Rostamailis, dkk.

TATA KECANTIKAN RAMBUT JILID 2

SMK

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang TATA KECANTIKAN RAMBUT JILID 2

Untuk SMK

Penulis : Rostamailis Hayatunnufus Merita Yanita

Perancang Kulit : TIM

Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm

ROS ROSTAMAILIS t Tata Kecantikan Rambut Jilid 2 untuk SMK /oleh Rostamailis, Hayatunnufus, Merita Yanita ---- Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. xii, 178 hlm Daftar Pustaka : Lampiran. A Daftar Istilah : Lampiran. B Daftar Gambar : Lampiran. C ISBN : 978-979-060-043-0 ISBN : 978-979-060-045-4

Diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008 KATA SAMBUTAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK. Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran.

Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik SMK. Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkan soft copy ini diharapkan akan lebih memudahkan bagi masyarakat khsusnya para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untuk mengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta, 17 Agustus 2008 Direktur Pembinaan SMK KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada penulis, di dalam penyusunan buku ini dengan judul “Tata Kecantikan Rambut”. Dalam buku ini penulis mencoba membahas tentang “Kecantikan Secara Umum Dan Tata Kecantikan Rambut”. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa perkembangan dunia kecantikan dewasa ini sangat pesat, sejalan dengan kemajuan teknologi yang menghendaki kita selalu berperan aktif untuk mengikuti perkembangan baik melalui peningkatan pengetahuan maupun keterampilan. Untuk itulah penulis mencoba menyusun buku ini guna membantu para siswa SMK yang belajar dalam bidang kecantikan rambut. Harapan penulis semoga buku ini bermanfaat dan dapat membantu proses pembelajaran pada SMK.

Penulis

ii

DAFTAR ISI

Halaman Kata Pengantar Direktur Pembinaan SMK i Kata Pengantar Penulis ii Daftar Isi iii Sinopsis iv Deskripsi Konsep Penulisan v Peta Kompetensi vi JILID 1 BAB I PENDAHULUAN 1 A. Pengertian Tata Kecantikan Rambut 2 1. Kecantikan Secara Umum 2 2. Tata Kecantikan Rambut 2 B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecantikan Rambut 3 1. Faktor-Faktor Umum 3 2. Faktor-Faktor Khusus 10 C. Cara Mempertahankan Kecantikan Rambut 14

BAB II ANATOMI DAN FISIOLOGI RAMBUT 15 A. Struktur Rambut 17 B. Susunan Rambut 17 C. Fungsi Rambut 22 D. Kelainan-Kelainan Kulit Kepala Dan Rambut 25 E. Penerapan Anatomi Kulit Kepala Dan Rambut Terhadap Pencapaian 34 Kesehatan F. Uji Kompetensi/Soal 35

BAB III PRINSIP KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA 37 DI BIDANG TATA KECANTIKAN RAMBUT A. Peraturan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja 37 B. Menyediakan Lingkungan Tenang Dan Nyaman Bagi Pelanggan 40 C. Profesionalisme Penata Rambut ( Dresser) 41 D. Menyiapkan Dan Memelihara Area Kerja 53 E. Pemeliharaan Peralatan Dan Perlengkapan Kerja 54 F. Mematuhi Prosedur-Prosedur Keadaan Darurat 59 G. Uji Kompetensi/Soal 58

BAB IV KOSMETIKA RAMBUT DAN EFEK SAMPINGNYA 60 A. Sejarah Kosmetika 60 B. Definisi Kosmetika 62 C. Cosmetics Medicated 63 D. Tujuan, Fungsi Dan Manfaat Kosmetika Rambut 64 E. Sediaan Kosmetika Rambut Berdasarkan Bahan Dan Cara 66 Pembuatan 1. Kosmetika Tradisional 66 2. Kosmetika Modern 86 F. Pengetahuan Kimia Kosmetika 102 G. Efek Kosmetika Terhadap Kulit Kepala Dan Rambut 110 H. Uji Kompetensi/Soal 111

viii

BAB V PERAWATAN KULIT KEPALA DAN RAMBUT 112 A. Mencuci Rambut 112 1. Jenis Air 113 2. Diagnosa Kulit Kepala Dan Rambut 116 3. Penyampoan 118 4. Melaksanakan Penyampoan 119 5. Melaksanakan Pembilasan 121 6. Merapikan Area Kerja, Alat Dan Kosmetika 121 7. Etika Konsulatasi Dan Komunikasi 122 B. Creambath 123 1. Manfaat Creambath 123 2. Langkah-langkah Creambath 123 C. Mengeringkan Rambut Dengan Alat Pengering 136 1. Persiapan Pekerja Untuk Proses Pengeringan Rambut 137 2. Teknik Pengeringan Rambut 138 D. Merawat Kulit Kepala Dan Rambut Secara Kering 139 E. Merawat Dan Membentuk Hair Piece 140 1. Sejarah Hair Piece Dan Wig 140 2. Bahan Pembuatan Hair Piece Dan Wig 142 3. Manfaat Hair Piece Dan Wig 143 4. Memilih Hair Piece Dan Wig 143 5. Cara Memakai Hair Piece Dan Wig 144 6. Mencuci Hair Piece 147 7. Membentuk Hair Piece Dan Full Wig 148 F. Uji Kompetensi/Soal 150 JILID 2

BAB VI PRATATA DAN PENATAAN RAMBUT 151 A. Pratata 151 1. Tujuan Dan Prinsip Pratata 151 2. Alat, Lenan Dan Kosmetika Pratata 153 3. Melakukan Pratata Sesuai Dengan Penataan Yang Akan Dibuat 157 (Proses Pratata) 4. Tenik Pratata 161 B. Penataan Rambut 178 1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penataan 179 2. Pola Penataan 181 3. Tipe Penataan Rambut 185 4. Penataan Dan Kepribadian 189 5. Teknik Penataan Rambut 190 C. Uji Kompetensi/Soal 210

BAB VII MENATA SANGGUL 212 A. Menata Sanggul (Up-Style) 212 1. Peralatan, Lenan Dan Kosmetika 212 2. Melakukan Penataan Sanggul (Penataan Rambut/Up-Style 213 Tanpa Sasakan) 3. Melakukan Penataan Sanggul (Penataan Rambut/Up-Style 218 Dengan Sasakan) 4. Penataan Rambut Artistik 228

ix

B. Menata Sanggul Daerah 229 1. Desain Sanggul Daerah 229 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penataan Sanggul Daerah 229 3. Melakukan Penataan Sanggul Daerah (Macam-Macam 230 Sanggul Daerah) C. Uji Kompetensi/Soal 296

BAB VIII PEMANGKASAN RAMBUT 297 A. Dasar Ilmu Pemangkasan 297 1. Pengetahuan Alam 297 2. Matematika 299 B. Alat Pemangkasan Dan Fungsinya 303 C. Cara Memegang Gunting 306 D. Pola Garis Pemangkasan 307 1. Pola Datar 307 2. Pola Turun 311 3. Pola Naik 315 4. Pola Lingkar 317 E. Teknik Pemangkasan 318 F. Teknik Pemangkasan 323 G. Uji Kompetensi/Soal 327 JILID 3 BAB IX PENGERITINGAN DAN MELURUSKAN RAMBUT 329 A. Pengeritingan 329 1. Sejarah Pengeritingan 329 2. Keriting Desain Dan Pelaksanaannya 335 3. Persiapan Pengeritingan 340 4. Prosedur Pengeritingan 344 B. Meluruskan Rambut 349 1. Melakukan Persiapan Kerja 349 2. Meluruskan Rambut/Teknik Pengepresan (Hair Pressing) 350 3. Melakukan Diagnosa Rambut 354 4. Meluruskan Rambut Dengan Teknik Smoothing 357 5. Meluruskan Rambut Dengan Teknik Rebonding 358 C. Uji Kompetensi/Soal 394

BAB X PEWARNAAN RAMBUT 396 A. Sejarah Pewarnaan 396 B. Klasifikasi Pewarnaan 396 C. Pengetahuan Pewarnaan 402 D. Penggunaan Kosmetika Pewarnaan Rambut 406 E. Teknik Tes Kepekaan Kulit 406 F. Alat, Lenan Dan Kosmetika Pewarnaan 407 G. Prosedur Pewarnaan 408 H. Pewarnaan Dalam Penataan 410 I. Uji Kompetensi/Soal 417

BAB XI MENJUAL PRODUK DAN JASA KECANTIKAN RAMBUT 419 A. Pengetahuan Tentang Produk/Jasa 419 B. Pendekatan Pada Pelanggan 424 C. Mengatasi Penolakan 427 D. Mengkoordinasikan Tugas-Tugas Industri/Usaha Salon Kecantikan 432 E. Mengkoordinasikan Kelompok Kerja Industri/Usaha Salon Kecantikan 432 F. Memaksimalkan Kesempatan Penjualan 433 G. Mengelola Keuangan 445

x

H. Merekrut Dan Memilih Staf 447 I. Merencanakan Serangkaian Program Pelatihan 447 J. Etika Jabatan 448 K. Uji Kompetensi/Soal 453

PENUTUP 459

LAMPIRAN : DAFTAR PUSTAKA A DAFTAR ISTILAH B DAFTAR GAMBAR C DAFTAR TABEL D

xi

SINOPSIS

Memberikan pengetahuan tentang kecantikan, anatomi dan fisiologi rambut, kosmetika rambut dan efek sampingnya, prinsip kesehatan dan keselamatan kerja di bidang tata kecantikan rambut, mengikuti etika jabatan pada usaha salon kecantikan rambut, etika konsultasi dan komunikasi. Trampil mencuci rambut, creambath, mengeringkan rambut, merawat hair piece, merawat kulit kepala dan rambut, pratata, penataan dan menata sanggul (up-style dan daerah). Memangkas rambut, mewarnai rambut, mengeriting dan meluruskan rambut. Mampu mengaplikasikan penjualan produk dan jasa kecantikan rambut.

iv

DESKRIPSI KONSEP PENULISAN

Buku Tata Kecantikan Rambut ini memberikan pengetahuan tentang konsep dasar tata kecantikan rambut yang meliputi pengertian kecantikan secara umum dan kecantikan rambut khususnya. Pengetahuan anatomi dan fisiologi rambut beserta penerapannya terhadap pencapaian kesehatan kulit kepala dan rambut, kosmetika rambut dan efek sampingnya, yang dilengkapi dengan prinsip kesehatan dan keselamatan kerja di bidang tata kecantikan rambut. Trampil melakukan perawatan kulit kepala dan rambut (mencuci rambut dan creambath secara tepat dan benar), merawat kulit kepala dan rambut secara kering, merawat dan membentuk hair piece, melakukan pratata dan penataan, pemangkasan, pengeritingan dan meluruskan rambut, pewarnaan sesuai dengan perkembangan trend/mode dan permintaan pelanggan. Menjaga etika konsultasi dan komunikasi serta mengikuti etika jabatan pada usaha salon kecantikan. Mampu mengaplikasikannya dalam bentuk produk dan jasa kecantikan rambut.

v

PETA KOMPETENSI

BAB I A. Pengertian Tata Kecantikan Rambut PENDAHULUAN B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecantikan Rambut C. Cara Mempertahankan Kecantikan Rambut BAB II Kode : WRBCS 408 A Anatomi Dan Fisiologi Rambut BAB III Kode : KEC. TK. 01.001.01 Penerapan Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Bidang Tata Kecantikan Rambut BAB IV Kode : WRBCS 412 A Kosmetika Rambut Dan Efek Sampingnya BAB V Kode : KEC. TR. 02.002.01 Perawatan Kulit Kepala Dan Rambut Kode : KEC. TR. 02.001.01 Mencuci Rambut Kode : KEC. TR. 02.003.01 Mengeringkan Rambut Dengan Alat Pengering Kode : KEC. TR. 02.008.01 Merawat Dan Membentuk Hair Piece BAB VI Kode : KEC. TR. 02.005.01 Pratata Kode : KEC. TR. 02.006.01 Penataan Rambut (Styling) BAB VII Kode : KEC. TR. 02.009.01 Menata Sanggul (Up-style) Kode : KEC. TR. 02.010.01 Menata Sanggul Daerah BAB VIII Kode : KEC. TR. 02.004.01 Memangkas Rambut Kode : KEC. TR. 02.011.01 Memangkas Rambut Teknik Barber BAB IX Kode : KEC. TR. 02.007.01 Pengeritingan Kode : KEC. TR. 02.013.01 Meluruskan Rambut (Smoothing) Kode : KEC. TR. 02.014.01 Meluruskan Rambut (Rebonding) BAB X Kode : KEC. TR. 02.012.01 Pewarnaan Rambut BAB XI Kode : KEC. TR. 02.001.01 Menjual Produk Dan Jasa Kecantikan Rambut

vi

Kode : KEC. TR. 02.007.01 Mengkoordinasikan Tugas-Tugas Di Industri/Usaha Salon Kode : KEC. TR. 02.008.01 Mengkoordinasikan Kelompok Kerja Di Industri/Usaha Salon Kode : KEC. TR. 02.006.01 Mengelola Keuangan Kode : KEC. TR. 02.012.01 Merekrut Dan Memilih Staf

vii

BAB VI

PRATATA DAN PENATAAN RAMBUT

Berbagai cara dan upaya untuk menciptakan penataan rambut yang baik dan sempurna agar seseorang dapat tampil secara prima terus akan berkembang. Dengan semakin berkembangnya dunia penataan rambut, semakin dituntut kemampuan untuk menciptakan kreasi baru. Namun demikian, teknik-teknik terdahulu akan tetap menjadi dasar bagi pengembangan model-model yang tercipta. Beberapa teknik dasar pratata dan teknik penataan rambut akan diuraikan dalam bab ini, sehingga tergambar dengan jelas ide atau dalam menentukan penataan yang terbaik dengan desain tertentu. Penunjang utama berhasil tidaknya suatu penataan adalah pratata, sehingga teknik ini harus betul-betul dikuasai.

A. Pratata Istilah pratata secara harfiah berasal dari kata “pra” yang berarti mendahului atau sebelum dan “tata” yaitu mengatur menurut cara-cara tertentu, maka pratata merupakan tindakan pendahuluan yang mencakup penggulungan rambut menurut pola-pola tertentu dengan maksud memudahkan penataan yang akan dibuat. Pratata disebut juga dengan setting. Daya tahan ikal rambut yang terbentuk setelah melalui proses setting/dipratata berbeda-beda yaitu: x Cohesive set, adalah jenis setting yang hasilnya akan hilang jika direndam dalam air dingin. Cohesive set disebut juga dengan water set. x Temporary set, yaitu jenis setting yang ikalnya dapat bertahan dalam air dingin, tetapi segera hilang dalam air panas. x Permanent set, adalah jenis setting yang ikalnya dapat bertahan walaupun direndam dalam air panas.

1. Tujuan dan Prinsip Pratata Pratata atau setting dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah dan membantu proses penataan selanjutnya agar menghasilkan penataan yang baik dan serasi.

151

Pada dasarnya pratata ini merupakan tindakan membasahi rambut, menarik atau menggulungnya dan kemudian mengeringkannya. Karena itu prinsip dasar pratata adalah: basah-tarik/gulung-kering. a. Fungsi pembasahan Fungsi pembasahan adalah untuk mematahkan ikatan hidrogen, dimana rambut akan melunak, sehingga lebih mudah untuk dirubah ke dalam bentuk yang baru. Sebaiknya dalam membasahi rambut benar- benar basah dengan jalan mencuci rambut memakai shampo yang disesuaikan dengan jenis rambut yang bersangkutan sehingga kosmetika yang akan dikenakan berfungsi dengan baik. Apabila rambut lurus dibasahi, ditarik atau digulung dengan penggulung rambut dan kemudian dikeringkan sehingga menjadi berbentuk ikal, maka secara teknis dikatakan bahwa posisi molekul keratin rambut dari alfa keratin diubah menjadi beta keratin. Sebaliknya jika karena satu dan lain hal rambut kembali kepada bentuk semula, dikatakan bahwa posisi keratin rambut dari beta keratin kembali kepada alfa keratin. Dengan demikian, alfa keratin adalah bentuk asli molekul keratin rambut, sedangkan beta keratin adalah keadaan keratin rambut yang sudah tertarik dan terubah bentuknya. Air selalu dipergunakan dalam proses pratata. Baik dalam pencucian rambut maupun dalam campuran setting lotion yang digunakan. Air yang dikenakan kepada rambut akan masuk ke dalam kulit rambut melalui celah-celah imbrikasi. Molekul-molekul air akan mendesak molekul rambut, sehingga jarak antar molekul keratin rambut menjadi lebih besar oleh adanya penyiapan molekul-molekul air diantaranya. Hal ini menjadikan batang rambut menjadi mengembang dan kepadatannya akan berkurang sehingga rambut menjadi lebih lunak. Air juga berfungsi sebagai zat pelicin yang memudahkan terjadinya pergeseran molekul keratin rambut dari posisi alfa kepada posisi beta. Adanya air dalam kulit rambut akan membantu gaya tarik mencapai perubahan posisi intra molekul tadi. b. Fungsi penarikan Penarikan berfungsi dalam proses pratata adalah untuk mengubah alfa keratin menjadi beta keratin, menurut arah penggulunganya. Hal ini terjadi ketika hidrogen dalam alfa ketika masih dalam keadaan patah. Tarik adalah rambut disisir tegak lurus ke atas menjauhi dari kulit kepala, tidak mengumpul pada ujungnya pada posisi tegak lurus. c. Fungsi penggulungan Penggulungan rambut dengan rollers pada dasarnya merupakan penarikan rambut dengan mengikuti arah tertentu. Ada 2 macam gaya yang bergerak berlawanan terhadap rambut yang digulung dalam rollers. Dibagian atas batang rambut, terjadi gaya tarik yang menyebabkan keratin rambut merenggang. Sedangkan dibagian bawah batang rambut

152 terjadi gaya tekan sehingga keratin rambut menghimpit padat. Terjadilah pergeseran-pergeseran molekul keratin rambut sejalan dengan arah berlakunya kedua buah gaya tersebut di atas. Proses pergeseran yang demikian ini akan terus berlangsung hingga rambut menjadi kering dan tercapai suatu keseimbangan dalam bentuk baru. Meskipun pratata ini merupakan tindakan yang berfungsi mempersiapkan dan membantu penataan, oleh karena itu pratata tidak dapat berdiri sendiri seperti halnya dengan pemangkasan dan penataan, namun untuk dapat menghasilkan penataan yang berkualitas dan serasi, dasar-dasar pratata ini perlu dipahami.

2. Alat, Lenan dan Kosmetika Pratata Fungsi alat, lenan dan kosmetika yang perlu diketahui sebelum melaksanakan praktik adalah: a. Alat Alat-alat yang biasa digunakan dalam proses pratata antara lain: 1) Sisir Ada beberapa macam sisir yang sering digunakan dalam kegiatan pratata, yakni sisir besar, sisir biasa, sisir bertangkai, sisir sasak dan sisir penghalus rambut. a) Sisir besar, digunakan untuk memudahkan penyisiran setelah pencucian rambut dan menghilangkan kusut-kusut pada rambut. b) Sisir biasa/sisir tanpa tangkai, giginya sebagian jarang dan sebagian bergerigi sedang, dipergunakan untuk membuat parting dan blocking serta melepas kekusutan. c) Sisir bertangkai, digunakan untuk membantu dalam pembuatan parting, blocking, pincurl, dan penggulungan. d) Sisir sasak, adalah sisir yang dipergunakan khusus menyasak, dengan gigi yang tidak rata. Dapat terbuat dari plastik keras/lentur bahan metal (logam) atau tulang. e) Sisir penghalus rambut/sikat rambut terbuat dari bahan plastik lentur dipergunakan untuk menyikat kulit kepala dan rambut serta sebagai penghalus sasakan, dapat juga untuk meluruskan rambut yang kusut.

Gambar. 6.1. Macam-Macam Bentuk Sisir Sumber : Penulis (2007)

153

2) Penggulung rambut Penggulung rambut terdiri dari penggulung silinder dan penggulung konoid. a) Penggulung silinder, adalah yang kedua ujungnya mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Penggulung ini akan membentuk volume atau bukit kulit, dan indentation atau lembah. Penggulung ini terdiri dari beberapa ukuran, mulai yang berukuran besar sampai dengan yang berukuran kecil sekali. b) Penggulung konoid (penggulung kerucut) adalah penggulung yang berbentuk kerucut terpancung. Penggulung ini akan membentuk ikal yang lebih kecil pada salah satu ujungnya. Seperti yang terlihat pada gambar berikut.

Gambar. 6.2. Macam-Macam Bentuk Penggulung Rambut Sumber : S. Chitrawati (1993)

3) Penjepit rambut Penjepit rambut selain digunakan untuk mengokohkan roll penggulung, juga dipakai untuk pembuatan pincurl. Penjepit rambut ada yang terbuat dari bahan metal dan ada juga yang terbuat dari plastik. Sedangkan bentuknya, ada yang bertangkai satu dan ada pula yang berkaki dua. Selain penjepit rambut, untuk mengokohkan roll penggulung dapat juga digunakan tusuk plastik. Kemudian ada jepit bebek yang dapat berfungsi untuk menjepit rambut dalam proses penataan, serta jepit bergerigi yang berguna untuk menjepit rambut pada saat membuat parting, blocking untuk pratata, pemangkasan dan pengeritingan.

Gambar. 6.3. Bentuk Penjepit Rambut Sumber : Penulis (2007)

154

4) Botol aplikator dan botol spray (spray bottle) Untuk tempat setting lotion.

5) Jala rambut dan penutup telinga Fungsi utama jala rambut adalah mempertahankan penggulung atau pincurl yang telah dibuat dari putaran angin di dalam kap pengering. Sedangkan fungsi penutup telinga adalah untuk melindungi telinga dari panas dan angin selama di dalam kap pengering.

Gambar. 6.4. Contoh Jala Rambut Sumber : Penulis (2007)

6) Drogkap, hairdrayer Berfungsi untuk mengeringkan rambut yang sudah digulung dan ditutup dengan jala.

Gambar. 6.5. Drogkap Sumber : Penulis (2007)

155 b. Lenan Lenan yang diperlukan dalam melakukan pratata antara lain, handuk, cape dan baju kerja.

1) Handuk, sedapat mungkin handuk kecil berwarna putih dan dipergunakan untuk menutupi badan pelanggan bagian atas/bahu. Paling sedikit dibutuhkan ± 3 buah handuk dengan ukuran 30x50 cm atau ukuran handuk neorming yang diperlukan untuk mengeringkan rambut setelah keramas. 2) Cape, diperlukan 1 buah untuk menutupi bagian atas badan pelanggan pada waktu keramas. 3) Baju kerja, setiap kali melakukan pratikum harus selalu memakai baju kerja. c. Kosmetika pratata Kosmetika pratata berfungsi untuk melapisi batang rambut pada proses pratata. Lapisan yang sangat tipis akan mempertahankan tingkat kelembaban rambut sehingga rambut setelah kering mudah ditata. Jenis kosmetika pratata dewasa ini sangatlah beragam, antara lain jelly (gel), cairan (setting lotion), busa (foam, mouse).

1) Gel (jelly) Kosmetika ini berbentuk transparan dan agak kental. Kosmetika ini cocok bagi jenis rambut tipis dan bertekstur halus, karena akan menambah ketebalan rambut untuk sementara. Pemakaiannya jangan terlalu berlebihan, karena akan berakibat rambut terlalu kaku dan sulit untuk ditata. Glaze adalah kosmetika yang sejenis dengan gel atau jelly yang berfungsi sama.

2) Setting lotion Kosmetika ini berbentuk cairan bening yang umum dipakai sebelum penggulungan pratata, baik pada pratata dasar maupun pratata desain. Kosmetika ini berfungsi mempertahankan bentuk ikal yang terjadi lebih lama.

3) Blow lotion Kosmetika ini berbentuk cairan bening dan digunakan sebelum melakukan pengeringan dengan pengering genggam. Kosmetika ini akan mempertahankan ikal yang terjadi sekaligus melindungi rambut dari panasnya alat pengering tersebut.

4) Mouse Kosmetika ini berbentuk busa dan berfungsi menciptakan volume serta membentuk ikal yang alami pada rambut. Kosmetika ini disarankan untuk digunakan bagi jenis rambut tipis dengan tekstur halus, karena sifat

156 kosmetika ini akan memberikan extrabody. Kosmetika ini dapat digunakan pada rambut dalam keadaan kering atau basah.

Sebelum melakukan proses pratata, ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pratata dan penataan rambut. Semua peralatan yang digunakan untuk pratata rambut harus disiapkan sesuai jenisnya dan steril hal yang harus diperhatikan adalah: a. Alat dimasukkan ke dalam sterilizer cabinet yang mengandung sinar ultraviolet atau dicuci dengan dettol atau alkohol 70 %. b. Alat untuk mengeringkan rambut (drogkap) harus diperiksa, alat disesuaikan dengan arus dan tegangan yang ada dengan melihat tombol on/off. Mengatur posisi ketinggian antara pelanggan dengan cap, menghubungkan steker pada stop kontak. Mengatur waktu (timer) yang dikehendaki, melihat nyala lampu. Mengatur suhu (thermostater) yang dikehendaki dan memeriksa hasil, jika rambut masih lembab dapat ditambahkan, jika waktu sudah selesai jauhkan alat dengan pelanggan. c. Dalam melaksanakan proses pratata, dibutuhkan areal untuk bekerja supaya pekerjaan berjalan lancar dan nyaman, sebaiknya luas areal kerja 4 m2 untuk 1 orang. x Menerapkan tertib kerja berdasarkan peraturan kesehatan dan keselamatan kerja Langkah awal sebelum melakukan pratata, perlu menyusun tertib kerja agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan pratata. Karena hal ini akan berakibat terhadap hasil pratata. Disamping itu juga memberi efek pada kulit kepala dan rambut pelanggan, contoh kesalahan dalam pemilihan dan pemakaian kosmetik pratata. x Menyarankan model pratata Sebaiknya sebelum melakukan pratata, bicarakan/sarankan pada pelanggan model yang cocok dengan bentuk wajah dan kondisi rambutnya serta sesuaikan dengan kesempatan dan waktu, sehingga pelanggan merasa percaya diri.

3. Melakukan Pratata Sesuai dengan Penataan yang akan Dibuat (Proses Pratata) Proses pratata rambut/setting rambut adalah pertama sekali rambut dibasahi/dicuci, kemudian digulung sampai dengan selesai, lalu rambut dikeringkan supaya rambut dapat ditata. Setting rambut disebut proses ilmu alam, karena dalam proses ini merubah bentuk rambut lurus menjadi bergelombang, namun hanya bersifat sementara. Proses ini tidak terjadi proses kimia, hanya dengan cara sebagai berikut: a. Mencuci rambut Fungsi mencuci rambut yaitu menghilangkan minyak alami (sebum) yang dikeluarkan oleh sekresi kelenjar lemak yang melapisi batang

157 rambut serta yang berada dalam imbrikasi rambut, juga menghilangkan kotoran yang menempel pada kulit kepala dan batang rambut. Di samping itu air yang mengenai pada rambut akan masuk ke dalam kulit rambut melalui celah-celah imbrikasi sehingga rambut menjadi mengembang dan melunak. Dalam hal ini menjadikan rambut mudah digulung oleh roll set/gulungan set. b. Mengenakan setting lotion Setelah rambut dicuci dengan bersih, maka dalam keadaan setengah basah/lembab (towel dry), rambut diberi setting lotion/jelly/setting cream. c. Membuat pembagian (parting/blocking) Membagi rambut atau disebut juga dengan blocking/parting dimaksudkan untuk mempermudah penggulungan rambut dengan roll set, sehingga gelombang rambut yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan. Jumlah pembagian/parting pada setiap rambut tidak sama, tergantung dari banyaknya helai rambut serta panjang/pendeknya rambut. Pembagian rambut/parting secara umum adalah sebagai berikut: 1) Bagian depan dibagi menjadi 3 bagian dengan berpedoman pada “crown section” atau “crown of the head”. 2) Bagian kanan dan kiri crown section ditarik garis lurus terus ke belakang telinga. 3) Bagian belakang dibagi menjadi 3 bagian juga, berpedoman kepada crown section dengan menarik garis-garis lurus ke belakang kepala. 4) Dalam hal rambut pendek, bagian belakang kepala dapat dibagi 6 bagian atau 9 bagian.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar di bawah ini.

Gambar. 6.6. Contoh Pembagian Rambut Sumber : S. Chitrawati (1993) d. Menggulung rambut Pada saat melakukan penggulungan rambut terjadi penarikan rambut. Rambut yang berada pada bagian atas dari penggulungan akan tertarik dan lebih panjang dari semula, sedangkan rambut yang berada pada bagian yang menempel pada dinding roll set akan memendek karena

158 terkena tekanan/himpitan dari dinding roll set/penggulungan. Hal tersebut terjadi karena adanya sifat elastisitas dari rambut, sehingga rambut mudah dibentuk oleh roll set dalam keadaan basah. Pada waktu hendak menggulung rambut, maka “blocking” dilakukan pada bagian-bagian dengan ketebalan dan ketipisan yang sama. Jika rambut bagian bawah terlalu pendek, penggulungannya dapat dilakukan dengan “pincurl” atau “roto” atau dapat juga dengan “tape” (pita perekat) khusus untuk rambut. Penggulungan rambut dilakukan setelah melaksanakan parting /blocking dengan urutan-urutan sebagai berikut: 1) Bagian depan tengah, yaitu “front section”. 2) Bagian kanan dan kiri, yaitu “side section”. 3) Bagian belakang tengah atas, yaitu “crown section”. 4) Bagian belakang kanan dan kiri, yaitu “back section”.

Pada waktu hendak menggulung rambut, maka “blocking” dilakukan pada bagian-bagian dengan ketebalan dan ketipisan yang sama. Jika rambut bagian bawah terlalu pendek, penggulungannya dapat dilaksanakan dengan “pincurl” atau “roto” atau dapat juga dengan “tape” (pita perekat) khusus untuk rambut. e. Mengeringkan rambut Rambut yang sudah selesai digulung kemudian dibungkus dengan jala rambut. Telinga model ditutup dengan tutup telinga dan siap untuk dikeringkan dalam kap pengering dengan menempatkan seluruh bagian atas kepala menurut posisi sebenarnya. Setelah rambut selesai dipratata dan sudah dikeringkan dengan drogkap, roller dilepaskan dari rambut. Cara melepas roller pertama sekali lepas dulu rambut pada bahagian bawah/tengkuk, tiap-tiap baris pada bagian tengah, kiri dan kanan, lepaskan rambut dan terus ke arah atas, sehingga rambut bagian belakang terlepas dari roller bersamaan. Kemudian bagian depan kiri/ kanan, yang terakhir bagian ubun-ubun/crown, melepaskannya dari belakang. Hal ini dikerjakan dengan tujuan agar rambut tidak terbelit-belit oleh roller. Seandainya melepaskan rambut sembarangan saja, tanpa berurutan maka rambut akan terbelit oleh roller, sehingga hair-dresser akan mengalami kesulitan, apalagi rambut model bisa bundet/kusut dan terputus-putus disertai rasa sakit karena kulit tertarik oleh roller, ketika hair-dresser berusaha melepaskan roller dari rambut. Setelah rambut terlepas semua, mula-mula dengan jari-jari kedua tangan melakukan gerakan massage ringan dan meremas-remas rambut tersebut tetapi dengan gerakan yang sangat halus, gerakan ini bertujuan untuk melonggarkan rambut yang masih keras karena setting lotion, serta melepaskan kulit yang tegang karena roller tadi. Setelah itu dengan sikat yang halus, sikatlah rambut dari bawah/tengkuk dahulu, kemudian penyikatan menuju ke arah atas sampai rambut seluruh kepala sudah

159

disikat. Ulangi dengan sisir besar, seluruh rambut dikepala disisir ke arah belakang.

1) Pengurutan kulit kepala Pengurutan kulit kepala merupakan tindakan penataan. Pengurutan ini bertujuan untuk melemaskan sekaligus menstimulir kulit kepala. Lakukan pengurutan secara perlahan-lahan dengan tekanan yang lemas dan teratur.

2) Penyikatan rambut Tindakan penyikatan rambut bertujuan untuk memisahkan helaian- helaian rambut yang menempel satu sama lain karena pengaruh kosmetika pratata. Lakukan penyikatan secara seksama dan merata pada keseluruhan rambut. Penyikatan dilakukan dari berbagai arah dengan menggunakan sisir sikat halus. Hanya, perlu diketahui bahwa sebaiknya penyikatan tidak dilakukan ke arah wajah. Hindari pemakaian sikat yang terbuat dari kawat. Hati-hati jika melakukan penyikatan pada daerah belakang dekat tengkuk dan hindari sikat mengenai tengkuk atau telinga, mengingat daerah tersebut akan menjadi lebih sensitif yang disebabkan oleh panas pada waktu proses pengeringan di bawah kap pengering (drogkap).

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pratata adalah sebagai berikut: 1) Garis-garis parting seperti halnya pada proses pemangkasan harus lurus dan penjepitannya harus rapi. 2) Mengerol harus tegak lurus, kerapiannya harus dijaga sehingga tidak terdapat ujung-ujung rambut yang terlipat. 3) Penjepitan rambut dapat dilakukan dengan jepit, klip atau tusukan. 4) Pemasangan tutup telinga tidak boleh mengganggu penempatan roller di atas telinga. 5) Memasang jepit atau klip pada gulungan pertama dibagian depan tidak boleh dari depan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari timbulnya bekas lekukan yang setelah rambut menjadi kering, akan sulit bagi penataan. 6) Cara memasang jala rambut harus tepat batas pertumbuhan rambut dibagian dahi (tidak pada dahi itu sendiri, karena akan menimbulkan bekas garis yang tidak dapat segera hilang). 7) Pengeringan harus sedemikian rupa, hingga rambut benar-benar kering, dalam arti kata bahwa tidak terdapat bagian rambut yang masih basah atau lembab. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat mengeringkan rambut diantaranya: x Posisi pengering rambut/drogkap harus berada lebih kurang 45° dari kakinya. x Puncak (crown section) harus berada di bawah kipas pengering. x Seluruh kepala harus masuk sampai pada batas leher dan muka.

160

x Pengaturan waktu diatur sesuai dengan waktu yang diinginkan, untuk rambut pendek kurang lebih 15-20 menit dan untuk rambut panjang lebih kurang 20 sampai 30 menit. x Pengaturan panas diatur, hingga panas yang diinginkan/ dianjurkan jangan sampai mempergunakan temperatur yang tinggi.

4. Teknik Pratata Pada dasarnya teknik pratata dapat dibedakan menjadi 2, yakni: a. Pratata dasar (original set) Teknik yang digunakan pada pratata dasar bertujuan untuk memudahkan pembentukan suatu tata rambut secara umum dan sederhana, namun sudah memenuhi syarat-syarat keindahan. Teknik penggulungan yang dipakai adalah teknik penggulungan secara original set. Pembuatan ikalnya dapat memakai satu jenis ukuran roller atau beberapa ukuran yang berbeda, tanpa menggunakan variasi lain.

Gambar. 6.7. Pratata Dasar Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

Banyak variasi yang dapat diperoleh dengan merekayasa teknik penggulungannya, terlebih-lebih alat penggulung silinder terdapat dalam berbagai ukuran dan dengan diameter yang berbeda-beda. Berikut adalah contoh penggulungan rambut yang menghasilkan volume dan lembah, yang memperlihatkan secara jelas perbedaan antara keduanya.

1) Pengambilan rambut condong ke arah depan, yang akan menghasilkan volume maksimal.

161

Gambar. 6.8. Contoh Penggulungan Dengan Hasil Yang Berbeda Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

2) Pengambilan rambut condong ke arah belakang, yang akan menghasilkan lembah.

Gambar. 6.9. Contoh Cara Pengambilan Rambut Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

3) Penggabungan teknik a dan b, yang akan menghasilkan ikal dengan variasi antara bukit dan lembah. Seperti gambar di bawah.

Gambar. 6.10. Contoh Penggabungan Teknik a Dan b Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

162 b. Pratata desain Pratata atau setting diarahkan untuk membantu tercapainya suatu bentuk penataan rambut tertentu yang dikehendaki. Pratata desain secara umum terdiri dari beberapa jenis, diantaranya; finger wave, pincurl dan skip wave.

1) Finger wave Finger wave adalah teknik yang dilakukan guna membentuk ombak- ombak atau ikal pada rambut dengan menggunakan jari-jari tangan dan sisir pada rambut yang telah diberi setting lotion atau setting jelly. Addapun cara pembuatan finger wave adalah sebagai berikut: a) Rambut terlebih dahulu dicuci dengan shampo yang sesuai dengan jenis rambut. Lalu keringkan dengan handuk sampai setengah kering (towel dry). b) Rapikan rambut dan siapkan untuk membuat sibakan atau belahan sesuai dengan keinginan. Pakaikan kosmetika pada bagian yang akan dikerjakan terlebih dahulu untuk mencegah bagian lain berproses dengan kosmetika tersebut. c) Finger wave dikerjakan pada daerah crown terlebih dahulu, yakni pada salah satu bagian (kanan atau kiri), tergantung desain. Pada umumnya, yang dikerjakan pertama kali adalah bagian yang lebih tebal. Buatlah terlebih dahulu shape (bagian yang melengkung) pada kepala bagian atas. Kemudian, gunakan jari telunjuk kiri untuk mulai membuat ikal. Langkah berikut, arahkan mulai dari garis pertumbuhan rambut bagian atas depan ke daerah crown dengan menggunakan sisir. d) Ikal pertama diperoleh dengan menekankan jari telunjuk pada lengkungan pertama kurang lebih 1 inci besarnya. Dengan menggunakan gigi sisir, arahkan batang rambut ke depan, di bawah jari telunjuk yang sementara ini menekan bahagian lengkung yang terjadi di atasnya. Arahkan rambut tersebut ke depan kurang lebih 1 inci lagi.

Gambar. 6.11. Contoh Finger Wave Dan Tekniknya Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

163 e) Jari tengah menggantikan posisi jari telunjuk dan jari telunjuk bergeser ke bawah untuk pembuatan ridge berikutnya. Dengan menekan lengkungan bagian kedua, sementara sisir kembali mengarahkan rambut ke belakang, maka akan terbentuk ridge kedua. Gelombang yang terjadi harus merupakan satu kesatuan yang berkesinambungan, dengan besar gelombang yang sama atau dapat disesuaikan dengan desain yang dikehendaki. Letak kedua ridge tersebut pada daerah crown. Perhatikan gambar (a) dan (b) di bawah ini.

(a)

(b)

Gambar. 6.12. Contoh Pembuatan Ridge Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995) f) Ridge ketiga dimulai dari batas pertumbuhan pada bagian sisi kanan. Seperti sebelumnya, jari tengah menggantikan posisi jari telunjuk dan jari telunjuk bergeser lagi ke bagian bawahnya untuk membuat lengkungan lain. Pada ridge ketiga inilah gelombang dilanjutkan menuju arah sisi kiri. g) Lanjutkan pembuatan gelombang dengan arah dari sisi kiri ke kanan dan seterusnya dari sisi kanan ke kiri dengan cara yang sama. Pembuatan gelombang dilanjutkan sampai seluruh rambut pada daerah tengkuk selesai dilakukan. Lihatlah gambar berikut.

164

Gambar. 6.13. Contoh Pembuatan Gelombang Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

Perlu diingatkan sebelumnya, bahwa latihan pembuatan finger wave harus banyak dilakukan karena finger wave merupakan dasar pembuatan ikal atau gelombang yang dapat dipadukan dengan teknik lain dan bisa digunakan pada disain penataan sanggul atau desain penataan rambut lepas (terurai). Finger wave dapat dibuat dibagian mana saja, sesuai dengan kebutuhan desain itu sendiri. Penataan sanggul pada bagian muka (depan) atau bagian sisi kanan atau kiri, banyak diilhami oleh pembuatan finger wave. Demikian juga, beberapa desain rambut pada bagian belakang sering menggunakan teknik ini, baik dibuat langsung maupun dibuat pada rambut tambahan (hairpiece). Finger wave dapat pula dibuat secara tegak lurus (horizontal) atau bentuk desain yang lain. Jika tidak dikehendaki gelombang yang permanen, dapat digunakan kosmetika pratata yang pada umumnya berbentuk gel (jelly), dengan proses pengerjaan seperti teknik pratata yang lain. Pengeringan dilakukan di bawah kap pengering dengan dilindungi oleh pemakaian jala rambut yang lebih rapat. Dengan keterampilan yang baik, seorang dapat membuat desain penataan dengan menggunakan teknik ini tanpa mengikuti prosedur seperti di atas. Ia dapat membuat finger wave dengan bantuan jepit rambut besar (jepit bebek) dan untuk menetapkan bentuk yang terjadi. Dan kami yakin, jika anda banyak melakukan latihan, anda pun dapat melakukannya! a) Finger wave mendatar dengan belahan sisi kiri Cara pembutan finger wave dengan belahan (sibakan) rambut pada sisi kiri, sama seperti contoh yang sudah diuraikan sebelumnya. Bagian rambut yang lebih banyak (tebal), berada disebelah kanan sedangkan bagian rambut sebelah kiri lebih sedikit. Berikut ini akan diperlihatkan cara penataan finger wave dengan belahan pada sisi kiri yang dilakukan secara mendatar.

165 x Terlebih dahulu kenakan kosmetika secara merata pada seluruh rambut. Siapkan belahan rambut pada sisi kiri.

Gambar. 6.14. Teknik Mengenakan Kosmetika Pada Rambut Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995) x Baris (ridge) pertama finger wave dilaksanakan dari sebelah kanan menuju ke kiri, secara bertahap dengan besar gelombang yang sama.

Gambar. 6.15. Teknik Membuat Baris (ridge) Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995) x Selanjutnya, buatlah garis kedua yang dimulai dari sisi sebelah kiri menuju ke kanan, dengan besarnya gelombang yang sama sepanjang garis tersebut secara berkesinambungan, tanpa putus/ patah.

166

Gambar. 6.16. Contoh Membuat Garis Rambut Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995) x Lakukan hal yang sama untuk baris-baris berikutnya, yang mana baris ketiga dimulai pembuatannya dari sisi sebelah kanan, baris keempat dimulai dari sisi sebelah kiri menuju ke kanan. Demikian seterusnya sampai selesai dikerjakan.

Gambar. 6.17. Contoh Baris Berikutnya Pada Rambut Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

Banyaknya baris (ridge) pada seluruh kepala tergantung pada besar kecilnya ikal/gelombang yang diharapkan. Variasi pincurl dapat dilakukan pada ujung rambut jika dikehendaki, terutama pada rambut yang panjangnya melebihi tengkuk. Arah ikal pada pincurl disesuaikan dengan arah ikal finger wave pada baris terakhir.

167

Berikut ini adalah alternatif dalam pembuatan finger wave, yang mana gelombang ikal dibuat secara miring (diagonal). Cara pembuatan sama seperti yang sudah dijelaskan di atas, perbedaanya hanya pada pembuatan/penentuan arahnya.

Gambar. 6.18. Contoh Pembuatan Finger Wave Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995) b) Finger wave tegak lurus Finger wave tegak lurus sangat berbeda dengan finger wave yang mendatar, yang mana baris dan gelombang terlihat berdiri tegak. Namun demikian, teknik pembuatannya sama dengan teknik pembuatan finger wave yang horizontal (mendatar), yakni: x Buat lengkungan (shape) pada sisi sebelah kanan, jika belahan berada pada sisi kanan. Baris pertama pembuatan ikal/gelombang dimulai dari parting dekat telinga. Ikal pertama dibuat mengarah ke tulang pipi. Baris pertama akan berakhir di belakang telinga kanan.

Gambar. 6.19. Contoh Cara Membuat Lengkungan Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995) x Baris kedua dimulai dari garis pertumbuhan rambut pada bagian depan belahan. Buatlah ikal/gelombang tegak lurus seperti yang dibuat pada baris pertama secara berkesinambungan.

168

Gambar. 6.20. Contoh Pembuatan Ikal/Gelombang Tegak Lurus Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995) x Baris ketiga dimulai dari belahan (sibakan) rambut dengan arah yang sama secara berkesinambungan. Lakukan hal yang sama untuk bagian sebelah kiri.

Gambar. 6.21. Contoh Pembuatan Belahan (sibakan) Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

2) Pincurl (sculpture curl) Pincurl disebut juga dengan sculpture curl merupakan salah satu bentuk pratata desain yang paling banyak digunakan. Pincurl dibuat dengan jari-jari tangan, ekor sisir, penjepit rambut yang telah dibentuk lingkaran (pincurl), dan kemudian dipertahankan bentuknya dengan jepit. Biasanya pincurl dilakukan pada rambut yang telah mengalami tapering

169 pendek maupun setengah panjang, juga dapat dilakukan pada rambut yang telah mempunyai ikal asli maupun ikal buatan. Pincurl digunakan untuk dapat lebih mempertahankan bentuk ikal yang dibuat, menghasilkan ikal yang kelihatan lebih alami, mempertahankan bentuk ikal yang datar tetap pada tempatnya, membentuk bermacam-macam variasi ikal dan menghasilkan ikal atau gelombang dengan volume (bukit) dan indentation (lembah) pada rambut. a) Struktur pincurl Struktur pincurl terdiri dari 3 komponen pokok sebagai berikut: x Dasar ikal. Dasar ikal merupakan landasan ikal yang tidak bergerak dan berada di atas kulit kepala. x Pangkal ikal. Pangkal ikal adalah bagian ikal yang berada di atas dasar dan lekuk pertama ikal yang bersangkutan. x Lingkar ikal. Lingkar ikal adalah bagian rambut yang membentuk ikal penuh. Letak ketiga komponen pincurl di atas menentukan sifat dan bentuk ikal.

Gambar. 6.22. Dasar Ikal Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

Ketiga komponen ini masing-masing mempunyai fungsi tersendiri yakni; dasar ikal berfungsi sebagai penunjang, pangkal ikal berfungsi sebagai pemberi arah dan mobilitas ikal, lingkar ikal menentukan besar kecilnya ikal yang terbentuk serta daya tahannya. Mobilitas ikal ditentukan oleh posisi lingkar dalam hubungan dengan pangkalnya. Oleh karena hanya ada 3 kemungkinan yang menyangkut posisi lingkar dalam hubungan dengan pangkalnya, maka hanya terdapat 3 kelompok ikal sebagai berikut: x Ikal tak berpangkal (no stem curl). Adalah jenis ikal yang seluruh lingkar ikalnya berada di atas dasar ikal. Ikal yang terbentuk bersifat kuat dan tahan lama. Tetapi mobilitas ikal sangat kecil, bahkan dapat dianggap tidak ada.

170

Gambar. 6.23. Ikal Tak Berpangkal Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995) x Ikal berpangkal setengah (half steam curl). Adalah jenis ikal yang setengah ikalnya berada di atas dasarnya, ikal yang terbentuk bersifat lunak dan kurang tahan lama, tetapi mobilitas ikal lebih besar.

Gambar. 6.24. Ikal Berpangkal Setengah Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995) x Ikal berpangkal penuh (full steam curl). Adalah jenis ikal yang seluruh ikalnya berada di luar dasarnya, ikal yang terbentuk bersifat makin lunak dan makin kurang tahan lama, tetapi mobilitas ikal paling besar. Dalam pratata desain penggunaan ketiga kelompok tersebut dapat dilakukan dalam berbagai kombinasi yang saling menunjang.

171

Gambar. 6.25. Ikal Berpangkal Penuh Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995) b) Bentuk dasar pincurl Bentuk dasar sebuah pincurl pada umumnya ditentukan dan tergantung dari letak dimana pincurl tersebut akan dibuat. Pada dasarnya hanya ada 4 bentuk dasar pincurl yakni sebagai berikut: x Dasar segi empat (square base). Dasar ikal segi empat dapat digunakan disemua bagian kepala, ikal yang terjadi uniform bentuknya dan tahan lama. Dapat digunakan untuk penataan pada semua bagian kepala.

Gambar. 6.26. Dasar Segi Empat Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995) x Dasar segitiga (triangle base). Biasanya ditempatkan dibagian depan kepala guna mencegah pecahnya tata rambut dibagian tersebut. Pembuatan dasar ikal dapat dilakukan secara tumpang tindih sehingga ikal yang terbentuk akan saling menunjang dan saling mengisi.

172

Gambar. 6.27. Dasar Segitiga Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995) x Dasar persegi panjang (rectangular base). Terutama digunakan dikedua bahagian samping kepala guna mencegah terjadinya hasil penataan yang pecah didaerah itu. Pembuatan dasar ikal dibuat tumpang tindih, sehingga dalam penataan akhir akan terlihat saling mengisi seperti pada gambar. 6.27.

Gambar. 6.28. Dasar Persegi Panjang Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995) x Dasar busur (arc base). Digunakan untuk penataan bagian puncak, samping maupun belakang kepala. Khususnya ditempatkan pada penataan yang disebut frenchturist, arah dasar yang dibuat harus sama dengan arah pratata yang akan dibentuk.

173

Gambar. 6.29. Dasar Busur Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995) c) Cara pembuatan pincurl Cara pembuatan pincurl adalah sebagai berikut: x Blocking (pengambilan rambut) untuk sebuah pincurl harus tersisir rapi dan arahkan rambut sesuai dengan desain yang dikehendaki, dengan posisi rambut ditegangkan atau direntangkan.

Gambar. 6.30. Cara Mengambil Rambut Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995) x Pegang untaian rambut yang akan dipincurl diantara telunjuk dan ibu jari.

174

Gambar. 6.31. Cara Memegang Untaian Rambut Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995) x Lakukan pembuatan lingkaran yang halus, rata, tanpa pelintiran pada untaian rambut tersebut.

Gambar. 6.32. Cara Pembuatan Lingkaran Halus Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995) x Gunakan ujung sisir untuk membantu menetapkan dasar dan arah pincurl.

175

Gambar. 6.33. Cara Menggunakan Ujung Sisir Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995) x Gunakan pin (penjepit) untuk membantu mengencangkan bentuk pincurl yang terjadi.

Gambar. 6.34. Cara Menggunakan Pin (penjepit) Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

Pembentukan pincurl dilakukan dengan bantuan jari tangan. Berikut di bawah ini akan memperlihatkan cara pembuatan pincurl dengan ujung tertutup dan terbuka, yang mana ujung rambut terletak dibagian luar ikal.

176

Gambar. 6.35. Cara Pembuatan Pincurl Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

3) Skip wave dan ridge curl Skip wave dan ridge curl banyak digunakan dalam pratata desain. Skip wave ini merupakan kombinasi antara finger wave dan pincurl. Finger wave yang dibuat dengan bantuan jari-jari dan sisir kurang dapat membentuk ombak rambut dengan kesan gerak yang wajar. Dengan menempatkan pincurl diantara lekuk-lekuk gelombang finger wave unsur gerak pratata desain tersebut kelihatan lebih indah. Pada umumnya, skip wave didisain untuk rambut dengan panjang yang sedang, yang mempunyai ikal tidak terlalu kecil dan kondisi rambut tidak terlalu halus. Seperti gambar berikut.

Gambar. 6.36. Cara Pembuatan Skip Wave Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

177

Ridge curl adalah pincurl yang terletak pada bagian belakang punggung bukit sebuah shaping atau finger wave. Pembuatan pincurl jenis ini harus dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai merusak bentuk bukit pada finger wave tersebut. Pembuatan ridge curl dapat dilakukan cara: a) Siapkan rambut untuk pembuatan lengkung pada bagian yang diinginkan, dengan terlebih dahulu menentukan belahan pada bagian depan. Shape dibuat seperti pada pembuatan finger wave tegak lurus (vertikal). b) Ammbil sebagian ujung rambut dengan hati-hati, untuk dibuat bentuk pincurl. Banyaknya pincurl yang dibuat pada sebuah lengkung disesuaikan dengan besar shape itu sendiri dan besar ikal yang akan dibuat.

Gambar. 6.37. Cara Pembuatan Ridge Curl Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995) x Mengevaluasi hasil pratata dan penataan Bila pratata telah selesai dilakukan, periksalah hasil akhir dari pratata, apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan. Kemudian minta pelanggan untuk berkaca, apakah ia puas dan senang dengan hasil yang telah dilakukan. x Merapikan area kerja, alat dan kosmetika Setiap selesai melakukan pratata biasakan untuk merapikan/ membersihkan area kerja (disapu, dipel). Susunlah semua peralatan dan bahan kosmetika menurut jenisnya masing-masing.

B. Penataan Rambut Dalam seni tata rias rambut, istilah penataan dapat dibedakan dalam 2 pengertian, yakni arti yang luas dan arti yang sempit. Penataan dalam

178 arti yang luas meliputi semua tahap dan semua segi yang dapat diberikan kepada seseorang dalam rangka memperindah penampilan dirinya melalui pengaturan rambutnya. Pengaturan dimaksud melibakan berbagai proses seperti penyampoan, pemangkasan, pengeritingan, pewarnaan, pelurusan, pratata dan penataan itu sendiri. Walaupun masing-masing proses tersebut di atas dapat dibedakan, namun dalam pelaksanaannya jarang dijumpai adanya satu proses yang tunggal dan berdiri sendiri, selain proses penataan dalam arti sempit. Dalam arti yang sempit penataan dapat dikatakan sebagai tahap akhir proses penataan rambut dalam arti yang luas. Pada umumnya tindakan tersebut dapat berupa penyisiran, penyanggulan dan penempatan berbagai hiasan rambut baik secara sendiri-sendiri maupun sebagai suatu keseluruhan.

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penataan Baik dalam arti yang luas maupun dalam arti sempit, teknik dan hasil penataan rambut sangat ditentukan atau setidak-tidaknya dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu, faktor tersebut dapat dikelompokkan sebagai faktor intern dan ekstern. a. Faktor intern 1) Faktor perwujudan fisik Adalah tekstur rambut, bentuk kepala dan wajah, bentuk tubuh dalam keseluruhan dan usia yang bersangkutan. Contoh: seorang yang memiliki rambut dengan tekstur jelek tidak mungkin dapat dihasilkan penataan yang sama baiknya seandainya tekstur rambutnya lebih bagus. Leher yang sangat jenjang akan membatasi kemungkinan pola penataan puncak walaupun pola tersebut sedang menjadi mode.

2) Faktor pendidikan Tingkat pendidikan umum seseorang juga membatasi kemungkinan penataan. Pada umumnya mereka yang berkesempatan menikmati pendidikan dasar yang cukup, cenderung hanya ingin menirukan mode tata rambut apa saja yang sedang digemari pada waktu itu, tanpa mempertimbangkan apakah mode tersebut sesuai dan tepat untuk dirinya. Hal ini sering menyulitkan penata rambut, yaitu antara menuruti kemauan peminta jasa atau mengorbankan prinsip-prinsip penataan yang baik.

3) Faktor penghargaan seni Tidak semua orang mempunyai kemampuan menikmati karya seni dengan intensitas yang sama. Latar belakang pendidikan yang tinggi sekalipun tidak menjamin terciptanya kemampuan demikian. Bahkan seorang yang sangat terpelajar dan rasional seringkali cenderung menilai suatu karya hanya dari segi kemanfaatannya saja. Sikap ini akan sangat membatasi kemungkinan variasi penataan yang baik untuk dirinya.

179

4) Faktor kepribadian Berbagai aliran modern dalam penataan rambut menghendaki agar pembuatan suatu desain penataan tidak lagi hanya dilandaskan atas dasar segi fisik saja. Penataan yang baik harus juga mampu menonjolkan segi positif kepribadian modelnya. Karena kepribadian setiap orang tidak sama maka suatu desain tata rambut yang baik untuk pribadi tertentu belum tentu akan sesuai dan baik untuk yang lain. b. Faktor ekstern 1) Faktor sejarah Manusia membuat sejarah dan sebaliknya sejarah pun menciptakan manusia dengan berbagai sifatnya. Berdasarkan faktor sejarah itu orang dapat menciptakan dan meniru mode rambut.

2) Faktor kebudayaan Setiap bangsa atau kelompok masyarakat mempunyai tolak ukur tersendiri terhadap apa yang dipandangnya baik dan buruk. Sebagai contoh suku Khirgis yang hidup mengembara di daerah Mongolia menyukai penataan rambut yang memberi kesan wajah kuda bagi yang mengenakannya. Sebagai suku pengembara sebagian besar kehidupan suku ini sangat tergantung kepada kuda. Sehingga menimbulkan anggapan bahwa kuda adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna. Pandangan yang menghasilkan norma keindahan tersendiri ini juga memberi warna tersendiri bagi tata rambut mereka.

3) Faktor ekonomi Tingkat perkembangan ekonomi suatu masyarakat juga mempengaruhi terhadap variasi dan kemungkinan teknis penataan. Jika tingkat kemakmuran baik penataan rambut cenderung mengarah kepada penataan yang lebih meriah dan ini juga dimungkinkan dengan tersedianya peralatan penataan yang serba lengkap.

4) Faktor sosial Sejak zaman dahulu tata rambut juga dipergunakan sebagai atribut yang menandakan perbedaan tingkat dan status sosial para warga masyarakat dalam suatu masyarakat tertentu. Tata rambut dari wig yang dipakai penguasa ataupun para pendeta di Mesir purba terbuat dari bahan dan mengikuti gaya penataan yang berbeda dengan yang diperuntukkan bagi rakyat kebanyakan. Di Indonesia sendiri juga dikenal tata rambut tradisional yang dipergunakan untuk membedakan status sosial seorang wanita melalui penataan rambutnya. Sanggul gelung malang yang dikenal di Palembang, pada zaman Sriwijaya hanya dikenalkan oleh para permaisuri dan putri keraton.

180

5) Faktor lingkungan sekitar Dalam lingkungan masyarakat tradisional yang masih tertutup penataan rambut tidak dapat lain daripada tata rambut tradisional yang berlaku secara turun temurun dalam lingkungan masyarakat tersebut. Tata rambut yang dibuat untuk menghadiri pesta pernikahan tentu tidak akan sesuai dengan yang dikenakan pada upacara pemakaman.

6) Faktor mode yang berlaku Merupakan salah satu faktor yang paling mendapat perhatian dalam melakukan penataan. Penataan yang baik harus selalu disesuaikan dengan perkembangan mode yang berlaku, meskipun ini bukan berarti bahwa setiap kreasi harus merupakan duplikat dari apa yang sedang digemari. Namun demikian gaya penataan yang berhasil menjadi pola kegemaran umum pada waktu itu tidak dapat dikesampingkan saja.

7) Faktor letak geografis Letak geografis yang berbeda sering tidak memungkinkan penerapan suatu mode tata rambut tertentu dari negara asalnya ke negara lain. Sebagai contoh mode tata rambut wispy yang indah dan sesuai untuk Eropa tidak akan dapat diterapkan di negara-negara beriklim panas. Bagian rambut yang terurai didahi sehingga menimbulkan sebutan wispy itu akan mengumpal karena berkeringat di negara beriklim panas.

8) Faktor perkembangan teknologi Perkembangan peralatan dan selalu diperbaikinya mutu kosmetika dalam bidang penataan rambut, merupakan salah satu faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan teknis dan variasi penataan. Betapapun mahirnya seorang penata rambut, kemampuannya tidak akan mempunyai arti banyak jika tidak didukung oleh tersedianya peralatan dan kosmetika rambut yang diperlukan untuk mencapai bentuk penataan tertentu. Kemampuan mempergunakan peralatan penataan yang serba modern dan pengetahuan yang baik tentang produk kosmetika terbaru, merupakan sesuatu yang perlu dimiliki oleh penata rambut masa kini.

Faktor intern dan ekstern seperti tersebut di atas saling kait mengait serta tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Dalam melakukan penataan kedua kelompok faktor tersebut tadi harus selalu diperhitungkan.

2. Pola Penataan Betapapun mode tata rambut terus berubah dan berganti, tetapi alternatif bagi suatu penataan tidak pernah dapat meyimpang dari 5 pola pokok penataan sebagai berikut: a. Penataan simetris Penataan simetris adalah penataan yang memberi kesan seimbang bagi model yang bersangkutan. Penataan simetris sudah digemari sejak

181 zaman Mesir Purba dan terutama oleh bangsa Yunani. Kegemaran terhadap segala sesuatu yang simetris dapat dimengerti jika kita ingat bahwa kupu-kupu, burung, bunga, ikan hias dan makhluk lain isi bumi ini, oleh Tuhan Maha Pencipta diberi unsuur-unsur keindahan yang serba simetris pola maupun letaknya. Lihatlah contoh di bawah ini.

Gambar. 6.38. Contoh Penataan Simetris Sumber : DEPDIKBUD (1999) b. Penataan asimetris Penataan asimetris banyak dibuat dengan tujuan memberi kesan dinamis bagi suatu desain tata rambut. Apabila penataan simetris menimbulkan kesan seimbang dan statis, maka penataan asimetris akan menciptakan kesan adanya ketidakseimbangan. Dari ketidakseimbangan lahir impresi akan adanya gerak yang cenderung kepada dicapainya suatu keseimbangan. Hal ini akan menimbulkan efek dinamis bagi tata rambut yang bersangkutan. Selain efek dinamis penataan asimetris juga banyak digunakan untuk mendramatisir ekspresi wajah model. Juga banyak digunakan untuk menciptakan kesan keseimbangan yang lebih harmonis bagi bentuk wajah yang tidak simetris. Seperti contoh gambar berikut.

182

Gambar. 6.39. Contoh Penataan Asimetris Sumber : DEPDIKBUD (1999) c. Penataan puncak Penataan puncak menitik beratkan pembuatan kreasi tata rambut di daerah ubun-ubun (parietal). Pola penataan puncak selain digunakan sebagai penataan korektif bagi bentuk kepala, wajah dan leher, juga akan mendukung penampilan perhiasan leher dan telinga model yang bersangkutan. Alangkah sayangnya, jika seorang model ingin membanggakan kalung maupun anting-antingnya kemudian harus menjadi kecewa karena penata rambutnya tidak menyadari adanya pola penataan puncak sebagai jalan keluarnya. Lihat contoh.

Gambar. 6.40. Contoh Penataan Puncak Sumber : DEPDIKBUD (1999)

183 d. Penataan belakang Penataan belakang menitikberatkan penataan rambut dibagian mahkota atau bagian belakang kepala. Pola penataan belakang akan sangat memudahkan penataan rambut panjang. Sebagian besar sanggul- sanggul Indonesia dibuat dengan pola penataan belakang. Kesan yang ditimbulkan adalah feminin dan anggun.

Gambar. 6.41. Contoh Penataan Belakang Sumber : DEPDIKBUD (1999) e. Penataan depan Penataan depan menitikberatkan penataan rambut di daerah dahi. Pola penataan ini belum pernah dikemukakan dalam literatur tentang penataan rambut. Namun perkembangan model tata rambut khususnya menjelang tahun-tahun terakhir 1980, banyak mengetengahkan penataan di daerah dahi dengan hasil yang tidak kalah indahnya. Karena itu sekarang sudah pada waktunya untuk menjadikan pola penataan depan ini sebagai satu kategori penataan tersendiri. Pola penataan depan memberi kesan anggun dan gerak alamiah bagi suatu kreasi dalam satu keseluruhan. Kecuali itu juga dapat digunakan sebagai penataan korektif bagi bentuk dahi yang terlampau menonjol.

184

Gambar. 6.42. Contoh Penataan Depan Sumber : DEPDIKBUD (1999)

Dengan memahami adanya 5 pola pokok penataan serta pengaruh yang mampu diberikan oleh masing-masing pola penataan, pendekatan dalam penataan rambut dapat dilakukan dengan lebih mudah. Penataan dapat dilakukan dengan mengambil salah satu pola, ataupun dengan memperpadukan beberapa pola sekaligus. Sepanjang kombinasi tersebut tidak merupakan kombinasi yang antagonistis, melainkan suatu kombinasi yang komplementer. Penataan dapat dibuat dengan lebih cepat dan lebih pasti, karena sebelum memulai sesuatu telah ada pegangan jelas yang dapat disesuaikan dengan model yang tersedia. Tugas penata rambut hanya menentukan pola penataan apa yang kiranya paling sesuai dan paling mendukung penampilan keseluruhan model tersebut. Jika dipilih pola penataan depan misalnya, maka variasi penataan yang lebih mendetail dilakukan secara lebih terarah untuk menuju kepada bentuk akhir yang ingin dicapai. Untuk lebih sempurnanya bentuk penataan rambut/model, didiskusikan terlebih dahulu dengan pelanggan model yang diinginkannya dan berilah beberapa alternatif model yang sesuai dengan bentuk wajah, umur dan kesempatan.

3. Tipe Penataan Rambut Tata rambut yang baik selalu dibuat sesuai dengan waktu dan kesempatan penggunaannya. Dalam seni tata rambut modern dikenal 5 kategori tipe penataan sebagai berikut: a. Penataan pagi dan siang hari Penataan siang hari atau day style merupakan tata rambut yang dibuat untuk digunakan sewaktu pagi maupun siang hari. Baik untuk tinggal dirumah, bekerja dikantor maupun untuk menghadiri berbagai pertemuan yang bersifat resmi.

185

Bentuk tata rambut siang hari harus lebih sederhana, mudah diatur dan menarik. Penggunaan warna-warni dan hiasan rambut dibatasi hingga seminimal mungkin. Hiasan rambut yang dapat dipergunakan antara lain terbatas kepada jepit, jepit sisir dan ikat rambut yang sederhana. Penggunaan syal atau scarf baik yang diikatkan dirambut maupun sebagai penutup leher masih dapat dibenarkan. b. Penataan cocktail Arti sebenarnya daripada cocktail adalah jenis minuman yang terbuat dari alkohol, ataupun campuran dari berbagai macam buah yang diberi alkohol dan dihidangkan sebagai pembangkit selera makan. Karena minuman semacam ini biasanya dihidangkan dalam pertemuan resmi, maka penataan cocktail adalah penataan yang digunakan dalam kesempatan resmi pada waktu pagi, siang atau menjelang sore hari saja. Bentuknya dapat sedikit lebih meriah daripada penataan pagi atau siang hari, tetapi lebih sederhana daripada tata rambut sore atau malam hari. Karena perbedaannya yang relatif kecil saja terhadap penataan siang hari, maka dalam berbagai lomba penataan rambut, penataan cocktail jarang sekali dipertandingkan sebagai satu tipe penataan tersendiri. Biasanya cocktail style sudah tercakup dalam day style.

c. Penataan sore dan malam hari Penataan sore dan malam hari atau evening style adalah tata rambut yang dibuat untuk digunakan pada sore dan malam hari, pada umumnya dalam kesempatan yang lebih bersifat resmi. Bentuknya biasanya lebih rumit. Penggunaan warna-warni dan hiasan rambut juga lebih bebas. Tetapi masih dalam batas-batas rasa keindahan dan kepantasan masyarakat setempat.

d. Penataan gala Penataan gala atau gala style merupakan tata rambut yang sesuai untuk dikenakan dalam menghadiri pesta-pesta gala, atau pesta-pesta besar. Bentuknya dapat lebih rumit. Penggunaan warna-warni dan hiasan rambut dapat lebih rumit. Penggunaan warna-warni dan hiasan rambut dapat lebih bebas. Satu-satunya unsur yang membedakan penataan gala dengan penataan sore dan malam hari adalah bahwa dalam tata rambut gala harus terdapat unsur kecenderungan (trend) mode terbaru pada waktu itu. Karena itu gala style juga sering dinamakan high fashion style atau juga haute coiffure style.

e. Penataan fantasi Penataan fantasi atau fantasy style merupakan tata rambut yang lebih menampilkan kemahiran sang penata rambut daripada penjelamaan suatu kreasi dengan tujuan mempercantik perwujudan, lahiriah seseorang melalui tata rambutnya. Bentuknya biasanya rumit, sulit, kompleks dan besar.

186

Penggunaan warna-warni dan hiasan rambut sama sekali tidak dibatasi. Karena sebenarnya merupakan suatu demontrasi keterampilan seorang penata rambut dalam mewujudkan fantasinya menjadi suatu kreasi yang dapat dilihat, maka yang menjadi pertimbangan utama dalam penataan fantasi adalah unsur keaslian desain ciptaan. Penataan fantasi masih dibedakan lebih lanjut dalam 3 macam penataan sebagai berikut: 1) Penataan bebas Penataan bebas atau free style dalam kategori ini merupakan penataan yang paling umum dan paling banyak dilakukan, khususnya dalam arena perlombaan. Seperti diterangkan di atas penataan ini tidak dibatasi oleh ketentuan apapun, kecuali oleh keterampilan seorang penata rambut dalam mewujudkan fantasinya menjadi sesuatu yang dapat dilihat. Penataan bebas cenderung menjadi sedemikian besar dan rumitnya sehingga seringkali model yang bersangkutan tidak menjadi lebih cantik oleh penataan rambutnya.

Gambar. 6.43. Penataan Fantasi Bermakna Adam Dan Hawa Sumber : DEPDIKBUD (1999)

2) Penataan alegoris Penataan alegoris merupakan tata rambut yang dibuat untuk melakukan sindiran terhadap seorang tokoh masyarakat atau terhadap keadaan sosial tertentu. Sebuah contoh klasik adalah kreasi tata rambut yang menggunakan hiasan sangkar emas dengan burung hidup di dalamnya. Tata rambut alegoris tersebut hendak menunjukkan betapa makmur dan sejahtera seorang wanita yang diperistri oleh suami yang kaya raya. Tetapi jika istri tersebut tidak lagi memiliki kebebasan seperti yang dimiliki oleh para istri pada umumnya, nasibnya tidak lebih baik daripada seekor burung kecil yang bersangkar emas dan bertengger suasa. Untuk membuat penataan alegoris seorang penata rambut harus mempunyai kepekaan terhadap adanya kepincangan sosial tertentu. Kepekaan itu masih harus disertai rasa humor yang cukup tinggi dan kemampuan teknis untuk menuangkannya dalam sebuah kreasi.

187

Karena adanya persyaratan demikian itu, penataan alegoris tidak mudah dibuat dan juga belum pernah dipertandingkan.

Gambar. 6.44. Penataan Alegoris Sumber : DEPDIKBUD (1999)

3) Penataan historis Penataan historis atau historical style biasanya merupakan tata rambut yang diciptakan untuk memperingati seorang tokoh sejarah atau suatu peristiwa yang penting. Salah satu contoh penataan historis adalah kreasi Leonard yang diciptakannya bagi ratu Marie Antoniette pada tahun 1786. Tata rambut yang diberinya nama Coiffure de la Belle Poule ini dimaksud untuk memperingati armada laut Paris pada zaman itu. Lambang kejayaan armada laut dimaksud tercermin dalam disain penataan penuh ombak dengan sebuah kapal layar berada dipuncaknya.

Gambar. 6.45. Penataan Historis Sumber : DEPDIKBUD (1999)

Dari kelima kategori tipe penataan di atas, terlihat jelas bahwa masing-masing kategori memiliki nilai penerapan dan nilai terap dengan intensitas yang berbeda-beda. Yang dimaksud dengan nilai terap adalah

188 sejauh mana tipe-tipe penataan di atas dapat diterapkan penggunaannya dalam masyarakat umum. Penataan yang termasuk dalam kategori penataan siang hari memiliki nilai terap yang terbesar. Menyusul kemudian penataan tipe cocktail yang penggunaannya lebih terbatas kepada kesempatan menghadiri pesta pada pagi, siang dan menjelang malam hari. Penataan sore dan malam hari juga masih diharuskan mempunyai nilai terap. Penataan gala memiliki nilai terap yang terkecil. Karena ruang lingkup penggunaannya hanya terbatas kepada pesta-pesta gala yang biasanya berhubungan dengan peristiwa memperkenalkan mode-mode terbaru. Itulah sebabnya mengapa tata rambut gala harus mengandung unsur kecenderungan (trend) perkembangan mode yang terbaru. Penataan yang tidak lagi dipersyaratkan memiliki nilai aplikasinya adalah penataan yang termasuk dalam kategori tipe fantasi. Baik jenis penataan bebas, penataan alegoris maupun penataan historis.

4. Penataan dan Kepribadian Dalam hubungan dengan sikapnya terhadap mode, menunjukkan adanya 4 kelompok individu dalam masyarakat yang mempunyai sikap yang kas dalam menghadapi mode dan perkembangannya. a. Kelompok high fashion Kelompok ini terdiri dari mereka yang berkepribadian keras, bersikap tegas, nampak sedikit tinggi hati, sangat perasa dan senantiasa menyadari terjadinya pergeseran dalam bidang mode dan karena itu setiap saat siap menyesuaikan kembali segala sesuatunya dengan mode yang terbaru. Para individu dari kelompok high fashion biasanya sangat teliti dalam menentukan apa yang harus dikenakan. Ketelitian ini meliputi bentuk tata rambut dan tata riasnya, tata busana serta perhiasannya. Sesuai dengan sifat pembawaannya dan pandangannya terhadap mode yang demikian itu, maka banyak dari mereka yang termasuk kelompok ini; berasal dari artis, bintang film, penyanyi, penari, editor, bangkir dari kalangan para perancang mode sendiri. Meskipun nampak sedikit tinggi hati, wanita dari kelompok ini biasanya adalah pribadi-pribadi yang sangat menyenangkan dan bersifat terbuka. Seorang penata rambut dapat memperbincangkan mode-mode tata rambut yang dipandang baik baginya tanpa harus kuatir menyinggung perasaan seninya. b. Kelompok quletly elegant Kelompok ini lebih menyukai mode tata rambut, tata rias, busana yang mampu menonjolkan kesan keanggunan dalam segala kesederhanaan. Wanita dari kelompok ini tidak akan begitu saja menerima suatu mode terbaru sebelum dia yakin bahwa pengenaan mode terbaru itu akan lebih menunjang penonjolan sifat kepribadiannya.

189

Pada umumnya para wanita dari kelompok ini mempunyai kedudukan sosial ekonomi yang baik, kebanyakan berasal dari kalangan ningrat, bangsawan. Sesuai dengan sifatnya kelompok ini terutama akan menyukai warna-warni tenang, sejuk, dengan kombinasi yang halus sederhana. Dalam pergaulan sehari-hari merupakan pribadi yang tidak angkuh dan sangat berhati-hati dalam memelihara segala sikap prilakunya agar tidak sampai melukai hati dan perasaan orang lain. c. Kelompok casual Suatu kelompok yang mempunyai pribadi yang sederhana, praktis sehingga dalam menentukan penampilannya, pribadi ini lebih menitikberatkan kepada kepraktisan sesuatu daripada keindahan dan kecantikan semata. Pada umumnya kelompok ini terdiri dari para gadis remaja, para ibu muda, kalangan seniman-seniwat, pelukis, pengarang, para peneliti dan lain-lain. Karena sikapnya yang sangat menjunjung tinggi kepraktisan, pemilihan mode-mode tata rambut yang terbaru untuknya hendaknya disesuaikan dengan sifatnya yang demikian itu. d. Kelompok conservatif Kelompok conservatif pada umumnya terdiri dari mereka yang pandangannya terhadap mode tidak lebih dan tidak kurang daripada sekedar mengikuti secara patuh. Seleranya cenderung kepada warna baku seperti putih, merah jambu, hijau, kelabu, biru dan kuning, karena mudah mencari kombinasinya kelompok ini dapat mengerti dan menghargai sikap kelompok lainnya, termasuk kelompok high fashion. Kelompok conservatif biasanya terdiri dari mereka yang berusia setengah baya serta pada umumnya mempunyai profesi seorang guru, dokter, anggota parlemen, ahli farmasi dan juga direktur museum. Dalam kelompok ini, kita harus mempunyai kebijakan dalam mengenalkan kreasi terbaru. Hendaknya dihindarkan adanya kesan bahwa dibidang mode anda lebih tahu dari padanya, seorang conservatif tidak ingin digurui. Tetapi pendekatan yang bijaksana dan berhati-hati akan membuatnya terpikat juga dan mencoba menggunakan mode-mode tersebut.

5. Teknik Penataan Rambut Di dalam penataan rambut yang diinginkan adalah suatu bentuk keserasian, oleh karena itu perlu diperhatikan hal-hal seperti bentuk wajah, leher, tekstur dan tebal tipisnya rambut, serta bentuk tubuh. Tekstur rambut turut menentukan dalam pembentukan penataan yang sempurna. Tekstur rambut bangsa Indonesia umumnya bersifat agak kasar dan berat, sehingga memerlukan sasak yang padat supaya dapat tahan lama, untuk tekstur rambut yang halus dan ringan tidak membutuhkan sasak yang padat. Dan mengetahui bentuk-bentuk wajah sangat dipentingkan dalam penataan.

190 a. Bentuk-bentuk wajah Wajah dengan bentuk oval adalah yang paling ideal, untuk itu seni menata rambut untuk menjadikan pada bentuk wajah ideal sangat diperlukan. Berikut akan dijelaskan tentang berbagai bentuk wajah yang sering dijumpai pada bangsa kita, guna mencapai keserasian antara bentuk-bentuk ini dengan tatataan rambutnya. Seperti diketahui, bentuk wajah manusia sangat beragam. Namun, yang umum dikenal hanya 7 bentuk, yakni oval (bulat telur), oblong (panjang), bulat, persegi empat, hati, belah ketupat dan buah pear.

1) Bentuk oval Bentuk wajah oval merupakan bentuk yang ideal, dengan perbandingan ukuran panjang satu setengah kali lebar muka. Penataan apa pun dapat diterapkan, sehingga tidak perlu ada koreksi untuk bentuk wajah ini.

2) Bentuk lonjong (oblong) Bentuk wajah ini mempunyai panjang satu setengah kali melebihi lebarnya, sehingga bentuk muka kelihatan sempit. Penataan yang cocok untuk bentuk wajah seperti ini adalah membuat kesan wajah lebih pendek. Penataan harus cenderung ke arah dahi, yang mana ikal rambut diperlukan untuk memenuhi bagian atas dan samping kepala, dengan tujuan mengurangi kepanjangan wajahnya. Hindari penataan dengan volume pada bagian atas kepala.

3) Bentuk bulat Bentuk wajah ini memiliki panjang yang hampir sama dengan lebar. Penataan yang cocok adalah membuat kesan yang lembut dengan volume rambut pada bagian atas kepala yang mengarah ke belakang. Hindari volume pada kedua sisi, sehingga muka akan kelihatan lebih panjang.

Gambar. 6.46. Contoh Bentuk Oval, Bentuk Lonjong, Bentuk Bulat Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

191

4) Bentuk persegi empat Bentuk wajah ini mempunyai garis pertumbuhan rambut didahi lurus, dengan garis rahang persegi. Penataan yang cocok adalah membuat ikal yang lembut dengan volume rambut pada bagian atas. Permasalahanya hampir sama dengan bentuk wajah bulat. Hindari volume pada kedua sisi dan arahkan rambut ke arah pipi hingga menutupi pelipis. Jangan paksakan pemangkasan yang terlalu pendek, usahakan rambut lebih panjang dari garis dagu, karena bagian tersebut dapat dibuat ikal lembut untuk menghilangkan kesan persegi.

5) Bentuk hati Bentuk wajah ini mempunyai kelebaran pada daerah pelipis, dengan dahi yang sempit, dan bentuk dagu meruncing. Penataan harus memberi kesan daerah dagu lebih lebaar dan daerah dahi serta pelipis menjadi lebih kecil. Arahkan rambut ke belakang dengan volume rambut penuh pada bagian atas. Belahan pinggir atau tanpa belahan sangat ideal bagi wajah dengan bentuk hati, dan hindari belahan tengah. Untaian rambut pada pelipis dan dahi akan memberi kesan lembut dan hindari rambut sepanjang garis rahang.

Gambar. 6.47. Contoh Bentuk Persegi Empat Dan Bentuk Hati Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

6) Bentuk belah ketupat Bentuk wajah ini mempunyai dahi yang sempit dengan kelebaran pada kedua tulang pipi dan meruncing pada dagu. Penataan dibuat untuk mengurangi kelebaran tulang pipi dan memberi kesan lebar pada daerah rahang dan dagu. Ikal penuh pada daerah pelipis akan membantu menciptakan kesan lembut.

7) Bentuk buah pear Bentuk wajah ini mempunyai jarak antara pelipis yang sempit, dengan tulang pipi yang tinggi serta membesar pada dagu. Penataan untuk bentuk wajah ini tidak jauh berbeda dengan berbagai variasi yang memberi kesan lembut.

192

Gambar. 6.48. Contoh Bentuk Belah Ketupat Dan Bentuk Buah Pear Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

Selain ketujuh bentuk wajah yang sudah dikemukakan di atas, ada hal-hal lain yang juga bisa menjadi penghambat dalam pencapaian hasil penataan yang sempurna. Berikut coba diuraikan hal-hal yang dimaksud tersebut, sekaligus penjelasan mengenai alternatif pilihan penataannya.

1) Wajah kecil Untuk memberikan kesan agar wajah tidak kelihatan kecil, maka perlu dibuat penataan rambut secara lembut ke arah luar wajah dengan desain penataan yang tidak terlalu besar. Dengan demikian, diharapkan kesan wajah akan terlihat lebih lebar. Perlihatkan sedikit telinga agar leher dan wajah berkesan lebih lebar.

Gambar. 6.49. Wajah Kecil Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

193

2) Wajah lebar Penataan yang penuh ke arah wajah akan memberikan kesan wajah lebih kecil, terutama pada pelipis dan pipi. Hindari penataan rambut yang terlalu besar, karena kan lebih memperlebar wajah.

Gambar. 6.50. Wajah Kecil Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

3) Wajah panjang Jika bentuk wajah panjang dan bentuk leher juga panjang, maka disarankan memakai poni untuk mengurangi kesan panjangnya wajah. Panjang rambut sebaiknya sebatas leher, dengan model atau menggembung dibagian bawah.

Gambar. 6.51. Wajah Panjang Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

194

4) Wajah gemuk Jika bentuk wajah pendek dan gemuk, rambut sebaiknya panjang pada bagian sisi agar dapat menutupi kedua kening dan pipi. Panjang rambut bagian belakang disesuaikan dengan bagian kedua sisi.

Gambar. 6.52. Wajah Gemuk Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

5) Rahang persegi Untuk bentuk rahang yang persegi, bagian dahi sebaiknya dibiarkan tanpa poni. Buatlah ketebalan/volume pada kedua garis rahang. Ikal yang lembut dibagian sisi akan mengurangi kesan kepersegiannya.

Gambar. 6.53. Ragang Persegi Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

6) Rahang menonjol Jika bentuk rahang persegi dan sangat menonjol, buatlah suatu penataan yang menarik perhatian pada bagian lainnya, misalnya pada bagian yang sejajar dengan mata, dengan menggunakan sirkam atau

195

pengikat rambut ke arah belakang. Penataan yang lembut harus diciptakan untuk mengurangi kesan rahang yang terlalu menonjol.

Gambar. 6.54. Rahang Menonjol Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

7) Tulang pipi tinggi/menonjol Jika bentuk tulang pipi sangat menonjol, hindari penataan yang menggembung pada bagian sisi. Buatlah penataan yang penuh (menggembung) pada bagian atas dan bawah telinga. Pemakaian poni akan memberi kesan dahi yang lebar sehingga ketinggian tulang pipi tidak akan terlihat jelas.

Gambar. 6.55. Tulang Pipi Tinggi/Menonjol Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

8) Dagu kecil Jika bentuk dagu kecil, tarik rambut ke arah atas dengan ketebalan dibagian tersebut, dan berikan penataan dengan volume penuh (menggembung) pada bagian belakang kepala.

196

Gambar. 6.56. Dagu Kecil Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

9) Dahi lebar Jika bentuk dahi lebar, sebaiknya poni dibuat panjang dan tebal (wispy) hampir menutupi alis dengan kepanjangan rambut sebatas leher yang jatuh secara lembut.

Gambar. 6.57. Dahi Lebar Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

10) Dahi sempit Jika bentuk dahi sempit, sebaiknya poni dibuat pendek dan tinggi di atas alis secara terpisah atau dibuat membulat. Dapat pula dibuat tanpa poni, dengan volume atau ketinggian pada bagian atas kepala.

197

Gambar. 6.58. Dahi Sempit Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

11) Hidung besar Untuk mengurangi kesan hidung besar, arahkan rambut ke bagian atas kepala dengan diikat (ekor kuda) atau dijepit, yang mana rambut pada bagian tersebut akan mengembang dengan ikal penuh yang akan menimbulkan kesan hidung kelihatan seimbang.

Gambar. 6.59. Hidung Besar Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

12) Leher panjang Leher yang panjang akan kelihatan lebih pendek dengan kepanjangan rambut yang sedang dan ditata menutupi leher. Hindari rambut pendek atau penarikan/pengikatan rambut ke atas, karena akan mengesankan leher lebih panjang.

198

Gambar. 6.60. Leher Panjang Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

13) Leher pendek Jika leher pendek, hindari penataan yang menutupi leher. Jika rambut panjang, jangan biarkan rambut telepas menutupi leher. Tarik rambut ke arah belakang atau ke atas untuk menimbulkan kesan leher lebih panjang.

Gambar. 6.61. Leher Pendek Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

14) Pipi bulat Jika bentuk pipi bulat, penataan lembut kearah pipi akan mengurangi kesan bulatnya. Hindari penataan yang mengembang dikedua sisi dan hindari pula poni tebal pada bagian depan.

199

Gambar. 6.62. Pipi Bulat Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

15) Telinga besar atau kecil Jangan sekali pun memperlihatkan telinga kalau memang mempunyai kelainan dalam bentuknya. Penataan yang penuh dan lembut pada bagian telinga akan menyembunyikan telinga yang besar atau yang kecil.

Gambar. 6.63. Telinga Besar Atau Kecil Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

16) Berkaca mata Jika anda berkaca mata, buatlah penataan rambut yang mengarah ke luar wajah, dengan penataan yang mengembang dikedua sisi dekat telinga dan ikal yang lembut serta tidak terlalu keriting. Penataan seperti ini akan memberikan kesan lembut. Pemakaian perhiasan telinga akan memberikan kesan wajah menjadi lebih seimbang.

200

Gambar. 6.64. Berkaca Mata Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995) b. Alat dan kosmetika Sebelum melaksanakan penataan, perlu dipersiapkan telebih dahulu alat dan bahan yang diperlukan, seperti sebagai berikut: 1) Alat Alat yang dibutuhkan dalam penataan antara lain sisir dan sikat rambut, sisir sasak, sisir blow, sisir berekor, hair pin, aneka ukuran jepitan, jepit bebek, hand hair dryer, curling iron heated, slyling brushes, crimping iron dan lain-lain.

2) Kosmetika Kosmetika yang dapat dipakai dalam melaksanakan penataan adalah sebagai berikut: a) Hair spray, merupakan kosmetika yang berfungsi untuk mempertahankan bentuk penataan yang dibuat. Ada berbagai jenis hair spray yang tersedia, namun dalam pemanfaatannya pilihlah yang sesuai dengan jenis rambut pelanggan. b) Hair shine, merupakan kosmetika yang berfungsi untuk memberikan warna lebih cemerlang pada rambut. c) Color spray, merupakan kosmetika yang berfungsi untuk menambah warna sebagai penutup uban ataupun sebagai variasi dalam penampilan penataan, jika diperlukan. d) Styling foam, kosmetika ini berbentuk busa, yang berfungsi untuk memudahkan dalam proses penataan. e) Jelly, pemakaian jelly bertujuan untuk memberi kesan basah pada rambut.

201 x Menerapkan tertib kerja berdasarkan peraturan kesehatan dan keselamatan kerja Bila pratata telah selesai dilakukan langkah selanjutnya adalah analisa makna penataan rambut. Untuk tercapainya penataan yang baik perlu mengatur tertib kerja yang jelas. Agar proses penataan dapat dikerjakan dengan tepat dan cepat sesuai waktu yang telah direncanakan. c. Pelaksanaan tata rambut Penataan rambut dan pratata merupakan 2 pekerjaan yang tidak dapat dipisahkan karena sesuai dengan penjelasan pada materi pratata bahwa pratata merupakan langkah awal penataan rambut agar rambut mudah diarahkan sesuai desain penataan yang diinginkan. Pada proses pelaksanaan penataan rambut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencapai keberhasilan penataan yang sesuai dengan keinginan tamu/pelanggan. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai yang diuraikan di bawah ini: 1) Analisis karakteristik pelanggan Analisis karakteristik pelanggan sangat penting karena di samping anda mengetahui apa yang diinginkan pelanggan juga anda dapat merencanakan desain penataan, memberikan rekomendasi penataan yang terbaik juga memberikan saran/nasihat pada pasca penataan. Sebelum menata rambut, terlebih dahulu wajah pelanggan harus dianalisa, gunanya untuk menentukan/menciptakan alur-alur rambut yang lebih serasi. Penataan yang dibuat harus dapat menutupi atau mengurangi kekurangan sempurnaan bagian-bagian yang ada pada wajah. Hal-hal yang harus diketahui pada analisis pelanggan dapat dilakukan sebagai berikut: a) Melalui wawancara anda dapat mengetahui keinginan dan keluhan pelanggan, serta dapat memberikan kesimpulan atas dasar hasil analisa dan menyarankan penataan yang terbaik. b) Melalui pengamatan anda dapat memperkirakan bentuk wajah, proporsi tubuh, kondisi rambut, status sosial, kepribadian pelanggan dan sebagainya. c) Melalui hasil analisa anda dapat menentukan desain penataan yang sesuai kemudian disampaikan pada pelanggan.

Seorang penata rambut yang profesional, bersamaan melakukan analisa, secara otomatis sudah tergambar desain penataan sesuai dengan karakteristik pelanggan.

2) Desain penataan Bagi seorang ahli penata rambut, desain penataan tidak harus digambar di atas kertas, tapi artinya bahwa desain tersebut sudah ada

202 dalam bayangan pikiran penata rambut. Rencana penataan yang bagaimana kiranya yang sesuai dengan tamu/pelanggan. Desain penataan tentu saja dikaitkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penataan, pola penataan, tipe penataan, kepribadian dan faktor sosial pelanggan. Hal-hal tersebut sesuai dengan uraian yang telah dijelaskan di atas.

3) Kondisi rambut Tekstur rambut dan panjang pendeknya rambut harus dipertimbangkan karena tekstur rambut dan panjang pendeknya rambut memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dalam pelaksanaan penataan.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memecahkan kesulitan apabila kita menyisir untuk membuat style yang bisa menutupi kekurangan/kelebihan yang ada pada wajah seseorang yaitu: a) Apabila akan membuat wajah kelihatan lebih panjang sasakan dibuat yang tinggi di atas, ramping di samping. b) Apabila akan membuat wajah kelihatan lebih lebar, sasakan dibuat yang agak lebar pada bagian samping kiri dan kanan. c) Apabila wajah lebar, tutupi bagian kedua kening agar kelihatan agak menyempit. d) Apabila dahinya lebar, rambutnya diturunkan sehingga menutupi sebagian dahinya, agar menyempit bagian dahi. e) Apabila lehernya panjang, tutupilah dengan rambut (jangan dipotong terlalu tinggi). f) Sebaliknya leher yang pendek agak diperlihatkan lehernya (rambut dipotong agak pendek) agar lehernya kelihatan. Kalau dibuat sanggul dibuat agak ke atas sedikit. x Menyarankan model penataan rambut Sebelum proses penataan dilakukan konsultasikan dengan pelanggan terlebih dahulu, tentang model yang diinginkan, berilah saran sesuai dengan panjang pendeknya rambut, bentuk wajah dan postur pelanggan. d. Teknik penataan Setelah rambut dipratata sesuai desain penataan, untuk itu agar penataan (styling) berhasil dengan tepat, perlu diperhatikan dan diterapkan tertib kerja berdasarkan peraturan kesehatan dan keselamatan kerja (lihat halaman 30). Teknik penataan dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut: 1) Arah penataan rambut Dengan bantuan sisir atau sikat, arahkan rambut ke posisi yang dikehendaki. Sibakan atau belahan rambut akan mengawali penataan, dan dalam menentukan belahan rambut ini sebaiknya pertimbangkan

203 bentuk wajah ataupun permintaan pelanggan sesuai kebiasaannya sehari-hari.

2) Sibakan atau belahan rambut Jika ingin mendapatkan belahan rambut secara wajar (alami), lakukan penyikatan rambut dan biarkan pada posisi yang siap ditata. Dorong rambut ke arah depan dengan menggunakan kedua tangan, maka belahan alami akan diperoleh. Parting alami akan terbentuk dengan sendirinya, membentuk belahan dengan penyesuaian bentuk kepala.

Gambar. 6.65. Sibakan Atau Belahan Rambut Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

Jika ingin membuat belahan sesuai dengan desain, beberapa pilihan belahan dapat dilakukan, tetapi belahan rambut yang baru ini tidak dijamin kelihatan alami. Berikut diperlihatkan berbagai alternatif belahan yang dapat dipilih, yakni: a) Belahan tengah Belahan tengah sangat ideal bagi wajah yang berbentuk oval atau oblong, karena akan mengurangi kepanjangan wajah.

Gambar. 6.66. Belahan Tengah Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

204 b) Belahan pinggir Belahan pinggir sangat ideal bagi wajah berbentuk bulat atau persegi empat, karena akan mengurangi kebulatan wajah. Belahan dapat dilakukan pada bahagian kanan atau kiri, tergantung desain yang akan dibuat.

Gambar. 6.67. Belahan Pinggir Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995) c) Tanpa belahan Pilihan ini dapat diterapkan pada bentuk wajah apa pun, dengan penyesuaian pada volume serta ikal yang dihasilkan.

Gambar. 6.68. Tanpa Belahan Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

3) Penyasakan rambut () Penataan rambut dapat divariasi dengan teknik penyikatan atau penyasakan secara keseluruhan maupun sebagian saja. Tentunya, dasar pemilihan penataan sudah dilandasi dengan pengetahuan tentang bentuk wajah, usia, perawatan dan mode yang sedang berlaku.

205

Penyasakan rambut merupakan tindakan untuk menambah volume rambut atau ekstrabody pada desain tertentu, yang mana volume atau ketinggian dapat membantu kesempurnaan dalam desain yang dikehendaki. Adda 2 jenis penyasakan rambut, yang masing-masing memiliki kekhususan tujuan atau maksud dalam pencapaian hasil penataan akhir. Kedua jenis penyasakan tersebut adalah: a) Menenun (weaving) Istilah menenun dipakai pada teknik penyasakan ini, karena pelaksanaannya seperti pada teknik menenun kain. Pengambilan rambut (blocking) dilakukan secara lapis demi lapis, dipegang dengan cermat, dan arah penyasakan yang sejajar satu dengan lainnya, sehingga hasilnya akan saling berkaitan.

Gambar. 6.69. Menenun (Weaving) Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995) b) Menopang (prropping) Propping atau menopang adalah penyasakan yang dilakukan dengan pengambilan rambut (blocking) lapis demi lapis dengan jumlah yang sama. Arah penyasakan rambut dimulai dari tengah batang rambut. Biarkan bagian selebihnya (batang rambut dan ujung rambut) tanpa sasakan. Pada umumnya, jenis penyasakan ini dilakukan pada rambut pendek.

206

Gambar. 6.70. Menopang (Propping) Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

Walaupun teknik weaving dan propping ini berlainan jenisnya, namun keduanya memiliki tujuan yang sama. Kedunya mengambil blocking rambut yang sama besar, kurang lebih satu setengah sampai dua setengah sentimeter, dipegang secara cermat dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah. Arah pengambilan rambut hendaknya disesuaikan dengan arah yang dikehendaki, yang sudah diarahkan pada teknik penggulungan rambut sebelumnya. Pemakaian sisir khusus untuk membuat sasakan sangat penting, karena sisir dengan gigi yang jarang atau sikat rambut tidak akan menghasilkan penyasakan yang baik.

4) Tahap akhir penataan rambut Tahapan ini merupakan tahapan yang paling sulit dalam penataan. Bentuk wajah adalah salah satu kunci keberhasilan seorang hairdresser membuat penataan dengan prima. Seseorang dikatakan berhasil dalam penataan bukan karena kemahirannya memegang sisir atau pemakaian kosmetika yang baik, melainkan kemahirannya menyelaraskan penataan yang dibuat dengan bentuk wajah, perawakan, usia, serta status sosial dimasyarakat. Selain teknik yang dilakukan seperti di atas, dapat pula dilakukan penataan dengan menggunakan alat tertentu. Teknik ini diterapkan pada rambut dalam keadaan kering, yang mana pada saat-saat mendesak kita harus menatanya secara tergesa-gesa atau saat pelanggan tidak menghendaki pencucian melainkan hanya penataan singkat, ataupun saat dimana kita berada dalam perjalanan yang tidak memungkinkan pergi ke salon. Peralatan pendukung teknik ini dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat dipakai oleh orang yang awam dalam hal menata rambut sekalipun.

207 a) Curling iron Curling iron adalah alat pembuat ikal secara cepat, praktis dan mudah. Alat ini dikenal sebagai alat catok, dapat digunakan untuk pembuatan ikal pada poni bagian sisi kanan dan kiri kepala bagian ujung rambut, atau untuk seluruh bagian rambut. Alat ini bekerja secara elektronis dan membutuhkan bantuan tenaga listrik untuk mengoperasikannya. Teknik pemanfaatan alat ini dalam pembuatan ikal rambut adalah sebagai berikut: x Ammbil bagian rambut yang akan diikal, kemudian gulungkan pada alat tersebut ke arah yang diharapkan. x Biarkan beberapa menit. x Mengingat alat ini terbuat dari metal yang dapat mengantar panas dan tidak mempunyai petunjuk pengatur panas, maka jangan terlalu lama melakukan penggulungan. x Dengan teknik ini, ikal yang dihasilkan tidak akan bertahan lama, terutama bagi rambut lurus. x Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, pada alat ini dapat ditambahkan pemakaian steam.

Gambar. 6.71. Curling Iron Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995) b) Heated styling brushes (sikat penggulung yang dipanaskan) Heated styling brushes atau sikat penggulung yang dipanaskan mempunyai fungsi yang sama seperti alat curling iron. Bentuk alat ini hampir sama dengan curling iron, hanya pada alat ini terdapat bulu/sikat halus yang berfungsi untuk lebih memegang rambut pada posisinya disaat melakukan penggulungan. Adapun teknik pemanfaatan alat ini sama sepeti curling iron.

208

Gambar. 6.72. Cara Memegang Sikat Penggulung Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995) c) Hot roller (penggulung panas) Hot roller atau penggulung panas adalah alat penggulung yang mempunyai gigi halus pada permukaanya untuk memudahkan dalam pelaksanaan penggulungan rambut. Alat ini terdiri dari penggulung itu sendiri ditambah alat lain berupa sarana pemanas, yang mempunyai elemen logam berbentuk batang sebagai penghantar panas kepada alat penggulung tadi. Kedua alat ini terdapat dalam satu tempat khusus berupa kotak, yang mana kotak tersebut terdapat 12 (dua belas) buah roller atau lebih.

Gambar. 6.73. Contoh Penggulung Panas Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

Dalam penggunaanya, sebelum digulungkan pada rambut, alat ini dipanaskan terlebih dahulu pada alat pemanas selama beberapa menit atau tergantung dari petunjuk/pengaturan penggunaan yang terdapat pada setiap alat pemanas tersebut.

209 d) Crimping iron Crimping iron adalah alat pembuat ikal dengan bentuk gelombang patah- patah. Alat ini terdiri atas 2 buah lempengan dengan bentuk khusus, yakni bentuk zig-zag atau patah-patah. Adapun teknik pemanfaatan alat tersebut adalah sebagai berikut: x Untaian rambut yang akan dibuat bentuk tersebut diletakkan diantara kedua lempengan tadi. x Tekan selama beberapa menit sampai bentuk terwujud. Sebaiknya ikuti petunjuk tertulis mengenai cara pemakaian alat ini.

Pembuatan ikal dengan teknik dan alat-alat pembentuk ikal seperti sudah dijelaskan di atas dapat terwujud tanpa harus mengeriting rambut terlebih dahulu. Hanya dengan pemakaian alat-alat tersebut, dalam waktu yang tidak terlalu lama kita dapat mengubah penampilan penataan rambut seseorang. Teknik pembuatan ikal ini dapat divariasikan dalam berbagai bentuk. Dan tentunya, dapat pula dikombinasikan dengan teknik pembuatan ikal lainnya. Perlu kiranya dijelaskan di sini, bahwa alat-alat tersebut di atas bukan merupakan alat pengering rambut, melainkan hanya alat pengikal atau pembuat ikal rambut, sehingga dalam penggunaannya rambut harus dalam keadaan kering. Jika ingin memperoleh hasil yang lebih baik lagi, selain rambut harus kering disarankan agar rambut pun dalam keadaan bersih. x Merapikan area kerja, alat dan bahan kosmetika Apabila model telah selesai ditata, maka bersihkan dan rapikan area kerja, peralatan dan semua kosmetika yang dipakai, lalu susunlah/letakan sesuai dengan jenisnya masing-masing. Selesainya penjelasan materi ini diharapkan siswa dapat memiliki pengetahuan dan mampu melakukan pratata dan penataan rambut dengan tepat.

C. Uji Kompetensi Untuk mengukur kemampuan siswa dalam kompetensi pratata dan penataan rambut perlu dilakukan tes. x Kompetensi yang diharapkan dari materi ini adalah: 1. Siswa dapat melakukan pratata (setting) 2. Siswa dapat melakukan penataan rambut (styling) dengan tepat dan benar x Soal: Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar. 1. Jelaskanlah prinsip dasar pratata.! 2. Sebutkanlah alat yang dibutuhkan dalam melakukan pratata.! 3. Jelaskanlah dengan ringkas proses dari pratata.!

210

4. Sebutkanlah 4 hal penting yang harus diperhatikan dalam melakukan pratata.! 5. Uraikan dengan ringkas 5 pola penataan rambut.! 6. Ada 5 kategori tipe penataan, jelaskanlah masing-masing tipe tersebut dengan ringkas.! 7. Lakukanlah proses penataan sesuai dengan bentuk wajah, umur dan kesempatan pelanggan.! x Tugas Kelompok Siswa membuat kliping tentang bentuk-bentuk penataan rambut dengan pola penataan puncak dan belakang, masing-masing kelompok terdiri dari 2 orang. x Tugas Mandiri Ciptakan bentuk tataan rambut untuk pesta ulang tahun remaja dengan bentuk wajah bulat.

211

BAB VII

MENATA SANGGUL

A. Menata Sanggul (up-style) Penataan dapat dibedakan menjadi 2 arti yaitu dalam arti luas dan dalam arti sempit. Penataan dalam arti luas meliputi semua tahap mulai dari penyampoan, pemangkasan, pengeritingan dan pewarnaan, pelurusan, pratata dan penataan itu sendiri. Adapun penataan dalam arti sempit adalah tindakan memperindah bentuk rambut sebagai tahap akhir dari penataan arti luas, tindakan tersebut bisa berupa penyisiran dan penyanggulan. Penataan sanggul (up-style) merupakan salah satu bentuk penataan dalam arti sempit, dimana dalam penataan ini banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti faktor intern dan faktor ekstern, untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada bab mengenai penataan. Dalam penataan sanggul (up-style) ini kita mengenal 2 bentuk penataan yaitu; penataan dengan menggunakan sasakan dan penataan tanpa menggunakan sasakan, serta perlu juga kita memperhatikan pola penataan yang akan dilakukan Sebelum kita melakukan penataan terlebih dahulu kita mengenal alat, lenan dan kosmetika yang akan digunakan.

1. Peralatan, Lenan dan Kosmetika a. Alat dan lenan yang digunakan dalam penataan rambut (up-style) adalah sebagai berikut: 1) Sisir besar, sisir ini digunakan untuk menghilangkan kekusutan rambut sebelum dimulai proses penataan. 2) Sisir sasak sisir ini digunakan untuk menyasak rambut agar hasil sasakan lebih baik. 3) Sisir penghalus sasak (perapi sasak), sisir ini digunakan untuk merapikan atau menghaluskan hasil sasakan agar mudah dalam pembentukan sanggul. 4) Jepit bebek, jepit ini berguna untuk membantu menjepit sewaktu pembentukan tatanan rambut. 5) Jepit kecil (jepit hitam), jepit ini berguna untuk menjepit rambut yang telah dibentuk dan menguatkan bentuk tataan. 6) Hair pin (jepit halus), yang berguna untuk menahan rambut rambut halus yang lepas sewaktu penataan.

212

7) Harnal, harnal berfungsi untuk merapikan dan menguatkan tataan rambut. 8) Arnet, untuk menjaga kemungkinaan berubahnya bentuk tatanan rambut. 9) Topeng plastik, dipergunakan untuk melindungi wajah agar tidak terkena hair spray. 10) Cape sanggul, dipergunakan sebagai penutup bahu fungsinya untuk melindungi pakaian agar tidak kotor. b. Kosmetika untuk penataan Adapun kosmetika yang digunakan dalam penataan rambut adalah sebagai berikut: 1) Hair spray. 2) Styling foam. 3) Wet gel. 4) Minyak cem-ceman (bila perlu). 5) Jelly. x Menerapkan tertib kerja berdasarkan perawatan kesehatan dan keselamatan kerja Keberhasilan dalam penataan rambut (up style) ditunjang oleh tertib kerja yang jelas dan berurutan sesuai dengan peraturan kesehatan dan keselamatan kerja. Perlu kehati-hatian di dalam pemakaian alat dan kosemtika.

2. Melakukan Penataan Sanggul (Penataan Rambut/Up-Style Tanpa Sasakan) x Menyarankan model sanggul Sesuai dengan kondisi rambut bentuk wajah pelanggan dan kesempatan yang akan dikunjungi, diskusikan dengan pelanggan tentang bentuk penataan sanggul yang serasi, model dan warna pakaian, millineris serta asesoris yang akan dipakai. Penataan rambut (up-style) tanpa sasakan adalah penataan rambut yang tidak menggunakan sasakan. Penataan rambut ini dapat dibuat dengan berbagai macam bentuk diantaranya: a. Teknik roller (melingkar/menggulung). b. Teknik puntiran. c. Teknik ekor ikan/overlap. d. Teknik pengelabangan/kepang.

213

Di bawah ini ada beberapa contoh penataan rambut (up-style) tanpa sasakan: a. Teknik roller (melingkar/menggulung) Roller dapat diartikan dengan melingkar/menggulung, pembuatannya dilakukan dengan cara menggulung dan melingkar hingga menyerupai gulungan, adapun caranya adalah: 1) Buatlah parting pada bagian depan kemudian ditarik kebelakang mahkota kepala (crown) kemudian disisir rapi ke bawah. 2) Setelah di parting penataan dimulai dari belakang dengan pengambilan section rambut selebar kurang lebih 2 cm. Rambut disisir lurus keatas. Rambut diputar dengan arah jarum jam pada paarting yang telah ditentukan. 3) Untuk section berikutnya pengambilan rambut selebar kurang lebih 2 cm, disisir kearah atas dan disatukan di bawah putaran section pertama, sehingga 2 section menjadi satu dalam satu putaran. 4) Aggar rapi perlu diperhatikan setiap section harus disisir rapi. 5) Section terakhir, setelah semua rambut ke atas dan disatukan dengan section lainnya dibantu dengan jari-jari tangan rambut dipuntir sampai keujung, kemudian putaran rambut dimasukkan ke dalam dan dibantu dengan jepitan atau harnal untuk penguat, untuk merapikan roller, gunakan ujung sisir berekor.

Gambar. 7.1. Penataan Teknik Roller Dan Hasilnya Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (1995)

214

b. Teknik puntiran Teknik puntiran adalah istilah lain dari bentuk putaran yang diikatkan, dililitkan hingga rambut menyerupai stupa. Teknik puntiran ini cocok untuk rambut yang tebal, karena puntiran yang dihasilkan nantinya akan rapi dan bagus. Addapun cara pembuatannya sebagai berikut: 1) Rambut di parting menjadi sepuluh bagian atau lebih, sesuai dengan ketebalan dan desain penataan yang dibuat 2) Setiap parting rambut dipuntir mulai dari pangkal sampai ujung rambut dengan bantuan jari-jari tangan, untuk memperoleh hasil yang rapi, maka puntiran pada akar rambut dibantu dengan ujung sisir berekor 3) Tentukan parting yang akan dikerjakan terlebih dahulu 4) Rambut yang telah dililitkan kemudian disematkan pada pangkal rambut dilanjutkan sampai semua parting selesai dan sematkan pada lilitan rambut

Penataan rambut teknik puntiran, dapat diperhatikan langkah- langkahnya seperti gambar berikut.

215

Gambar. 7.2. Contoh Penataan Rambut Terknik Puntiran Sumber : Pivot Point (1996) c. Teknik overlap (sisik ikan) Penataan rambut overlap adalah penataan yang ditata selapis demi selapis dan tumpang tindih seperti sisik ikan. Dalam pelaksanaannya dimulai dengan 2 section rambut sebagai patokan tataan. Addapun cara pembuatannya sebagai berikut

216

1) Buatlah section bagian depan dengan bentuk segitiga. 2) Setelah section 1 diambil, maka rambut dibagi menjadi 2 bagian kemudian disilangkan. 3) Section berikutnya diambil dengan jarak kurang lebih 2 cm, kemudian disilangkan pada section 1 dan disatukan, agar diperoleh bentuk yang menyerupai sisik ikan yang tumpang tindih. 4) Sisa rambut yang belum ditata, pengambilannya sama dengan section sebelumnya, disilangkan dan disatukan, untuk mendapatkan hasil sisik ikan yang bagus, hendaknya rambut diangkat tegak lurus dan sejajar dengan tinggi puncak kepala atau lebih. 5) Setelah semua rambut dikerjakan, ujung rambut diikat menjadi satu dengan menggunakan karet dan lipatkan ke dalam, usahakan agar karet tidak terlihat dari luar. 6) Rapikan rambut dengan bantuan ekor sisir dan beri hair spray untuk mempertahankan bentuk tataan. d. Teknik kepang (teknik pengelabangan) Penataan dengan teknik kepang dapat dibagi menjadi 2 yaitu: kelabang keluar (kelabang timbul), kelabang ke dalam (kelabang datar). Dari 2 teknik pengelabangan itu masih dapat dibedakan dengan berbagai macam teknik antara lain kelabang tiga, empat, enam, delapan.

1) Kelabang keluar (kelabang timbul) a) Rambut disisir rapi buatlah patokan penataan dengan pengambilan section segitiga. b) Penataan dimulai dengan kelabang 3 ikatan yaitu; ikatan diambil dari bagian bawah, ambil section A dari garis rambut, tambahkan kebagian B dan ambil ikatan yang di bawah, sampai semua rambut selesai dikerjakan. Hasil kelabang keluar ini akan terlihat sangat bagus bila dilakukan pada rambut yang sama panjang.

Gambar. 7.3. Contoh Kelabang Keluar (Kelabang timbul) Sumber : Pivot Poin (1996)

217

2) Kelabang kedalam (kelabang datar) a) Rambut disisir kemudian buatlah patokan penataan dengan pengambilan section segitiga, gunakan bagian tengah belakang rambut, dibagi menjadi 3 ikatan kemudian dikelabang/dijalin. b) Mulailah dengan kelabang ikatan. Ambil section tambahan rambut dari garis rambut ketitik garis tengah, kemudian kelabang, begitu seterusnya dengan pengambilan rambut selang seling (kiri dan kanan) bergantian sampai semua rambut selesai dikerjakan.

Gambar. 7.4. Contoh Kelabang Kedalam (Kelabang data) Sumber : Pivot Point (1996)

3. Melakukan Penataan Sanggul (Penataan Rambut/Up-Style dengan Sasakan) Penataan rambut (up-style) dengan sasakan biasanya dikombinasikan dengan pemasangan sanggul-sanggul tempel, rambut- rambut tambahan atau pembuatan sanggul dari rambut sendiri yang membutuhkan sasakan kuat, sedang dan kendor. Sebelum melakukan penataan rambut (up-style) dengan sasakan terlebih dahulu kita mengetahui teknik menyasak rambut terlebih dahulu, karena teknik penyasakan rambut sangat mempengaruhi hasil dari sebuah penataan. Apabila sewaktu melakukan penyasakan teknik sasakan yang dilakukan tidak benar, maka sewaktu merapikan sasakan, hasil sasakan tidak akan licin atau rapi, tetapi sebaliknya apabila pada penyasakan teknik yang digunakan tepat, maka sasakan yang dihasilkan pun akan bagus. Untuk menghasilkan sasakan yang bagus ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yaitu: a. Posisi tangan pada waktu menyasak bisa dilihat pada gambar berikut ini.

218

Gambar. 7.5. Cara Meletakkan Posisi Tangan Sumber : Milady Publishing Company (1991)

Pada waktu penyasakan posisi tangan dan jari-jari merupakan hal yang sangat mempengaruhi terhadap hasil sasakan. b. Cara memengang rambut dan posisi melaksanakan penyasakan. Rambut yang diambil per section dari salah satu parting, disisir dengan tujuan untuk menghilangkan kekusutan rambut kemudian rambut dijepit diantara jari telunjuk dan jari tengah, sedangkan ibu jari dipergunakan untuk membantu menjepit ujung rambut, rambut dipegang dalam posisi lurus. Mulailah menyasak dari pangkal rambut dengan menggunakan ujung sisir sasak. Posisi penggunaan sisir sasak pada waktu penyasakan sangat menunjang hasil dari penyasakan, posisi sisir sasak rata sesuai dengan desain penataan yang akan dibuat, agar hasil sasakan padat sasakan harus ditekan ke bawah. Untuk memudahkan dalam penyasakan dapat menggunakan patokan hitungan 1,2,3 dan pada hitungan ke 4 sasakan dipadatkan, lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar. 7.6. Cara Meletakkan Posisi Sisir Sasak Sumber : Milady Publishing Company (1991)

219

Urutan yang dilakukan waktu menyasak rambut adalah: 1) Tentukan pola penataan yang akan dibuat. 2) Sisir rambut sebelum disasak. 3) Bagi atau parting rambut sesuai dengan penataan yang akan dibuat. 4) Pergunakan sisir sasak yang kuat (sisir tulang) untuk menyasak rambut. 5) Ambil satu section rambut dengan menggunakan ekor sisis, jepit dengan telunjuk dan jempol kemudian rambut disisir. Posisi rambut tegak lurus. 6) Rambut mulai disasak dari ujung kepangkal, perhatikan agar hasil sasakan tidak berbatang (tidak kusut) karena sasakan yang demikian akan sukar dihaluskan, sehingga akan mempengaruhi hasil penataan rambut. 7) Setelah penyasakan selesai, kemudian haluskan sasakan dengan menggunakan sisir penghalus sasak. Bentuklah rambut sesuai dengan desain penataan rambut yang akan dibuat.

Setelah memperhatikan uraian penyasakan yang benar maka mulailah menata rambut sesuai dengan pola dan desain penataan. c. Bentuk-bentuk penataan rambut sesuai dengan desain dan pola penataan diantaranya adalah: 1) Penataan rambut bagian depan Penataan rambut bagian depan ini menitik beratkan penataan di daerah dahi, pola penataan depan ini memberi kesan anggun, membuat wajah kelihatan ramping, penataan rambut kelihatan mewah.

Gambar. 7.7. Contoh Penataan Rambut Bagian Depan Sumber : Deddy, M (2005)

220 a) Bagi rambut menjadi 2 bagian, depan (poni) dan belakang. Bagi rambut bagian depan menjadi beberapa bagian, kemudian gulung setiap bagian dengan menggunakan rol berukuran sedang. Sisakan rambut depan yang terdapat pada sisi kiri dan kanan. Tarik rambut belakang kearah kiri atas, Seperti gambar berikut.

Gambar. 7.8. Cara Membagi Rambut Sumber : Deddy, M (2005) b) Dengan bantuan ujung gagang sisir, pilin rambut, seperti gambar berikut ini.

Gambar. 7.9. Cara Menggunakan Alat Bantu Sumber : Deddy M (2005)

221 c) Tarik rambut depan sebelah kanan ke belakang, dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar. 7.10. Cara Menarik Rambut Bagian Depan Sumber : Deddy, M (2005) d) Tarik rambut depan sebelah kiri kearah belakang dan rapikan, pasang sanggul. Selanjutnya lepaskan rol, buatlah beberapa bulatan tak beraturan agar jatuhnya tampak alami, seperti pada gambar berikut ini.

Gambar. 7.11. Cara Menarik Rambut Dan Merapikan Sumber : Deddy, M (2005)

e) Sematkan bunga atau aksesoris rambut lainnya pada sisi kanan rambut dan pada rambut bagian depan, dapat dilihat pada gambar berikut ini.

222

Gambar. 7.12. Cara Menyematkan Aksesoris Sumber : Deddy, M (2005)

2) Penataan rambut bagian belakang Penataan rambut bagian belakang ini menitik beratkan penataan pada bagian belakang, di bawah ini gambar penataan rambut difokuskan pada bagian belakang. Seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar. 7.13. Contoh Penataan Rambut Bagian Belakang Sumber : Tilaar Martha (1981)

223

Keterangan Gambar: a) Pada bagian depan samping kiri dan kanan sisirlah ke arah atas, lipat dan jepit (gambar 1,2). b) Bentuklah pada bagian tengah depan menurut selera dan bentuk wajah kita (gambar 3). c) Pada bagian belakang bagi menjadi 3 bagian samping kiri, kanan dan bagian tengah ikatlah di atas tengkuk lipat dan jepit bagian samping kiri dan kanan, sisa rambut belitkan pada ikatan karet bagian tengah sehingga tertutup (gambar 4). d) Gulung kearah dalam ikatan rambut dan jepitlah supaya kelihatan rapi kenakan jaring rambut atau harnet (gambar 5).

3) Penataan rambut pada bagian puncak kepala Tatanan rambut ini terinspirasi dari sanggul daerah sunda, yang difokuskan pada puncak kepala. Bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar. 7.14. Contoh Penataan Rambut Pada Bagian Puncak Kepala Sumber : Deddy, M (2005) a) Bagi rambut menjadi 2 bagian depan dan belakang, ikat rambut bagian belakang, lilitkan pada ikatan dan jepit. Bagi rambut bagian depan menjadi 4-5 bagian yang berbeda (tidak beraturan), seperti pada gambar berikut ini.

224

Gambar. 7.15. Cara Membagi Rambut Sumber : Deddy, M (2005) b) Sisir dan tarik rambut depan disebelah kanan atas kearah kiri. Tata ujungnya sehingga membentuk lingkaran disisi kanan atas rambut, kemudian jepit, seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar. 7.16. Cara Menyisir Dan Menarik Rambut Depan Sumber : Deddy, M (2005) c) Tarik sisir rambut depan bawah kearah kiri. Tata ujungnya menjadi lingkaran, kemudian jepit, seperti pada gambar berikut ini.

225

Gambar. 7.17. Cara Menarik Sisir Rambut Depan Bawah Sumber : Deddy, M (2005) d) Rapikan tatanan rambut bagian depan, bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar. 7.18. Cara Merapikan Tatanan Rambut Bagian Depan Sumber : Deddy, M (2005) e) Sisir dan tarik rambut depan yang disisir kearah kanan, kemudian tata ujungnya supaya membentuk lingkaran, bisa dilihat pada gambar berikut ini.

226

Gambar. 7.19. Cara Menyisir Dan Menarik Rambut Depan Sumber : Deddy, M (2005) f) Pasang hair piece berbentuk sanggul panjang pada puncak kepala. Dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar. 7.20. Cara Memasang Hair Piece Sumber : Deddy, M (2005) g) Sematkan rangkaian melati pengasih, tiba dada dan ceplok melati pada sisi kiri dan kanan sanggul, seperti gambar berikut ini.

227

Gambar. 7.21. Cara Menyematkan Rangkaian Melati Pengasih Sumber : Deddy, M (2005)

h) Lengkapi penampilan sanggul dengan menyematkan rangkaian melati berbentuk segitiga dipuncak sanggul, serta aksesoris mungil warna perak atau emas, seperti gambar di bawah ini.

Gambar. 7.22. Cara Melengkapi Penampilan Sanggul Sumber : Deddy, M (2005)

4. Penataan Rambut Artistik Penataan rambut artistik merupakan penataan rambut yang tidak jauh berbeda dengan penataan sanggul up-style, pada penataan rambut artistik ini bisa ditambahkan dengan pewarnaan, rambut-rambut tambahan dan pemasangan aksesoris rambut yang lebih mewah dan terkesan glamor. Penataan rambut artistik ini sering digunakan untuk rias wajah khusus seperti: rias fantasi, rias karakter dan rias panggung. Untuk

228 itu penataan rambut artistik ini bisa dibuat sesuai dengan tema riasan yang akan ditampilkan. x Merapikan area kerja, alat dan kosmetika Selesai menata sanggul pelanggan, bersihkan kembali area kerja, peralatan dan kosmetika yang dipakai, disusun dan ditempatkan pada tempatnya masing-masing.

B. Menata Sanggul Daerah Besarnya fungsi dan peranan dari rambut baik ia sebagai pelindung kepala, hiasan kepala maupun untuk menambah keanggunan dari seseorang. Karena itu rambut mendapat julukan adalah mahkota bagi pemiliknya. Bahkan sering pula kita temui dibeberapa daerah bahwa tingkat kedudukan seseorang dalam masyarakat dapat dilambangkan melalui tataan rambutnya, seperti bangsawan, ratu, para selir atau rakyat biasa. Dampak dari fungsi dan peranan rambut tersebut lahirlah berbagai penataan rambut dengan gaya dan bentuknya yang memberikan ciri-ciri tertentu bagi seseorang, sekelompok orang, pada suku tertentu atau suatu bangsa. Untuk itu dapat dilihat dari 2 hal pokok yakni: 1. Desain Sanggul Daerah Secara prinsip sanggul daerah ini tetap menganut prinsip yang berlaku dari suatu desain yang dikenal selama ini, seperti: a. Adanya keseimbangan antara bentuk sanggul dengan besarnya kepala, tinggi tubuh dan kondisi dari rambut itu sendiri, umur dan tujuan pemakaiannya. b. Keharmonisan, selalu diperlihatkan apakah sanggul yang telah ditata sudah terlihat harmonis secara keseluruhan atau belum. c. Irama, hal ini selalu diperhatikan sebelum sanggul selesai ditata, agar sipemakai ataupun orang yang melihat tidak merasa bosan atau tetap menarik. d. Bentuk dari sanggul, biasanya banyak faktor yang mempengaruhi, seperti ketentuan yang berlaku bagi suatu daerah, pangaruh adat istiadat dan sebagainya. e. Penambahan-penambahan ornamen/hiasan dari sanggul. Hal ini juga tidak bisa menurut penata kecantikan rambut saja, tapi banyak hal yang harus diperhatikan seperti jumlah ornamen yang akan dipakai, bentuknya, asal bahannya, warnanya, tata letaknya, umur sipemakai, tujuan dan kesempatan.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penataan Sanggul Daerah Penataan sanggul daerah ini banyak dipengaruhi oleh faktor sebagai berikut: a. Kedudukan seseorang di dalam masyarakat seperti kaum bangsawan, ratu-ratu/permaisuri, para selir atau rakyat biasa.

229

Penataan sanggulnya sangat berbeda dan tidak sama untuk masing- masingnya itu. b. Ciri-ciri dari suatu suku, biasanya antara suku yang satu pada suatu daerah juga dapat dibedakan oleh tata sanggulnya. c. Ciri dari suatu daerah, ada daerah yang fanatik dengan penataan sanggul yang ada di daerahnya, artinya susah untuk menerima pembaharuan. Sebaliknya ada pula beberapa daerah yang menerima masukan mode-mode sanggul yang dibawa oleh para penjajah/ pendatang.

Seiring dengan perkembangannya, maka secara bertahap penataan dari rambut mengalami perubahan dan peningkatan sesuai dengan perkembangan budaya suatu bangsa. Perubahan itu mengalami dari bentuk corak dan ragam sanggul. Jadi masalah penataan rambut tidak lagi merupakan keterampilan yang turun-temurun melainkan sudah merupakan keterampilan yang harus dipelajari secara sungguh-sungguh dan kontinu. Apalagi cara penataan rambut ini sangat didukung oleh perkembangan teknologi. Dari perubahan dan pengaruh teknologi, tentunya kita sebagai bangsa Indonesia yang telah memiliki kepribadian yang khas. Sewajarnyalah bila setiap gerak kehidupan bangsa Indonesia mencerminkan kepribadiannya yang ramah tamah. Karena itu dalam hubungannya dengan penataan rambut yang berupa sanggul telah memiliki aneka ragam. Khususnya sanggul daerah dalam bentuk pengetahuan dan proses menatanya, sesuai dengan acara/kesempatan yang akan dihadiri oleh pelanggan. Diskusikan model sanggul daerah yang cocok, warna busana yang dipakai beserta ornamen-ornamen yang dibutuhkan. Untuk itu pada bagian ini akan dibahas beberapa macam sanggul daerah di Indonesia. x Menerapkan tertib kerja berdasarkan peraturan kesehatan dan keselamatan kerja Menata sanggul daerah, perlu mengikuti jenis sanggul pada masing- masing daerah. Untuk itu sangat dibutuhkan tertib kerja yang jelas sesuai dengan prosedur kerja yang akan dilakukan, pemakaian peralatan dan pemilihan kosmetika perlu diperhatikan peraturan kesehatan dan keselamatan kerja. Contoh dalam pemasangan tusuk konde, jepitan dan sebagainya. Jangan sampai melukai kulit kepala pelanggan. x Menyarankan model sanggul daerah Tanyakan pada pelanggan kesempatan apa yang akan dihadiri (sesuai dengan asal daerah). Lalu diskusikan model sanggul daerah yang cocok, model dan warna busana yang serasi untuk dipakai beserta ornamen-ornamen yang dibutuhkan.

230

3. Melakukan Penataan Sanggul Daerah (Macam-macam Sanggul Daerah) a. Sanggul daerah Aceh Tengah (Gayo) Pengaruh adat istiadat daerah Gayo menampilkan wujud kebudayaan yang sangat menarik, artistik dan bervariasi. Hal ini dapat dilihat dari pakaian yang dikenakan pengantin, ornamen, anyam-anyaman dan hasil kesenian lainnya. Pakaian pengantin yang bercorak aneka ragam itu terlihat pada upuh kio, ketawak, upuh jerak, upuh ulen-ulen dan upuh pera. Segi artistik yang menarik terdapat, baik pada sempul (sanggul) yang dikenakan oleh pengantin setelah 1 hari pernikahan berlangsung maupun pada perhiasannya, seperti pating emas, lelayang dan renggiep. Adapun di daerah tersebut terdapat beberapa jenis sanggul yang dibedakan atas keperluan dan tingkat usianya. Jenis sanggul Daerah Gayo (Aceh Tengah): 1) Sanggul pengantin: x Sempol gampang bulet sempelah ilang. x Sempol gampang kemang.

2) Sanggul orang tua: x Sempol pedih. x Sempol Aceh Gayo.

3) Sanggul remaja: x Sempol tajuk renggali. x Sempol punyut. b. Sanggul Sempol Gampang Kemang Sempol gampang kemang dipakai oleh pengantin wanita di Kabupaten Aceh Tengah sesudah ia menerima akad nikah 1 sampai 10 hari. Dalam hubungan itu, berikut ini akan diuraikan salah satu jenis sanggul tersebut di atas, yaitu sempol gampang kemang. 1) Peralatan Sempol Gampang Kemang: a) Minyak rambut b) Sisir c) Tali sempol d) Tali pengikat rambut e) Cemara f) Benang wool yang berwarna hitam g) Jepitan h) Harnet i) Pating emas sebanyak tiga buah j) Pating renggiep k) Lelayang dengan telap malo (pita merah)

231

2) Cara mengerjakan Pertama-tama rambut diberi minyak rambut, kemudian disisir ke atas atau ke puncak kepala. Bagi rambut yang panjang, sebagian diantaranya langsung disisakan untuk tali sempol, sedangkan bagi rambut yang pendek harus disediakan tali sempol tambahan dan dipilin di atas ubun- ubun. Kemudian, rambut disisir ke atas dan diikat dengan tali pengikat setinggi daun telinga bagian atas. Bagi rambut yang panjang, sempol gampang kemang itu dapat langsung dibentuk dan bagi rambut yang pendek, sematkanlah cemara dengan benang wool berwarna hitam. Benang wool ini dipakai sebagai pengganti cemara untuk keperluan shalat atau sembahyang.

3) Cara membentuk sanggul: a) Tangan kanan pada pangkal cemara dan tangan kiri memegang ujung cemara. Belitkan ujung cemara, kemudian lepaskan dan bentuklah sanggul sebelah kiri. Perhatikanlah gambar berikut ini.

Gambar. 7.23. Posisi Tangan Dalam Memegang Cemara Sumber : Jafar, AS dkk (1998)

b) Ujung sisa rambut ditekan ke dalam, kemudian bentuklah sanggul sebelah kanan. Setelah selesai dijepit atau di harnal sampai kuat, berilah harnet. Seperti gambar di bawah ini.

232

Gambar. 7.24. Cara Membentuk Sanggul Sumber : Jafar, AS dkk (1998) c) Setelah rapi tariklah tali sempol dari ubun-ubun ke tengah sanggul dan sisa tali sempol dibelitkan ke tengah sanggul. Perhatikan pada gambar cara memlilitkan sanggul.

Gambar.7.25. Cara Melilitkan Sanggul Sumber : Jafar, AS dkk (1998)

Tali sempol berguna untuk membelah, menguatkan dan memperindah sanggul. Sanggul yang di sebelah kanan harus terlihat lebih besar daripada yang berada di sebelah kiri. Bentuk ini melambangkan bahwa segala sesuatu yang akan dikerjakan agar didahulukan yang berada di sebelah kanan sesuai dengan ajaran agama Islam.

233

4) Cara memasang ornamen: a) Lelayang Lelayang terbuat dari emas, perak, atau imitasi yang berbentuk segitiga sama kaki. Lelayang dipasang di bawah sanggul atau di sebelah bawah kerah baju dengan telap malo. Telap malo ini melambangkan keberanian, sedangkan lelayang melambangkan bahwa pengantin mulai menjadi ibu rumah tangga, yang akan menghadapi banyak resiko, juga lelayang ini berfungsi sebagai penolak bala.

b) Tekan kune Tekan kune adalah perhiasan yang dipasang pada dahi dan langsung diikatkan pada rambut. Tekan kune ini, selain berfungsi sebagai pemanis pengantin, juga melambangkan bahwa pengantin sudah meninggalkan masa remaja dan melambangkan kemantapan serta ketenangan.

c) Pating emas Pating emas terbuat dari emas atau perak. Pating ini dipakai sebanyak 3 buah, 2 di kiri-kanan sanggul dan 1 buah dibagian depan tengah sanggul. Pating emas boleh bermata, boleh tidak. Pating ini melambangkan kekuatan atau kekukuhan rumah tangga.

d) Pating renggiep Pating renggiep dipakai ditengah-tengah sanggul bagian belakang. Pating melambangkan agar pengantin berperilaku atau berbudi bahasa yang baik.

Gambar. 7.26. Tampak Muka Sumber : Jafar, AS dkk (1998)

234

Gambar. 7.27. Tampak Samping Sumber : Jafar, AS dkk (1998)

Gambar. 7.28. Tampak Belakang Sumber : Jafar, AS dkk (1998) c. Sanggul daerah Sumatera Barat 1) Asal-usul dari sanggul Sanggul berasal dari daerah Sumatera Barat, tepatnya Kabupaten Tanah Datar Kanagarian Pagaruyung, Kecamatan Tanjung Emas, Batu Sangkar, yang diberi nama Lipek Pandan. Sanggul ini dipakai oleh keturunan bangsawan maupun rakyat biasa sewaktu menjadi pengantin (Anak daro) dan juga sewaktu berkunjung pertama ke rumah mertua untuk mengantarkan nasi. Untuk keperluan lain sanggul ini tidak boleh dipakai, Sanggul Lipek Pandan ini masih dipakai untuk keperluan pengantin sampai akhir tahun

235

1930, sesudah itu adalah masa transisi karena diwaktu itu orang-orang sudah mengenal sunting untuk penganten yang berasal dari Kabupaten Padang Pariaman. Semenjak tahun 1930 di Kabupaten Tanah Datar, orang juga sudah mulai memaki sunting ini untuk keperluan penganten. Untuk sanggul ini dibutuhkan rambut yang panjang, dimana waktu itu gadis-gadis Sumatera Barat pada umumnya mempunyai rambut yang panjang sampai kelutut malahan sampai menyapu lantai. Kalau tidak berambut panjang maka akan diejek, ibarat burung puyuh tidak berekor seperti pantun; Bajak laban sungkan laban Pembajak sawah dilakuak Duduk tampan, tagak pun tampan Cacek saketek pendek abuak

Mistik/Pantangan Pemakaian Sanggul Lipek Pandan Anak gadis tidak dibolehkan memakai sanggul ini karena kalau dia telah pernah memakai sanggul ini maka sewaktu dia menjadi pengantin nantinya dia tidak akan kelihatan cantik dan bersinar. Data sanggul ini kami dapatkan dari hasil penelitian yang kami adakan ke nagari Pagaruyung Batu Sangkar dengan mengadakan wawancara dengan orang tua-tua yang ada di nagari tersebut. Banyak dari orang tua-tua tersebut pernah mendengar nama sanggul ini tapi belum pernah melihatnya dan tidak tahu cara membuatnya karena waktu itu beliau itu masih kecil sekali.

2) Peralatan yang digunakan a) Sisir, sisir sikat b) Hair spray c) Jepit rambut d) Harnal e) Cemara

3) Cara membuatnya a) Sebagai pengganti rambut panjang bisa kita pakai Cemara yang panjangnya 125 cm, mula-mula rambut disisir semuanya ke belakang diikat menjadi satu sedikit di bawah crown. b) Kemudian diikatkan cemara lalu sedikit dipelintir arah ke kanan lalu pangkal ikatan kita jepit dengan jari telunjuk dan jari tengah dan diputar ke kiri. c) Jepit dipangkal ikatan tadi lalu kita ambil pertengahan rambut kita masukkan ke kiri lubang rambut. d) Bentuk seperti pita di sebelah kiri lalu ujungnya kita masukkan pula, sehingga berbentuk pita (dasi). e) Di sebelah kanan ujungnya kita kaitkan ke pangkal ikatan rambut kemudian kita pasang harnet tadi.

236

4) Ornamen/perhiasan yang digunakan a) 3 atau 5 buah kembang goyang. b) 2 bunga mawar merah atau putih, segar atau korsase. c) Bunga melati susun.

Gambar. 7.29. Sanggul Tampak Samping Sumber : Jafar, AS dkk (1998)

Gambar. 7.30. Bentuk Sanggul Sumber : Jafar, AS dkk (1998) d. Sanggul daerah Batak 1) Sejarah sanggul Batak Dahulu kala, baik rambut pria maupun rambut wanita sama-sama panjang karena pada masa itu belum ada alat-alat yang praktis untuk memotong rambut. Kaum pria kurang mementingkan tata rias rambut, tetapi bagi wanita Batak hal ini penting sekali. Menurut anggapannya, makin panjang rambutnya mereka merasa mempunyai kelebihan dari wanita lain. Rambut yang panjang yang panjang itu harus disanggul. Sanggul itu disebut siporhot.

237

Jika seorang wanita Batak membiarkan rambutnya terurai atau tidak ditata, ia akan menjadi buah mulut atau dianggap sebagai wanita pemalas. Bentuk sanggul wanita Batak pada mulanya sama, yaitu berbentuk bulat menonjol dan diletakkan sedikit di atas tengkuk atau sedikit melewati pusar rambut. Sanggul anak gadis biasanya terdiri dari 2 bulatan konde yang terletak di belakang telinga. Akan tetapi, karena keadaan serta situasi tiap sub suku, masyarakat Batak memiliki jenis sanggul yang khas, di samping sanggul bulat yang umum. Berikut ini akan diperkenalkan sanggul-sanggul Batak, baik nama maupun cara penataannya. Dalam salah satu peribahasa Batak disebutkan bahwa Soripada na bisuk do ina na boi mangaramoti busanana, yang artinya kira-kira ‘Tuan putri yang bijaksana adalah ibu yang dapat bertanggung jawab dalam keluarganya’. Ungkapan ini mendorong wanita Batak agar bertindak aktif, dinamis, cepat, tepat dan bijaksana. Oleh karena itu, penampilan dalam berhias pun harus disesuaikan agar praktis, demikian pula dalam menata rambut. Adanya berbagai marga sesuai dengan daerah tinggalnya maka terdapat berbagai jenis sanggul batak.

2) Jenis sanggul daerah Batak a) Sanggul Batak Toba Sanggul Batak toba disebut sanggul Timpus. x Pengertian sanggul timpus Seperti namanya, timpus ‘membungkus’, selain bertujuan merapikan rambut, sanggul ini berfungsi sebagai penyimpanan alat-alat yang sangat perlu, misalnya daun sirih. Daun sirih inilah yang menjadi hiasan rambut atau sanggul itu. Selain sirih berfungsi mengencangkan konde, juga dipakai berbagai ragam peniti. Bagi orang berada, alat pengencang konde itu dapat berupa peniti (tusuk konde) yang terbuat dari emas atau perak, sedangkan bagi orang yang kurang berada dapat mempergunakan tusuk konde yang terbuat dari tulang atau duri landak. Cara menata rambut itu cukup dengan membelahnya pada bagian tengah kepala sampai ke ubun-ubun. Dengan belahan tengah itu rambut mudah diatur dan letaknya tetap. Seluruh rambut disatukan pada bagian belakang kepala, kemudian diputar dengan rapi sampai ke ujung, lalu disatukan dan dimasukkan ke dalam rambut sebelah kanan sehingga berbentuk pusaran. x Cara membentuk sanggul timpus ƒ Rambut dibelah lurus dari tengah kepala sepanjang 3-5 cm sehingga mudah diatur dan letaknya tetap.

238

Gambar. 7.31. Rambut Dibelah Lurus Sumber : Jafar, AS dkk (1998)

ƒ Pada bagian belakang, seluruh rambut disatukan kemudian diputar dengan rapi hingga ke ujung.

Gambar. 7.32. Cara Menyatukan Rambut Sumber : Jafar, AS dkk (1998)

ƒ Rambut dimasukkan ke dalam sebelah kanan sehingga berbentuk pusaran dan sebagai alat penguat diberi peniti atau harnal.

239

Gambar. 7.33. Cara Memasukkan Rambut Ke Dalam Sumber : Jafar, AS dkk (1998) b) Sanggul Batak Karo: rayam Sanggul Batak karo disebut sanggul Rayam. x Bentuk sanggul Sanggul untuk remaja putri berbentuk siput, sedangkan untuk kaum ibu berbentuk bulat. Sanggul remaja diletakkan di bawah pusaran rambut, sedangkan sanggul kaum ibu diletakkan di atas tengkuk. x Cara membentuk sanggul ƒ Seluruh rambut disisir ke belakang agak ke atas. ƒ Seluruh rambut diputar ke arah kiri, kemudian dimasukkan ke bagian dalam sehingga berbentuk siput dan letakkan persis di bawah pusaran.

Gambar. 7.34. Cara Membentuk Sanggul Sumber : Jafar, AS dkk (1998)

240 c) Sanggul Batak Angkola-Mandailing adalah sanggul bujing majeges Bentuk sanggul ini bulat menonjol dan letaknya di belakang tengah kepala dan diberi hiasan supi-supi. x Cara membentuk sanggul ƒ Semua rambut diikat di belakang bagian tengah kepala. ƒ Rambut diputar dengan baik dan rapi hingga berbentuk lingkaran yang bagian dalamnya menonjol ke luar.

Gambar. 7.35. Cara Membentuk Sanggul Sumber : Jafar, AS dkk (1998) x Ornamen sanggul ƒ Pada sanggul remaja putri dipakai anting-anting atau supi-supi. ƒ Pada sanggul kaum ibu dipakai hiasan krabu.

Gambar. 7.36. Model Aksesoris Sumber : Jafar, AS dkk (1998) d) Sanggul Batak Nias : Nias Sanggul ini berbentuk bulat dan terletak di belakang tengah kepala di bawah pusaran. Hiasannya berupa tusuk konde emas disekeliling konde. x Cara membentuk sanggul: ƒ Semua rambut disisir ke belakang agak ke atas hingga berbentuk ikal. ƒ Rambut diputar hingga berbentuk bulat dan letaknya agak ke atas. ƒ Hiasan diberi disekeliling rambut dan kepala.

241

Gambar. 7.37. Cara Membentuk Sanggul Sumber : Jafar, AS dkk (1998) e) Sanggul Batak Simalungun : Pupuy Bartong x Bentuk sanggul Bentuk sanggul ini seperti buah aren atau mayang terutai (buah bagot), dan letaknya di sebelah kanan kepala dengan hiasan: ƒ Setangkai kembang pinang di atas sanggul. ƒ Rambut yang ke bawah diberi manik-manik berantai terutai seperti buah aren. ƒ Di atas kuping; pada rambut sebelah kiri dan kanan diberi hiasan sutting. Dahulu sutting ini ditaruh di atas kuping (pada lubang kuping bagian atas). Karena bagian atas kuping wanita sekarang tidak berlubang lagi, sutting ditaruh pada rambut. Pada acara resmi di atas rambut atau kepala dipakaikan lagi hiasan ulos bulang yang bentuknya menyerupai topi. x Cara membentuk sanggul ƒ Rambut disisir, lalu diikat, dan ditaruh di sebelah kanan atas yang kemudian ditekuk di belakang kuping. ƒ Ujung rambut dililitkan dan dijatuhkan sampai ke tengkuk, sedangkan sisanya dililitkan dua kali tepat pada pusat ikatan.

Gambar. 7.38. Cara Membentuk Sanggul Sumber : Jafar, AS dkk (1998)

242 x Perawatan sanggul Dahulu sabun (shampo) belum ada, tetapi rambut harus dirawat agar tumbuh subur. Untuk itu, wanita Batak mempergunakan berbagai cara antara lain: ƒ Untuk mencuci rambut dipakai merang yang sudah dibakar dan direndam satu atau beberapa malam. ƒ Untuk menyuburkan rambut serta melicinkannya, dipakai daun kembang sepatu atau daun mengkudu, yang kalau diremas-remas berlendir kemudian dikeramas di atas kepala sambil mengurut-urut kepala. ƒ Untuk mewangikan rambut dipakai ramuan utama, yaitu sejenis jeruk yang disebut unte pangir (jeruk purut). Jeruk ini diremas-remas bersama kulitnya, lalu disiramkan pada kepala dan dibiarkan sebentar lalu disiramkan lagi. Selain pengharum, bau jeruk ini juga berguna untuk mengusir roh-roh jahat. ƒ Untuk melemaskan dan menyuburkan rambut diberi santan kental atau minyak kemiri yang telah dimasak dengan daun pandan, setelah didiamkan kurang lebih 1 ½ jam, baru disiram dengan air. ƒ Untuk mengeringkan rambut biasanya dilakukan dengan mengangin- anginkannya di bawah pohon atau ditempat yang teduh. x Segi spiritual, mistik dan perlambangan sanggul ƒ Dari segi spiritual dan mistik telah dikatakan bahwa laki-laki pun dahulu kala berambut panjang. Apabila laki-laki atau wanita itu seorang dukun (datu atau permalim), rambutnya tidak boleh disentuh oleh pisau tajam (gunting) karena pada rambut itulah terletak kharismanya (pitonggam). Untuk itu, jeruk purut dipakai sebagai pencuci rambut, dengan anggapan bahwa bau jeruk purut dapat mengusir roh-roh jahat. ƒ Jika wanita menyisir rambut, rambut yang berguguran tidak boleh dibuang sembarangan, tetapi harus ditanam atau disimpan disuatu tempat atau biasanya ditaruh dibatang pohon pisang supaya rambut itu tetap dingin. Apabila rontokan rambut itu dibakar, menurut kepercayaan, dapat berakibat rambut wanita itu rontok. ƒ Rontokan rambut harus disimpan dengan rapi sebab rambut itu dapat dipakai orang sebagai bahan guna-guna atau sebagai pemelet oleh laki-laki yang mencintainya. ƒ Pada upacara manortor (tari Batak), apabila seorang jejaka berhasil menyisipkan setangkai daun-daunan atau kembang ke dalam sanggul seorang gadis dan apabila gadis itu tidak menampiknya berarti ia bersedia dipersunting jejaka itu. ƒ Wanita muda yang mempunyai rambut panjang merasa bangga dan ia akan menjadi rebutan para jejaka.

243

Gambar. 7.39. Tampak Muka Sumber : Jafar, AS dkk (1998)

Gambar. 7.40. Tampak Samping Sumber : Jafar, AS dkk (1998)

244

Gambar. 7.41. Tampak Belakang Sumber : Jafar, AS dkk (1998) e. Sanggul daerah Palembang, Sumatera Selatan Sanggul daerah Palembang, Sumatera Selatan disebut Gelung Malang.

1) Sejarah sanggul Gelung Malang Sejak dimulainya perluasan daerah jajahan Kerajaan Majapahit, dengan panglima perangnya yang terkenal Mahapatih Gajah Mada, antara lain ke daerah Sumatera pada kira-kira abad XIV, secara tidak langsung mengakibatkan adanya pengaruh seni atau kebudayaan Jawa terhadap kehidupan masyarakat. Kebudayaan yang ditinggalkan oleh laskar Kerajaan Majapahit ini tetap hidup sehingga seolah-olah kebudayaan itu adalah peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Pada tanggal 21 Juni 1821 adalah hari terjadinya acara serah terima Pemerintah Kerajaan Sriwijaya kepada Pemerintah HIndia Belanda. Juah sebelum itu Pemerintah Kerajaan Sriwijaya sudah mempunyai tata cara adat dan seni budaya tersendiri yang bernilai tinggi, termasuk di dalamnya tata busana, perawatan badan dan keluarganya. Jika berpergian ia hanya berhias secara sederhana, misalnya hanya mengenakan baju kurung biru tua, selain sarung dan selendang sebagai penutup kepala, serta perhiasan sekedarnya. Sanggul malang adalah sanggul wanita yang mencerminkan pengaruh kebudayaan Sriwijaya dan kebudayaan asing lainnya, antara lain dari Tiongkok dan India, yang sudah ada pada waktu itu. Sanggul malang berasal dari kebudayaan Jawa yang dibawa oleh laskar Majapahit. Hiasan sanggul ini terbuat dari kertas, seperti pada kebudayaan Cina dan untaian bunga hidup seperti pada kebudayaan India.

245

Pada masa Kerajaan Sriwijaya, sanggul malang ini umumnya hanya dipakai oleh permaisuri, putri-putri keluarga raja, serta kaum bangsawan dari lingkungan istana. Orang awam tidak dapat begitu saja memakai tata rias rambut dengan sanggul malang. Seorang gadis yang baru melangsungkan akad nikah dan acara munggah, bersama mempelai pria, ia mendapat penghormatan atau penobatan menjadi sepasang warga negeri yang mempunyai tanggung jawab. Pada waktu acara munggah berlangsung, kedua mempelai diberi gelar, disamping namanya sendiri yang telah dimilikinya sejak kecil. Pada waktu itulah mempelai wanita diberi kehormatan memakai sanggul gelung malang. Jelaslah bahwa pada waktu itu gelung malang hanya dipakai pada acara tertentu atau acara resmi. Sanggul ini dinamakan gelung malang karena letaknya yang horizontal (malang) dan tinggi di atas puncak kepala.

2) Jenis sanggul daerah Palembang Di samping gelung malang masih ada beberapa jenis sanggul yang terdapat di daerah Sumatera Selatan antara lain: a) Sanggul/Gelung Tembako Setebek Sanggul ini mirip dengan sanggul Jawa, tetapi bentuknya membulat, letaknya agak tinggi, dan di dalamnya diselipkan setebek (setumpuk/ selempeng) tembakau. Biasanya sanggul ini dipakai pada waktu acara putus rasan, yaitu acara penentuan hari jadi akad nikah. Dalam hal ini, pihak besan laki-laki mengeluarkan selipan tembakau dan dibagikan kepada keluarganya yang hadir (biasanya keluarga terdekat), lazimnya kaum ibu. Akan tetapi dengan majunya perkembangan zaman maka acara putus rasan pada saat ini sudah jarang ditemukan. b) Sanggul/Gelung Cioda Sanggul ini biasanya digemari oleh gadis-gadis remaja maka kini. Sanggul ini terdiri dari dua buah dan diletakkan dibagian kiri dan kanan kepala. Kadang-kadang rambut dikepang dahulu, baru dibentuk sanggul pada bagian kanan dan kiri atau dikepang dahulu, baru dibentuk sanggul pada bagian kanan dan kiri atau dikumpulkan dibagian tengah kepala. Perlu ditambahkan bahwa asal-usul sanggul ini tidak diketahui secara jelas.

3) Cara membentuk sanggul Gelung Malang a) Untuk membentuk sanggul/gelung malang diperlukan rambut yang panjang. Rambut bagian depan disisir ke arah puncak kepala, demikian pula rambut bagian belakang disisir mulai dari bagian kuduk ke arah puncak kepala hingga terkumpul menjadi satu. Kemudian, rambut dipilin dengan ketat agar tidak lepas terurai, lalu ditekuk/ dilipat arah ke kanan dan ke kiri lagi sehingga bentuknya mirip angka delapan. Apabila terdapat sisa rambut, tekukan/lipatan diulangi lagi. Selanjutnya, ujung rambut disimpulkan pada bagian tengah tekukan

246

tadi sehingga berfungsi sebagai pengikat rambut dan agar letaknya lebih kokoh. Terkahir, lipatan rambut tadi diselipkan pada bagian atas depan yang diangkat sedikit. Untuk keperluan sehari-hari, biasanya cukup diselipkan sisir (suri) pada sanggul itu. Pada waktu itu sanggul malang tidak memerlukan tusuk rambut, harnal atau jepitan. Letak gelung malang agak tinggi, yaitu kira-kira di atas puncak kepala.

Gambar. 7.42. Cara Membentuk Sanggul Sumber : Jafar, AS dkk (1998) b) Pada acara resmi tertentu, tata rias rambut gelung malang mempergunakan hiasan rambut sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Walaupun bentuk dan nama gelung itu sama, tetap diperlukan hiasan yang diletakkan pada tempat yang kokoh. Dengan demikian, cara membentuk gelung itu agak berbeda sedikit dari biasanya. Bedanya ialah rambut pada gelung malang diikat dengan tali (karet gelang) sesuai dengan keadaan lebatnya rambut. Setelah rambut terkumpul di atas puncak kepala dan diikat, rambut dipilin dan dilipat ke arah kanan, sesampai ditengah rambut lalu diikatkan dengan bagian rambut yang diambil dari bagian tengah depan. Rambut ini berfungsi ke tengah lagi sehingga berbentuk angka delapan, yang biasanya disumbal dengan bunga rampai. Bunga rampai ini berupa pandan yang diselipi dengan berbagai bunga atau irisan pandan. Letaknya pada bagian atas dan bergantung pada keadaan rambut serta keterampilan sipenata rias. Sisa ujung rambutnya diikatkan ditengah-tengah sanggul tadi agar lebih aman.

247

Gambar. 7.43. Cara Membentuk Gelung Sanggul Sumber : Jafar, AS dkk (1998)

4) Hiasan atau ornamen sanggul Hiasan sanggul disesuaikan dengan maksud dan tujuan pembuatan sanggul itu. Sanggul yang dipakai sehari-hari tidak mutlak mempunyai hiasan-hiasan tertentu. Akan tetapi sanggul yang akan dipakai untuk acara-acara khusus perlu memakai beberapa hiasan seperti berikut ini: a) Gandik Hiasan yang diikatkan pada bagian batas tempat tumbuhnya rambut pada dahi.

b) Kembang Goyang Tusuk hiasan yang pada umumnya berjumlah ganjil.

c) Tusuk Cempaka Tusuk hiasan yang biasanya berjumlah 4 buah dan bentuknya mirip dengan bunga cempaka.

d) Kembang Setandan Tusuk hiasan yang ditempatkan persis pada bagian tengah sanggul ini, ada beberapa pendapat dari para sesepuh di Palembang. Ada yang mengemukakan bahwa sanggul pengantin turun mandi tidak mutlak memakai tusuk kembang setandan. Arti kembang setandan di sini mungkin satu/rangkaian bunga (tros).

e) Hiasan tambahan Hiasan sanggul dapat berupa bunga-bunga segar seperti bunga sedap malam. Jika hiasan itu berupa bunga rampai, boleh dipakai bunga segar atau bunga kertas, bergantung pada keadaan atau keinginan pengantin putrinya. Dewasa ini karena situasi dan keadaan menuntut serba praktis, apalagi jika hiasan itu disewa, pada umumnya hiasan yang digunakan adalah bunga kertas.

248

Gambar. 7.44. Tampak Muka Sumber : Jafar, AS dkk (1998)

Gambar. 7.45. Tampak Samping Sumber : Jafar, AS dkk (1998)

249

Gambar. 7.46. Tampak Belakang Sumber : Jafar, AS dkk (1998) f. Sanggul daerah Lampung Sanggul daerah Lampung disebut Belattung Gelang.

1) Pengertian Sanggul dalam bahasa Lampung disebut juga dengan Belattung, kali ini penulis memperkenalkan Belattung Gelang. Pada kesempatan ini Belattung yang kita ambil adalah dari daerah Lampung. Sebagaimana dijelaskan Hendra (2005:75) bahwa Pepadun, pada tanggal 17 April 2001 telah diadakan suatu kesepakatan di aula Dinas Pendidikan Propinsi Lampung tentang, macam-macam sanggul Lampung serta cara berpakaian pengantin Lampung Pepadun. Ternyata masyarakat Lampung dari zaman dahulu telah mengenal cara merias diri, salah satunya adalah menata rambut yang dijadikan suatu bentuk yang disebut dengan sanggul atau Belattung. Belattung Gelang bila dilihat dari bentuk dan pemasangannya, maka sanggul gelang ini ada persamaan dengan sanggul malang dari daerah Palembang. Adapun persamaan kedua sanggul tersebut karena adanya pengaruh dari daerah Palembang dimana pada saat itu Kerajaan Sriwijaya datang ke Kerajaan Tulang Bawang melalui pelabuhan Tulang Bawang di daerah Menggala. Pada zaman dahulu umumnya wanita berambut panjang sehingga jarang mempergunakan cemara. Sedangkan pada zaman modern sekarang ini rata-rata wanita berambut pendek, tetapi masih tetap disanggul dan mereka tidak meninggalkan sanggul tradisional atau sanggul asli, misalnya pada acara perkawinan maka sanggul yang dikenakan oleh pengantin putri adalah Sanggul Gelang.

250

Gambar. 7.47. Sanggul Belattung Gelang Tampak Belakang Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (2005)

2) Jenis-jenis sanggul Daerah Lampung juga memiliki beberapa jenis sanggul lainnya, di samping sanggul Belattung Gelang, yakni sebagai berikut: a) Belattung Gelang (sanggul yang berbetuk seperti gelang). b) Belattung Tebak (sanggul yang bentuknya malang). c) Belattung Miring (sanggul yang bentuknya seperti sanggul gelang hanya asimetris). d) Belattung Kipas (sanggul yang bentuknya mirip kipas). e) Belattung Ucung (sanggul yang letaknya dipusaran rambut dan bentuknya seperti disumpel). f) Belattung Sisir (sanggul yang bentuknya digelung dengan menggunakan sisir).

Gambar. 7.48. Contoh Letak Mahkota Pada Sanggul Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (2005)

251

3) Keunikan sanggul Masing-masing sanggul ini memiliki keunikan sendiri-sendiri, bila ditinjau menurut keperluannya maka sanggul ini dapat kita pilah menjadi: a) Pengantin, menggunakan sanggul Gelang yang letaknya di bawah atau sanggul Tebak. b) Remaja Putri (Muli) menggunakan sanggul Gelang yang letaknya dimahkota kepala. c) Orang tua dalam acara resmi saat ini menggunakan sanggul Tebak. d) Dahulu orang tua sehari-hari menggunakan sanggul Kipas atau miring. e) Wanita yang akan pergi ke air (ke kali) menggunakan sanggul ucung- ucung (sanggul sumpel). f) Wanita yang akan pergi ke kebun menggunakan sanggul sisir, karena sanggul ini sifatnya praktis tidak perlu menggunakan jepit.

Belattung Gelang dipakai oleh pengantin wanita di daerah Lampung Pepadun saat ia menunggu untuk dinikahkan sampai acara dinikahkan. Berikut ini akan diuraikan salah satu jenis sanggul tersebut di atas, yaitu Belattung Gelang.

4) Peralatan sanggul gelang a) Minyak rambut (hair spray). b) Sisir. c) Karet (tali hitam pengikat rambut). d) Cemara 80 cm. e) Jepit bebek. f) Harnet. g) Harnal.

5) Ornamen/perhiasan yang digunakan a) Satu pasang cunduk bulan sabit lunik (kecil) terbuat dari emas atau perak atau imitasi yang berbentuk seperti bulan yang timbul, hanya bentuknya lebih kecil dari Cunduk Bulan Besar dan dipasang di kanan kiri berhadapan pada tali pengikat sanggul atau Buwok Lusei. b) Satu buah cunduk bulan sabit balak (besar) terbuat dari emas atau perak atau imitasi yang berbentuk seperti bulan yang baru timbul, Cunduk ini dipasang di atas sanggul tepat ditengah- tengahnya. c) Pandan rajangan sebagai pewangi rambut.

6) Cara membuat sanggul a) Pertama-tama rambut diberi minyak rambut atau di hair spray. b) Kemudian rambut dibagi 2 bagian; bagian belakang diikat terlebih dahulu kira-kira 3 jari dari tengkuk dan sisa rambut disasak sedikit agar terlihat volume rambut dan rapihkan.

252

c) Jadikan satu dengan rambut yang diikat pertama tadi. d) Sisa rambut dapat dibentuk langsung tetapi bila rambut pendek tambahan cemara 80 cm. e) Kemudian rambut diputar ke arah kiri lalu naik ke atas dan ke arah kanan, turun ke bawah. f) Sisa rambut masukkan ketengah sanggul dan jadikan sebagai pengikat (lihat gambar), ikatan pertama lebih kurang 3 jari dari tengkuk yang nantinya sebagai patokan agar rambut tidak jatuh sampai kepundak dan rambut bagian atas disasak sedikit lalu diikat kembali dijadikan satu dengan ikatan pertama.

Gambar. 7.49. Langkah-Langkah Membuat Sanggul Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (2005)

g) Tangan kiri memegang rambut (cemara) ditarik ke atas dan dibantu dengan harnal agar kuat lalu tangan kanan meneruskan memutar ke bawah kanan dan naikkan ke atas sisa rambut diikatkan ditengah sanggul. h) Bila sudah terbentuk seperti angka 8 atau 2 buah gelang, pasang rajut pandan dan tutup dengan harnet. i) Terakhir pasangkan aksesoris Cunduk Bulan Kecil sepasang berhadapan dan Cunduk Bulan Besar di atas tengah sanggul. g. Sanggul daerah Bengkulu Sanggul daerah Bengkulu disebut sanggul Sikek.

1) Macam-macam nama sanggul Sesuai dengan pemakai sanggul, dikenal beberapa macam nama sanggul Bengkulu yaitu: a) Sanggul Roda: yang lazimnya dipakai anak remaja. b) Sanggul Lebar: yang lazimnya dipakai oleh orang yang sudah menikah. c) Sanggul Sikek: yang lazimnya dipakai oleh pengantin baru.

253

2) Bentuk sanggul Sikek Bentuk sanggul ini indah dan akan mudah memasyarakat, baik untuk kaum muda dan dewasa termasuk ibu-ibu. Disebut sanggul “sikek” karena sanggul ini menggunakan ornamen pokok yaitu sikek yang berarti “sisir”.

Gambar. 7.50. Bentuk Sanggul Sikek Tampak Samping Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (2005)

3) Ornamen/perhiasan yang digunakan Merupakan pelengkap yang berfungsi untuk memperindah sanggul. Ornamen asli yang dipakai untuk sanggul ini sebenarnya bermacam- macam dan meriah karena digunakan oleh pengantin baru agar dapat lebih cepat memasyarakat dan dipakai juga oleh remaja dan ibu-ibu, sebaiknya jumlah ornamen disederhanakan. Nama ornamen dipengaruhi oleh kebudayaan Cina, yaitu: a) Sikek bulan. b) Sepasang kembang melati dari logam. c) Sepasang kembang intan (@ 5 buah).

4) Ornamen khusus Agar lebih cepat memasyarakat, maka seyogyanya tidak semua ornamen digunakan, tetapi hanya ornamen khas saja yaitu: a) Sikek bulan. b) Sepasang kembang ‘me’. c) Sepasang tonglei.

254

Gambar. 7.51. Sanggul Sikek Tampak Belakang Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (2005)

5) Peralatan yang digunakan Beberapa peralatan yang digunakan adalah: a) Sisir, sisir sikat. b) Jepit rambut. c) Cemara 85 cm. d) Harnal. e) Hair spray.

6) Cara membentuk sanggul sikek Langkah-langkah dalam membuat sanggul ini adalah sebagai berikut: a) Untuk membuat sanggul diperlukan cemara lebih kurang 85 cm dan tali sepatu. b) Setelah rambut disisir rapi ke belakang, buatlah soak (sunggar). c) Ikat cemara dengan rambut asli dan tusukkan sikek. d) Pilin rambut supaya padat dan licin. e) Bentuklah sanggul dengan cara melingkarkan rambut disekeliling sikek dari arah kiri ke kanan. Sanggul berbentuk bulat.

255

Gambar. 7.52. Langkah-langkah Membuat Sanggul Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (2005) h. Sanggul daerah Bengkalis, Riau Sanggul daerah Bengkalis, Riau disebut Siput Ekor Kera.

1) Macam-macam sanggul Daerah Riau memiliki jumlah sanggul sebanyak 15 macam dan ini terbagi menjadi 3 (tiga) golongan yakni: a) Untuk remaja (Anak dara). b) Untuk pengantin. c) Untuk dewasa.

Menurut orang-orang tua yang berasal dari Riau yang masih hidup sekarang sanggul ini sudah dipakai turun temurun sejak dahulu kala hingga kini, terutama pada upacara-upacara adat dan upacara yang resmi. Siput artinya sanggul Ekor Kera (dibaca; Kre) artinya Ekor Kera. Siput Ekor Kera dipakai untuk upacara adat dan untuk harian. Sejarah tentang Siput Ekor Kera ini masih diselidiki, sebab belum ada sumber yang diperoleh secara lengkap.

2) Jenis sanggul di daerah Riau Jenis-jenis sanggul di daerah Riau ini sesuai dengan keperluan dan usia pemakai dibedakan sebagai berikut: a) Sanggul untuk remaja x Siput Jonget (dari Siak Indrapura Kabupaten Bengkalis). x Siput Bulat (Kabupaten Bengkalis). x Siput Blingkar (Kabupaten Bengkalis). x Siput Limau Manis (Kabupaten Bengkalis). x Siput Tanduk (Kabupaten Kepulauan Riau). x Siput Ekor Kera (Bengkalis).

256 b) Sanggul untuk pengantin x Siput Lipat Pandan (Kabupaten Kampar). x Siput Buntut cigak Ekor Kera (Bengkalis). x Siput Lintang (Siak). x Siput Tanduk (Polo Penjengat Tanjung Pinang, Kepulauan Riau). c) Sanggul untuk orang dewasa x Siput Lintang dari Indragiri Hulu. x Siput Lipat Pandan (Siak). x Siput Kucing Tido (Siak). x Siput Jonget (Siak). x Siput Naga Bejuang.

3) Perbedaan pemakaian ornamen sanggul Antara gadis yang keturunan raja (Bangsawan) dengan rakyat biasa dapat dibedakan pada ornamen dan busananya. Para bangasawan biasanya memakai ornamen yang berwarna emas dan untuk rakyat biasa memakai warna perak atau bunga melur (Melati). Busana untuk bangsawan warnanya kuning emas senada, semua busana terbuat dari songket Siak, kebanyakan memakai PEAAK (geer) panjang kebaya 10 cm dari atas lutut. Ornamen/perhiasan sanggul terdiri dari: a) Jurai pendek 5 atau 7 untaian (1 buah) panjang jurai 11/2 jengkal dipakai pada siput sebelah kanan menjurai ke bawah. b) Tusuk paun (ringgit) 3 buah dipasang pada tengah siput. c) Kembang Malur, kenanga, kantil kuning 3 buah di atas dan 2 buah putih di bawah yang segar atau imitasi, dari saten dipakai pada siput sebelah kiri sebanyak 5 buah.

4) Peralatan yang digunakan a) Sisir sasak. b) Sikat rambut. c) Tali pengikat. d) Hair spray. e) Jepit lidi. f) Jepit bebek. g) Tempat sisir. h) Cemara 80-100 cm. i) Harnet kasar dan halus.

5) Cara membuat sanggul siput ekor kera Siput ekor kera arinya ekor kera, dipakai untuk upacara adat harian. Jaman dahulu rambut tidak disasak, pada jaman sekarang disesuaikan dengan keadaan atau boleh disasak asalkan sesuai dengan kepala, wajah dan besar badan.

257

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a) Rambut diikat setinggi 7 jari dari tengkuk. Kalau rambut yang pendek memakai cemara 100 cm. b) Buat sawok ayam mengeram pada tengkuk. c) Bentuk siput yang rapih. d) Siput tidak boleh kena kerah dibaju. e) Ayyam mengeram kelihatan setelah selesai siput. f) Bentuklah ayam mengeram dibagian tengkuk yang baik. g) Berilah harnet dan dirapikan. h) Besar sanggul disesuaikan dengan badan dan kepala model. Aggar lebih jelas perhatikanlah gambar langkah berikut.

Gambar. 7.53. Langkah-langkah Membuat Sanggul Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (2005)

Gambar. 7.54. Sanggul Tampak Samping Sumber : Puspoyo, Widjanarko, Endang (2005)

258 i. Sanggul daerah Betawi Sanggul daerah Betawi disebut Cepol.

1) Sejarah sanggul Cepol Di daerah Betawi gubahan rambut, sanggul atau konde biasanya diberi nama sesuai dengan situasi dan kondisi pada zaman itu. Istilah atau nama sanggul itu sering dihubungkan dengan suatu peristiwa sejarah. Pengaruh kebudayaan Cina, disamping pengaruh bangsa-bangsa lain yang datang dan menetap di Betawi, masih terlihat dan dipergunakan sebagai istilah dalam bahasa dan tata cara hidup orang Betawi dahulu. Sesungguhnya tata rambut atau gubahan rambut Betawi pada dasarnya amat praktis dan sederhana. Jenis sanggul yang paling terkenal di daerah Betawi adalah konde cepol. Konde cepol adalah sejenis konde yang setiap tahun diperagakan dalam acara pemilihan Abang dan None Jakarta, yang diprakarsai oleh Bidang Kebudayaan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta dan biasanya diselenggarakan dalam rangka Hari Ulang Tahun Kota Jakarta. Istilah cepol dalam bahasa Betawi berarti ‘tinju’. Konde cepol bentuknya sebesar tinju, padat dan letaknya agak tinggi. Konde cepol biasanya dipakai oleh para gadis (none) dan ibu-ibu muda. Di samping konde cepol, beberapa nama sanggul lainnya yang cukup terkenal pada zamannya antara lain adalah: a) Konde bundar, yaitu konde untuk wanita lanjut usia. b) Konde sawi asin, yaitu konde untuk wanita (gadis) pengantin baru dan disanggul dalam keadaan basah karena harus keramas setiap pagi. c) Konde perawan, yaitu konde model keong caput dan keong gondang. Perawan yang memakai konde keong gondang menandakan bahwa ia telah bertunangan. d) Konde cioda, yaitu konde yang biasanya dipakai oleh janda muda. e) Konde ikan bandeng, yaitu konde yang biasanya dipakai oleh golongan Cina peranakan dengan mengenakan baju kebaya yang disebut Encim. f) Konde JB, yaitu konde pada zaman Ratu Wihelmina menikah. g) Konde berunding, yaitu konde cepol dua pada waktu Perundingan Renvile (perundingan perdamaian antara Indonesia dan Belanda).

2) Cara membentuk sanggul Cepol Agar sanggul tampak licin dan berkilat diberi minyak kelapa yang telah diolah dan dicampur dengan wangi-wangian kembang kenanga. Caranya adalah sebagai berikut: a) Pertama-tama seluruh rambut disisr rapi ke belakang, kemudian dipegang dengan tangan kiri. Caranya, rambut dipegang agak tinggi pada bagian tengah belakang. Apabila rambut diangkat setinggi itu, maka akan terbentuk sigar (sunggar, Jawa) dan bentuk rambut di sebelah kiri kanan atas telinga akan berbentuk sayap. Rambut yang

259

telah terpegang diikat dengan rambut sendiri, yang diambil dari sebelah bawah.

Gambar. 7.55. Cara Memegang Rambut Sumber : Santoso, Tien (1999) b) Tangan kiri memegang seluruh rambut, tangan kanan memilinnya ke kanan, dan telapak tangan kiri menghadap ke atas sementara rambut tergenggam.

Gambar. 7.56. Cara Memilin Rambut Sumber : Santoso, Tien (1999) c) Tangan kiri dibalik dan menghadap ke bawah sehingga terbentuk angka delapan.

260 d) Sisa rambut (ujung rambut) dililitkan ke atas dan ditumpuk dengan seluruh pangkal rambut, kemudian disisir rapi, lalu ujungnya dimasukkan ke dalam untuk alat pengikat.

Gambar. 7.57. Contoh Sanggul Setelah Dililit Sumber : Santoso, Tien (1999)

Gambar. 7.58. Tampak Muka Sumber : Santoso, Tien (1999)

261

Gambar. 7.59. Tampak Samping Sumber : Santoso, Tien (1999)

Gambar. 7.60. Tampak Belakang Sumber : Santoso, Tien (1999) e) Lepaskan tangan kiri dari genggaman rambut dan bulatan angka delapan diletakkan di atas tumpukan rambut yang telah disusun pada pangkal rambut. f) Bagian rambut sebelah bawah ditarik ke luar sehingga berbentuk buntut bebek.

Karena konde cepol dipakai sehari-hari oleh gadis-gadis atau ibu-ibu muda, hiasan rambut (ornamen) tidak banyak dan tidak ramai. Setelah

262 konde cepol selesai, kemudian diberi roja melati yang diletakkan di sebelah kanannya. Bentuk konde cepol ini tidak boleh terlalu besar, tetapi harus padat, mencuat ke luar dan letaknya agak tinggi.

3) Cara membuat roja melati Daun pisang diolah sedemikian rupa hingga bentuknya bulat, kemudian dilipat 4 (diagonal). Diantara lipatan itu diselipkan (dijahitkan) melati dan diusahakan agar tidak jatuh. Setelah itu sisa daun pisang dicanting. Dengan demikian, akan terbentuk suatu rangkaian bunga melati (roja melati) yang indah, yang kemudian disisipkan di sebelah kanan konde cepol. j. Sanggul daerah Banten Sanggul daerah Banten disebut Nyimas Gamparan.

1) Sejarah sanggul Banten Pada dasarnya melihat gambar yang disimpan di Gedung Arkeolegi Banten pada abad 17-18 yaitu zaman kecemerlangan Sultan Ageng Tirtayasa. Sanggul-sanggul yang dipakai oleh wanita zaman itu tampak ada sedikit perbedaan antara sanggul dari daerah Cilegon, Serang, Tangerang dan Pandeglang. Namun dengan banyaknya pendatang yang mengadu nasib ke daerah Banten untuk berdagang rempah-rempah seperti dari Aceh, Pasundan, Jawa Tengah, Cina, Portugis, Arab dan sebagainya sehingga mempengaruhi bentuk sanggul yang dipakai oleh wanita dewasa pada zaman itu. Pengaruh sanggul Pasundan (Kadal Menek) sangat besar, sejak itu baik para bangsawan kesultanan dan masyarakat biasa sudah memakainya. Perbandingan antara bentuk dan pemasangan antara lain: a) Sanggul Tradisi Banten dipasang agak ke bawah bentuknya agak oval. b) Panjang Cemara ± 80 cm. c) Pemakaian perhiasan aksesoris sangat sederhana terbuat dari tulang, tanduk kerbau yang berkaki satu disebut Tusuk Paku.

Sesuai dengan perkembangan zaman masyarakat Banten dewasa ini sudah memasang bermacam-macam sanggul menurut selera yang disesuaikan dengan buasanya.

2) Ornamen/perhiasan yang digunakan Beberapa perhiasan yang digunakan adalah: a) Sungki, 1 buah Sungki (tusuk konde berbentuk paku, kikanya hanya satu) terbuat dari tanduk atau tulang kerbau, Sungki berbentuk daun dengan 6 lengkungan berwarna kuning keemasan berkaki satu. b) Sigang (Jabing) kira berbentuk kuping. d) Sentog (Cemara) dengan panjang ± 80 cm.

263

c) Rambang (Harnet) 1 buah.

Artinya, dari ornamen di atas adalah: a) Sentog atau rambut panjang: Tidak ada putusnya mengharap rizki dan ridho Allah. b) Sigang: Memperindah bentuk wajah. c) Sungki: Wanita harus bangkit bahu-membahu dalam bekerja dan harus bisa mandiri. d) Berbentuk Daun : Lambang kesuburan/pelestarian hutan. e) Warna Emas : Lambang kejayaan Banten mempunyai tambang emas di Cikotok. f) Rambang : Menghemat rizki.

3) Peralatan yang digunakan yakni a) Sisir, Sisir sikat. b) Jepit rambut. c) Cemara. d) Harnal. e) Hair spray.

4) Cara membuatnya adalah a) Rambut dibagi menjadi 2 bagian. b) Bagian bawah diikat, pegang kira-kira 3 jari dari batas tengkuk. c) Letakkan cemara/sentog kira-kira 80 cm ke bawah, tarik ke sebelah kiri diputar ke atas sisinya dililitkan di pangkal cemara, lalu dilingkarkan sehingga berbentuk Kadal Menek. Hanya sambungannya terletak agak ke atas sebelah kiri. d) Untuk merapihkan sanggul dipasang harnet. e) Terakhir dipasang sungki ditengah-tengah sanggul.

Gambar. 7.61. Cara Membuat Sanggul Sumber : Santoso, Tien (1999)

k. Sanggul daerah Jawa Barat Sanggul daerah Jawa Barat disebut Ciwidey.

264

1) Asal-usul sanggul Ciwidey Di Jawa Barat terdapat satu kecamatan bernama Ciwidey, termasuk wilayah kotamadya Bandung dan letaknya kurang lebih 50 km di sebelah Selatan Bandung. Salah satu sanggul yang terkenal di Jawa Barat bernama Ciwidey. Belum jelas siapa orang pertama yang menggunakan istilah itu. Nama sanggul itu agaknya tak dapat dilepaskan dari nama daerah itu. Nama sanggul Ciwidey mulai dikenal di daerah Jawa Barat pada tahun 1947. Sanggul itu diperkenalkan oleh kanjeng Haji Wiranatakusumah. Sebelum sanggul Ciwidey dikenal di daerah Jawa Barat, pada zaman Pangeran Sumedang telah dikenal nama sanggul Pasundan atau sanggul Kasundan atau disebut juga kebesaran, yang umumnya dipakai oleh kaum ningrat hingga rakyat biasa. Kemudian sanggul itu berubah menjadi nama sanggul Ciwidey. Siapa yang mengubahnya dan bila diubahnya belum dapat diketahui secara pasti. Jika dilihat dari segi bentuknya, sanggul Ciwidey dipengaruhi oleh bentuk huruf Arab, yaitu alif, ditambah dengan huruf nun atau dikenal dengan istilah sunda; alif pakait sareng nun. Dalam hal ini terlihat pengaruh agama islam. Hal ini dapat dimengerti karena hampir seluruh penduduk asli Jawa Barat pemeluk agama Islam. Pada zaman dahulu umumnya wanita yang berambut panjang jarang menggunakan cemara. Pada zaman modern sekarang ini rata-rata wanita berambut pendek, tetapi masih tetap disanggul rambutnya dan mereka tidak meninggalkan sanggul tradisional atau sanggul asli, yaitu sanggul Pasundan atau Ciwidey. Bentuk sanggul Ciwidey terletak dikepala bagian belakang, dengan bentuk sanggul agak bulat dan bagian bawahnya tidak menyentuh leher. Pada bagian kedua sisi menggunakan “jabing” (=sunggar, bhs. Jawa). Sanggul ini menggunakan perhiasan sepasang “cucuk gelung” atau tusuk konde yang terbuat dari tanduk binatang, imitasi, emas, perak atau lainnya yang dipakai di kanan dan kiri sanggul. Pemakaian jenis perhiasan tergantung pada golongan masyarakat pemakainya. Jika pemakainya dari golongan ningrat, hiasannya berupa emas dan apabila pemakainya golongan biasa atau golongan bawah, hiasanya terbuat dari tanduk atau imitasi. Ornamen/perhiasan itu adalah berupa; Cucuk Gelung/tusuk konde yang terbuat dari tanduk kerbau, imitasi, emas atau perak.

265

Gambar. 7.62. Bentuk Sanggul Tampak Belakang Sumber : Santoso, Tien (1999)

2) Peralatan yang digunakan a) Sisir, sisir sikat. b) Jepit rambut. c) Cemara 80-90 cm. d) Harnal. e) Hair spray.

Gambar. 7.63. Langkah Kerja Membuat Ciwidey Sumber : Santoso, Tien (1999)

3) Cara membuat sanggul a) Pertama-tama rambut disisir rapi, untuk diikat menjadi satu dibagian belakang kepala, 5-7 jari dari tengkuk. b) Pada bagian kanan dan kiri dibuat suatu bentuk yang agak menggembung yang dikenal dengan “jabing”. c) Sanggul diikat jadi satu, bentuklah sanggul sesuai dengan bentuk kepala. d) Sanggul tidak boleh menempel kerah baju. e) Pasang cucuk gelang 2 buah.

266 l. Sanggul daerah D.I.Y. Yogyakarta Sanggul daerah D.I.Y. Yogyakarta disebut Ukel Tekuk.

1) Sejarah sanggul Ukel Tekuk Ukel tekuk pada zaman dahulu hanya dipakai sebagai sanggul oleh keluarga kerajaan, misalnya putri remaja, putri dewasa yang sudah menikah, para selir, termasuk para inang pengasuh. Cara penggunaannya disesuaikan dengan usia dan keperluan. Perbedaan ini terlihat dari kelengkapan perhiasan dan pakaian yang dikenakan, antara lain sebagai berikut: a) Putri remaja Putri yang berusia 11-15 tahun (sesudah haid) akan menggunakan: x Memakai ukel tekuk dengan hiasan peniti ceplok ditengah dan peniti renteng di kanan dan kiri sanggul. x Memakai kain garis miring dengan model tanpa baju (pinjung kencong). x Sanggul dipakai waktu menhadap raja pada hari ulang tahun raja (wiosan). b) Putri dewasa x Memakai ukel tekuk dengan hiasan sebagaimana pada putri remaja. x Memakai kain dengan semekan. x Memakai kebaya pendek tanpa bef. x Memakainya sebagai pakaian sehari-hari dalam keraton. x Memakai kain seredan. Putri yang sudah menikah. x Memakai ukel tekuk dengan hiasan pethat emas dan bunga ceplok jebehan. x Memakai kain batik wiron. x Memakai kebaya beludru/sutra panjang dengan pelisir pita emas dan memakai peniti susun tiga. x Sanggul ini dipakai pengiring raja ketika menghadiri resepsi diluar keraton.

267

Gambar. 7.64. Sanggul Tampak Depan Sumber : Santoso, Tien (1999) c) Inang pengasuh x Memakai ukel tekuk tanpa hiasan. x Memakai kain batik tanpa wiron dan memakai semekan. x Tidak memakai baju. x Memakai sampir barong dan wedung atau paturon barong.

2) Makna sanggul Dalam uraian terdahulu telah dijelaskan penggunaan sanggul menurut umur dan keperluan. Kaum wanita yang memakai sanggul sekarang menandakan bahwa ia telah lepas dari dunia remaja dan mulai menginjak masa kedewasaannya. Hal ini juga merupakan perlambang bahwa gadis itu bagaikan bunga yang sedang mekar dan harum semerbak. Seorang gadis dewasa harus sanggup memikul tugas dan tanggung jawabnya yang berarti ia sudah layak menjadi ibu rumah tangga.

3) Ornamen/perhiasan Perhiasan yang dipakai adalah Ceplok Jebehan yang terdiri dari: a) Pada bagian tengah sanggul agak ke atas dipasang ceplok. b) Pada kiri kanan sanggul dipasang dua tangkai bunga jebehan yang menjuntai ke bawah. c) Pada bagian atas sanggul dipasang pethat berbentuk gunung.

4) Peralatan yang digunakan a) Sisir (sisir yang salah satu ujungnya melengkung untuk keperluan membuat sunggar). b) Minyak rambut. c) Cemara 100-125 cm.

268

d) Jepitan dan harnal. e) Harnet yang terbuat dari bahan nilon. f) Tali sepatu/karet.

5) Cara membentuk sunggakan a) Rambut pada kedua sisi (di atas telinga) disisir kearah atas dan tengah. Setelah rapi rambut diikat menjadi satu dibagian tengah belakang kepala. b) Setelah rambut diikat, sedikit dilonggarkan pada kedua sisi untuk mendapatkan bentuk sunggar yang dimaksud. Bantuan ibu jari dan keempat jari yang lain menjepit rambut pada rambut dikedua sisi dilakukan, dengan menarik keluar sedikit, tanpa dipaksakan.

6) Cara membuat sanggul a) Ikatan rambut yang sudah disatukan mulai dibentuk menjadi sanggul. b) Pertama kali adalah pembuatan lingkaran pertama pada sebelah kiri. c) Arah rambut menjuntai ke bawah, tepat pada garis pertumbuhan rambut, arahkan rambut ke bagian atas, membuat setengah lingkaran, menuju ikatan rambut. d) Sampai pada gerakan ini sudah terlihat 1 buah lingkaran pada sebelah kiri. e) Posisikan rambut untuk membuat lingkaran sebelah kanan dengan cara membawa rambut tersebut ke batas pertumbuhan rambut disebelah kanan. f) Arahkan ujung rambut ke bagian tengah sanggul ke arah kanan, lalu menuju ke atas, ke tempat ikatan rambut. Ujung rambut diikatkan pada pangkal ikatan dan dikencangkan dengan menggunakan jepit rambut. g) Bagian lingkaran kedua dibalik arahnya, sehingga posisi bagian atas sanggul menjadi satu. h) Ambil lungsen yang sudah dipersiapkan untuk diikatkan tepat ditengah sanggul sebagai penguat sanggul.

Gambar. 7.65. Langkah Membuat Sanggul Sumber : Santoso, Tien (1999)

269

7) Perawatan sanggul Untuk merawat sanggul secara tradisional dipergunakan berbagai ramuan daun-daunan, antara lain: a) Batang padi kering yang sudah dibakar dan direndam dalam air, yang kemudian dijadikan bahan sebagai pengganti shampo. b) Daun dadap serep dipakai untuk mendinginkan rambut. c) Air asam kawak dipakai untuk menghilangkan ketombe. d) Air santan dipakai untuk mengkilapkan, melemaskan dan menyuburkan rambut. e) Daun pandan atau daun mangkokan dicampur dengan minyak kelapa untuk membuat minyak cem-ceman, guna memperlambat tumbuhnya uban, mengkilapkan rambut serta mengharumkan rambut. m. Sanggul daerah Jawa Tengah Sanggul daerah Jawa T engah disebut Ukel Konde.

1) Asal-usul dan sejarah sanggul Sanggul tradisional ukel konde ini sudah umum dipakai oleh para gadis dan orang dewasa. Pada zaman dahulu bentuk sanggul ini kecil dan tempatnya agak di atas kepala. Rambut kaum wanita pada zaman dahulu selalu panjang dan pada waktu mereka akan pergi mandi atau berpergian rambutnya selalut dikonde. Letaknya disebelah atas atau bagian puncak kepala dan bentuknya kecil bulat menonjol. Pada zaman Pakubuwono X, hampir semua segi kebudayaan mencapai titik kesempurnaan, termasuk seni tata rias rambut. Oleh karena itu, bentuk sanggul tradisional ini pun semakin disempurnakan sehingga bentuknya ada yang lebih besar, berbentuk bulat telur (lonjong), atau gepeng (pipih). Tempatnya tidak lagi dibagian atas kepala, tetapi agak ke bawah dan dilengkapi dengan sunggar pada kanan dan kiri kepala di atas telinga, supaya kelihatan lebih luwes.

2) Macam-macam sanggul a) Ukel Ageng Bangun Tulak Sanggul resmi atau sanggul kebesaran ini bentuknya memanjang seperti kupu-kupu tarung. Menurut kepercayaan suku Jawa, kupu-kupu yang hinggap dirambut, terutama kupu-kupu kuning, merupakan perlambang bahwa rezeki dan kebahagiaan akan datang. Untuk itu cara penggunaan sanggul: x Bagi putra-putri remaja, ukel ageng dipakai dengan pandan. x Bagi umum, ukel ageng dipakai dengan pandan dan dicampur dengan bunga mawar serta kenanga. x Bagi putra-putri yang sudah bersuami, ukel ageng dipakai dengan bunga mawar tulak melati.

Ukel Ageng Bangun Tulak cocok dipakai sehari-hari, pada situasi resmi, dan pada dodotan kebesaran.

270 b) Sanggul Bokor Mengkurep Sanggul ini berbentuk bokor yang menelungkup dan biasanya dipakai oleh pengantin. c) Ukel konde Sanggul ini termasuk sanggul yang sering dipakai acara resmi di Indonesia sekarang. Ukel ageng ini merupakan sanggul tradisional yang tetap digemari sampai sekarang.

3) Cara membentuk sanggul Sanggul tradisional ini memerlukan rambut yang panjang dan untuk rambut yang tidak panjang memerlukan cemara. Agar sanggul berhasil dengan baik maka peralatan sanggul itu adalah: a) Sisir (sisir yang salah satu ujungnya melengkung untuk keperluan membuat sunggar). b) Minyak rambut. c) Jepitan dan harnal. d) Harnet yang terbuat dari bahan nilon. e) Tali sepatu/karet.

Sebelum sanggul dibentuk, rambut harus diberi minyak agar mudah diatur. Pada waktu membuat sunggar, pertama-tama rambut yang berada di kanan-kiri kepala (di atas telinga) dinaikkan ke atas kemudian dijepit. Rambut yang telah dinaikkan di kanan-kiri kepala itu ditarik dengan ibu jari atau dengan sisir lengkung hingga rambut berbentuk lengkungan atau berupa sunggar.

Gambar. 7.66. Cara Membentuk Sanggul Sumber : Santoso, Tien (1999)

Selanjutnya, rambut disisir ke belakang dan disatukan dengan cara mengiikatnya dengan karet dan tingginya 5 jari tangan kita (diukur dari guide line). Kemudian, cemara diikatkan pada rambut yang telah diikat dengan karet itu (letak rambut di atas cemara). Rambut dan cemara disisir rapi, diberi minyak rambut dan agak dipelintir sampai kira-kira tiga perempat dari panjang cemara. Dengan tangan kiri, dibentuk lingkaran pada tempat ujung rambut itu diputarkan, agar karet itu tertutup.

271

Lingkaran yang di tangan kiri digeser ke tengah hingga membentuk ukel konde yang diinginkan.

4) Hiasan sanggul a) Ukel konde mempunyai 2 hiasan tusuk konde yang terbuat dari kulit penyu. Tusuk konde itu diletakkan pada kanan-kiri sanggul (rata dengan sanggul dan tidak boleh menjorok ke luar). Di tengah-tengah sanggul (bagian atas) itu diletakkan hiasan penetep (tusuk kecil). Pada sanggul orang dewasa kalangan bangsawan dapat dipakai cuduk bunga hidup, biasanya berupa bunga melati, di atas sanggul sebelah kiri. Cunduk yang diletakkan di atas sanggul sebelah kanan, biasanya dipakai oleh penari atau pesinden. Pada sanggul wanita yang masih gadis tidak boleh dipakai cunduk bunga hidup. b) Ukel konde selalu dipakai atau diserasikan dengan kebaya pendek, kain wiron dan selendang juga dipakai pemanis penampilan keseluruhan. n. Sanggul daerah Minahasa, Sulawesi Utara Sanggul daerah Minahasa, Sulawesi Utara disebut Konde Pingkan.

1) Sejarah sanggul Konde Pinkan Propinsi Sulawesi Utara terdiri dari beberapa daerah, yang masing- masing masyarakatnya mempunyai pakaian adat dan sanggul yang khas. Menjelang akhir abad ke 17, yaitu tahun 1690, di Tanah Wangko, salah satu tempat di Minahasa, ada seorang gadis keturunan Walian Ambowailan (ambelan), yang bernama Pinkan Mogoghunoi. Gadis itu mempunyai rambut yang sangat panjang hingga mencapai lantai. Rambut itu selalu dikepang (dicako). Pada saat-saat tertentu, rambutnya dikonde atau ditaldimbu kun (bahasa Tombulu) atau diwulu’kun (bahasa Tontemboan). Jadi, kreasi konde ini berasal dari seorang gadis yang bernama Pinkan, yang kemudian pada abad ke 19 ini makin disempurnakan.

2) Jenis sanggul di daerah Minahasa Konde seorang gadis atau ibu-ibu muda berbeda dengan konde kaum ibu yang sudah lanjut usia (setengah umur). Dalam kehidupan sehari-hari, rambut mereka hanya dikepang dua atau dikepang satu (cako) dan kepangnya dilepas. Untuk keperluan pesta upacara resmi, pernikahan, rambut yang biasanya dikepang itu dikonde. Sanggul-sanggul asli yang dikenal di daerah itu terdiri dari empat macam, yaitu: a) Sanggul Manado/Minahasa. b) Sanggul Gorontalo. c) Sanggul Bolaang Mongondow. d) Sanggul Sangir Talaud.

272

Pada kesempatan ini, hanya diuraikan sanggul yang berasal dari Minahasa, yaitu sanggul konde Pinkan. Konde artinya sanggul, sedangkan kata pinkan berasal dari nama seorang nama gadis cantik yang berasal dari Minahasa. Ornamen/perhiasan sanggul hanya bunga mawar segar, berwarna merah.

3) Peralatan yang digunakan Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut: a) Sisir, Sisir sikat. b) Jepit rambut. c) Kepangan atau kelabang, 2 buah (sepasang). d) Harnal. e) Hair spray.

4) Cara membentuk sanggul Cara membentuk sanggul itu adalah sebagai berikut: a) Pertama-tama bagian depan rambut diarahkan ke muka. b) Pangkal rambut itu disasak sepanjang kurang lebih 5 cm. c) Kemudian dikembalikan ke arah belakang sambil dirapikan. d) Untuk membentuk 2 konde, bagian belakang rambut kepala dibagi 2 secara vertikal.

Gambar. 7.67. Cara Membentuk Sanggul Sumber : Santoso, Tien (1999)

Sanggul gadis-gadis atau ibu-ibu muda dibuat konde dua dan letaknya di belakang kuping agak ke bawah menutupi sebagian leher belakang. Sanggul kaum ibu setengah umur dibuat konde satu berbentuk lingkaran pada tengah belakang agak ke bawah dan letaknya di bawah kuping. Rambut depan yang berada di atas telinga dibentuk sedikit seperti belahan telur yang disebut koip. Hiasan konde dipakai bunga hidup yang disesuaikan dengan warna baju pemakainya. Bunga rose (kembang mawar) merupakan hiasan konde yang paling disenangi, tetapi hiasan bunga ini tidak diharuskan. Bunga-bunga lain pun boleh dipakai sebagai hiasan konde.

273

Letak bunga juga mempunyai arti. Untuk seorang gadis, hiasan bunga itu diletakkan disebelah kiri dan untuk wanita yang sudah menikah hiasan bunga itu diletakkan disebelah kan konde. o. Sanggul daerah Tou-Tou, Sulawesi Tengah Sanggul daerah Tou-Tou, Sulawesi Tengah disebut Pungut Tetembu.

1) Pengertian Sanggul ini biasa dipakai oleh wanita-wanita dalam perkawinan dalam upacara-upacara resmi, hanya perbedaannya pada perkawinan; ornamennya lebih banyak. Pungut Tetembu: Arti dari pada Pungut ialah sanggul. Terutama dalam bahasa Buol adalah pelepah, sejenis daun palam yang masih kuncup. Apabila dibuka akan berbentuk seperti setengah bulan (Bulan sabit). Di daerah ini banyak sekali terdapat tumbuhan tersebut. Pelepah daun yang berupa lengkungan setengah bulan ini sangat membantu pekerjaan masyarakat di daerah Toli-toli. Misalnya untuk mengambil air dan keperluan lainnya. Karena bergunanya tetembu ini dan begitu melekat dihati masyarakat ini, sehingga mereka ciptakan sanggul seperti bentuk lengkungan pelepah setengah bulan.

2) Ornamen/perhiasan yang digunakan OMU ialah hiasan yang berbentuk pohon, batangnya berwarna hijau. Warna hijau ini melambangkan kebesaran. Pohon ini berarti perlindungan (teduh). Di sini diartikan supaya teduh dalam bahtera rumah tangga. Bila warna cabang-cabangnya emas adalah dari keturunan raja. Bila berwarna perak keturunan rakyat biasa. Letak Omu diantara kepala dan sanggul.

3) Peralatan yang digunakan adalah a) Sisir, Sisir sikat. b) Jepit rambut. c) Harnal. d) Hair spray.

4) Bentuk sanggul dan cara membuat a) Bentuk sanggul seperti bulan sabit atau berbentuk setengah bulan. Untuk memudahkan pembuatannya, rambut yang akan disanggul harus panjang sampai bawah pundak. b) Letak sanggul adalah di belakang simetris. Bentuk sanggul kanan kiri telinga harus kelihatan dari depan. Bagian depan kanan kiri agak gembung (sunggar). c) Kita buat lebih dahulu cetakan dari karton berbentuk setengah bulan (Bulan sabit). Cetakan ini diletakkan pada batas hair-line bawah (batas tumbuh rambut).

274

d) Kemudian rambut itu kita lekuk ke atas, dibentuk sesuai dengan cetakan tersebut di atas berilah harnet.

Gambar. 7.68. Sanggul Tampak Depan Dan Belakang Sumber : Santoso, Tien (1999)

Pada jaman dahulu, supaya rambut agak menggembung, dimasukkan diantara rambut wewangian yang terdiri dari daun-daun dan bunga-bunga yang harum baunya. p. Sanggul daerah Bugis, Sulawesi Selatan Sanggul daerah Bugis, Sulawesi Selatan disebut Simpolong Tattong.

1) Pengertian sanggul Simpolong Tattong Simpolong artinya ‘sanggul’, sedangkan tattong artinya ‘berdiri’. Sanggul ini berbentuk tanduk. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh animisme, meskipun suku Bugis penganut agama Islam yang taat. Kerbau atau tanduk kerbau dianggap binatang yang mempunyai kekuatan gaib dan di dalam buku Kielich yang berjudul Volken Stammaen dikatakan bahwa wanita Bugis mendapat kedudukan yang tinggi dalam masyarakatnya. Oleh karena itu, secara simbolis sanggul yang berbentuk tanduk ini dapat diartikan sebagai penghargaan kepada pengantin. Simpolong tattong adalah sanggul pengantin suku Bugis.

2) Cara membentuk sanggul a) Mula-mula rambut yang berbeda pada batas dahi tengah diambil kira-kira 2-3 jari untuk pengikat sanggul atau lungsen. Seperti pada gambar berikut.

275

Gambar. 7.69. Cara Mengambil rambut Sumber : Santoso, Tien (1999) b) Rambut bagian depan yang lain dibentuk hingga gembung dan ketat dengan cara memberinya minyak dan remasan daun waru (sekarang dengan poomade atau hairspray). Perhatikan gambar berikut ini.

Gambar. 7.70. Cara Membentuk Rambut Sumber : Santoso, Tien (1999) c) Semua rambut ditarik ke belakang agak ke atas atau kurang lebih lima jari dari batas rambut tengkuk. Kemudian rambur itu dilipat dan dililit agar sanggul dapat berdiri. Ujung rambut yang berlebih dijadikan beuete di sebelah kanan sebagai hiasan. Ujung sanggul diusahakan agar terlihat dari depan dan rambut yang disisakan pertama tadi diikatkan pada ujung sanggul supaya dapat betul- betul berdiri. Selanjutnya, dipasang hiasan sanggul.

276

Gambar. 7.71. Cara Melilitkan rambut Sumber : Santoso, Tien (1999)

3) Hiasan sanggul a) Bunga sibali atau pattodo sibali, yaitu sejenis bunga yang terbuat dari emas, diletakkan dikiri kanan sanggul. b) Bunga mawar, aster, melati dan sebagainya, yang terdiri dari 5 warna dirangkai lalu diletakkan pada kiri kanan sanggul sebelah bawah. Kelima warna itu, yaitu merah, kuning, ungu, merah muda dan putih, melambangkan lima rukun Islam. c) Pada sanggul ditusukkan pinang goyang sebanyak menurut derajat kebangsawan dipengantin, tetapi paling banyak sembilan buah bagi bangsawan menengah, sanggulnya ditutup dengan simpolong, yaitu hiasan sanggul yang bentuknya seperti simpolong tattaong. Bagi mereka yang berdarah putih, tidak dipakaikan simpolong, tetapi tattong atau tanduk. d) Di atas ubun-ubun pengantin dipasang bando atau pettinra dan di depan pettinra itu disuntingkan satu per satu bunga melati. Menurut kepercayaan apabila melati itu mekar di atas kepala, pertanda baik bagi pengantin. e) Pada dahi pengantin diberi dadasa atau paes dalam bahasa Jawa. Dadasa pada pengantin Bugis bentuknya lancip, sedangkan pada pengantin Ujung Pandang bentuknya bulat.

277

Gambar. 7.72. Hasil Sanggul Sumber : Santoso, Tien (1999)

Gambar. 7.73. Tampak Muka Sumber : Santoso, Tien (1999)

278

Gambar. 7.74. Tampak Samping Sumber : Santoso, Tien (1999) q. Sanggul daerah Ketapang, Kalimantan Barat Sanggul daerah Ketapang, Kalimantan Barat disebut Dendeng.

1) Sejarah sanggul Dendeng Salah satu sanggul dari daerah Kalimantan Barat, khususnya di Kabupaten Ketapang adalah sanggul dendeng atau biasa juga disebut sanggul lipat pandan. Kata dendeng berarti ‘terpampang’. Asal-usul sanggul ini hingga sekarang belum jelas. Bentuknya mirip dengan bentuk sanggul yang dikenakan oleh wanita Dayak yang beragama Islam. Informasi dari para tetua, bahwa dahulu kala di daerah Kabupaten Ketapang ada keturunan raja-raja yang cukup disegani dan terkenal, yaitu keturunan Panembahan Muhammad Saunan. Sekitar tahun 1930-an keturunan terakhir Panembahan ini masih menggunakan sanggul dendeng. Pada masa itu sanggul dendeng hanya dipakai pada upacara- upacara tertentu, misalnya upacara pengantin haid, yaitu upacara bagi seorang gadis keturunan raja atau Panembahan yang baru pertama kali mendapat haid yang kemudian langsung dijodohkan atau dinikahkan. Akan tetapi, upacara adat seperti ini sudah sangat sulit ditemukan di daerah Kabupaten Ketapang sekarang ini.

2) Cara membentuk sanggul Untuk membentuk sanggul dendeng diperlukan rambut yang panjang. Bagi wanita yang berambut pendek sanggul dendeng dapat dibentuk dengan mempergunakan cemara, yang panjangnya kurang lebih 80 cm. Langkah-langkah membentuk sanggul adalah: a) Cara memasang cemara adalah rambut asli disisir rapi ke belakang, lalu diikat menjadi satu yang tempatnya kira-kira di atas pusat kepala.

279 b) Cemara disatukan dengan rambut asli, lalu dibuat tekukan yang agak lonjong ke atas kiri, kemudian ditekukkan lagi ke arah kanan hingga berbentuk pita. Perhatikan gambar di bawah ini.

Gambar. 7.75. Cara Menyatukan Cemara Sumber : Santoso, Tien (1999) c) Sisa ujung cemara dilipat ke arah tengah dengan cara memasukkannya ke kiri dan ke kanan, kemudian diikat dengan kuat, sepeti gambar berikut.

Gambar. 7.76. Cara Melipat Ujung Cemara Sumber : Santoso, Tien (1999) d) Akhirnya, rambut itu akan berbentuk pita dan sekaligus akan berbentuk lubang dibagian kanan dan kirinya; letak sanggul tegak, tidak rebah atau tidur.

280

3) Hiasan sanggul Agar sanggul terlihat cantik dan indah perlu diberi hiasan sebagai berikut: a) Pada lubang sanggul kanan dan kiri diletakkan mogam, yaitu sejenis daun pandan yang dipotong secukupnya dan bagian tengahnya dilipat memanjang, lalu dijahitkan (ditempel) bunga melati disekeliling pinggir daun pandan itu. Mogam itu sebanyak 4 buah dan diletakkan dibagian depan, belakang dan kiri kanan lubang sanggul. b) Di tengah sanggul bagian belakang diletakkan rangkaian bunga melati sebanyak 7 rangkai. c) Pada sanggul disematkan bunga goyang Kalimantan, yang terdiri dari 3 buah bunga tertai bertingkat 3 atau 5 buah bunga goyang.

Gambar. 7.77. Tampak Muka Sumber : Santoso, Tien (1999)

Gambar. 7.78. Tampak Samping Sumber : Santoso, Tien (1999)

281

Gambar. 7.79. Tampak Belakang Sumber : Santoso, Tien (1999) r. Sanggul daerah Kutai, Kalimantan Timur Sanggul daerah Kutai, Kalimantan Timur disebut Gelong Tali Kuantan.

1) Pengertian Umumnya zaman dulu Suku ada Kutai secara umum menggunakan bahan tradisional untuk mencuci maupun merawat rambut. Bahan tumbuh-tumbuhan yang digunakan langsung dipakai tanpa ada proses kimia. Agar sanggul Gelong Tali Kuantan terlihat indah, maka dibutuhkan ornamen/perhiasan berupa: a) Kutu (kuncup) melati. b) Kembang goyang satu buah.

2) Peralatan yang digunakan untuk sanggul ini adalah a) Peminggi dari bambu dengan ukuran Lebar 2 cm Panjang 20 cm. b) Sisir. c) Jepit. d) Harnal. e) Cemara panjangnya ± 90 cm.

3) Cara membuat sanggul Tali Kuantan a) Rambut disisir tanpa disasak sejajar dengan daun telinga. b) Letakkan peminggi agak miring ke arah kiri. c) Lilitkan rambut ke arah kiri 2 kali lilitan dengan tinggi ± 10 cm atau sesuaikan dengan bentuk kepala dan tinggi leher. d) Sisipkan sisa ujung rambut pada lilitan. e) Ganti peminggi dengan kembang goyang 1 buah (lihat gambar sanggul). Beri hiasan kutu (kuncup) melati.

282

Gambar. 7.80. Cara Membuat Sanggul Tali Kuantan Sumber : Santoso, Tien (1999)

s. Sanggul daerah Kalimantan Selatan Sanggul daerah Kalimantan Selatan disebut Rangkap.

1) Pengertian Pemakai sanggul oleh para gadis-gadis remaja, kadang-kadang juga wanita muda untuk suatu upacara “akad nikah”, pada upacara ini pengantin baru dirayakan dengan pesta adat yang penuh dengan tata cara. Untuk kelengkapan sanggul rangkap, biasa dikenakan sekaligus busananya yang disebut “Baju Rangkap”, yaitu terdiri dari: kain sarung yang mempunyai motif sulaman “naga-nagaan” terletak pada bagian bawah, serta “kembang-kembang” bagian atasnya. Baju kebaya berwarna putih, berenda, agak tipis. Kebaya luar, yang biasanya terbuat dari bahan beludru dengan sulaman emas/perak pada pinggirnya, berwarna-warni. Jadi bila memakai baju-rangkap sebaiknya tata rias sanggulnya juga “sanggul rangkap” dan sebaliknya. Ornamen/perhiasan yang digunakan adalah: a) Bunga Melati, melati ini dirangkai secara “karang Jagung” yaitu dibuat dengan mempergunakan sebatang lidi yang masih basah/muda (janur), panjang kira-kira 50 cm, dililit sekitar sanggul. b) Kembang Goyang Rangkap, 1 atau 2 buah ditusukkan pada tengah sanggul di atas.

2) Peralatan yang digunakan a) Sisir, Sisir sikat. b) Jepit rambut. c) Cemara 100-125 cm. d) Harnal. e) Hair spray. 3) Bentuk sanggul dan cara membuatnya a) Sesuai namanya maka bentuk sanggul rangkap ini ialah “rangkap” atau susun agak bulat, terletak dipuncak kepala, besar bagian bawah agak mengecil ke atas/di atas.

283 b) Pada pemakaian sanggul ini, rambut asli gadis-gadis jaman dahulu adalah panjang sehingga tidak memerlukan rambut/ cemara tambahan. Tetapi sekarang kebanyakan berambut pendek, dapat dipergunakan sebuah cemara yang berukuran 1 meter atau bila menggunakan cemara kurang dari 1 meter harus 2 buah. c) Rambut asli bagian depan dapat dibuat “sunggaran” (Jawa) ke atas, lalu setelah dibuat pengikat tepat dipuncak/crown kepala cemara disisipkan, lingkar ke kiri buat bulatan lalu ujung cemara ditarik dari dalam membuat lingkaran lagi hanya lebih kecil dari bawah, maka terbentuklah sanggul rangkap ini.

Gambar. 7.81. Sanggul Rangkap Tampak Depan Sumber : Santoso, Tien (1999)

Gambar. 7.82. Sanggul Rangkap Tampak Samping Sumber : Santoso, Tien (1999)

284

Gambar. 7.83. Langkah Pembuatan Sanggul Sumber : Santoso, Tien (1999) t. Sanggul daerah Dayak, Kalimantan Tengah Sanggul daerah Dayak, Kalimantan Tengah disebut Jambul Lipet.

1) Sejarah sanggul Jambul Lipet Sanggul Jambul Lipet berasal dari daerah Kalimantan Tengah tepatnya daerah Dayak. Wanita Dayak dalam merawat rambutnya benar- benar secara tradisional, artinya mereka memperolehnya dari ladang/ hutan disekitar tempat tinggal. Oleh karena itu rambut wanita Dayak tumbuh dengan subur.

2) Peralatan yang digunakan a) Sisir, Sisir sikat. b) Jepit rambut. c) Cemara. d) Harnal. e) Hair spray.

Gambar. 7.84. Contoh Sanggul Sumber : Santoso, Tien (1999)

3) Cara membuat sanggul a) Rambut bagian depan (2/3 bagian) rambut disasak rapi, sisa 1/3 bagian belakang diikat rapi, sasakan jangan tinggi, disesuaikan dengan bentuk wajah dan kepala.

285

b) Jika rambut disasak, lungsen disisakan setelah rambut dirapihkan, jika tidak disasak lungsen disisakan dahulu. c) Sasakan dirapikan seperti biasa, bagian tengah disisakan, dibagian kanan dijepit rapi menutup karet. d) Taruh cemara dibagian ikatan rambut bagian belakang, ikat kuat dengan tali sepatu/karet. e) Cemara jangan sampai rambutnya pecah agar diberi hair spray sampai rapi (paling bawah). f) Mulai melipat cemara ke arah kiri, ke atas putar ke kanan, kembali ke atas dengan bagian ujung ditinggal tengah. g) Masukkan ujung rambut ke dalam dengan rapi dan kuat, tusukkan harnal keliling dengan kuat dan jangan sampai harnal tersebut kelihatan dari luar. h) Terakhir ambil rambut bagian tengah, rapikan dengan hair spray sampai meruncing, dengan perlahan-lahan masukkan seluruh rambut tersebut ke bawah cemara disebelah kiri. i) Pasang harinet supaya lebih rapi, sebelum memasukkan rambut bagian atas tadi. j) Sanggul selalu berbentuk bulat. k) Supaya memperindah rambut dipasang tusuk konde emas berbentuk uang (benggol) zaman dulu, bisa juga dengan tusuk konde modern/imitasi.

Gambar. 7.85. Langkah Pembuatan Sanggul Sumber : Santoso, Tien (1999)

u. Sanggul Daerah Sika, Nusa Tenggara Timur Sanggul daerah Sika, Nusa Tenggara Timur disebut Lenggeng.

1) Asal-usulnya Sanggul Lenggeng berasal dari kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur. Sikka berasal dari bahasa Portugis, “Sicca” yang berarti kering. seperti kita maklumi, pada abad XVI, pedagang Portugis, pernah berkuasa di Flores. Kekuasaan ini telah mempengaruhi kehidupan masyarakat, termasuk kebudayaan pada umumnya dan bahasa pada khususnya.

286

Pemakaian/penggunaan Sanggul Lenggeng oleh remaja di Sikka, melambangkan bahwa ia telah meninggalkan masa kanak-kanak dan memasuki masa dewasa. Ada kepercayaan bahwa gadis remaja yang telah mendapat haid dan telah bersanggul, berarti dari ketergantungan pada orang tuanya dan telah dapat dianggap berdiri sendiri. Orang tua remaja yang akan memasuki jenjang hidup baru sebagai orang dewasa, akan memperingati peristiwa itu dengan pesta yang disebut “dong pelang nora lenggeng alang”. Dengan demikian penggunaan sanggul Lenggeng untuk pertama kalinya, adalah melalui upacara adat. Pemakaian Sanggul Lenggeng tersebut juga menjadi simbol yang menandakan bahwa sidara siap untuk berumah tangga dan menjadi seorang ibu.

2) Bentuk hiasan yang digunakan a) Heging, adalah hiasan berbentuk antik (tongkat kecil) yang meruncing pada kedua ujungnya, terbuat dari gading atau tanduk. b) Soking, adalah heging yang terbuat dari logam (emas, perak atau imitasi) yang diberi hiasan pada salah satu ujungnya, biasanya dipakai untuk ke pesta.

Heging atau soking tersebut dipasang dari kiri ke kanan melewati garis tengah sanggul, ujungnya kelihatan pada sisi sanggul. 3) Jenis-jenis peralatan a) Sisir, Sisir sikat. b) Jepit rambut. c) Cemara, panjang 80 sampai dengan 90 cm atau rambut asli yang panjang. d) Tali pengikat/karet. e) Harnal. f) Hair spray.

4) Cara membuat sanggul a) Rambut bagian depan dan belakang, disisir arah ke kanan. b) Rambut itu disatukan pada bagian atas kepala, agak ke kanan, bila memakai cemara, maka cemara disematkan pada ikatan rambut. c) Rambut dilingkarkan dari kanan ke depan lalu ke kiri. Dari bagian depan kira-kira 3 jari dari batas pertumbuhan rambut. Bentuklah lingkaran sanggul meliputi ‘top dan crown’. d) Ujung rambut diselipkan dari depan ke belakang melewati lingkaran sanggul bagian bawah.

287

Gambar. 7.86. Langkah Pembuatan Sanggul Sumber : Santoso, Tien (1999)

Gambar. 7.87. Sanggul Tampak Samping Sumber : Santoso, Tien (1999) v. Sanggul daerah Nusa Tenggara Barat Sanggul daerah Nusa Tenggara Barat disebut Samuu Mbanta.

1) Sejarah sanggul Sanggul sehari-hari bagi remaja maupun orang tua dari kabupaten Bima dan Dompu. Di Propinsi Nusa Tenggara Barat terdapat 6 Kabupaten, dimana 3 kabupaten berada di Pulau Lombok dan 3 kabupaten lainnya berada di Pulau Sumbawa. Seperti halnya dengan propinsi lain, di Nusa Tenggara Barat terdapat 3 etnis pendukung kebudayaan, yaitu etnis Sasak yang mendiami Pulau Lombok, etnis Samawa mendiami Pulau Sumbawa bagian Barat dan etnis Mbojo mendiami pulau Sumbawa bagian Timur. Ketiga etnis tersebut mempunyai ciri-ciri tersendiri di dalam kehidupan budaya sehari-harinya, seperti dalam hal busana, tata rias rambut serta hal-hal lainnya.

288

Etnis Sasak mendiami Pulau Lombok, yakni di kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur. Etnis Samawa mendiami Pulau Sumbawa bagian Barat, yakni di kabupaten Sumbawa. Mbojo mendiami Pulau Sumbawa bagian Timur, yakni di kabupaten Bima dan kabupaten Dompu.

Gambar. 7.88. Tampak Belakang Sumber : Santoso, Tien (1999)

Budaya serta adat istiadat ketiga etnis tersebut tidak dapat lepas dari budaya penduduk pendatang dari berbagai etnis seperti Bali, Jawa, Bugis, Arab, Cina dan lain sebaginya. Hal ini dapat dilihat dari berbagai kesenian, adat perkawinan, busana, tata rambut dan hal lain. Penataan rambut penduduk Nusa Tenggara Barat sangat dipengaruhi oleh budaya penduduk pendatang, dimana yang paling banyak berpengaruh adalah budaya serta kesenian dari Bali dan Sulawesi, di samping etnis Samawa dan etnis Mbojo. Hubungan antara penduduk asli dan pendatang sangat baik dan sudah terjadi pembauran. Penduduk pendatang yang paling banyak jumlahnya adalah suku Bali, mereka sebagian besar menetap di Kabupaten Lombok Barat, sehingga dalam penataan rambut sehari-hari, etnis Sasak sangat dipengaruhi oleh tata rambut dari Bali (Pusung Taga). Demikian pula ornamen rambut yang dipakai sama dengan sanggul dari Bali, menggunakan bunga hidup maupun bunga imitasi, seperti bunga kenanga-semanggi dan bunga kamboja. Sampai busana sehari-hari pun sama dengan busana wanita Bali. Tata rambut bagi remaja menggunakan sanggul kecil dibagian atas tengah dengan bentuk seperti sanggul Cepol dari Betawi. Kemungkinan besar sanggul ini dipengaruhi dari daerah lain disekitar Nusa Tenggara Barat yang diperkenalkan oleh pendatang dari Maluku atau Nusa Tenggara Timur dan Timor Timur. Busana khas bagi remaja adalah busana Lambung yakni busana berwarna hitam dengan hiasan bordir

289 pada bagian tepinya dan menggunakan 1 selendang/kain penutup bagian pinggang dengan menggunakan rantai ikat, pinggang sebagai pengikat selendang yang melilit badan/pinggang. Untuk etnis Samawa tata rambutnya dipengaruhi oleh penduduk pendatang, yang berasal dari Sulawesi, sehingga bentuk tata rambutnya seperti halnya sanggul dari Sulawesi Selatan, yakni Sempolong Tettong. Untuk etnis Mbojo tata rambutnya dipengaruhi dengan masuknya agama Islam ke Pulau Lombok sampai Pulau Sumbawa yang disebarkan oleh pendatang dari Sumatera dan Sulawesi. Bentuk sanggul menyerupai sanggul yang berasal dari Sumatera Selatan yakni sanggul Malang dengan bentuk seperti angka 8 yang rebah dengan letak yang sedikit berbeda. Sanggul ini merupakan sanggul sehari-hari dan juga sanggul yang dikenakan oleh pengantin wanita. Pada kesempatan kali ini, kami akan memperkenalkan lebih jauh mengenai sanggul dari Nusa Tenggara Barat yang berasal dari etnis Mbojo. Sanggul ini dapat dijumpai sehari-hari yang dikenakan oleh remaja putri sampai orang tua dalam bentuk yang sama. Perbedaan dapat dilihat dari busana yang dikenakan. Desain busana bagian atas sama, dengan bentuk yang sangat sederhana, dipengaruhi oleh disain dari Sulawesi (baju Bodo) dan tentunya dari daerah lainnya di Nusa Tenggara Barat. Pada umumnya kaum remaja dapat menggunakan busana bagian bawah berupa sarung yang dibuat dari bahan yang sama dengan busana bagian atas. Jika para orang tua selalu mengenakan busana bagian bawah berupa sarung tenun khas daerah ini. Tata rambut dari etnis Mbojo dikenal dengan nama Samuu Mbojo dengan artian: Samuu adalah sanggul dan Mbojo adalah Bima (nama kota kabupaten). Samuu Mbojo terdiri dari Samuu Tuu dan Samuu Mbanta. Samuu Tuu adalah sanggul bagi pengantin wanita di daerah tersebut, dengan bentuk sanggul mendekati sanggul dari daerah Sulawesi Selatan (Sempolong Tettong). Sedang Samuu Mbojo adalah tata rambut berbentuk sanggul bagi remaja dan orang tua dengan bentuk sanggul menyerupai sanggul Malang dari Palembang. Sejak zaman dahulu secara turun temurun tata rambut ini tetap dipertahankan, dimana pembuatannya dilakukan dengan menggunakan rambut sendiri, sehingga sampai sekarang wanita berambut panjang masih dapat ditemui di daerah Nusa Tenggara Barat. Untuk saat ini rambut tambahan yang dikenal dengan cemara dapat digunakan. Pilih cemara dengan kepanjangan 80-90 cm, disesuaikan dengan besarnya kepala. Pada umumnya sanggul tidak terlalu besar.

2) Ornamen/perhiasan yang digunakan Bunga hidup seperti kemboja, bunga cempaka berwarna putih dan kuning atau bunga melati dan bunga lainnya. Yang umum digunakan adalah bunga cempaka kuning dan putih. Pada acara-acara tertentu dapat dipergunakan juga hiasan imitasi/korsase berbentuk bunga yang

290 dipakai seperti bunga kenanga kunig atau kemboja. Atau biasa juga mereka menggunakan bahan dari emas atau suasa yang berbentuk bunga-bunga seperti di atas.

3) Bentuk sanggul Menyerupai sanggul dari Palembang (Sanggul Malang), dengan bentuk angka 8 rebah. Letak sanggul dibagian belakang, tidak menyentuh tengkuk. Bentuk sanggul simetris dibagian belakang kepala, tampak sedikit jika dipandang dari depan. Hiasan atau ornamen bunga akan tampak dari pandangan depan, dimana hal ini akan memperindah. Besar sanggul disesuaikan dengan besarnya kepala si pemakai.

4) Hiasan/peralatan yang digunakan itu adalah a) Sisir, Sisir sikat. b) Jepit rambut. c) Cemara 80-90 cm. d) Harnal. e) Hair spray.

5) Cara membuat sanggul a) Persiapkan rambut tambahan cemara sepanjang 80-90 cm, dalam keadaan bersih dan tersisir rapi, tidak kusut. Beberapa tusuk konde (haarnald) dan jepit rambut serta ornamen penunjang lainnya. Hiasan bunga hidup sebanyak 5-7 buah cempaka berwarna kuning dan jumlah yang sama berwarna putih. b) Sisir ke belakang seluruh rambut (tanpa sasakan), ikat/satukan rambut dibagian tengah belakang kepala, agak ke atas menggunakan pengikat rambut. Sisakan sebagian kecil rambut bagian tengah tidak terikat, yang disiapkan bagi pengikat sanggul/ pengencang sanggul yang dibuat. Sebagian kecil rambut tersebut disebut “darl” dimana untuk daerah Yogyakarta dikenal sebagai “lungsen”. Jika rambut asli pendek, rambut tersebut disatukan/dirapikan sedemikian rupa, dengan cara menyatukannya dan ditata sepipih mungkin dibagian tersebut. Jika sisa ikatan rambut tersebut panjang, dapat disatukan dengan cemara pada saat pembuatan sanggul. Rambut asli tersebut akan berada pada panggkal cemara. c) Sisipkan sebuah haarnald pada bonggol/ikatan atas pada cemara yang akan digunakan. Pastikan bahwa cemara tersangkut pada ikatan rambut dengan baik, agar (tidak mengganggu pemakaian sanggul dikepala yang bersangkutan). Cemara dapat juga diikatkan menyatu dengan ikatan rambut menggunakan tali atau karet pengikat. Umumnya sanggul memerlukan cemara yang padat, yakni dengan cara memelintir cemara tahap demi tahap. Setiap tahapan

291

memerlukan ketelitian, mengiangat bahwa sanggul bagian kanan dan kiri harus sama besarnya, dimana bagian sebelah kiri cenderung akan lebih besar, terlebih jika rambut asli yang agak panjang. Bagian ini memerlukan pelintiran yang lebih untuk menyamakan ketebalan rambut pada lingkaran sanggul sebelah kanannya. d) Awal pembuatan sanggul dimulai dari membentuk sanggul bagian kiri, dengan cara membuat sebuah lingkaran berbentuk lonjong mengarah ke bentuk bulat. Arahkan rambut mulai dari kiri bawah lalu naik ke atas membentuk lingkaran bagian kiri sanggul. Pada pembuatan bagian sanggul ini, tangan kiri berperan memegang bagian dalam sanggul (lihat gambar). Selanjutnya membuat bulatan untuk sanggul bagian kanan dalam bentuk yang sama, dengan cara membawa rambut ke arah kanan atas, menurun dan mengarah ke bagian tengah sanggul (tempat ikatan pangkal cemara). Posisi ini adalah tahap akhir dari pembuatan sanggul. Setelah kedua lingkaran terbentuk, posisi ujung rambut berada pada bagian atas. Ujung rambut tersebut berfungsi sebagai pengencang dan pemersatu kedua lingkaran yang terbentuk, sisa ujung rambut tersebut dililitkan ke bagian bawah beberapa kali sampai rambut tersebut habis. Darl atau Lungsen (dalam bahasa Jawa, diikatkan mengelilingi sanggul bagian tengah seperti halnya sisa ujung cemara “darl” akan mempertahankan dan memperkuat bentuk sanggul). e) Pastikan sanggul terpasang dengan seksama. Kencangkan dengan penggunaan beberapa buah harnal dan jepit rambut. Untuk lebih rapi, gunakan harnet yang berfungsi sebagai penahan bentuk sanggul yang sudah dibuat, sekaligus merapikan sanggul tersebut. f) Setelah pemakaian harnet selesai, pilih beberapa kuntum bunga sebagai hiasan sanggul Mbanta yang sehari-hari dikenakan oleh sebagian besar mayarakat Nusa Tenggara Barat. Bunga (Jungge) diletakkan dibagian atas sanggul, dengan menyisipkan diantara rambut asli dengan sanggul yang dibuat. Banyaknya tergantung dari besar kecilnya sanggul, umumnya masing-masing 5-7 kuntum, pada sebelah kanan bunga berwarna kuning, dan sebelah kiri yang berwarna putih. Putih melambangkan kesucian dan kuning melambangkan kesuburan. Untuk bangsawan menggunakan masing-masing 9 kuntum bunga dengan warna yang sama. Para wanita berumur, umumnya mereka tidak menggunakan bunga tetapi menggunakan Jungge Kere Dudu (Kere Dudu = Bulu Landak), sebelum digunakan Jungge Kere Dudu terlebih dahulu ditusuk dengan kunyit yang berwarna kuning dan bawang putih secara berselang seling. Jungge Kere Dudu

292

berfungsi sebagai pengencang sanggul dengan hiasan kuning dan putih dari kunyit dan bawang putih.

Gambar. 7.89. Langkah Pembuatan Sanggul Sumber : Santoso, Tien (1999) w. Sanggul daerah Maluku Utara Sanggul daerah Maluku Utara disebut Ekor Burung.

1) Assal-usul sanggul Pada zaman dahulu karena perempuan selalu memelihara rambut panjang, sehingga dapat disanggul agar tidak tergerai membatasi gerak langkah, yang jika ditinjau bentuknya sama pada 4 etnis, hanya berbeda pada sanggul pengantin dan cara pemakaiannya. Untuk itu pada bagain ini akan dijelaskan tentang sanggul yang biasa dipakai harian bagi wanita Maluku Utara. Untuk para wanita yang separuh umur; biasanya memakai sanggul yang bentuknya bundar agak kecil dilonggarkan hingga membentuk gumpalan rambut seperti ekor, karena letaknya di belakang di bawah sanggul. Sementara bagi ibu-ibu muda atau para gadis, besarnya sanggul ukuran batok kelapa yang sedang, bagian tumbuhnya tunas. Dipakai oleh semua kalangan wanita dengan suntingan bunga rose (bunga mawar) yang telah ada dihalaman rumah sebagai penghias dan pewangi. Biasanya setiap rumah mempunyai halaman yang luas ditanam dengan bunga-bunga yang harum, seperti bunga rose, manuru (melati), gambir, culan, kenanga. Setiap mereka mau keluar dipetik sekuntum diselipkan disanggul. Bila mereka mau pergi ke suatu acara terutama ke Kedaton, sanggul selalu dilingkari dengan sosoboko (bunga ron konde) dengan busana adat baju kurung tanpa pengalas kaki, ke upacara-upacara adat perkawinan biasanya wanita/ibu-ibu/keluarga datang antar Rorio untuk persiapan pekerjaan, besoknya. Tradisi “Rorio” berarti saling menolong. Seperti telah diuraikan terdahulu, bentuk rambut belakang di bawah konde menyerupai ekor burung. Sesekor burung biasanya lincah, terbang jauh menembus angin, menentang badai dari segala cuaca, hinggap dari dahan ke dahan lain untuk berteduh dan istirahat. Burung melambangkan

293 keperkasaan, kelincahan dapat mengatasi segala tantangan keganasan alam, melambangkan seorang wanita dengan wawasan yang luas dapat mengatasi berbagai kesulitan hidup dan kehidupan dalam berumah tangga.

2) Ornamen/perhiasan yang digunakan Sosoboko (untaian bunga ron konde) diambil dari pohon paceda, kayu pohon paceda yang dikeringkan dan dibelah diambil dalamnya yaitu hati dari pohon tersebut berwarna putih, kemudian diraut, diukir, diwarnai dan diuntai. Tetapi kini dengan adanya hutan lindung, cagar alam dan sebagainya, wanita Maluku Utara tidak kehilangan kreasi dengan adanya bahan baku yang praktis yaitu busa pelindung alat-alat elektronik (Styrofoan), diambil dan dibuat ron konde dengan diselipkan pita berwarna-warni sesuai dengan warna kebaya atau baju kurung yang dipakai. Namun kini kurangnya pengarajin-pengrajin ornamen sehingga kembang goyang dapat dikurangi 5 atau 3 buah saja, walaupun bukan yang asli. Biasanya dipakai pada acara Lomba-lomba Busana Daerah, Penjemputan tamu-tamu oleh Lembaga Pendidikan Yayasan Argidia Propinsi Maluku Utara, Lomba Putri Citra dan Pemilihan Jojaru dan Ngongare Daerah Maluku Utara.

3) Peralatan yang digunakan a) Sisir, Sisir sikat. b) Jepit rambut. c) Cemara 60-70 cm. d) Harnal. e) Hair spray.

4) Cara membuat sanggul a) Rambut sepanjang 60-70 cm, dirapikan bagian kiri-kanan telinga ditarik keluar dengan jari jempol membentuk sayap. b) Diikat jadi satu di daerah mahkota, boleh disasak sedikit, dibantu dengan cemara (karena wanita kini jarang memelihara rambut sepanjang itu). c) Kemudian dipelintir, lilitkan arah ke kanan (karena Moloku Kie Raha mengutamakan Agama, Adat, dan Budaya, sesuatu dimulai dari kanan) ujungnya dimasukkan pada ikatan, lalu diputar membentuk konde. d) Bagian bawah agak dilonggarkan sedikit ditarik keluar membentuk ekor burung.

5) Perawatan sanggul/rambut Setiap minggu diadakan perawatan rambut 2 kali bacoho (keramas). Bahan-bahan bacoho: kelapa yang diparut dicampur dengan belahan jeruk purut 2 buah, segenggam umbi rumput teki yang sudah ditumbuk,

294 dedaunan rumput digo (daun susapu) yang biasa dicabut dengan susah payah karena akarnya masuk jauh ke dalam tanah, setelah dibobeto/ sililoa (minta izin pada sang pencipta). Agar dapat bermanfaat menguatkan akar rambut dan menyuburkan rambut, diambil pada hari jum’at pagi setelah fajar terbit.

Gambar. 7.90. Sanggul Tampak Belakang Sumber : Santoso, Tien (1999)

Gambar.7.91. Pembentukan Sanggul Sumber : Santoso, Tien (1999)

Bahan-bahan tersebut di atas dicampur jadi satu lalu disongara (disangrai) selain rumput digo (boleh juga dibuat santan). Setelah keramas rambut dibilas dengan air kemudian dishampo dengan serutan kulit kayu fofau (taplau) yang menimbulkan busa dipakai sebagai shampo untuk membersihkan kemudian dibilas dengan air sampai bersih. Setelah itu memakai minyak rambut.

295 x Merapikan area kerja, alat dan kosmetika Bila telah selesai melakukan penataan sanggul, rapikan kembali area kerja, peralatan dan kosmetika. Tempatkan alat dan kosmetika tersebut pada tempatnya masing-masing dengan benar.

C. Uji Kompetensi Untuk mengukur kemampuan siswa dalam kompetensi menata sanggul sangat perlu diberikan tes kompetensi. x Kompetensi yang diharapkan dari materi di atas adalah: 1. Siswa dapat menata sanggul (up style). 2. Siswa dapat menata sanggul daerah. x Soal : Petunjuk: jawablah soal di bawah ini dengan tepat dan ringkas. 1. Peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam menata rambut, jelaskan dengan ringkas.! 2. Terangkan fungsi hair spray pada penataan rambut.! 3. Sebutkan ornamen yang dibutuhkan pada penataan sanggul sempol gampang kemang.! 4. Penataan sanggul daerah sebaiknya disesuaikan dengan model dan warna busana, kenapa demikian beri alasanmu.! 5. Sebutkan 5 macam sanggul daerah Indonesia yang kamu ketahui.! x Tugas kelompok Tatalah rambut pelanggan dengan bentuk sanggul daerah Malang lengkap dengan ornamen dan busana yang akan dipakai. x Tugas mandiri Tatalah rambut pelanggan untuk kesempatan pesta malam.

296

BAB VIII

PEMANGKASAN RAMBUT

Secara “Ethymologi“ pemangkasan adalah tindakan memotong yang sudah dilakukan sejak zaman dahulu, dengan cara yang sederhana, dengan berkembangnya zaman dan tuntutan masyarakat pada saat itu, yang menginginkan perubahan model pemangkasan yang lain daripada yang lain, maka pada abad XX para ahli pemangkas rambut menciptakan beberapa model pangkasan yang menghasilkan bentuk sangat indah. Ada beberapa istilah pemangkasan yang sering kita dengar diantaranya pangkasan youngenskop atau boy’s cut, pangkasan pudel, pangkasan krans, pangkasan yacaueline, pangkasan rata atau tanpa trap (blunt cutting/club cutting). Para ahli penata rambut terkemuka di seluruh dunia, mempunyai berbagai aliran, teknik dan cara dalam bidang pemangkasan, salah satunya teknik pemangkasan geometris dari vidal sasson, sculptured-cut dari piivot point dan beberapa lainnya yang banyak dikenal dalam dunia tata rambut Indonesia sampai sekarang.

A. Dasar ilmu Pemangkasan Sehubungan dengan adanya teknik-teknik pemangkasan, maka dapat disimpulkan bahwa pemangkasan adalah tindakan untuk mengurangi panjang rambut semula dengan teknik tertentu, sesuai dengan bentuk wajah, jenis rambut, perawakan, pekerjaan dan kepribadian seseorang, sehingga menghasilkan model pangkasan yang diinginkan. Addapun tujuan dari pemangkasan ini adalah mengurangi panjang rambut, merapikan rambut, merubah penampilan serta mengikuti mode yang sedang berkembang (trend). Pemangkasan ini sangat erat sekali hubungannya dengan beberapa ilmu pengetahuan, seperti yang diuraikan oleh pivot point bahwa seni memangkas rambut dipengaruhi oleh beberapa ilmu pengetahuan umum dan seni. Hal tersebut dapat dilihat pada uraian berikut, yaitu: 1. Pengetahuan Alam Pengetahuan alam digunakan untuk menganalisa bentuk wajah, jenis kelamin bentuk tubuh dan susunan rambut, diantaranya adalah: a. Ilmu anatomi Ilmu ini kita gunakan untuk: 1) Menganalisa bentuk wajah dan leher Bentuk wajah kita digolongkan kepada:

297 a) Bentuk wajah bulat. b) Bentuk wajah buah pear. c) Bentuk wajah persegi. d) Bentuk wajah oval. e) Bentuk wajah segitiga. f) Bentuk wajah segitiga terbalik.

Sedangkan bentuk leher terabagi atas 2, leher pendek dan leher panjang.

2) Anatomi desain perspektif Dapat digolongkan kepada: a) Tatanan rambut dan wajah memberikan ilusi bentuk oval. b) Tatanan rambut, wajah dan leher memberikan ilusi bentuk memanjang. c) Tatanan rambut, bentuk wajah, leher dan tinggi badan memberikan ilusi suatu keserasian.

3) Perbedaan usia Perbedaan usia dibedakan atas usia muda dan usia tua.

4) Perbedaan jenis kelamin Jenis kelamin dibedakan atas wanita dan pria.

5) Perbedaan bentuk badan a) Wanita dewasa tinggi langsing b) Pria dewasa tegap pendek c) Anak gemuk b. Illmu biologi Ilmu biologi dalam penerapannya adalah untuk menganalisis dan mengetahui beberapa hal: 1) Arah pertumbuhan rambut Arah pertumbuhan rambut dilihat dari tumbuhnya (tegak/miring) batang rambut, bisa dilihat pada gambar:

Pertumbuhan tegak Miring sudut 60 Miring sudut 45

Gambar. 8.1. Arah Pertumbuhan Rambut Sumber : Astati, Sutriari (2001)

298

Pertumbuhan rambut ini dapat pula dilihat dari pola pertumbuhan rambut Gambar seperti gambar berikut.

Arah pertumbuhan Arah pertumbuhan pada puncak dan ke belakang kepala pola belah ketupat

Gambar. 8.2. Pola Pertumbuhan Rambut Sumber : Astati, Sutriari (2001)

2. Matematika Ilmu matematika digunakan sebagai kunci pembuatan macam garis, sudut, pengetahuan derajat dan perhitungan lainnya. Dalam teknik pemangkasan, matematika diterapkan dalam pembuatan seperti: a. Seleksial aksis 1) Pengertian seleksial aksis Seleksial aksis adalah alat yang digunakan sebagai garis petunjuk arah yang digunakan untuk mengecek apakah garis pemangkasan yang kita buat pada kepala model atau boneka sudah lurus dan tepat. Seleksial aksis ini sangat membantu bagi yang baru belajar dasar pemangkasan. Bisa dibuat sendiri di atas transparansi (plastik) berukuran 10cm x 10cm, kemudian gambar garis-garis yang bersilangan membentuk seperti arah mata angin. Seperti gambar berikut:

299

Gambar. 8.3. Seleksial Aksis Sumber : Astati, Sutriari (2001)

2) Petunjuk penggunaan seleksial aksis Di bawah ini adalah petunjuk penggunaan seleksial aksis yakni: a) Titik poros pada puncak kepala.

b) Titik poros di tengah dahi.

300 c) Titik poros di atas telinga.

d) Titik poros di belakang kepala.

Gambar. 8.4. Petunjuk Penggunaan Seleksial Aksis Sumber : Astati, Sutriari (2001) b. Sudut proyeksi Penerapan sudut proyeksi pada pemangkasan adalah besar sudut yang akan digunakan sesuai dengan berapa banyak tingkatan rambut yang diinginkan sebagai contoh: 1) Pemangkasan solid Adalah pemangkasan dengan sudut proyeksi 00 dengan kata lain tidak ada pengangkatan dari kulit kepala. Lihatlah pada gambar berikut ini.

90 0 450 450

Gambar. 8.5. Pemangkasan Dengan Sudut Proyeksi 00 Sumber : Astati, Sutriari (2001)

301

2) Pemangkasan graduasi Adalah pemangkasan dengan sudut proyeksi 00-600, sudut pengangkatan rambut dimulai dari 00 bertahap hingga 600: dimulai dari 0; 15; 30; 45; 60. Lihat pada Gambar di bawah ini. 900 450 2

1

Gambar. 8.6. Pemangkasan Graduasi 00-600 Sumber : Astati, Sutriari (2001)

Pengangkatan rambut sewaktu pemangkasan diangkat sedikit demi sedikit sampai 60° paling tinggi pengangkatannya.

3) Pemangkasan layer Adalah pemangkasan dengan sudut proyeksi 900-1800, tingkatan rambut yang dihasilkan lebih tinggi lagi. Perhatikanlah pada gambar di bawah ini. 900 450 1350

3600 1800

3150 2250 2700 Gambar. 8.7. Pemangkasan Layer 900-1800 Sumber : Astati, Sutriari (2001) c. Pengaruh trigoneometri Trigoneometri adalah ilmu ruang, kaitannya dalam pemangkasan ialah; kita harus dapat membayangkan bahwa kepala manusia bentuknya seperti bola, ini terlihat disaat kita mengukur panjang pendeknya rambut dari kulit kepala, (menggambarkan struktur rambut). Dalam menggambarkan sturktur rambut, bisa kita kombinasikan dengan selesksial aksis dengan tujuh level (yang tingginya tujuh tingkatan).

302

B. Alat Pemangkasan dan Fungsinya Memangkas rambut tidak harus dengan pencucian atau keramas, tetapi jangan sekali-kali memangkas rambut dalam keadaan kering. untuk itu sebelum memulai pemangkasan terlebih dahulu persiapkanlah alat- alat yang dibutuhkan dalam pemangkasan seperti: 1. Macam-macam Sisir a. Sisir besar, untuk menyisir rambut setelah rambut dishampo. b. Sisir berekor, untuk membuat parting/membagi rambut. c. Sisir pangkas, untuk menyisir/melicinkan rambut ketika rambut akan dipangkas. d. Sisir blow, untuk memblow ketika mengeringkan rambut setelah dipangkas.

Gambar. 8.8. Macam-Macam Sisir Sumber : Milady Publishing Company (1991)

2. Gunting Rambut a. Gunting rambut 4 ½, untuk memangkas rambut secara umum, untuk trap layer dan untuk sudut. b. Gunting rambut “5”, untuk pangkasan lurus. c. Gunting rambut 5 ½ untuk garis pangkasan lengkung. d. Gunting bergigi (bilah 2), untuk menggunting atau penipis garis pangkasan lengkung. e. Gunting bergigi (bilah 1), untuk menipiskan garis pangkas lurus. f. , untuk pemangkasan atau menipiskan rambut.

303

Gambar. 8.9. Macam-Macam Gunting Sumber : Milady Publishing Company (1991)

3. Jepit Bebek Besar, untuk menjepit rambut setelah dibagi dan sekaligus bisa untuk mengambil section atau lapisan rambut yang akan dipangkas. Seperti gambar di bawah ini.

Gambar. 8.10. Jepit Bebek Sumber : Penulis (2007)

4. Botol Hair Spray, untuk membasahi rambut sewaktu pemangkasan. Lihatlah contoh gambar berikut ini.

304

Gambar. 8.11. Botol Hair Spray Sumber : Penulis (2007)

5. Hand Hair Drayer, untuk mengeringkan rambut setelah dipangkas, biasanya digunakan dengan sisir blow. Seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar. 8.12. Hand Hair Drayer Sumber : Penulis (2007)

6. Handuk Kecil, untuk mengeringkan rambut setelah penyampoan. 7. Cape Pemangkasan, untuk menutup/melindungi baju pelanggan dari potongan rambut. 8. Sikat Leher, untuk membersihkan leher dan badan pelanggan dari potongan rambut.

305

C. Cara Memegang Gunting Memegang gunting dengan baik dan benar merupakan salah satu hal penting untuk memangkas dengan baik dan bekerja lebih cepat serta professional, adapun teknik memegang gunting itu adalah sebagai berikut: 1. Masukan jari manis ke dalam lubang gunting dan hadapkan ujung gunting kearah ibu jari. 2. Masukkan ibu jari ke dalam lubang satunya dengan bagian ujung ibu jari yang nantinya akan mengendalikan buka tutupnya ujung gunting. 3. Untuk pemangkasan yang lebih mantap jari telunjuk dapat diletakkan di atas gunting.

Perhatikan gambar di bawah ini:

Gambar. 8.13. Cara Memegang Gunting Sumber : Milady Publishing Company (1991)

Setelah mengetahui cara memegang gunting selanjutnya pekerjaan dapat lanjutkan dengan teknik memegang alat pemangkasan dan teknik menggunting yang dimulai dengan cara: 1. Sisir dipegang diantara ibu jari dengan telunjuk. 2. Rambut dijepit diantara telunjuk dengan jari tengah.

306

3. Menggunting hanya dengan ujung gunting dengan menggerakkan ibu jari. 4. Bila memangkas rambut menghadap sebelah kanan tubuh, maka tekan rambut dengan punggung tangan dan ujung gunting mengarahkan ke kanan. Jika kita gunting mengarah ke kiri kemungkinan hasilnya akan melengkung. 5. Bila memangkas rambut menghadap sebelah kiri tubuh, maka tekan rambut dengan punggung tangan sedangkan ujung gunting mengarah ke kiri, hasilnya akan benar-benar lurus. 6. Bila memangkas di sebelah kanan tubuh dan rambut dijepit diantara jari, posisi gunting berada di bawah telapak tangan dan mengarah ke bahu kiri. Hati-hati dalam menjepit rambut jika tidak tepat hasilnya tidak rata. 7. Memangkas dengan posisi punggung tangan menghadap ke belakang. 8. Menipiskan rambut dengan ujung gunting, posisi telapak tangan menghadap ke bawah atau bisa dengan posisi telapak tangan menghadap ke samping. x Menerapkan tertib kerja berdasarkan peraturan kesehatan dan keselamatan kerja Agar hasil pangkasan rambut sesuai dengan keinginan pelanggan, perlu diperhatikan tertib kerja sesuai dengan model pangkasan. Perhatikan bekas potongan rambut, jangan sampai masuk ke mata atau ke mulut, karena akan dapat mengganggu kesehatan. Di dalam pemakaian peralatan seperti gunting, dituntut kehati-hatian supaya tidak melukai kulit pelanggan.

D. Pola Garis Pemangkasan Pola garis pemangkasan dapat dikelompokkan menjadi 4 seperti yang dikemukakan Charles Ross yakni: 1. Pola Datar Pangkasan ini memberikan bentuk garis mendatar pada rambut, yang menjadikan rambut nampak rata dan sama panjang, tetapi tidak membentuk sudut tertentu, maka bisa disebut juga pangkasan neutral angle cut atau pangkasan sudut netral. Arah pangkasan dimulai dari belakang kearah depan. Jadi dengan pola pemangkasan netral ini dapat dibuat model pemangkasan yang dikenal dengan Flip, Page Boy, French Roll, Vidal Sasson atau yang lebih dikenal dengan nama The Classic Bob, salah satu penata rambut berasal dari Inggris. Pola datar ini sangat sesuai digunakan bagi rambut yang mempunyai tekstur bagus, karena pemangkasan ini lebih menonjolkan ketebalan dan keindahan rambut. Prosedur pemangkasan pola datar ini adalah dengan langkah- langkah sebagai berikut:

307 a. Parting rambut menjadi 4 bagian Membuat patokan pangkasan. 1) Turunkan lapisan rambut pada bagian belakang kurang lebih dengan ketebalan 1-1.5 cm. 2) Sisirlah rambut hingga licin. 3) Pangkas rambut tersebut sesuai dengan kepanjangan yang diinginkan.

Gambar. 8.14. Cara Membuat Patokan Pangkasan Sumber : Astati, Sutriari (2001) b. Menurunkan lapisan kedua dan memangkas 1) Turunkan lapisan kedua pada rambut bagian belakang tadi. 2) Sisirlah rambut hingga licin. 3) Pangkaslah rambut sama dengan patokan yang telah dibuat. 4) Pemangkasan harus dilakukan menempel pada punggung (tanpa pengangkatan). 5) Cek kepanjangan rambut kiri dan kanan dengan menarik ujung rambut paling luar ke tengah-tengah dengan sudut penarikan sama.

308

Gambar. 8.15. Cara Menurunkan Lapisan Dan Memangkas Sumber : Astati, Sutriari (2001) c. Memangkas lapis berikut 1) Lanjutkan dengan penurunan lapis berikutnya selapis demi selapis dengan ketebalan yang sama dan dipangkas hingga selesai keseluruhan rambut bagian belakang (parting 1 dan 2). 2) Selalu lakukan pengecekan pengecekan dengan cara yang sama setiap selesai memangkas tiap lapis rambut.

Gambar. 8.16. Cara Memangkas Lapisan Rambut Sumber : Astati, Sutriari (2001) d. Hasil pangkasan belakang 1) Hasil pangkasan harus sama rata dengan patokan (lapisan pertama). 2) Penyisiran harus selalu dilakukan setiap menurunkan lapisan rambut yang akan dipangkas. 309

3) Pengecekan selalu dilakukan, cara melakukan pengecekan: ambil ujung rambut bagian paling luar kiri dengan kanan, tarik rambut itu sama-sama ketengah dengan sudut penarikan yang sama.

Gambar. 8.17. Hasil Pangkasan Belakang Sumber : Astati, Sutriari (2001) e. Memangkas bagian samping kiri/kanan 1) Turunkan bagian rambut bagian samping (kiri/kanan) dengan garis pangkas lurus, menyambung dengan garis pangkas terakhir pada bagian belakang. 2) Sisirlah rambut hingga licin. 3) Pangkas rambut tersebut sama panjang menyambung dengan rambut pada pangkasan terakhir bagian belakang. 4) Lanjutkan lapisan berikutnya dan pangkas hingga selesai baik untuk samping kiri maupun kanan.

Gambar. 8.18. Cara Memangkas Bagian Sampimg Sumber : Astati, Sutriari (2001)

310 f. Hasil pangkasan samping

Gambar. 8.19. Hasil Pangkasan Samping Sumber : Astati, Sutriari (2001) g. Hasil pangkasan setelah dikeringkan

Gambar. 8.20. Hasil Pangkasan Setelah Dikeringkan Sumber : Astati, Sutriari (2001)

2. Pola Turun Pangkasan dengan pola turun atau dengan kata lain pemangkasan solid form diagonal ke depan, menghasilkan bentuk pangkasan memendek dari belakang dan makin ke depan makin memanjang, serta membentuk sudut dikedua sisi depan, karena itu pangkasan ini juga dikenal dengan istilah pola sudut lebih. Jika pangkasan ini dilihat dari arah belakang arah garis desain pangkasan akan nampak menurun. Sejak tahun 1920 sampai saat

311 sekarang ini banyak para penata rambut menggunakan pola pangkasan turun ini, salah satunya yang terkenal kreasi Vidal Sasson yang diberi nama The Long Geometric Cut. Prosedur pemangkasan pola turun ini adalah: a. Pembuatan design line (garis desain) dengan arah diagonal ke depan sesuai dengan arah seleksial aksis.

Gambar. 8.21. Cara Pembuatan Design Line Sumber : Astati, Sutriari (2001) b. Membuat patokan bagian belakang 1) Rambut disisir kearah diagonal ke depan. 2) Dapatkan selapis rambut yang akan dipangkas sebagai patokan dengan cara menggunakan ujung sisir, tarik garis diagonal ke depan sehingga akan membentuk garis pangkasan berbentuk V terbalik.

Gambar. 8.22. Cara Membuat Patokan Rambut Sumber : Astati, Sutriari (2001)

312 c. Cara memangkas lapisan pertama 1) Pangkaslah rambut yang telah diturunkan tadi dengan cara posisi tangan menjepit rambut sejajar dengan garis pangkas yang telah dibuat (diagonal ke depan) sebagai patokan. 2) Panjang rambut bagian tengah terlihat pendek dan semakin ke depan terlihat semakin panjang, namun sebenarnya adalah sama panjang. 3) Rambut bagian kanan digunting dari arah bawah ke atas arah tengah. 4) Rambut bagian sebelah kiri digunting dari atas tengah kearah bawah. 5) Rambut bagian tengah terlihat pendek dan rambut paling kanan/kiri terlihat terpanjang.

Gambar. 8.23. Cara Memangkas Lapisan Pertama Sumber : Astati, Sutriari (2001) d. Memangkas lapisan kedua dan selanjutnya tanpa melakukan pengangkatan

Gambar. 8.24. Cara Memangkas Lapisan Kedua Sumber : Astati, Sutriari (2001)

313 e. Memangkas bagian samping kiri dan kanan Memangkas rambut bagian samping kiri dan kanan dilakukan secara bergantian.

1) Turunkan rambut sesuai dengan garis pangkas diagonal ke depan. 2) Pangkas rambut itu sesuai dengan garis pangkas sehingga semakin ke depan rambut semakin panjang. 3) Lanjutkan selapis demi selapis hingga selesai kemudian ganti pada bagian kiri atau kanan.

Gambar. 8.25. Cara Memangkas Bagian Samping Sumber : Astati, Sutriari (2001) f. Pengecekan kepanjangan rambut secara silang (cross cheeked).

314

Gambar. 8.26. Cara Mencek Kepanjangan Rambut Sumber : Astati, Sutriari (2001) g. Hasil pangkasan sebelum dan sesudah dikeringkan

Gambar. 8.27. Hasil Pangkasan Sumber : Astati, Sutriari (2001)

3. Pola Naik Pola naik merupakan kebalikan dari pola turun, pangkasan ini memanjang dari belakang dan terus memendek ke depan dan tidak membentuk sudut yang lancip di depan, oleh Charles Ross dikenal dengan pangkasan the minus angle cut, jika dilihat dari arah belakang garis desain pangkasan akan nampak naik ke atas. Prosedur pemangkasan pola naik ini adalah: a. Bentuk garis pangkasan dengan patokan seleksial aksis dan pembuatan design line.

315

Gambar. 8.28. Cara Membentuk Garis Pangkasan Sumber : Astati, Sutriari (2001) b. Membuat patokan pada rambut bagian samping kiri atau kanan 1) Turunkan selapis rambut dengan menggunakan ujung sisir ditarik garis searah dengan diagonal ke belakang. 2) Sisirlah rambut hingga licin. 3) Pangkaslah rambut dengan posisi tangan sejajar dengan garis pangkas. 4) Hasil pangkasan lapisan pertama dijadikan patokan. 5) Lanjutkan dengan lapisan kedua dan seterusnya hingga mencapai garis pangkas yang menyambung dengan rambut bagian belakang.

Gambar. 8.29. Cara Membuat Patokan Rambut Sumber : Astati, Sutriari (2001) c. Memangkas bagian belakang dan hasilnya 1) Turunkan selapis rambut bagian belakang sesuai dengan bagian samping yang telah di pangkas.

316

2) Sisirlah rambut hingga licin. 3) Pangkas rambut dengan posisi jari tangan menjepit sejajar dengan garis pangkas (diagonal kebelakang). 4) Menggunting rambut dengan patokan rambut yang terpanjang rambut samping yang telah dipangkas, mengarah ke bawah diagonal ke belakang. 5) Lanjutkan lapisan kedua dan seterusnya hingga selesai sebagian. 6) Lanjutkan pengguntingan pada bagian sebelahnya yang belum digunting (kiri atau kanan), hasil pangkasan menunjukkan diagonal ke belakang (oval).

Gambar. 8.30. Cara Memangkas Bagian Belakang Sumber : Astati, Sutriari (2001)

4. Pola Lingkar Pola lingkar ini pada hakekatnya adalah pola naik yang dibuat menyambung sampai ke dahi. Arah pangkasan memanjang di belakang dan memendek ke depan, menghasilkan sebuah lingkaran bulat atau oval. Seoarang pahlawan Prancis yang hidup pada abad ke IV yang bernama Jeanne d’Arc atau Joan Of AArc, sangat gemar memangkas rambutnya dengan pola pangkasan ini. Beberapa kreasi Vidal Sasson pada zaman modern juga menggunakan pola pangkasan ini, salah satu kreasinya diberi nama The Halo. Pangkasan ini sangat cocok untuk rambut yang teksturnya kurang tebal serta pangkasan ini memperlihatkan kecemerlangan dan keindahan mata serta menonjolkan bentuk tulang pipi. Sebelum melakukan pemangkasan rambut pelanggan, kunci utama yang perlu dipahami adalah menganalisa kondisi rambut, bentuk wajah dan umur pelanggan. Berikan saran/diskusikan terlebih dahulu dengan pelanggan model mana yang ia pilih. Kemudian rambut dicuci dengan menggunakan shampo, lalu dibilas sampai bersih, keringkan dan lanjutkan dengan pemangkasan.

317 x Menyarankan model pangkasan rambut Pada dasarnya pemangkasan terdiri dari bermacam-macam model. Sesuai dengan kondisi rambut pelanggan, diskusikanlah model yang sesuai dengan bentuk wajah dan umur pelanggan.

E. Teknik Pemangkasan Seiring dengan terciptanya mode-mode baru dalam penataan rambut pada saat sekarang ini, maka teknik pemangkasan pun dapat berkembang lebih cepat. Adda beberapa teknik pemangkasan yang banyak digunakan diantaranya adalah: 1. Pangkasan Bertingkat atau Graduation Cut Teknik pangkasan graduation ini juga dikenal dengan istilah teknik pangkasan bertrap, yang gunanya untuk mencapai hasil pangkasan dari pendek memanjang atau dari panjang memendek, yang membentuk seperti tangga atau steps diantara lapisan rambut. Ketajaman graduasi yang dihasilkan akan ditentukan oleh 2 hal yaitu; ketinggian elevasi rambut yang akan dipangkas dan sudut pangkasan. Makin tinggi pengangkatan makin besar tingkat ketajaman graduasinya, makin rendah pengangkatan makin kurang ketajaman tingkat graduasinya., sehingga tingkat ketajaman graduasi sama dengan nol, ini berarti rambut akan bergantung sama panjang. Ketentuan ini berlaku bila sudut pangkasan 900 atau garis pangkasan dibuat tegak lurus.

Gambar. 8.31. Pangkasan Bertingkat Sumber : DEPDIKBUD (1999)

Graduasi ini terbagi dari beberapa macam bentuk: a. Graduasi paralel Graduasi paralel adalah pembuatan graduasi dengan garis yang sejajar, menghasilkan graduasi yang sama tinggi dan sudut pangkasan muka dan belakang sama besar. Graduasi paralel ini mempunyai garis pola pangkasan horizontal, garis pola pangkasan diagonal ke belakang

318

(diagonal min) dan garis pola pangkasan diagonal ke depan (diagonal plus, seperti pada gambar berikut ini.

Gambar. 8.32. Garduasi Paralel Sumber : Astati, Sutriari (2001) b. Graduasi plus (increasing graduation) Graduasi plus adalah graduasi yang lebih banyak dibagian belakang dan sedikit dibagian depan, sudut pangkas bagian belakang lebih besar dan sudut pangkas bagian depan lebih kecil. Graduasi plus ini memiliki bentuk pangkasan horizontal, diagonal minus dan diagonal plus, seperti pada gambar berikut ini.

Gambar. 8.33. Graduasi Plus Sumber : Astati, Sutriari (2001) c. Graduasi min (deereasing graduation) Pemangkasan graduasi min adalah graduasi pangkasan yang dihasilkan lebih sedikit pada bagian belakang dan lebih banyak dibagian depan serta sudut pangkas lebih besar pada bagian depan. Pangkasan graduasi min ini berbentuk horizontal dan diagonal min, seperti terlihat pada gambar berikut ini.

319

Gambar. 8.34. Graduasi Min Sumber : Astati, Sutriari (2001)

2. Pangkasan Berbalik (Reverse Graduation Cut) Teknik pangkasan berbalik ini dilakukan dengan cara mengambil bagian rambut yang telah dipangkas sebelumnya sebagai patokan bagi pemangkasan untuk rambut berikutnya, sekaligus menentukan tingkat ketinggian gradasi yang hendak dicapai. Pengambilan dilakukan dengan cara membalik bagian rambut kearah luar atau kearah dalam. Pangkasan berbalik ini sering digunakan untuk membentuk pangkasan fire fly dan pangkasan rambut pria. Seperti gambar.

Gambar. 8.35. Teknik Pangkasan Berbalik Astati, Sutriari (2001)

3. Pangkasan Cembung (Convex Cut) Teknik pangkasan cembung ini digunakan untuk membuat hasil penataan dapat mengembumg disuatu bagian yang dikehendaki. Pangkasan cembung dilakukan dengan cara membagi 2 rambut kearah samping sehingga menjauhi garis pembaginya. Pangkasan dilakukan dengan arah vertical dari sebelah luar, sehingga akan membentuk pangkasan yang memanjang dibagian tengah

320 kepala, sehingga penataan akhir dibagian yang lebih panjang akan menghasilkan bentuk cembung yang lebih nyata. Terlihat pada gambar berikut.

Gambar. 8.36. Teknik Pangkasan Cembung Sumber : DEPDIKBUD (1999)

4. Pangkasan Cekung Pangkasan cekung digunakan untuk memberi hasil penataan akhir yang lebih dekat kepada kulit kepala dibagian tertentu. Pangkasan ini dilakukan dengan cara menarik rambut kearah atas dengan ujung-ujung rambut yang saling bertemu di atas bagian puncak kepala, kemudian rambut digunting dengan arah mendatar, sehingga akan menghasilkan bentuk pangkasan yang memanjang dibagian samping dan sekitarnya. Karena bagian rambut tengah lebih pendek dari rambut bagian samping maka hasil pemangkasan akan berbentuk cekung ditengah dan mengembung disamping atau disekitarnya. Seperti gambar berikut.

Gambar. 8.37. Teknik Pangkasan Cekung Sumber : DEPDIKBUD (1999)

321

5. Pangkasan Zig-Zag (Zig-Zag Cut) Pangkasan zig-zag digunakan untuk menyempurnakan hasil pangkasan yang dibuat sebelumnya, dengan cara menggunting ujung rambut menurut arah zig-zag atau seperti mata gergaji. Teknik pangkasan ini akan memberi kesan yang lembut dan wajar sepanjang garis desain pangkasan, garis pangkasan yang tidak dibuat lurus akan lebih nampak membaur. Kepanjangan ujung-ujung rambut yang berbeda ini akan saling mengisi. Lihat gambar berikut ini.

Gambar. 8.38. Teknik Pangkasan Zig-Zag Sumber : DEPDIKBUD (1999)

6. Pangkasan Garis V (V-Line Cut) Cara pangkasan garis V ini semua dilakukan mambentuk huruf V baik V yang tegak lurus maupun V terbalik. Tujuan penggunaan pangkasan V ini adalah untuk memberi bentuk lembut kepada garis desain pangkasan geometris, sehingga hasil akhir penataan akan nampak lebih supel, lembut dan wajar. Teknik pangkasan V ini banyak digunakan dalam pangkasan dengan mode shake, bob, wispi dan guntigan rambut pria. Seperti gambar di bawah ini.

322

Gambar. 8.39. Teknik Pangkasan Garis V Sumber : DEPDIKBUD (1999) x Merapikan area kerja, alat dan kosmetika Selesai melakukan pemangkasan rapikan semua area kerja, sapu lantai dan kumpulkan rambut yang berserakan masukan ke tong sampah, bersihkan semua peralatan dan kosmetika lalu susunlah sesuai jenis dan fungsinya. x Menerapkan tertib kerja berdasarkan peraturan kesehatan dan keselamatan kerja Untuk mencapai hasil pangkasan rambut yang sesuai dengan permintaan pelanggan, perlu mengikuti tertib kerja yang telah direncanakan. Jangan sampai terbalik-balik, contoh dalam pemakaian peralatan apakah razor/pisau cukur ataupun gunting. Akibatnya akan fatal terhadap kulit kepala. Perlu diperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja x Menyarankan model pangkasan rambut pria Model pangkasan rambut pria juga terdiri dari bermacam-macam, sesuai dengan perkembangan zaman (trend). Oleh karena itu sarankan pada pelanggan/diskusikan untuk memilih model yang sesuai dengan kondisi rambut, bentuk wajah dan rahang serta umur.

F. Teknik Pemangkasan Barber Pemangkasan adalah tindakan untuk mengurangi panjang rambut semula dengan teknik tertentu, adapun teknik yang digunakan dalam

323 pemangkasan rambut pria alat yang digunakan selain gunting, juga ada teknik pemangkasan menggunakan clipper dan razor. Selain untuk pemangkasan, razor juga berguna untuk membuang bulu-bulu disekitar wajah pria, seperti pembuangan jambang, kumis dan jenggot, biasanya dalam proses pembuangan bulu-bulu disekitar wajah ini dibantu dengan pengolesan sabun (foam), agar kulit wajah tidak terasa sakit dan terluka. Pembentukan kumis disarankan pada pelanggan sebaiknya panjang kumis tidak melebihi garis bibir, supaya kebersihan dan kesehatan terpelihara dengan baik dan terlihat rapi. Sedangkan jambang dan jenggot harus dirapikan mengikuti bentuk rahang dan bentuk wajah. Contoh apabila bentuk wajah persegi dan rahang menonjol maka dapat ditutupi dengan jambang yang diikuti dengan jenggot. Setelah jambang selesai dicukur diberikan after showe lotion. Perhatikan bentuk alat dan cara kerjanya.

Gambar. 8.40. Bentuk Alat Dan Cara Pemangkasan Barber Sumber : Milady Publishing Company (1991) x Menggunakan berbagai perlengkapan pemangkasan rambut, sisir, gunting, clipper 1. Penggunaan Pisau Cukur (Razor) Ada dugaan mengatakan bahwa menggunakan alat pangkas (clipper) atau razor pada garis leher akan membuat rambut pada bagian kantong rambut akan rebal. Hal ini tidaklah benar karena dalam pemangkasan yang menggunakan alat pangkas (clipper) atau razor tidak akan meningkatkan jumlah kantong rambut. Dalam penggunaan alat rias termasuk pisau cukur hendaklah teliti, bila terjadi kesalahan dalam penggunaannya akan berakibat fatal pada hasil dan keselamatan pelanggan. Sebelum melakukan pemangkasan rambut, terlebih dahulu kita harus tahu bagaimana cara penggunaan dari alat tersebut. Untuk itu di bawah ini akan dijelaskan beberapa petunjuk cara memegang pisau cukur: 1. Pegang atau lilitkan jari-jari pada pisau cukur, sampai pegangan terasa nyaman ketika menggunakan pisau cukur ini. Lindungilah wajah selama bekerja.

324

2. Pegang pisau cukur dengan tangan kanan menggunakan 3 jari, sedangkan sisir dijepit antara ibu jari dan telunjuk sembari jari tengah dan jari manis memegang ujung rambut yang siap untuk dipotong. 3. Ketika menyisir rambut pegang pisau cukur pada tangan kiri dan sisir pada tangan kanan, dan ketika melakukan pemotongan pindahkan sisir pada tangan kiri dan pisau cukur pada tangan kanan, jangan meletakkan/menurunkan sisir atau pisau cukur, sewaktu proses pemotongan jaga rambut tetap dalam kondisi basah, agar rambut tidak tercabut dan pisau cukur pun tidak tumpul. Seperti yang terlihat pada gambar.

Gambar. 8.41. Cara Menggunakan Pisau Cukur Sumber : Milady Publishing Company (1991)

2. Menipiskan Rambut dengan Pisau Cukur (Razor) Selain memotong, pisau cukur juga berfungsi untuk menipiskan rambut, adapun caranya. Pegang rambut pada sela jari telunjuk dan jari tengah dengan posisi tegak lurus keluar. Posisi pisau cukur tempatkan secara mendatar dengan jarak sekitar 1,25 cm dari kulit kepala (tergantung pada jaringan/tekstur rambut), gerakkan pisau secara terus menerus ke arah ujung rambut.

3. Membersihkan Mata Pisau Membersihkan mata pisau yang lama. Bersihkan secara berhati-hati. Pegang dengan tangan kiri, pegang dengan kondisi yang kuat di atas lipatan. Pegangan mata pisau ditengah-tengah bagian paling atas secara berhati-hati dan tekan keluar mata pisaunya. Perhatikanlah seperti gambar berikut.

325

Gambar. 8.42. Cara Merubah Mata Pisau Sumber : Milady Publishing Company (1991)

Memasang mata pisau yang baru. Pasang mata pisau ke dalam lekuk, tekan sampai habis dengan hati-hati dengan jari Anda. Tempatkan dibagian ujung secara berhati-hati ke dalam takik mata pisau dan pasang mata pisau hingga berhasil pada posisinya. Pasang secara berhati-hati di atas mata pisau, yakinlah ujungnya bebas atau terbuka di atas pinggir guntingan mata pisau. Hasil pemangkasan yang sempurna tidak saja ditentukan oleh metode pendekatan yang dipilih dan teknik yang digunakan, melainkan juga banyak ditentukan oleh berbagai hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pemangkasan dan dalam pemeriksaan hasil pemangkasan. x Melaksanakan pemangkasan Dalam pelaksanaan, keseimbangan pangkasan dapat selalu diperhaikan dengan memanfaatkan cermin yang ada disekeliling dinding salon. Karena itu tidak berlebihan jika dikatakan bahwa cermin yang ditempatkan secara tepat, akan selalu menjadi sahabat terbaik seorang pemangkas. Penempatan cermin yang terbaik, adalah cermin itu dapat memantulkan bayangan kepala model dari semua sudut secara lengkap. Menjauhi model sampai jarak tertentu, ketika memangkas dan pada akhir pelaksanaan pemangkasan, juga diperlukan karena akan memudahkan pemangkas memperoleh penglihatan secara total atas kepala model dan hasil pangkasannya, kepala model yang nampak lebih kecil akan memungkinkan pemangkas melihatnya dalam suatu perbandingan proporsi yang lebih menyeluruh. Jika hendak memangkas rambut menjadi sangat pendek, perlu diperhatikan jumlah pusaran rambut yang ada dan kemudian menyesuaikan pangkasan dengan letak dan jumlah pusaran rambut yang ada. Arah pertumbuhan rambut hendaknya selalu digunakan untuk menentukan arah pangkasan. Dalam memangkas, jangan melawan arah pertumbuhan rambut, tetapi ikutilah arah pertumbuhan itu. Pemangkasan rambut ikal harus selalu diikuti dengan suatu pengulangan pada bagian rambut tersebut dengan penyemprotan. Hal ini dimaksudkan untuk menimbulkan kembali ikal aslinya. Suatu tindakan penyempurnaan yang efektif, jika dapat mewujudkan bentuk aslinya. Sedangkan saat

326 pemangkasan sebaiknya pengambilan rambut dalam jumlah yang tipis karena ini sebagai pedoman dalam pemangkasan berikutnya.. Pelaksanaan pemangkasan, untuk dapat melihat keseimbangan yang ada dalam suatu pangkasan bertingkat atau graduation cut, maka rambut disikat berlawanan dengan arah pangkasan, yang kemudian biarkan jatuh kembali dalam keadaan bebas. Tengkuk dan seputar bahu pelanggan jangan sampai tertutupi, sebab dalam pemeriksaan pangkasan ahkir dapat dilihat dengan baik. Pelaksanaan pemangkasan harus selalu dilakukan guna melihat kesempurnaan dari pemangkasan yang dicapai. x Membentuk kumis dan jenggot Pembentukan kumis yang baik dan sehat itu adalah; panjang kumis jangan sampai melebihi garis bibir. Tujuannya adalah untuk menjaga kebersihan dan kesehatan. Artinya kesehatan akan terpelihara dengan baik, sedangkan dari segi kerapian jelas akan terlihat rapi dan menambah ketampanan. Sementara jambang dan jenggot haruslah dirapikan dengan mengikuti bentuk rahang dan bentuk wajah. Contoh, apabila bentuk wajah persegi dan rahang menonjol maka dapat ditutupi dengan jambang yang diikuti dengan jenggot. Dengan cara demikian akan diperoleh hasil yang lebih maksimal. x Mencuci rambut Bila pemangkasan telah selesai, cucilah rambut pelanggan sampai bersih. Keringkan dengan handuk dan rapikan sesuai rencana dari model yang diinginkan. x Merapikan area kerja, alat dan kosmetika Bila pemangkasan selesai dilakukan, bersihkan dan rapikan area kerja, peralatan dan kosmetika yang dipakai, lalu susun dan tempatkan sesuai dengan jenisnya masing-masing.

G. Uji Kompetensi Guna mengukur kemampuan siswa dalam kompetensi pemangkasan rambut perlu diberikan tes kompetensi.. x Kompetensi dasar yang diharapkan dari materi ini adalah: 1. Siswa dapat memahami cara memangkas rambut wanita dan pria. 2. Siswa trampil memangkas rambut wanita dan pria. x Soal: Petunjuk: Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tapat dan ringkas. 1. Peralatan apa saja yang diperlukan dalam melakukan pemangkasan rambut, untuk wanita dan pria, jelaskan dengan ringkas.!

327

2. Pola garis pemangkasan dapat dikelompokan atas 4 macam, uraikan dengan ringkas.! 3. Mengapa pengambilan rambut disaat pemangkasan harus tipis.? Jelaskan.! 4. Sebutkanlah model pemangkasan yang paling digemari para remaja dan bagaimana teknik pemangkasannya.? jelaskan dengan ringkas.! 5. Hal apa yang harus diperhatikan bila menggunakan pisau cukur (razor), jelaskanlah. x Tugas kelompok Siswa melakukan latihan dengan 4 macam pola pemangkasan, masing-masingnya adalah 4 orang. x Tugas mandiri Siswa melakukan pemangkasan sesuai permintaan pelanggan.

328

Lampiran : A

DAFTAR PUSTAKA

Al, Mahami Hasan Kamil Muhammad. (2006). Cantik Islami, Malmahera. Jakarta.

Alma, Buchari. (2000). Kewirausahaan. Alfabeta. Bandung.

Astati, Sutriari. (2001). Dasar-dasar Pemangkasan. PPPG Kejuruan. Jakarta.

Dalimartha, Setiawan dkk. (1998). Perawatan Rambut Dengan Tumbuhan Obat Dan Diet Suplemen. Gramedia. Jakarta.

Daud, Denizar. (1981). Tata Kecantikan Kulit. Yayasan Insani. Jakarta.

DEPDIKBUD. (1998). Pengetahuan Dan Seni Tata Rambut Modern. DEPDIKBUD. Jakarta.

Deddy, M. (2005). Seri Kreasi Tata Rambut Modifikasi Sanggul Pengantin Tradisional. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Dhody, S, Putro. (1998). Agar Lebih Cantik. PT Trubus Agriwidya. Ungaran.

E, H, Tambunan. (1980). Penuntun Agar Tetap Cantik Dan Sehat. Sinar Kumala. Bandung. e, f, ekel, Anita. (1981). Ilmu Kecantikan Dan Kesehatan Masa Kini. Karya Utama. Jakarta. http://www.arbolesornamentales.com/Cocosnucifera.jpg http://cookislands.bishopmuseum.org/MM/MX1-4/4P232_Aleu- molu_RR_GMmix_MXa.jpg http://www.aloevera-centrum.hu/aloevera_kepek/aloe_vera.jpg http://www.moe.gov.sg/edumall/tl/digital_resources/biology/images/Hibisc us_tiliaceus_yellow_flower.jpg http://bp1.blogger.com/_kMQ5IY468vE/Rrq5TNqdMvI/AAAAAAAAAas/DI uoKcg0o0U/s1600-h/teh.jpg http://www.pdpersi.co.id/images/news/content/seledri.jpg

A - 1

Lampiran : A

http://www.sbs.utexas.edu/roxisteele/Shared%20Documents/Pictures- PRandDR2007/cuscuta2.jpg http://articulos.infojardin.com/Frutales/fichas/foto-frutales/nephelium- lappaceum.jpg http://www.motherherbs.com/pcat-gifs/products-small/momordica- charantia.jpg http://www.biodieselspain.com/pics/jatropha_curcas.jpg http://www.plantatlas.usf.edu/plantimage/Tamarindus_indica.jpg http://aoki2.si.gunma-u.ac.jp/BotanicalGarden/PICTs/ kakkouazami.jpeg http://www.pdpersi.co.id/images/news/content/bayam.jpg http://toplirik.com/files/tanaman%20obat/inggu.jpg http://anchafluconchuchu.blogspot.com/2007/09/ipomoea-aquatica- forsk.html http://pharm1.pharmazie.uni-greifswald.de/systematik/7_bilder/ yamasaki/yamas782.jpg http://www.arbolesornamentales.com/Morindacitri.jpg http://toplirik.com/files/tanaman%20obat/mangkokan.jpg http://pharm1.pharmazie.uni-greifswald.de/systematik/7_bilder/ yamasaki/yamas782.jpg (lobak) http://www.arbolesornamentales.com/Morindacitri.jpg http://toplirik.com/files/tanaman%20obat/mangkokan.jpg http://home.hiroshima-u.ac.jp/shoyaku/photo/Japan/ Shimane/010902ine.jpg http://toplirik.com/files/tanaman%20obat/pandan%20wangi.jpg http://www.tropenland.at/trp/cont/exot/images/Banane/musa-paradisiaca- fruchtstang.jpg http://www.wonye.co.kr/gardening/dictionary/images/watermelon.jpg

A - 2

Lampiran : A http://www.nurseryassociates.com/gallery/images/SansevieriaLaurentii10. jpg http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/bf/Hibiscus_rosa -sinensis.JPG/240px-Hibiscus_rosa-sinensis.JPG http://id.wikipedia.org/wiki/Rudy_Hadisuwarno http://www.conectique.com/cetak/?article_id=4263

Kusumadewi. (2003). Rambut Anda, Masalah, Perawatan Dan Penataannya. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Laksman, T, Hendra dkk. (1988). Tata Kecantikan Kulit. Yayasan Insani. Jakarta.

Makarizo, Rebonding, System. Special Edition. Jakarta

Milady Publishing Company. (1991). Milady’s Standard Textbook Of Cosmetology. Albany. New York.

Permadi, Pong, Georgeus, Darmohusodo. (1992). Anatomi Dan Fisiologi Untuk Penata Kecantikan Kulit Dan Penata Kecantikan rambut. Karya Utama. Jakarta.

Pivot Point. (1996). Design. Pivot Poin Internasional.

Puspoyo, Widjanarko, Endang. (1995). Petunjuk Praktis Untuk Pratata Dan Penataan Rambut. PT Gramedia. Jakarta.

------. (2005). Sanggul-sanggul Daerah Indonesia. Q – Communication. Jakarta.

Rostamilis. (2005). Penggunaan Kosmetik, Dasar Kecantikan & Berbusana Yang Serasi. PT Rineka Cipta. Jakarta.

------. (2005). Perawatan Badan, Kulit, Dan Rambut. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Santoso, Tien. (1999). Sejarah Penganten Daerah Indonesia (Diktat). Universitas Negeri Jakarta. Jakarta.

S. Citrawati. (1993). Dasar-dasar Trampil Tata Rias Rambut. PT Karya Utama. Jakarta.

A - 3

Lampiran : A

Sonntag, Linda. (1992). The Hair Care & Beauty Book. Tiger Books Internasional. London.

Sunardi, Tuti. (1984). Masakan Untuk Kesehatan Dan Kecantikan Gaya Favorit. Jakarta.

Tilaar, Martha. (1981). Perawatan Tradisional. Sari Ayu Kosmetika Indonesia. Jakarta.

Tranggono, Retno IS. (1992). Kiat Apik Menjadi Sehat Dan Cantik. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

------, dkk. (2007). Ilmu Pengetahuan Kosmetik. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

VR, Evita. (1978). Mengenal Dunia Kecantikan. Nurcahaya. Jakarta. www.caribbeanseeds.com/limonesenpalo1.jpg www.bitkisel-tedavi.com/images/ananas1b.jpg

Yellinek, J. S. (1970). Foundation And Function Of Cosmetics. Sons Inc.

Yeynes, Ry. (1984). Hairdressing Theory. England Stanley Thomas (publishers) Ltd.

A - 4

Lampiran : B

DAFTAR ISTILAH

A

1. allergy = suatu akibat yang disebabkan karena makan ikan-ikan laut, atau pengaruh bahan-bahan kimia. Biasanya terjadi pada kulit yang tidak tahan terhadap hal-hal di atas. 2. alopecia = botak; akibat dari rontoknya rambut terlalu banyak. 3. alopecia = kerontokan rambut pembawaan (botak yang dibawa dari lahir). 4. alopecia = kebotakan/kerontokan rambut, terjadi pada tempat-tempat tertentu, berbentuk bulat-bulatan botak setempat. = pelade. 5. alopecia = kerontokan/kebotakan rambut pada usia muda. premature 6. alopecia = kerontokan/kebotakan, karena sudah waktunya sinilis (karena usia tua). 7. alopecia = kerontokan rambut pada seluruh tubuh serta kulit universalis kepala. 8. alopecia = kebotakan akibat terkena penyakit kulit/karena bisul. dynamica 9. ammonium = suatu bahan kimia untuk melemahkan rambut, sama thioglycolate dengan acid yang terdapat dalam bahan permanent waving. 10. albino = suatu orang bule tidak mempunyai zat warna/pigmen, maksudnya seseorang yang dilahirkan tidak mempunyai zat warna/pigmen pada kulitnya. 11. alopecia = alopecia marginalis = kebotakan pada liminaris belakang kepala dan dahi, disebabkan oleh tarikkan penggunaan rambut, setiap hari memakai topi. Alopecia liminaris/marhinalis termasuk golongan alopecia areata. 12. alopecia = kebotakan akibat tekanan setiap hari. Contoh : Kepala belakang bagi terkena tekanan bantal, maka rambut pada bahagian tersebut tidak tumbuh. 13. alopecia = kebotakan rambut menahun serta merata sejak daerah pelipis, seborheica dahi, kepala. Yang tertinggal rambut belakang kepala. Alopecia ini disebabkan adanya kelainan kelenjer lemah. 14. alopecia = psedopelade brocq = kebotakan pada daerah cicabrisata kepala yang folikel/kandung rambutnya terkena peradangan, bila sembuh pada kulit timbul suatu lapisan seperti parut pada bahagian yang botak. 15. anatomy = suatu pelajaran yang mempelajari susunan keseluruhan tubuh yang bisa dilihat oleh mata biasa. 16. analine = suatu bahan yang terkandung dalam cat rambut. 17. aquadest = air bersih yang telah disuling. 18. alopecia = kebotakan menyeluruh rambut yang berada dikepala = rontoknya totalis rambut di seluruh kepala. 19. antiseptis = cara mengobati luka, agar terhindar daripada yang dapat antiseptic menimbulkan penyakit pada luka tersebut. 20. comb = sisir rambut berbentuk garpu. 21. anagen = masa pertumbuhan rambut. 22. aerosol = preparat yang berbentuk cair dalam tabung, pengeluarannya dengan tekanan gas.

B - 1

Lampiran : B

B

1. basic-setting = mengeset rambut dasar maksudnya menset rambut untuk dapat di style dengan segala model. 2. back-combing = menyasak. 3. bleaching = suatu ilmu yang mempelajari tentang bacteri. 4. bleaching = suatu larutan terdiri dari hydogen peroxide dengan ditambah solution amonia, untuk membuat rambut menjadi lebih muda dari warna aslinya. 5. block = tiap bahagian dari rambut seluruh kepala yang telah dibagi- bagi (tiap bahagian dari parting). 6. blonde/blond = rambut yang telah dibuat dengan warna coklat muda atau coklat muda kekuningan. 7. blue black = warna hitam kebiruan (biasanya digunakan untuk warna- warna cat rambut). 8. black brown = warna hitam kecoklatan (biasanya digunakan untuk warna- warna cat rambut). 9. bluing rinse = suatu campuran solution untuk menetralizer agar supaya rambut tidak berubah warnanya. 10. borax = suatu bubuk berwarna putih sebagai suatu bahan untuk membersihkan atau antiseptic. 11. beautician = ahli kecantikan. 12. bulb = umbi rambut, berbentuk bulat letaknya pada bahagian ujung dari akar rambut. 13. blowdry = mengeringkan rambut dengan alat pengering rambut tangan (hair dryer). 14. bulbus pilli = umbi rambut. 15. bunt cutting = club cutting = menggunting rambut rata tanpa trap.

C

1. canities = rambut menjadi abu-abu yang lama-lama putih, karena suatu penyakit atau karena kejiwaan. 2. cape = celemek ialah suatu alat penutup dari kain/bahan plastik pada waktu memangkas rambut. 3. cap = penutup kepala dari kain atau plastik. 4. carbon = bahan dasar yang terdapat pada banyak benda. 5. clipping = memotong ujung-ujung rambut yang berbelah dengan gunting atau razor atau shaper. 6. clock wise = suatu pin-curl yang kekurangannya (curl-nya) searah dengan jarum jam. 7. club-cutting = memotong rambut lurus-lurus tanpa pengetrapan (membuat trap). 8. cream = merupakan emulsi minyak dalam air. 9. colour spray = pewarna rambut yang bersifat sementara. 10. cosmetologi = ilmu yang mempelajari tentang cosmetic (tentang bahan kecantikan). 11. cieeping = pengaruh zat asam yang menjalar, hal ini oxidasi terjadi pada rambut yang dicat atau rambut yang dibelah. 12. cortex = kulit rambut. 13. cutikula = kulit ari/selaput rambut. 14. canitis = rambut menjadi putih atau abu-abu = poliosis. 15. canitis = rambut putih karena bawaan. congenitalis

B - 2

Lampiran : B

16. crown section = daerah mahkota. 17. canitis = rambut menjadi putih pada usia muda = uban tumbuh pada usia masih muda. 18. conditioner = cream yang berguna untuk mengembalikan keadaan rambut pada posisi atau keadaan semula. 19. clippers = tondeus = alat untuk mencukur rambut kaki. 20. curling irdn = alat pemanas berbentuk jepitan untuk membuat rambut berombak-ombak. 21. canitis sinilis = rambut putih/uban tumbuh pada usia sudah tua. 22. colour setting = kosmetika yang mengandung warna, warnanya bermacam- lotion macam sesuai dengan yang dikehendaki, digunakan untuk melapisi rambut dengan lapisan yang tipis seperti film.

D

1. dandruff/roos = ketombe. 2. dandruff = perawatan yang ditujukan untuk merawat rambut dari ketombe. treatment 3. depilatory = merusak/menghilangkan bau keringat. 4. diagnosa = pendapat/penemuan tentang sesuatu di dalam tubuh manusia. 5. disain set = designed set = men-set rambut disesuaikan dengan bentuk penataan yang diinginkan. 6. depilatories = mencabut rambut dengan kosmetik atau dengan obat-obatan (pencabutan rambut sementara), rambut dapat tumbuh lagi. 7. dry towel = towel dry = kering dengan menggunakan handuk.

E

1. equptian = cat rambut yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan. henna 2. emultion = suatu cream/cairan kental seperti susu yang terjadi dari larutan lemak dalam air. 3. epidermis = lapisan kulit paling atas. 4. eye-shadow = suatu cosmetic yang berwarna-warni, digunakan untuk membuat bayangan mata, hingga mata kelihatan cemerlang. 5. external con- = cream untuk merawat rambut yang bertujuan memperbaiki dioner cream lapisan kultikula rambut. 6. electrolysis = menghilangkan (mencat rambut) dengan alat listrik, sehingga rambut tidak tumbuh lagi. Pencabutan rambut permanent. 7. epitation = epilosi = mencabut rambut dengan alat pinset (pencabutan rambut sementara), karena rambut dapat tumbuh lagi.

F

1. follicle = sebuah kantung/saluran tertanam di dalam kulit (demis) sebagai akar rambut. 2. finger wave = cara membuat ombak dirambut dengan jari dan dibantu dengan sisir. 3. frosting = warna-warni yang terang dibuat diantara warna rambut asli (warna-warna terang dibuat berselang-seling antara warna rambut asli). 4. fisiology = ilmu yang mempelajari tentang cara-cara bekerjanya tubuh manusia serta bahagian-bahagiannya. 5. fragibitas = rambut menjadi rapuh/mudah putus karena over prosetting

B - 3

Lampiran : B

crinium sehingga rambut menjadi kering dan menipis, sehingga rambut menjadi rapuh dan mudah putus. 6. finger wave = membuat ombak-ombak rambut dengan menggunakan jari-jari dibantu sisir. 7. friction = pengurutan dengan gerakan memijit dengan ujung jari sambil berputar dibantu sisir.

H

1. hair = rambut. 2. hair bobbing = suatu istilah yang dipakai untuk gunting rambut. Biasanya untuk warna-warni atau untuk anak-anak. 3. hair bulb = untuk rambut, adalah bahagian yang berada paling bawah dari akar rambut, berbentuk bulat. 4. hair clipping = memangkas ujung-ujung rambut yang terbelah-belah dengan menggunakan gunting. 5. hair-cutting = memangkas rambut dengan suatu model yang disenangi. 6. hair density = tebal tipisnya rambut dengan suatu model yang disenangi. 7. hair dressing = ahli penata rambut. 8. hair spray = kosmetika penataan yang berfungsi untuk mempertahankan bentuk akhir penataan. 9. hair setting = kosmetika pratata yang berfungsi untuk melapisi batang rambut dengan lapisan tipis. 10. hair shine = kosmetika pada penataan, untuk membuat rambut bercahaya dan tampak alami, dikenakan setelah hair spray. 11. hair pin = alat untuk menjepit rambut. 12. hair net = jala rambut. 13. hair drayer = alat pengering rambut. 14. hot rollers = jenis penggulung rambut yang memakai alat pemanas sebelum digunakan. 15. hair pressing = pengepresan rambut bertujuan membuat rambut yang sangat ikal menjadi lurus. 16. = sisir yang terbuat dri logam yang dipanaskan. 17. = pemberian warna pada rambut. 18. = suatu saluran menyerupai kantung tempat calon rambut yang tertanam dalam dermis. 19. hair = menghilangkan warna rambut asli untuk dibuat warna baru lightening yang lebih terang dengan warna semula (warna asli). 20. hair papilla = suatu sudut kecil yang memasuki ke dalam umbi rambut (hair bulb) yang dialiri oleh pembuluh darah halus dan berhubungan dengan syaraf rasa. 21. hair piece = rambut pasangan, yang bentuk kop bulat atau oval sebesar kain gelas, kadang-kadang lebih kecil lagi, yang dapat dibentuk menjadi bermacam-macam sanggul. 22. hair-root = akar rambut ialah bahagian rambut yang tertanam di dalam dermis/cutis/corium. 23. hair shaft = umbai rambut yang lepas diseluruh kepala. 24. hair-shaping = memangkas rambut dengan membuat suatu model yang diinginkan. 25. hair = memangkas rambut dengan membuat suatu straightener model yang diinginkan. 26. hair-tint = memberi warna pada rambut dengan warna-warni yang diinginkan. 27. hair trim = merapikan pangkasan rambut yang telah selesai = memangkas ujung-ujung yang kurang rapi pada pemangkasan yang telah selesai. B - 4

Lampiran : B

28. hair test = menyelidiki keadaan, rambut sebelum mengadakan perawatan. 29. hyper-kerotis = pembentukan selaput tanduk yang berlebihan. 30. hypotrichosis = pertumbuhan rambu yang berkurang.

I

1. internal = cream untuk merawat rambut yang dapat masuk untuk cream conditioner keadaan sela-sela imbrikasi batang rambut. 2. identation = bentuk lembut pda pembuatan ikal.

K

1. keratin = suatu zat tanduk yang membentuk rambut dan kuku. 2. koleston = nama dari obat-obatan cosmetics rambut. 3. kolestral = nama suatu cream untuk perawatan rambut. 4. keratin = selaput tanduk. 5. keratosis = pembentukan selaput tnaduk yang tak normal. 6. kerion lelsi = penyakit kulit yang ditumbuhi rambut, sehingga bentuknya berlubang-lubang kecil seperti rumah tawon. Kerion lelsi = trichophytia profunda, penyebab penyakit kulit tersebut adalah sebangsa jamur/favus yang disebut tricophyton mentagraphytes. 7. klip single = penjepit roller atau penjepit rambut yang pendek. 8. kosmetika = kosmetikos = keterampilan merias.

L

1. = rambut halus yang terdapat pada dahi, kening, tengkuk dan seluruh tubuh. 2. lemon rince = pembilas rambut untuk menetraliner , terbuat dari larutan air hangat dengan sari jeruk. 3. lotion = suatu larutan/cosmetics untuk perawatan kulit. 4. loyer cutting = layering = memangkas dengan membentuk trap menggulung bertingkat.

M

1. massage = pengurutan. 2. masa anagen = suatu nama dari istilah pada siklus rambut yang artinya ialah masa pertumbuhan rambut. 3. masa katagen = masa pergantian atau masa rontok pada siklus kehidupan rambut. 4. masa telogen = masa istirahat pada siklus kehidupan rambut. 5. matrix = sel-sel epitel pembentuk rambut. 6. medulla = bahagian batang rambut yang ada lapisan pada batang rambut yang ada di tengah-tengah (paling dalam), disebut pula sumsum rambut. 7. melanin = pigmen berwarna gelap atau hitam pada epidermis atau rambut, atau pada selaput mata (ahoroid). 8. monilethria = batang rambut yang tumbuhnya menebal dan menipis dan moniletjrix pada bahagian yang menipis mudah patah. 9. microskop = alat untuk melihat besar diameter rambut/ kepadatan helai electric rambut. B - 5

Lampiran : B

O

1. oxidasi = proses persenyawaan antara obat-obat/kosmetika rambut terutama waving lotion dengan rambut, juga cat rambut dengan rambut. 2. original set = basic setting = men-set dasar = pratata dasar.

P

1. paipla = sudut kecil yang berada di dalam umbi rambut/bulb. 2. para pheny = suatu zat di dalam pewarna rambut, yang dapat menimbulkan lene dinamine alergi pada kulit yang peka terhadap zat tersebut. 3. patch-test = percobaan terhadap kulit dengan obat cat rambut, sebelum skin test dilakukan pengecatan untuk mengetahui apakah kulit tersebut alergi terhadap cat rambut atau tidak. 4. pathology = ilmu yang mempelajari tentang sebab terjadinya penyakit. structure 5. penetrasi = proses perembesan dan obat-obatan/cat rambut (waving lotion) ke dalam lapisan rambut yang paling dalam. 6. public hygiene = kesehatan umum. 7. personal = kesehatan yang ditujukan pada diri sendiri. hygiene 8. porosity = daya serap rambut/suatu benda terhadap zat cair. 9. penataan = penataan rambut yang dibuat sesuai dengan bentuk wajah kolektif tubuh, serta umur. 10. pigment = warna kulit atau warna rambut. melanin 11. pityriasis = ruam kulit, yang menyebabkan kulit ari mengerisik, menimbulkan kelupaan seperti sisik halus = sindap = ketombe. 12. pitytiasis sicca = sindak kering = ketombe kering. 13. pityriasis = ketombe basah atau sindap basah. steatoeoes 14. penyakit = pada batang rambut ditumbuhi butir-butir = trichorrexis nodosa. mutiara 15. pincurl = sculpture curls = menggulung rambut dengan menggunakan picurl sebagai penyikat rambut. 16. preheated = istilah mengeriting rambut dengan mempergunakan alat pengeritingan yang dipanaskan sebelum dipakai. 17. parting = pembagian rambut untuk memudahkan pelaksanaan pada beberapa perawatan rambut. 18. pratata = tindakan sebelum penataan. 19. pincivil = sculpture curl, teknik pembuatan ikal dengan menggunakan jari-jari tangan. 20. petrolatum jelly = kosmetika yang berfungsi untuk menghantarkan panas sisir ke seluruh bahagian batang rambut dan untuk melumasi rambut sehinga pada penyisiran, sisir logam bergerak lancar. 21. powder = bubuk, merupakan preparat dasar berupa padatan, halus, lembut, homogen, mudah ditaburkan merata dikulit, tidak menimbulkan iritasi pada kulit.

R

1. resistant hair = daya serap rambut yang buruk/non porous, biasanya keporosan yang buruk ini terdapat pada rambut halus.

B - 6

Lampiran : B

2. retouching = mengulangi kembali mengecat pada rambut putih yang baru sembuh (rambut yang lain sudah dicat, jadi mengecat kembali rambut putih yang baru tumbuh). 3. ringworm = suatu penyakit yang ditimbulkan karena jamur tumbuh- tumbuhan (karena parasit umbuh-tumbuhan). 4. root/hair root = akar rambut. 5. ruffing = back combing = menyasak rambut. 6. rotto = rod = gulungan untuk mengeriting rambut. 7. roll/roller = gulungan ntuk men-set rambut. 8. radix pilli = akar rambut. 9. ridge xurl = penyisiran/pembuatan rambut menjadi ikal. 10. rebonding = teknik pelurusan rambut dengan memakai alat.

S

1. sanitasi = tindakan umum yang dilakukan untuk menjaga kesehatan umum. 2. scalp = kulit kepala. 3. steril = suci hama (sudah suci dari jasad renik). 4. steamer = alat uap rambut berbentuk seperti drogkap, tetapi ada botol tempat aquadest, pada dipanaskan keluaran uap. Alat tersebut digunakan untuk creambath (krimbat). 5. shingle = stinghing = memangkas rambut dari tengkuk, cutting pendek pada bahagian tengkuk semakin ke arah atas semakin memanjang hingga bahagian mahkota. 6. scabus pilli = batang rambut. 7. semi = bersifat sementara, jadi tahan hanya 1 minggu saja. permanent 8. scalp = perawatan yang ditujukan pada kulit kepala. 9. sterilisasi = tindakan yang dilakukan untuk membersihkan alat-alat dari kuman-kuman sehabis alat-alat tersebut dipakai. 10. strand-test = mengadakan penelitian tentang daya mulur rambut. 11. skip wave = men-set rambut dengan kombinasi antara finger wave dan pin curls. 12. silinder = penggulung rambut pada pratata dengan diameter yang sama pada kedua ujungnya. 13. spray bottle = botol spray untuk tempat setting lotion. 14. smothing = teknik pelurusan rambut tanpa memakai alat. 15. stick = kosmetika yang dibuat dengan bentuk tongkat kecil. 16. shampo = merupakan preparat yang berbentuk cair dan berbusa yang digunakan untuk membersihkan rambut.

T

1. test-curi = mengadakan penyelidikan pada rambut yang sedang dikeriting, apakah sudah cukup curl (ombak) yang diinginkan, setelah itu barulah rambut tersebut diberi neutralizer. 2. testure-hair = susunan rambut diatas kepala, terdiri dari rambut normal, halus, kasar, sedang terdapat rambut yang ombak- ombak/keriting. 3. treatment = perawatan. 4. tondus = alat untuk memangkas rambut yang berbentuk seperti cangkul, bertangkai dua cara memakainya dengan memegang kedua tangkai sambil ditekan tangkai tersebut.

B - 7

Lampiran : B

5. trichoclasia = karena batang rambut ditumbuhi mutiara, maka pada bahagian yang tertutup oleh mutiara mengalami perubahan warna selang seling, kelemahan pada kualitas tanduknya, sehingga rambut pada bagian tersebut mudah patah. 6. trichoptilosis = pecah-pecah pada ujung rambut, rambut meninggalkan merah, dan seperti serabut. 7. = pecah-pecah pada ujung rambut karena kebiasaan akibat botak/alopecia. 8. tapering = memangkas rambut mempunyai tujuan mengurangi panjang rambut, agar menghasilkan bentuk yang runcing. 9. thinning = slithering = mengurangi ketebalan rambut, tanpa mengurangi panjang semula. 10. tapotage = pengurutan dengan gerakan menepuk-nepuk. 11. trimming = merapikan hasil pangkasan dengan memangkas = clipping bahagian-bahagian yang kurang rata serta bahagian yang kurang rapi. 12. trichorrexis = batang rambut pada jarak tertentu membesar dan menebal, nadosa sebab serabut rambut melonggar, kemudian pecah ujungnya seperti serabut, kadang-kadang rambut menyimpul. 13. trichonodosis = keadaan rambut menyimpul sendiri, rambut tampak memendek karena pada mulut follicle rambut terikat. Hal demikian bisa terjadinya karena rambut kering, kasar, mudah terbelah. 14. tinea tonsuran = penyakit ring worm menyerang kulit kepala, akibatnya rambut putus, ujungnya pecah-pecah, seperti serabut disebut juga trichoptysus capitis.

U

1. under = waktu pembentukan pengeritinga, yang kurang. processing

V

1. vegetable-tint = cat rambut dibuat dari bahan tumbuh-tumbuhan. indigo henna 2. virgin hair = rambut yang masih perawan, maksudnya rambut yang sama sekali belum pernah terkena obat-obatan cosmetics rambut. 3. vertikal = tegak lurus, posisi berdiri. 4. volume = bentuk kulit/ketinggian pada suatu ikal rambut.

W

1. wave/colt = rambut yang dibuat berombak-ombak/keriting. 2. wig = rambut pasangan untuk perhiasan karena mengikuti model untuk menutupi kebotakan. 3. wool crepe = kertas tipis tahan zat cair, biasanya untuk melindungi rambut wool paper pada waktu dikeriting dengan permanent wave. 4. wiry-hair = rambut yang sangat kaku karena mempunyai lapisan culticula glassy hair yang sangat tebal. Rambut glassy ini sukar untuk dikeriting. 5. weaving = teknik penyasahan rambut yang dibuat seperti pada menenun kain.

B - 8

Lampiran : C

DAFTAR GAMBAR

2.1 Anatomi Rambut 17 2.2 Akar Rambut 19 2.3 Batang Rambut 20 2.4 Bentuk Rambut 20 2.5 Skema Pertumbuhan Rambut 22 2.6 Bentuk Piodra Yang Melekat Pada Rambut 29 2.7 Bentuk Penyakit Rambut Dari Trichorhexis Nodosa 31 3.1 Bentuk-Bentuk Tubuh Dalam Berdiri 46 3.2 Cara Duduk Yang Salah Dan Yang Benar 47 3.3 Cara Berjabat Tangan Dengan Mencium Dan Cara Berjabat Tangan Biasa 48 3.4 Sikap Berjalan Di Atas Garis Berkotak 49 3.5 Bentuk Sikap Berjalan 49 3.6 Cara Naik Tangga 50 3.7 Cara Turun Tangga 51 4.1 Kelapa 67 4.2 Kemiri 68 4.3 Lidah Buaya 68 4.4 Lidah Mertua 69 4.5 Jarak Pagar 70 4.6 Pare 70 4.7 Bayam 71 4.8 Bandotan 72 4.9 Padi 72 4.10 Urang-aring 73 4.11 Tali Putri 74 4.12 Seledri 74 4.13 Teh 75 4.14 Waru 75 4.15 Inggu 76 4.16 Kangkung 77 4.17 Jeruk Nipis 78 4.18 Mengkudu 78 4.19 Nanas 79 4.20 Asam 80 4.21 Bunga Kembang Sepatu 80 4.22 Lobak 81 4.23 Mangkokan 82 4.24 Pandan Wangi 82 4.25 Pisang 83 4.26 Semangka 84 4.27 Pepaya 84 4.28 Rambutan 85 4.29 Asam Dan Basa 104 4.30 Membuat Garam 105 4.31 Contoh Pembuatan Vinegar Dari Alkohol 106

C - 1

Lampiran : C

5.1 Contoh Teknik Pembagian Rambut 125 5.2 Contoh Gerakan Memutar 128 5.3 Cara Dari Gerakan Meluncur 129 5.4 Contoh Gerakan Rotasi 129 5.5 Cara Gerakan Di Dahi 130 5.6 Cara Gerakan Pada Kulit Kepala 130 5.7 Manipulasi-Manipulasi Hair Line 131 5.8 Cara Gerakan Circular 131 5.9 Cara Gerakan Pada Friction 132 5.10 Gerakan Dari Telinga Ke Telinga 132 5.11 Contoh Gerakan Pada Punggung 133 5.12 Gerakan Dan Massage Pada Bahu 134 5.13 Contoh Gerakan Pada Tulang Punggung 135 5.14 Contoh Memegang Wig 144 5.15 Contoh Cara Menahan 145 5.16 Cara Menggunakan Tangan 145 5.17 Cara Memasukkan Wig 146 5.18 Contoh Cara Merapikan 146 5.19 Cara Mengontrol Pemasangan Wig 147 5.20 Membentuk Hair Piece 149 5.21 Contoh Hasil Hair Piece 149 6.1 Macam-Macam Bentuk Sisir 153 6.2 Macam-Macam Bentuk Penggulung Rambut 154 6.3 Bentuk Penjepit Rambut 154 6.4 Contoh Jala Rambut 155 6.5 Drogkap 155 6.6 Contoh Pembagian Rambut 158 6.7 Pratata Dasar 161 6.8 Contoh Penggulungan Dengan Hasil Yang Berbeda 162 6.9 Contoh Cara Pengambilan Rambut 162 6.10 Contoh Penggabungan Teknik a Dan b 162 6.11 Contoh Finger Wave Dan Tekniknya 163 6.12 Contoh Pembuatan Ridge 164 6.13 Contoh Pembuatan Gelombang 165 6.14 Teknik Mengenakan Kosmetika Pada Rambut 166 6.15 Teknik Pembuatan Baris 166 6.16 Contoh Membuat Garis Rambut 167 6.17 Contoh Baris Berikutnya Pada Rambut 167 6.18 Contoh Pembuatan Finger Wave 168 6.19 Contoh Cara Membuat Lengkungan 168 6.20 Contoh Pembuatan Ikal/Gelombang Tegak Lurus 169 6.21 Contoh Pembuatan Belahan 169 6.22 Dasar Ikal 170 6.23 Ikal Tak Berpangkal 171 6.24 Ikal Berpangkal Setengah 171 6.25 Ikal Berpangkal Penuh 172 6.26 Dasar Segi Empat 172 6.27 Dasar Segitiga 173 6.28 Dasar Persegi Panjang 173

C - 2

Lampiran : C

6.29 Dasar Busur 174 6.30 Cara Mengambil Rambut 174 6.31 Cara Memegang Untaian Rambut 175 6.32 Cara Pembuatan Lingkaran Halus 175 6.33 Cara Menggunakan Ujung Sisir 176 6.34 Cara Menggunakan Pin 176 6.35 Cara Pembuatan Pincurl 177 6.36 Cara Pembuatan Skip Wave 177 6.37 Cara Pembuatan Ridge Curl 178 6.38 Contoh Penataan Simetris 182 6.39 Contoh Penataan Asimetris 183 6.40 Contoh Penataan Puncak 183 6.41 Contoh Penataan Belakang 184 6.42 Contoh Penataan Depan 185 6.43 Penataan Fantasi Bermakna Adam Dan Hawa 187 6.44 Penataan Alegoris 188 6.45 Penataan Historis 188 6.46 Contoh Bentuk Oval, Bentuk Lonjong, Bentuk Bulat 191 6.47 Contoh Bentuk Persegi Empat Dan Bentuk Hati 192 6.48 Contoh Bentuk Belah Ketupat Dan Bentuk Buah Pear 193 6.49 Wajah Kecil 193 6.50 Wajah Lebar 194 6.51 Wajah Panjang 194 6.52 Wajah Gemuk 195 6.53 Rahang Persegi 195 6.54 Rahang Menonjol 196 6.55 Tulang Pipi Tinggi/Menonjol 196 6.56 Dagu Kecil 197 6.57 Dahi Lebar 197 6.58 Dahi Sempit 198 6.59 Hidung Besar 198 6.60 Leher Panjang 199 6.61 Leher Pendek 199 6.62 Pipi Bulat 200 6.63 Telinga Besar Atau Kecil 200 6.64 Berkaca Mata 201 6.65 Sibakan Atau Belahan rambut 204 6.66 Belahan Tengah 204 6.67 Belahan Pinggir 205 6.68 Tanpa Belahan 205 6.69 Menenun 206 6.70 Menopang 207 6.71 Curling Iron 208 6.72 Cara Memegang Sikat Penggulung 209 6.73 Contoh Penggulung Panas 209 7.1 Penataan Teknik Roller Dan Hasilnya 214 7.2 Contoh Penataan Rambut Teknik Puntiran 216 7.3 Contoh Kelabang Keluar 217 7.4 Contoh Kelabang Kedalam 218

C - 3

Lampiran : C

7.5 Cara Meletakkan Posisi Tangan 219 7.6 Cara Meletakkan Posisi Sisir Sasak 219 7.7 Contoh Penataan Rambut Bagian Depan 220 7.8 Cara Membagi Rambut 221 7.9 Cara Menggunakan Alat Bantu 221 7.10 Cara Menarik Rambut Bagian Depan 222 7.11 Cara Menarik Rambut Dan Merapikan 222 7.12 Cara Menyematkan Aksesoris 223 7.13 Contoh Penataan Rambut Bagian Belakang 223 7.14 Contoh Penataan Rambut Pada Bagian Puncak 224 7.15 Cara Membagi Rambut 225 7.16 Cara Menyisir Dan Menarik Rambut Depan 225 7.17 Cara Menarik Sisir Rambut Depan Bawah 226 7.18 Cara Merapikan Tatanan Rambut Bagian Depan 226 7.19 Cara Menyisir Dan Menarik Rambut Depan 227 7.20 Cara Memasang Hair Piece 227 7.21 Cara Menyematkan Rangkaian Melati Pengasih 228 7.22 Cara Melengkapi Penampilan Sanggul 228 7.23 Posisi Tangan Dalam Memegang Cemara 232 7.24 Cara Membentuk Sanggul 233 7.25 Cara Melilitkan Sanggul 233 7.26 Tampak Muka 234 7.27 Tampak Samping 235 7.28 Tampak Belakang 235 7.29 Sanggul Tampak Samping 237 7.30 Bentuk Sanggul 237 7.31 Rambut Dibelah Lurus 239 7.32 Cara Menyatukan Rambut 239 7.33 Cara Memasukkan Rambut Kedalam 240 7.34 Cara Membentuk Sanggul 240 7.35 Cara Membentuk Sanggul 241 7.36 Model Aksesoris 241 7.37 Cara Membentuk Sanggul 242 7.38 Cara Membentuk Sanggul 242 7.39 Tampak Muka 244 7.40 Tampak Samping 244 7.41 Tampak Belakang 245 7.42 Cara Membentuk Sanggul 247 7.43 Cara Membentuk Gelung Sanggul 248 7.44 Tampak Muka 249 7.45 Tampak Samping 249 7.46 Tampak Belakang 250 7.47 Sanggul Belattung Gelang Tampak Belakang 251 7.48 Contoh Letak Mahkota Pada Sanggul 251 7.49 Langkah-Langkah Membuat Sanggul 253 7.50 Bentuk Sanggul Sikek Tampak Samping 254 7.51 Sanggul Sikek Tampak Belakang 255 7.52 Langkah-Langkah Membuat Sanggul 256 7.53 Langkah-Langkah Membuat Sanggul 258

C - 4

Lampiran : C

7.54 Sanggul Tampak Samping 258 7.55 Cara Memegang Rambut 260 7.56 Cara Memilin Rambut 260 7.57 Contoh Sanggul Setelah Dililit 261 7.58 Tampak Muka 261 7.59 Tampak Samping 262 7.60 Tampak Belakang 262 7.61 Cara Membuat Sanggul 264 7.62 Bentuk Sanggul Tampak Belakang 266 7.63 Langkah Kerja Membuat Ciwidey 266 7.64 Sanggul Tampak Depan 268 7.65 Langkah Membuat Sanggul 269 7.66 Cara Membuat Sanggul 271 7.67 Cara Membuat Sanggul 273 7.68 Sanggul Tampak Depan Dan Belakang 275 7.69 Cara Mengambil Rambut 276 7.70 Cara Membentuk Rambut 276 7.71 Cara Melilitkan Rambut 277 7.72 Hasil Sanggul 278 7.73 Tampak Muka 278 7.74 Tampak Samping 279 7.75 Cara Menyatukan Cemara 280 7.76 Cara Melipat Ujung Cemara 280 7.77 Tampak Muka 281 7.78 Tampak Samping 281 7.79 Tampak Belakang 282 7.80 Cara Membuat Sanggul Tali Kuantan 283 7.81 Sanggul Rangkap Tampak Depan 284 7.82 Sanggul Rangkap Tampak Samping 284 7.83 Langkah Pembuatan Sanggul 285 7.84 Contoh Sanggul 285 7.85 Langkah Pembuatan Sanggul 286 7.86 Langkah Pembuatan Sanggul 288 7.87 Sanggul Tampak Samping 288 7.88 Tampak Belakang 289 7.89 Langkah Pembuatan Sanggul 293 7.90 Sanggul Tampak Belakang 295 7.91 Pembentukan Sanggul 295 8.1 Arah Pertumbuhan Rambut 298 8.2 Pola Pertumbuhan Rambut 299 8.3 Seleksial Aksis 300 8.4 Petunjuk Penggunaan Seleksial Aksis 301 8.5 Pemangkasan Dengan Sudut Proyeksi 0° 301 8.6 Pemangkasan Graduasi 0° - 60° 302 8.7 Pemangkasan Layer 90° - 180° 302 8.8 Macam-Macam Sisir 303 8.9 Macam-Macam Gunting 304 8.10 Jepit Bebek 304 8.11 Botol Hair Spray 305

C - 5

Lampiran : C

8.12 Hand Hair Drayer 305 8.13 Cara Memegang Gunting 306 8.14 Cara Membuat Patokan Pangkasan 308 8.15 Cara Menurunkan Lapisan Dan Memangkas 309 8.16 Cara Memangkas Lapisan Rambut 309 8.17 Hasil Pangkasan Belakang 310 8.18 Cara Memangkas Bagian Samping 310 8.19 Hasil Pangkasan Samping 311 8.20 Hasil Pangkasan Setelah Dikeringkan 311 8.21 Cara Pembuatan Design Line 312 8.22 Cara Membuat Patokan Rambut 312 8.23 Cara Memangkas Lapisan Pertama 313 8.24 Cara Memangkas Lapisan Kedua 313 8.25 Cara Memangkas Bagian Samping 314 8.26 Cara Mencek Kepanjangan Rambut 315 8.27 Hasil Pangkasan 315 8.28 Cara Membentuk Garis Pangkasan 316 8.29 Cara Membuat Patokan Rambut 316 8.30 Cara Memangkas Bagian Belakang 317 8.31 Pangkasan Bertingkat 318 8.32 Graduasi Paralel 319 8.33 Graduasi Plus 319 8.34 Graduasi Min 320 8.35 Teknik Pangkasan Berbalik 320 8.36 Teknik Pangkasan Cembung 321 8.37 Teknik Pangkasan Cekung 321 8.38 Teknik Pangkasan Zig-Zag 321 8.39 Teknik Pangkasan Garis V 323 8.40 Bentuk Alat Dan Cara Pemangkasan Barber 324 8.41 Cara Menggunakan Pisau Cukur 325 8.42 Cara Merubah Mata Pisau 326 9.1 Contoh Sinar a-1 Dan b-1 331 9.2 Contoh Rambut Lurus Dan Ikal 332 9.3 Penempatan Roto Dalam Keriting Selang Seling 336 9.4 Penempatan Roto Pada Pengeriting Vertikal 337 9.5 Pengeriting Zig-Zag 337 9.6 Pengeriting Ganda 338 9.7 Pengeritingan Batu Bata 339 9.8 Pengeriting Batang 339 9.9 Pengeritingan Dekat Tengkuk 340 9.10 Macam-Macam Bentuk Roto Dan Hasil Gulungan 343 9.11 Cara Melipat Kertas Pengeritingan 344 9.12 Cara Meparting Rambut 346 9.13 Cara Menggulung Rambut 347 9.14 Proses Pengeritingan 349 9.15 Rebonding Basic 360 9.16 Cara Menganalisa Rambut 360 9.17 Cara Mencuci Rambut 361 9.18 Cara Melindungi Rambut 361

C - 6

Lampiran : C

9.19 Cara Mengoleskan Cream 362 9.20 Cara Peresapan Awal 362 9.21 Cara Menjepit Rambut 363 9.22 Cara Peresapan Akhir 363 9.23 Cara Mengeringkan Rambut 364 9.24 Cara Mencatok Rambut 364 9.25 Cara Mendinginkan Rambut 365 9.26 Cara Memakai Neutralizing 365 9.27 Cara Membilas Rambut 365 9.28 Retouch Rebonding 366 9.29 Cara Mencuci Rambut 367 9.30 Cara Melakukan Treatment 367 9.31 Cara Menggunakan Stream 368 9.32 Persiapan Kerja 368 9.33 Cara Mengoleskan Cream 369 9.34 Cara Mengcek Rileks Rambut 369 9.35 Cara Melakukan teknik Smoothing 370 9.36 Cara Membilas Dan Mengeringkan Rambut 370 9.37 Cara Mencatok Rambut 371 9.38 Cara Mendinginkan Rambut 371 9.39 Cara Memakai Neutralizing 372 9.40 Cara Membilas Rambut 372 9.41 Color Reflection On Rebonding 373 9.42 Cara Mencuci Rambut 373 9.43 Cara Melakukan Treatment 374 9.44 Cara Melindungi Rambut 374 9.45 Cara Mengoleskan Cream 375 9.46 Cara Mengcek Rileks Rambut 375 9.47 Cara Melakukan Teknik Smoothing 375 9.48 Cara Membilas Dan Mengeringkan Rambut 376 9.49 Cara Mencatok Rambut 377 9.50 Cara Mendinginkan Rambut 377 9.51 Proporsi Pencampuran Bahan 378 9.52 Pengaplikasian Warna 378 9.53 Cara Membilas Rambut 379 9.54 Rebonding On Bleached Hair 379 9.55 Cara Mencuci Rambut 380 9.56 Persiapan Kerja 380 9.57 Cara Mengoleskan Cream 381 9.58 Cara Peresapan Awal 381 9.59 Cara Melakukan Teknik Smoothing 382 9.60 Peresapan Akhir 382 9.61 Cara Mengeringkan Rambut 383 9.62 Cara Melindungi Rambut 383 9.63 Cara Mencatok Rambut 384 9.64 Cara Mendinginkan Rambut 384 9.65 Cara Memakai Neutralizing 385 9.66 Cara Membilas Rambut 385 9.67 Rebonding On Colored Hair 386

C - 7

Lampiran : C

9.68 Cara Mencuci Rambut 386 9.69 Cara Melakukan Treatment 387 9.70 Cara Melindungi Rambut 387 9.71 Cara Mengoleskan Cream 388 9.72 Cara Mengcek Rileks Rambut 388 9.73 Cara Melakukan Teknik Smoothing 389 9.74 Cara Peresapan Akhir 389 9.75 Cara Mengeringkan Rambut 390 9.76 Cara Mencatok Rambut 390 9.77 Cara Mendinginkan Rambut 391 9.78 Cara Memakai Neutralizing 391 9.79 Cara Membilas Rambut 392 9.80 Ekpress Natural Rebonding 392 9.81 Langkah-Langkah Kerja Ekpress Natural Rebonding 394 10.1 Batang Rambut Dan Molekul Pewarna Azo 399 10.2 Batang Rambut Dan Pewarna Nitro 400 10.3 Molekul Pewarna Pada Dalam Kulit Rambut 401 10.4 Segitiga Warna 403 10.5 Pewarnaan Frosting 413 10.6 Three Dimensional Shading 415

C - 8

Lampiran : D

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1. Daftar Bahan Dasar Kosmetika Modern 86 2. Kartu Diagnosa Kulit Kepala Dan Rambut 116 3. Kartu Pelanggan 117 4. Lembaran Diagnosis Pengeritingan Rambut 344 5. Lembaran Diagnosa Pelurusan Rambut (Rebonding) 355 6. Lembaran Diagnosa Pewarnaan Rambut 408

D - 1

Lampiran : E

BIODATA PENULIS

“Rostamailis” lahir didesa Padang Tarab Kabupaten Agam pada tanggal 23 Juli 1951. Pendidikan terakhir S2 diselesaikan di UNIVERSITAS NEGERI PADANG (UNP) pada program studi Pendidikan Kejuruan tahun 2005. Menjadi staf tetap (dosen) pada Jurusan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang dari tahun 1976 sampai sekarang. Mata kuliah yang dibina adalah Groming, Pengelolan Usaha Busana, Pendidikan Konsumen dan beberapa mata kuliah penunjang lainnya. Beberapa buku yang telah ditulis dan diterbitkan oleh MRC. FPTK. IKIP adalah Dasar Kecantikan (1987), Merias Diri (1988), Pengelolaan Usaha Busana (1992), Kosmetika dan Efek Sampingnya (1994). Sedangkan buku yang diterbitkan secara nasional (ISBN), Penggunaan Kosmetik, Dasar Kecantikan dan Berbusana yang Serasi (2005). Perawatan Badan, Kulit dan Rambut (2005).

“Hayatunnufus” dilahirkan di Surian Solok tanggal 12 juli 1963. Pendidikan formalnya diselesaikan di Fakultas Pendidikan Teknologi Kejuruan IKIP Padang. Melanjutkan Pendidikan (kursus) di PUSPITA MARTHA Jakarta tahun 1998. Menjadi staf pengajar tetap pada Jurusan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik UNP dari tahun 1987, dengan mata kuliah yang dibina Grooming dan Desain Busana. Namun lebih dikenal sebagai Konsultan Desain pada DISPERINDAG Sumantera Barat dari tahun 2003. Beberapa buku yang telah ditulisnya dan diterbitkan oleh MRC. FPTK. IKIP adalah; Busana Anak (1989), Dasar Desain (1994), Desain Busana (1994), Perawatan Kulit (1997), Etika dan Estetika Berbusana (1997), Merias Wajah (1999) dan buku yang diterbitkan oleh DISPERINDAG SUMBAR; Desain Busana Muslim dan Cendera Mata (2003), Desain Blazer, Tunik dan Gamis (2007).

“Merita Yanita” dilahirkan di Padang tanggal 16 juli 1977. Menyelesaikan S1 di Jurusan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. Menjadi staf pengajar tetap pada Jurusan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Uiversitas Negeri Padang dari tahun 2006 dengan mata kuliah yang dibina Grooming dan Keserasian Berbusana, sebagai Guru tidak tetap di SMK Negeri 7 Padang (SMKI) dari tahun 2004 sampai sekarang.

E - 1