PB 1 Lima Simpul Satu Cinta 2 3 Lima Simpul Satu Cinta 2 3

T A I A E K E S R N E O P D N

I

Lima Simpul Satu Cinta

Kisah Inspiratif Gerakan Indonesia Bersatu di Kementerian Keuangan Republik Indonesia 4 5

Pengarah: Hadiyanto Penanggung Jawab: Dini Kusumawati Kontributor: Sri Mulyani Indrawati, Hadiyanto, Askolani, Andin Hadiyanto, Sumiyati, Rionald Silaban, Mochamad Agus Rofiudin, Robert Leonard Marbun, Sudarto, Nufransa Wira Sakti, Aan Almaidah Anwar, Achmat Subekan, Acwin Hendra Saputra, Agus Suharsono, Aji Kusumo Ardi, Alexander Zulkarnain, Andi N. S. Kuncoro, Andi Zulfikar, Anis Tahyati, Anugrah Roby Syah Putra, Arfan Udi Winasis, Bayu Arti Nugraheni, Bintang Harry Jonathan Tua Sitorus, Budhi Diterbitkan oleh Setyawan, Budhi Sutrisno, Casman, Dara Puspitaningrum, Kementerian Keuangan Dedhi Suharto, Deni Herdianto, Desrianza, Dini Kusumawati, Republik Indonesia Drajad Ulung Rachmanto, Dwi Erlina Wati, Edmalia Gedung Djuanda I lt. 3, Rohmani, Eko Pandu Pranoto, Fajar Sidik, Fajrin Agustian, Jl. Dr. Wahidin Raya No. Fitri Rahmawati, Haryo Seno, Helbert Sinaga, Hera Khaerani, 1, Jakarta Pusat, 10710 Jamila Lestyowati, Joshua Ivan Winaldy Simanungkalit, Kuntoro, Lili Mutiary, Mayu Sara Anggita, Muchammad www.kemenkeu.go.id Fanani Ardiansyah, Muhammad Hafizullah Lubis, Muhammad Fauzan Rahmanto, M. C. Kinanti Raras Ayu, M. Rizky ISBN 978-623-91806-1-4 Rahardika Hartono, Nimashita Ichtiaty, Nurma Kasa Juliati, Nur Imroatun Sholihat, Penny Febriana, Poniman, Rosa Irawati Djaelani, Ruly Ardyansyah, Satria Hadi Lubis, Sedardjuningsih, Siti Mulyanah, Sri Suhartini, Tanda Setiya, Tatiana Jatrina Lima Simpul Satu Cinta Prasasti, Teddy Ferdian, Undani, Wahda Fajar Arizka, Wawan Ismawandi, Wieka Wintari, Wilda Hutari, Yohanes Supriyanto/ Kak Yo Tim Seleksi: Komunitas Sastra Kemenkeu (Alexander Zulkarnain, Budhi Setyawan, Suwandi, Pringadi Abdi Surya, Lila Saraswaty, Dhimas Wisnu Mahendra, Budianto Napoh, Budhi Sutrisno, Denny Hidayat, Edmalia Rohmani, Nugroho Putu Warsito, M. Agung Triwijaya, Undani, Arief Rahman Hakim, Imam Dwi Yulianto) Editor: Dedi Riswandi, Dodi Purnomo Sidi, Cecep Hedi Herdiman, Didit Hidayat, Endi Hazar, Danang Endrayana S. Q., Candra Riasari, Arif Musafa, Rifki Patra Ufasah, M. Azka Ahdi, Desmiwarni, Luh Putu Rina Maharani, Amalia Nursadrina Putri Desain Cover dan Layout: Venggi Obdi Ovisa Foto: Resha Aditya Pratama, Biro Komunikasi dan Layanan Informasi 4 5

“Bahasa indah dalam antologi Lima Simpul Satu Cinta ini membuat saya tersentuh dan terinspirasi. Tersirat banyak cerita, kenangan, dan luapan rasa atas perjalanan hidup dan berkarya dalam sebuah integritas dan pengabdian bagi ibu pertiwi. Sebuah karya memikat yang sangat menarik untuk dibaca dan dinikmati, khususnya sebagai pengingat bagi kami, generasi penerus bangsa ini.”

(Maudy Ayunda, Penyanyi-Pencipta Lagu, Aktris, Penulis, Calon Pendidik)

“Setiap tetes puisi itu terbit dari perjalanan menyelami diri, untuk menggali makna realitas yang tampak dan yang tak tampak. Karena itu apa yang kita genggam di buku ini adalah perahan nilai Kemenkeu dalam tuturan puitis. Sebuah upaya literasi yang patut diapresiasi.”

(Ahmad Fuadi, Penulis)

“Lima Simpul Satu Cinta itu ungkapan simbolik yang bagus menjadi judul kumpulan puisi. Para penulis di dalam buku ini bukan penyair dan mungkin tak ada yang tertarik menjadi penyair yang hidupnya penuh risiko. Tapi mereka berpuisi karena begitulah warisan kearifan tradisi komunikasi yang indah, lentur dan simbolis tapi ekspresif, tersembunyi tapi nyata, dan tetap terpelihara dalam tradisi lisan kita. Di sini puisi dipilih sebagai cara berkomunikasi, cara berbagi nilai, cara menyemai harapan dan cita-cita, Lima Simpul Satu Cinta dan cara menularkan segenap kebajikan yang memang wajib ditularkan. Kita berpuisi untuk menunjukkan bahwa belajar−dengan susah payah−bisa mengubah diri kita, mengubah dunia kita. Lewat puisi kita perlihatkan bahwa gagasan besar−revolusi mental−yang kedengarannya tak tersentuh itu, pelan-pelan bisa kita tampilkan dalam kerja rutin, kerja sehari-hari dalam hidup kita. Dari sana kita belajar membangun integritas. Dan kita pun berpuisi tentang Pantas, tentang Huruf Alif, tentang Tikus!, tentang Bakti Kecil. Tapi juga Semestinya, Integritas itu Aku, Kisah Cintaku pada Integritas, dan tidak boleh lupa puisi Integritas, yang teguh dalam hidup: lakukan apa yang kita ucapkan, tegaskan apa yang kita lakukan. Puisi pilihan cara mengatakan dan buku ini telah memilih apa yang harus dipilih.”

(Mohamad Sobary, Budayawan) 6 7

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada Kementerian Keuangan sehingga dapat terus menjalankan amanah untuk menjadi pengelola keuangan negara dalam rangka mewujudkan perekonomian Indonesia yang produktif, kompetitif, inklusif, dan berkeadilan untuk mendukung visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden: ”Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.

Lima Simpul Satu Cinta Dengan posisi strategis dalam rangka ikut mewujudkan cita-cita bangsa dan menjadi penggerak ekonomi yang menjadi tulang punggung pembangunan bangsa, diperlukan komitmen jajaran Kementerian Keuangan untuk memiliki integritas dengan iktikad menjaga profesionalisme, mampu bekerja secara sinergis, memiliki jiwa pelayan, dan selalu berikhtiar menuju kesempurnaan. Oleh karena itu, nilai-nilai Kementerian Keuangan yang juga sejalan dengan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang diinstruksikan oleh Presiden Republik Indonesia, menjadi sesuatu yang esensial.

Buku “Lima Simpul Satu Cinta: Antologi Puisi Nilai-Nilai Kementerian Keuangan Republik Indonesia” ini disusun dari sekumpulan hasil kontemplasi jajaran Kementerian Keuangan dalam mengolah kata dan rasa dari pergolakan prinsip hidup, tantangan, dan harapan dalam 6 7

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Rangkaian puisi yang disajikan, diharapkan tidak hanya dapat dinikmati, tapi juga sebagai sarana untuk kita kembali meresapi nilai-nilai Kementerian Keuangan agar terus tertanam dan menjadi perilaku khas yang nantinya dapat kembali menggugah dan menggerakkan hati dan diri untuk terus memberikan kinerja terbaik bagi Republik ini.

Ucapan terima kasih dan penghargaan disampaikan kepada seluruh penulis, penanggung jawab, tim seleksi, editor, desainer grafis, yang telah berhasil menyusun buku ini. Diharapkan dengan adanya buku ini akan menjadi energi positif untuk terus berkarya bagi seluruh jajaran Kementerian Keuangan. Lima Simpul Satu Cinta

Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Hadiyanto 8 9

DAFTAR ISI

YANG TAK SERENTAK TAMPAK NAMUN BERDAMPAK ...... 13 Lima Simpul Satu Cinta - Sri Mulyani Indrawati ...... 16

Integritas

Menjelang Senja – Sumiyati...... 21 Integritas – Rionald Silaban...... 23 Covid-19 dan Integritas – Mochamad Agus Rofiudin...... 24 Integritas – Undani...... 26 Tertuju Arah – Muhammad Hafizullah Lubis...... 27 Catatan Kecil Untuk Anakku – Desrianza...... 28 Lima Simpul Satu Cinta Pena Rancap Lelaki Tua – Haryo Seno...... 29 Manusia Baik – Dara Puspitaningrum...... 31 Jalan Integritas – Tanda Setiya...... 33 5 Haiku – M. Rizky Rahardika Hartono...... 35 Integritas Tanpa Batas – Achmat Subekan...... 36 Hati Bicara – Wawan Ismawandi...... 38 Laksana – Wahda Fajar Arizka...... 40 Menguji Nurani – Siti Mulyanah...... 42 Kobaran Integritas Dalam Tangis – Wieka Wintari...... 44 Kembara Jiwa – Deni Herdianto...... 46 Kisah Cintaku dengan Integritas – Muhammad Fauzan Rahmanto...... 48 Integritasku Kendaraan Hidupku – Dwi Erlina Wati...... 49 8 9

Integritas Itu Aku – Aji Kusumo Ardi...... 51 Riwayat Sekuntum Bunga Bangsa – Anugrah Roby Syah Putra...... 52

Ketika Hati Tergoda – Rosa Irawati Djaelani...... 53 Huruf Alif – Anis Tahyati...... 54 Semestinya – Alexander Zulkarnain...... 55 Indonesia Tanpa Gratifikasi – Drajad Ulung Rachmanto...... 56 Jujur yang Luntur – Mayu Sara Anggita...... 58 Bakti Kecil – Nur Imroatun Sholihat...... 59 Pantas – Muchammad Fanani Ardiansyah...... 60 Setia Memegang Janji – Jamila Lestyowati...... 61 Tikus! – Arfan Udi Winasis...... 64 Nalar yang Tersisa – Wilda Hutari...... 65 Diri yang Lusuh – Ruly Ardyansyah...... 66 Batas Integritas – Budhi Sutrisno...... 67

Profesionalisme Lima Simpul Satu Cinta

Harapan – Hadiyanto...... 73 Delayering – Dini Kusumawati...... 74 Menanam Kebaikan – Undani...... 75 Bima – Casman...... 76 Siapa Dia? – Teddy Ferdian...... 78 Tarian di Pagi yang Mengagumkan – Fajrin Agustian...... 80 Rantau – Wahda Fajar Arizka...... 81 Perihal Bekerja – Penny Febriana...... 82 Kembali Pulang – Acwin Hendra Saputra...... 83 Tanggung Jawab – Helbert Sinaga...... 85 10 11

Menjaga Kiprah yang Berdampak – Drajad Ulung Rachmanto...... 87

Raga – Nimashita Ichtiaty...... 89 Selesai, Bos – Eko Pandu Pranoto...... 90 Di Atas Panggung Ini – Edmalia Rohmani...... 91

Sinergi

Bangsaku Berjuang, Pandemi Pun Terbang – Askolani...... 97 Sinergi Itu Nyata: Kepada Kawanku di Kemenkeu – Sudarto...... 99 Synergy in Tough Times – Lili Mutiary...... 101 Aku, Kamu, dan Kita – Yohanes Supriyanto (Kak Yo)...... 102 Pepatah Lama – Muhammad Hafizullah Lubis...... 103 Harmoni Pelangi – Desrianza...... 104 Sinergi Itu Pasti – Bintang Harry Jonathan Tua Sitorus...... 105 Indahnya Sinergi – Teddy Ferdian...... 106 Rumah Cinta – Deni Herdianto...... 107 Bait Tentang WFH – Kuntoro...... 108 Biduk Kertas – Eko Pandu Pranoto...... 109

Lima Simpul Satu Cinta Bilik Kecil di Rumah Kedua – Drajad Ulung Rachmanto...... 110 Sinergi – Sri Suhartini...... 112 Tangan – Bayu Arti Nugraheni...... 114 Gerigi – Budhi Sutrisno...... 115 Eratkan Genggam – Budhi Setyawan...... 116 Iktibar Alam – Hera Khaerani...... 117

Pelayanan

Untuk Negeriku – Nufransa Wira Sakti...... 123 Aku Masih Berjuang – Robert Leonard Marbun...... 124 Inilah Kami – Fajar Sidik...... 125 10 11

Kisah Suatu Ketika – Teddy Ferdian...... 127 Pelayananmu, Ibu – Achmat Subekan...... 129 Tetes Pengorbanan – Tanda Setiya...... 131 Melayani Lebih Sungguh – Bintang Harry Jonathan Tua Sitorus...... 133 Menolak Terkekang – Aji Kusumo Ardi...... 134 Di Balik Kaca – Penny Febriana...... 135 Bukan Tank, Lain Artileri – Andi N. S. Kuncoro...... 136 Kasih Dalam Sebuah Kisah – Drajad Ulung Rachmanto...... 137 Senyumku Pada Negeri – M. C. Kinanti Raras Ayu...... 139 Melayani Setulus Hati – Dwi Erlina Wati...... 140 Abdi Saja – Nurma Kasa Juliati...... 141 Sang Hamba – Ruly Ardyansyah...... 142 Ingin Hidup Seperti Apa – Joshua Ivan Winaldy Simanungkalit...... 143 Kita Adalah Lebah Pekerja – Budhi Setyawan...... 145

Kesempurnaan Lima Simpul Satu Cinta Jalan Bernama Pikiran – Andin Hadiyanto...... 151 Belajar Tanpa Titik – Dara Puspitaningrum...... 153 Kesempurnaan – Sedardjuningsih...... 154 Bahagia, Sempurna – Fitri Rahmawati...... 156 Kesempurnaan – Agus Suharsono...... 157 Menyapa Angin – Aan Almaidah Anwar...... 158 Di Balik Kesempurnaan – Teddy Ferdian...... 160 Sempurna Seutuhnya – Bintang Harry Jonathan Tua Sitorus...... 162 Surat Dari Kupu-Kupu – Deni Herdianto...... 163 Jadilah Terang – Tatiana Jatrina Prasasti...... 164 Akan Sampai – Andi Zulfikar...... 166 Kami Tak Pernah Sempurna – Dedhi Suharto...... 167 12 13

Jalan Menuju Tuhan – Poniman...... 168 Kapitalisasi – Eko Pandu Pranoto...... 170 Semesta Bercerita – Mayu Sara Anggita...... 171 Jiwa yang Tak Sempurna – Ruly Ardyansyah...... 172 Lihat Aku Lebih Dekat – Budhi Sutrisno...... 173 Hidup Ini Mulia, Dik .... – Satria Hadi Lubis...... 174 Pertanyaan Tanpa Henti – Edmalia Rohmani...... 175

PROFIL KONTRIBUTOR...... 176 Lima Simpul Satu Cinta 12 13

YANG TAK SERENTAK TAMPAK NAMUN BERDAMPAK

Perubahan dan ketidakpastian tak dapat kita hindarkan, tetapi mampu untuk menghadapinya atau menyerah karenanya adalah sebuah pilihan yang dapat kita putuskan dan perjuangkan.

Menjadi garda terdepan dalam pengelolaan keuangan negara bukanlah perkara gampang. Dibutuhkan fondasi yang kuat agar kita dapat bergerak dengan tepat. Fondasi yang tak langsung terlihat wujudnya tapi begitu vital perannya. Nilai-nilai. Kita beruntung, pada tahun 2011 jajaran pimpinan Kementerian Keuangan bersama-sama berkomitmen dan mencurahkan pemikirannya hingga akhirnya terciptalah nilai-nilai yang digali, diidentifikasi, dan diformulasikan dari praktik-praktik nyata. Nilai-nilai yang tak hanya

Lima Simpul Satu Cinta menjadi suatu hal yang fundamental tapi juga menyatukan, sebagai satu keluarga, Kementerian Keuangan. Integritas, profesionalisme, sinergi, pelayanan, dan kesempurnaan. Menjadi satu rangkaian simpul pengikat dalam mengabdi, bekerja, dan bersikap.

Dalam tataran nasional, simpul-simpul yang telah mengikat dan menguatkan kita pun ternyata sejalan dengan semangat dari nilai-nilai esensial Revolusi Mental, yaitu Integritas, Etos Kerja, dan Gotong Royong. Baik nilai-nilai Kementerian Keuangan maupun nilai-nilai esensial revolusi mental, dimulai dengan nilai yang sama, Integritas. Dari nilai tersebut, terkandung makna bahwa dalam berpikir, berperilaku, dan bertindak, kita melakukannya dengan baik dan benar, serta memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral. 14 15

Etos kerja, nilai esensial kedua dari revolusi mental, tecermin dalam profesionalisme kita dalam bekerja secara tuntas dan akurat berdasarkan kompetensi terbaik dan penuh tanggung jawab, serta komitmen yang tinggi, memberikan pelayanan terbaik untuk memenuhi kepuasan pemangku kepentingan dan dilaksanakan dengan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat, dan aman, yang itu semua kita lakukan sebagai ikhtiar untuk menuju kesempurnaan, melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi dan memberikan yang terbaik.

Gotong royong, nilai luhur yang sudah ada sejak zaman nenek moyang kita, terejawantah dalam sinergi kita untuk membangun dan memastikan hubungan kerja sama internal yang produktif, serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan, untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas.

Nilai-nilai tak bisa terlepas dari sasaran utamanya, yaitu mental. Melihat ke belakang, Presiden pertama Republik ini, Soekarno, pernah menyampaikan pada tahun 1957 bahwa revolusi mental adalah perjuangan besar, bukan perjuangan kecil, yaitu sebuah perjuangan untuk mengubah cara pandang, cara pikir, sikap, perilaku, dan cara kerja untuk menggembleng manusia Indonesia menjadi manusia baru yang

Lima Simpul Satu Cinta berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala. Pun, dengan spirit yang sejalan, Menteri Keuangan Radius Prawiro pada tahun 1987 pernah mengutarakan bahwa reformasi mental adalah bagian terpenting dari reformasi pajak.

Tahun demi tahun, perjuangan Kementerian Keuangan untuk terus membangun dan mengokohkan sistem yang lebih baik terus berjalan. Reformasi birokrasi yang masif pada tahun 2007, penetapan nilai-nilai Kementerian Keuangan pada tahun 2011, adanya program budaya pada tahun 2013, lalu tersusunlah cetak biru program reformasi birokrasi dan transformasi kelembagaan pada tahun 2014 yang sampai dengan sekarang terus dimatangkan untuk dapat menjawab tantangan dan perubahan zaman, ke arah digital. 14 15

Program yang sudah sejalan dengan semangat nasional ini, mengantarkan kita pada perbaikan dan kemajuan yang akan membuat kita senantiasa optimis dan bangkit dalam menghadapi beraneka kondisi yang tak pasti. Dan sejauh apa pun jalan yang mampu kita tempuh, seberapa pun capaian yang telah dan akan kita rengkuh, semuanya tetap dengan fondasi yang sama, dengan simpul pengikat yang sama, dengan satu cinta yang sama, untuk Indonesia Lima Simpul Satu Cinta 16 17

Lima Simpul Satu Cinta SRI MULYANI INDRAWATI MENTERI KEUANGAN

Adakah yang lebih indah dari warna-warni pelangi di ujung mega? Itulah harga atas kesabaran melewati angin badai dan amuk hujan

Adakah yang lebih benderang melebihi seberkas cahaya di ujung lorong yang gulita? Meski gelapnya membutakan mata hingga rasa takut menyergap seketika namun harapan yang membuncah menyalakan bara di relung dada Lima Simpul Satu Cinta Lima Simpul Satu Cinta Adakah yang lebih damai melampaui keanggunan sebulir embun yang bersemayam di atas dedaunan di pagi hari? Itulah ganjaran atas ketabahan bertahan dalam pelukan malam yang dingin menusuk tulang 16 17

Kadang, hadiah tak selalu hadir dalam kotak berpita Ia datang dalam bentuk rupa-rupa

Di jantung Republik ini ia hadir berwujud lima simpul yang keteguhannya sedang diuji Akankah terjalin harmoni Mengikat bermacam-macam ingin dan beragam-ragam angan Aparatur negara yang mendamba asa Ataukah berakhir sumbang

Lima Simpul Satu Cinta dalam nada-nada yang tak lagi seirama?

Cinta memang bukan sekadar kata-kata Jangan pernah merasa lelah untuk membuktikannya 18 19 Lima Simpul Satu Cinta 18 19 Lima Simpul Satu Cinta 20 21 Lima Simpul Satu Cinta Lima Simpul Satu Cinta 20 21

Menjelang Senja

SUMIYATI, INSPEKTUR JENDERAL

Menjelang senja Menikmati indahnya langit biru Semilir angin bertiup Menerpa helai rambut yang mulai memutih Ditemani kicau burung nan merdu Melihat ikan bercengkerama di kolam nan bening Terasa sejuk dan tenteram di hati

Rasa ini ... Kebahagiaan hakiki Adanya di hati ... Tidak dapat kita nikmati Bila kita tidak mensyukuri karunia Ilahi Lima Simpul Satu Cinta Mari kita bersama ... Jaga hati Jaga pikiran Jaga sikap Bersatu padu dalam melangkah dengan satu rasa Tidak ada dusta Agar kita dapat menjadi orang yang bermakna Bagi keluarga, nusa, dan bangsa

Harta yang paling berharga adalah keluarga Bukan emas dan permata Mereka harus dirawat dan dijaga Bukan hanya raga, jiwa, namun juga rasa Agar mereka menjadi orang yang berharga 22 23

Perjalanan hidup penuh liku Terkadang terjal, penuh onak dan duri Halang rintang terus menantang Terpaan badai kadang terjadi Cinta, kesetiaan yang tulus, komitmen yang tinggi dan konsisten Akan menegakkan nilai-nilai kebenaran Dan menjaga integritas dalam berkarya

Hidup manusia di dunia hanya sementara Waktu yang diberikan kepada kita tidaklah lama Kita tidak tahu kapan saat itu tiba ... Janganlah waktu yang sangat berharga Berlalu dengan sia-sia Berikan karya terbaik untuk bangsa dan negara Hingga akhir masa Lima Simpul Satu Cinta Lima Simpul Satu Cinta 22 23

Integritas

RIONALD SILABAN, KEPALA BPPK

Kita adalah apa yang kita perbuat Ketika kata hanya menuntun apa yang hendak kita capai Perbuatanlah yang menetapkan keberadaan kita Lakukan apa yang kita ucapkan Tegaskan apa yang kita lakukan Lima Simpul Satu Cinta 24 25

Covid-19 dan Integritas

MOCHAMAD AGUS ROFIUDIN, KEPALA LNSW

Indonesia yang kucinta tengah dirundung wabah virus korona menyebar ke mana-mana pemerintah bahu-membahu tak kenal lelah keselamatan, kesehatan, dan ekonomi jadi prioritas utama

***

banyak hikmah di balik wabah bagi siapa yang menyadarinya jadikan korona sebagai muhasabah refleksi bangun perubahan ke depannya

*** Lima Simpul Satu Cinta Lima Simpul Satu Cinta keselamatan menjadi taruhan kesehatan menjadi harapan ekonomi menjadi tumpuan keadilan sosial menjadi tujuan gotong royong menjadi kekuatan disiplin menjadi daya tahan

APBN menjadi penopang belanja menjadi transparan pendapatan menjadi sasaran pertanggungjawaban menjadi perhatian Perppu menjadi acuan 24 25

Kemenkeu menjadi pemeran pengelolaan keuangan menjadi prudent keuangan negara menjadi terselamatkan penyelewengan menjadi terhindarkan krisis ekonomi tidak menjadi kenyataan

Integritas menjadi landasan cinta tanah air menjadi pembuktian kedaulatan menjadi jaminan

***

guratan wajah yang tak pernah lelah dari rasa cinta yang tak pernah luluh bekerja sekuat tenaga tak peduli peluh

Lima Simpul Satu Cinta dengan semangat yang terus menyengat menjawab tantangan yang terus meningkat merawat kepercayaan yang teramat keramat

perhatian tulus meskipun dalam serius jangkauan kolaborasi dipintal dan diurus kredibilitas dijawab tuntas dan bernas

sistem ditata, organisasi dikelola, SDM dibina inovasi bukan barang langka prestasi bukan sekadar prestise apresiasi menjadi bukti

( Jakarta, 19 Juni 2020) 26 27

Integritas

UNDANI, KPU BC TIPE B BATAM - DJBC

‘’Integrity is doing the right thing, even when no one is watching’’

Begitulah pakar memberi definisi pada sebuah kata, integritas Ia bukan hanya formalitas yang menjadi dengung di atas kertas Atau sekadar panggung unjuk pentas agar dinilai berkelas Mengejar kepentingan dengan mengindahkan moralitas Bukan pula jargon kosong seperti air di daun talas

Integritas itu bangunan ihsan Kesadaran hati penuh kerelaan Berbuat baik meski orang lain tidak hiraukan Fondasinya nilai keikhlasan, dindingnya ketulusan Beratap harapan agar Tuhan mencatat sebagai kebaikan

Lima Simpul Satu Cinta Integritas itu busana yang dijahit laksana selendang Sandang yang membuat insan terpandang Benangnya berpintal iman, kepercayaan yang dirajut ingatan Mewarnai setiap renda kebahagiaan Menyulam menutup aurat dan bias keindahan

Integritas adalah sumbu motivasi Layaknya petani yang menjaga hati ketika menanam padi Memberi pupuk penuh nutrisi, berharap agar panen bestari Menyingkirkan ulat ilalang menjaga subur dan indah ladang Menanam kebaikan, menebar keikhlasan demi hijau sawah yang diamanatkan

(Sorong, 26 Maret 2020) 26 27

Tertuju Arah MUHAMMAD HAFIZULLAH LUBIS, SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK, SEKRETARIAT JENDERAL

Pancaran terik mencambuk peluh Embusan langkah berderai debu Rumpun buluh bercabang satu Arahnya ke mana pastilah tahu

Jauh badan pergi merantau Menyeberang laut yang sulit dijangkau Ingin hati mencabut racau Sayang lelap bertabur silau

Kalau lidah boleh bertutur Nasihat bijak dari yang masyhur Tekadkan hati berbuat jujur Semangat diri tak boleh luntur Lima Simpul Satu Cinta Ramai punai bersarang Menentu nasib yang sudah dituju Angin barat datang mengadang Tak seembusan pun boleh menusuk

Tiada lelah tangan bertepuk Tiada juga diam terpuruk Sebaris niat memberi sejuk Sebait amal mendulang ufuk

Mencipta sunyi di saat penat Berulang-ulang mencari berkat Meluruskan hati yang mulai terpahat Demi muruah bangsa yang bermartabat 28 29

Catatan Kecil untuk Anakku

DESRIANZA, KPP PRATAMA BUKITTINGGI, DJP

Nak, dunia ini bukan kampung kita Meski di sini kita terlahir seiring tangis Di sini juga kita belajar mengeja kata Mulai belajar merangkak, berdiri, berjalan, hingga berlari Tapi dunia ini bukan kampung kita

Di sini kita hanya mampir sejenak sekadarnya Akan tiba waktunya kita harus kembali

Nak, berbekallah agar perjalanan pulang ini membahagiakan Bawalah bekal yang cukup seperlunya Dari hasil peluh keringatmu sendiri Bukan dari kerja menghinakan diri Atau keculasan yang kau tutup-tutupi Lima Simpul Satu Cinta Di sini kita hanya mampir sejenak sekadarnya Akan tiba waktunya kita harus kembali

Nak, tak selalu harus kaya untuk menjadi mulia Tak juga harus miskin agar dapat meraih surga Berkacalah dari kisah insan yang telah berjaya Pandai melangkah di atas ranah Lurus jujur dalam ujar dan tingkah

Nak, di sini kita hanya mampir sejenak sekadarnya Akan tiba waktunya kita harus kembali

(Bukittinggi, 30 Maret 2020) 28 29

Pena Rancap Lelaki Tua

HARYO SENO, DIREKTORAT STRATEGI DAN PORTOFOLIO PEMBIAYAAN, DJPPR

Seorang lelaki tua tekun duduk di kursi meja kerja, Surai yang sebagian mulai memutih terlihat nyata, Meski raut wajah telah terlihat kerut menua, tapi lekuk ketegasan jelas terlukis di parasnya,

Jari-jari tua lincah berdansa dengan pena, Menyusun bait demi bait memainkan kata-kata, Secarik naskah dia tulis persiapkan saksama, Sekapur sirih akan dilisankan saat perpisahannya,

Candra mendatang adalah keriaan ulang warsa, Sebagai tanda telah purna masa bakti pada negara, Setelah puluhan tarikh memberikan pikir dan raga,

Lima Simpul Satu Cinta Bergiat daya serahkan segenap kinerja,

Lelaki tua semakin bergelora ayunkan pena, Menulis kalimat-kalimat penyemangat atma, Baris-baris kata petuah bagi para sejawat muda, Cerita bernas saat masa lelaki itu berkarya,

Lelaki tua berkisah perkara kuasanya, Kiprah yang selalu khalis dari suap arta, Beriwayat antusiasme tentang garbanya, Tiada suah merakus hasil laku curang dana nagara, 30 31

Melalui pena rancap ditulisnya pesan bijaksana, Jauhi laku patgulipat mudaratkan bangsa, Krida gigih akan menghindarkan kita, Dari segala bencana dan marabahaya,

Akhirnya hari masa perpisahan lelaki tua tiba, Wejangan terakhir memburai pada kita, Jaga tabiat cakap dan moral berkarya agar sarwa, Bagas waras, kalis ing rubeda, nir ing sambikala,

Lelaki tua berpisah serahkan wasiat berharga, Sebuah pena rancap integritas sahaja, Kepada aku, kamu, dan kita, Untuk ‘teruskannya. Lima Simpul Satu Cinta 30 31

Manusia Baik DARA PUSPITANINGRUM, SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK, SETJEN

Dalam temaram ku termangu Bersama detik jam yang tak henti menderu Melayang jiwaku Sungguh, tak sejalan dengan ragaku

Seperti ratusan kemarin Tanda tanya itu datang Mengetuk pintu keraguan Pulang atau menang?

Datang ribuan bisikan Gelora jiwa muda dan realita Mengajak pergi menjemput satu kata

Lima Simpul Satu Cinta Pujian atau kepalsuan?

Tertunduk merendah aku Kulihat sajak mimpiku Tak ada kata pulang, apalagi pujian Yang ada malah deru pertanyaan Untuk apa aku di sini? Mengapa semua tentang aku saja? Mengapa hanya tentang apa yang aku dapat?

Malu tersungkur dalam sujud Semula jarak terpisah samudra Kini hanya antara kening dan sajadah Kudapat melihat jati diri 32 33

Benderang malam ini Terlihat seperti ribuan esok Aku menjadi utuh Tak dibelenggu rantai egoisme Bebas memberi dengan tangan seribu Lapang bekerja dengan ladang ilmu Mimpiku jadi nyata Akhirnya, aku menjadi manusia baik Lima Simpul Satu Cinta 32 33

Jalan Integritas TANDA SETIYA, PKN STAN, BPPK

Tegak bagai karang Kokoh seumpama tembok mengadang Takkan ada kata welas Saat meniti integritas

Cahaya itu telah terang Jalan ini lurus tak terhalang Yang memilih gelap akan tersesat Yang mencoba belok akan terperosok

Titian ini memang kecil Bagai sehelai benang Tipis bak semilir angin di siang hari

Lima Simpul Satu Cinta Salah meniti akan terkulai Tersihir semilir akan tersingkir

Hati-hati dalam meniti Sebelah kiri untaian permata Sebelah kanan lezatnya hidangan Depan wanita bermata jeli Belakang nafsu yang meraung menggebu Dari bawah mengembus serakah Dan dari atas tekanan menindas

Hanya hati ini jadi kendali Hanya jiwa ini yang menjadi penawar rasa Atas segala goda 34 35

Jangan menyerah, wahai kesatria Siapkan perbekalan menuju peperangan Selipkan mesiu untuk menghancurkan penyerang Tancapkan hati untuk berbakti Darma untuk negeri

Merah putih membalut sekujur tubuh Pundi-pundi negeri penuh terisi Untuk dihantar menjemput kemakmuran Jangan sampai tercecer walau sepeser Karena rakyat akan menggugat Bila pundi-pundi tak sampai dengan selamat

Kitab suci dijunjung tinggi Bakti ini tak hanya untuk pertiwi Namun hingga Ilahi Rabi

Tetaplah tegak dan terus berjalan Lalui jalan integritas yang terjal ini Tuntaskan hingga akhir jalan Di mahkamah kesejatian

(Tangerang, 14 Syakban 1441 H) Lima Simpul Satu Cinta 34 35

5 Haiku M. RIZKY RAHARDIKA HARTONO, SEKRETARIAT DJPPR

Angka yang mati Mereka-reka bebas Berisi nyawa

Disumpah Tuhan Dipilih manusia Berlaku bumi

Merasa sendiri Nyatanya hingga akhir Tidak sendiri

Keringat rakyat

Lima Simpul Satu Cinta Diminum segelintir Tak berkeringat

Angka tak mati meski direka-reka Berisi nyawa 36 37

Integritas Tanpa Batas ACHMAT SUBEKAN, PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN, BPPK

Tiada berbentuk dan berwarna Tiada berupa dan terindra Senantiasa memberi spirit dan motivasi Dalam mengemban setiap tugas negeri

Engkaulah mahkota setiap abdi negara Bertahta di atas kepala para pemegang perkara Tanpamu seseorang akan jatuh tersungkur Ke dalam nista yang membuat martabat hancur

Sebuah nilai yang harus ada dan dimiliki Bagi siapa pun guna menjaga harga diri Kaulah yang bernama integritas

Lima Simpul Satu Cinta Yang diperlukan tiada mengenal batas

Di saat tiada orang yang menyaksi Tatkala kesempatan sedang menggoda hati Pertahankan dengan sekuat tenaga Nilai ini dengan segenap jiwa dan raga

Kebutuhan terhadapmu melebihi kecerdasan Yang sangat penting pada setiap penugasan Membimbing pegawai bersikap dan berperilaku Itulah peran yang kau lakukan di setiap waktu 36 37

Duhai nilai yang berharga tiada tara Janganlah engkau pergi mengembara Tinggalkan kami para pengabdi negeri Untuk kemajuan yang telah lama menanti

Tumbuhlah engkau dengan subur Pada sikap dan perilaku kami para aparatur Di kementerian pengelola keuangan negara Demi kehidupan rakyat yang semakin sejahtera Lima Simpul Satu Cinta 38 39

Hati Bicara WAWAN ISMAWANDI, PUSDIKLAT KEUANGAN UMUM - BPPK

Dengan sayup kudengar, banyak yang membicarakanku Dalam sunyi, masih terdengar orang membisikkanku Tapi, apakah aku terlihat? Apakah aku terjamah? Mungkinkah?

Ah, adakah yang tahu siapa aku? Di mana aku? Agar aku bisa keluar membantumu Agar aku bisa selalu ada bersamamu Agar aku bisa menemani dalam setiap langkahmu

Dalam pencarian, aku sadar, kalau aku hanya bersemayam di dalam Tak bisa keluar dan muncul begitu saja Tak bisa hanya menjadi pelapis permukaan Lima Simpul Satu Cinta Tak bisa hanya menjadi pemanis buatan Tak bisa ….

Aku bukanlah sesuatu yang ajaib Bukan juga sesuatu yang mengada-ada Bukan pula mustahil Aku bukan seperti roda berbentuk segitiga Bukan seperti salju yang turun di musim panas Bukan seperti senja di pagi hari

Aku ada di dalam hati kalian semua, selalu ada Ambilah aku, pergunakanlah Agar aku bisa mengiringi setiap langkahmu Agar aku bisa selalu ada bersamamu Agar langkahmu akan selalu menjadi kebajikan Langkah yang berkah 38 39

Langkah terbaik Dan aku akan selalu berada di dekatmu

Ya, karena aku selalu ada di hati setiap insan Akulah Integritas

(Maret 2020) Lima Simpul Satu Cinta 40 41

Laksana WAHDA FAJAR ARIZKA, BIRO HUKUM - SEKRETARIAT JENDERAL

Pelita masih temaram tatkala langit bersolek gugusan bintang asap telah berdansa di belakang bilik dapur air hangat telah siap; pun sepiring nasi dan sambal terasi sementara dua mimpimu masih terlelap, kakimu menderap memburu asa yang berhimpun tanggung jawab

Segerombolan batu karang tak takut kauterjang sekalipun tak pernah terdengar suara mengaduh sebab bagimu seumpama butiran pasir yang selalu menjadi bayangan dalam risalah perjalanan dan pasti ‘kan mereda diempas angin senja

Bagaikan matahari nyalimu tegar

Lima Simpul Satu Cinta meski serigala t’lah menjelma menjadi kelinci dan seekor musang bermuka badut yang tak tampak seringainya tak sejengkal langkah kau entakkan mundur bagi mereka kau laksana singa

Nurani bagimu lambar bak lentera berpijar sungguh pun asap hitam mengelilingi namun lentera tetaplah lentera semakin terang di kala gulita 40 41

Langit semakin memerah, senja ‘kan segera menyapa sekumpulan camar membentuk formasi busur, sempurna di ujung cakrawala kau berdiri, menantang ombak yang congkak segerombolan batu karang mengintip sedari tadi, jua serigala dan musang tapi kau tetap tegar, bagi mereka kau laksana singa Lima Simpul Satu Cinta 42 43

Menguji Nurani SITI MULYANAH, DIREKTORAT KAPASITAS DAN PELAKSANAAN TRANSFER - DJPK

Kala sekeliling berkecamuk Bertindak tanpa pikir, hanya mau unjuk rasa amuk Bilangan angka berbaris menghitung maut Meski berjarak upayakan hati tetap saling tertaut

Katamu ini mendesak Semua diminta bergegas Tuangkan ide cerdas dan bernas Hadapi virus yang mengganas

Dalam ketergesaan Ada aturan yang mesti diperhatikan Dalam keterdesakan

Lima Simpul Satu Cinta Mari jaga pagar kebenaran

Ketika kawan mengungkap data Mematri kata Mengurai yang semestinya Jangan marah, tanyakan saja demi apa?

Langkahmu hari ini Akan dipertanyakan nanti Pilihanmu saat ini Sudahkan kau uji dengan Nurani? 42 43

Menguji Nurani mengasah diri Aturan bantu kita batasi Bukan ‘tuk mengurangi Melainkan untuk saling menghargai

Jangan coba Nurani kaulupakan Agar tak kehilangan pegangan Kala pilihan harus dijatuhkan Arah mana kepatuhan mesti dicondongkan

Jika Nurani merapuh Entah ke mana lagi ‘kan mengeluh Kopi pahit pun sudah terseduh

Lima Simpul Satu Cinta Bersiap saja untuk mengaduh 44 45

Kobaran Integritas dalam Tangis WIEKA WINTARI, KPP PRATAMA KEBUMEN - DJP

Tangan kecil bergetar menulis Hasil karya untuk dirilis

Sigapnya hati direlung sendu Tingginya dedikasi perlu pandu

Menyatukan persamaan dalam tujuan Satu hati, satu jiwa, satu acuan

Jujur sikap membuahkan kemujuran Tulus untuk kepercayaan

Konsisten menjalankan tugas

Lima Simpul Satu Cinta Meski tak terawas

Perilaku baik seteguh kode etik Yang mempunyai sebuah identik

Menjaga martabat dan amanah Sepanjang waku yang fana

Sebab ‘halalkan bermacam cara Pasti ‘kan berujung duka

Abaikan sapa kecil di bawah meja Tak perlu ikut menyapa 44 45

Jalani sesuai rel yang ada Acuhkan kerikil tajam menjelma

Keutamaan dalam tangisan negeri Untuk tetap tegak berdiri

Tegakkan kepala penuh manis Pastikan kobaran integritas dalam tangis Lima Simpul Satu Cinta 46 47

Kembara Jiwa DENI HERDIANTO, DIT. PENGELOLAAN KAS NEGARA - DJPB

Kembara jiwa Dalam lembayung senja yang merona jingga Di batas cakrawala Menatap lembaran fatamorgana

Langkah kaki yang mulai berat Dan tatapan nanar pada sudut-sudut jalan yang berdebu Ruang dadamu semakin sesak Kau berharap pada hujan petang itu Mampu ‘luruhkan debu kegundahanmu

Gelegar petir seminggu lalu Datang dari ruang rindu yang membuncah

Lima Simpul Satu Cinta Butirnya tak lagi berbinar Berganti muram yang hitam bak jelaga Pengukuh jiwa itu kini tak berdaya

Lambaian tangan itu mulai menggodamu Menari-nari dalam benakmu yang berubah abu Menawarkan aroma melati menusuk hidung Menghunjam tepat di jantungmu

Berdirimu tak lagi tegap Kau jatuh terhuyung dalam bimbangmu Di persimpangan jalan Antara nurani dan emosi 46 47

Bergurulah pada batu karang Pantai Selatan Tentang kukuhnya menjaga pesan Tuhan Dari hempasan debur ombak dan gelombang samudra Dari tiupan angin delapan penjuru

Sudahi kembara jiwamu Tambatkan saja pada sumpah sucimu Kepalkan tanganmu keras-keras Kehormatan di atas segalanya Biarkan Tuhan mengurus sisanya Lima Simpul Satu Cinta 48 49

Kisah Cintaku dengan Integritas MUHAMMAD FAUZAN RAHMANTO, KPP PRATAMA BEKASI SELATAN - DJP

Hidup tanpamu aku ragu Jauh darimu aku malu Walaupun tidak ada yang tau Ku sudah memilih jalan yang keliru

Telah kulanggar aturan dan pasal Lisanku pun penuh dengan membual Pikiranku yang tak masuk akal Dan hati yang terus menyesal

Tapi kehadiranmu, membuat aku nyaman, Membuat aku lapang Dan membuatku merasakan ketenangan

Lima Simpul Satu Cinta Denganmu aku jujur Dan denganmu aku bersyukur

Menjagamu tidak menghilangkan kehormatan Memilikimu akan memunculkan kebaikan Kebaikan yang akan terbang tinggi Menutup lubang hitam di dalam diri

Apalah arti kenikmatan dunia Bila diperoleh dengan hina Apalah arti kesenangan yang fana Kalau nantinya akan sirna 48 49

Integritasku Kendaraan Hidupku DWI ERLINA WATI, KANWIL DJP DIY

Embun turun membawa warna pelangi Mengiringi diri bersiap memacu menjemput rezeki

Motor ini sudah menua, suaranya bising, serak tak enak didengar Jalannya pun sudah tak laju seperti dahulu Inilah motor tua teman sejati pengantar diri mengabdi setiap hari

Siang ini tiba-tiba sesak menyeruak Segepok rupiah yang kupandang di depan mata sungguhlah membuat hati berdegup kencang Aku seperti sedang jatuh cinta, ingin rasa memiliki dan mendekapnya Aku gugup semakin bergetar, jarak uang dan diriku hampir bersentuhan

Lima Simpul Satu Cinta Bayang menerawang pada sebuah mobil baru yang bisa kubeli Mengajak anak istri berselancar menikmati wisata tak lagi mimpi Lalu motor tua itu? Biarlah beristirahat, ia sudah sangat tua

Kembali bayang menerawang Kini bayangan wajah renta ayah bunda yang selalu bersahaja Sejak dahulu bukan harta yang mereka suapkan pada jiwaku Tetapi bahwa nilai diriku ada pada seberapa kuat menjaga amanah dan berbuat jujur Tiba-tiba tangan ini begitu kuat mendorong segepok uang itu bergeser jauh di depanku Aku kembalikan yang tidak halal bagiku, inilah senyum kemenanganku 50 51

Dalam beratnya jalan hidup aku butuh kendaraan untuk melewatinya Bukan hewan tunggangan yang gagah, bukan pula mesin canggih tak tertandingi Tetapi integritaslah yang akan jadi kendaraan yang akan menyelamatkanku sampai tujuan akhir kehidupan

Senja membawa warna jingga Berisik motor ini membangunkan keasyikan buah hatiku Mereka bergegas menyambut, padahal aku masih berjarak belum tampak

Nak, bukan motor tua ini yang akan kuwariskan kelak, tetapi ini akan jadi saksi nilai integritas yang Ayah tanamkan Bahwa bekerja jujur dan amanah adalah jauh lebih mulia Karena disitulah nilai dirimu dipertunjukkan, bukan hanya pada manusia Tetapi nilai dirimu sebagai hamba bagi Tuhan Mahaperkasa Lima Simpul Satu Cinta 50 51

Integritas Itu Aku

AJI KUSUMO ARDI, DIREKTORAT P2HUMAS - DJP

Aku hadir dalam niat Dari setiap tindak dan lakumu Bagai akar yang tertanam erat Kokoh, memegang janji sebatang pohon

Aku hadir dalam kata-kata Tertulis dalam surat yang terbaca Terucap jelas pada suatu masa Awal dari semua karya

Aku pun hadir dari sebuah nilai Terukir dalam sebuah harapan, Harapan akan sebuah perubahan

Lima Simpul Satu Cinta Menuju masa yang kauimpikan

Aku adalah integritas Dari sepenggal kata yang pernah hadir Atas semua janji dan harapan Yang kauucapkan kala itu 52 53

Riwayat Sekuntum Bunga Bangsa ANUGRAH ROBY SYAH PUTRA, KANWIL DJBC SUMATERA UTARA

Pada mulanya adalah tunas muda belia tersaring dari kompetisi berani penuh nyali ditempa dalam idealisme menyala-nyala tak lupa tiap hari dipupuk dan disirami penyubur nurani

lalu datang angin selatan membawa gaduh bersama hempasan badai begitu riuh membuat kuntumnya kian rapuh akankah prinsip hidup dipegang teguh?

selepas gemuruh yang membawa kecemasan itu burung-burung datang mencandai kegersangan jiwa perlukah kita namai kesedihan itu dengan hantu

Lima Simpul Satu Cinta serupa syubhat yang sering buat kita terlena?

lihatlah sesabit bulan di langit malam melesat di balik semak belukar nan tajam menggusur daun-daun buram yang ada sejak tahun-tahun suram apakah kita hanya diam?

(Binjai, 30 April 2020) 52 53

Ketika Hati Tergoda

ROSA IRAWATI DJAELANI, KPP PRATAMA BEKASI UTARA - DJP

Kau berjinjit ‘lewati lorong gelap Merangkak perlahan tunduk mengendap Perlahan ragu kauulurkan jemarimu Menapak gamang tergoda batinmu

Haruskah salah melangkah hanya karena gelap sesaat Godaan keindahan kadang kerap menjerat Lupakah dirimu langit tak selamanya suram Ingkarkah hatimu hari tak selalu kelam

Ini hanya tentang riak kecil Tak pantas kau bertindak tak adil Tak usahlah kaulumuri dengan noda Mampukah dirimu menanggung dosa Lima Simpul Satu Cinta Teman, jalan tak selamanya mulus Tekadkan langkahmu bergerak lurus Coba kaulihat diri dan koreksi Beginikah caramu berbakti pada Negeri

Marilah kawan, saling bergandeng tangan Tetaplah berkarya tantang segala halangan Ku bisikkan jauh dalam relung hatimu Ingatlah Tuhan ‘kan senantiasa menuntunmu 54 55

Huruf Alif ANIS TAHYATI, BIRO UMUM - SEKRETARIAT JENDERAL

Adalah kau Yang bagai huruf Alif Tegak berdiri Tegas bak api Menjulang tinggi Tak gentar hadapi Semua caci maki Kalau hanya .... Diiming-iming jabatan Dijanjikan harta kekuasaan Untuk apa dipedulikan? Kau paham ‘kan Hanya ada satu hal yang pasti

Lima Simpul Satu Cinta Bahwa tak ada toleransi Untuk sebuah harga diri 54 55

Semestinya ALEXANDER ZULKARNAIN, INSPEKTUR VII - INSPEKTORAT JENDERAL

Tanyakan pada nurani apa jawabnya atas pernyataan ini.

Atasanku kompeten dalam berkarya, konsisten dalam menghadapi masalah yang sama, tidak membocorkan rahasia, tidak berdusta, tidak membocorkan warta yang kupercayakan padanya, berlaku adil, menyampaikan harapan apa adanya, menepati janji, dan mencoba memahamiku.

Lima Simpul Satu Cinta Jika semua jawabannya adalah tidak. Sebaiknya kautinggalkan dia. Karena bekerja dengan dan untuk orang yang kita tidak percaya, adalah menghabiskan usia dengan sia-sia.

( Jakarta, 8 Januari 2018) 56 57

Indonesia Tanpa Gratifikasi DRAJAD ULUNG RACHMANTO, KPP PRATAMA BOYOLALI - DJP

Indonesia bukanlah panggung untuk bersandiwara Menimbun harta menghamba sanak saudara Indonesia ialah harapan yang selalu kita bangun Merengkuh mental bersih bertahtakan jiwa santun

Kita semua mesti prihatin Terlalu lebar sekat antara si kaya dengan si miskin Retorika janji kemudahan yang belum tentu terjamin Sedangkan kenyataan masih menawarkan uang pelicin

Selama penguasa masih memuja sogokan materi Selama itu pula gratifikasi masih merambat sana sini Tak sedikit oknum yang masih bertindak curang

Lima Simpul Satu Cinta Saling berdesakan untuk melalui jalur belakang

Gratifikasi harus menjadi fokus Persoalan moral yang mesti kita urus Orientasi kita masih terpaku pada hal-hal yang mudah Tak jarang pula jalan instan selalu menjadi celah

Gratifikasi bukanlah suatu kebetulan Selalu ada maksud terselubung dalam setiap pergerakan Ketika kewenangan dengan mudah diperjualbelikan Hanya kesadaran yang mampu memecah kebuntuan 56 57

Pada intinya kita mesti mengacu pada keseimbangan Antara menerima hak dengan menunaikan kewajiban Sepanjang kita bertanggung jawab pada diri dan negeri Selama itu pula rayuan gratifikasi mampu kita hindari

Karena tidak sepantasnya kita menerima yang bukan menjadi hak Atau menghakimi segala sesuatu dengan sepihak Berani menampik tawaran yang begitu menggoda Yang diselundupkan melalui desas-desus tutur kata tanpa makna

Untuk apa memperbaiki sikap, jika masih saja menerima suap Untuk apa bekerja teratur, jika belum mampu berlaku jujur Apa arti jabatan tinggi, jika selalu mengharap komisi

Lima Simpul Satu Cinta Dan apa arti hidup mewah, jika masih mau menerima hadiah

Wahai para insan sejati yang memiliki semangat berkiprah Percayalah jika kejujuran kerja mampu membawa berkah Mari kita rawat kebinekaan dengan semangat antikorupsi Kita gelorakan sepenuh hati Indonesia tanpa gratifikasi. 58 59

Jujur Yang Luntur

MAYU SARA ANGGITA, SEKRETARIAT DJA

Kecurangan kini terdisposisi dengan ganas Tanpa arah, ia berpencar dan menyebar Dalam satu momen, rusak segala elemen

Kebijakan sekarang menuntut kredibilitas Tak ada standar hanya bermodal wajar Hal tanpa komitmen menjadi konsisten

Tak lagi tegas menjaga integritas Berkutat dengan layar atau rebahan di kamar Bermesraan dengan dokumen atau hanya sekadar absen

Kejujuran tampak pudar dalam jangkauan

Lima Simpul Satu Cinta Samar-samar menghilang, tak lagi bertahan Butuh perjuangan membawanya kembali dalam genggaman

Kejujuran tak akan selalu membuatmu mujur Bahkan mungkin kamu terbentur dan mendapat tegur Tapi, jangan biarkan semangatmu mundur teratur

Ajak kejujuran untuk menemani setiap langkah Bawa juga cinta dalam setiap kisah Kebaikan pun ikut seolah tak ingin pisah

Hidupmu akan menjadi indah bersahaja Seindah menatap fajar menyinari seroja Semanis memandang jingga di langit senja 58 59

Bakti Kecil NUR IMROATUN SHOLIHAT, INSPEKTORAT VII - INSPEKTORAT JENDERAL

Lantai dua gedung tua itu mempunyai seseorang berbudi Jari-jari kurusnya menyusuri papan ketik berlari-lari Melebur dalam hari-hari sarat yang mesti dia genapi Memenuhi jam kerja katanya, adalah bakti kecil pada negeri

Mengayuh sepeda tua membelah kota yang membahana Gurat parasnya mengabarkan kerenggangan dari segala nan fana Menetapi lakon sebagai abdi sederhana Tidak mengeluh ujarnya, sebab cinta memang seyogianya bijaksana

Dari sesuatu yang tiada haknya, menjauh Meski terjal liku lintasan yang dia tempuh Suka cita sebab yang didapatnya adalah sejati karya peluh

Lima Simpul Satu Cinta Atas hasil sedikit itu, kepada Tuhan lututnya selalu bersimpuh

Raga dan jiwa yang padu Tindak dan pikir yang satu Batin dan lahir yang saling setuju Darah dan tulang yang silih membantu Mewujudkan pengabdian yang kaprah dilalaikan para individu Oh, lelaki tua mengapa masih saja kami luput meniru 60 61

Pantas MUCHAMMAD FANANI ARDIANSYAH, PPDDP - DJP

Ini bukan tentang siapa yang paling tegas Tapi tentang siapa yang tak pernah kandas

Bukan catatan siapa yang paling cekatan Tapi catatan siapa yang tak pura-pura lupa ingatan

Bukan cerita siapa yang paling mekar Tapi cerita siapa yang tak pandai berkelakar

Bukan pula peran siapa yang paling guru Tapi peran siapa yang tak mudah terpengaruh Lima Simpul Satu Cinta 60 61

Setia, Memegang Janji JAMILA LESTYOWATI, BDK YOGYAKARTA - BPPK

Hai kawan, masihkah kauingat cerita tentang kita Di saat awal kita bertemu Ah, aku masih lugu saat itu Betapa kau menjadi bayangan yang selalu ada di belakangku Engkau tak pernah pergi Karena kutahu Engkau ingin aku menjadi sepertimu

Hari pertama masuk kerja Masih mencari jati diri Di mana aku saat itu? Antara dua hati, yang silih berganti membisiki Hari demi hari menjadi saksi Betapa jiwa ini teramat rapuh untuk mengerti 1 2 Lima Simpul Satu Cinta “Hei kelen, orang pajak masa kayak gitu rumahnya? Beda kali lah dengan rumah di sana!” Aku terdiam. Rumah sederhana berukuran enam kali lima belas meter menjadi saksi Betapa antara rumah di sini dengan di sana jauh berbeda Tanpa perabot, tanpa lukisan, tanpa hiasan Hanya terhampar karpet hijau di depan Sebagai lambaran untuk tamu yang bertandang Tiada barang mewah apalagi kendaraan Seperti rumah di sana “Memang sulit, teman, untuk menjadi ikan yang tetap tawar di air laut yang asin.” Aku tergugu dengan pesonamu Bantu aku, teman 62 63

Lirik demi lirik dari lagu yang panjang telah dinyanyikan Oleh kolega di banyak kesempatan Seperti inikah menahan rasa? Ketika emosi membuncah dan tak bisa berbuat apa-apa?

Kembali ku tergugu Ngilu Perih Jerih Ingin kuteriak di setiap jalanan kota Memaki, merutuk, menangisi Entahlah Mungkin jiwaku yang lirih bersandar Hingga hampir ku terpapar Sakit, teman! Dia yang kuanggap teman ternyata menggunting dalam lipatan Pernah engkau rasakan, wahai bayangan?

Mungkin belum nasibku untuk menjadi sesuatu Dan ternyata itu justru nasib baikku Tak perlu waktu lama untuk menjadi sesuatu yang lain Belasan tahun menjalani

Lima Simpul Satu Cinta Dalam sunyi dan diamku Mencoba meresapi Hakikat pekerjaan dan pengabdian

Bukan! Ini bukan tentang harta Yang selalu jadi rebutan di masa silam Ini bukan tentang mewah Yang jadi tujuan dari tanpa peduli muruah

Ini tentang siapa aku, siapa kamu, siapa kita dan mereka Institusi ini terlalu baik untuk dikhianati Lembaga ini terlalu mulia untuk diselingkuhi Jangan! Jangan lakukan lagi 62 63

Sudah cukuplah masa lalu yang banyak memberi bukti Bahwa ikan tawar itu tak bisa hidup lagi jika tak bertahan Sudah! Sudah cukup aturan, kode etik, dan moral melingkupi Agar kita tak pernah berselisih Ini bukan masa lalu Hari ini adalah bukti Betapa lembaga ini adalah adalah pionir Bagi setiap jiwa yang ingin berubah Lihatlah nurani Berkacalah Dia akan berkata benar Dan tak akan menunjukkan yang menyimpang Nilai-nilai ketuhanan akan menuntun Ke haluan yang tepat

Dan engkau, wahai integritas, bayangan yang selalu mengikutiku Jauhnya waktu kita lalui bersama

Saksikan tekad yang tak pernah padam Kumohon setialah padaku Janganlah pernah engkau ingin pergi dari sisiku Lima Simpul Satu Cinta Temani hingga akhir napasku

(Yogyakarta, 21 April 2020)

1) Kelen= kalian (bahasa Medan, red) 2)Tahun 1997 di Medan, apa pun unit 64 65

Tikus! ARFAN UDI WINASIS, DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG POLITIK, HUKUM, PERTAHANAN DAN KEAMANAN - DJA

Tolong, ada tikus di kantor kami! Mencuri sisa kudapan rapat kemarin Mengerat kertas-kertas nota dinas Bersembunyi di balik tumpukan dokumen

Tidak! Tidak ada tikus di kantor! Kantor kami penuh integritas Tak ada tikus bermain di bawah meja Tak ada yang disembunyikan di laci Tak ada dokumen yang dimanipulasi.

Tapi, Pak …, kami bicara yang sesungguhnya. Ada tikus di kantor kami

Lima Simpul Satu Cinta Bukan tikus yang menggerogoti integritas kami, Tapi tikus yang mengais sisa-sisa roti Bukan tikus yang mencari amplop di sudut laci, Tapi tikus yang mengerat kabel PC

Tikus di kolong meja Berlarian di atas lemari Menyusup di laci Meninggalkan jejak-jejak kaki Menyisakan bau pesing dan butir-butir tahi.

Tolong, ada tikus! TIKUS! T.I.K.U.S.! 64 65

Nalar yang Tersisa WILDA HUTARI, KPP PRATAMA SAMPIT - DJP

Kepada nalar yang sering kaupinjam Demi menjemput nilai yang kaukejar Berduyun memenuhi riuh kota-kota Harus berapa mata lagi yang menyaksikan Ketamakan mencabik luka yang menganga Sibuk menari hingga darah penghabisan Takkan lagi ada penawar ‘pabila malu sudah tertampar

Kepada nalar yang sering kaupinjam Demi menjemput nilai yang kaukejar Meski pada kota yang terpilih Burung-burung tak lagi beterbangan Langit biru tak jarang diselimuti asap tebal

Lima Simpul Satu Cinta Orang-orang merenda nasib berkepanjangan Dari kelam kembali kelam Kau susuri jalan itu Hati-hati kau menapakinya Meski kadang pintu keraguan menghampiri malammu Terisak, terhuyung hingga jatuh tertelentang Tak usai seperti tiupan angin berkepanjangan Tapi ranah tak berubah meski menapak pada tepian rawa Kau telah berpagar tanggung jawab pada beban yang dipikul dan diselesaikan penuh Meski pagi hingga petang, air matamu tumpah ke jalan-jalan 66 67

Diri yang Lusuh RULY ARDYANSYAH, DIT PNBP SDA DAN KND - DJA

Ambil sagu di tengah hutan Masihkah ragu diri ini dengan godaan Banyak perintah yang harus dikerjakan Hati yang bersih pun mengalami pegulatan

Jauh gunung di seberang lautan Banyak liku-liku yang harus dilalui Meski diri ini tak banyak teman Pantang mundur sebelum sampai tujuan

Kiranya diri tak mampu melawan kekuasaan Masih ada tambatan hati di kejauhan Saling pegang dan dekap dalam tautan

Lima Simpul Satu Cinta Tanpa hilang rasa kekasih dalam buaian 66 67

Batas Integritas BUDHI SUTRISNO, DIREKTORAT INTELIJEN PERPAJAKAN - DJP

Orang bilang jujur mulai usang Terbuang, tertimbun rimbun ilalang Orang bilang jujur mulai asing Terbaring, terbungkam dunia yang bising Orang bilang integritas hanya sebatas alat rias Pemanis program kerja di atas kertas Katanya dunia tak akan bisa direngkuh, jika integritas masih dipegang teguh Hingga mereka lupa, dunia yang hanya disinggahi sementara, mulai menjadi tujuan utama Hingga mereka berani berkata: “Lama-lama, jujur membuatmu hancur!”

Lalu, aku hanya mampu berlalu menyusuri jalan berliku dengan lidah kelu

Lima Simpul Satu Cinta Semua menjadi terasa samar Pada keinginan dunia yang tenggelam dalam ingar

Integritas adalah langit luas tanpa batas Tempat bintang-bintang harapan digantungkan Bila menjatuhkanya, kita akan mengelamkan langit dan meremahkan dunia Integritas adalah napas pada badan, jiwa pada raga Tanpanya, manusia adalah zombi yang siap memangsa manusia lainnya 68 69

Integritas tidak bisa diretas Ia adalah fondasi dari identitas Tanpanya, semua sistem akan hancur tak berbekas Integritas adalah pelita Penerang asa dalam gulita Penguat kebaikan pada jiwa untuk amerta Hingga semua berani berkata: “Jika pun suatu nanti jujur membuatku hancur, aku ingin bisa memilih menjadi debu saja!” Lima Simpul Satu Cinta 68 69 Lima Simpul Satu Cinta 70 71

PROFESIONALISME

· keahlian · pengetahuan · bekerja dengan hati Lima Simpul Satu Cinta 70 71

PROFESIONALISME

· keahlian · pengetahuan · bekerja dengan hati Lima Simpul Satu Cinta 7272 73 Lima Simpul Satu Cinta Lima Simpul Satu Cinta 72 7373

Harapan HADIYANTO, SEKRETARIS JENDERAL

Angin semilir merebak dari celah dedaunan Aku masih terkantuk menyadari hari berangkat siang Tak tahu harus bagaimana hari-hariku ke depan Covid-19 telah meluruhkan cita dan harapan

Sudah berbulan aku tidak berkarya Entah sampai kapan aku akan bertahan Dalam belas kasihan dan uluran tangan Sambil berharap ada perubahan

Cita-citaku sederhana seperti orang kebanyakan Menjadi bagian dari banyak harapan orang Harapan akan pulihnya denyut perekonomian

Lima Simpul Satu Cinta Agar aku bisa wujudkan angan-angan dalam karya

Kini harapan tersebut ada titik terang Program dan kegiatan perekonomian beriak mulai jalan Menerobos banyak jalan dan rintangan Untuk mengais dan menyibak banyak harapan

Aku terperenyak dari lamunanku terbuai alam Hari terang benderang dengan awan putih melayang Tekadku kuat tertanam untuk terus berjuang Berjuang meyakini adanya karya dan harapan

( Jakarta, 26 Juni 2020) 74 75

Delayering DINI KUSUMAWATI, KEPALA BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN - SEKRETARIAT JENDERAL

Langkah kaki menyusuri jalan Perjalanan panjang berkelok berliku Semangat untuk mencapai tujuan Organisasi modern untuk Kemenkeu

Layanan publik harus lebih singkat Pengambilan keputusan harus lebih cepat Birokrasi harus dipangkas SDM harus tangkas lugas, cerdas, bernas

Delayering salah satu solusi Pengalihan ke jabatan fungsional dari jabatan administrasi Menghargai keahlian, menghargai kompetensi Lima Simpul Satu Cinta Lima Simpul Satu Cinta Untuk kinerja tinggi tanpa basa-basi

Insan Kemenkeu ber-DNA perubahan Prinsip hold harmless pun sudah ditetapkan Nilai Kemenkeu jadi pegangan Pelayanan prima bagi pemangku kepentingan

Mari sukseskan program nasional Untuk Kemenkeu andal

( Jakarta, 8 Oktober 2020) 74 75

Menanam Kebaikan UNDANI, KPU BC TIPE B BATAM - DJBC

Lelaki bijak meninggalkan jejak Mengukir sejarah di atas tanah merah yang kita pijak Tunas pohon matoa muda di pelosok Papua telah dibina Bersemai dari satu biji bunga cempaka hingga mekar mewangi di Aceh Jaya. Niat baik ditaburkan ke semesta, berharap langit membalasnya dengan surga

Lelaki itu percaya, kelak waktu akan membalas dengan purna Setiap tetes air yang disiram menjadi nadi bagi alam Tengoklah batang tumbuh ke langit, merapal segala doa dengan sengit Dahan pun tidak ranggas walau didera hujan dan ujian deras Malah daun menghijau pulas hingga panen berbuah emas

Lelaki itu adalah kita, para penggawa Nagara Dana Rakça

Lima Simpul Satu Cinta Menebar karsa di segala penjuru nusantara Waktu mungkin akan menggilas, masa boleh berganti dan melintas Sang penanam tunas mungkin hanya dikenang di atas kertas Namun tetap berkarya dengan tuntas hingga ujung kebajikannya tidak terbatas

(Sorong, 30 Januari 2018) 76 77

Bima CASMAN, KPU BC TIPE C SOEKARNO-HATTA - DJBC

Aku adalah Bima Bersama Trimurti kujaga Nusantara Perkotaan, pedesaan, bahkan hutan belantara Langit tinggi juga laut luas tak tertera

Wahai putraku, Gatotkaca Terbanglah engkau tinggi mengudara Sisir langit Aceh sampai Papua Amankan neraca kas negara Dari para penyelundup yang merajalela

Wahai Antareja yang gagah trengginas Berlarilah dikau di atas bumi Nusantara yang panas

Lima Simpul Satu Cinta Jagalah Entikong sampai Atambua pada batas Jangan biarkan satu jarum pun masuk tanpa kauawas

Wahai pangeran tampan, Antasena, anakku Laut adalah hidupmu Luasnya laut tak seluas pandangmu Selat Malaka atau Laut Hindia tempat bermainmu Setia kaujaga dari narkoba yang merusak bangsamu 76 77

Kobarkan semangatmu, wahai Trimurti Berjuanglah sampai merdeka atau mati Janganlah kau berjuang setengah hati Karena surga rindu menanti Lima Simpul Satu Cinta 78 79

Siapa Dia? TEDDY FERDIAN, KPP PRATAMA KISARAN - DJP

Seperti berjalan di tengah gurun pasir Tak berujung dan tanpa arah Hanya berteman embusan angin Yang liar ‘terbangkan debu gurun Luas terbentang, tiada batas yang jelas

Layaknya diri rapuh setipis kapas Hanya turut ke mana angin berhembus Mudah goyah dan hilang arah Tidak ada bekal diri yang dipunya Minim ilmu sebagai penyangga

Seolah meracik masakan tanpa keahlian

Lima Simpul Satu Cinta Tangan bergerak bebas ‘lemparkan bahan Tanpa ukuran pasti, takaran bumbu hanya ilusi Dan ketika masakan tersaji Dengan mudah kalimat itu terlontar Aku telah memberikan yang terbaik

Tidak profesional ... itu kata mereka Tidak bertanggung jawab ... yang lain ikut bersuara Tanpa data, mulut bebas menganga Tiada rem pengendali kata Mengucur deras menodai makna

78 79

Profesionalisme ... siapakah dia? Sebuah kata abstrak, namun sarat akan makna Ibarat membuat garis penjaga jiwa Mengalir deras dalam diri sang kesatria Berbekal ilmu, ‘perkaya diri untuk mumpuni

Profesionalisme ... siapakah dia? Menjaga diri dengan komitmen pasti Tanggung jawab jelas ‘lakukan aksi Tuntas dan akurat gunakan kompetensi ‘Berikan yang terbaik untuk ibu pertiwi Profesionalisme ... itu kami Lima Simpul Satu Cinta 80 81

Tarian di Pagi yang Mengagumkan

FAJRIN AGUSTIAN, KANWIL DJP JAKARTA TIMUR

Semburat cahaya mentari masih malu-malu, Kala kudengar kicau ceria burung yang sedang mengepakkan sayapnya yang berbulu biru, Aku di suatu ladang amal yang berkilau baru,

Tak hanya satu dua kudapati dirimu, kawan, Lengkap berjajar dengan layar terbentang di depan, Menarikan jari dengan lincah di atas sebuah papan,

Tarian itu bukan tarian biasa, Laksana budaya yang telah lama tercipta, Wujud cinta menjelma karya dan karsa,

Lima Simpul Satu Cinta Duhai, kawan, Sungguh mengagumkan etos kalian, Berpagi-pagi melawan kemalasan, Tertungkus lumus menerkam berkas-berkas di hadapan,

Kiranya kalianlah para pegawai impian setiap instansi, Yang mengabdi sepenuh hati hingga sore hari, Teladan bagi para abdi negeri 80 81

Rantau WAHDA FAJAR ARIZKA, BIRO HUKUM - SEKRETARIAT JENDERAL

pekat menyeruak di antara secarik kertas yang kusut sejak itu selaksa rupa silih berganti menyapa hitam, merah, dan lazuardi laksana pelangi mereka berpadu yang tak ‘kan sempurna tanpa awan

barisan nyiur menari di tepian pasir sementara perahu kayu tertambat di gugusan karang keringat dan tetesan darah serta segurat senyuman

dari jendela kamar kulayangkan sebait kata yang isinya adalah namamu juga angan-angan mungil kita Lima Simpul Satu Cinta yang bersembunyi di balik perutmu

pancuran air dari bambu kulihat mengering di antara dua sungai yang airnya dangkal kudatangi sembari bercermin seraya kupaksakan seuntai harapan

aku masih menatap senja berusaha tertawa segera aku bangkit berdiri tegak dan menaruh hormat ketika kubuka kembali secarik kertas lalu kubuka dengan jemariku, “tanah air memanggil” 82 83

Perihal Bekerja PENNY FEBRIANA, SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK SEKRETARIAT JENDERAL

Bekerja … sesungguhnya bukan tentang “mengapa” tetapi “bagaimana”

Hambatan menciptakan seribu alasan Kebebasan menciptakan pilihan Kita bisa memilih satu alasan lalu tinggal berpangku tangan

Tetapi mengubah hambatan menjadi kesempatan pun merupakan sebuah pilihan yang tidak boleh kita lupakan

Bekerja …

Lima Simpul Satu Cinta juga bukan tentang “di mana” tetapi justru “dari mana”

Dari mana kita berangkat?

dan kita tidak sedang berbicara tentang tempat melainkan tentang hati yang ingin menciptakan manfaat 82 83

Kembali Pulang ACWIN HENDRA SAPUTRA, PKN STAN - BPPK

Nak, izinkanlah minggu ini Ayah belum bisa kembali pulang Bukan karena tiada lagi terpendam rasa sayang Namun ada amanah dan tanggung jawab yang harus Ayah tunaikan

Nak, jika Ayah belum mendekapmu saat nanti Usahlah kau mengeluh atas bentangan jarak Karena pada bentangan jaraklah kita belajar apa itu buah dari kesabaran

Nak, jika Ayah belum mencandaimu waktu nanti Usahlah kau mendendam atas rentang waktu Karena pada rentang waktulah kita disemaikan benih-benih kerinduan

Nak, jika Ayah belum mengecup keningmu nanti

Lima Simpul Satu Cinta Usahlah kau menaruh benci atas ketiadaan Karena pada ketiadaanlah kita dipahamkan berharganya sebuah kebersamaan

Nak, jika Ayah belum bisa membersamaimu nanti Usahlah kau menggunjing atas perpisahan Karena pada perpisahanlah kita memaknai arti indahnya masa pertemuan

Nak, Bersyukurlah kita diuji dengan bentangan jarak dan rentang waktu Karena jarak dan waktu tak lebih hanya satuan ukuran Sedang hati kau dan Ayahmu tetap lekat kuat bertaut menggebu 84 85

Nak, Bersukacitalah kita diberi kesempatan meniti ketiadaan dan perpisahan Karena ketiadaan dan perpisahan tak lebih hanya sebuah penanda Sedang batin kau dan Ayahmu tetap terikat kuat berpadu menyatu Lima Simpul Satu Cinta 84 85

Tanggung Jawab HELBERT SINAGA, DIREKTORAT EVALUASI DAN SISTEM INFORMASI - DJPK

1. Berjalan pagi menuju rumah kedua Memanjakan rezeki menjemput penuh ria Baiknya tidak lupa agar tak merajuk dan tak mau berjumpa Bagaimana nasib di kemudian? Bertaruh nyawa mengukir indah masa depan Menguras pikiran serta raga Menyantap rumitnya teks sebagai pemandu kerja Salah merasa, berbuah sia-sia Membuang waktu begitu percuma Pikir kritis membuang kerusakan Pandang saja jendela lalu lihat keluar Sekedip mata setitik akan beda dari sedetik yang berlalu

Lima Simpul Satu Cinta Bukan tak mungkin kerumitan menjadi sesederhana berucap Sebab tanggung jawab adalah jawabannya Kemudian rezeki dan nasib baik sebagai upahnya

2. Berjalan pagi menjemput rezeki yang menanti Ini bukan anak manja namun sudah suratannya Memeras keringat dan menguras pikiran menjadi tata caranya Sekian lama duduk dan mata hampir tak berkedip Menghadap layar seperti menghadap kekasih Tak bosan dan tak lelah Jari jemari menari indah di atas tuts komputer Yang suaranya merdu menjelma jadi melodi hangat 86 87

Demi abdi diri terhadap tugas Mata memerah dan leher pegal sedikit, tak apa Sebab tanggung jawab harus diprioritaskan Teks panjang bak dongeng sudah menjadi santapan setiap hari Kerja cepat, sigap, dan akurat Demi tercapainya kemesraan dengan hasil Lima Simpul Satu Cinta 86 87

Menjaga Kiprah yang Berdampak DRAJAD ULUNG RACHMANTO, KPP PRATAMA BOYOLALI - DJP

Lekas kita melangkah Dan mengambil alih tujuan yang sempat tercecer Segala apa yang disumpahkan masih terpegang erat Untuk sebaik-baiknya hasil diberikan Arah pandang berada jauh di depan Bisa kita capai bersama-sama dengan satu pijakan

Tetap merangkul Sekalipun nasib tidak memberi kita lengan yang panjang Namun, selama usaha-usaha masih rutin dipupuk Rasa yakin akan berubah menjadi kekuatan yang luar biasa

Kesempatan kita terbuka lebar

Lima Simpul Satu Cinta Buktikan kiprah kita berdampak Bahwa negara tidak memberikan amanah kepada pundak yang salah Cekat di setiap rengkuh tanggung jawab yang teremban Terukir dengan sigap di tiap-tiap kantong kesempatan

Ketika detak masih terasa tiap detik Selalu ada titik yang menyangga sanubari terpantik Semangat juang mesti tumbuh Memapah komitmen agar tak mudah terkalahkan rasa keluh 88 89

Esok akan selalu menunggu kita untuk berkarya Bergerak bersama untuk meninggalkan jejak yang baik Tuntas sampai dengan akar-akarnya

Tak ada cara pintas menjadi pantas Karena proses adalah cara bertumbuh paling pas Semringah di setiap ruang loyalitas Pengabdian menjadi harga yang harus dibayar lunas

Pencapaian yang lebih baik Adalah hadiah dari sebuah kerja keras Yang secara nyata mampu kita wujudkan Sepanjang kita mengarah pada langkah dan keyakinan yang sama Lima Simpul Satu Cinta 88 89

Raga NIMASHITA ICHTIATY, KPPBC TMP C SABANG-DJBC

Raga sedang di tepi barat Indonesia Sedang jumpa harus kulalui Sumatera Raga, tak jauhkah kau di sana? Tak apa ini masih Indonesia, katanya Raga, sebenarnya sedang apa? Menjamin nafkah, menjalankan amanah

Raga masih harus berada di tepi Meski rindu menancap bertubi Raga jangan ditanya, apakah ingin kembali Jawabannya sudah pasti Tapi Raga tetap mengemban di tepi Hingga tugas membawanya dari tepi

Lima Simpul Satu Cinta Entah akan dibawa ke mana lagi Raga ini Yang pasti, Raga harus siap ke mana pun pergi

Raga tak lepas diri meski tahu dirinya iri Iri pada Bunda yang menyiapkan sarapan pagi Pada Ayah yang mengantarkan anaknya sekolah Tapi Raga mengerti, amanah yang dia miliki Raga akan tetap mengabdi Meski tak dipungkiri ia rindu untuk kembali Raga akan tetap bekerja dengan hati Seperti kata Ibu Menteri “Jangan pernah lelah mencintai negeri ini” 90 91

Selesai, Bos EKO PANDU PRANOTO, DIREKTORAT PNBP SDA DAN KND - DJA

Temaram lampu kamar menghempaskan bayangan seekor cecak di putihnya dinding, Tak bergerak tapi mata siaga membelalak

Aku termangu dengung nyamuk yang mengganggu, Mengibaskan tangan membabi buta, Mengusir terbangnya dari atas kepala

Sesekali melirik ke arah reptil kecil di atas sana, Tak terbujuk ikut mengibaskan tangannya, Mungkin takut sempoyongan jatuh menubruk dunia

Lima Simpul Satu Cinta Mengernyit keriput dahiku bertanya, “Masa sih dia tak digigit atau keberisikan?“

Seketika desingan sayap pengisap darah menghilang, Berganti decak cecak pergi bergerak, Menghampiri mesin pemindai sidik jari, Sambil berkata, “Tugas sudah selesai” 90 91

Di Atas Panggung Ini EDMALIA ROHMANI, KPP PRATAMA JAKARTA CILANDAK - DJP

Kusembunyikan getaran getir yang menjalari jejak pertama melangkah sejak keluar dari rumah Kutinggalkan sebersit khawatir di balik punggung bersama resah yang menggunung

Kusimpan ragu di antara berkas berkas yang bertumpuk di sela-sela cemas Kulipat kalut dan takut melangkah berdansa dengan kemungkinan-kemungkinan untuk memilih yang salah

Lima Simpul Satu Cinta Di antara derap iramanya kulantunkan berbait-bait nada tentang profesionalisme bekerja menuntun pada rasa bangga yang setia menunggu di akhir kisah meski tak akan pernah mudah

ia adalah laku utama dari bawah sadar yang telah lama memancarkan pesona bagi insan yang peduli makna hakiki amanah suci serta teguh janji 92 93

tak sekadar kata-kata nihil makna tak sekadar perilaku tak bernyawa profesionalisme adalah kunci hidup matinya organisasi Ia adalah watak yang menyatu dalam detak dan denyut nadi Lima Simpul Satu Cinta 92 93 Lima Simpul Satu Cinta 94 95

SINERGI

· Lima Simpul Satu Cinta sangka baik · saling percaya · menghormati · solusi terbaik 94 95 Lima Simpul Satu Cinta 9696 97 Lima Simpul Satu Cinta Lima Simpul Satu Cinta 96 9797

Bangsaku Berjuang, Pandemi Pun Terbang ASKOLANI, DIREKTUR JENDERAL ANGGARAN

Pagi menyapa,

Anak-anak bangsa berkemeja putih, Berpakaian lapangan atau informal, Menyingsingkan lengan dengan gagah Bergotong royong tanpa kenal lelah.

Tumpah darah berduka,

Rakyat terimbas wabah Covid-19, Pembatasan jarak dan kegiatan potong penyebaran virus. Masyarakat tertekan penuhi kebutuhan hidup. Lima Simpul Satu Cinta Ekonomi dan sosial juga terimbas, Butuh langkah cepat dan nyata tangani Covid-19 dan dampaknya

Tantangan nyata bagi anak bangsa mengatasinya

Pandemi ini harus dihadapi Bukan untuk ditakuti Kita punya reputasi Sebagai penjaga keuangan negeri ini

Peran fiskal dan Kemenkeu menjadi penting Bersinergi dengan sektor lainnya serta pemangku kepentingan Bahu-membahu melindungi masyarakat dan bangsa kita yang tercinta. 98 99

Pandemi belum usai Tugas kita justru baru dimulai Rangkaian panjang lokomotif perjuangan Memuat gerbong demi gerbong kebijakan Sampai pada tujuan akhir nanti Cinta pada Ibu Pertiwi Harus terus terpatri di dalam hati

*** Lima Simpul Satu Cinta Lima Simpul Satu Cinta 98 99

Sinergi Itu Nyata: Kepada Kawanku di Kemenkeu SUDARTO−STAF AHLI BIDANG ORGANISASI, BIROKRASI, DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Kita Kadang berjajar teratur Seringkali berserak Berdebat Lalu berjabat Menuju satu tujuan Satu Kemenkeu

Berkreasi dengan keikhlasan sejati Berinovasi lampaui batas kemungkinan Membawa negeri ini melesat Lima Simpul Satu Cinta Menembus batas keyakinan Membangun istana di tiap persimpangan Mengembangkan singgasana kesejahteraan ‘tuk rakyat dan bangsa pilihan

Pasti kuraih ajakanmu ‘tuk membangun Kemenkeu Meski mendera jiwa dan ragaku Mengisap energi dan waktuku Meraih suka, menaklukan duka 100 101

Dengan sekujur lelah dan luka Walau harus menghamba Kepada para pembenci dan penghina Karena sinergi itu nyata Bernyawa Penuh dinamika Mengantarkan kita Memajukan Indonesia Raya Lima Simpul Satu Cinta Lima Simpul Satu Cinta 100 101

Synergy in Tough Times LILI MUTIARY, SEKRETARIAT BPPK

The crown has struck, it won’t go wrong Hence the bell has chimed, it sounds ding dong We all run around, our minds go loon Yet in midst of chaos, we remember our commune

We stand in line, we stay tightened Though online, nothing gets loosened We hug each other, comfort one another In times of war, we fend together

Slowly yet surely, rises in the east For no one gets weary, in the face of the beast Come together my friend, let’s not get ceased

Lima Simpul Satu Cinta Synergy is key, to survive through the mist

(Singapura, 25 Maret 2020) 102 103

Aku, Kamu, dan Kita YOHANES SUPRIYANTO (KAK YO), BALAI DIKLAT KEPEMIMPINAN-BPPK

Sejak pertama kali aku dan kamu bertemu Tak ada niatmu, pun tanpa rencanaku Namun kita dibuat menyatu, bahu-membahu Selangkahmu mungkin enam langkahku Satu depaku mungkin dua depamu Tapi itulah kita, senyatanya berbeda rasa dan juga warna

Ketika aku dan kamu menjadi kita Banyak karya mampu kita torehkan dalam kanvas pengabdian Pikiran yang berpelukan dengan jari jemari menghasilkan harmoni Namun ketika aku dan kamu diceraikan Entah mengapa segala daya seakan sia-sia Hanyut bersama lahar panas di lereng Merapi Lima Simpul Satu Cinta Pada saat aku dan kamu bekerja menghadapi mereka Sering tak terasa teriknya mentari dan dinginnya rintik hujan Bahkan terkadang lupa bekal nasi buatan tangan wanita pujaan Tertutup gelegar hati yang membuncahkan gelora pelayanan Bukan pujian mereka yang ingin kita dengarkan Hanyalah mencari perkenan Tuhan semuanya kita tunaikan. 102 103

Pepatah Lama MUHAMMAD HAFIZULLAH LUBIS, SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK - SEKRETARIAT JENDERAL

Ingat hikayat lama Sapu lidi jadi umpama Goyah ia bila setangkai Teguh bila berantai

Ini pepatah lama Bukan kisah orang sebaya Persatuan menjadi senjata Perceraian mencipta binasa

Sudah ditimang satu haluan Tempat berlabuh amanah besar Kewaspadaan meletak tancapan Kesalahan menjurus sasar Lima Simpul Satu Cinta Berkali-kali bekali diri Kerja sama taklah merugi Acuhkan pandangan ke semua sisi Alamat janji akan terpenuhi

Ini cerita lama Satu tujuan dihimpun bersama Tiada lekang eratan tangan Keharmonisan menjadi landasan 104 105

Harmoni Pelangi DESRIANZA, KPP PRATAMA BUKITTINGGI-DJP

Semburatnya di bawah cakrawala Menambah keindahan tak terkata di atas mayapada Garis warnanya berada di lengkung yang sama Meski tiap warna berbeda adanya Lukisan alam dari Yang Mahaindah Pastinya bukan sekadar penghias alam raya Atau ciptaan yang hadir secara tak sengaja Tiap titik kreasi-Nya selalu menyediakan banyak ibrah Mungkin Dia juga hendak menunjukkan bahwa tiap kita pasti berbeda Tidak bisa dipaksakan keadaan semua insan menjadi tunggal warna Akan ada berjuta-juta corak dan warna Tapi jutaan corak dan warna ‘kan jadi seharmoni pelangi ketika berada di garis yang sama Lima Simpul Satu Cinta (Pekanbaru, 8 April 2017) 104 105

Sinergi Itu Pasti BINTANG HARRY JONATHAN TUA SITORUS, BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN - SEKRETARIAT JENDERAL

Semut-semut kecil, berjalan beriring-iringan mencari makanan Lebah-lebah pekerja, siang dan malam membangun ruang untuk sang tuan Tak mengenal lelah, tak memandang medan Semua bersama, gotong royong mencapai tujuan

Bagaikan lidi, yang tumbang bila sebatang Namun kuat, kokoh, bila dikumpulkan menjadi satu Bagaikan rusa, bila sendiri menjadi santapan sang singa Namun berkelompok, akan saling menjaga satu sama lain

Bekerja, melayani masyarakat, sudah tujuan pasti Bahu-membahu, bergandengan tangan, mewujudkan sinergi Koordinasi adalah kunci utama mewujudkan prestasi Melahirkan birokrasi yang bersih dan melayani Lima Simpul Satu Cinta Marilah kita bersama-sama Menyatukan angan, cita, dan tujuan Memberi hasil terbaik untuk Ibu Pertiwi Bersama, kami berbakti, membangun negeri 106 107

Indahnya Sinergi TEDDY FERDIAN, KPP PRATAMA KISARAN-DJP

Belajar dari perilaku semut Setiap bertemu tak lupa bertegur sapa Berbeda fungsi dijalankan dengan patut Prajurit, pemotong daun, dan pembawa makanan, saling kerja sama Tanpa jemawa demi tujuan nyata Ooh ... indahnya sinergi

Belajar dari anggota tubuh Rusak satu, yang lain ikut terpengaruh Bersama membentuk harmoni utuh Berangkulan tanpa merasa jauh Ooh ... indahnya sinergi

Belajar dari tim sepak bola Beda posisi, mantap jalankan strategi Tindakan jelas berdasarkan fungsi Lima Simpul Satu Cinta Satu tujuan untuk kemenangan bersama Lunturkan ambisi pribadi, bersama raih juara Ooh ... indahnya sinergi

Sinergi bukan hanya sekadar kata Yang terlontar tanpa ada makna Bangun hubungan dengan kerja sama nyata. Harmonis kemitraan, hasilkan karya Satu jiwa, kita bersama

Indahnya sinergi ... Kualitas hasil menjadi bukti Arti kerja tim bukan karya sendiri Wujud keterlibatan semua lini Demi senyuman ibu pertiwi 106 107

Rumah Cinta DENI HERDIANTO, DIT. PENGELOLAAN KAS NEGARA - DJPB

Tiada yang lebih indah Dari rumah yang dibangun dengan cinta Dinding dan atapnya saling menyangga Berpegang pada janji saling percaya

Tiada yang lebih megah Dari rumah yang dibangun dengan jiwa Batu dan pasirnya saling menjaga Tanpa harus banyak berkata

Tiada yang lebih berkah Dari rumah yang dibangun dengan doa Jiwa-jiwanya kokoh saling berpegang Demi bakti untuk negeri Lima Simpul Satu Cinta 108 109

Bait tentang WFH KUNTORO, KANWIL DJKN JAWA TIMUR

Sungguh makhluk kecil tak kasat mata Telah mengubah geliat dunia Wajah-wajah penuh kekhawatiran Kaki tangan digelangi ketakutan Terbelenggu diam berbatas sekat-sekat ruangan

Ini semua tentang apa? Ini semua untuk siapa?

Lirih, bisik hatiku menyapa Ini semua tentang kehidupan Ini semua tentang peradaban

Sungguh keabadian yang semula terasa jauh

Lima Simpul Satu Cinta Kini terasa hanya sejengkal depa Terpisah tabir tirai tipis Di seberang panas api membara

Ini bukan untuk dia atau mereka Ini semua untuk kita

Ini semua tentang disiplin Menjaga sebuah kehidupan Yang akan terus berlanjut Saat kita bekerja dalam diam Saat kita berangkulan dalam jarak yang terbentang Ini semua tentang bersama dalam ruang yang berbeda Ini semua tentang karya nyata lewat dunia maya Demi tetap tegaknya panji Nagara Dana Rakça 108 109

Biduk Kertas EKO PANDU PRANOTO, DIREKTORAT PNBP SDA DAN KND - DJA

Menyibak sekelompok puntung rokok di dalam asbak, Meninggalkan kertas-kertas panjang tergeletak, menghitam sedikit di tepian, Tertulis di barisan paling atas, Ada setruk belanja, slip gaji, dan tagihan bank.

Kulipat tergabung menjadi sebuah biduk kertas, Mengarungi sungai deras bernama Indonesia.

Lima Simpul Satu Cinta 110 111

Bilik Kecil di Rumah Kedua DRAJAD ULUNG RACHMANTO, KPP PRATAMA BOYOLALI - DJP

Selembar surat yang aku ketik Mungkin tidak akan pernah menanyakan kepada penulisnya Mengapa ia sebegitu bersemangat selain mengucap kasih atas penerimaan yang selama ini ia jangkau

Hidup ini indah Bukan hanya sekadar untuk membunuh rasa lapar Lahir, terdidik, bekerja layaknya mesin, mengandung anak, lalu meninggal Tidak serta-merta seperti itu

Kita merayakan hidup dengan berdampingan Menjalani hari-hari dengan membantu dan dibantu Salah satu cara mensyukurinya

Lima Simpul Satu Cinta Adalah melakukan terbaik di setiap kesempatan yang diamanahkan

Mimpi-mimpiku luas Sengaja kugantungkan di bilik kecil itu Tempat aku berkarya menembus batas Rak sederhana berisikan sepotong tulisan hasil diskusi dengan atasan Perihal bagian kecil upaya kita untuk membuat negara sedikit tersenyum

Setiap pagi, di bilik kecilku Aku meletakkan tas berisi niat dan rencana-rencana Yang telah kusiapkan sembari menumbuk sarapan dari rumah

Beruntung hidup di tengah keluarga besar yang saling mendukung Mampu mengisi satu sama lain dalam usaha kita menjadi kompak Mereka melakukan peran masing-masing dengan sangat baik 110 111

Tiada lelah untuk bekerja demi tujuan yang disepakati bersama

Seringkali ocehan kepada bangku sebelah terdengar nyaring Tapi siapa sangka, Sesederhana itu membangun persepsi yang sama

Satu atap bersama mereka yang saling mengayomi Membuatku tersadar jika sejauh aku berjalan aku tidak sendiri Sekalipun setiap waktu istirahat, aku seringkali memesan rasa cemas Namun, secangkir kehangatan mereka tetap saja membuatku lega

Sejumput doa selalu teriring lembut Untuk kita yang memutuskan berjalan bersama-sama Sekaligus paham cara mengudarakan semoga-semoga paling ampuh

Ke depan tantangan memang tidak akan pernah menjadi mudah Namun, tangan-tangan kita telah berjabat erat Sepakat untuk saling percaya dan meneguhkan jiwa Bahwa kita tidak pernah sendiri dalam menghadapi Dan upaya kita untuk menyatu telah melahirkan sinergi yang paling rekat. Lima Simpul Satu Cinta 112 113

Sinergi SRI SUHARTINI, KPPN KENDARI-DJPB

Kadang lakumu Menjadi lukaku Dan kita terjebak antara ruang

Kadang ada jarak Kian mengarak Dan tak bisa begitu saja terbuang

Kutahu kita memiliki cara Beda kala wicara Namun satu dalam juang

Lima Simpul Satu Cinta Satu arah Satu langkah Saling memberi nilai tambah

Hadirkan sangka baik Biarkan ia membiak Di jiwa ....

Saling percaya dan menghormati Kobarkan hingga mati Di hati .... 112 113

Temukan solusi Laksanakan resolusi Hingga tercapai visi misi

Meski kita beda Walau kadang ada celah Namun kita adalah satu Karena sinergi bukanlah Kata tanpa makna .... Lima Simpul Satu Cinta 114 115

Tangan BAYU ARTI NUGRAHENI, KPP PRATAMA BATU - DJP

Deru suara kendaraan mulai terdengar Menemani pagi menantang matahari Menuju meja peraduanmu Bersama setumpuk pekerjaan yang menunggu Membakar semangat yang menggebu Meski sesekali langkah itu terhenti Bingung mencari sebuah solusi Dan tanganmu terbuka ....

Terik mentari kian tinggi Lelah hari semakin menjadi Tumpukan masalah tak kunjung pindah Membuat hatinya menjadi gundah Dan tangannya terbuka .... Lima Simpul Satu Cinta Hari terus melaju Dan petang hampir datang Tak menghapus tumpukan yang masih terpampang Menunggu hilang terselesaikan Dan tanganku terbuka ....

Tanganmu ..., tangannya ..., dan tanganku Kita satukan tangan-tangan terbuka itu Tak perlu membelakangi kenyataan Bersama kita menghadapi keadaan Hingga masalah itu pergi Hingga tumpukan itu menemukan solusi Terus berlari menjemput prestasi Dan kita menyebutnya dalam arti sebuah SINERGI 114 115

Gerigi BUDHI SUTRISNO, DIREKTORAT INTELIJEN PERPAJAKAN-DJP

Kepada roda-roda gerigi penghasil energi Kerja samamu adalah kunci utama pembangun negeri Masing-masing memiliki peran yang sama penting Untuk saling membantu, bukan saling bersaing

Kepada roda-roda besar Terima kasih telah senantiasa bersabar Untuk semangat yang kautebar Agar merah putih anggun berkibar

Kepada roda-roda kecil Terima kasih untuk selalu ikut mempunyai andil Meski jarang ikut tampil

Lima Simpul Satu Cinta Namun terus tetap terampil

Semua bergerak bersama Agar terjaga dalam irama Tak ada yang lebih berguna dari yang lain Semua menyatu, saling terjalin Karena jika satu berhenti, semua mati 116 117

Eratkan Genggam BUDHI SETYAWAN, PKN STAN-BPPK

bukan lagi masing masing seperti pulau-pulau yang mengapung di batas jarak selat

tetapi kita adalah satu genggam bersama yang terus merapat dan alirkan derap menuju cahaya pagi

menjadi bagian dari keterikatan ruang melampaui jalinan tahun-tahun yang panjang

(Bekasi, 30 April 2020) Lima Simpul Satu Cinta 116 117

Iktibar Alam HERA KHAERANI, SEKRETARIAT LNSW

Dari alam kami meneladani Percuma susah payah berupaya memenuhi segalanya sendiri Lihatlah kupu-kupu yang meneguk nektar dari bunga yang dihinggapi Tanpanya, putik sulit mendapat penyerbukan serbuk sari.

Lihat pula burung-burung jalak, yang hinggap pada kerbau di pesawahan Kenyang jalak itu dibuatnya Nyaman kerbau itu, bebas kutu di tubuhnya.

Tiada yang hina dari sifat tolong menolong Tidaklah payah kala kerja bahu-membahu Dunia beserta isinya tidak dicipta untuk masing-masing dalam kesendirian Bahkan Tuhan memerintahkan agar kita tolong-menolong dalam kebajikan. Lima Simpul Satu Cinta Sinergi itu, bersama berbagi energi Sinergi itu, memenuhi panggilan Tuhan untuk tolong-menolong dalam kebajikan

Sinergi itu, bersama berbagi energi Sinergi itu, memenuhi panggilan tuhan untuk tolong-menolong dalam kebajikan

Sinergi itu, bersama membangun negeri Negeri titipan tuhan

(Bogor, 27 april 2020) 118 119 Lima Simpul Satu Cinta 118 119 Lima Simpul Satu Cinta IKTI- BAR ALAM120 121 Hera Khaera- ni, Sekretariat LNSW

PELAYANAN

Lima Simpul Satu Cinta · kepuasan pemangku kepentingan · proaktif · cepat tanggap 120 121 Lima Simpul Satu Cinta 122 123 Lima Simpul Satu Cinta Lima Simpul Satu Cinta 122 123

Untuk Negeriku NUFRANSA WIRA SAKTI, STAF AHLI BIDANG PENGAWASAN PAJAK

Musuh itu tak terlihat, tapi ada di mana-mana Siap menularkan kepada semua Musuh itu tak terlihat, menyebar tiada tara Siap menyerang yang tak siaga

Musuh itu tak terlihat, namun kami akan tetap hadir Siap melayani dengan segala peluh berbulir Musuh itu tak terlihat, tapi kami tetap berdiri Siap melayani dengan segala konsekuensi

Musuh itu tidak terlihat, namun kami tetap melayani sepenuh hati Demi Ibu Pertiwi, yang tidak boleh kalah melawan pandemi

(11 Juni 2020) Lima Simpul Satu Cinta 124124 125

Aku Masih Berjuang ROBERT LEONARD MARBUN, STAF AHLI BIDANG KEBIJAKAN PENERIMAAN NEGARA

Belum usai Dalam waktuku, hari ini masih pagi Masih banyak catatan untuk diwujudkan Masih banyak janji untuk ditepati Masih jauh Dalam perjalananku, baru puluhan langkah tertempuh Masih banyak lembah untuk singgah Masih banyak tempat untuk merapat Untukmu, Indonesia! Aku punya waktu dan perjalanan Belum tau kapan senja datang, belum jelas pula liku jalan di depan Namun, setiap langkah dalam waktuku Aku akan selalu menyembuhkan lukamu saat terluka Menghapus air matamu saat berduka Lima Simpul Satu Cinta Lima Simpul Satu Cinta Jika seorang diri, takkan belok saat aku harus lurus Dinding integritas takkan pernah diretas Jika tak sendiri, demi hasil tepat akan kujalin ikatan kuat Bangunan sinergi akan tetap berdiri Janji sudah terpatri erat Ikrar telah kuat terpahat Aku masih berjuang Membarukan yang telah usang Menyempurnakan segala yang kurang Melayani dengan hati, demi Ibu Pertiwi 124 125

Inilah Kami FAJAR SIDIK, KANWIL DJPB PROVINSI ACEH

Ini tentang kami …. Cerita anak negeri Memantapkan hati untuk ibu pertiwi Bekerja dalam keterasingan yang sepi Atas nama reformasi birokrasi

Ini tentang kami, kawan …. Di ujung Weh pun kami salurkan anggaran Untuk sekadar menutup kesenjangan Berharap meningkatkan kesejahteraan Terwujud pemerataaan pembangunan

Ini tentang kami, pace …. Banyak kisah pilu di ujung Nabire Lima Simpul Satu Cinta Atau cerita heroik di Ende Belum lagi sajak rindu dari Makale Kisah-kisah penuh rasa menutup sore

Ini tentang kami, tuan …. PNS idaman penuh kesabaran Penghasilan pas-pasan, habis membunuh kerinduan Gaji dua belas bulan, tuntas buat mudik tahunan Lagi-lagi sekadar menengok tanah kelahiran

Inilah kami, buruh .… Kobar semangat itu terus kami suluh Meski tak mungkin ampuh menghapus keluh Yahhh … mungkin itu cara meringankan pisuh Akibat rindu membuncah mengenang keluarga nan jauh 126 127

Inilah kami, sahabat .… Kami bukanlah orang-orang hebat tanpa laknat Kami hanya berusaha berbuat tanpa mengumpat Bekerja giat dengan semangat yang menyemburat Salurkan APBN untuk ‘sejahterakan rakyat

Inilah kami .… Anak-anak bangsa penuh peluh kontribusi Semoga kisah ini menginspirasi Membangkitkan optimisme untuk negeri Catatlah kisah kami ini ….

(Samarinda, 6 Juli 2015) Lima Simpul Satu Cinta 126 127

Kisah Suatu Ketika TEDDY FERDIAN, KPP PRATAMA KISARAN-DJP

Teringat suatu ketika .... Terik sang surya membawa seorang renta, melewati pintu kaca, Spontan mendorong satu pintu bertuliskan “tarik” Tertegun melihat sekeliling, sejuk ruangan membuat tubuh sedikit menggigil Mau lapor SPT ... lirih suaranya berkata Sambutan hangat dari pemuda berbaju putih berdasi merah Senyum merekah menenangkan jiwa Seketika tertanam dalam rasa, melayang menyentuh angkasa Secarik kertas kuning ada dalam genggaman Bukti kewajiban sudah tertunaikan Dengan pasti melangkah tegap keluar ruangan Senyum tak henti mengembang, tanda puas dengan pelayanan Teringat suatu waktu ....

Lima Simpul Satu Cinta Seorang ibu menggendong bayi mungil, yang tertidur pulas dalam kain batik berwarna ungu Duduk menunggu di kursi kuning biru Di tangannya secarik kertas kecil bertulis angka 51 Mau buat NPWP, mbak .... Suara halusnya berkata pada gadis hitam manis berjilbab putih, Menyambutnya hangat dengan senyuman, dan jari jemari pun sigap bekerja Raut muka bahagia terpampang nyata Pelayanan prima tuntas terlaksana Teringat suatu masa .... Hari terakhir di bulan Maret Ruangan penuh sesak sampai ke tenda Namun semua itu .... Tak mampu ‘goyahkan semangat mereka Aku tahu lelahmu telah menggerogoti 128 129

Aku tahu perutmu bahkan belum kauisi Tapi senyuman itu masih bisa menghiasi Mendengar keluh kesah, memberi solusi, tetap melayani .... Teringat suatu ketika .... Selembar kertas biru yang katanya berharga Diberikan tulus tanda suka cita Tapi gelengan kepala dan lambaian tangan adalah reaksinya Maaf kami tidak bisa menerima, ini kewajiban kami memberi layanan Lembut kata menolak halus pemberian Ingatlah suatu waktu .... Saat tubuhmu sudah menua Ketika kuatnya raga tak lagi sama Ada yang pasti menggantikannya Doa yang selalu mengalir tak terkira

Ingatlah suatu ketika .... Peluh mengucur deras, letih tak dapat ditahan Kau dapat bangga dengan segala persembahan Melayani dengan hati, Untuk ibu pertiwi Lima Simpul Satu Cinta 128 129

Pelayananmu, Ibu ACHMAT SUBEKAN, PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN-BPPK

Aku lahir begitu lemah tiada berdaya Hanya menangis dan tanpa busana Engkau berkorban sepenuh jiwa dan raga Demi kelahiranku yang telah menjadi asa

Pendidikan dan asuhan yang kauberi Semenjak aku lahir dan tanpa henti Ikhlas melayani demi sang jabang bayi Agar tumbuh menjadi harapan generasi

Tiada minta balasan ataupun pujian Apalagi sebongkah permata dan segenggam kekuasaan Hanya harapan agar kelak aku menjadi seorang insan

Lima Simpul Satu Cinta Yang bermanfaat dan bertakwa kepada Tuhan

Kini, aku telah tumbuh menjadi pengabdi negeri Menghadapi masyarakat yang harus aku layani Bermacam standar harus aku jalani Berbagai aturan pun mesti aku pedomani

Tapi, aku begitu sulit mencari sosok panutan Pada masa manusia sibuk dengan keduniaan Banyaknya kekayaan menjadi sebuah ukuran Akan keberhasilan dan kesuksesan 130 131

Kebanyakan pegawai tiada lagi punya peduli Sibuk membangun citra diri demi sebuah posisi Menggapai kepentingan dan mimpi duniawi Sehingga lupa dan lalai untuk melayani

Ibu, bimbinglah aku dalam tugas pelayanan Izinkan aku untuk menjadikanmu sebagai teladan Tiada berhitung pengorbanan dan keuntungan Senantiasa ikhlas dan tak berharap akan pujian

Keteladananmu menjadi semangat dan penguat Meskipun tuntutan dan tantangan semakin berat Seiring dengan tingginya kebutuhan masyarakat Untaian pesan dan nasihatmu selalu kuingat

Kearifan, kebijakan, dan doamu telah menjadi lentera Semoga ketulusan pengabdian senantiasa terpelihara Dalam aku menjalankan setiap tugas negara Demi masyarakat yang adil makmur sejahtera Lima Simpul Satu Cinta 130 131

Tetes Pengorbanan TANDA SETIYA, PKN STAN - BPPK

Hari masih pekat Mata yang tak lama mengatup kini harus dibuka kembali Demi sebuah makna kehidupan

Buah cintaku masih lelap dalam mimpi Mimpi di dekap ibunda hingga mentari pagi Karena sehari lebih ditinggal pergi Kala kembali matanya telah dibalut sunyi

Lelaki perkasa di sebelahnya Dengan manja mengganti hangat sang bunda Yang mesti membelah gelapnya pagi Menuju tempat berbakti

Lima Simpul Satu Cinta Hanya sedikit penawar rindu Yang kuperas untukmu hatiku Semoga tetes-tetes ini, bisa mengusap air matamu Yang saban hari mengalir karena rindu Di tinggal bunda mengais asa

Wanita muda itu beranjak pergi Rela melepas pujaan hati Untuk berlari mengejar kereta penuh sesak bergelantungan Demi sidik jari tanda hadirnya diri

Masih terengah Sejenak rebah dalam sandaran Menghela napas untuk memulai menjalankan tugas Pintu-pintu telah dibuka Lampu-lampu telah menyala 132 133

Sedikit gincu dan aroma seadanya Siapkan senyum untuk melayani Demi catatan harian Bahwa dirinya telah berkorban

Senja mulai semburat datang Saatnya berkemas pulang Kembali berjibaku untuk ‘hantarkan jasadnya yang lungkrah Menuju rumah yang telah sunyi Ditinggal mimpi buah hati

Kapan semua ini akan usai Usap air mataku di lubuh hati

(Tangerang, 15 Syakban 1441 H) Lima Simpul Satu Cinta 132 133

Melayani Lebih Sungguh

BINTANG HARRY JONATHAN TUA SITORUS, BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN - SEKRETARIAT JENDERAL

Sang mentari menyapaku dengan kerlingan matanya Daun-daun melambai seolah menyapaku memberi semangat Aku tertegun, sambil menghirup udara segar yang Tuhan berikan Semangat bergelora, membanjiri sukma, siap bekerja

Kupacu motorku melintasi jalanan, dengan senyum merekah di bibir Semangat baru yang tak terbendung, merasuki kalbu Sekejap mata, aku pun tiba di ladang pengabdian Mempersembahkan hati, jiwa, dan raga melayani masyarakat

Lima Simpul Satu Cinta Wahai abdi bangsa di mana pun berada Kita beruntung dianugerahi kesempatan berbakti untuk negeri Untuk itu, jangan kita sia-siakan amanah ini Mari, singsingkan lengan baju, tegakkan kepala, untuk memberi pelayanan terbaik

Banyak ruang yang bisa diisi untuk memperbaiki birokrasi Dan melayani masyarakat dengan lebih sungguh Mulai dari sekarang Menuju masa depan gemilang 134 135

Menolak Terkekang AJI KUSUMO ARDI, DIREKTORAT P2HUMAS - DJP

Kini tak mudah Menuntun tuk beradaptasi ‘Biasakan diri demi menerima perubahan Perubahan yang hadir membatasi diri

Bujuk rayu rasa ‘tuk mengeluh Hadirkan diri bagai seorang pengeluh Mengubah asa jadi tak ada Menghancur kita yang pernah ada

Lantas, Sanggupkah kita Memikul harapan atas sebuah pelayanan

Lima Simpul Satu Cinta Ataukah kita berhenti, Berhenti dan mengutuki kondisi

Jangan, janganlah berhenti, Karena hadirmu selalu dinanti Walau kini, ruang antar kita terbatasi Oleh sekat-sekat tanpa kisi

Kita, Kita adalah pejuang institusi Dengan janji ‘tuk selalu melayani Walau kondisi tak sesuai ekspektasi 134 135

Di Balik Kaca (TERINSPIRASI DARI IBU SRI MULYANI INDRAWATI) PENNY FEBRIANA, SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK-SEKRETARIAT JENDERAL

Satu pagi, saya terima selipan kata dari wanita di balik kaca

Ia yang belakangan mengisi berbagai berita selalu sibuk dengan angka. Meramu kebijakan dengan segala upaya agar supaya sebuah nilai bisa menyelamatkan sesama.

Pagi itu, tanggal dua puluh tiga Wanita di balik kaca …. duduk, bukan sebagai pejabat negara yang lagi bicara angka tetapi sebagai pemimpin yang ingin menjaga

Lima Simpul Satu Cinta Peristiwa memang bukan sepenuhnya kendali manusia Yang kita bisa hanya menjaga nilai-nilai yang menjadikan kita berguna

Sekalipun kondisi yang datang menggetarkan nilai-nilai itu akan membantu kita bertahan.

Nilai-nilai itu tak boleh pudar, katanya.

Ia yang sedang duduk menyampaikan pesan, selalu berjalan sebagai teladan untuk semua nilai dalam pengabdian 136 137

Bukan Tank, Lain Artileri ANDI N. S. KUNCORO, PUSHAKA-SEKRETARIAT JENDERAL

Pekik perang dimulai Ini kali, bukan revolusi Musuh bukan tank, artileri Biohazard level 3, hazmat jadi zirah

Perih perang dimulai Kekasih tercekik dikoyak sepi Tiba kala, ketika menang ialah sembunyi Tiba waktu, ketika mencinta adalah menjauh

Pandemi, P A N D E M I, Paru melebur tak terperi, Ekonomi merasai, melapuk merapuh Lima Simpul Satu Cinta Di balik badai, Pelangi menanti Ini bangsa lahir dari api, Berongkos ngilu darah, bukan hadiah penjajah

Digembleng pandemi, hampir hancur lebur, bangun kembali Digempur PANDEMI, hampir hancur lebur, bangun kembali Di Lapangan Banteng kita disumpah mengabdi Punah-binasa di atas menyerah. 136 137

Kasih dalam Sebuah Kisah DRAJAD ULUNG RACHMANTO, KPP PRATAMA BOYOLALI - DJP

Aku ingin menceritakan kisah Sekaligus mengucap kasih Kepada kakek tua dengan roti setengah Yang dimakannya dengan gegabah Terkantuk-kantuk menunggu yang tak kunjung bersuara Memegang setumpuk kertas bertuliskan dari keringatnya

Namanya terpanggil Oleh sistem yang tak ingin disebutkan namanya Ia menghampiriku dengan tenang, sebab sudah terlalu sering Bertahan bertahun-tahun dalam sebuah kewajiban Suaranya cukup nyaring dalam menjelaskan maksud Dan sedikit merayu dengan jarinya yang terkatup

Lima Simpul Satu Cinta Kakek ini pandai mengolah data, kataku Adik ini pintar merangkai senyum, katanya Kami terkekeh dalam diam Sementara berkas di hadapan kami tampak memelas

Nadanya sangat ramah dan tatapannya terus meminta tatapanku Aku memberinya perhatian namun jemariku tetap tak tinggal diam Tak butuh waktu lama untuk selesai Hingga keterkejutan menjadi penengah di antara kami 138 139

Kakek tua itu mengamati sekeliling Lalu mengangguk seakan kepuasan telah menyelimuti matanya Tak lama setelahnya, Kami berdua perang kata terima kasih Berdebat perihal siapa yang seharusnya mengucapkan Lantas sampai pada titik temu Bahwa kami sama-sama belajar dari satu sama lain

Sebelum kakek tua itu beranjak Aku kembali mengucap salam penuh santun Lalu ia membalas dengan gerakan yang tak kalah sopan Sebagaimana biasanya. Lima Simpul Satu Cinta 138 139

Senyumku pada Negeri M. C. KINANTI RARAS AYU, SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL

Senyummu palsu, matamu hampa Iya, itu bibirku bukan hatiku Bibirku hanya bisa merekah tanpa bunga Kata bisa berucap tanpa mengalun Wajah meriah tak bersorak Dalamku kosong

Senyummu masih palsu, matamu setitik bersinar Iya, mataku tercerahkan oleh lakon Korea, pelipur lara Bukan, bukan itu Lega, tangisku pecah dalam lelap Terbayang wajah tekuk, kata kasar menusuk hatiku Senyum terbaik, kata termanis sudah kuberikan padanya

Lima Simpul Satu Cinta Senyummu sedikit palsu, matamu setitik bersinar Hatiku berdesir meresap ke seluruh tubuh Mataku menangkap senyum mereka Tutur lirih merdu menggelitik telingaku Wajahku bersorak tanpa giat Ah, tak sabar bertemu esok

Senyummu indah, terbingkai manis dalam angan Terima kasih, sungguh ku bersyukur pada-Mu Senyumku ‘kan kujadikan semakin indah Melayani masyarakat ‘tuk mengabdi pada pulau Senyumku ‘kan kujadikan semakin sempurna Melayani Kemenkeu ‘tuk mengabdi pada negeri 140 141

Melayani Setulus Hati DWI ERLINA WATI, KANWIL DJP DIY

Mengukir senyum akan mengalirkan simpati Menguluk salam akan meruntuhkan ketegangan Menyapa ramah akan membentengi amarah Mendengarkan keluh kesah akan mengundang kepercayaan

Pelayanan adalah garda terdepan Sepenuh hati selalu jadikan pedoman Bukan pujian yang diharapkan Tetapi kepuasan pemangku kepentingan adalah tujuan

Pasang wajah seribu binar Berbekal sabar seluas bahar Tak jarang harus berjibaku jiwa raga

Lima Simpul Satu Cinta ‘Luangkan waktu lebih lama

Melayani adalah tugas utama nan mulia Hilangkan sekat dengan sesama Lewat rendahnya hati tulus melayani Agar mampu capai tujuan tertinggi 140 141

Abdi Saja NURMA KASA JULIATI, BLBC KELAS II SURABAYA - DJBC

Sebagian mereka mengira kami enak-enak saja Barangkali tak tahu, kami juga sibuk membereskan rindu Menanti waktu bertemu, sementara kami tetap pergi bekerja Di bawah bayang idealisme manusia untuk hidup bersama Tapi sungguh kami tidak apa-apa

Kami selesaikan apa-apa yang perlu diselesaikan Kami rancang apa-apa yang perlu di masa depan Ternyata tak ringan tugas negara yang dititipkan Sebuah amanah agar peradaban luhur dapat diwujudkan Menggapai kebahagiaan hidup hingga keturunan yang tak berbilang

Kami hanya ingin melayani

Lima Simpul Satu Cinta Tidak berharap sanjung dan puji Kami hanya ingin berbakti Bukan berusaha memperkaya diri sendiri

Sebab kami tahu tugas adalah kewajiban Yang diemban juga kelak dimintai pertanggungjawaban Kalau boleh meminta, sebait doalah yang kami harapkan Biar tetap utuh kebenaran Sehingga kami pantas ke rumah pulang Memeluk yang tercinta sebagai abdi negara Itu saja 142 143

Sang Hamba RULY ARDYANSYAH, DIREKTORAT PNBP SDA DAN KND-DJA

Beberapa malam ku bersimpuh Kepada langit di tengah malam Hal yang kupertahankan hanya sikap teguh Demi sebuah kesetiaan atas layanan

Setiap jiwa datang dan pergi Demi mencapai sebuah tujuan Takkan pernah akan kubenci Demi sebuah pesan handai tolan

Dalam diam ku bersyukur Demi jiwa yang tafakur Takkan pernah jiwa ini kufur

Lima Simpul Satu Cinta Demi menjaga adab liang kubur

Sekali lagi kami memberi Tanpa ada yang menjadi pamrih Dalam tegak badan ini berdiri Demi sebuah cinta dan kasih 142 143

Ingin Hidup Seperti Apa JOSHUA IVAN WINALDY SIMANUNGKALIT, SEKRETARIAT DJP

Aku ingin punya empat pasang telinga agar aku dapat lebih banyak mendengar Tapi Tuhan memberiku satu pasang, masing-masing kanan dan kiri Kata-Nya untuk mendengar dengan baik memisahkan yang buruk Aku ingin punya empat pasang mata agar aku dapat lebih banyak melihat Tapi Tuhan hanya memberiku satu pasang, masing-masing kanan dan kiri agar aku dapat melihat dua sisi kehidupan, baik dan buruk Aku ingin punya banyak kepala

Lima Simpul Satu Cinta agar aku dapat lebih banyak kemampuan untuk berpikir Tapi Tuhan hanya memberiku satu agar aku dapat lebih fokus pada pikiran yang sehat, jernih, dan kuat Aku ingin punya belasan tangan agar aku dapat mengerjakan banyak hal sekaligus dalam satu waktu Tapi Tuhan hanya memberiku dua, masing-masing kanan dan kiri agar aku dapat menggunakannya dengan sungguh-sungguh Demikian, aku belajar bahwa untuk menolong tidak harus menunggu sampai kaya raya 144 145

Untuknya juga tidak harus mencapai titik tertinggi status sosial dan juga tidak harus mencetuskan rencana-rencana besar yang justru berujung wacana Tuhan berpesan bahwa mengasihi sesama harus dilakukan dengan sepenuh hati Tak mengulangi ribuan pertanyaan tentang untung dan rugi Melayani itu salah satu seni tentang kemanusiaan, dengan cepat dan tanpa pamrih seperti waktu manusia berdoa kepada-Nya, dengan sepenuh jiwa, raga, dan hati sepanjang hidupnya sampai mati.

(Solo, 2020) Lima Simpul Satu Cinta 144 145

Kita Adalah Lebah Pekerja

BUDHI SETYAWAN, PKN STAN - BPPK

kita adalah lebah pekerja kepakkan sayap ke hutan dan taman negeri dalam segala cuaca panas dan hujan hanyalah variasi dari nyanyian suasana yang bergulir berkejaran dan tak sanggup menegah arah jelajah

aroma nektar selalu memanggil desir merasuk ke ruang pembuluh menjadi pijar napas yang gegas seperti tarian yang merunut pada irama

Lima Simpul Satu Cinta dengan kelok dan liku hingga begitu ringan mencapai sari bunga mengumpulkan harum dan manisnya seperti uar kemurnian rindu yang bersetia pada waktu

di rumah negeri kita alirkan madu setiap tahun sebagai bagian dari ketakziman detak ingatan pada kehidupan betapa semua mesti berdegup 146 147

lalu berbiak warna-warni kegembiraan dalam kesegaran dan kebugaran dan kita menyebutnya sebagai cinta yang menggairahkan hingga teramat sulit dilupakan

(Bekasi, 30 April 2020) Lima Simpul Satu Cinta 146 147 Lima Simpul Satu Cinta 148 149

KESEMPURNAAN

· perbaikan terus-menerus · inovasi · kreativitas Lima Simpul Satu Cinta 148 149 Lima Simpul Satu Cinta 150 151 Lima Simpul Satu Cinta 150 151

Jalan Bernama Pikiran ANDIN HADIYANTO, DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN

Jalan ini tidak berujung Namun tiada takut, diri ini mengarung

Setiap langkah berusaha menyanggah Prasangka tentang tak ada yang baru Di bawah matahari Mulai dari hal kecil, yang tampak sederhana Waktu menunggu orang-orang yang datang Membawa harapan negara akan bersedia Merentangkan pelukannya

Kadang kami melihat ke luar Bagaimana orang-orang bekerja

Lima Simpul Satu Cinta Tanpa lupa menjenguk ke dalam diri Apa jati diri

Lalu tiada jemu menciptakan perubahan dari yang kecil, sampai impikan hal-hal besar Melihat senyum bahagia saudara yang kekurangan Menerima bantuan sosial yang tepat Desa-desa terbangun, petani menatap sawah Yang bersiap disemai benih yang selama ini saling tindih Tumbuhlah mereka Melalui musim-musim panjang 152 153

Jalan ini tiada berujung Tuhan memberikannya sebagai ciri manusia Dan demi masa, manusia berada dalam kerugian Bila hati yang tertutup tak dibiarkan terbuka Bila pikiran tak dibiarkan menemu aliran Bila hari menjelang tak lebih baik dari sekarang Lima Simpul Satu Cinta 152 153

Belajar Tanpa Titik DARA PUSPITANINGRUM, SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK-SEKRETARIAT JENDERAL

Kilatan cahaya menyambar malam Air langit turun menjemput kehidupan Tak acuh jiwa lelap mengembara Berselimut hangat bagai tak ada pagi

Terlihat satu cahaya dari sudut kota Ada mimpi terjaga dalam sujudnya Malaikat pun tersenyum dari surga Melihat sang pembelajar siap berkelana

Garis jingga mulai merekah dari timur Merona seperti pipi gadis pujaan Sang pembelajar berlarian ke segala penjuru

Lima Simpul Satu Cinta Mengayuh beban tanpa keluhan

Menit dan detik berlomba bersikutan Menuju tegaknya bayangan Sang pembelajar memburu kegagalan Memutar roda takdir menuju keberhasilan

Senja pun hadir bersama rintik Dijemput gelap berkawan hujan Bagai tak kenal tanda titik Sang pembelajar merangkai mimpi menembus awan 154 155

Kesempurnaan SEDARDJUNINGSIH, KANWIL DJPB PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

Sang bayi merangkak, berdiri perlahan, tertatih-tatih Berjalan menuju bunda yang menatap penuh binar Langkah kecilnya kadang tertahan, kadang terjatuh, namun ia bangkit lagi Terus berproses tak kenal lelah, tak kenal menyerah

Sang bunda selalu tersenyum, memberi semangat Jatuh bangun itu biasa, yang penting terus berupaya Bunda bahagia, sang bayi menyambut dengan suka cita Sama-sama berproses untuk mencapai tujuan

Manusia dewasa kadang lupa Meraih kesempurnaan butuh proses panjang Pengorbanan, kegigihan, dan mampu melawan rintangan

Lima Simpul Satu Cinta Itu bagian dari pemrosesan

Tak ada kata instan untuk meraih kesempurnaan Perbaiki diri, terus melangkah, akhirnya tiba di tujuan Selamat berproses menuju kesempurnaan, kawan, Bagi mereka yang menjadikannya sebagai tujuan.

Tak mau berproses, itu pilihan Jalan di tempat, janganlah heran Tertinggal jauh sudahlah tentu Merugi waktu terus berlalu 154 155

Kesempurnaan bukan hal yang semu Kesempurnaan harus diupayakan Kesempurnaan membuat kita berpacu Kesempurnaan menjadi teladan

Bila kesempurnaan hanya milik Allah Maka jadilah wadah Allah untuk meraihnya Maka tak ada kesombongan saat meraihnya Karena paham, ia hanya menjadi wadah-Nya semata.

(Yogyakarta, 31 Maret 2020) Lima Simpul Satu Cinta 156 157

Bahagia, Sempurna FITRI RAHMAWATI, BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN-SEKRETARIAT JENDERAL

Sempurna adalah usaha terbaik di masa sulit Tak mesti sama, tak harus serupa Sebaik yang kau bisa Sekuat yang kau mampu

Menjaga jarak, tak lagi bertemu Mengasah rasa agar tak jemu Hingga paripurna tugas negara Tak ada keluh yang kaurasa

Hari ke hari semangat kian membara Hati ke hati mereda dan terbiasa Tersenyum meski tak terlihat

Lima Simpul Satu Cinta Lantunan doa senantiasa terpanjat

Sempurna, tak akan ada takarannya Hatimulah yang bisa meraba Saat semua tak lagi sama Masihkah ia bahagia bekerja? Bahagia penuh syukur Atas nikmat yang tak terukur Saat mudah dan susah Berharap menjadi berkah 156 157

Kesempurnaan AGUS SUHARSONO, BDK YOGYAKARTA-BPPK

Keterbatasan, kodrat manusia Kesempurnaan, harap dipelihara Bukan hasil akhir ukurannya Menujunya lah pertanda kau ada

Gagal bukan tamat Perlu jalan lebih cepat Beda cara namun tepat

Cukup yang terbaik, tidak yang terhebat Memberi, bukan apa yang akan kaudapat

Akhir bukan tanda istirahat Bolehlah sejenak melepas penat Lima Simpul Satu Cinta Melangkah untuk yang lebih hebat Gandeng kawan juga sejawat

Waktu akan mencatat Semua yang kau perbuat Hantarkan nanti di akhirat 158 159

Menyapa Angin AAN ALMAIDAH ANWAR, DIREKTORAT KITSDA-DJP

Bersandar pada tiang kehidupan, ku ingin menyapanya dan bermanja

Hai, angin .… Izinkan aku bicara tentang kemewahan yang bukan ujung perjalanan Tentang kekuasaan yang bukan tujuan kemenangan Walaupun berlari kita mencari, menabrakmu yang berputar di kepala dan di hati

Wahai angin …. Ingin ku tak peduli, pada mereka yang membelai kedekatan melansir kedigdayaan di pucuk-pucuk impian Kehilangan … kepedihan .… Bagaikan tak berkawan, saat terus berjalan

Lima Simpul Satu Cinta Meraih sebuah nilai yang menjadi milik Tuhan

Menjadi sempurna, bisikmu, bukan sabda sang Pencipta semata Nilainya menyublim di percampuran tetes saripati anak manusia Kita sempurna, karena Dia Menggenggam nilai untuk menjadi terbaik, toh, bukan salah siapa-siapa

Lantas kau menderu, duhai angin …. Garis yang terpatri, gemamu, tidak untuk dicaci Atas nama kesempatan yang hilang, selalu ada harapan yang datang Bukankah tidak ada yang bernama kebetulan?

Ya! Berjalanlah! Di jalan setapak yang bermuara pada niatan 158 159

Tetap melambungkan tekad memberi, Menjadi terbaik dalam semesta diri bukan berarti menantang mayapada yang riuh bergengsi

Dengarkanlah angin! Saat dia membawamu pada kenyataan Mari tegak dalam sejuta kreasi! Kita gali sang nilai yang tersembunyi, melahirkan harmoni antara inovasi dengan esensi Berkali-kali, saat runtuh, harus bangkit kembali!

Dan sebab kesempurnaan adalah milik Dia, angin menghantar kita Pada tekad yang membentuk rasa

Lima Simpul Satu Cinta Untuk malu pada-Nya.

(Bogor, 13 April 2020) 160 161

Di Balik Kesempurnaan TEDDY FERDIAN, KPP PRATAMA KISARAN-DJP

Derap langkah kaki mungil pergi menjauh Sayup terdengar sang ibu setengah teriak Namun si buah hati sudah melalak Tinggalkan segelas susu di meja tergeletak Belum sempurna ... ibu berkeluh

Secarik kertas bergaris dalam genggaman Tinta merah tertulis angka 99 Dari kawan banyak terlontar pujian Namun diri larut dalam gumaman Nyaris sempurna ....

Ketika hati tenggelam dalam lautan cinta

Lima Simpul Satu Cinta Tidak ada yang lain selain dia Dirinya yang tampak tanpa cela Lantunkan lagu cinta grup band ternama Kau begitu sempurna ....

Sempurna .... Bukan tentang lengkapnya hidangan Tidak melulu tentang ujian tanpa kesalahan Bukan juga lagu cinta untuk sang pujaan

Kesempurnaan .... Bukan hanya hasil yang diminta Tidak juga harapan yang tak kunjung nyata Dan juga bukan hal yang fatamorgana

160 161

Di balik kesempurnaan .... Ada upaya untuk perbaikan Ada hasrat untuk capaian Tumbuhkan optimisme gapai masa depan

Di balik kesempurnaan .... Potensi hebat selalu diberikan Hasil terbaik ada dalam genggaman Menjadi terbaik adalah tujuan Untukmu ... Indonesiaku .... Lima Simpul Satu Cinta 162 163

Sempurna Seutuhnya BINTANG HARRY JONATHAN TUA SITORUS, BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN-SEKRETARIAT JENDERAL

Rangkaian penuh makna, tiada cela Berisi kepercayaan, hormat, dan tanggung jawab Tiada terputus memenuhi ruang hampa Seperti aliran darah, yang berdesir kencang ‘nyalakan sukma

Mengalir, berderai, merasuki kisi-kisi Menutup kepalsuan dan ruang-ruang kekosongan Berikhtiar menuju kesempurnaan Menghindar dari segala godaan

Tuhan sang Pencipta, menganugerahkan kita Akal, jiwa, dan roh dalam menjalankan amanah-Nya Jauh tetapi mungkin, sulit namun bisa

Lima Simpul Satu Cinta Mengabdilah hai abdi bangsa, melayani dengan tulus, menuju kesempurnaan Sempurna seutuhnya 162 163

Surat dari Kupu-Kupu DENI HERDIANTO, DIT. PENGELOLAAN KAS NEGARA - DJPB

Aku datang dengan keindahan Dari sudut musim pancaroba Berlabuh pada bunga dan dahan Penuh warna kuasa pencipta

Kau terpukau menatapku Tanpa tahu berapa masa aku tertatih Dalam putaran waktu Menuju karya mahasempurna

Kau tahu? Aku perlu satu purnama untuk berhias Menjalani proses itu dari waktu ke waktu Dan kau, bahkan tak pernah melirikku di masa itu Lima Simpul Satu Cinta

Untukmu yang belajar menjadi sempurna Aku hanya ingin menyampaikan kepadamu Tak ada keindahan paripurna Yang datang tiba-tiba Hanya dengan mantra abrakadabra

Teruslah bergerak Dari persinggahan ke persinggahan Kesempurnaan hanyalah sebuah proses Bukan garis akhir yang bisa kausentuh Sebab ia milik tunggal yang kuasa

Ada apa di sana 164 165

Jadilah Terang TATIANA JATRINA PRASASTI, DIREKTORAT PENJAMINAN MUTU-LNSW

Ada apa di sana Ketika hanya benda-benda yang bertemu pada sebuah meja Mengapa tak ada lagi kita di sana Berhadap-hadapan menceritakan kerumitan ibu kota, seperti biasanya Barangkali dinding ruang kerja kita butuh jeda dari suara keluh kesah kita Barangkali bangku-bangku itu butuh waktu menyimpan percakapan-percakapan penting kita di bulan-bulan lalu

Barangkali bumi butuh dimengerti tubuhnya lelah berlari setiap hari, ingin sejenak berhenti

Lima Simpul Satu Cinta Kini, hari-hari tak sama lagi Tak pernah terbayangkan, kita diberi tantangan bicara tanpa berjumpa bekerja tanpa duduk bersama bertukar gagasan, meski tak berhadap-hadapan

Kini, hari-hari tak sama lagi namun kita harus terus berbakti bicara tentang banyak rencana bekerja untuk mewujudkannya Bertukar gagasan, memecahkan kesulitan meski tak berhadap-hadapan

Kegelapan hari-hari ini mengajari kita untuk semakin berani 164 165

Menjadi lilin-lilin kecil yang menyala bersama-sama di tempat yang berbeda-beda Kesulitan hari-hari ini mengajari kita untuk semakin berani mengejar kesempurnaan dalam pengabdian

Bumi sedang lelah, namun abdi negara tak boleh menyerah

( Jakarta, di tengah-tengah bekerja dari rumah, 30 April 2020)

Lima Simpul Satu Cinta 166 167

Akan Sampai ANDI ZULFIKAR, KPP PRATAMA BANTAENG-DJP

Langkah kita satu tujuan Berderap setapak di jalan harapan Kerja memang belum juga usai Namun nusa menunggu kita sampai sebelum dini Sempurnalah sudah warna rindu Aku, kamu, kalian, mereka menjadi satu Tangan bergerak, perbaikan tak bisa sendiri Bekerja tuntas bersama mengangkat harkat negeri Akan tiba masa bila kita percaya Iman sebagai lentera Doa sebagai senjata Kerja terbaik menjadi jalan Persatuan menata seribu pesan Hingga impian berdikari dipetik di masa depan Lima Simpul Satu Cinta Saat itu, beratus-ratus juta senyum semoga merekah Berjabatan tangan hingga hilang rasa lelah Elok indah cantik pertiwi Memeluk kita yang bekerja tak sendiri Hingga usai sampai jati diri Bangsaku, bangsamuv Harapanku, harapanmu Bersama Kerja paripurna Kementerian Keuangan, menuju masa depan 166 167

Kami Tak Pernah Sempurna DEDHI SUHARTO, INSPEKTORAT VI-INSPEKTORAT JENDERAL

Kami tak pernah sempurna Karena kami hanyalah manusia Pun begitu tak berarti bekerja seadanya Kami pastikan yang terbaik akan kami berikan Karya-karya unggulan Hasil perbaikan tak berkesudahan

Begitulah kami digembleng dan ditempa Di kawah Nagara Dana Rakça Lihatlah gada warna kuning emas di logonya Perlambang sempurnanya pendayagunaan keuangan negara

Justru karena kami tak pernah sempurna

Lima Simpul Satu Cinta Kami terus menuju kesempurnaan paripurna Mengangkat harkat mulia Melahirkan kreativitas dan inovasi Tanpa henti selalu mencari solusi Demi negeri, demi NKRI

(Bogor, 16 April 2020) 168 169

Jalan Menuju Tuhan PONIMAN, PUSAT KEBIJAKAN REGIONAL DAN BILATERAL-BKF

Celaka .... Nestapa .... Derita .... Digilas sang waktu Memandang dunia yang semu Mencari kabar baik yang tak kunjung temu Bertanyalah pada kalbu Duhai insan, mengapa hari ini tak lebih baik dari kemarin?

Merugi .... Sesal .... Meratap .... Lihatlah pada jiwamu

Lima Simpul Satu Cinta Tidakkah sang waktu tertawa padamu Menatap rembulan dalam angan-angan Menggapai bintang dalam mimpi Bertanyalah pada kalbu Duhai insan, mengapa hari ini sama dengan kemarin?

Beruntung .… Bahagia .… Mengapa waktu begitu bersahabat Bukankah ia kejam dan tak bersahabat? Di mana muram, di mana resah, di mana sedih itu Bukan itu .... Ini adalah kebaikan Menghampiri insan yang memperbaiki diri Setiap hari adalah perubahan baginya 168 169

Oh, itu rupanya

Hari ini lebih baik dari hari kemarin!

Jika Tuhan Mahasempurna, manusia harus menuju ke kesempurnaan Memperbaiki setiap kesalahan Pada akhirnya ... Tuhan jua yang menentukan Lima Simpul Satu Cinta 170 171

Kapitalisasi EKO PANDU PRANOTO, DIREKTORAT PNBP SDA DAN KND-DJA

Merebak romansa dari balik kaleng wafer berdebu, Berisi tumpukan kertas kusam berhias tinta yang mulai redam.

Kubuka lipatan pada selembar surat pembalasan cinta, Mesem-mesem teringat saat dulu mengejanya. Katanya, “Sungguh kau sempurna untukku”

Kuambil sebilah pena hitam tebal, Secepat kilat mencoret sedikit guratan. Kini, huruf “K” sudah besar. Lima Simpul Satu Cinta 170 171

Semesta Bercerita MAYU SARA ANGGITA, SEKRETARIAT DJA

Curiga, kini dekat dalam kehidupan Satu sama lain yang harusnya memberi semangat Namun berinteraksi saja kita ketakutan Menolak dekat tapi saling debat

Secercah harapan yang terbit dalam pikiran Menjadi alasan bertahan hingga kisah ini tamat Meninggalkan semesta dengan keindahan Mengembalikan genggaman erat dan pelukan hangat

Saat seperti ini, sifat manusia menonjol nyata Apatis, oportunis, anarkis, dan egois Mungkin semesta pun ingin bercerita

Lima Simpul Satu Cinta Tentang pemiliknya yang semakin individualis

Kita seolah ibu tiri bagi semesta yang kesepian Menyiksa dengan perbuatan, menyakiti tanpa penyesalan Manusia memang wadah untuk sekantong salah Menjadi bilik ketidaksempurnaan dan objek ceramah

Hai semesta, ayo lekas pulih Dengarlah kata rindu dan bisikku lirih Beri aku waktu untuk berubah dan memperbaikinya Sebaik yang seharusnya, sesempurna yang semestinya 172 173

Jiwa Yang Tak Sempurna RULY ARDYANSYAH, DIREKTORAT PNBP SDA DAN KND-DJA

Setiap malam aku bertasbih Kepada sang khalik yang terkasih Tanpa lupa Dia yang memiliki

Sekali jalan dalam hidup Tanpa pernah aku lupa bersujud Tapi diri ini selalu ujub Ingin rasanya diri ini tak berwujud

Tanpa beban hidup ini dijalani Meski bersama kadang sendiri Daya juang yang kumiliki Tanpa terasa itulah yang paling hakiki Lima Simpul Satu Cinta 172 173

Lihat Aku Lebih Dekat

BUDHI SUTRISNO, DIREKTORAT INTELIJEN PERPAJAKAN-DJP

Izinkan aku meletakkan nyala pada prasangkamu Pada harap yang hirap Pada gelap yang kaudekap Izinkan aku menaruh keruh yang selalu kaurengkuh Karena luka yang kaubawa Karena kisah lalu yang membuatmu kecewa

Cobalah lihat aku lebih dekat Agar hubungan antara kita tak lagi pekat Mungkin dulu aku pernah menjadi tak ramah, tidak melayani dengan sepenuh hati Tapi kini aku sedang berbenah, melakukan perbaikan tanpa henti

Lima Simpul Satu Cinta Aku tak akan lagi mendiktemu dengan segala peraturan Kini aku terbuka pada semua usulan perbaikan Karena yang kutuju adalah kebaikan bersama Melakukan tugas negara dengan saksama

Untukmu para pahlawan bangsa, yang rela berbagi rasa pada sesama Kupersembahkan perbaikan senantiasa, agar keadaan sosial lebih berirama Aku tidak bisa menjanjikan semuanya paripurna, karena insan selalu memiliki cela Karena bahkan kesempurnaan yang aku persembahkan padamu, adalah kesempurnaan yang tak akan pernah sempurna Tapi upaya perbaikan yang tak pernah ada ujungnya 174 175

Hidup Ini Mulia, Dik .... SATRIA HADI LUBIS, PKN STAN-BPPK

Hidup ini mulia, dik .... Itulah sebabnya engkau diajarkan integritas sebagai benteng jati dirimu Lalu kautanam itu susah payah dalam kerjamu untuk mendapatkan buahnya kelak

Hidup ini mulia, dik .... Itulah sebabnya engkau ditanamkan tentang profesionalisme Lalu engkau menanggung sendiri akibatnya, tanpa bisa berlindung atau membanggakan apa pun kecuali kerja ikhlas dan cerdasmu dengan sepenuh tanggung jawab

Hidup ini mulia, dik .... Itulah sebabnya engkau dilatih bersinergi agar engkau tahu pahitnya egoisme dan indahnya kebersamaan Menghasilkan karya berkualitas atas nama kita, bukan aku Lima Simpul Satu Cinta Hidup ini mulia, dik .... Itulah sebabnya engkau diyakinkan tentang pentingnya pelayanan dengan hati Bahagia walau lelah Karena engkau sadar terlahir untuk mengabdi pada kemanusiaan

Hidup ini mulia, dik .... Itulah sebabnya engkau dibimbing menuju kesempurnaan Agar engkau menjadi yang terbaik tanpa keangkuhan Menggesa untuk selalu memperbaiki diri

Hidup ini mulia, dik .... Maka di dalam auramu tetap berdirilah dengan tegar dan bangunlah terus jiwa sucimu 174 175

Pertanyaan Tanpa Henti EDMALIA ROHMANI, KPP PRATAMA JAKARTA CILANDAK-DJP

Di ujung hari Kudapati diri berlumur tanya telah berpikir kenapa Bertutur bagaimana Berbuat apa saja

Adakah tangan ini telah sempurna menorehkan goresan gemilang yang mampu diwariskan pada generasi mendatang

Atau hanya peluh sia-sia terlahir dari keluhan tak bermakna semata-mata demi mengisi presensi belaka

Adakah hati telah menyatu dengan amanah Lima Simpul Satu Cinta Bahu-membahu menambah yang kurang menambal yang lubang sebelum bahtera karam dan layar tak lagi terkembang Memungut resah yang berceceran menjadi saling percaya yang padu jalin-menjalin jabat erat tangan bersatu

Tanpanya kesempurnaan takkan terpacu memicu kerja kerja emas dari waktu ke waktu Tanpanya manusia hanya individu sarat cela tanpa mampu melangkah maju 176 177

PROFIL

KONTRIBUTOR Lima Simpul Satu Cinta Lima Simpul Satu Cinta 176 177

Sri Mulyani Indrawati (Puisi: Lima Simpul Satu Cinta)

Lahir di Bandar Lampung pada tanggal 26 Agustus 1962. Menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia (1986). Melanjutkan pendidikannya di University of Illinois Urbana Champaign, Amerika Serikat dan mendapatkan gelar Master of Science of Policy Economics (1990). Setelah itu ia mendapatkan gelar Ph.D of Economics (1992).

Pada awal Oktober 2002 terpilih menjadi Executive Director Dana Moneter Internasional (IMF) mewakili 12 negara di Asia Tenggara (South East Asia/SEA Group). Sejak 1 November 2002, ia mewakili 12 negara anggota SEA Group di International Monetary Funds. Pada 5 Desember 2005, Sri Mulyani dilantik menjadi Menteri Keuangan. Beliau dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik untuk tahun 2006 oleh majalah Euromoney dan menjadi Menteri Keuangan terbaik Asia di tahun yang sama oleh Emerging Markets Forum pada 18 September 2006. Beliau juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober 2007 serta wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008.

Di tahun 2008, ia menjabat Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian setelah Menko Perekonomian Dr. Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia. Kemudian pada 1 Juni 2010 Sri Mulyani Indrawati menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia. Pada tanggal 27 Juli 2016, Beliau dilantik oleh Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Keuangan kembali dalam Kabinet Kerja. Lima Simpul Satu Cinta Pada bulan Desember 2018, Sri Mulyani Indrawati terpilih menjadi “Best Minister in the World” pada World Government Summit di Dubai. Pada tahun 2019, Sri Mulyani kembali dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik di Asia Pasifik tahun 2019 versi majalah keuangan FinanceAsia. Penghargaan dari FinanceAsia ini diperoleh tiga tahun berturut- turut setelah sebelumnya diperoleh pada tahun 2017 dan 2018. Pada bulan Agustus 2019, Beliau dipilih sebagai Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia periode 2019-2023.

Tanggal 23 Oktober 2019, Sri Mulyani Indrawati terpilih kembali untuk menjabat sebagai Menteri Keuangan pada periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo. Jabatan ini adalah jabatan Menteri Keuangan yang ketiga kalinya bagi Sri Mulyani pada kabinet yang berbeda. Pada 12 Oktober 2020, Beliau kembali meraih penghargaan Finance Minister of the Year for East Asia Pacific dari Global Markets setelah sebelumnya pada tahun 2018 Beliau meraih penghargaan yang sama. 178 179

Andin Hadiyanto (Puisi: Jalan Bernama Pikiran)

Pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Kebijakan Kerjasama Internasional (2009-2011), Kepala Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral (2011-2012), dan Sekretaris Badan Kebijakan Fiskal (2012). Pada Januari 2013 dipercaya sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional lalu secara resmi dilantik pada jabatan tersebut bulan November 2013. Pada Desember 2013 merangkap sebagai Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal sampai dengan 6 Februari 2015. Pada 7 Desember 2018 kembali dipercaya sebagai Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional setelah sebelumnya, menempati posisi sebagai Direktur Eksekutif Bank Dunia, yang mewakili 11 negara ASEAN di Bank Dunia, Washington DC. Pada tanggal 22 Juli 2019 dilantik sebagai Direktur Jenderal Perbendaharaan.

Askolani (Puisi: Bangsaku Berjuang, Pandemi Pun Terbang)

Memulai karier di Kementerian Keuangan di Badan Analisa Keuangan dan Moneter (1992- 2001) sebagai Pelaksana, Kepala Urusan Penerimaan Minyak Bumi, Kepala Subbagian penerimaan Migas, dan Kepala Subbagian Penerimaan Pembangunan. Pada 12 April 2001 memulai karier di Badan Analisa Fiskal (2001-2004) sebagai Kepala Subbidang Analisa Pembayaran Bunga Hutang kemudian sebagai Kepala Bidang Analisa Pengeluaran Rutin. Tahun 2004 berpindah ke Direktorat Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan sebagai Kepala Subdirektorat Penyusunan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat (2004- 2006) dan menjadi Kepala Bidang Perumusan Rekomendasi Kebijakan Belanja Negara

Lima Simpul Satu Cinta (2006-2008). Pada tahun 2008 menjabat sebagai Kepala Bidang Kebijakan Penerimaan Negara Bukan Pajak, Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan dan pada 31 Desember 2008 diangkat menjadi Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Pada tanggal 21 Juni 2011 dipercaya sebagai Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak di Direktorat Jenderal Anggaran dan pada 27 November 2013 dilantik sebagai Direktur Jenderal Anggaran.

Hadiyanto (Puisi: Harapan)

Mulai bekerja sebagai CPNS Kementerian Keuangan pada tanggal 1 Maret 1987. Pernah menjabat sebagai Kepala Biro Hukum Sekretariat Jenderal pada tahun 2005. Sejak tahun 2006 memimpin Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, kemudian pada 1 Juli 2015 dilantik sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan. 178 179

Mochamad Agus Rofiudin (Puisi: COVID-19 dan Integritas)

Pernah menjabat sebagai Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (2017-2018) dan Kepala Kantor Wilayah DJBC Sumatera Bagian Timur (2018-2019). Pada 22 Juli 2019 dilantik sebagai Kepala Lembaga National Single Window.

Nufransa Wira Sakti (Puisi: Untuk Negeriku)

Pernah Menjabat sebagai Kepala Seksi di Direktorat Jenderal Pajak pada 2003. Lalu ditunjuk sebagai Kepala Seksi Direktorat Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi DJP pada 2010. Kemudian dilantik menjadi Kasubdit Manajemen Transformasi Direktorat Transformasi Proses Bisnis DJP pada 2012, Chief Change Management Officer I, CTO Kemenkeu pada 2014, dan Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan pada 2016. Pada 31 Januari 2020 dilantik oleh Menteri Keuangan sebagai Staf Ahli Bidang Pengawasan Perpajakan.

Rionald Silaban (Puisi: Integritas)

Diangkat menjadi Kepala Bidang Perumusan Rekomendasi Pengelolaan Risiko Fiskal Badan Kebijakan Fiskal pada tahun 2006 hingga kemudian menjadi Kepala Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan Sekretariat Jenderal pada tahun 2008. Pada 13 Januari 2012 dilantik sebagai Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi, dan Teknologi Informasi.

Selanjutnya, menjadi Direktur Eksekutif di World Bank pada tahun 2015. Kemudian pada Lima Simpul Satu Cinta 16 Desember 2016, dilantik menjadi Staf Ahli Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Internasional di Kementerian Keuangan. Pada 26 Juni 2018 dipercaya menjabat sebagai Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan.

Robert Leonard Marbun (Puisi: Aku Masih Berjuang)

Pernah menjabat sebagai Tenaga Pengkaji Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum Kepabeanan dan Cukai pada Juni 2011. Kemudian, pada Oktober 2012, menjadi Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sulawesi. Selanjutnya sejak April 2015 menjabat sebagai Direktur Kepabeanan Internasional hingga pada April 2016 diangkat menjadi Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga. Pada 17 Juli 2018 dipercaya sebagai Staf Ahli Bidang Kebijakan Penerimaan Negara. 180 181

Sudarto (Puisi: Sinergi Itu Nyata: Kepada Kawanku di Kemenkeu)

Pernah menjabat sebagai Tenaga Pengkaji Bidang Perbendaharaan dari Januari 2012 hingga Januari 2013. Direktur Sistem Perbendaharaan dari Januari 2013 hingga April 2013. Pada 3 April 2013 dilantik menjadi Direktur Transformasi Perbendaharaan dan pada 21 November 2018 menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi, dan Teknologi Informasi.

Sumiyati (Menjelang Senja)

Mengawali karier di Kementerian Keuangan pada tahun 1982 di Badan Akuntansi Keuangan Negara. Pernah menjabat sebagai Kepala Subbidang Bimbingan Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah pada tahun 2002. Kemudian menjabat sebagai Kepala Seksi Pola dan Standar Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Tahun 2007.

Tahun 2010 promosi menjadi Kepala Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan dan sekaligus menjadi Plt. Kepala Biro Perencanaan Keuangan Sekretariat Jenderal pada tahun tersebut. Pada 21 Juni 2011 dipromosikan menjadi Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan, Sekretariat Jenderal. Kemudian pada 6 Februari 2015 dipercaya menjabat sebagai Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, kemudian pada 23 Januari 2017 dilantik sebagai Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan.

Aan Almaidah Anwar (Puisi: Menyapa Angin)

Lahir di Denpasar, Bali, 27 Juli. Menjadi Ketua Sanggar Sastra Cipta Budaya di SMP 1 Lima Simpul Satu Cinta Denpasar tahun 1984. Dua buah antologi puisi sudah diterbitkan saat SMP yaitu Rindu Anak Mendulang Kasih (1984) dan Doa Bali Tercinta (1985) yang diapresiasi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, Fuad Hassan. Tahun 2018 melahirkan antologi puisi yang dikumpulkan oleh GM Sukawidana, guru sastranya waktu SMP, berjudul Peladang Kata. Aktif menulis di majalah remaja saat itu, Anita Cemerlang, Gadis, Aneka, Femina dan Kartini. Menjadi 10 pemenang terbaik puisi tentang apartheid tahun 1987 oleh United Nations of Information – PBB. Penulis tetap kolom Taxlight di Majalah Pajak sejak tahun 2017.

Achmat Subekan (Puisi: Integritas Tanpa Batas; Pelayananmu, Ibu)

Widyaiswara Ahli Madya, lahir di Tulungagung pada 3 Mei 1973, pertama berkarier di KPKN/KPPN Pamekasan (1995-2000), tahun 2000 beralih tugas ke KTUA Denpasar, dan 2001-2006 di KPKN/KPPN Amlapura. Amanah sebagai widyaiswara dijalani di BDK Makassar (2006-2014), BDK Malang (2014-2020), dan di Pusdiklat Anggaran dan 180 181

Perbendaharaan sejak Februari 2020.

Acwin Hendra Saputra (Puisi: Kembali Pulang)

Dosen pada Jurusan Manajemen Keuangan, PKN STAN.

Agus Suharsono (Puisi: Kesempurnaan)

Saat ini sebagai Widyaiswara Ahli Utama Balai Diklat Keuangan Yogyakarta, selain menulis karya tulis ilmiah bidang hukum, perpajakan, serta pendidikan, juga menulis puisi, pantun, dan esai. Tahun 2010 menerbitkan buku kumpulan 80 esai dengan judul “Jaman Penjor”, puisinya terbit di beberapa antologi, dan ikut membidani terbitnya buku “Berkah Modernisasi DJP”.

Aji Kusumo Ardi (Puisi: Integritas itu Aku; Menolak Terkekang)

Lahir pada tanggal 6 April 1990 di Muara Bungo, Jambi. Orang tua bernama (Alm) M. Koesnan, S.H. dan Hermina Yulianti, B.A. Terlahir dari tiga bersaudara, kakak bernama Rahadiang Kusumo Bawono, S.T. dan adik, Rio Kusumo Prasetiyo, S.H.

Saat ini, bertugas di Direktorat Jenderal Pajak khususnya di Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat (Dit. P2Humas) sejak tahun 2018. Dalam jenjang pendidikan, merupakan lulusan Diploma III Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) tahun 2011 dan Diploma IV Politeknik Keuangan Negara STAN tahun 2018. Lima Simpul Satu Cinta Alexander Zulkarnain (Puisi: Semestinya)

Lahir di Tegal pada tanggal 13 September 1965. Inspektur VII yang sudah mengabdi di Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan sejak tahun 1985 ini adalah bagian penting dari perubahan yang terus bergulir. Menyelesaikan pendidikan D-IV jurusan Akuntansi di STAN, pendidikan magister jurusan Manajemen di STIE IPWI, dan doktoral di Universitas Negeri Jakarta jurusan Manajemen Sumber Daya Manusia.

Andi N. S. Kuncoro (Puisi: Bukan Tank, Lain Artileri)

Pegawai Pushaka Bidang Analisis dan Harmonisasi Kebijakan Perpajakan & Pembiayaan Negara, asal Bantul DIY, ekonom muda pemodel Computable General Equilibrium (CGE), lulusan salah satu kampus Ivy League di Amerika Serikat: Cornell University, NY, juga peraih penghargaan Pi Alpha Alpha Washington D.C. yang gemar mengisi akhir pekan dengan mengajar makro & mikroekonomi di PKN STAN. 182 183

Andi Zulfikar (Puisi: Akan Sampai)

Lelaki kelahiran Makassar, lulusan D-III Pajak dan S1 Manajemen Universitas Terbuka. Hobi membaca sambil sesekali menulis bila ada ide yang tersangkut di kepala.

Anis Tahyati (Puisi: Huruf Alif )

Senang dipanggil nduk karena merasa diayomi. Dilahirkan 21 tahun yang lalu di Kebumen tanggal 20 Maret 1999. Sangat ingin jadi dokter tapi malah nyemplung ke rumpun tetangga. Fobia akan kesendirian dan sangat membutuhkan teman. Me time-nya mengobrol dengan jalanan, angin, dan langit malam. Mau kenal lebih lanjut? Telusuri cuitan-ku di @anneestah

Anugrah Roby Syah Putra (Puisi: Riwayat Sekuntum Bunga Bangsa)

ASN Kanwil DJBC Sumatera Utara. Bukunya antara lain Gue Gak Cupu (Gramedia, 2010) dan Married Because of Allah (Noura Books, 2014). Puisinya termaktub dalam Antologi Penyair Nusantara Musibah Gempa Padang (2010), Nuun (2010), Kerdam Cinta Palestina (2010), Tsunami Kopi (2011), antologi puisi Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan (2011), Secangkir Kopi (2013), Seratus Puisi Qur’ani (2017), Antologi Puisi untuk Lombok dan NTB (2018), Kado Aksara untuk Bea Cukai (2018), 100 Penyair Indonesia dalam Antologi Puisi Binjai (2019) Sajadah (2019) dan Yang Mengeram dari Yang Terpendam (2019). Silaturahim dapat melalui instagram @anugrah.roby, surel anugrahroby88@gmail. com, dan WhatsApp 085262000442.

Lima Simpul Satu Cinta Arfan Udi Winasis (Puisi: Tikus!)

Lahir di Wonosobo. Mengabdi di DJA, Kemenkeu sejak 2009. Pernah bercita-cita menjadi penulis fiksi.

Bayu Arti Nugraheni (Puisi: Tangan)

Account Representative Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan.

Bintang Harry Jonathan Tua Sitorus (Puisi: Sinergi itu Pasti; Melayani Lebih Sungguh; Sempurna Seutuhnya)

Seorang penikmat seni yang berprofesi sebagai abdi negara. 182 183

Budhi Setyawan (Puisi: Eratkan Genggam; Kita Adalah Lebah Pekerja)

atau’Buset’, kelahiran Purworejo, 9 Agustus 1969. Penyuka musik dan puisi. Buku puisi terbarunya Mazhab Sunyi (2019). Ketua komunitas Forum Sastra Bekasi (FSB) dan mengelola Kelas Puisi Bekasi (KPB). Bekerja sebagai dosen di PKN STAN. Saat ini tinggal di kota Bekasi, Jawa Barat, Indonesia. Alamat surel: [email protected] dan nomor HP 081226807247.

Budhi Sutrisno (Puisi: Batas Integritas; Gerigi; Lihat Aku Lebih Dekat)

Seseorang yang senantiasa belajar untuk menjaga integritas karena setiap kali merasa sudah menguasai secara teori, selalu kurang sempurna dalam ujian praktik. Bekerja di Direktorat Intelijen Perpajakan. Sebuah roda kecil yang masih minim andil, namun senantiasa mencoba tetap terampil.

Casman (Puisi: Bima)

Anak Betawi yang lahir pada tanggal 4 Februari 1978 ini merupakan pendiri dari Customs Ability Sharing Team (CAST), suatu forum yang bergerak pada peningkatan kompetensi pegawai dengan sistem Sharing not Teaching yang juga tertuang dalam buku Derap Pengabdian berjudul “Yes Sir, I’m Casman member of CAST”. Anggota dari Customs Literacy Forum (CLiF) ini memiliki moto: “Teruslah berusaha bekerjalah diatas rata-rata karena pada saat semangat kita turun minimal kinerja kita masih di rata-rata”.

Lima Simpul Satu Cinta Dara Puspitaningrum (Puisi: Manusia Baik; Belajar Tanpa Titik)

Pegawai Sekretariat Pengadilan Pajak yang telah mengabdi selama 7 tahun. Saat ini menjabat sebagai analis berkas sengketa junior di Majelis IVA. Dilahirkan di Malang, 29 tahun lalu. Lulusan sarjana akuntansi dari Universitas Brawijaya Malang dan master kebijakan publik dari ANU. Di unit kerja, aktif sebagai kontributor majalah TC Media. Baginya menjadi kontributor adalah kesempatan untuk menyalurkan kegemaran dalam menulis dan membagi inspirasi/opini untuk memberi manfaat yang lebih luas.

Dedhi Suharto (Puisi: Kami Tak Pernah Sempurna)

Penulis yang lahir di Pekalongan 10 Agustus 1970 adalah Auditor Ahli Madya Inspektorat VI Itjen Kementerian Keuangan yang hobi menulis buku nonfiksi, novel, atau puisi. Suka berinovasi di antaranya Metode Penentuan Jenis Hukuman Disiplin (MPJHD) yang diakui LIPI sebagai Penemuan Sangat Bermanfaat untuk Negara. Kecintaannya kepada ilmu 184 185

membuatnya kuliah S3 program doktor manajemen IPB dan lulus 13 September 2019. Ia bertekad menjadi pakar GRC (Governance, Risk Management, & Control) di Indonesia. Aktivitas sosialnya adalah memimpin masjid di kampungnya sejak 1999. Di masa reformasi, ia menjadi aktivis mahasiswa 1998 saat menjabat Ketua Senat Mahasiswa STAN. Media Keuangan menjulukinya sebagai Auditor Multitalenta.

Deni Herdianto (Puisi: Kembara Jiwa; Rumah Cinta; Surat dari Kupu-Kupu)

Lahir di Pangandaran pada tahun 1981, seorang penggemar Liverpool yang saat ini aktif sebagai Kepala Seksi Pengelolaan Rekening Pengeluaran di Direktorat Pengelolaan Kas Negara, Ditjen Perbendaharaan. Pernah menjuarai beberapa lomba menulis di Ditjen Perbendaharaan serta aktif menulis artikel untuk media lokal di Kaltim.

Desrianza (Puisi: Catatan Kecil Untuk Anakku; Harmoni Pelangi)

Seorang lelaki tulen, #penarikata #pelajarcinta #perindusurga. Suami dari seorang perempuan Minang, dengan tiga orang anak (Nawfal, Naureen dan Nauzan). Berprofesi sebagai ASN dengan jabatan terakhir sebagai Account Representative. Bertugas di KPP Pratama Bukittinggi sejak 2017 sampai dengan sekarang.

Dini Kusumawati (Puisi: Delayering)

Memulai karier di Kementerian Keuangan pada tahun 1999, tepatnya di Biro Kepegawaian, Sekretariat Jenderal. Menyelesaikan Pendidikan sarjana di Universitas Padjadjaran, Lima Simpul Satu Cinta Pendidikan magister di Universitas Indonesia, dan doktoral di Universitas Padjadjaran. Pada tahun 2013 dipercaya untuk menjadi Tenaga Pengkaji Bidang Perencanaan Stategik yang kemudian pada tahun 2016 diberikan amanah untuk menjadi Kepala Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan, Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan.

Drajad Ulung Rachmanto (Puisi: Indonesia Tanpa Gratifikasi; Menjaga Kiprah yang Berdampak; Bilik Kecil di Rumah Kedua; Kasih dalam Sebuah Kisah)

Pria yang lahir di Wonogiri tahun 1996, memiliki hobi membaca, menulis, dan jalan-jalan. Ia sedang merintis sebuah podcast bernama “Antara Kita” yang berfokus pada konten musikalisasi puisi atau segala opini yang menyangkut hati. Ia telah melahirkan buku pertamanya yang berjudul “Senyum Tenggelam di Air Matamu” yang merupakan kumpulan puisi hasil dari pengamatannya. Selain itu, juga senang berkontribusi dalam beberapa media tulis khususnya dalam bentuk puisi. 184 185

Dwi Erlina Wati (Puisi: Integritasku Kendaraan Hidupku; Melayani Setulus Hati)

Pegawai Kemenkeu yang saat ini bekerja sebagai pelaksana pada Seksi Administrasi Bukti Permulaan dan Penyidikan Kanwil DJP DIY. Selain sebagai pegawai Kemenkeu, penulis juga ibu dari tiga orang putra dan putri. Penulis menyukai kegiatan menulis sejak duduk di bangku SD (waktu itu masih menggunakan mesin tik) terutama menulis puisi dan cerpen. Di tengah kesibukan sebagai PNS dan ibu rumah tangga, penulis tetap berusaha meluangkan waktu untuk mengasah hobinya. Karena prinsipnya setiap perasaan ataupun kejadian jika hanya disimpan maka akan hilang begitu saja, tetapi jika dituangkan dalam tulisan akan menjadi sebuah sejarah.

Edmalia Rohmani (Puisi: Di Atas Panggung Ini; Pertanyaan Tanpa Henti)

Insan pajak yang mencintai kata seperti paru-paru memerlukan udara.

Eko Pandu Pranoto (Puisi: Selesai, Bos; Biduk Kertas; Kapitalisasi)

PNS Kementerian Keuangan yang sejak lama menyukai puisi tetapi baru saja berani membuat puisi. Sering terjebak pada rasa “takut tidak bagus” membuat penulis seringkali urung menuliskan puisinya. Namun kini mencoba berani dengan apa pun nilai yang didapat dari puisi yang dibuat karena semua tak lain motivasi agar terus meningkat. Dalam kegiatan puisi nilai-nilai Kementerian Keuangan ini, menulis tergugah untuk merangkai sajak yang menggambarkan nilai-nilai Kementerian Keuangan dalam bahasa yang terlintas di pikiran.

Lima Simpul Satu Cinta Fajar Sidik (Puisi: Inilah Kami)

Alumnus FH Universitas Lampung dan Media Komunikasi Universitas Airlangga. Belajar menjadi penggiat sosial dengan menginisiasi 9 rumah baca dan aktivitas sosial lainnya bersama komunitas sedekah sandal jepit dan Sahabat Kemenkeu Aceh (SaKA). Jangan lelah menjadi oase kehidupan.

Fajrin Agustian (Puisi: Tarian di Pagi yang Mengagumkan)

Sehari-hari bekerja sebagai Penelaah Keberatan (PK). Mulai tertarik dengan dunia sastra sejak kuliah di STAN. Saat ini sedang mencoba mengembangkan Komunitas Sastra Kanwil DJP Jakarta Timur. Belakangan tergabung juga bersama kawan-kawan Pecinta Sastra di Komunitas Sastra Kementerian Keuangan.

Tulisan yang pernah dimuat berjudul “Anakku Dirikan Sholat Sendiri” di Majalah Ummi Edisi November 2014. 186 187

Fitri Rahmawati (Puisi: Bahagia, Sempurna)

Biasa dipanggil Fitri/Pit. Lulusan D-III STAN jurusan Perbendaharaan dan tahun 2017 telah menyelesaikan pendidikan S1 di UT. Pada tahun 2018, berhasil menyusun buku “Prime Story” yang merupakan kumpulan ceritan inspiratif pegawai Setjen dalam mengimplementasikan spirit PRiME.

Sejak kecil sudah mencintai bahasa Indonesia. Bermula saat SD beberapa kali menjuarai perlombaan bahasa Indonesia sampai tingkat Kabupaten. Selain itu, mencintai dan menekuni dunia seni, lagi-lagi bermula saat SD mengikuti kursus seni tari dan berhasil pentas seni tari di sekolah dan di kondangan beberapa saudara. Selanjutnya tampil menjadi dancer di beberapa perlombaan SLTP dan berhenti ketika memasuki dunia SMA. Terakhir, menikah dengan seorang pelaku seni (vokalis).

Haryo Seno (Puisi: Pena Rancap Lelaki Tua)

Orang tuanya memberi nama Haryo Seno, biasa menggunakan nama media sosial @haryoseno7. Merasa tak pandai berpuisi maka selalu menggunakan hastag #tanpapuisi di seluruh karyanya.

Seorang abdi negara yang berusaha berintegritas, profesional, selalu bersinergi dan melayani siapa pun dengan sepenuh hati serta melakukan yang terbaik untuk mencapai kesempurnaan.

Penempatan kerja pertama di DJA tahun 1999, pada tahun 2004 bertransformasi menjadi Lima Simpul Satu Cinta DJPb. Kemudian pada tahun 2007 mendapat penugasan ke DJPU hingga sekarang yang telah berubah menjadi DJPPR.

Salah satu komunitas yang diikuti adalah Komunitas Sastra Kemenkeu, tempat ia menjadi penikmat sastra.

Helbert Sinaga (Puisi: Tanggung Jawab)

Lahir di Tigarunggu, 30 Agustus 1992, anak kedua dari empat bersaudara. Salah satu kesempatan yang baik adalah bekerja di Kemenkeu mulai tahun 2018 di Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. Saat ini menjadi pelaksana di Subdit Transformasi Sistem Informasi Keuangan Daerah - Direktorat Evaluasi dan Sistem Informasi.

Hera Khaerani (Puisi: Iktibar Alam)

Seorang perempuan yang sejak 2 tahun silam memutuskan untuk banting setir dari profesi 186 187

sebagai jurnalis, menjadi praktisi kehumasan di Lembaga National Single Window. Meski akrab dengan kata-kata, ia tidak suka jika harus bicara tanpa ada faedahnya. Jangan sampai kata-kata yang demikian kuatnya, kehilangan makna karena sia-sia. Suka belajar dan berkarya, dari keduanya ia mendapatkan semangat kerja.

Jamila Lestyowati (Puisi: Setia, Memegang Janji)

Penyuka sastra sejak kecil. Di sela-sela aktivitas mendidik, mengajar, dan melatih, waktunya digunakan untuk menulis. Selain tulisan ilmiah berupa paper/artikel yang dipublikasikan di media massa/jurnal, dia juga sering menulis puisi dan cerpen. Dia sudah menerbitkan beberapa buku antologi. Menjadi guru adalah impian masa kecilnya. Maka, profesi widyaiswara di BPPK dijalani sebagai bagian dari aktualisasi dan ibadah dalam perjalanan hidupnya. Alumnus STAN lulus tahun 1996 ini adalah ibu dari lima anak. Harapannya hanya satu, memiliki hidup yang bermanfaat untuk orang lain. Doanya melangit agar ada kebaikan dan keberkahan di dirinya, keluarga, institusi, bangsa, dan negaranya.

Joshua Ivan Winaldy Simanungkalit (Puisi: Ingin Hidup Seperti Apa)

Seorang ASN kelahiran Sragen, 11 Maret 1996, ini bernama Joshua Ivan Winaldy Simanungkalit. Menjadi ASN di lingkungan Kementerian Keuangan RI, tepatnya di Direktorat Jenderal Pajak, tak menghentikan penulis untuk tetap bekerja dan berkarya di bidang literasi baik terkait ekonomi maupun sastra. Beberapa perlombaan di ajang literasi diikuti oleh penulis seperti yang terbaru yaitu Juara II Nasional Lomba Artikel Populer

Lima Simpul Satu Cinta DDTC dalam acara “DDTCNews Lomba Menulis Artikel Pajak Tahun 2018” dan menjadi finalis 20 Naskah Terbaik (4 besar) dalam Lomba Esai Pelangi Konservasi Tingkat Nasional 2019 oleh Universitas Negeri Semarang (UNNES). Penulis dapat dihubungi melalui nomor telepon 082221411127 dan surel [email protected].

Kuntoro (Puisi: Bait Tentang WFH)

Alumnus STAN/Prodip III Keuangan PPLN Lulus Tahun 1998. Masuk keluarga besar Kementerian Keuangan bulan November 1998 saat menjejakkan kaki di Bumi Sembilan Lurah Sepucuk Jambi Tepatnya di Kantor Pengurusan Piutang Negara (KP3N) Jambi. Delapan tahun menyusuri riak-riak sungai Batanghari, saatnya menyeberang ke Bumi Para Jawara, Banten, tepatnya di KP2LN Serang pada bulan Januari 2006. Tahun 2007 masih di Bumi Para Jawara di Kanwil DJKN Banten. Bulan Maret 2014 kembali menyeberang pulau ke Bumi Nyiur Melambai bertugas di KPKNL Manado. Empat tahun menyelami budaya Mapalus Tanah Minahasa memegang semboyan Sitou Timou Tumou Tou yang berarti 188 189

Manusia hidup untuk memanusiakan sesama. Bulan Oktober 2018 menyeberang ke Pulau Jawa tepatnya di kota Pahlawan berkantor di Kanwil DJKN Jawa Timur sampai sekarang.

Lili Mutiary (Puisi: Synergy in Tough Times)

Pegawai tugas belajar yang tengah menempuh pendidikan Doktoral di Nanyang Technological University (NTU), Singapura. She keeps herself updated with news of situations back home within a global context while plowing through her assignments. Least to say that the current situation is concerning, yet she maintains a positive outlook and belief in her government and colleagues to overcome challenges in unison.

Mayu Sara Anggita (Puisi: Jujur yang Luntur; Semesta Bercerita)

Anak ketiga dari tiga bersaudara dan merupakan lulusan Diploma III PKN STAN tahun 2017 yang kemudian ditempatkan di Direktorat Jenderal Anggaran. Saat ini masih berada di penempatan pertama, yaitu di salah satu bagian di Sekretariat Direktorat Jenderal Anggaran.

Muchammad Fanani Ardiansyah (Puisi: Pantas)

Lahir 23 tahun lalu tepat tanggal 26 Maret 1997 di kota Sidoarjo. Selain hobi menulis, penulis juga sedang menekuni hobi lain di bidang fotografi.

Muhammad Hafizullah Lubis (Puisi: Tertuju Arah; Pepatah Lama) Lima Simpul Satu Cinta Berasal dari Medan, Sumatera Utara. Salah hobi penulis adalah senang berpantun dan berbalas pantun. Penulis memperoleh penghargaan The Best Empolyee di lingkungan Setjen Kemenkeu pada tahun 2018. Di samping bahasa Indonesia dan Inggris, penulis juga menguasai bahasa Arab, Perancis, Hindi, dan Urdu.

Muhammad Fauzan Rahmanto (Puisi: Kisah Cintaku Dengan Integritas)

Lahir 10 Desember 1995, aktif sebagai Pemeriksa Pajak di KPP Pratama Bekasi Selatan. Hobi olahraga, khususnya voli dan futsal.

M. C. Kinanti Raras Ayu (Puisi: Senyumku pada Negeri)

Sejak 2011 telah bergabung dalam Redaksi Auditoria, sempat vakum dua tahun karena studi. Tahun 2017 kembali bergabung dan menjadi salah satu editor di Auditoria. 188 189

M. Rizky Rahardika Hartono (Puisi: 5 Haiku)

Memiliki minat dalam sinematografi, seni mengolah rasa, dan perilaku manusia yang ternyata sangat membantu dalam memahami manusia dan tugas-tugasnya selama ini. Termasuk dalam bertugas sebagai pengelola SDM yang saat ini dipercayakan kepadanya, ia menyadari bagaimana keputusan sederhana dapat berdampak kompleks dalam kehidupan manusia lainnya.

Nimashita Ichtiaty (Puisi: Raga)

Perempuan dengan nama blasteran Jepang ini lahir dan besar di Sleman, DIY. Terlahir sebagai putri bungsu dari pasangan orang tua asli suku Jawa namun namanya tidak mengesankan orang Jawa. Kini, disibukkan dengan rutinitas bekerja sebagai pegawai di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, sembari mengasah kemampuan-kemampuan lain di luar tugas pokoknya.

Nurma Kasa Juliati (Puisi: Abdi Saja)

Menyenangi dunia tulis-menulis di tengah pekerjaan sebagai analis laboratorium yang ditugaskan di Satuan Pelayanan Balikpapan.

Nur Imroatun Sholihat (Puisi: Bakti Kecil)

Auditor di Inspektorat VII yang menuangkan cerita-ceritanya dalam blog pribadinya,

Lima Simpul Satu Cinta imzpression.com. Perempuan yang menjabat sebagai Chief Reporter Majalah Auditoria dan Penasihat Majalah Kosmos itu juga memublikasikan tulisannnya melalui media massa, simposium, maupun jurnal ilmiah. Menyukai karya-karya Pablo Neruda membuat pemegang sertifikasiCertified Associate in Project Management dan Business Continuity Management System Auditor itu kini serius mempelajari bahasa Spanyol secara autodidak.

Penny Febriana (Puisi: Perihal Bekerja; Di Balik Kaca)

Mulai bekerja di Kementerian Keuangan pada akhir tahun 2017 melalui penerimaan S1- Umum dengan latar belakang pendidikan Sarjana Ekonomi (Akuntansi) dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Etnis batak mengalir kental dalam darahnya, namun lahir dan besar di Jakarta. Dibesarkan oleh ibu yang sangat hebat, yang telah menjadi orang tua tunggal sejak ia masih kecil. Dan memiliki satu orang kakak laki-laki. Menulis merupakan sesuatu yang sangat digemari yang ia percayai bermula dari kecintaannya pada buku. 190 191

Poniman (Puisi: Jalan Menuju Tuhan)

Saat ini bekerja di Kementerian Keuangan dengan posisi Pelaksana pada Subbagian Manajemen Pengetahuan II, Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral.

Rosa Irawati Djaelani (Puisi: Ketika Hati Tergoda)

Biasa dipanggil Ocha, mempunyai hobi menulis puisi sejak duduk di bangku SMP. Hanya coretan-coretan di kertas kecil untuk koleksi pribadi dan orang-orang terdekat. Beberapa coretan sudah berani diungkapkan dalam akun instragam pribadinya. Baginya menulis merupakan transparansi jati diri yang kadang tak pernah terungkapkan, media ekspresi hati yang terlalu berat disimpan sendiri.

Ruly Ardyansyah (Puisi: Diri yang Lusuh; Sang Hamba; Jiwa Yang Tak Sempurna)

Manusia yang lahir di bumi dengan segala kelebihan dan kekurangan. Memiliki masa kecil yang cukup bahagia dan tumbuh besar di Jakarta sebagai hometown pertama dan Kendari sebagai yang kedua. Cita-cita awal ingin sebagai arsitektur, pilot, anggota kopassus, banker, dan akhirnya menjadi abdi negara yang ia cintai ini. Kehidupan sehari-hari selain sebagai abdi negara, masih berjuang menjalani hidup karena ada anggota keluarga yang sakit. Semoga ini menjadi ladang amalnya dan keluarga. Amin.

Satria Hadi Lubis (Puisi: Hidup Ini Mulia, Dik ….)

Lima Simpul Satu Cinta Mantan Widyaiswara Ahli Madya di PPSDM-BPPK. Penulis 17 buah buku di bidang manajemen dan leadership. Sekarang menjadi dosen di Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN. Tinggal di Serpong, Tangerang Selatan

Sedardjuningsih (Puisi: Kesempurnaan)

Lebih akrab disapa Sedar adalah staf di Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran I Kanwil DJPb Provinsi D.I. Yogyakarta. Sseorang penikmat puisi yang dapat membangkitkan kesadaran untuk menjadi lebih baik. Belajar membuat puisi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan dengan cara yang santun ataupun sekadar menuangkan apa yang ada di dalam hati, pikiran, dan perasaan. Melalui karya yang ditulisnya semoga ada yang terketuk untuk merenungkannya.

Siti Mulyanah (Puisi: Menguji Nurani)

Biasa dipanggil Dede. Status menikah dan memiliki dua putri. Bekerja di Kementerian 190 191

Keuangan sejak tahun 1998. Saat ini mengemban tugas sebagai Kasubdit Penyaluran Dana Transfer. Hobi makan dan menikmati seni, hanya menikmati dan mengagumi. Misi berbuat baik dan tidak lupa senyum setiap hari.

Sri Suhartini (Puisi: Sinergi)

Seorang ASN Kementerian Keuangan yang ditugaskan pada Seksi Bank KPPN Kendari, diberikan amanah untuk menangani konfirmasi penerimaan negara dan monitoring retur SP2D.

Tanda Setiya (Puisi: Jalan Integritas; Tetes Pengorbanan)

Staf Pengajar (Dosen) pada Politeknik Keuangan Negara STAN, pada jurusan Manajemen Keuangan. Lahir di Kediri, 16 Mei 1970. Bergelut di dunia sastra sejak sekolah menengah. Aktif di Pembinaan Elemen Kampus Sabda Nusa (Seni dan Tari) serta Elemen Kampus Aksara (bergerak di bidang penulisan puisi dan sastra). Saat ini juga bergabung dalam komunitas puisi PKN STAN.

Tatiana Jatrina Prasasti (Puisi: Jadilah Terang)

Menjadi ASN (PNS) sejak 2010. Pernah meninggalkan Kementerian Keuangan di tahun 2010, namun kembali lagi di tahun 2016 tak lama setelah LNSW (dahulu PP INSW) berdiri. Berlatar belakang akademik di bidang hukum, namun memiliki kecintaan terhadap seni. Lima Simpul Satu Cinta

Teddy Ferdian (Puisi: Siapa Dia?; Indahnya Sinergi; Kisah Suatu Ketika; Di Balik Kesempurnaan)

Lahir di Jakarta, hampir 40 tahun yang lalu. Seorang introver dengan keluarga kecil yang menjadi penyemangat dalam mewarnai hidup. Berusaha menginspirasi dan mengalir dalam hidup dengan doa dan ikhtiar yang selalu jadi pegangan.

Undani (Puisi: Integritas; Menanam Kebaikan)

Lelaki penikmat puisi, lahir di Sukabumi. Seorang pemulung kata, sekadar pemberi rasa pada himpunan kata. Seorang koki diksi, peramu arti pada jamuan diksi, berbagi kelezatan puisi untuk dinikmati di saat sepi. Saat ini menunaikan cipta, rasa, dan karsanya di Kdi Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B Batam sebagai Kepala Seksi Layanan informasi, Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Aktif berbagi isi hati, berbagi inspirasi di Komunitas Sastra Kemenkeu (KSK) dan Customs Literacy Forum (CLiF). 192 193

Wahda Fajar Arizka (Puisi: Laksana; Rantau)

Seorang ASN yang fakir, ingin berusaha menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.

Wawan Ismawandi (Puisi: Hati Bicara)

Penikmat dan pelaku seni yang percaya kreativitas bisa ditumbuhkan, dan senang menggerakkan setiap orang untuk bekerja sama demi kebaikan. Selain musik, juga memiliki ketertarikan terhadap Teknologi Informasi, terutama pengembangannya dalam manajemen pembelajaran. Saat ini menjabat sebagai Kepala Bidang Penyelenggaraan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan. Menurutnya, setiap kita perlu untuk terus belajar dan mengasah kemampuan berpikir agar selalu berinovasi.

Wieka Wintari (Puisi: Kobaran Integritas Dalam Tangis)

Account Representative di Waskon III KPP Patama Kebumen dengan dua anak yang akrab disapa Wieka. Lahir di Jakarta, 28 November 1982. Telah mengabdikan diri di Direktorat Jenderal Pajak dalam satu dekade. Pernah mengikuti lomba novel dan puisi di FAM (Forum Aishiteru Menulis) dengan karya buku yang telah terbit, di antaranya: antologi novel berjudul “Hati Ibu Seluas Samudera”, antologi puisi “Tangis Bumiku”, dan “Riwayat Langkah”.

Wilda Hutari (Puisi: Nalar yang Tersisa)

Lima Simpul Satu Cinta Lahir pada tanggal 17 Agustus 1991 di Payakumbuh. Masa kecil dilaluinya di kota Payakumbuh sejak bersekolah sebagai siswi SD hingga SMA. Lulus kuliah S1 di Universitas Andalas pada tahun 2014. Saat ini, bekerja di KPP Pratama Sampit sebagai Account Representative. Mempunyai suami yang bekerja di direktorat yang sama, yaitu KPP Pratama Bukittinggi. Perbedaan kota ini mengajarkan kami untuk mengerti tentang besarnya tanggung jawab dalam mengemban tugas negara. Oleh karena itu, ia tertarik untuk menuliskan sebuah coretan mengenai tanggung jawab yang menjadi salah satu poin penting dalam integritas.

Yohanes Supriyanto/Kak Yo (Puisi: Aku, Kamu, dan Kita)

Hanyalah seorang yang rindu untuk bermanfaat bagi sesama. Menekuni dunia training dengan spesialisasi public speaking dan hypnotherapy yang merupakan passion-nya. Sejak kecil suka puisi, setelah besar sering membuat puisi cinta, dan ketika tua penikmat puisi kehidupan. Suka berkomunikasi dengan siapa pun, termasuk Anda. Buktikan saja di 081340420333. 192 193 Lima Simpul Satu Cinta 194 PB Lima Simpul Satu Cinta