BAB III

Perbandingan Diplomasi Budaya Jepang dan Korea Selatan

Pada bab tiga ini menjelaskan tentang perbandingan diplomasi Jepang dan

Korea Selatan, terutama di dalam konteks model (cara) kedua negara melakukan diplomasi melalui budaya mereka masing-masing. Selain model (cara), pada bab tiga ini juga menjelaskan tentang perbedaan dan persamaan media digunakan oleh

Jepang dan Korea Selatan dalam mengekspor budaya mereka ke negara lain guna menarik minat masyarakat internasional terhadap budaya Jepang, yang pada akhirnya akan memberikan keuntungan secara ekonomi bagi kedua negara.

3.1 Model (Cara yang Digunakan untuk Mempromosikan Budaya)

3.1.1 Manga Jepang

Manga merupakan sebuah karya sastra populer Jepang yang menggabungkan antara gambar dan teks, sehingga membentuk sebuah alur cerita yang dapat dinikmati oleh pembacanya. Awalnya, manga hanya dalam bentuk cerita yang disajikan dalam novel. Namun, seiring perkembangan zaman, dan semakin banyak peminat manga, karya sastra manga menjadi budaya yang tidak hanya menceritakan sebuah karya fiksi, namun juga merupakan cerminan kehidupan masyarakat Jepang.

Sebagai negara maju di Asia, Jepang dan Korea Selatan memiliki kepentingan yang lebih luas dan kompleks untuk menjangkau masyarakat internasional guna menggerakkan kegiatan perekonomian demi kepentingan

43 nasional mereka. Salah satunya adalah, Jepang menggunakan Manga sebagai salah satu alat diplomasi. Jepang dikenal sebagai negara yang mempergunakan doktrin Fukuda. Doktin Fukuda merupakan sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh Perdana Menteri Fukuda Takeo yang berbasis pada kerjasama budaya dan ekonomi dengan konsep “heart to heart”. Kebijakan ini dikeluarkan karena sejarah kelam yang dilakukan oleh Jepang pada Perang Dunia II. Diharapkan dengan kebijakan ini maka kerjasama Jepang dengan berbagai negara bisa berjalan dengan baik dan lancar.47

Untuk menarik masyarakat internasional terhadap budaya lokal Jepang, negara ini mendirikan sebuah lembaga yang disebut Japan Foundation pada tahun

1972. Japan Foundation adalah satu-satunya institusi Jepang yang didedikasikan untuk melaksanakan program pertukaran budaya internasional yang komprehensif di seluruh dunia. Selain itu, dengan tujuan untuk memperdalam saling pengertian antara orang-orang Jepang dan negara-negara lain, berbagai aktivitas dan layanan informasi diciptakan untuk memberikan ruang interaksi antar masyarakat.48 Japan

Foundation juga bertujuan untuk memberikan pandangan yang lebih luas dari seni

Jepang kepada masyarakat di negara-negara di luar Jepang. Berbagai kegiatan yang diadakan adalah pameran, pertemuan kuliah, konser, penayangan film,

47 Eki Febriani Kamsin, 2012, Diplomasi Publik Jepang Dalam Rangka Peningkatan Cintra Jepang Di Asia Tenggara Pada Tahun 2005-2010, Jakarta: Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, hal. 3. 48 About the Japan Foundation, diakses dari http://www.jpf.go.jp/e/about/outline/about_01.html, pada (25/05//2016, 15:01 WIB).

44 partisipasi dalam acara-acara kebudayaan internasional, serta melakukan serangkaian pertukaran dosen, pertukaran mahasiswa, dan pertukaran karya seni.49

Selain itu, untuk meningkatkan ketertarikan masyarakat internasional terhadap kebudayaan Jepang, Menteri Luar Negeri Jepang Masahiko Komura mendaulat beberapa tokoh manga populer Jepang sebagai ikon promosi. Seperti misalnya, tokoh Doraemon yang merupakan seekor kucing yang mampu berbicara dengan bahasa manusia melalui seorang dubber yang diperankan oleh aktris

Wasabi Mizuta, yang berbicara dari balik layar. Kementerian tersebut juga berencana untuk mengadakan sejumlah pertunjukan film Doraemon di berbagai negara seperti di Singapura, China, Spanyol, Prancis dan misi diplomatik Jepang lainnya di seluruh dunia.50

Dibuat oleh kartunis Fujiko F. Fujio, Doraemon adalah ikon budaya

Jepang dan populer di seluruh dunia, terutama di Asia. Doraemon adalah seekor kucing robot, yang melakukan perjalanan dari abad ke-22, yang memiliki sederet gadget futuristik yang tersimpan dalam saku di perutnya. Termasuk "pintu ajaib” yang memungkinkan dia beserta teman-temannya melakukan perjalanan kemana saja dan kapan saja yang mereka suka. Penunjukannya sebagai salah satu duta anime Jepang adalah bagian dari dorongan untuk memanfaatkan popularitas

49 Matthew Pimin, 2013, Tokyo 1955-1970 a New Avant-Garde, New York: The Museum of Modern Art, hal. 18, diakses dari https://books.google.co.id/books?id=oGeO8euGgTkC&pg=PA18&lpg=PA18&dq=japan+its+ince ption+the+foundation&source=bl&ots=3UA7jcpof6&sig=lruMxEPEFVb- m2l9KVd0ucrCpJc&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwid4aPFgpPNAhVEkJQKHWg8DmsQ6AEIND AE#v=onepage&q=japan%20its%20inception%20the%20foundation&f=false, pada (25/05//2016, 15:00 WIB). 50 Associated Press, 2008, Jappan Appoint Cartoon Ambassador, diakses dari http://www.nbcnews.com/id/23716592/ns/world_news-asia_pacific/t/japan-appoints-cartoon- ambassador/, pada (1/08/2017, 13:01 WIB).

45 internasional manga Jepang, yang saat ini banyak diterjemahkan ke dalam bahasa asing di luar Jepang untuk mempromosikan soft power negara tersebut. Melalui kartun, Komura berharap dapat menyampaikan kepada orang-orang di luar negeri tentang apa yang orang Jepang biasa pikirkan, gaya hidup bangsa Jepang serta masa depan seperti apa yang ingin dibangun.51

3.1.2 Korea Selatan

Jika negara Jepang mendirikan Japan Foundation sebagai wadah untuk mempromosikan budayanya ke seluruh dunia, maka pendekatan yang serupa dilakukan oleh Korea Selatan. Dimana, secara resmi pemerintah Korea Selatan mendirikan sebuah organisasi yang disebut dengan Korea Foundation pada tanggal 14 Desember 1991. Berkantor pusat di Gedung Pusat Diplomatik di

Seocho-gu, , dekat Stasiun Kereta Bawah Tanah Yangjae dan bangunan

Esset Mirae, dekat Cheonggyecheon di Korea Selatan.52 Misi utama Korea

Foundation adalah untuk memberikan pemahaman bagi masyarakat internasional tentang Korea yang lebih baik dan untuk meningkatkan hubungan harmonis antara

Korea dengan negara-negara di seluruh dunia melalui berbagai program pertukaran akademis dan kebudayaan.53

51 Justin McCurry, 2008, Japan Enlists Cartoon Cat as Ambassador, diakses dari https://www.theguardian.com/world/2008/mar/20/japan, pada (01/08/2017, 13:37 WIB). 52 Center for Asian Studies, University of Georgia, diakses dari http://asianstudies.uga.edu/content/korean-studies, pada (02/08/2017, 07:29 WIB). 53 Korea Foundation, Connecting People, Bridging the World, diakses dari http://en.kf.or.kr/?menuno=3774, pada (02/08/2017, 07:37 WIB).

46

Dalam memperkenalkan budaya Korea ke seluruh dunia, Korea

Foundation berada di bawah naungan Kementerian Luar Negeri Korea. Dimana serangkaian kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:54

1. Mengorganisir, mendukung dan berpartisipasi dalam berbagai acara

yang ditujukan untuk mendorong pertukaran budaya di tingkat

internasional.

2. Mengirimkan dan mengundang spesialis yang berkompeten di

bidangnya untuk pertukaran budaya.

3. Mendukung diadakannya penelitian di Korea dan mendistribusikan

hasil penelitian tersebut ke seluruh dunia.

4. Terlibat dalam berbagai kegiatan yang bertujuan untuk

mempromosikan ilmu pengetahuan dan pemahaman tentang Korea di

dalam masyarakat internasional.

5. Meningkatkan persahabatan dan niat baik antara Korea dan negara-

negara di seluruh dunia melalui pertukaran dan kerjasama dengan

organisasi internasional luar negeri.

6. Mendukung kegiatan organisasi Korea yang berada di luar negeri

untuk memperbaiki citra Korea di masyarakat internasional dan untuk

mempromosikan solidaritas nasional.

54Ibid., diakses pada (02/08/2017, 08:55 WIB).

47

7. Mengorganisir serta terlibat dalam berbagai program yang dibutuhkan

untuk mencapai misi dan tujuan dari organisasi.

Pada prakteknya, kegiatan yang dilakukan Korean Foundation adalah melakukan serangkaian seminar, festival-festival musik, film dan pendidikan.55

Korean Foundation juga membantu para pelajar di Korea Selatan dengan memberikan beasiswa kepada masyarakat Korea yang ingin melanjutkan studinya yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan di bidang kesenian dan kebudayaan dengan standar global dan untuk membantu mempromosikan kebudayaan Korea Selatan lewat pameran seni dan festival film di luar negeri.56

Hal itu bertujuan untuk menarik perhatian masyarakat internasional terhadap kebudayaan yang ada di Korea Selatan.

Kegiatan yang dilakukan misalnya dengan mengadakan lokakarya pada tanggal 16 dan 17 September 2017 di pulau Paju dan Pulau Ganghwa. Dimana sekitar 50 warga asing dari 27 negara ikut berpartisipasi. Dalam acara itu, para peserta diberi pengarahan tentang lokasi geografis Paju, sejarah pertukaran antar-

Korea dan terminologi yang relevan lainnya, seperti Zona Demiliterisasi (DMZ), the Military Demarcation Line (MDL) atau Civilian Control Line (CCL). Mereka kemudian mengunjungi sejumlah tempat penting di Paju yang terkait dengan

DMZ, termasuk Kantor Transit Antar-Korea, Stasiun Dorasan, Observatorium

Dora, dan Terowongan Infiltrasi Ketiga. Mengunjungi situs ini menyediakan

55 Noor Rahmah Yulia, op.cit, hal. 35 dan 37 56Ministry of Foreign Afairs, di akses dari http://www.mofa.go.kr/ENG/policy/culture/overview/index.jsp?menu=m_20_150_10, pada (28/03/2016, 20:00 WIB)

48 peserta lokakarya dengan kesempatan untuk memperdalam pemahaman mereka tentang pembagian semenanjung Korea.57

Selain itu, lokakarya ini juga memberi kesempatan kepada para peserta untuk mencari teman baru dan belajar dari satu sama lain serta mendapatkan gambaran menyeluruh dan mendalam mengenai aspek sejarah Korea secara umum dan pembagian semenanjung Korea pada khususnya. Mereka juga didorong untuk merenungkan kontribusi yang bisa mereka dapatkan sebagai warga dunia untuk perdamaian di semenanjung Korea. Secara keseluruhan, lokakarya ini sangat meningkatkan pemahaman peserta tentang sejarah dan budaya tradisional Korea.

Korea Foundation sangat menghargai semua kontribusi peserta terhadap lokakarya yang sukses ini dan berharap dapat menyambut mereka di kemudian hari.

3.1.3 Persamaan dan Perbedaan Manga Jepang dan Manhwa Korea Selatan

Dalam konteks ini, kedua pemerintahan baik Jepang maupun Korea

Selatan memiliki kesamaan. Dimana mereka memanfaatkan budaya lokal untuk menarik minat masyarakat internasional terhadap budaya kedua negara tersebut

(Jepang dan Korea Selatan). Pendekatan budaya dalam rangka berhubungan dengan masyarakat di negara lain melalui industri hiburan dianggap lebih efektif dan efisien untuk mencapai kepentingan kedua negara. Baik dalam bentuk teater, film, seni rupa, tari, opera, musik, televisi, penerbitan sastra, radio dan lain

57 2n KF Korea Workshop 2017, Building a Foundation for the Future, diakses dari http://en.kf.or.kr/?menuno=3767&type=view&evnt_no=2575&pageIndex=1&searchevnt, pada (03/08/2017, 07:12 WIB).

49 sebagainya.58 Oleh karena itu Jepang menggunakan manga sementara Korea

Selatan juga menggunakan budayanya untuk menarik minat masyarakat internasional.. Misi kedua negara, selain untuk memberikan hiburan kepada masyarakat di dalam negeri dan di luar negeri, mereka ingin memperkenalkan kebudayaan, pariwisata, gaya hidup serta pemahaman tentang kedua negara.

Korea Selatan pun memiliki kepentingan yang kurang lebih sama dengan

Jepang, Korea Selatan ingin menarik minat masyarakat internasional terhadap kebudayaan lokalnya lewat industri kulturul. Negara ini ingin menarik perhatian dunia agar lebih mengenal dan tertarik terhadap Korea Selatan. Seperti menarik minat masyarakat internasional untuk berkunjung ke tempat wisata yang dimiliki oleh Korea Selatan. Hal ini didasari dari banyaknya tempat wisata yang dimiliki oleh Korea Selatan terutama keindahan alamnya yang terkenal hingga ke mancanegara yang diperkenalkan melalui industri kreatif baik melalui drama maupun manhwa..

Salah satu destinasi pariwisata yang ada dalam sebuah drama korea yaitu kepulauan jeju yang ada dicerita drama All In, Yeojwa Stream yang ada dicerita drama Romance Bridge, kepulauan n ami yang ada dicerita drama Winter

Sonata.59 Drama mampu menarik masyarakat internasional untuk

58 Entertainment Industry Law and Legal Definition, di akses dari http://definitions.uslegal.com/e/entertainment-industry/, pada (10/09/2015, 16:00 WIB). 59 Cin Woo Lee, 2012, 50 Beautiful Places to Visit in Korea, di akses dari http://travel.cnn.com/seoul/visit/50-beautiful-places-visit-korea-873093, pada (30/08/2015, 15:00 WIB)

50 berkunjung ke lokasi syuting di Pulau Nami.60 Selain drama Winter Sonata, ada juga drama Dae Jang Geum (Jewel in the Palace) yang mampu menarik wisatawan untuk berkunjung ke lokasi syuting di Dae Jang Geum Village.61

Karena kepopuleran drama korea sehingga membuat pemerintah meningkatkan alokasi dana industri budayanya dari 413 juta dollar pada tahun 1998 menjadi 939 juta dollar pada tahun 2004 dan pada tahun 2008 ekspor mengalami kenaikan hingga 1.884 juta dollar.62

Selain terkenal dengan pariwisatanya, Korea Selatan juga dikenal sebagai salah satu negara dengan prosedur operasi plastik terbaik di dunia. Hal ini terlihat dari pada tahun 2010 tercatat ada sekitar 360.000 prosedur operasi plastik dilakukan, kebanyakan operasi yang dilakukan adalah sedot lemak, operasi hidung, dan kelopak mata.63 Kebanyakan dari bintang drama Korea Selatan juga melakukan operasi plastik, salah satunya adalah Jun Ji Hyun dalam drama komedi yang berjudul My Sassy Girl,64 Lee Da Hae dalam drama Miss Ripley, Lee Dong

Wook dalam drama My Girl, Lee Min Ho dalam drama Boys Over Flowers.65

60 Noor Rahmah Yulia, 2013, Diplomasi Kebudayaan Repulic Of Korea Melalui Film dan Drama: Pencapaian Kepentingan Citra dan Ekonomi Republic Of Korea di Indonesia, Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, hal. 5 61 Aminah Linda Wardani, 2011, Pengaruh Hallywood Bagi Peningkatan Sektor Pariwisata Korea Selatan, Surakarta: Universitas Slamet Riyadi, hal. 3 62 Jonghoe Yang, 2012, The Korean Wave (Hallyu ) in East Asia: A Comparison of Chinese, Japanese, and Taiwanese Audiences Who Watch Korean TV Dramas, Sungkyunkwan University, hal. 122 63 Ridho Nugroho, 2014, 8 Negara Tujuan Operasi Bedah Plastik, di akses dari http://tabloidnova.com/Mode-Dan-Kecantikan/Kecantikan/8-Negara-Tujuan-Operasi-Bedah- Plastik, pada (02/09/2015, 20:00 WIB) 64 Top 10 Famous Korean Actrees Before and After Plastic Surgery 2015, di akses dari http://www.ibest9.com/top-10-famous-korean-actresses-before-and-after-plastic-surgery-reviews/, pada (03/09/2015, 22:00 WIB) 65 Top 10 Famous Korean Actors Before and After Plastic Surgery 2015, di akses dari http://www.ibest9.com/top-10-famous-korean-actors-before-and-after-plastic-surgery-reviews/. pada (03/09/2015, 22:00 WIB)

51

Tokoh-tokoh dari dunia hiburan inilah yang menarik para penggemarnya untuk melakukan operasi plastik di Korea Selatan agar bisa terlihat lebih menarik seperti tokoh yang mereka gemari. Selain memberikan ketertarikan terhadap operasi plastik para tokoh yang ada di dalam drama Korea Selatan mampu memberi ketertarikan para penggemarnya untuk membeli pakaian, perhiasan, make up, dan acecoris yang dipergunakan oleh kalangan selebritis Korea Selatan.66

Letak perbedaan diantara keduanya adalah pertama dalam konteks kepentingan. Dimana, Jepang memiliki dasar kepentingan untuk membuat masyarakat internasional lebih tertarik terhadap budaya yang ada di Jepang, terutama menghilangkan kebencian masyarakat internasional terhadap Jepang atas apa yang telah dilakukan Jepang pada Perang Dunia II dimana Jepang menjadi salah satu negara penjajah di kawasan Asia, termasuk Indonesia dan China.

Jepang dikenal sebagai negara yang kejam karena pada saat penjajahan Jepang di

China banyak menelan korban salah satunya korban pembunuhan dan pemerkosaan di Kota Nanking yang pada saat itu merupakan ibu Kota China.

Sekitar 42.000 warga China yang dibunuh di dalam kota Nanking, dan 100.000 orang dibunuh di sekitar kota. Sebagian besar perempuan dewasa dan anak diperkosa, lalu dibunuh dengan dirusak organ seksualnya.67

Selama menduduki kawasan Asia Tenggara, Jepang dikenal sebagai sebagai negara kejam dan brutal karena banyaknya perempuan yang dijadikan

66 Gaya Berpakaian Korea Acuan Tren Fashion Dunia, di akses dari http://www.borneonews.co.id/berita/11241-gaya-berpakaian-korea-acuan-trend-fashion-dunia, pada (15/03/2015, 14:00 WIB) 67 Egidius Patnistik, 2012, Akar Dendam Panjang China kepada Jepang, di akses dari http://internasional.kompas.com/read/2012/09/20/0812456/Akar.Dendam.Panjang.China.kepada. Jepang, pada (27/08/2015, 13:00 WIB)

52 sebagai penghibur (jugun ianfu).68 Peristiwa inilah yang membuat Jepang dibenci oleh masyarakat internasional sehingga memunculkan kurangnya ketertarikan masyarakat internasional terhadap Jepang, oleh karena itu Jepang ingin melakukan pendekatan kepada masyarakat internasional melalui industri kreatif yang kini berkembang pesat di Jepang.

Dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat internasional, Jepang menggelontorkan dana sebesar USD 500 juta dalam melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk memperkenalkan kebudayaannya lewat industri kultural seperti manga, semua kegiatan ini diawasi oleh Ministry of Economy, Trade, and

Industry.69 Sebagian besar cerita yang terkandung dalam manga memuat cerita tentang persahabatan, kesetiakawanan, dan persaudaraan.70 Hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat internasional bahwa Jepang saat ini adalah negara yang sangat ingin menjalin persahabatan yang setia dengan berbagai negara dan suku bangsa di dunia.

Kedua, di bidang industri kreatif yang dikembangkan. Jepang lebih menitikberatkan budaya lokalnya melalui manga dan anime sebagai brand utama bahkan menunjuk beberapa tokoh utama manga sebagai ambassador untuk keliling dunia mempromosikan kebudayaan serta pariwisatanya ke seluruh dunia.

Dan hal itu terbukti efektif memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, terutama bagi produsen pernak-pernik manga di Jepang yang justru

68 Igor Dirgantara, 2010, Jepang di Asia Tenggara, Surabaya; Universitas Jayabaya, hal. 1 69 Ivan Chen Sui Liang, 2013, Industri Kreatif dan Ekonomi Sosial di Indonesia: Permasalahan dan Usulan Solusi dalam Menghadapi Tantang Global, hal. 308, di akses dari https://icssis.files.wordpress.com/2013/09/2013-01-25.pdf, pada (22/03/2016, 13:00 WIB) 70 Tonny Dian Effendi, 2011, Diplomasi Publik Jepang Perkembangan dan Tantangan, Bogor: Ghalia Indonesia, hal. 79

53 lebih banyak mengalami kenaikan pendapatan terutama berasal lisensi luar negeri seperti Amerika Serikat dan negara lainnya.

Sementara Korea Selatan, lebih menitikberatkan pada pop culture melalui drama dan musik yang saat ini sedang mengalami perkembangan pesat di dunia seni hiburan. Tidak seperti jepang yang menunjuk salah satu tokoh manga sebagai ambassador untuk mempromosikan kebudayaannya. Korea Selatan lebih intens mengadakan berbagai even kerjasama dengan negara-negara lain, terutama dengan mendatangkan sejumlah perusahaan konten kreatif Korea yang difasilitatori oleh pemerintah Korea. Seperti misalnya yang dilakukan oleh Korea

Selatan dengan Indonesia. Dimana Korea Selatan bekerjasama dengan Badan

Ekonomi Kreatif Indonesia mengadakan Perhelatan K-Content Expo 2017 di

Jakarta.

Dalam perhelatan tersebut, pemerintah Korea Selatan mendatangkan sejumlah perusahaan seperti SM Entertainment yang dikenal sebagai pioneer K-

Pop sebagai eksibitor. Selain itu, perusahaan KBS Media dan CJ E&M pun juga ikut hadir dengan menyuguhkan program drama unggulan di Pavilion TV

Contents. Sehingga pengunjung bisa menikmati langsung tayangan segar asal

Negeri Gingseng itu.71 Setelah K-Pop mampu menjadi ikon budaya Korea Selatan yang populer diberbagai negara, Korea Selatan lantas berfokus pada industri kreatif animasi. Sektor yang memang kurang menjadi booming seperti halnya yang terjadi di Jepang.

71Korea Bisa Jadi Kiblat Indonesia Kembangkan Industri Kreatif, viva.co.id, edisi (02/09/2017), diakses dari http://www.viva.co.id/berita/bisnis/952667-korea-bisa-jadi-kiblat-indonesia- kembangkan-industri-kreatif, pada (02/08/2017, 15:50 WIB).

54

Seiring dengan perkembangan zaman, dimana aktor Hubungan

Internasional semakin beragam yang tidak hanya sebatas Government to

Government, Jepang dan Korea Selatan memanfaatkan budaya sebagai salah satu alat utama diplomasi masa kini. Manga dan manhwa menjadi soft power bagi kedua negara yang secara efisien dipergunakan untuk meningkatkan perekonomian serta citra positif di kancah internasional. Oleh karena itu, diplomasi budaya merupakan bentuk nyata dari penggunaan instrument dalam konteks hubungan antar negara selain tekanan politik, militer dan tekanan ekonomi yakni dengan mengedepankan unsur budaya dalam kegiatan berdiplomasi.

Hal itu sejalan dengan definisi soft power oleh Joseph Nye. Dimana

Joseph Nye mendefinisikan konsep soft power diplomacy sebagai kemampuan suatu negara untuk mencapai keinginannya melalui atraksi, termasuk kebudayaan, nilai, kebijakan luar negeri dan sejenisnya yang tidak terkait dengan unsur

„pemaksaan‟. Pemaksaan yang dimaksud lebih mengarah pada kekuatan militer, embargo, atau kecaman.72 Soft power diplomacy Jepang melalui ekspor manga ke seluruh dunia yang langsung berada di bawah naungan Kementerian Luar Negeri

Jepang adalah cara yang efektif untuk menarik minat masyarakat internasional tanpa harus menggunakan tekanan politik ataupun jalan kekerasan (melalui militer) yang saat ini bertentangan dengan konstitusi Jepang.

72 Joseph S. Nye, Jr., 2008, The Annals of the American Academy of Political and Social Science, Vol. 616, Public Diplomacy in a Changing World, hlm. 94-109, diakses dari http://www.kamudiplomasisi.org/pdf/PDandsoftpower.pdf, pada (02/08/2017, 17:10 WIB).

55

Komik Jepang yang dikenal dengan istilah manga serta film-film kartun seperti Doraemon, atau animasi yang biasa populer dengan sebutan anime seperti

Dragon Ball, Tsubatsa memberikan dampak apresiasi positif bagi bangsa Jepang.

Dengan berbagai kartun yang mengisahkan tentang kesetiakawanan, perdamaian, motivasi, pendidikan dan lain sebagainya, masyarakat di luar Jepang akan mampu menerima budaya Jepang. Sehingga, image negatif Jepang sebagai bangsa yang kejam dan rakus di dalam hal ekonomi, semakin lama akan terkikis dengan sendirinya. Bagi Jepang soft diplomacy penting karena umumnya film-film AS mencitrakan sisi negatif Jepang melalui cerita kerakusan pengusaha Jepang sebagaimana bisa dilihat dalam film T he Rising Sun, Robocop, atau Aliens.

Dengan berbagai anime yang diekspor ke seluruh dunia, hal itu sekaligus sebagai counter terhadap upaya dari negara rival Jepang yang ingin menjatuhkan citra positifnya.

Selain Doraemon, Pemerintah Jepang juga menunjuk tokoh Hello Kitty untuk mempromosikan berbagai destinasi wisata Jepang terutama turis dari

Hongkong dan Taiwan. Cara unik Jepang dalam mengedepankan diplomasi budaya juga memberikan keuntungan secara ekonomi bagi perusahaan-perusahaan di Jepang. Sanrio misalnya, perusahaan produsen pernak-pernik Hello Kitty ini sebelumnya tidak begitu populer dan masih terjebak dalam adegan pra-remaja, namun dalam kurun waktu lima tahun (2009-2014), perusahaan tersebut telah mengalami lonjakan besar dari penjualan lisensi luar negeri, terutama di Amerika

56

Serikat, dengan angka terakhir menunjukkan bahwa 90% keuntungan terbuat dari produk perizinan di luar Jepang.73

3.2 Media yang Digunakan

3.2.1 Manga Jepang dan Manhwa Korea Selatan

Industri kultural adalah yang saat ini paling intens dikembangkan oleh

Jepang sebagai sarana mempromosikan produk ekonomi kreatif serta bidang kepariwisataan Jepang. Hal yang sama juga dilakukan oleh Korea Selatan.

Dimana kedua negara menggunakan manga (Jepang) dan manhwa (Korea Selatan) sebagai “pendukung” kegiatan berdiplomasi di luar urusan pemerintahan. Sebagai negara serumpun di kawasan Asia Timur, kedua negara ini memiliki akar budaya yang hampir sama. Dimana etika Konfusian yang menekankan ketulusan dan keharmonisan terutama dalam berinteraksi dengan manusia dan alam begitu dominan di Jepang dan Korea Selatan.74

Meminjam istilah dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah media dapat diartikan sebagai alat dan alat (sarana) komunikasi.75 Pertama, alat, dalam konteks ini, manga dan manhwa sama-sama merupakan “alat” pendukung bagi diplomasi kedua negara untuk menarik simpati masyarakat internasional terhadap budaya

Korea Selatan dan Jepang. Sehingga manga dan manhwa merupakan bentuk soft power bagi kedua negara dalam berhubungan dengan negara serta masyarakat di

73 Audrey Akcasu, 2014 Hello Kitty Now Makes 90% of its Money Abroad, diakses dari https://japantoday.com/category/features/lifestyle/hello-kitty-now-makes-90-of-its-money- abroad, pada (02/08/2017, 09:39 WIB). 74 Tu Wei Ming, 2005, Etika Konfusianisme, Jakarta: PT. Mizan Publika, hlm, 113. 75 Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses dari https://kbbi.web.id/media, pada (27/03/2017, 10:11 WIB).

57 luar Jepang Korea Selatan. Dimana mereka (Jepang dan Korea Selatan) tidak harus menggunakan intervensi politik, atau bahkan menggunakan kekuatan militer untuk menjalin kerjasama di berbagai bidang kenegaraan seperti yang seringkali dilakukan oleh Amerika Serikat.

Beragam isi cerita yang terkandung di dalam manga dan manhwa, yang seringkali menampilkan segi budaya, cara hidup, emosional, kreatifitas, cita cita dan lain sebagainya dari kedua negara adalah merupakan wujud dari etika konfusianisme itu sendiri. Dimana ketulusan dan keharmonisan yang mereka tampilkan tidak hanya dalam gambar-gambar yang dibuat dalam komik dan majalah. Tetapi hal itu juga dipraktekkan di dalam kehidupan sehari-hari terutama di dalam setting sosial seperti menghormati kepada mereka yang lebih tua, kepada para karyawan dan juga kepada penguasa adalah hal yang mesti dilakukan.76

Uniknya hal itu juga dilakukan dalam berhubungan dengan negara lain, dimana keharmonisan antar negara adalah hal yang terus mereka jadikan prioritas utama dalam hubungan antar negara.

Kedua, media dalam arti alat (sarana) komunikasi. Dalam konteks ini, media bisa dicontohkan seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk atau bahkan komik.77 Dalam penyajiannya, baik manga maupun manhwa sering disajikan dalam bentuk komik. Namun, terdapar berbagai perbedaan diantara keduanya. Diantaranya adalah sebagai berikut:78

76 Tu Wei Ming, Op.Cit., hlm. 14. 77 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Op.Cit. 78 Diolah dari berbagai sumber.

58 a. Komik Jepang (Manga)

1. Manga biasa dibaca dari kanan ke kiri, namun beberapa komikus Jepang

juga membuat karyanya dengan pembacaan dari kiri ke kanan meskipun

hal itu jarang.

Perhatikan ilustrasi pada gambar berikut

Keterangan: Gambar ini menunjukkan urutan dan arahan yang tepat untuk

membaca manga. Mulai di pojok kanan atas panel kanan atas lalu baca dari

kanan ke kiri. Ulangi proses ini sampai selesai dengan semua panel di

bagian, lalu turunkan ke bagian panel berikutnya dan ulangi proses right to

left.79

79 Christopher Wieninger, 2014, Manga 101: How to Start Reading Manga, diakses dari https://techaeris.com/2014/07/28/manga-101-how-to-start-reading-manga/, pada (02/08/2017, 07:19 WIB).

59

Keterangan: diakses dari Christopher Wieninger80

2. Manga lebih sering digambar dalam hitam putih.

3. Garis gambar yang halus.

4. Memiliki bentuk mata yang beragam baik itu untuk karakter wanita

maupun pria.

5. Memiliki beragam jenis bibir dan bibir ini terlihat halus.

6. Gaya rambut disesuaikan dengan sikap dan pekerjaan karakter dimana

gaya rambut akan rapi dan simpel bila karakternya memiliki pekerjaan di

kantor.

7. Karakter pria memiliki jenis wajah yang beragam dari cantik, imut, sangar

atau lainnya.

8. Pengambaran setiap detailnya terlihat nyata.

80 Ibid

60

9. Lebarnya dahi disesuaikan dengan bentuk wajah.

10. Wajah memiliki berbagai bentuk baik itu lonjong, hati maupun bulat.

11. Adanya efek yang disesuaikan dengan suasana seperti efek kelam untuk

karakter yang sedih..

12. Perwarnaan yang terlihat lembut karena adanya permainan dalam teknik

ketebalan warna hingga terlihat alam.

13. Manga pada umumnya merupakan karya seni buatan tangan.

14. Manga memanfaatkan ruang dan halaman mereka dengan sangat baik

dengan mencoba menambahkan sebanyak mungkin konten. b. Komik Korea (Manhwa)

1. Manhwa dibaca dari kiri ke kanan, terkadang juga vertikal dari atas ke

bawah seperti yang biasa ditemukan di .

2.

Keterangan: Manga vs Manhwa vs Manhua 81

81 Manga vs Manhwa vs Manhua, diakses dari https://anime.aminoapps.com/page/blog/manga-vs- manhwa-vs-manhua/lVtQ_uXmoX6zvp4PQLwGn3nKzDDQa, pada (pada (02/08/2017, 08:11 WIB).

61

Keterangan: diakses dari How to Study Korean #1 - Webtoons82

82 How to Study Korean #1 – , diakses dari https://korean-- school.aminoapps.com/page/blog/how-to-study-korean-1- webtoons/wKaE_g2bIou82N3a3w4qqNveZ2kq0oWw6v, pada (02/08/2017, 07:39 WIB).

62

3. Manhwa lebih sering digambar dengan banyak warna.

4. Garis yang masih kaku.

5. Hanya memiliki 2 jenis bentuk mata untuk karakter pria dan wanita

6. Memiliki satu bentuk bibir yang tebal baik itu karena warna maupun

karena garis yang ditarik.

7. Gaya rambut pada karakter pria yang lebih flamboyan dan tebal.

8. Kebanyakan karakter prianya memiliki muka yang cantik.

9. Pengambaran detailnya baik itu lipatan baju ataupun lainnya terlalu

berlebihan.

10. Karakter memiliki dahi yang lebar.

11. Wajah hanya digambar dengan bentuk lonjong.

12. Efek yang digunakan masih kurang.

13. Perwarna yang terlihat masih sangat kaku tertutama saat memainkan

ketebalan warna karena mereka masih menggunakan aturan –aturan

perwarnaan bukannya insting..

14. Manhwa umunya merupakan karya seni digital.

15. Manhwa jarang menambahkan halaman kosong atau halaman dengan

hampir tidak ada seni atau apapun dan panel mereka menyebar secara

longgar. Hanya sebagian kecil panel di manhwa yang memiliki konten dan

dialog yang sebenarnya. Sisanya adalah ruang yang digunakan untuk

gambar yang menentukan mood untuk sebuah adegan.

Selain itu, dari sisi ceritanya, manga dan manhwa memiliki perbedaan terutama dari kisah yang terkandung di dalamnya. Manga memiliki kisah yang

63 besifat science-fiction atau fiksi ilmiah, sedangkan manhwa memiliki kisah yang lebih realistis.83 Manga biasanya menceritakan tentang kehidupan keluarga serta hubungan antara anggota keluarga. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat di luar Jepang tentang bagaimana kehidupan dalam keluarga di Jepang.84 Sebagian besar manga diangkat menjadi sebuah film atau yang sering kita kenal dengan istilah anime. Sedangkan manhwa biasanya merupakan adopsi dari kisah drama yang menceritakan sebuah hubungan romantisme percintaan antara remaja ataupun dewasa.85

Komik yang dimiliki Jepang dan Korea Selatan sudah diadaptasi kebentuk film, komik atau manga asal Jepang diadaptasi ke dalam bentuk cerita kartun atau biasa disebut desebut anime atau yang berarti animasi.86 Kartun sendiri berarti film yang menciptakan khayalan gerak sebagai hasil pemotretan rangkaian gambar yang melukiskan perubahan posisi dan gambar dengan penampilan yang lucu, berkaitan dengan keadaan yang sedang berlaku (terutama mengenai politik).87 Salah satu manga yang di angkat kedalam bentuk anime adalah

Doraemon karya Nobuyuki Fujimoto, One Piece karya Eiichiro Oda, Naruto karya Masashi Kishimoto, dan sebagainya.

83 Di akses dari http://m.tempo.co/read/news/2012/10/13/109435428/Pilih-Manhwa-atau-Manga, pada (02/04/2016, 16:00 WIB) 84 Tonny Dian Effendi, op.cit, hal. 78 85Agathe L, Manhwa vs Manga, diakses dari https://letterpile.com/books/Manhwa-vs-Manga, diakses pada (05/08/2017, 08:16 WIB). 86Anime News Network, di akses dari http://www.animenewsnetwork.com/encyclopedia/lexicon.php?id=45, pada (30/03/2016, 20:00 WIB) 87 Kamus Besar Bahasa Indonesia, di akses dari http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/index.php, pada (29/03/2016, 15:00 WIB)

64

Sedangkan manhwa Korea Selatan diadaptasi kedalam sebuah serial drama. Drama sendiri berarti komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan, serta cerita atau kisah, terutama yg melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater.88 Salah satu manhwa yang diangkat keserial drama adalah drama yang berjudul Full House merupakan adaptasi dari manhwa yang berjudul Full House yang ditulis oleh Woon Soo Yoon, drama yang berjudul Goong (Princess Hours) merupakan adaptasi dari manhwa yang berjudul Goong karya dari Park So Hee, drama yang berjudul A Man Called

God merupakan adaptasi dari manhwa yang berjudul A Man Called God karya dari Park Bong Sung, drama Bridal Mask merupakan adaptasi dari manhwa yang berjudul Gaksital.89

Jika Jepang dengan manga lebih memprioritaskan mengangkatnya ke dalam serial film anime, hal itu sedikit berbeda dengan apa yang dilakukan oleh

Korea Selatan. Dimana meskipun manhwa milik Korea Selatan tidak terlalu populer seperti anime Jepang, namun, Korea Selatan memiliki media sendiri untuk mempublikasikannya kepada masyarakat lokal maupun internasional yaitu dengan menggunakan media Line Webtoon (Webtoon). Webtoon didirikan oleh

Jun Koo Kim yang diluncurkan pada tahun 2004 oleh portal pencarian Korea

Selatan Naver. Webtoon merupakan tanggapan atas banyaknya penerbit komik yang tutup serta kebijakan pemerintah Korea Selatan yang melakukan sensor ketat

88 Ibid. 89 Yoon Eun Hye, 2012, Drama Korea Adaptasi dari Manhwa atau Manga, di akses dari http://www.kapanlagi.com/showbiz/asian-star/drama-korea-yang-diadaptasi-dari-mangamanhwa- 64775d.html, pada (23/09/2015, 10:00 WIB)

65 terhadap komik karena dianggap memiliki pengaruh yang buruk pada akhir tahun

90-an dan awal 2000-an, setelah terjadi keruntuhan ekonomi di Korea.90

Uniknya, Webtoon tidak hanya merupakan sebuah situs monoton yang memuat komik-komik butannya sendiri. Webtoon juga memberikan kesempatan kepada para pembacanya yang memiliki bakat untuk menulis dan menggambar untuk mempublikasikan serial komik milik mereka. Para seniman yang karyanya dimuat di Webtoon juga akan mendapatkan kompensasi sesuai kesepakatan. Hal ini menjadi peluang besar bagi para remaja di Korea Selatan untuk terus berkarya menerbitkan komik terbaiknya, sehingga bisa menjadi ajang kreatifitas yang juga menghasilkan keuntungan secara finansial. Pada tahun 2014, Webtoon diluncurkan ke mancanegara dengan media populer LINE yang merupakan anak perusahaan Naver. Saat ini, LINE Webtoon telah dibaca secara global di berbagai negara yaitu China, Taiwan, Thailand, Jepang, Amerika Serikat bahkan hingga ke

Indonesia.91

90Kirsten Acuna, 2016, Millions in Korea are Obsessed with these Revolutionary Comics — now They're Going Global, diakses dari http://www.businessinsider.com/what-is-webtoons-2016-2, pada (06/03/2017, 06:50 WIB) 91 Ibid.

66