TEKNIK SIARAN PENYIAR RADIO

(Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Teknik Siaran Penyiar Radio Pada Program Suka-Suka Budi di 99,1 MOST FM ))

SKRIPSI

DINASTY PERMANA 140904184 PUBLIC RELATION

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI MEDAN 2018

Universitas Sumatera Utara TEKNIK SIARAN PENYIAR RADIO

(Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Teknik Siaran Penyiar Radio Pada Program Suka-Suka Budi di 99,1 MOST FM Medan)

SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

DINASTY PERMANA 140904184 PUBLIC RELATION

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI MEDAN 2018

Universitas Sumatera Utara

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika di kemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Nama : Dinasty Permana

NIM : 140904184

Departemen : Ilmu Komunikasi

Tanda Tangan :

Tanggal :

i

Universitas Sumatera Utara

HALAMAN PERSETUJUAN

Ditujukan untuk di Seminar Hasilkan : Nama : Dinasty permana Nim : 140904184 Departemen : Ilmu Komunikasi Judul Skripsi :TEKNIK SIARAN PENYIAR RADIO (Studi Deskriptif Kualitatif mengenai Teknik Siaran Penyiar Radio Pada Program “Suka-Suka Budi” di Radio MOST FM Medan)

Pembimbing Ketua Departemen

Emilia Ramadhani, S.Sos, M.A Dra. DewiKurniawati, M.Si., Ph.D NIP. 197310212006042001 NIP. 196505241989032001

Dekan FISIP USU

Dr. Muryanto Amin, M.Si NIP. 197409302005011002

ii

Universitas Sumatera Utara

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dinasty Permana NIM : 1409040184 Departemen : Ilmu Komunikasi Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas : Sumatera Utara Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non- exclusive Royalti-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Teknik Siaran Penyiar Radio (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Teknik Siaran Penyiar Radio Pada Program “Suka-Suka Budi” di Radio MOST FM) Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih mediakan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis, pencipta dan sebagai pemilik hak cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Medan Pada tanggal : Yang menyatakan,

iii

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi yang berjudul Teknik Siaran Penyiar Radio (Studi Deskriptif Kualitatif Teknik Siaran Penyiar Radio Pada Program “Suka-Suka Budi” di 99,1 MOST FM Medan) ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan almamater Universitas Sumatera Utara. Peneliti menyadari bahwa selama mengerjakan penelitian ini banyak dukungan yang datang kepada peneliti guna menyemangati dan memotivasi peneliti dalam mengerjakan skripsi ini, berkat dukungan dan doa mereka peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini dengan lancar. Maka dari itu peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada orang-orang yang menjadi motivasi peneliti dalam mengerjakan penelitian ini yaitu Ibu Amelia S. Brahmana dan Drs. Sempurna Perangin-Angin selaku orang tua peneliti yang tidak henti- hentinya memberi kasih sayang, semangat, nasihat, dukungan moral dan materi serta doa kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa juga peneliti ucapkan terimakasih kepada kakak peneliti Bayu Wulandari dan abang saya Sendi Permana yang selalu memberi dukungan dan nasihat serta doa sehingga peneliti dapat mengerjakan skripsi ini dengan sabar dan semangat. Rasa terimakasih juga peneliti ucapkan kepada pihak-pihak lain yang ikutserta dalam mendukung peneliti dalam mengerjakan skripsi ini. Maka, dalam kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2. Ketua Departemen, Ibu Dra. Dewi Kurniawati, M.Si, Ph.D dan Sekretaris Departemen, Ibu Emilia Ramadhani, S.Sos, M.A 3. Dosen pembimbing peneliti, Kak Emilia Ramadhani, S.Sos, M.A selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini

iv

Universitas Sumatera Utara

4. Seluruh Dosen dan Pengajar di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU 5. Staf Departemen Kak Maya dan Kak Yanti yang selalu sabar dan baik hati dalam membantu peneliti selama menjadi mahasiswa. 6. Sahabat peneliti sejak SMA, Raghib, Tara, Acong, Dimas, Bunan dan Akis yang selalu menjadi tempat peneliti mengadu keluh kesah dan berbagi kebahagiaan serta selalu memberi peneliti semangat dan motivasi untuk tidak gampang menyerah pada kesulitan dan cobaan yang peneliti hadapi dalam pengerjaan skripsi ini. 7. Sahabat-sahabat dekat peneliti di Ilmu Komunikasi, Rini, Tika, Eryanda, yang selalu memberi semangat dan motivasi kepada peneliti agar peneliti menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan tak lupa selalu menghibur peneliti dalam keadaan suka maupun duka. 8. Teman-teman seperjuangan peneliti Kampunk, Nanda, Tm, Sastra, Ricardo, Apis, Jerry, Jovie, Razaq, Putra, Ari, Roy, dan Iam yang mewarnai hidup peneliti selama masa perkuliahan. Terimakasih telah membuat masa perkuliahan peneliti begitu indah dan penuh dengan kelucuan dan kekonyolan kalian, dan menjadi teman seperjuangan peneliti sejak mengawali masa perkuliahan yang tidak akan pernah terlupakan. 9. Senior Komunikasi. Bang Rio, Bang Elmo. Bang Acong, Bang Obo, Bang Gael, Bang Aldo Adik-Adik komunikasi, Iki, Fadhil, Antony, Exa, dan teman-teman lainnya di Ilmu Komunikasi USU yang telah menghibur peneliti, yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu per satu.

Demikianlah skripsi ini yang peneliti sadari masih memiliki banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, peneliti mohon maaf atas segala kesalahan yang terdapat pada skripsi ini dan terima kasih. Medan, Agustus 2018

v

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Teknik Siaran Penyiar Radio, Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Teknik Siaran Penyiar Radio Pada Program “Suka-Suka Budi” di 99,1 MOST FM Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis teknik siaran yang digunakan penyiar radio Budi dalam program “Suka – Suka Budi” di 99,1 MOST FM. Peneliti berusaha untuk menganalisis teknik siaran seperti apa yang digunakan oleh penyiar radio dan mengidentifikasi teknik siaran yang diterapkan yakni teknik adlibitum yaitu teknik siaran dengan cara berbicara santai, tanpa beban, atau tanpa tekanan sesuai dengan seleranya dan tanpa naskah serta teknik membaca naskah. Beberapa teori yang digunakan oleh peneliti adalah diantaranya, Komunikasi, Teknik Siaran, dan Pendengar. teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu melalui wawancara mendalam dan observasi secara langsung kepada Budi sebagai penyiar radio, program director, pendengar program Suka-Suka Budi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknik siaran dilakukan dengan baik oleh Budi sebagai penyiar radio pada program “Suka-Suka Budi”, baik teknik adlibitum dan teknik membaca naskah. Teknik adlibitum digunakan Budi pada saat beinteraksi dengan pendengar dan teknik membaca naskah digunakan Budi pada saat menyampaikan informasi dan membacakan iklan. Kata Kunci : Teknik Siaran, Penyiar Radio, Suka-Suka Budi.

vi

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT This study titled Technique Broadcast of Broadcasters, Study Descriptive Qualitative of Technique Broadcast of Broadcasters on “Suka-Suka Budi” at 99,1 MOST Medan. The purpose of this study was to analyze broadcast techniques used by radio broadcasters Budi on “Suka-Suka Budi” at 99,1 MOST Medan. Researchers are trying to analyze what kind of broadcast technique that used by radio broadcasters and to identify the broadcast technique applied that is adlibitum technique is a broadcast technique by speaking casually, no burden, or without pressure according to taste and without script and script reading techniques. Some theories which is used by researchers is such, Communication, Broadcast Technique, and listeners. Data collection techniques which used by is through deep interview and direct observation to Budi as a radio announcer, program director, listener of “Suka-Suka Budi”. The results of this research show that the application of broadcast techniques was well done by Budi as a radio announcer on "Suka-Suka Budi" which is adlibitum technique and script reading techniques. Adlibitum technique is used by Budi when interacting with listener and the technique of reading the script used by Budi when giving information and bring advertisements.

Keywords : Broadcast Technique, Radio announcer, Suka-Suka Budi

vii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ...... i HALAMAN PERSETUJUAN...... ii LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...... iii KATA PENGANTAR ...... iv ABSTRAK ...... vi ABSTRACT...... vii DAFTAR ISI...... viii DAFTAR TABEL ...... x DAFTAR GAMBAR ...... x

BAB I PENDAHULUAN ...... 1 1.1. Konteks Masalah ...... 1 1.2. Fokus Masalah ...... 8 1.3. TujuanPenelitian ...... 8 1.4. Manfaat Penelitian ...... 8 BAB II URAIAN TEORITIS...... 10 2.1.Paradigma Kajian ...... 10 2.2.Kajian Pustaka...... 11 2.2.1. Komunikasi ...... 12 2.2.2. Teknik Siaran ...... 15 2.2.3. Komunikasi Massa ...... 20 2.2.4. Media Massa ...... 23 2.2.5. Radio ...... 24 2.2.5.1.Sejarah Radio ...... 24 2.2.5.2.Karakteristik Radio ...... 27 2.2.5.3.Kelebihan dan Kelemahan Radio ...... 29 2.2.6. Penyiar Radio ...... 31 2.2.6.1 Karakteristik Penyiar ...... 33 2.2.6.2 Syarat Menjadi Penyiar ...... 35 2.2.6.3 Keterampilan Penyiar ...... 37 2.2.7 Pendengar ...... 39 2.2.8 Program Suka-Suka Budi ...... 40 2.3 Model Teoritik...... 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...... 44 3.1.Metode Penelitian ...... 44 3.2. Objek Penelitian ...... 45 3.3. Subjek Penelitian ...... 45 3.4. Unit Analisis ...... 46 3.5. Teknik Pengumpulan Data ...... 46 3.6. Teknik Analisis Data ...... 47 3.7 Triangulasi Data ...... 48 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...... 50

viii

Universitas Sumatera Utara

4.1. Hasil ...... 50 4.1.1.Deskripsi Lokasi Penelitian ...... 50 4.1.1.1.Alamat Perusahaan ...... 50 4.1.1.2.Sejarah Perusahaan ...... 50 4.1.1.3.Visi dan Misi ...... 51 4.1.1.4.Logo Perusahaan...... 52 4.1.1.5.Struktur Organisasi Perusahaan ...... 53 4.1.1.6.Program dan Konten ...... 53 4.1.1.7.Komposisi Lagu ...... 54 4.1.1.8.Pendengar dan Segmentasi ...... 54 4.1.2.Proses Penelitian ...... 56 4.1.3.Deskripsi Informan ...... 59 4.1.4.1.Hasil wawancara dan Observasi dengan Penyiar Radio Program Suka-Suka Budi...... 62 4.1.4.2.Hasil wawancara dan Observasi dengan Program Director Program Suka-Suka Budi...... 70 4.1.4.3.Hasil wawancara dan Observasi dengan Pendengar Radio Program Suka-Suka Budi...... 76 4.2. Pembahasan ...... 86 4.2.1.Teknik Siaran Penyiar Radio pada Program Suka-Suka Budi ...... 87 4.2.2.Penilaian Pendengar Terhadap Cara Budi Bersiaran ...... 90

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...... 92 5.1.Simpulan...... 92 5.2.Saran ...... 93

DAFTAR REFERENSI ...... 95 LAMPIRAN

ix

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

2.1 Model Teoritik...... 42 4.1 Struktur Organisasi...... 53 4.2 Program & Konten...... 53 4.3 Pendengar dan Segmentasi...... 54

DAFTAR GAMBAR

4.1 Logo Perusahaan...... 52

x

Universitas Sumatera Utara BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Konteks Masalah

Di era modern saat ini, tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat sangat bergantung pada informasi. Informasi yang dibutuhkan oleh manusia adalah informasi yang cepat, aktual, dan terpercaya. Hal itu sangat berkaitan erat dengan media massa, baik media massa cetak maupun elektronik. Salah satu media yang menyajikan informasi dengan cepat dan ditunjang dengan teknologi tinggi adalah radio (Masduki,2006: 2). Radio merupakan media komunikasi yang muncul pada era telekomunikasi. Kemunculan radio sebagai media komunikasi yang memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memperoleh informasi. Di tengah banyaknya media - media baru yang hadir seperti internet dewasa ini, media komunikasi radio masi terus bertahan, bahkan berkembang dengan pesat. Radio hingga kini masih dipercaya menjadi media informasi dan komunikasi yang digemari masyarakat karena mempunyai peran penting dalam penyebaran informasi yang seimbang dan setimpal di masyarakat. Radio merupakan salah satu bentuk media massa yang efisien dalam mencapai audiennya dalam jumlah yang sangat banyak. Karenanya media penyiaran memegang peranan yang sangat penting dalam ilmu komunikasi pada umumnya dan khususnya ilmu komunikasi massa. Radio merupakan media komunikasi massa yang murah dan mudah diakses berbeda dengan media massa lain yang lebih mengeluarkan banyak biaya dan tidak praktis seperti media elektronik televisi ataupun majalah cetak. Radio ibarat ruang terbuka yang tidak pernah sepi aktivitas, tidak pernah habis dikupas dari berbagai sudut pandang. Radio sudah sangat mengakar di benak masyarakat sebagai media yang memiliki fungsi majemuk, sebagai media yang paling merakyat dengan masyarakat di . Di mana radio menempatkan diri sebagai medium penyiaran setara dengan media strategis lainnya, seperti media cetak dan televisi.

1 Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 2

Radio adalah media yang bersifat auditif, yang berarti hanya untuk didengarkan. Berbeda dengan televisi yang bersifat audiovisual, yakni dapat dilihat dan didengarkan. Salah satu alasan radio banyak didengarkan oleh masyarakat yaitu karena radio adalah media praktis, dapat didengarkan di mana saja dan kapan saja. Pada saat berkendara di mobil, pendengar tetap dapat mendapatkan hiburan melalui musik yang didengarkan, ataupun mendapatkan informasi dan berita melalui radio di dvd player kendaraan. Bahkan berkat kemajuan teknologi saat ini, radio tidak hanya dapat didengarkan melalui radio tape saja, melainkan dapat juga didengarkan melalui telfon seluler dan juga melalui televisi (Ardianto,2007: 128). Di dalam radio juga diperhatikan cara berkomunikasi dengan masyarakat, beberapa stasiun radio memiliki ciri khas tersendiri dalam siaran atau berkomunikasi agar dapat menarik minat dengar masyarakat sebanyak mungkin. Dalam konsep komunikasi, radio memegang peran sebagai channel atau perantara. Radio digunakan sebagai sarana untuk mengirimkan informasi dari sumber kepada receiver. Perannya sebagai channel menuntut untuk efektifnya peran dan fungsi dari radio dalam mengirimkan informasi ke receiver. (Masduki,2001 : 9). Dari beberapa kelebihan yang dimiliki oleh radio, menjadikan media ini banyak diminati oleh masyarakat dan menarik untuk didengarkan. Selain itu radio juga memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara dan berupaya memvisualisasikan suara penyiar atau pun informasi faktual melalu telinga pendengarnya. Radio dapat menjadi apa saja, sesuai gambaran dari pendengar melalui kata – kata yang disampaikan dan cara sang penyiar dalam membawakan suatu program. Radio makes pictures, radio menciptakan gambar. Hanya radio satu-satunya media komunikasi modern yang memiliki kemampuan istimewa dalam menciptakan “gambar” atau rekaan di ruang imajinasi pendengarnya, yang berkesanmen dalam bagi pendengarnya yang menggunakan telinga, emosinya lebih mudah tergugah. Terlebih lagi cerita itu didukung oleh efek suara (backsound) (Hozilah, 2013:7). Suara dan pembawaan penyiar yang

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 3

menyenangkan membuat kita merasa dekat dan nyaman ketika hendak mendegarkan radio. Terlebih jika pada radio tertentu mempunyai program dialog interaktif yang dapat membuat pendengar merasa selalu dihargai keberadannya. Aktor penting dari keberhasilan suatu radio adalah para penyiar. Dengan segala kemampuan dan kecakapan yang mereka miliki, para penyiar terus berusahamenghidupkan radio diantara para pendengarnya. Sosoknya menjadi salah satu kunci inti yang mengarahkan pada posisi atau rating sebuah radio, juga menjadi brand image atau gardu depan bagi stasiun radio. Penyiar adalah personalitas stasiun penyiaran yang diwakilinya. Kemampuan atau kegagalannya dapat mempengaruhi citra khalayak terhadap stasiun dimana ia bertugas. Penyiar harus dapat menyampaikan pesan secara efektif. Acara yang pesannya dapat dikomunikasikan secara efektif akan menarik lebih banyak pendengardan secara langsung dapat menguntungkan stasiun yang menyajikan acara yang dibawakan oleh penyiar tersebut (Masduki, 2001: 99). Radio menjadikan penyiar sebagai citra radio, semakin cantik performa penyiar, maka semakin tampak kecantikan manajemen, kerja sama, dan standarisasi siaran yang ditetapkan radio tersebut. Dalam hal ini sasaran penyiar adalah komunikan atau penerima pesan yang sedang mendengarkan, memperhatikan, atau yang lebih sering disebut sebagai audiens yang berjumlah banyak dan bersifat dinamis dan heterogen. (Effendy, 2007 : 316-317). Penyiar memiliki tugas untuk menyampaikan pesan kepada komunikannya, dalam hal ini yaitu pendengar. Selain berbicara, penyiar harus mampu mengakrabkan diri dengan pendengarnya sehingga tercipta adanya kedekatan antara penyiar dan pendengar. Pada setiap program acara, seorang penyiar harus mempunyai kemampuan lebih dari sekedar bicara saja. Meskipun pendengar lebih senang mendengarkan lagu yang diputarkan di radio tersebut, jika penyiarnya menarik maka pendengar akan lebih tertarik lagi untuk mendengarkan acara pada radio tersebut. Radio merupakan media yang hanya memanfaatkan audio, ini berarti bahwa semua bahan yang sudah disiapkan oleh redaksi baru menjadi sempurna apabila sudah diserahkan kepada pendengar melalui penyiar. Disini peran penyiar menjadi begitu penting. Dalam siaran radio, fungsi seorang penyiar dapat diibaratkan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 4

sebagai ujung tombak (spear head), etalase (ruang pamer), bahkan filter terakhir, karena si penyiarlah yang mengkomunikasikan semua pesan baik itu iklan, lagu dan lain sebagainya sesuai dengan semua yang sudah disiapkan kepada pendengar. Penyiar adalah sumber informasi yang terdapat saat siaran radio. hal itu berarti seorang penyiar radio harus sangat menghindari kesalahan berbicara saat melakukan siaran. Kesalahan pengucapan sekecil apapun akan terdengar saat siaran berlangsung. Hal tersebut dapat diantisipasi jika seorang penyiar tersebut sudah cukup berpengalaman dan pandai saat melakukan kesalahan. Penyiar dapat memanfaatkan kesalahan pengucapan menjadi sebuah humor atau gimick tetapi kesalahan pengucapan tentu bukanlah hal yang dinanti dari seorang penyiar. Maka dengan itu ada dua teknik siaran yang harus dikuasai oleh seorang penyiar. Pertama, teknik Ad Libitum, yaitu teknik siaran dengan cara berbicara santai, enjoy, tanpa beban atau tanpa tekanan, sesuai dengan seleranya dan tanpa naskah. Kedua, teknik membaca naskah (script reading). Dalam teknik ini, penyiar melakukan siaran dengan cara membaca naskah siaran (script) yang sudah disusun sendiri atau dengan bantuan script writer (Romli, 2004:39). Setiap orang mampu berbicara dengan lancar, tentu juga memiliki potensi untuk menjadi penyiar. Tetapi sebenarnya ada tiga hal penting yang harus dimiliki oleh seorang penyiar, yaitu Announcing Skill (keterampilan menuturkan segala sesuatu menyangkut musik, kata, atau lirik lagu yang disajikan), Operating Skill (keterampilan merangkai musik dalam tatanan yang menyentuh emosi pendengar). Dan Musical Touch, ( keterampilan merangkai musik dalam tatanan yang menyentuh emosi pendengar). Ketiga hal tersebut memerlukan latihan secara terus menerus (Masduki, 2005: 119).

Selain kemampuan teknik siaran, penyiar radio juga harus memperhatikan faktor eksternal seperti mood,pegetahuan,dan disiplin. Mood adalah salah satu hal yang harus diperhatikan walupun terdengar mudah namun menjaga mood yang baik dan terkontrol merupakan tugas yang cukup sulit untuk sebagia orang. Saat melakukan siaran penyiar dituntut untuk selalu memberikan keadaan yang ceria dan tenang, walapun disaat yang sama kita sedang memikirkan masalah pribadi yang penting. Namun disaat pelaksannannya kita harus tetap profesional sampai

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 5

waktu siaran selesai. Maka dari itu penyiar radio dianjurkan untuk dapat menjaga diri baik dari permasalahan sehari – hari ataupun kesehatan. Penyiar radio harus bisa tampil simpatik agar pendengar dapat menerima seluruh pesan yang disampaikan, penyiar radio juga harus rendah hati serta memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk menampilkan dirinya saat siaran kepada seluruh pendengar, sehingga pendengar merasakan pembawa acara radio tersebut memiliki kewibawaan. Selain itu semangat pembawa acara tidak boleh setengah – setengah, penyiar radio harus mampu membawakan acara dengan semangat yang konstan dari awal acara hingga akhir. Pendengarpun akan tetap bergairah mengikuti jalannya acara, jika penyiar tersebut memiliki semangat yang tinggi.

Pengetahuan yang luas juga harus dimiliki oleh penyiar radio, penyiar radio tidak hanya banyak biacara omong kosong yang tidak penting. Penyiar radio harus rajin membaca berbagai sumber informasi (buku, majalah, koran) dan juga mencari sumber bacaan lain melalui media sosial ataupun televisi. Sering melakukan interaksi dengan orang baru juga dapat membantu dalam mengatasi kurangnya pengetahuan. Membiasakan berdiskusi tentang hal baru dan sering berargumen dapat melatih dan membantu disaat hendak melakukan siaran.

Salah satu radio yang ada di Kota Medan adalah Most FM yang beroperasi dijalur 99.1 FM (Frequency Modulation). Radio ini berdiri pada tahun 2005 di bawahpayung perusahaan dengan nama PT. Radio Kahamasutra. Perusahaan Penyiaran ini berlokasi di Jl. Hoky No. 21 Medan. Sejak awal kemunculannya pada tahun 2005 sampai sekarang. Most menetapkan possitioning-nya sebagai 100% musik Indonesia dan berita yang disajikan secara informatif. Sasaran (segmen pasarnya) yaitu pendengar yang berusia 15- 35 tahun dengan karakter berjiwa muda, aktif, energik, mengikuti perkembangan terkini dan yang pasti adalah cinta dan bangga terhadap musik Indonesia, yang sesuai dengan tagline yang diusungnya “Paling Ter-Indonesia!”. Most adalah stasiun radio yang memiliki format yang beda dengan stasiun radio lain, yaitu 100% musik Indonesia. Hal ini yang menjadi ciri khas dari Most FM.

Hampir di semua program yang ada di Most FM melibatkan para pendengar. Seperti saat sedang siaran, pendengar dapat me-request lagu yang

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 6

diinginkannya dan tentunya lagu tersebut akan diputarkan saat acara sedang berlangsung. Most FM memiliki program yang berbeda-beda dan variatif tentunya juga menarik, seperti program “Kagum” yang merupakan singkatan dari karya lagu anak Medan, adapun program yang juga menjadi andalan yaitu Lajang Show yaitu program pagi saat memulai beraktifitas di siarkan dengan gaya humor yang menjadi daya tariknya, dan juga Suka-Suka Budi yang menjadi program unggulan dimalam hari dengan segmen menarik bagi seluruh pendengar setia Most FM.

Program Suka-Suka Budi yang di bawakan oleh Budi menjadi salah satu program yang terbaik di radio most FM. Karena Budi memiliki Selling Point yang cukup kuat dari paras dan gaya siarannya yang menyenangkan. Program ini dapat dikatakan menjadi andalan dan salah satu yang digemari pendengar. terbukti program ini mengadakan acara meet and greet dan live show dengan pendengar. terhitung program tersebut sudah menyelenggarakan live show tiga kali sejak awal kemuculannya pada tahun 2015 yakni pada tahun 2016,2017,dan 2018 .Program Suka-Suka Budi ini terdiri dari 4 segmen yaitu; gombalan gokil, topik gokil, Sountrack Of Your Life, dan Budi pedia. Dalam program ini Budi menyampaikan pesan dengan gayanya sendiri yang mana menjadi filosofi dari program Suka- Suka Budi tersebut. Ia membahas topik dengan suka-suka, membahas topik dengan kata-kata yang dirangkainya sendiri dan menampilkan humor dengan gayanya sendiri. Namun ini yang menjadi faktor pendengar menyukai program tersebut.

Program tersebut gaya siarannya adalah semi-formal, dengan menggunakan bahasa Indonesia yang tidak terlalu baku. Hal tersebut disesuaikan dengan segmentasi pendengar yang secara umum adalah remaja. Sering kali penyiar juga memberikan kata-kata yang bersifat humor atau gaul untuk menciptakan suasana yang hangat. Karena itulah Budi di tempatkan pada program ini karena sesuai dengan kemampuan dan usia pendengarnya yang rata-rata adalah remana agar mampu berkomunikasi dengan baik kepada pendengar .

Program unggulan lain seperti contohnya adalah lajang show memang kurang lebih sama seperti Suka-Suka Budi yang memang sifatnya interaktif dengan pendengar langsung dan mengutamakan gimick dan humor untuk memberikan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 7

semangat pada pagi hari. Namun yang membedakan adalah lajang show hanya mengutamakan humor pada programnya semua sentuhan kata-kata,bahasa, serta penyampaiannya di fungsikan untuk menjadi tawa. Berbeda dengan Suka-Suka Budi yang pada setiap segmennya saling melengkapi. Rangkaian acara Suka-Suka Budi tidak hanya memberikan sentuhan humor tetapi memiliki unsur musik yang dapat di request dan juga solusi atau sekedar menjadi teman cerita dikala waktu istirahat tiba. Selain kelebihan dari program Suka-Suka Budi dari program lain di most FM, Budi adalah salah satu penyiar yang memiliki teknik siaran yang cukup matang. Budi pada acaranya sudah terbiasa dengan siaran interaktif langsung dengan pendengar dimana dibutuhkan kemahiran dalam berbicara secara spontan dan juga menghibur. Budi juga salah satu penyiar yang memiliki pengetahuan dibidang musik khsusnya musik-musik Indoneisa yang memang dibutuhkan untuk menjadi seorang penyiar radio yang handal.

Program Suka-Suka Budi ini diciptakan untuk memberikan warna tersendiri pada program-program di radio Most FM. Most FM ingin menjadikan Budi yang dikenal memiliki kemampuan menarik perhatian pendengar oleh teknik siarannya dan gaya komunikasinya yang menarik, memiliki ruang bersiaran sendiri dan interaktif langsung dengan seluruh pendengar. Dengan dasar tersebut maka secara umum program ini dikhususkan untuk pendengar yang lebih aktif berkomunikasi dengan penyiar melalui media telepon, ataupun juga whatsapp ke radio Most FM.

Program Suka-Suka Budi kebanyakan pendengarnya berasal dari kalangan muda, ada pendengar yang memang tertarik karena suara penyiarnya ataupun karena konten programnya. Agar penyiar Suka-Suka Budi menjadi lebih menarik baik dari pembawaan program maupun dalam melakukan siaran, maka dibutuhkan kemahiran dan keahlian dalam mengolah siaran atau programnya sehingga mendapatkan hasil siaran yang berkualitas.

Peran penyiar sangatlah penting, maka dengan itu bagaimana seorang penyiar melakukan aktivitas siaran khususnya dalam bertutur sehingga pendengar merasa nyaman untuk selalu stasiun mendengarkan program radio Suka-Suka Budi di most FM. Peneliti tertarik untuk meneliti program radio Suka-Suka Budi di radio Most FM untuk melihat dan menganalisa teknik siaran yang dilakukan oleh Budi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 8

sebagai penyiar radio dan melihat bagaimana proses penerapan teknik siaran yang dilakukan oleh Budi. Dan atas dasar itulah peneliti tertarik untuk meneliti teknik siaran penyiar radio Suka-Suka Budi di 99,1 Most FM.

1.2 Fokus Masalah

Fokus masalah bertujuan untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas. Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah “

1. Bagaimana teknik siaran yang dilakukan penyiar radio Budi dalam program “Suka – Suka Budi” di 99,1 MOST FM ?

2. Bagaimana penilaian pendengar terhadap Budi sebagai penyiar radio pada program “Suka-Suka Budi” di 99,1 MOST FM ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis teknik siaran yang digunakan penyiar radio Budi dalam program “Suka – Suka Budi” di 99,1 MOST FM. 2. Untuk mengetahui penilaian pendengar terhadap Budi sebagai penyiar radio pada program “Suka-Suka Budi” di 99,1 MOST FM

1.4 Manfaat penelitian

1. Manfaat secara akademis, peneliti menerapkan ilmu pengetahuan yang di persolehnya selama perkuliahan, serta memberikan kontribusi agar penelitian ini dapat menjadi refrensi serta bahan guna menambah wawasan dan pengetahuan di masa yang akan datang.

2. Manfaat secara teoritis, penelitian ini mampu memperkaya wawasan pengetahuan tetnang bagaimana strategi komunikasi persuasif yang digunakan penyiar radio dalam membawakan suatu program acara.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 9

3. Manfaat secara praktis,penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pembaca dan peneliti tentang teknik siaran penyiar radio dalam membawakan acara.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Paradigma Kajian

Penelitian merupakan serangkaian pemeriksaan yang diteliti untuk mendapatkan kebenaran. Dalam melakukan penelitian harus berlandaskan teori- teori yang mendukung. Teori ialah sebuah sel konsep atau contruct yang berhubungan satu dengan yang lainnya, suatu set dari proposisi yang mengandung suatu pandangan sistematis dari gejala (Usman dan Akbar, 2011:7). Langkah yang dilakukan oleh para filsuf, ilmuwan, mahasiswa maupun kalangan luas untuk memperoleh kebenaran dari gejala yang ada adalah melalui model-model tertentu. Istilah model-model tertentu dalam penelitian komunikasi sering sekali disebut sebagai paradigma. Paradigma membantu kita dalam memandang sesuatu. Konsekuensi dari penggunaan paradigma/perspektif adalah kearifan untuk menyatakan bahwa apa yang kita ketahui sekarang bukanlah kebenaran mutlak, melainkan hanya pemahaman yang diciptakan oleh manusia (Ardianto dan Q- Aness, 2007:77).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan paradigma konstruktivisme. Pendekatan kualitatif yang berdasarkan filsafat fenomenologis yang mengutamakan penghayatan dan berusaha memahami serta menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri (Usman dan Akbar, 2011:78). Pengguna paradigma konstruktivisme lebih melihat penggunaan bahasa yang tidak lagi dilihat sebagai alat untuk memahami realitas objektif belaka dan dipisahkan dari subjek sebagai penyampaian pesan.

Paradigma konstruktivisme melihat bahwa subjek penelitian dianggap sebagai sentral dalam melakukan kegiatan komunikasi maupun hubungan- hubungan sosial lainnya yang terjadi secara umum. Konstruktivisme menolak pandangan positivisme yang lebih mengutamakan terjadinya komunikasi linear. Pandangan konstruktivisme menekankan bahwa subjek penelitian (informan) memiliki kontrol terhadap maksud-maksud tertentu dalam setiap kegiatan

10 Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 11

komunikasi. Pendekatan ini juga menekankan bahwa pengetahuan tidak terlepas dari subjek yang sedang belajar mengerti (Ardianto dan Q-Aness, 2007:154).

Paradigma konstruktivisme digunakan dalam penelitian ini karena paradigma ini menyatakan bahwa kaitan konstruktivisme dalam hubungannya dengan ilmu komunikasi yaitu tindakan komunikatif sifatnya sukarela, pengetahuan adalah subjek produk sosial, pengetahuan bersifat kontekstual, teori- teori menciptakan dunia dan pengetahuan bersifat sarat nilai (Ardianto dan Q- Aness, 2007:158). Selain itu, paradigma ini menekankan bahwa individu beraksi menurut kategori konseptual dari pikiran. Kenyataan tidak menggambarkan diri individu melainkan harus disaring melalui cara pandang seseorang terhadap kenyataan tersebut.

Perbedaan cara pandang seseorang menimbulkan kompleksitas kognitif. Pesan sederhana memiliki satu tujuan sementara pesan yang kompleks memiliki banyak tujuan. Pesan yang kompleks dirancang untuk memenuhi kebutuhan orang lain, sehingga pada pesan kompleks inilah komunikasi dapat tercipta dengan terjadinya desain pesan sesuai yang diinginkan. Sehingga, melalui paradigma konstruktivisme dalam penelitian ini peneliti dapat memahami bagaimana teknik siaran yang dilakukan oleh penyiar radio pada program “Suka-Suka Budi” di 99,1 Most FM.

2.2 Kajian Pustaka

Kajian Pustaka merupakan landasan dan acuan dalam penelitian yang berbasis pada bahan pustaka yang membahas tentang teori yang dirasakan masih ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian pustaka sangat diperlukan untuk menguasai teori-teori yang relevan dengan penelitian. Penelitian tidak akan dapat dilakukan dengan baik dan mendapatkan hasil yang memuaskan tanpa orientasi pada literatur yang berhubungan dengan masalah penelitian. Landasan-landasan teori tersebut dalam arti luas mampu untuk menyatukan semua pengetahuan yang kita miliki kedalam suatu kerangka yang terintegrasi Adapun teori-teori yang dianggap relevan dalam penelitian akan tercantum dalam sub-sub berikutnya.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 12

2.2.1 Komunikasi Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari bahasa latin communis yang berarti “sama”,communico,communicatio,atau communicare yang berarti ”membuat sama “ (to make common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata – kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran,suatu makna,atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi – definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagi hal –hal tersebut,seperti dalam kalimat “ kita berbagi pikiran,” “kita mendiskusikan makna ,” dan “kita mengirimkan pesan.” Kata lain yang mirip dengan komunikasi adalah komnitas (community) yang juga menekankan kesamaan atau kebersamaan ( Mulyana, 2007:46).

Menurut Bernard Berelson dan Gary A. Steiner komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol–simbol kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi. Harold lasswell menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan – pertanyaan berikut who says what in which Channel To Whom With What Effect, atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan pengaruh Bagaimana ( Mulyana,2007 :68 – 69).

Berdasarkan definisi lasswell ini dapat diturunkan lima unsur komunikasi (Mulyana,2007 :69 – 71 ). yang sering bergantung satu sama lain,yaitu :

1. Sumber ( Source ) Atau sering juga disebut pengirim (sender), penyandi (endcoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker) atau originator. Sumber adalah pihak ynag berinisiatif atau mempunya kebutuhan unutk berkomunikasi.Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara. Untuk menyampaikan apa yang ada di dalam hatinya (perasaan) atau dalam kepalanya ( pikirian ),sumber harus mengubah perasaan atau pikiran tersebut ke dalam seperangkat

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 13

simbol verbal dan atau nonverbal yang idealnya dipahami oleh penerima pesan. Proses inilah yang disebut penyandian (encoding). 2. Pesan Pesan yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang mewakili perasaan,nilai,gagasan atau maksud sumber tadi. Pesan mempunyai tiga komponen : makna,simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna,dan berntuk atau organisasi pesan. Simbol terpenting adalah kata – kata (bahasa), yang dapat merepresentasikan objek (benda), gagasan, dan perasaan, baik ucapan (percakapan, wawancara, diskusi, ceramah) ataupun tulisan (surat, esai, artikel, novel, flamfet). Pesan juga dapat dirumuskan sebagai nonverbal,seperti melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh (acungan jempol, anggukan kepala, senyuman, tatapan mata, dan sebagainya), juga melalui musik, lukisan, patung, tarian, dan sebagainya. 3. Saluran (Channel) Saluran atau media,yakni alat atau wahana yang diguakan sumber untuk menyampaikan pesannya epada penerima. Saluran boleh jadi merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima,apakah saluran verbal atau saluran nonverbal. Pada dasarnya komunikasi manusia menggunakan dua saluran, yakni cahaya dan suara, meskipun kita bisa juga menggunakan kelima indra kita unutk menerima pesan dari orang lain. Saluran juga merujuk pada cara penyajian pesan apakah langsung (tatap muka) ata lewat media cetak (suratkabar, majalah) atau media elektronik (radio, televisi). Surat pribadi,telepon,selebaran semua itu dapat dikategorikan sebagai saluran komunikasi. 4. Penerima (Receiver) Penerima (Receiver), sering juga disebut sasaran/tujuan (destination), penyandi balik (decoder) atau khalayak (audience), yakni adalah orang yang menerima pesan dari sumber. Berdasarkan pengalaman masa lalu,rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir dan perasaannya, penerima pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 14

verbal dan atau nonverbal yang ia terima menjadi gagasan yang dapat ia pahami. Proses ini disebut peyandian – balik (decoding). 5. Efek Efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (Dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan, perubahan perilaku (dari tidak bersedia membeli barang yang ditawarkan menjadi bersedia membelinya, atau dari tidak bersedia memilih partai politik tertentu menjadi bersedia memilihnya dalam pemilu), dan sebagainya. Selain memiliki unsur-unsur, komunikasi memiliki beberapa Fungsi komunikasi (fajar: 2009:10-11) antara lain : 1. Komunikasi Sosial Komunikasi sebagai komunikasi sosial sangat penting untuk membangun konsep diri kita. Aktualisasi untuk kelangsungan hidup untuk memperoleh keberhasilan. Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia bisa didibutikan akan tersesat karena tidak dapat menata dirinya dalam satu lingkungan. 2. Komunikasi Ekspresif Komunikasi yang menjadi alat untuk menyampaikan perasaan-perasaan kita. Persaan-perasaan tersebut dapat diungkapkan melalui musik/ lukisan/ tarian. 3. Komunikasi Ritual Komunikasi ritual yang biasaanya dilakukan secara kolektif, suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup yang disebut para antropologis. 4. Komunikasi Instrumental Komuniasi berfungsi sebagai instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan,baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang

Komunikasi juga mempunyai hambatan atau gangguna komunikasi. Segala sesuatu yang menghalangi kelancaran komunikasi disebut sebagai

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 15

gangguan (Noice). Kata noice dipinjam dari istilah kelistrikan yang mengartikan noise sebagai keadaan tertentu dalam sistem kelistirkan yang mengakibatkan tidak lancarnya atau kurangnya ketepatan peraturan. Penulisa huruf yang saling bertindihan dalam suatu surat kabar, majalan dan media online akan menjadi gangguan bagi pemabacanya. Namun demikian, pada hakikatnya kebanyakan dari gangguan yang timbul, bukan berasal dari sumber atau salurannya, tetapi dari audiencenya (penerimanya) ( Suprapto: 2011: 9 ).

2.2.2 Teknik Siaran

Pada dasarnya ada dua teknik yang bisa digunakan oleh seorang penyiar dalam melakukan aktivitas siaran, yaitu teknik Ad libitum dan teknik membaca naskah. Yang dapat dijelaskan sebagai berikut ( Romli,2004 : 39-40).

1. Teknik ad libitum Ad libitum, yaitu teknik siaran dengan cara berbicara santai, enjoy, tanpa beban atau tanpa tekanan, sesuai dengan seleranya (ad libitum means to speak at pleasure, as one wishes, as one desires) dan tanpa naskah. Penyiar yang berbicara secara ad libitum melakukannya bebas tanpa naskah. Bagi seorang penyiar tugas ini tidak enteng, lebih-lebih kalau dia ditugaskan menyampaikan laporan pandangan mata, baik yang bersifat resmi seperti upacara kenegaraan maupun yang bersifat hiburan seperti pertandingan sepak bola atau bulutangkis. Penyiar yang menggunakan teknik ad libitum dalam melakukan siaran perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:

a. Mencatat pokok-pokok yang penting yang akan disampaikan selama siaran, sehingga siaran dapat berjalan secara sistematis serta sesuai dengan waktu yang tersedia penyiar berbicara dengan bantuan catatan tersebut (using note). b. Memelihara hubungan dengan pendengar. Seorang penyiar harus senantiasa menjaga hubungan dengan pendengar selama siaran, yaitu berusaha agar pendengar tidak berpindah gelombang. c. Menguasai istilah-istilah khusus (jargon) dalam bidang-bidang tertentu, sehingga pembicaraan tampak berkualitas dan meyakinkan.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 16

Dalam siaran berita sepak bola misalnya, penyiar harus menguasai istilah-istilah seperti, corner, tendangan first time, ball possession, dan sebagainya. d. Menggunakan bahasa sederhana. Yang dimaksud dengan kata-kata sederhana ialah kata-kata yang umum dan lazim terdapat di kalangan masyarakat. e. Mencegah pengucapan kata-kata tak wajar, yaitu kata-kata cabul dan kata-kata yang menyinggung perasaan seseorang yang menyangkut soal kesukuan, agama atau cacat badaniyah.

2. Teknik Membaca Naskah ( Script Reading ) Teknik ini, seorang penyiar melakukan siaran dengan cara membaca naskah (script) yang sudah disusun sendiri atau dengan bantuan script writer. Naskah yang akan dibawakan oleh penyiar kepada para pendengar tergantung dari jenis acara yang akan disiarkan. Ada naskah yang dibuat sendiri oleh penyiar, dalam arti kata hal-hal yang seharusnya dilakukan secara ad libitum, atas prakarsa sendiri ia susun di atas kertas. Ada juga naskah yang dibuat oleh orang lain yang harus dibacakan oleh penyiar. Dalam hubungan ini, naskah apapun yang ia hadapi, ia harus mengutarakan kepada para pendengar dengan gaya sedemikian rupa, sehingga seolah-olah diucapkan secara ad libitum; tidak terdapat nada dibaca. Untuk mencapai hasil optimal, seorang penyiar harus mampu mengutarakan kata demi kata seolah-olah diucapkan tanpa bantuan naskah (spoken reading), yaitu dengan cara ( Romli, 2004 : 41-42) :

a) Memahami dan menghayati isi naskah secara keseluruhan. b) Jika perlu, menggunakan tanda-tanda khusus dalam naskah untuk membatu kelancaran penyampaian, misalnya tanda garis miring satu (/) sebagai pengganti koma, garis miring dua (//) sebagai pengganti titik, dan strip bawah (_) sebagai tanda pengucapan satu kesatuan. Contoh: Tentara yang datang itu/ tinggal menunggu perintah tembak// Ribuan demonstran menggelar unjuk rasa anti-Israel// c) Mengeluarkan suara seakan sedang “mengobrol” atau bercerita kepada seorang teman. Naskah dianggap hanya sebagai “contekan” data.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 17

d) Menggunakan gerakan tubuh (gesture) dan senyum untuk menambah kualitas bicara. e) Sebelum mengudara, berlatih dengan mengeluarkan suara (bukan dalam hati), sekaligus melatih intonasi, aksentuasi, artikulasi, dan speed. f) Meletakkan naskah di tempat yang mudah dijangkau. g) Jangan sampai terpaksa membalik halaman naskah sambil berbicara- naskah tidak boleh bersambung. h) Sambil berbicara, membayangkan lawan bicara ada di depan mata, seolah-olah sedang menerangkan sesuatu via telepon, atau sedang bersama banyak orang namun berbicara kepada satu orang. 3. Kaidah Siaran (Rambu-Rambu siaran) Dalam bertugas, penyiar hendaknya memperhatikan rambu-rambu siaran-yang boleh atau harus dilakukan dan yang tabu atau tidak boleh dilakukan, yang dapat dijelaskan sebagai berikut ( Romli, 2004 : 48-50):

1) Hal-hal yang boleh atau harus dilakukan penyiar: a) Berbicara dengan kualitas bunyi atau power suara yang asli, tidak dibuat-buat. b) Selama berbicara di udara (on air), perhatikan: Artikulasi (articulation), yakni kejelasan pengucapan kata-kata, kalimat, atau istilah; Intonasi (intonation), yakni langgam suara atau nada pengucapan-cepat atau lambat; Aksentuasi (accentuatuion), penekanan pada kata-kata tertentu, dan Penggalan kata atau kalimat (phrasering). c) Berbicara akrab dan menjaga sopan-santun. Penyiar radio hendaknya menganggap semua pendengar adalah teman baiknya. d) Mampu mengendalikan emosi, jangan sampai ada ekspresi emosional selama siaran yang merusak program acara sekaligus merusak citra stasiun radio. e) Menguasai standarisasi kata, baik kata-kata baku dalam bahasa Indonesia maupun istilah-istilah khas yang digunakan sebagai ciri khas stasiun radio.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 18

f) Paham dan sadar akan posisi sebagai penyiar yang bertugas menghibur, memandu acara, menemani pendengar untuk menikmati lagu sebagai pewawancara, atau “moderator” sebagai diskusi. g) Memelihara hubungan dengan pendengar. Sebuah stasiun call berkali- kali dengan variasi, sejak kapan mulai siaran, sampai kapan, berapa lama lagi berhenti, atau bahkan menginformasikan ulang acara apa yang sedang dibawakan sebagai antisipasi akan adanya pendengar yang baru bergabung di tengah siaran. h) Memiliki rasa humor (sense of humor) yang tinggi. Radio adalah media hiburan, penyiar harus mampu membuat pendengar senang, Membuat mereka tersenyum bahkan tertawa. i) Kreatif sehingga memunculkan hal-hal unik dan menarik, misalnya menciptakan ungkapan, jargon, atau istilah lucu, termasuk teka-teki. j) Menguasai kosa kata atau varietas kata yang memadai. Dalam bahasa Indonesia banyak kata searti yang bisa digunakan secara bergantian, agar tidak monoton. Misalnya, kian=makin, sudah=telah, badan=tubuh, dan sebagainya. k) Jadilah diri sendiri (be your self), jangan meniru gaya siaran orang lain. Lupakan cara siaran penyiar lain yang mungkin anda dengarkan, dan jadilah diri anda sendiri. l) Jika harus pergi ke toilet dan tidak ada orang lain di ruang siaran, putarkan lagu atau rekaman panjang, siapkan pula jinggel. 2) Hal-hal yang tabu atau tidak boleh dilakukan penyiar atau kesalahan- kesalahan yang sering terjadi dalam siaran. a) Berbicara terlalu cepat. Umumnya, orang berfikir lebih cepat dari daya pengucapannya. Mencoba menyamai kecepatan daya fakir, akan mengakibatkan salah ucap. Saat memulai siaran, wajar jika sangat gugup akibatnya terburu-buru dalam mengucapkan kata-kata (to rush the words). Secara sadar, cobalah untuk rileks, tarik nafas dalam- dalam, dan tenangkan diri. Jika penyiar melakukan persiapan dengan baik (well prepared) itu akan membantunya untuk merasa lebih percaya diri, rileks, dan bersuara powerful.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 19

b) Pembicaraan “datar‟ atau membosankan. Jika penyiar terdengar tidak tertarik dengan apa yang di bicarakannya, bagaimana ia bisa berharap pendengarnya akan tertarik? Ingat tidak seperti dalam percakapan tatap muka-suara penyiar mesti membawakan semua tertarik, kehebohan, dan rasa ingin tahu tentang apa yang dikatakannya. “Infleksi” atau perubahan nada suara juga melintas mikrofon, mixer, transmitter, gelombang udara, dan keluar menuju pendengar radio. c) Acara tidak menarik. Jangan anggap enteng acara. “Pikirkan kepentingan pendengar, ketertarikan mereka, dan cari cara agar acara anda menarik bagi mereka (bukan hanya menarik bagi anda!) d) Penyiar berbicara kepada pendengar bukan dengan mereka. “Jangan menggurui pendengar, mereka akan mematikan radionya!. Gunakan “kita harus….”, bukan “Anda harus….” e) Penyiar berbicara kepada pendengar yang jumlahnya banyak. Lupakan bahwa kebanyakan orang mendengar radio saat mereka sendirian, atau setidaknya sendiri dengan pemikiranmereka masing- masing. Penyiar harus bicara seakan-akan berbicara dengan seorang pendengar yang menyimak siarannya. Jangan katakana: “hadirin sekalian” (ladies and gentlemen dalam bahasa Inggris), “para pendengar”, atau “para pendengar semua”, tapi ucapkan: “Saudara pendengar” atau “untuk anda pendengar setia…” (menganggap pendengar hanya SATU!) f) Salah ucap atau salah sebut, atau salah penggunaan kata atau istilah. Jangan mengucapkan kata atau istilah yang tidak dipahami, jika ragu, tinggalkan! g) Tanpa ekspresi-datar, monoton. Maka, senyumlah dan gunakan, ekspresi wajah, gerakan tubuh! h) Miskin perbendaharaan kata, tidak variatif, sehingga berbicara berulang-ulang dan membosankan. Misalnya, sehabis lagu dipedengarkan, melulu penyiar mengatakan “itulah lagu…”, tapi variasikan dalam mengomentari lagu, misalnya memulainya dengan nama pencipta, penyanyi, judul album, salah satu bait, dan lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 20

i) Menunjukkan kekurangan diri atau lembaga, misalnya mengaku belum makan, tidak siap siaran karena demam, ada masalah dengan rekan penyiar, belum gajian, dan sebagainya. j) Tidak jelas maksud ucapan atau kalimat yang dikemukakan sehingga menimbulkan mispersepsi dan miskomunikasi. k) Melanggar etika atau norma kesusilaan dan kesopanan, misalnya mengucapkan kata-kata kotor, kasar, atau cabul. l) Melakukan “segregasi vocal” dan “kesenyapan suara” ketika berhenti sesaat untuk memulai kalimat atau mengucapkan kata-kata (silent pause), yakni mengeluarkan suara pengantar (intruding sound) seperti “emm”, “eeh”, “apa”, “am”, “itu apa eeh…”. Suara-suara itu sangat mengganggu kenyamanan telinga pendengar. Jelas, itu terjadi akibat ketidaksiapan (atau kelambanan berfikir?). Maka, atasi dengan menyiapkan naskah siaran!

2.2.3 Komunikasi Massa

Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi) berbiaya relatif mahal,yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum,disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). Meskipun khalayak ada kalanya menyampaikan pesan kepada lembaga (dalam bentuk saran-saran yang sering tertunda) proses komunikasi didominasi oleh lembaga, karena lembagalah yang menentukan agendanya. Komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi publik dan komunikasi organisasi berlangsung juga dalam proses untuk mempersiapkan pesan yang disampaikan media massa ini (Mulyana,2010: 83-84).

Pengertian komunikasi massa menurut freidson dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu keyataan bahwa komunikasi massa dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan bukan haya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi (Ardianto,2004:4). Bagi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 21

freidson, khalayak yang banyak dan tersebar itu dinyatakan dengan istilah sejumlah populasi, dan populasi tersebut merupakan representasi dari berbagai lapisan masyarakat. Artinya pesan tidak hanya ditujukan untuk sekelompok orang tertentu, melainkan untuk semua orang. Freidson dapat menunjukkan ciri komunikasi massa yang lain yaitu adanya unsur kesempakan penerimaan pesan oleh komunikan, pesan dapat mencapai pada saat yang sama kepada semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat.

2.2.3.1 Ciri-Ciri Komunikasi Massa

Ciri-ciri komunikasi massa (Effendy, 1978:19-21) yakni sebagai berikut :

1. Komunikasi Massa bersifat Umum

Pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang. Benda-benda cetakan, film, televisi, radio tidak dapat dikatakan komunikasi massa, apabila dipergunakan untuk keperluan pribadi dalam lingkungan oraganisasi yang tertutup.

Tetapi meskipun sifatnya terbuka,ini tidak berarti bebas samas sekali. Media massa merupakan sarana terorganisasikan dan terlembagakan; karenanya komunikator media massa, seperti umpammanya penyiar dan wartawan radio, adalah “komunikator terlembagakan” (institutionalized communicator) yang dalam pekerjaannya terbelenggu oleh larangan- larangan terutama dalam hubungannya dengan keamanan dan ketertiban.

2. Komunikasi bersifat Heterogin

Perpaduan antara jumlah komunikan yang besar dengan keterbukaan dalam memperoleh pesan-pesan komunikasi, erat sekali hubungannya dengan sifat heterogin komunikan.

Khalayak yang menjadi sasaran komunikasi massa terdiri dari orang- orang yang heterogin, meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda, tungkat pendidikan yang tidak sama, kebudayaan yang beragam, berasal dari berbagai lapisan masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 22

dengan pekerjaan yang berjenis-jenis. Dengan lain perkataan, komunikan dalam komunikasi massa adalah sejumlah orang yang disatukan oleh suatu minat yang sama dalam bentuk tingkah laku yang sama dan terbuka bagi pengaktifan tujuan yang sama. Interaksi yang terbatas dan tidak saling mengenal satu sama lain.

3. Media Massa mengandung Keseramakan Yang disini dimaksudkan dengan keseramakan (stimultaneisty) disini ialah kesempakan kontak diantara komunikasn dalam jarak yang dauh dari komunikator; dan komunikasi ini berada dalam keadaan terpisah. Radio dan televisi dalam hal ini melebihi media cetakan, karena yang terakhir dibaca pada waktu yang berbeda dan jauh lebih selektif. Radio melebihi televisi dalam hal daya jagkaunya yang lebih jauh dan mudahnya penyampaian suatu pesan. Karena sifat inilah, barangkali mengapa kalau terjadi perebutan kekuasaan, radio siaranlah yang pertama menjadi incaran.

2.2.3.2 Fungsi Komunikasi Massa

Salah satu fungsi komunikasi massa menurut Dominick (Ardianto, 2007 : 14-17) adalah entertainment, sulit dibantah lagi bahwa pada kenyatannya hampir semua media mejalankan fungsi hiburan. Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan. Hampir tiga seperempat bentuk siaran televisi setiap hari merupakan tayangan hiburan. Begitu pun radio siaran, siarannya banyak memuat acara hiburan. Fungsi dari media massa sebagai fungsi menghibur tiada lain tujuannya adalah untu mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan membaca berita-berita ringan atau melihat tayangan hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali. Selanjutnya menurut Effendy (1993) fungsi komunikasi massa secara umum adalah :

1. Fungsi Informasi Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 23

bersangkutan sesuai dengan kepentingannya. Khalayak sebagai makhluk sosial akan selalu merasa haus akan informasi yang terjadi. Khalayak media massa berlangganan surat kabar, majalah, ingin mendengarkan radio siaran atau menonton televisi karena mereka ingin mendapatkan informasi tentang peristiwa yang terjadi di muka bumi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan, diucapkan atau dilihat orang lain.

2. Fungsi pendidikan

Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai,etika,serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Media massa melakukannya melalui drama, cerita, diskusi dan artikel. Nilai-nilai yang harus dianut masyarakat tidak diungkapkan secara langsung,tetapi divisualisasikan.

3. Fungsi Memengaruhi

Fungsi memengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk/editorial, features, iklan, artikel, dansebagainya.Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan televisi ataupun surat kabar.

2.2.4 Media Massa

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis. Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kateori,yakni media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio siaran, televisi, film, media on-line (internet). Setiap media memiliki kelebihan dan karakteristiknya masing-masing (Ardianto, 2007: 103).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 24

2.2.5 Radio

Radio adalah sebuah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat luar angkasa yang hampa udara.

Radio siaran mempunyai ciri dan sifat yang berbeda dengan media massa lainnya, jelas berbeda dengan surat kabar yang merupakan media cetakan, juga dengan film yang bersifat mekanik optik. Dengan televisi, kalau pun ada persamannya dalam sifatnya yang elektronik, terdapat perbedaan, yakni radio sifatnya auditif, televisi audio visual.

Penyampaian pesan melalui radio seiaran dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan, kalaupun ada lambang non-verbal yang dipergunakan jumlahnya sangat minim, umpamanya tanda waktu pada saat akan memulai acara warta- berita dalam bentuk bunyi telegrafi atau salah satu alat musik. Keuntungan radio siaran bagi komunikator adalah sifatnya yang santai. Orang bisa menikmati acara siaran radio sambil makan, sambil tidur-tiduran, sambil bekerja, bahkan sambil mengendarai mobil. Tidak demikian dengan media massa lainnya.

Karena sifatnya yang auditif, untuk didengarkan, lebih mudah orang menyampaikan pesan dalam bentuk acara yang menarik. Penyajian hal menarik dalam rangka penyampaian suatu pesan adalah penting, karena publik isfatnya selektif. Begitu banyak pilihan diantara sekian banyak media komunikasi, dan begitu banyak pula pilihan acara dari sekian banyak acara disetiap media. Dalam hubungan ini musik memegang peranan yang sangat penting. Diantara acara-acara musik yang memukau itulah pesan-pesan disampaikan kepada pendengar (Effendy,1978: 21-22).

2.2.5.1 Sejarah Radio

Radio telah menjalani proses perkembangan yang cukup lama sebelum menjadi media komunikasi massa seperti dewasa ini. Radio lebih banyak digunakan oleh militer untuk kebutuhan penyampaian informasi dan berita. ketika

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 25

informasi yang dikirimkan melalui radio berhasil menyelamatkan penumpang kapal laut yang mengalami kecelakaan dan tenggelam. Radio menjadi medium yang teruji dalam menyampaikan informasi yang cepat dan akurat sehingga kemudian semua orang mulai melirik media ini. Pesawat radio yang pertama kali diciptakan, memiliki bentuk yang besar dan tidak menarik serta sulit digunakan karena menggunakan tenaga listrik dari baterai yang berukuran besar.

Tahun1926, perusahaan manufaktur radio berhasil memperbaiki kualitas produknya. Pesawat radio sudah menggunakan tenaga listrik yang ada dirumah sehingga lebih praktis, menggunakan dua konsep untuk mencari sinyal, antena dan penampilannya yang lebih baik menyerupai peralatan furniture.Stasiun radio pertama muncul ketika seorang ahli teknik bernama FrankConrad di Pittsburgh AS, pada tahun 1920 secara iseng-iseng sebagai bagian dari hobi, membangun sebuah pemancar di garasi rumahnya. Conrad menyiarkan lagulagu mengumumkan hasil pertandingan dan menyiarkan instrument musik yang dimainkan oleh anaknya sendiri. Dalam waktu singkat, Conrad berhasil mendapatkan pendengar yang banyak seiring dengan meningkatnya penjualan pesawat radio ketika itu. Stasiun radio yang dibangun Conrad itu kemudian diberi nama KDKA dan masih tetap mengudara hingga saat ini, menjadikannya sebagai stasiun radio tertuadi Amerika dan mungkin di dunia.

Pertengahan tahun 1930-an, Edwin Howard Amstrong, berhasil menemukan radio yang menggunakan frekuensi modulasi (FM). Radio Amstrong berbeda dengan radio yang banyak dipasaran yang menggunakan frekuensi AM (AmplitudoModulasi). Radio FM memiliki kualitas suara yang lebih bagus, jernih dan bebas dari gangguan siaran. Di Indonesia perjalanan radio dimulai pada tahun 1925, padamasa pemerintahan Hindia-Belanda Prof. Komans dan Dr. De Groot berhasil melakukan komunikasi radio dengan menggunakan statsiun relai di Malbar, Jawa Barat. Kejadian ini kemudian diikuti dengan berdirinya Batavia Radio Vereniging dan NIROM.Tahun 1930 amatir radio di Indonesia telah membentuk organisasi yang menamakan dirinya NIVERA (Netherland Indische Vereniging Radio Amateur) yang merupakan organisasi amatir radio pertama di Indonesia. Berdirinya organisasi ini disahkan oleh pemerintah Hindia-Belanda

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 26

Tahun 1930 amatir radio di Indonesia telah membentuk organisasi yangmenamakan dirinya NIVERA (Netherland Indische Vereniging Radio Amateur) yang merupakan organisasi amatir radio pertama di Indonesia. Berdirinya organisasi ini disahkan oleh pemerintah Hindia-Belanda.Masa pemerintahan Jepang, tidak banyak aktivitas amatir radio yang dapat dihimpun karena pelarangan oleh pemerintah Jepang. Namun, banyak diantaranya yang melakukan kegiatannya sembunyi-sembunyi. Hingga tahun 1945 tercatat seorang amatir radio bernama Gunawan berhasil menyiarkan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan pemancar radio sederhana buatan sendiri. Radio milik Gunawan menjadi benda yang tidak ternilai harganya bagi sejarah Indonesia dan sekarang disimpan di Museum Nasional Indonesia.

Akhir tahun 1945 sudah ada sebuah organisasi yang dinamakan PRAI(Persatoean Radio Amatir Indonesia). Namun pada tahun 1952, pemerintah mulai represif mengeluarkan ketentuan bahwa pemancar radio amatir dilarang mengudara kecuali radio milik pemerintah dan bagi radio yang melanggar akan diberikan tindakan subversive. Kegiatan amatir radio tersebut dibekukan pada kurun waktu 1952-1965. Pembekuan tersebut berdasarkan UU No. 5 Tahun 1964 yang mengenakan sanksi terhadap mereka yang memiliki pemancar tanpa seizin pihak yang berwenang. Namun ditahun 1966, seiring dengan runtuhnya orde lama,antusias amatir radio untuk mulai mengudara kembali tidak terbendung lagi.

Tahun 1966 mengudara radio Ampera yang merupakan sarana perjuangan kesatuan-kesatuan aksi dalam perjuangan orde baru. Dan akhirnya muncul pula beberapa radio amatir lainnya yang melakukan kegiatan penyiaran dan terbentuklah ORARI (Organisasi Radio Amatir Indonesia) pada 9 Juli 1968.

Maraknya stasiun radio dikelola seadanya maupun secara komersial menjadi ukuran bahwa media radio semakin digandrungi. Sifatnya yang bisa dinikmati dalam keadaan apapun atau sambil mengerjakan sesuatu menjadi kekuatanlebihyangtidaktertandingi yang tak tertandingi oleh jenis media lainnya. Sehingga pertumbuhan industri televisi, internet, media cetak dan teknologi informasi lainnya tidak serta merta membuat radio terpuruk. Justru radio tumbuh

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 27

seiring pertumbuhan ekonomi suatu daerah dan tumbuh bersama kedahsyatan informasi teknologi (Morissan, 2008 :1-9).

2.2.5.2 Karakteristik Radio

Mark W.Hall dalam buku broadcast Journalism mengemukakan bahwa perbedaan mendasar antara media cetak dengan radio siaran ialah media cetak dibuat untuk konsumsi mata,sedangkan radio siaran untuk konsumsi telinga. Untuk radio siaran terdapat cara tersendiri,yakni apa yang disebut broadcast Style atau gaya radio siaran. Gaya radio siaran ini disebabkan oleh sifat radio siaran yang mencakup (Ardianto, 2007:131-134) :

a. Auditori Sifat audiotori itu sebagai konsekuensi dari radio siaran untuk didengar. Karena kemampuan mendengar manusia itu terbatas,maka pesan komunikasi melalui radio siaran diterima dengan selintas. Pendengar tidak akan dapat mendengar kembali (rehearing) informasi yang tidak jelas diterimannya,karena ia tidak bisa meminta kepada komunikator atau penyiar untuk mengulang informasi yang hilang tersebut,kecuali ia akan kehilangan informasi berikutnya bandingkan dengan media cetak ketika pembaca menemukan istilah yang tidak dipahaminnya maka ia dapat bertanya pada orang lain atau mencarinya dalam kamus. Dengan demikian, pesan radio siaran harus disusun secara singkat dan jelas atau concise and clear(Charnley,1965:29) atau menurut istilah Mark W.Hall,pesan radio siaran itu harus be cristal clear (1974:51) b. Radio is the Now Ditinjau dari nilai aktualitas berita, mestinya radio siaran dibandingkan dengan media massa lainnya adalah yang paling aktual. Selain hitungan waktunya dalam detik, proses penyampaian pesannya lebih simpel. Radio siaran juga seringkali melakukan liputan langsung dari tempat kejadian. Dalam radio siaran, dikenal istilah rwriting to update (Hall,1974) Misalkan saja pasar Tanah Abang di pada pukul 03.00 pagi terbakar. Lima menit kemudian, satpam pasar tanah abang yang bernama Dimana melakukan kontak dengan dan mengabarkan pada

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 28

kru radio Elshinta tentang kebakaran tersebut, jam kejadiannya, dan lokasi kejadian. Sebagai radio yang mengutamakan pemberitaan yang baik, reporter Elshinta tentu tidak percaya begitu saja. Dia harus menggali informasi yang lebih banyak dari pelapor, dan harus menginformasi peristiwa itu kepada pihak-pihak yang terkait seperti dinas pemadan kebakaran, polsek setempat, dan lain-lain. Setelah reporter itu cukup memperoleh data untuk sebuah berita, maka berita itu sudah dapat diudarakan, tanpa ia harus mandi dan berdandan rapi. Dengan terus menerus kontak perjam dengan narasumber yang cukup kredibel,radio Elshinta dapat memberiktakan perkembangan setiap jamnya sehingga pendengar selalu memperoleh informasi terbaru, dalam lead yang berubah- ubah sesuai dengan perkembangan peristiwa. Media televisi juga bisa melakukan siaran dari tempat kejadian, tetapi dibutuhkan sebuah persiapan yang lebih matan dan peralatan yang lebih kompleks, seperti kamera, SNG, dan lain-lain. c. imajinatif Karena hanya indra pendengaran yang digunakan oleh khalayak,dan pesannya pun selintas,maka radio siaran dapat mengajak komunikannya yntyk berimajinasi. Dengan kata lain,perndengaran radio siaran berisifat imajinatif. Kita semua mungkin pernah nedengar reporter radiio yang melaporkan siaran langsung pertandingan sepak bola. Reporter dengan suara nyaring dan irama bicara yang cepat melaporkan jalannya pertandingan dengan mengikuti perpindahan bola dari satu pemain kepada pemain lainnya. Sekalipun tidak berada di lapangan untuk menonton pertandingan yang sesungguhnya, semosi kita seingkali terbawa suasana sebgaimana yang dilaporakan reporter, seperti ketika bola masuk ke gawang, gagalnya tendangan penalti, dan protes pemain terhadap wasit saat diberi kartu kunin. Imajinasi pendengar akan semakin intensif dalam acara sandiwara radio, karena dalam sandiwara radio suasana dibuat sedemikian rupa agar menyerupai keadaan yang sesungguhnya.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 29

d. Akrab Sifat radio lainnya adalah akrab atau intim. Seorang penyiar radi seolah- olah berada di kamar pendengar, menemani pendengar yang sedang belajar atau mengerjakan pekerjaan kantor, dan mengingatkan pendengar bahwa waktu sudah laut malam, jangan lupa mematikan kompor, menutup jendela, dan lain-lain. Dengan akrab dab cekatan ia mengidangkan acara- acara yang bervariasi, mulai daru acara yang informatif sampai acara-acara hiburan yang menggembirakan. e. Gaya percakapan “keep it simple, keep it short, keep it conversational” (Newsom,1985:107) adalah rumus-rumus penulisan berita radio. penyiar radio seolah-olah bertemu kertamu kerumah atau menemui pendengarnya di mana pun mereka berada. Dalam keadaan demikian, tidak mungkin ia berbicara dengan semangat dan berteriak. Sekalipun pesannya didengar oleh ribuan orang, tapi pendengar berada di tempat yang terpisahkan dan bersifat pribadi. Penyampaian pesannya pun harus bergaya percakapan (Conversational Style). Kerena itu,menulis naskah radio siaran haruslah sebgaimana kita berbicara kepada khalayak sasaran (write the way you talk). f. Menjaga Mobilitas Pada umumnya kita mendengarkan radio sambil melaukan aktivitas lain, seperti : mengendarai mobil, menyetrika baju, makan, menulis, bahkan berbicara dengan orang lain. Mobilitas pendengar terjaga, karena pendengar tidak meninggalkan pekerjaan ketika mendengarkan radio.

2.2.5.3 Kelebihan dan Kelemahan Radio

Media radio dapat dilihat dari kekuatannya/kelemahannya (Suprapto ,2011: 145) :

A. Kelebihan Radio

1. Langsung. Radio adalah satu-satunya media yang memiliki kemampuan menyampaikan isi kendungan program secara langsung. Begitu suara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 30

dipancarakan,telinga pendengar langsung menangkap dan mencernanya meski sambil mengerjakan aktivitas apapun.

2. Cepat. Dari segi penyampaian pesan,radio memiliki kecepatan yang sulit ditandingi oleh media lain. Suatu peristiwa yang terjadi bisa dengan cepat disiarkan oleh stasiun radio.

3. Menciptakan gambar dalam ruang imajinasi pendengar. Dengan keunggulan suaranya radio memberi pendengar kebebasan berimajinasi. Radio satu-satunya media komunikasi modern yang memiliki kemampuan istimewa dalam menciptakan gambar atau rekaan diruang imajinasi pendengarnya,dengan keunggulan semua kalangan bisa mendengar.

4. Tanpa batas. Radio tidak dibatasi oleh batas geografis maupun demografis. Dengan kemajuan teknologi satelit atau digital,radio bisa dinikmati pendengar diluar jangkauan frekuensi atau radius yang dimilikinya.

5. Tidak banyak pernik. Dibandingkan media lain,pada peliputan berita radionya cukup satu orang dengan membawa kelengkapan berupa miscrophone dan sebuah handphone untuk melaporkan sesuatu secara langsung.

6. Hangat dan dekat. Kendati tidak berhadapan langsung dengan pendengar dan terpisah jarak begitu jauh namun kedekatan dengan penyiar radio bisa terjalin dekat dan akrab.

7. Mendidik. Radio sangat efektif dipakai sebagai media pendidikan. Apalagi jika jangakuannya luas dan sebagian besar pendengar yang bermukim di wilayah pinggiran yang mungkin belum memiliki sarana pendidikan yang bisa dikemas dengan menarik dan mudah disimak pendengarnya.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 31

8. Memberi manfaat bagi individu dan masyarakat. Dengan karakternya yang intim dan hangat,radio memiliki kemampuan untuk diakrabi oleh khalayak pendengar yang bisa sebagai tempat mencari informasi.

B. Kelemahan Radio

1. Durasi program terbatas.

Radio siaran dalams etiap programnya dibatasi durasi waktu,setiap program memiliki rentang waktunya masing-masing. Biasanya,maksimal durasi waktu program selama 240 menit atau 4 jam yang terbagi-bagi dengan segmen acara.

2. Sekilas dengar.

Sifat radio adalah audiotori,untuk didengar. Isi pesan atau informasi radio siaran gampang lenyap dari ingatan pendengar,untuk itu pendengar tidak bisa meminta mengulang informasi atau lagu yang sudah disiarkan. Artinya sifat sekilas,pesan yang disampaikan tidak rinci dan detail.

3. Menggandung gangguan.

Radio siaran sebagai media massa juga tak lepas dari gangguan yang sifatnya teknis. Karena kekuatan radio siaran adalah bunyi atau suara,maka unsur ini pula yang bisa menjadi kelemahan karena adanya gangguan sinyal ,suara terdengar menghilang atau terdapat noise.

2.2.6 Penyiar Radio (Announcer)

Dalam bahasa inggris, penyiar disebut announcer (arti harafiah: orang yang mengumumkan). Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), penyiar adalah orang yang menyiarkan atau menyeru pada radio. Menurut M. Habib sebagaimana dikutip oleh Harley Prayudha dalam bukunya yang berjudul Radio (Penyiar It’s Not Just A Talk) memberikan pengertian bahwa penyiar adalah, “ seseorang yang bertugas menyebarkan (syair) suatu atau lebih informasi yang

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 32

terjamin akurasinya dengan menggunakan radio dengan tujuan untuk diketahui oleh pendengarnya,dilakasanakan,dituruti,dan dipahami ( Prayudha, 2006: 9-10)

Selain melakukan siaran, penyiar juga disebut DJ (Disk Jockey), yakni perangkai lagu, karena ia menyajikan lagu-lagu dan “bersuara” sebagai “lirik” atau perangkai antar lagu. Suara dan pembicaraan penyiar jika “pas” dengan lagu- lagu yang diputar akan menambah kenikmatan pendengar dalam mendengarkan lagu (Said, 2012 : 140).

Pada umumnya penyiar adalah juru bicara stasiun radio siaran. Bahkan, penyiar adalah “ujung tombak” stasiun radio, sukses tidaknya sebuah acara ditentukan oleh penyiarnya. Penyiar adalah seorang penampil yang melakukan pekerjaan penyiaran, menyajikan produk komersial, menyiarkan berita/informasi, akting sebagai pembawa acara atau pelawak, menangani olahraga, pewawancara, diskusi, kuis dan narasi (Said, 2012 : 141-142) .

Seorang penyiar profesional dituntut untuk mengetahui banyak hal, sebagai tolak ukur kualitas dan daya tarik dirinya, tetapi bukan untuk menggurui. Apalagi untuk hal yang sedang hangat dibicarakan orang (hot issues) mulai dari infotainment (informasi tentang selebritis, musik, film, dan lain-lain), olahraga, ekonomi (kenaikan BBM, kurs mata uang), sampai hal yang terjadi disekitar kita (lokal).Kelebihan media radio dibandingkan dengan media lainnya adalah informasi yang disampaikan secara cepat dan sifat lokalnya (local content) yang menjadi kekuatan media radio. Seorang penyiar atau siapa saja yang berkomunikasi melalui radio siaran perlu memperhatikan sifat-sifat pendengar radio yakni selain bersifat pribadi (personal), anonim, heterogen, selektif,dan aktif.

Sasaran komunikasi seorang penyiar bejumlah jutaan orang,tetapi jumlah orang yang demikian banyak itu terdiri dari unit-unit kecil,seseorang atau sebuah keluarga yang terdiri dari suami istri tanpa atau dengan anak. Seseorang yang berkomunikasi dengan pendengarnya adalah bagaikan sedang bertamu kepada sebuah rumah. Baginya penghuni rumah tersebut anonim. Ia tidak kenal kepadanya. Sebagai seorang tamu yang berkunjung kepada orang yang tidak

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 33

dikenalnya, jelas ia harus ramah. Dan karena orang-orang yang didatangi itu heterogenada jendral, direktur jendral, pegawai negri, petani, nelayan, mahasiswa, anak-anak, kakek-kakaek, yang berpendidikan SD sampai universitas, dan lain sebagainya maka informasi yang disampaikan kepada tuan rumah harus dapat diterima, dimengerti, dan menarik perhatian, dan selanjutnya semuanya berminat untuk melakukan apa yang diserukan si penyiar.

Tetapi “kedatangan” penyiar itu kerumah pendengar akan diterima dengan senang hati apabila sang penyiar bersikap ramah dan simpatik. Pendengar sifatnya selektif ; ia akan mencari memutar-mutar jaurm gelombang pesawat radionya mencari stasiun lain. Ini dapat diartikan,pendengar akan “mempesilahkan seorang penyiar pergi”, dan akan mencari penyiar lain dengan acaranya yang lebih menarik.

Berdasarkan hal diatas,ditinjau dari seni berbicara (speech), pekerjaan penyiar merupakan suatu pekerjaan yang benar-benar khas (Highly Specialized). Pekerjaan tersebut memang dapat dipelajari seperti pekerjaan lainnya, tetapi untuk menjadi penyiar seseorang harus memiliki kwalifikasi yang tepat dan keinginan untuk memahirkan dirinya dalam lapangan penyiar radio.

2.2.6.1 Karakteristik Penyiar (Announcer)

Menjadi seorang penyiar radio dimasa sekarang ini paling tidak dapat memenuhi 4 kriteria, yaitu:

a. DJ As Sales Person Penyiar mempunyai peranan untuk membuat pendengar tertarik, antusias, dan ingin kembali mendengarkan lagu-lagu yang diputar. Selain lagu, penyiar juga harus bisa membuat pendengar berminat untuk men dengarkan spot iklan yang diputar, mengikuti pesan-pesan didalam spot iklan tersebut dengan rasa ingin tahu bahkan mempercayai semua pesan- pesan yang disampaikan. Penyiar adalah sales personyang mampu mengemas seluruh komponen“barang dagangannya” yang berupa lagu, iklan dan informasi.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 34

b. Penyiar Sebagai Sahabat Pendengar Televisi biasanya diletakkan disuatu ruang yang cukup lega agar dapat ditonton secara bersama-sama, berbeda dengan radio yang memiliki sifat lebih pribadi dan lebih intim. Pakar komunikasi bahkan mengatakan “Radio is a portable friend”, sahabat yang bisa dibawa kemana-mana bahkan ditempat pribadi sekalipun yaitu tempat tidur atau kamar mandi. Karena sifat radio yang pribadi itulah maka seorang penyiar harus berusaha menjadi sahabat yang baik bagi pendengarnya. Sebagai sahabat yang punya derajat yang setara, pendengar biasanya tidak suka penyiar yang terlalu monoton, kasar, sombong, suka melecehkan, merendahkan bahkan menghina pendengar. Jadi pendengar suka penyiar yang bisa dijadikan sahabat yang hangat, wajar dan tidak dibuat-buat. c. Pendengar: Orang Kedua Tunggal Penyiar menyapa pendengarnya harus akrab, dilandasi suasana intim, sangat personal, direndahkan volumenya tetapi tetap memiliki power sehingga terdengar seperti sedang bercakap-cakap dengan sahabatnya, dan menyapa pendengarnya dengan “anda” atau “kamu” bentuk kata ganti orang kedua tunggal dengan menggunakan idiom-idiom. Bahasa percakapan layaknya sedang berbicara dengan temannya.

d. Personality Lebih Penting daripada Suara yang bagus

Bukan hanya karakteristik suara atau kemampuan vokal tetapi juga karakteristik kepribadian bahwa menjadi seorang penyiar dituntut untuk lebih terbuka, lebih bisa familiar dengan orang-orang. Pada umumnya pendengar lebih tertarik pada apa yang dibicarakan penyiar dan bagaimana penyiar itu menyampaikannya daripada bagus tidaknya suara penyiar tersebut. Seorang penyiar adalah salah satu sumber kepercayaan dan sumber informasi bagi pendengar, sehingga penyiar harus jujur dalam menyampaikan informasi, jika informasi belum pasti jangan disampaikan karena akan mericuhkan pendengarnya jika informasi yang disampaikan ternyata tidak benar, selain itu penyiar juga haru hangat, bersahabat,

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 35

berpengetahuan luas, serta kritis, sehingga informasi yang diberikan bermutu dan dapat dipercaya.

2.2.6.2 Syarat menjadi Penyiar (Announcer)

Untuk menjadi seorang penyiar radio dibutuhkan kedisiplinan dalam membangun karakter dan kemampuan. Namun terdapat beberapa syarat umum untuk menjadi seorang penyiar radio (Prayudha,2006: 87-91)

1. Mempunyai kualitas vokal yang memadai

Dalam melakukan penilaian kualitas suara yang memadai atau tidak, sangat bergantung pada penilaian pendengarnya. Oleh karena itu, merekrut penyiar harus berhati-hati apakah suara penyiar tersebut apakah suara penyiar tersebut diaggap cocok dengan segmen radionya atau tidak. Ketika jenis vokal yang diinginkan tidak dapat biasanya stasiun penyiaran radio akan melatih penyiar yang bersangkutan untuk menggoptimalkan penyesuaian karakter program yang sudah direncanakan oleh progam director. Yang paling penting, bagaimana seorang penyiar mampu mengoptimalkan jenis suaranya sehingga sesuai perencanaan program dan harapan pendengar.

2. Memahami format radionya dan format clock

Dalam menjalankan tugasnya, seorang penyiar harus memahami format radionya, baik format kata maupun format musik, serta aturan- aturan lain yang berlaku pada stasiun radionya. Yang jelas, format disini lebih merupakan ramuan pokok atau rencan program yang diarahkan pada pendengar tertentu. Sedangkan format clock tersebut adalah perintah kerja mulai dari playlist, sistem rotasi musik, iklan, radio ekspose, penempatan stasiun ID/jingle, atau toleransi waktu bicara penyiar.

3. Memahami secara mendalam segmen radionya

Dengan memahami secara mendalam segmen radionya, berarti penyiar radio akan sangat paham tentang target pendengarnya. Penyiar

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 36

juga harus mengetahui karakteristik pendengarnya mauoun program apa yang mereka butuhkan dan mereka sukai.

4. Memperlihatkan simpati dan empati terhadap pendengarnya

Penyiar harus bisa berempati, maksudnya dalam upaya melayani secara optimal sebaiknya bisa mewujudkan rasa kedekatan dengan para pendengar, sekaligus harus bisa berpikir dari sudut pandang pendengar atau berempati.

5. Mampu menghasilkan gagasan-gagasan segar dan kreatif dalam siaranya

Seorang penyiar perlu menjadi kreator, karena tugasnya menhibur pendengar dengan kata-katanya. Agar pendengar tertarik dalam setiap siarannya selalu menghasilkan gagasan atau ide-ide segar dan selalu kreatif memunculkan hal-hal baru sesuai kondisi atau tren yang berkembang.

6. Mampu bekerja sama dalam tim

Karena bekerja di radio merupakan kerja terintegrasi antara masing-masing bagian yang terlibat dalam produksi siaran, maka seluruh praktisi penyiaran termasuk penyiar wajib memiliki kemampuan bekerja sama dan saling pengertian, menghargai, dan saling mengingatkan untuk menghasilkan output siaran yang berkualitas.

Menurut Harley Prayudha, penyiar terkadang dideskripsikan sebagai seorang yang ideal. Sifat ideal tersebut meliputi kehangatan dan kasih sayang, memiliki rasa humor dan cerdas, jujur, rasa saling berbagi sekaligus teman yang selalu menemani dengan baik, dapat dipercaya, memiliki rasa percaya diri, bersemangat, dan optimis. Bukan hanya itu saja, penyiar juga harus bisa memainkan peran. Peran harus dilihat dengan sesuatu yang objektif, karena memainkan emosi yang berlebihan akan menyebabkan penyiar menjadi monoton dan berdampak pada minat Pendengar (Prayudha,2006: 91-92).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 37

Secara umum ada tiga keterampilan yang harus dikuasai penyiar yaitu ( Masduki, 2005 :119) :

1. Announcing Skill, yaitu keterampilan menuturkan segala sesuatu yang menyangkut musik, kata, atau lirik lagu yang disajikan 2. Operating Skill, yaitu keterampilan mengoperasikan peralatan siaran 3. Musical Touch, yaitu keterampilan merangkai musik dalam tatanan yang menyentuh emosi pendengar. Bercita rasa dalam seleksi, harmonis dalam rangkaian.

2.2.6.3 Keterampilan Penyiar

Suksesnya tugas dan pekerjaan penyiar bukan saja kareana kecakapannya, tetapi juga keterampilannya. Berikut ini adalah beberapa hal yang termasuk keterampilah penyiar (Effendy, 1978 :130-135) :

1. Menyediakan waktu sebelum mengudara Sebelum mengudarakan suaranya, penyiar perlu cukup waktu untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Paling sedikit 15 menit sebelum sairan dimulai,ia sudah harus berada di kamar penyiar. Bilamana ia datang tepat pada saat siaran akan dimulai apalagi kalau ia datang terlambat ia akan menghadapi mikrofon dengan terburu-buru. Situasi seperti itu akan menyebabkan ia membuat berbagai kesalahan : salah mengambil naskah, salah baca, salah ucap, dan lain sebagainya. 2. Mempelajari acara siaran Acara siaran yang sedang dihadapinya harus dipelajari benar-benar apakah acara tersebut benar-benar untuk hari itu, apakah tanggal dan harinya cocok, apakah ada siaran hidup (life broadcast) dan kalau ada jam berapakah dimulainya, apakah siaran mekanik dari piringan hitam atau pita suara atau kaset,apakah ada siaran luar studio (remote broadcast), apakah ada perubahan acara,dan lain sebagainya. 3. Menghubungi operator Mengadakan hubungan terlebih dulu dengan operator sebelum siaran dimulai, merupakan salah satu keterampilan seorang penyiar. Kerja

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 38

samayang erat antara kedua petugas ini adalah keharusan. Bagaimana pun sebaiknya usaha seorang penyiar unutk mengudarakan sebuah acara, tanpa bantuan operator, tidak akan berhasil sebagaimana diharapkan. Penyiar perlu berbuat sesuatu agar terdapat kegairahan pada operator, umpamanya saja memberikan pujian ketika operator memutar piringan hitam secara baik atau pada suatu acara santai seperti acara pilihan pendengar, sesekali menyebut nama opertator. 4. Bertindak cepat dan bijaksana Dari seorang penyiar diharapkan tindakan yang cepat dan bijaksana apabila ia menjumpai suatu problema secara tiba-tiba. Setiap prakarsa akan dibenarkan sejauh tidak menyimpang dari policy stasiun radio yang diwakilinya. Sebagai contoh dapat dikemukakan,andai kata pada waktu ia bertugas diberitakan seorang mentri atau seorang tokoh masyarakat meninggal dunia yang tentunya merupakan peristiwa nasional ia segera mengganti acara lagu-lagu gembira dengan lagu- lagu yang sesuai dengan suasana berduka cita seperti itu.

Demikianlah pokok-pokok kegiatan yang termasuk keterampilan seorang penyiar. Dikatakan pokok-pokok karena banyak kegiatan yang dapat dilakukan olehnya, dan ini tergantung dari keadaan pada waktu ia bertugas. Hal-hal seperti yang disebutkan diatas akan menyebabkan pada pendengar menaruh simpati kepada penyiar, sebab mereka merasakan adanya orang yang menaruh perhatian kepadanya.

Hubungan akrab seperti itu akan menyebabkan pula stasion radio yang diwakili penyiar simpatik tersebut, selalu mendapat perhatian utama. Satu hal lain yang tidak kurang pentingnya ialah kondisi badan yang selalu harus dijaga oleh penyiar agar tetap sehat.

2.2.7 Pendengar

Pada proses komunikasi, terdapat komunikator dan komunikan. Komunikator adalah orang yang menyampaikan pesan, sedangkan komunikan adalah khalayak yang menerima pesan. Pada radio Most FM, yang menjadi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 39

komunikator adalah penyiarnya yang menyampaikan pesan melalui media radio siaran, sementara yang menjadi komunikan adalah pendengar radio yang menerima pesan berupa isi siaran dari penyiar radio Most FM. Pendengar pun dapat melakukan umpan balik dengan penyiar sehingga terjadi suatu interaksi. Adanya interaksi ini menimbulkan proses komunikasi antara penyiar dan pendengar, sehingga jika proses komunikasi ini berjalan dengan baik maka jika dilakukan terus menerus akan muncul komunikasi yang dekat antara penyiar dan pendengar. Pendengar pun akan menjadi pendengar setia dari radio Most FM.

Pendengar merupakan orang-orang yang sangat loyal dan sangat bersahabat, di banyak kasus, para pendengar memiliki rasa kekeluargaan yang sangat kuat terhadap stasiun radio yang mereka dengarkan. Tetapi jika sebuah stasiun radio ini tidak memuaskan pendengarnya, para pendengar akan segera mematikan gelombang tersebut. Mereka akan segera pindah ke gelombang radio lainnya (Prayudha,2005: 119).

Pendengar radio terbagi menurut beberapa segmen. Mereka menjadi pendengar setia atas format suatu siaran, di samping ada khalayak setia yang sangat loyal terhadap suatu stasiun favorit. Pendengar yang dapat dikatakan benar- benar loyal terhadap sebuah stasiun penyiaran radio akan cenderung melakukan pilihan sesuai dengan kebutuhan, keinginan, serta selera mereka masing-masing. Tetapi, bisa saja pendengar tersebut hanya loyal terhadap satu mata acara pada stasiun radio tersebut. Oleh karena itu, batasan pendengar radio dibedakan berdasarkan suka atau tidak suka pada program siaran yang ditawarkan oleh stasiun penyiaran radio. maka dari itu setiap radio dapat diketahui segmentasi pendengarnya dengan jelas.

Menurut Harley Prayudha, teori psikologi umum telah merumuskan konsep persepsi pendengar yang didasarkan pada perbedaan kepribadian individu. Setiap orang akan menanggapi isi penyiaran radio berdasarkan kepentingan mereka disesuaikan dengan kepercayaan serta nilai-nilai sosial mereka. kepercayaannya maupun nilai-nilainya maka dengan sendirinya selektivitas mereka terhadap komunikasi penyiaran radio berbeda (Prayudha,2005: 120).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 40

2.3 Program Suka-Suka Budi

Program Suka-Suka Budi merupakan program hiburan yang memiliki konsep “suka-suka” yang memberikan wadah kepada pendengar untuk bercerita dan bercanda apa saja dengan bebas untuk ditanggapi langsung oleh penyiar. Program tersebut dikemas dengan konsep menghibur dengan sesi curhat dan pemberian informasi melalui pembawa acara. Pada program penyiar diposisikan menjadi sahabat pendengar dengan mengizinkan untuk bercerita apa saja dan bercanda sepanjang acara berlangsung dengan berbagai segmen untuk dinikmati. Hal tersebut di maksudkan oleh radio most FM untuk menciptakan kedekatan dengan pendengar melalui program tersebut.

Program yang ada di Most FM ini, memiliki warna tersendiri karena penyiar yang membawakan acara tersebut adalah penyiar yang cukup ternama yaitu Budi. Awal kemunculan Budi sebagai penyiar radio yakni pada tahun 2015, dan pada tahun tersebut juga lahirlah sebuah program bernama Suka-Suka Budi. Program Suka-Suka Budi sendiri hadir pada akhir pekan yaitu minggu dan tayang pada pukul 21.00 sampai 01.00 dini hari. Pada program ini Budi akan menyampaikan sebuah topik atau bahasan yang akan dibahas dan berdiskusi dengan pendengar. Program Suka-Suka Budi ini terdiri dari 4 segmen yaitu Gombalan Gokil, Keliling Komplek, Sountrack Of Your Life dan Budipedia.

Setelah Budi membuka acara dan menyapa para pendengar akan langsung masuk pada segmen pertama yaitu Gombalan Gokil. Pada Gombalan Gokil ini Budi akan memberikan clue atau kata kunci kepada seluruh pendengar untuk menciptakan atau memberikan rayuan berdasarkan kata kunci yang sudah diberikan oleh Budi, biasanya Budi akan bertanya saat terhubung saluran telefon. Berikutnya pada segmen kedua yaitu Keliling komplek dimana Budi akan menyapa seluruh pendengar dan menginformasikan mengenai keadaan dan situasi saat ini, misalkan menginformasikan keadaan jalan sekitar dan juga memberikan kesempatan kepada pendengar untuk menelfon dan bercerita tentang situasi pada saat itu.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 41

. Tidak hanya bercanda bersama Budi juga memberikan kesempatan untuk pendengar me- request lagu dan bernyanyi bersama dengan Budi pada segmen Soundtrack Of Your Life. Dan pada segmen terakhir program tersebut yaitu Budipedia, Budi akan memberikan istilah kata aneh yang diciptakan olehnya dan meminta pendengar untuk menanggapi dan memaknai istilah yang diberikan oleh Budi. Budi akan menganalogikan istilah tersebut menurut pemahamannya bisa jadi sebuah humor ataupun menjadi informasi baru untuk pendengar. Setelah melewati setiap segmen Budi akan menutup siaran dengan menyapa seluruh pendengar dan mengucapkan terimakasih atas perhatian yang diberikan dan memberikan salam penutup untuk mengingatkan pendengar akan berjumpa lagi minggu depan, dan tidak lupa memberikan kesempatan kepada pendengar untuk curhat pada siaran berikutnya ,lalu pamit mengucapkan selamat beristirahat dan benar-benar menutup acara tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 42

2.4 Model Teoritik

Adapun model teoritik dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Teknik Siaran di Program Suka-Suka Budi

Teknik Adlibitum Membaca Naskah

( Script Reading)

1. Memelihara hubungan 1. Memahami dan menghayati isi dengan pendengar. naskah secara keseluruhan.

2. Menguasai istilah-istilah 2. Mengeluarkan suara seakan sedang “mengobrol” khusus (jargon) dalam 3. Menggunakan gerakan tubuh bidang-bidang tertentu. (gesture) 3. Menggunakan bahasa 4. Sebelum mengudara berlatih sederhana. intonasi, aksentuasi, artikulasi, 4. Mencegah pengucapan dan speed. kata-kata tak wajar. 5. menggunakan tanda-tanda khusus . 5. Mencatat pokok-pokok 6. Meletakkan naskah di tempat yang penting yang akan yang mudah dijangkau disampaikan selama siaran. 7. Sambil berbicara, membayangkan lawan bicara ada di depan mata.

Tabel 2.1: Model Teoritik

Pelaksanaan bersiaran oleh penyiar radio akan berhasil bila dilakukan dengan teknik siaran yang baik dan benar. Pada proses siaran radio seorang penyiar harus menguasai dua teknik dasar dalam bersiaran yaitu adlibitum dan membaca naskah atau Script Reading. Sebelum siaran penyiar radio harus mempersiapkan dan menguasai script yang sesuai dengan program acara, baik

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 43

dibuat sendiri atau sudah dipersiapkan oleh management. Berlatih atau mempersiapkan kata-kata yang tedapat pada script memahami program acara dan juga berlatih sedikit dalam membaca artikulasi,intonasi ataupun pacing dalam membaca script. Setelah sedikit berlatih dan mempersiapkan diri untuk bersiaran. Penyiar radio harus sudah terbiasa dengan jargon atau istilah-istilah khusus yang digunakan pada program acara tersebut. Menciptakan suasana yang hangat dengan pendengar dan menggunakan bahasa ringan dan mudah dipahami untuk memberikan kenyamanan pendengar dan menarik perhatian dengan gaya sairan yang menarik dan. Semua hal tersebut adalah cara yang digunakan oleh seorang penyiar radio untuk menciptakan siaran yang berkualitas.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan metode riset yang menggunakan sumber data (sebanyak mungkin data) yang digunakan untuk meneliti, menguraikan dan menjelaskan secara komperhensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa sistematis (Krisyantono,2006:66). Memilih pendekatan tertentu dalam kegiatan penelitian harus didasari bahwa ia memiliki konsekuensi tersendiri sebagai sebuah proses yang harus diikuti secara konsisten. Sebuah pendekatan mengisyaratkan sebuah kriteria untuk menyeleksi data yang dianggap relevan (Bungin,2007:18).

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik,dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Pendekatan kualitatif dalam penelitian sosial adalah suatu pendekatan utama yang pada dasarnya adalah sebuah label atau nama yang bersifat umum saja dari sebuah rumpun besar metodologi penelitian, tetapi aspek-aspek yang bersifat kemetodean dalam arti yang dapat dipraktikan dalam kegiata penelitian kualitatif, terdapat berbagai variasi atau jenis-jenis metode. Masing-masing jenis studi memiliki karakteristik kemetodeannya dan teknik-teknik spesifik tersediri dalam mendekati dan menelaah sautu fenomena sosial.

Penelitian deskriptif adalah studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat. Desain studi deksriptif ini, termasuk desain untuk studi formulatif dan eksploratif yang berkehendak hanya untuk engenal fenomena-fenomena untuk keperluan studi selanjutnya. Dalam studi deskriptif juga termasuk didalamnya, studi untuk melukiskan secara akurat sifat-sifat dari beberapa fenomena kelompok

44 Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 45

atau individu. Tidak hanya itu, studi untuk menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk meminimaliskan bias dan memaksimalisasikan realiabilitas (Nazir,2003:89).

Metode deskriptif dapat juga meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi,gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Menurut Whitney metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Dalam metode ini peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan studi komparatif. Adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu standar atau suatu norma tertentu sehingga banyak ahli yang menamakan metoe deskriptif ini dengan nama survei normatif (normative survey) (Basrowi,2008 :54-55).

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah fokus dalam sebuah penelitian, yaitu apa yang menjadi sasaran dari sebuah penelitian. Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah Teknik Siaran penyiar radio “Suka-Suka Budi” di 99,1 Most FM.

3.3 Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini merujuk kepada informan yang akan dimintai data/informasi berkenaan dengan penelitian yang dilakukan dengan metode penelitian pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dari informan yang memiliki kriteria sesuai yang ditetapkan oleh peneliti. Adapun yang menjadi informan/data dalam penelitian ini adalah:

Data primer:

1. Program Director dari radio Most FM Medan. 2. Pembawa acara atau penyiar radio program “Suka-Suka Budi” di 99,1 Most FM.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 46

Untuk memperkuat data yang telah didapat pada data primer, peneliti menentukan informan lainnya yang menjadi data sekunder pada penelitian ini. Adapun yang menjadi data sekunder pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Data sekunder :

1. Pendengar setia program “Suka-Suka Budi” di 99,1 Most FM.

3.4 Unit Analisis Unit analisis pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi yang diteliti/objek penelitian (Sugiyono, 2008:68).Unit analisis dalam penelitian ini yaitu:

1. Kegiatan adalah aktivitas pelaku yang berkaitan dengan objek. penelitian. Dalam penelitian ini ialah kegiatan bersiaran pada program “Suka-Suka Budi” di 99,1 Most FM.

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data yang dikumpulkan dari informan yang memiliki kriteria sesuai yang ditetapkan peneliti. Data yang dikumpulkan dari informan di lapangan akan dilakukan dengan proses pengumpulan data yang dilakukan terus menerus dengan melakukan wawancara mendalam kepada informan yang telah dipilih oleh peneliti berdasarkan kriteria yang ditentukan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dilakukan dalam melakukan penelitian dengan menggunakan instrument. Adapun teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah:

1. Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dapat dikatakan mendekati akurat, hal ini dikarenakan peneliti secara langsung berkomunikasi secara tatap muka dengan informan. Dalam melakukan wawancara kepada informan, peneliti dapat mengetahui alasan yang sebenenarnya (Taher, 2009:43).Wawancara biasanya lebih luwes, susunan pertanyaan dibuat

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 47

dengan baik, tidak ada tekanan, dan tidak saling mengejar target. Suasana berjalan dalam suasana akrab dan penuh persahabatan. Jenis wawancara ini juga lebih humanistik dan fleksibel karena masing-masing tidak akan saling menyalahkan satu sama lain.

2. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan pada riset kualitatif. Observasi dilakukan terhadap interaksi dan percakapan yang terjadi diantara subjek yang diteliti. Hal yang terpenting dalam observasi ini adalah pengamat harus menguasai ilmu tentang objek secara umum dari apa yang hendak diamati. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya dari suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian. Adapun hal yang diobservasi pada penelitian ini adalah observasi terhadap kegiatan bersiaran penyiar radio pada program “Suka-Suka Budi” dan melihat persiapan ataupun hal-hal yang harus diperhatikan sebelum memulai siaran secara langsung. Pada saat peneliti melakukan wawancara langsung dengan penyiar radio Suka-Suka Budi.

3. Studi Kepustakaan

Metode studi kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data atau informasi yang berkaitan dengan penelitian ini melalui buku-buku dan jurnal-jurnal ilmiah, serta website yang terpercaya.

3.6 Teknik Analisis Data Analisis data pada penelitian kualitatif dapat dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah pengumpulan data berakhir. Analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam penelitian untuk memperoleh temuan-temuan hasil penelitian.Data yang telah dikumpulkan akan menuntun peneliti ke arah temuan ilmiah, bila dianalisis dengan teknik-teknik yang tepat. Data yang belum dianalisis (data mentah) belum banyak „berbicara‟ bila tidak diinterpretasikan atau dinalisis.Menurut Miles dan Huberman dalam (Pujileksono, 2016: 152), analisis data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 48

1. Reduksi Data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari pola dan temanya. Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian melalui penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Tahapan- tahapan reduksi data yaitu : membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi, dan menulis memo. Pada tahapan reduksi data, peneliti akan mengumpulkan data dari lapangan dengan melakukan wawancara secara mendalam kepada seluruh informan. Seluruh data yang diperoleh peneliti akan dicatat dan dikumpulkan, kemudian peneliti akan dengan objektif merangkum dan mengambil hasil yang sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti.

2. Penyajian Data

Pada tahap ini, peneliti menyajikan data dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sebagainya. Penyajian data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif bersifat naratif. Hal ini dimaksudkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian mungkin dapat menjawab rumusan masalah, karena rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan berkembang setelah peneliti berada di lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang disajikan berupa deskripsi atau gambaran yang awalnya belum jelas menjadi jelas dan dapat berupa hubungan kausal/interaktif dan hipotesis/teori.Penarikan kesimpulan dilakukan setelah penelitian melakukan penelitian di lapangan.

3.7 Triangulasi Data

Teknik triangulasi data sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Dimana dalam pengertiannya, triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 49

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moleong, 2005:330).

Penelitian tidak hanya mengumpulkan data informasi dari sudut pandang pihak Radio Most FM, Peneliti juga mengumpulkan informasi dari sudut pandang informan lainnya yang dijadikan sebagai data sekunder dari data yang sudah diperoleh melalui informan utama dengan mewawancarai informan yang berhubungan dengan objek penelitian. Adapun yang menjadi informan lain (data sekunder) dari penelitian ini adalah Pendengar program “Suka-Suka Budi” di 99,1 Most FM.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian adalah data atau informasi yang didapatkan oleh peneliti, dimana data atau informasi tersebut kemudian diolah dan dirangkum berdasarkan temuan-temuan dilapangan. Pada penelitian ini, data dan informasi diperoleh dengan mewawancarai langsung direktur dari radio most FM, program director, penyiar radio yaitu Budi, dan pendengar atau “anak negri” pada program Suka- Suka Budi. Wawancara terhadap direktur dari most FM sendiri dilakukan untuk mengetahui profil dari radio most FM, sedangkan ketiga kelompok informan tersebut dirasa memahami, melaksanakan dan merasakan serta mengalami permasalahan itu sendiri. Sehingga dianggap dapat memberikan informasi yang diperlukan oleh peneliti dalam penelitian ini.

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1.1 Alamat Perusahaan Lokasi penelitian yang berhubungan dengan penelitian yang diteliti oleh peneliti yaitu kantor stasiun radio most FM Medan yang berada di jalan Hoky No 21, Ps. Merah Baru, Medan, Sumatera Utara dengan kode pos 20216 dan nomor telfon (0617331991) dan nomor whatapp (08170070991). Kantor stasiun radio tersebut juga menjadi tempat berlangsungnya siaran-siaran setiap harinya dilengkapi live studio.

4.1.1.2 Sejarah Perusahaan Stasiun radio Most FM 99,1 Mhz Medan adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan informasi radio atau broadcasting radio pada frekuensi radio Most FM 99,1 Mhz Medan. Pada dasarnya dengan nama perusahaan PT. Radio Kama Sutra. Stasiun radio Most FM 99,1 Medan didirikan pada tahun 1970 dengan nama PT. Radio Kama Sutra yang mengudara pada frekuensi AM. Pada bulan april 2002, PT. Radio Kama Sutra dikontrak oleh investor dan mengubah modulasi dari AM ke FM serta membuat nama menjadi

50 Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 51

MOZE FM Medan hingga Desember 2004. Kemudian pada bulan Januari 2005 kontrak investor berakhir dan kembali kepada pemiliknya, sehingga nama Moze FM diganti dengan nama MOST FM Medan, MOST merupakan kepanjangan dari “Media Orang Sumatera”. Most FM Medan masih bernaung dengan nama perusahaan yaitu PT. Radio Kama Sutra. Satu tahun belakangan ini stasiun radio Most FM mengalami kemajuan berarti untuk semua kalangan pendengar radio. Radio Most FM 99,1 Mhz Medan menyiarkan atau memutar khusus lagu Indonesia untuk semua kalangan atau aliran musik. Radio Most FM Medan juga ikut mengembangkan dan memajukan bakat seni musisi di Medan. Sehingga banyak layanan yang harus dikembangkan untuk meningkatkan layanan broadcasting yang sekarang ini sangat bersaing.

4.1.1.3 Visi dan Misi Instansi Adanya visi dan misi yang dibuat oleh perusahaan stasiun radio Most FM merupakan syarat wajib bagi suatu instansi/perusahaan. setiap instansi/perusahaan memiliki visi dan misi yang berbeda-beda, semua tergantung dengan tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan maupun instansi masing-masing.

Biasanya visi dan misi dibuat saat perusahaan akan dibangun, karena visi dan misi merupakan landasan dasar dari suatu instansi/perusahaan. Maka dari itu peranan dari visi dan misi suatu perusahaan sangat penting bagi perjalanan suatu perusahaan itu sendiri. Sama halnya dengan perusahaan radio swasta Most FM Medan memiliki visi dan misi sendiri, adapun visi dan misi dari radio Most FM, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 52

Visi

 Most FM sebagai Radio Top of Mind, Hits dan Trendsetter anak muda, yang cerdas dan bersahabat

Misi

 Media informasi yang cepat, akurat dan kredibel, dengan konsep entertaining yang atraktif, kreatif dan positif.  Menyajikan konsep musik komersial yang berkualitas, dapat diterima pasar (User Generated Area), dan menjadi The Center of Newcomer.  Memberikan edukasi dalam berbagai aspek, dengan bentuk Program, PSA, Tips & Trik serta berbagai Insert menarik.  Home for All Local Talent, dan Full Support menjadi Media Partner utama dalam berbagai event.  Menjadi Mitra Usaha Terbaik dalam hubungan dengan Client, yang selalu berorientasi kepada Customer Satisfaction.  Berusaha meningkatkan motivasi dan potensi personil radio melalui sharing rutin dan fasilitas training khusus.  Meningkatkan pendapatan Radio dan seluruh personil/crew melalui berbagai program Off Air.

4.1.1.4 Logo Perusahaan

Gambar 4.1 :Logo Perusahaan Sumber: Company Profile MOST FM

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 53

4.1.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan

Tabel 4.1 : Struktur Organisasi Sumber : Company Profile Most FM Medan

4.1.1.6 Program & Konten

Tabel 4.2 : Program & Konten Sumber : Company Profile Most FM Medan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 54

4.1.1.7 Komposisi Lagu Lagu yang diputarkan adalah 100% Lagu Hits Indonesia dari Artis / Musisi terbaik di zamannya.

Dibagi dalam 3 jenis yaitu :

- Hits : Lagu Hits tahun berjalan - Current : Lagu Hits di era ‟90 sampai dengan 2005 - New : Lagu pendatang baru di bulan berjalan

Untuk format pemutaran lagu (Playlist), menggunakan format 2 Hits, 1 Current, 1 New kecuali untuk Program Mozaik, dimana menggunakan format 1 Hits, 1 Current.

4.1.1.8 Pendengar dan Segmentasi 1  Umum  Berita

Format siaran  Musik  Pendidikan

 Olah raga  Lainnya (sebutkan)

2 Persentase a. Lokal 100% materi siaran lokal & asing b. Asing % J U M L A H 100 %

3 Sumber materi a. inhouse production (alat, 100 % acara siaran SDM, dan biaya ditanggung sendiri)

b. akuisisi (membeli produk ...... % dari dalam maupun luar negeri)

c. kerjasama (program, ...... % revenue sharing, antar negara)

J U M L A H 100 %

4 Waktu Siaran a. pada hari kerja Pukul 05.00 s/d Setiap Hari pukul 02.00

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 55

b. pada hari libur Pukul 05.00 s/d pukul 02.00

5 Penggolongan a. berita ...... % dan Persentase Mata Acara b. penerangan/informasi 10 % Siaran c. pendidikan dan 20 % kebudayaan

d. agama ...... %

e. olah raga ...... %

f. hiburan dan musik 50 %

g. iklan 10 %

h. acara penunjang / layanan 10 % masyarakat

J U M L A H 100 %

6 Persentase siaran a. Indonesia populer 100 % musik b. dangdut ...... %

c. barat ...... %

d. tradisionil / daerah ...... %

e. keroncong ...... %

f. musik lainnya (sebutkan) ...... %

J U M L A H 100 %

Khalayak a. Kelompok usia Dibawah 15 10 % sasaran 7 (dalam tahun) 15 s/d 19 40 % (gunakan data tahun hasil survey  Hasil Survey atau 20 s/d 24 30 % audience terkini, tahun apabila belum  Estimasi pernah dilakukan manajemen 25 s/d 29 10 % gunakan angka tahun

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 56

estimasi 30 s/d 34 5 % manajemen) tahun

35 s/d 39 5 % tahun

40 s/d 50 ...... % tahun

Diatas 50 ...... % tahun

J U M L A H 100 %

Tabel 4.3 : Pendengar dan Segmentasi Sumber : Company Profile Most FM Medan 4.1.2 Proses Penelitian

Penelitian mengenai teknik siaran penyiar radio “Suka-Suka Budi” pada radio Most FM ini dilakukan kantor stasiun radio most FM sendiri yang berada di jalan Hoky No 21, Ps. Merah Baru, Medan, Sumatera Utara yang mana menjadi tempat berlangsungnya juga kegiatan siaran yang dilaksanakan pihak radio most FM. Untuk mendapatkan data dan infoemasi mengenai penelitian ini peneliti, memilih 6 informan yang terdiri dari 1 penyiar radio yakni penyiar program Suka-Suka Budi, 1 program director dari Suka-Suka Budi, dan 4 pendengar program Suka-Suka Budi.

Penelitian ini dilakukan dilakukan dengan wawancara mendalam dengan para informan hingga peneliti mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Peneliti juga melakukan observasi dilingkungan informan untuk melihat dan membandingkan hasil wawancara dengan realita yang ada. Selain itu, peneliti juga melakukan kajian pustaka untuk mendukung informasi yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara dan observasi.

Sebelum melakukan penelitian ini peneliti terlebih dahulu menanyakan persetujuan dengan informan terkait penelitian yang dilakukan baik dengan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 57

penyiar ataupun dengan program director. Peneliti menghubungi teman yang memang juga bekerja sebagai penyiar radio di most FM untuk memudahkan berjumpa dengan informan yang dibutuhkan di radio most FM. Pada saat itu peneliti menghubungi Budi yang mana penyiar atau pembawa acara program Suka-Suka Budi untuk kesediaan waktu melakukan wawancara terkait penelitian teknik siaran penyiar radio “Suka-Suka Budi” di 99,1 Most FM. Kemudian Budiawan Arianto yang menjadi informan utama sebagai penyiar radio menyutujui peneliti untuk melakukan penelitian di kantor stasiun radio most FM serta menyutujui untuk dilakukan wawancara terkait dengan judul penelitian. Peneliti melakukan penelitian pada hari 2018.

Hari Jumat tanggal 24 Juli, peneliti mendatangi stasiun radio most FM yang berada di daerah halat dan berada didekat lapangan sepakbola teladan Medan pada siang hari dengan menggunakan motor pribadi. Kemudian sesampainya disana peneliti menanyakan dengan bang anza yang kebetulan sedang berada diarea parkiran most FM untuk bertemu dengan Budi perihal wawancara penelitian. Kemudian peneliti menunggu Budi di ruangan lobby radio most FM. Tidak beberapa lama kemudian Budi datang dan menghampiri peneliti dengan ditemani penyiar lainnya. Kemudian peneliti berbincang-bincang terlebih dahulu mengenai kabar dan kegiatan sehari-hari. Kegiatan wawacara tersebut juga sangat menyenangkan mengingat peneliti juga mengenali radio most FM karena memang sempat bergabung sebelumnya.

Pada radio most FM tersebut diwaktu yang sama juga Okto selaku program director program Suka-Suka Budi juga berada disana yang memang menjadi informan utama lainnya. Peneliti juga meminta waktu kepada managemen untuk melakukan izin waktu wawancara kepada Budi dan okto karena memang sudah terlebih dahulu membuat janji untuk bertemu. Peneliti memilih Budi yang mana adalah penyiar radio sebagai informan karena peneliti merasa ialah yang mengetahui dan melaksanakan langsung penerapan teknik bersiaran pada program Suka-Suka Budi. Sedangkan peneliti memilih Okto, karena peneliti merasa ia memiliki peran sebagai pembentuk program dan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 58

mengkonsepkan cara bersiaran yang diterapkan oleh Budi sebagai penyiar pada program Suka-Suka Budi.

Peneliti langsung melakukan wawancara dengan kedua informan utama terkait teknik siaran penyiar radio Suka-Suka Budi” di 99,1 Most FM. Pertama, peneliti melakukan wawancara dengan Budiawan arianto sebagai penyiar radio. lalu dilanjutkan dengan mewawancarai Okto sebagai program director. Kepada kedua informan, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan penelitan skripsi peneliti. Selain itu peneliti juga melakukan observasi terhadap informan terkait kegiatan bersiaran yang dilakukan dan proses persiapan sebelum siaran yang dilakukan.

Hari berikutnya pada tanggal 28 juli 2018 tepatnya pada hari selasa peneliti kembali melakukan wawancara di stasiun radio most FM setelah kembali membuat janji kepada Budi dan Juga Okto untuk melakukan pendalaman wawancara .peneliti langsung melakukan wawancara kembali tepatnya setelah Budi dan Okto selesai melakukan tugasnya yaitu pada jam 18.00-19.00 Malam. Wawancara dilakukan dengan pertanyaan mendalam mengenai teknik siaran Budi pada program Suka-Suka Budi. Sama seperti Budi peneliti juga melakukan wawancara mendalam kembali dengan Okto selaku program director dengan beberapa pertanyaan tambahan yang masi seputar teknik berisaran Budi pada program Suka-Suka Budi.

Hari selanjutnya, peneliti menghubungi informan lainnya yang didapatakan dari akun instagram program Suka-Suka Budi itu sendiri yakni melalui fitur followers instagram. Lalu peneliti mendapatkan 4 pendengar yang mengetahui dan mengikuti program Suka-Suka Budi setelah peneliti menghubungi dan menanyakan. Keempat informan tersebut juga bersedia melakukan wawancara yakni diantaranya, Edy Sanjaya Sitepu, Raghib alif tarigan, Putri Afifa Arsad dan Sastra Ramanda. Peneliti melakukan wawancara kepada keempat pendengar program Suka-Suka Budi tersebut pada tanggal 29 dan 30 juli yaitu pada hari rabu dan kamis, bertempat di Ule Kareng Kopi, dan juga Basecamp kopi Medan. Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 59

pertanyaan mengenai teknik bersiaran yang dilakukan Budi pada program Suka- Suka Budi di radio 99,1 Most FM.

4.1.3 Deskripsi Informan Peneliti akan memberikan gambaran secara umum mengenai keenam informan yang telah melakukan wawancara untuk penelitian ini. Keenam informan ini terdiri dari seorang penyiar radio dan pembawa acara program Suka-Suka Budi, seorang program director dari program Suka-Suka Budi, dan empat pendengar dari program Suka-Suka Budi. Informan I

Budiawan Arianto Aritonang adalah informan pertama dari penelitian ini. Budi merupakan penyiar tunggal dan sebagai pembawa acara pada program yang ia bawakan yakni Suka-Suka Budi. Pria kelahiran pematang siantar yang berkulit putih dan berparas tampan ini berusia 24 tahun yang beralamat jalan. Air Bersih

Peneliti melakukan wawancara kurang lebih 60 menit, tepatnya pada pukul 15.00-16.00 WIB bertempat di stasiun radio most FM Medan pada tanggal 24 juli 2018 Budi memiliki karakter yang menyenangkan dan humoris senhingga proses wawancara berlangsung santai dan tidak membosankan. Hal tersebut terlihat ketika Budi menaggapi pertanyaan dengan sedikit candaan dan tertawa namun menjawab pertanyaan dengan serius ditambah dengan pengalaman saat bersiaran. Pertanyaan juga dijawab dengan lugas dan lengkap.

Informan II

informan kedua pada penelitian ini adalah seorang pria dewasa keturunan jawa yang berusia 32 tahun. Bernama lengkap Oktorio Hendian Yasmin bertempat tinggal di jalan. Selamat ujung gg. Sadar No. 5 Simpang limun. Beliau sudah sangat berpengalaman dalam dunia siaran sebagai program director terbukti ia juga pernah menjadi program director untuk I-radio di kota Medan.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 60

Peneliti melakukan wawancara dengan pria berkaca mata ini bertempat di stasiun radio Most FM Medan sama seperti Budi, tepatnya pada jam 16.00.17.00 WIB pada tanggal 24 juli 2018. Peneliti melakukan wawancara dengan santai dan tidak terlalu kaku karena memang peneliti mengenal baik pada saat bergabung di radio most FM. Pertanyaan dijawab dengan tegas dan juga sedikit bercerita mengenai pengalamannya. Proses wawancara berlangsung kurang lebih satu jam namun tidak terasa lama karena peneliti menikmati perbincangan yang dilakukan.

Informan III

Informan selanjutnya yang diwawancarai oleh peneliti adalah Edy Sanjaya Sitepu yang merupakan pendengar dari program Suka-Suka Budi yang didapatkan peneliti melalui akun instagram program Suka-Suka Budi. Laki-laki bertubuh gemuk dan berkulit sedikit gelap ini merupakan mahasiswa jurusan hukum tata negara di Universitas Islam Negreri Sumatera Utara dan bertempat tinggal di jalan. Jamin Ginting no 139. Simpang Selayang.

Pria berusia 21 tahun ini mengatakan sudah mendegarkan Budi pada program Suka-Suka Budi sejak awal tahun 2017. Peneliti melakukan wawancara dengan beliau bertempat di salah satu cafe di daerah Setia Budi Medan yaitu Ule Kareng Kopi, pada hari Rabu 29 Juli 2018 sekitar pukul 20.00-20.30 WIB kurang lebih selama 30 menit.

Informan IV

Pendengar program Suka-Suka Budi selanjutnya yang dipilih dan dijadikan informan oleh peneliti ialah dari mahasiswa ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara bernama lengkap Sastra Ramanda . laki- laki bertubuh tinggi besar dan berkulit sawo matang ini bertempat tinggal di jalan. Karyawan No 16 Medan.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 61

Sama seperti pendengar sebelumnya peneliti melakukan wawancara di cafe Ule Kareng Kopi di daerah Setia Budi. Ia mengaku telah mendengarkan Budi sejak tahun 2017 hingga saat ini. Proses wawancara yang dilakukan berlangsung selama kurang lebih 40 menit yaitu pada hari Rabu 29 Juli 2018.

Informan V

pendengar program Suka-Suka Budi selanjutnya yang dipilih dan didapatkan peneliti pada akun instagram Program Suka-Suka Budi ialah seorang alumni dari fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Pria bertubuh tinggi berkulit hitam dan berusia 22 tahun yang bertempat tinggal di jalan Sei Situmandi ini mengatakan ia mendengarkan program tersebut sejak awal tahun 2018.

Proses wawancara tersebut dilakukan di Base camp kopi di daerah Setia Budi. Wawancara dilakukan kurang lebih selama 30 menit tepatnya pada hari Kamis 30 Juli 2018 pukul 17.00-17.30 ia menjawab pertanyaan seputar teknik bersiaran dan juga bercerita sedikit mengenai program Suka-Suka Budi tersebut

Informan VI

Informan terakhir yang juga pendengar dari program Suka-Suka Budi yang juga didapat dari akun instagram program Suka-Suka Budi ialah wanita bernama lengkap Putri Afifah Arsad yang juga merupakan mahasiswa managemen Universitas Medan Area. wanita berusia 19 tahun bertubuh kecil ini bertempat tinggal di jalan polonia gang A nomor 9A.

wanita tersebut mengatakan mendengarkan program Suka-Suka Budi pada akhir 2017. Proses wawancara tersebut juga dilakukan di Base camp Kopi daerah Setia Budi pada hari Kamis 30 Juli 2018 wawancara berlangsung 30 menit tepatnya pada pukul 17.30-18.00. Wawancara dilakukan dengan beberapa pertanyaan mengenai teknik bersiaran yang

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 62

diterapkan Budi pada program “Suka-Suka Budi” di radio Most FM Medan.

Peneliti melakukan wawancara kepada keenam informan, berhubungan dengan penelitian mengenai teknik siaran penyiar radio “Suka-Suka Budi” di 99,1 Most FM. Peneliti melakukan wawancara kepada tiga jenis informan, yaitu pihak penyiar radio , program director dari program Suka-Suka Budi, dan pendengar dari program Suka-Suka Budi.

4.1.4 Hasil Wawancara dan Observasi Setelah data diperoleh dari hasil wawancara dengan para informan, peneliti akan mengolah data yang di dapatdengan cara mengklasifikasikan jawaban dari hasil wawancara dan pengamatan berdasarkan tujuan dan kebutuhan masing-masing dalam penelitian ini.

4.1.4.1 Hasil Wawancara dan Observasi dengan penyiar radio program Suka-Suka Budi Peneliti melakukan proses wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada penyiar radio program Suka-Suka Budi yang merupakan informan dalam penelitian ini. Pertanyaan-pertanyaan tersebut yaitu:

A. Awal mulanya menjadi radio host program “Suka-Suka Budi”

Berdasakan hasil wawacara, pertama-tama peneliti menanyakan kepada Budi sebagai penyiar radio mengenai bagaimana proses awal mulanya menjadi pembawa acara program radio Suka-Suka Budi. Budi mengatakan awal proses menjadi pembawa acara program radio Suka- Suka Budi karena program director pada saat itu melihat Budi cukup lihai dalam berkomunikasi dengan pendengar dan ingin menjadikan hal tersebut menjadi sebuah segmen dalam program radio.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 63

“Jadi itu dulu aku punya program director namanya Okto. Beliau itu adalah orang yang sangat ingin membuat nama Budi tidak biasa. Okto sebagai program director berfikir dan melihat aku cukup lihai dalam menjawab semua pertanyaan ataupun curhatan dari pendengar walaupun di program aku yang dulu itu tidak ada sesi curhatnya tapi pendengar banyak yang sempati curhat waktu order lagu. Pada saat Okto membuat konsep yang siaran seperti itu dan aku juga setuju karena aku merasa menjadi diri sendiri saat siaran” ungkap Budi.

B. Persiapan sebelum melakukan siaran pada program Suka- Suka Budi

Selanjutnya peneliti bertanya mengenai bagaimana persiapan yang dilakukan saat akan bersiaran pada program Suka-Suka Budi. Budi mengatakan dalam hal persiapan yang utama adalam mempersiapkan topik atau materi bahasan yang akan disampaikan kepada pendengar.

“biasanya yang terpenting aku mempersiapkan topiknya atau materi siarannya dulu sebelum siaran. minimal dua info aja dan itu penyiarnya sendiri yang ambil infonya dan harus benar kuasain tentang materi yang mau dibawakan. Kuasain maksudnya itu aku tau sumber informasinya dari mana terus aku juga tau fakta- fakta apa aja yang di informasi itu karena kita tidak boleh asal menginfromasikan sesuatu tanpa kita tau sumber dan asal usulnya supaya tidak sembarangan kasih informasi karena kan tetap harus mendidik dan menghibur. Terlepas dari mempersiapkan mental dan juga mood yang stabil” ungkap Budi.

C. Cara berkomunikasi dan menjaga hubungan saat bersiaran dengan pendengar pada program Suka-Suka Budi.

Selanjutnya peneliti kembali melanjutkan proses wawancara dengan bertanya kepada penyiar radio program Suka-Suka Budi bagaimana cara berkomunikasi da menjaga hubungan dengan pendengar pada saat bersiaran program Suka-Suka Budi. Budi sebagai pembawa acara mengatakan dalam bersiaran hal yang penting adalah mencoba mengakrabkan diri dengan pendengar, menjaga stamina dan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 64

bersimpati terhadap pendengar serta memanfaatkan media sosial instagram agar setiap pendengar dapat melihat langsung proses bersiaran “Intinya kalau aku biasanya jaga stamina aja waktu siaran karena pendengarkan maunya dihibur. biasanya untuk pembukaan aku bakal becanda atau jelasin keaadaan sekitar tujuannya supaya menginformasikan juga terus menyapa juga orang-orang yang lagi dengarin aku. Selain itu pada sesi telefon interaktif mencoba bersimpati tentang apa yang diresahkan sama pendengar dengan cara memberikan solusi menggunakan bahasa yang halus dan sopan. untuk menyapa pendengar aku juga tidak membuat batasan jadi aku panggil mereka adek ataupun bro supaya mereka nyaman terus dengarkan aku siaran”.

“Aku biasanya juga bersiaran sambil live di instagram untuk mengakrabkan diri dengan pendengar dan mereka juga bisa melihat aku siaran langsung dari gaya aku siaran seperti apa, ekspresi aku seperti apa dan juga memberikan kesempatan untuk pendengar yang tidak dengar aku dari radio ini trik aku sendiri dan sejauh ini cukup efektif untuk menarik dan memberikan kesan dekat dengan pendengar” ungkap Budi.

Peneliti juga telah melakukan observasi/pengamatan terhadap proses Budi bersiaran pada program Suka-Suka Budi kurang lebih selama dua minggu dan untuk melihat bagaimana Budi bersiaran dengan cara mendengarkan pada radio serta melihat proses bersiaran melalui media sosial pada fitur live instagram yang kerap dilakukan Budi. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, penggunan fitur live instagram yang dilakukan Budi saat bersiaran cukup memberikan variasi dan membuat proses bersiaran lebih menarik dan juga Budi tetap menyapa pendengar yang mengikuti program Suka-Suka Budi melalui instagram. hal tersebut selalu ia lakukan setiap akan berisaran program Suka-Suka Budi. peneliti mengamati, Budi mencoba menyapa setiap pendengar pada instagramnya serta terkadang disaat jeda program Suka-Suka

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 65

Budi, ia mencoba menghibur pendengar pada instagram dengan bermain gitar sambil bernyanyi. Hal tersebut dapat menahan pendengar untuk terus mengikutinya bersiaran pada program Suka-Suka Budi. Hal tersebut terlihat, tidak berkurangnya pendengar yang bergabung pada fitur live instagramnya dan berkomentar hal-hal positif terhadap Budi.

D. Konsep bersiaran yang diterapkan pada setiap segmen program Suka-Suka Budi.

Selanjutnya peneliti menanyakan bagaimana pendekatan konsep bersiaran yang dilakukan pada setiap segmen program Suka-Suka Budi. Budi mengatakan secara keseluruhan pendekatan bersiaran yang dilakukan sama yaitu berimprovisasi dan komunikatif dalam menanggapi atau berkomunikasi dengan pendengar menggunakan logat Medan serta menambahkan humor sebagai bumbu disetiap perbincangannya. “kalau konsep siarannya sendiri kurang lebih sama ya, karena memang aku lebih banyak ngomong langsung sama pendengar jadinnya lebih banyak ngobrolnya aja. Walaupun setiap segmen beda-beda tujuannya dan kelebihannya tapi pada akhirnya aku lebih banyak improvisasi dan diskusi santai menggunakan bahasa “Medan” juga dengan setiap pendengar. Bisa ngobrol untuk menciptakan humor, bisa juga cerita pengalaman pribadi jadi setiap program itu punya konsep yang sama yaitu komunikatif.”

“ Aku juga punya konsep sendiri selain komunikatif, disetiap curhatannya juga aku bakal mainin backsound supaya suasanya ceritanya lebih hidup. ini bisa menarik perhatian pendengar lain untuk mengikuti setiap curhatan pendengar yang menelfon” “konsep improvisasi yang aku terapkan itu juga berkat aku sering menanggapi curhatan orang lain sebelum jadi penyiar radio. Biasanya kalau ada pendengar curhat nelfon waktu aku siaran aku bakal mengolah dulu pahamin apa letak permaslahannya setelah itu aku kaitkan sama pengalaman aku dan kasi solusi ” Ungkap Budi.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 66

E. Penggunaan istilah-istilah khusus atau jargon pada program Suka-Suka Budi.

Berikutnya peneliti bertanya mengenai penggunaan istilah-istilah khusus atau jargon pada program Suka-Suka Budi. Budi mengatakan, jargon digunakan saat menanggapi pendengar yang akan curhat, Budi juga mengatakan untuk istilah khusus di beberapa bahasan menguasai dan memahaminya terutama yang berkaitan dengan topik bahasan untuk memberikan kesan informatif.

“untuk jargon aku punya kata sendiri yang selalu aku pakai khususnya untuk menanggapi pendengar yang menelfon dan mau curhat dan memang kata itu aku sendiri yang tempatkan untuk jadi identitas aku aja buat bedain sama penyiar lain. contohnya “bang Budi curhat dong!” Nah aku bakal bilang “siap”!!! Atau biasa aku pake kata “monggo”

“kalau istilah khusus mungkin dibeberapa bahasan aku paham ya terutama kalau istilah-istilah khususnya berkaitan dengan topik bahasan, dan aku coba cari informasi tentang topiknya dulu, karena pada intinya penyiar radio harus informatif” ungkap Budi.

F. Pemilihan kata-kata atau bahasa dalam program Suka-Suka Budi.

Selanjutnya peneliti menanyakan kepada Budi bagaimana pemilihan bahasa dan kata-kata dalam program Suka-Suka Budi. Budi mengatakan menggunakan bahasa Indonesia yang tidak terlalu baku dan ditambah logat khas Medan untuk memberikan kesan bahasa sehari- hari.

“kita tinggal di Medan, jadi aku menggunakan bahasa Indonesia tapi ada sentuhan logat Medannya, walaupun aku tetap siaran dengan gaya penyiar-penyiar lainnya seperti di jakarta. aku siaran seperti mereka tapi aku juga menjelaskan dan memberikan solusi kepada pendengar aku dengan menggunakan bahasa yang mudah di mengerti dan dekat dengan keseharian mereka bahasanya” Ungkap Budi.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 67

G. Catatan terhadap pokok-pokok materi yang dibawakan pada program Suka-Suka Budi.

Mengenai proses dalam bersiaran peneliti menanyakan apakah Budi sebagai pembawa acara radio porgram Suka-Suka Budi membuat catatan untuk pokok-pokok materi yang akan dibawakan. Budi mengatakan membuat catatan khusus poin-poin dari materi siaran yang mau disampaikan saja untuk menghindari kesan membosankan selama bersiaran. “iya biasanya aku buat catatan untuk poin-poin penting yang mau kusampaikan dan itu aku catatat di handphone sebelum mulai siaran. Jadi aku biasanya datang setengah jam sebelum mulai siaran untuk siapin catatan di handphone aku, sekaian cari infromasi tambahan. Aku tidak hafalin materi karena memang lebih nyaman bawa acaranya tanpa harus terpaku dengan bahasa yang sudah dipersiapkan, bisa bingung juga terkadang karena tidak bebas berimajinasi dalam menyampaikan kata-kata dan pemahaman kita. karena kalau siaran sambil membaca script itu bahasanya terasa membosankan dan tidak nyata” Ungkap Budi.

H. Cara menghindari kesalahan pengucapan yang tidak wajar dan pelafalan kata-kata pada program Suka-Suka Budi.

Selanjutnya peneliti bertanya kepada Budi sebagai penyiar radio serta pembawa acara porgram Suka-Suka Budi mengenai bagaimana cara menghindari kesalahan pengucapan kata-kata dan pelafalan pada proses bersiaran program Suka-Suka Budi. Budi menjawab untuk menghindari kesalahan pengucapan yang tidak wajar dengan menjaga mood dan memilki waktu bersantai sebelum mulai bersiaran, sedangkan untuk menjaga pengucapan atau pelafalan kata-kata Budi mengatakan banyak berlatih membaca script,olah vokal dan sebelum berisaran melakukan olahraga mulut atau merilekskan otot rahang. “untuk menghindari kesalahan pengucapan atau emosi tidak stabil aku selalu berusaha menjaga mood sebelum siaran caranya cari waktu bersantai dulu sebelum bersiaran, sambil santai bisa main game dulu atau nonton film biar bagus moodnya”.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 68

“kalau aku yang paling penting itu untuk terus latihan reading, humming atau olah vokal juga latihan-latihan untuk membiasakan diri menyebut kata per kata. secara umum memang harus banyak latihan dan belajar dan biasanya aku olahraga mulut merilekskan otot pipi sama lidah biar gak berbelit bicaranya. Olah raga mulut ini juga udah dilatih dari awal menjadi penyiar radio dan memang dianjurkan sebelum siaran dilakukan” ujar Budi.

I. Pemahaman naskah siaran radio program Suka-Suka Budi.

Pertanyaan wawancara berikutnya dengan Budi adalah mengenai pemahaman Budi terhadap naskah siarannya sebelum memulai berisaran program Suka-Suka Budi. Budi mengatakan memahami terlebih dahulu agar tidak kebingungan dan gugup dalam menyampaikan informasi. “iya aku pahamin dulu betul-betul cari faktanya karena penyiar radio tidak boleh asal menyampaikan informasi harus jelas sumber dan datanya. Selain itu bisa menimbilkan rasa gugup dan tidak percaya diri dalam menyampaikan informasinya kalau tidak dipahamin terlebih dahulu karena sambil berfikir tentang topik yang dibicarakan.. Kalau diSuka-Suka Budi sendiri secara umum informasinya tentang life style dan dunia hiburan jadi mudah dikembangin dan dipahamin karena beritanya ringan” Ujar Budi.

J. Penggunaan gestur tubuh dan penggunaan suara “mengobrol” dalam pembacaan naskah siaran program Suka-Suka Budi. Pada pertanyaan wawancara berikutnya peneliti bertanya mengenai gestur tubuh dan penggunaan suara mengobrol dalam pembacaan naskah siaran program Suka-Suka Budi. Budi mengatakan dalam pembacaan naskah menggunakan gestur seperti menggerakkan tangan dan kepala untuk menambah emosi dalam percakapan yang dilakukan dengan pendengar ditambah menggunakan suara mengobrol dengan membayangkan sedang berkomunikasi langsung secara tatap muka dengan pendengar. “kalau siaran pakai naskah sebenarnya tidak selalu karena memang lebih banyak berdialog dengan pendengar, tapi beberapa kali aku juga bacain info pakai naskah dan memang pakai gestur tangan dan gerakan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 69

kepala juga biar tidak terdengar seperti sedang membaca.”

“kalau aku memang harus seperti sedang mengobrol siaranya ya, tidak cuman saat reading script aja, sewaktu berbicara tanpa naskah atau improvisasi juga harus tetap santai dan mengobrol. Kalau cara aku sendiri biar dapat suara ngobrolnya itu anggap aja lawan bicaranya ada didepan kita jadi kita bukan bicara dengan mic tapi langsung tatap muka nanti pasti secara tidak sadar suara kita santai terus lebih mengalir aja” Ungkap Budi.

K. Melatih intonasi, aksentuasi, dan speed pada pembacaan naskah siaran.

Pada pertanyaan wawancara berikutnya peneliti bertanya mengenai proses latihan terhadap intonasi, aksentuasi, dan speed pada pembacaan naskah siaran. Budi mengatakan sebelum bersiaran melatih vokal dengan cara humming dan membaca naskah berulang untuk menghindari kesalahan penempatan intonasi,aksentuasi dan speed. “iya sebelum siaran aku harus latihan vokal dulu dengan cara humming atau olah vokal, apalagi misalkan baru bangun langsung siaran pasti kacau jadi harus latihan vokal dulu istilahnya pemanasan dulu sebelum siaran termasuk latihan reading juga. kalau aku sendiri enggak cuman sebelum siaran aja latihan dulu tapi kapanpun dan dimanapun selalu latihan terutama dulu waktu awal jadi penyiar, sepanjang hari juga latihan vokal dan reading terbukti sekarang udah biasa” Ungkap Budi.

L. Penggunaan tanda-tanda khusus pada naskah siaran program Suka-Suka Budi.

Pada pertanyaan selanjutnya peneliti bertanya kepada Budi sebagai penyiar radio mengenai penggunaan tanda-tanda khusus pada naskah siaran program Suka-Suka Budi. Budi mengatakan menggunakan tanda baca yaitu garis miring untuk kelancaran pembacaan naskah siaran.

“iya memang kadang aku pakai garis miring untuk menandakan jeda baca, tapi tidak terpaku yang penting aku harus tau topiknya isinya dan diimporvisasi, walaupun kadang untuk membacakan informasi aku butuh

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 70

juga baca script pakai tanda baca biar bantu kelancaran berbicara terutama kalau bacain iklan itu harus hati-hati dan tepat pengucapannya jadi aku selalu pakai tanda baca dan fokus sama script. Ungkap Budi

4.1.4.2 Hasil wawancara dan observasi dengan program director Suka-Suka Budi.

Selain melakukan wawancara dengan penyiar dari program Suka-Suka Budi, peneliti juga melakukan wawancara dengan informan utama lainnya yaitu Oktorio Hendian Yasmin yang merupakan program director dari program Suka-Suka Budi. Peneliti memutuskan untuk meneliti program director dari program Suka-Suka Budi karena dirasa dapat memberikan tambahan informasi mengenai teknik bersiaran yang diterapkan Budi sebagai pembawa acara pada program tersebut. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah sebagai berikut :

A. Alasan memilih Budi sebagai pembawa acara pada program Suka-Suka Budi. Berdasarkan hasil wawancara, peneliti menanyakan kepada program director Suka-Suka Budi yaitu Okto mengenai alasan memilih Budi sebagai pembawa acara pada program Suka-Suka Budi. Okto mengatakan Budi memiliki karakter kuat dalam beriteraksi dengan pendengar dan terbaik dibandingkan penyiar lainnya. “karena pada saat itu Budi adalah salah satu penyiar yang secara kemampuan siaran paling rendah, tetapi sebenarnya dia punya karakter kuat dalam berinteraksi dengan audiens atau pendengar dalam hal itu dia merupakan yang terbaik. dan aku melihat dia punya potensi yang bisa dikembangkan asalkan tempatnya tepat dan ternyata tempatnya yang tepat setelah kita coba rundingkan adalah di Suka-Suka Budi.” Ujar Okto

B. Daya tarik Budi dalam menyampaikan informasi pada program Suka-Suka Budi. Selanjutnya peneliti bertanya mengenai daya tarik Budi dalam menyampaikan informasi pada program Suka-Suka Budi. Okto mengatakan daya tarik Budi terdapat pada kemampuannya mengajak

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 71

pendengar untuk berinteraksi dan menciptakan kedekatan dengan pendengar. “jadi sebenarnya daya tarik Budi itu adalah di bagaimana dia mengajak pendengar untuk bisa ngerasa dekat sama dia, bagaimana dia bisa mengajak pendengar untuk terus ikutan berinteraksi. Selain dia siaran dia juga live di berbagai sosial media dan itu benar-benar jadi daya tarik dia dengan tidak membatasi antara seorang penyiar radio dengan pendengar. diluar daya tariknya yang lain karena ganteng.” ujar Okto

C. Konsep bersiaran Budi pada setiap segmen Suka-Suka Budi.

Berikutnya peneliti menanyakan mengenai konsep bersiaran Budi untuk setiap segmen pada program Suka-Suka Budi. Okto mengatakan secara keseluruhan Budi menerapkan pendekatan yang sama dalam hal bersiaran yaitu komunikatif dan persuasif dalam berinteraksi dengan pendengar. “memang dari setiap segmen Suka-Suka Budi punya cirinya masing-masing. Seperti kalau segmen gombalan gokil pastinya Budi berkomunikasinya harus lebih santai dan persuasif ya untuk mengajak pendengar interaktif terhadap kata kunci yang Budi berikan. Secara keseluruhan di segmen Budi pedia, sountrack of my live, ataupun keliling komplek lebih banyak berimporvisasi dan spontan dalam menanggapi pendengar yang memang Budi mempuyai kelebihan dalam hal tersebut. Jadi secara keseluruhan program, memang dituntut untuk bisa komunikatif dan persuasif karena sepanjang acara dia menghasbiskan waktu lebih banyak interaktif dengan pendengar.” ujar Okto

D. Kemampuan Budi berkomunikasi dan menjaga hubungan dengan pendengar pada program Suka-Suka Budi.

Selanjutnya peneliti bertanya mengenai bagaimana kemampuan Budi sebagai pembawa acara dalam berkomunikasi dan menjaga hubungan dengan pendengar pada program Suka-Suka Budi. Okto mengatakan dalam berkomunikasi dengan pendengar Budi sudah cukup baik dengan menggunakan bahasa yang santun dan menghargi permintan seluruh pendengar. sedangkan dalam hal menjaga hubungan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 72

dengan pendengar Okto mengatakan cara Budi melakukan live pada media sosial instagram cukup ampuh menjaga hubungan dengan pendengar. “kalau melihat bagaimana Budi berkomunikasi dengan pendengar sudah cukup baik, karena Budi menggunakan bahasa yang santun dan tetap menghargai setiap permintaan berupa curhatan pendengar, yang mana hal tersebut penting untuk menjadi seorang penyiar radio.

“salah satu hal yang Budi lakukan untuk menahan pendengar dengan live jadi pada saat lagu diputar pendengar teteap bisa melihat bagaimana kondisi siaran itu melalui sosial media dan cara tersebut juga cukup ampuh menjaga hubungan dengan pendengar. Sejauh ini pengembangan Budi dalam mengeksekusi program dan mengeksekusi konten acaranya cukup bagus karena Budi punya kelebihan mengeksplorasi dan imporvisasi kepada pendengar” ujar Okto.

E. Penggunaan istilah-istilah khusus atau jargon Budi pada program Suka Suka Budi.

Selanjutnya peneliti bertanya mengenai bagaimana penggunaan istilah-istilah khusus atau jargon yang Budi pada program Suka-Suka Budi. Okto mengatakan istilah-istilah khusus yang diterapkan Budi saat bersiaran program Suka-Suka Budi sudah cukup menguasai, ditambah pada segmen Budi pedia dimana ia akan menyampaikan informasi dengan analogi dan versinya sendiri kepada pendengar.

“sebenarnya ada kalau bicara gaya siaran atau jargon setiap penyiar punya karakternya masing -masing tapi kalau sebenarnya gaya bahasanya sendiri itu ada di segmen Budi pedia. Jadi dia menyampaikan informasi- informasi tetapi itu menurut versinya dia sendiri. Misalnya Budi bilang “anak negri tau gak tentang sampan, sampan itu kalau di analogikan anak negri adalah perahu, tapi kalau Budi sampan itu sesuatu yang lain”. Jadi pemahaman dari Budi tentang sesuatu bahasan bisa berbeda dan bisa ke arah hal yang lucu atau bisa kearah yang informative sedangkan untuk pemahaman istilah mengenai informasi Budi sudah cukup memahaminya karena memang ia cukup update terhadap

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 73

informasi apapun dan memang sebelum bersiaran dia biasanya observasi mengenai topik yang dibawakan untuk mengetahui ya istilah-istilah khusus itu Ujar Okto.

F. Pengucapan suatu kata dan bahasa dalam program Suka- Suka Budi.

Berikutnya peneliti bertanya mengenai bagaimana pengucapan kata-kata dan bahasa yang Budi terapkan saat bersiaran pada program Suka-Suka Budi. Okto mengatakan penerapan kata Budi saat bersiaran menggunakan bahasa yang infromal untuk memberikan kesan humble dengan pendengar.

“sebenarnya kalau dari konten siarannya sendiri karena kita pengennya bisa humble dengan pendengar bisa dekat dengan pendengar kita, jadi penyampaian kata-kata sebenarnya kalau di program Suka-Suka Budi itu gak terlalu berat ya, jadi tidak terlalu harus formal sekali bahasanya tetapi kita lebih ke kata-kata terkesan teman dekat. Jadi kalau menurut aku juga penyampaian kata- kata dari Budi sudah cukup bagus. Mungkin pernah ada kesalahan beberapa tapi tidak terlalu fatal.” Ujar Okto

G. Catatan terhadap pokok-pokok materi yang dibawakan Budi pada program Suka-Suka Budi.

Selanjutnya peneliti melanjutkan wawancara dengan menanyakan apakah Budi membuat catatan pokok-pokok materi yang dibawakan Budi pada program Suka-Suka Budi. Okto mengatakan Budi membawa notes sebelum siaran namun setelah terbiasa lama bersiaran tidak terlalu membutuhkan bantuan notes karena sudah bisa mengeksplorasi dan eksekusi program dengan baik. “sebenarnya di awal Budi siaran dia itu selalu bawa note khusus mulai dari pointer scriptnya, pointer adlibs dan banyak pointer-pointer yang lain jadi dia siarannya tetap terarah. Tapi, sekarang karena dia udah bisa mengeksplorasi dan mengeksekusi programnya dengan baik ya udah enggak perlu notes lagi, tinggal kita awasin secara bukti siar. ujar Okto

H. Kesalahan Budi dalam hal pengucapan yang tidak wajar pada program Suka-Suka Budi.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 74

Selanjutnya peneliti melajutkan wawancara kepada program director Suka-Suka Budi dengan menanyakan apakah Budi sering melakukan kesalahan pengucapan kata pada program Suka-Suka Budi. Okto mengatakan beberapakali Budi melakukan kesalahan saat berkomunikasi dengan pendengar namun karena kesalahan dalam intonasi saja yang terdengar kasar, namun tidak terlalu fatal. “ sebenarnya pernah beberapa kali tapi itu pun juga tidak terlalu fatal, mungkin intonasinya aja yang salah. Sebenarnya dia becandain pendengar tapi dengan intonasi yang keras jadi terdengar kasar, tetapi dia tidak pernah pakai kata-kata umpatan kasar sejauh ini.” ujar Okto

I. Pemahaman Budi terhadap naskah siaran radio program Suka-Suka Budi.

Berikutnya peneliti menanyakan mengenai pemahaman Budi terhadap naskah siaran radio sebelum memulai bersiaran program Suka- Suka Budi. Okto mengatakan Budi cukup memahami naskah siaran terlihat dari ketenangan Budi dalam berkomunikasi dan juga pengembangan pada konten siaran yang dibawakan. “kalau Budi itu dalam konteks pemahaman sebuah script dia cukup baik, itu terlihat dari bagaimana dia bisa menanggapi dan berkomunikasi dengan pendengar terhadap konten dari program Suka-Suka Budi. Dia punya kemampuan yang cukup bagus dan dalam hal improvisasi termasuk yang paling baik ekseskusinya di most FM. Jadi misalnya, scriptnya kita cuman menentukan point a sampai ke f tapi ternyata dia bisa mengembangkan di a ini ada point-point yang lain lagi dan itu tetap sesuai dengan kebutuhan anak negri.” Ujar Okto.

J. Penggunaan gestur tubuh dan penggunaan suara “mengobrol” Budi dalam pembacaan naskah siaran program Suka-Suka Budi.

Selanjutnya peneliti bertanya mengenai gestur tubuh dan penggunaan suara mengobrol Budi dalam pembacaan naskah siaran program Suka-Suka Budi. Okto mengatakan Budi menggunakan gestur salah satunya adalah smiling voice untuk penekanan pada intonasi kata

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 75

atau pengucapan termasuk penggunaan suara “menggobrol” yang diterapkannya saat membaca iklan pada naskah agar pesannya tersampaikan dan berbobot.

“iya, kalau dibeberapa konten memang menerapkan itu terutama saat Budi membacakan addlibs agar pesannya berbobot. ataupun pada saat dia menanggapi curhatan dari anak negri itu dia pakai bahasa seperti mengobrol, karena memang komunikasinya kan harus terasa dua arah, sementara pada saat dia memberikan info atau membahas pada segmen Budi pedia dia lebih ke bahasa seperti partner memberikan saran dan kritik” Ujar Okto

K. Proses latihan Budi terhadap intonasi, aksentuasi, dan speed pada pembacaan naskah siaran.

Pertanyaan berikutnya peneliti bertanya kepada Okto sebagai program director menegenai latihan yang Budi lakukan terhadap intonasi, aksentuasi, dan speed dalam membaca naskah siaran. Okto mengatakan Budi memang menyiapkan waktu sebelum siaran untuk melatih membaca naskah siaran sebelum mulai bersiaran.

“sebenarnya untuk berlatih hal-hal tersebut tidak hanya sebelum siaran namun disetiap waktu diusahakan untuk berlatih, selagi tidak bersiaran seorang penyiar harus melakukan itu jadi bisa aja dia dirumah atau pun setelah sampai diradio tepat sebelum jamnya siaran dia teriak- teriak dulu itu bisa membantu untuk kelancaran bersiaran juga. Budi sendiri biasanya membaca naskah berulang sebelum siaran untuk melatih intonasi atau artikulasi karena itu dia memang datang lebih awal biasanya dia persiapkan dulu naskahnya sambil dibaca terus terbukti disetiap dia siaran membaca naskah dia selalu tepat teknik membacanya” ujar Okto.

L. Penggunaan tanda-tanda khusus Budi pada naskah siaran program Suka-Suka Budi.

Berikutnya peneliti bertanya mengenai penggunaan tanda-tanda khusus pada naskah siaran program Suka-Suka Budi. Okto mengatakan Budi menggunakan tanda baca garis miring untuk menandakan jeda

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 76

pembacaan pada naskah radio, namun dikhususkan pada pembacaan iklan di radio. “kalau disiaran sendiri ada dua jenis tanda baca, yang pertama menggunakan tanda baca normal yaitu menggunakan tanda garis miring satu itu artinya koma, kalau dua garis miring itu berenti sebentar sedangkan garis miring tiga itu artinya menutup kata atau kalimat. Tapi memang di Suka-Suka Budi sendiri memang dibutuhkan tanda baca itu karena bagaimanapun sebuah script kan adalah penyampaian melalui bahasa teks yang nantinya dieksekusi ke bahasa verbal dan memang Budi juga memakai tanda baca tersebut namun lebih kepada pembacaan iklan atau adlibs.” ujar Okto

4.1.4.3 Hasil wawancara dan observasi dengan pendengar program Suka-Suka Budi.

Untuk memperoleh data yang lebih jelas, peneliti memilih empat pendengar program Suka-Suka Budi untuk dijadikan informan tambahan pada penelitian ini. Keempat informan tersebut adalah Sastra Ramanda, Edy Sanjaya Sitepu, Putri Afifah Arsad, dan Raghib Alif Tarigan. Peneliti mendapatkan keempat informan tersebut melalui akun instagram program Suka-Suka Budi pada kolom followers. Peneliti menghubungi secara acak dan menanyakan ketersediannya menjadi informan melalui kolom direct massage pada penelitian ini, mengenai teknik siaran penyiar radio “Suka-Suka Budi” di 99,1 Most FM.

Peneliti menjadikan keempat pendengar tersebut sebagai informan karena dianggap dapat memberikan pandangan mengenai teknik siaran yang Budi terapkan pada program Suka-Suka Budi. Peneliti terlebih dahulu menanyakan dan memastikan keempat pendengar tersebut mengetahui dan mengikuti program Suka-Suka Budi.

A. Hal yang membuat tertarik mendengar Budi pada program Suka-Suka Budi. Berdasarkan hasil wawancara, peneliti mengawali proses wawancara dengan menanyakan kepada keempat pendengar program

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 77

Suka-Suka Budi terkait hal apa yang menjadi daya tarik dalam mendengarkan Budi bersiaran. Menanggapi pertanyaan peneliti, keempat informan memberikan jawaban yang kurang lebih sama. Sastra Ramanda yang sudah mengikuti program Suka-Suka Budi sejak awal tahun 2017 ini, mengatakan yang menjadi daya tarik dalam mendengarkan Budi pada program Suka-Suka Budi karena Budi dapat memberikan tanggapan kepada pendengar dalam bentuk saran dan juga dikemas dengan komedi. “saya mendengarkan program Suka-Suka Budi sekitar awal tahun 2017, namun saya tidak selalu aktif mendengarkan mungkin kurang lebih dalam sebulan saya dua kali mendengarkan program tersebut” “hal yang membuat saya tertarik karena program ini selalu memberikan solusi yang dikemas dengan komedi, walaupun dikemas dengan komedi dalam hal memberi solusi, namun tetap tersampaikan kepada pendengar. Budi juga kerap membagi ceritanya yang berhubungan dengan dengan keresahan pendengar, hal tersebut menurut saya menarik karena dapat memberikan pandangan bagi saya tentang permasalahan saya dan dapat memberikan jalan keluar dari tanggapannya” ujar Sastra

Sementara itu, sama seperti informan pertama Edy Sanjaya Sitepu yang juga merupakan pendengar dari program Suka-Suka Budi mengatakan dalam berinteraksi dengan pendengar dapat memberikan solusi dan dapat menciptakan hal-hal lucu melalui kata-katanya terlebih Budi dapat mengakrabkan diri dengan pendengar. “saya mulai mendengarkan acara Suka-Suka Budi sebenarnya sudah dari awal 2017 tetapi mulai rajin dan sering mendengarkan acara ini pada akhir 2017. hal yang membuat saya tertarik mendengarkan program Suka-Suka Budi adalah bahasan yang dibahas pada acara tersebut kebanyakan bahasan yang memang pada saat ini banyak dirasakan oleh orang-orang termasuk salah satunya saya, apalagi sikap Budi dalam menjawab pertayaan pendengar dan sangat akrab dengan seluruh pendengar dan tidak hanya menguasai pertanyaan tentang satu hal namun dia dapat memberikan saran mengenai hal apa pun. Kemampuan Budi dalam membuat hal-hal lucu melalui kata juga menjadi daya tarik saya dalam mendengarkan program Suka-Suka Budi” ujar Edy.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 78

Raghib Alif Tarigan yang juga merupakan pendengar dari program Suka-Suka Budi mengatakan daya tarik Budi dalam bersiaran karena obrolan dengan pendengar yang santai dan ditambah lucu dalam menanggapi atau berkomunikasi dengan pendengar, penyampaian yang tidak kaku dan membuat suasana pembicaraan ramai. “saya tertarik kalau dengar bang Budi siaran karena dia selain cara ngobrolnya santai dan seru, dia juga lucu suka becanda sama pendengar itu yang buat pendengar gak bosan-bosan terus dengarin program Suka-Suka Budi. Cara berbicara bang Budi itu gak kaku kaya penyiar- penyiar lain . bang Budi juga bisa buat suasana pembicaraan ramai gitu. Pokoknya cara bang Budi ngobrol sama pendengar yang itu lucu terus bisa kasih pendapat juga kalau curhat.” ujar Raghib.

Informan terakhir yang juga merupakan pendengar dari program Suka-Suka Budi yaitu Putri Afifah Arsad. Putri juga memberikan jawaban yang tidak jauh berbeda dengan informan-informan sebelumnya. Putri mengatakan yang membuatnya tertarik mendengarkan Budi pada program Suka-Suka Budi sebagai penyiar radio adalah tidak membosankan untuk didengarkan karena pembawaan yang lucu dan seru dalam berinteraksi dengan pendengar dan programnya punya sesi curhat dengan pendengar beda dari yang lain . “saya mendengarkan Budi itu sekitar pertengahan tahun 2017 dan sampai hari ini beberapa kali saya masih mengikuti program Suka-Suka Budi. kesan pertama itu dengarkannya seru dan enak karena programnya itu ada sesi mendegarkan listener,jadi seru aja dengarkan curhatan orang lain,dan pernah juga sekali nelfon dan ngobrol sama Budi,senang aja bisa punya teman curhat gitu apalagi dia juga enggak membosankan didengarkan karena selain seru tapi juga lucu. Program itu juga beda dengan yang lain karena punya kesempatan curhat sama penyiarnya langsung ” ujar Putri

B. Kualitas siaran Budi sebagai pembawa acara dalam penyampaian bahasa pada program Suka-Suka Budi.

Selanjutnya peneliti menanyakan bagaimana pendapat keempat informan sebagai pendengar program radio Suka-Suka Budi mengenai kualitas siaran Budi sebagai pembawa acara dalam penyampaian bahasa

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 79

pada program Suka-Suka Budi. Keempat informan memberikan jawabannya yang kurang lebih sama dengan mengatakan Budi sebagai penyiar radio sudah cukup menarik dari penyampaian bahasa yang santai dan bahasa yang gampang diterima anak muda dengan tambahan logat Medan yang khas membuat pendengar semakin nyaman dalam mendengarkan Budi berisaran, ditambah candaan untuk menghangatkan pembicaaraan, serta komunikatif dengan pendengar. “menurut saya, kalau berbicara kualitas sebagai penyiar radio dan pembawa acara pada sebuah program diradio, Budi dapat dikatakan baik mulai dari acara Budi dalam melakukan siaran. Cara berbicara, penggunaan bahasa, cara menarik perhatian audiens Budi memiliki itu semua. Selain dari sisi menarik perhatian pendengar Budi juga memiliki kualitas suara yang jelas dan bagus hal itu membantu dalam kejelasan pengucapan kata-kata yang stabil dari pembukaan acara hingga dia menutup acara” ujar Edy.

“dalam membawakan program radio Budi sudah cukup baik, komunikasi yang gampang dan asik diterima oleh pendengar anak muda menjadi andalannya. Budi membawakan acara dengan santai dan selalu diwarnai dengan bercanda membuatacara tersebut memberikan kenyamanan bagi saya dan pendengar lainnya. Menurut saya Budi termasuk konsisten dalam bersiaran walaupun bersiaran pada tengah malam namun dia tetap sabar dan semangat hingga akhir acara. Tidak lupa selalu menyapa dan menerima telfon dari pendengar” ujar Sastra.

Menurut Raghib Budi cukup kreatif sebagai pembawa acara radio karena menerapkan bahasa santai dan tidak formal agar dapat dipahami kebanyakan pendengar yang mayoritas anak muda. “kalau menurut saya bang Budi sangat percaya diri membawakan acara tersebut, terbukti bang Budi tetap tenang ketika menanggapi pertanyaan ataupun meminta tanggapan dari curhatan pendengar. dan tanggapan yang bang Budi kasih selalu mudah dipahami karena bang Budi menyampaikan dengan bahasa sehari-hari dan engga pakai bahasa formal. Intinya bang Budi kreatif dalam mengolah kata untuk pendengar” ujar Raghib

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 80

“bahasa yang digunakan Budi gampang dimengerti dan dipahami karena bahasanya adalah bahasa sehari-hari dan penggunaan bahasanya dengan logat Medan yang khas jadi terkadang lucu juga dengar penyiar yang bahasanya tidak terlalu kaku seperti penyiar kebanyakan. Dan penggunaan bahasa Budi kebanyakan disisipkan hal lucu jadi sangat menghibur bagi saya.” Ujar Putri

C. Penggunaan istilah-istilah khusus atau jargon Budi pada program Suka-Suka Budi.

Selanjutnya peneliti melanjutkan bertanya kepada empat informan yang merupakan pendengar dari program Suka-Suka Budi. Peneliti menanyakan mengenai penggunaan istilah-istilah khusus atau jargon pada program Suka-Suka Budi keempat informan memberikan penilaian masing-masing dan secara keseluruhan memandang Budi sudah cukup baik dalam penggunaan istilah-istilah khusus atau jargon yang mana jargonnya adalah disaat mengembangkan dan menciptakan rayuan dari suatu kata.

“menurut saya kalau penggunan jargon atau istilah- istilah khusus Budi cukup paham, karena dari berbagai bahasan materi seperti info life style ataupun hal lain Budi memahaminya. jadi sangat berguna selain kita terhibur dari pembawaan bersiaran kita juga dapat bertanya apa saja dan membahas apa saja” ujar Putri

“kalau bicara mengenai jargon Budi sendiri kalau bersiaran itu suka pakai kata-kata dia sendiri ya, kaya Budi suka buat tebak-tebakan dari sebuah kata dan juga buat rayuan dari satu kata jadi kalau jargon Budi itu terlihat dari cara Budi mengolah kata dan mengembangkan suatu kata menjadi sebuah jokes ataupun hiburan untuk pendengar”. ujar Sastra

sedangkan istilah-istilah khusus Budi saat bersiaran dinilai juga menguasai, terlihat ketika Budi dapat membahas beberapa hal dan menunjukkan wawasannya yang luas, hal tersebut terlihat ketika Budi dapat diajak berdiskusi mengenai istilah-istilah dalam gaya berpakaian atau life style dan membahas mengenai olahraga sepak bola.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 81

“menurut saya Budi cukup menguasai tentang penggunaan istilah-istilah khusus karena pada saat bersiaran yang saya lihat bang Budi punya wawasan luas yang kalau diajak bahas apa aja dia bisa tanggapi, misalnya bahas tentang kehidupan asmara, atau bahas tren pakain yang lagi keren itu apa , dan sering juga bahas tentang gosip artis dan berita-beritanya. Kalau contoh bang Budi pakai istilah khusus itu misalya bahas fashion atau pakaian kan, bang Budi jelasin gaya berpakaian yang lagi hits itu kaya apa dia sendiri jelasin kalau tren berpakaian casual, sporty, atau vintage itu lagi sering dipakai anak gaul sekarang, pernah siaran dulu bahas tentang itu. Jadi menurut saya bang Budi udah menguasai penggunaan istilah khusus saat bersiaran” ujar Raghib.

“menurut saya saat dengar Budi siaran selama ini, jargonnya itu dikala Budi menciptakan hal lucu atau candaannya dari sebuah kata kebanyakan Budi buat rayuan gitu itu memang udah jadi ciri khas Budi buat rayuan atau melucu dari kata-kata”. Budi itu kalau didengarkan waktu siaran selalu bisa diajak diskusi, tentang apapun dan waktu diskusi sering dia bahas sampai dalam tentang pengalaman, berita artis terbaru, tips dan trik berpakaian ataupun bahas tentang olah raga. Budi cukup paham istilah dalam sepak bola jadi suka seru kalau lagi bahas-bahas bola waktu siaran” ujar Edy.

D. Penguasaan Budi terhadap materi siaran pada program Suka-Suka Budi.

Selanjutnya peneliti bertanya kembali kepada empat informan yang merupakan pendengar dari program Suka-Suka Budi. Peneliti menanyakan mengenai penguasaan materi siaran pada program Suka- Suka Budi keempat informan memberikan jawaban yang sama dengan mengatakan Budi sudah menguasai dan memahami setiap materi siaran yang dibawakan, terlihat ketika bersiaran Budi tidak pernah kebingungan dan lancar dalam menanggapi pendengar yang membahas mengenai topik bahasan serta dapat memberikan opininya di saat berinteraksi dengan pendengar. “menurut saya selama mendengarkan Budi siaran, dia selalu memahami topik yang dibahas dalam bersiaran, karena yang saya lihat Budi berbicara dengan sangat lancar dalam menyampaikan informasi ataupun saat

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 82

berkomunikasi mengenai topik yang dibahas dengan pendengar. terlebih Budi juga kerap menyampaikan opininya atau pandanganya untuk setiap materi yang dibahas bisa dibilang dia berdiskusi dengan pendengar. dan dari situ menurut saya bisa dilihat kalau Budi sudah memahami materi terlebih dahulu sebelum memulai bersiaran” ujar Edy

“menurut saya tentu ia menguasai serta memahami materi bahasan yang ada pada programnya. Terbukti saya pernah mendengar saat ia mengobrol dengan pendengar dari telefon interaktif, Ketika pendengar tersebut mulai berbicara diluar konteks, Budi selalu menarik kembali untuk membahassesuaidengan tema yang dipersiapkan. Selain itu Budi terlihat tetap rileks ketika pendengar bertanya mengenai tema yang dibahas dan menunjukkan bahwa Budi menguasai materi yang sudah dipersiapkannya ditambah dengan opini dan pendapatnya mengenai tema tersebut.” ujar Sastra

“menurut saya Budi cukup baik dalam membawakan program Suka-Suka Budi terlihat Budi tidak pernah kebingungan atau berhenti berbicara ketika berisaran ataupun disaat berbicara dengan pendengar. Dan juga Budi membawakan tema-tema yang menarik dan terbaru. dari hal tersebut menurut saya Budi sangat pandai dalam memilih tema bahasan serta mengolah tema bahasan”ujar Putri

menurut saya bang Budi sudah sangat menguasai dan memahami materi bersiaran yang dibawakan pada program Suka-Suka Budi. Terlihat dalam setiap bersiaran cukup tenang dan berhasil mengembangkan setiap tema yang dibahas oleh pendengar. bang Budi juga engga pernah gugup dalam mengembangkan atau berkomunikasi dengan pendengar hal itu merupakan gambaran kalau bang Budi siaran dia memahami dan menguasai materi siarannya” ujar Raghib

E. Penilaian terhadap cara Budi berkomunikasi dan menanggapi pendengar pada program Suka-Suka Budi.

Selanjutnya keempat memberikan komentar dan penilaian mereka mengenai cara Budi sebagai penyiar radio pada program Suka-Suka Budi dalam menanggapi atau berkomunikasi dengan pendengar. Edy mengatakan Budi sudah baik dalam menanggapi setiap pendengar

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 83

dengan bahasa yang sopan dan dapat menyesuaikan lawan berbicara antara remaja dan orang dewasa.

“menurut saya kalau berbicara cara menanggapi atau berkomunikasi dengan pendengar Budi selalu berusaha memberikan tanggapannya dan juga berusaha memberikan jalan keluar terhadap masalah pendengar dengan cara yang halus dan mudah dimengerti”

“Budi juga menyesuaikan cara berbicara dengan lawan berbicaranya, misalkan pendengar yang curhat itu remaja Budi menanggapi dengan santai dan juga tidak terlalu formal ditambah bercanda juga untuk menghibur pendengar. sedangkan jika lawan bicaranya orang lebih tua atau dewasa biasanya Budi menjawab dengan santai dan sedikit formal dalam berbicara namun tidak melakukan candaan yang berlebihan untuk menghargai pendengar juga. Secara keseluruhan Budi sudah menanggapi pendengar dengan baik dan bijak dalam menempatkan diri terhadap lawan berbicaranya” ujar Edy.

Ketiga informan lainnya juga menambahkan pandangannya terhadap cara Budi berkomunikasi dan menanggapi pendengar. dengan mengatakan Budi menggunakan bahasa yang sopan, mudah dimengerti dan tentunya terbuka untuk setiap curhatan yang diberikan pendengar. ditambah dengan bersimpati terhadap setiap curhatan pendengar dan memberikan saran atau solusi.

“menurut saya bang Budi sangat hangat dan menggunakaan bahasa yang mudah dimengerti dalam berbicara dengan pendengar. bang Budi juga sangat bersimpati terhadap setiap curhatan pendengar, terlihat bang Budi selalu berusaha memberikan solusi ataupun sarannya dalam menyelesaikan masalah pendengar, terlebih bang Budi menerima segala jenis curhatan baik bertanya mengenai solusi ataupun sekedar bercerita tentang kegiatan keseharian pendengar, intinya bang Budi bisa menjadi pendengar yang baik terhadap keluh kesah setiap pendengarnya” ujar Raghib. “menanggapi dengan cara santai dan selalu memberikan candaan dan celetukan disetiap menanggapi pendengar namun tetap menjaga hubungan dengan pendengar dengan menggunakan bahasa yang sopan. Dan pada

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 84

setiap pertanyaan yang diberikan pendengar Budi dapat dengan sabar memberikan tanggapan dan saran hal tersebut menurut saya cukup baik karena dapat selalu bersedia dan konsisten dalam menerima pertanyaan dari berbagai pendengar serta memberikan kata-kata lucu untuk menghibur pendengarnya.” ujar Sastra.

“sejauh saya mendengarkan program Suka-Suka Budi, Budi sangat interaktif dan sangat terbuka dalam menanggapi pendengar sehingga bebas untuk bercerita apa saja terlebih dia dapat memberikan candaan sehingga saat sesi menelfon dengan Budi sangat ditunggu. Dan juga menurut saya Budi dapat mengerti permasalahan setiap pendengar dengan memberikan solusi dan juga tanggapan” ujar Putri.

F. Kelebihan Budi sebagai penyiar radio terhadap penyiar lain di Most FM. Di akhir kegiatan wawancara, peneliti menanyakan kepada masing-masing informan mengenai kelebihan Budi sebagai penyiar radio terhadap penyiar lain di Most FM. Setiap informan memberikan pandangannya masing-masing.

Edy mengatakan, kelebihan Budi dibandingkan penyiar lain adalah lebih kreatif sangat akrab dengan pendengarnya.

“menurut saya kelebihan Budi dibandingkan dengan penyiar lainnya Budi lebih kreatif dalam membangu sebuah kata dan juga menarik perhatian pendengar untuk mendengarkannya. Terlihat ketika Budi cukup lihai dalam membuat sebuah humor hanya dengan sebuah kata dan juga membuat rayuan. Terutama cara Budi dalam berinteraksi dengan pendengar yang menggunakan logat Medan serta sangat akrab dengan pendengar dengan cara selalu menyapa setiap pendengar yang mengirimkan pesan melalui whatsapp radio sehingga setiap pendengar merasa dihargai dan dekat olehnya” ujar Edy.

Sama seperti Edy, Raghib juga menilai kelebihan Budi adalah dapat membangun hubungan baik dengan pendengar dan mengajak pendengar untuk berinteraksi dengannya dengan memggunakan sapaan yang akrab dan bersahabat serta pemilihan tema yang menarik dan diterima oleh pendengar.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 85

“menurut saya kelebihan bang Budi dibandingkan penyiar lain itu dari cara membangun hubungan yang baik dengan pendengar selama bersiaran dan juga sangat kreatif untuk mengajak setiap pendengar berinteraksi dengannya. Dengan cara memilih tema atau bahasan yang diterma oleh semua kalangan yaitu mengenai asmara, atau gosip tentang artis, dan juga gaya hidup yang mana tema-tema tersebut disukai oleh remaja-remaja saat ini”

“Yang terpenting adalah bang Budi bisa mengkrabkan diri dengan setiap pendengar dengan tidak memberikan batasan dengan setiap pendengar, terlihat bang Budi engga pernah memanggil pendengarnya dengan kata kamu,atau anda tapi pakai sapaan dek atau kak yang bisa buat pendengar merasa akrab dan bersahabat” ujar Raghib.

Sedangkan Sastra memberikan pendapatnya dan mengatakan bahwa menurutnya Budi sangat komunikatif dengan pendengar dan juga penyampaian kata yang jelas dan variatif. “menurut saya kelebihan yang dimiliki oleh Budi terletak pada kemampuan dalam berkomunikasi dengan penyiar yang sangat komunkatif dan mampu memberikan tanggapan artinya adalah Budi mempunyai wawasan yang luas dan terlihat pintar, terlebih sepanjang acara Budi lebih banyak berkomunikasi dengan pendengar. selain itu Budi sangat baik dalam penyampaian setiap kata yang menurut saya terasa jelas dan bervariasi sehingga tidak membosankan dan monoton selama bersiaran” Ujar Sastra.

Berikutnya Putri memberikan jawabannya terkait kelebihan Budi sebagai penyiar radio dibandngkan penyiar radio lain di Most FM. Putri mengakatan, menurutnya yang menjadi perbedaan adalah keterbukaanya dengan pendengar dan lebih bersimpati dengan menanyakan hal-hal pribadi pendengar. “menurut saya kemampuan Budi dalam menanggapi pendengar dan keterbukannnya dalam hal apapun membuat pendengar selalu ingin curhat ketika program tersebut berlangsung, hal tersebut terlihat juga banyaknya pendengar yang tidak dapat di layani oleh Budi karena keterbatasan durasi. Berbeda dengan penyiar lain yang ada di most yang biasanya tidak terlalu terbuka dalam menggapi pendengar. karena memang setau saya setiap

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 86

program di most selalu punya sesi interaktif dengan pendengar. namun perbedaannya Budi lebih bersimpati terhadap setiap pendengarnya dengan menanyakan hal- hal pribadi seperti kegitan pendengar dan kabar pendengar” Ujar Putri.

4.2 Pembahasan Program acara Suka-Suka Budi adalah sebuah program hiburan dan informasi yang dikemas secara Suka-Suka, artinya suka-suka pada program tersebut adalah penyiar pada program ini dapat membahas apa saja, dapat membuat teka-teki atau permainan kata yang secara keseluruhan dikonsepkan oleh si pembawa acaranya sendiri. Program Suka-Suka Budi ini sendiri menuntut penyiar radio untuk dapat terus berinteraktif dengan pendengar. pada program ini pendengar dapat menghubungi radio dan berkomunikasi langsung dengan penyiarnya, baik ingin bertanya, curhat, ataupun sekedar ingin me-request lagu. Tentunya sang penyiar harus dapat menanggapi dan melayani seluruh permintaan pendengar baik dengan pemberian solusi ataupun saran, karena program ini sendiri mempunyai kelebihan dari sisi kedekatan dengan pendengar membebaskan pendengar berkata dan menyampaikan apa saja selama pendengar terhibur. Seorang penyiar juga tentu harus mengetahui apa keinginan pendengar dan harus megetahui bagaimana cara menyikapi setiap pendengar. Pada proses komunikasi disebuah radio yang menjadi komunikator adalah seorang penyiar hal ini dikarenakan penyiar bertugas untuk mengirimkan sebuah pesan atau informasi dengan khalayak, yaitu pendengar. menurut program director radio Most FM, ukuran seorang penyiar radio yang baik adalah memahami dan bisa menanggapi pendengar mengenai hal apa saja. Selain kemampuan berkomunikasi dengan pendengar, penyiar radio di Most FM dituntut untuk berwawasan luas dan aktif dalam mencari informasi baik dari internet, pergaulan ataupun membaca buku, pada akhirnya seorang penyiar radio harus kreatif dalam membangun wawasan. Penyiar radio pada program Suka-Suka Budi merupakan narasumber yang dituntut untuk selalu sempurna pada setiap kemunculannya baik dari penyampaian

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 87

informasi dan membangun suasana acara. Pada proses bersiaran penyiar radio tidak boleh melakukan kesalahan sekecil apapun, karena dapat menurunkan kualitas hiburan yang sudah disuguhkan sepajang acara. kesalahan mendasar seperti pengucapan yang tidak jelas, penyebutan kata, ataupun penguasaan materi. Kesalahan pengucapan sekecil apapun akan terdengar saat siaran berlangsung. Hal tersebut dapat diantisipasi jika seorang penyiar tersebut sudah cukup menguasai teknik-teknik siaran. Maka dari itu hal tersebut akan dijelaskan dalam pembahasan berikut ini :

4.2.1 Teknik siaran penyiar radio pada program Suka-Suka Budi

Pada program Suka-Suka Budi mengandung sesi curhat, dan interaktif dengan pendengar. yang membuat penyiar radio pada program ini wajib untuk berinteraksi dan aktif dengan pendengarnya. Penelitian ini menggunakan teori teknik bersiaran, dimana pada teori ini membahas bagaimana cara berbicara dan menyampaikan informasi kepada pendengar. seorang penyiar radio harus menghindari kesalahan berbicara. Kesalahan pengucapan sekecil apapun akan terdengar saat siaran berlangsung. Maka dengan itu ada dua teknik siaran yang harus dikuasai oleh seorang penyiar. Pertama, teknik Ad Libitum, yaitu teknik siaran dengan cara berbicara santai, enjoy, tanpa beban atau tanpa tekanan, sesuai dengan seleranya dan tanpa naskah. Kedua, teknik membaca naskah (script reading).

1. Teknik ad libitum Ad libitum, yaitu teknik siaran dengan cara berbicara santai, enjoy, tanpa beban atau tanpa tekanan, sesuai dengan seleranya (ad libitum means to speak at pleasure, as one wishes, as one desires) dan tanpa naskah. Penyiar yang menggunakan teknik ad libitum dalam melakukan siaran perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini: a. Mencatat pokok-pokok yang penting yang akan disampaikan selama siaran. Dalam hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti, Budi mengutarakan, membuat catatan-catatan mengenai pokok-pokok

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 88

materi yang mau disampaikan seperti topik siaran dan juga addlibs atau iklan. pada prosesnya akan dikembangkan menurut pemahamannya. Cara ini dilakukan untuk memberikan kenyamanan dalam mengembangkan topik b. Memelihara hubungan dengan pendengar. dalam hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti. Budi menjalin dan memelihara hubungan kepada pendengar dengan cara. pada pembukaan siaran menyapa dan memberikan jokes untuk mendapatkan perhatian pendengar. menanyakan kabar pendengar dan lebih interaktif dengan pendengar, seperti menanyakan kabar dan solusi kepada pendengar dan juga memutarkan lagu permintaan pendengar. selain itu menggunakan fitur live di instagram untuk menjaga hubungan dengan pendengar. c. Menguasai istilah-istilah khusus (jargon) dalam bidang-bidang tertentu. Dalam hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti. Untuk beberapa poin pembahasan Budi menguasai istilah- istilah khusus dan istilah tersebut mudah diterima atau dipahami oleh pendengar seperti istilah life style, olahraga, dan lain-lain. d. Menggunakan bahasa sederhana. Dalam hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti. Budi menggunakan bahasa Indonesia yang informal yang mudah dipami oleh pendengar dengan menggunakan logat khas Medan. e. Mencegah pengucapan kata-kata tak wajar. Dalam hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti. Budi tidak pernah mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas ataupun kasar , dengan cara menjaga mood tetap stabil sebelum memulai siaran.

2. Teknik membaca naskah (Script Reading)

a. Memahami dan menghayati isi naskah secara keseluruhan. Dalam hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti. Dalam pemahaman naskah siaran, Budi sudah memahami dan menghayati naskah siaran terlebih dahulu, Untuk mengembangkan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 89

topik siaran dan berkomunikasi dengan pendengar terkait topik yang dibawakan, dengan cara mencari fakta dan sumber terpercaya terkait informasi yang disampaikan untuk kelancaran berisaran. b. Menggunakan tanda-tanda khusus dalam naskah. Dalam hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti. Disaat akan melakukan pembacaan naskah, khususnya membacakan addlibs atau iklan Budi menggunakan tanda baca garis miring untuk menandakan jeda pembacaan. c. Mengeluarkan suara seakan sedang “mengobrol”. Dalam hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti. Dalam bersiaran membaca naskah. Budi menggunakan suara seperti sedang “menggobrol” untuk menghasilkan pesan yang berbobot khususnnya pada pembacaan iklan. d. Menggunakan gerakan tubuh (gesture). Dalam hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti. Budi menggunakan gestur tubuh dalam pembacaan naskah. Penggunaan gesture seperti gerakan tangan, gerakan kepala dan smilling voice untuk memberikan intonasi atau penekanan bahasa. e. Sebelum mengudara melatih intonasi, aksentuasi, artikulasi, dan speed. Dalam hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti. Untuk pembacaaan naskah Budi melatih intonasi, aksentuasi, artikulasi, dan juga speed sebelum memulai siaran. Budi melakukan olah vokal dengan cara Humming dan juga membaca teks siaran secara berulang. f. Meletakkan naskah di tempat yang mudah dijangkau. Dalam hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti. Budi menggunakan handphone untuk penempatan naskah siaran agar lebih fleksibel dan tidak menggagu proses pembacaan naskah saat bersiaran. g. Sambil berbicara, membayangkan lawan bicara ada di depan mata. Dalam hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 90

dalam menyampaikan informasi Budi membayangkan lawan berbicara dengan cara berimajinasi untuk kelancaran pembacaan naskah siaran.

4.2.2 Penilaian pendengar terhadap cara Budi bersiaran.

Penilaian pendengar terhadap suatu program dilihat dari bagaimana seorang penyiar membetuk dan mengeksekusi program dengan baik. Semakin terampil seorang penyiar radio dalam membawakan acara , maka semakin memungkinkan sebuah program untuk mempertahankan pendengar pada suatu program. Penyiar memiliki tugas untuk menyampaikan pesan kepada komunikannya, dalam hal ini yaitu pendengar. Selain berbicara, penyiar harus mampu mengakrabkan diri dengan pendengarnya sehingga tercipta adanya kedekatan antara penyiar dan pendengar. Pada setiap program acara, seorang penyiar harus mempunyai kemampuan lebih dari sekedar bicara saja. Penilaian dalam komunikasi merupakan suatu bentuk respon atas pesan yang dikirimkan oleh komunikator. Respon atau efek yang didapat komunikan merupakan suatu untur dalam proses komunikasi. Efek yang timbul melalui pesan yang dikirimkan oleh komunikator menuju komunikan atau penerima pesan antara lain, menambah pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (Dari tidak setuju menjadi setuju). Dari hasil wawancara dengan empat pendengar dari program Suka-Suka Budi, keseluruhan pendengar memberikan penilaian bahwa Budi memiliki poin- poin penting yang menjadi kelebihannya dari penyiar lain di Most FM yang menjadi faktor program tersebut digemari oleh pendengar Most Fm hingga kini antara lain : 1. Dalam hal membawakan acara Budi dinilai sangat akrab dan hangat dengan setiap pendengar yang membuat setiap pendengar merasa nyaman ketika berkomunikasi secara langsung seperti menanyakan kegiatan sepanjang hari, kabar, atupun sekedar mendoakan pendengar dalam bentuk pemberian semangat.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 91

2. kreatif dalam pemilihan tema bahasan. Pemilihan tema bahasan dianggap cukup cerdas yakni membahas isu hangat yang sedang beredar di masyarkat. Pemilihan tema bahasan yang paling mengundang perhatian saat membahas informasi artis kontroversial seperti fenomena Younglex ataupun artis lainnya. Tidak seperti penyiar lainnya ,dalam membahas info tersebut Budi membangun sisi positif dari suatu objek seperti pencapaian atau prestasi. hal tersebut dapat mempersuasi pendengar untuk terus berfikir positif pada setiap hal serta termotivasi dari pesan yang disampaikan. 3. Menarik perhatian saat bersiaran. Budi memiliki pendekatan yang berbeda dengan penyiar lain saat bersiaran yakni memanfaatkan media sosial instagram yakni fitur live sehingga pendengar dapat melihat langsung proses Budi berisaran baik dari cara berisaran, gerak tubuh, ataupu ekspresi dalam menanggapi pendengar yang tujuannya untuk memberikan kedekatan lebih dengan pendengar. Sementara penilaian Budi secara keseluruhan pada program Suka-Suka Budi juga mendapat tanggapan yang posistif dari empat informan yang diwawancarai peneliti yaitu pendengar program Suka-Suka Budi. keseluruhan pendengar memberikan tanggapan yang positif mengenai cara Budi sebagai penyiar radio dalam membawakan program acara, baik dalam membuka acara dengan hangat dan disertai jokes untuk menghibur pendengar. menanggapi pertanyaan dan berkomunikasi dengan pendengar dengan menggunakan bahasa yang sopan dan mudah dimengerti serta memberikan informasi kepada pendengar. penyampaian bahasa yang diterapkan Budi dinilai sangat akrab dengan tidak membatasi antara penyiar radio. Budi sendiri menyapa pendengar dengan sebutan “dek” atau “bro” dan menggunakan bahasa yang informal sehingga setiap pendengar memahami setiap kata yang disampaikan oleh Budi. Humor atau jokes yang diciptakan Budi juga dinilai cukup menghibur ditambah dengan logat Medan yang khas. Sedangkan dalam cara berkomunikasi dan menggapi pendengar dinilai sudah cukup baik terlebih memiliki kemampuan dalam memberikan solusi atau pun saran untuk merubah sikap dan pemahaman pendengar.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, penulis menarik kesimpulan dari penelitian mengenai teknik siaran penyiar radio “Suka- Suka Budi” di 99,1 Most FM sebagai berikut : 1. Teknik adlibitum yaitu berbicara santai, enjoy, tapa beban atau tanpa tekanan, sesuai dengan selera penyiar dan tanpa menggunakan naskah, serta teknik membaca naskah (reading script). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penerapan teknik siaran yang dilakukan Budi pada program Suka-Suka Budi lebih banyak menggunakan teknik adlibitum atau berbicara santai tanpa naskah, dikarenakan lebih banyak berinteraksi dengan pendengar. sedangkan penggunaan teknik membaca naskah (reading script) diterapkan saat menyampaikan informasi dan addlibs atau iklan. Adapun proses penyiaran Budi pada program Suka-Suka Budi secara adlibitum yaitu: a. Mencatat pokok-pokok materi siaran berupa topik dan juga addlibs atau iklan dan hanya berpatokan pada poin-poin yang telah dirumuskan. b. Memberikan jokes, memutarkan lagu permintaan pendengar, dan interaktif saat berkomunikasi dengan pendengar. c. Menguasai istilah khusus dalam berinteraksi atau menyampaikan informasi seperti life style, olahraga dan lain-lain. d. Menggunakan bahasa Indonesia yang informal ditambah dengan menggunakan logat khas Medan. e. Menjaga mood sebelum bersiaran untuk menghindari kesalahan pengucapan kata-kata yang tidak pantas ataupun kasar. Adapun proses penyiaran Budi pada program Suka-Suka Budi menggunakan teknik membaca naskah (script reading) yaitu : a. Memahami naskah terlebih dahulu untuk mengembangkan topik serta mencari fakta seputar informasi yang disampaikan.

92 Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 93

b. Menggunakan tanda baca garis miring (jeda) dalam pembacaan iklan. c. Menggunakan suara “mengobrol” untuk menghasilkan pesan yang berbobot. d. Menggunakan gesture gerakan tangan, kepala, dan smilling voice. e. Melatih intonasi, aksentuasi, artikulasi, dan juga speed sebelum memulai siaran dengan cara Humming dan membaca teks siaran secara berulang. f. Menempatkan naskah siaran pada handphone agar fleksibel dan tidak menggagu kegiatan bersiaran. g. Membayangkan lawan bicara dengan cara berimajinasi untuk kelancaran bersiaran.

2. Pendengar menilai Budi sebagai penyiar radio sudah cukup baik dalam membawakan suatu program acara dengan a. Membuka acara dengan hangat dan disertai jokes untuk menghibur pendengar. b. Menggunakan bahasa yang sopan saat berisan dan menanggapi pendengar. c. Penyampaian bahasa sangat akrab dengan tidak membatasi antara penyiar radio yakni menyapa pendengar dengan sebutan “dek”atau “bro” dan menggunakan bahasa yang informal yang mudah dipahami.. d. Humor atau jokes yang diciptakan Budi juga dinilai cukup menghibur ditambah dengan logat Medan yang khas e. Menanggapi pendengar secara interaktif dengan baik dalam pemberian solusi dan tanggapan. 5.2 Saran Dari simpulan yang ada diatas, peneliti mengemukakan saran kepada Budi sebagai penyiar radio terkait teknik berisaran pada program Suka-Suka Budi, yaitu: 1. Budi sebagai penyiar radio pada program Suka-Suka Budi hendaknya melakukan riset audiens secara meyeluruh, baik secara mandiri ataupun

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 94

dengan lembaga riset, sehingga dapat mengetahui teknik siaran seperti apa untuk menarik pendengar yang lebih banyak dan lebih merata. 2. Selain itu pada program Suka-Suka Budi peneliti melihat mayoritas pendengar adalah remaja, saran kedepannya agar Budi juga memberikan pesan-pesan yang sifatnya edukatif tidak hanya seputar sesi curhat untuk menghibur pendengar. 3. Untuk peneliti yang akan datang, pada penelitian ini diharapkan nantinya dikembangkan dengan menggunakan tema yang sama, tetapi obyek penelitian yang berbeda sehingga dapat diketahi bagaimana penerapan teknik bersiaran seorang penyiar radio pada suatu program.

3. Implikasi Implikasi dari penelitian mencakup dua hal, yaitu implikasi teoritis dan praktis. Implikasi Teoritis berhubungan dengan kontribusinya bagi perkembangan teori- teori yang berhubungan tentang Teknik siaran penyiar radio , sedangkan implikasi praktis berkaitan dengan kontribusi penelitian terhadap teknik siaran penyiar radio pada program Suka-Suka Budi di 99,1 MostFM. 1. Implikasi Teoritis Temuan pada penelitian ini sesuai dengan teori Romli mengenai teknik bersiaran pada radio mempengaruhi kualitas seorang penyiar radio.. Sehingga dapat dikatakan bahwa seorang penyiar radio dapat mengeksekusi sebuah program secara utuh dengan menerapkan teknik bersiaran. mulai dari berbicara santai tanpa naskah hingga teknik membaca naskah yang dirancang untuk membahas bagaimana penerapan teknik siaran penyiar radio pada program Suka-Suka Budi. 2. Implikasi Praktis secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi ilmiah bagi radio Most FM khususnya penyiar radio pada program Suka-Suka Budi untuk meningkatkan kualitas dan perannya dalam hal penerapan teknik bersiaran. penyiar program Suka-Suka Budi diharapkan untuk terus konsisten dalam menerapkan terknik bersiaran dan mengembangkan penyajian informasi yang lebih variatif.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro & Bambang Q- Aness (2007). Filsafat Ilmu Komunikasi. :PT Remaja Rosdakarya.

Ardianto, Elvinaro. (2007) Kominikasi massa suatu pengantar edisi revisi. Bandung: rosdakarya.

Bari, Habib. (1995). Teknik dan Komunikasi Penyiar Televisi–Radio-MC (Sebuah Pengetahuan Praktis). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian kualitatif. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. (2007). Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Effendy. (1978). Radio Siaran Teori dan Praktek. Bandung : Alumni.

Effendy, Onong Uchjana . (2007). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Offset.

Fajar, Marhaeni. (2009). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Helena dan Hozilah. (2013). Reportase Radio & Televisi. Jakarta : PT. Indeks.

Irawanti, Said. (2012). Fungsi Sosial Siaran Radio. Makasar : Alauddin University Press

Krisyantono, Rahmat. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Bandung : Citra.

Masduki. ( 2006). Jurnalistik Radio. Yogyakarta: LkiS.

______(2001) .Jurnalisme Radio: Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar.

Yogyakarta: LkiS.

______(2005). Menjadi Broadcaster Profesional. Yogyakarta : Pustaka populer.

Moleong, Lexy J. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

95 Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 96

Morrisan. (2008). Manajemen Media Penyiaran : strategi mengelola Radio & Televisi. Jakarta : Kencana.

Mulyana, Dedy. (2010). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Nazir, Moh. Ph.D. (2003). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia.

Prayudha, Harley. (2006). Penyiar it’s Not Just a Talk. Malang : Bayu Media Publishing.

______. (2005). Radio Suatu Pengantar Untuk Wacana Dan Praktik Penyiaran. Malang: Bayu Media Pujileksono,Sugeng.(2016). Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Malang: Intrans Publishing Romli, Asep Syamsul M. (2004). Broadcast Journalism Panduan Menjadi Penyiar, Reporter & Script Writer. Bandung: Nuansa.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suprapto,Tommy. (2011). Pengantar ilmu komunikasi dan peran Manajemen dalam komunikasi. Yogyakarta : Media Pressindo.

Taher, Alamsyah. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Usman, Husaini & Poernomo, Setiady Akbar. (2011). Metodologi Penelitian sosial. Jakarta : Bumi Aksara.

Sumber Lain :

Adnan,“Karakteristik Penyiar”. http://adnanholic. (10 Oktober 2015).

Company Profile Radio Most FM.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Gambar Akun Instagram Program Suka-Suka Budi

Gambar Akun Instagram Pribadi Budi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Gambar Akun Instagram Pribadi Budi

Gambar Profile Akun Instagram Budi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Dokumentasi pada acara Suka-Suka Budi Live Show

Dokumentasi pada acara Suka-Suka Budi Live Show

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Dokumentasi pada acara Suka-Suka Budi Live Show

Dokumentasi Peneliti Melakukan Wawancara Bersama Budi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Dokumentasi Peneliti Melakukan Wawancara Bersama Program Director Okto

Dokumentasi Peneliti Melakukan Wawancara dengan Pendengar

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Dokumentasi Penelti Melakukan Wawancara dengan Pendengar

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara SURAT PERMOHONAN

Kepada Yth.

Wakil Dekan I

FISIP-USU

Di

MEDAN

Dengan Hormat Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Dinasty Permana

Nim : 140904184

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Tingkat/Semester : 4/VII

Alamat : Jl. Cengkeh No 35. Perumnas Simalingkar Medan

Judul Proposal : TEKNIK SIARAN PENYIAR RADIO “SUKA-SUKA BUDI” di 99,1 MOST FM (Studi Kualitatif Mengenai Teknik Siaran Penyiar Radio Pada Program “Suka-Suka Budi” di Radio MOST FM Medan)

Lokasi Penelitian : Stasiun Radio MOST FM ( Jl. Hoky No 21, Ps. Merah Baru, Medan, Sumatera Utara )

Diajukan Kepada : Direktur Stasiun Radio MOST FM MEDAN

Agar dapat kiranya memberikan surat izin penelitian pengambilan data/survey hal ini saya perlukan untuk dapat menyelesaikan Skripsi/Karya Ilmiah

Demikianlah saya sampaikan bantuannya saya ucapkan terimakasih.

Medan, 1 Agustus 2018

Hormat Saya,

Dosen Pembimbing Pemohon

Emilia Ramadhani,S.Sos,M.A. Dinasty Permana

Lampiran yang dilengkapi sebagai berikut :

1. Fotocopy KTM 1 lembar 2. Fotocopy SPP terakhir 1 lembar 3. Fotocopy KHS terakhir 1 lembar 4. Fotocopy KRS terakhir 1 lembar 5. Fotocopy Outline (judul) yang telah di ACC oleh jurusan

Universitas Sumatera Utara LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA

IDENTITAS INFORMAN:

Nama Lengkap : Usia : Jenis Kelamin : Pekerjaan : Alamat : Tanggal Wawancara : Tempat Wawancara : Tanda Tangan : PERTANYAAN YANG DIAJUKAN KEPADA INFORMAN( PENYIAR RADIO “SUKA- SUKA BUDI”)

1. Sejak kapan anda menjadi radio host pada program “Suka-Suka Budi” FM ? 2. Apa yang menjadi alasan anda menerima menjadi radio host pada program “Suka- Suka Budi” ? 3. Bagaimana proses persiapan anda saat akan melakukan siaran ? 4. Bagaimana cara anda berkomunikasi dan menjaga hubungan dengan pendengar pada saat bersiaran pada program “Suka-Suka Budi” ? 5. Bagaimana pendekatan konsep bersiaran anda pada setiap segmen “Suka-Suka Budi” ? 6. Dalam proses bersiaran apakah anda menggunakan istilah-istilah khusus atau jargon saat bersiaran pada program “Suka-Suka Budi” ? 7. Bagaimana pemilihan kata-kata atau bahasa yang anda gunakan pada program “Suka- Suka Budi” ? 8. Apakah anda membuat catatan mengenai pokok-pokok materi yang akan dibawakan pada program “Suka-Suka Budi” ? 9. Bagaimana cara anda menghindari kesalahan pengucapan yang tidak wajar pada program “Suka-Suka Budi” ? 10. Bagaimana cara anda menghindari kesalahan pelafalan pada saat bersiaran di program “Suka-Suka Budi” ? 11. Apakah anda memahami dan menghayati naskah siaran terlebih dahulu sebelum memulai bersiaran pada program “Suka-Suka Budi” ? 12. Apaah anda menggunakan suara seperti sedang “mengobrol” dalam membaca naskah siaran pada program “Suka-Suka Budi” ? 13. Apakah anda menggunakan bantuan gerakan tubuh atau gersture dalam pembacaan naskah siaran pada program “Suka-Suka Budi” ? 14. Apakah anda berlatih terlebih dahulu dalam hal intonasi,aksentuasi,artikulasi dan speed dalam membaca naskah siaran pada program “Suka-Suka Budi” ?

Universitas Sumatera Utara 15. Apakah anda menggunakan tanda-tanda khusus dalam naskah siaran anda pada program “Suka-Suka Budi” ? 16. Pada saat bersiaran dimanakah anda menempatkan naskah siaran anda ? 17. Apakah anda membayangkan lawan bicara dalam membaca naskah siaran pada program “Suka-Suka Budi” ?

Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA

IDENTITAS INFORMAN:

Nama Lengkap : Usia : Jenis Kelamin : Pekerjaan : Alamat : Tanggal Wawancara : Tempat Wawancara : Tanda Tangan : PERTANYAAN YANG DIAJUKAN KEPADA INFORMAN(PROGRAM DIRECTOR MOST FM MEDAN)

1. Bolehkah anda menjelaskan tugas dan peran anda di radio Most FM medan ? 2. Apa latar belakang dari adanya program “Suka-Suka Budi” di radio Most FM medan? 3. Mengapa anda menunjuk Budi sebagai radio Host pada program “Suka-Suka Budi” ? 4. Menurut anda, apa daya tarik Budi dalam menyampaikan informasi pada program “Suka-Suka Budi” ? 5. Bagaimana menurut anda, pendekatan konsep bersiaran yang Budi terapkan pada setiap segmen “Suka-Suka Budi” ? 6. Menurut anda, bagaimana kemampuan Budi saat berkomunikasi dengan pendengar dan bagaimana ia menjaga hubungan dengan pendengar pada program “Suka-Suka Budi” ? 7. Menurut anda, bagaimana kemampuan Budi dalam pengucapan suatu bahasa dan kata pada program “Suka-Suka Budi” ? 8. Menurut anda, apakah Budi sering menggunakan istilah-istilah khusus (jargon) saat ia bersiaran pada program “Suka-Suka Budi” ? 9. Menurut anda, apakah Budi sering menggunakan kata-kata yang tidak wajar atau lazim digunakan saat ia bersiaran pada program “Suka-Suka Budi” ? 10. Menurut anda, apakah Budi membuat note atau catatan penting mengenai hal-hal yang akan disampaikan selama bersiaran pada program “Suka-Suka Budi” ? 11. Menurut anda, apakah Budi menguasai atau menghayati naskah siaran pada program “Suka-Suka Budi” ? 12. Menurut anda, pada saat membaca naskah siaran apakah Budi menggunakan suara seakan sedang “menggobrol” pada program “Suka-Suka Budi” ? 13. Menurut anda, apakah Budi menggunakan gesture atau gerakan tubuh saat bersiaran pada program “Suka-Suka Budi” ?

Universitas Sumatera Utara 14. Menurut anda, apakah Budi melatih dirinya dalam hal intonasi, aksentuasi, artikulasi, speed dalam hal membaca naskah pada program “Suka-Suka Budi” ? 15. Menurut anda, apakah Budi menggunakan tanda-tanda khusus dalam naskah siarannya pada program “Suka-Suka Budi” ? 16. Pada saat bersiaran dimana posisi naskah siaran Budi tempatkan pada program “Suka- Suka Budi” ? 17. Menurut anda, apakah Budi membayangkan lawan bicara untuk membantu pada proses pembacaan naskah siaran pada program “Suka-Suka Budi” ?

Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA

IDENTITAS INFORMAN:

Nama Lengkap : Usia : Jenis Kelamin : Pekerjaan : Alamat : Tanggal Wawancara : Tempat Wawancara : Tanda Tangan : PERTANYAAN YANG DIAJUKAN KEPADA INFORMAN(PENDENGAR PROGRAM “SUKA-SUKA BUDI” di 99,1 MOST FM)

1. Sejak kapan anda mendengarkan Budi pada program “Suka-Suka Budi” ? 2. Hal apa saja yang membuat anda tertarik mendengarkan Budi pada program “Suka- Suka Budi” ? 3. Sebagai pendengar radio, menurut anda bagaimana kualitas siaran Budi sebagai pembawa acara pada program “Suka-Suka Budi” ? 4. Menurut anda bagaimana penyampaian bahasa yang disampaikan Budi pada program “Suka-Suka Budi” ? 5. Menurut anda apakah Budi mengguasai dalam hal penggunaan istilah-istilah khusus atau jargon pada program “Suka-Suka Budi” ? 6. Apakah anda memahami bahasa atau kata-kata yang Budi sampaikan pada program “Suka-Suka Budi” ? 7. Menurut anda apakah Budi menguasai dan memahami materi bahasan yang ada pada program “Suka-Suka Budi” ? 8. Bagaimana penilaian anda terhadap Budi dalam menanggapi atau berkomunikasi dengan pendengar saat bersiaran pada program “Suka-Suka Budi” ? 9. Menurut anda apakah Budi dapat digantikan oleh salah satu penyiar lain di Most fm pada program “Suka-Suka Budi” ? 10. Menurut anda apa kelebihan yang dimiliki Budi sebagai penyiar radio terhadap penyiar lain di Most FM ?

Universitas Sumatera Utara TRANSKIP WAWANCARA

Wawancara, Budiawan Arianto Aritonang ( Penyiar Program Suka-Suka Budi)

Hari/Tanggal : Jumat, 24 juli 2018

Tempat : Radio Most FM Medan

1. Sejak kapan anda menjadi radio host program suka-suka budi “Tiga setengah tahun yang lalu, lebih tepatnya awal 2015”

2. Apa alasan anda menerima menjadi radio host pada program suka-suka budi “Jadi itu dulu aku punya program director namanya octo. Beliau itu adalah orang yang sangat ingin membuat nama Budi tidak biasa. Awalnya aku itu ada di program ronda malam, terus banyak yang bilang pengen curhat waktu aku lagi siaran. Octo sebagai program director berfikir dan melihat aku cukup lihai dalam menjawab semua pertanyaan ataupun curhatan dari pendengar walaupun di program aku yang dulu itu engga ada sesi curhatnya tapi pendengar banyak yang sempati curhat waktu order lagu. Aku juga merasa cukup nyaman kalau lagi siaran terus jawab bertanyaan secara interaktif dengan pendengar karena memang dari sebelum jadi penyiar radio suka ngobrol sama teman-teman dan memang senang kalau ada teman yang curhat terus aku bisa kasih saran ataupun solusi. Pada saat octo membuat konsep yang siaran seperti itu dan aku juga setuju karena aku merasa menjadi diri sendiri saat siaran makanya aku mau jadi pembawa acara dan penyiar di program Suka-Suka Budi”

3. Bagaimana persiapan anda saat akan melakukan siaran ? “biasanya yang terpenting aku mempersiapkan topiknya atau materi siarannya dulu sebelum siaran. Aku harus punya topik karena setiap aku siaran aku harus punya persiapan apa yang mau aku sampaikan ke pendengar aku, minimal dua info aja dan itu penyiarnya sendiri yang ambil infonya dan aku harus betul-betul kuasain tentang materi yang mau dibawakan. Kuasain maksudnya itu aku tau sumber informasinya dari mana terus aku juga tau fakta-fakta apa aja yang di informasi itu karena kita gak boleh asal menginfromasikan sesuatu tanpa kita tau sumber dan asal usulnya supaya enggak sembarangan kasi informasi karena kan tetap harus mendidik dan menghibur. Terlepas dari mempersiapkan mental dan juga mood yang stabil ”

4. Bagaimana cara anda berkomunikasi dan menjaga hubungan dengan pendengar pada saat bersiaran pada program suka-suka budi “ aku biasanya untuk awal bakal sapa-sapa pendengar dulu biasanya untuk pembukaan aku bakal becanda atau jelasin keaadaan sekitar tujuannya supaya menginformasikan juga terus menyapa juga orang-orang yang lagi dengarin aku.

Universitas Sumatera Utara Intinya kalau aku biasanya jaga stamina aja waktu siaran karena pendengarkan maunya terhibur mungkin juga lagi sedih, aku gak mungkin lemas-lemas siaran ya pasti mereka pindah channel kan gitu. Terus aku juga tanya kabar mereka itu gimana, misalkan ada yang curhat dari telfon waktu siaran dia curhat tentang hubungan dia sama pasangannya, nah aku bakal sambut dengan mencoba merasakan apa yang pendengar rasakan aku bersimpati dan mencoba menjadi sahabat terdekatnya dengan menenangkan mereka pakai bahasa yang sopan juga. Juga aku bakal tanya soal kabar dia kegiatan dia mungkin kesehatan dia juga tujuannya supaya setiap pendengar ini merasa punya hubungan emosional untuk percayakan cerita sama aku enggak cuman yang nelfon mungkin yang sekedar dengar bisa kebawa suasananya, walaupun mungkin sedikit aja yang bisa ditanggapin karena durasi program tapi itu yang buat pendengar senang untuk dengar program ini. Aku biasanya juga bersiaran sambil live di instagram untuk mengakrabkan diri dengan pendengar dan mereka bisa melihat aku siaran langsung gaya aku siaran seperti apa, ekspresi aku seperti apa dan juga memberikan kesempatan untuk pendengar yang tidak mendengarkan aku dari radio tapi dari instagram juga bisa. Untuk menyapa pendengar aku juga enggak membuat batasan jadi aku panggil mereka adek ataupun bro supaya mereka juga enggak merasa ada batasan dengan penyiarnya dan buat mereka nyaman terus dengarkan aku bersiaran .”

5. Bagaimana pendekatan konsep siaran yang anda lakukan pada setiap segmen “Suka-Suka Budi” ? “kalau konsep siarannya sendiri kurang lebih sama ya, karena memang aku lebih banyak ngomong langsung sama anak negri jadinnya lebih banyak ngobrolnnya aja. Walaupun setiap segmen beda-beda tujuannya dan kelebihannya tapi aku lebih banyak improvisasi dengan pendengar. Bisa ngobrol dengan pendengar untuk buat humor, bisa juga cerita pengalaman pribadi jadi setiap program itu punya konsep yang sama yaitu komunikatif. Kalau di segmen gombalan gokil nanti aku bakal kasi satu kata dengan pendengar nantinya mereka bakal merespon kata yang aku kasih melalui telefon. Nah,sebelum dia curhat aku bakal minta dia buat kalimat rayuan yang dia ciptakan berdasarkan kata yang aku kasi sebelumnya,setelah itu pendengar baru cerita soal masalahnya. kalau segmen keliling komplek aku bakal menyapa pendengar yang lagi stay tune terus aku bakal minta pendengar cerita situasi atau keadaan di lingkungannya saat itu, misalnya pendengar telfon terus bilang dia lagi dijalan setia budi terus bilang lagi dijalan mau pulang sambil dengarkan suka-suka budi dan cerita dijalan lagi terjebak macet. Nantinya aku bakal bilang buat hati-hati dijalan dan coba sarankan lewatin jalan yang ramai supaya terhindar dari hal-hal yang berbahaya. Terus kalau di segmen sountrack of my live nantinya aku bakal kasi kesempatan kepada pendengar untuk order lagu melalui telefon ke studio. Lalu setelah itu aku bakal tanya kenapa dia minta lagu itu diputarkan. Biasanya pendengar minta lagu karena memang suka lagunya dan maknanya terus jalan cerita di lagu itu sama seperti yang dia alami sekarang, nah biasanya setelah itu pendengar bakal cerita tentang masalah yang sesuai sama lagu yang diminta. Nantinya aku bakal kasih solusi atau menanggapin ceritanya bukan hanya tentang cinta tapi bisa persahabatan juga atau

Universitas Sumatera Utara tentang keluarga dia apapun yang tujuannya buat pendengar itu punya teman untuk diajak cerita. Setelah itu aku bakal nyanyi dengan pendengar untuk lagu yang dia minta. Jadi secara keseluruhan konsep dari program suka-suka budi untuk dapat menjadi teman pendengar yang tujuannya untuk menghibur dan membantu memberikan solusi yang mana secara spontan dan imporvisasi. Memang aku sendiri ditunjuk untuk menjadi radio host program ini karena aku dilihat octo program director aku komunikatif dan informatif. konsep improvisasi yang aku terapkan itu juga berkat aku sering menanggapi curhatan orang lain dan memang berangkat dari pengalaman pribadi. Biasanya kalau ada pendengar curhat nelfon waktu aku siaran aku bakal mengolah dulu pahamin apa letak permaslahannya setelah itu aku kaitkan sama pengalaman aku. Misalnya pendengar cerita soal permasalah prbadi misalnya hubungan dengan pacarnya, nantinya aku bakal kasih solusi untuk melihat sisi postif dari permasalahnnya yang tujuannya supaya pendengar ini gak terlalu berfokus sama keluhannya. Aku juga punya konsep sendiri selain komunikatif, disetiap curhatannya juga aku bakal mainin backsound supaya suasanya ceritanya lebih hidup. kalau curhatan pendengar bertemakan perpisahan aku bakal pakai backsound sedih, kalau pendengar cerita tentang hal-hal bahagia nantinya aku pakai backsound yang ceria dan semangat . karena hal itu juga bisa mempersuasi pendengar untuk menelfon dan tertarik bercerita.”

6. Dalam proses bersiaran apakah anda menggunakan istilah-istilah khusus atau jargon saat bersiaran pada program suka-suka budi? “Iya aku ada beberapa kata yang memang selalu ku keluarin tapi memang kalau ada yang nelfon aja jadi waktu interaktif dengan pendengar,contohnya “ bang budi curhat dong!” Nah aku bakal bilang “siap”!!! Atau biasa aku pake kata “monggo” dan memang pendengar beberapa kali ada nanya kenapa sering sebut kata itu, mungkin karena kebiasaan ucapin kata itu sehari-hari jadinya terucap waktu siaran, mulai dari situ aku terus pakai kata itu setiap telfon masuk dan pendengar juga paham setelah aku ucapin kata itu mereka baru lanjut buat curhat. Akhirnya sampai sekarang kata itu jadi identitas di program suka-suka budi. Selain itu aku juga suka berfikir dari sudut pandang yang berbeda dari orang lain misalkan dari sebuah kata pot bunga, aku enggak akan bilang pot bunga itu cuman tempat hiasan sebuah bunga karena biasanya orang hanya melihat itu dari pot bunga, tapi aku bakal bilang kalau sebenarnya pot bunga itu punya arti lain dan juga kalau diibaratkan sebuah hubungan, pot bunga itu adalah sebuah pondasidan rumah seperti laki-laki yang selalu menjaga dan mengindahkan pasangannya. Biasanya aku bakal mainin istilah-istilah ini di segmen gombalan gokil atau budi pedia. Pernah juga aku bahas tentang make up dan itu aku pelajarin dulu sebutan atau istilah-istilahnya misalkan foundation atau concealer itu aku cari tau dulu artinya apa walaupun engga semua hal aku tau tapi aku kasi informasi makeup dari sudut pandang laki-laki biasanya aku jadikan bahan becandaan juga karena salah arti dari istilah makeup itu. Pada intinya penyiar radio harus informatif dan berwawasan luas. 7. bagaimana pemilihan kata-kata bahasa yang anda gunakan pada program suka-suka budi

Universitas Sumatera Utara “ nah kitakan tinggal di medan, jadi aku menggunakan bahasa indonesia tapi ada sentuhan logat medannya, walaupun aku tetap siaran dengan gaya penyiar-penyiar lainnya seperti di jakarta. aku siaran seperti mereka tapi aku juga menjelaskan dan memberikan solusi kepada pendengar aku dengan menggunakan bahasa yang mudah di mengerti dan dekat dengan keseharian mereka bahasanya.”

8. Apakah anda membuat catatan mengenai pokok-pokok materi yang akan dibawakan pada program “Suka-Suka Budi” “ iya biasanya aku buat catatan untuk poin-poin penting yang mau kusampaikan dan itu aku catatat di handphone sebelum mulai siaran seperti topik yang mau dibicarakan nah nantinya aku bakal kembangkan menurut pandangan aku . Jadi aku biasanya datang setengah jam sebelum mulai siaran untuk siapin catatan di handphone aku, sekaian cari infromasi tambahan aja. Aku enggak hafalin materi si karena memang lebih nyaman dicatat pada proses siarannya aku kembangin dengan bahasa aku, karena kalau siaran sambil membaca script itu bahasanya terasa membosankan dan tidak nyata.” 9. bagaimana cara anda mengindari kesalahan pengucapan yang tidak wajar pada program “Suka-Suka Budi” “ memang hal yang harus bisa kita latih sebagai penyiar radio adalah menjaga mood. Mood penyiar radio dilarang mudah berubah kadang senang,sedih ataupun marah.ya kalau aku sendiri biasanya santai-santai dulu waktu siaran cari hiburan aja kadang aku sambil main game atau nonton film dulu. Biasanya kalau udah santai moodnya pasti enak mau dibawa siaran. Aku juga beberapa kali suka masih terbawa suasana masalah dari luar terus begitu masuk studio masih susah kendalikan moodnya tapi aku enggak pernah kelepasan emosi waktu siaran.”

10. Bagaimana cara anda menghindari kesalahan pelafalan pada saat bersiaran di program suka-suka budi “ kalau aku yang paling penting itu untuk terus latihan reading, humming atau olah vokal juga latihan-latihan untuk membiasakan diri menyebut kata per kata. secara umum memang harus banyak latihan dan belajar dan biasanya aku olahraga mulut merilekskan otot pipi sama lidah biar gak berbelit bicaranya. Olah raga mulut ini juga udah dilatih dari awal menjadi penyiar radio dan memang dianjurkan sebelum siaran dilakukan”

11. Apakah anda memahami dan menghayati naskah siaran terlebih dahulu sebelum memulai siaran pada program suka-suka budi ? “ iya aku pahamin dulu betul-betul cari faktanya karena aku gak mau opini dan supaya engak gugup terus tersendat-sendat menyampaikan informasinya karena sambil berfikir tentang topik yang dibicarakan.. Kalau disuka-suka budi sendiri secara umum informasinya tentang life style dan dunia hiburan jadi mudah dikembangin dan dipahamin karena beritanya ringan. Setelah itu biasanya aku improvisasi nanya kependengar menurut mereka berita itu bagaimana menarik atau tidak terus aku kasih pandangan aku tentang berita itu nantinya pendengar banyak yang telfon dan kasih

Universitas Sumatera Utara pendapatnya tentang info yang aku sampaikan jadi kebanyakan memang saling cerita antara pendengar dan penyiar .”

12. Apakah anda menggunakan suara seperti sedang mengobrol dalam membaca naskah siaran pada program suka suka budi ? ”kalau aku memang harus seperti sedang mengobrol siaranya ya, engga cuman waktu reading script aja sewaktu berbicara tanpa naskah atau improvisasi juga harus tetap santai dan mengobrol. Kalau cara aku sendiri biar dapat suara ngobrolnya itu anggap aja lawan bicaranya ada didepan kita jadi kita bukan bicara dengan mic tapi langsung tatap muka nanti pasti secara tidak sadar suara kita santai terus lebih mengalir aja”

13. Apakah anda menggunakan gerakan tubuh atau gesture dalam pembacaan naskah siaran pada program suka-suka budi? “Aku biasanya main tangan ataupun gerakan kepala biar lebih natural waktu bacain script ,walaupun memang aku siaran enggak terpaku sama script. Dan kalaupun lagi siaran dan harus baca naskah gesture tubuh tangan atau kepala itu jadi senjata tambahan juga supaya percakapannya terdengar nyata dan enggak kaya lagi baca”

14. Apakah anda berlatih terlebih dahulu dalam hal intonasi,aksentuasi ,artikulasi,dan speed dalam membaca naskah siaran program “suka-suka budi” ? “ iya sebelum siaran aku harus latihan vokal dulu dengan cara humming atau olah vokal, apalagi misalkan baru bangun langsung siaran pasti kacau jadi harus latihan vokal dulu istilahnya pemanasan dulu sebelum siaran termasuk latihan reading juga. kalau aku sendiri enggak cuman sebelum siaran aja latihan dulu tapi kapanpun dan dimanapun selalu latihan terutama dulu waktu awal jadi penyiar, sepanjang hari juga latihan vokal dan reading terbukti sekarang udah biasa. ”

15. Apakah anda menggunakan tanda-tanda khusus dalam naskah siaran anda pada program “suka-suka budi” “ iya memang kadang aku pakai garis miring untuk menandakan jeda baca, tapi gak terpaku yang penting aku harus tau topiknya isinya dan diimporvisasi, walaupun kadang untuk membacakan informasi aku butuh juga baca script pakai tanda baca biar bantu kelancaran berbicara terutama kalau bacain iklan itu harus hati-hati dan tepat pengucapannya jadi aku selalu pakai tanda baca dan fokus sama script. Karena memang kalau bacain iklan udah ditentukan kata-kata dan bahasanya jadi enggak bisa asal-asal seperti di suka-suka budi dan terkadang ada yang pakai bahasa inggris jadi sulit intonasi,penekanan terus jedanya harus pas, karena ini kan kita dibayar untuk promosikan suatu produk pasti harus lebih hati-hati.”

16. pada. saat siaran dimanakah anda menempatkan naskah siaran anda ? “ aku pakai handphone untuk bantu kegiatan siaran baik itu cari informasi ataupun tempat naskah siaran aku biar fleksibel aja enggak repot-repot harus bawa kertas ke

Universitas Sumatera Utara studio. Kadang juga pakai komputer di ruang studio untuk scriptnya atau kadang baca catatan kecil gitu terus aku tuliskan topik per segmennya untuk dibawa waktu siaran”

17. apakah anda membayangkan lawan bicara saat sedang bersiaran “ iya karena lebih hidup suasananya kalau sambil berimajinasi dengan lawan bicara. Biar pendengar juga enak nikmatin siarannya aku harus menggangap seperti berbicara bertatapan muka untuk membantu kelancaran bersiaran juga.”

Universitas Sumatera Utara TRANSKIP WAWANCARA

Wawancara, Oktorio Hendian Yasmin ( Program Director Suka-Suka Budi

Hari/Tanggal : Jumst, 24 juli 2018

Tempat : Radio Most FM Medan

1. Bolehkah anda menjelaskan tugas dan peran anda di radio Most FM Medan ?

“ saya sebagai program director radio most fm medan. Tugas dan kewajibannya adalah mengawasi keseluruhan program menjamin kelancaran acara penyiaran dan termasuk mengorganisasi konten programnya.”

2. Apa latar belakang dari adanya program “Suka-Suka Budi” di radio Most fm Medan ? “ jadi sebenarnya program suka-suka budi adalah program yang secara tiba-tiba terbentuk, tadinya si budi ini kita bingung menempatkan di jam yang mana tapi ternyata keputusannya adalah menempatkan dia di jam yang sebenarnya kurang enak yaitu di jam sebelas malam sampai jam dua pagi dengan konten program yang masih belum terbentuk dengan stabil dan akhirnya diberi nama “suka-suka budi”. Sebenarnya diprogram itu kita memberikan keleluasaan dia mau ngapain aja terserah selama masih dalam koridor SOP yang ada yang mana hal yang dijual di program ini adalah bagaimana budi berkomunikasi dan menanggapi pendengar sebagai teman curhat atau cerita.”

3. Mengapa anda menunjuk Budi sebagai radio host program suka-suka budi ? “ karena pada saat itu budi adalah salah satu penyiar yang secara kemampuan siaran paling rendah, tetapi sebenarnya dia punya karakter kuat dalam berinteraksi dengan audiens atau pendengar dalam hal itu dia merupakan yang terbaik. dan aku melihat dia punya potensi yang bisa dikembangkan asalkan tempatnya tepat dan ternyata tempatnya yang tepat setelah kita coba rundingkan adalah di suka-suka budi.”

4. Menurut anda apa daya tarik budi dalam menyampaikan informasi pada program “suka-suka budi” ? “ jadi sebenarnya daya tarik budi itu adalah di bagaimana dia mengajak pendengar untuk bisa ngerasa dekat sama dia, bagaimana dia bisa mengajak pendengar untuk terus ikutan berinteraksi. Selain dia siaran dia juga live di berbagai sosial media dan itu benar-benar jadi daya tarik dia dengan tidak membatasi antara seorang penyiar radio dengan pendengar. diluar daya tariknya yang lain karena ganteng.”

Universitas Sumatera Utara 5. Menurut anda, apakah Budi memiliki pendekatan tersediri dalam hal konsep bersiaran pada setiap segmen program suka-suka budi ? “ memang dari setiap segmen suka-suka budi punya cirinya masing-masing. Seperti kalau segmen gombalan gokil pastinya budi berkomunikasinya harus lebih santai dan persuasif ya untuk mengajak pendengar interaktif terhadap kata kunci yang budi berikan. Secara keseluruhan di segmen budi pedia, sountrack of my live, ataupun keliling komplek lebih banyak berimporvisasi dan spontan dalam menanggapi pendengar yang memang budi mempuyai kelebihan dalam hal tersebut. Jadi secara keseluruhan program, memang dituntut untuk bisa komunikatif karena sepanjang acara dia menghasbiskan waktu lebih banyak interaktif dengan pendengar.”

6. Menurut anda bagaiana kemampuan Budi saat berkomunikasi dengan pendengar dan bagaimana ia menjaga hubungan dengan pendengar pada program “ suka-suka budi” ? “ sebenarnya kalau secara program siaran trik-trik untuk menahan pendengar supaya tetap stay tune di kita itu banyak. Salah satunya adalah kita bisa nyampaikan info gantung atau teaser yang akan kita bahas di voice selanjutnya terus kita juga bisa memberikan lagu-lagu yang sesuai sama permintaan pendengar dan memang di jamnya suka-suka budi itu kita juga memberikan keleluasaan untuk budi memutarkan lagu-lagu permintaan pendengar dan sebenarnya banyak hal lain yang secara teknis siaran bisa dilakukan untuk menahan pendengar . kalau melihat bagaimana budi berkomunikasi dengan pendengar sudah cukup baik, karena baik karena budi menggunakan bahasa yang santun dan tetap menghargai setiap permintaan dan curhatan pendengar, yang mana hal tersebut penting untuk menjadi seorang penyiar radio. salah satu hal yang Budi lakukan untuk menahan pendengar dengan live jadi pada saat lagu diputar pendengar teteap bisa melihat bagaimana kondisi siaran itu melalui sosial media dan cara tersebut juga cukup ampuh menjaga hubungan dengan pendengar. Sejauh ini pengembangan budi dalam mengeksekusi program dan mengeksekusi konten acaranya cukup bagus karena budi punya kelebihan mengeksplorasi dan imporvisasi kepada pendengar.”

7. Menurut anda bagaimana kemampuan budi dalam pengucapan suatu bahasa dan kata pada program “suka-suka budi” ? “ sebenarnya kalau dari konten siarannya sendiri karena kita pengennya bisa humble dengan pendengar bisa dekat dengan pendengar kita, jadi penyampaian kata-kata sebenarnya kalau di program suka-suka budi itu ga terlalu berat ya, jadi tidak terlalu harus formal sekali bahasanya tetapi kita lebih ke kata-kata terkesan teman dekat. Jadi kalau menurut aku juga penyampaian kata-kata dari budi sudah cukup bagus. Mungkin pernah ada kesalahan beberapa tapi tidak terlalu fatal.”

8. Menurut anda, apakah budi sering menggunakan istilah-istilah khusus (jargon) saat bersiaran pada program “Suka-Suka Budi” ? “ sebenarnya ada kalau bicara gaya siaran atau jargon setiap penyiar punya karakternya masing –masing tapi kalau sebenarnya gaya bahasanya sendiri itu ada di

Universitas Sumatera Utara segmen budi pedia. Jadi dia menyampaikan informasi-informasi tetapi itu menurut versinya dia sendiri. Misalnya budi bilang “ anak negri tau gak tentang sampan, sampan itu kalau di analogikan anak negri adalah perahu, tapi kalau budi sampan itu sesuatu yang lain”. Jadi pemahaman dari budi tentang sesuatu bahasan bisa berbeda dan bisa ke arah hal yang lucu atau bisa kearah yang informatif. Ukuran seorang penyiar radio yang baik adalah memahami dan bisa menanggapi pendengar mengenai hal apa saja dan budi bisa menerapkannya dalam hal memberikan tanggapan mengenai apa saja walapun bukan sekedar curhat karena memang penyiar radio khususnya di most fm dituntuk untuk berwawasan luas dan aktif dalam mencari informasi setiap harinya baik dari internet,pergaulan ataupun membaca buku pada akhirnya penyiar radio harus kreatif dalam membangun wawasan dan budi sudah menerapkan hal tersebut dalam kegiatan berisarannya.”

9. Menurut anda, apakah budi sering menggunakan kata-kata yang tidak wajar atau lazim digunakan saat ia bersiaran pada program “suka-suka budi” ? “ sebenarnya pernah beberapa kali tapi itu pun juga tidak terlalu fatal, mungkin intonasinya aja yang salah. Sebenarnya dia becandain pendengar tapi dengan intonasi yang keras jadi terdengar kasar, tetapi dia tidak pernah pakai kata-kata umpatan kasar sejauh ini. ” 10. Menurut anda, apakah budi membuat note atau catatan penting mengenai hal- hal yang akan disampaikan selama bersiaran pada program “suka-suka budi” ? “ sebenarnya di awal budi siaran dia itu selalu bawa note khusus mulai dari pointer scriptnya, pointer adlibs dan banyak pointer-pointer yang lain jadi dia siarannya tetap terarah. Tapi, sekarang karena dia udah bisa mengeksplorasi dan mengeksekusi programnya dengan baik ya udah enggak perlu notes lagi, tinggal kita awasin secara bukti siar.”

11. Menurut anda, apakah Budi menguasai atau menghayati naskah siaran pada program “Suka-Suka Budi” ? “ kalau budi itu dalam konteks pemahaman sebuah script dia cukup baik, itu terlihat dari bagaimana dia bisa menanggapi dan berkomunikasi dengan pendengar terhadap konten dari program suka-suka budi. Dia punya kemampuan yang cukup bagus dan dalam hal improvisasi termasuk yang paling baik ekseskusinya di most fm. Jadi misalnya, scriptnya kita cuman menentukan point a sampai ke f tapi ternyata dia bisa mengembangkan di a ini ada point-point yang lain lagi dan itu tetap sesuai dengan kebutuhan anak negri.”

12. Menurut anda, pada saat membaca naskah siaran apakah Budi menggunakan suara seakan sedang “menggobrol” pada program “Suka-Suka Budi” ?

“ iya, kalau dibeberapa konten memang menerapkan itu terutama saat budi membacakan addlibs agar pesannya berbobot. ataupun pada saat dia menanggapi curhatan dari anak negri itu dia pakai bahasa seperti mengobrol, karena memang komunikasinya kan harus terasa dua arah, sementara pada saat dia memberikan info

Universitas Sumatera Utara atau membahas pada segmen budi pedia dia lebih ke bahasa seperti partner memberikan saran dan kritik”

13. Menurut anda, apakah Budi menggunakan gesture atau gerakan tubuh saat bersiaran pada program “Suka-Suka Budi” ? “ pasti akan pakai gesture walaupun yang kedengaran cuman suaranya aja tapi gesture akan sangat memudahkan budi untuk memberikan intonasi atau penekanan-penekanan yang dia rasa perlu termasuk menggunakan smiling voice”

14. Menurut anda, apakah budi melatih dirinya dalam hal intonasi,aksentuasi,artikulasi,speed dalam hal membaca naskah pada program “Suka-Suka Budi” ? “ sebenarnya untuk berlatih hal-hal tersebut tidak hanya sebelum siaran namun disetiap waktu diusahakan untuk berlatih, selagi tidak bersiaran seorang penyiar harus melakukan itu jadi bisa aja dia dirumah atau pun setelah sampai diradio tepat sebelum jamnya siaran dia teriak-teriak dulu itu bisa membantu untuk kelancaran bersiaran juga. Budi sendiri biasanya membaca naskah berulang sebelum siaran untuk melatih intonasi atau artikulasi karena itu dia memang datang lebih awal biasanya dia persiapkan dulu naskahnya sambil dibaca terus terbukti disetiap dia siaran membaca naskah dia selalu tepat teknik membacanya."

15. menurut anda, apakah budi menggunakan tanda-tanda khusus dalam naskah siarannya pada program “suka-suka budi” ? “kalau disiaran sendiri ada dua jenis tanda baca, yang pertama menggunakan tanda baca normal yaitu menggunakan tanda garis miring satu itu artinya koma, kalau dua garis miring itu berenti sebentar sedangkan garis miring tiga itu artinya menutup kata atau kalimat. Tapi memang di suka-suka budi sendiri memang dibutuhkan tanda baca itu karena bagaimanapun sebuah script kan adalah penyampaian melalui bahasa teks yang nantinya dieksekusi ke bahasa verbal dan memang budi juga memakai tanda baca tersebut namun lebih kepada pembacaan iklan atau adlibs.”

16. Pada saat bersiaran dimana posisi naskah siaran Budi tempatkan pada program “suka-suka budi? “ biasanya kalau budi dia naskahnya dari handphone jadinya lebih fleksibel, karena nantinya dia gampang scroll terus gak nutupin tombol-tombol yang ada di mixer siaran.

17. Menurut anda, apakah Budi membayangkan lawan bicara untuk membantu pada proses pembacaan naskah siaran pada program “Suka-Suka Budi” ? “ iya Budi memang harus melakukan hal tersebut terlebih dalam menyampaikan informasi kepada pendengar. memang hal tersebut harus dilakukan untuk mensiasati kesan kaku dalam membaca naskah. ”

Universitas Sumatera Utara TRANSKIP WAWANCARA

Wawancara, Edy Sanjaya Sitepu ( Pendengar Program Suka Suka Budi)

Hari/Tanggal : Rabu 29 Juli 2018

Tempat : Ule Kareng Kopi

1. Sejak kapan anda mendengarkan Budi pada program “Suka- Suka Budi” ? “ saya mulai mendengarkan acara suka-suka budi sebenarnya sudah dari awal 2017 tetapi mulai rajin dan sering mendengarkan acara ini pada akhir 2017

2. Hal apa saja yang membuat anda tertarik mendengarkan Budi pada program “Suka-Suka Budi “? “ hal yang membuat saya tertarik mendengarkan program suka-suka budi adalah bahasan yang dibahas pada acara tersebut kebanyakan bahasan yang memang pada saat ini banyak dirasakan oleh orang- orang termasuk salah satunya saya, apalagi sikap budi dalam menjawab pertayaan pendengar dan sangat akrab dengan seluruh pendengar dan tidak hanya menguasai pertanyaan tentang satu hal namun dia dapat memberikan saran mengenai hal apa pun. Kemampuan budi dalam membuat hal-hal lucu melalui kata juga menjadi daya tarik saya dalam mendengarkan program suka-suka budi.”

3. Sebagai pendengar radio, menurut anda bagaimana kualitas siaran Budi sebagai pembawa acara pada program “Suka-Suka Budi” ?

Universitas Sumatera Utara “ menurut saya, kalau berbicara kualitas sebagai penyiar radio dan pembawa acara pada sebuah program diradio, budi dapat dikatakan baik mulai dari acara budi dalam melakukan siaran. Cara berbicara ,penggunaan bahasa, cara menarik perhatian audiens budi memiliki itu semua. Selain dari sisi menarik perhatian pendengar budi juga memiliki kualitas suara yang jelas dan bagus hal itu membantu dalam kejelasan pengucapan kata-kata yang stabil dari pembukaan acara hingga dia menutup acara.”

4. Menurut anda bagaimana penyampaian bahasa yang disampaikan Budi pada program “Suka-Suka Budi” ? “Bahasa yang disampaikan kalau berisaran itu pakai bahasa yang nyantai ya sama pendengar enggak kaku dan formal tapi santai dengan sopan tentunya. Penyampaian bahasa yang dilakukan Budi gampang dimengerti ya karena dia juga pakai logat medan sehingga setiap pendengar dapat memahami kata per kata yang diucapkan oleh Budi.

5. Menurut anda apakah Budi menguasai dalam hal penggunaan istilah-istilah khusus atau jargon pada program “Suka-Suka Budi” ? “ menurut saya saat dengar budi siaran selama ini, jargonnya itu dikala budi menciptakan hal lucu atau candaannya dari sebuah kata kebanyakan budi buat rayuan gitu itu memang udah jadi ciri khas budi buat rayuan atau melucu dari kata-kata”. Budi itu kalau didengarkan waktu siaran selalu bisa diajak diskusi, tentang apapun dan waktu diskusi sering dia bahas sampai dalam tentang pengalaman, berita artis terbaru ataupun bahas tentang olah raga. Budi cukup paham istilah dalam sepak bola jadi suka seru kalau lagi bahas-bahas bola waktu siaran. Walaupun saya sebenarnya belum pernah diskusi panjang gitu sama budi pernah telfon tapi cuman request lagu aja.

Universitas Sumatera Utara

6. Apakah anda memahami bahasa atau kata-kata yang Budi sampaikan ada program “Suka-Suka Budi” ? “ ya, saya memahami kata-kata yang digunakan Budi sepanjang acara,, karena Budi menggunakan bahasa indonesia yang umum dan sering digunakan sehari-hari.

7. Menurut anda apakah Budi menguasai dan memahami materi bahasan yang ada pada program “Suka-Suka Budi” ? “ menurut saya selama mendengarkan budi siaran, dia selalu memahami topik yang dibahas dalam bersiaran, karena yang saya lihat budi berbicara dengan sangat lancar dalam menyampaikan informasi ataupun saat berkomunikasi mengenai topik yang dibahas dengan pendengar. terlebih budi juga kerap menyampaikan opininya atau pandanganya untuk setiap materi yang dibahas bisa dibilang dia berdiskusi dengan pendengar. dan dari situ menurut saya bisa dilihat kalau budi sudah memahami materi terlebih dahulu sebelum memulai bersiaran.”

8. Bagaimana penilaian anda terhadap Budi dalam menanggapi atau berkomunikasi dengan pendengar saat berisaran pada program “Suka-Suka Budi” ? “ menurut saya kalau berbicara cara menanggapi atau berkomunikasi dengan pendengar Budi selalu berusaha memberikan tanggapannya dan juga berusaha memberikan jalan keluar terhadap masalah pendengar dengan cara yang halus dan mudah dimengerti. Budi juga menyesuaikan cara berbicara dengan lawan berbicaranya, misalkan pendengar yang curhat itu remaja budi menanggapi dengan santai dan juga tidak terlalu formal ditambah bercanda juga untuk menghibur pendengar. sedangkan jika lawan bicaranya orang lebih tua atau dewasa biasanya budi menjawab dengan santai dan sedikit formal dalam berbicara namun tidak melakukan candaan yang

Universitas Sumatera Utara berlebihan untuk menghargai pendengar juga. Secara keseluruhan Budi sudah menanggapi pendengar dengan baik dan bijak dalam menempatkan diri terhadap lawan berbicaranya.”

9. Menurut anda apakah Budi dapat digantikan oleh salah satu penyiar lain di Most fm pada program “Suka-Suka Budi” ? “ menurut saya Budi tidak dapat digantikan ya karena, pembawaan dan gaya siaran Budi selama ini di program Suka-Suka Budi sudah khas di benak pendengar dengan akrab dan gaya memberikan humor sudah sangat khas. Terlebih menurur saya belum ada penyiar radio di Most yang cocok menggantikan Budi karena Budi mempunya kelebihan dari sisi menarik perhatian pendengar dan berkomunikasi dengan pendengar”

10. Menurut anda apa kelebihan yang dimiliki Budi sebagai penyiar radio terhadap penyiar lain di Most FM ? “ menurut saya kelebihan Budi dibandingkan dengan penyiar lainnya Budi lebih kreatif dalam membangu sebuah kata dan juga menarik perhatian pendengar untuk mendengarkannya. Terlihat ketika Budi cukup lihai dalam membuat sebuah humor hanya dengan sebuah kata dan juga membuat rayuan, dan juga Budi mepunyai cara tersendiri untuk menarik perhatian pendengar dengan melakukan live di instagram. Menurut saya cara tersebut sangat kreatif dan berbeda dari penyiar radio biasanya karena membuat pendengar tidak hanya mendengar namun juga dapat melihat kegiatan Budi selama bersiaran seperti apa yang mana selama ini umumnya kita hanya dapat mengikuti siaran radio hanya melalui suara. Terutama cara Budi dalam berinteraksi dengan pendengar yang menggunakan logat medan serta sangat akrab dengan pendengar dengan cara selalu menyapa setiap pendengar yang mengirimkan pesan melalui whatsapp radio sehingga setiap pendengar merasa dihargai dan dekat olehnya”

Universitas Sumatera Utara TRANSKIP WAWANCARA

Wawancara, Putri Afifah Arsad ( Pendengar Program Suka Suka Budi)

Hari/Tanggal : Kamis 30 Juli 2018

Tempat : Base camp kopi

1. Sejak kapan anda mendengarkan Budi pada program “Suka-Suka Budi” ?

“ saya mendengarkan Budi itu sekitar pertengahan tahun 2017 dan sampai hari ini beberapa kali saya masih mengikuti program suka-suka budi”

2. Hal apa saja yang membuat anda tertarik mendengarkan Budi pada program “Suka-Suka Budi “?

“ awalnya saya tidak begitu tau program itu. Walaupun saya memang sering dengarin most fm tapi saya biasanya dengar radio pagi hari itu di program lajang show di most fm, sedangkan program suka-suka budi itu malam hari jadi saya kurang tau programnya. Tapi pernah enggak sengaja dengar radio malam hari diwaktu budi siaran dan kesan pertama itu dengarkannya seru dan enak karena programnya itu ada sesi mendegarkan listener,jadi seru aja dengarkan curhatan orang lain,dan pernah juga sekali nelfon dan ngobrol sama budi,senang aja bisa punya teman curhat gitu apalagi dia juga enggak membosankan didengarkan karena selain seru tapi juga lucu. Program itu juga beda dengan yang lain karena punya kesempatan curhat sama penyiarnya langsung ”

3. Sebagai pendengar radio, menurut anda bagaimana kualitas siaran Budi sebagai pembawa acara pada program “Suka-Suka Budi” ?

“ kalau dari segi kualitas menurut saya budi sudah cukup baik dalam berkomunikasi antara pendengar dan penyiar penyampaian kata-kata yang mudah dimengerti dan pastinya tidak ada batasan antara penyiar dan pendengar. Secara keseluruhan budi sangat menyenangkan untuk didengar terlebih suara budi juga nyaman ditelinga dan selalu konsisten semangatnya dari awal sampai akhir acara.” 4. Menurut anda bagaimana penyampaian bahasa yang disampaikan Budi pada program “Suka-Suka Budi” ?

Universitas Sumatera Utara

” bahasa yang digunakan budi gampang dimengerti dan dipahami karena bahasanya adalah bahasa sehari-hari dan penggunaan bahasanya dengan logat medan yang khas jadi terkadang lucu juga dengar penyiar yang bahasanya tidak terlalu kaku seperti penyiar kebanyakan. Dan penggunaan bahasa budi kebanyakan disisipkan hal lucu jadi sangat menghibur bagi saya.”

5. Menurut anda apakah Budi menguasai dalam hal penggunaan istilah- istilah khusus atau jargon pada program “Suka-Suka Budi” ?

“ menurut saya kalau penggunan jargon atau istilah-istilah khusus budi cukup paham, karena dari berbagai bahasan materi seperti selebritis ataupun hal lain budi memahaminya. jadi sangat berguna selain kita terhibur dari pembawaan bersiaran kita juga dapat bertanya apa saja dan membahas apa saja.”

6. Apakah anda memahami bahasa atau kata-kata yang Budi sampaikan ada program “Suka-Suka Budi” ? “ ya saya memahami bahasa yang digunakan budi karena menggunakan bahasa indonesia dan juga tidak terlalu formal penggunaan kata-katanya jadi mudah dimengerti dan juga sangat bersahabat dengan pendengar .” 7. Menurut anda apakah Budi menguasai dan memahami materi bahasan yang ada pada program “Suka-Suka Budi” ?

“ menurut saya budi cukup baik dalam membawakan program suka-suka budi terlihat budi tidak pernah kebingungan atau berhenti berbicara ketika berisaran ataupun disaat berbicara dengan pendengar. Dan juga budi membawakan tema-tema yang menarik dan terbaru seperti kemarin membicarakan mengenai lagu terbatu dari “young lex” yang memang sedang hangat dibicarakan oleh anak muda karena sangat nyentrik namun budi dapat membahas younglex yang dipandang negatif, namun melihat dari sisi positifnya dan dari hal tersebut menurut saya budi sangat pandai dalam memilih tema bahasan serta mengolah tema bahasan“

8. Bagaimana penilaian anda terhadap Budi dalam menanggapi atau berkomunikasi dengan pendengar saat berisaran pada program “Suka-Suka Budi” ?

“ sejauh saya mendengarkan program suka-suka budi, budi sangat interaktif dan sangat terbuka dalam menanggapi pendengar sehingga saya bebas untuk bercerita apa saja terlebih dia dapat memberikan candaan

Universitas Sumatera Utara sehingga saat sesi menelfon dengan budi sangat ditunggu. Dan juga menurut saya budi dapat mengerti permasalahan setiap pendengar dengan memberikan solusi dan juga tanggapan. Budi juga sangat aktif di media sosial sehingga selain dapat mendengar budi berisaran melalui suara saya dapat melihat langsung kegiatan bersiaran yang dilakukan budi dari fitur live instagram.

9. Menurut anda apakah Budi dapat digantikan oleh salah satu penyiar lain di Most fm pada program “Suka-Suka Budi” ?

“ kalau menurut saya mungkin bisa saja, namum pasti terasa berbeda secara pembawaan dan penyampaian kata-katanya, karena karakter budi yang humoris dan juga spontan dalam menanggapi pendengar sudah sangat lekat di benak saya sehingga kalau digantikan mungkin akan membutuhkan waktu untuk bisa menarik perhatian pendengar. Selain dapat menanggapi pendengar dengan baik budi juga sangat akrab dan hangat karena budi juga bertanya hal-hal pribadi kepada pendengarnya seperti aktifitas dan kebiasaan jadi sulit bagi saya melihat budi digantikan sebagai pembawa acara tersebut. “

10. Menurut anda apa kelebihan yang dimiliki Budi sebagai penyiar radio terhadap penyiar lain di Most FM ?

“ menurut saya kemampuan budi dalam menanggapi pendengar dan memberikan solusi menjadi perbedaan dengan penyiar lainnya, dan wawasan budi yang luas serta keterbukannnya dalam hal apapun membuat pendengar selalu ingin curhat ketika program tersebut berlangsung, hal tersebut terlihat juga banyaknya pendengar yang tidak dapat di layani oleh budi karena keterbatasan durasi. Berbeda dengan penyiar lain yang ada di most yang biasanya tidak terlalu terbuka dalam menggapi pendengar. karena memang setau saya setiap program di most selalu punya sesi interaktif dengan pendengar. namun perbedaannya Budi lebih bersimpati terhadap setiap pendengarnya dengan menanyakan hal-hal pribadi seperti kegitan pendengar dan kabar pendengar”.

Universitas Sumatera Utara TRANSKIP WAWANCARA

Wawancara, Raghib Alif Tarigan ( Pendengar Program Suka Suka Budi)

Hari/Tanggal : Kamis 30 Juli 2018

Tempat : Base camp kopi

1. Sejak kapan anda mendengarkan Budi pada program “Suka-Suka Budi” ?

“ Awal saya mendegarkan program Suka-Suka Budi itu seingat saya tahun 2016 gitu walaupun enggak selalu dengar tapi masih ingat dan tau gaya bang budi siaran “

2. Hal apa saja yang membuat anda tertarik mendengarkan Budi pada program “Suka-Suka Budi “?

“ saya tertarik kalau dengar bang Budi siaran karena dia selain cara ngobrolnya santai dan seru, dia juga lucu suka becanda sama pendengar itu yang buat pendengar gak bosan-bosan terus dengarin program Suka-Suka Budi. Cara berbicara bang budi itu gak kaku kaya penyiar-penyiar lain . bang budi juga bisa buat suasana pembicaraan ramai gitu. Pokoknya cara bang budi ngobrol sama pendengar yang itu lucu terus bisa kasih pendapat juga kalau curhat.”

3. Sebagai pendengar radio, menurut anda bagaimana kualitas siaran Budi sebagai pembawa acara pada program “Suka-Suka Budi” ?

“ kalau menurut saya bang Budi sangat percaya diri membawakan acara tersebut, terbukti bang budi tetap tenang ketika menanggapi pertanyaan

Universitas Sumatera Utara ataupun meminta tanggapan dari curhatan pendengar. dan tanggapan yang bang budi kasih selalu mudah dipahami karena bang budi menyampaikan dengan bahasa sehari-hari dan engga pakai bahasa formal. Intinya bang budi kreatif dalam mengolah kata untuk pendengar “ 4. Menurut anda bagaimana penyampaian bahasa yang disampaikan Budi pada program “Suka-Suka Budi” ?

“ penyampaian bahasa oleh Budi sangat akrab dan gampang diterima pendengar. penyampaian bahasa yang dilakkan Budi menggunakan bahasa yang sopan namun tetap asyik untuk didengarkan dengan cara santai dan bisa dikatakan kekinian”

5. Menurut anda apakah Budi menguasai dalam hal penggunaan istilah- istilah khusus atau jargon pada program “Suka-Suka Budi” ?

“ menurut saya bang budi cukup menguasai tentang penggunaan istilah- istilah khusus atau jargon, karena pada saat bersiaran yang saya tau bang budi punya wawasan luas yang kalau diajak bahas apa aja dia bisa tanggapi, misalnya bahas tentang kehidupan asmara, atau bahas tren pakain yang lagi keren itu apa , dan sering juga bahas tentang gosip artis dan berita-beritanya. Kalau contoh bang budi pakai istilah khusus itu misalya bahas fashion atau pakaian kan, bang budi jelasin gaya berpakaian yang lagi hits itu kaya apa dia sendiri jelasin kalau tren berpakaian casual, sporty, atau vintage itu lagi sering dipakai anak gaul sekarang, pernah siaran dulu bahas tentang itu. Jadi menurut saya bang budi udah menguasai penggunaan istilah khusus saat bersiaran” 6. Apakah anda memahami bahasa atau kata-kata yang Budi sampaikan ada program “Suka-Suka Budi” ?

“ kalau berbicara mengenai bahasa saya memahami cukup jelas ya setiap bahasa yang di sampaikan oleh Budi karena menggunakan bahasa

Universitas Sumatera Utara indonesia yang sederhana serta dibawakan dengan cara santai yang cocok dengan anak muda.” 7. Menurut anda apakah Budi menguasai dan memahami materi bahasan yang ada pada program “Suka-Suka Budi” ?

“ menurut saya bang Budi sudah sangat menguasai dan memahami materi bersiaran yang dibawakan pada program Suka-Suka Budi. Terlihat dalam setiap bersiaran cukup tenang dan berhasil mengembangkan setiap tema yang dibahas oleh pendengar. bang budi juga engga pernah gugup dalam mengembangkan atau berkomunikasi dengan pendengar hal itu merupakan gambaran kalau bang budi siaran dia memahami dan menguasai materi siarannya” 8. Bagaimana penilaian anda terhadap Budi dalam menanggapi atau berkomunikasi dengan pendengar saat berisaran pada program “Suka-Suka Budi” ?

“ menurut saya bang Budi sangat hangat dan menggunakaan bahasa yang mudah dimengerti dalam berbicara dengan pendengar. bang Budi juga sangat bersimpati terhadap setiap curhatan pendengar, terlihat bang budi selalu berusaha memberikan solusi ataupun sarannya dalam menyelesaikan masalah pendengar, terlebih bang budi menerima segala jenis curhatan baik bertanya mengenai solusi ataupun sekedar bercerita tentang kegiatan keseharian pendengar, intinya bang budi bisa menjadi pendengar yang baik terhadap keluh kesah setiap pendengarnya.” 9. Menurut anda apakah Budi dapat digantikan oleh salah satu penyiar lain di Most fm pada program “Suka-Suka Budi” ? “ menurut saya Budi akan sulit digantikan ya karena dari cara penyampaian dan pemberian solusi kepada pendengar dirasa sangat akrab sehingga menurut saya jika digantikan minat pendengar pada program tersebut akan berkurang”

Universitas Sumatera Utara 10. Menurut anda apa kelebihan yang dimiliki Budi sebagai penyiar radio terhadap penyiar lain di Most FM ?

“ menurut saya kelebihan bang Budi dibandingkan penyiar lain itu dari cara membangun hubungan yang baik dengan pendengar selama bersiaran dan juga sangat kreatif untuk mengajak setiap pendengar berinteraksi dengannya. Dengan cara memilih tema atau bahasan yang diterma oleh semua kalangan yaitu mengenai asmara, atau gosip tentang artis, dan juga gaya hidup yang mana tema-tema tersebut disukai oleh remaja-remaja saat ini. Bang Budi juga pakai bahasa yang sederhada enggak ribet pakai bahasa formal gitu, karena memang pendengarnya kebanyakan anak muda jadi terkadang suka malas dengan penyiar yang terlalu berat bahasanya untuk dipahami. Yang terpenting adalah bang Budi bisa mengkrabkan diri dengan setiap pendengar dengan tidak memberikan batasan dengan setiap pendengar, terlihat bang Budi engga pernah memanggil pendengarnya dengan kata kamu,atau anda tapi pakai sapaan dek atau kak yang bisa buat pendengar merasa akrab dan bersahabat.

Universitas Sumatera Utara TRANSKIP WAWANCARA

Wawancara. Sastra Ramanda (Pendengar Program Suka Suka Budi)

Hari/Tanggal : Rabu 29 Juli 2018

Tempat : Ule Kareng Kopi

1. Sejak kapan anda mendengarkan Budi pada program “Suka-Suka Budi” ?

“saya mendengarkan program suka-suka budi sekitar awal tahun 2017, namun saya tidak selalu aktif mendengarkan mungkin kurang lebih dalam sebulan saya dua kali mendengarkan program tersebut.

2. Hal apa saja yang membuat anda tertarik mendengarkan Budi pada program “Suka-Suka Budi “?

“hal yang membuat saya tertarik karena program ini selalu memberikan solusi yang dikemas dengan komedi, walaupun dikemas dengan komedi dalam hal memberi solusi, namun tetap tersampaikan kepada pendengar. Budi juga kerap membagi ceritanya yang berhubungan dengan dengan keresahan pendengar, hal tersebut menurut saya menarik karena dapat memberikan pandangan bagi saya tentang permasalahan saya dan dapat memberikan jalan keluar dari tanggapannya. Dan jika budi tidak memberikan pandangan melalui pengalaman pribadinya dia selalu punya solusi untuk pertanyaan pendengar. Seperti saat saya menelfon bercerita permasalah keluarga dirumah, budi dapat memberikan ketenangan dan menginggatkan bahwa setiap permasalah pasti dapat terselesaikan, dia mengatakan untuk lebih sabar dan mencoba terbuka dengan keluarga karena seperti apapun masalahnya kalau dibicarakan pasti akan terselesaikan apalagi dengan keluarga. Bentuk tanggapan yang sangat bersahabat dan terbuka dalam menjadi teman curhat menjadi salah satu alasan saya mendengarkan program suka-suka budi.”

3. Sebagai pendengar radio, menurut anda bagaimana kualitas siaran Budi sebagai pembawa acara pada program “Suka-Suka Budi” ?

Universitas Sumatera Utara

“ dalam membawakan program radio budi sudah cukup baik, komunikasi yang gampang dan asik diterima oleh pendengar anak muda menjadi andalannya. budi membawakan acara dengan santai dan selalu diwarnai dengan bercanda membuat acara tersebut memberikan kenyamanan bagi saya dan pendengar lainnya. Menurut saya budi termasuk konsisten dalam bersiaran walaupun bersiaran pada tengah malam namun dia tetap sabar dan semangat hingga akhir acara. Tidak lupa selalu menyapa dan menerima telfon dari pendengar.

4. Menurut anda bagaimana penyampaian bahasa yang disampaikan Budi pada program “Suka-Suka Budi” ?

“logat bahasa yang tidak lepas dari bahasa lokal medan, hal tersebut membuat pesan-pesan ataupun komunikasinya dapat dengan mudah dipahami dan berhasil membangun komunikasi yang baik dengan para pendengar siaran “suka-Suka Budi”. Pemyampaian bahasa yang sopan dan tidak berlebihan juga membuat pendengar betah untuk berlama-lama menghabiskan waktu medengarkan programnya. Penyampaian kata-kata yang dilakukan budi juga sesuai porsi dan tidak terlalu cepat sehingga saya memahami setiap kata per kata yang diucapkan oleh budi”

5. Menurut anda apakah Budi menguasai dalam hal penggunaan istilah- istilah khusus atau jargon pada program “Suka-Suka Budi” ?

“kalau bicara mengenai jargon budi sendiri kalau bersiaran itu suka pakai kata-kata dia sendiri ya, kaya budi suka buat tebak-tebakan dari sebuah kata dan juga buat rayuan dari satu kata jadi kalau jargon budi itu terlihat dari cara budi mengolah kata dan mengembangkan suatu kata menjadi sebuah jokes ataupun hiburan untuk pendengar. kalau istilah khusus cukup paham karena dalam beberapa cerita pendengar seperti membahas , ataupun tentang asmara budi menanggapi dan bisa di ajak diskusi . Dan menurut saya budi mengusai karena pada saat menyampaikan informasi terdengar sangat lancar dan santai.”

6. Apakah anda memahami bahasa atau kata-kata yang Budi sampaikan ada program “Suka-Suka Budi” ?

“ ya saya memahami karena budi menggunakan bahasa sehari-hari dan menggunakan bahasa indonesia yang tidak terlalu baku. Menurut saya juga selain mudah dipahami budi cukup kaya dalam perbendaharaan kata sehingga pendengar tidak jenuh mendengarkan sepanjang acara. cara budi

Universitas Sumatera Utara menyampaikan bahasa juga dengan gaya berbicara anak muda kota medan sehingga tetap asik didengarkan”.

7. Menurut anda apakah Budi menguasai dan memahami materi bahasan yang ada pada program “Suka-Suka Budi” ?

“ menurut saya tentu ia menguasai serta memahami materi bahasan yang ada pada programnya. Terbukti saya pernah mendengar saat ia mengobrol dengan pendengar dari telefon interaktif, Ketika pendengar tersebut mulai berbicara diluar konteks, budi selalu menarik kembali untuk membahas sesuai dengan tema yang dipersiapkan. Selain itu budi terlihat tetap rileks ketika pendengar bertanya mengenai tema yang dibahas dan menunjukkan bahwa budi menguasai materi yang sudah dipersiapkannya ditambah dengan opini dan pendapatnya mengenai tema tersebut.”

8. Bagaimana penilaian anda terhadap Budi dalam menanggapi atau berkomunikasi dengan pendengar saat berisaran pada program “Suka-Suka Budi” ?

“menanggapi dengan cara santai dan selalu memberikan candaan dan celetukan disetiap menanggapi pendengar namun tetap menjaga hubungan dengan pendengar dengan menggunakan bahasa yang sopan. Dan pada setiap pertanyaan yang diberikan pendengar budi dapat dengan sabar memberikan tanggapan dan saran hal tersebut menurut saya cukup baik karena dapat selalu bersedia dan konsisten dalam menerima pertanyaan dari berbagai pendengar serta memberikan kata-kata lucu untuk menghibur pendengarnya.”

9. Menurut anda apakah Budi dapat digantikan oleh salah satu penyiar lain di Most fm pada program “Suka-Suka Budi” ?

“ kalau untuk program “Suka-Suka Budi” mungkin tidak karena pendengar sudah akrab dengan budi sebagai penyiar. Maka kalau digantikan mungkin akan susah untuk kembali menarik pendengar. terlebih dari pemberian solusi kepada pendengar yang dirasa sangat bersahabat, komunikatif dan spontan dalam menjawab. Dan juga gaya siaran yang khas medan secara logat membuat budi berbeda dari penyiar lainnya dan susah digantikan.”

Universitas Sumatera Utara 10. Menurut anda apa kelebihan yang dimiliki Budi sebagai penyiar radio terhadap penyiar lain di Most FM ?

“menurut saya kelebihan yang dimiliki oleh budi terletak pada kemampuan dalam berkomunikasi dengan penyiar yang sangat komunkatif dan mampu memberikan tanggapan artinya adalah Budi mempunyai wawasan yang luas dan terlihat pintar,terlebih sepanjang acara budi lebih banyak berkomunikasi dengan pendengar yang mana bagi saya adalah hal sulit dalam menanggapi berbagai jenis pertanyaan dan budi dapat berfikir luas dan memberikan saran yang diterima oleh setiap pendengar. selain itu budi sangat baik dalam penyampaian setiap kata yang menurut saya terasa jelas dan bervariasi sehingga tidak membosankan dan monoton selama bersiaran.

Universitas Sumatera Utara