ANALISIS PERUBAHAN LUAS RUANG TERBUKA HIJAU DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI SELATAN

Analysis of Changing on ABSTRACT Greenery Open Space Area and is one of region in the DKI Jakarta facing an enormous growth in all Its InfluencingFactors in South aspects of development. The increasing of development activities and regional cause Jakarta increase land uses dynamic. Fixed land supply compare with the increasing demand causing land use change particularly greenery open space in South Jakarta. This research aims are: (1) to identify changing of greenery open space of South Jakarta, and (2) to find out population, infrastructure, and development growth rate of South Jakarta; and (3) to identify factors influencing change of greenery open space and relationship among the factors. The result shows that greenery open space in the Santun R.P. Sitorus period of 2002-2007 decreased about 362,21 hectare from 1299,22 hectares in 2002 to Guru Besar pada Departemen Ilmu Tanah 937,01 hectares in 2007. In the same period number of population and population dan Sumberdaya Lahan, Fakultas density increased 0,7% per year while immigrants declined -23% per year. The region Pertanian dan Sekolah Pascasarjana IPB, of South Jakarta in 2003 showed hierarchy III village was dominant (43 villages), Bogor while number of hierarchy II and I village, were 17 villages and 5 villages, respectively. In 2006 number of villages categorized on hierarchy II showed increasing Widya Aurelia to be 19 villages while hierarchy III decreasing to be 41 villages and hierarchy I was Alumni Program Studi Manajemen constant in number. Regional development could be due to growth on infrastructure Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian development such as educational facility, health facility, and commercial area. The IPB, Bogor number of educational, health, and commercial facilities grew during the period of email : [email protected] 2003-2006 with rate of 4,8%, 7,1%, and 20% per year, respectively. Regression analysis was utilized to identify factors influencing greenery open space area change. According to the result, land allocated for greenery open space in Jakarta’s spatial plan Dyah R. Panuju (RTRW) being the major factor affecting the change. The other factors were growth of Dosen pada Departemen Ilmu Tanah dan health facilities, immigrants, population density, and educational facilities. Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB, Bogor Keywords : Greenery open space, Population density, Infrastructure growth, email : [email protected] Regional development.

PENDAHULUAN terjadi alih fungsi lahan ruang ter kebun campuran, sawah, semak, dan buka hijau (RTH). Alih fungsi terse rumput telah berubah secara signifi Pembangunan di saat ini but antara lain digunakan untuk kan menjadi ruang terbangun yang sedang berkembang pesat, baik di bengkel mobil, sekolah, pedagang, mendukung perkembangan keca kota besar maupun di kota kecil. pompa bensin, pos polisi, dan rumah matankecamatan di kawasan Jabo Jakarta sebagai ibukota negara juga hunian. Hal inilah yang mendorong detabek. Proporsi RTH Jabodetabek tak luput dari kegiatan pembangun terjadinya pengurangan luas ruang turun 11% dan proporsi ruang ter an di segala bidang. Pembangunan terbuka hijau (RTH) di berbagai bangun meningkat 27% selama peri yang berlangsung sekarang ini lebih daerah. ode tahun 19722005. Moniaga (2008) banyak mengarah pada pembangun melakukan studi ruang terbuka hijau an fisik seperti pembangunan ber Menurut Direktur Jenderal Penataan Kota Manado dengan pendekatan bagai fasilitas perkotaan, perumah Ruang Departemen Pekerjaan sistem dinamik menyatakan bahwa an, gedunggedung, dan sarana dan Umum (2006) Ruang Terbuka Hijau luas RTH Kota Manado saat ini prasarana transportasi. Pembangun dibangun untuk memenuhi berbagai secara keseluruhan mencapai 75% an perumahan di Jakarta terjadi ka fungsi dasar, yang secara umum dari luas wilayah kota. Walaupun rena banyaknya para pendatang dibedakan atas empat fungsi dasar telah memenuhi persyaratan persen yang berasal dari luar Jakarta se yaitu : 1. Fungsi bioekologis (fisik), tase luas yang ditetapkan dalam UU hingga kota Jakarta berpenduduk 2. Fungsi sosial, ekonomi (produktif), No. 26 tahun 2007 dan Permendagri padat. Seiring dengan padatnya pen dan budaya, 3. Fungsi Ekosistem No. 1 tahun 2007 tetapi kota Manado duduk maka permintaan akan peru perkotaan dan 4. Fungsi estetis masih mengalami masalah lingkung mahan juga meningkat. untuk meningkatkan kenyamanan, an terutama erosi, longsor, dan ban memperindah lingkungan kota, baik Perkembangan sektorsektor ekono jir. Hal ini terjadi karena terjadinya dari skala mikro maupun makro. mi menyebabkan kebutuhan sum konversi lahan perkotaan dari lahan berdaya lahan meningkat untuk pe Hasil penelitian Agrissantika (2007) bervegetasi atau RTH menjadi lahan nyediaan sarana pendukung. De mengenai model dinamika spasial terbangun. Hasil simulasi model di ngan berkembangnya sektorsektor ruang terbangun dan ruang terbuka namik penggunaan lahan pemukim ekonomi dan meningkatnya jumlah hijau. Menunjukkan bahwa sebagian an meningkat dari 3167 ha menjadi penduduk maka semakin tinggi pula besar RTH yang terdiri dari hutan, 4978 ha tahun ke 20, sedangkan

JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 2 NO 1 2011 15 SITORUS, AURELIA, DAN PANUJU penggunaan lahan pertanian menu torfaktor yang mempengaruhi peru peta RTH agar dapat dilanjutkan ke run dari 11301 ha menjadi 9425 ha. bahan luas ruang terbuka hijau prosesproses geometrik untuk dia (RTH). nalisis yang pada akhirnya akan Muis (2005) melakukan analisis ke menghasilkan peta hasil. Proses yang butuhan RTH berdasarkan kebutuh dilakukan dalam penelitian ini ada an oksigen dan air di kota BAHAN DAN METODE lah Operasi Tumpang Tindih ( Over- Propinsi Jawa Barat menyatakan Lokasi dan Waktu Penelitian lay ). bahwa Kota Depok saat ini memiliki luas RTH 5.125,43 ha. Berdasarkan Penelitian dilakukan di kawasan Ja 2. Teknik Pendugaan Perubahan perhitungan metode Gerarkis, maka karta Selatan, terdiri dari 10 keca Perubahan secara sistematis dapat pada tahun 2015 RTH di kota Depok matan. Penelitian lapangan dilaku diduga dari fungsi pertumbuhan sudah tidak mampu lagi memenuhi kan pada bulan Februari 2009 dan atau peluruhan. Teknik ini dapat di kebutuhan oksigen bagi manusia, pengolahan data dilakukan di Labo gunakan untuk menduga pertum kendaraan bermotor dan hewan ratorium Perencanaan Pengembang buhan seiring dengan waktu, ukuran ternak, karena luas RTH di Kota an Wilayah, Departemen Tanah dan atau jarak dari posisi referensi. Ru Depok seharusnya 6.155,18 ha. Oleh Sumberdaya Lahan, Fakultas Perta mus matematik dari teknik pendu karena itu, pemerintah daerah dan nian, Institut Pertanian Bogor, pada gaan perubahan adalah: masyarakat harus berupaya menam bulan Februari hingga bulan Oktober Pertumbuhan = (Xt1 – Xt0)/Xt0 bah RTH Kota Depok seluas 1.029,75 2009. ha. Ketersediaan dan kebutuhan air Xt0 = nilai variabel tahun awal bagi masyarakat di Kota Depok Jenis dan Sumber Data Xt1 = nilai variabel tahun akhir diprediksikan dari tahun 20052015 Data yang digunakan dalam peneli 3. Skalogram akan mengalami krisis air akibat tian ini merupakan data sekunder Metode ini digunakan untuk me penggunaan dan peningkatan jum yaitu data potensi desa (PODES) ngetahui hirarki pusatpusat per lah penduduk. Tahun 2005 kota De tahun 2003 dan 2006, data sekunder tumbuhan dan saranaprasarana pok memerlukan RTH seluas 5.166, dari BPS berupa Jakarta Selatan pembangunan yang ada di suatu 90 ha agar dapat mencukupi air yang dalam Angka, Peta Administrasi wilayah. Penetapan hirarki pusat bukan bersumber dari PDAM, se Jakarta Selatan, dan Peta Ruang Ter pusat pertumbuhan dan pelayanan hingga pemerintah daerah dan ma buka Hijau dari Dinas Tata Ruang tersebut didasarkan pada jumlah je syarakat kota Depok harus menam pada dua kurun waktu yaitu tahun nis dan jumlah unit saranaprasarana bah RTH seluas 41,47 ha. 2002 dan 2007. Alatalat yang digu pembangunan dan fasilitas pelayan Hasil penelitian Hakim (2006) yang nakan adalah komputer dengan pro an sosial ekonomi yang tersedia. melakukan analisis temporal dan gram Microsoft Excel, Microsoft 4. Analisis Regresi Berganda spasial perubahan Ruang Terbuka Word, Microsoft Access, Statistica, (Multiple Regression) Hijau di Kabupaten Purwakarta me perangkat lunak GIS (Arc View 3.3). Analisis regresi berganda digunakan nyimpulkan bahwa luas Ruang Ter Keterkaitan antara tujuan penelitian untuk membuat model pendugaan buka Hijau di Kabupaten Purwakar dengan jenis data dan teknik analisis terhadap nilai suatu parameter dari ta mengalami penurunan. Hal terse data tertera pada Tabel 1. variabel penjelas yang diamati. Va but disebabkan karena meningkat riabelvariabel yang digunakan disa nya kebutuhan lahan untuk penggu Teknik Analisis Data jikan pada Tabel 2. naan kawasan dan zona industri, 1. Operasi Tumpang Tindih serta lahan pertanian untuk meme (Overlay ) nuhi kebutuhan pangan penduduk HASIL DAN PEMBAHASAN Teknik analisis yang digunakan da nya yang terus mengalami pening lam penelitian ini adalah analisis Sebaran Ruang Terbuka Hijau katan dari tahun ke tahun. Secara spasial. Proses analisis spasial meli (RTH) dan Perubahannya di Jakarta umum penurunan RTH di Kabupa puti : proses digitasi dan prosespro Selatan ten Purwakarta terjadi karena Pur ses koreksi geometrik lain yang dila wakarta ditetapkan sebagai salah sa Berdasarkan Peraturan Menteri Da kukan dalam Software ArcView 3.3 tu pusat industri di Provinsi Jawa lam Negeri Nomor 1 tahun 2007 ten dan petapeta yang telah disiapkan. Barat, dan perubahan orientasi per tang Penataan Ruang Terbuka Hijau Proses digitasi dilakukan terhadap kembangan dan pembangunan Ka Kawasan Perkotaan, ruang terbuka bupaten Purwakarta dari pertanian menjadi perekonomian perdagangan Tabel 1. Keterkaitan antara tujuan penelitian dengan jenis data dan teknik analisis barang dan jasa. data Tujuan Data yang diperlukan Teknik Analisis Data Penelitian ini bertujuan untuk: (1) 1. Mengidentifikasi perubahan luas Luas ruang terbuka hijau Analisis Peta Ruang mengidentifikasi perubahan luas ruang terbuka hijau (RTH) di (RTH) tahun 2002 dan 2007 Terbuka Hijau Tahun 2002 Jakarta Selatan, dan 2007 ruang terbuka hijau (RTH) di Jakarta 2. Mengetahui laju pertumbuhan 1.Jumlah Penduduk tahun 1.Teknik Pendugaan Selatan, (2) mengetahui laju pertum penduduk, sarana-prasarana, dan 2000-2007 Perubahan perkembangan wilayah di Jakarta 2.PODES tahun 2003 dan 2. Skalogram buhan penduduk, saranaprasarana, Selatan, 2006 3. Mengkaji faktor-faktor penentu Data hasil analisis tujuan 1 Teknik Regresi Berganda dan perkembangan wilayah di Jakar perubahan luas ruang terbuka dan 2 (Multiple Regression ) ta Selatan, dan (3) mengetahui fak hijau (RTH)

16 JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 2 NO 1 2011 SITORUS, AURELIA, DAN PANUJU hijau (RTH) dikelompokkan menjadi 0,11 ha, Kecamatan jukkan jumlah dan laju penduduk taman kota, taman wisata alam, 20,77 ha, Kecamatan Mampang Pra Jakarta Selatan tahun 20002007. taman rekreasi, taman lingkungan patan 2,09 ha, Kecamatan Pancoran Kecamatan yang memiliki jumlah perumahan dan permukiman, taman 16,93 ha, Kecamatan penduduk terbesar pada tahun 2007 lingkungan perkantoran dan gedung 124,53 ha, Kecamatan Pesanggerahan adalah Kecamatan Pasar Minggu ya komersial, taman hutan raya, hutan 58,05 ha, Kecamatan Setia Budi 8,73 itu sebanyak 248.972 jiwa sedangkan kota, hutan lindung, bentang alam ha, dan Kecamatan Tebet 6,07 ha. Kecamatan yang memiliki jumlah seperti gunung, bukit, lereng dan Pengurangan luas RTH terbesar ter penduduk paling sedikit adalah Ke lembah, cagar alam, kebun raya, jadi di Kecamatan Pasar Minggu, se camatan yaitu kebun binatang, pemakaman umum, dangkan penurunan luas RTH ter memiliki jumlah penduduk seba lapangan olah raga, lapangan upa kecil terjadi di Kecamatan Kebayoran nyak 103.812 jiwa. Kecamatan yang cara, parkir terbuka, lahan pertanian Baru. Sebaran RTH pada Jakarta Se memiliki laju jumlah penduduk ter perkotaan, jalur dibawah tegangan latan secara visual disajikan pada tinggi adalah Kecamatan tinggi (SUTT dan SUTET), sempadan Gambar 1. sebesar 2,5% per tahun. Kecamatan sungai, pantai, bangunan, situ dan dengan laju jumlah penduduk te rawa, jalur pengaman jalan, median Laju Pertumbuhan Jumlah rendah adalah Kecamatan Setia Budi. jalan, rel kereta api, pipa gas dan Penduduk Secara umum, laju pertumbuhan pedestrian, kawasan dan jalur hijau, jumlah penduduk Jakarta Selatan Jumlah penduduk di Jakarta Selatan daerah penyangga (buffer zone) la tahun 20002007 sebesar 0,7% per dari tahun 20002007 mengalami pe pangan udara, dan taman atap (roof tahun. ningkatan. Gambar 2a dan b menun garden) (Departemen Dalam Negeri, 2007). Ruang terbuka hijau cende rung mengalami perubahan luas seti Tabel 1. Keterkaitan antara tujuan penelitian dengan jenis data dan teknik analisis data ap tahunnya. Tujuan Data yang diper lukan Teknik Analisis Data 1. Mengidentifikasi perubahan luas ruang Luas ruang terbuka hijau Analisis Peta Ruang Luas RTH di Jakarta Selatan pada terbuka hijau (RTH) di Jakarta Selatan, (RTH) tahun 2002 dan 2007 Terbuka Hijau Tahun tahun 2002 seluas 1299,22 ha dan pa 2002 dan 2007 2. Mengetahui laju pertumbuhan 1.Jumlah Penduduk tahun 1.Teknik Pendugaan da tahun 2007 luas RTH berkurang penduduk, sarana-prasarana, dan 2000-2007 Perubahan perkembangan wilayah di Jakarta 2.PODES tahun 2003 dan 2. Skalogram menjadi 937,01 ha. Dari tahun 2002 Selatan, 2006 2007 terjadi pengurangan luas RTH 3. Mengkaji faktor-faktor penentu Data hasil analisis tujuan 1 Teknik Regresi Berganda perubahan luas ruang terbuka hijau dan 2 (Multiple Regression ) sebesar 362,21 ha. Pengurangan luas (RTH) RTH tersebut disebabkan oleh ada nya alih fungsi lahan RTH. Jakarta Tabel 2. Variabelvariabel dalam Analisis Regresi Selatan terdiri dari sepuluh kecamat Variabel Tujuan (Y) Variabel Penduga (X) an, yaitu: Jagakarsa, Pasar Minggu, Perubahan luas RTH Tahun 2002 dan 2007 Alokasi RTH pada RTRW Jumlah Penduduk , Pesanggerahan, Kebayo Kepadatan Penduduk ran Lama, , Mam Jumlah Pendatang Fasilitas Pendidikan pang Prapatan, Pancoran, Tebet, dan Fasilitas Kesehatan Setia Budi. Setiap kecamatan di Fasilitas Ekonomi Jakarta Selatan memiliki RTH de Tabel 3. Luas RTH Tahun 2002 dan 2007 serta Luas Perubahannya ngan luasan yang berbedabeda. Luas Perubahan RTH KECAMATAN Luas RTH 2002 (ha) Luas RTH 2007 (ha) Sementara itu berdasarkan delineasi (ha) Cilandak 88.47 58.65 -29.82 luas RTH menurut alokasi ruang, di Jagakarsa 372.82 277.71 -95.11 ketahui bahwa luas RTH berda Kebayoran Baru 70.73 70.62 -0.11 Kebayoran Lama 156.2 135.43 -20.77 sarkan alokasi RTRW tahun 2000 Mampang Prapatan 14.38 12.29 -2.09 2010 sebesar 1080,72 Ha. Luas ek Pancoran 52.85 35.92 -16.93 Pasar Minggu 317.43 192.9 -124.53 sisting RTH dari data terkini Dinas Pesanggerahan 119.16 61.11 -58.05 Pertamanan (2007) sebesar 937,01 Ha Setia Budi 43.30 34.57 -8.73 Tebet 63.88 57.81 -6.07 lebih kecil dibandingkan dengan alo Jakarta Selatan 1299,22 937,01 -362,21 kasi yang ditetapkan dalam RTRW. Secara lebih rinci Luasan RTH per kecamatan di Jakarta Selatan beserta perubahannya pada tahun 2002 dan 2007 disajikan pada Tabel 3.

Dari Tabel 3 dapat terlihat bahwa hampir di seluruh kecamatan di Jakarta Selatan terjadi pengurangan luas RTH dengan besaran penu runan di masingmasing kecamatan sebagai berikut. Kecamatan Cilan dak 29,82 ha, Kecamatan Jagakarsa 95,11 ha, Kecamatan Kebayoran Baru Gambar 1. Peta Ruang Terbuka Hijau Tahun 2002 dan 2007 di Jakarta Selatan

JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 2 NO 1 2011 17 SITORUS, AURELIA, DAN PANUJU

Laju Pertumbuhan Kepadatan Laju Pertumbuhan Sarana- Jumlah fasilitas pendidikan di Jakar Penduduk Prasarana ta Selatan meningkat. Kecamatan yang memiliki jumlah fasilitas Peningkatan kepadatan penduduk Perkembangan suatu wilayah tidak pendidikan terbanyak pada tahun disebabkan oleh peningkatan jumlah terlepas dari berkembangnya sarana 2006 adalah Kecamatan Kebayoran penduduk yang tidak disertai de prasarana di wilayah tersebut. Sara Lama sebanyak 341 unit. Kecamatan ngan penambahan luas wilayah naprasarana tersebut dikelompok Setia Budi memiliki jumlah fasilitas Jakarta Selatan. Gambar 3a dan b kan menjadi fasilitas pendidikan, pendidikan paling sedikit yaitu se menyajikan kepadatan penduduk fasilitas kesehatan, dan fasilitas per banyak 136 unit. Laju pertumbuhan (jiwa/km 2) dan laju pertumbuhan ekonomian. fasilitas pendidikan tertinggi berada kepadatan penduduk per kecamatan Fasilitas pendidikan terdiri dari jum di Kecamatan Kebayoran Baru sebe di Jakarta Selatan tahun 20002007. lah sekolahsekolah negeri ataupun sar 7,7% per tahun. Laju pertumbuh Kecamatan Tebet memiliki kepadat swasta dan juga lembagalembaga an fasilitas pendidikan terendah ter an penduduk yang paling besar ya kursus yang terdapat di Jakarta jadi di Kecamatan Setia Budi sebesar itu 26685,41 Jiwa/Km 2 pada tahun Selatan. Gambar 5a dan b menunjuk 1,4% per tahun. Laju pertumbuhan 2007, sedangkan Kecamatan Cilan kan jumlah dan laju pertumbuhan fasilitas pendidikan di Jakarta Sela dak memiliki kepadatan penduduk fasilitas pendidikan di Jakarta Sela tan tahun 20032006 sebesar 4,8% per yang paling rendah yaitu 8468,24 tan tahun 2003 dan 2006. tahun. Jiwa/Km 2. Pada gambar 3 nampak bahwa laju pertumbuhan kepadatan penduduk tertinggi di Jakarta Sela 300000 0.03 tan terjadi di Kecamatan Jagakarsa 250000 0.025 sebesar 2,5% per tahun dan laju 200000 0.02 pertumbuhan kepadatan terendah 150000 0.015 100000 0.01 terjadi di Kecamatan Setia Budi. Laju Penduduk 50000 0.005 ` pertumbuhan kepadatan penduduk 0

Jum lah Penduduk (Jiwa) 0 Laju Pertum buhanJum lah 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 -0.005 n k Jakarta Selatan tahun 20002007 se u a a sa Budi ar Tebet or nd inggu c tia B e n an Cila Tahun S ra P Jagakar besar 0,57% per tahun. yo a Pasar M eb Pesanggrahan Jagakarsa Pasar Minggu Cilandak K Kebayoran Lama Pesanggrahan Kebayoran Lama Kebayoran Baru Mampang Prapatan Mampang Prapatan Pancoran Tebet Setia Budi Kecamatan Jakarta Selatan Laju Jumlah Pendatang a b Salah satu faktor pemicu peningkat Gambar 2. Jumlah Penduduk dan Laju Jumlah Penduduk Jakarta Selatan Tahun an jumlah penduduk di Jakarta 20002007 Selatan adalah banyaknya jumlah

) pendatang yang masuk Jakarta 2 30000.00 0.03

Selatan. Pada Gambar 4 disajikan 25000.00 0.025 jumlah dan laju pertumbuhan jum 20000.00 0.02 0.015 lah pendatang yang terjadi di Jakarta 15000.00 0.01 Selatan dalam kurun waktu tahun 10000.00 0.005 20002007 5000.00 0 0.00 Laju-0.005 Kepadatan Penduduk i k Semua kecamatan mengalami penu 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 a n sa B ud ru Tebet a n r r m a ila nd a e tia B a L a a h C Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km an M in g gu P a nco S r ng gr rap a ta n Ja ga ka runan jumlah pendatang dari tahun Jagakarsa Pasar Minggu a sa sa P Cilandak Pesanggrahan P P e Ke ba yo r K e ba yo ran pa n g Kebayoran Lama Kebayoran Baru am 2000 sampai tahun 2007. Dari 10 M Mampang Prapatan Pancoran Kecamatan Jakarta Selatan kecamatan yang berada di Wilayah Tebet Setia Budi

Jakarta Selatan, kecamatan yang a b memiliki jumlah pendatang paling Gambar 3. Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km 2) dan Laju Kepadatan Penduduk banyak adalah Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan Tahun 20002007 yaitu 19.020 jiwa, sedangkan keca Kecamatan Jakarta Selatan matan dengan jumlah pendatang 6000 0 t k u e 5000 da n a b n n ha m e t a la T a paling sedikit adalah Kecamatan Se i ra La ia Bu di p B aru -0.05 C gg n a n 4000 Jagaka rsa n a Pan coran Set Pr s a or g yora ay Pasar Mingg n a Pe b eb 3000 e K tia Budi sebanyak 6.432 jiwa. Semen K am pa -0.1 M tara itu, laju pertumbuhan jumlah 2000 1000 -0.15 Jum lah Pendatang pendatang di Kecamatan Cilandak 0

k t Laju Migrasi sebesar 24% per tahun atau meng a n an -0.2 nd or la at an Tebe i La ma p n c Min ggu C ggraha an B aru ra a etia Budi J agaka rs a ar n r P P S s o g alami penurunan, sedangkan di Ke Pa ayoran n Pesa b -0.25 Keb ay Ke am pa camatan Kebayoran Baru mengalami M Kecamatan Jakarta Selatan Tahun 2000 Tahun 2001 Tahun 2002 Tahun 2003 -0.3 penurunan jumlah pendatang sebe Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 sar 10% per tahun. Secara keseluruh a b an laju pertumbuhan jumlah penda Gambar 4. Jumlah Pendatang dan Laju Jumlah Pendatang di Jakarta Selatan Tahun tang di Jakarta Selatan tahun 2000 20002007 2007 sebesar 23% per tahun atau mengalami penurunan.

18 JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 2 NO 1 2011 SITORUS, AURELIA, DAN PANUJU

Fasilitas kesehatan terdiri dari jum Berdasarkan Tabel 4, nampak bahwa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi lah rumah sakit, puskesmas, polin pada tahun 2003 sebagian besar desa Perubahan Luas RTH des, dll yang terdapat di Jakarta Sela (43 desa) di Jakarta Selatan berhirarki Analisis penentuan faktorfaktor tan. Gambar 6a dan 6b menunjukkan III, sedangkan desa yang berhirarki yang mempengaruhi perubahan luas grafik jumlah dan laju pertumbuhan II berjumlah 17 desa dan berhirarki I RTH di Jakarta Selatan dilakukan fasilitas kesehatan di Jakarta Selatan sebanyak 5 desa. Pada tahun 2006 menggunakan teknik regresi bertatar tahun 2003 dan 2006. Pada tahun terjadi peningkatan desa yang ber (Stepwise regression ). Hasil analisis 2006 kecamatan yang memiliki jum hirarki II yaitu sebanyak 59 desa. regresi disajikan pada Tabel 5. lah fasilitas kesehatan terbanyak ada Sementara itu, desa yang berhirarki lah Kecamatan Tebet yaitu 386 unit, III mengalami penurunan dan desa Tabel 5 menunjukkan bahwa persa sedangkan kecamatan yang memiliki berhirarki I jumlahnya tidak ber maan regresi di atas memiliki nilai R jumlah fasilitas kesehatan paling ubah. square (R2) sebesar 0,94. nilai R sedikit adalah Kecamatan Setia Budi square (R2) mendekati 1 menunjuk yaitu 182 unit. Kecamatan Kebayo ran Lama memiliki laju pertumbuh 400 0.09 an fasilitas kesehatan yang paling 350 0.08 300 0.07 250 0.06 tinggi sebesar 19% per tahun. Laju 200 150 0.05 100 0.04 pertumbuhan fasilitas kesehatan te 50 0.03

0 Pendidikan 0.02

0.01 rendah adalah Kecamatan Pasar A U K N I N ET D GG HAN A 0 ARS NDA A K IN A CORA TEB A BU N TI Minggu sebesar 0,5% per tahun. Se R M CIL Laju Pertum buhan Fasilitas i JAGA NGGR PA SE a u A s ak ran n a ASA Bud d Tebet m P kar an ingg co ata PES a l p La Ci M n cara keseluruhan laju pertumbuhan KEBAYORANKEBAYORAN LAMA BARU Setia Jag r Pan MAMPANG PRAPAT Pasa

Jumlah Fasilitas Pendidikam Pesanggrahan Kebayora Kebayoran Baru fasilitas kesehatan di Jakarta Selatan Kecamatan Jakarta Selatan Mampang Pra Kecamatan Jakarta Selatan tahun 20032006 sebesar 7,1% per Fasilitas Pendidikan 2003 Fasilitas Pendidikan 2006 tahun. a b Gambar 5. Jumlah dan Laju Fasilitas Pendidikan di Jakarta Selatan Tahun 2003 dan Fasilitas perekonomian terdiri dari 2006 jumlah pasar, supermarket, warung, industri kecil, bank umum, dll.

I 0.25 BUD TIA SE Gambar 7a dan 7b menunjukkan EBET T 0.2

RAN NCO PA jumlah dan laju pertumbuhan fasili N 0.15 PATA PRA ANG U MP BAR MA RAN AYO 0.1 tas perekonomian tahun 20032006. KEB MA N LA Kesehatan ORA BAY AN KE RAH 0.05 NGG PESA K NDA CILA Pada tahun 2006 Kecamatan Jagakar GU Laju Perumbuhan Fasilitas 0 ING AR M PAS SA KAR n a k t n Kecamatan Jakarta Selatan A n a e a JAG gu ra rs d b a ru sa memiliki jumlah fasilitas pereko g o n e h am 0 100 200 300 400 500 ka pata T ra Ba Min nc a ila n L r g C gg ra Pa Ja Pra n Setia Budio Jumlah Fasilitas Kesehatan g sa yoran nomian yang paling besar yaitu 4708 asa n e bay a P pa P b Ke e Fasilitas Kesehatan 2003 Fasilitas Kesehatan 2006 am Kecamatan JakartaK Selatan unit, dan kecamatan yang memiliki M jumlah fasilitas perekonomian paling Gambar 6. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Fasilitas Kesehatan di Jakarta Selatan Tahun 2003 dan 2006 sedikit adalah Kecamatan Setia Budi yaitu 1316 unit. Laju pertumbuhan 5000 0.9 fasilitas perekonomian tertinggi ter 4500 0.8 4000 3500 0.7 jadi di Kecamatan Tebet sebesar 77% 3000 0.6 2500 0.5 2000 per tahun, dan terendah terjadi di 1500 0.4 1000 0.3

Perekonom ian Jum lah Fasilitas500 0.2 Kecamatan Jagakarsa sebesar 3,5% Perekonom ian

0

0.1

ET 0 per tahun. Laju pertumbuhan fasili A A U B HAN RS Laju Pertumbuhan Fasilitas A A AM AR TE INGGU L B M N n i GAK R CILANDAK SE TIA BUDI tas perekonomian di Jakarta Selatan A GGR PA NC ORAN J SA N RA ORAN ggu han ebet A G PRAPATAN andak T P SA YO Y N n Baru il patan Lama E A BA C Min P E Pancora EB K MPA Jagakarsa Setia Bud anggra tahun 20032006 sebesar 20% per K A yoran M Pasar ebayora pang Pra Pes K Keba tahun. Kecamatan Jakarta Selatan Mam Fasilitas Perekonomian 2003 Fasilitas Perekonomian 2006 Kecamatan Jakarta Selatan

Tingkat Perkembangan di Wilayah Gambar 7. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Fasilitas Perekonomian Tahun 2003 dan Jakarta Selatan 2006

Tingkat perkembangan wilayah di Tabel 4. Sebaran Desa Berhirarki I, II, dan III di Jakarta Selatan Jakarta Selatan dapat diketahui dari HIRARKI TAHUN 2003 (Jumlah) TAHUN 2006 (Jumlah) hasil analisis skalogram. Tingkat per I 5 5 II 17 59 kembangan wilayah dinyatakan da III 43 1 lam bentuk Hirarki, yaitu Hirarki I, Hirarki II, dan Hirarki III. Analisis Tabel 5. Hasil Analisis Regresi skalogram dilakukan pada 65 desa di Beta Std.Err. B Std.Err. t(4) p-level Jakarta Selatan. Hasil analisis skalo Intercept 24.282 29.968 0.81027 0.463238 Alokasi RTH (RTRW) -0.809709 0.170931 -0.241 0.051 -4.73704 0.009057 gram Jakarta Selatan pada tahun Fasilitas Kesehatan 0.326296 0.142259 241.929 105.477 2.29367 0.083519 2003 dan tahun 2006 disajikan pada Jumlah Pendatang 0.306429 0.157505 266.931 137.203 1.94552 0.123591 Kepadatan Penduduk 0.216658 0.170861 1362.922 1074.825 1.26804 0.273566 Tabel 4. Fasilitas Pendidikan -0.153123 0.144212 -327.298 308.250 -1.06179 0.348185

JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 2 NO 1 2011 19 SITORUS, AURELIA, DAN PANUJU kan bahwa pemilihan variabel pen dangkan desa berhirarki II ber Ruang Terbuka Hijau. [Skripsi]. duga sebagai variabel yang mem jumlah 17 desa, dan berhirarki I Departemen Ilmu Tanah dan pengaruhi variabel tujuan relatif te sebanyak 5 desa. Pada tahun 2006 Sumberdaya Lahan. Fakultas pat. Berdasarkan Tabel 5 dapat dike terjadi peningkatan desa yang Pertanian. Institut Pertanian tahui bahwa variabel penduga yang berhirarki II menjadi 59 desa, Bogor. berpengaruh sangat nyata (plevel < sedangkan desa yang berhirarki Departemen Dalam Negeri. 2007. Per 0,05) adalah alokasi RTH dalam III mengalami penurunan dan aturan Menteri Dalam Negeri RTRW. Variabel lain yang berpeng desa berhirarki I jumlahnya tidak No. 1 Tahun 2007 tentang Pena aruh nyata adalah fasilitas kesehat berubah. taan Ruang Terbuka Hijau Ka an, jumlah pendatang, kepadatan 5. Faktor yang mempengaruhi per wasan Perkotaan. Jakarta. penduduk, dan fasilitas pendidikan. ubahan luas RTH adalah alokasi Direktur Jenderal Penataan Ruang, De RTH dalam RTRW, fasilitas kese partemen Pekerjaan Umum. KESIMPULAN hatan, jumlah pendatang, kepa 2006. Ruang Terbuka Hijau datan penduduk, dan fasilitas 1. Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Sebagai Unsur Utama Tata pendidikan. di Jakarta Selatan dalam periode Ruang Kota. Departemen Pe 5 tahun (tahun 20022007) ber kerjaan Umum. Jakarta. Saran kurang sebesar 362,21 ha. Hair, J F., Anderson, R E., Tatham, R L., 1. Berhubung pertumbuhan berba 2. Jumlah penduduk Jakarta Selatan and Black, W C. 1998. Multiva gai fasilitas di Jakarta Selatan cu tahun 20002007 (7 tahun) me riate Data Analysis (5th editi kup tinggi yang memerlukan la nunjukkan adanya peningkatan on). USA : PrenticeHall Inter han yang cukup luas, disarankan dengan laju pertumbuhan sebe national, Inc. perlu adanya kebijakan Pemerin sar 0,7% per tahun dan kepadat tah Daerah yang berkaitan de Hakim, D R. 2006. Analisis Temporal an penduduk meningkat dengan ngan penggunaan ruang dan dan Spasial Peubahan Ruang laju pertumbuhan sebesar 0,57% pengawasan sehingga pengenda Terbuka Hijau di Kabupaten per tahun. Jumlah pendatang di lian pemanfaatan ruang dapat di Purwakarta. [Skripsi]. Jurusan Jakarta Selatan tahun 20002007 lakukan secara ketat agar tidak Arsitektur Lanskap. Fakultas berkurang setiap tahunnya de terjadi konversi lahan ruang ter Pertanian. Institut Pertanian ngan laju pertumbuhannya sebe buka hijau yang dapat berdam Bogor. sar 23% per tahun atau menga pak pada penurunan kualitas lami penurunan. Moniaga, I L. 2008. Studi Ruang Ter lingkungan. buka Hijau Kota Manado De 3. Pertumbuhan saranaprasarana 2. Sehubungan dengan besarnya pe ngan Pendekatan Sistem Dina yang meliputi fasilitas pendidik nurunan luas RTH pada periode mik. [Tesis]. Sekolah Pascasar an, fasilitas kesehatan, dan fasili 5 tahun (tahun 20022007) maka jana. Institut Pertanian Bogor. tas perekonomian di Jakarta Sela pemerintah daerah perlu meren tan dari tahun 20032006 menga Muis, B A. 2005. Analisis Kebutuhan canakan penambahan luas RTH lami peningkatan. Laju pertum Ruang Terbuka Hijau Berdasar dan penganggarannya dalam buhan fasilitas pendidikan tahun kan Kebutuhan Oksigen dan APBD sehingga sasaran luas RTH 20032006 sebesar 4,8% per tahun, Air Kota Depok Propinsi Jawa dalam UU No. 26 tahun 2007 fasilitas kesehatan sebesar 7,1% Barat. [Tesis]. Sekolah Pascasar sebesar 20% RTH publik secara per tahun dan fasilitas perekono jana. Institut Pertanian Bogor. bertahap dapat tercapai. mian sebesar 20% per tahun.

4. Tingkat perkembangan wilayah DAFTAR PUSTAKA di Jakarta Selatan pada periode tahun 20032006 sebagian besar Agrissantika, T. 2007. Model Dinamika desa berhirarki III (43 desa), se Spasial Ruang Terbangun dan

20 JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 2 NO 1 2011