<<

Para Pengungkap Fakta

Quentin Dempster

ELSAM

Para Pengungkap Fakta oleh Quentin Dempster, diterjemahkan dari Whistleblowers, Sydney: ABC Books for the AUSTRALIAN BROADCASTING CORPORATION, 2001.

Penerjemah Tim Penerjemah ELSAM

Editor Betty Yolanda/Eddie R. Terre

Desain Sampul:

Layout:

Cetakan Pertama, Juni 2006

Hak terjemahan dalam bahasa Indonesia ada pada ELSAM.

Semua penerbitan ELSAM didedikasikan kepada para korban pelanggaran hak asasi manusia, selain sebagai bagian dari usaha pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia.

Buku ini diterbitkan dengan bantuan dana dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Uni Eropa dan Partnership. Isi buku ini menjadi tanggung jawab dari ELSAM.

ISSBN:

Penerbit

ELSAM – Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat Jln. Siaga II No. 31, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta 12510 Tlp.: (021) 797 2662; 7919 2519; 7919 2564; Facs.: (021) 7919 2519 E‐mail: [email protected], [email protected]; Web‐site: www.elsam.or.id

Dipersembahkan untuk mereka yang mempunyai keberanian menempatkan kebenaran di atas segalanya

DAFTAR ISI

Pendahuluan

Surat‐surat dari Westpac ……. dst

Bab 2: Intimidasi dan Perlindungan Saksi di Amerika Serikat

Bab 3: Intimidasi Saksi di Inggris: Batasan dan Sebab Permasalahan

Bab 4: Merespon Intimidasi: Struktur dan Pelaksanaan Perlindungan terhadap Saksi

Bab 5: Kerja Sama Antar‐Lembaga dan Perlindungan Saksi

Bab 6: Keputusasaan dalam Mencari Keamanan: Pengalaman Intimidasi dan Relokasi Para Saksi Terlindungi

Bab 7: “Mengapa Kami Harus Pindah?” Pengalaman Para Saksi Terintimidasi yang Tetap Tinggal di Rumah Maupun Daerah Mereka

Bab 8: Para Saksi Terintimidasi di Pengadilan

Bab 9: Kesimpulan: Diskursus Intimidasi dan Implikasinya bagi Kebijakan dan Penelitian

Bibliografi Index

Daftar Bagan/Gambar

Bagan 4.1.: Tahapan Utama dalam Perlindungan Saksi

Daftar Tabel

Tabel 3.1: Faktor‐Faktor yang Digunakan untuk Menilai Tingkatan Ancaman Menurut Jenis Saksi

Tabel 3.2: Kejahatan yang Dituduhkan Menurut Jenis Saksi

Tabel 3.3: Penyebab Intimidasi Menurut Jenis Saksi

Tabel 3.4: Waktu Ancaman Terjadi Menurut Jenis Saksi

Tabel 4.1: Tindakan‐Tindakan yang Bisa Dilakukan untuk Menghindari dan Menangani Intimidasi terhadap Saksi (diambil dari Elliot, 1998, hlm. 129)

Tabel 6.1: Profil Umum Saksi yang Diwawancara

Tabel 9.1: Diskursus yang berbeda mengenai intimidasi terhadap saksi

Pendahuluan

DALAM istilah bahasa Inggris, orang yang mengungkapkan fakta kepada publik mengenai sebuah skandal, bahaya, malapraktik atau korupsi disebut sebagai whistleblower [peniup peluit; disebut demikian karena – seperti wasit dalam pertandingan sepak bola atau olah raga lainnya yang meniupkan peluit sebagai penungkapan fakta terjadinya pelanggaran, atau polisi lalu lintas yang hendak “menilang” seseorang di jalan raya karena orang itu melanggar aturan, atau seperti pengintai dalam peperangan zaman dahulu yang memberitahukan kedatangan musuh dengan bersiul – dialah yang bersiul, berceloteh, membocorkan, atau mengungkapkan fakta kejahatan, kekerasan, atau pelanggaran; dalam buku ini, kami menawarkan terjemahan “pengungkap fakta” mengingat terminologi “peniup peluit” belum begitu akrab bagi telinga pembaca kita dan malah bisa berkonotasi lain, yang lain sekali halnya dengan di negeri-negeri berbahasa Inggris, eds.]. Orang-orang yang akan Anda temui dalam buku ini adalah orang-orang Australia biasa yang memutuskan untuk menjadi orang yang “meniup peluit” atau pengungkap fakta kasus-kasus tertentu kepada publik dan menanggung konsekuensi-konsekuensinya. Bagi sebagian orang hal itu menjadi sebuah siksaan pribadi yang membutuhkan keteguhan hati dan keberanian. Kita hidup di negara korporasi. Kewenangan korporasi, publik maupun privat, menggunakan kekuasaan untuk kebaikan dari keberadaan korporasi. Dalam prosesnya, para individu itu terkadang terpelintir dan kebenaran tidak diperlihatkan atau ditutup-tutupi. Alih-alih menjadi aset bagi kewenangan korporasi, para individu yang memiliki kebenaran tidak biasa itu malah mendapati diri dan karier mereka berada dalam keadaan terancam. Inilah saat di mana seseorang harus memutuskan: membela dan mempertahankan atau menarik diri dan membiarkan keinginan korporasi menang dalam hal ini. Beberapa dari mereka terpojokkan di mana mereka tidak mempunyai pilihan lagi selain melawan, bertahan dari serangan-serangan fisik, intelektual, emosional atau ekonomi terhadap kehidupan mereka. Buku ini merinci sejarah-sejarah kasus orang-orang Australia yang telah menghadapi dilema moral dan etik dan, melalui berbagai keadaan telah menjadi apa yang disebut sebagai si “peniup peluit” atau pengungkap fakta. Cerita-cerita mereka menjadi sebuah panduan, sebuah peringatan dan sebuah inspirasi bagi sebagian dari kita yang mungkin menghadapi dilema semacam itu. Sebuah fakta muncul: ketidakberhasilan pihak berwenang menyadari para pengungkap fakta ini adalah sebuah kekuatan yang positif dan membangun. Tumpangan kepentingan, baik yang merupakan kepentingan politik atau ekonomi atau yang dipertahankan demi mendapatkan kekuasaan saja, memiliki kewenangan kecil untuk membuat konsesi-konsesi. Di dalam konflik-konflik yang mempengaruhi pengungkap fakta, tumpangan kepentingan itu dapat dan telah menduduki tempat kedua. Tapi selalu saja para individu itu yang paling menderita – dari keadaan yang tidak dapat dipercayai atau dipercayakan, dari runtuhnya rasa percaya diri, dari pelecehan, dari intimidasi, dari direndahkan secara terang-terangan atau disiksa. Tapi para pengungkap fakta ini bukanlah korban atau pecundang. Mereka adalah pemenang. Berkaca pada keberanian pribadi mereka, pengorbanan dan penderitaan mendalam, kita, sebagai anggota masyarakat yang lain, juga bisa menjadi pemenang. Para pengungkap fakta di seluruh dunia telah mendapatkan kelompok- kelompok pendukung yang mendukung siapa pun yang menghadapi dilema karena harus “meniup peluit” terhadap kewenangan korporasi dan terkadang menghadapi konsekuensi-konsekuensi pribadi yang menyedihkan. Sebagai manifestasi akan keuntungan bagi publik terhadap tindakan mereka para pengungkap fakta ini harus diakui. Namun, hal ini jarang sekali ditawarkan. Terkadang hal ini hilang dalam serumpun tuntutan dan tuntutan yang melawan. Buku ini menjelaskan bagaimana beberapa orang telah melewati konflik juga taktik dan metode yang digunakan untuk melawan mereka, membela hak untuk mendapatkan kebenaran dari sebuah keadaan di mana mereka harus melawan kekuatan yang terkadang sangat kuat. Pengungkap fakta mendapatkan tempat yang unik dalam sejarah kita. Di beberapa kejadian mereka merupakan agen-agen perubahan – bahkan ketika mereka tidak menyadarinya saat itu. Buku ini tidak bisa mencakup semua kasus yang masuk ke dalam kriteria tapi dalam rangka mengakui keberadaan mereka yang sedikit itu, kami berharap untuk dapat menghormati keberadaan pengungkap fakta yang tulus lainnya. Penulis berterima-kasih kepada Robyn Smith atas penelitiannya yang mendalam, para penyunting Carolyn Beaumont dan Nina Riemer atas nasihat dan dukungannya saat naskah ini selesai, penerbit ABC John Kerr dan Matthew Kelly atas dukungan dan pemacu semangatnya dan Judith Walker dari Jasa Legal dan Hak Cipta ABC. Penghormatan dan rasa terima kasih diperuntukkan bagi rekan saya dari ABC, Bruce Donald, untuk keterampilan menyunting, legal, praktis perdagangan dan analitisnya pada sejumlah penelitian yang kita kerjakan bersama sebagai bagian dari TV ABC unit penyelidikan nasional di tahun 1995. Bruce Donald telah menjadi pahlawan tanpa tanda jasa bagi jurnalisme penelitian ABC selama kurun waktu 1980- an hingga awal 1990-an. Dan penulis juga ingin menekankan bahwa tanpa ABC, stasiun penyiaran nasional yang berkomitmen untuk menjalankan tujuan piagamnya dalam menginformasikan kepada publik di Australia, sebagian besar dari pekerjaan ini tidak akan mungkin terselesaikan. Pada bagian tengah dalam buku ini disajikan analisis dari fenomena modern yang dikenal sebagai whistleblowing atau “meniupkan peluit”. Dicetak dengan persetujuan yang baik berupa potongan-potongan dari analisis kritis yang dilakukan oleh William de Maria mengenai legislasi whistleblowing (The Alternative Law Journal, 1995) dan tulisan-tulisan John McMillan mengenai pengalaman internasional (Corruption and Reform, University of Queensland Press). Terima kasih juga disampaikan kepada istri saya, Elizabeth, seorang psikiater, atas pengamatan dan psikodinamis terhadap para pengungkap fakta yang ceritanya ditulis di sini. Tanpa keberanian dari para pengungkap fakta, kita tidak akan pernah mengetahui apa yang sebetulnya terjadi di dunia kita yang terkadang sangat tidak beradab ini.

Quentin Dempster Sydney, Maret 1997 Surat-Surat dari Westpac

“Bank dan para pegawainya mencuri uang dari nasabah mereka. Mengambil komisi-komisi secara rahasia dan mengubah kesepakatan adalah tindakan mencuri. Dan mereka berusaha menutupinya dengan berusaha untuk mengakhiri dengan paksa publikasi dari surat-surat itu. Saya tidak bisa memikirkan kasus yang lebih buruk dari bobroknya moral korporasi.”– John McLennan, mantan auditor efisiensi internal, Westpac Banking Corporation, kepada Penyelidikan Perbankan Parlemen Australia (1990-91).

JOHN ROSS MCLENNAN lahir dalam keluarga bankir pada tanggal 14 November 1946. Pada saat itu, keluarga McLennan (kakak perempuan tertua Kaye, sang Ibu Vera Irene dan sang Ayah Alfred James atau dikenal sebagai “Fred” McLennan) tinggal di kota kecil Springsure sebelah barat Rockhampton di pusat Queensland. Fred McLennan bekerja untuk Bank of New South Wales dan di masa-masa awal kehidupan John muda, keluarga itu sering kali berpindah karena bank sering memindahkan Fred ke pelosok negeri. John bersekolah di tiga belas sekolah yang berbeda sebelum akhirnya menetap untuk empat tahun terakhir di sekolah menengahnya di Brisbane. Keluarga McLennan tinggal di akomodasi transit di tempat-tempat jauh, seperti di Chinchilla, Brisbane, Toowoomba dan Sydney. Mereka adalah penganut Presbiterian yang taat dan rajin ke gereja. Perpindahan yang selalu terjadi itu sangat tidak menyenangkan bagi John, tetapi etos kerja Fred merupakan contoh yang baik. Ketika keluarga McLennan menetap di Brisbane tahun 1961, John didaftarkan di Brisbane Grammar School, sebuah sekolah swasta dengan reputasi pendidikan yang baik. John tidak cemerlang secara akademis. Ia berjuang keras dan mendapatkan nilai rata-rata dengan hanya dua nilai A (mata pelajaran yang dinilai saat itu), sedikit nilai B dan sisanya nilai C. Setelah lulus dari Brisbane Grammar pada tahun 1964, John McLennan secara khusus mengingat pidato yang disampaikan kepada para siswa dari kepala sekolah saat itu, Harry “Shorty” Newell. (Dalam gaya bahasa yang berlawanan yang merupakan humor Australia, “Shorty” berarti tingginya lebih dari enam kaki). McLennan muda ingat akan kata-kata penekanan Shorty: “Kamu telah mendapatkan pendidikan selama bertahun-tahun. Jika tidak ada yang bisa kamu ambil dari sekolah ini, selalu ingatlah bahwa sangat mudah bergaul dengan para mafia, melakukan hal-hal yang populer. Tapi kamu harus mundur, pikirkan dirimu dan buatlah keputusan dalam hidupmu – apakah kamu benar atau tidak – bertahanlah pada penilaianmu sendiri”. McLennan yakin bahwa rasa percaya terhadap penilaianmu sendiri itulah yang melekat pada dirinya selama masa dewasanya. Ia memiliki ingatan yang sangat menyenangkan akan pidato Shorty yang menggaung di Ruang Aula Besar di Brisbane Grammar School. Kata-kata Shorty-lah dan pengaruhnya pada John McLennan muda, yang pada tahun-tahun mendatang akan mengguncang keberadaan perbankan Australia hingga ke akar-akarnya. McLennan, yang dibiayai dari hasil pekerjaan paruh waktunya sebagai tukang bangunan dan pekerjaan ibunya di toko sepatu, mendaftar pada Queensland University dan belajar ilmu pengetahuan alam. Ia memiliki kemampuan yang kuat di bidang matematika, namun hanya itu saja. Kehidupan di universitas menimbulkan semacam guncangan budaya (culture shock) baginya. Ia pindah ke sebuah flat di Brisbane, sementara Fred dan Vera tinggal di Surfers Paradise, di mana Fred merupakan manajer dari cabang lokal Bank of New South Wales. Lalu ada juga godaan-godaan dari para perempuan. John langsung jatuh cinta pada sesama siswa di situ, Chris. Ia dan Chris ingin segera menikah. Namun, orang tua Chris berkeberatan. Karena usia yang sah untuk menikah di bawah hukum Queensland adalah dua puluh satu tahun, “anak-anak” di bawah umur harus mendapatkan ijin dari orang tua mereka. Orang tua Chris tidak mengijinkan, karenanya John memutuskan untuk menantang mereka dengan mendaftarkan kasusnya kepada hakim di Pengadilan Anak. Ibunda Chris membantah bahwa Chris tidaklah “cukup dewasa”. John berpikir agak aneh, karena di usia mereka, mereka dapat dikirim ke Vietnam yang dapat melukai diri mereka sendiri, tapi tidak boleh menikah. Ia menjalani kasusnya atas namanya dan kekasihnya sendiri untuk menikah. Mereka kalah. Mereka sangat terluka. John tidak bisa mengikuti gaya hidup di Universitas dan ingin keluar dari situ. Ia diperintahkan di bawah National Service Act dan sebagai alternatif, ia mendaftar ke Citizen Military Forces selama lima tahun. Saat ia berhenti dari Universitas, ia juga menarik diri dari CMF, yang memacu pemanggilan atas dirinya. Ia ditolak dengan alasan kesehatan – jerawat yang parah. Ia tidak memiliki pandangan politik yang kuat mengenai konflik di Vietnam. Di beberapa hal ia kecewa karena ia tidak bisa menjalani apa yang dilihat oleh kebanyakan lelaki muda saat itu, petualangan. Ia tidak memiliki rambut yang panjang, yang merupakan trend gaya yang menjadi keharusan di tahun 1960-an. Ia tetap menjadi seorang konservatif dalam hal politik, namun dengan perilaku yang kritis. Setelah keluar dari universitas, kehidupan untuk mencari penghidupan pun menantinya. Fred memaksa John untuk bergabung dengan banknya, untuk “mencoba selama beberapa tahun ke depan”. John pun akhirnya mengalah dan melamar pekerjaan sebagai junior di Bank of New South Wales – bank ayahnya. Hal itu merupakan pengalaman yang memalukan. Ia harus mengisi semua botol tinta dan mengganti kertas isap (blotting paper). Ia harus mengambil sapu dan menyerok air yang tergenang di jalan masuk bank dari badai Brisbane. Ketika ia akhirnya mendapat pekerjaan di counter, matematikanya malah tidak berjalan sama sekali. Hari itu adalah Hari Kurs Mata Uang Desimal, 14 Februari 1966, hari di mana Australia tidak lagi menggunakan pounds shillings dan pence. Di akhir hari, kas masuk dan keluar di counternya tidak seimbang. Ada kekurangan yang besar. Seorang nasabah menyelamatkannya dari kejadian memalukan dalam hidupnya. Sang nasabah, seorang pemilik pub lokal berjalan ke arah counter-nya membawa segepok uang. “Uang yang kau berikan terlalu banyak,” kata sang pemilik pub. McLennan menghela nafasnya lega dan berterima kasih kepada sang nasabah atas kejujurannya. Buku kasnya hari itu pun seimbang. Tak lama setelah kejadian itu, McLennan membenci pekerjaan di counter. Ia menyebutnya “pekerjaan sepele”. Sekarang ia sudah menguasai pekerjaan menyeimbangkan buku besar keuangan. Sebagai seorang kasir di cabang bank di Fortitude Valley, ia mengusulkan penggunaan sebuah struktur untuk menyeimbangkan setoran dan penarikan uang sepanjang hari itu, sehingga pada waktu istirahat, pukul 2.50 siang, semua buku besar keuangan di bank itu dapat seimbang. Para staf tidak perlu lagi bekerja lembur setelah pintu ditutup, mereka bisa pulang tepat waktu. Kemampuan mengusulkan sistem-sistem baru ini mengesankan jajaran manajemen menengah di bank itu dan McLennan kemudian dikirim ke ruang bawah tanah di cabang Fortitude Valley untuk mengerjakan buku-buku akumulasi bulanan. Ia mengerjakan dengan cepat dan tepat, dan dengan cepat menyelesaikan tugas itu – neraca kumulatif dari salah satu cabang bank terbesar di Queensland. Fred dan Vera pindah lagi, kali ini ke Sydney, di mana karier Fred berjalan lebih baik dan ia ditunjuk menangani bagian administrasi di bank sentral. Kembali ke Brisbane, John ingin keluar dari struktur cabang dan ia, juga, bekerja di bagian administrasi, di mana tugasnya adalah menyeimbangkan buku besar dari semua cabang bank di daerah Negara Bagian Queensland. Pada tanggal 7 Maret 1970, John dan Chris pun menikah. Chris belum mencapai usia dua puluh satu tahun, namun kedua orang tuanya pasrah dan merestui pernikahan itu. Dengan pinjaman staf yang meringankan dari Bank, mereka membeli sebuah rumah di Weller”s Hill, di pinggiran kota Brisbane. Chris bekerja sebagai teknisi laboratorium. Seperti halnya kehidupan perbankan kebanyakan, tak lama mereka pun mulai berpindah-pindah, ke kota tetangga Toowoomba, di mana John bekerja sebagai asisten manajer departemen internal bank tersebut. Klien terbesar cabang tersebut adalah Toowoomba Foundry yang mempunyai jaringan penjualan internasional ke Timur Tengah. Ia pun tertarik kepada transaksi kurs mata uang asing melalui pengalamannya di bisnis internasional dan jual-beli kurs mata uang asing. Dari Toowoomba mereka pindah ke Darwin, di mana pekerjaan sebagai pegawai lintas negeri ditawarkan. McLennan harus mengatur lima orang anak buahnya dan menangani transaksi yang melibatkan pengiriman besi ore, ekspor udang dan pergerakan cek perjalanan wisatawan (travellers’ cheques).

Dilema Pertama

DI cabang inilah John McLennan menghadapi dilema moral dan etika untuk pertama kalinya. Ia bukan seorang aktivis perkumpulan. Kebanyakan staf bank adalah anggota dari yang disebut sebagai Asosiasi Pegawai Bank (Bank Officers’ Association). Meskipun McLennan tidak melibatkan dirinya dalam politik industrial apa pun, ia menghargai hak perkumpulan untuk mewakili staf dalam negosiasi-negosiasi dengan manajemen bank. Suatu hari ia menemukan bahwa seorang pegawai senior di Darwin telah menahan sebuah pesan dari kantor pusat perkumpulan kepada para anggotanya di cabang Darwin untuk mengadakan pertemuan mengenai masalah industrial di luar jam kerja. Dengan marah McLennan melawan pegawai senior itu dan menyatakan bahwa ia tidak mempunyai hak untuk menahan pesan itu. Atas penghinaan itu, pegawai senior tersebut dengan segera menghukum McLennan dan mengirimnya pulang. “Kamu bajingan,” umpatnya setelah McLennan mengeluarkan pernyataan-pernyataan. Saat itu Chris sedang hamil besar dan sangat kecewa ketika John mengatakan kepadanya mengapa ia pulang lebih cepat hari itu. Pegawai senior itu kemudian bersumpah akan memastikan bahwa karier McLennan akan selesai sampai di situ. McLennan, kembali bekerja, menanggapi dengan memastikan bahwa ia dilindungi. Pegawai bank senior itu, seorang peminum berat, sering mendatangi sebuah pub dekat daerah itu untuk makan siang. Terkadang McLennan menemaninya. Suatu hari, saat McLennan sedang menunggu pekerjaan-pekerjaan yang banyak di sore hari, sang manajer memaksanya tinggal dan minum lebih lama di pub itu sampai lewat pukul 1.30 siang. McLennan protes dan mengatakan bahwa ia harus pergi. “Kamu datang makan siang bersama saya, kamu pergi saat saya perintahkan kamu untuk pergi,” perintah sang pegawai senior. McLennan berdiri dan kembali ke tempat kerja. Anak perempuan McLennan, Kirsty, lahir tak lama setelah itu di Darwin, namun dua bulan setelah kelahirannya, keluarga itu mengalami krisis. John diserang sakit kepala yang sangat menyakitkan dan harus pulang untuk tidur. Sakit kepala itu semakin memburuk. Hari Minggu malam ia pingsan dan terbangun di rumah sakit. Ia berada di sana selama lebih dari empat minggu, sementara itu serangkaian tes dilakukan kepadanya untuk menemukan apa masalah sebenarnya. Chris berjuang keras sendirian di rumah bersama bayi barunya, sementara masalah kesehatan John belum juga terdeteksi. Para dokter, di sisi lain, menyatakan bahwa ia hanya punya waktu kurang dari empat minggu untuk hidup. Fred McLennan di Sydney sangat khawatir sampai akhirnya mengatur “beberapa hal yang harus diluruskan”. Pengaturan khusus pun dilakukan untuk menerbangkan keluarga McLennan ke Sydney dengan segera. Penyembuhan berjalan perlahan, namun kesehatan McLennan muda pun berangsur kembali normal. Ia kemudian ditugaskan kembali ke wilayah pengembangan sistem bank di pusat administrasi di Sydney dengan tugas mengkomputerisasikan rekening-rekening internasional. Sistem akuntasi internasional bank tersebut akhirnya selesai dan secara sukses dikomputerisasikan pada tahun 1979. Keberhasilan usaha organisasional dan kepemimpinan membuat McLennan mendapat banyak penghargaan internal, termasuk dari kepala bagian Divisi Internasional bank saat itu, Mr. Stuart Fowler. Secara mengejutkan Fowler menulis sebuah surat yang menyatakan bahwa bank tidak akan memberikannya bonus atas pekerjaannya, karena ia akan mendapatkan promosi dalam waktu dekat. Bonusnya pun akan berlipat ganda. McLennan kemudian menjadi ahli efisiensi metode terkini, merancang sistem- sistem dan prosedur-prosedur baru bagi jaringan domestik bank secara keseluruhan. Pengawasan dilakukan untuk mencari tahu seberapa lama waktu yang diperlukan untuk mengeluarkan pinjaman dan melakukan kegiatan-kegiatan rutin harian lain, agar bisa diketahui metode apa yang lebih cepat dan murah. Pada awal 1980-an, dunia perbankan Australia mengalami perubahan. Manajemen menjadi lebih fokus akan tujuan-tujuan dan pernyataan misi serta indikator kinerja dan bursa saham. Bank-bank Australia bukan lagi penyedia jasa, tetapi penjual “produk”. Bank menjadi terpacu untuk mencapai keuntungan dan meningkatkan kualitas produknya. Dalam proses ini semua bentuk perilaku menjadi sah, mengingat selalu ada keuntungan di sana. Perubahan budaya ini pada akhirnya akan mengubah etika perbankan dari penyedia jasa menjadi penjual produk. Selama proses perubahan ini, John McLennan ditunjuk sebagai manajer dari Administrasi Personalia di Divisi Pengolahan Data dengan 2.000 orang staf ahli. Anak perempuan McLennan yang kedua, Fiona lahir. Tak lama kemudian, seorang anak laki- laki, Cameron menjadi anggota baru keluarga itu. John McLennan, kini di usia pertengahan tiga-puluhan, menemukan seorang mentor di Bank. Kepala Bagian Divisi Pengolahan Data membawa McLennan ke kelompok eksekutif bank. Dengan tenang, ia memberikan nasihat pribadinya pada McLennan bahwa “tidak apa-apa berbuat kesalahan – hanya saja jangan dilakukan dua kali”. Setelah menghabiskan karier dalam membuat proses birokrasi bank mencapai tingkat kontrol dan ketepatan, McLennan dibimbing untuk mengubah pola pikir birokratisnya yang lama untuk menjadi lebih lateral. Fred McLennan kini menjadi manajer umum tingkat senior, salah satu dari sepuluh eksekutif yang ada di bank. John muda harus berhadapan dengan bisik-bisik di antara para karyawan bahwa keberhasilannya karena sang ayah. Di tahun 1983 Fred pensiun dari bank, yang kemudian diberi nama baru Westpac untuk merefleksikan citra kompetitif internasional, yang akhirnya menjadi bank terbesar di Australia. Namun tak lama setelah itu ia mendapatkan tugas sementara untuk melakukan audit efisiensi. Dengan manuver yang tidak biasa, bank menunjuk John McLennan untuk bergabung dalam tim ayahnya. Mereka lalu menjadi kelompok tukang jagal bank, bergerak ke pelosok administrasi negara, membeberkan manajemen yang buruk dan mengecewakan banyak karier yang sedang melesat. Di tahun 1986, divisi audit efisiensi pun ditiadakan. John McLennan diberi tahu bahwa ia telah membuat banyak musuh. Ia pun memutuskan untuk meninggalkan Westpac.

Perubahan Karier

IA mendapatkan tawaran yang terlalu sayang untuk dilewatkan. Tawaran itu merupakan perubahan karier yang besar dengan sedikit penurunan. Ia harus merelakan tingkat bunga pinjaman bank yang rendah bagi staf dan keuntungan pensiun. John McLennan bekerja untuk pengusaha peminjaman mobil, Bob Ansett Budget Rent-A-Car (disingkat Budget), sebagai manajer pengembangan usaha dari divisi leasing. Keluarga McLennan menjual rumah keluarga di St Ives, Sydney dan pindah ke sebuah rumah di Terry Hills yang mereka biayai dari pembayaran pensiun John. Citra konservatif bankir harus ditinggalkan seiring dengan pekerjaan membangun usaha kompetitif yang menjadi tantangan. Bob Ansett, anak seorang perintis usaha penerbangan komersial yang legendaris, Sir Reginald Ansett, adalah seorang ahli dalam bidang pemasaran. Ia memberikan pidato-pidato motivasional dan menarik publikasi ke mana pun ia pergi. Ansett sangat kagum dengan hasil kerja McLennan dalam pengembangan usaha, namun setelah delapan belas bulan McLennan merasa kemampuannya terbuang percuma. Ia telah membangun beberapa hal yang sulit diterima mengenai kelompok Budget dan efisiensinya, namun ia menyadari bahwa dinding-dinding yang melingkupinya selalu saja mengukung setiap kali ia mencoba untuk sampai pada masalah-masalah yang berkaitan dengan metode-metode dan sistem akuntasi kelompok. Saat McLennan mempertahankan kondisi yang cukup sulit bagi Bob Ansett, dia merasa bahwa seorang pengusaha dan penjual yang hebat tidak dihadapkan pada kebenaran. McLennan meninggalkan Budget sebelum kelompok itu masuk ke dalam masalah- masalah keuangan. Keluarga itu pindah ke Port Macquaire di pantai utara New South Wales untuk mencoba menjadi “petani” di sebuah tanah di Hastings River. Di sinilah John McLennan bertemu dengan pengacara Port Macquaire, John Garrett dan Andrew Walmsley yang seperti dirinya, merupakan pengungsi dari kota besar. Mereka memintanya mengerjakan pekerjaan konsultasi paruh waktu dengan usaha-usaha lokal, termasuk beberapa yang berada dalam masalah keuangan. Yang lain, meskipun berhasil, membutuhkan nasihat-nasihat yang lebih terarah. McLennan dikenalkan pada beberapa klien firma itu, termasuk suami istri pemilik perusahaan bis yang sangat berhasil di Port Macquaire, Sonters Pty Ltd., Reg dan Thelma Sonter yang sudah melewati masa pensiun, dan Thelma adalah seorang parapeglia. Perusahaan itu memiliki dan menjalankan hingga tiga puluh buah bis, yang utamanya melayani rute lokal dan penyewaan. Dibutuhkan waktu empat puluh tahun bagi Reg dan Thelma untuk membangun perusahaan dan kini mereka sedang menunggu masa pensiun mereka. Mereka memiliki tanah sisa yang mereka ingin bagi dan jual untuk membangun tempat tinggal bagi masa pensiun mereka kelak. Dan mereka sangat bangga bahwa cash flow perusahaan bis itu sudah sampai pada tahap melayani kebutuhan usaha perusahaan, yang artinya secara nyata sudah bebas dari hutang. Reg dan Thelma telah mencari bantuan penanaman modal dari cabang lokal Westpac untuk mendanai pembagian usaha di tahun 1985. Mereka telah menjadi nasabah Westpac selama empat puluh tahun dan dianggap sebagai nasabah dengan usaha lokal yang cukup besar. Cabang perusahaan Reg dan Thelma, Glenlauren Pty Ltd., yang dibentuk untuk mengurusi pembagian itu, ditawari $1,1 juta dolar Australia setara dengan Swiss francs dengan bunga pinjaman sebesar 6,5 persen – jauh di bawah 16-18 persen tingkat suku bunga investasi domestik yang saat itu ditawarkan di pasar keuangan Australia. Permohonan pinjaman asli yang dilakukan oleh Sonters hanya senilai $500,000, namun bank mengatakan pada mereka bahwa pinjaman dalam bentuk Swiss francs merupakan penawaran yang baik dan mereka harus mengambil keuntungannya di muka dan meminjam $1,1 juta. Reg dan Thelma dibujuk untuk melakukannya. Namun, tak lama kemudian pinjaman investasi mereka menjadi berantakan. John McLennan bertemu dengan keluarga Sonters melalui akuntan setempat. Ia mendengarkan masalah mereka dan memperkenalkan mereka pada John Garrett. Keluarga Sonters kemudian terperangkap dengan turunnya harga tanah dan hutang yang tidak bisa mereka kendalikan. Nilai tukar dolar Australia yang terus menurun, menarik mereka ke dalam krisis keuangan. Keluarga Sonters mengatakan bahwa bank tidak menawarkan bantuan dalam menangani masalah mereka dan kemudian menolak permintaan agar seorang manajer risiko profesional mengelola masalah tersebut untuk mereka. Ketika John Garrett dan John McLennan bertemu dengan keluarga Sonters di tanah pertanian mereka di Laurieton, sebelah selatan dari Port Macquaire di tahun 1988, mereka berada dalam masalah yang sangat dalam. Nilai dolar Australia yang kini mengambang telah menukik turun bila dibandingkan dengan nilai tukar mata uang lainnya sejak tahun 1985 dan pinjaman keluarga Sonters dalam bentuk Swiss franc telah dengan cepat membengkak menjadi $2,5 juta. Keuntungan yang diharapkan dari pembagian usaha tersebut telah lenyap dengan pengeluaran tambahan sedemikian rupa dan mereka tidak bisa menghilangkan pinjaman sebesar itu, bahkan jika mereka memperoleh harga yang baik dari penjualan tanah. McLennan mendapati pasangan tua itu dalam keadaan yang sangat tertekan, ketika bank melakukan ancaman pertamanya untuk meletakkan perusahaan-perusahaan mereka pada keadaan di bawah pengawasan kurator dan menjual semua aset mereka. McLennan mengundang John Garrett untuk menghadiri sebuah pertemuan dengan keluarga Sonters dan orang-orang yang digambarkannya sebagai “tukang pukul” dari kantor pusat Westpac di Sydney. Di dalam rumah keluarga Sonters terdapat Reg dan Thelma dan dua dari tiga anak lelaki mereka yang memandang penuh ragu ketika para bankir itu mengucapkan konsekuensi-konsekuensi dari hutang yang mereka miliki. McLennan mengingat kembali, ia tidak pernah melihat sesuatu yang seperti itu sebelumnya. Keluarga Sonters dihadapkan dengan pernyataan “sebenar-benarnya”, bahwa mereka harus menyepakati apa yang diusulkan oleh pihak bank. Pihak bank menginginkan mereka untuk menandatangani kesepakatan untuk menjual aset-aset mereka. Dan proposal yang ditawarkan oleh bank termasuk “pembebasan” kepada bank dari semua gugatan atas kelalaian. McLennan mengingat mereka berkata kira-kira: “Anda sebaiknya menandatangani kesepakatan ini atau kami akan jual semua yang Anda punya dan Anda tidak akan punya apa-apa lagi”. Empat puluh tahun kesetiaan nasabah tidak berarti apa-apa. McLennan tidak berkata sepatah kata pun selama pertemuan itu. Ia hanya mengamati. “Saya duduk melihat para bankir dengan darah dingin mencoba untuk memaksa keluarga Sonters dengan intimidasi untuk menandatangani kesepakatan itu. Saya ngeri melihat apa yang sedang terjadi. Bank ini adalah tempat saya bekerja selama dua puluh tahun. Ini juga bank tempat Ayah saya bekerja. Ini adalah bank yang dulu saya anggap sebagai bagian dari keluarga saya. Dalam kenaifan saya, saya selalu percaya jika bank berbuat kesalahan, maka ia akan memastikan kesalahan itu dibenahi. Sangat jelas bagi saya bahwa para bankir itu mengikuti “kata-kata perusahaan” yang sudah dilatih dengan baik. Di akhir pertemuan, McLennan memutuskan bahwa sudah waktunya ia berbicara. Ia berkata pada para bankir itu untuk “pergi saja ke neraka”. Ia telah memiliki pengalaman yang panjang dengan bank dan ia bisa mengatakan bahwa perilaku mereka terhadap nasabah sangat tidak baik dan ia akan mengatakan kepada keluarga Sonters untuk melawan mereka. Ia mengatakan ia telah memiliki pengetahuan mendalam mengenai pinjaman mata uang asing dan prosedur yang digunakan oleh bank untuk membatasi naik turunnya nilai tukar mata uang asing dan melindungi nasabah dari keadaan serupa yang dialami oleh keluarga Sonters. “Saat saya melihat apa yang para bankir lakukan, kemarahan saya memuncak. Saya tahu itu tidak adil. Apa yang tidak saya ketahui adalah ‘adegan’ itu dilakukan di seluruh Australia. Begitu banyak keluarga yang telah bekerja keras diancam oleh bank-bank yang berusaha keras menutupi ketidakmampuan mereka dan memaksakan jalan keluar dari kelalaian mereka kepada korban mereka: para peminjam.” Ketika para bankir pergi tanpa kesepakatan yang belum ditandatangani, Garrett dan McLennan mulai bekerja. Garrett dan Walmsley memulai gugatan hukum yang besar terhadap Westpac, memasukkan pernyataan gugatan, membeberkan fakta-fakta yang mereka ketahui, dan mencari apa yang disebut sebagai “penemuan” di mana Westpac harus memenuhi gugatan yang wajar dari pihak penggugat, keluarga Sonters, untuk memberikan bukti yang terdokumentasi dalam pengaturan pinjaman, dan yang terpenting adalah dokumen-dokumen kebijakan internal bank yang bisa menunjukkan kepada pengadilan mengenai kelalaian bank dalam memasarkan apa yang disebut “produk pinjaman yang cacat”. John McLennan merasa terharu dan empati kepada Reg dan Thelma yang telah bekerja keras sepanjang hidup mereka. Ia merasakan kemarahan terhadap Westpac, tempatnya dulu bekerja. Hal semacam ini harusnya tidak dilakukan terhadap nasabah yang solid dan setia. Keluarga Sonters berada dalam keadaan yang sangat tertekan selama proses hukum dengan kemungkinan kehilangan segalanya jika tindakan itu gagal. Tekanan yang mereka alami semakin mendalam ketika salah satu anak Reg dan Thelma bunuh diri. Dengan marah McLennan menyalahkan bank sebagai penyebabnya. Ia menjadi sangat marah, sehingga suatu ketika ia menelepon bank di Sydney dan mengatakan kepada salah satu pegawainya bahwa menurutnya bank telah membunuh anak lelaki Reg dan Thelma. “Itu yang telah kalian lakukan!” teriaknya di telepon. “Saat itu merupakan pergolakan emosional bagi saya,” kenangnya. “Sepertinya bank memperlakukan keluarga Sonters sebagai ‘book entries’, yang dengan mudah diatur dan tidak mampu untuk, atau menolak untuk melihat dampak dari tindakan-tindakan mereka terhadap keluarga Sonters, keluarga mereka dan para pegawainya.”

“Penemuan”

PERMOHONAN Garrett dan Walmsley untuk dilakukannya “penemuan” ditentang di segala aspek oleh Westpac dan para pengacaranya. Firma itu harus membawa bank ke pengadilan untuk mempertentangkan segala keberatan yang diajukan oleh bank untuk menyediakan dokumen-dokumen yang mereka minta. Namun, para pengacara Port Macquarie menang di pengadilan. Hal seperti itu membuat McLennan frustasi, ditambah lagi ketika John Garrett memintanya untuk mundur sementara waktu dan tidak terlibat dalam perundingan antar pengacara dalam proses penemuan. Pada akhirnya, dokumen-dokumen itu muncul dan metodologi bank dalam pemasaran pinjaman mata uang asing pada nasabah dengan dukungan aset yang kuat dan “pembatasan” pinjaman mata uang asing yang dilakukan sendiri oleh bank terungkap. Sebuah penyelesaian yang berpihak pada keluarga Sonters akhirnya dirundingkan “di luar pengadilan”. Penyelesaiannya merupakan akhir yang “baik”, meskipun istilah itu harus tetap dirahasiakan. Dokumen-dokumen yang “ditemukan” selama proses itu sangat penting, namun dalam proses hukum berikutnya, McLennan mendapati bank telah menahan sejumlah besar dokumen kebijakan penting dengan alasan dokumen-dokumen itu “tidak relevan”. Taktik-taktik yang dilakukan oleh bank semakin terlihat. Mereka berargumen bahwa permohonan penemuan itu “tidak wajar” atau “relevan”, atau mereka tidak mengetahui apakah dokumen yang diminta benar-benar ada atau apakah bila benar ada, dokumen- dokumen itu telah dihancurkan oleh bank dalam kejadian-kejadian biasa. Taktiknya adalah untuk memaksa pihak penggugat ke pengadilan untuk membantah semua keberatan yang ada. Pada akhirnya hal ini malah memaksa para penggugat dengan sumber-sumber yang menipis, untuk memutuskan apakah dana yang lebih besar lagi harus dipertaruhkan. Sebagai hasil dari penyelesaian masalah keluarga Sonters, pada bulan September 1988 sebuah artikel muncul di koran Sydney Sun-Herald. Keterlibatan McLennan di kasus itu dipublikasikan dan selama beberapa hari setelah itu ia menerima telepon dari para peminjam dengan mata uang asing lainnya yang berada dalam kesulitan yang serupa dengan keluarga Sonters. McLennan dihubungi oleh Ian Fisher, seorang petani yang telah meminjam dana dalam jumlah besar. Trevor King, seorang pembangun properti di Queensland, juga menelponnya. Seperti itulah tanggapan dari para penanam modal yang tertekan, yang ingin mengetahui apa yang bisa mereka pelajari dari kasus keluarga Sonters, sehingga akhirnya McLennan dan Fisher memutuskan untuk melakukan pertemuan. Dari dua belas orang peminjam dengan mata uang asing itu, semua menunjukkan keinginan yang sangat besar untuk menghadiri pertemuan itu. McLennan mendengarkan cerita panjang mengenai masalah keuangan mereka yang menyengsarakan. Beberapa orang penanam modal itu sampai kehilangan kendali dan menangis di telepon karena rasa malu dan keputusasaan, atas penghinaan yang mereka alami karena membahayakan bisnis, pertanian atau simpanan pribadi mereka. “Kelompok Tiga Belas”, begitu kelompok ini kemudian disebut (dua belas orang penanam modal ditambah John McLennan) bertemu di Motel El Rancho Port Macquaire pada bulan Desember 1988. Mereka memutuskan untuk membentuk Asosiasi Peminjam dengan Mata Uang Asing (Foreign Currency Borrowers Association) untuk mencari kenyamanan dalam kesedihan mereka, jika tidak, mengkoordinasikan perlawanan mereka terhadap bank. McLennan ditunjuk sebagai presiden dengan suara terbanyak. Hal itu membawa dampak dramatis pada kehidupannya. Tidak ada biaya-biaya konsultasi dalam hal ini untuknya. Para penanam modal sudah dalam kondisi tekanan keuangan. Selama dua hari kelompok itu saling mendengarkan cerita mereka masing-masing, terkadang sembari menangis, rasa malu karena hancur secara finansial, hancurnya pernikahan, hancurnya rasa percaya diri dan harga diri. “Di situlah saat mereka mulai melawan. Mereka tidak sendirian,” kenang McLennan. Sampai pada saat itu, bank secara diam-diam membawa para peminjam itu ke lorong yang gelap dan memukuli mereka supaya tunduk. Kini mulai ada mafia yang menunggu mereka. McLennan menghabiskan sebagian besar harinya dan setengah malamnya berbicara di telepon dengan para anggota asosiasi. Mulai banyak anggota baru bergabung. Pada puncak kampanyenya, sebanyak 250 orang peminjam dengan mata uang asing bergabung menjadi anggota. Tekanan, baik sebagai konsultan keuangan dengan pengetahuan mendalam tentang tata kerja dalam bank, maupun sebagai konselor pribadi sangatlah besar dan melelahkan. McLennan tahu bahwa satu-satunya cara ia bisa melawan bank adalah dengan mengungkapkan kesalahan mereka di media. Ia memulai sebuah kampanye pribadi melalui media dan dengan pelaporan yang berani dari para jurnalis ternama di Australia (terutama Anne Lampe dari The Sydney Morning Herald, yang pencariannya akan kebenaran tidak pernah berhenti), ia menyodorkan kesengsaraan para peminjam dengan mata uang asing itu ke hadapan ratusan ribu warga Australia. McLennan kemudian mengetahui bahwa bank yakin ia memiliki “jaringan media yang canggih” dan telah menggunakan dana luar biasa untuk mempromosikan masalah itu. Pada kenyataannya, ia hanya seorang diri dalam melakukan itu semua. Namun setiap pagi, ketika semua usahanya menghasilkan cerita besar di koran, ia yakin ia bisa mendengar suara bilasan toilet di kantor-kantor pusat bank besar. Trevor King, seorang pengembang properti, memiliki masalah-masalah yang menekan. Perusahaan-perusahaannya memiliki aset-aset penting dan bank di mana tempat ia meminjam mata uang asing menekannya dengan sebuah rencana untuk menjual semua aset King untuk mengembalikan sejumlah besar uang. King meminjam dari cabang Westpac di Brisbane. McLennan mengenalkan King pada John Garrett dan ia sepakat untuk menangani kasus King. Bank menunjuk seorang kurator dan telah mengatur untuk melelang properti King. Kejadian itu terjadi bersamaan dengan gugatan balik King terhadap bank. Jika ia kehilangan seluruh aset serta pendapatannya melalui proses pelelangan, maka ia akan kehilangan semua daya upayanya untuk berjuang. Tidak boleh ada waktu yang hilang. Tiga puluh menit sebelum pelelangan dimulai, Garrett mendapatkan perintah dari Pengadilan Federal untuk Westpac, yang melarangnya melakukan pelelangan. Sebenarnya, pengadilan mengatakan bahwa bank tidak bisa menjual semua aset King, ketika nasabahnya itu sedang bermasalah dengan mereka. Keputusan, Eltran Pty Ltd melawan Westpac, adalah untuk menghentikan bank- bank itu. Sebelumnya, bank-bank itu telah menjual seluruh kepemilikan dari para peminjam, yang pada akhirnya membuat mereka tidak memiliki sarana lagi untuk berjuang di pengadilan. Bank-bank itu meraup keuntungan. Mereka memiliki rincian yang detail tentang keadaan keuangan peminjam, dan biasanya mengendalikan semua aset mereka. Sebenarnya, para peminjam mendapatkan pinjaman melalui sistem yang sah, namun pihak bank secara kasar mengeksploitasinya. Hal ini memancing pertanyaan atas seluruh sistem hukum bagi para peminjam. McLennan mengingat bahwa semua bank yang terlibat dalam peminjaman mata uang asing memperlakukan asosiasi dan para anggotanya dengan rendah sejak adanya putusan Eltran/Westpac itu. Dalam proses penemuan, seperti halnya dengan keluarga Sonters, ribuan dokumen juga harus diserahkan. Biaya untuk proses hukum kasus itu membumbung hingga jutaan dolar. Trevor King telah memperkirakan bahwa situasi ini akan terjadi. Ia telah menyimpan sejumlah uang untuk mendanai perjuangannya melalui jalur hukum sampai pada titik terakhir dengan pihak bank. Tidak seperti anggota asosiasi yang lain, King tidak pernah terlihat tenggelam dalam masalah-masalah yang ada dan secara kuat menerima ketidakberdayaan dari keadaannya, sebuah entitas korporasi sebagai bank terbesar di Australia. Ia telah mengetahui risiko mengambil pinjaman dalam bentuk mata uang asing. Ia tidak mengakui ketidaktahuan atas apa yang telah ia lakukan dalam penetapan mata uang asing. Kasusnya didasarkan atas keyakinannya bahwa bank tidak menjalankan perintahnya dalam pembuatan “batasan” di dalam kontrak. Dan ia akan berusaha membuktikan bahwa bank telah lalai dalam melakukan perintah-perintahnya. Ia akan menyatakan bahwa ia telah memberikan instruksi kepada pegawai bank divisi mata uang asing untuk menerapkan pengendalian “stop loss”. Bank telah gagal melakukan instruksi- instruksi ini dan ia sangat marah atas apa yang telah terjadi. Taktik yang dilakukan bank adalah bergerak secerdik mungkin untuk merebut kendali atas nasabah yang bersalah atau berhutang besar, untuk menahan arus kas (cash flow) bisnis secara efektif, untuk melemahkan nasabah dengan menghilangkan sumber apa pun yang bisa digunakan untuk melakukan serangan balik. Dalam kasus Trevor King, bank telah hadir dalam waktu tiga puluh menit untuk mencapai tujuan itu. McLennan mengingat: “Saya bekerja dengan Trevor King selama bertahun-tahun, sering kali menghabiskan waktu berminggu-minggu memeriksa dokumen-dokumen yang tiada akhir itu dan memberikan saran mengenai jejak audit yang rumit. Ketika saya pertama kali menangani kasus ini, bank telah membuat penemuan yang nyata-nyata tidak berarti. Dalam waktu dua tahun, dan setelah pertarungan di pengadilan yang tiada henti, hasil penemuan itu luar biasa. Bagian yang terkait di setiap dokumen dikutip dan dimasukkan ke dalam data base di komputer. Setiap kejadian, nama, tempat dan orang bisa dilacak melalui beribu-ribu dokumen. Ini merupakan kasus pertama di mana kami menggunakan teknologi untuk mengungkapkan kerumitan dokumen yang diberikan oleh bank. Hasilnya sangat buruk bagi bank. Trevor King akhirnya memenangkan kasusnya dengan penyelesaian di luar pengadilan. McLenanan memberikan nasihat taktis selama proses penemuan melalui pengalamannya sendiri bagaimana bank melakukan pekerjaannya sendiri, dokumen yang mereka simpan, perintah internal kepada cabang terkait pemasaran pinjaman mata uang asing pada para nasabah dan kewajiban yang melekat pada bank untuk melindungi nasabah mereka. Pada akhir proses yang mengerikan itu, John McLennan dan Trevor King menjadi sahabat dengan tujuan yang sama. Persahabatan di antara keduanya adalah sesuatu yang terbentuk melalui penderitaan dan permainan taruhan yang tinggi dengan sebuah perusahaan yang mereka pandang sebagai perusahaan kejam dengan kemampuan keuangan yang hampir tak terbatas.

Taktik-Taktik Legal

PARA peminjam mulai menang di dalam maupun di luar pengadilan. Kasus pertama yang menang adalah Spice melawan Westpac. Asosiasi para peminjam mengira bahwa ini akan memberikan sebuah preseden bagi seluruh kasus, namun bank berhasil membantah dengan mengatakan bahwa setiap kasus berbeda. Kurangnya “preseden” ini membuat para peminjam mengeluarkan jutaan dolar untuk biaya hukum. Kasus lain yang menang adalah Charabaglio melawan Westpac. Westpac naik banding... dan kalah. Pada kasus Potts melawan Westpac sebetulnya dimenangkan oleh pihak peminjam, namun kemudian kalah ketika naik banding. Kekalahan terbesar dari para peminjam adalah kasus David Securities Pty Ltd melawan The Commonwealth Bank. Contoh yang diambil dari kasus ini sangat menyakitkan bagi para peminjam. Sampai pada saat itu bank mengeluarkan jutaan dolar dalam perlawanan hukum dan para peminjam tidak bisa mengatasi biaya yang luar biasa untuk persiapan kasus. Sudah jelas bagi McLennan dan para peminjam bahwa sistem hukum terbuka untuk manipulasi yang dilakukan oleh bank melalui dengar pendapat yang tidak pernah berakhir dan apa yang disebut sebagai pemberitahuan akan adanya mosi. Ratusan kasus dimulai dan kalah ketika para peminjam mulai kehabisan uang dan secara diam-diam terseret ke rumah jagal. Taktik yang digunakan bank sebetulnya sederhana. Mereka menyelesaikan kasus apa pun yang mereka anggap dapat dimenangkan oleh para peminjam. Sehingga mereka yang mendapatkan kesempatan hadir di pengadilan memberikan gambaran yang menyimpang untuk kasus-kasus lain. Salah seorang peminjam, Tom Quade, seorang petani dari sebelah barat New South Wales, melapor ke McLennan bahwa ia telah kalah di pengadilan. McLennan merasa bahwa keadaan yang mengikuti kasus-kasus yang telah dimenangkan oleh Para Peminjam dengan Mata Uang Asing sangat tidak masuk akal. “Bagaimana mungkin Anda bisa kalah?”, kata McLennan, berbagi tekanan yang dialami oleh Quade. Di bawah peraturan pembuktian di pengadilan, dokumen-dokumen yang relevan dalam sebuah kasus tidak perlu diterima dalam kasus yang lain. Untuk “menggunakan” dokumen suatu kasus pada kasus yang lain merupakan pelanggaran terhadap pengadilan yang utama. Bank-bank mengeksploitasi hal ini untuk memastikan tiap peminjam tidak pernah tahu besarnya kerugian yang dapat timbul dari dokumen-dokumen yang ada. Surat-surat dari Westpac akan membuktikan taktik ini. Namun bank tidak dapat menghentikan McLennan untuk menggunakan pengetahuannya akan keberadaan dokumen-dokumen itu. “Dengan kata lain, saya tidak bisa memperlihatkan kepada peminjam dokumen- dokumen yang dihasilkan dalam satu kasus yang terkait dengan pengembangan dan pemasaran pinjaman dengan mata uang asing, walaupun bank dianggap melanggar pengadilan karena tidak menghasilkan dokumen-dokumen tersebut pada kasus yang lain.” Mungkin benar. Namun, apa yang saya lakukan hanyalah memberikan kesaksian di pengadilan bahwa saya mengetahui keberadaan dokumen-dokumen terkait, gambaran umum dan golongan. “Hal ini membuat bank marah dan mereka mencoba berbagai cara untuk menjebak saya agar melanggar peraturan. Bagi saya, hal itu sebenarnya merupakan keadaan yang bodoh dan tidak masuk akal, di mana bank dapat berada dalam keadaan yang melanggar hukum dengan menyembunyikan dokumen-dokumen itu, namun masih tetap dilindungi oleh pengadilan dengan menahan siapa pun yang menangkap mereka “dalam keadaan “melanggar.” Tiap kasus mewajibkan penemuan yang terpisah dan menyeluruh dari semua dokumen terkait, di mana bank mempertanyakan keberadaan dan keterkaitan tiap dokumen yang diajukan. Quade melakukan perlawanan terhadap sistem hukum. McLennan mengambil risiko yang sangat besar. Seorang pengacara, John Griffin dari Ferrier dan Rekan, merupakan salah satu dari sedikit pengacara yang ditemui oleh McLennan yang memiliki rasa keadilan dan kemarahan atas apa yang terjadi pada kasus- kasus di pengadilan. Semakin jelaslah bahwa bank yang terlibat dalam kasus Quade, Commonwealth Bank, telah menahan sejumlah besar dokumentasi pada proses penemuan. Berbekal masukan dari McLennan, para pengacara Quade mengajukan permohonan banding kepada majelis hakim Pengadilan Federal, menyatakan bahwa bank dengan berbagai cara telah menahan dokumen-dokumen itu selama proses penemuan. McLennan berkata: “Saya sadar jika Commonwealth Bank memutuskan tidak mau bekerja sama, mereka dapat berusaha menjatuhkan saya dengan dalih pelanggaran hukum. Terhadap hal tersebut saya harus menimbang fakta bahwa ketidakadilan yang luar biasa telah terjadi dan Commonwealth Bank telah mendapatkan keadilannya dengan menahan penemuan yang penting. Dokumen-dokumen itu dikenal sebagai dokumen- dokumen G dan terdiri dari semua dokumen kebijakan bank yang menunjukkan pengembangan, pemasaran dan administrasi dari pinjaman dengan mata uang asing. Sekali lagi, keputusan ini diambil dalam keadaan takut. Saya tidak bisa membiarkan kehidupan keluarga Quade hancur karena ketidakadilan semacam itu. Risiko-risikonya sangat besar, namun saya tahu jika kebenaran diungkapkan di hadapan pengadilan banding, saya akan dipertahankan.” McLennan menggunakan pengetahuannya akan dokumen-dokumen itu dari kasus lain untuk menunjukkan keberadaan dokumen- dokumen serupa pada kasus Quade. Pada akhirnya Hakim Marcus Einfeld menerima barang bukti seperti halnya Pengadilan Tinggi saat banding. “Kami benar-benar menghancurkan mereka”, kenang McLennan. Majelis hakim Pengadilan Federal menyatakan bahwa Commonwealth Bank telah memenangkan persidangan melawan Quade karena “ketidaktepatan perlakuan”. Commonwealth Bank naik banding atas keputusan ini ke Pengadilan Tinggi. Permohonan banding itu ditolak. Tidak ada preseden yang kuat mengenai taktik-taktik bank mengenai “tidak dilakukannya penemuan”. Sejak saat itu, bank sangat takut untuk menahan dokumen apa pun. Begitu juga, tenggelamnya industri perbankan dengan beredarnya cerita tentang kemenangan Asosiasi Peminjam dengan Mata Uang Asing di pengadilan, bank sendiri mulai “bocor seperti saringan”. McLennan mendapati dirinya dianggap sebagai orang yang jahat di seluruh industri perbankan. Ia mendengar bahwa dirinya dicemarkan sebagai “orang gila” oleh para eksekutif dan pengacara perbankan yang berurusan dengan kasus-kasus mata uang asing. “Serangan-serangan pribadi ini membuat saya sadar bahwa saya cukup berhasil menyerang mereka. Salah satu serangan itu datang dari seorang pengacara ternama. Saya tahu saya membuatnya merasa sangat terganggu. Anda tahu bagaimana rasanya ketika Anda berhasil dengan kekuatan Anda, mengalahkan tipu muslihat jahat yang digunakan melawan Anda. Ironisnya adalah pada semua kasus, pengacara itu lari, ia kalah. Lalu, siapa yang gila di sini?” Apa yang paling menyedihkan bagi para nasabah bank yang telah dirugikan, dan yang mengecewakan bagi para pengamat proses hukum ini adalah kegagalan sistem peradilan niaga Australia dalam menghentikan taktik-taktik yang menjengkelkan, menghambat dan taktik lainnya yang merugikan. Pada kenyataannya, sistem hukum itu berkembang dengan pesat dalam permainan ini – bagaimanapun hal tersebut merugikan bank dan pemegang saham mereka, kesehatan mental serta sisa-sisa sumber keuangan dari nasabah mereka yang dulu setia. Asosiasi Peminjam dengan Mata Uang Asing percaya bahwa hanya satu orang hakim yang siap menindak ketidakadilan yang nyata- nyata terjadi – Hakim Marcus Einfeld. Apakah dokumen-dokumen yang sangat penting untuk bisa menunjukkan kebenaran didapat melalui “penemuan” atau pun melalui pembocoran, Einfeld sepertinya tidak terlalu peduli. Einfeld baru “menghentikan kebusukan sistem” itu pada tahun 1994, ketika dalam kasus Greenwood melawan ANZ, sang hakim mengatakan bahwa pengadilan sudah muak dengan argumen tentang penemuan dan bank tahu persis dokumen-dokumen apa saja yang harus ditemukan. Ia menambahkan bahwa relevansi bukanlah hal yang penting. Pengadilan akan memutuskan bukti-bukti itu relevan atau tidak pada saat dengar pendapat. Pada satu saat, dalam persidangan yang menimbulkan keheranan pada McLennan dan kekuatiran pihak bank, Einfeld mengucapkan “Selamat Natal” dan mengatakan kepada McLennan untuk mencari dokumen-dokumen itu dengan berbagai cara, seperti mencurinya. Kata-kata terakhirnya adalah bahwa ia tidak peduli jika dokumen-dokumen itu “jatuh dari truk”. Hasilnya, bank dipaksa untuk membuat penemuan tambahan yang cukup banyak, yang merupakan alat dalam memaksa penyelesaian yang penting bagi Nn Greenwood di pengadilan. Bukti yang didapat dari dokumen internal yang bocor adalah membangun sebuah gambaran bahwa bank telah terlibat cukup jauh dalam praktik-praktik yang perlu dipertanyakan, termasuk pengambilan komisi rahasia tanpa sepengetahuan maupun persetujuan dari nasabah atau memberlakukan marjin tambahan dalam nilai tukar mata uang asing. Seorang penjual menyatakan bahwa para nasabah dengan mata uang asing seperti “domba yang siap disembelih”. Banyak nasabah yang tidak tahu dirinya sedang ditipu. Dengan semua kejadian ini, bank mempertahankan pendekatan yang agresif pada Asosiasi Peminjam dengan Mata Uang Asing. Taktik-taktik penundaan terus dilakukan dalam proses hukum yang sedang berjalan. Ini adalah perjuangan dari satu dokumen ke dokumen lainnya, sangat melemahkan bagi orang-orang yang putus asa dalam menghadapi masalah keuangan.

Klausul-Klausul Penyerangan Balik

KETAKUTAN sebuah bank terhadap Asosiasi Peminjam dengan Mata Uang Asing (Foreign Currency Borrowers Association, FCBA) sangatlah besar, sampai bank harus menggunakan taktik baru untuk memasukkan klausul-klausul dalam kesepakatan penyelesaian masalah yang memiliki dampak dilarangnya para peminjam untuk terlibat dengan para anggota FCBA atau “organisasi konsumen lainnya”. Pelanggaran dalam bentuk apa pun dari klausul itu akan mengakibatkan denda “kerugian terlikuidasi” (liquidated damages) sebesar $1,000 per hubungan yang terjalin. Mereka juga menuntut, sebagai bagian dari kesepakatan, para peminjam “mengadukan” FCBA dengan memberikan kepada bank semua salinan dari surat edaran dan korespondensi. Hal ini datang dari sebuah bank yang di kemudian hari menuntut haknya atas kerahasiaan informasi. McLennan menyadari bahwa beberapa peminjam diwajibkan untuk menyerahkan salinan dari saran-saran yang diberikan sendiri olehnya kepada pengacara mereka, dengan harapan bisa menemukan sesuatu yang bisa menarik McLennan ke pengadilan. McLennan tertekan dan menyesali bahwa sebagian peminjam betul-betul “termakan” dan menyetujui keinginan-keinginan bank untuk menjamin penyelesaian di antara mereka. “Mereka tahu siapa mereka. Mereka harus hidup dengan hati nurani mereka sendiri,” katanya. Klausul-klausul dalam kesepakatan penyelesaian itu berbunyi:

Pengembalian dokumen-dokumen yang ditemukan. Peminjam harus mengembalikan semua salinan dokumen yang diberikan kepada penasihat-penasihat hukumnya dan para ahli selama tindakan yang dilakukan (oleh bank) dalam proses penemuan atau sebaliknya, atau sebaliknya semua bahan yang didapat dari atau melalui Asosiasi Peminjam dengan Mata Uang Asing atau organisasi serupa lainnya dalam waktu empat belas (14) hari setelah tanggal yang tertera di bawah ini. Peminjam harus segera memutuskan keterkaitan atau hubungan apa pun (baik secara pribadi maupun bisnis) dengan Asosiasi Peminjam dengan Mata Uang Asing atau organisasi serupa lainnya. Jika peminjam melanggar peraturan ini, ia menyetujui untuk membayar (kepada bank) sebesar SERIBU DOLAR ($1,000) untuk setiap kerugian terlikuidasi (liquidated damages) untuk setiap pelanggaran yang dilakukan.

Keberadaan klausul-klausul yang menyerang balik di dalam kesepakatan penyelesaian di luar pengadilan belum pernah disiarkan ke publik. Paling tidak hal tersebut merupakan pelanggaran atas kebebasan perseorangan (civil liberty) dari para nasabah bank dan perlakuan intimidatif, eksploitatif terhadap keputusasaan mereka secara finansial. John McLennan kemudian memberikan salinan dari kesepakatan semacam itu kepada Panitia Kerja DPR untuk Keuangan dan Administrasi Pemerintahan (House of Representatives Standing Committee on Finance and Public Administration) yang meliputi praktik-praktik perbankan. Tidak ada yang dilakukan untuk melawan bank. Sebuah terobosan besar muncul di bulan Januari 1991, namun terobosan itu hampir menghancurkan John McLennan. Ia menjadi target utama penyerangan balik melalui proses hukum.

Surat-Surat dari Westpac

TANPA diduga, ia menerima surat-surat yang nantinya dikenal sebagai “Surat-surat dari Westpac” – dua pucuk surat dari firma hukum Westpac, Allen Allen dan Hemsley kepada direktur utama Korporasi dan Internasional Westpac. McLennan pertama kali melihat salinan surat yang dikirimkan melalui faks untuknya dari jurnalis The Sydney Morning Herald, Anne Lampe. Salinan-salinan yang dialamatkan kepada dirinya datang melalui pos satu atau dua hari setelahnya. Ketika ia mendapatkan surat tujuh belas halaman itu, McLennan tidak percaya akan apa yang ia baca. Ia sedang mengunjungi firma pengacara di Sydney ketika Lampe mengirimkan surat-surat itu melalui faks. Lampe akhirnya menerima surat-surat melalui faks dari Belgia dan menginginkan McLennan menegaskan keabsahan surat itu. McLennan pergi ke kamar kecil untuk merenungkan isi dari surat itu. Surat-surat itu merupakan konfirmasi dari semua taktik hukum Westpac yang ditakuti oleh Asosiasi Peminjam dengan Mata Uang Asing. Surat itulah yang nantinya dilaporkan Westpac telah dicuri dari bank dan kemudian digunakan sebagai umpan dalam proses hukum yang dilakukan bank terhadap mantan penjual mata uang asing Westpac, Naji Halabi dan anggota keluarganya. Hal ini tidak diketahui oleh John McLennan saat itu. McLennan bersumpah ia tidak mengetahui identitas sumber surat-surat itu ketika ia menerimanya. Surat-surat itu ditulis oleh mitra senior Allen Allen dan Hemsley saat itu, Paddy Jones. Pada awalnya, tertanggal 26 November 1987, laporan-laporan Jones di bawah kualifikasi “Sangat Pribadi dan Rahasia” adalah mengenai pencarian 50.000 dokumen yang melibatkan Westpac dan anak perusahaannya, Partnership Pacific Pty Ltd., yang merupakan motor bank dalam pemasaran pinjaman mata uang asing di luar negeri. Surat itu menyimpulkan sejarah masalah manajemen internal PPL dan konsekuensi- konsekuensinya:

Pendeknya, mengelola pinjaman mata uang asing merupakan ide yang buruk, diperkenalkan pada waktu yang paling buruk, dikelola dengan sangat buruk.

Kemudian datang pernyataan yang membingungkan:

1. Menurut dokumen PPL sendiri, PPL ƒ mengatakan kepada klien bahwa PPL akan menggunakan pendekatan konservatif, “jika ragu, batasi”, terhadap manajemen risiko. 2. Dokumen-dokumen PPL sendiri menyatakan bahwa ƒ PPL tidak melakukan hal-hal tersebut; dan ƒ kegagalan ini mengakibatkan kerugian yang sebaliknya tidak harus terjadi. 3. Keadaan perdagangan selama periode itu sangat buruk, sehingga yang bisa dilakukan oleh manajer yang bijaksana adalah membatasi dan terus membatasi selama periode itu. Ini ƒ yang secara objektif yang harusnya dilakukan oleh PPL; ƒ yang seharusnya konsisten dengan perwakilan PPL sebagaimana kebijakan yang seharusnya diadopsi. 4. Sebagai hasil dari 1-3, sejumlah klien berada dalam keadaan yang nyata-nyata lebih buruk dari keadaan yang secara penuh dibatasi. 5. Tanpa ragu PPL mengambil hal-hal, yang sebenarnya melampaui yang seharusnya menjadi hak mereka, dan menurut saya, PPL tidak memiliki hak sama sekali. PPL mungkin mengubah transaksi di dalam rekeningnya sendiri dan rekening-rekening peminjam yang mereka atur. 6. Klausul pembebas dalam Surat Kuasa (Power of Attorney) yang ditandatangani oleh para peminjam tidak akan dilaksanakan untuk melawan tindakan-tindakan yang tersedia bagi para peminjam berdasar pada ƒ pengambilan nilai tambah dan perubahan kesepakatan; ƒ kegagalan yang mengikuti kebijakan manajemen konservatif yang dijabarkan oleh PPL kepada para klien yang menyatakan bahwa klausul itu akan mengikutinya. 7. Sebagai hasil dari 1-6, sangatlah mungkin para peminjam bisa menang melawan PPL. 8. Besarnya kerugian adalah: ƒ jumlah yang hilang melalui pengambilan nilai tambah; ƒ keuntungan yang hilang melalui perubahan transaksi; ƒ perbedaan antara posisi yang dibatasi penuh (ditambah, kira-kira 20 persen dari nilai di mana klien seharusnya dibatasi secara penuh) dan posisi yang sebenarnya dicapai. 9. Para klien akan bertindak lambat karena: ƒ luasnya klausul pengecualian dalam Surat Kuasa (Power of Attorney) akan menghalangi klien (yang tidak mengetahui perubahan kesepakatan, pengambilan nilai tambah dan dokumen-dokumen PPL yang merugikan) dalam mengambil tindakan; ƒ kurangnya pengetahuan mengenai dokumen-dokumen PPL yang sangat merugikan; ƒ kurang berhasilnya tindakan OCL hingga saat ini; ƒ tingginya biaya. 10. Mengacu ke nomor 9 dan keterlibatan manajemen secara menyeluruh yang dilakukan oleh eksekutif yang memiliki tanggung jawab penuh, yang mendapat dukungan dari para manajer di negara bagian, maka sangatlah mungkin mempertahankan pertanggungjawaban pada tingkatan yang dapat diatur.

Mengacu pada pengakuan-pengakuan yang dibuat di Westpac dan dokumen- dokumen milik PPL sendiri yang menyatakan: “Banyak lagi dokumen yang telah diperiksa dan sebagian besar dari mereka sangatlah merugikan... Semua orang yang membaca surat ini haruslah membaca dokumen-dokumen ini – semua dokumen itu sangat menyakitkan hati”. Allen Allen dan Hemsley memperkirakan pertanggungjawaban yang dibebankan saat itu sebesar $12,5 juta, dalam menilai gugatan potensial dari jumlah yang dipinjam, yang dapat dibuktikan bahwa pinjaman tidak dibatasi secara menyeluruh. Para penasihat hukum Westpac telah menyetujui sebuah strategi untuk mengurangi pertanggungjawaban dengan mengeksploitasi kelalaian para nasabah bank dan tingginya biaya yang dikeluarkan. “Banyak peminjam (terutama pada masa-masa sulit seperti sekarang) tidak memiliki uang tunai yang banyak dan mereka tanpa ragu yakin PPL akan membela proses hukum yang sedang berlangsung tanpa ampun.” Surat itu menekankan bahwa kerahasiaan merupakan kunci dari keberhasailan strategi dalam mengurangi pertanggungjawaban. John McLennan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Begitu pula Anne Lampe di The Sydney Morning Herald. Surat kabar itu mengangkat masalah surat-surat yang bocor itu pada rubrik keuangannya. Di hari berikutnya, McLennan dan Asosiasi Peminjam dengan Mata Uang Asing memaparkan masalahnya ke publik. Pemerintahan Hawke sebelumnya telah meluncurkan penyelidikan parlemen federal pada industri perbankan setelah Menteri Keuangan, Paul Keating, menegaskan bahwa jatuhnya tingkat suku bunga resmi yang dilakukan oleh bank-bank Australia bukan merupakan sebuah rencana yang sengaja dilakukan untuk menutupi hutang-hutang yang buruk yang berjumlah sekitar $10 miliar. Penyelidikan itu akan dipimpin oleh salah satu anggota Partai Buruh, Stephen Martin. McLennan berusaha untuk meningkatkan tekanan itu.

Dari The Sydney Morning Herald: Rabu, 30 Januari 1991:

PARA PEMINJAM MENCARI PENYELIDIKAN BARU TERHADAP PINJAMAN MATA UANG ASING

Oleh Anne Lampe

Sebuah kelompok aksi para peminjam telah meminta dibentuknya sebuah komisi agung (royal commission) di dalam bank dan supaya bank mengganti sejumlah uang kepada para kliennya karena “kelalaian dan ketidakmampuan” diikuti dengan tuduhan-tuduhan ketidakmampuan manajemen dari risiko nilai tukar mata uang asing oleh anak perusahaan Westpac, Partnership Pacific. Westpac menerima sebuah laporan yang rinci mengenai apa yang telah terjadi di PPL dan diperingatkan oleh pengacaranya, Allen Allen dan Hemsley, bahwa ia harus “mengambil langkah-langkah praktis untuk menghindari pengungkapan kelemahan PPL kepada pihak di luar Dewan Direksi PPL/Westpac dan manajemen senior”. Asosiasi Peminjam mewakili lebih dari 200 orang peminjam yang percaya begitu saja atas apa yang dipromosikan oleh bank-bank besar Australia sebagai pinjaman mata uang asing berbunga rendah. Sebuah pertemuan telah diadakan hari Sabtu ini di Royal Motor Yacht Club di Point Piper untuk membahas tanggapan asosiasi terhadap kebocoran memo yang sangat rahasia itu dari Allen Allen dan Hemsley yang ditulis pada bulan November 1987 mengenai “apa yang salah” di dalam PPL. Memo itu merangkum bagaimana Allens melakukan sebuah penyelidikan yang rinci atas ketidakmampuan manajemen risiko transaksi mata uang asing yang dituduhkan kepada PPL dalam kurun waktu 1985 dan 1986, yang mengakibatkan beberapa klien mengalami kerugian besar. Memo itu juga terfokus pada tuduhan adanya komisi yang berlebihan pada transaksi yang dilakukan atas nama para peminjam dan pengendapan transaksi dalam waktu singkat untuk menghindari pada panduan Reserve Bank. Juru bicara untuk asosiasi peminjam itu, Tn John McLennan, mengatakan bahwa asosiasi telah membuat pernyataan panjang lebar mengenai penyelidikan yang dilakukan oleh parlemen terhadap praktik-praktik perbankan. Namun setelah pengungkapan memo ini di Herald kemarin, asosiasi akan menambahkan pernyataan-pernyataan mereka dan juga akan meminta dibentuknya komisi agung (royal commission) terhadap kegiatan bank-bank di Australia. “Bank harus mengganti kerugian yang dialami klien mereka karena kelalaian dan ketidakmampuan mereka,” ungkap McLennan kemarin. Surat Allen dua tahun yang lalu kepada direktur utama pelaksana korporasi dan internasional, Tn Warwick Kent, memperkirakan kerugian modal yang dialami klien peminjam dengan mata uang asing PPL adalah sebesar $33 juta dan kerugian mereka akan semakin parah jutaan dolar lagi dengan pergi ke PPL, ketimbang jika mereka tetap tidak dibatasi atau dibatasi secara menyeluruh. Surat itu juga mengatakan, meskipun PPL mengalami gugatan hukum dari mantan kliennya, PPL memiliki keuntungan dengan ketidaktahuan klien mereka tentang seberapa merugikannya dokumen-dokumen itu, begitu juga dengan tidak memiliki sarana hukum untuk melakukan penuntutan. Jasa manajemen risiko PPL telah dirujuk dalam beberapa gugatan hukum oleh para peminjam dana dari Westpac yang direkomendasikan kepada jasa penukaran mata uang asing PPL ketika mereka gagal mendapatkan pinjaman. Seorang penggugat memperkirakan luasnya marjin pada transaksi telah merugikan dirinya lebih dari $600,000. Komisi atas pinjamannya sebesar $1.5 juta diperkirakan lebih dari $300,000. Tn McLennan memberikan nasihat mengenai penemuan dokumen-dokumen yang sensitif dalam kasus-kasus yang berakhir pada penyelesaian di luar pengadilan atas nama para peminjam. “Selama dua tahun saya berjuang (bersama) dengan para peminjam melalui pengadilan untuk penemuan yang lebih baik dan lebih jauh, dan selama dua tahun pula bank telah menarik para peminjam ke pengadilan untuk mempertahankan dokumen-dokumen yang sama-sama kita ketahui tidak ada. Dokumen-dokumen itu baru ada sejak laporan Riley (sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Westpac pada tahun 1985 untuk memeriksa kegagalan pinjaman lepas pantai, yang mencatat kerugian bank yang diperkirakan sebesar $3 triliun) yang dibocorkan dari Westpac, yang membuat kami mendapatkan penemuan yang lebih baik.” Ia menyatakan bahwa di beberapa kasus, Westpac menegaskan bahwa posisi slip kesepakatan dan/atau slip kesepakatan tidak ada. Dokumen inilah yang memungkinkan peminjam mengetahui seberapa besar bank telah mengambil “poin” atau komisi setiap kali bank melakukan transaksi atas nama klien. Tn McLennan mengatakan, “orang kini telah ditinggalkan miskin secara finansial dan banyak dari pernikahan mereka hancur. Bagaimana bisa bank membenarkan dirinya dengan menggunakan haknya untuk memanipulasi kesepakatan nilai tukar mata uang untuk mengambil keuntungan bagi dirinya sendiri dan mengetahui bahwa tindakan semacam itu hanya akan menambah kerugian yang kini dialami karena turunnya nilai tukar dolar Australia, dan terutama ketika bank juga mengetahui bahwa mereka bertanggung-jawab karena telah membujuk para peminjam untuk meminjam pada awalnya?”

John McLennan juga muncul dalam edisi sore dari acara New South Wales 7.30 Report (diwawancarai oleh penulis), di mana ia menjelaskan dampak dari surat-surat Westpac terhadap perjuangan para peminjam dengan mata uang asing. Publisitas yang berkembang secara pesat menjadi bencana dalam hubungan bank- bank Australia dengan masyarakat, terutama bagi Westpac. Pada tanggal 14 Februari, McLennan diberitahu oleh David Elder, sekretaris dari badan penyelidik perbankan parlementer, bahwa pernyataannya terkait dengan penyelidikan akan dipublikasikan dan ia akan menjadi saksi utama. Pada tanggal 15 Februari 1991, ketika pernyataan McLennan dipublikasikan, Westpac hadir di hadapan Hakim Powell dari Mahkamah Agung New South Wales (New South Wales Supreme Court) dalam sebuah dengar pendapat “ex parte” tertutup dan mendapatkan surat perintah terhadap McLennan, yang meminta McLennan untuk hadir di pengadilan pada tanggal 20 Februari 1991 untuk menjalani “pemeriksaan” mengenai dari mana ia mendapatkan dokumen-dokumen itu dan melarangnya menggunakan dokumen itu di masa yang akan datang. Perintah itu mengancam McLennan dengan hukuman penjara atau penyitaan barang-barang kepemilikannya jika ia tidak memenuhi larangan itu. Karena tidak mengetahui hal tersebut, McLennan kembali ke Port Macquaire setelah sebuah pertemuan khusus dengan para peminjam. Seiring dengan berkembangnya obsesinya terhadap perjuangan para peminjam dengan mata uang asing, John dan Chris McLennan menghadapi masalah perkawinan mereka sendiri. John keluar dari rumah keluarga mereka. Pada hari Minggu malam, ia mengerjakan pernyataan tambahan untuk penyelidikan perbankan parlementer yang mencakup isu mengenai “Surat-surat dari Westpac”. Ia menerima telepon yang mengundangnya untuk makan malam dengan teman-temannya di daerah terpencil milik mereka, tiga puluh kilometer sebelah barat Port Macquire. Pada pukul 8 malam itu, ia berjalan ke arah parkir mobil di rumah teman- temannya. Anjing-anjing menggonggong. McLennan dihadapkan pada seorang lelaki “yang menyergapnya dari semak-semak”, dan memberikan segepok dokumen setebal satu inci ke tangannya. Ia adalah seorang petugas jasa pelayanan yang rupanya sudah menempuh perjalanan jauh dari Sydney untuk “melayani” McLennan. Hingga hari ini McLennan tidak tahu bagaimana si petugas jasa pelayanan itu tahu persis di mana akan menemukannya. Teman-temannya tidak mengkhianatinya. McLennan sangat takut dan marah pada taktik terakhir itu. Ia yakin kejadian itu dirancang oleh Westpac untuk menghentikannya memberikan kesaksian di hadapan penyelidik perbankan parlementer, di mana ia dijadwalkan untuk bicara dan menjawab pertanyaan-pertanyaan atas nama asosiasi peminjam. Taktik-taktik Westpac kini berada di halaman depan seluruh surat kabar Australia, dan John McLennan melesat dari sekedar juru bicara yang kata-katanya sering dikutip dalam artikel kecil di halaman keuangan, menjadi wajah di balik perseteruan bank-bank Australia dan nasabah mereka sendiri. Dalam proses tersebut, kemarahan publik terhadap bank yang mulai terlihat jelas sejak tahun 1980-an semakin memburuk. Upaya hukum Westpac untuk menghentikan publikasi dalam bentuk apa pun dari surat-surat Allen Allen dan Hemsley juga melingkupi media, termasuk jalur penerbitan Fairfax dan Australian Broadcasting Corporation.

“Lawan Mereka”

PADA hari Minggu malam, perintah-perintah itu dijalankan. McLennan masih terjaga pada pukul 2 pagi menulis pernyataannya kepada pengadilan dan penyelidik perbankan parlementer. Ia menelpon temannya, Trevor King. King tertawa ketika mendengar apa yang telah terjadi. King hanya berkata: “Mereka sudah menembak diri mereka sendiri, di kaki. Kamu adalah saksi utama di hadapan Parlemen... lawan mereka”. Pernyataan tambahan McLennan kepada penyelidik parlementer antara lain mengeluhkan masalah intimidasi yang dilakukan oleh Westpac. Bagaimana sebuah bank bisa menunjukkan suatu tindakan yang menghina parlemen, melanggar kebebasan mengemukakan pendapat, dan menghina masyarakat Australia? Ia kini yakin bahwa ia harus mengesampingkan ketakutan pribadinya. Westpac mengincarnya secara personal. Ia harus melawannya, apa pun harga yang harus ia bayarkan, tabungan dan aset pribadinya. McLennan dan para penasihat hukumnya memutuskan untuk menyerang balik. Ia menuntut Westpac dan direktur pelaksananya, Stuart Fowler, untuk pencemaran nama baik dan pelanggaran proses. McLennan telah ditempa oleh pengalamannya dan perjuangan para peminjam. “Suatu malam saya duduk di pinggir sungai dan memandangi matahari terbenam. Saat itulah saya memutuskan bahwa meskipun bank berhasil, saya tidak akan pernah menyerah. Saya akan melawan mereka dengan setiap energi di dalam tubuh saya. Saya sadar jika saya membiarkan ketakutan atas apa yang mungkin terjadi menguasai diri saya, maka pelan-pelan hal itu akan menghancurkan saya.” Pada tanggal 2 Februari 1991, Westpac telah meletakkan sebuah pengumuman besar di Murdoch press (Fairfax press telah menolak meletakkan pengumuman itu dengan alasan hal itu merupakan pencemaran nama baik dan berusaha memperdebatkan kasus bank di mana media dilarang oleh putusan pengadilan).

PEMBERITAHUAN DARI WESTPAC

Bank menyadari bahwa salinan-salinan dari dua pucuk surat rahasia dari para penasihat hukumnya, Allen Allen dan Hemsley, telah disebarluaskan dengan:

ƒ Tidak bertanggal; ƒ Tidak ditandatangani; ƒ Surat-surat yang mengancam; ƒ Dikirimkan dari alamat yang tidak diketahui di Belgia.

Tindakan-tindakan itu merupakan tindakan yang tidak biasa. Surat-surat yang dipertanyakan, tertanggal 26 November 1987 dan 11 Desember 1987, jelas-jelas merupakan surat RAHASIA dan ditandai “Sangat Pribadi dan Rahasia”. Surat-surat itu merupakan komunikasi antara bank dan para penasihat hukumnya, yang merupakan hak istimewa dari bank. Kedua surat tersebut didapat dengan cara ilegal. Bank yakin mereka yang bertanggung-jawab atas tindakan pelanggaran hukum ini telah melakukannya untuk membantu proses penuntutan hukum yang dilakukan terhadap Westpac. Tindakan ini merupakan tindakan tercela dan bank akan mencari semua cara untuk menuntutnya. Lebih jauh lagi, bank telah mengambil upaya hukum dan mendapatkan Surat Perintah dari Pengadilan di United Kingdom, New Zealand dan Australia terkait dengan pelanggaran ini. Bank telah dihubungi oleh anggota masyarakat yang telah menerima dokumen ini dan telah mengembalikan salinannya kepada bank. Siapa pun yang menerima dokumen ini dan belum mengembalikannya, atau siapa pun yang mungkin menerima dokumen komunikasi yang tidak dianjurkan dan mengancam, diminta untuk menghubungi Divisi Hukum di bank (nomor telepon), sehingga pengaturan dapat segera dilakukan untuk pengembaliannya.

Pada tanggal 12 Februari, Pengadilan Banding NSW (NSW Court of Appeal) mendukung putusan yang dikeluarkan oleh Hakim Powell dalam membatasi media. Di luar alasan yang telah dinyatakan oleh mereka terkait dengan proses hukum, banyak dari para komentator mengutuk tindakan Westpac terhadap McLennan sebagai tindakan yang opresif. Ada keinginan yang besar agar surat-surat Westpac dijabarkan di Parlemen, di mana surat-surat itu akan dilindungi oleh hak istimewa parlemen, bukan yang disebut kewenangan legal profesional. Reaksi media terhadap “candaan” Westpac mengenai surat-surat itu melalui surat perintah pengadilan malah memberatkan bank. Fairfax dan ABC memohon kepada pengadilan untuk mencabut perintah terhadap media. McLennan menyatakan secara publik bahwa Westpac berusaha menghentikannya untuk memberikan kesaksian kepada penyelidik parlementer. Pernyataan tertulisnya sudah dikirimkan ke sekretaris komite penyelidikan parlementer. Surat-surat Westpac kini menjadi penting dalam pernyataan yang dibuatnya itu. Westpac menggunakan tekanan pada Parlemen Pusat (Federal Parliament) dengan mendekati Ketua Senat untuk mencegah surat-surat itu diserahkan ke Parlemen oleh Senator dari partai Demokrat, Paul McLean, yang telah mengumumkan niatnya tersebut.

Kemenangan Senat

PADA tanggal 12 Februari 1991, ketua Senat, Senator Kerry Sibraa, menyatakan bahwa surat-surat Westpac tidak bisa dijabarkan karena surat-surat itu sub judice – merupakan subjek dari suatu proses hukum di persidangan. Pada akhirnya, terungkap bahwa Sibraa telah membuat peraturan yang bertentangan saran resmi dari Juru Tulis Senat yang menyatakan bahwa di bawah prinsip sub judice, yang bukan merupakan masalah hukum dalam konteks parlementer, Ketua Senat memiliki hak untuk menghentikan pengungkapan, tetapi disarankan bahwa penghentian pengungkapan dalam hal ini hanya akan menimbulkan prasangka bahwa tindakan tersebut merupakan usaha-usaha terbaru Westpac untuk menahan dokumen- dokumen agar tidak masuk ke pengadilan. Yang memberatkan dalam hal ini adalah untuk mempertimbangkan kepentingan publik untuk mengetahui isi dari surat-surat itu. “Saran saya, Anda tidak boleh melarang Senator McLean untuk mengungkapkan dokumen- dokumen itu di Senat atas dasar prinsip sub judice (praduga tak bersalah), dan Anda membuat pernyataan pada Senat yang menunjukkan keputusan Anda.” Taktik Westpac yang terlihat untuk mengolok-olok, baik parlemen maupun media telah membuat unsur-unsur yang tidak terlibat dalam kedua lembaga itu semakin memiliki keinginan yang besar untuk mempublikasikannya. Seorang anggota parlemen Australia Selatan, Ian Gilfillan, menjabarkan surat-surat Westpac di Majelis Tinggi (Upper House) pada minggu terakhir bulan Februari, dan media di Australia Selatan, Australian Capital Territory dan Queensland mengungkapkan sebagian atau bahkan seluruh isi dari surat-surat itu. Media di New South Wales dan Victoria terus mengolok- olok. Hakim Powell di Mahkamah Agung New South Wales menolak untuk mencabut perintah yang melarang media mempublikasikan surat-surat itu. Dalam peraturannya, Hakim Powell mangatakan bahwa berbagai usaha telah dilakukan untuk menggambarkan kasus Westpac sebagai sebuah pertikaian kekuasaan antara badan legislatif dan yudikatif. Sang Hakim percaya bahwa ia tidak memiliki kekuasaan apa pun untuk memerintahkan dewan legislatif, oleh karena itu ia berharap bahwa dewan legislatif pun tidak akan memberitahu bagaimana ia harus melakukan tugas-tugas judisialnya. Sang hakim berkata bahwa ia dengan teguh berpegang pada pandangan bahwa sebuah kasus pelanggaran yang nyata telah diajukan melawan surat kabar The Canberra Times, yang melaporkan isi dari surat-surat Westpac yang dibacakan kepada Parlemen Australia Selatan. Dan ia berkata, juga bisa disangkakan bahwa The Sydney Morning Herald dan ABC telah bersalah atas “tindakan kriminal” atas berbagai laporan yang bermaksud atau bertujuan untuk menyebarkan berita bohong dan memfitnah Westpac untuk memaksanya membatalkan penuntutan hukum lebih jauh yang melibatkan John McLennan. Hakim menerima argumen Westpac bahwa semua unsur media ini melakukan sebuah kampanye yang bertujuan untuk menghalangi proses penuntutan hukum oleh Westpac melalui pengadilan untuk melindungi haknya. Pada tanggal 20 Februari, surat kabar Partai Komunis, Tribune, dengan oplah 4.000, mempublikasikan surat-surat Westpac sebelum surat perintah pengadilan yang melarang publikasi atas surat-surat Westpac dikeluarkan, dan sejumlah salinan yang bisa didapat disita. Tindakan itu merupakan tindakan pembangkangan Tribune yang terakhir sebelum penutupannya dan pembubarannya dari partai politik. John McLennan terus meyakinkan dirinya bahwa Westpac berusaha untuk menghentikan kehadirannya di hadapan penyelidik perbankan parlementer. Ia menulis kepada penyelidik parlementer menegaskan bahwa upaya hukum yang dilakukan Westpac terhadap dirinya secara pribadi membuatnya merasa terintimidasi oleh bank. Ia harus hadir di pengadilan untuk menjawab perintah pengadilan pada tanggal 7 Maret. Ketegangan memuncak. Perhatian media semakin tinggi. Kehadiran McLennan di pengadilan menghantarkan buletin berita televisi untuk meliput. Dan dalam tindakan yang tidak disangka, Juru Bicara DPR memberikan pengarahan singkat kepada konsul Gary Downes QC untuk membuat sebuah pernyataan pada dengar pendapat sebelum pertimbangan dari Hakim Powell mengenai perintah yang diajukan Westpac terhadap McLennan. Para pengacara Westpac dengan cepat berusaha menyakinkan Downes bahwa bank tidak berusaha menghalangi McLennan untuk memberikan kesaksian kepada penyelidik parlementer. Debat itu memuncak pada tanggal 7 Maret ketika Westpac “dengan keengganan yang luar biasa” menyetujui sebuah permintaan dari penyelidik perbankan parlementer agar surat-surat rahasia itu dijabarkan. Namun, tindakan Westpac terhadap McLennan terus berlangsung. Ia harus mengeluarkan banyak biaya untuk membela dirinya sendiri. McLennan berpendapat bahwa bank mengetahui akan dikeluarkannya surat-surat Westpac kepada penyelidikan perbankan parlementer. Namun mereka tidak memberitahu McLennan. Bahkan ketika ia diperiksa ulang oleh Tom Hughes QC, Stuart Fowler, direktur pelaksana dari Westpac menjabarkan dokumen-dokumen itu di Canberra. Pada tanggal 13 Maret 1991, sebuah artikel muncul di majalah Australian Business yang mengemukakan apa yang disebut sebagai “koneksi Halabi”. McLennan mengenang: “Sampai saat ini saya tidak tahu kalau Halabi berusaha memeras bank agar melepaskan tuntutan penipuan terhadapnya dan ia telah mengancam akan mengeluarkan surat-surat Westpac. Saya sangat marah karena selama ini bank telah mengetahui siapa yang mengeluarkan dokumen-dokumen itu, namun berusaha untuk menyalahkan saya. Saya yakin bahwa tindakan yang dilakukan terhadap saya sebetulnya bertujuan untuk menghentikan saya dari memberi kesaksian pada penyelidikan, semakin sulit.” Semua bank besar berseteru dengan para peminjam dengan mata uang asing mereka – Westpac, the Commonwealth Bank, the ANZ Bank dan the National Australia Bank; kekuasaan terbesar dari Parlemen Australia untuk melindungi dan membela hak semua warga negara Australia telah dikesampingkan dalam hal ini. Para senator yang terhormat tidak berkeberatan akan hal itu. Para hakim, yang dalam kasus ini diwakili oleh Hakim Powell, telah menerima prinsip “kerahasiaan antara bankir-nasabah” dan “kewenangan legal profesional”.

Skala Keadilan

BRUCE Donald, yang saat itu menjabat sebagai kepala Bagian Hukum dan Hak Cipta ABC, dalam sebuah memorandum internal yang tidak dipublikasikan mengenai keputusan Powell berargumen bahwa frase “kewenangan legal profesional” merupakan alat untuk mengalihkan perhatian (red herring) dalam kasus Westpac. Frase itu tampaknya berusaha mengalihkan pengadilan dan parlemen dari pembahasan normal bahan yang, dari mana pun sumbernya, telah mencapai wilayah publik. Donald berargumen bahwa itu merupakan pengalih perhatian, karena tidak ada kategori khusus mengenai kerahasiaan yang menyangkut nasihat hukum. Tentu saja nasihat hukum bersifat rahasia seperti yang dimaksudkan oleh semua komunikasi perdagangan. Namun, nasihat hukum tidak mendapatkan keistimewaan yang lebih dalam hal perlindungan terhadap pelanggaran kerahasiaan. Ia berkata: “Begitu hal tersebut [nasihat hukum] menyentuh wilayah publik – misalnya dengan diterbitkan dalam The Sydney Morning Herald dan digunakan orang secara luas untuk berbagai tujuan – maka hal itu tidak lagi dianggap rahasia”. Donald berpendapat bahwa Hakim Powell telah mengembangkan prinsip itu sendiri ketika ia terlibat dalam putusan untuk kasus Spycatcher. Powell menetapkan bahwa ketika rahasia MI-5 keluar – maka mereka bukan rahasia lagi. Keputusan Powell dalam kasus Spycatcher telah ditegaskan hingga ke Pengadilan Tinggi. Itu merupakan akhir dari permasalahan ini, kecuali jika bisa membuktikan bahwa Herald telah melanggar kerahasiaan dan bertanggung-jawab atas segala kerusakan, jika ada. Pihak lain yang menerbitkan kembali laporan Herald tersebut tidak melanggar kerahasiaan apa pun. Donald berpendapat bahwa publikasi tidak menghilangkan kewenangan legal profesional. Dokumen yang berisi nasihat hukum, meskipun telah dipublikasikan, tidak bisa digunakan di dalam kasus-kasus pengadilan yang memiliki keterkaitan. Dokumen- dokumen tersebut dapat digunakan dalam diskusi publik mengenai masalah itu, namun pengadilan tidak dapat menggunakan dokumen-dokumen itu dalam memutuskan kasus apa pun. Mereka tetap istimewa dan tidak dapat diterima sebagai barang bukti. Seperti halnya dokumen yang bocor lainnya (kabinet, departemen, perusahaan), begitu mereka keluar ke wilayah publik, maka dokumen itu bukan rahasia lagi. Kemenangan Hakim Powell terhadap media setelah pernyataan dari para pengacara Westpac yang menggambarkan kelemahan para pengacara dan hukum, yang sepertinya menghargai penyelesaian secara hukum atas sengketa sebagai solusi yang optimal dalam sebuah masyarakat yang beradab. Fakta bahwa hukum berjalan lamban, mahal, teknis dan sering tidak bisa menyentuh pandangan publik terhadap “keadilan”, sering kali luput dari para pengacara. Westpac mengacu pada Kasus Distillers sebagai preseden dalam serangan- serangannya terhadap liputan media atas perjuangan John McLennan, seorang pengungkap fakta yang mengalami banyak penderitaan. Kasus Distillers menghasilkan sebuah prinsip yang dirancang untuk mencegah tekanan publik terhadap seseorang, di mana tekanan itu sedemikian hebatnya sehingga mereka bisa untuk tidak bergantung pada hak-hak hukum mereka. Thalidomide merupakan sebuah obat pra-kelahiran untuk mengendalikan rasa mual. Namun, obat itu menyebabkan cacat bawaan pada bayi. Ketika para korban menuntut pembuatnya, Distillers, mereka memiliki tugas yang sangat sulit di bawah hukum mengenai perbuatan salah, untuk membuktikan kelalaian pembuatnya. The Times di London meluncurkan seri artikel yang mengkritik Distillers karena telah memaksa para korban melalui proses di pengadilan, dan bukan membayar kerugian tanpa harus memandang legalitasnya. Para hakim di Inggris mengatakan bahwa hal itu adalah penghinaan terhadap pengadilan dengan memberikan tekanan yang melampaui batas pada terdakwa, yang dapat mengecilkan hatinya untuk mengejar apa yang menjadi haknya sesuai hukum. Hakim Powell bergantung pada prinsip ini ketika mengkritisi ABC dan Fairfax atas liputan mereka terhadap Westpac. Hakim menerima argumen Westpac, bahwa media melakukan kampanye dengan tujuan untuk menghalangi Westpac melanjutkan persidangan dengan cara yang wajar melalui pengadilan untuk melindungi haknya. Dalam kasus Westpac, surat-surat itu mengungkapkan kesulitan yang besar dari pihak yang dirugikan untuk dapat melawan Westpac yang bergantung pada hak hukumnya, antara lain meminta pihak yang dirugikan untuk membuktikan kasus yang rinci dan sulit, di mana para pengacara Westpac sendiri menyarankan hal yang sebaliknya, bukti yang karena beberapa sebab, dipertahankan kerahasiaannya. Orang biasa pun dapat mempertanyakan prinsip hukum apa yang menyatakan bahwa pengungkapan fakta-fakta kepada publik merupakan suatu penghinaan terhadap pengadilan, melihat bahwa skala keadilan erat kaitannya dengan pemberian uang dalam jumlah besar demi kepentingan Westpac. Realisasi yang mengikuti kejadian dan taktik hukum adalah jika media terperangkap oleh aturan hukum, maka Parlemen tidak bisa bergantung pada fakta-fakta yang terungkap di publik. Namun pada tanggal 6 Maret, penyelidikan parlementer yang dilakukan oleh Stephen Martin terhadap sistem perbankan menyelamatkan perwakilan masyarakat, Dewan Perwakilan Rakyat, jika tidak, Senat. Penyelidikan itu secara formal meminta Westpac untuk mempublikasikan surat-surat Westpac. Pada tanggal 7 Maret, direktur pelaksana Westpac, Stuart Fowler, muncul di hadapan penyelidik parlementer dan mengeluhkan mengenai kampanye media terhadap bank:

Selain putusan pengadilan yang berulang dalam menjunjung tinggi kerahasiaan dari surat- surat ini, sangatlah jelas bahwa telah ada kampanye terang-terangan dan terencana untuk:

ƒ Mempublikasikan surat-surat rahasia dan menghancurkan hak bank untuk menggunakan upaya hukum dengan perintah untuk mempertahankan kerahasiaan itu; ƒ Memfitnah bank sebagai pihak penggugat dalam persidangan pengadilan New South Wales; ƒ Melaporkan jalannya persidangan di New South Wales, di mana Westpac sebagai penggugat, dengan cara yang menurut kami bias dan tidak adil untuk Westpac; ƒ Melakukan tindakan pelanggaran terhadap Mahkamah Agung New South Wales; ƒ Menekan bank agar mengingkari haknya untuk melindungi kepemilikannya di pengadilan.

Kampanye ini, yang dilakukan bersamaan dengan dimulainya penyelidikan ini, telah dilakukan oleh beberapa jurnalis, pihak-pihak yang berkepentingan dan pihak lain yang bersiap untuk memperdagangkan dokumen-dokumen curian itu. Stuart Fowler juga menyerang Senator Demokrat Paul McLean karena telah membuat pernyataan publik di luar parlemen pada saat demonstrasi massa dan kepada media dan menyediakan salinan dari surat-surat rahasia itu dalam keadaan yang mungkin mengakibatkan penghinaan terhadap pengadilan dan semangat dari keputusan Senator Sibraa mengenai konvensi sub judice:

Bank juga menyadari dampak dari serangan-serangan yang tidak dibenarkan ini terhadap kredibilitas Westpac dan 45.000 orang pegawainya di Australia dan di dua puluh delapan negara di seluruh dunia, dan dampaknya pada nasabahnya yang banyak dan pemilik bisnis besar. Kampanye ini telah menghasilkan tekanan yang besar pada bank, penyelidikan parlementer, sistem hukum dan pengadilan di New South Wales. Isu-isu ini kini harus diseimbangkan sejalan dengan prinsip-prinsip dan hak-hak yang dituntut oleh Westpac untuk dilindungi, seperti yang telah saya kemukakan sebelumnya. Hasilnya, bank telah disudutkan pada keadaan di mana dengan keengganan yang luar biasa, Westpac siap untuk mengabulkan permohonan dari anggota komite ini agar surat-surat itu dipaparkan di hadapan Anda.

Dalam melakukan hal itu, saya ingin memperjelas bahwa:

ƒ Westpac yakin bahwa dirinya telah berlaku dengan penuh kesopanan dalam mengambil langkah-langkah yang dimilikinya di pengadilan untuk melindungi hak-haknya; ƒ Perlindungan kerahasiaan antara bankir-nasabah tetap menjadi kepentingan utama bagi semua lembaga finansial dan nasabah mereka. Bank telah memegang teguh prinsip itu dalam mengambil langkah-langkah yang dimilikinya di Australia dan di mana pun juga. Kami menyadari bahwa dipertahankannya kerahasiaan bankir-nasabah merupakan hal yang terpenting dalam komite ini; ƒ Westpac seperti halnya warga negara Australia lainnya, berhak atas dipertahankannya prinsip kewenangan legal profesional, yang digambarkan oleh Pengadilan Tinggi Australia sebagai “hal yang mendasar terkait dengan administrasi keadilan”. Dalam meminta permohonan dari komite, Westpac belum (dan belum pernah) menolak permohonan bank akan kewenangan legal profesional dalam dokumen-dokumen itu.

Kemudian dalam pernyataannya, Stuart Fowler menuduh John McLennan dan Senator Demokrat Paul McLean membuat “gugatan-gugatan luar biasa” sehingga menghancurkan bisnis bank-bank di Australia dan kehidupan ribuan warga Australia:

Tak diragukan lagi, Senator McLean dan Tn McLennan akan mendapatkan keuntungan dari kesempatan mereka di hadapan penyelidikan ini untuk mengulangi dan menjabarkan tuduhan-tuduhan mereka. Seperti yang diketahui oleh komite, ada beberapa upaya-upaya hukum yang tertunda, yang disuarakan oleh para peminjam terhadap bank, termasuk Westpac, yang muncul dari pinjaman-pinjaman dengan mata uang asing ini. Tempat yang tepat untuk menguji gugatan-gugatan itu adalah di pengadilan. Namun, komite Anda dan masyarakat luas harus mengetahui bahwa, sehubungan dengan kira-kira 850 buah pinjaman luar negeri Westpac pada bulan Oktober 1985, tidak pernah ada pemberitahuan kebangkrutan yang dikeluarkan; hanya sepuluh kasus di mana tindakan-tindakan telah diambil sehubungan dengan surat-surat berharga – hanya tiga kasus yang berujung pada penjualan kepemilikan surat-surat berharga.

Fakta-fakta ini, ujar direktur pelaksana Westpac, berbicara dengan sendirinya. Surat-surat Westpac dan pertentangan hukum mengenai bocornya surat-surat itu telah menjadi krisis kepercayaan terbesar bagi para nasabah dalam masa sesudah perang, di mana warga Australia tetap bersikap skeptis pada praktik-praktik perbankan hingga saat ini. Bank telah membangkitkan “prinsip” kerahasiaan antara bankir-nasabah – kerahasiaan yang pada praktiknya mengakibatkan kerugian yang luar biasa bagi para nasabahnya. Pernyataan Stuart Fowler mungkin muncul sebagai satu bentuk kemunafikan dalam sejarah perbankan Australia.

Membelai sang Macan

KETIKA semua itu terungkap, John McLennan menghadapi ujian terbesar dalam hidupnya. Tekanan itu telah melibatkan dirinya secara pribadi dengan para peminjam dengan mata uang asing yang membawa dampak-dampak destruktif. Dengan gugatan baliknya terhadap Westpac mengenai penyelewengan proses dan pencemaran nama baik, McLennan menghabiskan dua belas bulan ke depan dalam sebuah rutinitas dari Port Macquaire ke Sydney. Tak lama setelah ia kembali ke rumah, Westpac kembali mengajukan permintaan mosi. McLennan harus menghabiskan berhari-hari, kemudian berminggu-minggu untuk menyiapkan pembelaan yang rumit dan rinci untuk menyangkal semua gugatan Westpac. Untuk semua itu ia menghabiskan $140,000. Di akhir proses, keadaan keuangannya sangat payah dan ia berada dalam bahaya besar akan kehilangan semua miliknya. Pernikahan John McLennan dengan Chris telah berakhir, di mana Chris menerima pembagian harta kepemilikan yang banyak. “Saya tahu ia dan anak-anak akan selamat dari Westpac yang tidak akan menunjukkan rasa belas kasihan. Ini hanyalah sedikit penghiburan bagi Chris yang sangat menderita karena berakhirnya pernikahan kami. Untuk hal ini saya akan selalu menyesal.” McLennan berkata: “Saat itu saya sangatlah marah karena sistem hukum membiarkan penggugat yang mengkhawatirkan itu terus mengajukan gugatannya, padahal mereka telah jelas-jelas terbukti bersalah. Saya marah karena Parlemen menolak untuk terlibat lebih jauh lagi. Jelaslah bagi saya bahwa meskipun terdapat perlindungan terhadap saksi yang disediakan oleh Parlemen, namun ketika sampai pada hal yang berbahaya, Parlemen membiarkan saya berjuang sendirian. Saya mengajukan tuntutan- tuntutan resmi atas pelecehan dan intimidasi terhadap saksi melawan Westpac. Parlemen bahkan tidak menggunakan kekuasaannya dan mencari dokumen-dokumen atau memeriksa mereka yang memulai tindakan hukum terhadap saya. “Ketakutan saya tumbuh. Ketakutan itu menyebar ke seluruh sendi kehidupan saya dan saya sering tidak bisa tidur di malam hari. Saya sadar jika saya menyerah pada ketakutan saya, maka bank akan menang. Ketakutan itu seperti kanker. Ia akan semakin berkembang jika kita memberinya peluang untuk itu. Kemudian saya menyadari bahwa satu-satunya cara untuk memperlakukan “sang macan” adalah dengan membelai hidungnya dan meneruskan hidup. Saya memutuskan, meneruskan hidup saya atau hancur sama sekali. Tiap kali bank berusaha menjatuhkan saya, saya memutuskan untuk bangkit. Pada akhirnya saya menyadari, kebenaran akan terungkap dan ketika hal itu terjadi maka masyarakat luas akan menanggapinya. Westpac mulai hancur. Banyak rekening yang ditutup. Media mulai berbalik menyerang mereka. Bukan karena mereka telah berbuat kesalahan, tetapi karena mereka berusaha untuk menutupinya. Pada akhirnya saya sadar bahwa satu-satunya orang yang bisa melawan bank adalah diri saya. Tidak akan ada seorang pun yang akan menyelamatkan saya. Saya harus melakukannya seorang diri.” John McLennan muncul di hadapan penyelidikan bank pada tanggal 20 Maret 1991. Sayangnya, karena tindakan bank terhadapnya, ia tidak bisa menyiapkan bukti- bukti dokumen yang sebetulnya ingin ia berikan. Ia tidak memiliki dukungan dari hasil penelitian, namun ia memberikan laporan kronologis atas keterlibatannya dengan pembentukan Asosiasi Peminjam dengan Mata Uang Asing. Panitia Kerja DPR untuk Keuangan dan Administrasi Pemerintahan (House of Representatives Standing Committee on Finance and Public Administration) yang dikepalai oleh anggota senat dari Partai Buruh, Steven Martin, hadir ke Coffs Harbour untuk dengar pendapat. McLennan, yang merasakan tekanan luar biasa dari tindakan hukum yang ditujukan kepadanya, makan malam di Anuka Resorts, Coffs Harbour, sebelum dengar pendapat bersama dengan para anggota komite dan Anne Lampe dari The Sydney Morning Herald. Pimpinan rapat, Martin, meyakinkan McLennan bahwa ia akan “dilindungi” dari bank. McLennan merasa jauh dari “dilindungi”. Ia bangun pada pagi menjelang dengar pendapat dengan sakit kepala yang luar biasa dan sakit yang teramat hebat. Ketika ia tiba di ruang dengar pendapat, ia melihat dengan penuh keheranan ketika para pejabat senior Westpac dan sekumpulan pengacara dari Allen Allen dan Hemsley duduk di kursi-kursi yang kosong. Kata-katanya pada dengar pendapat komite dilindungi dengan apa yang disebut sebagai kewenangan parlemen, yang berarti ia tidak bisa dituntut terhadap apa pun yang ia katakan di situ atau pun dituntut secara hukum dengan cara apa pun. McLennan melihat perwakilan hukum bank membuat catatan yang banyak pada saat ia mulai memberikan kesaksiannya secara lisan. Ia menyadari bahwa apa pun yang ia katakan bisa diambil dan digunakan untuk menuntutnya pada tuntutan hukum yang dilakukan Westpac kepadanya di pengadilan. Kata-katanya pada komite mungkin tidak akan digunakan. Namun, informasi yang mereka kumpulkan dari pernyataan-pernyataan dan komentar-komentarnya dalam forum ini bisa digunakan untuk menuntutnya di pengadilan. McLennan merasa tidak dilindungi sama sekali oleh “kewenangan parlementer”. Ia merasa terintimidasi. Banyak dari peminjam dengan mata uang asing telah menolak memberikan kesaksian karena apa yang terjadi terhadap McLennan dalam tindakan hukum yang dilakukan oleh Westpac terhadapnya. Dan, sayangnya, McLennan juga mengetahui bahwa banyak pegawai dari bank-bank tersebut yang mungkin bisa memberikan kesaksian untuk masalah ini mengubah pikiran mereka ketika mereka tahu apa yang terjadi pada John McLennan. Siapa yang bisa menyalahkan mereka karena berlaku demikian? McLennan tidak merasa bahwa ia adalah penyebab kehancuran bank-bank tersebut, seperti yang dikatakan dalam liputan-liputan media. Dengan apa yang tersisa dari tabungan seumur hidupnya setelah berakhirnya pernikahannya dengan Chris dan berada di ambang kebangkrutan pribadi, belum lagi kesehatan mentalnya karena hubungan pribadinya yang berada di ambang kehancuran, ia mengatakan bahwa ia tahu bagaimana rasanya para perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga: terjebak dan sangat terintimidasi. Namun demikian, ia melawan ketakutannya dan mulai memberikan kesaksiannya pada komite. Ia merunut kejadian dengan rinci, terutama taktik hukum yang digunakan oleh bank-bank tersebut dalam kasus-kasus tunggal di mana ia bertindak sebagai konsultan. Bank mengancam akan menuntut para peminjam telah melakukan “penghinaan terhadap pengadilan” jika mereka berusaha menggunakan dokumen-dokumen yang ditemukan dalam satu kasus untuk digunakan kembali pada kasus yang lain, McLennan membuat penegasan itu:

Sampai sejauh ini saya belum melihat tuntutan terhadap bank atas penghinaan kepada pengadilan karena gagal menghasilkan penemuan yang cukup. Saya akan meminta komite ini untuk melihat aspek tersebut secara rinci. Kami bisa memberikan contoh yang banyak untuk Anda atas apa yang kami percayai sebagai penghinaan terhadap pengadilan. Satu bank, Commonwealth Bank, seperti yang saya ketahui, telah mempunyai surat perintah yang sah terhadap dokumen resmi para peminjam semasa di SMA, dan semua bank telah mempunyai surat perintah yang sah untuk medapatkan catatan risalah rapat dan daftar kehadiran dan dokumen-dokumen dari Asosiasi Peminjam dengan Mata Uang Asing. Mereka juga sudah melanggar batas-batas kerahasiaan pertemuan kami dengan cara mengirimkan surat-surat yang mengancam dan mengganggu. Saya ingin tahu bagaimana reaksi dewan direksi bank apabila hal yang sama dilakukan oleh Asosiasi Peminjam. Seorang pembantu proses ini berusaha memberikan dokumen-dokumen, sebuah surat, melalui seorang anak lelaki berusia 12 tahun dari seorang perempuan yang merupakan teman saya. Dan anda mungkin bertanya-tanya mengapa saya merasa telah dilecehkan. Selama ini tidak sekali pun bank berusaha untuk menelepon saya untuk membahas masalah ini dengan cara yang wajar.

Menyangkut dokumen-dokumen PPL, atau yang mereka kenal sebagai surat-surat dari Westpac, McLennan berkata:

Banyak yang sudah dikatakan mengenai dokumen-dokumen ini, namun sepertinya bagi saya tidak seorang pun yang mau mengatakan arti yang sebetulnya dari surat-surat itu. Bank dan/atau para pegawainya mencuri, iya, mencuri uang dari para klien mereka. Dengan cara apa pun Anda melihatnya, mengambil komisi rahasia yang ditukarkan dalam nilai tukar mata uang asing adalah tindakan mencuri; perubahan kesepakatan adalah mencuri. Bank menggunakan kepercayaan dan kewenangan yang mereka punya untuk mengambil keuntungan rahasia dan membuat posisi para peminjam yang sudah lemah menjadi semakin buruk. Saya tidak bisa mencari contoh yang lebih buruk lagi dari kebobrokan moral korporasi. Para pegawai senior dari bank dan para pengacaranya berencana secara terang- terangan untuk menutupi pencurian dan secara terang-terangan menghancurkan gugatan- gugatan hukum dari para peminjam yang marah dengan cara memanipulasi sistem hukum. Jika memang ada rencana untuk melecehkan proses hukum, inilah dia. Bank telah berusaha untuk mengeruhkan suasana dengan membuat tuntutan, dengan penuh kemarahan, bahwa dokumen-dokumen itu dicuri dari mereka. Dengan kata lain, seseorang mencuri barang bukti yang menunjukkan bahwa mereka mencuri uang. Saya tidak mendukung orang yang mencuri dokumen-dokumen itu dan saya tidak terkait sama sekali dengan hal tersebut, namun saya rasa Anda harus menempatkan semuanya dalam perspektif.

Kemudian dalam kesaksiannya:

Coba Anda alihkan perhatian Anda pada sebuah artikel dalam Australian Business yang menyatakan bahwa Westpac mengetahui siapa yang membocorkan surat-surat PPL. Artikel ini beredar di saat yang sama ketika bank mendudukan saya di pengadilan untuk mencari tahu siapa yang membocorkan dokumen-dokumen itu. Lalu mengapa mereka mendapatkan surat perintah terhadap saya agar hadir pada pemeriksaan ulang untuk mencari tahu sumber dari dokumen itu dengan ancaman penyitaan kepemilikan dan/atau penahanan? Saya ulangi pernyataan-pernyataan saya sebelumnya bahwa bank secara terang-terangan berencana untuk mengintimidasi saya dan meminta supaya masalah tersebut dipertimbangkan lagi oleh Pembicara.

McLennan membawa komite melalui serangkaian pengungkapan dokumen internal perbankan yang menunjukkan kesalahan manajemen dari pinjaman-pinjaman dengan mata uang asing dan kebijakan pinjaman internasional yang sangat buruk, yang dikeluarkan oleh bank-bank besar Australia. Mengenai pemasaran besar-besaran dari pinjaman dengan mata uang asing dari Westpac mulai dari akhir tahun 1970-an, McLennan berkata:

Bahkan bagi orang biasa hal-hal tersebut (dokumen-dokumen internal) menunjukkan sebuah gambaran yang jelas mengenai produk yang berubah tanpa tujuan yang jelas dan ditahan oleh divisi korporasi internasional karena biayanya dan kemampuan memperoleh bunganya. Divisi korporasi internasional berlawanan dengan para bankir domestik yang menggunakan amarah dari para peminjam yang tidak puas. Dokumen-dokumen itu mengungkapkan bahwa bank sangat tahu bahwa rata-rata peminjam yang kurang berpengalaman tidak bisa mengatur paparan di luar perkiraan dan permohonan-permohonan yang kurang baik pun disetujui untuk menguasai pasar. Bahkan, ketika nilai tukar dolar Australia secara drastismengalami penurunan, yang terjadi pada pertengahan tahun 1986, barulah struktur manajemen yang layak dibentuk untuk mengatur keadaan saat itu. Lalu, sepertinya mereka semakin bersungguh-sungguh untuk menutupi keadaan itu ketimbang membantu para peminjam. Para penasihat hukum bank sangat ketakutan akan gugatan hukum, sebagai akibatnya tidak ada nasihat yang diberikan. Ketakutan akan adanya gugatan hukum sepertinya telah melumpuhkan proses pengambilan keputusan di bank dan tidak memberikan saran apa pun bagi para peminjam setelah jatuhnya nilai tukar dolar Australia. Sepertinya para Kepala Manajer, Peminjaman dalam Jumlah Kecil (Retail Lending), Tn Frank Cass, General Manager, Retail Bank, Tn McInnes dan General Manager, Pengawasan dan Kebijakan Kredit, Tn Frank Ward, berusaha keras untuk membatasi pinjaman seperti itu. Namun, divisi korporasi dan internasional tetap memberikan pinjaman, sampai pada titik di mana terdapat kekhawatiran akan kerugian yang mungkin terjadi dari Kepala Manajer, Europe, yang akhirnya memaksa dilakukannya pembatasan. Saat itu kerugian bank sangatlah besar--$2.6 miliar atau 6.6 persen dari total aset.

Selama kesaksian lisannya, John McLennan tidak secara pribadi menyerang Stuart Fowler, direktur pelaksana Westpac. Ia membiarkan pernyataan dan analisis terhadap fakta dan dokumen-dokumen lainnya yang berbicara. Namun, mengenai pernyataan Fowler mengenai keberpihakan bank terhadap para peminjam, McLennan menyatakan:

Saya memperhatikan pernyataan-pernyataan Tn. Fowler bahwa bank tidak membuat bangkrut siapa pun. Namun, saya yakin bahwa mereka, yang tidak memiliki aset apa pun setelah dipaksa untuk menandatangani penggantian kerugian akan memiliki pemahaman yang berbeda dari pemahaman hukum mengenai kebangkrutan. Jika kita bicara mengenai kebangkrutan, kita bicara dalam pengertian yang umum – jika Anda tidak punya apa pun, maka Anda masih dinyatakan bangkrut. Namun, dalam kesempatan dan keadaan yang tepat, saya sadar bahwa semua perselisihan di dalam bank dapat diselesaikan dan kepercayaan yang menjadi tradisi baik bisa diperbaiki. Mungkin butuh waktu yang lama dan sangat menyakitkan, namun pada akhirnya itu semua sepadan.

Laporan yang Lemah

KETIKA laporan akhir dari komite Martin dipaparkan, John McLennan dan Asosiasi Peminjam sangat kecewa. Dengan adanya bukti-bukti dari semua dokumen yang diserahkan kepada komite mengenai praktik-praktik perbankan Australia yang merupakan laporan akhir itu, menurut mereka, laporan itu lemah. Perlu diingat bahwa bank memiliki hubungan melobi yang stabil dengan Canberra. Asosiasi Bankir Australia (Australian Bankers” Association, ABA), badan industri yang didanai oleh seluruh bank itu, telah menempatkan perwakilan “untuk memberikan nasihat” kepada tim kerja Martin. Perwakilan ABA tersebut mengetahui secara rahasia kesaksian “di hadapan kamera” yang diambil oleh komite. Meskipun keabsahan dari perwakilan tersebut tidak dipertanyakan, tetapi bagi para peminjam hal tersebut sepertinya tidak benar. Komite Martin menolak untuk memperolehkan perwakilan dari konsumen memperoleh akses serupa. Meskipun komite Martin mengutuk produk pinjaman mata uang asing, namun komite itu gagal menghadirkan mekanisme formal untuk memastikan perselisihan yang besar itu dapat diselesaikan. Bahkan komite itu tidak menanggapi masalah-masalah dari berbagai kasus yang terus berjalan dengan kerugian bagi pihak penggugat, dan penemuan yang minim. Isu manipulasi terhadap sistem peradilan diabaikan. Bank mengumumkan bahwa mereka akan menengahi perselisihan yang besar. Namun pada kenyataannya, para peminjam yakin bahwa bank hanya melakukan sedikit usaha untuk menyelesaikan perselisihan dan banyak kasus yang masih dalam proses penyelesaian di pengadilan pada tahun 1996. Dengan peperangan media mengenai penyelesaian surat-surat Westpac, liputan pun berkurang. Meskipun John McLennan memiliki kepuasan saat dengar pendapat publik yang merupakan serangan pribadinya pada Westpac dan bank-bank lain selama penyelidikan, perjuangan hidup dan matinya dengan Westpac di pengadilan terus berjalan. Ia menghadapi berminggu-minggu di pengadilan, dengan terus bertambahnya biaya untuk membayar para pengacara. Pada tanggal 16 Juni 1992, John McLennan dan Westpac mencapai sebuah penyelesaian “tertutup” di luar pengadilan atas tindakan-tindakan mereka terhadap satu sama lain. Anne Lampe dalam Herald melaporkan bahwa McLennan telah menuntut balik Westpac dan direktur pelaksananya saat itu, Stuart McLennan, untuk tuduhan pencemaran nama baik dan penyalahgunaan kekuasaan.

Tuntutan-tuntutan dan tuntutan balik telah dimulai sejak hari itu, dengan tagihan jasa hukum Tn McLennan yang dilaporkan mencapai hampir $150,000. Satu hari pada tahun lalu, kehadirannya yang singkat di pengadilan menghabiskan $15,000. Tn. McLennan tidak bisa menyebutkan berapa jumlah yang dinegosiasikan kemarin, namun dengan sinis ia berkata bahwa ia “sangat senang” dengan hasil yang telah dinegosiasikan.

Sebagai bagian dari penyelesaian, McLennan harus menyerahkan kepada Westpac dokumen apa pun terkait dengan bank yang ia berikan dalam proses persidangan di pengadilan yang telah diselesaikan atau pun ditetapkan, demikian pula dengan bahan- bahan lain yang telah ia terima. Pada kenyataannya ia tidak memiliki semua itu. Ia harus memberikan kepada Westpac tiga puluh dokumen atau lebih terkait dengan penyelidikan yang menyeluruh pada bank yang dilakukan oleh Kantor Pajak Australia (Australian Tax office ) (yang telah menyewa McLennan sebagai konsultan), dan yang diperoleh ATO darinya, di mana ATO menggunakan kekuasaannya dalam proses akuisisi. Dokumen- dokumen ini akan dihancurkan di kantor-kantor bank tersebut dengan dihadiri oleh McLennan. McLennan berkata pada Lampe: “Semua yang saya perjuangkan adalah untuk kasus-kasus pinjaman dengan mata uang asing, dan kini saya terperangkap di persimpangan.” Dengan melihat semua pengorbanan pribadi dan trauma, apakah McLennan akan melakukannya lagi? Jawabanya: Iya.

Saya akan melakukannya lagi. Saya adalah seorang pejuang. Saya selalu mempertahankan apa yang saya yakini. Namun, saya akan melakukannya dengan cara yang berbeda. Saya akan mewakili diri saya dan tidak akan menyerah ketika melakukannya. Jika saya tahu kehancuran yang saya timpakan pada Westpac, saya akan terus melakukannya sampai kebenaran benar- benar terungkap. Saya kira saya hanya tidak tahan menanggung penderitaan itu sendiri. Saya sudah sangat menderita. Seharusnya saya meminta dukungan dari keluarga saya, bukannya malah menjauhkan mereka dari saya. Kini saya sangat khawatir dengan trauma yang dialami oleh keluarga saya, terutama anak-anak saya yang melihat saya menarik diri saya masuk ke dalam dunia pertarungan hukum dan kesendirian, tanpa bisa melakukan apa-apa. Saya rasa apa yang sangat menyiksa saya adalah meskipun saya merupakan target bagi bank – dan mereka sangat tahu penderitaan yang saya alami – tidak ada seorang pun di bank yang menderita. Bank itu pada akhirnya hanyalah sebuah kesatuan tanpa raga, tanpa rasa, tanpa jiwa. Para bankir yang terlibat tidak harus mempertaruhkan aset yang mereka punya. Mereka dibayar tanpa memperhatikan apa yang mereka lakukan dan saya hanyalah pengganggu bagi mereka. Bagi saya ini merupakan perjuangan antara hidup dan mati dan itulah mengapa saya menang. Saya pernah memiliki dua hubungan yang hancur sejak perceraian saya dan, dengan sangat menyesal, memindahkan tekanan-tekanan itu pada pasangan-pasangan saya yang berhak mendapatkan yang lebih baik. Saya mohon maaf atas segala kesulitan yang saya timpakan pada mereka. Sayangnya, keseriusan dan keinginan saya yang besar menjadikan saya seseorang yang sulit untuk diharapkan. Mungkin sekarang... pada masa yang akan datang... merupakan waktu bagi saya, untuk kebahagiaan saya.

Sistem Hukum telah Gagal

MCLENNAN percaya bahwa sistem hukum telah gagal total. Dari pengalaman pahitnya, ia yakin pengadilan harus mengambil peran yang lebih untuk melibatkan diri dan menghentikan para pihak yang berperkara, yang memiliki kekuasaan untuk melecehkan proses hukum. Jalan lain melalui pengadilan jauh dari kemampuan para peminjam, di mana banklah yang mengendalikan keuangan mereka. “Penemuan jauh lebih mudah sekarang. Bank mengetahui bahwa saya tahu di mana barang-barang bukti itu berada. Namun mereka masih terus mempermainkan saya dan menahan pengungkapan sampai detik-detik terakhir. Sumber hukum yang terbuang sia-sia.” Setelah penyelesaian akhir dari pertarungannya dengan Westpac, John McLennan jatuh sakit karena kelelahan. “Saya tidur berhari-hari. Saya merasa saya telah dikhianati oleh sistem hukum, Parlemen dan, untuk beberapa sebab, oleh para Peminjam dengan Mata Uang Asing. Di mana mereka saat saya membutuhkan mereka? Saya berjuang untuk mereka. Banyak dari mereka telah menerima penyelesaian yang lumayan besar, sementara saya masih berusaha berperang melawan bank. Yang buruknya, beberapa “nasihat-nasihat strategis” saya disalin dan dibagikan kepada para penggugat lainnya, yang kemudian menggunakannya untuk mendapatkan penyelesaian dari bank. Hanya sedikit yang berani datang untuk mengucapkan terima kasih. Banyak yang tidak. Hal ini telah meninggalkan pengalaman yang pahit bagi saya. Akhirnya saya menyadari bahwa apa yang saya lakukan, saya lakukan untuk diri saya sendiri. Jika saya mencari pengakuan dari orang lain, saya akan gagal. Saya menang untuk diri saya sendiri. Jika orang lain mendapatkan keuntungan dari hal tersebut, biar saja. “Saya berharap saya bisa mengungkapkan kesepakatan-kesepakatan dalam penyelesaian kasus saya. Saya ingin dapat menunjukkan apa saja kerugian yang dialami oleh bank, namun saya tidak dapat terjerumus lagi dalam proses penyelidikan hukum. Saya tahu saya sudah menang. Itulah yang terpenting dari segalanya.” Sejak penyelesaian kasusnya, bahkan dalam seluruh cerita panjang yang dialaminya, John McLennan terus bertindak sebagai seorang konsultan bagi para nasabah bank yang bermasalah. Pada tahun 1992, ia membentuk Asosiasi Peminjam dengan Mata Uang Asing di New Zealand dan telah memberikan nasihat bagi para peminjam di New Zealand sejak saat itu. Pada tahun 1997, pemerintahan gabungan Jim Bolger/Winston Peters menanggapi perwakilan John McLennan yang konsisten dan para peminjam dengan mata uang asing dan mengumumkan penyelidikan hukum pada peminjaman dengan mata uang asing dan Bank of New Zealand. Pada tahun 1996, McLennan telah memeriksa lebih dari 250 kasus yang melibatkan bank, dengan penyelesaian atau putusan pengadilan, di mana sekitar ratusan juta dolar telah diterima. “Coba saya mendapatkan presentase dari semua penyelesaian itu... Pada kenyataanya, saya menjalani kehidupan yang sederhana dari biaya-biaya konsultasi yang saya dapatkan. Di banyak kasus, para peminjam bahkan menawar pembayaran biaya konsultasi, padahal saya telah memfasilitasi penyelesaian untuk mereka. Selalu ada sisi baik dan buruknya.” Pada tahun 1995, setelah kemenangan yang besar dalam masalah yang melibatkan ANZ Bank, McLennan dirangkul oleh Federasi Petani Nasional (National Farmers” Federation) untuk memberikan nasihat pada mereka mengenai cara yang paling efektif untuk menyelesaikan sekitar tiga puluh kasus perselisihan pinjaman mata uang asing antara para petani Australia dengan bank. Sebagai bagian dari strategi, ia telah membuat sebuah pernyataan besar kepada Komisi Persaingan Usaha dan Konsumen Australia (Australian Competition and Consumer Commission). Proses mediasi yang dibentuk oleh bank untuk “meredakan” penyelidikan yang dilakukan oleh komite penyelidikan Parlementer, tidak memuaskan para peminjam. Mediator tidak memiliki kekuasaan untuk memaksakan penyelesaian dan bank terus maju melalui mosi-mosi. Ketika semuanya sudah dapat diatasi, sekali lagi mereka diam-diam menempatkan para peminjam pada sistem hukum. John McLennan percaya pasti ada suatu sistem penyelesaian perselisihan pada kasus bank perniagaan yang sama dengan skema Ombudsman, di mana para nasabah akan diberikan penyelesaian yang efektif dan tidak mahal sebagai ganti rugi atas malpraktik atau pelaksanaan manajemen yang tidak benar. Pada tahun 1996, masih ada sekitar lima puluh kasus hukum antara bank dan nasabah mereka di pengadilan Australia. Dalam jangka wktu lima tahun sampai pada tahun 1996, biaya yang dikeluarkan untuk semua kasus diperkirakan mencapai lebih dari $100 juta. Fokus media pada bank Westpac pada akhirnya menghasilkan pengungkapan- pengungkapan yang mendalam terhadap neraca bank dan nilai aset mereka. Westpac harus memberhentikan dewan direksinya dan mengalami pengurangan aset terbesar dalam sejarah perbankan Australia. Direktur pelaksana, Stuart Fowler, pensiun dan digantikan oleh seorang bankir Amerika, Bob Joss. McLennan tetap yakin bahwa sebagian besar masalah perbankan berawal dari surat-surat Westpac dan keributan yang timbul dalam masyarakat. “Jika bank mengakui kesalahan-kesalahannya dan menyelesaikan perselisihan secara hormat – seperti yang dilakukan oleh National Australia Bank – mereka tidak akan terjebak dalam masalah yang lebih buruk lagi dalam pengaturan pengeluaran pinjaman yang buruk. “Saya telah menyaksikan bagaimana para bankir itu menjual jiwa mereka untuk “kepentingan perusahaan”. Bahkan, para hakim berkomentar bahwa para bankir sering kali mengucapkan apa yang mereka pikir diinginkan oleh perusahaan daripada mengatakan yang sebenarnya. Ironisnya, banyak dari para bankir yang berdedikasi itu, dengan kejam menempatkan para peminjam dalam kehancuran finasial.” “Waktu saya masih kanak-kanak, saya sering dipukuli oleh para “preman” waktu saya bersekolah di sekolah Rozelle, mengikuti kepindahan ayah saya dari Queensland ke Sydney. Tiap hari pemukulan itu bertambah parah dan saya sangat takut nyawa saya terancam. Sebelum itu terjadi, saya adalah anak yang bahagia, bebas dari ketakutan, penuh damai dengan dunia dan diri saya sendiri. Saya akhirnya menyadari, jika saya tidak membela diri saya sendiri, tidak akan ada seorang pun yang akan melakukannya. Saya berperang dengan rasa takut saya dan kemudian memutuskan untuk membalas. Suatu hari saya mengalahkan pimpinan para preman itu dalam sebuah pertarungan yang kejam dan penuh darah. Sejak saat itulah saya memendam luka yang dalam. Sampai saat ini saya meratapi hilangnya masa kanak-kanak saya yang penuh damai.” “Tampaknya, masyarakat mana pun yang menekan kemandirian dan konflik yang baik cenderung mengembangkan sebuah budaya di mana sikap “yes men” (asal bapak senang – ABS) tumbuh subur, seperti halnya moralitas korporasi yang dikorupsi oleh para pegawai yang telah melepaskan tanggung jawab mereka demi kepentingan mereka pribadi.” John McLennan yakin bahwa krisis perbankan di Australia pada akhir tahun 1980- an dan awal tahun 1990-an memiliki potensi untuk menghancurkan seluruh industri perbankan. Ia memperkirakan bank meminjamkan pinjaman luar negeri sebesar $3 miliar yang membengkak hingga $6 miliar. Pada akhirnya, tidak satu orang bankir pun yang dimintai pertanggungjawabannya oleh pengadilan. Selain karena tidak dipercaya oleh pengadilan, tidak satu orang bankir pun yang didakwa telah melakukan sumpah palsu. Selain rekomendasi dari komite Martin bahwa surat-surat Westpac telah diberikan pada National Crime Authority dan berbagai satuan pemberantas penipuan di Negara Bagian, selain dakwaan pencurian dan penipuan yang ada di dalam dokumen-dokumen itu, tidak ada satu penyelidikan pun yang dilakukan. Dalam tinjauannya kembali, Komisi Agung yang dipimpin oleh seorang pemimpin penyelidikan yang tegas, yang menggunakan seluruh kekuasaan untuk memaksa, adalah hal yang benar-benar dibutuhkan. McLennan telah membuat sebuah gambaran bagi Panitia Kerja DPR untuk Keuangan dan Administrasi Pemerintahan (House of Representatives Standing Committee on Finance and Public Administration), merekomendasikan dibentuknya Asosiasi Keuangan dan Pengguna Perbankan (Finance and Banking Consumers Association). Lembaga ini akan memiliki kekuasaan yang sah dari sebuah ombudsman, namun akan melingkupi sekrto transaksi-transaksi perdagangan swasta dan bisnis. “Kami memiliki organisasi konsumen yang akan memberikan dukungan dan nasihat mulai dari alat pembakar roti yang tidak berjalan dengan baik hingga kendaraan bermotor, namun tidak ada satu pun yang akan terlibat dalam perselisihan dengan bank.” Aturan pelaksanaan untuk bank masih belum diterapkan. Dari Gendongan ke Kuburan

“Kami tidak harus menggunakan propaganda – fakta-fakta itu sendirilah yang bicara.”

“Dari gendongan ke kuburan Dari gendongan ke kuburan Timbal sudah melukai anak-anak kita dalam gendongan Terkapar dalam kuburan semua pekerja timbal” Lagu yang dibuat oleh Elizabeth O’Brien, Koordinator Kelompok LEAD (Lead Education and Abatement Design).

“Anak Elizabeth O’Brien memiliki kadar timbal tinggi. Saya turut prihatin akan hal itu, namun ia mencoba untuk menyelesaikan masalah anaknya dengan harga sosial yang luar biasa besar.” Juru bicara Australian Institute of Petroleum.

RUMAH itu persis seperti yang mereka inginkan. Rumah itu memiliki empat buah kamar tidur, halaman belakang yang luas dan harga yang cukup masuk akal (rumah di kawasan Sydney pada tahun 1990): $ 230,000. Ketika Elizabeth O’Brien, yang saat itu sedang hamil besar anaknya yang ketiga, mengunjungi rumah bergaya federasi di Moonbie Street, Summer Hill, di bagian barat dalam kota Sydney, ia yakin ia mempunyai firasat yang baik. Begitu juga sang suami, Greg. Rumah di Moonbie Street itu sejalan dengan sekolah yang ada di daerah itu. Jika mereka bisa mendapatkan rumah itu, salah satu masalah besar yang sedang dihadapi keluarga yang sedang tumbuh itu terselesaikan – transportasi dari dan ke sekolah. Keluarga O’Brien jelas membutuhkan alasan yang lebih besar dari itu. Dengan akan lahirnya lagi seorang bayi mungil, rumah berteras yang mereka beli enam tahun yang lalu tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan mereka. Elizabeth, 34 tahun dan Greg 35 tahun, dengan dua orang anak laki-laki mereka, Alex 5 tahun dan Eric yang hampir 3 tahun, berjalan memasuki tiap ruangan di rumah itu, membayangkan bagaimana rasanya tinggal di rumah itu. Mereka memandangi halaman belakang yang cukup luas untuk anak laki-laki mereka bermain sepeda, yang dikelilingi pepohonan dan rimbunnya tanaman dengan penuh pengharapan. Di halaman depan, Elizabeth O’Brien berhenti sejenak. Ia menyadari ada sesuatu. Tepat di balik rumah itu terdapat sesuatu yang wujudnya terlihat seperti sebuah pabrik. Ada sesuatu yang mirip dengan cerobong. Tidak terlalu besar. Mungkin tingginya sekitar lima meter. Elizabeth bertanya pada agen perumahan, pabrik jenis apakah itu. Agen itu tidak tahu. Kemudian Greg menyeberang jalan dan mengetuk pintu pabrik itu untuk menanyakannya: Apa yang Anda kerjakan di sini? “Pabrik Timbal,” ia diberi tahu. Thomas Thoms Pty Ltd., menghasilkan timbal dan atap alumunium yang berkilap dan lapisan bawah lantai untuk industri perumahan. Penyebutan kata “timbal” membuat Elizabeth O’Brien khawatir. Bertahun-tahun sebelumnya, ketika ia mengajar di pinggiran kota Sydney di Rosebery, di sebelah selatan kota, Elizabeth teringat, pernah ada masalah yang melibatkan timbal. Saat itu sekitar tahun 1979. Salah satu guru menceritakan kepadanya mengenai penelitian tentang darah anak-anak di sekolah mereka. Sampel darah diambil dari sejumlah besar anak di sebuah proyek penelitian universitas. Ternyata, mereka semua memiliki kadar timbal yang tinggi dalam darah mereka. “Itulah mengapa mereka semua begitu bodoh dan sulit untuk diajar,” ujar seorang guru di ruang staf saat istirahat. Bodoh? Sulit untuk diajar? Elizabeth O’Brien teringat akan penjelasan itu. Kini ia dihadapkan dengan dilema. Mereka menginginkan rumah di Moonbie Street itu. Tidak perlu dipertanyakan lagi. Namun, cerobong asap di seberang jalan merupakan satu kekhawatiran. Apa yang harus dilakukan? Jika ragu-ragu, seperti pesan ibu... bertanyalah. Elizabeth O’Brien telah belajar untuk menjadi kritis terhadap segala sesuatu. Sebagai seorang pelajar ia mendapatkan nilai di atas rata-rata dalam mata pelajaran Seni, Matematika dan Biologi, walaupun pendidikannya sering terganggu karena seringnya ia berpindah tempat, dari negara bagian Queensland, Melbourne, sampai ke pinggiran kota Sydney. Ibunya, Noela, membawa serta Elizabeth, dua kakak perempuannya dan seorang kakak laki-lakinya di tahun 1964, meninggalkan suaminya dan rumah mereka di Kingaroy setelah pernikahan mereka bermasalah untuk kurun waktu yang lama. Untuk sementara waktu, Elizabeth remaja dititipkan di sebuah biara Katolik di Murgon, dekat Kingaroy. Itu adalah sebuah pengalaman, ingat Elizabeth, yang membuatnya meninggalkan agama seumur hidupnya. Ia merupakan siswi termuda dalam apa yang disebut sebagai rezim penindasan, di mana ia mengalami pemukulan, ejekan dan cercaan karena perpisahan orang tuanya. Pada tahun 1964, perpisahan akibat perbedaan yang tidak bisa ditolerir lagi dianggap sebagai dosa terhadap lembaga suci pernikahan. Untungnya, Elizabeth dan kakak-kakaknya kemudian berkumpul kembali dengan sang ibu dan kakak laki-lakinya yang telah pindah ke Melbourne. Setahun kemudian, seorang mantan guru yang sedang memulai karir baru, tinggal bersama keluarganya. Hidup di bawah rezim baru tidaklah mudah. Saat itu merupakan masa pola asuh di mana “anak-anak harus diperhatikan namun tidak didengarkan”, dan Elizabeth ingat ia harus mengangkat tangannya ketika ingin bertanya. Televisi dinyalakan hanya untuk melihat berita terbaru. Ia bereaksi dengan mengalihkan pikirannya jauh dari berita terkini, media dan politik. Namun, ia memang memiliki bakat terpendam dalam hal penelitian. Ibunya adalah seorang sekretaris, peneliti dan penulis. Pada usia 17 tahun, Elizabeth meninggalkan kediaman keluarganya dan mulai menjaga dirinya sendiri. Ia berbagi kamar dan rumah, dan dengan bantuan dari beasiswa ia belajar untuk menjadi guru. Ia membayar uang sewa dan membiayai sekolah lanjutannya di Sydney University dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang aneh dan menyelesaikan pendidikan formalnya dengan gelar di bidang ilmu pengetahuan, bidang ilmu tumbuh-tumbuhan dan Diploma di Bidang Pendidikan. Ia juga belajar dan meraih Diploma Pasca Sarjana di Bidang Pendidikan Kesehatan dan mengembangkan minatnya di bidang fertilitas perempuan dan masalah pengembangan diri. Kehidupan sosialnya sangatlah sibuk. Ia memiliki banyak pacar dan bergabung dengan band musik rock and roll sebagai penyanyi utama. Band itu diberi nama Hot Spurs atau terkadang Behind Enemy Lines. Mereka bermain keliling pub dan tempat- tempat musik rock di dalam kota Sydney di Newton, Glebe dan Redfern dan seringkali pergi tur hingga ke pantai utara New South Wales. Setelah tiga tahun belajar, Elizabeth mengambil cuti selama satu tahun dan berkeliling Eropa, Asia dan Afrika dengan seorang lelaki muda, Greg, seorang ahli industri kimia. Mereka akhirnya membentuk sebuah keluarga dan menetap di kampung halaman di Blue Mountains. Alex lahir pada tahun 1985, tak lama kemudian pada tahun 1988, Eric lahir, setelah mereka pindah ke rumah berteras di Summer Hill.

Toples dan Sendok

KINI di tahun 1990, dengan akan lahirnya seorang bayi lagi, apa yang akan mereka lakukan terhadap rumah di Moonbie Street? Elizabeth memutuskan untuk menelepon Komisi Nasional Pengawasan Polusi (State Pollution Control Commission) yang terdaftar di buku telepon sebagai sebuah divisi dari Departemen Lingkungan NSW (NSW Environment Department). Ia meletakkan memo kecil di samping telepon. Ia ingin mengetahui mengenai kemungkinan adanya pencemaran di rumah Moonbie Street. Ia ingin mengetahui apakah rumah itu aman untuk ditinggali, mengingat lokasinya yang sangat dekat dengan pabrik pembuatan timbal. Tidak seorang pun dapat memberikan jawaban yang spesifik atas pertanyaannya itu. Dewan setempat tidak memiliki catatan akan adanya pencemaran. Orang-orang di Pengawasan Polusi (Pollution Control) tidak memiliki catatan khusus mengenai jalan-jalan atau rumah-rumah yang tercemar oleh radioaktif dari fasilitas timbal. Elizabeth menemukan nama para peneliti laboratorium yang mungkin mengetahui sesuatu. Salah satu dari mereka berkata ia harus bertanya apakah para penghuni lama di wilayah itu pernah memeriksakan darah mereka, untuk mengetahui apakah darah mereka telah tercemar timbal dari pabrik pembuatan timbal Thomas Thoms. Bersama dengan Alex dan Eric ia mengetuk pintu rumah di Moonbie Street itu dan menjelaskan kepada pemilik rumah bahwa ia tertarik untuk membeli rumah mereka. Mereka telah tinggal di daerah itu selama tiga puluh tahun. Ia bertanya langsung kepada mereka apakah mereka siap apabila darah mereka diperiksa untuk mengetahui jika rumah itu aman ditinggali. Tidaklah mengejutkan, para pemilik rumah itu menolak. Dari nasihat yang diberikan oleh salah seorang peneliti yang telah berbicara padanya di telepon, Elizabeth kembali ke rumah di Moonbie Street itu. Ia membawa tiga toples bekas selai yang kosong dan tiga sendok makan. Ia mengambil sesendok tanah dari halaman depan dan memasukkannya di salah satu toples dan mengambil dua contoh tanah dari halaman belakang, satu dari taman yang paling dekat dengan cerobong asap Thomas Thoms. Di secarik kertas dalam kantungnya, Elizabeth memiliki alamat dari Laboratorium Analisis Pemerintah Australia (Australian Government Analytical Laboratory) di Pymble, di sebelah utara jauh Sydney. Ia ingat perjalanan dengan toples bekas selai beserta Eric dan Alex merupakan cobaan yang berat, di mana Eric bersikap tidak terlalu senang. Ia harus berhenti tiga hingga empat kali, dan di satu tahap ia berhenti di sebuah taman untuk membiarkan anak- anaknya bermain. Sebagai konsekuensinya, perjalanan itu memakan waktu berjam-jam. Akhirnya, perempuan yang sedang hamil tua itu, dengan dua orang anak kecil yang terus- menerus mengeluh, sampai di depan Laboratorium Pymble dan menyerahkan tiga toples bekas selai itu. Permintaan dari masyarakat biasa untuk dilakukannya analisis tanah adalah sesuatu hal yang langka. Klien-klien laboratorium itu kebanyakan badan-badan pemerintahan dan perusahaan-perusahaan besar. Elizabeth meminta staf laboratorium untuk mengirimkan hasil analisis melalui nomor faks kantor Greg. Greg bekerja untuk sebuah pabrik cat di Australia. Ketika faks itu tiba beberapa hari kemudian, mereka tidak tahu bagaimana membaca hasil analisis tanah itu. Tidak ada penjelasan tertulis. Sampel pertama, dari halaman depan menunjukkan adanya kadar timbal sebanyak 3200 bagian per satu juta; sampel kedua, dari halaman belakang menunjukkan adanya kadar timbal sebanyak 3700 bagian per satu juta, sementara itu sampel ketiga, yang diambil dari taman yang letaknya paling dekat dengan cerobong, menunjukkan angka 5700 bagian per satu juta. Apa artinya itu semua? Mengapa halaman belakang lebih tinggi dari halaman depan? Elizabeth menelepon Komisi Nasional Pengawasan Polusi (State Pollution Control Commission, SPCC), yang namanya kemudian berubah menjadi Badan Perlindungan Lingkungan NSW (NSW Environment Protection Authority) untuk meminta penjelasan. Salah seorang staf mencari referensi tentang timbal di dalam tanah dan membacakannya di telepon sebuah nasihat bahwa kadar timbal di tanah yang lebih dari 300 bagian per satu juta mengindikasikan perlunya “penyelidikan lebih jauh”. Penyelidikan lebih jauh? Penyelidikan lebih jauh seperti apa? Ia diberi tahu bahwa literatur yang dimiliki SPCC tidak memberi tahu apa tingkat yang aman dari kadar timbal dalam tanah, atau jika ditemukan kadar timbal yang tinggi dalam tanah, apa yang harus dilakukan. Tiga ratus bagian per satu juta. Lima ribu, tujuh ratus bagian per satu juta. Tanah itu pasti sangat beracun. Timbal dikenal sebagai racun-syaraf. Selama berpuluh-puluh tahun, dampak yang sangat beracun dari zat tersebut telah dikenal sebagai keracunan timbal, mempengaruhi para tukang cat dengan apa yang dikenal sebagai penyakit mual para tukang cat (painter’s colic). Elizabeth mengetahui melalui percakapannya di telepon bahwa Departemen Analisis Kimia di University of New South Wales telah melakukan penelitian besar di Australia mengenai seringnya anak-anak di perkotaan yang keracunan timbal, termasuk penelitian di Rosebery, sekolah di mana ia bekerja sebelas tahun sebelumnya. Bahkan, penelitian itu telah dianggap sebagai penelitian yang paling menyeluruh di Australia, dengan diambilnya sampel darah (di ujung jari, dengan ijin dari orangtua) dari 407 orang anak. Ia mengetahui bahwa penelitian di Rosebery menjadi faktor utama bagi pihak berwenang Australia untuk memperkenalkan bensin tanpa timbal di tahun 1985. Salah satu dampak serius dari keracunan timbal pada anak-anak adalah bahwa timbal dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan anak-anak. Anak-anak yang terkena timbal dapat juga menderita hiperaktif, masalah dengan perilaku, kelelahan, sering terinfeksi penyakit, dan meningkatnya reaksi terhadap alergi. Kamus Kecil Kedokteran (Concise Medical Dictionary) mendefinisikan timbal sebagai “elemen lunak berwarna abu kebiru- biruan yang membentuk beberapa senyawa beracun. Keracunan timbal yang akut, yang mungkin diikuti dengan dihirupnya asap timbal atau debu timbal, menyebabkan sakit pada perut, muntah dan diare yang diikuti dengan kelumpuhan dan kejang otot, dan terkadang radang otak. Pada tingkat keracunan yang kronis, tanda kebiru-biruan yang khas pada gusi (‘garis timbal’) terlihat dan tepi syaraf pun terpengaruh: dapat pula terjadi anemia”. Ketika Elizabeth dan Greg melihat tingkat timbal dari rumah di Moonbie Street, mereka harus membuat suatu keputusan. Mereka memutuskan untuk tidak membeli rumah itu. Lonceng peringatan berbunyi. Mereka tidak mau mengorbankan kesehatan anak-anak mereka dan bayi mereka. Dengan meningkatnya kesadaran akan bahaya timbal, Elizabeth O’Brien pun menjadi seorang aktivis. Ia dan Greg akhirnya membeli sebuah rumah di Dulwich Hill, sekitar satu kilometer dari Moonbie Street. Ia menulis sebuah surat keluhan resmi kepada SPCC tentang Moonbie Street berisi keingintahuannya mengapa rumah yang hendak ia dibeli dan rumah-rumah serupa di dekat pabrik Thomas Thoms tidak dinyatakan telah tercemar timbal. Jika ia harus berusaha keras untuk mendapatkan jawaban atas keingintahuannya itu, sudah jelas bahwa para penghuni lain yang tinggal di sana hidup dalam ketidaktahuan. Puji Tuhan, pikir mereka, mereka telah mengetahui mengenai pencemaran tanah di rumah yang hendak mereka beli itu. Mereka bisa mengambil langkah cepat. Rumah yang akhirnya mereka beli masih terletak cukup dekat dengan sekolah yang mereka pilih. Paling tidak mereka kini bisa sedikit merasa lega. Namun, mereka tetap saja khawatir mengenai Moonbie Street. Mereka bertanya pada agen penjual rumah apa yang akan mereka beritahu kepada calon pembeli. Demi kebaikan, agen itu mengatakan bahwa para pembeli akan diberitahu yang sebenarnya: ada masalah timbal di rumah itu.

Pengawasan Polusi

ELIZABETH O’Brien merasa bertanggung-jawab untuk memberi tahu keluarga lain di sekitar pabrik Thomas Thoms tentang penemuannya akan pencemaran tanah. Anak-anak kecil yang terkena partikel timbal di tangan mereka, di luar maupun di dalam rumah mereka berisiko keracunan. Elizabeth menghadiri sebuah pertemuan di Asosiasi Ibu-ibu Pengasuh Anak (Nursing Mothers Association) dan mengetahui bahwa salah satu perempuan yang menghadiri pertemuan itu telah membeli rumah di Moonbie Street (untuk harga yang lebih rendah dari yang bisa dibayarkan oleh keluarga O’Brien), dan para pemilik baru itu akan segera pindah. Elizabeth mempertanyakan dirinya, apa kewajibannya dalam keadaan seperti ini. Tentu saja kewajiban untuk mengingatkan para penduduk setempat, khususnya mereka yang memiliki anak-anak kecil, bergantung pada SPCC, terutama karena badan ini mengetahui perihal pencemaran tanah di daerah tersebut. Keluarga baru itu memiliki dua orang anak kecil. Mereka akan segera ditempatkan pada situasi yang berisiko. Jika ia adalah seorang ibu dalam keadaan seperti itu, ia akan mencari tahu. Ternyata, pemilik lamanya telah mengganti agen penjual rumah mereka. Pembeli yang baru tidak mengetahui masalah pencemaran timbal itu. Elizabeth mempersiapkan sebuah catatan yang ditulisnya sendiri, menjelaskan hasil analisis tanah dan penjelasan bahwa tingkat timbal di halaman rumah itu berada di atas tingkat yang aman. Ia mengirimkan surat itu ke alamat perempuan yang telah membeli rumah di Moonbie Street itu larut malam sekali sebelum mereka pindah ke rumah baru. Di saat yang bersamaan ia berkata pada dirinya, “Baiklah, aku sudah melakukan yang terbaik”. Ia tidak mendapatkan jawaban apa pun. Namun, dua minggu kemudian telepon rumahnya berbunyi. Ternyata, perempuan itu yang menelpon. Perempuan itu dan suaminya ingin bertemu untuk membahas masalah itu. Mereka telah terikat secara kontrak untuk membeli rumah di Moonbie Street itu. Si perempuan dan suaminya sangat marah karena tidak ada yang memberitahu kepada mereka secara resmi terkait dengan masalah timbal itu. “Pengawasan” polusi? Lelucon yang gila. Bulan Juni 1991, pasangan itu akhirnya memiliki rumah yang tercemar itu. Tidak ada pemberitahuan yang resmi dari badan kesehatan maupun badan pengawas pencemaran mengenai apa yang harus dilakukan untuk mencegah agar keluarga itu tidak terkontaminasi partikel timbal. Saat inilah sebuah keluarga berada pada risiko yang tinggi. Pada bulan Oktober 1991, sang suami mempersiapkan laporan tiga puluh halaman mengenai pencemaran timbal di Summer Hill dengan upaya yang sangat hati-hati untuk mempermalukan pihak berwenang untuk bertanggung-jawab dan melakukan penyelidikan mengenai masalah itu secara menyeluruh. Salah satu petugas penelitian di Komisi Nasional Pengawasan Polusi (State Pollution Control Commission, SPCC), Bill Balding, siap untuk membantu. Ia memberikan pengertian kepada kelompok-kelompok masyarakat mengenai dampak toksikologi dari timbal dan berbagai larangan dari SPCC. Sampai pada saat ini, Kerrie O’Donnell, salah satu orang tua di Summer Hill telah bergabung dengan keluarga O’Brien dan keluarga yang lain. Kelompok itu bernegosiasi dengan pihak manajemen pabrik Thomas Thoms dan beberapa analisis tanah lainnya dilakukan dengan pembiayaan dari perusahaan di rumah- rumah penduduk setempat. Hasilnya, ketika dipresentasikan kepada para orang tua yang peduli, menunjukkan kadar timbal maksimal pada tanah lima puluh kali lebih besar dari batas 300-bagian-per-satu-juta, di mana panduan Pengawasan Polusi (Pollution Control) merekomendasikan untuk dilakukannya “penyelidikan lebih jauh”. Kurangnya peraturan perundang-undangan dan kegagalan pihak yang berwenang untuk membuat sebuah rencana perbaikan kini semakin jelas terlihat. Tidak ada aturan yang jelas mengenai batas timbal, di mana dekontaminasi atau tindakan perbaikan menjadi suatu keharusan. Pihak pengawasan polusi yang berwenang melaksanakan “panduan” yang terus dipergunakan sampai tahun 1996. “Panduan” ini dibuat oleh ANZECC – Dewan Perlindungan Alam dan Lingkungan Australia dan New Zealand (The Australian and New Zealand Environment and Conservation Council) – sebuah badan yang terdiri dari para Ministers of the Crown. “Panduan” ini tidak mencakup prosedur dalam melakukan tindakan dekontaminasi tanah. Elizabeth dan kelompoknya yang semakin cemas mendapatkan nasihat yang sangat membantu dari Bill Balding. Sebagai seorang ilmuwan, Balding bersikap objektif dan tidak emosional. Ia membaca semua literatur ilmiah internasional mengenai pencemaran timbal dan mengedarkannya ke kelompok. Dalam waktu yang berdekatan, proyek penelitian lainnya yang sedang berlangsung dari University of New South Wales (UNSW), yang dipimpin oleh Jason Bawden-Smith, mengumumkan kepada pers di sekitar Glebe, Balmain dan dalam kota New South Wales bahwa UNSW sedang mengambil sampel darah dari anak-anak untuk kemudian diuji terkait dengan pencemaran timbal. Terdapat tambahan enam puluh lima anak yang dibawa oleh orang tua yang khawatir, yang memperbolehkan anak-anak mereka memberikan apa yang disebut sebagai sampel “pembuluh darah”, di mana darah anak-anak itu diambil dengan menggunakan alat infus yang diikatkan pada lengan mereka. Penelitian itu kemudian dikenal sebagai survei Mort Bay, karena lima puluh orang anak-anak yang sampel darahnya diambil berasal dari Mort Bay di Balmain. Hasilnya sangat mengejutkan. Lima puluh persen anak-anak di Mort Bay dan daerah pinggiran kota lainnya di dekat pusat distrik bisnis di kota terbesar di Australia, memiliki kadar timbal dalam darah di atas “tingkat kekhawatiran” baru versi Amerika, yang ditetapkan oleh Amerika Serikat di tahun 1991, sebesar 10 mikrogram timbal per desiliter darah yang disebut “keracunan timbal” oleh Pusat Pengawasan Penyakit Amerika Serikat (US Centers for Disease Control). Penelitian di Amerika Serikat dan di tempat lain sejak awal tahun 1970-an telah menunjukkan suatu kewajiban untuk terus menurunkan “tingkat kecemasan”, karena gejala-gejala yang kelihatan tidak sama dalam semua penelitian jangka panjang yang mengacu pada keracunan timbal. Kelompok Elizabeth O’Brien membaca artikel mengenai survei Mort Bay itu di surat kabar setempat. Balmain saat itu selain sebagai wilayah industri berat juga merupakan semenanjung tempat pemukiman, tepat di dekat Pelabuhan Sydney. Terdapat banyak tangki-tangki penyimpanan bensin di sekeliling pelabuhan dan terdapat sumber yang spesifik dari pencemaran timbal. Namun, penemuan itu menunjukkan masalah yang lebih luas. Membaca bahan survei Mort Bay, Bill Balding menyarankan kepada kelompok itu, melihat asal keracunan timbal yang meluas, bahwa hanya ada satu hal yang harus mereka lakukan. Bill berkata: “SPCC tidak bisa melakukan apa pun mengenai hasil tanah yang mengandung timbal itu. Segera periksakan anak-anak Anda”. Tak lama setelah Bill Balding mengumpulkan berbagai Makalah NSW mengenai Timbal. Kelompok itu akan selalu berterima kasih atas penilaiannya yang jujur mengenai penelitian yang terkenal itu dan saran-saran praktisnya. Elizabeth O’Brien memikirkan kata-kata Bill. Ia dan Greg telah melakukan tindakan-tindakan pencegahan ketika mereka memutuskan untuk tidak membeli rumah di Moonbie Street dan ia berkata pada dirinya: “Saya tidak perlu memeriksakan anak-anak saya.” Ia mempertimbangkan saran dari Bill selama dua bulan. Hingga pada suatu hari ia pulang dan mendapati bayi Harrison “membantu” sang Ayah berkebun. Ia terkena kotoran di dagunya. Elizabeth sangat marah. Tanah rumah mereka belum pernah diuji kadar timbalnya, sehingga si bayi pun harus diperiksa. Harrison lahir tanggal 22 September 1990. Pada bulan Oktober 1991, ia baru saja berusia dua belas bulan. Elizabeth yakin bahwa setengah dari jumlah anak-anak di daerah Mort Bay berada di daerah dengan konsentrasi timbal – atau yang lebih dikenal sebagai “titik sumber” pencemaran dekat depot bahan bakar, bengkel pipa, gardu listrik dan lapangan penuh rongsokan kapal. Media kota-kota besar tidak terlalu peduli mengenai masalah pencemaran timbal saat ini. Bagaimana ketidakpedulian masyarakat bisa dilawan jika media sendiri tidak menginformasikan dampak kesehatan dari pencemaran timbal?

Pemeriksaan Darah

ELIZABETH dan Greg memutuskan untuk memeriksakan darah ketiga anak mereka terkait pencemaran timbal. Saat itu tidak ada panduan yang tersedia secara umum atau saran mengenai bagaimana pemeriksaan itu dilakukan. Jadi, mereka mengatur agar pengambilan sampel darah dilakukan melalui Jason Bawden-Smith dan membawa bayi Harrison, Alex dan Eric ke rumah sakit dalam kota, Rozelle Hospital, di mana di sana ada seorang suster, yang juga seorang venipuncturist (seorang ahli dalam mengambil sampel darah pada anak-anak). Untuk menjamin pemeriksaan darah itu, pertama-tama mereka harus memiliki surat rujukan dari dokter umum. Setiap pemeriksaan menghabiskan biaya $30 – atau hanya $4 setelah potongan dari Medicare sebesar $26 diterima. Alex dan Eric sangat berani dalam memberikan sampel darah mereka. Bayi Harrison berbeda. Ia sangat tertekan dengan rasa sakit dari suntikan jarum dan berteriak dengan kuat ke telinga sang suster. Keluarga O’Brien harus menunggu selama dua minggu untuk mendapatkan hasil dari analisis darah. Elizabeth kembali ke GP dan diberitahu bahwa sampel darah Harrison “sedikit melebihi batas normal”. Apa maksudnya? GP saat itu memakai standard yang dulu disebut sebagai Standard Australia atau “tingkat kecemasan” dengan 25 mikrogram timbal per desiliter darah dan menyebutnya sebagai “normal”. Dalam kepanikannya, Elizabeth menemukan bahwa dengan menggunakan standard Australia pun anak bayi laki-lakinya memiliki kadar timbal yang tinggi dalam darah, sebesar 31 mikrogram per desiliter. Pada interpretasi “tingkat kecemasan” Amerika Serikat, Harrison O’Brien dalam kondisi keracunan timbal. Interpretasi GP dari laporan analis tersebut mengecewakan dan begitu pula dengan saran yang diberikan tentang bagaimana menghadapinya... “Mungkin Anda harus menamparnya jika ia meletakkan tangannya di mulut.” Elizabeth meninggalkan ruang dokter itu dan tidak pernah kembali lagi. Seperti itulah sifat dasar kebodohan yang mempengaruhi pengobatan di daerah pinggir kota. Analisis darah Eric menunjukkan kadar timbal dalam darah sebesar 13 mikrogram per desiliter sementara sampel darah Alex menunjukkan angka 14. Melalui pengetahuannya yang luas mengenai ahli dalam menginterpretasikan kadar timbal dalam darah, Elizabeth menemukan Dr Garth Alperstein, seorang lelaki asal Afrika Selatan yang menjalankan program penanganan timbal di kota New York. Alperstein bekerja untuk Pusat Pelayanan Kesehatan Daerah Sydney. Harrison saat itu baru berusia dua belas bulan. Semua penelitian menunjukkan bahwa, kecuali kadar timbal dalam darahnya dapat dikurangi hingga 10 – “tingkat kecemasan” versi Amerika Serikat – atau di bawahnya sebelum ia berusia dua tahun, maka risiko kerusakan permanen pada perkembangan intelektual anak akan tinggi. Dengan keberadaan Harrison di sana, jangan sampai ada waktu terbuang. Alperstein datang untuk mengadakan sebuah pertemuan di rumah Kerrie O’Donnell di Summer Hill dan kemudian mengunjungi rumah keluarga O’Brien. Ia menghabiskan lebih dari satu jam memeriksa kemungkinan sumber timbal – memeriksa langit-langit rumah dan halaman belakang yang dulunya halaman rumput, yang kemudian berubah menjadi tempat bermain sepeda anak-anak yang berdebu. Alperstein mencatat dengan penuh kelegaan tentang gundukan tanah di halaman depan, namun di dalam rumah ia memperhatikan dengan penuh kekhawatiran akan semua karpet di ruang keluarga dan ruang tidur. Mereka harus dibuang, sarannya. Untuk mencapai kadar timbal dalam darah anak di bawah 10 ketika pencemaran ada di sekitar Anda, merupakan mimpi buruk bagi para orangtua yang serupa dengan kekhawatiran yang berlebihan. Seorang anak bisa dengan penuh kasih sayang membelai binatang peliharaan keluarga yang baru saja bermain di halaman, dan dengan lugunya memindahkan partikel timbal ketika dengan tidak sengaja memasukkan jemarinya ke dalam mulut. Metode GP tentang penamparan jelas tidak dianjurkan – memindahkan sumber yang tidak terlihat adalah jawabannya. Mainan yang berserakan di seluruh rumah dan halaman harus sering dicuci. Karpet harus disedot, tetapi bukan pada saat si anak berada di sekitar situ, karena debu timbal yang tidak terlihat akan terangkat saat proses itu. Permukaan dinding, pintu dan dapur harus dilap setiap saat dan lantai dengan permukaan keras harus dipel basah dengan cermat setiap hari. Sebuah kesadaran baru akan kebersihan menjadi sangat penting. Hal itu akan membuat orang tua mana pun menjadi gila – namun perkembangan jangka panjang Harrison kini bergantung pada hal tersebut. Dewan Penelitian Medis dan Kesehatan Nasional Australia telah mengatur “tingkat kecemasan” akan kadar timbal dalam darah sebesar 25 mikrogram per desiliter di tahun 1987. Kurang dari sepuluh tahun sebelumnya, di tahun 1979, tidak ada “tingkat kecemasan” yang direkomendasikan. Sebagai ambang batas peraturan, ditetapkan 40 mikrogram. Kadar timbal dalam darah Harrison saat itu adalah 31, yang pada saat itu merupakan salah satu kadar tertinggi yang pernah diungkap oleh Jason Bawden-Smith. Akhirnya, terdapat sejumlah surat kabar lokal yang menaruh perhatian pada tes yang dilakukan Jason Bawden-Smith dan kelompok Unit Kesehatan Masyarakatnya terhadap lima puluh anak (dari wilayah Summer Hill). Ketika hasil-hasil tersebut datang, hasil Harrison merupakan yang tertinggi kedua. Berita ini hanya akan menambah beban untuk menjaga masa depan Harrison yang masih panjang. Disiplin yang dibutuhkan untuk memelihara kebersihan telah menambahkan beban kepada keluarga. Alperstein merekomendasikan suplemen zat besi tambahan untuk Harrison – Liquid Fergon. Zat besi mencegah masuknya timbal oleh sel darah merah, oleh karena itu, zat besi berperan sebagai faktor pencegah keracunan timbal lebih lanjut. Rumah itu pun diatur ulang untuk memerangi timbal. Alperstein melaporkan bahwa penelitian seorang penduduk di Australia Selatan, di Port Pirie, telah menemukan bahwa nilai IQ sebesar 7 poin dapat hilang untuk setiap 10 mikrogram timbal per desiliter yang ditemukan di dalam darah seorang anak. Profesor Anthony McMichael dari Adelaide University, telah memeriksa kadar timbal dalam darah dari 700 orang anak selama empat tahun pertama. Penelitian di Australia Selatan itu menegaskan survei epidemiologik yang membujur di seluruh dunia. Dampaknya pada perkembangan kecerdasan dapat dikurangi jika kadar timbal dalam darah dikurangi dalam kurun waktu yang sesingkat mungkin, untuk mengurangi akibat jangka panjang dari pencemaran timbal. Karena publikasi yang dilakukan oleh Elizabeth O’Brien, seorang konsultan medis yang dipekerjakan oleh Associated Octel, produsen zat timbal tambahan pada bensin yang terbesar di dunia, menawarkan bantuannya dalam mengawasi Harrison. Elizabeth dan Greg menolak tawaran itu, meskipun sang konsultan bersikukuh bahwa ia termotivasi oleh kepedulian yang tulus. Keluarga O’Brien berusah keras mempertahankan kebersihan selama enam bulan. Saat itu sepertinya semua terlihat berlebihan, apalagi anak-anak menangis minta perhatian dan bermain, sementara kedua orang tua mereka berusaha memastikan semua tugas pembersihan, pengelapan, pengepelan, dan pencucian telah selesai dilakukan. Setelah enam bulan, darah Harrison diperiksa kembali. Analisisnya menunjukkan beberapa keberhasilan dari usaha-usaha yang telah dilakukan. Kadar timbal dalam darah Harrison telah turun dari 31 ke 17 mikrogram timbal per desiliter. Namun, hal ini tidak terlalu menggembirakan. Hal ini menunjukkan bahwa akibat jangka panjang sepertinya tak terhindarkan, sebagai penjelasan akan tingkat penurunan kadar timbal dalam darah yang lambat. Elizabet masih merasakan “rasa bersalah yang besar dari seorang Katolik”, karena telah menunda pemeriksaan kadar timbal dalam darah Harisson selama dua bulan. Ia tidak akan pernah tahu apakah kadar timbal dalam darah Harrison lebih tinggi, sama saja, atau bahkan lebih rendah pada saat usianya sepuluh bulan. Alperstein melaporkan bahwa analisis Organisasi Kesehatan Dunia dari penelitian-penelitian jangka panjang terbaru menyatakan bahwa dua pertiga nilai IQ akan hilang setiap 10 mikrogram timbal per desiliter darah. Dan, sebuah penelitian di New York menemukan bahwa, jika Anda menurunkan kadar timbal dalam darah pada bayi hingga di bawah 10, maka “tingkat kecemasan” selama dua tahun pertama dalam hidupnya, dampak jangka panjang pada perkembangan kecerdasannya dapat dihilangkan. Sampai tahap ini, Harrison berusia delapan belas bulan. Pertarungan masih berjalan. Karpet-karpet itu harus dibuang. Namun, tidak ada gunanya memoles lantai lama di rumah. Celah-celah antara papan lantai jelas merupakan pusat berkumpulnya partikel timbal. Elizabeth meminjam uang sebesar $10,000 dari ibunya, Noela, dan menutup semua lantai di rumah tersebut dengan lantai gabus kayu datar. Karpetnya yang diresapi timbal dari pengelupasan cat rumah dan kelupasan karena udara, seharusnya direndam dengan air dahulu sebelum ditarik keluar. Namun, tidak ada seorang pun di sekelilingnya yang memberitahu Elizabeth akan hal itu dan kadar timbal dalam darah Harrison sedikit demi sedikit mulai meningkat pada saat pergantian karpet, sebelum akhirnya kembali turun. Elizabeth belajar bahwa kita dapat mendeteksi keberadaan dari partikel timbal. Kita dapat melihat debu hitam pekat di kaca jendela di pinggir jalan yang padat dengan mobil dan truk yang melewati jalan itu. Jika kita menyeka debu ini dengan jemari, akan terlihat tanda hitam berminyak di kuku Anda. Itulah timbal, berat, tidak bisa dihilangkan, timbal yang sangat beracun. Dan kenyataan yang mengerikan adalah timbal ada di mana- mana di kota besar. Kota telah meracuni anak-anak kita. Kemewahan modern berupa mobil merupakan jebakan racun dengan gas buangan yang tidak terlihat namun berbahaya. Pada tahun 1991 di Australia, dengan segala penelitian di dalam dan luar negeri yang ada, tidak ada satu hal pun yang dilakukan untuk memberi peringatan pada masyarakat. Perusahaan-perusahaan minyak yang mencampurkan timbal dalam bensin, yang berdalih dengan tujuan untuk meningkatkan performa kendaraan, tidak melakukan kewajiban pro-aktif atau pun pre-emptif terhadap dampak gas buangan bensin yang merusak kesehatan. Waktu hampir habis untuk Harrison O’Brien. Kebersihan alat-alat rumah tangga tetap dipertahankan lebih lanjut untuk mengurangi kadar timbal dalam darahnya, yang bertahan di angka 15 mikrogram per desiliter darah sejak ia berusia dua hingga menginjak usia tiga tahun. Melihat kemungkinkan tingginya kadar timbal di dua belas bulan pertama dalam hidupnya, kondisi Harrison bisa saja lebih buruk, namun tekanan bagi keluarga karena tidak bisa mengurangi kadar timbal dalam darah hingga di bawah “tingkat kecemasan” versi AS, sangat menyiksa hati. Sakit hati Elizabeth O’Brien terhadap ketidakpedulian GP-nya dan kesalahan penafsiran data dari pemeriksaan darah sang anak merupakan suatu titik awal. Sejak saat di mana kadar timbal dalam darah Harrison mencapai angka 31, seorang aktivis perkotaan pun terbentuk. Namun, beberapa orang masih yakin bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan hasil 31 mikrogram. Gejala penyakit hanya muncul, katanya, pada saat kadar timbal dalam darah mencapai angka 45 ke atas. Penafsiran kadar timbal di atas 70 mikrogram dapat menyebabkan sakit perut yang parah atau susah makan dan tidur, diare atau susah buang air besar pada orang dewasa, sementara anak kecil dengan kadar timbal dalam darah sebesar 70 atau lebih akan memiliki perilaku “sangat agresif”. Namun, timbal secara umum adalah racun tersembunyi yang masuk melalui peredaran darah ke seluruh organ dalam tubuh, bahkan ke tulang kerangka dan jaringan otak. Keracunan timbal sebetulnya memang sebuah epidemi yang sunyi. Namun epidemi ini masih tidak diperhatikan oleh undang-undang dan peraturan kesehatan. Penyakit menular diperhatikan, dan seharusnya juga perlindungan terhadap masyarakat. Namun, bukan keracunan timbal.

Kelompok Peduli Pencemaran Timbal

PADA akhir tahun 1991, Elizabeth O’Brien tetap bertahan di jejaring yang dibangun secara mandiri oleh masyarakat Australia dengan kepedulian utama pada pencemaran timbal terhadap anak-anak. Mereka mengadakan pertemuan di ruang depan keluarga O’Brien yang dilapisi lantai gabus kayu, dipel basah dan membentuk LEAD Group Inc. – kependekan dari Rancangan Pendidikan dan Pengurangan Pencemaran Timbal (Lead Education and Abatement Design, LEAD). Dengan bebas mereka menggunakan sarana pengolah kata keluarga O’Brien dan mulai bekerja, menyebarkan bahan-bahan mereka melalui masyarakat setempat dan media setempat. Dengan adanya kebutuhan untuk mendapatkan dana untuk kampanye mereka melalui berbagai kesempatan, Elizabeth meminta Canon Corporation untuk menyumbangkan sebuah mesin fotokopi, tak lama setelah salah seorang staf mereka meninggal akibat gagal ginjal karena keracunan timbal yang dideritanya sejak masih kanak-kanak. Canon menyumbangkan mesin fotokopi dan kesepakatan pemberian jasa secara gratis yang sampai sekarang masih mereka berikan. Mereka membuat sebuah pertemuan publik dan sekitar dua puluh orang datang dan berkumpul di ruang keluarga O’Brien. Mereka meminta para ahli ilmiah membentuk Dewan Penasihat Teknis (Technical Advisory Board) dari Kelompok LEAD untuk menangani keanggotaan mereka yang terus bertambah. Elizabeth dan rekan-rekan kerjanya bekerja tanpa bayaran atau pun penghargaan untuk mengingatkan para orang tua di Sydney dan para penelepon dari dalam kota dengan saran-saran praktis tentang bagaimana mereka bisa mengurangi dampak dari timbal; bagaimana melakukan pemeriksaan darah; bagaimana menafsirkan hasilnya apabila laboratorium patologi Sydney tidak mau memberikan penafsiran tertulis. Tak lama kemudian, Kelompok LEAD menghasilkan tujuh rencana pokok bagi para orang tua di Sydney tentang bagaimana mereka melindungi anak-anak mereka dan mulai mencari tahu mengenai praktik-praktik perusahaan minyak dan perkembangan jumlah jalan raya dan mobil di Australia. Mereka menemukan bahwa cat bertimbal telah pelan-pelan dihapuskan dari pasar Australia sejak tahun 1970. Namun, tetap ada masalah besar dengan cat bertimbal yang telah digunakan di rumah-rumah selama berpuluh-puluh tahun. Para perombak rumah harus diberi tahu mengenai dampak dari pencemaran timbal ketika mereka harus mengelupas dinding mereka untuk dicat ulang. Cat bertimbal merupakan “titik sumber” pencemaran dalam rumah. Kelompok LEAD mengeluarkan saran mengenai bagaimana mendekontaminasi rumah-rumah dengan cat bertimbal. Pengeringan dengan pasir tidak dilakukan lagi. Hanya metode cat basah yang tidak menyebarkan debu atau serpihan yang direkomendasikan. Setiap hari pengetahuan mereka meningkat dengan sangat pesat melalui jaringan yang terdiri dari para amatir dan ilmuwan. Ada beberapa hari di mana telepon berbunyi dengan informasi yang menarik maupun mengganggu. Aspek yang paling mengganggu adalah ternyata Australia berada di balik negara berkembang lainnya dalam hal kebijakan kesehatan masyarakat berkaitan dengan masalah timbal. Mereka menemukan bahwa pada tahun 1985, Pemerintah Jepang telah memerintahkan larangan menyeluruh atas penjualan bensin bertimbal dan sejak tahun 1992, Amerika telah mengurangi jumlah timbal dalam bensin hingga 0.026 gram timbal per liter. Di Sydney, kadar timbal yang ditambahkan dalam bensin adalah sebesar 0.4 gram per liter – 16 kali lebih besar dari kadar di Amerika Serikat. Di beberapa bagian di Australia, diperbolehkan kadar timbal 32 kali lebih besar dari kadar di Amerika Serikat. Di awal tahun 1992, Kelompok LEAD mendapati bahwa meskipun pengenalan penggunaan bensin tanpa timbal di Australia sudah dimulai sejak tahun 1985, namun 60% dari pasar masih menggunakan bensin bertimbal, dibandingkan dengan hanya 1% di Amerika Serikat. Ketidakpedulian merupakan musuh yang harus dikalahkan. Saat ini Elizabeth O’Brien merupakan seorang promotor yang bergerak dari ruang depan rumah mereka di Dulwich Hill. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, rak yang dipasangnya di dinding ruang itu sudah dipenuhi dengan koleksi makalah-makalah ilmiah dan buku-buku mengenai toksikologi dan pencemaran timbal. Telepon mulai berbunyi dengan para penanya yang bermukim tak jauh dari situ dan dari tempat lain di kota Sydney, dari pedesaan, dari dalam kota dan hingga akhirnya dari luar negeri. Di satu tahap, kelompok itu mulai mencetuskan ide untuk menamai proyek kampanye mereka PARABLE – kependekan dari Para Orang Tua dan Renovator Melawan Pencemaran Darah yang Berlebihan (Parents and Renovators against Blood Level Excesses). Di dunia persaingan usaha, persaingan penggalangan dana dan persaingan yanglayak lainnya, nama itu dianggap terlalu sulit dipahami dan sangat berbau Alkitab. Masyarakat membutuhkan pendidikan. Mengenai hal itu tak perlu diragukan lagi. Tetapi, pemerintah juga membutuhkan pendidikan. Kegiatan yang dihasilkan dari masalah Thomas Thoms telah memaparkan fakta bahwa panduan dan peraturan tidaklah cukup, dan lembaga yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari pencemaran lingkungan tidak memiliki pengetahuan maupun kemauan.

Kampanye

Kelompok LEAD dan para anggotanya memutuskan untuk memulai strategi kampanye di akar rumput, sambil tetap memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pada waktu yang bersamaan mereka juga tergerak untuk membangun hubungan dengan para politisi secara langsung, dalam usaha untuk meningkatkan kesadaran. Mereka mengeluarkan pernyataan di media, namun hanya sedikit yang menaruh minat. Jasa bimbingan yang diberikan oleh Kelompok LEAD menjadi sangat penting dalam keputusan yang diambil oleh banyak orang yang dihadapkan dengan pencemaran timbal di rumah mereka. Kelompok LEAD akan menafsirkan analisis kadar timbal dalam darah dan menyarankan gerakan kebersihan yang ketat untuk melawan proses peracunan timbal dan merujuk masyarakat kepada siapa pun yang bisa membantu mereka. Pada tanggal 19 Mei 1992, Kelompok LEAD memulai lobi politik mereka melalui surat ke jajaran politisi tingkat atas – di kasus Australia saat itu adalah Menteri Lingkungan Negara-Negara Persemakmuran, Ros Kelly. Surat itu meminta sang Menteri untuk memerintahkan Badan Perlindungan Lingkungan Negara-Negara Persemakmuran untuk melakukan analisis terhadap keuntungan biaya dari pengurangan risiko timbal di lingkungan rumah tangga dan membangun strategi untuk menghilangkan peracunan timbal pada anak-anak. Surat itu juga meminta Dewan Kesehatan Nasional dan Penelitian Medis untuk menurunkan “tingkat kecemasan” kadar timbal dalam darah hingga 10 mikrogram per desiliter seperti yang sudah diatur di Amerika Serikat. Surat itu meminta EPA mengesampingkan infrastruktur untuk menangani ribuan kasus individual yang dapat diungkap dengan menyaring targetnya, yaitu anak-anak yang berisiko. Kelompok LEAD meminta jaminan dari Menteri bahwa peraturan hukum akan disusun dan program pendidikan masyarakat akan dilakukan untuk menghapus penggunaan bensin bertimbal, dan bahwa uang yang rencananya akan digunakan untuk perbaikan kota akan disalurkan untuk proses dekontaminasi timbal di lahan-lahan yang terkontaminasi. Kelompok LEAD mengutip penelitian terkini yang menyebutkan bahwa saat ini keracunan timbal merupakan masalah kesehatan anak yang paling umum dan dapat dicegah.

Kekhawatiran akan dampak yang tidak bisa dielakkan pada fungsi sistem syaraf pusat pada kadar timbal dalam darah serendah 10 ug/dL berdasarkan pada tes percobaan dan epidemiologi yang teliti – Pusat Pengawasan Penyakit Menular, Oktober 1991. Dr. Geoffrey Duggin, Kepala Bagian Toksikologi, di Royal Prince Alfred Hospital di Sydney, meramalkan bahwa 40% dari anak-anak yang berusia 12 hingga 48 bulan yang tinggal di daerah kota tua di Australia memiliki kadar timbal dalam darah lebih dari 10 ug/dL – ABC, 7.30 Report 23.3.92.

Surat yang ditujukan kepada Ros Kelly akhirnya membawa Kelompok LEAD kepada Pemerintah Federal, kendati terdapat kesalahan-kesalahan yang dilakukannya dalam hal pembagian dana bantuan, namun campur tangan Menteri Kelly dalam penanganan keracunan timbal pada anak-anak merupakan sumbangsih bersejarah kepada kesehatan anak-anak di Australia. Dibutuhkan waktu lima bulan bagi kelompok Elizabeth O’Brien Kelompok LEAD untuk mencapainya. Sementara itu, Kelompok LEAD menjalin kerja sama dengan kelompok-kelompok peduli lingkungan lainnya, yang paling dikenal adalah Greenpeace, sebuah organisasi lingkungan berskala internasiaonal yang terkenal. Ros Kelly bertemu dengan perwakilan beberapa orang yang sangat tertarik dengan topik pencemaran timbal yang diprakarsai oleh Kelompok LEAD, termasuk Lynette Thorstensen dari Greenpeace dan Theresa Gordon, seorang pendukung lingkungan dari NO-LEAD, sebuah kelompok dari Newcastle yang mewakili kelompok masyarakat Australia yang terkena dampak dari pusat sumber timbal, seperti tambang dan tempat peleburan besi. Penasihat Ros Kelly mengenai topik itu, Paul Bainton dari Badan Perlindungan Lingkungan, merupakan tokoh penting yang berpengaruh dari apa yang akan terjadi kemudian. Dengan Menterinya, strategi dibuat dengan tujuan mengganti sebanyak dan secepat mungkin, mobil-mobil di Australia untuk menggunakan bahan bakar tanpa timbal. Diiperkirakan sekitar 30% dari jumlah mobil (dibuat sebelum tahun 1986) secara teknis dapat digunakan dengan bahan bakar tanpa timbal, dan karenanya dapat menurunkan kadar timbal di udara di seluruh negeri. Pertemuan dengan Ros Kelly juga menghasilkan sebuah rencana yang kemudian dikenal sebagai Konferensi Meja Bundar tentang Timbal pada tahun 1993. Proses meningkatkan kesadaran Pemerintah Federal dan para badan yang bertanggung-jawab akan perlindungan terhadap kesehatan masyarakat sangat parah dan lamban. Para badan- badan terkait tersebut sangat cepat dalam membuat alasan-alasan namun sangat lamban dalam bergerak menerapkan strategi apa pun. Pada tanggal 10 Juni 1993, lebih dari setahun setelah surat dari Kelompok LEAD kepada sang Menteri, Pemerintah Federal menurunkan “tingkat kecemasan” kadar timbal dalam darah dar 25 dan menetapkan 10 mikrogram per desiliter dari darah sebagai target nasional dibawah yang harusnya kadar orang-orang Australia kebanyakan, terutama nol untuk anak-anak usia empat tahun. Seminggu sebelum Konferensi Meja Bundar tentang Timbal ada sesua terobosan media, seorang wartawan Kate Legge, tulisan di the Weekend Australian melaporkan:

Elizabeth O’Brien bukanlah Karen Silkwood. Ia tidak kabur sebelum pertemuannya untuk memberikan keterangan kepada wartawan mengenai risiko kesehatan dari industri nuklir. Namun kampanyenya yang hanya memikirkan tujuannya sendiri untuk membersihkan lingkungan dari timbal telah mengesampingkan kepentingan-kepentingan komersial yang kuat. Timbal tidak seseksi Plutonium. Tidak pernah ada cerita kambing berkepala dua merumput di sekitar lahan-lahan yang tercemar. Tidak pernah ada cerita mengenai cacat lahir, atau kanker yang mematikan mengganggu masyarakat yang tinggal di sekitar situ. Di jumlah yang sangat besar, timbal dapat mematkan, namun inilah pengecualian. Di tingkatan- tingkatan yang lebih rendah, yang lebih umum terekam adalah adanya bukti bahwa kerusakan itu mungkin tidak terlihat dan tersembunyi. Hal itu tidak membuat tubuh cacat. Ia melumpuhkan sistem syaraf pusat. Mengurangi IQ. Ketakutan akan kelaparan yang dialami oleh orang-orang Ethiopia dan penderitaan akibat perang di Bosnia makin menyulitkan kita untuk lebih waspada akan ancaman dari pelambanan perkembangan kecerdasan. Namun dalam persaingan ekonomi global di mana otak lebih dipentingkan ketimbang kekuatan fisik diperkirakan hingga lima puluh persen dari anak-anak di Australia mungkin melebihi ambang batas internasional menunjukkan adanya kemungkinan cacat mental secara nasional.

Artikel Legge datang bertepatan dengan konferensi meja bundar. Artikel itu menelaah penelitian ilmu pengetahuan terbaru di Australia dan, yang paling penting, mengungkapkan apa yang mendasari penolakan kaum industri timbal terhadap pengurangan bensin bertimbal secara perlahan yang merupakan agenda dalam konferensi itu. Legge mengutip juru bicara kepala Associated Octel Bill Perreau di dalam penjelasan yang “jujur namun sangat memperdaya” tentang apa yang melatarbelakangi tindakan perusahaan.

Bisnis adalah bisnis dan 70% dari laba tahunan Octel sebesar $700 juta terkait dengan bensin bertimbal. Perusahaan itu mencoba mengalihkan dengan lamban, seperti yang dikatakan oleh Perreau: “Kami butuh waktu untuk mendanai akuisisi-akuisisi itu, atau kami keluar dari bisnis ini dengan kerugian yang besar.”

Di situlah di harian The Weekend Australian terjadi masalah. Legged berpendapat bahwa perdebatan mengenai bensin bertimbal itu telah berubah menjadi “panas” secara positif. Legge melaporkan:

Palm de Silva, seorang ilmuwan yang memiliki firma penelitian di bidang kesehatan kerja, bersikap skeptis mengenai tuntutan bahwa tingginya timbal dalam darah menyebabkan turunnya IQ. “Selalu ada sisi lain dari sebuah cerita,” katanya. “Alasan mengapa ada hubungan antara timbal dalam darah dan IQ bukanlah karena kadar timbal dalam darah namun karena IQ yang lebih rendah menyebabkan adanya timbal dalam darah. Anak-anak yang memiliki IQ lebih rendah cenderung lebih lamban dalam mengurangi kebiasaan memasukkan barang- barang ke dalam mulut mereka.”

Dilaporkan juga adanya kesalahan besar dalam data dasar penelitian mengenai timbal karena adanya metodologi yang berbeda. Namun, tulis Legge, keberatan semacam itu tidak mengubah konsensus internasional bahwa serendah apa pun kadar timbal dalam darah akan merusak kesehatan anak-anak. Artikel itu juga mengutip Rod Corinaldi, seorang juru bicara untuk Badan Petroleum Australia (Australian Institute of Petroleum ). Ia dilaporkan tidak mau mengubah pendapatnya bahwa pengungkapan kasus timbal ini seharusnya mendapatkan semua perhatian itu. Dengan mengacu secara pribadi pada Elizabeth O’Brien, Corinaldi dikutip oleh Legge mengatakan:

“Masalah ini ditunggangi oleh orang-orang yang tidak berhubungan dengan agenda kesehatan masyarakat yang lebih luas,” katanya. Corinaldi yakin bahwa lawan-lawannya telah kehilangan alur. “Ilmu pengetahuan yang sukar tidak mendapatkan kepercayaan dari kelompok yang termotivasi secara politik dengan kepedulian yang tulus. Anak Elizabeth O’Brien memiliki kadar timbal yang tinggi. Saya turut prihatin karenanya, tetapi ia mencoba menyelesaikan masalah anaknya dengan biaya sosial yang sangat besar.”

Kate Legge memberikan kata-kata terakhirnya kepada sang aktivis:

O’Brien tidak akan menggubrisnya. Ia berkata, apa pun yang terjadi saat ini untuk menyembuhkan dampak yang merugikan dari kadar timbal dalam darah anaknya, sudah terlambat. “Saya berjuang untuk generasi yang akan datang,” katanya.

Konferensi Meja Bundar

PADA tanggal 29 Juli 1993 di Parlemen, Canberra, 160 orang undangan dari perwakilan, penasihat dan pengamat dari negara bagian dan pemerintah federal, industri perminyakan, badan-badan pembuat kebijakan dan kelompok konsumen berkumpul. Tidak ada yang bisa mengatakan bahwa mereka tidak diberi tahu. Ros Kelly membuka Konferensi Meja Bundar mengenai Timbal dalam Bensin dengan pidato yang telah disiapkan sebelumnya. Namun, terlepas dari keterlibatannya dalam diskusi, sang Menteri membaca saja apa yang tertulis di dalam pidatonya, bahwa terdapat dampak yang merugikan untuk kesehatan akibat gas buang timbal dari bensin. Menteri Kelly berkata:

Tujuan dari pertemuan kita pada hari ini adalah untuk membicarakan mengenai bagaimana kita, sebagai bangsa, dapat mengurangi jumlah timbal dalam bensin dan meningkatkan penggunaan bensin tanpa timbal. Dengan cara ini, kita bisa mulai menyelesaikan masalah yang sangat serius yang kita punya, di mana sejumlah besar anak-anak di Australia terkena dampak timbal. Dalam membahas masalah ini, prioritas utamanya adalah kesehatan anak- anak Australia. ... Anda semua berada di sini karena pengetahuan yang Anda punya dan tanggung jawab Anda yang penting berkaitan dengan masalah timbal. Sebagian besar dari Anda telah terlibat secara penuh dalam membangun dan menerapkan program-program untuk mengurangi penggunaan timbal, baik di tingkat nasional maupun tingkat lokal.

Menteri Kelly pun kemudian meminta respon dari mereka yang berkumpul hari itu secara nasional:

Masalah timbal dalam bensin bukanlah hal baru. Delapan tahun yang lalu, Australia memutuskan untuk mengurangi timbal dalam bensin secara keseluruhan. Semua mobil baru yang diimpor maupun diproduksi di Australia sejak tahun 1986 telah disyaratkan untuk menggunakan bahan bakar tanpa timbal.

Masalah kesehatan yang sangat mendesak itu mensyaratkan pengurangan secara bertahap penggunaan timbal dalam bensin. Sang Menteri mengajukan lima buah penawaran kepada para peserta konferensi untuk menghindari perdebatan yang berlarut- larut dan untuk mengambil tindakan sesegera mungkin. Namun, Pernyataan Konsensus yang dihasilkan di akhir konferensi itu, meskipun termasuk langkah maju yang sangat baik, sangat mengecewakan Elizabeth O’Brien. Selain tidak adanya batas waktu yang pasti untuk menghapus penggunaan bensin bertimbal secara menyeluruh, juga tidak ada tekanan secara hukum pada industri perminyakan, yang baru akan melakukan pengurangan setelah dipaksa.

Pernyataan Konsensus

ƒ Disepakati bahwa ada beberapa alasan kesehatan yang sangat masuk akal untuk mengurangi timbal dalam bensin. Untuk melakukannya, harus ada dasar yang utama dalam strategi penghapusan timbal secara nasional. ƒ Terdapat dukungan yang besar untuk pendekatan secara nasional dengan pengakuan dari negara bagian/regional. Terdapat kesepakatan yang universal bahwa masalah itu sangat serius dan memerlukan tindakan yang segera dari semua pihak yang terkait. ƒ Terdapat kesepakatan bahwa bensin yang bersumber dari Victoria dan NSW bergerak ke level 0.2 g/L pada akhir tahun 1994, dan di negara bagian lainnya level bergerak ke angka 0.3 g/L pada akhir tahun 1994 dan berusaha mencapai angka 0.2 g/L pada tahun 1995, apabila kebutuhan oktan dapat dikurangi secara signifikan. Sangatlah membangkitkan semangat mengetahui bahwa perusahaan-perusahaan perminyakan telah memberikan komitmennya untuk menurunkan level penggunaan timbal hingga 0.2 g/L pada akhir tahun 1995. Pengurangan secara menyeluruh harus dapat tercapai secepat dan sepraktis mungkin. ƒ Terdapat dukungan yang signifikan untuk mengurangi tingkat oktan dalam bensin bertimbal sampai angka 96 di tahun 1994 (atau bahkan lebih rendah lagi), untuk mempercepat pengurangan timbal dengan pemahaman bahwa dampak dari pengurangan itu telah diperkirakan lebih lanjut untuk masa kini dan masa yang akan datang. ƒ Terdapat dukungan dilakukannya penelitian yang mendesak mengenai kemungkinan dan dampak dari penggunaan zat tambahan seperti MTBE (methyl tertiary butyl ether) sebagai pengganti timbal. ƒ Terdapat kesepakatan tentang kampanye pendidikan nasional yang sasaran utamanya para konsumen dan pelaksana stasiun pengisian bahan bakar, yang akan dilakukan sebagai inisiatif bersama antara pemerintah, industri, perserikatan dan masyarakat serta serikat dagang dengan fokus utama pada masalah kesehatan dan informasi yang diperoleh. Ada pula dukungan yang mengusulkan penggantian nama Super menjadi Bensin Bertimbal. ƒ Tanpa menunda dilakukannya tindakan, terdapat dukungan untuk penelitian yang selektif dalam kemitraan dengan industri dan badan-badan terkait lainnya, seperti NHMRC mengenai kelalaian dan penyebaran kadar timbal dalam darah untuk memantau keefektifan intervensi yang telah dilakukan. ƒ Perlu ditetapkannya pembedaan harga sangat ditekankan oleh banyak peserta. Dampak dari persamaan ekonomi sangat diperhatikan. Pentingnya unsur pendorong dalam paket keseluruhan, dan fakta bahwa biaya yang diperlukan untuk membuat bensin bertimbal kini lebih besar dari bensin tanpa timbal mulai disadari. Pembedaan harga antara 2c dan 5c per liter ditelaah lebih jauh lagi. Meskipun kelompok masyarakat, di Victoria dan beberapa kelompok industri sangat mendorong masalah pembedaan harga, beberapa negara bagian dan pemerintah daerah menegaskan keberatan mereka. ƒ Perlunya pemantauan terhadap dampak dari tindakan yang dilakukan dan untuk menilai ulang strategi di dalam waktu dua belas bulan ke depan sangat ditekankan. Di titik itu, strategi-strategi modifikasi kendaraan dan kemungkinan mengganti kendaraan harus mulai dipertimbangkan. ƒ Pilihan transportasi publik juga diangkat sebagai masalah yang harus diperhatikan. ƒ Disepakati bahwa penelitian tentang bagaimana penggunaan premium ULP dapat mengurangi penggunaan timbal dalam jangka waktu yang lebih panjang, akan sangat berguna. ƒ Akhirnya, disepakati bahwa semua pemerintah daerah akan bekerja sama dalam rangka pembangunan Strategi Pengurangan Timbal Nasional, termasuk di dalamnya strategi-strategi yang tepat untuk perbaikan wilayah dengan masalah timbal yang khusus.

Akhirnya Australia akan keluar dari perilaku eksploitatif mereka terhadap dunia ketiga, dan akan lebeih memperhatikan masalah peracunan timbal pada anak-anak – atau sepertinya begitu. Di dalam konferensi meja bundar, empat puluh enam orang yang hadir diberi kesempatan untuk bicara, termasuk Elizabeth O’Brien yang memperdebatkan masalah pajak dari pembedaan biaya akan digunakan untuk strategi pengurangan timbal nasional. Perwakilan dari Komisi Kesehatan Australia Selatan memaparkan hasil dari enam belas survei yang telah dilakukan terkait pencemaran timbal di sekitar pabrik pembuat besi dan tambang-tambang. Setiap perusahaan perminyakan yang besar diwakili oleh orang-orang di tataran senior: Ampol, BP, Shell, Caltex dan Mobil. Para menteri dan birokrat senior dari pelbagai negara bagian dan wilayah tidak turut menandatangani komunike yang dibuat. Elizabeth O’Brien hadir di konferensi itu sebagai perwakilan dari organisasi berskala nasional, Forum Kesehatan Konsumen (Consumers Health Forum, CHF). Theresa Gordon mewakili Greenpeace. Dibutuhkan surat kepada sang Menteri dan penantian selama lima bulan untuk bisa bertemu dan setahun lagi sebelum semua kelompok yang berkepentingan di Australia dapat dipertemukan untuk mengatasi masalah itu. Namun, apa yang paling mengecewakan adalah penolakan pada konferensi meja bundar itu untuk menentukan batas waktu pengurangan bensin bertimbal di Australia. Secara signifikan, komunike hanya membuat pihak-pihak yang hadir untuk melakukan: “penghapusan penggunaan timbal secepat dan sepraktis mungkin”. Elizabeth O’Brien tetap kecewa ketika dihadapkan dengan bukti-bukti ilmiah yang luar biasa akan dampak dari pencemaran timbal pada anak-anak, namun pihak-pihak pembuat kebijakan, pemerintah dan perusahaan perminyakan tidak memperjuangkan jalan keluar tercepat yang murah untuk menanggulangi pencemaran timbal. Pemerintah Federal tidak siap untuk membuat undang-undang tanpa kesepakatan industri. Pendidikan dan kampanye-kampanye melalui iklan disetujui. Pembedaan harga antara bensin bertimbal dan yang tidak adalah taktik yang bagus. Sampai pertengahan tahun 1996, jumlah selisih pembedaan harga mencapai lebih dari $350 juta, sedikit lebih mahal daripada yang digunakan untuk penghapusan timbal. Namun, hanya melalui peraturan perundang-undangan sajalah lebih banyak anak dapat diselamatkan dari pencemaran timbal. Dan kurangnya kemauan untuk membuat sebuah batasan mengenai tingkat pencemaran yang terjadi di sebuah negara, dengan armada kendaraan yang diperkirakan merupakan salah satu yang tertua di dunia barat. Orang-orang Australia tetap menggunakan kendaraan tua mereka dan mereka semua menggunakan bensin bertimbal. Di dalam konferensi itu, perusahaan-perusahaan perminyakan telah melobi dengan keras supaya tidak ada pernyataan batas waktu penghapusan timbal. Mereka telah memenangkan bagian itu, tetapi paling tidak masalah itu telah naik ke permukaan dan terus berjalan. Elizabeth O’Brien dan para pendukungnya telah bergeser fokusnya dari batas waktu penghapusan timbal menjadi batas waktu terakhir penjualan bensin bertimbal pada tahun 1995. Pergeseran itu ditolak setelah lobi yang sangat intensif dari perwakilan perusahaan perminyakan pada waktu rehat. Para pelobi terlihat sangat senang dan sedikit sombong ketika tidak adanya batas waktu yang ditetapkan dalam komunike akhir. Negara-negara lain tidak memiliki kendala dalam mengatur batas waktu: Amerika Serikat telah menetapkan tahun 1995 sebagai tahun terakhir penghapusan bensin bertimbal; Kanada tahun 1993; Austria tahun 1991; dan Selandia Baru tahun 1996. Pada saat kampanye periklanan untuk membujuk para pemilik mobil agar memakai bahan bakar bensin tanpa timbal, terdapat pekerjaan yang lebih banyak lagi bagi Kelompok LEAD di ruang depan rumah Elizabeth O’Brien di Dulwich Hill. Buletin berita yang harus diterbitkan, analisis kadar timbal dalam darah harus diinterpretasikan, rujukan-rujukan harus diberikan pada para orang tua yang khawatir, pemeriksaan dari rumah ke rumah, dan nasihat mengenai dekontaminasi timbal juga harus diberikan. Kelompok itu telah bekerja secara suka rela selama berbulan-bulan. Telepon di kantor itu terus-menerus berdering. Daftar pelanggan buletin berita terus bertambah. Pada tahun 1994, Pemerintah Federal memberikan $10,000 pada Kelompok LEAD untuk membantu biaya administratif, dan $150,000 pada tahun 1995. Jumlah itu cukup untuk mempekerjakan tiga orang. Menteri Ros Kelly memperoleh uang itu dari anggaran Strategi Penghapusan Timbal Nasional setelah disetujui oleh Kabinet Federal. Jaringan aliansi Elizabeth O’Brien telah berkembang dengan sangat pesat sejak konferensi meja bundar itu. Kini jaringan itu termasuk Dr Diane Horvath dari Dewan Kesehatan Nasional dan Penelitian Medis, yang telah dengan penuh semangat memberikan pidatonya mengenai dampak bagi kesehatan dari tingginya kadar timbal dalam darah. Ide-ide lain untuk mengatasi masalah telah muncul, termasuk sebuah program pertukaran kendaraan bekas atau skema pemberian “uang untuk besi rongsokan” bagi para orang Australia yang miskin, atau mereka yang dikenal oleh para ahli ekonomi sebagai orang-orang dengan latar belakang sosio-ekonomi yang rendah, sebuah insentif untuk meningkatkan performa kendaraan mereka. Penekanan itu juga diterapkan untuk program Pemerintah Federal untuk Kota yang Lebih baik (Federal Government’s Better Cities program), di mana bagi sebagian besar orang hal itu hanyalah perdebatan estetis seputar perancangan kota dan pembuatan jalan bebas hambatan, ketimbang membuat kota menjadi tempat yang lebih sehat untuk ditinggali. Kendati terdapat bukti-bukti kuat yang menunjukkan bahwa mobil telah meracuni anak-anak kita, pemerintah tidak siap untuk memikirkan jalan keluar lain bagi masalah perkotaan yang cukup besar ini. Beberapa kota besar telah mencoba beberapa solusi inovatif. Toronto di Kanada telah merancang ulang sistem transportasi umumnya untuk menjawab kecemasan konsumen akan keamanan dan kenyamanan. Transportasi umum di sana telah dibuat lebih aman dengan frekuensi yang lebih sering dan terintegrasi pada persimpangan bis/kereta/trem/taksi untuk memberikan pelayanan yang lebih baik. Masih banyak yang harus dilakukan untuk mendidik masyarakat. Ros Kelly telah mengangkat isu seputar strategi penghapusan bertimbal di dalam Kabinet Federal, di mana anggaran untuk strategi itu ditetapkan sebesar $4 juta-$5 juta, yang akan dipergunakan untuk kampanye pendidikan mengenai penggunaan bensin tanpa timbal. Iklan-iklan televisi yang dibintangi oleh aktor Australia Gary Sweet mengajak para pengendara motor untuk mengambil langkah yang tepat dan berganti pada bensin tanpa timbal, sehingga anak-anak tidak akan terluka. Ada sekitar 150 model dari mobil-mobil pra-1986 dalam daftar yang bisa menggunakan bensin tanpa timbal dengan segera tanpa harus dimodifikasi. Jumlah itu sekitar sepertiga dari jumlah kendaraan di Australia yang mencapai delapan hingga sembilan juta kendaraan. Sejak bulan Februari 1994, harga bensin bertimbal naik sebesar 1 sen per liternya dengan kenaikan sebesar 1 sen lagi pada bulan Agustus 1994. Terdapat beberapa kritik bahwa kenaikan harga itu akan memberatkan kaum miskin yang tidak mampu meningkatkan performa kendaraan mereka. Namun, ditegaskan pula dalam debat mengenai masalah itu, bahwa anak-anak kaum miskinlah yang paling diuntungkan dari pergantian bensin tanpa timbal. Kelompok LEAD berharap bahwa uang yang terkumpul dari selisih harga sebesar 2 sen per liter itu akan menjadi prioritas sumber dana utama untuk penghapusan timbal. Namun seperti pemerintah kebanyakan, berjuta-juta uang yang terkumpul akan diambil untuk menambah pendapatan mereka. Dengan pandangan yang sedikit sinis, nampaknya pemerintah telah menggunakan kepedulian akan kesehatan yang disuarakan oleh kelompok LEAD dan badan-badan kesehatan lainnya untuk menambah pendapatan. Dalam sebuah artikel di The Australian Financial Review pada tanggal 11 Agustus 1993, reporter Tom Burton menulis: “Pajak bensin yang baru akan mempengaruhi lebih dari 3.3 juta kendaraan dan akan menghasilkan uang sebesar $160 juta per tahun”. Apa pun politik yang sebenarnya terjadi, struktur harga itu memberikan dampak yang diinginkan. Penjualan bensin tanpa timbal menunjukkan perubahan besar-besaran pada seluruh armada kendaraan di Australia. Kelompok LEAD juga mulai melobi untuk membujuk perusahaan minyak menggantikan zat aditif tambahan dalam bensin dengan MTBE yang tidak beracun yang digunakan di Amerika Serikat. Langkah ini merupakan jalan keluar yang cepat dan praktis, namun mendapat tantangan yang sangat keras dari perusahaan-perusahaan minyak. Yang paling memalukan adalah biaya yang harus dikeluarkan hanya sebesar 2 sen per liter untuk menggantikan semua timbal dalam bensin dengan MTBE impor, yang secara langsung akan memberikan dampak yang nyata pada penghapusan timbal. Namun, 2 sen itu diambil sebagai pajak dan hilang begitu saja tanpa jejak.

Pencemaran pun Berlanjut

ANGKA-angka itu menunjukkan bahwa puncak penggunaan bensin bertimbal di Australia terjadi pada tahun 1986, sebelum bensin tanpa timbal diperkenalkan pada para pengendara motor. Walaupun hal itu sangat umum diterima, namun pencemaran timbal terus meningkat, dari debu-debu di plafon rumah sampai ke seluruh negeri. Timbal telah terakumulasi dalam rumah-rumah selama lima puluh tahun dari bensin bertimbal dan selama berpuluh-puluh tahun sebelum itu dari pembakaran kayu dan batu bara. Ketidakpedulian terhadap dampak dari racun itu sangat mengejutkan bagi sekelompok kecil aktivis yang bekerja dengan tiga buah pesawat telepon dan satu mesin faks. Dengan bantuan dari kelompok LEAD, semua rumah dapat dibersihkan dari pencemaran timbal. Dibutuhkan sekitar $500 untuk mendapatkan jasa penyedotan loteng dan daerah lain dalam rumah mereka oleh ahlinya. Elizabeth O’Brien teringat:

Saat itu merupakan perjuangan sampai ke kuburan. Saya bahkan menulis sebuah lagu...

Dari gendongan ke kuburan Dari gendongan sampai ke kuburan Timbal sudah melukai anak-anak kita dalam gendongan Terkapar dalam kuburan semua pekerja timbal

Kami sudah berjuang tanpa tendensi dukungan media selama bertahun-tahun, dengan beberapa pengecualian. Dan kami tidak pernah merasa harus membesar-besarkan keadaan ataupun fakta-fakta... apalagi berbohong. Fakta-fakta mengenai hal ini berbicara dengan sendirinya.

Usaha keras keluarga O’Brien dalam hal kebersihan perlahan mengurangi kadar timbal dalam darah Harrison sampai pada level 10 saat usianya tiga tahun dan pada level 7 pada usianya yang keempat. Pengalaman telah membuat keluarga itu semakin tegas untuk memastikan anak-anak yang lain tidak mengalami hal serupa. “Zat aditif timbal pada bensin merupakan senyawa yang berbahaya, yang dibuat oleh beberapa pabrik di dunia ini. Senyawa itu harus ditangani oleh orang-orang dengan pakaian ruang angkasa,” kata Elizabeth. Pada tanggal 29 Maret 1996, The Sydney Morning Herald melaporkan bahwa survei Australia yang paling luas tentang kadar timbal telah menemukan bahwa sebanyak 75.000 anak berusia satu hingga empat tahun mengalami keracunan timbal yang serius, sehingga kecerdasan mereka bisa saja rusak karenanya.

Namun, penelitian menemukan bahwa lebih sedikit anak-anak di Australia yang memiliki kadar timbal yang lebih tinggi dari penelitian sebelumnya. Penelitian pada tahun 1993 memperkirakan bahwa lebih dari 53% anak-anak memiliki kadar timbal lebih dari 10 mikrogram per desiliter darah (mikrogram/dL), kadar yang oleh penelitian menunjukkan dapat merusak kecerdasan anak antara satu hingga tiga poin IQ saat usianya mencapai 4 tahun.

Artikel itu juga melaporkan sebuah survei kadar timbal dalam darah pada 700 anak pra-sekolah di Sydney oleh Dr Mira, yang menemukan bahwa sebanyak 25% dari anak-anak yang berada dalam radius 10 kilometer dari CBD berada di atas target nasional. Hal ini membenarkan dugaan bahwa NHMRC telah mencapai targetnya di kota terbesar di Australia dan memunculkan pertanyaan: Apakah penelitian nasional itu menggunakan kadar timbal dalam darah dari pedesaan untuk mengaburkan dan mengalihkan perhatian dari tempat-tempat sumber pencemaran timbal di perkotaan dan di seluruh negeri? Untuk penelitian nasional yang menghabiskan dana sebesar $1.1 juta yang diambil dari Institut Kesehatan dan Kesejahteraan Australia (Australian Institute of Health and Welfare) oleh Badan Perlindungan Lingkungan Persemakmuran (Commonwealth Environment Protection Agency), para peneliti mengunjungi 2215 rumah dan mengambil sampel darah dari 1575 anak.

Secara keseluruhan, 7.25 persen memiliki kadar timbal di atas 10 mikrogram/dL darah. Secara nasional, hal ini mewakili sekitar 75.000 orang anak. Semua survei ini menunjukkan 17.000 anak-anak memiliki kadar timbal sebesar 15 mikrogram/dL darah, sebuah kadar yang dapat menyebabkan kerusakan pada fungsi otak di masa yang akan datang. Tujuan nasional adalah 90 persen dari anak-anak di bawah usia empat tahun dengan kadar timbal di bawah 10 mikrogram/dL pada tahun 1998. Sepertinya hal ini sudah tercapai.

Bagaimana NHMRC dapat memutuskan bahwa 100.000 anak pra-sekolah merupakan jumlah yang masih dalam batas wajar untuk terkena pencemaran, sangat mengejutkan Kelompok LEAD dan para pendukungnya. Elizabeth O’Brien, masih berusaha menghilangkan pencemaran timbal, dikutip dalam artikel yang mengatakan bahwa “tidak dapat dianggap wajar”, sebanyak 75.000 anak-anak harus mengalami keracunan padahal sumber dari pencemaran itu sudah diketahui. Pada pertengahan tahun 1996, laboratorium patologi baru saja mengeluarkan penafsiran tertulis dari analisis kadar timbal dalam darah. Di sana tidak terlihat batasan dari pencemaran timbal pada tanah, debu atau pun cat, di mana proses dekontaminasi harus dilakukan. Strategi penghapusan timbal akan dihentikan oleh pemerintah Howard yang baru saja terpilih. Pendanaan federal untuk Kelompok LEAD dihentikan dan hanya pemerintah negara bagian New South Wales saja yang bersedia mendanai biaya konsultasi Kelompok LEAD dan jasa rujukan hanya untuk warga New South Wales. Tetap tidak ada batas waktu untuk penghapusan penggunaan bensin bertimbal secara menyeluruh di Australia. Tiga puluh delapan persen dari mobil-mobil masih menggunakan bensin bertimbal, kendati penghapusan penggunaan timbal di negara- negara maju lainnya mulai dilakukan sejak pertengahan tahun 1990. Timbal terus terakumulasi pada debu-debu rumah di seluruh Australia. Pada tahun 1996, pabrik Thomas Thoms merupakan sebuah contoh yang bertanggung-jawab. Kepala perusahaan itu, Paul Thoms, memberitahukan kepada kelompok masyarakat yang peduli bahwa setelah 113 tahun berada di Summer Hill, perusahaan itu akan pindah ke daerah industri di Brisbane. Mereka akan meninggalkan warisan pembangunan perumahan – setelah dekontaminasi tanah yang akan dilakukan oleh perusahaan dengan biaya mereka sendiri. Perusahaan tidak membutuhkan pemaksaan atau ancaman akan sanksi hukum (bukannya tidak ada) dari petugas kesehatan atau lingkungan untuk membersihkan wilayah itu. Paul Thoms telah menyatakan bahwa industri yang beracun tidak boleh berada di kawasan pemukiman. Pertemuan lingkungan sedunia di Rio de Janiero menghasilkan beberapa pernyataan “keibuan” tentang strategi-strategi penghapusan timbal namun, seperti yang telah diperkirakan, perkembangannya sangat lambat. Timbal merupakan satu-satunya bahan beracun yang disebutkan secara khusus dalam pernyataan konsensus dari Komisi PBB untuk Pembangunan Berkelanjutan dan Konferensi Habitat ke-2 pada tahun 1996. Pencemaran timbal merupakan masalah internasional yang mempengaruhi perkembangan anak-anak sedunia. Masalah itu sebenarnya dapat diatasi tanpa harus melakukan penutupan industri atau menempatkan negara tertentu dalam kerugian ekonomi di era perdagangan dunia dan hasil yang produktif. Para pekerja kesehatan, ilmuwan yang kritis dan para ahli lingkungan, semuanya tahu bahwa masalah timbal sangat rumit. Namun, bagaimanapun kompromi politiknya, solusi akhir dari pencemaran timbal di Australia, secara khusus, tidak juga dilakukan oleh pemerintah nasional. Sebelum hal itu dilakukan, Elizabeth O’Brien akan terus mendorong terciptanya manajemen yang lebih baik untuk mencegah pencemaran racun yang paling banyak diteliti di dunia itu. Bagi warga NSW, informasi mengenai pencegahan pencemaran timbal tersedia di:

NSW Community Lead Advisory Service c/- the LEAD Group Inc. P.O Box 161 Summer Hill NSW 2130 Telepon: 02 9716 0014 atau 1800 626 086 Faks: 02 716 9005

(NSW Community Lead Advisory Service didanai oleh hibah bulan ke-tiga belas dari Badan Perlindungan Lingkungan NSW sebesar $300,000. Warga dari negara bagian lain atau wilayah lainnya harus menuliskan negara bagian di mana mereka tinggal, wilayah atau nama menteri lingkungan federal mereka). Keselamatan yang Terjangkau

“Tidak dapat diragukan lagi bahwa pernyataan yang dibuat oleh Dr. James telah bertentangan dengan kepentingan atasannya.” – Laporan atas “ketidaksetiaan” Helen James pada Pegatur Penerbangan Sipil.

HELEN JAMES adalah seorang wanita dengan kepekaan yang kuat akan apa yang benar dan yang salah. Ia juga dapat mengikuti keinginannya yang kuat sendirian. Ia adalah seorang Presbytarian yang taat dengan keteguhan moral yang kuat, ditambah dengan kejenakaan dan kesenangannya bercanda. Kehidupannya di Australia, latar belakang keluarganya, rasa pemalunya, dan komitmennya terhadap penelitian akademis membentuknya menjadi sosok perempuan yang tidak penakut, namun tegas terhadap semua bentuk penyelewengan dan korupsi kekuasaan dan kewenangan. Pada tahun 1995, James menjadi salah satu “pengungkap fakta”, yang akan mengungkapkan kepada masyarakat mengenai masalahnya dengan perusahaan yang mempekerjakannya, Dewan Direksi dan manajemen senior dari pengatur keselamatan, Pengatur Penerbangan Sipil. Usianya saat itu empat puluh delapan tahun, seorang mantan administrator publik senior dan analis kebijakan. Ia tidak menjalani hidup dengan segala kemudahan karena kewenangan birokratiknya. Ia telah menghadapi masalah di dalam keluarganya sendiri, telah memutuskan hubungannya dengan perkumpulan, meraih hasil yang gemilang dalam pendidikannya, dan menjadi saksi dalam pergerakan berdarah untuk demokrasi di Asia Tenggara. Ketika saatnya tiba untuk membuat pilihan, Helen James, dengan tanggung- jawabnya yang utama untuk membiayai keenam anaknya, harus meletakkan segalanya dalam risiko. Baginya tidak ada pilihan lain. James lahir di Brisbane pada tanggal 13 Maret 1947. Ayahnya, Walter Philip Dudley James, merupakan pilot pembom Lancaster pada Perang Dunia II yang bertugas di Eropa, yang dulu dikenal sebagai “skwadron koloni” Australia – No. 15 yang ditempatkan di Mildenhall. Helen masih memiliki foto sang ayah yang sangat ia kagumi bersama awaknya. Ibunya, Alice, seperti ayahnya, lahir di Queensland. Helen merupakan anak tertua dari lima bersaudara – tiga laki-laki dan dua perempuan. Kembali ke kehidupan sipilnya, sang ayah memulai pekerjaan pasca-perang sebagai kepala sekolah. Mengikuti kenaikan pangkat sang ayah, keluarganya pun pindah dari Raglan, sebelah barat Rockhampton, ke Bribie Island, Townsville, Mackay, Mt Isa dan Brisbane, sampai pada tempat penempatan ayahnya yang terakhir sebagai kepala sekolah di Broadbeach School di Gold Coast. Kemampuan Helen dalam belajar sangat luar biasa. Saat masa remajanya, ia sering kali belajar hingga pukul empat pagi, sebuah kebiasaan yang berlanjut sampai ke masa-masa kuliahnya. Di tahun 1950-an dan 1960-an, banyak perempuan muda yang meninggalkan bangku sekolah pada usia empat belas tahun untuk mengambil pekerjaan sebagai sekretaris, mengetik dan mengerjakan pekerjaan kantor sampai mereka menikah. Helen sangat berkeras hati untuk menghindari keadaan itu. Ia berusaha dengan keras untuk mendapatkan persetujuan sang ayah dan sangat berkeinginan untuk kuliah di universitas. Saat ia tumbuh dewasa, perempuan muda yang cerdas ini memiliki minat pada Asia Tenggara. Ia ingat saat ia berusia tujuh tahun, berdiri di dalam dapur rumah keluarganya di Bribie Island dan mendengarkan laporan berita radio ABC mengenai kekalahan angkatan bersenjata Peranci di Dien Bien Phu, Vietnam. Ia berpikir dalam hati: Apa yang mereka lakukan di sana sejak awal? Itulah awal dari komitmen abadinya pada Asia, rakyatnya dan budayanya. Di sekolah menengah atasnya yang pertama di Townsville, kemudian di MacKay, di mana ayahnya dipindahkan saat ia berada di tahun terakhirnya, ia berhasil keluar dari mata pelajaran “komersil” yang menghancurkan jiwa, yang dipaksakan keluarganya dan memilih mata pelajaran lain khusus untuk matrikulasi. Ia mendapat delapan nilai A dalam ujian Queensland Junior dan lima nilai A dan satu B (matematika) dalam ujian Matrikulasi Sekolah Menengah Atas. Saat itu ia baru berusia 16 tahun pada saat ia menyadari bahwa ia telah mendapat lima beasiswa pendidikan dan pengajaran, termasuk di dalamnya Beasiswa Studi Oriental di Australia National University (ANU) di Canberra. Itu merupakan pilihan pertamanya dan ia pun tinggal di Bruce Hall di ANU, belajar hingga pagi buta, dan hampir tinggal di Perpustakaan Menzies di universitas. Ia sangat pemalu, tidak bersosialisasi dan sangat tertutup. Ia membawa makanannya (sekantung sandwhich) ke dalam perpustakaan supaya ia bisa terus belajar. Ada beberapa mahasiswa dari Asia yang belajar di universitas tersebut yang juga menghabiskan waktu mereka di perpustakaan. Seorang mahasiswa dari Thailand berteman dengannya, dan sering menunggunya di luar hingga larut malam hanya untuk bicara padanya. Temannya itu sangat gigih dan akhirnya menjadi kekasihnya. Namanya adalah Vinit Phinit-Akson, seorang mahasiswa dari program beasiswa Colombo Plan, yang saat itu sedang belajar ekonomi. Usianya saat itu dua puluh tiga tahun, dan Helen delapan belas tahun. Mereka berpacaran selama enam bulan dan akhirnya mereka pun bertunangan. Pengumuman yang terpampang di surat kabar Canberra itu ditunjukan kepada calon ayah mertuanya, yang saat itu bertugas sebagai Duta Besar Thailand di Jakarta, dan Ketua Korps Diplomatik, oleh seorang diplomat Australia sebelum surat dari Vinit yang memberitakan pertunangannya dengan Helen sampai ke tangan orang tuanya. Di satu sisi, orang tua Vinit sangat baik dan menyambut pertunanganan mereka, sedangkan di sisi lain, orang tua Helen sangat terkejut dan marah. Ia ingat betul, ia dan Vinit diundang ke sebuah pesta kebun di Government House di Yarralumla saat masa jabatan Lord Casey, setelah pertunangan itu diumumkan. Namun, selama lima belas bulan sampai hari pernikahan mereka pada tanggal 21 Maret 1967, pasangan muda itu mengalami perlawanan dari orang tua Helen. Di satu titik, ayah Helen bahkan mengancam akan melakukan upaya hukum untuk menghentikan pernikahan itu. Pada akhir tahun 1966, Helen telah berhasil lulus dalam semua ujiannya dan akan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi untuk mendapatkan gelar kehormatan di Studi Oriental. Ia mengambil jurusan Bahasa Indonesia dan Sastra serta Sejarah Asia Tenggara. Di tengah tekanan yang memuncak dari keluarganya, ia memutuskan untuk meninggalkan Australia dengan calon suaminya dan menikahinya di Thailand. Pada tanggal 6 Januari 1967, mereka terbang ke Jakarta dan tinggal bersama orang tua Vinit di Kedutaan Besar Thailand. Tak lama kemudian, mereka pergi ke Bangkok bersama dengan ibu Vinit, saudara perempuan dan anggota keluarga lainnya. Mereka menikah di rumah keluarga besar Vinit di Soi 49 Sukhumvit Road, Bangkok. Baik Helen maupun Vinit mengambil posisi sebagai akademisi di Thammasat University, Bangkok. Helen ditunjuk sebagai koordinator Departemen Linguistik, bertanggung-jawab terhadap tiga puluh lima orang staf guru-guru dari Amerika, sebelum usianya mencapai dua puluh satu tahun. Sebagai bagian dari pekerjaan mereka, Helen dan Vinit bekerja dengan almarhum Profesor Alan Markman dalam proyek bahasa Inggris Rockefeller di Thammasat University. Di pertengahan tahun 1969, Vinit mendapat Beasiswa Rockefeller untuk melanjutkan pendidikan pasca-sarjana di Amerika Serikat di University of Pittsburgh, Pennsylvania, dan Helen mendapatkan beasiswa untuk mengajar di universitas yang sama. Mereka berdua berhasil mendapatkan gelar MA dan PhD dalam waktu tiga tahun dan empat bulan. Gelar pasca-sarjana Vinit adalah dalam bidang linguistik, sementara Helen dalam bidang Sastra Inggris dan Amerika. Untuk disertasinya, ia mempelajari hasil karya penulis Amerika, James Fenimore Cooper, yang antara tahun 1820 dan 1850 menghasilkan empat puluh karya fiksi dan enam puluh karya non-fiksi. Pekerjaan yang menyeluruh itu meliputi setiap genre dalam kesusastraan Amerika. Disertasi Helen, James Fenimore Cooper: A Critical Study of His Religious Vision, menjadi sebuah analisis perseptif mengenai sifat dasar dari dunia moral Cooper. Cooper merupakan salah satu pembangkang Amerika pertama, yang di dalam tulisan-tulisannya, sering kali mengoyakkan para politisi di zamannya karena kepengecutan moral dan mempertanyakan alasan dari tindakan moral mereka. Hal inilah yang menarik perhatian Helen pada karya- karya Cooper. Selama bersekolah di University of Pittsburgh, dari tahun 1969 hingga 1972, masyarakat Amerika hancur karena keterlibatan negaranya dalam perang Vietnam. Terjadi demonstrasi dan pendudukan terhadap sekolah mereka, di mana di saat yang bersamaan di Kent State University (di negara bagian tetangga Ohio), terjadi pembantaian terhadap para demonstran mahasiswa yang dilakukan oleh Penjaga Keamanan Nasional Amerika. Helen tidak pernah ikut serta dalam demonstrasi apa pun. Ia sudah berada di Bangkok pada saat perlawanan rakyat Vietnam Utara Tet di tahun 1968, dan dari pengetahuannya mengenai tindakan subversi komunis terhadap pergerakan-pergerakan demokrasi di Asia Tenggara, pendudukan-pendudukan tidak dibenarkan dalam keadaan seperti itu. Ketika Helen berusia dua puluh lima tahun, ia dan Vinit masing-masing memiliki tiga buah gelar dan dua orang anak yang keduanya lahir di Amerika Serikat. Pada akhir masa belajar mereka, di awal tahun 1973, mereka memutuskan kembali ke Thailand dan tinggal di rumah yang mereka bangun di sebelah rumah keluarga Vinit di Soi 49 Sukhumvit Road, Bangkok. Keduanya kembali ke posisi mereka di Thammasat University, Vinit di Departemen Linguistik dan Helen di Departemen Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Seni Modern. Pada tahun 1973, Thailand secara teknis merupakan negara kerajaan konstitutional yang pemerintahannya berada di tangan sebuah kediktatoran militer yang korup yang dipimpin oleh Field Marshall Thanom Kittikachorn dan wakilnya, Jenderal Prapass Charusatiara. Pada tahun 1971, Perdana Menteri Thanom mencabut undang-undang dasar dan mengeluarkan undang-undang darurat. Sepanjang tahun 1972, berbagai kelompok mahasiswa dan sipil bergerak untuk menuntut kembali diberlakukannya undang-undang dasar. Di pertengahan tahun 1973, perlawanan terhadap pemerintahan militer mulai terkonsentrasi pada kelompok-kelompok kekuatan mahasiswa tertentu yang berpusat di Thammasat University. Tiga belas mahasiswa yang akhirnya dikenal sebagai Democracy 13, menantang pemerintah, menuntut sebuah undang-undang dasar. Salah satunya adalah murid yang sudah memasuki tahun ke-empatnya di kelas Seminar mengenai Shakespeare yang diajarkan Helen bagi mahasiswa-mahasiswa berprestasi. Penahanan yang diikuti pemenjaraan ketigabelas mahasiswa itu menyebabkan terjadinya revolusi rakyat pada tanggal 14 Oktober 1973, ketika sebagian besar rakyat Thailand bangkit dan menggulingkan kediktatoran militer yang didukung oleh Amerika Serikat. 14 Oktober dikenal dalam sejarah Thailand sebagai Martyr’s Day untuk menghormati para mahasiswa dan masyarakat sipil yang telah mengorbankan hidup mereka, ketika, melawan kekuatan yang luar biasa, mereka berjalan bersama dari Thammasat University ke Rajdamnern Avenue menghadang tank dan helikopter penembak milik militer Thailand. Para pemimpin mahasiswa yang selamat kemudian bertemu dengan Yang Terhormat Raja Bhumibol Adulyadej dan anggota keluarga Kerajaan Thailand di Kerajaan Chitrlada. Untuk menghindari pertumpahan darah lebih banyak lagi, sang Raja menasihati para diktator Thanom dan Prapass, termasuk anak lelaki Thanom, Narong Kittikachorn, yang telah menembaki mahasiswa dari helikopter penembak, untuk meninggalkan Thailand. Mereka pun meninggalkan Thailand sore itu, tanggal 15 Oktober 1973. Terlihat bahwa demokrasi telah menang saat itu. Tahun 1974 merupakah tahun kebahagiaan di Thailand, saat pemerintahan sipil di bawah kepemimpinan yang lihai dari Profesor Sanya Dhammasak, rektor dari Thammasat University, yang ditugasi oleh sang Raja dengan tanggung jawab untuk membuat sebuah undang-undang dasar baru. Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, tak lama setelah itu, kekuatan-kekuatan konservatif pun mulai membangun kembali tonggak- tonggak kekuasaan mereka.

Perjuangan Demokrasi

PADA tahun 1975, Vietnam Utara telah menaklukkan daerah Selatan, dan para tentara Vietnam Utara telah menyapu hingga ke Indocina. Di saat yang bersamaan, Khmer Merah yang kejam telah melakukan genosida di Kamboja. Pergerakan mahasiswa Thailand terpecah oleh golongan dan dipengaruhi oleh badan-badan dari ekstrem kanan maupun kiri. Tahun 1975, pemimpin mahasiswa telah semakin terkucil dari dukungan-dukungan utama mereka dari masyarakat dan dengan mudah ditangkap oleh kekuatan-kekuatan bersenjata, khususnya dua kelompok ekstrem kanan, Krating Daeng dan Nawaphon (Kekuatan Baru). Pada tanggal 6 Oktober 1976, terjadi konfrontasi berdarah lainnya di Thammasat University, antara para pendukung dua kelompok sayap kanan itu dan kekuatan mahasiswa, diikuti oleh kudeta dan pelantikan pemerintahan ekstrem sayap kanan di bawah hakim sipil, Thanin Kraivixien. Ia merupakan kerabat yang dipercaya oleh keluarga Kerajaan dan bertanggung-jawab untuk memastikan Thailand tidak jatuh ke dalam elemen-elemen komunis. Helen sangat tergerak oleh pertumpahan darah itu, atas perlakuan terhadap mahasiswa-mahasiswa muda, dan atas pengerusakan yang luar biasa di Thammasat University. Ribuan mahasiswa dan warga sipil masuk ke hutan untuk bergabung dengan kader-kader komunis atau pergi keluar negeri untuk menghindari aksi-aksi dari pemerintah ekstrem sayap kanan. Pada saat ini, dalam sejarah Thailand, perang saudara terasa begitu dekat. Di akhir tahun 1978 – di mana Helen dan Vinit telah memiliki enam orang anak – Perdana Menteri Thanin diganti dan rezim militer yang lebih moderat dibentuk. Pada tahun 1980, di bawah kepemimpinan yang lihai dari Jenderal Prem Tinsulandonda, kebijakan tentang rekonsiliasi nasional diterapkan dan amnesti diberikan kepada mahasiswa-mahasiswa yang telah kabur ke hutan. Sepanjang tahun 1973 sampai tahun 1980, Helen tidak hanya mengajar di Thammasat University, tetapi juga di sekolah pasca-sarjana di Chulalongkorn University. Ia juga ditunjuk sebagai Kepala Bagian di Thammasat University pada tahun 1977 dan merupakan Dosen Tamu di Chulalongkorn University pada tahun 1974. Sebagai kepala bagian, ia telah melihat aksi-aksi yang dilakukan oleh berbagai kelompok, baik sayap kanan maupun kiri, dan semakin jelas bahwa akan lebih baik apabila ia dan Vinit membawa keluarga mereka ke lingkungan yang lebih aman. Dengan penyesalan yang luar biasa ia meninggalkan Thailand, namun juga dengan perasaan yang sangat lega ketika keluarganya naik pesawat menuju Singapura, lalu ke Melbourne. Dalam perpindahan dengan keluarga mudanya itu, Helen harus sangat berhati-hati menyimpan dokumen- dokumen penting dan memasukkan semua anak-anaknya dalam paspor Australianya. Kehati-hatian ini akan sangat berguna baginya kelak. Setelah meninggalkan Australia selama hampir empat belas tahun, Helen merasa seperti seorang pengungsi ketika sampai di Melbourne di pagi buta, seorang petugas imigrasi yang teliti memandang sinis keluarga mereka dan berteriak, “Adakah yang bisa berbahasa inggris?” Helen berkata pada dirinya sendiri, tidak ada yang berubah selama bertahun-tahun ini. Keluarga itu pindah ke Canberra, di mana Helen dan Vinit memiliki banyak kenangan indah di masa-masa kuliah mereka. Helen awalnya bekerja di ANU (Australian National University), mengajar Sastra Amerika dengan almarhum Profesor Bob Brissenden, dan kemudian memutuskan untuk mengejar karier penuh waktu di Pelayanan Masyarakat Australia (Australian Public Service). Dari tahun 1981 ia bekerja sebagai administrator publik senior, analis kebijakan dan birokrat di Departemen Komunikasi, Departemen Luar Negeri dan Perdana Menteri serta Kabinet di Canberra. Pernikahannya dengan Vinit berakhir pada tahun 1984, walaupun Vinit tetap tinggal di Australia sampai tahun 1989, ketika ia kembali ke Thailand untuk mengambil posisi sebagai Kepala Bagian Hubungan Internasional di universitas swasta di Bangkok. Di tahun-tahun itu, Helen membesarkan keluarga mudanya sendirian, bekerja keras dan terus mengamati dengan cermat perkembangan-perkembangan di Thailand dan tempat lain di Asia Tenggara. Baru di tahun-tahun terakhir, dengan kestabilan politik Thailand yang sudah kembali normal, Helen kembali ke Thailand, sebuah negara dan masyarakat yang sangat ia cintai. Ia terus memiliki hubungan yang sangat dekat dengan keluarga Vinit, di mana ia tinggal setiap kali ia berkunjung ke Bangkok. Pada tahun 1988, mencari perubahan arah karier dengan pengalaman manajerial yang baik, Helen menerima posisi sebagai Direktur Personalia di Pengatur Penerbangan Sipil (Civil Aviation Authority) yang baru terbentuk, atau yang dikenal sebagai CAA. Ia bertanggung-jawab terhadap enam puluh lima orang staf yang berada di bawah kepemimpinannya.

Bergabung dengan CAA

HELEN James membangun sebuah organisasi yang sedang berjuang untuk mandiri. Di dalam iklim politik yang umum mengenai privatisasi dan rasionalisme ekonomi, CAA yang baru ini telah memisahkan diri dari Departemen Aviasi Sipil yang lama (Department of Civil Aviation, DCA), untuk kemudian beroperasi sebagai badan yang sesuai dengan undang-undang. Badan itu memiliki Dewan Direksi dan kepala badan eksekutifnya sendiri. Kewajiban utamanya adalah untuk mengatur pelaksanaan penerbangan komersial agar lebih efisien dan efektif dalam pembiayaannya. CAA yang baru ini mempekerjakan banyak staf lama DCA dan menggunakan pandangan-pandangan politik yang lama, yang tak dapat dielakkan terbentuk dalam cara kerja dan perilaku. Perlahan, selama dua tahun ke depan di bawah kepemimpinan Colin Freeland dan Alan Rainbird, CAA meleburkan dirinya ke dalam apa yang yang disebut James sebagai kekuatan yang terpadu secara relatif. Ia sangat menikmati pekerjaannya dan ditunjuk sebagai manajer dari Sekretariat Perusahaan dan bekerja langsung dengan Dewan Direksi CAA. Pada tahun 1990, CAA digoncang “angin ribut”. Dick Smith, seorang penerbang Australia, yang juga petualang, pengusaha dan mantan Orang Australia Tahun Ini, ditunjuk menjadi ketua Dewan Direksi setelah meninggalnya Alan Woods AO pada bulan Januari tahun itu. Dewan Direksi yang dibentuk Smith menunjuk CEO baru, Frank Baldwin, dengan perintah untuk membenahi cara kerja CAA agar lebih efisien dan lebih dapat diandalkan. “Keamanan yang Terjangkau” menjadi slogan Dick Smith. Dalam rangka mencapai tujuan ini, pekerjaan-pekerjaan manajerial dan staf ditiadakan; sekitar 2.000 orang pegawai meninggalkan CAA sebagai akibat dari pemutusan hubungan kerja, dan komposisi Dewan Direksi diubah dengan cepat. Banyak pegawai pengatur keselamatan yang berpengalaman kehilangan pekerjaan mereka. Helen James melihat kemerosotan moral yang terjadi di dalam organisasi itu. Bersamaan dengan tindakan- tindakan pemotongan biaya yang cukup keras, yang sering kali menurutnya hanya sekedar membalas dendam akan apa yang telah dilakukan kepada mereka di masa lampau, jumlah pengurus manajemen bertambah dan gajinya pun meroket tajam. Di saat yang bersamaan, industri penerbangan Australia membuat pengaturan- sendiri, dengan banyaknya penyerahan aturan-aturan yang dulu dikerjakan oleh CAA/DCA, untuk selanjutnya diimplementasikan oleh industri penerbangan Australia. Filosofinya adalah bahwa hanya perusahaan penerbangan yang aman saja yang bisa tetap bertahan dalam bisnis, jadi hal ini sangat bergantung pada perusahaan penerbangan yang memelihara standard keamanan yang tinggi. Semua ini terjadi pada saat biaya-biaya eksternal juga dibebankan pada industri. Kegiatan-kegiatan ini menimbulkan perdebatan yang hebat baik di dalam maupun di luar organisasi, dengan banyak kritik yang mengatakan bahwa pengaturan-sendiri sama dengan memposisikan serigala untuk bertanggung-jawab terhadap ayam-ayam yang berada di kandang. Pada akhir masa jabatannya selama dua tahun pada bulan Februari 1992, Dick Smith pensiun sebagai ketua dan digantikan oleh Ted Butcher, yang sebelumnya sudah menjadi anggota Dewan Direksi dan mantan kepala Pengatur Perkeretaapian Nasional (National Rail Authority). Serikat para insinyur, Asosiasi Insinyur Pesawat Terbang Berlisensi Australia (ALAEA, Australian Licensed Aircraft Engineers Association) khawatir dengan banyaknya pegawai berpengalaman yang dipecat dengan terburu-buru untuk menghemat biaya, dan bahwa standard keamanan dipertaruhkann dalam bahaya. Para pejabat serikat mengadakan serangkaian pertemuan dengan pihak manajemen untuk mencoba membahas kekhawatiran itu. Pada bulan Maret 1992, Ted Butcher membentuk Dewan Komite Keselamatan, diketuai oleh mantan pilot Qantas dan anggota Dewan Direksi CAA, Kapten Alan Terrell. Helen James ditunjuk sebagai sekretaris dalam komite itu. Isu seputar keselamatan kembali masuk dalam agenda pembahasan, namun masalah-masalah tersebut tidak dapat diselesaikan, bahkan semakin parah. CAA pun menuju ke permasalahan yang lebih serius. Pada bulan Januari 1993, CEO Frank Baldwin keluar dari CAA setelah sebuah penyelidikan dilakukan oleh Ian McPhee (mantan Menteri di masa Pemerintahan Fraser yang saat itu bekerja sebagai konsultan di Melbourne) terhadap sistem pemantauan lalu lintas udara Australia yang baru. Penyelidikan dalam Sistem Lalu Lintas Udara Australia Tingkat Tinggi (The Australian Advanced Air Traffic Systems,, TAAATS) menemukan bahwa Baldwin dan manajer umumnya telah menyalahgunakan proses tender. Manajer umum CAA lainnya, Doug Roser, untuk sementara ditunjuk menggantikan Baldwin sebagai CEO. Pada bulan Februari 1993, Dewan Direksi CAA menunjuk Alan Terrell untuk menyelidiki Divisi Pengaturan Keselamatan CAA. Helen James, sebagai sekretaris dari Dewan Komite Keselamatan diminta Terrell untuk menjadi koordinator dari kelompok penyelidikan yang dibentuk untuk melaksanakan tugas itu. Di dalam kelompok itu termasuk juga Laurie Foley, seorang konsultan penerbangan dan mantan manajer senior CAA di divisi Pengaturan Keselamatan, George Grunbaum, seorang manajer senior CAA, dan Bill Edwards, mewakili Ron Cooper, serta kepala bagian keselamatan CAA. Cooper secara pribadi menolak untuk bergabung dalam penyelidikan itu. Doug Roser sangat berkeinginan menjadi CEO tetap di CAA dan ingin agar CAA dipandang sebagai organisasi yang efisien. Ia memberikan waktu tiga minggu bagi kelompok penyelidikan itu untuk mengumpulkan semua informasi yang ada mengenai pelaksanaan pengaturan keselamatan, dan satu minggu untuk menuliskan “laporan konsensus”. Dampaknya adalah, jika semua pihak yang ada tidak menandatangani, maka laporannya tidak dapat diterima. Anggota dari kelompok penyelidikan itu tahu bahwa laporan mereka dapat menjadi bagian penting bagi keselamatan dan keberlangsungan penerbangan publik. Suasana hati, menurut James, merupakan salah satu perasaan yang penuh tekanan, supaya laporan itu dapat diterima dan ditindaklanjuti. Selama tiga minggu di bulan Februari, para penyelidik itu berkeliling ke seluruh negeri, berbicara panjang lebar dengan staf CAA, pihak industri dan serikat pekerja. Penyelidikan mereka meliputi semua kota besar. Tingkat kecemasan di dalam organisasi itu sangat tinggi. Sedemikian tingginya sehingga di beberapa tempat, wawancara dilakukan di “depan kamera”. Kebanyakan dari mereka yang didekati berkata bahwa mereka tidak akan bicara di hadapan pejabat-pejabat CAA karena takut akan dampaknya. Beberapa bukti yang ada cukup mengkhawatirkan. Helen James, sebagai sekretaris, menyimpan catatan lengkap dari semua wawancara yang mereka lakukan. Ketika komite kembali ke markas besar di 25 Coronation Avenue, Glebe Park di Canberra, mereka dihadapkan pada tugas untuk menulis laporan. Mereka bekerja semalaman untuk bisa memenuhi batas waktu dari Roser. Terkadang para informan akan menelpon untuk memberikan informasi-informasi tambahan yang ingin mereka masukan dalam laporan akhir. Sehari sebelum laporan itu diserahkan, kelompok penyelidik itu menerima telepon dari seorang insinyur yang mengatakan bahwa ia baru saja menilai sebuah pesawat MIG 15 dari Perang Dunia ke-II buatan Polandia, dan menyimpulkan bahwa pesawat itu tidak layak terbang. Insiyur itu mengatakan bahwa kesimpulannya telah ditolak oleh para pejabat CAA. Sehari kemudian, pesawat itu jatuh di pameran kedirgantaraan, menghilangkan nyawa sang pilot dan penumpangnya dan membahayakan ratusan penonton. Pesawat itu melewati stadion yang berisi anak-anak sekolah dengan ketinggian sekitar dua puluh meter dari stadion. James dan seluruh anggota komite terkejut dengan berita itu. Kini mereka semakin yakin bahwa prosedur keselamatan yang dikeluarkan oleh CAA harus segera diperbarui ke tingkat yang lebih baik.

Penulisan Ulang

KARENA keterbatasan yang ada dalam menyiapkan laporan konsensus, kelompok penyelidikan harus memilih kata-kata yang akan mereka gunakan dengan hati-hati. Mereka tidak ingin memasukkan sesuatu yang mungkin akan memberikan alasan bagi Dewan Komite Keselamatan untuk menolak laporan itu. Mereka memutuskan untuk membuat rekomendasi-rekomendasi yang tidak resmi, dari pada mengidentifikasi masalah utama dari tindakan yang diambil Dewan dan manajemen. Namun, ketua dari kelompok penyelidikan itu, Allan Terrell, bersama dengan James dan Grunbaum, menulis sebuah surat kepada Dewan pimpinan CAA yang menjabarkan kekhawatiran-kekhawatiran mereka yang lebih serius, terutama ketakutan mereka akan turunnya standard keselamatan. Sudah menjadi kebiasaan bahwa surat-surat yang ditujukan untuk Dewan Direksi CAA harus diberikan dulu kepada CEO untuk disetujui. Ketika surat itu dikembalikan lagi ke Helen James, ia menemukan bahwa dua paragraf penting yang terkait dengan masalah-masalah keselamatan telah dihilangkan, dan sisa dari keseluruhan isi surat itu telah ditulis ulang. Kelompok Terrell telah menyimpulkan penemuan-penemuan mereka:

Dampak terhadap keselamatan. Terdapat beberapa tanggapan yang harus diperhatikan meskipun sedikit rancu sehubungan dengan pengurangan dalam bentuk apa pun di tingkat keselamatan yang telah ada. Bahkan, telah muncul pendapat bahwa dampak terhadap keselamatan akan meningkat, meskipun hal ini lebih dikaitkan pada kebutuhan ekonomi dari pada akibat hukumnya. Ada beberapa pandangan bahwa ketika tekanan ekonomi dilimpahkan pada seorang operator penerbangan, marjin keselamatan pun sangat mungkin terpengaruh. Ada kekhawatiran, jika masalah-masalah yang telah disebutkan di atas tidak segera ditangani, maka sebuah kekhawatiran akan keselamatan yang lebih besar akan terjadi.

Paragraf berikut ini telah ditulis ulang dan kini bacalah:

Dampak terhadap Keselamatan. Sangat terlihat bahwa laporan ini tidak membahas masalah- masalah keselamatan. Berbagai tanggapan menunjukkan bahwa tingkat keselamatan telah ditingkatkan, namun secara keseluruhan tidak ada kesimpulan yang menunjukkan bahwa tingkat keselamatan lemah atau buruk.

Laporan yang asli menunjukkan tindakan segera yang harus dilakukan secara rinci dan beberapa kekeliruan, sedangkan laporan yang telah ditulis ulang itu menunjukkan bahwa Dewan Direksi CAA hanya mengomentari isi dari laporan itu dan menyerahkannya ke pihak manajemen “untuk ditinjau ulang dan memprioritaskan kekhawatiran yang timbul dengan persyaratan untuk melapor kembali ke Dewan Komite Keselamatan dengan rincian usulan tindakan ralat yang akan dilakukan”. Masukan yang tercantum dalam laporan yang asli telah secara radikal diubah. Helen James sangat marah dan langsung memprotes Roser. Tetapi, dalam diskusi yang terjadi Roser menolak untuk membuat perubahan dan mengeluarkan James dari kantornya. Alan Terrell kemudian menulis laporan kedua kepada ketua CAA, Ted Butcher, di mana ia mengungkapkan penyesalannya karena hanya sebagian dari laporannya yang disampaikan kepada Dewan Komite Keselamatan dan mengulangi pernyataan kekhawatirannya mengenai standard keselamatan:

Menurut saya... fakta bahwa tingkat/standard keselamatan telah dikurangi sehingga mendekati marjin yang ditentukan. Akan sangat mengejutkan jika semua ini tidak seperti apa yang seharusnya, seperti apa yang telah terjadi, di mana industri telah dideregulasi, kewenangan telah dikomersilkan, kebijakan telah mendesak dilakukannya pengalihan ke arah mana saja yang memungkinkan dan perwakilan yang bisa dikendalikan, dan negara ini sedang mengalami penurunan ekonomi yang sangat besar, yang kesemuanya terjadi dalam waktu yang bersamaan. Menyimpulkan semua itu, standard yang ada sangatlah rendah, inti dari perdebatan ini adalah: apakah standard yang ada terlalu rendah? Sebuah kecelakaan besar akan menentukan hal ini, tetapi hal itu merupakan tanggung jawab pihak CAA – dan Dewan Direksinya – untuk memastikan hal itu tidak akan terjadi. Posisi dalam Penerbangan Umum mungkin telah berada di bawah tingkat yang dapat diterima, jika statistik asuransi yang menunjukkan peningkatan sebesar 40% dari klaim Penerbangan Umum antara awal tahun 90-an dan di akhir tahun 80-an dapat diterjemahkan ke dalam tindakan-tindakan operasional.

Hal itu muncul kemudian, bahwa laporan ini tidak diungkapkan ataupun diperlihatkan kepada anggota Dewan Direksi lainnya saat itu. Jadi, Dewan Direksi CAA, badan yang bertanggung-jawab terhadap keselamatan penerbangan di Australia, tidak sadar betul akan keseriusan masalah-masalah keselamatan yang tidak diungkapkan oleh komite Terrell. Di saat yang bersamaan, masa kepemimpinan Alan Terrell akan berakhir dan ia tidak ditunjuk lagi untuk menduduki posisi itu, ataupun diminta untuk menjelaskan kepada Dewan apa yang telah ia temukan. Kabar angin mulai menyebar di dalam CAA bahwa ada beberapa informan, orang yang telah berbicara pada penyelidikan Terrell, secara tiba-tiba dipindahkan dari posisi mereka dan beberapa orang takut telepon mereka telah disadap. Sebagai hasilnya, sebuah jaringan mulai berkembang di seluruh negeri, dibentuk oleh para pegawai CAA yang dengan tulus prihatin atas menurunnya standard-standard keselamatan dan perilaku lalai dari manajemen CAA. Mereka mencoba untuk menarik perhatian terhadap apa yang mereka pandang sebagai bencana yang sedang menunggu waktu untuk terjadi. Dan hal itu pun terjadi. Pada tanggal 11 Juni 1993, hanya beberapa bulan setelah kegagalan laporan Terrell, ketakutan terbesar Helen James pun menjadi nyata. Di hari itu, pesawat Piper Chieftain milik Monarch Airlines jatuh ketika sedang mencoba untuk mendarat di Young, sebelah barat Canberra, dalam cuaca buruk. Tujuh orang tewas di dalam tragedi itu. CAA langsung memasang pembelaan. Kecelakaan itu diselidiki oleh Biro Penyelidikan Keselamatan Penerbangan. Tak lama kemudian, Biro itu mulai bersikap kritis terhadap tindakan-tindakan CAA. Tidak ada yang secara efektif berubah dalam pendekatan CAA terhadap standard keselamatan. Namun, ada beberapa perubahan di tataran atas, dengan kepergian Ted Butcher sebagai ketua dan penggantiannya oleh Jenderal Peter Gration, mantan kepala Pertahanan. Dr Helen James bekerja cukup erat dengan ketua yang baru dan mulai memiliki kekaguman yang tulus padanya. Di beberapa kesempatan ia berbicara padanya mengenai masalah-masalah keselamatan yang telah ia amati. Gration terlihat sangat terkejut. Sementara itu, di awal tahun 1994, Doug Roser ditunjuk sebagai CEO di CAA. Laurie Foley, konsultan aviasi, bicara kepada Gration dan Roser, menjelaskan kepada mereka masalah-masalah yang sedang terjadi, terutama keadaan yang terkait dengan Seaview, sebuah maskapai penerbangan kecil yang menambah kekhawatiran bagi staf pengatur keselamatan. Saat itu Helen James menyadari bahwa ia tidak disukai oleh manajemen organisasi. Meskipun ia menyadari bahwa ia tidak melakukan kesalahan apa pun, perasaannya mengenai masalah keselamatan dan masalah di dalam CAA telah diketahui, dan ia mulai merasakan konsekuensi dari perilaku pribadinya itu. Atasan langsungnya memindahkan staf dari kendalinya dan mengambil alih beberapa tugasnya. James merasa ia berada di dalam keadaan yang tidak dapat dipertahankan. Ia mulai menderita stres akibat tekanan yang sangat parah dari situasi ini dan mulai terkena pneumonia. Namun untuk beberapa waktu ia masih dapat bertahan, menghadapi atmosfir yang sulit di tempat kerjanya. Ia masih mencoba memastikan bahwa para pegawai senior yang berwenang di CAA menyadari apa yang sedang terjadi. Tetapi, tekanan itu memuncak dan ia jatuh sakit lagi. Seperti halnya dalam birokrasi, taktik tertentu dapat digunakan untuk menghadapi seseorang yang dianggap tidak layak dipekerjakan. Pekerjaan Helen James meningkat, mengindikasikan bahwa pekerjaannya akan segera diiklankan. Seperti yang telah ia perhitungkan, pekerjaan itu diberikan kepada seseorang yang lebih junior darinya. Pada tanggal 5 Agustus 1994, Helen James mengambil cuti karena stres. Namun, sebelum ia meninggalkan kantor CAA di Canberra, ia berbicara dengan Gration dan ia pergi dengan keyakinan bahwa Gration akan mengambil tindakan. Pada tahun 1994, CAA merupakan organisasi yang berada di bawah pengawasan. Laporan Biro Penyelidikan Keselamatan Penerbangan tentang kecelakaan Monarch sangat tajam. Pada bulan Mei, juru bicara pihak Oposisi bidang transportasi, John Sharp, berpidato di depan Parlemen Federal, di mana ia menyatakan bahwa CAA tidak mengatur maskapai penerbangan kecil dan karenanya berada di luar pengawasan. Pada bulan Juli, Menteri Penerbangan, Laurie Brereton, menunjuk Peter Morris, mantan menteri Transportasi, yang kini kembali menduduki posisi penting untuk memimpin penyelidikan parlementer mengenai standard keselamatan penerbangan. Sepertinya ini menjadi tanda bahwa akan terjadi perubahan. Walaupun ia masih berada dalam masa cutinya karena stres, Helen James dan Laurie Foley masing-masing mempersiapkan pernyataan untuk penyelidikan. James kini tahu bahwa kariernya di CAA secara efektif telah berakhir dan ia mulai mencari pekerjaan baru. Sementara itu, CAA sendirilah yang menyarankan agar ia menerima Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Setelah memikirkannya selama beberapa waktu, sepertinya itu merupakan usul yang baik dan ia menyetujuinya. Kepergian karena PHK akan efektif berlaku sejak akhir bulan November. Dengan uang pesangon PHK yang ia terima (setelah empat belas tahun melayani masyarakat), ia memutuskan untuk membeli tempat tinggal di pedesaan untuk anak-anaknya. Bersama-sama mereka menemukan tempat yang ideal dan melakukan penawaran untuk mendapatkannya, ketika uang pesangon PHK dikirimkan. Tetapi pada tanggal 2 Oktober 1994, sesuatu yang tidak pernah terpikirkan terjadi. Sebuah pesawat aerokomander milik Seaview Air, jatuh di sepanjang jalan Lord Howe Island dari Newcastle. Pilot dan kedelapan penumpangnya tewas. Kecelakaan terakhir ini memiliki dampak yang dramatis pada diri Helen James. Ia merasa sesuatu harus dilakukan untuk mencoba memastikan bahwa keselamatan sudah ditingkatkan. Protes kemarahan dari masyarakat yang muncul setelah pemberitaan di media, mempertanyakan pemeriksaan wajib yang dilakukan CAA terhadap Seaview Air. Diberitakan secara luas bahwa Seaview Air telah diperbolehkan untuk terus terbang, bahkan setelah para pemeriksa dari CAA melaporkan masalah-masalah yang cukup gawat tentang pemeliharaan pesawat yang jatuh itu. Menteri menelepon Polisi Federal untuk menyelidiki tuduhan mengenai keterkaitan antara staf CAA dengan Seaview Air.

Membuka Diri ke Publik

DI awal November, Helen James sedang bicara dengan rekan kerjanya, Laurie Foley di ruang kerjanya. Keduanya khawatir mengenai apa yang telah terjadi. Foley telah memutuskan bahwa sudah saatnya untuk berbicara mengenai masalah ini kepada publik. Ia akan bertemu dengan Peter Cassuben, seorang reporter dari program 7.30 Report TV ABC, di kantornya. James juga ikut serta dalam pertemuan itu dan diskusi mengenai keadaan-keadaan yang menjadi topik bahasan, tidak direkam, seperti yang kerap dikatakan oleh para wartawan. Kemudian, sambil minum kopi, Cassuben mengetahui kekhawatiran James terhadap laporan komite penyelidikan kepada Dewan Direksi CAA. “Itu adalah cerita sesungguhnya,” kata sang reporter. Ia kemudian bertanya kepada Helen James, apakah ia siap untuk menceritakan ceritanya itu di depan kamera. James memikirkan hal itu sesaat, kemudian setelah menimbang semua faktor, termasuk konsekuensinya, baik secara pribadi maupun profesional, ia memutuskan akan melakukan wawancara di televisi. Apabila masyarakat dan para politisi dapat disadarkan, maka mungkin sesuatu akan dilakukan untuk meningkatkan standard keselamatan, pikirnya. Cassuben memiliki saksi yang dapat dipercaya di diri Helen James. Dalam wawancara itu ia menceritakan cerita mengenai tambahan palsu yang telah dimasukkan dalam laporan Terrell, dan mengatakan bahwa CAA “penuh kebohongan”. Pada saat kamera berputar, ia mengeluarkan “buku biru”-nya, di mana ia mencatat kekhawatiran para pegawai CAA di seluruh Australia dan mengatakan bagaimana kesaksian dan keberanian mereka dalam mengungkapkan semua ini telah diabaikan oleh manajemen CAA. Ketika wawancara James disiarkan, terjadi kegemparan. Sehari setelah penyiaran itu, Menteri Laurie Brereton memerintahkan dua anggota Dewan Direksi CAA untuk menyelidiki tuduhan-tuduhan James. Doug Raser menyingkir selama penyelidikan dilakukan. Sementara itu, James menguatkan dirinya. Dalam waktu beberapa hari ia menerima sebuah surat dari CAA, mengancamnya dengan tindakan hukum dan memintanya untuk mengembalikan dokumen-dokumen yang telah ia tunjukkan dalam acara 7.30 Report. Ia juga diberitahu bahwa pembayaran uang pesangon PHKnya akan ditunda sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut. Ia telah bekerja di CAA cukup lama untuk dapat memahami budaya mereka dan sama sekali tidak membayangkan apa yang mungkin terjadi padanya sebagai tindakan pembalasan dari mereka, meskipun hanya tinggal beberapa hari lagi sebelum ia meninggalkan organisasi itu untuk selamanya. Beberapa minggu setelah itu ia telah menggunakan semua kekuatannya. Ia mencurigai bahwa teleponnya disadap, dan untuk beberapa saat ia sempat berpikir bahwa ia akan masuk penjara. Tetapi ia mendapat banyak dukungan dari keluarga dan teman- temannya. Surat-surat berisi dukungan, yang dipicu oleh publikasi, datang dari seluruh penjuru Australia, banyak yang datang dari orang-orang asing yang menaruh harapan pada apa yang sedang ia lakukan. Laurie Foley dan rekan kerjanya yang lain, yang sedang berusaha menarik perhatian pada masalah-masalah di dalam badan CAA, memuji tindakannya. Bahkan bank tempat ia menabung pun menawarkannya tambahan pinjaman untuk membayar biaya-biaya hukum tambahan lainnya, dan pemilik dari lahan yang rencananya akan ia beli, menawarkan untuk menunggu sampai pembayaran uang pesangon PHK-nya dibayarkan. Pada tanggal 3 Desember, Dewan Direksi CAA diberikan sebuah laporan yang membebaskan Doug Roser dari semua kesalahan, meskipun tersirat bahwa laporan Terrell telah diubah oleh salah seorang anggota Dewan Pimpinan CAA, Ron Yates. Di bawah tekanan dari Brereton, Roser mengundurkan diri dari posisinya dan pergi dengan uang pesangon yang sangat besar. Dari apa yang dianggap Helen James sebagai tindakan balas dendam, Dewan Direksi langsung menunjuk Profesor Hukum dari Australian National University, Dennis Pearce, untuk menyelidiki tindakan pribadi Helen James dalam masalah itu. Pearce memulai penyelidikan menyeluruh dan menulis surat kepada James, memerintahkan untuk menghadapnya di National Convention Center. Pengacaranya, Hugh Selby, menyarankan untuk tidak berangkat dan akan diwakili oleh Hugh Selby sendiri untuk mengatakan kepada Pearce bahwa kliennya tidak akan hadir di sana. Selby tiba di Convention Center, mendapati Pearce sedang duduk sendirian di podium yang dikelilingi oleh alat-alat perekam untuk merekam kesaksian. Helen James telah dihadapkan oleh lima tuntutan: bahwa ia telah memindahkan dokumen-dokumen CAA tanpa adanya wewenang untuk melakukan itu; bahwa ia telah mengambil dokumen-dokumen itu; bahwa ia telah memperbolehkan ABC melihat dokumen-dokumen dan informasi rahasia; bahwa ia telah membuat pernyataan kepada ABC yang tidak sesuai dengan tugasnya sebagai pegawai CAA; bahwa ia telah melakukan kelalaian. Pada bulan Januari 1995, Helen James membawa keluarganya untuk liburan singkat, mencoba lari dari tekanan yang yang ada. Sekembalinya dari liburan, dan sebelum ia sempat masuk ke dalam rumah, sebuah surat dari Dewan Direksi CAA diserahkan langsung kepada anak perempuannya. Surat itu memberitahu bahwa James telah dinyatakan bersalah melakukan kelalaian dan akan, bergantung dari pernyataan terakhirnya, dikeluarkan dengan segera: “Profesor Pearce telah menyelesaikan penyelidikannya dan menyerahkan laporannya, di mana salinannya juga dilampirkan untuk informasi Anda”. Surat dan laporan itu menurutnya sangat tidak masuk akal. Di dalam laporannya, Professor Pearce mengkritik James karena telah berbicara pada media mengenai kekhawatirannya dan bukan mengikuti “jalur yang benar”. Padahal ia telah menghabiskan waktu dua setengah tahun setelah penyerahan Laporan Terrell untuk melakukan hal yang disebutkan oleh Pearce. Saat itu telah terjadi dua kecelakaan pesawat yang besar. Profesor Pearce mendapati bahwa tuduhan-tuduhan terhadap CAA hanya sebuah rekayasa. James memiliki kewajiban untuk tidak mengungkapkannya. “Secara keseluruhan, seorang pegawai memiliki tanggung jawab kepada pihak yang mempekerjakannya untuk tidak melakukan apa pun yang sangat tidak dianjurkan demi kepentingan pihak yang mempekerjakannya.” Tidak ada pengecualian, Pearce menekankan, namun James tidak dituntut melakukan tindakan kriminal.

Tidak dapat diragukan lagi bahwa pernyataan yang dibuat oleh Dr. James bertentangan dengan kepentingan pihak yang mempekerjakannya. CAA telah mendapat kritik yang sangat tajam di Parlemen dan media sebagai akibat dari pernyataan-pernyataannya. Mantan CEO menjadi subjek penyelidikan untuk menentukan kebenaran dari tuduhan-tuduhan yang diajukan kepadanya oleh Dr. James (dan kemudian dibebaskan dari tuduhan-tuduhan itu). Dr. James telah mengungkapkan informasi rahasia kepada masyarakat melalui program televisi, padahal ia mengetahui bahwa informasi itu rahasia dan ia berkewajiban untuk tidak mengungkapkannya.

Professor Pearce juga berhadapan dengan wacana mengenai “pengungkapan fakta” sebagai pembelaan yang dimungkinkan atas tindakan James. Ia menekankan bahwa tidak ada peraturan di Commonwealth sampai saat ini yang membebaskan seseorang dari kewajiban untuk bertanggung-jawab atas konsekuensi dari tindakan-tindakannya dengan dasar bahwa mereka bertindak sebagai “pengungkap fakta”.

Dalam laporan-laporan media, Dr. James dikutip, bahwa kecelakaan pesawat Seaview merupakan motivasi terakhirnya untuk mengungkapkan kekhawatirannya kepada masyarakat. Di sisi lain, haruslah dipertanyakan bahwa kekhawatiran Dr. James sepertinya berkaitan dengan sebuah kejadian yang telah terjadi dua puluh bulan sebelumnya. Hal ini merupakan satu-satunya hal yang ia rujuk. Tanggapan lainnya hanya dasar yang umum. Ia tidak mengejar masalah ini secara pribadi. Terlebih lagi, ia telah melamar pekerjaan pada seseorang yang ia kritik telah mengubah dokumen yang relevan. Hal itu terjadi setelah ia gagal mendapatkan posisi yang ia inginkan dan sepertinya ia telah mendapatkan paket pensiun dini pada saat ia mengutarakan kekhawatirannya kepada masyarakat. Semua ini merupakan hal-hal yang saya harap bisa saya tanyakan langsung kepada Dr. James, namun hal ini tidak bisa terwujud karena ia memilih untuk tidak bicara langsung pada saya. Dalam ketidakadaan kesempatan ini, saya tidak dapat mencapai kesimpulan atas apa yang memotivasi Dr. James melakukan tindakan semacam itu.

Professor Pearce menggarisbawahi pertanyaan atas hukuman bagi kelalaian Helen James:

Dari sudut pandang CAA, sepertinya tidak ada jalan lain selain memecat Dr. James. Ia memiliki posisi penting di dalam CAA yang membutuhkan tingkat kepercayaan dan kerahasiaan yang tinggi. Akses yang dimilikinya pada apa yang saya anggap sebagai dokumen-dokumen terpenting yang disimpan oleh CAA, mengharuskan kepercayaan yang paling tinggi darinya. Ia mengambil beberapa dokumen ini dan membeberkannya pada masyarakat yang sangat luas. Ia juga membuat pernyataan-pernyataan yang sangat buruk, yang telah merugikan pihak CAA dalam hal kepercayaan dan pembelaan publik, dan yang dapat saya simpulkan, merupakan alat untuk memaksa CEO saat itu mundur dari jabatannya. Tidak mungkin rasanya untuk melanjutkan hubungan dengan Dr. James setelah apa yang ia lakukan.

Dengan dukungan dari juru bicara Oposisi di bidang transportasi, John Sharp, Helen James memohon keadilan kepada Menteri Laurie Brereton. Pada akhir bulan Januari, tak lama sebelum pertemuan Dewan Direksi CAA untuk mengaktifkan pemberhentiannya, Menteri Brereton mengeluarkan surat perintah yang memerintahkan Dewan Direksi untuk menghentikan semua tindakan terhadap Helen James, dan dengan segera menyelesaikan pembayaran uang pesangonnya. Publikasi di media telah membangkitkan dukungan publik yang sangat penting untuk pembelaannya, dan ia pun menjadi semakin sulit ditangani:

Saya, LAURENCE JOHN BRERETON, Menteri Transportasi, bertindak berdasarkan sub bab 12 ayat (1) dari Undang-Undang Penerbangan Sipil tahun 1988, MEMERINTAHKAN Pengatur Penerbangan Sipil untuk melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Tidak melakukan apa pun untuk memberhentikan Dr. Helen James dari pekerjaannya atas alasan apa pun terkait dengan hal-hal yang menjadi pokok masalah dalam laporan tertanggal 9 Januari 1995 dari Profesor Dennis Pearce kepada Pengatur Penerbangan Sipil.

Setelah secara pribadi mencari nasihat hukum mengenai legitimasi dari surat perintah sang Menteri, dan mengetahui bahwa perintah-perintah Menteri tidak dapat diabaikan, Dewan Direksi CAA terpaksa membiarkan Helen James meninggalkan organisasi dengan semua hak-haknya sebagai karyawan. Namun, dua orang anggota Dewan Direksi mengundurkan diri karena hal tersebut dan satu orang anggota meminta agar Helen mengembalikan referensi pribadi yang telah ia berikan kepadanya ketika ia cuti.

Kemenangan

HELEN James mulai menikmati kemenangannya ketika mobil pengiriman CAA datang ke rumahnya dan sebuah surat diletakkan di depan pintunya. Surat itu berisi salinan dari surat perintah Menteri. “Rasanya menyenangkan sekali mendapatkan surat itu dan mengetahui bahwa saya akhirnya dinyatakan bebas,” katanya. Lebih dari setahun kemudian, Helen James bisa mengingat beberapa kejadian bodoh dari kisah yang ia alami dengan caranya yang jenaka. Sangatlah membantu bahwa ia menyadari kemampuan organisasi akan tindakan- tindakan pembalasan dan ia merasa selangkah lebih maju dalam menghadapi taktik-taktik yang digunakan melawannya. Ia juga tahu, jauh di lubuk hati, para pemfitnah tidak akan bisa menyentuhnya, bahkan jika ia harus dipenjara karena mengungkapkan fakta-fakta. “Jika Anda tidak menjadi emosional dan anda bisa melihat sisi lucu dari setiap hal, maka Anda akan bisa melewatinya,” sarannya. Meskipun ia tidak diberikan predikat “pengungkap fakta” oleh penyelidikan Pearce karena telah membeberkan kekhawatirannya kepada masyarakat, namun perlakuan terhadapnya kini menjadi praktik yang wajar dari perusahaan-perusahaan terhadap mereka yang mengungkapkan fakta – tembak si kurir. Dukungan yang didapat Helen James dari keluarga dan teman-temannya sangatlah penting untuk kesembuhan emosionalnya. Suatu pagi, ketika keadaan kian memburuk, ia mendapatkan telepon dari seseorang yang akan mempekerjakannya. Si penelepon hanya ingin memberikan dukungan. Hal itu sangat berarti baginya, karena tahu bahwa banyak orang yang berempati kepadanya. Asosiasi Pengungkap Fakta juga menghubunginya untuk memberi dukungan. Pada akhirnya, ia pun mendukung mereka yang berada dalam kondisi yang sama, berbicara dengan mereka yang difitnah karena melaksanakan tugas mereka. Pada tanggal 6 Juni 1996, penyelidikan Koroner Peter Gould terhadap kecelakaan Monarch bulan Juni 1993 dikeluarkan. Gould mengutuk manajemen yang “ceroboh”, menutupi fakta dan berbohong. Ia menyatakan bahwa CAA – badan yang ditugaskan untuk memastikan keselamatan publik – seharusnya dapat menghindari kecelakaan Monarch jika tidak menutup mata terhadap praktik buruk Monarch. Gould menemukan bahwa CAA telah keluar jalur dalam melindungi para pelaksana penyewaan sesuai dengan undang-undang. Baik CAA maupun Dewan Transportasi Udara (Air Transport Council, ATC) telah mendapatkan peringatan yang keras bahwa Monarch adalah “bencana yang hanya menunggu waktu untuk terjadi”. CAA dan ATC telah menerima banyak keluhan mengenai Monarch beberapa bulan sebelum kecelakaan. “Manajemen CAA menyangkal itu semua, padahal terdapat bukti-bukti yang luar biasa dan kuat bahwa telah terjadi pelanggaran terhadap peraturan, yang dapat digunakan untuk mencabut sertifikat pengoperasian maskapai penerbangan seperti yang disyaratkan oleh hukum. CAA meletakkan kepentingan komersil dari para ‘pelanggan’ mereka di atas keselamatan masyarakat.” James yakin bahwa apa yang menguatkannya adalah pandangan pribadinya. Di Asia Tenggara dan Thailand pada khususnya, ia telah melihat manusia memperjuangkan prinsip-prinsip demokrasi yang sering kali mengorbankan hidup mereka, ditahan secara brutal sebagai tindakan pembalasan. Kendati keadaan pribadinya dan tanggung jawab terhadap anak-anaknya, ia meletakkan hidupnya dalam risiko yang besar untuk mengambil kesempatan memperingatkan masyarakat tentang apa yang terjadi di dalam CAA. Ia tidak bermaksud untuk tidak setia. Jika ia hanya dipengaruhi oleh kepentingan pribadi, maka ia akan dapat diam saja melihat itu semua dan mengumpulkan uang pesangonnya tanpa penyesalan. Tetapi ketika ada kesempatan untuk mendobrak kebungkaman mengenai tanggung jawab CAA terhadap keselamatan publik, ia berani bicara, memiliki kemauan dan siap menderita akibat konsekuensinya. Untungnya, kesadaran masyarakat akan arti dari para pengungkap fakta yang tulus terus meningkat, begitu pula dengan tekanan-tekanan politik yang menjamin konsekuensi dari tindakan pengungkapan fakta tidak akan berkepanjangan. Australia diberkati oleh sistem politik yang relatif stabil dan terkadang media yang mempunyai rasa keingintahuan yang mendalam. Negara bagian lain di daerah kami tidak terlalu diberkati. James melawan mentalitas yang arogan, yang hanya berpikir mengenai karier dan tidak peduli apa yang terjadi di dalam CAA. Para pihak yang berkuasa, Dewan Direksinya, manajemen dan para staf, setelah pengungkapan mengenai kelalaian di dalam tubuh mereka, kini mereka lebih terbuka kepada penelitian-penelitian cermat yang dilakukan masyarakat. Masyarakat yang bepergian kini tahu bahwa ada beberapa orang di dalam badan yang bertanggung-jawab atas pengaturan keselamatan, yang mementingkan nyawa para penumpang di atas karier mereka sendiri. Helen James tidak pernah diberikan ucapan terima kasih secara resmi atas keberaniannya. Namun, secara khusus, ia telah mendapatkan dukungan dan ucapan terima kasih dari mereka yang tahu apa yang telah ia alami. Helen James kini mengajar bahasa Thailand dan sejarah budaya di universitas, pekerjaan yang sangat ia cintai. Ia telah dapat mengubur masa lalunya sebagai bagian dari pengalaman yang ia bisa banggakan. Bertentangan dengan Tujuan Perusahaan

“Ada cairan kotor berwarna merah keluar dari tanah. Para lelaki tenggelam di dalamnya dan baunya sangat menyengat seperti bau diesel.” – Saksi mata dalam kejadian tumpahnya bahan bakar di Groote Eylandt, 4 April 1996.

“Hey Rob, mereka sudah menemukan kebocoranmu!” – Telepon dari mantan anggota tim kepada Dr. Robert Savory, Maret 1995.

“Apakah Anda orang yang peduli pada lingkungan ataupun pemegang saham BHP, hal ini merupakan berita buruk.” – Dr. Robert Savory, Maret 1995.

“Bertentangan dengan tujuan perusahaan.” – Pernyataan mantan atasan atas Sertifikat Jaminan Sosial Pemutusan Hubungan Kerja dari Dr. Robert Savory, 15 Februari 1994.

IKLAN pekerjaan di BHP sangat menarik perhatian. GEMCO, anak perusahaan pertambangan mangan BHP di Groote Eylandt di Teluk Carpentaria, ingin menunjuk seorang “koordinator lingkungan” untuk memelihara “tingkat kelestarian lingkungan setinggi mungkin” di pulau itu. Mangan telah ditambang di Groote Eylandt selama dua puluh lima tahun. Pulau yang memiliki luas 2300 km persegi, terletak di dekat hutan kapas yang lebat dengan sungai-sungai tropis yang subur dan tebing-tebing bebatuan yang kaya dengan lukisan- lukisan suku Aborigin. Di sana terdapat sebuah komunitas kecil pertambangan dengan penduduk kira-kira 1000 orang di Alyangula di bagian barat laut pulau itu. Hidup berdampingan dengan para penambang itu adalah suku Aborigin – suku asli pulau itu – berjumlah sekitar 1200 orang, yang mengatur pulau itu melalui Dewan Tanah Anandilyakwa (Anandilyakwa Land Council). Dr. Robert Savory tinggal di Toowoomba, sebelah barat Brisbane, bersama istrinya, Jennifer, dan tiga anaknya ketika ia melihat iklan itu. Dengan sangat bersemangat ia menyiapkan lamarannya dan melampirkan riwayat hidupnya. Ia memiliki kualifikasi yang tepat untuk pekerjaan rehabilitasi pertambangan. Savory, lelaki berusia 52 tahun pada tahun 1990 itu, sedang mencari tantangan baru. Ia lahir di Kenya pada tahun 1938 dari orang tua keturunan Inggris yang berprofesi sebagai peternak. Ia merupakan anak tunggal yang gemar bermain dengan anak-anak dari para pekerja kulit hitam yang dipekerjakan di peternakan itu. Orang tua Robert muda merupakan pemeluk Kristen yang taat, yang membagi cinta kasih mereka terhadap Tuhan kepada para orang kulit hitam. Keluarga itu menggunakan Bahasa Swahili sebagai bahasa kedua mereka. Ayah Savory, Dick, pernah bekerja di Australia sebagai seorang pemburu kangguru sebelum akhirnya menetap di Kenya. Sang ayah mengajari Savory bagaimana mahir menggunakan pecut dan membacakan puisi Banjo Patterson. Cerita-cerita sang Ayah tentang kehidupan di Australia menjadi bagian dari awal kenangan yang sangat berharga bagi Robert. Robert remaja mengenyam pendidikan menengah di sekolah asrama yang keras di Prince of Wales School di Nairobi dan di Clifton College, Bristol, di Inggris. Ia diterima di Fakultas Pertanian di University of London dan kemudian pergi ke Rhodesia (yang sekarang dikenal dengan nama Zimbabwe) untuk menyelesaikan pendidikan pasca- sarjananya di bidang ilmu pertanahan. Di sana Savory menikahi seorang gadis berkebangsaan Inggris, Clare, dan melamar pekerjaan dan kemudian diterima untuk posisi mengajar di Gatton Agricultural College di Queensland sekitar tahun 1961. Dalam waktu setahun, ia berhasil mendapatkan kewarganegaraan Australia. Tiga orang anak-anaknya, Helen, Richard dan Philip, lahir di bagian Tenggara Queensland. Karena kerinduan sang istri akan kampung halaman, Savory akhirnya memutuskan untuk kembali ke Afrika, di mana ia mengerjakan penelitian mengenai hewan-hewan peternakan di University of Malawi. Ia menyiapkan tesis PhD-nya selama delapan tahun ke depan, terfokus pada peningkatan kualitas hewan-hewan peternakan dan makanan ternak bagi peternak- peternak kecil. Ia dipekerjakan oleh Badan PBB, Food and Agriculture Organization (FAO), untuk membantu para petani di Malawi dan Botswana. Tulisan-tulisan Savory dimuat dalam terbitan National Academy of Sciences di Washington DC. Tulisan-tulisan itu memuat panduan-panduan mandiri tentang bagaimana memelihara tanah dan meningkatkan kualitas hewan ternak, menanam kacang- kacangan dalam sistem pertanian, dan menanam bibit-bibit pertanian – “jangan pernah mencangkul di bukit yang curam... jangan pernah menanam di dekat air terjun... buatlah terasering untuk mencegah erosi...” Bekerja untuk FAO merupakan suatu tantangan. Hasil-hasilnya harus dibuat dalam waktu yang sangat singkat. Semuanya serba terburu-buru. Namun, keluarga Savory memiliki gaya hidup yang luar biasa dengan penghargaan yang secara pribadi sangat memuaskan. Ia telah menjadi seorang konservasionis sejak masa mudanya di peternakan orang tuanya dulu. Ia juga menyukai burung seperti sang Ibu. Savory mengatakan bahwa ia tidak pernah menjadi orang yang senang berdebat dengan orang lain, tetapi ia selalu memegang teguh pandangan-pandangannya. Ia teringat suatu waktu, ketika ia berusia tiga puluh tahun, di mana ia berselisih paham dengan seniornya, seorang profesor kelahiran Amerika dengan perilaku yang kasar. Orang Amerika yang tabah itu telah kehilangan sebagian besar jari-jarinya ketika selama bertugas untuk memusnahkan bom-bom peninggalan Perang Dunia II. Perbedaan pendapat yang muncul, menurut Savory, tidak menghancurkan hubungan mereka–hal itu malah memperkuat hubungan mereka. Savory dengan tegas telah menyatakan fakta-fakta. Fakta adalah fakta. Orang Amerika itu belum siap mengakui fakta-fakta yang ada. Namun, konflik-konflik yang sering kali kasar dan merendahkan itu sekarang diganti dengan nada saling menghargai. Ketika Savory keluar dari pekerjaannya, keluarganya tersentuh melihat linangan air mata di mata orang Amerika itu ketika mereka mengucapkan selamat tinggal. Tahun 1980, pernikahannya dengan Clare berakhir. Savory kembali ke Australia, di mana ia mengambil berbagai pekerjaan yang tidak ada kaitannya dengan bidang yang ia kuasai. Ia merasa ia telah menjadi seorang pengembara di sekitar wilayah tenggara Queensland. Pada pertengahan tahun 1980-an, ia bertemu dan menikahi seorang wanita berkebangsaan Australia, Jennifer. Jennifer telah memiliki anak dari pernikahan sebelumnya. Bersama keluarga barunya, dengan tiga orang anak, Jamie, Cristy dan Anna, Savory membutuhkan pekerjaan yang bagus untuk bisa memenuhi kebutuhan anak- anaknya. Tambang Mangan BHP atau GEMCO (Groote Eylandt Mining Company) sangat senang mempekerjakannya. Savory melihat para manajer GEMCO, Bob Wunder dan Murray Fox sebagai penambang-penambang yang memiliki pemikiran yang terbuka di dalam industri yang seringkali dikaitkan dengan perilaku yang tidak terdidik dan liar serta bodoh. Gambaran tugas baru Savory, yang merupakan posisi baru, adalah untuk memastikan “terpenuhinya keinginan para penduduk asli”. Orang yang akan menduduki posisi baru itu harus bisa mempertahankan “standard lingkungan tertinggi” dan bertanggung-jawab terhadap sebuah tim yang bertugas untuk membersihkan lahan-lahan pertambangan yang disewa di Groote Eylandt dan merehabilitasi lebih dari 200 hektar lahan yang telah ditambang. Wunder dan Fox telah mewawancarai Savory untuk pekerjaan itu. Ia terbang ke Groote Eylandt untuk wawancara dan tak lama kemudian ia ditawari posisi baru itu. Murray Fox mengatakan kepadanya bahwa dialah yang bertanggung-jawab apabila GEMCO tidak dapat menyelesaikan masalah lingkungan dan rehabilitasi lingkungan yang disebabkan oleh operasi penambangan mangan yang sangat kotor. “Masalah itu akan kembali dan menghancurkan kita.”

Tantangan

SAVORY mendahului keluarganya untuk pindah ke Groote Eylandt untuk memulai pekerjaan barunya. Savory menempati rumah dinas milik perusahaan. Jennifer dan anak- anaknya datang ke Groote Eylandt beberapa bulan kemudian. Tantangannya adalah untuk merubah retorika BHP dan membuat komitmen perusahaan terhadap lingkungan menjadi kenyataan. Jennifer turut berbahagia untuknya. “Ia berpikir ia telah meninggal dan masuk surga,” katanya. Pekerjaan Savory merupakan bagian dari penilaian rutin atas kinerja manajemen BHP. Ini merupakan pengalaman pertama Savory bekerja di industri pertambangan. Ia menjalani pekerjaannya dengan penuh semangat. Fox dan Wunder, para praktisi pertambangan, tahu tentang citra buruk perusahaan melalui dampak yang ditimbulkan perusahaan terhadap lingkungan. Savory memulai tugasnya dengan mengumpulkan audit lingkungan dari kontrak-kontrak pertambangan BHP. Laporan dan rencana kerjanya mendapat pujian yang luar biasa dari kantor pusat. Pekerjaan rehabilitasinya melibatkan proses penananaman kembali tanaman dan pepohonan yang dilakukan secara perlahan di lahan pertambangan. Jabaran pekerjaan koordinator lingkungan juga mensyaratkan Savory untuk memantau dampak pelaksanaan pertambangan terhadap lingkungan dan fasilitas-fasilitasnya. Tak jauh dari dermaga di Alyangula, di mana kapal-kapal tangki mengeluarkan mangan, terdapat gudang yang memiliki 16 juta tangki penyimpanan – tujuh buah tangki penyimpanan besar berisi bahan bakar diesel, yang terbesar setinggi 15 meter. Savory, seorang ahli tanah dan pepohonan, tidak memiliki pengetahuan teknis mengenai penyimpanan bahan bakar dan prosedur-prosedur manajemen. Bagaimanapun juga, laporan-laporan mengenai tumpahan bahan bakar sebanyak 10 ton ke dalam laut di dekat Gove pada tahun 1990, menyadarkannya atas kemungkinan terjadinya bencana serupa di gudang tangki milik GEMCO. Tumpahan bahan bakar di Gove disebabkan oleh kemungkinan adanya kombinasi antara kesalahan mekanis yang kecil dengan kesalahan manusia. Pemeriksaan Savory yang pertama di gudang tangki GEMCO pada bulan Mei 1991, mengungkapkan bahwa bencana serupa sedang menanti. Semua katup-katup pembuangan air kotor di dalam wadah kedap udara (dinding-dinding setinggi 3 meter) yang melindungi tangki bahan bakar yang sangat besar itu berada dalam keadaan “terbuka”. Kebocoran bahan bakar sekecil apa pun akan keluar melalui pipa-pipa berdiameter 20 cm ke laut yang hanya berjarak 20 meter dari situ. Pada malam hari setelah pemeriksaan, sebanyak tujuh puluh empat kesalahan telah teridentifikasi, dan yang paling kentara, seperti katup-katup yang “terbuka”, telah diamankan dan digembok. Savory mengirimkan sebuah memo kepada manajer Keuangan dan Administrasi, merincikan semua masalah-masalah mesin yang terjadi dan kesalahan- kesalahan yang telah ia, sebagai seorang ahli pepohonan, identifikasi di gudang tangki itu. Pengalaman dengan kecerobohan dalam perlindungan lingkungan di gudang tangki itulah yang pertama kali membuatnya merasa tidak aman dengan sarana-saranan penyimpanan bahan bakar GEMCO. Di akhir tahun 1990, Savory telah menghasilkan sebuah kesimpulan yang menyeluruh dari status lingkungan GEMCO di Groote Eylandt. Tn. N.T. Allen, Manajer Pelayanan Lingkungan di BHP telah mengirimkan memo kepada Wunder tertanggal 27 Desember 1990: “Tolong sampaikan pujian saja kepada Rob Savory dan mereka yang terlibat”. Sembari meneruskan pekerjaannya, Savory harus bersinggungan dengan keadaan di mana ada prasangka dari orang-orang kulit putih lokal, yang paling mengganggu di antara manajemen GEMCO. Dalam sebuah acara pelantikan, tak lama setelah kehadirannya di sana, ia mendengar seorang lelaki berbicara tentang orang-orang Aborigin secara umum: “Alasan mengapa orang-orang Aborigin tidak bisa memegang botol minuman kerasnya adalah karena secara genetik mereka tidak mampu.” Savory tak sengaja mendengar orang yang sama mengejek orang-orang Aborigin sebagai “orang- orang hitam sialan di Angurugu” di beberapa kesempatan. Sebagai bagian dari tugas-tugasnya, Savory sering mengajak para eksekutif BHP, termasuk para direktur dari Melbourne untuk berkeliling dengan menggunakan kendaraan roda empat untuk menunjukkan pekerjaan rehabilitasinya di lahan pertambangan. Dalam sebuah kesempatan, manajer GEMCO yang lain berkata: “Baiklah Rob, kamu melakukan pekerjaan yang bagus, namun secara pribadi saya sama sekali tidak peduli dengan lingkungan”. Savory pun terdiam. Dan di kesempatan lain, ketika ia meminta sebuah pekerjaan pengelasan yang ringan kepada pemimpin bengkel, ia diberi jawaban: “Kalau pekerjaan itu tidak ada hubungannya dengan mengambil bebatuan dari dalam tanah, pergi ke jalan tol di Rowell (jalan yang berjarak 20 kilometer dari tambang mangan ke dermaga), dan naiklah kapalmu, pekerjaan sialanmu itu ada di daftar paling bawah.” Kesadaran akan kerusakan lingkungan dan dampaknya pada pendapat masyarakat mengenai perusahaan akhirnya meningkat, paling tidak di tataran pejabat senior. Pada tanggal 29 Juli 1991, sebuah memo dari Jerry Ellis, CEO BHP Minerals di Melbourne, dibagikan kepada manajemen GEMCO.

Survei lingkungan Amerika Serikat. Potongan berita yang terlampir telah dikirimkan kepada saya, melaporkan hasil dari sebuah survei yang menemukan 84% orang Amerika percaya bahwa kerusakan terhadap lingkungan merupakan kejahatan paling serius yang bisa dilakukan oleh sebuah perusahaan. Tak masalah jika angka nya 80 persen atau 50 persen. Pesan itu sangat jelas, dan saya kira banyak orang di dunia ini, termasuk di Australia, memegang pandangan yang serupa. Artikel surat kabar itu berperan sebagai pengingat bahwa kita harus mengambil langkah yang tepat dalam manajemen terkait masalah-masalah lingkungan, di mana kita memiliki kendali atau tanggung jawab atasnya. Sebuah kesalahan bisa menempatkan reputasi kita yang baik dalam bahaya, dan saya minta Anda semua untuk membagikan pandangan saya mengenai manajemen masalah-masalah lingkungan kepada manajemen dan staf Anda.

Di dalam situasi yang tercerahkan ini, Savory merasa berada dalam tekanan yang tepat untuk meneruskan tujuan-tujuan yang telah diembannya selama ini. Pada tanggal 23 Juli 1991, Carl I.K. Berglin, Direktur Pertambangan di Pemerintahan Northern Territory, wilayah hukum di mana GEMCO berada, menulis kepada Savory memuji rencana manajemen lingkungannya yang telah disampaikan:

Reaksi pertama dari departemen atas rencana tersebut sangat baik. Bahkan, Sekretaris Berwenang dari Departemen (Pertambangan dan Energi) mengungkapkan pendapatnya bahwa hal itu dapat dijadikan contoh bagi perusahaan-perusahaan pertambangan lainnya...

Pada awal tahun 1992, Savory memulai audit lingkungannya yang pertama terhadap fasilitas bahan bakar dan minyak GEMCO serta pelaksanaannya. Ia kini harus memberikan laporannya kepada manajer umum yang baru, karena Bob Wunder telah dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi di BHP.

Kejanggalan-Kejanggalan

DALAM proses auditnya, catatan-catatan mengenai bahan bakar dari dua tahun sebelumnya telah diperiksa. Audit itu mencakup jumlah diesel yang dipompakan dari tanker-tanker BP yang merapat di pulau itu setiap tiga bulan sekali untuk mengisi tangki- tangki simpanan. Ketika disesuaikan dengan catatan-catatan seberapa banyak jumlah diesel yang dipompakan ke gardu pembangkit listrik dan melalui bowser terdekat yang berfungsi untuk menjaga truk-truk tambang dan kendaraan tetap berjalan, ditemukan kejanggalan-kejanggalan yang sangat penting. Para pegawai yang telah bekerja cukup lama di GEMCO mengatakan kepada Savory bahwa perusahaan sebelumnya pernah mengebor dan menemukan kebocoran diesel di sekitar gardu pembangkit listrik. Savory mendapatkan informasi itu dari seorang insinyur GEMCO saat itu, Ken Farrell, yang kini menduduki posisi senior di BHP di bagian barat Australia. Farrell memberikan petunjuk kepada Savory di mana lokasi lubang-lubang pengeboran itu berada – dua di antaranya terlihat, namun tertutup oleh kerikil. Pada tanggal 3 Juni 1992, Savory telah menemukan lokasi lubang-lubang pengeboran yang tersisa dan sedang menyelidiki biaya penyewaan alat pengeboran dari Pemerintah Northern Territory dengan tujuan untuk membersihkan lubang-lubang itu. Pada tanggal 18 Juni 1992, sebuah pertemuan diselenggarakan antara jajaran eksekutif senior BHP dengan manajemen GEMCO di Groote Eylandt. Savory mengeluarkan penilaian dalam bentuk tulisan tangan mengenai masalah-masalah risiko lingkungan yang meliputi tumpahan-tumpahan minyak dan bahan bakar, kebocoran mangan, masalah-masalah biologis, erosi tanah, dampak rumah kaca dan dampak visual. Ia mengurutkan risiko dari skala nol hingga lima. Sebagai contoh, tumpahan minyak dan bahan bakar:

PENILAIAN TERHADAP RISIKO

Hilangnya bahan bakar dari pipa-pipa/tangki bawah tanah (Skala 0-5)

Dampak lingkungan 1-2 Biaya pencegahan 2 Biaya perbaikan 5 Publikasi yang buruk 5

Savory menilai bahwa dampak lingkungan sudah rendah, biaya pencegahan sudah layak, namun biaya perbaikan dan publikasi yang buruk, yang dapat mempengaruhi citra publik tentang BHP cukup tinggi. Manajemen GEMCO tidak bergeming setelah membaca memonya itu. Sebab-sebab kebocoran yang terjadi memang tidak terlihat secara fisik. Pada tahun-tahun sebelumnya, Savory diberitahu oleh orang-orang yang telah lama menghuni pulau itu, bahwa pernah ada kilauan minyak di seberang Teluk Miller, namun orang- orang di daerah itu mengira salah satu kapal penangkap ikan menumpahkan diesel ketika mengisi ulang bahan bakar. Kilauan itu hilang tersapu ombak. Tidak ada tanda-tanda kebocoran di sekitar tangki-tangki atau pipa-pipa yang telah ditanam di dalam tanah untuk menghubungkan tangki-tangki penyimpanan bahan bakar yang besar itu dengan bowser dan pembangkit listrik. Ada “selisih negatif” sekitar 5000 liter dari diesel setiap minggunya antara alat pengukur bahan bakar utama dengan cabang-cabangnya. Savory diberitahu ketika berdiskusi dengan BP dan manajemen GEMCO bahwa ada berbagai sebab mengapa selisih itu terjadi. Alat-alat pengukur itu bisa jadi salah. Bisa juga kesalahan perhitungan yang dilakukan oleh mereka yang memantau aliran bahan bakar. Bisa juga terjadi penguapan bahan bakar di tengah teriknya panas tropik di Groote Eyland. Tidak ada yang terjadi. Savory kembali meneruskan pekerjaannya. Ia terus- menerus mengangkat masalah gudang tangki itu dalam bentuk laporan dan memo-memo. Pada tanggal 31 Juli 1992, sebagai tambahan untuk laporan manajemen, ia menuliskan sebuah memo kepada Gerry Ellis: “Anda mungkin ingin menyebutkan hilangnya diesel di bawah pembangkit listrik.” Pada tanggal 2 September 1992, terjadi sebuah pertemuan antara GEMCO dan para pejabat BP, termasuk Savory, untuk mengatur sebuah survei terhadap gudang tangki sebagai tindak lanjut dari usaha-usaha Savory untuk membuat masalah gudang tangki itu diakui. Namun, risalah rapat dicatat tanpa memasukkan pendapat-pendapat Savory mengenai kemungkinan kebocoran penting yang akan ditemukan dari gudang tangki atau pipa-pipa cabang. Savory menegaskan bahwa ia bertanya pada ahli mesin dari BP: “Bagaimana Anda bertanggung-jawab terhadap kejanggalan-kejanggalan dalam catatan mengenai bahan bakar selama kurun waktu dua tahun?” Menurut Savory, perwakilan-perwakilan manajemen GEMCO menjawab: “Saya tidak mau membicarakan masalah itu sekarang. Terdapat berbagai alasan untuk itu.” Insinyur BP yang ahli dalam bidang bahan bakar telah diundang untuk menghadiri pertemuan itu sebagai seorang konsultan untuk GEMCO, menindaklanjuti audit Savory terhadap gudang tangki di tahun 1991, yang telah mengungkapkan sejumlah masalah kecil. Savory merekomendasikan penelitian yang lebih khusus lagi. Ia tidak mengerti mengapa pertanyaan yang diangkatnya itu tidak dicatat dalam risalah rapat. Penelitian tidak pernah dilakukan.

“Para Pencinta Lingkungan”

SAVORY sadar bahwa Groote Eylandt merupakan dunia yang berbeda untuknya. Ia mulai terbiasa dengan bahasa kasar para penambang dan menjadi lebih agresif untuk mendapatkan simpati dari mereka jika ia tidak bisa mendapatkan kepercayaan mereka. Ia bergabung dengan para pekerja yang ditugaskan di bagian lingkungan, dan tak lama kemudian ia malah mendapati dirinya memberikan konseling kepada beberapa orang dari mereka mengenai masalah-masalah pribadi. Ia berusaha membangun sebuah kelompok yang dikenal di pulau itu sebagai “para pencinta lingkungan”. Apakah istilah itu digunakan sebagai pujian atau ejekan, semua itu tergantung pada masing-masing orang yang menggunakannya. Tak lama setelah mengungkapkan kekhawatirannya mengenai selisih jumlah bahan bakar yang dikeluarkan, Savory mengirimkan sebuah catatan melalui faks kepada manajemen senior BHP, yang merinci kekhawatirannya yang lebih mendalam mengenai pemenuhan komitmen GEMCO terhadap lingkungan. Ia bekerja tak kenal waktu untuk mempertahankan kualitas kerjanya, khususnya yang terkait dengan rehabilitasi lahan pertambangan. Istrinya, Jennifer, berusaha bergabung dengan kelompok para istri di Alyangula. Ia bertanggung-jawab untuk menjalankan kelompok Pembimbing Brownie dan bergaul dengan para istri “staf” dan istri “buruh”, sebagaimana tingkatan yang berlaku bagi para pegawai GEMCO. Namun, ketika Robert mulai menghadapi kesulitan-kesulitan dengan manajemen GEMCO terkait masalah lingkungan, Jennifer sadar bahwa ia dikucilkan oleh para istri “staf”. Suasana di sana pada akhirnya tidak bisa ditolerir lagi. Jennifer serta Anna, yang saat itu masih tinggal bersama mereka, meninggalkan Groote Eylandt di awal tahun 1993 dan tinggal di Darwin.

Tanpa Komunikasi

PADA tahun 1993, “Departemen Lingkungan” di dalam GEMCO secara sah telah dibentuk dengan tenaga pekerja sebanyak sepuluh orang – pegawai-pegawai yang dianggap sebagai tenaga lebih dalam pelaksanaan penambangan mangan. Savory merubah orang-orang “kampungan” itu menjadi pekerja yang produktif, bahagia, dan membanggakan, di mana tak lama setelah itu dilaporkan bahwa tahun 1993 merupakan tahun rehabilitasi yang paling sukses sepanjang sejarah perusahaan. Usaha-usaha pelestarian lingkungan yang dilakukan GEMCO mengundang pujian dari departemen- departemen pemerintahan di Northern Territory, manajemen CSIRO dan BHP di Melbourne. Namun, selain itu, usaha advokasi Savory terhadap kesadaran lingkungan mulai menjengkelkan beberapa rekan kerjanya di dalam GEMCO. Pada hari Minggu, 19 September 1993, Savory mengorganisir para sukarelawan di Groote Eylandt untuk mengambil bagian dalam peringatan Hari Pembersihan Lingkungan Sedunia. Jambana Lalara, ketua dari Dewan Tanah Anandilyakawan, memberikan dukungannya. Para sukarelawan meminjam buldoser dan mobil derek dari GEMCO. Mereka memiliki dua tujuan pembersihan: menggali dan mengubur tanaman-tanaman serat nan eksotik yang dibawa oleh para misionaris Gereja Inggris pada tahun 1921, yang digunakan untuk membuat tali dan kawat – tumbuhan serat itu telah menyebar ke semak- semak dan menjadi rumput liar yang tumbuh subur – dan mengumpulkan, menghancurkan dan mengubur 200 buah drum 44-galon yang berkarat, di sekitar bekas landasan terbang Perang Dunia ke-II di pulau itu. Sumbangsih Groote Eylandt untuk membersihkan dunia disebutkan dalam sekilas berita – sebuah laporan berkala dari Program Lingkungan PBB pada bulan November 1993. Di akhir hari yang sangat melelahkan, setelah menarik tanaman serat dan mengumpulkan drum-drum, sebuah pesta barbekyu diadakan di pantai. Savory, yang memiliki hasrat yang sangat mendalam terhadap lingkungan, sangat menikmati kebersamaannya dengan para pendukungnya. Dan juga musuhnya yang terselubung. Manajemen GEMCO kini telah berubah. Savory kini hanya berkomunikasi dengan atasannya dengan menggunakan memo dan laporan. Apa yang ia laporkan tidak disukai. Dalam sebuah draf laporan yang ia berikan mengenai ulasan gudang tangki, seorang manajer lingkungan BHP menulis di tepi draf itu, “Jangan membesar-besarkan masalah tumpahan minyak itu.” Usaha Savory dalam menyelesaikan pekerjaannya ternyata membuat jengkel eksekutif senior yang khawatir mengenai prioritas produksi mereka yang lebih tinggi – bahwa pertambangan adalah prioritas produksi mereka – dan laporan-laporan serta permintaan Savory untuk pembelanjaan tidak terjawab. Pada bulan November 1993, tim “pencinta lingkungan” – para pekerja rehabilitasi lingkungan yang dilatih oleh Savory – diberhentikan oleh manajemen GEMCO. Savory sangat marah. Mereka digantikan oleh delapan orang Aborigin yang tidak terlatih. Meskipun ia tidak berkeberatan untuk melatih para orang Aborigin itu, namun Savory mengeluh bahwa pemberhentian semua pekerja yang terlatih sebelum musim hujan tiba akan membawa malapetaka bagi program rehabilitasi GEMCO. Ia menyatakan bahwa timnya tidak mau dipindahkan kembali ke pekerjaan produksi mangan dan meminta agar mereka diperbolehkan tetap bekerja selama beberapa waktu untuk “melatih” para Aborigin itu sebagai pengurus tanaman. Keinginannya itu ditolak. Timnya pun akhirnya pergi dan setelah penundaan yang cukup lama, lima orang Aborigin dipekerjakan, namun ketidakhadiran mereka yang berkelanjutan mengurangi jumlah pekerja hingga nol pada hari-hari tertentu. Program rehabilitasi hampir saja terhenti, dengan kurang dari dua hektar lahan bekas tambang yang ditanami kembali dengan bibit tanaman baru. Savory dengan marah melaporkan bahwa target menanami kembali dua puluh hektar lahan tidak akan terpenuhi. Meskipun demikian, pekerjaannya untuk BHP dan GEMCO merupakan subjek – menurut apa yang ia dengar – dari penilaian performa kerja yang sangat baik, tetapi karena beberapa alasan, penilaian itu ditahan. Ia tidak pernah menerimanya. Pada tanggal 9 Desember 1993, Savory menerima surat ulasan gaji tahunan dari manajer personalia GEMCO, Mark Stone:

Yang terhormat Robert... Perusahaan telah menyelesaikan ulasan gaji tahunan dan saya sangat senang untuk memberitahukan Anda bahwa gaji baru Anda adalah sebesar $70,675.00, efektif per 1 Desember 1993. Saya ingin mengambil kesempatan ini untuk berterima kasih kepada Anda atas dukungan Anda sepanjang tahun ini. Kita masih memiliki tantangan- tantangan di tahun 1994, dan saya ingin tetap bekerja-sama dengan Anda untuk mencapai tujuan-tujuan bisnis kita.

Pemberhentian

PADA tanggal 4 Februari 1994 – delapan minggu kemudian – Savory dipecat. Ia sangat terkejut. Ia dipanggil ke kantor Mark Stone dan diberikan sebuah surat dan diminta untuk membacanya.

Anda telah menunjukkan niat Anda sepanjang tahun 1993 dan menegaskannya kembali pada bulan Januari tahun ini, bahwa adalah keinginan Anda untuk meninggalkan GEMCO. Waktunya akan ditentukan setelah Anda mendapatkan pekerjaan yang baru. Hal ini membuat GEMCO berada di posisi yang sulit dalam merencanakan masa depan. Hal ini, ditambah dengan diskusi kita sebelumnya mengenai apakah Anda dan manajemen GEMCO sedang menuju arah yang sama, mengharuskan saya untuk mengambil tindakan. Sesuai dengan itu, Anda dengan ini diberikan pemberitahuan tiga bulan sebelum pemberhentian Anda dari pekerjaan terhitung sejak hari ini. Saya tidak mewajibkan Anda untuk bekerja selama masa pemberitahuan ini.

Savory pulang ke rumah dinasnya dengan surat pemberhentian di tangannya. Sebuah truk GEMCO datang ke rumahnya dan melemparkan sebuah kotak di halaman depan. Ia diberi perintah untuk mengemas barang-barang pribadinya dan meninggalkan Groote Eylandt dengan penerbangan berikutnya, paling lambat dalam waktu dua hari. Tidak akan ada makan malam perpisahan dengan perusahaan yang biasa dilakukan dengan menggunakan pakaian tradisional barramundi dan pidato-pidato ucapan terima kasih. Sebagai gantinya, para mantan tim “pencinta lingkungan”-nya membantunya mengemasi barang-barang pribadinya dan kemudian membuat pesta baginya di Klub Rekreasi di Alyangula. Saat pesta perpisahan itu, pidato-pidatonya sangat berwarna, namun jujur... dan sangat menghibur Savory. Salah satu tugas dari koordinator lingkungan adalah untuk membasmi kucing- kucing liar dari pulau itu. Di malam terakhir Savory di Groote Eylandt, beberapa orang pembuat onar meletakkan seekor kucing mati di mesin cuci Mark Stone. Di Darwin, Savory berkumpul kembali dengan Jennifer, yang memberikan dukungan moral dan ketenangan. Ia membutuhkan waktu beberapa hari untuk bisa mengingat apa yang telah terjadi padanya. Ia mulai menulis surat kepada manajemen senior BHO meminta dukungan. Tidak ada dukungan yang ditawarkan. Di dalam salah satu suratnya, Savory mengungkapkan pendapatnya mengenai alasan pemberhentian itu:

Hal ini terkait dengan kenyataan bahwa saya tidak bisa berbohong pada Dewan Tanah Anandilyakwa dan Departemen Pertambangan dan Energi mengenai keseluruhan wilayah yang berada di bawah standard lingkungan di dekat Angurugu, yang bisa ditingkatkan berdasarkan basis tahunan... Setelah tiga setengah tahun berkomitmen kepada GEMCO, saya sangat sedih mengetahui bahwa saya dipecat hanya dalam waktu enam jam saja. Saya telah bekerja secara konsisten untuk memenuhi mandat saya dengan GEMCO, bekerja enam puluh hingga delapan puluh jam seminggu tanpa imbalan tambahan seperti yang tertera dalam penilaian performa kerja saja baru-baru ini. Saya menyadari bahwa saya memiliki masalah dengan manajer-manajer terdahulu. Semua masalah ini telah teratasi dan saya telah diperbolehkan untuk bekerja kembali semampu saya. Komitmen saya selalu untuk lingkungan, untuk reputasi jangka panjang BHP, untuk para pemegang saham BHP, untuk para suku Aborigin pemilik Groote Eylandt dan untuk kekuatan pekerja saya sendiri.

Tidak pernah ada jawaban dari BHP atau pun GEMCO atas pernyataan Savory. Ia menuntut penyelesaian beberapa pengeluaran, termasuk tiket pesawat, biaya relokasi dan biaya kesehatan. Ia kemudian harus menyelesaikan semua itu di luar pengadilan, hanya untuk sejumlah uang tambahan yang tidak terlalu besar jumlahnya, yang hanya dibayarkan sekali dari sejumlah klaim yang belum dilunasi. Savory menyadari posisinya. Sangat menyedihkan. Ia baru saja dipecat oleh BHP, perusahaan terbesar di Australia. Kemungkinannya untuk memperoleh pekerjaan di usia lima puluh enam tahun sudah kandas. Ia sangat menderita memikirkan apa yang bisa ia lakukan. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk melawan. Sebelum ia menarik keluarganya dari Darwin ke Brisbane, Savory menghubungi kantor Stasiun TV ABC di Darwin yang menyiarkan acara televisi 7.30 Report, sebuah acara liputan terkini yang ditayangkan tiap malam. Ia berbicara kepada seorang reporter, , dan merekam sebuah wawancara. Banyak pihak terkejut melihat siaran wawancara itu di TV. Di dalam wawancara itu, bahasa yang digunakan oleh Savory sangat berbahaya. Ia mempertanyakan komitmen GEMCO terhadap lingkungan. Ia membeberkan kejanggalan- kejanggalan dalam pemeriksaan tangki bahan bakar: “Saya membuka kembali informasi dua tahun ke belakang... 1990-1992, dan saya menemukan bahwa sepertinya ada selisih sebesar 5000 liter setiap minggunya. Saya kemudian mendatangi manajemen. Saya membuat laporan tertulis mengenai hal itu. Saya diberitahu, ‘Tidak, kami akan menyelidikinya.’ Tidak ada yang dilakukan.” Menanggapi tayangan di 7.30 Report itu, Departemen Pertambangan dan Energi di Darwin mengumumkan bahwa mereka akan menyelidiki pernyataan Savory. GEMCO menyatakan bahwa pernyataan itu tidak memiliki dasar apa pun, namun demikian, perusahaan akan tetap bekerja sama dengan Departemen Pertambangan dan Energi. Savory dan keluarganya meninggalkan Darwin dan pindah ke Brisbane. Masa depan mereka tidak pasti. Ia mulai mencari pekerjaan, mengirimkan lamaran-lamaran pekerjaan. Teleponnya tidak berdering. Pada akhirnya, ia mengajukan kompensasi pengangguran. Sebelum kompensasi itu diberikan, Departemen Jaminan Sosial akan mengajukan pertanyaan kepada perusahaan tempat pemohon dulu bekerja terkait dengan penerbitan Sertifikat Pemutusan Hubungan Kerja. Selain pertanyaan yang diajukan, “Berikan alasan mengapa perfoma kerja pemohon dianggap tidak memuaskan,” seorang pejabat di GEMCO menuliskan dalam sertifikat Savory:

“Tidak sejalan dengan tujuan-tujuan perusahaan”.

Sementara itu, pada tanggal 10 Maret 1994 – sebulan setelah pemberhentiannya – GEMCO, melalui juru bicaranya untuk hubungan masyarakat, menyerang balik serangan- serangan Savory terhadap perusahaan tempatnya bekerja dulu. Di Eylandt Echo – sebuah buletin perusahaan yang disebarkan di pulau itu dengan judul “GEMCO – berkomitmen terhadap produksi yang aman” di bawah kepala buletin – terdapat sebuah artikel yang dicetak tebal di halaman tiga:

TUDUHAN-TUDUHAN KEBOCORAN BAHAN BAKAR TERBUKTI TIDAK BENAR Tim Penyelidik Independen Perusahaan Tidak Menemukan Kebocoran di Pipa-Pipa Bahan Bakar

Minggu lalu, seorang pegawai senior di Departemen Pertambangan dan Energi mengunjungi GEMCO untuk menyelesaikan penyelidikan atas tuduhan-tuduhan bahwa bahan bakar telah hilang dari tangki penyimpanan bahan bakar perusahaan. Tuduhan-tuduhan itu dilayangkan oleh seorang mantan pegawai GEMCO dalam program TV ABC, The 7.30 Report. Merespon tuduhan-tuduhan itu, GEMCO membentuk sebuah tim penyelidik independen untuk datang ke lokasi dan melakukan uji tekanan terhadap semua pipa yang dialiri bahan bakar di Gudang Tangki dan juga di Gardu Pembangkit Listrik. Tidak ada kebocoran yang ditemukan di pipa-pipa mana pun dan semua pipa dalam keadaan yang baik. Saat ini, Manajer GEMCO, Bill Scheel, mengatakan: “Tuduhan-tuduhan itu, yang ditayangkan di acara The 7.30 Report telah mengakibatkan dibentuknya penyelidikan yang intensif dari Departemen Pertambangan dan Energi. Sampai saat ini, Departemen tidak menemukan apa pun yang patut dikhawatirkan, namun mereka akan meneruskan penyelidikan pada saat kunjungan lapangan sekitar pertengahan bulan Maret nanti. Pada hari Selasa dan Kamis, pada tanggal 15 dan 16 Maret, GEMCO dikunjungi oleh Sekretaris Departemen Pertambangan dan Energi, Direktur Pertambangan, Penanggung jawab Proyek Lingkungan dan Kepala Peneliti Lingkungan. Para pegawai Departemen Pertambangan dan Energi itu menghabiskan waktu dua hari untuk berkeliling untuk melihat pelaksanaan pekerjaan yang kami lakukan dan berdiskusi dengan manajemen GEMCO. Sebuah laporan menyeluruh mengenai kunjungan itu akan disiapkan oleh Departemen Pertambangan dan Energi dalam waktu dekat. Namun, Pegawai Humas Senior, Warren Paull, mengatakan: “Kita dapat memberikan kepastian kepada Departemen Pertambangan dan Energi bahwa tidak ada kebocoran. Kita telah meminta penyelidik independen untuk melakukan uji tekanan pada semua pipa dan dapat dipastikan bahwa semua pipa dalam keadaan baik.” Manajer Bill Scheel mengatakan: “Meskipun kebocoran bahan bakar bukan merupakan suatu masalah, namun selalu ada ruang untuk meningkatkan pengaturan bahan bakar. Penyelidikan itu bukanlah sebuah pengalaman yang menyenangkan, namun penyelidikan itu akan memberikan keuntungan bagi pelaksaaan pekerjaan GEMCO di masa yang akan datang.”

Tuduhan keras Savory terhadap GEMCO yang dilakukan secara publik telah meleset. Dalam prosesnya, ia telah dirugikan oleh penilaian “independen” perusahaan. Ia sudah hancur.

Menganggur

TIDAK memiliki pekerjaan di Brisbane, Savory tidak bisa lari ke mana-mana lagi. Kepergiannya yang tergesa-gesa dari Groote Eylandt beberapa bulan yang lalu telah membawanya pada perasaan putus asa yang juga dialami oleh para warga Australia lainnya yang masih aktif namun menganggur. Rasa percaya dirinya hilang, depresi mulai menguasai dirinya, canda-canda lucunya mulai jarang muncul. Ada sebuah kemarahan yang menyebabkan itu semua. Kehilangan pekerjaan yang bagus dalam keadaan semacam ini, pelecehan yang dilakukan oleh perusahaan, dan penilaian independen perusahaan merupakan beban yang sangat berat untuknya. Savory telah menanamkan uangnya dalam usaha perumahan di kota Toowoomba, sebelah barat Brisbane di Darling Downs. Dengan pemecatannya yang mendadak itu dan kesulitan mendapatkan pekerjaan, ia terpaksa harus menjual rumahnya itu. Dalam situasi jatuhnya pasar properti saat itu karena kekeringan yang berkepanjangan di Toowoomba, ia kehilangan banyak uang. Pernikahan Savory, yang telah bermasalah sejak di Groote Eylandt, semakin hancur.

Dering Telepon

DI akhir bulan Februari tahun 1995, setahun setelah pemecatannya, Savory masih menganggur. Ia semakin putus asa. Usaha-usahanya untuk mencari pekerjaan, pekerjaan apa pun telah gagal. Ia telah melamar beberapa posisi untuk ahli lingkungan di industri pertambangan, namun hanya berhasil mendapatkan satu kali wawancara saja. Ketika ia mencoba menjelaskan keadaan-keadaan di Groote Eylandt dan riwayat pekerjaannya terdahulu, ia melihat air muka sang pewawancara berubah dan ia merasa bahwa prospeknya telah hilang. Suatu ketika, telepon di rumahnya berdering. Savory mendengar suara tut-tut-tut seperti panggilan jarak jauh. Ternyata, yang menelpon adalah temannya, salah satu anggota tim “pencinta lingkungan” dari Groote Eylandt. “Hai Rob!” teriaknya di ujung sana, “... Mereka sudah menemukan kebocoranmu!” Savory mendengar bagaimana para pekerja di GEMCO telah berusaha menggali parit untuk menanam pipa baru di bowser ketika mereka menemukan tanah yang terkontaminasi. Mesin pengeruk tanah telah mencemari tanah. Humas GEMCO mengeluarkan pernyataan media tak lama setelah itu, menyatakan bahwa penemuan itu hanya sedalam 2 hingga 3 meter di sekitar pipa. Pada tanggal 23 Februari 1995, sebuah surat kabar independen yang tidak begitu besar di pulau itu, The Paradise Post, yang dijalankan oleh seorang wartawati, Kate Hale, melaporkan: “Kebocoran bahan bakar menyebabkan ditutupnya bowser – tuntutan atas bencana lingkungan ditolak.” Savory menghubungi program The 7.30 Report di Sydney dan program itu meneruskan penelusuran cerita itu. Warga Groote Eylandt dihubungi melalui telepon dan video amatir diambil untuk mendokumentasikan air yang terkontaminasi oleh diesel yang dipompakan dari lubang-lubang hasil pemboran dibuat. Kaset video itu, yang dikirimkan oleh kurir ke stasiun televisi ABC di Sydney, merekam kesaksian para saksi mata tentang apa yang mereka lihat. Salah satunya: “Semua lokasi yang telah mereka masuki, di sekitar gudang tangki itu dan sejauh wilayah pantai dan pesisir, telah tercemar oleh diesel. Semua orang tahu bahwa diesel merembes keluar ke permukaan tanah”. Kesaksian lainnya: “Semua orang sepertinya berpikir bahwa hal itu merupakan suatu bencana... ada cairan berwarna kemerahan keluar dari dalam tanah. Tingginya semata kaki lelaki dan baunya sangat menyengat seperti diesel”. Di dalam sebuah wawancara yang direkam untuk liputan ABC, Savory ditanya mengenai perilakunya terhadap perusahaan: “Apa yang kita miliki adalah suatu potensi terjadinya kontaminasi yang sangat luas pada tanah dan bebatuan, yang akan menghabiskan biaya yang sangat besar untuk perbaikannya dan juga akan mengundang publikasi yang buruk terhadap citra perusahaan. Saya menanggung ini semua. Saya berkata pada manajemen, Saya bilang, ‘Dengar ya!’, dengan sangat pelan dan penuh rahasia... saya tidak membahas masalah ini dengan orang lain di luar perusahaan, saya hanya akan membahas masalah ini pada manajemen senior... dan tidak ada seorang pun yang mendengarkan saya! Pastilah saya marah. Saya sangat marah!” Program The 7.30 Report melayangkan tuntutan-tuntutan Savory kepada BHP. Secara khusus, Jim Rothwell, Manajer Penambangan Mangan BHP, menyatakan bahwa telah ada kebocoran bahan bakar yang cukup besar di pulau itu. Dalam liputan yang disiarkan pada tanggal 6 April 1995, Rothwell mengatakan: “Tentu saja, kebocoran sebesar apa pun tetap penting. Kami belum dapat memastikan seberapa besar kebocoran yang terjadi. Kami telah melakukan beberapa pengeboran. Kami tahu bahwa daerah itu merupakan wilayah perbatasan, kami juga mengetahui bahwa tidak pernah ada perpindahan minyak ke wilayah lingkungan laut, dan kami yakin kami bisa membersihkannya.” Rothwell menolak bicara lebih jauh lagi mengenai Savory. Program itu melaporkan: “Terkait dengan orang yang telah mengungkapkan fakta BHP ini, kami tidak akan memberikan komentar, memberikan kompensasi atau memulihkan nama baiknya.” Jim Rothwell: “Dr. Savory telah melakukan pekerjaan yang sangat baik bagi kami. Saya rasa tidaklah adil untuk mengomentari alasan kepergiannya.” Nama baik Savory pun dipulihkan. Namun, di balik kebahagiaannya karena nama baiknya telah dipulihkan secara publik, tetap saja ada kepahitan pribadi akan semua kejadian itu. Publikasi yang positif, paling tidak telah membuka beberapa kesempatan. Dua hari setelah itu ia dihubungi oleh Departemen Pertambangan dan Energi Queensland dan ditawari pekerjaan, sebuah pekerjaan sementara sebagai ahli untuk merehabilitasi daerah- daerah tambang yang terbengkalai. Savory sedang naik daun. Ia ditawari untuk kembali ke Groote Eylandt untuk membantu pembersihan. Tawaran itu ia tolak. Ia menulis kepada BHP untuk memberikan “ganti rugi yang penuh atas pemberhentiannya”, antara lain kompensasi keuangan atas “tekanan dan kesulitan yang diterpakan kepada saya dan keluarga saya karena pemberhentian saya yang tiba-tiba, dan kenyataan bahwa saya telah menganggur selama lebih dari setahun”. Ia mengatakan kepada BHP bahwa penyelidikan- penyelidikan terbaru yang dilakukan oleh orang-orang independen atas namanya telah mengungkapkan bahwa pemberhentiannya dari GEMCO telah sangat mempengaruhi kariernya di masa depan. Perusahaan tidak memberikan tanggapan apa pun. Tidak akan pernah ada pernyataan resmi kepada publik. Penambangan Mangan BHP telah menggunakan jasa perusahaan pembersihan lingkungan, Dames dan Moore, untuk menilai masalah yang terjadi di Groote Eylandt. Mereka memulai proses pembersihan dengan menggali lubang-lubang pemboran dengan sebuah pola untuk menilai penyebab dari pencemaran itu. Dari setiap pengeboran, ada sebuah “kebocoran besar”. Pada awalnya, terdapat beberapa laporan yang menyebutkan bahwa diesel itu “masih baru”, bahwa kebocoran itu biasa terjadi. Namun, pengujian yang dilakukan sesudah itu mengungkapkan bahwa diesel yang ditutupi oleh pompa “sudah berumur”. Diesel ini, yang berada di atas batas air tanah, kini sedang dipompa kembali oleh pompa-pompa itu dan akan disimpan dalam drum untuk bisa digunakan lagi nanti. Pada tanggal 7 Desember 1995, pengeboran itu terus berjalan sepanjang tahun. Sebuah berita di surat kabar The Australian hari itu memberitakan bahwa peringatan Savory atas kebocoran yang cukup besar, sampai dengan 10 juta liter, sedang diperbaiki.

Pemerintahan Northern Territory akan mempertimbangkan untuk melayangkan tuntutan atas kelalaian terhadap BHP setelah jumlah kebocoran minyak diesel di tambang Mangan GEMCO di daerah terpencil di Groote Eylandt di Teluk Carpentaria secara dramatis meningkat. BHP kemarin menyatakan bahwa kebocoran itu jumlahnya mungkin sebesar tiga juta liter diesel – sepuluh kali lebih besar dari skenario terburuk yang dipaparkan oleh manajemen GEMCO ketika kebocoran itu ditemukan saat dilakukannya penggalian rutin dan pekerjaan perbaikan di gudang persediaan bahan bakar perusahaan itu pada bulan Februari. Penemuan itu terjadi 13 bulan setelah BHP memecat ahli lingkungan GEMCO, Dr. Robert Savory, yang telah berulang kali mengatakan kepada manajemen bahwa kebocoran bahan bakar yang besar sedang terjadi.

Liputan itu mengatakan bahwa sembilan puluh dua lubang bor telah digali untuk mengevaluasi penyebab dari kebocoran itu. Dilaporan bahwa pengujian-pengujian di tahap itu mungkin menunjukkan bahwa struktur bawah tanah di pulau itu, sedemikian rupa telah mencegah merembesnya kebocoran bahan bakar ke lingkungan laut. “Bahkan, kebocoran itu tertahan dengan aman di kolam tanah liat yang berbentuk seperti kacang merah seluas 250m x 150m di atas batas air tanah”. Surat kabar itu mengutip pendapat Menteri Daerah untuk Pertambangan, Mike Reed, “secara khusus, pada tahap ini tuntutan tidak dapat diajukan karena keadaan masih terus berkembang dan saya selalu membuka semua kemungkinan”. Robert Savory akhirnya menemukan sebuah pekerjaan. Ia dipekerjakan oleh Departemen Pertambangan dan Energi Queensland pada bulan September sebagai Penanggung Jawab Lingkungan dengan gaji yang jumlahnya hanya setengah dari jumlah yang ia terima di GEMCO. Namun, itu tetap saja pekerjaan. Savory sangat lega karena reputasinya telah dipulihkan. Ia teringat, di dalam keadaannya yang sangat tertekan selama di Groote Eylandt, ia telah bertindak sesuai dengan fakta-fakta yang ada, meskipun kini perusahaan menyatakan bahwa tuduhan-tuduhan awal Savory merupakan “kepalsuan” belaka. Bila ia telah berhasil melewati semua ini, apakah ia akan melakukannya lagi? Ia menjabarkan pengalamannya menjadi seorang pengungkap fakta:

Tidaklah mudah mengatakan kepada semua orang: “Saya benar... BHP yang salah” ketika saya baru saja masuk dalam industri ini selama dua tahun dan BHP sering dianggap sebagai Manusia Besar Australia! Namun pengetahuan saya akan fakta-fakta, tidak ada rekayasa di sini, memberikan saya kekuatan untuk bertahan. Yang mengagumkan saya sejak dulu hingga sekarang adalah begitu bodohnya mereka. Saya rasa saya memiliki keuntungan karena telah bersikap dewasa dan telah sedikit banyak berkeliling dunia. Mungkin bila saya anak kemarin sore dan baru saja lulus dan berusaha mendapatkan posisi karier yang bagus, pendekatan yang saya lakukan akan berbeda. Tidaklah mudah melawan para manajer pertambangan yang pemarah dari Amerika dan Kanada, yang tidak memiliki penghargaan terhadap lingkungan atau pun para pekerja lingkungan di Australia. Pengalaman ini telah menempa saya dalam api. Jika saya yakin akan fakta-fakta yang saya miliki, saya tidak akan pernah ragu lagi untuk mengungkapkan fakta-fakta yang saya miliki dengan segera dan sekuat tenaga. Dan jika saya tidak menyerahkan laporan- laporan tertulis tersebut dan menyimpan salinan-salinannya ketika kebocoran bahan bakar itu ditemukan, saya, pastinya, dapat ditangkap. Siapa pun yang memiliki tanggung jawab dan mengetahui bahwa dirinya sedang terjebak dalam situasi yang sangat rapuh, harus: • menuangkan semua komunikasi yang terjadi dalam bentuk tertulis--memo dalam bentuk tulisan tangan dapat dikirimkan dengan tujuan untuk mempertahankan kerahasiaan; • memastikan bahwa semua memo itu disampaikan pada atasan supervisor Anda; • menyimpan salinan referensi harian; • mengirimkan salinan komunikasi tertulis kepada penasihat hukum Anda demi keamanan; • menulis catatan harian. Anda harus selalu mengacu pada fakta-fakta, fakta-fakta konkrit yang absolut, tepat atau rekaman semua percakapan kata demi kata, tanpa rekayasa. Jika Anda yakin bahwa Anda mengatakan kebenaran, maka Anda bisa menatap tajam siapa pun, apakah dia CEO BHP, Dewan Direksi atau hakim, dan tidak akan goyah. Saya tidak berencana untuk menjadi seorang pengungkap fakta. Saya terpaksa melakukan hal itu karena saat itu saya dipojokkan oleh manajemen GEMCO. Saya yakin, jika saya mendatangi para pria yang mempekerjakan saya, Bob Wunder dan Murray Fox, dengan segala kecurigaan dan ketakutan saya mengenai kebocoran bahan bakar, mereka pasti akan langsung memerintahkan penyelidikan menyeluruh dan terbuka. GEMCO akan berubah dari negatif menjadi positif. Dimulai sejak tahun 1990, 1991 hingga awal tahun 1992, saya memiliki anggapan yang positif terhadap BHP-GEMCO dan saya tidak pernah menjadi seorang aktivis lingkungan yang radikal yang suka mencari masalah. Jika memang saya begitu, saya tidak akan pernah dipekerjakan. Masalahnya antara lain: • Northern Territory sangat jauh tertinggal dari negara bagian lain dalam hal peraturan lingkungan. GEMCO beroperasi di bawah dua atau tiga “persyaratan khusus” yang dibuat 30 tahun yang lalu ketika kontrak penambangan mangan pertama diberikan. • Groote Eylandt merupakan wilayah yang terisolasi – lokasi tempat kontrak-kontrak GEMCO yang “jauh dari jangkauan” para warga Australia. • Orang-orang Aborigin yang memiliki lahan-lahan itu, pada kenyataannya, sangat direndahkan, berbeda dengan retorika perusahaan. • Ada sebuah budaya perusahaan yang berlaku, bahwa produksi lebih utama dari apa pun. Secara pribadi, saya telah mendapatkan kekuatan dari pengalaman ini. Saya belajar siapa teman-teman saya sesungguhnya. Para “rekan kerja” saya beramai-ramai mengucilkan saya. Bahkan, ada seorang pria yang telah saya bantu selama tiga tahun menusuk saya dari belakang. Namun para operator, tidak hanya para tim pencinta lingkungan, sangat setia dan selalu mendukung. Saya rasa mereka senang melihat para pimpinan itu hancur. Di sisi yang merugikan, pernikahan saya hancur, kesehatan mental saya juga hancur dan saya bangkrut. Memandang dengan 20/20 ke belakang, saya tahu saya seharusnya tidak pernah pergi ke Groote Eylandt. Saat itu, di tahun 1990, Jennifer sudah merasakan sesuatu yang tidak baik setelah saya sampai di Groote. Saat itu Jennifer masih tinggal di Toowoomba sebelum menyusul saya. Ia berkata saya harus berhenti dan kembali ke keluarga saya di Toowoomba. Jadi, jika dipikir-pikir lagi, saya adalah seorang pengecut. Namun, jika saya tidak mengungkapkan fakta itu, BHP mungkin tidak akan pernah dimintai pertanggungjawaban atas kelalaiannya pada lingkungan selama bertahun-tahun.

Pembelaan publik Savory memancing telepon dari Partai Oposisi Northern Teritory dan Pusat Lingkungan Northern Territory, yang mengecam BHP. Terdapat bukti yang kuat bahwa administrasi di Northern Territory telah dengan serius mempertanyakan penjelasan dan jaminan yang selama ini mereka dapat dari BHP. Strategi-strategi humas dan ungkapan-ungkapan penuh dusta melalui pernyataan-pernyataan di media tidak dapat digunakan lagi. Perbaikan terhadap tanah yang tercemar di Groote Eylandt penuh ketidakpastian. Jika pekerjaan itu benar akan dilaksanakan, maka ribuan kubik tanah yang tercemar seharusnya sudah ditangani untuk menghilangkan hidrokarbon yang telah terserap. GEMCO mengatakan kepada para pegawainya di akhir tahun 1996 bahwa uapan diesel yang hilang itu lebih besar dari yang sebelumnya diperkirakan. Sebuah berita di jurnal industri, The Minerex Report, menyatakan bahwa uap itu semakin mendekati Teluk Milner. Lebih dari tiga juta liter diesel diyakini telah bocor. Menurut laporan yang ada, GEMCO berencana untuk membuat dinding penahan di sepanjang pantai di Teluk Milner yang akan menghabiskan biaya sebesar $1 juta. “Hal ini akan menahan aliran bahan bakar di dalam tanah atau di atas air tanah untuk mencegah dampak yang akan merusak lingkungan laut.” GEMCO telah menghabiskan $2 juta untuk menangani kerugian bahan bakar dan mengembalikan lebih dari 600,000 liter, memompa 3000 liter diesel dari dalam tanah setiap hari. GEMCO telah menunjuk sebuah kelompok ahli lingkungan laut yang independen, yang diketuai oleh Dr Russel Reichelt, direktur Institut Ilmu Kelautan Australia. Jurnal itu melaporkan bahwa program manajemen, termasuk di dalamnya survei habitat kelautan di Teluk Milner dan penilaian risiko yang rinci. Berapa total kerugian yang diderita oleh perusahaan? Sampai saat ini hal itu tetap tidak terungkap. Savory memperkirakan kerugian yang diderita perusahaan sebesar $10 juta. Kebocoran di Groote Eylandt dianggap sebagai salah satu kebocoran bahan bakar terbesar dalam sejarah Australia. Pada hari Jumat, 1 Maret 1996, GEMCO didenda sebesar $45,000 (denda maksimal adalah sebesar $50,000) setelah dinyatakan bersalah karena telah melanggar Pasal 16 dari Undang-undang Sumber Daya Air Northern Territory. Hakim ketua, Tn. I. Gray SM menyatakan dalam putusannya:

Hal yang paling nyata dari kasus ini adalah jumlah kebocoran yang sedemikian besar. Kebocoran itu sangat besar dan melampaui jumlah kebocoran bahan beracun dari kasus mana pun yang pernah diajukan kepada saya. ... Untungnya, mungkin disebut sebagai sebuah keuntungan karena kondisi geografis daerah tersebut, di mana tidak ada pencemaran yang terjadi atas cadangan air maupun daerah pemukiman atau masuk ke laut bebas. Kebocoran itu pasti diijinkan untuk terjadi, meskipun tidak secara tertulis, karena besarnya jumlah kebocoran itu paling tidak ada secara teoretis diketahui mempunyai potensi menimbulkan dampak dan kerusakan lingkungan yang sangat serius. ... Kebocoran itu ditemukan ketika pemeriksaan rutin pada pipa-pipa dilakukan. Terlihat dengan jelas dan meyakinkan bahwa hal tersebut tidak diketemukan ketika pengujian rutin maupun pemeriksaan pipa dilakukan. Hal ini menunjukkan, dan sekali lagi tidak membantah dari yang sebaliknya, bahwa ada prosedur yang kurang tepat dalam penilaian rutin yang dilakukan terhadap kondisi pipa-pipa bawah tanah. Kelalaian dalam Melaksanakan Tugas

“Ini bukan masalah mengenai privatisasi ANL… Anda tidak bisa menyerahkannya begitu saja…” – Laurie Brereton, Menteri Transportasi Federal, 22 Agustus 1994.

“Terdapat tuduhan dari beberapa orang anggota partai yang hadir dalam pertemuan tersebut bahwa Laurie Brereton memberitahukan Maritime Union of Australia, bahwa dia akan menghancurkan Dewan Direksi ANL” – Pernyataan tertulis kepada Komite Senat bidang Keuangan dan Administrasi Publik terkait penyelidikan yang dilakukan terhadap Australian National Line.

“Aksi dan pernyataan Laurie Brereton mengenai ANL sangat tidak konsisten dengan tugas dan tanggung-jawabnya sebagai seorang Menteri.” – Kapten William Bolitho, mantan ketua Australian National Line.

ANL, THE AUSTRALIAN SHIPPING LINE, yang membawa bendera Australia dan berawak kapal orang-orang Australia, didirikan oleh Pemerintahan Commonwealth untuk memenuhi kebutuhan pada masa peperangan tahun 1939. Dewan Pengawas Pelayaran dibentuk untuk mengawasi permintaan penyewaan dan pembuatan kapal untuk kepentingan perang. Setelah perang selesai, kapal tersebut akan dikembalikan kepada pemiliknya, tetapi Dewan Pengawas Pelayaran terus bekerja untuk mengawasi kapal perang dan kapal-kapal lainnya yang diambil dari pihak musuh. Setelah lebih dari 10 tahun tanpa adanya keputusan dan pembicaraan mengenai penggabungan usaha dengan perusahaan pelayaran swasta, akhirnya pada tanggal 1 Oktober 1956, pemerintahan Menzies, di bawah Undang-Undang Komisi Pelayaran Australia membentuk Australian National Line (ANL) untuk menjalankan operasi pelayaran milik pemerintah. Hampir sebagian besar dari usaha yang dilakukan oleh ANL untuk mewujudkan impian patriotiknya mengibarkan bendera nasional, tetap - sebuah mimpi. ANL berusaha untuk bersaing di dalam salah satu industri terkeras di dunia internasional, di mana kapal berkarat di bawah “bendera kenyamanan”, yang dioperasikan oleh pekerja-pekerja budak mengkorupsi uang dari pemerintah asing yang putus asa. Dalam sejarah perjalanannya, ANL sering menghadapi masalah-masalah keuangan. Sebagai perusahaan milik pemerintah, bagaimanapun juga, selalu ada kepentingan politis untuk mengusahakan agar ANL terus berlayar dengan mengibarkan bendera Australia di perairan lokal maupun internasional. Pada bulan Oktober 1982, keinginan untuk mengusahakan agar ANL tetap berlayar masih terlihat dengan jelas. Ray Taylor, Sekretaris Federal bidang transportasi menghubungi William Bolitho di kediamannya di Victoria. Perdana Menteri Ralph Hunt menunjuk Bolitho, 51 tahun, sebagai komisaris dari Komisi Pelayaran Australia, yang kemudian diubah menjadi the Australian Line. “Hanya dua hari dalam satu bulan,” kata Taylor pada saat makan siang, “satu hari untuk mempelajari laporan Dewan Direksi, dan satu hari lagi untuk rapat. Hal itu akan memberikan Anda kesempatan untuk bertemu kembali dengan sobat lama Anda, dan Anda tetap bisa mengawasi jalannya kegiatan.” Tawaran itu sangat menarik. Bolitho telah kembali ke ladang perternakannya, di mana kelima anaknya telah tumbuh pesat selama ia menghabiskan banyak waktunya di laut dan di lingkungan manajemen yang berat di industri pelayaran. Ia telah berjanji kepada istrinya, Bridget bahwa ia akan pensiun dari pekerjaannya dan kembali ke ladang peternakan yang mereka beli, untuk menghabiskan waktu sebanyak mungkin bersama dengan anak-anak mereka. Bill Bolitho bertemu dan menikah dengan Bridget pada saat ia bekerja di United Kingdom pada tahun 1955. Satu sampai dua bulan di Melbourne dan tantangan untuk mencoba memainkan permainan dari ruangan direksi perusahaan adalah sesuatu yang ia butuhkan. Tetapi akhinya diketahui bahwa Ralph Hunt dan Ray Taylor telah meletakkan suatu perangkap yang akan memakan hampir seluruh waktu Bolitho sampai tiga belas tahun berikutnya, yang diakhiri dengan pemecatan dalam situasi yang sangat sulit. Satu hal yang harus diungkapkan adalah kesabaran dari Bill Bolitho.

Kebangkrutan ANL

ANL secara teknis dinyatakan bangkrut pada tahun 1983. Laporan keuangannya menunjukkan kerugian sebesar $26 juta, dan akumulasi total kerugian sebesar $41 juta. Jumlah tersebut masih ditambah lagi dengan hutang lebih dari $600 juta dan satu armada kapal yang sudah tua dan boros bahan bakar. Umur rata-rata armada kapal tersebut sudah lebih dari 20 tahun. Pemborosan bahan bakar dari armada kapal tersebut merupakan kekhawatiran utama, terutama setelah jatuhnya harga minyak yang drastis pada tahun 1970. ANL beroperasi seperti departemen pelayanan umum, menghindari kondisi komersil apa pun, ditambah dengan pengeluaran tambahan yang tinggi dan jumlah staf yang terlalu banyak. Para politisi selalu siap menggunakan pengaruhnya untuk membuat kondisi yang tidak menguntungkan ini berlangsung terus-menerus, terutama jalur transit melewati Selat Bass dan jalur perdangangan darat ke North Queensland dan Darwin, di mana jumlah anggota parlemen minoritas menjadi perhatian utama. Dewan Direksi juga yakin bahwa terdapat sejumlah kapal mahal dan tidak pantas untuk dikomersilkan telah dibangun di galangan kapal di Newcastle untuk tujuan politis yang serupa. Lalu, apa yang harus dilakukan? Salah satu alternatif adalah untuk menutup ANL pada tahun 1982-1983. Tetapi Pemerintah Commonwealth harus mau menerima kerugian sebesar $10 juta dalam bentuk pinjaman pemerintah kepada ANL, dan harus mengucurkan dana sebesar $100-$200 juta untuk membayar hutang kepada para kreditur dan penyokong dana ANL. Pilihan tersebut pada akhirnya harus menghadapi pemerintah yang sepenuhnya akan mencabut kewenangan yang diberikan oleh undang-undang kepada Komisi Pelayaran Australia, dan mengawasi pengembalian uang para pembayar pajak atau perdagangan. Berkaitan dengan perdagangan, Dewan Direksi harus melakukan restrukturisasi besar-besaran di dalam ANL, dan mengubah $110 juta piutang pemerintah menjadi harta kekayaan. Untuk memastikan bahwa ANL dapat menanggung semua kerugiannya tersebut, seluruh industri pelayaran di Australia harus direformasi. Bolitho telah mendatangi Komisi Pelayaran Australia pada waktu yang sangat penting. Setahun setelah telepon dari Ray Taylor, Kapten William Bolitho diangkat sebagai ketua Komisi Pelayaran Australia dan proses restrukturisasi pun dimulai. Saat itu, sedang terjadi perubahan pada struktur organisasi pemerintahan di Canberra, di mana Peter Morris, yang diangkat sebagai Menteri Transportasi yang baru, memberikan kepastian kepada Bolitho bahwa dirinya dan pemerintah akan bekerja sama dengan Komisi untuk mereformasi tidak hanya ANL, tetapi juga seluruh industri pelayaran di Australia. Bolitho diminta untuk membuat analisis keuangan dari perusahaannya sesegera mungkin setelah pengangkatannya menjadi ketua Komisi dan melaporkan kepada Morris bahwa terdapat hutang yang melebihi besarnya aset sebesar $200 juta. Mereka setuju bahwa semua yang dilakukan akan menjadi sia-sia apabila kita hanya mereformasi ANL tetapi tetap menggunakan kerangka kerja industri yang tidak sesuai dengan peluang jangka panjang. Bolitho, si pelaut ulung, dengan rambutnya yang semakin memutih yang ditempa berbagai pengalaman, menikmati tahun-tahun awal dari proses restrukturisasi. Pengaruhnya di dalam industri semakin membesar, seiring dengan perkembangan bisnis utama ANL.

Bill Bolitho: Pergi ke Laut

BOLITHO dilahirkan dan dibesarkan di Victoria. Dia anak keempat dari enam bersaudara, dengan masa kecil yang bahagia, bersekolah di Chelsea dan George Street State School di Fitzroy. Ia cukup pandai dalam bidang matematika dan Bahasa Inggris, pemain sepak bola, pemain kriket dan petinju yang lumayan. Pada tahun 1948, Bolitho mendapatkan pekerjaan di perusahaan kepemilikan bernama Broken Hill dan menghabiskan empat tahun menggali bijih besi dan mencat kapal. Pada tahun 1952, dia memutuskan untuk bekerja di bidang maritim dan berusaha untuk mendapatkan sertifikat internasional untuk kelasi kelas satu, dan mendapatkan pekerjaan di perusahaan British Indian Steam Navigation. Karirnya terus naik sampai pada posisi sebagai kepala pelaksana. Namun, pada saat ia berusia 24 tahun, ia bekerja sebagai kelasi kelas ketiga di perusahaan kargo di pelabuhan Chittagong, Pakistan Timur. Bolitho menghadapi tantangan yang sangat besar untuk mengembangkan jati dirinya di sana. Karena minimnya tempat di dok kapal, agen setempat menginstruksikan agar isi kargo diturunkan segera setelah kapal tiba di pelabuhan untuk menghindari penyogokan yang dilakukan oleh pihak pengirim kargo supaya kargo mereka bisa didahulukan. Bolitho patuh pada instruksi tersebut, yang tertulis dalam buku penerimaan malam hari. Dia menolak untuk menerima pengiriman kargo yang berisi buah pinang. Sudah tidak ada tempat lagi. Dia tidak bisa mendahulukan kargo tersebut dan mengacuhkan kargo-kargo lain yang sudah datang terlebih dahulu. Bolitho juga menolak sogokan yang datang dari pihak pengirim berkebangsaan India, dan langsung mengusirnya Pada malam harinya, Bolitho mendapatkan panggilan dari kelasi kelas satu untuk datang ke kabinnya. Rupanya, kelasi kelas satu itu sudah didatangi terlebih dahulu oleh pengirim berkebangsaan India itu dan ditekan sedemikian rupa untuk menerima kargo yang berisi buah pinang tersebut. Kelasi kelas satu itu memerintahkan Bolitho untuk menerima kargo tersebut di hadapan pengirim berkebangsaan India tersebut. Bolitho, yang dalam situasi ini hanyalah seorang bawahan, dihadapkan pada sebuah dilema. Dengan berpikir cepat, Bolitho mengemukakan bahwa untuk dapat menerima kargo tersebut, dia harus memasukkan data-data ke dalam buku catatan harian kapal, dan ia membutuhkan persetujuan secara tertulis dan tanda tangan dari kelasi kelas satu itu di buku penerimaan malam hari untuk dapat memasukkan data yang tepat ke dalam buku harian kapal. Kelasi kelas satu itu akhirnya mengalah. Kargo tersebut tidak dimasukkan ke dalam kapal. Bolitho kemudian menulis: “Saya tidak pernah lupa pandangan mata si kelasi yang sial itu, yang merendahkan dirinya di hadapan pria India itu hanya untuk sogokan yang seharusnya ia terima. Hal ini mengingatkan saya akan ucapan dari Napoleon, Tangan yang memberi berada di atas tangan yang menerima.” Pada tahun 1956, Bolitho mengambil sertifikat nahkoda internasional di Sir John Cass Nautical Institution di London. Dua tahun kemudian ia kembali ke Australia untuk bekerja di Victorian Main Roads Boards, dan juga bekerja di kapal penangkap ikan di pelabuhan Welshpool. Pada tahun 1964, Bolitho mendapatkan pekerjaan di BHP sebagai petugas dek kapal, dan dalam waktu yang relatif cepat, dia mendapatkan promosi ke jabatan yang lebih tinggi. Ia menjadi Kapten dari Kapal Iron Monarch, kapal pengangkut bijih besi, batu bara dan batu kapur. Sampai saat ini, ia sudah berkeliling dunia beberapa kali dan menghabiskan sebagian waktunya bekerja di daratan sebagai manajer dermaga, membongkar muatan kapal, mengawasi lalu lintas pengiriman, dan mengurus pembuatan surat ijin. Ia mendapatkan pengetahuan yang menyeluruh atas seluruh kegiatan operasional BHP. Pada tahun 1966, Bolitho mendapatkan promosi jabatan ke posisi pengawas operasi pengangkutan barang, di mana ia bertanggung-jawab atas pendayagunaan dermaga dan semua kegiatan pembongkaran muatan kapal dan aktivitas-aktivitas di pelabuhan. Tahun 1968, Bolitho keluar dari BHP dan kembali melaut sebagai Nahkoda sebuah kapal dengan bobot lebih dari 50.000 ton, Ore Regent, di mana ia bertugas untuk mengawasi penggantian standard kapal ini, dari standard Italia menjadi standard Australia, dan memulai operasi Pengembangan Pengangkutan Barang Clutcha yang membawa bijih boksit dari Weipa ke Gladstone di Queensland. Pada tahun 1969, Bolitho bergabung dengan perusahaan American Dillingham sebagai penanggung jawab proyek berkebangsaan Australia, yang bertanggung-jawab untuk mengembangkan kegiatan pengangkutan barang sekunder milik perusahaan, John Burke Pty Ltd. Pada tahun 1972, Bolitho menjadi direktur Dillingham Marine Group dan bertanggung-jawab secara langsung kepada CEO perusahaan untuk meningkatkan keuntungan bersih John Burke, Mason Shipping Pty Ltd. (sebuah perusahaan kecil pengangkut barang yang beroperasi di Utara Queensland, Papua Nugini dan Indonesia); pelayanan pengiriman barang melalui jalur laut antara Brisbane dan Thursday Island; dermaga kapal Geraldton; perusahaan penghasil udang di Queensland, dan perusahaan pembuatan dan perbaikan kapal Western Australian. Dillingham mempunyai masalah keuangan di perusahaan induknya di Amerika. Bolitho diberi tugas untuk menjual semua aset perusahaan di Australia. Selama proses penjualan aset, Bolitho mendekati salah satu perusahaan transportasi terbesar di Australia, Brambles Industries Limited. Bolitho akhirnya diterima bekerja di sana. Ia menduduki jabatan direktur Brambles Industries Limited, membawahi dua puluh kamar dagang yang terpisah, meliputi jasa pelayanan kapal feri, perbaikan dan perawatan kapal feri di pelabuhan Sydney, eksplorasi minyak bumi lepas pantai, penyelaman bawah laut, agen pengiriman barang, pembongkaran muatan dan survei perairan. Pada tahun 1979, Bolitho diangkat sebagai salah satu direktur di Brambles Holdings, Limited, salah satu anak perusahaan dari Brambles Industries Limited. Di tahun 1981, pengetahuannya tentang industri transportasi dan pengangkutan diakui ketika Pemerintahan Fraser menunjuk Bolitho sebagai anggota dari kelompok pemilik kapal, “Crawford Inquiry” – penyelidikan Sir John Crawford terhadap revitalisasi pengangkutan barang Australia. Untuk memenuhi janjinya kepada istrinya, Bridget, Bolitho mengundurkan diri dari Brambles pada bulan Juli 1982 dan pindah ke ladang peternakannya di daerah Buchan, yang sudah mereka beli beberapa tahun sebelumnya.

Membangun ANL Kembali

SEBAGAI ketua Komisi Pelayaran Australia, Bill Bolitho mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya untuk mengawasi proses pembangunan kembali ANL. Pada tahun 1987, Bolitho dikukuhkan sebagai ketua Asosiasi Pemilik Kapal Australia, sebuah organisasi yang merupakan hasil lobi dari para pemilik kapal, yang sebelumnya sangat didominasi dalam bentuk yang lain (Dewan Pelayaran Australia) oleh pengusaha pelayaran asing yang kurang menaruh perhatian dalam pembangunan jasa pelayaran Australia. Pemerintahan Hawke menunjuk Bolitho untuk memangku jabatan direktur pada perusahaan penerbangan Qantas selama empat tahun sampai dengan tahun 1991. ANL berjuang keras selama sepuluh tahun sejak tahun 1983 untuk mengatasi masalahnya yang besar. Dewan Direksi ANL (Dewan Warn, yang dibentuk pada bulan Agustus 1994) untuk tahun anggaran 1993/94, menyebutkan di dalam laporan tahunan yang dibagikan kepada para pemegang saham, pemerintah dan masyarakat Australia bahwa ANL memiliki laba bersih sebesar $26 juta dan satu armada kapal dengan usia rata-rata 8 tahun. Angka $26 juta tersebut dikeluarkan setelah adanya ketetapan yang diumumkan oleh Dewan Direksi karena desakan dari Akuntan Umum Commonwealth. Ketika desakan-desakan tersebut dihentikan, Bolitho menyatakan hal yang berlawanan, bahwa laba bersih dari ANL pada saat itu adalah sebesar $ 100 juta. Pada saat pertemuannya dengan Senat Australia, Bolitho menyatakan: “Bahkan, dengan perhitungan di bawah $ 26 juta sebagai laba bersih dalam rekening yang telah diaudit, tindakan Dewan Direksi dan manajemen ANL selama lebih dari satu dekade mulai tahun 1983/84 telah memberikan keuntungan bagi pembayar pajak sebesar lebih dari $ 200 juta, di mana jika dikonversikan ke dalam kurs pada tahun 1994, angka ini bernilai lebih dari $ 300 juta.” Duduk bersama Bolitho di jajaran Dewan Direksi ANL pada tahun 1994, antara lain Barry McGuiness, direktur pelaksana ANL, dan Morella Calder, seorang pengacara hukum kelautan yang telah jarang dipertanyakan apakah ia memiliki ijin beracara di kedua wilayah hukum itu, New South Wales dan New York. Ia memegang jabatan sebagai wakil ketua. Dan juga turut bergabung, Donald Dyer, mantan direktur umum AIDC (Australian Industry Development Corporation), anggota Dewan Direksi perusahaan Export Finance Insurance, mantan pimpinan dari Textile, Clothing and Footwear Development Authority, dan pimpinan dari Public Sports Fashion Group; John Hurlstone, mantan direktur pelaksana dari AMPOL; Robert Kidman, mantan manager Queensland, National Australian Bank; Graham Glen, mantan sekretaris Industrial Relations and Administration Departments, mantan komisaris Commonwealth Public Service Board dan pimpinan dari Safety, Rehabilitation and Compensation Commission; Collin Freland, mantan sekretaris Aviation and Housing Departments, mantan CEO dan Managing Director dari Civil Aviation Authority, mantan komisaris dari Australian National Railways dan mantan ketua Australian Maritime Safety Authority; Richard Denton, partner di kantor akuntan dan direktur dari State Bank of NSW; dan Patrick Geraghty, sekretaris federal dari Seamen’s Union. Empat orang dari mereka, yaitu Denton, Geraghty, Hurlstone dan Kidman baru saja diangkat pada bulan September 1993. Kontrak kerja dari salah seorang anggota Dewan Direksi, si pengacara Sydney, Morella Calder akan berakhir pada bulan Juni 1994. Pada saat kontrak itu berakhir, dia sedang menderita penyakit yang sangat serius dan meninggal dunia pada bulan Oktober 1994. Bolitho yakin bahwa dirinya dikelilingi oleh orang-orang yang berpengalaman dan berkompeten di dunia bisnis. Semua posisi pendukung di ANL yang terus berkembang menyebabkan hubungan yang tidak baik antara perusahaan dengan Pemerintah Commonwealth.

ANL Akan Dijual

TAHUN 1991 adalah tahun penjualan aset publik, atau yang terkenal dengan sebutan privatisasi, merupakan salah satu agenda politik negara saat itu. Sesuai dengan Anggaran Negara pada saat itu, diumumkan bahwa sampai dengan 49% aset ANL akan dijual. Termasuk yang akan dijual adalah Australian Airlines, yang menguasai sampai 50% pasar penerbangan domestik, dan sebagian dari Bank Commonwealth. Dewan Direksi pimpinan Bolitho setuju untuk memprivatisasi ANL. Pelayaran internasional adalah salah satu industri yang keras dan sangat kompetitif. Dana yang diperoleh dari pembayaran pajak harus dilindungi dari risiko. Tetapi, Dewan Direksi Bolitho menyatakan bahwa penjualan aset-aset ANL harus dipertimbangkan kembali, mengingat posisi Australia di dalam industri pelayaran internasional. Tanggal 25 Juni 1992, Dewan Direksi pimpinan Bolitho mengirimkan sebuah surat yang berisi perencanaan strategis untuk mencapai tujuan pemerintah melalui Menteri urusan Hubungan Perindustrian, Pelayaran dan Penerbangan, Senator Peter Cook. Surat tersebut dilengkapi dengan dokumen, penilaian dan rekomendasi yang lengkap. Dewan Direksi mengusulkan dilakukannya penggabungan dengan Howard Smith Limited, sebuah perusahaan pelayaran Australia, di mana pemerintah memiliki sebagian dari sahamnya:

ANL harus bernegosiasi dengan sebuah perusahaan pelayaran Australia yang sinergis dengan tujuan untuk menggabungkan aset-aset dan usaha-usaha dari kedua perusahaan, sehingga nantinya akan terbentuk satu perusahaan yang dimiliki bersama antar pemerintah dan penyelenggara perusahaan. Tujuannya adalah untuk menciptakan sebuah perusahaan dengan tingkat pengawasan dan jumlah ekuitas yang layak dan secara komersial dimungkinkan. Jika penggabungan ini dilaksanakan, akan terbentuk sebuah perusahaan pelayaran terbesar di Australia dengan jumlah aset gabungan senilai lebih dari $800 juta, dengan peningkatan pendapatan sebelum dikurangi bunga dan pajak sebesar $45 juta dan aset bersih sekitar $ 350 juta (berdasarkan laporan keuangan tertanggal 30-6-91). Dengan diperolehnya pendapatan dari penggabungan aset-aset dan usaha-usaha dan hasil analisis perkembangan ANL untuk 18 bulan sampai dengan dua tahun ke depan, dan ditunjang dengan membaiknya kondisi ekonomi, kepemilikan saham pemerintah dalam penggabungan modal perusahaan akan memberikan profit yang tinggi dan pendapatan yang jelas, serta akan meningkatkan peluang pengembalian investasi modal dalam waktu yang lebih cepat.

Dewan Direksi ANL pimpinan Bolitho sadar bahwa Dewan Direksi pimpinan Howard Smith bersedia untuk memikirkan kembali penggabungan kedua perusahaan dan peluang yang cukup baik untuk perkembangan perusahaan. Tetapi, baik pihak Menteri maupun pihak Kabinet tidak mengambil tindakan apa pun atas saran yang diberikan oleh Dewan Direksi ANL, sehingga peluang itu pun lenyap. Sementara itu, metode penjualan aset-aset publik yang dipilih oleh pemerintah sudah mulai dijalankan. Proses penjualan tersebut dijalankan, bukan oleh pihak yang bersangkutan, tetapi dilakukan oleh Gugus Tugas Penjualan Aset (Task Force on Asset Sales, TFAS), yang mendapatkan delegasi kewenangan penjualan dari Menteri Keuangan dan Menteri Transportasi dan Komunikasi. Dalam korespondensinya dengan pihak pemerintah, Bolitho mengemukakan bahwa proses penjualan tersebut sangat bertolak belakang dengan jaminan pemerintah mengenai keseimbangan antara nilai ekuitas ANL dengan situasi komersial yang sedang berlangsung. Tugas yang dilaksanakan oleh TFAS tersebut berbenturan dengan tanggung jawab Dewan Direksi ANL sesuai dengan peraturan perusahaan. Yang dilakukan oleh TFAS adalah mengurangi nilai jual ANL, stabilitas ANL dalam industri pelayaran, dan otoritas dari Dewan Direksi ANL. Pada tanggal 8 Agustus 1991, atas nama Dewan Direksi ANL, Bolitho menuliskan surat kepada Menteri Transportasi dan Komunikasi, Senator Bob Collins, menyampaikan keluhan mengenai surat yang dikirimkan oleh TFAS kepada delapan bank, meminta penawaran dan konsultasi dari mereka untuk menjual ANL: “bank terikat untuk membentuk suatu mentalitas di dalam pikiran penjual bahwa aset-aset harus segera terjual, sehingga nantinya nilai jual ANL yang sesungguhnya tidak akan tercapai”. Proses penjualan yang dilakukan TFAS ini akan menghambat usaha ANL untuk mempertahankan nilai kredit A1 dari saham-sahamnya yang telah beredar secara luas di tengah masyarakat, dan jika hal ini terjadi, dapat menyebabkan keresahan dalam industri pelayaran. Bolitho mengeluhkan bahwa tindakan-tindakan yang diambil oleh TFAS bertentangan dengan hasil diskusi sebelumnya dengan Menteri Transportasi dan Komunikasi, Collins, dan Menteri Keuangan, Ralph Willis, bahwa proses penjualan harus didiskusikan terlebih dahulu dengan pihak-pihak yang terkait. Tetapi, proses penjualan terus dijalankan di bawah pengawasan TFAS untuk tiga tahun ke depan. Tak lama, Dewan Direksi pimpinan Balitho memberi pernyataan bahwa mereka tidak menentang proses penjualan ANL, tetapi hanya ingin memastikan bahwa waktu untuk melakukan penjualan harus ditentukan secara tepat sehingga nantinya akan didapatkan nilai jual yang layak untuk aset-aset tersebut. Waktu adalah segalanya. Semuanya bergantung kepada kondisi industri pelayaran internasional dan kinerja ANL sendiri. Sementara itu, ANL harus kembali bersaing dengan perusahaan pelayaran Cina yang memberikan harga di bawah harga pasar dengan tujuan memperoleh mata uang asing yang mereka butuhkan. Perusahaan pelayaran Cina dan Rusia tidak memenuhi standard keuangan yang berlaku di dunia barat. Mereka tidak harus memperhitungkan biaya pengeluaran (cost of capital) dalam laporan laba rugi. Ditambah lagi, para operator tidak dibebankan dengan pajak dan peraturan-peraturan lainnya yang menyulitkan. Mereka menggunakan orang- orang dari dunia ketiga sebagai awal kapal sehingga biaya yang dikeluarkan untuk upah kepegawaian, seperti jaminan kesehatan, pajak penghasilan dan biaya kepegawaian lainnya tidak besar. Perhitungan menunjukkan bahwa untuk biaya operasional satu kapal berbendera Australia memakan biaya lebih dari $2 juta dari pada kapal berbendera negara lain untuk periode satu tahun. Dalam kasus ANL, di mana mereka memiliki lima belas buah kapal pada tahun 1990, total biaya operasional mereka memiliki selisih jumlah lebih dari $30 juta. Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan ANL untuk berkompetisi adalah karena kedudukannya di Australia. ANL menghadapi pemborosan yang besar dari penggunaan pelabuhan yang ada di Australia dan biaya yang besar untuk membongkar muatan kapal. Kompetitor dari ANL menggunakan pelabuhan yang lebih besar sehingga terhindar dari biaya besar yang harus dikeluarkan, seperti yang dialami oleh perusahaan pelayaran Australia dan pemborosan jarang terjadi. Dewan Direksi ANL melihat bahwa akan jauh lebih baik untuk menunggu, merasionalisasi rute yang digunakan dan kegiatan operasional yang dilakukan untuk bertahan terhadap tekanan-tekanan para kompetitor, sambil tetap menjalankan kegiatannya, dan yakin bahwa reputasi pelayanan ANL yang berkualitas dan terpercaya di seluruh dunia akan menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang. Analisis ANL akan laba rugi kerap kali gagal karena perubahan yang sangat cepat di dalam industri perdagangan internasional – terjadi resesi di dunia barat, dan secara khusus, tipu daya dari para kompetitor untuk menghindari standard industri dan keselamatan atau pertanggungjawaban keuangan. Bolitho khawatir bahwa Dewan Direksi memiliki tanggung jawab hukum dalam situasi di mana para pegawai Pemerintahan yang tidak memiliki hak hukum terhadap ANL, mencoba untuk menggunakan kekuasaannya terhadap perkara yang menimpa perusahaan. “Ketika pemerintah terus-menerus menegaskan bahwa TFAS hanya bertindak sebagai penasihat, tetapi dalam praktiknya yang terjadi justru sebaliknya,” katanya. Dewan Direksi ANL mempunyai nasihat-nasihat hukum yang menegaskan kepada Pemerintah dalam beberapa kesempatan, mengenai tanggung jawab yang berat apabila mereka memperbolehkan pegawai pemerintahan untuk merebut kewenangan perusahaan. Menurut Bolitho, pemerintah terus saja bertindak seolah-olah ANL bukan merupakan subjek dari Hukum Perusahaan, melainkan hanya sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah. Pada bulan Desember 1992, Menteri Pelayaran, Peter Cook, mengumumkan bahwa Pemerintah akan menjual ANL 100 persen, dengan syarat kapal-kapal ANL tetap terdaftar di Australia dan para awaknya tetap ditentukan oleh Pemerintah Australia; pelaksanaan perusahaan akan tetap berada di Australia dan sebagian besar anggota Dewan Direksi tetap warga negara Australia. Pemerintah berjanji bahwa Dewan Direksi ANL akan diajak berkonsultasi. Bolitho berkata: “Pada praktiknya, Dewan Direksi dan manajemen ANL tidak diikutsertakan dalam proses ini dan Dewan Direksi mengetahui dari laporan di media pada pertengahan tahun 1994, bahwa dalam pertemuan-pertemuan pada bulan Juni 1993 dan bulan Februari 1994, Kabinet telah menghapus syarat-syarat penjualan dan memutuskan untuk merahasiakannya. Tentu saja Dewan Direksi dan manajemen ANL tidak mengetahui keputusan-keputusan ini, namun para pegawai di TFAS sepertinya telah mengetahui hal itu dari awal dan mengambil tindakan sendiri sesuai dengan keputusan itu. “Sepertinya karena hal itu Dewan Direksi dan manajemen ANL membahas kebijakan pemerintah seperti yang telah mereka ketahui sebelumnya, sementara para pegawai TFAS membahas kebijakan-kebijakan rahasia lain yang berbeda yang mereka tahu tetapi tidak diketahui oleh ANL. Namun sebijaksana apa pun langkah politik telah diambil, hal ini merupakan bencana bagi proses pelaksanaan penjualan, kegiatan komersil ANL dan hubungan antara Dewan Direksi ANL dan Pemerintah. Sangat sulit untuk membayangkan keadaan yang bisa menghasilkan hal yang tidak layak bagi para pembayar pajak.” Bolitho yakin bahwa Partai Buruh Australia dan serikat pelayaran tidak pernah mengetahui atau pun menyetujui keputusan-keputusan rahasia yang yang dibuat oleh Kabinet Federal. Bahkan, untuk menjalankan kebijakan untuk menjual ANL seratus persen tanpa syarat dan tidak melanggar kebijakan ALP, dibutuhkan persetujuan dari konferensi nasional dua tahunan ALP yang sedianya akan dilaksanakan pada bulan Juni 1994.

Menteri Brereton

BOLITHO kemudian mengetahui dari para awak di Serikat Pelayaran Australia (Maritime Union of Australia, MUA), bahwa dalam pertemuan MUA dan Menteri Transportasi yang baru (Laurie Brereton), sang Menteri telah menyerang “tindakan dan pembiaran” para Dewan Direksi ANL dan bahwa ia akan “menghancurkan Dewan Direksi ANL”. MUA kemudian mengumpulkan kampanye publik terhadap Brereton untuk melawan usaha apa pun untuk mengubah program dasar ALP, dan pada satu tahap mengetuk setiap pintu rumah di wilayah pemilihan Brereton di Sydney. Selama bertahun-tahun, Dewan Direksi ANL seringkali menulis kepada Pemerintah, memberikan peringatan akan kemungkinan “konflik, kesalahpahaman dan kehancuran ANL dan proses penjualannya”. Bolitho yakin Tn Ted Harris, ketua Australian Airlines dan Dewan Direksi Australian Airlines, menghadapi masalah-masalah serupa dengan Gugus Tugas Penjualan Aset. Di satu sisi, penjualan Australian Airlines harus dihentikan, Bolitho yakin hal itu disebabkan oleh konflik kekuasaan. Ia berkata: “Proses penjualan yang lama, tidak fokus dan tidak berhasil, yang dilakukan oleh TFAS menghancurkan moral para staf, tidak layak, merusak ANL secara komersial, keuntungannya, keberlangsungannya dan nilai jualnya yang utama. TFAS tidak pernah menyempatkan diri atau pun berusaha untuk memahami, baik para pelanggan ANL maupun persaingan yang ada dan hubungan antara semua faktor ini untuk mencapai nilai jual yang tertinggi.” Pada bulan Maret 1994, Menteri Brereton mulai mengubah Akta Pendirian ANL untuk memberi dirinya kendali penuh atas perusahaan itu. Keputusan-keputusan penting harus dirujuk kepadanya untuk persetujuan akhir. Saat itu, Bolitho menegaskan, Dewan Direksi ANL tidak mengetahui keputusan-keputusan rahasia Kabinet yang terkait dengan keadaan yang melingkupi penjualan jalur pelayaran. Dewan Direksi bekerja dengan rajin sesuai dengan kebijakan Pemerintah yang dinyatakan secara umum dan percaya bahwa mereka harus tetap berada di dalam ruang lingkup ANL untuk mencapai hasil terbaik bagi jalur pelayaran, klien mereka dan awak-awak mereka dan terutama bagi para pembayar pajak. “Kalau saja Dewan Direksi mengetahui niat yang sesungguhnya dari Laurie Brereton dan pemerintah atas nama ANL yang sangat politis dan tidak komersial, maka ketika pasal-pasal itu diubah pada bulan Maret 1994, sangatlah pasti bahwa sebagian direktur yang ada mengundurkan diri. Saya pasti akan melakukannya,” ujar Bolitho. Laurie Brereton merupakan lelaki penuh aksi dalam Pemerintahan Keating. Ia mempunyai reputasi untuk membereskan segala sesuatu, untuk terus berusaha sampai ia mendapatkan apa yang ia inginkan. Sangatlah kentara bagi Bolitho dan anggota Dewan Direksi ANL yang lain bahwa keinginan Brereton yang tampak jelas adalah untuk mendapatkan hasil dari penjualan ANL yang kemudian ditanamkan ke dalam pikiran mereka – mendapatkan harga terbaik untuk penjualan aset. Dan demi kebaikan semua staf ANL, yang hajat hidupnya dipertaruhkan, anggota Dewan Direksi memutuskan untuk bertahan, mempengaruhi keputusan-keputusan yang akan diambil oleh sang Menteri di bawah kekuasaan barunya melalui Akta Pendirian yang telah diamendemen. Namun, komunikasi tertutup antara sang Menteri dan Dewan Direksi tidak pernah terjadi. Surat- surat tidak pernah diketahui dan tidak dijawab. Sangatlah jelas bahwa Brereton menganggap bahwa Dewan Direksi bekerja sama dengan Serikat Pelayaran Australia untuk menyulitkannya secara politik. Manajemen ANL, dengan sepengetahuan dan seijin Dewan Direksi, mengadakan pertemuan-pertemuan empat bulanan dengan serikat perlayaran, di mana masalah-masalah industrial dan perkembangan penjualan dalam jalur perkapalan menjadi agenda diskusi. Dewan Direksi berpendapat bahwa kebijakan komunikasi yang berlaku bertanggung-jawab atas penurunan yang besar dalam sengketa industri di ANL, namun dengan memburuknya hubungan ANL dengan pemerintah, pemerintah pusat di Canberra melihat pertemuan-pertemuan itu sebagai sutau usaha konspirasi. Kredibilitas Bolitho diuji dan dipertanyakan pada saat proses penyelidikan di Senat pada tahun 1995. Dalam pertanyaan kunci mengenai pengetahuan Dewan Direksi ANL mengenai keputusan Kabinet tahun 1993 untuk menghilangkan syarat-syarat penjualan dari kapal berbendera Australia (terdaftar) dan awak yang bekerja di ANL, seorang pejabat di TFAS menyerahkan barang bukti berupa catatan dari pertemuan singkat secara lisan dengan seorang pejabat departemen dan catatan dari pertemuan antara Menteri Collins dan Menteri Willis dengan Bolitho dan Dewan Direksi ANL pada tanggal 28 Juni 1993. Catatan-catatan itu, yang disebut-sebut telah diamankan oleh kantor menteri, melaporkan tuduhan-tuduhan dari Menteri Willis kepada Dewan Direksi, bahwa “Kabinet telah memutuskan untuk menghapus batasan-batasan terhadap para awak dalam bentuk apa pun dan menetapkan 49% batas kepemilikan pihak asing. Senator Collins mengatakan bahwa perubahan-perubahan ini merupakan ide dari Dewan Direksi ANL yang telah disetujui oleh Pemerintah”. Bolitho saat itu menjawab:

Baik pertemuan lisan yang direkam oleh pejabat TFAS... atau pun catatan TFAS dari pertemuan (antara para Menteri dan Dewan Direksi ANL) sesuai dengan catatan saya atau pun catatan-catatan ANL.

Bolitho mengamati bahwa tidak satu pun rekaman dari pertemuan lisan maupun catatan dari pertemuan antara Menteri dan Dewan Direksi telah diberikan kepada ANL untuk disahkan dan disetujui.

Pernyataan yang ditujukan kepada Senator Collins yang menyatakan bahwa ANL meminta penghilangan syarat-syarat penjualan yang menetapkan bendera Australia, para awak dan perlindungan di bawah hukumn Australia adalah hal yang sangat tidak masuk akal... Tidak pernah sama sekali ANL mengusulkan kepada Pemerintah agar bendera Australia dan awak yang berada dalam perlindungan Australia dihilangkan. Usulan itu jelas tidak benar. Dari pengalaman saya selama bertahun-tahun dalam hubungan bisnis dan industrial, rekaman-rekaman pertemuan lisan dan rekaman tertulis dari pertemuan yang tidak terbuka dan tidak disetujui setelah acara tersebut cenderung tidak memuaskan atau tidak akurat, dan instruksi saya yang jelas kepada staf ANL sejak dimulainya proses penjualan adalah untuk tetap waspada terhadap masalah ini dan untuk tetap menyimpan catatan yang tepat dan sesuai waktu dari semua pertemuan yang diselenggarakan dengan Pemerintah untuk memastikan bahwa mereka memiliki rekaman yang akurat dari semua acara yang penuh “kesalahpahaman” ini.

Catatan ANL menunjukkan bahwa pada tanggal 28 Juni 1993, dalam pertemuan dengan Collins dan Willis, pikiran terakhir dari pemerintah adalah menjual ANL 100 persen. “Tidak ada yang menyebutkan adanya perubahan dari persyaratan-persyaratan yang melekat pada penjualan, walaupun ada pertanyaan mengenai dampaknya.” Bolitho mengatakan bahwa ia dan Dewan Direksi ANL hanya mengetahui mengenai niat-niat rahasia Pemerintah (yang dibuat dalam pertemuan kabinet bulan Juni 1993) melalui kebocoran berita dari pers yang dilaporkan oleh Financial Review pada tanggal 26 Mei 1994. Tak lama setelah munculnya kebocoran ini, para Dewan Direksi ANL secara formal diberitahu mengenai rencana jangka panjang mengenai penjualan ANL. Perubahan semacam itu akan menimbulkan masalah-masalah industrial bagi pemerintah jika serikat pelayaran telah mengetahui hal tersebut. Urutan waktu kejadian berikut diambil dari lima pernyataan yang diberikan oleh Bolitho pada penyelidikan Senat pada tahun 1995 dan didukung oleh 330 dokumen, termasuk korespondensi formal, risalah rapat dan catatan yang disahkan, rincian dari jalur bencana bagi ANL dan para pembayar pajak di Australia. (Menarik untuk dicatat bahwa Pemerintah tidak menyediakan catatannya yang menyeluruh mengenai masalah ANL, termasuk keputusan Kabinet kepada Komite Senat untuk Penyelidikan Keuangan dan Petunjuk Pelaksana Administrasi Publik.)

Agustus 1993: Surat Bolitho pada Willis dan Collins mencari “instruksi tertulis yang jelas” dan “konfirmasi yang tepat” dari rincian dari keputusan Pemerintah terhadap privatisasi ANL. Tidak ada instruksi tertulis yang diberikan. Oktober 1993: Undangan dari Menteri Collins untuk menghadiri konferensi untuk para direktur selama dua hari di Bowral untuk membahas mengenai niat-niat pemerintah untuk menjual ANL. Menteri tidak hadir. Desember 1993: Ketua ANL mengatakan kepada Menteri Collins: “Kegagalan untuk menyimpulkan proses privatisasi secara memuaskan, yang diumumkan hampir tiga tahun yang lalu, sudah sangat merugikan perusahaan dalam hal dana cair sebesar jutaan dolar, waktu yang sangat berharga, persepsi pasar dan hilangnya moral para pegawai dan harus diselesaikan jika Dewan Direksi ingin melindungi dan mempertahankan aset dan nilai perusahaan, kesejahteraan para pegawainya dan memenuhi tanggung jawabnya terhadap para kliennya. Dewan tidak mampu melakukannya dengan cara yang memuaskan sampai pada saat di mana Pemerintah membuat dan mengumumkan keputusannya secara publik.” Tidak ada tanggapan. Januari 1994: Diskusi antara Ketua ANL dan Menteri yang baru, Brereton. “... Telah disepakati bahwa ANL dan Menteri akan bekerja sama dalam membangun sebuah solusi yang dapat diterima dalam konferensi ALP pada bulan September dan akan menerima hasil optimal dari privatisasi, baik bagi Pemerintah maupun ANL.” Bolitho mengatakan pada Senat: “Menurut pandangan saya, Menteri bahkan tidak pernah berusaha untuk mewujudkan kesepakatan ini.” Februari 1994: Kabinet Federal memutuskan tenggat waktu bagi ANL dan pemenuhan jawaban atas tanggapan ANL terhadap keinginan Pemerintah, sehingga proses penjualan dapat dijalankan setelah konferensi ALP bulan September. Maret 1994: Menteri Brereton menulis kepada ANL yang menyarankan bahwa Akta Pendirian ANL akan diubah. 14 Maret 1994: Sebuah artikel dalam The Australian Financial Review yang ditulis oleh Michael Dwyer mengungkapkan bahwa Kabinet Federal sepertinya telah memutuskan pada bulan Juni 1993, untuk memperbolehkan kepemilikan pihak asing pada ANL hingga 49 persen dan menghilangkan persyaratan bahwa kapal-kapal ANL harus tetap menggunakan bendera Australia, dengan awak orang-orang Australia yang dipekerjakan di bawah aturan- aturan yang berlaku di Australia. 24 Maret 1994: Dewan Direksi ANL tetap belum diberitahu secara formal mengenai keputusan Kabinet Federal mengenai syarat-syarat penjualan, meskipun Senator McMullan telah mengatakan kepada Senat pada tanggal 14 Maret 1994 bahwa syarat-syarat penjualan sebelumnya pada bulan Juni 1993 telah digantikan dengan keputusan Kabinet pada bulan Februari 1994. Dalam sebuah pertemuan antara TFAS dan ANL, Tn Kym Bills dari TFAS menyatakan bahwa para menteri menginginkan penjualan “tanpa batasan” dan ia yakin masalah persyaratan penjualan itu tidak dapat diselesaikan sampai tenggat waktu fase pertama dipenuhi, tanggapan-tanggapan atas keinginan Pemerintah dianalisis dan konferensi ALP telah mengulas mengenai masalah tersebut. April 1994: Setelah permintaan Bolitho untuk mengadakan pertemuan darurat untuk menjelaskan kedudukan Menteri Brereton kepada tiga direktur ANL dan kemudian memberikan penjelasan tertulis bahwa setelah konferensi ALP, pemerintah akan berada dalam posisi yang lebih jelas mengenai persyaratan yang melekat pada penjualan ANL. Mei 1994 : Pada tanggal 26 Mei, sebuah artikel dalam Financial Review yang ditulis oleh Michael Dywer membocorkan risalah rapat Kabinet pada bulan Februari 1994, yang menyatakan bahwa perubahan terhadap persyaratan penjualan bulan Juni 1993, harus tetap dirahasiakan. Juni 1994: Pimpinan Oposisi, Alexander Downer, menjabarkan sebuah salinan dari risalah rapat Kabinet pada bulan Februari di hadapan Dewan Perwakilan Rakyat, yang meliputi keputusan Kabinet pada bulan Juni yang menyatakan bahwa persyaratan yang melingkupi penjualan ANL harus tetap dirahasiakan.

Bolitho menyerahkan catatan korespondensi kepada Senat, yang dengan jelas menyatakan bahwa jika Pemerintah tahu apa yang mereka lakukan, Pemerintah tetap tidak akan memberitahu ANL secara layak.

22 Agustus 1994

KORESPONDENSI dan risalah rapat dari Dewan Direksi jelas menunjukkan bagaimana Dewan Direksi semakin putus asa dan khawatir akan kerusakan yang dilakukan pada jalur pelayaran melalui lelucon para politisi dan informasi yang bocor ke media. Pada hari Senin, 22 Agustus 1994, Dewan Direksi ANL berkumpul di kantor pusat ANL di Melbourne. Mereka diberitahu bahwa banyak hal telah berubah di Canberra. Menteri akan berdiskusi dengan kepala Departemen Transport, Graham Evans, untuk merinci langkah-langkah Pemerintah selanjutnya. Dewan Direksi akan dipecat. Bolitho membuat sebuah catatan dari percakapannya dengan Brereton. Catatan itu merupakan Rekaman No. 309 di dalam pernyataannya kepada Senat.

CATATAN: PERCAKAPAN TELEPON DENGAN MENTERI TRANSPORTASI PADA PUKUL 13.00 PADA TANGGAL 22 AGUSTUS 1994.

BRERETON: ƒ Kabinet mendiskusikan panjang lebar mengenai kedudukan ANL pagi ini dan menyoroti keadaan finansial ANL yang kritis, seperti yang diungkapkan dalam laporan Price Waterhouse dan Salomon Brothers. ƒ Karenanya, Kabinet akan membentuk Dewan Direksi yang baru. ƒ Neville Wran akan menjadi ketua dengan Dewan Direksi yang lebih kecil, untuk menyoroti masalah restrukturisasi ANL selama kurun waktu enam bulan. ƒ Restrukturisasi akan menyelamatkan apa saja yang bisa diselamatkan. ƒ Pemerintah akan menjamin pelaksanaan ANL dengan cara yang layak. ƒ Pemerintah tidak ingin mengubah pasal-pasal dan meminta Anda mengundurkan diri, paling lambat sore ini.

BOLITHO: ƒ Mengulangi pernyataan-pernyataan di atas untuk memastikan kebenarannya. ƒ Dewan Direksi ANL telah melakukan evaluasi yang dilakukannya sendiri, baik atas dasar kepedulian maupun karena keadaan likuidasi. ANL mampu untuk membayar hutang-hutangnya saat ini dan memiliki nilai total yang positif. ƒ Dewan Direksi hingga saat ini telah memberikan batasan yang layak dalam hal perdagangan.

Satu demi satu, anggota Dewan Direksi ditelpon dan diberitahukan mengenai keputusan Pemerintah untuk mengganti Dewan Direksi dengan segera. Bagi sebagian orang, hal itu cukup melegakan. ANL telah berusaha keras secara finansial dalam situasi pelayaran internasional yang cenderung mengalami penurunan dan penjualan dengan harga yang sangat rendah di setiap jalur yang paling menguntungkan. Begitu juga, pernyataan-pernyataan mereka kepada Pemerintah Federal mengenai kerusakan secara menyeluruh terhadap nilai aset, tidak digubris. Sebetulnya, masalah itu bukan lagi menjadi urusan mereka dan hal itu, bagi mereka sendiri, merupakan suatu kelegaan. Brereton dan Evans sudah bersikap sangat sopan di telepon dan Dewan Direksi menyadari bahwa sang Menteri, sebagai pemegang saham di perusahaan tersebut, telah menyalahgunakan kekuasaannya dan sepakat untuk menawarkan pengunduran diri kepada mereka satu demi satu. Tentu saja, mereka setuju atau tidak, Menteri bisa saja menggunakan kekuasaannya di bawah Akta Pendirian yang telah diubah dan cukup denganmembatalkan pertemuan mereka di kemudian hari melalui surat. Semua anggota Dewan Direksi sangat terganggu dengan rujukan pada laporan Price Waterhouse/Salomon Brothers mengenai ANL. Dewan Direksi tidak diminta tanggapan atas laporan tersebut. Mereka belum pernah melihat laporan itu. Anggota Dewan Direksi di Melbourne hari itu mengadakan acara minum bersama dan mengingat-ingat bahwa mereka telah berusaha sekeras mungkin untuk mempertahankan aset publik dari pemerintah, di mana pemerintah telah secara terus- menerus mengancam akan menurunkan nilai jual aset publik tersebut. Tidak banyak yang menyadari bahwa mereka akan dilempar pada sebuah tradisi politik pengkambinghitaman. Berita di media di hari selanjutnya merinci pertanyaan-pertanyaan yang muncul terhadap pernyataan Menteri mengenai kepergian Dewan Direksi ANL. Artikel di The Sydney Morning Herald (23 Agustus 1994) berbunyi:

Pencopotan seluruh Dewan Direksi ANL yang dilakukan oleh Pemerintah Federal kemarin menggambarkan kefrustasian pemerintah pada sebuah kampanye yang dilakukan oleh para mantan direktur ANL yang bertujuan untuk menghalangi rencana penjualan perusahaan. Ketika Menteri Hubungan Industrial, Tn. Brereton, mengumumkan penunjukkan empat anggota baru dalam Dewan Direksi yang dipimpin oleh Tn Neville Wran dan Tn untuk menggantikan 10 orang direktur ANL, ia mengatakan bahwa ia berharap pada Dewan Direksi baru untuk memberikan sebuah awalan baru yang segar dan membangun rencana strategis dan finansial bagi perusahaan. Keputusan Pemerintah untuk mengganti Dewan Direksi ANL dipicu tidak hanya oleh ketidakbecusan manajemen keuangan perusahaan, namun lebih karena usaha-usaha terencana para direktur untuk menghalangi proses penjualan aset. Untuk melawan rencana Pemerintah dan Gugus Tugas Penjualan Aset, Dewan Direksi bekerja sama dengan Serikat Pelayaran dan menyewa seorang ahli lobi untuk memprotes rencana penjualan itu. Tn Bolitho – yang menjabat sebagai ketua Dewan Direksi sejak tahun 1993 – disebut-sebut oleh para pengamat telah menjadi seorang ketua yang dominan dan tidak bisa berkompromi, yang bersama-sama dengan Dewan Direksi, menjalankan usaha dan memperbolehkan direktur pelaksananya, Tn. McGuiness, mengatur perusahaan secara mandiri. Sebuah laporan independen yang dibuat oleh Price Waterhouse dan Salomon Brothers Australia, yang dikeluarkan kemarin ketika Pemerintah mengumumkan bahwa mereka telah memiliki rencana yang matang untuk menjual 49 persen dari ANL, mendatangkan penilaian negatif bagi kelompok itu. Jika keadaan ANL secara finansial baik, Pemerintah mungkin akan mendengarkan Dewan Direksi, begitu kata seorang pengamat yang lain. “Mereka adalah Dewan Direksi yang kuat, namun bukan Dewan Direksi yang baik – keras kepala adalah kata yang tepat,” katanya. Pelaksanaan ANL yang dianggap paling menguntungkan hanyalah Australian Stevedores, di mana ANL hanya memiliki 25 persen saham.

Karena itulah, melalui bisikan-bisikan yang tidak bertanggung-jawab dari para “pengamat” kepada para wartawan di Canberra, pencemaran nama baik direktur ANL terjadi. Ketidakberesan manajemen perusahaan merupakan gambaran yang paling menyakitkan hati. Namun hal itu, seperti yang mereka katakan, hanya politik belaka. Bolitho dan Dewan Direksinya baru mengetahui keberadaan laporan Brereton yang didapat dari Price Waterhouse/Salomon Brothers pada saat laporan itu dikeluarkan. Baik Menteri maupun departemennya tidak mengirimkan kepada mereka salinan laporan itu, dan tidak pernah sekali pun. Laporan inilah yang menjadi dasar tuntutan publik Brereton, “kamu tidak akan bisa melepaskannya”, di mana dalam konferensi persnya ia merujuk posisi keuangan ANL dan prospeknya untuk privatisasi. Hal itu menambah rentetan fitnah tentang Dewan Direksi Bolitho. Anggota Dewan Direksi yang telah mengundurkan diri sangat marah mendengar hal itu. Dalam pengumumannya kepada publik mengenai penunjukkan Dewan Direksi baru yang terdiri dari Neville Wran QC AC, pengacara perdagangan Malcolm Turnbull, Paul Merner, kepala Divisi Transportasi Kelautan Commonwealth, dan John Spark, seorang akuntan berijazah dan seorang ahli rekonstruksi perusahaan, Menteri Brereton mengatakan:

Menteri Keuangan dan saya menugaskan laporan terperinci mengenai ANL dengan tenggat waktu sampai dengan Maret 1994, dan para konsultan Salomon Brothers Australia dan Price Waterhouse telah melakukan penyelidikan keuangan yang menyeluruh pada ANL. Laporan mereka diterima pada akhir minggu dan menunjukkan bahwa, baik penjualan 49 ataupun 100 persen dari ANL dapat dilakukan dan bahwa nilai jual ANL telah dipersempit dalam rentang negatif $74.8 juta hingga negatif $117.8 juta.

Pernyataan itu berlanjut:

Pada tahun 1993-1994, ANL tidak pernah melaporkan kerugian sebelum dikurangi pajak dan ketidaknormalan sebesar $23.5 juta, dibandingkan dengan kerugian yang telah dianggarkan oleh ANL pada bulan Desember 1993 sebesar $2.4 juta. Dengan meningkatkan kompetisi dari kapal angkut tonasi uap internasional yang baru yang akan dibangun dalam waktu beberapa tahun ke depan, peningkatan cadangan tonasi akan memperparah prospek ANL dalam jangka waktu yang lebih panjang. Armada kapal yang dimiliki ANL jauh lebih kecil dari sebelumnya di awal tahun 1980-an, ketika ANL memiliki 23 dari seluruh 33 kapal uap yang ada. ANL kini hanya memiliki empat armada dengan 12 kapal uap. Dari armada itu, dua di antaranya beroperasi di jalur perdangangan Asia Utara dan Timur, masing-masing di Asia Tenggara dan Eropa, dan dua lainnya beroperasi di Tasman. Sisanya beroperasi di dalam perairan Australia.

Laporan Price Waterhouse/Salomon Brothers menunjukkan nilai “negatif” bagi ANL sebesar $75 juta hingga $118 juta. Namun, kini mantan anggota Dewan Direksi mengetahui bahwa Kantor Audit Nasional Australia yang bertanggung-jawab memeriksa rekening-rekening ANL dan menjamin laporan keuangan mereka benar dan akurat, telah menyatakan pada bulan Desember sebelumnya bahwa ANL mampu membayar hutang- hutangnya “saat jatuh tempo dan menjelang jatuh tempo”. Namun, tetap saja Brereton bergantung pada laporan itu saja untuk menjatuhkan Dewan Direksi dan menjual ANL dengan cepat. Apa yang akan terjadi berikutnya cukup mengejutkan Bolitho dan para mantan rekan kerjanya. Pada bulan-bulan menuju pemecatan Dewan Direksi Bolitho, telah terjadi permainan kekuasaan di dalam salah satu rencana penanaman modal di ANL, perusahaan bongkar muat Australian Stevedores. Pada tahun 1994, Australian Stevedores, sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Chris Corrigan”s Jamison Equity (seringkali digambarkan oleh The Australian Financial Review sebagai kotak uang korporasi) dengan kepemilikansaham sebesar 50 persen. ANL memegang 25 persen saham perusahaan dan perusahaan Australia yang terkenal, Howard Smith, dengan bunga tercatat dalam usaha bongkar muat, memiliki 25 persen saham lainnya.

Permainan Kekuasaan

PADA tanggal 11 Juli 1994, empat puluh dua hari sebelum pemecatan Dewan Direksi ANL, Chris Corrigan dan Jamison Equity telah memasukkan Australian Stevedores berada dalam permainan. Dewan Direksi dari Australian Stevedores (di mana Bolitho merupakan anggota yang mewakili ANL dengan kepemilikan saham sebesar 25%) menemui jalan buntu karena penolakan Corrigan untuk menerima rekomendasi dari manajemen Australian Stevedores untuk menutup fasilitasnya di Darling Harbor untuk tiga tahun ke depan. Dalam debat di ruang direksi, Bolitho dipandang oleh Corrigan sebagai orang yang pro-serikat dan tidak mau mengungkapkan masalah kelebihan biaya yang dihasilkan oleh praktik kerja yang tidak efisien. Corrigan menginginkan hasil-hasil yang cepat. Bolitho menyanggah bahwa ia tidak ingin melindungi serikat dari perubahan yang sah untuk mengurangi biaya yang berlebih dan praktik-praktik pekerjaan yang tidak efisien. “Seperti dalam kasus penjualan ANL, di mana terdapat perbedaan cara dalam mencapai hasil akhir, bukan hasil akhirnya itu sendiri yang menjadi masalah. Merupakan pendapat saya bahwa serikat pelayaran memiliki kekuasaan yang jauh lebih besar dari yang dipikirkan oleh Corrigan, dan bahwa negosiasi yang dilakukan dengan niat baik sampai kapan pun merupakan pendekatan yang paling produktif ketimbang membawa seorang yang berpendidikan tinggi, yang tidak mungkin menang dalam pemerintahan Partai Buruh dan dengan ACTU, di mana keduanya masih bergantung pada dukungan dari serikat pelayaran dan sangat terkait erat dengan pemerintah melalui kesepakatan Kelty/Keating. Kejadian-kejadian berikutnya dan pemogokan dunia pelayaran secara nasional mendukung pandangan saya yang diwarnai oleh pengabdian seumur hidup di dalam industri ini dan pengetahuan yang mendalam mengenai cara bermain dalam industri dan serikat.” Secara mengejutkan, para pemegang saham Howard Smith dalam Dewan direksi Australian Stevedores mendukung pengurangan manajemen. Di bawah kesepakatan para pemegang saham dengan Australian Stevedores, semua kebuntuan di meja direksi hanya bisa diselesaikan oleh pihak-pihak yang bersepakat untuk membeli atau menjual sahamnya masing-masing. Dihadapkan dengan percepatan di dalam kesepakatan para pemegang saham, Bolitho dan Dewan Direksi ANL telah mengusulkan kepada Menteri Brereton agar pemerintah mengambil alih Jamison Equity sebesar 50% dan Howard Smith sebesar 25%. Bolitho menyanggah bahwa antara tahun 1992 dan 1994, perubahan besar-besaran pada dermaga-dermaga Australia telah diselesaikan dengan pengeluaran yang luar biasa dari hasil pembayaran pajak dalam bentuk pembayaran berlebih kepada para pekerja di sektor perairan untuk merasionalisasi industri. Sebagai hasil dari reformasi yang didanai oleh para pembayar pajak, produktifitas industri telah meningkat dan biayanya menurun. Begitu juga ekonomi dunia dan Australia, telah meningkat dan secara pesat keluar dari resesi. Australian Stevedores kini berada dalam posisi yang menguntungkan karena menguasai pasar dalam industri kapal bongkar muat. Pada tanggal 22 Agustus, Dewan Direksi ANL dipecat oleh Menteri Brereton. Kebuntuan mengenai kepemilikan Australian Stevedores masih belum diselesaikan. Pada tanggal 30 Agustus, Chris Corrigan mendapatkan persetujuan dari Howard Smith untuk menjual 25 persen sahamnya dalam Australian Stevedores, dan dalam waktu yang bersamaan, Jamison Equity milik Corrigan meningkatkan modalnya dengan menjual serangkaian toko-toko perkakas kepada Howard Smith. Harga yang disepakati atas saham Howard Smith dalam Australian Stevedores adalah sebesar $28 juta – Howard Smith kemudian menyangkal adanya keterkaitan antara kedua transaksi. Pada tanggal 8 September, Dewan Direksi Wran-Turnbull, yang kini bertanggung- jawab atas ANL, secara formal membuat usulan yang sama seperti yang dibuat oleh Dewan Direksi Bolitho kepada Menteri Brereton: membeli 75 persen saham dari Australian Stevedores – Jamison sebesar 50% dan Howard Smith 25%. Dewan Direksi Wran menambahkan pasal tambahan dalam kontrak bahwa saat Menteri memutuskan untuk menolak melakukan pengambilalihan, penjualan kepada Jamison Equity milik Corrigan merupakan hal yang “dapat diterima dan dapat dipertahankan”. Dengan segera, Menteri Brereton membuat keputusan untuk menjual 25 persen saham ANL di Australian Stevedores kepada Jamison Equity. Dalam konferensi persnya, Menteri Brereton berkata: “Hal itu merupakan hasil kesepakatan yang bulat antara empat orang menteri (sub-komite Kabinet Federal), bahwa Pemerintah harus menjual bagiannya kepada Jamison Equity sehingga memungkinkan Jamison Equity untuk beranjak dari bagiannya yang 50 persen ditambah 25 persen bagian dari Howard Smith yang telah diambil, ke posisi 100%. Dan sore ini penjualan telah dilakukan.” Harganya? $28 juta. Banyak yang terheran-heran ketika melaporkan pada halaman depan surat kabar The Australian tertanggal 8 November 1994, yang menyatakan bahwa Chris Corrigan harus meminjam sementara sebesar $22.4 juta dari ANL untuk menutup transaksi tanggal 9 September. Bolitho kemudian mengatakan kepada penyelidik Senat:

Sejalan dengan penjualan bagian saham mereka di Australian Stevedores kepada Jamison, Howard Smith membeli toko perkakas di Queensland milik Jamison untuk menambah jaringan BBC mereka. Karenanya, paling tidak sebesar 28$ juta merupakan selisih antara kedua transaksi dan laporan-laporan yang belum dikonfirmasi menyebutkan nilai jual toko perkakas Jamison di Queensland sebesar $10 juta. Jika itu begitu keadaannya, maka hal ini menempatkan nilai sebesar $38 juta untuk 25 persen saham dari Australian Stevedores yang dijual oleh Menteri senilai $28 juta. Karenanya, terlepas dari analisis yang rinci atau penilaian apa pun, kita memiliki taksiran kasar dari nilai 25 persen saham di Australian Stevedores dari rentang terendah sebesar $31 juta hingga rentang tertinggi sebesar $44 juta. Dalam keadaan ini, paling tidak ada kemungkinan bahwa penjualan bagian saham ANL di Australian Stevedores dijual pada nilai di bawah nilai yang sesungguhnya, dan karena itu merupakan aset publik, kemungkinan itu tidak bisa diabaikan begitu saja dalam setiap pemeriksaan transaksi yang mungkin terjadi.

Pada tanggal 9 September, Serikat Pelayaran Australia (Maritime Union of Australia, MUA), menurut para pejabat, diberitahu oleh seorang informan yang mengatakan bahwa mereka akan “diserang secara diam-diam” oleh Menteri Brereton terkait dengan penjualan saham ANL di Australian Stevedores. Karena dampak industrial dari usulan penjualan itu, MUA mengadakan pemogokan besar-besaran berskala nasional yang berlangsung selama lima hari dan merugikan pemasukan para pemilik kapal dan perusahaan-perusahaan perdagangan Australia lebih dari jutaan dolar. Pemogokan itu juga merugikan Pemerintah Keating sebesar $20 juta dalam bentuk konsesi pajak pada industri tersebut.

Melawan Kembali

SEGERA setelah pemecatan Dewan Direksi, Bill Bolitho bingung akan apa yang ia lakukan selanjutnya. Ia bicara pada rekan-rekannya sesama mantan direktur, termasuk Morella Calder, yang saat itu sedang menderita kanker yang parah di rumahnya di Sydney. Calder meminta Bolitho untuk melawan kembali demi dirinya sendiri dan demi nama baik para direktur yang telah berjuang dalam bekerja sama dengan manajemen ANL untuk mempertahankan ANL sebagai perusahaan yang sehat dan memiliki prospek penjualan yang cerah. Bolitho kemudian mengungkapkan bahwa bujukan Calder lah yang memotivasinya untuk melawan kembali.

Hati saya hancur dan saya cukup jijik dengan tindakan-tindakan para politisi dan pelayan- pelayan masyarakat yang terlibat. Menurut saya, pada saat itulah pertama kalinya saya mulai memahami sedalam apa proses publik dari pemerintahan demokratis telah diselewengkan oleh proses politik partai dan ideologi yang hanya memikirkan diri sendiri, yang berlaku dalam jajaran senior dalam pelayanan publik, terutama di pusat koordinasi departemen- departemen Keuangan. Saya cukup terluka dan merasa mungkin saya tidak melakukan usaha- usaha yang maksimal, yang saya sadari sangat dibutuhkan untuk menghancurkan kelicikan dan kekuatan pemerintah dan birokrasinya. Tentu saja, saya akan menyesal seumur hidup apabila saya tidak pernah melakukannya, namun saya yakin saya mungkin tidak akan melakukan tugas itu jika Morella, yang menderita penyakit yang menyakitkan dan mematikan itu dan yang telah mengetahui bahwa waktunya sudah dekat, tidak bangkit untuk menunjukkan kepada saya apa yang sama- sama kami tahu mengenai tugas yang belum saya laksanakan untuk rekan-rekan kerja, manajemen dan staf ANL dan juga kepada para pembayar pajak yang akan menderita kerugian yang besar dari tindakan-tindakan yang diambil oleh pemerintah.

Bill Bolitho kembali ke peternakan untuk mengetik sebuah pernyataan rencananya akan ia keluarkan kepada media pada hari Jumat, tanggal 16 September 1994. Pernyataan itu pertama harus melawan pernyataan yang sangat merugikan dalam laporan Price Waterhouse/Salomon Brothers, bahwa ANL memiliki catatan yang sangat buruk dalam menganalisis pemasukannya. Saat ini, Bolitho telah mendapatkan sebuah salinan rangkuman eksekutif dari laporan PWSB dari seorang wartawan surat kabar. Ia berusaha dengan keras untuk menganalisis metodologi yang digunakan dalam melaporkan masalah-masalah ANL kepada Menteri Transportasi. Ia menghasilkan sebuah laporan sebanyak lima halaman, yang kemudian diserahkan kepada media di Canberra. Laporan itu tidak terlalu mendapat perhatian media, meskipun laporan itu berisi pertanyaan-pertanyaan inti yang sangat berharga untuk diberitakan:

ƒ Apakah Menteri telah mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi masalah itu dalam segala situasi? ƒ Apakah tindakan untuk menjual bagian saham ANL dalam Australian Stevedores seharga $28 juta merupakan tindakan yang tepat? Pertanyaan-pertanyaan di atas berkaitan erat dengan kepentingan publik menyangkut penjualan aset publik yang besar. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berhak untuk mendapatkan pandangan dan jawaban masyarakat.

Tendensi media terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diangkat secara publik oleh Bolitho sangat sedikit. Namun, sudah mulai ada sedikit perhatian terhadap masalah tersebut dari beberapa orang yang disebut sebagai komentator yang mengikuti berita pemecatan Dewan Direksi pada tanggal 22 Agustus. Pada tanggal 27 Agustus 1994, Ken Davidson, seorang penulis masalah ekonomi untuk surat kabar The Age di Melbourne, menulis dalam kolomnya:

Sangat sulit untuk memikirkan sebuah tindakan yang merusak perekonomian di masa negara Federasi, yang bisa disejajarkan dengan perusakan berdarah dingin Australian National Line yang dihancurkan oleh Menteri Transportasi, Tn. Brereton. Sebelum hari Selasa, saya tidak bisa membayangkan penjual manapun, dari sebuah kedai pinggir jalan, apalagi Menteri yang terhormat yang bertanggung-jawab terhadap aset strategis masyarakat berkata mengenai aset-aset tersebut: “Anda tidak bisa melepaskannya, itu sebuah kenyataan... itu adalah gambaran yang kurang baik.” Mengapa penjual mau menghancurkan usaha yang ia jual? Lupakan kekejaman terhadap para pegawai yang diharapkan dapat terus bekerja dalam komentar-komentar yang kurang sedap mengenai usaha yang masih menjadi mata penghidupan mereka, atau kerusakan yang dilakukan terhadap nama baik para direktur yang dipecat melalui pengumuman humas yang secara hati-hati dirancang oleh Tn. Brereton.

Davidson melaporkan bahwa Dewan Direksi ANL yang lama tidak pernah melihat laporan Price Waterhouse/Salomon Brothers sebelum mereka dipecat. Dewan Direksi yang lama telah membaca mengenai hal tersebut di surat kabar, khususnya tajuk utama mengenai nilai negatif yang sangat mencolok yang melekat pada ANL (negatif $74 juta hingga $118 juta).

Angka ini merupakan angka yang sama sekali berbeda dari penaksiran positif terhadap nilai aset-aset ANL yang dilaporkan oleh Dewan Direksi sebelumnya kepada Pemerintah, yaitu sebesar $50 juta hingga $90 juta. Apa bedanya? Perbedaan utamanya adalah penaksiran ANL, meliputi aset, penaksiran mandiri secara menyeluruh terhadap seluruh kapal dan kontainer, di mana, menurut laporan Price Waterhouse/Salomon Brothers, terdapat penaksiran negatif setelah menambahkan, di sisi aset pada buku besar (hanya) sebesar 70 persen dari penaksiran mandiri kapal-kapal uap ANL dan 55-70 persen dari penaksiran mandiri dari kontainer-kontainer ANL. Patut dikutip di sini apa yang tersirat dalam rangkuman eksekutif mengenai hal ini: Penaksiran luas kami pada dasarnya menggambarkan dua variabel. Pertama, ada derajat ketidakpastian yang tinggi yang melekat pada penaksiran kapal-kapal uap ANL (di mana kami sudah mengadopsi 70 persen dari rentang terendah dan rentang tertinggi dari variabel- variabel independen) dan kontainer (di mana kami telah mengadopsi 55-70 persen dari penaksiran mandiri). Jika kapal-kapal uap dan kontainer ini dinilai 100 persen dari penaksiran mandiri, dengan harapan yang optimis, nilai dari ANL akan meningkat hingga (kisaran antara) $35.3 juta (negatif) hingga $7.6 juta (positif). Mengapa 30-45 prosentase poin tidak dihitung dalam penaksiran? Kami tidak diberi tahu. Penaksiran siapa yang paling dapat dipercaya? Apakah penaksiran-penaksiran dari konsultan pelayaran internasional yang mengkhususkan diri pada penaksiran kapal untuk tujuan asuransi dan yang reputasinya di wilayah ini cukup diakui? Ataukah penaksiran dari ahli-ahli non-pelayaran, yang reputasi utamanya bukan di situ? Penaksiran Departemen Keuangan juga termasuk penaksiran negatif sebesar $ 60 juta sebagai harga untuk penutupan kantor pusat ANL dan kemudian $69 juta untuk pembayaran kelebihannya. Laporan itu mengakui “tidak ada nilai yang dialokasikan untuk saham perdagangan ANL dalam konferensi-konferensi dan konsorsium (pelayaran) yang beragam itu, melihat ketidakpastian yang ekstrim atas nilai dan kemungkinan transfer”. Benarkah demikian? Saya akan berpikir bahwa konferensi tentang pembagian saham ANL, yang menentukan bagian dari saham bisnis pelayaran internasional ke Asia, Selandia Baru dan Eropa, merupakan bagian terpenting dalam bisnis pelayaran bagi para kompetitor saat pembredelan dan penjualan aset-aset ANL. Dan bahwa pemerintah paling tidak akan mendapat $30 juta dari hak-hak pelayaran yang dikembangkan selama sepuluh tahun terakhir oleh manajemen ANL, yang telah menjadikan ANL anggota konferensi terbesar dalam perdagangan kontainer Asia. Jika biaya kelebihan dan penutupan kantor pusat ditambahkan kembali pada penaksiran 100 persen dari armada milik ANL dan kontainer-kontainernya, akan terlihat jelas bahwa ANL telah (atau pernah, sampai hari Selasa lalu) memiliki nilai jual positif yang menunjukkan kesuksesannya. Pada tahun 1983, ANL tidak berharga sepeser pun. Sejak saat itu, Pemerintah telah menyuntikan dana sejumlah $9.3 juta dari uang para pembayar pajak pada bisnis itu (bukan sebesar $120 juta seperti yang diakui oleh Pemerintah) dan di waktu yang bersamaan, ANL memiliki kerugian operasi sejumlah $8.4 juta. Selain atmosfir krisis yang secara sinikal diciptakan oleh Tn Brereton, prakiraan yang paling memungkinkan adalah ANL bisa terus beroperasi hingga tiga tahun ke depan tanpa penyuntikan dana segar tambahan dari Pemerintah dan, sebagai satu kesatuan yang berjalan, ANL akan terus menyumbangkan pemasukan total sebesar $800 juta setiap tahunnya pada neraca pembayaran.

Analisis Ken Davidson tidak dihiraukan. Apa yang seharusnya bisa menjadi tajuk utama yang dapat membongkar tekanan politik dalam Pemerintahan dan menuntut jawaban dan pertanggungjawaban yang dibiarkan lewat begitu saja. Beberapa wartawan memang mencari konsekuensi-konsekuensi dari tindakan-tindakan Menteri Brereton dan insiden itu jelas menimbulkan pertanyaan mengenai kemampuan dan prestasi kementeriannya, namun isu itu tak terdengar. Senat Australia kemudian menyelamatkan masyarakat Australia dan aset mereka – namun sayangnya, bisa dikatakan, bahwa yang diselamatkan hanyalah aset-aset yang kurang bernilai dari sebelumnya. Usaha Senat, meskipun sangat dihargai, akan membuktikan bahwa usaha itu sedikit pincang, dengan memperkenankan kemenangan ideologi yang bodoh atas ekonomi yang penuh perhitungan dan rasional. Pada tanggal 22 September 1994, Senat sepakat untuk meminta penjabaran dari semua dokumen yang terkait dengan proses penjualan “yang terkait dengan kondisi keuangan Australian National Line yang membahayakan”. Senat juga meminta penjelasan dari Kantor Audit Nasional Australia terkait dengan penaksiran yang berbeda-beda atas ANL – Price Waterhouse Salomon Brother, yang mengeluarkan pernyataan keuangan yang telah diaudit menunjukkan bahwa dana pemegang saham sebesar positif $157 juta dan sebuah penaksiran yang disiapkan untuk Dewan Direksi ANL berkisar antara “impas” dan positif $33 juta. Dengan ditunggunya tanggapan dari ANAO oleh semua pihak, Bill Bolitho menerima permintaan dari penulis untuk sebuah wawancara televisi. Acara yang disiarkan pada hari Rabu, 6 Desember 1994 dalam acara 7.30 Report, stasiun televisi ABC, merupakan kompilasi selama lima belas menit dari poin-poin penting dalam pertarungannya dengan Brereton dan bantahan-bantahan Bolitho yang mengatakan bahwa Dewan Direksi ANL telah diwakili secara buruk oleh Brereton dan aset yang sangat berharga telah dihancurkan. Bolitho memberikan penjabaran yang meyakinkan akan fakta-fakta yang dimilikinya dengan mimik yang teguh dan presentasi yang tegas dalam wawancara itu. Ia ditanyai mengenai motivasi Menteri Brereton terkait dengan pemecatan Dewan Direksinya.

Penanya: Tn. Bolitho, akan sangat tidak bertanggung-jawab jika Menteri memperbolehkan ANL untuk terus melangkah, padahal saat itu ia telah memegang laporan dari Price Waterhouse/Salomon Brothers, bukankah demikian? Bolitho: Menurut pandangan Dewan Direksi yang sudah saya jelaskan kepada Menteri, ANL berada dalam kondisi yang menguntungkan dan sangat tepat untuk terjun dalam perdagangan. Itu juga merupakan pandangan dari manajemen ANL, para auditor kami dan para penasihat keuangan kami. Saya harus tegaskan di sini bahwa Dewan Direksi ANL, dan sepengetahuan saya, Auditor Umum, belum pernah melihat laporan Price Waterhouse/Salomon Brothers. Kami belum pernah melihat rangkuman eksekutif yang telah disebarluaskan kepada media. Bahkan, saya pikir, kami mendapatkan salinannya dari media. Menurut saya hal ini sangat tidak lazim... atau dapat dikatakan tidak sopan.

Bolitho dihadapkan dengan pertanyaan yang membingungkan seputar laporan Price Waterhouse/Salomon Brothers yang tampaknya bertolak belakang dengan laporan penilaian tentang ANL:

Laporan Price Waterhouse/Salomon Brothers sepertinya didasarkan pada likuidasi, dan sistem penjualan cepat. Jika kita ambil perusahaan publik besar manapun di Australia dan menempatkan mereka dalam analisis likuidasi dan penjualan cepat, kita akan mendapatkan hasil yang sama. Semuanya akan hilang. Penanya: Apa reaksi anda terhadap kata-kata “tidak bisa dibuang” dari Tn. Brereton? Bolitho: Rasa tidak percaya, khawatir dan rasa ingin tahu. Rasa tidak percaya bahwa seorang Menteri terhormat yang bertanggung-jawab bisa membuat pernyataan semacam itu. Khawatir, karena penyataan itu bisa betul-betul merusak ANL dan nilai jualnya dan rasa ingin tahu mengapa ia melakukan hal semacam itu. Penanya: Menurut Anda, mengapa ia melakukan hal itu? Bolitho: Saya tidak tahu. Anda harus bertanya sendiri kepada Menteri mengenai hal itu. Ada beberapa pertanyaan yang harus ditanyakan langsung pada Menteri. Itu adalah salah satunya.

Terkait dengan arahan Kementerian, yang bertentangan dengan saran yang ada, yaitu dengan menjual saham ANL sebesar 25% di Australian Stevedores, Bolitho berkomentar: “Perusahaan itu merupakan perusahaan yang sangat berharga. Ketika saya pergi (Agustus 1994), perusahaan itu menghasilkan laba sekitar $2 juta per bulan sebelum dikurangi bunga dan pajak, dan saya yakin perkiraan untuk tahun 1994-1995 akan melebihi jumlah itu. Oleh karena itu, perusahaan itu merupakan usaha yang sangat bernilai.” Chris Corrigan juga muncul dalam siaran berita, menyatakan bahwa ia tidak memberikan pengaruh apa pun kepada Menteri Brereton untuk tidak menghiraukan saran dari Dewan Direksi ANL yang lama maupun yang baru untuk membeli (tidak menjual) Australian Stevedores. Corrigan menegaskan bahwa harga dari $28 juta untuk 25 persen saham ANL di Australian Stevedores tidak pernah ditawar. “Setelah kami membuat kesepakatan dengan Howard Smith, sebagai bagian dari negosiasi, kami akan melakukan penawaran serupa untuk ANL, yang telah kami buat dan tidak pernah dinegosiasikan.” Mengenai pertanyaan tentang pinjaman sementara sebesar $22 juta dari ANL untuk memenuhi harga total pembelian, Corrigan menjawab: “Saya tidak pernah malu meminjam dari pemerintah.” Dalam acara itu, Bolitho ditanya alasan mengapa ANL tidak bertahan saja untuk dan tetap berjalan bersama Australian Stevedores setelah jalan buntu di dalam Dewan Direksi telah diselesaikan. Bolitho: “Saya tidak tahu. Tentu saja, menurut pandangan saya, tidak ada keharusan untuk menjual. Jika saya dapat memilih dan jika saya berada di sana sepanjang waktu, saya akan dengan senang hati duduk untuk menenangkan diri dan melihat apa yang bisa kami usahakan untuk bisa mendapatkan harga terbaik yang cukup masuk akal untuk perusahaan. Menjualnya dalam keadaan yang sangat terburu-buru... Saya tidak bisa memahami hal itu.” Bolitho menegaskan dalam acara itu bahwa saham ANL dalam Australian Stevedores berharga “$35 juta untuk setiap sen-nya”.

Penanya: Jadi, Tn. Corrigan telah menghancurkan perusahaan? Bolitho: Tn. Corrigan adalah seorang eksekutif perusahaan yang sangat ahli, seorang pengusaha yang sangat bagus dan saya yakin Dewan Direksi yang ia pimpin cukup senang dengan usaha-usaha yang ia lakukan.

Di akhir wawancaranya Bolitho meminta dilakukannya penyelidikan publik untuk memeriksa semua alasan pemecatan Dewan Direksi ANL yang lama dan pembuangan saham ANL dalam Australian Stevedores.

Jika seperti apa yang saya pahami, laporan Auditor Umum kepada Senat negara menyatakan bahwa ANL merupakan perusahaan yang sangat berhasil, mampu membayar hutang- hutangnya dan ketika jatuh tempo, mereka sanggup membayar, mereka memiliki pendapatan bersih yang positif dan mampu meneruskan usaha perdagangan. Menurut pendapat saya, sepertinya Menteri tidak memiliki alasan yang jelas untuk memecat Dewan Direksi dan membuat pernyataan-pernyataan yang bertentangan. Jika itu masalahnya, keresahan masyarakat akan lebih baik dipecahkan dengan dilakukannya sebuah penyelidikan yang terbuka dan adil, di mana Menteri akan memiliki kesempatan emas untuk menegaskan pandangan-pandangannya. Penanya: Tn. Bolitho, mengapa baru sekarang Anda mengungkapkan masalah ini? Bolitho: Dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menenangkan diri, beberapa bulan untuk melakukan refleksi diri, beberapa bulan untuk menurunkan amarah saya sehingga saya bisa dinilai dari pendekatan saya kepada hal tersebut. Saya yakin, sebagai mantan ketua, ada sebuah tugas yang besar untuk saya, baik secara pribadi maupun publik. Saya yakin, saya mempunyai tugas untuk memastikan bahwa masalah itu mendapatkan perhatian dari masyarakat, sehingga masyarakat benar-benar mengetahui apa yang telah terjadi... dan saya juga memiliki tugas pribadi yang harus saya lakukan untuk rekan-rekan kerja saya. Jika ternyata Auditor Umum melaporkan bahwa kami merupakan perusahaan yang berhasil, maka pemecatan rekan-rekan kerja saya dan pernyataan yang dibuat oleh para menteri telah merusak reputasi komersil mereka. Saya percaya hal ini merupakan kewajiban pribadi saya untuk memastikan semampu saya untuk memmulihkan nama baik mereka. Itulah mengapa kini saya angkat bicara.

Tidak seorang pun, baik Menteri Brereton maupun ketua ANL yang baru, Neville Wran, bisa diwawancarai dalam program tersebut. Kantor Audit Nasional Australia, dalam sebuah pernyataan tertanggal 5 Desember 1994, menyatakan bahwa peraturan perundang-undangan terbaru yang diusulkan tidak memberikan kebebasan bagi Auditor Umum untuk memberikan laporan-laporan pada Parlemen mengenai penggunaan dana dan sumber-sumber daya publik oleh Perusahaan Milik Negara (Government Business Enterprise, GBE), seperti ANL. Sumbangan satu-satunya dari ANAO terhadap debat publik seputar pertanyaan yang memancing perdebatan, yang diangkat oleh Senat adalah pengamatan berikut ini:

Tindakan-tindakan dan pernyataan-pernyataan dari mereka yang terlibat dalam proses penjualan bisa mempengaruhi persepsi dari calon pembeli yang potensial, sehingga mengakibatkan penawaran harga yang lebih rendah terhadap aset tersebut. Karena itu, sangat penting bagi para pejabat pemerintahan yang terlibat dalam proses penjualan aset-aset Commonwealth untuk bertindak bijaksana setiap saat supaya tidak menimbulkan prasangka terhadap posisi Commonwealth.

Senat, atau paling tidak sebagian besar anggotanya yang terdiri dari Partai Oposisi, Partai Demokrat dan Partai Hijau, menganggap hal ini tidak bisa diterima dan melakukan resolusi yang merujuk pada semua hal-hal yang di luar kebiasaan kepada Komite Rujukan Keuangan dan Administrasi Publik (Finance and Public Administration References Committee) dan memerintahkan Auditor Umum untuk menyiapkan laporan menyeluruh mengenai masalah-masalah dan pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

Apakah pejabat-pejabat pemerintahan (yang terpilih maupun tidak), yang terkait dengan usulan penjualan ANL telah bertindak dengan penuh kehati-hatian, kebijaksanaan, integritas dan kesopanan. Apakah tindakan-tindakan dari Departemen Transportasi, Departemen Keuangan (Gugus Tugas Penjualan Aset) dan Dewan Direksi ANL sebagai organisasi individual dan bersama, telah dengan efektif melayani kebutuhan para pembayar pajak? Apa status dari laporan Price Waterhouse/Salomon Brothers dalam proses penjualan dan apakah ada alasan khusus untuk memilih penilaian dari PWSB dibandingkan dengan penilaian-penilaian yang lain? Apakah menteri bertindak dengan penuh kehati-hatian, kebijaksanaan, integritas dan kesopanan dengan mengumumkan laporan PWSB dan membuat pernyataan pada saat pengumuman laporan itu. Apakah penjualan Australian Stevedores kepada Jamison Equity, yang bertentangan dengan saran, baik dari Dewan Direksi ANL yang lama maupun yang baru dibenarkan secara hukum, apakah harga jual dimaksimalkan, dan apakah pengaturan-pengaturan keuangan dapat diterima dengan alasan-alasan hukum dan komersil. Keadaan-keadaan apa saja yang mendorong dilakukannya kesepakatan dengan Serikat Pelayaran Australia (Maritime Union of Australia), apa maksud mendasar dari kesepakatan itu, termasuk dengan pengaturan keuangannya, dan apakah kesepakatan itu dibuat demi kepentingan Commonwealth.

Dalam situasi politik yang memanas, yang dipicu oleh publisitas baru dan laporan yang tidak lengkap dari ANAO, Menteri Brereton menyetujui sebuah permintaan formal dari Auditor Umum untuk dilakukannya sebuah penyelidikan yang efisien terhadap proses penjualan ANL. Bill Bolitho kini mendapatkan penyelidikan umumnya. Ia harus menerima – atau seperti yang dikatakan banyak orang – menutup mulutnya. Ia melakukan penelitian yang cermat terhadap semua dokumen yang disimpannya ketika ia masih bertugas sebagai ketua Dewan Direksi ANL dan catatan-catatan yang disimpan oleh para pejabat manajemen ANL atas perintahnya. Ia menyalakan word processor di ruang kerjanya di peternakan dan mulai menyusun konsep atas setiap kejadian serinci mungkin, mengurutkan dokumen-dokumen yang akan ia pakai untuk melengkapi pernyataannya kepada Senat. Ia melakukan pekerjaan ini tanpa bantuan sekretariat. Setelah proses itu selesai, ia menyerahkan empat buah pernyataan tertulis tambahan untuk menjawab hal-hal yang diangkat oleh para birokrat TFAS dan Departemen Keuangan. Bill Bolitho muncul di hadapan publik dalam dengar pendapat dengan komite di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Canberra, pada tanggal 22 September dan 20 Oktober 1995. Menteri Laurie Brereton tidak muncul di hadapan komite. Komite Rujukan Keuangan dan Administrasi Publik yang diketuai oleh Senator Robert Bell (Partai Demokrat, Tasmania), terdiri dari para senator Ian Campbell (dari Partai Liberal, WA), Kim Carr (ALP Victoria), John Coates (ALP, Tasmania), Christopher Evans (ALP, Western Australia), Dominic Foreman (ALP, South Australia), Rod Kemp (Partai Liberal, Victoria), Nicholaas Minchin (Partai Liberal, South Australia), Belinda Neal (ALP, NSW) dan John Watsen (Partai Liberal, Tasmania).

Pertanggungjawaban

BEGITULAH sifat dasar dari partai politik di Australia, bahwa kata-kata yang digunakan dalam laporan akhir, yang dijabarkan di Senat pada tanggal 16 November 1995, tidak menyatakan tuduhan bersalah dalam masalah ANL. Tidak satu pun pertanyaan yang Senat ajukan terkait dengan pelaksanaan penyelidikan dijawab dengan tepat. Dengan demikian, pertanggungjawaban dari para pejabat pemerintahan tidak dilaksanakan. Atas pertanyaan mengenai penaksiran yang berbeda terhadap aset, komite menghindar untuk memberikan jawaban.

Komite sepakat bahwa berbagai penaksiran terhadap ANL yang ada tidak perlu diperbandingkan secara langsung, karena mereka berdasarkan pada asumsi-asumsi yang berbeda. Komite tidak berniat untuk menanggapi keabsahan asumsi-asumsi ini, selain hanya untuk mengatakan bahwa sepertinya ada kemungkinan terjadinya ketidaksepakatan di antara para ahli perdagangan. Memang benar, bahwa relevansi dari penaksiran mana pun hanya bisa ditentukan dalam konteks asumsi yang mendasarinya. Menurut pandangan beberapa anggota dari komite, asumsi “penjualan cepat” oleh PWSB bisa mendatangkan pengaruh yang negatif dalam menentukan nilai dari ANL dan aset-asetnya.

Mengenai pertanyaan tentang pernyataan Menteri yang kini sangat terkenal, “tidak bisa membuangnya”, komite menemukan:

Masih tidak mungkin bagi komite untuk menentukan dampak dari pernyataan-pernyataan Menteri mengenai pasar potensial bagi ANL, dan mengenai harga yang layak untuk ANL dan aset-asetnya. Menurut pandangan mayoritas anggota, pernyataan-pernyataan Menteri tersebut memiliki potensi untuk menghasilkan pengaruh yang negatif pada kepentingan- kepentingan Commonwealth, dan mereka juga mempertanyakan kebijaksanaan dari tindakan Menteri dalam membuat pernyataan-pernyataan yang bisa merusak proses penjualan tanpa memberikan dokumentasi yang menyeluruh dan bisa diandalkan untuk mendukung pernyataan-pernyataan itu. Anggota lainnya meminta pandangan Wran bahwa pasar akan membuat keputusannya sendiri tanpa mempedulikan pendapat kementrian, dan mencatat penerbitan laporan PWSB oleh Menteri.

Yang mengherankan, komite tidak melakukan apa pun kecuali tidak menghiraukan penjualan saham ANL oleh Menteri Brereton di Australian Stevedores kepada Jamison Equity milik Chris Corrigan. Mengapa komite Senat harus menghindari pertanyaan-pertanyaan yang dibutuhkan untuk menelaah tindakan pembreidelan aset yang melawan nasihat dari dewan direksi ANL yang lama maupun yang baru, tetap menjadi sebuah misteri. Dalam kesempatan apa pun, para senator yang menandatangani laporan akhir yang sangat penting bagi Menteri Brereton, yang memuat proses di mana ANL ditenggelamkan oleh para politisi, dan di mana para pembayar pajak Australia dihadapkan pada kerugian yang sangat besar. Hal-hal penting yang terkait dengan penemuan tersebut sesuai dengan bahasa diplomatik, “beberapa anggota khawatir” atau “menurut pendapat sebagian besar anggota”. Liputan media mengenai penemuan-penemuan komite itu sangat tidak berarti. Komite melaporkan dalam laporan eksekutifnya:

Sangatlah jelas bahwa semangat yang menyelimuti pelaksanaan proses penjualan bukanlah rasa saling percaya. Hal ini tidak dimaksudkan agar laporan ini menekankan “kesalahan” pada beberapa kejadian khusus; namun, hal ini merupakan pandangan dari komite bahwa proses penjualan ANL bisa digambarkan sebagai sebuah karakter yang penuh kebimbangan, ketidakpastian, penundaan, kurangnya dokumentasi yang layak dan kurangnya komunikasi dan kepercayaan. Melihat bahwa keputusan yang dibuat adalah untuk menjual ANL, komite khawatir dengan kenyataan bahwa proses penjualan telah berjalan selama empat tahun. Komite menghargai poin yang dibuat oleh Stephen Sedgwick, sekretaris di Departemen Keuangan, bahwa, dalam tahapan-tahapan yang penting, pemerintah mungkin harus memikirkan kembali pilihan-pilihannya, dan bahwa hal ini merupakan tujuan dari penelitian lapangan. Walaupun demikian, proses tersebut dilakukan melalui penelitian lapangan pada tahun 1991. Karena beberapa alasan, penjualan tersebut jelas belum dilakukan dalam waktu yang tepat. Beberapa anggota dari komite mengkhawatirkan sifat dasar dari hubungan antara TFAS dan mantan Dewan Direksi ANL yang hampir selalu berlawanan ketimbang saling mendukung. Misalnya, Tn Sedgwick ditanyai terkait dengan alasan atas keputusan untuk tidak memberikan laporan PWPW (Price Waterhouse and Potter Warburg) pada tahun 1992 kepada Dewan Direksi. Ia menyatakan bahwa, meskipun ia tidak ingat betul alasannya: “Keadaannya saat itu sangat mirip dengan mereka yang mendapatkan saran yang rahasia, di mana mereka telah mengeluarkan uang untuk itu, dengan harapan bahwa saran itu akan diberikan kepada pemerintah. Menurut saya, kita tidak perlu harus mengikuti pola seperti itu, hanya karena satu pihak yang terlibat dalam transaksi telah menerima saran rahasia. Pihak itu juga harus menyampaikan saran yang ia terima kepada pihak lain dalam transaksi itu. Jujur saja, menurut saya hal itu sama sekali tidak mirip dengan pola yang dijelaskan di atas.” Seperti yang telah dicatat di atas, komite menerima bahan-bahan dokumentasi yang sangat banyak dari Tn. Bolitho, di mana bahan-bahan tersebut sangat membantu dalam memahami proses penjualan ANL. Berlawanan dengan hal tersebut, Departemen Keuangan, yang telah diundang untuk memberikan kesaksian dalam dengar pendapat umum, tidak memberikan pernyataan tertulis sebelum dengar pendapat tersebut, dan memberikan pernyataan hanya jika secara khusus diminta oleh komite. Komite khawatir akan komentar- komentar yang dibuat oleh Departemen Keuangan berkenaan dengan kesulitan dalam menemukan catatan-catatan yang sangat rinci dari saran yang telah diberikan pada ANL. Terlihat jelas dari bukti tersebut bahwa telah ada masalah yang substansial dalam hal komunikasi antara Menteri, pejabat-pejabat Pemerintahan dan Dewan Direksi, yang berlangsung selama bertahun-tahun. Komite karenanya, agak terkejut bahwa usaha-usaha yang lebih besar tidak dilakukan oleh Departemen Keuangan dan Transportasi untuk mendokumentasikan rincian dalam bentuk tertulis sehingga dapat mengurangi kesalahpahaman. Komite juga kecewa ketika mengetahui bahwa pertemuan singkat para menteri dalam bentuk tertulis mengenai masalah-masalah utama tidak ada, catatan pertemuan tidak tersedia, dan dokumentasi lanjutan setelah pertemuan juga tidak tersedia. Dengan kata lain, dokumentasi yang disimpan oleh Departemen Keuangan dan Transportasi tidak layak. Komite sepakat dengan poin yang dibuat oleh ANAO, bahwa Dewan Direksi harusnya diberikan laporan PWSB (Price Waterhouse/Salomon Brothers) sebelum laporan itu dipublikasikan. Komite menyimpulkan bahwa batas waktu proses penjualan diperpanjang, keputusan tidak transparan dan tidak tercatat dengan baik, dan beberapa orang tidak diperlakukan secara adil dan terbuka seperti yang seharusnya. Komite menyadari ketegangan yang melekat pada anggota Dewan Direksi sebuah perusahaan, di mana mereka merupakan subjek dari persyaratan hukum perusahaan, dan yang juga diharapkan tidak hanya untuk selalu mematuhi arahan kementrian tetapi juga untuk bertanggung-jawab secara publik melalui Parlemen.

Berbicara mengenai laporan dalam Senat pada tanggal 16 November 1995, anggota komite, Senator Nicholas Minchin menyerang Menteri Brereton dengan menyebutnya “sepenuhnya tidak memiliki kemampuan”.

Saya sangat heran melihat ia masih menjadi menteri di dalam pemerintahan. Hal itu hanya bisa terjadi karena ia memiliki hubungan pertemanan yang erat di New South Wales. Perlakuannya pada mantan Dewan Direksi, secara khusus, sangat tidak terhormat. ... Sudah jelas bagi saya dan anggota lain dari kedua belah pihak dalam dewan di komite ini bahwa Tn. Bolitho merupakan seorang lelaki dengan kejujuran dan integritas yang tinggi, seorang lelaki yang mengabdikan hidupnya selama bertahun-tahun untuk membangun aset publik ini. Ia mengambil alih perusahaan itu pada awal tahun 1980-an, ketika perusahaan itu jelas-jelas dalam keadaan yang sangat hancur dan mengabdikan satu dekade dalam hidupnya – penuh waktu dengan bayaran lebih kecil dari gaji direktur utama paruh waktu – untuk membangun ANL. Namun, sejak pemerintah membuat keputusan untuk menjual perusahaan pada tahun 1991, saat itulah terjadi penurunan drastis bagi perusahaan sampai pada titik di mana kita tidak akan mendapatkan apa pun dari investasi yang dibuat oleh orang seperti Tn. Bolitho pada perusahaan. Pasti sangat tragis untuknya, terutama, melihat apa yang telah terjadi pada perusahaan yang dipimpinnya. Pasti hatinya sangat hancur melihat apa yang terjadi setelah bulan Agustus 1994, ketika teman baik Tn. Brereton, Yang Terhormat Nevile Wran QC ditunjuk sebagai direktur utama dalam perusahaan, yang pada awalnya hanya untuk jangka waktu enam bulan, namun kemudian diperpanjang menjadi dua belas bulan. Ia dibayar $300,000 untuk satu tahun bekerja paruh waktu untuk memimpin perusahaan ini. Seperti yang kita telah ketahui bersama, Tn. Bolitho yang malang hanya mendapat $40,000 per tahun untuk bekerja, mungkin delapan puluh jam seminggu untuk menghidupkan perusahaan itu. Pasti sangat menyakitkan bagi Tn. Bolitho untuk melihat apa yang terjadi selama dua belas bulan sejak ia dipecat secara tiba-tiba. Total anggaran bagi Dewan Direksi Wran adalah sebesar $816,000, yang mendekati 20 persen dari laba yang bisa kita dapat untuk perusahaan. Jumlah itu mungkin akan berjumlah sama dengan apa yang akan kita terima dari perusahaan yang sama – sejumlah besar uang yang dikeluarkan percuma dalam waktu satu tahun untuk satu Dewan Direksi, di mana dua di antaranya kebetulan berteman baik dengan Menteri. Penyelidikan ini merupakan panduan tentang bagaimana langkah-langkah yang tepat untuk tidak menjual perusahaan milik pemerintah.

Tidak satu pun anggota pemerintah angkat bicara tentang penjabaran laporan komite Senat – sebuah kebisuan yang menulikan, melihat serangan tajam yang dilancarkan oleh Minchin dan refleksinya atas kinerja Menteri Brereton. Komite Senat lalu merekomendasikan Departemen Keuangan untuk “menyelidiki pilihan-pilihan dan model-model yang mungkin ada untuk membangun model pelaksanaan yang terbaik untuk administrasi bagi penjualan aset Commonwealth yang mungkin dilakukan di masa yang akan datang”. Pada bulan November 1995, ketika rekomendasi ini dijabarkan di hadapan Parlemen Australia, aset publik yang bernilai triliunan dolar telah diprivatisasi. Bagi pengamat yang umum, rekomendasi ini dinilai sedikit terlambat. Penjualan aset secara besar-besaran dimulai pada tahun 1987, termasuk penjualan Kedutaan Besar Tokyo, Galangan Kapal Williamstown, Pusat Pemerintahan Commonwealth di Melbourne, Kediaman Ketua Misi di Paris, skema pinjaman Rumah Jasa Pertahanan, Dewan Perwakilan Rakyat Australia di Sydney, AUSSAT, Australian Airlines, Qantas, Commonwealth Bank of Australia dan perusahaan pemerintah lainnya. Dilaporkan juga bahwa Dewan Direksi Australian Airlines memiliki kecemasan yang sama dengan Dewan Direksi Bolitho di ANL mengenai hubungannya dengan Gugus Tugas Penjualan Aset. Pemerintah Keating memerintahkan “penggabungan” antara Australian Airlines (yang memiliki 50 persen pasar penerbangan domestik) dengan Qantas, maskapai penerbangan internasional Australia pada tahun 1992. Harga yang terdaftar untuk aset Australian Airlines adalah sebesar $400 juta, namun beberapa sumber mengatakan pada penulis bahwa beberapa penaksiran menilai aset Australian Airlines itu sebesar $900 juta hingga $1 miliar. “Penggabungan” Australian Airlines berjalan tanpa adanya kontroversi politik. Usaha penerbangan domestik Australian Airlines dilabel ulang dengan nama Qantas, dan bersama-sama dengan bisnis internasional kemudian secara perlahan diprivatisasi. Salah satu anggota Dewan Direksi Australian Airlines saat itu mengeluh kepada penulis, bahwa pada tahun 1995 Pemerintah Keating “menyerahkan” Australian Airlines dan bahwa $400 juta sebagai harga terdaftar hanya merupakan harga yang “dicetak dalam jurnal”. Anggota Dewan Direksi itu mengurungkan niatnya untuk mengajukan tuntutannya secara terbuka. Bagi Bill Bolitho, tidak ada kepuasan yang nyata dalam penyelidikan Senat selain dari pada kesempatan untuk menempatkan bukti yang dimilikinya sebagai catatan publik. Ada beberapa bukti dari pengamatan selama penyelidikan bahwa Gugus Tugas Penjualan Aset merupakan struktur yang tidak layak untuk menjalankan proses penjualan aset-aset pemerintahan. Namun, struktur itu terus berjalan sampai pada saat di mana Pemerintahan Keating dikalahkan dalam Pemilu Federal pada tanggal 2 Maret 1996. Bolitho sangat terkesan karena ketua komite, Senator Bell, seorang demokrat, mampu mendapatkan persetujuan atas penemuan-penemuan yang sangat merugikan Menteri Brereton. Kenyataan bahwa tidak ada senator dari Partai Buruh yang membela Brereton merupakan indikasi yang adil atas penerimaan mereka, di mana kesalahan harusnya dilekatkan pada kejadian ANL. Namun, terlepas dari apakah motivasi Menteri Brereton sejak saat ia merasa bahwa negara memiliki kewajiban terhadap ANL, hal yang paling mengecewakan bagi Bolitho adalah kualitas dan perilaku dari aparatur pemerintah yang terlibat. Ia kemudian berkata pada penulis: “Mereka tidak jujur. Mereka tidak tepat, bias dan ceroboh dalam memberikan pernyataannya. Hal itu sangat menegangkan.” Standard administrasi publik dalam bidang-bidang ekonomi yang besar di pemerintahan saat ini, telah menjadi satu pertanyaan besar. Aparatur pemerintahan sangat tidak mandiri dan objektif dalam memberikan saran-saran. Standard itu telah tunduk pada kekuasaan politik, dalam hal ini, yang tidak mementingkan kepentingan publik. Secara singkat, layanan terhadap publik telah dipolitisir. Telah terjadi kelalaian dalam melakukan tugas. ANL terus melakukan perdagangan dan membayar hutang-hutang mereka tepat waktu pada saat jatuh tempo, seperti apa yang dikatakan oleh para akuntan. Dalam sebuah artikel yang diterbitkan dalam jurnal industri Ships and Ports, Bolitho menulis bahwa ia telah mengamati para eksekutif ANL, Barry McGuiness dan David Locker, yang pada akhirnya melepaskan perusahaan dari perdagangan Eropa yang merugikan tanpa mengakibatkan kerugian luar biasa yang disebabkan karena jalan keluar yang ditempuh oleh Dewan Direksi Wran di ANL dalam laporan keuangan tahun 1993/94. Kapal uap yang terlibat dalam perdangangan Eropa, the Australian Venture, telah dijual dengan harga hampir mendekati $20 juta. “Harga itu dua kali lipat dari harga yang ditetapkan oleh Gugus Tugas Penjualan Aset ketika akan menjual kapal uap itu kepada perusahaan yang didanai oleh pemerintah, P & O”. Pada tahun 1996, penjualan aset satuan ANL berjumlah hingga $50 juta. Perusahaan itu masih tetap berjalan, dengan “meningkatkan” prestasi dan menghasilkan keuntungan. Bolitho menulis dengan kata-kata yang sengit bahwa McGuiness dan Looker, “adalah eksekutif yang jujur dan ahli”, yang pada akhirnya dipecat dari ANL. Bolitho menulis:

Cerita panjang selama lima tahun itu, tentang usaha-usaha pemerintah yang sulit dimengerti untuk menghancurkan aset publik yang bernilai tinggi di ANL hanya untuk alasan-alasan politik tanpa terlihat melakukannya dan usaha-usaha bodoh mereka untuk menjualnya pada harga yang kini ternyata lebih rendah dari harga yang sesungguhnya, merupakan rentetan kejadian yang sangat luas dalam penyelidikan Senat atas penjualan ANL. Dalam pandangan saya, baik cerita panjang ANL itu sendiri dan penyelidikan terhadapnya, mengungkapkan sebuah iklim dalam pemerintahan dan jasa layanan publik, di mana kejujuran dan kebenaran hanya sedikit dihargai dan kepentingan politik serta ideologi jasa pelayanan publik bisa, dan memang mengambil alih preseden mengenai kepentingan publik. Seperti halnya rumput-rumput liar di taman milik saya yang pada akhirnya akan memakan tanaman lain jika tidak diperiksa, begitu pula dengan rumput-rumput liar politik dan ideologi yang menyedihkan ini dalam pemerintahan dan jasa layanan publik yang pada akhirnya akan memakan kepentingan publik jika kita tidak memeriksanya, dan dapat dipastikan jumlahnya akan terus bertambah dalam kepentingan publik jangka panjang jika tidak dengan segera memberhentikan beberapa menteri dan pegawai publik yang menyerupai rumput liar itu, ketimbang harus memberhentikan para eksekutif jujur dan ahli seperti McGuiness dan Looker.

Bolitho telah membela dirinya sendiri, rekan-rekan kerjanya dan kepentingan publik, dan ia telah menjalankan janjinya pada Morella Calder yang sedang sekarat. Ia berhutang kepadanya, lebih dari siapa pun. Dalam sebuah surat kepada keluarga Morella Calder, di mana ia melampirkan salinan dari laporan komite Senat dalam “Usulan Penjualan ANL Dibatasi”, Bolitho menulis:

Seperti pada umumnya, dalam politik Australia hal ini merupakan suatu kompromi antara Koalisi dan Buruh atas premis “kita tidak akan menyakiti satu sama lain dengan keterlaluan, bukan”. Namun, meskipun tidak terlalu menyoroti Menteri Brereton dan tindakannya dalam memecat Dewan Direksi lama serta tindakannya yang tercela, laporan itu, dengan mengkritisi, baik Brereton maupun pelaksanaan jasa layanan publik dalam proses penjualan ANL, membela Dewan Direksi yang lama, dan menghilangkan semua fitnah yang Brereton katakan terhadap para direktur, termasuk Morella. Usaha untuk membela Dewan Direksi lama melawan badan pemerintahan secara keseluruhan dan jasa layanan publik, termasuk lima pernyataan terpisah dan dua pemunculan publik telah sangat cukup menurut saya. Saya sangat ragu apakah saya akan memasuki arena permasalahan ini jika pada awalnya Morella tidak meyakinkan saya bahwa ini merupakan kewajiban saya untuk melakukannya. Saya hanya sedih ia tidak bisa hidup untuk menyaksikan hasilnya. Kenyataan bahwa laporan Senat memulihkan nama baik para mantan direktur ANL yang dipecat oleh Brereton, akan dipersembahkan untuk Morella dan atas kejujurannya, keberaniannya dalam berbagai cara dan kekuatan moral yang luar biasa dalam mendorong saya untuk melakukannya. Laporan itu merupakan persembahan terakhir bagi seorang manusia yang sangat baik dan saya berharap Anda dapat menerimanya dalam semangat itu. Dengan segala doa dan salam hangat. Bill Bolitho. Apa yang Terjadi di Atas Griffin Venture

“Ini sangat menakutkan. Ini Exxon Valdez dan ini Piper Alpha. Pencemaran besar- besaran... Jumlah korban jiwa yang sangat banyak di pesisir pantai Western Australia – sebuah daerah yang dikenal sensitif lingkungan. Pencemaran ini bisa sampai ke Teluk Exmouth... siapa yang tahu? – Tim Visscher, seorang pegawai lepas pantai di kapal Petroleum BHP, Griffin Venture.

PADA TANGGAL 29 Mei 1994, terjadi sebuah “kecelakaan” di atas kapal FPSO Griffin Venture, kapal pengolah minyak dalam jumlah besar dari BHP Petroleum yang beroperasi di selat barat laut, 70 kilometer dari Onslow di Western Australia. Tim Visscher, yang pada saat itu berusia empat puluh empat tahun, adalah seorang petugas kapal dagang dengan kualifikasi nahkoda Kelas 1 yang memegang pangkat Kelasi Kelas Dua. Ia bergabung dengan BHP Petroleum delapan belas bulan yang lalu, setelah sepuluh tahun berpengalaman di kapal-kapal tangki minyak mentah dan kontainer internasional. Pada tanggal 29 Mei, Visscher naik ke atas dek pada pukul 6.30 di sore hari untuk memulai shift-nya. Tugasnya adalah membantu pelaksanaan pembersihan tangki dengan prosedur yang telah disetujui, yang ditetapkan di dalam sebuah pertemuan “toolbox” (mengenai keamanan) yang dipimpin oleh Nahkoda kapal. Tugas penting pada hari itu adalah mengosongkan dua dari tujuh tangki penyimpanan minyak mentah di kapal untuk memungkinkan perbaikan internal pompa- pompa yang ada di dasar tiap tangki. Tangki-tangki itu berisi minyak mentah dengan atmosfir gas petroleum cair. Griffin Venture mengolah minyak dan gas yang dipompa dari sumur-sumur utama di dasar laut dengan kedalaman 200 meter untuk kemudian dipindahkan ke tanker-tanker lain. Dikatakan bahwa setiap beropersi, Griffin Venture menambahkan sekitar $2 juta per hari ke dalam keuntungan bersih BHP dan mitra-mitra konsorsiumnya. Griffin Venture adalah sebuah Fasilitas Penyimpanan dan Bongkar Muat Produksi Lepas Pantai (Floating Production Storage and Offloading Facility, FPSO). Di hari terjadinya “kecelakaan”, Griffin Venture memiliki tiga puluh tujuh orang awak di kapal dan sekitar 30 000 meter kubik minyak mentah di dalam tiga dari tujuh tangki penyimpanan yang berukuran besar. Jadwal tugas operasional pada tanggal 29 Mei itu dirancang untuk mengosongkan dengan aman tangki nomor satu dan tiga. Tiap tangki harus “dicuci” – air panas dipompakan ke dalam tangki untuk membersihkan sekat-sekat dan menghilangkan sisa- sisa minyak mentah. Agar tangki-tangki itu aman untuk dimasuki oleh manusia sehingga pekerjaan itu bisa dilakukan pada pompa-pompa di dalam tiap tangki, atmosfir dalam tangki-tangki itu harus bebas dari gas. Pelaksanaan pembebasan gas dalam tangki-tangki dikenal secara internasional sebagai pekerjaan yang paling berbahaya yang dilakukan di dalam tangki atau FPSO. Artinya, semua sisa hidrokarbon dan gas inert (gas yang bersifat pasif) dihilangkan dan diganti dengan udara segar. Dalam prosesnya, tingkat hidrokarbon dalam tangki harus dikurangi hingga kurang dari 2 persen per volume. Segala sesuatu di atas 2 persen dianggap mempunyai potensi bahaya – jika udara dibiarkan masuk ke dalam tangki ketika tingkat hidrokarbon di atas 2 persen per volume, campuran udara dan gas hidrokarbon bisa dengan cepat menghasilkan ledakan. Hanya dibutuhkan sumber picu ledakan – elektro statis atau sedikit pijar dari sumber elektrik atau mekanik. Situasi semacam itu bisa menghasilkan ledakan dengan kekuatan yang luar biasa yang dapat menempatkan seluruh kapal dan awaknya dalam keadaan bahaya. Untuk mengurangi tingkat hidrokarbon dalam tangki, gas inert (dalam hal ini gas buangan mesin uap) dipompakan ke dalam dan gas sisa dikeluarkan ke atmosfir. Dengan cara ini, tingkat gas hidrokarbon dicairkan hingga prosentase volumenya mencapai 2 persen. Alat pendeteksi gas digunakan untuk memantau tingkat hidrokarbon di berbagai tahapan pelaksanaan untuk memastikan tingkat gasnya mencapai 2 persen atau lebih kecil sebelum tangki terkena udara yang masuk. Aturan 2 persen dipublikasikan dalam aturan petunjuk keamanan bagi tangki-tangki penyimpanan minyak dan gas di seluruh dunia. Alat yang dirancang khusus untuk memeriksa campuran-campuran gas dalam tangki-tangki penyimpanan minyak dan gas diberi nama Tankscope. Instruksi pekerjaan di BHP Petroleum secara khusus memerintahkan agar Tankscope digunakan untuk mengukur gas-gas hidrokarbon. Instruksi pekerjaan yang sama juga mengharuskan alat pendeteksi gas diuji sesuai dengan prosedur yang telah dikenal secara internasional. Untuk melakukan pemeriksaan, “pengujian” gas bersertifikat diperlukan. Namun di atas Griffin Venture, pada tanggal 29 Mei terjadi masalah. Tidak ada “pengujian” gas bersertifikat di atas kapal pada hari itu untuk memeriksa ketepatan pembacaan Tankscope. Visscher kembali ke atas kapal pada tanggal 26 Mei. Ketika ada diskusi mengenai pelaksanaan pembersihan tangki, ia menanyakan mengenai alat pendeteksi gas yang akan digunakan dan ia diberitahu oleh Kelasi Kelas Satu bahwa di kapal telah tersedia tiga alat analisis LV dan Tankscope akan dipinjam dari anjungan perusahaan yang lain di Laut Timor. Tankscope dijadwalkan akan tiba dengan helikopter pada tanggal 28 Mei, sehari sebelum pembersihan tangki dimulai. Menurut bukti dalam penyelidikan-penyelidikan berikutnya, ketika ia menanyakan apakah gas kalibrasi yang benar juga tersedia untuk memeriksa alat tersebut. Ia diberitahu bahwa alat itu sedang dipesan, namun karena masalah pengiriman, alat tersebut tidak akan tiba di kapal sampai pelaksanaan pembebasan gas yang telah dijadwalkan selesai. Visscher menunjukkan kekecewaannya akan hal tersebut, namun ia diberitahu bahwa semuanya baik-baik saja: akan tersedia empat alat untuk membaca tingkat gas – tiga alat analisis LV dan sebuah Tankscope. Ketika Visscher kemudian berkata kepada Kelasi Kelas Satu bahwa ia kecewa, Kelasi Kelas Satu itu menjadi marah dan mengatakan kepadanya untuk membawa kekhawatirannya dalam pertemuan “toolbox” yang dijadwalkan agak sore di hari itu. Pertemuan itu, yang diikuti oleh pegawai dengan shift malam, akan membawa Visscher pada kebenaran.

Kebodohan, Keberanian dan Ego

VISSCHER, orang yang berpengalaman dengan bahaya dan waspada terhadap keselamatan, mengingat pengalaman-pengalaman hidup sebelumnya yang mengancam nyawanya. Ia terkadang bicara dengan sedikit gagap, bagi orang biasa mungkin bisa dianggap sebuah kepribadian yang dipengaruhi oleh rasa tidak aman. Persepsi demikian bisa jadi sangat salah. Visscher membiasakan dirinya mengetahui fakta-fakta dan akan berpegang teguh kepadanya apa pun tekanan-tekanan yang mengintimidasi dirinya. Kegagapan itu bisa jadi karena masa kanak-kanaknya yang keras, brutal dan pola asuh yang otoriter. Apa yang kemudian disebut sebagai “obsesinya” pada keselamatan bermula dari keberhasilannya untuk keluar dari kematian yang menakutkan dalam sebuah kecelakaan ketika ia berusia dua puluh tahunan. Tim Visscher adalah keturunan langsung dari Franz Joseph Visscher, seorang ahli kemudi atau navigator dalam perjalanan bersejarah Abel Tasman yang menemukan New Holland (kemudian dikenal sebagai Australia) pada tahun 1634 dengan mengemudi kapal Heamskirk dan Zeean. Peran Franz Visscher dalam penemuan benua Australia dan pesisir barat Van Dieman’s Land (kemudian dikenal sebagai Tasmania) didokumentasikan secara rinci (di Perpustakaan Mitchell di Sydney) dan Franz Joseph Glacier di New Zealand’s South Island dinamai dengan namanya. Beberapa generasi turunan Visscher setelah itu menetap di Australia. Ayah Tim Visscher adalah seorang nelayan di Wollongong, sebelah selatan Sydney. Tim muda diterima di Royal Australian Navy sebagai seorang kadet di usia empat belas tahun dan menjadi ahli mesin dengan status magang. Setelah enam tahun, ia keluar dari Royal Australian Navy dengan kualifikasi sebagai seorang pembuat mesin uap dan ahli las dan termasuk dalam deretan orang Australia pertama yang memiliki kualifikasi untuk mengelas pipa-pipa lepas pantai di kilang minyak di Selat Bass. Ia mendapatkan pekerjaan yang sangat menguntungkan di sebuah perusahaan konstruksi, bekerja di gabungan pengeboran lepas pantai Marlin, Kingsfish dan Halibut di Selat Bass. Dengan pekerjaan dan pengalaman selama enam tahun di Angkatan Laut, Visscher membangun kapal penangkap ikan dari baja setinggi 60 kaki – Illawarra Range – di Pelabuhan Kembla. Di tahun itu – 1970 – kapal itu berharga $120,000. Kini (1996) kapal dengan ukuran sebesar itu akan berharga sekitar jutaan dollar. Ia kemudian menanamkan modalnya di perairan Queensland, di mana dari tahun 1971 hingga 1979 ia menangkap udang dan kerang dan meraup keuntungan untuk perusahaan keluarga yang ia bangun bersama saudara laki-lakinya dan orang tuanya. Namun, sebuah kecelakaan sebelumnya di tahun 1971 mengubah pandangan Visscher mengenai hidup dan keselamatan untuk selamanya. Setelah ia keluar dari Angkatan Laut, Visscher terlatih untuk dan mendapatkan ijin pilot pribadi. Saat itu usianya baru dua puluh satu tahun. Ia sedang belajar akuntansi paruh waktu untuk menambah ketrampilannya. Dengan ijin pilotnya yang baru, ia ingin membawa tiga orang teman seumurannya dari sekolah akuntasi dalam penerbangan tamasya ke Mount Konsciusko. Pesawat yang mereka sewa adalah Cessna 172. Mereka berangkat dari lapangan terbang khusus untuk pesawat kecil di Wollongong, Albion Park. Dalam penerbangan itu Visscher melanggar peraturan. Ia tidak dilatih atau memiliki kualifikasi untuk menerbangkan pesawat melewati awan dan pelanggaran prosedur internasional ini hampir meregut nyawanya dan para penumpang lainnya. Dalam perjalanan menuju pegunungan Australia, pesawat Cessna itu terbang melalui awan yang tebal. Aturan yang berlaku mengharuskan Visscher untuk menghentikan penerbangan jika ia tidak bisa mendapatkan posisi jarak pandang atau “fix” tiap tiga puluh menit. Dengan apa yang kemudian ia gambarkan sebagai kebodohan, keberanian dan ego, Visscher memutuskan untuk melanggar peraturan – ”sedikit saja”. Ia memutuskan untuk terbang melalui awal tebal pada ketinggian yang lebih rendah untuk mendapatkan jarak pandang yang tepat untuk posisi Cessna. Namun kemudian ia mengalami disorientasi. Sebuah kecelakaan sepertinya sangat mungkin terjadi. Pesawat itu bergerak dengan putaran yang menakutkan ke arah bumi dengan Visscher dan tiga orang penumpangnya berteriak karena tekanan gravitasi yang makin meningkat sampai pada tingkat yang tidak bisa ditahan lagi. Benda-benda lepas dan berterbangan di dalam kabin Cessna. Semua plastik dari kaca depan pesawat dan jendela-jendela samping pecah. Visscher menarik pesawat itu naik tepat pada waktunya sebelum pesawat itu menukik ke bawah, namun fenomena itu terulang kembali. Dengan adanya tekanan horizon dan terbang dalam awan yang tebal, Visscher merasakan pesawatnya memutar secara spiral dan kemudian menukik. Ada desiran ketakutan menghantui ia dan para penumpangnya ketika mereka menghadapi kematian mereka. Mereka berteriak dan berteriak dengan serpihan pecahan kaca depan di muka mereka ketika Cessna menukik dan menghantam bumi. Visscher, yang saat itu memegang kendali dan berusaha untuk membaca altimeter, tidak tahu apa yang harus dilakukan dan satu-satunya hal yang bisa dilakukan adalah berdoa. Ia kemudian berhasil menarik kendali pesawat yang menukik itu dan dalam waktu singkat keempat orang dalam pesawat itu melihat hamparan pucuk pepohonan tak lebih dari sepuluh meter di bawah mereka. Dasar awan telah menurun ke ketinggian dasar. Penampakan pucuk pepohonan adalah penyelamat mereka. Namun, ada pengalaman yang menyakitkan lainnya yang harus mereka hadapi. Visscher mengambil keputusan yang cepat dan radikal. Jika ia tetap menerjang awan tebal, ia yakin ia akan membawa Cessa ke kaki gunung yang melingkupi mereka. Ia tidak tahu bagaimana menavigasi pesawat itu di luar apa yang bisa dilakukannya. Ia dan teman-temannya hampir tidak bisa melihat pucuk pepohonan hijau yang berada sedikit di bawah pesawat ketika mereka akhirnya bisa terbang dengan lurus dan sejajar. Visscher kemudian mengambil keputusan dan di sanalah ia harus mendaratkan pesawatnya, di atas pepohonan. Meneruskan penerbangan adalah langkah yang gila dan pasti menghancurkan. Visscher kemudian melakukan pola pendaratan dan mendaratkan pesawat di atas pucuk pepohonan yang sepertinya datar (30 meter). Cessna itu hampir meluncur ke bawah namun akhirnya berhenti di atas rimbunnya pepohonan dengan ekornya mendarat dulu, namun ketika pesawat itu menghantam pucuk pepohonan, sayapnya lepas dan pesawat itu terpecah, memuntahkan bahan bakar penerbangan melalui jendela-jendela yang retak, membasahi para penumpangnya, membanjiri kabin dan menguap melalui pintu-pintu yang rusak. Kabin pesawat yang berisi Visscher dan tiga orang temannya jatuh melewati pepohonan ke dasar tanah. Satu saja pijaran api terjadi, mereka pun akan terbakar. Visscher adalah satu-satunya yang terluka, luka di alisnya. Ketika Cessna itu berhenti, Visscher dan para penumpangnya melepaskan diri mereka dari reruntuhan pesawat. Mereka jatuh dan mendarat di sebelah selatan Air Terjun Fitzroy. Beberapa jam kemudian pencarian dilakukan, namun karena awan yang tebal diperlukan waktu dua hari sampai akhirnya rongsokan pesawat itu terlihat. Akhirnya helikopter penyelamat dari kapal Angkatan Laut HMAS Albatross menemukan mereka dan menarik mereka sejauh 150 meter dari tempat kecelakaan. Kecelakaan itu mengakibatkan ijin pilot Visscher dicabut, dan diikuti dengan penyelidikan yang dilakukan oleh Pengatur Penerbangan Sipil, dan memang begitu seharusnya. Sebuah foto penyelamatan keempat orang itu di Air terjun Fitzroy terpampang di halaman depan The Sydney Morning Herald. Penyelidikan resmi atas kecelakaan pesawat itu juga mengambil lima halaman dalam Air Safety Digest (No. 75) pada edisi bulan Juli tahun 1971. Ia tidak pernah bisa melupakan kata-kata dari penyelidik Keselamatan Udara yang menginterogasinya: “Keberanian Anda dalam pendaratan mendadak tanpa diragukan telah menyelamatkan nyawa kalian semua. Namun, Anda sudah melanggar peraturan dan mungkin bisa membunuh tiga orang penumpang tak berdosa. Dengan mendahulukan keselamatan para penumpang, Anda tidak berhak – tanpa pertimbangan. Anda sudah melanggar peraturan, namun keberhasilan Anda menyelamatkan diri dan penumpang lainnya tidak akan mengubah apa pun. Dengan memperhatikan peraturan-peraturan yang ada, tentu Anda tidak akan meletakkan pesawat dalam kondisi bahaya”. Bagi Tim Visscher, itu merupakan pelajaran berharga mengenai peraturan- peraturan keselamatan. “Lewat kebodohan, keberanian dan ego, saya telah membahayakan nyawa tiga orang tak berdosa. Kepelikan dari apa yang telah saya lakukan akan menetap dalam diri saya setiap hari. Keselamatan nyawa manusia merupakan hal yang paling penitng. Saya telah ‘merusak’ sebuah pesawat, namun memikirkan manusia yang berada di dalamnya jauh lebih penting.” Keselamatan nyawa manusia juga menjadi perhatian yang paling penting delapan tahun kemudian, ketika kapal penangkap ikan dari baja buatan Visscher, Illawarra Range, terbakar.

Ke Pengadilan

PERUSAHAAN penangkapan udang dan kerang di perairan Queensland merupakan suatu kesuksesan secara komersial. Illawarra Range menjadi kapal produksi terhebat di industri tersebut. Visscher bekerja keras di atas kapal itu – menghabiskan lebih dari 300 hari di laut setiap tahunnya. Di tahun 1977, ia dan empat orang awaknya menghasilkan 17.4 persen dari semua kerang yang dijaring di negara bagian itu dan banyak dari rekor hasil produksinya masih tak terkalahkan. Selama delapan tahun perusahaan itu berdiri, ia berhasil mempertahankan awak-awak kapal yang sama, berjumlah sekitar sepuluh orang, “anak-anak muda” yang tidak mungkin akan bertahan jika mereka pikir mereka dieksploitasi. Visscher adalah seorang kapten kapal yang baik, mengajarkan mereka apa saja yang ia ketahui tentang bagaimana membuat jaring, menangkap udang dan menjalankan jaring – pelajaran yang sulit yang ia pelajari di masa-masa susahnya sebagai seorang anak lelaki yang bekerja di kapal ayahnya, Lake Illawarra. Namun, Illawarra Range hancur pada tahun 1979 di lepas pantai Yeppoon di Central Queensland. Tiga orang awaknya sedang tertidur di anjungan kapal, di dekat ruang mesin, ketika Visscher menyadari ada asap dan api. Tindakan pertamanya bukan memadamkan api, namun mengungsikan awak dan menempatkan mereka di tempat yang aman. Api itu akhirnya bisa dipadamkan, namun Illawarra Range menyerap air dengan cepat dan, meskipun mereka berusaha dengan keras, kapal itu akhirnya tenggelam. Visscher berhasil meminta pertolongan melalui radio dalam kapal penangkap ikan itu sebelum akhirnya bersama para awak menyelamatkan diri dengan menggunakan rakit penyelamat. Setelah dua hari di lautan, keempat orang itu diselamatkan. Visscher telah menyaksikan sendiri, dengan hati yang hancur, ketika kapal yang telah dengan sukses ia bangun dan operasikan sendiri tenggelam. Perusahaan keluarga itu menuntut klaim asuransi, namun ditolak oleh penanggung asuransi yang hanya menawarkan pembayaran parsial dari nilai yang saat itu dijaminkan. Keluarga Visscher menuntut dan memenangkan kasus itu di Mahkamah Agung Queensland. Penanggung asuransi itu naik banding, dan keluarga Visscher menang lagi di Pengadilan Banding. Tindakan Visscher yang tidak menangani api sebelum para awak dibangunkan, dan keselamatan mereka dipertanyakan oleh pengacara dari pihak penanggung asuransi. Penanggung asuransi berencana untuk mengajukan banding atas kasus itu, kali ini ke Dewan Penasihat Kerajaan di Inggris. Untuk membantu mendanai kasus itu, Visscher mendapatkan pekerjaan sebagai kapten kapal di kapal pendingin penangkap udang untuk Lombardo Marine Group di Teluk Carpentaria. Namun ketika ia sedang melaut, penanggung asuransi melakukan penyelesaian di luar pengadilan dengan keluarga Visscher dengan pembayaran yang sedikit lebih rendah dari mereka tuntut. Perusahaan keluarga itu menerima tawaran tersebut, lebih karena Visscher sudah muak, meskipun ia menyadari bahwa mereka menerima biaya litigasi hingga hari itu. Visscher mulai memiliki ide untuk membuat kapal penangkap ikan dengan pendingin yang lebih besar lagi, yang dilengkapi dengan teknologi modern yang bisa dipergunakan untuk melaut dalam waktu yang lebih panjang. Namun, ada ketegangan di dalam keluarga saat itu yang menyebabkan perusahaan akhirnya tidak diteruskan.

Pelayaran Komersial

IA memutuskan untuk belajar di Fremantle Technical College pada tahun 1981 dan lulus dengan sertifikat keahlian sebagai Nahkoda Kapal yang berukuran di bawah 300 ton. Ia dipekerjakan untuk mengemudikan kapal keruk lepas pantai untuk Westham Dredging Company sebelum akhirnya kebangkrutan di industri itu membuatnya menganggur. Ia kembali ke sekolah dan membiayai kuliahnya lagi untuk mendapatkan gelar kualifikasi kelautan untuk bekerja di kapal-kapal layar asing. Di tahun 1981, ia menikahi Sandra. Pernikahan mereka bertahan selama lima tahun dan berakhir secara baik-baik. Dilengkapi dengan kualifikasi Nahkoda Kelas III, ia kemudian bergabung dengan Asosiasi Kapal Uap pada tahun 1983 dan setelah setahun bekerja di atas kapal laut uap, ia ditugaskan untuk bekerja di kapal milik Belgia, TNT Express, yang saat itu masih dalam tahap pembangunan di Galangan Kapal Samsung di Korea Selatan. Di atas kapal TNT Express, yang berlayar mengelilingi dunia, Visscher dipromosikan dari Kelasi Kelas Empat ke posisi Kelasi Kelas Tiga, Kelas Dua dan akhirnya menjadi Kelas Kelas Satu. TNT Express merupakan salah satu kapal milik asing terakhir, kapal kontainer yang dioperasikan di Australia. Saat itu, Serikat Pelaut Australia berunjuk rasa di kantor-kantor Columbus Line di Brisbane dan Sydney, mencoba untuk menekan perusahaan agar mempertahankan awak kapal Australia di kapal-kapal milik asing. Pada tahun 1989, pemilik kapal berkebangsaan Belgia memutuskan untuk menggantikan awak kapal Australia di TNT Express dan Visscher ditugaskan oleh Asosiasi Kapal Uap untuk bekerja di tangki-tangki minyak, khususnya di Mobil Flinders. Di Teluk Persia pada tahun 1991, dengan api dari sumur minyak yang terbakar di Kuwait dari kejauhan, Visscher terluka parah dalam sebuah kecelakaan. Saat jaga malam, ia terjatuh dari tangga yang dihalangi oleh sebuah tali yang menggantung dengan tidak tepat yang digantungkan oleh awak pemelihara kapal yang sedang mengecat daerah itu. Visscher menderita retak di tengkorak dan tulang belakang dan harus dipulangkan ke daratan. Dibutuhkan waktu dua belas bulan untuk penyembuhan. Ketika ia kembali bekerja, Asosiasi Kapal Uap menugaskannya untuk bekerja di atas tanker produksi minyak Mawson.

Catatan Sejarah

KARENA ingin mencari tantangan-tantangan baru, Visscher mengundurkan diri dari perusahaan dan mengambil pekerjaan di BHP Petroleum sebagai Kelasi Kelas Dua dan bergabung dengan FPSO Jabiru Venture yang beroperasi di Laut Timor. Ketika ia pergi berlayar bersama Jabiru Venture, Visscher dengan cepat merasakan adanya kesalahan dalam hal aturan standard yang digunakan. Prosedurnya tidak diawasi secara ketat diawasi dan diterapkan seperti yang terjadi di kapal milik Asosiasi Kapal Uap tempat ia bekerja dulu. Secara langsung Visscher menyampaikan kekhawatirannya akan prosedur keselamatan kepada manajemen BHP Petroleum yang ada di kapal dan kepada manajemen senior di Darwin. Dalam waktu senggangnya, ia menggambarkan rencana isometrik dari ruang pompa Jabiru Venture, pipa saluran di bawah dek dan di atas dek. Rencana semacam itu sebenarnya harus tersedia, namun tidak ada dalam bentuk yang siap pakai. Rencana-rencana serupa inilah yang kemudian dimasukkan dalam gambaran resmi perusahaan dan dipakai sebagai dasar untuk meningkatkan keselamatan operasional dari Jabiru Venture. Ia juga meminta perhatian dari para manajemen Jabiru Venture mengenai kekhawatirannya terhadap praktik pelanggaran prosedur tanker penyimpanan yang bisa mengakibatkan ledakan. Ia mendapati bahwa kekhawatirannya tidak ditangani secara tepat. ia kemudian menyampaikan kekhawatirannya itu kepada manajemen pantai di Darwin, namun dengan hasil yang sama saja, tidak memuaskan. Ia terus bekerja tanpa keluhan dari bulan Maret sampai Oktober tahun itu – empat minggu bekerja, empat minggu libur, dua belas jam bekerja, dua belas jam libur – sampai ia kemudian ditugaskan ke kapal Griffin Venture di selat barat laut dari Western Australia. Saat itu ia berusia empat puluh empat tahun dan telah menikah lagi. Ia menyampaikan kekhawatirannya akan Jabiru Venture kepada manajer BHP Petroleum di Dampier, yang memintanya untuk tidak membuat laporan tertulis ke kantor pusat di Melbourne. Sebaliknya, dengan perintah, ia menyerahkan laporan tertulis kepada manajer di Dampier. Enam minggu kemudian, manajer di Darwin menulis kepada Visscher, berterima kasih padanya atas kepeduliannya dan meyakinkannya semua keluhan itu akan dinilai secara mandiri. Beberapa bulan kemudian, tanpa adanya salinan dari penemuan-penemuan yang sudah dilakukan, Visscher mendengar bahwa ia tidak akan mendapatkan salinannya. Ternyata keluhan-keluhan itu dianggap terlalu berbahaya dan perusahaan tidak mau mengambil risiko untuk berakhir di wilayah publik. Jauh setelah itu, pada tanggal 7 November 1995, Visscher menerima surat dari Menteri Sumber Daya Federal yang menyatakan bahwa sebagai hasil dari intervensi kementerian, Departemen Pertambangan dan Energi Northern Territory telah melakukan penyelidikan atas praktik-praktik di atas kapal Jabiru Venture dan menemukan bahwa beberapa praktik itu memang tidak aman.

29 Mei 1994

NAMUN tidak satu pun pengalaman masa lalu dan keahliannya saat ini dalam bidang kelautan bisa mempersiapkan dirinya untuk apa yang akan terjadi di atas kapal Griffin Venture. Pada tanggal 29 Mei 1994, ia akan melawan perusahaan paling berkuasa di Australia. Dan ketika seorang individu mencoba melawan perusahaan, maka individu itu tanpa diragukan lagi akan kalah. Segala sesuatu yang telah dipelajari Visscher mengenai keselamatan dari pelatihan-pelatihan, teman-temannya dan pengalaman beratnya tidak akan berarti dalam melawan keinginan korporasi dari BHP, apa pun keadaannya. Visscher menghandiri pertemuan “toolbox” di atas kapal Griffin Venture pada tanggal 26 Mei, di mana sang Kapten menjabarkan mengenai operasi pembersihan gas yang direncanakan akan dilakukan pada tanggal 29 Mei. Pada pertemuan yang dihadiri oleh staf produksi senior, ahli mesin dan kelautan itu, Visscher menegaskan bahwa ia memiliki kekhawatiran tentang tidak adanya gas kalibrasi yang sesuai untuk memeriksa operasi dan ketepatan alat pendeteksian gas. Ia dibungkam pada titik ini oleh sang Kapten dan Kepala Ahli Mesin. Sang Kapten menegaskan bahwa gas kalibrasi bukanlah suatu keharusan dan ia memiliki pengetahuan yang lebih tentang pembersihan gas dari siapa pun yang dipekerjakan di perusahaan itu. Operasi pembersihan gas dimulai seperti yang telah direncanakan, di pagi buta pada tanggal 29 Mei. Sejak awal Visscher ditugaskan untuk menggunakan Tankscope untuk memantau tingkat gas hidrokarbon di tangki 3C saat dibersihkan oleh gas inert. Di bawah perintah sang Kapten, tekanan dalam tangki sengaja dibiarkan tinggi dengan mengurangi gas-gas buangan dari tangki. Visscher kemudian menemukan penumpukkan lapisan hidrokarbon yang tertekan di bagian bawah tangki. Ia menghitung dari situ bahwa operasi akan memakan waktu lebih lama dari yang direncanakan. Ia selesai bekerja pada pukul 8.30 pagi pada tanggal 29 Mei. Ketika ia kembali ke dok pada pukul 6.30 malam untuk memeriksa pekerjaan, ia pergi ke daerah di atas tangki 1C di haluan kapal uap sepanjang 240 meter itu. Ia dijadwalkan untuk menggantikan rekannya dalam operasi pembersihan tangki. Menurut kesaksian Visscher pada penyelidikan selanjutnya, rekan kerjanya mengatakan kepadanya bahwa baik tangki 1C dan 3C belum dicuci dengan air panas dan tangki 3C telah selesai dibersihkan dengan gas inert. Tangki 1C hampir selesai dibersihkan dengan gas inert. Visscher menegaskan bahwa rekan kerjanya memberitahukan kepadanya bahwa segera setelah 1C dibersihkan, pembebasan gas di 3C dan 1C akan dimulai – tangki-tangki itu akan terbuka dan udara yang ditiup oleh kipas bervolume tinggi akan memasuki tangki. “Petugas yang saya gantikan mengatakan kepada saya bahwa konsentrasi gas hidrokarbon di 3C sebesar 0 persen di seluruh tangki dan konsentrasi gas hidrokarbon di 1C sebesar 1 persen di bagian atas tangki hingga 4 persen di bagian bawah tangki”. Sudah merupakan ketetapan di industri tersebut bahwa tingkat hidrokarbon dalam tangki penyimpanan tidak boleh lebih dari 2 persen volume atau risiko ledakan pun akan meningkat. Pelaksanaan pembersihan gas inert memakan waktu lebih lama dari yang direncanakan, sehingga menambah tekanan di kapal pada hari itu. Sebagai konsekuensinya, sepertinya tindakan besar telah dilakukan dengan berpatokan pada instruksi pekerjaan, yang memungkinkan produksi minyak selesai dalam waktu yang singkat. Untuk memungkinkan pembersihan dengan gas inert di tangki 1C dan pembersihan gas selanjutnya baik untuk 1C dan 3C, Visscher mengatakan ia mengetahui bahwa pipa-pipa pembersihan sementara telah dipasangkan pada tangki-tangki itu. Pipa- pipa itu tidak dilengkapi dengan pelindung api dan tidak ditanam secara elektrik dalam tanah. Visscher mengatakan bahwa ia juga mengetahui rekan kerjanya itu tidak menggunakan Tankscope dalam pemantauan tingkat hidrokarbon, melainkan alat yang lain – sebuah alat analisis LV. Visscher menanyakan kepada rekan kerjanya mengapa ia menggunakan alat analisis LV. “Ia berkata kepada saya, ‘Tankscope itu tidak bagus.’ Saya berkata, ‘Ada apa dengan Tankscope-nya?’ Ia berkata, ‘Alat itu mendeteksi terlalu banyak gas hidrokarbon.’” Visscher menanyakan bagaimana ia mengetahui Tankscope itu mendeteksi banyak gas hidrokarbon. (Satu-satunya cara untuk menentukan pengoperasian yang benar dari alat pendeteksi gas adalah dengan membaca hasil gas kalibrasi yang tepat – gas yang saat itu tidak ada di kapal Griffin Venture). Rekan kerja Visscher menjawab bahwa pembacaan Tankscope telah dibandingkan dengan tiga alat analisis LV dan semua alat LV itu menghasilkan bacaan yang sama – tiap alat analisis LV itu menunjukkan tingkat gas hidrokarbon 6 persen lebih rendah dari Tankscope. Bukti yang dimiliki Visscher adalah bahwa saat itu ia diberitahu Tankscope telah dicabut sekitar setengah jam setelah ia selesai bertugas pagi itu, sebuah tindakan yang disetujui oleh Kapten dari Griffin Venture, Kelasi Kelas Satu dan Kelasi Kelas Dua lainnya. Saat Kelasi Kelas Satu tiba di tangki 1C, Visscher menyampaikan kekhawatirannya jika Tankscope dilepas. Kelasi Kelas Satu mengatakan kepadanya bahwa itu adalah hal yang tepat dilakukan dan Kelasi itu menolak untuk membahasnya lebih jauh. Visscher kemudian memanggil Kapten melalui radio dan mengatakan kepadanya bahwa ia kecewa dengan alat pendeteksi gas dan meminta ijin untuk memeriksa kedua jenis alat pada gas kalibrasi “sementara” yang ada saat itu. Jawaban sang Kapten, “Jangan, jangan lakukan itu.” Visscher dihadapkan pada dilema. Di atas kapal Griffin Venture, seperti halnya di semua kapal uap lepas pantai BHP, Kapten bertanggung-jawab atas semua operasi tanker. Ada rantai perintah yang kaku, yang perlu untuk keteraturan dan keamanan di atas kapal, dan Visscher telah diberikan perintah langsung oleh Kapten untuk tidak memeriksa pengoperasian alat-alat itu. Namun ia yakin bahwa akal sehat dan tindakan profesional yang tepat dalam bentuk apa pun telah dibuang seiring dengan pencabutan Tankscope pada pukul 9 malam – semua demi mengejar produksi minyak dapat kembali dilakukan secepat mungkin. Sebagai orang yang memegang teguh prinsip rantai komando, Visscher belum pernah melanggar perintah dari atasan-atasannya. Namun, ia yakin bahwa Tankscope telah dicabut karena alat LV memberikan apa yang ingin dilihat oleh pegawai-pegawai senior di Griffin Venture: pembacaan gas hidrokarbon yang rendah di dalam tangki. Ia juga tahu bahwa satu-satunya cara untuk mendapatkan data faktual yang menyeluruh adalah dengan melakukan pemeriksaan pada alat pendeteksi gas kalibrasi yang ada. Tindakan ini akan menghasilkan perlawanan secara langsung dengan Kapten dan dapat melibatkan ketidakpatuhan perintah langsung dari Kapten. Ia juga menyadari, jika pembacaan Tankscope itu benar, maka mereka dengan berbagai cara akan melepaskan gas dalam tangki-tangki sehingga atmosfir dalam tangki akan menghindari ledakan. Hal ini harus dihindari, bagaimanapun caranya. Visscher memperbaiki Tankscope dengan alat-alat bekas yang telah dibuang di dekat tangki 3C. Dengan mengumpulkan salah satu dari alat LV, ia juga pergi ke bengkel kapal di dekat ruang kendali utama dan memeriksa kedua jenis alat itu dengan gas kalibrasi sementara. Analogi Tankscope itu menunjukkan pembacaan gas hidrokarbon sebesar 2.6 persen, sementara alat LV digital menunjukkan pembacaan gas hidrokarbon sebesar 3 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kedua tipe alat itu melakukan pembacaan yang benar pada gas kalibrasi sementara itu, yang, menurut sertifikat isi dari kanister gas, kanister itu mengandung 2.5% gas hidrokarbon. Visscher mengumpulkan data yang sesuai untuk menyatakan alat LV tidak layak dan memutuskan bahwa dari semua kejadian, Tankscope akan menunjukkan konsentrasi gas hidrokarbon yang tepat di dalam tangki penyimpanan. Visscher yakin akan keputusan ini, yang kemudian memang terbukti benar, menyelamatkan Griffin Venture dari kehancuran yang mungkin terjadi. Pada pukul 8.15 malam, Visscher mengambil Tankscope yang ada di dek kapal dan mengukur gas dari bagian atas tangki 3C dengan menggunakan Tankscope. Sampel ini diambil dengan cara memasukkan selang sepanjang 1 meter yang dilekatkan pada Tankscope ke dalam katup sampling khusus di dek kapal. Sampel gas itu kemudian ditarik melalui selang dan dimasukkan ke dalam tempat penampungan sampel di alat itu. Sebuah indikator di Tankscope menunjukkan tingkat gas hidrokarbon yang berlawanan dengan skala yang ditetapkan. Visscher kemudian membawa Tankscope itu ke dek kapal dan mengukur gas dari bagian atas tangki 3C menggunakan Tankscope.

Pembacaan yang saya dapat adalah 9 persen. Sembilan persen! Saya berkata pada diri saya sendiri... ini tidak mungkin. Saya memeriksa alat itu. Saya ulangi pemeriksaan sampel-sampel itu. Tertera 9 persen. Tangki yang sama, 3C, yang dikira oleh semua orang telah siap untuk dilakukannya pembebasan gas sesuai dengan pembacaan alat analisis LV yang menyebutkan bahwa tangki memiliki kadar hidrokarbon sebesar 0 persen.

Dihadapkan dengan hasil pembacaan yang mengkhawatirkan, Visscher buru-buru mencari Kelasi Kelas Satu dan secara langsung menunjukkan pembacaan 9 persen pada tampilan alat ukur di Tankscope. “Saya bilang padanya: ‘Jika kita mau membebaskan gas, kita akan memasuki ambang ledakan...’” Sejak saat itu Tim Visscher berada dalam kondisi yang bertentangan dengan BHP. Menurut Visscher, Kelasi Kelas Satu itu sangat marah padanya dan memakinya.

Jawaban Kelasi Kelas Satu itu kira-kira seperti ini, “Iya Tim. Kamu benar. Kami salah. Kalau kita punya gas kalibrasi itu, kita akan bisa memastikannya bukan?” Kemudian kata-kata tidak senonoh, “Kamu ‘pintar’ betul ya. Kamu orang yang sangat ‘pintar’... dan dia pun pergi. Saya memanggilnya, “Bukan itu maksud saya, bisakah Anda kembali sebentar dan membicarakan hal ini?” Kelasi Kelas Satu itu terus berjalan.

Karena keputusasaannya untuk mendapatkan keputusan yang positif atas kekhawatirannya, Visscher memanggil sang Kapten melalui radio pada pukul 8.30 malam dan memintanya datang ke tangki 3C. Sang Kapten datang beberapa menit kemudian dan menurut saksi penyelidikan, Kapten menyaksikan Visscher mendapatkan hasil pembacaan hidrokarbon sebesar 9% dari tangki 3C dengan menggunakan Tankscope. Sembari mengambil hasil pembacaan, Visscher menjelaskan kepada Kapten mengenai pemeriksaan-pemeriksaan yang baru saja ia lakukan kepada kedua jenis alat dengan menggunakan gas kalibrasi sementara. Visscher mengatakan: “Saya kemudian dimarahi oleh sang Kapten, kira-kira seperti ini katanya, ‘Saya kan sudah bilang jangan lakukan itu. Saya sudah perintahkan kamu untuk tidak melakukannya. Bisa tidak kamu melakukan apa yang diperintahkan.’ Kemudian Kapten pergi meninggalkan saya.” Ketika itu Visscher mulai panik. Ia telah memberikan pendapatnya pada dua petugas paling senior di atas kapal Griffiin Venture mengenai keadaan yang paling berbahaya dan mereka pergi begitu saja. Apakah proses pembebasan gas akan diteruskan tanpa menghiraukan keberatan-keberatannya? Apakah ia tidak mempunyai kekuasaan untuk mencegahnya? Apa yang terjadi selanjutnya menjadi masalah pertentangan yang memanas. Menurut Visscher, hanya karena ia melanggar batas komando dan menyampaikan kekhawatirannya pada Pengawas Kapal, satu-satunya pihak berwenang yang ada di atas kapal Griffin Venture, agar pelaksanaan pembebasan gas dibatalkan malam itu. Ia percaya ia tidak punya pilihan lain selain melanggar rantai komando itu. Dengan sadar ia menolak untuk memikirkan lagi apa yang seharusnya ia lakukan setelah hari itu. Dengan membawa sampel gas yang lain, ia berjalan sepanjang lima belas meter ke tempat Pengawas Kapal yang sedang berdiri bersama pengawas produksi minyak. Waktu menunjukkan pukul 9 malam. Visscher memberikan penjelasan kepada Pengawas Kapal apa yang telah terjadi, menunjukkan kepadanya hasil pembacaan Tankscope dan menyimpulkan: “Jika kita membebaskan gas di tangki 3C, maka atmosfir dalam tangki itu akan melewati batas ledakan.” Pengawas Kapal itu setuju dengan Visscher bahwa hasil pembacaan Tankscope mengkhawatirkan dan berkata: “Jika kamu tidak puas dengan hasil pembacaan yang ada, kami akan batalkan pembebasan gas dengan alasan kewaspadaan, kami tidak akan membebaskan gas, kami akan meneruskan pembersihan gas inert sampai gas kalibrasi yang tepat tiba. Hanya jika saat itu tiba baru kita bisa memastikan hasil pembacaan alat ini dan memastikan keadaan yang aman untuk membebaskan gas.” Akhirnya Tim Visscher bisa merasa lega. Menurut kesaksian Pengawas Kapal pada penyelidikan internal yang dilakukan BHP di kemudian hari: “Dalam diskusi dengan Kapten, Pengawas Kapal mengatakan bahwa jika ada keraguan dalam pelaksanaan pembebasan gas, maka pelaksanaan itu harus dihentikan. Kapten menyetujui bahwa ia tidak akan melanjutkan pelaksanaan ke tahap berikutnya, yakni pembebasan gas. Petunjuk pertama bahwa Pengawas Kapal memang peduli pada masalah alat penganalisa gas adalah ketika Visscher mendatanginya pada tanggal 29 pukul 9 malam itu.”

Kemudian di Malam itu – 29 Mei 1994

RUANG kendali utama pada Griffin Venture berisi panel-panel komputerisasi yang canggih yang mengendalikan semua bagian pengendalian sumur minyak utama, produksi minyak dan gas, pembangkit tenaga dan pemompaan minyak mentah ke tanker-tanker minyak. Pada pukul 9.30 malam, Visscher pergi ke ruang kendali. Kapten berada di sana dengan panduan alat LV yang terbuka di panel kendali. Menurut Visscher, Kapten menemukan manual itu dan bertanya padanya apakah ia telah mengkalibrasi alat-alat itu dengan gas kalibrasi yang tepat sesuai dengan spesifikasi dan instruksi dari pabrik pembuatnya. Visscher tercengang. Ia belum mengkalibrasi alat-alat tersebut. Ia mengulangi pernyataan sebelumnya bahwa ia belum melakukan kalibrasi ataupun perubahan terhadap alat-alat itu dan ia hanya memeriksa mereka dengan menjalankan gas kalibrasi sementara pada alat-alat itu dan memeriksa hasil pembacaannya. Sang Kapten kemudian menjadi brutal dan akhirnya Pengawas Kapal mendekati mereka berdua dan melerai perseteruan itu. Pengawas Kapal dan sang Kapten pergi ke kabin mereka tepat sebelum tengah malam. Visscher diberikan perintah tertulis untuk meneruskan pembersihan gas inert pada tangki-tangki 1C dan 3C semalaman. Perintah-perintah tertulis itu juga memintanya untuk menyamakan tingkat cairan di dalam tangki-tangki sisa di bagian belakang kapal, memompa pemberat, memindahkan kargo minyak mentah di antara tangki-tangki penyimpanan, melakukan penyimpanan dan penstabilan data komputer dan mengatur tingkat alarm pada tangki-tangki penyimpanan minyak mentah. Pelaut yang biasanya ditugaskan untuk membantu Visscher diminta untuk pergi tidur oleh Kapten. Visscher ditugaskan mengawasi dek kapal sendirian.

30 Mei 1994

UNTUK menghindari ledakan di dalam tangki-tangki kargo, diwajibkan agar isi maksimum dari oksigen pada gas inert tidak lebih dari 5 persen. Tanpa diketahui oleh Visscher, sensor oksigen untuk sistem gas inert bermasalah dan para ahli mesin di Griffin Venture terpaksa menempuh jalan dengan mengambil sampel manual yang diambil per tiga puluh menit dari oksigen sembari gas inert dihasilkan. Hal ini jelas merupakan pelanggaran dari persyaratan isi oksigen dari gas inert yang harus terus diawasi. Pada pukul 2.30 pagi, Visscher berada di atas dek kapal untuk memantau tekanan-tekanan gas pada tangki-tangki minyak kargo, ketika ia dipanggil melalui radio oleh operator produksi yang bertugas di ruang kendali dan mengatakan bahwa ada sebuah peringatan di panel kendali gas inert. Visscher segera pergi ke ruang kendali untuk menyelidiki dan, mengikuti prosedur normal, membangunkan ahli mesin yang bertugas melalui telepon, dalam hal ini Kepala Ahli Mesin untuk melihat masalah ini. Kepala Ahli Mesin juga tidak berhasil mengatur ulang alarm gas inert dengan cara yang normal dan terpaksa memanipulasi peralatan elektrikal di dalam kotak kendali elektrikal gas inert. Dengan cara ini alarm gas inert diset ulang oleh Kepala Ahli Mesin pada pukul 3 pagi dan pembersihan tangki-tangki dilanjutkan kembali. Visscher menuliskan hal yang berikut ini dalam Buku Harian: “03.00 alarm gas inert. Kepala Ahli Mesin dipanggil”. Pagi harinya, Kapten menanyakan Visscher perihal catatan buku hariannya. Dalam kesaksiannya pada penyelidikan internal BHP Petroleum, lebih dari tiga bulan setelah itu, Kepala Ahli Mesin secara pribadi mengkritisi Visscher. Kepala Ahli Mesin secara empati menyangkal bahwa ia bangun pukul tiga pagi untuk memperbaiki alarm gas inert. Pada pukul 7.30 pagi pada tanggal 30 Mei, Visscher menyelesaikan pengambilan sampel gas dari tangki 3C dengan menggunakan Tankscope. Ia mencatat semua hasil pembacaan dalam buku catatannya, kemudian memasukkan hasil pembacaannya di buku hariannya. Dengan melihat Tankscope yang berfungsi secara tepat, pembacaan maksimum sebesar 2 persen gas hidrokarbon menunjukkan bahwa gas dalam tangki 3C kini siap untuk dibebaskan – namun hanya siap saja. Selama pengambilan sampel, petugas yang lain datang ke dek kapal dengan tujuan mengambil pembacaan gas dalam tangki 3C menggunakan alat LV. Visscher memperbolehkan petugas lain mengambil pembacaan secara berkesinambungan dengannya dan membandingkan hasil pembacaan mereka. Selama perbandingan hasil pembacaan ini, Tankscope menunjukkan besaran berkisar 1 hingga 2 persen gas hidrokarbon, alat LV menunjukkan minus 1 persen, minus 0 persen dan 0 persen gas hidrokarbon. Pembacaan minus pada alat LV jelaslah menunjukkan bahwa alat itu tidak berjalan dengan semestinya dan jelas-jelas rusak. Untuk membandingkan alat-alat itu lebih jauh, Visscher dan petugas yang lain itu mengambil pembacaan tunggal dari dasar tangki 1C. Tankscope menunjukkan 8 persen gas hidrokarbon dan alat LV menunjukan 2 persen gas hidrokarbon. Visscher menanyakan kepada rekan kerjanya itu: “Sekarang bagaimana menurutmu? LV menunjukkan 2 persen dan kamu bisa melakukan pembebasan gas berdasarkan hasil itu. Menurut Tankscope, terdapat 8 persen gas hidrokarbon dalam tangki dan kamu bisa membunuh kita semua di sini.” Setelah selesai melakukan pembacaan, Visscher pergi ke ruang kendali untuk memasukkan hasil-hasilnya pada buku hariannya. Sementara itu, tanpa diketahuinya, kapal yang mengangkut persediaan telah tiba sekitar pukul 8 pagi dan menurunkan dua Tankscope baru dan beberapa kaleng gas kalibrasi yang tepat. Gas kalibrasi yang tepat memiliki campuran 15 persen karbondioksida dan 85 persen nitrogen. Dalam campuran ini, 8 persen butana ditambahkan. Salah satu dari Tankscope baru itu diperiksa melalui gas kalibrasi yang tepat dan dinyatakan dapat berfungsi dengan baik. Kelasi Kelas Satu dan petugas yang lainnya kemudian melanjutkan tugasnya mengambil satu set penuh sampel gas dari tangki 3C. Sampel ini merupakan duplikasi dari sampel gas yang baru saja diambil oleh Visscher, di mana tangki 3C tidak digunakan dan terisolasi sejak pukul 6.30 pagi ketika pembersihan gas inert dialihkan ke tangki 1C. Hasil-hasil yang didapat dengan Tankscope yang baru berkisar dari minimal 1 persen hinggal maksimal 2 persen gas hidrokarbon. Hasil-hasil tersebut kemudian dimasukkan ke dalam catatan dek kapal pada pukul 10.15 pagi. Hasil pembacaan dari sampel gas menyeluruh yang kedua dari tangki 3C serupa dengan hasil yang didapat oleh Visscher beberapa jam sebelumnya dengan Tankscope yang lama. Hal ini membuktikan tanpa keraguan lagi bahwa Tankscope yang lama dapat membaca dengan tepat dan tangki 3C ternyata mengandung 9 persen hidrokarbon.

31 Mei

VISSCHER mendapatkan “masukan” dari pegawai sektor lain di kapal yang memberikan peringatan padanya mengenai posisinya. Pada pukul 6 pagi tanggal 31 Mei, Visscher mengambil lagi pembacaan gas menyeluruh dari tangki 3C untuk memeriksa perkembangan dari pembebasan gas di tangki itu. Kali ini pemeriksaan gas dilakukan dengan adanya orang yang masuk ke dalam tangki, yang berarti, sampel gas digunakan untuk menentukan apakah atmosfir dalam tangki bebas dari racun dan tidak membunuh nyawa manusia. Atmosfirnya harus setara dengan udara biasa. Sampelnya menyatakan bahwa tangki itu aman untuk dimasuki oleh manusia. Sekitar pukul 6.30 di pagi yang sama, tanpa diketahui oleh Visscher, seorang petugas dek yang lain menguji atmosfir di tangki 3C. Ia menemukan hasil pembacaan yang menunjukan kadar gas beracun yang tinggi dan menegaskan bahwa atmosfir di dalam akan dengan segera membunuh siapa pun yang masuk ke dalam tangki itu. Bukannya memeriksa ulang hasil pembacaannya, petugas itu malah bergegas melaporkan hasil penemuannya itu. Sampel gas baru ini menjadi bahan olok-olokan untuk hasil pembacaan dan penulisan data buku harian yang dibuat oleh Visscher pada pukul 6 pagi sebelumnya. Hal ini akan membuktikan ketidakmampuan Visscher dan memberikan alasan yang cukup untuk memecatnya. Kelasi Kelas Satu dan Visscher berpapasan di ruang akomodasi ketika petugas dek yang lain mendekatinya sambil menahan nafasnya dan menyatakan bahwa tidak ada seorang pun yang masuk ke dalam tangki 3C hari itu. Ia melaporkan hasil dari pengambilan sampel gas yang ia lakukan dan menyatakan: “Siapa pun yang masuk ke dalam tangki 3C pasti akan hancur.” Visscher diam seribu bahasa. Apa yang bisa terjadi pada atmosfir tangki yang baru saja dilaporkannya aman? Kelasi Kelas Satu memerintahkan Visscher untuk kembali bersama petugas dek dan memeriksa ulang hasil pembacaan tangki 3C. Tangki 3C merupakan tangki yang khas dari semua tangki-tangki penyimpanan besar di atas Griffin Venture. Untuk mengambil sampel gas di bagian bawah tangki, sebuah selang yang panjangnya lebih dari 24 meter harus digunakan. Untuk mencapai tangki 3C, petugas dek yang lain harus merendahkan selang sampel yang panjang ke dalam tangki dan menyambungkan selang itu ke sebuah alat pendeteksi gas khusus yang secara berkesinambungan akan mengukur konsentrasi rendah dari gas-gas berbahaya begitu juga dengan volume oksigen yang sesungguhnya. Tentu saja, semua alarm di alat tersebut menyatakan hal yang sama. Visscher mengamati proses itu dengan diam. Ia lalu berkata: “Mari saya ajarkan sesuatu yang saya pelajari dulu sekali. Mari kita tunggu selama satu menit dan sembari menunggu lepaslah selang sampel dari alat itu dan biarkan tekanan internal dari dalam tangki membersihkan semua gas-gas yang ada di dalam dan mengeluarkannya dari selang sampel.” Dengan dilepaskannya selang sampel dan pembersihan sedang dilakukan, kedua lelaki itu menunggu selama satu menit. Semua hasil pembacaan dari selang sampel yang panjang membuktikan sampel-sampel awal dan catatan dalam buku harian Visscher. Tangki itu memang siap untuk dimasuki oleh manusia. Selang sampel panjang itu lah yang berisi gas-gas beracun – bukan tangkinya. Hidup Visscher di atas kapal Griffin Venture dibuat semakin menderita sejak kejadian tanggal 29 Mei itu. Ia akan duduk untuk makan dalam ruang makan bersama hanya untuk melihat mereka yang sudah duduk akan berdiri dan pindah ke tempat duduk yang lain setelah melihatnya. Setelah kejadian itu, hari-hari tanpa bisa memejamkan mata pun dimulai. Selalu waspada dalam lingkungan yang terisolasi dan kejam merupakan proses yang sangat melelahkan.

Tekanan Semakin Memuncak

VISSCHER dijadwalkan untuk naik ke atas kapal tanker yang terikat di belakang kapal utama Griffin Venture pada tanggal 3 Juni. Tugasnya berkaitan dengan keamanan yang mengharuskannya untuk selalu waspada. Tanpa tidur selama berhari-hari, ia menulis surat kepada Pengawas Kapal dan menyatakan dirinya sangat lelah dan siap untuk dikirim kembali ke daratan sesegera mungkin. Ia menulis surat lain tertanggal 2 Juni 1994 kepada Pengawas Kapal Griffin Venture:

Bapak Pengawas Kapal yang terhormat, saya sangat yakin bahwa pelaksanaan (pembebasan gas) tanker di Griffin Venture tidak dilaksanakan dengan cara yang tepat dan aman. Adalah keinginan saya untuk memohon kepada Perusahaan agar saya tidak ditugaskan kembali ke Griffin Venture. Dengan hormat, Tim Visscher.

Ia mengantar surat itu kepada Pengawas Kapal tak lama selepas pukul 6 pagi pada tanggal 2 Juni. Ia diminta untuk memikirkannya kembali dan tetap berada di atas kapal. Ia menolak. Ia berpapasan dengan Kapten di tangga tak lama setelah meninggalkan kantor Pengawas Kapal dan mengatakan kepadanya bahwa ia telah meminta untuk dikirim ke darat. Kapten menjawab tanpa ragu: “Kamu akan naik helikopter berikutnya.” Pada pukul 6.45 pagi, Visscher berada di dalam mess kapal, minum kopi bersama dua orang juru masak yang termasuk orang-orang yang terlihat masih mau menjadi temannya. Menurut versinya, sang Kapten masuk ke dalam ruangan dengan nada suara yang tinggi: “Saya mau bicara denganmu di luar – Sekarang!” Sepertinya ia telah membaca dua pucuk surat itu. Menurut Visscher, di luar mess sang Kapten meneriakkan sumpah serapah yang menyakitkan. Visscher memprotesnya. Sang Kapten akhirnya pergi meninggalkannya dengan kata-kata terakhir: “Kamu tidak bisa membuktikan apa pun, kamu tidak bisa membuktikan apa pun!” Saat itu Visscher tidak terpikir untuk membuktikan apa pun. Namun, dengan kata- kata sang Kapten yang masih terngiang di telinganya, ia pergi ke ruang kendali dan menyalin semua dokumen terkait yang akan ia serahkan. Salinan-salinan dari lembaran catatan gas tidak terbaca. Visscher mengambil yang asli.

Penyelidikan Pertama

KETIKA helikopternya tiba di Bandara Karrathe di Dampier, Visscher diminta untuk menemui manajer BHP Petroleum setempat. Ia telah memiliki salinan dari dua buah surat yang telah ia berikan kepada Pengawas Kapal di Griffin Venture pagi itu. Visscher memohon agar diperbolehkan untuk tidur sebelum menjawab pertanyaan apa pun mengenai apa yang telah terjadi. Sang manajer menenangkannya dengan menjawab tidak masalah, ia ingin mendengar cerita itu dengan segera. Ia akan menyelidiki masalahnya. Visscher kemudian menyatakan bahwa pelaksanaan pembebasan gas di atas kapal Griffin Venture akan tetap dilaksanakan walaupun atmosfir di dalam tangki-tangki kargo akan melampaui ambang batas ledakan. Tindakannya telah mencegah hal itu terjadi. Sang manajer mencatat setiap pernyataannya dengan seksama. Yang dianggap aneh oleh Visscher adalah bahwa sang manajer tidak menanyakan apa yang terjadi sesungguhnya, padahal Visscher telah menegaskan bahwa ia bisa melengkapi tuduhan-tuduhannya itu dengan dokumen-dokumen – ia memiliki catatan gas. Penerbangan pulang Visscher ke Newcastle dibatalkan dan ia diperintahkan untuk tetap berada di Dampier untuk beberapa hari ke depan. Ia kemudian diberitahukan oleh manajer Dampier bahwa Kapten kapal Griffin Venture tidak sependapat dengan tuduhan- tuduhannya mengenai pembebasan gas dengan atmosfir tangki yang bisa meledak. Visscher membutuhkan bantuan dari orang yang dapat ia percaya. Ia menelpon John Holland, seorang teman masa kecilnya yang tinggal di Brisbane dan menceritakan kepadanya kejadian-kejadian beberapa minggu sebelumnya. Holland, seorang insinyur dan ahli dalam proses korporasi, bekerja sebagai direktur di perusahaan engineering yang besar. Visscher meyakinkan Holland akan niatnya untuk mengundurkan diri dari BHP Petroleum dan mempertahankan apa yang bisa ia lakukan untuk karirnya. Holland terkejut atas apa yang telah dituturkan oleh Visscher dan menanyainya panjang lebar secara rinci dan akhirnya berkata: “Tim, kurasa kamu berbohong. Kita sama-sama lahir dan tumbuh di Port Kembla dan kita sama-sama tahu BHP tidak mungkin berlaku seperti itu. Mereka perusahaan profesional dan melakukan segala sesuatu dengan benar.” Visscher meyakinkan temannya itu bahwa ia tidak melebih-lebihkan kenyataan dan Griffin Venture bisa saja hancur. Holland akhirnya menjawab: “Jika setengah saja dari yang kau katakan itu benar, mereka akan memintamu untuk mengundurkan diri dan itu adalah akhir dari segalanya untukmu dan akhir dari masalah ini.”Visscher mengikuti saran Holland untuk tidak mengundurkan diri sampai mereka bertatap muka untuk membicarakan masalah ini. Pada hari Senin, tanggal 6 Juni, manajer Dampier menelepon Visscher di motelnya dan memintanya datang ke kantor pada pukul 2.30 sore. Ketika Visscher datang, ia mendapati Asisten Pengawas Marina juga berada di sana. Petugas itu merupakan Kapten senior di perusahaan. Manajer Dampier kemudian memaparkan kepada Visscher penemuan-penemuan yang ia peroleh dari penyelidikannya.

1. Semua orang yang terlibat dalam usaha pembebasan gas telah diwawancarai. 2. Ia tidak bisa menemukan bukti yang menunjukkan bahwa pembebasan gas akan dilakukan pada waktu yang disebutkan Visscher dalam pernyataannya. 3. Kapten Griffin Venture telah menyatakan bahwa sebelum pembebasan gas dilakukan, pembacaan akhir terhadap gas hidrokarbon telah dilakukan. 4. Kapten telah menyatakan bahwa sebelum pembebasan gas dilakukan, sebuah pertemuan telah diadakan dan setiap orang telah sepakat bahwa pembebasan gas aman untuk dilakukan. 5. Visscher telah memberi tekanan lebih pada tangki kargo 3C saat mengambil pembacaan gas pada tanggal 1 Juni dan tangki tidak terlindungi saat itu.

Visscher tercengang dengan tuduhan-tuduhan bahwa ia telah memberi tekanan berlebih pada tangki dan menyangkal tuduhan itu dan menganggap masalah ini hanya merupakan “hal untuk mengalihkan perhatian” dan sebuah usaha untuk “menjebak dirinya”. Manajer Dampier menyimpulkan bahwa tuduhan-tuduhannya atas praktik-praktik tanker yang tidak aman tidak dapat dibuktikan dan tuduhan-tuduhannya tidak berdasar. Visscher meminta agar ia tidak dikirim kembali ke Griffin Venture dan menjelaskan bahwa ia akan dikenai ganjaran karena ia telah melanggar “kode” dengan menyampaikan kekhawatirannya mengenai pembacaan 9 persen gas hidrokarbon langsung ke Pengawas Kapal tanpa melalui sang Kapten. Namun sang manajer tidak tertarik untuk membahasnya lebih jauh dan pertemuan pun berakhir. Pada hari Selasa, tanggal 7 Juni, Visscher mengumpulkan semua bukti-bukti yang ia miliki ke dalam sebuah amplop coklat besar dan mengirimkannya kepada pengacaranya. Ia bekerja di Dampier selama dua hari dan kembali mengajukan protes bahwa posisinya akan menjadi tidak berdaya jika ia diminta untuk kembali ke Griffin Venture. Ia diingatkan bahwa ia masih memiliki dua minggu dari sisa empat minggu masa tugasnya. Ia ditanyai apakah kini ia mulai menolak tugas yang diberikan kepadanya. Visscher menyatakan kepada manajer bahwa ia tidak mengerti bagaimana temuannya dapat melepaskan Griffin Venture dari tuduhan praktik-praktik yang tidak aman, namun menyadari bahwa hal itu dapat dipandang sebagai penolakan terhadap tugas yang bisa membahayakan status kepegawaiannya, ia pun setuju untuk kembali. Ia bergabung kembali dengan Griffin Venture pada tanggal 9 Juni dan kembali bertugas di atas dek pada tengah malam. Sang Kapten telah menyelesaikan tugasnya di Griffin Venture dan diganti. Keesokan harinya, Visscher menelpon kantor dari pabrik pembuat alat analisis gas LV di Australia. Manajer produk (peralatan) mengirimkan faks yang dialamatkan kepada Kapten Griffin Venture yang mendukung penilaian Visscher bahwa dalam pelaksanaan pembebasan gas, seharusnya Tankscope, yang digunakan, bukan alat analisis LV. Visscher ditegur oleh Pengawas Kapal karena telah menelpon pabrik itu tanpa seijinnya. Sepanjang pagi pada hari keduanya setelah kembali ke atas kapal, Visscher ingin membuat beberapa lubang untuk memasang rak alat pemadam kebakaran. Griffin Venture memiliki sistem perijinan untuk melakukan pekerjaan guna memastikan bahwa keamanan dan prosedur yang berlaku telah berjalan dengan semestinya. Ijin-ijin itu harus disetujui dan diajukan kepada kepala-kepala departemen terkait dan kepada Pengawas Kapal. Semua ini sudah dilakukan. Namun ketika Visscher pergi ke bengkel untuk mengambil alat-alatnya, Pengawas Kapal masuk ke dalam ruangan dengan marah dan dengan nada tinggi mengatakan kepadanya bahwa ia tidak boleh bekerja tanpa pengawasannya. Visscher sangat terkejut. Ia mengatakan bahwa ia memiliki ijin yang ditandatangani oleh Pengawas Kapal yang mengijinkannya bekerja di luar jadwal normalnya. Ia lalu diperintahkan untuk tidak melakukan pekerjaan itu. Visscher membatalkan dan menyimpan ijin kerja tersebut dan pergi ke dalam kabinnya untuk memasukkan rincian pembicaraan tersebut ke dalam catatan hariannya. Sang Kapten menelepon dan memintanya untuk datang ke kamarnya segera. Begitu ia memasuki kamar sang Kapten, ia melihat Pengawas Kapal yang berkata: “Ini adalah sesi konseling.” Visscher diberitahu bahwa ia terlihat lelah. Ia menjawab bahwa ia baru saja menghabiskan waktu satu minggu di sebuah motel di Karratha dan ia merasa baik-baik saja. Ia kemudian ditanyai apakah ia minum minuman beralkohol belakangan ini. “Tidak. Saya tidak minum belakangan ini,” jawabnya. Alkohol sangat dilarang di atas Griffin Venture dan meminum minuman keras akan dikenai hukuman berupa pemecatan langsung. Ia kemudian ditanya apakah ia memakai obat-obatan terlarang belakangan ini. “Tidak. Saya tidak memakai obat-obatan terlarang.” Ia ditanyai apakah ia mau pulang. “Tidak. Saya tidak mau pulang. Saya akan menyelesaikan perjalanan saya.” “Bilang saja dan kamu boleh pulang dan menghabiskan waktumu bersama istrimu.” Visscher menolak. Ia menolak lagi ketika ia diberitahu bahwa semua biaya akan ditanggung oleh Perusahaan. Ia menjadi bingung. “Anda (Pengawas Kapal) dan Anda (Kapten) menginginkan saya keluar dari Griffin Venture. Anda tidak akan pernah mendengar saya meminta untuk dipulangkan lebih awal. Saya akan menyelesaikan perjalanan saya. Jika Anda menginginkan saya pergi, maka suruh saja saya pergi dan kita akan tangani masalah ini jika timbul kelak.” Pengawas Kapal mengatakan agar Visscher mempertimbangkan posisinya di perusahaan. Visscher menjawab: “Saya tidak akan mengundurkan diri dari Perusahaan.” Visscher kembali ke kamarnya dan mencatat semua secara rinci semua pembicaraan dari sesi konseling pekerjaan itu dalam catatan hariannya. Ia menyelesaikan perjalanannya di Griffin Venture dalam atmosfir permusuhan.

Tugas

VISSCHER tiba di rumahnya di Newcastle pada tanggal 23 Juni dan terkejut mendapati John Holland membuka pintu rumahnya. Holland menatap sahabatnya itu dan memintanya duduk di meja di pintu depan. “Tim, duduk di situ dan cobalah untuk tenang. Kulitmu pucat dan matamu juga cekung. Saya belum pernah melihatmu seburuk ini.” Visscher terlihat sangat kacau karena kecapekan dan stres. Dibutuhkan waktu satu jam dan dua cangkir teh sebelum Visscher beranjak dari meja. Sampai pukul tiga keesokan paginya, Holland telah mendengar semua cerita Visscher dan pada akhirnya ia menanyakan pertanyaan sederhana: “Apa yang kau mau?” “Saya ingin kebenaran dijabarkan. Saya ingin manajemen mengetahui apa yang terjadi di luar sana dan saya tidak ingin semua ini terjadi lagi.” Setelah pergi ke Sydney untuk menyelesaikan beberapa urusan pekerjaannya, Holland kembali ke Newcastle dua hari kemudian. Visscher tidur hampir sepanjang waktu. Keduanya kemudian mulai mengatur strategi: 1. Apa masalahnya? 2. Apakah masalahnya bisa diselesaikan? Apakah kita punya bahan-bahan yang cukup? 3. Bagaimana masalah itu bisa diselesaikan? 4. Apa saja kekuatan yang kita miliki dan di mana kelemahan-kelemahan kita? 5. Apa saja kekuatan dan kelemahan mereka? Minggu berikutnya Visscher menerima telepon dari sebuah FPSO di Laut Timor. “Gosip” yang beredar adalah bahwa sang Kapten telah mengeluarkan Visscher dari Griffin Venture dan Visscher telah mengubah pengaturan alat pendeteksi gas. Nama Visscher dicap sebagai orang jahat di seluruh BHP Petroleum. Telepon lain datang dari seorang rekan kerjanya yang mendengar bahwa Visscher telah menyebabkan penundaan- penundaan yang tidak penting dan merugikan Griffin Venture. Ingin mendapatkan informasi lagi, Visscher berpura-pura melamar pekerjaan dan mulai menelpon perusahaan-perusahaan pelayaran lainnya. Ia diberitahu bahwa tak ada seorang pun di industri itu yang akan memberinya pekerjaan karena ia telah merusak alat pendeteksi gas di Griffin Venture pada saat sedang melakukan pembebasan gas dan apa yang ia lakukan dapat menyebabkan ledakan. Visscher terkejut ketika diberitahu bahwa sumber dari “berita tak sedap” mengenai dirinya datang dari sebuah laporan yang ditulis oleh Kapten Griffin Venture. Dengan tetap merahasiakan siapa sumbernya, ia dikirimkan faks salinan dari laporan tertulis itu. Sampul laporan, tertanggal 8 Juni 1994, berkop logo BHP tidak menyebutkan batasan pendistribusian laporan tersebut. Di situ tertulis beberapa rujukan atas “pengrusakan” yang dilakukan oleh Visscher terhadap alat pendeteksi gas di Griffin Venture selama proses pembebasan gas. Pada tanggal 29 Juni 1994, Visscher mengirimkan faks permohonan kepada Pengawas Marina agar ia tidak ditugaskan kembali ke Griffin Venture:

Pembebasan gas dilakukan di Griffin Venture pada 29.5.94 dengan memperbolehkan masuknya manusia pada tangki kargo minyak No.1 dan No.3. Menurut pandangan saya, pelaksanaan pembebasan gas tidak dilakukan dengan cara yang aman dan tepat, di mana udara yang akan dimasukkan ke dalam tangki kargo minyak, begitu juga dengan atmosfir dalam tangki kargo minyak itu, akan memasuki ambang batas ledakan. Keberatan dan campur tangan saya telah mencegah hal tersebut terjadi. Manajer Dampier telah menyelidiki masalah ini dan telah menegaskan bahwa keberatan-keberatan saya tidak dapat dibuktikan. Saya tidak setuju dengan hasil temuannya. Saya mendapati pelayanan saya selanjutnya di Griffin Venture melemah. Dengan pandangan tersebut di atas, saya meminta untuk tidak ditugaskan kembali ke Griffin Venture.

Pada tanggal 9 Juli, ia mengirimkan surat melalui faks kepada manajer BHP Petroleum di Dampier. Ia meminta salinan-salinan dari dokumen-dokumen hasil temuan dari penyelidikan yang dilakukan oleh Manajer di Dampier dan menyatakan apa yang telah ia dengar. Ia juga menulis:

Anda telah menyelidiki masalah ini dan semua pihak yang terlibat dalam pembebasan gas telah diwawancarai. Setelah penyelidikan itu Anda menegaskan bahwa tuduhan-tuduhan saya tidak bisa dibuktikan. Anda memberi tahu saya mengenai hal ini pada hari Rabu, 8 Juni, dan meminta saya untuk bergabung kembali dengan Griffin Venture untuk menyelesaikan dua minggu dari perjalanan tugas saya. Pada beberapa minggu terakhir, saya telah menerima banyak masukan dari berbagai pihak di perusahaan kita yang secara kuat menunjukkan bahwa nama baik saya, baik secara profesional maupun pribadi, telah tercemar. Saya telah berbicara dengan pegawai bagian sumber daya manusia mengenai hal ini, dan ia menyarankan kepada saya untuk menyampaikan kekhawatiran-kekhawatiran saya pada Manajer Produksi. Saya telah memutuskan untuk mengambil saran itu dan akan mengatur pertemuan dengan Manajer Produksi. Saya akan berada di Melbourne sekitar hari Jumat, tanggal 15 Juli.

Manajer di Dampier menjawab surat Visscher, menyatakan bahwa karena kerahasiaan dari laporan itu, maka ia tidak bisa memberikan salinannya. Manajer itu juga mengatakan bahwa ia tidak mengetahui masalah pencemaran nama baik dan meminta Visscher untuk menyediakan bukti-bukti faktual untuknya agar diselidiki. Visscher menulis kembali kepada manajer, mengatakan beberapa hal di antaranya:

Saya tidak melihat alasan mengapa Anda harus merahasiakan laporan Anda atau pun alasan untuk melakukan penyelidikan itu secara rahasia. Wawancara dengan saya di kantor Anda pada tanggal 2 Juni 1994, dengan dihadiri oleh Pengawas Produksi dan Bagian Mesin, dilakukan secara obyektif dan tanpa maksud pribadi apa pun. Hal-hal yang saya angkat dan tuduhan-tuduhan yang saya buat terkait erat dengan keamanan di Griffin Venture. Seperti yang telah saya katakan di pertemuan itu, pembebasan gas akan dilakukan di Griffin Venture sedemikian rupa walaupun atmosfir dalam tangki kargo minyak berada dalam ambang batas ledakan. Hal ini merupakan keadaan yang sangat berbahaya dan memiliki kemungkinan terjadi bencana. Sebagai orang yang mengangkat masalah ini, saya rasa sangatlah masuk akal agar saya diberikan salinan-salinan dari laporan dan pernyataan-pernyataan seperti yang saya telah minta dalam surat saya pada Anda tertanggal 9 Juli 1994. ... Jika saya memiliki bukti faktual [mengenai masalah pencemaran nama baik] dan jika saya bisa memberikan kepada Anda bukti tersebut, saya tidak akan melakukannya karena saya harus merahasiakannya. Pandangan saya, apa pun yang saya katakan atau tuliskan adalah obyektif dan terbuka dan bisa diketahui oleh siapa pun yang berkepentingan. ... Saya bergabung dengan Jabiru Venture pada tanggal 19 Juli 1994. Saya tidak tahu berapa lama tugas saya selanjutnya, namun, jika saya sudah mengetahui kapan masa tugas saya berakhir, saya akan menulis surat kepada Manajer Produksi dan meminta bertemu dengannya. Sudah menjadi niat saya untuk mengatakan pada Manajer Produksi mengenai berbagai masalah keamanan, termasuk pembebasan gas di Griffin Venture. Menurut pandangan saya, saya telah lalai menjalankan tugas jika saya tidak mampu melakukan hal tersebut. Saya juga akan memberitahukan kepada Manajer Produksi bahwa nama baik saya telah dicemarkan.

Visscher kembali bertugas dan setibanya di Darwin, ia pergi ke kantor BHP Petroleum seperti yang diperintahkan di mana ia bertemu dengan Pengawas Marina yang tidak ramah yang memprotes laporannya yang terakhir mengenai Jabiru Venture dan keterlibatannya dalam kejadian di Griffin Venture. Visscher diperintahkan untuk tidak menuliskan apa pun di masa yang akan datang. Perintah itu kemudian diubah menjadi, agar Visscher membuat laporan lisan pada Pengawas Marina terlebih dahulu. Visscher bergabung dengan Jabiru Venture seperti yang telah direncanakan dan dalam beberapa minggu berikutnya ia mengirimkan faks kepada manajemen senior di Melbourne meminta kesempatan untuk melakukan presentasi mengenai fakta-fakta yang terkait dengan kejadian di Griffin Venture. Setelah semua perlakuan yang tidak menyenangkan dari para pejabat perusahaan, Visscher diberitahu pada tanggal 3 Agustus 1994, bahwa ia diminta untuk menghadiri pertemuan di kantor BHP di Melbourne pada tanggal 10 Agustus. Visscher menghubungi sahabatnya John Holland dan memintanya untuk menemaninya di Melbourne. Ia akan melakukan presentasi pada manajemen senior BHP Petroleum. Yang juga akan hadir adalah manajer BHP di Dampier. Mereka tiba pada pukul 10 pagi. Presentasi itu dijadwalkan berjalan selama dua jam. Visscher membacakan catatan-catatan yang telah ia siapkan secara tergesa-gesa dan menggunakan OHP untuk mendukung penjelasannya. Presentasi itu dilakukan dengan terburu-buru. Dengan alokasi waktu untuk pertanyaan-pertanyaan, presentasi itu berakhir pada pukul 6 sore. Visscher dan Holland diminta untuk meninggalkan manajer-manajer senior selama dua puluh menit sehingga mereka bisa berunding secara tertutup. Ketika mereka selesai, Manajer Produksi mengusulkan agar penyelidikan mandiri yang terdiri dari para ahli dilakukan untuk menyelidiki dan melaporkan hal-hal yang muncul dan Visscher akan dilibatkan dalam pemilihan para penyelidik dan mengatur ketentuan- ketentuan atas pelaksanaan penyelidikan. Visscher terdiam ketika ia diberitahu oleh para pejabat itu bahwa permintaannya akan salinan dari laporan konseling pekerjaan secara pribadi di atas Griffin Venture dianggap tidak penting. Tidak ada laporan konseling pekerjaan, katanya. Apa yang terjadi pada pertemuannya dengan Kapten dan Pengawas Kapal merupakan “pertemuan informal untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kesejahteraan Anda”. Namun dalam tasnya, Visscher membawa sebuah surat yang diterimanya sehari sebelumnya. Surat itu merupakan salinan dari laporan konseling pekerjaan yang dengan jelas tertera untuk dibagikan secara internal untuk dokumen pribadinya. Tak lama kemudian pertemuan itu berakhir dan ketika mereka sedang berdua, Holland berkata: “Baiklah, kini aku percaya pada semua yang kau katakan. Tadinya aku punya keragu-raguan, namun kini tidak lagi... Semua itu sudah hilang.” Dalam menyanggah keberadaan laporan konseling pekerjaan itu, sepertinya perusahaan memang berusaha untuk menutup-nutupi hal itu. Holland dan Visscher berniat untuk terus berjuang. Mereka masih berharap BHP Petroleum akan menyepakati fakta- fakta yang telah mereka presentasikan. Mereka masih memegang harapan-harapan bahwa perusahaan akan menggunakan fakta-fakta itu untuk kepentingannya sendiri dan juga untuk kepentingan para staf dan reputasinya dalam meletakkan keamanan sebagai prioritas tertinggi perusahaan. Visscher dan Holland meninggalkan Mebourne hari berikutnya. Sekembalinya di Newcastle, Visscher melengkapi ruangan di bawah tangga di rumahnya dengan komputer rakitan, mesin fotokopi berkecepatan tinggi, sistem pendokumentasian dan faks dan belajar mengetik dengan cepat.

Penyelidikan Kedua

DUA hari setelah presentasinya di Melbourne, ia menulis surat kepada Manajer Produksi, merekomendasikan seorang kandidat sebagai penyelidik dalam penyelidikan mandiri. Rekomendasi Visscher kemudian diserahkan kepada manajer Dampier, yang kemudian menolaknya. Dua nominasi berikutnya juga ditolak. Setelah Visscher menerima peraturan pelaksanaan dari penyelidikan yang kedua itu, terlihat jelas baginya bahwa manajer Dampier memiliki wewenang dalam organisasi dan administrasinya. Manajer Dampier juga merujuk penyelidikan yang akan datang itu sebagai sebuah “ulasan”, sebuah rujukan yang tidak disetujui oleh Visscher. Visscher juga keberatan akan keterlibatan manajer Dampier dalam penyelidikan “mandiri” yang kedua itu. Meskipun peraturan pelaksanaan penyelidikan diperluas untuk bisa mengakomodasi beberapa poin yang diajukan Visscher, manajer Dampier terus-menerus mengatur dan mengurusi penyelidikan itu. Visscher tidak berhasil menghilangkan satu poin dalam peraturan pelaksanaan penyelidikan. Di situ tertulis: “Ulasan ini akan digunakan, tidak untuk menyalahkan...” Penyelidikan yang kedua terdiri dari dua orang ahli, seorang Nahkoda kapal tanker dari sebuah perusahaan konsultan ternama di Inggris yang mengkhususkan diri pada keamanan maritim/tanker dan seorang insinyur dari BHP Engineering. Penyelidikan mulai mengambil kesaksian pada tanggal 2 September 1994. Semua kesaksian Visscher direkam dalam kaset. Visscher sangat senang karena para penyelidik menyetujui bahwa Tankscope merupakan alat yang tepat dalam menentukan tingkat gas hidrokarbon dalam tangki kargo minyak di Griffin Venture dan mereka menerima argumennya bahwa gas hidrokarbon dalam tangki 3C adalah sejumlah 9 persen, yang sebelumnya dikira hanya 0 persen. Para ahli memeriksa tangki-tangki dan seluruh fasilitas yang ada di Griffin Venture untuk mencapai tujuan mereka untuk “memeriksa proses yang digunakan untuk mengawasi suatu operasi yang berbahaya dalam hal tata laksana, instruksi pekerjaan, dokumentasi, pertemuan, ketepatan tata laksana, dan peran serta tanggung jawab dari para personel yang terkait dengan operasi”. Pada tanggal 11 Oktober 1994, Visscher diperintahkan untuk datang ke kantor perwakilan BHP Engineering di Sydney untuk diperlihatkan sebuah gambaran singkat mengenai Laporan Operasi Tangki di Griffin Venture yang dibuat oleh tim penyelidik yang terdiri dari dua orang itu dan kemudian menghadiri pertemuan dengan manajer- manajer BHP Petroleum dari Dampier dan Darwin. John Holland berada di sampingnya dan mereka bertemu dengan para insinyur BHP yang telah melakukan penyelidikan. Para manajer dari Dampier dan Darwin dijadwalkan untuk tiba di Melbourne pada pukul 1 siang. Dalam instruksinya, manajer Dampier menyatakan bahwa Visscher hanya diperbolehkan untuk melihat laporan dan pernyataan kesaksian itu selama dua setengah jam. Holland tidak diperbolehkan melihat dokumen-dokumen itu bersamanya. Namun, Visscher diperbolehkan untuk mencatat. Ia sangat terpukul dengan apa yang dilihatnya. Kesimpulan utama dari laporan penyelidikan kedua itu adalah “Griffin Venture tidak berada dalam keadaan bahaya atas operasi tangki yang dilakukan pada bulan Mei/Juni 1994”. Dan alasan yang melatarbelakangi kesimpulan itu adalah “Visscher telah salah menilai tanda-tanda yang muncul yang mengindikasikan bahwa pembebasan gas akan segera dilakukan, padahal tidak ada niat untuk memulai pembebasan gas saat itu”. Bagi Tim Visscher, hal itu adalah sebuah kebohongan. Sebuah penyelidikan yang diminta oleh perundang-undangan Federal (The Petroleu-Submerged Land-Act No.118 of 1967 dilaksanakan oleh pihak negara bagian yang berwenang, Departemen Mineral dan Energi West Australia WADOME) untuk menyoroti masalah keamanan yang tidak muncul dalam kesimpulan yang mutlak bahwa tata laksana kemanan telah dilanggar dan sebagai konsekuensinya, kapal berada dalam keadaan bahaya. Banyak dari orang yang diwawancarai oleh badan pengulas tidak mendukung kejadian versi Visscher. Ada ketidakcocokan ingatan, misalnya, mengenai pembicaraan penting yang menurut Visscher dilakukannya bersama dengan seorang rekan kerja. Ada sebuah pernyataan yang menggambarkan kekhawatiran bahwa “Pengawas Kapal mengatakan bahwa tidak akan ada pembebasan gas sampai gas (kalibrasi) tiba di kapal. Pernyataan ini dibenarkan oleh Pimpinan Produksi dan Kemesinan yang menghadiri pertemuan toolbox”. Kelompok pengulas itu mencatat: “Ketika ditanyai, mereka yang hadir di situ tidak ingat pernyataan itu dibuat”. Pertikaian Visscher dengan Kapten Griffin Venture dan pelanggarannya terhadap “prinsip dasar” karena mengungkapkan kekhawatirannya pada Pengawas Kapal, secara menyeluruh ditutup-tutupi. Karena tidak adanya kesepakatan mengenai kejadian-kejadian di antara para pihak yang bersangkutan, kelompok pengulas mengangkat perbedaan-perbedaan yang kentara atau kurangnya daya ingat atas kejadian itu oleh saksi-saksi tertentu. Banyak penemuan dan pengamatan yang dilakukan oleh kelompok pengulas yang mendukung kekhawatiran Visscher terhadap keamanan. Kelompok pengulas sepakat bahwa pembersihan tangki dan pembebasan gas di atas kapal produksi dan penyimpan “merupakan masa paling berbahaya dari operasi yang dilakukan di tanker”. Kelompok itu juga menemukan bahwa “Keadaan itu tidak berada dalam pengawasan yang ketat dan potensi terjadinya kecelakaan sangat jelas”. Kelompok pengulas mengkritisi kualitas dari tata laksana pemantauan gas. Dalam operasi yang paling berbahaya di atas kapal produksi dan penyimpan, penyimpanan catatan-catatan penting yang memungkinkan pembuat keputusan mana pun untuk memerintahkan pelaksanaan operasi dengan aman dikritisi: “Hal ini menunjukkan pencatatan hasil uji gas dalam tangki yang sangat buruk”. Dalam kesaksian dari awak kapal yang diwawancarai, kelelahan para personel dicatat: “... pada masa 27 jam atau lebih, operasi pasti dikerjakan oleh... (Kapten dan Kelasi Kelas Satu). Dalam keadaan biasa, tata laksana seperti ini terlalu lama untuk diterapkan dan diharapkan dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang tepat dengan cara yang rasional, khususnya dalam sebuah operasi yang sangat penting. Tanggapan kami seharusnya diterima, mengingat bahwa GV merupakan instalasi proses yang berada di laut...”. Secara signifikan, kelompok pengulas mengalami kebingungan terkait dengan peralatan yang digunakan. “Alat analisis yang paling umum digunakan untuk tujuan (pemantauan gas) ini adalah MSA Tankscope. GV tidak dilengkapi oleh Tankscope... GV memutuskan untuk mengambil Tankscope dari Skua Venture (kapal produksi dan penyimpan yang lain).” Tankscope dari Skua Venture dikalibrasikan di Laut Timor dengan baik sebelum dikirimkan ke Griffin Venture. Tata laksana yang standard adalah agar para operator melakukan kalibrasi untuk memastikan ketepatan hasil pembacaan. Tidak ada gas rentang yang digunakan di Griffin Venture untuk tujuan ini. Kelompok pengulas mengakui ketidakyakinan mereka akan penggunaan yang benar dan keterbatasan alat LV: “Sepertinya ada keputusan sepihak dalam menentukan alat analisis mana, Tankscope atau LV, yang berfungsi benar. Kami tidak memaafkan masalah ini, kami hanya memahami kebingungan yang muncul menyangkut alat-alat analisis ini.” Ada sebuah penemuan yang mendasar berikut ini: “Kami menyimpulkan bahwa, tanpa alat yang berfungsi dengan baik dan gas rentang pelaksanaan, operasi pembersihan tangki seharusnya tidak diteruskan...”. Mengenai niatan untuk melakukan pembebasan gas malam itu, Visscher sangat kecewa membaca ulasan yang melepaskan perusahaan dari tuduhan-tuduhannya: “Menurut kami, T. Visscher secara nyata telah salah menilai alasan penggalian dan pembersihan pipa instalasi di 1C dan 3C. Sangatlah jelas bahwa operasi itu adalah untuk memungkinkan dimulainya kembali proses produksi, dan bukan merupakan tanda adanya niatan untuk melakukan pembebasan gas”. Dan: “Kami tidak menemukan bukti apa pun untuk mendukung pernyataan bahwa pembebasan gas akan dilakukan pada saat itu”. Kelompok Pengulas oleh karena itu menolak penilaian Visscher, dan bukannya menanyakan apakah masuk akal seseorang yang berada dalam posisi seperti Visscher, yang berkaitan dengan operasi yang paling berbahaya, akan menyimpulkan bahwa ada cukup petunjuk bahwa memang ada niat untuk melakukan pembebasan gas dan bertindak secara sepihak yang terang-terangan berlawanan dengan rekan kerjanya. Bagi Visscher, kegagalan dari kelompok pengulas untuk melihat masalah ini dengan cara pandang seperti itu, terlihat sangat aneh, paling tidak demikian, dan merupakan sebuah kegagalan. Dalam laporan eksekutifnya, “Laporan Operasi Tangki pada Griffin Venture” menyimpulkan:

ƒ GV tidak berada dalam keadaan bahaya karena operasi tangki yang dilakukan pada bulan Mei/Juni 1994; ƒ Ada pertikaian pribadi yang serius antara anggota staf marina; ƒ Ada kekurangpahaman akan bagaimana melakukan dan menggunakan alat analisis gas karena panduan pelaksanaan yang buruk dan kurangnya pelatihan; ƒ Kelasi Kelas Dua berlaku benar dalam menarik perhatian pada masalah keamanan yang dituduhkan dalam operasi tangki; ƒ Kelasi Kelas Dua salah menilai tanda-tanda yang terlihat untuk menunjukkan bahwa pembebasan gas akan dilakukan dengan segera, di mana pada kenyataannya, tidak ada niatan untuk melakukan pembebasan gas pada saat itu; ƒ Adanya kelebihan waktu di luar jam kerja yang diambil oleh Kapten dan Kelasi Kelas Satu di GV saat program pengerjaan tangki; ƒ Tidak ada tekanan produksi yang terjadi untuk mempercepat pekerjaan itu; ƒ Adanya komunikasi yang buruk di antara staf marina selama pekerjaan operasi tangki; ƒ Rancangan sistem gas inert di dalam tangki-tangki bisa menyebabkan kesulitan dalam pembersihan dan pembebasan gas; ƒ Pencatatan dan pendokumentasian sangatlah buruk selama operasi berlangsung; ƒ Ada kesulitan untuk bekerja sama sebagai kelompok antara departemen marina dengan organisasi pelaksana proses; ƒ Tidak ada bukti pelepasan H2S yang menempatkan para staf dalam keadaan bahaya.

Laporan itu membuat beberapa rekomendasi umum untuk memperketat prosedur, pencatatan analisis gas, komunikasi dan pelatihan. Visscher sangat heran karena kelompok pengulas tidak bisa menemukan jawaban yang tepat atas pertanyaan mendasar bagi semua kegiatan pengolahan minyak lepas pantai BHP: Apakah alat yang tepat untuk operasi yang paling berbahaya ini? Ia tahu bahwa kelompok pengulas sebelumnya telah menerima surat dari perwakilan pabrik pembuat, baik alat analisis LV maupun Tankscope di Australia, yang secara khusus menyatakan bahwa Tankscope harusnya digunakan dan bukan alat analisis LV dalam operasi-operasi ini. Pengamatan mengenai niatan untuk membebaskan gas sangatlah menyedihkan: “Dari bukti yang tersedia, kami menyimpulkan bahwa Griffin Venture tidak berada dalam bahaya saat operasi tangki dilakukan pada bulan Mei 1994. Dengan mengasumsikan bahwa pembacaan gas hidrokarbon sebesar 9 persen itu benar... satu-satunya bahaya operasional adalah pembebasan gas. Kami tidak menemukan bukti apa pun yang dapat membuktikan bahwa pembebasan gas akan dilakukan pada saat itu”. Dalam sebuah pertemuan, manajer Dampier bertanya pada Visscher mengenai pendapatnya atas laporan tersebut. Visscher menjawab bahwa ia tidak setuju dengan semua bukti-bukti yang ada. Ia menarik perhatian manajer Dampier pada rujukan-rujukan dalam laporan itu yang menyatakan bahwa ia telah merusak alat pendekteksi gas. Manajer itu berkata bahwa ia akan meminta bagian itu untuk ditulis ulang dalam laporan. Visscher ditanya apakah ia merasa laporan itu sudah cukup mengangkat kekhawatirannya mengenai kemungkinan ia telah dicemarkan nama baiknya. Ia menjawab bahwa laporan itu tidak melakukan apa-apa dalam menanggapi kekhawatiran-kekhawatirannya itu. Ia masih menginginkan nama baiknya dipulihkan, ia masih percaya bahwa BHP Petroleum telah mencemarkan nama baiknya dan perusahaan harus bisa menyelesaikannya. Manajer Dampier, berkonsultasi dengan manajer Darwin, menyatakan bahwa Visscher harus bicara kepada salah seorang pengacara perusahaan di Melbourne mengenai masalah pencemaran nama baik itu. Visscher menyetujui usulan itu. Ia kini percaya bahwa penyelidikan kedua tersebut berlawanan dengan apa yang sesungguhnya terjadi. Ia dan Holland memiliki tantangan yang lebih besar lagi yang sedang menunggu di depan. BHP Petroleum terlihat ingin menanggapi kekhawatiran-kekhawatiran yang telah ia angkat dengan mengeluarkan sejumlah sumber-sumber yang penting dalam penyelidikan yang formal. Namun hasilnya, menurut pandangan Visscher, adalah sebuah kebohongan dari apa yang sesungguhnya terjadi. Jika hal itu dibiarkan, perusahaan tidak akan pernah belajar dari pengungkapan kesalahan-kesalahan yang diperbuatnya. Kesalahan-kesalahan itu akan dapat terjadi lagi dengan mudah, dengan konsekuensi yang mungkin akan lebih mengenaskan bagi BHP, stafnya, nama baiknya, para pemegang sahamnya dan lingkungan yang wajib mereka lindungi. Visscher terbang ke Melbourne pada tanggal 20 Oktober 1994, dan pada pertemuan dengan para pengacara BHP, perusahaan menawarkan untuk membuat pernyataan maaf secara umum atau menarik kembali penyataan-pernyataan yang dianggap telah mencemarkan nama baik Visscher, khususnya pernyataan mengenai peranannya dalam kejadian di Griffin Venture. Mereka mengusulkan bahwa kalimat- kalimat yang tepat, yang disetujui oleh Visscher, akan dipublikasikan dalam terbitan industri dan serikat dagang. Visscher kembali ke Jabiru Venture dan mengalami kecelakaan. Kaki kiri dan mata kaki kirinya terluka pada sebuah kejadian dan ia dikirim kembali ke darat. Ia menjadi waspada terhadap jaringannya yang luas dalam perusahaan, khususnya terhadap “tukang buru” yang berusaha mencari tahu siapa atau siapa saja yang bertanggung-jawab mengirimkan dokumen-dokumen penting itu kepadanya. Kembali ke Newcastle, ia mendapati sebuah pesan di mesin faksnya. Pesan itu berupa rancangan surat rahasia yang menarik pendapat apa pun yang menyatakan bahwa Visscher telah merusakkan alat pendeteksi gas di Griffin Venture. Pesan faksimili itu tidak ditandatangani, namun nama yang tercetak di bagian bawah surat itu adalah Kapten dari Griffin Venture. Faks itu merujuk pada “Laporan Operasi Tangki di Griffin Venture”, yang telah disebarkan ke semua sarana lepas pantai milik perusahaan. Ia lalu menghubungi manajer Dampier dan meminta salinannya. Ketika ia menerimanya, ia mendapati bahwa laporan itu tidak berbeda dengan salinan rancangan yang telah ia baca pada bulan Oktober. Melihat bahwa rancangan surat itu dikirimkan kepadanya melalui faks, Visscher sangatlah kecewa. Ia memutuskan tidak ada jalan lain selain menuliskan kekhawatiran- kekhawatirannya kepada forum lain. Ia membuat tanggapan sebagai berikut:

Pengacara BHP Petroleum Tembusan: Direktur Pelaksana dan CEO BHP

Saya telah menerima salinan rancangan surat rahasia yang dikirimkan melalui fax pada tanggal 7 November 1994. Pemahaman saya akan pertemuan “tanpa prasangka” yang dilakukan di kantor Anda pada tanggal 20 Oktober 1994, adalah bahwa Kapten Griffin Venture akan membuat pernyataan maaf secara tertulis dan menarik pernyataannya yang mencemarkan nama baik saya sehingga nama baik saya akan dipulihkan dengan baik. Juga dibahas di kantor Anda bahwa permintaan maaf dan penarikan pernyataan di atas akan dipublikasikan ddalam terbitan perdagangan dan serikat dagang dan penerbitan dalam bentuk apa pun. Pernyataan yang mencemarkan nama baik saya yang dibuat oleh Kapten telah disebarkan sedemikian rupa sehingga kehidupan pribadi saya telah terpengaruh dengan sangat hebat dan karir profesional saya mungkin berada dalam ambang kehancuran. Saya telah bekerja sama dengan perusahaan dengan penuh rasa hormat dan saya berusaha keras agar tuntutan-tuntutan saya mengenai pencemaran nama baik diselesaikan “di dalam perusahaan” dan dengan cara yang konsultatif dan yang telah disepakati. Rancangan rahasia yang Anda kirimkan jauh dari tanggapan yang telah saya berikan dan gagal menunjukkan alasan mendasar dalam bentuk apa pun, di mana sebuah pernyataan bisa dikembangkan sehingga dapat memuaskan atau pun menanggapi tingkat pencemaran nama baik dan sakit hati yang telah saya alami dan akan terus-menerus saya alami. Ini merupakan usaha terakhir saya untuk menyelesaikan masalah ini dalam sebuah lingkungan yang bersahabat. Perusahaan tidak memberikan jalan keluar yang lain. Kini saya memilih agar tuntutan-tuntutan saya atas pencemaran nama baik diselesaikan di dalam forum yang lain. Korespondensi lebih jauh lagi mengenai masalah ini harus ditujukan pada pengacara saya.

Pada tanggal 9 Januari 1995, Visscher menulis kepada anggota Parlemen Federal setempat dan meminta bantuan untuk diadakan penyelidikan resmi yang ditujukan untuk masalah keamanan operasi dari BHP Petroleum. Pada tanggal 13 Februari, ia mendapatkan jawaban bahwa anggota tersebut tidak memiliki waktu yang cukup untuk menanggapi informasi yang telah dikirimkan kepadanya. Pada tanggal 14 Februari, Visscher mengirimkan surat yang rinci melalui faks kepada Menteri Transportasi Federal mengenai kejadian di Griffin Venture. Ia tidak mendapatkan jawaban apa pun. Pada tanggal 22 Februari, ia menghubungi Senator Dee Margetts dari Partai Hijau di West Australia. Tanggapannya sangat cepat. Di hari yang sama, ia menghubungi penulis. Sebuah pertemuan di Sydney segera dijadwalkan untuk menilai bukti-bukti yang dimiliki Visscher. Sementara itu, John Holland terus berhubungan dengan pejabat-pejabat BHP untuk menahan konfrontasi publik. Holland menghabiskan banyak waktu bersama eksekutif yang sangat senior di BHP yang menulis catatan-catatan yang berlebihan. Sejak bulan Juli 1994, Visscher telah menerima dokumen-dokumen, informasi dan laporan verbal yang bocor dari berbagai sumber di dalam BHP Petroleum. Seorang penelepon yang memiliki kepedulian yang sama akan keamanan operasional organisasi mengatakan: “Harapan kami ada padamu. Jika kamu gagal dalam hal ini, kesempatan apa lagi yang kami punya.” Itu merupakan komentar yang gigih yang datang dari dalam budaya korporasi BHP, di mana tingkat karir adalah perintah yang sulit untuk ditolak, bukan komitmen BHP terhadap standard keselamatan tertinggi, yang sering kali dipublikasikan. Pada tanggal 26 Februari 1995, Visscher percaya bahwa ia telah meletakkan bagian terakhir dari seluruh teka-teki itu. Ia telah menjabarkan dasar faktual dari penyelidikan kedua yang menyimpulkan bahwa Griffin Venture tidak pernah berada dalam bahaya. Ia yakin hal itu adalah suatu kebohongan dan ia bertekad untuk membuktikannya. Pada tanggal 28 Februari, ia dihubungi oleh kantor Senator Margetts dan diberikan ringkasan akan apa yang akan dikatakan oleh senator mengenai kejadian Griffin Venture di kantor Senat pada hari berikutnya. Pada tanggal 1 Maret, pertanyaan ini diajukan pada Menteri yang mewakili Kementerian Transportasi:

Apakah Kementerian mengetahui mengenai kejadian yang terjadi di atas kapal Griffin Venture, sebuah FPSO yang dioperasikan oleh BHP Petroleum di teluk Western Australia antara Barrow Island dan North West Cape pada akhir Mei 1994, yang bisa menyebabkan kapal itu meledak, membahayakan nyawa tiga puluh tujuh orang di atas kapal itu dan bisa menyebabkan bencana lingkungan yang besar? Jika iya, apa tindakan yang diambil oleh Pemerintah untuk menyelidiki kejadian ini, untuk memastikan prosedur yang memungkinkan bencana seperti itu tidak terulang lagi di kapal ini atau sarana serupa lainnya yang beroperasi di jalur pantai Australia?

Senator Bob Collins, menanggapi, penyelidikan gabungan antara Parlemen Federal/Negara Bagian akan dibentuk untuk menyelidiki kejadian itu. Penyelidikan itu merupakan penyelidikan yang ketiga atas kejadian di atas kapal Griffin Venture. Minggu itu, program televisi 7.30 Report dari TV ABC menyiarkan cerita sepanjang empat belas menit mengenai kejadian itu, termasuk wawancara dengan Visscher. BHP menyangkal telah mempersiapkan juru bicara untuk menjawab semua tuntutan di depan kamera. Program itu mengatakan bahwa kejadian itu telah “mengangkat pertanyaan-pertanyaan serius mengenai praktik pekerjaan dan keamanan BHP Petroleum dan metode pertanggungjawaban internal mereka”. Dalam program tersebut, Visscher telah menyatakan pendapatnya terhadap masalah yang dihadapinya itu: “Ini mengerikan. Ini adalah sebuah Exxon Valdex dan ini adalah Piper Alpha. Pencemaran besar-besaran... Jumlah korban jiwa yang sangat banyak di pesisir pantai Western Australia... sebuah daerah yang dikenal sensitif lingkungan. Pencemaran ini bisa sampai ke Teluk Exmouth. Siapa yang tahu? Siapa yang tahu? Visscher mengemukakan masalah itu dengan ringkas tapi jelas ketika ia mengatakan bahwa pada tanggal 29 Mei 1994, bisa jadi ia adalah satu-satunya teman dari Dewan Direksi dan para pemegang saham di BHP. Jika ia turut campur, kerugian perusahaan akan sangat besar. Visscher telah memohon dalam wawancara yang disiarkan melalui televisi: “Kita harus membereskan masalah yang satu ini. Kita harus membereskannya sebagai suatu masalah... membereskannya sebagai kenyataan... dan tidak membereskannya dengan rasa hormat pada usaha pembersihan pantai dan pembersihan burung-burung laut dan menjelaskannya pada penyelidikan-penyelidikan yang resmi. Membereskan kerugian. Pemberesan ini positif”. Kesaksian Visscher secara tertulis yang luar biasa itu dijabarkan dalam laporan yang ditayangkan di televisi. Kesaksian itu meringkas kesalahan-kesalahan yang ada di dalam laporan penemuan penyelidikan kedua. Melalui dokumen-dokumen itu Visscher menegaskan bahwa ada bukti yang nyata bahwa pembebasan gas akan dilakukan. Lebih lanjut lagi mengenai hal itu, tambahnya, niat pada sore itu, 29 Mei 1994, adalah untuk melakukan pembebasan gas. Terdapat lembaran kerja tertulis yang menjadwalkan pembebasan gas untuk tanggal 29 Mei. Operasi pembebasan gas telah dimulai tanpa adanya gas kalibrasi yang tepat di atas kapal. Dan terdapat salinan bocoran dari laporan Kapten yang sangat kritis terhadap tindakan Visscher malam itu: “Tidak ada kegiatan pembebasan gas yang dilakukan sebagai akibat dari tindakan-tindakan Tn. Visscher”. Pernyataan Kapten tidak masuk akal, kecuali apabila pembebasan gas telah direncanakan. Visscher juga menegaskan bahwa ia diberitahu oleh rekan kerjanya bahwa tangki 3C hampir siap untuk dilakukannya pembebasan gas dan ia melihat pipa-pipa pengosongan telah dipasangkan untuk tujuan yang ia percaya adalah kegiatan pembebasan gas. Namun, kelompok pengulas bergantung pada pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh anggota awak kapal lain yang menyatakan bahwa tidak ada keputusan yang diambil untuk melakukan pembebasan gas. Pada wawancara yang disiarkan di televisi, Visscher menyatakan: “Saya menghadap secara bergantian pada Kelasi Kelas Satu, Kapten, Pengawas Kapal, dengan alat di tangan saya yang menyatakan bahwa tangki yang di sana, yang akan kita bebaskan gasnya, memiliki 9 persen gas hidrokarbon di dalamnya... dan saya telah menyatakan kepada ketiga orang tersebut, jika kita tetap melepaskan gas, maka tangki itu akan berada pada ambang batas ledakan. Jawaban mereka kepada saya harusnya... ‘Terus kenapa Tim, kita tidak akan melepaskan gasnya. Kita akan menunggu sampai gas kalibrasi tiba’. Itu seharusnya jawaban yang diberikan. Tapi apa jawabannya saat itu? Dalam dua kasus, pelecehan, ejekan, dan penghinaan, dan pada kasus yang ketiga, keputusan bahwa kita tidak akan melakukan pembebasan gas.” Ulasan yang kedua, menurutnya, kurang tegas dalam mengulas mengenai tindakannya. Dikatakan dalam ulasan kedua bahwa ia bertindak benar karena telah melaporkan hasil pembacaan 9 persen, namun: “Kami tidak mengampuni tindakan- tindakannya yang tidak mematuhi perintah Kapten untuk tidak menguji alat itu”. Penyelidikan Parlemen Federal/Pemerintah Negara Bagian sedang berlangsung pada akhir bulan Maret 1995. Untuk menghindari duplikasi, kelompok para ahli dan untuk memastikan laporan yang tepat waktu, akan dilakukan penyelidikan bersama dengan AMSA (Australian Maritime Safety Authority) dan WADOME. Mesin fotokopi berkecepatan tinggi milik Visscher menjadi panas ketika ia mulai mengirimkan salinan- salinan dari semua pernyataan dan dokumen pendukung yang ia miliki kepada penyelidikan. Dua orang pegawai yang melakukan penyelidikan yang ketiga ini merupakan pejabat di WADOME dan seorang penyelidik kecelakaan kelautan dari Departemen Transportasi yang mewakili AMSA. Visscher menjadi skeptis terhadap hasil dari penyelidikan yang ketiga, ketika ia menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang tidak ramah saat ia memberikan kesaksian dan Ia dituduh “ingin membuka masalah pencucian uang kotor di BHP”. Ia menolak tuduhan itu. Pada tanggal 19 Mei 1995, setelah laporan-laporan berikutnya yang berisi pernyataan-pernyataan yang memfitnah dirinya beredar di dalam perusahaan, Visscher dipanggil ke kantor pusat di Melbourne untuk bertemu dengan Presiden BHP Petroleum dan Manajer Keamanan dan Lingkungan. Tujuan dari pertemuan itu adalah untuk membahas “langkah selanjutnya”. Baru setengah dari presentasi yang kini sering kali diulang mengenai kejadian di Griffin Venture, presiden menyatakan: “Baiklah. Saya sudah cukup mendengarnya.” Visscher dan Holland diberitahu bahwa Direktur Umum BHP sendiri yang akan mengeluarkan perintah untuk menyelesaikan masalah itu. Presiden mengatakan bahwa langkah selanjutnya adalah “memulai babak baru” dan ia ingin agar Visscher mempertimbangkan kemungkinan penunjukkan dirinya ke Vietnam, di mana perusahaan melakukan serangkaian operasi di sana. Visscher sepakat untuk mempertimbangkan usulan presiden. Mereka sepakat untuk bertemu kembali minggu berikutnya. Ketika akhirnya mereka bertemu, Visscher dan Holland mengemukakan pernyataan yang panjang yang menuntut BHP untuk melakukan pengungkapan secara menyeluruh atas kekurangannya dan kegagalannya dan menggarisbawahi komitmennya untuk mempertahankan standard-standard etika. Pernyataan itu meminta pengakuan dari perusahaan bahwa Griffin Venture berada dalam bahaya karena kelalaian dan meminta perusahaan untuk membuat pernyataan kepada publik atas hal tersebut.

Jika perusahaan tidak mampu atau tidak mau memenuhi hal tersebut di atas, masalah-masalah ini bisa diselesaikan oleh perusahaan secara publik dan secara praktis mendukung kampanye Visscher untuk mendapatkan penyelidikan secara terbuka dan umum akan kejadian di Griffin Venture. Dengan demikian, orang akan diminta memberikan kesaksian tersumpah yang akan menjadi bahan pengamatan terinci dan kebenaran ditetapkan dan diumumkan kepada masyarakat. Sebagai perusahaan besar dan pimpinan dari kilang minyak lepas pantai yang besar di Australia, BHP memiliki kewajiban untuk secara publik menunjukkan bahwa mereka menjalankan usaha mereka dengan cara yang profesional, aman dan dapat dipertanggungjawabkan. Karenanya, bahan baku utama adalah kejujuran dan integritas. Jika BHP Petroleum tidak bisa menunjukkan kejujuran dan integritas, terutama dengan menghormati peraturan yang diterapkan untuk diri mereka sendiri, apakah perusahaan ini harus terus bertahan di bisnis perminyakan?

Pada pertemuan itu, presiden BHP Petroleum bersikap tegas. Tidak akan ada penyelidikan secara publik. Diakui juga bahwa hasil penyelidikan yang kedua tidak akan berlaku lagi. Penyelidikan ketiga, yang akan dijabarkan di parlemen Federal, merupakan dokumen yang sah.

Laporan Penyelidikan Ketiga

PADA tanggal 30 Mei 1995, setahun setelah kejadian yang sesungguhnya, laporan AMSA/WADOME dijabarkan di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat. Laporan itu berisi kabar baik dan buruk bagi Tim Visscher.

Penemuan-penemuan:

• Griffin Venture tidak berada dalam bahaya pada tanggal 29 Mei 1994; • tanpa campur tangan dari Tn Visscher, proses pembebasan gas dari tangki No. 3C mungkin akan diteruskan; • jika pembebasan gas dilakukan, dengan gas hidrokarbon sebesar 9 persen di dalam tangki, atmosfir tangki akan memasuki ambang batas ledakan; • jika pembebasan gas dilakukan, kemungkinan ledakan tidak mungkin terjadi, karena tidak adanya sumber picu ledakan; dan • karena tidak adanya bukti-bukti dari bahwa terdapat niatan yang khusus untuk menutupi kejadian ini, nampaknya ada keengganan umum dari manajemen BHP Petroleum setempat untuk memberikan saran kepada Kantor Pusat mengenai hal-hal yang bisa merugikan kepada manajemen mereka.

Para pegawai yang melakukan penyelidikan menemukan dua tindakan yang dianggap tidak aman, yakni:

• pencabutan alat Tankscope untuk diganti dengan alat-alat analisis LV, dengan dasar bahwa pembacaan alat Tankscope “terlalu tinggi” (alat-alat ini digunakan untuk mengukur konsentrasi gas hidrokarbon di dalam tangki) merupakan tindakan yang tidak aman; • keputusan untuk melakukan penyimpangan dari Instruksi Pekerjaan Sementara, tanpa membahas dampak keamanan yang mungkin terjadi pada pertemuan toolbox, bertentangan dengan prosedur yang disepakati dalam Griffin Venture Safety Case dan merupakan tindakan yang tidak aman.

Menteri David Bedalla mengumumkan bahwa tanggapan Pemerintah Federal adalah untuk meminta Kementerian Negara Bagian dan Teritorial untuk mengaudit semua sarana produksi minyak lepas pantai untuk melihat bahwa rekomendasi keamanan internal BHP yang dulu memang telah diterapkan secara menyeluruh. Ia mengumumkan bahwa ia akan merujuk masalah jam kerja berlebih di atas Griffin Venture kepada Direktur Penuntutan Umum untuk menentukan apakah memang terdapat sebuah kasus prima facie untuk menuntut BHP Petroleum. Visscher menegaskan bahwa “terdapat sumber picu ledakan”, dan kesaksian yang telah ia berikan pada penyelidikan ketiga mengenai hal tersebut sepertinya tidak dihiraukan. Ia bersaksi bahwa sumber picu ledakan berada dalam pipa-pipa pengosongan sementara yang tidak terikat dan “tertanam”, yang telah ia lihat di atas dek kapal dari tangki-tangki kargo ke bagian samping kapal untuk mengambil gas yang dikosongkan dari tangki ke atas kapal. Pipa-pipa pengosongan sementara terdiri dari beberapa pipa metal. Bagian dari pipa metal disanggah dengan drum-drum plastik dan disatukan oleh perekat pipa, perekat plastik yang tidak menghantarkan listrik. Bagian dari pipa pengosong kemudian menimbulkan konduktor-konduktor terisolasi yang menimbulkan listrik statis bervoltasi tinggi. Pada interval yang cukup sering, percikan dari listrik statis yang dibangun akan timbul pada sambungan-sambungan antara pipa. Visscher menegaskan bahwa picuan yang utama akan timbul dalam pipa-pipa pengosong yang membawa gas yang dikeluarkan dari dalam tangki. Gas-gas keluaran itu merupakan campuran dari seluruh gas dalam tangki. Artinya, ketika gas-gas keluaran meledak, semua gas di dalam tangki bervolume 17000 kubik meter itu akan meledak. Sebuah jalur ledakan dari picu ledak di dalam pipa pengosong akan mengakibatkan semua isi dari tangki meledak dengan kekuatan ledakan setara dengan 2000 pound peledak plastik. Tanpa mengindahkan bukti tersebut, penyelidikan ketiga telah menyatakan bahwa tidak ada sumber ledakan, karenanya Griffin Venture tidak berada dalam bahaya. Visscher dan Holland membahas laporan penyelidikan ketiga secara mendalam. Permintaan-permintaan Visscher untuk melakukan presentasi yang lebih jauh lagi kepada Dewan Direktur BHP ditolak. Holland menulis kepada para direktur secara individual. Visscher membuat video panjang yang mempresentasikan sekali lagi semua bukti-bukti faktualnya. Dewan Direksi tidak menanggapi, baik secara pribadi maupun bersama-sama. Visscher dan Holland menyatakan bahwa perjuangan mereka belum berakhir. Laporan AMSA/WADOME tidak menyelesaikan masalah. Visscher menyatakan dengan tegas bahwa Griffin Venture berada dalam bahaya. AMSA/WADOME telah meningkatkan penemuan-penemuannya terkait pertanyaan tentang pembebasan gas, dari “tidak akan” menurut kelompok pengulas BHP menjadi “mungkin saja”. Laporan itu menyatakan bahwa Griffin Venture tidak berada dalam bahaya. “Kemungkinan adanya ledakan yang timbul sangat tidak mungkin, karena tidak adanya sumber picu ledakan.” Ini sama saja mengatakan, mustahil, kapal itu tidak berada dalam bahaya hanya karena kapal itu tidak meledak. Di mana penegakan intelektual dan logika dalam hal ini? Semua itu merupakan buah simalakama dalam birokrasi dan politik. Mengapa pihak pembuat kebijakan tidak bisa meyakinkan diri mereka sendiri bahwa Griffin Venture berada dalam bahaya karena prosedur yang buruk dan bahwa BHP yang telah secara luas menyatakan komitmennya akan standard tertinggi dari keselamatan hanya merupakan retorika humas belaka? Mengapa kita memainkan kata-kata ketika petunjuk-petunjuk dari tindakan-tindakan yang tidak aman kini tercatat? Mereka harus membuktikan bahwa memang terdapat sumber picu ledakan pada tanggal 29 Mei 1994. Visscher kini menjadi semacam pahlawan bagi beberapa karyawan BHP Petroleum. Meskipun sebelumnya ia telah didekati oleh serikat kerjanya untuk mengambil alih kasusnya, Visscher memutuskan untuk mengerjakannya sendiri, menghabiskan semua uang cutinya dan mengeluarkan sisa-sisa niat baik yang masih tersisa untuknya dari perusahaan. Para pegawai dari dalam perusahaan kini secara teratur menelponnya di rumahnya di Newcastle dan ia mulai menyadari seluruh gerak-gerik perusahaan dalam kasusnya. Banyak pegawai dari Griffin Venture telah berpindah ke pekerjaan lain. Karena rujukan pelaksanaan yang sesungguhnya adalah “tidak untuk menyalahkan”, maka tidak ada konsekuensi pribadi atau pun pertanggungjawaban pribadi akan segala tindakan yang mungkin mereka lakukan pada “operasi yang paling berbahaya”, yang bisa saja dilakukan pada sebuah tanker. Visscher dan Holland mengirimkan presentasi yang direkam dengan kamera video kepada para politisi federal yang penting. Sangat diragukan apakah orang bisa tahan menyaksikan video yang memakan waktu tiga jam dengan rincian teknisnya. Dengan bantuan sumber-sumbernya dari dalam perusahaan yang kini secara aktif membantunya, Visscher pergi ke Western Australia dan beberapa tempat lain di Australia untuk secara pribadi mewawancarai mereka yang berada di Griffin Venture hari itu. Karena buruknya prosedur keselamatan yang telah ia lihat sejak pertama kali tiba di atas Griffin Venture, ia sangat yakin ia bisa mendapatkan bukti mengenai sumber picu ledakan. Pada tanggal 17 Oktober 1995, Menteri Western Australia untuk Pertambangan diminta oleh Yang Terhormat J.A. Scott: “Melalui berbagai penyelidikan, apakah WADOME diberitahu oleh BHP Petroleum... mengenai konfigurasi pipa pengosongan sementara yang dibuat untuk operasi pembebasan gas?” Jawaban sang menteri: “Ya.” “Apakah konfigurasi ini ditanam sesuai dengan standard dan/atau peraturan yang berlaku?” Jawaban sang menteri: “Ya.” Di Senat, Dee Margetts mengutip sebuah laporan tambahan dari Pemerintah yang dibuat untuk menjawab tuduhan-tuduhan Visscher yang direkam di kaset video. Laporan ini menyatakan bahwa tuduhan-tuduhan Visscher tentang pembuatan pipa pengosongan sementara tidak benar. Laporan itu mempertahankan pendapat bahwa selang metal internal yang “tidak tetap atau disekrup” digunakan untuk menyatukan bagian-bagian dari pipa-pipa pengosong dan bahwa lengan metal itu akan memberikan ikatan elektris ke bumi. Dokumentasi lain menyatakan bahwa tuduhan-tuduhan Visscher menjadi bahan untuk penyelidikan yang lebih luas. Laporan itu menyatakan bahwa, jika pipa-pipa pengosong sementara itu dibentuk seperti yang digambarkan oleh Visscher, maka kelompok penyelidik akan menyetujui bahwa pipa pengosong sementara bisa menghasilkan percikan. Secara signifikan, laporan itu menyatakan bahwa jika pipa pengosong sementara disatukan seperti yang digambarkan oleh Visscher tanpa lengan penyatu dari metal, maka akan mengakibatkan tindakan kelalaian yang disengaja. “Buku suci keselamatan”, International Safety Guide for Oil Tankers and Terminals (ISGOT) menyatakan bahwa: “Penanaman dalam tanah dan pengikatan akan mengurangi bahaya dari... akumulasi ledakan elektrostatis” dan “...penanaman dalam tanah dan pengikatan untuk menjaga kemungkinan terjadinya listrik statis sering kali terkait dengan peralatan yang bisa dipindahkan dan harus dibuat kapan pun alat itu terpasang”. ISGOT merupakan standard keselamatan yang secara internasional diakui. Yang sering kali diucapkan di dalam industri: “Untuk keluar dari ISGOT, kamu pasti sangat bodoh atau sangat pintar”. Visscher menulis sebuah tanggapan yang dilaporkan mengenai Kelasi Kelas Satu Griffin Venture, orang yang bertanggung-jawab akan pemasangan pipa pengosong sementara: “Mereka yang terkait secara langsung dengan pengeboran pipa pengosong (sementara) yang dapat dipindah-pindah di 1C dan 3C adalah Kelasi Kelas Satu, Kelasi Kelas Dua dan para IR (awak kapal). Kelasi Kelas Satu mengatakan kepada tim pewawancara bahwa pipa-pipa yang fleksibel harus diamankan ke pipa pengosong dengan menggunakan perekat (pipa). Kemudian perekat digunakan untuk menyatukan bagian-bagian dari pipa yang fleksibel. Penahan bunga api kemudian harus direkatkan di ujung pipa-pipa fleksibel itu.” Kelasi Kelas Satu menyatakan secara spesifik, bagian dari pipa-pipa pengosong itu disatukan dengan menggunakan perekat. Tidak disebutkan adanya lengan-lengan penyatu dari metal. Namun, penyelidikan AMSA/WADOME tidak menyanggah apa yang dipercaya Visscher sebagai bukti nyata dari kemungkinan atau sumber picu ledakan yang mungkin. Pada tanggal 30 November 1995, Senator Margetts menjabarkan pada Senat Australia enam buah pernyataan hukum yang dibuat di muka notaris yang dikumpulkan oleh Visscher dari para pekerja yang berada dalam Griffin Venture saat kejadian. Margetts berkata bahwa deklarasi itu “sangat bertentangan dengan kesaksian yang diberikan oleh BHP Petroleum kepada penyelidikan gabungan Negara Bagian/Parlemen Federal mengenai kejadian itu”. Ia meminta Pemerintah Federal membentuk penyelidikan hukum terhadap tuduhan kelalaian yang disengaja yang dilakukan oleh BHP Petroleum pada Griffin Venture. Bagi Tim Visscher, perjuangan untuk membuat BHP menghadapi kebenaran belum selesai. Ia telah menulis surat-surat yang semakin menusuk kepada perusahaan yang dengan tuduhan telah melakukan pengelabuan secara bersama-sama terhadap laporan “ulasan” bulan September. Ia menuduh para direktur BHP telah gagal mengambil tindakan yang tepat ketika dihadapkan dengan masalah keselamatan di atas Griffin Venture, dengan kewajiban untuk peduli. Ia meminta BHP untuk mendukung penyelidikan hukum yang menyeluruh dan terbuka atas kejadian itu. “Apakah BHP Petroleum merupakan perusahaan yang layak dan sehat untuk memiliki ijin beroperasi di eksplorasi minyak lepas pantai? Praktik pengelabuan yang terus-menerus itu akan menunjukkan jawaban yang negatif.” Apakah dibutuhkan sebuah ledakan dan hilangnya nyawa untuk membawa pertanggungjawaban yang tulus akan pelanggaran-pelanggaran keselamatan, baik yang dilakukan oleh perusahaan maupun para pembuat kebijakan mengenai keselamatan? Pada tanggal 19 Juni 1996, Ian Howarth melaporkan dalam The Financial Review: “Tn. Baugh (Tn. Michael Baugh, presiden dari BHP Petroleum) mengakui kemarin bahwa ia selalu mempercayai versi kejadian menurut Visscher”. Visscher menolak tawaran pekerjaan di Vietnam. Masalah itu tetap ada di Parlemen Federal dan West Australia ketika buku ini akan dicetak (versi asli bahasa Inggrisnya, eds.). Keberanian Para Pengungkap Fakta

SEPERTI YANG BISA ANDA lihat dari berbagai cerita dalam buku ini, setiap warga masyarakat yang memiliki rasa tanggung jawab bisa menjadi “pengungkap fakta”. Dihadapkan dengan kejadian-kejadian yang mengkhawatirkan, setiap orang dapat memberikan reaksi yang berbeda-beda. Namun, sebagian besar dari mereka sepertinya memiliki sebuah kesadaran yang samar-samar akan risiko pribadi dan konsekuensi karena telah mempertanyakan pihak yang berwenang. Bagi beberapa orang, memaparkan praktik yang patut dipertanyakan dapat dianggap sebagai sebuah tindakan ketidaksetiaan yang paling buruk. Penjagaan diri merupakan sebuah insting yang kuat dalam organisasi. Karierisme dalam sebuah budaya perusahaan disebut sebagai tindakan “melindungi diri sendiri”, begitu juga dengan tidak bertindak sebagai orang yang “brengsek” atau pengacau. Hal ini berlaku juga pada birokrasi dalam sektor swasta maupun umum. Mentalitas atau pola pikir seperti ini dalam sebuah organisasi sangatlah umum dan orang-orang yang berhadapan dengan atau menjadi khawatir mengenai sesuatu hampir secara langsung bertanggung-jawab atas konsekuensi yang terjadi karena telah mengangkat kekhawatiran mereka. Awalnya mereka melakukannya tanpa rasa bersalah, menanti atau berharap bahwa, mereka yang berwenang dalam organisasi akan memberikan imbalan akan kejujuran mereka. Ketika hal itu tidak terjadi, ketika ada sebuah keterlambatan yang mengganggu atau ketika mereka mendapati posisi mereka dilecehkan, terkadang dengan penuh kebencian, secara alamiah amarah mereka dapat terpicu atas respon yang diberikan terhadap kepedulian mereka. Dengan perhatian media dan film yang mendunia terhadap kasus-kasus ternama yang melibatkan para “pengungkap fakta”, kesadaran masyarakat belum pernah setinggi ini sebelumnya. Namun hal itu tidak akan mempermudah para pengungkap fakta yang mungkin bukan seorang Daniel Ellsbergs atau Karen Silkwood. Menulis dalam sebuah buku, Corruption and Reform (University of Queensland Press 1990), John McMillan, yang juga mengajar hukum administratif dan konstitusional di Australian National University, menggambarkan minat publik yang besar akan pengungkapan fakta… “sebagian karena tontonan di mana orang secara publik dianggap tidak setia pada organisasi di mana ia berada, tapi sebagian juga karena para pengungkap fakta sering kali memusatkan perhatian masyarakat akan membran tersembunyi dari perilaku korup”. McMillan mengatakan bahwa, keberanian moral mereka telah mengangkat ketenaran para sang pengungkap fakta secara internasional, termasuk Ellsberg “yang mengungkapkan dokumen Pemerintah AS yang melaporkan bagaimana masyarakat telah disesatkan mengenai masalah perang Vietnam; Clive Pointing, seorang pegawai negeri di Inggris yang memberikan informasi kepada pihak oposisi dalam Parlemen yang menunjukkan bahwa pemerintah telah menyesatkan parlemen mengenai tenggelamnya kapal Argentina, General Belgrano; Frank Serpico, yang memberikan kesaksian pada Komisi Knapp bahwa para rekan kerjanya di kepolisian New York telah melakukan kejahatan; Stanley Adams, yang mengungkapkan bahwa majikannya secara ilegal telah mengatur harga dalam Masyarakat Ekonomi Eropa; Karen Silkwood, yang tewas dalam sebuah kecelakaan mobil yang misterius dalam perjalanannya untuk memberikan bukti- bukti pada wartawan mengenai catatan keselamatan nuklir yang dipalsukan oleh majikannya, Kerr-McGee; Ernest Fitzgerald, seorang pegawai Departemen Pertahanan AS yang memberikan kesaksian pada Komite Kongres AS mengenai penggelapan biaya sebesar $2 miliar pada pesawat transport Lockheed c-5A; di Australia, Philip Arantz, yang digulingkan dari kepolisian New South Wales setelah membeberkan ketidaktepatan dalam statistik pemerintah yang dipublikasikan mengenai pembersihan kejahatan yang sukses”. Setelah analisis McMillan, telah ada sebuah pergerakan yang meluas di seluruh Australia menuntut perlindungan secara legislatif terhadap para pengungkap fakta. Namun struktur legislatif, yang diperdebatkan banyak pihak, bisa dimanipulasi atau digunakan sebagai alat untuk “mengawasi kerusakan” yang lebih jauh. Secara singkat, para pengungkap fakta hanya akan bisa mendapatkan “perlindungan” jika ia bisa mempertahankan kerahasiaan dari informasi yang ia punya pada pihak yang berwenang menerima bukti dari para pengungkap fakta itu. Undang-undang perlindungan terhadap para pengungkap fakta sangat dinanti sebagai salah satu sumbangsih dari dekade 1990-an pada praktik etis dalam institusi swasta dan publik. Pelaksanaan yang efektif dari peraturan perundang-undangan dalam berbagai bentuk (terkadang tidak efisien juga) akan menjadi topik analisis akademik dan kritik selama beberapa tahun ke depan. Namun, seperti yang telah kita lihat dalam korupsi di kepolisian, struktur pertanggungjawaban dapat menjadi bagian dari pola pengelabuan yang melembaga, atau apa yang digambarkan oleh Jim Leggate, seorang pegawai pada Departemen Pertambangan Queensland, sebagai “penangkapan yang wajib” – penangkapan dari para badan tersebut berarti menegakkan peraturan dengan maksud tertentu yang bertujuan untuk diingkari. Mereka yang terlibat secara langsung dengan administrasi dari undang- undang perlindungan para pengungkap fakta memiliki tantangan ke depan untuk memastikan bahwa perlindungan bagi para pengungkap fakta dan pengungkapan penyelewengan atau ketidaktepatan administrasi bisa tercapai. Jika mereka masih mendapatkan masalah dalam mencapai tujuan itu karena tekanan eksternal maupun internal, mereka bisa melakukan apa yang dilakukan oleh sebagian besar para pengungkap fakta itu: menghubungi media, sembari bertanggung-jawab secara penuh atas segala risiko dan konsekuensi karena telah “go public”. Menurut McMillan, garisan takdir para pengungkap fakta di Amerika Serikat menunjukkan konsekuensi pribadi yang menyedihkan bagi mereka yang menjalankan tugasnya sebagai warga negara. Dari hasil penelitian sebuah kelompok yang terdiri dari 233 orang pengungkap fakta di Amerika Serikat (hingga tahun 1990), 90% kehilangan pekerjaaan atau diturunkan pangkatnya; 27% dituntut secara hukum; 26% mendapat rujukan psikiater atau medis; 25% menjadi pecandu alkohol; 17% kehilangan rumah mereka; 15% diceraikan secara sepihak; 10% melakukan tindakan bunuh diri dan 8% bangkrut. Pertanyaan mengenai kemungkinan mendapatkan pekerjaan kembali di masa depan setelah melakukan tindakan pengungkapan fakta adalah masalah penting setelah fenomena pengungkapan fakta diangkat ke permukaan. Tetap saja sulit, jika mungkin, bagi sebuah organisasi untuk mengembalikan status sang pengungkap fakta ke statusnya yang dulu atau bahkan lebih tinggi. Dr. Robert Savory, yang melawan anak perusahaan tambang mangan BHP di Groote Eylandt tidak dipuji oleh perusahaan setelah peringatannya akan adanya kebocoran bahan bakar yang besar diselesaikan. Usaha- usahanya akhirnya hanya membuahkan pengakuan yang setengah hati. Savory diselamatkan dari ketidakberdayaan dan pengangguran oleh departemen pemerintahan dalam yurisdiksi yang lain setelah pemaparan media akan keadaannya yang menyedihkan. Seperti yang ia katakan, sulit untuk mendapatkan pekerjaan setelah dipecat oleh perusahaan terbesar di Australia. Tim Visscher, Kelasi Kelas Dua dalam jajaran pimpinan Griffin Venture, masih bekerja untuk BHP Petroleum namun dengan posisi buangan. Sepertinya perusahaan tidak tahu harus berbuat apa terhadapnya, walaupun, sekali lagi, telah ada pengakuan terhadap kekhawatirannya akan keselamatan. Masih tetap diragukan jika Bill Bolitho, mantan pimpinan ANL, akan ditawari lagi posisi di pemerintahan setelah secara publik ia membeberkan rusaknya nilai dalam jalur pelayaran nasional oleh ketidakmampuan politis dan birokratis. Mungkin dia tidak menginginkannya... tapi apakah akan ada tawaran dari pemerintah? John McLennan, sang pengungkap fakta surat-surat Westpac, tetap menerima panggilan untuk menjadi konsultan bagi para nasabah yang bermasalah. Pengalaman dan kualifikasinya melengkapi dirinya untuk kembali bekerja dalam sistem perbankan, namun secara pasti ia tidak akan diminta. Helen James, seorang pegawai senior dalam Pengawas Penerbangan Sipil, kembali pada pekerjaan akademis setelah ia memaparkan mentalitas yang cenderung mengelabui dan mengacaukan pengawasan pada diri seorang regulator yang tugas utamanya adalah untuk menjaga keselamatan masyarakat yang bepergian. Setelah pengasingan internal, tindakan akhirnya adalah melakukan hal yang tidak pernah terpikirkan oleh perusahaan – go public. Alih-alih dianggap sebagai pelindung keselamatan publik, ia secara hukum dianggap tidak setia dan, selain karena intervensi politik setelah publisitas, penghargaan atas hasil kerjanya mungkin akan direnggut juga. Prospeknya untuk kembali pada peran operasional kini tergantung pada penilaian majikan yang tercerahkan. Alwyn Johnson, seorang bankir senior di Tasmania, telah membayar harga yang mahal karena telah memberi peringatan kepala-kepala politik negara bagian itu atas tindakan bank yang tidak terkendali. Ia tidak bisa kembali lagi ke bidang keahliannya – sebuah tragedi personal dan industri, ketika seseorang menganggap penilaian yang bijaksana harus dimiliki terlebih dulu oleh para pemimpin perbankan, para ahli keuangan dan pemerintah. Jim Leggate akhirnya terpaksa menerima pekerjaan di luar pertambangan, di mana ia dianggap sebagai duri dalam birokrasi yang menolak untuk menegakkan peraturannya sendiri. Pengalaman Leggate menunjukkan tindakan penghinaan yang dapat dilakukan oleh rejim yang berwenang terhadap peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Parlemen. Hanya Parlemen yang bisa melawan tindakan penghinaan itu, namun para anggotanya menolak untuk menegakkan peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan atau untuk mengubahnya, dan justru memilih kepastian yang retorik belaka. Elizabeth O”Brien menjadi seorang aktivis perkotaan ketika ia menyadari bahwa pihak-pihak yang berwenang yang seharusnya memperhatikan kesehatan masyarakat tidak melakukan kewajiban mereka. Sementara anak-anak di Australia berada dalam ancaman bahaya kerusakan kecerdasan karena pencemaran timbal, ia mulai mengatur, mempengaruhi atau melawan pihak yang berwenang yang memiliki akses untuk semua informasi ilmiah yang ada. Tindakan pengungkapan fakta yang dilakukannya berhadapan dengan tanggapan-tanggapan yang melecehkan mengenai reaksi emosional yang terkait dengan anaknya sendiri dan tuduhan ketidakpeduliannya secara ekonomi. Ia jarang diminta untuk berbicara di depan badan-badan industri untuk memberikan masukan- masukan yang sangat berguna mengenai dampak-dampak kesehatan dari pencemaran timbal. Dr. Phil Nitschke, seorang dokter muda pemberontak, hanya ingin menegaskan bahwa kesiapsiagaan nuklir harus dilakukan dengan serius. Kekerasan hati dan aktivismenya memecah masyarakat, menghasilkan serangan-serangan pribadi pada karakternya dan yang lebih serius lagi, konsekuensi yang harus ia tanggung. Pada akhirnya, ia harus meninggalkan rumah sakit tempat ia bekerja. Jika menjadi bagian dari sebuah kelompok mengharuskan kita untuk diam saja dan mengerjakan apa yang diperintahkan, selain dari ikut serta secara aktif dalam usaha kelompok itu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi, tidak akan ada ruang dalam kelompok semacam itu bagi Nitschke. Phil Vardy mengalami jalan hidup yang juga dialami oleh sebagian besar “pengungkap fakta” – kehilangan pekerjaan yang ia cintai dan hancur dalam tekanan pribadi sebagai sebuah konsekuensi akan tindakan-tindakan moral yang ia lakukan karena rasa tanggung jawab yang ada. Meskipun ia kemudian dibebaskan dari segala tuduhan melalui sebuah proses pemaparan dan penyelidikan yang tidak menyenangkan yang berlangsung selama bertahun-tahun, tidak akan ada yang dapat mengembalikan idealisme yang hilang, kepercayaan dan harapan pada penelitian ilmiah untuk mencari kebenaran. Semua orang menderita. Para pengungkap fakta ini jarang bisa bertahan dalam organisasi mereka sendiri. Benturan budaya yang dihasilkan oleh tindakan-tindakan mereka menghasilkan luka yang dalam. Pihak yang berwenang dalam organisasi itu sepertinya tidak tahan ditanyai. Para pemimpin organisasi yang menuntut kesetiaan, sering kali merancukan tindakan para pengungkap fakta ini dengan mempertanyakan masalah kepatuhan pribadi ketimbang kesetiaan kepada maksud-maksud yang dinyatakan dan tujuan-tujuan dari organisasi. Pemaparan ketidakmampuan, kesalahan administrasi atau korupsi yang dilekatkan pada para pengungkap fakta tersebut dapat mengakibatkan hancurnya karier – para manajer atau pengawas bisa dijatuhi sanksi kedisiplinan, dipindahkan atau bahkan dipecat. Namun, sepertinya tetap tidak akan ada masa depan dalam pekerjaan mereka bagi para pengungkap fakta yang telah melakukan apa yang benar dan tepat dalam memberikan peringatan bagi organisasi (jika akhirnya perlu “go public”), bagaimanapun memalukannya hal tersebut bagi organisasi itu. Hal ini kemudian juga membawa penulis pada organisasinya sendiri, Perusahaan Penyiaran Australia. John Millard, yang dulunya seorang reporter The Investigators, sebuah program televisi mengenai hubungan dengan konsumen, memaparkan pada publik di tahun 1994 akan kekhawatirannya mengenai pemberian sponsor yang dicurigai dilakukan secara diam-diam dalam beberapa program televisi ABC, di mana hal itu bertentangan dengan peraturan dari Akta ABC dan kebijakan editorial Dewan Direksi ABC. Program-program itu termasuk siaran “infotainment” yang terkenal seperti The Homeshow dan EveryBody yang disiarkan di stasiun TV ABC di awal tahun 1990-an. Milliard akhirnya dibebaskan dari semua tuduhan melalui sebuah penyelidikan mandiri (yang dilakukan oleh Mr George Palmer QC) yang menemukan bahwa terdapat perbedaan-perbedaan yang tidak dapat diselesaikan lagi antara apa yang disebut sebagai panduan produksi bersama ABC dan harapan dari badan-badan di luar organisasi itu yang mendanai produksi-produksi tersebut. Ketika The Investigators dihentikan masa tayangnya oleh manajemen stasiun TV ABC pada akhir tahun 1995, Millard mendapati tidak ada tempat lagi baginya untuk melanjutkan kariernya di stasiun TV ABC. Kenyataan yang ada adalah bahwa ia tidak bekerja lagi dengan program The Investigators dan ia sedang menunggu penugasan selanjutnya pada program fitur yang lain. Manajemen ABC menyatakan bahwa Milliard telah setuju untuk kembali ke The Investigators sebelum pengumuman penghentian masa tayang acara itu. Millard dihadapkan pada kemungkinan akan dipojokkan dan sebuah masa depan yang tidak jelas karena status yang tidak ia minta, sebagai pengungkap fakta. Manajemen telah membuat komitmen untuk melakukan tindakan-tindakan yang tulus untuk merelokasikan staf yang lain dalam program-program yang lain, tapi sepertinya tidak ada program lain yang menginginkan John Millard. Seorang staf yang setia yang juga seorang pendukungnya dalam serikat, direktur pelaksana ABC, Brian Johns, membentuk sebuah penyelidikan yang dilakukan oleh seorang pengacara industrial (Mr Philip Coleman) untuk memeriksa tuduhan Millard dan serikat pekerjanya yang menyatakan bahwa perlakuan yang dilakukan oleh ABC memuncak pada sebuah kegiatan pelecehan. Saat itu, Radio ABC memberikan pekerjaan untuk Millard. Pada bulan Juli 1996, Colemand mendapati bahwa Millard telah dilecehkan karena kegiatan pengungkapan fakta yang ia lakukan. Kata-kata Coleman memulihkan status Millard sebagai seorang wartawan yang profesional dan kredibel setelah sebelumnya dianggap sebagai orang yang “gila”, dengan “pikiran yang kacau” dan “sulit untuk diajak bekerja sama” dalam sebuah kampanye diam-diam mengenai pencemaran nama baik yang belum bisa dibuktikan kebenarannya.

Sepertinya bagi saya hal ini luar biasa, dengan melihat pengalaman Tn. Millard selama sepuluh tahun sebagai reporter dan produser televisi dengan catatan kepegawaian yang tidak bernoda, seorang manefistis yang berdedikasi pada penyiaran publik dan seorang pegawai ABC dengan karier yang sukses, memenangkan berbagai penghargaan dan memiliki antusiasme dan kesenangannya pada pekerjaan yang sangat jarang ditemukan, bahwa manajemen ABC memutuskan untuk tidak memperbarui kontraknya untuk tahun 1996. Setelah mempertimbangkan dengan hati-hati semua bukti yang terkait, saya telah sampai pada kesimpulan bahwa kegiatan Tn. Millard sehubungan dengan dipenuhinya kebijakan-kebijakan editorial ABC telah memberikan dampak pada keputusan ABC untuk tidak melanjutkan status kepegawaian Tn. Millard di stasiun TV ABC.

Brian Johns menawari John Millard pekerjaan di stasiun TV ABC, namun, sesuai dengan saran hukum, untuk tidak mengambil tindakan-tindakan disipliner terhadap para manajer yang namanya disebutkan dalam laporan Coleman. Dari keterlibatan secara aktif dalam mendukung John Millard di dalam organisasi saya sendiri, sangatlah mengganggu bagi saya bahwa semua pemulihan nama baik para pengungkap fakta tidak didampingi oleh pertanggungjawaban yang diperlukan. Hal ini merupakan pengungkapan yang paling berharga bagi sebuah organisasi yang sering kali menggunakan para pengungkap fakta dalam siaran-siaran terkininya dan program dokumenter untuk mengungkapkan praktik-praktik yang salah, ketidakmampuan atau korupsi di organisasi-organisasi lain dan menghasilkan kuliah-kuliah mengenai pelaksanaan terbaik dalam sumber daya manusia, non-diskriminasi dan kesempatan kepegawaian yang setara. Badan penyiaran nasional itu masih harus menjalani jalan yang panjang. Seperti yang dikatakan oleh seorang anggota Dewan Direksi ABC: “Cintailah para pengungkap fakta.” Pada bulan Desember 1996, Dewan Direksi ABC menyetujui pengungkapan yang mengacu pada kepentingan umum yang sama sekali baru dan prosedur penggantian kerugian bagi semua stafnya sebagai konsekuensi langsung atas kasus John Millard.

Psikodinamika dari Pengungkapan Fakta

PARA PENGUNGKAP FAKTA berjalan melalui nerakanya sendiri. Sering kali hal itu diciptakan sendiri, sebagai balasan dari tindakan-tindakan pro-aktif. Pasangan sang penulis, Elizabeth, seorang psikiater, telah menyumbangkan pengamatan-pengamatan pada aspek-aspek psikologis dari pengungkapan fakta dari sejarah-sejarah kasus yang ada dalam buku ini.

Ada beberapa faktor umum dalam sejumlah kasus pengungkap fakta yang ada di sini. Sebagian besar datang dari keluarga atau tumbuh dalam sebuah lingkungan dengan rasa moral sejati yang tinggi dalam menentukan yang baik dan yang buruk. Mungkin dengan latar belakang religius maupun sekular. Terlihat dengan jelas kemungkinan telah diturunkannya nilai-nilai itu pada para individual berupa standard perilaku atau etik. Juga ada beberapa pengalaman di masa kanak-kanak seperti seringnya berpindah-pindah, berganti banyak sekolah dan kelompok ras, yang membuat mereka menjadi semakin bergantung pada diri sendiri dan tidak terlalu bergantung pada kelompok teman terdekat untuk mendapatkan rasa identitas personal. Seperti halnya dengan faktor-faktor di masa kanak-kanak, di beberapa kasus juga ada pengalaman-pengalaman setelah dewasa di mana mereka melawan figur yang berwenang di satu masa dan mendapati mereka diperlakukan dengan rasa penghormatan yang lebih. Hal ini memiliki kecenderungan untuk mempererat rasa integritas dan kefektifan pribadi. Dan sangat mengejutkan bagaimana efektifnya orang-orang itu sebelum krisis. Ketika mereka harus dihadapkan dengan krisis, perpaduan dari pengalaman-pengalaman hidup ini sepertinya telah membawa mereka pada apa yang mereka anggap sebagai tindakan-tindakan yang benar. Dari beberapa kejadian ini mereka tidak mendapat dukungan namun justru mendapatkan kekejaman dan pencemaran nama baik. Dalam berusaha membela diri mereka dari apa yang dianggap sebagai serangan-serangan pribadi dan pertanyaan atau tantangan akan integritas mereka, mereka harus membuat pembenaran dari kekhawatiran-kekhawatiran mereka. Ketika hal itu terjadi sebuah perpaduan dari ketidakpercayaan dan kemarahan menghasilkan sebuah respon berupa kepanjangan akal daya, kepedulian dan perhatian penuh akan posisi mereka sendiri. Kemudian mereka mencoba menebus masalah itu dengan tepat. Karena mereka terus mendapatkan perlawanan dan usaha-usaha untuk menutup- nutupi mereka seperti berusaha melawan rasa marah, ketidakberdayaan dan ketidakpercayaan. Ketika orang yang kurang bergantung pada diri sendiri cenderung mundur, kekejaman dan pencemaran nama baik itu justru memperkuat perlawanan mereka. Namun di sebagian besar kasus, semakin terlihat bahwa para individual tidak bisa mencurahkan seluruh energi pada bagian itu dalam hidup mereka tanpa mengambil dari aspek yang lain. Kemudian Anda akan melihat kehancuran dalam hubungan-hubungan mereka, dampak negatif dan yang merusak pada kestabilan emosi dan kepercayaan diri mereka. Semakin besar yang mereka keluarkan, maka semakin banyak mereka merugi, secara psikologi, secara profesional dan secara finansial. Di situlah ketika mereka terlihat menjadi lebih fanatik atau terobsesi sehingga secara signifikan seperti menciutkan pandangan mereka. Namun, mereka tidak bisa menyerahkan tugas itu atau mereka akan kehilangan harga diri mereka. Ketika seseorang mendapatkan perasaan telah dibersihkan oleh penemuan, penelitian atau laporan, hal itu tidak bisa mengganti nilai harga diri yang telah mereka korbankan. Mereka justru tertraumatisasi oleh pengalaman tersebut. Pengakuan masyarakat akan harga psikologis dari tindakan mereka begitu juga dengan pengakuan finansial, sosial atau yang berhubungan dengan pekerjaan mereka, perlindungan legislatif dan dukungan dari para pendukung fakta yang lain, bisa membantu mereka mengatasi trauma. Trauma yang timbul dari pengungkapan fakta datang dari serangan terhadap harga diri mereka, identitas diri atau keberadaan diri mereka. Pihak yang berwenang yang menyerang mereka sepertinya melakukan semua itu dengan cara yang sangat pribadi. Ada beberapa tuduhan akan ketidakstabilan emosional, penyakit mental, pemabuk atau tindakan- tindakan obsesif. Mereka bisa dijebak, dilecehkan, dihina, diintimidasi dan dipaksa. Tidak ada yang menghalangi usaha untuk melecehkan atau menghancurkan para pengungkap fakta. Itulah mengapa hal tersebut sangatlah merusak secara personal dan secara emosional. Meskipun mereka telah tumbuh dengan rasa keberadaan diri, tidak bergantung pada persetujuan orang lain dan mengatasi ketidakcocokan yang muncul dalam kehidupan mereka, intensitas dari serangan atas diri mereka bisa memiliki dampak jangka panjang. Pengalaman itu bisa memperkuat mereka dan menjadikan mereka semakin mandiri. Namun, kita lihat bahwa hanya sedikit yang bisa lari tanpa adanya luka-luka emosional.

Perlindungan bagi Para Pengungkap Fakta: Masa-Masa Awal

DALAM sebuah analisis kritis mengenai peraturan perundang-undangan tentang perlindungan para pengungkap fakta, William de Maria, seorang dosen di University of Queensland dan pendiri Kelompok Aksi Pengungkap Fakta (The Whistleblower Action Group) menulis dalam The Alternative Journal (Vol 20, No 6, Desember 1995), bahwa perlindungan bagi para pengungkap fakta yang datang ke media merupakan “daerah haram” bagi para pembuat kebijakan di Australia dan Selandia Baru.

Hanya undang-undang dasar di NSW yang memberikan perlindungan bagi pengungkap fakta di media dan perlindungan itu sangat tergantung pada kondisi yang ada, sehingga keefektifannya harus terus diawasi.

De Maria beranggapan bahwa media sering kali merupakan pelabuhan terakhir bagi para pengungkap fakta. Dengan seijinnya, analisisnya terhadap keengganan pemerintah untuk melindungi pengungkap fakta di media ditulis ulang di sini.

Pengungkapan kepada publik sering kali menjadi alat pendesak bagi pemerintah agar mereka bertindak demi kepentingan umum. Fanny K (nama disamarkan), seorang pengungkap fakta dari Queensland, memberikan contoh yang bagus mengenai hal ini. Sebagai seorang pekerja di Basil Stafford Center, sebuah fasilitas milik pemerintah untuk orang-orang yang cacat kecerdasannya, ia menyatakan telah menyaksikan berbagai tindakan pelecehan terhadap pasien. Ia pergi ke berbagai jaringan resmi sejak tahun 1986 hingga November 1990, mencari tindakan dari pihak berwenang untuk menghentikan tindakan pelecehan, pelukaan dan penghilangan nyawa yang terjadi di pusat rehabilitasi cacat tersebut. Tidak ada yang memperhatikannya dan ia menjadi korban ancaman dan pelecehan, termasuk pengrusakan rem di mobilnya. Ia akhirnya pergi ke program Hinch di TV dan acara bincang-bincang di radio Hayden Sergeant di Brisbane. Tekanan dari media mendatangkan minat dari pemerintah dan menunjuk Komisi Peradilan Pidana atas kasus itu: sebuah penyelidikan publik kini merupakan jalan satu-satunya. Pemerintah kemudian memasang mode pengendalian kerusakan tak lama setelah penyelidikan dimulai dan secara paksa menutup pusat rehabilitasi cacat tersebut. Kasus ini juga membawa pemerintahan Queensland, yang menyadari kesalahannya, memasukkan pengaturan mengenai hal itu ke dalam Undang-undang Perlindungan Para Pengungkap Fakta Tahun 1994 (Qld), yang rancangannya belum pernah ada sebelumnya atau merupakan bagian dari proses konsultatif legislatif. “Klausul Fanny K”, seperti yang disebutkan oleh Kelompok Aksi Para Pengungkap Fakta Queensland, memperbolehkan siapa saja untuk mengungkapkan bahaya yang khusus dan spesifik atas kesehatan dan keselamatan seseorang yang memiliki keterbatasan. Tanpa ketabahan dari Fanny K dan media yang responsif, klausul ini tidak akan pernah diikutsertakan. Pemerintahan Goss mengutip hal ini dan peraturan yang serupa, sebagai suatu penawaran perlindungan yang cukup bagi para pengungkap fakta untuk berhubungan dengan media tanpa jaminan, namun yang menarik untuk dicatat adalah, pengajuan untuk melarang para pengungkap fakta CJC menghubungi media sudah terpikirkan sebelum diusulkannya Undang-Undang Perlindungan Para Pengungkap Fakta Tahun 1994, namun ditolak karena dianggap terlalu kontroversial. Argumen yang selalu dilemparkan oleh pemerintah yang berlawanan dengan perlindungan pengungkap fakta adalah risiko kerusakan terhadap reputasi yang tidak bersalah oleh cerita-cerita media yang belum ada buktinya. Meskipun tidak diragukan, argumen ini memiliki banyak nilai lebih. Masalah utama bagi pemerintah akan pengungkapan melalui media adalah para pengungkap fakta itu “lepas kendali”. Lepas dari semua tata laksana badan yang ketat, hati-hati, panjang dan semi-rahasia, pengungkap fakta yang jengkel menghubungi media dengan cerita yang pada dasarnya patut menjadi berita – meskipun hal ini tidak berarti bahwa mereka selalu diikuti oleh media. Hubungan media dengan pengungkap fakta sebetulnya tidak pernah diteliti dan sepertinya selalu saja berbeda tiap kali seorang pengungkap fakta menghubungi media. Konflik antara sensasionalisme dan jurnalisme investigatif; liputan singkat dan pelaporan berkelanjutan; dan cerita yang berfokus pada korban melawan cerita yang berfokus pada sistem yang tenggelam dari permukaan, biasanya di luar pengamatan para pengungkap fakta. Konflik-konflik semacam itu dipecah oleh manajemen media terhadap kepentingan publik lebih sering dari yang diperkirakan. Media yang bebas secara sengit, mengungkapkan kesalahan apa pun yang ditemukan, merupakan sebuah mitos yang kita dan para pengungkap fakta itu percaya sejalan dengan mitos pertanggungjawaban dan integritas dalam pemerintah. Melarang kasus-kasus yang spektakuler, seperti kasus Fanny K, pemerintah tidak perlu terlalu khawatir dengan media, yang lebih sering disebabkan oleh kekhawatiran pada masalah ekonomi: akankah konsumen media yang konservatif dan berjumlah banyak itu “percaya” dengan cerita pengungkap fakta, dan karenanya membeli surat kabar atau barang di berita elektronik?

Analisis De maria menusuk hingga ke jantung badan legislatif dan media yang terkait dengan pengungkapan fakta. Tidak seorang pun dapat bergantung sepenuhnya pada perlindungan legislatif ataupun solidaritas media terkait dengan masalah mereka. Proses pengungkapan fakta sangat ditakuti karena bahayanya. Mereka yang melakukannya harus sangat sadar akan semua konsekuensinya. Dari sejarah kasus dalam buku ini, sangatlah jelas bahwa mereka yang merupakan pengungkap fakta yang sejati, yang telah bertahan terhadap tekanan-tekanan pribadi dan telah dibebaskan, walaupun harus berlumuran “darah” sebagai akibat dari intimidasi atau pelecehan, telah menyiapkan diri mereka untuk kehebohan itu. Apa yang sangat mengagumkan bagi penulis dari cerita-cerita mereka adalah kecerdasan, kerja keras dan taktik yang mereka miliki. Sangat sulit menjadi seorang pengungkap fakta. Terobsesi akan sesuatu bisa menolong jika hal itu membawa keteguhan untuk menang, untuk memperhatikan semua rincian dalam mencari jejak barang bukti. Namun, terobsesi sampai pada titik paranoid atau ketidaksadaran akan menghilangkan atau menghancurkan kasus pengungkap fakta. Pihak yang berwenang akan selalu mencoba jalur yang memiliki tingkat ketegangan terkecil ketika berhadapan dengan seorang pengungkap fakta. Jika kepastian sunyi itu tidak berhasil, penundaan, kebingungan atau keacuhan terhadap masalah itu akan mengikutinya. Jika masalah itu tidak selesai dan para pengungkap fakta itu bertahan, penolakan dan rekriminasi bisa terjadi. Jika hal itu tidak membuat para pengungkap fakta menghentikan apa yang kini menjadi pertentangan, tekanan-tekanan langsung bisa menjadi langkah selanjutnya. Australia sangat beruntung memiliki kesadaran publik yang besar dalam demokasi ini, bahwa pembalasan sering kali hanya terbatas pada penyangkalan kepegawaian yang sangat berarti bagi sang pengungkap fakta – baik melalui pemecatan yang sangat jelas maupun pelecehan sampai pada titik pengunduran diri. Di beberapa negara lain, orang- orang yang tidak setia dan tidak sependapat akan diperlakukan dengan metode-metode yang jauh lebih kasar hingga tindakan intimidasi atau bahkan pembunuhan. Dalam metode yang lebih halus yang terlihat di sini, ada proses yang dirancang untuk “membungkam” para pengungkap fakta. Ia dapat dicap “gila”, “terobsesi” atau seorang “fanatik”. Bagi orang biasa, hal ini lah yang dinilai sebagai masalah. Pengungkap fakta sering kali membahayakan dukungan yang potensial dengan memarahi para orang yang tidak terlibat, menariknya pada rasa moralitas dalam diri mereka atau kesadaran diri atau rasa bersalah sampai pada penghinaan diri mereka sendiri. Jika hal ini terjadi, maka para pendukung yang potensial bisa lari. Apa yang sangat diperlukan tentunya adalah gambaran faktual mengenai masalah yang sedang dipertaruhkan dengan cara yang tidak mengancam. Begitu diberikan fakta-fakta yang ada, kebanyakan orang dengan rasa kemanusiaan dan kesadaran diri bersiap untuk menyenangkan diri mereka sendiri akan keadaan dan kemudian cukup senang dengan memberikan dukungan praktis dan moral. Para pengungkap fakta dengan perasaan yang merasa benar sendiri, dapat dengan segera menerima dukungan dalam bentuk apa pun bagi mereka dengan berperan sebagai martir. “Impian” mereka menjadi martir dengan cepat dapat disadari. Namun, hal itu merupakan isolasi diri yang tidak bahagia, pahit dan sangat menghancurkan jiwa, yang langsung mengikuti obsesi para pengungkap fakta akan keadaannya yang tidak masuk akal. Teman- teman, para istri dan suami, anak-anak dan para pendukung yang tulus ditempatkan dalam neraka karena dukungan mereka pada para pengungkap fakta yang ditelan oleh rasa keadilan dari kebenaran. Apa yang dibutuhkan sebenarnya adalah dukungan mendasar yang meluas dan penilaian objektif yang dilakukan oleh keluarga, para teman, pendukung dan kritik-kritik membangun untuk merencanakan taktik dan strategi. Orang yang mendapati dirinya berada dalam situasi di mana mereka merasa berkewajiban untuk mengungkapkan fakta, kini telah memiliki sebuah sistem yang siap pakai di Australia. Sistem itu tidak melalui mekanisme perundang-undangan yang dilakukan oleh berbagai parlemen di Australia. Kesatuan Pengungkap Fakta Australia (Whistleblowers Australia Incorporated) berjalan dengan filosofi Edmund Burke: “Yang dibutuhkan oleh kejahatan untuk terus berjaya hanyalah orang-orang dengan niat baik yang tidak melakukan apa pun”. Asosiasi bersifat suka rela ini telah berjalan selama beberapa tahun dan beranggotakan begitu banyak warga Australia yang telah mengungkapkan fakta dan menanggung konsekuensinya. Semua Kejaksaan Agung dan para petugasnya di Australia mengetahui keberadaan jaringan pendukung para pengungkap fakta itu. Berita jaringan dan tulisan-tulisan mereka setiap bulannya menambah masukan dalam debat mengenai akuntabilitas dan etika publik dari organisasi publik maupun privat di tahun sembilan puluhan. Apa pun yang Anda lakukan... buatlah catatan. Para pengungkap fakta dengan catatan yang terinci akan apa yang telah mereka alami merupakan orang-orang yang mungkin akan mendapatkan pemulihan nama baik, ketika badan lain memeriksa kebenaran dari apa yang mereka katakan. Kapan pun Anda merasa kredibilitas Anda dipertanyakan, sudah saatnya untuk mulai mencatat dan mengumpulkan catatan dokumen dari segala keterlibatan Anda, termasuk percakapan pribadi dan telepon. Jika kebenaran yang dipertaruhkan, maka Anda harus bisa membeberkan bahwa Anda memiliki bukti- bukti dalam bentuk tertulis, pikiran dan niat baik. Dalam beberapa kasus, para pengungkap fakta memiliki dokumen-dokumen yang mereka curi karena mengetahui bahwa dokumen-dokumen itu bersifat sensitif dalam mengungkapkan kebenaran dari tuntutan mereka. Hal ini bisa dikatakan tidak sesuai dengan hukum. Bagaimana pun juga, dokumen-dokumen itu adalah milik organisasi. Mengambil dokumen-dokumen yang sensitif dengan mencurinya dari organisasi akan memberatkan dokumen itu. Ini merupakan penilaian moral dan taktik. Begitu banyak sumber diperlukan ketika kekhawatiran akan etika menentukan bahwa hasil tidak selalu dilihat dari caranya. Sejalan dengan meningkatnya kesadaran publik mengenai kewajiban moral untuk mengungkapkan fakta-fakta jika ada ketidakberesan, korupsi dan kesalahan administrasi di dalam organisasi, para hakim mungkin tidak akan lagi berpihak pada organisasi dan mentalitas “pengendalian kerusakan yang sejajar dengan pengelabuan”. Perilaku yang tidak etis, tidak bermoral dan bahkan mungkin melanggar hukum merupakan hal yang selalu ada di kehidupan sosial dan komersial sehari-hari. Masyarakat sering kali diselamatkan oleh mereka yang berada di dalam organisasi, yang tidak siap untuk bertindak tidak etis. Mereka yang mendapati diri mereka dalam keadaan-keadaan di mana mereka mengungkapkan fakta kebenaran, menunjukkan sebuah keberanian yang luar biasa dan kepemimpinan moral. Kebanyakan dari mereka tidak mengetahui konsekuensi yang mungkin terjadi pada saat itu, mereka tidak mengetahui risiko-risikonya, atau hanya bersikap masa bodo. Namun jika fakta-faktanya jelas, hanya sedikit yang menyadari bahwa taktik yang ekstrim bisa mengatasinya. Para pengungkap fakta memiliki tempat yang unik dalam kehidupan nasional kita. Namun jarang sekali mereka diundang ke Gedung Pemerintahan untuk minum teh bersama atau diberikan penghargaan atas keberanian yang telah mereka tunjukkan. Penghargaan keberanian biasanya hanya untuk keberanian fisik dalam menghadapi bahaya. Ini merupakan kriteria yang patut mendapatkan penghargaan. Namun, yang juga sangat penting adalah orang yang membuat sebuah organisasi menghadapi kemunafikannya sendiri atau korupsi atau ketidakbenaran administrasi. Kebenaran selalu membawa kejujuran dan reaksi yang sepadan. Namun, sepertinya keadaan tidak selalu demikian. Mereka yang memiliki keberanian untuk mengesampingkan kepentingan diri mereka sendiri, mengesampingkan penghinaan atau pemaparan yang menyakitkan tapi mungkin hanya sebentar, merupakan pembuat perubahan yang hebat. Mereka adalah orang-orang yang bisa membuat sebuah perbedaan. Tanpa mereka, masyarakat modern akan tenggelam dalam tekanan-tekanan pasar, kelayakan politik yang liar atau pengendalian kerusakan dari pengelabuan dan kebohongan lembaga dan institusional.

Kesatuan Pengungkap Fakta Australia PO Box M44 MARRICKVILLE SOUTH NSW 2204 Penipuan yang Terencana

“Kami masuk dalam keadaan-keadaan ini tanpa mengetahui harga akhir yang harus dibayar dan kami memperkirakan bahwa ini akan menjadi sebuah pertarungan di satu waktu dan bahwa rangkaian pertarungan itu akan pendek-pendek dan sukses. Tanpa bisa dielakkan lagi, hal ini merupakan rangkaian panjang dari pertarungan yang pahit, sialan dan tidak patut dimenangkan.” – Phil Vardy, Sydney, 1995.

TAHUN ITU ADALAH TAHUN 1977. Phil Vardy baru saja lulus dari universitas. Ia telah ditawari pekerjaan yang menarik sebagai pegawai peneliti di Yayasan 41. Ia sangat senang. Tawaran itu memberinya kesempatan untuk bekerja dengan seseorang yang sangat ia kagumi – Dr. William McBride. Tawaran itu juga merupakan kelegaan pribadi. Akhirnya ia memiliki karier. Ia memiliki prospek. Phil Vardy terikat di kursi roda sebagai akibat dari kecelakaan sepeda motor beberapa tahun sebelumnya. Pekerjaan ini adalah yang sangat ia idam-idamkan. Phil Vardy lahir di Murwillumbah di sebelah utara New South Wales pada tahun 1949. Ayahnya, Alan, bekerja di Angkatan Udara selama masa Perang Dunia Ke-II di Eropa dan Afrika Utara. Ibunya, Jean, dan Alan mengajarkan kepada Phillip muda sebuah pemikiran yang tegas mengenai kebenaran dari kesalahan. Setelah perang, keluarga itu sering kali berpindah-pindah karena pekerjaan Alan di Angkatan Udara. Mereka tinggal di fasilitas-fasilitas RAAF di Newcastle, Brisbane, Wagga, Ipswich, Elizabeth di Australia Selatan, Melbourne dan Brisbane lagi. Phil Vardy muda harus berkenalan dengan teman-teman baru di tujuh sekolah dasar yang berbeda dan tiga sekolah menengah selama masa sekolahnya. Ia mengaku bahwa ia tidak terlalu pintar di sekolah, mendapat nilai-nilai yang hanya rata-rata. Ia adalah seorang anak yang tenang, tidak suka kehidupan pesta, namun melalui ketekunan dan kerja keras ketimbang kepintaran alami, ia bisa meraih nilai matrikulasi yang baik. Ia adalah orang yang ulet, namun bukanlah seorang musisi yang baik dalam memainkan alat musik recorder, gitar dan akordion. Selama masa remajanya, Vardy telah menjadi anggota Pergerakan Pramuka, yang ia percayai merupakan pengaruh terbesar dalam rasa tanggung-jawabnya. Meskipun ia tidak terlalu religius, dia pergi ke gereja dan pada usia enam belas tahun ia diteguhkan imannya setelah mengikuti kelas-kelas katekisasi di Gereja Anglikan. Pada tahun di saat Rusia mengorbitkan Sputnik ke luar angkasa, Vardy memulai pendidikan tingkat lanjutannya yang lamban di University of Queensland, mengambil kurikulum pengetahuan alam. Di tahun 1970, ia bergabung dengan Kantor Meteorologi sebagai seorang pengamat cuaca magang. Pekerjaan ini memberinya kesempatan untuk berpertualang dan di tahun 1971, ia diterima untuk mengemban tugas selama dua belas bulan di Pangkalan Militer Australia Antarctic Davis. Saat itu, ia baru berusia dua puluh satu tahun. Tahun-tahun itu, katanya, merupakan tahun-tahun terbaik dalam hidupnya. Kembali ke universitas di tahun berikutnya, ia berusaha untuk menyelesaikan gelar sarjana ilmu pengetahuan alamnya. Pada tahun 1973, terjadi kecelakaan yang mematahkan tulang punggungnya. Ia baru saja menyelesaikan pertandingan squash yang luar biasa di universitas dan pada pukul 6 sore ia mengendarai sepeda motornya ke Union College di mana ia tinggal, ketika ia tidak bisa berbelok. Motor itu menabrak selokan dan Vardy terlempar ke pohon. Ia dibawa ke Rumah Sakit Royal Brisbane dengan menggunakan ambulans. Hasil pemeriksaan: kecelakaan itu telah membuatnya menjadi parapeglia, T7 total – urat syaraf tulang belakangnya terluka parah pada level tulang belakang tingkat tujuh. Ia menghabiskan waktu tujuh bulan di rumah sakit. Namun ia terpacu oleh kenyataan bahwa ia masih bisa melakukan banyak hal, meskipun ia telah terikat di kursi roda. Ia kembali ke universitas untuk menyelesaikan sekolahnya dan memberikan tutorial dalam bidang histologi, pekerjaan yang melibatkan mikroskop. Ketidakmampuannya memaksa Vardy untuk lebih memfokuskan diri dengan lebih serius ke sekolahnya, dan akhirnya berhasil meraih gelar Sarjana Ilmu Pengetahuan Alam dengan gelar lulusan terbaik. Setahun setelah kecelakaan, ia bertemu dengan seorang terapis, Gail Yost, dan mereka menikah setahun setelah itu. Pernikahan itu adalah sebuah acara yang penuh suka cita. Mengingat ia adalah lulusan terbaik, Phil melihat sebuah iklan yang dipasang oleh Fakultas Patologi, University of New South Wales tentang pekerjaan sebagai Pegawai Peneliti di Yayasan 41. Ia melamar dan terbang ke Sydney untuk diwawancarai. Lelaki yang pendiam dan cuek yang dilihatnya di panelis pewawancara adalah Dr. William McBride, “Saya pikir, wow... ini dia, Sang Thalidomide McBride...” Vardy mendapat pekerjaan itu dan ia dan Gail pun pindah ke sebuah flat di Randwick, Sydney. Kejadian membahagiakan berikutnya yang terjadi dalam kehidupan mereka adalah kehadiran seorang anak lelaki, Scott, yang kelahirannya dibantu oleh Dr. McBride.

Yayasan 41

YAYASAN 41 didirikan oleh Dr. McBride yang hebat pada tahun 1972. Piagam Yayasan 41 adalah untuk mempelajari empat puluh satu minggu pertama dalam kehidupan manusia mulai dari pembuahan. McBride sangat terkenal di seluruh dunia sebagai seorang ahli kebidanan ketika ia menaruh perhatian pada sebuah obat, thalidomide, yang menyebabkan cacat lahir yang sangat mengerikan di seluruh dunia pada awal tahun 1960- an. Sebagai hasil dari peringatannya yang tepat waktu, McBride dihormati dan dipuja. Reputasinya telah mencapai tingkat kepahlawanan tertinggi di Australia pada tahun 1970- an. Memanfaatkan ketenaran ini, McBride mendirikan Yayasan 41. Mengikuti jejak kesuksesannya dengan thalidomide, Dr. McBride sangat antusias untuk meneliti obat lain yang menyebabkan cacat lahir. Berbagai percobaan yang dilakukan di laboratorium pada Unit Pengembangan Biologi di Yayasan 41 terus berjalan hingga saat ini. Vardy ditugaskan untuk melakukan percobaan dengan berbagai substansi, termasuk pestisida 2,4,5-T. Namun setelah beberapa lama, ia menjadi sedikit khawatir dengan beberapa percobaan. Beberapa percobaan itu dirancang dengan sangat buruk dan tidak memiliki protokol yang memadai. Vardy mulai mempunyai keragu-raguan. Dia mulai berharap agar Dr. McBride menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengerjakan pekerjaan yang dia sangat kuasai, seperti kehumasan dan menjalankan Yayasan. Dia berharap agar McBride memberikan kewenangan penelitian pada ilmuwan yang profesional yang dipekerjakan oleh Yayasan 41. Di bawah pengamatan yang amat ketat, kehidupan pribadi McBride yang berkilau pun mulai meredup. Pada tahun 1980, McBride menyimpulkan bahwa obat untuk mual di pagi hari, Debendox atau Bendectin, mungkin bersifat teratogen (obat yang menyebabkan cacat lahir). McBride mempublikasikan ketakutannya itu. Pada bulan Februari 1980, ia memberikan kesaksian melawan obat itu di sebuah persidangan besar di Amerika Serikat. Pada bulan Agustus 1980, McBride memerintahkan Phil Vardy untuk melakukan serangkaian tes terhadap scopalomine, yang juga dikenal dengan nama hyoscine, obat yang berasal dari keluarga yang sama dengan bahan-bahan yang ada dalam Debendox. Vardy enggan melakukan percobaan itu. Dia baru saja akan memindahkan laboratorium dan telah berjanji akan memberikan sisa persediaan kelinci-kelinci untuk percobaan lain. “Namun Bill (panggilan akrab untuk Dr. William McBride, eds.) tidak menyerah; dia menginginkan agar percobaan itu tetap dilakukan. Kami melakukannya. Kami mendapatkan dua belas ekor kelinci. Enam dari mereka diberi suntikan hyoscine dan obat itu dimasukkan ke dalam minuman enam ekor kelinci yang lain. Tidak ada pengawasan sama sekali,” katanya. “Hasil dari percobaan intraperitonial itu sangat mengecewakan. Tiga ekor binatang terbukti tidak hamil. Dua ekor mati. Yang sisa hanya satu ekor. Hasil dari pemberian obat secara oral sedikit lebih menarik, bahwa salah satu dari enam ekor kelinci itu, No. 71, menghasilkan kotoran yang tidak terbentuk.” Hal ini merupakan hasil yang tidak terlalu mencolok dari percobaan yang dirancang dengan buruk dan Vardy pun dengan cepat melupakannya. Begitu ia menyerahkan kesimpulan dari hasil-hasil itu kepada McBride, Vardy dan asistennya, Jill French pun melanjutkan pekerjaan mereka kembali. Dua tahun kemudian, di bulan Juni 1982, sebuah bingkisan tiba di Yayasan 41, dialamatkan kepada McBride, Vardy dan French. Karena McBride sedang berada di luar negeri, Vardy membuka bingkisan itu dan menemukan salinan dari sebuah artikel yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Artikel itu menyebutkan namanya dan nama French sebagai rekan penulis. Artikel tersebut telah dipublikasikan tanpa seijin mereka di The Australian Journal of Biological Science. “Saat saya membacanya, sangatlah jelas bahwa ada hal-hal yang tidak beres dengan artikel itu. Hal-hal yang secara pribadi sangat mengecewakan saya adalah dua ekor binatang telah ditambahkan dan saya tidak mengetahuinya dan dosis yang diberikan ke binatang-binatang lain pun diubah.” Vardy meminta kepada sekretaris di Yayasan berkas-berkas yang merujuk pada artikel itu. Dia sangat terkejut saat membaca isi dari berkas-berkas itu. “Sangatlah jelas bahwa di tangan saya terdapat bukti-bukti dari pemalsuan ilmu pengetahuan.” Berkas yang dibaca oleh Vardy berisi perbedaan-perbedaan yang mencolok dari hasil percobaan. Melalui enam draf yang terpisah, makalah itu diubah sehingga akhirnya mengandung sedikit persamaan dengan percobaan yang sesungguhnya. McBride tidak hanya menambahkan dua ekor kelinci, namun dia juga mengikutsertakan pengawasan yang tidak pernah digunakan di percobaan sesungguhnya dan mengubah dosis obat sehingga sedikit mirip. McBride juga mengakui bahwa fetus dibelah-belah (dipotong untuk mempermudah pemeriksaan internal), meskipun pada kenyataannya Vardy menemukan fetus yang sama tersimpan utuh di dalam botol di ruang kerja McBride. Semua perubahan di draf dan hasil tersebut ditulis tangan oleh McBride. Perubahan- perubahan itu telah mengubah percobaan yang tidak jelas dan tidak berarti itu menjadi tuduhan yang menjatuhkan terhadap obat yang aman. (Debendox dinilai oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika sebagai salah satu obat teraman). Vardy sangat terkejut melihat apa yang ia temukan. “Merupakan kepahitan yang mengecewakan mengetahui bahwa Bill telah melakukan hal semacam itu. Ia telah kehilangan kewenangan moral dan kredibilitasnya.” Vardy kini menghadapi dilema yang dialami oleh semua pengungkap fakta. Haruskah ia melupakan apa yang telah ia lihat dan meneruskan saja pekerjaannya? Atau haruskah ia melawan? Ia sangat tertekan akan penemuannya untuk beberapa alasan. Sulit dipercaya bahwa Dr. William McBride, dengan reputasi internasional semacam itu, dapat merendahkan dirinya dengan melakukan hal seperti itu. Dengan menaruh nama Vardy di dalam artikel itu, McBride telah dengan sengaja memasukkannya ke dalam usaha penipuan. Di sisi lain, dengan membawa semua ini ke muka umum, Vardy mengambil risiko menghancurkan pekerjaan baik yang sudah dilakukan oleh Yayasan 41. Yang terancam adalah pekerjaannya sendiri dan usaha-usaha untuk menghidupi keluarganya. Yayasan 41 yang runtuh pun akan mengakibatkan rekan-rekan kerjanya yang lain di Yayasan akan kehilangan pekerjaan mereka. “Dan saya sangat takut jika Bill McBride menuntut saya. Saya harus melepaskan kesempatan mendapat gelar PhD dengan gaji penuh di bidang ilmu pengetahuan yang menarik, dan menggantinya dengan bidang alternatif yang tidak menarik sama sekali.” Setelah menimbang semua fakta yang ada, Vardy mencari bantuan hukum. Ketika McBride kembali dari luar negeri, Vardy menghadapkannya pada tuduhan penipuan. Dengan datar McBride menyangkal bahwa ia telah mengubah data. Ia mencoba membujuk Vardy bahwa pekerjaan yang mereka lakukan terhadap Debendox sangatlah penting. Pembicaraan itu pun berakhir dengan jalan buntu. Vardy kemudian menceritakan kekhawatirannya pada Professor Bob Walsh, anggota senior di Komite Penasihat Penelitian Yayasan (Research Advisory Committee, RAC). Walsh menyarankan kepada Vardy agar mencari pekerjaan lain. Namun, Vardy mendapatkan dukungan dari rekan-rekan kerjanya yang juga memiliki kekhawatiran mereka sendiri mengenai penelitian yang dilakukan di Yayasan. Para staf menulis surat kepada RAC meminta anggotanya untuk memperhatikan tuduhan penipuan itu kembali. Pada saat yang sama, Vardy kembali mencoba bicara dengan McBride, namun akhirnya ia merasa bahwa ia tidak memiliki pilihan lain selain meninggalkan Yayasan. Rekan kerja Vardy, Jill French, yang namanya juga muncul di artikel bermasalah itu juga mengundurkan diri dari Yayasan karena ketidaksukaannya pada artikel itu dan perlakuan yang ia terima selama ini. Butuh waktu setahun bagi Jill French untuk menemukan posisi lain. Namun sebelum Vardy pergi, RAC mengadakan pertemuan luar biasa untuk membahas tuduhan-tuduhan itu. Vardy tidak diberitahu sebelumnya mengenai pertemuan itu dan ia terlihat sangat tidak siap, dengan tidak adanya waktu untuk menyusun pikiran maupun dokumentasi yang diperlukan. Di sana ada tiga orang anggota yang hadir, termasuk ketua dari RAC, Dr. William McBride. Vardy menjelaskan pendapatnya. Ia menolak memberikan bukti yang ia miliki dan berkata: “Saya tidak ingin informasi ini hilang dan masalah ini disembunyikan.” Pertemuan itu juga mendengarkan pendapat dari staf lainnya, namun berakhir tanpa kesimpulan apa pun. Setelah mendapatkan bayaran cuti liburannya, Vardy keluar dari Yayasan 41 dan menjadi pengangguran. Apa yang disebut sebagai “restrukturisasi besar-besaran” terhadap para staf penelitian yang telah menulis surat kepada RAC adalah penghematan, meskipun keputusan itu dijungkirbalikkan setelah ada masalah industrial yang ada masuk ke dalam Komisi Industrial. Ketakutan terbesar Phil Vardy kemudian mulai disadari: kejadian yang disembunyikan akan tetap berada di sana sampai lima tahun ke depan. Komisi Penasihat Penelitian (RAC) meminta McBride untuk menulis surat kepada The Journal of Biological Sciences dan menarik artikel itu kembali. Namun yang dilakukan oleh McBride hanyalah menulis surat kepada editor untuk mencari tahu bagaimana menarik tabel yang terdapat di artikel itu. Tidak ada yang menanggapi hal ini. Vardy mendapatkan pekerjaan membedah jaringan tubuh manusia pada malam hari sebagai usahanya untuk menghidupi sang istri dan anaknya yang masih kecil. Pengalaman di Yayasan 41 telah membuatnya hancur. Akhirnya ia mengambil pekerjaan untuk mengajar di Tasmania. Istrinya membuka praktik patologi kemampuan berbicara di Sydney dan ia tidak bisa menemani sang suami di Tasmania, sehingga menambahkan beban di dalam kehidupan pernikahan mereka. Saat berada di Tasmania, Vardy menemukan bahwa McBride belum menarik artikel di jurnal tersebut. Pada kenyataannya, ia telah melakukan beberapa penelitian lagi dan menerbitkan catatan yang menguatkan pernyataan-pernyataannya di dalam makalah yang sebenarnya. Vardy dan French kemudian menulis surat kepada editor di Journal of Biological Science untuk menarik nama mereka dari artikel tersebut. Namun hal itu tidak juga menimbulkan reaksi apa pun. Jauh sebelum ini, seorang jurnalis, Bill Nicol, menghubungi Vardy untuk meminta bantuannya dalam penulisan sebuah buku mengenai McBride. Vardy setuju untuk diwawancarai, namun Nicol tidak bisa menemukan sebuah penerbit untuk menerbitkan bukunya saat itu. Sekali lagi, hal itu seperti sudah ditakdirkan untuk tidak berjalan sebagaimana mestinya. Pada tahun 1987, Vardy kembali ke Sydney. Saat itu ia didekati oleh Dr. Norman Swan, seorang jurnalis radio yang melakukan penelitian terhadap William McBride. Di balik semua kegagalan, Vardy setuju bicara kepada Swan meski pun ia sering kali ragu apakah ia sedang melakukan hal yang benar atau tidak. “Saat itu sangatlah sulit, sepertinya saya sedang memegang alat agar keadilan bisa ditegakkan dan orang lain ingin agar saya memainkan kartunya, memasukkan kunci ke dalam gemboknya, menaruh peluru dalam senjata agar saya bicara. Saya enggan terlibat dalam proses itu.” Swan mengudarakan hasil penemuannya di siaran Radio ABC, “Science Show”, yang fokus pada masalah yang lebih luas dari penipuan ilmu pengetahuan dan merinci tindakan Dr McBride dan Yayasan 41. Laporan itu disiarkan di Radio Nasional pada tanggal 12 Desember 1987. “Hari itu hari Sabtu. Gail dan saya sudah hidup terpisah, namun dia meminta saya untuk pulang dan menangani wartawan yang datang setelah siaran radio “Science Show” meledak. Dia tidak mau berada di sana tanpa tahu di mana saya berada. Lalu saya pulang ke rumah dan kami mendengarkannya bersama. Saya senang dan takut. Program itu sangat bagus. Saya tidak tahan untuk tidak tergerak dengan isi siaran itu. Saya sadar sudah sejauh mana Norman bertindak – dia sudah meneliti secara menyeluruh dan menyatukan bagian-bagian itu. Menarik untuk melihat masalah itu melalui kaca matanya, caranya melihat gambaran moral yang besar, di mana saya hanya bisa melihat sebagian kecil saja karena saya terikat dengan masalah itu.” Seketika itu juga, ada kegemparan yang spontan. Secara khusus, tuduhan-tuduhan yang disiarkan secara nasional itu disangkal oleh McBride dan Yayasan 41. Penyangkalan-penyangkalan itu diikuti oleh cercaan yang mengkhawatirkan dan siksaan pribadi, yang kebanyakan ditujukan pada Phil Vardy. Vardy merasa tersorot dan ketakutan. Dia sangat yakin bahwa McBride akan menuntutnya. Namun beberapa bulan kemudian, dengan inisiatifnya, Yayasan 41 menyetujui adanya penyelidikan independen terhadap tuduhan-tuduhan yang disiarkan dalam “Science Show”. Penyelidikan itu dipimpin oleh seorang figur yang tidak kalah hebat, Sir Harry Gibbs, mantan Ketua Pengadilan Tinggi Australia yang baru saja pensiun. Penyelidikan itu memakan waktu tiga bulan. Hasilnya: Dr. William McBride dinyatakan bersalah atas penipuan ilmu pengetahuan. Reaksi Phil Vardy menggambarkan suatu kelegaan, “Sangatlah mengembirakan ketika ada seorang juri yang netral yang menilai keadaan dan berada di pihak Anda.” McBride mengundurkan diri dari Yayasan 41, namun kembali lagi menjadi direktur setelah dewan pimpinan Yayasan disingkirkan setelah adanya pertikaian internal. Pada tahun 1989, Unit Keluhan Departemen Kesehatan New South Wales menggelar keseluruhan dari 15 tuntutan pada McBride. Sembilan tuntutan di antaranya berhubungan dengan perawatan McBride kepada beberapa pasiennya dan enam lainnya berhubungan dengan penelitiannya tentang Debendox. Dengar pendapat itu berlangsung selama 198 hari. Pengadilan Tinggi Medis yang mendengar tuntutan-tuntutan itu mengeluarkan keputusan akhirnya pada bulan Juli 1993. Dengan keunggulan tiga suara berbanding satu, ditemukan bahwa McBride telah secara sah dan meyakinkan terlibat dalam “penipuan yang terencana”. Pengadilan itu mencopot ijin praktik McBride. Dia dinyatakan tidak bersalah atas hampir semua tuntutan medis. Laporan Pengadilan itu menyatakan:

Karakter Dr. McBride mencerminkan karakter klasik yang tragis – seseorang yang terhormat di masyarakat yang memiliki jasa dan niat yang baik pada kesejahteraan umat manusia, yang membutuhkan penghormatan dan pengaguman, namun jatuh karena kesalahan fatal dalam karakternya.

Pengadilan juga menyatakan:

Tindakan-tindakannya menunjukkan tindakan-tindakan penipuan yang terencana dalam bidang penelitian medis dan menyiratkan kegagalan serius atau cacat pada karakternya, sebuah perilaku yang tidak jujur.

Dan akhirnya Vardy bisa merasakan pembenaran atas tindakannya dan bebas menentukan hidupnya lagi. Namun, apa harga yang harus dibayarkan? Sebagian besar dari ketakutannya yang terburuk sudah terjadi. Baik dia maupun rekan-rekan kerjanya kehilangan pekerjaan mereka. Pernikahannya hancur. Kepercayaannya pada seseorang yang sangat ia kagumi hancur. Ia telah kehilangan kesempatan menyelesaikan PhD dengan gaji penuh. Yayasan 41 terpaksa ditutup. Ilmu pengetahuan telah terseret masuk ke dalam kehinaan. Akankah ia melakukannya lagi, mengingat apa yang bisa terjadi pada mereka yang mengungkapkan fakta? “Melihat kembali pada pengalaman total itu, harga dan rentetan kejadiannya, pasti Anda akan berpikir ulang tentang apakah Anda akan mengambil langkah-langkah itu lagi dan menyebabkan beberapa rentetan kejadian. Karena secara pasti, setiap orang mempunyai harganya masing-masing dan Anda akan cenderung berpikir, baiklah mungkin ini tidak setimpal pada akhirnya. Itu yang saya rasakan sekarang. Namun, jika benar-benar dihadapkan dengan kasus penipuan ilmu pengetahuan lainnya, itu pertanyaan yang berbeda, dan jawabannya harus... ya.” Dr. Phil Vardy telah berhasil menata ulang hidupnya kembali. Ia menyelesaikan PhD-nya di Macquarie University. Ia memiliki pekerjaan baru dan kini bisa mengatakan bahwa kisah tentang McBride telah ia tinggalkan jauh di belakang. Ia mengatakan bahwa ia tidak pernah menyangka bahwa pergulatan itu akan berlangsung sedemikian lama dan sangat alot. Kini ia jauh lebih bijaksana. “Kejadian ini menghancurkan identitas dirimu. Sebuah identitas baru muncul dari trauma-trauma itu. Anda harus bersiap mengambil risiko... risiko yang sangat besar. Konsekuensi-konsekuensi yang tidak terelakkan sangatlah jelas – pernikahan yang gagal, kehilangan rumah, pengangguran dan juga rusaknya rasa percaya diri.” Kini dengan trauma yang ditinggalkannya, ada beberapa hal dalam hidupnya yang sangat penting, termasuk dengan bergabungnya ia dalam Sailability Australia, sebuah organisasi yang memfasilitasi kegiatan berlayar bagi mereka yang memiliki keterbatasan fisik. Namun pengalamannya di Yayasan 41 telah mengukir nama Phil Vardy sebagai seorang pengungkap fakta di Australia yang tak terlupakan. Keyakinan publik terhadap integritas penelitian ilmu pengetahuan sangat meningkat dengan keberanian pengungkap fakta yang satu ini. Kebebasan Berpendapat di Darwin

“Manusia harus dapat bicara tentang hal-hal yang penting dan di mana mereka bisa melihat hal yang salah sedang dilakukan” – Dr. Phil Nitschke

DR. PHIL NITSCHKE melaporkan pekerjaan di Rumah Sakit Royal Darwin. Hari itu tanggal 24 Maret 1993, dan dia tidak menyadari bahwa kejadian-kejadian yang akan terjadi di hadapannya akan mengubah hidupnya secara total dan membawanya pada pencemaran dirinya secara publik. Ia akan menjadi seorang pengungkap fakta, meskipun, sampai pada hari itu, ia belum pernah mendengar istilah itu sebelumnya. Nitschke telah menyelesaikan PhD-nya di bidang fisika sebelum ia memutuskan bahwa ilmu mengenai obat-obatan adalah keahliannya yang sesungguhnya. Ia berusia tiga puluhan saat ia mendapat gelar kedokteran, dan karena sebelumnya ia telah tinggal di Northern Territory, ia kembali lagi ke sana untuk melakukan kerja praktiknya di Royal Darwin. Karena latar belakang dan kepercayaan diri yang kuat, Nitschke bergabung dengan Asosiasi Medis untuk Pencegahan Perang (Medical Association for the Prevention of War) cabang Darwin dan juga menjadi sumber daya tentang keselamatan radiasi yang ditunjuk oleh rumah sakit. Kapal-kapal bertenaga nuklir terkadang berlabuh di Pelabuhan Darwin dan kota lain yang memperbolehkan kapal bertenaga nuklir untuk memasuki wilayah mereka, yang secara hukum harus memiliki rencana penyelamatan kecelakaan radiasi. Rumah sakit mengirim Nitschke ke konferensi mengenai penyakit akibat radiasi dan ke beberapa kursus pelatihan. Ia memberikan analisis yang rinci kepada rumah sakit tentang bagaimana protokol mereka yang kurang memadai tentang nuklir dapat ditingkatkan. Usulan-usulannya sebagian besar tidak diperhatikan, demikian juga usaha- usahanya untuk meningkatkan kesadaran staf lain tentang bahaya kecelakaan nuklir. Pada bulan Maret 1993, Nitschke telah bekerja penuh waktu sebagai seorang dokter jaga di rumah sakit selama empat tahun dan bergabung dalam Bagian Kecelakaan dan Keadaan Darurat. “Saat saya pergi kerja hari itu, saya sangat kaget melihat ada surat di papan yang mengundang para staf untuk mengikuti penjelasan singkat selama satu jam tentang manajemen kejadian-kejadian traumatik pada kontaminasi radiasi. Ternyata, USS Houston, yang merupakan kapal bertenaga nuklir, dijadwalkan berlabuh di pelabuhan sehari setelah itu. Saya adalah Kepala Bidang Keselamatan Radiasi di rumah sakit, namun tidak ada seorang pun yang menyebutkan mengenai pertemuan itu kepada saya. Ini adalah pertama kali saya mengetahui mengenai pertemuan itu dan saya sangat marah karena saya tahu bahwa rumah sakit ini belum memiliki Rencana Bencana Kecelakaan Nuklir yang sah dan mereka mencoba untuk lari dengan mengadakan sesi pertemuan singkat selama satu jam itu, yang sebetulnya juga tidak diwajibkan untuk dilakukan, kecuali bagi staf kecelakaan dan keadaan darurat. Acara itu diselenggarakan oleh kepala bidang kesehatan lingkungan wilayah dan yang mereka lakukan hanyalah memutar video yang dibuat di Amerika. Semua itu hanya isapan jempol belaka.”

Tolong Jelaskan

NITSCHKE sangat marah atas kejadian itu sampai akhirnya ia mengeluarkan sebuah lembar pernyataan kepada wartawan, mengkritisi kurangnya protokol dalam bentuk apa pun untuk menangani kecelakaan-kecelakaan nuklir. Pernyataan itu lalu dikeluarkan atas nama Asosiasi Medis untuk Pencegahan Perang. Media tahu bahwa mereka mendapatkan suatu berita hebat dan memberikan waktu pada Dr. Nitschke untuk mengudara. Reaksi dari Rumah Sakit Royal Darwin pun sangat cepat. Dalam waktu 24 jam, ia dipanggil ke kantor direktur umum rumah sakit, Dr. David Douglas. ia diberikan waktu satu minggu untuk menjelaskan mengapa ia tidak perlu dihukum karena telah melanggar Undang-Undang Pelayanan Umum dengan berbicara kepada media. Douglas merasa bahwa rumah sakit telah memiliki protokol yang tepat dan sangat bisa menangani keadaan darurat apa pun. Rekan-rekan kerja Nitschke bersatu untuk mendukungnya, dan setelah pernyataan media yang cepat itu dan kebohongan publik, Departemen Kesehatan dan rumah sakit mengadakan pertemuan dengan para perwakilan dari Asosiasi Pegawai Internal Rumah Sakit (Resident Medical Officers’ Association). Hasilnya, pada tanggal 16 April, permintaan maaf secara publik bagi Phil Nitschke diumumkan, sebuah komitmen untuk memperbaiki protokol yang tidak memadai untuk menangani kontaminasi nuklir dan sebuah pengakuan bahwa mereka telah meremehkan keahlian Nitschke dalam masalah ini. “Lebih dari apa yang saya minta,” kata Nitschke, “Saya sangat senang dengan adanya permintaan maaf itu dan lega karena mereka akhirnya membahas masalah yang telah saya katakan kepada mereka selama bertahun-tahun lamanya, sejauh yang saya tahu, hidup akan terus berjalan seperti biasanya.” Namun Phil Nitschke masih harus belajar, bahwa Anda tidak bisa begitu saja dengan mudah lepas dari hukuman setelah Anda mengumbar pertikaian dengan pihak yang berwenang secara terang-terangan. Pada bulan Juli, ia memberikan kuliah di Menzies School of Health Research tentang pengungkapan fakta dan dampaknya pada kesehatan, yang ia rujuk pada pengalamannya pribadi di awal tahun itu dan beberapa contoh lain untuk menambah pengalaman. Bahan untuk pidatonya disiarkan melalui radio lokal, dan rumah sakit meminta Nitschke untuk menjelaskan tindakannya. Pengawas medis saat itu, Dr. Pauline Wilson, menerima penjelasannya.

Pekerjaan yang Tersedia

PADA bulan Juli tahun yang sama, kira-kira tiga bulan setelah ia menerima permintaan maaf dari Departemen Kesehatan dan menyelesaikan tugasnya di Unit Kecelakaan dan Keadaan Darurat, wawancara dilakukan untuk kontrak kerja tahun depan. Hal ini merupakan prosedur yang rutin. Karena rutinnya, ia sampai lupa mengapa hal itu dilakukan. Nitschke sangat yakin bahwa posisinya sekarang akan dipertahankan, terutama setelah ia meminta untuk ditempatkan kembali di unit kecelakaan dan keadaan darurat, tempat di mana kebanyakan orang tidak ingin bekerja. Pada tanggal 20 Juli, sehari sebelum jadwal wawancaranya, Panitia Kerja Senat mengunjungi Darwin untuk mengumpulkan bukti-bukti untuk penyelidikannya mengenai kesiapsiagaan terhadap kecelakaan. Dr. Nitschke hadir di situ dan memberikan keterangan secara khusus. Berita mengenai dengar pendapat umum atas penyelidikan Senat di stasiun radio lokal sore itu menyebutkan bahwa Dr. Nitschke dari Asosiasi Medis untuk Pencegahan Perang telah memberikan keterangan. Pada malam yang sama, Menteri Pelayanan Kesehatan dan Masyarakat, Mike Reed, mengeluarkan pernyataan media di mana ia mengutuk Nitschke karena “serangan- serangannya” terhadap rumah sakit. “Jika Dr. Nitschke tidak menyukai keadaannya, saya yakit rumah sakit bisa bertahan tanpanya.” Sebulan kemudian, Nitshcke tertegun mendapati sebuah surat dari rumah sakit yang menyatakan bahwa ia tidak berhasil mendapatkan posisi sebagai RMO untuk tahun 1994. Sejak saat itulah mimpi buruk dari pengungkapan fakta benar-benar dimulai. Nitschke meminta alasan-alasan mengapa kontraknya tidak diperbarui, terutama karena ia baru menyelesaikan sebagian dari diploma kebidanan dan ginekologinya. Ia hanya diberitahu bahwa perilakunya tidak baik. Didukung oleh para rekan kerjanya yang juga sangat marah karena perlakuan yang dilakukan kepadanya, Nitschke mendesak penjelasan lebih lanjut dan rumah sakit pun mengatur serangkaian penyelidikan terhadap prosedur penyeleksian pegawai. Namun sampai bulan September, keadaannya menjadi tidak bisa diprediksi. Para pasien mengedarkan petisi untuk menentang pemberhentiannya dan para dokter di rumah sakit itu mengancam akan mogok kerja dan menolak untuk bekerja sama dengan penyelidikan yang sedang berlangsung. Tuduhan-tuduhan pribadi mulai muncul, dengan keluhan yang sangat tidak jelas mengenai perilaku dan profesionalisme Nitschke, mulai muncul ke permukaan. Federasi Suster mengeluarkan penyataan bahwa isu nuklir janganlah dicampur aduk dengan ketidakmampuan seseorang. Tiba-tiba Nitschke mendapati dirinya dicap sebagai seorang dokter yang buruk, sesuatu yang belum pernah diangkat sebelumnya. Kerugian pribadi pun mulai terasa. Belum pernah lari dari masalah, Nitschke pun dengan rela melemparkan dirinya untuk membela diri. Namun rekannya, yang juga bekerja di sebuah posisi senior di rumah sakit berpendapat bahwa keadaan itu tidak dapat ditolerir. Seorang perempuan populer, profesional, yang selalu berhubungan baik dengan semua orang dengan seketika ditempatkan pada posisi di dalam peperangan ini, dan teman-teman yang sudah bertahun-tahun membelanya tiba-tiba berpihak pada lawan. Banyak dari rekan kerjanya yang tidak mau bicara lagi dengannya dan pada akhirnya, ia tidak mampu lagi untuk pergi bekerja. Rumah sakit dibagi dengan cara yang khusus dan banyak kejadian-kejadian sepele terjadi. Di rumah, Nitschke sangat disibukkan dengan masalahnya sendiri sehingga ia hanya punya sedikit waktu untuk istrinya, dan hubungan itu pun semakin menegang. Badan federal dari Asosiasi Kesehatan Australia (Australian Medical Association, AMA) juga terlibat dalam peperangan itu, membela hak Nitschke untuk berbicara secara terbuka tanpa rasa takut terhadap intimidasi atau penggantian kerugian. Mereka menunjuk Dr .Peter Arnold dari eksekutif federal AMA untuk bertanggung-jawab atas penyelidikan independen terhadap masalah itu. Pada awal bulan November, baik laporan internal rumah sakit maupun laporan dari AMA selesai. Rumah sakit, yang telah menyelidiki proses seleksi para pegawai junior, tersandung senjatanya sendiri dan tidak menemukan keanehan-keanehan, menyatakan bahwa keputusan mereka telah bulat, bahwa direktur umum rumah sakit tidak dengan berlebihan mempengaruhi proses itu dan bahwa Nitschke hanya tidak lolos di tahap pertama dari proses seleksi, namun mungkin akan ditawari sebuah posisi di tahap ketiga jika semua posisi yang ada belum terpenuhi. Di sisi lain, Laporan AMA menemukan bahwa telah ada suatu kejanggalan dalam proses seleksi, bahwa keputusan yang ada bukanlah keputusan yang bulat seperti yang diakui sebelumnya, bahwa direktur umum rumah sakit telah mempengaruhi keputusan dan bahwa lamaran Dr. Nitshcke “ditangani dengan salah”. Laporan itu merekomendasikan agar ia diberikan kembali pekerjaannya. Pada kejadian-kejadian aneh lainnya, dengan adanya ancaman tindakan hukum oleh tiga orang yang berbeda mengisyaratkan bahwa laporan AMA ini tidak akan pernah diterbitkan dan pada titik ini, AMA melarikan diri dari apa yang dianggap sebagai masalah yang kompleks dan rumit dan tidak akan berhubungan dengan hal itu lagi. Sebuah pertemuan terencana antara Nitschke dan Dr. Brendan Nelson, presiden AMA, di awal 1994 tidak dapat dilaksanakan karena adanya kesalahpahaman tentang waktu pertemuan. Pada tanggal 12 November, Nitschke secara lisan ditawari pekerjaan lamanya kembali di Unit Kecelakaan dan Keadaan Darurat, kendati kenyataannya ia kini sedang berusaha menyelesaikan Diplomanya di bidang Kebidanan dan Ginekologi dan berharap dapat menyelesaikan kualifikasinya itu. Di waktu yang bersamaan, Nitschke mendekati Senator Bruce Childs dari penyelidikan Senat untuk melihat apakah telah terjadi pelanggaran atas hak-haknya saat ia muncul di hadapan komite Senat pada bulan Juli dan apakah hal itu yang menjadi faktor hilangnya pekerjaannya.

Bau yang Tidak Sedap

PADA akhir bulan November, sebuah kampanye baru dimulai dengan tajuk utama Northern Territory News dengan judul utama yang mengejutkan di halaman mukanya yang merinci tuduhan-tuduhan yang dilayangkan oleh seorang biarawati yang juga perawat terhadap Nitschke. Tuduhan-tuduhan itu diikuti beberapa tuntutan yang dijabarkan kemudian: bahwa ia menggunakan sepatu olah raga yang baunya tidak sedap, bahwa dia mengumpat di hadapan para pasien, bahwa standard berpakaiannya sangat rendah, bahwa bau badannya sangat mengganggu para pasien yang sedang hamil, dan bahwa perilakunya sangat tidak menyenangkan dan tidak peduli dan pemeriksaannya tidak selesai. Pada tahap ini Nitschke sangat terkejut dengan semua itu. Ia selalu menganggap dirinya adalah seorang dokter yang baik dan seorang dokter yang mempunyai hubungan baik dengan para pasiennya. Ia tidak bisa bekerja di daerah di mana orang-orang merasa demikian padanya sehingga ia meninggalkan pekerjaannya hanya karena alasan bahwa ia melanggar kontraknya. Sebuah penyelidikan baru diatur untuk memeriksa tuntutan- tuntutan ini dan staf serta para pasien dari Unit Kebidanan ditanyai mengenai perilakunya itu – baik secara profesional maupun personal. Bagi Nitschke, hal ini merupakan usaha pencampuradukan hidupnya yang menjijikkan. Pada akhir bulan Januari, penyelidikan itu selesai dan ia diperlihatkan hasil dari penyelidikan itu namun tidak diberi salinannya. Kendati sudah dibebaskan dari semua tuduhan kecuali satu tuduhan bahwa ia mengumpat di depan pasiennya, yang telah ia akui, ia diminta untuk tidak kembali ke unit kebidanan karena alasan-alasan praktis. Hal itu akan merugikan unit itu karena perasaan tidak enak yang muncul akibat perseteruan itu. Nitschke juga menemukan bahwa tidak ada tempat lain di Northern Territory untuk menyelesaikan Diploma Kebidanannya. Maka pada tanggal 3 Februari, kurang dari sebelas bulan setelah USS Houston merapat di Pelabuhan Darwin, dia pergi dari kampung halamannya untuk menyelesaikan pelatihan kebidanannya di Australia Selatan. Bahkan saat ini, rasa sakit itu belum juga sembuh. Hubungannya dengan pasangannya semakin parah karena perpisahan yang terpaksa harus mereka lakukan dan saat ia akhirnya kembali ke Territory, ia menganggur. Ia mengerjakan pekerjaan sebagai dokter pengganti di Rumah Sakit Palmerston, namun media dengan cepat mencium hal itu dan ia menyadari bahwa tidak akan ada masa depan lagi untuknya dalam sistem kemasyarakatan. Ia juga harus menghadiri dua dengar pendapat di Komite Khusus Senat, satu di Canberra dan satu lagi di Darwin. Ia memutuskan untuk mewakili dirinya sendiri – sebuah “kesalahan besar karena Departemen mengirimkan sepuluh orang dan menyewa seorang QC. Jauh lebih sulit dari yang saya bayangkan dan saya merasa sangat hancur karenanya.” Ketika laporan penyelidikan itu diterbitkan pada bulan Juni 1995, ditemukan bahwa ia telah benar-benar didiskriminasi namun belum bisa dibuktikan, melampaui alasan yang masuk akal, bahwa penyebab semua ini adalah karena pemunculannya di hadapan penyelidikan Senat dan karenanya unsur penghinaan tidak dapat dibuktikan. Laporan itu terus menyebutkan bahwa “menjadi sangat tidak pantas bila sebuah perbaikan juga mengikuti mereka yang telah menghukum Dr. Nitschke karena melakukan apa yang menjadi haknya sebagai warga negara, sebagai perwakilan dari organisasi masyarakat dan sebagai profesional yang memahami hal itu, dan karena menyatakan pendapat medisnya secara umum.” Melewati pengalaman yang sangat menekan itu, ada beberapa titik terang. Tak lama setelah pemberhentiannya pada bulan Agustus, ia bertemu dengan Dr. Jean Lennane dari Asosiasi Pengungkap Fakta dan ia mengingatkannya mengenai cara-cara lain di mana para pengungkap fakta dapat ditangani. “Hal itu sangat membantu, karena tidak mungkin saya bisa mengantisipasi konsekuensi pribadi dan memahami bahwa apa yang telah terjadi pada saya bukanlah pertolongan yang tidak biasa untuk mempermudah saya menghadapi hal itu.” Nitschke juga menerima banyak dukungan dari sesama dokter. Dalam satu kesempatan, dua spanduk besar bertuliskan KEBEBASAN BERPENDAPAT? digantung di atas genting Rumah Sakit Royal Darwin. Saat para penjaga berusaha untuk naik ke atas genting untuk menurunkan spanduk-spanduk itu, mereka mendapati kunci-kunci sudah dirusak dan ditempelkan ke gembok-gemboknya. Banyak rekannya sesama dokter yang sangat mendukung, dan tujuh orang dari mereka mengundurkan diri karena simpati padanya. Masyarakat luas juga bersimpati. “Banyak orang yang mendatangi saya di jalan dan menawarkan dukungannya – hal itu sangat menyemangati diri saya.” Nitschke juga mengatakan bahwa seorang dokter yang mengungkapkan fakta diperlakukan sedikit lebih baik dari pada orang lain. “Anda tidak digeret-geret untuk menemui psikiater dan para dokter sering kali tidak terlalu sulit untuk mndapatkan pekerjaan baru.” Akhirnya, dia merasa bahwa tindakannya memang benar. “Orang harus dapat mengeluarkan pendapat mereka tentang hal-hal yang penting dan di mana mereka bisa melihat hal yang salah sedang dilakukan.” Rumah Sakit Royal Darwin kini memiliki protokol nuklir yang layak dan para dokter dilatih dengan tepat mengenai prosedur yang benar. Kenyataan bahwa ia ditawari pekerjaan lain menunjukkan bahwa rumah sakit mengakui bahwa sebuah kesalahan telah terjadi dan Nitschke kini mendirikan praktik pribadi di mana ia terus mengungkapkan kebenaran dari hal yang menjadi perhatiannya. Secara khusus pada tahun 1996, ia menjadi orang yang terkemuka secara nasional saat dihadapkan dengan kesulitan penerapan secara hukum peraturan euthanasia sepihak di Northern Territory. Setelah memenuhi semua persyaratan dalam peraturan tersebut, Nitschke menemui seorang pasien, Max Bell, seorang pengemudi taksi di Broken Hill yang menderita kanker yang mematikan. Nitschke membela hak sang pasien untuk mati, berbicara dalam wawancara yang dilakukan media yang akan disiarkan dan diterbitkan ke seluruh dunia. Namun Nitschke dan Max Bell tidak bisa mendapatkan tanda tangan dari dokter spesialis lain seperti yang disyaratkan oleh peraturan. Bell meninggal pada tanggal 2 Agustus 1996 tanpa bantuan euthanasia. Bulan-bulan berikutnya, Nitschke telah berhasil mendapatkan tanda tangan yang dibutuhkan untuk pasien lain, seorang pensiunan tukang bangunan di Darwin, Bob Dent. Pada tanggal 22 September 1996, Dent menjadi orang Australia pertama yang secara hukum memilih mati di bawah peraturan euthanasia sepihak di Northern Territory. Pria yang Menyelamatkan Bank

“Posisimu menganggur dan kamu menganggur.” – Paul Kemp, Managing Director di Tasmania Bank kepada Alwyn Johnson pada tanggal 3 Juli 1991.

TAHUN 1980-an di Australia adalah dekade yang paling boros. Pengusaha-pengusaha sangat dipuja dan banyak bank yang terpincut meminjamkan mereka uang. Tahun-tahun itu merupakan era di mana politisi sering kali difoto bersama dengan para orang yang berpengaruh. Siapa yang bisa melupakan foto yang terkenal dari Hawkie, Rico dan Last Resort Laurie (Perdana Menteri Bob Hawke, Senator Graham Richardson dan Laurie Connell, pimpinan utama Rothwells Merchant Bank) di sebuah kapal dayung di pantai barat Australia dalam perjalanan memancing. Kejadian itu merupakan pertanda dekade itu. Berbagai kesepakatan, koneksi, pengambilalihan, akuisisi yang luar biasa memenuhi media dan majalah-majalan bisnis berkelas lainnya yang mengaku mengetahui apa yang sedang teradi saat itu. Namun tahun 1990an terjadi angin tornado bersamaan dengan sistem keuangan negara yang hancur akibat dampak-dampaknya. Sepuluh buah bank mengalami kerugian besar sementara bank-bank Negara seperti Victoria dan South Australia mendekati kehancuran dan harus diselamatkan dengan bantuan yang sangat banyak dari para pembayar pajak di Austalia sampai sejumlah $6 Miliar. Tak lama setelah itu pemerintahan dari Partai Pekerja itu digiring keluar dari singgasana mereka oleh masyarakat yang marah. Kejadian setelah hal itu tidak terlalu disadari bahwa Tasmania Bank juga mengalami hal serupa. Berikut ini adalah cerita mengenai seorang pria yang menyelamatkan Bank dari kehancuran sebelum semuanya terlambat dan bagaimana kesetiannya terbayar. Alwyn Johnson adalah seorang bankir karir. Ia memulai bekerja di sebuah bank saat usianya baru tukuhbelas tahun dan bekerja dengan mapan naik ke tingkat yang lebih tinggi. Ia lahir di Horsham, Victoria, pada tahun 1949. Ia memiliki tiga orang kakak perempuan, dan ayahnya adalah seorang tukang kayu. Setelah melalui masa kanak-kanak yang menyenangkan dengan kebiasaan terlibat dalam olahraga jenis apa pun dan kerajinannya di pekerjaan sekolah, Alwyn bergabung dengan CBC Bank dan memulai karir yang tidak tercela. Filosofinya dalam menangani nasabah bank adalah untuk memuaskan dirinya bahwa nasabah selalu memiliki kemampuan untuk membayar kembali uang yang dipinjamkan oleh bank. Ia sangat sadar bahwa tekanan keuangan yang sedemikian pada siapa pun akan memberikan dampak-dampak yang tidak baik. Anda bisa kehilangan rumah maupun pernikahan Anda. “Saya harus membuat keputusan dengan nasabah begitu juga dengan bank sendiri,” katanya. Di usianya yang pertengahan tiga puluh tahun ia adalah seorang manajer yang menyetujui permintaan di departemen keuangan di National Australia Bank dan salah satu dari kelompok elite, yang dipilih dengan cermat dan diprediksi akan mendapat jalur cepat dalam daftar promosi. Namun hal ini juga menyebabkan ia harus siap sedia setiap kali dipanggil oleh Bank. Ia tinggal di sebuah rumah yang disediakan oleh Bank dan diminta untuk pindah kapan pun dan di mana pun mereka inginkan. Alwyn dan istrinya Julie selalu ingin tinggal di pedesaan, dengan hamparan tanah di sekeliling mereka dan sebuah rumah permanen di mana anak-anak mereka dapat tumbuh dengan aman. Mereka tidak ingin meninggalkan Australia – yang merupakan perpindahan karier Johnson berikutnya. Mereka jatuh hati pada sebidang tanah beberapa kilo meter dari Launceston di Tasmania dan memutushkan bahwa ini adalah yang mereka inginkan membangun rumah impian mereka. Satu-satunya masalah adalah mencari pekerjaan di sana. Bukanlah pekerjaan yang mudah bagi industri perbankan di daerah pedalaman Tasmania. Johnson melamar ke berbagai pekerjaan dan ketika rumah mereka hampir saja selesai, ia ditawari posisi sebagai manajer peminjaman korporasi di bank yang baru saja berdiri Tasmania Bank. Bank ini merupakan penggabungan dari Launceston Bank for Saving atau LBS yang lama, nama yang dikenal dengan baik yang telah beroperasi sejak tahun 1834, dan Tasmanian Permanent Building Society. Saat itu merupakan awal yang baik bagi kehidupan baru mereka dan keluarga Johnson sangat bahagia. Alwyn Johnson mulai bekerja pada tanggal 18 Februari 1988, hanya dua minggu setelah direktur pelaksana yang baru Don Adams. Hal itu merupakan awal yang baru bagi semua orang dan Adams, yang pindah dari State Bank of New South Wales, sangat ingin mencetak nama baik di sini. Ia menunjuk mantan rekan kerjanya, Neil Moore, sebagai kepada di divisi baru yang diberi nama Perbankan Perdagangan (wholesale banking). Peran divisi baru itu adalah memindahkan Tasmania Bank ke kancah permainan yang lebih besar, meminjamkan uang kepada dunia usaha, daripada hanya sekadar membantu para ayah dan ibu di Tasmania membeli rumah mereka. Langkah itu sangatlah berani, dihantui oleh kesulitan-kesulitan yang biasa terjadi pada bank kecil yaitu terbatasnya dana. Divisi Perbankan Perdagangan diawali dengan dua puluh orang staf, namun tak lama kemudian menyadari bahwa Tasmania terlalu kecil untuk melayani ambisi mereka dan memalingkan perhatian mereka ke daerah utama di mana ditawarkan pinjaman tersindikasi kepada para pengembang perumahan dan pengusaha, termasuk Warwick Fairfax yang meluncurkan lelang pengambilalihan perusahaan keluarganya. Sementara itu Johnson dipromosikan ke posisi kepala bagian di bagian peminjaman dan juga ditunjuk sebagai anggota dari Komite Pembahasan Kredit (Credit Review Committee). Peran komite ini adalah memeriksa dan mendukung semua proposal pinjaman sebelum dikirimkan ke Dewan untuk disetujui. Di sinilah saat ia menyadari apa saja kegiatan di Divisi Perbankan Perdagangan dan ia tahu, dari pengalamannya yang cukup lama di perbankan, bahwa semua kegiatan itu sangatlah membahayakan dan tidak dilakukan dengan benar. Johnson sangat khawatir dengan jumlah dan besarnya pinjaman yang dikeluarkan sampai ia bicara pada sang direktur pelaksana, Don Adams, bertanya apa yang akan terjadi bila salah satu dari pinjaman besar ini menjadi tidak baik. Adams menjawabnya mereka harus terus menyilangkan jari mereka dan berharap semuanya baik-baik saja. Seiring dengan berjalannya waktu Johnson menjadi lebih cemas. Direktur pelaksana yang baru sangatlah terkenal di kalangan pegawai bank dan di Komite Pemeriksaan Kredit, Johnson lah satu-satunya orang yang terus mempertanyakan pinjaman-pinjaman yang diminta. Ia dipandang sebagai orang yang mengacaukan kesenangan orang lain. Lebih dari dua tahun pertama dalam kehidupannya, Tasmania Bank meningkatkan jumlah stafnya hingga sekitar 39% dan pengeluarannya sebesar 72.5%. Bank memindahkan para eksekutifnya ke perkantoran yang lebih mentereng dan membutuhkan dua buah Voivos baru, satu untuk istri direktur pelaksana dan yang satunya lagi, lengkap dengan supir, bagi sang direktur pelaksananya sendiri. Tambahan yang terakhir itu mencengangkan banyak warga kota yang alim di Launceston. Pada bulan November 1989, kurang lebih dua puluh bulan setelah bergabung di bank, Johnson sangat khawatir sampai ia membuat sepucuk surat kepada Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Tasmania, Yang Terhormat Michael Field, yang menjabarkan semua permasalahan yang bisa ia tangkap di bank dan memperingatkan mengenai bencana yang akan terjadi di kemudian hari. Namun Johnson tidak jadi mengirinkannya karena ia tahu belum ada tanda-tanda bahaya yang nyata dan peringatan-peringatannya bisa saja tidak dianggap. Karenanya ia meninggalkannya di lacinya di rumah. Johnson terus berharap para auditor bank akan menemukan masalahnya, namun laporan tahunan Tasmania Bank pada tahun 1989 diterbitkan dengan tidak menyebutkan apa pun mengenai pinjaman-pinjaman “bagi orang yang berpengaruh”. Setiap malam Johnson pulan dan menceritakan “bencana” terakhir kepada Julie. Akhirnya ia tidak tahan lagi dan mengetik rancangan surat Johnson di mesin ketik tua milik mereka. Mereka menghabiskan berminggu-minggu memperbaiki dan mendiskusikannya, menimbang semua konsekuensi dan mempertimbangkan berbagai dampak yang akan mereka terima kelak. Satu hal yang tidak pernah mereka pikirkan adalah Alwyn bisa saja kehilangan pekerjaannya. Pada tanggal 9 Juni 1990 Johnson mengirimkan surat tak bernama itu kepada Perdana Menteri Tasmania. Surat itu terdiri dari sembilan halaman tentang rincian yang mendetail mengenai masalah-masalah bayang terjadi di dalam Tasmania Bank yang menyebabkan kehancurannya sendiri dan menghasilan masalah keuangan yang sangat besar bagi pemerintah dan warga Tasmania. Perdana Menteri menanggapi surat tersebut dengan serius dan dengan segera memanggil para auditor independen untuk menyelidiki dugaan-dugaan itu. Ia juga menunjuk Sekretaris di Bidang Keuangan, Dr. Michael Vertigan ke dalam dewan pimpinan Tasmania Bank. Neil Moore, kepala bagian Perbankan Perdagangan mengundurkan diri dari posisinya dan kembali ke Sydney. Direktur Pelaksana, Don Adams, diberikan sebuah salinan dari surat tersebut dan setelah itu ada usaha-usaha yang terencana dalam mencari tahu siapa penulis surat itu. Sebulan berlalu dan Johnson menunggu tindakan-tindakan apa yang akan dilakukan. Pinjaman-pinjaman serupa masih saja disetujui oleh dewan, meskipun Vertigan mempunyai salinan suratnya yang merinci secara detail masalah-masalah ini. Johnson menyadari bahwa beberapa pinjaman sudah gagal diberikan namun Dewan tidak diberitahu. Maka pada tanggal 8 Agustus ia menuliskan surat lain kepada PM Field yang menceritakan bahwa akan terjadi pembelian besar-besaran terhadap bank kecuali tindakan segera dilakukan dan Divisi Perbankan Perdagangan ditutup. Pada waktu yang bersamaan ia dikirim ke sebuah konferensi di Sydney dan menumpang taksi bersama auditor yang sedang menyiapkan laporan mengenai Tasmania Bank bagi dewan. Johnson kembali menemui sang auditor setelah konferensi dan mengungkapkan jati dirinya sebagai penulis dua pucuk surat kepada Perdana Menteri itu. Ia lalu membantu para auditor dalam menyiapkan laporan mereka. Laporan Auditor diberikan kepada pertemuan Dewan di bulan Oktober, sebuah pertemuan yang berlangsung hingga tiga hari bukan beberapa jam seperti biasanya. Di akhir pertemuan itu Don Adams diberikan pilihan untuk mengundurkan diri atau dipecat. Ia memilih mengundurkan diri. Dewan kemudian bertanya pada para auditor jika mereka mengetahui siapa yang telah menulis surat-surat pada Perdana Menteri. Mereka mengakui bahwa mereka tidak akan mengungkapkan identitas Johnson. Maka Dewan meminta agar membuat surat untuk disampaikan kepada si orang tak dikenal itu dan mengucapkan terima kasih. Mereka menilai kerugian terhadap bank sangatlah besar namun mereka tidak akan bangkrut. Setelah berita kejadian dramatis di ruang pertemuan terungkap di media, ada sedikit pembelian drastis di dalam bank. Masalah itu diperdebatkan berkepanjangan di Parlemen Tasmania dan Perdana Menteri menyatakan bahwa ia telah bertindak cepat ketika ia menerima informasi mengenai bank, sehingga kerugian total hanya sekita $8 juta saja, dibandingkan dengan kerugian yang diperkirakan sekitar ratusan juta dollar. Pada kenyataannya, kerugian total meningkat hingga lebih dari $18 juta. Setelah kejadian-kejadian dramatis itu, semuanya seperti kembali normal. Alwyn dan Julie memiliki anak kedua dan posisi direktur pelaksana di Tasmania Bank sedang diiklankan. Johnson melamar untuk posisi itu. Namun pemerintahan setempat sedang tidak terlalu senang setelah permintaan untuk menutup bank datang dan mulai negosiasi rahasia untuk menjual Tasmania Bank. Pada bulan Maret 1991 para staf dipanggil ke dalam ruang direktur dan diberitahukan bahwa bank mereka akan dimerger dengan lawan kecil mereka, SBT atau Savings Bank of Tasmania. Paul Kemp, manajer umum dari SBT telah ditunjuk sebagai direktur pelaksana di Tasmania Bank dan ia akan memegang kedua posisi tersebut hingga tanggal 1 September ketika dua bank itu akan dimerger menjadi Trust Bank. Perdana Menteri mengumumkan bahwa tidak akan ada pemutusan hubungan kerja karena merger tersebut. Beberapa hari kemudian, harian Launceston, Examiner, menuliskan artikel tajuk utama mereka yang mengungkapkan nama empat orang eksekutif senior yang telah ditunjuk oleh Kemp untuk menempati posisi di bank yang baru. Nama Johnson tidak ada di antara empat orang itu. Johnson belum pernah bertemu dengan keempat bos baru ini dan ia khawatir ia akan melewatkan kesempatan mendapatkan posisi senior. Setelah membicarakan masalah itu dengan Julie ia memutuskan menulis kepada Kemp, memperkenalkan dirinya dan merinci keahliannya. Di dalam surat itu ia menginformasikan kepada Kemp bahwa ia adalah orang yang telah menyelamatkan Tasmania Bank dengan menulis surat kepada Perdana Menteri. Ia merinci kejadian-kejadian yang mungkin akan terjadi jika ia tidak melakukan tindakan itu. Johnson mengirimkan surat itu dengan alamat lengkap. Kemp tidak membalas. Johnson mencoba menghubungi Kemp. Ia tidak pernah ada. Johnson lalu menyadari bahwa ia adalah orang yang tidak pernah dianggap. Selain pengalaman dan kualifikasinya ia tidak ditunjuk menduduki posisi eksekutif apa pun dan ia mulai ketakutan kehilangan pekerjaannya. Alwyn Johnson juga bertambah khawatir akan merger yang akan dilakukan, yang sepertinya melengkapi bahan dasar bencana. Sebagai awal saja, SBT adalah bank yang jauh lebih kecil dari Tasmania Bank dan kejadian itu tidak sejalan dengan praktik perbankan mana pun di mana sebuah bank yang lebih kecil menyelamatkan bank yang lebih besar. Sebagai tambahan, tidak seorang pun melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yang bisa mengungkapkan SBT memiliki beberapa pinjaman buruk dan tidak dalam kondisi yang meyakinkan pula. Namun merger tersebut disetujui oleh Gubernur Reserve Bank, Bernie Fraser dan oleh Perdana Menteri, Paul Keating. Johnson mulai berpikir untuk melindungi dirinya sendiri di dalam keadaan yang tidak pasti ini. Pada awal Mei ia menelpon Dr. Michael Vertigan di rumahnya, memperkenalkan dirinya sebagai penulis dua pucuk surat kepada PM Field dan meminta waktu untuk pertemuan dengannya. Beberapa minggu kemudian, Vertigan menyetujui permintaan itu dan bertemu dengannya di kantornya di Hobart di hari Sabtu pagi. Johnson menjelaskan bahwa ia telah mengungkapkan identitasnya pada Kemp dan kini khawatir akan posisinya. Vertigan menanggapi dengan meneruskan informasi ini pada PM Field, namun tidak mengambil langkah lain untuk membantu Johnson. Tak lama setelah itu, Perdana Menteri Tasmania, Dr. Bob Brown, muncul di TV ABC di 7.30 Report membicarakan mengenai para pengungkap fakta (whistleblowers) dan pentingnya legislasi untuk melindungi mereka. Julie menonton acara itu dan mengatakan pada suaminya mengenai hal itu. Ini adalah pertama kali mereka mendengar istilah “whistleblower” itu, namun sepertinya sangat sesuai dengan apa yang telah dilakukan oleh Johnson. Johnson bertemu dengan Brown, memperkenalkan dirinya sebagai pengungkap fakta dari Tasmania Bank dan Brown langsung menyetujui untuk bertemu dengannya. Brown kemudian menangani kasus Johnson, bicara kepada Perdana Menteri atas namanya. PM Field tidak melakukan apa pun. Di bank, restrukturisasi besar-besaran dilakukan setelah merger dan staf ditawari pemutusan hubungan kerja dengan suka rela. Johnson tidak tertarik dengan tawaran itu karena ia memiliki pinjaman dan keluarga muda yang harus ia nafkahi. Ia tetap khawatir akan masa depannya, begitu juga dengan masa depan bank. Pada tanggal 1 Juli Alwyn Johnson mengirimkan faks sepucuk surat rahasia kepada Gubernur Reserve Bank, Bernie Fraser. Surat itu menjelaskan bahwa ini adalah kali kedua ia memberi tahu pihak berwenang akan masalah yang ada di dalam bank Australia. Ia menjabarkan kejadian-kejadian di Tasmania Bank dan menitikberatkan keadaan merger antara SBT-Tasmania Bank, menekankan bahwa bank ini tidak akan digaransi pemerintah. Ia mengatakan bahwa manajemen yang baru bahkan jauh lebih tidak mampu dari yang lama dan meminta agar bertemu dengan Fraser untuk menjelaskan kekhawatirannya, meminta agar mereka bertemu sebelum Fraser bicara pada direktur pelaksana sehingga ia bisa memberikan semua fakta yang ada kepadanya. Johnson terkejut saat Bernie Fraser menghubunginya langsung, namun kecewa saat Fraser mengatakan bahwa ia telah diyakini oleh Paul Kemp bahwa tidak ada masalah apa pun dengan bank yang baru. Hari berikutnya Alwyn Johnson dipecat. Pada tanggal 3 Juli Kemp bertemu dengan pegawai-pegawai senior dalam waktu lima belas menit untuk membicarakan mengenai pembayaran pemutusan hubungan kerja mereka dan Johnson juga diberikan kesempatan tersebut. Ia adalah satu-satunya pegawai yang tidak mengajukan PHK tersebut. Ketika ia memasuki kantor Kemp untuk pertama dan yang terakhir kali ia bertemu dengannya, Kemp memberikannya sepucuk surat pengunduran diri dan mengatakan: “Posisimu menganggur dan kamu pun menganggur.” Ia lalu menyerahkan Johnson surat yang kedua dan mengatakan: “Kami akan memaksakan surat ini sampai kiamat.” Johnson tidak akan memberikan kesenangan bagi Kemp dengan kekecewaan yang dialaminya. Ia membalas dengan formal: “Saya berharap yang terbaik bagi Trust Bank di masa yang akan datang.” Ia meninggalkan kantor Kemp. Orang lain yang ada di ruangan itu, Philip Spinks, menggiring Johson ke kantornya, menunggunya saat ia berkemas, mengantarnya ke mobil dan menunggu sampai ia memindahkan semua barang-barang miliknya dan kemudian mengambil kunci mobil. Johnson pergi ke telepon umum untuk menelpon istrinya mengatakan kepadanya apa yang telah terjadi. Julie sudah menunggu telepon itu dan setelah pembicaraan penuh ketegangan dengan Alwyn ia pergi ke taman kecilnya yang indah. “Semua tidak akan terlihat sama. Sepertinya ada awan hitam menutupinya. Semuanya gelap. Semua terlihat bebeda setelah telepon itu. Buruk sekali...” Surat yang telah diberikan oleh Kemp kepada Johnson mengancamnya dengan aksi hukum bila ia mengkritisi Bank. Surat itu berbunyi:

Bank sudah diberitahu bahwa Anda telah menghubungi beberapa pihak dan lembaga untuk dapat memberikan apa yang hanya bisa dijelaskan sebagai informasi tidak benar yang menyesatkan mengenai urusan-urusan internal bank.

Pihak-pihak yang telah diajak bicara oleh Johnson hanyalah Bernie Fraser dan Michael Vertigan, yang mana ia bergantung pada kemampuan profesional mereka sebagai pengawas finansial. Johnson menghabiskan sore itu dengan teman-temannya dari bank yang telah mengambil tawaran PHK. Mereka tidak yakin apa yang sebetulnya terjadi padanya dan ia masih menenangkan dirinya dari keterguncangan (shock). “Ketika Anda disingkirkan dari bank yang baru saja Anda selamatkan, itu adalah hal yang paling mencekam yang pernah Anda bayangkan.” Keesokan paginya, Johnson mulai terkena sakit di dada dan Julie membawanya ke dokter yang memberikan resep pengobatan untuk menenangkannya. Berminggu-minggu setelah itu Johnson masih dalam kondisi terguncang. Ia tidak bisa bicara maupun bertemu dengan siapa pun. Ia memiliki delusi bahwa polisi akan menggeledah rumahnya dan ia telah melakukan sesuatu yang buruk. Kondisinya bertambah parah. Ia terkena demam, kemudian radang paru-paru akut. Selama berbulan-bulan ia terkena sakit parah. Julie menangani hal itu dengan baik sebetulnya namun, seiring dengan kesembuhan Alwyn, ia pun juga terkena tekanan-tekanan itu dan sakit. Dampak pada keluarga mereka sangatlah traumatis. Anak tertua mereka, Alwyn, baru saja masuk sekolah swasta namun kini mereka tidak mampu membiayai sekolahnya dan ia harus kembali ke sekolah lamanya. Anak laki-laki termuda mereka Matthew belum juga mencapai usia dua belas bulan dan Julie sedang menantikan posisi ibu penuh waktu. Kini ia harus mencari pekerjaan malam mengasuh yang mengakibatkan Alwyn harus menjaga sang bayi. Dengan satu kejutan hebat keluarga itu pun berubah selamanya. Alwyn mulai mencari pekerjaan baru namun juga mencari bantuan politis untuk membantunya meluruskan hal yang salah yang terjadi padanya. Ia telah menyelamatkan pemerintah dari kebangkrutan yang mungkin saja terjadi, hutang yang sudah disadari oleh Dewan pimpinan Bank dan oleh Perdana Menteri. Di Victoria, State Bank telah bangkrut dan kejadian sama juga terjadi di South Australia. Namun, Perdana Menteri Field berkata di Parlemen, bahwa pemerintah tidak ikut campur dengan kebijakan kepegawaian dari bank-bank tersebut dan ia telah diyakinkan oleh Bank bahwa kepergian Johnson tidak ada hubungannya dengan tindakannya menulis surat-surat itu. Setelah Pemerintahan Field kalah di pemilihan umum tahun 1992, Pemerintah tidak bertanggung-jawab atas semua tindakan pendahulu mereka, kecuali perwakilan pembelaan atas nama Johnson dengan jaksa penuntut umum liberal terkenal, John Howard. Johnson juga mendekati perserikatan untuk mencari bantuan. Pada bulan Agustus 1990 ia telah menunjukkan kepada sekretaris Serikat Pegawai Bank (Bank Employees Union), Mel Cooper, salinan dari dua pucuk suratnya kepada Perdana Menteri. Cooper telah berbagi cerita mengenai kekhawatiran Johnson akan kondisi bank dan mengangkatnya kepada Michael Field. Beberapa hari sebelum pemecatannya Johnson bicara pada perserikatan lagi, mengatakan kepada mereka bahwa ia khawatir akan posisinya. Perserikatan tidak melakukan tindakan apa pun. Setelah pemecatannya ia menerima surat dari sekretaris Bagian Keuangan perserikatan yang mengatakan bahwa ia tidak lagi menjadi anggota di situ. Setelah sepuluh bulan menganggur Alwyn Johnson mendapatkan pekerjaan baru, jauh dari bidang keahliannya. Pekerjaan itu menggajinya jauh lebih kecil dari gajinya sebelumnya. Ketika media mulai membahas kasusnya, Trust Bank menyatakan bahwa ia mengambil tawaran pemutusan hubungan kerja dengan suka rela, lalu mereka mulai melecehkannya dengan mengatakan bahwa ia tidak mampu menjalankan posisi apa pun di bank itu. Peryataan-pernyataan ini kemudian dengan cepat disanggah. Johnson akhirnya berhasil menemukan firma hukum untuk menangani kasusnya dengan dasar suka rela dan mereka menemukan pengacara yang memulai aksi hukum terhadap Trust Bank. Kasus itu didaftarkan untuk dengar pendapat di Hobart Court pada bulan September 1994 namun ditarik kembali secara mendadak. Bank mengeluarkan penyataan yang mengatakan bahwa proses hukum terhadap bank tersebut sudah ditarik dan bank sangat senang dengan hasil tersebut. Johnson tentu tidak. Penelitian Senat mengenai para pengungkap fakta membawa kasus Johnson dan banyak senator yang mengangkat kondisinya dengan Reserve Bank, Trust Bank dan Pemerintahan Tasmania. Kasus Alwyn Johnson sudah diperdebatkan di parlemen Tasmania dan Commonwealth di berbagai acara. Sejak pemecatannya ia menjadi pendukung konsisten bagi legislasi perlindungan pengungkap fakta baik bagi pegawai-pegawai pemerintahan maupun swasta. Pada tahun 1996 dan 1997 ia menekankan Jaksa Umum Commonwealth, Daryl Williams, untuk membawa legislasi semacam itu dengan dampak yang menyeluruh terhadap semua jurisdiksi. Ia mengatakan bahwa kejahatan kerah putih dan penipuan telah merugikan sedikitnya $16 juta kepada sektor swasta maupun pemerintahan, perlindungan terhadap pengungkap fakta pun akan menjadi senjata yang efektif bagi masyarakat. Alwyn Johnson memberikan penghargaan kepada sang istri Julie untuk dukungan taktis, emosional dan nafkah selama masalahnya. Apa yang diawali sebagai tindakan atas kepedulian akan banknya telah menghasilkan kedewasaan pribadi. Bila ditanya apakah ia menyesali tindakan yang telah ia ambil di dalam lingkup retrospektif dari semua konsekuensi pribadi yang menyedihkan Johnson mengatakan, “Saya sangat menyesal saya kehilangan pekerjaan saya. Apakah saya akan melakukannya lagi?... Saya harus berkata – ya. Siapa sih yang mau jadi eksekutif senior di bank yang bangkrut?” Alwyn Johnson masih berada dalam masalah sekarang. Lima tahun setelah ia memberikan peringatan pada pemerintah, secara diam-diam dan penuh percaya diri, akan masalah di dalam Tasmania Bank. Julie diharapkan untuk terus bekerja untuk membantu menafkahi keluarga. Ia telah kehilangan karier, bonus akhir tahunnya dan kepercayaan dirinya. Karena melakukan apa yang ia lihat sebagai kewajiban sebagai warga negara ia telah dicemooh dan disingkirkan tanpa pengakuan yang berarti akan nilai penting tindakan-tindakannya itu. Hukum yang Berlaku bagi Diri Mereka Sendiri

“Legislasi, seperti yang dilakukan oleh Parlemen, harus diterapkan paling tidak sampai pada penulisan hukumnya,” – Panitia Pemilihan Senat dalam Kasus-Kasus Pengungkap Fakta yang Tak Terungkap tahun 1995

JIM LEGGATE merupakan pendukung besar pertambangan. Pertambangan merupakan sebuah indrustri yang menciptakan kekayaan. Sumber daya dari bumi, setelah ditemukan, diekstrasi dan dijual kepada dunia, memberikan sumbangan sangat besar bagi kesejahteraan umat manusia. Australia pada khususnya terberkati untuk urusan yang satu ini. Benuanya yang luas, sangat kaya akan mineral yang sepertinya berjumlah sangat banyak tak bisa habis. Leggate menyadari bahwa Australia membutuhkan industri pertambangan. Pengalaman Leggate di industri ini juga menghasilkan pengetahuan akan kerusakan yang timbul ketika pertambangan tidak dilakukan dengan benar atau tanpa tanggung jawab. Ia khawatir dengan industri sebesar itu yang sepertinya tidak memiliki pemeriksaan dan keseimbangan yang tepat. Dan Leggate adalah orang yang seharusnya mengerti. Jim Leggate telah bekerja sebagai ilmuwan lingkungan di industri pertambangan lebih dari dua puluh tahun dan dari tahun 1983 hingga 1986 ia bertanggung-jawab akan perlindungan terhadap Taman Nasional Kakadu yang luar biasa dan rapuh di Northern Territory dari dampak buruk yang mungkin disebabkan oleh tambang uranium Ranger. Tahun itu merupakan tahun-tahun awal pemerintahan Perdana Menteri Bob Hawke ketika pergerakan lingkungan Australia sedang mencari alasan-alasan untuk menutup tambang itu. Jim Leggate merupakan ahli kehutanan yang terlatih. Ia lahir di Rhodesia (kemudian bernama Zimbabwe). Ayahnya, Jim Senior, merupakan seorang dokter pemerintahan yang bekerja di daerah-daerah yang memiliki kesehatan umum yang buruk termasuk di dalamnya tempat penampungan penderita lepra. Jim Leggate dan istrinya Josephine tinggal di Rhodesia di tahun 1920-an dan membesarkan anak-anak mereka dalam kemewahan yang saat itu hanya dinikmati oleh para kolonis kulit putih. Namun, kepercayaan Anglikan dan nilai-nilai kemanusiaan ditanamkan di dalam diri Jim muda seperti rasa tanggung jawab sosial, meskipun ia sendiri mungkin belum menyadarinya saat itu. Keluarga Leggate melihat bahwa Jim mendapat pendidikan yang baik dengan mengirimkannya ke Cape Town University di mana ia memenangkan beasiswa di bidang ilmiah dan kehutanan ke Oxford University, Inggris. Setelah lulus dan sepuluh tahun bekerja di Solomon Islands untuk British Colonial Service, Jim Leggate pindah ke Australia di tahun 1969, dan menjadi warga negara Australia tak lama setelah itu. Ia menikahi Joan, seorang Queensland, dan bersama-sama mereka membesarkan empat orang anak. Ia mulai bekerja di bidang ilmu lingkungan ketika ia ditugaskan memulai rehabilitasi tambang boksit di Weipa di utara jauh Queensland. Tambang itu memperluas diri hingga 2,5 kilometer per tahun dan Leggate harus menangani program penanaman kembali pohon secara besar-besaran yang akan menutupi bekas yang ditinggalkan oleh pertambangan. Ia kemudian melakukan pekerjaan serupa di daerah-daerah pertambangan pasir di New South Wales dan kemudian pindah ke tambang batu bara di mana ia mengkoordinir penelitian dampak lingkungan dan membantu pembuatan kebijakan pertambangan. Di akhir pengalaman yang cukup padat ini, melalui penerapan tindakan- tindakan praktis untuk membantu membangun etika peduli terhadap lingkungan yang telah membawa ke tingkat kesejahteraan semacam itu, Jim Leggate mengetahui seperti halnya semua orang di Australia mengenai industri itu dan praktik-praktik yang mereka jalankan. Ia melihat dengan langsung pencakaran dan pengrusakan lingkungan yang diakibatkan oleh penambangan yang tidak bertanggung-jawab. Ia juga percaya bahwa dengan niat baik dan komitmen, hampir semua dampak serius pertambangan dapat dihilangkan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama... jika tata laksana yang benar diikuti dan jika pertambangan itu dilakukan dengan penanganan yang tepat. Selama bertahun-tahun Leggate bekerja ia mendapat penghargaan dari rekan- rekan kerjanya dan pengakuan dari industri pertambangan. Ia kerap memberikan makalah bertopik “penambangan lingkungan”. Dan di tahun 1982 ia menjadi ketua dari Komite Lingkungan dari Kamar Pertambangan Queensland. Pada tahun 1986 Leggate bergabung dengan Departemen Industri Sumber Daya Queensland sebagai ahli ekologi. Sebagian pekerjaannya adalah memastikan industri pertambangan di Negara Bagian Queensland sejalan dengan hukum-hukum pertambangan di negara bagian itu. Ketika sebuah perusahaan pertambangan diberikan ijin untuk menambang, ia harus menyepakati syarat-syarat lingkungan tertentu yang diwajibkan mengenai bagaimana mereka melakukan pelaksanaan penambangan dan bagaimana ia akan merehabilitasi daerah tersebut – keduanya saat penambangan dan di akhir pelaksanaan. Syarat-syarat tersebut diterapkan secara kontraktual dan hukum. Di bawah Undang-Undang Pertambangan, Leggate, sang ahli ekologi untuk pemerintah, diberikan wewenang untuk memasuki kekhawatiran-kekhawatiran tentang pertambangan dan menyelidiki kesesuaian prosesnya dengan kewajiban-kewajiban lingkungan yang termaktub dalam ijin. Namun tak lama ia menyadari bahwa kekuasaannya untuk menegakkan hal itu tidak pernah ada. Yang bisa dilakukannya hanyalah menuliskan laporan mengenai apa yang telah ia temukan dan menyerahkannya kepada atasan-atasannya di departemen untuk langkah selanjutnya. Sambil meneruskan pekerjaanya, Leggate mendapati bahwa Undang-Undang Pertambangan diselewengkan setiap waktu oleh hampir semua perusahaan yang diperiksanya. Beberapa penyelewangan itu kecil. Yang lainnya besar. Namun kekhawatiran terbesarnya adalah kenyataan bahwa hanya sedikit perusahaan yang melakukan rehabilitasi yang sedang berjalan terhadap lahan yang mereka kerjakan. Kalau pemerintah Queensland tidak segera turun tangan dan menekankan agar mereka memperbaiki hasil itu, Leggate melihat adanya masalah besar yang akan terjadi. Ia takut ketika penambangan itu selesai dan perusahaan meninggalkan lahan itu masalah tersebut akan tetap ada dan pembersihannya akan dibebankan kepada para pembayar pajak. Dalam beberapa kasus, di mana penambangan telah dilakukan selama dua puluh atau tiga puluh tahun, kerusakannya luar biasa dan biaya yang diperlukan pun sangat besar. Pada saat terjadi penambangan emas besar-besaran di Queensland, Leggate khwatir ketika ia melihat tambang emas baru dibuka, yang lama dikerjakan kembali dan masalah-masalah lingkungan besar pun tidak diperhatikan. Sisa-sisa penambangan yang beracun bertambah dengan cepat, berdampak pada masalah-masalah besar potensial lainnya, dan satu tambang emas ditutup, meninggalkan usaha pembersihan dilakukan oleh pemerintah – dengan dana dari masyarakat juga. Leggate mengusulkan agar sang Menteri, Martin Tenni, menggunakan peringatan “memperlihatkan penyebab” di bawah undang- undang tersebut, agar para pemegang ijin penambangan itu memenuhi kewajiban mereka. Alat hukum ini menyebabkan para pemegang ijin itu dapat diminta menunjukkan penyebab mengapa penambangan mereka tidak boleh ditutup atau denda akan dikenakan karena melanggar hukum-hukum pertambangan ini. Namun sang Menteri menyangka bahwa tindakan itu sudah terlalu jauh. Dari kemarahannya karena pelanggaran besar-besaran akan kewajiban perlindungan lingkungan, Leggate pun akhirnya dilihat sebagai duri dalam pemerintahan Menteri Tenni, yang kemudian dipimpin oleh Sir Johannes Bjelke-Petersen. Di satu tahapan Tenni membeberkan bahwa ahli ekologi pemerintah sebagai duta besar yang buruk untuk pelayanan publik. Leggate menanggapinya, dari sisi pandangnya, bahwa ia hanya mencoba melakukan pekerjaannya. Jika ia secara resmi menghentikan pelaporan kerusakan yang ia saksikan, maka ia dapat dipandang tidak menjalankan tugas yang menjadi kewajibannya. Namun jika ia tetap menjalankannya ia dipandang sebagai pengganggu oleh para “tuan” politiknya. Suatu ketika Jim Leggate dikirim ke kursus hubungan masyarakat yang dilakukan oleh departemen dan diajarkan bagaimana ia harus tersenyum saat menerima telepon. Jika ia hanya memiliki pendukung dalam jumlah sedikit di dalam departemennya, maka ia memiliki lebih sedikit lagi di pemerintahan. Para pembesar industri pertambangan mengatakan kepadanya bahwa ia “cemburu buta” karena Perdana Menteri sendiri selalu mengatakan kepada mereka agar tidak khawatir akan semua omong kosong tentang pembersihan itu. Pekerjaan mereka adalah menambang sebaik dan sebisa mereka, membayar kepada pemerintah biaya pengiriman melalui kereta dan melupakan saja orang-orang berpikiran “hijau” itu. Namun Leggate sangat ngotot dengan laporan-laporannya dan keluhan-keluhan internalnya kepada departemen dan sejalan dengan waktu Tenni menanggapi, akhirnya menyadari bahwa ada masalah yang pasti. Sang Menteri meminta Kode Pelaksanaan industri pertambangan. Leggate ditugasi mengerjakannya. Setelah kemarahannya itu sepertinya ada beberapa hal yang mungkin bisa diperbaiki. Iklim politik di Queensland tampaknya akan berubah menjadi baik. Hari-hari Bjelke-Petersenisme di bawah Partai Nasional pun tinggal dihitung saja. Penyelidikan Fitzgerald mengenai korupsi politis dan kepolisian telah diekspos oleh rezim Bjelke- Petersen dan merendahkannya. Partai Nasional pun tersapu dari tahtanya oleh masyarakat Queensland dan di akhir tahun 1989 pemerintahan baru di bawah kepemimpinan seorang pengacara muda dari Partai Buruh, Wayne Goss, berkuasa. Penelitian Fitzgerald telah menengarai adanya kegagalan institusional dalam pelayanan publik Queensland selama tahun-tahun kekuasaan Bjelke-Petersen dan merekomendasikan legislasi baru untuk melindungi para pengungkap fakta sebagai ujung tombak reformasi penyapuan itu. Pemerintahan Goss dengan segera mengatur penerapan rekomendasi-rekomendasi Fitzgerald, termasuk legislasi perlindungan para pengungkap fakta. Di bawah legislasi badan baru, Komisi Keadilan akan Tindak Kriminal (Criminal Justice Commission, CJC) dan Komisi Pengulas Pemilihan dan Administratif (Electoral and Administrative Review Commission, EARC), keduanya memiliki wewenang untuk menyelidiki tuduhan-tuduhan yang dikemukakan para pengungkap fakta dan menawarkan kepada mereka “perlindungan” jika mereka jujur. Reformasi lain tidak diterapkan dengan segera. Queensland memiliki Menteri Pertambangan baru, Ken Vaughan. Leggate melihat bahwa Vaughan menghentikan semua pengerjaan Kode Pelaksanaan bagi industri pertambangan yang telah disetujui oleh Tenni. Vaughan mengatakan kepada Parlemen Queensland bahwa telah ada kode yang tersedia. Vaughan juga mengatakan bahwa pendekatan regulasi kepada industri pertambangan merupakan pendekatan yang salah. Leggate menjadi khawatir akan hal ini. Pada tahun 1990 pekerjaan Jim Leggate diklasifikasi ulang menjadi Officer Lingkungan Utama. Ia harus melamar untuk posisi itu. Lamarannya gagal dan dikatakan karena ia terlalu legalistik. Ia merasa yakin bahwa itu dikarenakan ia terlalu jujur dalam penilaian-penilaiannya. Hingga saat ini ada beberapa pegawai lain di bidang lingkungan dalam departemennya dan mereka semua juga melihat masalah-masalah di dalam industri pertambangan yang dilihat oleh Leggate. Ternyta, ia tidak sendirian. Leggate kini yakin bahwa ia tidak mempunyai jalan lain selain melawan. Ia telah menjalankan tugas kewajibannya. Namun alih-alih mendapat pengakuan resmi karena telah melaksanakan tugas-tugas itu, ia malah secara birokratis dilumpuhkan. Leggate membuat daftar empat puluh empat tambang di Queensland yang telah diduga melanggar kewajiban kontrak mereka. Ia menyampaikan daftar ini secara langsung kepada Direktur Umum Pertambangan, Paul Breslin, pada bulan Februari tahun 1991. Leggate yakin ia bisa saja memasukkan bahan lebih banyak lagi namun ia merasa ia telah menegaskan maksudnya. Sejauh yang ia tahu, informasi ini tidak pernah diperiksa atau diselidiki. Keluhannya disebabkan atas dasar tata laksana pemilihan staf departemen bukan tuduhan-tuduhannya akan kemungkinan adanya kolusi antara departemen dengan industri pertambangan. Pekerjaan posisi senior lainnya diiklankan di departemennya dan sekali lagi Leggate melamar. Lagi-lagi ia gagal. Lagi-lagi ia mengeluarkan keluhannya. Saat itu tertanggal 27 Agustus 1991. Namun keluhan ini tidak bisa diselesaikan karena keluhan sebelumnya masih belum terselesaikan. Kasus nomor 22! Leggate menjadi sangat frustasi dan khawatir. Ia harus bicara dengan orang yang memiliki posisi untuk mengambil langkah akan kekhawatiran-kekhawatirannya. Ia bisa melihat masalah lingkungan yang luar biasa menghantui Queensland di tahun-tahun ke depan dan tidak ada seorang pun di Departemen Pertambangan yang mau mendengarkan. Ia merasa bahwa penelitian Fitzgerald telah mengetahui dengan pasti keadaannya ketika Komisioner Tony Fitgerald QC mengutarakan tentang masalah-masalah yang terinstitusi. Leggate yakin kini ada tindakan-tindakan perlindungan yang cukup, dengan adanya rancangan undang-undang untuk pengungkap fakta di hadapan Parlemen, untuk menghentikan usaha-usaha penyiksaan terhadap dirinya karena telah menarik perhatian kepada kebenaran. Maka ia memutuskan untuk mengambil langkah, namun hanya di dalam ruang lingkup rancangan undang-undang tersebut. Hal ini mengharuskannya membawa masalah ini ke pihak-pihak berwenang. Kesimpulannya, ia tidak bisa “membeberkannya kepada publik”. Ia mulai menulis laporan kepada Ombudsman Queensland, yang menyiratkan keadaan pribadinya dan kekhawatiran yang meluas yang melingkupinya. Sebuah pertemuan awal dengan staf Ombudsman meyakinkannya bahwa ia memiliki kasus, namun berbulan-bulan kemudian ia diberitahu bahwa hal itu berada di luar kewenangan Ombudsman karena Leggate tidak secara langsung terkena dampak dari ketidakberesan yang ia laporkan. Leggate kemudian mengirimkan laporan yang sama kepada EARC, yang sangat tertarik. Namun tak lama kemudian sang ketua, Tom Sherman, pergi untuk mengambil pekerjaan sebagai ketua dari National Crime Authority. Kasus Leggate kemudian disampaikan oleh EARC kepada Komisi Manajemen Sektor Publik yang, di bawah reformasi Fitzgerald, telah menggantikan Dewan Pelayanan Masyarakat. Komisi ini mengulas efisiensi masing-masing departemen pemerintahan pada akhirnya, namun berdasarkan kesepakatan mereka dengan klien. Dalam kasus Departemen Pertambangan, kliennya adalah industri pertambangan dan bukan masyarakat Queensland. Keluhan Leggate berdasarkan pembelaannya dengan bukti-bukti pendukung bahwa Departemen Pertambangan harus menghentikan hubungannya dengan industri pertambangan dan tidak memperhatikan tanggung-jawabnya terhadap klien yang sesungguhnya. Keluhannya ternyata diperhatikan oleh Komisi Manajemen Sektor Publik sebagai di luar parameter ulasan mereka terhadap departemen. Leggate kini membawa kekhawatirannya itu ke tiga badan yang berbeda. Namun tidak seorang pun dapat menangani hal itu. Ia terjebak dalam mimpi buruk permainan kambing hitam birokrasi. Namun masalah yang terlihat masih ada di sana dan semakin membesar setiap saat. Dalam pembuatan dan penyampaian dokumen selama proses ini, Leggate terus menginformasikan kepada departemennya tentang langkah-langkahnya dan mencoba mengikuti jalur yang benar. Namun sepertinya itu tidak berhasil ia capai. Leggate kemudian memutuskan untuk menaikkan taruhannya dan mengambil risiko yang lebih besar lagi. Menteri Lingkungan Hidup Queensland sedang dalam proses perancangan Undang-Undang Perlindungan Lingkungan dan Leggate menulis kepadanya sebagai pribadi biasa dan mengikutsertakan salinan dari semua laporan-laporannya. Ia mengirimkan korespondensi yang sama dengan Direktur Umum Pertambangan Paul Breslin. Leggate diberitahukan secara resmi bahwa ia telah melakukan kesalahan dengan menulis kepada Mentri dan Breslin mengatakan bahwa ia telah melanggar kewajibannya. Leggate kemudian mendengar bahwa informasi itu telah dibawa ke kabinet Goss namun para menteri tidak mengambil langkah apa pun. Namun di saat yang bersamaan informasi tersebut dibocorkan kepada media. Beberapa orang wartawan mengejar cerita itu namun tak lama liputan media itu pun mati. Termasuk di dalam laporan yang “bocor” itu contoh-contoh untuk menunjukan ruang lingkup kegiatan-kegiatan yang dituduh tidak sejalan di industri pertambangan Queensland.

1. Tambang boksit Comaco Ltd. di Weipa, Cape York. Dituduh melanggar Akta Kesepakatan Commonwealth Alumunium Pty Ltd. (1957). Perusahaan itu selama bertahun-tahun telah menambang di lahan-lahan selain yang diperbolehkan, di bawah Bab 19(d) dari Akta tersebut, berkaitan dengan jumlah rehabilitasi yang telah dilakukannya. Sepertinya, sampai sekarang, pemerintah tidak memberikan jawaban apakah langkah-langkah yang telah diambil untuk menghidupkan kembali daerah pertambangan telah cukup memuaskan Bab 19. 2. Collinsville Coal Company (MIM). Dituduh melanggar syarat-syarat khusus Kontrak Pertambangan 1009, dan dituduh melanggar Akta Air Bersih, Bab 23 dan Bab 31. 3. Kurangnya rehabilitasi progresif menggunakan lapisan tanah atas yang melanggar Persyaratan Khusus 2.4 dan kemungkinan Persyaratan Khusus 1.3 dan 2.3 juga. Pertambangan terus berlanjut hingga bertahun-tahun setelah masa kontraknya habis, menunda pembaruannya dan pengetatan syarat-syaratnya. 4. Tambang batu bara BHP Ltd’s di Moura. Dituduh melanggar ketetapan Akta Kesepakatan Thiess, Peabody, Mitsui Coal Pty Ltd. (1962-1965). Bab 31(d) dari Akta itu mensyaratkan perusahaan menyerahkan proposal mereka tiap tahun untuk pembaruan daerah-daerah pertambangan untuk disetujui oleh Menteri. Sampai tahun 1990-an tidak ada penyerahan semacam itu yang dilakukan. Penyerahan yang telah diterima sejak tahun 1990 rupanya belum disetujui. Tambang ini merupakan cabikan besar terbuka, paling tidak sepanjang 25 km. 5. Tambang emas Placer Ltd. di Kidston. Dituduh melanggar persyaratan khusus yang melekat dalam Kontrak Pertambangan 3347. Pengontrak telah menambang lahan yang lebih dari yang diperbolehkan di bawah persyaratan khusus 16, tanpa menunjukkan kemajuan dari proses rehabilitasinya. Ketidaksesuaian ini seluas hingga 800 ha. Tambang ini merupakan tambang emas terbesar ke-2 di Australia dan telah menghasilkan limbah buangan beracun dalam jumlah besar. 6. Tambang emas Horn Island di Selat Torres. Dituduh melanggar persyaratan khusus yang melekat dalam Kontrak Pertambangan 5948. Pemerintah memperbolehkan pengontrak untuk menambang yang melanggar persyaratan khusus 18 yang mensyaratkan limbah beracun dikubur. Pembersihan tambang ini kini ditutup oleh biaya masyarakat.

Menteri Sumber Daya Industri yang baru, Tony McGrady, mengeluarkan pernyataan media yang menyatakan bahwa laporan Leggate bukan yang “resmi” dan mencoba untuk meremehkannya. Leggate percaya bahwa McGrady sedang mengeruhkan suasana dengan mengatakan bahwa kebijakan baru akan menyelesaikan semua masalah ketika Leggate mengetahui pemerintah sudah berusaha membuat kesepakatan yang justru akan melemahkannya. Leggate sangat marah atas pernyataan publik McGrady dan menulis kepadanya, terang-terangan menunjukkan kesalahan-kesalahannya. McGrady pada akhirnya menyetujui untuk bertemu dengannya, namun kemudian membatalkan pertemuan itu. Garis-garis peperangan itu kini semakin tenggelam dan Leggate dipaksa untuk berjuang di beberapa kancah pertempuran. Pada bulan Agustus 1992 ia memasukkan keluhan kepada Komisi Peradilan Pidana, menyatakan bahwa McGrady dan Breslin melakukan penyelewengan terhadap kepercayaan publik. Di waktu yang bersamaan ia mencoba menjalankan tugas-tugasnya sebagai pegawai di bidang lingkungan. Namun ia dihantam dengan kenyataan bahwa Dewan Pertambangan Queensland telah menulis kepada semua anggotanya memaksa mereka untuk tidak memperhatikan Leggate. Ketia ia menghadiri pertemuan dalam kapasitas resminya semua perwakilan industri keluar dari ruangan. Di akhir bulan Agustus ia diberitahu oleh CJC bahwa tidak ada kecurigaan akan penyelewangan resmi di dalam departemen. Ia memberikan mereka informasi-informasi baru dan diwawancara tentang tuntutan-tuntutannya. Pada bulan November 1992, mereka memberitahunya bahwa karena jurisdiksi mereka hanya sampai pada masalah-masalah yang berpotensi kriminal, tuntutannya itu berada di luar wewenang mereka dan ia harus membawa kasusnya ke Ombudsman. Ia pun kembali ke titik di mana ia memulainya dulu. Selama akhir tahun 1992, menyerah, lelah dan frustasi dengan cara departemen mengisolasinya, Jim Leggate memutuskan untuk mengambil cuti seminggu. Sebelum ia pergi ia diberitahu bahwa ada lowongan untuknya di Departemen Kehutanan, namun ia mengatakan kepadanya ia tidak mau memikirkan perpindahkan saat itu. Satu-satunya departemen yang ingin ia tuju hanyalah Lingkungan dan Warisan Bersejarah namun ia gagal dalam mengatur perpindahan itu di sana. Ia tidak dengan langsung menerima pekerjaan di Kehutanan karena ia merasa ia bisa melakukan pekerjaan lebih baik di tempatnya bekerja dulu. Namun ketika ia kembali bekerja di industri pertambangan tak ada lagi yang mempercayainya. Ia diberitahu bahwa tak ada pekerjaan untuknya di Pertambangan. Ia menyaksikan industri pertambangan diperbolehkan melanggar semua peraturan tanpa protes dari satu-satunya badan yang berwenang mengawasinya – Departemen Pertambangan. Beberapa bulan kemudian Jim Leggate mendapati keadaan di mana, menurutnya, menggambarkan hubungan antara Departemen Pertambangan dan industri pertambangan harusnya bersifat mengatur – ”penangkapan wajib”. Sepertinya, menggambarkan bagaimana pihak yang sangat berwenang yang seharusnya mengatur dan mengawasi industri demi kepentingan umum, malah malah menambah kelalaian manajemen lahan- lahan pertambangan. Jim Leggate hampir sampai pada pilihan terakhirnya. Ia mengambil pekerjaan di Kehutanan – ia hanya memiliki sedikit pilihan – dan bekerja di sana selama tiga tahun, dengan penuh keengganan namun sangat produktif. Namun ia secara nyata terisolasi dari bidang di mana ia jelas-jelas memiliki pengetahuan dan keahlian yang paling banyak. Ia sudah pergi ke hampir semua badan pengatur dan yang bertanggung-jawab yang pernah terpikir olehnya untuk menarik perhatian terhadap masalah ini yang merugikan negara, dalam perkiraannya, lebih dari $1 juta perminggunya. Ia bahkan mengajukan permohonan kepada Jaksa Umum Commonwealth atas dasar keabsahan pengabulan pekerjaan pertambangan oleh Undang-Undang tentang Hak Penduduk Asli (Native Title) dan kewajiban terhadap lingkungan oleh perusahaan-perusahaan pertambangan di Queensland yang memiliki eksport dan pendanaan dari luar negara. Namun tanggapan yang sudah sangat biasa ia dengar adalah kekhawatiran terbesarnya – yang menyangkut lingkungan – berada di luar jurisdiksi negara. Pada tahun 1994, CJC setuju untuk mengikutsertakan pertambangan dalam penyelidikannya atas pembuangan yang tidak layak dari limbah cair di Queensland. Jim Leggate memberikan kesaksian di bawah sumpah namun tuduhannya atas kecurigaan pelaksanaan yang tidak tepat oleh Direktur Umum Pertambangan sangat tidak dihiraukan. Menteri Industri Sumber Daya, Tony McGrady, mengakui bahwa beberapa masalah yang diangkat oleh Leggate benar terjadi. “Beberapa tambang memiliki laporan-laporan yang sangat buruk dalam hal manajemen lingkungan – namun sudah ada tindakan atas hal tersebut,” kata McGrady. Namun sampai tahun 1996 tidak ada penyelidikan lebih jauh lagi yang dilakukan. Rekomendasi dari Komisi Peradilan Pidana sama sekali tidak dihiraukan. Kemudian Leggate mengatakan kepada penyelidikan Senat akan kasus-kasus tak terselesaikan para pengungkap fakta di mana ia tidak sepakat dengan pernyataan Menteri bahwa semua sudah diatasi. Berlawanan dengan hal itu, ia yakin bahwa masalah itu berkembang setiap hari dan tidak ada yang mempunyai keberanian untuk mengurusi industri pertambangan. Selain semua peraturan yang disahkan oleh Parlemen hal itu merupakan hukum yang berlaku juga terhadap diri mereka sendiri. Leggate memperkirakan biaya yang dikeluarkan untuk rehabilitasi yang belum terselesaikan itu di Queensland saja lebih dari $1 miliar dan banyak permasalahan yang telah timbul di New Guinea akibat pertambangan di Ok Tedi yang terulang di Queensland juga. Sebagai hasil dari kepedulian Leggate akan industri pertambangan yang lebih bersih dan lebih bertanggung-jawab ia kehilangan pekerjaanya, dikucilkan dari industri yang telah diabdinya selama lebih dari dua dekade dan telah dikecewakan oleh rekan- rekan kerja yang selama ini ia hormati. Tidak ada seorang pun mantan rekan kerjanya yang mau menyetujui pendapatnya di muka umum. Namun di balik semua kekecewaan itu Leggate sangat marah karena ia tidak dapat menjalankan keinginan Parlemen, bertindak melalui peraturan Parlemen, melindungi lingkungan dari dalam tubuh pemerintah sendiri – Departemen yang memiliki wewenang untuk mengidentifikasi masalah dan melakukan tindakan terhadapnya. Leggate pun bertanya-tanya pada dirinya sendiri apakah bila keyakinannya selama ini berbeda maka tidak akan pernah ada perlindungan bagi pengungkap fakta di Queensland. Dan bagaimana, dengan begitu banyaknya badan-badan peraturan tidak ada satu pun yang mampu atau ingin melawan industri prtambangan dan melindungi kepentingan umum? Pembuktian akan kebenaran yang dibawa oleh Jim Leggate akan datang juga nanti. Masalah yang telah ia perjuangkan untuk dibuka dengan sangat menyesal telah mendatangkan dampak-dampak yang kumulatif, menghancurkan dan merugikan. Pada tahun 1995, Komite Pemilihan Senat tentang kasus-kasus tak terselesaikan para pengungkap fakta ini mengakui sumbangsih Jim Leggate sambil juga mencari cara untuk menengahi pertentangan antara Leggate dan Pemerintahan Queensland tentang status kepegawaiannya.

Komite ini mengakui usaha-usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Queensland dalam mengatasi masalah-masalah lingkungan yang disebabkan oleh pertambangan. Terlebih lagi, Komite menganggap bahwa penerapam dari kebijakan ini memainkan peran penting atas masalah-masalah yang dialami oleh Tn. Leggate. Sepertinya Tn. Leggate mengalami kesulitan dalam menyatukan pandangan-pandangan pribadinya dengan kebijakan ini atau tingkat penerapannya. Demikian juga, menurut Pemerintah, Tn. Leggate sendirilah yang memulai pertanyaan mengenai perpindahannya ke bagian lain. Tn. Leggate juga ditawari dan menerima sebuah posisi di Divisi Kehutanan dalam Departemen Industri-Industri Utama, yang sesuai dengan pengalaman dan keahliannya dan tidak ada pembayaran atau keadaan- keadaan yang hilang. Namun sepertinya masalah-masalah ini muncul karena Tn. Leggate mencoba menerapkan ketetapan-ketetapan peraturan pertambangan seperti yang ditetapkan oleh Parlemen Queensland dan berusaha mengangkat pelanggaran-pelanggaran peraturan- peraturan tersebut sehingga mendapat perhatian dari pihak berwenang terkait. Komite percaya bahwa Tn. Leggate melakukan hal tersebut hanya karena tanggung-jawabnya sebagai pegawai yang bekerja untuk kepentingan umum. Legislasi seperti yang dikeluarkan oleh Parlemen, harus diterapkan paling tidak sampai penulisan hukum itu sendiri. Jika masalah muncul terhadap legislasi tersebut sudah merupakan peran Parlemen untuk mengamendemen legislasi tersebut; bukanlah peran sektor publik untuk menerapkan “tindakan-tindakan administratif” untuk memotong penulisan hukum atau menghiraukan tuduhan-tuduhan penyelewengan legislasi tersebut.

Komite menemukan bahwa sebagian besar, jika tidak semua, kefrustasian dan kesulitan-kesulitan Leggate berawal ketika ia tidak puas dengan pengungkapannya akan praktik-praktik yang tidak tepat di dalam departemennya sendiri.

Untuk membawa tuntutannya lebih jauh lagi, penting bagi Tn. Leggate untuk mengaitkan masalah-masalah pribadinya terhadap kasus penyiksaan dirinya dalam tuntutan-tuntutannya yang lebih luas lagi. Masalah praktik-praktik yang tidak tepat yang telah ia angkat sepertinya akan menjadi bahasan yang sesuai dengan buku tekstual agar diperhatikan oleh badan mandiri yang berurusan dengan pengungkapan masalah-masalah umum. Begitu ia menolak mengambil tindakan atas tuntutannya, semua badan itu yang kemudian ia ajukan banding tidaklah tepat atau kurang memiliki jurisdiksi.

Karenanya kita dapat bertanya: lalu apa gunanya badan-badan mandiri itu? Siapa yang akan meminta Departemen Pertambangan bertanggung-jawab atas kegagalannya menegakkan aturan mereka sendiri? Jawabannya adalah Parlemen itu sendiri. Biarkan catatan itu menunjukkan bahwa ketika Pemerintah Queensland menyatakan perubahan mendasar dalam perilaku dan komitmen mereka terhadap manajemen lingkungan oleh industri pertambangan, industri itu malah tidak dihukum atas pelanggaran akta-akta terkait dari Parlemen. Komite Senat mengakui pengalaman luas Jim di sektor pertambangan dan “menganggapnya sebagai saksi terhormat dan dapat dipercaya”.