Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Gilang Gusti Aji

SPASIALISASI MEDIA DAN DEMOKRATISASI PENYIARAN IMPLEMENTASI SISTEM SIARAN TELEVISI BERJARINGAN DI INDONESIA

Gilang Gusti Aji [email protected]

ABSTRACT

The emergence of UU 32/2002 on broadcasting has given hope to the realization of democratic broadcasting system. The new broadcasting system tries to change oligarchy broadcasting system with centralized ownership to share benefit to local society. This aims to reach diversity of content and diversity of ownership aspects. The mandate from broadcasting Constitution is implemented to networked television system. This can be seen from national television which has to own new legal entity in each region, and also can build networked local TV station or cooperate with local TV. But, this system has been delayed several times. Television industry has been adapted to that system which creates some patterns. At one side, centralized ownership is marked by media conglomerates. This phenomenon can threaten democratization process including networked broadcasting system. This research tries to capture its implementation among regions with varied patterns to democratic broadcasting.

Keywords :Networked Broadcasting System, Democratization, Spatialization

penyiaran tersebut membuat Pe-nyiaran BAB 1 kita memasuki masa kekosongan PENDAHULUAN aturan.Setelah sempat mengalami kekosongan, diupayakanlah Undang– 1.1. Latar Belakang Undang penyiaran yang baru yaitu UU 32 Perubahan dunia penyiaran tahun 2002.UU Penyiaran baru inilah yang Indonesia pasca reformasi ditandai dengan menjadi tonggak perubahan aktivitas dihapuskannya Undang – Undang No 24 media penyiaran di Indonesia. tahun 1997 tentang penyiaran.Undang- Regulasi penyiaran yang baru undang tersebut dianggap tidak cocok kental dengan semangat pengembalian dengan semangat kebebasan karena mem- kepentingan masyarakat.Meski ada yang berikan kontrol ketat terhadap kebebasan menjejakkannya sebagai jalan tengah pers. Dihapuskannya undang–undang antara pasar dan masyarakat.Agus Sudibyo

131

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

(2009) memaparkan hakikat UU Penyiaran politik Komisi Penyiaran Indonesia. sebagai sebuah ikhtiar politik 2. Kedua, sistem penyiaran televisi tidak mendudukkan media penyiaran sebagai lagi berpusat di . UU Penyiaran bagian dari eksistensi masyarakat, mengusung gagasan desentralisasi eksistensi komunitas, tanpa menegasikan penyiaran televisi, di mana tidak lagi perlunya intervensi sistem ekonomi dan dikenal adanya stasiun televisi nasional birokrasi secara terbatas. yang mampu menjangkau penonton di Lebih lanjut UU Penyiaran seluruh Indonesia secara langsung dari mengusahakan perubahan terhadap sistem Jakarta. penyiaran yang oligarkis dengan ke- 3. Ketiga, izin penyiaran diberikan me- pemilikan yang terpusat. Dijelaskan oleh lalui proses terbuka dan melibatkan Agus Sudibyo (2009) spirit dasar UU publik. Bila di masa Orde Baru, stasiun Penyiaran adalah mengeliminir determi- televisi dapat memperoleh izin dari nasi sistem (bisnis dan birokrasi). UU para pemegang kekuasaan melalui penyiaran adalah sebuah upaya transisi proses tertutup, menurut UU 2002, izin dari state based-power menuju public baru dapat diperoleh melalui proses based-power.Intervensi Pemerintah ter- terbuka yang melibatkan publik. hadap media diminimalisir, kepemilikan 4. Keempat, TVRI dan RRI yang semula media monopolistik dibatasi guna meng- adalah lembaga penyiaran pemerintah antisipasi kemungkinan manipulasi diubah statusnya menjadi lembaga informasi dan mobilisasi wacana penyiaran publik. Kedua lembaga publik.Prinsip Diversitas kepemilikan dan tersebut ditarik keluar dari jajaran isi berusaha dilembagakan.Kontrol Departemen Penerangan dan tidak ber- terhadap media diletakkan kepada ada di bawah kekuasaan Presiden. masyarakat dan komunitas. TVRI dan RRI diharapkan menjadi Sebuah uraian dari Ade Armando media yang independen dan netral (2007) membagi semangat demokratisasi yang melulu menempatkan yang terkandung dalam UU penyiaran kepentingan publik di atas segalanya. dalam lima gagasan dasar, yaitu : 5. Kelima, UU Penyiaran mem- 1. UU memperkenalkan gagasan tentang perkenalkan kehadiran lembaga pe- adanya sebuah lembaga pengatur nyiaran komunitas (LPK). LPK adalah penyiaran independen,yang diharapkan lembaga penyiaran yang ‘didirikan tidak mewakili kepentingan industri oleh komunitas tertentu, bersifat penyiaran, pemerintah, ataupun partai independen, dan tidak komersial,

132

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

dengan daya pancar rendah, luas televisi swasta harus menayangkan siaran jangkauan wilayah terbatas, serta untuk yang mengandung muatan lokal. Stasiun di melayani kepentingan komunitasnya. wilayah lokal tadi akan menayangkan Sistem Siaran Berjaringan (SSB) program sendiri yang sarat nuansa lokal merupakan salah satu kebijakan penting selain merelay dari induk jaringannya. dari produk UU Penyiaran.Sistem ini Sedianya sistem baru ini wajib memuat spirit keadilan bahwa pe- diusahakan dalam kurun waktu lima tahun nyelenggaraan penyiaran harus di- setelah Disahkannya Undang - Undang kembalikan kepada kemanfaatan masya- Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran rakat pada masyarakat luas di berbagai tanggal 28 Desember 2002. Artinya daerah. Semangat dasar sistem siaran ketentuan ini Ketentuan ini rencananya berjaringan ini adalah terpenuhinya aspek sudah diterapkan mulai 28 Desember diversity of ownership, diversity of 2007.Pertimbangan waktu tersebut demi content. Ketentuannya berangkat dari memberi waktu bagi stasiun TV nasional amanat undang – undang penyiaran pasal mempersiapkan siaran jaringan.Melihat 31 ayat 3 yang menyatakan Lembaga Televisi nasional tidak kunjung meng- Penyiaran Swasta dapat menye- usahakan sistem siaran berjaringan, lenggarakan siaran melalui sistem stasiun kemudian pemerintah memutuskan untuk jaringan dengan jangkauan wilayah melakukan penyesuaian terhadap pe- terbatas. Ketentuan ini mengisyaratkan nerapan sistem stasiun berjaringan itu tidak adanya lagi siaran televisi nasional untuk dilaksanakan secara bertahap paling tetapi siaran berjaringan di wilayah lambat pada 28 Desember 2009.Hingga provinsi/ kabupaten. kini Sistem Siaran Televisi Berjaringan ini Primasanti (2008) yang meneliti tidak tercapai secara ideal Sistem Siaran Berjaringan membagi Meski begitu, selama per- Ketentuan utama siaran berjaringan di jalanannya, penulis mencatat ada upaya Indonesia menjadi dua yaitu pertama, adaptasi televisi nasional terhadap aturan stasiun televisi juga wajib memiliki stasiun SSB.Misalnya dari sisi keberagaman di daerah–daerah yang membentuk stasiun program, beberapa mencoba menguji jaringan yang berdiri dengan badan hukum siaran lokal di beberapa daerah. Beberapa tersendiri. Bila tidak sanggup membangun televisi nasional mengujikan siaran lokal stasiun jaringan maka TV nasional harus meski masih setengah hati. Misalnya di bekerja sama dengan televisi lokal. Kedua, wilayah DIY, pada tahun 2010, SCTV penyelenggaraan siaran lokal.Stasiun mengadakan siaran lokal dengan acara

133

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

keagamaan di jam yang tidak populer yaitu utama yang mengemuka ialah soal apakah jam 4 pagi. Sementara langkah-langkah yang dilakukan beberapa menayangkan Berita khusus DIY di jam televisi itu lebih didorong oleh adanya serupa dengan tampilan yang sangat kepentingan ekonomis ataukah upaya kurang layak. menciptakan demokratisasi penyiaran Uji coba siaran lokal selangkah lebih baik berlangsung di Jawa Timur. Dalam penelitian yang dilakukan Aji BAB 2 (2011), terdapat televisi Metro TV Jawa KAJIAN PUSTAKA Timur yang berusaha menepati aturan dengan menayangkan siaran lokal 10 % 3.1. Sistem Siaran Berjaringan dalam sehari. Dari sisi kepemilikan, Siaran jaringan awalnya ber- televisi nasional membuat badan hukum kembang di dunia penyiaran Amerika bagi perwakilan–perwalikannya di daerah. Serikat pada radio di tahun 1920-an. Seperti yang dilakukan oleh Metro TV di Berbagai stasiun radio yang pada awalnya Jawa Timur, secara administratif mendiri- memiliki wilayah siaran terbatas dengan kan badan hukum sendiri. melayani komunitas atau masyarakat Selanjutnya ada pula Grup masing–masing dapat melakukan siaran Gramedia (KG) yang menghadirkan bersama sehingga membentuk wilayah Kompas TV dengan label semangat siaran yang lebih luas. Perkembangan Demokratisasi Penyiaran karena hadir teknologi memberi pengaruh besar dengan sistem berjaringan dengan be- terhadap perkembangan media berapa stasiun televisi lokal di beberapa penyiaran.Dampaknya model jaringan daerah. Kompas TV mengudara dengan tersebut berkembang menuju siaran siaran stasiun televisi lokal tersebut terdiri televisi pada tahun 1940 – 1950-an. dari 70% siaran yang direlai dari Kompas Ada beberapa definisi mengenai TV dan sisa 30%-nya merupakan siaran konsep stasiun jaringan ini. yang dikelola sendiri. (Aji, 2014).  Pertama, Head dan Sterling (1987) Tulisan ini merupakan sebuah mendefinisikan siaran berjaringan laporan yang dirancang untuk mengamati sebagai ...two or more stations implementasi sistem siaran berjaringan di interconnected by some means of relay Indonesia.Pengamatan ini disusun atas (wire, cable,terrestrial microwaves, beberapa catatan pelaksanaannya di satelites. berbagai daerah di Indonesia. Pertanyaan

134

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

 Peter Orlik (1992) menjelaskan siaran 1. Program Affiliation Network berjaringan sebagai alat pemasok (Jaringan Afiliasi Program) program. They allow the same Dalam pola berjaringan ini, stasiun programs to be shared more of less anggota jaringan tidak dimiliki oleh simultaneously by a number of stasiun induknya.Kerjasama yang localities or retransmission facilities.. dibangun berdasarkan kesepakatan yang  Ashadi Siregar (2001) menambahkan tertuang dalam kontrak, misalnya pemahaman stasiun induk dan stasiun mengenai distribusi program saja.Dalam lokal (jaringan) dengan menyatakan model ini, stasiun induk jaringan disebut bahwa sistem penyiaran jaringan yaitu ―jaringan‖ (network); dan stasiun anggota adanya suatu stasiun induk dengan jaringan dinamakan afiliasi sejumlah stasiun lokal yang menjadi (affiliation).Afiliasi merupakan sebuah periferal dalam dunia penyiaran. stasiun televisi independen—biasanya Dengan Mengelaborasi ketiga bersiaran secara lokal—dan karena pendapat tersebut, terdapat beberapa kepentingan tertentu menjalin kerjasama prinsip yang terkandung di dalamnya dengan jaringan, khususnya untuk pasokan sistem stasiun jaringan ini.Pertama, (feeding) program.Karena pada umumnya Dibangun oleh dua elemen sistem, yaitu merupakan stasiun televisi lokal dan induk jaringan dan anggota independen, maka sumber daya manusia jaringan.Kedua, terdapat hubungan antara yang ada di dalam afiliasi ini juga berasal stasiun – stasiun dalam sistem ini, dari ranah lokal. Dengan demikian, misalnya distribusi program perbedaan wilayah dapat menyebabkan Berdasarkan beberapa definisi yang sebuah wilayah akan mendapat proporsi telah dipaparkan di atas menggambarkan audien yang lebih besar dibanding wilayah bahwa sistem siaran berjaringan terdiri lainnya. dari dua sub sistem, yakni sistem stasiun Stasiun jaringan dan afiliasi pada induk jaringan dan sistem stasiun anggota umumnya diikat oleh sebuah kerjasama jaringan. Primasanti (2008) menjelaskan kontrak yang disebut affiliation contract dua jenis model stasiun televisi jaringan, atau affiliation agreement (Head and yaitu Program Affiliation Network Sterling, 1987: 334). Dalam kontrak ini (jaringan afiliasi program) dan Owned and disebutkan hak dan kewajiban masing- Operated Station (jaringan kepemilikan masingpihak, misalnya masing-masing dan operasional). berhak untuk menggunakan branding stasiunnya sendiri; anggota jaringan juga

135

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

diperbolehkan menentukan jumlah stasiun jaringan kepada anggotanya melainkan induk yang akan berjaringan dengannya berkaitan dengan kepemilikan, mana- kecuali hal tersebut diatur dalam jemen, dan operasionalisasi pada kesepakatan induk jaringan-afiliasi. Dalam stasiun anggotanya. hal manajemen pun, afiliasi diberi hak Pada umumnya, stasiun induk untuk mengatur mekanisme kontrol jaringan dapat memiliki beberapa internalnya sendiri sesuai yang sudah stasiun O&O. Sedangkan, stasiun ditetapkan oleh manajemen stasiunnya. O&O hanya dapat berjaringan dengan Tidak ada share modal maupun profit satu induk jaringan. Jika terpaksa harus dalam model ini. Satu-satunya dana yang berjaringan dengan stasiun induk, hal mengalir dari induk jaringan kepada ini dikhususkan hanya pada pasokan afiliasi adalah kompensasi dari program program saja. Stasiun induk jaringan induk yang ditayangkan oleh afiliasi. juga memiliki hak untuk melepaskan Selain itu, aliran dana berupa ―sela-sela‖ stasiun O&O; atau memberikannya jam tayang program induk yang dapat kepada jaringan lainnya. digunakan untuk iklan afiliasi. Di Indonesia, sistem siaran televisi 2. Owned and Operated Network berjaringan berusaha diwujudkan dalam (Jaringan Kepemilikan dan semangat demokratisasi melalui kebijakan Operasional) desentralisasi di bidang penyiaran. Sistem Berbeda dengan model program siaran televisi berjaringan diidentikkan network affiliation, O&O Network dengan pemenuhan diversity of content mensyaratkan kepemilikan jaringan dan diversity of ownershipsebagai atas anggotanya. Dalam pola hubungan prasyarat penyiaran yang ini, yang disebut O&O Station adalah demokratis.Undang-Undang No 32/ 2002 stasiun anggota jaringan. Jadi stasiun tentang Penyiaran mengamanatkan kepada O&O merupakan milik dari stasiun semua lembaga penyiaran,khususnya jaringan yang pada umumnya juga televisi nasional untuk melakukan siaran menggunakan nama stasiun jaringan— berjaringan dengan lokal.Kebijakan ini diikuti tanda O&O, misalnya ABC dikeluarkan untuk menstimulus keikut- O&O. Kedua pihakstasiun induk dan sertaan sebanyak-banyak orang untuk anggota jaringanberada di bawah berusaha di dunia penyiaran serta sebuah perusahaan yang sama. Dengan membangkitkan potensi lokal melalui demikian, sistem ini bukan hanya penyiaran televisi (Mufid, 2005: 147). mendistribusikan program dari

136

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

Konsep siaran jaringan di stasiun relai/transmitter saja. Siaran sebuah Indonesia pada dasarnya pembatasan stasiun televisi swasta dapat menjangkau wilayah siaran. Ketentuannya berdasarkan daerah di luar wilayah jangkauan pasal 31 ayat 1 sampai 4 undang – undang siarannya hanya dengan perantaraan penyiaran yang menyatakan stasiun televisi yang berada di wilayah (1) Lembaga penyiaran yang tersebut yang terjalin dalam sebuah menyelenggarakan jasa penyiaran jaringan stasiun televisi.Selanjutnya aturan radio atau jasa penyiaran televisi tentang sistem siaran berjaringan ini terdiri atas stasiun penyiaran tercantum pada PP 50 tahun 2005 dan jaringan dan/atau stasiun Permenkominfo No 43 Tahun 2009. penyiaran lokal. Berdasarkan peraturan yang ada, (2) Lembaga Penyiaran Publik dapat Terdapat dua Ketentuan utama siaran menyelenggarakan siaran dengan berjaringan di Indonesia yaitu Pertama, sistem stasiun jaringan yang Stasiun jaringanStasiun televisi juga wajib menjangkau seluruh wilayah memiliki stasiun di daerah – daerah yang negara Republik Indonesia. me bentuk stasiun jaringan yang berdiri (3) Lembaga Penyiaran Swasta dapat dengan badan hukum tersendiri. Berkaitan menyelenggarakan siaran melalui dengan pola berjaringan terdapat dua sistem stasiun jaringan dengan alternatif yang diperbolehkan , yaitu jangkauan wilayah terbatas.  Pendirian stasiun televisi lokal (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai baru di daerah. pelaksanaan sistem stasiun Televisi nasional akan membuat jaringan disusun oleh KPI bersama stasiun televisi lokal di daerah Pemerintah. sebagai bagian dari jaringan stasiun Ketentuan tersebut mendasari TV yang ada di Jakarta. Hal Setiap stasiun televisi swasta memiliki tersebut memerlukan antara lain jangkauan siaran terbatas sesuai dengan koordinasi dengan daerah, biaya wilayah jangkauan siaran yang ditetapkan. dan frekuensi. Stasiun televisi Jadi, sebuah stasiun televisi di Jakarta, jaringan inilah nanti yang akan jangkauan siarannya hanya Jakarta dan menayangkan program bermuatan sekitarnya. Tidak ada lagi stasiun televisi lokal. swasta nasional yang siarannya dapat  Kerjasama dengan stasiun menjangkau seluruh wilayah indonesia televisi lokal yang sudah ada di secara langsung dengan menggunakan

137

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

daerah. lokal secara bertahap naik menjadi paling Televisi nasional dapat menjalin sedikit 50% dari seluruh waktu siaran per kerjasama dengan televisi lokal hari dalam penyelenggaraan penyiaran Dalam implementasinya, Konsep di daerah.TV nasional harus Sistem Siaran berjaringan memiliki ciri membuat suatu perjanjian dengan khusus dalam pelaksanaannya.Ciri yang stasiun TV lokal daerah yang berisi dimaksud digambarkan dalam syarat – banyak kesepakatan.Hal – hal yang syarat yang harus dipenuhi dalam tercantum pada kesepakatan pelaksanaan sistem siaran televisi jaringan. tersebut berikutnya diatur lebih Santosa (2010) menyatakan Setidaknya lanjut dalam aturan lanjutan. terdapat 5 hal yang harus dipenuhi untuk mematuhi sistem siaran berjaringan di Ketentuan kedua ialah penyeleng- Indonesia , yaitu : garaan siaran lokal.Stasiun televisi swasta  kemandirian aset harus menayangkan siaran yang  penggunaan karyawan lokal mengandung muatan lokal. Stasiun di  program lokal wilayah lokal tadi akan menayangkan  perjanjian kerjasama antara induk program sendiri yang sarat nuansa lokal dan anggota selain merelay dari induk jaringannya.  Action plan Menurut PP 43 tahun 2009 Dalam sistem stasiun jaringan, program siaran yang 3.1. Demokratisasi Penyiaran direlai oleh stasiun anggota dari stasiun Dalam upaya mewujudkan penyiar- induk, dibatasi dengan durasi paling an demokratis, setidaknya ada beberapa banyak 90% dari seluruh waktu siaran per kriteria yang mesti dipenuhi. Dalam hari, Sisanya setiap stasiun penyiaran lokal prosesnya, Spichal (1993) dalam Gazali harus memuat siaran lokal dengan durasi (2003) menyatakan untuk transisi menuju paling sedikit 10% dari seluruh waktu demokrasi, diperlukan pengaturan kembali siaran per hari. Berdasarkan perkembang- secara tegas soal keragaman kepemilikan an kemampuan daerah dan lembaga dan keragaman isi siaran sehingga tidak penyiaran swasta, program siaran yang dikuasai segelintir orang. direlai oleh stasiun anggota dari stasiun Meyer (2002: 25) menyatakan induk secara bertahap turun menjadi paling bahwa untuk menemukan standar banyak 50%) dari seluruh waktu siaran per penyiaran demokratis, lembaga penyiaran hari. Ini berarti keharusan memuat siaran

138

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

seharusnya mengkomunikasikan segala Pijakan kedua adalah aspek peristiwa melalui cara dan perspektifnya kultural.Salah satu keresahan yang muncul sendiri sehingga memberikan karakteristik berkaitan dengan potensi negatif penyiaran pada setiap program yang disiarkannya. adalah adanya komodifikasi budaya. Ada tuntutan terhadap media demokratis, Mosco (2009) menyatakan semua budaya yakni masing-masing harus memiliki diproduksi dalam konteks produksi karakter obyektif yang membawa pada industri budaya, ditampilkan dalam ciri diversitas. yang sama dengan produk lain, yaitu Menyoal Diversitas, Agus standarisasi, masifikasi dan komodifikasi. Sudibyo, (2004: xi) menekankan bahwa Tema-tema siaran yang berbasis budaya, prinsip demokrasi di ranah penyiaran nilai-nilai dan keyakinan yang hidup dijalankan dengan sistem diversity of dalam masyarakat sangat mungkin content (keberagaman isi) dan diversity of dikomodifikasikan apabila kekuasaan ownership (keberagaman pemilik). terpusat pada satu titik.Penyiaran Semakin beragam isi siaran sesuai target hendaknya menjadi media bagi pe- komunitas pemirsa dan semakin nampilan keragaman budaya sehingga meluasnya distribusi kepemilikan media komodifikasi tidak terjadi. penyiaran, maka semakin demokratislah Masduki (2003 : 3) memberikan ranah penyiaran itu kriteria demokratisasi sebagai nilai Pendapat lain dinyatakan oleh ideologis dalam sistem penyiaran sebagai Mohammad Muffid (2005 : 68 – 69). Ia berikut memberikan dua pijakan sistem siaran  independensi sumber daya manusia sebagai upaya memaknai demokrasi. dan institusi siaran, Pertama, pijakan politis, demokrasi  pluralitas kepemilikan, pengelolaan menghendaki adanya sesuatu yang dan orientasi isi siaran, menjamin keberagaman atau diversitas  desentralisasi dan otonomisasi politik . Diversitas memungkinkan penyiaran. terjadinya aliran ide secara bebas melalui Karakteristik terakhir menunjukkan suatu instrumen atau kelompok men- kekhasan proses Demokratisasi Penyiaran dominasi kepemilikan media, dan di Indonesia yaitu upaya Desentralisasi. menggunakan posisi tersebut untuk SSB sebagai amanat UU Penyiaran mengontrol isi tampilan media, maka diharapkan menjadi solusi bagi masalah ketika itulah terjadi reduksi ‗keberagaman sentralisasi media Jakarta yang terjadi sudut pandang‘ (heterodox view)

139

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

selama ini.Menurut Ade Armando (2011) informasi yang berguna Sentralisasi dan dominasi media-media  Kedua, Siaran berjaringan akan Jakarta sangat tampak pada media memberdayakan masyarakat daerah penyiaran yang melakukan siaran nasional. lewat peningkatan peran serta Implikasi dari sentralisasi itu antara lain: masyarakat dalam industri per- Pertama, Jakarta mendikte isi siaran televisian. Masyarakat di daerah akan sesuaidengan selera Jakarta sehingga menjadi aktor utama siaran televisi rujukan nilai isi siaran televisi adalah berjaringan ini baik sebagai produsen, standard budaya Jakarta. Kedua, pelaku, maupun penonton. masyarakat daerah tidak dapat  Ketiga, Sistem siaran berjaringan akan memanfaatkan televisi sebagai sarana member kemanfaatan secara ekonomi. informasi mengenai daerahnya Dengan diberlakukannya sistem ber- sendiri.Ketiga, keuntungan ekonomi yang jaringan ini maka porsi iklan yang diperoleh dari kegiatan pertelevisian hanya jumlahnya triliunan rupiah yang bisa dinikmati oleh Jakarta dan bisnis selama ini hanya dinikmati TV yang pertelevisian tidak menumbuhkan industri ada di Jakarta akan terdistribusi ke pendukung maupun lapangan pekerjaan di televisi-televisi lokal di daerah. daerah luar Jakarta. Sistem Siaran Berjaringan di- pandang menjadi solusi yang tepat untuk BAB 3 membawa perubahan besar di dunia METODE PENELITIAN penyiaran. Terhadap rencana penerapan aturan ini Ade Armando memaparkan tiga 3.1. Spasialisasi manfaat penting yaitu: Vincent Mosco dalam bukunya  Pertama, siaran berjaringan akan (Political Economy of Communication) memenuhi hak informasi publik daerah menjelaskan bahwa Spasialisasi adalah tersebut. Siaran lokal akan “The process of overcoming the menyediakan public sphere bagi constraints of space and time in social masyarakat untuk saling berinteraksi life”.Seorang sosiolog Prancis, Henri dengan memberikan informasi – Levebfre berpendapat bahwa spasialisasi informasi yang akan disiarkan melalui adalah “The institutional extension of televisi. jika implementasi berjaringan corporate power in the communication menjadi kenyataan. Setidaknya, industry”, Henri Lefebvre (1979). Dalam masyarakat lokal mendapatkan

140

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

bukunya (The Production of Space), dengan proses transformasi batasan ruang Levebfre berpandangan bahwa ada dan waktu dalam kehidupan sosial, dapat beberapa level dari ruang, dari yang paling dikatakan juga bahwa spasialisasi abstrak, kasat mata, ruang alamiah (ruang merupakan proses perpanjangan absolut) menuju ruangan yang lebih institusional media melalui bentuk kompleks yang maknanya diproduksi korporasi dan besarnya badan usaha media secara sosial (sosial space). (Mosco, 1996). Ukuran badan usaha media Argumen Lefebvre dalam The dapat bersifat horizontal maupun vertikal. Production of Space adalah Ruang sebagai Golding dan Murdock (1997) produk sosial, atau konstruksi sosial yang menyatakan Konsolidasi media komuni- kompleks (berdasarkan nilai dan produksi kasi massa dapat dipahami sebagai pola sosial atas makna) yang mempengaruhi peningkatan keterlibatan media dengan praktek ruang dan persepsi atas ruang. sesama industri media dan dengan Ruang sosial adalah produk sosial-ruang perusahaan industri yang lebih luas. Dalam diproduksi sebagai cara tertentu yang perspektif ekonomi politik media, menjadi alat berpikir dan bertindak. Itu konsolidasi merupakan proses peningkatan tidak hanya berarti sebagai produksi dan antisipasi kecanggihan teknologi namun juga berarti kontrol dan kemudian terhadap proses komodifikasi-spasialisasi dominasi atau kekuasaan. Lefebvre informasi yang tumbuh dalam masyarakat. berpendapat bahwa produksi sosial atas Masalah yang secara umum ruang kota adalah dasar bagi reproduksi dialami oleh beberapa unsur media masyarakat, disebabkan oleh kapitalisme. komunikasi massa adalah soal bagaimana Oleh karena itu, konsep hegemoni yang pada akhirnya media massa bisa bertahan diungkap oleh Antonio Gramsci digunakan hidup dalam situasi sosial dan ekonomi sebagai acuan untuk menunjukkan yang ada. Selain bahwa konsolidasi juga bagaimana produksi sosial dari ruang dilakukan media cetak, media audio, dan diprakarsai oleh kelas hegemonik sebagai media audio-visual untuk bisa mengatur alat untuk mereproduksi dominasinya. organisasi mereka secara lebih praktis, Dalam bukunya, Mosco men- efektif dan efisien. jelaskan 4 Isu penting dalam spasialisasi, Dari proses konsolidasi media yaitu Communication and Concentration: massa yang ada, terlihat bahwa terjadi Space asInstitutional Extension, State, perubahan dari keanekaragaman media Globalization, dan Nationalism, Localism, menjadi sebuah pemusatan atau konsen- and Socialism. Spasialisasi berhubungan trasi sosial ekonomi media. Secara merata

141

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

proses ini terjadi di seluruh aspek media integrasi horisontal, yaitu perusahaan komunikasi, baik itu bidang penerbitan, mendapatkan unit tambahan pada tingkat pers, penyiaran, film maupun industri produksi yang sama, dan integrasi vertikal, rekaman, walaupun dalam tendensi dan yaitu mereka mendapatkan unit pada karakter yang berbeda-beda. tingkat yang berbeda. Kedua jenis Proses kecanggihan media yang integrasi itu dicapai oleh mekanisme terjadi dalam industri media massa merger dan mengambil alih. Integrasi menuntut kekuatan sosial dan ekonomi horizontal memungkinkan perusahaan untuk menjaga keseimbangan faktor mengonsolidasikan dan memperluas produksi, distribusi dan konsumsi kontrol mereka dalam sektor tertentu masyarakat. Salah satu cara media untuk produksi media dan memaksimalkan menanggapi masalah efisiensi dan sumber daya ekonomi serta mem- efektivitas media adalah konsentrasi. perluasnya. Integrasi vertikal terjadi ketika Aspek konsentrasi lebih merupakan sebuah perusahaan yang memiliki minat proses akumulasi kontrol sosial ekonomi dalam salah satu tahap proses produksi kekuatan sumber daya ekonomi dan sosial meluas operasinya ke tahap lain seperti yang dimiliki oleh setiap industri media. pasokan bahan baku, penyediaan peralatan Konsentrasi meningkatkan kontrol dan modal, dan organisasi distribusi dan ritel. pengaruh di tangan beberapa perusahaan Hal ini sangat mengurangi kerentanan besar adalah hasil dari tiga proses yang perusahaan terhadap fluktuasi pasokan dan saling terkait di dalamnya, namun secara biaya bahan dan jasa penting serta analitis berbeda: Integrasi, Diversifikasi, memungkinkan untuk mengatur dan dan Internasionalisasi. merasionalisasi produksi yang lebih tepat dan untuk meningkatkan kontrol atas 3.2.Integrasi pasar. adalah proses penyatuan dan pemaduan faktor-faktor produksi media 3.3.Diversifikasi massa. Perusahaan media merupakan Dimensi kedua adalah dimensi bagian dari trend media modern. Proses diversifikasi industri media. Diversifikasi konsolidasi dan kontrol sosial ekonomi adalah proses penganekaragaman usaha media relatif bisa dilakukan ketika terjadi ekonomi sosial yang dilakukan oleh suatu penyatuan sebuah industri media baik industri atau pelaku produksi media. secara horizontal maupun secara vertikal. Industri media tidak bisa menghindarkan Ada dua jenis utama dari integrasi: aktivitas diversifikasi ini karena adanya

142

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

tuntutan sosial-ekonomi maupun tantangan sumber modal segar yang dibutuh untuk kepentingan ekonomi.Selain bahwa proses sofistikasi industri media. Inter- diversifikasi media penting untuk menjadi nasionalisasi merupakan saham dengan ―bumper‖ ekonomi sebuah industri media aspek-aspek lain dari konsentrasi efek juga dipergunakan untuk pengolahan mengonsolidasikan kendala komersial kapital dan yang diperlukan pada produksi perluasan network media.Selain budaya.Sebagai respons semakin jelas dari mengkonsolidasikan posisi mereka dalam media untuk keterlibatan tekanan ekonomi media tertentu melalui merger dan domestik di pasar internasional adalah mengambil alih, perusahaan besar semakin perkembangan yang tak terelakkan dari mendiversifikasi kepentingan dan industrialisasi media ke depannya. kepemilikan yang diperoleh dalam berbagai waktu luang dan informasi yang menyediakan fasilitas.Diversifikasi me- BAB 4 mungkinkan perusahaan untuk melindungi PEMBAHASAN nilai investasi mereka dan untuk meredam dampak resesi di sektor tertentu. 4.1 Dinamika Impelementasi Siaran TV Berjaringan 3.4.Internasionaliasasi Meski telah disahkan sejak awal Dimensi ketiga adalah dimensi 2000an, penerapan UU Penyiaran terutama internasionalisasi.Konsentrasi yang sistem siaran jaringan untuk Televisi telah berdimensi internasional menyatakan mengalami proses yang panjang, penuh adanya usaha perluasan atau ekstensi liku. Upaya membagi pengelolaan jaringan sosial yang mempunyai dampak penyiaran selama ini sentralistik, menjadi sosial, ekonomi dan politik sebuah industri sistem stasiun jaringan bukan pekerjaan media. Proses nilai komoditas media jelas mudah. Ada berbagai dinamika yang tak bisa diingkari. Dan faktor itulah yang terjadi dalam proses pelaksanaannya. bisa dimanfaatkan sebagai pola Upaya penerapan SSJ penuh pengembangan dana segar untuk dengan upaya penolakan dari pihak peningkatan kualitatif dan kuantitatif industri sejak awal.Misalnya dalam kasus industri media yang bersangkutan. Faktor kahadiran Komisi Penyiaran Indonesia lainnya adalah kemauan dan kepercayaan (KPI), lembaga negara independen yang terhadap penanaman modal asing. bertugas untuk mengatur dunia penyiaran Penanaman modal asing bisa menjadi (independent regulatory body) yang

143

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

dilahirkan oleh UU Penyiaran.Awalnya, Penolakan pada SSJ terang-terang KPI diharapkan bisa menata sistem diutarakan pelaku Industri televisi.Henri penyiaran Indonesia secara independen. Subiakto (2012) merangkum berbagai Namun 6 organisasi mitra industri; pendapat pihak Industri.Misalnya Alex Asosiasi Televisi Swasta Indonesia Kumara yang mengatakan Keharusan (ATVSI), Ikatan Jurnalis Televisi Sistem Stasiun Jaringan ini dinilai sulit Indonesia (IJTI), Persatuan Radio Siaran dipenuhi. Televisi yang sudah investasi Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI), ratusan miliar dan berusaha berbisnis Persatuan Perusahaan Periklanan In- secara sehat, dipotong diharuskan menjadi donesia (PPPI), Persatuan Sulih Suara kecil-kecil dan berjaringan. Menurut Alex Indonesia (Persusi) dan sebuah organisasi aturan-aturan itu ada secara tiba-tiba praktisi penyiaran Kom Teve mengajukan menjadi beban berat bagi industri. Kalau uji materi (Judicial Review) terhadap UU dikatakan PP 50 tahun 2005 itu Penyiaran kepada MK pada Juli 2004 menguntungkan industri, itu tidak benar. (Armando, 2011). Isi PP itu amat kejam baik dalam hal MK menolak permintaan para pembatasan cross ownership, sistem siaran pemohon JR untuk membatalkan UU jaringan, maupun mengenai perpindahan Penyiaran, namun MK memutuskan bahwa izin. Jadi ATVSI merasa kecolongan KPI tak lagi memiliki wewenang untuk dengan berbagai peraturan itu, kalangan menjadi pihak yang bersama-sama industri televisi sama sekali tidak pemerintah membuat peraturan pemerintah mengantisipasi aturan yang begitu keras. sebagai peraturan pelaksanaan UU Ketika aturan itu dibuat ATVSI tidak Penyiaran Keputusan MK itu mereduksi banyak terlibat, mereka masih sibuk kewenangan KPI dalam mengatur berbisnis, jadi tidak sempat melobi kepemilikan media penyiaran di Indonesia. ataupun intervensi untuk kepentingan KPI diposisikan hanya berwenang dalam industri. mengatur dan mengawasi isi siaran Hal senada diungkapkan Gilang media.Sementara lembaga yang Iskandar dari MNC yang juga salah satu berwenang dalam pengaturan kepemilikan pengurus ATVSI, menganggap penerapan media penyiaran adalah sistem stasiun jaringan adalah meng-cut off Kemenkominfo.Dalam soal perizinan, KPI stasiun televisi swasta yang sudah ada. Ia hanya berperan sebagai perantara antara mengangap Ini benar-benar sulit diterima, pemohon dengan menteri. bisa cut off semua. Apalagi kalau di tiap daerah kami harus memiliki perusahaan

144

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

yang berbeda, terus harus ada akta notaris lokal 10% dari waktu siaran.Waktu ini untuk perjanjian di antara induk jaringan digunakan untuk konsolidasi dan adaptasi dan anggota jaringan. Harus ada berapa terhadap aturan tersebut dengan perusahaan untuk mengcover sebagian mendirikan badan hukum di daerah-daerah besar wilayah Indonesia ini. Kalangan dimana siaran TV ditangkap. Pada industri mengaku kesulitan, baik secara dasarnya, proses tersebut sekadar teknis maupun secara hukum. Apalagi jika formalitas saja, hanya nama perusahaan anggota jaringan yang berupa perusahaan- baru tetapi proses operasional dan perusahaan baru itu juga harus memiliki pemecahan modal, tidak terjadi. izin sendiri-sendiri, itulah yang dikeluhkan Mumpuni (2011) berhasil mendokumen- dan menjadi keberatan mereka. tasikan beberapa langkah yang dilakukan Sedianya sistem baru ini wajib oleh Televisi dalam upaya memenuhi diusahakan dalam kurun waktu lima tahun aturan SSB yaitu : setelah Disahkannya Undang-Undang 1. Guna mewujudkan sistem siaran Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran berjaringan, RCTI telah tanggal 28 Desember 2002. Artinya membentuk 14 anak perusahaan ketentuan ini Ketentuan ini rencananya yang tersebar di seluruh Indonesia, sudah diterapkan mulai 28 Desember Terdiri atas 2007.Pertimbangan waktu tersebut demi a. PT RCTI Satu untuk Jawa memberi waktu bagi stasiun TV nasional Barat dan Banten mempersiapkan siaran jaringan. Namun b. PT RCTI Dua untuk Jawa dalam proses menuju ketetapan tersebut Tengah dan Yogyakarta banyak gonjang-ganjing yang terjadi c. PT RCTI Tiga untuk Jawa sehingga dengan beberapa pertimbangan, Timur dan NTT M.Nuh, Menkominfo saat itu, memutuskan d. PT RCTI Empat untuk memberikan waktu penyesuaian kembali Sumatera Utara dan Aceh pada penerapan SSJ untuk dilaksanakan e. PT RCTI Lima untuk secara bertahap paling lambat pada 28 Sumatera Selatan dan Desember 2009. Belitung Waktu yang panjang tersebut f. PT RCTI Enam untuk dimanfaatkan pelaku industri televisi Sulawesi Selatan dan berbasis Jakarta untuk menyesuaikan diri Tenggara dengan ketentuan yang disyaratkan yaitu g. PT RCTI Tujuh untuk Bali pendirian badan hukum lokal dan siaran dan NTB

145

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

h. PT RCTI Delapan untuk atas nama PT Indosiar Surabaya Kalimantan Selatan dan Televisi dan Jogjakarta atas nama Timur PT Indosiar Jogjakarta Televisi. i. PT RCTI Sembilan untuk Setelah lebih dari 10 tahun kini Lampung dan Bengkulu TV-TV berbasis Jakarta berangsur bisa j. PT RCTI Sepuluh untuk Riau melakukan adaptasi terhadap aturan dan Kepulauan Riau tersebut. Paling tidak dari sisi administrasi k. PT RCTI Sebelas untuk seperti yang diungkapkan oleh Buyung Sumatera Barat dan Jambi Syahrudin, Kepala Bagian Perijinan l. PT RCTI Dua Belas untuk Pertelevisian, Kementerian Komunikasi Kalimantan Barat dan dan Informatika,merujuk pada hasil Tengah Monev 2012, Menurutnya secara m. PT RCTI Tiga Belas untuk administrasi, televisi-televisi tersebut telah Sulawesi Utara dan Tengah mengurus badan hukum lokal. Hampir n. PT RCTI Empat belas untuk seluruhnya sudah. Kalau yang existing Maluku dan Papua yang dulu mereka relay diubah semua menjadi badan hukum lokal. Secara resmi 2. Sementara itu PT Surya Citra mereka sudah bangun badan hukum lokal Televisi pun mendirikan 15 anak semuanya.Bahkan sekarang untuk pe- usaha baru yang akan menjadi nambahan wilayah baru mereka sudah pelaksana siaran di setiap daerah di bangun badan hukum lokal. 26 propinisi di Indonesia. Tanggal Sementara dari sisi konten, 31 Maret 2010 seluruh anak Pelaksanaan SSJ masih mengalami perusahaan masih belum beroperasi kendala dalam pemenuhan 10% program secara komersial. lokal. Ini dibuktikan dengan belum 3. Transcorp yang membawahi Trans kesemuanya televisi jaringan di daerah TV dan Trans 7 sedang mem- menayangkan program lokal. Fakta bangun jaringan di 8 kota di tersebut seperti terpampang pada diagram Indonesia, diantaranya Surabaya, hasil monev KPI Bandung, dan Makassar. Selanjut- Grafik 4.1 Peta Pelaksanaan Siaran nya mereka mempersiapkan Lokal Palembang dan Medan. 4. PT Indosiar Visual Mandiri telah Setidaknya baru global TV yang mendirikan jaringan di Surabaya hampir memenuhi kewajiban siaran lokal

146

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

pada di daerah dengan 21 dari 23 anggota Penempatan program di jam hantu jaringan yang menayangkan TV lokal. ini terkait persoalan rating. Televisi Televisi lain masih banyak jaringannya nasional berkilah tidak ingin kehilangan

35 jam-jam tertentu untuk dilepas konten 30 daerah.Selanjutnya ada persoalan pe- 25

20 mahaman tentang progam lokal, terkait Jumlah Jaringan 15 Sudah Belum dengan produksinya.Televisi men- 10

5 definisikan program lokal ialah program

0 Trans 7 Global TV SCTV Metro TV yang membahas isu berkenaan dengan isu Trans TV RCTI MNC TV Indosiar TVONe lokal sehingga televisi mengakali dengan yang belum memuat program. menayangkan program lama tentang suatu Bahkan ada pula yang tidak lebih setengah daerah. dari total jaringannya misalnya Indosiar Di tengah suasana yang berlarut- (baru 5 dari 23 yang sudah ada program larut ini, KPI berikrar bahwa SSJ akan lokal), TV One (8 dari 13) dan Metro TV mendapat prioritas utama. Seperti yang di (7 dari 28). ungkapkan Azimah, KPI siap tegas demi Menurut Azimah Subagio, Komisi- terlaksanannya SSJ ini secepatnya. Ia oner KPI bagian Struktur penyiaran, secara merujuk salah satu putusan Rakornas April program ada beberapa kendala yang 2013 adalah seluruh KPI, KPI pusat dan mengemuka dalam pemenuhan KPID membuat surat edaran ke TV-TV SSJ.Pertama, program di jam hantu yang membuat jaringan (SSJ) agar diberi membuat KPI dan KPID sulit melakukan waktu selama 1 tahun untuk mem- pe-mantauan. Beberapa televisi nasional persiapkan 10% konten lokalnya itu. Surat melakukan siaran lokal meski masih edaran ini serentak, 12 April 2013. Itu kita setengah hati karena dilakukan pada "jam- kasih waktu 1 tahun untuk mempersiapkan jam mati". Misalnya di wilayah DIY, pada konten lokaljadi per 12 April 2014 batas tahun 2010, SCTV mengadakan siaran akhir lokal dengan acara keagamaan di jam yang tidak populer yaitu jam 4 pagi. Sementara 4.2 SSJ Metro TV Jawa Timur : Indosiar menayangkan Berita khusus DIY Perpanjangan Tangan Stasiun Pusat di jam serupa dengan tampilan yang sangat Di tengah suasana penolakan SSB oleh buruk. televisi, Aji (2011) dalam laporan penelitianya di tahun berhasil men- dapatkan gambaran adaptasi Televisi pada

147

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

aturan SSB. Mengambil objek televise matang disertai persiapan yang baik jaringan bentukan Metro TV di Jawa pula.Hadirnya Metro TV Jawa Timur ini Timut yang disebut Metro TV Jawa juga memerlukan perencanaan timur.Stasiun lokal ini berada dalam panjang.Inves-tasi yang sudah dilakukan manajemen PT Media Televisi Lestari pun besar baik dari sisi penyiaran dan Satu, sebagai nama perusahaannya. Metro infrastruktur fisik.Pengusahaan stasiun TV Jatim berstudio di ibukota provinsi, jaringan dimulai sejak tahun 2003 saat Surabaya, tetapi siarannya dapat dinikmati Metro TV mendirikan biro di Surabaya. di hampir seluruh penjuru Jawa Biro ini merupakan kantor perwakilan Timur.Metro TV Jawa Timur terdaftar redaksi metro TV pusat. Fungsi biro ini sebagai televisi lokal jaringan.Tepat pada ialah menangkap peristiwa yang terjadi tanggal 25 November 2009 bertepatan seputar jawa timur, baik dengan menyusun dengan hari jadi Metro TV yang ke-9, berita maupun melakukan pelaporan dari Metro TV Jawa Timur mulai mengudara. lokasi peristiwa terkait.Metro TV biro Sejak pertama kali mengudara Metro TV Surabaya tidak diwajibkan melakukan Jatim hadir selama 2 jam, setiap pagi dan siaran lokal secara rutin.Hanya dalam sore hari, senin sampai jumat. Metro TV momen – momen khusus saja, seperti Jatim tidak memiliki frekuensi sendiri teleconference atau wawancara dengan tetapi masih bergabung dengan kanal yang Metro TV nasional. diapakai metro TV pusat. Metro TV Biro Surabaya sendiri Pembangunan jaringan ini salah sudah dibekali dengan infrastruktur yang satunya untuk memenuhi amanat undang – memadai.Mereka dibekali dengan alat undang penyiaran untuk membangun peliputan yang lengkap, mobil pemancar, jaringan di daerah dan mewujudkan sistem bahkan terdapat studio mini yang bisa siaran berjaringan.Televisi jaringan yang dipergunakan untuk melakukan siaran jika dikembangkan Metro TV merupakan diperlukan.Dengan infrastruktur seperti ini stasiun televisi mandiri yang menghasilkan Metro TV biro Surabaya diberi tanggung progam sendiri.Sesuai semangat jawab menghimpun berita dari seluruh demokratisasi dan desentralisasi Metro TV penjuru propinsi jawa timur untuk jatim juga merekrut tenaga kerja dari disiarkan oleh stasiun nasionalnya. tataran lokal. Ketika UU Penyiaran meng- Pengusahaan stasiun jaringan di amanatkan batas akhir pembangunan tataran lokal bukanlah yang pekerjaan jaringan di daerah untuk menghadirkan mudah.Dibutuhkan perhitungan yang siaran lokal maka terjadi kajian–kajian

148

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

yang panjang di level atas.Kewajiban Metro TV Jawa Timur merupakan entitas membangun jaringan di berbagai daerah bisnis sendiri. Stasiun jaringan di Surabaya dalam waktu yang relatif pendek tentu saja ini berada dibawah manajemen PT Media bukan hal yang mudah bagi sebuah TV televisi Lestari Satu.Hal itu berlaku pula nasional. Setelah proses yang cukup secara hukum, Metro TV Jatim panjang maka sebuah televisi jaringan mendapatkan ijin siaran sebagai stasiun yang berlokasi di Surabaya mengudara televisi lokal.Dalam ijinnya cakupan mulai 25 November 2009. Metro TV siarannya hanya terbatas wilayah propinsi membangun televisi jaringan Jawa Timur.Namun, dalam kondisi dengan nama yang sama disertai wilayah mandiri tidak berarti lepas dari Metro TV siarannya, yakni Metro TV Jawa Timur. nasional.Stasiun TV jaringan ini justru Televisi jaringan pertama oleh Metro TV merupakan perwakilan induk jaringannya ini dibangun di jawa timur dan di wilayah Jawa Timur. berkedudukan di kota Surabaya karena Selepas berdiri dan mengudara Metro TV berbagai alasan langsung diberi tiga macam tanggung 1. Pertama, potensi berita di jawa jawab , yaitu : timur yang cukup besar yang 1. Bersiaran secara lokal berasal dari dinamika politik, Mengacu pada kewajiban meng- sosial, dan budaya. Potensi itu hadirkan konten lokal sebesar 10 % salah satunya merujuk pada kondisi dari keseluruhan jam tayang maka Jawa Timur sebagai provinsi Metro TV Jawa Timur meng- dengan penduduk terbesar yang usahakan siaran lokal 2 jam dalam terbagai atas berbagai latar seharinya. Sejak soft launching belakang budaya. Metro TV konsisten menghadirkan 2. Kedua, potensi ekonomi jawa timur siaran lokal dari hari senin sampai dengan posisi Surabaya sebagai jumat. kota terbesar kedua di Indonesia. 2. Bertahan hidup mandiri Perkembangan ekonomi di Sebagai entitas bisnis mandiri, Surabaya khususnya dan jawa maka stasiun jaringan ini harus timur umumnya cukup menjanjikan mempertahankan diri dengan bagi visi bisnis sebuah media. mencari pendapatan sendiri. Dalam target jangka panjang Metro TV Menggunakan nama yang sama Jawa Timur diberi target untuk dengan induk jaringannya, sebenarnya mengembalikan modal awal dari

149

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

induk jaringan. Harapannya Metro Pendirian televisi baru ini TV jawa Timur bisa menjadi TV setidaknya berangkat dari dua alasan. jaringan dengan modal mandiri. Pertama, keinginan Jako Oetama, pendiri 3. Menyuplai kebutuhan berita stasiun KG Jacob Utama, ingin mempunyai pusat sebuah stasiun televisi yang bisa Sebagai perwakilan dari Metro TV mengubah Indonesia menjadi lebih baik di Jawa Timur, stasiun jaringan ini yang contentnya lebih menginspirasi diberi tanggung jawab menye- Indonesia serta memiliki nilai-nilai yang diakan berita dari seluruh penjuru baik. Jawa Timur untuk kebutuhan Kedua, pendirian unit usaha nasional. televisi akan melengkapi unit bisnis kompas gramedia yang tengah men- 4.3 SSJ Kompas TV : Akuisisi Televisi canangkan konvergensi bertajuk pola 3M Lokal (Multimedia, multichannel, Multiplat- Laporan penelitian Aji (2014) form). Pola ini mensyaratkan KG Grup memberikan gambaran lengkap mengenai memiliki beberapa lini media salah pelaksanaan Sistem Siaran Berjaringan satunya televisi. Motif ini terang-terangan yang dilakukan di Kompas TV.Setelah disampaikan oleh Buyung Wijaya melepaskan kepemilikan mayoritas saham Kusuma, GM News and Current Affair. TV7 pada TransCorp, KG Grup Menurutnya Kompas ini merasa perlu berkeinginan kembali memiliki unit usaha punya lengkap lah, kalau tidak ada TV televisi. Satu langkah diupayakan untuk nya, ada dotcom-nya, ada cetaknya, ada mencoba memperoleh kembali kepemilik- majalahnya, ada surat kabarnya, kalau an mayoritas Trans 7. Namun, upaya tidak punya TV maka dibikinlah TV. tersebut tidak disetujui oleh Chaerul Kompas TV akan muncul sebagai tandjung, Pemilik Transcorp. Akhirnya, free to air terrestrial tv dengan sistem KG grup memutuskan untuk membuat berjaringan. Kompas TV bekerja sama sebuah TV baru dengan brand Kompas TV. dengan TV-TV lokal di daerah, sehingga Kompas TV pertama kali mengudara 9 dalam satu hari siaran ada sistem siaran September 2011 di sepuluh kota di dari induk jaringan dan siaran mandiri dari Indonesia: Medan, Palembang, Jakarta, TV lokal tersebut. Pola ini sesuai dengan Bandung, Semarang, Yogyakarta, Sura- yang diamanatkan oleh Undang – Undang baya, Denpasar, Banjarmasin, dan Penyiaran no 32 tahun 2002 dimana tidak Makassar. ada lagi sistem siaran nasional tetapi

150

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

berjaringan dengan membentuk badan oleh Apni Jaya Putra, GM Operational hukum di daerah atau bekerjasama dengan Network, Setelah keberadaan aturan yang televisi lokal yang sudah ada. baru, Televisi yang ada mesti mengikuti Kompas TV memasok program aturan sistem siaran jaringan yang tayangan hiburan dan berita pada stasiun diperintahkan UU 32 tahun 2002. ketika televisi lokal di berbagai kota di Indonesia ingin membangun jaringan tidak semua yang telah terlibat dalam proses kerja bisa dilakukan dengan membuat ijin baru sama. Stasiun televisi lokal akan di daerah misalnya karena kanal terbatas menayangkan 70% program tayangan sehingga harus melakukan afiliasi dengan produksi Kompas TV dan 30% program TV Lokal tayangan lokal. Dengan demikian, stasiun Langkah KG membuat televisi televisi lokal memiliki kualitas yang tidak berjaringan tidak semata soal keterbatasan kalah dengan stasiun televisi nasional, frekuensi. Kabar baiknya, seperti yang tentunya dengan keunggulan kearifan lokal diungkapkan oleh Bimo Cahyo Utomo, daerah masing-masing. Koordinator Peliputan Daerah, ada pula Langkah Kompas TV untuk filosofi manajemen lebih tinggi (KG bekerja sama dengan televisi lokal di Group) yang ingin mengembangkan daerah cukup menarik di tengah penolakan daerah dalam pengambilan keputusan TV swasta yang sudah eksis. Proporsi berjaringan tersebut. KG Group juga ingin yang diberikan kepada televisi lokal pun melakukan membangun kualitas di daerah cukup banyak yaitu 30% dari jam siaran, dengan transfer knowledge melebihi yang diwajibkan oleh undang- Maka, Jaringan Kompas TV undang yang hanya 10%. Namun, pada dibangun dari beberapa televisi lokal yang dasarnya langkah tersebut tidak semata ada di berbagai wilayah Indonesia dengan diambil karena upaya memenuhi aturan, induk berada di Jakarta. Awalnya, tetapi juga pertimbangan lain . berkaitan dengan proses perijinan, Induk Pilihan ini diambil sesungguhnya berada di Semarang karena TV lokal di lebih banyak soal pertimbangan bisnis. Jabodetabek belum mempunyai IPP tetap. Sejarahnya, ketika hendak mendirikan Namun setelah IPP didapatkan Induk kompas TV, KG telah mencari televisi berganti menjadi TV Jakarta. Televisi yang bisa diakuisisi, salah satunya , Jaringan Kompas sendiri telah memiliki tetapi tidak ada yang berhasil. Selain itu jaringan di berbagai kota di Indonesia keterbatasan frekuensi yang utamanya sebagai berikut : menentukan pilihan tersebut. Dijelaskan

151

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

Tabel I Daftar Stasiun Jaringan Kompas

No Nama Perusahaan Nama Udara Area Channel Jangkauan

PT Komando Media Jabodetabek dan 1 KTV 28 UHF 9 Televisi Banten

PT Oxcy Media Kompas TV 2 Surabaya 40 UHF 12 Televisi Surabaya

PT Televisi Semarang Kompas TV Jawa 3 Semarang 47 UHF 10 Indonesia Tengah

PT Media Kompas TV 4 Pontianak 39 UHF 1 Khatulistiwa Televisi Pontianak

PT Pasundan Utama Kompas TV Jawa 5 Bandung 34 UHF 4 Televisi Barat

PT Mediantara 6 Kompas TV Bali Bali 23 UHF 8 Televisi Bali

PT Makassar Kompas TV 7 Lintasvisual Makassae 23 6 Makassar Cemerlang

PT Mahkota Ogan Kompas TV Palembang dan Ogan 8 52 4 Sumatera Sumatera Selatan ilir

Kompas TV 9 PT Borneo Television Banjarmasin 46 5 Banjarmasin

PT Kompas Aceh 10 Kompas TV Bangka Bangka 31 1 Bangka

PT Dairi Televisi Kompas TV 11 Sidikalang 59 - Utama* Sidikalang

PT Pacific Televisi 12 Pacific TV Manado 46 12 Anugerah

PT Kompas TV Kompas TV 13 Gorontalo 54 1 Media Televisi Gorontalo

PT Televisi Tanah 14 ART TV Purworejo 59 3 Liat Semesta

PT Dairi Televisi 15 Kompas TV Pelaihari Pelaihari kalsel 62 - Utama*

PT Alam 16 Kendari TV Kendari 32 1 Kendari Televisi

PT Jember Mutiara 17 JMTV Jember 54 3 Nunggalresti

18 PT Bengkulu Televisi Bengkulu TV bengkulu 38 4

19 PT Batanghari BTV Jambi 47 2

152

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

Televisi Indonesia

PT Kompas TV 20 Kompas TV Kupang Kupang 58 1 Media Informasi

PT Reksa Birama 21 RBTV Yogyakarta 40 11 Media

PT Andalan Utama 22 ATV Sukabumi Sukabumi 30 2 Sukabumi

PT Agropolitan 23 ATV Batu &Malang 32 1 Televisi Batu

24 LPPL Belu Belu TV Belu dan Atambua 37 1 dipermudah dengan UU Penyiaran.Dalam Keterangan : * Kompas TV Sidikalang 3 tahun awal tersebut BCTV tidak pernah dan Pelaihari belum mengudara, masih itu untung.Bahkan untuk menutupi biaya dalam tahap persiapan operasional saja BCTV masih Realitas pelaksanaan TV Ber- jauh.Akibatnya BC TV hanya menjadi jaringan Kompas bisa dilihat dari dinamika sekedar asal ada gambar dan asal ada di tataran local. Di Surabaya misalnya, suara.Kualitas programnya rendah, sistem Kompas TV mengakuisisi BCTV operaionalnya asal jalan, SDM banyak singkatan dari Business Channel Televisi mahasiswa magang.Jika program-program adalah salah satu televisi lokal di Surabaya itu diproduksi dengan biaya-biaya dengan Konsep Bisnis chanel. Memulai produksi yang rendah dan standar kualitas siarannya pada tanggal 7 Juli 2009 setiap produksi yang rendah, maka untuk bisa hari pada saluran 40 UHF. Jangkauan ditonton pasti amat rendah.Kalau sudah siarannya meliputi kota Surabaya, Sido- biaya produksinya rendah, standar arjo, Gresik, Lamongan, Pasuruam, produksinya rendah, kualitas produknya Kamal, Bangkalan. BCTV dimiliki oleh rendah, yang nonton sedikit, pengiklan PT Oxcy Media, suatu perusahaan pasti nggak mau. periklanan luar ruang terkemuka di Persoalan BCTV sebenarnya hadir Surabaya. sejak awal ia didirikan. Memilih konsep Sebelum diakuisisi Kompas, BC saluran bisnis untuk TV lokal sangat TV sudah 3 tahun beroperasi.Lazimnya beresiko.Dijelaskan oleh Bambang seperti TV-TV lokal lainnya, BCTV Purwadi, Kepala Stasiun Kompas TV berdiri dengan semangat yang berapi-api, Surabaya.Dalam hal positioning, BCTV menggebu-gebu seiring dengan dibukanya pun dianggapnya masih bingung, hanya kesempatan mendirikan TV lokal yang Asal beda, Bisnis Channel. Persoalannya

153

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

jika ke bisnis rasanya sulit bersaing iklan.Setelah memasuki tahun ketiga dengan stasiun yang sudah eksis seperti berjaringan dengan Kompas, TV jaringan Bloomberg. Ini kemudian yang membuat baru bisa juga baru bisa menopang meski berikrar sebagai televisi bisnis tetapi operasionalnya, gaji karyawan misalnya. BCTV tetap memproduksi program lain, Ini perkembangan bagus jika melihat umumnya televisi seperti News dan kondisi BCTV dahulu-nya. Namun untuk entertainment. mendapatkan untung masih perlu Ketika KG datang, tawaran perjuangan mendorong untuk sampai disambut dengan baik, Ada beberapa lini meraih untung. yang kemudian mendapatkan perbaikan 4.4 Spasialisasi Media dan Konsentrasi dengan masuknya manajemen Kompas Kepemilikan di Indonesia TV.Kompas TV masuk ke empat ranah Reformasi yang membuka keran yang biasanya merupakan kelemahan kebebasan pers telah melesatkan televisi lokal yaitu program, peralatan, pertumbuhan industri media, termasuk SDM, dan manajemen.Programnya televisi. Diawali booming Industri media sebagian disuplai dari Kompas, SDM nya cetak, Catatan Yanuar Nugroho (2011 : dilatih oleh Kompas, peralatannya 37) dalam penelitiannya, Selama periode disiapkan oleh Kompas, manajemennya 1998-2000 pemerintah memberikan dikelola oleh Kompas. hampir 1000 ijin untuk surat kabar, Dalam manajemen kompas, BCTV meskipun dalam perkembangannya hanya yang kemudian berubah nama menjadi sebagian kecil saja yang bertahan dengan Kompas TV Surabaya, porsi siaran memperluas daerah cakupan bisnisnya, berkurang dari 8 menjadi 5 jam. Ini atau diambil alih oleh kelompok media membuat terjadinya proses perampingan yang lebih besar. Tidak lama kemudian, pegawai. Dari awalnya 104 orang untuk industri penyiaran ikut berkembang: sejak jangka waktu siar 8 jam menjadi hanya 59 tahun 2000 dan tahun-tahun selanjutnya, saja untuk 5 jam. sejumlah perusahaan televisi dan radio Uniknya, Pasca menjadi TV Lokal baru bergabung dalam bisnis media. jaringan dengan berbagai peningkatan Khusus bagi televisi, pertumbuhan kualitas berimbas pada penerimaan industri tidak cuma soal jumlah media program.Dari hasil rating, BCTV telah tetapi juga peningkatan iklan. Dalam mendapatkan angka yang jauh lebih pengamatan Agus Sudibyo (2004 : 32–33) baik.Rating yang baik kemudian tentu di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang berpengaruh kepada perolehan memburuk, industri penyiaran adalah

154

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

pengecualian. Tahun 1997–1998 bisnis kemudian mengakibatkan terjadinya penyiaran menunjukkan dampak krisis konsentrasi kepemilikan media massa. ekonomi, ketika belanja iklan televisi Konsolidasi ini menurut (Golding, menyusut sebesar 8 %. Namun setelah itu, Murdock, 1997) ditandai prosesintegrasi tahun 1999 – 2002, bidang usaha ini justru antar dua atau lebih perusahaan dapat mengalami perkembangan luar biasa.Iklan berdampak pada perubahan struktur dan televisi nasional mengalami pertumbuhan persaingan di dalam industri tersebut. di atas 40 % per tahun.Dengan Pasar dengan struktur kompetisi murni bertumbuhnya bisnis media, tumbuh pula dapat berubah menjadi oligopoli, bahkan keuntungan darinya.Pendapatan iklan monopoli, apabila integrasi terus terjadi di bersih di Indonesia merupakan satu dari dalamnya. Kepemilikanpun semakin ter- yang tertinggi di Asia dan pendapatan pusat dan kekuatan di bawah ke-pemilikan tersebut terus bertambah setiap tahun, tersebut akan semakin besar dengan jumlah terbesar datang dari Yanuar Nugroho (2011) telah melakukan industri pertelevisian.Hal ini menjadi salah penelitian tentang lansekap sektor media di satu alasan mengapa industri media Indonesia.Penelitiannya menyimpulkan dipandang sebagai salah satu bisnis yang bahwa Era Reformasi menjadi titik menguntungkan di negara ini (Nugroho, melesatnya perkembangan bisnis media. 2011). Dalam lima belas tahun terakhir ini, Persaingan dalam industri mem- pertumbuhan industri media di Indonesia buat Media massa mencoba untuk mencari telah didorong oleh kepentingan modal jalan untuk mengefisien dan meng- yang mengarah pada oligopoli dan efektifkan produksi mereka agar pemusatan kepemilikan. Ia juga meng- keuntungan yang mereka peroleh dapat hasilkan pemetaan terhadap para pelaku maksimum. Maka, terjadi kecenderungan dimana terdapat dua belas grup media konsolidasi media yang kemudian besar di Indonesia seperti dalam tabel mengarah kepada munculnya kelompok berikut pemain raksasa media massa yang

Tabel 2 Hasil Pemetaan Media di Indonesia

Media Online No Group TV Radio Bisnis lainnyaa Pemilik Cetak Media Global Produksi konten, Hary 1 Mediacomm 20 22 7 1 Distribusi konten, Tanoesoedibjo (MNC) Talent Management

155

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

Paper Mills, Printing Dahlan Iskan, 2 Jawa Pos Group 20 n/a 171 1 Plants, Power Plant Azrul Ananda Property, Jaringan toko Kelompok buku, Manufaktur, 3 Kompas 10 12 88 2 Jacob Oetama Event Organiser, Gramedia Universitas Event Organiser, PR Abdul Gani, 4 2 19 5 n/a Group Konsultan Erick Thohir Elang Mahkota Telekomunikasi dan IT Sariatmaadja 5 3 n/a n/a 1 Teknologi solutions Family Financial Services, Lifestyle and Chairul 6 CT Corp 2 n/a n/a 1 Entertainment, sumber Tanjung daya alam, Properti Sumber daya alam, Bakrie & 7 Visi Media Asia 2 n/a n/a 1 network provider, Brothers Properti 8 Media Group 1 n/a 3 n/a Properti (Hotel) Surya Paloh Adiguna Retail, Properti, Food & Soetowo & 9 MRA Media n/a 11 16 n/a Beverage, Otomotif Soetikno Soedarjo Talent Agency, Pia 10 Femina Group n/a 2 14 n/a Penerbitan Alisjahbana Yayasan 11 Tempo Inti Media 1 n/a 3 1 Produksi dokumenter Tempo Properti, pelayanan kesehatan, TV kabel, Beritasatu Media 12 2 n/a 10 1 Internet service Lippo Group Holding provider, Pendidikan (Universitas) perubahan ekonomi. Secara skematis, Hasil pemetaan menunjukkan semua media melalui siklus yang sama. bahwa ada 4 kelompok Media yang sangat Mulai dari berupa produksi skala kecil besar di antara kedua belas kelompok.Grup MNC memiliki jumlah atau pribadi yang proses distribusi dan televisi yang cukup banyak yaitu penjualan dipisahkan dan menjadi 20.Sementara Grup Jawa Pos dan Kompas komersial hingga masuknya teknologi memiliki jaringan media cetak yang membuat produksi media menjadi sebuah banyak dan luas.Sementara, Mahaka industri dan konsumsi membesar dan memiliki 20 stasiun radio. impersonal. Industri media yang Golding dan Murdock (1997) berkembang saat ini terjadi melibatkan menilai struktur konsentrasi industri media ketegangan antara potensi teknologi baru saat ini adalah tahap terakhir urutan dan konsentrasi ekonomi di sisi lain. perubahan organisasi yang tecermin dari Kehadiran teknologi ini dan produksi

156

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

massa yang terjadi membawa konsekuensi dalam sektor tertentu produksi media dan pada kebutuhan modal dan kapital yang memaksimalkan sumber daya ekonomi sangat besar. serta memperluasnya. Ekspansi Kompas Dalam konteks Indonesia, Utomo TV ke yang mereka lakukan pada TV (2013) menilai Kebebasan pers di era lokal di daerah merupakan upaya untuk transisi demokrasi hanya membuka katup memperluas jumlah khalayak serta botol yang membuat industrialisasi jangkauan jaringan medianya. semakin berkembang pesat.Per- Relatif serupa dengan kasus selingkuhan logika ekonomi dan politik kompas, pendirian Metro TV Jawa Timur dalam industri media berujung konsentrasi bisa dibilang pada dasarnya lebih dari kepemilikan.Vincent Mosco dalam The sekadar usaha pemenuhan aturan Political Economy of Communication SSB.Didirikannya Stasiun Jaringan di (2009) menggunakan istilah spasialisasi Jawa Timur kental akankepentingan untuk menjelaskan gerak konglomerasi ekonomi Metro TV nasional. Dengan media ini.Sebagaimana disebutkan Mosco, membangun jaringan di di daerah maka spasialisasi dalam konsentrasi kepemilikan Metro TV akan memiliki akses ke sumber media mengambil dua bentuk, horizontal berita dari daerah tersebut. Itu berarti dan vertikal. Metro TV akan mendapatkan pilihan berita Misalnya yang dilakukan oleh yang lebih banyak. Hal ini tentu saja Induk jaringan Kompas TV untuk bekerja menjadi keuntungan bagi Metro TV sama, dalam hal ini mengakuisisi TV-TV sebagai stasiun televisi berita. lokal merupakan bentuk spasialisasi Kepentingan Metro TV nasional horizontal. Spasialisasi horizontal muncul juga sangat jelas dalam ketika pengusaha membeli atau meng- pelaksanaanoperasionalnya.Setidaknya ini gabungkan berbagai jenis media dalam tergambar dari kegiatan operasional yang satu kontrol kepemilikan. Ciri tipikal jugamenguntungkan Metro TV integrasi ini adalah pembelian yang nasional.Televisi lokal jaringan bertugas dilakukan pemilik media konvensional me-nyediakanberita untuk televisi seperti surat kabar terhadap televisi pusat.Kadangkala juga melakukan maupun media online. pelaporan atas sebuahperistiwa yang Spasialisasi Horizontal dilakukan terjadi di wilayah Jawa Timur. Ini berarti lewat proses Integrasi. Integrasi horizontal Metro TV Jawa Timurmenjadi memungkinkan perusahaan mengonsoli- perpanjangan tangan kantor pusatnya di dasikan dan memperluas kontrol mereka daerah.

157

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

Dilihat dari sisi ekonomi, Investasi menjadi milik publik. Disinilah besar Metro TV nasional tentu saja publik menjadi tidak berkuasa tidakbisa secara cuma–cuma hilang begitu (powerless) atas produk-produk saja.Selain Metro TV Jawa Timur isi siaran. punyatanggung jawab untuk  Persaingan tidak sehat mengembalikan modal usaha yang sudah Konsentrasi media yang sangat dikeluarkan.Iniberarti pada dasarnya tinggi (high concentration) televisi lokal jaringan merupakan langkah akan menyebabkan terjadinya bisnis jangkapanjang yang dilakukan monopoli harga dimana pe- Metro TV nasional. rusahaan besar dapat me- Konsentrasi Kepemilikan media nentukan harga iklan yang memang sebuah gejala global yang tak rendah sehingga akan me- terelakkan namun pada dasarnya memiliki matikan perusahaan kecil dan efek yang mesti mendapat lemah. Begitu pula dengan perhatian.McQuail (2000) menyatakan penguasaan sumber-sumber da- Konsentrasi kepemilikan media pada ya manusia akan mudah akhirnya me-miliki dampak negatif bagi dikuasai oleh media-media dunia penyiaran, yaitu besar.  Komersialisme  Inovasi yang lambat Media-media besar yang amat Konsekuensi dari persaingan besar ketergantungannya pada yang tidak sehat tersebut akan iklan dan sponsor cenderung menyebabkan rendahnya ino- lebih mementingkan kepen- vasi dan kreatifitas isi siaran tingan mereka dan juga peme- yang disebabkan karena hilang- rintah dibandingkan kepen- nya persaingan. Isi siaran akan tingan publik dalam mem- cenderung homogen dan produksi program-program monoton. siaran. Dalam telaah lebih kritis, Henry  Monopoli Frekuensi Subiakto (2012) menyatakan Satu hal yang Media-media besar yang di- paling dikhawatirkan atas konsentrasi miliki oleh segelintir elit pemilikan adalah ancamannya terhadap masyarakat akan menguasai keragaman isi (diversity of content), frekuensi yang seharusnya terutama yang menyangkut pemberitaan.

158

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

Pengaruh kekuasaan pemilik dan menjadi amanat utama-nya sulit terlaksana pengelola media terhadap pemberitaan, karena penolakan industri.Televisi memang sempat dipertanyakan korelasi- Nasional awalnya enggan membangun nya. Namun berdasar berbagai jaringan atau bekerjasama dengan TV studi, sebagaimana dilakukan oleh lokal.Meski pada akhirnya beragam Altschull (1984) yang hasilnya sering langkah adaptasi coba dilakukan untuk disebut sebagai Second Law of Journalism, memenuhi aturan SSB. dikenal istilah; ―the content of the media Laporan-laporan di atas menunjuk- always reflect the interest of those who kan bahwa upaya adaptasi memang sudah finance them” (McQuail, 2002 : 198). dilakukan sedemikian rupa.Namun, upaya- Henry melanjutkan bahwa upaya tersebut tidak didasarkan pada bagaimanapun para pemilik media amat keinginan untuk membangun sistem menentukan isi medianya. Disitulah penyiaran yang demokratis.Implementasi kemudian para pemilik media memiliki TV berjaringan yang dilakukan kekuatan dengan korporasinya. Kekuatan dilatarbelakangi pula dengan motif-motif itu tidak hanya dipakai untuk kepentingan ekonomi dan politik.Hal ini menegaskan bisnis semata, tetapi juga untuk menentang asumsi yang berkembang bahwa media peraturan yang akan ―membatasi‖ mereka. bergerak atas dasar kepentingan ekonomi. Bahkan tak jarang para pemilik media Berangkat dari asumsi ekonomi karena menyadari posisinya, mereka tersebut, Dari sisi pelaksanaan regulasi, melibatkan diri dalam politik, dan pendirian jaringan di daerah tidak menggunakan medianya untuk kemudian dilakukan untuk memecah kepentingan politik. Walhasil para mereka kepemilikan seperti yang diamanatkan UU ini amat menentukan siapa yang akan Penyiaran lewat konsep diversity of mendapat dukungan publik. ownership.Namun lebih ke pola konsolidasi administrasi untuk meng- hadapi ketentuan undang-undang. BAB 5 Proses-proses inilah yang SIMPULANDAN REKOMENDASI kemudian bisa disebut demokratisasi semu.Seakan-akan terjadi langkah menuju Ikhtiar Demokratisasi dan Desentralisasi penyiaran yang demokratis namun pada yang didengungkan sejak awal disahkan- dasarnya justru kepentingan ekonomi nya UU Penyiaran mengalami bermacam media yang menguat. Yang terjadi adalah jalan terjal.Sistem Siaran Berjaringan yang pemusatan kepemilikan yang kemudian

159

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

justru akan membahayakan demokrasi itu Golding, Peter and Graham Mur- sendiri dock.1997.The Political Eco- Di sisi lain, laporan-laporan nomy of the Media Volume 2. Cheltenham, UK.Broolfield,US: tentang pelaksanaan Pola berjaringan The International Library of justru menguatkan urgensi pelaksanaan Studi and culture.

SSB dengan baik. Dalam kasus Kompas Head, Sydney W dan Christopher Sterling. misalnya berjaringan menjadi penolong 1987. Broadcasting in America: A Survey of Electronic Media bagi sebuah televisi local untuk tetap (5th edition). Boston: Houghton hidup di tengah persaingan yang tidak Mifflin Company.

imbang dengan TV besar Masduki. 2003. Radio Siaran dan Jakarta.Kemudian dalam kasus Metro TV, Demokrasi. Yogyakarta: Pe- nerbit Jendela. penggunaan karyawan lokal bisa

memberikan kemanfaatan ekonomi Mc Quail,Dennis.2000.McQuail's Com- munication Theory (4th edition). sekaligus peningkatan kemampuan bagi London: Sage Publications insan televisi di daerah. Mosco, Vincent.2009.Political Economy of Dari uraian di atas, tulisan ini Communication. London : SAGE merekomendasikan penegakan regulasi Publication

penyiaran di Indonesia, terutama berkaitan Mufid, Muhamad. 2005. Komunikasi dan dengan pengaturan kepemilikan. UU regulasi penyiaran. Jakarta: Penerbit: Kencana Penyiaran dengan tegas

Orlik, Peter B. 1992. The Electronic Media. USA: Allyn and Bacon

Daftar Pustaka Peter K Pringle, Michael F. Starr, William E. McCavitt.1999.Electronic

Media management.Boston Armando, Ade. (2011). Televisi Jakarta : Focal Press Diatas Indonesia, Yogyakarta:Bentang Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. (2004). Teori Sosiologi Modern Gazali, Effendi dkk. 2003. Konstruksi (terjemahan) Edisi Keenam, Sosial Industri Penyiaran (Plus Jakarta: Kencana Acuan tentang Penyiaran Publik dan Komunitas). Jakarta : Sen, Krishna, David T Hill.2001.Media, Departemen Ilmu komunikasi Budaya, dan Politik di FISIP UI. Indonesia.Jakarta : ISAI Giddens, Anthony. (1984). The Constitution of Society, Cambridge: Polity Press

160

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

Siregar, Ashadi. 2001. Menyingkap Media materi uu penyiaran di Penyiaran: Membaca Televisi, mahkamah konstitusi tahun Melihat 2011-2012). Fisip UI.Thesis

Radio. Jogjakarta: LP3Y Kitab Perundangan Undang–Undang No 32 tahun 2002 Sudibyo, Agus. 2004. Ekonomi Politik tentang Penyiaran Media Penyiaran. Jakarta: LkiS. Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2005 Sudibyo.2010. Kebebasan Semu, tentang Penyelenggaraan Penjajahan Baru di Jagad Penyiaran Lembaga Penyiaran Media.Jakarta : Gramedia Swasta

Jurnal dan Penelitian Website Armando, Ade.2006.Privatisasi Televisi http://adearmando.wordpress.com/2007/08 Indonesia.Jakarta : Fisip UI. /30/kematian-demokratisasi- Disertasi sistem-penyiaran-indonesia/ Triputra, Pinckey.2004. Dilema Industri Penyiaran di Indonesia. Jakarta : http://henrysubiakto.blogspot.com/2012/02 Fisip UI. Disertasi /konsentrasi-media-dan- Gusti Aji, Gilang.2011.Manajemen Stasiun ancaman-demokrasi.html Televisi Jaringan. Yogyakrta : Fisipol UGM.Skripsi

Harianto, Rahmad. Ekonomi Media Televisi Lokal.Surabaya : Fisip

Universitas Airlangga. Thesis

Kartika BayuPrimasanti.2008.Studi

eksplorasi tentang Sistem Siaran Televisi Berjaringan. Fisipol UGM. Skripsi

Mumpuni, Agung. 2011.Implementasi Regulasi Kepemilikan dan Isi Siaran Sistem Siaran

Berjaringan Sun TV Network. Semarang : Fisip Undip.Thesis

Nugroho, Yanuar dkk.Memetakan Lan- sekap Industri Media Kontem- porer di Indonesia.Jakarta :

CIPG

Nursatyo.2012.Relasi agen dan struktur

dalam menata kepemilikan media televisi swasta di indonesia (kajian strukturasi

ekonomi politik atas dinamika interaksi dalam kasus akuisisi idkm oleh emtek serta proses uji

161

Spasialisasi Media dan Demokratisasi Penyiaran

Implementasi Sistem Siaran Televisi Berjaringan di Indonesia Gilang Gusti Aji

162