DETAK TAPAK RENJANA KINERJA

Jasa ekosistem dan kekayaan hayati yang mengendap di hutan-hutan, di lingkungan yang sehat, adalah jantung dari degup peradaban. Dengan berfokus pada ekosistem, pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan menyentuh segala lini kehidupan: hutan, ekonomi, sosial, dan budaya. Ringkasnya, pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan menyentuh sisi manusia, lingkungan hidup, dan hutan. Ketiganya saling berkelindan, dan memercikkan hubungan mutualistik. Dalam konteks itu, kementerian lingkungan hidup dan kehutanan mengerahkan daya di seluruh lini: hutan sosial, wisata alam, kesatuan pengelolaan hutan, kawasan konservasi, sampai pemulihan ekosistem. Setelah lima tahun berikhtiar, sejak 2015 sampai 2019, posisi seluruh upaya itu bermuara pada titik ini: tapak lingkungan hidup dan kehutanan semakin terjaga, yang menumbuhkan kepercayaan publik, dan manfaatnya semakin mewujud nyata. Untuk mendekatkan manfaat kawasan hutan dari jangkauan masyarakat, ikhtiar terpenting adalah pengelolaan di tingkat tapak. Ruang kelola Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencakup trimatra: darat, laut, dan udara. Pustaka ini merekam simbiosis mutualisme antara hutan, lingkungan, dan manusia dari tapak ke tapak: hutan sosial, taman nasional, taman wisata alam, kesatuan pengelolaan hutan, kabupaten- kota, dan ekosistem gambut.

DETAK TAPAK RENJANA KINERJA SUMBANGSIH BAGI PERADABAN NEGERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2015 - 2019

Sampul.indd All Pages 10/17/19 11:35 PM BUKU BIROCAN.indb 1 10/17/19 11:16 PM DETAK TAPAK RENJANA KINERJA SUMBANGSIH BAGI PERADABAN NEGERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2015 - 2019

BUKU BIROCAN.indb 2-3 10/17/19 11:16 PM DETAK TAPAK RENJANA KINERJA Sumbangsih bagi Peradaban Negeri Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2015 - 2019

TIM PENYUSUN PENELUSURAN 5 TAHUN KINERJA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

PENGARAH Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Hendroyono

PENANGGUNG JAWAB Kepala Biro Perencanaan Ayu Dewi Utari

PENYUNTING Ayu Dewi Utari, Sandi Kusuma, Agus Prijono

PENULIS Abdul Kholik Lastri Simanjuntak Mahardhika Cahaya Utama Mugi Restunaesha Raden Firman Santoso Ubaidillah Syohih Asriyanto Marwedhi Nurratyo Amaliah Kurniasih

FOTOGRAFER Aisha Kemala Wijayanti Arfan Adhi Kurniawan Feby Fajrin Ineke Tya Claudya Sarwono Putri Mochammad Desby Aditia Triandu

PENATA LETAK Agus Prijono

Cetakan 2019

ISBN 978-602-51606-5-3

KONTRIBUTOR FOTO Lembaga Pengelola Hutan Nagari Jorong Simancuang, Solok Selatan, Barat Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Balai Taman Nasional Wakatobi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur - Foto: Agus Irwanto Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan - Foto: Vivin Adi Anggoro Balai Taman Nasional Manupeu Tanadaru - Laiwangi Wanggameti - Foto: Awaliyah Anjani Balai Taman Nasional Bali Barat - Foto: Unit Selam Universitas Gadjah Mada, Balai Taman Bantimurung Bulusaraung - Foto: Kamajaya Shagir Biro Hubungan Masyarakat KLHK - Foto: Lutfi Shabran

Biro Perencanaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Gedung Manggala Wanabakti, Blok 7, Lantai 2 Kakatua kecil jambul kuning, Cacatua sulphurea abbotti, jenis Jl. Jenderal Gatot Subroto, Jakarta endemik yang mendiami Pulau Masakambing, Kepulauan Masalembu, Sumenep, Jawa Timur.

BUKU BIROCAN.indb 4-5 10/17/19 11:16 PM KATA PENGANTAR SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Bambang Hendroyono

Saat Presiden menggabungkan dua kementerian menjadi sumberdaya alam di sekitarnya, sehingga membantu dirinya dalam Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, saya membayangkan harmoni yang semakin baik. Memang tidak mudah, tapi pasti ada yang Kementerian besar ini akan menguasai seluruh sendi kehidupan bangsa bisa dijadikan landasan untuk menjawabnya. dan negara. Hasil kerjanya pasti menciptakan kondisi pemungkin bagi Buat saya, jika jawaban itu tersedia, akuntabilitas Kementerian bisa pembangunan nasional untuk bergerak maju. Dengan kalimat lain, dipetik di tingkat tapak. Tidak hanya hal-hal administratif, yang habis sesungguhnya saya membayangkan Kementerian berdiri pada batas begitu lembar pertanggungjawaban selesai diperiksa. antara pengayun pendulum ekonomi bagi pembangunan nasional dan Dan, yang lebih penting, pelajaran apa yang bisa kami bawa untuk penjaga tempat hidup yang layak bagi manusia, tumbuhan, dan satwa. periode perencanaan berikutnya. Meski diakui periode perencanaan Membayangkan kemegahan peran Kementerian, saya berhenti pada kadang menjadi pembatas, dan kinerja peradaban justru melampaui satu titik tanya: apa ukuran keberhasilan yang layak sebagai kinerja? batas-batas itu. Kami ingin menyediakan informasi yang memang kokoh, Kegelisahan itu berlipat karena saya meyakini geliat pembangunan lugas, dan langsung dari tapak. Agar kami tak lagi senantiasa mengulang lingkungan hidup dan kehutanan tak hanya bisa diwadahi dalam bentuk ke titik nol untuk setiap kinerja. Hal inilah yang kami maknai sebagai deretan kinerja yang cenderung bersifat numerik. Jika pun disandingkan knowledge management periode 2015-2019. dari tahun ke tahun, hasilnya akan berbentuk analisis kecenderungan Berdasarkan kebutuhan di atas, pustaka ini disusun dengan bertutur, kuantitatif belaka. berkarakter menceritakan kondisi tapak: sumberdayanya, masyarakatnya. Hal itu seperti berjalan di ruang hampa, bila cerita di balik kinerja Dengan beragam foto yang berusaha membingkai cerita di setiap tak ditampilkan secara utuh. Jika hal ini dilakukan, sejatinya kita telah tapak. Dokumen ini hendak bercerita tentang hasil kerja pembangunan mendorong cara berpikir yang linier, matematis dan kaku. Padahal lingkungan hidup dan kehutanan 2015-2019. Ketika kami mengaitkannya persoalan tapak lingkungan dan hutan bukan permasalahan matematis. dengan peradaban, dokumen ini menjadi kebanggaan untuk mengatakan Ia adalah kehidupan yang mengusung sejarah, perkembangan sosial Kementerian telah mendorong kehadiran negara untuk menumbuhkan dan ekonomi, dan resultante dari hubungan politik-sosial-budaya. peradaban negeri atas tapak lingkungan dan hutan. Dari sinilah saya berpikir hasil kerja Kementerian bermuara pada Selaku Sekretaris Jenderal, saya ingin menanamkan kebanggaan itu kesinambungan peradaban. kepada seluruh elemen Kementerian. Jika publik menyambutnya sebagai Kemudian, saya berpikir untuk mengedepankan penelusuran fajar baru dalam tata kelola birokrasi, saya sungguh mengucapkan dari tapak ke tapak. Yang cenderung lebih bisa menangkap jiwa dari syukur. Hal ini akan menjadi iuran dalam pembangunan 2020-2024 yang pembangunan, berbasis cerita dan apa adanya. Hal ini secara langsung visinya telah disampaikan Presiden pada 14 Juli 2019 di Sentul, Bogor. akan memberikan umpan-balik dan menjaga bangunan tetap berada Di antaranya: reformasi birokrasi harus menghapus pola pikir linier, pada fondasi yang sama. monoton dan terjebak di zona nyaman. Presiden ingin mewujudkan Ini sekaligus menguji hipotesis : apakah hasil kerja Kementerian telah anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang memiliki manfaat menumbuhkembangkan peradaban manusia menjadi lebih baik di tiap ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. tapak? Peradaban barangkali masih abstrak. Tetapi saya ingin memaknai peradaban sebagai hasil kerja masyarakat untuk bisa memanfaatkan Jakarta, Oktober 2019

6 7

BUKU BIROCAN.indb 6-7 10/17/19 11:16 PM Lapisan vulkanik yang mengeras biasa disebut Keramikan seluas 7 hektare di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung.

8 9

BUKU BIROCAN.indb 8-9 10/17/19 11:16 PM DETAK TAPAK KATA PENGANTAR 6

PROLOG 14

PERHUTANAN SOSIAL 30 DAERAH ALIRAN SUNGAI 286 Hutan Nagari Jorong Simancuang 32 Way Seputih - Way Sekampung 288 Hutan Desa Tibussan 52 Benain Noelmina 312 Hutan Kemasyarakatan Seberang Bersatu 76 Kali Opak 336 Kali Progo 358

KAWASAN KONSERVASI 102 KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN 374 Taman Nasional Bromo Tengger Semeru 104 Ngengas Batulanteh 376 Taman Wisata Alam Gunung Tunak 134 Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu 158 Taman Nasional Bukit Duabelas 184 Taman Nasional Gunung Ciremai 204

Taman Nasional Wakatobi 214

PEMULIHAN EKOSISTEM 244 EPILOG 400 Gunung Kapur Argawijil 246 Lahan Gambut Pesisir Selatan 270

BUKU BIROCAN.indb 10-11 10/17/19 11:17 PM Kerajinan gerabah yang dapat dikunjungi saat perjalanan ke Taman Wisata Gunung Tunak. Sentra kerajinan ini berada di di Banyumulek, Kediri, Barat, Nusa Tenggara Barat.

12 13

BUKU BIROCAN.indb 12-13 10/17/19 11:17 PM PROLOG JELAJAH SINGKAT DI TAPAK KINERJA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN MENGERAHKAN DAYA DI SELURUH LINI: HUTAN SOSIAL, WISATA ALAM, KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN, KAWASAN KONSERVASI, SAMPAI PEMULIHAN EKOSISTEM.

Seekor ikan badut di kerumunan anemon di perairan Taman Nasional Bali Barat, Bali.

BUKU BIROCAN.indb 14-15 10/17/19 11:17 PM ika lingkungan hidup dan hutan adalah sekadar ihwal sekumpulan pohon, sejumput air, dan setabung udara bersih, kekayaan negeri itu tak akan pernah menjadi penyokong peradaban. JDi dunia nyata, negeri ini sungguh bergantung pada lingkungan yang sehat dan hutan yang rimbun. Guru pendamping sekolah rimba membimbing anak Orang Rimba belajar di pedalaman Taman Nasional Bukti Duabelas. Upaya ini memudahkan Hanya saja, interaksi itu seringkali tak kasat mata. Padahal, nyaris di generasi Orang Rimba memperoleh pendidikan. setiap tarikan napas, kehidupan siapa pun tak lepas dari lingkungan dan Dan sejak tahun itu juga, terjadi titik balik: perhutanan sosial yang hutan. Bahkan bagi manusia yang telah jauh dari hutan, dan berjarak bertumpu pada demokratisasi tata kelola hutan. Desain besarnya berupa dengan lingkungan, tak bisa mengelak ikatan dari jasa ekosistem dan langkah korektif dan keberpihakan kepada masyarakat untuk mengelola kekayaan hayati. hutan. Wujud skemanya: hutan kemasyarakatan, hutan desa, hutan adat, Jasa ekosistem dan kekayaan hayati yang mengendap di hutan- kemitraan lingkungan, hutan tanaman rakyat. hutan, di lingkungan yang sehat, itulah jantung dari degup peradaban. Dari skema itu, lantas berputar mata rantai ekonomi yang Dengan berfokus pada ekosistem, pengelolaan lingkungan hidup dan menyalakan pusat-pusat pertumbuhan baru. Angkanya: menggerakkan kehutanan menyentuh segala lini kehidupan: hutan, ekonomi, sosial, dan ekonomi baru bagi sekitar 737 ribu kepala keluarga, dari luas hutan budaya. Ringkasnya, pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan sosial sedikitnya 3,3 juta hektare, dengan jumlah lebih dari lima ribu menyentuh sisi manusia, lingkungan hidup, dan hutan. Ketiganya saling izin—dari berbagai macam skema hutan sosial. berkelindan, dan memercikkan hubungan mutualistik. Gerak kehidupan masyarakat juga berputar dari jasa ekosistem Dalam konteks itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan wisata alam di kawasan konservasi. Tak sedikit kawasan konservasi, mengerahkan daya di seluruh lini: hutan sosial, wisata alam, kesatuan entah taman nasional maupun taman wisata alam, yang dikenal publik pengelolaan hutan, kawasan konservasi, sampai pemulihan ekosistem. berkat keunikan ekosistemnya. Contohnya gampang. Tinggal tunjuk Setelah lima tahun berikhtiar, sejak 2015 sampai 2019, posisi seluruh di setiap pulau. Di Sumatra ada Taman Nasional Gunung Leuser atau upaya itu bermuara pada titik ini: Tapak lingkungan hidup dan kehutanan Taman Wisata Alam Sabang di ujung barat negeri; di Jawa, ada Taman semakin terjaga, yang menumbuhkan kepercayaan publik, dan manfaatnya Nasional Bromo Tengger Semeru; di ada Taman Nasional semakin mewujud nyata. . Dan, sebagainya. Mari mengintip sebagian kecil dari upaya yang menyentuh langsung Namun di balik pamornya, kawasan konservasi mengemban amanat di tingkat tapak. Hingga 2015, belum pernah ada gema yang begitu tak ringan: melindungi ekosistem sekaligus memanfaatkan potensinya. Di bergaung ihwal perhutanan sosial dalam tata kelola hutan. Yang ada: antara keduanya ada amanat lain: melestarikan. Yang terakhir inilah yang suara lirih yang timbul-tenggelam dalam pengelolaan hutan arus utama. menjaga keseimbangan antara perlindungan dan pemanfaatan kawasan.

16 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PROLOG 17

BUKU BIROCAN.indb 16-17 10/17/19 11:17 PM Untuk mendekatkan manfaat kawasan hutan dan kawasan konservasi dari jangkauan masyarakat, ikhtiar terpenting adalah pengelolaan di tingkat tapak. Di kawasan konservasi ada dua lembaga: balai taman nasional untuk taman nasional, dan balai konservasi sumber daya alam yang mengelola kawasan konservasi lain: suaka margasatwa, cagar alam, taman buru, taman wisata alam. Sementara itu, kesatuan pengelolaan hutan (KPH) mengampu hutan produksi dan hutan lindung. Pada hakikatnya, kesatuan pengelolaan hutan mengemban mandat tata kelola di tingkat tapak dengan merangkul masyarakat. Wujudnya: menghasilkan barang dan jasa berbasis masyarakat secara lestari, sembari menjaga hutan dari degradasi— seperti mencegah kebakaran hutan dan konflik tenurial. Tak pelak lagi, masa depan kawasan hutan negeri ini berada di tangan kesatuan pengelolaan hutan. Dengan mengandalkan hasil hutan bukan kayu, masyarakat setempat berkembang bersama pengelolaan hutan yang lestari di tingkat tapak. Sementara itu, di ranah lingkungan hidup, untuk menciptakan keadaan yang nyaman untuk hidup, beberapa ikhtiar berlangsung di sejumlah tapak. Ini terutama terkait dengan pengelolaan sampah. Wujudnya, mulai dari daur ulang sampah hingga menangguk energi listrik dari timbunan sampah. Ikhtiar pemulihan juga berlangsung di lahan-lahan gambut masyarakat. Selain menjadi destinasi wisata, Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu Di sana, di ekosistem yang rentan ini, warga membangun sekat kanal untuk bersama mitranya berupaya memulihkan populasi elang bondol, satwa memulihkan lahan gambutnya. Sekat kanal untuk menahan laju aliran air maskot Daerah Khusus Ibukota Jakarta. sehingga sempat meningkatkan tingkat kebasahan lahan gambut. Dengan Artinya, pemanfaatan—apapun wujudnya—di kawasan konservasi cara ini, fungsi hidrologis lahan gambut perlahan kembali pulih. bersifat terbatas. Seringkali, yang terbatas justru menawarkan peluang: Pemulihan juga menjadi andalan dalam merawat lanskap daerah ekowisata. Lantaran tersebar seantero negeri, dengan demikian, aliran sungai. Bentuknya: rehabilitasi hutan dan lahan untuk menjaga kawasan konservasi menjadi pendorong wisata yang beretika. peradaban di bentang alam daerah aliran sungai. Dengan kata lain, desain besarnya: kawasan konservasi terhubung Rehabilitasi menyentuh wilayah hulu, tengah dan hilir, yang dengan pusat pariwisata lain untuk membangkitkan kehidupan menumbuhkan destinasi wisata baru seiring berkembangnya generasi masyarakat. Idenya: memutar pertumbuhan dengan membuat wisatawan milenial yang gemar mencari pengalaman. Masyarakat di wilayah betah di setiap tujuan wisata. Dan untuk menjelajahi kawasan konservasi, lain juga memanfaatkan hasil rehabilitasi hutan dan lahan: kayu dan sedikitnya perlu waktu tiga sampai empat hari. Makin lama tinggal, komoditas lain. Kayu-kayu dari hutan rakyat, yang tumbuh di daerah makin terasa dampak kesejahteraannya—dan konservasi. Bahkan aliran sungai mendorong tumbuhnya industri kerajinan seperti mebel kunjungan singkat sekalipun—tipikal wisatawan domestik—wisata alam dan batik kayu. Jangkauan pemasarannya merentang dari pasar dalam tetap bersumbangsih bagi kesejahteraan masyarakat setempat. negeri sampai luar negeri.

18 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PROLOG 19

BUKU BIROCAN.indb 18-19 10/17/19 11:17 PM TELUSUR DARI TAPAK KE TAPAK Paparan sekilas di atas bersifat umum. Untuk melihat wujud kinerja, agaknya perlu langsung di tingkat tapak. Kunjungan lapangan akan menghadirkan tinjauan kinerja secara segar dan bernas. Dengan menyentuh situasi tapak, wujud kinerja tak hanya sebatas programatik. Tentu saja program pasti terlihat, namun jangkauan tinjauan lebih meluas baik secara horisontal maupun vertikal. Dimensi horisontal nampak dari keterlibatan masyarakat, pemerintah daerah, dan pihak lain; sedangkan dimensi vertikal terkait dengan jenjang lembaga pengelolaan dari tapak sampai pusat. Tak hanya itu, dalam beberapa contoh, tinjauan bahkan bersifat lintas-sektoral. Untuk melihat jangkauan kinerja, tak jarang harus menusuk ke pelosok bentang alam—sejauh jangkauan kinerja. Di sana, masyarakat dan pihak lain menuturkan secara jernih tanpa kegaduhan. Simak warga Simancuang yang mengelola Hutan Nagari Jorong Simancuang, Alam Pauh Duo, Kecamatan Pauh Duo, Solok Selatan. Di sana, masyarakat bersama Komunitas Konservasi (KKI) Warsi mengelola hutan nagari seluas 650 hektare. Warga memiliki program pohon asuh, yang dananya masuk ke Lembaga Pengelola Hutan Nagari, yang selanjutnya untuk mengelola hutan nagari. Dana juga untuk keperluan lain yang berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat. Atau, di dataran tinggi Kecamatan Latimojong, Luwu, Selatan, yang kehidupan warganya bertumpu pada Hutan Desa Tibussan. Dari hutan ini, lahir kreativitas warga demi keberlanjutan komoditas kopi: mewajibkan pasangan yang baru menikah untuk menanam kopi. Bayangkan, di pelosok pegunungan Latimojong, program hutan sosial memercikkan kreativitas untuk masa depan. Demi malam yang sunyi, warga Tibussan mengubah energi potensial air yang berasal dari relung-relung hutan menjadi energi listrik. Kini, kehidupan tak lagi hanya di siang hari. Yang tak kalah menarik: Hutan Kemasyarakatan Seberang Bersatu di Belitung mewadahi warga untuk memulihkan hutan yang pernah didera tambang timah ilegal. Kisah-kisah dari tapak di atas bermuara pada tiga tujuan: hutan yang terjaga meningkatkan indeks kualitas lingkungan hidup, bersumbangsih pada penerimaan negara, dan melestarikan kebermanfaatan ekosistem bagi kehidupan. Perhutanan sosial membuka kanal bagi masyarakat untuk ikut mengelola Tiga cerita di atas hanya sebagian kecil dari ribuan kisah di Nusantara. kawasan hutan. Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat mengelola hutan demi meningkatkan ketahanan pangan dan pemberdayaan Kisah yang semula tentang darah dan keringat kini berganti air mata ekonomi. bahagia. Dan tentu saja, di balik kisah itu, ada pertautan antara tindakan di tingkat tapak dengan kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan selama rentang 2015 hingga 2019.

20 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PROLOG 21

BUKU BIROCAN.indb 20-21 10/17/19 11:17 PM Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya memberikan paparan untuk mengintegrasikan hutan sosial dengan dunia usaha di Kalimantan Tengah (kiri). Kelompok pengelola hutan kemasyarakatan RUANG KELOLA KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Lampung mengembangkan wisata di wilayah kelolanya. Keterlibatan mencakup trimatra: darat, laut, dan udara. Pustaka ini merekam simbiosis masyarakat dalam kelola hutan sosial membuka peluang potensial (atas). mutualisme antara hutan, lingkungan, dan manusia dari tapak ke tapak. Tapak-tapak itu hutan sosial, taman nasional, taman wisata alam, kesatuan Taman Nasional Bukit Duabelas punya pembelajaran dalam mewadahi pengelolaan hutan, kabupaten-kota, dan ekosistem gambut. Orang Rimba untuk menjaga ruang hidup dan penghidupannya. Dan Dari rentang ekosistem itu, pustaka mencuplik sebagian kecil tahun ini menjadi saat untuk merayakan pembelajaran itu: zonasi kisah kinerja di tingkat tapak. Kami mengikuti alur cerita yang hadir taman nasional bertautan erat dengan tata ruang adat Orang Rimba. dalam keseharian: cair, lugas, dan bernas. Dalam keseharian itu, dalam Selain menyelaraskan zonasi, Balai Taman Nasional Bukit Duabelas juga perunutan kinerja di tingkat tapak mendapatkan segudang tanggapan, menekankan pemahaman pentingnya pendidikan bagi Orang Rimba. umpan balik, dan saran. Balai Taman Nasional juga mengupayakan ‘sekolah berjalan’ untuk Tapak-tapak yang dikunjungi merupakan hasil diskusi, penyaringan, menggapai lokasi-lokasi ketumenggungan yang belum tersedia sekolah dan kesepakatan dari para pihak terkait di Kementerian. Direktorat rimba. Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan menyarankan Selanjutnya, di , relawan Sahabat Volunteer Semeru (SAVER) untuk mengunjungi ke hutan desa di Tibussan dan Jorong Simancuang. menjadi mitra Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Mereka menjadi Di sana, Direktorat Penyiapan Kawasan Perhutanan Sosial menjabarkan garda terdepan pelestarian alam sepanjang jalur pendakian menuju berbagai tapak perhutanan sosial. Datanya berlimpah ruah, dan Puncak Mahameru. Tanpa sokongan dana dari Balai Taman Nasional, mengerucut di desa hutan Tibussan dan Jorong Simancuang. mereka mampu berdaya melalui jasa porter dan pemandu untuk para Beranjak dari hutan sosial, penelusuran jejak pembangunan wisatawan maupun pendaki. menyentuh beberapa taman nasional. Tercatat ada lima taman nasional Sama halnya dengan Bromo, di utara Ibukota Jakarta juga tersembunyi mulai dari Taman Nasional Bukit Duabelas di Jambi hingga Taman surga bernama Taman Nasional Kepulauan Seribu menawarkan peluang Nasional Wakatobi di Sulawesi Tenggara. usaha bagi penduduk Kepulauan Seribu: agen travel, jasa kapal, rumah inap, dan bisnis olahan hasil bahari.

22 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PROLOG 23

BUKU BIROCAN.indb 22-23 10/17/19 11:17 PM Fasilitas listrik tenaga surya ini memasok setrum bagi warga Pesanguan, dekat Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Insentif pembangunan merangsang desa penyangga untuk mengembangkan ekonomi kreatif.

24 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PROLOG 25

BUKU BIROCAN.indb 24-25 10/17/19 11:17 PM Sementara itu dari hamparan laut Wakatobi, kelompok Dewara di desa Derawa mengelola bisnis rumput laut. Setiap minggu mereka mengirim sepuluh ton rumput laut kering ke Baubau. Dari bisnis itu, anak-anak mereka dapat bersekolah. Tak hanya di Wakatobi, jauh di pedalaman Sumbawa tepatnya di Desa Batudulang, ada kisah serupa. Ditemani tiga staf Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Puncak Ngengas Batulanteh, tinjauan ke tapak menjumpai wajah-wajah dengan senyum bahagia. Kesatuan pengelolaan hutan ini menyemai sinergi dengan masyarakat. Hamparan hutan negara di Sumbawa ini memanggil sarjana untuk kembali ke desanya. Contohnya Wiwin. Tak seperti kebanyakan orang desa yang kuliah di kota, Wiwin memilih kembali ke desa setelah menuntaskan pendidikan di Program Studi Kimia, Universitas Brawijaya. Padahal, mencari sinyal seluler saja sulit. Demi membantu ayahnya, ia mengelola tiga hektare kawasan hutan untuk ditanami kopi arabika. Detak kehidupan di daerah aliran sungai pun tak luput dari tinjauan kinerja. Daerah Aliran Sungai Progo mengalirkan harapan bagi Destinasi wisata yang dikembangkan pengelola hutan kemasyarakatan masyarakat di perbukitan Menoreh sampai wilayah hilir. Air terjun Kalibiru, Yogyakarta, berlatar perbukitan hijau hasil rehabilitasi Sungai Progo. Kedung Pedut, aliran Sungai Elo, dan Pantai Cemara memberikan Serupa namun tak sama, Direktorat Pemulihan Kerusakan Lahan peluang bagi kesejahteraan masyarakat. Pun, Sungai Opak, yang masih Akses Terbuka yang memulihkan hamparan lahan terbengkalai bekas satu hamparan dengan Daerah Aliran Sungai Progo, menyalakan relasi tambang batu kapur menjadi pasar berwawasan lingkungan. Pasar baru antara masyarakat dengan sungai. Di sepanjang aliran Kali Progo, ekologis Argawijil menumbuhkan harapan baru masyarakat Desa Gari, tumbuh wahana wisata baru kekinian. Ini barangkali sejenis tafsir baru Gunung Kidul: manfaat ekonomi dan ekologi. masyarakat dalam mencintai sungai. Gotong royong warga menghidupkan roda ekonomi di pasar ini. Daerah aliran sungai memang memberikan perspektif yang berbeda Warga berbondong-bondong setiap Ahad berpartisipasi berjualan di dalam mengelola ekosistem. Ini terlihat nyata daerah aliran yang pasar. Tanpa sadar, rasa saling memiliki tumbuh dengan sendirinya di membentang di batas negeri. Simak aliran Sungai Talau dan Sungai Loes kalangan masyarakat. yang membentang di perbatasan Republik Indonesia dengan Republik Begitupun bagi masyarakat Pesisir Selatan, Sumatera Barat, yang Demokratik Timor Leste. Kedua negara bersepakat mengelola Daerah hidup di ekosistem gambut. Kesejahteraan sebagian besar warga Pesisir Aliran Sungai Talau-Loes secara terpadu untuk menyejahterakan Selatan bergantung pada kebun sawit di lahan. Demi menjaga ekosistem masyarakat di kedua sisi negara. gambut yang baik, Direktorat Pengendalian Kerusakan Gambut bersama Yang tak kalah penting: jejak upaya pemulihan ekosistem. Upaya masyarakat merawat gambut dengan membuat sekat kanal. Bendungan pemulihan seakan membasuh luka, memberikan warna baru pada kecil ini untuk membasahi lahan gambut, dan mengurangi risiko lanskap Negeri Laskar Pelangi. Di sana, Hutan Kemasyarakatan Seberang terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Bersatu di Belitung membangkitkan asa di sisa-sisa lahan bekas tambang, Berlembar halaman ke depan berisi kisah lengkap penjelajahan ke menyulapnya menjadi destinasi ekowisata. tapak-tapak kinerja. Tulisan ini hanya pembuka untuk mengantarkan Lahan 757 hektare itu akhirnya mendapatkan izin kelola hutan khalayak pembaca. kemasyarakatan pada 2015. Izin itu tidak hanya melindungi kawasan Dan di setiap relung negeri, masih tersisa cerita-cerita pergumulan dari penambang tapi juga memulihkan ekosistem pesisir yang menjadi mutualisme antara manusia, hutan, dan lingkungan. Hikmahnya masih tumpuan kesejahteraan masyarakat. mengendap untuk dipetik dan dipelajari oleh siapa pun.***

26 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PROLOG 27

BUKU BIROCAN.indb 26-27 10/17/19 11:17 PM Kawanan kuda di pantai Pindu Hurani, Tabundung, Sumba Timur. Pemandangan khas ini bisa dijumpai wisatawan di sela kunjungan ke Taman Nasional Laiwangi Wanggameti, Sumba.

28 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PROLOG 29

BUKU BIROCAN.indb 28-29 10/17/19 11:17 PM PERHUTANAN SOSIAL

Hutan sosial menggerakkan ekonomi baru bagi 737 ribu kepala keluarga, dari luas hutan sosial sekira 3,3 juta hektare, dengan jumlah lebih dari 5.000 Izin hak kelola—dari berbagai macam skema hutan sosial.

30 31

BUKU BIROCAN.indb All Pages 10/17/19 11:17 PM HUTAN NAGARI JORONG SIMANCUANG SINERGI DI LEMBAH SUBUR SIMANCUANG BERKAT HUTAN SOSIAL, MASYARAKAT MENGELOLA HUTAN NAGARI PENOPANG KEHIDUPAN. IKHTIAR WARGA LOKAL INI BERSUMBANGSIH BAGI WARGA GLOBAL.

Kaum perempuan menanam padi di persawahan yang menghampar di lembah subur Simancuang. Hutan nagari menyokong lahan-lahan pertanian ini dengan pasokan air sepanjang tahun.

BUKU BIROCAN.indb 32-33 10/17/19 11:17 PM nteraksi masyarakat dengan hutan di Sumatra Barat terbilang cukup tinggi. Ini mengingat sebagian besar desa berbatasan dengan kawasan hutan. Sayangnya, interaksi itu cenderung berat Isebelah: masyarakat terlalu tergantung pada sumber daya yang ada di hutan. Permukiman berkembang bersama lahan sawah di tanah datar, dan dikelilingi lahan kebun di perbukitan. Ini salah satu ciri budaya agraris Sumatra, yang bergantung pada pasokan air dari hutan sekitar. Peliknya, lokasi yang terpencil, terbatasnya lahan garapan, dan tingkat ekonomi yang masih rendah memperumit persoalan ketergantungan Dalam lima tahun belakangan, Kementerian melakukan terobosan masyarakat terhadap hutan. Alhasil, efeknya berantai: terjadi benturan signifikan dalam perhutanan sosial. Harapannya, perhutanan sosial kepentingan antara pemerintah dengan masyarakat terhadap kawasan memberikan peluang bagi masyarakat untuk turut mengelola hutan. hutan. Pemerintah membuka akses kelola hutan melalui beberapa skema: hutan Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno menuturkan, di masa kemasyarakatan, hutan desa, hutan tanaman rakyat, hutan adat, dan lalu saat Orde Baru, masyarakat tidak dapat memanfaatkan hutan. “Saat kemitraan kehutanan. itu, hutan yang dijaga ketat hanya menjadi tontonan masyarakat sekitar,” Dengan hutan sosial, masyarakat tak lagi kucing-kucingan dengan tuturnya dalam seminar ‘Diseminasi Nasional Penguatan Perencanaan pihak berwenang. Pendek kata, hutan sosial membuka pintu sinergi dan Kebijakan Perhutanan Sosial’ di Padang, Sumatra Barat. antara pemerintah dengan masyarakat. Di Sumatra Barat, perhutanan Tak heran, bila masyarakat sembunyi-sembunyi dalam memanfaatkan sosial juga menghidupkan kembali kearifan lokal Minangkabau dalam sumber daya hutan. Pada situasi yang lebih buruk, bahkan tak sedikit mengelola hutan. orang justru melakukan penebangan liar. Di masa lalu, Irwan Prayitno Sejak 2012, Irwan Prayitno memaparkan, pemerintah Sumatra Barat menambahkan, “Hutan memang terpelihara, namun masyarakat sekitar berupaya dan mengembangkan strategi untuk mendukung perhutanan hutan miskin,” imbuhnya. sosial. Upaya ini diawali dengan membentuk kelompok kerja dan Luas hutan di Sumatra Barat sekitar 57 persen, atau 2,3 juta hektare, membangun kesepahaman dengan pemerintah pusat, lembaga swadaya dari luas wilayah daratan. Kawasan hutan seluas itu tentu saja menjadi masyarakat, dan swasta. tumpuan bagi kehidupan masyarakat. Terlebih lagi, sebagian besar Ia melanjutkan, Sumatra Barat menyusun rencana hutan sosial untuk daerah aliran sungai yang mengalir di provinsi tetangga berhulu di kawasan hutan seluas 500 ribu hektare. Provinsi juga menempatkan Sumatra Barat. Artinya, bila hutan Sumatra Barat rusak, dampak hutan sosial sebagai salah satu isu strategis Rencana Pembangunan negatifnya akan dirasakan provinsi tetangga: Riau, Jambi, dan Bengkulu. Jangka Menengah Daerah 2016-2021. “Perhutanan sosial patut Karena itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan diapresiasi karena menyelesaikan masalah-masalah yang sebelumnya menegaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam mengelola hutan. terjadi,” ungkap Irwan Prayitno.

34 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 35

BUKU BIROCAN.indb 34-35 10/17/19 11:17 PM Untuk mendorong komitmen para pihak, gubernur menerbitkan aturan untuk memfasilitasi masyarakat dalam perhutanan sosial. Salah satu tujuan peraturan itu untuk mempermudah koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, dalam meningkatkan peran para pihak dalam perhutanan sosial. “Ini diharapkan menjadi langkah awal dalam mengatur koordinasi, integrasi, sinkronisasi para pihak dalam mendukung perhutanan sosial. Sehingga, hutan terjaga, rakyat sejahtera,” tutur Irwan Prayitno.

PERHUTANAN SOSIAL HENDAK mencapai empat tujuan untuk mengembangkan partisipasi masyarakat dalam mengelola hutan. Tujuan pertama, smart objective untuk meningkatkan hak kelola masyarakat di kawasan hutan hingga 10 persen atau 12,7 juta hektare di seluruh Indonesia. “Ini diharapkan dapat mengurangi masalah-masalah yang terjadi di kawasan hutan dan sekitarnya,” ungkap Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Bambang Supriyanto. Biasanya, lanjutnya, salah satu masalah itu terkait dengan pendapatan masyarakat sekitar hutan yang masih rendah—kurang dari 400 ribu rupiah per bulan. “Pemanfaatan kawasan hutan oleh masyarakat juga dianggap illegal.” Tak mengherankan, dengan kondisi seperti itu, 38 persen masyarakat yang berinteraksi dengan hutan adalah warga miskin. Tujuan kedua, shortterm outcomes untuk mencapai hak kelola secara legal selama 35 tahun. Kemudian yang ketiga, midterm outcomes dengan capaian hutan sosial bisa berdampak tak hanya dari sisi ekonomi, namun juga lingkungan dan sosial. Dan terakhir, longterm outcomes, dengan indikator adanya rencana bisnis, akses modal, pasar lokal sampai mancanegara bagi pemegang izin kelola hutan sosial. Hingga 2019, hutan sosial telah mencapai 3,1 juta hektare dari target nasional 12,7 juta hektare. “Capaian ini akan ditingkatkan melalui inovasi dan percepatan perhutanan sosial. Dengan jemput bola, pemerintah bersama mitra akan turun ke lapangan, memberikan sosialisasi dan pendampingan kepada masyarakat,” tutur Bambang. Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Yozarwardi Usama Putra memaparkan, areal penggunaan lain (APL) hanya 44 persen dari luas wilayah Sumatra Barat. Dengan begitu, Yozarwardi, mengimbuhkan, “Karena kawasan hutan lebih luas—dibandingkan dengan areal penggunaan lain, maka diperlukan pengelolaan hutan yang berkelanjutan Pada lahan di perbukitan, warga menumbuhkan kebun-kebun kering dari sisi ekologi, ekonomi, dan sosial.” yang sarat pohon buah dan pohon berkayu. Cara berkebun wanatani ini menyiratkan pengetahuan lokal yang menghargai peran hidrologi Dalam rangka pengelolaan hutan berbasis masyarakat, Sumatra Barat perbukitan. mengalokasikan 500 ribu hektare kawasan hutan untuk perhutanan sosial. Luasan itu kira-kira sepertiga luas hutan produksi dan hutan lindung di provinsi ini.

36 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 37

BUKU BIROCAN.indb 36-37 10/17/19 11:17 PM Berdiam lekat dengan alam, masyarakat Simancuang menyadari ketahanan hidup ditentukan oleh kelestarian hutan. Hutan yang lestari memastikan pasokan air untuk menjamin ketahanan pangan.

38 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 39

BUKU BIROCAN.indb 38-39 10/17/19 11:17 PM KEKHAWATIRAN PUN MEREBAK KARENA PERAMBAHAN MERANGSEK KE KAWASAN HUTAN.

Sampai 2018, pemerintah Sumatra Barat telah memberikan hak kelola hutan kepada 136 kelompok masyarakat, yang mencakup kawasan seluas 204 ribu hektare. Itu juga berarti, lanjutnya Yozarwardi, sekitar 127 ribu orang turut berpartisipasi dalam perhutanan sosial. Di Kabupaten Solok Selatan misalnya, luas hutan lindung 66 ribu hektare, sedangkan hutan produksinya 26 ribu hektare. “Untuk hutan nagari atau hutan desa, ada 14 pemegang izin kelola,” Yozarwardi menerangkan. Salah satu izin kelola hutan nagari itu diberikan kepada masyarakat Jorong Simancuang, Alam Pauh Duo, Kecamatan Pauh Duo, Solok Selatan. Di sana, masyarakat bersama Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi mengelola hutan nagari seluas 650 hektare.

DARI LOKAL UNTUK GLOBAL Siang itu, setelah berkeliling hingga ke hulu Simancuang, Yasman berteduh di kediamannya. Seharian itu, terik matahari menerpa kampung yang berkembang di lembah subur itu. Di jeda siang, ketua Program Pohon Asuh itu menuturkan, Lembaga Pengelolaan Hutan Nagari Jorong Simancuang melaksanakan adopsi Puncak musala masyarakat setempat menjaga hutan. Tak hanya itu, masyarakat juga turut pohon sejak 2015. Program yang diinisiasi KKI Warsi ini memberikan berlatar bukit mengurangi emisi karbon sembari memberdayakan warga Simancuang. kesempatan kepada khalayak untuk mengasuh pohon di hutan nagari rimbun menyiratkan Yang menggembirakan, banyak pohon yang telah diadopsi masyarakat. lekatnya kehidupan Simancuang. Pohon-pohon yang ditawarkan kepada calon pengasuh Para atlet Asian Games 2018 silam misalnya, menjadi donatur bagi berdiameter 60 cm dengan jangka waktu adopsi selama setahun—dan Simancuang yang religius dan pohon asuh, seperti ketapang, meranti putih, kenari, dan jabon. Pun, dapat diperpanjang. menghargai alam. selebritas Dian Sastrowardoyo mengadopsi pohon. Untuk mengadopsi pohon, masyarakat umum hanya mengeluarkan Dua aspek penting Dana dari program ini masuk ke Lembaga Pengelola Hutan Nagari, biaya 200 ribu rupiah per tahun. Sebagai timbal-baliknya, masyarakat kehidupan: damai di yang selanjutnya untuk mengelola hutan nagari. Dana juga untuk Bumi dan akhirat. Simancuang akan merawat dan memantau pohon adopsi itu. keperluan lain yang berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat. Cara mendaftar sebagai pengasuh pohon pun gampang. Pendaftaran Bagi masyarakat Simancuang, program ini cukup bermanfaat. dapat dilakukan di laman www.pohonasuh.org. Di situs itu, calon Mereka mendapatkan penghargaan atas usaha dan kesadarannya dalam pengasuh dapat melihat data pohon adopsi: jenis pohon, diameter, melestarikan hutan. “Menjaga hutan nagari itu penting. Tidak hanya koordinat lokasi pohon, hingga foto pohon asuhan. Begitu bergabung, karena terikat hukum adat, tapi juga sebagai tempat meresapnya air hujan, setiap pengasuh akan menerima sertifikat sebagai bukti telah mengadopsi yang nanti mengalir ke sawah dan rumah warga,” tutur Bopen Arby, pohon. Selain itu, pengasuh pohon akan mendapatkan informasi pemuda Simancuang. perkembangan pohon asuhannya setiap enam bulan. Berkat fungsi hidrologi hutan nagari, imbuhnya, “Saat musim kering, Dengan mengasuh pohon, masyarakat luas mendukung perlindungan kami tetap mendapatkan pasokan air. Bisa dibayangkan, kalau hutan hutan, mewariskan alam lestari bagi anak-cucu, memberi insentif bagi gundul bisa bahaya, mudah terkena bencana banjir dan longsor.”

40 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 41

BUKU BIROCAN.indb 40-41 10/17/19 11:17 PM Kehidupan sosial Simancuang tak lepas dari peran ibu-ibu, baik dalam INTERAKSI MASYARAKAT dengan hutan telah terjalin semenjak para keseharian maupun pengelolaan hutan nagari. Kesetaraan gender terlihat perintis mendiami kawasan Simancuang. Mulanya, pada 1970-an, dalam budidaya padi Simancuang (kedua foto). populasi penduduk Muaralabuh—kecamatan tetangga Pauh Duo, semakin meningkat. Lantaran lahan garapan semakin sempit, sementara Dengan demikian, masyarakat tergerak mengelola hutan berlandaskan penduduk kian bertambah, empat pemuda Muaralabuh mencari lahan kesadaran untuk menjaga pasokan air. Saat itu, masyarakat memakai pertanian baru. hukum adat untuk menjaga hutan, yang disebut Hutan Adat Bukit Panjang Hingga akhirnya, mereka sampai pada lembah di antara dua bukit tak Karang Hitam. jauh dari batas Provinsi Jambi. Mereka memilih ngarai itu karena subur Namun, hukum adat tidak efektif mencegah perambahan yang dengan aliran sungai untuk pengairan. dilakukan masyarakat dari luar kampung. Bahkan perambahan seolah Awalnya, empat pemuda perintis itu belum bermukim. Namun legal dengan adanya surat keterangan asal-usul kayu. Berbekal surat ini, jaraknya yang cukup jauh dari Muaralabuh, mereka akhirnya bermukim. para perambah dapat mengangkut kayu yang berasal dari kawasan hutan. Seiring waktu, orang mengikuti jejak empat pemuda itu. Perlahan, Kekhawatiran pun merebak karena perambahan merangsek ke berkembanglah hamparan sawah, yang membentang enam kilometer di kawasan hutan. Masyarakat resah: kelak, perambahan pelan-pelan sepanjang aliran sungai. akan berdampak buruk pada pasokan air untuk irigasi persawahan dan Dengan berkembangnya pemukiman, salah seorang pemuda memicu bencana alam. Sementara di sisi lain, masyarakat Simancuang perintis itu, Jalaludin Datuak Lelodirajo, khawatir dengan gelagat tidak berwenang menegakkan peraturan dalam melindungi hutan. zaman: perambahan hutan. Untuk itu, tetua membuat aturan adat yang Hal ini membuat beberapa tokoh Simancuang berpikir untuk melarang masyarakat Simancuang menebang pohon. Terlebih lagi, mendapatkan izin kelola yang diakui pemerintah. “Ada atau tidak hutan itu merupakan hutan lindung milik negara. ada insentif, sebenarnya kami tetap menjaga hutan adat. Karena Pada 2007, masyarakat mencadangkan kawasan hutan di sekitar itu, sangat penting bagi kami mendapatkan kepastian hukum untuk kampung sebagai hutan adat—namun tanpa pengakuan pemerintah. melestarikan hutan,” jelas Edison, ketua Lembaga Pengelolaan Hutan Kemudian, terbit peraturan Menteri Kehutanan tentang hutan desa Nagari Simancuang. Saat itu, ia mengenang, “Kami berharap Menteri pada 2008. Masyarakat menyambut kebijakan itu. Bersama KKI Warsi, Kehutanan mengukuhkan Hutan Adat Bukit Panjang Karang Hitam masyarakat mengusulkan hutan adat seluas 580 hektare. menjadi hutan nagari.”

42 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 43

BUKU BIROCAN.indb 42-43 10/17/19 11:18 PM Keceriaan anak-anak bermain di saluran air ini menandakan lingkungan yang aman. Jauh dari riuhnya zaman, anak-anak Simancuang lebih dekat dengan alam lingkungannya. Udara bersih, air murni, hutan hijau menciptakan lingkungan yang sehat bagi mereka.

44 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 45

BUKU BIROCAN.indb 44-45 10/17/19 11:18 PM Pada Juli 2011, kepala desa dan wali Nagari Alam Pauh Duo membentuk Lembaga Pengelola Hutan Nagari (LPHN) Jorong Simancuang. Lembaga ini menjadi titik penting dalam perjalanan hutan nagari. Meski telah menetapkan aturan adat yang melarang menebang pohon, namun nampaknya potensi pelanggaran itu tetap ada. Menanggapi hal itu, Lembaga Pengelola Hutan Nagari membentuk seksi pengamanan yang mengawasi kawasan hutan—di samping seksi lain: perencanaan, hasil hutan bukan kayu, pemanfaatan jasa lingkungan, dan hubungan masyarakat. Harapan itu terpenuhi pada 3 Oktober 2011: masyarakat Simancuang mendapatkan izin kelola hutan nagari seluas 650 hektare. Dan pada 19 Januari 2012, gubernur Sumatra Barat menerbitkan keputusan tentang pemberian hak kelola hutan nagari kepada Lembaga Pengelola Hutan Nagari Jorong Simancuang.

HUTAN NAGARI MENAUNGI lembah subur Simancuang yang menopang kehidupan masyarakat. Hutan nagari beserta bentang alam sekitarnya menyediakan beragam sumber daya bagi warga untuk perikehidupan: menggarap sawah hingga berkebun di pinggiran hutan. Geliat kehidupan Simancuang dapat dilihat dari kiprah kelompok wanita tani. Nuraeli, salah satu anggota Kelompok Wanita Tani, mengungkapkan, perempuan Simancuang bebas beraktivitas di luar rumah. Pekerjaan kaum perempuan umumnya bercocok tanam. Jalan yang tidak memadai menjadi salah satu hambatan bagi warga sekitar Mereka menggarap sawah orang lain maupun pribadi. Lahan-lahan hutan. Efeknya berantai: masyarakat sulit menjangkau pasar, dan nilai persawahan kampung ini adalah saksi bersatunya kaum adam dan kaum komoditas di bawah harga pasar. Masyarakat yang berkontribusi dalam hawa. Kaum laki-laki menyiapkan lahan, kaum perempuan menanam pengelolaan hutan selayaknya mendapatkan insentif pembangunan. dan memanen padi. tata cara bertani dari lembaga Pundi Sumatera. Peran kaum hawa ini “Biasanya, kami berangkat ke sawah saat pagi sampai menjelang menunjukkan adanya penghargaan terhadap perempuan. tengah hari. Untuk penanaman, upahnya satu liter beras setiap jam. Tapi “Kami hampir tidak pernah mendengar kasus asusila maupun saat panen, upahnya tergantung pada hasil panen padi. Setiap sepuluh kekerasan dalam rumah tangga. Alhamdulillah, hidup rukun dan damai. gantang padi, dapat upah segantang, dan sisanya dijual,” kata Nuraeli Wanita tidak dianggap lebih tinggi maupun lebih rendah,” kata Wasri menambahkan. Satu gantang kira-kira setara 1,5 kg beras. Gusniati, ketua Koperasi Produsen Serba Usaha Mutiara Simancuang Penghasilan kaum perempuan dari bekerja di sawah ini cukup untuk Mandiri. Ia menambahkan, penghargaan terhadap kaum perempuan menopang ekonomi keluarga. Perhitungannya kira-kira begini. Dari masih dalam lingkup budaya Minang. satu pekerjaan memanen, papar Nuraeli, ibu-ibu bisa mendapatkan Perempuan dapat mengakses sumber daya alam sekaligus menjaganya. seribu gantang. Rinciannya, seratus gantang untuk upah, yang dibagi rata Selain tidak menebang hutan di bagian hulu, mereka juga hanya bertani kepada para pemanen. “Misalnya, bila ada sepuluh orang yang memanen, di bagian hilir dan berkebun di pinggiran hutan. masing-masing dapat 10 gantang. Artinya, satu orang mendapatkan 15 Dalam bercocok tanam, perempuan Simancuang menerapkan kg beras.” wanatani, semisal kebun kopi bercampur dengan pohon durian, jengkol, Selain bertani, perempuan kelompok Hutan Nagari Jorong dan semacamnya. Warga Simancuang, baik laki-laki maupun perempuan Simancuang juga mendapatkan pengetahuan mengelola koperasi dan diperbolehkan bekerja, dan mengenyam pendidikan setinggi-tingginya.

46 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 47

BUKU BIROCAN.indb 46-47 10/17/19 11:18 PM MENTARI MERANGKAK NAIK dari balik Gunung Kerinci. Sinarnya Di pedalaman, selain lebih irit, energi biogas juga menurunkan kebutuhan menghangatkan Simancuang yang semenjak malam berselimut hawa kayu bakar, yang berarti melindungi pohon-pohon. Kemandirian energi dingin. Dalam kehangatan udara, Nasrullah mengaduk kotoran sapi dapat diciptakan di rumah: biogas (ketiga foto). untuk biogas. Dari dua ekor sapinya, lelaki yang disapa Nasrul itu memperoleh energi ramah lingkungan. Dengan kotoran sapi 35 kilogram, yang diolah dalam biodigester berkapasitas enam meter kubik, Nasrul dapat menghemat kayu bakar sekira 6,5 ton per tahun. Secara ekonomi, itu juga berarti menghemat 7,8 juta rupiah per tahun untuk satu keluarga—dinilai dengan harga kayu bakar seharga 1.200 rupiah per kilogram. Atau, satu unit biodigester setara dengan 36 tabung gas 3 kilogram per tahun. Selain hitungan ekonomi, cakupan manfaat biogas sebenarnya berefek berantai. Dengan menghemat kayu bakar, biogas secara tak langsung juga melindungi pohon dan hutan. Dengan segudang pelajaran dalam mengelola alamnya, Simancuang telah mendorong para pegiat mempelajari hutan nagari. Banyak pihak telah meninjau hutan nagari ini untuk belajar dan memetik pelajaran. Tentu saja, capaian Simancuang adalah hasil sinergi dari para pihak. Lembaga Pengelola Hutan Nagari sendiri juga merupakan salah satu contoh sinergi pemerintah dengan KKI Warsi. Selain itu, ada juga lembaga Pundi Sumatera yang mendampingi Lembaga Pengelola Hutan Nagari. Pendampingan terutama menyentuh bagian hilir perekonomian masyarakat. Salah satu hasilnya: koperasi tani Simancuang. Dari lembah subur ini, masyarakat Simancuang menyimpan pembelajaran hutan sosial. Dan sejatinya, manfaat dari ikhtiar lokal di pedalaman ini juga untuk masyarakat global.

48 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 49

BUKU BIROCAN.indb 48-49 10/17/19 11:18 PM Generasi kecil menautkan masa kini dan masa depan Simancuang. Di masa kini, anak-anaklah yang menuntut orang tuanya untuk mengelola hutan secara berkelanjutan. Namun di masa datang, kelestarian hutan ada di tangan generasi mereka.

50 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 51

BUKU BIROCAN.indb 50-51 10/17/19 11:18 PM HUTAN DESA TIBUSSAN BERSENYAWA DI LANSKAP LATIMOJONG MENGELOLA KAWASAN HUTAN, WARGA MEMETIK JASA EKOSISTEM. MANFAATNYA MENYOKONG PERADABAN DAERAH SEKITARNYA.

Berada di dataran tinggi, Tibussan menjadi daerah tangkapan air bagi wilayah di dataran yang lebih rendah.

BUKU BIROCAN.indb 52-53 10/17/19 11:18 PM ang surya perlahan tenggelam di balik puncak Gunung Latimojong. Petang datang, maghrib pun menjelang. Dari berbagai sudut desa, laki-laki berbaju takwa dan perempuan Sbermukena berbondong-bondong menuju Masjid Al

Furqon Desa Tibussan. Pada pagi yang sejuk, seorang anak berangkat ke sekolah melalui sungai dangkal nan jernih. Demi magrib yang penuh berkah, warga berkumpul untuk berbuka puasa bersama. Suasana Ramadan 2019 menyelimuti desa yang dengan perkembangan kopi Tibussan. Sayangnya, ungkap Baharudin, berkembang di dataran tinggi Kecamatan Latimojong, Luwu, Sulawesi “Generasi masa kini, yang melek pendidikan, kurang begitu minat Selatan, itu. menjadi petani.” Di hadapan setiap orang, tersaji sepiring aneka penganan: pisang, Melihat gelagat zaman itu, ia berharap salah satu anaknya bisa donat, kue bolu, dan gula kacang. Hidangan boleh beraneka tapi mengembangkan kopi Tibussan. Bukan sebagai petani tapi sebagai minumannya seragam: secangkir kopi. Tua maupun muda, laki-laki penyuluh bagi masyarakat. Untuk itu, Baharudin mengarahkan anaknya maupun perempuan, semua akan berbuka dengan mereguk minuman yang keenam, Ratna Pasura, mengenyam pendidikan tinggi di bidang kopi. Agaknya, kopi telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat pertanian. Hidup Ratna ibaratnya tak jauh dari kopi. Semenjak sekolah Tibussan. dasar, ia kerap membantu orang tuanya bekerja di kebun kopi. Seusai shalat tarawih, sebagian warga lantas berkumpul di kediaman Bagi remaja 22 tahun itu, memanen kopi begitu menyenangkan. Ia Kepala Desa Sudirman Baco. Mereka sekadar berbincang ringan ataupun biasa memilah buah merah dengan buah hijau. Sesekali ia mengulum membahas masalah desa. Ketika tetua desa Baharudin Pasura berbicara, buah kopi. “Kulitnya manis,” ujar Ratna. mereka khidmat menyimak. Meski berusia 70 tahun, Baharudin masih Sebenarnya, cita-cita Ratna kecil ingin menjadi bidan. Ratna saja rajin berkebun. Bersama anak-anaknya, ia mengelola kebun kopi menuturkan, perempuan Tibussan yang melahirkan masih ada yang seluas 20 hektare. Kopi adalah sumber kehidupan turun-temurun memakai jasa dukun anak. Namun, Ratna sadar diri tak bisa mewujudkan dalam keluarga Baharudin. Jauh sebelumnya, orang tua Baharudin telah cita-citanya itu. “Bapak ingin aku masuk ke pertanian.” menanam komoditas bernilai ekonomi itu. Bagaimana dengan cita-citanya di masa kecil? “Sudah dikubur Selama bertahun-tahun pula, kopi menjadi penopang utama ekonomi dalam-dalam,” kelakar Ratna. Tibussan. Penghasilan dari kopi membuka peluang bagi masyarakat Ia ingin mewujudkan harapan orang tuanya. Selulus sekolah lanjutan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Baharudin misalnya. Dari kebun atas pada 2014, Ratna melanjutkan pendidikan di Universitas Andi Jema, kopinya, ia mampu mengantarkan empat dari tujuh anaknya menempuh Palopo. Pada Mei 2019, ia menuntaskan kuliahnya. Ratna mengambil pendidikan tinggi. Sebagai tokoh masyarakat, Baharudin begitu peduli tema penelitian tentang pengolahan kopi setelah panen.

54 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 55

BUKU BIROCAN.indb 54-55 10/17/19 11:18 PM PENGHASILAN DARI KOPI MEMBUKA PELUANG BAGI MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN TARAF HIDUPNYA.

Ia memahami kendala yang dihadapi petani kopi ada di tahap pengelolaan pascapanen. Ini terutama terkait dengan keadaan geografis desanya. Tibussan yang berhawa dingin menyulitkan petani dalam mengeringkan kopi. Kini, ia berharap bisa menjadi penyuluh pertanian Penghasilan dari agar ilmunya bermanfaat—seperti harapan sang ayahanda. kopi membuka peluang bagi SELEPAS MENUNAIKAN shalat subuh, Trismayandani Syarif bersiap diri masyarakat untuk pergi ke kebun kopi. Pagi masih temaram. Namun perempuan yang kerap meningkatkan disapa Risma itu telah bersiap memanen kopi di kebun dekat rumahnya. taraf hidupnya. Dari hasil kebun Ia sebenarnya punya kebun kopi di dataran yang lebih tinggi. “Saya kopi, warga bisa punya kebun kopi lagi di atas. Berhubung bulan puasa, saya memanen mengantarkan anak- yang dekat rumah saja,” ujarnya. anaknya menempuh Pada mulanya, ia tidak memahami seluk-beluk kopi. Setelah pendidikan lebih menikah dengan Hasjono, yang juga ketua Kelompok Tani Hutan Desa baik (halaman sebelah). Tibussan, ia mulai mengenal kopi. Risma memang berasal dari Suli Barat yang bukan daerah penghasil kopi. Setahun setelah menikah pada 2005, Hasjono mengajak Risma bertani kopi di Tibussan. Bila memanen kopi di kebun atas, ia harus berjalan kaki selama tiga jam. Ia memilih berjalan kaki ketimbang dibonceng sepeda motor. “Takut,” katanya. Wajar saja, sepeda motor mesti melewati setapak berkelok, licin, dengan jurang menganga di tepi setapak. Untuk itu, Risma dan suaminya membangun pondok kecil untuk bermalam saat panen raya. Hari itu, ia memanen kopi dibantu putri sulungnya Ulfariani yang kelas dua madrasah tsanawiyah. Setelah matahari condong ke barat, ia menyudahi memetik kopi. Risma mengajarkan kepada anak-anaknya untuk selalu membantu pekerjaan di kebun. Tak hanya kepada Ulfa, tapi juga Fahril yang kelas lima, dan Sri Lestari yang kelas tiga sekolah dasar. “Untuk membiayai sekolah, mereka harus menjual kopi,” Risma menegaskan. Dan hari itu, mereka membawa pulang kopi sebanyak dua kandu atau keranjang. Seusai shalat tarawih, ditemani suara hewan malam, Risma menggiling kopi panenan itu. Ia lalu menyimpan kopi kupasan di dalam karung, dan mengumpulkan kulit kopi untuk kompos.

56 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 57

BUKU BIROCAN.indb 56-57 10/17/19 11:18 PM SELAMA BERTAHUN-TAHUN, KOPI MENJADI PENOPANG UTAMA EKONOMI TIBUSSAN.

Ia juga harus mengelola keuangan rumah tangga. Hitungan umumnya: ia menjual kopi 15 ribu rupiah per liter, dengan rata-rata panen 20 liter setiap minggu. Artinya, Risma mendapatkan sekitar 300 ribu rupiah setiap pekan, atau 1,2 juta rupiah per bulan. Hanya saja, masa panen kopi hanya selama tujuh bulan dengan hasil yang tak menentu. Hal ini membuat Risma harus cermat menggunakan pendapatan dari kopi. Beruntung, Risma juga memiliki sawah di Bajo sehingga ada tambahan pendapatan. Selain itu, Risma juga menanam sayuran di kebun kopinya untuk asupan menu makanan keluarganya. Untuk lauk, ia memelihara bebek dan ayam di kolong rumah. Biaya sekolah anak-anak di kota yang cukup tinggi tak jarang memaksa Risma berutang di toko milik Aminuddin. Bila kebutuhan sedang banyak, Risma bisa berutangnya sampai 200 ribu rupiah. Nanti saat musim panen kopi tiba, dia akan melunasinya. Berbagai jenis kopi yang dihasilkan di lanskap Latimojong dan sekitarnya. Beragamnya jenis kopi ini memperkaya komoditas dari wilayah Luwu.

AMINUDDIN JUGA DIKENAL sebagai pengepul kopi. Para petani umumnya Berjualan sembako di pedalaman terkadang juga menjalankan tugas menjual kopi kepada lelaki 40 tahun itu. Ia kerap mengelilingi kampung mulia. Itu lantaran para petani kerap menunda pembayaran belanja untuk mencari petani yang menjual kopinya. Terkadang, petani yang sampai panen kopi tiba. Besaran utang bisa mencapai 200 ribu rupiah. mengunjungi Aminuddin, lalu ia menjemput kopi ke rumah petani. Mereka membayarnya ketika musim panen tiba, yang lamanya bisa Hasil panen kopi tidaklah menentu, berkisar antara 100 sampai 700 sampai tiga bulan. Bahkan ada yang baru melunasi utangnya setelah liter—tergantung berkah bulan panen. lima bulan. Dari petani, Aminuddin membeli kopi kupasan seharga 15 ribu Aminuddin tiada masalah dengan hal itu. Baginya semua warga rupiah per liter. Bila telah terkumpul tiga karung kopi—setara 200 liter, adalah saudara. “Saling membantu adalah tugas kita semua,” tutur suami Aminuddin lantas menjualnya ke pedagang di Kadundung ataupun Darmawati ini. Bajo. Untuk menjangkau dua desa tetangga ini, ia harus menempuh Seperti warga yang lain, selain pengepul dan berdagang, Aminuddin perjalanan sekitar 1,5 jam. Jika kopi yang terkumpul lebih dari 300 liter, juga seorang petani kopi. Ia mengerahkan keluarga besarnya untuk ia membawanya dengan mobil sewaan. Aminuddin menjual kopi dari berkebun. Karena anak kelimanya masih berumur 6 bulan, Aminuddin petani ke pedagang besar dengan harga 16 ribu per liter. Artinya, ia hanya dibantu tiga anaknya yang sudah sekolah. Muhammad Adit, yang mendapatkan keuntungan seribu rupiah setiap liter. baru lulus sekolah dasar, bertugas memotong pucuk-pucuk baru yang Selain menjadi pengepul, Aminuddin juga menjual sembako. Biasanya, tumbuh. Sedangkan dua adiknya, Cinta Laura yang kelas empat dan seusai menjual kopi ke pedagang, Aminuddin membeli sembako untuk Indah Sari yang baru kelas dua bertugas memetik kopi. Sedangkan Sifa dijual kembali di Tibussan. yang baru 4 tahun menemani sang ibu berjualan sembako di rumah.

58 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 59

BUKU BIROCAN.indb 58-59 10/17/19 11:18 PM JANJI SUCI DALAM 300 POHON KOPI Peraturan desa menjawab kerisauan terhadap keberlangsungan Arakan Halimun ia menyisihkan sebagian gajinya untuk tabungan. Sebetulnya, Asriyani tanaman kopi. Dalam peraturan desa termaktub: setiap pasangan yang menandakan hutan tidak menuntut suaminya untuk menanam kopi. Tapi adanya peraturan akan menikah wajib menanam minimal 300 tanaman kopi. Hasilnya yang 'bernapas': desa yang mewajibkan calon pengantin menanam kopi berbuah manis: selain kelestarian tanaman kopi dan terjaga pula kebutuhan ekonomi menyerap, membantu perekonomian rumah tangga. menyimpan, lalu rumah tangga. Simak saja kisah Wilda. Hari itu, ibu muda 20 tahun ini sedang melepas air. Berkat kopi, ekonomi warga Tibussan terus berputar. Kopi telah menggendong anaknya Muhammad Nabil. Sebulan lagi, Nabil berumur bersenyawa dengan detak kehidupan desa kecil di lanskap Latimojong dua tahun. Mengenakan kerudung kuning yang dipadukan dengan baju itu. Namun kerisauan merebak dari pedesaan ini: bagaimana dengan hitam kotak-kotak, Wilda nampak jelita. keberlanjutan kopi Tibussan? Masih semuda itu, hidup Wilda bagaikan film drama. Ia hanya Viki tampak terburu-buru. Ia akan pergi ke Bajo untuk melihat merasakan cinta selama beberapa minggu saja. Itu bermula dari perjodohan sawah milik istirinya. Sebelum menikah, bendahara desa Tibussan ini yang dirancang orang tuanya. Diam-diam, Batti orang tua Wilda dan sudah menanam kopi dua ribu batang di lahan satu hektare pada 2015. Bahar orang tua Ismail bermufakat untuk menjodohkan anaknya. Dua tahun kemudian, Viki mempersunting pujaan hatinya, Asriyani. Suatu ketika, Bahar mengajak Ismail pergi. Tidak terbesit perasaan Dari pernikahan itu, Viki dikarunia seorang putri cantik Nur Hafizah. aneh dalam hati Ismail. Hal lumrah orang tua mengajak anaknya ke luar Namun setahun belakangan ini, Nur Hafizah diserang demam. Viki dan rumah. Ternyata, Bahar mengajak anaknya itu ke kantor urusan agama Asriyani tentu tidak tinggal diam: membawa Nur Hafizah ke dokter dan (KUA). Di sana, Ismail baru mengenal Wilda. Di KUA dan waktu itu pengobatan herbal. Kendati belum pulih benar, kesehatan Nur Hafizah pula, kedua orang tua menikahkan Wilda dan Ismail. Sebagai syarat terus membaik. pernikahan, Wilda dan Ismail wajib menanam 300 pohon kopi. Kini usia Nur Hafizah sudah dua tahun, seumur dengan kopi yang Sesungguhnya, Ismail sudah memiliki tambatan hati di desa tetangga. ditanam sang ayah. Asriyani bersyukur suaminya menanam kopi sebagai Karena itu, usia pernikahan Wilda dan Ismail hanya seumur jagung. sumber pendapatan untuk menunjang kebutuhan sehari-hari. Mereka Seminggu setelah menikah, Ismail meninggalkan Wilda yang sedang sudah melewati dua kali musim panen. Hasilnya lumayan juga, 500 liter hamil. Rupanya, Ismail menikah dengan wanita pujaan hatinya setiap musim. Sesuai peraturan desa, kebun kopi sebagai tanda cinta semu Ismail Untuk memenuhi kebutuhan beras, Asriyani yang bekerja sebagai menjadi milik Wilda. Wilda telah memanen kopi lima kali. Wilda tak pendidik ini mendapatkan dari lahan sawahnya sendiri. Sekali panen, berharap untuk menikah kembali karena baginya cinta hanya sekali untuk ia mendapatkan sepuluh karung padi. Dari pekerjaannya sebagai guru, Ismail. Dengan memanen kopi ia akan mengabadikan cinta sucinya.

60 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 61

BUKU BIROCAN.indb 60-61 10/17/19 11:18 PM ENERGI DARI JASA AIR Anugerah alam itu hadir di Bumi, dan menjelmalah Tibussan. Desa ini memang bergelimang berkah. Hampir di setiap sudut dinding tebing di desa ini mengalirkan air. Air mengalir dalam berbagai bentuk dan ukuran: menetes dari lumut, aliran di bilah bambu, dan air terjun. Terlebih lagi, air Tibussan sesejuk air yang tersimpan di kulkas. Dua puluh menit perjalanan dengan sepeda motor ke arah timur desa, air terjun menghantam bebatuan besar. Tinggi air terjun ini 12 meter berair bening dan dingin. Tiga meter dari jatuhnya air terjun, tempias embun membasahi wajah. Pemandangan air terjun yang berundak dan mengalir sepanjang tahun ini menjadi salah satu andalan wisata Tibussan. Bentang alam yang diselimuti hutan rimbun menjadikan Tibussan dan sekitarnya sebagai daerah tangkapan air. Kawasan ini menjaga ketersediaan air sepanjang waktu bagi daerah-daerah di bawahnya. Air senantiasa menumbuhkan kehidupan di sepanjang alirannya. Dari dataran tinggi ini, anak-anak sungai mengalir, lalu bermuara di induk sungai jernih yang mengalir hingga Belopa, ibukota Kabupaten Luwu. Di Bajo, laju aliran sungai itu ditampung di Bendungan Toma Tope. Air yang melewati bendungan mengalir 10,60 meter kubik per detik. Melalui jaringan irigasi, air bendungan mengairi lahan pertanian seluas 5.829 hektare. Ketika musim penghujan, bendungan mengendalikan luapan sungai untuk mencegah banjir. Sebaliknya, pada musim kemarau, bendungan menyimpan air untuk irigasi. Melalui pengaturan pintu-pintu irigasi, air dialirkan ke lahan pertanian. Debit air memang menyusut saat kemarau, namun berkat bendungan, lahan-lahan pertanian masih mendapatkan air. Sistem irigasi Toma Toppe menjaga pasokan air sehingga padi dan kebun dapat tumbuh sepanjang tahun. Bahkan, semenjak di hulu, warga Tibussan telah memanfaatkan energi potensial air untuk membangkitkan kehidupan. Demi malam- malam yang panjang, warga mengubah energi potensial air menjadi energi kinetik untuk memutar turbin pembangkit. Kini, listrik dari generator yang diputar aliran air di Tibussan mengaliri 120 rumah warga. Petani menghadapi kendala dalam pengolahan kopi pascapanen. Ini Gagasan membangun pembangkit mikrohidro bermula pada terutama lantaran keadaan geografi Tibussan yang berada di dataran 1990-an. Ide ini muncul dari Jahidin, yang waktu itu masih coba- tinggi. Sehingga, menyulitkan petani dalam mengeringkan kopi. Dengan coba. Ia awalnya memakai dinamo sepeda untuk penghasil listrik. pengolahan pasca panen yang memadai, kopi Tibussan akan bernilai Untuk menghasilkan setrum yang lebih besar, Jahidin lantas memakai tambah. generator 3.000 kilovolt-ampere. “Itu cukup untuk menerangi sebuah masjid dan beberapa rumah,” terang Jahidin. Untuk merawat generator, ia memungut iuran ala kadarnya.

62 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 63

BUKU BIROCAN.indb 62-63 10/17/19 11:18 PM DEMI MALAM NAN PANJANG, WARGA MENGUBAH ENERGI POTENSIAL AIR MENJADI ENERGI KINETIK LISTRIK.

Keberhasilan Jahidin menyebar ke seantero desa. Masyarakat belajar, lalu membangun kincir pembangkit. Berkat kreativitas dan air yang berlimpah, malam-malam Tibussan kini terang benderang. Perikehidupan sosial pun tumbuh. Pada 2014, dengan memanfaatkan aliran air di Tibussan, pemerintah membangun mikrohidro untuk memasok listrik empat desa. Daya pembangkit ini besar: 20 ribu kilovolt-amper. Tak mengherankan, mesin generatornya amat besar sehingga untuk mengangkatnya perlu 20 orang. Hasilnya, pembangkit mikrohidro itu mampu menerangi 700 rumah Energi listrik dari turbin pembangkit tenaga air menyemarakkan kehidupan di Desa Tibussan, Labanan, Putu Sareh, dan Pajang. Setiap keluarga yang malam Tibussan. Saat listrik padam, anak-anak kembali memakai lampu memanfaatkan mikrohidro pemerintah dipungut biaya 15 ribu rupiah. penerang minyak damar. Listrik membangkitkan semangat belajar anak-anak Jika ada televisi, biaya ditambah lima ribu rupiah. Jadi, masyarakat untuk meraih masa depan. pengguna membayar 20 ribu rupiah setiap bulan. Namun ada juga warga yang membuat mikrohidro swadaya. Keluarga Addas misalnya. Selain listrik pemerintah, Addas juga punya mikrohidro yang dibangun orang tuanya. Hanya saja generatornya sudah lawas, dan ia berbagi setrum dengan saudaranya. Lelaki yang bekerja sebagai sekretaris desa itu harus mengeluarkan biaya hingga 10 juta rupiah untuk membuat pembangkitnya sendiri. Karena lebih sering memakai generatornya, Addas tak perlu membayar iuran bulanan. Hanya saja, bila generator ngadat, ia mengandalkan aliran listrik pemerintah. Istri Addas, Fatmawati, bersyukur punya turbin sendiri untuk keluarganya. Sebagai ibu rumah tangga yang bekerja sebagai guru, ia ingin memberikan asupan gizi bagi anaknya. Lantaran ada listrik, Fatmawati dapat menyimpan bahan mentah di lemari pendingin. Seminggu dua kali, ia membeli kebutuhan rumah tangga, termasuk ikan segar. Ia tak lagi khawatir ikan akan membusuk karena disimpan di kulkas dua pintu. Listrik juga membangkitkan semangat belajar anak-anak. Lihat putra-putri Addas yang berprestasi. Putra sulungnya, Addiansa, selalu peringkat pertama selama sekolah dasar. Saat kelas enam, ia meraih juara Olimpiade MIPA se-Kecamatan Latimojong. Prestasi itu mengantarkan Addiansa masuk ke sekolah unggulan di Luwu: SMP Negeri 1 Bajo. Pun adiknya, Adam Risky, yang menempati rangking lima besar kelas 4. Adiknya yang lain, Iin Fadilah yang kelas tiga, semenjak kelas satu langganan rangking pertama.

64 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 65

BUKU BIROCAN.indb 64-65 10/17/19 11:18 PM Pengolahan sesuai standar baku mutu dapat meningkat nilai tambah air MENGEMAS AIR KEHIDUPAN dari hutan-hutan dataran tinggi. Hutan yang sehat dan terjaga dapat Di tepi jalan raya itu, berdiri rumah berwarna gading dengan ornamen mengalirkan jasa lingkungan ke daerah sekitarnya: air, udara bersih, dan hijau. Tak jauh dari rumah Rahman itu, berdiri pabrik air kemasan ‘Tegar.’ keseimbangan iklim. Lelaki berusia 34 itu rupanya punya naluri bisnis yang tajam. Tata letak peralatan diatur sesuai kebutuhan produksi. Bila ada Mantan pegawai bank ini menyadari potensi yang ada di Tibussan. perubahan pada peralatan, Rahman harus melaporkan kepada BPOM. Bersama keluarga besarnya, ia mendirikan perusahaan air minum Lantas, dari mana bahan baku airnya? Air diambil dengan sumur bor kemasan. Merek dagangnya Tegar, akronim dari ‘terbaik kesegarannya.’ yang terletak 15 meter dari pabrik. Usia CV Tirta Lumaju, Luwu, ini masih belia yang berdiri pada Letaknya diapit saluran irigasi yang mengalir sepanjang tahun. Mesin Desember 2017. Modal awalnya tidak lebih dari satu miliar rupiah. pompa mengalirkan air secara otomatis ke tangki penampungan melalui Kapasitas produksinya 600 karton per hari, dengan harga jual 13.500 pipa 1,5 inchi. Sebelum masuk ke dalam mesin pengemas otomatis, air rupiah per karton. Omzetnya: 243 juta rupiah per bulan. melalui sejumlah tahap: sterilisasi, penyinaran, sampai pengurangan Hari itu, empat karyawan bekerja di pabrik pengemasan Tirta zat kandungan sehingga air layak konsumsi. Selain Tegar, masih ada Lumaju. Semua karyawan ini berasal dari masyarakat sekitar. Rahman perusahaan air kemasan di wilayah Luwu. Karena memiliki pangsa pasar berharap pabriknya bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Karena masing-masing, setiap perusahaan air minum tidak saling bersaing. itu, ia mengutamakan tenaga kerja setempat. Dua karyawan pria Bahkan untuk menekan modal produksi, Tegar berinisiatif bertanggung jawab atas hasil produksi, sementara dua karyawan membentuk asosiasi perusahaan air minum. Lima perusahaan telah perempuan mengerjakan pengemasan. bergabung: Tegar, Koalam, Marwah, Depo dan Ainim. Salah satu Proses pengolahan air harus sesuai standar baku mutu. Secara berkala manfaatnya: asosiasi ini dapat mengirit biaya produksi. Misalnya saja, Badan Pemeriksa Obat dan Makanan mengecek ketaatan perusahaan bahan produksi seperti gelas dapat dibeli dalam partai besar, kemudian ini. Selain terdaftar diBPOM , Tegar juga bersertifikat Standar Nasional dibagi ke setiap anggota asosiasi. Indonesia. Setiap lima tahun sekali, pihak berwenang akan mengkaji Sesungguhnya dalam satu teguk, ada pohon yang harus ditanam, ulang proses produksi Tegar. hutan yang harus dijaga dan ekonomi yang berputar.

66 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 67

BUKU BIROCAN.indb 66-67 10/17/19 11:18 PM Laju aliran sungai itu ditampung Bendungan Toma Toppe, Bajo, menampung aliran sungai. Air yang melewati bendungan mengalir 10,60 meter kubik per detik. Melalui jaringan irigasi, air bendungan mengairi lahan pertanian seluas 5.829 hektare (kedua foto).

68 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 69

BUKU BIROCAN.indb 68-69 10/17/19 11:18 PM Hutan yang sehat menyediakan habitat bagi serangga lebah. Para pencari madu batu menyusuri hutan mengikuti jalur terbang lebah untuk menemukan sarangnya.

MADU BATU TIBUSSAN Memasuki bulan Mei, bunga-bunga bermekaran. Semerbaknya memikat lebah untuk hinggap, dan menyesap saribunga. Lantas, terjalin kepalan tangan orang dewasa. Kendati demikian, kerumunan lebah mutualisme yang saling menguntungkan antara bunga dan lebah. cukup ramai. Ribuan lebah hilir-mudik melewati gerbang satu pintu itu. Bunga menyediakan polen untuk lebah, sementara lebah membantu Keringat membasahi tubuh Masri. Ia sedang bekerja. Dan itu penyerbukan si bunga. Usai hinggap dari bunga ke bunga, kedua kaki serius: tiada senyum di bibirnya. Tapi, hatinya senang: dari banyaknya belakang lebah nampak berat membawa polen. Si lebah lalu bergegas koloni lebah, ia berfirasat akan memanen tujuh botol madu. Ia lantas menuju sarang untuk memberi makan sang ratu dan anak-anaknya. mengeluarkan piranti memanen madu dari tasnya. Pirantinya: jaring Di sela kehidupan yang semarak itu, sepasang mata tajam Masri rajutan serupa baju, jas hujan, sepatu lars, sarung tangan karet, dan topi. mengikuti gerak-gerik sang lebah menuju sarangnya. Ini pengamatan Dengan sebilah bambu, Masri mengusik ketenangan lebah yang yang butuh mata jeli dan kesabaran. Pemuda Tibussan itu nampaknya bersarang. Lebah menyerang tubuh Masri dengan ganas. Tapi, memendam keahlian itu. Ketrampilan langka itu ia warisi dari sang pertahanan Masri terlalu kokoh untuk lebah. Tidak satu pun lebah yang bapak. Semenjak umur belasan, ia ikut sang bapak berburu madu. Ia berhasil menyengat Masri. Ia aman memanen sarang lebah itu. Masri telah berpengalaman berburu madu lebih dari dua puluh tahun. memungut sebagian sarang, dan menyisakan sebagian lagi. “Agar lebah Bayangkan saja: betapa sulit menguntit serangga semungil kerikil dapat bersarang kembali,” tuturnya. Dengan begitu, setahun kemudian yang terbang bebas melintasi segala medan. Seringkali, lebah menempuh di tempat yang sama Masri dapat memanen madu lagi. jarak berkilo-kilometer untuk sampai di sarangnya. Pernah pada suatu Dua jam pergumulan dengan ribuan lebah itu menghasilkan satu waktu, Masri menguntit lebah ke dalam hutan hingga dua hari lamanya. jeriken penuh sarang lebah. Setelah merasa aman dari serangan lebah, ia Sarang lebah itu ternyata berada di bawah sebongkah batu seukuran melepas pakaian pelindungnya. Ia melipatnya dan memasukkan kembali galon air minum. Celah batu untuk masuk ke sarang hanya seukuran ke dalam tasnya.

70 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 71

BUKU BIROCAN.indb 70-71 10/17/19 11:18 PM SEJATINYA, DALAM SATU TEGUK AIR, ADA POHON YANG HARUS DITANAM, ADA HUTAN YANG HARUS DIJAGA.

Kini, saatnya Masri menangguk madu yang masih berada di sarang. Diterangi lampu 20 watt, Masri memotong-motong kecil sarang lebah di atas panci. Musik dangdut mengalun merdu menemani lelaki anak tunggal ini. Selesai memotong, ia meletakkan potongan sarang di saringan di atas toples. Selama proses ini Masri mengenakan sarung tangan agar madu higienis. Masri mengambil satu per satu sarang lebah. Dengan tangan kekarnya, ia memerah sarang lebah. Cairan berwarna emas Masri baru saja mengunduh madu dari sarang yang meleleh di sela-sela jemari Masri. Semakin kuat ia memerah, semakin tersembunyi di sela bebatuan. Khasiat madu batu banyak cairan yang menetes. Satu per satu potongan sarang merasakan Tibussan sudah terkenal di Luwu (kedua foto). kekarnya tangan Masri, hingga menyisakan remah sarang. Ia kemudian menuangkan madu ke dalam botol. Dari memburu madu hari itu, ia mendapatkan tujuh botol madu batu. Cara mengolah madu lelaki lajang ini terbilang masih sederhana. Tidak ada standar kualitas dan kadar air. Masri menilai madu yang baik jika warnanya pekat. Ia yakin, dan begitu pula ia meyakinkan pembelinya. Di rumahnya itu, Masri menyimpan sepuluh botol madu, dan tujuh panci madu yang belum dikemas. Jika dikemas seluruhnya, tidak kurang ia akan mendapatkan seratus botol madu. Semua madu itu hasil pencarian Masri selama lima belas hari. Ia biasa menjual madu seharga 150 ribu rupiah per botol jika pembeli datang ke rumahnya. Dan harganya akan meningkat menjadi 200 sampai 300 ribu rupiah jika Masri menjualnya di Belopa, ibu kota Kabupaten Luwu. Khasiat madu batu Tibussan memang sudah terkenal di Kabupaten Luwu—bahkan Masri pernah mengirim madu ke Batam. Di Tibussan, sebetulnya pencari madu batu bukan hanya Masri. Saharudin misalnya. Ia juga memiliki banyak madu di rumahnya. Jika belum laku terjual, madu batu dapat bertahan hingga dua tahun, dan kualitasnya tetap terjaga. Malam itu, Masri mengemas 10 botol madu untuk dijual di Belopa besok hari. Setelah merapikan peralatan memerah madu dan mengepak sepuluh botol madu dalam kardus, Masri bergegas ke kamarnya. Ia merebahkan badannya yang lelah. Rasa kantuk menghampiri Masri. Alunan musik dangdut masih samar terdengar. Meski hidup tak semanis madu, ia percaya hidup harus seperti lebah yang tak lelah berusaha dan bekerja. ***

72 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 73

BUKU BIROCAN.indb 72-73 10/17/19 11:18 PM Ibu-ibu pedagang berpose bersama di Pasar Ekologis Argawijil. Raut wajah semringah Anak-anakyang membayang Tibussan di wajahmengeyam ibu-ibu pendidikan yang sekolah menyiratkan harapan danmenengah doa bagi pertama masa depan. yang ada di Tibussan. Akses pendidikan sebenarnya perlu dipermudah bagi masyarakat yang bersumbangsih dalam pengelolaan hutan.

74 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 75

BUKU BIROCAN.indb 74-75 10/17/19 11:18 PM HUTAN KEMASYARAKATAN SEBERANG BERSATU MEMBASUH LUKA NEGERI LASKAR PELANGI MASYARAKAT BERGERAK MEMULIHKAN LAHAN BEKAS TAMBANG DI HUTAN LINDUNG, YANG KINI MENJADI DESTINASI WISATA BARU.

Senja turun di kaki langit perairan Belitung. Pemandangan senja ini dapat dinikmati di Gusong Bugis, sebuah pantai yang bangkit dari keterpurukan akibat pertambangan timah.

BUKU BIROCAN.indb 76-77 10/17/19 11:18 PM entang alam dengan beragam pola nampak dari jendela pesawat sesaat sebelum mendarat di salah satu gugusan nusa di timur Sumatra. Di suatu sudut, petak-petak lahan hijau Bdengan vegetasi yang monoton: perkebunan sawit. Di sudut lain, pemandangan lebih berwarna namun muram. Jalan kayu yang dibangun pengelola Hutan Kemasyarakatan Seberang Bersatu untuk memudahkan pengunjung menikmati alam Gusong Bugis. Di sudut lain, pemandangan lebih berwarna namun muram. Danau- danau berair penuh warna: jernih, cokelat keruh, kehijauan, dan biru. HARI ITU, DI PONDOK pusat informasi, kelompok Hutan Kemasyarakatan Danau-danau itu lebih tepat disebut kubangan sisa tambang ilegal (HKm) Seberang Bersatu berkumpul. Kelompok masyarakat inilah yang yang tidak ditutup, dengan gundukan pasir yang dibiarkan begitu saja. mengelola Ekowisata Pantai Gusong Bugis. Pemandangan khas ini yang pasti dijumpai siapa pun kala berkunjung “Kawasan ini dulu rusak dan penuh lubang bekas tambang,” ujar ke Belitung. Luka-luka daratan yang menganga ini saksi bisu kejayaan Manajer Ekowisata Nopiansyah sambil menunjuk ke sekeliling. Konflik tambang timah Belitung. lahan juga parah. Bahkan hingga kini, tambah Nopiansyah, “Masih saja Pada masa jayanya, sumber daya mineral Belitung mengantarkan ada orang yang menambang di kawasan ini meski tidak semarak dulu.” Indonesia sebagai salah satu negara penghasil timah terbesar di dunia. Daerah ini memang kaya. Dahulu, tak sulit mencari uang sejuta rupiah Sayangnya, gelar itu tak serta-merta menjadikan masyarakat Belitung dengan menangguk timah. Mudah dan cepat. sejahtera. Yang terjadi justru sebaliknya, petaka kerusakan alam “Ketika PT Timah Indonesia masih beroperasi, masyarakat tidak mengintai Belitung. diizinkan menambang. Hanya perusahaan itu yang boleh menambang,” Di wilayah yang hanya berjarak 30 menit dari Tanjung Pandan, tutur Suwandi mengisahkan dirinya saat menjadi penambang. Namun, ibukota Belitung, ini terselip kisah lain. Di sana, daerah pesisirnya saat perusahaan menambang di blok yang tak semestinya, muncul berombak tenang, pantainya berpasir putih dengan sebentang hutan kecemburuan sosial. “Masyarakat berpikir, jika perusahaan bisa mangrove. Lautan membentang lepas dengan kapal-kapal nelayan menambang seenaknya, mengapa kami tidak bisa, dan hanya menerima yang melintas. rusaknya saja? Ya, lebih baik kita rusak sama-sama, sudah jelas kami Inilah permata Belitung yang menanti untuk ditemukan wisatawan: juga dapat untung,” lanjut Suwandi. pantai Gusong Bugis, Juru Seberang, Belitung. Tak seperti pantai lain di Tambang inkonvensional, kerap disingkat TI, awalnya memang Belitung, Gusong Bugis memang tidak dianugerahi gugusan bebatuan dikelola PT Timah Indonesia yang menemukan beberapa daerah yang granit. Namun, pantai ini punya kisah yang bertaut dengan masa silam mengandung timah namun tidak cukup ekonomis. Lantaran menambang dan masa depan Belitung. Masa silam yang menyeret pantai ini ke dalam sendiri, perusahaan itu lebih banyak menampung timah dari tambang arus kejayaan timah Belitung. inkonvensional ketimbang hasil produksinya sendiri.

78 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 79

BUKU BIROCAN.indb 78-79 10/17/19 11:18 PM Pertambangan timah inkonvensional meninggalkan bentang alam yang rusak. Keadaan makin runyam. Tambang inkonvensional mulai marak di Hingga kini, aktivitas tambang masih menghantui kawasan di sekitar Gusong Belitung setelah terbit keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Bugis (ketiga foto). Nomor 146/MPP/Kep/4/1999. Kebijakan ini mengategorikan timah sebagai barang bebas—artinya, pemerintah tidak mengawasi dan mengatur ekspor. Hal itu diperkuat dengan peraturan daerah Nomor 6 Tahun 2018 yang mengatur penambangan rakyat. Sejak saat itu, tambang inkonvensional semakin tidak terkendali. Meski akhirnya terlibat dalam penambangan, masyarakat tetap menjadi buruh di tanahnya sendiri. Para cukong telah menguasai lahan- lahan di wilayah ini. Di sepanjang jalan, siapa saja bisa menemukan lahan yang berpagar dengan papan hak milik lahan yang tidak jelas surat kepemilikan tanahnya. Ironisnya, para pemodal mengompori masyarakat untuk mengklaim lahan-lahan di hutan lindung. Pada saat yang sama, untuk menambang, masyarakat juga butuh modal, yang ujung-ujungnya juga berasal dari para pemilik modal. Sekali lagi, masyarakat tidak punya pilihan.

TITIK BALIK ITU terjadi pada 2008. Masyarakat merasakan alam desanya semakin rusak, sementara hidup tak kunjung sejahtera. Masyarakat mulai menyadari lingkungan desa telah berubah. “Alam desa kami semakin rusak, tapi hidup begini-begini saja. Kenapa kami tidak bisa mengelola lahan kami sendiri?” ungkap Suwandi. Ia dan sebagian nelayan, merasakan dampak merugikan rusaknya alam pesisir. “Ketika muda, saya bisa membawa pulang 10 hingga 20 kilogram kepiting. Sekarang, mencari 1 kilogram saja susah,” keluhnya.

80 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 81

BUKU BIROCAN.indb 80-81 10/17/19 11:18 PM Pertambangan timah di dekat pantai merombak alur sungai karena terhalang pasir sisa galian. Parahnya lagi, sedimen sungai menutupi akar-akar mangrove, lalu vegetasi pesisir itu pun mati. Pun, semprotan air yang kencang dari mesin tambang inkonvensional—untuk mengikis tanah demi serpihan timah—juga merobohkan tumbuhan itu. Padahal, hutan mangrove menjadi pelindung kawasan pesisir. “Kepiting, udang, dan ikan-ikan bertelur di akar mangrove. Jika mangrove tidak ada, di mana mereka akan bertelur? Kalau ada limbah tambang, telur-telur pun tidak akan menetas. Lalu, bagaimana nasib para nelayan?” Keresahan itulah yang menggelayuti benak Suwandi: jika dibiarkan, lambat-laun mimpi buruk akan terjadi. “Tidak semua masyarakat menginginkan tambang. Ada beberapa dari kami yang mencintai lingkungan, dan menyadari alam yang kami rusak sesungguhnya cantik,” ungkapnya. Kesadaran itu melecut Nopiansyah, Suwandi, dan sejumlah orang yang pernah menambang timah menempuh jalan lain. Jalan yang menurut mereka akan membawa perubahan, namun penuh tantangan: bergabung dalam hutan kemasyarakatan. Inilah titik awal perhutanan sosial menggeliat di Juru Seberang. Hingga kini, Suwandi menjadi salah satu anggota yang aktif dalam mengelola Ekowisata Pantai Gusong Bugis. Keahliannya: wisata bahari, snorkling, dan menyelam. Meski potensi wisata itu belum sepenuhnya berjalan, ia berkomitmen untuk terus memajukan hutan kemasyarakatan. Sejak bergabung, Suwandi memperoleh pengetahuan baru tentang pentingnya menjaga alam bagi anak-cucu. Saat ini hutan kemasyarakatan memang belum bisa menyejahterakan anggotanya. Namun, ia meyakini Gusong Bugis akan mewujudkan harapan dan impian komunitas Seberang Bersatu.

IZIN KELOLA DAN DILEMA HUTAN LINDUNG Adalah Dedy Ilhamsyah yang berjasa dalam memperjuangkan terbitnya izin kelola hutan kemasyarakatan di hutan lindung seluas 757 hektare itu. “Sebagai polisi hutan, sudah menjadi kewajiban saya untuk melakukan penertiban terhadap masyarakat yang menambang di area ini,” tegasnya. Namun penertiban bukan perkara mudah. Dedy kerap kali mendapat perlawanan dan ancaman dari para penambang. “Tambang di kawasan lindung jelas ilegal. Jika membiarkan, saya bisa mendapat sanksi hukum. Dampak buruk tambang timah membangkitkan Di sisi lain, kebutuhan ekonomi masyarakat harus terus berjalan, dan semangat masyarakat untuk memperbaiki tambang menjadi pilihan karena cepat, mudah, dan lahan yang dibutuhkan lingkungan dan hutan di pesisir Gusong Bugis. sudah tersedia. Jadi, masyarakat harus diarahkan ke mana?”

82 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 83

BUKU BIROCAN.indb 82-83 10/17/19 11:18 PM Replika SD Muhammadiyah Gantong yang legendaris menjadi destinasi favorit setelah film 'Laskar Pelangi' (atas). Foto Sri Sultan Hamengkubuwono IX – Wakil Presiden RI ke-2 (1973-1978) yang terdapat di salah satu dinding kelas replika SD Muhammadiyah Gantong.

84 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 85

BUKU BIROCAN.indb 84-85 10/17/19 11:19 PM “Bukan bagi-bagi lahan, tapi pemerintah memberikan izin untuk mengelola kawasan hutan,” jelas Dedy. Saat itu memang sempat ada segelintir masyarakat yang mengajukan kawasan hutan lindung ini sebagai tanah objek reforma agraria atau TORA. Namun Dedy kurang sependapat. Karena, bila izin TORA keluar untuk kawasan lindung, ia menambahkan, akan memunculkan sengketa lahan yang lebih luas. Lagipula, syarat mengajukan TORA ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan jauh lebih berat—ketimbang izin hutan kemasyarakatan. Dan, belum tentu berdampak positif bagi kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat Juru Seberang. Ini mengingat begitu banyak pihak yang berminat pada tanah di desa ini. Lantaran itu, Dedy mengarahkan masyarakat untuk mengurus perhutanan sosial. Perhutanan sosial bukan hal baru bagi Dedy. Pada 2013 ia pernah terlibat dalam pembentukan Hutan Kemasyarakatan Arsel Community di Air Selumar, Kecamatan Sijuk, sekitar 30 menit utara Tanjung Pandan. Dalam membentuk Hutan Kemasyarakatan Arsel, Dedy berhadapan dengan para pemecah batu. Mereka menebangi pohon-pohon kecil sebagai bahan bakar untuk memecah batu granit besar. Kerikil granit ini kemudian dijadikan bahan pondasi bangunan. "Padahal, bila dimanfaatkan, batu-batu granit besar memiliki daya tarik wisata,” tuturnya. Dedy juga melihat potensi lain: pohon-pohon ulin berdiameter besar. Pohon-pohon bernilai ini tidak ditebang untuk habitat tarsius, primata kecil simbol pariwisata Belitung. Kini, Arsel Community mengelola 115 hektare lahan hutan produksi menjadi kawasan wisata. Salah satu yang terkenal: wisata malam pengamatan tarsius. Pada 2017 saja jumlah wisatawan yang berkunjung ke sana mencapai sekira 29 ribu orang. Ada satu sentilan yang berkesan bagi Dedy. Seorang penambang buka Sarni memanen Berbekal pengalamannya itu, pada 2012, Dedy dan beberapa masyarakat suara kepadanya: “Bapak enak. Sebagai pegawai negeri sipil, hidup Bapak daun sirsak di Taman Juru Seberang mulai melakukan penertiban, sekaligus memulai langkah sudah terjamin. Sementara saya, kalau berhenti menambang saya dapat Hortikultura HKm membentuk hutan kemasyarakatan. “Tantangan di Hutan Kemasyarakatan Seberang Bersatu. pendapatan dari mana? Dedy menyadari kebenaran sentilan itu. Namun, Taman ini menjadi Seberang Bersatu jauh lebih berat,” ungkapnya. Salah satu penyebabnya: bila membiarkan tindakan ilegal itu, ia juga mempertaruhkan hidupnya. alternatif wisata pendidikan masyarakat desa yang tergolong rendah. Tanpa menegakkan hukum, Dedy bisa dipecat dari pegawai negeri sipil. pengetahuan. Taman Umumnya, pendidikan warga yang tertinggi hanya sekolah menengah Dedy pun membalas sentilan itu: “Kalau saya dipecat, nanti Bapak bisa seluas 160 hektare pertama. Bahkan banyak yang tidak tamat sekolah dasar. Nampaknya, memberi saya makan?” ini fokus budidaya tanaman buah: masyarakat terlena dengan menambang timah sehingga enggan Jadi, lanjut Dedy, pertanyaannya bagaimana semua bisa sama-sama mangga, lengkeng, melanjutkan pendidikan. Alhasil, masyarakat penambang mati-matian mencari makan dengan tenang, dan bekerja dengan tenang. Akhirnya, sirsak, sukun, jambu mempertahankan kawasan tersebut. Dedy mengenalkan kepada masyarakat tentang perhutanan sosial. Awalnya, mete. Dalam mengurus izin hutan kemasyarakatan pun Dedy menemukan masyarakat belum paham tentang perhutanan sosial, khususnya hutan tantangan. Dedy mengenang, banyak pihak terutama pemerintah daerah kemasyarakatan. Masyarakat sempat berpikir bahwa perhutanan sosial menentang ide hutan kemasyarakatan. Alasan utamanya, karena statusnya berarti bagi-bagi lahan. Tak pelak, masyarakat tentu saja antusias. hutan lindung.

86 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 87

BUKU BIROCAN.indb 86-87 10/17/19 11:19 PM Papan informasi menggambarkan wahana wisata Belitung Mangrove Park Rupanya, pemerintah daerah belum sepenuhnya memahami bahwa (kiri). Dengan tiket lima ribu rupiah, pengunjung bisa menikmati wahana, perhutanan sosial, dengan skema hutan kemasyarakatan, membolehkan fasilitas, serta atraksi alam Belitung Mangrove Park (kanan). masyarakat mengelola hutan lindung. Di lain pihak, bahkan Badan kawasan 757 hektare bukan luasan yang sedikit. Untuk mengelolanya, Perencanaan Pembangunan Daerah Belitung juga sempat berencana butuh sokongan dana dan sumber daya manusia. menjadikan hutan lindung sebagai kawasan minapolitan bersama Melalui malam-malam diskusi yang panjang, hampir empat Kementerian Kelautan dan Perikanan. kali seminggu, masyarakat bersama Dedy mengadakan pertemuan Keraguan memang membayangi pemerintah daerah. Upaya Dedy membahas pengelolaan kawasan. Keputusannya: memanfaatkan hutan dinilai akan memicu konflik lahan semakin keras. Namun ia tetap tenang. kemasyarakatan sebagai destinasi ekowisata. Sembari mengurus izin kelola, Dedy meminta dukungan pemerintah Seberang Bersatu memang tidak fokus langsung melakukan daerah untuk menahan pergerakan oknum yang membekingi tambang penghijauan karena perlu waktu lama untuk menikmati hasilnya. Bahkan, inkonvensional. untuk menanam pohon pun mereka kesulitan karena lahan bekas Sambil menunggu izin terbit, masyarakat bergotong-royong tambang itu tak lagi subur. Akhirnya, mereka memilih memanfaatkan membenahi kawasan. Baru pada 10 Maret 2015, izin kelola dari jasa lingkungan untuk wisata. Selain wilayah ini memang berpotensi Kementerian berupa penetapan areal kerja (PAK) terbit. “Kami bersyukur bagus, kelompok juga bisa lebih merasakan manfaat dari ekowisata. Kementerian memberikan akses kelola hutan ini. Mengelola lahan ini Diskusi dan pertemuan tersebut menghasilkan peta pengembangan seperti anugerah karena usaha apa pun tanpa izin tidak akan berjalan,” kawasan ekowisata Gusong Bugis. Hasilnya, kawasan ini dibagi dalam ujarnya. lima wilayah pengembangan, yang setiap wilayah memiliki tema wisata Tak lama setelah penetapan areal kerja, pada Juli 2015 izin hutan spesifik. kemasyarakatan dari gubernur pun terbit. Dedy bersama masyarakat Pada awal pengembangan, akses menuju kawasan ini sangat buruk. juga mengajukan pembentukan koperasi yang disahkan pada Desember Wajar saja mengingat kawasan ini bekas tambang timah ilegal. Truk dan 2015. Berbekal izin-izin tersebut, Seberang Bersatu memiliki badan alat-alat berat pernah mengoyak areal ini. hukum yang sah untuk mengelola kawasan Saat tambang ditinggalkan, jalan masih berupa semak-belukar dan Dedy menegaskan, tantangan sebenarnya adalah setelah izin kelola berlubang-lubang. “Kami bukan lagi membangun dari titik nol, melainkan hutan kemasyarakatan terbit. Itu terkait dengan bagaimana kelompok dari minus ke titik nol. Karena kami harus berjuang mengembalikan hutan kemasyarakatan mengelola kawasannya. Dedy mengungkapkan, kondisi lahan yang rusak,” jelas Dedy.

88 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 89

BUKU BIROCAN.indb 88-89 10/17/19 11:19 PM PARAHNYA LAGI, SEDIMEN SUNGAI MENUTUPI AKAR-AKAR MANGROVE, SEHINGGA VEGETASI PESISIR ITU PUN SEKARAT.

Sejak saat itu, hutan kemasyarakatan ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah setempat. Sebagai langkah awal untuk pengelolaan: masyarakat membuka akses ke kawasan ekowisata. Hingga 2016, pemerintah Kabupaten Belitung telah membantu pembangunan gapura dan jalan aspal menuju Wilayah Pengembangan I dan II. Jumlah bantuan yang dikucurkan terbilang besar: 17 miliar rupiah. Dan, yang membanggakan: Jambore Pramuka se-Tanjung Pandan dengan 750 peserta berhasil dilaksanakan dengan baik. Sejak itu, pamor Hutan Kemasyarakatan Seberang Bersatu semakin berkibar. Pada 2017 hingga 2018, Seberang Bersatu bekerjasama dengan Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) dan Yayasan Terumbu Karang Indonesia (Terangi). Melalui program ini, Seberang Bersatu meningkatkan fasilitas wisata dengan membangun Belitung Mangrove Park untuk merehabilitasi ekosistem mangrove dan sekuestrasi karbon. Hutan kemasyarakatan juga mendapatkan bantuan untuk membangun jalur Mangrove Tracking sepanjang 1 kilometer, menara pantau, dan Untuk membangun jalan tentu perlu dana besar dan dana kelompok Dua remaja berjalan berbagai spot swafoto. Selain itu, kelompok juga memetakan potensi tidak akan cukup. Untuk itu, Dedy dan kelompok meyakinkan pemerintah di Sunset Boulevard, karbon dan keanekaragaman hayati serta sarana edukasi pelestarian wahana andalan daerah untuk mendukung kawasan ini. Pada 2014, kelompok mengusulkan Belitung Mangrove ekosistem mangrove. hutan kemasyarakatan ini sebagai lokasi Jambore Perkemahan Perjusami Park. Sunset Yang tak kalah penting, kelompok memperoleh pengetahuan Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Tanjung Pandan. Boulevard salah satu baru: pengelolaan kawasan konservasi perairan dan pulau-pulau Kelompok mengusulkan acara jambore berpusat di area perkemahan tempat terbaik untuk kecil, pengembangan ekowisata bahari, diversifikasi produk wisata Wilayah Pengembangan II dan pantai Gusong Bugis. Saat mengusulkan menikmati senja di negeri Laskar Pelangi. dan rencana pengelolaan. Pengetahuan tersebut amat penting sebagai proposal, pemerintah daerah sempat ragu karena hutan lindung tak boleh bekal bagi kelompok dalam mengelola kawasan wisata. Ditambah lagi, tersentuh alat berat—apalagi ada pembangunan jalan dan bangunan. sebagian besar anggota hampir semasa hidupnya dihabiskan untuk Untuk meyakinkan, Dedy mengajak pemerintah daerah ke melaut dan menambang. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pada kunjungan Dedy juga menyoroti akan pentingnya kesiapan regulasi dari itu, Dedy mempaparkan rencana perbaikan lahan untuk jambore di Kementerian Lingkungkan Hidup dan Kehutanan. Secara perencanaan, Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan. hutan kemasyarakatan relatif sudah siap, namun terkadang regulasi Respon Direktorat Jenderal positif. Alhasil, ucap Dedy, “Pemerintah terkait nilai tambah pemanfaatan justru belum ada. Salah satunya, daerah semakin yakin untuk terlibat dalam pengembangan kawasan." kebijakan tentang pendapatan negara bukan pajak (PNBP).

90 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 91

BUKU BIROCAN.indb 90-91 10/17/19 11:19 PM Lubang bekas tambang timah inkonvensional yang dibiarkan begitu saja menjadi ceruk raksasa yang menganga (kiri). Taman Wisata Mangrove (Belitung Mangrove Park) di lahan bekas tambang timah digunakan sebagai lahan rehabilitasi ekosistem mangrove dan kawasan wisata berbasis ekosistem mangrove (kanan).

92 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 93

BUKU BIROCAN.indb 92-93 10/17/19 11:19 PM KINI, SEBERANG BERSATU telah mengelola tiga dari lima wilayah pengembangan. Satu yang paling terkenal: Wilayah Pengembangan I dengan Belitung Mangrove Park, pantai Gusong Bugis, dan pusat wanamina (sylvofishery). Kemudian, Wilayah Pengembangan II untuk perkemahan, dan Wilayah Pengembangan IV untuk kebun buah. Hanya dengan membayar lima ribu rupiah per orang, pengunjung dapat menikmati seluruh objek wisata. Pada 2018, pengunjung mencapai lebih dari 74 ribu orang, dan pada 2019, hingga Januari saja ada 11 ribu. Ke depan, Seberang Bersatu bercita-cita mengembangkan fasilitas wisata: Taman Bunga dan Taman Kupu-kupu di Wilayah Pengembangan I; dermaga yacht dan Resor Wisata di Wilayah Pengembangan I; dan di Wilayah Pengembangan III akan dibangun taman bambu. Sementara itu, di Wilayah Pengembangan IV direncanakan ada sarana untuk melihat burung walet dengan bangunan sarang yang sealami mungkin. Dedy juga menginginkan kawasan ini tetap memiliki satu area percontohan bagaimana tambang timah pernah berjaya di area ini, dampak kerusakannya, sampai bisa menjadi ekowisata. Tujuannya: pengunjung melihat perjalanan panjang sejarah kawasan ini. Semua mimpi dan harapan itu telah terangkum dalam rencana induk. Di antara berbagai capaian dan harapan itu, tentu masih banyak Ia menyatakan, Hutan Kemasyarakatan Seberang Bersatu, bersama Motif batik khas yang perlu dibenahi. Sejauh perjalanan dalam mengembangkan hutan HKm Arsel Community dan HKm Kalibiru di Yogyakarta pernah Belitung, daun dan kemasyarakatan, Dedy masih saja menerima ancaman dari sejumlah kembang simpor, oknum. Para oknum itu menginginkan ia menghentikan hutan mengajukan surat ke Kementerian terkait kejelasan PNBP jasa lingkungan ikan cempedik, daun di hutan lindung. Namun hingga saat ini, belum ada tindak lanjutnya. katis rambai, cangkir kemasyarakatan dan wisata. ”Ada saja oknum yang datang ke rumah “Padahal, hutan kemasyarakatan ingin memberi kontribusi pada kopi, dan lain-lain. menawarkan sejumlah uang,” ujarnya, “itu agar saya berhenti.” negara,” ujar Dedy. Belum adanya regulasi untuk pendapatan negara Batik Belitung ini Dia juga mendapat laporan adanya oknum yang masih menambang bukan pajak cukup menggelisahkan. “Kami takut dikatakan melakukan memakai teknik cap di sekitar kawasan hutan kemasyarakatan. “Saya bisa saja tangkap, untuk membentuk tapi saat ini saya fokus pada penguatan kelompok dan pengembangan pungutan liar. Tapi, jika kami tidak menarik uang tiket atau parkir, dari pola, kemudian kain mana kami memperoleh biaya operasional?” diwarnai dengan cara kawasan,” tegasnya. Saat ini, kelompok ingin menunjukkan hutan Regulasi lainnya yang belum jelas adalah kerjasama dengan investor. dilukis. kemasyarakat mampu mengangkat nilai dari kawasan yang semula rusak Dampaknya, tak sedikit investor yang akhirnya menunda kerjasama. kini menjadi objek wisata yang tersohor. “Sehingga, masyarakat yang “Sering kali, kami yang diberi izin sudah siap, namun regulasinya belum masih berorientasi tambang akan malu, dan pada akhirnya berhenti siap,” jelasnya. sendiri,” imbuh Dedy. Di usianya yang terbilang muda, Seberang bersatu sudah meraih Kelak, ketika kelima wilayah pengembangan kawasan ini berjalan, ia beberapa prestasi. Di antaranya, Juara 3 Wana Lestari pada 2017. Saat membayangkan efek dominonya: membuka lapangan kerja, keuntungan ini, wilayah ini juga ditetapkan sebagai pendukung Kawasan Ekonomi ekonomi, dan berkontribusi kepada daerah. “Intinya, menjadikan Khusus (KEK) Pariwisata di Tanjung Kelayang, dan situs Geopark wilayah ini sebagai kawasan sustainable ecotourism dengan manfaat bagi Belitung. komunitas, lingkungan, maupun ekonomi,” pungkas Dedy.

94 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 95

BUKU BIROCAN.indb 94-95 10/17/19 11:19 PM DARI TIMAH MENJADI BUAH Malam itu, purnama menerangi Gusong Bugis. Cahayanya yang Hasil tangkapan Tidak jauh dari plot-plot penanaman, masih dapat dijumpai jingga memantul di permukaan laut. Laut sedang tanggung, tidak surut di pantai Gusong kubangan besar bekas tambang yang terisi air kebiruan. Karena lahan Bugis pada malam juga tidak pasang. Itu menandakan bukan waktu terbaik untuk turun hari: ketam, udang, bekas tambang bertanah pasir akibatnya tak semua jenis tumbuhan bisa ke bibir pantai. Tapi, lelaki itu tetap melaut. Dengan teliti, ia menyelisik dan siput laut. tumbuh. Lahan telah miskin hara sehingga banyak bibit yang mati. dasar perairan dengan lampu sorot. Hanya dalam hitungan menit sejak Hasil tangkapan Ujang dan anggota yang lain merawat kebun dari pukul delapan mulai melaut, ia mendapatkan ketam pertamanya. Sayangnya, semesta dirasakan warga hingga empat sore. Setiap hari mereka bertugas di kebun buah. Untuk sangat berkurang membersihkan rumput, Ujang dan kawan-kawannya menebasnya secara laut tak mendukung. Hasil tangkapan di malam purnama ini tidak terlalu akibat aktivitas bagus. Lelaki itu, Ujang Suprapto, bergegas pulang sambil menenteng penambangan manual. “Kelompok sebenarnya punya dua mesin pemotong rumput, jerigen yang hanya berisi beberapa ketam. liar yang merusak namun rusak. Mau tak mau kami bekerja dengan alat seadanya. Jika Ia harus segera merebus ketam itu untuk mengambil daging dari ekosistem pesisir. dibiarkan, rumput panjang dapat mengganggu tanaman. Lagipula untuk cangkang yang keras. “Semakin cepat diolah semakin manis rasanya,” menggunakan mesin pemotong juga perlu biaya,” kata Ujang. Kendati jelasnya. Besok, ia akan mengantar ketam-ketam olahan tadi ke pasar begitu, ia dan teman-teman tetap merawat kebun buah. di Teluk Dalam atau Tanjung Pandan. Jika tangkapan sedang bagus, dia Ujang mengisahkan betapa dirinya senang terlibat dalam hutan bisa mengantongi hingga 200 ribu rupiah sekali melaut. kemasyarakatan. Ia menjelaskan, sejak pemerintah mengusulkan setiap Tak seperti kebanyakan anggota yang lain, Ujang tidak pernah desa wajib memiliki destinasi wisata, ia mulai menyadari potensi desa. menambang timah. Sepanjang usianya, ia menghidupi keluarganya dari “Saya melihat destinasi wisata di desa-desa lain biasa-biasa saja. Tapi, hasil melaut. Ia memang pernah selama 11 tahun bekerja di Sekretariat desa saya memiliki tempat-tempat yang lebih bagus,” papar Ujang. Desa Seberang Bersatu. Namun, pada saat itu bekerja di pemerintahan “Untuk apa jauh-jauh ke tempat lain, jika desa saya bisa dikembangkan desa tak seperti sekarang yang lebih terjamin. jadi destinasi wisata yang lebih baik.” Kini, hari-harinya disibukkan dengan kegiatan di hutan Semenjak ada niat membentuk hutan kemasyarakatan, Ujang antusias kemasyarakatan. Ia bertugas sebagai koordinator kebun buah di Wilayah dengan gagasan itu. Begitu antusiasnya, ia mengisahkan, masyarakat Pengembangan IV. Lahan seluas 160 hektare itu ditanami berbagai macam bergotong-royong membersihkan lahan pada awal penataan kawasan pohon buah: sirsak, mangga, lengkeng dan jambu mete. bekas tambang ini.

96 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 97

BUKU BIROCAN.indb 96-97 10/17/19 11:19 PM “Dulu belum ada jembatan yang dapat menghubungkan kami ke pantai Gusong Bugis. Kami harus menyeberangi sungai yang cukup dalam dan deras untuk bisa sampai ke lokasi. Dulu, sempat ada masyarakat yang melihat buaya di sungai itu. Namun, kami tidak takut karena kami bersemangat untuk membangun kawasan ini.” Kaum ibu juga ikut terjun ke lapangan. Mereka membantu menyediakan konsumsi bagi para anggota yang bekerja. “Kami membersihkan pantai dari beling-beling, bongkahan kayu, dan sampah,” kenangnya.

KERJA KERAS MEREKA pun berbuah manis. Kini keadaan Gusong Bugis lebih baik dan banyak dikunjungi wisatawan. Selama dua tahun perawatan, Ujang dan kelompoknya sudah mulai bisa merasakan hasil kebun buah. Saat ini, Ujang dan kelompok sedang merintis usaha pembuatan teh dari daun sirsak: Teh Daun Sirsak 67. “Dinamakan 67 karena daun yang Daun sirsak yang telah dikeringkan (atas) kemudian dicacah, dan lalu dipetik untuk teh adalah daun dengan urutan ke-enam dan ke-tujuh dikemas dalam kantung-kantung: Teh Daun Sirsak 67. Teh daun sirsak diyakini berkhasiat untuk kesehatan di antaranya untuk mengobati asam dari pucuk,” jelasnya. Gagasan teh sirsak ini dari seorang pegawai Balai urat, diabetes dan kolesterol (bawah). Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Baturusa Cerucuk yang mengatakan daun keenam dan ketujuh memiliki khasiat herbal. Sekali panen, Ujang dapat memperoleh tiga karung daun sirsak— ukuran 25 kilogram. “Untuk mengeringkan daun dengan cara diangin- angin, daun dilipat, lalu diikat dengan benang, lalu daun digantung di ruangan. Tapi cara itu memakan waktu lama.” Saat ini, kelompok mengajukan alat pencacah otomatis dan pembungkus teh kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kelompok juga telah mendapatkan bantuan alat pengering daun dari Dinas Pertanian. Satu karung daun sirsak bisa menghasilkan sekitar 100 saset teh. Ujang menjual satu saset berisi 10 bungkus dengan harga 10 ribu rupiah. Hingga saat ini, produksinya masih terbatas karena terkendala sarana produksi. Pemasaran pun sebatas di kantin-kantin di kawasan Ekowisata Pantai Gusong Bugis. Ke depan, Ujang berharap dengan alat produksi yang memadai, kelompok dapat memproduksi teh lebih banyak dan menjangkau pasar yang lebih luas. Mimpi dan harapan. Itulah semangat bagi Ujang dan kawan-kawan untuk menjadikan kebun buah itu serupa dengan Taman Buah Mekarsari di Cileungsi, Bogor. Memang bukan hal mudah mengubah bekas tambang menjadi kebun buah. Perlu kerja keras, perlu dukungan dari berbagai pihak. Harapannya, dua hingga tiga tahun lagi, hutan kemasyarakatan ini bisa menikmati aneka buah dari tanah yang dulu nyaris tanpa harapan. ***

98 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 99

BUKU BIROCAN.indb 98-99 10/17/19 11:19 PM Ibu-ibu pedagang berpose bersama di Pasar Ekologis Argawijil. Raut wajah semringah yang membayang di wajah ibu-ibu yang menyiratkan harapan dan doa bagi masa depan. Menatap surya bergulir, serepih keelokan semesta. Salah satu sajian alam di Belitung Mangrove Park – Hutan Kemasyarakatan Seberang Bersatu.

100 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PERHUTANAN SOSIAL 101

BUKU BIROCAN.indb 100-101 10/17/19 11:19 PM KAWASAN KONSERVASI

Efektivitas pengelolaan kawasan konservasi kian baik dari waktu ke waktu. Hingga 2019, separo dari seluruh kawasan konservasi: 260 unit telah meraih nilai efektivitas 70 persen. Pengelolaan yang efektif akhirnya membuka ruang pemanfaatan yang bersumbangsih bagi masyarakat sekitar.

102 103

BUKU BIROCAN.indb All Pages 10/17/19 11:19 PM TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU TAMADUN LANSKAP VULKANIK MANUSIA DAN ALAM BERKEMBANG BERSAMA DI DATARAN TINGGI YANG SARAT JASA LINGKUNGAN. JANTUNG SPIRITUALITAS SUKU TENGGER.

Bagaikan mata dewa, kawah Bromo menatap langit biru. Lanskap nan agung ini meniupkan peradaban agama, adat, dan kekayaan hayati.

FOTO BALAI BESAR TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU

BUKU BIROCAN.indb 104-105 10/17/19 11:19 PM ajar belum menyingsing. Namun dini hari itu, wisatawan sudah menyesaki puncak Gunung Penanjakan. Dinginnya angin menegaskan suhu Penanjakan: 15-17 derajat Celcius. Ramai Fcakap wisatawan berdengung seolah mengusir hawa dingin yang menggigit. Para pengunjung menyemut menuju kawah Bromo. Kawasan ini memikat para wisatawan Nusantara dan mancanegara. Kerumunan manusia yang Puncak Penanjakan adalah titik favorit wisatawan untuk menjemput bagaikan kurcaci semakin menegaskan keagungan lanskap vulkanik ini. matahari terbit berlatar jajaran Bromo, Semeru, Batok dan gunung lain. Siapa pun pernah melihat foto ikonik panorama Bromo kala fajar yang sepanjang jalan mendekati titik-titik tersebut, jip berjajar di kiri-kanan telah beredar di seluruh dunia. jalan yang menunggu penumpangnya seusai menikmati matahari terbit. Tak ingin melewatkan momen fajar Bromo, wisatawan rela menembus Jip merupakan kendaraan wajib bagi wisatawan untuk mencapai tempat dingin dengan oksigen yang tipis. Rupanya, dari penginapan di Cemoro wisata di taman nasional. Lawang, untuk sampai di tempat ini, wisatawan butuh satu jam berkendara Staf Resor Tengger Laut Pasir Subur Hari Handoyo menuturkan, jip. Dengan perkiraan fajar merekah antara pukul 04.30 - 04.45, wisatawan kendaraan pribadi tidak diperkenankan masuk ke Laut Pasir sejak 1986— harus berangkat sejak pukul 02.30. Tak hanya wisatawan lokal, wisatawan Saat itu, Bromo dikelola Balai Konservasi Sumber Daya Alam . mancanegara pun ingin menikmati fajar Bromo. Saat itu, kendaraan pribadi harus berhenti di pintu masuk kawasan Gunung Penanjakan masuk wilayah Resor Gunung Penanjakan, wisata Bromo. Mulai dari titik ini, wisatawan menempuh perjalanan Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I, Taman Nasional Bromo dengan menunggang kuda ataupun berjalan kaki. Jalan ke kawasan Laut Tengger Semeru. Secara administratif, Penanjakan berada di Desa Pasir Bromo pada waktu itu belum sebagus saat ini. Wonokitri, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Sarana transportasi jip ini bermula dari inisiatif seorang sesepuh “Dari segi lokasi, Bromo mudah dijangkau, bisa melalui Malang, bernama Subakhir pada 1986. Saat itu, lima jip milik Subakhir menjadi Probolinggo, Pasuruan, ataupun Lumajang,” ujar Endri Subagiawati. Ia cikal-bakal transportasi di Bromo. Di awal beroperasi, ongkosnya sudah lima kali mengunjungi Gunung Bromo. Kali ini dia menemani masih 25 ribu rupiah. Saat ini, sudah ada sekitar 600 jip yang dikelola sang suami, Suhardi, yang justru belum pernah sekalipun menikmati Paguyuban Jeep Wisata Bromo. alam Bromo. “Bromo nggak bikin bosen. Tiap kali ke sini, saya pasti “Awal dibentuk, anggota paguyuban cuma lima puluh jip. Dalam selalu takjub dengan keindahannya,” imbuh Endri. perjalanannya, jumlah anggota pasang-surut karena adanya persaingan Selain di puncak, sebenarnya ada dua titik lain untuk menikmati kelompok. Sampai sekarang, anggotanya kurang lebih 600 jip,” tutur Subur fajar di Gunung Penanjakan: Bukit Cinta dan Bukit King Kong. Dua titik Hari Handoyo. Paguyuban Jeep dibentuk agar dalam operasionalnya ini posisinya lebih rendah dibanding dengan puncak Penanjakan. Di berjalan efektif.

106 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 107

BUKU BIROCAN.indb 106-107 10/17/19 11:19 PM Panorama ikonik ini telah menyebar di seantero dunia. Dari kawasan ini, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan ke timur: Taman Nasional Baluran, kawah , Taman Nasional Alas Purwo, lalu Taman Nasional Bali Barat, Pulau Bali.

FOTO BALAI BESAR TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU

Salah satu perhatian pengelola taman nasional dan paguyuban adalah GELIAT WISATA Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memang pembatasan jumlah jip yang melintasi Bromo. “Setiap hari, 600 jip yang membawa berkah bagi warga desa penyangga. Yudiyanto misalnya. boleh masuk kawasan,” tutur Wardoyo, salah satu pengurus paguyuban. Hari itu, ia sedang menunggu wisatawan yang sudi memakai jasanya. Selain jip, wisatawan juga bisa dengan menunggang kuda. “Sebelum Ia duduk di tepi kawah Gunung Bromo. Untuk mengusir hawa jip, kuda sudah menjadi sarana bagi wisatawan menuju Laut Pasir,” tegas dingin, ia mengenakan jaket tebal, bercelana panjang, topi penghangat, Subur. Ia menambahkan, kuda telah digunakan sebagai kendaraan sejak dan berselempang sarung. Warga desa penyangga Ngadisari ini salah zaman kolonial. Saat ini, Paguyuban Kuda beranggotakan 400 orang. satu dari 40 anggota Paguyuban Ojek Motor. “Siapa tahu ada yang mau Bila berkuda, wisatawan memulai perjalanan dari pos restribusi, naik ojek motor. Sekalian kasih sesajen di pura di puncak ini,” ujar lelaki maupun dari batas operasional jip, menuju Gunung Bromo. Tarifnya: 20 tahun itu. 150 ribu rupiah sekali jalan, atau 250 ribu pulang-pergi. “Salah satu yang Atau Tarto, seorang pengemudi jip wisata Probolinggo-Gunung masih direncanakan adalah pemeriksaan kuda secara berkala,” kata Subur. Bromo. Dari profesi itu, ia bisa berpenghasilan 450 ribu per hari. Sebelum Selama ini, memang belum ada fasilitas pemeriksaan kesehatan kuda di mengemudi jip, ia bekerja serabutan, kadang buruh tani, kadang pekerja Bromo. Setelah kuda, lalu jip, kini ada pula ojek motor. “Ojek munculnya bangunan, dengan penghasilan 75 ribu sehari. paling akhir, mulai ada sekitar 2010,” tutur Subur. Tak mau kalah dengan Ia sudah menekuni profesi pengemudi sejak 2012 dengan mobil milik kuda dan jip, ojek motor pun menambah pilihan sarana transportasi saudaranya. “Enak begini. Setiap pulang bisa kumpul sama keluarga.” wisata Bromo. Tarifnya, 100 ribu rupiah sekali pergi, dan 150 ribu Sebelumnya, ia menjadi pekerja bangunan yang sering ke luar daerah rupiah untuk pulang-pergi. dalam waktu yang tak menentu, tergantung kontrak kerja.

108 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 109

BUKU BIROCAN.indb 108-109 10/17/19 11:19 PM Wisatawan dapat memilih beberapa moda transportasi untuk menjangkau Laut Pasir Bromo. Selain memudahkan pengunjung, sarana transportasi yang beragam juga membuka peluang usaha bagi warga Bromo dan sekitarnya.

110 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 111

BUKU BIROCAN.indb 110-111 10/17/19 11:19 PM BERTUMPU PADA BROMO DAN SEMERU Uap mengepul dari segelas kopi panas. Pada pagi yang dingin itu, Satumat sudah menyeduh kopi pertama bagi pelanggannya. Sepanjang jalur pendakian Semeru, mulai Pos Ranu Pani hingga Pos 2, baru Satumat yang menggelar lapak di sebelah Pos 2. Di pos-pos pendakian Semeru, Satumat dan beberapa warga Ranu Pani membuka lapak. “Sebenarnya pekerjaan utama kami menggarap ladang. Saya berjualan hanya sampingan sambil membantu pengelola taman nasional menertibkan pendaki yang usil,” ujar Satumat. Satumat benar adanya: selain berdagang, warga Ranu Pani juga membantu taman nasional dalam pengamanan kawasan. Ketika ada pendaki yang hilang atau cedera, mereka pun terlibat dalam evakuasi. “Besok, saya akan mengantar pendaki, dan sekalian berpatroli,” tutur seorang relawan tim evakuasi Misnadi. Kelompok relawan memang menjadi mitra Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Tim yang beranggotakan 65 warga Ranu Pani ini dibina taman nasional. “Kami siaga 24 jam. Kalau ada laporan pendaki hilang jam 02.00 misalnya, ya, kami harus bergerak untuk evakuasi,” tambah Misnadi. Selain itu, para relawan ikut menjaga kelestarian taman nasional. Caranya sungguh tak biasa. Mereka akan menegur, bahkan tak segan memberikan hukuman kepada pendaki yang nakal dan tak memperhatikan kelestarian kawasan. “Saya pernah menyuruh seorang pendaki yang sengaja mandi di danau untuk meminta maaf kepada semua orang di Camping Ground Ranu Kumbolo,” kata Tarpin, seorang relawan. Cara seperti ini untuk memberikan efek jera bagi pendaki yang bandel. Lain halnya dengan Satumat. Dia punya cara sendiri untuk menegur pendaki yang iseng. “Ada empat orang yang turun dari Ranu Kumbolo, dan istirahat di Pos 2. Mereka membeli dagangan saya. Sambil istirahat, mereka bergurau kelewat batas. Saya tegur. Eh, sesampai di Pos Ranu Pani, mereka kerasukan. Padahal, sudah saya ingatkan.” Apa yang dilakukan Satumat dan Tarpin adalah sedikit contoh kesadaran warga Ranu Pani dalam melestarikan alam taman nasional. Meski awalnya ada dorongan dari taman nasional, kini mereka melakukannya atas kesadaran sendiri. Kiprah relawan Ranu Pani salah satu keberhasilan Taman Nasional Para pemuja gunung telah menjelajahi Bromo dan Lautan Pasir sejak abad dalam memberdayakan masyarakat. Dengan aktif sebagai relawan, warga ke-20. Sejak itu, pamor Bromo memikat banyak pejalan untuk mereguk lanskap vulkanik beserta kehidupan suku Tengger. Ranu Pani dapat merasakan manfaat ekonomi wisata Bromo Tengger Semeru. Hanya dengan bersinergi, pengelola taman nasional dan warga dapat saling meraih manfaat bersama. Pada titik ini, ada keseimbangan: ekonomi dan konservasi.

112 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 113

BUKU BIROCAN.indb 112-113 10/17/19 11:20 PM Bromo Tengger Semeru memendam keanekaragaman hayati Jawa bagian timur. Beberapa di antaranya: bajing hutan, Callosciurus nigrovittatus; burung madu gunung, Aethopyga eximia (foto sebelah, keduanya); dan anggrek bayi sedang tidur, Calanthe triplicata.

FOTO BALAI BESAR TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU (SEMUANYA)

114 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 115

BUKU BIROCAN.indb 114-115 10/17/19 11:20 PM Gairah para pendaki seakan tak pernah habis untuk mendaki gunung Misnadi dan Tarpin memanfaatkan peluang itu dengan menjadi tertinggi di Jawa: Semeru. Saat musim liburan antrean pendaki mengular di pembawa barang pendaki. “Ya, ini untuk sampingan. Pekerjaan utama loket administrasi taman nasional. tetap berladang. Dari hasil porter dan berladang sudah cukup untuk Sukaryo memang bukan warga asli Ranu Pani, namun semangatnya kebutuhan sehari-hari,” ucap Misnadi. untuk berbagi pengetahuan begitu besar. “Keberadaan SAVER juga berkat Tarif membawa barang pendaki, untuk perjalanan tek-tok, sehari dorongan kepala Resor Ranu Pani terdahulu, Toni Artaka. Pengelola dan lalu turun: 250 ribu rupiah. Untuk pendakian dengan menginap dan warga bahu-membahu membuat sistem untuk menekan angka kejadian mencapai puncak Semeru bertarif 750 ribu rupiah. orang hilang di jalur pendakian Semeru.” Terbentuk pada 1 Maret 2014, SAVER sebagai wadah masyarakat TERIK MATAHARI tak begitu terasa siang itu. Obrolan para pendaki sekitar kawasan untuk bermitra dengan taman nasional. Pada awal mengapung di ruang pertemuan. Pintu masih terbuka, menunggu para pembentukannya, anggota SAVER adalah komunitas pecinta alam dari pendaki yang belum masuk untuk mengikuti taklimat (briefing). Di Kabupaten Malang dan Pasuruan. ruangan itu, relawan Sahabat Volunteer Semeru (SAVER) memberikan Kendati mendapatkan dukungan logistik, SAVER tidak mendapat paparan kepada pendaki Semeru. sokongan finansial dari taman nasional. Hanya kesadaran berbagi Selama taklimat, Sukaryo memaparkan tentang hal-ihwal pendakian pengetahuan yang menggerakkan SAVER. Anggota SAVER juga gunung hingga konservasi alam. “Jangan melewati batas yang ditetapkan menyediakan jasa porter maupun pemandu bagi pendaki. Dari jasa pengelola karena daerah ini merupakan daerah jelajah macan tutul,” inilah SAVER memperoleh dana. kata lelaki yang akrab disapa Cak Yo itu sambil menunjuk sehamparan SAVER merupakan satu dari sekian banyak himpunan relawan yang area di peta. Setiap kali taklimat, SAVER juga memberikan pengetahuan ada di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Mereka adalah mitra mengenai keanekaragaman flora-fauna. pengelola taman nasional yang berada di garda depan pelestarian alam. SAVER diinisiasi Sukaryo dan kawan-kawan untuk memberikan Dan sebaliknya, mereka pun menggantungkan pendapatan pada wisata kesadaran bagi pendaki mengenai pendakian gunung (mountaineering). Bromo-Semeru.

116 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 117

BUKU BIROCAN.indb 116-117 10/17/19 11:20 PM Lusinan tenda para pendaki mengerumuni tepian Ranu Kumbolo. Biasanya pendaki menginap di tempat ini sebelum menggapai puncak Gunung Semeru.

118 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 119

BUKU BIROCAN.indb 118-119 10/17/19 11:20 PM Salah satu tantangan: sampah. Pengelola dan relawan tak pernah bosan mengingatkan pendaki untuk membawa kembali sampah. Kebersihan kawasan ini sangat tergantung pada kontribusi semua pihak.

PINTUNYA SELALU TERBUKA. Hiruk-pikuk aktivitas masak-memasak nampaknya tak pernah berhenti. Kedai ini bagaikan sumber energi bagi pendaki yang kehabisan ‘bahan bakar’ setelah menggapai puncak tertinggi tanah Jawa. Di dapur, Santi menanak nasi di periuk besar. Tepat di sebelahnya, wajan berisi rawon yang menguarkan uap beraroma sedap. Hari itu, ada empat kompor yang menyala sekaligus. Di ruangan makan, sudah bersiap para pembeli dengan beragam pesanan. Tempat ini kerap disebut warung “Bagus.” Beberapa warung berderet di samping kanan dan kiri jalan menuju kantor Resor Ranu Pani, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Ada yang menjajakkan suvenir khas Gunung Semeru, ada pula yang menjual sajian makanan pengobat lapar ala Warung “Bagus”. Tak banyak memang, namun cukup untuk para pendaki membeli suvenir sebagai bukti pernah menginjak Semeru. Warung-warung ini milik warga Ranu Pani. Sifatnya masih kepemilikan pribadi, tanpa ada yang mengkoordinir. Mereka melihat ada kesempatan untuk menangguk pendapatan, meski profesi utama mereka petani. Kaum hawa lebih banyak mengambil peran di dapur. “Kadang kita melayani sampai larut malam, apalagi pas musim liburan,” tutur Santi.

120 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 121

BUKU BIROCAN.indb 120-121 10/17/19 11:20 PM Sementara itu, pedagang di Laut Pasir Bromo yang di bawah pengelolaan Paguyuban Pedagang Kaki Lima—seperti halnya dengan jip, kuda, dan ojek motor. Penataan warung sudah disesuaikan dengan DAYA PIKAT BROMO TENGGER SEMERU kesepakatan anggota paguyuban. Membentang sepanjang 600 meter, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memiliki sejarah panjang dalam pengelolaannya. Kawasan ini dikenal sejak berjajar 68 warung di kawasan Laut Pasir. 1919, saat gubernur jenderal Hindia Belanda menetapkan Dalam zonasi taman nasional, warung-warung ini berada di zona sebagai Cagar Alam Laut Pasir Tengger. Sejak itulah kawasan pemanfaatan. “Sebelum Bromo erupsi pada 2016, warung-warung di ini bertransformasi menjadi kawasan konservasi dengan kunjungan yang tinggi. Bromo Tengger Semeru memendam Laut Pasir terbuat dari terpal. Karena itu, setelah erupsi, kondisi warung berbagai daya tarik : ekosistem Laut Pasir, keindahan Gunung menjadi tidak layak. Karena itu, warung-warung sekarang terbuat Bromo dan Gunung Semeru. Potensi ini memikat orang dari kalsiboard [papan dari semen kapur],” ujar Subur Hari Handoyo. berbondong-bondong menyaksikan keindahannya. Menunya rupa-rupa, dari kopi, gorengan, hingga nasi rawon. TREN NAIK Taman nasional mencatat jumlah pengunjung lokal maupun KESEIMBANGAN WISATA - KONSERVASI mancanegara meningkat pada 2016 sampai 2018. Tahun 2015, pengunjung menurun lantaran aktivitas vulkanik Bromo. Usai sempat Di bawah terik matahari dan terpaan butiran pasir Bromo, Tarto erupsi pada 2016, jumlah wisatawan melejit pada 2017. menunggu penumpangnya. Jip Tarto dan jip lainnya berjejer di pal 2014 536.338 (pengunjung) batas. Deretan jip memanjang kurang lebih satu kilometer. “Pal batas 2015 474.011 ini dibuat supaya mobil jip tidak diparkir terlalu dekat dengan Gunung 2016 454.800 2017 647.463 Bromo. Supaya tidak merusak lingkungan,” tutur Tarto. 2018 825.206 Sejak 2017, pal pembatas di pasang di kawasan Laut Pasir Bromo. Tujuan pal batas untuk menandai zona yang mana boleh dilewati TEKANAN MENURUN Pariwisata juga mengurangi ketergantungan warga desa penyangga kendaraan wisata, terutama jip. Upaya dari pengelola taman nasional terhadap sumber daya yang ada di kawasan taman nasional. Salah satu tersebut untuk menjaga kawasan wisata ini tetap terjaga kondisi alamnya. indikatornya: menurunnya luas kawasan yang dirambah. Balai Besar Taman Nasional mencatat luas perambahan kawasan cenderung turun, Pendek kata, pembatasan itu sebagai salah satu usaha konservasi mulai dari 2014 hingga 2018. Bahkan pada 2017 perambahan nihil.

kawasan. 2014 57,67 ha Fungsi taman nasional untuk perlindungan sistem penyangga 2015 24,65 ha kehidupan, pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa, serta 2016 1,46 ha pemanfaatan lestari sumber daya hayati dan ekosistemnya. Taman 2017 2018 2 ha Nasional Bromo Tengger Semeru dengan potensi sumber daya alam yang unik dan strategis bervisi: ‘Menjadi rumah bagi ekosistem unik, DAYA DUKUNG KAWASAN Untuk mewujudkan prinsip ekowisata, taman nasional mengkaji daya budaya Tengger, dan ekowisata, serta menara air untuk kesejahteraan dukung kawasan Bromo dan Semeru. Daya dukung efektif adalah jumlah masyarakat.’ kunjungan maksimum agar objek tetap lestari dengan pengelolaan yang tersedia. Titik pandang lain, seperti Bukit Kedaluh dan Bukit Cinta, Salah satu sumber daya strategis di Bromo Tengger Semeru adalah strategi untuk memecah konsentrasi pengunjung. ekowisata, seperti yang tertuang pada visi pengelolaan. Penataan batas Daya dukung Bromo taman nasional telah temu gelang yang mencakup kawasan seluas Bukit Teletubies: 3.199 orang Bromo-Laut Pasir: 5.806 orang sekitar 50 ribu hektare. Dalam tata zonasinya, taman nasional terbagi Gunung Penanjakan (duduk), 641 orang; (berdiri), 892 orang dalam zona rimba, zona inti, zona tradisional, zona rehabilitasi, zona Bukit Kedaluh, 434 orang 141 pemanfaatan, zona khusus, dan zona religi. Bukit Cinta, orang Daya dukung Semeru Tak mudah tentunya bagi pengelola dengan luasan wilayah cukup Pendaki 600 orang besar, dengan jumlah sumber daya manusia yang terbatas. Saat ini, sumber daya manusia di taman nasional berjumlah 102 orang. “Jujur saja kami cukup disibukkan dengan aktivitas wisata pendakian Gunung Semeru.

122 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 123

BUKU BIROCAN.indb 122-123 10/17/19 11:20 PM Untuk menjaga kawasan, pengelola membatasi pengunjung dan kendaraan sesuai daya dukung lingkungan. Selain itu, juga memecah konsentrasi pengunjung di beberapa titik lokasi (kedua foto).

Dari total 12 orang pegawai, hampir semuanya melayani aktivitas pengunjung yang signifikan. Adanya titik-titik pandang lain, seperti pendakian. Bahkan kami memperbantukan warga Ranu Pani di loket Bukit Kedaluh dan Bukit Cinta, yang juga berada di Gunung Penanjakan pengecekan identitas,” tutur Rahmat Purna Wijaya, staf Resor Ranu Pani. merupakan strategi taman nasional untuk memecah konsentrasi Kendati aktivitas pendakian dan wisata dapat mengangkat ekonomi pengunjung. masyarakat sekitar, namun fokus dan fungsi utama konservasi tetap “Tujuan pemecahan spot kunjungan, selain menjaga ekosistem di harus berjalan. puncak Penanjakan, juga dapat membuka ruang bagi para warga untuk Salah satu usaha mewujudkan prinsip ekowisata, taman nasional berdagang,” tutur Achmad Arifin, kepala Subbagian Perencanaan dan melakukan kajian daya dukung kawasan. Lokasi kajian: kawasan Bromo Kerjasama Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. dan Semeru. Di kawasan Bromo, didapat hasil daya dukung yang Usaha lainnya: membatasi kendaraan wisata dengan pal batas sebagai efektif di Bukit Teletubbies: 3.199 orang; Bromo-Laut Pasir, 5.806 orang; penanda zona yang boleh dilewati. Lokasi yang ditanami pal batas ini di titik pandang Gunung Penanjakan (duduk), 641 orang; titik pandang kawasan Bromo-Laut Pasir. Penanjakan (berdiri), 892 orang; Bukit Kedaluh, 434 orang; dan Bukit “Pal batas dipasang agar jip tidak diparkir terlalu dekat dengan Gunung Cinta, 141 orang. Bromo,” kata Tarto. Usaha ini merupakan salah satu upaya pelestarian Daya dukung yang diizinkan atau efektif adalah jumlah kunjungan ekosistem Bromo-Laut Pasir dengan pembatasan jumlah kendaraan. maksimum agar objek tetap lestari dengan tingkat pengelolaan yang Sementara di kawasan Semeru, salah satu siasat untuk menjaga tersedia. Penentuan daya dukung ini memperhitungkan kapasitas kelestarian ekosistem: membatasi jumlah pendaki. “Dibatasi hanya 600 pengelolaan dan kapasitas infrastruktur. orang per hari,” ujar Susion, kepala Resor Ranu Pani. Pembatasan ini Dari hasil kajian tersebut, misalkan di Bromo-Laut Pasir, jumlah berdasarkan analisis daya dukung Gunung Semeru. Selain itu, taman kunjungan yang diperbolehkan 5.806 orang per hari. Terkadang, nasional juga menerapkan pemesanan tiket secara daring (online) untuk ketika musim liburan—tahun baru, lebaran—terjadi lonjakan jumlah membatasi jumlah pendaki.

124 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 125

BUKU BIROCAN.indb 124-125 10/17/19 11:20 PM Hamparan edelweis yang ditanam ex-situ untuk melestarikan populasi in-situ. Selain dikagumi banyak orang, bunga abadi ini juga menjadi bagian dari ritual suku Tengger.

JULUKAN ‘LAND OF EDELWEIS’ disematkan kepada Taman Nasional menanam di berbagai tinggi tempat. Hasilnya, alhamdulillah dapat hidup Bromo Tengger Semeru. Predikat ini disematkan lantaran taman nasional di semua tingkat tinggi tempat. Yang paling efektif pada ketinggian 2.020 menjadi yang pertama dalam membudidayakan tana layu atau edelweis meter,” lanjut Birama. di Indonesia. Upaya ini berawal dari coba-coba menanam edelweis di Langkah pertama budidaya edelweis adalah identifikasi jenis di sekitar kantor. Tak disangka, kini taman nasional memiliki persemaian taman nasional. Dari hasil identifikasi itu, terdapat tiga jenis edelweis: bunga abadi itu. Anaphalis javanica, A. longifolia, dan A. viscida. Langkah selanjutnya, uji Upaya pertama berkat tangan dingin Asmoro, salah satu pegawai coba budidaya di Resor Tengger Laut Pasir pada 2014. Pada 2015, ujicoba taman nasional. Ia coba menanam edelweis pada 2014. Ada tiga hal penanaman ex-situ—menanam di luar kawasan—di enam sekolah dasar yang melatarbelakangi budidaya edelweis. “Pertama, aspek konservasi. dan satu sekolah menengah atas di Kecamatan Sukapura. Edelweis dilindungi karena tanaman pionir di habitat yang miskin hara. Setelah melalui proses, pada 2017 diluncurkan konsep Desa Edelweis Kedua, banyak orang menjual edelweis secara illegal. Ketiga, edelweis Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Desa Wonokitri, Kabupaten salah satu bunga wajib dalam ritual suku Tengger,” papar Birama Terang Pasuruan; dan Desa Ngadisari, Kabupaten Probolinggo. Radityo, penyuluh kehutanan. Karena itu, imbuhnya, “Kalau tidak Keunikan dari Desa Edelweis: warga wajib menanam edelweis dibudidayakan, lama-lama edelweis habis dan punah.” 100 tanaman di pekarangan rumah. Pemandangan asri terlihat ketika Sebelum berhasil, ada proses panjang ujicoba. Bermula dari sedang berkunjung di Desa Edelweis ini. Pada satu sisi Desa Wonokitri, keberhasilan Asmoro, pegawai lain pun terpacu ikut membudidayakan terdapat persemaian edelweis hasil dari pengembangan budidaya ex- edelweis. Berbagai percobaan bersama akademisi pun dilakukan situ. Persemaian edelweis ini dikelola Kelompok Tani Bunga Edelweis agar dalam budidaya edelweis tak menanam asal-asalan. “Kami ujicoba “Hulun Hyang” binaan taman nasional.

126 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 127

BUKU BIROCAN.indb 126-127 10/17/19 11:20 PM Budidaya ex-situ untuk melindungi edelweis yang hidup di habitat aslinya (in-situ). Tumbuhan ini merupakan tanaman pionir di habitat yang miskin hara. Berkat kerja keras, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menjadi yang pertama dalam membudidayakan edelweis di Indonesia.

128 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 129

BUKU BIROCAN.indb 128-129 10/17/19 11:20 PM KABUT MASIH menyelimuti Desa Ngadisari ketika Silvia melakukan ritual adat. Berbalut jaket tebal, ia berkeliling ke setiap palingguhan yang ada di sekitar Gunung Penanjakan. Ia mempersembahkan sesajian: bunga edelweis, makanan, nasi, atau beras di wadah daun pisang. Tak lupa, ia meletakkan beberapa batang dupa di palingguhan ini. Silvia merupakan salah seorang suku Tengger yang tinggal di Ngadisari. Pada tiap palingguhan—pura kecil, warga suku Tengger meletakkan sesajen. Ritual ini dilakukan setiap Jumat Manis atau Jumat Legi pada kalender Jawa. Ritual Jumat Legi ini salah satu ibadah suku Tengger. Upacara lain yang lebih besar dan menjadi daya tarik adalah Kasodo. Suku Tengger menganut kepercayaan Hindu Tengger yang berbeda dengan Hindu yang ada di Bali maupun daerah lain. “Pada dasarnya ajaran sama, tapi Hindu Tengger melebur dengan adat budaya di Jawa,” kata Silvia. Dari cara berpakaian, suku Tengger dengan pemeluk agama Hindu di Bali pun nampak berbeda. Warga Hindu Tengger lebih sering memakai pakaian berbalut adat Jawa. Keberadaan suku Tengger di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru membuat daya tarik tersendiri. Pertama, dari segi lokasi. Keberadaan suku Tengger di dalam taman nasional menjadi keunikan tersendiri, dan Bromo dan Semeru telah menjadi pusat perkembangan tentu menjadi tantangan bagi pengelola kawasan. agama Hindu Tengger sejak berabad silam. Hindu Karena berada di kawasan, tak disangkal warga Tengger Tengger berbeda dengan Hindu di Bali maupun daerah menggantungkan hidup dari sumber daya alam yang ada di sekitarnya. lain. Ajarannya sama, tapi Hindu Tengger telah melebur dengan adat budaya Jawa. Namun, pengelola taman nasional memiliki kebijakan untuk mewadahi warga Tengger. Salah satunya, dengan zonasi kawasan. Kawasan enklave suku Tengger yang ada di dua desa, Ngadisari dan Ranu Pani, yang Kini, di Ngadi Sari dan Ranu Pani banyak juga warga yang memeluk dipisahkan menjadi zona tradisional dan zona religi. agama Islam—atau selain Hindu Tengger. Umumnya warga pemeluk Selain itu, pengelola taman nasional juga memberdayakan masyarakat Islam merupakan pendatang dari luar wilayah di sekitar taman nasional. untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap sumber daya Mereka datang karena ingin mengadu nasib dengan mencari rupiah di alam. Satu contoh upaya: kelompok briket arang di Ranu Pani untuk kawasan wisata Bromo. Lama kelamaan mereka hidup menetap dan energi ramah lingkungan. berkeluarga di dua desa, Ngadisari dan Ranu Pani. Kedua, adat budaya suku Tengger yang membaur dengan alam dan Adanya pendatang yang berlainan agama tak membuat warga asli pengelolaan taman nasional. Salah satu bunga wajib yang dijadikan sajen Tengger terganggu. Mereka hidup berdampingan. Contohnya Bambang dalam ritual adalah edelweis. Bunga yang secara lokal disebut tana layu Sutejo, kepala Suku Tengger Ranu Pani yang toleran dengan semua ini flora yang dilindungi. pemeluk agama. Dia membangun fasilitas umum berupa kamar mandi Jadwal ritual terbilang cukup padat—tiap Jumat Legi, belum lagi dan musala di basecamp Ranu Kumbolo. Upaya itu dibantu warga dan upacara besar Kasodo yang butuh banyak bunga edelweis. “Saat Kasodo pegawai Resor Ranu Pani, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. jalanan menuju Bromo macet, penuh manusia. Tidak cuma warga sini, Ia melakukan upaya itu semata untuk membuat para pendaki tapi banyak wisatawan yang ingin melihat ritual kami,” tutur Silvia. nyaman ketika bermalam di Ranu Kumbolo. “Pernah ada yang tanya Untuk pemanfaatan edelweis yang lestari, taman nasional kenapa tidak ada tempat sholat di Ranu Kumbolo. Ya seharusnya bukan membudidayakan edelweis sejak 2017. Harapannya, bunga hasil budidaya saya yang menjawab. Tapi saya bertekad supaya para pendaki merasa dapat digunakan untuk sesajen, tanpa memungut edelweis di alam. nyaman ketika singgah di Ranu Kumbolo,” pungkas Bambang Sutejo. ***

130 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 131

BUKU BIROCAN.indb 130-131 10/17/19 11:20 PM Kawasan Bromo menautkan manusia Tengger dengan yang Maha Kuasa. Dalam terang spiritualitas Hindu Tengger, kawasan ini menjadi wahana ruhaniah bagi alam, manusia dan Tuhan.

132 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 133

BUKU BIROCAN.indb 132-133 10/17/19 11:20 PM TAMAN WISATA ALAM GUNUNG TUNAK EKOWISATA DI BATAS OMBAK TUNAK BERGERAK BERSAMA MASYARAKAT, MENGEMBANGKAN WISATA KONSERVASI YANG MENDUKUNG KAWASAN EKONOMI KHUSUS MANDALIKA.

Alam yang berkembang di ujung selatan Gunung Tunak menyajikan panorama sempurna: tebing, menara karang, langit biru, dan lautan teduh.

BUKU BIROCAN.indb 134-135 10/17/19 11:20 PM ngin dan ombak Samudra Hindia tak lekang menghantam sebongkah karang yang tegar itu. Kontur karang yang seperti penyu itu biasa disebut Gili Penyu di pantai Taman AWisata Alam Gunung Tunak, Lombok Selatan, Nusa Tenggara Barat. Fotografer memotret burung buntut sate di atas tebing. Burung ini terbang tinggi di atas lautan dan berdiam di ceruk tebing. Dari bibir tebing itu, Samudra Hindia yang teduh membentang luas, ombak menggelora, angin bertiup semilir. Di titik ini, jiwa bergetar Gunung Tunak memang menyajikan pantai selatan Lombok nan menyaksikan keagungan tebing, ombak, dan luasnya laut selatan. lengkap: pantai berpasir, dinding tebing, hamparan rumput, hutan Rupabumi taman wisata alam ini berupa tanjung berbukit-bukit pantai, dan hutan dataran rendah. Taman wisata alam seluas sekitar yang menjorok ke Samudra Hindia. Daratan Gunung Tunak dibatasi 1.200 hektare ini memiliki beberapa titik menawan, di antaranya: Sari Teluk Bumbang di barat-utara dan Teluk Awang di timur. Sementara Goang, pantai Bile Sayak, Teluk Ujung, pantai Trasak dan pantai Pudal. perbukitannya dibentuk oleh rangkaian bukit Bungkulan, bukit Kelor, Sari Goang adalah pantai yang tepat untuk menyambut hari baru: bukit Takar Akar, Pejanggik dan Batujangak. menatap sang fajar. Di pantai ini, ada laguna dengan lorong yang Di jazirah ini, tumbuh padang rumput dan hutan dataran rendah. menembus laut lepas. Ombak mendesis ketika menerobos lorong itu. Hamparan padang rumput membentang dari bibir tebing hingga batas Atau, untuk menikmati senja datang saja ke pantai Teluk Ujung. vegetasi daratan. Setelah padang rumput, tumbuh sebaris vegetasi Ketika hari cerah, pasir Teluk Ujung yang jingga berpadu dengan biru berkayu dengan batang berkelok-kelok. Nampaknya hembusan angin laut. Ombak yang bergulung berakhir di hamparan pasir jingga. telah meliukkan batang pepohonan. Hutan di perbatasan padang rumput Pengunjung juga dapat menikmati panorama pantai dan tebing di ini dengan pepohonan nyaris seragam dengan tinggi rata. Bile Sayak. Wisatawan akan kagum melihat pantai dari atas bukit yang Gili Penyu baru sehamparan dari lanskap tebing karang yang begitu menjulang tinggi. Rasa lelah saat berjalan mendaki bukit akan tersaput luas di Gunung Tunak. Penduduk lokal menyebut setiap tempat di atas oleh keindahan Bile Sayak. Pantai Bile Sayak juga tempat favorit para tebing dengan berbagai nama. Batasnya tidak jelas. Gili Penyu misalnya, fotografer satwa liar untuk memotret burung buntut sate—ekornya yang berbatasan dengan Peluluh, yang berupa padang rumput berbatas tebing menjuntai panjang menyerupai tusuk sate. Burung anggun berwarna di sisi timur. putih ini terbang tinggi di atas lautan, dan mendiami ceruk-ceruk tebing Beberapa tumpukan batu kecil di tubir tebing menandai Gili Penyu kapur. Ia biasa terbang di atas pantai Bile Sayak antara pukul 10 hingga 11. kerap disambangi pemancing. Para pemancing biasanya berangkat sore, Tantangan yang menarik lainnya: spot cliff jumping untuk terjun ke pulang pagi. Hasil memancing itu untuk konsumsi keluarga maupun samudra biru dari tebing setinggi 13 meter. Lompat tebing ini pantas dibagi-bagikan ke tetangga. untuk para petualang yang ingin memicu adrenalin.

136 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 137

BUKU BIROCAN.indb 136-137 10/17/19 11:21 PM PUSAT WISATA EDUKASI konservasi Gunung Tunak berada di sebuah Siapa pun akan gentar menyaksikan keagungan bentang alam bertebing tempat yang disebut perempung, atau perempatan. Di area ini terdapat di Gunung Tunak. Di tempat ini: angin berhembus kencang, ombak laut beberapa fasilitas: penangkaran rusa timor, pusat ekologi kupu-kupu, selatan menggetarkan tebing nan kokoh. serta area perkemahan. Penangkaran rusa timor sebagai upaya pelestarian dan edukasi bagi Sehingga, anak burung gosong dapat hidup mandiri tanpa asuhan sang pengunjung. Satwa maskot Nusa Tenggara Barat itu semakin langka di induk. Populasi burung gosong di Gunung Tunak kurang lebih 35 ekor. Lombok, dan hanya ditemukan di Gunung Tunak dan Gunung Rinjani. Penangkaran ini dihuni 28 ekor rusa timor: 13 betina dan 15 jantan. TAMAN WISATA ALAM Gunung Tunak juga lekat dengan budaya lokal. Selain rusa timor, spesies yang dilindungi di Gunung Tunak adalah Tradisi rutin di seputar Gunung Tunak adalah bau nyale. Bau nyale burung gosong kaki-merah. Lantaran pemalu, tak mudah mengamati berasal dari bahasa Sasak. Bau artinya menangkap, nyale sebutan bagi burung ini. Saat didekati, si burung akan melesat cepat dan menghilang sejenis cacing laut yang hidup di lubang batu karang. di balik rimbunnya hutan. Uniknya, ia menyimpan telur di gundukan Bagi masyarakat Lombok, cacing laut dipercaya sebagai jelmaan serasah hutan. Sarang burung gosong dapat ditemui di jalur jelajah putri Mandalika: putri kerajaan yang menceburkan diri ke laut lepas. hutan menuju pantai Teluk Ujung. Syahdan, Putri Mandalika yang jelita memikat banyak kesatria. Karena Ia memanfaatkan panas dari pembusukan serasah dan ranting untuk tak ingin sengketa meletus di antara kesatria yang ingin meminangnya, ia menetaskan telurnya. Suhu dalam sarang bisa mencapai 33 derajat mengorbankan diri dengan terjun ke laut. Setelah kejadian itu, keajaiban Celcius. Gundukan sarang burung gosong setinggi 4,5 meter dan lebar terjadi: cacing laut bermunculan. 9 meter. Uniknya lagi, telurnya sebesar sekepalan tangan orang dewasa. Tradisi ini berlangsung pada Februari yang hanya berlangsung selama Saking besarnya, si burung biasanya pingsan setelah bertelur. 3 hari. Menurut kepercayaan lokal, jumlah cacing yang bisa ditangkap Telur berada di dalam sarang selama tiga sampai empat pekan. Saat menentukan rezeki seseorang. Bau nyale biasanya berlangsung di pantai menetas, si anak keluar dari sarang dengan bulu lengkap dan sempurna. Terasak di sisi barat Taman Wisata Alam Gunung Tunak.

138 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 139

BUKU BIROCAN.indb 138-139 10/17/19 11:21 PM Pembangunan sarana transportasi memudahkan wisatawan menjangkau Taman Wisata Alam Gunung Tunak. Sementara di dalam kawasan, pemerintah Indonesia dan Korea melengkapi berbagai sarana untuk kenyamanan pengunjung. Mengusung wisata konservasi, taman wisata alam ini menopang pengembangan wisata berwawasan lingkungan di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika.

140 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 141

BUKU BIROCAN.indb 140-141 10/17/19 11:21 PM Berbagai sarana bagi pengunjung: cottage, musala, dan penginapan. Pengelolaan ekowisata melibatkan warga desa penyangga dengan bekal Setelah bau nyale, masyarakat juga menggelar tradisi betunak. Dalam pengetahuan pelayanan wisata (kedua foto). tradisi ini, warga membawa ternak kerbaunya ke sabana Gunung Tunak, Penggembala juga tidak boleh mengganggu satwa liar di Gunung lalu dilepas bebas, dan berkubang lumpur. Tunak. Bertemu penyu yang sedang bertelur misalnya, harus dibiarkan Saat betunak, warga dari dusun-dusun di Lombok Selatan saja. Bila melanggar, kerbau akan sakit, dicuri, atau mati. Saat betunak menggiring kerbaunya ke Gunung Tunak. Mereka lantas melaporkan selesai, penggembala akan mengambil kerbaunya kembali untuk dibawa jumlah kerbaunya kepada pemuka adat. Catatan itu disimpan tetua adat, pulang. yang nantinya digunakan penggembala sebagai bukti untuk mengambil kembali kerbaunya. MENYANGGA MANDALIKA Warga mempercayai betunak dapat membuat kerbau sehat, kuat, dan Dengan beragam potensi tadi, Taman Wisata Alam Gunung Tunak mendatangkan keberuntungan. Di hutan dan sabana Tunak memang pantas menjadi lokasi kerjasama Indonesia dan Korea Selatan untuk terdapat cekung-cekungan tanah, yang pada musim hujan akan terisi air. mendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Gunung Di situlah kerbau-kerbau berkubang. Tunak memang salah satu rangkaian dari beberapa destinasi wisata dalam Betunak dimulai dengan prosesi pemberkatan kerbau-kerbau oleh cakupan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika—nama ini dicuplik dari pemangku adat di bagek pondok atau pohon asam. Ini sebuah situs Putri Mandalika. budaya di kawasan Gunung Tunak, dengan pohon asam besar bertajuk Kawasan ekonomi khusus di bagian selatan Lombok ini mencakup mekar. Pohon asam ini yang terbesar di Gunung Tunak, yang dikelilingi wilayah sekitar seribu hektare di pesisir Samudra Hindia. Kawasan tanah bersih dan rata. Ekonomi Khusus Mandalika diharapkan mempercepat perkembangan Sehari setelah bau nyale, penggembala membawa moto siung: pariwisata Nusa Tenggara Barat dengan menawarkan wisata bahari, adonan ketan, gula merah, dan kelapa yang dibungkus pelepah pinang. pesona pantai, dan alam bawah laut. Setiap penggembala harus memakannya, dan pemuka adat akan Dekat dengan Pulau Dewata, kawasan Mandalika diperkirakan menabur moto siung ke penggembala. Di pohon asam itu, pemuka adat akan menarik dua juta wisatawan mancanegara setiap tahun. Konsep mempersembahkan doa-doa untuk perlindungan kerbau-kerbau agar pengembangan wisatanya: berwawasan lingkungan yang berorientasi tidak dicuri ataupun sakit. pada kelestarian nilai budaya dan lingkungan hidup.

142 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 143

BUKU BIROCAN.indb 142-143 10/17/19 11:21 PM Dikelilingi pohon asam, atau bagek pondok, ini berlangsung ritus betunak: melepas kerbau di Gunung Tunak. Sehari setelah bau nyale, warga membawa moto siung: adonan ketan, gula merah, dan kelapa yang dibungkus pelepah pinang. Di bawah pohon asam itu, pemuka adat mempersembahkan doa-doa memohon perlindungan bagi kerbau-kerbau agar tidak dicuri ataupun sakit. Bagi masyarakat Lombok Selatan, kerbau merupakan hewan ternak paling berharga.

144 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 145

BUKU BIROCAN.indb 144-145 10/17/19 11:21 PM Sebelum sampai di bibir tebing di ujung selatan, wisatawan menjelajahi hutan dengan segala keunikannya. Kawasan ini melestarikan hutan yang Untuk itu, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan tersisa di Lombok bagian selatan. Berbagai flora dan fauna khas Nusa Ekosistem mengembangkan ekowisata Tunak yang melibatkan warga Tenggara Barat dapat dijumpai di taman wisata alam (ketiga foto). sekitar. Sementara di tingkat tapak, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Barat merangkul warga Desa Mertak, Pujut, Lombok Selatan, sebagai pelaku wisata. Demi menopang Mandalika, pengelola mengembangkan beberapa program untuk meningkatkan jumlah wisatawan, meningkatkan pendapatan negara bukan pajak, menambah unit usaha wisata alam, dan membina desa penyangga. Untuk meningkatkan jumlah pengunjung, pengelola gencar berpromosi paket wisata dan meningkatkan sarana-prasarana wisata. Setidaknya ada enam paket wisata Gunung Tunak: bersepeda, berkemah, pengamatan burung, menginap di hutan, lompat tebing atau cliff jumping—dengan variasi ketinggian bagi pemula maupun profesional. Intinya, taman wisata alam mengusung keseimbangan wisata dengan konservasi. Pengelola melakukan pemasaran wisata melalui media sosial: Instagram @twa.gunungtunaklombok dan Facebook T WA Gunung Tunak Lombok. Sementara itu, pemasaran daring bekerjasama dengan Traveloka dan Booking.com. Upaya promosi ini untuk mengenalkan Gunung Tunak dan fasilitas wisata kepada masyarakat. Selain itu, pengelola juga berpromosi melalui kunjungan dalam jejaring komunitas dan instansi, seperti Komunitas Cinta Berkain, Komunitas Entrepreneur TDA, Komunitas Motor CB, Geopark Rinjani. Pengelola juga merekam potensi kawasan dengan membuat jalur di Google Maps bersama tim Google Trekker Indonesia.

146 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 147

BUKU BIROCAN.indb 146-147 10/17/19 11:21 PM Di pantai berpasir lembut, wisatawan menikmati senja untuk menyambut malam dengan iringan gemuruh debur ombak dan desisan angin samudra. Kuliner khas pesisir menemani wisatawan untuk makan malam.

148 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 149

BUKU BIROCAN.indb 148-149 10/17/19 11:21 PM MENGELOLA BERSAMA MASYARAKAT Sore itu, langit jingga menghiasi cakrawala Gunung Tunak. Ombak berkilauan menyapu pantai di Teluk Bumbang. Senja di Teluk Bumbang memang dinanti pengunjung yang mampir di Tunak Cottage. Untuk menikmati senja, pengunjung dapat menginap di pondok wisata. Kamar yang menghadap ke Teluk Bumbang membuat wisatawan nyaman bersantai di Tunak Cottage. Cottage ini hasil kerjasama pemerintah Indonesia dan Korea Selatan. Kerjasama ini untuk membangkitkan wisata alam di hutan konservasi di Indonesia melalui mekanisme hibah. Agar dapat menumbuhkan ekonomi setempat, pengelola melibatkan masyarakat dalam pengelolaan ekowisata Gunung Tunak. Untuk itu, pengelola membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat Tunak Besopoq, dengan pendampingan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam. Tunak Besopoq, yang artinya Tunak Bersatu, bermakna tempat bersatunya masyarakat Mertak dalam mengelola potensi desa untuk kemaslahatan bersama. Kendati beranggotakan 83 orang, namun yang turut aktif mengelola ekowisata baru 15 sampai 20 orang. Pendampingan dilaksanakan setiap dua minggu sekali, atau secara insidental saat akan menyambut tamu. Pendampingan Balai Konservasi Sumber Daya Alam ini untuk meningkatkan pelayanan kepada pengunjung. Pelayanan yang memadai diharapkan dapat memberi kesan positif dan memuaskan bagi pengunjung. Selanjutnya, pengunjung yang terkesan akan memberikan saran kepada orang terdekat, sahabat, atau siapa saja untuk datang ke Gunung Tunak. Mata rantai pemasaran dari pengunjung inilah yang akan menumbuhkan ekonomi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Sejauh ini, efek domino ekowisata Tunak dapat dilihat dari pendapatan Tunak Besopoq. Pada 2017, kelompok belum memperoleh penghasilan karena ekowisata Tunak belum berjalan. Pelayanan ekowisata baru mulai Maret 2018, setelah Korea Forest Service, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta gubernur Nusa Tenggara Barat meresmikan fasilitas wisata. Setelah beroperasi, pendapatan kelompok, dari layanan pramuwisata, Selain untuk konservasi spesies, penangkaran rusa timor juga berguna makanan, dan minuman, pada Juli 2018 sekira 80 juta rupiah. Dan pada dalam menambah wawasan wisatawan tentang kekayaan hayati Indonesia. Maskot Nusa Tenggara Barat ini hanya dapat dijumpai di Gunung Tunak Desember 2018, kelompok memperoleh sekitar 142 juta rupiah. Dari dan Gunung Rinjani. seluruh pendapatan itu, setiap anggota aktif mendapat penghasilan 1,5 juta rupiah per bulan.

150 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 151

BUKU BIROCAN.indb 150-151 10/17/19 11:21 PM Ekowisata Gunung Tunak menawarkan kunjungan sosial-budaya untuk melihat kehidupan masyarakat sekitar. Salah satunya, berinteraksi dengan warga yang menenun kain tradisional khas Lombok.

152 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 153

BUKU BIROCAN.indb 152-153 10/17/19 11:21 PM DAMPAK POSITIF TUNAK Dari evaluasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam pada 2018, Untuk menilai efektifitas pengelolaan kawasan konservasi, Kementerian sinergi ekowisata Gunung Tunak tersebut akan terus berlanjut. Balai Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan evaluasi dengan Management Effectiveness Tracking Tool (METT). Pengelolaan dinilai efektif bila nilai METT di Konservasi Sumber Daya Alam akan terus membina Tunak Besopoq atas 67 persen. Direktorat Jenderal KSDAE menetapkan target METT minimal 70 dalam mengelola pelayanan, aset, dan infrastruktur wisata alam. persen yang harus dicapai hingga 2019. Pada 2017, Taman Wisata Alam Gunung Dengan bersinergi, manfaat ekowisata Gunung Tunak akan Tunak telah mencapai target itu dengan nilai 71 persen, dan pada 2018 menjadi berkontribusi bagi ekonomi masyarakat sekitar. Ini mengingat kehidupan 74 persen—pada 2016 hanya 52 persen. Kian efektifnya pengelolaan Gunung ekonomi masyarakat Desa Mertak masih tergolong lemah, yang umumnya Tunak karena adanya pengembangan sarana wisata dari kerjasama Indonesia dan Korea. Selain itu, juga adanya pengesahan revisi rencana jangka panjang, sumber pendapatan berasal dari sektor pertanian dan peternakan. desain tapak, serta bertambahnya sumber daya manusia. Beberapa rekomendasi Pendapatan per kapita masyarakat setempat rata-rata hanya 200 dari evaluasi METT juga dilakukan: pengaspalan jalan, pemungutan PNBP sesuai ribu rupiah per bulan. Sementara itu, pemenuhan kebutuhan pokok— aturan, bersinergi dengan masyarakat dan pemerintah daerah, dan izin wisata berupa beras—rata-rata 8-9 bulan setiap tahun dengan tingkat ekonomi alam bagi masyarakat. memadai: 11 persen, ekonomi sedang: 30 persen, dan miskin sekali: 59 MEMIKAT PENGUNJUNG persen. Artinya, kehidupan ekonomi setempat masih terbilang sangat JULI 2017 729 orang terbatas. JULI 2018 3.854 Keadaan yang serba-terbatas memaksa anak-anak muda Mertak OKTOBER 2018 5.189 mencari pekerjaan sebagai buruh hotel dan restoran. Demi kehidupan DESEMBER 2018 6.102 yang lebih baik pula, generasi produktif Desa Mertak memilih bekerja APRIL 2019 3.401 sebagai tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Tak perlu heran bila warga Jumlah wisatawan menunjukkan tren positif. Sebagai perbandingan, jumlah wisatawan pada Juli 2017 dan Juli 2018 meningkat 500 yang turut mengelola ekowisata Gunung Tunak sebelumnya bekerja persen lebih. Upaya promosi, sarana-prasarana dan paket wisata sebagai nelayan, petani, dan buruh. menjadi faktor pendorong naiknya pengunjung. Untuk meningkatkan pelayanan, pengelola mendampingi kelompok setiap dua minggu sekali, ataupun pertemuan singkat ketika akan KONTRIBUSI BAGI NEGARA menyambut tamu. Untuk mengelola fasilitas wisata, kelompok dibekali JULI 2017 5,5 juta rupiah pemahaman mengenai administrasi, pembukuan, pengelolaan restoran JULI 2018 47,1 juta OKTOBER 2018 72,3 juta dan penginapan. DESEMBER 2018 83,8 juta Sejauh ini, kelompok telah mengikuti berbagai peningkatan kapasitas: APRIL 2019 36,3 juta kepemanduan, kelas kuliner, penangkaran kupu-kupu, kerajinan, Seiring naiknya pengunjung, penerimaan negara bukan pajak dari keamanan dan ketertiban. Selain itu, kelompok juga mengeyam latihan ekowisata Tunak juga naik. Bila dibandingkan, pendapatan pada Juli 2017 dan Juli 2018, ada peningkatan 8 kali lipat. Meski ada musibah internet dan pemasaran daring, magang di beberapa hotel dan vila. gempa pada medio 2018, hingga akhir tahun PNBP tetap positif: Rp Difasilitasi beberapa pihak, seperti Fair Travel Korea, Balai Konservasi 83,84 juta. Nilai PNBP bersumber dari tiket, pondok wisata, serta Sumber Daya Alam, dan Lombok Hidden Trip, kelompok melihat dan berkemah. meninjau hotel dan objek wisata lain sebagai pedoman dalam melayani EFEK BAGI MASYARAKAT pengunjung Gunung Tunak. JULI 2018 80,8 juta rupiah Pengelolaan ekowisata Gunung Tunak bersama Tunak Besopoq secara DESEMBER 2018 142,8 juta

teknis tidak menemui kendala. Ini mengingat kelompok ekowisata ini Efek ekonomi Tunak dapat dilihat dari pendapatan kelompok telah didampingi Balai Konservasi Sumber Daya Alam dan Korea Forest masyarakat Tunak Besopoq selama berjalannya ekowisata. Pada Service sejak 2015. Dukungan pun datang dari pemerintah desa, tokoh 2017, kelompok belum ada penghasilan lantaran ekowisata belum berjalan. Ekowisata baru mulai Maret 2018, setelah peresmian setempat, serta pelaku wisata terkait yang memang telah memahami fasilitas wisata alam. Dari seluruh pendapatan itu, setiap anggota pengembangan ekowisata Gunung Tunak.*** aktif mendapatkan penghasilan Rp 1,5 juta per bulan.

154 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 155

BUKU BIROCAN.indb 154-155 10/17/19 11:21 PM Salah satu sumber pendapatan masyarakat sekitar Taman Wisata Alam Gunung Tunak berasal dari budidaya rumput laut.

156 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 157

BUKU BIROCAN.indb 156-157 10/17/19 11:21 PM TAMAN NASIONAL LAUT KEPULAUAN SERIBU SANGRALOKA DI UTARA JAKARTA MANUSIA DAN ALAM BERKEMBANG BERSAMA DI DATARAN TINGGI YANG SARAT JASA LINGKUNGAN.

Pengunjung mengabadikan momen di landmark Taman Nasional Kepulauan Seribu di Pulau Pramuka. Sejak ditetapkan sebagai 10 destinasi wisata prioritas, pamor Kepulauan Seribu sebagai surga bahari kini semakin dikenal khalayak.

BUKU BIROCAN.indb 158-159 10/17/19 11:21 PM empita menyambut akhir pekan itu memeriahkan Dermaga Marina Ancol. Sudah semenjak Jumat pagi, para nakhoda telah menyandarkan kapal-kapalnya di Gdermaga bertengger di pantai utara Daerah Khusus Ibukota Jakarta itu. Riuh dan semarak. Sejak pukul enam pagi, loket tiket di Dermaga Marina Ancol sudah ramai dipenuhi antrian pengunjung Kepulauan Seribu. Setiap hari hanya ada satu Kapal-kapal ini akan mengantarkan penumpang menuju kepulauan jadwal keberangkatan dari dermaga ini. di perairan utara Ibukota. Jadwal berangkat yang hanya ada pada pukul Ekosistem yang lengkap, mulai dari ekosistem terumbu karang, 8 membuat penumpang membeludak di satu waktu. padang lamun, mangrove, hingga hutan pantai menyediakan pilihan Perjalanan dengan kapal kadang diiringi gelombang yang lumayan wisata: menyelam, berenang, berkemah, jetski, dan pengamatan satwa mengocok perut. Akhir perjalanan kapal akan berlabuh pada satu dari liar. Atau, bisa juga sekadar menikmati terbit dan terbenamnya matahari. sekian banyak pulau di Kepulauan Seribu. Di sanalah terpendam surga Pulau-pulau kecil tak berpenghuni juga menyisipkan nuansa berlibur yang bernama Taman Nasional Kepulauan Seribu. di pulau pribadi—yang digemari pengunjung yang jenuh dengan Pelarian singkat dari riuhnya Jakarta adalah ungkapan tepat untuk kepadatan Ibukota. menggambarkan perjalanan tersebut. Hanya berjarak dua sampai Berpotensi dan dekat Jakarta, taman nasional ini pada 2015 tiga jam pelayaran, pelancong dapat mereguk suasana baru yang jauh ditetapkan menjadi 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP). Ini dari riuh Ibukota. Taman nasional di Laut Jawa ini menjadi pilihan mendorong antusiasme publik untuk berkunjung ke taman nasional. tepat untuk melepas jenuh dan beban rutinitas kerja. Atau, sekadar Jumlah kunjungan 2013 - 2017 mencapai hampir 75 ribu wisatawan menjalankan hobi di akhir pekan yang singkat. Nusantara dan 2.100 wisatawan mancanegara. Sejak menjadi taman nasional laut pada 2002, Kepulauan Seribu Menggeliatnya wisata taman nasional turut menghidupkan ekonomi telah menjadi kawasan pelestarian alam bahari sekaligus penggerak masyarakat dan menumbuhkan peluang usaha. Taman nasional telah ekonomi masyarakat. Taman nasional ini mencakup 15 persen dari luas menjadi tempat bermata pencaharian bagi warga Kepulauan Seribu— administrasi Kabupaten Kepulauan Seribu. maupun pendatang. Kawasan ini sekaligus menjaga habitat penting bagi 45 satwa Besarnya animo wisata ini telah menggeser minat masyarakat dalam dilindungi, seperti penyu sisik, penyu hijau, elang bondol dan beberapa bekerja. Dari 8 ribu pekerja pada 2017, hanya 1.800 yang masih bekerja di spesies kima. Selain itu, keindahan alam lautnya memikat banyak sektor perikanan. Sisanya, telah beralih ke sektor yang lebih menjanjikan orang. Apalagi hampir 72 persen luasan taman nasional adalah zona saat ini: wisata. Kini, jasa transportasi, agen perjalanan, hotel, restoran, pemanfaatan. Yang paling terkenal adalah pemanfaatan untuk wisata dan katering lebih mendominasi. Ini membuktikan usaha pariwisata alam. menjadi tulang punggung ekonomi di kepulauan ini.

160 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 161

BUKU BIROCAN.indb 160-161 10/17/19 11:21 PM GELIAT EKONOMI wisata dapat dilihat di Pulau Harapan. Wisata di pulau Keramaian para Menjelang siang, dermaga Pulau Harapan mulai didatangi kapal-kapal ini menggerakkan hampir semua sektor. Lihat saja aktivitas di Sabtu wisatawan yang yang memuat wisatawan. Kapal-kapal itu berasal dari dua dermaga: pagi—akhir pekan. Rumah-rumah penginapan, atau homestay, mulai baru saja tiba di Marina Ancol dan Muara Angke. Seketika dermaga dipenuhi wisatawan. dermaga Pulau dibersihkan para pemiliknya. Mereka menyapu halaman, membersihkan Harapan memuncak Kurang lebih lima kapal yang berlabuh, berkapasitas mulai dari 100 kamar, menyiapkan peraduan. menjelang tengah sampai 350 penumpang. Tercatat 1.500 - 2.000 penumpang diturunkan Dapur-dapur katering menggeliat, dengan canda ibu-ibu yang hari. Satu kapal dapat di Pulau Harapan. menyiapkan makan siang bagi wisatawan. Anak-anak dengan riang mengangkut 150-250 Masing-masing rombongan wisatawan ditemani pemandu yang membantu orang tuanya mengangkat makanan, minuman, dan kebutuhan penumpang yang mengarahkan menuju penginapan. Lalu, setiap rombongan akan seketika memadati lain, dengan gerobak kecil menuju rumah inap. demaga. mengikuti paket wisata sesuai agen travelnya. Warga Pulau Harapan Di dermaga, para awak kapal mengisi bahan bakar, sebagian lagi merasakan betul ekonomi wisata. mengangkut perlengkapan selam dan berenang. Nantinya, kapal-kapal Salah satu pegiat agen travel, Junaedi, menyatakan, saat ini ada itu akan mengantarkan wisatawan menuju spot-spot wisata: Pulau sekitar 240 rumah inap dan 45 kelompok katering. Jasa penginapan dan Perak, Pulau Papatheo, Pulau Macan dan pulau-pulau kecil lainnya. katering itu memberdayakan ekonomi warga pulau. Pedagang kaki lima juga berbaris rapi di sepanjang jalan menuju Lelaki 37 tahun itu menambahkan, ada 12 anggota Kelompok Sadar dermaga. Mereka mulai memanaskan minyak di penggorengan, sebagian Wisata ‘Bintang Harapan’ yang dibina taman nasional. Berbekal izin lagi sudah menjajakan dagangan. Mereka menawarkan aneka makanan. usaha penyediaan jasa wisata alam (IUPJWA) kategori pramuwisata, Di sisi lain, personel kepolisian sektor Kepulauan Seribu dan polisi mereka menyediakan aneka paket wisata. hutan taman nasional bersiap sedia menanti kedatangan kapal. Satu yang Harga paket bervariasi tergantung jumlah rombongan dan jenis tidak kalah penting adalah pasukan oranye: petugas Dinas Lingkungan wisatanya. Rata-rata harga paket berkisar dari 350 ribu sampai 850 Hidup yang menjaga kebersihan pantai dan laut. ribu rupiah per orang per malam.

162 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 163

BUKU BIROCAN.indb 162-163 10/17/19 11:22 PM Wisatawan bersiap menuju lokasi penyelaman yang tersebar di Taman Nasional Kepulauan Seribu dengan perahu kayu yang disewakan penduduk lokal (kiri). Penduduk mendorong gerobak air bersih dan makanan ke berbagai penginapan. Gerobak menjadi alat angkut bagi penduduk lokal (kanan).

164 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 165

BUKU BIROCAN.indb 164-165 10/17/19 11:22 PM Dengan izin usaha itu, plus penjualan tiket masuk taman nasional— Penjual pakaian, kain Dinas Perhubungan Jakarta mencatat pergerakan 1,75 juta penumpang sudah termasuk dalam paket wisata—Bintang Harapan dapat berkontribusi dan suvenir khas ke Kepulauan Seribu selama 2018. Nilai ekonomi yang berputar dapat dalam pendapatan negara bukan pajak tiap bulan. “Saat ini,” Junaedi Kepulauan Seribu mencapai sekitar 175 miliar rupiah. Sementara dari penjualan paket disalah satu sudut memaparkan, “kelompok sudah memiliki dana sosial untuk membantu Pulau Harapan (atas). wisata, dengan rata-rata pengeluaran 500 ribu rupiah per orang, diperoleh pembangunan masjid di Pulau Harapan.” Menjemput rejeki nilai hampir 399 miliar rupiah. Sementara itu, seorang pedagang bernama Ryan memaparkan, besarnya sedari pagi, para kunjungan wisata di Pulau Harapan turut memajukan usahanya. Pedagang pedagang di KREASI HASIL BAHARI berusia 32 tahun ini sudah berjualan di Pulau Harapan sejak 2015 saat Kepulauan Seribu Perairan Kepulauan Seribu seakan tak pernah sepi dari kapal-kapal bergegas menata nelayan yang melintas. Masyarakat kepulauan ini sangat bergantung pada kunjungan wisata mulai ramai. Ia menambahkan, selama berjualan barang dagangannya, usahanya tidak pernah sepi. “Minimal balik modal,” jelasnya pasti. menyambut hasil bahari, sementara sumber daya yang dapat dipanen bergantung Kini, dia memiliki tujuh gerobak yang menjajakan beragam penganan: wisatawan (kanan). pada kesehatan ekosistem laut. gorengan, stik ikan, cilung—sejenis makanan dari tepung tapioka dan Untuk itu, Balai Taman Nasional melalui Sentra Penyuluhan telur, dan minuman segar. Usaha ini juga membuka peluang kerja. Kehutanan Pedesaan atau SPKP memberdayakan masyarakat untuk Ryan mengaku sudah bisa mengajak enam orang untuk ikut berjualan memanfaatkan sumber daya secara berkelanjutan. Salah satu wujud dengannya. “Sistemnya ada yang bagi hasil 50:50, atau diupah per hari upayanya: berkreasi menciptakan pangan alternatif. 100 ribu rupiah,” imbuh Ryan. Dalam sehari, ia bisa memperoleh 500 Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan ‘Elang Bondol’ misalnya, ribu rupiah dari satu gerobak. “Saat akhir pekan yang sedang ramai, mendampingi kelompok ‘Harapan Sejahtera’ di Pulau Harapan. Di penghasilan dari satu gerobak bisa 1 juta rupiah,” kata Ryan. kelompok itu, Muntasia bersama 10 anggota berkreasi mengolah pangan Itu baru manfaat ekonomi yang dirasakan Junaedi, Ryan, dan warga dari hasil laut: kerupuk tulang ikan. lain di Pulau Harapan. Sembari mengemas kerupuk kering siap goreng, Muntasia Dari sisi pendapatan negara bukan pajak, taman nasional membukukan mengisahkan, sebenarnya masyarakat sudah biasa mengolah kerupuk kenaikan sepanjang 2014 sampai 2017. Di samping itu, wisata taman ikan untuk konsumsi sendiri. “Banyak warga sudah biasa membuat nasional juga mendorong perputaran ekonomi di sektor transportasi. kerupuk di rumah,” tutur Muntasia, yang juga ketua Harapan Sejahtera.

166 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 167

BUKU BIROCAN.indb 166-167 10/17/19 11:22 PM Dan, pada 2007, dengan pembinaan dari taman nasional, masyarakat membentuk kelompok usaha kerupuk ikan. Harapannya, usaha itu dapat menambah penghasilan anggotanya. Kerupuk dari bahan tulang ikan ini inovasi Harapan Sejahtera. “Saat dicoba, rasa kerupuk tulang ikan lebih gurih dibandingkan kerupuk dari daging ikan,” jelas Muntasia seolah berpromosi. Bahan baku utamanya: ikan lemuru, yang banyak di seputaran pulau. Muntasia menuturkan, kelompok mampu berproduksi empat kali setiap bulan. Dalam sekali produksi, perlu 20 kilogram ikan lemuru, yang menghasilkan 140 bungkus kerupuk. Harga sebungkus ukuran 100 gram, kerupuk ikan 8 ribu rupiah, sedangkan kerupuk tulang ikan 10 ribu rupiah. Kerupuk tulang ikan lebih mahal karena proses pengumpulan tulang yang lama dan sulit. Meski penjualan masih di seputar pulau, tapi berkat bekerjasama dengan pemandu, para wisatawan diarahkan ke rumah produksi untuk Mengolah tulang menjadi uang, kelompok ‘Harapan Sejahtera’ binaan membeli oleh-oleh ini. Muntasia mengisahkan, anggota kelompok, yang Taman Nasional Kepulauan Seribu mengolah tulang ikan lemuru yang didominasi ibu-ibu, kini punya penghasilan. Dalam satu kali produksi, biasanya disisihkan menjadi kerupuk. tiap anggota kelompok dapat upah 50 ribu rupiah. Mereka berharap punya alat giling ikan yang dapat mempercepat produksi, sehingga lebih produktif dan usaha dapat berkembang. Inovasi yang sama dalam memanfaatkan hasil bahari berlangsung di Pulau Kelapa. Dengan pembinaan dari Seksi Penyuluhan ‘Bintang Laut’, Quranah (40) menginisiasi usaha stik cumi. Makanan yang berbahan baku utama daging cumi karang, telur, dan sagu, itu menjadi ciri khas Pulau Kelapa. Perempuan 40 tahun ini memulai usahanya sejak 2007 dibantu sepuluh anggota. Sejak saat itu, banyak orang yang menggemari stik cumi buatannya, dan tak jarang ada yang mengikuti resepnya. Quranah menuturkan, saat ini ia hanya dibantu lima orang, anggota sisanya ada yang berkembang dan membentuk kelompok usaha sendiri. Untuk menyiasati adanya produk serupa di pasar, Quranah berinovasi dengan krispi ikan selar. “Satu-satunya di Pulau Kelapa. Kabarnya belum ada yang bisa membuat dengan rasa dan tingkat kegaringan seperti krispi ikan selar buatan saya,” ujar Quranah. Quranah nampaknya gemar berkreasi makanan. Ia bersama kelompok PKK pernah mewakili Pulau Kelapa mengikuti lomba memasak tingkat kabupaten pada 2000. Salah satu menu yang ia masak: stik cumi andalannya. “Waktu itu, ahli memasak Chef Rudy Choirudin yang menilai masakan kami. Dan alhamdulillah, kami mendapat juara umum se-kabupaten,” tuturnya bangga.

168 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 169

BUKU BIROCAN.indb 168-169 10/17/19 11:22 PM Dalam sebulan, Quranah menuturkan, dia memproduksi krispi ikan selar dan stik cumi tiga kali. Untuk produksi itu, ia membutuhkan 10 kilogram ikan selar yang menghasilkan 60 bungkus krispi ikan. Harganya, 10 ribu per bungkus. Sementara dari tiga kilogram cumi karang, ia dapat menghasilkan 80 bungkus stik cumi. Harganya juga 10 ribu rupiah per bungkus. Meski belum ada toko resmi di Pulau Kelapa, Quranah memaparkan, camilannya itu habis dalam waktu singkat. “Terkadang, saya juga menerima pesanan dari Jakarta. Minimal 50 bungkus. Anak saya kadang juga membantu saya menjual secara online,” cerita Quranah.

SEMENTARA DI PULAU PRAMUKA, Seksi Penyuluhan ‘Samo-samo’ memberdayakan masyarakat dengan membangun Forum Rumah Hijau. Forum ini wadah edukasi untuk membentuk rumah tangga ramah lingkungan dan berketahanan pangan. Yang menginisasi forum ini: Mahariah Sadri. Dari upaya itu, perempuan 50 tahun ini meraih Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2017. Salah satu tokoh Seksi Penyuluhan Kehutanan Pedesaan Sahabudin Lupus menuturkan, latar belakang dibentuknya Forum Rumah Hijau. Inovasi produk satunya: pemilahan dan pengolahan sampah. Sampah non-organik, Forum ini, ungkap Lupus, untuk mempertemukan tokoh masyarakat yang bahari “Crispy seperti plastik dan botol, yang masih bagus dipisahkan untuk didaur Selar.” Kudapan ulang menjadi kerajinan. Sementara yang kondisinya buruk, diolah memiliki kekhawatiran yang sama, yakni kerusakan lingkungan—salah dari ikan selar yang satunya, akibat sampah rumah tangga. dibalur tepung dan menjadi ecobrick. Dalam forum Rumah Hijau duduk tokoh dari berbagai kalangan: telur, serta stik cumi “Awalnya, hanya iseng-iseng berkumpul dengan ibu-ibu sambil karang taruna, agama, pramuka, guru, dan Perhimpunan Karang Hias menjadi salah satu membuat kerajinan,” tutur Yanah, ibu rumah tangga yang bergabung dan Ikan Hias. Mereka adalah kader konservasi dan utusan dari Area produk khas Pulau sejak 2012. Ia mengungkapkan, seluruh warga pulau boleh terlibat Pramuka. Perlindungan Laut (APL). Difasilitasi pihak taman nasional, Lupus dalam mendaur ulang sampah. Dengan mengandalkan kreativitasnya, memaparkan, pada 2006 mereka membangun Rumah Hijau. ibu-ibu menciptakan beragam produk daur ulang: tempat tisu dari Tidak sulit menemukan Rumah Hijau. Di sepanjang jalan ada kertas, gantungan kunci, lampion dari gelas plastik, celemek dari bekas petunjuk jalan yang mengarahkan ke Rumah Hijau. Sebuah gerbang kemasan, tas dari kertas atau plastik, dan ragam produk lainnya. kecil, dengan dinding penuh tumbuhan rambat, merupakan pintu Sambil memamerkan hasil karyanya, Yanah menjelaskan produk masuk menuju Rumah Hijau. daur ulang dibuat secara manual. “Karena buatan tangan, setiap produk Di balik gerbang kecil itu, terdapat Rumah Hijau yang tidak terlalu pasti berbeda,” jelasnya. Yanah menambahkan, sebelum ada Rumah besar, berhiaskan lampion warna-warni dari gelas plastik. Di samping Hijau, masyarakat maupun wisatawan membuang sampah ke laut atau Rumah Hijau, ada kebun kecil yang ditumbuhi tanaman cabai, tomat pantai. Kadang, sampah dibiarkan menumpuk begitu saja atau dibakar. dan jenis lainnya. Berhadapan dengan Rumah Hijau, terdapat panggung Kini, setiap rumah tangga memilah sampahnya sendiri. Dan, kecil dengan atap penuh poster-poster edukasi, papan tulis, buku, dan pengerjaan kerajinan dilakukan di rumah. Karena buatan tangan dan lukisan-lukisan daur ulang. butuh keuletan, setiap orang hanya dapat menyelesaikan satu produk Pada hari Sabtu, Rumah Hijau biasanya diramaikan ibu-ibu yang dalam sehari. “Tapi kini beberapa pengerjaan sudah dengan mesin jahit mengerjakan kerajinan ataupun pengunjung wisata. Mayoritas anggota sehingga lebih cepat,” jelas Yanah. Produk Rumah Hijau itu kemudian Rumah Hijau adalah ibu-ibu rumah tangga dengan beberapa aktivitas dijual 75 ribu hingga 80 ribu rupiah per produk. “Yang mahal itu idenya, rutin sebagai upaya mengurangi sampah di Pulau Pramuka. Salah dan juga dampak positif dari penjualan produk daur ulang,” imbuh Yanah.

170 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 171

BUKU BIROCAN.indb 170-171 10/17/19 11:22 PM Lokasi pembibitan mangrove Taman Nasional Kepulauan Seribu di Pulau Harapan. Selain penahan erosi, mangrove juga bermanfaat untuk perbaikan ekosistem biota laut. Menanam mangrove di sekitar pulau menjadi salah satu paket wisata Kepulauan Seribu.

172 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 173

BUKU BIROCAN.indb 172-173 10/17/19 11:22 PM TIGA HAL YANG SETIDAKNYA DAPAT DIATUR: WAKTU PENANGKAPAN, ALAT TANGKAP, DAN UKURAN IKAN YANG BOLEH DITANGKAP,

Sejak bermitra dengan Jakarta Animal Aid Network (JAAN), Lupus mengimbuhkan, produk Rumah Hijau dapat dipasarkan hingga Belanda. Setiap bulan, JAAN rutin memesan produk daur ulang ke Rumah Hijau. “Ada tiga sampai empat jenis produk yang diminta, setiap jenis produk berisi 50 pieces. Kami kadang sampai kewalahan memenuhinya,” ucap Lupus. Nantinya, JAAN akan menyalurkan keuntungan penjualan produk tersebut untuk pelestarian maskot DKI Jakarta: elang bondol. Sampah-sampah yang tidak layak didaur ulang diolah menjadi ecobrick. Sampah-sampah tersebut dicacah hingga kecil, kemudian dimasukan ke dalam botol plastik. Untuk setiap botol besar berukuran 1.500 ml, dengan berat sampah cacahan mencapai 600 gram, masyarakat memperoleh 2.500 rupiah. Untuk botol 600 ml, dengan berat sampah cacahan 250 gram, masyarakat dapat 1.500 rupiah. Ecobrick bisa digunakan untuk bahan baku pembuatan kursi, meja, atau perabot lainnya. “Harapannya, kami dapat membangun rumah percontohan yang terbuat dari ecobrick,” ungkap Lupus. Merespon kunjungan wisata ke Pulau Pramuka, kini Rumah Hijau juga dibuka untuk wisatawan. Rumah Hijau menyediakan wisata edukasi bagi anak-anak sekolah ataupun wisatawan. “Mereka mendapatkan edukasi tentang ekosistem pulau dan pentingnya menjaga lingkungan; salah satunya, dengan mengolah sampah. Pengunjung juga dilibatkan dalam membuat kerajinan hasil daur ulang,” sambung Lupus. Kegiatan ini juga untuk mengurangi dampak negatif wisata bagi lingkungan pulau dan pesisir. Dengan edukasi, wisatawan akan memahami dampak negatif dari wisata yang tidak ramah lingkungan. Rumah Hijau juga memiliki program lainnya, seperti budidaya hidroponik untuk sayuran di rumah untuk ketahanan pangan. Tujuannya: masyarakat tidak sepenuhnya bergantung pada pasokan sayur dari Jakarta. Ada juga pembuatan pupuk kompos dari sampah organik. Ada Forum Rumah Hijau yang mayoritas ibu rumah tangga merupakan tempat juga budidaya kelinci untuk dimanfaatkan dagingnya dan kotorannya edukasi untuk membentuk rumah tangga yang ramah lingkungan dan sebagai pupuk kandang. berketahanan pangan. Sejatinya, upaya Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan untuk mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan. Pada saat yang sama, upaya itu sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat pulau.

174 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 175

BUKU BIROCAN.indb 174-175 10/17/19 11:22 PM MENCATAT DEMI PERIKANAN BERKELANJUTAN Siang itu, langkah kecil anak-anak selepas bersekolah meramaikan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) di Pulau Harapan. Ruang terbuka hijau ini menjadi tempat favorit bagi semua kalangan. Mereka berkumpul, bermain, atau sekadar beristirahat. Letaknya yang dekat dermaga menjadikan tempat ini juga ramai pedagang. Di salah satu gazebo, berkumpul kelompok nelayan Pengelolaan Areal Akses Perikanan (PAAP). Kelompok ini dari kerjasama Rare Indonesia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan. Para pihak tersebut memfasilitasi kelompok untuk dapat mengakses dan mengelola hasil perikanan. “Pengelolaa areal akses perikanan (PAAP) layaknya obat. Bila diminum tidak sesuai takaran, tentu tidak akan berfungsi dengan baik,” kata Tatang. Lelaki 43 tahun ini manajer kampanye PAAP dari taman nasional. Ia sejak awal terlibat dalam pembentukan PAAP. Tatang menuturkan, nelayan di Pulau Kelapa dan Pulau Harapan Papan peringatan agar menjaga dan merawat lingkungan (atas). Limbah biasa menangkap sebanyak-banyaknya saat ikan melimpah. “Nelayan air kemasan plastik yang didaur ulang menjadi lampion hias nan cantik (bawah). berlomba menangkap ikan sebanyak-banyaknya. Jika ikan bawal sedang naik-naiknya, nelayan bisa dua hingga tiga kali menangkap dalam sehari. Bahkan ikan kecil pun ditangkap tanpa sisa sehingga tidak ada untuk regenerasi ikan. Jadi, tidak ada ceritanya persediaan ikan untuk hari nanti,” ungkapnya. Dampak buruknya kini terasa. Nelayan mulai kesulitan mencari ikan tangkapan. Efek selanjutnya, nelayan harus ke lokasi tangkap yang jauh. Lantaran jauh, biaya untuk melaut pun menjadi mahal. Sekali berangkat, nelayan dapat menghabiskan sedikitnya 500 ribu rupiah untuk solar dan alat pancing. Jumlah itu terkadang jauh lebih besar daripada pendapatan. Nelayan kerap mengeluh tak mendapat tangkapan untuk bisa dijual. Seringkali, ikan hasil tangkapan hanya cukup untuk konsumsi sehari-hari. Dari kekhawatiran itu muncul pertanyaan di benak Tatang: bagaimana mengelola pola penangkapan ikan. Apakah mengurangi jumlah nelayan? Atau, membatasi jumlah tangkapan? Kedua cara itu jelas tidak mungkin karena melaut sudah menjadi sumber pendapatan masyarakat Kepulauan Seribu. “Tiga hal yang setidaknya dapat diatur: waktu penangkapan, alat tangkap, dan ukuran ikan yang boleh ditangkap,” ujarnya. Dan, PAAP menjadi titik terang. Tatang memandang program ini dapat menjadi solusi dari masalah tersebut. Program yang dimulai sejak 2014 di Kepulauan Seribu ini memadukan upaya konservasi dan perikanan tangkap, yang belum pernah ada di Pulau Harapan.

176 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 177

BUKU BIROCAN.indb 176-177 10/17/19 11:22 PM Di Indonesia, program ini dilaksanakan di 12 lokasi. Empat di antaranya di taman nasional: Bunaken, Sulawesi Utara; Wakatobi, Sulawesi Tenggara; Takabonerate, Sulawesi Selatan; dan Kepulauan Seribu, DKI jakarta. Tatang menuturkan langkah pertama program adalah menentukan areal yang akan dikelola. Di awal program pada 2014, nelayan mengusulkan areal yang seluas-luasnya. Mereka belum paham bahwa area yang ditunjuk harus dikelola. Dengan berbagai pertimbangan, semisal jelajah ikan yang akan dikelola, akhirnya nelayan menentukan areal kelola seluas 856 hektare. Luasan ini meliputi Pulau Harapan, Pulau Kelapa, Pulau Pamagaran, Pulau Panjang Besar dan Pulau Panjang Kecil. Langkah selanjutnya, nelayan menentukan spesies ikan yang akan dikelola. Nelayan memilih ikan ekor kuning dan cumi karang. Pertimbangannya, kedua spesies ini banyak diminati dan bernilai ekonomi tinggi. Ukuran yang boleh ditangkap: minimal 15 sentimeter. Waktu dan jenis alat tangkap ikan juga disepakati. Setelah mufakat, kesepakatan dituangkan dalam surat keputusan yang disahkan kepala Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu dan camat pada 2015. Tantangan berikutnya: memastikan nelayan melaksanakan aturan itu. Nelayan dilibatkan sepenuhnya dalam mengelola areal akses perikanan. Salah satunya melalui pencatatan semua hasil tangkapan. Salah satu anggota, Syahrul, menuturkan, hingga saat ini ada dua kelompok nelayan di bawah naungan PAAP, yang beranggotakan 27 dan 10 orang. Ternyata, tidak mudah mengajak nelayan untuk tertib melaporkan hasil tangkapan. “Awalnya, hanya sedikit nelayan yang sadar untuk mencatat. Banyak yang ogah-ogahan, bahkan ada yang berpikir sia- sia,” ungkap Syahrul. Namun, ia tak pernah patah arang. Ia gigih mengedukasi nelayan untuk mencatat hasil tangkapannya. Tak jarang, ia mendatangi nelayan dari rumah ke rumah untuk mendapatkan informasi jumlah tangkapan. Dengan buku di tangan, dia menanyakan dan mencatat sendiri jumlah tangkapan para nelayan setiap kali melaut. Syahrul juga mengampanyekan PAAP kepada nelayan dan masyarakat luas dalam berbagai kesempatan—semisal pada kegiatan posyandu ataupun kegiatan di masjid. “Kami berencana melibatkan ibu-ibu dalam pencatatan. Orang Elang bondol (Haliastur indus) spesies burung pertama yang mengetahui jumlah tangkapan pasti para istri. Bapak- pemangsa yang menjadi maskot Ibukota Jakarta. Pusat bapak yang melaut, istri yang mencatat,” celetuk Syahrul sambil tertawa rehabilitasi dan penangkaran elang bondol ini berada di kecil. Pulau Kotok .

178 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 179

BUKU BIROCAN.indb 178-179 10/17/19 11:22 PM Perlahan-lahan, banyak nelayan yang mulai rajin melapor dan mencatat di bukunya (logbook) masing-masing. Catatan itu akan diserahkan kembali kepada nelayan, dan bisa dijadikan pegangan dalam melaut. Semula pencatatan hanya berlaku pada lokasi dan spesies yang sudah disepakati di surat keputusan. Namun, sekarang nelayan rajin melaporkan tangkapan selain spesies target dan lokasi kelola. “Nelayan menjadi terbiasa mencatat semua tangkapannya. Ini bagus karena terjadi perubahan perilaku. Awalnya, hanya mencatat tangkapan di luasan kecil, kini merambat pada luasan yang lebih besar,” jelas syahrul. Kini buah manis mulai bisa dirasakan nelayan PAAP. Melalui data hasil tangkapan, nelayan dapat memprediksi kapan dan di mana dapat memperoleh tangkapan yang maksimal. Buku catatan itu menjadi Antusiasme pengunjung melihat penyu dan tukik di ‘primbon’ melaut. penangkaran penyu Pulau Pramuka. Taman nasional Dulu, nelayan harus menerka-nerka dan menempuh jarak yang jauh menyediakan ruang edukasi khusus bagi pengunjung untuk menangkap ikan, yang tentu saja butuh biaya mahal. “Sekarang yang ingin mengenal penyu lebih jauh. bisa irit bahan bakar minyak,” jelas Syahrul. Tak hanya itu, nelayan pun mulai memilah ikan yang bisa diambil dan yang tidak. Ikan yang belum pantas ditangkap harus dilepas kembali untuk regenerasi. Syahrul berharap kebiasan mencatat dapat terus berjalan; bahkan, meluas cakupannya hingga lokasi dan spesies lain. Dengan begitu, nelayan semakin mudah memperoleh hasil melaut. “Dengan kesadaran mengelola areal perikanannya, nelayan dapat lebih peduli untuk menjaga arealnya agar berkelanjutan. Saya yakin, dengan mengedukasi nelayan, hasilnya akan dapat dirasakan di masa depan,” jelas Syahrul. Pada akhirnya, imbuhnya, “Semua ini kembali pada kesadaran nelayan dalam mengelola arealnya. Program PAAP ini ibarat obat, yang berfungsi atau tidak sangat tergantung pada para nelayan sendiri. Apakah mereka menerapkan peraturan yang disepakati atau tidak,” pungkas Tatang. Pertemuan hari itu ditutup dengan rebana dari kelompok wanita yang sedang berlatih marawis—kesenian Betawi yang kental ajaran Islam— di RPTRA. Semangat Syahrul dan nelayan lainnya mengampanyekan program PAAP seakan tidak pernah berhenti. Semangat itu tertera di balik kaus anggota. Masyarakat lain dapat membaca slogan khas PAAP itu: ‘Dapet ikan dikit, ngelaut jauh; ikut kongkow PAAP nyok! Biar tau manfaatnye.’ Dengan begitu, harapan menuju pemanfaatan sumber daya laut yang berkelanjutan terus bergema di Pulau Kelapa Dua dan Pulau Harapan. ***

180 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 181

BUKU BIROCAN.indb 180-181 10/17/19 11:22 PM Dermaga di Wisata Alam Pulau Pramuka, Taman Nasional Kepulauan Seribu, salah satu spot terbaik untuk menikmati suasana terbitnya matahari.

182 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 183

BUKU BIROCAN.indb 182-183 10/17/19 11:23 PM TAMAN NASIONAL BUKIT DUABELAS BELAJAR BERSAMA MEMAKNAI HIDUP SALING BERBAGI ANTARA RUANG ADAT DAN ZONA TAMAN NASIONAL. PEMBELAJARAN DI SELA KESEHARIAN RIMBA RAYA.

Dalam naungan tempat yang sahaja, anak-anak Orang Rimba belajar membaca dan menulis. Tempat ini menjadi titik temu antara pengajar dan anak-anak di antara keseharian.

BUKU BIROCAN.indb 184-185 10/17/19 11:23 PM itemani kopi dan teh hangat, Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Bukit Duabelas Wilayah II Tebo, Saefullah menyampaikan adanya perbedaan dalam Dmenafsir pembangunan bagi Orang Rimba. Setidaknya, ada dua perspektif. Setiap pagi, Orang Rimba memiliki kebiasaan merebus air di depan rumah adat, yang disebut rumah godong, dengan cara tradisional menggunakan Di satu pihak, Saefullah menuturkan, menganggap pembangunan kayu bakar. material fisik lebih cocok buat Orang Rimba. Pihak ini memandang Grip dan Tumenggung Bepayung, agar mampu hidup sederajat dengan pembangunan perumahan untuk Orang Rimba. Sementara pihak lain, saudaranya di luar ruang hidupnya. menganggap yang tepat bagi Orang Rimba adalah pengembangan Tanpa mengesampingkan peran pihak lain, Balai Taman Nasional sumber daya manusia. Pembangunan sumber daya manusia penting juga mengelola sekolah rimba. Upaya ini berawal dari keprihatinan agar Orang Rimba tak lagi dipandang sebelah mata. penyuluh kehutanan Toty Andra Mariam yang melihat minimnya Taman Nasional Bukit Duabelas memang ditetapkan sebagai ruang pendidikan yang dapat diakses anak Orang Rimba. Empat tahun silam, hidup bagi Orang Rimba (juga disebut suku Anak Dalam). Kawasan Toty berinisiatif mendirikan Sekolah Rimba Kejasung di kelompok konservasi ini dihuni sekitar tiga belas kelompok tumenggung atau Tumenggung Celitai. komunitas adat. Hasil sensus Balai Taman Nasional pada 2018 mencatat Sekolah ini menjadi sekolah pertama yang dikelola Balai Taman hampir tiga ribu Orang Rimba mendiami taman nasional. Nasional. Jangan membandingkan wujud sekolah rimba dengan sekolah Salah satu tantangan dalam pengembangan sumber daya manusia yang lazim. Tentu jauh dari gambaran sekolah formal pada umumnya. Orang Rimba adalah minimnya layanan dasar, terutama pendidikan. Orang Rimba yang masih memegang tradisi melangun: berpindah tempat Salah satu upaya pendidikan bagi Orang Rimba yang telah dikenal bila ada kerabat yang meninggal, membuat guru mesti ke tempat mereka khalayak adalah Sokola Rimba, dengan persona Butet Manurung berdiam. Itu berarti, untuk mengajar di Sekolah Rimba Kejasung, guru bersama KKI Warsi. Kisah Butet Manurung dalam mendidik anak-anak mesti ke Sungai Kejasung, Resor Marosebo Ulu, Batanghari. Orang Rimba telah diangkat ke layar lebar enam tahun silam. Pada Agustus 2016 lalu, untuk pertama kali, murid Sekolah Rimba Pun ada upaya yang sama dari pihak lain. Salah satunya, perkebunan Kejasung mengibarkan bendera Merah Putih pada ulang tahun negeri ini. sawit PT Sari Aditya Loka yang berbatasan dengan taman nasional. Mereka antusias mengikuti upacara bendera. Perusahaan ini memberikan layanan pendidikan bagi Orang Rimba Jelita Parapat, yang kini bertugas di Balai Pemantapan Kawasan sejak 12 tahun lalu. Hutan Jayapura, mengisahkan, Orang Rimba Kejasung begitu antusias Kerjasama perusahaan dan taman nasional dalam pendidikan ini mengikuti upacara bendera. Seluruh petugas upacara, kata Jelita yang untuk membantu Orang Rimba, terutama kelompok Tumenggung dulu bekerja di Balai Taman Nasional, adalah anak-anak Orang Rimba.

186 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 187

BUKU BIROCAN.indb 186-187 10/17/19 11:23 PM Para orang tua juga mengikuti upacara dengan penuh khidmat. Walau hanya mengenakan pakaian sahaja dan kaki beralaskan sandal jepit, tidak mengurangi rasa syukur dan penghormatan mereka terhadap para pejuang Tanah Air. Pada tahun yang sama, tepatnya Juni 2016, guru pendamping sekolah rimba Suroto bersama temannya berbagi ilmu dengan murid dari Tumenggung Bepayung. Sekolah itu diberi nama Sekolah Rimba Pintar Sungai Kuning di Pematang Kabau, Air Hitam, di wilayah Resor II. E Air Hitam I, Tebo. Lelaki jebolan sekolah menengah atas ini tertantang untuk membuktikan pandangan negatif terhadap Orang Rimba tak sepenuhnya benar. Selepas bekerja sebagai penyadap karet, Suroto bersama Arum, Mantep, dan Wawan menerobos hutan dan medan berbukit di taman nasional. Mereka adalah pemuda-pemudi desa yang menjadi guru pendamping sekolah rimba. Waktu tempuh ke sekolah sekitar satu sampai dua jam berkendara sepeda motor. Waktu yang sama dibutuhkan anak-anak Orang Rimba untuk berjalan kaki ke sekolah. Hari belajar dari Senin hingga Kamis. Medan yang sulit tak menyurutkan semangat Suroto dan teman-teman. Ada wajah-wajah penuh rasa ingin tahu, ada anak-anak yang suka tantangan, dan ada pula orang-orang tua yang menanti di dalam hutan taman nasional. Tak jarang Suroto dan kawan-kawan harus berjalan kaki jika sepeda motor sedang tidak bersahabat. Tantangan itu mereka hadapi karena mereka tak sampai hati membiarkan anak-anak menunggu di sekolah.

TAK SEPERTI SEKOLAH FORMAL, murid-murid Sekolah Rimba Pintar lebih banyak belajar sambil bermain. Mereka belajar banyak hal: sopan santun, cara menghormati orang lain, hak dan kewajiban hidup, pola hidup sehat dan lain-lain. Artinya, pelajaran tak melulu tentang membaca, menulis, dan menghitung. Tiga tahun bukanlah waktu yang singkat untuk menjawab pandangan negatif masyarakat terhadap Orang Rimba. Namun perubahan itu mulai terasa, anak-anak lugu itu kini lebih sopan, disiplin, dan bersih. Mereka tak lagi memungut buah-buahan di pekarangan orang desa, yang dahulu mereka anggap sebagai milik bersama. Saat ini, Sekolah Rimba Pintar terbagi dalam tiga tingkatan: kelas Untuk mencapai Sekolah Rimba Sako Selensing, guru pendamping mesti pendidikan anak usia dini – taman kanak-kanak, kelas awal, dan kelas melewati medan yang beragam: kebun sawit, sawah dan hutan. Daya upaya itu untuk mendekatkan pendidikan kepada anak-anak Orang Rimba. dasar. Dari seluruh kelas itu terdapat 19 murid. Untuk memastikan anak-anak dapat melanjutkan ke sekolah formal, Suroto bersama Balai Taman Nasional dan perusahaan sedang berupaya menjadikan Sekolah Rimba Pintar sebagai kelas jauh dari SDN 191 Pemantang Kabau II.

188 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 189

BUKU BIROCAN.indb 188-189 10/17/19 11:23 PM Rumah godong terbuat dari kayu meranti, beratapkan daun pohon benal (manggis-manggisan). Wisatawan bisa menginap di rumah godong (kiri). Untuk hunian sementara Orang Rimba berdiam di rumah sudung sebagai tempat beristirahat bila terlambat pulang saat berladang (kanan).

190 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 191

BUKU BIROCAN.indb 190-191 10/17/19 11:23 PM MOMEN PERTAMA terjadi pada 2004, saat konsultasi publik Rencana Pengelolaan Taman Nasional Bukit Duabelas. Rencana pengelolaan ini disusun Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jambi sebagai pemangku kawasan pada saat itu. Rencana pengelolaan 2004 itu memuat zonasi taman nasional, yang lantas menuai kritik dari Orang Rimba. Kritik terutama dari kelompok Makekal, yang menilai zonasi tak mencerminkan tujuan penunjukan taman nasional sebagai ruang hidup Orang Rimba. Kritik yang disertai demonstrasi itu, yang dampingi LSM SOKOLA, mengajukan tuntutan perubahan desain zonasi pada 2005. RELASI ADAT DAN NEGARA Pada 2006, terbentuk Balai Taman Nasional Bukit Duabelas sebagai pengelola taman nasional. Dengan demikian, pada tahun itu juga Balai Taman Nasional Taman Nasional Bukit Duabelas ditetapkan sebagai ruang hidup bagi menindaklanjuti tuntutan perubahan zonasi. Proses ini berlanjut hingga 2007, Orang Rimba—disebut juga suku Anak Dalam. Kawasan konservasi ini dihuni dengan membentuk tim kerja zonasi partisipatif yang dihadiri wakil dari 9 sekitar 13 kelompok ketumenggungan atau komunitas adat. Hasil sensus Balai tumenggung, Balai Taman Nasional, dan KKI WARSI. Taman Nasional pada 2018 mencatat hampir tiga ribu Orang Rimba mendiami Survei zonasi partisipatif dilaksanakan pada 2008, yang hasilnya menjadi taman nasional. Nampaknya perlu merunut kembali evolusi pengelolaan taman dasar menyusun desain zonasi yang baru. Peta review zonasi ini lalu disampaikan nasional untuk memetik pembelajaran berharga. pada konsultasi publik dengan komunitas Orang Rimba di Sokola Halom Putri Inisiatif bermula pada Februari 1984. Saat itu, bupati Sarolangun Tijah, Desa Pematang Kabau, 2009. mengusulkan Bukit Duabelas menjadi hutan lindung dan cagar biosfer. Usulan Konsultasi publik ini dihadiri 10 wakil tumenggung. Hasilnya tertuang pada itu mendapat sambutan baik. Gubernur Jambi pun bersurat kepada Menteri peta rancangan zonasi yang disepakati bersama. Pada konsultasi publik ini Kehutanan pada 25 April 1984. Gubernur mengusulkan Bukit Duabelas seluas dua tumenggung yang tidak hadir: Celitai dan Ngukir. Pun, SOKOLA sebagai hampir 29 ribu hektare menjadi cagar biosfer. pendamping juga tidak hadir. Selang tiga tahun, pada Februari 1987, Menteri Kehutanan menetapkan Sementara itu, pada tahun yang sama, BPKH XIII Pangkal Pinang Bukit Duabelas sebagai cagar biosfer. Luasnya hampir 30 ribu hektare. Pada melaksanakan tata batas sementara di bagian timur dan utara taman nasional. 1999, KKI Warsi mengusulkan areal PT INHUTANI V dan PT Sumber Hutan Setelah ada kesepakatan dengan beberapa desa terkait, Berita Acara Tata Batas Lestari di bagian utara Cagar Biosfer Bukit Duabelas sebagai kawasan hidup ditandatangani bupati Batanghari selaku ketua panitia tata batas di Kabupaten Orang Rimba. Batanghari. Menimbang usulan ini, Menteri Kehutanan membentuk tim terpadu untuk Secara umum, konsultasi publik dengan Orang Rimba pada 2009 melakukan kajian. Rekomendasinya: areal di sisi utara, yang berbatasan dengan menyepakati hasil review, yang lantas disampaikan pada konsultasi publik cagar biosfer, menjadi kawasan lindung. kecamatan dan kabupaten pada kurun 2010 - 2011. Didukung surat gubernur Jambi pada 2000, Menteri Kehutanan menunjuk Sementara di Kabupaten Sarolangun, muncul usulan warga enam desa di Cagar Biosfer Bukit Duabelas, areal PT INHUTANI V, dan PT Sumber Hutan Kecamatan Air Hitam. Mereka mengusulkan untuk dapat mengambil hasil kebun Lestari menjadi Taman Nasional Bukit Duabelas pada 23 Juni 2000. Luasnya: karet yang sudah ada sebelum taman nasional. Usulan ini ditindaklanjuti dengan 60.500 hektare. Presiden Abdurahman Wahid mendeklarasikan Taman Nasional membentuk tim bersama pada 2012, dan pengecekan lapangan pada 2013. Bukit Duabelas pada 26 Januari 2001 di Jambi. Hasil survei: kebun karet masyarakat Air Hitam seluas sekitar 2 ribu hektare Hanya saja, zonasi taman nasional baru ditetapkan pada 2015. Mengapa diusulkan menjadi zona khusus. penetapan itu begitu lama? Ternyata, penetapan zonasi melalui proses panjang, Zona khusus tersebut ditambahkan pada peta rancangan zonasi hasil review dari sejak ditunjuk sebagai taman nasional pada 2000 sampai 2015. Prosesnya 2008, yang menjadi satu peta utuh rancangan zonasi taman nasional. Peta ini hampir 15 tahun. Begini kronologinya. kemudian disahkan sebagai zonasi Taman Nasional Bukit Duabelas pada 2015.

192 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 193

BUKU BIROCAN.indb 192-193 10/17/19 11:23 PM PERSENYAWAAN ZONA TAMAN NASIONAL DAN RUANG ADAT Menimbang ruang adat dan mandat pengelolaan, Balai Taman Nasional menetapkan zona kawasan yang mewadahi ruang adat. Fungsi sebagian zona taman nasional seturut dengan ruang adat Orang Rimba (dengan istilah lokal). Atau sebaliknya, fungsi ruang adat senapas dengan zona Perubahan zonasi diawali dengan usulan hutan adat dari kelompok Makekal taman nasional. Dengan demikian, zona taman nasional bersenyawa Bersatu, seluas sekitar 5 ribu hektare. Usulan ini mendorong agenda bersama: dengan ruang adat. Berikut ini zona taman nasional beserta ruang adat. ‘Memadukan aturan adat Orang Rimba dan aturan negara’ dalam pengelolaan Tak kurang 67persen dari luas kawasan taman nasional mewadahi ruang taman nasional. tradisional untuk adat Orang Rimba. Agenda bersama ini diinisiasi Balai Taman Nasional melalui beberapa pertemuan dengan seluruh perwakilan Orang Rimba dan lembaga swadaya TAMAN NASIONAL LUAS ZONA RUANG ADAT masyarakat pendamping. Zona Inti tali bukit Dalam berbagai pertemuan, diperoleh informasi ternyata ada kemiripan 8.258,1 ha - 15,07% kriteria dan aktivitas di tata ruang adat dengan di zonasi taman nasional. Sehingga, ada kesepakatan merevisi zona untuk mewadahi ruang adat Orang tali bukit, jungut, Zona Rimba tanoh teperuang, rimbo Rimba dalam zonasi taman nasional. 1.804,5 ha - 3,29 % bungaron, tengkuruk Balai Taman Nasional menggali informasi ruang adat melalui survei zonasi sungoi, ngengentingon. partisipatif yang melibatkan Orang Rimba dan lembaga swadaya masyarakat. Zona Pemanfaatan talun, benuaron, sialong Hasilnya: tata ruang adat Orang Rimba sama untuk seluruh kelompok 645,3 ha - 1,18% tumenggung. Hanya nama ruang adat yang berbeda, namun fungsi dan

Zona Tradisional behuma, pehuma'on, aktivitasnya sama. untuk Adat tanoh perana'on 36.810,7 ha - 67,20 % NAH PERSOALANNYA, zonasi taman nasional 2015 tidak secara rinci Zona Tradisional menyebutkan ruang adat Orang Rimba. Dalam zonasi 2015, taman nasional Masyarakat Lokal 1.968,6 ha - 3,59 % mewadahi keberadaan Orang Rimba di dua zona, yaitu zona tradisional dan zona religi—tanpa menjelaskan ruang adat. Inilah yang dikritik Orang Rimba, tanoh bedewo, pasoron, Zona Religi suban, tempelanai, khususnya dari Makekal Hulu: belum adanya pengakuan terhadap ruang- 5.113,4 ha - 9,33 % benteng, bukit betempo, ruang adat. kelaka, tanoh nenek puyang, balubalai Berdasarkan hasil survei dan diskusi pada 2018, diketahui ada ruang adat Zona Rehabilitasi yang memiliki kesamaan fungsi dan kriteria dengan zonasi taman nasional. 179,7 ha - 0,33 % Misalnya, fungsi zona inti mirip dengan tali bukit dalam istilah adat Orang Rimba. Revisi zonasi menunjukkan adanya dinamika terkait dengan pengakuan PERKEMBANGAN selanjutnya, pada 2018 sekelompok Orang Rimba dari ruang adat, penanganan keterlanjuran kebun masyarakat desa dan Orang Tumenggung Jelitai menginginkan sebagian taman nasional, khususnya Rimba, rencana pengembangan wisata, dan hasil analisis kesesuaian zona bagian barat Makekal Hulu, untuk dijadikan hutan adat. Alasannya: zonasi dengan kondisi kawasan. Dinamika ini membawa pada kesimpulan: taman nasional kurang mewadahi ruang adat mereka. peninjauan ulang zonasi. Keinginan tersebut terungkap dalam diskusi regional Sumatra pada Kini, penting menyeimbangkan antara mewadahi ruang adat dengan mandat koordinasi nasional hutan adat Januari 2018 di Direktorat Jenderal Perhutanan pengelolaan taman nasional sesuai peraturan. Akhirnya rancangan zonasi taman Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan nasional terdiri atas zona inti, zona rimba, zona pemanfaatan, zona tradisional Kehutanan. Keinginan itu juga terungkap pada rapat percepatan penyelesaian untuk komunitas, zona tradisional untuk masyarakat lokal, zona religi, dan zona masalah suku Anak Dalam oleh Kantor Staf Presiden di Jambi. rehabilitasi. Namun demikian, Balai Taman Nasional menegaskan kembali bahwa Desain zonasi ini menjadi pedoman pengelolaan untuk tata kelola taman taman nasional memang untuk kehidupan Orang Rimba. Selain itu, status taman nasional yang lebih baik. Dan menjadi bagian penting agenda bersama: nasional merupakan bentuk tata kelola yang cocok untuk pengelolaan hutan ‘Memadukan aturan adat orang Rimba dengan aturan negara,’ yang menjadi sebagai ruang hidup Orang Rimba. pijakan dalam menyusun rencana pengelolaan.

194 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 195

BUKU BIROCAN.indb 194-195 10/17/19 11:23 PM Seorang bapak Orang Rimba beristirahat di sela penjelajahan hutan (kiri, atas). Anak-anak segala usia turut belajar (kiri, bawah). Salah satu flora Bukit Duabelas (atas).

Tiga tahun berselang, tepatnya awal Maret 2019, Sekolah Rimba Sako Selensing berdiri. Ini sekolah rimba ketiga yang dibina Balai Taman Nasional bersama PT Sari Aditya Loka I. Suroto dan kawan-kawannya dipercaya untuk kembali menjadi pendidik di sekolah rimba ini. Sekolah rimba yang ketiga ini atas permintaan orang tua siswa dari komunitas Orang Rimba kepada petugas Resor II.E Air Hitam I, Jambi. Sekolah Rimba Sako Selensing berada di kawasan taman nasional, tepatnya di Desa Bukit Suban, Air Hitam, Sarolangun. Di tengah ladang milik Selambai, berdiri sudung beratap terpal, luasnya tak lebih dari delapan meter persegi. Itulah Sekolah Rimba Sako Selensing. Sekolah ini untuk mendekatkan akses pendidikan kepada subkelompok Selambai dari Tumenggung Grip, yang diikuti sembilan anak Orang Rimba. Hari itu, Ngambo, Melai, Ndamai, dan anak-anak yang lain terlihat malu-malu. Mereka bersalaman dan mencium tangan Suroto dan kawan-kawan. Ngambo yang mengenakan baju yang sudah tak bisa CAPTION PLEASE dikancingkan begitu semangat menerima buku tulis yang dibagikan Suroto. Begitu pun teman-teman Ngambo yang lain. Pelajaran hari ini mengeja. H-A... Ha.... N-A... Na....

196 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 197

BUKU BIROCAN.indb 196-197 10/17/19 11:23 PM Tumenggung Tarib memandu perjalanan menuju hutan tanaman obat dan demplot kantong semar. Budidaya berbagai jenis tanaman obat ini dari khazanah turun-temurun Orang Rimba. Tumenggung Tarib salah seorang yang pernah menjalani pola hidup Orang Rimba.

198 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 199

BUKU BIROCAN.indb 198-199 10/17/19 11:23 PM WAKTU TEMPUH KE SEKOLAH SEKITAR SATU SAMPAI DUA JAM BERKENDARA SEPEDA MOTOR. WAKTU YANG SAMA DIBUTUHKAN ANAK-ANAK ORANG RIMBA UNTUK BERJALAN KAKI KE SEKOLAH.

Untuk berbagi waktu dengan Sekolah Rimba Pintar Sungai Kuning, pengajaran di Sekolah Rimba Sako Selensing digelar setiap Jumat dan Sabtu. Selain ketiga sekolah rimba itu, Balai Taman Nasional juga melaksanakan sekolah berjalan (mobile school). Balai berharap dengan adanya mobile school dapat menjangkau tiga belas kelompok tumenggung di dalam kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas.

DENGAN MENEKANKAN nilai-nilai kearifan lokal, Balai Taman Nasional ingin sekolah rimba dapat membantu Orang Rimba meningkatkan kualitas hidupnya. Harapannya, selain dapat hidup berdampingan dengan masyarakat desa, kearifan lokal dapat menjadi bekal bagi Orang Rimba dalam mengembangkan potensinya secara mandiri. Dan akhirnya, kabar gembira itu datang: sembilan murid Sekolah Rimba Pintar Sungai Kuning diterima di SDN 191 Pematang Kabau II pada tahun ajaran 2019. Ini awal yang baik, buah dari tiga tahun pendidikan di kerumunan hutan. Kabar gembira yang lain, saat ini sekolah rimba bertambah dua lagi: Sekolah Rimba Sako Nini Tuo dan Sekolah Rimba Terap Serengam. Jadi, ada lima sekolah rimba di taman nasional. Tentu saja, membuka akses pendidikan melalui sekolah rimba bukanlah tanpa tantangan. Staf Balai Taman Nasional Wulandari Mulyani menuturkan, auditor pernah menanyakan beberapa nomenklatur Belajar-mengajar di Sekolah Rimba Sako Selensing diikuti mayoritas anak anggaran yang tidak sesuai dengan tugas dan fungsi Balai Taman Nasional. laki-laki yang menghabiskan waktu tempuh sekitar 4 jam berjalan kaki pulang-pergi. Namun sampai kapan? Sementara Balai Taman Nasional diharapkan dapat menjaga ruang hidup dan penghidupan Orang Rimba. Kawasan konservasi seluas 54 ribu hektare itu tak mungkin dapat dijaga oleh segelintir personel, bila tanpa dukungan Orang Rimba.***

200 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 201

BUKU BIROCAN.indb 200-201 10/17/19 11:23 PM Kendati belajar di tempat sahaja, anak-anak tetap bersemangat untuk belajar sembari bermain. Dengan belajar, anak-anak Orang Rimba dapat merintis untuk meraih masa depan mulai hari ini.

202 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 203

BUKU BIROCAN.indb 202-203 10/17/19 11:23 PM TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI BERKAH ATAP BUMI PASUNDAN Tegak menjulang soliter, Gunung Ciremai memberkahi peradaban dengan jasa lingkungan berlimpah.

Gunung api selalu bertautan dunia agraris: tanah subur, air, tumbuhan, hewan, dan desa yang damai. Itu semua ada seputar Taman Nasional Gunung Ciremai.

BUKU BIROCAN.indb 204-205 10/17/19 11:24 PM udah beberapa pekan, hujan tidak lagi turun. Musim sedang di ambang kemarau. Langit membiru dengan semburat awan putih. Siang itu, pengendali ekosistem hutan Taman SNasional Gunung Ciremai Iwan Sunandi mengamati elang jawa. Berbagai stiker para pendaki yang pernah menjelajahi Gunung Ciremai, puncak tertinggi di tanah Pasundan. Dalam pengamatan di blok hutan Cipar itu, Iwan ditemani Abidin. Abidin boleh dibilang tak muda lagi. Usianya sudah menginjak 75 tahun. Begitu pula dengan Iwan, beberapa kali ia menghentikan laju jalannya. Rambut kakek dua cucu ini sudah memutih. Namun tidak ada kata tua Sesekali ia melepas duri rotan dari topinya, atau mengeluarkan kerikil ketika lelaki dari Desa Bandorasa ini mengamati elang. yang menempel di sela jemari kakinya. Maklum, untuk melindungi Ramadan 2019 membawa berkah bagi taman nasional di Jawa Barat kakinya Iwan hanya memakai sandal gunung. itu: populasi elang jawa (Nisaetus bartelsi) bertambah. Elang yang Iwan membawa satu tas ransel yang berisi kamera dan lensa tele dipandang sebagai perwujudan Garuda Pancasila itu melahirkan seekor 400 milimeter untuk membantu pengamatan burung. Terkadang, Iwan anak: Rama. Nama ini dipetik dari bulan penuh berkah, Ramadan. membawa dua tas. Satu tas di antaranya membawa kudapan ringan untuk Blok Cipar merupakan daerah jelajah elang jawa di taman nasional. sekadar mengganjal perut. Abidin, yang biasa disapa Papih, berpostur Wilayah ini dinaungi Gunung Ciremai yang menjulang soliter. Untuk tinggi besar membawa tripod. Ia selempangkan tripod di punggungnya. menuju ke sana, mereka mengendarai mobil dari kantor resor terdekat. Sesaat sebelum sampai di sarang Rama, Iwan memperlambat Mobil gardan ganda patroli kebakaran ini tangguh melewati jalan langkahnya. Ia mengeluarkan kamera, dan Abidin mengeluarkan tripod. terjal hingga mendekati titik pengamatan. Hanya saja, mobil merah Mereka bersiap menangkap momen-momen Rama. Mereka berjalan khas Manggala Agni itu hanya mengantarkan sampai ujung jalan besar. mengendap agar tidak membuat takut Rama. Senyap. Untuk sampai ke sarang elang jawa, mereka harus berjalan kaki selama Mereka menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi. Bahkan satu jam. Iwan dan Abidin merangkak di sela-sela tumbuhan salak dan rotan. Perjalanan untuk mengamati Rama memang tidak mudah. Elang Titik pengamatan sarang Rama tinggal berjarak dua ratus meter. jawa suka memilih bersarang di pohon menjulang di daerah tinggi dan Iwan dengan sigap memasang kamera dan tripod. Moncong lensa tepat curam. Untuk itu, Iwan dan Abidin harus mendaki bukit, dan menuruni mengarah ke sarang. Iwan dan Abidin menyembunyikan diri di antara lembah yang cukup curam. semak belukar. Abidin yang sudah berusia senja sesekali beristirahat. Napasnya Untuk mengambil foto, kamera sudah terhubung dengan ponsel memburu dengan baju penuh peluh. “Badan saya sudah panas, bisa untuk pintar Iwan. Piranti ini membuat Iwan dapat mengambil momen yang merebus air buat kopi,” kelakar Abidin untuk membangkitkan semangat. tepat dari persembunyian.

206 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 207

BUKU BIROCAN.indb 206-207 10/17/19 11:24 PM Birunya langit mulai memudar berganti jingga. Udara dingin berhembus menerpa wajah Iwan dan Abidin. Jam sudah menunjukkan lebih dari pukul lima sore. Tanpa dikomando, Iwan dan Abidin merapikan kembali barang-barang bawaannya. Setelah mengemas peralatan, mereka bergegas meninggalkan lokasi pengamatan. Langit terbelah dua ketika sampai di tempat mobil parkir. Di timur, langit gelap berbintang; di barat, masih tersisa semburat jingga. Sesekali rombongan kalong terbang di angkasa. Mamalia terbang ini mencari makan ke barat. Sebelum pulang, Iwan memindahkan data hasil pengamatan ke komputer jinjingnya. Abidin prihatin dengan elang jawa yang semakin terancam. “Elang jawa adalah identitas Indonesia,” Abidin mengingatkan. Ia bersyukur desanya berdekatan dengan taman nasional yang menjadi tempat tinggal elang jawa. “Mau siang, mau malam, kapan pun dipanggil untuk mengamati elang jawa, saya siap,” tutur Abidin bersemangat. Empat minggu ke depan, Iwan dan Abidin akan intens mengamati Rama. “Kami berharap dapat mengabadikan Rama pertama kali terbang,” harap Iwan.

BERKAH HIDROLOGI CIREMAI Menjulang 3.078 meter, Gunung Ciremai menjadi hulu bagi 43 sungai yang mengaliri wilayah sekitarnya. Ribuan hektare lahan pertanian dan perikanan mendapat pasokan air dari irigasi yang berhulu di taman nasional. Selain memberi keuntungan untuk usaha komersial, air Gunung Ciremai juga memberi manfaat sosial untuk sekolah, tempat ibadah, dan kantor desa. Gunung Ciremai merupakan hulu Daerah Aliran Sungai Cimanuk Elang memiliki penglihatan yang tajam. Jika merasa terganggu, Taman Nasional dan Cisanggarung yang menjangkau Kabupaten Brebes dan Tegal, Jawa ia akan bersembunyi sehingga sulit untuk difoto atau direkam. Gunung Ciremai Tengah. Tak heran, taman nasional ini menyandang julukan “menara air”. menyediakan habitat Teknologi memudahkan Iwan mengabadikan momen-momen bagi elang jawa, yang Jutaan warga di tiga kabupaten: Kuningan, Majalengka, dan Cirebon, perkembangan Rama. dinilai sebagai wujud Jawa Barat, menggantungkan kebutuhan airnya dari 156 titik mata air— Di tempat ini, mereka akan mengamati selama tiga bulan penuh. nyata dari Garuda 147 di antaranya mengalir sepanjang tahun. Pada skala yang lebih besar, Mereka mengamati Rama sejak masih berbulu seputih kapas hinggga Pancasila. industri pariwisata, perusahaan air minum daerah, air kemasan dan mampu terbang. Hari ini merupakan pengamatan ke delapan. Bulu perikanan memperoleh pasokan air Ciremai. Salah satunya, Perusahaan putih Rama sudah rontok berganti bulu utuh. Warna bulunya menjadi Air Minum Daerah Kuningan. kuning, hampir mirip dengan bulu elang dewasa. Beberapa kali kamera menangkap Rama sedang merentangkan BERDIRI DI SUDUT RUANG tamu, lemari itu menyimpan berbagai sayapnya. “Rama mulai belajar terbang,” kata Iwan dengan suara yang penghargaan yang diterima Perusahaan Daerah Air Minum Tirta agak ditahan. Induk Rama tidak tampak di sarang. Ia sedang mencari Kamuning. Perusahaan plat merah ini telah beroperasi sejak 1979. makan untuk Rama. Selama belum bisa terbang, Rama belum bisa Kala itu, perusahaan dirintis Kementerian Pekerjaan Umum dengan mencari makan sendiri. Ia tergantung pada induknya. Untuk itu, Iwan membangun distribusi air melalui 500 unit sambungan. Baru pada 1988, dan Abidin selalu rutin setiap minggu mengawasi perkembangan Rama. pemerintah Kabupaten Kuningan mengampu operasi perusahaan ini.

208 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 209

BUKU BIROCAN.indb 208-209 10/17/19 11:24 PM Wisata kekinian juga berkembang di Taman Nasional Gunung Ciremai. Wisata ini disukai generasi milenial yang ingin menikmati alam dengan sentuhan masa kini.

210 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 211

BUKU BIROCAN.indb 210-211 10/17/19 11:24 PM banyak. Perusahaan baru menjangkau 16 dari 32 kecamatan yang ada di Kabupaten Kuningan, dengan 50 ribu unit sambungan. Lebih dari 60 persen sambungan untuk melayani konsumen rumah tangga. Sisanya, untuk melayani perusahaan, sosial, dan tempat ibadah. Tak hanya memenuhi kebutuhan air di Kuningan, Tirta Kamuning juga menjual air baku ke perusahaan air minum di Kabupaten Cirebon. Perusahaan memungut tarif mulai dari seribu enam ratus rupiah per meter kubik hingga yang tertinggi 12.450 rupiah. “Kami memang membedakan beban yang harus dibayar pelanggan, tergantung pada jenis pelanggan,” Lis menerangkan, “tidak mungkin kami menyamakan tarif untuk tempat ibadah dengan perusahaan.” Perusahaan air minum ini menyumbang pendapatan rata-rata 2 miliar rupiah setiap tahun. Pendapatan yang masuk ke kas daerah ini meningkat setiap tahun. Pada 2015, 1,5 miliar; 2016, 2 miliar; 2017, 3 miliar; pada 2018, 3,3 miliar. Sampai pertengahan 2019 pendapatan asli daerah dari Tirta Kamuning sudah mencapai 3,7 miliar rupiah. Selain meningkatkan pelayanan, PDAM Tirta Kamuning terus berupaya mengembangkan usahanya. Kedepan PDAM akan membentuk Embung di sekitar resor Taman Nasional Gunung Ciremai, yang berfungsi usaha baru berupa air minum dalam kemasan. Untuk memambah pasokan sebagai penampung air untuk tanggap darurat kebakaran hutan. Kawasan air, PDAM Tirta Kamuning mengajukan izin pemanfaatan sebelas mata air taman nasional cukup rawan kebakaran saat musim kemarau panjang. baru yang ada di Taman Nasional Gunung Ciremai Sambungan pipa bergaris tengah seukuran bolasepak menghubungkan sumber mata air dengan kolam penampungan. Jaraknya sekitar dua AIR KEHIDUPAN CADAS BEULANG kilometer. “Untuk mengambil air dari sumber mata air Cigugur kami Pada Jum’at itu, suara lirih Nisa Aprilia melafalkan Surat Yasin. Di tidak memakai pompa, tapi dengan tenaga gravitasi yang mengalirkan lorong antara pabrik dan kantor, dua puluh karyawan duduk takzim di air ke kolam penampungan” ujar Lis Suparsih, kepala Seksi Produksi lembaran kardus bekas. Setiap Jum’at seluruh karyawan wajib mengaji. PDAM Tirta Kamuning. Ada dua puluh sumber air yang memasok “Harapanya, asupan rohani juga terpenuhi,” ujar Dedi Arianto, kepala kebutuhan PDAM. pabrik air minum kemasan CV. Jagaraga. Tirta Kamuning memanfaatkan tiga mata air di Taman Nasional Sudah setahun Nisa yang masih lajang ini bekerja di perusahaan Gunung Ciremai: Cibulan, Cigugur, dan Kopi Bojong. “Sejak pertama kali air minum ini. Ia bekerja di bagian pengepakan dan pemasangan label. beroperasi, perusahaan sudah memanfaatkan mata air Cigugur,” lanjut Rumahnya di Sidamulya tak jauh dari pabrik: lima belas menit dengan Lis. “Debit airnya yang mencapai 60 liter per detik cukup besar untuk berkendara sepeda motor. Perjalanan menuju tempat kerja sering ia memasok kebutuhan bahan baku air.” lakukan bersama-sama dengan rekan kerjanya sesama pegawai CV. Sementara itu, sumber Cibulan menghasilkan air 75 liter per detik saat Jagaraga. pertama kali dimanfaatkan pada 1990-an. Saat ini, debitnya menyusut Perusahaan memberlakukan dua jadwal kerja, pagi dan malam. menjadi 60 liter per detik. “Kemungkinan perubahan tutupan lahan Sebelumnya, pabrik sempat berproduksi 24 jam. Nisa yang berusia dua yang menyebabkan pasokan air berkurang,” terka Lis. Tidak seperti dua puluh tahun ini baru bekerja pada 2018, dengan upah 36 ribu rupiah mata air sebelumnya, Kopi Bojong menghasilkan debit lebih kecil: 15 sehari. Upah yang diberikan perusahan pada karyawannya beragam. liter per detik, yang dimanfaatkan sejak 2012. “Tergantung berapa lama ia bekerja,” terang Nisa. Upah dibayarkan setiap Tirta Kamuning senantiasa mencari sumber-sumber air baku baru. dua minggu, dan Nisa menabung sebagian uang hasil jerih payahnya. Kebutuhan ini untuk memenuhi permintaan sambungan yang semakin “Buat persiapan nikah,” jelas Nisa sambil tersipu.

212 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 213

BUKU BIROCAN.indb 212-213 10/17/19 11:24 PM Masyarakat coba membudidayakan ikan dewa, ikan yang dipercaya memiliki mitos di kalangan masyarakat Kuningan dan sekitarnya. Sementara alam dataran tinggi Ciremai memikat para pengunjung untuk mereguk kesejukan dan keindahan panorama (kiri-kanan)

214 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 215

BUKU BIROCAN.indb 214-215 10/17/19 11:24 PM Selain itu, perusahaan juga membentuk desa binaan untuk menjaga kawasan sumber air. Sebagai kompensasi, perusahaan memberikan anggaran 7 juta rupiah per tahun kepada masyarakat Sidamulya dan Babakanmulya. Anggaran ini untuk patroli kebakaran dan penanaman pohon di sekitar sumber air. Jagaraga memproduksi berbagai varian dan merek air kemasan. Varian kemasan mulai dari gelas, botol, hingga galon, dengan merek: SOFIA, PLUS ONE, dan ATERA. Setiap merek memiliki segmen pasar yang berbeda. SOFIA adalah merek air mineral biasa dalam kemasan gelas dan botol. PLUS ONE adalah air demineral dalam varian botol dan galon. Dan, ATERA menyasar pasar untuk terapi kesehatan, dengan varian botol dan galon. Harga yang ditawarkan pun berbeda-beda. Air kemasan SOFIA: varian gelas 13 ribu rupiah per karton, dan varian botol 24 ribu rupiah per karton. Perusahan menjual PLUS ONE dengan 32.500 rupiah per karton untuk varian botol, dan untuk galon 11 ribu rupiah. Sedangkan untuk ATERA, perusahaan menjual 60 ribu rupiah per karton, untuk varian botol dan galon 15 ribu rupiah. Setiap bulan, total produksi setiap merk dengan varian gelas mencapai Di sudut lain, tampak bak penampungan air yang terbuat dari beton. Perusahaan ini 20 ribu hingga 50 ribu karton per bulan. Untuk varian botol mencapai Bak ini sebagai gudang bahan baku air sebelum diproses dan dikemas. menggelontorkan enam ribu hingga 15 ribu karton. Sedangkan varian galon produksinya Pipa seukuran dua inchi mengalirkan air dari sumber mata air Cadas dana 15 miliar rupiah mencapai tiga ribu hingga enam ribu galon. untuk investasi awal. Rata-rata pendapatan per bulan perusahan, jika total produksi Beulang ke bak panampungan. Untuk menjalankan Air mengalir begitu deras dari mulut pipa berdiameter seukuran usahanya, perusahaan dikalikan dengan harga jual merek termurah, nilainya mencapai sekitar bola golf itu. “Kami baru memanfaatkan 1,7 liter per detik,” ujar Dedi mempekerjakan 43 700 juta rupiah. Arianto yang juga sekretaris Perkumpulan Forum Ciremai. Jagaraga karyawan. Untuk menekan biaya produksi, perusahaan melakukan ekspansi. mendapatkan izin alokasi tiga liter per detik dari mata air Cadas Beulang. CV. Jagaraga menginvestasikan 1,5 miliar rupiah untuk memproduksi Mata Air ini sebenarnya mampu mengeluarkan air 236 ribu liter per botol minuman sendiri. Investasi tersebut juga menambah serapan detik. CV Jagaraga memperoleh izin usaha pemanfaatan air selama 10 tenaga kerja delapan orang. tahun. Untuk investasi awal, perusahaan menggelontorkan dana sekitar 15 Selain menggerakkan sektor ekonomi, pemanfaatan air di Taman miliar rupiah. Untuk menjalankan usahanya, perusahaan mempekerjakan Nasional Gunung Ciremai oleh perusahaan juga menyumbang penerimaan 43 karyawan. Uniknya, gender tidak menjadi faktor pertimbangan dalam negara bukan pajak (PNBP). Rata-rata, setiap bulan pendapatan yang rekruitmen pekerja. masuk ke kas negara sebesar 500 ribu rupiah. Perusahaan membayar “Semua boleh mendaftar, asal memiliki kemampuan sesuai yang PNBP berdasarkan volume air yang dimanfaatkan. kami butuhkan,” ujar Dedi. Terbukti, karyawan Jagaraga didominasi Setiap bulan, perusahaan memanfaatkan sekitar 1.500 meter kubik kaum hawa: 28 pekerja wanita dan 15 pria. air. Rumus perhitungan PNBP: jumlah air yang dimanfaatkan kali 4 Para pekerja perusahaan umumnya berasal dari desa sekitar, yaitu persen harga air PDAM. Selanjutnya, perusahaan menyetor PNBP ke kas Sidamulya, Babakanmulya, dan Pejambon. “Keberadaan perusahaan negara melalui Balai Taman Nasional Gunung Ciremai. diharapkan mampu meningkatkan perekonomian desa sekitar,” Dedi Detak ekonomi yang mengalir dari debit 1,7 liter per detik mampu memaparkan. memberikan penghidupan tiga desa serta menyumbang untuk kas negara.

216 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 217

BUKU BIROCAN.indb 216-217 10/17/19 11:24 PM Pengolahan air dari taman nasional yang dikemas dalam berbagai varian JEDA DI CIBUNTU produk menciptakan lapangan kerja. Selain itu, demi kelangsungan Mentari pagi menerobos kaca jendela yang bertirai putih. Sinarnya produksi, perusahaan mengajak masyarakat untuk menjaga kawasan memberi kehangatan dalam sejuknya udara pagi Cibuntu. Desa wisata sumber air. di kaki Gunung Ciremai ini berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Ciremai. menolak menjadi kepala sekolah. Ia takut kesibukannya di sekolah Cibuntu menyuguhkan berbagai layanan wisata bagi para pejalan, melalaikan tugasnya sebagai ibu. Keuletan Iyus menghantarkan ketiga di antaranya rumah inap atau homestay. Konsep penginapan berbaur anaknya mengenyam pendidikan tinggi. langsung dengan pemilik rumah. Salah satu penyedia rumah inap: Iyus Kurniasih. Ibu berusia 57 tahun ini melayani tamu seperti keluarganya SEUSAI SARAPAN, pemandu Tirtayasa telah menunggu. Ia berpakaian sendiri. “Silakan sarapan dulu sebelum jalan-jalan,” sapanya. pangsi hitam dan topi ikat. Ia mengantarkan setiap tamu yang datang Di atas meja makan tersaji nasi goreng hangat. Aromanya menggugah mengelilingi desa, untuk menceritakan sejarah dan potensi desa. selera makan. Tidak lebih dari dua puluh menit untuk menghabiskan Menjadi pemandu sejak 2011, Tirtayasa fasih menerangkan setiap objek hidangan sarapan itu. dengan lembut dan lugas. Pertanyaan-pertanyaan pengunjung dapat dia Iyus mengelola rumah inapnya seorang diri. Sudah tujuh belas tahun, jawab dengan baik. sang suami berpulang. Namun ia tidak ingin larut dalam kesedihan Berbagai objek ditawarkan di desa wisata: peninggalan prasejarah, walau harus membesarkan ketiga anaknya seorang diri. petilasan, panorama air terjun, bumi perkemahan, seni Sunda hingga Lagipula, tamu-tamu yang singgah di rumah inapnya menjadi pagelaran seni dan budaya. Tirtayasa menuturkan, ada 180 rumah di penyemangat hidupnya. Bagi Iyus, setiap tamu yang datang ia anggap Cibuntu yang 60 di antaranya menjadi rumah inap. sebagai keluarga yang sedang singgah. Tidak ada kerisauan atau rasa Tidak semua rumah bisa dijadikan homestay, jelas Tirtayasa. Ada canggung terhadap orang-orang yang baru pertama kali bertemu. prasyarat yang harus dipenuhi demi kenyaman pengunjung. Agar adil dan Selain menjalankan homestay, Iyus juga guru yang mengajar kelas merata, desa membentuk kelompok untuk mengatur dan menentukan enam sekolah dasar. Lulusan strata satu keguruan itu beberapa kali rumah inap yang disingahi tamu.

218 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 219

BUKU BIROCAN.indb 218-219 10/17/19 11:24 PM Sebagai puncuk tertinggi di Jawa Barat, Ciremai masuk dalam daftar gunung dambaan bagi para pendaki. Dari kawasan ini, jasa lingkungan air mengalir ke empat penjuru mata angin. Setiba di puncak, para pendaki dapat menatap hamparan lembah dan ngarai berselimut halimun.

220 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 221

BUKU BIROCAN.indb 220-221 10/17/19 11:24 PM Keberhasilan Cibuntu menjadi menjadi desa wisata tidak lepas dari peran pemimpin desa. Kuwu atau kepala desa Cibuntu Awam menuturkan bahwa Desa Wisata Cibuntu sudah dirintis sejak 2003. Pada 2011 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti membuat model desa wisata. Pakar, akademisi dan mahasiswa melakukan pembinaan secara intensif kepada masyrakat. Selang dua tahun, kurun Desember 2012 bupati Kuningan meresmikan Cibuntu sebagai Desa Wisata. Awam bersama para pendamping menggali kembali tradisi untuk menarik pengunjung. Salah satunya, sedekah bumi. Desa ini rutin mengadakan sedekah bumi sebagai rasa syukur atas hasil panen, dan berdoa untuk kesuburan air. Pergelaran setiap Oktober minggu pertama atau minggu kedua ini menjadi salah satu agenda wisata Kabupaten Kuningan. Dalam mengelola desa wisata, ia menerapkan Sapta Pesona: aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan. Dari segi keamanan, Awam menjamin desanya aman. “Kendaraan bebas parkir di mana saja,” Awam menjamin. Untuk menjaga ketertiban, Awam membuat peraturan dilarang minum-minuman keras. Selain itu, tidak ada kutipan parkir kendaraan bermotor. Untuk menjaga kebersihan, sepekan sekali pada Jumat seluruh masyarakat melakukan kerja bakti. Awam melakukan gebrakan fenomenal: warga tidak boleh memelihara kambing di belakang rumahnya. Semua kandang kambing dipindahkan jauh dari rumah penduduk. Dari kebijakan ini, kandang kambing justru menjadi salah satu objek wisata. Karena itu pula, Cibuntu lantas dikenal sebagai kampung domba. Alam Cibuntu adalah kesejukan. Desa ini berada di kaki gunung memiliki keunggulan udara yang sejuk. Bagi Awam keindahan adalah relatif. Setiap pengunjung dapat mempresentasikannya secara berbeda. Yang menjadi modal utama adalah keramahan. Setiap masyarakat harus ramah kepada pengunjung yang datang. Keramahan akan menjadi kenangan bagi para pengunjung. Awam selalu menjaga agar tamu yang berwisata ke Cibuntu tidak membawa kenangan yang buruk. Ia menegaskan, seorang pemimpin harus memiliki kekuatan. Inilah yang membawa Cibuntu menjadi desa wisata. Keberhasilan mengelola wisata di desa ini sudah terkenal secara nasional maupun internasional. Dalam tatapan Gunung Ciremai, Cibuntu menabalkan diri sebagai desa Berbagai pernghargaan telah diraih Cibuntu. Pada 2016, Cibuntu meraih wisata yang bersih, rapi dan aman. Keheningan desa ini dapat meluruhkan peringkat ke-lima homestay terbaik ASEAN. Dan pada tahun berikutnya, penat sembari menyapa warga desa. Cibuntu mendapat anugerah desa wisata terbaik kedua setelah Bali dari Kementerian Pariwisata. Tidak heran, Desa Wisata Cibuntu menjadi menjadi tempat studi banding berbagai provinsi. ***

222 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 223

BUKU BIROCAN.indb 222-223 10/17/19 11:24 PM Anak-anak bermain di pemandian Rindang dan sejuk kawasan ini favorit bagi pejalan yang melintasi Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

224 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 225

BUKU BIROCAN.indb 224-225 10/17/19 11:24 PM TAMAN NASIONAL WAKATOBI DETAK HIDUP NUSA TUKANG BESI TIGA PIHAK BERKOLABORASI MENGELOLA JANTUNG SEGITIGA TERUMBU KARANG DUNIA: MASYARAKAT, PEMERINTAH DAERAH, DAN TAMAN NASIONAL.

Lanskap perairan yang bergelimang keanekaragaman hayati menopang kehidupan manusia di kepulauan Wakatobi.

FOTO BALAI TAMAN NASIONAL WAKATOBI

BUKU BIROCAN.indb 226-227 10/17/19 11:24 PM enyu itu berenang anggun di perairan laut nan biru. Sekelumit keindahan itu sudah cukup menampilkan taman nasional ini bagaikan surga tropis. Berada di jantung segitiga Pterumbu karang dunia, pamor Wakatobi memang telah dikenal dunia. Perairan Wakatobi menyediakan habitat bagi penyu laut, yang hidup bersama dengan puspawarna terumbu karang.

Memendam keanekaragaman hayati, laut Wakatobi memikat para FOTO BALAI TAMAN NASIONAL WAKATOBI wisatawan untuk menyelami dan menjelajahi kepulauan ini. Dari geliat wisatanya, Wakatobi berkontribusi bagi perkembangan ekonomi Sementara di Pulau Kaledupa—dan Hoga, pengunjung dapat masyarakat dan pemerintah. Karena itu, Taman Nasional Wakatobi menyesap suasana pulau yang tenang, dengan nyiur dan pantai berpasir ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) 2010 putih. Pulau ini pas untuk bersantai, sambil ditemani semilir angin - 2025, dan pada 2016 masuk dalam 10 Destinasi Pariwisata Prioritas laut dan deburan ombak. Selepas menyelam, tak sedikit pengunjung (DPP). menikmati waktu dengan bersantai ria. Di kedalaman laut kepulauan ini terpendam 70 persen spesies karang Dari kapal rute Pulau Wangi-Wangi ke Kaledupa, terlihat pemukiman dunia. Luasan terumbu karangnya menghampar seluas hampir 55 ribu suku Bajo yang berada di lepas pantai. Kehidupan suku ini lekat dengan hektare. Tak hanya di bawah laut, keajaiban Wakatobi juga berada di laut sehingga juga dikenal sebagai ‘orang laut.’ Mereka menjalani daratan pulau-pulau beserta tradisi budayanya. Gugusan kepulauan kehidupan sehari-hari di rumah panggung di atas laut. Dari rumah ini terdiri empat pulau besar: Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia, dan tinggal, sekolah, hingga rumah ibadah dibangun di atas laut. Anak-anak Binongko. Empat pulau inilah yang dicuplik sebagai akronim Wakatobi. tampak bermain layang-layang di sore hari. Mereka ceria karena angin Gerbang penjelajahan ada di Pulau Wangi-Wangi. Di Pulau Sombu, laut membumbungkan layang-layang terbang tinggi. masih seputaran Wangi-wangi, pejalan menikmati matahari terbit Bagi penggemar selam, Pulau Tomia menawarkan lanskap bawah dan lumba-lumba berenang. Beberapa resor penginapan menawarkan laut terbaik berkelas dunia. Spot yang cocok bagi pemula adalah Roma, berenang, menyelam, ataupun sekadar jelajah pulau dengan perahu. dengan kedalaman 15-25 meter, yang berada di sisi barat Pulau Tomia. Contohnya Waha, tempat untuk berenang, menyelam, dan menikmati Spot ini bergelimang terumbu karang warna-warni. senja. Para pejalan memanfaatkan tempat ini untuk berswafoto di Spot berikutnya: Coral Garden, di kedalaman 18-25 meter, dengan jembatan yang menjorok ke laut. Tempat lain di Wangi-wangi yang tak penyu hijau, lobster hingga ikan ekor pelangi di sela terumbu karang. boleh dilewatkan: kampung Liya Togo dengan benteng warisan para Atau, spot Cornucopia, di kedalaman 20-50 meter, dengan hamparan raja. Kampung ini didiami para penduduk yang tinggal dalam rumah terumbu karang yang membentuk dinding bawah laut. Bagi pengunjung panggung bersahaja. yang ingin menyelam di spot ini harus memiliki surat izin menyelam.

228 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 229

BUKU BIROCAN.indb 228-229 10/17/19 11:24 PM Terumbu karang Wakatobi memikat para penyelam dari antero dunia. Spot-spot penyelaman dapat ditemukan di seluruh pulau di kawasan ini.

FOTO BALAI TAMAN WAKATOBI

Sementara itu, kaombo perairan semacam ‘bank ikan’ untuk menjamin ketersediaan ikan tangkapan dan menjaga ekosistem laut. Masyarakat di pulau ‘batu bertanah’ ini menerapkan tradisi adat dalam mengelola alam laut demi kesejahteraan bersama. Untuk menggali potensi wisata Binongko, Balai Taman Nasional Wakatobi melakukan pendampingan masyarakat, semisal mengembangkan kerajinan tangan dari tempurung kelapa. Selain itu, masyarakat juga dibekali cara membuat abon ikan tuna. Kelompok ibu-ibu ini telah memiliki izin pangan industri rumah tangga (PIRT) dan label halal Majelis Ulama Indonesia. Hanya saja, produk olahan ini masih perlu dukungan pemasaran. Lantaran belum ada penginapan, rumah-rumah warga dapat disewakan kepada wisatawan. Peluang ini diharapkan dapat memberikan dampak bagi kesejahteraan ekonomi masyarakat.

LADANG BUDIDAYA PERAIRAN Salah satu sumber utama ekonomi masyarakat Wakatobi adalah Tomia juga menawarkan petualangan di daratan: benteng Patua dan budidaya rumput laut. Dengan 97 persen perairan, wajar bila penghasilan puncak Kahianga. Di kawasan puncak Kahianga, membentang sabana masyarakat bersumber dari laut. luas yang menawarkan senja nan indah. Saat perjalanan menuju Desa Derawa, dari kapal terlihat bentangan Pulau keempat: Binongko. Pulau berbatu-batu ini membuat tali dengan botol pelampung berjejer-jejer. Pada bentangan tali-temali masyarakat susah mendapatkan air tawar bersih. Untuk hasil tanaman itu masyarakat membudidayakan rumput laut. Perahu yang melewati pun masyarakat perlu menunggu waktu cukup lama untuk memanennya. perairan budidaya rumput laut perlu hati-hati. Ada beberapa bagian Binongko adalah tempat tukang besi atau pandai besi handal. Pejalan diberi penanda patok, namun kebanyakan tanpa patok. Sehingga, kapal dapat melihat pandai besi menempa besi dengan teknik tradisional. perlu berhati-hati agar tidak mengoyak bentangan rumput laut. Keahlian ini turun-temurun dari nenek moyang. Karena itulah Wakatobi Sambutan pertama saat tiba di Derawa: pemandangan rumput laut juga disebut sebagai kepulauan Tukang Besi. yang dijemur di pekarangan rumah warga. Ada yang dijemur dengan Ada beberapa titik penyelaman di Pulau Binongko, salah satunya di cara digantung di bawah rumah panggung, ada juga yang terserak di Wali. Desa ini menjadi zona pariwisata, zona pemanfaatan lokal, serta jalanan. zona kaombo. Kaombo artinya larangan, yang berlaku di darat dan laut. Hari itu, ibu-ibu sibuk memisahkan rumput laut dari tali ikat, lalu Kaombo di daratan diterapkan di kawasan hutan La Pungga. Dalam menjemurnya. Masyarakat yang mengelola rumput laut tergabung kawasan ini terlarang menebang pohon kecuali untuk pembangunan dalam kelompok Dewara. Kelompok yang dibentuk pada 2007 ini baruga atau tempat pertemuan bagi masyarakat. beranggotakan 70 orang, atau 35 kepala keluarga.

230 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 231

BUKU BIROCAN.indb 230-231 10/17/19 11:24 PM Awalnya, kegiatan ini dibentuk saat Balai Taman Nasional memberikan dukungan bibit rumput laut dan tiga gulung tali bentangan untuk setiap rumah tangga. Setelah berkembang, kini setiap rumah tangga bisa memperoleh rata-rata 1-3 ton rumput laut sekali panen—hasil tergantung jumlah tali bentangan budidaya. Setelah panen, rumput laut dijemur selama beberapa hari, sebelum dijual ke Baubau. “Dari hasil budidaya rumput laut, kami mampu menyekolahkan anak-anak,“ ungkap Adinanto, ketua kelompok Dewara. Saat ini harga rumput laut kering 6.400 rupiah per kilogram. Setiap minggu, Adinanto mengungkapkan, “Kelompok mengirimkan 10 ton rumput laut ke Baubau. Bahkan saat panen raya bisa mencapai 90 ton. Dalam setahun ada dua musim, dan kami bisa tujuh kali panen. Namun, dua hasil panen di antaranya kami manfaatkan untuk pembibitan.” Selain budidaya rumput laut, kelompok Dewara juga mengembangkan budidaya gurita, yang bisa dipanen setelah tiga bulan. Selama tiga bulan itu, lokasi budidaya gurita tertutup dari aktivitas penangkapan ikan untuk menjaga dan merawat gurita. Ada juga pembesaran ikan yang dipelihara kelompok masyarakat, seperti ikan bobara, kakap, dan kerapu. Tak hanya di Derawa, desa lain juga mengembangkan budidaya rumput laut, seperti di Desa Liya, Pulau Wangi-Wangi. Masyarakat yang mengembangkan budidaya rumput laut ini berhimpun dalam kelompok Lagundi Pesisir. Kelompok ini juga coba mengembangkan produk olahan rumput laut, seperti mi dan camilan. Produk ini sempat dipasarkan, namun ada kendala yang mengharuskan produk tersebut ditarik dari toko. Rupanya, kelompok belum memperoleh izin PIRT dan label halal. Untuk sementara, produksinya berhenti, sembari menunggu proses mengurus izin dan label halal.

MENCATAT UNTUK KONSERVASI IKAN Sisi lain Wakatobi adalah kesempatan untuk meresapi kehidupan suku Bajo. Salah satunya, kampung Mola di Pulau Wangi-wangi. Suku ini boleh dibilang hidup dan mati bergantung pada sumber daya laut. Berbeda dengan permukiman Bajo yang umumnya di atas laut, kampung Mola berada tak jauh dari daratan. Bahkan sebagian rumah sudah di daratan, meski sebagian masih tinggal di rumah tanjap di atas timbunan karang. Sebagai penghubung antara daratan dan rumah di Nelayan memanen rumput laut di lahan budidaya yang menghampar atas laut, masyarakat Bajo membangun jembatan kayu. di perairan. Rumput laut menjadi salah satu sumber utama penggerak ekonomi masyarakat Wakatobi. Perahu yang lewat perlu hati-hati agar tak Orang Bajo mahir membuat perahu, yang menjadi sarana utama mengoyak hamparan budidaya rumput laut. untuk aktivitas di laut dan transportasi. Hampir setiap rumah memiliki perahu, baik berukuran besar maupun kecil.

232 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 233

BUKU BIROCAN.indb 232-233 10/17/19 11:25 PM Taman nasional memberikan dukungan bibit rumput laut, dan kini, 35 rumah tangga nelayan bisa memperoleh rata-rata 1-3 ton rumput laut sekali panen. Selain itu, ada juga pengembangan produk olahan rumput laut, seperti mi dan camilan.

234 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 235

BUKU BIROCAN.indb 234-235 10/17/19 11:25 PM Kerjasama pemerintah daerah, taman nasional, dan masyarakat adat dapat memastikan sinergi pengelolaan sumberdaya secara lestari.

KEDUA FOTO BALAI TAMAN WAKATOBI

KERJASAMA ‘TIGA TUNGKU’

Pada 1996 Menteri Kehutanan menunjuk Kepulauan Wakatobi Selain dari sisi pemerintah tersebut, juga dilihat dari sisi dan perairan lautnya sebagai taman nasional. Luasnya: 1,39 juta masyarakat adat yang telah menetap sebelum taman nasional dan hektare. Baru pada 2001, dilakukan penataan batas kawasan kabupaten ditetapkan. Contohnya, suku Bajo dan suku Liya yang pelestarian alam perairan; dan kemudian, pada 2002 ditetapkan sudah menetap sejak zaman Kesultanan Buton. sebagai taman nasional. Ketua Adat Mandati La Ode Usman Baga berpendapat bahwa Setahun setelah itu, berdasarkan Undang-undang Nomor taman nasional mendapat dukungan penuh dari masyarakat adat. 29 Tahun 2003, dibentuk Kabupaten Wakatobi. Luas dan letak “Tugas yang dilaksanakan taman nasional sepenuhnya sesuai kabupaten ini bertumpang-tindih dengan kawasan taman nasional. dengan mandat para leluhur kami,” tutur Usman, yang juga ketua Ini berarti: dalam areal yang sama terdapat dua pemangku Masyarakat Mitra Polhut (MMP) Taman Nasional Wakatobi. kawasan: Balai Taman Nasional Wakatobi dan pemerintah Pada awalnya Usman merupakan salah satu tokoh masyarakat Kabupaten Wakatobi. yang menolak kehadiran taman nasional di Wakatobi. “Seiring Pada 2015, tim terpadu merekomendasikan: letak dan luas berjalannya waktu serta melihat visi dan misi taman nasional, Wakatobi tetap, namun untuk mewadahi pembangunan kabupaten, kami sepakat taman nasional membantu masyarakat adat dalam pulau-pulau utama yang sudah berpenduduk ditetapkan sebagai menyelamatkan hak ulayat baik di laut maupun di darat.” zona penyangga taman nasional. Usman mengumpamakan kerjasama tiga tungku antara Pada 2011 ada perubahan peruntukkan kawasan hutan menjadi pemerintah daerah, taman nasional dan masyarakat adat di bukan kawasan hutan. Saat ini, perubahan itu masih menunggu Kepulauan Wakatobi. Dalam pembangunan infrastruktur dari pembahasan rasionalisasi luas dan cakupan Taman Nasional pemerintah kabupaten misalnya, harus sepengetahuan pihak taman Wakatobi. nasional dan masyarakat adat; begitu pun sebaliknya. Sementara Kawasan taman nasional dibagi dalam tiga seksi pengelolaan dari sisi adat, sanksi sosial dalam kehidupan masyarakat adat dapat taman nasional (SPTN): SPTN Wilayah I di Pulau Wangi-Wangi, SPTN membantu pengawasan dan perlindungan alam laut Wakatobi. Wilayah II di Pulau Kaledupa, dan SPTN Wilayah III di Pulau Tomia “Sebelum dikenai sanksi hukum, masyarakat sudah takut merusak dan Binongko. alam karena adanya sanksi sosial,” tegas Usman.

236 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 237

BUKU BIROCAN.indb 236-237 10/17/19 11:25 PM Coba mari mengunjungi pondok kerja Forum Nelayan 'Padakauwang Sama', berarti kebersamaan. Forum nelayan ini menjalankan pengelolaan areal akses perikanan (PAAP), yang merupakan kerjasama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta RARE Indonesia. Forum ini dibentuk pada 2016 dengan anggota 19 orang. Hingga saat ini, anggota yang bergabung sudah 49 orang yang terdaftar pada aplikasi daring (online). Ketua Forum Nelayan Hartono mengakui bahwa sebelumnya banyak suku Bajo yang mempraktikkan penangkapan ikan tidak ramah lingkungan di karang Kapota. “Sekarang, kami sepakat untuk menghentikan aktivitas yang merusak itu,” ucap Hartono. Program PAAP bertujuan untuk mencatat dan memonitor hasil tangkapan sehingga dapat menjamin ketersediaan ikan. Hartono menjelaskan, setiap anggota wajib melaporkan hasil tangkapan, baik jumlah maupun jenis ikan. Catatan itu dapat memberikan gambaran hasil tangkapan dari waktu ke waktu. ”Setidaknya para nelayan bisa mengetahui pendapatan yang diperoleh setiap bulan dari hasil tangkapan. Mereka bisa membandingkan pendapatan, apakah meningkat atau menurun. Selama ini, nelayan hanya tahu menangkap, tanpa pernah menghitung hasilnya. Bahkan, nelayan tidak tahu pada bulan apa saja mendapat tangkapan banyak atau sedikit karena tidak ada pencatatan. Program ini dapat membantu masyarakat Bajo dalam menjamin ketersediaan ikan demi tangkapan berkelanjutan. Untuk mewujudkan hal itu, ada beberapa hal yang bisa diatur dalam pola penangkapan ikan: waktu penangkapan, jenis alat tangkap, ukuran ikan yang ditangkap, dan zona tangkap. Melalui forum ini, nelayan memperoleh edukasi tentang yang boleh dilakukan dan yang terlarang saat menangkap ikan. Forum sekaligus ikut membantu pengamanan laut dari nelayan-nelayan yang melanggar aturan—seperti menangkap ikan di kawasan larang ambil (KLA). “Alhamdulillah, dengan adanya forum ini, kami bisa membantu taman nasional dalam hal pengawasan. Bukan hanya untuk kepentingan taman nasional saja, tetapi ini juga bagian dari sumber kehidupan kami, orang Bajo. Dan, kami sangat membutuhkan laut,” ungkap Hartono. Bila grafik menunjukkan hasil tangkapan menurun, ada beberapa Anugerah hasil tangkapan selalu mensyaratkan pemanenan yang lestari. hal yang disepakati bersama. Misalnya saja, pada bulan-bulan tertentu, Sebagai upaya perikanan lestari, nelayan diajak untuk mencatat dan memonitor hasil tangkapannya. Dengan mencatat, nelayan mengetahui nelayan tidak diizinkan menangkap ikan di suatu zona karena ikan- tren hasil tangkapan dari waktu ke waktu. Dari catatan itu, selanjutnya ikan sedang bertelur. Selain itu, forum juga menyepakati alat tangkap nelayan mengatur pola penangkapan untuk menjaga ketersediaan ikan. yang boleh dan terlarang. Beberapa titik juga ditetapkan sebagai zona kawasan larang ambil.

238 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 239

BUKU BIROCAN.indb 238-239 10/17/19 11:25 PM SELAMA INI, NELAYAN HANYA TAHU MENANGKAP, TANPA PERNAH MENGHITUNG HASILNYA.

Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I, Union menjelaskan, zona pemanfaatan lokal di taman nasional disepakati menjadi kawasan larang ambil. Meski sebenarnya dalam aturan zonasi taman nasional diperbolehkan menangkap ikan, namun forum menyepakati zona itu sebagai kawasan larang ambil. Masyarakat suku Bajo merasa terbantu dan wawasannya bertambah terkait dengan pola penangkapan ikan untuk perikanan berkelanjutan. “Dengan program PAAP, kami berharap hasil tangkapan nelayan Mola semakin meningkat, ikan semakin banyak, dan lokasi menangkap ikan jadi lebih dekat,” ungkap Hartono.

TRANSFORMASI SEORANG PENJAGA LAUT Bapak paruh baya ini adalah mantan pelaku bom ikan. Namanya Kiala, warga kampung Mola. Bahkan kegiatan itu sudah dilakukan sejak ia masih kecil—bersama orangtuanya. Namun, saat ini kisah Kiala telah jauh berbeda. Kini, ia bergabung dalam masyarakat mitra polisi hutan (MMP) yang aktif mengamankan laut bersama taman nasional. Masyarakat mitra polisi hutan diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya perlindungan di taman nasional “Saya sudah berhenti mengebom ikan kurang lebih tiga tahun,” tutur Kiala. Kalau masih ada mengebom dan membius ikan, ia tak segan- segan melaporkan si pelaku. Tidak dipungkiri, saat ini masih saja ada nelayan yang melanggar peraturan. Kiala menambahkan, dengan mengebom tidak menjamin si pelaku memperoleh ikan banyak. Bahkan dalam aksi ceroboh itu, kerap kali dihantui ketakutan akan tertangkap polisi. Ketakutan itu justru dapat membuat celaka, seperti bom meledak di tangan sebelum dilempar, atau melempar bom tidak mengenai sasaran. Peledak untuk menangkap ikan, tutur Kiala, dari bom rakitan sendiri. Salah satu bahan utamanya: pupuk tanaman. Pupuk yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman ternyata disalahgunakan untuk merusak ekosistem laut. Seorang warga menunjukkan ikan hasil “Sudah tiga tahun tidak mengebom ikan. Saya merasa lebih tenang. tangkapannya, sebelum membawanya pulang ke Pendapatan juga lebih baik. Selain bergabung sebagai MMP, saya juga rumah. usaha dalam budidaya gurita,” pungkas Kiala. ***

240 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 241

BUKU BIROCAN.indb 240-241 10/17/19 11:25 PM Sambil bermain, anak ini turut serta dalam penanaman mangrove. Vegetasi ini berperan penting dalam menjaga ekosistem kawasan pesisir Wakatobi.

FOTO BALAI TAMAN WAKATOBI

242 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KAWASAN KONSERVASI 243

BUKU BIROCAN.indb 242-243 10/17/19 11:25 PM PEMULIHAN EKOSISTEM

Pemulihan ekosistem gambut mencapai 3,1 juta hektare yang tersebar di areal perkebunan: 0,88 juta hektare; hutan tanaman industri: 2,23 juta hektare; dan lahan masyarakat: 0,008 juta hektare. Sementara restorasi lahan bekas tambang rakyat menyentuh areal sekira 18 ribu hektare, di Gunung Kidul, Belitung, Bengkulu Tengah, dan Dharmasraya.

244 245

BUKU BIROCAN.indb All Pages 10/17/19 11:25 PM PASAR EKOLOGIS ARGAWIJIL ASA BARU GUNUNG KAPUR USAI RUNTUH DITAMBANG, ARGAWIJIL KEMBALI BANGKIT. EKONOMI DAN EKOLOGI BERJALAN SERENTAK MEMBERI KEHIDUPAN BAGI WARGA.

Menjelang berbuka puasa, para pembeli memadati Pasar Ekologis Argawijil. Pusat belanja makanan tradisional ini berdiri di atas bukit yang pernah lebur karena pertambangan batu gamping.

BUKU BIROCAN.indb 246-247 10/17/19 11:25 PM ahulu kala, pada malam hari, kawanan anjing liar kerap menggonggong dari arah Argawijil. Warga memandang gunung kapur itu tempat jin buang anak. Lantaran Dberselimut kisah horor, warga pun enggan mengunjungi

bukit angker itu. Warga berinteraksi satu sama lain saat berbelanja di pasar ekologis. Pasar ini telah menjadi pusat sosial bagi warganya. Lagipula, jalan yang rusak dan gelap di malam hari membuat gunung ini semakin tersingkir dari perhatian warga. “Orang tidak ada yang mau sasaran pertambangan. Bisa dibilang, penambangan itu tanpa izin ke gunung itu,” kisah Basuki, mantan penambang batu kapur. Masyarakat pemerintah. “Waktu itu, tidak ada yang melarang pertambangan kapur.” tak berharap banyak untuk memperoleh kehidupan dari Argawijil. Penambangan dilakukan dengan cara tradisional dengan modal tenaga Dahulu, lanjutnya, untuk mendapatkan kerja, masyarakat lebih memilih dan linggis. merantau ke luar daerah. Selain menjadi penambang, mayoritas masyarakat Gari juga bekerja Namun Argawijil memendam kekayaan alam: batu kapur. Gunung sebagai petani. Hanya saja, hasil pertanian di tanah kapur tak bisa di Gari, Kecamatan Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta, ini memang diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Alhasil, para pemuda rangkaian dari lanskap pantai selatan Jawa yang didominasi bebatuan Gari, lanjut Basuki, “Kalau nggak ikut bapaknya menambang, biasanya gamping. merantau.” Perlahan-lahan, kisah Argawijil berubah. Segalanya bermula dari Basuki misalnya. Setelah tamat sekolah, ia merantau ke Tangerang, keinginan warga membangun desanya. Demi kemajuan desa, warga Jawa Barat. Di sana, ia bekerja apa saja: jualan bakso, dan bekerja di melirik sumber daya apa pun yang ada di Gari. Pada 1976, ketika desa perusahaan swasta. Lama merantau, dia tak bisa membendung diri ingin mendirikan musala, warga mengambil batuan kapur Argawijil untuk tinggal bersama istri dan anaknya di kampung halaman. untuk bahan bangunan. Itulah awal mula pertambangan gamping, yang Sepulang merantau, Basuki tanpa pekerjaan. Akhirnya, mengikuti kemudian menjadi sumber pendapatan warga. orang-orang, ia pun menjadi penambang—seperti sang bapak. “Sepulang “Waktu saya masih kecil, bapak saya sudah bekerja sebagai dari Tangerang pada 1997, saya tidak tahu mau bekerja apa. Ya sudah, penambang,” kenang Basuki. Batuan kapur Argawijil dijadikan saya ikut bapak menjadi penambang,” tutur Basuki mengenang sepenggal bahan material untuk memenuhi permintaan dari luar daerah. Tak masa lalunya. Bagi warga Gari, menjadi penambang adalah lumrah. mengherankan, imbuh Basuki, “Saat itu, tambang kapur menjadi Basuki dan bapaknya telah merasakan manis-pahitnya menjadi penggerak roda ekonomi Gari.” penambang. Di masa lalu, penambang begitu mudah menjual batu Gunung yang semula dinilai tiada guna itu berubah menjadi ladang kapur lantaran banyak orang yang mencarinya—untuk bangunan. Kini, kehidupan warga. Tak pelak lagi, tanah tak bertuan ini pun menjadi zaman telah berubah: tak mudah lagi menjual batu kapur.

248 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PEMULIHAN EKOSISTEM 249

BUKU BIROCAN.indb 248-249 10/17/19 11:25 PM PENAMBANGAN SELAMA puluhan tahun telah meruntuhkan Argawijil. Gunung yang dulu tinggi dan ditumbuhi pohon itu lantak. Isi tambang di lambung gunung habis, tapi masyarakat masih saja menambangnya. Para penambang mengabaikan kerusakan ekologi yang membekap gunung itu. Bahkan pernah terjadi peristiwa tragis. Basuki menuturkan, longsor pernah menimpa pertambangan, dan menelan korban. Dua orang yang menjadi korban cacat seumur hidup. Pada 1995, pemerintah desa memberi imbauan untuk menghentikan pertambangan. Itu karena kerusakan lingkungan telah mengintai Gari. Argawijil yang dulu tinggi, kini rata dengan cekungan-cekungan dalam. “Lingkungan rusak, pohon-pohon mati. Cekungan sedalam 10-15 meter tersebar di mana-mana,” Basuki menuturkan. Tapi masyarakat agaknya belum menyadari kerusakan lingkungan: orang-orang terus saja menambang. “Mau bagaimana lagi, mencari pekerjaan susah. Jadi, ya, masih menambang.” Dari tahun ke tahun, warga mulai merasakan dampak pertambangan: pohon-pohon sekarat, air sumur menyusut— air begitu berharga di Gunung Kidul. Pemerintah desa tak mau mengambil risiko lebih besar. Melihat kerusakan yang terjadi, pada 2010 pemerintah desa menghentikan pertambangan secara total. Namun tak semua orang setuju. Mereka beranggapan hanya menambang yang bisa memenuhi kebutuhan keluarga. Kepala desa saat itu, Kadarisman, coba memberikan pengertian kepada penambang yang tak setuju. Perlahan-lahan, tumbuh pemahaman tentang pentingnya menghentikan kerusakan lingkungan. Kini, batu gamping tak lagi menjadi bahan utama material bangunan. Argawijil telah sirna menjadi dataran rata dengan cekungan yang membahayakan masyarakat. Ketika hujan datang, cekungan itu terisi air. Risiko lingkungan semakin tinggi karena anak-anak kecil suka bermain cekungan berair itu. Masyarakat mulai mengerti. Dampak lingkungan tak terelakan: air susah, jalan rusak. Kini tak ada lagi yang berani menggali tanah berkapur ini. Gunung yang sudah rata itu dibiarkan begitu saja. Hingga 2015, gunung yang pernah menjadi sumber pendapatan itu terbengkalai. Tak ada yang mengurusnya.

Bercengkerama sambil menunggu buka puasa, para pengunjung KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP dan Kehutanan melalui Direktorat menyempatkan berfoto ria. Ruang terbuka hijau di pasar ekologis ini juga Pemulihan Kerusakan Lahan Akses Terbuka, Direktorat Jenderal menjadi area resapan air. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lahan, memiliki program reklamasi lahan bekas tambang. Pada 2015, Direktorat Pemulihan melakukan survei dan inventarisasi lahan bekas tambang di Indonesia.

250 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PEMULIHAN EKOSISTEM 251

BUKU BIROCAN.indb 250-251 10/17/19 11:25 PM Pembeli memadati lapak penjual pecel yang menjajakan berbagai pilihan jajanan tradisional. Pengelola dan paguyuban pedagang memberikan nilai tambah pasar ekologis dengan konsep pasar kuliner tradisional.

252 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PEMULIHAN EKOSISTEM 253

BUKU BIROCAN.indb 252-253 10/17/19 11:25 PM Ternyata, tak sedikit lahan bekas tambang yang perlu direklamasi Direktorat Pemulihan menemukan beberapa bekas tambang di Belitung, Kepulauan Bangka Belitung; Paser, Kalimantan Timur; dan Gunung Kidul, Yogyakarta. “Waktu itu, kita menemukan lahan bekas tambang batu kapur di Gunung Kidul,” ungkap Sulistyowati, yang saat pembangunan Argawijil menjabat direktur Pemulihan Kerusakan Lahan Akses Terbuka. Dibantu Dinas Lingkungan Hidup Gunung Kidul, Direktorat Pemulihan menggelar survei dan pendekatan kepada masyarakat Gari. Ketua Karang Taruna Gari 'Mekar Pandega' Septian Nurmansyah menyambut positif usulan Dinas Lingkungan Hidup untuk mereklamasi Argawijil. Setiap hari, lelaki yang biasa disapa Asep itu biasa melewati jalan berbatu di seputaran Argawijil. Rumahnya memang tepat di samping gunung itu. Kabar upaya reklamasi itu disampaikan oleh Johan, kepala Bidang Penataan, Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Dinas Lingkungan Hidup. Mendengar kabar ini masyarakat sempat tidak percaya. Namun, Asep memberi pengertian kepada masyarakat bahwa Harapan dan kakek-nenek saya dulu, mereka telah bercerita Argawijil bakal menjadi program ini akan berdampak positif. doa menyambut pasar,” ungkap Asep. Pihak pemerintah desa pun menyetujui program reklamasi. Kepala pembeli dan Mendengar keinginan masyarakat, Direktorat Pemulihan berpikir: pengunjung pasar desa saat itu, Widodo, berharap reklamasi bisa terlaksana. Tanpa pikir ekologis. Tulisan membangun pasar bukan tugas Kementerian Lingkungan Hidup dan panjang, Kementerian menyetujui lahan di Desa Gari itu direklamasi. ini menyiratkan Kehutanan. Agar terkait dengan Kementerian, pasar yang akan dibangun “Lahan ini dulu milik Kesultanan Yogyakarta, namun sudah keinginan masyarakat itu, ungkap Sulistyowati, “Harus ada unsur lingkungannya.” diberikan kepada desa. Jadi, lahan itu menjadi hak milik desa,” ucap akan keberlanjutan Terbitlah inovasi: Direktorat Pemulihan mengusulkan membangun Widodo. Status lahan merupakan salah satu kriteria reklamasi, lantaran aktivitas ekonomi di pasar ekologis. Unsur ekologi ini yang diharapkan berdampak positif pasar. program Kementerian hanya untuk tanah negara—bukan pribadi. bagi ekonomi dan lingkungan. Selain itu, pasar ekologis juga bernuansa Artinya, lahan Argawijil sesuai dengan kriteria Kementerian. edukasi lingkungan. Kementerian bekerja sama dengan Pusat Studi Pihak desa menyambut antusias inisiatif tersebut. Pun, banyak pihak Reklamasi Tambang Institut Pertanian Bogor lantas menyusun gambar terkait yang mendukung program ini: bupati, dinas pekerjaan umum, dan kerja. Rencana kerja ini penting mengingat pasar yang dibangun badan usaha milik negara. mengusung konsep ekologis—berbeda dengan pasar biasa. Pasar Bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada, Kementerian ekologis dirancang dengan fasilitas ruang terbuka hijau untuk resapan merencanakan reklamasi dan pendekatan kepada masyarakat. Bentuk air dan pengolahan sampah. pemanfaatan lahan pasca-reklamasi belum terbesit dari berbagai pihak. Usai pemetaan sosial, penyusunan gambar kerja, dan dukungan “Lantas, setelah lahan direklamasi mau dijadikan apa? Dari awal, pemerintah daerah, Kementerian mulai membangun pasar ekologis. kami selalu melibatkan masyarakat mulai dari perencanaan sampai Tahap awal pembangunan: meratakan lahan untuk menutup cekungan pembangunan,” tutur Sulistyowati. dengan tanah sisa Argawijil. Tahap berikutnya, pembangunan pasar Kementerian dan Universitas Gadjah Mada bermusyawarah dengan sesuai rancangan kerja. masyarakat untuk membahas pemanfaatan lahan pasca-reklamasi. Usai rampung pembangunan pada 2017, pada 18 April 2017 pasar Muncul beberapa pilihan: kebun buah, penghijauan kembali, atau diresmikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, mendirikan pasar. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengkubuwono X, Masyarakat ternyata memilih mendirikan pasar. Rupanya, sudah dan bupati Gunungkidul. sejak lama masyarakat telah menginginkan adanya pasar desa. “Zaman Sejak itu, berdirilah Pasar Ekologis Argawijil.

254 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PEMULIHAN EKOSISTEM 255

BUKU BIROCAN.indb 254-255 10/17/19 11:25 PM Sambil menjajakan makanan, seulas senyum menggurat di wajah sang ibu. Para pedagang pasar ekologis umumnya para ibu, yang sebelumnya lebih banyak beraktivitas di rumah. Konsep pasar yang menjajakan makanan tradisional memudahkan ibu-ibu tak perlu lagi belajar memasak. Pengalaman memasak di rumah sudah cukup membekali ibu-ibu penjual.

256 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PEMULIHAN EKOSISTEM 257

BUKU BIROCAN.indb 256-257 10/17/19 11:25 PM Selain makanan tradisional, ada juga pedagang yang menjual barang-barang lain. Salah satunya: sederetan kantong kecil bernuansa batik dengan harga terjangkau.

MESKI HANYA bertugas sampai berdirinya pasar, Kementerian tetap “Ketika pedagang sudah ada, kita baru menyatukan tujuan pasar mendampingi warga Gari. “Tugas kami memang sudah selesai sampai ini. Bersama paguyuban, kami memikirkan konsep pasar,” tambahnya. tahap pembangunan. Namun kami merasa ada tanggung jawab moral Berbekal kreativitas dan semangat, paguyuban memberikan nilai sehingga tidak langsung meninggalkan pasar Argawijil begitu saja,” tambah pasar ekologis dengan konsep pasar kuliner tradisional. tutur Sulistyowati. Masyarakat nampaknya menginginkan pasar ekologis ini punya ciri Untuk keberlanjutan pasar, Direktorat Pemulihan bersama UGM khas lokal. memfasilitasi masyarakat membentuk Badan Usaha milik Desa Untuk pemasaran, Asep mempromosikan pasar ekologis di media (BUMDes). Prosesnya mulai dari sosialisasi, menyusun peraturan desa, sosial. “Kebetulan saya bisa menggambar, saya bikin beberapa poster dan anggaran dasar BUMDes. untuk mempromosikan pasar. Sekarang ini, media sosial bisa menjadi Tak mudah mengajak masyarakat untuk turut mengembangkan alat promosi yang bagus.” pasar. Untungnya, sebagian anggota BUMDes adalah karang taruna yang Tahun pertama dan kedua menjadi perjalanan berat dalam menjadi sumber kreativitas dan inovasi kekinian. “Awalnya kami bingung mengembangkan pasar. Namun pengelola dan paguyuban terus dalam mengembangkan pasar. Soalnya, masyarakat Gari tidak memiliki berinovasi agar pedagang tetap bertahan berjualan. Jenis jajanan latar belakang pedagang,” papar Asep, yang juga sekretaris BUMDes. yang dijual pun diperkaya; pernak-pernik pun ditambahkan untuk Saat terbentuk, BUMDes hanya dilengkapi struktur organisasi menyemarakkan wajah pasar. pengelola pasar. “Setelah pasar selesai dan ada pengelolanya, tapi Asep dan pengelola pasar pun sadar, nama ekologis yang ada di pasar pedagangnya belum ada. Ketika peresmian, kami menawarkan kepada ini menjadi tantangan bagi mereka. “Memang pada tahun pertama dan masyarakat untuk berjualan di pasar. Kami terus saja mencari pedagang,” kedua kami masih fokus agar masyarakat tetap berdagang di pasar. Kami tutur lelaki lulusan Institut Seni Indonesia Yogyakarta. sadar unsur ekologis di pasar ini memang belum berjalan secara utuh. Selain itu, dibentuk juga paguyuban pedagang dan parkir pasar. “Kami Setidaknya, saat ini kami dan para pedagang sudah berusaha menjaga terus mengajak masyarakat untuk berpartisipasi menjadi pedagang lingkungan sekitar pasar,” ujarnya. di pasar ekologis,” paparnya bersemangat. Ia menambahkan, hingga Para pedagang menyadari pentingnya menjaga lingkungan sekitar saat ini ada 80 anggota paguyuban dan masyarakat mulai sadar untuk untuk kenyamanan pasar. Meski belum menyeluruh, sebagai wujud mengembangkan pasar ekologis. Di samping itu, tuntutan ekonomi juga perhatian pada lingkungan, pedagang sudah mengurangi pemakaian mendorong masyarakat untuk bergiat di pasar. plastik.

258 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PEMULIHAN EKOSISTEM 259

BUKU BIROCAN.indb 258-259 10/17/19 11:25 PM Para pedagang menyadari pentingnya menjaga lingkungan sekitar untuk kenyamanan pasar. Meski belum menyeluruh, sebagai wujud perhatian pada lingkungan, pedagang sudah mengurangi pemakaian plastik.

260 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PEMULIHAN EKOSISTEM 261

BUKU BIROCAN.indb 260-261 10/17/19 11:25 PM YANG TRADISIONAL, YANG EKOLOGIS Pada sore yang cerah, semarak Ramadan 2019 memberkahi pasar ekologis. Orang-orang datang silih-berganti untuk membeli santapan untuk berbuka puasa. Di sela keramaian, Naryanto memantau aktivitas pasar. Pria yang bertugas sebagai lurah pasar itu baru saja selesai bekerja. “Setelah bekerja, saya langsung memantau aktivitas pedagang,” ujarnya. Sebenarnya, Pasar Ekologis Argawijil hanya buka pada Sabtu dan Minggu. Namun saat Ramadan, pasar buka setiap hari menjelang magrib. “Pengelolaan pasar bersifat terbuka agar tak ada perselisihan antar- pedagang,” ungkapnya. Naryanto bersama para pengelola memang mengedepankan kesejahteraan pedagang. “Seperti yang diungkapkan Asep, tahun pertama dan kedua memang menjadi tantangan yang berat buat kami. Dari mencari pedagang yang mau berjualan, barang apa yang dijual, sampai membagi lapak berjualan,” tuturnya Naryanto. Untuk operasional pasar, para pedagang dikenai biaya sewa kios per tahun. “Satu kiosnya, pedagang menyewa 500 ribu sampai 600 ribu rupiah setahun. Satu kios bisa dipakai dua sampai empat pedagang. Biaya itu baru diberlakukan tahun ketiga.” Nantinya uang tersebut akan masuk ke pendapatan asli daerah melalui BUMDes. Artinya, masyarakat juga yang akan menikmati hasilnya. “Setiap Pernak-pernik menghiasi pasar ekologis untuk hari, jika pedagang berjualan ada retribusi untuk kebersihan. Pedagang menambah semarak suasana. Masyarakat Gari kecil dua ribu rupiah, pedagang besar empat sampai lima ribu rupiah.” yang tidak memiliki latar belakang pedagang coba Nuryanto menjelaskan, dari segi ekologis, pasar Argawijil memang menghidupkan aktivitas ekonomi kecil dan ramah belum maksimal. “Tahun pertama dan kedua kami memang fokus lingkungan di pasar. ke para pedagang. Kami masih memikirkan pasar ini bisa ramai dan pedagangnya bertahan,” ucapnya. Dari sisi listrik, pasar juga dilengkapi panel surya bantuan Pertamina. Dari segi ekologis, pasar sudah mengurangi penggunaan plastik. “Kapasitasnya yang tak terlalu besar belum cukup untuk memenuhi Penjual pecel misalnya, memakai daun jati untuk membungkus makanan. kebutuhan listrik di pasar. Tapi, setidaknya bisa menghemat biaya listrik,” Tempat makannya pun tak lagi beralaskan tikar anyaman rotan. ujar Naryanto. Apalagi saat bulan puasa, konsumsi listrik meningkat Untuk menampung sampah, pasar dilengkapi tempat sampah organik karena pasar buka setiap hari menjelang berbuka puasa. Pukul tiga sore, dan anorganik. Sementara di belakang pasar, terdapat ruang pemilahan listrik sudah menyala menerangi pasar. sampah dan pengomposan. Pengelola pasar sempat memproduksi Kapasitas setrum dari panel surya tidak besar memaksa pasar ini kompos, namun saat ini produksinya mulai berkurang. “Kami bersama hanya menghidupkan lampu hingga pukul 8 malam. Sisanya, memakai ibu-ibu pedagang, dibantu karang taruna, mengolah sampah pasar listrik PLN. “Bulan puasa kami buka dari pukul 3 sore. Tapi, listrik menjadi kompos. menyala sampai sahur karena ada angkringan yang berjualan sampai Bahkan kami sempat mengemas dan menjual kompos,” imbuh Asep. subuh,” tutur Naryanto sambil melihat lampu yang menerangi pasar. Namun, kendalanya ada di sisi pemasaran dan volume sampah. Sampah Listrik PLN biasanya menghabiskan pulsa 100 ribu rupiah setiap dari pasar sejauh ini belum cukup untuk memproduksi kompos. Ke depan, pekan. Biaya itu sudah dibantu dengan tenaga listrik dari panel surya. sudah ada wacana untuk mengambil sampah rumah tangga. “Kalau tidak ada panel surya biayanya akan lebih mahal,” tambahnya.

262 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PEMULIHAN EKOSISTEM 263

BUKU BIROCAN.indb 262-263 10/17/19 11:25 PM Pedagang makanan memanfaatkan bahan mentah dari lahan pribadi. Ini berarti, secara tak langsung, pasar menumbuhkan kemandirian warga dalam berusaha.

264 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PEMULIHAN EKOSISTEM 265

BUKU BIROCAN.indb 264-265 10/17/19 11:26 PM Dengan menyajikan kuliner zaman dulu, pedagang pasar ekologis membangkitkan kembali kekayaan pangan tradisional. Penyajiannya pun dengan wadah ramah lingkungan.

PADA MALAM YANG dingin itu, semangkuk bakso Basuki pas buat Atau, Bu Tum yang menjual kuliner unik: makanan berbahan bonggol menghangatkan tubuh. Mantan penambang itu kini menjual bakso pisang dari kebun sendiri. Dengan bahan dari kebun sendiri, Bu Tum di Pasar Ekologis Argawijil. “Ketika berhenti menjadi penambang, saya hanya perlu 200 ribu rupiah untuk membeli bumbu. “Kalau pasar ramai, tidak langsung menjadi penjual bakso,” ungkap Basuki, “saya sempat saya bisa membawa pulang 400 ribu sampai 500 ribu rupiah,” ungkapnya menjual ikan hias keliling.” sambil memasak bonggol pisang. “Saya senang dibangun pasar. Dulu, saya jual bakso keliling, sekarang Pembeli di pasar ekologis ini cukup beragam dari kalangan muda bisa buka dekat rumah tanpa harus capai berkeliling,” kisahnya dengan hingga tua. Tak hanya warga sekitar, pembeli dari luar Gari pun lumayan rona wajah senang. banyak. Mereka penasaran mencicipi nikmatnya kuliner tradisional Gari. Sembari membuat bakso, ia bercerita betapa susah menjadi penambang. Lihat Aan dan Firdha yang sudah tiga kali mengunjungi pasar “Penghasilan menambang tergantung kerja keras. Kalau mau hasilnya ekologis. “Makanannya enak dan harganya terjangkau. Banyak makanan banyak, ya, harus menambang sampai malam. Hasilnya pun tidak tradisional yang jarang ditemui di tempat lain. Ya, nostalgia makanan seberapa, cuma 30 ribu rupiah sekali angkut. Lebih enak sekarang, zaman dulu,” ungkap mereka sambil menikmati makanannya. berdagang bakso,” ungkapnya sambil menuangkan kuah bakso. Semenjak Pasar Ekologis Argawijil berdiri, dampak positifnya telah Di sudut lain, pembeli memadati lapak Tujiyem. Sejak pasar dirasakan masyarakat Gari. Ekonomi maju seiring dengan bangkitnya ekologis berdiri, ia sudah berjualan pecel, tiwul, bakmi, dan ikan asin. lingkungan Argawijil. Sebelumnya, ia ibu rumah tangga dan buruh kebun. Berjualan membuat “Sebenarnya bukan masalah ekonomi saja. Yang terpenting, semenjak ekonominya membaik, apalagi sejak suaminya tidak bisa bekerja karena ada pasar, warga menjadi semakin membaur. Kami dan masyarakat sakit. Sebagian besar bahan baku makanan berasal dari kebunnya senang dengan hadirnya Pasar Ekologis Argawijil. Kami akan terus sendiri. “Saya menanam bayam, kacang, dan pohon pisang di kebun mengembangkan agar aspek ekologis pasar tak berhenti begitu saja,” sendiri,” tuturnya. ungkap Tholabi, ketua paguyuban pedagang dengan penuh semangat.***

266 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PEMULIHAN EKOSISTEM 267

BUKU BIROCAN.indb 266-267 10/17/19 11:26 PM Ibu-ibu pedagang berpose bersama di Pasar Ekologis Argawijil. Raut wajah semringah yang membayang di wajah ibu-ibu yang menyiratkan harapan dan doa bagi masa depan.

268 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PEMULIHAN EKOSISTEM 269

BUKU BIROCAN.indb 268-269 10/17/19 11:26 PM REHABILITASI GAMBUT PESISIR SELATAN MERAWAT GAMBUT, REJEKI MENYAMBUT TUMPUKAN BAHAN ORGANIK YANG TERKUMPUL JUTAAN TAHUN MEMBERIKAN MANFAAT EKONOMI DAN LINGKUNGAN.

Sawit menjadi tumpuan ekonomi bagi masyarakat Pesisir Selatan, Sumatra Barat. Tantangannya: mengajak masyarakat berkontribusi dalam pemulihan ekosistem gambut.

BUKU BIROCAN.indb 270-271 10/17/19 11:26 PM mbun pagi membasahi lahan gambut di depan rumah Pardi. Bentang alam di sekitar rumahnya bagaikan kerajaan palma: didominasi pohon-pohon sawit. “Ya Ebeginilah… setiap hari melihat sawit,” ujar lelaki asal Ngawi, Jawa Timur, itu. Tanah gambut berwarna hitam, mudah menyerap, dan menyimpan air. Rupanya, sebagian besar warga Nagari Lunang III, Lunang, Sifat ini membuat lahan gambut berfungsi penting dalam menjaga tata Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, adalah transmigran dari Pulau hidrologi. Jawa. Pardi sudah 10 tahun lebih menetap di Lunang. Awalnya, program merawat ekosistem gambut,” ungkapnya sambil menyeruput kopi hitam transmigrasi menempatkannya di Sumatra Utara. Setalah lama di sana, hangat. ia berpindah ke Pesisir Selatan, dan membeli lahan untuk berkebun. Sebagai ketua Badan Musyawarah, Pardi acap kali mengajak “Kami setiap hari berbicara dalam bahasa Jawa. Biar lebih akrab dan masyarakat untuk merawat ekosistem gambut. Khususnya, warga yang nyaman serasa di kampung sendiri,” imbuh Pardi, yang juga ketua Badan memiliki kebun sawit di lahan gambut. “Memang karakteristik tanah Musyarawah Nagari. gambut agak susah dipahami. Ada perlakuan khusus agar tanah gambut Penghidupan warga umumnya bertumpu pada hasil kebun sawit. tetap basah,” ungkapnya. “Masyarakat kebanyakan petani sawit. Ada yang punya puluhan hektare, ada juga yang bekerja sebagai pemanen,” imbuhnya. Satu hektare kebun INDONESIA MEMILIKI lahan gambut sekitar 21 juta hektare. Di Sumatra sawit bisa menghasilkan sekitar satu ton. “Harga sawit terus menurun. Barat saja, ada 59 kawasan hidrologis gambut (KHG) dengan luasan Sekarang, harga satu kilogram 800 rupiah. Dalam satu bulan kami bisa hampir 153 ribu hektare. Khusus Kabupaten Pesisir Selatan, ada 8 panen hingga dua kali,” ucap Pardi. GAMBUT SUMATRA BARAT 59 kawasan hidrologi kawasan hidrologis gambut, seluas sekitar 114 ribu hektare. Luas lahan sawit Pardi sekitar 11 hektare. Jika seluruh sawitnya panen, ia gambut, luas 152.458 ha. Dari luasan itu, hanya 486 hektare lahan gambut yang berkondisi baik. bisa meraup 17,6 juta rupiah setiap bulan. Hasil itu belum dikurangi untuk GAMBUT PESISIR SELATAN Selebihnya, lahan gambut Pesisir Selatan berstatus rusak, mulai dari upah pemanen. “Setiap panen kami memakai jasa pemanen. Dengan luas 8 kawasan hidrologi ringan, sedang, berat, sampai sangat berat. Pendek kata, status lahan dan medan yang berat tidak mungkin kami memanen sendiri. Upahnya gambut, luas 114.059 ha. gambut di Pesisir Selatan mengkhawatirkan. biasanya bagi hasil dari panenan sawit,” tuturnya. STATUS EKOSISTEM Menyusutnya luasan lahan gambut akan berdampak negatif bagi Perkebunan sawit di wilayah ini tumbuh di lahan gambut. Sayangnya, GAMBUT kehidupan sosial, ekonomi, dan kesehatan masyarakat. “Pada 2015 silam, ungkap Pardi, masyarakat belum sepenuhnya memahami lahan gambut. 486 ha tidak rusak, 76.572 ha rusak ringan, tak hanya Riau yang merasakan dampak kebakaran lahan gambut. Di “Dinas Lingkungan Hidup Sumatra Barat dan Kementerian Lingkungan 24.945 ha rusak sedang, sini, juga terjadi kebakaran. Hampir satu minggu berkabut asap. Sekolah Hidup dan Kehutanan sering mengadakan sosialisasi mengenai cara 11.839 ha rusak berat, 217 ha rusak sangat berat. diliburkan dan warga tidak bisa beraktivitas,” kenang Pardi.

272 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PEMULIHAN EKOSISTEM 273

BUKU BIROCAN.indb 272-273 10/17/19 11:26 PM Program kemandirian masyarakat dilakukan melalui beberapa kegiatan. “Ada beberapa kegiatan sebelum membangun sekat kanal di lahan gambut masyarakat,” ungkap Derta, staf Direktorat Pengendalian Kerusakan Gambut. Tahap awalnya, seleksi dan rekrutmen fasilitator berpendidikan sarjana dari universitas setempat. Kemudian, Direktorat bekerjasama dengan lembaga pendamping dan Badan Musyawarah Nagari. Kegiatan selanjutnya, pelatihan peningkatan kapasitas bagi tim fasilitator. Untuk sosialiasi program, Direktorat berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait. “Sebelum terjun ke lapangan, didampingi fasilitator, kami sosialisasi kepada masyarakat untuk memberikan informasi mengenai pengendalian ekosistem gambut,” tambahnya. Dibantu fasilitator, Tim Kerja Masyarakat membentuk Tim Kerja Pengendalian dan Pengelolaan Ekosistem Gambut (TK-PPEG). Tim kerja inilah yang menyusun Rencana Kerja Masyarakat. Sebelum pembangunan sekat kanal, diadakan diskusi terpumpun yang melibatkan aparat desa, tokoh masyarakat, dan tim kerja. Kebun sawit masyarakat menciptakan lapangan kerja, mulai dari pemanenan hingga pengangkutan hasil panen. Untuk transportasi, warga Dokumen Identifikasi Masalah dan Analisa Situasi berisi hasil mengubah sepeda motornya sesuai medan. identifikasi biofisik desa, demografi, analisis internal dan analisis eksternal masyarakat, harapan serta kebijakan desa tentang pemulihan Demi kehidupan yang lebih baik, Direktorat Pengendalian Kerusakan ekosistem gambut. Dokumen inilah yang menjadi acuan menyusun Gambut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama Dinas Rencana Kerja Masyarakat. Rencana Kerja Masyarakat itu dipaparkan Lingkungan Hidup setempat berupaya memulihkan ekosistem gambut bersama pihak terkait untuk pembangunan fisik sekat kanal. di lahan masyarakat. Tujuannya: memulihkan hidrologi gambut sambil meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap ekosistem gambut. SIANG ITU, terik matahari memanggang tubuh. Mengabaikan hawa Pada 2018, Nagari Lunang III mendapat bantuan dari Direktorat hangat, beberapa orang memanen tandan sawit. Aliran air berwarna untuk membuat sekat kanal. “Dengan program ini, masyarakat menjadi hitam tertahan sekat kanal yang kokoh. Di Nagari Lunang III, Direktorat tahu fungsi lahan gambut dan cara merawatnya,” Pardi memaparkan. bersama warga membangun dua sekat kanal. “Proses yang kami lakukan Direktorat melakukan pemulihan melalui dua program: memberikan manfaat bagi masyarakat. Kami menyadari pentingnya menumbuhkan kemandirian masyarakat dan infrastruktur sekat kanal menjaga lahan gambut tetap basah,” ujar Pardi di kawasan hidrologis gambut yang terdegradasi—di lahan masyarakat. Sekat kanal dibuat dengan kriteria tertentu. Salah satunya, permukaan Upaya menumbuhkan kemandirian dilakukan bersama universitas dan air di kanal diupayakan 40 sentimeter dari permukaan tanah. “Air yang masyarakat setempat. Pendekatannya partisipatif melalui identifikasi dan tertahan sekat diharapkan membasahi lahan gambut”, ungkap Pardi yang analisis situasi (IMAS). “Masyarakat diikutsertakan dalam pengelolaan sedang mengukur kedalaman air. Intinya adalah menahan air agar tidak ekosistem gambut. Sejak dari awal kami dan Direktorat mengidentifikasi mengalir lepas. masalah di lahan gambut,” Pardi memaparkan. Dua minggu sekali, warga memantau sekat kanal dan sumur pantau. Penyusunan rencana pengelolaan pemulihan lahan gambut dilakukan Maklum, batang sawit dan rumput liar terkadang menghambat air di melalui Rencana Kerja Masyarakat (RKM). Selain itu, dibentuk juga Tim sekitar sekat. Ini dapat menyumbat kanal dan air meluap. “Sumur pantau Kerja Masyarakat (TKM). Untuk mendukung upaya itu, Pardi menggalang selalu kami cek. Sumur pantau membantu untuk mengetahui seberapa partisipasi masyarakat untuk menjaga ekosistem gambut. tinggi air yang membasahi lahan gambut,” imbuhnya.

274 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PEMULIHAN EKOSISTEM 275

BUKU BIROCAN.indb 274-275 10/17/19 11:26 PM Penghidupan warga bertumpu pada hasil perkebunan sawit. Masyarakat kebanyakan petani sawit. Ada yang punya puluhan hektare, ada juga yang bekerja sebagai pemanen. Satu hektare kebun bisa menghasilkan sekitar satu ton sawit. Sayangnya, harga sawit terus menurun, sampai 800 rupiah per kilogram.

276 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PEMULIHAN EKOSISTEM 277

BUKU BIROCAN.indb 276-277 10/17/19 11:26 PM Sekat kanal membantu warga memulihkan fungsi hidrologi lahan gambut. Dengan mengecek kedalaman air, warga mengetahui lahan gambut cukup basah (atas - halaman sebelah). Sumur pantau terletak tak jauh dari sekat kanal. Pardi memasukkan tongkat ke dalam pipa di permukaan tanah. Dari tongkat tersebut, Pardi dapat melihat seberapa tinggi air di dalam tanah gambut. Pengukuran menunjukkan di kedalaman 30 sentimeter lahan gambut sudah terbasahi. Itu berarti air membasahi lahan gambut dengan baik. Lahan gambut mempunyai ciri khas berair hitam dan tanah basah bercampur sisa tumbuhan. Sawit yang tumbuh di lahan gambut biasanya berbatang melengkung tersebab tanah gambut terlalu lemah menopang beban pohon sawit.

SELAIN DI NAGARI Lunang III, Direktorat juga membangun sekat kanal di Nagari Sambungo, Kecamatan Silaut. Bentang alam desa ini seperti di Nagari Lunang III: kebun sawit di lahan gambut. Direktorat Pengendalian Kerusakan Gambut membangun enam sekat kanal yang bisa memulihkan hidrologi gambut seluas 102 hektare. “Pembangunan sekat kanal melibatkan masyarakat sehingga warga paham fungsinya,” ujar Daliyo, ketua Badan Musyawarah Nagari Sambungo.

278 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PEMULIHAN EKOSISTEM 279

BUKU BIROCAN.indb 278-279 10/17/19 11:26 PM Untuk alternatif budidaya di lahan gambut, warga Lunang III merintis tanaman nanas. Masyarakat menyiapkan hampir sepuluh hektare untuk percontohan budidaya nanas. Hingga saat ini, warga masih meneliti pertumbuhan nanas di lahan demplot.

280 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PEMULIHAN EKOSISTEM 281

BUKU BIROCAN.indb 280-281 10/17/19 11:26 PM PEMBANGUNAN SEKAT KANAL MELIBATKAN MASYARAKAT SEHINGGA WARGA PAHAM FUNGSINYA

sawit. Akhirnya, setiap dua minggu kami bergiliran melihat sekat kanal. Kami bersihkan semak-semak dan batang yang menghambat air di sekitar sekat kanal,” ujar Daliyo. Tak jauh dari sekat kanal, sumur pantau terlihat dengan seujung pipa yang muncul di permukaan tanah. Tiap kali melihat keadaan sekat kanal, Daliyo tak lupa mengecek tinggi air lewat sumur pantau. Hasil pengecekan, air di dalam lahan gambut sekita 40 sentimeter dari permukan tanah. Ini menandakan lahan gambut terbasahi dengan baik. Lahan gambut yang terbasahi dapat mengurangi risiko terjadinya kebakaran lahan di musim kemarau. Pada 2015, kata Daliyo, ketika Riau dilanda kebakaran besar, Nagari Sambungo pun tak luput dari kebakaran lahan. “Namun tak sebesar di Riau. Dengan dibangun sekat kanal, kini tak ada lagi kebakaran yang melanda kebun kami,” ungkap Daliyo. Ia mengakui masih ada yang membuka lahan dengan cara membakar. Sebagai Ketua Badan Musyawarah, Daliyo beserta pemerintah Nagari Masyarakat Nagari Sambungo sebagian besar juga transmigran dari Sekat kanal untuk Sambungo terus menghimbau masyarakat untuk menjaga lahan gambut Pulau Jawa. “Kami berasal dari berbagai daerah: Cilacap, Purworejo, menahan aliran air dan mengurangi kebakaran. Kebumen dan sekitarnya. Sampai di sini, kami diberi lahan dua hektare. agar air membasahi lahan gambut di Namun, sekarang sudah banyak yang punya lebih dari lima hektare,” sekitarnya. Selain DAMPAK LAIN keringnya lahan gambut adalah turunnya permukaan tanah. ungkap Daliyo, yang juga ketua Tim Kerja PPEG Nagari Sambungo. mengurangi risiko Turunnya tanah gambut, atau kerap disebut subsiden tanah, dapat dilihat Sudah hampir lima belas tahun Daliyo dan keluarganya tinggal di Nagari kebakaran, lahan di beberapa sudut Nagari Sambungo. Tanda-tandanya seperti akar pohon Sambungo. gambut yang basah yang mencuat ke atas permukaan tanah. Bahkan jembatan yang dibangun Bersama masyarakat, Direktorat menganalisis kondisi lahan gambut juga menyediakan cadangan air di masyarakat dua tahun lalu, kini pondasinya nongol di atas tanah. dan posisi sekat kanal. “Jujur kami memang tidak begitu paham musim kemarau. “Memang terlihat jelas terjadi subsiden tanah,” papar Daliyo. Dari dengan karakteristik lahan gambut. Masyarakat hanya berpikir sawit 2007 hingga 2019 telah terjadi penurunan tanah sekitar empat puluh bisa berbuah dan panen banyak. Kanal yang kami buat awalnya untuk sentimeter. Itu artinya, rata-rata sekitar 2,5 sentimeter tanah ambles pengairan dan pembatas lahan saja,” tambahnya. setiap tahun. Subsiden tanah bisa terjadi karena lahan gambut yang Hari itu, Daliyo menuju sekat kanal yang dibangun masyarakat kering menjadi rusak, dan ketika hujan, tanah mudah terbawa arus air. bersama Direktorat. Di sekat kanal, Zaini dan Zainuri bocah kembar Dahulu, kanal untuk jalur transportasi pemanenan kayu hutan. menghabiskan libur sekolah. Dahulu, hampir setiap sore anak-anak Namun kini hutan sudah berubah menjadi kebun sawit. Mau tak mau bermain di sekitar sekat kanal: memancing atau berenang. Kini, keadaan masyarakat perlu merawat gambut untuk menjaga lingkungan. sekat kanal sedikit rusak karena gerusan arus. Dan, rupanya, sebagian Daliyo dan masyarakat berharap tak ada lagi yang menghambat sekat orang masih bingung dengan fungsi utama sekat kanal. Terkadang kanal. Kanal bersih dan bisa dimanfaatkan masyarakat sebagai jalur mereka mengeluh lantaran tanah di sekitar kanal tergenang air. transportasi untuk mengangkut sawit. Hampir setiap hujan turun, kebun sawit terendam air dari wilayah Itu juga berarti membangun sekat kanal punya manfaat ganda: hulu. “Kami bingung, setiap musim hujan pasti banjir di sekitar sekat lingkungan, warga mudah mencari air saat kemarau, dan terhindar dari kanal. Hal itu menghambat warga dalam memanen dan mengangkut kebakaran. Merawat gambut menjadikan penghidupan lebih baik.***

282 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PEMULIHAN EKOSISTEM 283

BUKU BIROCAN.indb 282-283 10/17/19 11:26 PM Anak-anak bermain dengan memancing ikan di genangan air di sekat kanal. Dahulu, hampir setiap sore anak-anak bermain di sekitar sekat kanal, entah memancing, berenang ataupun menikmati sore hari.

284 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA PEMULIHAN EKOSISTEM 285

BUKU BIROCAN.indb 284-285 10/17/19 11:26 PM DAERAH ALIRAN SUNGAI

Luas rehabilitasi daerah aliran sungai 2015-2019 mencakup 1,1 juta hektare. Luas ini belum membilang penanaman dari kerjasama dengan Kementerian Agama, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta TNI/ Polri: 3 juta bibit.

286 287

BUKU BIROCAN.indb All Pages 10/17/19 11:26 PM DAERAH ALIRAN SUNGAI WAY SEPUTIH WAY SEKAMPUNG KELOLA HULU - HILIR BERBASIS KOMODITAS REKAYASA SUMBER DAYA ALAM LESTARI UNTUK MENGELOLA DAERAH ALIRAN SUNGAI. MASYARAKAT IKUT MENJAGA, MERAWAT, DAN MEMETIK MANFAAT.

Demi menjaga usia operasi bendungan Batu Tegi, para pihak selayaknya menjaga tutupan lahan di wilayah hulu Daerah Aliran Sungai Way Sekampung.

BUKU BIROCAN.indb 288-289 10/17/19 11:27 PM upri, Dodi, dan Sofian pemuda asal Gisting sedang asik bercengkerama. Dengan merogoh kocek lima ribu rupiah, mereka sudah bisa menikmati pemandangan Bendungan Batu Tegi. S“Kami sering main ke Batu Tegi sekadar untuk ngobrol-

ngobrol,” ujar Dodi yang diamini kedua rekannya. Air dari saluran outlet Bendungan Batu Tegi dimanfaatkan untuk memutar turbin pembangkit listrik berkapasitas 28 megawatt. Listrik dari Batu Tegi Sesekali mereka ke Tanjung Harapan salah satu objek rekreasi di lantas didistribusikan untuk masyarakat. Bendungan Batu Tegi. Untuk menuju ke sana, mereka menyewa perahu Bendungan yang diresmikan pada 2004 ini diprediksi berumur dengan ongkos 150 ribu rupiah per perahu. seratus tahun. Umur bendungan salah satunya ditentukan oleh kualitas Salah seorang dari 40 penarik perahu Batu Tegi, Judin, menuturkan, tutupan lahan di sekitarnya. Untuk itu, Balai Pengelolaan Daerah Aliran satu perahu biasanya diisi hingga lima orang. Selain ke Tanjung Harapan, Sungai (BPDAS) Way Seputih Way Sekampung merehabilitasi kawasan pengunjung bisa juga mengitari bendungan. Untuk wahana ini Judin hulu dengan berbasiskan komoditas. Artinya, merehabilitasi tutupan mengutip iuran 100 ribu rupiah per perahu. Selain kedua jasa itu, lelaki lahan sesuai potensi dan harapan masyarakat—seperti komoditas sirsak 40 tahun itu kerap menyewakan perahu untuk memancing di malam dan gaharu. hari, ataupun untuk transportasi wisata religi di waktu tertentu. Dengan demikian, rehabilitasi mencakup tujuan ganda: merawat Kendati fungsi utamanya untuk mengairi persawahan, Bendungan usia bendungan, dan masyarakat ikut menjaga, merawat, dan memetik Batu Tegi rupanya juga dimanfaatkan untuk pariwisata, pengendali manfaat dari daerah aliran sungai. Dan, dalam cakupan daerah aliran banjir, dan perikanan. Bendungan di Kabupaten Tanggamus, Lampung, sungai ini, kehidupan ekonomi warga berdetak seiring dengan upaya ini tercakup dalam wilayah hulu Daerah Aliran Sungai Way Sekampung. pengelolaan lanskap aliran sungai. Bendungan ini berjarak kurang lebih 90 kilometer dari Kota . GELIAT HUTAN RAKYAT Pembangunan bendungan ini sebagai alternatif pengembangan Semilir angin seolah menyapu terik kemarau di hutan rakyat di irigasi Way Sekampung. Selain mengairi persawahan seratus ribuan Ketapang, Lampung Selatan. Di antara rimbun kebun kakao, terselip hektare, air bendungan juga memutar turbin pembangkit listrik dengan beberapa tunggak pohon. Tunggak-tunggak itu merupakan jejak pohon kapasitas terpasang 28 megawatt. sengon yang dipanen Takiyun pada November 2018 silam. Tak hanya itu. Batu Tegi juga memasok air baku untuk konsumsi “Waktu itu saya menebang 13 pohon. Kebetulan harganya sedang sebesar 2.250 liter per detik. Air itu menyebar ke tiga daerah: Bandar rendah; jadi, saya hanya dapat 6,5 juta rupiah,” ujar lelaki 27 tahun itu. Lampung, 2 ribu liter per detik; , 200 liter per detik; dan Branti, 50 Ia menebang pohon sengon agar gerak tumbuh kakaonya lebih baik. liter per detik. Hanya saja, harga sengon kerap berubah-ubah.

290 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 291

BUKU BIROCAN.indb 290-291 10/17/19 11:27 PM PAINEM DENGAN sigap memasukkan media tanam ke dalam polybag. “Yang pasti saya sudah punya lima cucu,” ujar perempuan yang lupa umurnya itu. Dalam sehari perempuan dari Sripendowo ini mampu menghasilkan hingga 1.200 polybag. Setiap polybag dihargai 50 rupiah oleh pengelola persemaian. Sedikitnya, Painem mengantongi 60 ribu rupiah per hari. Pekerjaan utama Painem sebetulnya petani jagung. Hanya saja musim kemarau 2019 kurang baik untuk bertani. Ia bersyukur bisa bekerja di persemaian. “Kalau kerja di sini, saya masih bisa memberi uang jajan buat cucu,” ujar Painem. “Kami memberdayakan warga di sekitar persemaian,” terang Agung Suteja mandor produksi dan pemeliharaan bibit. Tenaga kerja diambil dari enam desa: Sripendowo, Karang Sari, Pasuruan, Gayam, Tatan dan Bunut. Jumlah pekerja antara 60 hingga 70 orang tergantung dari beban pekerjaan. Kebanyakan pekerja persemaian adalah petani jagung. Upahnya: 60 ribu rupiah per hari. “Sebetulnya mereka sudah punya dasar bertani, jadi kami tidak susah memberikan pemahaman dasar penyemaian,” ujar Agung. Pada 2019, persemaian di Karang Sari, Ketapang, Lampung Selatan itu akan memproduksi dan mendistribusikan sekitar 2,5 juta bibit. Rencananya, persemaian permanen akan menyemai 33 jenis pohon. Tiga di antaranya sengon, durian, dan sirsak—tiga komoditas masyarakat. Mandor produksi Agung Suteja memeriksa bibit di persemaian permanen. Bibit dari persemaian ini menumbuhkan hutan rakyat di Lampung. Khusus bibit sengon, persemaian akan memproduksi sejuta bibit. Jenis dan volume produksi bibit itu disesuaikan dengan permintaan masyarakat. Takiyun menceritakan bagaimana tetangganya yang bernasib mujur. Cara meminta bibit pun relatif mudah. Masyarakat cukup mengisi Saat harga sedang bagus, hanya menebang 10 pohon sengon, tetangganya formulir dan menyertakan fotokopi identitas diri. Masyarakat dapat bisa meraup 5 juta rupiah. Padahal, umur sengon baru 3,5 tahun. Namun membawa seribu batang bibit. Setelah memenuhi persyaratan, begitu, ia tetap bersyukur bisa menanam bibit sengon dari Persemaian pekerja persemaian akan menyiapkan bibit sesuai permintaan. Selain Permanen Balai Pengelolaan DAS. masyarakat, kadang kala permintaan bibit datang dari sekolah, kampus, “Mengurus bibit sengon tidak sulit. Dan, menanam sengon hitung- dinas dan pemerintah daerah. Sekolah biasanya untuk kegiatan aksi hitung untuk menabung,” Takiyun menambahkan. Ia masih memiliki cinta lingkungan, sementara dinas daerah biasanya menanam bibit di kebun sengon yang ditanam pada 2015. “Kalau kebun yang itu [2015] sepanjang kiri-kanan jalan atau sungai. untuk persiapan menikah,” terang Takiyun sambil tersipu. Persemaian permanen telah banyak mengantarkan petani-petani Pohon sengon yang tumbuh di tanah milik ini kerap disebut hutan hutan rakyat yang sukses. “Ada petani yang pernah meminta bibit rakyat. Contohnya tegakan sengon Takiyun tersebut. Sementara untuk bercerita, dari bibit persemaian ia bisa membeli mobil,” kata Agung yang bibit, Takiyun cukup mengambil dari persemaian permanen Balai sudah bekerja sejak berdirinya persemaian pada 2011. Pengelolaan DAS di Lampung Selatan. “Pada 2013, saya mengambil Dan, saat pohon-pohon dari bibit persemaian telah siap tebang, seribu bibit sengon. Itu gratis,” Takiyun mengenang. Ia lantas menanam ekonomi berputar di sepanjang mata rantai perdagangan kayu: dari bibit sengon itu di sela-sela kakao sebagai pohon peneduh. hutan rakyat sampai pembeli akhir.

292 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 293

BUKU BIROCAN.indb 292-293 10/17/19 11:27 PM Dari tangan ibu-ibu bercaping ini tumbuh ribuan bibit pohon yang menghijaukan daerah aliran sungai di Lampung. Bibit yang ditanam masyarakat menjadi tabungan bagi pendidikan keluarga.

294 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 295

BUKU BIROCAN.indb 294-295 10/17/19 11:27 PM TUMPUKAN KAYU BULAT membukit di pinggir jalan raya. Nilainya tidak Tumpukan kayu bulat yang berasal dari hutan rakyat menjadi bahan baku kurang dari 80 juta rupiah. Sesaat kemudian truk menepi di samping kayu gergajian. Limbahnya dapat digunakan untuk bahan bakar pabrik tumpukan kayu. Sebagian bak truk telah terisi kayu. Truk ini baru datang batubata (kedua foto). dari Pulau Sebesi, Lampung Selatan. Sang pengepul kayu, Masripah, 43 tahun menghampiri truk yang Untuk pohon sengon, Masripah mengelompokkan empat macam baru datang dari Pulau Sibesi, Lampung Selatan itu. Ia baru setahun ukuran diameter dengan harga yang berbeda. Pohon sengon berdiameter menjalankan usaha penampungan kayu. Ia mengambil kayu dari hutan- 10 sampai 14 sentimeter, harganya 290 ribu rupiah per meter kubik. hutan rakyat di Lampung. Ia menampung berbagai jenis kayu: bayur, Sengon dengan diameter 15 sampai 19 sentimeter seharga 390 ribu durian, mahoni atau kayu merah, sengon dan jabon. rupiah per meter kubik. Harga cukup tinggi untuk sengon berdiameter Biasanya Masripah mengirim kayu-kayu itu ke Cikande, Banten, 20 sampai 24 sentimeter. Masripah akan membelinya dengan harga per dan Banjarnegara, Jawa Tengah. Ketika merintis usaha, ia mengucurkan kubiknya 650 ribu rupiah. Sedangkan untuk ukuran di atas 25 sentimeter, modal 50 juta rupiah. Seiring berjalannya usaha, kini pelanggannya harganya mencapai 750 ribu rupiah. menanamkan kepercayaan kepada Masripah. Ia cukup mengirim foto Usaha yang digeluti Masripah memang cukup menggiurkan. Pernah kayu, lalu pelanggan mentransfer uang muka—15 hingga 30 juta rupiah. suatu ketika ia mendapatkan banyak pesanan, sementara pasokan kayu Masripah membeli kayu-kayu yang masih tegak berdiri di hutan dari petani berlimpah. Ia cukup menggalang kerja para pekerja dan rakyat. Petani kayu tidak perlu mengeluarkan biaya apa pun. Pemilik pemilik angkutan. Hanya berselang dua hari, Masripah mendapatkan cukup menunjukkan pohon yang dijual dan menyepakati harga. keuntungan 14 juta rupiah. Harga kayu berdasarkan diameter batang pohon. Untuk kayu merah Masripah mempekerjakan 13 orang, dengan upah 100 ribu rupiah per atau mahoni, diameter 15 sampai 20 sentimeter, ia menghargai 600 hari. Jika pekerjanya membawa motor untuk mengangkut kayu, Masripah ribu rupiah per meter kubik. Sedangkan untuk jenis yang sama dengan memberi upah 150 ribu rupiah per hari. Sedangkan untuk penebang diameter diatas 25 sentimeter, Masripah menghargai 800 ribu rupiah pohon dengan mesin gergaji milik sendiri, Masripah mengupah 300 ribu per meter kubik. Pengelompokan diameter ini berlaku untuk pohon rupiah perhari. Biaya operasional lain adalah pengangkutan kayu. Truk jabon. Hanya saja, pohon jabon harganya lebih murah 200 ribu rupiah Fuso yang memuat 22 hingga 30 meter kubik kayu memerlukan biaya 4 ketimbang kayu merah. juta rupiah sekali kirim.

296 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 297

BUKU BIROCAN.indb 296-297 10/17/19 11:27 PM DERU MESIN PEMOTONG kayu tak mengganggu lima pekerja itu. Mereka mengangkat kayu bulat, menggergaji, dan menyusun papan kayu gergajian. Hari itu, di tengah kesibukan kilang penggergajian, Tomi Despriantosin nampak rajin mencatat di buku kecil. Tomi adalah adik dari Ahmadi sang pemilik penggergajian. “Lima orang pekerja itu satu keluarga, Herman dan anak-anaknya,” ujarnya. Usaha ini terbilang masih muda. “Baru enam bulan,” terang Tomi. Ia menjual hasil kayu gergajian langsung kepada konsumen, tanpa melalui panglong atau penjual kayu gergajian. Kayu hasil gergajian ini dibeli oleh masyarakat sekitar kilang untuk kebutuhan bangunan. Investasi pabrik penggergajian ini mencapai 200 juta rupiah— termasuk sewa lahan selama lima tahun. Tomi dengan pekerjanya menyepakati sistem bagi hasil. Setiap meter kubik, Herman dan anak- anaknya berhak mendapatkan 80 ribu rupiah. Dengan bagi hasil itu, Herman bisa membawa pulang 2 juta rupiah per minggu. Kilang ini mengolah berbagai jenis kayu: bayur, durian, jabon dan sengon. Bahan kayu dipasok dari hutan rakyat di Lampung Timur. Kebutuhan bahan baku kayu sedikitnya 5 meter kubik per hari. Tomi membeli kayu seharga 800 ribu rupiah per kubik—harga kayu sampai di kilang. Setelah diolah, Tomi menjualnya 1,5 juta rupiah per kubik. Penjualan per bulan mencapai 30 meter kubik. Dengan kapasitas penjualan itu, Tomi mendapatkan laba kotor 18 juta rupiah per bulan. Sementara itu, limbah pemotongan kayu dijual untuk bahan bakar batu bata. Harganya 150 ribu rupiah per truk. Untuk limbah serbuk gergaji, Tomi memberikan secara gratis. “Biar rapi, soalnya tempatnya terbatas,” ujar Tomi. Di sekitar pabrik Tomi, masih ada tiga kilang penggergajian lainnya. Untuk bahan baku, empat pabrik ini setidaknya butuh 20 meter kubik kayu per hari. Adanya pabrik pengolahan kayu mampu menghidupi 20 kepala keluarga. Itulah kenapa pemilihan jenis tanaman yang disediakan Persemaian Permanen Balai Pengelolaan DAS menjadi penting untuk mendorong ekonomi. Pada 2019 Persemaian Permanen Lampung Selatan menyediakan 2,5 juta batang bibit. Satu juta di antaranya bibit sengon. Kilang penggergajian di Sukarame, Kota Bandar Lampung ini mengolah kayu bulat menjadi kayu gergajian untuk bangunan dan perkakas. Dari jutaan bibit tanaman, Balai Pengelolaan DAS mendorong Penggergajian salah satu mata rantai dalam perdagangan kayu dari hutan rehabilitasi lahan, yang lantas menumbuhkan hutan di lahan masyarakat. rakyat, yang memutar roda ekonomi setempat. Dari hutan rakyat itulah mengalir kayu yang membangkitkan ekonomi masyarakat.

298 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 299

BUKU BIROCAN.indb 298-299 10/17/19 11:27 PM Akhirnya, ia memberi tanda semua bibit. Alhasil bibit pun aman dan tumbuh besar. Perlahan-lahan, pekarangan di belakang rumahnya menjadi hutan Mangrove. Lantas terjadilah fenomena unik: reklamasi alami. Hutan mangrove menumbuhkan timbulan tanah yang menjorok ke laut. Semakin hari, tanah timbul itu kian panjang yang menambah luas hutan mangrove. Samsudin meyakini usahanya memelihara lingkungan dan hutan mangrove perlu bersinergi dengan berbagai pihak. Untuk itu, pembina utama pasukan pengamanan masyarakat swakarsa (pamswakarsa) ini mendatangi sekolah-sekolah di sekitar Pasir Sakti. “Kaum terpelajar harus direkrut karena mereka yang menjadi harapan pelestarian hutan mangrove. Pada 2013 Samsudin membentuk organisasi siswa pecinta alam di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pasir Sakti. Pada 2014 Samsudin kembali membentuk barisan siswa pencinta alam sekolah (Basispa) di Madrasah Aliyah Pasir Sakti. Ia berharap kaum milenial pencinta lingkungan tergerak berpartisipasi merawat dan Selain mengajak menanam mangrove, Samsudin juga memberi edukasi kepada tamu, mahasiswa, ataupun menjaga alam. wisatawan. Ia mengenalkan potensi tutupan mangrove Untuk skala yang lebih besar, pada 2016 ia membentuk perkumpulan untuk merehabilitasi ekosistem pesisir timur Lampung. Pemuda Peduli Pesisir Pantai Lampung Timur (P4LT). Tidak hanya pemuda, perkumpulan ini juga beranggotakan pamong desa. Dan, pada IKHTIAR DARI HILIR SAMPAI HULU 2017 Samsudin mengukuhkan Pramuka Sakawanabakti. Di rumah panggung 4 x 6 meter itu terpajang berbagai penghargaan. Keberhasilan lelaki tamatan sekolah pertama ini juga dilirik Semua tentang apresiasi terhadap kiprah Samsudin dan kelompoknya akademisi. Bahkan Samsudin pernah membimbing mahasiswa untuk terhadap lingkungan pesisir Purworejo, Pasir Sakti, Lampung Timur. menyelesaikan skripsi tentang pembibitan mangrove di gelas bekas Rumah panggung yang terbuat dari anyaman bambu ini dikelilingi minuman kemasan. persemaian bibit bakau. Ia menuturkan banyak keunggulan menyemai bibit mangrove di Samsudin menuturkan, kiprahnya yang bemula pada 2010. Lantaran gelas kemasan bekas. Akar bibit mangrove kompak, persemaian dapat rumahnya dekat pantai, ia menyaksikan nelayan yang melaut. Namun, ia di darat, ramah lingkungan, dan gelas plastik dapat digunakan kembali. resah dengan kawasan pesisir yang kosong melompong tanpa vegetasi. Tumbuhnya hutan mangrove menyediakan habitat bagi biota laut. Gerusan ombak dan angin mengintai rumahnya. Seorang pencari belut payau, Adi, merasakan manfaat hutan mangrove Itu mengilhami Samsudin untuk menanam mangrove. Niat baik itu itu. “Sebelum ada hutan mangrove, saya harus berpanas-panas mencari rupanya menghadapi banyak tantangan. Rintangan datang dari tetangga belut,” ujar Adi. yang bekerja sebagai penambak udang. Para penambak beralasan Ia kini merasakan lebih nyaman mencari belut. Selain itu, ukuran vegetasi mangrove akan menghambat pertumbuhan udang. Penambak belut juga lebih besar. Dalam sehari, Adi mampu mengumpulkan belut memandang vegetasi mangrove mengurangi makanan udang. satu jeriken. Beratnya, sekira delapan kilogram. Ia menjualnya 25 ribu Ketika sore ia menanam mangrove, paginya sudah hilang. Begitu rupiah per kilogram. Dengan harga itu, Adi mengantongi 200 ribu rupiah pula ketika menanam di pagi hari, sorenya hilang. Ia tak kehilangan akal. sehari. Selain belut payau, ia pun kerap mendapatkan kepiting bakau. Usai menanam bibit, ia menyelipkan catatan: "bibit milik negara, barang “Kepiting saya masak di rumah, tidak untuk dijual” Adi menerangkan. siapa merusak akan kena sanksi pidana." Hutan mangrove kini menjadi rumah bagi berbagai jenis burung. Rupanya, bibit mangrove yang tanpa peringatan tetap dicabuti entah Kualitas air laut menjadi bagus untuk budidaya udang. Ikan, kepiting, oleh siapa. dan belut kembali melimpah.

300 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 301

BUKU BIROCAN.indb 300-301 10/17/19 11:27 PM Pemulihan ekosistem mangrove juga meningkatkan produksi tambak udang dan ikan. Deretan vegetasi mangrove juga membentengi tambak dari abrasi ombak dan angin.

302 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 303

BUKU BIROCAN.indb 302-303 10/17/19 11:27 PM Berbekal potensi desanya, kelompok Tani Mulya mengolah buah sirsak menjadi dodol khas Lampung. Kini, kelompok juga merintis desanya DI SUDUT RUANG tengah yang sederhana, tangan lentik Hasanah menjadi destinasi wisata sirsak satu-satunya di Lampung. memilin dodol untuk dikemas dengan plastik transparan. Ia baru selesai membungkus setengah nampan dodol, dan masih tersisa satu seharga 50 ribu per kilogram. Untuk menarik pembeli, dodol sirsak setengah nampan lagi. Dodol itu untuk mengisi pameran usaha dikemas ke dalam wadah seukuran 200 gram. kecil dan menengah yang diselenggarakan Kementerian Keuangan. Pemasarannya di toko oleh-oleh di seputaran jalan tol Lampung. “Kami mengisi stan yang disediakan Dinas Koperasi Perindustrian dan Selain itu, Khayun juga memasarkan secara daring dengan merek dagang Perdagangan,” terang Hasanah. dodolsirsak_tjr. Pesanan daring datang dari Bekasi, Yogyakarta, hingga Hasanah adalah putri ketiga dari Khayun Fauzi, ketua gabungan Purworejo. Puncak pesanan terjadi ketika Ramadan. “Kami sampai- kelompok Tani Mulya. Kelompok ini membawahi enam kelompok tani sampai menolak karena takut tidak memenuhi pesanan,” cerita Khayun. binaan. Awalnya, Khayun menyayangkan banyak buah sirsak dibiarkan Koordinator pemasaran sirsak Kabupaten Pringsewu itu menuturkan, membusuk di pekarangan warga. Padahal sirsak adalah potensi Tanjung sirsak Tanjung Rusia Timur sudah menguasai pasar Lampung. Bahkan Rusia Timur, Pardasuka, Pringsewu. Ia tidak begitu pasti sejak kapan pasar sirsak mencapai Batam, sementara daun sirsak menjadi komoditas banyak pohon sirsak di desanya. “Mungkin sejak nenek moyang,” celoteh ekspor. Harga buah segar berkisar antara seribu hingga 2 ribu rupiah Khayun. per kilogram, sedangkan harga daun sirsak antara 2.500 hingga tiga ribu Melihat potensi itu, Kahyun berinisatif membuat dodol sirsak. Pada rupiah. 2016 ia dan Hasanah mulai beruji coba. Khayun membagikan dodol Khayun kini berinisiatif mendirikan desa wisata sirsak. Tanjung Rusia buatannya ke tetangga sekitar. Setelah berproses selama dua tahun, Timur terus berbenah dengan menggunakan dana desa. “Kami sedang baru 2018 Khayun memproduksi dodol sirsak untuk komersial. Saat merancang tugu sirsak sebagai ikon desa. Selain berwisata kuliner, kelak ini produksinya seminggu tiga kali. Sekali produksi 15 kilogram dodol, wisatawan bisa memetik buah sirsak.”

304 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 305

BUKU BIROCAN.indb 304-305 10/17/19 11:27 PM Batang-batang KOMPLEKS PERUMAHAN di Metro itu tertata rapi dan bersih. Di sebidang pohon gaharu tanah yang tersisa, Kusnadi mengolah gaharu yang mempekerjakan dipotong menjadi beberapa orang. Untuk memisahkan gaharu dari batang pohon, Kusnadi serpihan 60 cm untuk mengekstrak mempekerjakan enam orang. Salah satunya bernama Nanang, yang minyak gaharunya. berasal dari Jambi. “Dulu, Nanang pencari gaharu alam. Sekarang Nanang (atas) gaharu alam semakin sulit,” tutur Kusnadi. mantan pemburu Gaharu alam sudah mulai langka sejak 2003. Bahkan pencarian gaharu alam yang gaharu alam sampai merambah hutan lindung. Setelah sulit mendapat piawai memilah gaharu dari batang gaharu alam, masyarakat beralih ke gaharu budidaya. “Kualitas gaharu kayu. alam dengan gaharu budidaya tidak jauh berbeda,” terang Kusnadi, yang mulai melirik usaha gaharu budidaya sejak 2012. Kayu gaharu termasuk kelas kayu ringan, yang kurang baik untuk bahan bangunan. Lagipula kayunya disenangi rayap. Ia menyatakan budidaya gaharu lebih menguntungkan dibandingkan karet. Bila telat memanen, kualitas karet akan berkurang. Ini berbeda dengan gaharu: semakin lama dipanen, kualitasnya semakin baik. Pada Agustus 2018, Kusnadi kedatangan pembeli dari negara Oman. Setelah melihat kualitas gaharu olahannya, calon pembeli tersebut siap menampung 300 sampai 500 kilogram gaharu setiap bulan. Sayangnya lelaki 49 tahun itu terpaksa menolak pesanan itu lantaran tak sanggup memasok secara kontinyu. Menurut hitungan Kusnadi, gaharu di Lampung hanya mampu memasok satu tahun saja. Satu pohon bisa menghasilkan gaharu seberat satu kilogram. Jumlah kelompok tani

306 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 307

BUKU BIROCAN.indb 306-307 10/17/19 11:27 PM yang membudiyakan gaharu sekitar 400 kelompok. Jika setiap kelompok menanam seratus gaharu, potensinya hanya sekitar 40 ribu pohon, atau sekitar 40 ton. Gaharu dapat dipanen setelah berumur tujuh tahun. Saat lima tahun, pohon baru bisa disuntik inokulan untuk merangsang timbulnya gaharu. Baru dua tahun kemudian setelah disuntik, atau setelah tujuh tahun sejak penanaman, gaharu siap dipanen. Peluang bisnis gaharu masih cerah. Harga gaharu di pasar berkisar antara 1,5 juta hingga 5 juta rupiah per kilogram. Kualitas gaharu menentukan harga jualnya. Kusnadi membeli gaharu dari petani seharga satu juta hingga 2,5 juta rupiah per kilogram. Ia menjualnya antara 3,5 hingga 5 juta rupiah. Kusnadi ahli dalam inokulasi: menyuntikkan nutrisi ke pohon agar menghasilkan gaharu. Keahlian ini diminati para petani gaharu. Petani menghargai keahlian Kusnadi dengan membagi dua hasil gaharu. Usaha gaharu bagi Kusnadi ibarat tambang emas. Tidak ada yang terbuang dari pohon gaharu. Kayu gaharu laku dijual seharga 1.500 rupiah per kilogram, sementara daunnya bisa untuk teh gaharu. Ia juga berinovasi menghasilkan produk turunan. Seperti minyak gaharu, madu gaharu, air minum destilasi, minyak oles gaharu dan buhur. Ia menjual minyak gaharu botolan 12 gram, seharga 12 juta sampai 18 juta rupiah. Sementara minyak gaharu botol tiga gram, ia jual 3 juta rupiah. Kusnadi mampu menjual 24 gram dalam sebulan. Yang menarik: buhur minyak wangi bakar dari sisa destilasi gaharu. Ia mengemasnya dalam tulisan bahasa Arab. “Sebetulnya buhur yang dibeli di Arab adalah produk Indonesia," ujar Kusnadi. Keuntungan gaharu budidaya bisa dibilang tidak kecil. Dalam satu bulan, Kusnadi bisa mengantongi laba bersih tidak kurang dari 20 juta rupiah. Laba ini relatif lebih besar dari pendapatannya sebagai aparatur sipil negara. Dari usaha ini, ia mampu menyekolahkan anak pertamanya di Fakultas Kedokteran Trisakti Jakarta. “Anak saya sekarang semester tujuh. Lagi banyak-banyaknya butuh biaya, kalau mengandalkan gaji pegawai negeri mungkin saya sudah ‘menyekolahkan surat keputusan’ di pegadaian.” Gaharu merupakan hasil hutan bukan kayu atau yang biasanya Produk turunan berupa air destilasi, minyak oles, buhur dan madu gaharu disingkat dengan HHBK. Tapi, Kusnadi memelesetkan singkatan itu. untuk meningkatkan nilai jual dan bersaing dalam pasar ekspor. Usaha ini ibarat tambang emas: Tidak ada yang terbuang dari pohon gaharu. “HHBK: hasil hutan bikin kaya,” ucapnya sambil tertawa renyah. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Way Seputih Way Sekampung berperan aktif dalam menunjang keberlangsungan usaha gaharu. Di antaranya dengan menyediakan bibit gaharu.***

308 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 309

BUKU BIROCAN.indb 308-309 10/17/19 11:27 PM Senja turun di kaki langit wilayah hilir Way Sekampung. Pengelolaan daerah aliran sungai menautkan wilayah hulu, tengah, dan hilir untuk mendorong kesejahteraan masyarakat.

310 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 311

BUKU BIROCAN.indb 310-311 10/17/19 11:28 PM DAERAH ALIRAN SUNGAI BENAIN NOELMINA KELOLA DI BATAS NEGERI NUSA CENDANA SATU SUNGAI, SATU PERENCANAAN, SATU PENGELOLAAN TERPADU. IKHTIAR TIADA HENTI DI GUGUSAN NUSA TENGGARA TIMUR.

Rupabumi lanskap Timor yang ditopang Daerah Aliran Sungai Benain Noelmina. Lahan budidaya masyarakat bergantung pada aliran sungai yang menjalar di sekujur daerah aliran sungai ini

BUKU BIROCAN.indb 312-313 10/17/19 11:28 PM amparan tanah kering dan panas seolah memanggang tubuh. Di tengah hawa nan hangat itu, terdapat sepetak lahan bagaikan oase peradaban. Itulah persemaian Hpermanen yang berada di pinggiran kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Keceriaan membayang di wajah Maya dan Trisa saat membantu orang tuanya yang bekerja di persemaian permanen Fatukoa. Sepulang sekolah, mereka Di persemaian itu, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan membantu merapikan benih-benih tanaman. Hutan Lindung Benain Noelmina sedang menumbuhkan masa depan Semua riwayat pendistribusian bibit tercatat dengan baik. Ini untuk wilayah kerontang ini. Menghampar 40 hektare, persemaian menjadi melacak keberadaan bibit di lapangan. “Kelemahannya, kebanyakan tumpuan untuk merehabilitasi hamparan lahan kering Nusa Tenggara masyarakat belum punya sertifikat tanah,” tambah Pina. Agaknya, ini Timur. yang menghambat penyebaran bibit bagi masyarakat. Tanpa adanya “Kami tidak hanya memproduksi bibit tanaman berkayu, tapi juga sertifikat hak milik tanah, dikhawatirkan penyebaran bibit tidak tepat tanaman buah,” ujar I Gusti Ngurah Sukayasa, kepala Subbagian Tata sasaran. Usaha Balai Pengelolaan Benain-Noelmina. Persemaian di kawasan hutan produksi di Fatukoa, Kecamatan Maulafa, LEBIH DARI ITU, persemaian juga menumbuhkan cendana, Santalum ini dapat memproduksi satu juta bibit setiap tahun. Dan, persemaian album: pohon yang melambungkan nama besar kawasan ini. Pohon yang Fatukoa baru salah satu dari empat persemaian Balai Pengelolaan dalam bahasa Inggris disebut sandalwood ini khas Nusa Tenggara Timur. Daerah Aliran Sungai. “Kami memiliki empat persemaian permanen di “Karakteristik tanah Nusa Tenggara Timur memang cocok untuk pulau-pulau Nusa Tenggara Timur,” ungkap Pina Ekalipta, kepala Balai tempat tumbuh cendana,” ujar Pina. Sayangnya, menanam pohon cendana Pengelolaan Benain Noelmina. Tiga persemaian yang lain tersebut berada tak mudah. Perlu perlakuan khusus, mulai dari pembibitan hingga di Sumba Tengah, Bajawa, dan Pulau Lembata. penanaman di lapangan. Tak mengherankan, keberhasilan menanam Persemaian Fatukoa memasok bibit untuk rehabilitasi hutan dan cendana tergolong rendah: 10 persen. Artinya, dari seratus bibit yang lahan di enam kabupaten di Pulau Timor. Target rehabilitasi pada 2019: ditanam mungkin hanya 10 yang bisa tumbuh secara baik. enam ribu hektare yang tersebar di seluruh Nusa Tenggara Timur. Tanah campuran batu kapur dan tak banyak mengandung air Pada 2017 dan 2018, persemaian Fatukoa menyebar satu juta bibit diyakini menjadi tempat yang baik untuk tanaman ini. Mitosnya, pohon setiap tahun. Pun pada 2019, satu juta bibit akan didistribusikan kepada berkayu harum ini tidak dapat dibudidayakan alias hanya bisa tumbuh masyarakat dan kegiatan rehabilitasi. “Masyarakat yang meminta secara alami. Di persemaian Fatukoa, bibit cendana dikembangkan dari bibit tidak dikenakan biaya apapun, asal memenuhi syarat yang telah sumber benih di Sumba dan Timor Tengah Selatan. “Benih direndam ditentukan,” ungkap Yuni, seorang staf persemaian Fatukoa. selama 12 jam untuk mendapatkan bibit terbaik,” papar Ngurah.

314 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 315

BUKU BIROCAN.indb 314-315 10/17/19 11:28 PM Bibit cendana selalu disirami setiap pagi dan sore di persemaian permanen Fatukoa. Upaya pembibitan ini untuk mendorong masyarakat menanam jenis pohon yang pernah memikat bangsa-bangsa Eropa itu.

316 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 317

BUKU BIROCAN.indb 316-317 10/17/19 11:28 PM Dalam waktu 4 – 8 minggu benih cendana akan berkecambah. Benih kecambah ini lantas dipindahkan ke bedeng sapih. Umur bibit cendana yang siap tanam di lapangan minimal sembilan bulan. Pada awal pertumbuhannya, cendana merupakan tanaman parasit. Artinya, cendana butuh tanaman inang untuk mendukung hidupnya di masa-masa awal. Biasanya, jenis krokot yang menjadi tumbuhan inang cendana.

UDARA SEJUK NAN BERANGIN menusuk badan saat menuju tengah Pulau Timor, di Soe, Timor Tengah Selatan. Di sini, terdapat demplot cendana milik Balai Pendidikan dan Latihan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kupang di kampus Bu’at Soe. Luas demplot 1,5 hektare itu dibuat pada 1997. “Demplot ini untuk pendidikan dan latihan,” ungkap Robert Liwu, staf Balai Pendidikan. Pada tahun itu, keberhasilan penanaman cendana terbilang sangat kecil. Sampai sekarang, di luasan 50 hektare kampus, ada tiga ratus pohon yang masih hidup. “Ada perbedaan antara cendana yang ditanam dengan yang tumbuh alami. Berbeda lagi cendana yang tumbuh alami dengan biji dan yang dengan terubusan,” tambah Robert. Cendana yang tumbuh alami melalui kuncup terubusan berkualitas paling bagus. “Cendana yang tumbuh dari terubusan akar memang kelihatan lebih kerdil, tapi justru lebih bagus,” imbuhnya. Untuk menumbuhkan cendana, biji mesti diseleksi terlebih dahulu. Sementara untuk mempercepat perkecambahan, biji dipanaskan. Itu lantaran tempurung biji cendana yang keras. Petugas mengamati pertumbuhan pohon cendana di Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Kupang untuk melihat umur, diameter, tinggi dan “Karena persen tumbuhnya sangat kecil, bibit cendana sejak semai kesehatan pohon. harus diberi perlakuan khusus.” Perlakuan khususnya: bibit cendana beserta tanaman inangnya yang Sementara itu, di tepi jalan provinsi antara Kupang menuju Atambua, siap tanam harus mempunyai tanaman naungan. Selain itu, bibit juga ada juga demplot cendana di kawasan hutan Diklat Kehutanan Sisimeni diberi infus air yang terbuat dari bambu. Sanam. Cendana yang ditanam pada akhir 2007 tumbuh dengan bagus. Dengan demikian, ketika menanam bibit cendana, lahan tidak boleh Tinggi pohon rata-rata lima sampai sembilan meter; diameter batang terlalu terbuka—terlalu banyak sinar matahari. Itu tersebab baik bibit lima sampai 17 sentimeter. cendana maupun tumbuhan inang butuh naungan. Pada masa awal Penanaman sejarak 4 x 5 meter dengan jumlah 1.500 bibit cendana. tumbuhnya, cendana menyerap makanan dari tumbuhan inang. Lahan “Untuk pohon inangnya, kami menanam kacang turi, yang juga menjadi yang terbuka menyebabkan cendana kekurangan asupan makanan. naungan bagi cendana,” tambah Petrus, pengelola Sisimeni Sanam BDK Untuk menunjang pertumbuhan, bibit diberi pupuk kandang yang Kupang. telah matang. Pupuk kandang yang masih baru bersifat panas sehingga Dua tahun berjalan, lanjut Petrus, “Dari seribu lima ratus bibit cendana dapat mematikan bibit cendana. yang ditanam, hanya tersisa tiga ratus. Kita juga melakukan penyulaman “Pohon berumur sepuluh tahun, dan sudah berkayu teras, saja masih bagi cendana yang mati,” ujarnya. Observasi terakhir pada Agustus 2019, bisa mati [bila diberi pupuk kandang yang masih baru],”ungkapnya. tersisa 270 pohon.

318 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 319

BUKU BIROCAN.indb 318-319 10/17/19 11:28 PM Biji yang berjatuhan dari pohon di pekarangan Dems Niko yang berdiri di ANGIN MENGGOYANG POHON cendana setinggi dua belas meter itu. Biji bawah pohon. Para tetangga bisa meminta biji ini secara gratis (kedua foto). cendana berserakan di tanah. Biji-biji ini dapat dijadikan sebagai bibit. Di Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nusa Tenggara sepanjang jalan Desa Bolok, Kupang Barat, Kupang, pekarangan rumah warga Timur Yandri Lasi menuturkan, kini masyarakat ada yang memiliki 50, dihiasi pohon wangi itu. Agaknya, masyarakat mulai menanam cendana. 20, ataupun lima pohon cendana. Bukan persoalan jumlah, katanya, tapi Salah satunya, di pekarangan rumah Dems Niko. Warga Desa Bolok, keinginan masyarakat yang kini kembali menanam cendana. ini telah menanam cendana sejak 1999. Dari sepuluh yang ia tanam, kini “Memang pohon ini bisa dikatakan manja karena perlu perlakuan tinggal tujuh pohon. Pertumbuhannya berbeda-beda. Ada yang tinggi khusus. Ketika masih kecil, pohon ini perlu naungan. Ketika sudah dan berbatang besar, ada juga yang pendek. besar, justru perlu cahaya matahari. Bahkan semakin panas semakin Ia tahu pohon cendana bernilai ekonomi tinggi. Namun, ia menanam bagus,” tambah Yandri yang juga menanam cendana. bukan semata karena nilainya itu. “Bahkan ada yang menawar salah satu Ia menegaskan, masyarakat sempat mengalami trauma ekologis. pohon hingga puluhan juta rupiah. Tapi saya tidak mau, saya takut anak Mereka takut menanam cendana. Itu lantaran, ujarnya, dulu ada peraturan dan cucu tidak bisa melihat lagi pohon cendana,” ungkapnya. daerah bahwa semua pohon cendana di pekarangan atau lahan milik Warga lain, Yonas Kauna, juga menanam cendana. Tak jauh dari dianggap milik pemerintah. Setelah peraturan itu dicabut, masyarakat rumahnya, terlihat beberapa pohon cendana berbagai ukuran. Ia tetap tidak mau menanam. “Masyarakat masih berpikiran semua pohon menuturkan, sebenarnya ada dua jenis cendana: berdaun lebar dan berdaun cendana milik pemerintah.” panjang. “Perbedaan kedua jenis cendana ini terletak pada aroma kayunya. Belakangan, perlahan-lahan masyarakat mulai sadar cendana semakin Yang berdaun lebar, kayunya tak beraroma wangi, sedangkan yang langka. Dan, masyarakat mengerti pemerintah mendukung pelestarian berdaun panjang menghasilkan aroma wangi,” tambah lelaki 65 tahun ini. cendana. Melalui peraturan daerah Nomor 5 - 2012 dan peraturan Yonas Kauna menambahkan hanya ada beberapa daerah yang gubernur Nomor 39 - 2014, pemerintah provinsi mengatur kepemilikan cocok untuk cendana di Nusa Tenggara Timur. “Kalau asal tumbuh saja pohon cendana. Peraturan itu menyatakan pohon cendana di lahan milik sebenarnya bisa di mana saja. Namun untuk mendapatkan hasil yang baik, menjadi milik masyarakat, dan yang tumbuh di kawasan hutan dan lahan hanya ada di beberapa daerah, seperti di Pulau Timor dan Pulau Sumba. negara adalah milik pemerintah. Di sana, cendana bisa hidup di mana pun karena cendana memang tidak “Kita ingin melestarikan cendana yang mulai jarang. Rencananya, cocok hidup di tanah berair,” ungkapnya. Biji untuk bibit harus berasal kita ingin menjadikan Bolok menjadi desa cendana,” ungkap Pina, dari pohon yang berumur enam tahun ke atas. Angka kematian pohon kepala Balai Pengelolaan DAS Benain Noelmina. cendana sangat tinggi. Menanam sepuluh bibit bisa saja mati semua.

320 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 321

BUKU BIROCAN.indb 320-321 10/17/19 11:28 PM Posisi pengeboran kira-kira setinggi di atas kepala orang dewasa. Ini untuk memastikan isi batang pohon. Jika sudah terbentuk kayu teras, batang akan mengeluarkan wangi khas cendana. Aroma wangi hanya ada di bagian kayu teras cendana. Perhitungan dilakukan dengan mengukur panjang mata bor yang menembus sampai kayu teras. Kemudian, baru dihitung seberapa banyak batang yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan aroma wangi—tidak seluruh batang cendana bisa dimanfaatkan. “Dari situ, baru dilakukan kesepakatan harga dengan pemilik pohon.” Jadi, kesepakatan dengan pemilik pohon dilakukan setelah pengeboran. Biasanya, masyarakat tak menginginkan uang tunai. Mereka lebih suka menukar dengan barang. “Tukar dengan motor, mobil, atau hewan ternak. Setelah cocok, kami membawakan barang yang diinginkan pemilik pohon. Jika memakai uang tunai, masyarakat takut dibohongi mafia-mafia cendana.” Selain minyaknya, kayu cendana juga sering dijadikan kerajinan Beberapa produk Setelah perusahaan yakin pohon layak tebang, baru mengurus tangan. Di tangan Ignasius Antoni, kayu cendana menjadi cenderamata: turunan cendana: dokumen kayu. “Prosesnya memang cukup panjang, mulai dari surat cincin, gelang, dan serbuk aromaterapi. Dia adakah karyawan perusahaan bubuk, cincin, keterangan milik dari desa, kemudian ke kesatuan pengelolaan hutan, gelang. Bubuk resmi dalam perdagangan kayu cendana. Profesinya sebagai perajin cendana untuk lalu dinas kehutanan provinsi, baru ke dinas penanaman modal provinsi. hanya sambilan ketika dia memiliki sisa-sisa kayu cendana. bahan baku dupa. Setelah itu, terbit izin penebangan dan izin penjualan ke luar Nusa Perusahaan tempat Anton bekerja membeli pohon cendana masyarakat Sementara cincin Tenggara Timur,” paparnya. secara legal. Prosesnya agak rumit memang. Bila ingin menjual cendana dan gelang untuk Perusahaan menjual cendana dalam bentuk kayu ataupun olahan yang tumbuh di tanahnya, masyarakat harus memiliki surat legal. cinderamata yang tergantung permintaan. Untuk setiap kayu cendana yang keluar beraroma wangi. Perusahaan tidak akan menerima kayu yang tidak lengkap dari Nusa Tenggara Timur, perusahaan wajib menanam seribu bibit. dokumennya. “Biasanya, kami membantu proses mengurus surat kayunya. Perusahan tak harus menanamnya sendiri, tetapi bisa membelikan bibit Masyarakat datang ke perusahaan, lalu kami mendatangi lokasi pohon yang lalu diberikan kepada masyarakat. untuk melakukan kesepakatan,” ungkap Antoni. Harga kayu cendana semakin mahal lantaran susah mencari pohon Lantaran tidak mau tertipu dan merugi, perusahaan memeriksa ini. Kayu cendana yang sudah menjadi tetalan, atau serpihan kecil, pohon yang akan dijual. “Biasanya kami datang untuk melakukan seharga 450 ribu rupiah per kilogram. Untuk kayu cendana berdiameter pengeboran. Pohon harus dibor dahulu untuk melihat apakah cendana 3-5 sentimeter harganya 550 ribu rupiah per kilogram. Sedangkan untuk sudah menghasilkan kayu teras atau belum.” ukuran 6-8 sentimeter, mencapai 800 ribu rupiah per kilogram. Pohon yang akan dibor, lanjut Antoni, harus berusia di atas 30 tahun, “Untuk suvenir, seperti gelang dan cincin, murah harganya. Cincin 20 yang rata-rata berdiameter 7 sampai 10 sentimeter—ada yang lebih, – 25 ribu rupiah, sedangkan gelang 100 – 150 ribu rupiah,” tambahnya. tapi jarang. Pemboran bagi pohon yang masih di bawah umur 30 tahun Anton bisa mendapatkan dua sampai empat juta rupiah per bulan. cukup berisiko. Misalnya, saat hujan turun, air yang masuk ke lubang Bahkan, ia pernah mendapatkan enam juta per bulan. “Banyak pembeli bor akan merusak batang pohon. melalui media sosial, seperti Facebook, Instagram, dan Whatsapp.”

322 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 323

BUKU BIROCAN.indb 322-323 10/17/19 11:28 PM Pengelolaan ekosistem daerah aliran sungai ini guna mencapai ketahanan pangan berbasis peningkatan produktivitas sektor pertanian sebagai mata pencaharian utama masyarakat di pinggir sungai. Hubungan penyedia dan pengguna seperti ini memerlukan pengelolaan bersama antarnegara untuk mencapai pengelolaan daerah aliran sungai yang terpadu. Republik Indonesia dan Republik Demokratik Timor Leste telah melakukan kerjasama pada 26 Agustus 2015. Sementara itu, implementation arrangement pengelolaan daerah aliran sungai lintas batas negara disepakati pada 5 Juni 2017. Kerjasama dua negara ini untuk meningkatkan daya dukung ekosistem dan hidrologi demi mengembangkan pertanian menuju ketahanan pangan. Tujuan itu mengingat ekosistem Daerah Aliran Sungai Talau-Loes berisiko tinggi sehingga perlu peran kedua negara. Salah satu masalah yang perlu pengelolaan bersama ada di subDas Malebaka. Aliran Sungai Malebaka dimanfaatkan masyarakat di bagian tengah Daerah Aliran Sungai Talau-Loes untuk irigasi persawahan. Dari sisi tutupan lahan subDAS di wilayah Belu didominasi persawahan irigasi. Begitu juga, di Timor Leste.

MENJELANG PETANG, para prajurit TNI bersemangat bermain bola tampar. Para penjaga terdepan batas negara ini sudah hampir sembilan KELOLA DAS ANTAR-NEGARA Pos perbatasan DAS bulan menghuni Pos Lintas Batas Turiskain, Belu. Mereka menjaga batas Hampir saban sore, Filemona Mau dan Jonatan Soge mereka antarnegara Sungai negara tepat di tepi Sungai Malebaka. memancing di bendungan Sungai Belalo. Sembari menunggu senja, Talau-Loes. Lantaran luapan sungai, pos ini “Hampir setiap hari ada orang menyeberangi sungai untuk melintas mereka mencari ikan mereka untuk santap malam. telah bergeser lima negara, baik untuk berdagang ataupun urusan lain. Tentu harus ada Bendungan irigasi yang diresmikan Presiden Megawati Soekarnoputri kali. izin untuk melintasi sungai. Jadi ada semacam kartu, yang merah milik ini mengalir sepanjang tahun. Hulu sungai berasal dari mata air Mohale Indonesia, yang hitam milik Timor Leste,” ungkap Bagas Saputro, prajurit yang tak pernah kering. Lantaran itu, mengalir sepanjang tahun, sungai di pos Turiskain. ini menjadi tumpuan bagi masyarakat. Selama hampir sembilan bulan di Turiskain, Bagas menyaksikan Sungai Belalo mengalir ke utara Pulau Timor, lantas bersambung pal batas negara bergeser mundur ke belakang—ke arah Indonesia. dengan Sungai Malebaka di perbatasan Timor Leste. Kedua sungai ini Saat musim hujan, ujarnya, sungai kerap banjir besar. Luapan air lantas tercakup dalam Daerah Aliran Sungai Talau-Loes di titik lintas batas mengikis tepian sungai, dan pal pun bergeser. Bahkan, imbuhnya, ada pal negara Indonesia dengan Timor Leste. batas yang hanyut. Membentang sekitar 260 ribu hektare, 72 persen daerah aliran sungai “Saat saya datang pertama kali, pal batas masih berada di ujung sana, ini masuk Timor Leste, dengan ekosistem hulu dan hilir. Sedangkan namun sekarang bergeser mendekati pos.” Bahkan pos Turiskain pertama sisanya, masuk wilayah Indonesia, tepatnya di Kabupaten Belu, dengan dulu terletak di tepi sungai, dan terpaksa pindah sampai lima kali. ekosistem bagian zona tengah. Dengan kata lain, bagian tengah daerah Karena tiada jembatan, masyarakat yang melintas negara harus berjalan aliran sungai tercakup di wilayah Indonesia. menyeberangi sungai. “Ketika musim hujan arus sangat deras. Jadi Daerah Aliran Sungai Talau-Loes terdiri dari 35 subDAS. Di kalau wilayah pegunungan [hulu] sudah mendung gelap, kami melarang Indonesia, meliputi 10 kecamatan dan 61 desa di Kabupaten Belu. Di masyarakat menyeberangi sungai.” Ia pernah menyaksikan luapan sungai Timor Leste, meliputi enam kabupaten, 19 kecamatan, dan 120 desa. Malebaka menelan korban jiwa.

324 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 325

BUKU BIROCAN.indb 324-325 10/17/19 11:28 PM Pal batas Merah Putih berada di sempadan Sungai Malebaka. Pal ini beberapa bergeser mundur ke arah Indonesia (kiri atas). Saluran irigasi untuk pengairan sawah (kiri bawah) dari bendungan di Sungai Belalo (atas), yang bertemu dengan Sungai Malebaka.

Tak jauh dari pos Turiskain terdapat pasar tradisional Saputren. Pasar yang hanya buka pada Rabu dan Jum’at ini sering dikunjungi masyarakat Timor Leste. Harga yang lebih murah membuat masyarakat Timor Leste sering membeli sembako di Indonesia. Terkadang, warga Timor Leste juga menjual hasil bumi di pasar Saputren. Hasil bumi yang mereka bawa harus melewati petugas bea cukai. Administrasi, seperti paspor, harus lengkap yang dicek petugas imigrasi. “Sering terjadi konflik antarwarga dua negara. Sebenarnya hal sepele, seperti misalnya soal sungai. Bagian tengah Sungai Malebaka sebenarnya zona bebas. Namun masyarakat kadang saling mengklaim dan sering bentrok. Itulah tugas kami untuk mencegah hal itu tidak terjadi,” tegas Bagas. Mengingat rentannya ekosistem daerah aliran sungai dan situasi sosial, koordinasi antarnegara perlu dilakukan. Sepanjang aliran hulu hingga hilir yang merupakan batas dua negara menjadi tumpuan penghidupan masyarakat. Di wilayah hulu, ekosistem harus dijaga sehingga manfaatnya akan terasa hingga hilir. Salah satu penyebab banjir kemungkinan lantaran ekosistem hulu yang mengkhawatirkan. Tentu saja, hal itu perlu perhatian khusus, agar dua negara tak ada yang saling merugi.

326 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 327

BUKU BIROCAN.indb 326-327 10/17/19 11:28 PM SUARA GEMERICIK ITU semakin menggema ketika menuruni lusinan anak tangga. Belum sampai di tujuan, nampak lompatan-lompatan air menimpa batu karang. Aliran air menerobos undakan dan terjun bebas ke dasar sungai. Batu karang yang menjadi dasar aliran air memberikan kesan menenangkan dengan warna biru. Air terjun Tujuh Tingkat di Desa Oehala, Mollo Selatan, Timor Tengah Selatan, ini cukup jernih. Air terjun ini memang bertingkat tujuh, yang di setiap tingkat terbentuk kolam kecil dangkal. Tak ayal lagi, air terjun ini menjadi salah satu andalan wisata Timor Tengah Selatan. Selain wisata, warga memanfaatkan jasa lingkungan air untuk kebutuhan sehari-hari. Di sisi kanan air terjun, terdapat bak penampungan dengan saluran pipa besar. Hanya saja, pada musim kemarau, debit sungai berkurang sehingga air untuk masyarakat pun berkurang. Alhasil, di bak penampungan buatan itu tak terisi air melainkan sampah. Dinas Pariwisata Timor Tengah Selatan mengelola wisata air terjun ini. Namun, masih jauh dari kata bagus. Salah satu contoh, fasilitas toilet tidak berfungsi secara layak. Dari empat toilet, hanya satu yang pantas digunakan. Itu pun rusak dan kotor. Satu-satunya toilet tersebut bahkan dirawat salah satu pedagang di objek wisata. “Saya merawat satu toilet yang masih berfungsi itu, dan sudah Pengunjung lokal Selama sepuluh tahun, Yosep menjalani rutinitas itu. Penghasilannya diberi izin Dinas Pariwisata,” tutur Yosep Aflugi, si pedagang. Untuk imbal yang mengabadikan tak menentu tergantung jumlah pengunjung air terjun . “Saya asli Flores. momen saat Pindah ke sini untuk mencari pekerjaan. Lihat orang ramai berkunjung, jasa, lelaki 54 tahun itu diperbolehkan memungut retribusi toilet. berbasah ria Meski kurang terkelola, Oehala tetap favorit bagi warga Kabupaten berlatar air terjun saya coba berjualan dengan modal seadanya,” kata Yosep. Ia menuturkan, Soe. Krisantus Dwi Saputra Edi Mone salah satunya. Sudah semenjak bertingkat-tingkat. pada hari biasa, rata-rata lima sampai enam mobil yang berkunjung. sekolah dasar ia telah menikmati air terjun ini. Siang itu, pemuda asli Soe Jumlah ini bertambah bila memasuki akhir pekan atau hari libur. ini mengajak keluarganya yang berasal dari Pulau Flores. “Rekomendasi Selain berjualan, Yosep diberi kepercayaan Dinas Pariwisata untuk tempat wisata di Soe, salah satunya, air terjun Oehala,” kata Dwi. menarik retribusi. “Petugas baru masuk saat akhir pekan atau hari libur,” Ia memillih air terjun Oehala untuk berlibur karena cukup mudah tutur Yosep. Tarif masuk tiga ribu per orang, dan tarif parkir: dua ribu dijangkau dari rumahnya: hanya 20 menit. “Akses cukup mudah dan untuk mobil, dan seribu rupiah untuk sepeda motor. dekat dari rumah. Selain itu, yang namanya wisata alam tidak akan pernah Di gerbang masuk, memang sedang tidak ada petugas jaga. Penarikan bosan untuk dinikmati,” lanjut Dwi. Salah satu kerabat Dwi dari Flores, retribusi dan parkir dipercayakan kepada Yosep. “Saat melihat toilet di Regina Rigi sudah dua kali ke tempat ini. “Cuaca di sini panas, maka cari dekat air terjun rusak, saya minta izin Dinas Pariwisata untuk memperbaiki. tempat yang sejuk dan segar. Untuk refreshing juga,” tutur Regina. Diperbolehkan, tetapi dinas tidak dapat membantu pendanaan. Sebagai ganti, saya boleh menarik retribusi toilet,” tambah Yosep. TERIK MEMBAKAR KULIT Yosep Aflugi saat memandu mobil pengunjung Agak ironis memang. Padahal potensi air terjun bisa menjadi salah memasuki area parkir. Setelah mobil berjajar rapi, ia kembali ke lapaknya satu sumber pendapatan asli daerah. Di balik ironi itu, sebenarnya yang hanya beralaskan karung. wisata ini bisa menggerakkan ekonomi masyarakat. Yosep mengaku bisa Sembari mengunyah pinang, ia menjajakan jeruk, jambu biji, dan mengantongi 150 ribu sehari dari berjualan dan retribusi toilet. “Itu kalau keripik singkong. Tak selang berapa lama, datang lagi mobil yang hendak hari biasa. Saat hari libur atau akhir pekan bisa dapat lebih.” Bahkan Ia parkir. Yosep kembali memandu parkir. Pemandangan seperti ini bisa pernah mendapatkan 300 ribu rupiah. Selain Yosep, ada juga sepuluh terjadi lima hingga enam kali dalam sehari. lapak masyarakat. Mereka mengadu nasib untuk sekadar bertahan hidup.

328 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 329

BUKU BIROCAN.indb 328-329 10/17/19 11:28 PM SERING TERJADI KONFLIK ANTARWARGA DUA NEGARA MISALNYA SOAL SUNGAI. PADAHAL BAGIAN TENGAH SUNGAI MALEBAKA SEBENARNYA ZONA BEBAS.

PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TERPADU Tengah hari itu, langit Fatukoto membiru cerah. Semilir angin pegunungan menghembuskan kesejukan. Di tepian Danau Fatukoto, Albertus Kapnani asyik memancing. Dengan joran seadanya, ia melempar kail ke danau di kawasan lindung itu. Sayang, hari itu bukan hari keberuntungan Albertus. Ia tak Warga melewati hutan lindung Lakaan Mandeu di Dirun, Lakmanan, Belu, memperoleh satu ikan pun. yang ditumbuhi cendana (atas). Selain menyediakan ikan untuk asupan Selain menyediakan nutrisi bagi masyarakat, Danau Fatukoto juga nutrisi, Danau Fatukoto juga untuk destinasi wisata (bawah) . sebagai sumber air untuk sehari-hari. Air danau dialirkan ke bak-bak penampungan tiap rumah. “Air danau sebagai salah satu alternatif bagi masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari. Sedangkan untuk ladang dan kebutuhan lain, warga menggunakan air dari mata air,” terang Albertus. Danau Fatukoto berada di dataran tinggi. Danau yang juga disebut Danau Nausus ini hanya perlu tiga jam dari Kota Soe. Udara segar mengiringi perjalanan menuju dataran tinggi ini. Pohon cemara gunung hasil rehabilitasi di kiri-kanan jalan. Staf KPH wilayah Timor Tengah Selatan, Yanto menuturkan cemara gunung ini hasil rehabilitasi hutan dan lahan 2002. Albertus yang merupakan warga asli Desa Fatukoto memiliki mata pencaharian utama sebagai petani. Ia menanam berbagai macam sayuran dan buah untuk menghidupi keluarganya. Jenis tanaman tersebut cocok tumbuh di daerah dataran tinggi. “Biasanya, saya mulai menanam pada musim hujan, Maret sampai Juni. Jenisnya sayur-mayur, ubi kayu, ubi jalar, pisang, keladi ungu, dan jagung,” tutur Albertus. Hasil kebun itu biasa dijual di daerah sekitar Fatukoto. “Paling banyak jual ke Soe dan Kupang,” imbuh Albertus. Soe dan Kupang yang berada di dataran lebih rendah bergantung pada pasokan sayur mayur dataran tinggi itu. Sedangkan jagung lebih banyak dikonsumsi masyarakat. Di Nusa Tenggara Timur, jagung hampir setara dengan padi sebagai makanan pokok.

330 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 331

BUKU BIROCAN.indb 330-331 10/17/19 11:28 PM Di sekitar Danau Nausus juga dikelilingi tegakan cemara gunung. Sebelum rimbun, di pinggir danau dulunya terdapat persemaian. Persemaian ini menyuplai bibit untuk rehabilitasi hutan dan lahan di sisi lain dataran tinggi Mutis, yaitu daerah Nenas. Dataran tinggi Mutis sebagai hulu Daerah Aliran Sungai Noelmina memegang peranan penting bagi kehidupan di bagian tengah dan hilir. Inilah yang menjadi fokus pengelola daerah aliran sungai di Pulau Timor. Unit pelaksana teknis pengelolaan daerah aliran sungai di Nusa Tenggara Timur, dan Pulau Timor khususnya, lantas menginisiasi pengelolaan daerah aliran sungai terpadu. Inisiasi ini melibatkan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Benain-Noelmina, Forum DAS, kesatuan pengelolaan hutan, swasta, masyarakat, dan institusi lain terkait. Pengelolaan daerah aliran sungai terpadu punya beberapa tujuan. Pertama mewujudkan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan. Kedua, mewujudkan tata air yang optimal. Ketiga, mewujudkan kondisi lahan yang produktif sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan. Dan, terakhir meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tak hanya Daerah Aliran Sungai Noelmina, nantinya pengelolaan terpadu akan dilaksanakan di seluruh Nusa Tenggara Timur secara bertahap. Dalam pelaksanaannya, pengelolaan DAS terpadu memiliki payung hukum peraturan daerah Nomor 5 - 2008. Lingkup peraturan ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, pemberdayaan, dan pembinaan serta pengendalian. Dalam dokumen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu Noelmina, disebutkan implementasi pengelolaan terpadu dijabarkan dalam lima aspek: biofisik, sosial ekonomi, kelembagaan, kebencanaan, integrasi antar-sektor, dan kerjasama antar-daerah. Dari aspek biofisik, salah satu programnya: konservasi dan rehabilitasi sumber daya alam di hulu, tengah, dan hilir. Kegiatan di hulu krusial lantaran sebagai titik awal aliran sungai. Apalagi kawasan Fatukoto yang masuk dalam kawasan lindung yang wajib dijaga. Pengelolaan daerah aliran sungai secara terpadu akan memberikan manfaat bagi masyarakat setempat. Salah satunya nampak pada saluran irigasi ini. Dalam pelaksanaan di lapangan, pengelolaan daerah aliran terpadu Setiap sore warga membuka saluran air untuk mengairi lahan pertanian. memerlukan upaya dari hulu sampai hilir dengan menimbang berbagai kepentingan, biofisik, dan sosial ekonomi untuk mencapai tujuan bersama. Inilah inti pengelolaan daerah aliran sungai terpadu, dengan prinsip: Satu sungai, satu perencanaan, dan satu pengelolaan terpadu.”

332 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 333

BUKU BIROCAN.indb 332-333 10/17/19 11:28 PM Kawanan kuda menyenggut rumput di sabana Fulan Fehan, Kabupaten Belu. Kawasan ini berada di dataran tinggi Belu, yang berhawa dingin dengan angin berhembus kencang.

334 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 335

BUKU BIROCAN.indb 334-335 10/17/19 11:29 PM DAERAH ALIRAN SUNGAI OPAK MENYAMBUT ABAD SAMUDRA DARI TEPIAN SUNGAI PARIWISATA YANG MENGANDALKAN LANSKAP DAERAH ALIRAN SUNGAI OPAK MENUMBUHKAN CARA BARU BERINTERAKSI DENGAN SUNGAI. Saat memasuki Setren Opak, pengunjung disambut rumpun bambu yang menyejukkan. Masyarakat Karangploso berkomitmen melindungi sempadan dan aliran Sungai Opak. Wujudnya, mempertahankan pepohonan dan bambu sebagai ruang terbuka hijau dan edu-ekowisata.

BUKU BIROCAN.indb 336-337 10/17/19 11:29 PM armi dengan gesit mencabuti rerumputan di antara bedeng tanaman. Dengan sabar, ia menelusuri setiap jalur dan setiap polybag untuk memastikan tidak ada tumbuhan liar. PKeramaian lain muncul dari sekelompok perempuan

yang mengisi kantong tanam dengan media tumbuh. Pekerja pembibitan umumnya kaum perempuan yang tinggal di sekitar persemaian permanen. Persemaian memberikan tambahan penghasilan Parmi bertanggung jawab atas pemeliharaan bibit di satu rumah bagi warga sekitar. Salah satunya, Parmi yang sedang memeriksa bibit bedeng di persemaian permanen Balai Pengelolaan Daerah Aliran mahoni. Sungai dan Hutan Lindung Serayu Opak Progo. Sementara itu, para MERAWAT SUNGAI MELALUI WISATA perempuan lain mengisi kantong tanaman (polybag) dengan media tanam. Anak-anak mendendangkan tembang inspiratif itu di sempadan Sebelumnya, bapak-bapak telah mengolah media tanam itu dengan sungai di Dusun Karangploso, Desa Situmulyo, Piyungan, Bantul, berbagai bahan campuran. Yogyakarta. Sambil bergurau, mereka membayangkan ‘rencana perjalanan’ bila Tanam, tanam pohon yok tanam berhasil mencapai target produksi: 1,25 juta bibit dari 20 jenis tanaman. Karena pohon banyak gunanya Untuk mencapai target, setiap orang harus menyelesaikan seribu polybag Siram, sirami setiap hari, beri dia cinta saban hari. Karena pohon baik pada kita Bibit-bibit itu tak hanya untuk merehabilitasi lahan namun juga Tanam pohon yok tanam untuk investasi bagi penanamnya di masa depan. Harapannya, semakin Siram pohon yok siram luas lahan yang direhabilitasi, daerah aliran sungai juga terjaga. Sementara itu, di bagian hilir Daerah Aliran Sungai Opak, masyarakat Setiap sore sepulang sekolah, anak-anak datang dan gemar memanfaatkan untuk wisata alam yang memberikan warna baru bermain, bercengkerama, berkumpul di Setren Opak. Setren berarti pariwisata Yogyakarta. Dari kiprah wisata dalam cakupan daerah aliran kawasan pinggir sungai. Dinamai demikian karena saat musim hujan, sungai itu, ekonomi masyarakat bergerak. kawasan ini menjadi sungai; namun, saat musim kering menjadi Tak hanya itu, wisata juga menghadirkan keceriaan bagi anak-anak. persawahan. Sejak 2018, sempadan sungai seluas 1,3 hektare ini menjadi Merekalah generasi penerus yang akan mencintai lingkungan sedari dini destinasi wisata edukasi desa. sembari melestarikan budaya. Wisata ini berawal dari kiprah Karang Taruna ‘Taruna Reka’. Kelompok Pariwisata yang mengandalkan lanskap Daerah Aliran Sungai Opak yang peduli lingkungan ini menggagas empat ide dasar pembentukan telah menumbuhkan cara baru berinteraksi dengan sungai. Aliran kawasan: pengembangan ekonomi, pendidikan lingkungan, edukasi sungai menjadi ujung tombak untuk menyambut abad samudra. kesenian-budaya, dan wisata murah alternatif.

338 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 339

BUKU BIROCAN.indb 338-339 10/17/19 11:29 PM Sore hari di Sungai Oyo yang berada tepat di depan Persemaian Permanen DAS Serayu Opak Progo. Pada musim kering aliran Oyo yang tenang memantulkan warna kehijauan. Di balik itu, riwayat banjir besar di musim penghujan November 2017 menyapu kawasan sekitarnya, tidak terkecuali area persemaian. Kejadian itu menghanyutkan sedikitnya 62 ribu batang bibit dan benih di persemaian permanen.

340 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 341

BUKU BIROCAN.indb 340-341 10/17/19 11:29 PM rimbun pepohonan di tepi sungai. Terlebih lagi, rerimbunan bambu yang menyejukkan bagi pengunjung. Selain susur sungai, Setren Opak menyediakan tempat bermain bagi anak-anak, spot-spot unik untuk berswafoto dan panggung musik. Jumlah kunjungan dapat mencapai 1.400 pengunjung dalam sebulan dengan puncak keramaian pada hari Sabtu dan Minggu. Adanya Setren Opak menambah interaksi sosial sesama warga dusun. Entah sebagai tempat berkumpul setiap sore maupun menggelar kesenian budaya desa. “Setren Opak sebagai ruang kolaborasi dan kreasi seni. Dalam sebulan minimal dapat terselenggara satu pertunjukan,” jelas Muklas. Berbagai aktivitas edukatif juga banyak diselenggarakan seperti pelatihan pengolahan sampah. Seiring dengan banyaknya kunjungan, geliat ekonomi Karangploso juga ikut bergerak. Setren Opak menawarkan wisata kuliner makanan tradisional, memberikan peluang bagi masyarakat dusun untuk membuka usaha. Sedikitnya, ada 30 kedai, dengan rata-rata penghasilan antara 500 ribu - satu juta rupiah dalam seminggu. Salah satu penjual kudapan dan minuman, Artik Rusiyana, Muklas Aji Setiawan, salah seorang pemuda yang ikut mengelola menyebutkan dapat memberikan penghasilan tambahan 100 – 200 ribu Setren Opak bertugas di pondok kecil yang bergaya etnik dan nyentrik rupiah pada hari biasa. Sementara saat ramai pengunjung, ibu rumah Sekretariat Setren Opak. tangga ini mendapatkan 500 – 600 ribu rupiah. Pun saat ada peristiwa Salah satu pengelola Setren Opak, Muklas Aji Setiawan, menuturkan, besar, Artik dan rekannya turut serta dalam menyiapkan konsumsi. karang taruna mulanya membaca visi Daerah Istimewa Yogyakarta: Setren Opak merupakan wujud kepedulian masyarakat terhadap menyongsong abad samudra. “Dan karena kawasan perairan di dusun lingkungan. Selain dapat menjaga sungai agar tidak semakin terdesak kami adalah sungai, kami mewujudkan visi itu melalui Sungai Opak,” pemukiman, Setren Opak juga melindungi pohon-pohon besar dan jelasnya. Ia menambahkan, masyarakat bergerak secara swadaya, rumpun bambu sebagai ruang terbuka hijau. Selain itu, kelompok giat mulai dari membersihkan sungai, menata kawasan sempadan, sampai menanam di sempadan sungai. “Menanam pohon salah satu paket yang menghimpun dana untuk membangun fasilitas. kami tawarkan,” tambah Muklas. Sejak peresmian, kelompok sudah Untuk memasuki Setren Opak, pengunjung membayar seikhlasnya. menanam lebih dari 1.500 pohon melalui berbagai ajang yang dihadiri “Kami ingin melihat seberapa besar pengunjung menghargai keindahan tokoh, seperti Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi, Oppie Andaresta dan alam, khususnya Setren Opak,” Muklas memaparkan. Sejauh ini, dari bupati Bantul. dana sukarela pengunjung, yang dihimpun dari sewa kapal, parkir, toilet, Melalui gerakan penanaman, masyarakat berupaya mengembalikan dan sewa tempat, karang taruna menghimpun dana 40 juta rupiah yang rimbun pohon ploso (Butea monosperma), yang 40 tahun lalu bunganya digunakan kembali untuk pembangunan dan pemeliharaan kawasan. memeriahkan suasana dusun. Karena tumbuhan itu, dusun ini dinamai Karangploso. Selain itu, warga juga menanam nyamplung, sawo manilo, SETREN OPAK menyediakan wahana susur sungai yang menawarkan gayam, jambu, kelengkeng, dan bambu. Semangat menjaga sungai juga sensasi melintasi ‘Amazon'-nya Yogyakarta. Sekelompok anak laki-laki terlihat dari berbagai program rutin bersih-bersih sungai. dusun berlarian seraya menghampiri pengunjung yang hendak menaiki Harapannya, selain sungai terjaga dan sempadannya hijau, empat kapal dan menyodorkan pelampung yang wajib dipakai menyusuri ide dasar pembentukan Setren Opak dapat tercapai. “Kami berupaya sungai. Kemudian, mereka menemani pengunjung menyusuri rute mengedukasi lewat wisata. Masyarakat dapat menikmati sungai sehingga sepanjang 700 meter. Di sepanjang rute, pengunjung dimanjakan hijau tergerak menjaga sungai,” jelas Muklas.

342 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 343

BUKU BIROCAN.indb 342-343 10/17/19 11:29 PM Kehadiran Setren Opak tidak hanya menjadi taman bermain baru bagi anak-anak Dusun Karangploso. Lebih dari itu, anak-anak dikenalkan untuk berinteraksi dengan alam. Tidak jarang anak-anak ikut mendampingi wisatawan yang hendak susur sungai.

344 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 345

BUKU BIROCAN.indb 344-345 10/17/19 11:29 PM TETIRAH DI TUJUH BULAN Semangat yang sama juga ada di Dusun Dalem, Kalasan, Sleman. Sempadan sungai yang berbatu dan aliran Sungai Opak yang jernih disulapnya menjadi destinasi: Kali Opak Tujuh Bulan. Tujuh Bulan berarti pertemuan tujuh tempuran atau tujuh aliran sungai. Sesuai namanya, destinasi wisata baru Yogyakarta ini memiliki ikon tujuh buah bola lampu raksasa yang terbuat dari rotan. Menjelang senja, bola lampu itu menampilkan kesan menawan: rembulan di sempadan sungai. ‘Bulan’ yang paling besar berdiameter 5 meter. Untuk sampai di lokasi yang berjarak 20 kilometer dari kota Yogyakarta ini perlu waktu tempuh sekitar 50 menit. Sepanjang perjalanan, jika langit cerah, Gunung Merapi nampak menjulang memesona. Sebelum tiba di lokasi utama, pengunjung bakal dibuat takjub dengan setapak yang diapit persawahan dan lorong berhias lampion warna-warni dan ornamen dari rotan. Sebelum menjadi destinasi wisata, lokasi ini sempat digunakan sebagai areal penambangan pasir—sekitar 25 orang pelaku tambang. Dampaknya: lingkungan rusak, sungai keruh. Melihat hal itu, masyarakat mengecam tambang, dan akhirnya pemerintah Kabupaten Sleman menutupnya. Geliat kawasan ini bermula dari Wisnu Ajitama seorang seniman dari Institut Seni Indonesia. Saat itu, ia mencari lokasi untuk gelaran Rock Balancing Exhibition: pameran seni kreasi menata batu pada 2018. Dusun Dalem terpilih karena memiliki bebatuan sungai dengan panorama indah. Menyadari potensi daerah aliran sungai tersebut, masyarakat menyambut baik dan ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan acara itu. Pada September 2018, bertepatan dengan Rock Balancing Exhibition 2018, Kali Opak dibuka sebagai destinasi wisata. Daya tarik utamanya: seni menata batu sungai dan wisata Tujuh Bulan. Pengunjung saat ini mencapai seribu orang. Melihat antusiasme pengunjung pada saat pameran membuat masyarakat sepakat meneruskan kawasan ini sebagai tempat wisata. “Kawasan ini adalah sebuah warisan. Kami ingin meneruskan karya Wisnu Ajitama, yang menjadi kebanggaan warga. Kami ingin memiliki destinasi yang digemari banyak orang,” ujar Sugito, salah satu pengurus Sejak dibuka sebagai destinasi wisata, Sungai Opak di Dusun Dalem, Tujuh Bulan. Sleman, sering dikunjungi penduduk sekitar dan luar dusun untuk berenang, memancing, atau sekadar menikmati senja. Sugito menambahkan, sejak dibuka sebagai destinasi wisata, Kali Opak Tujuh Bulan selalu ramai dikunjungi wisatawan. Rata-rata kunjungan 100 sampai 200 pengunjung di hari biasa, dan 500 pengunjung di hari libur.

346 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 347

BUKU BIROCAN.indb 346-347 10/17/19 11:29 PM Kali Opak telah menjadi pusat peradaban sejak berabad-abad silam. Candi yang berdiri megah di sempadan Opak menjadi bukti sungai meniupkan kebudayaan bagi masyarakat di masa lampau.

348 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 349

BUKU BIROCAN.indb 348-349 10/17/19 11:29 PM Kini, setiap sore sungai selalu ramai anak-anak yang bermain, Warga berswadaya untuk mengurus dan merawat kawasan. Setiap Minggu pagi ibu-ibu mandi dan memancing di sekitar sungai. Air yang dangkal dan tenang membuat pernak- sukarela membersihkan kawasan sekitar sungai,” ujar Sugito. pernik untuk Sambil menunjuk ke arah sungai, Sugito mengisahkan, tidak lama membuat sungai ini relatif aman. Di samping sungai, tersusun rapi hasil menyemarakkan kreasi mewarnai batu dan menata batu. suasana sempadan setelah peresmian lokasi, banjir besar menghanyutkan beberapa dekorasi Selain rock balancing, masyarakat mengembangkan sejumlah paket Kali Opak. Wisata seni, seperti jembatan bambu dan beberapa ornamen rembulan. “Sejak wisata: kegiatan luar ruangan, rock painting, ciblung atau mandi di kekinian yang itu, kunjungan sempat sepi,” jelasnya. sungai sambil menangkap ikan dengan tarif 25 ribu – 40 ribu rupiah per membangkitkan Untuk menarik kembali pengunjung, warga berswadaya membangun kesadaran kembali jembatan dan beberapa fasilitas wisata. “Kami bergotong royong orang. Dana yang terkumpul dari pariwisata digunakan untuk mengelola masyarakat untuk dan mengembangkan kawasan, seperti membangun spot swafoto dan cinta sungai. membangun kembali. Tidak ada paksaan dan sesuai dengan kemampuan melengkapi fasilitas aktivitas luar ruangan. Ke depan, masyarakat baik materi, tenaga ataupun pikiran. Semuanya karena kesadaran dan berencana membuka jalur susur sungai. kesenangan warga terhadap potensi Kali Opak,” tambah Sugito. Beberapa masyarakat membuka warung sehingga pengunjung bisa Sugito menuturkan, air sungai yang mengalir akan dibendung untuk berwisata kuliner. Salah satu warga, Ningrum sudah mulai berjualan mengairi persawahan. “Manfaat Kali Opak banyak; dan alhamdulillah sejak lokasi dibuka untuk wisata. Awalnya, dia berjualan di gerbang sungai tidak pernah kering bahkan di musim kemarau,” ungkapnya. masuk, namun untuk menarik pembeli, Ningrum berpindah mendekati Layaknya sinar rembulan yang menerangi malam, begitu pula pinggiran sungai. “Setiap hari libur, lokasi selalu penuh dan ramai optimisme warga. Perlahan-lahan Wisata Kali Opak Tujuh Bulan sekali,” jelasnya. Jika sedang ramai, ia bisa mendapat penghasilan 500 berkembang, dikenal masyarakat, dan memberikan peluang usaha bagi ribu sehari. kesejahteraan warga. Sugito menyebutkan masyarakat menjalankan wisata dengan sukarela “Yang terpenting, warga tetap kompak dalam mengelola dan menjaga dan senang hati. “Di sela-sela kesibukan, kami selalu menyempatkan kawasan,” harap Sugito.

350 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 351

BUKU BIROCAN.indb 350-351 10/17/19 11:29 PM Jelajah Kali Kuning menawarkan sensasi melintasi sungai dengan cipratan air dan jalur berbatu-batu yang memacu adrenalin. Jelajah dengan mengendarai jip ini mengaduk keceriaan dengan detak jantung.

352 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 353

BUKU BIROCAN.indb 352-353 10/17/19 11:29 PM Sejak erupsi hebat Gunung Merapi pada 2010 wisata Lava Tour mulai digemari pengunjung. Wisata ini membangkitkan ekonomi di kaki selatan Merapi.

MEMACU ADRENALIN DI KALI KUNING Setiap berdagang pada akhir pekan, dia bisa memperoleh 100 - 500 Derum mobil jip yang diiringi tawa memecah keheningan jalan ribu rupiah sehari. Dia sudah mulai berjualan sejak Kali Kuning mulai Kaliurang - Cangkringan, Sleman. Saat melintasi Kali Kuning, jelajah ramai dikunjungi orang. Pun, Setia Wijaya yang menjual bakso. Jika hari berkendara itu mengaduk perasaan: ceria dan deg-degan. Sejak erupsi libur biasa, dia bisa memperoleh hingga 400 ribu sehari. Jika musim hebat Gunung Merapi pada 2010 wisata berkeliling Lava Tour mulai libur panjang, dia bisa memperoleh hingga 800 ribu. berkembang dan digemari pengunjung. Lava Tour adalah jelajah Hingga saat ini tercatat jumlah armada jip yang beroperasi di kawasan di kaki selatan Merapi dengan mengendarai jip. Kaliurang sebanyak 800 unit. Dalam sehari, jip dapat melakukan 1-3 Kali Kuning menjadi satu spot penting dalam Lava Tour karena trip—tergantung paket trip. Paket trip pendek bertarif 350 ribu rupiah menawarkan sensasi melintasi sungai dengan cipratan air dan jalur per jip; trip medium, 450 ribu; dan trip panjang, 600 ribu. berbatu-batu yang memacu adrenalin. Pada musim libur, jumlah jip Dari ketiga jenis trip tersebut, Kali Kuning adalah spot yang tidak yang melintasi sungai tersebut dapat mencapai 500 unit per hari. Masing- akan terlewatkan. Rudi, salah satu pemilik jip, menuturkan, “Dalam masing jip membawa tiga sampai lima penumpang. sekali trip pendek, pemilik jip memperoleh 280 ribu rupiah. Itu belum Geliat Lava Tour pun membuka peluang usaha bagi masyarakat termasuk biaya bensin 6 liter.” sekitar. Tak jauh dari Kali Kuning, terdapat beberapa warung dan gerobak Seiring dengan Kali Kuning yang terus mengalir, wisata Lava Tour dagangan. Salah satu pedagang, Nini menawarkan makanan khas Sleman: terus berjalan. Tidak hanya memberikan pendapatan ekonomi bagi tempe jadah. pelaku usaha jip namun juga bagi pelaku usaha lainnya.***

354 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 355

BUKU BIROCAN.indb 354-355 10/17/19 11:30 PM Bermain air di sungai sebenarnya budaya masyarakat Nusantara. Dari budaya bermain air ini dapat menumbuhkan cinta pada sungai sejak dini.

356 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 357

BUKU BIROCAN.indb 356-357 10/17/19 11:30 PM DAERAH ALIRAN SUNGAI PROGO RELASI BARU YANG MENUMBUHKAN CINTA SUNGAI MASYARAKAT MENCIPTAKAN PELUANG DENGAN MEMANFAATKAN ALIRAN SUNGAI UNTUK DESTINASI WISATA AIR. WUJUD RELASI BARU DENGAN SUNGAI.

Deretan pohon cemara sebagai 'pagar' penahan hembusan angin laut di pantai Kwaru, di pesisir Bantul, Yogyakarta.

BUKU BIROCAN.indb 358-359 10/17/19 11:30 PM agi masyarakat Yogyakarta, selokan memiliki fungsi dan nilai sejarah. Selokan yang dibangun pada zaman Jepang ini menghubungkan Kali Opak di timur dan Kali BProgo di barat. Dari sisi sejarah, selokan Mataram tak lepas dari legenda. Seorang anak dan keluarganya menghabiskan waktu liburan di pemancingan Moro Kangen. Adanya aktivitas memancing menunjukkan Syahdan, untuk menyelamatkan rakyatnya dari jeratan romusha, Sri mutu air dari Selokan Mataram masih bagus. Sultan Hamengku Buwono IX meminta Jepang membangun selokan Kolam pemancingan Moro Kangen juga membuka restoran: ikan untuk mengairi persawahan. Harapannya, hasil pertanian meningkat. hasil pancingan bisa langsung dimasak juru masak restoran. Restoran Selain itu, sejarah mengungkap Sunan Kalijaga pernah menyampaikan dilengkapi saung-saung untuk makan bersama keluarga. Puas dengan Yogyakarta bisa makmur bila Kali Opak dan Kali Progo bersatu. Dari ide hasil tangkapan, pengunjung juga dapat menikmati kuliner ikan segar. kemakmuran itulah, rakyat Yogyakarta dapat terbebas dari kerja romusha. Selain untuk irigasi, selokan Mataram juga dimanfaatkan sebagai ASA DI BUKIT MENOREH tempat bersantai, berolahraga, dan memancing. Aktivitas memancing Udara dingin di tengah rindangnya pepohonan menyambut setiap ikan di selokan Mataram menunjukkan kualitas air yang masih bagus. pengunjung. Sayup-sayup terdengar kicauan burung. Inilah wisata air di Ini tak lepas dari upaya pengelolaan daerah aliran sungai di wilayah pegunungan Menoreh yang ramai wisatawan: air terjun Kedung Pedut, hulu. Masyarakat juga memanfaatkan air dari selokan Mataram untuk dusun Kembang, Desa Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo. Hulu air mengairi sawah. Tanaman pertanian dapat tumbuh baik sehingga terjun berasal dari mata air di perbukitan Menoreh. Perbukitan kapur masyarakat dapat memanen hasil, lalu menjualnya. ini memang dilintasi salah satu aliran Kali Progo, yang bersumber dari Salah satu kolam pemancingan ikan Moro Kangen di Maguwoharjo Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, Jawa Tengah. juga memanfaatkan air selokan Mataram. “Syukur alhamdulillah airnya Nama Kedung Pedut berarti kolam yang berkabut. Kabut ini berasal mengalir terus. Kalau pakai listrik [untuk mendapatkan air] pasti saya dari tempias air terjun yang membentur bebatuan. Perpaduan warna tidak sanggup. Biayanya mahal,” ucap Ibu Tholobi, pengelola kolam biru, tosca dan hijau menjadi salah satu keunikan air terjun Kedung pemancingan. Karena hanya untuk pemancingan, pilihan yang tersedia Pedut. adalah ikan-ikan tawar, seperti ikan nila, ikan emas, patin, dan lele. Perintis wisata Kedung Pedut, Sarijo, awalnya termotivasi membuka Tak sedikit orangtua yang mengajak anaknya ke tempat ini untuk lapangan kerja bagi pemuda-pemudi Dusun Kembang. Sarijo lantas hiburan. Widya misalnya. Anak sulungnya memancing dengan alat mengajak berdiskusi para pemilik tanah di lokasi wisata ini. Maklum, pancing sewa lima ribu rupiah. Ia gembira saat si anak menarik galah status tanah adalah milik pribadi. Dari hasil diskusi, para pemilik tanah pancing, dan mendapatkan seekor ikan. menyepakati beberapa hal, termasuk bagi hasil dari pariwisata.

360 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 361

BUKU BIROCAN.indb 360-361 10/17/19 11:30 PM PETANI PONCOSARI KINI PUNYA BENTENG PERTAHANAN: TEGAKAN CEMARA SEBAGAI PENAHAN ANGIN.

Tanah lokasi wisata air terjun dimiliki 21 kepala keluarga. “Saya bernegosiasi dengan para pemilik lahan dan coba membuat hitungan bagi hasilnya,” ucap Sarijo. Masyarakat bekerja bersama untuk membangun impian wisata air terjun. “Setelah resmi dibuka pada 2015, dan berjalan setengah tahun, ternyata hasilnya berlipat-lipat” ucap Sarijo dengan bangga. Selain wisata air terjun riam bertingkat, juga ada sarana edukasi aktivitas luar ruangan, bumi perkemahan, ruang pertemuan, flying fox, dan spot berfoto selfie. Untuk memasuki kawasan ini pengunjung membeli tiket 10 ribu rupiah. Setapak dari pintu masuk menuju air terjun tertata rapih. Kebersihan tempat ini terjaga dengan baik, tempat sampah di beberapa titik dan ada petugas menyapu setapak. Hingga saat ini, 42 warga yang bekerja di kawasan Kedung Pedut dengan upah mingguan. Upah pekerja ini sebesar 45 ribu per hari. Beberapa pekerja adalah ibu rumah tangga yang sebelumnya tidak memiliki penghasilan. Selain itu, beberapa masyarakat juga membuka warung. Seperti mBah Kasil yang setiap hari bersama istrinya menjual gorengan, mi, dan kopi. Dari usaha warungnya, ia bisa membawa pulang 200 sampai 300 ribu rupiah per hari. Air terjun Kedung Pedut memberi warna baru bagi masyarakat Dusun Kembang. Saat puncak kunjungan, wisata air terjun ini memberikan pemasukan 120 juta rupiah selama dua pekan. Angka ini hanya dari penjualan tiket, belum membilang pendapatan dari parkir, sarana edukasi dan wahana lain. Dengan harga tiket 10 ribu rupiah, dapat dihitung dalam dua pekan tersebut jumlah pengunjung mencapai 12 ribu orang. Selain Kedung Pedut, terdapat wisata air lain seperti ekowisata Taman Sungai Mudal, air terjun Kembang Soka, curug Grojogan Sewu, dan Wisata Kuncung Mas. Wisata air terjun Kedung Pedut menjadi salah Wisata air terjun Kedung Pedut yang rindang dan sejuk meski di kala musim kering. Hulu air terjun berasal dari mata air di perbukitan Menoreh. satu contoh geliat industri pariwisata yang membangkitkan ekonomi Perbukitan kapur ini memang dilintasi salah satu aliran Kali Progo, yang masyarakat. bersumber dari Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, Jawa Tengah. Pariwisata di lanskap Menoreh bakal semakin meningkat karena Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo memudahkan wisatawan menjangkau lokasi-lokasi wisata.

362 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 363

BUKU BIROCAN.indb 362-363 10/17/19 11:30 PM Kedung Pedut menjadi objek utama bagi pengunjung untuk berfoto selfie. Objek wisata ini membuka peluang usaha bagi warga sekitar. Hingga saat ini, ada 42 warga yang bekerja di air terjun dengan upah mingguan 45 ribu per hari. Beberapa pekerja adalah ibu rumah tangga yang sebelumnya tidak memiliki penghasilan.

364 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 365

BUKU BIROCAN.indb 364-365 10/17/19 11:30 PM CEMARA DI HILIR KALI PROGO Pohon cemara udang yang tertata rapi itu membuat pantai Kuwaru teduh dan sejuk. Sebelumnya, kawasan pantai di hilir Sungai Progo ini hanya sehamparan gundukan pasir. Kini, pohon cemara yang ditanam pada 2000 telah tumbuh lebat, dan membentuk lorong memanjang seperti gua. Itu sebabnya tempat ini diberi nama 'Gua Cemara.' Sebelum tahun 2000, lingkungan pesisir ini berada di titik nadir. Angin dari laut selatan yang berhembus kencang meluluh-lantakkan lahan-lahan pertanian Poncosari, Srandakan, Kulon Progo. Tanaman pertanian kerap rusak lantaran angin laut yang kencang. Perlahan-lahan, seiring tumbuhnya tegakan cemara, angin laut tak lagi menghancurkan tanaman pertanian. Petani Poncosari kini punya benteng pertahanan: tegakan cemara sebagai penahan angin (wind barrier). Di samping itu, gua cemara menjadi objek wisata. Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) menyediakan berbagai fasilitas: ruang laktasi, lapangan parkir, musala dan toilet. Selain itu, terdapat fasilitas hiburan bagi pengunjung: taman bermain, kolam renang anak, dan saung-saung. Pokdarwis Pantai Gua Cemara juga mengembangkan wahana konservasi penyu bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam Yogyakarta. Wahana konservasi penyu menjadi sarana edukasi bagi pengunjung. Salah satu daya tariknya: melepas tukik bersama. Momen ini ditunggu-tunggu pengunjung karena tidak setiap saat ada pelepasan tukik. Pokdarwis melibatkan beberapa pihak dalam mengembangkan lokasi wisata. Dinas Kehutanan untuk mengelola pohon cemara, Dinas Lingkungan Hidup mengelola sampah, Dinas Perhubungan untuk mengatur parkir. Kelompok juga melibatkan kepolisian, Dinas Kesehatan dan Badan SAR Nasional. Di tempat wisata terdapat pasar hasil bumi yang memudahkan masyarakat menjual hasil pertaniannya. Letak pasar berhadapan dengan lapangan parkir. Salah satu penjual yang bersemangat menawarkan dagangannya adalah Sukowiyono. Sebelumnya ia berjualan di pasar, namun nenek berusia 73 tahun itu kini lebih memilih berjualan di pasar wisata Gua Cemara. Pantai Gua Cemara ramai dikunjungi wisatawan pada saat-saat Rindangnya pohon cemara udang yang padat menyebar di sepanjang garis tertentu. Seperti tahun baru Jawa atau Suro, pengunjung bisa mencapai pantai. Selain membentengi pesisir dari hembusan angin laut, tegakan ini juga menjadi wahana wisata di bagian hilir Kali Progo. 20 ribu orang. Dalam menyambut Suro, diadakan Labuhan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rejeki bagi masyarakat. Tradisi Labuhan ini meriah sehingga menarik wisatawan untuk menyaksikan prosesi budaya ini.

366 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 367

BUKU BIROCAN.indb 366-367 10/17/19 11:30 PM Waduk Sermo yang mulai beroperasi pada 1997 meningkatkan produktivitas pertanian padi di Daerah Aliran Sungai Progo. Waduk Sermo untuk menjaga keseimbangan pasokan air: menyimpan air saat kemarau, dan mengendalikan luapan air saat penghujan.

368 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 369

BUKU BIROCAN.indb 368-369 10/17/19 11:30 PM Yang menarik perhatian dari tradisi Labuhan: sesaji kambing kendit, Instruktur arung kilometer yang dapat diarungi selama 2,5 sampai 3 jam. Meski tingkat yang dalam bahasa Jawa disebut wedhus kendit. Dalam kepercayaan jeram membenahi ekstrem arus berbeda-beda, namun memungkinkan untuk diarungi masyarakat Jawa, kambing kendit disebut juga kambing pethuk. Methuk perahu karet setelah pengunjung yang baru pertama kali berarung jeram. artinya rejeki. selesai bertugas. Untuk menjajal jeram-jeram Sungai Elo, pengunjung dapat menyewa Tak jauh dari jalur Selain sesaji ini, juga ada kirab budaya, yang dimulai dari halaman arung jeram, seorang perahu untuk lima orang dan satu pemandu 650 ribu rupiah. Dengan rumah kepala dusun berjalan kaki menuju pantai Gua Cemara. Arak- warga memancing harga tersebut, pengunjung sudah mendapatkan satu kali makan, arakan berhenti di pendopo budaya dan peserta kirab menampilkan ikan di Sungai Elo. kudapan, kelapa muda dan foto. Di tengah perjalanan, perahu menepi tarian dan pentas seni yang menceritakan asal-usul tradisi Labuhan. di area istirahat sembari menikmati kelapa muda dan makanan kecil Puncak Labuhan ditandai dengan melarung sesaji kambing kendhit ke tradisional untuk melepas lelah. laut selatan sambil berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tak kurang ada dua puluh operator arung jeram yang menaruh harapan besar di Sungai Elo. Setiap operator memiliki pekerja yang ELO YANG BERJERAM ELOK dibayar harian. Jumlah pekerja tergantung pada jumlah perahu yang Jeram-jeram memanggil jiwa-jiwa petualang mengarungi Sungai Elo. dimiliki setiap operator. Para wisatawan yang gandrung petualangan bisa mencoba jeram-jeram Setiap pekerja dibayar 70 ribu rupiah per orang per trip. Dalam sungai di Pare, Blondo Mungkid, Magelang, itu. sehari, satu pekerja bisa mencapai tiga trip. Salah satu pegiat arung Setiap perahu mendekati jeram, pemandu mengingatkan para jeram, Angga, memiliki 13 perahu dan 15 pekerja. wisatawan untuk bersiap. Terkadang wajah mereka tegang, namun Keberadaan Sungai Elo memberi kesempatan bagi masyarakat yang bersorak gembira saat berhasil melewati jeram. tergabung dalam Paguyuban Operator Arung Jeram Magelang (POAJM) Walau di musim kemarau, aliran Sungai Elo tetap mencukupi untuk untuk meningkatkan kehidupan ekonominya. Begitu juga pekerja harian aktivitas arung jeram. Jalur sungai yang berjeram membentang 12 yang mengadu nasib untuk memperoleh penghasilan tambahan. ***

370 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 371

BUKU BIROCAN.indb 370-371 10/17/19 11:30 PM Kelompok Wana Tirta menggagas wisata hutan mangrove di pesisir Desa Pasir Mendit, Temon, Kulon Progo. Kawasan ini melindungi wilayah pesisir selatan Kulon Progo.

372 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA DAERAH ALIRAN SUNGAI 373

BUKU BIROCAN.indb 372-373 10/17/19 11:30 PM KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN

Pengelolaan hutan oleh entitas tapak mengurangi deforestasi dari 1,09 juta hektare per tahun pada 2014 menjadi 0,44 juta hektare per tahun pada 2018. Jumlah kesatuan pengelolaan hutan telah mencapai 316 lembaga. Dari jumlah itu, 170 menggerakkan pendulum ekonomi di pelosok negeri.

374 375

BUKU BIROCAN.indb All Pages 10/17/19 11:30 PM BALAI KPH PUNCAK NGENGAS BATULANTEH SINERGI KOPI, MADU, KEMIRI, WISATA KOLABORASI YANG SALING MENGUNTUNGKAN DALAM MELESTARIKAN HUTAN SAMBIL MENYEJAHTERAKAN MASYARAKAT. Permukiman merambati lembah dan punggung bukit di sela berbagai pepohonan nan hijau. Hidup berdampingan dengan kawasan hutan, warga desa ini sangat tergantung pada sumber daya hutan Batulanteh.

BUKU BIROCAN.indb 376-377 10/17/19 11:30 PM alam minggu itu purnama remang- remang. Tiang-tiang listrik masih bergeletakan di permukaan tanah. Nampaknya, Perusahaan Listrik Negara Msedang berupaya untuk menerangi wilayah pedalaman Sumbawa ini. Ibu-ibu bercengkerama dan menghangat diri bersama. Berada di dataran tinggi Sumbawa, Punik memang berhawa dingin. Tiang-tiang itulah yang akan menyalurkan listrik ke Punik, sebuah dusun di Desa Batudulang, Batulanteh, Sumbawa. Memang tak mudah 800 meter dari muka laut yang cocok untuk menghasilkan kopi terbaik. membangun jaringan listrik ke daerah terpencil. Medan menuju Punik Menurut Fitta Setiajiati, yang mengkaji peluang pengusahaan hutan ternyata sulit dengan tanjakan curam dan menembus hutan. Untuk lindung di Batulanteh, sepertiga penghasilan masyarakat berasal dari sementara ini, aliran listrik hanya sampai di Dusun Batudulang. kebun kopi di hutan lindung. Kajian di Jurnal Silvikultur itu menegaskan, Diterangi remang purnama, Abdul Aris menerobos malam dengan warga juga memungut jamur, madu, rotan muda, tumbuhan bawah, sepeda motor trail menuju Punik. Pemuda asli Jakarta ini merapat ke dan tumbuhan obat untuk memenuhi kebutuhan pangan. Begitulah, Sumbawa melalui program Bakti Sarjana Kehutanan. Dalam program kehidupan Acing dan sebagian warga tergantung pada sumber daya di itu, ia mengabdi di Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan (Balai KPH) hutan lindung. Puncak Ngengas Batulanteh sejak 2014. Pada September 2015, Acing dan 92 kepala keluarga mengajukan Di ujung aspal Batulanteh, tepatnya di gerbang Dusun Punik, pengelolaan hutan dengan skema kemitraan. Permohonan itu telah menanti seorang tua Acing. Ketua Kelompok Tani Hutan Brang mencakup kawasan hutan seluas 117 hektare yang selama ini mereka Tampu itu ingin bertemu dengan Aris. Rupanya, ia sedang menghadapi garap. Pada 2018, secercah harapan menaungi warga Punik. Balai KPH persoalan: pengemasan kopi arabika kelompoknya mengalami kendala. sepakat bermitra dengan masyarakat melalui Kelompok Tani Hutan Telah hampir setahun berjalan, Aris dan Acing sering bertemu. Mereka 'Brang Tampu'. Kedua belah pihak menandatangani naskah kesepakatan berbincang banyak hal: pengembangan usaha kopi ataupun sekadar kerjasama pada 10 Juli 2018. bercengkerama. Pintu rumah Acing selalu terbuka bagi Aris dan kawan- Balai KPH membimbing kelompok Brang Tampu untuk meningkatkan kawan saat bertugas di Resort Pengelolaan Hutan Batudulang. Resort ini mutu kopi dan pemasaran. Balai juga mengajak Acing dan beberapa merupakan salah satu unit pengelolaan Balai KPH Puncak Ngengas. anggotanya untuk studi banding. Dari kegiatan itu, kelompok mengenal Sebelum bermitra dengan Balai KPH, Acing dan sebagian besar warga petik merah: memanen buah kopi yang matang. Dalam bentuk green Punik dapat dibilang perambah hutan. Mereka telah menanam kopi bean, harga kopi petik merah lebih mahal ketimbang yang petik di hutan lindung sejak 1970-an. Desakan ekonomi memaksa mereka pelangi—kopi campuran merah, kuning, hijau. Green bean atau kopi membuka hutan untuk berkebun kopi. Apalagi, Punik berada di dataran beras adalah istilah untuk biji kopi kupasan dari buah merah.

378 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN 379

BUKU BIROCAN.indb 378-379 10/17/19 11:30 PM DEMI MEMAJUKAN USAHA KOPI, PERLU SINERGI ANTARA PETANI, PENYANGRAI, DAN BARISTA.

Selain itu, Brang Tampu juga membayar retribusi hasil hutan bukan kayu sebesar 4,3 juta rupiah. Dengan proyeksi optimal produksi kopi satu ton per hektare, kontribusi Brang Tampu bagi pendapatan negara dan daerah masih bisa meningkat di masa datang. Sementara itu, di Batudulang, seorang mahasiswa Agribisnis tingkat akhir sedang merintis usaha kopi. Berawal dari kuliah kerja nyata Universitas Samawa pada awal 2019, Isnaeni kini merangkul 13 pemuda yang bergabung dalam Wirausahawan Muda Batudulang. Mereka mengembangkan kopi kemasan dengan menampung hasil panen petani Punik. Selama Mei 2019 saja, Wirausahawan Muda mampu menjual sekitar tiga ratus saset seharga 1.500 rupiah per saset, yang dipasarkan di hotel dan kedai di Sumbawa. Balai KPH pun menjembatani kelompok Brang Tampu dengan Wirausahawan Muda. Kopi robusta dari petani Punik disalurkan, diolah, lalu dipasarkan oleh Wirausahawan Muda Batudulang. Meningkatnya pendapatan dari usaha kopi secara tak langsung menyemai kepedulian terhadap hutan. Ones salah seorang tenaga Salah seorang anak anggota kelompok tani, Wiwin, menuturkan, ia Kelompok Brang pengamanan hutan Balai KPH menyatakan, saat ini sulit menemukan membeli green bean petik merah dari petani seharga 40 ribu sampai 50 Tampu mendirikan kasus perambahan di Resort Pengelolaan Hutan Batudulang. ribu rupiah per kilogram. Sementara harga green bean petik pelangi tempat penjemuran Kini, ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk berdiskusi dengan secara sahaja untuk hanya separonya. Selain pengepul, Wiwin bersama ayahnya, Hamsi, juga masyarakat tentang arti hutan bagi kehidupan. Masyarakat tak lagi menghasilkan kopi memandang pakaian dinasnya yang hijau itu menakutkan. mengelola lahan di kawasan hutan kemitraan seluas tiga hektare. berkualitas baik. Kendati sinyal begitu lemah, alumnus Universitas Brawijaya ini masih Untuk bagian hilir pemasaran, Balai KPH memfasilitasi komunitas sempat memasarkan kopi melalui media sosial. Memanfaatkan Instagram Pena Samawa. Beranggotakan pemuda dari berbagai kalangan, Pena dan Whatsapp Business, perjuangan sang pencari sinyal ini membuahkan Samawa menjadi mitra Balai dalam meningkatkan kesejahteraan warga hasil. Pasar kopinya menyebar dari Medan, Sumatra Utara, hingga sekitar. Surabaya, Jawa Timur. Perlahan, kopi Punik menggeliat dengan pasar Untuk itu, Balai KPH membuka wawasan Pena Samawa tentang yang semakin luas. manfaat hutan bagi kehidupan, dan mengajak komunitas ini turut Mungkin pernah mendengar kopi Tepal yang terkenal itu. Masih membangun desa sekitar hutan. berada dalam satu lanskap dengan Punik, Desa Tepal dikenal dengan Demi memajukan usaha kopi Brang Tampu, Ketua Pena Samawa produksi kopi robusta, kopi arabika, dan kopi luwak. Kopi tepal Abdi menekankan pentingnya sinergi antara petani, penyangrai, dan termasuk salah satu jenis kopi spesial dari Sumbawa. barista. Ia menyampaikan bahwa petani memiliki peran besar dalam Kepala Balai KPH Dadan Kuswardhana menuturkan 80 persen memastikan nikmatnya kopi. Peran petani itu mulai dari pemilihan bibit pasokan kopi Tepal berasal dari Punik. Kini, geliat kelompok Brang Tampu kopi hingga pengolahan pasca-panen. dalam memberdayakan dirinya dan mutu kopi Punik menyebabkan Pena Samawa berupaya meningkatkan nilai jual kopi dari petani berkurangnya pasokan kopi ke Tepal. dengan cara berbagi peran. Petani menjual kopi beras ke Pena Samawa Kelompok Brang Tampu pun berkontribusi bagi penerimaan negara seharga 55 sampai 60 ribu rupiah per kilogram. Kemudian, Pena Samawa dan daerah. Pada Januari 2019, Brang Tampu melunasi provisi sumber memilih dan menyangrai biji kopi, yang lantas dijual 70 – 80 ribu rupiah daya hutan senilai 5,5 juta rupiah. Besaran provisi itu berasal dari produksi per kilogram. Dengan memetik nama Ketua Brang Tampu, Pena Samawa kopi arabika sekitar 5 ribu ton dan kopi robusta sekira 19 ribu ton. memasukkan merek kopi ‘Acing’ ke pasar kopi arabika Nusantara.

380 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN 381

BUKU BIROCAN.indb 380-381 10/17/19 11:30 PM Dengan hanya memetik buah merah, petani dapat memperoleh harga kopi yang lebih memadai. Dalam bentuk green bean, harga kopi petik merah lebih mahal ketimbang yang petik pelangi—kopi campuran merah, kuning, hijau.

382 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN 383

BUKU BIROCAN.indb 382-383 10/17/19 11:31 PM Untuk meningkatkan kemandirian lokal, Balai KPH bersama warga mengolah lebih lanjut produk kopi. Dengan berperan mulai dari hulu sampai hilir, akan membuka peluang ekonomi lebih luas bagi masyarakat.

KEMIRI PENGISI PUNDI Sepanjang jalan antara Dusun Batudulang sampai Dusun Punik, tajuk pepohonan menaungi kiri-kanan jalan. Suasana begitu teduh dan sejuk. Abdul Aris menuturkan, pepohonan itu hampir semuanya kemiri. Ketika memasuki Batudulang, tak perlu heran bila mendengar suara geretak. Bunyi itu berasal dari aktivitas ibu-ibu yang mengupas kemiri gelondongan. Seperti hari itu, di beberapa halaman, kaum ibu sedang memecah buah-buah kemiri. Mari ke rumah Harnani. Dibantu tujuh perempuan, Harnani dapat mengolah 300 kilogram kemiri gelondongan menjadi 100 kilogram oce atau kemiri kupas per minggu. Pengupasan memberikan nilai tambah, dari 4 ribu rupiah jadi 36 – 40 ribu rupiah per kilogram—berlipat 9 – 10 kali. Nilai tambah itu dirasakan tujuh rekan kerja Harnani. Dengan upah 2 ribu rupiah per kilogram per orang, mereka mengantongi sekitar 600 ribu rupiah setiap pekan. Ini cukup menambah pendapatan untuk menyekolah anak-anak. Seperti halnya kopi, kemiri menjadi sumber pendapatan sepertiga masyarakat Batudulang. Namun, sebagian besar petani masih menjual dalam bentuk kemiri gelondongan. Memanen kemiri merupakan sumber penghasilan tercepat. Setelah memanen, petani bisa langsung menjual kemiri gelondongan, lalu mendapatkan uang tunai. Itu sebabnya petani lebih suka menjual kemiri gelondongan.

384 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN 385

BUKU BIROCAN.indb 384-385 10/17/19 11:31 PM Selain komoditas kopi, pendapatan warga juga berasal dari kemiri yang tumbuh rimbun di Batulanteh. Kemiri berkontribusi terhadap sepertiga Petani berpandangan waktu dan tenaga untuk menjemur dan pendapatan masyarakat. memecah cangkang kemiri tak sebanding dengan harga kemiri kupas. Lagipula, buah kemiri bisa pecah dan hancur. Saat penjemuran pun Selong, dan lainnya. Sedangkan kemiri kupas dari Lombok Tengah dan berisiko: hujan dapat merusak kemiri. Bertais dijual kepada pedagang di Lombok Tengah, Lombok Barat, dan Statistik menunjukkan Batudulang memproduksi sekitar 316 ton Kota Mataram. Bisa juga sebagian kemiri kupas dijual kepada pedagang kemiri setiap tahun. Musim panen kemiri berkisar antara September kemiri di Pulau Bali. Selain melalui pengusaha dari Sumbawa, petani hingga Desember, dan petani masih bisa memungut sisa panen pada juga menjual langsung kemiri kupasan ke pasar Sumbawa. Januari hingga Maret. Petani memanen dengan cara memungut kemiri Sementara itu, untuk cangkang kemiri biasanya pengumpul yang jatuh di sekitar pohon. Biaya tenaga kerja perempuan berkisar membelinya di tingkat desa, yang lalu dijual kepada pengusaha di Pulau antara seribu hingga dua ribu rupiah setiap kilogram. Lombok—antara lain Sikur Selatan dan Jerowaru. Cangkang kemiri itu Peneliti Universitas Mataram menganalisis mata rantai harga kemiri kemudian dijual kepada petani tembakau di Pulau Lombok dan Bali. yang berasal dari Batudulang. Dari tingkat desa, pengepul biasanya Hasil kajian peneliti tersebut memperlihatkan pertambahan nilai menjual kemiri kepada pedagang antar-pulau di Kota Sumbawa seharga yang cukup signifikan dari kemiri gelondongan menjadi oce, lalu minyak 3.200 – 4.200 rupiah per kilogram. kemiri. Hitungannya: 3 kilogram kemiri gelondongan menghasilkan Kemiri gelondongan yang dibeli pengusaha di Kota Sumbawa 1 kilogram oce dan 2 kilogram cangkang. Selanjutnya, 1 kilogram oce kemudian dijual kepada pengusaha di Lombok Timur, Lombok Tengah, menghasilkan 5 botol minyak kemiri isi 85 mililiter per botol. dan Kota Mataram. Harganya: 6 ribu rupiah per kilogram. Kemiri Artinya, pengolahan 3 kilogram kemiri gelondongan seharga 12 ribu gelondongan tersebut kemudian dikupas oleh pengusaha Lombok rupiah, menjadi oce akan meningkatkan harga menjadi 37 sampai 41 Timur dan Lombok Tengah. Biaya pengupasan: 500 ribu rupiah per ton ribu rupiah—dengan asumsi harga cangkang 500 rupiah per kilogram. kemiri gelondongan. Bila oce diolah menjadi minyak kemiri, nilai kemiri menjadi 181 ribu Dalam perjalanannya, kemiri kupas dari Lombok Timur kemudian hingga 201 ribu rupiah—harga minyak kemiri 20 ribu rupiah per botol dijual kepada pedagang pengecer di pasar-pasar utama: Masbagik, isi 85 mililiter.

386 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN 387

BUKU BIROCAN.indb 386-387 10/17/19 11:31 PM lebah bisa lestari bila ekosistem hutan terjaga. Karena itu, untuk menjamin keberlanjutan usaha madu, petani harus menjaga hutan. Demi keberlanjutan usaha madu pula Balai KPH mendorong teknik panen madu lestari. Tekniknya: memanen madu dengan menyisakan sebagian sarang lebah. Harapannya, lebah tidak pergi dan membangun sarangnya kembali. Selain berkelanjutan, panen lestari juga meningkatkan madu yang diunduh petani. Pada panen pertama, biasanya petani mendapatkan madu 9 kilogram, dan panen kedua bisa 12 kilogram. Apalagi pada panen ketiga, madu yang dipanen dapat mencapai 18 kilogram. Selain edukasi, Balai juga memberikan dukungan alat-alat penunjang seperti refraktometer untuk mengukur kadar air madu, alat pengemas, dan promosi. Pada Festival KPH Nasional dan Pameran Usaha Kehutanan PUSAKA 2018 di Mangunan, Yogyakarta, madu BUMDes Sahabat menjadi salah satu buah tangan bagi tamu-tamu VVIP. Sementara itu, di Batudulang, usaha madu hutan lebih dulu berjalan dibandingkan dengan usaha kopi. Sebagian besar masyarakat memang pemburu madu yang dikenal bermutu terbaik. Ketua Hutan Melihat potensi itu, Balai KPH memfasilitasi Kelompok Usaha Umumnya, petani Kemasyarakatan ‘Hutan Lestari’ Junaidi menuturkan usaha madu Bersama 'Sumber Alam' pimpinan Ahong untuk merintis produksi menjual kemiri dalam tersebut telah dimulai sejak 1996. Pada 2000, ia bersama kelompoknya minyak kemiri. Sejak 2017, bersama Harnani, Ahong memanfaatkan bentuk gelondongan lantaran praktis untuk mendirikan Koperasi Hutan Lestari, yang kemudian mendapatkan izin remahan kemiri yang tak bernilai diolah menjadi minyak kemiri. Tidak mendapatkan uang mengelola hutan kemasyarakatan pada 2014. hanya di Sumbawa, pasar minyak kemiri Sumber Alam juga menjangkau tunai. Namun, bila Kelompok hutan kemasyarakatan mengelola seribu hektare kawasan Mataram, Nusa Tenggara Barat, dan Bogor, Jawa Barat. Sumber Alam dikupas, petani bisa hutan, yang terdiri 600 hektare hutan lindung dan 400 hektare hutan pun ingin memanfaatkan cangkang kemiri menjadi briket arang. mendapatkan harga produksi. Dari luasan itu, Hutan Lestari baru memanfaatkan area Dengan potensi produksi 2.100 ton per tahun, tak terbayangkan yang lebih baik. 20 hektare untuk budidaya lebah. Pada 2018, produksi madu hutan berapa nilai perputaran uang di Batudulang. Peran pemerintah menjadi mencapai 4,5 ton. penting untuk memastikan seluruh masyarakat memperoleh nilai Untuk meningkatkan nilai tambah madu, Balai KPH menyokong tambah dari rangkaian bisnis olahan kemiri. kemasan kepada Kelompok Usaha Bersama Sumber Alam, BUMDes MADU SUMBAWA: MENGALIR SAMPAI JAUH Sahabat, dan Wirausahawan Muda Batudulang. Salah satu upaya Selepas Asar, para remaja berkumpul di Balai Warga Desa Semamung. meningkatkan nilai tambah, Wirausahawan Muda Batudulang misalnya, Mereka sedang bersiap untuk menggelar Bazar Ramadhan Semamung memproduksi madu kemasan seharga 4 ribu rupiah per saset. Inovasi ini Hebat. Kiprah dalam bazar remaja ‘Social Responsibility Community’ itu muncul dari pandangan konsumen lebih tertarik membelanjakan uang didukung Badan Usaha Milik Desa ‘Sahabat’. dalam jumlah yang lebih sedikit dalam sekali waktu. Sudah semenjak 2018, BUMDes Sahabat memiliki usaha penjualan Pengemasan yang memikat dan adanya logo KPH memperkuat madu. Tren penjualannya pun meningkat. Dalam mengembangkan usaha kepercayaan konsumen terhadap produk madu sumbawa Batulanteh. ini, Balai KPH memberikan bimbingan teknis pengelolaan madu lebah Sebagai contoh, BUMDes Sahabat sulit untuk sekadar menyimpan satu Apis dorsata. Jenis lebah ini hidup liar dan sulit dibudidayakan. Populasi jeriken madu karena permintaan terus berdatangan. Pasar madu sumbawa ini telah mencapai luar negeri, salah satunya ke Bahrain.

388 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN 389

BUKU BIROCAN.indb 388-389 10/17/19 11:31 PM Pengupasan kemiri gelondongan pun membuka peluang pekerjaan bagi masyarakat. Nilai tambah kemiri kupas juga dirasakan para pengupas. Dengan upah dua ribu rupiah per kilogram per orang, pengupas dapat mengantongi sekitar 600 ribu rupiah setiap pekan. Sebagian besar pengupas adalah kaum perempuan sehingga menyokong ekonomi keluarga.

390 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN 391

BUKU BIROCAN.indb 390-391 10/17/19 11:31 PM Sumbawa dikenal sebagai salah satu penghasil madu hutan bermutu tinggi. Permintaan terus mengalir, dan menjangkau pasar luar negeri. Agar WISATA BATULANTEH berkelanjutan, madu diunduh dengan teknik panen lestari. Beberapa tahun lalu, Lukman hanyalah seorang penjerat burung di kawasan hutan Batulanteh. Berjualan di pom bensin dekat kantor Balai Penyuka burung biasanya mencari burung samyong, beo sumbawa, KPH, burung jeratannya hanya laku 15 ribu hingga 50 ribu rupiah per kakatua jambul kuning, dan punglor kembang. Lukman menyatakan tak ekor. Miris, sudah memburu, laku murah pula. kurang 30 spesies burung mendiami Tiu Dua. Wisata Tiu Dua juga Tapi, itu kisah masa lalu Lukman. Untuk menambah penghasilan, mendapatkan perhatian dari instansi pemerintah kabupaten. Pada ia tidak menjerat burung lebih banyak. Ia malah tertarik dengan 2018 misalnya, Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Sumbawa ajakan Ketua KUB 'Sumber Alam' Ahong untuk mengelola wisata Tiu membangun fasilitas wisata shelter pengamatan dan tangga antar-shelter. Dua. Pengetahuan Lukman tentang burung dan jelajah hutan berguna Ke depan, Balai KPH dan 'Sumber Alam' akan mempromosikan untuk mengembangkan wisata Tiu Dua itu. Pernah suatu waktu, saat agrowisata kopi, kemiri, madu, pendakian Gunung Batulanteh, dan mendampingi pengamat burung dari Bali, ia diberi honor 300 ribu jelajah hutan untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Pada titik ini, Tiu rupiah. Ini jauh lebih menguntungkan ketimbang menjual burung. Dua semakin melengkapi wisata Batulanteh. Kelompok 'Sumber Alam' nampaknya ingin melebarkan sayap Balai KPH juga menginisiasi pembentukan kelompok sadar wisata usahanya. Dari 31 anggotanya, sepuluh di antaranya bertugas mengelola di tiga desa: Serading, Boak, dan Songkar. Upaya ini sebagai salah satu wisata Tiu Dua. Salah satu pengurusnya adalah Lukman, yang kini strategi untuk meredam konflik antar-desa—Serading dan Boak—yang menjadi ketua Kelompok Sadar Wisata Batudulang. sudah lama tanpa solusi. Salah satu media resolusi konflik adalah wisata Wisata Tiu Dua merupakan pengembangan potensi hutan Batulanteh lima langkah atau Wilikah. Dinamakan Wilikah karena lokasi wisata di areal seluas 480 hektare. Tiu Dua memiliki flora, fauna, dan fenomena hanya berjarak lima langkah dari jalan negara. alam yang pantas untuk wisata yang memadukan rekreasi dengan Wilikah mencakup area 54 hektare yang dijadikan wisata kekinian pendidikan lingkungan. ala Sumbawa. Pemerintah desa menganggarkan 30 juta rupiah untuk Keragaman flora di Tiu Dua dapat menjadi wahana pendidikan dan fasilitas fisik pada 2018 lalu. Pada 2019, pengelola Wilikah mendapat interpretasi lingkungan bagi pengunjung. Kendati kekayaan faunanya dukungan dari tanggung jawab sosial PT PLN 40 juta rupiah. Selain itu, belum sepenuhnya diketahui, Tiu Dua dihuni berbagai jenis burung yang Persatuan Istri Prajurit Kartika Chandra Kirana juga berkontribusi 7 juta dapat memikat pengamat burung. rupiah dan pemerintah desa menyokong 15 juta rupiah.

392 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN 393

BUKU BIROCAN.indb 392-393 10/17/19 11:31 PM Keberlanjutan usaha madu tergantung pada kelestarian hutan untuk menjamin siklus mutualistik antara Apis dorsata dengan tumbuhan berbunga. Selain itu, petani mempraktikkan teknik panen lestari: memanen madu dengan menyisakan sebagian sarang lebah. Harapannya, lebah tidak pergi dan membangun sarangnya kembali.

394 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN 395

BUKU BIROCAN.indb 394-395 10/17/19 11:31 PM Alam menganugerahi Batulanteh dengan kesuburan, panorama indah, dan jasa lingkungan. Kerja sama para pihak untuk tujuan bersama akan menumbuhkan kesejahteraan sosial dan kelestarian hutan.

PETIKAN HIKMAH Sebagai representasi negara di tingkat tapak, Balai KPH Puncak Hasil akhirnya, manfaat hutan akan membangkitkan kesadaran Ngengas menyadari pengelolaan hutan sejatinya menjadi tanggung masyarakat dalam menjaga ekosistem hutan. jawab semua pihak terkait. Ini mengingat mandat Balai KPH yang tak Untuk itu, Balai KPH meyakini kinerja yang baik akan menumbuhkan ringan: mengelola hutan sekira 78 ribu hektare. kepercayaan dari para pihak. Begitu juga, peran Balai Pengelolaan Dengan hutan seluas itu, untuk pengelolaan yang efektif, Balai Hutan Produksi Wilayah VII Denpasar dan Dinas Lingkungan Hidup KPH membagi kawasan dalam unit-unit terkecil, yang disebut resor dan Kehutanan Nusa Tenggara Barat dalam meningkatkan kinerja Balai pengelolaan hutan. Pembagian kawasan ini memperhatikan luas, letak, KPH. Kedua instansi telah memberikan dukungan anggaran dan teknis potensi, tantangan, sumber daya manusia, aksesibilitas, serta prioritas sejak Balai KPH beroperasi. pengelolaan hutan. Selanjutnya, resor pengelolaan hutan dibagi lagi Selain bersama masyarakat, para pihak terkait pemerintah daerah, dalam blok-blok sesuai dengan rencana dan program. swasta, dan instansi lain, telah berkontribusi dalam pengelolaan hutan Balai KPH menyadari potensi kawasan hutan harus dikembangkan Batulanteh. Melalui tanggung jawab sosial, Bank NTB Syariah pun dengan berorientasi pada penambahan nilai komoditas; bukan sebaliknya, mengisi celah kosong dalam membangun masyarakat di sekitar hutan mereduksi nilai potensi hutan. Untuk meningkatkan nilai tambah, Balai KPH Puncak Ngengas. Kolaborasi yang apik dan jujur antara Balai sudah pasti harus mengajak para pihak untuk bersumbangsih dalam KPH dengan para pihak meringankan kerja dalam membangun hutan pengelolaan hutan. Sumbawa sambil menyejahterakan masyarakat.***

396 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN 397

BUKU BIROCAN.indb 396-397 10/17/19 11:31 PM Dengan potensi produksi 2.100 ton per tahun, kemiri menjadi andalan ekonomi rumah tangga Batulanteh. Kaum perempuan pengunduh kemiri berkontribusi dalam menambah pendapatan rumah tangganya.

398 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN 399

BUKU BIROCAN.indb 398-399 10/17/19 11:31 PM EPILOG

BUKU BIROCAN.indb 400-401 10/17/19 11:31 PM EPILOG PIJAKAN MASA DEPAN

KEPALA BIRO PERENCANAAN Ayu Dewi Utari

Pada akhirnya adalah ihwal waktu. Dua sisi waktu yang dapat kita genggam adalah keterbatasan dan keberlanjutan. Yang membedakannya tak lain adalah jeda di antaranya. Keterbatasan terbentuk oleh jeda untuk memahami masa lalu untuk menatap masa depan. Keberlanjutan terjadi mengikuti waktu yang terus bergulir seperti aliran air, dari hulu sampai hilir. Intinya, waktu bersifat siklis: terus berputar sepanjang masa. Pun kisah-kisah kinerja dari berbagai tapak dalam pustaka ini. Ada ‘waktu’ yang memang menuntut batas antara 2015 sampai 2019. Batas waktu menjadi titik awal pembelajaran, memetik hikmah di masa yang telah lewat sebagai bekal melangkah untuk masa depan yang lebih menjanjikan. Pada akhirnya, batas kinerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencair untuk memberikan pijakan kinerja baru berikutnya. Kinerja 2015 – 2019 sejatinya baru sepenggal perjalanan untuk pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan. Pijakan ini penting untuk mencegah langkah mundur ataupun terjebak di jalan buntu. Sebagaimana paparan dalam pustaka ini, masyarakat telah merasakan manfaat pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan. Pengelolaan di tapak telah menggambarkan capaian dari sisi ekologi, ekonomi, sosial dan budaya. Catatan nyata yang perlu diteladani adalah pengelolaan daerah aliran sungai yang merawat harapan masyarakat dari hulu hingga hilir. Interaksi yang sesuai gerak zaman telah tumbuh di Daerah Aliran Sungai Opak dan Progo telah memberikan relasi baru antara masyarakat dengan sungai. Dan karena itu, berbagai upaya dilakukan masyarakat untuk menjaga kelestarian daerah aliran sungai. Bentuknya macam-macam, mulai dari rehabilitasi vegetatif maupun teknik sipil, yang intinya untuk mencegah bencana longsor, banjir, dan kekeringan. Begitu juga, pengelolaan kawasan konservasi yang merangkul Perahu pinisi yang digunakan wisatawan mancanegara kelompok masyarakat dalam menjaga kelestarian sembari meraih peluang untuk menginap dan berlayar menyelusuri perairan untuk memperbaiki masa depan. Dalam pustaka ini, cerita tersebut bisa Taman Nasional , Nusa Tenggara Timur. dijumpai di kawasan-kawasan konservasi.

BUKU BIROCAN.indb 402-403 10/17/19 11:31 PM Pada sisi lain, upaya mendorong perbaikan di tapak juga nyata terlihat melalui upaya restorasi areal bekas tambang di Gunung Kidul, Yogyakarta, dan Belitung, Kepulauan Bangka Belitung. Dampak riilnya: cara pandang masyarakat berubah, dari menambang menjadi melestarikan alam. Demikian juga, pemulihan lahan gambut yang juga tidak lepas dari sentuhan Kementerian. Untuk mengurangi risiko kebakaran lahan yang selalu menjadi momok setiap tahun, telah direstorasi ekosistem gambut di lahan masyarakat Pesisir Selatan, Sumatra Barat. Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Puncak Ngengas Batulanteh sebagai aparatus pemerintah daerah telah nyata menggerakan pembangunan di Sumbawa dan menyejahterakan masyarakat. Hal serupa terjadi dalam pengelolaan Hutan Desa Tibussan yang mencerminkan keharmonisan masyarakat dengan alam sekitar, menghasilkan pendapatan, udara bersih, dan menyemai harapan untuk masa depan yang bermartabat. Penggalan kisah-kisah tersebut menegaskan pengelolaan yang telah dilakukan Kementerian. Tentu, butuh waktu panjang untuk meraih hasil bercakupan luas: meningkatkan pendapatan, memberikan kesejahteraan, dan mengelola ekosistem yang berkelanjutan. Keseluruhan upaya niscaya menjadi tumpuan bagi pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan di masa datang. Lantas, apa pelajaran yang bisa dipetik? Kementerian berupaya mendorong akuntabilitas kinerja tak hanya berhenti pada kebenaran administratif, tetapi juga mesti diikuti dengan perbaikan tapak. Untuk menyeleraskan keduanya, Kementerian harus memulai perencanaan dengan tapak yang tergambarkan secara jelas. Hanya dengan tapak dan spasial yang jelas, Kementerian dapat membangun dan merencanakan sinergi sejak awal perencanaan. Hal itu, semata kami meyakini bahwa setiap jengkal tapak yang dikerjakan secara kolaboratif akan menumbuhkan hasil yang lebih tepat sasaran. Berbagi peran pada satu tapak, akan lebih mendorong peran Kementerian dalam pembangunan nasional dan daerah. Yang hakikatnya untuk mencapai posisi pada titik ini: mendorong sentra-produksi tapak yang mengurangi pengangguran, mengentaskan kemiskinan, dan mempersempit kesenjangan antar-wilayah. Dan, kami menyebutnya Pengojek menaikkan kayu sengon tebangan di lahan sebagai organisasi Kementerian yang berorientasi pada hasil yang masyarakat dekat Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, melampaui tujuan programatik. *** Lampung.

404 DETAK TAPAK RENJANA KINERJA EPILOG 405

BUKU BIROCAN.indb 404-405 10/17/19 11:32 PM TENTANG KAMI

AYU DEWI UTARI - Wanita yang sayang keluarga ini punya harapan setiap rupiah yang dibelanjakan pemerintah dapat memperbaiki tapak lingkungan dan hutan. Doktor lulusan Universitas Gadjah Mada yang gemar membaca ini meyakini hutan adalah ibu dari setiap sendi pembangunan nasional. Saat ini bekerja sebagai kepala Biro Perencanaan. Tak hanya dekat dengan staf, ia juga dekat dengan masyarakat di tapak. Untuk menyeimbangkan hidupnya, wanita ini sering menikmati drama romansa sejarah. Salah satunya, Princess Silver.

SANDI KUSUMA - Lulusan Magister Profesional Institut Pertanian Bogor untuk konservasi keanekaragaman hayati ini suka menelusuri dan mengungkap kinerja di tingkat tapak, sembari menjelajah pelosok negeri. Saat ini bekerja di Biro Perencanaan. Sebelumnya, ia bekerja di Taman Nasional Kutai, sebuah tapak yang ia sebut sebagai kawah candradimuka pengelolaan kawasan konservasi.

ASRIYANTO - Laki-laki 40 tahun ini dikaruniai seorang putri. Lahir dan besar di Makassar, ia menamatkan pendidikan pascasarjana Manajemen Pembangunan Daerah di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi - Lembaga Administrasi Negara. Pernah mengabdikan diri di berbagai instansi pemerintah: Kantor Wilayah Departemen Kehutanan Sulawesi Selatan, Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan, Pemerintah Kabupaten Takalar, dan terakhir pada Biro Perencanaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

MARWEDHI NURRATYO - Pria kelahiran Yogyakarta, 25 April 1979 ini menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Lulusan master Institut Teknologi Bandung dan Rijkuniversiteit Groningen Belanda ini mengawali karir di Taman Nasional Betung Kerihun, Kalimantan Barat, kemudian ditugaskan di Program Anggaran, Sekretariat Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem. Dan, sejak 2017 hingga saat ini bertugas di Biro Perencanaan. Sejalan dengan hobinya yang gemar menyelisik segala sesuatu, buku ini meruangi renjananya dalam menggali manfaat pembangunan hutan dan lingkungan bagi masyarakat.

AMALIAH KURNIASIH - Seorang ibu kelahiran Jakarta, 28 Mei 1967 ini menempuh pendidikan S-2 di Fakultas Ilmu Manajemen Universitas Krisnadwipayana, Jakarta. Mengabdi di Biro Perencanaan sejak 1989 hingga saat ini. Ia memiliki hobi olah raga, travelling, dan memasak.

UBAIDILLAH SYOHIH - Bertugas di Biro Perencanaan sejak 2011 hingga akhir triwulan ketiga 2019. Sejak September 2019, diberi amanah sebagai kepala Sub-Bagian Hubungan Lembaga Pemerintah, Biro Hubungan Masyarakat. Lulusan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor ini menyelesaikan studi pascasarjana di Magister Ilmu Administrasi Publik Universitas Brawijaya dan Graduate School of International Cooperation Studies Takushoku University.

BUKU BIROCAN.indb 406-407 10/17/19 11:32 PM ABDUL KHOLIK - Pria kelahiran Bogor 10 Desember 1988 ini lulusan AISHA KEMALA WIJAYANTI - Putri pertama dari dua bersaudara sarjana Manajemen Hutan Institut Pertanian Bogor. Lajang yang gemar ini lahir di Jakarta, 9 Maret 1996. Ia bertugas di Biro Perencanaan jalan-jalan dan membaca ini, sejak 2015 hingga kini mengabdikan diri sebagai staf Bagian Kerjasama Dalam Negeri dan Hibah sejak 2019. di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Hobi travelling dan fotografi membuatnya memilih jurusan Rekayasa Kehutanan sebagai tempat untuk menyelesaikan studi sarjana di LASTRI SIMANJUNTAK - Perempuan kelahiran 8 Januari 1986 ini Institut Teknologi Bandung. bertugas di Biro Perencanaan sejak 2011. Saat ini menjabat Analis Data pada Sub-Bagian Evaluasi III. Lulusan Sarjana Kehutanan dari Institut RADEN FIRMAN SANTOSO - Sulung dari tiga bersaudara ini lahir di Pertanian Bogor tahun 2008 dan Magister Manajemen dari Universitas Semarang, 22 Februari 1994. Namun, ia besar di negeri tembakau Trisakti 2015 ini berhobi travelling dan menonton film. Temanggung. Ia mengenyam pendidikan tinggi di kampus kerakyatan Universitas Gadjah Mada di Fakultas Kehutanan, hingga menuntunnya TRIANDU - Pria dengan satu orang anak ini bertugas sebagai sekretaris menjadi staf di Biro Perencanaan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kepala Biro Perencanaan sejak 2013. Lulusan SLTA di Tangerang ini Kehutanan. Alunan musik selalu menyertai hari-harinya, memindai suka membaca buku komik dengan media daring. barisan kata dalam buku menjadi hobinya. Tiada usaha tanpa doa menjadi motto hidupnya. MAHARDHIKA CAHAYA UTAMA - laki laki asal kota nyaman bersinar Klaten Jawa Tengah yang lahir pada 20 Agustus 1995. Lulusan sarjana FEBY FAJRIN - Lelaki konvensional berdarah asli Celebes, lahir di Manajemen Hutan Universitas Gadjah Mada ini Memulai karir sebagai Jakarta, 8 Februari 1985. Anak pertama dari tiga bersaudara ini telah staf Bagian Evaluasi Biro Perencanaan sejak 2019. Laki-laki berkulit berkeluarga dengan seorang anak dan istri. Saat ini bertugas di hitam manis ini sejak kecil hobi bermain sepak bola. Biro Perencanaan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Penggemar berat klub sepak bola terbaik Eropa, Liverpool FC, ini ARFAN ADHI KURNIAWAN - Pria setia yang bermoto ”alon-alon asal berhobi kontemplasi di ruang tak bersisi, ditemani secangkir kopi move on” ini lahir di Purworejo, 27 tahun lalu. Lulusan Universitas racikan istri. Gadjah Mada tahun 2015 ini memulai karir di Bagian Kerjasama Dalam Negeri dan Hibah, Biro Perencanaan sejak 2016. Sifatnya yang lucu AGUS PRIJONO - Kontributor Majalah National Geographic Indonesia. dan periang membuatnya disukai banyak orang. Ia sebelumnya menulis pustaka 'Jejak dari Tapak ke Tapak: Menebar Modal Sosial, Membangun Peradaban Dua Tahun Kinerja Kementerian MUGI RESTUNAESHA - Kecintaannya pada flora, fauna dan alam Lingkungan HIdup dan Kehutanan, 2017. mendorongnya untuk mengenyam pendidikan di Rekayasa Kehutanan Institut Teknologi Bandung. Wanita kelahiran 21 Maret 1996 ini gemar menghabiskan waktu luang dengan membaca. Mojang Bandung yang terlahir kembar ini juga senang berjalan-jalan, mencari kisah pada tempat-tempat baru. Saat ini bekerja di Biro Perencanaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

INEKE TYA CLAUDYA SARWONO PUTRI - Anak perempuan semata wayang yang lahir di Sleman, 25 Maret 1995. Ia lulusan kampus bersemboyan “In Harmonia Progressio” jurusan Teknik Planologi. Melukis cahaya, bercengkerama dengan sahabat, berpikir visioner dan kritis, serta jalan-jalan adalah hobinya. Sebagai tipe pembelajar audio- visual membuatnya memulai dunia kerja di industri kreatif. Bercita-cita menjadi owner perusahaan tetap menjadi pilihannya.

MOCHAMMAD DESBY ADITIA - Anak pertama dari dua bersaudara ini kelahiran Bogor, 26 Desember 1994. Ia sangat ingin merasakan “mudik” sehingga memilih pasangan yang jauh dari Bogor. Pria lulusan Teknik Komputer Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Bogor ini sedang studi di Universitas Nusa Bangsa, Bogor. Ia menggeluti dunia graffiti yang membuatnya cukup dikenal sebagai seniman dan designer.

BUKU BIROCAN.indb 408-409 10/17/19 11:32 PM