Risalah Rapat Kunjungan Lapangan Pansus
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
R I S A L A H RAPAT KUNJUNGAN LAPANGAN PANSUS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG MEREK KE DIREKTORAT JENDERAL HAKI Tahun Sidang : 2015-2016 Masa Persidangan : II Rapat ke- : 16 Jenis Rapat : Rapat Konsultasi Sifat Rapat : Terbuka Hari, tanggal : Selasa, 17 November 2015 Waktu : Pukul 11.00 WIB s.d. selesai T e m p a t : Ruang Rapat Gedung Mahkamah Agung RI Acara : Memperoleh masukan mengenai RUU tentang Merek Dari: 1. Direktorat Jenderal Haki; Ketua Rapat : Hj. Desi Ratnasari, M.Si., M.Psi. (Ketua/F-PAN) Didampingi: 1. Drs. Wenny Warouw (Wakil Ketua/F-P.Gerindra) 2. H. Iskandar D. Syaichu, S.E. (Wakil Ketua/F-PPP) Sekretaris Rapat : Drs. ULI SINTONG SIAHAAN, M.Si. (Kepala Bagian Pansus) - 2 - ANGGOTA HADIR NO. NO. NAMA JABATAN/FRAKSI ANGGOTA Pimpinan Pansus 1. 472 Hj. Desi Ratnasari, M.Si., M.Psi. Ketua/F-PAN Anggota Pansus 2. 212 Nyoman Damanthra, S.E. Anggota/F-PDIP 3. 282 Ir. H. Adies Kadir, M.H., M.Hum. Anggota/F-PG 4. 372 Wihadi Wiyanto, S.H. Anggota/F-P. Gerindera 5. 442 I Putu Sudiartana Anggota/F-PD 6. 478 Yayuk Basuki Anggota/F-PAN 7. 488 Anang Hermansyah Anggota/F-PAN 8. 45 Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, S.Th.I Anggota/F-PKB 9. 512 Achmad Fauzan Harun, S.H., M.Kom.I Anggota/F-PPP UNDANGAN / NARA SUMBER NO. NAMA JABATAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang 1. Dr. MUHAMMAD SALEH S.H., M.H. Yudisial 2. SYARIFUDDIN Ketua Kamar Pengawasan 3. DAFNI DJAMAL Ketua Kamar Perdata 4. Dr. IMAM SUBECHI Ketua Kamar Tata Usaha Negara 5. AGUNG SUMANATA Hakim Agung Kepala Badan Administrasi Mahkamah 6. DR. ACO NOOR Agung 7. RAHMI MULYATI Panitera Muda Perdata Khusus 8. EKO Panitera - 3 - KETUA RAPAT (Hj. DESI RATNASARI, M.Si., M.Psi.): Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua. Yang terhormat Bapak Ramli selaku Dirjen Haki beserta jajarannya, Yang terhormat Anggota Pansus RUU tentang Merek DPR RI, serta Hadirin yang berbahagia. Pertama saya memperkenalkan diri saya, barangkali ada yang belum mengenal saya Desi Ratnasari, saya selaku Ketua RUU Pansus dari Fraksi Partai Amanat Nasional. Selanjutnya Wakil Ketua dari Fraksi Partai Gerindra yaitu Pak Drs. Wenny Waraouw, selanjutnya adalah Bapak H. Akhmad Zaki Siradj dari Fraksi Partai Golkar, berikutnya Bapak Wihadi Wiyanto, S.H. dari Fraksi Partai Gerindra, sebelah kanan Bapak I Putu Sudihartana dari Fraksi Partai Demokrat, Ibu Neng Eem Marhamah Zilfa Hiz dari PKB, dan satu lagi bapak Ahmad Fauzan Harun, S.H., M.Kom. dari PPP. Baik. Dalam kerja dengan Pansus tentunya pemerintah telah menyampaikan bahwa sekurang-kurangnya 14 Tahun berlakunya Undang-undang Nomor 1 Tahun 2001 tentang Merek sudah berlaku. Dan untuk menyempurnakannya oleh karena itu pemerintah mengambil inisiatif untuk melakukan beberapa perubahan, karena memiliki beberapa kelemahan. Dan beberapa perubahan penting yang terkandung dalam Rancangan Undang-undang tentang Merek tersebut adalah tentang jangka waktu pendaftaran. Lalu kemudian permohonan pendaftaran Merek dan permohonan perpanjangan waktu yang insyaallah akan dilakukan secara elektronik dan non elektronik. Lalu kemudian penyederhanaan proses pengumuman pendaftaran Merek, pengajuan perpanjangan perlindungan Merek terdaftar yang semula dilakukan 12 bulan sebelum berakhirnya tanggal perhitungan, sampai dengan tanggal berakhirnya perlindungan Merek. Lalu kemudian diharapkan adanya kewenangan Menteri untuk menghapus Merek, pengaturan lebih rinci tentang indikasi geografis, mendorong penggunaan Merek kolektif bagi pelaku usaha dibidang ekonomi kreatif dan UKM, larangan pendaftaran Merek memuat unsur-unsur yang dapat menyesatkan masyarakat. Lalu pengaturan lebih lengkap mengenai penetapan sementara pengadilan dalam rangka mencegah masuknya barang-barang yang diduga hasil pelanggaran Merek dijalur perdagangan. Ketentuan mengenai pendaftaran Merek internasional, ini berkaitan dengan Ratifikasi Protokol Madrid, dan lalu kemudian tentang pemberantasan pidana terhadap pelanggaran Merek. Dan tentu saja guna menyempurnakan RUU Merek tersebut, kami sebagai legislator yang memiliki wewenang dan hak untuk membuat undang-undang, tentunya membutuhkan beberapa informasi penting terkait dengan penyempurnaan Undang-undang ini. Atau terkait dengan hal-hal yang tadi kami sebutkan sebagai beberapa titik yang penting untuk kemudian dilakukan perubahan didalam RUU Merek yang saat ini sedang kami bahas bersama pemerintah. Dalam Pasal 20 Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen dijelaskan bahwa itu memang sudah menjadi tugas kami. Dan tentunya kehadiran kami kesini tidak hanya ingin mendapatkan informasi secara melalui PPT atau melalui verbal yang disampaikan oleh bapak Dirjen, atau bapak Direktur semua atau bahkan dijajarannya, yang lebih penting menurut kami adalah kami ingin tahu seperti apa sih situasi secara langsung? Lalu bagaimana andaikan kami ingin mendaftarkan Merek? Lelu kemudian situasi seperti apa pelayanan yang dirasakan? Paling tidak ketika kami sama-sama nanti kami mengesahkan Undang-undang ini, kami juga mengetahui seberapa siap dirjen HKI untuk bisa menerapka Undang- undang ini. Karena banyak sekali temuan-temuan kami hasi kunjungan kerja, dan juga hasil RDP dan RDPU yang menyatakan bahwa begitu panjang sekali waktu yang dibutuhkan, untuk kemudian bisa mendapatkan atau hak untuk mendapatkan nama merek tertentu. - 4 - Dan kemudian banyak sekali keluhan juga yang dinyatakan bahwa usaha mikro terutama mendapatkan hak-hak mereka untuk mendapatkan bantuan dari pada pemerintah untuk mempermuda mereka untuk memiliki merek, karena ternyata dalam kenyataannya yang legal biaya itu sangat tinggi bagi kantong mereka buat usaha mikro itu juga kami dengar. Barangkali hal-hal seperti ini patut kami ketahui juga, supaya apa yang kita lakukan, kami legislator dan pemerintah juga bisa bersinergi untuk kemudian betul-betul memberikan kebutuhan yang memang diinginkan dan tibutuhkan oleh masyarakat terkait dengan Undang-undang merek ini, sehingga jangan sampai Undang-undang yang sudah dibuat, tapi harmonisasi PP dan turunannya Undang-undang tidak ada, lalu kemudian juga tidak akan menyentuh aspek-aspek yang dibutuhkan oleh masyarakat gitu, untuk apa juga kita buat Undang-udang, sudah cepek-capek bikin gitu ya pak ya, kita sudah menghabiskan waktu sekian jam, sekian bulan, untuk kemudian berdiskusi, tapi ternyata tidak bisa diterpakan. Saya harapkan RUU Merek ini, kita sama-sama bersinergi untuk kemudian bisa betul-betul menyentuh apa yang dibutuhkan oleh masayarakat, khususnya UMKM, tidak hanya para pengusaha besar yang memang sudah memiliki modal dan capitalis, kapitalizen atau capital yang sudah mempuni untuk memiliki merek tersebut. Itu barangkali sambutan dari saya, semoga nanti kita bisa lebih memperdalam dan telepon dan diskusi seluruh anggota dan juga seluruh jajaran dari dirjen HAKI. Terima kasih. Assalamu’ alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. DIRJEN HAKI (RAMLI): Terima kasih Ibu Ketua Pansus dan Para Pimpinan juga Anggota yang saya hormati. Barangkali kami akan menyampaikan higth light saja untuk pertama ini supaya kita bisa setidaknya melihat bagaimana regulasi ini mempengaruhi sistem pelayanan yang ada. Jadi bapak dan ibu sekalian kami barangkali sekadar higth light saja bahwa yang ditangani Dirjen Kekayaan Intelektual itu adalah bentuk-bentuk KI yang cukup kompleks, dari mulai Hak Cipta, Paten, Merek Design Industri, Design tata letak sistem terpadu dan rahasia dagang. Jadi setidaknya ada 1, 2, 3, 4, 5, 6 Dirjen ini dibebani 6 Undang-undang. Jadi kalau di Kementerian Hukum dan HAM satu Dirjen dibebani begitu banyak undang-undang itu di Dirjen HAKI, tempat kami pak. Hanya satu undang-undang yang tidak ditangani dikita yaitu tentang Parietas Tanaman, itu ada di Kementerian Pertanian. Sekedar higth light saja bahwa kalau Paten, Merek Design Industri, design tata letak sistem terpadu itu prinsipnya adalah konstitutif artinya mereka hanya akan dilindungi setelah didaftar. Jadi kalau tidak didaftarkan yang namanya paten, merek, design industry, dan design tata letak sistem terpadu itu tidak dilindungi. Itu prinsip umum dari internasional atau konstitutif principle. Sedangkan kalau hak cipta, hak cipta itu prinsipnya deklaratif, artinya tidak didaftarkanpun sudah dilindungi. Dengan demikian asal orang sudah publics otomaticely dia protek by copy rezim legal registration. Jadi dengan demikian tidak perlu ada perlindungan. Rahasia dagang ini agak berbeda sendiri, non konstitutif, non deklaratif, artinya dia tidak perlu mendaftarkan tapi juga tidak perlu dipublikasi. Karena kalau dia di publics malah akan kehilangan haknya, sebagai contohnya misalnya formula-formula, formula coca cola, formula masakan kalau dia publis, dia otomatis hilang perlindungan kekayaan intelektualnya. Disamping ini ada kekayaan intelektual komunal, ada yang komunal itu misalnya ekspresi budaya tradisional, indikasi geografis, dan lain-lain. Merek yang baru yang RUU Merek yang baru itu akan - 5 - mengcover, HKI yang sifatnya personal, tapi juga ada yang komunal. Karena disana kita agak mengspit tentang indikasi geografis. Ibu Ketua dan Pansus yang kami hormati, Kenapa permohonan Merek itu lama? Sebetulnya karena ada prinsip yang harus dipenuhi, yaitu: 1. Diundang-undang Nomor 15 Tahun 2001 itu kalau orang memohonkan, maka dilakukan pemeriksaan formalitas, itu 30 hari. Dipemeriksaan formalitas ini seringkali orang memasukan apa adanya saja, kurang ini, kurang itu, kurang KTP kurang segala macam diterima saja waktu itu, dan kemudian kita surati mereka. Dalam waktu paling lambat 30 hari harus disurati, kadang-kadang mereka juga tidak membalas surat itu lama