BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Kabupaten Karimun (History of Karimun )

Kabupaten Karimun dibentuk berdasarkan Undang-undang nomor 53

tahun1999. Pada awal pembentukannya wilayah Kabupaten Karimun terdiri

dari 3 (tiga) kecamatan yakni Kecamatan Karimun, Kecamatan Moro dan

Kecamatan Kundur. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten

Karimun nomor 16 tahun 2001, maka wilayah Kabupaten Karimun dimekarkan

menjadi 8 (delapan) kecamatan, dan akhirnya berdasarkan Peraturan Daerah

Kabupaten Karimun nomor 10 tahun 2004 dimekarkan lagi menjadi 9

(sembilan) kecamatan dan jumlah kelurahan sebanyak 22 kelurahan dan 32

desa, 327 RW dan 945 RT.

Kabupaten Karimun merupakan bagian dari wilayah Provinsi

Kepulauan , yang berbatasan dengan Negara dan Negeri Jiran

Malaysia, serta berdampingan dengan pusat pertumbuhan industri dan

Bintan. Kabupaten Karimun merupakan salah satu kabupaten baru di Provinsi

Kepulauan Riau yang berdasarkan UU RI No. 53 tahun 1999.

Adapun secara geografis Kabupaten Karimun terbentang antara 00º 24’

36” LU sampai 01º 13’ 12” LU dan 103º 13’ 12” BT sampai 104º 00’ 36” BT,

tepat berada pada jalur pelayaran dan dekat dengan zona penerbangan

internasional. Luas wilayah Kabupaten Karimun memiliki luas 4.918 Km² yang

terdiri dari luas daratan 932 Km² (93.157 Ha) dan luas lautan sekitar 3.987

Km² atau seluas 398.692 Ha, dengan demikian dapat dilihat bahwa Kabupaten

20 21

Karimun dikelilingi oleh lautan, kabupaten karimun merupakan gugusan pulau besar dan kecil sejumlah 249 pulau, yang terdiri dari 54 pulau telah berpenduduk dan 195 pulau lainnya belum berpenghuni. Hal ini membutuhkan suatu perencanaan yang menyeluruh atau komprehensif untuk menata

Kabupaten Karimun selama rentang waktu 20 tahun ke depan. Dua pulau terbesar yang menjadi pusat pemukiman dan sentra ekonomi adalah Pulau

Karimun dan Kundur. Posisi strategis Kabupaten Karimun yang diapit oleh tiga negara, berimbas pada pesatnya perkembangan kabupaten ini. Status Free

Trade Zone (FTZ) yang disandang pulau Karimun cukup berpengaruh terutama terhadap kegiatan perekonomian. Sebagai kabupaten kepulauan, karekteristik pulau-pulau di Kabupaten Karimun cenderung mirip. Wilayahnya secara umum berupa dataran yang datar dan landai dengan ketinggian antara 20 sampai 500 meter di atas permukaan laut, meskipun ada bagian yang merupakan bukit-bukit. Di Karimun terdapat sebuah gunung yaitu Gunung

Jantan dengan ketinggian 478 meter dan merupakan salah satu sumber mata air di Karimun.

Ibukota Kabupaten Karimun terletak di kota Tanjung Balai, Kecamatan

Meral yang berbatasan disebelah Barat dengan Kecamatan Rangsang dan

Kabupaten Bengkalis, sebelah Timur dengan Kelurahan Tebing, sebelah

Selatan dengan Kecamatan Rangsang dan Kabupaten Bengkalis serta sebelah

Utara berbatasan dengan Selat Singapore dan Selat Malaysia, sementara itu

Kabupaten Karimun sendiri secara administratif berbatasan dengan : 22

1. Sebelah Utara : Selat Singapore (Philips Channel), Selat Malaka

dan Semenanjung Malaysia.

2. Sebelah Selatan : Kecamatan Kateman (Kabupaten Indragiri Hilir)

dan Kabupaten Lingga

3. Sebelah Barat : Kecamatan Rangsang, Kecamatan Tebing Tinggi

(Kabupaten Kepulauan Meranti) dan Kecamatan

Kuala Kampar (Kab. Pelalawan)

4. Sebelah Timur : Kecamatan Belakang Padang (Kota Batam)

Dari hasil pemantauan Stasiun Meteorologi dan Geofisika Tanjung Balai

Karimun, selama tahun 2016 temperatur udara rata-rata 28,5ºC, dengan suhu minimum sebesar 22,0ºC pada bulan Februari dan April, sedangkan suhu maksimum 34,4ºC pada bulan Maret. Rata-rata harian kelembaban udara selama tahun 2012 adalah 75 persen. Kelembaban udara minimum yaitu 33 persenterjadi di bulan Juli, sedangkan maksimum mencapai 100 persen terjadi di bulan Februari dan Agustus. Rata-rata curah hujan di tahun 2016 sebesar

221,335 mm, dimana curah hujan terendah terjadi di bulan Januari, yaitu 61,1 mm sedangkan tertinggi terjadi di bulan April, yaitu 473,5 mm. Jumlah hari hujan terbanyak selama 25 hari terjadi di bulan Desember.

23

Gambar II. I Peta Kawasan Free Trade Zone (FTZ) Karimun

Sumber : Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun

1. Arah Pengembangan Kota

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten merupakan kerangka tata ruang

wilayah kabupaten yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang

berhierarki satu sama lain dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah.

Sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten meliputi sistem prasarana dan

sarana transportasi, energi, telekomunikasi, sumber daya air dan sistem

jaringan prasarana dan sarana lingkungan yang mengintegrasikannya dan

memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada di wilayah kabupaten.

Tujuan penataan ruang adalah suatu kondisi tata ruang ideal yang ingin

diwujudkan atau ingin dicapai dimasa depan (20 tahun mendatang). Disusun

berdasarkan atau sebagai ungkapan keinginan untuk memperbaiki berbagai

persoalan tata ruang yang dihadapi sekarang. Tujuan penataan ruang wilayah 24

Kabupaten Karimun adalah : “ Mewujudkan Kabupaten Karimun yang maju melalui wilayah perdagangan bebas dan pelabuhan bebas yang berbasis industri dan potensi lokal yang berwawasan lingkungan”

Kebijakan Penataan Ruang adalah garis besar tindakan yang harus diambil untuk mewujudkan Tujuan Penataan Ruang. Adapun Kebijakan Penataan

Ruang Kabupaten Karimun adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan peluang investasi.

2. Pemerataan tingkat pertumbuhan ekonomi.

3. Peningkatan kualitas lingkungan.

Strategi Penataan Ruang merupakan penjabaran kebijakan penataan ruang

wilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Dengan pertimbangan hal-hal tersebut diatas

maka strategi penataan ruang Kabupaten Karimun adalah sebagai berikut :

1) Strategi yang harus dilakukan untuk meningkatkan peluang investasi

berupa :

a. Memberikan insentif penanaman modal di luar kawasan pelabuhan bebas

dan perdagangan bebas.

b. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sistem jaringan prasarana dan

sarana yang terkait dengan industri.

c. Memberikan kepastian hukum untuk berusaha/menanamkan modal

disetiap bidang usaha terutama industri.

2) Strategi yang harus dilakukan untuk pemerataan tingkat pertumbuhan

ekonomi berupa : 25

a. Membentuk pola ruang dan sistem perkotaan yang menunjang

penyebaran investasi.

b. Menciptakan iklim ekonomi komplementer antara kawasan pelabuhan

bebas dan perdagangan bebas dengan kawasan yang tidak termasuk

kawasan pelabuhan bebas dan perdangangan bebas.

c. Mendorong pertumbuhan lapangan kerja.

d. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pemerataan

penyediaan sarana prasarana sosial dan ekonomi.

3) Strategi yang harus dijalankan untuk menjaga peningkatan kualitas

lingkungan berupa :

a. Mengoptimalkan pemanfaatan ruang budidaya.

b. Mengendalikan kegiatan yang berpotensi merusak lingkungan.

c. Melakukan konservasi pada daerah resapan air dan kawasan lindung.

2. Rencana Pola Ruang Darat Wilayah Kabupaten Karimun

a. Kawasan Lindung

Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi

utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup

sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan nilai sejarah serta budaya

bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Mengacu pada

Permen PU No 16 Tahun 2009 tentang pedoman penyusunan RTRW

Kabupaten, maka yang termasuk dalam kawasan lindung di Kabupaten

Karimun, berupa : 26

a) Kawasan hutan lindung, Hutan Lindung yang selanjutnya disebut HL

adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai

perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air,

mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan

memelihara kesuburan tanah (Permenhut No. P.50 Tahun 2009). Adapun

yang termasuk kedalam kawasan hutan lindung ini mengacu pada

paduserasi kawasan hutan di Kabupaten Karimun dengan total kurang

lebih luasan 6.471 Ha. b) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya,

berupa kawasan resapan air kurang lebih seluas 1.234,94 Ha c) Kawasan perlindungan setempat, yang termasuk dalam kriteria ini di

Kabupaten Karimun adalah :

1. Sempadan pantai, definisi Sempadan pantai adalah kawasan tertentu

sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk

mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Adapun kriterianya adalah

daratan sepanjang tepi pantai yang memiliki lebar proporsional dengan

bentuk dan kondisi fisik pantai, sekurang-kurangnya berjarak 100 m

diukur dari garis pasang tertinggi kearah darat, dengan terkecuali daerah

pantai yang digunakan untuk pertahanan keamanan, kepentingan umum

dan permukiman yang sudah ada (sekurang-kurangnya berjarak 30 m).

2. Sempadan SungaiDefinisi sempadan sungai adalah kawasan sepanjang

kanan kiri sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer,

yang mempunyai manfaat mempertahankan kelestarian fungsi sungai, 27

mengacu pada ketetapan sempadan yang sudah ditetapkan melalui

Permen PU No. 63 Tahun 1993, bahwa ketentuan lebar sempadan

adalah sebagai berikut : (1) Sungai yang memiliki kedalaman kurang

dari 3 (tiga) meter garis sempadannya ditetapkan sekurang-kurangnya

10 (sepuluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan (2)

Sungai yang memiliki kedalaman 3 (tiga) meter sampai 20 (dua puluh)

meter garis sempadannya ditetapkan sekurang-kurangnya 15 (lima

belas) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

Berdasarkan hal tersebut maka ditetapkan bahwa sempadan sungai di

Kabupaten Karimun mempunyai sempadan sungai antara 10 (sepuluh) meter hingga 15 (lima belas) meter. Kawasan sekitar danau atau waduk, kawasan sekitar danau /waduk adalah kawasan tertentu sekeliling danau/waduk yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsional mata air, Kawasan sekitar danau atau waduk ditetapkan dengan kriteria :

a. Daratan dengan jarak 50 (lima puluh) meter dari tepi danau.

b. Daratan sepanjang tepian danau atau waduk yang lebarnya

proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik danau atau waduk.

c. Sekitar mata air d) Kawasan Cagar Budaya Kawasan cagar budaya merupakan suatu kawasan

yang memiliki benda-benda alami maupun buatan manusia yang

dipertahankan keberadaannya karena dianggap memiliki nili-nilai penting

bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan, di kabupaten Karimun

kawasan-kawasan cagar budaya yakni : 28

a. Batu Bertulis Pasir Panjang.

b. Masjid Jami H. Abdul Ghani di Pulau Buru (Kecamatan Buru).

c. Masjid Al-Mubaraq di Pulau Karimun.

d. Klenteng Tua di Pulau Moro, Pulau Karimun, Pulau Buru dan

Pulau Kundur.

e. Makam keramat di kawasan Pantai Gading di Desa Gading.

f. Makam si Badang di Kecamatan Buru.

g. Kerajaan Sulit di Desa Keban Kecamatan Moro.

e) Kawasan Rawan Bencana Alam Tujuan pemantapan kawasan rawan

bencana adalah melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang

disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan

manusia, sehingga perlu dilakukan adanya penetapan kawasan rawan

bencana.

Pemantapan kawasan rawan bencana dilakukan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Lebih meningkatkan upaya penetapan kawasan bahaya I, bahaya II dan

bahaya III bagi daerah-daerah yang sering terkena bencana alam.

b. Melakukan upaya-upaya perbaikan lingkungan serta prasarana bagi

daerah yang mengalami bencana.

c. Lebih memantapkan kawasan-kawasan yang sering terjadi bencana

dengan membatasi kegiatan budidaya dan mengembangkan kawasan

berfungsi lindung.

29

b. Kawasan Budidaya

Pembahasan rencana pengembangan kawasan budidaya akan meliputi

uraian tentang beberapa aspek yang berkaitan dengan pembudidayaan

kawasan yang meliputi kawasan hutan produksi, kawasan pertanian (yang

terdiri dari kawasan pertanian tanaman pangan, kawassan holtikultura,

kawasan perkebunan, kawasan peternakan, dan kawasan perikanan darat),

kawasan pertambangan, kawasan industri, kawasan pariwisata, kawasan

permukiman, kawasan reklamasi dan kawasan lainnya. Kawasan budidaya

ini yang berada di Kabupaten Karimun berupa :

a) Kawasan hutan produksi adalah kawasan hutan memiliki fungsi pokok

memproduksi hasil hutan. Kawasan hutan produksi di Kabupaten

Karimun terdiri dari:

1. Hutan produksi terbatas.

2. Hutan Produksi terbatas yang dapat dikonversi.

Tujuan penetapan kawasan adalah memanfaatkan hasil hutan secara terbatas, yang kegiatan ekploitasinya dilakukan dengan cara tebang pilih dan tanam kembali. Arahan kebijakan untuk ruang kawasan hutan produksi terbatas adalah pengusahaan hutan produksi melalui pemberian izin HPH dengan menerapkan pola tebang pilih dan tanam kembali. Peruntukan kawasan hutan produksi di Kabupaten Karimun kurang lebih seluas 23.996 hektar, dengan sebaran sebagai berikut : 30

1. Kawasan hutan produksi dengan luas kurang lebih 4.727 hektar,

yang tersebar di P. Kundur, P.Ungar, P.Degong, P.Karimun, P.Pasai,

P.Sugi Atas, P.Jaga.

2. Kawasan hutan produksi terbatas dengan luas kurang lebih 17.142

hektar, yang tersebar di P. Sugi Atas, P. Sugi Bawah, P. Mardan, P.

Kenipan, P. Tulang, P. Nangka, P. Karimun.

3. Kawasan hutan produksi konversi dengan luas kurang lebih 2.127

hektar, yang tersebar di P. , P. Sugi Atas, P. Sugi Bawah, P.

Sangkar, P. Ngal, P. Panda, P. Sependa, P. Papan, P. Merak, P.

Tembelas. b) Kawasan pertanian, kawasan peruntukan pertanian terdiri dari kawsan

pertanian tanaman pangan, kawasan holtikultura, kawsan perkebunan,

kawasan peternakan dan kawasan perikanan darat dijadikan satu

bahasan dikarenakan kondisi eksisting mata pencarian penduduk di

Kabupaten Karimun adalah pertanian campuran, sedangkan khusus

untuk mendukung kebutuhan stok akan pangan dan dengan kebutuhan

beras pada tahun 2030 sejumlah 50.908 ton untuk mencukupi

penduduk sejumlah 480.260 jiwa yang ada di Kabupaten Karimun,

maka dibutuhkan lahan seluas 2.556 Ha dengan asumsi 3x tanam

setahun, namun memandang kesesuain dan ketersediaan lahan yang

ada dimana untuk tanaman pangan padi sawah memerlukan input

tinggi dari teknologi serta pemakaian lahan yang luas, maka untuk 31

kebutuhan luas tanam nya disarankan tidak terlalu luas diperkirakan

pada angka 500 ha dan tersebar merata di Kabupaten Karimun.

c) Kawasan Pertambangan, jenis-jenis bahan tambang yang terdapat di

Kabupaten Karimun Berdasarkan klasifikasi jenis bahan tambang

dapat dikategorikan sbb :

1) Bauksit,timah dan biji besi sebagai mineral logam.

2) Granit,pasir dan andesit sebagai jenis batuan.

3) Kawasan industri, di Kabupaten Karimun menurut data yang

didapat terdapat banyak industri kecil dan rumah tangga yang

tersebar disetiap kecamatan, namun untuk industri-industri besar

terkonsentrasi di Kawasan FTZ di Pulau Karimun adalah :

1. Kawasan industri campuran kurang lebih seluas 4.287,4 Ha.

2. Kawasan Industri strategis kabupaten padat karya dan

berorientasi eksport (manufaktur) kurang lebih seluas 226,23

Ha.

3. Kawasan yang diperuntukan bagi pergudangan berupa

kawasan storage kurang lebih seluas 69,68 Ha, berada di

pulau-pulau kecil di sekitar.

B. Sejarah Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan

Bebas atau Free Trade Zone (FTZ)

Kawasan Karimun bersama Batam dan Bintan merupakan salah satu

kawasan strategis di . Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor

26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) 32

kestrategisan kawasan ini dilihat dari dua kepentingan yakni dari kepentingan pertahanan dan keamanan serta kepentingan ekonomi. Dengan kestrategisan yang dimiliki Kawasan Karimun ini akan sangat potensial menjadi salah satu kawasan yang sangat berkembang. Perkembangan tersebut semakin didorong dengan telah ditetapkannya Karimun sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan

Pelabuhan Bebas melalui PP No. 48 Tahun 2007. Penetapan Karimun sebagai

Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas atau

Free Trade Zone (FTZ) tentunya membuka peluang yang lebih besar untuk dapat bersaing dengan negara asing terutama dengan negara tetangga.

Letak Karimun disisi jalur perdagangan internasional paling ramai di dunia dan memungkinkan memainkan peran yang demikian penting sebagai salah satu gerbang dan ujung tombak ekonomi Indonesia merupakan pertimbangan utama bagi penetapan kawasan Karimun menjadi Free Trade

Zone (FTZ). Dapat pula dikatakan bahwa Free Trade Zone (FTZ) merupakan kebijakan strategis dalam rangka pengembangan kawasan strategis di

Indonesia. Hal ini tentunya memiliki tendensi positif dalam konteks perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di daerah walaupun tetap memiliki dampak sosial yang beragam. Agenda besar atau Free Trade Zone (FTZ) sebagai kebijakan makro ekonomi nasional tentunya tidak akan pernah berhasil tanpa didukung secara penuh di tataran mikro ekonomi lokal. Apalagi kebijakan nasional dalam bentuk aturan harus diimplementasikan di tingkat lokal. Hal ini karena Free Trade Zone (FTZ) dalam tataran politik ekonomi nasional berkaitan langsung dengan upaya strategi pengembangan potensi 33

ekonomi lokal. Penetapan Karimun sebagai Free Trade Zone (FTZ) merupakan paket kebijakan nasional dalam rangka mempercepat pembangunan ekonomi tidak hanya di daerah tetapi juga secara nasional. Untuk mewujudkan percepatan pembangunan ekonomi tersebut perlu adanya peningkatan penanaman modal guna mendorong dan meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Kebijakan pengembangan ekonomi khusus yang diterapkan melalui penetapan Free Trade Zone (FTZ) merupakan salah satu jawaban untuk menarik potensi pasar internasional dan sebagai daya dorong guna meningkatkan daya tarik pertumbuhan suatu kawasan.

Free Trade Zone (FTZ) Karimun dibentuk berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 48 Tahun 2007. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut

Free Trade Zone (FTZ) Karimun hanya berada di sebagian pulau Karimun

Besar dan sebagian di pulau Karimun Kecil dengan luas total sebesar

9.666,018 Ha, dengan rincian di pulau Karimun Besar seluas 8.862,018 Ha dan pulau Karimun Kecil seluas 804 H

34

1. Struktur Organisasi Gambar II. II

DEWAN KAWASAN

KEPALA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN KARIMUN H. CENDRA, M.Si

WAKIL KEPALA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN KARIMUN M. IQBAL, Ak

ANGGOTA (1) ANGGOTA (2) ANGGOTA (3) ANGGOTA (4) ADMINISTRASI &PENYUSUNAN PELAYANAN TERPADU BINA SARANA & PRASARANA PENGAWASAN & PROGRAM PENGENDALIAN SULARNO, S.Sos, M.Si Drs. MUHAMMAD TANG, MM R. UBAIDILLAH, S.Sos YAN INDRA, S.Sos, M.Si

BIDANG PERENCANAAN BIDANG PERINDAG BIDANG PEMBANGUNAN BIDANGPERIZINAN &PENANAMAN MODAL ARIES FHARIANDI, S.Sos, M.Si RUDI TRISNA, SE, M.Si ANDYKHATRIA, ST AGUS BUDI MISPONO, SE

BIDANG KEPEGAWAIAN BIDANG KETENAGAKERJAAN BIDANG PENGELOLAAN LAHAN BIDANG PERENCANAAN & & HUBUNGAN INDUSTRI TEKNIK SUHAIMI, A,Md AGUS BUDI MISPONO, SE (Plt.) BUDI SUFJAN, SH -

BIDANG KEUANGAN BIDANG KEPARIWISATAAN & BIDANG PENGELOLAAN BIDANG ORGANISASI PERIZINAN TERTENTU LISTRIK, AIR DAN LIMBAH & KINERJA HAIRUDDIN, S.T - BUDI SUFJAN, SH (Plt.) EDY SISWANTO, SE

BIDANG HUKUM & HUMAS BIDANG PENGAMANAN BIDANG PENGELOLAAN BIDANG KEUANGAN INVESTASI & ASET BANDAR UDARA, PELABUHAN SUHAIMI, A.Md (Plt.) Drs. ROSMANSYAH, MMP (Plt.) LAUT & PERHUBUNGAN DARAT - -

BIDANG ADMINISTRASI BIDANG PEMASARAN BIDANG PENGENDALIAN & UMUM PEMBANGUNAN HAZNU ZAMSYAH, SH (Plt.) Drs. NUZUL AKBAR Drs. ROSMANSYAH, MMP

BIDANG PENGELOLAAN PENGAWASAN SATUAN DATA & INFORMASI INTERN Drs. NUZUL AKBAR (Plt.) HAZNU ZAMSYAH, SH Sumber : Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun

Berdasarkan struktur organisasi tersebut di atas masih terdapat beberapa

jabatan yang belum terisi dan beberapa di antaranya telah ditunjuk sebagai

Pelaksana Tugas (Plt) antara lain:

1. Bidang Hukum dan Humas (Plt.)

2. Bidang Administrasi dan Umum (Plt.)

3. Bidang Pengelolaan Data dan Informasi (Plt.)

4. Bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industri (Plt.) 35

5. Bidang Kepariwisataan dan Perizinan Tertentu

6. Bidang Pengamanan Investasi dan Aset (Plt.)

7. Bidang Pengelolaan Listrik, Air dan Limbah (Plt.)

8. Bidang Pengelolaan Bandar Udara, Pelabuhan Laut dan

PerhubunganDarat

9. Bidang Perencanaan dan Teknik

10. Bidang Keuangan pada Anggota (4) Pengawasan dan Pengendalian

Belum terisinya personil pada jabatan tersebut lebih karena terkait

keterbatasan anggaran dan belum tersedianya kualifikasi pegawai di

bidang terkait. Dari 37 orang personil BP Kawasan 11 (sebelas)

orang di antaranya berstatus PNS yang diperbantukan dari

Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun sementara 26 (dua puluh

enam) orang berstatus Non PNS.

2. Data Pegawai Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan

Tabel II.I Data Pegawai No. Kualifikasi Pendidikan Jumlah 1. Magister 7 2. Sarjana 15 3. Diploma 1 4. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 13 5. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 1 6. Sekolah Dasar - Sumber : Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun