Lex Administratum, Vol. III/No. 6/Ags/2015

TUGAS KEWENANGAN PERWAKILAN maka hubungan internasional dianggap sangat DIPLOMATIK DI LUAR NEGERI1 penting bagi suatu negara. Suatu hubungan Oleh : Jan B. Kawatak2 internasional dianggap sangat bermanfaat bagi sebuah negara hal ini berkaitan dengan ABSTRAK manfaat yang dapat diperoleh dengan Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk terjalinnya suatu hubungan internasional. mengetahui bagaimana tugas dan kewenangan Dewasa ini Hubungan Internasional semakin perwakilan diplomatik Indonesia di luar negeri erat berkat kemajuan teknologi dan informasi dan untuk mengetahui bagaimana kedudukan yang dimiliki setiap negara hingga lebih perwakilan diplomatik Indonesia di luar negeri memudahkan tiap negara untuk melakukan menurut Undang-undang nomor 1 tahun 1982 komunikasi. Adanya hubungan yang tetap dan tentang pengesahan Konvensi Wina 1961 terus menerus ini merupakan salah satu unsur mengenai hubungan diplomatik beserta eksistensi masyarakat internasional.3 protokol opsionalnya mengenai hal Menurut Pasal 1 Undang-undang nomor 37 memperoleh kewarganegaraan. Dengan tahun 1999 tentang hubungan luar negeri: menggunakan metode penelitian yuridis “Hubungan internasional atau hubungan luar normatif, maka dapat disimpulkan : 1. Fungsi negeri adalah setiap kegiatan yang perwakilan diplomatik tetap yaitu menyangkut aspek regional dan internasional melaksanakan seluruh tugas yang di berikan yang dilakukan oleh pemerintah di tingkat oleh negara pengirim di negara penerima pusat dan daerah dan lembaga-lembaganya, sesuai dengan kesepakatan kedua negara. lembaga negara, badan usaha, organisasi Tugas-tugas perwakilan diplomatik dirangkum politik, organisasi masyarakat, lembaga menjadi beberapa bidang yaitu bidang swadaya masyarakat atau warga negara perwakilan, perlindungan, negosiasi, reportasi Indonesia”.4 dan peningkatan hubungan persahabatan. 2. Di dalam Keputusan Presiden nomor 108 Kedudukan kantor perwakilan Diplomatik tahun 2003 tentang organisasi perwakilan Negara pengirim biasanya terdapat di setiap Republik Indonesia di luar negeri pada bagian Ibukota Negara penerima, Wilayah Kantor menimbang huruf (a) dan (b) dijelaskan bahwa perwakilan diplomatik Negara pengirim di “Perubahan dan perkembangan yang terjadi di Negara penerima adalah wilayah negara tingkat nasional dan internasional, telah pengirim, Negara penerima tidak berhak memberikan peluang dan tantangan yang lebih menerapkan yurisdiksinya. Negara pengirim besar bagi penyelennggaraan hubungan luar juga dapat membuka kantor Perwakilan untuk negeri dan pelaksanaan politik luar negeri beberapa negara di satu Negara, sepanjang sehingga diperlukan peningkatan kapasitas negara penerima yang menyediakan wilayah organisasi dan kesiapan sumber daya manusia tersebut tidak keberatan dan juga sesuai yang memadai, dan juga bahwa diperlukan dengan kesepakatan-kesepakatan yang dicapai aparatur pelaksana diplomasi yang berkualitas oleh Negara-negara tersebut. Kata Kunci : Tugas agar penyelenggaraan hubungan luar negeri kewenangan, Perwakilan Diplomatik, Luar dan pelaksanaan politik luar negeri lebih negeri. terfokus, selektif, komprehensif, terkoordinasi, efisien, dan efektif”.5 PENDAHULUAN Perwakilan dari setiap Negara disebut juga A. Latar Belakang Masalah Perwakilan Diplomatik dan Perwakilan Hubungan Internasional dilaksanakan atas Konsuler. Hubungan Diplomatik diatur dalam suatu dasar untuk mencapai tujuan tertentu, Konvensi Wina Tahun 1961. Pasal 1-19 karena adanya tujuan yang hendak dicapai Konvensi Wina Tahun 1961 menyangkut

1 Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Dr. Wempie 3 Ibid Kumendong, SH, MH ; Dr. Johny Lembong, SH, MH ; Dr. 4 Pasal 1 Undang-undang No.37 tahun 1999 tentang Cornelius Tangkere, SH, MH. Hubungan Luar Negeri. 2 Mahasiswa pada Fakultas Hukum Universitas Sam 5 Keputusan Presiden No. 108 tahun 2003 tentang Ratulangi. Organisasi Perwakilan RI Di Luar Negeri.

98

Lex Administratum, Vol. III/No. 6/Ags/2015 pembentukan misi-misi diplomatik, hak dan 3. Para pejabat diplomatik tersebut harus cara untuk pengangkatan serta penyerahan diakui statusnya sebagai misi diplomatik; surat kepercayaan dari duta besar, Pasal 20-28 4. Agar para diplomat tersebut dapat mengenai kekebalan dan keistimewaan bagi melakukan tugas dan fungsinya dengan misi diplomatik, Pasal 29-36 adalah mengenai efisien mereka perlu diberikan kekebalan kekebalan dan keistimewaan yang diberikan dan keistimewaan diplomatik yang kepa para diplomat dan staf lainnya, Pasal 37- didasarkan atas aturan-aturan dalam 47 mengenai kekebalan dan keistimewaan bagi hukum kebiasaan internasional serta anggota keluarga para diplomatik dan staf perjanjian-perjanjian lainnya yang pelayan yang bekerja pada mereka, dan Pasal menyangkut hubungan diplomatik 48-53 yang berisi berbagai ketentuuan antarnegara.8 mengenai penandatanganan, aksesi, ratifikasi dan mulai berlakunya konvensi tersebut.6 B. RUMUSAN MASALAH Pada kenyataannya ada juga Negara asing yang Berdasarkan latar belakang di atas, maka suka mencampuri urusan dalam negeri sebagai dapat dirumuskan permasalahan sebagai contoh yaitu Ketegangan hubungan antara berikut: Indonesia dan Brazil. Hubungan RI-Brazil mulai 1. Bagaimana tugas dan fungsi perwakilan menegang sejak Marco Archer Moreira seorang diplomatik dalam menjalankan warga Negara Brazil di eksekusi mati pada 18 hubungan Internasional? Januari 2015 lalu, ia dihukum mati setelah 2. Bagaimana kedudukan perwakilan terbukti bersalah melakukan perdagangan Diplomatik Indonesia di luar negeri? narkoba.7 Akibat dari eksekusi ini, Dubes Brazil di C. METODE PENELITIAN Indonesia di tarik oleh Presiden Brazil, Dilma Berdasarkan permasalahan yang diteliti oleh Rousseff sebagai bentuk protes atas penulis maka penulis menggunakan metode kematiannya. Tidak hanya menarik dubesnya penelitian hukum normatif, yaitu suatu metode tetapi Brazil juga menunjukkan bentuk protes yang digunakan dengan cara mempelajari lainnya yaitu Presiden Dilma Rousseff menunda literatur dan pada peraturan-peraturan tertulis surat kepercayaan Dubes RI untuk Brazil Toto atau bahan hukum lainnya yang berhubungan Royanto, Padahal Toto telah mengantongi dengan Hukum Internasional dan Hukum undangan resmi dari istana kepresidenan Brazil. Diplomatik. Tahapan pertama penulisan hukum Hal ini membuat Brazil telah melanggar salah normatif adalah penelitian yang ditujukan satu prinsip yang harus dipenuhi oleh suatu untuk mendapatkan hukum obyektif (norma negara untuk melakukan kerjasama hubungan hukum), yaitu dengan mengadakan penelitian internasional dengan baik yaitu “tidak terhadap masalah hukum, tahapan yang kedua mencampuri urusan dalam negeri negara lain”. penelitian normatif yaitu penelitian yang Dengan demikian dapat diketahui bahwa ditujukan untuk mendapatkan hukum subyektif untuk terjadinya suatu hubungan diplomatik (hak dan kewajiban). harus terdapat beberapa faktor yang Bahan hukum yang digunakan oleh penulis mendukung antara lain: yaitu bahan hukum primer dan sekunder. 1. Adanya hubungan antarnegara untuk Bahan Hukum Primer berupa Undang-undang merintis kerjasama dan persahabatan; yang merupakan kesepakatan antara 2. Hubungan tersebut dilakukan melalui pemerintah dan rakyat sehingga memiliki pertukaran misi diplomatik termasuk para kekuatan mengikat untuk penyelenggara pejabatnya; kehidupan bernegara dan konvensi-konvensi.9 Sedangkan bahan Hukum Sekunder yang 6 Sumaryo Suryokusumo, Hukum Diplomatik Teori dan terutama adalah buku teks karena buku teks Kasus. Bandung: P.T. ALUMNI, 2005, hal.15 7 Liputan6, Kronologi penolakan surat kepercayaan dubes ri oleh brasil, yang di telusuri melalui internet 8 Syahmin AK, Hukum Diplomatik Suatu Pengantar. http://liputan6.com/news/read/2180248/kronologi- Bandung: CV. Amrico, 1985, hal 13-14 penolakan-surat-kepercayaan-dubes-ri-oleh-brasil. Yang di 9 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum. : akses pada 07 april 2015 pukul 22.26 WITA Kencana, 2005. hal 142

99

Lex Administratum, Vol. III/No. 6/Ags/2015 berisi mengenai prinsip-prinsip dasar ilmu memperluas hubungan-hubungan ekonomi, hukum dan pandangan-pandangan klasik para kebudayaan, dan ilmu pengetahuan.13 sarjana dengan klasifikasi tinggi10 yang dalam Berdasarkan dari ketentuan-ketentuan di hal ini menggunakan buku-buku mengenai atas dapat di simpulkan bahwa fungsi Diplomatik dan Hukum Internasional. perwakilan diplomatik adalah bidang perwakilan, perlindungan, negosiasi, reportasi, PEMBAHASAN dan peningkatan hubungan persahabatan. A. Tugas Dan Kewenangan Para Perwakilan Khusus di Indonesia, fungsi tersebut Diplomatik diperluas sehingga lebih fleksibel. Hal ini Perwakilan diplomatik ada yang bersifat ditentukan dalam Pasal 5 Keputusan Presiden tetap (permanent), dan ada perwakilan Republik Indonesia nomor 108 tahun 2003 diplomatik yang bersifat sementara (ad hoc). tentang organisasi perwakilan Republik Lingkup fungsi perwakilan diplomatik Indonesia di luar negeri di atur sebagai berikut. sementara (ad hoc) sangat terbatas, begitu pula Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana rentang waktu dan urusannya misalnya dalam dimaksud dalam pasal 4, perwakilan diplomatik menghadiri konferensi antarnegara, menyelenggarakan fungsi: menandatangani perjanjian, melakukan a. Peningkatan dan pengembangan kerjasama negosiasi khusus.11 politik dan keamanan, ekonomi, sosial, dan Fungsi perwakilan diplomatik tetap budaya dengan negara penerima dan/ atau (permanent) adalah melaksanakan seluruh Organisasi Internasional; tugas yang dibebankan oleh Negara pengirim di b. Peningkatan persatuan dan kesatuan, serta negara penerima sesuai dengan kesepakatan kerukunan antarsesama warga negara kedua Negara sepanjang tidak bertentangan Indonesia di luar negeri; dengan Konvensi Wina tahun 1961 dan c. Pengayoman, pelayanan, perlindungan dan konvensi lain yang berkaitan dengan hubungan pemberian bantuan hukum dan fisik kepada diplomatik.12 warga negara Indonesia dan badan hukum Fungsi perwakilan diplomatik permanen Indonesia, dalam hal terjadi ancaman dan berdasar pasal 3 ayat (1) konvensi Wina tahun atau masalah hukum di negara penerima, 1961 adalah sebagai berikut: sesuai dengan peraturan perundang- 1. Mewakili negara pengirim di dalam negara undangan nasional, hukum internasional, penerima; dan kebiasaan Internasional; 2. Melindungi kepentingan negara dan warga d. Pengamatan, penilaian, dan pelaporan negara pengirim di negara penerima sebatas mengenai situasi dan kondisi negara diperkenankan oleh hukum Internasional; penerima; 3. Mengadakan perundingan-perundingan e. Konsuler dan protokol; dengan negara penerima; f. Perbuatan hukum untuk dan atas nama 4. Memberikan laporan kepada pemerintah negarra dan pemerintah republik Indonesia negara pengirim mengenai keadaan- dengan negara penerima; keadaan dan perkembangan-perkembangan g. Kegiatan manajemen kepegawaian, negara penerima yang di peroleh dengan keuangan, perlengkapan, pegamanan cara yang di benarkan oleh Hukum internal perwakilan, komunikasi dan Internasional; persandian; 5. Meningkatkan hubungan persahabatan h. Fungsi-fungsi lain sesuai dengan hukum dan antara negara penerima dengan negara praktek Internasional.14 pengirim serta mengembangkan dan Fungsi tersebut dilaksanakan utntuk menjalankan tugas pokoknya sebagaimana di atur dalam pasal 4, bahwa Perwakilan

13 Pasal 3 Konvensi Wina tahun 1961 tentang Hubungan 10 Ibid Diplomatik 11 Widodo, op.cit. hal 50 14 Pasal 4 Kepres No 108 tahun 2003 tentang organisasi 12 Ibid perwakilan Republik Indonesia di luar negeri

100

Lex Administratum, Vol. III/No. 6/Ags/2015

Diplomatik mempunyai tugas pokok mewakili for this fellow nationals in the receiving dan memperjuangkan kepentingan Bangsa, state”17 Negara dan Pemerintah Republik Indonesia Ternyata apa yang dikemukakan oleh Von serta melindungi Warga Negara Indonesia, Glahn tersebut sebenarnya sudah ditentukan Badan Hukum Indonesia di negara penerima oleh Konvensi Wina 1961. Dalam konvensi dan/atau Organisasi Internasional, sesuai tersebut di tegaskan bahwa perwakilan dengan kebijakan politik dan hubungan luar diplomatik berfungsi melindungi kepentingan- negeri pemerintah Republik Indonesia, kepentingan negara pengirim serta warga peraturan perundang-undangan nasional, negaranya di dalam wilayah dimana dia hukum internasional, dan kebiasaan diakreditasikan dalam batas batas yang Internasional. diperkenankan oleh hukum internasional, Gerhard dan Von Glahn menegaskan, selain perlindungan itu juga harus diberikan oleh agen Diplomatik bertugas sebagai wakil negara negara penerima kepada para pejabat pengirim di negara penerima dalam hal-hal diplomatik di negara penerima , bahkan negara yang bersifat ceremonial, juga berhak ketiga pun harus memberikan perlindungan mengajukan protes dan penyelidikan (inquires) juga kepada para pejabat diplomatik jika atau mengajukan pertanyaan kepada negara mereka transit di negara ketiga tersebut.18 penerima. Dalam kapasitas sebagai wakil Dalam menjalankan tugas sebagai seorang negara, seorang diplomat harus juga Diplomat, Negosiasi atau perundingan adalah melaksanakan tugas sebagai corong negara salah satu fungsi terpenting seorang diplomat, pengirim, pembela kepentigan negara pengertian negosiasi dalam konteks hubungan pengirim, dan berperan sebagai simbol negara Internasiional adalah pembicaraan antar wakil- penerima di negara pengirim.15 negara untuk menyelesaikan masalah/topik Sebagai wakil resmi Negara, Diplomat harus tertentu secara damai, karena diplomat harus menghadiri undangan negara penerima dalam mampu mengadakan perundingan dengan kegiatan-kegiatan khusus untuk menjaga pihak negara penerima atas segala masalah wibawa negara pengirim. Berkaitan dengan yang ada dalam lingkup fungsinya tanpa harus fungsi tersebut, dalam kondisi tertentu agen selalu melibatkan pejabat-pejabat dalam negeri diplomatik dapat meyampaikan ucapan selamat negara pengirim secara langsung. atau ungkapan duka cita, simpati atau Perundingan-perundingan tersebut pernyataan ikut prihatin kepada pejabat negara merupakan salah satu fungsi diplomatik dalam penerima atas nama negara pengirim; begitu mewakili negaranya. Namun biasanya pula sebaliknya agen diplomatik dapat perundingan mengenai masalah tertentu menerima ucapan selamat, simpati, duka cita, dilakukan oleh utusan-utusan khusus, terutama atau ungkapan rasa prihatin dari negara jika hal tersebut mengenai masalah teknis.19 penerima untuk negara pengirim.16 Kewajiban membuat laporan bagi Gerhard Von Glahn memberikan batasan perwakilan diplomatik memang sudah di mengenai istilah proteksi tentukan oleh konvensi Wina 1961 ditegaskan “the diplomatic has a duty to look after the bahwa memberikan laporan kepada negara interest persons and property of citizen of his pengirim mengenai keadaan-keadaan dan own state in receiving state. He must be perkembangan-perkembangan di negara ready to assisst them , they get trouble penerima dengan cara-cara yang dapat di abroad, may have to take charge of their benarkan oleh hukum. bodies and effects if they happen to die on a Tugas pelaporan merupakan suatu hal yang trip and in general acts as a trouble shooter utama bagi perwakila diplomatik di negara penerima. Hal ini diperlukan untuk

17 Gerhard Von Glahn dalam Setyo Widagdo, Hukum 15 Gerhard Von Glahn dalam Setyo Widagdo, Hukum Diplomatik dan Konsuler, Malang, Bayumedia Publishing, Diplomatik dan Konsuler. Malang: Bayumedia Publishing, 2008. hal 57 2008. hal 39 18 Setyo Widagdo, op.cit hal 58 16 Widodo op.cit hal 53. 19 Ibid

101

Lex Administratum, Vol. III/No. 6/Ags/2015 memperlancar kepengurusan kepentingan menempatkan wakilnya di beberapa negara, negaranya, hal ini sejalan dengan pandangan seperti Spanyol, Jerman, Prancis, dan Inggris. dari Von Glahn yakni: Contoh tersebut di ikuti oleh negara-negara lain “The basic duty of a diplomat is to report to sehingga pada akhir abad ke 17, penempatan his government on political event, political wakil-wakil tetap ini Sudah menjadi kebiasaan event, policies and other related matters”.20 umum di Eropa. Dasar dari kewajiban seorang diplomat Perwakilan diplomatik Indonesia di luar memberikan laporan kepada pemerintahnya negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 mengenai kebijaksanaan-kebijaksanaan politik ayat (2) Keputusan Presiden Nomor 108 tahun dan peristiwa-peristiwa lainnya yang ada di 2003 tentang Organisasi Perwakilan RI di Luar negara di mana ia diakreditasikan kepada Negeri, meliputi Kedutaan Besar Republik pemerintah negaranya, asalkan dalam hal Indonesia (KBRI) dan Perutusan Tetap Republik membuat laporan ini wakil tersebut bukanlah Indonesia (PTRI). bertindak sebagai mata-mata. Duta Besar Indonesia untuk Perserikatan Hubungan persahabatan yang perlu di Bangsa Bangsa, yang saat ini dijabat oleh tingkatkan oleh perwakilan diplomatik yaitu Dr.Desra Percaya,22 dan Rahmat Pramono hubungan antara negara penerima dan negara sebagai Perwakilan Tetap Republik Indonesia pengirimnya. Hal itulah yang menjadi fungsi (PTRI) ASEAN mereka bertugas untuk mewakili perwakilan diplomatik yang tidak kalah Indonesia dalam Organisasi-organisasi pentingnya, hal ini sudah dijanjikan dalam internasional. konvensi Wina 1961 yang menentukan bahwa Untuk melakukan pembukaan atau meningkatkan hubungan-hubungan pertukaran perwakilan diplomatik maupun persahabatan antara negara penerima dan konsuler dengan negara-negara sahabat, pada negara pengirim, dan mengembangkan umumny a harus memenuhi syarat-syarat hubungan-hubungan ekonomi, kebudayaan berikut: serta ilmu pengetahuan di antara mereka.21 a. Harus ada kesepakatan antara kedua belah Dewasa ini peningkatan hubungan pihak. Hal ini secara tegas di sebutkan dalam persahabatan dapat di wujudkan dalam konvensi Wina 1961 yang menyatakan kerjasama bilateral, misalnya: pertukaran duta bahwa pembentukan hubungan diplomatik kesenian, pertukaran mahasiswa, penyampaian antara negara-negara di lakukan dengan bantuan kemanusiaan, kerjasama dalam bidang persetujuan bersama. Pemufakatan pengentasan kemiskinan, pemberantasan bersama tersebut dituangkan dalam suatu terorisme internasional. Agar kerjasama dan bentuk persetujuan bersama (join peningkatan persahabatan dapat berjalan baik, agreement) komunikasi bersama (join antara negara penerima dan negara pengirim communication) atau pernyataan bersama harus mengetahui karakter dari masing-masing (join declaration) . Bisa dikatakan bahwa negara dari berbagai sisi, misalnya agama, untuk membuka atau memulai hubungan kebudayaan, kecenderungan, termasuk moral diplomatik antar dua negara atau lebih nasional. harus mempunyai tujuan yang jelas sebagai contoh untuk meningkatkan hubungan B. Kedudukan Perwakilan Diplomatik persahabatan antar negara yang dapat Indonesia Di Luar Negeri diwujudkan dalam berbagai kerjasama- Sejarah telah membuktikan bahwa kerjasama baik dalam bidang Diplomatik penempatan wakil-wakil suatu negara kepada ataupun dalam bidang konsuler seperti negara asing ini sudah di pelopori oleh perdagangan dan lain-lain. Mengenai beberapa republik di Italia ( di antara mereka persetujuan yang di dasarkan pada sendiri) dan pada abad ke 15 Republik Italia

22 Wikipedia, Duta Besar Indonesia untuk Perserikatan 20 Gerhard von Glahn dalam Syahmin AK, “Hukum Bangsa Bangsa, yang diakses melalui Internet Diplomatik Suatu Pengantar” Bandung: Amrico, 1984 hal https:/id.m.wikipedia.org/wiki/Daftar_Duta_Besar_Indone 61. sia_untuk_Perserikatan_Bangsa-Bangsa. Pada tanggal 17- 21 Pasal 3 ayat (1) huruf e Konvensi Wina 1961. 06-2015

102

Lex Administratum, Vol. III/No. 6/Ags/2015

kesepakatan bersama, sebagai contohnya negara pengirim atau staf diplomatiknya dapat adalah pada waktu Pemerintah Republik menjalankan tugas di negara lain. Apabila Indonesia mengadakan pernyataan bersama kepala kantor perwakilan diplomatik pada untuk mebuka hubungan diplomatik dengan suatu negara merangkap jabatan dengan kepala pemerintah Eslandia pada bulan Juni 1983 di perwakilan di negara lain maka dalam mana dinyatakan bahwa: perwakilan diplomatik yang tidak mempunyai “Pemerintah Republik Indonesia dan perwakilan tetap harus di angkat seorang Pemerintah Republik Eslandia berkeinginan Charge d’affaires ad interim sebagaimana untuk memajukan dan mempererat tali contoh pengangkatan duta besar Indonesia di persahabatan dan kerjasama antara kedua Argentina dan pengangkatan Charge d’affaires negara dan memutuskan untuk membuka ad interim di hubungan diplomatik pada tingkat kedutaan Uruguay,Paraguay,Argentina,Chile.25 besar, pertukaran duta besar akan dilakukan Nama pejabat Charge d’affaires ad interim oleh masing masing pemerintah pada waktu yang akan menduduki jabatan harus yang memungkinkan”.23 diberitahukan oleh kepala misi perwakilan Terjadinya hubungan diplomatik tersebut diplomatik kepada kementrian luar negeri sudah tentu atas prakarsa negara-negara yang negara penerima atau kementrian lain yang di bersanngkutan, bersepakat untuk menjalin tunjuk, apabila pemberitahuan tersebut tidak persahabatan antara keduanya demi mungkin dilakukan oleh kepala perwakilan kepentingan masing- masing negara, baik maka dapat disampaikan oleh kementrian luar dalam bidang politik, ekonomi, kebudayaan negeri Negara pengirim kepada kementerian maupun kepentingan lain dan dinyatakan luar negeri Negara penerima atau kementerian dalam suatu perjanjian Bilateral. lain yang ditunjuk (Pasal 19 ayat (1) Konvensi b. Prinsip-prinsip hukum internasional yang Wina 1961: berlaku. Setiap negara dapat melakukan If the post of head of the mission is vacant, hubungan atau pertukaran perwakilan or if the head of the mission is unable to diplomatik di dasarkan atas prinsip-prinsip perform his functions a charge d’affaires ad hukum yang berlaku dan prinsip timbal interim shall act provisionally as head of the balik. mission. The name of the Charge d’affaires Pembentukan persetujuan tentang ad interim shall be notified, either by the pembukaan hubungan diplomatik yang head of the mission or, in case he is unable didasarkan atas mutual consent, prinsip-prinsip to do so, by the ministry for foreign affairs hukum internasional ini sebenarnya ditentukan of the sending state to the ministry for pula dalam Konvensi Wina 1963 di mana di foreign affairs of the receiving state or such tegaskan bahwa: other ministry as may be agreed.26 ”persetujuan yang diberikan untuk Kepala perwakilan diplomatik atau staff pembentukan hubungan-hubungan diplomatik diplomatik dapat merangkap menjadi wakil dari antara dua negara, apabila tidak ditentukan Negara pengirim pada organisasi Internasional, lain, berarti mencakup juga pembentukan sepanjang kepala negara penerima kepala hubungan-hubungan konsuler.”24 perwakilan atau staf diplomatik yang Dalam kondisi tertentu, negara pengirim mengakreditasi tidak menyatakan keberatan.27 boleh mengirimkan satu kepala perwakilan Dalam hal ini Indonesia juga melaksanakan diplomatik untuk beberapa negara. Setelah ketentuan tersebut misalnya pada tanggal 30 negara pengirim memberitahukan perihal april 2008. Duta besar Republik Indonesia untuk pengangkatan seorang kepala misi untuk dua Republik Islam Iran merangkap Republik negara atau lebih kepada Negara penerima, Azerbaijan dan Republik Turkmenistan, Iwan dan Negara penerima tidak menyatakan Wiranataatmadja menyerahkan Surat-surat keberatan secara tegas maka kepala perwakilan

25 Ibid 23 Setyo Widagdo, op.cit hal. 32 26 Pasal 19 ayat (1) Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan 24 Pasal 2 ayat (2) Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan Diplomatik. Konsuler 27 Widodo, op.cit hal 104

103

Lex Administratum, Vol. III/No. 6/Ags/2015 kepercayaaan (Letter of Credence) sebagai Duta bidang perwakilan, perlindungan, besar LBBP RI kepada Presiden Republik negosiasi, reportasi dan peningkatan Azerbaijan, Ilham Aliyev. Tanggal 29 april 2008, hubungan persahabatan. Dubes RI juga telah menyerahkan copy dari 2. Kedudukan kantor perwakilan Diplomatik surat-surat kepercayaan yang dimaksud kepada Negara pengirim biasanya terdapat di menteri luar negeri Elmar mammadyarov serta setiap Ibukota Negara penerima, dalam hal menyerahkan copy dari copy surat kepercayaan prosedur pembukaan kantor perwakilan tersebut pada kepala protokol negara Mr. diplomatik harus dicapai beberapa Parvin Mirzadade28. kesepakatan oleh Negara pengirim dan Seperti yang telah disebutkan di atas yaitu negara penerima, Wilayah Kantor bahwa jenis perwakilan diplomatik Indonesia di perwakilan diplomatik Negara pengirim di luar negeri meliputi keduaatn besar Republik Negara penerima adalah wilayah negara Indonesia di luar negeri dan perutusan tetap pengirim, Negara penerima tidak berhak Republik Indonesia , dari tahun ke tahun menerapkan yurisdiksinya. Negara Indonesia terus memper erat hubungan dengan pengirim juga dapat membuka kantor negara lain terbukti bahwa jika pada tahun Perwakilan untuk beberapa negara di satu 1989 Indonesia mempunyai 60 kedutaan Negara, sepanjang negara penerima yang besar29 di seluruh dunia maka sampai pada menyediakan wilayah tersebut tidak awal tahun 2009, negara dan organisasi keberatan dan juga sesuai dengan Internasional yang menjalin hubungan dengan kesepakatan-kesepakatan yang dicapai Indonesia telah berjumlah 87 perwakilan oleh Negara-negara tersebut. permanen setingkat kedutaan besar dan 31 perwakilan konsuler, dapat dibandingkan B. SARAN dengan Amerika Serikat yang adalah negara 1. Dalam menjalankan tugas di negara paling kaya di dunia tetapi hanya mempunyai penerima, Perwakilan Diplomatik yang 144 kedutaan besar di luar negeri.30 Sedangkan dalam hal ini mewakili negara pengirim menurut Kementerian Luar Negeri Indonesia, harus senantiasa menjaga sikap dalam saat ini Indonesia mempunyai 118 perwakilan situasi apapun, walaupun menghadapi yang terdiri dari 87 kedutaan Besar, 2 tekanan yang di berikan oleh negara perutusan tetap serta 30 konsulat Jenderal dan penerima, melaksanakan tugas yang di Konsulat Indonesia dan 64 Konsul bebankan Negara pengirim dengan baik kehormatan.31 dan juga menghormati hukum yang berlaku di Negara Penerima PENUTUP 2. Kedudukan Perwakilan diplomatik Negara A. KESIMPULAN Pengirim di Negara penerima umumnya 1. Fungsi perwakilan diplomatik tetap yaitu tidak mempunyai masalah yang berarti, melaksanakan seluruh tugas yang di hanya ada beberapa kesukaran yang berikan oleh negara pengirim di negara dihadapi khususnya oleh Negara- negara penerima sesuai dengan kesepakatan kecil yang mengeluhkan besarnya biaya kedua negara sepanjang tidak jika harus membuka perwakilan diplomatik bertentangan dengan Konvensi Wina 1961 di setiap negara yang menjalin hubungan dan Konvensi-konvensi lainnya yang diplomatik dengan mereka, walaupun berkaitan dengan hubungan diplomatik. telah ditemukan solusi dengan membuka 1 Tugas-tugas perwakilan diplomatik kantor perwakilan diplomatik untuk dirangkum menjadi beberapa bidang yaitu beberapa Negara penerima, tetapi hal tersebut belum dapat menyelesaikan 28 Ibid masalah sepenuhnya. 29 C.S.T. Kansil, op.cit hal. 167 30 Widodo, op.cit hal. 7 31 DAFTAR PUSTAKA Wikipedia, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, yang ditelusuri melalui internet http:/id.m.wikipedia.org/wiki/kementerian_luar_negeri_r epublik_indonesia. Yang diakses pada tanggal 22-06-2015.

104

Lex Administratum, Vol. III/No. 6/Ags/2015

Effendi A. Masyhur, Hukum Diplomatik Keputusan Presiden No. 108 tahun 2003 Internasional. Usaha Nasional. Surabaya. tentang Organisasi Perwakilan Republik 1993 Indonesia di Luar Negeri Fitzmaurice Gerald, A Diplomat’s Handbook of Konvensi Wina tahun 1961 tentang Hubungan International Law and Practice. Martinus Diplomatik Nijhoff Publishers. Dordrecht. 1979. Konvensi Wina tahun 1963 tentang Hubungan Hartono Sunaryati, Politik Hukum Menuju Satu Konsuler Sistem Hukum Internasional, Alumni. http://wikipedia.org/wiki/zoon_politicon Bandung. 1991 http://merixyz.wordpress.com/2011/03/21/ind K Syahmin, Hukum Diplomatik Suatu Pengantar. o_malaysia CV. Amrico. Bandung. 1985 http://worldislife.blogspot.com/2013/02/asas- Kusumaatmadja Mochtar, Pengantar Hukum dan-prinsip-hubungan-internasional- Internasional. P.T.Alumni. Bandung. 2003 .html?m=1 Kusumohamidjojo Budiono, Ketertiban yang http://liputan6.com/news/read/2180248/kron adil, Problematik Filsafat Hukum. PT ologi-penolakan-surat-kepercayaan-dubes- Gramedia Widiasarana Indonesia. . ri-oleh-brasil 1999 http://tumija,wordpress.com/2011/03/15hubu Lauterpacht Oppenheim, International Law vol. ngan-internasional 1. Longmans Green & Co., 8th. Ed. New http://suriyadiadhi.blogspot.com/2011/10istila York. 1960. h-diplomasipolitik-luar-negeri.html Marzuki Peter Mahmud, Penelitian Hukum. http://anneahira.com/sejarah-hukum.htm Kencana. Surabaya. 2005. http://pengertianadalahdefinisi.blogspot.com/2 Osmanczyk Edmund Jan, Encyclopedia of the 014/01/pelaksanaan-politik-luar-negeri.html dan International http:/id.m.wikipedia.org/wiki/kementerian_lua Agreements. Taylor and Francis. London. r_negeri_republik_indonesia 1985. https:/id.m.wikipedia.org/wiki/Daftar_Duta_Be Rudy T. May, Hukum Internasional II. Refika. sar_Indonesia_untuk_Perserikatan_Bangsa- Bandung. 2002 Bangsa Sastroamidjojo Ali, Pengantar Hukum Internasional, Bhatara. Jakarta. 1971 Sefriani, Hukum Internasional. Rajawali Pers. Yogyakarta. 2009 Starke J. G., Pengantar Hukum Internasional. Sinar Grafika. Jakarta. 2008 ...... , Pengantar Hukum Internasional 2. Sinar Grafika. Jakarta. 1988 Suryokusumo Sumaryo, Hukum Diplomatik Teori dan Kasus. P.T. ALUMNI. Bandung. 2005 Suryono Edy, Hukum Diplomatik Kekebalan dan Keistimewaannya. Angkasa. Bandung. 1991. Widodo, Hukum Diplomatik dan Konsuler Pada Era Globalisasi. LaksBang Justitia. Surabaya. 2009 Widagdo Setyo, Hukum Diplomatik dan Konsuler. Bayumedia. Malang. 2008 Undang-undang No. 37 tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri Undang-undang No. 1 tahun 1982 tentang Pengesahan Konvensi Wina 1961

105