Jurnal Akuatika Vol.VI No.2/September 2015 (187-197) ISSN 0853-2532 Keberadaan Ikan Kodok ( maculates, Desjardins 1840) di Pulau Nusa Penida Provinsi Bali

Frog Fish (Antennarius maculates, Desjardins 1840) existence on the island of Nusa Penida Bali Province

Donny Juliandri Prihadi

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Kampus Jatinangor, UBR 40600 E-mail korespondensi : [email protected]

Abstrak

Ikan kodok (Antennarius maculates, Desjardins 1840) atau Warty/ Clown adalah ikan yang memiliki bentuk tubuh diagonal, ekornya menyerupai kaki, sirip dorsal dan ekor memiliki warna kuning cerah dan bercak- bercak merah muda, dan di atas mata ada 2 organ seperti tanduk pada sirip punggung. Ikan kodok hidup pada perairan Indonesia dan negara tropis, umumnya ditemukan pada ekosistem terumbu karang. Penelitian dilaksanakan pada bulan 20 - 28 Februari 2015 dengan menerapkan metode survey di Pulau Nusa Penida, Provinsi Bali, Indonesia. Penelitian ini fokus untuk mencari dan mengidentifikasi ikan kodok pada ekosistem terumbu karang di Indonesia dan menganalisa parameter kualitas air laut untuk kehidupan ikan kodok. Analisa foto sampel dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Kelautan, FPIK, UNPAD. Hasil penelitian menunjukan hanya 1 jenis ikan kodok (Antennarius maculates) dan hanya ditemukan di Crystal Bay yaitu di sisi barat Pulau Nusa Penida. Hal ini diduga karena ikan ini hanya hidup pada kondisi perairan yang jernih dan hidup pada ekosistem terumbu karang yang terlindung dan berbatasan dengan laut dalam. Banyaknya kegiatan manusia yang ada di Nusa Penida dapat membuat kehidupan ikan kodok terganggu. Wisata bahari telah berkembang di Nusa Penida, berbagai kegiatan yang telah dilakukan banyak wisatawan asing seperti menyelam, snorkling, bermain kano, memancing dan bermain jet ski dan water sports lainnya, telah mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Salah satu alasan para penyelam di Nusa Penida itu karena ingin melihat ikan Manta rays, Mola-mola, ikan hiu dan juga ikan kodok.

Kata kunci : ikan kodok, ekosistem terumbu karang, nusa penida, wisata bahari

Abstract

Frogfish (Antennarius maculates, Desjardins 1840) or Warty Frogfish is a Clown Fish/ who have the diagonal tail, body shape resembles the legs, tail and dorsal fins have bright yellow color and splotches of pink eye, and above there are two horn-like organ on . Frogfish live in the waters of Indonesia and tropical countries, commonly found on coral reef ecosystems. The research was carried out in 20-28 February 2015, by applying the method of survey on the island of Nusa Penida, Bali province, Indonesia. This research focus to search and identify the frogfish on coral reef ecosystems in Indonesia and analyze sea water quality parameters for the life of the frogfish. Photo analysis of samples carried out in the laboratory of marine science, FPIK, UNPAD. Results of the study showed only 1 type of frogfish (Antennarius maculates) and only found in Crystal Bay on the Western side of the island of Nusa Penida. Where in 2011 only also found 1 frogfish on coral reef ecosystems in Crystal Bay Nusa Penida, Bali. This is because these fish live only on the condition of clear waters and live on coral reef ecosystems are protected and is bordered by deep ocean. The depth of marine waters in the vicinity of Crystal Bay 9 m below the surface of the water. The large number of existing human activities in Nusa Penida can make the life of the frogfish is interrupted. Nautical tourism has been growing in Nusa Penida Bali after various coastal regions in the province of Bali has been full of foreign tourists and also the various activities that have been undertaken many foreign tourists such as diving, snorkeling, canoeing, fishing and playing jet ski, exercising, biking, horseback riding, dancing, sun bathing and others have been able to improve the well-being of the surrounding communities of migrants as well. But one of the reasons divers in Nusa Penida was because want to see Manta Rays, Mola-mola (Sunfish), sharks, and also the coastal environment as well as Frog fish and the sea overlooking the Indian Ocean. But when tourists dive in Crystal Bay interest generally they want to dive and see the direct presence of the mola-

187

Donny Juliandri Prihadi : Keberadaan Ikan Kodok di Pulau Nusa Penida Provinsi Bali mola (sunfish). Coastal and marine resource management and integrated in Bali should be able to organise the governance of sustainable development of the region of Nusa Penida and also preservation of diversity of hayatinya.

Keywords: frogfish, coral reef ecosystems, nusa penida, marine tourism, mola-mola Pendahuluan dan gas bumi, dan jasa-jasa lingkungan yang dapat dijadikan modal dasar pembangunan Negara Indonesia adalah negara maritim dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk yang memiliki garis pantai terpanjang kedua kemakmuran rakyat. Besarnya potensi di dunia. Kekayaan sumberdaya alamnya sumberdaya kelautan apabila dimanfaatkan tidak kalah dengan negara tropis lainnya secara optimal dan benar akan dapat bahkan sangat kaya bila hanya di meningkatkan pendapatan nelayan, bandingkan dengan negara tetangga. Jumlah membuka lapangan pekerjaan, pulau kita hanya sekitar 13.000 (Saad, meningkatkan produktivitas perikanan, 2010). Indonesia merupakan negara meningkatkan devisa negara dan membantu kepulauan (archipelago) terbesar di dunia menjaga kelestarian sumberdaya hayati dengan luas territorial daratan dan lautan (Kurnia dkk 2002 dalam Prihadi 2011). sekitar 7,7 juta km2, yang terdiri dari 17.504 Sumberdaya alam yang dimiliki oleh pulau dengan garis pantai 95.181 km2 Negara Indonesia dapat menjadi salah satu membentang dari Sabang sampai Merauke. pendorong peningkatan perekonomian dan Sekitar 75% dari seluruh wilayah tersebut perkembangan bangsa. Sumberdaya alam terdiri dari perairan pesisir dan lautan, Indonesia berupa minyak bumi, timah, gas termasuk 3,1 km2 lautan territorial dan alam, nikel, kayu, bauksit, tanah subur, archipelago, serta 2,7 juta km2 zona batubara, emas dan perak dengan pembagian ekonomi eksklusif (ZEE). Indonesia lahan terdiri dari tanah pertanian sebesar termasuk salah satu negara maritim yang 10%, perkebunan sebesar 7%, padang mempunyai potensi perikanan laut yang rumput sebesar 7%, hutan dan daerah sangat besar. Sebagai negara kepulauan berhutan sebesar 62% dan lainnya sebesar yang mempunyai garis pantai terpanjang di 14% dengan lahan irigasi seluas 45.970 km dunia yaitu 81.000 km2 dan mempunyai (Worldbank, 1994). Dunia itu menyebut potensi ikan laut sebesar 10,28 juta ton/ Indonesia sebagai mega biodiversity tahun (Dahuri 2004 dalam Prihadi 2011). (Yudhoyono, 2009). Adapun jumlah pulau-pulau yang telah Wilayah pesisir adalah wilayah didaftarkan kepada PBB yaitu sekitar 13.455 peralihan antara daratan dan lautannya serta pulau. Perbedaan angka-angka pada panjang berbatasan dengan laut yang masih ada garis pantai dan jumah pulau-pulau di pengaruh dari daratan maupun lautan. Indonesia terjadi karena adanya perubahan Ditinjau dari garis pantai (coastline), suatu iklim yang sangat mempengaruhi jumlah wilayah pesisir memiliki dua macam batas, tersebut (adanya pulau-pulau yang yaitu batas yang sejajar dengan garis pantai tenggelam, wilayah pesisir terkikis air laut) (longshore) dan batas yang tegak lurus dan juga cara serta metode hitungnya ada dengan garis pantai (crossshore) (Dahuri, perbedaan. 2003). Karakteristik di wilayah pesisir unik Negara Indonesia memiliki potensi dan komplek termasuk memilliki beragam sumberdaya hayati di pesisir dan laut yang ekosistem seperti: ekosistem mangrove, sangat besar, meliputi sumberdaya ekosistem lamun, ekosistem pantai dan perikanan, terumbu karang, mangrove, ekosistem terumbu karang. Dengan padang lamun, rumput laut, estuari, minyak pertimbangan karakteristik tersebut maka

188

Jurnal Akuatika Vol.VI No.2/September 2015 (187-197) ISSN 0853-2532 pengelolaan sumber daya pesisir dan laut asing dari tahun ke tahun meningkat. Wisata harus dapat terintegrasi (integrated coastal bahari seperti menyelam, snorkling, zone management). Besarnya potensi memancing, bermain kano dan juga water sumberdaya alam (terutama luas perairan sports lainnya menjadi aktivitas wajib para pantai), apabila dimanfaatkan secara oprimal wisatawan. Pulau Nusa Penida dapat dan benar, akan dapat meningkatkan dijangkau dari pelabuhan kecil yang ada di kesejahteraan masyarakat/nelayan ikan, Pantai Sanur dengan tarif penyeberangan membuka lapangan kerja, memanfaatkan sebesar Rp.45.000/orang untuk kapal umum daerah pesisir dan laut yang potensial, dengan waktu tempuh 2 jam dan meningkatkan kelestarian sumberdaya Rp.70.000/orang untuk kapal cepat dengan hayati perikanan dan meningkatkan devisa waktu tempuh 40 menit. Walaupun di Pulau negara (Prihadi, 2011). Nusa Penida tidak ditemukannya pelabuhan Provinsi Bali adalah salah satu kapal dan para wisatawan harus mau turun provinsi yang berkembang diantara 33 dari kapal dan terkena air laut, namun provinsi yang ada di Negara Indonesia. selama perjalanan sangatlah indah dengan Menurut DEPDAGRI (2010) menyatakan pemandangan birunya Selat Badung dan bahwa Negara Indonesia memiliki 33 megahnya Gunung Agung. provinsi, 5 provinsi di antaranya meliliki Pulau Nusa Penida adalah sebuah status khusus sebagai daerah khusus/ daerah pulau yang terletak di bagian sebelah istimewa yaitu: Aceh, Jakarta, Papua, Papua tenggara dan dipisahkan oleh Selat Badung. Barat dan Yogyakarta. Provinsi Bali telah Perairan di Pulau Nusa Penida dikenal menjadi salah satu magnet pariwisata dari dengan kegiatan wisata pesisir dan lautnya, Negara Indonesia. Banyak wisatawan lokal beberapa kawasan wisata selam yang sudah dan asing menyukai pariwisata yang di umum dikunjungi yaitu Tanjung Penida, miliki oleh Pulau Dewata, baik dari wisata Manta Point, SD Point, Kutapang, pantai, wisata bahari, wisata kuliner, wisata Toyapakeh, Sental, Kutapang, Buyug, budaya, dan wisata pegunungan/alam. Crystal Bay, dan Malibu Point (Gambar 1). Provinsi Bali memiliki pulau-pulau kecil Pulau Nusa Penida dapat dikelilingi dengan yang masuk wilayah pemerintahan yaitu menggunakan perahu dengan waktu tempuh Pulau Nusa Penida, Pulau Lembongan, 3 jam. Informasi tentang keindahan terumbu Pulau Ceningan, Pulau Menjangan, dan karang, keramahan warganya, dan Pulau Serangan. Koordinat Pulau Bali lingkungan yang asri dan wisata bahari di adalah adalah 8o 25I 23II LS dan 115o 14I Pulau Nusa Penida telah meningkatkan 55II BT dan memiliki dua musim yaitu kunjungan turis baik lokal maupun asing, musim panas dan musim hujan yang dan mensejahterakan masyarakat sekitarnya. umumnya sama seperti iklim tropis lainnya. Masalah yang terjadi di Pulau Nusa Pulau Nusa Penida adalah pulau yang Penida adalah kerusakan ekosistem terumbu diminati oleh wisatawan minat khusus karang yang malah di sebabkan oleh seperti diving, snorkeling, berselancar dan aktifitas wisatawan karena ketidaktahuan, canoeing, dan karena secara letak geografis kurangnya kesadaran dan kurangnya yang tidak jauh dari ibukota provinsi maka informasi yang ada di sekitaran pulau. banyak wisatawan yang datang dan Menurut sumber informasi di lapangan menikmati keindahan alam yang masih asri. menyatakan karena rusaknya ekosistem Wisata bahari di Pulau Nusa Penida telag terumbu karang menjadi keragaman ikan berkembang pesat dan jumnlah wisatawan karang yang hidup di Pulau Nusa Penida

189

Donny Juliandri Prihadi : Keberadaan Ikan Kodok di Pulau Nusa Penida Provinsi Bali berkurang. Untuk itu perlu dikaji lebih tumbuhan yang ada dan mengelola data agar komplek mengenai bagaimana kesadaran serta dibuatkannya papan informasi tentang masyarakat dan wisatawan dapat sumberdaya yang ada dan kegiatan yang ditingkatkan. Salah satu langkah yang bias dapat dilakukan atau tidak dapat dilakukan dilakukan adalah mengindentifikasi jenis di Pulau Nusa Penida agar dapat di ketahui mahluk hidup baik hewan maupun oleh masyarakat/ wisatawan.

Gambar 1. Peta Lokasi Penyelaman di Pulau Nusa Penida (Sumber: Lembongandive.com, 2015) Fig. 1. Map of Location Diving in Nusa Penida (Source : Lembongandive.com, 2015)

Ekosistem terumbu karang adalah salah satu suatu kumpulan dari tumbuhan dan hewan ekosistem yang unik dan komplek yang di yang saling berinteraksi dan bersimbiosis huni oleh ribuan species yang ada di serta berada di daerah perairan laut dangkal. perairan. Komponen terpenting suatu Menurut Timotius (2003) menyatakan terumbu karang adalah hewan karang yang bahwa karang (coral) mencakup karang dari termasuk Filum Coelenterata (hewan Ordo Seleractinia dan Sub kelas berongga) atau Cnidaria. Kelompok pertama Octocorallia (kelas Anthozoa) maupun jelas dalam prosesnya bersimbiosis dengan Hydrozoa. Berkaitan dengan hal di atas, zooxanthela dan membutuhkan sinar terumbu karang dibedakan antara binatang matahari untuk membentuk bangunan dari karang atau karang sebagai individu/ kapur yang kemudian dikenal dengan reef organisme atau komponen terumbu karang building corals, sedangkan kelompok kedua (coral reef) sebagai suatu ekosistem tidak dapat membentuk bangunan kapur (Suharsono, 1996). sehingga dikenal dengan non reef building Keindahan ekosistem terumbu corals yang secara normal hidupnya tidak karang yang ada di Pulau Nusa Penida bergantung pada sinar matahari (Veron, menjadi daya tarik penyelam, wisatawan 1986). Ekosistem terumbu karang adalah minat khusus (wisata bahari) dan pemerhati 190

Jurnal Akuatika Vol.VI No.2/September 2015 (187-197) ISSN 0853-2532 sumberdaya alam serta lingkungan. Bagi menyelam dibantu dengan arus (drift dive), penyelam baik amatir maupun professional, keindahan dan keragaman jenis terumbu lokasi penyelaman yang di tawarkan di karang yang di dominansi oleh Acropora sp, pulau ini sungguh membuat hati senang ribuan ikan-ikan karang yang berwarna karena lokasi penyelaman tidak terlalu sulit warni sebagi contoh: klonfis/ ikan badut atau bahaya dan juga adanya perbedaan (Ampihiprion ocellaris), giro pasir bali karakteristik ekosistem terumbu karang dari (Amphiprion bicinctus), buntel sapi setiap titik penyelaman dan keanekaragaman (Lactoria cornuta), layaran kuning mahluk hidup yang bersimbiosisnya. (Heniochus acuminatus), kepe strip empat Sebagai contoh: bila melakukan penyelaman (Parachaetodon ocellatus), enjiel napoleon di Manta Point, penyelam dapat melihat (Euxiphipops xanthometapon), jae-jae keberadaan kelompok pari manta (Manta (Cromis viridis), dasi biru (Paraglyphidodon birostris) yang biasa hadir pada waktu melas), botana cokelat (Acanthurus tertentu untuk mencari makan, ada juga ikan nigrofuscus), kepe monyong biasa mola-mola (sunfish) dan hiu karang (grey (Chelmon rostratus), botana (Acanthurus shark). Dan berdasarkan hasil foto dan sp), trigger biru (Odonos niger) dan banyak pengamatan yang telah dilakukan pada jenis ikan lainnya. lokasi SD Point, penyelam dapat disuguhkan

Gambar 2. Ikan Kodok (Antennarius radiosus, Garman 1896) (Sumber. www.fishbase.org, 2015) Fig. 2. Frog Fish (Antennarius radiosus, Garman 1896) (Source. www.fishbase.org, 2015)

Ikan kodok adalah salah satu ikan Antennarius radiosus (Gambar 2), ikan yang bergantung dengan keberadaan kodok bermata besar telah ditemukan pada ekosistem terumbu karang. Ikan kodok dari kedalaman 10 m di Velas, S. Jorge. 55 tahun family Antennariidae adalah species pada kemudian tertangkap satu specimen dari ordo Lophiiformes. Ikan ini mencari makan Antennarius di Pulau S. Miguel pada dan hidup di ekosistem terumbu karang. kedalam 140 m, dan terindentifikasi sebagai Menurut Ferreira (1940) dalam Porteiro dan Antennarius segegalensis (Cadenat, 1959) Afonso (2007) menyatakan bahwa (Azevedo dan Heemstra, 1995 dalam 191

Donny Juliandri Prihadi : Keberadaan Ikan Kodok di Pulau Nusa Penida Provinsi Bali

Porteiro dan Afonso, 2007). Menurut kelompok jenis Antennarius ocellatus. Ikan Pietsch dan Grobecker (1987) dalam kodok (Antennarius ocellatus) telah Porteiro dan Afonso (2007) menyatakan ditemukan dan ikan tersebut berwarna bahwa kedua Antennarius senegalensis dan kuning (Gambar 3). Antennarius radiosus termasuk kedalam

Gambar 3. Ikan Kodok (Antennarius ocellatus) (Sumber: http://www.hippocampus-bildarchiv.com, 2015) Fig. 2. Frog Fish (Antennarius ocellatus) (Source. http://www.hippocampus-bildarchiv.com, 2015)

Ikan kodok yang ditemukan di Pulau Nusa keseimbangan dan kelestarian lingkungan Penida adalah dari jenis Antennarius (konservasi) maupun untuk tujuan wisata, maculates. Adanya perbedaan jenis ikan dari dimana keberadaan ikan kodok dapat genus Antennarius menjadi tantangan bagi menarik penyelam baik dari dalam negeri kita semua agar terciptanya koleksi data dan maupun luar negeri untuk datang dan perencanaan pengelolaannya agar menikmati keindahan yang di tawarkan keberadaan ikan ini dapat lestari dan dapat ekosistem terumbu karang di Pulau Nusa terus dikembangkan. Menurut DKP (2002) Penida, Provinsi Bali. menyatakan bahwa Antennaridae banyak tersebar di perairan Lampung, Bali, Bahan Dan Metode Kepulauan Seribu, dan Banyuwangi. Pemanfaatan identifikasi ikan kodok ini Penelitian ini dilakukan di Pulau Nusa dapat menjadi sebagai bahan perencanaan Penida, Provinsi Bali pada Tanggal 20 - 28 pengelolaan sumberdaya hayati untuk Februari 2015 dengan menggunakan metode 192

Jurnal Akuatika Vol.VI No.2/September 2015 (187-197) ISSN 0853-2532 survey sebagai data primer dan data Padjadjaran. Alat dan bahan yang sekunder untuk penunjang. Metode survey digunakan pada penelitian yaitu : peralatan digunakan dengan penyelaman ke lokasi selam lengkap, kamera dengan 12 MP tujuan. Metode dilakukan dengan purposive dengan underwater chasing, buku sampling, dimana lokasi dipilih berdasarkan identifikasi (Allen, 2000), perahu, line informasi awal untuk tempat penyelaman transek 50 meter,pelampung, salino dan keberadaan ikan kodok dan ditentukan refraktometer. Toyapakeh, Manta Point, SD Point, dan Crystal Bay. Metode melihat ikan kodok menggunakan underwater visual census (UVC), dimana ada jarak sekitar 2,5 m ke Hasil Dan Pembahasan kiri dan ke kanan selama 50 meter garis transek. Penelitian ini dilakukan pada pukul Pengamatan telah dilakukan pada empat 10 pagi WIT, sehingga ikan kodok sedang lokasi penyelaman di Pulau Nusa Penida melakukan aktivitasnya karena ikan kodok yaitu Toyapakeh, Manta Point, SD Point, bersifat diurnal. Semua aktifitas penyelaman dan Crystal Bay. Hasil survey di Pulau Nusa dan biota laut yang ditemukan pada garis Penida menunjukan perbedaan hasil transek di rekam dan analisa foto dilakukan keberadaan ikan kodok pada setiap lokasi di Laboratorium Ilmu Kelautan, Fakultas penyelaman dapat dilihat pada Tabel 1. Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas

Tabel. 1 Hasil Pengamatan Ikan Kodok di Pulau Nusa Penida Table 1. The observation of Frog Fish at Nusa Penida Island

No. Lokasi Penyelaman Jumlah Ikan Kodok (ekor) 1. Toyapakeh - 2. Manta Point - 3. SD Point - 4. Crystal Bay 1

Berdasarkan tabel di atas dapat kondisi lingkungan yang ada di Crystal Bay dinyatakan bahwa keberadaan ikan kodok sangat bersih, berarus sedang, cerah dan (Antennarius maculates) di Pulau Nusa dikelilingi oleh terumbu karang tepi dan Penida hanya ditemukan pada lokasi juga terumbu karang dinding yang penyelaman Crystal Bay. Pada penelitian di terlindung dari arus yang kuat dan lokasi penyelaman Toyapakeh, SD Point dan gelombang dan memiliki tingkat kecuraman Manta Point tidak ditemukan ikan kodok. ke laut dalam. Sedangkan ketiga lokasi Dari beberapa sumber/ informan yaitu penyelaman lainnya memiliki kondisi operator selam yang ditemui di lapangan lingkungan yang bersih juga namun pada menyatakan bahwa biasanya memang Toyapakeh memiliki terumbu karang yang penyelam melihat ikan kodok di Crystal dekat dengan aliran sungai sehingga air Bay, dan Toyapakeh, SD Point dan Manta lautnya cenderung berbeda dengan 3 lokasi Point. Namun berdasarkan penelitian lainnya, sama dengan yang di SD Point didapat hanya ditemukan 1 ekor ikan kodok memiliki terumbu karang tepi yang di Crystal Bay saja. Hal ini dikarenakan berdekatan dengan usaha budidaya rumput 193

Donny Juliandri Prihadi : Keberadaan Ikan Kodok di Pulau Nusa Penida Provinsi Bali laut masyarakat sekitar, sehingga aktifitas dibanding lokasi penyelaman lainnya. Sulit tersebut sering selalu menganggu biota laut melihat ikan kodok diantara terumbu karang, yang ada dan ikan kodok pasti menjauh, dan namun dengan ketelitian dan ikan kodok pada Manta Point kondisi lingkungan bersih yang berwarna ini dapat ditemukan. dan masih sesuai baku mutu air laut namun Pergerakan ikan kodok terbilang lamban, dasar lautnya terdiri dari bebatuan besar dan dan berenangnya menyerupai kodok berjalan tidak ditemukannya terumbu karang tepi karena sirip pectoralnya terlihat menyerupai maupun dinding, sehingga pada ketiga kaki yang bisa bergerak. lokasi penyelaman ini ikan kodok tidak di Menurut Froese et al. (2008) dalam temukan. www.freshmarine.com (2015) menyatakan Ikan kodok hidupnya pada kisaran bahwa klasifikasi ikan kodok sebagai suhu 24 œ 28 oC, saat pengamatan suhu di berikut: Crystal Bay adalah 25 oC. Ikan kodok ini Kingdom : Animalia ditemukan pada ekosistem terumbu karang. Filum : Chordata Ikan ditemukan pada tumpukan patahan Kelas : karang-karang mati/ rubble dan salinitas Ordo : Lophiiformes perairannya saat pengamatan adalah 31 ppt. Family : Antennariidae Ikan kodok (Antennarius moculates) di Genus : Antennarius temukan di Crystal Bay pada kedalaman 15 Species : Antennarius maculates meter dengan suhu yang cukup dingin

Gambar 4. Ikan Kodok (Antennarius maculates) Fig. 4. Frog Fish ((Antennarius maculates)

194

Jurnal Akuatika Vol.VI No.2/September 2015 (187-197) ISSN 0853-2532 Ikan kodok yang ditemukan di Crystal Bay atas kepala (Gambar 5). Menurut Porteiro memiliki ciri-ciri sebagai berikut: ukurannya dan Afonso (2007) menyatakan bahwa sirip tidak lebih dari 15 - 20 cm, berwana kuning pectoral terdiri dari 12-14 tulang keras dan cerah dan bercak merah muda, tubuhnya memiliki 2 tanduk di sirip punggungnya. membulat dan sedikit compressed, celah Ikan kodok berukuran kecil tetapi terlihat insang terlihat terbuka kecil, memiliki organ umum dengan berbagai warna dan sering seperti sepasang sirip bawah (ventral) dilihat oleh penyelam menyerupai kaki dasar yang tepat ada (www.freshmarine.com, 2015). Ikan kodok dibawah mulut, memiliki sirip dada memiliki duri punggung 3, duri punggung (pectoral) yang terlihat seperti kaki, sirip lunak 11 œ 12, duri dubur 0, sirip ekor lunak dorsal yang membulat, sirip caudal 6 œ 7, ditandai dengan banyak tonjolan membulat dan tidak memiliki sirip anal, seperti bisul, warna sangat bervariasi, mulai kulitnya dipenuhi benjolan kecil/ seperti dari krem ke kuning-kuningan, coklat atau kutil, memiliki 2 tanduk/ spinules dermal di hitam dengan bintik-bintik yang tersebar dekat sirip punggung, memiliki mulut yang lingkaran gelap atau bercak-bercak mulai lebar miring dengan garis vertical, dan dari putih menjadi merah muda sepasang mata bulat dan kecil yang ada di (www.fishbase.org, 2015).

Gambar 5. Mulut Vertikal dan Sepasang Mata Ikan Kodok Fig. 5. Vertical Mouth and Eyes of Frog Fish

Pada pengamatan ini ikan terlihat memiliki warnanya yang hampir sama dengan warna yang cukup cerah dan bercak-bercak tumpukan patahan karang yang ada di

195

Donny Juliandri Prihadi : Keberadaan Ikan Kodok di Pulau Nusa Penida Provinsi Bali ekosistem terumbu karang (Gambar 6). Ikan yaitu ikan karang yang ukurannya kecil. ini berenang mengibas-ngibaskan sirip Cara makan ikan kodok menyerupai ikan pectoralnya dan terlihat seperti berjalan di batu (Synanceia verrucosa) atau ikan tumpukan karang (Gambar 7). Cara scorpion (Pterois sp). Ikan kodok berenangnya dapat menjadi salah satu alasan (Antennarius maculates) umumnya ikan ini dinamakan ikan kodok. Pada menghuni di terumbu karang yang pengamatan di lapangan ditemukan cara terlindung dari arus dan gelombang. makan ikan kodok ini menerkam mangsanya

Gambar 6. Dasar Perairan dan Ikan Kodok Fig. 6. Bottom of Sea and Frog Fish

Simpulan untuk dilihat. Keberadaan ikan kodok di ekosistem terumbu karang sudah semakin Ikan kodok (Antennarius maculates) yang sedikit, sehingga peran serta masyarakat ditemukan berjumlah 1 ekor di Crystal Bay, untuk menjaga lingkungan dan kelestarian Pulau Nusa Penida, Provinsi Bali. Ikan ini ekosistem terumbu karang dapat membantu memiliki warna yang cukup cerah yaitu keberadaan dan kehidupan ikan kodok kuning dan disertai bercak-bercak mera diwaktu mendatang. muda. Ciri khas dari ini adalah memiliki sirip pectoral yang hampir menyerupai kaki dan 2 tanduk yang ada di atas punggungnya. Ditemukan pada kedalaman 15 meter Daftar Pustaka diantara tumpukan karang. Ikan kodok sering ditemukan pada ekosistem terumbu Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati karang. Ikan kodok sangat lucu dan menarik Laut Aset Pembangunan

196

Jurnal Akuatika Vol.VI No.2/September 2015 (187-197) ISSN 0853-2532 Berkelanjutan Indonesia. Gramedia (Epinephelus fuscogutattus) dalam Pustaka Utama. Jakarta. Karamba Jaring Apung di Balai DEPDAGRI. 2010. Daftar Provinsi, Budidaya Laut Lampung. Jurnal Kabupaten/ Kota Seluruh Indonesia Akuatika Vol. II Nomor 1/ Maret Edisi: Juni 2009. Di akses pada 2011. 1-7 hlm. website: Suharsono. 1996. Jenis-Jenis Karang yang http://www.depdagri.go.id/basis- Umum Dijumpai di Perairan data/2010/01/28/daftar-provinsi. Indonesia. Puslitbang Oseanografi. DKP. 2002. Ikan Hias Laut Indonesia. Balai Proyek Penelitian dan Riset Perikanan Laut. Penebar Pengembangan Daerah Pantai. P3O- Swadaya. Jakarta. LIPI. Jakarta. www.freshmarine.com. 2015. Wartskin Timotius. 2003. Biologi Terumbu Karang. frogfish/ Angler (Antennarius Makalah Training Course. Yayasan maculates). Di akses pada website: Terangi. Jakarta. http://www.freshmarine.com/wartski Veron, J. E. N. 1986. Corals of Australia n-frogfish.html. and The Indo Pacific. Angus and www.fishbase.org. 2015. Photo of Robertso. Sydney. Australia. Antennarius radiosus. Di akses pada World Bank. 1994. A World Bank Country website: Study Country Studies: Environment http://www.fishbase.org/Summary/S and Development. World Bank peciesSummary.php?ID=3087&AT= Publication. Ranisapo+uniocelado Yudhoyono, S. B. 2009. Dunia Sebut www.lembongandive.com. 2015. Peta Lokasi Indonesia Mega Biodiversity. Di Penyelaman di Pulau Nusa Penida. akses pada website: Bali. http://www.presidensby.info/index.p Saad, S. 2010. Indonesia has completed hp/fokus/2009/03/08/4070.html. surveys on its 13.000 islands. Direktur Jenderal untuk Daerah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Di akses pada website: http://www.antaranews.com/en/news /1282089150/indonesia-has- completed-surveys-on-its-13-000- islands. Porteiro, F. M. and P. Afonso. 2007. The Singlespot Frogfish Antennarius radiosus (Lophiformes, Antennariidae). A valid member of The Ichtyofauna of the Azores. Argquipelago. Life and Marine Science. Prihadi, D. J. 2011. Pengaruh Jenis dan Waktu Pemberian Pakan Terhadap tingkat Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Kerapu Macan

197