JPERANAN ICT-I. ABDUL QADIR DALAM MENGEMBANGKAN ISLAM DI JAMB! SEBERANG (1914-1970) Diajukau kepada Fakultas Adah dan Humaniora untuk mcrnenuhi syarat gdar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Skripsi

,

Oleh:

AB][) ULLAH HUMAlNI NI!vf. 101022021320

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1427 HI 2006 M l'ERANAN KH. ABDUL QADIR DALAM MENGEMBANGKAN

!SLAM DI JAMB! SEBl~RANG

( 1914-1970)

Skripsi

Diajulrnn Kepada Fakultas Ad.1b clan Humaniorn l111i11k Mc111c1a1hi Syarat-Syarat Mcncapai Gclar Sarjana Humaniorn ( S.llun1)

Olch ABDULLAI! HUMAlNl NIM. 101022021320

Di llawah l3imbingan Pcmbiml.' ig I

Prof. Dr. . Bacld Yatim, MA NIP. 150 231354

JU R USAN SE.J ARAI-I DAN PERADABAN ISLAI\1 FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA LJNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF IIIDAYATULLAII JAKARTA 2006 PENGESAHAN P ANITIA UJIAN

Skripsi yang be1judul "PERANAN KH. ABDUL QADIR DALAM MENGEMBANCKAN ISLAM DI JAMBI SEBERANG (1914-1970 M)" telah diujikan dalam Sidang Munaqasah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 Maret 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata Satu (S 1) pada Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam.

Jakarta, I 7 Maret 2006

Sidang Munaqasah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota ~~~: Prof. r. H. Badri Yatim, MA Drs. H.M. Ma'ruf Misbah, MA NIP: 150 231 354 NIP: 150 247 010

Anggota:

Pembimbing

Prof. r. H. Badri Yatim, MA NIP: 150231354 KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, pqji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

yang senantiasa mencurahkan rahmat dan kasih sayang-Nya, sd1ingga pem1lis dapat

rnenyusun skripsi ini. Oleh karena itu hanya kepada-Nya segala pengabdian dan rasa .• syukur dikembalikan.

Sudah kewajiban yang harus diselesaikan bagi mahasiswa (khususnya

mahasiswa UIN) dalam rangka mengakhiri masa studinya, untuk membuat karya tulis

ilmiah berupa skripsi, dan alhamdulillah berkat rahmat Allah S WT penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul "Penman KI-I. Abdul Qadfr Dalam

Mcngembangkan Islam di ,fambi Seberang (1914-1970 M)". Skripsi ini

merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan program strata I (SI)

di Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab dan J-Iumaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Mengingat jasa-jasa baik dari seluruh pihak yang telah memberikan bantuan,

maka sudah selayaknya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

setulus-tulusnya kepada :

I. K.edua orangtuaku, Ibunda Siti Rugaiyah dan Ayahanda Sapawi M. Nuh tercinta,

yang tela11 memberikan harapan penuh baik semangat dan nasehat kepada anauda

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.· 2. Prof. Dr. , MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Prof. Dr. H. Badri Yatim, MA, Dekan Fakultas Adab dan Humaninra !JIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Drs. H. Budi Sulistiono, M.Hum, Ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam.

5. Drs. H. Ma'ruf Misbah, MA, Selaetaris Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam dan

Dosen Penasehat Akademik.

6. Dr. Didin Saefuddin, MA, selaku Dosen Pembimbing Akademik. ,

7. Prof. Dr. H. Badri Yatim, MA, selaku Dosen Pernbimbing, yang telah

menyediakan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan,

pengarahan dan petunjuknya kepada penulis dalam penyc1sunan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Adah dan Humaniora, yang telah mendidik dan

memberikan bekal ilmu kepada penulis.

9. KH. Najmi Qadir, KH. Abdul Rahman M,ung, KH. Abmad Tarmidzi, KH. Said

Mahgwie, Guru Ahmad Sirajuddin, yang telah mernberikan keterangan tentang

KH. Abdul Qadir kepada penulis.

10. KH. Helmi Abdul Mubin, Le, selaku Pimpinan Pondok Ummu! Quro

Al-Islami dan dewan guru yang telah banyak member! nasehat kepada penulis.

/ 11. Sahabat-sahabatku, Yulia, S.Psi, Allahum Maghfirlah Ust. Asep Lukman

Mulyari, Ust. Saipul Palah, Ust. Hidayatullah, Uts. Taufik MZ. Edi Handoko.

Khairul Umam, Diana, Iif Latifah, Sopian, S'Fil.l. Ali Hamidi, Kurnia

" Hadiwijaya, Djalaluddin Sayuti, SS. Dan Ropii Ladang Panjang, yaag telah

memberi semangat dan kritik se1ia saran k::pada penulis.

12. Adik-adikku (Ahmad Ropii, Siti Asrowiyah, Mirna Mira), yang selalu

memberikan keceriaan dan semangat kepada penulis.

13. Teman-teman mahasiswa sepe1juangan Program Studi Sejarah dan Peradaban

Islam klmsusnya Edi Handoko, Khairul Umam, Dede Ristini, y&ng telah } memberikan motivasi, semangat dan perjalanan seru yang menjadi kenangan tak

terlupakan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini merupakan karya !(,~cil di tengah-tengah

khazanah ilmu pengetahuan yang sangat luas. Namun penulis tetap berharnp semoga

skripsi ini dapat menjadi sumbaagsih pada Fakultas Aclab dan Humaniora khususnya

dan masyarakat umumnya.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT, zat yang memiliki kesempurnaan penulis

serahkan segalanya semoga segala kebaikan clan bantuan dari semua pihak diterima

Allah SWT sebagai amal salah di sisi-Nya clan mendapal balasau yang berlipat ganda.

Jakarta, 6 Maret 2006 M

Penulis

lll DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ......

Kata Pengantar: ...... 11

Daftar Isi...... m

BAB I. PENDAHULUAN ...... 1

A. Latar Belakang Masai ah ...... 1

B. Pembatasan Masalah ...... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 7

D. Metode Penelitian ...... 8

E. Metode dan Pengumpulan Data ...... 10

F. Sistematika Penyusunan ...... 11

BAB II. TEORISASI TENTANG KEULAMAAN ...... 13

A. Pengertian ...... 13

I. Ulama dulu dan sekarang ...... 13

2. Jamak dan Tunggal ...... 14

B. Periodesasi Keulamaan ...... 15

1. Peri ode Kesultanan ...... 15

2. Periode Kolonia! ...... 19

3. Periode Kemerdekaan...... 26

lV BAB III. RIWAYAT HIDUP KH. ABDUL QADIR...... 30

A. Silsilah Keturunannya ...... 30

B. Riwayat dan Aktivitas Pendidikan ...... 32

C. Pribadi dan Keluarga...... 38

D. Kiprah di Mahkamah Syar'iyah/Pengadilan Agama ...... 42

BAB IV. PERANAN KH. ABDUL QADIR DALAM MENGEMBANGKAN

ISLAM DI JAMBI SEBERANG ...... 50

A. Dalam Bidang Dakwah ...... 50

B. Dalam Bidang Pendidikan ...... 55

C. Dalam Bidang Politik ...... 61

BAB V. PENUTUP...... 67

A. Kesimpulan ...... 67

DAFTARPUSTAKA ...... 70

LAMPIRAN-LAMPIRAN

v BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ulama merupakan sentral figur dalam masyarakat, khusus umat Islam. Pada umumnya ulama adalah alumnus pesantren baik itu salafi maupun modern. Misalnya pesantren di .Tawa: Tebu Ireng, Ploso, Lirboyo (salafi), Gontor, Walisongo (modern); di Medan: Pesantren Mustofawiyah, Di Iambi Pesantren Nurul Iman, Sa'adatuddarein, Jaeharein, (salafi) dan Poudok Pesantren As'ad (modern). Dari lembaga-lembaga ini banyak melahirkan ulama yang dapat dan rnampu mengabdikan dirinya di tengah-tengah masyarakat. Al-Qur' an rnenempatkan ulanm pada martabat yang mulia. 1

Artinya: "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Al­ Mujaadilah: 11 him. 910).

Sejak munculnya pemerintahan Islam yang ditegakkan atas dasar hukwn- hukum Al-Qur'an, ummat Islan1 telah berhasil mencapai puncak kemakmuran yang nyata. Suatu masyarakat yang dinamis di bawah bimbingan para ulama yang berpendirian teguh, penuh kejujuran, keberanian dan keikhlasan untuk menegakkan syari'at Islam. Sehingga para ulama itu bagaikan bintang yang menerangi jalan setiap

1 Perhatikan QS. Al- Mujaadalah: l l, h.910

1 2

manusia, baik dia penguasa ataupun rakyat biasa, di dalam menempuh kegalapan hidup di dunia.2

Sejarah pe1juangan dan keberhasilan para ulama terdahulu telah tercatat dalam sejarah. Para ulama telah mengembangkan berbagai disiplin ilmu keislaman. Ilmu pengetahuan yang mereka sumbangkan ke berbagai belahan dunia, kemudian menjadi pokok peradaban bangsa Barnt. Para ulama yang termasyhur dalam pengembangan ilmu pengetahuan di antaranya:

1. Ibnu Hisyam (695 M), ilmuwan dalam bidang ilmu alam dan penyusun

pertanm ilmu geometri.

2. Abu Musa Jabir bin Hayyan (720-813 M), terkenal sebagai pakar ilmu

kimia yang sangat berpengaruh di Baral.

3. Tsabit bin Qurra (825-901 M), Terkenal dalam bidang ilmu kedokteran.

4. Hunain bin Ishak (907-977 M), menguasai ilmu kedokteran dan filsafat.

5. Abu Bakar Zakariya Ar-Razi (865-925 M), lahir di Teheran,

Iran, ahli dalam bidang ilmu kedokteran, kimia, filsafat, dan ilmu lainnya. 3

Dan masih banyak lagi ulama-ulama yang mempunyai keahlian dalm bidang

ilmu-ilmu tertentu.

Para ulama tersebut di atas telah menyumbangkan keahlian dalam bidangnya masing-masing dan terkenal secara internasional. Pada tingkat nasional juga terdapat

2 Abdul 'Aziz Al-Badri, Peran Ulama dan Penguasa, Perte1jemah: Salim Muhammad Wakid, (Solo : Pustaka Mantiq 1987), cet. Ke-2 h. 9 3 KH. Drs. Badruddin Hsubky, Dilema Ulama Dalam Perubahan Zaman, Gema Insani Press, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), cet. ke-1, h.124 3

nama-nama ulama besar, seperti KH. Hasyim As'ari, KI-I. , KH. Agus

Salim, Buya , Kl-I. Imam Zarkasyi, dan banyak juga ulama, yang hanya dikenal pada tingkat lokal. Di antaranya yaitu KI-I. Abdul Syukur pendiri Pondok pesantren Sa'adaatuddarein, KH. Abdul Qadir pendiri pondok pesantren As'ad di

Jambi Seberang sedikit banyaknya telah menyumbang dan mengembangkan Islam lewat pendidikan dan pengajian-pengajian di Langgar Putih, juga dalam dunia politik di zamannya.

Ulama yang ikhlas mengabdikan dirinya kepada Allah senantiasa siap menghadapi segala macam tantangan yang ada. Prinsip mereka adalah hidup mulia atau mati syahid. Pernyataan ini merupakan landasan perjuangan hidup para ulanm di jalan Allah untuk menegakkan segala kebenaran.4 Dengan ha.ti yang ikhlas dan mengharapkan riclho Allah maka para ulama ticlak takut dengan segala macam ancaman clan peninclasan dari Raja, Pemerintah, atau pemeritahan Kolonia! Belancla pacla saat bangsa kita clijajah.

Pe1juangan clan keberhasilan para ulama terclalmlu cliyak:ini sebagian benar­ benar be1tolak clari tanggung j awab terhaclap umat di haclapan Allah Swt. Mereka berjuang menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar, serta ticlak gentar menghaclapi segala macam tantangan dan ancaman yang clilancarkan oleh para penguasa yang zhalim clan bengis. Mereka percaya clan bertawakkal, bahwa hanya Allah satu­ satunya Penolong clan Pelinclung. Mereka rela menerima takclir Uahi clan senantiasa memohon agar kelak kembali ke sisi-Nya clalam keaclaan syahicl. Mereka

4 Ibid., h. 71 4

mengiklaskan niat dan amal ibadah semata-mata hanya untuk Allah. Ucapan dan perkataannya sesuai dengan amal perbuatannya, sehingga benar-benar dapat meninggalkan kezhalimandalam kekuasaannya. 5

Jambi d'ikenal sebagai salah satu daerah yang berpegang teguh dengan ajaran

Islam. Sebab itu banyak pesantren/madrasah yang didirikan disana oleh kaum muslimin.6 lni adalah pada masa era tahun 1980-an dimana masyarakat Jambi k:hususnya k:aum hawa/wanita sangat sulit untuk di jumpai di luar rumah karena kalaupun ada itu dianggap wanita yang baik dan tidak berald1lak kecuali mengikuti pengajian di rumah seorang guru dan sholat lima waktu be1janm'ah di Mesjid, , maupun Langgar yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Realitas sekarang justru pengaruh globalisasi dimana budaya-budaya lokal sudah bercampur baur dengan budaya luar (budaya barat), misalnya dalam berbusana, dalam bertutur kata dan sebagainya. Banyaknya pesantren atau madrasah itu di antaranya misalnya: pondok pesantren Nurul Iman (Kampung Tengah), pesantren Sa'adatuddarein (Tahtul

Yaman), Pesantren al-Jaeharein (Tanjung Johor), pesantren As'ad (Olak Kemang), dan lain sebagainya.

Ulama adalah orang yang be1iaqwa kepada Allah yang sanggup mengamalkru1 ilmunya, mengerti ilmu tafsir, ilmu hadits, dan tru1ggap terhadap masalah yang

5 Abdul 'Aziz Al-Badri, Peran Ulama dan Penguasa, op.cit., h.82-83 6 Mahmud Yunus, SejarahPendidikan Islam di Indonesia, (Jaka1ta: PT. Hidakaraya Agung) h.171 5

dihadapi umat pada zamannya. Orang yang pintar yang tidak mengamalkan ilmunya tidak bisa disebut ulama. 7

Ulama yang memimpin pesantren disebut kiai. Namun di zan1ai1 sekarang, banyak juga ulatna yang cukup berpengaruh di masyai·akat juga mendapat gelar kiai, walaupun mereka tidak mendirikan/memimpin pesantren. Misalnya KH.

Abdurrahmat1 Wahid yang kita kenal dengan sebutan GusDur, KH. Zainuddin MZ.

Gelar kiai biasai1ya dipakai untuk menunjukkan para ulama dari kelompok Islam tradisional.8 Namtm dari Islam modernpun disebut dengan kiai seperti: KI-I. Imam

Zarkasyi pimpinan pondok pesantren Gontor. KI-I. Ahmad Rifa' I pimpinat1 pondok pesantren Daarul Qalatn.

KH. Abdul Qadir adalah tennasuk salah satu ulama yang terkenal di Iambi.

Dengan madrasah/pondok pesantren yang didirikannya dia telah berpatiisipasi dalam membat1tu pemerintah dalam mencerdaskan anak bangsa.

Popularitas yang KH. Abdul Qadir peroleh dan melekat pada diri beliau, walaupun sudah meninggal dunia pada tahun 1970-an, diduga ad.a kaitarmya dengan tugas-tugas beliau semasa hidupnya, baik nonformal seperti, pengajian ibu-ibu yang dilakukan KI-I. Abdul Qadir sencliri, dan maupun formal seperti:

I. Mudir Maclrasah Nurul Iman.

2. Ketua Mahkamah Syari'ah Jambi. (1960-an).

7 Ibid, h.46 8 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi Tenlang Pandangan Hidup Kiai,(Jakarta: Penerbit LP3ES, 1994) ,Cet. ke-6, h.55 6

3. Pendiri Pondok Pesantren As'ad, tahun 1952 M. 9

Ketertarikan say a menulis ten tang ulama J ambi ldmsusnya KH. Abdul Qadir, karena beliau adalah salah satu tokoh ulama yang terkenal di Iambi, di samping itu beliau juga meinpunyai pemikiran-pemikiran yang ingin memajukan generasi muda agar tidak ketinggalan zaman, di antaranya dengan mendirikan lembaga pendidikan yaitu Pondok Pesantren As'ad yang sampai saat ini masih berjalan di bidang pendidikan dan pengajaraimya. Di san1ping itu beliau mempunyai murid yang berhasil, dan menjabat posisi penting di Iambi yaitu sebagai Ketua I MUI Provinsi

Iambi, dan ketua Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA). Beliau juga mempunyai alull111i-alumni Madrasah As'ad yang beliau dirikan di antar

Hasan Basri Agus, MM. (Sekda Muara Iambi), Drs. H. Mmyadi Syai·if, M. Pd. Wakil

Bupati Kabupaten Sarolangun dan bulan Januari 2006, beliau menjabat sebagai

Bupati Sementara Kabupaten Sarolangun karena Bupati terpilih H. Muhmmad Madel dinonaktifkan dari jabatan sebagai Bupati. Putera KH. Abdul Qadir sendiri yaitu KH.

Najmi Qadir, yai1g sampai sekarang tahun 2006 M, menjabat sebagai Anggota Dewan

Provinsi Jambi, Fraksi PKB, Komisi V.

Hal-ha! di ataslah yang rnendorong penulis untuk meneliti dalam kajian ilmiah ym1g berbentuk skripsi yang berjudul "Peranan KH. Abdul Qadir dalam

Mengembangkan Islam di Jam bi Scberang".

9 Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, op.cit., h. 171. 7

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Batasan Masalah.

Agar tidak terjadi penyimpangan pembahasan dalam rnemaharni inforrnasi tentang KI-I. A:bdul Qadir, maka penulis membatasi masalah pada wilayah Jambi seberang, sejauhmana beliau itu dikenal sebagai seorang ulama dan sumbangan be]iau kepada masyarakat Jambi Seberang khususnya dan umat Islam pada umumnya dalam mengembangkan Islam. Tentunya dari tahun 1914, saat ia lahir sampai pada tahun

1970, saat ia meninggal dunia.

2. Rumusan Masalah.

Berdasarkan pokok pikiran di atas, malrn dirumuskan masalah sebagai berikut: a. Latar Belakang Kehidupan KH. Abdul Qodir itu sendiri. b. Riwayat hidup, dan aktivitas KH. Abdul Qadir. c. Beliau menyumbangkan ide dan pikiran bagi masyarakat Jambi klmsusnya dan

Islam pada umunrnya clalam pengembangan agairn1 Islam clalam bidang agama,

clalam bidang pencliclikan dan dalam bidang politik. Jnga kiprah beliau di

mahkamah syar'iyah.

C. Tujuan dan Manfaat Pcnelitian

1. Tnjnan Pcnelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai penelitian adalah: 8

a. Ingin mengetahui sosok KH. Abdul Qodir.

b. Ingin mengetahui popularitas yang beliau peroleh di kalangan 11msyarakaf · ·

seberang kota Jambi.

c. Ingin mengetahui sumbangan yang telah beliau berikan bagi masyarakat Jambi

khususnya dan Islam pada umumnya dalam perkembangan Islam.

2. Manfaat Penelitian

Apabila tuj uan tersebut dapat tercapai maka diharapkan penulisan ini dapat

digunakan.

a. Untuk menambah data tentang biografi KH. Abdul Qodir. b. Untuk dapat memberikan sumbangan bagi pemahaman sejarah Islam di

Indonesia.

c. Untuk memberikan informasi lengkap mengenai sejarah keagamaan, politik, dan

pendidikan Islam di Jam bi Seberang dru1 di Indonesia pada nmumnya.

D. Mctode Penelitian

1. Metode Penclitian Scjarah

Metode penelitiru1 Sejarah lazim juga disebut Metode Sejru·ah. Metode itu

sendiri cara, jalan, atau petunjuk pelaksanaan atau petunjuk telmis. Metode disini

dapat dibedakru1 dari metodologi, sebab metodologi adalah "Science of Methods", yakni ilmu yang membicarakan jalan. Adapun yang dimaksud dengan penelitian, menurut Florence M.A. Hilbish (1952), adalah penyelic!ikan yang seksama clan teliti terhadap suatu masalah, atau untuk menyokong atau menolak suatu teori. Oleh karena 9

itu, metode sejarah dalam pengertiannya yang umum adalah penyelidikan atas suatu masalah dengan mengaplikasikan jalan pemecahannya dari perspektif histories. 10

Pengertian yang lebih khusus, sebagaimana di kemukakan Gilbert J.

Garraghan (1957:33), bahwa Metode Penelitian Sejarah adalah seperangkat aturan dan prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, menilainya secara laitis, dan mengajukan sintesis dari hasil-hasil yang dicapai dalam bentuk te1iulis. Senada dengan pengertian ini, Louis Gottchalk (1983:32), menjelaskan Metode Sejarah sebagai "proses menguji dan menganalisis kesaksian sejarah guna menemukan data yang otentik dan dapat dipercaya, serta usaha sintesis atas data semacam itu menjadi kisah sejarah yang dapat dipercaya. 11

Penelitian dilakukan tidak lepas dari ilmu tentang penelitian yang sudah dicoba dan diatur mcnurul aturan scrla urulan sccara mcnycluruh clan sistcrnalis. 12

Data yang dihimpun dalam penelitian ini ialah semua aspek yang menggambarkan profil ulama termasnk faktor yang mernpengaruhi proses kehidupannya. Secara garis besar dapat dikemukakan data ym1g dikumpulkan sebagai berikut:

a. Dokumentasi yang masih ada di Pesantren As' ad.

b. Dokumentasi Kantor Pengadilan Agama/Mahkamah Syari'ah di kota Jambi.

c. Informasi-informasi dari Keluarga dan Masyarakat setempat.

10 Dudung Abdurrahman, Metode Pene/itian Sejarah, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu 1994), cet. ke-2, h.43 II Ibid., h.34-44 12 P. Joko Subagyo, Metode Penelilian, Da!am Teori dan Praktek, (Jakarta: Penerbit. Rineka Cipta2004), cet. ke-4 h. I 10

E. Metode dan Pengumpulan Data.

a. Wa\va11cara

Salah satu earn mengumpulan data dilakukan melalui wawancara, yaitu suatu

kegiatan dllakukan untuk mendapatkan informasi secara lanstmg dengan

mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada para infonnan. Wawancara

bermakna berhadapan langsung antara intervierwer dengan informan, dan

kegiatam1ya dilakukan secara lisan. 13

Sesuai dengan sumber data yang disebut maka wawancara yang dilaksanakan

terhadap keluarga ulama dan kader-kadernya yang menj adi sarana penelitian dan

sekaligus menjadi kunci informasi untuk menentukan informan lainnya, seperti

keluarga, teman ahabnya, selain itu juga dilakukan wawancara terhadap tokoh

masyarakat, tokoh agarna, pemerintahan dan rnasyarakat.

b. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan terntama karya-karya KH. Abdul Qadir yang bersangkutan sendiri dan buku-buku lain yang dianggap mendukung data-data yang diperlukan sebagai data yang primer. Seperti : Catatan Harian, Dokumentasi Madrasah,

Wawancara Dengan Murid clan keluarganya, Koran Lokal dan lain-lain.

13 P. Joko Subagyo. Ibid., h.39 11

F. Sistematika Penyusunan

Skripsi ini terdiri dari lima bab, sebelum bab pertama terlebih dahulu penulis cantumkan kata pengantar dan daftar isi, kemudian dilanjutkan dengan uraian bab demi bab. Adapun sistematika penyusunannya adalah sebagai berikut:

Bahl Pendahuluan, yang mernpakan penjelasan-penjelasm1 yang erat sekali

hubtmgannya dengan masalah yang akan dibahas dalam bab-bab

selanj utnya, yang terdiri dari La tar Belakang Masai ah, Pembatasan dan

Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian

dan Sistematika Penyusunan.

Bab II Teorisasi Keulamaan di Indonesia, meliputi;

A. Pengertian Ulama,

1. Oulu dan Sekarang

2. Jamak dan Tungkal

B. Periodesasi Keulm1rnan;

1). Periode Kesultanan meliputi; , Nur Al-Din Al-Raniri

(w.1068-1658), 'Abd Al-Rauf Al-Sinkili, (1024-1105/1615-1693),

Muhammad Yusuf Al-Maqasari (1037-1111/1627-99).

2). Periode Kolonia! meliputi; Abd Al-Shamad Al-Palimbani, Muhan1mad

'Arsyad Al-Banj ari, Syekh Ahmad Ripangi, Syekh Ahmad Khatib

Minangkabau, KH. Ahmad Dahlan Syekh Muhammad Nawawi

Banten. 12

3. Periode Kemerdekaan; KH. Hasyim As'ari, Syeld1 Ahmad Surkati,KH.

Abdul Halim, Buya Hamka, M. Natsir.

Bab III Membahas tcntang Riwayat Hidup KH. Abdul Qoclir, meliputi Silsilah

Keturunan, Riwayat dan Aktivitas Pendidikan, Pribadi clan Keluarga,

Kiprah KH. Abdul Qadir di Mahkamah Syar'iyah.

Bab IV Peranan KH. Abdul Qadir di Jambi Seberang, yaitu Dalam Bidang

Agama, Dalam Bi dang Pendidikan, Dalam Bi dang Pol.itik ..

BabV Merupakan penutup yang berisikan tentang kesimpulan. BAB II

TEORISASI TENTANG KEULAMAAN

A. Pengertian Ulama

1. Ulama dulu dau Sekarang.

Ulama adalah (bentuk jamak dari alim, yang berarti "terpelajar", cendikiawan). Ulama berarti orang-orang yang diakui sebagai cendikiawan atau sebagai pemegang otoritas pengetahuan. 1 Menurut KH. Mustafa Bisri,lihat dalam buku Arif B Iskandar,2 kata "ulama" memang berasal dari bahasa Arab dan semula merupakan bentuk jamak dari kata alim, yang berarti orang yang mengetahui atau orang pandai, orang yang ahli dalam ilmu apapun dapat dikategori sebagai ulama.

Istilah tersebut kemudian berkembang clan, tepatnya, menciut sd1ingga lebih banyak digunakan untuk menyebut mereka yang ahli dalam ilmu agama. Bagi mereka yang membaca literatur "" istilah ulama umumnya dipahami dalam konotasi yang tidak terbatas untuk menunjukkan ,~gama dan pengalaman Ilmu menjadi persyaratan mutlak dan utama. 3

Ulama itu adalah orang-orang yang berpengetahuan dan berpandm1gan luas baik masalah keagamaan maupun menyangkut masalah ilmu pengetahuan duniawi.

Jadi ulilllla juga tidak lepas dari masalah keduniawian. Misalnya dalam masalah

1 Lihat Ensiklopedi Islam, Cyril Glasse, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada 2000, h.417. 2 Lihat Arif B Iskandar, Ulama-u!ama oposan, (Bandung: Pustaka Hidayah, Sukaluyu 2000), cet. ke-1. h.1 3 Ibid

13 14

politik, ekonomi. Karena predikat ulama meliputi kedua aspek tersebut. Hal 1111 dinyatakan oleh Allah dalam firmannya, yang artinya:

"Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang berilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS. Al-Mujahadah 11).4

2. Jamak dan Tnnggal

Ulama itu bentuk jamak kata alim yang artinya orang yang berilmu. Dalam perngertian asli yang dimaksud dengan ulama adalah para ilmuan, baik di bidang agama, humaniora, sosial, dan kealaman. Dalam perkembanga1111ya kemudian, pengertian ini menyempit dan hanya di pergunakan untuk keahlian agama. Di

Indonesia ulama juga mempunyai sebutan yang berbeda di setiap daerah, seperti kiai

(Jawa), ajengan (Sunda), tengku (Aceh), Syekh (Sumatra Utara/Tapanuli), buya

(Minangkabau), tuan guru (Nusa Tenggara, Kalimantan Sela.tan, Kalimantan Timur,

Kalimantan Tengah). 5 Dapat kita perhatikan sering kali dalam dalam sambutan atau muqaddimah yang disampaikan oleh ketua panitia maulid Nabi Muhammad saw misalnya, atau Kiai dalam suatu acara , yang saya muliakan para ulanm, disini dapat kita asumsikan bahwa kata ulama untuk saat ini adal.ah tunggal bagi umat

Islam Indonesia namun tidak untuk orang Arab.

4 Mimbar Ulama, Suara Maj/is Ulama Indonesia no. 56 tahun VI ISSN 0125 h. 9. 5 Ensiklopedi Nasional Indonesia, PT Delta Pamungkas, jilid 17 u- zw Jakarta: 2004. h.25 15

Seseorang akan dipanggil-panggil tuan guru, karena rnempunyai alasan di antaranya adalah kelebihan dalam bidang ilmu agama, karena pemahaman dan menguasai ajaran-ajaran Islam yang cukup luas.6 Sekarang kata tuan itu jarang sekali terucapkan kepada seorang guru atau seorang ulama tetapi hanya panggilan guru saja yang sering kali terucapkan. Sedangkan panggilan kiai kadang sering dipakai itu hanya mengadopsi dari Jawa, demikian juga panggilan Buya itu juga bukan tradisi

Jambi melainkan bawaan dari ulama-ulama yang pernah belajar di Minang (Sumatera

Barnt).

Dan apabila pengertian ulama ini memasyarakat dan dimiliki oleh setiap pribadi ulama, maka para ulama kita akan clapat dan mampu berperan clan mampu menjawab setiap tantangan sosial clan kenegaraan. 7

Ulama aclalah salah satu Pilar Moral utama dalam masyarakat Muslim. Bila pilar itu miring, apalagi roboh maka akan goyah atau runtuh pulalah umat Muslim.

Bila umat awam melakukan kesalahan, mungkin bisa clipaharni, tetapi jika ulama yang memahami agama membuat kekeliruan, bisa fatal akibatnya. 8

B. Perio

1. Perio

Peranan Ulama di dunia Islam tidak bisa kita lupakan begitu saja oleh kita, karena clengan perannya clapat mengembangkan ajaran Islam di seluruh penjuru dunia

6 Wa\vancara Pribadi dengan Tuan Guru Tannidzi, Ahad, 29 Mei 2005 M. 7 Ibid 8 Prof. Dr. Azyumari Azra, MA. Menuju Masyarakat Madani, Gagasan Fakta dan Tantangan. (Bandung: PT. Rcmaja Rosda Karya, 2000),: cet. ke-2, h.8 l 16

termasuk didalamnya adalah ulama yang berasal dari tanah air Indonesia ini, pada abad ke XVII yang merupakan ulama-ulama yang terkenal dan mempunyai kelebihan-kelebihan dalam bidangnya masing-masing diantara mereka adalah:

1. Hamza7z Al-Fansur, ia adalah seorang sufi penganut tarekat Qodiriyah, juga

seorang sufi yang terkemuka di Aceh, naskah-naskah tua tidak

menyingkapkan dengan terang riwayat hidupnya, tapi para ahli masih bisa

mengenal dengan baik ajaran-ajaran tasawufnya, melalui sejumlah karya

tulisnya sendiri aatau karya tulis ulama lain, seperti Nur al-Raniri, yang

melakukan penelitian terhadap paham yang dianutnya.9 Kajian tasawuf untuk

pertama kalinya terlihat pada seorang ulama yang bernama Hamzah Fansmi 10

Dari penelitian naskah-naskah tua, clapat disimpulkan bahwa karya-karya tulis

Hamzah Fansuri merupakan awal kelahiran literatur Islam clalam Bahasa

Melayu. Selain itu ia tercatat sebagai orang pertama memperkenalkan puisi

dalam bentuk syair kedalam sastra Melayu. Ia ulama pertama agaknya yang

membawa paham Wahdatul Wujud (kesatuan wujud), yang berasal dari Ibnu

· ll A rab I. Sayangnya bukti-bukti yang menyatakan kapan sebenarnya syekh

Hamzah Fansuri lahir dan wafat, dimana dilahirkan dan climana pnlajasadnya

clikuburkan sampai saat ini belum acla fakta-fakta yang jelas.

9 Prof. Dr. , dkk. Ensik/opedi Islam Indonesia, Jakai1a: Penerbit Djambatan, 1992), Disusun oleh Tim Penyusun IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h.296 10 Lihat Yunasril Ali, Jvlanusia citra ilahi penge111bangan konsep lnsan Ka1nil Jbnu ,4rabi oleh al-Jili (Jakarta: Paramadina, 1997), h. 182-183 11 Prof. Dr. Harun Nasution, dkk. Ensiklopedi Islam Indonesia, op.cit., h.297 17

Nur Al- Din Al-Raniri (w. 1068-1658), Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA.

Mengatakan bahwa tahun kelahirannya tidak diketahui, tetapi, namun

menurunya kemungkinan besar menjelang abad ke-16. dalam bukunya

disebutkan juga bahwa ibu dari Al-Raniri adalah berasal dari Melayu. 12 Guru

beliau yang terkenal adalah Abu Haj~ Umar b. 'Abd Allah Ba Syayban Al­

Tarimi Al-Hadharami (w. 1066/1656). 13 Al-Raniri tujuh tahun hidup di Aceh

di kenal seorang yang alim, mufti, dan menentang doktrin Wujudiyah dan

bahkan lebih dari itu dengan mengeluarkan fatwa yang mengarah kepada

pemburuan kepada orang-orang sesat, membunuh ora11g-orang sesat yang

tidak mau meninggalkan keyakinannya, membakar buku-buku mereka, namun

tidak menggoyangkan kedudukannya di istana sampai (1054-1644) dan secara

tiba-tiba ia meninggalkan Aceh pergi ke kota kelahirannya, Ranir. Dalam ha!

ini salah seorang muridnya mencatat dalam kolofon kaiya Al-Raniri, yaitu

Jawahir Al-Ulum fl Kasyf Al-1\1a'lu111. 14 Al-Raniri adalah seorang ulama,

kaiya-kaiyanya banyak membicmakan masalah tasawuf, fiqih, hadits, sejmah,

dai1 perbandingan agama. Al-Raniri beranggapatl salah satu masalah dasai· di

kalangan kaum Muslim Melayu-Indonesia adalah 'aqa'id(landasan keimaiian).

12 Prof. Dr. Azyu1nardi Azra, MA. Jaringan U/an1a 1'in1ur Tengah dan kepulauan NusantaraAbad XVII & XVIII, Akar Pembaharuan di Indonesia, (Jakm1a: Kencana, 2004), cet. Ke-2 h. 2002 13 Ibid., h.205 14 Ibid., hlm.214-215 18

Dengan demikian dia berusaha menjelaskan, antara Jain, hubungan antara

Hakikat Tuhan dan hubungannya clengan alam raya serta manusia. 15

Abd. Al-Rauf A/-Sinkili (1024-110511615-1693), menurut Azyumardi, beliau aclalal1 ulama yang berasal clari wilayah pantai Aceh, orang Melayu dari

Fansur. Tahun kelahirannya ticlak diketahui, tetapi Ringkes, setelah mengadakan kalkulasi ke belakang dari saat kembalinya dari Timur Tengah ke Aceh, menyarankan, bahwa dia dilahirkan sekitar 1024/1615. 16 perlu kita ketahui sebagian besar waktu yang dimanfaatkan Al-Sinkili belajar di

Madinah dengan guru Al-Qusyasyi clan Al-Kurani, namun dia juga menjalin

Jmbungan keilmuan dengan ulama terkemuka disana. Sebagai mana tercamtum dalam daftarnya di antaranya yaitu; Mulla11 Muhammad Syarif Al-

Kurani; Ibn 'Abel 'Al-Rasul Al-Barzanji; Ibrahim b. Abd Al-Rahman Al-

Khiyari Al-Maclani (1047-83/1638-72). ·Dalam karir clan karya-karyanya setela11 kembali ke Inclonsia merupakan sejarah dari jerih payah dengan usaha- usahanya yang di lakukan secara sadar untuk menanamkan keselarasan antara syariat dan tawasuf. 17 Karya tulis utama Al-Sinkili terutama dalam fiqih adalah Mir'at Al-Thullab fi Tasyil Ma'riJah AJ-Ahkam Al-Syar'iyyah Ji Al-

Malik Al-Wahhab. Al-Sinkili merupakan seorang ulama yang pertama di wilaya11 Melayu-Indonesia yang menulis mengenai fiqh mu'amalat. Juga kata

Azra, Kedudukan penting Al-Sinkili bagi perkembangan Islam di Nusantara

15 Ibid,. him. 216-217 16 Ibid,. him. 229 17 Ibid, h.240-241 19

tak terbantah dalam bidang tafsir Al-Qur'an. Namun dalam bidang yang lain

bisa saj a terbantahkan. 18

Muhammad Yusuf Al-JVJaqasari (1037-1111/1627-1699), beliau adalah

seorang ulama yang sufi. Beliau juga seorang mujaddid terpenting dalam

sejarah Islam di Nusantara. Pengalamannya bahwa tasawuf itu tidak

menjauhkan manusia dari masalah keduniawian. Tidak seperti sufi lainnya

dalam sej arah pertama Islam yang banyak mengenakkan masalah-masalah

keduniawian. Dalam berpolitik Al-Maqasari mempunyai peranan penting

dalam kesultanan Banten. Kata Azra, "Konsep utama tasawuf Al-Maqasari

adalah pemurnian kepercayaan (aqidah)pada Keesaan Allah". Dalam masa!ah

teologi dia sangat taat dan patuh kepada dokrin As'ariyah, dia lebih

menekankan pada keenam rukun iman, yaitu iman kepada Allah, malaikat, Al-

Kitab, Nabi-nabi, dan hari kiamat, dan kehendak Allah swt. 19

2. Pcriode Kolonia!

Diatas telah berbicarakan secara singkat tentang ulama sekitar abad ke 17, baik itu Nur Al-Din Al-Raniri, Abd Al Rauf Al-Sinkili, Muhammad Yusuf Al-

Maqasari, yang merupakan ulama-ulama yang termasyhur clan mempunyai peranan penting clalan1 sejarah Islam di Nusantara. Namun tidak pula kita lupakan ulama- ulama abacl selanjutnya yaitu pacla abacl ke 18 yang juga banyak memberikan sumbangannya kepacla umat Islam khususnya di Indonesia terutama dalam karya clan

18 Ibid., h.245-246 19 Ibid., h.288-290 20

pemikiran mereka, juga peran mereka dalam mengembang ajarnn Islam. Di antaranya adalah:

- Syeklz Abduslz Sliamad al-P11lemb1111i, Menurut M. Chatib Quzwain,

Dalam · buku H. Muhammad Syamsu AS yang be1judul Ulama Pembawa

Islam di Indonesia dan sekitarnya, mengatakan: "Syekh 'Abdush Shamad al-

Falimbani diduga dilahirkan 3 atau 4 talllm setelah tahtm l l 12Hl 700 M di

Palembang.20 Menurut Azyumardi, Nama lengkap Al-Palimbani adalah 'Abdu

Al-Shamad b. ;Abd Allah Al-Jawi Al-Palimbani, ini menurut sumber-sumber

Mlelayu, tetapi sumber Arab menyebutkan dengan memakai kata Sayyid 'Abd

Al-Shamad b. 'Abd Al-Rahman Al-Jawi. 21 Gurunya di Mekah antara Jasin

adalah syekh Muhammad Samman. Keahlian Syekh Abdush Shamad al-

Falembani adalah dalam bidang tauhid dan tasawuf. Tni dapat dilihat dari

buku-bukunya antara lain:

Hidayah as-Salikin

Siyar as-Salikin

Zahra! al-Muridfl Bayan Kalima! at Tauhid

Tuhfah ar-Raghibin fl Bayan Haqiqat Iman al-lvfu 'min

Nasihat al-Jvfuslimin wa Tazdkirat al-Mu 'minin fl Fadha 'ii al Jihad fl

Sabilillah

Al-UnFah al-Wutsqa wa Silsilat Uli al-Ittiqa

20 Drg. H. Muhammad Syamsu AS, U/ama Pembawa l,/am di Indonesia dan Sekitarnya. (Penerbit Lentera, Bastritama, 1999), cet. Ke-2, h. 242-243 21 Lihat Azyumardi Azra, op. cit., h.306-307 21

Ratib 'Abdush Shamad al-Falimbani

Zad al-lvfuttaqinfi Tauhid Rabbi! Alami. 22

Syekli Muhammad Arsyad Al-Ba11jari, (1710-1812), di antara guru-gurunya adalah ·Sykeh Abdush Shamad Al-Falimbani, Syekh Abdul Wahab Bugis,

Syekh Abdurrahman al-Misri, ulama Arab yang kemudian mengajar juga di

Betawi. Syekh Arsyad pernah menjabat sebagai mufti dalam Pengadilan

Agama. Beliau mempunya karya tulis yaitu fiqih Perukunan Melayu dan juga

Sabi! al-ivfutadin. Setelah lama di perantauaimya di Timur Tengah, maka sekitar tahun 773 M beliau kembali ke Indonesia.23

Syeklz Alzmad Ripangi (1786-1859), tempat kelahiran beliau adalah Kendal,

Semarang pada sekitar tahun 1786 M. beliau pernah bermukim di Mekah selama 8 tahun untuk mendalamkan ilmu agarna. Setelah kembali ke

Indonesia, menetap di Kalisasak, Kabupaten Batang. Beliau tidak takut dan bahkan menentang pernerintah Hindia Belanda yang beliau anggap sering rnerugikan urnat Islam Indonesia. Dengan demikian Gubernur Jenderal Hindia

Belanda dengan keputusannya nomor 35, tertanggal 9 Mei 1859 beliau di mangasingkan pada penjara Ambon. Menurut Belanda ajaran syekh Alunad

Rifangi membakar semangat nasional dengan asas !slain bisa membahayakan kegiatan mereka di Indonesia. Karya-karya tulis beliau antara lain yaitu;

22 Ibid., him. 243 23 Ibid., him. 244 22

Husn al-lvfathalib

Asn a/-Jvfaqashid

Jam 'al-1\!Jasail

Bayan al-Hawaij

Ri 'at al-Himmat. 24

Syeklz Alzmad Khatib Miuangkabau (1860-1916), tempat kelahiran beliau adalah di Bukit Tinggi pada tahun 1855. ada juga yang menyebutkan talmn

1960. orang Indonesia kebanyakan menganggap ulama Indonesia yang berada di Mekkah berilmu dan berpengetahuan agama yang luas. Sejak remaja pada umur 11 talmn diajak orangtuanya bennukim di Mekkah.

Buku-buku karangannya antara lain:

1. Izharu Zaqhl al-Kadzibin fi Tasyabbuhi bi ash-Shadiqin tahun 1906, di

Padang diterbitkan pada tahun 1324.

2. Al-Minhaj al-Masyru'.

3. Raudah al-Hussab Fi 'Ilmi al-Hisab, terbitan Cairo tahun 1310 H/1892.

4. Al-Jawahir an-Naqiyyah fi al-A'mal al-Jauharriyyah.

5. Kitab Riyadh al-Wardiyah fi Ushul at-Tauhid Wa Furn, al-Fiqih.

Murid-muridnya antara lain:

I. KH Ahmad Dahlan

2. Haji

24 Ibid., h.244-245 23

3. Haji Muhammad Jamil Jambek

2 4. Haji . -'

Syek/z Mu!tammad Nawawi Ba11te11, Muhammad Nawawi Ibn Umar bin Arbi al-Jawi· al-Bantani, lebih dikenal dengan nama syekh Nawawi, seorang ulama yang berasal dari Banten. Hidup sekitar abad 19 M, kata al-Bantani ini di pakai agar dapat membedakannya dengan ulama yang serupa nama dengannya yaitu syekh Saraf Yahya An-Nawawi, seorang ulama pengarang produktif,

berasal dari daerah Nawa, Damaskus, hidup sekitar abad 13 M. Syekh

Nawawi al-Bantani pernah belajar ilmu agama Islam dengan ayalmya sendiri, juga dengan Haji Salmi, seorang ulama masyhur di Banten, dan Raden Haji

Yusuf, seorang ulama dari Purwakarta. Syekh Nawawi al-Bantani ini juga pernah bermukim di Meldcah selama 30 tahun untuk mendalamkan ajaran

Islam, di antara guru-gurunya yaitu:

1. Khatib Sambas.

2. Abdul Gani Bima.

3. Yusuf Sumbulaweni, seorang guru yang berasal dari Mesir.

4. Nahrawi, juga seorang guru yang bersal dari Mesir.

5. Abdul Hamid Daghastani, juga seorang guru yang berasal fari Mesir.

6. Dan lain sebagainya.

Dengan ilmu dan pengalaman yang beliau miliki maka beliau dapat

mengajar dan mengarang buku, diantara karya-karya beliau adalal1:

25 Ibid,. him 245-246 24

1. Syarah Fath al-Qarib al-Mujib, dicetak tahun 1881 M.

2. Syarah kitab Ajurumiyah yang dicetak tahun 1881 M.

3. Suatu karangan tentang balaghah dengan judul Lubab al-Bayan tahun

1884 M.

4. Syarah Dhariat al-Yaqin tahun 1886 M.

5. Syarah ad-Durr al-Farid

6. Dua buku Syarah Mau/id al-Barzaiv·i.

7. Dua kmya tentang Syarah Afanasik Haji karangm1 asy-Syarbini ta.'1im

1880 M.

8. Dua syarah Suluk al-Jaddah tahun 1883 dan syarah Sullam al-Munajah

1884 M.

9. Tafsir Nawawi Banten.

10. Syarah terhadap kmya al-Ghazali yaitu Bidayat al-Hidayah. 26

KH. Ahmad Daillan (1868-1923), Seorang tokoh pembaharu Islam dan

pendiri . Berkat pe1juangannya, pelajaran agama diberikan di

sekolah umum, dan di sekolah agama di berikan pengetahum1 umum. Sebelumnya

ha! ini dianggap tabu.27 beliau dilahirkan di Jogyakarta clengan nama Muhmnmacl

Darwis. Beliau juga seorang ulama yang lebih dikenal di zmnannya, beliau

pendiri dari organisasi keagamaan di Indonesia yaitu Muha111madiyal1 yang

didirikan di Yogyakartapada tmiggal 18 November 1912, inijuga atas usulan dari

26 Ibid 27 Ensiklopedi Nasional Indonesia, (Jakarta: Penerbit PT. Delta Pamungkas, 2004), jilid 4 c­ Dzikir, h.216 25

murid-muriclnya dan beberapa orang anggota Budi Utomo, budi utomo m1

didirikan di Jakarta pacla tanggal 20 Mei 1908 oleh Dr. Wahidin.

Syekh Ahmad Surkati, (1872-1943 111), beliau di lahirkan di Dunggala,

daerah ·sudan pada tahun 1872 M. 28 Beliau belajar du Mekkah al-Mukarramah

11 tahun lamanya dan di antara gurunya adalah Syekh Muhammad bin Yusuf

al-Khayyat. Ssyekh Ahmad Surkati aclalah pendiri organisasi al-Ishlah wal

Irsyad, yang akhirnya di kenal dengan al-Irsyad. Tujuan perkumpulan al-

Irsyad adalah untuk memajukan pelajaran-pelajaran agarna Islam di kalangan

bangsa Arab yang ada di Indonesia. Di samping bergerak clibedang

pendidikan juga bergrak di bidang sosial, dakwah Islam berdaasarkan al-

Qur'an clan Summh Rasul secara murni dan konsekuen.29 Dalam dunia

pencliclikan al-Irsyacl menclirikan madrasah-madrasah:

1. Awaliyah, lama belajar 3 tahun/ 3 kelas.

2. Jbtidaiyah, lama belajar 4 tahun/4 kelas.

3. Tajhiziyah, lama belajar 2 tahun/2 kelas.

4. Mu'allimin, lama belajar 4 tahun/4 kelas.

5. Takhassus, lama belajar 2 talmn/ 2 kelas.30

28 Harun Nasution, Ensiklopedi Jslan1 Indonesia, Djan1batan, 1992, hlm. 90 29 Drs. Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Raja Garfindo Persada, 1996), cet. ke-1, h.132 30 Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1984), h.307 26

3. Periode Kemcrdckaan.

Pada periode kemerdekaan ini saya mencoba menyampaikan dalam tulisan saya ini tentang ulama yang pernah menyumbangkan bai fikiran maupun tenaga dalam mengefobangkan ajaran Islam di Indonesia. Banyak sekali ulama yang berperan penting di antaranya adalah:

J(H. Hasyim As'ari, (1871-1947 M). Beliau adalah sosok ulama yang sampai

saat ini tetap di kenal dan menjadi panutan terutamabagi kalangan organisasi

keagamaan Nahdhatul Ulama, karena beliau salah satu dari pendirinya, juga

dikalangan -santrinya. Dan j asa besarnya mendirikan podok pesantren

Tebuireng yang telah menelorkan banyak ulama-ulama yang mengembangkan

ajaran Islam di Indonesia, melalui jalur pendidikan tradisional dari tingkat

madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. 31 Nahtul

ulama didirika di Surabaya pacla tanggal 31 Januari 1926 M. 32 Dalam bidang

pemerintahan beliau pernah menjabat sebagai Menteri Negara dalam !cabinet

Presidenssil (Agustus 1945).Menteri Agama dalam !cabinet RIS (Desember

1950) clan kabinet Natsir (September 1950-1951).33

KH. Abdul Halim, (1887-1962 JV!). Beliau di lahirkan di Cibelerang,

Majalengka 1887 M. Dia merupakan seorang pelopor gerakan pembaharuan

di daerah Majalengka Jawa Barnt, kemudian berkembang menjadi

31 Drs. Hasbullah, Kapita Se!ekta Pendidikan Islam, op.cit., h.127 32 Ibid., h.124 33 Lihat Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jilid 6 h.356-357 27

Persyerikatan Ulama, yang mulai tahun 1911. 34 Persyerikatan Ulama itu

sendiri akhrinya berubah menjadi Persatuan Ummat Islam yang disingkat

PUI, ha! ini terjadi pada tanggal 5 April 1952. Pada tahun 1917 (1335 H), atas

bantuan I-I.O.S. Tjcokroaminoto (Presiden Syarekat Islam), Hayatul Qulub

diakui secara hukum oleh pemerintah Belanda, dengan berganti nama

Persyerikatan Ulama. Organisasi ini terns meluas sampai Ice daerah-daerah

operasinya yaitu Jawa dan Madura, pada tahun 1924, dan pada thaun 1957

barulah menyebar keseluruh Indonesia. Demikianlah bagaimana peran dan

usaha-usaha yang dilakukan oleh KI-I. Abdul Halim. Dia bekerja tidak

mengenal lelah, clalam mempe1juangkan clan mencapai cita-citanya, terutama

untuk memajukan bangsanya. KH. Meninggal dunia pada tanggal 7 Mei 1962

di Maj alengka Jawa Barnt dalam usia 7 5 tahun. 35

Buya Hamka, (1908-1985 M). Nama aslinya Muhammad Rasul, dan setelah

menunaikan Ibadah haji tahun 1894, di ganti clengan Abdul Karim.36 Beliau

pernah menjadi Ketua Majlis Ulama Indonesia, rnenjadi Iman Mesjid Al-

Azhar, Kebayoran Barn, Jakarta. Ulama pembaharu dalam ajaran Islam di

Minangkabau, Sumatera Barnt. Beliau juga sosok ulama yang terkenal pada

masa kemerdekaan dan sampai saat ini bagi masyarakat luas khususnya di

kalangan Muhanm1adiyah, juga dapat kita lihat :mat ini ada salah satu

34 Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942 ,(Jakarta: LP3ES, 1980), h. 80. 35 Drs. Hasbullah, op.cit., h.135-138 36 Ensiklopedi Indonesia, Jilid l, h.393-394 28

Universitas yang memakai nama beliau yaitu Universitas Hmnka

(UI-IAMKA), di jalan Limo Radio dalam Jakarta Selatan. Beliau pernah

bermukim di Mekkah clan berguru dengan Syekh Ahmad Chatib. Di antara

murid-murid I-Imnka adalah Ahmad Rasjid, Sultan Mansjur, H. Djalaluddin,

dan I-I. Muchtar Lutfi ( dari Persatuan Muslimin Indonesia).

Muhammad Natsir, Beliau dilahirkan di Kampung Jembatan Berukir, Alahan

Pm1jang, Sumatera Barat pada tanggal 17 Juli 1908.37 Beliau adalah tokoh

agmnis yang pemikirannya lebih banyak merujuk ajaran-ajaran agama,

pemikiran beliau di antm·anya tentang aka] beliau menjelasjakan bahwa salah

satu dari tiang-tiang ajaran Nabi Muhammad saw yang penting adalah

menghargai aka] mmmsia dan melindunginya dari penindasan orm1g lain. 38

juga beliau mendukung adanya Piagam Jakarta yang menjadi perdebatan

antara beliau clan Soekarno dalam sebuah kemelut politik nasional di

Indonesia pada saat itu. Beliau pcrnah menjabat sebagai Ketua Pengurus

Besar Persatuan Islam Bandung.39 lni adalah sebuah organisasi keagmnaan

yang awalnya diketuai oleh A. Hasan. Dimana pacla masa itu, tempat

kedudukan Persatuan Islam (PERSIS) merupakan sumber gerakan Islam

modern.40 Beliau pernah menjabat beberapa jabatan penting di pemerintahan,

di antaranya yaitu:

37 Lihat Yusuf A. Puar, M Natsir 70 Tahun: Kenangan-kenangan Kehidupan Pe1juangan, (Jakarta: Pustaka Antara, 1978), h.4 38 M. Natsir, Capita Selecta, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973), h.432 39 Yusuf A. Puar op.cit., h.18 40 Moh. Roem, Persatuan Siswa Ke/as V Pesantren Persis, dalam Syajig A. Mughni, Hasan Bandung, Pemimpin Persis Radikal, (Surabaya: tpn, 1980), h.81-82 29

1. Anggota Badan Peke1ja (1945-1946).

2. Menteri Penerangan RI ( 1946-1949).

3. Perdana Menteri (1950-1951).

4. Anggota Parlemen (1950-1958).

5. Anggota Konstituante RI (1951-1958).

Sedangkan organisasi politik, ia pernah menjadi Ketua Umum Partai

Masyumi (1949-1958). Beliaujuga mempunyai kaiya tulis di antaranya adalah Kapita

Selekta, yang diterbitkan di Jakarta, penerbit Bulan Bintang, tahun 1973. BAB III

RIWAYAT HIDUP KH. ABDUL QADIR

A. Silsilah Kcturunannya

Keturunan ini dinamakan jantan gelar penghulu yang bermukim di Riau.

Dalam ha! ini Syekh Abie! (Kakek Syekh Abdul Madjid), mempunyai dua orang anak yaitu pertama bernama Muhammad Yusuf dan keclua bemama Mas'ud, sedangkan

anak dari Muhanmmd Yusuf bernama Kamaruddin dan Abdul Madjid (Kakek dari

KH. Abdul Qadir), ini di katakan clengan guru kramat karena sampai saat ini kalau kita be1ianya tentang keluarga KH. Abdul Qadir maka sering kali menyebut nama mereka dengan panggilan misalnya guru Madjid kramat, guru Ibrahim kramat, guru

Qadir kramat, karena mereka di anggap mempunyai kelebihan-kelebihan di luar kemampuan manusia. Syekh Abdul Macljicl yang dikenal clengan sebutan guru

Macljicl, pernah belajar di Mekkah al-Mukarrah clan pulang ke Jambi clan berpropesi sebagai guru/pengajar. Di antara muricl-muriclnya yaitu:

1. Sultan Thaha Saefuclclin.

2. H. Ibrahim.

3. I-I.Abdul Qani.

4. H. Abdul Somacl.

5. H. Kemas Sholeh.

6. I-I. Ahmad S yukur.

7. I-I. Usman.

8. Said Alwi bin Muhammad Shibab clan lain sebagainya.

30 31

Dari sekian murid-muridnya ada beberapa yang menclirikan pondok pesantren yang sampai saat ini terkenal di provinsi Jambi, yaitu H. Ahmad Syukur, beliau mendirikan pondok pesantren As'ad, dan I-I. Ibrahim, salah satu pendiri pondok

pesantren Nur{1l Iman yang berada di kelurahan Kampung Tengah.

Kemudian Syeld1 Abdul Madjid bin Muhammad mempunyai dua orang anak

yaitu H. Ibrahim dan H. Abdul Qhani, karena ajal sudah datang padanya maka I-I.

Abdul Qhani meninggal dunia dalam usia yang sangat muda.

KH. Abdul Qadir adalah anak dari KI-I. Ibrahim. Sedangkan ayah KI-I.

Ibrahim adalah Syaikh Abdul Madjid. KI-I. Abdul Qadir lahir di desa Kampung

Tengah yang sekarang menjadi Kelurahan Kan1pung Tengah dalam wilayah kecamatan Pelayangan kota madya daerah tingkat II Jan1bi, pada tanggal 18 syafar

1332 I-I, bersamaan dengan tahun 1914 M. 1

Nama Kl-I. Abdul Qadir lengkapnya adalah Abdul Qadir Jaelani, akan tetapi

kata Jaelani belakangan menjadi hilang. Nama ini diberikan oleh orangtuanya, KI-I.

Ibrahim untuk mengenang kakek anaknya yang meninggal ketika perjalanan pulang berzirah dari makam Syeld1 Abdul Qadir J ailani. 2

Akan tetapi sekarang beliau lebih dikenal dengan narna Kl-I. Abdul Qadir

Ibrahim. Ujung namanya memakai nama ayahnya, karena di Jambi banyak nama

1 Lihat Buku Muglmil Awwam, karangan KI-I. Abdul Qadir, cet. IO. 1993, him I 2 Wawancara pribadi dengan KH. Najmi Qadir. Selasa, 31 Mei 2005 M. 32

Abdul Qadir, agar dapat dibedakan antara Abdul Qadir yat1g satu dengan yang

. 3 1amnya.

KH. Abdul Qadir adalah figur seorang ulama yang dikenal dengan guru

4 kramat , sama·seperti gelar kramat yang diberikan oleh masyarakat kepada kakeknya

Syekh Abdul Madjid kramat dan ayahnya KH. Ibrahim kramat. 5 Walaupun saat penelitian ini ia telah tiada. Panggilan guru atau Kiai Qadir masih sangat populer di kalangan masyarakat Iambi seberang dulu sampai saat ini.

KH. Ibrahim wafat pacla tahun 1923 M, KH. Abdul Qadir pada waktu itu clalam usia 8 ( delapan), telah menjacli seorang anak yatim, yang tiada berayah yang selama hayatnya selalu memberi bimbingan dan pendiclikan dalam keluarga namun pada akhirnya ia tetap menjacli anak yang kuat clan berkepribadian yang luhur.

B. Riwayat dan Aktivitas Pendidikan

Pada masa kanak-kanak, KH. Abdul Qadir lidak mendapat pendidikan umum, karena pada masa itu yang ada hanya pendidikan agama. Jadi pendidikannya hanya mengaji di Madrasah Nurul Iman, lembaga pendidikan pesantren yang salah satu pendirinya aclalah orangtuanya, clengan kelebihan yang cliberikan Allah swt beliau mengaji pada waktu di Maclrasah Nurul Iman waktu itu ticlak sampai ketingkat kelas akhir (kelas 7), tapi hanya sebatas kelas lima,waktu belajarnya aclalah pagi sampai

3 Wawancara dengan Guru Sirajuddin Sabtu, 30 April 2005 M. 4 Kramat adalah gelar pemberian yang diberikan oleh masyarakat kepada guru KH. Abdul Qadir, Syekh Abdul Madjid dan KH. Ibrahim sampai saat ini, karena beliau mempunyai kelebihan yang aneh ( dengan izin Allah swt, di luar kemampuan orang-orang biasa. 5 Wawancara pribadi dengan KH. Najmi Qadir. 31 Mei 2005 M. 33

dzuhur, atau idhofah waktu setelah dzhur sampai sebelum ashar, dan beliau juga di perkenankan untuk mengajar di Madrasah Nurul Iman.

Jenjang pendidikan yang telah KH. Abdul Qadir lalui tidaklah sama dengan pendidikan yang seperti ulama-ulama sekarang lalui, baik dari jalur pesantren di

Indonesia maupun belajar di luar negeri seperti di Makkah, Mesir, dan lain-lain.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari putra beliau H. Najmi Qadir, pendidikan fonnal yang ditempuh hanya sampai kelas lima pada madrasah Nurul Iman, yang berada di U!u Geclong, sebuah madrasah tertua yang salah satu pendirinya adalah ayalmya, KH. Ibrahim, tahun 1915.6 KH. Abdul Qadir tetap bertahan di dalan1 kelas clengan sangat rajin dan tekun, ia belajar sendiri untuk mengulangi clan mempelajari kembali materi pelajaran yang suclah diajarkan oleh gurunya sehingga betul-betul san1pai dikuasai dan faharn. Di samping itu saat belajar di madrasah sebagai santri saat rumahpun ia juga tekun belajar untuk mempelajari materi pelajaran yang akan diterimanya besoknya. 7

Tidak ketinggalan pula ia be!ajar, bertanya clan bcrdisku;;i clengan para ulama- ulama yang datang berkunjung ke Jambi, terutama yang datang clari tanah suci

Makkah al-Mukarrah. Antaranya ialah:

I. Syekh Hassan bin Al-Allah Syekh Said Al-Yarna.ni

2. Allamah Syekh Alif Attubussy

3. Allamah Syekh Mahmud dari Makkah

6 Wawancara pribadi dengan KH. Najmi Qadir 31 Mei 2005 M 7 Wawancara pribadi dengan Kh. Najmi Qadir 31 Mei 2005 M. 34

Prestasi yang diraihnya berkat dukungan kerajinan dan ketekunan ia dalam belajar, dalam usia 13 tahun KH. Abdul Qadir oleh teman··teman seangkatannya sepakat mengangkatnya menjadi ketua muthala'ah. Penunjukan semacam ini tentu bukan tanpa ·alasan dan pertimbangan sama sekali, paling tidak ia mempunyai kemampuan khusus di bidang ini di bandingkan dengan santri-santri lainnya.

Madrasah Nurul Iman adalah salah satu tempat KH. Abdul Qadir menuntut

ilmu agama. Madrasah Numl Iman itu sendiri didirikan oleh Perukunan Tsamaratul

Insan, yaitu organisasi sosial keagamaan yang berkedudukan di kampung Ulu

Gedong seberang Ko ta J an1bi, yang disyahkan berdasarkan surat Keputusan Residen

Negeri Jan1bi, No. 1636, tanggal 10 September 1915 yang bertepatan dengan tanggal

Dzulhijjah 1333 H. Pengerus Tsamaratul Insan terdiri dari nlama Seberang Kota

Jan1bi, tepatnya ulama dari Pecinan, dengan dipimpin oleh Guru H. Abdul Shamad bin H. Ibrahim. Didirikannya Madrasah Nurul iman terkait erat dengan strategi perjuangan para ulama Seberang Kota dalam melanjutkan pe1juangan melawan

Belanda tanpa kekerasan. 8

Setelah KH. Ibrahim bin KH. Abdul Madjid wafat talmn 1923 M, pimpinan madrasah ini dip::gang o!eh seorang syai!d1 yang bernama Mahmud Buld1ari dari talmn 1925-1927. Pada tahun 1927 ini datanglah seorang guru yang sangat alim, yang telah lama bermukim di Makkah yang dikenal dengan H. Hasan bin H. Anang Yahya, yang langsung diangkat pula menj adi mudir Nurul Iman sampai meningggal pada

8 Lihat Buku yang disusun oleh Pengurus Madrasah Nurul I1nan, Ga111baran U1nzan Tentang Madrasaah Nunil Iman Ulu Gedong Kata Jambi. Him. 1 35

1940, selanjutnya diganti oleh H. Muhammad Ja'far bin H. Abdul Jalil sampai proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 1945. Atas kedatangan ustadz Hasan

bin H. Anang Yahya yang alim ini madrasah Nurul Iman terns menerus adanya

peningkatan yang bersifat ilmiah dan dibuka sampai kelas tujuh, sehingga setuasi

madrasah disesuaikan dengan keadaan di Makkah karena itu tidak berlebihan

dikemukakan disini bahwa madrasah Nurul Iman sejak saat itu meningkat maju

dengan pesatnya dan merupakan salah satu madrasah lebih dari madrasah-madrasah

lain di daerah provinsi Jambi ini. Setelah peristiwa proklamasi kemerdekaan 17

Agustus 1945 mulailah madrasah Nurul Iman be1jalan menuju pembaharuan, dalam

arti merobah sikapnya yang semula tidak mau tahu atau tidak mau ikut campur dalam

persoalan kenegaraan dan masalah ilmu··ilmu pengetahuan umum. Pembaharuan ini

berlansung pada saat madrasah itu dipimpin oleh KI-I. Abdul Qadir Ibrahim. Beliau

ini menjabat sebagai mudir sampai tahun 1948. Dia memasukkan mata pelajaran

umum yang disesuaikan dengan kemajuan zaman. Kenyataannya tidak disetujui oleh

tokoh dalam lingkungan madrasah Nurul Iman. Oleh karena itu beliau terpaksa

meninggalkan lingkungan madrasah Nurul Iman. Beliau diganti oleh KI-I.

Abdul Muhi, sejak tahun 1948 sampai bergantian kepemimpinan, dalam wawancara

saya dengan guru Tannidzi tidak dapat beliau rnenyebutkan tahunnya dengan alasan

lupa. Setelah KI-I. Qadir meninggalkan madrasah Nurul Iman dengan mendirikan

madrasah lain, pusat kegiatan pendidikan Islam pada tahun 19:50-an yaitu madrasah

As'ad di kampung Olak Kemang.9

9 Wawancara Pribadi dengan Guru Tarmidzi, 29 Mei 2005 M. 36

KH. Abdul Qadir mendirikan pondok pesantren As'ad, clidirikan olehnya pada tahun 1369 H bertepatan dengan tahun 1948 M, dan selesainya pada tanggal 29

Agustus 1951. Adapun tujuan didirikan Madrasah As'ad adalah membantu pemerintah dalam mengadakan sarana pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, baik di bidang ilmu pengetahuan Islam maupun ilmu pengetahuan umum. 10

Yang ikut terlibat dalam pendirian Pondok Pesantren As'ad itu adalah KH. Nurdin

Abdul Ghadi, KH. Hasan Thohir, KH. Said Nurdin, KH. Suk Muddin, ada lagi

Jalagan Muhammad (Said Abu Bakar al-Makhdhar). Mereka itulah yang membantu beliau dalam mendirikan Pondok Pesanten As'ad itu. 11

KI-I. Abdul Qadir adalah pemimpin pondok pesantren Nurul Iman, sekitar tahun 1942 M, tetapi karena ada sedikit perbedaan pendapat antara KH. Abdul Qadir

Ibrahim dengan KI-I. Muhammad Ja'far pak Penghulu, dalam masalah pendidikan anak perempuan di luar rumah yang di anggap sebagian ulama Jambi itu merupakan suatu hal yang kurang baik, namun KH. Abdul Qadir tepat kepada pendiriannya bahwa anak-anak perempuan itu di perbolehkan untuk belajar di luar rumah, sedangkan sebagian ulama-ulama Jambi tidak setuju dengan pendapatnya itu diantaranya Pak Penguhulu KH. Muhammad Ja'far. Sedangkan pak penghulu itu setingkat dengan ketua yayasan untuk .zanmn sekarang, maim KH. Abdul Qadir

Ibrahim ini diganti dengan KH. Saman Abdul Muhi. Karena diberhentikan lalu beliau berkata, "Siapa yang mau belajar dengan saya, saya mengajar setiap sudah maghrib di

10 Lihat Buku Panduan Orientasi Ponclok Pesantren As'ad, Olak Kemang, Jambi: hlm. 2-3 11 Wawancara Pribadi dengan KH. Najmi Qadir, Selasa, 31 Mei 2005 M. 37

Langgar Putih". Maka banyaklah murid-murid mengaji dengannya. Langgar Putih ini adalah tern pat belaj ar sementara sebelum dibangunnya pesantren As' ad. 12

Kitab-kitab yang dipelajari di Langgar Putih pada waktu itu adalah kitab hadits Dali! nl-Falihin Syaroh Riyad As-Sholihin. Kemudian setelah pondok pesantren As'ad itu siap, waktu itu masih madrasah namanya, jendela belum ada, belum diplaster. tetapi sudah berlingkat dua, maka kami (rnurid-murid termasuk di dalamnya Said Maghwie), beransur-ansur pindah ke Madrasah As'ad itn. Pelajaran yang diajarkan 100% kitab kuning,di antaranya yaitu kitab Riyad As-Sholin,

Jururniyah, Tauhid, Tafsir Jalalain dan sebagainya. Belnm ada pelajaran umum seperti Fisika, Matematika, Biologi pada waktu itu. 13 Dalam mengartikan kitab itu murid harus menggunakan atau menulis dengan tulisan Arab Melayu, bukan tnlisan

Latin.

Sebelum orang Melayu Jambi mengenal tulisan Latin seperti sekarang, mereka telah mengenal dan menggunakan tulisan Arab. Aksara Arab sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan dan komunikasi. Aksara Arab itu lazim mereka kenal dengan tulisan '"Arab Gundul" atau

"Arab Melayu", yang dikenal dengan "Jawi'', yang menunjukkan perbeda:m tertentu dengan tulisan Aksara Arab untuk menuliskan kata-kata bahasa Melayu. Tulisan ini digunakan sejak masa kerajaan atau kdliltanan Melayu yang Ialu. 14

12 Wawancara Pribadi dengan K.H.M. Said Magwie. Abad, 9 Oktober 2005 M. 13 Wawancara Pribadi dengan K.H.M. Said Maqwie. Abad, 9 Oktober 2005 M. 14 Ensiklopedi Nasional Indonesia, (Jakarta: Penerbit PT. Delta Pamungkas 2004), Jilid 7, b. 319 38

KH. Abdul Qadir pernah mengatakan bahwa beliau tidak pernah melalaikan waktu, setiap waktu, benar-benar beliau manfaatkan untuk belajar, sebelum beliau masuk kelas ketika guru menerangkan pelajaran yang belum diajarkan di kelas beliau sudah paham, karena beliau sudah sering bertanya kepada guru-guru yang main ke rumalmya; kesempatan itu beliau manfaatkan. Dengan demikian wajarlah beliau dapat memahami pelajaran, sedangkan pelajaran itu belum diajarkan kepada siswa lain. Beliau juga sering membaca kitab-kitab peninggalan kakeknya Syekh Abdul

Madjid, seperti kitab Tafsir Ghozin, Kitab Ruhul Ma'ani. 15

C. Pribadi dan Keluarga

Di usia yang sangat muda KH. Abdul Qadir sudah dikenal masyarkat Jambi sebagai seorang tokoh agama (ulama), yang memeliki kepribadian yang mulia dan lembut. Ia tidak pernah menampakkan jiwa emosional, ballirnn sanggup membalas kejal1atan orang yang dihadapkan pada dirinya dengan kebaikan, beliau tidak mau membalasnya dengan kejal1atan (sifat dendam). Salal1 satu contoh adalah beliau pernah di hina dan di caci maki oleh ulama-ulan1a lain yang menganggapnya terlalu berani memberi pernyataan tentang masalah perempuan boleh untuk belajar di luar rumah, sedangkan saat itu ulama-ulama Iambi pada umumnya terlalu fanatik kepada paham kesufian. 16

15 Wawancara Pribadi dengan KH. Najmi Qadir, Selasa, 31 Mei 2005 M. 16 I(etetengan yang pernah di sa1npaikan KI-I. Najn1i Qadir pada \Va\vancara saya. 39

KI-I Abdul Qadir mempunyai sifat yang sangat menonjol dalam pembawaan dan bergaul di tengah-tengah masyarakat antara lain adalah :mngat pendiam, tidak banyak bicara, kalupun bicara, walaupun ia bicara sangat hemat sekaJi. Kata-kata yang ia ucapkan indah padat, selalu berisi nasehat sepe1ii melambangkan kewibawaan yang tinggi, akan tetapi ia selalu berhati-hati untuk berbicara karena tidak mau perkataannya akan menyakitkan orang lain. Dalam wawancara saya dengan KH.

Najmi Qadir beliau juga pernah mengatakan bahwa; "Kami St'jak kecil benar-benar diperhatikan oleh orangtua kami, baik itu dalan1 pendidikan maupun dalam bersopan santun, misalnya ketika ada tanrn yang datang kerumah kita harus bersikap bagaimana? Ketika masuk rumah apa yang akan di ucapkan, ketika mau ke WC apa yang akan di baca dan banyak lagi ha! yang selalu kami ikuti dari nasehat orangtua kami. 17

Dengan berbagai kesibukan KH. Abdul Qadir clalam mengemban tugas sebagai seorang ulama mengembangkan Islam clan tokoh pendidikan, tugas pokoknya sebagai kepala rumah tangga tidak pula terabaikan, bahkan beliau tergolong orang yang punya tanggung yang jawab tinggi tentang pembinaan dan keselamatan rumah tangga beliau. Buktinya keberhasilan beliau clalam menclidik analc dan menjadi orang­ orang yang sholeh.

Dengan akhlak yang mulia clan perilaku yang baik clapat menjacli contoh bagi keluarganya. Sebagaimana Rasulullal1 saw, memberi contoh yang baik bagi umatnya bahkan dalam haclist beliau yang masyhur, yang artinya, "Alrn tidak diutus kedunia

17 Wawancara pribadi dengan KH. Najmi Qadir, 31 Mei 2005 M. 40

ini kecuali untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia". Maka setiap orang yang berhias akhlaq tersebut dalam jiwanya haruslah mampu mengintrospeksi hasil-hasil perjuangannya secara matang. Dan tidak mungkin bagi seseorang sukses di dunia ini bila ia tidak inempunyai kemauan keras (iradat), sabar, ulet. komit, bersemangat tinggi, siap berkorban, merasa berkewajiban, dan mampu menghadapi gejolak. Selain itu dia harus menghiasi dirinya dengan sifat-sifat kemuliaan seperti dermawan, murah hati, lapang dacla, jujur, tepat janji, amanah clan sejenisnya. Jika keagungan sifat-sifat tersebut telah climiliki oleh incliviclu dari umat-umat yang ada atau bagi jama'ah- jama'ah yang ada, maka berarti mereka telah memiliki kekayaan clan modal untuk berjuang. 18

Banyak pemikiran KI-I. Abdul Qadir yang bertentangan dengan ulama-ulama di Iambi, di antaranya adalah memberi kesempatan kepada anak-anak perempuan untuk belajar sebagaimana anak laki-laki belajar pacla zamannya, karena beliau yakin bahwa suatu saat nanti akan clatang zamannya climana perempuan-perempuan akan mendapatkan pendiclikan seperti anak laki-laki itu sendiri yaitu pada zaman sekarang ini. 19 Maka clari itu wajar kalau kita lihat pada masa sekarang memang banyak anak- anak perempuan yang belajar di luar rumah terutama di Madrasah Tsanawiyah dan

Aliyah, juga di ponclok pesantren. Di ponclok pesantren As'ad misalnya siswa-siswi belajar pada satu atap, dengan guru-guru yang sesuai clengan bidang stuclinya.

18 Husni Adnan Jarrar, Pergi Kejalan Islam, Sebuah Pake/ Tentang Metode Gerakan Islam Masa Kini, (Jakarta: Gema Insani Press 1993), cet. ke-5, h.73 19 Wawancara Pribadi dengan KH. Najmi Qadir, Selasa, 31 Mei 200:5 M. 41

Dengan keyakinan dan keberanian KH. Abdul Qadir dalam bertindak dapat menghasilkan sesuatu yang berarti dan bermanfaat bagi orang lain. "Keyakinan" adalah sebuah posisi puncak dari tahapan-tahapan spiritual manusia, ketika seseorang memiliki sebtiah keyakinan yang dilandasi oleh kekuatan sebagai wakil Allah yang mewakili sifat-sifat-Nya, seperti: Teguh, komitmen, terpercaya, adil, bijaksana, gagah, jujur, kreatif, pemaaf, pemberi, berhati luas, penyayang serta sabar.20

Beliau keturunan dari ulama-ulama yang dapat menjadi contoh bagi masyarakat Jambi sebagaimana Rasulullah saw, menjadi tauladan bagi umat manusia seluruh dunia dengan kepribadian dan akhlak yang mulia.

Pada zaman modem sekarang ini keteladanan sebagai. alat dakwah, seperti yang dulu pernah dipraktekkan oleh Dr. Futaki di Tokyo, ternyata sangat berhasil. Dr.

Futaki berhasil mengajak atau mendakwahi orang-orang Jepang untuk memeluk agama Islam, karena keteladanan yang diberikannya. Orang J epang tertarik pada

Islan1 dan menjadi muslim karena melihat pribadi Futaki sebagai gambaran ajaran

Islam itu sendiri.21 Juga di Indonesia pada saat ini dapat kita contohkan K.H. Abdullah

Gymnastiar, Arifin Ilham dan lain sebagainya, mereka ulama muda tetapi hidupnya dapat memberikan contoh membimbing keluarga yang bahagia, menjadi orang yang sukses kuncinya ada tiga M, bukan hanya sededat berdakwah saja.

20 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ POWER Sebuah Inner Journey Melalui Al-Jhsan, (Jakarta: Penerbit Arga 2003), eel. ke-1, h.296 21 Prof. H. Mohammad Daud Ali, S.H. Hj. Habibah Daud S.H. Lembaga-lembaga Islam di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), eet. ke-1, h.173 42

D. Kiprah di Mahkamah Syar'iyah/Pcngadilan Agama

Ulama di Jam bi disamping sebagai takah panutan, guru, juga sebagai "Hakim" yang memutuskan pcrkara hampir pacla scmua masalah yang acla clalam kehiclupan masyarakat, torutmna ym1g berkaitan clengan hukum-hukum halal dan haram, baleh tidak baleh clan scbagainya. Sebagian besar masyarakat seberang ragu-ragu terhadap status hukum alas apa yang henclak mcreka lakukan, kcpada ulama pemberi fatwa seperti Tuan Guru Ibrahim, Tuan guru Aabdul Qadir Ibrahim, Tua11 Guru Sa111a11

Muhyi, Syekh H.M.O Bafadhal, Tuan Guru Abdul Madjid (al-Marhum), dm1 sekarang Tuan Guru Thayib, dm1 guru Samad dimana tempat masyarakat minta putusm1. 22 Ulama yang berstatus pemberi fatwa dan putusa11 masalah-masalah kehidupan, terutama sekali dalam masalah kehidupan agama :masym·akat Seberm1g, ada dua kritcria.23

Perlu kita ketahui ada clua pulusan yang biasa dijadikan pcgangan aleh masym·akat Scberang Kata Iambi di antaranya yaitu:

1. Putnsm1 masalah lrnkum tauhid, kedudukan ini ditangani aleh pm·a tuan guru

yang terkenal luas ilmuna, taat dan wara' dalam ibaclah mnaliyahnya.

2. Putusan Masalah biasa, seperti ibadah dan ritual sehari .. hari,

kedudukan ini ditangangi aleh guru-guru mucla ta111atm1 Institut Agama Islam

Negeri. 24

22 Usman Abu Bakar, Pendidikan Islam di Jambi Corak Madrasah dari Kebudayaan Masyarakat Seberang Kata Jambi, (Disertasi, 1992), h. 150 23 Kriteria ulama dimaksud diukur dengan: I. Keluasan ilmu yang dimilikinya; Bidang keahliannya; 3. Pengalan1an belejar mengajarnya, miniinal sepuluh tahun; 4. Tingkat ketaatan tinggi yang ditandai dengan banyak melakukan sholat sunat; 5. Pengakuan masyarakat terhadap ulama yang bersangkutan. Lihat dalam Disertasi Usman Abu Bakar, h. 150 24 Ibid, h.151 43

Selain hal diatas, tuan guru yang berada pada jenjang pertama terkenal pula sebagai cendikiawan Islam, yang mempunyai kemampmm berargumentasi dalam mempertahankan faham dan alirannya pada waktu mendapat pertanyaan atau serangan dari faham lain. Mereka terdiri dari tuan-tuan guru senior seperti kiyai atau tuan guru Abdul Qadir Ibrahim, Prof. Syekh H. M. 0. Bafadhal, tuan guru H. Saman

Abdul Muhyi, semuanya telah meninggal wafat. Yang menggantikan kedudukan mereka di sekarang adalah seperti tuan guru Thayib, Tuan Guru Abdul Kaclir Ahmad clan guru Muhammad Yusuf. KH. AbcluJTahman Mung, KH Najmi Qadir, Guru

Tarmiclzi clan sebagainya.25

Syari'at Islam merupakan hukum Islam yang berlaku abacli sepanjang masa, seclangkan fiqih aclalah perumusan kontret syari' at Islam untuk diterapkan pacla suatu kasus tertentu di suatu tempat clan suatu masa. Kecluanya bisa kita beclakan tetapi ticlak bisa kita pisahkan.26

Pada zaman Nabi Muhammad saw, bcliaulah imam al-ummah, menjadi hakim clan mufti akbar. Aclat-aclat jahilayah ada yang di hapuskan, ada yang diakui dan ditetapkan clengan nash sebagai hukum. Nabi, sebagai ummi, ticlak dapat menulis

Kitab suci Al-Qur'an. Sedangkan Al-Qur'an itu sendiri di tuliskan oleh para sahabat penulis wahyu dan dihapalkan oleh segenap kaum Muslimin.27

25 Ibid., h.151 26 Tulisan Mohammad Daud Ali, Secara Jengkap, dapat dibaca dalam Cik Hasan Bisri (penyunting), Hukum Islam dalam Tatanan Masyarakat Indonesia, (Jakai1a: Logos Wacana Ilmu, 1980). h.39-52. 27 Prof. Dr. H. Rachmat Djatnika, et al. Hukum Islam di Indonesia, Perkembangan dan Membentukan, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya Offset, 1994), eel. ke-2, h.2 44

Dalam masalah Pengadilan ini, perlu kita ketahui bahwa Pengadilan Agama

adalah pengadilan yang hanya diperuntukkan bagi orang-orang Islam sedangkan

untuk agama lain adalah Pengadilan Umum.28

Di negara kita Indonesia sebagai negara hukum, pemerintal1 dan rakyatnya

bergerak dengan berpegang pada hukum. Pancasila dan UUD 1945 hukum dari dasar

negara Republik Indonesia, menentukan sikap serta aparatur dan masyaralrnt dalam

menegakkan hukum dan menaati hukum. I-Iukum Islam sebagai tatanan hukum yang

dipegang ( ditaati) oleh semua penduduk dan ralyat Indonesia adalal1 hukum yang

telal1 hid up di dalam masyarakat, merupakan sebagian dari :tj aran dan keyakinan

Islam dan ada clalam kehiclupan hukum nasional serta merupakan bahan clalam

membina clan mengembangkannya. 29

Pancasila merupakan suatu filsafat yang harus cliamalkan sesuai dengan anlanat rakyat yang tertuang dalam Tap MPR. No. 11/MPR/1978. GBI-IN biclang agama menyatakan bahwa "Pengamalan agama dalam kehidupan pribadi dapat terlaksana tanpa bantuan perunclang-unclangan. Namun, pengamalan agama clalam kehiclupan kemasyarakatan memerlukan proses masuknya aj aran atau hukum agama keclalam

hukum bermasyakarat clidalam kerangka lmkum nasional.." Pernyataan GBHN menguatkan pernyataan bahwa hukum agan1a clalam hal ini hukum Islam merupakan unsur sistem hukum Pancasila. Dengan clemikian, sistem hukum Pancasila ticlak

28 Ibid., h.79 29 Ibid., h.100 45

mungkin meninggalkan unsur hukum agama, disamping unsur hukum dan hukum lainnya yang tidak bertentangan dengan jiwa Pancasila. Kenyataan menunjukkan berbagi J!Wa, peraturan perundang-undangan menjadikan agama sebagai unsur ·ajaran dan etikanya seperti yang tercantum dalam undang-undang UU

No. 22/1946, jo UU No. 32/1954, yakni UU NTCR; UU Darurnt No. 1/1951, jis, UU

No. 1/1961, PP No. 29/1957, yang diganti dan diperluas wilayah hukumnya dengan

PP No. 4511957; UU No. 13/1965, UU No. 14/ 1970 dan UU no. 15/1985, tentang

Mahkamah Agung, UUD Pokok Aagraria No. 2811977; UU no. 1 PNPS/1965; UU

No. 1/1974 jo, PP No. 9/1975.30 Masalahnya sekarang adalah bagaimana menjadikan hukum Islam sebagai penunjang pembangunan dalam kerangka sistem hukum

Pancasila. Walaupun dalam praktek tidak lagi berperan penuh dan menyeluruh, hukum Islam masih memiliki arti besar bagi kehidupan para pemeluknya. Setidak- tidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan hukum Islam masih memiliki peran besar dalam kehidupan bangsa kita ini yaitu:

1. Hukum Islam telah turut serta menciptakan tata nilai yang mengatur

kehidupan umat Islam, minimal dengan menetapkan apa yang harus dianggap

baik dan buruk, apa yang menjadi perintah, anjuran, perkenaan, dan larangan

agama.

2. Banyak keputusan hukum dan unsur yurisprudensial dari hukum Islam tetap

diterapkan menjadi bagian dari hukum positif yang berlaku.

30 Prof. Dr. H. Rachmat Djatmika, dkk. H11k11111 Islam di Indonesia, Perkembangan dan Pembentukan, op.cit., h.15 46

3. Adan ya golongan yang masih memiliki aspirasi teolaatis di kalangan umat

Islam dari berbagai negeri sehingga slogan pe1juangan yang masih

mempunyai peranan cukup besar.

Berdasarkan informasi yang diberikan oleh lembaga Pengadilan Agama Kota

Barn dimana ini tempat KH. Abdul Qadir menjadi ketua Mahkamah Syar'iyah atau dikenal sekarang dengan Pengadilan Agama (PA) sekitar tahun 1960-an, namun saya belum dapat mencari keterangkan yang j e!as tanggal dan tahun berapa KH. Abdul

Qadir menjadi ketua di Mahkamah Syar'iyah atau sekarm1g yang kita kenal dengan nmna Pengadilfill Agama (PA). Nmnun beliau juga pernah di Bantu olch muridnya yang bernama Said Maqwie yang saat itu sai Maqwie sebagai Panitra Muda di

Pengadilan Agama yang bm1yak mengurusi masalah-masalah rujuk, perceraim1 dan masalah ahli waris dalam persengketaan tanah.

Sebagairnana pernyatam1 Said Maqwie pada wawancara saya dengannya:

"Jadi saya menurutlah apo kato guru, diurus lalu saya diangkat lansung menjadi

Pfillitra Muda di Pengadilfill Agama/Mahkamah Syar'iyah Iambi, tapi cuman hanya setahun, lepas itu diangkat langsung menjadi Hakim Anggota, sayolah yang membfilltu KH. Abdul Qadir selamo di (PA) Pengadilan Agama itu".31

Karena Said Magwie ini salah seorang murid yang taat dfill berprestasi, maka kepercayam1 KH. Abdul Qadir kepadanya itu tidak diragukan lagi, dengm1 bukti diMgkatnya Said Magwie sebagai Pm1itra Muda yang banyak membfilltu beliau

31 Wawancara Pribadi dengan KH. M. Said Maqwie, Abad, 9 oktober 2005 M. Beliau adalah Murid KH. Abdul Qadir, dan sekarang masih menjabat sebagai Ketua I MUI tingkat Provinsi Jambi. 47

dalam tugasnya sebagai ketua Mahkamah Syar'iyah yang kita k.enal sekarang dengan nama Pengadilan Agama.

Pengadilan Agama (PA), atau dulunya di sebut dengan Mahkamah Syar'iyah itu mengurusi· masalah perkara perdata Islam, yang berhubungan dengan masalah yang sangat dominant di tengah-tengah masyarakat, di antaranya masalah gugatan cerai antara suami dan istri dalam suatu rumah tangga, masalah pembagian warisan bagi ahli waris yang berhal( untuk menerimanya. Sebagaimana dalam hasil wawancara saya pribadi dengan KH. Najmi Qadir di kediamannya, yaitu:

"Perkara mengenai perclata Islan1, yang berlmbungan clengan masalah yang paling banyalc itu, masalal1 pasal perempuan minta gugatan cerai clari suan1inya yimg paling banyalc, di samping itu masalah pembagian waris, kalau acla orang yang mengaclu kesana minta clitetapkan pembagian warisan clisana bisa.32 !ni aclalah persoalan hukum yang akan ditetapkan oleh Pengadi!an Agama yang diketuai oleh Hakim dalam menentukan keputusan dalam persiclangan suatu perkara. Di antaranya yaitu

Masalah kawin, talak, rujuk, wakaf dan lain-lainnya.

Dalam masalah perkawinan juga suclah cliatur clalam peraturan penmclang­ undangan tersencliri. Ketentuan ini cliatur clalam pasal 12 Undang-unclang perkawinan yang menurut penjelasan di nyatakan, ketentuan pasal 12 ini tidak mengurangi ketentuan yang cliatur clalam unclang-undang nomor 22 tahun 1946 jo. Unclang­ unclang nomor 32 tahun 1954. Undang-unclang tentang pencatatan nikah, talalc, clan rujuk menj elaskan a clan ya ha!, yaitu: nikah yang di la!cukan menurut agama Islan1,

32 Wawancara Pribadi dengan KH. Najmi Qadir, Selasa, 31 Mei 2005 M. 48

selanjutnya disebut nikah, didasari oleh Pegawai Pencatat Nikah yang diangkat oleh

Menteri Agama atau pegawai yang ditunjuk olehnya. Talak dan rujuk, diberitalmkan kepada pegawai pencatat nikah. Dalam pengawasan yang berhak untuk mengawasi . adalah atas nikah clan menerima pcrnbcritahuan tentang talak clan rujnk, hanya pegawai yang diangkat oleh Menteri atau oleh pegawai yang ditunjuk olehnya.33

Sebelum lahirnya tmdang-undang tentang perkawinan No. 1 tahtm 1974 dan sebelum lahir rujukan hakim-hakim Pengadilan Agama, jangan keluar dari 10 macam kitab ini, "nah lupo namo-nan10 kitabnyo", tapi, I'anah, Bajuri apo segalo macamnyo!(dan sebagainya). Nah jadi 90 % atau katokanlah 100% Syafi'iyah, dak do madzhab lain, nah ya! Lalti untuk menerima hakim juga sulit, sehingga terasa kurang hakim itu, climana-rnana, jadi bahkan setelah lahir Unclang-undang, rnaka kita suclah mulai ada hukum material yang positif, kita berpedornan kepacla undang- undang, tapi belum biasa menerapkan secara penuh, umpamanya, talak yang dilakukan di luar sidang Pengadilan Agarna adalah tidak sah, nah itu belum, karena masyarakat masih tetap rnengakui itu dimana saja diucapkan, kalimatnya sorekh yang miinya jelas, itu jatuh. Sedangkan Pengadilan Agama adalah unclang-undang menyatakan harus diucapkan di muka sidang.34

Hukum waris mengatur hal ihwal harta benda seseorang sesuclah ia mninggal.

Sebenarnya ia termasuk hukum harta. Dalam pada itt1 perhubungannya sangat rapat dengan lrnkum keluarga, karena pe1iama-tama kelum·ga clari orang yang rneninggal

33 Drs. Sudarsono, SH. Hukum Perkmvinan Nasional, Jakarta: Penerbit. Rineka Cipta, 1994), cet. ke-2, h.163 34 Wawancara Pribadi dengan KH. M. Said Maqwie, Abad, 9 oktober :2005 M. 49

tersangkut dalam peninggalannya. Demikian hukum waris mengatur akibat-akibat hubungan keluarga mengenai peninggalan seseorang. I-Iukum waris kadang-kadang dipandang sebagai sebagian dari hukum harta keluarga. Tetap:i dengan surat wasiat orang yang meninggalkan warisan, berhak untuk membatalkan sebagian atau sdaya hubungan keluarga mengenai warisan tersebut. Karena hukurn waris berhubungan dengan hukum harta maupun dengan hukum keluarga, kini hukum waris itu biasanya ditempatkan di samping keduanya sebagai bagian yang tersendiri dari hukum perdata.35

35Prof. Mr Dr. L.J.van Apeldoorn, Pengantar I/mu Hukum, (Jakarta: PT. Pradya Paramita, 1993), cet. ke-2, h.223-223. BAB IV

PERANAN KIL ABDUL QADIR DALAM MENGEMBANGKAN ISLAM

DI JAMB! SEBERANG

A. Dalam Bidang Dakwah

Dalam berdakwah asas yang dijadikan landasan penyampaian ilmu agama

yang dipegang oleh ulama seberang Kota J ambi adalah hadis yang diriwayatkan dalam musnad Imam Ahmad bin Hanbal yang artinya: Sampaikanlah oleh kamu apa- apa yang datang dariku (Nabi Muhammad saw), walaupun satu ayat. 1 Dalam ha! ini nampaknya kiyai di seberang Kota Jambi tidak mau dijadikan masalah tentang kedudukan suatu hadis, semua riwayat yang di katakan sebagai hadis diterimanya tanpa mempermasalahkan lagi kedudukan hadis tersebut,hadis diatas, selain sebagai asas pengajaran, juga mampu menjadi daya dorong bagi masyarakat seberang untuk melalcsanakan pendidikan clan pengajaran di madrasah, karena berdasarkan hadis tersebut, di yakini oleh mereka bahwa penyampaian ajaran Islam melalui pengajaran merupakan suatu kewajiban. Perilaku yang mereka tunjukkan ini merupalcan refleksi dari keyalcinannya terhadap maksud dari hadis tersebut di atas.2

Kegiatan berdakwah sudah ada sejak adanya tugas clan fungsi yang hams diemban oleh manusia dibelantara dunia ini. Hal itu dilakukan dalam rangka

1 Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, Jilid 2, Beirut, Maktabat al-Islam Ii al­ Thiba'at wa al-Nasyr, (Tth.), h.149. 2 Usman Abu Bakar, Pendidikan Islam di .Iambi Corak Madrasah dari Kebudayaan Masyarakat Seberang Kata Jambi, (Dise11asi, 1992), him. 123

50 51

penyelamatkan seluruh alam, termasuk didalamnya manusia itu sendiri. Namun kegiatan dakwah senng dipahami, baik oleh masyarakat awam ataupun sebagian

manysrakat terdidik, sebagai sebuah kegiatan yang sangat praktis, sama d~ngan tabligh (ceramah), yaitu suatu kegiatan menyampaikan ajaran Islam secara lisan dilakuka11 oleh para kiai di atas mimbar. Kegiatan dakwah itu dilakukan terbatas

hanya dimajlis-majlis ta'li, masjid-masjicl clan mimbar-mimbar keagamaan, mesti hal itu tidak sepenuhnya keliru, namun sa11gat penting untuk diluruskan.3 Salah satu aspek penyebaran Islam bisa dilakukan dengan berbagai cara terntama melalui media ceramah atau clakwah, sebagaimana yang telah dijelaskan diatas.

Pada saat ini dakwah semakin berkembang

Indonesia. Ini aclalah perkembangm1 clakwah yang dapat te1jangkau oleh kalangan masym·akat pedesaan yang pengetahuan tentang ajaran Islam sangat minim sekali.

Apalagi yang jauh clari maclrasah atau lembaga-lembaga pendiclikm1 Islam seperti pesantren, maj !is ta' lim clan sebagainya.

Namun henclaknya juga kalangan ulama meluruskar. orientasi para cla'I dengan menghindari kemewahan clunia dan kekayam1 materi. Mereka harus

3 Drs. H. Syukriadi, Et. Al. I/mu Dakwah (Kajian Berbagai Aspek), (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), cet. ke-1, h.7 52

menjadikan nilai-nilai Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai modal kemajuan Islam. 4

Bukan tidak boleh untuk hidup mewah dengan mempunyai motor, mobil, rumah bertingkat, dan sebagainya, tetapi haruslah para da' i memberi contoh yang baik, bagaimana menggunakan haiia kekayaan kejalan yang baik d.an tidak lupa bahwa

semua yang telah cliberikan Allah swt kepada manusia itu hanya titipan clai1 akan

dikembalikan kepaclaNya.

Agama aclalah cahaya kehidupan yang membukakan jalan, clai1 merupakan

metocle yang paling mai11pu untuk menegakkan risalah kebenaran, yaitu mencliaini

clunia untuk menegakkan keaclilan clan mempereratkan persaudaraan antara sesan1a.

Dengan berbagai macam cara, setiap agama menyampaik:an risalah ini kepacla manusia. Lalu Islam datang untuk meletak:kan risalah itu pada posisi yang tepat, memberi gainbaran yang tuntas, membenarkan segala interpretasi manusia, dan mengembalik:annya kepada sejarah manusia sebelum Islam merupakan penclahuluai1 clan persiapan bagi turunnya agai11a yang tcrakhir serta paling sempurna, yakni Islam.

!slain datang clalam k:ehidupan manusia dan menghancurkan segala tatanan yang membeclakan antara manusia clalam menikmati hak dan kebebasam1ya karena perbeclaan jenis, martabat, status sosial, clan keturunan. 5

4 l(l-1. Drs. Badruddin Hsubki, Delilna Ulan1a Dalcun Perubahan Zan1an, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), cet. ke-1, h.68 5 Dr, Anwar Jundi, diterjemahkan oleh: Kathur Suhardi, Islam Agama Dunia, CV. Pustaka Mantiq, (Cairo: Penerbit Darul-I'tisham, 1990), cet. ke-1, h.13-14 53

Tsamaratul Insan6 Merupakan perkumpulan sosial keagamaan yang bergerak di bidang kekeluargaan, dalam hal ini hanya menangani masalah kematian dan memberikan pertolongan kepada anggota masyarakat yang di timpa musibah atau kemalangan, itulah kegunaannya pada saat itu. 7 Dalam perkembangam1ya (Tsamatul

Insan), K.H. Abdul Qadir hanya meneruskan usaha-usaha pe1juangan ulan1a sebelumnya, clengan melakukan aktivitas membantu masyarakat clalam menghadapi berbagai persoalan yang seperti kalau ada kematian, maka apa yang harus clilakukan atau dengan beke1jasama dalam menengani masalah mayat, membantu masyarakat yang kena musibah serti korban banjir, kebakaran clan sebagainya.

Kemudian perkumpulan Tsamaratul Insan ini juga turut serta dalam memikirkan dan menangani masalah dalam biclang pendidikan maupun yang laillilya, misalnya dalam penclidikan agama yang mana berfungsi sebagai. tempat sarana untuk kepentingan masyarakat itu sendiri, contoh sekolah agama yang mana maclrasah yang melindungi clan memikirkan kehidupan masyarakat Iambi seberang maupun Kodya

Jan1bi. Peran KH. Abdul Qadir clalam masalah penclidikan ini sangat berarti sekali bagi masyarakat Iambi, dengan didirikan oleh beliau ponclok pesantren As'ad yang sampai saat ini masih perjalan aktivitas belajar mengajar.

KI-L Abdul Qadir telah banyak be1jasa dalam mengembangkan agama Islam di Jambi. Melalui inisiatif beliau dengan diadakan pengajian-pengajian kelompok,

6 Tsamaratul Insan adalah Organisasi yang didirikan ·oleh beberapa pimpinan madrasah, ulama-ulama Jambi Seberang khususnya, di antara madrasahnya yaitu Madrasah Nurul Iman, Madrasah Sa'adatuddarein, Madrasah Nurul Islam, Madrasah Jauharain. (Wawancara Pribadi dengan KH. Abdurrahman Mung). 7 Wawancara Pribadi dengan KH. Abdurrahman Mung. Kamis, 15 September 2005 M. 54

para santri-santrinya dengan bennuthala'ah kerumah guru sesuai dengan materi yang ditentukan oleh gurunya dilaksanakan pada malam hari dirumah guru seperti mengaji

Fiqh, Irsyadul !bad, Riyadus Al-sholihin, dan sebagainya. Untuk ibu-ibu hanya

mengaji di masjid Kampung Tengah atau Langgar Putih pada malam Selasa dan

malam Jum'at dengan materi masalah ibadah seperti sholat, puasa, zakat, haji dan

masalah keluarga. Misalnya tentang pergaulan, baik itu perkawinan, talak, rujuk,

hubungan anak dan orangtua, suan1i dan istri, keluarga dengm1 tetangga ini seringkali

disampaikan dalam kegiatan dakwah KH. Abdul Qadir di Jambi Seberang. Ini sudah

menjadi kegiatan harim1 beliau sejak pagi, sore, bahkan sampai malmn hari, karena

walaupun ia tidak pernah mencicipi yang namanya perguruan tinggi, kemampuan ia

untuk menguasai ilmu agama tentm1g keimanan, syari'ah dan akhlak sangat luas,

berkat ketekunan ia belajar sendiri dan bertanya kepada orang yang lebih mengetahui

(pintar), itulah kelebihan beliau.8 Perlu diketahui bahwa KH. Abdul Qadir sering kali

berdakwah bukablah dengan berceramah dimasjid-msasjid, di langgar-langgar dengan

berdiri diatas mimber akan tetapi beliau berceramah dengan duduk bersila, dan

membuka kitab diantara kitab yang dipakai adalah kitab Fiqih, yang bertulisan Arab melayu yang terangkan dihadapan santri atau juga pengajian lbu-ibu dengan

mengajukm1 pertanyaan-pertm1yaan ketika materi yang di. smnpaikan belum dipahaminya, sebelum pengajian ditutup dengan do'a.

8 Wawancara Pribadi dengan KH. Najmi Qadir, Selasa, 31 Mei 2005 M. 55

B. Dalam Bidang Pendidikan

Berdasarkan data yang dapat ketahui, sej ak abad ke-7 Masehi, penclidikan itu telah berjalan clan ada di daerah Jambi. Hal ini dapat diketahui dari daftar-daftar guru- guru yai1g mengajai· di usrau-surau clan rumah-rumah sebagai berikut:

I. Said Hu sin Ahmad Baraqbah ( 1626 M)

2. Haji Ishak bin Haji Karim, Mufti Jambi (1700 M)

3. Kemas Haji Muhammad Zein bin Kemas Haji A. Rauf Al-Jainbi Al-Syafii

Al-Asy'ari Al-Naqsabai1di (1815 M)

4. Pangeran Penghulu Noto Agomo Kampung Magatsai·i (1815 M)

5. Syekh Alwi Al-Baithi (1870 M)

6. Sayicl Alwi Al-Baithi (1870 M)

7. Al-Qaclhi Abdul Ghani bin I-Iaji Abdul Wahid (1875-1888 M)

8. I-Iaji Abdul Macljicl bin I-Iaji Muhammad YusufKeramat (1893 M).9

Dari segi bahasa, pendidikan dapat diartikan perbuatan (ha!, tatacai·a dan sebagainya) mendiclik, dan berarti pula pengetahuan tentang mencliclik, atau pemeliharaan (latihan-latihan clan sebagainya) badan, batin clan sebagainya. 10

Pengertian pendidikan clai·i segi istilah dalam undfil1g-undang Republik mdonesia tentfil1g sistem pencliclikan Nasional (UU RI No. 2 talmn 1989) adalah usaha sadar

9 Tim Penelitian IAIN Sultan Thaha Saifoddin, Laporan Penelitian Perkembangan Pendidikan Islam diJambi, 1979, h, 15 19 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), cet. ke-2, h.250 56

untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranan dimasa yang akan datang. 11

Dilihat dari segi isi pendidikan, maka isi pendidikan dan pengaj aran agama

Islam sampai timbul sistem madrasah, baik yang diajarkan di surau-surau, langgar, masjid maupun pondok pesantren adalah sebagai berikut: a. Pengajian Al-Qur'an, pelajarannya:

1. Hurufhijaiyah dan membaca al-Qur'an.

2. Ibadah (praktek dan perukunan).

3. Keimanan (sifat dua puluh).

4. Akhlaq ( dengan cerita dan tiruan teladsan). b. Pengajian Kitab, pelajarannya:

1. Ilnm Shorof.

2. Ilnm Nahwu.

3. Ilmu Fiqh.

4. Ilmu Tafsir dan lain-lainnya. 12

Berbicara tentang pendidikan ini peran ulama sangat clominan. Kini pesantren clan ulama clituntut melakukan inovasi pencliclikan. Mereka harus menghasilkan kelompok umat yang siap menghaclapi perkembangan zanmn.

Tujuan Penclidikan Islam harus sesuai clengan tujuan hidup clan cliarahkan untuk mencapai tujuan hidup muslim yang terangkum clalam do'a yang selalu

11 Sinar Grafika, UU Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pelaksanaannya (UU RI No.2 tahun 1989), Jakm1a: 1993), cet. ke-4, h.37. 12 H. Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan lslam di Indonesia, (Jakm1a: Mutiara, 1979) h.52. 57

dibacanya setiap kali melakukan sholat, yang juga merupakan ikrar kepada Allah bahwa sholatnya, ibadahnya, hidup dan matinya semata-mata hanya bagi Allah Tuhan seru sek a 1ian. a l am. 13

Dengan demikian pendidikan Islam, dapat disimpulkan,. yaitu memiliki dua tujuan, tujuan keagamaan dan tujuan kecluniaan. Aclapun tujuan keagamaan aclalah bahwa setiap orang muslim beramal untuk akhirat alas petunjuk dan ilham keagamaan yang benar, yang tumbuh clan dikembangkan dari ajaran-ajaran Islam yang bersih clan suci. Tujuan keagamaan mempertemukan diri pribadi kepacla

Tuhannya me!alui kitab-kitab suci yang menjelaskan tentang hak clan kewajiban, sunat clan fardhu bagi seorang muallaf, tujuan keduniaan cliarahkan kepada peke1jaan yang berguna (pragmatis) atau untuk mempersiapkan anak mengahaclapi kehidupan masa clepan. 14 Tujuan pencliclikan Islam adalah sejalan clengan tujuan Islam itu sendiri yaitu mengajak manusia hiclup aman, damai clan selamat clunia akhirat dengan cam patuh clan tunduk kepacla Allah swt. Pengcrtianislarn, secara harfiyah berasal dari bahasa Arab yaitu Aslama, Yuslimu, Jslaman, yang artinya berarti berserah diri, patuh, tuncluk serta taat. Kata aslama pada mulanya berasal clari kata salima yang berarti selamat, sentosa, clan clan1ai. 15

Mastuhu berpenclapat bahwa tuj uan penclidikan Islam aclalah kerja pembangunan kehiclupan cluniawiyah melalui pendidikan sebagai perwujuclan

13 Prof. H. Mohammad Daud Ali, S.H. Hj. Habibah Daud, S.H. op.cit., h.139 14 Aljumbulati, Ali. Perkembangan Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), cet. ke- 1, h. 37-38 15 Ali Maulana, Islamologi (Dinul Islam) te1j. R.Kaelan dan 1-1.M. Bachrun. (Jakarta: Ikhtiar Baru-Van Hoeven, 1989), h.63 58

pengabdian kepadaNya. Pembanguanan kehidupan duniawi bukan menjadi tujuan final, melainkan merupakan kewaj iban yang diimani karena terkait kuat dengan tujuan dinalnya adalah kehadapan Allah swt. 16

KH. Abdul Qadir menyadari pcntingnya pendidikan dalam kehidupan manusia maka beliau mempunyai motivasi yang besar untuk mendirikan lembaga pendidikan sebagai sarana untuk mecerdaskan anak-anak bangsa tentunya dengan gmu-guru ahli di bidangnya agar dapat mendidik siswa-siswi dalam belajar kepada suatu bidang disiplin ilmu tertentu. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan potensi manusia lain atau memindahkan nilai- nilai yang dimilikinya kepada orang lain dalam masyarakat. 17

Para ulama adalah pendidik clan penasehat bagi umat karena mereka mempunyai ilmu pengetahuan agama melebihi orang-orang awam, di antaranya KH.

Abdul Qadir adalah seorang pendidik, ia merasa dan menyadari betapa pentingnya pendidikan bagi suatu bangsa yang ingin berkembang clan maju. Untuk menjalan pencliclikan lebih maju clan moderal beliau rnenginginkan generasi mucla yang akan memimpin masyarakat Jan1bi seberang, bangsa clan Negara Repnblik Indonesia, ia mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas, serta taat beragama, baik dari kalangan muslimin clan nrnslimat. Karena agama selalu menun1ut kita agar menjacli orang yang berilmu pengetahuan, bahkan bila menginginkan kebahagiaan tentunys

16 Mastuhu, Ed. M. Dawam Rahardjo, Menuju Paradig111a Baru Pendidif.c.an Indonesia Dalan1 Ke/uarga dari Pendidikan Nasional, (Jakarta: PT. Inter Masa, 1997). h.88-89 17 Ibid., h.137 59

ingin kebahagiaan clunia clan akhirat rnaka harus juga rnenguasa.i ilrnu pengetahuan. 18

Kalan kita rnempunyai harta, jabatan clan segala macarn materi itu kita yang menjaganya tapi kalau ihnu kita yang clijaga olehnya.

Pandangan Kl-I. Abdul Qadir clalam masalah pendiclikan khususnya bagi perempuan di luar rumah itu perlu, karena setelah beliau rnelihal bahwa dimasa depan akan terjadi perubahan yang besar-besaran clirnana anak perernpuan bukan hanya belajar di rurnah saja melaink:an di luar rurnah. Dengan demikian KH. Abdul Qadir mendirikan pondok pesantren As'acl juga berlaku bagi anak-anak perempuan, rnengantisipasi banyaknya anak-anak perernpuan yang belajar di SD,SMP , SMA dalam rnasalah pendidikan agama di pendidikan itu sangatlah sedikit sekali. 19 Dapat dibuktikan tulisan di atas kata-kata yang terucapkan dari mulut KH. Abdul Qadir yang dikenal clengan guru Qadir itu, bahwa ada perubahirn besar bagi anak perempuan yang dulu di rumah saja dalam belajar, sekara.ng jutru banyak yang berbondong-bonclong belajar di sekolah-sekolah luas khususnya sekolah umum.

Maka untuk mengantisipasi ha! itu KH. Abdul Qadir mendirikan pondok pesantren

As'ad agar anak perempuan khususnya tidak begitu banyak yang belajar di sekolah umum. Beliau tidak menginginkan perempuan belajar disekolah urnum, karena khawatir anak-anak perempuan akan j auh dari sifat-sfatnya sebagai seorang perempuan yang solihah, misalnya kalau masuk pencliclikan urnum jelaslah mereka

18 Wa\vancara dengan Guru Tannidzi, Ahad, 29 Mei 2005 M 19 Wawancara Pribadi dengan KH. Najmi Qadir. Selasa, 31 Mei 2005 M. 60

alcan membuka aurat dengan tidak betjilbab, baju lengan pendek, dan pengatahuan keagamaannya juga sangat sedikit sekali yang didapatkan di sekolah itu.

Selain menclirikan pondok pesantren As'ad usaha dan peran belian juga ada dalam memajitkan lembaga pendidikan cliperguruan tinggi Isl.am, clengan tahapan awal menclirikan Perguruan Tinggi Al-Ma'arif di antaranya fakultas Tarbiyah clan fakultas Ushuluddin. Usaha beliau untuk 111c111perjuangkan clan menegerikan dua falcultas terse but cliatas berhasil, tidak sia-sia j erih payah yang clilakukannya dalan1 menegerikan falcultas Tarbiyah san Ushuluclclin yang awalnya swasta di bawah asuhan PT. Al-Ma'rif Jambi dibuka pacla tahun 1965, malrn berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Agan1a RI tanggal 27 Juli 1967 N. 85 clan akhirnya Falcultas

Tarbiyah dan Fakultas Uslrnluddin di negerikan dan sekaligus cliintegrasikan clengan

Falcultas Syari' ah yang merupakan cabang clari IAIN Raden Fatah (Palembang).

Kemudian pada tanggal 8 September 1967 cliresmikan oleh Bapak Menteri Agama RI

Prof. KH. Saifuddin Zuhri dengan nama IAIN Sultan Thalm Saifuddin Iambi.

Dalam clisertasi Usman Abu Bakar clikatakan bahwa, KH. Abdul Qadir adalah sebagai agen pembalmru pendidikan Islam di daerah Seberang Kota Iambi, pada mulanya mendapat tantangan yang cukup hebat . tantangan terse but datang dari:

1. Kelompok guru yang tetap memegang teguh tradisi, terutama dari

kelompok guru madrasah Nurul Iman. Kedua, dari kelompok guru

madrasag As'ad sendiri yang tidak setuju terhadap upaya pembaharuan

yang dilakukan oleh KJL Abdul Qadir. 61

2. Kelompok masyarakat yang masih kokoh memegang tradisi, terutama

dari kelompok masyarakat kelurahan Olak Kemang Laut dan Kelurahan

Ulu Gedong, yang tidak setuju terhadap upaya pembaharuan yang

dilakukan oleh KH. Abdul Qadir.20

C. Dalam Bidang Politik

Berdirinya Kerajaan (Kesultanan) Jambi sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan pada abad ke-15. Pada abad pertama, daerah Jambi adalah bandar kerajaan Melayu, karena letaknya yang strategis. Itu merupakan bandar yang ramai di kunjungi pedagang-peclagang asing. Tentu tidak disangsikan lagi bahwa di antara pedagang-pedagang asing itu, termasuk juga pedagang-pedagang beragam Islam, baik yang datang langsung dari tanah Arab sendiri. Meskipun demikian sampai saat ini belum diperoleh petunjuk-petunjuk yang menjelaskan mula masuknya Islam ke Jambi.21 Demikian juga menurut DR. Ulrn Tjandra Sasmita, bahwa datangnya pedagang-pedagang Muslim ke Jambi diperkirakan pada abad ke-7 dan 8 M. Kedatangan Islan1 pada abad ke-9 M. di daerah Jambi sebagaimana didasarkan berita Cina dan Arab belumlah ditunjang oleh data arkeologis peninggalan

Islmu. Karena dari hasil penelitian belum acla nisan kubur atau benda lainnya yang berasal dari a bad tersebut. 22

20 Usn1an Abu Bakar, Disertasi, op., cit. h.155 21 Teain Penyesun Monografi Daerah Ja111bi, Monografi Daerah Ja1nbi, (Jakarta: Dep. P dan K, 1976), cet. ke-3, h. 8 22 Lihat Mimbar Agama dan Budaya Volume XX, No.2, 2003, ISSN 0854-5138 Jakarta: Penerbit UIN Jakarta, h.145 62

Sejarah Islam di Indonesia, rnernpunyai hubungan erat sekali dengan politik dan perdagangan, sudah diketahui, akan tetapi lmbungan itu belum mendapat perhatian yang semestinya, juga belum clianalisa dengan baik mengenai pola yang sesungguhnya ·clari hubungam1ya dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya - faktor-faktor yang memerangi hubungan tersebut dan pada gilirannya cliperjelas. 23

Seringkali orang bertanya, kenapa agarna dibawa-bawa ke dalam politik. Atau sebalilmya, kenapakah politik di bawa-bawa ke clalam agama? Pertanyaan ini timbul karena seringkali orang mengartikan bahwa yang dinamakan agama itu, hanyalah semata-mata satu sistem peribadatan antara makhluk dengan Tuhan Yang Maha

Kuasa. Definisi ini mungkin tepat bagi bermacam-macam agama. Akan tetapi tidak tepat bagi agama Islam, yang hakikatnya nyatalebih dari itu. 24

Banyak ulama-karena membela clan menegakkan kebenaran -difitnah clan hams meringkuk di penj ara atau bahkan clibunuh oleh para penguasa yang zalim.

Kecuali mereka yang mampu "bersiasat" dalam menjalankan peran "kenabian clan kerasulan" mereka, ulama-terutama di zaman ketika kekuasaan menjacli panglirna - agaknya memang terbagi dua, sebagaimana yang disebutkan oleh Imam al-Ghazali.

Ulama su'-karena terlalu senang alrnn clunia clan takut mati--memilih clekat clengan penguasa serta ulama yang tetap mempertahankan kebenaran yang diyakininya clan

23 Taufik Abdullah, Sejarah dan Masyarakat, Lin/as Historis Islam di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987), cet. ke-2, h. l 03 24 Dr. Anwar Harjono, SH. Dkk, Pemikiran dan Pe1juanga11 M. !Vatsir, (Jakarta: Pustaka Firdaus, Jakm1a, 2001), cet. ke-2 h.199 63

memilih untuk menjadi "ulama oposan atau ulama yang oposisi''.25 Ulama yang tidak berpihak kepada ulama su' dan penguasa. Dengan demikian malca ulama dapat menglaitik penguasa dan ulama yang clekat dengannya ketika melakukan suatu kesalahan dalam melaksanakan tugasnya masing-masing ulama menyampaikan nasihat clan penguasa melaksanakan amanat sebagai pemimpin.

Bila clilihat secara seksama, ulnma di Indonesia rnerniliki peran yang signifikan dalarn clinamika politik umat Islam. Namun clemikian, menyimak pengalaman Pernilu 1999, eksistensi ulama justru di pertanyakan. Beberapa kasus, semisal politik yang ditujukan kepada massa politik Islam agar ticlak memilih partai politik yang memperjuangkan Caleg non-Muslim, merupakan picu konflik yang mencemaskan. Selain imbauan tersebut tidak efektif-- terbukti partai-partai politik

Islam kalah--berbagai kalangan memanclang bahwa langkah tersebut ticlak menclukung proses demokrasi. 26

Terkaclang hukum-hukum kenegaraan dalam Eijaran Islam, menurut Natsir, adalah suatu bukti bahwa Islan1 tidak mengenal pemisahan antara agama clan Negara.

Sebagai penclapat H.A.R. Gibb, bagi Natsir, "Islam bukan sekeclar agama, tetapi peradaban yang komplit", panclangan Natsir ini cliclasarkan pada al-Qur'an (QS. Adz-

Dzariat: 56).27

25 KH. Mustafa Bisri, Ulama-u!ama Oposan, (Jakarta: Pustaka Hidayah 2000), cet. ke-1, h.9 26 Abdul Mu'nim D.Z, Di tengah Arns Transisi, (Jakarta: PT. Gramedia, Kompas, 2000) cet.ke-1, h.168 27 Lihat M. Natsir, Capita Selekta, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973), h.436-437 64

Perasaan atau sentiment anti kolonial dan anti pemerintahan asing, merupakan isu pokok clalam pematangan situasi pra pergumulan di Jambi. Selain itu, segala macam pajak clan pungutan, ke1ja paksa akan clihapuskan oleh ulama-ulama dan pemerintahan ·Jambi, orang Belanda clan asing lainnya akan diusir dari claerah

Jambi. 28

KH. Abdul Qadir aclalah ketua NU (Nahdhatul Ulama) di daeraj Iambi clan pada awalnya tidak berpolitik, karena Jam'iyah hanya mengelola dan aktif clalam masalah clakwah, masalah pendiclikan, clan sebagainya. NU, PERTI, PSII pada zamannya di bawah koordinasi Masyumi (Majlis Syuro Indonesia). Namun pada muktamar di Palembang NU clengan tegas melepaskan diri clari Masyumi, karena dengan alasan Masyumi tidak bermadzhab. Maka keluarlah NU clari Masyumi, sejak itu NU mendeklarasikan dirinya sebagai partai politik, maka pacla waktu itu ketua pertama di Jambi adalah KH. Abdul Qadir seclangkan sekretarisnya adalah H. Wahab

Nasution.29

NU aclalah organsasi yang bermaksucl memperkuat ikatan kepacla salah satu dari empat madzhab serta untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk anggota, sesuai dengan Islam. 30 Lahirnya NU cliawali clengan perkumpulan para ulan1a seluruh

Jawa clan Madura di Surabaya (tempat keclimrnm KH. Abdul Wahab Chasbullah) pacla tanggal 31 Januari 1926, tanggal kelahiran NU sebagai organisasi keagamaan

28 Lihat Jurnal Kajian Dakwah Vol. VI No.2 Desember 2004, Komunitas Agama dan Budaya, Penerbit. Fakultas Dakwah dan Komunikasi, U.l.N Jakarta 2004. h.161 29 Wawancara dengan K.H.M. Said Magwie 30 Deliar Noer, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942, (Jakarta: PT. Pustaka LP3ES, 1996), cet. ke-8, h.251. 65

(Jam'iyah Diniyah). Pertemuan para ulama tersebut mengambil dua keputusan

penting, yaitu: pertama, meresmikan dan mengukuhkan berdirinya Komite Hijaz

dengan masa ke1ja sampai delegasi yang

kembali ke ·tanah air. Kedua, membentuk Jam'iyah (organisasi) untuk wadah

persatuan para ulama dan tugasnya meminpin ummat menuju terciptanya cita-eita

"Izzul wal Muslimin" (Kejayaan Islam dan Umat Islam), atas usu! Alwi Abdul Aziz,

Jami'yah tersebut diberi nama NU (Nahdatul Ulama), yang artinya Kebangkitan para

Ulama.31

NU keluar dari Masyumi pada bulan Mei 1952 dengan alasan karena perasaan

tidak puas atas dominasi sayap reformasi dalam memimpin Partai, selain itu karena

se!era politik praktis NU sudah muncul kc permukaa. Bukan hanya NU yang keluar dari Masyumi ini akan tetapi sudah didahului oleh PSII yang keluar dari Masyumi bulan Juli 1947 pada periode pertamaa saat terbentuknya kabinet Amir I.32 Masyumi

adalah sebuah partai politik Islam yang didirikan pada tanggal 7 November 1945, dan dibubarkan oleh pemerintah tanggal 17 Agustus 1960, atau membubarkan diri pada tanggal 13 September 1960.33

Agama menunjang politik dengan memberikan pengesahan dalam artikata mendukung adanya politik pada suatu negara, partai, dan perorangan. Dikungan

31 M. Mansur Amin, Nu ljtihad Po/itik Kenegaraan, (Yogyakarta: Al·Amin Press), h.50-53. 32 Dokumen Penelitian Yusril Ihza Mahendra 12 April 1984, h. 2-4. 33 Ibid, h. 7 66

kepada negara sudah lama dilakukan oleh Islam. 34 Maka wajarlah kalau banyak di antara ulama peranannya di dunia politik baik dan dapat memberikan respon positif kepacla umat agar tidak terpecah pelah, peranan KI-I. Abdul Qadir dalam biclang politik ticlak lepas dari cluksungan masyarakat Jambi khususnya Jambi Seberang.

Keterlibatan banyak ulama clalam partai politik itu clengan senclirinya menjaclikan mereka ikut berkiprah clalam rnemenangkan partai tertentu. Memang ha! ini bisa membawa clampak positif, karena rnereka akan clapat ikut serta memberikan pendapat clalarn proses pengambilan kebijakan umum. Narnun ha! ini juga bisa membawa clampak negatif, karena mereka berupaya mempengarnhi umatnya untuk memilih partainya clengan cam ticlak bij aksana. 35 Karena ulama di pengarnh oleh salah saru partai politik dan hanya mementingkan golongan mereka sencliri clan mengabaikan kepentingan clan kesejahteraan umat. Pengaruh seorang Ustaclz, Kiai,

Ajengan, Buya di Padang clan sebagainya itu merupakan fiqur-fiqur yang sangat mempengaruhi massa di dalam masyarakat, dari dulu dan sekarang ini di antara ulan1a-ulama tidak begitu berpengaruh besar ditengah-tengah mnat, buktinya dalam pemilihan ummn yang dicalonkan KI-I. Hasyim Musyacli sebagai Wakil Presiden dan

Pencalonan KI-I. Abdul Rahman Wahid atau dikenal clengan GusDur sebagai ketua

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), menclapatkan suara yang sangat minim sekali.

Nah ini membuktikan merosotnya pengaruh seorang ulama terhadap massa. Atau kepercayaan massa terhadap seorang ulama sudah berkurang.

34 Kunto\vijoyo, Jdentitas Politik Un1at Js!cun, Bandung: Pencrbit M.izan, 1997), cet. ke-1, h.195 35 Nanang Tahqiq (ed), Politik Jslan1, (Jakarta: Prcnada Media, l(encana, 2004), cet. ke-1, h.199 BABV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ulama adalah figur sentral dalam masyarakat yang memberikan pemahan1an­ pemahaman tentang Islam dan ajaran syariatnya dengan berdasarkan tuntunan al­

Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad saw, yang dapat memberikan banyak manfaat bagi persoalan hidup umat beragama dan dalam melaksanakan ajaran Islam agar terhindar dari perbuatan-perbuatan yang menjerumuskan manusia kepada kesesatan dan kedzaliman.

Dalam pembahasan diatas, maka sampai kepada tahap kesimpulan malca dalam ha! ini, penulis mencoba menyimpulkan tentang Kl-I. Abdul Qadir yaitu:

1. KH. Abdul Qadir adalal1 Keturunan Ulama Jambi, Kakelrnya bernan1a Syekh

Abdul Madjid, sedangkan ayalmya bernama KH. Ibrahim. K.H. Ibrahim adalah

salah satu dari pendiri pondok Pesantren Nurul Iman yang berada di Kampung

Uln Gedong, Iambi Seberang.

2. KI-I. Abdul Qadir sangat terkenal di Jambi Seberang, karena beliau adalah seorang

ulan1a yang be1juang dalam menegakkan kebenaran baik dalam masyarakat

maupun perannya di pemerintahan, yaitu menjadi Hakim di Mahkamah

Syar' iyal1/Pengadilan Agama J ambi.

67 68

3. Dengan berbagai macam rintangan clan cobaan yang beliau haclapi, clan keluar,

mengunclurkan cliri clari ponclok pesantren Nurul Iman karena icle atau pemikiran

beliau yang kurang menclapat clukungan clari guru-guru di ponclok pesantren

Nurul Iman, maka beliau mempunyai inisiatif untuk menclirikan lembaga

pencliclikan yang sesuai clengan iclenya itu, di antaranya yaitu anak-anak

perempuan clibolehkan untuk menuntut ilmu di luar rumah, karena pacla suatu

zaman nanti anak-anak perempuan akan banyak belajar di luar rumah clan masuk

ke sekolah-sekolah umum. Maka clari itu beliau ingin mengantisipasi agar anak­

anak perempuan itu ticlak terlalu banyak belajar di sekolah-sekolah umum yang

mengajarkan pelajaran-pelajaran agama sangat sedikit sekali.

KH. Abdul Qadir adalah salah satu clari ulama yang memberikan sumbangan kepacla masyarakat, khususnya masyarakat Jambi, clengan semangat clan yakin beliau clapat mengembangkan Islam clengan menclirikan lembaga pencliclikan yang kita kenal sampai saat ini yaitu ponclok pesantren As'acl. Beliau telah menumbangkan pemikirannya untuk masyarakat Jambi di antaranya aclalah memikirkan pencliclikan untuk anak-anak perempuan agar ticlak terlalu banyak yang beh,jar di sekolah-sekolah umun1, yang pelajaran agamanya sangat minim sekali, maka beliau clirikan ponclok pesantren As'acl, awalnya hanya mengajar pelajaran agama, namun lama-kelamaan dengan ide beliau maka pelajaran umum di masukkan seperti matematika, fisika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, clan sebagainya, yang sampai saat proses belajar mengajar masih be1jalan normal. 69

Madrasah As'ad atau Pondok Pesantren As'ad adalah salah satu sumbangan terbesar KH. Abdul Qadir bagi umat Islam di Indonesia umumnya dan masyarakat

Jambi khususnya, dengan dukungan masyarakat madrasah ini dapat berjalan dan berkembang pesat. Juga dengan datangnya siswa dari berbagai tempat baik dari dalan1 daerah maupun luar daerah Jambi, juga clari manca negara dari Negara tetangga Indonesia yaitu Malaysia. DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Dudung, Metode Pe11elitia11 Sejaralz, PT. Logos Wacana Ilmu, Jakarta: Cet. 2.

Abdullah, Taufik, Sejarah dan Masyarakat,Lintas Historis Islam, Penerbit Pustakan Firdau, Jakarta: Cet.-2 1987.

Abdul, Mujib, M, As. Imam Ghozali, Ulama Du11ia da11 Ak/Jirat, Bahaya Ilmu Pengetahuan Masa Kini, PT. Bungku Indah. Surabaya: 1986.

Apeldoorn L..J.van, Mr. Dr. Prof. Pengantar I!mu Hukum, PT. Pradnya Paramita, Jakarta: Cet. 25. 1993.

Aziz Al-Badri, Abdul, Peran Ulama dan Penguasa, Perte1jemah: Salim Muhmnmad Wakid, Pustaka Mantiq, Solo Indoneisa: 1987.

Azra, Azyumardi, Prof. Dr. MA. Menuju 1Vf11syar11katJYJad1111i, G'agasan Fakta dan Ta11ta11ga11, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung: Cet-2. 2000.

______, Jaringan Ulama Timur Tengalz dan kepulauan NusantaraAbad XVII & XVIII, Akar Pembalzam1111 di Indonesia, Cet. I-Jakarta: Kencm1a, 2004.

Djatnika Rachmat, Dr. Prof. H. et al. IIukum Islam di Indonesia, Perkembangan dan Membentukan, PT. Remaja Rosdakarya Offset-Bandung: Cet. -2.

Daud, Ali, Muhammad, S.I-I. Daud, Habibah, Hj.S.I-I Lembaga·-lembaga Islam di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta: Cet. l 1995.

Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesm1tren Studi Tentang Pandangan Hidup , LP3ES,Jakarta, 1982.

Ensiklopedi Islmn, Chyril Glasse, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta: 1994

Ensiklopedi Nasional Indonesia, Penerbit PT. Delta Pamungkas, Jilid 7 Jakarta: 2004.

Ensiklopedi Umum, Redaksi Prof. A.G Pringgodiglo, S.H.1994.

Ginm1jar, Ari Agustian, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ POWER, Sebualz Inner Journey Melalui Al-Ihsan, Penerbit Arga, Cet. l Jakarta: 2003.

70 71

Hafiduddin, Didin, Drs. M.Sc. KH. Da/ovalz Aktual, Penerbit. Gema Insani Press. Cet.-3. Jakarta: 2001.

I-Iarjono, Anwar, S.H. dkk, Pemikira11 da11 Pe1jua11gan, Much. Natsir, Cet.-5 Pustaka Firdaus. Jakarta: 2001.

Hasbullah, Drs. Kapita Selekta Pe11didika11 Islam, PT. Rara Grafindo Persada, Cet. I Jakarta: 1996.

Badruddun 1-Isubky, Badruddin, Drs. Kl-I. Dilema Ulama Dalam Peruba!zan Zaman, Gema Insani Press, Jakarta: Cet. -I 1995.

Iskandar, Arif, Ulama-ulama Oposa11, Pustaka l-liclaya, Sukaluyu, Bandung: Cet.-1 2000.

Jarror, Husni Adnan, Ustadz. Pergilalz Keja/an Islam, Sebualz Paket Tentang Metode Gerakan Islam Masa Kini, Gema lnsani Press. Jakarta: Cet.-5 1993.

Jundi, Anwar, Islam Agama Dunia, Te1j. Kathur Suhardi, CV. Pustaka Mantiq, Penerbit Darul-Itsham, Cairo: Cet. l 1990.

Jurnal Kajian Dakwah, Komunitas Agama d1111 Dakwalz, Penerbit Fakultas Dakwah clan Kominikasi, U.I.N. Jakarta, Vol. VI No. 2 Desember 2004,

Kuntowijoyo, Ide11titas Politik Umat Islam, Penerbit Mizan, Bandung: Cet. I. 1997.

Mimbar Ulama, Suara Majlis Ulama Indonesia, No. 56 tahun VI I SSN 0125.

Mu'nim, Abdul, DZ. Di tengalz Arus Tra11sisi, PT. Gramedia, Kompas, Jakarta: Cct. I. 2000.

Natsir, Much, Capita Selecta, Penerbit Bulan Bintang, Jakarta: 1973.

Noer Deliar, Gerakan il1odern Islam di Indonesia, 1900··1942, PT. Pustaka LP3ES, Jakarta: Cet. 8. 1996.

Panji Masyarakat, Regenerasi, Tahun XXVI 11 Juli 1984.

Qadir, Abdul, KH. lVJuglmil Awwam, Karangan Kl-I. Abdul Qadir Ibrahim, Cet.l 0. Iambi: 1993. 72

Roem, Moch. Persatuan Sis1Va Ke/as V Pesa11tre11 Persis, dalam Syafig A. Mug/mi, Hasan Bandung, Pemimpin Persis Radilwl, (Surabaya: tpn, 1980),

Subagyo, Joko, P, !11etode Penelitian, Dalam Teori dan Praktek, Penerbit. Rineka Cipta. Cet.-4. Jakarta: 2004.

Sudarsono, Drs: SH. Hukum Perka1Vina11 Nasional, Penerbit. Rineka Cipta. Jakarta: Cet. -2 1994.

Syulaiadi, I-I. SH. et. al. I/mu Dakwa!t (Kajian Berbagai AoJJek), (Bandung: Pustaka Bani Qurnisy, 2004 ),

Yunus, Mahmud, Sejarah Pendidikan ls/am di Indonesia, PT. Hidakarya, Jakarta:

Observasi/Pcnelitian Lapangan :

1). Wawancara dengan KH. Najmi Qadir, Selasa, 31 Mei 2005 M. 2). Wawancara dengan Kif. M. Said Magwie, Ahad, 9 Oktober 2005 M. 3). Wawancara dengan Kif. Abdurrn!tma11 !vfu11g, Kamis, 15 September 2005 M. 4). Wawancara dengan Guru Ahmad Tarmidzi, Ahad, 29 Mei 2005 M. 5). Wawancara dengan Guru Sirnjuddin, Sabtu, 30 April 2005 M. LAMPIRAN - LAMJPIRAN SURAT KETERANGAN

Yang benanda tangan di bawah ini : Nan1an : Cluru Tarrnirdzi Jabatan : Guru Senior Madrasah Nurul Iman

Ala111at J t. KH. Abdtt Bakait Rt. & Ke.t. lllu Gedo11a

Mencrangkan hah\\·a Nam a : /\bdullah Humain1 Nim 101022021320 Jabatan : Mahasiswa U.I.N Svarif Hid:1yatullah Jakarta Asal PTN : U.l.N SyarifHidayatullah Jakarta Faki.l ur : /\dab dan Hu111aniorwSejarah chm Peradaban lslarn Semester : IX A 2005 Ala111at : .lln.Kuningan Barnt Ill Rt OOlJ/03 No.58 l(d. Kuningan Barnt Kcc.1\1a111pang Prapatan Jakarta Se Iatan 12 710 Adalah benar-bcnar telah mengaclakan wawanca;·a dengan saya, sehubungan dengan data yang di perlukan untuk kepentingan skripsi ini. De1nikian surat keterangan ini saya buat dengan sebanarnya.

Jambi, 29 Mei 2005 SURAT KETERANCAN

Yang bertanda"tangan di ba\vah ini : Nania : KH. Najmi Qadir

.labatan : Pulera pcrtanrn !([I. i\hdul t)adir Ibrahim dan sckarang iVIenjabat sebagai anggotn IJPP, Provinsi Jan1bi Alamat : Kel. Kampung Tcngah, Jambi Sebcrang

i _; •\ I c Menerangkan bahwa Nania : Abdullah Hurnaini Jab a tan : Mahasiswa Asal PT : U.l.N Syarif Hidayatullah Jakarta Semester : IX (sernbilan) Alamat : JI. Kuningan Barnt l!L Rt 009 03 No. 58. Marnpang Prapatan Jakarta Se Iatan 12710

Adalah benar-benar telah mengadakan wawancara dengan saya, sehubungan dengan data yang di perlukan untuk kcpentir.gan pembuatan skripsi ini. Den1ikianlah surat keterangan ini saya buat c!engan sebenarnya.

Jambi, I l - 10-2005

Pe'i'r'awlinca r·,:i _J - ,/ 1/. i/; ;::~_,.- v t _,, - I Abdullah Humaini KH, Najmi Qadir SURAT K~7 TERANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : KH. Abdurrahman Mung Jabatan : Guru Senior Madrasah Nurul Iman Alarnat : Ke!. Ulu Gedong. Jcrn1bi Scberang

Menerangkan bahwa Narna : Abdullah Humaini Jabatan : Mahasiswa Asal PT : U.l.N SyarifHidayatullah Jakarta Semester : IX (sembilan) Alam at : JI. Kuningan Barnt IIL Rt 009/03 No. 58. Mam pang Prapatan Jakarta Se Iatan 127 I 0

Adalah benar-benar telah mengadakan wawancara dengan saya, sehubunga;1 dengan data yang di perlukan untuk kcpcntingan pembuatan skripsi ini. Dernikianlah surat keterangan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jamb., I I - I 0 - 2005

1C 'Pe'YJ:J t·I di.Yl c: ~; ·~ -r~~f.d(;'

I Kil. .\hdur/ahmam \1un~. i . SURAT h.ETERANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nam a : Guru Sirajudclin Jabatan : Guru senior di Madrasah As'ad Alam at : KeL Olak Kemang. Jambi Scbcrnng

Menerangkan bahwa Nam a : Abdullah I·Iumaini Jabatan : Mahasiswa Asal PT : UJ.N Syaril' Hiclayatullah Jakarta Semester : IX (sernbilan) Alam at : JL Kuningan Barat III, Rt 009/03 No. 58. Marnpang Prapatan Jakarta Selatan 12710

Aclalah benar-benar telah mengadakan wawancara dengan saya, sehubungan dengan data yang di perlukan untuk kepentingan pembuatan skripsi ini. Demikianlah surat keterangan ini saya buat dengan scbenarnya.

Jambi, 11 - 10 - 2005

~ Uet(,_z/J~ ,..,. - I/_ ll ';:1- IAbdullah Humaini SURAT I

Yang bertanda tangan di bawah ini : Naman : K.H.M. Said Magwie Jabatan : Murid KH.Abdu!Qadir, dan sekarang menjabat sebagai Ketua I MUI Provinsi Jambi merangkap Ketua Badan Amil Zakat Provinsi Jambi (BAZDA). Alam at : JI. Karya Maju 2 Sarnping Masjid Darussalam, Karya Maju Kota Jam bi. Menerangkan bahwa Nama : Abdullah I-Iumaini Nim : 101022021320 Jabatan : Mahasiswa U.I.N Syarifl-!idayatullah Jakarta Asal PTN : U.I.N SyarifHidayatullah Jakarta Fak/Jur : Adab dan Humaniora/Sejarah dan Peradaban Islam Semester : TX A 2005 Alamat : .Jln.Kuningan Barnt Ill Rt 009/03 No.58 Kd. Kuningan Baral Kcc.Marnpang Prnpatan Jakarta Selatan 127 l 0 Adalah benar-benar telah mengadakan wawancara dengan saya, sehubungan dengan data yang di perlukan untuk kepentingan skripsi ini. Demikian surat keterangan ini saya buat dengan sebanarnya.

Jambi, 31Oki2005 r~:".,l..Olv'?>\Ai,A..--~

Abdullah Humaini DEPARTEI\:IEN AGAJVIA lJNIYERSITAS ISLAiVI NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKLLTAS ADAB DAN HUMANIORA da No. 95 Ciputat 15412 Telp. 7443329 Fax. 7493364

SVRi\'f Kl~TERANGAN NO.EA/PP/009.2/ 367/lV/2005

Dekan Fakultas 1\dab dan llumaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan ini menerangkan bah1Na Nama Abdullah Humaini Nim I 0 l 02202 i320 Tempat /tanggal lahir : Saro!angun. 23 Juni 1980 Sein ester rj urusan VIII I Sejarah Peradaban Islam Keperluan Untuk penelitian ke Pondok Pesantren As'ad Jambi Seberang Keterangan lain-lain : Ybs,benar inahasiswa semester V!lJ jurusan Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas !\dab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sckarang sedang menyu­ sun Skripsi.

Demikianlah surnt keterangan 1111 kam i buat dengan sebenarnya agar dapat .ipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta , 19 Apri I 2005 An. Dekan, Kabag. Tata Usaha

Drs. H. Burhanuddin Yusuf, Mlj( DEPARTEJVIEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (U!IN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA fa No. 95 Ciputat 15412 Telp. 7443329 Fax. 7493364

SURAT KETERANGAN NO. EA/PP.009.2 //l'-f I I 1/2005

Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan ini 111enerangkan bahwa : Nama Abdullah Humaini Nomor lnduk 101022021320 Tempat/tgl lahir Sarolangun . 28 Juni 1980 Semester/j urusan VTU ! Sejarah h:radaban Islam Keperluan Untuk mencan data di Perpustakaan Umum dan Fakultas Adab !1\IN Sultan Thaha .Iambi. Kcterangan la111-lalll Ybs. benar mahasiswa semester VI 11 j urusan Sejarah Pera-

daban Islam 1:akultas Adah dan i luinaniora UIN Syuril~ I l1daya1ullab .h:kar!a

Demikianlah surat keterangan ini karni buat dengan se4benamya agar dapat lipergunakan sebagai1nana 1nestinya.

Jakarta, 21 Februari 2005 An. Dekan Kabag Tata Usaha,

Drs.H.Burhanuddin Yusuf.MM NIP : I 50 203 CJ I 2 ! DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAIVI NEGERI (IUIN) SYARiF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

!a No. 95 Ciputat 15412 Telp. 7 443329 Fax. 7 493364

SURAT KET ERAN GAN NO. EA/PP.009.2 ! /l l- / J I/2005

Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan ini nenerangkan bahwa : Nama Abdullah Hurnaini Nornor Induk 101022021320 Tempat/tgl la hi r Sarolangun , 28 .luni 1980

Semester~jurusan VIII! Sejarah Peradaban Islam Keperluan Untuk Wawancara dengan para tokob Ulama /Kiyai Masyarakat di .Iambi. Keterangan lain-lain Ybs, benar mahasiswa semester Vlll jurusan Sejarah Pera- daban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif- 1lidayatullah Jakarta.

Demikianlah surnt keterangan ini kami buat dengan se4benarnya agar dapat !ipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 21 Februari 2005 An. Dekan Kabag Tata Usaha,

Drs.H.Burhanuddin Yusuf MM Nf P : 150 203 O12 5 DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF I-IIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS ADAB DAN I-IUMANIORA la No. 95 Ciputat '15412 Telp. 7443329 Fax. 7493364

SURAT IffiTERANGAr~ NO.ENPP.009.2/750/VIII/2005

Dekan Fakultas Aclab clan Humaniora UIN Syarif Hiclayatullah Jakarta, clengan ini menerangkan bahwa Nama Abdullah Humaini Nim 101022021320 Tempat,Taggal Lahir Sarolangun, 28 Juni 1980 Semester/.Jurusan IX I Sejarah Peraclaban Islam (SPI) Keperluan : Untuk penelitian di IAIN Sultan Thaha Saefudclin Jambi. Keterangan lain-lain : Ybs, benar Mahasiswa .Jurusan SPI Fakultas Aclab clan I-Iumaniora UIN Syarifl-!iclayatullah .Jakm1a.

Dcmikianlah surat kclcrangan ini kami bual dcngan scbcnarnya agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 19 Agustus 2005 An. Dekan, Kabag. Tata Usaha,

Drs. II.Burhanuddin Yusuf, MM ··~ NIP: 150 203 012 DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAI(ULTAS ADAB DAN HUMANIORA la No. 95 Ciputat ·15412 Telp. 7443329 Fax. 7493364

SURAT IIBTERANGAf~ NO.EA/PP.009.2/750/VIII/2005

Dekan Fakultas Aclab clan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan ini menerangkan bahwa Nama Abdullah Humaini Nim 101022021320 Tempat,Taggal Lahir Sarolangon, 28 Juni 1980 Semester/Jurusan IX I Sejarah Peraclaban Islam (SF'I) Keperluan : Untuk penelitian /Rise! di Pengadilan Agama (PA) Kata Jam bi. Keterangan lain-lain : Ybs, benar Mahasiswa Jurusan SPI Fakultas Adab clan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikianlah surat keterangan ini kami buat dengan sebenarnya agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 19 Agustus 2005 An. Dekan, Kabag. Tata Usaha,

Drs. H.Bnrbannddin Yusuf, MM NIP: 150 203 012 1~ PEN{;ADILAl~ A,GAMA J(LA,S Ji\ JAIViliI ,Jln. ,Jakarta No. 'l'eln/Fax. t 0741 i 443731 &. ,. ... 1 I<:u rA Ki\,KlJ JAM KI -315128

B~~pal,: KH. /\.. Qodir Ibrabirn (lili11nrhrim) ndalah ~~l.;ih. secirm1g ;·ang pern.:!h

n1enjahat ~ehagai t<:etua J\ifahkamah 831at''lyah I Pengadllan Ag.an1a di JawJ.. j 1eh1li

kurang tahun 1960 an. pada waktu itu Mahlrnmah Syar··~1.ih m

Departcmen Agmna dan Mahi

Dei1likiaD surat kctera11gart iJti ka1rri buat untuk dipi;rguru1ka11 scperlu11yti.

13 Septemb~r 2005 JI. r:.JI. A. Oodir lbro•l1im No. 45 Olak l. {0741) 5S'J55i · 5f:!.'J1::7

.eter:angan: Garn bar ini di copy da:ri kalender pon-pes As' ad 2004.

(eterangan: Gambar ini di copy dari kalender pon-pes As' ad 2004.

If,"~ '"':'"':· ,,._""' . . -.i.b'·-..,... •Jo..-\V . . ~ ". ,-l,« .. _.. :1.:,. ~$.':;;;.~ -:t-:-.:- '1,i<:·-P) -ei.•.-...R;..i,,·1 " :.. \l. .;;. • ~·l.·.;, ·· ,..,.·u-vref:.,_ :eraDtgan: Photo bersama Kiai dan dewan guru Madrasah Nurul Iman, ,.'.. ' j. '·· (di copy dari buku tentang gambaran umum Madi-asah Nurul Iman Ulu Gedong).

J

"". ·--.;:- .....-· ,, ' ·•"-J~1., - • . . . . /.- I .. 1 t .l ~--;.. - ..·"rl J;,.,,.; r 11·11... \.'..:• :, ' • , ' I

eterangan: Photo bersama Kiai dan dewan guru Madra&ah Nurul Iman, (di copy dari buku tent:mg gambaran umum Madrasah Nurul Iman Ulu Gedong). ---..~"'7~·li&iA ,. ,··. ·;l, ... . . ' I 'I . -··-·-· #!;"' I

~an: Gambar ini di copy dari kalcndcr pon-pcs As' ad 2004. Keterangan: Photo bersama Siswa Aliyah di Pon-Pes As'ad, 22-4-2006 M.

,

Keterangan: Photo bersama Siswa Tsanawiyah di Pon-Pes As' ad, 22-4-2006 M, Keterangan: Gambar Asrama Santri Madrasah Nui-ul Iman, 22-4-2006 M.

Keterangan: Gamba1· Madrasah Nurul Iman, tampak dari clepan, 22-4-2006 M.