Tantangan dan Peluang Sebagai Program Pengembangan Pola Transportasi Makro (PTM) DKI

TANTANGAN DAN PELUANG MONORAIL SEBAGAI PROGRAM PENGEMBANGAN POLA TRANSPORTASI MAKRO (PTM) DKI JAKARTA

Oleh: ZULFIKRI ABOEBAKAR Fakultas Hukum Universitas Indonusa Esa Unggul, Jakarta Jl. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510 [email protected]

ABSTRAK Jakarta adalah sebuah kota yang paling banyak menyimpan problematik ekonomi, sosial, hukum, budaya, politik dan keamanan, karena disamping luas wilayahnya begitu besar sekitar 650 km2, juga dihuni oleh sekitar 12 juta penduduk tetap dan penduduk tidak tetap yang datang dari kota- kota tetangganya yang mencari rezeki untuk mempertahankan kehidupannya. Tanpa adanya sarana dan prasarana angkutan umum yang efisien di dalam kota, kebutuhan akan mobilitas penduduk jadi terkendala, yang pada akhirnya akan menimbulkan biaya ekonomi tinggi dan dampak sosial kemasyarakatan yang negatif. Dengan jumlah penduduk dan luas kota yang sangat besar, ditambah lagi dengan lokasi pemukiman dan pusat bisnis yang cenderung terpusat dibeberapa sentra niaga maka pemerintah harus menyediakan infrastuktur jalan yang panjang dilengkapi dengan moda transport dalam kota yang terpadu, agar memudahkan mobilisasi penduduknya untuk pergi kemanapun di dalam kota. Tulisan ini ingin memberikan opini mengenai perihal Monorail hadir sebagai salah satu alternatif untuk menyelesaikan permasalahan akan kebutuhan massal public transportation (MPT). Dimana dalam penulisannya dipergunakan metode penelitian hukum normatif (library research).

Kata Kunci: Peluang dan Tantangan, Monorail, Pola Transportasi Makro

Pendahuluan investasi dalam menengah dan besar biasanya Sarana angkutan umum untuk kepentingan ditangani langsung oleh pemerintah. Hal ini dise- masyarakat di suatu Negara yang sudah maju babkan karena laba bersih dari hasil investasi bisnis ataupun yang sedang berkembang, adalah suatu jasa transportasi angkutan darat relatif sangat kecil. kebutuhan primer disamping kebutuhan-kebutuhan Itulah sebabnya tidak banyak kalangan swasta yang pokok lainnya seperti, pangan, sandang dan papan. bersedia menanamkan modalnya di sektor bisnis ini. Angkutan umum yang melayani kebutuhan Diantara sekian banyak kota-kota besar di masyarakat dapat terdiri dari berbagai macam , kota Jakarta sebagai ibukota negara moda, mulai dari kendaraan ojek yang tidak resmi, Republik Indonesia adalah sebuah kota yang paling angkot (angkutan perkotaan), taxi, bus mini, bus banyak menyimpan problematik ekonomi, sosial, jumbo, bus dalam kota dan bus luar kota sampai hukum, budaya, politik dan keamanan, karena pada kereta api, yang kesemuanya itu ditujukan disamping luas wilayahnya begitu besar sekitar 650 2 untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan jasa km , juga dihuni oleh sekitar 12 juta penduduk tetap angkutan masal yang murah. dan penduduk tidak tetap yang datang dari kota- Penyelenggaraan berbagai jenis angkutan kota tetangganya yang mencari rezeki untuk mem- masal tersebut ada yang diselenggarakan oleh swas- pertahankan kehidupannya. ta yang beroperasi dalam skala investasi kecil dan Sebagai kota besar yang berstatus ibukota menengah. Tetapi khusus untuk skala operasi dan negara, Jakarta juga berstatus sebagai provinsi yang Lex Jurnalica Vol.5 No. 1, Desember 2007 1

Tantangan dan Peluang Monorail Sebagai Program Pengembangan Pola Transportasi Makro (PTM) DKI Jakarta sama dengan provinsi-provinsi lainnya di Indonesia. Selain terkenal dengan banyaknya jumlah Hanya saja perbedaannya adalah, kedudukan kota penduduk, kota ini juga terkenal kemacetan lalu Jakarta sebagai provinsi sekaligus sebagai ibukota lintas yang setiap hari mampu membuat penduduk- negara statusnya dikukuhkan oleh undang-undang nya stress berat karena hampir semua pengemudi No.34 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Provinsi kendaraan umum maupun pribadi tidak patuh Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia dengan peraturan lalu lintas. Kalau kondisi sema- Jakarta, sehingga kota ini mempunyai kelebihan cam ini terus dibiarkan maka dalam waktu tidak dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain. terlalu lama kota ini akan menjadi kota yang tidak Dalam statusnya sebagai provinsi, peme- layak huni karena mengancam kualitas hidup rintah DKI juga tunduk kepada Undang-Undang penduduknya. Pada tahun 2014, kota Jakarta akan No.34 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah kolaps macet total akibat pertumbuhan kendaraan sebagai Pengganti Undang-Undang No.22 Tahun tidak sebanding dengan pertumbuhan jalan. Pada 1999 Tentang Otonomi Daerah yang telah dicabut, saat itu, siapa saja dapat membeli mobil namun dan oleh Pemerintah Pusat Pemda DKI, diperla- tidak bisa keluar rumah, mungkin pada akhirnya kukan sama seperti halnya provinsi-provinsi lainnya cukup diselimuti saja di garasi. Tragis. di Indonesia. Merujuk hasil The Study on Integrated Selain sebagai ibukota negara, Jakarta juga Transportation Master Plan (SITRAMP) tahun berperan besar dalam berbagai aktivitas ekonomi 2004, bahwa kerugian ekonomi di Jabotabek akibat baik dalam hubungannya dengan provinsi-provinsi kemacetan mencapai Rp. 3 triliun per tahun untuk lain maupun dengan pihak luar negeri. Dengan biaya operasi kendaraan Rp.2,5 triliun untuk kehila- posisi ini Jakarta dapat disebut sebagai —trend ngan waktu, dan Rp.2.8 triliun untuk dampak setter“ untuk kegiatan-kegiatan tersebut. kesehatan. Informasi yang sama dari Dinas Perhu- Dari aspek pelaksanaan pemerintahan, bungan Pemda DKI mengatakan bahwa kerugian provinsi —kecil“ ini yang dipimpin oleh seorang akibat kemacetan sebesar Rp.12.8 triliun per tahun. gubernur dibantu oleh lima walikota sebagai ekse- Tanpa adanya sarana dan prasarana angku- kutif dan lembaga DPRD-nya hanya ada ditingkat tan umum yang efisien di dalam kota, kebutuhan provinsi dan tidak ada di tingkat kota, sebagaimana akan mobilitas penduduk jadi terkendala, yang pada yang terjadi di provinsi, kota dan kabupaten lainnya akhirnya akan menimbulkan biaya ekonomi tinggi di Indonesia. dan dampak sosial kemasyarakatan yang negatif. Untuk memberikan pelayanan kepada Untuk mengatasi masalah sistem lalu lintas yang penduduknya, Pemda DKI memberi fasilitas perizi- sudah kacau ini, maka pemerintah DKI membuat nan bagi usaha bisnis alat angkutan umum yang terobosan dengan telah memberikan izin kepada murah dan selalu tersedia dalam rangka menjamin investor swasta untuk membangun system angkutan mobilitas penduduknya sehari-hari mulai dari ojek, massal sekaligus murah yang terjangkau oleh rakyat bajaj, taxi, sampai bus dan sedikit kereta banyak, yang dikenal sebagai monorail. Sistem ini listrik. merupakan bagian dari Program Pengembangan Pola Transportasi Makro (PTM) DKI Jakarta. Pola

2 Lex Jurnalica Vol.5 No. 1, Desember 2007

Tantangan dan Peluang Monorail Sebagai Program Pengembangan Pola Transportasi Makro (PTM) DKI Jakarta transportasi makro itu mengintegrasikan empat amandemen, dengan demikian tidak akan terjadi sistem transportasi umum, yakni bus priority antara tumpang tindih. lain Busway, Transit (LRT), Mass Rapid Di dalam lingkungan masyarakat sendiri Transit (MRT) dan Angkutan Sungai Danau dan pun pada akhirnya muncul berbagai pertanyaan Penyeberangan (ASDP). yang tidak mudah untuk menemukan jawabannya, Izin pembangunan dan operasional mono- misalnya: rail yang diberikan oleh Gubernur DKI kepada PT. 1. Apakah untuk memenuhi kebutuhan dan Jakarta Monorail berdasarkan kewenangan yang meningkatkan pelayan kepada masyarakat akan dimilikinya berdasarkan undang-undang otonomi jasa transpotasi murah seperti monorail harus daerah dan peraturan perundang-undangan lainnya. terlebih dahulu menunggu selesainya amande- Namun demikian, terobosan yang dilakukan oleh men Undang-Undang No. 13 Tahun 1992 gubernur DKI ini, menurut Menteri Perhubungan Tentang Perkeretaapian? dikatakan bertentangan dengan Undang-Undang 2. Apakah tidak ada jalan lain yang legal yang Nomor 13 Tahun 1992 Tentang perkeretaapian yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang- masih berlaku, karena dalam undang-undang terse- undangan?, but tidak memungkinkan pihak swasta menjadi 3. Apakah tidak mungkin mencari terobosan operator kereta api. Dan kalau ada rencana pemba- dengan mencari temuan-temuan hukum baru? ngunan dan pengoperian monorail di kota Jakarta maka, seyogyanyalah kewenangan perizinan dan Permasalahan operasionalisasi nya harus berada dibawah Depar- Melihat kepada latar belakang permasa- temen Perhubungan. lahan tersebut di atas, maka hal yang ingin dibahas Departemen Perhubungan menunjuk pasal 6 pada tulisan ini adalah mengenai, “Apakah tindakan ayat1 dan 2 Undang-Undang No.13 Tahun 1992 yang seharusnya dilakukan pemerintah DKI Jakarta Tentang Perkeretaapian, yang menyatakan “Per- saat ini dalam rangka pelaksanaan rencana pemba- keretaapian diselenggarakan oleh Pemerintah dan ngunan Monorail sebagai salah satu solusi pengu- pelaksanaannya diserahkan kepada badan penye- rang kemacetan di Jakarta?“ lenggara yang dibentuk untuk itu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku “dan— Tujuan Penelitian Badan usaha lain selain badan penyelenggara Tujuan penelitian ini adalah untuk menge- sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, dapat diikut- tahui hal-hal apa saja yang dapat dilakukan sertakan dalam kegiatan perkeretaapian atas dasar PEMDA DKI Jakarta dalam upayanya membuat kerjasama dengan dengan badan penyelenggara. Monorail di Jakarta, agar beban kemacetan di Sedangkan kalau Pemda DKI merasa Jakarta dapat sedikit berkurang. berwenang memberikan izin sekaligus operasiona- Karena keterbatasan yang ada pada lisasinya berada ditangan swasta maka peraturan penulis, maka penulis tidak melakukan studi perundang-undangannya harus terlebih dahulu di lapangan dalam penyusunan penelitian ini. Penulisan artikel ini menggunakan metodologi Lex Jurnalica Vol.5 No. 1, Desember 2007 3

Tantangan dan Peluang Monorail Sebagai Program Pengembangan Pola Transportasi Makro (PTM) DKI Jakarta penelitian normatif, yaitu suatu bentuk penu- Pada waktu itu pemerintah kolonial lisan atau penelitian yang hanya melakukan stu- Belanda enggan melaksanakan pembangunan dan di kepustakaan. Dimana studi kepustakaan ada- operasionalisasi bisnis jasa angkutan kereta api dan lah suatu bentuk penelitian yang hanya bersum- mereka lebih suka pelaksanaannya dilakukan oleh perusahaan swasta. Setelah beberapa tahun berjalan ber kepada data sekunder atau data yang telah ternyata bisnis jasa angkutan kereta api kurang ada. menguntungkan. Akhirnya pemerintah kolonial

Belanda mengambil alih usaha ini sehingga menjadi Perkeretaapian di Indonesia perusahaan negara yang dikenal dengan Staats- Untuk mencari jalan keluar sebagai penye- spoorwegen / State Railway. Perusahaan negara ini lesaian masalah sengketa kewenangan antara biro- kemudian terus mengembangkan usahanya dengan krasi pemerintah pusat dengan birokrasi pemerintah mulai membangun jalur barat di Bogor dan jalur daerah diperlukan suatu tindakan bersama yang timur di Surabaya pada 16 Mei 1878 dan proyek biasa disebut sebagai proses penemuan hukum yang tersebut tersambung dan dapat dirampungkan pada tidak hanya melibatkan kalangan eksekutif dan tahun 1894. Akan tetapi perusahaan swasta kereta legislatif tingkat pusat maupun tingkat daerah tetapi api tidak sepenuhnya keluar dari bisnis ini, mereka sebaiknya melibatkan kalangan perguruan tinggi. masih menjalankan usaha ini untuk jalur pendek Salah satu langkah penemuan hukum yang dalam kota Jakarta seperti Stoomtrammaats- perlu dilakukan adalah melalui suatu metode penaf- chappijen, dan patut disayangkan perusahaan ini siran hukum yakni metode historis atau sejarah. sudah ditutup sedangkan asset-asset nya sudah Metode penafsiran undang-undang menurut sejarah hilang entah kemana, padahal moda transport murah atau penafsiran historis, dimana setiap undang- seperti ini sangat diperlukan masyarakat. undang mempunyaisejarahnya. Dari sejarah peratu- Pada zaman kemerdekaan ini urusan bisnis ran perundang-undangan ini hakim dapat menge- kereta api di seluruh Indonesia, sepenuhnya di tahui maksud pembuatnya. Terdapat dua macam jalankan oleh PT.Kereta Api Indonesia (PT.KAI). penafsiran sejarah, yaitu penafsiran menurut sejarah Dengan alasan sebagai Public Services Obligation, dan sejarah penetapan sesuatu ketentuan perundang- pelayanan operasional kepada masyarakat pengguna undangan. (Yudha Bhakti, 2000). jasa nyaris jauh dibawah standar minimal dan terus Sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai merugi, kecuali untuk beberapa jalur seperti Jakarta sejak pembangunan jalan kereta api yang pertama œ Bandung, Jakarta œ Surabaya, mereka membe- pada 10 Agustus 1867 di Jawa Tengah dan pada 21 rikan pelayanan relative baik, tetapi itupun setelah Mei 1873 kota Semarang, Solo dan Jogyakarta menggandeng perusahaan swasta sebagai mitranya. sudah terhubung satu sama lain dengan jalan kereta api tersebut. Operator kereta api pada zaman itu Monorail di Jakarta adalah perusahaan swasta yang dikenal sebagai, Sistem transportasi di Jakarta dibangun oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij/ Pemda DKI untuk memberikan pelayan optimal Netherlands East Indies Railway Company .

4 Lex Jurnalica Vol.5 No. 1, Desember 2007

Tantangan dan Peluang Monorail Sebagai Program Pengembangan Pola Transportasi Makro (PTM) DKI Jakarta kepada penduduknya dan pendatang dengan biaya dibuat diatas jalan, hanya membutuhkan ruang yang relatif murah dan terjangkau. untuk tiang penyangga. Dengan jumlah penduduk dan luas kota 2) Terlihat lebih “ringan“ daripada kereta yang sangat besar, ditambah lagi dengan lokasi konvensional dengan rail terelivasi dan hanya pemukiman dan pusat bisnis yang cenderung menutupi sebagian kecil langit. terpusat dibeberapa sentra niaga maka pemerintah 3) Tidak bising karena menggunakan roda karet harus menyediakan infrastuktur jalan yang panjang yang berjalan di beton. dilengkapi dengan moda transport dalam kota yang 4) Bisa menanjak dan menurun serta berbelok terpadu, agar memudahkan mobilisasi penduduknya lebih cepat dibandingkan dengan kereta biasa. untuk pergi kemanapun di dalam kota. Akan tetapi 5) Lebih aman karena dengan kereta yang setelah bertahun-tahun merdeka, masalah ini tidak memegang rail, resiko terguling jauh lebih kunjung terpecahkan bahkan semakin semerawut kecil. Resiko menabrak pejalan kaki pun sangat dan tidak efisien. minim. Untuk itu Pemda DKI mencoba membuat 6) Lebih murah untuk dibangun dan dirawat diban- terobosan baru yakni, dengan memberikan izin dingkan dengan kereta bawah tanah, kepada investor P.T.Jakarta Monorail untuk menanamkan modalnya di bidang sebesar $.540 juta Sedangkan kekurangan dari sistem kereta monorail dibidang jasa pelayanan jasa KA monorail. adalah: Monorail sendiri adalah sebuah metro atau rail 1) Dibandingkan dengan kereta bawah tanah, dengan jalur yang terdiri dari rail tunggal, berlainan monorail terasa lebih memakan tempat. dengan tradisional yang memiliki dua rail paralel 2) Dalam keadaan darurat, penumpang tidak bisa dan dengan sendirinya kereta lebih lebar daripada langsung di evakuasi karena tidak ada jalan rail-nya. Biasanya rail-nya terbuat dari beton dan keluar kecuali di stasiun. roda keretanya terbuat dari karet, sehingga tidak 3) Kapasitasnya masih dipertanyakan. sebising kereta tradisional. Jenis monorail yang akan dibangun terdiri Tantangan Dan Peluang Monorail Sebagai dalam dua jalur yaitu; jalur hijau akan melayani Program Pengembangan Pola Transportasi Semanggi œ Casablanca œ Kuningan œ Semanggi Makro (PTM) DKI Jakarta dan jalur biru melayani jalur Kampung Melayu œ Gubernur Pemda DKI sebagai kepala Casablanca œ Tanah Abang œ Roxi. daerah mempunyai tanggung jawab untuk melak- Kereta monorail yang akan dibangun di sanakan seluruh peraturan perundang-undangan Jakarta ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang terkait dengan kewenangan untuk memimpin sebagaimana biasanya suatu sistem apapun. pelaksanaan pembangunan di daerahnya masing- Kelebihan dari sistem kereta monorail adalah: masing. Dalam hal ini Gubernur Pemda DKI tidak

1) Membutuhkan ruang yang kecil baik yang terkecuali. Dia bersama-sama dengan aparatnya vertikal maupun yang horizontal, lebar yang berkewajiban untuk memberikan pelayanan terbaik diperlukan adalah selebar kereta dan karena disegala bidang kepada rakyatnya, termasuk penye- Lex Jurnalica Vol.5 No. 1, Desember 2007 5

Tantangan dan Peluang Monorail Sebagai Program Pengembangan Pola Transportasi Makro (PTM) DKI Jakarta diaan alat transpotasi yang nyaman, aman, cepat dan melakukan amandemen bukan mengulur waktu murah. dengan alasan masih banyak rancangan undang- Dalam rangka mengatasi kemacetan lalu undang (RUU) yang harus diprioritaskan dan hal ini lintas yang setiap hari terjadi, Pemda DKI dengan bertolak belakang dengan pendapat Mochtar Surat Keputusan Gubernur DKI No. 84 Tahun 2003 Kusumaatmadja, bahwa, semua masyarakat yang Tentang Penetapan Pola Transportasi Makro di DKI sedang membangun dicirikan oleh perubahan bagai- Jakarta dan sebelumnya juga telah didukung oleh manapun kita mendifinisikan pembangunan itu dan Perda DKI No.12 Tahun 2003 Tentang Lalu Lintas apapun ukuran yang kita pergunakan bagi masya- dan Angkutan Jalan, Kereta Api, Sungai, Danau rakat dalam pembangunan. Peranan hukum dalam serta Penyeberangan telah menunjuk PT.Jakarta pembangunan adalah untuk menjamin bahwa peru- Monorail sebagai operator monorail di Jakarta. bahan itu terjadi dengan cara yang teratur. (Mochtar (www.tempointeraktif.com). Kusumaatmadja, 2006) Guna merealisasikan pembangunan fisik Dengan demikian dalam rangka menjamin proyek monorail, maka, PT. Jakarta Monorail telah keteraturan itu pemerintah dan DPR harus mampu menunjuk kontraktor PT. Adhi Karya, sebuah dalam waktu singkat mencarikan jalan keluar mene- perusahaan BUMN. Persero BUMN ini telah melak- robos kebuntuan hukum agar tercipta kepastian sanakan sebagian kontrak pembangunan fisik, tetapi hukum sehingga investor asing yang akan berpar- karena muncul masalah pendanaan maka proyek ini tisipasi menanamkan modalnya dalam proyek pem- jadi terhambat penyelesaiannya. bangunan kereta monorail dapat terus berlangsung. Proyek ini sejak awal akan didukung Kalau dikaji lebih dalam berdasarkan ilmu pendanaannya oleh sebuah sindikasi perbankan luar hukum yang ilmiah maka sengketa kewenangan negeri dari Uni Emirat Arab œ Bank Dubai. Tetapi antara Departemen Perhubungan dengan Pemda dalam kenyataannya proyek tidak berjalan mulus DKI disebabkan karena masing-masing telah karena muncul persoalan hukum yang terkait menafsirkan peraturan perundang-undangan yang dengan soal kewenangan dalam hal pemberian izin kaku berdasarkan pendekatan hukum positif yang kepada perusahaan operator. Hak inilah yang mengindentikkan hukum sebagai undang-undang. membuat pihak lembaga Bank menjadi khawatir Tidak ada hukum diluar undang-undang. Satu- akan kelangsungan operasional proyek ini. satunya sumber hukum adalah undang-undang, Sebagaimana diketahui bahwa peraturan sehingga banyak kalangan berpendapat bahwa perundang-undangan dibuat untuk menciptakan pemikiran positivisme hukum ini mematikan minat tertib hukum dalam pembangunan yang ditujukan orang untuk berfilsafat. Konsepsi pemikiran hukum bagi semua pihak dengan tujuan akhirnya adalah positif ini berkembang di Jerman dan dianut oleh kemakmuran rakyat bukan untuk segelintir misalnya, Paul Laband, Jellinek, Rudolf Von golongan. Ketika peraturan perundang-undangan Jhering, Hans Nawiasky, Hans Kalsen dan lain-lain. dirasakan menghambat proses percepatan pemba- (Lili Rasjidi, 2001) ngunan maka pemerintah dan DPR sebagai pihak Pemerintah pusat melalui Departemen yang bertanggung jawab harus tanggap untuk Perhubungan dan juga Pemda DKI bersikukuh

6 Lex Jurnalica Vol.5 No. 1, Desember 2007

Tantangan dan Peluang Monorail Sebagai Program Pengembangan Pola Transportasi Makro (PTM) DKI Jakarta dengan penafsirannya masing-masing, dan kalau hal (Elsi Kartika Sari, 2005) ini berkepanjangan akan merugikan semua pihak Dari berbagai macam asas tersebut diatas, terutama rakyat banyak yang membutuhkan sarana maka terbuka kemungkinan lebih lebar untuk angkutan masal seperti monorail. melakukan penafsiran peraturan perundangan-unda- Proyek pembangunan monorail adalah ngan tentang perkeretaapian dan pemerintah daerah cenderung masuk kepada ruang lingkup hukum melalui penafsiran multidisipliner yang melibatkan ekonomi yang tidak dapat diaplikasikan sebagai verifikasi dan bantuan dari lain-lain ilmu. (Yudha bagian dari salah satu cabang ilmu hukum, melain- Bhakti, 2000) kan juga merupakan kajian secara interdisipliner dan Dengan masuknya investor asing dalam multi dimensional. pembangunan proyek monorail ini dalam era globa- Dalam praktek pergaulan masyarakat lisasi, maka batas-batas negara dalam pengertian dengan semakin terbuka di dunia ini adanya era ekonomi dan hukum menjadi kabur. Dunia bergerak globalisasi maka dasar-dasar hukum ekonomi tidak ke satu arah dalam berbagai aspek kehidupan. Oleh hanya bertumpu pada hukum positif nasional suatu karena itu pertimbangan-pertimbangan tentang apa negara, tetapi juga akan mengikuti hukum interna- yang berkembang di dunia internasional menjadi sional. Lebih jauh lagi andaikata suatu perbuatan penting untuk dijadikan dasar hukum ekonomi di hukum yang sudah ada aturannya tetapi sudah tidak Indonesia, khususnya masalah proyek pembangu- sesuai lagi dengan zaman, maka pemerintah dapat nan monorail yang kini terhambat persoalan legal. mengacu pada sumber aslinya yakni Pancasila dan Kasus ini terus berkembang ke Dewan UUD 1945, yang dapat dijadikan sumber dan dasar Perwakilan Rakyat, Komisi V mempertanyakan hukum ekonomi, yang terdiri beberapa asas yakni; dasar hukum PT.Adhi Karya sebagai pelaksana 1. Asas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan pembangunan monorail yang sekarang ini sedang YME. berlansung. Pertanyaan ini diajukan sehubungan 2. Asas manfaat. dengan adanya revisi RUU NO.13 Tahun 1992 Ten- 3. Asas demokrasi Pancasila. tang Perkeretaapian yang masih dalam tahap 4. Asas adil dan merata. pembahasan, sehingga belum ada dasar hukum yang 5. Asas keseimbangan, keserasian dan keselarasan kuat untuk melibatkan pihak swasta sebagai dalam perikehidupan. pelaksana proyek tersebut. DPR khawatir kalau pro- 6. Asas hukum. yek ini macet maka PT. Adhi Karya yang BUMN 7. Asas kemandirian. sebagai kontraktor, pasti akan menderita kerugian 8. Asas keuangan. besar. Namun demikian, Komisi V menyatakan siap 9. Asas ilmu pengetahuan. untuk membahas RUU amandemen usulan peme- 10. Asas kebersamaan, kekeluargaan, keseimbangan rintah tersebut, akan tetapi sebaliknya Menteri dan kesinabungan dalam kemakmuran rakyat. Perhubungan menyatakan pesimis dapat meram- 11. Asas pembangunan ekonomi yang berwawasan pungkan pembahasan RUU ini. lingkungan dan berkelanjutan, dan Berdasarkan sejarah perkeretaapian di 12. Asas kemandirian yang berwawasan kenegaraan. Indonesia, sebetulnya bisnis ini pada awalnya

Lex Jurnalica Vol.5 No. 1, Desember 2007 7

Tantangan dan Peluang Monorail Sebagai Program Pengembangan Pola Transportasi Makro (PTM) DKI Jakarta memang dijalankan oleh pihak swasta. Akan tetapi dituntut perubahan hukum untuk menyesuaikan diri karena tingkat pengembalian investasinya (return agar hukum masih efektif dalam pengaturannya. on investmentnya) rendah maka jangka waktu balik Tanpa bermaksud untuk melanggar hukum modalnya relatif lebih lama dibandingkan dengan dan menggurui pemerintah dan DPR maka, sudah usaha bisnis yang lain. Oleh karena itu pemerintah sepatutnya pemerintah pusat mengambil langkah kolonial Belanda mengambil alih operasional bisnis tegas dan cepat dengan melakukan konstruksi ini. Sedangkan pihak swasta hanya mengambil porsi hukum dan atau penafsiran hukum jika melihat kecil bisnis kereta api yang hanya beroperasi di kenyataan bahwa peraturan peraturan perundangan- dalam kota saja. undangan yang ada belum mengatur peristiwa Kalau dikaitkan dengan peristiwa sejarah tertentu atau belum jelas, dengan cara menerbitkan masa lampau, sebetulnya sudah ada contohnya, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang bahwa swasta boleh melakukan bisnis kereta api di (Perpu) Tentang Perkeretaapian dan Monorail. dalam kota. Jadi kalau sekarang Pemda DKI berke- Dengan terbitnya Perpu tersebut paling inginan membuka peluang bisnis kereta monorail tidak untuk sementara masalah hukum yang meng- yang khusus melayani kebutuhan penduduk DKI, hadang proyek ini dapat teratasi. Selanjutnya sesuai maka sebetulnya hal ini bukanlah masalah besar dengan peraturan perundang-undangan Perpu terse- yang perlu diperdebatkan berkepanjangan apalagi but dengan beberapa perubahan dapat disahkan sampai merugikan kepentingan masyarakat banyak, menjadi undang-undang. gara-gara hanya kukuh berdasarkan undang-undang yang merupakan hukum positif yang kaku. Adalah Daftar Pustaka tepat seperti apa yang dikatakan Hugo Sinzheimer: Ali, Ahmad, “Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian “Wanneer er tusschen recht en leven tegenstelli- Filosofis dan Sosiologis)“, PT.Gunung ngen bestaan, dan komenerteeds krachten in Agung Tbk, Jakarta, 2002. beweging om deze op te thefften. Dan begint een Bhakti, Yudha, “Penafsiran dan Konstruksi tijdperk waarin niew recht onstaat...... “ Hukum“, Alumni, Bandung, 2000. Perubahan hukum senantiasa dirasakan Kusumaatmadja, Mochtar, “Konsep-konsep Hukum perlu dimulai sejak adanya kesenjangan antara dalam Pembangunan“ Kumpulan Karya keadaan-keadaan, peristiwa-peristiwa serta Tulis œ PT. Alumni, Bandung, 2006. hubungan-hubungan dalam masyarakat, dengan Rasjidi, Lili dan Ira Rasjidi, “Dasar-dasar Filasafat hukum yang mengaturnya. (Ahmad Ali, 2002). dan Teori Hukum“, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001. Kesimpulan Sari, Elsi Kartika dan Advendi Simangunsong, Bagaimanapun kaidah hukum tidak mung- “Hukum dalam Ekonomi“, Edisi revisi. kin kita lepaskan dari hal-hal yang diaturnya, PT.Grasindo, Jakarta, 2005. sehingga ketika hal-hal yang seyogyanya diaturnya www.wikipedia.com tadi telah berubah sedemikian rupa, tentu saja www.tempointeraktif.com

8 Lex Jurnalica Vol.5 No. 1, Desember 2007