari lingkungan eksternal maupun internal untuk

keserasian orang dengan perusahaan.

Tim mengumpulkan beberapa pakar dalam menganalisis

persoalan didasarkan kepada berbagai perspekif keilmuan. Diskusi serap

pendapat, dari sinilah catatan penting hal apa saja yang mesti dilakukan.

Terutama memilih fokus pembangunan dan kerja dalam bentuk apa yang

dikehendaki oleh masyarakat. Penyertaan pakar tentunya lebih melihat

kepada penitial ilmiah. Hal ini menyangkut perhitungan pakar pada

suatu program kerja nantinya akan berjangka pendek atau panjang.

Penempatan pakar cukup beralasan sebagaimana dijelaskan oleh

Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si selaku wakil ketua bidang organisasi DPD

Golkar Provinsi Banten :

“Masyarakat menyampaikan aspirasi dan dari semua aspirasi yang disampaikan masyarakat itu tidak semua menjadi tanggung

79 Wheelen dan J. David Hunger, Manajemen Strategis, (Yogyakarta: Andi, 2003) h. 10-18 72

jawab provinsi kan di undang-undang 23 tahun 2014 kan ada pengaturan kewenangan kalo masyarakat kan gak lagi mikirin kewenangan tapi pokoknya mereka pingin ini, nah dari aspirasi masyarakat itulah disaring mana yang kewenangan kita dari situ di formulasikan lalu setelah itu kita mengundang pakar, waktu itu kita ada beberapa dosen dan pakar yang kita kumpulkan secara rutin yang setiap hari secara rutin berdiskusi dengan Andika, jadi level bottom dan level up. Level bottom nya Andika mengambil problematika yang dia temui secara langsung empiris dia lihat dan dia dengar,”80

Probabilitas politik dan persaingan dengan lawan poltik serta

ketajaman pemenuhan kepada masyarakat. Andika memiliki inisiatif

sendiri dalam menyusun formulasi. Hasil dari penggodokan tersebut

menjadi klausul untuk semua tim pemenangan agar disosialisasikan dan

dicocokkan dengan realitas.

2. Formulasi strategi. Mengembangkan rencana jangka panjang untuk

efektifitas manajemen dalam menghadapi peluang, ancaman, kekuatan

dan kelemahan perusahaan/organisasi.

Penyusunan skenario, baik Wahidin Halim maupun Andika

Harzumy telah memiliki tugas masing-masing sedangkan partai,

membantu membukakan ruang. Partai politik seperti Partai Demokrat

memfungsikan kantong suara awal seperti di kota Tangerang yang

dimana Wahidin Halim pernah memimpin kota ini. Kantong suara

parpol berguna sebagai tahap awal yang paling diseriusi. Sekalipun perlu

diingat kantong suara parpol tidak sepenuhnya integral dengan proses

politik, hanya dengan monitorlah yang memungkinkannya. Wahidin

80Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si selaku wakil ketua bidang organisasi DPD Golkar Provinsi Banten di Hotel Le Dian Kota Serang. 73

Halim sangat faham lingkungan perkotaan Tangerang, oleh karena itu

dia hanya perlu memasuki ruang-ruang masyarakat pinggiran.

3. Implementasi Strategi. Sebuah proses di mana strategi dan kebijakan

diletakkan ke dalam pelaksanaan melalui pengembangan program,

alokasi dan prosedur. Dalam pilgub Banten, strategi yang digunakan

ialah intensitas pertemuan yang dilakukan Wahidin Halim – Andika

Hazrumy. Pertarungan kandidat setingkat lebih berat. Pertama diukur

dari luas wilayah Banten sekalipun provinsi ini merupakan pemekaran

dari Jawa Barat tetapi aset dan kemampuan Banten menjadi provinsi

kuat setelah mendekati APBD DKI Jakarta. Kedua, pertarungan

kekuatan head to head butuh perhatian serius dan presisi ketepatan

kampanye dan sosialisasi. Untuk itu, bagi calon incumbent seperti

Rano Karno yang telah memiliki pengalaman memimpin Banten bisa

dianggap lebih baik secara penguasaan wilayah.

Gambar 4.2 Pendapatan Provinsi Banten 201681

81Diakses dari https://banten.bps.go.id/ pada tanggal 29 Desember 2018 74

4. Evaluasi dan pengawasan. Sebuah proses di mana hasil aktivitas dan

penampilan perusahaan/organisasi diawasi sehingga hasil pencapaian

saat ini dapat dibandingkan dengan target pencapaian. Evaluasi yang

matang memungkinkan untuk menghasilkan prediksi. Prediksi

merupakan ukuran perkiraan hasil kerja langsung berdasarkan acuan

survei elektabilitas. Prediksi demikian juga melihat celah lawan dalam

mengkampanyekan dan mencari peningkatan popularitas dan teknik-

tekniknya. Penggunaan acuan peluang keterpilihan akan membuat

skema-skema yang memiliki pretensi masing-masing kepada setiap

persoalan yang masih dianggap lemah dan kurang efektif. Partai

pengusung tentunya tahu menjalankan pertumbuhan presentase

keterpilihan Wahidin Halim – Andika Hazrumy.

Dapat dipastikan bahwa tahapan-tahan yang dilakukan dalam marketing politik Wahidin Halim – Andika Hazrumy sebagai berikut:

1. Koalisi antar kerkuatan partai besar, Pengertian yang didapat bahwa

kandidat Wahidin Halim – Andika Hazrumy mendapatkan legitimasi

mayoritas partai yang memiliki kursi di DPRD Provinsi Banten.

Walaupun, soal kapabilitas suara masing-masing partai belum tentu

dijadikan acuan kemenangan sepenuhnya. Masing-masing partai hanya

bisa mendapatkan target tersebut ketika koalisi itu kuat. Satu sisi,

keberagaman ideologi partai dan golongan di dalamya berfungsi sebagai

mode paradigma sendiri dalam mengatur strategi terhadap masing-masing

konstituen politik. 75

2. Saling menguatkan citra masing-masing kandidat, representasi dan potret

dari masing-masing realitas yang dijalani kandidat menjadi acuan.

Wahidin Halim merupakan sosok yang cukup sukses memimpin kota

Tangerang. Kepemimpinannya mendapat pengakuan dalam lingkup

nasional. Andika merupakan anak muda dengan karir politik yang cukup

prestius. Sekalipun selalu dilingkupi stigma bagian dari dinasti Atut.

Wahidin mampu menurunkan tensi persepsi negatif tersebut. Karena

Wahidin pernah menjadi lawan politik Ratu Atut Chosyiah pada pilgub

2011 silam. Namun, trah Ratu Atut itu menjadi pendamping Wahidin

Halim dalam pilgub Banten 2017. Hal ini meredam persaingan politik

lama diantara keduanya, dan menghapuskan pemikiran adanya dosa

warisan.

3. Penetrasi sosial berdasarkan karakteristik masyarakat, hal ini didasarkan

kepada karakteristik persoalan yang dialami oleh masyarakat. Tentu baik

Wahidin Halim maupun Andika Hazrumy sudah memiliki kemampuan

melihat persoalan dari masyarakatnya. Untuk kalangan industri perkotaan,

sosok Wahidin halim memiliki track record ketika menjabat sebagai

walikota Tangerang. Untuk wilayah lain, barang kali Andika mampu

menyisir sekelumit batasan-batasan persoalan di berbagai pelosok

wilayah Banten Barat.

C. Kampanye dan Komunikasi Politik pasangan Wahidin Halim dan Andika

Hazrumy

Duet antara Wahidin Halim dan Andika Hazrumy tidak semudah

mengikat tali. Ada proses komunikasi politik yang cukup serius yang di 76

bangun sehingga terbentuk sebuah kesatuan kandidat dengan berbagai partai

koalisi besar. Butuh keputusan dan berbagai peluang yang dianggap sebagai

acuan mulai partai pengusung, kesempatan membuka komunikasi dan

penetrasi publik serta kemampuan membangun sinergi maupun pengaruh.

Sejak awal partai Golkar sebagai partai penyokong Andika Hazrumy menggodok langsung saran partai mengenai siapa sajakah yang masuk untuk diusung dalam pilgub. Dewan Pengurus Daerah (DPD) Golkar Provinsi Banten, hanya 2 Kabupaten Kota yang menyampaikan dua nama yakni Andika Hazrumy dan H. Tubagus Chairul Jaman pada saat itu diusulkan oleh pengurus partai Golkar Kota Cilegon dan Kota Serang. Dari 8 Kabupaten Kota 6 kabupaten kota mengusulkan calon tunggal, Andika Hazrumy sebagai calon gubernur atau calon wakil gubernur.Dari dua nama yang diusulkan dalam rapat pleno yang di perluas di tingkatan Provinsi Banten yang sebelumnya dilakukan di rapat pleno tingkat Kabupaten Kota, dari dua nama itu, skor akhir hanya Andika Hazrumy yang mendapatkan poin penuh. Karena Andika Hazrumy mendapat rekomendasi dari delapan kabupaten kota sementara Jaman hanya mendapat duarekomendasi dari kabupaten kota, dalam proses itu kemudian Andika masih sebagai calon gubernur atau menjadi calon wakil gubernur, belum menjadi rekomendasi final Andika sebagai apa. Oleh karena partai Golkar tidak bisa mengusung sendiri di pilkada 2017, karena Golkar di provinsi Banten hanya memiliki 15 kursi sementara syarat minimal 20% dari 85 itu adalah 17 kursi dan masih kurang 2 kursi.82

Posisi partai politik memiliki posisi sentral karena tanpa partai politik

sulit sekali mendapatkan pengaruh. Sekalipun amanat undang-undang tidak

melarang maju sebagai calon independen, tetap saja partai politik masih

dianggap sebagai instrumen ideal dalam penyangga demokrasi dan elektoral

di Indonesia. Partai Golkar sebelumnya merupakan partai pemenang Ratu

Atut Chosyiah memimpin Banten. Bisa dikatakan, parta berlogo pohon

beringin tersebut cukup kuat pengaruhnya.

82 Wawancara langsung Bahrul Ulum S.Ag Sekjen DPD Golkar Provinsi Banten di Kantor DPD Partai Golkar Provinsi Banten. 77

Menurut Bahrul Ulum S.Ag Sekjen DPD Golkar Provinsi Banten

penunjukkan Andika Hazrumy sebagai calon sudah berdasarkan mekanisme

pengurusan Partai Golkar yang dilakukan secara demokratis:

“Pertama dalam Jutlak Pilkada yang dikeluarkan DPD partai Golkar, dalam proses Bakal Calon itu berdasarkan hasil rapat Pleno yang diperluas ditingkatannya masing masing, Pleno DPD Partai Golkar Provinsi Banten yang diperluas dengan Seluruh unsur yang ada di DPD 1 terdiri dari Pengurus Pleno, anggota fraksi, pimpinan organisasi sayap, organisasi pendiri, termasuk juga pimpinan DPD partai Golkar Kabupaten Kota. Namun Proses itu ditarik lagi kebawah bahwa rapat pleno ditingkat provinsi Banten juga harus di awali dari rapat pleno di tingkat kabupaten kota, nah pada saat rapat pleno di tingkat kabupaten kota yang kemudian kita lakukan rapat pleno di tingkat provinsi,”83

Sekalipun komunikasi politik antara partai Golkar dan PDI-P dibangun

untuk menggaet Rano Karno namun gagal. Satu sisi Rano Karno tidak mau

menjadi wakil dari Andika Hazrumy karena secara survei popularitas dan

elektabilitas perseorangan Rano Karno jauh lebih baik. Wahidin Halim yang

memang menunggu pasangan akhirnya sepakat untuk menerima pinangan

Golkar, walaupun Andika yang sedari awal disokong untuk menjadi calon

gubernur cukup menjadi pendamping Wahidin Halim yang didaulat sebagai

calon gubernur.

Elektabilitas yang terlalu tinggi yang dimilki oleh Rano Karno memang

cukup jauh hanya dengan sebuah koalisi politik besar. Tentu, sebuah koalisi

harus dibayar dengan porsi kekuasaan dan pengaruh sebagai hasil apabila

menang. Secara komponen partai penyokong, Wahidin Halim – Andika

83Wawancara langsung Bahrul Ulum S.Ag Sekjen DPD Golkar Provinsi Banten di Kantor DPD Partai Golkar Provinsi Banten. 78

Hazrumy lebih banyak dari pada Rano Karno. Selebihnya hanya persoalan personal saja.

Bagi Rano Karno sebagai calon incumbent sangat terbantu dan tidak perlu rumit memikirkan program. Karena bagi incumbent keberhasilan program kerja menjadi modal keberhasilan dan sumber utama dalam kampanye permanen. Dia membutuhkan beberapa inovasi kebijakan penggugah kepada masyarakat. Kehadiran di berbagai tempat Rano Karno juga menandai sebagai bagian dari kampanye itu sendiri.

Bagi Rano Karno hanya perlu mematenkan legitimasi simbolik yang telah dibuatnya selama masa kepemimpinan di Banten. Legitimasi simbolik yang kuat sangat menguntungkan bagi setiap calon dalam memenangkan.

Item-item program andalan Rano Karno tentu menjadi kampanye simboliknya dalam mempertahankan dominasi incumbent sementara waktu.

Jika dibandingkan dengan Wahidin Halim – Andika Hazrumy sebagai penantang utama, Rano - Embay hanya perlu melakukan positioning yang dibantu politisi itu sendiri serta partai penyokong. Positioning merupakan skema dalam proses penciptaan ulang kebijakan, image serta jasa yang pernah dilakukan oleh Rano Karno. Kubu incumbent hanya perlu menjaga image politik, produk politik, pesan politik, dan program kerja yang ada.

Wahidin Halim – Andika Hazrumy bukan tidak punya peluang dalam melawan incumbent. Kekuatan program pembeda mungkin adalah salah satu indikator dalam melihat perbedaannya. Perbandingan visi-misi Wahidin

Halim – Andika Hazrumy dan Rano-Embay:

79

Tabel 4.2 Perbandingan visi-misi calon gubernur dan wakil gubernur Banten 2017-2022 Rano Karno Wahidin Halim Dan Dan Embay Mulya Syarif Andika Harzumy Visi 1. Banten Bangkit Banten yang maju, mandiri, 2. Banten Maju berdaya saing, sejahtera, 3. Banten Sejahtera dan berakhlakul karimah. 4. Banten Berlandaskan Iman dan Taqwa Misi 1. Memantapkan pembangunan 1. Menciptakan tata kelola infrastruktur wilayah dan kawasan pemerintahan yang baik untuk pemenuhan layanan dasar dan (good governace). peningkatan daya saing. 2. Membangun dan 2. Menciptakan ekosistem ekonomi yang meningkatkan kualitas sinergis antar pelaku usaha dan infrastruktur. mendorong pertumbuhan ekonomi 3. Meningkatkan akses yang lebih berkualitas dengan iklim pemerataan pendidikan investasi yang kondusif serta berkualitas. keberpihakan pada masyarakat. 4. Meningkatkan akses dan 3. Meningkatkan sumber daya manusia pemerataan pelayanan yang sehat, cerdas, berbudaya, dan kesehatan yang berdaya saing. berkualitas. 4. Memperkuat sinergi pembangunan 5. Meningkatkan kualitas pembangunan daerah melalui pertumbuhan dan kerjasama pembangunan antar pemerataan ekonomi. pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota yang selaras, serasi dan seimbang. 5. Meningkatkan kinerja pemerintah daerah yang bersih dan berintegritas menuju tata kelola pemerintahan berkualitas.

Kedua calon yang bertarung memiliki agenda pembangunan masyarakat dan pembaharuan dalam berbagai bidang. Keduanya sama-sama mematok target provinsi Banten kedepan dengan rekonstruksi infrastruktur dan suprastrukur. Pesan-pesan politik sama saja, pembedanya perang pengaruh dan keberhasilan serta yang terpenting juga ialah cara penyampaian 80

agar dari apa yang dirumuskan dapat mengena ke khalayak. Oleh karenanya

dalam proses sosialisasi ini, persuader atau penyampai pesan memiliki peran

penting agar pesan mudah diterima dan menjadi pertimbangan masyarakat

untuk memilih kandidat.

Seperti dituturkan oleh Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si selaku wakil ketua

bidang organisasi DPD Golkar Provinsi Banten, sekalipun hasil survei tersebut posisi

pasangan Wahidin Halim – Andika Hazrumy di bawah Rano Karno, masih ada

optimisme yang dipacu oleh tim koalisi untuk melawan incumbent :

“jadi kalo dua pasangan ini ditemukan bisa potensial mengalahkan incumbent karena pada saat itu posisi WH-Andika masih 12%, kalo dipasangkan dengan Rano udah 48 %, sisanya belum menentukan tapi berdasarkan tren kalo dipasangkan dengan Rano, Andika menang, kalo dipasangkan dengan WH masih kalah tapi potensi menangnya ada, lalu Golkar mengambil keputusan terutama keluarga Andika bahwa kita lebih baik melawan incumbent,”84 Proses keputusan juga melibatkan pendapat keluarga Andika

Hazrumy, karena jika dilihat komponen keluarga dari Ratu Atut membuat

rasa percaya diri mengusung Andika Hazrumy untuk maju sebagai calon

gubernur Banten sekalipun berakhir sebagai pendamping Wahidin Halim.

Penentuan calon dari DPD Partai Golkar Banten sebagai partai pengusung

utama hanya melibatkan dua nama untuk dipilih sebelumnya. Kedua nama

tersebut masih ada ikatan darah antara Andika Harzumy dan Tubagus Haerul

Jaman. Aroma kekeluargaan di tubuh Golkar Banten memang bukan hal yang

asing terlebih lagi sebagian besar anggota keluarga Andika Hazrumy banyak

menjabat baik di ranah eksekutif maupun menjadi anggota legislatif dari

Partai Golkar.

84Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si selaku wakil ketua bidang organisasi DPD Golkar Provinsi Banten di Hotel Le Dian Kota Serang. 81

Dalam menampik adanya terpaan isu negatif politik dinasti terhadap

Andika yang nanti merugikan peluang dalam memenangkan pemilihan,

menurut Bahrul Ulum S.Ag sekjen DPD Golkar Provinsi Banten:

“Kalo tokoh secara personal sih, baik secara langsung ataupun tidak langsung kita melakukan komunikasi dengan tokoh tokoh walaupun tidak serta merta tokoh tokoh itu mendeklarasikan diri di publik, yang salah satu kita lakukan komunikasi seperti tokoh-tokoh pendiri provinsi Banten ada Patriana Sam‟un juga kita lakukan komunikasi kemudian Pak Suryadi Sudirja kemudian pak Fadenaril terlepas dari hasilnya para tokoh-tokoh itu tidak secara vulgar mendukung WH- Andika tapi setidaknya para tokoh itu berdiri ditengah tidak berpihak ke pasangan manapun itu yang kemudian menjadi hal positif bagi pasangan WH-Andika ketika tokoh-tokoh pendiri provinsi Banten itu ada ditengah maka tidak ada pengkotak-kotakan antara tokoh ini ke pasangan calon WH-Andika, tokoh ini ada di pasangan Rano- Embay,”85 Legitimasi dalam politik selalu terkait dengan nilai-nilai sosial dengan

adanya sebuah harapan. Kondisi politik memang berubah - ubah, maka dari

itu legitimasi mewakili kesetaraan maupun sebuah supremasi. Legitimasi

dalam politik secara organisasi di wakili oleh partai politik. Sedangkan untuk

perorangan dilihat dari opinion leader dalam memberikan apresiasi.

Komunikasi terhadap tokoh-tokoh pendiri provinsi Banten adalah

langkah mencari sebuah legitimasi. Mereka bisa dijadikan sebagai legitimasi

sosial yang akan menepis isu negatif. Langkah tersebut setidaknya

memberikan sinyal, bahwa pilgub akan berlangsung dengan aman serta akan

menghasilkan pemimpin yang baik. Begitupun kala Andika Hazrumy maju

sebagai calon gubernur Banten.

85Wawancara langsung Bahrul Ulum S.Ag Sekjen DPD Golkar Provinsi Banten di Kantor DPD Partai Golkar Provinsi Banten. 82

Menurut Bahrul Ulum S.Ag Sekjen DPD Golkar Provinsi Banten

partai politik bekerja keras menghapus stigma negatif tersebut bahwa tidak

ada politik dinasti:

“Dan treatment khususnya karena serangan ke Pak Andika lebih tajam terkait dengan putranya Bu Atut, yaa kita sampaikan ke publik bahwa dalam pilkada itu tidak ada istilah dinasti, karena pada saat itu yang kenceng adalah istilah dinasti terkait Pak Andika yang adalah putranya Bu Atut. Kita luruskan kepada masyarakat bahwa apa sih sesungguhnya pengertian dari dinasti itu sendiri. Nah bisa dikatakan dinasti jika tongkat kepemimpinan itu diberikan dari orang tua ke anaknya atau dari kakak ke adiknya yang lumrah dilakukan itu pada sistem-sistem kerajaan, sementara demokrasi di Indonesia dilakukan secara demokrasi di pilih langsung oleh masyarakat sehingga masyarakat lah yang bisa menilai layak dan tidaknya, baik dan tidaknya untuk didukung atau tidak didukung oleh masyarakat,”86

Stigma negatif selalu menjadi penghambat, partai tidak hanya bicara

soal kampanye tetapi sosialisasi pilkada secara demokratis. Penekanannya

bahwa Wahidin Halim – Andika Hazrumy merupakan bagian dari proses

demokrasi dan dipilih secara demokratis oleh masyarakat. Secara perlahan

guna menutupi isu yang dapat mengurangi elektabilitas di masyarakat.

Intinya, citra Andika Hazrumy sebagai sosok yang bersih dari kepentingan

kekeluargaan.

86Wawancara langsung Bahrul Ulum S.Ag Sekjen DPD Golkar Provinsi Banten di Kantor DPD Partai Golkar Provinsi Banten. 83

Gambar 4.3 WH-Andika bagian dari Banten87

Terpaan isu negatif juga tidak hanya menerpa pasangan WH-Andika tetapi

pasangan Rano-Embay dengan isu Partai Komunisme Indonesia (PKI) lewat

keterkaitan PDIP sebagai partai penyokong Rano-Embay di Pilgub Banten.

Rano karno sering kali dituduh terkait dengan kebangkitan PKI di Indonesia.

Kampanye dengan isu negatif seperti ini juga dilancarkan oleh Wahidin

Halim dengan memberikan sinyalemen adanya kebangkitan PKI di Banten,

yang secara langsung merujuk kepada lawan politiknya, Rano Karno.

Sekalipun memang menjadi isu tanpa bukti lengkap setidaknya publik

terarahkan perhatiannya. Wahidin tidak segan-segan membawanya pada saat

kampanye politiknya. Belum lagi beberapa partai seperti PKS dan PAN juga

membawa isu ke publik. Secara otomatis isu ini memberikan penurunan citra

bagi lawan politik.

87https://news.detik.com/berita/d-3414306/zulkifli-di-kampanye-akbar-wh-andika- kembalikan-kejayaan-banten diakses 27 Desember 2017 jam 23: 56 84

Gambar 4.4 Isu Kebangkitan PKI di Banten88

Isu PKI yang beredar luas menjadi konsumsi jelang pilkada. Sebelumnya

terjadi di pilgub DKI Jakarta terhadap pasangan Ahok-Djarot. Publik begitu

tersita dengan hubugan Ahok yang dekat dengan para pengusaha Cina. Isu

yang dihembuskan ada keterkaitan khusus partai komunis Cina dengan Ahok,

kala Pilgub DKI Jakarta menyebabkan citra dan opini publik begitu

terarahkan. Ahok-Djarot pun kalah dalam kontestasi tersebut dan

dimenangkan oleh pasangan Anis-Sandi. Isu PKI yang terjadi di Pilgub

Banten maupun di Jakarta beririsan langsung dengan tuduhan kepada PDIP

yang selama ini disebut dengan partai komunis di Cina. Di sisi lain, beberapa

kadernya memiliki hubungan geneologi sebagai anak PKI. Apa yang

diungkapkan oleh Ribka Tjiptaning dengan bangganya sebagai anak dari

PKI.89

88 Diakses dari https://newsmedia.co.id/calon-gubernur-wahidin-halim-singgung-isu- kebangkitan-pki-di-banten/#/popup pada 28 Desember 2017 jam 00:08 89 Diakses dari http://nusantarakini.com/2017/04/16/politisi-anak-pki-ikut-bagi-bagi- sembako-tim-ahok-djarot/ pada 28 Desember 2017 jam 00: 16 85

Situasi lain terjadi di Provinsi Kalimantan Barat Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Singkawang, Thjai Cui Mie

sempat terseret dalam isu kebangkitan komunisme belum lama ini.

Pasalnya, bakal calon Wali Kota Singkawang di Pilkada 2017 itu

membagikan kalender yang memuat logo palu arit sebagai sarana

sosialisasi dirinya kepada masyarakat.90

PDIP nyatanya menjadi sasaran isu ini di pilgub Banten, dan kerugian bagi

Rano Karno sendiri yang diterpa isu ini. Sensitifitas masyatakat dengan isu

PKI juga dilengkapi wacana ateisme dalam PKI serta upaya PKI mengganti

ideologi Pancasila dengan komunisme. Dalam kampanye politik cukup

menjual. Sebuah wacana yang menohok langsung. Apa yang terjadi di Jakarta

dengan kemenangan Anies- Sandi ternyata terjadi di Pilgub Banten WH-

Andika. Sekalipun isu PKI hanya salah satu item dalam perang wacana saat

kampanye, setidaknya punya kesimpulan bahwa isu PKI sangat marketable

dalam kampanye politik.

Kecenderungan mengarahkan isu kebangkitan PKI tidak saja menciderai

kontestasi politik yang demokratis dan jurdil tetapi menimbulkan efek lain

yang menjadi beban kognitif di tengah masyarakat. Karena bagaiamanapun

isu kebangkitan PKI masih memiliki dampak rasa ketakutan bagi masyarakat.

Tetapi nyatanya, sebagai jualan politik hanya narasi peruntungan saja yang

ada.

90 Diakses dari http://www.beritasatu.com/politik/373443-pilkada-serentak-2017-isu-pki- kembali-merebak.html , pada tanggal 28 Desember 2017 jam 00: 23.

86

Dengan demikian ditilik mendasar bahwa ada dua hal terciptanya kolaborasi pencalonan Wahidin Halim – Andika Hazrumy dalam pilgub

Provinsi Banten 2017:

1. Kesepahaman partai politik pengusung, partai sebagai institusi untuk

mengagregasi kepentingan sosial dan mewakili kepentingan tersebut

dalam arena-arena politik, melalui kontribusi serta artikulasi di dalam

pertarungan politik dengan adanya permasalahan sosial di bawah

struktur budaya dan sosial. Partai Golkar sebagai partai kuat di Banten

tentunya akan merasa percaya diri jika mengusung calonnya sendiri,

sekalipun publik tahu ada dinasti kekeluagaan dalam partai tersebut.

Persoalan di bawah harus dibagi, hanya dengan partai yang

berseberangan secara kepentingan salah satunya ialah Partai Demokrat.

Dalam pilgub Banten ini, peran partai Golkar cukup dominan

menggalang dukungan dan kontak politik dengan berbagai parpol.

2. Kesamaan prinsip pembangunan, kehadiran Andika Hazrumy dalam

percaturan politik di pilgub Banten menampilkan peluang

kepemimpinan muda. Hal ini juga menjadi sinyal bahwa peluang kaum

muda sama besarnya dalam membangun daerahnya. Sekalipun

demikian, Wahidin Halim lebih siap dalam menyambut pencalonan

tersebut berbekal pengalamannya.

Untuk melihat bagaimana tindakan persuasif dalam pemenangan

Wahidin Halim – Andika Hazrumy kita mengacu pada model yang 87

digambarkan, adanya empat tahap yang akan terjadi ketika proses kampanye

berlangsung:91

1) Tahap informasi (information). Pada tahap ini, khalayak diterpa

informasi tentang lembaga/kandidat atau gagasan yang dianggap baru.

Terpaan ini bertubi-tubi dan dikemas dalam bentuk pesan yang

menarik akan menimbulkan rasa ingin tahu khalayak tentang produk

atau gagasan tersebut.

Sebagaimana pada umumnya dalam kampanye, iklan politik dalam

bentuk reklame serta adagium - adagium politik digunakan. Wahidin

Halim – Andika Hazrumy tak jauh beda. Sasarannya ialah daerah yang

masih memiliki persepsi tinggi untuk belum memiliki kecondongan

sikap memilih calon. Massifikasi akan informasi di daerah tersebut

tentu lebih diprioritaskan seperti daerah seperti Kabupaten Pandeglang

maupun Lebak. Di samping itu, konstituen politik masih sangat mudah

diberikan pemahaman dan pendidikan politik.

Andika Hazrumy sangat diuntungkan berdasar pada ikatan kekerabatan

(primordial) sebagai putra asli Banten. Satu sisi, ketokohan kakeknya

sebagai Jawara Banten disegani dan dihormati di tengah masyarakat.

Karena bagaimanapun simpul ketokohan sebagai penyatu dan panutan.

Memang benar, sifat permasalahan yang dihadapi Banten terutama

pergeseran sosial dalam masyarakat ditentukan oleh tipe

kepemimpinan itu sendiri.

91Gun Gun Heryanto & Zarkasy Irwa, Public Relations Politik (Bogor: Ghalia Indonesia, 2012) h. 94-95 88

2). Tahap persuasi (persuasion). Ketika khalayak tergerak mencari tahu

dan mendapati bahwa produk tersebut menarik minat mereka, maka

dimulailah tahap persuasi atau tahap mempengaruhi khalayak.

Menurut Bahrul Ulum S.Ag Sekjen DPD Golkar Provinsi Banten

persuasi diakukan oleh masing-masing kandidat yang memiliki

spesifikasi daerah mana saja yang dianggap perlu untuk dimasuki dan

sosialisasikan.

“Proses penyampaiannya tidak ada pembedaan saat penyampaian Program antara Lebak, Pandeglang, Tangerang, Serang dsb. Karena pada prinsipnya semua program yang ditawarkan oleh WH-Andika harus sampai keseluruh lapisan masyarakat di 8 Kabupaten Kota di 115 Kecamatan dan 1535 desa kelurahan yang ada di Banten, sehingga tidak ada pembedaan penyampaian Lebak yang dikampanyekan program ini, Tangerang program ini, Cilegon program ini, tapi semua program yang diusung oleh WH-Andika itu disampaikan kesemua lapisan masyarakat yang ada di 8 Kabupaten- Kota tanpa memilah antara Kabupaten ini kategorinya Kabupaten maju, kota ini kota maju dan yang ini kota tertinggal dan lain sebagainya itu tidak ada. Sehingga semua program yang disampaikan oleh WH-Andika itu wajib disampaikan kepada seluruh stackeholder yang mengusung WH-Andika kepada lapisan semua masyarakat,”92

Setiap daerah memiliki karakteristik tersendiri sesuai susunan

struktur sosial dan budaya tertentu yang dianut. Pemetaan semacam

ini lumrah dilakukan. Karena sosok yang akrab akan mudah dikenali

dan dapat melakukan penetrasi politisnya. Wahidin Halim dianggap

pas untuk masuk ketengah-tengah masyarakat semi perkotaan dan

perindustrian seperti Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan

Kota Tangerang Selatan. Adapun, Andika Hazrumy menuntaskan

sosialisasinya di wilayah Banten Barat. Artinya, setiap daerah

92Wawancara langsung Bahrul Ulum S.Ag Sekjen DPD Golkar Provinsi Banten di Kantor DPD Partai Golkar Provinsi Banten. 89

sosialisasi politiknya disesuaikan dengan porsi kebutuhan akan solusi

dari setiap daerah.

Sosialiasi politik guna memperoleh sikap serta orientasi

terhadap kehidupan politik. Ada dua hal sekaligus yang diacu ketika

sosialisai politik dilakukan oleh pasangan Wahidin Halim – Andika

Hazrumy. Yaitu pendidikan politik sekaligus indoktrinisasi politik.

Indoktrinisasi politik yang dilakukan oleh Wahidin Halim – Andika

Hazrumy ditujukan dalam memobilisasi massa dan memanipulasi

masyarakat untuk menerima nilai, norma, dan simbol politik yang

dikampanyekan sebagai suatu yang ideal.

3). Tahap membuat keputusan untuk mencoba (decition, adoption and

trial) yang di dahului oleh proses menimbang-nimbang tentang

berbagai aspek produk tersebut.

Ada seleksi yang dilakukan oleh pasangan Wahidin Halim – Andika

Hazrumy mengenai program dan penyeseuaian dengan kehendak

masyarakat. Terlebih lagi adanya pembedaaan dengan program dalam

visi misi Rano-Embay. Pemilihan redaksi kata yang baik akan

memberikan tafsir yang berbeda untuk dijelaskan kepada masyarakat.

Jika dilihat dari visi Wahidin Halim – Andika Hazrumy “Banten yang

maju, mandiri, berdaya saing, sejahtera dan berakhlakul karimah”

memang sederhana. Item kata dalam visi tersebut setidaknya

memberikan kesan religius dan bermoral. Pertanda bahwa Andika

Hazrumy sendiri jauh berbeda dari kesan sikap tamak kekuasaan 90

maupun berprilaku amoral, sebagai tindakan korupsi dan nepotisme

yang pernah menjerat ibunya.

4). Tahap konfirmasi atau re-evaluasi. Tahap ini hanya dapat terjadi bila

orang telah mencoba memilih partai atau kandidat yang ditawarkan.

Berdasarkan pengalaman mencoba, khalayak mulai mengevaluasi dan

mempertimbangkan kembali tentang produk tersebut.

Merupakan tahap terakhir apabila sebuah tahapan-tahapan telah

dilalui. Apabila didasarkan oleh pengalaman tentu keberhasilan

Wahidin Halim – Andika Hazrumy ialah melakukan program yang

mirip dengan apa-apa saja yang pernah berhasil dilakukan. Baik

Wahidin maupun Andika sama sama memiliki program kepada

masyarakat. Ingatan kognitif dan kedekatan akan hal tersebut yang

dipertahankan sebagai kampanye tetapi lewat simbolik.

Dalam pelaksanaan kampanye, menarik animo publik tentu dipilih berdasarkan keperluan akan mobilisasi masyarakat serta pilihan target tujuan jangka pendek atau panjang. Kampanye politik dengan intensitas tertentu mengindikasikan suatu keperluan jangka panjang untuk menarik simpati sekaligus indoktrinisasi. Ada dua jenis kampanye yang dipakai oleh Wahidin

Halim – Andika Hazrumy dalam merebut hati rakyat..

a. Candidat-oriented campaigns. Kampanye yang berorientasi pada

kandidat umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk memperoleh

kekuasaan politik. Jenis ini sering juga disebut political campaigns.

Karena sejak awal sudah dilihat bahwa tampilnya Wahidin Halim –

Andika Hazrumy sebagai penantang tunggal terhadap pasangan 91

incumbent Rano-Embay berorientasi kepada pergeseran kekuasaan.

Maka dari itu, Wahidin Halim – Andika Hazrumy antusias mengejar

ketertinggalan presentasi keterpilihan dari Rano-Embay.

Menurut Bahrul Ulum S.Ag, sekjen DPD Golkar Provinsi

Banten peningkatan suara harus meningkat setiap waktu. Peningkatan

suara tersebut berimbang dari banyaknya jumlah pertemuan langsung

dengan masyarakat yang dilakukan dari berbagai titik:

“Pak WH melakukan kampanye yang dilakukan di wilayah Tangerang Raya, yakni Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan kota Tangerang Selatan dan Pak Andika melakukan maksimalisasi kampanye di wilayah Banten Barat kita istilahkan pada saat itu, yang meliputi Kota Cilegon, Kota Serang, Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, dan Kabupaten Pandeglang. Nah dalam satu hari Pak Andika minimal itu ada 6 titik pertemuan terbatas di wilayah kabupaten kota yang ada di wilayah barat demikian juga Pak WH melakukan minimal 6 titik perhari di tingkat Tangerang Raya yang meliputi tiga wilayah dengan asumsi dari 6 titik perhari dengan asumsi itu 1 titik 250 orang masyarakat yang tersentuh oleh kampanye WH-Andika maka dalam satu hari Pak Andika bisa menyentuh 1500 masyarakat,”93

Saat kampanye Wahidin Halim juga dapat menyentuh 1500

masyarakat, ketika digabungkan kampanye blusukan, maka tolak ukur

ada 3000 masyarakat yang kemungkinan tersentuh oleh kampanye

tatap muka Wahidin Halim – Andika Hazrumy pada saat proses

kampanye tatap muka. Perhitungan ini diperoleh dari 3000 orang

perhari maka diasumsikan pada saat itu semua Kabupaten Kota,

semua kecamatan tidak ada satu kecamatan pun yang tidak tersentuh

oleh kampanye Wahidin Halim – Andika Hazrumy.

93Wawancara langsung Bahrul Ulum S.Ag Sekjen DPD Golkar Provinsi Banten di Kantor DPD Partai Golkar Provinsi Banten. 92

Sehingga kesimpulannya, pada saat tim Wahidin Halim –

Andika Hazrumy berharap dengan semua titik kecamatan tersentuh

dan sebagian besar desa juga tersentuh, maka semua program bisa

tersalurkan, semua promosi bisa tersampaikan. Prosesnya sangat luar

biasa dan hasilnya juga mendapatkan hasil yang positif walaupun

selisih perbedaannya hanya 2%. Wajar selisihnya demikian karena

pertarungannya adalah pertarungan head to head. Tidak ada pilihan

lain, dan semua tahu bahwa Pak Rano adalah incumbent pada saat itu

b. Ideologically campaigns. Jenis kampanye yang berorientasi

pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan sering kali

berdimensi perubahan sosial. Disebut sebagai social change

campaigns. Semua calon yang bertarung memiliki agenda

pembangunan masyarakat dan pembaharuan dalam berbagai

bidang. Keduanya sama-sama mematok target Banten kedepan

dengan rekonstruksi infrastruktur dan suprastrukur. Pesan-

pesan politik sama saja, pembedanya perang pengaruh dan

keberhasilan. Maka pastilah semua calon menjual narasi-narasi

lama soal keberhasilan masing-masing kandidat yang dapat

didulang ke Banten secara luas. Konsep pembangunan

disampaikan tetap harus melewati kesesuaian dengan

konstituen politik. Kembali lagi, hanya dengan kesiapan

pengetahuan akan wilayah dan metode pendekatannya.

Pembangunan dan kesejahteraan merupakan bahan kampanye

untuk menggugah masyarakat secara luas karena memang realitas

masyarakat Banten pada umumnya masih di bawah perekonomian 93

menengah ke bawah. Tema ekonomi dan pemberantasan kesenjangan

dan segregasi sosial menjadi wacana khusus dari masing masing

calon. Selanjutnya, partai politik penyokong yang nyatanya

kadangkala ditempelkan kepada program kerja partai politik yang ada

dan kemudian dijadikan kampanye salah satu calon.

Proses penyampaian dalam kampanye Wahidin Halim – Andika

Hazrumy melalui dua model kampanye sekaligus:

1. Model kampanye media

Secara umum Schramm mengartikan saluran (kampanye) sebagai

“perantara apapun yang memungkinkan pesan-pesan sampai kepada

penerima. Sementara Klingeman dan Rommele secara lebih spesifik

mengartikan saluran kampanye sebagai segala bentuk media yang

digunakan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Bentuknya

berupa kertas yang digunakan untuk menulis pesan, telepon, internet, radio

atau bahkan televisi. Para ahli kampanye umumnya tidak tertarik

melakukan debat konseptual tentang perbedaan saluran dengan media.

Mereka hanya berpendapat bahwa media adalah bagian dari saluran.94

Media sebagai saluran opini publik ataupun setidaknya

memberikan pengaruh terhadap pembentukan opini publik. Karena media

membawa pesan politik, kemampuan media inilah mampu menjadi tawar

menawar dengan institusi politik tertentu. Logika sederhananya jika ingin

membantu image positif maka cukup banjiri media dengan berita baik.

Keberadaan media dalam proses politik lebih membuka peluang siapa saja

bersuara. Inilah peluang sekaligus hambatan. Peluang dikarenakan kita

94Antar Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010) h.84 94

dapat secara langsung berkomunikasi dengan khalayak ramai,

mendapatkan atensi, dan menaruh pengertian. Di satu sisi, tidak semua

khalayak pengguna media tertarik dengan sebuah wacana tertentu dan

tanggapan yang ada belum tentu pula baik. Adakalanya, respon non-

kooperatif bahkan apatis dapat ditampilkan.

Gambar 4.5 95 Lama interaktif pendukung WH-Andika

Ada sekitar 4.734.370 orang berdasarkan data KPUD Banten

sebagai pemiliih tetap untuk mengkampanyekan kesemua lini tentu

membutuhkan cost politic yang lumayan besar dan waktu yang cukup

lama. Media cukup membantu apalagi kehadiran pemilih muda tentu dapat

dimaksimalkan sebagai amunisi politik.

Kubu Wahidin Halim – Andika Hazrumy tetap memanfaatkan

jejaring dunia maya sebagai saluran iklan dan komunikasi antar sesama

pendukung. Tak ketinggalan item media massa semua digunakan sebagai

95Diakses dari https://www.facebook.com/SahabatAndikaMediapada tanggal 20 Desember 2017 95

saluran mobilisasi kampanye. Menurut Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si

wakil ketua bidang organisasi DPD Golkar Provinsi Banten:

“Dia dengan komunitas tapi kan gak cukup waktu untuk bisa nemuin 12.000.000 orang pemilih di Banten, dia juga melalui proses berjejaring, dia punya jaringan dan jaringan itulah yang menyampaikan gagasannya melalui proses berjejaring. Lalu berjejaring kan gak mungkin dia menyampaikan pesan hanya oral, atau verbal dia juga menggunakan media. Kita memanfaatkan tekhnologi, waktu itu kita banyak menggunakan video-video pendek lalu pidato-pidato Andika, pidato-pidato WH di rekam lalu setelah itu di viralkan, di share secara berjejaring group wa (whatsapp) 1 group wa lainnya karena kita punya jaringan sampe ke level bawah. Kita menyadari betul bahwa face to face tidak akan cukup karena begitu luas provinsi Banten dan begitu banyak orang yang harus ditemui, maka media itu menjadi penting, elektronik dia juga datang ke radio kan, Andika juga membuat produk-produk komunikasi informasi yaa pake youtube, dia juga facebook, instagram, tapi bobot yang paling tinggi memang facebook,”96

Media sosial dijadikan locus pergumulan diskusi dan tukar

pendapat. Perjumpaan di ruang virtual memang memiliki keterbatasan

melihat ekpresi sebuah wacana dan berkomentar. Selain itu, kemungkinan

disana sulit sekali ditebak di mana simpatisan dan combatant. Namun,

yang pasti orientasinya bagaimana semua keinginan politik dan persuasif

baik dengan kata dan visual ditangkap.

Penggunaan media sangat ditentukan oleh bagaimana mediumnya,

jadi semua dijadikan saluran. Karena setiap masyarakat memiliki tingkat

kenyamanan pengguna dari item media sosial. Prinsipnya, dalam

memenangkan sebuah kompetisi di Pilgub Banten tidak cukup menang di

darat tetapi juga di udara. Oleh karena itu, jejaring harus terkendali dan

efektif. Kampanye virtual tepat entah itu untuk menggugah anak muda dan

96Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si (wakil ketua bidang organisasi DPD Golkar Provinsi Banten di Hotel Le Dian Kota Serang. 96

masyarakat atau mengentas isu negatif terhadap calon yang biasanya

terjadi.

Gambar 4.6 Jejaring medis sosial pemenangan

Maka wajar jika kemudian sejumlah aktor politik bekerja sama

dengan pemiliki media untuk digunakan sebagai saluran kampanye dan

promosi tergantung komunikasi politik dan bisnis yang dibangun. Wahidin

Halim – Andika Hazrumy melakukan komunikasi politik dengan pemilik

MNC Group Hary Tanoe Sudibyo untuk menjadikan medianya sebagai

saluran. Di samping itu, tim pemenangan Wahidin Halim – Andika

Hazrumy berhasil mendesak agar supaya penayangan film serial Si Doel

Anak Sekolahan yang dibintangi oleh Rano Karo dihentikan

penayangannya karena dianggap sengaja atau tidak sengaja telah

merepresentasikan lawan politik ke publik dan akan mengurangi

popularitas Wahidin Halim – Andika Hazrumy.

Menurut Bahrul Ulum S.Ag Sekjen DPD Golkar Provinsi Banten,

komunikasi politik yang dijalin dengan Hary Tanoe menguatkan posisi 97

dan daya tawar. Dengan demikian setidaknya, tim pemenangan

mendapatkan legitimasi walaupun tidak dalam gerbong politik:

“tim koalisi WH-Andika memang harus berbanding lurus antara pertarungan darat dan udara, istilahnya pada saat itu di tim, darat adalah pasukan-pasukan partai politik struktural dan relawan struktural, udara adalah opini-opini yang kita sodorkan kepada masyarakat melalui media. Ada salah satu yang menjadi strategi juga yang dilakukan pada saat itu yang dilakukan oleh Pak WH- Andika yakni melakukan komunikasi dengan Pak Hary Tanoesoedibjo, pada saat itu sebagai ketua PERINDO, karena PERINDO juga secara tidak langsung gabung ke kita walaupun secara administratif tidak bisa sebagai pengusung karena belum menjadi peserta pemilu,”97

2. Model kampanye non-media

Komunikasi face to face adalah model kampanye yang paling

efektif, dan ini menjadi center of gravity kemenangan Wahidin Halim –

Andika Hazrumy, selain dari variabel lainnya. Keberhasilan

memenangkan Wahidin Halim – Andika Hazrumy di pilgub Banten

adalah dengan cara kampanye mobilisasi dan kampanye melalui metode

pertemuan terbatas spot to spot. Partai politik penyokong juga berhasil

melakukan pendekatan di daerah yang strategis. Komunikasi antar pribadi

memilki keunggulan dibandingkan dengan komunikasi massa. Di sana ada

rekognisi dan antensi yang memungkinkan terjadi timbal balik dan terjadi

peneguhan komunikasi dan informasi.

97Wawancara langsung Bahrul Ulum S.Ag Sekjen DPD Golkar Provinsi Banten di Kantor DPD Partai Golkar Provinsi Banten. 98

Gambar 4.7 Realisasi kampanye tatap muka98

Menurut Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si wakil ketua bidang

organisasi DPD Golkar Provinsi Banten bagaimana caranya membentuk

skema agar Wahidin Halim – Andika Hazrumy mengunjungi on the spot,

per-area jadi dapat turun ke masyarakat. Dengan menargetkan perhari

sampai 8 titik. Jadi harus ada touch langsung, maka Wahidin Halim –

Andika Hazrumy mampu menyampaikan pesan secara baik, karena pesan

itu disampaikan ada sender nya, ada komunikatornya, ada message nya,

ada penerima pesannya. Disitu harus dilakukan, penjangkauan secara

langsung face to face dilakukan antara kandidat dengan kelompok,

“kegigihan dia face to face, gak ada yang lain. Tapi faktor lain ada, variabel lain ada tapi variabel bertemu langsung itu tertinggi, karena kita juga sudah hitung dalam start 1 tahun Andika berjalan

98http://www.beritasatu.com/nasional/431142-whandika-janji-akan-selalu- blusukan.htmldiakses pada tanggal 28 Desember 2017 jam 11:12 WIB 99

secara rutin itu, dalam setahun itu dia harus bertemu dengan berapa banyak orang berapa banyak titik itu udah kita tentukan, udah kita hitung. Karena kan kita gak menang 100%, menang kita cuma 1,8 sekian persen jadi kita gak menjangkau lebih dari 60% orang Banten kan. Jadi pertemuan face to face yaa paling dan berjejaring,”99

Di level tengah,Wahidin Halim – Andika Hazrumy menyampaikan

visi misi lebih kepada gagasan dan harapan, lalu di level atas kandidat dia

bertemu dengan banyak tokoh, para pendiri provinsi, tokoh-tokoh opinion

leader. Menjaring aspirasi juga tapi di saat yang sama saluran itu juga

dijadikan sebagai saluran politik untuk menyampaikan gagasannya. Maka

bisa dipastikan kandidat mendapatkan sokongan dari bawah dan dari atas,

kemudian disampaikan kebawah, akhirnya jadi visi misi yang

diejawantahkan dengan program unggulan sebagai penawaran untuk

masyarakat.

D. Interpretasi

Kemenangan pasangan Wahidin Halim – Andika Hazrumy pada

pilkada provinsi Banten 2017 memberikan banyak pelajaran pada kita bahwa

pencalonan kembali incumbent tidak selamanya menjadi faktor penentu

kemenangan pilkada. Siapa pun memiliki peluang untuk menang. Soliditas

tim dan pemilihan strategi dalam proses pemenangannya harus cermat dan

teliti. Aktivitas persuasi dengan segala inovasinya harus terus digencarkan.

Pemanfaatan media sosial dan media mainstream lainnya juga menjadi faktor

penentu dalam upaya memperkenalkan calon ke khalayak. Selain itu yang

utama adalah sentuhan langsung dengan metode face to face ke tengah-tengah

masyarakat, berinteraksi tanpa batas sehingga komunikasi dua arah (two way

99Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si (wakil ketua bidang organisasi DPD Golkar Provinsi Banten di Hotel Le Dian Kota Serang. 100

communication) akan terjalin. Dengan begitu efek komunikasi dapat bisa langsung dirasakan, dan aktifitas persuasi akan lebih efektif.

Tingkat heterogenitas masyarakat dengan latar sosial, budaya, pendidikan, suku, agama dan lainnya juga harus diperhatikan. Dengan ini diharapkan pesan yang akan disampaikan akan sesuai dengan kecenderungannya, sehingga tingkat penerimaan baik terhadap sosok calon maupun gagasan yang diusungnya diharapkan akan sesuai dengan yang diharapkan.

Track record calon juga akan menjadi nilai jual ke masyarakat selain visi misi yang ditawarkan, karena seiring dengan perkembangan tingkat pendidikan masyarakat yang menjadi pertimbangan dalam upaya ikhtiar mencari calon pemimpin adalah bukti nyata hasil kerja dari calon tersebut.

Wahidin Halim yang telah terbukti sukses memimpin kota Tangerang selama dua periode akan dirindukan kepemimpinannya oleh masyarakat, kali ini dilingkup yang lebih luas yakni masyarakat Banten.

Sosok Andika Hazrumy yang kerap dikaitkan dengan kasus yang menimpa Ibu kandungnya tidak mampu menjadi issue yang diharapkan lawan politiknya menjadi faktor penolakan masyarakat terhadapnya, ternyata tidak terjadi. Dengan metode kampanye face to face dan terciptanya dua arah komunikasi hal ini akan dengan mudah diklarifikasi, serta sebaliknya upaya persuasi agar memperoleh dukungan masyarakat dapat terbuka.

Penerapan marketing dalam dunia politik, utamanya dalam momen kontestasi di tiap tingkatannya saat ini memang diperlukan. Tentunya dengan penyesuaian penyesuaian dari berbagai faktor. Hal ini karena fenomena 101

politik bukan hanya dinikmati oleh kaum elit saja, melainkan sudah menjadi obrolan yang kerap hadir ditengah-tengah masyarakat. Keadaan ini diharapkan dapat mendukung berjalannya demokrasi di negara kita agar senantiasa menjadi lebih baik. BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis data mengenai marketing politics pasangan

Wahidin Halim – Andika Hazrumy pada pemenangan pilkada provinsi Banten

2017 dapat ditarik kesimpulan pada poin-poin utama sebagai berikut:

1. Tampilnya Wahidin Halim – Andika Hazrumy dalam bursa pemilihan

gubernur dan wakil gubernur provinsi Banten 2017 bermodal kekuatan

masing masing. Sosok Wahidin Halim merupakan mantan walikota

Tangerang dua periode dan sukses memimpin kotanya dengan banyak

penghargaan. Sosoknya juga dikenal sebagai figur karismatik di

wilayahnya. Sementara Andika Hazrumy, sebagai putra asli Banten

merupakan sosok muda dengan karir politik dan pengalaman organisasi

yang cukup prestisius. Sekalipun selalu dilingkupi stigma bagian dari

dinasti Atut. Pengalaman masing-masing mewakili perpaduan kaum tua

dan kaum muda, dan saling menguatkan citra. Wahidin Halim mampu

menurunkan tensi persepsi negatif dari Andika Hazrumy. Karena Wahidin

Halim pernah menjadi lawan politik Ratu Atut Chosyiah pada pilgub 2011

silam. Namun, trah Ratu Atut itu menjadi pendamping Wahidin Halim

dalam pilgub Banten 2017. Hal ini meredam persaingan politik lama

diantara keduanya, dan menghapuskan pemikiran adanya dosa warisan.

Koalisi 7 partai pengusung juga menjadi sumber kekuatan, selain

mendapatkan legitimasi mayoritas partai yang memiliki kursi di DPRD

provinsi, keberagaman ideologi partai dan golongan di dalamnya berfungsi

102 103

sebagai mode paradigma sendiri dalam mengatur strategi terhadap masing-

masing konstituen politik.

2. Elektabilitas yang terlalu tinggi yang dimilki oleh Rano Karno memang

cukup jauh hanya dengan sebuah koalisi politik besar. Bagi Rano Karno

sebagai calon incumbent sangat terbantu dan tidak perlu rumit memikirkan

program. Karena bagi incumbent keberhasilan program kerja menjadi

modal keberhasilan dan sumber utama dalam kampanye permanen. Dia

hanya membutuhkan beberapa inovasi kebijakan penggugah kepada

masyarakat. Kehadiran di berbagai tempat Rano Karno juga menandai

sebagai bagian dari kampanye itu sendiri. Bagi Rano Karno hanya perlu

mematenkan legitimasi simbolik yang telah dibuatnya selama masa

kepemimpinan di Banten. Legitimasi simbolik yang kuat sangat

menguntungkan bagi setiap calon dalam memenangkan. Item-item

program andalan Rano Karno tentu menjadi kampanye simboliknya dalam

mempertahankan dominasi incumbent sementara waktu. Kubu incumbent

hanya perlu menjaga image politik, produk politik, pesan politik, dan

program kerja yang ada. Wahidin Halim – Andika Hazrumy bukan tidak

punya peluang dalam melawan incumbent. Kekuatan program pembeda

adalah salah satu indikator dalam melihat perbedaannya. Keberadaan

pesaing dari kubu Rano-Embay sebagai incumbent memang memiliki

pengalaman dengan masyarakat dalam arti sebagai pemegang kendali

kepemimpinan Banten. Pesaing Wahidin Halim – Andika Hazrumy juga

hampir sama melakukan pendekatan kepada masyarakat tinggal bagaimana

sebenarnya update tentang apa-apa saja yang dilakukan pesaing di tengah

masyarakat. Dengan menganalisis corak pendekatan pesaing, strategi 104

harus dipilih secara berbeda namun punya tujuan yang sama yaitu

popularitas dan elektabilitas di kemudian hari.

3. Menurut penemu teori social judgement, Muzafer Sherif manusia tidak

akan mudah menerima informasi yang masuk secara mutlak sebelum

melakukan penilaian berdasarkan apa yang selama ini diyakini.

Selanjutnya, perubahan sikap seseorang terhadap objek sosial atau isu

tertentu merupakan hasil proses pertimbangan (judgement) yang terdiri

dalam diri orang tersebut terhadap pokok persoalan yang dihadapi, serta

proses mempertimbangkan isu atau objek sosial tersebut berpatokan pada

kerangka tujuan yang dimiliki seseorang.100

Untuk menganalisis penilaian sosial terhadap Wahidin Halim –

Andika Hazrumy maka perlu dilhat:

1. Latitude of acceptance, pertimbangan masyarakat bahwa Andika Hazrumy

merupakan putra asli Banten. Dengan sendirinya kesempatan bagi Andika

juga besar. Di tambah lagi, pengaruh dari keluarga sebagai jawara. Banten

butuh sosok yang dapat memimpin dan ditaati. Pemilihan yang

berlangsung dijamin demokratis. Artinya masyarakat menerima

keberadaan kandidat karena pengertian dan pengetahuan politik bahwa

mereka dapat menentukan sendiri pemimpinnya. Masyarakat juga

membutuhkan keberlanjutan kesejahateraan perekonomian. Jikalau selalu

dihambat, maka Banten juga akan mengalami pertumbuhan yang lamban.

2. Latitude of rejection, ini kembali kepada pengalaman bahwa

kepemimpinan Banten pernah tercoreng oleh tindakan kriminal korupsi

yang menyeret gubernurnya. Maka dari itu, pesan kognitif Banten tidak

100M. Sherif. Attitude and Attitude Change: The Social Judgement-Involvement Approach.(Philadephia:W.B Saun-ders, 1956) h. 218 105

boleh kedepannya mengalami situasi tersebut. Andika Hazrumy sebagai

anak kandung Ratu Atut mantan Gubenur Banten yang tertangkap KPK,

masih ada ketakutan masyarakat bahwa Andika adalah kepanjangan

tangan dari keluarga dinasti.

3. Latitude of no commitment, masyarakat membayangkan pemimpin tidak

dalam suasana elit terus dan mengambil jarak dengan yang rakyat di

bawah. Apalagi masyarakat masih saluran kedua dalam membuat

kebijakan. Komitmen masyarakat dalam melihat perilaku semacam itu

cenderung negatif. Pesan poltik kadangkala hanya sebatas adagium jualan.

Maka, dalam ajang pilgub Banten tidak semua slogan dan kampanye

sekaligus dapat meyakinkan para pemilih. Bukan calonnya tidak punya

kualitas tetapi realisasi program yang selama itu dijanjikan sering

dilupakan.

B. Saran

Untuk mencapai kemenangan memang perlu kerja keras, hal ini pun

sudah dilakukan seluruh tim sukses pemenangan pasangan Wahidin Halim

dan Andika Hazrumy, yaitu dengan menggunakan strategi komunikasi politik

dan marketing politik secara efektif dan tepat sasaran. Peran kampanye tatap

muka sebagai center of gravity pemenangan Wahidin Halim - Andika

Hazrumy perlu ditingkatkan, karena bagaimana pun hal itu sangat berefek.

Metode pendekatan persuasif dengan tatap muka memiliki efek yang lebih

besar karena darinya terjalin komunikasi dua arah antara kandidat atau tim

pemenangan dengan konstituen, sehingga informasi yang didapatkan oleh

konstituen komprehensif, dan masyarakat Banten yang notabene kebanyakan 106

bertempat tinggal di pedesaan, mempunyai daya kritis untuk memilih kandidatnya secara rasional (memilih dengan melihat visi, misi, program kerja dan rekam jejak calon).

Sebagai bahan studi ilmiah, seluruh penerapan marketing politics yang telah dilakukan oleh tim sukses untuk memenangkan perhelatan calonnya pada pilkada. Tentu menjadi pertimbangan untuk penerapan marketing politics politik di daerah lainnya, apakah sesuai atau tidak, itu tergantung dari daerahnya masing masing. Maka, penelitian ini memerlukan penelitian lanjutan, untuk menggali pemahaman yang lebih komprehensif tentang penerapan marketing politics. Penelitian yang dimaksud adalah:

1. Melihat keefektifan marketing politics yang telah dilakukan oleh pasangan

calon dan tim suksesnya, karena belum tentu penerapan yang dilakukan

akan menghasilkan keefektifan buat di daerah lainnya.

2. Penelitian tentang marketing politics yang dilakukan oleh semua pasangan

calon. Dengan demikian, perspektif marketing politics pada masing-

masing calon dengan mudah akan diteliti. Sehingga bisa mengetahui tidak

hanya marketing politics pemenang, namun juga marketing politics

kandidat lainnya mengapa mengalami kekalahan. DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Adman Nursal, Strategi Memenangkan Pemilihan Umum (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004 Antar Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010) Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007) Deddy Mulyana, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006) Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya) Gun Gun Heryanto & Zarkasy Irwa, Public Relations Politik (Bogor: Ghalia Indonesia, 2012 Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik (Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik: Sebuah Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industri Citra (Jakarta: PT. Lasswell Visitama, 2010) Hafied Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi (Jakarta: Rajawali Press, 2009 John W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010) Keith Butterick, Pengantar Public Relations: Teori dan Praktik. Penerjemah Nurul Hasfi (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), Lexy J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007) M. Sherif. Attitude and Attitude Change: The Social Judgement-Involvement Approach.(Philadephia:W.B Saun-ders, 1956 Muhammad Nazir, Metode Penelitian (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1986) Norman K. Denzin & Yvonna S. Lincoln, Handbook of Qualitative Research (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009)

107 108

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,1992) Onong Uchjana Effendy, Ilmu komunikasi: teori dan praktek (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1993) Pawito, 2009, Komunikasi Politik : Media Massa dan kampanye pemilihan (Jogjakarta:Jala Sutra,2009 Prof. Dr. Hamidi, M.Si, Metode Penelitian Kualitatif: Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan Laporan Penelitian, (Malang: UMM Press, 2010) Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. Ke-5 Roger G. Schroeder, Manajemen operasi : pengambilan keputusan dalam fungsi operasi jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2004) Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media: Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2006) Ruslan Rosady, Kampanye Public Relations (Jakarta: Rajawali Press, 2007 Sandra Oliver, Strategi Public Relations (London: KOGAN PAGE LTD, 2001) Sarwono Wirawan, Teori-Teori Psikologi Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010) Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : CV Rajawali, 1993), Wheelen dan J. David Hunger, Manajemen Strategis, (Yogyakarta: Andi, 2003) Zulkarimein Nasution, Komunikasi Politik Suatu Pengantar, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990)

JURNAL Sri Niken Handayani, Strategi Pemenangan Faisal – Biem Dalam Pemilukada Gubernur Provinsi DKI Jakarta 2012 (Jurnal Ilmu Pemerintahan Universitas Diponegoro, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, 2013)

DOKUMEN ELEKTRONIK “Profil Drs. H. Wahidin Halim M.Si”, artikel diakses pada 17 November 2017 di https://www.viva.co.id/siapa/read/199-wahidin-halim 109

“Daftar anggota DPR, Wahidin Halim”, artikel diakses pada 17 November 2017 di http://wikidpr.org/anggota/5403631742b53eac2f8ef840 “Andika Hazrumy”, artikel diakses pada 17 November 2017 di https://id.wikipedia.org/wiki/Andika_Hazrumy “Profil Andika Hazrumy”, artikel diakses pada 17 November 2017 di http://relawanandika.blogspot.co.id/p/profil-andika-hazrumy.html Diakses dari ayobanten.net/wp-content/uploads/2016/11/Visi-Misi-WH- Andika.pdf pada tanggal 19 November 2017 https://news.detik.com/berita/d-3414306/zulkifli-di-kampanye-akbar-wh-andika- kembalikan-kejayaan-banten http://www.beritasatu.com/nasional/431142-whandika-janji-akan-selalu- blusukan.html diakses pada tanggal 28 Desember 2017

WAWANCARA Wawancara dengan Pak Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si, ketua bidang organisasi DPD Golkar Provinsi Banten, Tanggal 02 November 2017 Wawancara dengan Pak Bahrul Ulum S.Ag, Sekjen DPD Golkar Provinsi Banten, Tanggal 14 Desember 2017 Wawancara dengan Ir. GachoSunarso, Ketua DPC Partai Demokrat Kota Tangerang Selatan, Tanggal 21 Desember 2017

WEBSITE https://www.kpu-bantenprov.go.id/ https://banten.bps.go.id/ www.facebook.com www.twitter.com 110

LAMPIRAN-LAMPIRAN

111

Lampiran 1

Wawancara dengan : Pak Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si (wakil ketua bidang organisasi DPD Golkar Provinsi Banten) Durasi wawancara : 09 menit 53 detik Lokasi wawancara : Hotel Le Dian Kota Serang

T : Mekanisme penetapan pasangan calon sampai akhirnya Andika Hazrumy berpasangan dengan Wahidin Halim

J : Iyaa, penetapan calon ini ketemu dua pasangan ini karena pertama didasari oleh kesamaan probabilitas, jadi kalo dua pasangan ini ditemukan bisa potensial mengalahkan incumbent karena pada saat itu posisi WH-Andika masih 12%, kalo dipasangkan dengan Rano udah 48 %, sisanya belum menentukan tapi berdasarkan tren kalo dipasangkan dengan Rano, Andika menang, kalo dipasangkan dengan WH masih kalah tapi potensi menangnya ada, lalu Golkar mengambil keputusan terutama keluarga Andika bahwa kita lebih baik melawan incumbent. Karena selain probabilitas menang, aspek penentu pemenangan pilkada ini adalah kesamaan tujuan. Jadi lebih terbangun chemistry-nya dengan Wahidin, saat itu dipasangkan tapi DPP punya mekanisme kan survey terbesar dan potensi menang, saat itu potensi kita masih kalah dan kita meyakinkan DPP bahwa kita bisa menang, sementara kita membangun komunikasi lebih dulu ke partai-partai koalisi lainnya, Golkar terakhir. Lalu Golkar memberikan rekomendasi, jadilah pasangan itu. Dua aspek berarti itu, aspek pertama adalah aspek probabilitas menang, yang kedua adalah kesamaan. Probabilitas menang dengan Rano juga ada, selesai pilkada kalo dengan Rano T : Tapi dijalin komunikasi itu? J : Mereka menjalin, sampai detik terakhir juga DPP PDI P minta Andika ke Rano. T : Apa saja yang dilakukan tim dan pasangan calon sebelum merumuskan visi- misi? Apakah ada segmentasi wilayah, daerah, kekurangan, ketertinggalan? J : Oh ada, visi misi itu yang pertama kita mendengarkan harapan dari masyarakat karena jauh-jauh hari Andika, Wahidin Halim keliling kan ke tengah-tengah masayarakat, masyarakat menyampaikan aspirasi dan dari semua aspirasi yang disampaikan masyarakat itu tidak semua menjadi tanggung jawab provinsi kan di Undang-undang 23 tahun 2014 kan ada pengaturan kewenangan kalo masyarakat kan gak lagi mikirin kewenangan tapi pokoknya mereka pingin ini, nah dari aspirasi masyarakat itulah disaring mana yang kewenangan kita dari situ di formulasikan lalu setelah itu kita mengundang pakar, waktu itu kita ada beberapa dosen dan pakar 112

yang kita kumpulkan secara rutin yang setiap hari secara rutin berdiskusi dengan Andika, jadi level bottom dan level up. Level bottom nya Andika mengambil problematika yang dia temui secara langsung empiris dia lihat dan dia dengar. Lalu secara teoritis dia juga dengar dari para pakar, jadi dari bawah dapet dari atas dapet jadilah visi misi. T : Saluran-saluran komunikasi politik yang digunakan dalam mengkomunikasikan pesan-pesan itu? J : Saluran-saluran politiknya? Yaa Andika kan banyak menemui masyarakat, setelah kita bicara soal turun ke masyarakat itu dalam rangka untuk menjaring aspirasi, ke bawah itu juga dilakukan beberapa level, level masyarakat dia menjaring aspirasi dan juga menyampaikan keinginan dan mimpi dia tentang banten, WH pun sama. Di level tengah, dia menyampaikan visi misi lebih kepada gagasan dia dan harapan, lalu di level atas yaa tadi dia bertemu dengan banyak tokoh, para pendiri provinsi, tokoh- tokoh opinion leader dia menjaring aspirasi juga tapi di saat yang sama saluran itu juga dijadikan sebagai saluran politik untuk menyampaikan gagasannya dia dari yang dia dapet dari bawah dan dari atas, dia dapet dari atas disampaikan kebawah, akhirnya jadi visi misi, salurannya seperti itu. Pada saat dia menjaring aspirasi, saat itu juga dia menyampaikan misi, mimpi dia. Di level tengah juga sama, di level atas sama. Saat dia menjaring aspirasi, saat itu juga dia menyampaikan gagasannya. WH juga demikian. Nah saluran politik lainnya yaa dari media kan. T : Bagaimana metode sosialisasi pengenalan program dan pasangan calon ke masyarakat sehingga dapat diterima? J : Yaa, karena popularitas kedua orang ini belum merata di Banten masih rendah sekali waktu itu masih dibawah 40 kan, elektabilitas 12 persen-an, yaa caranya adalah dengan bagaimana mereka mengunjungi on the spot, per-area jadi dia turun ke masyarakat. Kita taget kan sehari sampe 8 titik. Jadi jangan pernah berfikir bahwa, kalo gak ada touch lalu kita mampu menyampaikan pesan secara baik, karena pesan itu disampaikan ada sender nya, ada komunikatornya, ada message nya, ada penerima pesannya, komunikan. Nah disitu harus dilakukan, penjangkauan secara langsung face to face dilakukan, dia dengan kelompok, dia dengan komunitas tapi kan gak cukup waktu untuk bisa nemuin 12.000.000 orang pemilih di Banten, dia juga melalui proses berjejaring, dia punya jaringan dan jaringan itulah yang menyampaikan gagasannya melalui proses berjejaring. Lalu berjejaring kan gak mungkin dia menyampaikan pesan hanya oral, atau verbal dia juga menggunakan media. Kita memanfaatkan tekhnologi, waktu itu kita banyak menggunakan video-video pendek lalu pidato-pidato Andika, pidato-pidato WH di rekam lalu setelah itu di viral kan, si share secara berjejaring group 113

wa (whatsapp) 1 group wa lainnya karena kita punya jaringan sampe ke level bawah. Kita menyadari betul bahwa face to face tidak akan cukup karena begitu luas provinsi Banten dan begitu banyak orang yang harus ditemui, maka media itu menjadi penting, elektronik dia juga datang ke radio kan, Andika juga membuat produk-produk komunikasi informasi yaa

pake youtube, dia juga facebook, instagram, tapi bobot yang paling tinggi memang facebook. T : Oh facebook Pak, aktif?

J : Iya, facebook kita fans page kita aktif terus jaringan kita yang mengelola juga aktif men-share itu. T : Tim pemenangan atau struktur tim, dari kalangan mana saja yang dilibatkan? J : Semua, semua segmen karena pemilih juga heterogen maka kita juga membuat struktur pemenangan berlapis-lapis. T : Trik yang paling khusus, karena mau gak mau kalo tadi saya melihatnya kita bicara ideal, bagaimana masyarakat Banten melihat Andika sebagai anak dari seorang Bu Atut, WH juga yang notabenenya adalah rival politik di pilkada sebelumnya. Ini ada trik khusus gak dalam men-treatment masyarakat? J : center of grafity pemenangannya Andika, poin yang paling kita unggulkan adalah face to face, kegigihan dia bertemu dan melakukan sentuhan langsung itu yang menurut saya yang paling menentukan, satu hari bisa 8 sampai 12 titik loh. Jadi media itu sangat ditentukan oleh bagaimana mediumnya, saya pake facebook tidak semua orang menggunakan facebook, saya pake instagram tidak semua orang menggunakan instagram, pake youtube nggak semua orang bisa memutar youtube karena mahal juga tapi kedua orang ini center of gravity nya adalah kegigihan dia face to face, gak ada yang lain. Tapi faktor lain ada, variabel lain ada tapi variabel bertemu langsung itu tertinggi, karena kita juga sudah hitung dalam start 1 tahun Andika berjalan secara rutin itu, dalam setahun itu dia harus bertemu dengan berapa banyak orang berapa banyak titik itu udah kita tentukan, udah kita hitung. Karena kan kita gak menang 100%, menang kita cuma 1,8 sekian persen jadi kita gak menjangkau lebih dari 60% orang Banten kan. Jadi pertemuan face to face yaa paling dan berjejaring. T : Tapi jaringan dulu pilkada Bu Atut digunakan lagi? J : Oh iyalah sebagian, sebagian ada yang ke Rano.

114

Lampiran 2 Wawancara oleh : Ir. Gacho Sunarso (Ketua DPC Partai Demokrat Tangerang Selatan) Durasi : 09 menit 36 detik Lokasi : Kantor DPC Partai Demokrat Tangerang Selatan

T : Bagaimana marketing politik WH-Andika pada pemenangan pilkada provinsi Banten 2017?

J : Pak WH yang sudah punya dasar kepemimpinan dua kali jadi walikota terus anggota DPR RI yaa plus punya background keluarga besarnya di pendidikan. Ini nih sangat tepat sekali, mudah-mudahan tidak terganggu di perjalanan, namanya politik yaa mudah-mudahan lancar, selesai sampe periode berikutnya. Sedangkan Andika memang generasi muda dari Golkar yang juga anggota DPD Golkar provinsi Banten, saya kira memang banyak belajar yaa bukan asal ingin menjadi wakil Gubernur kemudian menjadi Gubernur. Tetapi sekaranglah saatnya untuk menimba ilmu, baik pak WH sendiri sebagai Gubernur maupun ilmu ke masyarakatannya. Nah pasangan tua dan muda ini menjadi kolaborasi yang pas untuk diperkenalkan ditengah-tengah masyarakat. dan ini kan perpaduan antara Demokrat dan Golkaryaa, dua partai yang cukup berpengalaman mengikuti pemilu di berbagai tingkatan. Kemudian saya yang secara langsung dimandatkan oleh Pak WH untuk mengawal pemenangan khususnya di wilayah Tangerang Selatan, yang kita ketahui bahwa hasil perolehan suaranya hanya kecamatan Pondok Aren yang menyumbang suara cukup signifikan, disusul perolehan suara kecamatan Setu yang jumlahnya tidak terlalu signifikan. Pendekatan yang saya lakukan berdasar pada pengalaman saya pernah dua periode menjadi wakil rakyat di kota Tangerang Selatan ini, sebagaimana saya terlahir dari konsepsosial yang sangat tinggi, saya aktif di P2KP, PNPM dengan BKM nya. Sehingga yang saya terapkan di WH-Andika ini cukup sama yakni berbasis pendekatan sosial, upaya menghadirkan WH-Andika ditengah-tengah masyarakat dengan mengenalkan profil, visi-misi, dan program yang pasangan ini tawarkan. Yang tentunya saat ini di zaman yang masyarakat nya sudah jauh lebih cerdas dan melek politik, tidak cukup hanya cuap-cuap saja, tidak cukup janji-janji yang terucap, melainkan bukti kinerja yang akan senantiasa menjadi perhatian masyarakat. Yang juga harus dihindari adalah praktik politik uang, hal ini sebisa mungkin harus dihindari karena berkaitan dengan pendidikan politik masyarakat. Konsep marketing politik dewasa ini harus lebih real, lebih nyata. Pak WH yang dicitrakan sebagai sosok yang dikenal dengan pribadi yang merakyat harus diikuti 115

dengan hal nyata. Kalo di kecamatan Pondok Aren Pak WH beberapa kali datang dan bermain bola disana, bahkan hal itu dilakukan di lapangan bukan lapangan bola, tapi dilapangan setengah sawah. Nah konsep marketing saat ini terlebih dalam dunia politik, konsep atau wacana harus diiringi dengan tindakannyata, gak cukup hanyacitra. Kalo yang demikian

dilakukan, maka untuk memperkenalkan atau menghadirkan WH-Andika di hati masyarakat bukanlah hal yang sulit. Nah yang selama ini dilakukan oleh kita adalah memperkenalkan program- program yang diusung oleh WH-Andika di ikuti dengan memperkenalkan track record yang pernah dilakukan oleh kedua pasangan ini, sehingga hal itu menjadi penawaran tersendiri untuk masyarakat. Secara garis besar hal ini yang menjadi strategi marketing kami yang pada praktiknya diejawantahkan dengan berbagai cara penyampaian, disesuaikan dengan siapa yang kita hadapi. Ide-ide kreatif ditelurkan dengan substansi perkenalan pasangan calon ini. Kalo program teknis yang pernah kita lakukan adalah Gerakan Rabu Biru. Gambaran programnya yaitu merupakan program yang digagas relawan WH-Andika. Gerakan ini berupa mencapkan telapan tangan yang diberitinta biru ke dalam spanduk. Gerakan ini juga sebagai simbol komitmen bahwa hari Rabu, 15 Februari 2017 akan memilih WH-Andika. Makna khususnya dari gerakan ini menyapa langsung masyarakat dan sebagai simbol bahwa mereka berkomitmen untuk memilih dan memenangkan WH-Andika. Serta program-program segar lainnya yang menjadi representasi dukungan kepada pasangan ini .

116

Lampiran 3

Wawancara dengan : Pak Bahrul Ulum S.Ag (Sekjen DPD Golkar Provinsi Banten) Durasi wawancara : 27 menit 06 detik Lokasi wawancara : Kantor DPD Golkar Provinsi Banten

T : Bagaimana Mekanisme dari DPD Golkar Provinsi Banten dalam menentukan calon atau bagaimana caranya bisa bertemu antara Wahidin dan Andika?

J : Pertama dalam Jutlak Pilkada yang dikeluarkan DPD partai Golkar, dalam proses Bakal Calon itu berdasarkan hasil rapat Pleno yang Perluas ditingkatannya masing masing, Pleno DPD Partai Golkar Provinsi Banten yang diperluas dengan Seluruh unsur yang ada di DPD 1 terdiri dari Pengurus Pleno, anggota fraksi, pimpinan organisasi sayap, organisasi pendiri, termasuk juga pimpinan DPD partai Golkar Kabupaten Kota. Namun Proses itu ditarik lagi kebawah bahwa rapat pleno ditingkat provinsi Banten juga harus di awali dari rapat pleno di tingkat kabupaten kota, nah pada saat rapat pleno di tingkat kabupaten kota yang kemudian kita lakukan rapat pleno di tingkat provinsi. Dari 8 Kabupaten Kota 6 kabupaten kota mengusulkan calon tunggal, Pak Andika sebagai calon gubernur atau calon wakil gubernur, Hanya 2 Kabupaten Kota yang menyampaikan 2 nama yakni kota Cilegon H. Andika Hazrumy dan H. Tubagus Chairul Jaman pada saat itu termasuk dengan kota Serang. Nah karena ada 2 nama yang diusulkan dalam rapat pleno yang di perluas di tingkatan Provinsi Banten yang sebelumnya dilakukan di rapat pleno tingkat Kabupaten Kota, dari 2 nama itu, skor akhir hanya Pak Andika Hazrumy yang mendapatkan poin penuh. Karena Pak Andika Hazrumy mendapat rekomendasi dari 8 kabupaten kota sementara Pak Jaman hanya mendapat 2 rekomendasi dari kabupaten kota, dalam proses itu kemudian Pak Andika masih sebagai calon gubernur pada saat itu atau menjadi calon wakil gubernur, belum menjadi rekomendasi final Pak Andika sebagai apa, Nah karena partai Golkar tidak bisa mengusung sendiri di pilkada 2017, karena Golkar di provinsi Banten hanya memiliki 15 kursi sementara syarat minimal 20% dari 85 itu adalah 17 kursi dan masih kurang 2 kursi, sehingga DPD Partai Golkar memberikan mandat kepada Pak Andika untuk melakukan komunikasi politik baik mencari partner koalisi atau mencari figur untuk mendampingi Pak Andika atau didampingi, dari nama nama yang sudah muncul di permukaan pada saat itu banyak nama-nama diantaranya Pak Rano Karno sebagai incumbent, kemudian Pak WH dan banyak nama nama lain yang muncul ke permukaan, namun dari analisa dan survei yang dilakukan oleh 117

DPD Golkar Provinsi Banten hanya mengerucut 2 nama diluar Pak Andika, yakni Rano karno dan Wahidin Halim. Dari komunikasi politik yang di bangun oleh 2 orang itu, kemudian komunikasi dengan Pak Rano Karno menemui jalan buntu, sehinggal awalnya Pak Andika ikut penjaringan di PDIP dan Demokrat, Mengapa Pak Andika melakukan itu karena yang

pertama dalam rangka mencari partner koalisi partai dan kedua mencari figur yang bisa mendampingi atau didampingi oleh Pak Andika, nah dari komunikasi yang dilakukan Pak Andika melalui penjaringan di partai politik baik PDIP maupun partai Demokrat. Dan di PDIP Pak Andika menemui jalan buntu dalam komunikasi dengan figur yang akan di usung oleh PDI P yakni Pak Rano karno, Nah Partai Golkar dalam hal ini, tidak mau juga kehilangan muka yang menungggu keputusan dari Pak Rano Karno. Kemudian Pak Andika dan partai Golkar melakukan komunikasi intensif dengan Pak WH dan Partai Demokrat yang kemudian Pak Andika dan Partai Golkar menemui titik temu yang bisa disimpulkan bahwa Pak Andika akan berkoalisi dengan Pak WH atau partai Golkar berkoalisi dengan Partai Demokrat. Dalam komunikasi politik yang dilakukan oleh Pak Andika nampaknya terjadi kesepakatan bahwa Pak Andika menjadi cawagub dan Pak WH menjadi cagub, itu menjadi proses awal yang dilakukan bertemunya Pak Andika bisa bertemu dengan Pak WH di pilkada provinsi Banten 2017.

T : Dalam penyusunan program atau bicara produk yang akan dijual ke masyarakat selain dari sosok tapi ada juga yang mau diusung, dalam proses penyusunan program atau visi misi dari WH-Andika apa yang dilakukan atau apakah ada pemetaan terhadap tingkat keadaan masyarakat Banten sehingga ini yang akan di usung secara misi oleh pasangan WH-Andika?

J : Dalam undang undang pilkada sekarang bahwa penyusunan visi misi bakal calon tidak boleh lari dari RPJMD daerah yang bersangkutan, artinya yang harus menjadi visi misi pasangan calon itu tidak lari dari RPJMD yang sudah ada, artinya ini menunjukan bahwa siapapun yang terpilih pada proses pilkada, maka harus melanjutkan program-program yang sudah ada ini mengantisipasi jangan sampai kemudian kabinetnya berubah programnya berubah sehingga apa yang sudah dilakukan oleh kepada daerah sebelumnya tidak serta merta dibuang. Yang baik dilanjutkan dan yang kurang baik diperbaiki dan disempurnakan oleh pasangan calon yang memenangkan pilkada. Dalam proses penyusunan visi-misi nya WH-Andika melakukan komunikasi intens, termasuk juga dalam penyusunan bersama visi misi yang kemudian muncullah visi misi WH-Andika dengan visi-misi provinsi Banten yang maju, berdaya saing. 118

T : Terkait tentang cara komunikasi dan interaksi dalam penyampaian program visi misinya Bapak Wahidin Halim dan Haji Andika Hazrumy, adakah pembedaan antara tiap daerah contoh Lebak dengan tingkat kemajuan yang kurang kalo di banding Tangerang, adakah penyesuaian-penyesuaian itu dalam interaksi penyampaian program yang di lakukan pasangan WH-

Andika? J : Proses penyampaiannya tidak ada pembedaan saat penyampaian Program antara Lebak, Pandeglang, Tangerang, Serang dsb. Karena pada prinsipnya semua program yang ditawarkan oleh WH-Andika harus sampai keseluruh lapisan masyarakat di 8 Kabupaten Kota di 115 Kecamatan dan 1535 desa kelurahan yang ada di Banten, sehingga tidak ada pembedaan penyampaian Lebak yang dikampanyekan Program ini, Tangerang program ini, Cilegon program ini, tapi semua program yang diusung oleh WH-Andika itu disampaikan kesemua lapisan masyarakat yang ada di 8 Kabupaten-Kota tanpa memilah antara Kabupaten ini kategorinya Kabupaten maju, kota ini kota maju dan yang ini kota tertinggal dan lain sebagainya itu tidak ada. Sehingga semua program yang disampaikan oleh WH-Andika itu wajib disampaikan kepada seluruh stackeholder yang mengusung WH-Andika kepada lapisan semua masyarakat.

T : Dalam mem-branding pasangan Calon, bagaimana Golkar meng-create seorang Haji Andika ini dengan harapan dapat diterima dimasyarakat Banten? Ada tips dan trik khusus gak?

J : Untuk tips and trik khususnya tidak ada, karena memang secara umum kita bisa mempromosikan WH-Andika, pertama segudang prestasi yang raih oleh WH saat menjadi walikota Tangerang dua periode dengan predikat WTP berturut-turut di kota Tangerang, dengan kemajuan yang sangat luar biasa, sehingga itu menjadi market tersendiri bagi WH-Andika dalam mempromosikan cagubnya dan cawagub Pak Andika juga banyak prestasi yang diraih, baik pada saat menjadi anggota DPD-RI di tahun 2009 - 2014, kemudian terpilih menjadi anggota DPR RI dari partai Golkar dan beberapa prestasi-prestasi non politik yang dilakukan oleh Pak Andika di Karang Taruna dan lain-lain itu menjadi magnet tersendiri dalam mempromosikan Pak Andika, sehingga kolaborasi pasangan antara WH-Andika menjadi pasangan ideal yang bisa dipilih masayarakat dengan segudang prestasi yang dimiliki WH-Andika

T : Grand design atau isu utama dalam visi misi yang di pakai WH-Andika ini apa?

J : Kan visi misi WH-Andika itu secara umum bisa kita sampaikan Banten yang maju, mandiri, berdaya saing, sejahtera dan berakhlakul karimah. 119

Pertama maju, arti maju disini Pak WH-Andika menginginkan Banten lebih maju dari hari hari sebelumnya, WH-Andika berharap Banten menjadi provinsi yang mandiri yang tidak berketergantungan dari hal apapun, kemudian yang selanjutnya Banten juga berharap menjadi provinsi yang mempunyai daya saing yang luar biasa dengan provinsi lain yang ada di

Indonesia, sejahtera masyarakatnya dan ada titik tekan yang sedikit beda yakni berharap provinsi Banten menjadi provinsi yang masyarakat dan provinsinya berakhlaqul karimah yang ini menjadi salah satu ikon Pak WH pada saat menjabat walikota dua periode di Kota tangerang.

T : Dalam metode kampanye, apa yang membedakan kandidat Rano – Embay dan WH-Andika di pilkada provinsi Banten kemarin?

J : Kalo perbedaannya saya tidak tau persis karena kita tidak mengikuti gaya kampanye pasangan Rano – Embay. Tapi yang pasti, dalam momentum kampanye yang dilakukan oleh WH-Andika kita punya target minimal dalam proses kampanye tatap muka. Karena kampanye terbuka hanya dilakukan dua kali kalo tidak salah dan tim WH-Andika memaksimalkan momentum kampanye tatap muka dan pertemuan terbatas yang diantaranya Pak WH melakukan kampanye yang dilakukan di wilayah Tangerang Raya, yakni Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan kota Tangerang Selatan dan Pak Andika melakukan maksimalisasi kampanye di wilayah Banten Barat kita istilahkan pada saat itu, yang meliputi Kota Cilegon, Kota Serang, Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, dan Kabupaten Pandeglang. Nah dalam satu hari Pak Andika minimal itu ada 6 titik pertemuan terbatas di wilayah kabupaten kota yang ada di wilayah barat demikian juga Pak WH melakukan minimal 6 titik perhari di tingkat Tangerang Raya yang meliputi tiga wilayah dengan asumsi dari 6 titik perhari dengan asumsi itu 1 titik 250 orang masyarakat yang tersentuh oleh kampanye WH-Andika maka dalam satu hari Pak Andika bisa menyentuh 1500 masyarakat, Pak WH juga bisa menyentuh 1500 masyarakat, ketika digabungkan maka ada 3000 masyarakat yang tersentuh oleh kampanye tatap muka WH-Andika pada saat proses kampanye tatap muka, logikanya dari 3000 perhari maka diasumsikan pada saat itu semua Kabupaten Kota, semua kecamatan tidak ada satu kecamatan pun yang tidak tersentuh oleh kampanye WH-Andika sehingga pada saat itu tim WH-Andika berharap dengan semua titik kecamatan tersentuh dan sebagian besar desa juga tersentuh, maka semua program bisa tersalurkan, semua promosi bisa tersampaikan. Dan hasil akhirnya kita bisa berharap WH-Andika bisa memenangkan Pilkada Provinsi Banten 2017 dan alhamdulillah hasil akhir tidak pernah menghianati proses, kita prosesnya sangat luar biasa dan hasilnya kita juga mendapatkan hasil yang positif walaupun selisih perbedaannya hanya 2%. Wajar selisihnya segitu karena pertarungannya adalah pertarungan head to 120

head. Tidak ada pilihan lain, dan kita tau bahwa Pak Rano adalah incumbent pada saat itu.

T : Selanjutnya adalah pembagian tugas Pak di internal partai koalisi, kan yang diketahui ada tujuh partai koalisi yang mengusung pasangan WH-Andika, nah dalam pembagian tugasnya seperti apa, ada pembagian tugas khusus atau gimana cara pembagian tugas terkait partai-partai koalisi ini Pak?

J : Pembagian tugas khusus tidak ada, Cuma tim koalisi yang terdiri dari tujuh partai pengusung Wahidin-Andika memberikan tugas kepada seluruh partai politik untuk bisa menjaga dan merawat konstituennya masing-masing, kita bisa berasumsi pada saat itu dengan akumulasi dari tujuh partai koalisi dengan jumlah kursi yang ada kemudian tim koalisi juga memberikan tugas kepada partai masing-masing untuk bisa menerjunkan kader-kader terbaiknya untuk menjadi juru kampanye WH-Andika baik yang duduk di eksekutif maupun di legislatif dari tingkat DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten-Kota sehingga semua partai politik bergerak dalam struktural partainya masing-masing, membina konstituennya masing- masing, merawat konstituennya masing-masing, selebihnya itu dilakukan oleh relawan-relawan WH-Andika yang sangat luar biasa banyak pada saat itu yang ikut bergabung di WH-Andika.

T : Mengenai pemanfaatan media, apakah hal itu dilakukan juga oleh pasangan WH-Andika?

J : WH-Andika memaksimalkan media, karena dalam rapat tim pilkada dan tim koalisi WH-Andika memang harus berbanding lurus antara pertarungan darat dan udara, istilahnya pada saat itu di tim, darat adalah pasukan- pasukan partai politik struktural dan relawan struktural, udara adalah opini- opini yang kita sodorkan kepada masyarakat melalui media. Ada salah satu yang menjadi strategi juga yang dilakukan pada saat itu yang dilakukan oleh Pak WH-Andika yakni melakukan komunikasi dengan Pak Hary Tanoesoedibjo, pada saat itu sebagai ketua PERINDO, karena PERINDO juga secara tidak langsung gabung ke kita walaupun secara administratif tidak bisa sebagai pengusung karena belum menjadi peserta pemilu. Ada satu hal positif yang kita dapatkan dari komunikasi antara Pak WH dan Pak Hary Tanoesoedibjo yakni karena Pak Hary Tanoe ini adalah pemilik MNC Group dan pada saat itu MNC sempat menayangkan film Rano Karno dalam film Si Doel anak sekolah yang diputar ulang, dari kejadian itu kemudian Pak WH melakukan komunikasi politik dengan Pak Hary Tanoe untuk bisa men-stop penayangan film itu. Karena baik secara langsung ataupun tidak langsung jika itu tidak di stop maka masyarakat Banten akan disuguhkan setiap hari dengan wajah Rano karena ditelevisi kalo tidak salah di RCTI 121

pada saat itu dan komunikasi Pak WH berhasil dengan Pak Hary Tanoe dan akhirnya setelah beberapa hari tayang sinetron Si Doel anak sekolahan itu bisa di stop dan berhenti. Itu salah satu pemanfaatan tim WH-Andika dari sisi media.

T : Kalo dari influencer, adakah tokoh-tokoh yang digandeng dalam pemenangan itu kira-kira siapa saja untuk menopang kesuksesan dari kampanye ini?

J : Kalo tokoh secara personal sih, baik secara langsung ataupun tidak langsung kita melakukan komunikasi dengan tokoh tokoh walaupun tidak serta merta tokoh tokoh itu mendeklarasikan diri di publik, yang salah satu kita lakukan komunikasi seperti tokoh-tokoh pendiri provinsi Banten ada Patriana Sam‟un juga kita lakukan komunikasi kemudian Pak Suryadi Sudirja kemudian pak Fadenaril terlepas dari hasilnya para tokoh-tokoh itu tidak secara vulgar mendukung WH-Andika tapi setidaknya para tokoh itu berdiri ditengah tidak berpihak ke pasangan manapun itu yang kemudian menjadi hal positif bagi pasangan WH-Andika ketika tokoh-tokoh pendiri provinsi Banten itu ada ditengah maka tidak ada pengkotak-kotakan antara tokoh ini ke pasangan calon WH-Andika, tokoh ini ada di pasangan Rano-Embay.

T : Selanjutnya mengenai target, kan dengan perolehan selisih gak sampe 2%. Apakah di internal Golkar itu sesuai target atau hasil yang diharapkan?

J : Sebenernya kalo target kita sih, kita bisa waktu itu mentargetkan di posisi 70 – 30 jika kita merujuk pada hasil perolehan suara partai politik pengusung baik WH maupun Andika. Namun lagi lagi pilkada ini adalah pertarungan figur bukan pertarungan partai politik secara kelembagaan maka target itu kemudian tidak bisa kita penuhi walaupun target tidak terpenuhi yang penting pasangan WH-Andika bisa memenangkan pilkada 2017 itu kuncinya. Karena kita juga tidak bisa memaksakan masyarakat untuk memilih WH-Andika karena masyarakat Banten juga sudah cerdas bisa menilai, bisa memilih mana yang menjadi pilihan masing-masing

T : Terakhir nih Pak Ulum, kan diketahui nih Pak WH adalah lawan politik dari Bu Atut 2011 dan seorang Andika Hazrumy adalah putra dari Bu Atut. Adakah treatment khusus ke masyarakat sehingga pasangan ini bisa diterima karena kan kalo diliat oh ini kan dulu berseberangan sekarang koalisi. Dan meskipun kita tidak mengenal dosa warisan, tapikan masyarakat tahu Andika Hazrumy adalah putra Bu Atut yang tersangkut masalah korupsi, itu gimana?

J : Sebenarnya serangan ke Pak Andika lebih tajam yah dibanding ke Pak WH, tapi alhamdulillah masyarakat Banten baik masyarakat pemilih maupun 122

masyarakat yang menengah keatasnya juga sudah dewasa terbukti dengan bergabungnya atau koalisinya WH-Andika yang notabene pada saat pilkada 2011 menjadi lawan politik pada saat itu dan alhamdulillah baik Pak WH maupun Pak Andika termasuk juga msayarakat tidak membawa dendam lama yang kemudian bisa berakibat di pilkada 2017. Kesadaran politik yang

dimiliki oleh Pak Andika, Pak WH ataupun masyarakat ini yang menjadi titik terang bagi masyarakat Banten bahwa masyarakat Banten sudah dewasa dalam menilai tidak ada politik balas dendam, tidak ada sesuatu yang tidak mungkin karena politik berjalan dinamis, politik bukan hitam putih yang hari ini satu selamanya harus satu, yang hari ini bersebrangan dan selamanya bersebrangan. Dan treatment khususnya karena serangan ke Pak Andika lebih tajam terkait dengan putranya Bu Atut, yaa kita sampaikan ke publik bahwa dalam pilkada itu tidak ada istilah dinasti, karena pada saat itu yang kenceng adalah istilah dinasti terkait Pak Andika yang adalah putranya Bu Atut. Kita luruskan kepada masyarakat bahwa apa sih sesungguhnya pengertian dari dinasti itu sendiri. Nah bisa dikatakan dinasti jika tongkat kepemimpinan itu diberikan dari orang tua ke anaknya atau dari kakak ke adiknya yang lumrah dilakukan itu pada sistem-sistem kerajaan, sementara demokrasi di Indonesia dilakukan secara demokrasi di pilih langsung oleh masyarakat sehingga masyarakat lah yang bisa menilai layak dan tidaknya, baik dan tidaknya untuk didukung atau tidak didukung oleh masyarakat. Nah proses-proses itu yang kemudian kita sampaikan ke masyarakat baik secara langsung melalui tatap muka maupun di media dan alhamdulillah masyarakat Banten bisa memahami itu, bahwa tidak ada politik dinasti yang dilakukan oleh Andika karena prosesnya adalah melalui proses pencalonan, prosesnya melalui pilkada langsung dan dipilih oleh masyarakat kepada calon yang disuguhkan pada saat itu hanya 2 pasangan calon; WH-Andika dan Rano-Embay.

T : Tapi pake konsultan politik gak Pak pasangan ini?

J : Konsultan Politik pake, dan kebetulan partai Golkar menggandeng Lingkaran Survey Indonesia Denny JA.

123

Lampiran 4

DOKUMENTASI WAWANCARA

Wawancara dengan Pak Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si, ketua bidang

organisasi DPD Golkar Provinsi Banten, Tanggal 02 November 2017

124

Wawancara dengan Pak Bahrul Ulum S.Ag, Sekjen DPD Golkar Provinsi

Banten, Tanggal 14 Desember 2017

125

Wawancara dengan Ir. GachoSunarso, Ketua DPC Partai Demokrat Kota

Tangerang Selatan, Tanggal 21 Desember 2017