Agus Sujarwanta Suharno Zen

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya i

Hak Cipta pada penulis Hak Penerbitan pada penerbit dilarang memperbanyak/memproduksi sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari pengarang dan/atau penerbit.

Kutipan pasal 72: Sanksi pelanggaran Undang-undang Hak Cipta (UU No. 10 Tahun 2012) 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal (49) ayat (1) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/(atau) denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau dendan paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). 2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana paling lama 5 (lima) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).

ii Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya iii

Penulis Agus Sujarwanta Suharno Zen

Desain Cover Team Laduny Creative

Lay Out Team Laduny Creative

ISBN. 978-623-7829-31-7 14,8 x 21 cm; x + 88 hal

Cetakan Pertama, Juli 2020

Dicetak dan diterbitkan oleh: CV. LADUNY ALIFATAMA (Penerbit Laduny) Anggota IKAPI Jl. Ki Hajar Dewantara No. 49 Iringmulyo, Metro – Lampung. Telp. 0725 (7855820) - 0811361113 Email: [email protected]

iv Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karuniaNya sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan buku yang berjudul : “Jenis-Jenis Bambu Dan Potensinya (Etnobotani Bambu Oleh Masyarakat Lokal Indonesia)”. Buku ini merupakan hasil penelitian hibah Operasional Penelitian Rutin (OPR) Internal tahun 2020 yang didanai oleh Universitas Muhammadiyah Metro. Buku ini berisi tentang tanaman bambu, jenis-jenis bambu yang ditemukan dan pemanfaatannya serta konservasi bambu. Tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Universitas Muhammadiyah Metro dan bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan buku ini maupun dalam pengambilan data di lapangan. Dalam penyusunan buku ini tentunya tidak luput dari kesalahan baik dari segi teknis penulisan maupun tata bahasanya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga buku ini dapat bermanfaat dalam memberi wawasan pengetahuan bagi pembaca sekalian. Aamiin.

Metro, Agustus 2020

Penulis

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya v DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...... i KATA PENGANTAR ...... v DAFTAR ISI ...... vi BAB I TANAMAN BAMBU ...... 1 A. Klasifikasi ...... 1 B. Morfologi ...... 2 C. Syarat hidup tanaman bambu ...... 16 D. Budidaya bambu ...... 20 E. Sifat dasar tanaman bambu ...... 25

BAB II JENIS-JENIS BAMBU ...... 28 A. Bambu mayan ...... 29 B. Bambu lemang ...... 31 C. Bambu suling ...... 33 D. Bambu hitam ...... 35 E. Bambu Gombong ...... 37 F. Bambu kuning...... 39 G. Bambu apus ...... 42 H. Bambu batu ...... 44 I. Bambu tutul ...... 45 J. Bambu hias ...... 47 K. Bambu betung ...... 49 L. Bambu cangkoreh ...... 52 M. Bambu pancing ...... 54 N. Bambu duri ...... 56

BAB III PEMANFAATAN BAMBU ...... 61 A. Sebagai lambang perjuangan ...... 61 B. Sebagai bahan konstruksi bangunan ...... 63 C. Sebagai bahan kerajinan...... 64 D. Sebagai bahan instrumen musik ...... 65 vi Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya E. Sebagai bahan mebel (furniture) ...... 66 F. Sebagai tanaman hias/pagar ...... 67 G. Sebagai penahan erosi/longsor ...... 68 H. Sebagai bahan makanan ...... 69 I. Sebagai bahan pembungkus makanan ...... 70 J. Sebagai obat ...... 72 K. Sebagai arang bambu ...... 73 L. Sebagai ikon/identitas daerah ...... 74 M. Sebagai sosial budaya, ritual, agama ...... 75

BAB IV KONSERVASI BAMBU ...... 78

DAFTAR PUSTAKA ...... 83

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya vii DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Akar rimpang ...... 4 Gambar 2. Bentuk Rebung...... 5 Gambar 3. Buluh ...... 6 Gambar 4. Buku-buku ...... 7 Gambar 5. Percabangan ...... 9 Gambar 6. Bentuk percabangan ...... 9 Gambar 7. Bagian-bagian pelepah buluh ...... 10 Gambar 8. Posisi daun pelepah buluh ...... 11 Gambar 9. Pelepah buluh dan bulu kejur ...... 12 Gambar 10. Bagian-bagian pelepah daun ...... 13 Gambar 11. Bagian daun bambu...... 13 Gambar 12. Struktur dari spikelet (kiri) dan pseudospikelet (kanan) ...... 14 Gambar 13. Bambu Mayan ( robusta) . 30 Gambar 14. Bambu Lemang ( brachycladum ...... 32 Gambar 15. Bambu Suling (Schizostachyum blumei) 34 Gambar 16. Bambu Hitam Gigantochloa atroviolacea 37 Gambar 17. Bambu Gombong Gigantochloa pseudoarundinacea ...... 39 Gambar 18. Bambu Kuning vulgaris var. striata ...... 41 Gambar 19. Bambu Apus Gigantochloa apus ...... 43 Gambar 20. Bambu Batu (Dendrocalamus strictus ... 45 Gambar 21. Bambu Tutul Bambusa maculate ...... 47 Gambar 22. Bambu Hias Bambusa glaucophylla ...... 49 Gambar 23. Bambu Betung Dendrocalamus asper .... 51 Gambar 24. Bambu Cangkoreh Dinochloa scandens 53 Gambar 25. Bambu Pancing Bambusa multiplex ...... 55 Gambar 26. Bambu Duri Bambusa blumeana ...... 57 Gambar 27. Tugu bambu runcing ...... 63 viii Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya Gambar 28. Bangunan dari bambu ...... 64 Gambar 29. Kerajinan bambu ...... 65 Gambar 30. Alat musik dari bambu...... 66 Gambar 31. Bahan mebel dari bambu ...... 67 Gambar 32. Bambu sebagai tanaman pagar/hias. .... 67 Gambar 33. Bambu sebagai penahan erosi/longsor. 69 Gambar 34. Gambar rebung bambu ...... 70 Gambar 35. Bambu sebagai pembungkus makanan 71 Gambar 36. Bambu sebagai obat...... 72 Gambar 37. Bambu sebagai arang bambu/charcoal 74 Gambar 38. Bambu sebagai ikon daerah ...... 75 Gambar 39. Pemanfaatan bambu dalam social budaya, ritual, agama ...... 77 Gambar 40. Konservasi bambu ...... 82

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya ix DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sifat fisis dan mekanis bambu hitam dan bambu apus ...... 26 Tabel 2. Nilai sifat fisik dan mekanis andong (Gigantochloa verticillata), bamboo bitung (Dendrocalamus asper Back.) dan bambu ater (Gigantochloa ater Kurz.) ...... 27 Tabel 3. Sifat kimia bambu ...... 27

x Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya BAB I TANAMAN BAMBU

Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput- rumputan) yang disebut juga Giant Grass (rumput raksasa). Tanaman bambu berupa rumpun dan dapat pula bambu tumbuh sebagai batang soliter atau perdu. Tanaman bambu terdiri dari sejumlah batang (buluh) yang tumbuh secara bertahap, mulai dari rebung hingga bambu yang sudah dewasa. Batang bambu berbentuk silindris, berbuku-buku, beruasruas berongga, berdinding keras, pada setiap buku terdapat mata tunas atau cabang. Tanaman bambu yang tumbuh di Indonesia merupakan tanaman bambu yang simpodial, yaitu batang-batangnya cenderung mengumpul dalam rumpun karena percabangan rhizomenya di dalam tanah cenderung mengumpul. Batang bambu yang lebih tua berada ditengah rumpun, sehingga kurang menguntungkan dalam proses penebangannya.

A. Klasifikasi Adapun klasifikasi bambu secara umum (Widjaja, 2001) yaitu : Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 1 Ordo : Graminales Famili : Gramineae Subfamili : Bambusoideae Genus : Bambusa Spesies : Bambusa vulgaris

B. Morfologi bambu Secara morfologi, tubuh bambu memiliki bagian- bagian seperti : akar/rimpang, rebung, buluh, percabangan, pelepah buluh serta daun.

Akar/rimpang Tanaman bambu menpunyai dua tipe akar/rimpang, yaitu simpodial (clump type) dan monopodial (running type). Pada tipe simpodial tunas baru keluar dari ujung rimpang. Sistem percabangan rhizomnya di dalam tanah cenderung mengumpul dan tumbuh membentuk rumpun. Pada bambu tipe monopodial, tunas bambu keluar dari buku-buku rimpang dan tidak membentuk rumpun. Batang dalam satu rumpun menyebar sehingga tampak seperti tegakan pohon yang terpisah-pisah. Karakter rimpang dapat digunakan untuk membedakan genus bambu. Bagian pangkal akar rimpang lebih sempit daripada bagian ujungnya dan setiap ruas mempunyai kuncup dan akar. Kuncup pada akar rimpang

2 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya ini akan berkembang menjadi rebung yang kemudian memanjang dan akhirnya menghasilkan buluh. Kelompok bambu yang disebut monopodial banyak dijumpai di daerah beriklim (temperatur) sedang sampai dingin seperti di China, Jepang, dan Korea. Sedangkan kelompok jenis- jenis bambu yang disebut simpodial yang banyak dijumpai di daerah beriklim tropis seperti Indonesia, Malaysia, Philipina, India, Banglades, Myanmar, Kamboja, Thailand, dan Vietnam. Di Indonesia, jenis-jenis bambu asli umumnya mempunyai sistem perakaran pakimorf, yang dicirikan oleh ruasnya yang pendek dengan leher yang pendek. Setiap akar rimpang mempunyai kuncup yang akan berkembang dan tumbuh menjadi akar rimpang baru, yang akhirnya bagian yang tumbuh keatas membentuk rebung kemudian menjadi buluh (Widjaja, 2001)

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 3

Gambar 1. Akar rimpang: a). Simpodial atau pakimorf; b). monopodial atau leptomof

Rebung Rebung adalah tunas atau batang-batang bambu muda yang baru muncul dari permukaan dasar rumpun dan . Rebung tumbuh dari kuncup akar rimpang dalam tanah atau dari pangkal buluh yang sudah tua. Rebung dapat digunakan untuk membedakan jenis dari bambu karena menunjukkan ciri khas warna pada ujungnya dan bulu-bulu yang terdapat pada pelepahnya. Bulu pelepah rebung umumnya hitam, tetapi ada pula yang coklat atau putih misalnya bambu cangkoreh (Dinochloa scandens). Sementara itu pada bambu betung (Dendrocalamus asper) rebungnya tertutup oleh bulu coklat dan beberapa buluh dapat menyebabkan kulit menjadi sangat gatal.

4 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya

Gambar 2. Bentuk Rebung. Sumber : (https://www.guaduabambu.com/blog/edible-bambu-species)

Buluh Buluh berkembang dari rebung, tumbuh sangat cepat dan mencapai tinggi maksimum dalam beberapa minggu. Buluh terdiri atas ruas dan buku-buku. Beberapa jenis bambu mempunyai ruas panjang, misalnya Schizostachyum lima, dan yang lain mempunyai ruas pendek, misalnya Bambusa vulgaris dan Bambusa blumeana. Selain berbeda dalam panjang ruasnya, beberapa jenis tertentu mempunyai diameter buluh yang berbeda. Jenis Dendrocalamus asper mempunyai diameter buluh terbesar, yang diikuti oleh jenis-jenis dari genus Gigantochloa dan Bambusa. Sementara pada genus Schizostachyum, beberapa jenis di antaranya mempunyai diameter sedang, seperti Schizostachyum brachycladum diameter buluhnya kecil. Buluh bambu umumnya tegak,

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 5 tetapi ada beberapa genus yang tumbuhnya merambat seperti Dinochloa dan ada juga yang tumbuhnya serabutan, misalnya Nastus.

Gambar 3. Buluh pada spesies a. Sasa palmata; b. Sinocalamus beecheyanus; c. Phyllostachys nigra; d. Schizostachyum hainanense; e. Dinochloa scandens; f. Sinocalamus affinis; g. Bambusa textilis; h. Arundinaria amabilis.

Buku-buku Buku-buku pada buluh bagian pangkal beberapa jenis bambu tertutup oleh akar udara, seperti pada jenis Dendrocalamus asper. Ujung akar ini melengkung ke bawah seperti pada Dinochloa asper dan Schizostachyum lima (Widjaja, 2001). Pada genus Dinochloa, buku-bukunya ditutupi oleh pelepah buluh yang sangat kasar atau berbulu. Permukaan ruas pada setiap jenis berbeda,

6 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya mungkin polos,licin, gundul atau lebat. Pada jenis Dinochloa permukaannya gundul agak kasar oleh duri dan dilapisi lilin pada buluh muda, sedangkan pada jenis Dendrocalamus asper permukaan buluh mudanya berbulu lebat seperti beludru. Jenis Gigantochloa atter mempunyai bulu hitam yang tersebar pada ruasnya, sedangkan pada jenis Schizostachyum brachycladum dan Thyrsostachys siamensis mempunyai bulu putih yang melekat pada permukaan luar ruasnya (Widjaja, 2001).

Gambar 4. Buku-buku: a. dengan akar udara; b. tanpa akar udara; c. dengan akar lutut; d. tanpa akar lutut; e. lampang buluh.

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 7 Percabangan Percabangan pada umumnya terdapat di atas buku- buku. percabangan dapat digunakan sebagai ciri khas untuk membedakan genus bambu. Pada genus Bambusa, Dendrocalamus dan Gigantochloa sistem percabangan mempunyai satu cabang yang lebih besar daripada cabang lainnya yang lebih kecil. Jenis Dinochloa biasanya mempunyai cabang yang dominan dan akan sebesar buluh induknya, terutama ketika buluh utamanya terpotong. Jenis-jenis dari genus Schizostachyum mempunyai cabang yang sama besar. Cabang lateral bambu yang tumbuh pada batang utama, biasanya berkembang ketika buluh mencapai tinggi maksimum. Pada beberapa genus, cabang muncul tepat di atas tanah, misalnya genus Bambusa, dan menjadi rumpun padat di sekitar dasar rumpun dengan duri atau tanpa duri, tetapi pada genus lain cabangnya tumbuh jauh di atas permukaan tanah, misalnya genus Gigantochloa, Dendrocalamus, Schizostachyum. Duri merupakan anak cabang aksiler (cabang yang tumbuh pada batang lateral) yang melengkung dan berujung lancip.

8 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya

Gambar 5. Percabangan : A. Holttumochloa; B. Schizostachyum; C. Bambusa; D. Phyllostachys; E. Chimonobambusa

a. b. c. Gambar 6. a dan b; Bentuk percabangan Bambusa dan Schizostachyum, sedangkan gambar c adalah cabang lateral dan aksiler

Pelepah buluh Pelepah buluh merupakan hasil modifikasi daun yang menempel pada setiap ruas, yang terdiri atas daun pelepah buluh, kuping pelepah buluh dan ligula. Daun pelepah buluh terdapat pada bagian atas pelepah,

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 9 sedangkan kuping pelepah buluh dan ligula terdapat pada sambungan antara pelepah dan daun pelepah buluh.

Gambar 7. Bagian-bagian pelepah buluh; a. kuping pelepah buluh; b. daun pelepah buluh; c. buluh kejur; d. ligula

Pelepah buluh sangat penting fungsinya yaitu menutupi buluh ketika muda. Ketika buluh tumbuh dewasa dan tinggi, pada beberapa jenis bambu pelepahnya luruh/lepas, tetapi jenis lain pelepahnya tetap menempel pada buluh seperti pada jenis Schizostachyum brachycladum. Pada Dinochloa, pelepah buluh yang luruh sangat kasar, kaku dan ciri ini dapat digunakan untuk membedakan genus ini. Daun pelepah buluh pada beberapa jenis bambu tampak tegak, seperti jenis Schizostachyum brachycladum dan Bambusa vulgaris tumbuh menyebar, atau terkeluk balik/tertekuk terbalik. Beberapa jenis bambu mempunyai kuping pelepah buluh dan ligula yang berkembang baik, tetapi jenis lainnya kuping dan ligulanya kecil atau hampir tidak tampak. Kuping pelepah buluh dan

10 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya ligula merupakan ciri penting yang dapat digunakan untuk membedakan jenis atau bahkan genus. Keduanya kadang dengan dilengkapi dengan bulu kejur atau sering tidak berbulu kejur. Kuping pelepah buluh yang besar umum ditemukan pada jenis-jenis bambu dari genus Bambusa, sedangkan pada genus Gigantochloa, Dendrocalamus umumnya mempunyai kuping pelepah buluh agak kecil, bercuping dan berbulu kejur. Beberapa genus bambu misalnya Dinochloa mempunyai kuping pelepah buluh yang melipat keluar.

Gambar 8. Posisi daun pelepah buluh; a. Tegak; b. Menyebar; c. menyedak; d. terkeluk balik.

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 11

Gambar 9. Pelepah buluh dan bulu kejur. Daun Helai daun bambu mempunyai urat daun yang sejajar seperti rumput, dan setiap daun mempunyai tulang daun utama yang menonjol. Helai daun bisa lebar, tetapi ada juga yang kecil dan sempit seperti pada Bambusa multiplex dan Thyrsostachys siamensis. Helai daun dihubungkan dengan pelepah oleh tangkai daun yang panjang atau pendek. Pelepah dilengkapi dengan kuping pelepah daun dan ligula. Kuping pelepah daun besar dan juga kecil/tidak tampak. Pada beberapa jenis bambu, kuping pelepah daunnya mempunyai bulu kejur panjang, tetapi ada juga yang gundul. Ligula pada beberapa jenis ada yang panjang tetapi ada juga yang kecil dengan bulu kejur panjang atau tanpa bulu kejur. Ligulanya mempunyai pinggir yang menggerigi tidak teratur, menggerigi, menggergaji atau rata.

12 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya

Gambar 10. Bagian-bagian pelepah daun: a. tangkai daun; b. Ligula; c. buluh kejur; d. Kuping pelepah daun.

Gambar 11. Bagian daun bambu. Sumber : http://virdaarifakf.blogspot.com/2015/03/laporan- praktikum-morfologi-tanaman.html

Bunga Bambu memiliki perbungaan yang terdiri dari banyak spikelet yang diatur dalam dua baris pada dasarnya, tetapi beberapa spesies memiliki spikelet yang mengkelompok. Beberapa spesies memiliki rachilla pada spikelet-nya (seperti Bambusa), lainnya sessile (seperti

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 13 Gigantochloa). Setiap spikelet terdiri dari kuncup, sehingga disebut sebagai pseudospikelet. Spesies yang tidak memiliki kuncup disebut spikelet. Pseudospikelet terdiri dari 2-3 glumme atau bractea untuk melindungi spikelet. Lalu ada beberapa floret yang memiliki rachilla atau sessile. Setiap floret dilindungi oleh lemma dan palea, tidak ada atau ada lodikula, 6 kepala sari, bebas filamen atau tabung, 1-3 stigma. Warna antera kekuningan.

Gambar 12. Struktur dari spikelet (kiri) dan pseudospikelet (kanan). a. palea; b, cabang pseudospikelet; g. Glume; l. Lemma; p. Palea; r, rachilla; t. Vestigial terminal, bb cabang spikelet or pseudospikelet, and pr cabang rachilla

14 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya Ada 2 tipe pembungaan, yaitu determinate dan indeterminate. 1. Determinate Pembungaan bambu yang salah satu program yang perkembangannya sangat terbatas pada satu "periode besar pertanaman" , mencakup seluruh pelengkap cabang- cabang rachis soliter. Pertanaman terminal berhenti di semua cabang pembungaan dalam waktu yang terbatas. Setiap cabang berakhir dalam spikelet konvensional; tidak ada meristem yang tersisa setelahnya dalam bentuk tunas lateral yang tidak aktif. 2. Indeterminate Pembungaan bambu yang perkembangannya diperpanjang tanpa batas waktu. Periode besar pertanaman yang terpisah dimulai dan diselesaikan, secara independen di setiap axis berbunga dari setiap urutan cabang berturut-turut. Setiap axis berakhir pada spikelet. Namun, bagian dasarnya adalah rachis yang sangat pendek, diselubungi lemma seperti cabang yang masing-masing menggantikan tunas cabang. Karena itu, spikelet ini disebut sebagai pseudospikelet. Kuncup di dasar pseudospikelet dapat berkembang menjadi axis baru sebagai pelengkap.

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 15 C. Syarat hidup tanaman bambu Secara alami bambu dapat tumbuh pada hutan primer maupun hutan skunder (bekas perladangan dan belukar). Pada umumnya bambu menghendaki tanah subur, sedangkan jenis lainnya dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur yang merupakan tempat tumbuhnya jenis tanaman berkayu. Termasuk dengan tempat tumbuhnya bambu adalah curah hujan yang cukup, minimal 1000 mm/tahun. Tanaman bambu dapat tumbuh mulai dari 0 – 1500 m dari permukaan laut, bahkan jenis – jenis yang berbatang kecil dijumpai tumbuh pada ketinggian antara 2000-3750 m dari permukaan laut. Pada ketinggian 3750 m dari atas permukaan laut, habitusnya berbentuk rumput. Akar bambu akan saling terkait dan mengikat antar rumpun. Rumpun berikut serasah diMbawahnya juga akan menahan top soil (lapisan tanah permukaan yang subur) hingga tidak hanyut di bawa air hujan. Lahan yang akan ditanami bambu dapat di lahan kering yang tidak pernah tergenang air atau lahan basah yaitu tanah-tanah yang sering atau sesekali tergenang air. Jenis bambu yang tahan di lahan kering yaitu genus Dendrocalamus dan Gigantochloa, seperti bambu petung (D. asper), bambu apus (G. apus), bambu legi (G, atter), dan bambu gombong (G. pseudoarundinacae). Sedangkan jenis- jenis bambu yang dapat ditanam di lahan basah yaitu dari

16 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya genus Bambusa seperti bambu ampel gading (B. vulgaris v. striata), bambu ampel hijau (B, vulgaris v. vitata) dan bambu duri (B. blumeana). Genus Bambusa selain dapat di tanam di lahan basah juga dapat ditanam di lahan kering. Syarat hidup bambu yang harus terpenuhi dalam budidaya bambu yaitu : 1. Topografi Bambu tumbuh mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi 100 – 2.200 m. dpl. Walaupun demikian, tidak semua jenis bambu dapat tumbuh dengan baik di tempat yang tinggi. Namun, pada tempat-tempat yang lembab atau yang kondisi curah hujannya tinggi dapat mencapai pertanaman terbaik, seperti di tepi sungai, di tebing-tebing yang curam. Pada umur tanaman 4 tahun, rumpun sudah dapat terjadi secara normal, yang mana jumlah rumpun sudah dapat mencapai 30 batang dengan diameter rata-rata di atas 7 cm. Bentuk topografi lahan pengembangan bambu secara umum dapat dibagi 3 macam: berombak, bergelombang dan bergunung. Satuan topografi berombak mempunyai kemiringan 3%–8%, bergelombang 9%–15% dan bergunung > 30%. 2. Ketinggian Tempat Tanaman bambu dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah maupun dataran tinggi yaitu antara ketinggian tempat, 0 – 2.000 m. dpl. Jenis bambu yang

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 17 berbatang kecil dijumpai tumbuh pada ketinggian antara 2.000 m.dpl – 3.750 m. dpl. Pada ketinggian 3.750 m dari atas permukaan laut, habitatnya berbentuk rumput, seperti pada genus Dinochloa. 3. Tanah Bambu dapat tumbuh pada semua jenis tanah terutama jenis tanah asosiasi latosol cokelat dengan regosol kelabu. pH tanah yang dikehendaki antara 5,6 – 6,5. Semua jenis tanah dapat ditumbuhi bambu kecuali tanah yang terdapat di dekat pantai, karena lahan yang berada dekat dengan pantai merupakan lahan marjinal, seperti miskin unsur hara, mudah terjadinya erosi, sinar matahari tidak terkontrol dan air dalam tanah mudah hilang. Untuk memperbaiki kondisi lahan marjinal tersebut ada beberapa upaya yang dilakukan agar lahan tersebut dapat ditanami bambu, seperti pemberian bahan organik/pupuk. Jenis- jenis tanah yang ditumbuhi pusat bambu adalah jenis tanah asosiasi latosol merah, latosol merah kecokelatan, dan laterit, jenis tanah latosol cokelat kemerahan dan jenis tanah asosiasi latosol dan regosol/. Latosol merupakan suatu jenis tanah yang terbentuk pada daerah dengan curah hujan sekitar 2.000 sampai 4.000 mm tiap tahun, bulan kering kurang tiga bulan dan tipe iklim A, B. Di Indonesia latosol umumnya terdapat pada daerah dengan ketinggian antara 10 – 1.000 meter dengan curah hujan

18 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya antara 2.000 – 7.000 mm pertahun dan bulan kering < 3 bulan, dijumpai pada topografi berombak hingga bergunung, dengan vegetasi utama adalah hutan tropika lebat. Tanah latosol merupakan jenis tanah yang banyak digunakan dalam budiaya pertanian. Tanah ini mempunyai sifat fisik (struktur) yang baik tetapi berkemampuan rendah untuk menahan kation (sangat mirip dengan tanah berpasir), bertekstur lempung sampai liat, struktur remah sampai menggumpal dan konsistensi gembur. Warna tanah kemerahan tergantung dari susunan mineralogi bahan induknya, drainasi, umur, keadaan iklimnya dan membutuhkan pupuk yang lebih intensif. 4. Iklim Tanaman bambu dapat tumbuh dengan baik dan tersebar di mana-mana, walaupun dipengaruhi oleh keadaan iklim. Unsur-unsur iklim meliputi sinar matahari, suhu, curah hujan dan kelembaban. Habitat yang disukai tanaman bambu adalah lahan yang terbuka dimana sinar matahari dapat langsung memasuki celah-celah rumpun sehingga proses fotosintesis dapat berjalan lancar, selain itu juga dapat mencegah tumbuhnya cendawan yang akan mengganggu kesuburan tanaman bambu yang mengakibatkan warna bambu tersebut menjadi kurang baik. Lingkungan yang sesuai untuk tanaman bambu adalah

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 19 bersuhu 8,8°C - 36°C. Tipe iklim untuk tanaman bambu mulai dari A, B, C, D sampai E (mulai dari iklim basah sampai kering). Semakin basah tipe iklim, makin banyak jenis bambu yang dapat tumbuh. Sebab, tanaman bambu termasuk tanaman yang banyak membutuhkan air, yaitu curah hujan minimal 1.020 mm/tahun dan kelembaban minimum 76%. Faktor yang mempengaruhi adalah curah hujan, suhu udara dan kelembapan udara. Adapun kondisi yang optimal adalah suhu 8,8 - 36°C, curah hujan tahunan minimal 1.020 mm, dan kelembaban 80%.

D. Budidaya bambu 1. Pembukaan Lahan Tanah harus dibersihkan dari semak belukar, alang- alang, dan pohon lain harus ditebang/dibabat. Hasil babatan dikumpulkan untuk disiapkan sebagai bahan kompos pupuk hijau dan yang berkayu dibakar. Pembukaan lahan ini dilakukan pada bulan menjelang musim hujan, yaitu kira-kira bulan Oktober. 2. Jarak Tanam Pengaturan jarak tanam sangat penting untuk mendapatkan produktivitas yang tinggi dan mudah melakukan pemanenan/penebangan. Jarak tanam bambu yang dianjurkan untuk industri adalah 8x8 m dan 8x6 m. Tetapi jika tanahnya miring/berbukit maka maka jarak

20 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya tanam mengikuti arah kontur dengan jarak antara kontur dapat dibuat > 2 meter dan jarak tanam di dalam kontur 8 meter. 3. Pembibitan Pembibitan dilakukan untuk memperbanyak tanaman. Perbanyakan tanaman ini dapat dilakukan dengan cara generatif dan vegetatif. Perbanyakan dengan generatif adalah dengan bijinya. Sedangkan perbanyakan vegetatif antara lain dengan stek batang, stek cabang atau stek rhizome (akar). Untuk mendapatkan bibit bambu dalam skala yang besar dan cepat dapat juga dilakukan dengan teknik kultur jaringan. 4. Penanaman Penanaman bambu bisa dilakukan di kebun, tanah yang latar, tepi sungai atau di pakarangan. Sebelum dilakukan penanaman sebaiknya dilakukan persiapan lahan seperti pembersihan areal dari semak belukar, bebatuan dan lain-lain. Penanaman bambu sebaiknya dilakukan pada musim penghujan dan bibit yang digunakan sebaiknya dalam keadaan segar. Pada saat menanam bibit, hendaknya ditambahkan pupuk buatan yaitu Urea, TSP dan KCl, dengan perbandingan 3 : 2 : 1. Pupuk diberikan melingkari tanaman karena rumpun akan tumbuh di sekeliling

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 21 tanaman induknya. Setelah itu tanah disekitar bibit dipadatkan dan ditinggikan sekitar 5 – 10 cm. 5. Pemeliharaan Tanaman bambu yang dibudidayakan perlu juga pemeliharaan. Tindakan pemeliharaan tanaman bambu antara lain meliputi pemangkasan, penyiangan, pembumbunan dan pemupukkan. Pemupukan tanaman bambu yang diusahakan secara intensif ditujukan untuk memelihara kesuburan tanah sehubungan dengan diangkutnya biomasa yang cukup besar (40-60 ton/hektar/tahun). Selain itu, pemupukkan ditujukan untuk merangsang tumbuhnya tunas-tunas batang yang terdapat pada rhizom dalam tanah dan mempertahankan produktivitas batang/rumpun. 6. Penjarangan Penjarangan dilakukan dengan cara menghilangkan batang yang tidak produktif/rusak/tidak dikehendaki. Tujuannya untuk mengatur kerapatan batang dan memperoleh batang yang berkualitas. Kegiatan penjarangan bambu pertama kali dapat dimulai pada umur rumpun 4 (empat) tahun yang ditujukan untuk batang pertama (yang sangat kecil) dan batang lain yang rusak atau tumbuh tidak teratur.

22 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 7. Mengatur struktur dan komposisi batang dalam rumpun. Pengaturan struktur dan komposisi batang dalam rumpun sangat penting untuk mengatur kegiatan penebangan dalam rangka mendapatkan batang yang berkualitas, seumur dan lestari. Makin basah tipe iklim (A,B) makin banyak kelompok generasi umur batang yang harus dibuat dan makin kering iklim(C, D) maka makin sedikit generasi batang yang harus dibuat. Bambu industri yang ditanam di daerah basah bertipe iklim A (sangat basah) yang akan digunakan untuk bambu lamina, tusuk gigi, tusuk sate, sumpit, tangkai dupa dan arang bambu harus diatur dalam satu rumpun ada 5 (lima) generasi umur batang yaitu 1, 2, 3, 4 dan 5 tahun. Demikian juga bambu yang ditanam di daerah bertipe iklim B (basah) harus diatur dalam satu rumpun paling tidak ada 4 (empat) struktur generasi umur batang yaitu 1, 2, 3, dan 4 tahun. 8. Pengaturan drainase Bambu industri tergolong jenis yang tidak tahan tergenang air sehingga di perlu dibuatkan drainase. Oleh karena itu di lahan yang datar, pengaturan drainase harus direncanakan dengan baik. Sedangkan, untuk jenis bambu yang tahan tergenang, pengaturan drainase juga

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 23 dilakukan agar mudah melakukan pemeliharaan dan pemanenan. 9. Penebangan atau pemanenan Tanaman bambu dipanen pertama kali pada umur 5 tahun yang dilakukan terhadap batang generasi ketiga. Setelah itu panen dilakukan setiap tahun terhadap batang- batang bambu generasi keempat, kelima dan seterusnya. Penebangan dilakukan pada musim kemarau agar diperoleh kualitas batang yang baik. Batang ditebang pada bagian pangkal (5 – 10 cm) dengan kapak atau golok dan setelah itu ditarik untuk dipangkas cabang-cabangnya. Selanjutnya batang dipotong sekitar 4 (empat) meter dari pangkal untuk memudahkan pengangkutan. Batang yang ditebang adalah batang-batang generasi pertama dan kedua. Penebangan pertama ini sebenarnya produk dari kegiatan pemeliharaan sehingga batang-batang yang ditebang tergolong masih kecil. Penebangan kedua, ketiga dan seterusnya akan dilakukan setiap tahun dan batang- batang yang ditebang adalah batang dari generasi ketiga, keempat dan seterusnya.

24 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya E. Sifat dasar bambu a. Anatomi bambu Secara anatomi, bambu terdiri atas 50% parenkim, 40% serat dan 10% sel penghubung (pembuluh). Parenkim dan sel penghubung lebih banyak ditemukan pada bagian dalam dari batang, sedangkan serat lebih banyak ditemukan pada bagian luar. Susunan serat pada ruas penghubung antar buku memiliki kecenderungan bertambah besar dari bawah ke atas sementara parenkimnya berkurang. b. Fisik dan Mekanis bambu Sifat fisis dan mekanis merupakan informasi penting tentang cara pengerjaan maupun sifat barang yang dihasilkan. Hasil pengujian sifat fisis dan mekanis bambu telah diberikan dalam taraf pendahuluan pada bambu apus (Gigantochloa apus Kurz.) dan bambu hitam (Gigantochloa nigrocillata Kurz.). beberapa hal yang mempengaruhi sifat fisis dan mekanis bambu adalah umur, posisi ketinggian, diameter, tebal daging bambu, posisi beban (pada buku atau ruas), posisi radial dari luas sampai bagian dalam dan kadar air bambu. Hasil pengujian sifat fisik dan mekanis bambu hitam dan bambu apus ditunjukkan pada Tabel 1 berikut ini :

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 25 Tabel 1. Sifat fisis dan mekanis bambu hitam dan bambu apus

Sifat fisik dan mekanis jenis bambu lainnya pada tiga jenis bambu, yaitu bambu andong (Gigantochloa verticillata), bambu bitung (Dendrocalamus asper Back.) dan bambu ater (Gigantochloa ater Kurz.) menunjukkan bahwa bambu ater mempunyai berat jenis dan sifat kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan bambu bitung dan bambu andong. Nilai rata- rata keteguhan lentur maksimum, keteguhan tekan sejajar serat dan berat jenis tidak berbeda nyata pada buku dan ruas, sedangkan antar jenis berbeda nyata. Nilai rata-rata sifat fisis dan mekanis bambu terdapat pada Tabel 2 di bawah ini :

26 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya Tabel 2. Nilai sifat fisik dan mekanis bambu andong (Gigantochloa verticillata), bambu bitung (Dendrocalamus asper Back.) dan bambu ater (Gigantochloa ater Kurz.)

c. Kandungan kimia bambu Sifat kimia bambu meliputi penetapan kadar selulosa, lignin, pentosan, abu, silika, serta kelarutan dalam air dingin, air panas dan alkohol benzen. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kadar selulosa berkisar antara 42,4% – 53,6%, kadar lignin bambu berkisar antara 19,8% – 26,6%, sedangkan kadar pentosan 1,24% – 3,77%, kadar abu 1,24% – 3,77%, kadar silika 0,10% – 1,78%. Hasil analisis kimia 10 jenis bambu terdapat pada Tabel 3 di bawah ini : Tabel 3. Sifat kimia bambu

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 27 BAB II JENIS-JENIS BAMBU

Bambu yang disebut juga sebagai buluh, aur, pring, dan eru dapat hidup dengan liar/dibudidayakan dengan mudah di Indonesia. Diperkirakan terdapat sedikitnya 159 jenis bambu di Indonesia dan 88 diantaranya merupakan spesies endemik Indonesia. Bambu memegang peranan sangat penting dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Bambu dikenal memiliki batang yang kuat, serta kulit batang yang mudah dibentuk. Bambu banyak ditemukan di sekitar pemukiman daerah pedesaan, sehingga bambu menjadi tanaman serbaguna bagi masyarakat pedesaan. Berdasarkan hasil observasi di 4 Pekon/desa (Pekon Bangunrejo, Pekon Banyu Urip, Pekon Betung dan Pekon WayPanas), Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung memiliki keanekaragaman jenis bambu yang banyak dimafaatkan dengan baik oleh masyarakat. Masyarakat memanfaatkan jenis tanaman bambu sesuai keterampilan yang dimiliki dan dimanfaatkan secara tradisonal atau dengan cara kultur atau budaya sehari-hari untuk menghasilkan berbagai produk yang memiliki nilai ekonomi dan dapat dipasarkan sehingga dapat menambah pendapatan masyarakat. Kemampuan masyarakat untuk memanfaatkan jenis tanaman bambu berdasarkan

28 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya kebiasaan ini disebut dengan pengetahuan lokal/etnobiologi. Berikut deskripsi tanaman bambu yang meliputi gambar morfologi, lokasi ditemukan dan potensi pemanfaatannya. 1. Nama : Bambu Mayan (Gigantochloa robusta) Kurz Nama daerah : Bambu legi Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Famili : Genus : Gigantochloa Spesies : Gigantochloa robusta Kurz

Deskripsi : Rebung hijau muda tertutup bulu coklat hingga hitam. Batang berwarna hijau tua, tinggi batang diperkirakan mencapai 7-14 m dari permukaan tanah sampai pucuk batang, permukaan batang dilapisi lilin putih, panjang ruas 25-44 cm, diameter batang 2-4 cm, ketebalan batang 3,5-10 mm. Percabangan satu lebih besar daripada cabang lainnya, dengan jumlah cabang 7-11 cabang dalam satu ruas. Pelepah buluh tertutup bulu

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 29 hitam, mudah luruh pada buluh yang tua, pada buluh muda pelepah masih melekat terutama dibagian pangkal buluh. kejur 1-3 mm, memiliki ligula dengan bentuk tepi ligula rata, posisi daun pelepah tertekuk terbalik. Daun berwarna hijau, panjang daun 23,5-33 cm, lebar daun 1,7-3 cm, panjang bulu kejur 2-3 mm, panjang ligula 1-2,4 mm dengan bentuk tepi ligula bergerigi. Potensi pemanfaatan : Rebung bambu ini juga dapat dijual atau dimakan karena memiliki rasa yang manis dan lebih disukai dibandingkan rebung bambu lain, sehingga sering disebut bambu legi.

Gambar 13. Bambu Mayan (Gigantochloa robusta) Kurz a. Rumpun bambu b. Rebung c.Batang d. Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun.

30 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 2. Nama : Bambu Lemang (Schizostachyum brachycladum) Kurz Nama daerah : Buluh henik Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Graminales Famili : Graminae Genus : Schizostachyum Spesies : Schizostachyum brachycladum Kurz Deskripsi : Rebung bentuk ramping mengerucut, pelepah rebung kuning kecokelatan ditutupi miang cokelat kemerahan; kuping pelepah rebung membundar; daun pelepah rebung tegak. Buluh tegak, buku-buku dengan cincin/gelang putih yang melingkari buku, buluh tua hijau tua mengkilap, tinggi 11–15 m, diameter buluh 6–7 cm, ketebalan dinding 2–3 mm, panjang ruas 30–40 cm. Pelepah buluh tidak mudah luruh, cokelat muda ditutupi bulu kemerahan hingga cokelat, panjang 10–13 cm, lebar 9–11 cm; kuping membulat kecil, tinggi 0.5–1 cm, panjang bulukejur 3–4 mm; ligula bergerigi, tinggi 1–2 mm, bulu kejur 1 mm; daun pelepah buluh tegak, pangkal berbentuk

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 31 segitiga melebar, panjang 6–7 cm, lebar 5– 6 cm. Percabangan terdiri atas 4–9 dengan cabang sama besar dengan cabang yang lain setiap buku, tumbuh 30–80 cm tingginya dari atas permukaan tanah. Daun 30–37 x 3–5 cm, permukaan atas gundul, permukaan bawah agak berbulu halus, tangkai daun hijau kekuningan; pelepah daun berbulu, kuping bulat kecil, bulu kejur 2–3 mm; ligula rata, tinggi 1 mm. Potensi pemanfaatan : batang bambu digunakan untuk memasak lemang (makanan dari beras ketan).

Gambar 14. Bambu Lemang (Schizostachyum brachycladum) Kurz a. Rumpun bambu b.Rebung c. Batang d. Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun.

32 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 3. Nama : Bambu Suling (Schizostachyum blumei) Nama daerah : Buluh tamiang, selepah Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Sub divisi : Spermatophyta Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Schizotachyum Spesies : Schizostachyum blumei Deskripsi : Rebung bentuk ramping, mengerucut, warna pelepah rebung hijau muda; pelepah buluh ditutupi miang cokelat kemerahan; kuping pelepah rebung menggaris; daun pelepah rebung tertekuk terbalik. Buluh tegak, buku- buku licin (polos), buluh muda tertutup bulu putih tersebar, buluh tua hijau tua tidak mengkilap. Pelepah buluh tidak mudah luruh, cokelat muda tertutup bulu hitam pada permukaan abaksial, panjang 6–8 cm, lebar 1–2 cm, kuping pelepah buluh membulat, bulu kejur panjangnya 0.1–0.3 mm; ligula menggerigi, dengan beberapa bulu kejur halus yang mudah putus dan pendek; daun mudah gugur. Bambu suling mempunyai tipe percabangan rhizoma simpodial. Permukaan batang tidak licin, warna batang

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 33 hijau. Cabang muncul di nodus bagian atas batang, jumlah cabang 5 - 15 yang sama besar ukurannya. Warna daun hijau, bentuk daun lanset, panjang daun 24 cm, lebar daun 3 cm, struktur urat daun terlihat jelas, ukuran kuping pelepah 0,1 cm, bentuk bulu kejur tegak, tinggi ligula 0,1 cm, bentuk ligula rata. Potensi pemanfaatan : dapat dimanfaatkan untuk membuat kerajinan suling dan pancing.

Gambar 15. Bambu Suling (Schizostachyum blumei) a. Rumpun bambu b. Rebung c.Batang d. Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun.

34 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 4. Nama : Bambu Hitam (Gigantochloa atroviolacea) Nama daerah : Buluh kumbang, wulung Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Sub divisi : Spermatophyta Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Gigantochloa Spesies : Gigantochloa atroviolacea Deskripsi : Rebungnya hijau kehitaman dengan ujung jingga, tertutup oleh bulu-bulu miang berwarna cokelat hingga hitam. Buluhnya lurus dan tegak, mencapai tinggi 15 m; garis tengahnya 6-8 cm dan ruas- ruasnya sepanjang 40–50 cm, tebal dinding buluh 8 mm; hijau gelap ketika muda, berubah menjadi ungu kehijauan hingga kecokelatan gelap, dengan lampang berupa cincin berwarna pucat atau keputihan pada buku-bukunya; buku-buku dekat tanah dengan sedikit akar udara. Percabangan muncul tinggi 2–3 m di atas tanah; biasanya dengan banyak cabang, yang salah satunya lebih besar daripada yang lain. Pelepah buluh mudah rontok, kecuali yang terbawah yang agak bertahan; panjang

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 35 16–20 cm, berbulu miang berwarna cokelat gelap pada sisi luarnya. Daun pelepah buluh bentuk bundar telur atau lonjong menyegitiga dengan pangkal menyempit 4–9 cm panjangnya, terkeluk balik. Kuping pelepah membulat hingga membulat dengan ujung sedikit melengkung keluar, lebar 4 mm dan tinggi 3–5 mm, dengan bulu kejur 7 mm; ligula menggerigi tak beraturan, tinggi 2 mm. Daun pada ranting bentuk lanset, 20-28 × 2–5 cm ; pelepah daun tertutupi oleh rambut keputihan ketika muda; kuping pelepah kecil, hingga 1 mm, ligula menggerigi, tinggi 2 mm. Perbungaan berupa malai pada ranting yang berdaun, dengan kelompok-kelompok hingga 18 spikelet pada masing masing bukunya. Spikelet bentuk lanset bulat telur, 8-11 × 3 mm, berisi 4 floret yang sempurna dan satu floret ujung yang tak sempurna.

36 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya Potensi pemanfaatan : dibuat alat musik seperti angklung, dan digunakan untuk furnitur dan bahan kerajinan tangan.

Gambar 16. Bambu Hitam Gigantochloa atroviolacea. a.Rumpun bambu b. Rebung c.Batang d. Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun

5. Nama : Bambu Gombong (Gigantochloa pseudoarundinacea (Steud.) Widjaja Nama daerah : Pring lorek, andong, dabuk, pring surat Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Poales

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 37 Famili : Poaceae Genus : Gigantochloa Spesies : Gigantochloa pseudoarundinacea (Steud.) Deskripsi : Rebung berwarna hijau, tertutup miang coklat hingga hitam. Rumpun agak padat; buluh tegak dengan ujung melengkung, berwarna hijau dengan garis-garing kuning saat tua; buluh muda dilapisi miang berwarna coklat, menjadi gundul saat tua. Bambu gombong mempunyai tipe percabangan rhizome simpodial, panjang internodus 37 cm, diameter nodus 14 cm, permukaan batang tidak licin, warna batang hijau bergaris kuning. Permukaan pelepah batang diselimuti bulu coklat, keberadaan pelepah batang lepas dari batang, bentuk daun pelepah tegak, ukuran kuping pelepah batang 1,2 cm, panjang bulu kejur 1 cm, bentuk ligula bergerigi, panjang ligula 0,5 cm. Cabang muncul di nodus bagian atas batang, jumlah cabang 4–10. Warna daun hijau, bentuk daun lanset, panjang daun 34 cm, lebar daun 5 cm, struktur urat daun terlihat jelas, ukuran kuping pelepah 0,1 cm, bentuk bulu kejur melengkung, panjang bulu kejur 0,4 cm, tinggi ligula 0,2 cm, bentuk ligula bergerigi.

38 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya Potensi pemanfaatan : digunakan sebagai bahan bangunan, bahan baku membuat sumpit.

Gambar 17. Bambu Gombong Gigantochloa pseudoarundinacea. a.Rumpun bambu b.Rebung c. Batang d. Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun

6. Nama : Bambu Kuning (Bambusa vulgaris var. striata) (Lodd. ex Lindl.) Gamble Nama daerah : Bambu gading Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Ordo : Graminales

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 39 Famili : Gramineae Genus : Bambusa Spesies : Bambusa vulgaris var. striata (Lodd. ex Lindl

Deskripsi : Rebung ramping menyegitiga, warna pelepah hijau dengan 3–4 garis kuning ditutupi miang cokelat tua; kuping membundar; daun pelepah rebung tegak. Bambu kuning mempunyai tipe percabangan rhizome simpodial, panjang internodus 27 cm, diameter nodus 8 cm, permukaan batang licin, warna batang kuning bergaris hijau. Permukaan pelepah batang diselimuti bulu hitam, keberadaan pelepah buluh mudah lepas dari batang, bentuk daun pelepah tegak berbentuk segitiga, ukuran kuping pelepah batang 1 cm, panjang bulu kejur 0,8 cm, bentuk ligula bergerigi, panjang ligula 0,2 cm. Cabang muncul di nodus sepanjang batang, jumlah cabang 3 – 5. Warna daun hijau, bentuk daun lanset, panjang daun 27,5 cm, lebar daun 4,5 cm, struktur urat daun terlihat jelas, ukuran kuping pelepah 0,1 cm, bentuk bulu kejur tegak,panjang bulu kejur 0,3 cm, tinggi ligula 0,1 cm, bentuk ligula rata. warna tangkai daun hijau kekuningan; permukaan bawah tidak berbulu, permukaan atas pelepah daun berbulu; kuping pelepah buluh menggaris,

40 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya tinggi 1 mm dengan bulu kejur yang pendek 1 mm; ligula tidak tampak. Potensi pemanfaatan : Bahan kontruksi bangunan dan tanaman hias, serta untuk obat penyakit kuning atau liver

Gambar 18. Bambu Kuning Bambusa vulgaris var. striata. a.Rumpun bambu b. Rebung c. Batang d. Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 41 7. Nama : Bambu Apus (Gigantochloa apus) Kurz Nama daerah : Bambu tali Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Monocotiledonae Ordo : Graminales Famili : Gramineae Genus : Gigantochloa Spesies : Gigantochloa apus (Bl. Ex Schult.) Kurz Deskripsi : Rebung bentuk mengerucut, warna pelepah rebung hijau kekuningan tertutup bulu hitam lebat; kuping pelepah rebung menggaris; daun pelepah rebung menyebar ketika muda. Buluh tegak, buku-buku polos, miang cokelat di bawah buku tersebar, buluh muda tertutup bulu cokelat tersebar, tetapi luruh ketika sudah tua, buluh tua berwarna hijau pucat atau hijau abu-abu, tingginya berkisar 16–22 m, diameter buluh 6–10 cm, ketebalan dinding 8–11 mm; ruas panjangnya 46–6 cm Bambu apus mempunyai tipe pertanaman rhizome simpodial, panjang internodus 43 cm, diameter nodus 7 cm, permukaan batang tidak licin, warna batang hijau. Permukaan pelepah batang diselimuti bulu

42 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya kasar, keberadaan pelepah batang tidak mudah lepas dari batang, bentuk daun pelepah terkeluk balik, ukuran kuping pelepah batang 0,2 cm, panjang bulu kejur 0,3 cm, bentuk ligula bergerigi, panjang ligula 0,2 cm. Cabang muncul di nodus bagian atas batang, jumlah cabang 4–10. Warna daun hijau,bentuk daun lanset, panjang daun 35 cm, lebar daun 5 cm, struktur urat daun terlihat jelas, ukuran kuping pelepah 0,1 cm, bentuk bulu kejur tegak, panjang bulu kejur 0,2 cm, tinggi ligula 0,3 cm, bentuk ligula rata, panjang 1–3 mm, gundul. Potensi pemanfaatan : digunakan sebagai anyaman caping, kursi rumah, tampah, besek dan tali temali. Selain itu dimanfaatkan juga di bidang konstruksi bangunan rumah dan dinding rumah/gedeg.

Gambar 19. Bambu Apus Gigantochloa apus. a.Rumpun bambu b. Rebung c. Batang d.Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 43 8. Nama : Bambu Batu (Dendrocalamus strictus) (Hassk.) Kurz Nama daerah : Bambu ater Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisi : Angiospermae Sub divisi : Monokotil Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Dendrocalamus Spesies : Dendrocalamus strictus (Hassk.) Kurz Deskripsi : Rebungnya hijau sampai gelap dengan bulu hitam melekat. Batangnya bisa mencapai ketinggian 30 m, panjang ruas rumpun dewasa mencapai 40 cm, dengan diameter 5-8 cm dengan buku-buku keputihputihan. Pada buku-buku batang bagian bawah terdapat beberapa akar udara. Percabangan tumbuh 1,5 m dipermukaan tanah, satu cabang lebih besar daripada cabang lainnya. buluh hijau tua, gundul atau dengan bulu coklat tersebar, bagian bawah bukunya sering bergaris putih melingkar. Ruas pada bagian bawah buluh tidak terlalu pendek tetapi lebih pendek daripada bagian tengahnya. Pelepah buluh tertutup bulu hitam tersebar, kuping pelepah buluh membulat sampai agak melengkung keluar dengan bulu kejur

44 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya panjangnya mencapai 6 mm, ligula menggerigi tidak beraturan dengan tinggi 3-6 mm Potensi pemanfaatan : dapat digunakan untuk kerajinan anyaman dari bambu.

Gambar 20. Bambu Batu (Dendrocalamus strictus. a.Rumpun bambu b. Rebung c.Batang d. Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun

9. Nama : Bambu Tutul (Bambusa maculate) Widjaja Nama daerah : Buluh totol Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisi : Angiospermae Sub divisi : Monokotil Ordo : Poales

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 45 Famili : Poaceae Genus : Bambusa Spesies : Bambusa maculate Widjaja Deskripsi : Pelepah rebung hijau muda bergaris kuning, susunan pelepah rebung rapat, arah pertanaman rebung searah jarum jam. Akar rimpang bertipe pakimorf, akar adventif tumbuh sampai buku ke 3. Ruas batang hijau tua totol-totol coklat tua gundul mengkilat kecuali sekitar buku batang berbulu kempa coklat jarang, panjang x diameter ruas batang 30-39 cm x 6,26-6,89 cm, pangkal batang bengkok. Pelepah batang segitiga sama kaki melebar, bagian dalam daun pelepah batang berbulu kempa jarang dan tidak membentuk pola, daun pelepah batang segitiga sama kaki melebar, posisi daun pelepah batang tegak, panjang bulu kejur 1-1,20 cm; ligula gundul. Percabangan satu cabang lebih besar dari cabang lainnya, berkas cabang tersusun atas 6-10 cabang. Pelepah daun berbulu kempa coklat muda, ligula gundul. Daun hijau, gundul, panjang x lebar helaian daun 34,50 cm, pangkal daun tumpul. Tangkai daun hijau. Helaian oblong, panjang 7,2-14 cm, lebar1,2-2 cm, hijau permukaan adaksial dan abaksial gundul ujung daun melancip, pangkal daun membulat, pertulangan daun menonjol ke arah abaksial, anak tulang daun (nervus) 15 terpusat.

46 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya Potensi pemanfaatan : dapat digunakan dalam pembuatan meja dan kursi.

Gambar 21. Bambu Tutul Bambusa maculate. a.Rumpun bambu b. Rebung c. Batang d.Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun

10. Nama : Bambu Hias (Bambusa glaucophylla) Widjaja Nama daerah : Bambu pagar, bambu putih Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisi : Angiospermae Sub divisi : Monokotil Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Bambusa Spesies : Bambusa glaucophylla Widjaja

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 47 Deskripsi : Rebung ramping panjang seperti menyegitiga dengan kuncup hijau kekuningan, warna pelepah rebung hijau kekuningan ditutupi bulu hitam tidak merata; bentuk kuping membundar; posisi daun pelepah buluh tegak. Buluh muda licin kadang dengan beberapa bulu hitam tersebar, buku-buku polos (gundul), buluh tua berwarna hijau kusam, tinggi hingga 5 m, ruas panjangnya 20–25 cm dengan diameter 2–3.2 cm, Pelepah buluh cokelat muda dengan permukaan abaksial ditutupi bulu hitam, mudah luruh, panjang pelepah buluh 5–7 cm, lebar pelepah buluh 2–3 cm; bulu kejur 1–2 mm; ligula rata dengan tinggi 1–2 mm, tepinya gundul atau agak berbulu; daun pelepah buluh tegak, menyegitiga dengan pangkal sempit, panjang daun pelepah buluh 1.9–2.3 cm, lebar 2–2.7 cm. Percabangan muncul diseluruh buku-buku pada ruas 1–4 dengan jarak 10–25 cm, percabangan 5–6 cabang dengan satu cabang dominan dan cabang lain lebih kecil. Daun panjang 19–24 cm, lebar 1.5–2.4 cm, berwarna hijau garis putih, permukaan atas dan bawah tidak terdapat bulu (gundul), warna tangkai daun hijau muda; permukaan pelepah daun tidak berbulu; kuping pelepah daun membundar, tinggi 1 mm, gundul; ligula menggerigi, tinggi 1 mm; gundul. Tinggi pohon 1,5-2 m, akar rimpang bertipe pakimorf.

48 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya Potensi pemanfaatan : Tanaman hias.

Gambar 22. Bambu Hias Bambusa glaucophylla. a.Rumpun bambu b. Rebung c. Batang d. Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun

11. Nama : Bambu Betung (Dendrocalamus asper) Backer ex K.Heyne Nama daerah : Bambu petung Klasifikasi : Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Subdivisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Subkelas : Commelinidae Ordo : Poales

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 49 Famili : Poaceae Genus : Dendrocalamus Spesies : Dendrocalamus asper (Schult.f.) Backer ex Heyne Deskripsi : Rebung bentuk mengerucut (bulat meruncing), ujung hitam keunguan; pelepah rebung kecokelatan tertutup bulu lebat berwarna cokelat tua; kuping pelepah rebung membundar; daun pelepah rebung tegak. Buluh tegak, berwarna hijau tua keputihan pada bagian atas buluh, bagian pangkal ditutupi bulu halus seperti beludru cokelat, buluh tua dengan totol putih, buku-buku dengan akar udara mulai dari pangkal hingga tengah keatas, tingginya berkisar 16–24 m dengan ujungmelengkung, diameter 14–18 cm, ketebalan dinding 8–11 cm, ruas panjangnya 40–50 cm. Pelepah buluh mudah luruh, permukaan adaksial licin (tidak berbulu), permukaan abaksial cokelat muda tertutup bulu hitam hingga kemerahan, panjang pelepah buluh 20–37 cm dengan lebar 25–30 cm; kupingnya membulat terkeluk keluar dengan tinggi 15–19 mm, dengan bulu kejur panjangnya 3–6 mm; ligula menggerigi, dengan panjang 4–7 mm, daun pelepah buluh tertekuk terbalik, menyegitiga dengan dasar menyempit, panjang 15–18 cm, lebar 2–3 cm. Bambu betung mempunyai tipe percabangan rhizome simpodial,

50 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya panjang internodus 36 cm, diameter nodus18 cm, permukaan batang tidak licin, warna batang hijau dengan bulu putih. Bentuk ligula bergerigi tidak teratur, panjang ligula 0,4 cm. Cabang muncul di nodus bagian atas batang. Warna daun hijau, bentuk daun tegak, panjang daun 25 cm, lebar daun 3,2 cm, struktur urat daun terlihat jelas, ukuran kuping pelepah 0,1 cm, bentuk bulu kejur tegak. Lebar daun 27–31 cm x 2–4 cm, permukaan atas tidak berbulu, permukaan bagian bawah agak berbulu, warna tangkai daun hijau kekuningan; permukaan pelepah daun tidak berbulu, Potensi pemanfaatan : sebagai konstruksi kandang ternak, dinding rumah, pagar, tiang dan talang air.

Gambar 23. Bambu Betung Dendrocalamus asper. a.Rumpun bambu b. Rebung c.Batang d. Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 51 12. Nama : Bambu Cangkoreh (Dinochloa scandens) Blume ex Nees Kuntze Nama daerah : Buluh alar, kadalan Klasifikasi : Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Subdivisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Subkelas : Commelinidae Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Dinochloa Spesies : Dinochloa scandens) Blume ex Nees Kuntze Deskripsi : Pertanaman rumpun simpodial dan menjalar, pertanaman rhizome di bawah tanah, warna buluh hijau tua, permukaan buluh halus tanpa bulu, permukaan buluh tanpa lapisan lilin, asal tunas dan percabangan di atas ruas, pertanaman cabang menyudut ke atas, tipe percabangan banyak yaitu sepasang cabang utama yang tidak sama dari satu tunas primer, warna bulu pada pelepah tidak memiliki bulu, permukaan pelepah buluh tidak

52 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya berbulu, ligula pelepah daun rata, kuping pelepah daun tidak ada bulu kejur, tidak ada kuping pelepah buluh, bentuk daun pelepah buluh melanset, pangkal daun pelepah buluh menyempit, pelepah daun tidak berbulu, kuping pelepah daun ada sedikit bulu kejur. Potensi pemanfaatan : air batang bambu dimanfaatkan untuk obat batuk.

Gambar 24. Bambu Cangkoreh Dinochloa scandens a.Rumpun bambu b. Rebung c.Batang d. Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 53 13. Nama : Bambu Pancing (Bambusa multiplex (Lour.) Raeusch. Ex Schult. Nama daerah : Bambu pagar, buluh mupo, pring gendani Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Bambusa Spesies : Bambusa multiplex (Lour) Raeuschel Ex Schult.

Deskripsi : Rebung ramping seperti jarum dengan kuncup hijau pucat, pelepah rebung hijau kekuningan, gundul; tidak memiliki kuping pelepah rebung (polos); daun pelepah rebung tegak. Buluh berbuku-buku polos; buluh tua hijau tua mengkilap, agak berlilin putih; tingginya mencapai 6–9 m, diameter 1– 1.5 cm, ketebalan dinding 2–4 mm, ruas panjangnya 20–35 cm. Pelepah buluh mudah luruh, putih kecokelatan, permukaan abaksial tanpa bulu(gundul), dengan panjang 13–18 cm, lebar 5–7 cm; kuping pelepah buluh tidak tampak, ligula menggerigi dan tidak teratur,

54 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya tinggi 1.5 mm, daun pelepah buluh tegak dan hijau pucat, menyegitiga dengan dasar melebar, panjang daun pelepah buluh 7–9 cm, lebar 1–2 cm. Percabangan terdiri atas 7–9 cabang yang besarnya hampir sama tetapi sering satu cabang lebih besar daripada cabang lainnya, terletak pada buku-buku di dekat tanah dengan tinggi dari permukaan tanah 25–39 cm. Daun 14–17 cm x 1.5–2 cm, permukaan atas dan bawah tidak berbulu (gundul), warna tangkai daun hijau kekuningan; kuping hampir tidak tampak atau seperti bingkai (menggaris), tinggi 12 mm, bulu kejur pendek; ligula tidak tampak, gundul. Potensi pemanfaatan : Alat pancing, tiang bendera

Gambar 25. Bambu Pancing Bambusa multiplex. a.Rumpun bambu b. Rebung c. Batang d. Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 55 14. Nama : Bambu Duri (Bambusa blumeana) Schult.f. Nama daerah : Buluh duri, pring gesing, pring ori Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Bambusa Spesies : Bambusa blumeana Schult.f. Deskripsi : Rebung berwarna jingga, tertutup oleh bulu-bulu miang cokelat. Buluhnya tegak, mencapai tinggi 25 m, agak berbiku-biku, berduri; mulai bercabang di atas tanah, berupa satu cabang dominan diikuti oleh cabang lain yang lebih kecil. Bambu duri mempunyai tipe percabangan rhizoma simpodial, panjang internodus 20 cm, diameter nodus 9 cm, permukaan batang licin, warna batang hijau. Permukaan pelepah batang diselimuti bulu coklat, keberadaan pelepah batang lepas dari batang, bentuk daun pelepah menyebar, ukuran kuping pelepah batang 0,6 cm, panjang bulu kejur 1.5 cm, bentuk ligula bergerigi, panjang ligula 0,4 cm. Cabang muncul di nodus sepanjang batang, jumlah cabang 3 – 7 pada setiap nodus, modifikasi berupa duri yang muncul di cabang. Warna daun

56 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya hijau,bentuk daun lanset, panjang daun 19 cm, lebar daun 2 cm, struktur urat daun terlihat jelas, ukuran kuping pelepah 0,1 cm, bentuk bulu kejur tegak, panjang bulu kejur 0,1 cm, tinggi ligula 0,1 cm, bentuk ligula bergerigi.

Potensi pemanfaatan : digunakan sebagai pagar rumah. Pada zaman penjajahan Belanda dahulu digunakan sebagai pelindung suatu perkampungan. Belanda kesulitan untuk masuk ke perkampungan karena terhalang rumpun bambu yang berduri, oleh karena itu Belanda menjatuhkan koin gulden dari atas pesawat ke rumpun bambu sehingga penduduk berlomba untuk mendapatkan dengan cara menebangi bambu. Karena bambu sudah ditebangi maka Belanda dengan mudah memasuki perkampungan tersebut.

Gambar 26. Bambu Duri Bambusa blumeana a.Rumpun bambu b. Rebung c. Batang d. Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 57 Terdapat 14 jenis bambu yang terdiri dari 4 genus yaitu: Bambusa, Dendrocalamus, Gigantochloa, Schizostachyum dan Dinochloa yang semuanya mempunyai tipe percabangan rhizoma simpodial. Percabangan rhizoma bambu bertipe simpodial memiliki ruas pendek, arah percabangan tidak beraturan dan rapat. Warna batang bambu pada Bambusa vulgaris var. striata (Lodd. ex Lindl.) Gamble berwarna kuning dengan strip garis hijau, Bambusa maculata Widjaja berwarna hijau dengan tutul coklat kehitaman baik batang tua maupun muda. Sedangkan warna batang bambu yang lain bewarna hijau. Bambu Dendrocalamus memiliki batang dengan diameter terbesar dibandingkan dengan genus lainnya, sedangkan Dinochloa diameternya paling kecil dibandingkan dengan genus yang lain. Perbedaan tipe cabang diantara ke empat genus tersebut dibedakan dari ukuran percabangannya.Tipe cabang pada Bambusa, Dendrocalamus, dan Gigantochloa memiliki satu cabang utama yang lebih besar, disebut polykotome unequal. Pada Bambusa ukuran cabangnya lebih besar dibandingkan genus Dendrocalamus, dan Gigantochloa. Pada Dinochloa cabangnya kecil-kecil banyak keluar dari buku-buku batang. Pelepah batang juga digunakan untuk mengelompokkan bambu ke dalam tingkatan jenis. Pelepah batang bambu jenis Bambusa blumeana Schult.f., Bambusa

58 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya maculata Widjaja, Bambusa vulgaris var. striata Lodd. ex Lindl. Gamble, Bambusa vulgaris Schard. ex J.C.Wendl., Dendrocalamus asper Backer ex, Dendrocalamus strictus, Bambusa multiplex Lour. Raeusch. Ex Schult K.Heyne, Gigantochloa pseudoarundinacea Steud. Widjaja, Gigantochloa robusta, Gigantochloa atroviolacea mudah luruh. Pada saat pengambilan buluh pelepahnya sangat rapuh dan mudah sobek, sedangkan pada jenis Gigantochloa apus Kurz dan Schizostachyum blumei, Schizostachyum brachycladum Kurz, Dinochloa scandens Blume ex Nees Kuntze tidak mudah luruh. Pelepah batang adaksial (dalam) dari semua jenis bambu licin (tidak berbulu), sedangkan permukaan pelepah batang abaksial (luar) ada yang berbulu dan ada yang tidak. Jenis bambu yang memiliki permukaan abaksial berbulu hitam adalah Bambusa maculata Widjaja., Gigantochloa atter (Hassk.) Kurz, dan Gigantochloa sp., yang berbulu coklat adalah Bambusa blumeana Schult.f., Bambusa vulgaris var. striata (Lodd. ex Lindl.) Gamble, Dendrocalamus asper Backer ex K.Heyne, Gigantochloa apus Kurz, Gigantochloa pseudoarundinacea (Steud.) Widjaja, dan Gigantochloa robusta sedangkan yang berbulu putih kecoklatan adalah genus Schizostacyum. Bulu kejur pada pelepah batang memiliki ukuran panjang yang bervariasi dari 0,3 cm sampai 1,5 cm.

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 59 Gigantochloa apus Kurz dan Gigantochloa atter (Hassk.) Kurz adalah bambu yang memiliki ukuran terkecil yaitu: 0,3 cm. Sedangkan Bambusa blumeana Schult.f. memiliki ukuran yang paling panjang bulu kejurnya yaitu: 1,5 cm. Bentuk ligula bergerigi yaitu: genus Bambusa, genus Dendrocalamus, genus Gigantochloa. Tetapi Schizostacyum spp dan Dinochloa memiliki bentuk ligula rata. Bentuk daun pelepah batang pada bambu yang ditemukan pada penelitian ini ada tiga macam, yaitu tegak, menyebar dan tertekuk terbalik. Bentuk daun pelepah batang pada Bambusa maculata Widjaja, Bambusa vulgaris var. striata Lodd. ex Lindl. Gamble, Bambusa vulgaris Schard. ex J.C.Wendle, Dendrocalamus asper Backer ex K.Heyne, Gigantochloa atter Hassk. Kurz, Gigantochloa pseudoarundinacea Steud. Widjaja, Gigantochloa robusta, dan Dinochloa adalah tegak. Pada Bambusa blumeana Schult.f. posturnya menyebar, sedangkan pada Gigantochloa apus Kurz, dan Schizostacyum spp tertekuk terbalik. Helai daun berbentuk lanset, berwarna hijau dan struktur daunnya terlihat jelas. Helai daun bambu yang memiliki ukuran terkecil adalah Bambusa blumeana Schult.f, panjang dan lebar daun sebesar 19 x 2 cm. Sedangkan bambu yang memiliki ukuran terbesar adalah Gigantochloa apus Kurz yaitu 35 x 5 cm.

60 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya BAB III PEMANFAATAN BAMBU

Kajian ilmiah yang dilaporkan oleh beberapa peneliti menyatakan bahwa masyarakat lokal Indonesia memiliki hubungan yang erat dari sisi sosial, perekonomian, maupun kutural dengan berbagai jenis bambu khususnya masyarakat Jawa, Sumatra, Dayak, Bali dan Papua. Beberapa manfaat langsung dari bambu antara lain: bahan bangunan, sayur, mebel, kertas, instrumen musik, tanaman pagar, kerajinan dan lain-lain. Bukti empirik menyatakan bahwa pemanfaatan bambu pada etnis lokal Indonesia masih terbatas, oleh sebab itu penting dilakukan kajian mendalam mengenai manfaat bambu. Beberapa contoh pemanfaatan bambu antara lain :

A. Sebagai lambang perjuangan Bambu runcing adalah sebuah senjata yang terbuat dari bahan baku bambu yang diruncingkan. Senjata ini dahulu digunakan oleh bangsa Indonesia sebagai alat perlawanan melawan penjajahan kolonialis Belanda. Penggunaan bambu runcing oleh laskar tak dipungkiri, karena faktor keterbatasan senjata yang mereka miliki. itu, penggunaan bambu runcing biasanya juga hanya terbatas untuk merebut senapan atau senjata yang lebih canggih

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 61 milik lawan. Bambu runcing lebih kepada suatu simbol yang digunakan untuk membangkitkan semangat masyarakat Indonesia dalam perlawanan terhadap para penjajah. Senjata Bambu Runcing digunakan sebagai alat perjuangan. Berangkat dari ketiadaan dan kekurangan peralatan perang yang tersedia, sementara perjuangan harus dilanjutkan terutama setelah Indonesia merdeka. Musuh Indonesia setelah proklamasi menjadi sangat banyak dan dengan kekuatan besar. Jepang yang masih bercokol, Belanda yang ingin menguasai lagi dan Sekutu yang juga akan menjajah menggantikan Jepang dan Belanda. Maka praktis, keperluan persenjataan yang di butuhkan. Bambu Runcing dan peralatan tradisional lain menjadi alternatif, murah dan bersifat massal. Kekuatan doa menjadi faktor utama kekuatan alat-alat tradisional tersebut. Sejarah penggunaan bambu runcing kemudian diabadikan dalam pembuatan tugu untuk mengenang perjuangan bangsa Indonesia.

62 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya

Gambar 27. Tugu bambu runcing. Sumber : https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190814185439- 20-421391/cerita-bambu-runcing-dan-simbol-digdaya-senjata- perjuangan

B. Sebagai bahan konstruksi bangunan Batang bambu memiliki karakter yang cocok digunakan sebagai bahan bangunan seperti tiang, dinding, atap, dan lantai. Bambu yang digunakan sebagai tiang, jembatan atau tangga memiliki diameter buluh besar, buluh tebal dan ruas batangnya pendek. Bambu yang dimanfaatkan untuk fungsi ini antara lain Bambusa bambos, B. blumeana, B. tulda, B. vulgaris, Dendrocalamus asper, Giganthocloa, G. apus, G. atter, G.levis, G. robusta, G. scortechinii. Spesies bambu yang memiliki diameter buluh besar, namun dindingnya tipis cocok digunakan sebagai dinding, lantai, maupun atap seperti: Schizoshachyum brachycladum, S. zollingeri, Giganthocloa levis. Bambu yang memiliki ruas buluh panjang, tipis, dan motif atau warna

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 63 yang menarik cocok untuk dimanfaatkan sebagai partisi ruangan maupun langit-langit bangunan. Sedangkan bambu dengan buluh kecil, ruas batang panjang cocok untuk dibuat alat musik, seperti bambu suling.

Gambar 28. Bangunan dari bambu. Sumber:https://www.google.com/search?q=konstruksi++dari+bambu &tbm=isch&ved=2ahUKEwj88efB39rqAhXm73MBHVuKAyQQ2 cCegQIABAA&oq=konstruksi++dari+bambu&gs_

C. Sebagai bahan kerajinan Sebagai bahan kerajinan, bambu dapat digunakan untuk membuat tas tangan, topi, ukiran, krey, kotak tisu, gelas dan lain-lain. Bambu merupakan spesies yang mudah dibentuk dan dibelah, memiliki serat yang panjang dan fleksibel seperti: Bambusa atra, genus Gigantochloa, S. latifolium, genus Dendrocalamus.

64 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya

Gambar 29. Kerajinan bambu. Sumber:https://radarbali.jawapos.com/read/2018/10/25/100234/bu enos-aires-tertarik-belajar-kerajinan-bambu-di-gianyar-berencana

D. Sebagai bahan instrumen musik Bambu sebagai bahan untuk instrumen musik telah berkembang dengan baik di Indonesia. Alat musik yang hamper ditemukan di seluruh Indonsia adalah seruling. Bambu dari genus Schizostachyum cocok dimanfatkan sebagai alat musik tiup, karena bulunya memiliki diameter yang kecil dengan internodus yang panjang dan dinding yang tipis. Bamboo dari jenis Gigantochloa atroviolences, G. atter, G. levis, G. pseudoarundinacea, dan G. robusta merupakan jenis jenis yang cocok sebagai bahan bahan yang cocok digunakan sebagai alat musik pukul (angklung) dan alat musik gesek.

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 65

Gambar 30. Alat musik dari bambu. Sumber : https://www.bagi-in.com/alat-musik-dari-bambu/

E. Sebagai bahan mebel (furniture) Bambu yang digunakan sebagai bahan furniture berasal dari genus Bambusa, Dendrocalamus, Gigantochloa, G. atroviolacea dan D. asper karena buluhnya lurus dan halus. Faktor lain yang juga dipertimbangkan untuk pembuatan mebel adalah ketahanan serta kekuatan dari bambu. Kekuatan struktur dan kerasnya batang pada tanaman bambu, disebabkan oleh serat dan lignin tracheid, yang terdiri dari selulosa. Selain itu batang bambu juga banyak mengandung silica sebanyak 5%.

66 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya

Gambar 31. Bahan mebel dari bambu Sumber : https://kerajinanindonesia.id/kerajinan-mebel-bambu-di- desa-nglandung/

F. Sebagai tanaman hias/pagar Beberapa bambu dapat digunakan sebagai tanaman pagar seperti Thyrsostachys siamensis, Bambusa multiplex. Sebagai bahan ornamen dimanfaatkan dari jenis B. multiplex, B. vulgaris, dan S. brachycladum.

Gambar 32. Bambu sebagai tanaman pagar/hias. Sumber:https://www.google.com/search?q=bambu+untuk+tanaman+ pagar+hias&tbm=is

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 67 G. Sebagai penahan erosi/longsor Musim penghujan mengakibatkan tanah longsor, terlebih di daerah yang tanahnya mudah bergerak atau retak akibat tidak ada penahannya. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menawarkan suatu solusi dengan menanam pohon bambu, terutama di pinggir sungai yang tanahnya potensial terkena gerusan air (erosi). Dr Elizabeth A Widjaja, peneliti dari LIPI mengatakan bahwa pohon bambu mempunyai manfaat besar dalam menahan terjadinya erosi di daerah aliran sngai (DAS). Pohon bambu memiliki akar tunjang dan akar serabut yang menutupi tanah dan terikat dengan tanah, sehingga dapat mencegah terjadinya erosi di pinggiran sungai. Tanaman bambu mempunyai sistem perakaran serabut dengan akar rimpang yang sangat kuat dan tahan terhadap terpaan angin kencang. Perakarannya tumbuh sangat rapat dan menyebar ke segala arah, serta memiliki struktur yang unik karena terkait secara horizontal dan vertikal, sehingga tidak mudah putus dan mampu berdiri kokoh untuk menahan erosi dan tanah longsor di sekitarnya, disamping itu lahan di bawah tegakan bambu menjadi sangat stabil dan mudah meresapkan air. Sifat perakaran seperti itu, menyebabkan bambu berperan dalam sistem hidrologis yang menjaga ekosistem tanah dan air.

68 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya

Gambar 33. Bambu sebagai penahan erosi/longsor. Sumber : https://www.jurnalasia.com/ragam/bambu-penahan-erosi/

H. Sebagai bahan makanan Tunas muda tanaman bambu (rebung) merupakan salah satu bahan makanan yang penting di Indonesia. Rebung digunakan sebagai bahan masakan seperti asinan, sayur/ daging yang direbus dengan santan atau digoreng. Jenis bambu yang memiliki rebung yang tidak pahit dan dapat dimakan, yaitu dari genus Gigantochloa dan genus Bambusa.

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 69

Gambar 34. Gambar rebung bambu. Sumber : https://www.dailyfreshwater.com/single- post/2018/02/27/Manfaat-Tunas-Bambu-Rebung-

I. Sebagai pembungkus makanan Beberapa jenis daun yang sering dipakai sebagai pembungkus makanan selain daun pisang, diantaranya adalah: daun waru, daun jati, daun bambu. Beberapa penelitian menyebutkan daun yang digunakan untuk membungkus makanan memiliki lapisan yang cenderung lebih tebal dan berserat alami mampu menahan makanan dari panas dan menjaga suhu dari udara luar sehingga lebih tahan lama dan tidak cepat basi. Kelebihan membungkus makanan dengan daun juga akan terasa, ketika suhu tinggi menyentuh lapisan daun, maka “lilin” atau lapisan pelindung daun akan meleleh, yang selanjutnya

70 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya menebarkan aroma khas harum dan sebagian terserap ke dalam makanan. Inilah yang kemudian menjadikan makanan yang dibungkus dengan daun terasa lebih enak dan lezat. Pasti kita semua tahu bahwa daun merupakan sesuatu yang telah tersedia langsung dari alam, bahan yang tentunya jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan kertas apalagi plastik dan styrofoam. Daun sangat mudah terurai hanya dalam hitungan hari ataupun minggu. Bahkan, setelah terurai, daun dapat beralih fungsi menjadi pupuk alami bagi kesuburan tanah.

Gambar 35. Bambu sebagai pembungkus makanan Sumber:https://www.google.com/search?q=daun+bambu+untuk+seba gai+pembungkus+bahan+pangan&tbm=isch&ved=2ahUKEwixwqrA1q AhWRDgGHdKkD9QQ2cCegQIABAA&oq=daun+bambu+untuk+sebagai +pembungkus+bahan+pangan

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 71 J. Sebagai obat Pemanfaatan bambu sebagai bahan obat belum banyak dilaporakan. Misalnya pada bambu kuning mengandung parahidroksi bemsaldehid yang merupakan suatu fenol yang mirip sebagian gugusan silimarin dan kurkumin yang berkhasiat untuk mengatasi gangguan lever. Bambu hijau juga dapat digunakan sebagai bahan pengobatan penyakit batuk dan panas dalam. Bagian bambu hijau yang digunakan untuk mengobati penyakit batuk dan panas dalam adalah rebungnya. Bambu hijau mengandung saponin, aglycone, protosarsapogenin, asaparagine, glukose, fruktose, 5-methoxy-methylfurfural, beta-sitosterol.

Gambar 36. Bambu sebagai obat. Sumber : https://portal.merauke.go.id/news/2867/dokterpun- terkejut-melihat-keajaiban-ini-dalam-waktu-5-menitbatu-ginjal- kencing-batu-100-hancur-seketika-dengan-rebung-bambu-kuning.html

72 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya K. Sebagai arang bambu Arang bambu (bamboo charcoal) adalah produk padat (solid) yang menggunakan bahan baku bambu melalui proses karbonisasi dibawah suhu tinggi (under high temperature). Sesuai penggunaan suhu karbonisasi, arang bamboo dapat diklasifikasi menjadi arang suhu rendah (low temperature charcoal), middle temperatur chaecoal, dan high-temperatur charcoal. Arang bambu adalah salah satu fungsi material/bahan untuk melindungi lingkungan dan perkembangannya sangat cepat pada tahun belakangan ini, ada beberapa alasan: 1) Penggunaan kayu dapat digunakan sebagai arang dengan grade tingi akan dapat dikurangi dengan cepatnya. 2) Siklus panenan bambu pendek, karena pertumbuhannya cepat. Sehingga pembuatan arang bambu tidak merusak hutan dan lingkungan. 3) Arang bambu adalah hampir sama didalam penggunaan dan kualitasnya terhadap arang kayu dari kayu keras. 4) Arang bambu kekuatannya bagus dan mudah dibuat dalam berbagai bentuk. Saat ini, produk arang bambu telah diproduksi secara manufaktur dengan mempuyai kelebihan di dalam hal daya serap ang amat bagus dan radiasi infra merah. Produknya sudah merambah ke beberapa bidang sesuai peruntukannya seperti: penjernihan air minum dan udara dalam ruangan, pengatur kelembaban dalam ruangan,

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 73 perawatan kesehatan, penyerap bau, produk seni kerajinan arang bambu.

Gambar 37. Bambu sebagai arang bambu/charcoal. Sumber:https://www.google.com/search?q=parfum+mobil+bambu+ch arcoal&tbm=isch&ved=2ahUKEwjNwo6Xz9rqAhXe7TgGHajIAwoQ2cCe gQIABAA&oq=parfum+mobil+bambu+charcoal

L. Sebagai ikon/identitas daerah Selain menunjang ketahanan budaya, ia melanjutkan, kegiatan itu dilaksanakan guna meningkatkan potensi ekonomi kreatif yang mungkin dikembangkan sehinga bisa menunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat. Setiap melakukan perjalanan ke sebuah kota maupun daerah, seringkali melihat berbagai ornamen atau monumen yang menampilkan kearifan lokal. Jika dilihat dari fungsi bangunannya, ikon suatu daerah dapat didefenisikan sebagai bentuk bangunan yang mencerminkan identitas atau karakter masyarakat, identitas budaya, tatanan sosial, identitas

74 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya keagamaan, budaya masa lalu, sejarah, simbol kekuasaan, kejayaan, kejayaan ekonomi, kejayaan teknologi, atau pengharapan di masa yang akan datang.

Gambar 38. Bambu sebagai ikon daerah. Sumber :htmlhttp://cikaladventurelampung.blogspot.com/2016/04/cikal- kings-star-holiday-cks3105.html

M. Sosial budaya, ritual, agama Upacara adat yang masih dilakukan oleh masyarakat, jika ditinjau dari sudut konservasi, secara langsung atau tidak langsung dapat memelihara sumberdaya genetik tumbuhan. Bahkan masyarakat

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 75 Kampung Naga di Kabupaten Tasikmalaya dalam melestarikan tumbuhan yang digunakan pada upacara adat dilakukan dalam bentuk kearifan lokal berupa norma, etika, seni budaya dan ritual/tradisi keagamaan. Contoh yang ada di masyarakat yaitu tradisi Bambu Gila. Bambu gila adalah salah satu kesenian tradisional yang berasal dari daerah Maluku. Selain kaya akan nilai seni, kesenian satu ini sangat kental akan kesan mistis dengan menggunakan bambu sebagai medianya. Bambu Gila ini merupakan salah satu kesenian tradisional yang cukup terkenal di daerah Maluku dan sering ditampilkan di berbagai acara baik adat, hiburan, maupun acara budaya. Konon Bambu Gila ini dulunya tidak hanya dilakukan sebagai atraksi atau hiburan, Bambu Gila juga digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di sana. Terutama pada pekerjaan yang terkesan berat seperti memindahkan kapal, menarik kapal, bahkan untuk melawan para musuh saat perang. Namun seiring dengan masuknya agama Islam dan Kristen di Maluku, tradisi tersebut lebih difungsikan sebagai atraksi seni atau hiburan rakyat dan dipertahankan hingga sekarang. Contoh lainnya pemanfaatan bamboo yaitu ketika Bulan Ramadhan, Muharram atau 17 Agustus ada kebiasaan masyarakat untuk melakukan pawai obor yang terbuat dari bambu, sabut kelapa dan minyak tanah sebagai bahan bakarnya. Hal ini dimaksudkan sebagai wujud

76 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya kebersamaan masyarakat dalam menyambut hari yang bersejarah tersebut.

Gambar 39. Pemanfaatan bambu dalam sosial budaya, ritual, agama Sumber:http://kumpulantradisiunikdiindonesia.blogspot.com/2016/0 9/?m=1 dan https://indopos.co.id/read/2019/08/29/190805/jakarta- sambut-muharam-dengan-pawai-obor/

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 77 BAB IV KONSERVASI BAMBU

Degradasi lahan di Indonesia, khususnya di Daerah Aliran Sungai (DAS) terus meningkat dan bahkan terkesan tidak terkendali. Hal ini berdampak merusak siklus hidrologi, sehingga ketika musim penghujan sering terjadi banjir, dan saat musim kemarau terjadi krisis air. Hal ini harus disadari bahwa tindakan konservasi alam dalam rangka pemulihan hutan dan lahan serta fungsi DAS dengan menggunakan tanaman kayu membutuhkan biaya yang tinggi dan membutuhkan perawatan maupun waktu yang lama. Menyadari hal tersebut maka perlu melakukan kebijakan jangka pendek untuk mengatasinya. Langkah bijaksana yang dapat diambil dalam jangka adalah dengan menggunakan bambu sebagai tanaman konservasi. Selain memiliki keunggulan untuk memperbaiki sumber tangkapan air yang sangat baik, sehingga mampu meningkatkan water storage (cadangan air bawah tanah). Pertimbangan menggunakan bambu sebagai tanaman konservasi adalah karena bambu merupakan tanaman yang mudah ditanam serta memiliki pertumbuhan yang cepat, tidak membutuhkan perawatan khusus, dapat tumbuh pada semua jenis tanah, tidak membutuhkan investasi besar, pada umur 3 – 5 tahun dapat di panen, serta memiliki

78 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya toleransi tinggi terhadap gangguan alam dan kebakaran. Selain itu bambu juga menghasilkan banyak oksigen sehingga dapat ditanam di daerah pemukiman maupun dipinggir jalan raya. Tanaman bambu mempunyai sistem perakaran serabut dengan akar rimpang yang kuat, meskipun berakar serabut pohon bambu sangat tahan terhadap terpaan angin kencang. Perakarannya tumbuh sangat rapat dan menyebar ke segala arah sehingga tidak mudah putus dan mampu berdiri kokoh untuk menahan erosi dan tanah longsor. Rumpun bambu berikut serasah di bawahnya juga mampu menahan top soil sehingga tidak hanyut tergerus oleh air hujan. Dengan karakteristik perakaran seperti itu, memungkinkan bambu dapat menjaga sistem hidrologis yang menjaga ekosistem tanah dan air, sehingga dapat dipergunakan sebagai tanaman konservasi. Beberapa negara seperti China dan India telah menggunakan bambu sebagai tanaman konservasi tanah dan air, selain untuk memperbaiki dan meningkatkan sumber tangkapan air serta mencegah erosi, juga mampu meningkatkan ekonomi masyarakat melalui aneka kerajinan serta kebutuhan konstruksi. Dengan melakukan konservasi bambu, ancaman banjir maupun longsor dimusim penghujan serta krisis air dimusim kemarau dapat diatasi. Bambu merupakan teknologi kapiler dari alam yang paling canggih sebagai peresap dan menyimpan

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 79 air, di setiap kerimbunan hutan bambu pasti terdapat mata air yang keluar konstan dan stabil meskipun di musim kemarau. Bambu juga dapat mengatasi masalah pemanasan global. Hutan bambu seluas lebih 1 hektar bisa menyerap karbondioksida sampai 62 ton per-tahun. Rahasianya ada pada daun dan batang bambu dengan melihat biomassanya. Kalau daun bambu di letakkan di atas kertas koran dan ditempel, kemudian daun jati juga ditempel di kertas koran. Maka daun bambu yang ditempel akan menjadi sekian halaman, sedangkan daun jati hanya sekian halaman. Jadi biomassanya akan lebih besar karena daunnya kecil-kecil. Di batangnya punya stomata. Stomata adalah mulut daun. Artinya kalau punya stomata, bambu akan berespirasi/bernafas dan menghasilkan oksigen. Meskipun bermanfaat secara ekologis dan ekonomis, tanaman bambu juga perlu dijaga dari kepunahan. Ancaman kepunahan bambu karena semakin sempitnya lahan kebun bambu akibat berubah fungsi, antara lain menjadi perumahan atau industri. Dari sekitar 2.000 spesies bambu di dunia diperkirakan hanya 50-100 spesies yang telah didomestikasi. Red List IUCN terdapat 16 spesies dari bambu yang masuk pada apendiks II di daerah Asia pasifik. Jika jumlah suatu spesies yang berada dalam keadaan genting dan jumlahnya terus-menerus menyusut dapat dilakukan upaya konservasi. Secara umum

80 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya konservasi bambu dapat dilakukan secara ex-situ maupun in-situ. Konservasi ex-situ dapat dilakukan di Kebun Raya, sedangkan konservasi in-situ dapat dilakukan di Taman Nasional. Sekitar 75% bambu lokal Indonesia telah dikonservasi di berbagai Taman Nasional maupun di hutan desa. Bentuk-bentuk konservasi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, namun secara ekologi konservasi bambu secara in-situ lebih menguntungkan dibandingkan dengan konservasi ex-situ. Hal tersebut disebabkan mengkonservasi bambu di habitat aslinya sekaligus juga mengkonservasi jenis-jenis mahluk hidup lain yang berhubungan dengan bambu. Keuntungan lainnya yaitu memberikan kesempatan kepada bambu untuk dapat beradaptasi terhadap lingkungannya, dan juga dapat menjaga kelestarian keragaman genetik bambu. Keragaman genetik merupakan salah satu kunci utama untuk kelestarian bambu dimasa mendatang.

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 81

Gambar 40. Konservasi bambu. Sumber : http://balitbangtek- hhbk.org/2019/03/read-det/berita83/Dengan-Teknologi,Konservasi- Bambu-Tabah-Di-KHDTK-Rarung--Membawa-Berkah-Ekologi-Dan- Rupiah-Bagi-masyarakat-Sekitar

82 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya DAFTAR PUSTAKA

Buku dan Jurnal Penelitian Bean T. 2013. Collecting and Preserving Specimens, A Manual. State of Queensland. Departement of Science. Queensland. Berlian, N, dan Estu Rahayu. 1995. Jenis dan Prospek Bisnis Bambu. Penebar Swadaya Jakarta. Bystriakova, N., V. Kapos, C. Stapleton, and I. Lysenko. 2003. Bamboo biodiversity Information for planning conservation and management in the Asia-Pacific region. UNEP-WCMC/INBAR A Banson Production, UK: 72 hal. Dransfield, S. 1988. Forest , in: Cranbrook, Earl of (ed.). Key Enviroment: Malaysia, Oxford: IUCN, Pergamon Press: 49-55 Dransfield, J. and E.A. Wijaya (eds,) 1995. Plant resources of Southeast Asia no. 7. Bamboo. Prosea Foundation, Bogor. Fathurrahman, U.F dan Cherry, D. 2018. Eksplorasi Bambu pada Furnitur Karya Harry Mawardi. Jurnal Ilmiah Desain Interior: 4(2). Hal 313-317. Gembong Tjitrosoepomo. 1995. Spermatophyta. UGM Press. Yogyakarta Gillet, H., Walter, K. 1998. IUCN Red List of Threatened . IUCN–The World Conservation Union, Gland, Switzerland.

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 83 Indrawan, M., R.B. Primack and J. Supriatna. 2007. Biologi konservasi (edisi revisi). Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Jumiarni, W. O. and Komalasari, O. 2017. Eksplorasi jenis dan pemanfaatan tumbuhan obat pada masyarakat Suku Muna dan dipemukiman Kota Wuna. Balitbangda Provinsi Sulawesi Tenggara, Balitbangda Provinsi Sumatra Selatan, 22(April), pp. 45–56. Mangunwardoyo, P. 1992. Pedoman Budidaya Bambu. Jakarta: Departemen Kehutanan. McNeely, J.A. 1999. Biodiversity and bamboo genetic resources in Asia: in situ, communitybased and ex- situ approaches to conservation. Chinese Biodiversity. 7(1): 38-51. Prita, B. 2012. Konservasi Ex-Situ Bambu Duri (Bambusa blumeana J.A. & J.H. Schultes) Di Arboretum Bambu Kampus Darmaga. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Rugayah, Retnowati A, Windadri F,I & Hidayat A. 2004. Pedoman Pengumpulan Data Keanekaragaman Flora. Bogor: Puslit-LIPI.pp. 5– 42. Silalahi, M. 2015. Pemanfaatan Bambu Oleh Masyarakat Lokal Di Indonesia Dan Usaha Konservasinya. Jurnal Prolife : 2(3). 55-62. Suheryanto, D. 2012. Pembuatan Arang Bambu (Bamboo Charcoal) Pada Suhu rendah Untuk Produk Kerajinan. Dinamika Kerajinan Dan Batik: 32(2). 33-47.

84 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya Usman, D dan Juniaty, T. 2011. Potensi Bambu Sebagai Tanaman Konservasi Daerah Aliran Sungai. Url (online):http://balittri.litbang.pertanian.go.id/index.p hp/berita/berita-lain/77 potensi-bambu-sebagai- tanaman-konservasi-daerah-aliran-sungai. Diakses tanggal 19 Juli 2020. Widjaja EA. 1997. New Taxa in Indonesian Bamboos. Reindwartia 11(2): 57–152. Widjaja EA. 2001. Identikit Jenis-jenis Bambu di Kepulauan Sunda Kecil. Puslitbang Biologi -LIPI. Bogor. Widjaja EA. 2014. Budidaya bambu untuk menunjang pemanfaatan dan konservasinya. Makalah dalam Lokakarya Bambu Flores di Borong tanggal 2–5 September 2014. Widnyana, K. 2012. Bambu dengan berbagai manfaatnya. Bumi Lestari, [S.l.] 8(1): 1–10. ISSN 2527-6158. Wondafrash M. 2008. A Preliminary Guide to the Plant Collection, Identification And Herbarium Techniques. Addis Ababa. The national Herbarium AAU. Wong, KM. 2004. Bamboos The Amazing Grass. International Plant Genetic Resources Institute (IPGRI) and University Malaya. Kuala Lumpur.

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 85 Gambar (Website) Bentuk Rebung. Sumber : (https://www.guaduabambu.com /blog/edible-bambu-species) Bagian daun bambu. Sumber : http://virdaarifakf.blogspot. com/2015/03/laporan-praktikum-morfologi- tanaman.html Tugu bambu runcing. Sumber : https://www.cnnindonesia. com/nasional/20190814185439-20-421391/cerita- bambu-runcing-dan-simbol-digdaya-senjata-perjuangan Bangunan dari bambu. Sumber : https://www.google. com/search?q=konstruksi++dari+bambu&tbm=isch&ved= 2ahUKEwj88efB39rqAhXm73MBHVuKAyQQ2- cCegQIABAA&oq=konstruksi++dari+bambu&gs_ Kerajinan bambu. Sumber : https://radarbali.jawapos.com /read/2018/10/25/100234/buenos-aires-tertarik-belajar- kerajinan-bambu-di-gianyar-berencana Alat musik dari bambu. Sumber : https://www.bagi- in.com/alat-musik-dari-bambu/ Bahan mebel dari bamboo. Sumber : https:// kerajinanindonesia.id/kerajinan-mebel-bambu-di-desa- nglandung/ Bambu sebagai tanaman pagar/hias. Sumber:https://www. google.com/search?q=bambu+untuk+tanaman+pagar+hias &tbm=is Bambu sebagai penahan erosi/longsor. Sumber : https://www.jurnalasia.com/ragam/bambu-penahan- erosi/

86 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya Gambar rebung bambu. Sumber : https://www. dailyfreshwater.com/single post/2018/02/27/Manfaat- Tunas-Bambu-Rebung- Bambu sebagai pembungkus makanan. Sumber : https://www.google.com/search?q=daun+bambu+untuk+s ebagai+pembungkus+bahan+pangan&tbm=isch&ved=2ahU KEwixwqrA19rqAhWR-DgGHdKkD9QQ2- cCegQIABAA&oq=daun+bambu+untuk+sebagai+pembungk us+bahan+pangan Bambu sebagai obat. Sumber : https://portal.merauke. go.id/news/2867/dokterpun-terkejut-melihat-keajaiban- ini-dalam-waktu-5-menitbatu-ginjal-kencing-batu-100- hancur-seketika-dengan-rebung-bambu-kuning.html Bambu sebagai arang bambu/charcoal. Sumber:https:// www.google.com/search?q=parfum+mobil+bambu+charco al&tbm=isch&ved=2ahUKEwjNwo6Xz9rqAhXe7TgGHajIAw oQ2cCegQIABAA&oq=parfum+mobil+bambu+charcoal Gambar 37. Bambu sebagai ikon daerah. Sumber: htmlhttp://cikaladventurelampung.blogspot.com/2016/04 /cikal-kings-star-holiday-cks3105.html Pemanfaatan bambu dalam sosial budaya, ritual, agama. Sumber : http://kumpulantradisiunikdiindonesia.blogspot. com/2016/09/?m=1 dan https://indopos.co.id/read/ 2019/08/29/190805/jakarta-sambut-muharam-dengan- pawai-obor/ Konservasi bambu. Sumber : http://balitbangtek-hhbk.org /2019/03/read-det/berita83/Dengan-Teknologi, Konservasi-Bambu-Tabah-Di-KHDTK-Rarung--Membawa- Berkah-Ekologi-Dan-Rupiah-Bagi-masyarakat-Sekitar

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 87 BIODATA PENULIS

Dr. Agus Sujarwanta, M.Pd. Lulus S3 di PPs Universitas Negeri Jakarta tahun 2005 Bidang ilmu Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH). Penulis pertama adalah dosen Universitas Muhammadiyah Metro. Aktif pada kegiatan penelitian, pengabdian, pemakalah seminar ilmiah dan sebagai penulis buku ajar untuk perkuliahan.

Suharno Zen, M.Sc. Lulus S2 di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Prodi Ilmu Kedokteran Dasar & Biomedis Minat Utama Parasitologi Kedokteran tahun 2010. Saat ini penulis ke dua adalah dosen Universitas Muhammadiyah Metro. Penulis ke dua terdaftar sebagai anggota Perhimpunan Biologi Indonesia (PBI), anggota Perhimpunan Entomologi Indonesia (PEI), dan anggota Masyarakat Nano Indonesia (MNI).

88 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya