Vol 3 No 1 Tahun 2019 | 41

EKSISTENSI PEDAGANG BARANG BEKAS IMPORT DI TEMBILAHAN KABUPATEN INDRAGIRI PROVINSI

Jumriati Alumni Mahasiswa Sosiologi Universitas Maritim Raja Ali Haji ([email protected])

Rahma Syafitri Dosen Sosiologi Universitas Maritim Raja Ali Haji ([email protected])

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi pedagang barang bekas impor menjaga eksistensinya di Tembilahan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, serta dokumentasi. Informan penelitian terdiri dari enam orang pedagang barang bekas dan dua orang pembeli. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa strategi yang dilakukan pedagang barang bekas impor dalam menjaga eksistensinya dapat dikaitkan berdasarkan empat tipe tindakan sosial. Pertama, tindakan rasionalitas instrumental yaitu dengan mempertahankan pelanggan tetap; jaringan sosial pedagang barang bekas; dan memberikan promosi dengan menumpukkan barang; kedua, tindakan rasional nilai yaitu dengan mempertahankan kualitas; ketiga, tindakan afektif yaitu memberikan bonus; dan keempat, tindakan tradisional yaitu menjual barang bekas secara turun-temurun.

Kata Kunci: Eksistensi, Strategi, Pedagang Barang Bekas

Pendahuluan melainkan juga dialami oleh kota-kota

Berkembangnya sebuah kawasan kecil. Pada umumnya urbanisasi adalah perkotaan akan memicu adanya perpindahan penduduk dari desa ke perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan menetap. Menurut kota atau disebut dengan istilah Bintarto (1986) urbanisasi merupakan urbanisasi, urbanisasi tidak hanya perpindahan pendudukan pedesaan ke dialami oleh kota-kota besar, perkotaan untuk tujuan tertentu atau

42 | Jurnal Masyarakat Maritim perpindahan alih teknologi dari agraris berasal dari suku Banjar saja akan ke industri karena kebutuhan tetapi sudah banyak juga pendatang- kehidupan. Urbanisasi juga diartikan pendatang yang berasal dari berbagai bertambahnya proporsi penduduk yang daerah yang kemudian telah menetap berdiam di daerah kota yang di Tembilahan. Penduduk Tembilahan disebabkan oleh proses perpindahan terdiri dari berbagai suku bangsa yaitu penduduk ke kota ataupun ke daerah suku Melayu, suku Banjar, suku Bugis, permukiman lainnya yang lebih padat suku Minang, suku Jawa, suku (Singowidjojo, 2004:116). serta warga Negara keturunan Sulitnya mencari penghidupan Tionghoa. yang layak dipedesaan membuat arus Perpindahan penduduk ini urbanisasi masyarakat cenderung merupakan salah satu bentuk respon meningkat. Impian untuk mengubah masyarakat dengan alasan untuk nasib dan mendapat pekerjaan yang meningkatkan kesejahteraan hidupnya, lebih baik membuat masyarakat namun dengan bertambahnya mencoba mencari peruntungan ke peradaban manusia yang ditandai kota, termasuk salah satunya dengan meningkatnya jumlah Tembilahan. Tembilahan merupakan penduduk, ilmu pengetahuan, ibu kota dari Kabupaten Indragiri Hilir, perekonomian maka semakin kompleks Provinsi Riau. Menurut catatan sejarah pula permasalahan yang dihadapi oleh pada akhir abad ke 19 dan awal abad masyarakat. Permasalahan yang ke 20 tepatnya pada masa dihadapi tidak hanya untuk memenuhi pemerintahan Sultan Isa Mudayat kebutuhan saja, tetapi juga untuk Syah, telah terjadi urbanisasi secara memenuhi gaya hidup yang selalu besar-besaran oleh orang-orang Banjar meningkat dan berubah-ubah. dari Kalimantan selatan yang Kebutuhan hidup masyarakat bermukim di daerah Indragiri dan dibedakan menjadi dua yakni kemudian menjadi penduduk kebutuhan pokok dan kebutuhan pendatang atau kelompok mayoritas tambahan. Kebutuhan pokok (Lutfi, 1976:321; Mahdini, 2003:9). merupakan kebutuhan yang mutlak Sekarang di Tembilahan tidak hanya harus dipenuhi setiap harinya seperti didominasi oleh orang-orang yang pangan, sandang, papan, dan

Vol 3 No 1 Tahun 2019 | 43 kesehatan, kebutuhan tambahan cukup lama berjualan ditempat merupakan kebutuhan yang tersebut yaitu selama 38 tahun, pemenuhannya dapat ditunda seperti aktivitas yang ramai dan lokasi yang kendaraan, telepon, dan rekreasi. strategis menjadi salah satu tempat Saat ini sektor informal yang dapat memberikan para berkembang pesat di , pedagang barang bekas ini sebagai khususnya di kota-kota besar pada peluang untuk memenuhi kebutuhan. kenyataannya hal ini tidak diikuti Para pedagang yang berjualan dipasar dengan peningkatan kapasitas dan ini biasanya mereka berjualan dari sore keterampilan masyarakat tersebut hingga malam hari rutin setiap harinya, untuk bersaing di perkotaan, ditambah Berdasarkan data yang diperoleh dari lagi dengan keterbatasan sektor formal hasil peneliti jumlah pedagang barang dalam menyediakan lapangan bekas impor yang berjualan di pekerjaan hingga akhirnya Tembilahan Tahun 2018 dilihat menyebabkan kaum marginal di berdasarkan jenis barang yang dijual perkotaan menjadi tersisih, jatuh berjumlah 104 pedagang yaitu pakaian dalam perangkap kemiskinan dan 53, sepatu 46, dan tas 5. pengangguran. Beberapa dari mereka Seiring berkembangnya zaman memilih untuk mencoba peruntungan pasar tersebut kini tidak lagi diisi melalui sektor informal yang di anggap dengan pedagang yang menjual tidak begitu memerlukan modal dan barang bekas saja akan tetapi juga di keahlian khusus, Sektor informal yang isi oleh pedagang yang menjual paling sering ditemukan di Indonesia barang-barang baru, dengan adalah sektor informal di bidang masuknya para pedagang yang perdagangan. Pedagang adalah menjual barang baru membuat individu atau sekelompok individu yang persaingan yang dihadapi para menjual barang atau produk kepada pedagang barang bekas inipun konsumen baik secara langsung bertambah, yang awalnya mereka maupun tidak langsung (Damsar, hanya bersaing dengan sesama 2009:106). pedagang barang bekas namun kini Eksistensi para pedagang barang mereka harus bersaing juga dengan bekas impor di Tembilahan sudah pedagang yang menjual barang-

44 | Jurnal Masyarakat Maritim barang baru. Tetapi ternyata tidak mapun tidak langsung. Menurut membuat para pedagang barang bekas (Sujatmiko, 2014:231) pedagang tersebut berhenti dari usahanya dan adalah orang yang melakukan bahkan mereka tetap eksis berjualan perdagangan, memperjualbelikan dan bertahan meskipun harus barang yang tidak diproduksi sendiri, menghadapi persaingan di dalam untuk memperoleh suatu keuntungan. perdagangan. Pedagang dalam hal ini merupakan Dari beberapa hasil penelitian yang salah satu bentuk dari usaha sektor telah dilakukan sebelumnya melalui informal yang ada di perkotaan. perspektif dengan pendekatan- Tembilahan merupakan sebuah pendekatan yang berbeda. Hal ini Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir, menjadi kajian menarik peneliti melihat Provinsi Riau. Tembilahan juga dari fenomena eksisnya pedagang merupakan ibu kota dari Kabupaten. barang bekas impor di Tembilahan Mayoritas masyarakatnya bekerja di dalam persaingan dengan pedagang sektor perdagangan, sehingga yang menjual barang baru, sehingga menyebabkan tingkat persaingan peneliti tertarik akan melakukan kajian dalam kehidupan sosial ekonomi lebih lanjut untuk mengetahui semakin meningkat terutama bagaimana Strategi pedagang barang persaingan dalam hal perdagangan. bekas impor dalam menjaga Seperti yang terjadi di Tembilahan, eksistensinya di Tembilahan pedagang barang bekas yang ada di pasar Jongkok sudah berlangsung Pembahasan sejak lama yaitu pada awal Eksistensi Pedagang Barang Bekas kemunculannya tahun 1980, namun Import di Tembilahan pedagang barang bekas saat ini Masyarakat yang tinggal di mengalami pasang surut dalam perkotaan merupakan masyarakat perkembangannya dikarenakan di yang memiliki kehidupan ekonomi lokasi tersebut sekarang tidak hanya di yang berkaitan di bidang perdagangan. isi oleh pedagang yang menjual brang pedagang merupakan orang yang bekas saja namun sekarang sudah memperjualbelikan produk atau barang banyak juga pedagang barang baru kepada pembeli baik secara langsung yang masuk dan ikut berjualan.

Vol 3 No 1 Tahun 2019 | 45

Sehingga pedagang yang menjual tau kualitas pastilah dia lebih memilih membeli barang bekas ini harus bersaing barang baru, orang berpikir dengan pedagang yang menjual harganya kurang lebih aja mending beli barang baru barang baru, persaingan tersebut sudah jelas dapat barang memang dirasakan oleh pedagang baru, tidak bekas”(Hasil Wawancara 07/09/2018, barang bekas yang yang berjualan di Isan, 37 Tahun). Tembilahan. Sama halnya yang disampaikan oleh Hal tersebut dibenarkan oleh informan lain sebagai berikut : pedagang barang bekas di “Dengan adanya pedagang Tembilahan, seperti pernyataan yang barang baru ya pastilah disampaikan oleh informan berikut ini : memberikan pengaruh dek, terhadap kami yang menjual “Dari awal memang barang bekas ni, kamu lihat pedagang barang bekas aja sendirilah pedagang barang yang jualan disini, pedagang baru disini lapaknya tidak yang menjual barang baru kalah banyak dengan yang belum ada lagi. Itulah menjual barang bekas, semenjak barang bekas kalau sudah sama-sama yang masuk terbatas banyak, kan banyak pilihan jadinya ada yang berhenti bagi masyarakat/pembeli jualan barang bekas, ada dengan harga yang kurang juga yang pindah dari jualan lebih sama, bingung mau barang bekas pindah jualan beli yang baru apa yang barang baru jadi lama bekas tergantung kepada kelamaan banyak pedagang masing-masing orang lagi, barang baru dari luar yang kalau dia tau kualitas pasti ikut berjualan disini, yaa lebih memilih barang bekas mau tak mau terima aja tapi kalau dia tak tau walaupun harus bersaing dengan kualitas, tujuan dengan yang berjualan mereka pasti ke barang barang baru”(Hasil baru, apalagi pembeli disini Wawancara 03/09/2018, kebanyakan orang-orang Udin, 45 Tahun). dari daerah yang datang, memang tidak semua orang Demikian juga yang diungkapkan oleh daerah yang tidak tau informan lain dalam penelitian ini dengan kualitas tapi kebanyakan memang kayak yaitu sebagai berikut : gitu”(Hasil Wawancara “Berpengaruh tu pastilah 10/09/2018, Mustofa, 50 dek, barang bekas inikan Tahun). kurang lebih sama aja harga jualnya dengan barang Berdasarkan pemaparan informan baru. Bagi orang yang tidak diatas menjelaskan bahwa dengan

46 | Jurnal Masyarakat Maritim adanya pedagang barang baru yang kota seperti , banyak orang-orang datang dan ikut berjualan di cari baju baru, jarang orang Tembilahan memberikan pengaruh cari baju bekas, sekarang beda dengan dulu, kalau terhadap pedagang yang menjual macam bapakkan jual baju barang bekas, pengaruh yang muncul dengan celana sesekali adalah kadang orang beli adalah adanya pedagang barang bekas tapi tidak tiap malam laku, yang pindah dari berjualan barang lebih rendahlah pendapatan sekarang dibandingkan bekas pindah berjualan barang baru dengan dulu, tapi ya sehingga pedagang barang baru yang namanya usaha inilah yang bisa bapak kerjakan berjualan dilokasi tersebut semakin sekarang dek, selagi masih banyak. selain itu, dengan harga jual bisa dipertankan ya bapak pertahankan”(Hasil barang bekas dan baru yang harga Wawancara 10/09/2018, jualnya kurang lebih sama juga Yuliandra, 45 Tahun). memberikan pengaruh kepada Begitu juga yang diungkapkan oleh masyarakat/pembeli karena informan dalam penelitian ini berikut berdasarkan pemaparan informan pernyataannya : diatas pembeli yang biasanya membeli “kalau dulu dek ya, orang barang bekas yang mereka jual adalah datang ke Tembilahan terus pulangnya ke kampungnya kebanyakan orang-orang yang berasal selalu bawa oleh-oleh dari daerah sehingga dengan harga barang bekas, tapi sekarang tak terlalu laku macam dulu jual yang kurang lebih sama akan lagi sekarang, paling kalau memberikan daya tarik tersendiri bagi sudah di obralkan baru lah ramai orang beli. Sekarang masyarakat, jika mereka tidak tau orang kalau cari oleh-oleh dengan kualitas pilihan mereka akan baju kebanyakan cari barang baru, karena murah- membeli barang baru. murah juga yang pedagang Selanjutnya berdasarkan barang baru jual, kebanyakan barang baru pemaparan yang disampaikan oleh disini dari padang urang informan lain dalam penelitian ini minang. Macam saudara saya mau balek ke sebagai berikut : sibuk carikan baju untuk “banyak juga orang beli anaknya belik disinilah barang baru dek, apalagi celana ada Rp 10.000, baju kalau orang singgah- tidur ada yang Rp 10.000- singgah mau pergi keluar Rp 15.000 baru tu, kalau

Vol 3 No 1 Tahun 2019 | 47

dipikir-pikir ya memang anak, mereka kebanyakan lebih suka murah, kualitasnya aja dengan barang baru dibanding barang beda. Tapi ya orang sekarang jarang juga liat bekas atau pakaian bekas. kualitas apalagi anak-anak Selain dari beberapa informan sukanya yang baru”(Hasil Wawancara 16/09/2018, diatas dalam hal ini bapak Uncung Sapnil, 47 Tahun). selaku penjual barang bekas berupa Kedua pernyataan yang tas bekas juga mengugkapkan disampaikan oleh informan diatas keluhannya berikut pemaparannya : menjelaskan bahwasanya mereka “dulu banyak yang jualan memang tersaingi dengan adanya tas bekas disini dek, sekarang aja tinggal sikit pedagang barang baru yang berjualan karena banyak yang pindah dilokasi tersebut, karena berdasarkan jualan tas baru, semenjak masuknya pedagang yang hasil wawancara yang diungkapkan jualan barang baru tulah oleh bapak Yuliandra pendapatan yang jadi banyak yang ikut- ikutan, kalau mau dikatakan diterimanya sekarang lebih rendah tidak berpengaruh semanjak dibandingkan dahulu. Selain itu, adanya pedagang barang baru, bohong saya dek, informan Sapnil juga mengatakan yaaa walaupun jadinya pernyataan yang tidak jauh berbeda pesaing saya sikit yang jualan tas bekas tetap aja bahwasanya orang-orang sekarang berpengaruh juga, karena ketika mencari oleh-oleh seperti baju tas-tas baru yang orangtu jual, harganya banyak yang anak-anak, mereka selalu mencari murah-murah karena barang baru, karena barang baru yang kebanyakan tas baru yang pedagang barang baru jual pedagang barang baru jual harganya disini rata-rata barang dari juga murah-murah, sehingga barang batam”(Hasil Wawancara 18/09/2018, Uncung, 43 yang dijual oleh pedagang barang Tahun). bekas ini tidak terlalu laku lagi. Para Jawaban dari keseluruhan informan pembeli yang membeli barang baru diatas dijelaskan bahwa dengan kebanyakan mereka tidak melihat dari adanya pedagang barang baru yang kualitas barangnya, mereka hanya berjualan dilokasi tersebut membuat berpikir bahwa dengan harga yang persaingan yang dihadapi semakin relatif murah barang yang didapatkan bertambah, yang awalnya mereka adalah barang baru, terlebih lagi anak- hanya bersaing dengan sesama

48 | Jurnal Masyarakat Maritim pedagang yang menjual barang bekas Berdasarkan hasil analisis data, namun kini harus bersaing dengan strategi yang dilakukan pedagang pedagang yang menjual barang baru barang bekas impor dapat dikaitkan juga. Tetapi, dibalik keluhan para berdasarkan empat tipe tindakan sosial pedagang ini, nyatanya keberadaan menurut Max Weber sebagai berikut; pedagang barang bekas ini masih 1. Tindakan Rasionalitas Instrumental; bertahan dengan usahanya dan eksis Tindakan ini merupakan suatu sampai saat ini. Ekistensi merupakan tindakan sosial yang dilakukan sebuah konsep yang menceritakan seseorang didasarkan atas tentang keberadaan manusia, dimana pertimbangan dan pilihan sadar manusia itu sendiri merupakan individu yang berhubungan dengan tujuan yang saling berhubugan satu sama (George Ritzer : 126). lain. a. Mempertahankan Pelanggan Menurut (Abidin Zainal, 2007: 16), Tetap, strategi mereka lakukan eksistensi adalah suatu proses dinamis, disini adalah mempertahankan suatu menjadi atau mengada ini sesuai pelanggan yang sudah menjadi dengan asal kata eksistensi itu sendiri, pelanggan tetapnya. Tindakan yakni exsistere yang artinya keluar dari yang pedagang ini lakukan atau melampaui atau mengatasi. Jadi dengan memberikan keringan eksistensi tidak bersifat kaku dan yaitu dengan memperbolehkan terhenti melainkan lentur atau kenyal pelanggan tersebut membayar dan mengalami perkembangan atau sebagian dulu dari jumlah total sebaliknya kemunduran, tergantung keseluruhan barang yang dibeli, pada kemampuan potensi. dan minggu berikutnya pelanggan tersebut harus membayar sisanya Kesimpulan dengan catatan pelanggan yang Eksistensi pedagang barang membeli barang dan barang bekas impor di Tembilahan dengan tersebut untuk dijual kembali. melihat strategi pedagang barang Selain itu, pelanggan juga boleh bekas menjaga eksistensinya dalam meminta simpankan barang yang menghadapi persaingan dengan mau dibelinya hanya saja ketika adanya pedagang barang baru. sudah gajian barang tersebut

Vol 3 No 1 Tahun 2019 | 49

harus diambil. Jika membeli lakukan. Karena promosi banyak pedagang juga merupakan salah satu cara yang memberikan pengurangan harga dilakukan pedagang untuk yang lebih besar kepada menarik masyarakat agar pelanggannya. membeli barang yang mereka b. Jaringan Sosial Pedagang Barang jual, sehingga dengan adanya Bekas, terbentuknya jaringan masyarakat yang tertarik dan sosial pedagang barang bekas terus membeli maka disitulah adalah untuk meningkatkan usaha terlihat bahwa mereka bisa dagang yang dijalani oleh para bertahan berdagang barang pedagang barang bekas yang ada bekas di Tembilahan agar mereka bisa 2. Tindakan Rasional Nilai; Tindakan mempertahankan rasional nilai yaitu tindakan rasional keberlangsungan usahanya berdasarkan nilai, yang dilakukan secara terus menerus. Dalam untuk alasan-alasan dan tujuan- penelitian ini pedagang barag tujuan yang ada kaitannya dengan bekas selaku usaha perorangan nilai-nilai yang diyakini secara mereka mengadakan kerjasama personal (George Ritzer : 126). dengan sesamanya. Kerjasama Mempertahankan Kualitas, kualitas tersebut mereka wujudkan yang pedagang pertahankan disini dengan membentuk sebuah adalah nilai suatu barang yang organisai atau persatuan antar mereka jual dengan harga jual yang sesama pedagang barang bekas. terjangkau mendapatkan kualitas c. Memberikan Promosi Dengan yang bagus. Walaupun barang yang Menumpukkan Barang, strategi mereka jual sudah bermerek, berikutnya yang pedagang barang pedagang ini juga menyusun barang bekas lakukan yaitu dengan dagangannya secara rapi, untuk memberikan promosi dengan baju atau celana biasanya dikasih menumpukkan barang dengan hanger, begitupun sepatu sebelum harga yang sama, tindakan ini dijual, biasanya ketika ada yang juga memberikan efek positif kotor mereka selalu menyemirnya dalam perdagangan yang mereka terlebih dahulu, lalu disusun rapi

50 | Jurnal Masyarakat Maritim

dan dimasukkan gulungan kertas menjual barang bekas secara turun- kedalam sepatu agar terlihat temurun. Ada yang melakukannya menarik. dengan melanjutkan usaha yang 3. Tindakan Afektif; Tipe tindakan sudah diwarisi dari orangtuanya, sosial ini lebih didominasi perasaan ada juga yang melakukannya atau emosi tanpa refleksi intelektual dengan membuka usaha barang atau perencanaan sadar. Tindakan bekas bersama orangtuanya di lapak afektif sifatnya spontan, tidak yang berbeda. rasional, dan merupakan ekspresi Berdasarkan hasil kesimpulan emosional dari individu (George yang telah dipaparkan penulis, Ritzer : 126). Memberikan Bonus, selanjutnya penulis akan berupaya tindakan ini biasanya pedagang ini memberikan saran-saran untuk lakukan tanpa perencaan melengkapi penelitian ini. Adapun sebagaimana pedagang dalam saran-saran yang dapat penulis berikan penelitian ini alami, ada pembeli antara lain sebagai berikut : yang membeli barang bekas dalam 1. Agar pedagang barang bekas tetap jumlah banyak dan untuk dikasih ke bisa mempertahankan eksistensinya anak-anak yang kurang mampu ada baiknya pedagang juga akhirnya pedagang memberikan mengatur pengeluaran mereka bonus barang kepada pembeli dengan cara berhemat. Disisi lain tersebut. tindakan ini memang untuk menunjang keberlangsungan dialami oleh salah satu informan usaha yang telah menjadi mata dalam penelitian ini. pencaharian utama, pedagang juga 4. Tindakan Tradisional; Tindakan harus meningkatkan lagi hubungan tradisional merupakan tindakan yang sudah terjalin seperti adanya yang ditentukan oleh kebiasaan- persatuan pedagang PJ yang telah kebiasaan yang sudah mengakar dibentuk, pedagang ini harus lebih secara turun-temurun (George aktif lagi yang mana persatuan Ritzer : 126). Menjual Barang Bekas tersebut tidak hanya berfungsi Secara Turun-temurun, strategi sebagai wadah tolong-menolong, yang dilakukan adalah dengan tetapi yang lebih luas lagi, misalnya melakukan perdagangan atau pendanaan modal (Koperasi),

Vol 3 No 1 Tahun 2019 | 51

informasi usaha, keterampilan dan Dan Sektor Informal Di Kota. Jakarta: PT Gramedia. lain-lain. Damsar. 2009. Pengantar Sosiologi 2. Kepada masyarakat maupun Ekonomi, Jakarta: Kencana Prenata Media Group. pembeli yang membeli barang Effendy, Onong Uchjana. 2007. Ilmu bekas, ada baiknya mereka juga komunikasi teori dan praktek, Bandung : PT Remaja harus lebih teliti lagi dalam Rosdakarya. membeli barang bekas tersebut George Ritzer. Sosiologi Ilmu Berparadigma Ganda. (Jakarta PT agar penjual dan pembeli sama- Rajawali Press 2001), 126. sama merasakan kenyamanan yang Lorens Bagus, kamus filsafat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005). diterima. Karena penjual juga 183. seorang manusia yang tidak luput Lutfi, M. et.al. 1976. Sejarah Riau. Pekanbaru. Pemerintah Daerah dari kesalahan. Provinsi Riau. 3. Ketika membeli barang bekas Mahdini Jakarta, Penerbit Ind-Hill-Co. 2003. Sastra Lisan Orang Banjar. seperti baju ataupun celana, Pekanbaru: Daulat Riau. sebaiknya masyarakat/pembeli Moleong. 2014. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Edisi revisi. Remaja harus mencuci dulu pakaian bekas Rosdakarya. Bandung. yang dibeli agar terhindar dari Martono. Nanang. 2015. Metode Penelitian Sosial. Jakarta. kuman atau bakteri dari bawaan RajaGrafindo Persada. barang tersebut. Miles & Huberman. 2009. Manajemen Data dan Metode Analisis. Dalam

Handbook Of Qualitative Daftar Pustaka Research. N.K Denzin & S. Lincoln. Pustaka Pelajar. Abidin, Zainal. 2007. Analisis Muzairi, Eksistensialisme Jean Paul Eksistensial. Jakarta: PT. Raja Sartre, Yogyakarta: Pusataka Grafindo Persad. Pelajar, 2002. Arikunto.S.2010. Suatu Pendekatan Ramli, Rusli. 2003. Sektor Infomal Praktik Edisi Revisi. Jakarta: Perkotaan Pedagang Kaki Lima di Rineka Cipta. Indonesia, Jakarta, Penerbit Ind- Ahmad Tafsir, Filsafat umum, Akal dan Hill-Co. Hati Sejak Thales Sampai Capra Mustafa, Ali Achsan, 2008, Model Bandung : Rosda Karya 2006. Transformasi Sosial Sektor Bungin. Burhan. 2007. Penelitian Informal: Sejarah, Teori dan Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Praksis Pedagang Kaki Lima, Kebijakan, Publik dan Ilmu Sosial Malang. Lainnya. Edisi Kedua. Jakarta : Sujatmiko, Eko, 2014 Kamus IPS, Putra Grafika. Surakarta: Aksara Sinergi Media Chris Manning, Tadjuddin Noer Effendi. Cetakan I 1991. Urbanisasi, Pengangguran,

52 | Jurnal Masyarakat Maritim

Sudjarwo Singowidjojo. 2004. Buku Padang Rihim Siregar. 2011. “Modal Pintar Kependudukan. Universitas Sosial Para Pedagang Kaki Lima Michigan: Gramedia Widiasarana Etnis Jawa (Studi di Daerah Indonesia. Nagoya Kota Batam)”. Jurnal Sugiyono. 2013. Metode penelitian Fisip UMRAH vol. I, No. 1, 2011 : kuantitatif kualitatif dan R&D, 93-106. Bandung: Alfabeta, CV. Stanley Salenussa, 2016. “Eksistensi Sindung Haryanto. 2011. Sosiologi Pedagang Tradisional Dalam Ekonomi, Yogyakarta : Ar-Ruzz Dinamika Pemasaran modern Media. (Studi Pada Pedagang Lokal Papalele di Ambon)”. Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi, Volume X Zuriah Nasution. 2018. “Pedagang Nomor 2 Oktober 2016: Pakaian Seken (Studi Kasus Pada Universitas Kristen Indonesia Pasar TPO Kota Tanjungbalai Maluku. Sumatera Utara)”. Jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Media Online Universitas Sumatera Utara. https://www.kompasiana.com/ariekesu ma/55c35321f47e61b41f3f1e12/u Jurnal rbanisasi-permasalahan-kotakota- Gennya Prinita Sari, 2016. “Eksistensi besar-di-indonesia diakses 12 Pedagang Kaki Lima di Pasar januari 2018 Maling Wonokromo Surabaya” Kamus Besar Bahasa Indonesia Online Jurnal Fisip Universitas Airlangga /https://kbbi.web.id/eksistensi Surabaya. diakses 12 maret 2019.

Vol 3 No 1 Tahun 2019 | 53

MENGUKUR KINERJA INDIVIDU PEGAWAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Yudithia Alumni Mahasiswa Doktor Ilmu Pemerintahan Universitas Padjajaran ([email protected])

Ramadhani Setiawan Dosen Ilmu Administrasi Negara Universitas Maritim Raja Ali Haji ([email protected])

Mahadiansar Alumni Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara Universitas Maritim Raja Ali Haji ([email protected])

Abstrak Mengukur kinerja individu merupakan sebagai upaya dalam melihat kapasitas apa yang dilakukan serta yang dikerjakan pegawai dalam sebuah pekerjaan di dalam organisasi sebagai aktivitas penyelesaian tugas mempunyai penerapan dengan pengetahuan dan kemampuan tersendiri. Peneliti mengunakan Koopmans, Bernaad & Hildebrandt (2014) untuk mengukur kinerja individu yang melibatkan kinerja tugas, kinerja kontekstual dan perilaku kontraproduktif. Dalam penentuan sampel menggunakan teknik Stratified Random Sampling sebanyak 87 responden dengan hasil penelitian bahwa kinerja pegawai masih kurang maksimal menciptakan organisasi yang memiliki kualitas kinerja yang tinggi. Kemudian secara psikologi pegawai dalam pengukurannya menunjukan bahwa merasa cukup memberikan konstribusi dengan pekerjaan yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau.

Kata Kunci: Kinerja Kontekstual, Kinerja Tugas & Kinerja Kontraproduktif

Pendahuluan pimpinannya dalam mengelola Kinerja memiliki peran sangat organisasi yang membuat pegawai penting bagi pegawai, keistimewaan semangat dalam melaksanakan tugas kinerja bagi pegawai dilihat dari dan fungsinya untuk menciptakan perhatian yang lebih terhadap pekerjaan yang berkualitas, kemudian

54 | Jurnal Masyarakat Maritim

dipersentasikan hasil capaiannya kepuasan kinerja pegawai dalam dengan memberikan penghargaan agar melaksanakan tugasnya belum sesuai pegawai tersebut termotivasi lebih baik dengan keinginan yang diharapkan lagi dan memberikan pandangan sepenuhnya tercapai karena faktor bahwasanya bersungguh-sungguh permasalahan maupun hambatan yang dalam bekerja memberikan dampak di timbulkan dari sebuah peraturan yang positif bagi lingkungan sekitar atau sistem operasional prosedur (SOP) yang disarankan oleh Icbwan, yang kurang tepat menjadi kinerja (2014:113). individu pegawai terhambat. Kinerja individu adalah masalah Sebuah artikel dari Muse, Harris, yang tidak hanya menggenggam Giles, & Feilds (2008) menunjukan organisasi perugsahaan di seluruh faktor yang mempengaruhi kinerja dunia tetapi juga memicu banyak pegawai salah satunya manfaat individu penelitian di bidang manajemen, yang di rasakan sebagai pegawai yang kesehatan kerja, dan psikologi kerja berpegang pada komitmen dengan dan organisasi, Waldman (1994). tujuan mendapatkan dukungan Rumah Sakit Umum Daerah Raja organisasi maupun keuntungan yang ia Ahmad Thabib Provinsi Kepulauan Riau peroleh yang diarahkan terhadap tugas Tanjungpinang di desain sebagai rumah kerja, fasilitas / sarana prasarana yang sakit kelas B non pendidikan, ia dapatkan dari organisasi sebagai merupakan rumah sakit rujukan dari pegawai dan loyalitas hubungan timbal kabupaten/kota se-Provinsi Kepulauan balik yang dapat dibuktikan, Riau dan sebagai upaya antisipasi Pengaturan kerja yang perkembangan Provinsi Kepulauan Riau menekankan kekuatan kinerja yang sangat pesat dalam tiga tahun seseorang, dimana mereka dapat terakhir dan yang akan datang sebagai menjadi yang terbaik dan terbaik antara daerah industri pariwisata dan pusat mereka satu sama lain. Sampai saat ini pemerintahan. juga penelitian telah menunjukkan Fakta di lapangan yang di temui bahwa pegawai yang puas dan peneliti ialah kualitas kinerja pegawai menemukan pemenuhan keinginan Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi dalam sebuah pekerjaan lebih Kepulauan Riau merujuk terhadap produktif, kemungkinan kecil akan

Vol 3 No 1 Tahun 2019 | 55

adanya kekurangan, dan menunjukkan berkelompok dengan tujuan untuk loyalitas terhadap organisasi yang efisiensi dan optimalisasi pencapaian signifikan bagusnya dan lebih baik. tujuan yang akan dicapai. Para pegawai Berdasarkan uraian di atas maka yang bekerja sangat mempengaruhi permasalahan yang dapat diajukan kinerja suatu instansi, hal ini karena dalam penelitian ini mengukur kinerja pegawai merupakan penggerak utama individu rumah sakit umum daerah bagi setiap kegiatan operasional dan provinsi kepulauan riau. sangat berperan aktif untuk tercapai atau tidaknya suatu tujuan instansi. Pembahasan Kinerja merupakan suatu aktivitas Definisi Kinerja dalam penyelesaian tugas dengan Kinerja di definisikan Nickols, mempunyai penerapan dengan (1997:14) ialah merupakan kinerja pengetahuan dan kemampuan sendiri sebagai hasil dari perilaku sedangkan yang dinyatakan oleh John Shields et perilaku adalah aktivitas individu al., (2016:40) bahwasanya untuk sedangkan hasil dari perilaku adalah melihat ukur sebuah kinerja dapat cara di mana lingkungan individu yang dilihat dari segi perilaku setiap pegawai berperilaku entah bagaimana berbeda yang mengarah kepada produktivitas sebagai akibat dari perilakunya sebagai dengan melihat kualitas kerja, upaya pencapaian. ketergantungan dalam kerja, Lalu Gilbert, (1974:1) konstribusi yang diberikan. Disisi lain menambahkan pencapaian dalam hasil kinerja yang paling berdampak kerja yang menunjukan sebuah perilaku terhadap reward atau sebuah hadiah sebagai bentuk kinerja jangka panjang agar kinerja tersebut bisa dicapai maupun jangka pendek. Setiap instansi dengan maksimal sebagai kebutuhan atau perusahaan menjalankan seluruh organisasi, hal ini sudah menjadi hal kegiatan operasionalnya untuk yang wajar sebab kinerja akan mencapai tujuan yang telah berdampak langsung terhadap ditetapkannya, terdiri dari elemen para kepuasan pelanggan. pegawai yang memiliki tugas dan Kinerja pegawai juga tanggung jawab yang harus dikatagorikan baik bahwa kinerja yang dilaksanakan sendiri-sendiri maupun meningkat memiliki dampak positif

56 | Jurnal Masyarakat Maritim

pada kepuasan, sehingga berfokus pertama kinerja harus dijelaskan dalam pada peningkatan kinerja individu dapat perilaku dibanding hasil, kedua kinerja menjadi kunci untuk meningkatkan dan hanya berisikan perilaku yang relevan mempertahankan pelanggan. Misalnya, dengan tujuan organisasi dan ketiga dengan meningkatkan produktifitas kinerja adalah multidimensi. dalam pelatihan layanan pelanggan organisasi sehingga mungkin dapat Dimensi Kinerja Individu meningkatkan kinerja pegawai yang Kinerja tugas sebagai upaya pada gilirannya akan mengarah pada menunjukan diri sebagai upaya peningkatan kepuasan hingga bisa di menjalankan tugas sebagai profesinya katakan pegawai yang bahagia ataupun di luar dari profesinya. Borman melayani pelanggannya adalah sebuah & Motowidlo, (1997:107) Kinerja tugas kejadian yang diinginkan dan bisa tentang keahlian dalam melakukan cenderung mengarah pada kinerja kegiatan, dengan demikian, variabilitas organisasi yang lebih baik yang lintas pegawai pada kinerja tugas disimpulakan oleh Greene, (2015:106) secara logis disebabkan oleh perbedaan dalam artikelnya. dalam tugas yang dilakukan serta Kemudian kinerja di tingkatkan pengetahuan, keterampilan, dan definisinya yang telah disepakati oleh kemampuan individu. (Robinson & Robinson, 1995; Dean & Lalu Borman & Brush, (1993:11– Ripley, 1997) sebagai upaya 13) memaparkan bahwa kinerja tugas peningkatan kerja dan produktifitas sebagai upaya menurus administrasi individu serta efektivitas kerja yang meliputi : umumnya keberadaannya dalam suatu 1. Perencanaan dan mengatur organisasi atau kelompok yang 2. Membimbing, mengarahkan, dan cangkupannya lingkungan yang besar. memotivasi bawahan dan Definisi tentang kinerja dan beberapa memberikan umpan balik penelitian yang dikembangkan oleh 3. Pelatihan, pembinaan, dan Koopmans et al., (2011:856) mengembangkan bawahan menambahkan definisi kinerja perilaku 4. Komunikasi secara efektif dan atau tindakan yang relevan dengan memberi tahu orang lain tujuan dari suatu organisasi yaitu

Vol 3 No 1 Tahun 2019 | 57

Selain itu Kiker & Motowidlo, sebagai kegiatan yang berkontribusi (1999:602) juga mengatakan ada 5 pada inti sosial dan psikologis faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi dalam tugas yaitu Bergman et al., (2008:106) 1. Tugas-tugas secara spesifik didalam menggambarkan kinerja kontekstual pekerjaan mencakup sebagai pengelompokan 2. Kemampuan tugas diluar non bertingkat (Taksonomi). Adapun pekerjaan taksonomi yang dimaksud sebagai 3. Kemampuan dalam komunikasi lisan berikut : 4. Hal pengawasan atau posisi 1. Bertahan dengan antusiasme dan kepemimpinan beserta jajarannya usaha ekstra yang diperlukan untuk dan menyelesaikan aktivitas tugas sendiri 5. Manajemen untuk mengurus dengan sukses administrasi. 2. Bersedia meluangkan waktu untuk Bergman et al., (2008:476) kinerja melaksanakan aktivitas tugas yang kontektual didefinisikan sebagai tidak secara formal merupakan perilaku yang membentuk "konteks bagian dari pekerjaan sendiri organisasi, sosial, dan psikologis yang 3. Membantu dan bekerja sama dengan berfungsi sebagai kinerja nyata untuk orang lain melaksanakan suatu kegiatan dan 4. Mengikuti aturan sesuai prosedur proses kinerja dalam melaksanakan organisasi tugas. Kinerja kontektual telah muncul 5. Mendukung dan melaksanakan sebagai aspek penting dari kinerja tujuan organisasi, mendukung, dan pekerjaan secara keseluruhan. Prestasi membeli kerja tidak lagi dianggap hanya terdiri 6. Fasilitasi antar satu dengan yang dari kinerja pada tugas. Sebaliknya, lainnya secra pribadi dengan kinerja kontektual yang 7. Dedikasi dalam pekerjaan semakin kompetitif, secara individual Kemudian Motowidlo & Van diharapkan untuk melampaui Scotter, (1994:475) untuk persyaratan yang tercantum dalam menyesuaikan kinerja kontekstual tuntunan kerja secara menyeluruh. dalam pengawasan terhadap pegawai Kinerja kontekstual yang didefinisikan nya yaitu

58 | Jurnal Masyarakat Maritim

1. Bersedia meluangkan waktunya formal untuk instansi yang seharusnya untuk melakukan lebih dari di kerjakan Carmeli & Josman, pekerjaan yang diperlukan untuk (2006:441). Pendapatnya bahwa ini membantu orang lain atau sangat membahayakan bagi berkontribusi pada efektivitas kesejahteran organisasi maupun organisasi individu instansi tersebut yang 2. Bernisiatif menangani tugas berkenaan dengan sebuah reputasi diri, pekerjaan yang sulit dalam dengan hal ini sangat menjadi titik fokus ke semangat yang tinggi perilaku kerja kontrapoduktif yang akan 3. Menjadi Voluntter sebagai kinerja berpengaruh lingkungan sekitarnya. tambahan Chand & Chand, (2014:43) perilaku Bergman, Donovan, & Drasgow, kerja kontrapoduktif mendefinisikan (2008:21) menegaskan ntuk memilih sebagai setiap kegiatan yang disengaja pegawai yang akan terlibat dalam maupun tidak disengaja pada bagian kinerja kontekstual, pimpinan dari individu yang dapat menghambat mengidentifikasi ciri-ciri calon pegawai kinerja sendiri diri maupun orang lain yang memprediksi kinerja kontekstual. hingga ke organisasi. Para peneliti sebelumnya percaya Berdasarkan dimensinya, Gruys & bahwa ada sifat dan kemampuan yang Sackett, (2003:30–31) menyatakan di berbeda yang memprediksi tugas dan dalam perilaku kerja kontraproduktif kinerja kontekstual. terbagi beberapa dimensi yaitu : Dengan berkembangnya kinerja 1. Penyimpangan fasilitas; kontekstual, banyak peneliti salah penyalahgunaan barang yang satunya menginfentifiksikan bagian dipergunakan kepentingan pribadi. mendasar dari kriteria kinerja pegawai, Penyalahgunaan ini bisa maka kinerja kontekstual harus dikategorikan mencuri atau dipertimbangkan dalam semua aspek mengambil barang tanpa izin, milik proses kerja, ini termasuk seleksi, organisasi atau instansi dan merusak penilaian kinerja, dan penghargaan. barang tersebut. Hal ini menekankan Perilaku kerja kontraproduktif menggunakan barang untuk merupakan perilaku pegawai yang kepentingan pribadi juga termasuk bertentangan dengan kepentingan yang

Vol 3 No 1 Tahun 2019 | 59

dalam kategori perilaku anatara lain memperlihatkan menyimpang. kesukaan terhadap pegawai atau 2. Penyimpangan produksi; perilaku anggota tertentu dalam organisasi yang tidak mematuhi norma instansi secara tidak adil, dalam yang telah ditetapkan sebagai aturan tingkat memperlihatkan ketidak yang harus diselesaikan oleh setiap sopanan. individu sebagai tanggung jawab 4. Agresi Indvidu; yang termasuk dalam secara pofesional sebagai bagian kategori agresi individu adalah yang ditempatkan. Seperti kerja bullying, berperilaku tidak dengan mengurangi jam dalam menyenangkan kepada individu atau bekerja. pegawai lain secara verbal maupun 3. Penyimpangan Politik; menguraikan fisik, dan mencuri barang milik bahwa yang termasuk dalam individu atau pegawai lain. kategori penyimpangan politik

Bagan I. Kerangka Kerja Konseptual

Kinerja Kontekstual

Kinerja Individu Kinerja Tugas

Perilaku Kerja Kontraproduktif

Sumber : Conceptual frameworks of individual work performance: A systematic review. Journal of Occupational and Environmental Medicine, 53 (8), 856–866. (2011)

Berdasarkan data yang telah sampel adalah dengan mengetahui diolah menggunakan rumus Slovin populasinya. Menurut Sugiyono, tersebut didapat bahwa teknik yang (2006:73) mengatakan bahwa digunakan mempunyai anggota yang pengertian populasi adalah : “Wilayah tidak homogen dan bersrata secara generalisasi yang terdiri atas proporsional. Peneliti dalam pemilihan objek/subjek yang mempunyai

60 | Jurnal Masyarakat Maritim

kuantitas dan karakteristik tertentu yang dapat dicapai disetiap yang ditetapkan oleh peneliti untuk pekerjaannya, maka dari itu dipelajari dan kemudian ditarik responden berusaha melakukan kesimpulannya” Populasi dalam sebaik mungkin disetiap penelitian ini adalah pegawai di Rumah pekerjaannya. Mayoritas responden Sakit Umum Daerah Raja Ahmad menyatakan sering melakukan Thabib Provinsi Kepulauan Riau pekerjaannya dengan baik dengan berjumlah 681 Orang. waktu dan usaha yang singkat. hal Jenis penelitian ini adalah ini perlu dilakukan demi penelitian kuantitaif dengan menguji meningkatkan mutu pelayanan, tak sebuah pernyataan dengan memeriksa jarang responden mengerjakan vaiiditas dari setiap kinerja individu pekerjaannya dengan berpacu pada yang di bagi atas tiga indikator yaitu waktu. kinerja tugas, kinerja kontekstual dan 2. Kinerja Kontekstual prilaku kotraproduktif. Koopmans, et.al Kinerja kontekstual dalam hal (2014). Peneliti menentukan tingkat ini Kebanyakan responden kesalahan sebesar 10% sehingga menyatakan bahwa kadang-kadang jumlah sampel yang diambil sebesar 87 memulai atau mengambil tugas baru orang pegawai rumah sakit umum sendiri ketika tugas lama sudah daerah provinsi kepulauan riau. maka selesai. Hal ini menunjukkan hasil dari pengukuran kinerja individu responden tidak berani mengambil dapat di uraikan sebagai berikut : tugas baru sebelum menyelesaikan 1. Kinerja Tugas tugas utama, karena responden Kinerja tugas bisa digambarkan takut hasil tugasnya tidak maksimal sebagai upaya melaksanakan tugas jika responden membagi fokus sebagai pegawai dalam sehari–hari menyelesaikan kedua tugas yang yang dapat menjadi tolak ukur dilakukan bersamaan. Lalu item kinerja. Hal ini menunjukkan bahwa berikutnya responden menyatakan mayoritas responden menyatakan sering mencari tantangan baru dari sering mengingat akan hasil yang pekerjaannya. Responden menyukai harus dicapai dalam bekerja. tantangan yang belum pernah Responden terfokus pada hasil akhir dirasakan sebelumnya, hal ini dapat

Vol 3 No 1 Tahun 2019 | 61

menjadi pengalaman baru bagi masih ada yang menyatakan tidak responden dalam pekerjaannya pernah fokus pada aspek negatif dari dikarenakan rasa ingin tahu yang situasi kerja. Bisa di simpulkan tinggi. responden juga memberikan bahwa responden berpikir tentang solusi untuk menyelesaikan masalah sisi positif pekerjaannya, hal ini baru. Terkadang jika responden biasanya membangun suasana kerja mendapat solusi untuk masalah yang menjadi terkontrol dengan baik. baru muncul maka ia akan Kemudian item pernyataan menawarkan guna menyelesaikan responden menyatakan mayoritas masalah tersebut. responden menyatakan kadang- kadang berbicara dengan rekan kerja 3. Perilaku Kerja Kontraproduktif tentang aspek negatif dari Perilaku kerja kontraproduktif pekerjaannya. Tak jarang sesama merupakan perilaku yang disengaja rekan kerja bergosip ataupun maupun tidak disengaja dari individu membicarakan hal buruk atau keluh yang dapat menghambat kinerja kesah tentang pekerjaanya. sendiri diri maupun orang lain. Hal Responden merasa lebih nyaman ini menunjukan bahwa responden setelah membagi ungkapan hati atau kadang-kadang mengeluh mengenai keluh kesahnya kepada rekan kerja hal-hal yang kecil saat bekerja. Tak serta responden menyatakan tidak jarang keluhan pekerjaan muncul pernah berbicara dengan orang- secara tiba-tiba ketika responden orang dari luar organisasi tentang merasa sulit menyelesaikan aspek negatif dari pekerjaannya pekerjaannya. lalu ada kebanyakan responden secara individu Kesimpulan menyatakan terkadang menimbulkan Hasil dari 3 indikator yang meliputi masalah besar dari pada yang kinerja tugas, kinerja kontekstual dan lainnya di tempat kerja. Hal ini prilaku kerja kotraproduktif dapat terjadi karena banyak faktor disimpulkan sebagai berikut : misalnya kecerobohan, kurang teliti. 1. Secara individu pegawai menyatakan Tidak dapat di hindari bahwa hal bahwa telah melakukan hak dan yang tidak disengaja. Lalu responden kewajibannya dalam melaksanakan

62 | Jurnal Masyarakat Maritim

kinerja sebagai tuga individu, Namun manajemen Rumah Sakit Umum Kinerja Tugas perlu adanya Daerah Provinsi Kepulauan Riau. dorongan atau langkah baru dalam Kemudian Hasil Penelitian ini meningkatkan perannya serta dapat menjadi bahan saran dari peneliti kapasitasnya. Hal ini perlu ialah Bagi pimpinan Rumah Sakit Umum melakukan adanya bimbingan teknis Daeraah Raja Ahmad Thabib Provinsi kinerja yang rutin dilakukan secara Kepulaua Riau diharapkan agar bisa berkala di Rumah Sakit Umum melakukan Studi Banding di Rumah Daerah Provinsi Kepulauan Riau Sakit memiliki Kelas Tipe A yang ada di 2. Kinerja Kontektual atau Personal provinsi di indonesia serta diharapkan Kinerja secara keseluruhan bagi tenaga medis dan non medis agar sebenarnya ingin adanya upaya bisa melakukan peningkatan pelatihan aktivitas personal yang akan keprofesian. berkontribusi dalam kegiatan sosial

dan psikologis organisasi yang akan Daftar Pustaka berdampak pada pekerjaan yang Beaton, D., Bombardier, C., Escorpizo, dihadapi, maka dari itu perlu adanya R., Zhang, W., Lacaille, D., singkronisasi komunikasi dalam Boonen, A., … Tugwell, P. S. (2009). Measuring worker upaya meningkatkan konsentrasi productivity: Frameworks and kinerja. measures. Journal of Rheumatology, 36 (9), 2100– 3. Perilaku Kerja Kontraproduktif 2109. merupakan privasi yang akan Bergman, M. E., Donovan, M. A., & Drasgow, F. (2008). Theory of berpengaruh pada kinerja pegawai individual differences in task and Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi contextual performance. Human Performance, 21(3), 227–253. Kepulauan Riau, agar setiap kegiatan Borman, W. C., & Brush, D. H. (1993). yang disengaja atau tidak disengaja More progress toward a taxonomy of managerial performance pada bagian dari individu yang dapat requirements. Human menghambat kinerja sendiri diri Performance, 1–12. Borman, W. C., & Motowidlo, S. J. maupun orang lain hingga ke (1997). Task performance and organisasi, tindakan yang harus contextual performance: The meaning for personnel selection segera di atasi oleh pihak research. Human Performance, 10(2), 99–109.

Vol 3 No 1 Tahun 2019 | 63

Borman, W. C., & Motowidlo, S. M. Managing Employee Performance (1993). Expanding the criterion and Reward: Concepts, Practices, domain to include elements of Strategies (Second edi). England: contextual performance. Cambridge University Press. Personnel Selection in John Shields, Michelle Brown, Sarah Organizations, (December). Kaine, Catherine Dolle-Samuel, Carmeli, A., & Josman, Z. E. (2006). Andrea North-Samardzic, Peter Citizenship and counterproductive McLean, … Jack Robinson. (2016). behavior: clarifying relations Managing Employee Performance between the two domains. Human and Reward: Concepts, Practices, Performance, 19(4), 403–419. Strategies (Second edi). England: Chand, P., & Chand, P. K. (2014). Job Cambridge University Press. Stressors as predictor of Judge, T. A., Locke, E. A., & Durham, Counterproductive work behaviour C. C. (1998). Dispositional Effects in Indian banking sector. on Job and Life Satisfaction: The International Journal of Role of Core Evaluations. The Application or Innovation in American Psychological Engineering & Management, Association, 83(1), 17–34. 3(12), 43–55. Kiker, D. S., & Motowidlo, S. J. (1999). Dean, P. J., & Ripley, D. E. (1997). Main and interaction effects of Performance improvement task and contextual performance pathfinders, Models for on supervisory reward decisions. organizational learning Journal of Applied Psychology, systems.pdf. International Society 84(4), 602–609. for Performance Improvement. Koopmans, L., Bernaards, C. M., Gilbert, T. (1974). Performance control Hildebrandt, V. H., de Vet, H. C. theory. Distance Colsunting. W., & van der Beek, A. J. (2014). Greene, R. J. (2015). Reward Construct Validity of the Individual Performance? What Else? Work Performance Questionnaire. Compensation & Benefits Review, Journal of Occupational and 47(3), 103–106. Environmental Medicine, 56(3), Griffin, M. A., Neal, A., & Parker, S. K. 331–337. (2007). A new model of work role Koopmans, L., Bernaards, C. M., performance: positive behavior in Hildebrandt, V. H., Schaufeli, W. uncertain and interdependent B., De Vet Henrica, C. W., & Van contexts. Academy of Der Beek, A. J. (2011). Conceptual Management Journal, 50(2), 327– frameworks of individual work 347. performance: A systematic review. Gruys, M. L., & Sackett, P. R. (2003). Journal of Occupational and Investigating the dimensionality of Environmental Medicine, 53(8), counterproductive work behavior. 856–866. International Journal of Selection Lönnqvist, A., & Kempilla, S. (2003). and Assessment, 11(1), 30–42. Subjective productivity John Shields, Michelle Brown, Sarah measurement. In Performance Kaine, Catherine Dolle-Samuel, Measurement (pp. 531–537). Andrea North-Samardzic, Peter Luthans, F. (2002). Positive McLean, … Jack Robinson. (2016). organizational behavior:

64 | Jurnal Masyarakat Maritim

Developing and managing psychological strengths. Academy of Management Perspectives, 16(1), 57–72. Motowidlo, S. J., & Van Scotter, J. R. (1999). Evidence that task performance should be distinguished from contextual performance. Journal of Applied Psychology, 79(4), 475–480. Muse, L., Harris, S. G., Giles, W. F., & Feild, H. S. (2008). Work-life benefits and positive organizational behavior: is there a connection? Journal of Organizational Behavior, 29(2), 171–192. Nickols, F. (1997). Performance as Intervention. Distance Colsunting