Jurnal Biofarmasetikal Tropis. 2021, 4 (1), 58-65 e-ISSN 2685-3167

Analisis Kandungan Rhodamin B Pada Saus Yang Beredar Di Kota Tomohon

Riski Tjuana1*, Randy Tampa’i1, Reky R. Palandi2, Vlagia I. Paat1

1Program Studi Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Kristen Tomohon 21Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Kristen Indonesia Tomohon

*Penulis Korespondensi:[email protected] Diterima tanggal : 2 Februrai 2021; Disetujui tanggal : 25 April 2021

ABSTRAK

Rhodamin B menjadi penyebab beberapa masalah kesehatan pada manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan Rhodamin B pada Saus Cilok yang beredar di Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Saus Cilok diambil pada tiga lokasi yang berbeda di Kota Tomohon. Identifikasi Rhodamin B menggunakan metode Krmatografi Lapis Tipis (KLT) dengan larutan pembanding Rhodamin B. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga sampel saus cilok pada tiga lokasi yang berbeda tidak mengandung Rhodamin B, hal ini dapat dilihat dari nilai Rf dari sampel saus cilok yang tidak sama dengan nilai Rf dari larutan pembanding Rhodamin B.

Kata Kunci : Saus Cilok, Rhodamin B, Nilai Rf

ABSTRAK

Rhodamine B causes several health problems in humans. This study aims to determine the Rhodamine B content in Cilok Sauce which is circulating in Tomohon City, North Sulawesi. Cilok sauce is taken at three different locations in Tomohon City. Identification of Rhodamine B using the Thin Layer Crmatography (TLC) method with a comparison solution of Rhodamine B.The results showed that the three samples of Cilok sauce at three different locations did not contain Rhodamine B, this can be seen from the Rf value of the Cilok sauce sample which is not the same as the Rf value of the Rhodamine B comparison solution.

Keywords: street vendors, Cilok Sauce, Rhodamine B, Rf Value.

58

Jurnal Biofarmasetikal Tropis. 2021, 4 (1), 58-65 e-ISSN 2685-3167

PENDAHULUAN mencerahkan, mudah diperoleh, dan harga yang murah. Sebagian besar produk tersebut Makanan jajajan sering di jumpai di tidak mencantumkan kode, label, merek, jenis tempat-tempat umum yang dapat langsung di atau data lainnya yang berhubungan dengan zat makan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau warna tersebut [2]. persiapan lebih lanjut. Terdapat beberapa Dalam beberapa penelitian, didapati istilah makanan jajanan yang dijual oleh adanya jajanan cilok dan saus yang pedagang kaki lima antara lain junk food, fast menggunakan bahan tambahan pangan food dan [1]. Dan beberapa ragam berbahaya yang di campurkan, salah satunya pangan jajanan yang biasa di jumpai oleh yaitu Rhodamin B [3]. dimana diperoleh penjual antara lain , siomay, cilok, cimol, jajanan yang terdeteksi positif mengandung ciren, cakue, burger dan ragam pangan lainnya. Rhodamin B adalah saus, jeli dan jenin nugget Salah satu makanan ringan menyerupai dengan presentase sebesar 33,3% dan jajanan pentol adalah cilok yang di buat dari tepung yang mengandung boraks yaitu cilok, cilor, kanji, dengan rasa gurih dan kenyal. Cilok cakwe dan otak – otak dengan presentase awalnya merupakan makanan khas dari Jawa 31,8% [3]. Penelitian lainnya telah dilaporkan Barat, kemudian merambah ke daerah – daerah bahwa sampel saus cabai positif memiliki lain. Banyaknya peminat cilok sehinggah para kandungan Rhodamin B secara melalui pedagang mulai menggunakan bahan pengujian menggunakan kromatografi kertas tambahan pangan dari yang alami sampai pada [4]. bahan kimia. Hal ini bertujuan untuk mencegah Pada tahun 2011, BPOM melakukan cilok menjadi rusak dan cepat basi. Dibeberapa pengujian sampling laboratorium terhadap daerah di Sulawesi Utara, jajanan cilok sangat pangan jajanan anak sekolah (PJAS) yang di di gemari dari kalangan anak – anak hinggah ambil dari 866 sekolah dasar/madrasah orang tua dikarenakan jajanan cilok yang ibtidaiyah yang tersebar di 30 kota di dikonsumsi bersamaan dengan saus menjadi Indonesia. Kemudian sampel jajanan sebanyak makanan jajananan yang sedap serta terdapat 4.808, dan 1.705 (35,46%) sampel di antaranya beberapa cilok yang mempunyai rasa daging tidak memenuhi persyaratan keamanan atau yang khas, dan dijual dengan harga yang mutu pangan. Dari hasil pengujian terhadap terjangkau. Namun perluh juga di waspadai parameter uji bahan tambahan pangan yang kandungan – kandungan di dalamnya karena dilarang yaitu boraks dan formalin yang begitu banyaknya peminat, pula para dilakukan terhadap 3.206 sampel produk PJAS penjual cilok yang tidak bertanggungjawab yang terdiri dari mie basah bakso, kudapan dan dalam mencampurkan beberapa bahan makanan ringan, diketahui bahwa 94 (2,93%) berbahaya ke dalam makanan ini khususnya sampel mengandung boraks dan 43 (1,34%) pada saus cilok. sampel mengandung formalin. Pada hasil Saus merupakan penyedap rasa yang pengujian terhadap parameter uji pewarna sering disajikan sebagai pelengkap berbagai bukan untuk pangan (Rhodamin B) yang macam makanan, contohnya jajanan cilok yang dilakukan terhadap 3.925 sampel produk PJAS sering dikonsumsi oleh anak – anak maupun yang terdiri dari es (mambo, loli), minuman orang dewasa. Saus adalah pelengkap pada berwarna merah, sirup, jeli/ – agar, cilok yang memberi cita rasa. Pada kudapan dan makanan ringan diketahui bahwa kenyataannya masih ada produsen yang masih 40 (1,02%) sampel mengandung Rhdamin B sengaja menambahkan zat warna Rhodamin B (Paratmaniya dan Aprillia, 2016). Penelitian pada saus sebagai pewarna merah dengan tentang alasan dapat digunakan sebagai pewarba yang

59

Jurnal Biofarmasetikal Tropis. 2021, 4 (1), 58-65 e-ISSN 2685-3167 Berdasarkan latar belakang tersebut, lemak setelah itu didihkan dengan dengana peneliti tertarik untuk melakukan analisis NaOH 1% kemudian dibilas dengan akuades. kandungan Rhodamin B yang terdapat dalam 10 gr sampel dipanaskan dalam 10 ml larutan Saus Cilok yang beredar di Kota Tomohon. amoniak 2% selama kurang lebih 30 menit di atas nyala api kecil sambil diaduk. Selanjutnya METODOLOGI PENELITIAN larutan di saring dengan kertas saring, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini kemudian di masukkan ke dalam botol vial 5 dilakukan di Laboratorium Matematika dan ml. filtrate kemudian diuapkan di atas Ilmu Penegetahuan Alam Universitas Sam penangas air. Ratulangi Manado yanag di laksanakanselama Residu dari penguapan dilarutkan dalam bulan Agustus – September 2020. 10ml akuades yang dicampur dengan 5 ml asam asetat 10%. Benang wol dimasukkan ke Alat dan Bahan dalam larutan asam dan dididihkan hinggah 10 Alat yang digunakan dalam penelitian menit. Benang wl diangkat , zat warna akan yaitu satu set alat Kromatografi Lapis Tipis mewarnai benang wol. Benang wol dicuci (KLT), timbangan analitik, pemanas air, lampu dengan akuades, kemudian dimasukkan ke UV 254 nm dan UV 366 nm, dan tabung reaksi. dalam letrutan basa yaitu 10 ml ammonia 10% Bahan yang digunakan dalam penelitian ini ad (yang di larutkan dalam etanol 70 %) dan alah 3 sampel saus cilok yang diambil di kota dididihka. Benang wol akan melepaskan zat Tomohon, standar Rhodamin B, wantex merah warna dan zat warna akan masuk ke dalam Lombok (ponceau SX), benang wol, eter, aku larutan basa tersebut selanjutnya akan ades, asam asetat 10%, amonia 2%. digunakan sebagai cupilkan sampel pada analisis Kromatografi Lapis Tipis [5]. Metode Penelitian Metode identifikasi Rhodamin B yang di Pembuatan Baku Pembanding pakai dalam penelitian ini menggunakan Setelah itu dilakukan pembuatan baku metode Krmatografi Lapis Tipis (KLT) pembanding. Di timbang 25mg Rhodamin B preparative, Jenis penelitian ini adalah dan di larutkan dalam 50 ml etanol 96% pa. uji penelitian Laboratorium dengan pendekatan kualitatif di lakukan untuk mengetahui deskriptif, sampel penelitian adalah Saus Cilk pewarna Rhodamin B yang terkandung dalam di Kota Tomohon. saus tmattersebut, sebanyak 5μl larutan baku pembanding dan cuplikan sampel ditotolkan Pengambilan Sampel pada plat KLT. Dielusi dalam bejana yang Saus Cilok yang diambil ada 3 sampel berisi isopropanol : ammonia = 8 : 2 v/v. berbeda tempat yang beredar di Kota Setelah elusi selesai, plat di keringkan Tomohon. Saus yang diambil yaitu Saus yang kemudian kromatogram yang diperoleh dilihat dijual oleh pedagang kaki lima dan tidak pada lampu UV 366 nm. berpindah – pindah tempat (berjualan secara menetap) Perhitungan Nilai RF Cuplikan sampel dipertajam dengan Pengujian Sampel reaksi semprot HCl dan H2SO4. Sampel yang Analisis pewarna Rhodamin B mengandung Rhodamin B akan berwarna dilakukan dengan pemisahan bahan pewarna merah muda dan berwarna jingga jika bereaksi dalam sampel saus terlebih dahulu, Benang dengan H2SO4. Nilai Rf dapat didefenisikan wol dididihkan di dalam akuades kemudian di sebagai berikut [5]. keringkan, selanjutnya dicuci dengan Rf = 퐽푎푟푎푘 푡푒푚푝푢ℎ 푘표푚푝표푛푒푛 kloroform untuk menghilangkan kotoran dari 퐽푎푟푎푘 푡푒푚푝푢ℎ 푒푙푢푒n

60

Jurnal Biofarmasetikal Tropis. 2021, 4 (1), 58-65 e-ISSN 2685-3167 Variabel Yang Diamati berwarna merah. Dapat di lihat pada Variabel yang diamati adalah lampiran (c) kandungan zat berbahaya rhodamin b pada Cilok yang beredar dikota Tomohon saus cilok yang dijual di Kota Tomohon. memiliki macam warna dan rasa yang Analisis Data berbeda. Dan dari ketiga sampel yang diambil Data yang diperoleh dari penelitian ini sudah ada dugaan pada sampel ketiga (Area disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel Menara Alfa Omega) bahwa adanya yang dijabarkan secara naratif, yaitu kandungan Rhdamin B dugaan pada sampel menguraikan dan menjelaskan hasil dari proses ketiga yaitu beranjak dari warna saus tomat pengamatan melalui pengujian secara tersebut yang sudah tidak seperti biasanya kualitatif. lagi. Maka beranjak dari itu perluh peneliti

perluh memastikan dengan pengujian analisis HASIL DAN PEMBAHASAN kualitatif dengan menggunakan metode Berdasarkan penelitian yang telah kromatografi lapis tipis (KLT). Dalam proses dilakukan di Laboratorium FMIPA Universitas penelitian, sampel yang digunakan hanya 10 Sam Ratulangi Manado, terdapat 3 sampel gr di tiap penjual. Kemudian di timbang dan (A,B dan C) yang diambil dari 3 lokasi yang ditambahkan ammonia. menjual jajanan cilok yang menggunakan saus cilok di Kota Tomohon. Terdapat 3 lokasi Sampel yang sebelumnya di uji di berbeda dari pedagang kaki lima yang simpan dulu dalam freezer dan suhu freezer berjualan secara tetap, yaitu : tidak mempengaruhi kandungan yang ada pada sampel atau saus cilok tersebut, hal ini 1. Lokasi A (Kelurahan Talete II, Area di karenakan senyawa pada saus cilok tidak Kantor Sinode): Sampel A berwar mengalami oksidasi. na merah mudah. Dapat dilihat pada Untuk melakukan identifikasi adanya lampiran (a) kandungan Rhodamin B dalam saus cilok, 2. Lokasi B (Kelurahan Walian, Area dapat di lihat dari deteksi warna dan Multimart):Sampel B berwarna merah perhitungan nilai Rf nya. Untuk muda. Dapat di lihat pada lampiran (b) mempermudah analisis maka dibuat larutan 3. Lokasi C (Kelurahan Paslaten, Area pembanding dengan Rhodamin B yang di Menara Alfa Omega): Sampel C larutkan dengan etanol.

Tabel 1. Deteksi Warna Kandungan Rhodamin B Pada Saus Cilok Dengan Menggunakan Kromatografi Lapis Tipis

Sampel Pengulangan Deteksi Warna Deteksi Warna (UV) (Kasat Mata) (1) (2) (3) (4)

I Merah Muda Orange Kontrol Rhodamin B II Merah Muda Orange III Merah Muda Orange I Tidak Ada Tidak Ada Sampel A II Merah Muda Orange III Tidak Ada Tidak Ada

61

Jurnal Biofarmasetikal Tropis. 2021, 4 (1), 58-65 e-ISSN 2685-3167

I Tidak Ada Tidak Ada Sampel B II Tidak Ada Tidak Ada III Tidak Ada Tidak Ada I Tidak Ada Tidak Ada Sampel C II Tidak Ada Tidak Ada III Merah Muda Orange

Tabel 2. Nilai Rf Rhodamin B Pada Saus Cilok Dengan Menggunakan Kromatografi Lapis Tipis

Pengulangan Rata-rata Sampel Nilai Rf (cm) Nilai Rf (cm) Keterangan 1 2 3

(1) (2) (3) (4)

Kontrol Positif/Rhodamin B 0,37 0,45 0,44 0,42 Positif Sampel A 0 0,4 0 0,13 Negatif Sampel B 0 0 0 0 Negatif Sampel C 0 0 0,43 0,14 Negatif

Data yang diperoleh dari table di atas menunjukan bahwa hasil identifikasi kandu ngan rhodamin B pada saus cilok dari 3 pen ggulangan yang didapatkan dari pedagang kaki lima yang be rjualan di Kota Tomohon, dengan pengujian menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menyatakan bahwa tidak terdapat kandungan rhodamin B pada saus cilok yang beredar di ketiga lokasi kelurahan yang ada di kota Tomohon. Hasil pengujian dengan mendeteksi warna secara kasat mata dan menggunakan sinar UV dapat dilihat pada Gambar 1 berikut :

62

Jurnal Biofarmasetikal Tropis. 2021, 4 (1), 58-65 e-ISSN 2685-3167

(1) (2)

Gambar 1. Analisis Rhodamin B Pada Saus Cilok Sampel A, B dan C Ket: (1) Analisis Dibawah Sinar UV (2) Analisis Secara Kasat Mata

Menurut Ditjen POM (1997) , suatu sen ketiga sampel, diperoleh yawa yang mengandung rhodamin B akan mu hasil negative atau dengan arti bahwa pada ket dah di amati. Secara visual akan memberikan iga sampel saus cilok tidak teridentifikasi me warna merah mudah dan jika di lihat di bawah miliki kandungan rhodamin B menggunakan p sinar UV akan memberikan warna orange. engujian dengan kromatografi lapis tipis secara Analisis pemisahan komponen dilihat kualitatif. dengan perubahan warna atau Terdapat penelitian sebelumnya yang akan memberikan floresensi dengan menggun menerangkan bahwa produsen akan sinar ultraviolet, pengamatan plat KLT d cilok memilih pewarna sintetik untuk ditamba i bawah sinar UV dengan panjang gelombang hkan pada saus cilok, khususnya saus tomat 366 nm untuk menampakkan noda akan flore dengan tujuan memberikan warna yang lebih sensi terang yang seragam dan lempeng akan menarik namun beresiko memberikan dampak berwarna gelap, hal ini dapat di lihat pada kesehatan yang buruk bagi pembeli yang tidak gambar 1 (a) di atas. mengetahui adanya kandungan berbahaya di Dari Tabel 2 dan Gambar 1 (a dan b) di dalamnya, salah atas satunya rhodamin B. ini juga memberikan keu dapat diketahui bahwa secara rata - rata, samp ntungan bagi penjual antaranya, kekuatan war el A, B dan C memberikan hasil negative jika na yang lebih kuat, lebih seragam, lebih stabil, diamati secara visual dan diamati di bawah dan harga yang cukup murah untuk dapat me sinar UV. Bukan mbeli rhodamin B [7]. hanya dilihat dari perubahan warna tapi juga d Rhodamin B sendiri tidak boleh ditambahkan apat dilihat dari rata -rata nilai Rf dari sampel. dalam bahan makanan walaupun sekecil Hasil dinyatakan positif didasarkan apapun karna punya dampak buruk pada pada warna bercak sampel, control positif dan kesehatan apalagi dikonsumsi dalam jangka harga Rfnya.[6]. Hasil dinyatakan positif jika waktu yang panjang. Rf Rhodamin B lebih besar dari Rf Sa Pengaruh yang ditimbulkan karena proses pe mpel yang diuji. Sedangkan hasil dinyatakan mbuatan zat warna sintetis biasanya melalui negatif jika Rf sampel kurang dari Rf perlakuan dengan pemberian asal sulfat atau Rhodamin B. Dari hasil analisis yang asam nitrat yang sering terkontaminasi oleh dilakukan secara perhitungan rerata dari logam berat yang bersifat racun. perbandingan nilai Rf Rhodamin B dan nilai Rf disamping itu, perlu diingat juga dalam pemb

63

Jurnal Biofarmasetikal Tropis. 2021, 4 (1), 58-65 e-ISSN 2685-3167 uatan zat warna organik sebelum mencapai DAFTAR PUSTAKA produk akhir harus melalui senyawa-senyawa [1]Aprilia B. 2011. Faktor Yang Berhubu antara terlebih dahulu yang kadang-kadang ngan Dengan Pemilihan Makan berbahaya dan kadang tertinggal pada akhir Jajanan Pada Anak Sekolah Dasar. atau mungkin dapat terbentuk senyawa- Vol 6. Hal.2 senyawa baru yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Penggunaan pewarna sintetis oleh para pedagang kakai lima, [2] Purwaningsih, H. 2017. Keamanan Saus pedagang makanan tradisional di pasar – pasar Tomat Jajanan Yang Dijual Di Sekitar atau di kantin atau kios pada makanan Sekolah Dasar Di Desa Hargomulyo disebabkan kurangnya pengetahuan terhadap Kecamatan Gedangsari bahaya pewarna sinteris yang dilarang. Selain Kabupaten Gunung kidul. Politeknik K itu pertimbangan harga yang relative murah esehatan Kementrian Kesehatan sehinggah para pedagang menggunakan Yogyakarta Hal. 3 pewarna yang tidak diizinkan tersebut [8]. Dari ketiga lokasi yang berbeda, dapat [3]Chikmah, A.M., Maulida, I. 2019. Identifik diketahui bahwa pedagang yang berjualan asi Bahan Tambahan Pangan menyajikan saus yang berbeda-beda, ada yang yang Berbahaya (Rhodamin B dan Bora berwarna merah mencolok dan ada juga yang k) pada Jajanan di Lingkungan Jl. Karti menyajikan saus cilok tusuk dengan ni Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal. warna merah pudar/muda. Para pedagang Jurnal Ilmiah Farmasi parapemikir: Hal. umumnya menggunakan ubi merah yang 8(2): 1- 4 dihaluskan kemudian ditambahkan maizena sehinggah menjadi kental [9]. Warna merah [4] Siregar, E.M.D. 2018. Penentuan Zat mencolok pada saus dan makanan jajanan yang Pewarna Rhodamin B Pada Saus Cabai dijual oleh pedagang, tidak berarti semua Secara Kromatografi Kertas Di mengandung zat pewarna berbahaya yang di Laboratorium Kesehatan Daerah larang oleh pemerintah, yaitu Rhodamin B, Medan. Tugas Akhir. Fakultas walaupun tidak semua jajanan dan saus yang Matematika Dan Ilmu Pengetahuan warnanya merah mencolok tidak mengandung Alam Universitas Sumatera Utara. Rhodamin B, masyarakat lebih khususnya anak Medan -anak yang sering jajan sembarangan perluh adanya sikap hati-hati dalam menyeleksi [5] Utami, W., dan Suhendi, A. 2009. Analisis rhodamin b dalam jajanan makanan jajanan yang akan dibeli untuk di pasar Dengan metode kromatografi konsumsi. lapis tipis. Jurnal Penelitian Sains dan teknologi vol 10(2): 148-155. KESIMPULAN Dari hasil penelitian secara kualitatif [6] Anonim, Departemen Kesehatan R.I menggunakan pengujian dengan kromatografi Peraturan Menteri Kesehatan R.I No. lapis tipis (KLT), didapatkan bahwa tidak 722/Menkes/Per/IX/1988. Tentang terdapat pewarna Rhodamin B di dalam saus Bahan Tambahan Makanan : cilok yang beredar di kota Tomohon. 1988 [7] Tangka, J. Pojoh, J. A. and Hasan, H. A. M. 2012. Identifikasi Rhodamin B Pada Sedian Lipstik Yang Beredar

64

Jurnal Biofarmasetikal Tropis. 2021, 4 (1), 58-65 e-ISSN 2685-3167

di Kota Manado

[8]Abdurrahmansyah., Aini, F., Chrisilia, D. 2 017. Analisis Zat pewarna rhodamin B pada saus cabai yang beredar di kampus Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Jurnal Biota: Hal. 3(1):38- 42

[9] Prasetya, A.W. 2016. Deteksi Kandungan Rhodamin B pada saus serta cemaran boraks dan bakteri salmonella sp. Pada cilok keliling salatiga. Jurnal Ilmu Pertanian Agric: Hal. 28(2): 69-78

65