KUALITAS VISUM ET REPERTUM PERLUKAAN DI RSUD BANGKINANG PERIODE 1 JANUARI 2009 - 31 DESEMBER 2013

Annisa Abdi Ghifari Dedi Afandi Fifia Chandra [email protected]

ABSTRACT

In addition to treat patients , a doctor’s duty is also requested to make a written statement for justice importance that is called Visum et Repertum (VeR). VeR of injury for living victims is the most frequent form of assistance requested by investigating officers compared to other kinds of VeR. A good quality of VeR is required in view of its important role in litigation of a criminal offense. This study was aimed to understand the quality of VeR of injury in General Hospital of Bangkinang during 1st January 2009-31st December 2013. The research was an observational study using descriptive retrospective design. This study used Herkutanto’s scoring method towards 13 VeR substances. Samples of this study were all data of VeR of injury that had fulfilled inclusion criteria. The total of samples were 316 samples of VeR. This study suggested that the highest number of living victims of injury cases was 191 victims in age group 22-40 years old with the most frequent sex was male as many as 117 victims. The most frequent violence was blunt violence as many as 266 cases with the most frequent age group was 22-40 years old. The quality of VeR in preface was good quality, in body part was poor quality and in conclusion was medium quality. In general, quality of VeR of injury in General Hospital of Bangkinang during 1st january 2009-31st december 2013 was 50,93% that could be categorized as medium quality. Keywords: Visum et Repertum, injury, quality of VeR of injury

PENDAHULUAN kasus, terkadang penyidik meminta bantuan kepada ahli yang salah Tugas seorang dokter dalam satunya meminta kepada dokter untuk praktik sehari-hari, selain memberikan keterangan yang disebut mendiagnosis pasien, memberikan visum et repertum. pengobatan, dan perawatan pada Visum et repertum (VeR) pasien dengan penyakit yang adalah suatu surat keterangan tertulis dideritanya, namun juga melakukan dari seorang dokter (dalam pemeriksaan medik yang membantu kapasitasnya sebagai ahli) atas penegakan hukum baik pada korban permintaan resmi dari penegak hidup ataupun korban mati. Pada hukum yang berwenang tentang apa suatu kasus yang menyangkut nyawa yang ditemukan dan dilihat pada seseorang, saat proses perjalanan objek yang diperiksanya dengan JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015

1

mengingat sumpah atau janji ketika telah terdapat format yang sering menerima jabatan. Visum et repertum dipakai oleh dokter yang mengacu merupakan sebuah bukti dalam pada pendahulu dan pendiri peradilan yang jika dalam kedokteran forensik yang pembuatannya tidak benar bisa terdiri dari bagian Pro Justitia, bagian membawa dokter itu sendiri dalam Pendahuluan, bagian Pemberitaan, masalah.1 bagian Kesimpulan dan bagian Berkas VeR memiliki dasar Penutup. hukum atas dasar keadilan, dalam Walaupun sudah adanya format penegakan hukum dan sebagai bukti. yang sering dipakai oleh dokter atau VeR merupakan salah satu bentuk ahli forensik, masih banyak pelayanan kedokteran forensik yang pembuatan VeR dengan hasil buruk. dapat membantu dalam membantu Hasil penelitian yang dilakukan oleh bidang hukum. Kiswara R pada periode 1 Januari VeR yang diminta oleh 2009 – 31 September 2013 di RSUD penyidik tersebut biasanya dibuat Arifin Achmad juga mendapatkan oleh dokter spesialis forensik. Dokter hasil secara umum 37,75% yang spesialis forensik adalah dokter yang artinya VeR tersebut masih dalam telah mengambil spesialisasi dalam keadaan buruk.2 Hasil penelitian oleh bidang forensik dan medikolegal. Maulana R di RSUD untuk Penulisan VeR yang peiode 1 Januari 2008 – 31 Desember seharusnya dibuat oleh dokter 2012 hasilnya juga VeR perlukaan di forensik kebanyakan dibuat oleh RSUD Dumai hasil yang didapatkan dokter umum yang bukan merupakan adalah adalah sebesar 37,46% ± spesialisasi di bidang forensik 5,89% yang berarti berkualitas dikarenakan tidak meratanya ahli buruk.3 Hal ini dapat disebabkan oleh forensik di Indonesia. Hal ini yang kurangnya pengetahuan dokter yang membuat dokter umum harus bertanggung jawab atas pemeriksaan mengetahui dengan baik bagaimana yang dilakukannya.4 cara penulisan VeR yang baik. Kabupaten Kampar merupakan Dinas Kesehatan di Indonesia salah satu kabupaten di Provinsi sebenarnya telah memiliki dengan ibukotanya adalah Kota standarisasi untuk standar pelayanan Bangkinang. Rumah Sakit Umum di rumah sakit termasuk didalamnya Daerah (RSUD) Bangkinang standar pelayanan medikolegal. merupakan suatu sarana kesehatan Akreditasi dari sebuah rumah sakit milik pemerintah Kabupaten Kampar. bisa dinilai dari kualitas pelayanan RSUD Bangkinang menjadi tempat medikolegal yang bisa dilihat dari rujukan dimana banyak kasus-kasus bagaimana kualitas pelayanan VeR perlukaan yang terjadi akibat yang ada dirumah sakit tersebut. kekerasan, dll yang berasal dari Standar pelayanan medikolegal daerah-daerah yang berada di merupakan hal yang sangat penting Kab.Kampar. VeR yang terdapat di karena bersifat luas dan yuridis yang rumah sakit tersebut, VeR perlukaan bisa menentukan bagaimana nasib yang paling banyak jumlahnya seseorang. dengan kasus penganiayan yang Format penulisan VeR di terbanyak. Ahli forensik tidak Indonesia belum ditemukan didalam terdapat di RSUD Bangkinang ini, peraturan tertulis manapun. Namun jadi dokter umum yang berada di IGD JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015

2

yang membuat VeR dengan format Data yang dikumpulkan untuk pembuatan VeR yang berbeda-beda variabel unsur-unsur VeR diperoleh dan tidak sesuai dengan yang telah dari data sekunder yaitu dokumen ditentukan. VeR di bagian Kedokteran Forensik Berdasarkan uraian diatas, serta dan Medikolegal di RSUD belum pernah dilakukannya Bangkinang periode 1 Januari 2009 penelitian yang berhubungan dengan sampai dengan 31 Desember 2013. kualitas VeR di Bangkinang, Hasil penelitian disajikan dalam khususnya di RSUD Bangkinang. bentuk tabel, diagram maupun Maka peneliti tertarik untuk meneliti tekstular. Analisis data dari variabel kualitas VeR yang ada di RSUD unsur-unsur VeR dilakukan dengan Bangkinang,Riau. menggunakan metode skoring Herkutanto terhadap 13 unsur VeR. METODE PENELITIAN Ketigabelas unsur visum diberi skor 0, 1 dan 2 dengan nilai tertinggi 2, Penelitian ini merupakan sedangkan analisis deskriptif penelitian observasional dengan dilakukan terhadap data korban menggunakan pendekatan deskriptif perlukaan, jenis kekerasan, derajat retrospektif terhadap data visum et luka serta kualitas VeR. repertum perlukaan di RSUD Penelitian ini telah dinyatakan Bangkinang periode 1 Januari 2009 lulus kaji etik oleh Unit Etik Fakultas sampai dengan 31 Desember 2013. Kedokteran Universitas Riau Penelitian ini telah dilakukan di berdasarkan Surat Keterangan Lolos Instalasi Rekam Medis RSUD Kaji Etik no Bangkinang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. Populasi pada HASIL DAN PEMBAHASAN penelitian ini adalah seluruh data VeR perlukaan di RSUD Bangkinang Berdasarkan penelitian, jumlah periode 1 Januari 2009 sampai dengan VeR perlukaan periode 1 Januari 31 Desember 2013. Sampel yang 2009-31 Desember 2013 diperoleh digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 316 VeR seperti yang total sampling. digambarkan pada Gambar 1.

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015

3

90 82 80 78 78 70 60 50 50

40 Jumlah 30 28 20 10 0 2009 2010 2011 2012 2013 Tahun VeR Perlukaan

Gambar 1. Jumlah VeR korban hidup kasus perlukaan periode 1 Januari 2009- 31 Desember 2013.

1. Karakteristik korban perlukaan Dari 316 VeR korban Jenis kekerasan terbanyak hidup kasus perlukaan yang pada VeR korban hidup kasus dimintakan jumlah korban hidup perlukaan yang dimintakan adalah kasus perlukaan tertinggi terdapat jenis kekerasan tumpul sebanyak 266 pada kelompok usia 22-40 tahun korban (84,17%), kekerasan tajam sebanyak 191 korban, dimana 117 sebanyak 21 korban (6,64%), (37,02%) korban berjenis kelamin kekerasan tumpul dan tajam ada laki-laki dan 74 (23,01%) korban sebanyak 15 korban (4,74%) dan berjenis kelamin perempuan. Jadi, sisanya sebanyak 14 korban (4,43%) baik laki-laki maupun perempuan, tidak dicantumkan jenis kasus terbanyak terdapat pada kekerasannya. kelompok usia 22-40 tahun. Sedangkan yang terendah berada Jumlah semua kekerasan pada kelompok usia >60 tahun hanya terbanyak dialami oleh korban hidup ada 3 korban dan semuanya berjenis dengan jenis kelamin laki-laki yaitu kelamin laki-laki dan tidak satupun sebanyak 211 kasus (66,77%) dengan berjenis kelamin perempuan. jenis kekerasan tertinggi adalah kekerasan tumpul sebanyak 178 Jenis kelamin terbanyak pada VeR kasus, 12 kasus dengan kekerasan korban hidup perlukaan yang tajam, 9 kasus dengan kekerasan dimintakan adalah berjenis kelamin tajam dan tumpul, sedangkan 12 laki-laki dengan jumlah 211 korban lainnya tidak ada keterangan untuk (66,77%) sedangkan yang berjenis jenis kekerasannya. Jumlah kekerasan kelamin perempuan sebanyak 105 yang dialami oleh korban hidup korban (33,22%). berjenis kelamin perempuan

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015

4

berjumlah 88 kasus dengan jenis 2009-31 Desember 2013 dari semua kekerasan tumpul, 9 kasus dengan jenis kekerasan yang tertinggi berada jenis kekerasan tajam, 6 kasus dengan pada kelompok usia 22-40 tahun yang jenis kekerasan tajam dan tumpul, 2 berjumlah 191 kasus (60,44%) kasus selebihnya tidak ada keterangan dengan jenis kekerasan terbanyak jenis kekerasannya. ditemukan adalah kekerasan tumpul Berdasarkan kelompok usia, yang berjumlah 165 kasus (52%). jenis kekerasan yang dialami korban hidup kasus perlukaan yang Hal diatas dapat dilihat dalam dimintakan VeR di RSUD tabel 1 berikut ini : Bangkinang pada periode 1 Januari

Tabel 2. Gambaran korban hidup kasus perlukaan yang dimintakan VeR berdasarkan jenis kelamin Periode 1 Januari 2009- 31 Desember 2013

a

3. Derajat luka Dari 316 VeR perlukaan periode 1 Januari 2009-31 Desember 2013 yang dilakukan penelitian, sebanyak 44 pekerjaan jabatan/pencaharian untuk VeR perlukaan yang mencantumkan sementara waktu. Sedangkan 272 data data tentang derajat luka. Sebanyak VeR lainnya tidak mencantumkan 43 VeR dengan luka akibat derajat luka. penganiayaan (ringan) yang tidak 4. Kualitas VeR perlukaan menyebabkan gangguan dalam bagian pendahuluan pekerjaan sehari-hari. Hanya 1 VeR dengan luka akibat penganiayaan Kualitas VeR perlukaan bagian (berat) yang menyebabkan penyakit, pendahuluan di RSUD Bangkinang halangan dalam menjalankan periode 1 Januari 2009-31 Desember 2013 disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Kualitas VeR perlukaan bagian pendahuluan di RSUD Bangkinang periode 1 Januari 2009-31 Desember 2013

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015

5

Struktur VeR Unsur yang dinilai Rerata Skor Bagian Tempat pemeriksaan 2.00 Pendahuluan Waktu pemeriksaan 2.00 Data subyek 2.00 Data peminta pemeriksaan 2.00 Data dokter 2.00 Rerata skor total 2.00

Nilai kualitas bagian pendahuluan

= (2,00 × 1⁄ ) × 100% = 100 bagian2 pendahuluan yang Dari data di atas didapatkan menyebabkan seluruh dokter wajib kualitas VeR perlukaan bagian mengisi format tersebut. pendahuluan sebesar 100% yang Dibandingkan dengan bagian VeR berarti berkualitas baik. Hasil lainnya, bagian pendahuluan penelitian yang baik ini disebabkan mendapatkan nilai kualitas yang karena RSUD Bangkinang telah tertinggi. memiliki suatu standar penulisan VeR yang baik di bagian pendahuluannya. 5. Kualitas VeR perlukaan RSUD bangkinang memiliki format bagian pemberitaan penulisan VeR dimana untuk bagian pendahuluan telah terdapat seluruh Kualitas VeR perlukaan bagian aspek yang terdiri dari tempat pemberitaan di RSUD Bangkinang pemeriksaan, waktu pemeriksaan, periode 1 Januari 2009-31 data subjek yang diperiksa, data Desember 2013 disajikan dalam penyidik yang meminta visum, dan Tabel 3. data dokter yang memeriksa pada

Tabel 3. Kualitas VeR perlukaan bagian pemberitaan di RSUD Bangkinang periode 1 Januari 2009-31 Desember 2013 Struktur VeR Unsur yang dinilai Rerata Skor Bagian Anamnesis 0.00 Pemberitaan Tanda vital 0.00 Lokasi luka 1.00 Karakteristik luka 1.02 Ukuran luka 1.93 Pengobatan & perawatan 0.00 Rerata skor total 0.65 Nilai kualitas bagian pemberitaan

= (0.65 × 5⁄ ) × 100% = 32,85% Dari data di atas, setelah Bagian10 pemberitaan berisi laporan dilakukan skoring dan perhitungan hasil pengamatan dokter terhadap nilai kualitas VeR, diperoleh kualitas pasien yang diperiksa. Pada bagian ini VeR perlukaan bagian pemberitaan terdapat beberapa unsur seperti RSUD Bangkinang periode 1 Januari anamnesis, lokasi luka, karakteristik 2009-31 Desember 2013 bernilai luka, ukuran luka dan pengobatan dan 32,58% yaitu berkualitas buruk.. perawatan. Anamnesis, tanda vital, JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015

6

serta pengobatan dan perawatan keputusan.4 Tidak dicantumkannya merupakan unsur yang sealau bagian anamnesis, tanda vital, dan dicantumkan hampir secara lengkap pengobatan ini dapat disebabkan di prakter dokter sehari-hari.17 akibat format VeR yang sudah Namun, pada penulisan VeR dokter ditetapkan tidak dicantumkan bagian pemeriksa tidak menuliskan secara tersebut. terperinci dan lengkap ketiga unsur Pada penulisan deskripsi luka, tersebut, mereka mungkin belum unsur lokasi luka dan karakteristik memahami pentingnya ketiga unsur luka bernilai 49,84% dan 50,79% tersebut di dalam VeR. Di RSUD sedangkan unsur ukuran luka bernilai Bangkinang sendiri bahkan tidak 96,52%. Hal ini menunjukkan bahwa satupun VeR perlukaan tidak penulisan VeR perlukaan di RSUD dicantumkan bagian anamnesis, tanda Bangkinang pada unsur deskripsi luka vital, dan pengobatan tersebut. dan lokasi luka masih kurang lengkap Seharusnya keluhan dan riwayat dibanding unsur ukuran luka. penyakit korban sebagai hasil tindak pidana diduga kekerasan dicantumkan dalam anamnesis dan 6. Kualitas VeR perlukaan uraian mengenai tindakan perawatan, bagian kesimpulan indikasi dan kontraindikasi perawatan Kualitas VeR perlukaan bagian beserta temuannya dicantumkan ke kesimpulan di RSUD Bangkinang dalam pengobatan dan perawatan periode 1 Januari 2009-31 Desember agar tidak terjadi kesalahpahaman 2013 disajikan dalam Tabel 4. mengenai ketepatan dokter dalam menangani korban dan mengambil

Tabel 4. Kualitas VeR perlukaan bagian kesimpulan di RSUD Bangkinang periode 1 Januari 2009-31 Desember 2013 Struktur VeR Unsur yang dinilai Rerata Skor Bagian Jenis luka dan kekerasan 1.44 Kesimpulan Kualifikasi luka 0.79 Rerata skor total 1.11

Nilai kualitas bagian kesimpulan

= (1,11 × 8⁄ ) × 100% = 55,85% Dari data di atas diperoleh 16Sofistiawan (2014) pada bagian kualitas VeR perlukaan bagian kesimpulannya dengan hasil 64% kesimpulan periode 1 Januari 2009- yaitu berkualitas baik. Namun 31 Desember 2013 bernilai 55,85% dibandingkan penelitian VeR lainnya, yaitu berkualitas sedang. Berdasarkan penelitian Ramadhan (2014) bernilai hasil penelitian pada bagian 28,12% yaitu berkualitas buruk23 dan kesimpulan, didapatkan 11 VeR penelitian Kiswara (2014) bernilai (3.48%) berkualitas buruk, sedangkan 30,33% dan dikategorikan buruk2 302 VeR (95.56%) berkualitas sedang hasil penelitian VeR di RSUD dan hanya 3 VeR (0.94%) berkualitas Bangkinang ini relatif lebih baik. Hal baik. Hal ini sesuai dengan hasil ini dapat disebabkan sudah adanya penelitian yang dilakukan format standar penulisan VeR. JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015

7

Pada bagian kesimpulan, hanya pelakunya. Perumusan kualifikasi 3 VeR yang mencantumkan luka merupakan pendapat subyektif kualifikasi luka sesuai dengan dokter tentang derajat kecederaan rumusan pasal 351, 352, dan 90 korban yang menggambarkan KUHP. Sedangkan yang lainnya intensitas kerugian fisik yang sudah ada yang mencantumkan dideritanya. Dengan demikian, kualifikasi luka namun tidak sesuai kekeliruan dokter dalam penyimpulan dengan KUHP. Dibandingkan dengan kualifikasi luka secara benar dapat penelitian Ramadhan (2014) di menimbulkan ketidakadilan bagi RSUD R.M Pratomo yang sama korban maupun pelaku tindak sekali tidak ada yang mencantumkan pidana.4 VeR dikatakan baik bila kualifikasi luka23 dan penelitian unsur di dalam VeR tersebut Kiswara (2014) di RSUD Arifin memenuhi delik rumusan dalam Achmad hanya 3 VeR yang KUHP.5 Oleh karena itu, mencantumkan kualifikasi luka yang ketidaklengkapan bagian kesimpulan sesuai dengan rumusan pasal 351, dari VeR dapat mempengaruhi peran 352, dan 90 KUHP, dan yang lainnya VeR sebagai bahan pertimbangan tidak mencantumkan kualifikasi luka hakim dalam peradilan. sama sekali2. Rumusan ketiga pasal tersebut secara implisit membedakan derajat perlukaan yang dialami 7. Kualitas VeR perlukaan korban menjadi luka ringan, luka sedang, dan luka berat. Secara Kualitas VeR perlukaan di hukum, ketiga keadaan luka tersebut RSUD Bangkinang periode 1 Januari menimbulkan konsekuensi 2009-31 Desember 2013 disajikan pemidanaan yang berbeda bagi dalam Tabel 5.

Tabel 5. Kualitas VeR perlukaan di RSUD Bangkinang periode 1 Januari 2009-31 Desember 2013 Struktur VeR Rerata Skor Bobot Nilai Bagian pendahuluan 2.00 1 2.00 Bagian pemberitaan 0.65 5 3.25 Bagian kesimpulan 1.11 8 8.88 Total 14.13

Nilai kualitas VeR perlukaan 14.13 Dari data di atas, = setelah ( ⁄28) × 100%VeR perlukaan = 50,93% di RSUD Kepulauan dilakukan skoring dan perhitungan Meranti bernilai 50% yang berarti nilai kualitas VeR, diperoleh kualitas berkualitas sedang.27 Hasil yang sama VeR perlukaan di RSUD Bangkinang juga ditunjukkan pada penelitian periode 1 Januari 2009-31 Desember Satriawan (2014) yang 2013 adalah bernilai 50,93% yang memperlihatkan kualitas VeR berarti berkualitas sedang. Hasil ini perlukaan di RSUD Rokan Hulu relatif sama dengan penelitian Kubri bernilai 58,82% yang juga berarti (2014) yang memperlihatkan kualitas berkualitas sedang.28 JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015

8

Dari hasil penelitian, terlihat Januari 2009-31 Desember 2013 bahwa penulisan VeR perlukaan di adalah sebanyak 316 VeR. RSUD Bangkinang bernilai sedang. b. Berdasarkan kelompok usia, Dari 3 bagian VeR perlukaan, bagian jumlah korban hidup kasus pendahuluan berkualitas baik, bagian perlukaan yang tertinggi berada pemberitaan berkualitas buruk,dan pada kelompok usia 22-40 tahun bagian kesimpulan berkualitas yaitu sebanyak 191 korban sedang. Tidak adanya format yang (60,44%) sedangkan yang memenuhi standar penulisan VeR terendah berada pada kelompok perlukaan dan ketidaktahuan dokter usia >60 tahun sebanyak 3 korban akan unsur-unsur yang harus dinilai (0.94%) pada sebuah VeR dapat menjadi c. Gambaran korban hidup kasus faktor yang menyebabkan kualitas perlukaan berdasarkan jenis VeR belum baik.4 Baik, sedang, kelamin adalah kelompok jenis buruknya kualitas VeR yang dibuat kelamin laki-laki sebanyak 211 dokter dapat mengakibatkan fungsi korban (66,77%) dan jenis kelamin VeR sebagai alat untuk membantu perempuan sebanyak 105 korban hakim pada proses peradilan menjadi (33,23%). berpengaruh dalam menjatuhkan d. Jenis kekerasan yang paling pidana.29 banyak dimintakan VeR perlukaan Keterbatasan dalam penelitian yaitu jenis kekerasan tumpul ini adalah banyaknya data VeR sebanyak 266 kasus (84,18%). perlukaan di RSUD Bangkinang e. Kualitas VeR perlukaan bagian periode 1 Januari 2009-31 Desember pendahuluan periode 1 Januari 2013 yang sistem pengarsipannya 2009-31 Desember 2013 adalah kurang baik sehingga menyebabkan bernilai 100% yang berarti peneliti kesulitan dalam berkualitas baik. mengumpulkan data. Pengarsipan f. Kualitas VeR perlukaan bagian data tidak dalam suatu tempat pemberitaan periode 1 Januari walaupun berada dalam satu ruangan. 2009-31 Desember 2013 adalah Bahkan untuk data tahun 2009 bernilai 32,85% yang berarti pengarsipannya tidak berada di berkualitas buruk. ruangan rekam medik dikarenakan g. Kualitas VeR perlukaan bagian pada tahun 2009 baru dimulai kesimpulan periode 1 Januari pembuatan VeR di RSUD 2009-31 Desember 2013 adalah Bangkinang. Idealnya VeR harus bernilai 55,85% yang berarti disimpan selama 20 tahun untuk berkualitas sedang. kepentingan peradilan. 5 h. Kualitas VeR perlukaan di RSUD Bangkinang periode 1 Januari 2009-31 Desember 2013 adalah SIMPULAN DAN SARAN bernilai 50,93% yang berarti Berdasarkan hasil penelitian yang berkualitas sedang. diperoleh dari data VeR perlukaan di RSUD Bangkinang periode 1 Januari Berdasarkan hasil penelitian, 2009-31 Desember 2013, maka dapat penulis memberikan saran sebagai disimpulkan : berikut : a. Jumlah VeR perlukaan di RSUD a. RSUD Bangkinang diharapkan Bangkinang selama periode 1 agar dapat mengupayakan protap JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015

9

pembuatan VeR khususnya VeR petunjuk, nasehat, motivasi dan perlukaan yang memenuhi standar dorongan kepada penulis selama VeR yang baik bagi dokter yang penyusunan skripsi sehingga skripsi bekerja di Bagian ini dapat diselesaikan. Kegawatdaruratan. b. Diharapkan adanya pelatihan DAFTAR PUSTAKA mengenai pembuatan VeR khususnya mengenai VeR 1. Budiyanto A, Widiatmaka W, perlukaan bagi dokter-dokter Sudiono S,dkk. Ilmu umum IGD di RSUD Bangkinang. kedokteran Forensik. Jakarta c. Diharapkan bagi dokter umum : Bagian Kedokteran Forensik IGD agar mempertahankan hasil Fakultas Kedokteran baik di bagian pendahuluan. Indonesia.1997 d. Diharapkan bagi dokter umum IGD agar membuat VeR perlukaan 2. Kiswara R. Kualitas visum et bagian pemberitaan secara lengkap repertum perlukaan di RSUD yang memuat hasil pemeriksaan Arifin Achmad Pekanbaru yang didapat yaitu terdiri dari periode 1 Januari 2009 – 30 anamnesis, tanda vital, lokasi luka, Desember 2013 [skripsi]. karakteristik luka, ukuran luka, Pekanbaru: Universitas Riau; pengobatan dan perawatan. 2014 e. Diharapkan bagi dokter umum IGD agar membuat VeR perlukaan 3. Maulana R. Kualitas visum et bagian kesimpulan secara lengkap repertum perlukaan di RSUD yaitu terdiri dari kesimpulan jenis Dumai periode 1 Januari 2008 luka dan kekerasan serta – 30 Desember 2012 [skripsi]. kualifikasi luka. Pekanbaru: Universitas Riau; f. Diharapkan tersedianya tempat 2014 penyimpanan VeR yang baik di RSUD Bangkinang. 4. Afandi, D. Visum et Repertum g. Pada peneliti selanjutnya Perlukaan: Aspek diharapkan agar melakukan Medikolegal dan Penentuan penelitian tentang faktor-faktor Derajat Luka. Maj Kedokt yang mempengaruhi kualitas VeR. Indon. 2010 April 4;60(4):188-195 UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima 5. Afandi, D. Visum et repertum kasih dan penghargaan kepada pihak : Tata laksana dan teknik Fakultas Universitas Riau, Dedi pembuatan. Pekanbaru: UR Afandi, S.Ked, dr, D.F.M, Sp.K.F.L, Press, Juni 2011 Dr,Ked dan Fifia Chandra,SKM, 6. Satyo AC. Aspek MKM selaku Pembimbing, Tegar Medikolegal Luka pada Indrayana, S.Ked, dr, Sp.K.F.L dan Forensik Klinik. Majalah Suyanto, S.Ked, dr, M.P.H selaku Kedokteran Indonesia. dosen penguji, beserta Ilhami Romus, 2006;39(4): 430-432. S,Ked, dr, Sp.PA. M selaku supervisi yang telah memberikan waktu, 7. Bagian Ilmu Kedokteran pikiran, perhatian, bimbingan, ilmu, Forensik dan Medikolegal JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015

10

Fakultas Kedokteran Indonesia. Ilmu Kedokteran 14. Dahlan S. Pembuatan visum et Forensik. Jakarta, 1997 repertum. Semarang: Badan Penerbit Universitas 8. Dahlan S. Ilmu kedokteran Diponegoro, 2007. forensik pedoman bagi dokter dan penegak hukum. 15. Hanafiah J. Etika kedokteran Semarang: Badan Penerbit dan ilmu kesehatan. Jakarta: Universitas Diponegoro, 2007 EGC, 1999

9. American College of 16. Herkutanto. Peningkatan Surgeons. Advanced trauma kualitas pembuatan visum et life support for doctors. repertum (VeR) kecederaan di Student course manual eighth rumah sakit melalui pelatihan edition. Chicago: American dokter unit gawat darurat College of Surgeons, 2008. (UGD). JPMK. 2005;8(3):163-9. 10. Sheerwood L. Fisiologi manusia : dari Sel ke Sistem. 17. Roy J, Afandi D, Mukhyarjon. Edisi 2. Jakarta: EGC, 2001. kualitas hasil Visum et Repertum di RSUD 11. Amir A. Rangkaian ilmu ArifinAchmad periode 1 kedokteran forensik. Edisi ke- Januari – 30 September 2007. 2. Jakarta : Ramadhan, 2005. Jurnal Ilmu Kedokteran. 2008 Mar, 2 (1) : 19 – 22. 12. Nuraga RA. Perbedaan tingkat pengetahuan dokter 18. Afandi D. Visum et repertum umum tentang visum et pada korban hidup. Jurnal repertum : Di kota yang Ilmu Kedokteran. terdapat dokter spesialis 2009;3(2):79-84. forensik dan yang tidak terdapat dokter spesialis 19. Idram A. Prosedur forensik di kota-kabupaten pemeriksaan forensik klinik provinsi Jawa Tengah. kasus perlukaan. Simposium Semarang: Universitas Visum et Repertum korban Diponegoro. 2012. hidup pada kasus perlukaan dan keracunan di rumah sakit. 13. Atmadja DS. Simposium Jakarta: RS Mitra Keluarga tatalaksana Visum et Kelapa Gading, 2004. Repertum korban hidup pada kasus perlukaan dan 20. Sjamsuhidajat R, Jong W. keracunan di rumah sakit. Buku ajar ilmu bedah. Jakarta Jakarta: RS Mitra Keluarga : EGC, 2003. Kelapa Gading, Rabu 23 Juni 2004. 21. Herkutanto. Kualitas visum et mempengaruhinya. Jakarta: repertum perlukaan di Jakarta Majalah Kedokteran dan faktor yang Indonesia. 2004;54(9):335-60 JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015

11

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ 22. Roy J. Kualitas Visum et pubmed/1635092 Repertum Perlukaan di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru 26. Barash DP. Evolution. males, periode 1 Januari 2004 – 30 and violence. 2002. [cited September 2007 [skripsi]. 2014 Nov 5]. Available Pekanbaru: Universitas Riau; from:www.physics.ohiostate. 2007 edu/~wilkins/writing/Assign/ so/male-violence.html 23. Ramadhan FT. Visum et Repertum perlukaan di RSUD 27. Kubri A. Visum et Repertum R.M Pratomo Bagan Siapi-api perlukaan di RSUD periode 1 Januari 2009 – 31 Kepulauan Meranti periode 1 Desember 2013 [skripsi]. Januari 2010 – 31 Desember Pekanbaru: Universitas Riau; 2013 [skripsi]. Pekanbaru: 2014 Universitas Riau; 2014

24. Erickson E. Erick erickson. 28. Satriawan RR. Visum et 2011. [cited 2014 Nov 5]. Repertum perlukaan di RSUD Available from: Rokan Hulu periode 1 Januari http://psikologi.net/erik- 2009 – 31 Desember 2013 erikson/ [skripsi]. Pekanbaru: Universitas Riau; 2014 25. Kellerman Al, Mercy JA. Men, women and murder: 29. Herkutanto, Pusponegoro AD, gender-specific differences in Sudarmo S. Aplikasitrauma- rates of fatal violence and related injury severity score victimization. J Trauma. 1992 (TRISS) untuk penetapan Jul;33(1):1-5. [cited 2014 Nov derajat luka dalam kontek 5]. Available from: medikolegal. J I Bedah Indonesia. 2005;33(2):37-43.

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015

12